MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi yang berbeda, yaitu dilaksanakan di Desa Tanjung Manggu, Ciamis; Desa Mejasem Timur, Tegal; dan di Desa Duren Talun, Blitar. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, yaitu dari Desember 2011 sampai Januari 2012. Penelitian pertama dilakukan di Ciamis pada tanggal 17-20 Desember 2011; penelitian kedua di Tegal pada tanggal 16-19 Januari 2012; dan penelitian ketiga di Blitar pada tanggal 23-27 Januari 2012. Materi Materi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah ayam Kampung. Ayam Kampung yang diukur sebanyak 328 ekor pada umur telah mencapai dewasa tubuh (umur enam bulan keatas). Ternak dipelihara secara semi intensif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Tabel 1 menyajikan rincian ayam Kampung yang digunakan. Gambar 9, 10 dan 11 menyajikan ilustrasi ayam Kampung jantan dan betina di Ciamis, Tegal dan Blitar yang digunakan. Tabel 1. Jumlah Ayam Kampung yang Diamati Jenis Kelamin
Ciamis
Tegal
Blitar
♂
45 ekor
20 ekor
38 ekor
♀
56 ekor
89 ekor
80 ekor
Jumlah
101 ekor
109 ekor
118 ekor
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital dengan skala minimum 0,5 kg dan skala maksimum 2,5 kg; jangka sorong digital (Digimatic Calliper) yang memiliki skala minimum 0 mm dan maksimum 200 mm, pita ukur dengan skala minimum 0 cm dan maksimum 150 cm, lembar data, alat tulis, tali plastik, wearpack, sepatu boot, kamera, kalkulator dan komputer. Pengolahan data dibantu dengan menggunakan peranti lunak statistika MINITAB® 15.1.20.0.
B
A Gambar 9. Ayam Kampung Jantan Ciamis (A) dan Ayam Kampung Betina Ciamis (B)
A
B
Gambar 10. Ayam Kampung Jantan Tegal (A) dan Ayam Kampung Betina Tegal (B)
A
B
Gambar 11. Ayam Kampung Jantan Blitar (A) dan Ayam Kampung Betina Blitar (B)
11
Prosedur Pengukuran Variabel-Variabel Variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh yang diukur meliputi panjang femur (X1), panjang tibia (X2), panjang shank (X3), lingkar shank (X4), panjang sayap (X5), panjang maxilla (X6), tinggi jengger (X7), panjang jari ketiga (X8), panjang dada (X9), lebar dada (X10), dalam dada (X11) dan lebar pinggul (X12); seperti yang disajikan pada Gambar 12. Pengamatan tersebut dilaksanakan pada masing-masing lokasi pengamatan.
Keterangan: Panjang Femur (X1), Panjang Tibia (X2), Panjang Shank (X3), Lingkar Shank (X4), Panjang Sayap (X5), Panjang Maxilla (X6), Tinggi Jengger (X7), Panjang Jari Ketiga (X8), Panjang Dada (X9), Lebar Dada (X10), Dalam Dada (X11), Lebar Pinggul (X12) Sumber : Sisson dan Grossman (1975)
Gambar 12. Variabel-Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Ayam Kampung yang Diamati
12
Metode pengukuran variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh disajikan pada uraian berikut ini. 1. Pengukuran panjang tulang femur (X1) dilakukan sepanjang tulang paha. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 13. 2. Pengukuran panjang tulang tibia (X2) dilakukan dari patella sampai ujung tibia. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 13.
A
B
Gambar 13. Pengukuran Panjang Femur (A) dan Panjang Tibia (B) 3. Pengukuran panjang shank (X3) dilakukan sepanjang tulang tarsometatarsus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 14. 4. Pengukuran lingkar shank (X4) dilakukan dengan melingkarkan pita ukur pada bagian tengah tulang tarsometatarsus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita ukur setelah dilakukan pengkonversian dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 14.
A
B
Gambar 14. Pengukuran Panjang Shank (A) dan Lingkar Shank (B) 13
5. Pengukuran panjang sayap (X5) dilakukan dengan merentangkan bagian sayap, diukur dari pangkal humerus sampai ujung phalanges. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 15. 6. Pengukuran panjang maxilla (Ossa Maxillaria) (X6) dilakukan mulai dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 15.
A
B
Gambar 15. Pengukuran Panjang Sayap (A) dan Panjang Maxilla (B) 7. Pengukuran tinggi jengger (Pecten Oculi Capilaris) (X7) dilakukan dari pangkal jengger yang melekat di kepala sampai jengger bagian atas yang paling tinggi pada kondisi tegak lurus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 16. 8. Pengukuran panjang jari ketiga (X8) dilakukan pada jari ketiga yang terdiri dari empat phalanges. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 16.
A
B
Gambar 16. Pengukuran Tinggi Jengger (A) dan Panjang Jari Ketiga (B) 14
9. Pengukuran panjang tulang dada (X9) dilakukan dari ujung tulang sternum bagian depan sampai ujung bagian belakang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 17. 10. Pengukuran kedalaman tulang dada (X10) dilakukan dari tinggi pundak sampai tulang sternum. Pengukuran kedalaman tulang dada dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 17.
A
B
Gambar 17. Pengukuran Panjang Dada (A) dan Lebar Dada (B) 11. Pengukuran lebar dada (X11) diperoleh dengan mengukur jarak antara tulang sternum bagian kiri hingga bagian kanan. Pengukuran panjang dada dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 18. 12. Pengukuran lebar pinggul (X12) dilakukan dari lumbar vertebrae kanan hingga lumbar vertebrae kiri. Pengukuran lebar pinggul dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 18.
