Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
SEJARAH BUDAYA KAWIN SIRRI DI DESA KALISAT KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN Aulia Fitriany Prodi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Sidoarjo (
[email protected]) Izzatul Fajriyah Prodi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Sidoarjo Abstrak Kawin sirri merupakan perkawinan seorang laki-laki dan perempuan, yang tidak dicatatkan atau tidak dihadiri oleh pejabat Kantor Urusan Agama. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) sejarah budaya kawin sirri di Desa Kalisat, Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan. (2) Dampak kawin sirri terhadap masyarakat di Desa Kalisat Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif, dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian menggunakan metode sejarah lisan yang mengharuskan peneliti mengumpulkan dan menafsirkan gejala dan peristiwa ataupun gagasan yang timbul di masa lampau. Pendekatan kualitatif digunakan peneliti menggambarkan tentang budaya kawin sirri yang terjadi di Desa Kalisat, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan. Hasil temuan penelitian ini adalah (1) sejarah budaya kawin sirri yang pada awalnya dilakukan oleh warga Desa Kalisat sendiri, terjadi di sekitar pada tahun 1960 an karena keterbatasan instansi perkawinan di Kecamatan Rembang dan perkawinan ini oleh masyarakat setempat dianggap sebagai perkawinan resmi, kemudian pada tahun 1980 an banyak orang Arab yang berdakwah di Kecamatan Rembang, sebagai tanda terima kasih, laki-laki Rembang menawari orang Arab kawin dengan perempuan Kalisat. Dalam perkembangannya pada tahun 1990 an hingga saat ini pelaku kawin sirri adalah orang Jawa asli. (2) Dampak kawin sirri dibagi menjadi dua; yakni dampak positif dan negatif. Dilihat dari dampak positif adalah terpenuhinya kebutuhan ekonomi tanpa harus bekerja sebagai buruh. Sedangkan dari segi negatif yang dialami oleh perempuan Kalisat dilihat dari mudahnya perceraian, tidak ada harta gono-gini, dan perdagangan perempuan. Selain itu, anak yang dihasilkan dari kawin sirri tidak memiliki Akta Kelahiran sehingga terlantar. Kata Kunci: Sejarah, Kawin sirri, Desa Kalisat Abstract Siri marriage is a marriage of a man and a woman, who is not registered or is not attended by officials of the Office of Religious Affairs. This study aimed to describe (1) the history culture of siri marriage in the village Kalisat, District of Rembang Pasuruan. (2) Impact on society of siri marriage in the village of Rembang, Pasuruan. This study used a
253
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
qualitative approach and descriptive, using the historical method. Research using oral history methods that require researchers to collect and interpret the symptoms and events or ideas that arose in the past. The researchers used a qualitative approach to describe the mating culture that occurred in the village of Sirri Kalisat, District of Rembang, Pasuruan. The findings of this study were (1) the cultural history mating Sirri which was originally performed by villagers of Kalisat own, going around in the 1960s because of limited agency marriage in the District of Rembang and marriage by local people regarded as a marriage official, later in the year 1980s many Arabs who preached in the District of Rembang, as a token of gratitude, the man offered the Arabs Rembang mate with females Kalisat. In its development in the 1990s until today perpetrator marries Sirri is the original Java. (2) The impact of mating Sirri divided into two; the positive and negative impacts. Judging from the positive impact is the fulfillment of economic needs without having to work as laborers. In terms of negatives experienced by women Kalisat views of easy divorce, no treasure-gini Gono, and trafficking in women. In addition, the resulting child of married Sirri did not have a birth certificate so that the displaced. Keywords: History, Siri Marriage, Kalisat Village.
PENDAHULUAN Kawin sirri dipandang masyarakat
umumnya
orang
yang
beragama
Islam
dan
dari satu sisi memiliki relevansi dengan
berbagai
tingkatan
perjalanan
Islam.
masyarakat yang bertempat tinggal di
Perkawinan dalam pandangan agama
desa pada umumnya terdapat adat
Islam adalah ibadah. Seseorang yang
istiadat yang dianggap keras terhadap
mengerjakannya mendapatkan pahala
anak
sepanjang niat yang benar dan bertujuan
memperbolehkan bergaul dengan laki-
untuk menjaga perilaku penyimpangan
laki
seksualitas
yang
mendorong untuk melakukan kawin
keinginan
biologis
syariat
agama
didorong semata.
oleh Agama
perempuan
sebelum
melakukan terdiri
sosial.
dengan
menikah.
dari Pada
tidak
Sehingga
sirri.
Islam mengangkat kenikmatan biologis
Keleluasaan masyarakat Rembang,
ke martabat yang lebih tinggi dan suci
Kabupaten Pasuruan dalam menyikapi
untuk menjadikannya suatu kebiasaan
kawin sirri ini sering kali dilakukan
ibadah.
sampai sekarang, baik oleh warga lokal
Kawin
sirri
bukan
merupakan
ataupun warga pendatang. Budaya yang
fenomena baru dalam masyarakat. Pada
dibangun 254
atas
dasar
kawin
sirri
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
menjadikan pihak perempuan dalam
masalah,
salah
satunya
posisi rendah, semisal peniadaan hak
komoditas
bisnis
yang
waris;
melalui praktek kawin sirri.
poligami
tanpa
batas;
dan
adalah dilegalkan
menceraikan istri dengan mudah. Kawin
Penelitian terdahulu mengenai kawin
sirri di Rembang menjadi hal yang
sirri di daerah Rembang seperti artikel
wajar, tetapi dalam prakteknya terjadi
yang ditulis oleh Bustami (2003) yang
kecenderungan adanya oknum-oknum
berjudul Ketika Aurat Dikuasai Surat.
yang berusaha memanfaatkan kawin
Penelitian
sirri.
bahwa
Makelar
merupakan
salah
tersebut
terdapat
mengungkapkan
fenomena
praktek
satu
poliandri (memiliki suami lebih dari
oknum yang memanfaatkan praktek
satu) yang dilakukan oleh perempuan di
kawin sirri. Para makelar memiliki
Kecamatan Rembang.
peran ganda dalam proses pelaksanaan
Penelitian lainnya tentang masalah
kawin sirri yakni sebagai tukang ojek
kawin sirri yang ditulis oleh Nurhaedi
dan perantara perkawinan antara calon
(2000) yang berjudul Nikah di Bawah
mempelai laki-laki dengan orang tua
Tangan, Praktik Nikah Sirri Mahasiswa
wali. Setiap terjadi perkawinan antara
Jogja. Dalam buku tersebut dapat
wanita
calon
disimpulkan bahwa praktek kawin sirri
mempelai laki-laki yang diajukan oleh
terjadi dari berbagai lapisan masyarakat,
makelar yang ditunjuk, maka makelar
diantara masyarakat tersebut terdapat
yang merangkap sebagai tukang ojek
pada sebagian mahasiswa muslim Jogja
akan
penghasilan
yang melakukan kawin sirri. Komunitas
tambahan dari calon mempelai laki-laki.
yang memiliki tingkat intelektualitas
Rembang
mendapatkan
Penelitian
dengan
yang
dan pengetahuan terhadap ketentuan
dilakukan oleh Kinasih (Jawa Pos, 12
hukum pernikahan yang relatif baik.
