2017 MARKET BRIEF PELUANG PRODUK SARUNG TANGAN BERBAHAN DASAR KARET (HS 401519) DI ITALIA
ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), Italy Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 www.itpcmilan.it 1
2017
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
2
ABSTRAK
4
I.
PENDAHULUAN .
7
I. 1 Pemilihan Produk
9
I. 2 Profil Geografi Italia
10
II.
III.
POTENSI PASAR PRODUK IKAN OLAHAN DI ITALIA II. 1 Ekspor Produk Sarung Tangan Karet dari Italia ke Dunia
14
II. 2 Potensi Pasar Produk Sarung Tangan Karet di Italia
15
II. 3 Regulasi Impor Produk Sarung Tanga Karet di Italia
18
II. 4 Saluran Distribusi Produk Sarung Tangan Karet di Italia
21
II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya
23
PELUANG & STRATEGI III. 1 Peluang
25
III. 2 Strategi
26
IV. INFORMASI PENTING IV.1. Importir Italia
28
IV.2. Alamat dan Website Penting
29
V. REFERENSI
31
2
KATA PENGANTAR Sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, serta dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 ITPC Milan Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Penyusunan informasi pasar ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai
bahan
referensi
pelaku
usaha
dibidangnya.
Penulisan Market
Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief.
Merket Brief kali ini akan mengangkat topik mengenai produk sarung tangan berbahan dasar karet (HS 401519). Produk ini diangkat didasari atas indikasi bahwa Indonesia adalah pemasok karet terbesar kedua dunia serta memiliki potensi yang besar untuk pasar produk sarung tangan berbahan dasar karet di Italia. Ini dilihat dari kinerja neraca perdagangan ekspor produk karet dan barang dari karet HS 4015 pada tahun 2016 mencapai 4.599 juta USD.Market Brief ini akan memuat tentang latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.
Kiranya besar harapan kami penulisan laporan ini dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief
3
ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk sarung tangan berbahan dasar karet (HS 401519).
Milan, Februari 2017
Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR
4
ABSTRAK Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir karet alam terbesar dunia.Karetadalah sebuah komoditi yang digunakan di banyak produk dan peralatan di seluruh dunia mulai dari produk-produk industri sampai rumah tangga. Ada dua tipe karet yang dikenal luas yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet alam dibuat dari getah (lateks) dari pohon karet, sementara tipe sintetis dibuat dari minyak mentah. Kedua tipe karet tersebut dapat saling menggantikan dan karenanya mempengaruhi permintaan masing-masing komoditi. Di tengah meningkatnya permintaan karet alam saat ini, naiknya harga minyak dunia telah memberikan dampak negatif terhadap harga karet alam yang juga ikut naik. Hal ini menyebabkan pasar cenderung beralih ke karet sintetis sebagai substitute good.
Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan dapat berproduksi dengan maksimal jika tumbuh pada suhu tinggi yang konstan berkisar 26-32 derajat Celsius dan lingkungan yang lembab. Iklim yang cocok untuk tumbuhnya pohon karet adalah iklim tropis, karena itu sebagian besar karet dunia diproduksi di negara-negara tropis khususnya Negara Asia Tenggara ditunjukan dengn hampir 70% dari produksi karet global berasal Asia Tenggara sperti Thailand, Indonesia dan Malaysia.
Penulisan Market Brief ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagi Pemerintah dalam membuat kebijakan pasar karet dan olahannya diantaranya produk sarung tangan karet dalam dan luar negeri serta memberikan gambaran peluang pasar sarung tangan karet bagi pelaku usaha sarung tangan karet di Indonesia. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari study pustaka dan pengamatan terhadap fenomena terjadi. Data-data tersebut diolah secara runtut dan sistematis dan dianalisa secara deskriptif kualitatif kemudian ditarik kesimpulan.
Produk sarung tangan karet yang dipasarkan wajib memiliki standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah Italia dan Uni Eropa. Mutu sarung tangan karet ekspor 5
Indonesia harus dapat memenuhi regulasi sarung tangan karet Italia, khususnya terkait keramahan lingkungan agar mampu bersaing di pasar Italia.
