Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.13 No. 1(2014) p72 β p81 Pendidikan
Analisis Faktor Ekonomi, Tingkat Pendidikan Dan Kemampuan Berwirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Bagi Masyarakat Di Desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Mardiana Sri Rahayu 1) Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI NGAWI
1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan berwirausaha terhadap keberhasialan usaha bagi masyarakat di desa Begal kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan populasi para wirausahawan di desa Begal kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi yang berjumlah 100 orang.Metode analisis data menggunakan analisa regresi berganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F. Berdasarkan penghitungan, analisis regresi berganda diperoleh persamaan Y = 35,851+ 0,245 X1 + 0,351 X2 - 0,209 X3 + e. Sedangkan koefisien korelasi sebesar 0,621 berarti besarnya kontribusi dari X1, X2, X3 terhadap Y adalah sebesar36,2%. Dari hasil uji t, X1 menghasilkan t hitung sebesar 3.955>1.984 berarti bahwa Ho ditolak. X2 menghasilkan t hitung1.386< 1.984 berarti bahwa Ho diterima. X3 menghasilkan t hitung2.873> 1.984 berarti bahwa Ho ditolak. Pada pengujian hipotesis dilakukan uji F didapat nilai hitung 2.820 dengan tingkat probabilitas 0.000. Karena F hitung> F table yaitu 2.820> 2.70 dan probabilitas yang jauh lebih kecil jika dibandingkan 0.05 maka dapat dikatakan bahwa faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan berwirausaha berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha. Sumbangan efektif yang diberikan dari masing-masing variabel yaitu: X1 sebesar 0.723 % , X2 sebesar 0.104% dan X3 sebesar 0.618%. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa faktor ekonomi (X1) mempunyai kontribusi paling besar pada penentuan keberhasilan usaha di desa Begal kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi. Kata-kata kunci : faktor ekonomi, tingkat keberhasilan usaha.
pendidikan,
PENDAHULUAN Menurut Coulter (dalam Yuyus Suryana 2010: 13) kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif. Menjadi seorang wirausaha tidak harus diawali dengan modal besar, menempati Showroom/outlet di mall atau dengan ditunjang oleh peralatan yang mahal dan canggih. Banyak usaha yang bisa dilakukan dirumahan, dan bisa dilakukan oleh siapa saja, karena tidak ada batasan dalam berusaha, tidak peduli jenis kelamin, umur, ras, status sosial. Siapapun bisa sukses apabila mereka mampu berusaha. Ada keluarga yang miskin dan ada pula keluarga yang kaya. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula keluarga yang sebaliknya. Keberadaan
keluarga merupakan eksistensi seseorang dalam usaha. Keragaman latar belakang ekonomi dalam keluarga dapat berpengaruh pada keberhasilan para wirausaha. Walaupun kondisi ekonomi keluarga memuaskan, akan tetapi tidak memberi dorongan atau dukungan dalam usaha maka hal itu juga akan menghambat perkembangan dan keberhasilan dalam berwirausaha. Begitu sebaliknya, apabila berada dalam kondisi ekonomi keluarga yang rendah, akan tetapi selalu memberi dukungan, kemudian mempunyai skill/kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkungan dan kemampuan menjalankan usaha serta keberanian menanggung resiko usaha, maka suatu usaha yang digeluti tersebut akan berhasil. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh para wirausahawan tentunya berbeda-beda. Hal ini disebabkan dari latar belakang kehidupan yang bervariatif. Pendidikan bagi wirausaha merupakan hal yang
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
kemampuan
berwirausaha,
72
penting dalam pembinaan dan pengembangan usaha, karena keberhasilan atau kegagalan usaha banyak tergantung pada tingkat pendidikan. Oleh karena itu agar usaha yang dijalankan bisa berhasil dan berkembang, maka para wirausaha harus mempunyai bekal yang memadai yaitu pendidikan. Di Indonesia banyak sekali seorang wirausahawan yang sukses, akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang hanya lulusan dari SD, SMP, SMA bahkan ada seorang wirausaha sukses yang bahkan tidak sekolah. Mereka yang hanya berpendidikan rendah bisa menjadi seorang wirausaha sukses karena mereka bisa membaca peluang yang ada di sekitar mereka dan mereka tidak pernah putus asa dalam menghadapi setiap kegagalan yang mereka alami. Di samping itu, kemampuan berwirausaha juga dibutuhkan. Kemampuan berwirausaha diartikan sebagai kemampuan teknik dan bisnis yang diperlukan untuk memulai atau menjalankan suatu bisnis. Kemampuan teknik merupakan ketrampilan teknik, sedangkan kemampuan bisnis merupakan pengetahuan dan ketrampilan dalam berbagai aspek fungsional bisnis, seperti: perencanaan bisnis, pengembangan produk, pemasaran, manajemen personalia, manajemen umum, akuntansi, keuangan dan lain-lain. Tanpa kemampuan berwirausaha, para wirausaha tidak akan mampu memanfaatkan peluang yang ada, dan tidak akan dapat memulai atau menjalankan kegiatan bisnis. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan sumabangan efektif faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan berwirausaha terhadap keberhasilan usaha bagi masyarakat di desa Begal kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi, baik secara parsial maupun simultan. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Kondisi Ekonomi Keadaan ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Ekonomi dalam keluarga dapat dijelaskan sebagai suatu aktifitas manusia dalam mengatur rumah tangga. Dalam hal ini tidak hanya terbatas pada rumah tangga individu, melainkan
dapat mengandung arti yang luas. Hal ini karena manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri. Tingkat ekonomi keluarga tidak lepas dari pendapatan keluarga yang diperoleh dari penghasilan keluarga dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu bulan. Tetapi ada juga penghasilan seseorang itu didapat dari kerja harian atau mungkin mingguan. Bahkan ada juga penghasilan seseorang didapat dari hasil panen dalam jangka waktu tiga bulan. Kondisi ekonomi juga dikenal sebagai status ekonomi. Menurut Kartono (dalam Suparyanto, 2010) status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. Menurut pandangan Soekanto (2003), menyatakan bahwa status sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang hanya dipenuhi si pembawa statusnya, misalnya: pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. Dalam menentukan seberapa ekonomi dalam keluarga ini juga ditentukan oleh jumlah anggota yang ada dalam suatu keluarga tersebut. Walaupun jumlah pendapatan dalam keluarga tinggi tetapi jumlah keluarganya banyak, maka tingkat ekonomi tersebut dapat dikatakan rendah, dan sebaliknya. Pendidikan Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
74
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masarakat, bangsa dan negara. 1. Jalur Pendidikan dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 pasal 13 antara lain: a. Pendidikan Formal b. Pendidikan Non Formal c. Pendidikan Informal 2. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan adalah suatu kondisi jenjang pedidikan yang dimiliki oleh seseorang melalui pendidikan formal yang dipakai oleh pemerintah serta disahkan oleh departemen pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur yang berstruktur dan berjenjang. Menurut Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, jenjang pendidikan formal terdiri atas: a. Pendidikan Dasar Pendidikan dasar berbentuk SD dan MI atau bentuk lain yang sederajat serta SMP dan MTs atau bentuk lain yang sederajat. b. Pendidikan Menengah Pendidikan menengah berbentuk SMA, MA, SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat. c. Pendidikan Tinggi Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Di dalam pendidikan kewirausahaan perlu ditekankan keberanian untuk berwirausaha. Wirausahawan yang mengenyam bangku pendidikan lebih tinggi cenderung lebih berhasil karena mereka memperoleh ilmu manajemen modern sehingga mereka lebih terampil secara pengetahuan untuk mengelola suatu bisnis. Pendidikan yang lebih tinggi pun akan membawa seorang individu untuk memiliki rekan banyak sehingga memiliki jaringan sosial yang lebih luas yang diperlukan untuk mengembangkan usaha, mampu melakukan analisis mengenai tindakan yang harus dilakukan ketika menghadapi masalah, dan cenderung berpikir panjang untuk melihat permasalahan dari berbagai aspek. Sehingga mendapatkan penyelesaian masalah yang sesuai. Pendidikan akan memberikan masukan bagi individu mengenai pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakan orang lain yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber
pembelajaran bagi individu ketika memutuskan untuk berwirausaha.