dan 13 April 2003), mengungkapkan
Berkaitan dengan itu, adanya praktik
beberapa temuan yakni perilaku kawin
kawin sirri di kalangan mahasiswa
sirri di Rembang tidak bisa dipisahkan
muslim di Jogja disebabkan bukan
dari
karena
kondisi
sebelumnya
sosial
dan
ekonomi
mereka
masyarakat setempat. Banyaknya janda
peraturan
yang berusia muda pada memunculkan
mengharuskan
255
tidak
pemerintah adanya
mengetahui yang pencatatan
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
perkawinan oleh lembaga resmi, yaitu
bahwa perkawinan juga menjadi urusan
PPN atau KUA (Nurhaedi, 2000: 47).
keluarga,
Berdasarkan latar belakang di atas,
pribadi.
maka perumusan masalah yang dapat
masyarakat
dan
Koentjaraningrat
urusan
(1984:43)
diambil dalam penulisan ini adalah
mendefinisikan
sebagai
sebagai perantara hubungan seorang
berikut:
1)
Bagaimanakah
sejarah budaya kawin sirri di Desa
laki-laki
Kalisat
seorang
Kecamatan
Rembang
Pasuruan tahun 1990 –
Kabupaten
bahwa
dan
perkawinan
seorang
laki-laki
perempuan,
dengan
beberapa
perempuan, beberapa laki-laki dengan
2014; 2) Bagaimanakah dampak kawin
satu
sirri terhadap masyarakat di Desa
menurut prosedur adat-istiadat atau
Kalisat
Rembang
agama, yang mempunyai konsekuensi
Kabupaten Pasuruan. Secara umum
ekonomi sosial dan keagamaan bagi
tujuan penelitian dapat dikemukakan: 1)
individu yang bersangkutan, saudara
Mendeskripsikan
dan keturunan mereka.
Kecamatan
bagaimana
sejarah
budaya kawin sirri di Desa Kalisat Kecamatan Pasuruan
Rembang tahun
yang
diresmikan
Kawin sirri ada dua bentuk (Ad-
Kabupaten
1990-2014;
perempuan
Duraiwisy, 2010: 126 ) yakni pertama
2)
perkawinan
dilangsungkan
antara
Mendeskripsikan bagaimana dampak
mempelai laki-laki dan perempuan saja
budaya kawin sirri terhadap masyarakat
tanpa kehadiran wali dan saksi-saksi,
di Desa Kalisat Kecamatan Rembang
atau
Kabupaten Pasuruan.
Kemudian
mereka
perjanjian
untuk
Kajian mengenai perkawinan, tidak bisa
meninggalkan
tradisi.
Suatu
dihadiri
wali
tanpa
saksi.
melakukan merahasiakan
pernikahan tersebut. Jenis pernikahan
perkawinan selalu dipengaruhi oleh
ini
tingkat
masyarakat
kebanyakan Ulama fikih, karena tidak
pandangan
memenuhi persyaratan-persyaratannya,
perkawinan
yaitu unsur wali dan saksi-saksi. Kedua,
kemajuan
bersangkutan. masyarakat
Dalam modern,
tidak
sah
menurut
menjadi tanggung jawab seseorang yang
perkawinan
menikah saja. Pandangan ini berbeda
pelbagai rukun dan syarat yang lengkap,
dengan pandangan masyarakat pedesaan
seperti ijab qabul, wali dan saksi-saksi.
256
berlangsung
pandangan
dengan
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
Akan
tetapi
mereka
merahasiakan
menganut agama yang berbeda dengan
perkawinan dari masyarakat atau istri
penduduk setempat.
pertama jika melakukan poligami.
Solusi dari permasalahan di atas
Kawin sirri di Indonesia mulai
adalah melakukan perkawinan secara
berkembang sejak dekade 1970-an,
sirri, karena menurut mediasi sejumlah
pada awalnya ditandai dengan peristiwa
ulama atau kiai di daerah itu yang
yang terjadi di Kalimantan. Pada saat
mengeluarkan fatwa bahwa akad nikah
itu pemerintah Indonesia memberikan
tetap sah meskipun tidak dicatatkan di
peluang bagi
KUA setempat. Kawin sirri juga terjadi
asing
perusahaan-perusahaan
yang
mengelola
akan
menebang
dan
kayu.
Bisnis
ini
akibat kondisi penduduk yang masih dalam
keadaan
kekurangan,
dan
membutuhkan banyak pekerja, tidak
didukung oleh persepsi
hanya tenaga kerja dalam negeri, tetapi
setempat
juga mencakup tenaga kerja asing yang
dengan
datang sendiri-sendiri tanpa disertai
kehidupan perekonomian mereka dapat
keluarganya.
terangkan (Susanto, 2007:23).
Keadaan ini menyebabkan kebutuhan biologis
para
kerja
asing
kawin maka
Dampak kawin sirri Kawin sirri menimbulkan sejumlah
tersalurkan, mengingat istri mereka
pengaruh negatif. Terdapat tiga hal
berada jauh di negara masing-masing.
penting
Sebagai
ditimbulkan kawin sirri yakni;
memenuhi
hasrat
mendekati penduduk beberapa
satu
usaha
untuk
tersebut,
mengenai
dampak
yang
mereka
a. Istri yang telah dikawini secara sirri
perempuan-perempuan
tidak dianggap sebagai istri yang sah.
sekitar yang
tidak
tenaga
jika dapat
dapat
salah
pekerja
bahwa
perempuan
pabrik.
Terdapat
berkeinginan
b. Istri tidak berhak atas harta gono-gini
untuk
jika terjadi perceraian.
mengawini perempuan itu. Sedangkan
c. Istri dalam kawin sirri tidak berhak
proses perkawinan tidak mudah untuk
atas harta warisan.
dilakukan
mentaati
Menurut pandangan Peter L. Berger
peraturan hukum perkawinan yang ada,
dan Thomas Luckman, masyarakat
kebanyakan
cenderung melakukan suatu realitas
karena
para
harus
pendatang
asing
yang teratur sebagai kenyataan yang
257
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
tertib dan teratur. Fenomena ini sudah tersusun
sejak
berpola,
penelitian
kualitatif
dapat
deskriptif,
dengan
diterima begitu saja sebagai suatu
metode
sejarah.
kenyataan,
memerlukan
menggunakan metode sejarah lisan yang
verifikasi tambahan selain kehadiran
mengharuskan peneliti mengumpulkan
fenomena ini yang sederhana.