6
I.
PENDAHULUAN
Kebutuhan dunia internasional akan komoditi karet tergolong signifikan,dimana sebanyak 70% kebutuhan karet dunia dipenuhi dari negara-negara Asia Tenggara sebagai penghasil karet terbesar di dunia termasuk Indonesia. Komoditas berbahan dasar karet digunakan di banyak produk dan peralatan mulai dari produk industri hingga produk rumah tangga. Persentase produksi karet Indonesia terhadap produksi karet dunia mencapai 27,06%. Negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia antara lain Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Singapura dan Brazil.
Pada tahun 2014 Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara penghasil karet terbesar di dunia setelah Thailand, dengan produksi karet alam sebesar 3.200.000 ton.1 Total luas perkebunan karet Indonesia pada tahun 2015 mencapai 3,656 juta hektar atau meningkat dari
3,279 juta hektar pada tahun 2005. 2 Peningkatan
produksi karet Indonesia tidak lain dikarenakan positifnya prospek industri karet, sehingga memicu peralihan fungsi dari perkebunan komoditi seperti kakao, kopi dan teh, menjadi perkebunan karet.
Sebagai negara beriklim tropis, perkebunan karet Indonesia tersebar di Provinsi Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Riau, Jambi dan Kalimantan Barat.
1
Gapkindo, and Food and Agriculture Organization of the United Nations
2
Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Karet 2013 – 2015 Direktorat Jendral Perkebunan
7
Gambar 1 : Peta Penyebaran Perkebunan Karet Indonesia
Pemilihan tema produk sarung tangan karet pada Market Brief kali ini tentunya tidak lepas dari besarnya dampak ekonomi Indonesia dari sektor usaha karet. Disamping sebagai sumber devisa utama dari sektor pertanian dan sebagai pelestari lingkungan hidup, yang lebih penting lagi adalah bahwa sektor usaha karet mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup luas dan menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dikarenakan luasnya rangkaian aktifitas usaha karet mulai proses penanaman, proses produksi atau penyadapan, pengolahan, hingga pemasaran. Pada tahun 2006, sektor perkebunan karet Indonesia menyerap lebih dari 2,5 juta tenaga kerja (petani) dan mampu menghidupi 8 juta orang lebih anggota keluarganya. Sebagai salah satu sumber penghasilan devisa, volume ekspor karet alam Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan, sehingga memberikan kontribusi bagi total penerimaan negara yang berasal dari ekspor.
Tabel 1. Produksi & Ekspor Karet Alam Indonesia 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016¹ Produksi 2.75 2.44 2.73 3.09 3.04 3.20 3.18 3.11 3.16 (juta ton) Ekspor 2.30 1.99 2.20 2.55 2.80 2.70 2.60 2.30¹ (juta ton) Sumber:Gapkindo and Food and Agriculture Organization of the United Nations
Pada tabel diatas terlihat adanya kenaikan produksi pada hampir setiap tahunnya yaitu pada tahun 2010 sebesar 2,73 juta ton dari 2,44 juta ton pada tahun 2009, juga kenaikan pada tahun 2012 sebesar 3,04 juta ton menjadi 3,20 juta ton pada tahun 8
2013, demikian juga kenaikan produksi terjadi pada tahun 2016 sebesar 3,16 juta ton dari 3,11 juta ton pada tahun 2015. Meskipun sempat tercatat penurunan produksi pada tahun 2009 sebesar 2,44 juta ton dari 2,75 juta ton pada tahun 2008, serta penurunan pada tahun 2015 sebesar 3,11 juta ton dari 3,18 juta ton pada tahun 2014.
Tabel tersebut juga memperlihatkan terjadinya kenaikan ekspor yang puncaknya terjadi pada tahun 2012 sebesar 2,80 juta ton dari tahun 2008 sebesar 2,30 juta ton. Namun selanjutnya nilai ekspor pada pada tahun 2016 kembali pada posisi semula seperti pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,30 juta ton.
