Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
PENGARUH PENGGUNAAN PESTISIDA ALAMI DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP INTENSITAS SERANGAN KUTU DAUN (Myzus persicae) PADA TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) Mareta Sari, Helmy Hassan, Sri Purwati Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pestisida alami daun pepaya (Carica papaya) terhadap intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) pada selada (Lactuca sativa, L.) dan untuk mengetahui konsentrasi pestisida alami daun pepaya (Carica papaya) yang paling baik untuk menekan intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) pada selada (Lactuca sativa, L.).Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen sesungguhnya. Sampel penelitian yang digunakan adalah 90 bibit Selada (Lactuca sativa, L.) dari hasil semai yang dibagi dalam lima perlakuan yaitu, pemberian pestisida dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% ,100% dan yang tidak diberi perlakuan sebagai kontrol. Penelitian ini dibagi dalam enam kelompok pengulangan.Hasil penelitian pengaruh pestisida alami daun papaya terhadap intensitas serangan kutu daun pada hari ke 10 menunjukkan bahwa nilai Fhitung(8,44) > Fhitung pada taraf 5% (2,76) dan F hitung taraf 1% (4,18) sedangkan pada hari ke 20 Fhitung (4,51) > Fhitung pada taraf 5% (2,76) dan Fhitung taraf 1% (4,18) dan pada hari ke 30 Fhitung(1,40) < Fhitung pada taraf 5% (2,76) dan Fhitung taraf 1% (4,18). Berdasakan hasil tersebut terdapat pengaruh pestisida alami daun papaya (Carica papaya) terhadap intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) pada hari ke 10 dan 20, sedangkan pada hari ke 30 tidak terdapat pengaruh pestisida tersebut. Kata Kunci: Intensitas Serangan, Pestisida Alami, Tanaman Selada
PENDAHULUAN Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis sayuran, baik lokal maupun yang berasal dari luar negeri.Hal tersebut menyebabkan Indonesia ditinjau dari aspek klimatologis sangat potensial dalam usaha bisnis sayur-sayuran.Diantara bermacam-macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan tersebut, salada (Lactuca sativa,L.) adalah salah satu komoditas yang memiliki nilai komersial dan prospek yang tinggi.Selain ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis, serta aspek sosialnya juga sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Seperti halnya sayuran daun, selada (Lactuca sativa,L.) umumnya dimakan mentah (lalap) dan dibuat salad atau disajikan dalam berbagai bentuk masakan Eropa maupun Tiongkok. Di beberapa negara, konsumsi selada (Lactuca sativa L.) cukup besar untuk memberikan kontribusi gizi secara nyata. Permintaan terhadap komoditas selada (Lactuca sativa L.) terus meningkat, antara lain berasal dari pasar swalayan, restaurant besar (restaurant fast food Eropa dan Tiongkok), hotel-hotel berbintang di kota-kota besar, serta konsumen (orangorang) luar negeri yang menetap di Indonesia. Sebagaimana halnya sayuran hijau lain, daun selada (Lactuca sativa,L.) kayadengan zat antioksidan seperti beta-karoten, falate, dan lutein, serta mengandung indoles yang berkhasiat melindungi tubuh dari serangan penyakit kanker, termasuk kanker payudara. Kandungan serat alaminya dapat menjaga kesehatan organ-organ pencernaan.Riset telah membuktikan orang yang banyak mengonsumsi sayuran hijau seperti selada (Lactuca sativa,L.) memiliki
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
93
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
resiko menderita kanker usus lebih kecil ketimbang mereka yang hanya mengonsumsi sayuran dalam jumlah sedikit. Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis yang dinilai praktis oleh para petani untuk mencegah tenamannya dari serangan hama, ternyata membawa dampak negatif yang cukup besar bagi manusia dan lingkungan. Menurut WHO (World Health Organization) tercatat bahwa di seluruh dunia terjadi keracunan pestisida antara 44.000 hingga 2.000.000 orang setiap tahunnya. Dampak negatif dari penggunaan pestisida sintesis adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri), membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak seimbang. Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida sintesis, mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan/pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida sintesis.Salah satu pestisida alami yang dapat digunakan adalah ekstrak daun papaya sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan. Kondisi budidaya tanaman selada di Desa Sepaso Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur mengalami penurunan produktivitas dikarenakan baru beberapa tahun belakang ini mulai dikenal dan dibudidayakan selain itu adanya serangan hama berupa kutu daun (Myzus persicae) serta harga pestisida pun cukup mahal. Faktor lingkungan pendukung untuk proses selada juga mempengaruhinya. Kondisi tanah, suhu, curah hujan dan kemampuan petani itu sendiri sementara saat ini permintaan pasar tetap berlanjut. Untuk itu perlu upaya inovasi budidaya pertanian dengan mengunakan teknologi sederhana dan mudah diaplikasikan oleh petani seperti menggunakan pestisida alami untuk dapat menekan intensitas serangan hama kutu daun. Berdasarkan uraian di atas peneliti akan memperkenalkan pestisida alami dari daun papaya yang dapat dibuat sendiri oleh petani untuk budidaya sayuran di Desa Sepaso dengan harapan penelitian tersebut dapat membantu masyarakat petani sayuran dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Penelitian tentang pestisida alami dari daun pepaya ini akan sangat menunjang proses pembelajaran praktikum bioteknologi yang mempelajari salah satu cabang ilmu biologi tentang prinsip-prinsip biologi yaitu cara memanipulasi organisme atau komponen organisme tersebut untuk menghasilkan produk yang bermanfaat. Atas dasar-dasar di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pestisida Alami Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Intensitas Serangan Kutu Daun (Myzus persicae) Pada Tanaman Salada (Latuca sativa L.)” METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang berusaha untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2010). Dalam hal ini penulis ingin mengetahui jumlah daun selada (Lactuca sativa L.) yang tidak diserang oleh kutu daun (Myzus persicae) apabila diberi perlakuan berupa pemberian pestisida alami daun pepaya dengan kadar yang berbeda.
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
94
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
Variabel Dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel a. Variabel bebas (independent variable) : Banyaknya Kadar pemberian pestisida alami daun papaya dengan kadar 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. b. Variabel terikat (dependent variable) : Daun yang diserang oleh kutu daun. 2. Definisi Operasional Penelitian a. Pestisida alami daun pepaya adalah pestisida yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan salah satunya pepaya. Selain itu menggunakan bahan tambahan seperti minyak tanah dan detergen. Pestisida ini dianggap mampu menekan jumlah kutu daun karena daun pepaya mengandung zat papain yang tidak disukai oleh kutu daun. b. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang digemari sebagai bahan untuk membuat salad. Tanaman ini bukan asli Indonesia, melainkan dari Eropa dan Asia. Tanaman ini termasuk dalam famili Compositae. Merupakan sayuran semusim dan biasanya disajikan sebagai sayuran penyegar. Daun selada (Lactuca sativa L.) mengandung berbagai vitamin yang baik bagi tubuh manusia. c. Intensitas serangan adalah tingkat serangan atau tingkat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dinyatakan secara kuantitatif atau kualitatif. d. Serangga adalah invertebrata beruas yang memiliki kerangka luar (eksoskeleton). Serangga disebut pula insekta adalah kelompok utama dari hewan beruas (yang berenam (tiga pasang) karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari yang berarti berkaki enam) e. Daun pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu bagian dari tumbuhan pepaya yang biasanya dimanfaatkan sebagai sayur dan di dalamnya terdapat enzim papain yang sangat bermanfaat pula sebagai pestisida alami. Populasi Dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian dengan ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang merupakan populasi adalah semua benih selada varietas daun atau Leaf Lectuce yang ditanam di persemaian di lahan petani. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 90 bibit selada (Lactuca sativa L.) varietas daun. Teknik Pengumpulan Data a. Data Intesitas Serangan Kutu Daun (Myzus persicae) Rumus yang digunakan untuk mengetahui intensitas serangan kutu daun adalah: I=
X 100%
Keterangan: I : Intensitas Serangan (%) b. Data jumlah daun Pengumpulan data jumlah daun dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel.