Hal
dan menafsirkan gejala dan peristiwa
tersebut terjadi pada fenomena kawin
ataupun gagasan yang timbul di masa
sirri di Desa Kalisat, pada mayoritas
lampau, untuk menemukan generalisasi
penduduk menganggap hal ini sebagai
yang
sesuatu
biasa
kenyataan-kenyataan sejarah. Penelitian
mendapatkan
sejarah menurut Kuntowijoyo (2005:90)
kenyataan
lama
hidup
dan
yang
dilakukan,
dan
Penelitian ini menggunakan sebuah
sehari-hari
tidak
wajar
karena
atau
bermanfaat
legitimasi agama, mereka beranggapan
mempunyai
lima
bahwa
Pemilihan
topik:
dalam
agama
Islam
tidak
melarang adannya praktek kawin sirri,
mengambil
disamping
dikarenakan
itu
kondisi
perekomian
dan
bersifat
menggunakan Penelitian
dan
memahami
tahap
yaitu:
Penelitian
lokasi
di
kedekatan
1. ini
Pasuruan emosional
mereka yang tidak memiliki pekerjaan
peneliti terhadap kota tersebut sebagai
tetap atau sebagai ibu rumah tangga
tempat
menyebabkan
menarik bagi peneliti adalah praktek
perempuan
di
Desa
tinggal
peneliti.
kawin
kawin sirri dianggap sebagai salah satu
dikomersialkan dan keberadaan oknum-
solusi
masalah
oknum yang mengambil keuntungan
perekonomian keluarga. Selain itu,
dalam proses pelaksanaan kawin sirri
diperkuat dengan adanya pengakuan
sehingga menjadi suatu peristiwa yang
dari kiai, aparat desa, masyarakat
wajar dan sering dilaksanakan oleh
setempat. Makelar yang berperan dalam
masyarakat
proses pelaksanaan kawin sirri, dengan
(pengumpulan
dukungan dari berbagai pihak diatas,
adalah proses pengumpulan sumber-
menyebabkan
sumber
mengatasi
peristiwa
itu
sering
yang
yang
Kalisat melakukan kawin sirri. Karena
dalam
sirri
Hal
setempat;
cenderung
2.
sumber):
sejarah
Heuristik Heuristik
(Kuntowijoyo,
terjadi ditengah masyakat sebagai suatu
2005:95), 3.Verifikasi: Sumber-sumber
realita.
yang telah didapatkan perlu dikritik.
258
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
Dalam
penelitian
sejarah
dikenal
yakni dalam periode-periode waktu.
dengan adanya kritik eksternal dan
Aspek
kritik internal. Kritik sejarah adalah
membedakan kajian sejarah dengan
kerja terpenting sebelum sejarawan
kajian
menuliskan hasil penelitiannya. Hal ini
penelitian
merupakan kerja persiapan sebelum
memaparkan fakta-fakta yang secara
dilakukan
kronologis dan sistematis. Sehingga
kerja
melukiskan
selanjutnya
masa
lalu
yaitu
berdasarkan
akan
bahan yang ada padanya dan tanggapan
kronologis
lainnya. ini,
inilah
yang
Dalam
penulisan
penulis
berusaha
menghasilkan
tulisan
tentang
budaya kawin sirri di Desa Kalisat.
atas bahan tersebut Gazalba (dalam Faizah,
2011:53);
4.
Interpretasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
(analisis dan sintesis) Interpretasi dalam
Lokasi
penelitian Desa
yang
Kalisat,
diambil
sejarah sering juga disebut dengan
adalah
analisis sejarah. Dalam hal ini, terdapat
Rembang, Kabupaten Pasuruan. Berikut
dua metode yang digunakan, yaitu
ini dikemukakan kondisi geografis,
analisis dan sintesis. Analis berarti
kondisi demografis, dan keadaan sosial
menguraikan, sedangkan sintesis berarti
ekonomi lokasi penelitian.
menyatukan. Analisis sejarah bertujuan
Desa
melakukan sintesis atas sejumlah fakta
wilayah
yang diperoleh dari beberapa informan
Kabupaten Pasuruan. Nama Kalisat
melalui pendekatan sejarah lisan dan
diresmikan pada tahun 1950. Sejarah
bersama-sama dengan teori disusunlah
pemberian nama Kalisat didasarkan
fakta itu dalam suatu interpretasi yang
pada cerita yang telah ada sejak zaman
menyeluruh (Abdurahman, 2007:73). 5)
dahulu dan berkembang di masyarakat
Historiografi: Historiografi merupakan
hingga saat ini. Nama Kalisat diambil
tahap akhir dalam penulisan sejarah.
dari cerita yang mengatakan bahwa
Dalam
dahulu Desa Kalisat bernama Sumber
penulisan
kronologis
sejarah
sangat
aspek penting
Rejo,
Kalisat
Kecamatan
termasuk
Kecamatan
nama
tersebut
dalam
Rembang,
berasal
dari
(Kuntowijoyo, 1995:104). Penyusunan
masyarakat itu sendiri karena pada saat
data sejarah yang paling masuk akal
itu terdapat sumber air yang sangat
adalah penyusunan secara kronologis,
besar dan jernih. Dari sumber air
259
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
tersebut
masyarakat
mendapatkan
Pembagian RT dan RW wilayah Desa
kemudahan untuk mengairi ladang dan
Kalisat dibagi dalam lima dusun, yakni
sawah. Yang dianggap menemukan
Dusun Krajan, Dusun Brukan, Dusun
sumber air itu adalah Mbah Putih atau
Kedung Likid, Dusun Kedungan, Dusun
disebut masyarakat Bioteh. Mbah Putih
Barat Sungai.
merupakan
Ulama
yang
sangat
Masyarakat
Desa
Kalisat
secara
dihormati masyarakat, beliau tinggal di
keseluruhan memiliki mata pencaharian
bawah pohon beringin besar tepat di
yang beragam, tetapi
samping munculnya sumber air di Desa
adalah buruh pabrik yang ada di daerah
Sumber Rejo.
Bangil,
Lokasi
yang
digunakan
untuk
Pasuruan
Selebihnya
dan
bekerja
mayoritasnya
sekitarnya.
sebagai
petani
penelitian ini adalah Desa Kalisat yang
musiman, karena lahan pertaniannya
merupakan salah satu desa yang berada
hanya dapat ditanami ketika musim
di Kecamatan Rembang, Kabupaten
hujan tiba, masyarakat menyebut tadah
Pasuruan. Kalisat merupakan sebuah
udan. Apabila musim kemarau maka
desa yang terletak 15 km selatan
lahan
Kabupaten/Kota Pasuruan, dengan luas
ditanami, hal ini disebabkan karena
wilayah 557.000 m2. Luas Desa Kalisat
tanah yang ada di Desa Kalisat sebagai
392 Ha, luas wilayah ini digunakan
tanah yang kering. Bidang ekonomi
sebagai lahan sawah seluas 304,60 Ha,
Desa Kalisat juga didukung dengan
tegalan tanah kering pertanian seluas
adanya beberapa usaha rumahan skala
6,50 Ha, bangunan dan pekarangan
kecil yang sebagian pekerjanya adalah
seluas 76,60 Ha, dan tanah makam dan
perempuan Kalisat.
pertanian
tidak
atau
jarang
lainnya seluas 4,30 Ha (BPS, 2008:3).
mayoritas penduduk di Desa Kalisat
Pemerintahan Desa Kalisat dipimpin
memiliki tingkat pendidikan yang relatif
oleh Kepala Desa, dan dibawahnya
rendah sebanyak 1.836 orang atau
dijabat
Carik1.