1.1.
Pemilihan Produk
Produk sarung tangan berbahan dasar karet atau dalam bahasa Inggris disebut Glove adalah pakaian yang menutupi selutuh tangan. Dalam perdagangan internasional produk berbahan dasar karet dikelompokan ke dalam HS 4015. Kelompok ini kemudian terbagi menjadi beberapa produk turunan sebagai berikut : -
HS 401519 : Gloves, Except Surgical Etc, Vulcan Rubber, Nesoi
-
HS 401511 : Surgical & Med Glove, Vulcanize Rubber
-
HS 401590 : Article Of Apparel, Exc Glove, Vulcanize Rub,Nesoi
Diantara produk turunan karet yang paling banyak dibutuhkan oleh pasar Italia adalah kelompok produk dengan nomor HS 401519, yaitu Sarung Tangan Karet. Hal ini tidak lepas dari tingginya kesadaran masyarakat Italia terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan demikian, produk sarung tangan karet lebih banyak digunakan untuk kebutuhan industri dalam memastikan keselamatan pekerja pabrik.
9
1.2.
Profil Geografi
Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan
sebagai
negara
yang
memberikan akses ke negara-negara Eropa Utara,
negara-negara
Mediterania
dan
negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada akhir tahun 2015 mencapai € 44.700, Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.
Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia 10
Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia. Pendapatan produk domestik brutto per orang di Lombardia rata-rata sebesar € 25,000
Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2015, populasi di Italia mencapai 60.674.003 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk
serta transportasi
penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda 11
penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
12
II.
POTENSI PASAR PRODUK SARUNG TANGAN KARET ITALIA
2.1
Ekspor Produk Sarung Tangan Berbahan Dasar Karet di Italia(HS 401519)
Secara umum, Italia mencatat trend kenaikan untuk ekspor produk sarung tangan karet (HS 401519) ke dunia sebesar 6,68% dalam periode tahun 2011 s/d 2015, meski pada tahun 2015 mengalami penurunan year-on-year sebesar 29,56%.
Kinerja ekspor sarung tangan karet Italia ke sepuluh negara tujuan terbesar dijelaskan pada Tabel 2. Negara Uni Eropa merupakan tujuan utama ekspor Italia. Perancis adalah negara tujuan ekspor terbesar bagi Italia dalam periode 5 tahun terakhir (2011-2015) mengalami kenaikan nilai ekspor sebesar 33,67% dari nilai 0,607 juta USD menjadi 2,186 juta USD. Dan menunjukan nilai positif selama satu tahun terakhir dari 2014-2015 sebesar 15,80% dari nilai ekspor sebesar 1,888 juta USD menjadi 2,186 juta USD.