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
95
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
Teknik Analisis Data Pada penelitian ini diambil 5 perlakuan termasuk kontrol dengan masingmasing 6 kali pengulangan dengan teknik Rancangan Acak Lengkap (RAL). Untuk dapat mengolah data pengamatan digunakan rumus: Yij = µ + + Ʈj + ɛij Keterangan: Yij : Nilai Pengamatan pada kelompok ke-i, dan perlakuan ke-j µ : Nilai rata-rata pengamatan Ʈj : Pengaruh perlakuan ke-j ɛij : Kesalahan (galat) percobaan akibat kelompok ke-i, dan perlakuan ke-j Hasil pengamatan dicatat dan dimasukkan ke dalam table, selanjutnya dikomputasikan menurut langkah-langkah sebagai berikut: 1. FK (Faktor Kolerasi) = 2. JKT (Jumlah Kuadrat Total) = ∑ 3. JKP (jumlah kuadrat perlakuan) = ∑ 4. JKG (jumlah kuadrat galat) = JKT – JKP 5. KK (koefisien keragaman) = √
X 100%
Hasil analisa tersebut kemudian diuji sesuai hipotesis dengan kriteria sebagai berikut: Fhitung<0,05maka Ho diterima, Ha ditolak Fhitung>0,05maka Ho ditolak, Ha diterima Fhitung ≥ 5% menunjukkan nilai yang diperoleh berpengaruh signifikan. Fhitung ≥ 1% menunjukkan nilai yang diperoleh berpengaruh sangat signifikan 1. Bila Ho diterima berarti tidak terdapat pengaruh pestisida alami daun papaya (Carica papaya) terhadap intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) pada selada (Lactuca sativa L.) 2. Bila Ha diterima berarti terdapat pengaruh pestisida alami daun papaya (Carica papaya) terhadap intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) pada selada (Lactuca sativa L.). Jika analisis menunjukkan perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji F disebut juga Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikan 5 % dan 1% = Keterangan: Ta :BNT 5% V :Derajat Bebas (df)
(v) √ KTg R
:Nilai Tengah (Mean Square) :Jumlah Perlakuan
PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan benih selada (Lactuca sativa, L.). Benih yang telah tersedia ditabur di atas tanah sebagai proses penyemaian. Dilanjutkan dengan lahan yang telah ditabur dengan benih tersebut ditutup menggunakan plastik transparan untuk membantu percepatan proses perkecambahan dan munculnya daun lembaga (kotiledon) pertama yang keluar menembus tanah.
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
96
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
Proses hingga terjadinya perkecambahan ini berkisar 4 – 5 hari setelah disemai. Ketika muncul kotiledon selada (Lactuca sativa, L.) terlihat 2 daun lembaga pertama yang berwarna hijau muda (hampir transparan) warna dari batangnya pun hampir sama. Batangnya terlihat berair dan lunak akan tetapi sangat tegak. Harus menunggu sekitar 14 hari setelah semai benih-benih tanaman selada (Lactuca sativa, L.) baru bisa dipindahka ke masing-masing polybag dan selanjutnya diberi perlakuan seperti tujuan dari penelitian ini. Selama proses persiapan sebelum benih dipindahkan ke polybag peneliti melakukan beberapa kegiatan, yaitu persiapan lahan dan pembuatan pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tanah datar sebagai media untuk meletakkan polybag-polybag yang kelak digunakan sebagai media tumbuh dari selada (Lactuca sativa, L.). Lahan tersebut dibersihkan menggunakan parang dan cangkul lalu diberi pagar dengan menggunakan beberapa kayu panjang serta dikelilingi dengan sarlon hitam untuk nantinya menghindari adanya serangan dari binatang luar.Setelah persiapan lahan selesai dilanjutkan dengan mengisi masing-masing polybag dengan tanah dan diberi pupuk. Masing-masing polybag diisi dengan tanah dan kadar pupuk yang sama untuk menghomogenkan seluruh sampel penelitian yang berjumlah 90 polybag. Setelah didapatkan 90 polybag masing-masing polybang diletakan secara acak dalam lahan penelitian dalam lima kelompok