Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Proses pembelajaran di sekolah, umumnya pendidik kurang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. Padahal, kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sangat penting dalam pengambilan langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu, kemampuan berpikir kritis dapat memicu siswa untuk mendalami materi sehingga hasil belajar biologi siswa meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 tahun pembelajaran 2014/2015 pada materi sistem reproduksi. Populasi bersifat normal dan memiliki homogenitas yang sama sehingga pengambilan dua kelompok sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control group design. Pada analisis tahap akhir, uji yang digunakan untuk membandingkan peningkatan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah uji t. Berdasarkan hasil uji t peningkatan hasil belajar siswa, diperoleh t hitung (3,64) > t tabel (1,99), artinya peningkatan hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Hasil uji t peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa juga menunjukkan bahwa t hitung (3,43) > t tabel (2,02), sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), hasil belajar, kemampuan berpikir kritis.
LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan di arahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mengembangkan sumber daya manusia berkualitas sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan proses pendidikan. Manusia yang berkualitas itu dilihat dari segi pendidikan yang terdapat pada tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan Undangundang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik melalui proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap bekerja di kehidupan nyata. Strategi pelaksanaan pendidikan di lakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan (Hamalik,2012). Pada pembelajaran dengan pendekatan teacher centered sudah dianggap tradisional dan perlu di ubah. Hal ini karena pendekatan teacher centered berpusat pada pendidik dengan penekanan pada pemberian materi sementara siswa kurang aktif. Pada pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), siswa membangun pengetahuan sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), pengajar hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Pendekatan ini pengajar dan siswa mengevaluasi pembelajaran secara bersama-sama (Amir,2010). Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajarannya dalam bentuk masalah nyata sehingga “Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
55
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
siswa mempunyai rasa ingin tahu yang kemudian siswa akan memecahkan masalah tersebut. Kelebihan model pembelajaranProblem Based Learning (PBL) terletak pada pemecahan masalah dalam pembelajaran sehingga hal tersebut dapat merangsang kemampuan kecakapan siswa. Salah satu dari kecakapan tersebut yaitu kemampuan berpikir kritis siswa pada sebuah konsep. Namun model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memerlukan waktu yang dalam pembelajaran sehingga guru sebagai fasilitator harus mempersiapkan pembelajaran secara maksimal. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan informasi dan menggunakan informasi tersebut untuk memecahkan masalah. Pembelajaran ini siswa di harapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah dan menjadi pelajar yang mandiri sehingga prestasi belajar meningkat. Model pembelajaran berbasis masalah akan mengajak siswa terlibat secara langsung untuk aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat mengaplikasikan metode ilmiah sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Samarinda. 2. Apakah terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Samarinda. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan bentuk quasi experimental design, dikatakan quasi experimental karena dalam desain mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Desain quasi experimental yang dapat dapat digunakan yaitu bentuk nonequivalent control group design. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Samarinda, yang beralamat di Jl. Kemakmuran Samarinda, pada tahun pembelajaran 2014/2015. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 berjumlah 40 orang di SMA Negeri 2 Samarinda, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah proses pembelajaran dalam model Problem Based Learning (PBL). Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana suatu bentuk penelitian dengan menggunakan tindakan-tindakan tertentu yaitu model pembelajaran master agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, hasil belajar, serta aktivitas belajar siswa. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tes dan observasi yaitu : 1. Teknik tes Tes terdiri dari dua jenis yaitu tes kemampuan awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes sebagai instrumen pengumpul data yang berupa serangkaian
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
56
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar dan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian dilakukan dengan memberikan lembar pertanyaan siswa tentang materi sistem reproduksi. 2. Teknik Observasi Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran di dalam pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL). Lembar observasi tersebut di gunakan sebagai pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk memperoleh informasi bagaimana proses model problem based learning (PBL) yang dilaksanakan di kelas XI IPA. 3. Angket Respons Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Angket respons terhadap pelaksanaan model problem based learning (PBL) ini disusun untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 4. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu mengenai halhal yang berupa catatan, buku dan sebagainya. Teknik Analisa Data 1. Uji normalitas Uji normalitas data adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji ini untuk mengetahui apakah data yang terambil merupakan data berdistribusi normal atau tidak.Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan SPSS versi 21. Jika F.sig > 0,05 maka data berdistribusi normal namun jika F.sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 2. Uji homogenisitas Uji homoogenisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel mempunyai varian yang sama. Rumus yang digunakan yaitu: . Keterangan: F = Nilai F hitung S = nilai varian terbesar S = nilai varian terkecil