dalam
sekitar 34,6 % dan 543 atau sekitar
pembagian wilayah desa menggunakan
10,1% dari jumlah keseluruan penduduk
RT/RW yakni dari RT 1 sampai dengan
hanya menempuh pendidikan SD atau
RT 49 dan RW 1 sampai dengan RW 9.
setingkat SD seperti MI, sedangkan
1
oleh
Di
penduduk
Sekertaris Desa
260
yang
telah
menempuh
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
pendidikan S1 hanya 6 orang atau 0,1 %
perilaku tersebut tidak bisa dilepaskan
dari jumlah keseluruhan penduduk Desa
dari kondisi sosial budaya masyarakat
Kalisat, kondisi ini disebabkan banyak
setempat. Masyarakat di Desa Kalisat
anak-anak yang putus sekolah dan
awalnya tidak mengenal istilah kawin
kurangnya dukungan orang tua terhadap
sirri karena pada saat itu lembaga
perkembangan pendidikan anak. Orang
pencatatan perkawinan sangat minim di
tua lebih memilih mengawinkan anak
wilayah Pasuruan, mencari KUA atau
perempuannya karena anggapan yang
Kantor Pencatatan Sipil itu sangat sulit
ada di masyarakat bahwa ” lebih baik
karena masih sangat sedikit, sebab
menjadi janda dari pada jadi perawan
fokus utama pemerintah pada saat itu
tua”. Jika anak sudah dikawinkan maka
untuk mempertahankan kemerdekaan,
kesempatan
sehingga
untuk
menempuh
lembaga-lembaga
yang
pendidikan yang lebih tinggi akan
menyangkut masalah perkawinan sangat
tertutup,
penerimaan
minim. Di samping itu masyarakat
siswa baru adalah belum menikah.
khususnya di Desa Kalisat yang agamis
Sehingga lulusan atau jumlah anak yang
masih
melanjutkan ke Perguruan Tinggi sangat
pemerintah Indonesia karena dianggap
sedikit
sama dengan Belanda, sehingga mereka
karena
syarat
sekali.
memikirkan
Biasanya
sekolah
hanya
yang dari
enggan
kurang
untuk
percaya
mentaati
golongan menengah hingga atas, hal ini
pemerintah
juga mempengaruhi masa depan anak-
pencatatan perkawinan.
anak di Desa Kalisat.
terhadap
khususnya
peraturan dalam
hal
Kawin sirri pada awalnya dilakukan oleh warga Kalisat sendiri, karena
Sejarah perkembangan kawin sirri di
keterlibatan
Desa Kalisat
tentang pentingnya pencatatan nikah,
a. Kawin
Sirri
sebelum
UU
sirri
di
mereka
sehingga melakukan perkawinan tidak
Perkawinan Tahun 1974 Perkawinan
pengetahuan
dilakukan di KUA, melainkan atas Kalisat
bantuan
kiai
desa
setempat.
Pada
sebenarnya sudah berlangsung sejak
dasarnya mereka tidak mengenal istilah
lama dan hampir terkenal di seluruh
kawin
wilayah Pasuruan.
perkawinan yang dijalaninya sebagai
Pada
prinsipnya
261
sirri,
dan
menganggap
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
perkawinan resmi, sebab mereka benar-
digunakan
benar melakukan perkawinan dan belum
keterangan. Golongan Sayid sangat
memiliki motif poligami seperti yang
besar jumlahnya di Hadramaut, mereka
terjadi saat ini. Di samping itu kedua
membentuk kebangsawanan beragama
mempelai memiliki ikatan persaudaraan
yang
yang cukup dekat
penguasaan
seperti saudara
sebagai
sangat
atribut
dihormati
agamanya secara
karena
yang
moral
atau
baik,
sepupu atau bertetangga. Perkawinan ini
sehingga
sangat
dilakukan untuk menjaga hubungan
berengaruh terhadap penduduk, mereka
baik kedua orang tua mempelai.
sama sekali tidak memiliki senjata untuk melakukan peperangan. Berbeda
b. Perkawinan Sirri setelah Undang-
dengan golongan kedua yakni suku-
undang Perkawinan Tahun 1974
suku atau qabilah, mereka membentuk
Tahun 1980
banyak Mubaligh
kelas yang dominan dan semua laki-laki
(orang yang mengajarkan agama Islam)
yang dewasa membawa senjata untuk
dari keturunan Arab yang berdakwah
berperang. Pada mulanya berkelompok
mengajarkan
dalam keluarga-keluarga yang terpisah.
masyarakat
agama
Islam
Rembang.
untuk
Masyarakat
Golongan
ketiga
adalah
golongan
sebenarnya sangat menghormati orang
menengah, golongan ini merupakan
Arab karena mereka dianggap sebagai
penduduk yang bebas baik di kota
keturunan Nabi
Muhammad SAW,
maupun desa, mereka bukan berasal
padahal tidak semua orang Arab adalah
dari suku manapun dan bukan seorang
keturunan Nabi.
Sayid dan tidak membawa senjata.
Penduduk
Arab
Hadramaut
Mereka terdiri dari pedagang, pengrajin,
dibentuk atas empat golongan yang
petani dan pembantu. Golongan budak
berbeda
golongan
sama halnya dengan pembantu, mereka
Sayid, Kedua; suku-suku atau qabilah,
tidak mempunyai organisasi politik dan
Ketiga;
dan
mengikuti kondisi manjikannya, nasib
Keempat golongan budak. Golongan
budak di Hadramaut tidak terlalu buruk
Sayid
adalah
keturunan
Al-Husain
karena
Undang-undang
(cucu
Nabi
Muhammad)
mereka
bahwa
mereka
yakni
Pertama;
golongan
memiliki
gelar
di
menengah
habaib,
gelar
ini
262
harus
menetapkan diperlakukan
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
sebagai anggota keluarga dan bukan hak
Orang Arab pertama kali tiba di
milik (Berg, 2010:33-66)
Pasuruan sebelum tahun 1859, tidak
Kedatangan orang Arab yang tidak
tersedia data yang jelas mengenai
membawa istrinya berdakwah ke daerah
jumlah orang Arab yang bermukim di
Rembang
pemikiran
daerah jajahan Belanda. Di dalam
khususnya laki-laki Rembang untuk
statistik resmi, mereka merancukan
membalas jasa orang Arab dengan
orang Benggali dan orang asing lain
menjodohkan
yang beragama Islam. Sejak tahun
dengan
memunculkan
perempuan
orang
tidak
1870, pelayaran dengan kapal uap
membawa istri atau yang bermaksud
antara Timur Jauh dan Arab mengalami
untuk melakukan poligami, sebagai
perkembangan
wujud rasa terima kasih. Peristiwa ini
perpindahan dari Hadramaut menjadi
merupakan awal adanya profesi makelar
lebih mudah. Jadi, tahun itulah awal
di Desa Kalisat.
dari masa sepenuhnya baru bagi koloni-
Pandangan
Arab
Rembang
yang
perempuan
Kalisat
derajatnya,
oleh
karena
sehingga
koloni Arab di Nusantara.
sendiri mengenai orang Arab itu sangat tinggi
pesat
Akibat yang lain dari kedatangan
itu
orang
Arab
adalah
poligami
dan
mereka dengan mudah mengiyakan
perceraian yang begitu mudah diizinkan
permintaan untuk kawin dengan orang
oleh undang-undang, sangat banyak
Arab dengan anggapan mendapatkan
dilakukan kalangan Arab Nusantara.