perlakuan masing-masing perlakuan terdapat enam kali ulangan dan tiga replika yang berfungsi untuk menghindari kesalahan atau matinya objek pengamatan sehingga memmudahkan perolehan data pada saat perhitungan. Selain itu dilakukan pula pembuatan pestisida alami daun pepaya (Carica papaya) dengan mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Daun pepaya (Carica papaya) dipotong kecil-kecil kemudian direbus dengan air bersih di dalam panci selama ±15 menit selanjutnya diangkat lalu diaduk-aduk dengan menggunakan sendok penggaduk kemudian setelah dingin hasil rebusan tersebut disaring dengan menggunakan kain bersih. Hasil rebusan berwarna hijau terang dan memiliki aroma mentah yang cukup menyengat ini dicampur dengan detergen dan minyak tanah lalu disimpan dalam wadah tertutup hingga beberapa hari. Setelah dianggap siap untuk digunakan pestisida ini dituangkan ke dalam 4 buah handspray dengan konsentrasi mulai dari 25%, 50%, 75% dan 100% Kira-kira ± 14 hari setelah benihselada (Lactuca sativa, L.) ditaburkan didapatkanlah bibit-bibit yang siap dipindahkan ke dalam 90 polybag.Masing-masing polybag diisi dengan satu benih sehingga dalam satu kelompok perlakuan terdapat 18 benih nantinya. Pilihan dari benih yang di masukkan ke dalam polybag untuk diteliti adalah benih yang memiliki keseragaman berupa tinggi dan jumlah daun yang sama agar seluruh objek dianggap homogen. Pemindahan benih tersebut dilakukan pada saat sore hari saat suhu lingkungan sedang tidak panas hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kelayuan pada benih selada (Lactuca sativa L.).Selain itu juga harus sangat berhati-hati saat mencabut dari lahan semai agar akarnya tidak terputus saat dicabut. Pengaplikasian dari pestisida alami daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah disiapkan dimulai pada saat pagi hari pertama setelah bibit ditanam atau dipindahkan ke dalam polybag. Penyemprotan dilakukan setiap dua kali dalam sehari yaitu setiap pagi hari dan sore hari. Hal ini dilakukan karena pada waktu inilah biasanya intensitas
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
97
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
serangan kutu daun (Myzus persicae) tinggi serta suhu pada saat pagi dan sore hari cukup baik untuk perkembangan dari serangga ini (Pracaya, 2008). Pada usia 10 hari setelah tanam dilakukan pengambilan data pertama berupa jumlah kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan kutu daun (Myzus persicae) untuk melihat seberapa berpengaruhnya pestisida yang digunakan untuk menekan intensitas serangan tersebut. Kerusakan yang ditimbulkan dari serangan ini pada umur 10 hari setelah tanam adalah terdapat beberapa daun yang dihinggapi oleh serangga ini, walaupun jika diambil gambarnya cukup kesulitan karena ukuran tubuhnya sangat kecil ini ditandai dengan adanya beberapa serangga berwarna putih yang menempel pada daun selada (Lactuca sativa, L.). Dari hasil pengamatan dan pengolahan data yang didapatkan maka terlihat pada umur 10 hari setelah tanam rata-rata teringgi terdapat pada perlakuan kontrol (PO) sebesar 7,20 sedangkan rata-rata terendahnya terdapat pada perlakuan ke5 (P4) yaitu 0,95. Hal ini menandakan bahwa intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) dapat ditekan dengan maksimal menggunakan perlakuan yang ke-4 atau dengan kata lain bahwa pestisida alami daun pepaya (Carica papaya) berpengaruh sangat signifikan dengan melihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan perbandingan pada FTabel pada taraf 5% dan 1% yaitu, Fhitung (8,44) > Ftabel 5% (2,76) dan Ftabel 1% (4,18). Dengan melakukan Uji Beda Nilai Terkecil (BNT) pada umur 10 hari setelah tanam bahwa perlakuan ke5 (P4) berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Kegiatan penyemprotan tetap dilanjutkan setelah perhitungan yang pertama hingga pada umur ke- 20 dan ke- 30 hari setelah tanam. Diusia yang ke-20 didapatkan data intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) dengan rata-rata tertinggi 6,26 dan yang terendah 1,33. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan kontrol yang tidak disemprot dengan pestisida dan nilai terendah terdapat pada kelompok perlakuan yang kelima yaitu yang disemprot dengan pestisida berkonsentrasi 100%.Masih terdapat serangan berupa beberapa daun berlubang, layu bahkan ada yang gugur ditempeli dengan kutu daun (Myzus persicae). Hal ini terjadi karena kutu daun (Myzus persicae) menusukkan stiletnya , kemudian menghisap cairan sel tanaman sehingga hanya jaringan tanaman yang lunak yang paling disukainya. (Departemen Pertanian.2009). Dengan cara penyemprotan yang telah dilakukan secara rutin terlihat pengaplikasian dari pestisida ini berpengaruh sangat nyata dengan melihat Fhitung (4,51) > Ftabel 5% (2,76) dan Ftabel 1% (4,18) serta adanya perbedaan yang nyata dari perlakuan ke 5 (P4) dengan perlakuan kontrol. Adanya perubahan dari jumlah dan lebar daun pada objek pengamatan ini menandakan bahwa tanaman tumbuh dengan baik.Selain diberi perlakuan selada (Lactuca sativa, L.) juga disirami dan disiangi sebagai bentuk perawatannya.Pada varietas ini suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan selada (Lactuca sativa, L.) hanya jenis daun dan batang saja yang mampu tumbuh dan beradaptasi baik dengan udara terbuka (Haryanto.2002) dikarenakan penelitian ini diluar ruangan. Pengambilan data yang terakhir dilakukan pada 30 hari setelah tanam, berdasarkan hasil perhitungan intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) diperoleh nilai rata-rata tertinggi 8,05 pada perlakuan kontrol dan nilai rata-rata terendah 2,56 pada perlakuan ke-4. Berdasarkan perbandingan menggunakan F tabel pada dua taraf 5% dan 1% seperti pada pengolahan data pertama dan kedua diperoleh Fhitung (1,40) < Ftabel 5% (2,76) dan Ftabel 1% (4,18) ini menunjukkan bahwa pestisida alami
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
98
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
tersebut tidak bekerja secara signifikan pada 30hari setelah tanam walaupun terdapat pengaruh yang cukup kecil. Sesuai dengan hasil tadi diperoleh pula hasil Uji Beda Nilai Terkecil (BNT) sangat kecil pula nilai BNT dari masing-masing perlakuan yang menunjukkan pengaruh pestisida tidak terlalu dominan dibandingkan dengan perlakuan kontrol.Hal ini bisa saja dikarenakan daun tanaman selada (Lactuca sativa, L.) sudah tidak selunak pada hari ke 10 dan 20 sehingga kutu daun(Myzus persicae) tidak dapat menembuskan stiletnya pada daun. Dengan memperhatikan hasil analisis sidik ragam dari hari ke 10, 20, dan 30 setelah tanam menunjukkan bahwa pestisida alami daun pepaya (Carica papaya)memiliki pengaruh untuk menekan intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan F tabel juga terlihat bahwa dengan menggunakan pestisida alami ini jumlah serangan kutu daun (Myzus persicae) jauh lebih sedikit dibandingkan jika tidak diberikan (perlakuan kontrol). Yang memiliki nilai dominasi untuk mempengaruhi adalah perlakuan dengan menggunakan konsentrasi 100% (P4) jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Ini menunjukkan bahwa semakin pekat suatu konsentrasi pestisida alami daun pepaya (Carica papaya L.) maka semakin baik pula untuk mengurangi intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae). Berdasarkan hasil rata-rata intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) memiliki tingkat serangan yang hampir sama akan tetapi tetap saja yang tidak diberi perlakuan menjadi yang tertinggi. Ini membuktikan bahwa pengaruh pestisida