Ekspor produk sarung tangan karet Italia juga diikuti oleh Slovenia dimana nilai ekspor pada tahun 2011 sebesar 0,756 juta USD naik menjadi 0,816 juta USD pada tahun 2015 atau terjadi trend kenaikan sebesar 3,99%, sementara untuk satu tahun terakhir terjadi perubahan negatif sebesar 19,73% yaitu dari 1,016 juta USD di tahun 2014 menjadi 0,816 juta USD atau di tahun 2015. Negara pengekspor selanjutnya adalah Spanyol, Kroasia dan Yunani. Terlihat juga bahwa hampir semua negara tujuan ekspor sarung tangan karet Italia mengalami trend positif, dengan pengecualian Spanyol, Yunani dan Switzerland yang masing-masing mencatat trend negatif sebesar 9,98%, 4,73% dan 5,95%
13
Tabel 2. Data Ekspor Produk HS 1604 –Sarung Tangan Karet Italia ke Dunia Italy's Export Partners of HS 401519 Glove,N Surg,Vulc, Nesoi 2011 – 2015 Value: Million USD
Rank
Country
2011
-- World --
-
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
6,704432
8,160984
8,342485
11,280223
7,945668
6,86
-29,56
1
France
-
0,607654
1,342313
1,243517
1,88828
2,18661
33,67
15,80
2
Slovenia
-
0,756286
0,800499
0,903135
1,016831
0,816203
3,99
-19,73
3
Spain
-
1,136017
0,670936
0,962655
1,155106
0,511779
-9,98
-55,69
4
Croatia
-
0,003328
0,039469
0,238237
0,32364
0,374686
217,45
15,77
5
Greece
-
0,486607
0,430076
0,552275
0,651447
0,310249
-4,73
-52,38
6
Germany
-
0,259205
0,407343
0,628813
1,660517
0,284178
17,22
-82,89
7
Switzerland
-
0,346478
0,337373
0,313509
0,297249
0,271594
-5,95
-8,63
8
Poland
0,092042
0,092069
0,164654
0,237367
0,223441
31,27
-5,87
9
Romania
-
0,20411
0,24147
0,340825
0,280264
0,217183
2,77
-22,51
10
Lithuania
-
0,064122
0,088286
0,16763
0,20697
0,1934
35,80
-6,56
-
Sumber: ISTAT
2.2. Potensi Pasar Produk Sarung Tangan Karet di Italia
10 negara utama pengekspor sarung tangan karet ke Italia yaitu Malaysia sebagai pengekspor terbesar, disusul oleh Indonesia, China, Thailand, Belgia, Sri Lanka, Jerman dan terakhir Pakistan.
Tabel 3 dibawah ini menunjukan bahwa selama periode tahun 2011-2015 impor Italia dari dunia untuk produk sarung tangan karet berkurang sebesar 3,97% dari 210,3 juta USD menjadi 171,6 juta USD. Selain itu terjadi penurunan selama satu tahun terakhir(2014-2015) sebesar 6,90% dari 184,3 juta USD menjadi 171,6 juta USD.
Malaysia sebagai eksportir utama sarung tangan karet ke Italia pada periode 20112015 mencatat trend penurunan dari nilai impor 105,08 juta USD menjadi 88,97 juta
14
USD atau sebesar 3,28%. Perubahan penurunan juga masih terjadi pada tahun 20142015 yaitu sebesar 2,36% dari 91,12 juta USD menjadi 88,97 juta USD.
Adapun impor sarung tangan karet Italia dari Indonesia pada periode 2011-2015 juga mengalami penurunan sebesar 14,65% dari nilai impor sebesar 32,91 juta USD menjadi 17,94 juta USD. Trend penurunan year-on-year juga tercatat sebesar 0,12% yaitu dari 17,96 juta USD pada tahun 2014 menjadi 17,94 juta USD pada tahun 2015.
Saingan terberat Indonesia untuk pasar impor produk sarung tangan karet di Italia adalah China dengan nilai impor pada tahun 2011 sebesar 10,45 juta USD atau naik sebesar 10,46% menjadi 14,26 juta USD pada tahun 2015, meskipun secara year-onyear tercatat penurunan sebesar 3,14% dari 14,73 juta USD pada tahun 2014 menjadi 14,26 juta USD pada tahun 2015
Tabel 3. Impor Italia Terhadap Produ Sarung Tangan Karet (HS 401519) Italy's Import Partners of HS 401519 Glove,N Surg,Vulc, Nesoi 2011 – 2015 Value: Million USD
Rank
Country
2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
187,7418
184,3383
171,6101
-3,97
-6,90
-- World --
-
210,287
184,04011
1
Malaysia
-
105,0851