Dengan taraf signifikan α = 0,05% dan dk= n-1. Jika Fhitung < Ftabel berarti data kelas sampel mempunyai variansi yang homogen 3. Uji t Analisis data ini menggunakan uji t dengan rumus yaitu: √ (
dimana S = √
)
(
)
Keterangan : X1= nilai rata-rata tes kelompok 1 X2= nilai rata-rata tes kelompok 2 S1= simpangan baku kelompok 1 S1= simpangan baku kelompok 2 n1= jumlah sampel kelompok 1 n2= jumlah sampel kelompok 2
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
57
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
4. Presentase Berpikir Kritis
HASIL PENELITIAN 1. Hasil Belajar dan berpikir kritis Siswa Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil post-test dengan soal berbentuk essay berjumlah 10 butir. Post-test dilakukan setelah selesainya kegiatan pembelajaran pada materi sistem reproduksi dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji t, jika thitung>t tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak yaitu 3,64>1,99 maka terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 pada mata pelajaran biologi Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji t, jika thitung>t tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak yaitu 3,43 < 2,02 maka terdapat pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 1 pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 2 Samarinda pada tahun pembelajaran 2014/ 2015. 2. Analisis Nilai Aspek Afektif Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji t, jika thitung>t tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak yaitu 3,64>1,99 maka terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 pada mata pelajaran biologi. Ratarata nilai afektif kelas eksperimen yaitu 2,50 dari nilai 4,00 dengan kriteria cukup. 3. Analisis Nilai Aspek Psikomotorik Terdapat empat aspek yang diamati pada penilaian afektif. Setiap aspek di amati berdasarkan hasil pengamatan ada saat pembelajaran. Kriteria tiap aspek meliputi sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Rata-rata nilai psikomotorik kelas eksperimen tersebut yaitu2,87 dari 4,00 termasuk dalam kategori cukup. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan, dimana pada pertemuan pertama diadakan pretest untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan memiliki tingkat kecerdasan yang sama atau tidak. Pada pertemuan terakhir diadakan postest untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa. Pengaplikasian model Problem Based Learning (PBL) pada proses pembelajaran dilakukan sebanyak enam kali dimana pada pengaplikasian peneliti mencari tahu pengetahuan awal siswa melalui pertanyaanpertanyaan agar dapat mengetahui pemahaman siswa dan membagi materi serta permasalahan yang akan diberikan sesuai dengan buku sumber yang digunakan. Pada model Problem Based Learning (PBL) ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memberi permasalahan sesuai buku yang digunakan sebagai bahan ajar. Pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) yaitu peneliti sebagai pengajar menginformasikan tujuan pembelajaran kemudian memberikan topik permasalahan yang akan di cari pemecahan masalahanya. Untuk memudahkan siswa memecahkan masalah maka guru membentuk kelompok dengan jumlah 4 orang setiap kelompok. Kemudian guru kembali mengarahkan pertanyaan atau masalah sehingga mendorong siswa untuk mengungkapkan hipotesis mereka. Selanjutnya tahap
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
58
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
mengorganisasikan siswa dalam belajar dengan membantu siswa untuk aktif menemukan konsep berdasarkan masalah, kemudian guru membantu siswa dengan memotivasi mereka untuk saling bekerjasama dengan kelompok mencari pemecahan masalah tersebut. Guru juga membantu siswa memecahkan hipotesis yang mereka dapatkan dan membantu bagaimana mencari solusi dari permasalahan yang diberikan. Tahap selanjutnya yaitu menyajikan hasil kerja, dimana setiap kelompok mempunyai hasil pemecahan masalah masing-masing dan guru membimbing siswa untuk menyajikan hasil kerja mereka di depan kelas sesuai dengan hasil perbedaan atau persamaan pemecahan masalah mereka. Guru masuk ke tahap selanjutnya yaitu menganalisa dan mengevaluasi hasil pemecahan. Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah tersebut sehingga ketika pemecahan masalah tersebut didapatkan maka guru akan mengevaluasi materi. Pada akhir pertemuan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab, guru hanya sebagai fasilitator dimana guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab, kemudian peneliti sebagai pengajar memberikan latihan soal untuk dikerjakan di rumah. Berdasarkan hasil analisis data pada hasil belajar biologi ternyata terdapat peningkatan hasil belajar biologi dalam menyelesaikan permasalahan IPA menggunakan model problem based learning (PBL). Hal ini juga dapat dilihat dari analisis data menggunakan uji t dimana berdasarkan data postest yang diperoleh diketahui nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 82,75 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 79,12. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa dengan melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan data postest yang diperoleh diketahui nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis untuk kelas eksperimen 78,31 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 78,06. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang melakukan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan perhitungan persentase tanggapan siswa bahwa 47% siswa memilih sangat setuju, 49,25% setuju dan 3,75 ragu-ragu. Dari keseluruhan rata-rata maka dapat dikatakan siswa setuju jika model Problem Based Learning (PBL) digunakan pada materi sistem reproduksi manusia karena lebih bermanfaat dengan membuat siswa lebih aktif dan terampil sehingga siswa dapat menemukan ide-ide baru. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi sistem reproduksi manusia siswa memahami materi dengan permasalahan sehingga siswa termotivasi untuk lebih mengeksplor dirinya dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa mudah memahami, mengingat dan pembelajaran menjadi lebih menarik. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti melihat bahwa nilai siswa XI IPA pada dasarnya memiliki nilai kognitif yang baik. Hal ini juga dapat dilihat dari aspek afektif dan aspek psikomotorik dimana siswa lebih menyukai jika belajar bukan hanya mendengarkan saja namun juga ikut berperan aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis mereka, juga dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan pada saat pmebelajaran. Meskipun di kelas eksperimen
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
59
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
nilai yang diperoleh setiap siswa berbeda-beda. Dari aspek kognitif bisa dilihat hampir sama rata namun jika dinilai dari aspek afektif dan aspek psikomotorik setiap siswa memiliki tingkatan yang berbeda. Siswa yang pendiam atau jarang mengemukakan pendapatnya harus mendapat perhatian lebih dalam pembelajaran agar termotivasi seperti temannya yang memiliki nilai diatas dia. Dilihat dari aspek afektif pada dasarnya siswa XI IPA memiliki sikap yang berbeda-beda. Menanggulangi hal yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan nilai afektif mereka, maka peneliti harus berusaha untuk selalu mengingatkan dan memberi perhatian agar siswa mengerjakan tugas dan dapat bertanggung jawab dengan tugasnya. Dalam berpikir kritis siswa juga harus selalu dimotivasi agar rasa malu untuk mengemukakan pendapat dapat disingkirkan terlebih dahulu, sehingga siswa termotivasi dan percaya diri dalam berpendapat. Dalam hal komunikatif pada dasarnya siswa memiliki tingkat komunikasi terhadap teman sejawat maupun guru secara baik. Dilihat dari angket respon siswa terhadap model Problem Based Learning (PBL), secara umum siswa lebih tertarik terhadap materi sistem reproduksi yang diberikan karena siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran untuk berpendapat dan memecahkan masalah yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar Biologi yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan yang baik dibandingkan dengan hasil belajar Biologi yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas XI IPA. SARAN Penulis mengemukakan beberapa saran agar hasil penelitian ini lebih bermanfaat, di antaranya sebagai berikut: 1. Bagi guru, diharapkan agar mengikuti langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dalam melaksanakan proses pembelajaran. 2. Bagi siswa, diharapkan selalu berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan pembelajaran dan terus meningkatkan kemampuan dalam menguasai materi. 3. Bagi sekolah, diharapkan agar memberikan apresiasi kepada guru yang menggunakan metode belajar bervariasi dalam proses pembelajaran. 4. Bagi peneliti lebih lanjut, diharapkan agar lebih mempersiapkan diri dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan penelitian sesuai dengan harapan. DAFTAR RUJUKAN Amir,Taufiq M. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Prenada Media Group. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.PT Bumi Aksara. Jakarta.
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
60
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran, Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015
Dewi,Rianty C. 2012. Model Problem Based Learning (PBL) disertai metode eksperimen dalam pembelajaran fisika di SMP. Tersedia (online) diakses di http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains/article/view/4631. Januari 2015). Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Asnan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2018. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta Ifzanul. 2009. Macam-macam Metode Pembelajaran (online). Diakses di http://ifzanul.blogspot.com/2009/12/macam-macam-metodepembelajaran. html (3 Januari 2015). Kamdi, W. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran (online) Diakses di http://warashamdi.com 3 januari 2015. Lestari, Ni Nyoman Sri. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Nusa Penida Tahun Pelajaran 2011/2012. Tersedia (online) diakses di http http://eprints.uns.ac.id/pdf (3 Juni 2015) Mulyoto. 2013. Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Prestasi Pustakaraya. Jakarta. Nasution. 2005. Teknologi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Pratiwi,Yenny P. 2012. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran. Tersedia (online) diakses di http: //eprints. uns.ac.id/ 12098/ 1/3196427 09201 302131.pdf (3 Januari 2015) Reta, I Ketut. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. Tersedia (online) Diakses di http (5 Juni 2015). Sari,Devi Diyas.2012. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SM Negeri 5 Sleman. Tersedia (online) diakses di http://eprints.uns.ac.id.pdf (10 Maret 2015) Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan. Prenada Media Group. Jakarta. Sudijono,Anas. 2012.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudjana,N.2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. PT Bumi Aksara. Jakarta Wulandari, Dyah Ayu. 2013. Penerapan Desain Pembelajaran Kimia Berbasis Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran. Tersedia (online) diakses di http http://eprints.uns.ac.id/pdf (23 Juli 2015). Yatim Riyanto. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada. Yoswita,Fertika Dwi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Kuasi Eksperimen) Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 26 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 (Materi Pokok Pengelolaan Lingkungan). Tersedia (online) Diakses di http://digilib.unila.ac.id (3 Januari 2015).
“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”
61