ia
Kemampuan berwirausaha Kemampuan Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Menurut Yuyun Wirasasmita (dalam Suryana, 2010 : 43) kemampuan yang harus dimiliki oleh wirausaha yaitu: 1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuninya. 2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif sert tidak mengandalkan sukses masa lalu. 3. Pratical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan, administrasi, dan pemasaran. 4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi. 5. Forseight, yaitu berpandangan jauh ke depan. 6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan meprediksi keadaan masa yang akan datang. 7. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain. Kita harus menyadari serta bersyukur bahwasanya Tuhan telah memberikan kemampuan yang cukup kepada manusia. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan adalah bisnis. Bahkan, mimpi seorang pebisnis sudah merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru. Menurut Ariwibowo Prijosaksono (dalam Yuyus Suryana, 2010: 68), menyebutkan ada sepuluh hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu: 1. Find your purpose and Dream all the time, yaitu sukses sebuah jalananbukan tujuan. 2. Never-ending Innovation, yaitu inovasi tiada henti. Inovasi merupakan kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberi
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
75
3. 4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Learn-Change and Grow: senantiasa belajar, belajar, dan belajar. Accumulative your asset: Tujuan akhir wirausaha adalah mencapai kebebasan finansial. Use Leverage concept to build your business: Seseorang wirausaha yang cerdas harus mampu mengunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai tujuannya. Nurture Equep Develop your people: Mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain untuk mencapai tujuannya. Systemize your bisiness: mampu membangun sistem bisnis yang efektif dan efisien. Build network and alliance: Mampu membuat jaringan kerja yang kuat baik dalam segi peluang bisnis, modal, maupn akses pada pemerintah. Be Smat Investor: salah satu kekuatan wirausaha yang cerdas dan sukses adalah kemampuan dalam mengelola portofolio asetnya sehingga senantiasa berkembang dan bertambah banyak. The Power of Giving: Give and be Grateful: kebiasaan wirausaha sejati adalah beramal dan mengucapkan syukur.
Kewirausahaan Tidak sedikit pengertian mengenai kewirausahaan yang saat ini muncul seiring dengan perkembangan ekonomi dengan semakin meluasnya bidang dan garapan. Menurut Coulter (dalam Yuyus Suryana, 2010: 13) kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif. Ropke (dalam Yuyus Suryana, 2010: 13) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan menurut Machfoedz (dalam Yuyus Suryana, 2010: 13) berpandangan bahwa wirausaha adalah orang yang bertanggung
jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur resiko suatu usaha. Jadi bisa disimpulkan bahwa wirausaha merupakan seseorang yang memiliki kreativitas atau bisnis baru dengan berani menanggung resiko yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dan pertumbuhan usaha. Wirausaha merupakan inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya, kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Pada dasarnya seorang wirausaha harus mampu melihat suatu peluang dan memanfaatkannya untuk mencapai keuntungan atau manfaat bagi dirinya dan dunia sekelilingnya serta kelanjutan usahanya. Keberhasilan usaha Menurut Suryana (dalam Yuyus Suryana, 2010) mengemukakan bahwa untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses pertama-tama harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Andreas Lako dan Anna Sumaryati (dalam Yuyus Suryana, 2010: 104) mengungkapkan bahwa berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuan dan pertumbuhan secara berkelanjutan sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang paling tidak harus memiliki empat karakteristik, yaitu: 1) memiliki kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, dan pengalaman), 2) komitmen pada perusahaan, 3) selalu bertindak dengan biaya yang efektif dalam setiap aktivitasnya, dan 4) melakukan tindakan yang selaras antara tujuan pribadi dan tujuan perusahaan (congruence of goals). Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha yaitu suatu keadaan dimana suatu usaha mengalami peningkatan serta keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, dan tetap bertahan hidup untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan menurut Pearce (dalam Yuyus Suryana, 2010: 51) mengemukakan karakteristik entrepreneur yang berhasil adalah: 1. Komitmen dan determinasi yang tiada batas.