91,217545
91,5405
91,12655
88,97609
-3,28
-2,36
2
Indonesia
-
32,9178
26,019807
20,53794
17,96272
17,94168
-14,65
-0,12
3
China
10,45513
10,145057
10,84016
14,72966
14,26718
10,46
-3,14
4
Thailand
-
20,36495
16,033654
16,73902
14,46733
12,4452
-10,31
-13,98
5
Belgium
-
8,51016
7,636217
8,32161
10,97711
9,71757
6,48
-11,47
6
Vietnam
-
5,61998
4,055192
4,514125
6,221274
7,184086
9,63
15,48
7
Sri Lanka
-
8,810445
8,516156
7,61038
9,237397
6,164392
-6,13
-33,27
8
Germany
6,828708
7,476141
11,08069
8,614885
5,828187
-1,74
-32,35
9
France
-
8,479957
9,418859
10,87704
5,01206
4,11996
-18,74
-17,80
10
Pakistan
-
0,3711
0,335894
0,602576
0,885272
1,048967
35,63
18,49
-
-
Sumber : WTA/ISTAT
15
Sarung tangan karet merupakan salah satu komoditi yang di impor Italia dari Dunia. Pada tabel 4 berikut menunjukan nilai impor sarung tangan karet Italia dari dunia yang mencapai 210,29 juta USD pada tahun 2011 atau merupakan nilai impor sarung tangan karet terbesar oleh Italia selama periode tahun 2011-2015. Tercatat trend penurunan impor pada tahun 2014 sebesar 184,34 juta USD dan terus berlanjut hingga tahun 2015 sebesar 171,61 juta USD. Trend negatif tercatat pada impor sarung tangan karet Italia dari Dunia selama 5 tahun terakhir (2011-2015) sebesar 3,97%.
Tabel. 4 Italy-World Balance of Trade - HS 401519 Glove,N Surg,Vulc, Nesoi 2011 – 2015 Value: Million USD 2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
Export
6,70
8,16
8,34
11,28
7,95
6,86
-29,56
Import
210,29
184,04
187,74
184,34
171,61
-3,97
-6,90
-203,58
-175,88
-179,40
-173,06
-163,66
Balance of Trade Source: WTA/Istat
Neraca perdagangan ekspor impor untuk produk sarung tangan karet Indonesia dengan Italia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 5 Italy-Indonesia Balance of Trade - HS 401519 Glove,N Surg,Vulc, Nesoi 2011 – 2015 Value: Million USD 2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
Export
0,098404
0
0
0
0,038082
#NUM!
#DIV/0!
Import
32,917795
26,019807
20,53794
17,96272
17,94168
-14,65
-0,12
-32,82
-26,02
-20,54
-17,96
-17,90
Balance of Trade Source: WTA/Istat
16
Dari tabel 5 terlihat bahwa Indonesia bukanlah menjadi tujuan ekspor sarung tangan karet Italia. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya nilai ekspor Italia ke Indonesia, dimana pada tahun 2015 tercatat senilai 0,04 juta USD.
Sementara itu, nilai impor Italia untuk produk sarung tangan karet dari Indonesia mencapai angka 32,92 juta USD pada tahun 2011 dan mengalami penurunan menjadi 17,94 juta USD pada tahun 2015 atau terjadi trend negatif selama periode 5 tahun terakhir sebesar 14,65%. Meskipun demikian nilai tersebut merepresentasikan fakta bahwa Italia merupakan negara tujuan ekspor sarung tangan karet yang sangat potensial bagi Indonesia. Hal ini dinilai sangat beralasan mengingat Italia tidak memiliki iklim yang mendukung produksi karet serta tingginya permintaan konsumen Italia terhadap produk sarung tangan karet.
2.3Regulasi Produk Karet di Italia
Sebagai anggota Negara Uni Eropa (UE) sejaktahun 1958maka kebijakan perdagangan Italia umumnya mengacu pada kebijakan umum Uni Eropa. Terdapat 2 kategori persyaratan untuk memasuki pasar Eropa, yaitu: 1) perundang-undangan berdasarkan hukum dan 2) non perundang-undangan yang sifatnya tambahan.
Untuk itu bagi eksportir produk ke Italia dan negara-negara Uni Eropa, perlu memperhatikan ketentuan umum yang digunakan untuk kebijakan impor secara detail dan spesifik tersedia dan dapat diunduh pada website yang dikelola UE di http://exporthelp.europa.eu dengan memasukan kode HS pada kolom yang tersedia.
a.