keturunan
Nabi
Kemudahan itu yang menyebabkan
memperbaiki
rekan-rekan mereka datang kewilayah
keturunan mereka. Perkawinan orang
ini. Walaupun dalam ketetapan Undang-
Arab dengan perempuan Kalisat pada
undang mewajibkan pemberian nafkah
dasarnya
melakukan
kepada istri merupakan pengendali yang
dengan
kuat bagi poligami. Dengan begitu
orang Jawa yang masih berlangsung
hanya sedikit orang Arab miskin yang
hingga saat ini, orang Arab lebih
memiliki istri lebih dari satu. Namun
bertanggung
hal
mereka menggunakan hak menjatuhkan
pemberian warisan terhadap anak yang
talak kepada istri untuk menikah secara
dihasilkan dalam perkawinan sirri.
berturut-turut
Muhammad
perkawinan,
langsung dan
dari
benar-benar dibandingkan
jawab
dalam
263
dengan
sebanyak
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
perempuan yang dikehendaki. Orang
uang, sehingga lama-kelamaan jalan
Arab
kebiasaan
untuk perkawinan sirri orang Arab
berpoligami, dan jarang menempatkan
dengan sendirinya tertutup, dan diganti
istri-istri mereka dalam satu rumah.
dengan
Mereka
di
memiliki maksud untuk melakukan
berbagai kota mempunyai rumah dan
poligami karena tidak mendapatkan
istri di masing-masing kota, sehingga ke
kepuasan dari istri sebelumnya. Serta
manapun
menjanjikan materi kepada perempuan
juga
memiliki
yang
memiliki
pergi
usaha
selalu
menemukan
suasana rumah (Berg, 2010:101). Perkembangan selanjutnya
orang-orang
Jawa,
yang
Kalisat. 1990-an
terjadi
pada tahun 1980an, banyak orang Arab
perubahan mendasar warga
Kalisat
yang mengajarkan agama Islam ke
dalam bidang konsumsi, yakni dari pola
daerah Rembang. Orang Arab yang
makan
tidak membawa seorang istri saat
singkong atau gaplek menjadi nasi.
berdakwah,
hormat
Peristiwa ini turut mengubah pola pikir
penduduk Desa Kalisat yang sangat
warga Kalisat tentang gaya hidup.
tinggi terhadap orang Arab, maka
Perkawinan juga dipandang sebagai
kemudian ditawari oleh warga setempat
bagian dari gaya hidup. Akhirnya pada
perempuan desa untuk dijadikan istri.
sebagian laki-laki di Desa Kalisat yang
Sehingga, pada saat itu banyak orang
berprofesi
Arab yang menikah di sana. Perempuan
keinginan-keinginan
Desa Kalisat sendiri banyak yang
mengkomodifikasi
bersedia dikawinkan dengan orang Arab
Sebelumnya
dengan
memperbaiki
dilakukan oleh orang Arab yang ketika
keturunan dan beranggapan bahwa anak
dikawinkan hanya mengucapkan terima
keturunannya kelak memiliki hubungan
kasih saja tanpa imbalan apapun. Hal ini
kekerabatan dengan Nabi Muhammad
mengakibatkan perkawinan untuk orang
SAW. Namun, karena orang Arab jika
Arab dengan sendirinya tertutup dan
dibantu
diganti
karena
anggapan
oleh
rasa
laki-laki
terjadi
Dekade
Rembang
mengawinkan hanya berterima kasih
yang
264
awalnya
sebagai
memakan
makelar
timbul untuk
kawin
praktek
dengan
menjanjikan
saja tanpa memberikan imbalan berupa
tahun
orang
kawin
Jawa
kemewahan
sirri. sirri
yang serta
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
kehidupan yang layak untuk perempuan
kesungguhan hati seseorang laki-laki
Kalisat.
untuk
Variasi
besarnya
mahar
yang
membangun
rumah
tangga
bersamanya.
diberikan pada perempuan di Desa
Makelar dalam kamus besar Bahasa
Kalisat tergantung pada permintaan
Indonesia
perempuan. Pada awalnya mahar dalam
bidang jual beli. Berasal dari Bahasa
perkawinan sirri adalah mesin juki
Arab samsarah yang berarti perantara
karena mayoritas perempuan di sana
perdagangan,
memiliki pekerjaan sampingan yakni
penjual
membordir mukena atau menyulam
mempermudah jual beli. Makelar di
kerudung, sehingga diharapkan dari
Desa Kalisat memiliki tugas sebagai
mesin juki tersebut dapat membantu
perantara antara pihak laki-laki dan
memenuhi
ekonomi
perempuan beserta pihak keluarga pihak
keluarga. Dalam perkembangannya saat
mempelai. Walaupun sebagai perantara,
ini mahar kawin sirri diukur dari
makelar
kecantikan
keperawanan
penghasilan yang paling besar dalam
perempuan. Umumya jika perawan akan
praktek kawin sirri di Desa Kalisat,
mendapatkan hadiah perkawinan berupa
imbalan yang diperoleh sebesar 50%
rumah beserta isinya, namun jika janda
dari biaya yang harus dikeluarkan oleh
mahar ditentukan atas permintaan pihak
pihak laki-laki.
kebutuhan
dan
adalah
perantara
atau
dan
perantara pembeli
justru
dalam
antara untuk
mendapatkan
perempuan dan keluarganya. Kawin sirri di Desa Kalisat juga
Proses pelaksanaan Kawin Sirri
dikenal dengan istilah kawin landasan, artinya
seorang
yang
masyarakat
harus
macam
proses
perkawinan
yang
memberikan imbalan atau mahar berupa
pertama
melalui
jalur
atau
tanah kepada perempuan yang akan
perkawinan resmi, kedua melalui jalur
dikawininya
kiai,
mengingginkan
2010).
laki-laki
Kawin sirri yang berkembang di
kawin
(Kompas,
Mahar
sirri
23
Januari
digunakan
untuk
dan
Kalisat
ketiga
memiliki
KUA
perkawinan
tiga
atas
bantuan makelar keduanya merupakan
memuliakan perempuan dan sifatnya
perkawinan
sebagai
bantuan jalur kiai maka prosesnya sama
lambang
ketulusan
dan
265
sirri. Jika
kawin
atas
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
pada
perkawinan
dilakukan
umumnya,
pertama
kali
yang
dan cepat karena mempelai langsung
adalah
mengetahui
perempuan
dikawininya,
calon mempelai perempuan bersedia
masih ada proses mencari perempuan
untuk dinikahkan. Ketika mendapatkan
sehingga memerlukan waktu dan biaya
persetujuan dari pihak perempuan dan
yang lebih banyak. Kedua mempelai
keluarga maka pembicaraan selanjutnya
biasanya berasal dari tetangga Desa atau
pada waktu akad nikah, mahar yang
di
diberikan dan sumbangan pihak laki-
Purwosari, dan Sukorejo Kabupaten
laki
Pasuruan
untuk
selamatan
perkawinan.