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
76
2. Dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi. 3. Orientasi ke arah peluang serta tujuan. 4. Lokus pengendalian internal. 5. Toleransi terhadap ambiguitas. 6. Mempersiapkan diri untuk mengantisipasi problem yang mungkin timbul. 7. Meski kekuasaan dan status dapat diraih, tetapi tetap lebih memusatkan perhatian pada peluang, pelanggan, pasar, dan persaingan. 8. Tidak terintimidasi dengan situasi sulit, dapat bersifat desisif (beranni mengambil keputusan) serta dapat menunjukkan kesabaran apabila perspektif jangka panjang dianggap sebagai hal yang tepat. 9. Secara agresif mencari umpan balik yang memungkinkan mempercepat kemajuan serta efektivitas. 10. Kemampuan menghadapi kegagalan secara efektif dengan dapat menerima kegagalan dan memanfaatkannya sebagai suatu proses belajar. HIPOTESIS Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan berwirausaha terhadap keberhasilan usaha di Desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi, baik secara parsial maupun simultan. METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Adapun pengertian variabel dependen secara operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor sosial ekonomi (X1) adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat dan berdasarkan pendapatan per bulan. Dalam status sosial ekonomi dapat diukur dengan seberapa besar pendapatan keluarga. 2. Tingkat pendidikan (X2) adalah suatu kondisi jenjang pedidikan yang dimiliki oleh seseorang melalui pendidikan formal yang dipakai oleh pemerintah serta disahkan oleh departemen pendidikan. Dalam tingkat pendidikan dapat diukur dengan tingkat pendidikan terakhir/lulusan para wirausaha. 3. Kemampuan berwirausaha (X3) adalah memiliki kemampuan yang kreatif dan
inovatif serta pengetahuan tentang usaha yang dilakukan atau ditekuninya. Dalam kemampuan berwirausaha dapat diukur dengan sejauh mana wirausahawan menemukan atau membuat ide-ide baru dalam usahanya. Adapun pengertian secara operasional keberhasilan usaha (Y) adalah kondisi yang menggambarkan keadaan lebih baik daripada yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, apabila dalam jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil/laba, jenis usaha dan pengelolaan. Dalam keberhasilan usaha ini dapat diukur dengan melihat seberapa besar peningkatan serta keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sumber dan Jenis Data 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari jawaban angket yang diisi responden. 2. Data Sekunder Merupakan data pendukung untuk melengkapi data primer penelitian. Populasi dan Sampel 1. Populasi Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah para wirausahawan di desa Begal kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi yang berjumlah 100 wirausaha. 2. Sampel Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2010: 174) sampel adalah β sebagian atau wakil populasi yang diteliti.β Dan fungsi sampel dalam penyelidikan adalah menjadi wakil daripada populasinya. Dalam penelitian ini diambil 100% dari populasi yaitu 100 wirausaha. TEKNIK ANALISIS DATA Analisa regresi berganda Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebas. Adapun rumus yang digunakan adalah: π = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana :
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
77
Tabel 9 ANOVA Table Sum of df Mean Squares Square
F
Sig.
Y Betwe (Com 452.163 17 26.598 1.76 .547 * en bined) 9 X1 Groups Linear 30.116 1 30.116 2.00 .861 ity 3 Deviat 422.047 16 26.378 1.75 .652 ion 5 from Linear ity Within Groups Total
Y a b X1 X2 X3 e
1232.747 82 15.033 1684.910 99
: keberhasilan usaha : bilanga konstanta : bilangan koefisien : faktor ekonomi : tingkat pendidikan : kemampuan berwirausaha : error (variabel lain / pengganggu)
Uji Simultan Untuk mengetahui regresi signifikan atau tidak, maka digunakan uji Ftest dengan menggunakan uji simultan. πΉππ‘ππ‘ππ π‘ππ = π
berwirausaha terhadap keberhasilan usaha yang ditunjukkan dengan persentase. Adapun rumus yang digunakan adalah: 2 π1 β π₯1 π+ π2 β π₯2 π+ π3 β π₯3 π π
= (Sudjana, β π2 2001: 371) HASIL PENELITIAN Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17 dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Deviation from Linearity) lebih dari 0,05. Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada baris Deviation from Linearity sebesar 0,652. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel faktor ekonomi (X1) dan keberhasilan usaha (Y) terdapat hubungan yang linear. Tabel 10 ANOVA Table Sum of Squares Y * Between (Combi X2 Groups ned)
R2 ( ) πΎ (1βπ
2 ) πβπβ1
(Sudjana, 2001: 385) Keterangan: F : F hitung akan dibandingkan dengan F tabel K : jumlah variabel bebas R : Koefisien regresi n : jumlah sampel Uji Parsial Untuk mengetahui regresi berganda signifikan atau tidak secara parsial maka diuji dengan T test. β(πβ2)
Mean df Square
F
Sig.
540.675 17 31.804 2.279 .707
Linearit y
11.231
1 11.231
Deviati on from Linearit y
529.444 16 33.090 2.371 .806
Within Groups
1144.235 82 13.954
Total
1684.910 99
.805 .572
Dari tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada baris Deviation from Linearity sebesar 0,806. Karena signifikansi lebihdari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel tingkat pendidikan (X2) dan keberhasilan usaha (Y) terdapat hubungan yang linear.
t = π 1βr2 (Sudjana, 2001: 380) Keterangan : r : Koefisien regresi n : Jumlah Responden t : Uji hipotesis Analisis koefisien determinan Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan efektif faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
78
Dari tabel11 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada baris Deviation from Linearity sebesar 0,992. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel kemampuan berwirausaha (X3) dan keberhasilan usaha (Y) terdapat hubungan yang linear. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi (X1), tingkat pendidikan (X2), kemampuan berwirausaha (X3) terhadap variabel keberhasilan usaha (Y), dilakukan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 17. Ringkasan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut: Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Model
B
1 (Constant) 35.851
Std. Error
Beta
t
Sig.