Persyaratan terkait peralatan pelindung pribadi
Produk karet dan turunanya yang dijual di pasar Uni Eropa juga wajib mematuhi peraturan Uni Eropa mengenai peralatan pelindung pribadi (personal protective equipment- PPE), jika produk karet tersebut merupakan bagian dari barang yang diatur dalam Council Directive 89/686/EEC tertanggal 21 December 1989 mengenai 17
pendekatan hukum Negara Anggota terkait peralatan pelindung pribadi. Council Directive tersebut menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi oleh peralatan pelindung pribadi yang dijual di pasar Uni Eropa, untuk menjamin perlindungan kesehatan dan keselamatan penggunanya. Secara khusus, Directive 89/686/EEC berlaku bagi peralatan yang digunakan oleh perorangan untuk perlindungan terhadap ancaman risiko keselamatan dan kesehatan, baik dalam kegiatan profesional maupun pribadi. Directive mewajibkan agar peralatan perlindungan perorangan yang sesuai dengan persyaratan desain, produksi, bahan, pengujian, instruksi, serta informasi UE, disediakan oleh para produsen.
b.
Persyaratan terkait peralatan kedokteran
Mengingat karakteristik dan sifat khususnya, lateks karet alam umumnya digunakan untuk produksi peralatan kedokteran, khususnya sarung tangan. Untuk itu, Council Directive 93/42/EEC tertanggal 14 Juni 1993 mengenai peralatan medis menetapkan bahwa peralatan kedokteran berisiko rendah tidak harus melalui otorisasi pra-pasar, tetapi harus melalui prosedur pemeriksaan oleh badan notifikasi (notified body). Dalam Directive tersebut, prosedur pemeriksaan kesesuaian untuk sarung tangan lateks sekali pakai dapat dilakukan oleh perusahaan manufaktur sendiri, karena rendahnya risiko yang ada pada produk tersebut. Sebagai tambahan, karena sarung tangan lateks termasuk peralatan kedokteran, maka logo "CE" wajib dicantumkan untuk menunjukkan bahwa sarung tangan tersebut telah mematuhi seluruh persyaratan kesehatan dan keselamatan yang diberikan.
c.
Safety standards untuk sarung tangan karet
Beberapa kode standar Eropa berkaitan dengan sarung tangan, yakni :
BS EN388 - Bahaya mekanis termasuk abrasi, potongan dan tusukan.
BS EN388:2003 –Perlindungan terhadap resiko mekanikal (abrasi/potongan pisau/resistansi sobekan/resistansi abrasi.
BS EN374-1:2003 Perlindungan terhadap Kimia dan Mikro organisme 18
BS EN374-2-MikroOrganisme
BS EN374-3-Bahan Kimia
BSEN420Persyaratan umum untuk sarung tangan termasuk ukuran dan sejumlah aspek dari segi kesehatan dan keamanan termasuk protein lateks dan tingkat kromium.
BS EN60903 – Sengatan listrik
BS EN407 – Resistansi panas
BS EN511 – Resistansi dingin
BS EN1149 – Antistatic Standar safety dimaksudkan untuk memenuhi syarat Alat keamanan
personal
/
Personal
protective
equipment
(PPE).
PPE
mengklasifikasikan sarung tangan ke 3 kategori :
Minim resiko –Pengguna dapat dengan mudah mengidentifikasi resiko atau Rendah resiko
Desain yang kompleks –Digunakan pada situasi yang dapat menyebabkan cedera atau kematian.
Menengah –Sarung tangan tidak sesuai dengan kategori minim resiko atau desain yang kompleks.