Prosedur terakhir yang dilakukan oleh
melalui
ingin
meminang atau menanyakan apakah
sekitar
jika
yang
Kecamatan
makelar
Wonorejo,
Perkawinan masyarakat
di
Desa
mempelai laki-laki adalah datang ke
Kalisat umumnya dilakukan di hadapan
tempat tokoh, pemuka, atau sesepuh
seorang Kiai atau Modin. Mereka lebih
untuk membantu mengakadkan yang
memilih hal tersebut karena mempunyai
untuk
pandangan
mengutarakan
Setelah
keinginannya.
pembicaraan
membuahkan
kata
tersebut
sepakat
bahwa
jika
pernikahan
dilakukan di KUA perceraiannya sulit.
dan
Kenyataan ini menunjukkan bahwa
disampaikan pada pihak yang terlibat
peranan Kiai berpengaruh kuat dalam
seperti wali, saksi, dan calon kedua
kehidupan masyarakat di Desa Kalisat.
mempelai yang berkepentingan dalam
Kiai
hal itu.
sebagai
Kawin sirri yang dilakukan melalui bantuan
kiai
lebih
merupakan
ataupun
dalam
berbagai
konsultan
masalah,
menguntungkan
panutan
termasuk
masalah
perkawinan.
pihak laki-laki karena tidak perlu
Kiai
sangat
diagungkan
karena
mengeluarkan biaya untuk makelar dan
dianggap telah menguasai ilmu agama,
uang keamanan. Mempelai yang kawin
memiliki kekuatan magis, spiritual, dan
memang
melakukan
sangat dekat dengan Tuhan Yang Maha
perkawinan walaupun tetap atas dasar
Esa karena ketaqwaan dan ketaatannya
poligami, sehingga tidak bisa dicatatkan
menjalankan ibadah. Nasehat dan doa
di KUA. Selain itu dilihat dari segi
restu Kiai selalu diminta oleh seseorang
benar-benar
waktu perkawinan ini jauh lebih mudah
266
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
atau keluarga, masyarakat yang akan
makelar
melakukan suatu tindakan.
tukang ojek dan pencuri sepeda motor,
Peranan penting seorang Kiai pada
yang
merangkap
sebagai
banyaknya peristiwa pencurian di desa
masyarakat Kalisat mempunyai kaitan
ini
erat dengan berlangsungnya kawin sirri.
merupakan
Kehadiran
pelaksanaan
karena lokasinya berada di tengah-
perkawinan dan doa restu Kiai yang
tengah antara Kecamatan Sukorejo,
diberikannya dianggap sangat berguna,
Wonorejo dan Bangil sehingga wilayah
selain doa restu dari kedua orang tua
ini di sebut sebagai segitiga emas.
mempelai,
mengharapkan
Karena wilayah Kalisat yang sangat
dengan kawin sirri dapat mencapai
terpecil maka akses menuju daerah itu
kehidupan rumah tangga yang baik,
pun tidak mudah, terlebih jalan masih
meskipun kawin sirri tidak dilandasi
macadam (belum diaspal) dan sebagian
kekuatan hukum negara.
sudah diaspal namun dalam kondisi
dalam
mereka
Sebaliknya kawin
sirri
proses atas
pelaksanaan
bantuan
karena
Kecamatan
Rembang
kecamatan yang terpencil
yang berlubang-lubang. Jalan yang
makelar
berlubang ini dimanfaatkan oleh pencuri
terbilang unik, ini terletak pada cara dan
untuk menghadang para pengendara
proses
yang
perkawinannya
sederhana.
Seorang
yang laki-laki
sangat
melewati
daerah
Rembang.
yang
Kondisi ini juga sangat berpengaruh
biasanya berasal dari luar daerah atau
dalam pelaksanaan kawin sirri terutama
luar Desa Kalisat, seperti berasal dari
di Desa Kalisat, di Pasuruan wilayah
daerah Surabaya, Probolinggo, Sidoarjo,
Rembang atau Desa Kalisat dinggap
Malang, dsb. Makelar di Desa Kalisat
sebagai desa yang “angker” karena
memiliki jaringan yang ada di sekitar
banyak
Kabupaten Pasuruan, masing-masing
Sehingga hanya sedikit orang luar yang
makelar memiliki jaringan tersendiri
berani melewati daerah ini, karena di
yang harus disepakati oleh masing-
Desa Kalisat sendiri masih banyak
masing makelar. Selain itu mereka juga
lahan yang kosong. Oleh karena itu
memiliki organisasi tersendiri di Desa
wilayah ini menjadi terisolasi terisolasi.
praktek
pencurian
motor.
Kalisat yang dipimpin oleh Bagong
Sarana transportasi yang tersedia
(nama samaran). Pada dasarnya di sini
hanya ojek yang sekaligus menjadi
267
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
merangkap sebagai makelar kawin.
sana menjadi makelar kawin sirri.
Mereka membedakan tarif ojek biasa
Pekerjaan ini sangat menguntungkan
dan ojek kawin (melayani tamu yang
untuk bagi mereka. Makelar adalah
ingin kawin), biasanya tarif untuk ojek
orang yang sangat berpengaruh dalam
biasa Rp. 4000. Sedangkan ojek kawin
proses pelaksanaan kawin sirri dari jasa
tarifnya tergantung pada kesepakatan
yang dilakukan oleh makelar, dia
antara
mendapatkan
pelaku
dan
makelar.
imbalan
yang
cukup
Keterisolasian Desa Kalisat ini yang
tinggi, paling tidak setengah dari biaya
menyebabkan praktek kawin sirri masih
yang harus dikeluarkan oleh calon
terjadi hingga saat ini.
mempelai
laki-laki.
Bahkan
jika
dibandingkan dengan profesi mereka Dampak Kawin sirri
sehari-hari sebagai tukang ojek maka
a. Dampak Positif Kawin Sirri
jauh lebih besar pengasilan mereka ketika hanya satu kali melayani tamu
Bagi Istri, Perkawinan sirri yang
yang
dilakukan oleh perempuan Rembang memiliki
dampak
positif
meminta
dikawinkan
dengan
perempuan Rembang.
yakni
terpenuhinya nafkah untuk mencukupi
Kepala desa Di desa Kalisat juga
kebutuhan hidupnya tanpa harus bekerja
berperan dalam praktek kawin sirri,
keras.
yang
karena perkawinan ini dilakukan dengan
diperolehnya dari suami tidak terlalu
terbuka dan hampir tidak ada yang
besar,
dari
mempersoalkan termasuk aparat desa.
perkawinan itu, mereka tidak perlu lagi
Bahkan menjadi tradisi yang terkait
bekerja sebagai buruh tani. Adanya
dengan jalinan kekuasaan setempat,
nafkah yang berupa uang, modal atau
apakah yang menyangkut kekuasaan
barang untuk membuka usaha baru. Di
politik maupun agama, hal ini menjadi
samping itu jika seseorang itu telah
bagian sangat penting dalam setiap
menikah maka
pemilihan kepala desa, pengukuhan
Walaupun
namun
nafkah
setidaknya
timbul
rasa aman,
nyaman dan dilindungi oleh suami.