alami daun pepaya (Carica papaya L.) yang mengandung alkoholid carpaine dan enzim papain jika masuk ke dalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga akan menyerang sistem saraf dan mengganggu aktivitas serangga selanjutnya serangga akan mati (Nechiyana, 2011). Penggunaan pestisida dengan cara disemprotkan ke bagian daun selada (Lactuca sativa L.) akan menjadi lapisan daun yang biasanya dijadikan tempat menusukkan stilet olehkutu daun (Myzus persicae) yang kemudian cairan itu masuk melalui kerongkongan sehingga dapat merusak aktivitas makan serangga ini. Penggunaan pestisida ini sangat efektif untuk menekan intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) sehingga baik digunakan sebagai alternatif pertanian.Selain itu bahannya cukup mudah didapatkan serta pembuatan dan pengaplikasiannya cukup mudah. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dapat disimpukan bahwa penggunaan pestisida alami daun pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh terhadap intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) pada tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada hari ke 10 dan 20 dengan perlakuan paling menonjol P4 dengan kosentrasi 100% . SARAN Adapun saran-saran yang ingin peneliti sampaikan adalah: 1. Kepada Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur serta masyarakat dan petani selada perlu menggunakan pestisida daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai alternatif pertanian. 2. Untuk melakukan penelitian ini sebaiknya dilakukan uji pendahuluan untuk mempermudah pengamatan dan pengolahan data serta untuk hasil yang lebih teperinci sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam tentang pengaruh
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
99
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
penggunaan pestisida alami daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap intensitas serangan kutu daun (Myzus persicae) pada selada (Lactuca sativa L.) 3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah bioteknologi khususnya di bidang pertanian. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Reneka Pustaka: Jakarta Departemen Kesehatan RI. 1992. Kandungan Nutrisi Tanaman. http://depkes.go.id.kandungan.nutrisi.tanaman. Diakses 19 Februari 2014. Departemen Pertanian. 2009. Hama dan Penyakit Tanaman. http://deptan.go.id.hama.dan.penyakit.tanamanDiakses 19 Februari 2014. Haryanto, dkk. 2002. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya: Jakarta Lingga, Lanny. 2010. Cerdas Memilih Sayuran. Agro Media Pustaka: Jakarta Manopo, Rivo. 2013. Padat Populasi dan Serangan Serangga Hama Walang Sangit Pada Tanaman Padi di Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Bioma Unsrat Fakultas Pertanian Vol. II No.1 (Online) .Diakses 1 Maret 2014. Mechram, Siti. 2006. Aplikasi Teknik Irigasi Tetes dan Media Tanam pada Selada. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 7. 2006. No.1 (Online) . Diakses 20 Februari 2014. Nazaruddin. 2003. Sawi & Selada Edisi Revisi. Penebar Swadaya: Jakarta. Nechiyana. 2011. Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Jurnal Universitas Riau. Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya: Jakarta. Rukmana, Rahmat. 2000. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius: Yogyakarta. Santoso, Urip. 2012. Optimalisasi Pemanfaatan Perkarangan. Penebar Swadaya: Jakarta. Setiawan, Ade Iwan. 1995. Sayuran Dataran Tinggi. Penebar Swadaya: Jakarta. Sunarjono, Hendro.2006. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya: Jakarta. Susanti. 1999. Menanam dan Mengolah Selada Sejuta Rasa. CV Aneka: Solo. Zipcodezoo. 2009. Myzus persicae (Green Peach Aphid) . Diakses 17 Februari 2014.
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
100