2.4 Saluran Distribusi Produk Aksesoris Pakaian Berbahan Dasar Karet di Italia
Pintu masuk utama Eropa untuk produk berbahan dasar karet ke Eropa akan melalui pelabuhan Antwerp di Belgia dan Rotterdam di Belanda. Dari kedua negara tersebut kemudian komoditas berbahan dasar karet disebar ke berbagai lokasi di Uni Eropa melalui jalan darat antara lain kereta api dan transportasi long distance. Skema berikut akan meggambarkan saluran distribusi produk berbahan dasar karet.
19
Skema 1 : Gambaran Skema Distribusi Produk Berbahan Dasar Karet
2.5. Hambatan dan Tantangan Lainnya
Indonesia memiliki level produktivitas per hektar yang rendah dibandingkan dengan negara-negara kompetitor penghasil karet lainnya. Hal ini disebabkan oleh usia pohon-pohon karet di Indonesia umumnya sudah tua serta kemampuan investasi yang rendah dari para petani kecil. Pada tahun 2015 produksi karet Indonesia sebesar 1.080 kg/ha/tahun, sedangkan produksi karet Thailand 1.800 kg/ha, Vietnam
20
1.720 kg/ha dan Malaysia 1.510 kg/ha. Ketiga negara itu memiliki produktivitas karet yang lebih tinggi dari Indonesia.
Selain persoalan diatas, rendahnya produktivitas juga disebabkan karena industri hilir karet Indonesia masih belum banyak dikembangkan. Saat ini, Indonesia masih tergantung pada impor produk-produk karet olahan, hal ini karena kurangnya fasilitas pengolahan-pengolahan domestik serta kurangnya industri manufaktur yang berkembang secara baik. Rendahnya konsumsi karet domestik menjadi penyebab mengapa Indonesia mengekspor sekitar 85% dari hasil produksi karetnya. Namun beberapa tahun terakhir terjadi penurunan jumlah ekspor akibat meningkatnya konsumsi domestik. Sekitar setengah dari karet alam yang diserap secara domestik digunakan oleh industri manufaktur ban, diikuti oleh sarung tangan karet, benang karet, alas kaki, ban vulkanisir, sarung tangan medis dan alat-alat lain.
21
III.
PELUANG DAN STRATEGI
3.1
Peluang
1.
Indonesia adalah salah satu produsen produk aksesoris pakaian berbahan dasar karet di pasar internasional karenanya Indonesia memiliki posisi tawar yang kuat dalam perdagangan internasional.
2.
Pentingnya informasi mengenai perkembangan trend dalam produksi. Oleh sebab itu sangat diperlukan perusahaan yang berani melakukan investasi pada produk-produk berbahaan dasar karet terutama dalam hal investasi teknologi pengembangan pengolahan dari bahan dasar menjadi produk jadi sesuai dengan standard international.
3.
Peluang bagi produsen produk aksesoris pakaian berbahaan dasar karet Indonesia untuk berpartisipasi dalam pameran dagang international sehingga memudahkan penetrasi pasar dan pemasaran.
4.
Produk berbahaan dasar karet asal Indonesia perlu memperhatikan isu-isu lingkungan dan sosial, dan berbagai sertifikasi yang diwajibkan dalam memasuki pasar Eropa, khususnya Italia.
5.
Harga yang berkompetitif tentunya menjadi tantangan bagi produsen untuk mengoptimalkan biaya produksi dan distribusi produk dengan tetap mempertahankan kualitas produk mereka.
6.
Tantangan utama yang dihadapi oleh produsen Indonesia adalah kurangnya skill terkait hal produksi dan keterbatasan dana dalam melakukan promosi ekspor untuk produk akesoris pakaian berbahan dasar karet.
22
3.2
Strategi
1.
Saat ini komoditi produk berbahaan dasar karet dikelola secara mandiri oleh perusahaan swasta baik itu skala besar maupun menengah. Dalam mencapai tujuan untuk peningkatan kinerja ekspor, produsen produk berbahaan dasar karet Indonesia perlu tampil dan secara aktif terlibat dalam pameranpameran berskala internasional yang diselenggarakan di Italia.
2.