ketokohan, dan sejenisnya. Selama ini, pemilihan kepala desa hampir di seluruh
Permasalahan kawin sirri di Desa
Rembang selalu dimenangkan oleh
Kalisat, sebagian penduduk laki-laki di
268
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
calon yang mendukung kawin sirri.
mendapatkan jatah dari makelar, semua
Kawin sirri di Kalisat ada jaringannya,
pembagian keuangan yang diperoleh
yakni ada pendukung utama biasa
dari pelaku diatur oleh makelar. Sebutan
disebut jeregen, dua pemasok, yang
uang yang diberikan untuk aparat
masing-masing memiliki 10 modin2.
biasanya oleh masyarakat disebut uang
Masing-masing
keamanan.
dalam
satu
bulan
mendapatkan seorang pasien3, sebuah kalkulasi
politik
menguntungkan.
yang
Kawin
sangat
kesempatan
Masing-masing
semakin banyaknya pelaku kawin sirri
memperoleh suara yang banyak, dan
dan poligami di Desa Kalisat. Kawin
tidak
sirri merupakan salah satu kesempatan
mendukung, pasti sedikit yang akan
yang aman untuk melakukan poligami,
yang memilih. Bahkan kenyataannya
karena
tidak sedikit kepala desa sendiri juga
menerima
surat
wajar, dengan alasan diperbolehkan
jika berpoligami (Bustami, 2003:13). Di
oleh agama Islam.
samping itu dalam pelaksanaan kawin atau
praktek poligami, tetapi
kawin sirri dianggap sesuatu yang
dipecat jika dikemudian hari ketahuan
desa
pada
justru di Desa Kalisat poligami dan
pernyataan beristri satu dan sanggup
kepala
sebab
di Indonesia masih ada yang belum bisa
ditanyakan mengenai poligami atau
sirri,
setempat,
oleh
Rembang atau bahkan kaum perempuan
pendaftaran menjadi calon kepala desa
mendatangani
dipermasalahkan
sebagian masyarakat di Kecamatan
Desa menuturkan bahwa, pada saat
dan
tidak
masyarakat
pelaku kawin sirri. Seorang Kepala
tidak,
di
dengan adanya kawin sirri adalah
jika mendukung kawin sirri maka akan
yang
laki-laki
Kalisat. Dampak yang paling besar
orang yang kawin sirri. Oleh sebab itu,
calon
untuk
memberikan
Jakarta ada yang mencari istri di Desa
berperan sebagai penjaga keamanan
bagi
itu
Kecamatan Rembang, bahkan hingga
jaringan itu memiliki pengaman, yang
sebaliknya
sirri
Hampir tidak ada dampak yang
aparatnya
merugikan bagi laki-laki atau suami 2
Masyarakat di Kecamatan Rembang menyebut sebagai kyaena 3 Sebutan bagi laki-laki yang menginginkan kawin sirri
yang
melakukan
kawin
sirri.
Keuntungan bagi laki-laki karena; (1)
269
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
laki-laki bebas untuk kawin lagi, karena
maka pelaku kawin sirri, kawin kontrak
perkawinan sebelumnya secara sirri
dan
dianggap tidak sah dimata hukum, (2)
Beberapa pasal di draf RUU memuat
laki-laki
dari
ketentuan pidana, mulai dari hukuman
kewajibanya memberikan nafkah baik
pidana enam bulan penjara hingga tiga
kepada istri maupun kepada anak-
tahun, serta denda mulai Rp. 6 juta
anaknya, (3) tidak berkewajiban untuk
hingga
mengurusi pembagian harta gono-gini,
disebutkan
warisan dan lain-lain (Fauzi, 2008:74).
melangsungkan
bisa
menghindar
karena
tidak
Draf
nilai
RUU
ini
juga
memberi
tanpa izin pengadilan, dengan pidana
adanya
kesakralan
tidak
ancaman pidana bagi pelaku poligami
paling banyak Rp. 6 juta atau hukuman
tuntutan hukum yang mengakibatkan menurunnya
perkawinan
perkawinan kontrak.
lagi.
sebagai akibat kemudahan dalam proses sirri,
yang
demi hukuman mereka yang melakukan
Berkembangnya kebiasaan kawin-cerai
kawin
siapa
tahun penjara dan perkawinan batal
melakukan perceraian dan kemudahan kawin
143
diatur ancaman pidana paling lama tiga
sosial
memberikan peluang kemudahan untuk
melakukan
barang
Pasal
Sedangkan pada pasal 144 draf RUU itu
laki-laki. Kawin sirri di mata hukum
untuk
juta.
hukuman penjara selama enam bulan.
perceraian yang dilakukan oleh pihak
secara
12
dipidanakan.
akan didenda paling banyak 6 juta atau
berdampak pada kemudahan terjadinya
cacat,
Rp.
akan
dihadapan pejabat pencatat nikah, maka
Mudahnya pelaksanaan kawin sirri
dianggap
poligami
penjara paling lama enam bulan. Pada
dari
pasal 146 dijelaskan bahwa mereka
perkawinan.
yang menceraikan istri tidak di depan
a. Dampak Negatif Kawin Sirri
pengadilan juga akan didenda paling
Dampak kawin sirri jika dilihat dari
banyak Rp. 6 juta atau hukuman enam
draf Rancangan Undang-undang (RUU)
bulan penjara. Sedangkan mereka yang
tentang hukum materil peradilan agama
menghamili perempuan yang belum
bidang perkawinan, yang masuk dalam
menikah, sehingga hamil dan menolak
Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
mengawini dipidana paling lama tiga
tahun 2010. Jika RUU ini disahkan
bulan penjara, hal tersebut diatur dalam
270
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
pasal 147. Dari ungkapan di atas dapat
dikawin sirri tidak dianggap sebagai
dilihat bahwa pemerintah memiliki
istri yang sah. Oleh karena itu istri sirri
andil dalam mengurangi praktek kawin
tidak berhak atas nafkah dan harta
sirri, walaupun dalam implementasinya
warisan suami jika suami meninggal
belum tentu ditaati oleh masyarakat
dunia. Istri sirri tidak berhak atas harta
dengan baik, khusunya warga Desa
gono-gini jika terjadi perceraian. Istri
Kalisat.
sirri
Meski
menurut
berhak
atas
tunjangan
Islam
pensiun suami, sedangkan secara sosial
perkawinan sirri adalah sah tetapi
pada umumnya, istri sirri akan sulit
perkawinan yang tidak dicatatkan ini
bersosialisasi karena perempuan yang
dalam
tidak
melakukan perkawinan bawah tangan
berbagai
sering dianggap masyarakat tinggal
macam masalah rumah tangga saja
serumah dengan laki-laki tanpa ikatan
terjadi termasuk jika terjadi perceraian
perkawinan, bahkan banyak dianggap
dikemudian
sebagai istri simpanan. Akibatnya akan
hukum
mengakuinya,
hukum
tidak
negara sehingga
hari,
hanya
bisa
diselesaikan diluar jalur hukum negara,
mengurangi
melainkan
sebagai
dilakukan
musyawarah.
hak-hak
warga
sipil
negara.