5.274
6.797 .003
X1
.245
.257
.233 3.955 .012
X2
.351
.254
.338 1.386 .019
X3
.209
.112
.185 2.873 .064
Tabel 11 ANOVA Table Sum of Squares Y * X3
Between Groups
(Combin 151.425 ed)
Sig.
16 9.464
.512
.934
63.322
1 63.322
3.427
.668
Deviatio n from Linearit y
88.103
15 5.874
.318
.992
Within Groups
1533.485
83 18.476
Total
1684.910
99
bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.Nilai koefisien tingkat pendidikan untuk variabel X2 sebesar 0,351hal ini mengandung arti bahwa setiap tingkat pendidikan satu satuan maka variabel keberhasilan usaha (Y) akan naik sebesar 0,351 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.Nilai koefisien kemampuan berwirausaha untuk variabel X3 sebesar 0,209 hal ini mengandung arti bahwa setiap kemampuan berwirausaha satu satuan maka variabel keberhasilan usaha (Y) akan naik sebesar 0,209 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap atau konstan. Model Summaryb
Model
Penafsiran Hasil Analisis Data Dari hasil perhitungan regresi linier berganda diketahui bahwa nilai konstanta a adalah 35,851yang artinya bahwa apabila X1, X2, dan X3 sama dengan nol maka keberhasilan usaha (Y) sebesar 35,851. Nilai koefisien faktor ekonomi untuk variabel X1 sebesar 0,245. Hal ini mengandung arti bahwa kenaikan faktor ekonomi satu satuan maka variabel keberhasilan usaha (Y) akan naik sebesar 0,245 dengan asumsi bahwa variabel
F
Linearit y
a. Dependent Variable: Y Sumber : Data primer diolah,2013
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 35,851+ 0,245 X1 + 0,351 X2 + 0,209 X3+ e Keterangan : Y = variabel terikat (keberhasilan usaha) a = konstanta X1 = faktor ekonomi X2 = tingkat pendidikan X3 = kemampuan berwirausaha
df
Mean Squar e
R
Std. Error Adjusted R of the R Square Square Estimate
.249a
1
.362
.133
4.057
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 13. Model Summary diketahui bahwa koefisien determinasi R square (R2) sebesar 0,362. Hal ini berarti variabel keberhasilan usaha dipengaruhi oleh variabel faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan berwirausaha sebesar 36,2% sedangkan sisanya 63,8% dipengaruhi oleh variabel lainya diluar penelitian ini. Pengujian Hipotesis Uji t (Uji Parsial) Uji t atau uji parsial ialah uji statistik secara individual untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat atau untuk membuktikan hipotesis ada tidaknya pengaruh variabel bebas X1,X2,X3dan X4 terhadap
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
79
variabel terikat Y secara parsial.Hasil analisis SPSS uji t disajikan pada Tabel 12 (Tabel Coefficient). Adapun untuk kriteria pengujian Hipotesisnya yaitu : H0 diterima jika t hitungοΌ t tabel H0 ditolak jika t hitungοΎ t tabel 1. Pengaruh faktor ekonomi (X1) terhadap keberhasilan usaha (Y).. Hasil uji t diperoleh t hitung sebesar 3,955 dengan tingkat signifikasi 0,012 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung3,955 > t tabel 1,984. Sehingga H0 ditolak yang berarti faktor ekonomi berpengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Pengaruh tingkat pendidikan (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y) Hasil uji t diperoleh t hitung sebesar 1,389 dengan tingkat signifikasi 0,019 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung1,389 < t tabel 1,984. Sehingga H0 diterima yang berarti tingkat pendidikan tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan usaha dikarenakan para wirausaha mempunyai bakat dan keterampilan tersendiri dan para wirausaha mampu membaca peluang yang ada di sekitar dan para wirausaha tersebut tidak pernah putus asa untuk menjalankan usaha yang mereka jalani. 3. Pengaruh kemampuan berwirausaha (X3) terhadap keberhasilan usaha (Y) Hasil uji t diperoleh thitung sebesar 2,873 dengan tingkat signifikasi 0,064 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung2,873 > t tabel1,984. Sehingga H0 ditolak yang berarti kemampuan berwirausaha berpengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. Uji F ( Uji Simultan) ANOVAb Model
Sum of Squares
1 Regression
104.676
df 3
Residual
1580.234 96
Total
1684.910 99
Mean Square
F
Sig.