Pentingnya pelatihan trading online dari pemerintah untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku perusahan produk berbahaan dasar karet guna bersaing dengan perusahaan dari negara asing telah lebih dulu melakukan ecommerce.
3.
Sertifikasi produk merupakan salah satu strategi guna mendorong pertumbuhan positif terhadap kinerja ekspor Indonesia ke pasar Eropa. Perlu pemetaan serta pemilahan karakteristik masing-masing negara di dalam UE misalnya sertifikasi lingkungan, keadilan ekonomi, sosial atau hal-hal lainnya.
4.
Memilih jalur penjualan produk yang disesuaikan dengan skala produksi adalah hal yang penting. Jalur distribusi yang sesuai untuk eksportir negara berkembang seperti Indonesia adalah pembeli-pembeli dalam jumlah besar (wholesaler). Penjualan secara online juga mulai menempati posisi yang penting dalam saluran distribusi.
5.
Penting sekali untuk para pengusaha secara proaktif menghubungi dan mengikuti perkembangan pasar produk aksesoris pakaian berbahaan dasar karet dari Perwakilan Perdagangan Luar Negeri Indonesia di Italia dalam hal ini melalui Atase Perdagangan di KBRI Roma maupun ITPC Milan.
23
IV.
INFORMASI PENTING
4.1.
Importir Italia
Berikut disampaikan perusahaan importir produk Karet 1.
ITALMATIC PRESSE STAMPI SRL Via Villa Pompea 31Italy Tel: (39-2) 95300545 Fax: (39-2) 95300199 Email:
[email protected]
Produk: Natural Rubber
2.
MONDO CONVENIENZA Via dino marrani, 1 ivitavecchia (Roma) Italy Tel: +39 0766 2141 Fax: +39 0766 214248 Email:
[email protected] Website: www.mondoconv.it
3.
Versum Via San Domenico 101Italy Tel: (39) 055-6505313 Fax: (39) 055-6506190 TIME ART 22070 Binago (C0) Via Boffi snc- Italy Tel: (039) 031-800137 Fax: (039) 031 802997 Email:
[email protected]
Produk: Articles of Celular Rubber, Articles of Leather or of Composition Leather, Garments, Made Up Knitted/Crocheted Fabrics, Indoor Furniture, Rattan Furniture Produk: Essential Oils, Fish, frozen, Glassware, Jewelry, Rubber Product, Stationaries Produk: Furniture, Jewelry, Rubber Product
4.
5.
PIRELLI Uberto Thun-Hohenstein
[email protected] Viale Sarca 222-20126 Milano Phone +39 02 64427881 Fax. +39 02 7844923 Senior Vice President di Pirelli
Produk Karet mentah, karet olahan
24
4.2.
Alamat dan Website Penting
1.
Kedutaan Italia di Indonesia Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia.
2.
Kamar Dagang Italia di Indonesia - IBAI Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 Indonesia Tel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013 Email:
[email protected] Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President)
3.
Promosi Perdagangan Indonesia di Italia ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia
4.
Perwakilan Indonesia di Italia Ambasciata della Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55, 00187 Roma, Italia Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910
6.
Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/ Kementrian perdagangan Italia: http://www.mincomes.it/ atau http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm
6.
Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga
25
melalui
Euromonitor
International
(agensi
riset)E-mail:
mailto:
[email protected]://www.euromonitor.com
7.
International Chamber of Commerce E-mail: mailto:
[email protected] http://www.iccwbo.org
8.
International Trade Centre UNCTAD/ WTO E-mail: mailto:
[email protected] http://www.intracen.org
26
V.
REFERENSI
1.
http://ec.europa.eu/consumers/safety/prod_legis/index_en.htm#gpsd
2.
http://ec.europa.eu/enterprise/policies/europeanstandards/documents /harmonisedstandardslegislation/listreferences/general productsafety/index_en.htm
3.
Pirola Pennuto Zei & Associati. “Italy: A Guide For Businessmen and Investors.” (2009).
4.
www.istat.it
5.
www.europages.com
6.
www.log.gov.my
27