mereka
Perempuan
Menurut hukum Islam penyelesaian
tersebut rentan dipermainkan oleh laki-
kasus gugatan kawin sirri, hanya bisa
laki yang tidak bertangung jawab
diselesaikan
adat.
karena mereka tidak memiliki kekuatan
Akibat lain dari perkawinan yang tidak
hukum untuk menggugat, mudah untuk
dicatatkan ini terhadap istri adalah, istri
ditelantarkan,
tidak bisa menggugat suami, apabila
dengan cukup dan tidak memiliki
ditinggalkan oleh suami, istri tidak
kepastian status suami, karena kawin
memperoleh tunjangan apabila suami
sirri tidak diakui oleh hukum. Dampak
meninggal
sosial
melalui
seperti
hukum
tunjangan
jasa
tidak
lainnya,
diberi
nafkah
biasanya
sebuah
akan
dinilai
raharja, apabila suami sebagai pegawai
perkawinan
negeri maka istri tidak memperoleh
masyarakat sebagai sebuah perkawinan
tunjangan perkawinan dan tunjangan
yang tidak ideal dan tidak membuat
pension suami.
rumah tangga harmonis.
271
sirri
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
Pada
dasarnya
Kabupaten
Pasuruan
Pemerintah
masyarakat
memberikan
melainkan
kemudahan bagi anak pelaku kawin
sekitar
Desa
dirahasiakan
Kalisat,
dari
istri
pertama (poligami).
sirri di Kecamatan Rembang, dengan
Selanjutnya
Pada
tahun
1980an
memberikan kebijakan untuk mengurus
banyak Mubaligh dari keturunan Arab
Akta tanpa ayah, hanya dituliskan ibu
yang berdakwah mengajarkan agama
dan anak. Walaupun disadari bahwa
Islam
setiap kebijakan pasti ada pro dan
masyarakat sangat menghormati orang
kontra. Dengan disahkannya peraturan
Arab karena mereka dianggap sebagai
itu maka akan mempermudah seseorang
keturunan Nabi
melakukan perzinahan, karena anak itu
Kemudian,
juga
perubahan
dapat
diakui
oleh
negara.
untuk
masyarakat
Rembang,
Muhammad SAW.
tahun
1990an
mendasar
terjadi pada
Permasalahan Akta Kelahiran anak
perekonomian di Indonesia, warga Desa
memang berakibat pada masa depan
Kalisat juga ikut dalam perubahan
anak yang dilahirkan, karena anak
tersebut dapat dilihat dari pola makan.
tersebut tidak bisa bersekolah selain di
Pada awalnya mereka mengkonsumsi
Kecamatan Rembang. Selain itu kawin
singkong atau gaplek yang menjadi
sirri juga menimbulkan masalah jika
makanan sehari-hari menjadi nasi yang
salah satu dari orang tuanya meninggal,
berasal
kebanyakan
makanan pokok hingga saat ini.
diantara
mereka
tidak
mendapatkan hak waris.
dari
beras
yang
menjadi
Keadaan ini juga mengubah pola pikir
masyarakat
Kalisat
tentang
kesucian sebuah perkawinan. Akhirnya Kawin sirri pada mulanya dilakukan
timbullah
keinginan
oleh warga Desa Kalisat sendiri, karena
mengkomoditikan
keterbatasan
mereka
sedangkan orang Arab jika dikawinkan
pencatatan
hanya mengucapkan terima kasih saja
perkawinan, dan keterbatasan lembaga
tanpa imbalan apapun, dari sinilah maka
perkawinan
perkawinan untuk orang Arab dengan
tentang
pengetahuan pentingnya
sehingga
mereka
sendirinya
rahasia,
orang Jawa yang memiliki kendaraan.
dirahasiakan
dari
272
diganti
sirri,
melakukan perkawinan secara sirri atau bukan
tertutup,
kawin
untuk
dengan
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
Abdurahman, D. (2007). Metode Penelitian Sejarah. Yogjakarta: ARRuzz Media.
Dampak kawin sirri dapat dibagi menjadi dua yakni dampak positif dan negatif. Dampak positif yang dirasakan
Aj-Jahrani, M. (1996). Poligami dari Berbagai Persepsi. Jakarta: Gema Insani Press.
yakni terpenuhinya nafkah yang cukup untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
Ad-Duraiwisy, Y. (2010). Nikah Sirri Mut’ah dan Kontrak dalam Timbangan Al-Qur’an dan AsSunnah (Mengkritisi Isu Jender). Jakarta: Darul Haq.
tanpa harus bekerja keras. Walaupun nafkah yang diperolehnya dari suami tidak terlalu besar, namun setidaknya dari perkawinan itu, mereka tidak perlu
Berg, L.W.C. Van den. (2010). Orang Arab di Nusantara. Jakarta: Komunitas Bambu.
lagi bekerja sebagai buruh tani, karena adanya nafkah baik berupa uang, modal
Berger, L.P & Luckman, T. (1990). Tafsir Sosial atas Kenyataan. Jakarta: LP3ES
atau barang untuk membuka usaha baru. Di samping itu juga jika seseorang itu
Bustami, A. Latif. (2003). Ketika Aurat Dikuasai Surat. Jurnal Srintil Media Perempuan Multikultural Desantara
telah menikah maka timbul rasa aman, nyaman dan dilindungi jika memiliki suami.
Fauzi, D. (2008). Nikah Sirri Yes Or No !. Jakarta: Lintas Pustaka.
Kawin sirri menimbulkan sejumlah
Koentjaraningrat. (1983). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.
pengaruh negatif, akibat yang seringkali muncul dari pihak istri adalah dari segi
_____ .(1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
hukum, sehingga suami dengan mudah untuk meninggalkan istri jika sudah
Kuntowijoyo. (2003). Sejarah. Jogyakarta: Wacana Yogya.
merasa tidak ada lagi kecocokan dalam menjalani rumah tangga. Di samping itu
Malik, R. (2009). Memahami Undangundang Perkawinan. Jakarta: Universitas Trisakti.
perkawinan sirri juga mengakibatkan tidak adanya harta gono-gini, karena tidak
memiliki
sehingga
tidak
kekuatan bisa
Metodologi PT Tiara
hukum,
Nurhaedi, D. (2000). Nikah di Bawah Tangan: Praktik Nikah Sirri Mahasiswa Jogja. Yogjakarta: Saujana.
mendapatkan
haknya sebagai seorang mantan istri.
Setiawati, E. (2005). Nikah Sirri Tersesat di Jalan yang Benar. Bandung : Kei Kepustakaan Eja Insani.
DAFTAR PUSTAKA
273
Fitriany & Fajriyah, Kawin Sirri
Susanto, H. (2007). Nikah Sirri, Apa Untungnya?. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Koran Radar Bromo, Senin 8 Maret 2010 Koran Radar Bromo, Selasa 9 Maret 2010
Koran Jawa Pos, 12 dan 13 April 2003 Koran Radar Bangil, Rabu 28 April 2010.
Koran Surya, Sabtu 13 Februari 2010 Koran Surya, hari Jum’at 19 Februari 2010
Koran Kompas Hari Kamis 18 Februari 2010
Koran Surya, hari Sabtu 20 Februari 2010
274