34.892 2.820 .003a 16.461
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Dari hasil uji F pada tabel 14 diatas diperoleh F hitung sebesar 2,820. F hitung > F tabel2,701, maka Ho yang diajukan dalam penelitian ini ditolak yang
berarti variabel faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan berwirausaha secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha di desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. Sumbangan Efektif Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan Sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel X terhadap variabel Y Variabel Faktor ekonomi (X1) Tingkat pendidikan (X2) Kemampuan berwirausaha (X3)
Sumbangan relatif 19,99%
Sumbangan efektif 7,23 %
28,82 %
1,04 %
17,09 %
6,18 %
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada konstribusi sumbangan efektif yang diberikan oleh faktor ekonomi yaitu sebesar 7,23% , tingkat pendidikan sebesar 1,04%, dan kemampuan berwirausaha sebesar 6,18%, terhadap keberhasilan usaha bagi masyarakat di desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diinterpretasikan bahwa: 1. Untuk hasil uji t diperoleh thitung sebesar 3,955 lebih besar dari ttabel1,984dan taraf signifikasi 0,012 lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05 maka H0 ditolak yang berarti faktor ekonomi berpengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. Kondisi ini dikarenakan keadaan ekonomi setiap orang berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya tinggi, sedang, dan rendah.Ada keluarga yang miskin dan ada pula keluarga yang kaya. 2. Untuk hasil uji t diperoleh thitung sebesar 1,389 lebih kecil dari ttabel 1,984 dan taraf signifikasi 0,019 lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05 maka H0 diterima yang berarti tingkat pendidikan tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. Kondisi ini dikarenakan para wirausaha mempunyai
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
80
bakat dan keterampilan tersendiri dan para wirausaha mampu membaca peluang yang ada di sekitar dan para wirausaha tersebut tidak pernah putus asa untuk menjalankan usaha yang mereka jalani. 3. Untukhasil uji t diperoleh thitung sebesar 2,873 lebih besar dari ttabel 1,984 dan taraf signifikasi 0,064 lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 maka H0 ditolak yang berarti kemampuan berwirausaha berpengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. Kondisi ini dikarenakan kemampuan para wirausahawan berbeda-beda. Ada yang mampu memanfaatkan peluang ada yang tidak. 4. Hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 2,820 lebih besar dari Ftabel2,701. maka Ho yang diajukan dalam penelitian ini ditolak yang berarti variabel faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan kemampuan berwirusaha secara bersama β sama berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha bagi masyarakat di desa Begal kec. Kedunggalar kab. Ngawi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diatas penulis mempunyai kesimpulan bahwa: 1. Faktor ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Karena perekonomian setiap keluarga sangat berbeda-beda. Dimana keluarga yang selalu memberi dorongan atau dukungan dalam usaha maka usaha yang digeluti tersebut akan lebih berkembang dan berhasil. 2. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh para wirausahawan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dikarenakan para wirausaha mempunyai bakat dan keterampilan tersendiri dan para wirausaha mampu membaca peluang yang ada di sekitar dan para wirausaha tersebut tidak pernah putus asa untuk menjalankan usaha yang mereka jalani.
3.
4.
Kemampuan berwirausaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Kemampuan dalam berwirausaha sering dilihat dari kemampuan wirausahawan dalam memanfaatkan peluang. Tanpa kemampuan berwirausaha, para wirausaha tidak akan mampu memanfaatkan peluang yang ada, dan tidak akan dapat memulai atau menjalankan kegiatan bisnis. Faktor ekonomi memberikan kontribusi sumbangan efektif yang paling besar terhadap keberhasilan usaha.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2001. Metoda statistika. Bandung: Tarsito. Sunyoto, Danang. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suparyanto. 2010. Konsep dasar status ekonomi, (Online) (http://drsuparyanto.blogspot.com/2 010/07/konsep-dasarstatusekonomi.html,diakses tanggal 28 juli 2013) Suryana,
Yuyus & Kartib Bayu. 2010. Kewirausahaan: pendekatan karakteristik wirausaha sukses. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Republik Indonesia. No 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Media Prestasi Vol XIII No. 1 Edisi Juni 2014 / ISSN 2356-2692
81