A
B
Gambar 18. Pengukuran Dalam Dada (A) dan Lebar Pinggul (B) 15
Analisis Data Statistik Deskriptif Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman pada variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh ayam Kampung, dihitung berdasarkan Steel dan Torrie (1993). Rumus rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman sebagai berikut: X
=
ΣN i=1 Xi N
=
SB = KK =
X
X
X
… XN
N ΣN i=1 (Xi–X )
2
N–1 SB X
x 100%
Keterangan: X = Rataan X
= Data ke-i
N = Banyak data contoh SB = Simpangan baku KK = Koefisien keragaman Statistik T2 -Hotelling Uji statistik T2 -Hotelling digunakan untuk menguji perbedaan vektor nilai rata-rata dari variabel-variabel yang diamati diantara dua kelompok ayam Kampung. Pengujian tersebut dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: U1 = U2 artinya vektor nilai rata-rata populasi 1 sama dengan populasi 2. H1: U1 ≠ U2
artinya kedua vektor nilai rata-rata populasi berbeda.
2
Statistik T -Hotelling dirumuskan sebagai berikut: n1 n2 T2 = x – x 'S-1 x1 – x2 n1 + n2 1 2 G (Gaspersz, 1992) Selanjutnya besaran: F=
n1 + n2 –P–1 n1 + n2 –2 P
T2
16
akan berdistribusi F dengan derajat bebas V1 = P dan V2 = n
n
P
1
Keterangan: T2 = Nilai T2 -Hotelling F = Nilai hitung untuk T2 -Hotelling n1 = Jumlah data pengamatan pada lokasi 1 n2 = Jumlah data pengamatan pada lokasi 2 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari lokasi 1 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari lokasi 2 P = Banyak variabel yang diukur Pada penelitian ini bila diperoleh perbedaan variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh ayam Kampung diantara lokasi pengamatan maka persamaan Analisis Komponen Utama dapat dibentuk pada masing-masing lokasi populasi ayam Kampung. Bila perbedaan tidak diperoleh, maka Analisis Komponen Utama dapat dibentuk pada gabungan dua lokasi yang dinyatakan sama. Analisis Komponen Utama Gaspersz (1992) menyatakan model statistik Analisis Komponen Utama sebagai berikut: Yp = a1p X1 +a2p X2 +…+a10p X12 Keterangan: Yp
= Komponen utama ke-P (P = 1, 2 , 3,…12)
X1-p a1p- app
= Variabel ke-P (P = 1, 2, 3, … 12) = Vektor ciri atau vektor Eigen ke -P untuk P = 1, 2, … 12 dengan kompoen utama ke -P
Berikut ini disajikan rumus persamaan ukuran berdasarkan rumus Gaspersz (1992) yang dimodifikasi sebagai berikut: Y1 = a11 X1 +a21 X2 +…+a121 X12 Keterangan: Y
= Ukuran
X1
= Panjang Femur
X2
= Panjang Tibia
17
X3
= Panjang Shank
X4
= Lingkar Shank
X5
= Panjang Sayap
X6
= Panjang Maxilla
X7
= Tinggi Jengger
X8
= Panjang Jari Ketiga
X9
= Panjang Dada
X10
= Lebar Dada
X11
= Dalam Dada
X12
= Lebar Pinggul
a11 a12 1 : Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P = 1, 2, … , 12 Berikut ini disajikan rumus persamaan bentuk berdasarkan rumus Gaspersz (1992) yang dimodifikasi sebagai berikut: Y2 = a12 X1 +a22 X2 +…+a122 X12 Keterangan: Y2
= Bentuk
X1
= Panjang Femur
X2
= Panjang Tibia
X3
= Panjang Shank
X4
= Lingkar Shank
X5
= Panjang Sayap
X6
= Panjang Maxilla
X7
= Tinggi Jengger
X8
= Panjang Jari Ketiga
X9
= Panjang Dada
X10
= Lebar Dada
X11
= Dalam Dada
X12
= Lebar Pinggul
a12 a12 2 : Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P = 1, 2, … , 12 Penciri ukuran ditentukan dari nilai vektor eigen tertinggi pada persamaan ukuran. Hubungan keeratan (korelasi) antara ukuran dan variabel-variabel linear
18
permukaan tubuh ayam Kampung dihitung berdasarkan rumus Gaspersz (1992) sebagai berikut:
rZiY1 = ri1 =
aij λ-i1 Si
Keterangan: rZiY1
= Koefisien korelasi variabel ke-i dan komponen utama ke-1 (ukuran)
ai1
= Vektor eigen peubah ke-i pada komponen utama ke-1
λi1
= Nilai eigen (akar ciri) komponen utama ke-1
Si
= Simpangan baku variabel ke-i Penciri bentuk ditentukan dari nilai vektor eigen tertinggi pada persamaan
bentuk. Hubungan keeratan (korelasi) antara bentuk dan variabel-variabel linear permukaan tubuh ayam Kampung dihitung berdasarkan rumus Gaspersz (1992) sebagai berikut:
rZiY2 = ri2 =
aij λ–i2 Si
Keterangan: rZiY2
= Koefisien korelasi variabel ke-i dan komponen utama ke-2 (bentuk)
ai2
= Vektor eigen peubah ke-i pada komponen utama ke-2
λi2
= Nilai eigen (akar ciri) komponen utama ke-2
Si
= Simpangan baku variabel ke-i
Pembuatan Diagram Kerumunan Diagram kerumunan dibuat berdasarkan sumbu X sebagai skor komponen utama pertama (skor ukuran) dan sumbu Y sebagai dan skor komponen utama kedua (skor bentuk) yang diperoleh berdasarkan persamaan ukuran dan bentuk. Setiap plot pada diagram kerumunan mencerminkan data setiap individu. Perbedaan pengelompokan data individu-individu pada diagram kerumunan diamati dan diperbandingkan.
19