Kementerian PPN/ Bappenas
MAPPING KEGIATAN PRIORITAS DAN INDIKATOR KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 DALAM RKP 2011-2013
BAHAN PENYUSUNAN RKP 2014
KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) MEI 2013
Pengarah: Edi Effendi Tedjakusuma
Penanggung Jawab: Yohandarwati Arifiyatno
Tim Penyusun: Bambang Triyono Haryo Raharjo Faiq Meitha Ika Pratiwi Novi Mulia Ayu Anna Nur Rahmawaty Tini Partini Nuryawani
Kontak dan Informasi : Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral, Bappenas e-mail:
[email protected] Telp : 62-21-31903107 Fax : 62-21-31903107
ii
KATA PENGANTAR
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang memuat rancangan kebijakan pembangunan dalam kurun 2010-2014 dan merupakan bagian penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025. Dokumen tersebut juga menterjemahkan visi dan misi Presiden terpilih, menjabarkan strategi, kebijakan umum, dan program pembangunan baik lintas K/L, kewilayahan, maupun lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro. Dokumen juga mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk kebijakan fiskal, kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Setiap tahun, kebijakan pembangunan dalam RPJMN dijabarkan menjadi dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Dokumen RKP disusun dengan mempertimbangkan dinamika perubahan lingkungan strategis, arahan Presiden, isu strategis pembangunan nasional terkini, dan terutama prioritas pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2010-2014. Pelaksanaan evaluasi yang diuraikan dalam dokumen ini terkait dengan penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011,2012, dan 2013) dilakukan dengan menggunakan pendekatan document review, yaitu, dengan mencermati dan membandingkan Prioritas Nasional yang tercantum dalam dokumen Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP Tahun 2011, 2012 dan 2013. Pencermatan terhadap dokumen RKP dan RPJMN 2010-2014 dilakukan untuk mengidentifikasi aspek kesinambungan dan konsistensi antar dokumen perencanaan. Evaluasi terhadap kegiatan prioritas (KP) dan indikator kinerja menunjukkan bahwa pelaksanaan RPJMN telah sesuai dengan yang direncanakan. Dari 541 KP dalam RPJMN, telah dijabarkan dalam dokumen RKP sebanyak 491 kegiatan (90,76 persen) dan dari 1.306 indikator KP sebanyak 1.146 indikator (87,75 persen) telah dijabarkan dalam RKP 2011, 2012, dan 2013. Dengan demikian dapat dikatakan hampir seluruh KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 secara berkesinambungan dan konsisten telah diakomodasi dalam RKP 2011 hingga RKP 2013. Walaupun masih jauh dari sempurna, evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dokumen perencanaan secara umum. Disamping itu, juga dapat meningkatkan efektivitas pemanfaatan hasil evaluasi dalam proses perencanaan, dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan RKP 2014 dan penyusunan RPJMN 2015-2019.
Jakarta,
Mei 2013
Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas
Edi Effendi Tedjakusuma
iii
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................
xi
PENDAHULUAN ..................................................................................................................
1
1. 2. 3. 4.
Latar Belakang ............................................................................................................. Tujuan ......................................................................................................................... Ruang Lingkup ............................................................................................................. Cara Analisis ................................................................................................................
1 2 2 2
HASIL REVIU UMUM ...........................................................................................................
3
Penjabaran RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) ........................
3
Kesinambungan dan Kekonsistenan Antardokumen RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) ..................................................................................................
5
HASIL REVIU PRIORITAS NASIONAL ..................................................................................
7
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Prioritas Nasional (PN) 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..................................... Prioritas Nasional (PN) 2: Program Aksi Bidang Pendidikan ......................................... Prioritas Nasional (PN) 3: Program Aksi Bidang Kesehatan .......................................... Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan ............................................... Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan ............................................... Prioritas Nasional (PN) 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ....................................... Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ............................................. Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi ................................................. Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ....................................................................................................................... Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik .... Prioritas Nasional (PN) 11: Kebudayaan Kreativitas, dan Inovasi Teknologi .................. Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Politik, Hukum, dan Keamanan ........................... Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 13: Perekonomian ..................................................... Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 14: Kesejahteraan Rakyat .........................................
23 24 26 28 30 32
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................................................................
34
LAMPIRAN ..........................................................................................................................
35
10. 11. 12. 13. 14.
v
7 10 11 13 14 17 19 21
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18.
Tabel 19. Tabel 20.
Rekapitulasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 .............................................................................................. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011 ................................................................................................................. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2012. ................................................................................................................ Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2013 ................................................................................................................. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ........................... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan ....... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ........ Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 4: Penanggulangan Kemiskinan ............ Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 5: Program Aksi Bidang Pangan .................................... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 5: Program Aksi Bidang Pangan ............. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ............................ Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ..... Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha .................................. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........... Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 8: Program Aksi Bidang Energi ...................................... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 8: Program Aksi Bidang Energi .............. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ..................................................................... Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik .......... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik .................................................................................................. vi
3 4 4 5 8 9 11 13 14 16 16 18 18 20 20 22 22
24 26
26
Tabel 21. Tabel 22.
Tabel 23. Tabel 24.
Tabel 25. Tabel 26.
Catatan:
Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi ....... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi ......................................................................................................... Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan ........... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan ....................................................................................................... Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 13: Perekonomian ....................................................... Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 13: Perekonomian ................................
27
28 29
30 32 32
Semua tabel bersumber dari hasil persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP 2011-2013
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8.
Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11.
Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14.
Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17.
Gambar 18. Gambar 19.
Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 ................................................................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011 ................................................................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2012 .................................................................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2013 ................................................................................................... Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 ....................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ................ Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..... Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola .......................................................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan .................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan .......... Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan...................................................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ..................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ........... Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan ...................................................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan .......................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan ............... Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan................................................................................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan .......................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan ................ viii
3 4 4 5 5 7 7
8 10 10
11 12 12
12 13 13
14 15 15
Gambar 20.
Gambar 21. Gambar 22. Gambar 23.
Gambar 24. Gambar 25. Gambar 26.
Gambar 27. Gambar 28. Gambar 29.
Gambar 30.
Gambar 31.
Gambar 32.
Gambar 33. Gambar 34.
Gambar 35.
Gambar 36.
Gambar 37.
Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan ........................................................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur .................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ........ Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur ................................................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........................ Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha .............. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ................................................................................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi ........................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi ................. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi ............................................................................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ................................................................................ Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ................................................................ Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik ........................................................................................................ Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik ......................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi .................................................................................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi ................................................................................................... ix
16 17 17
18 19 19
20 21 21
22
23
23
24 25
25
25
27
27
Gambar 38.
Gambar 39. Gambar 40.
Gambar 41.
Gambar 42. Gambar 43. Gambar 44. Gambar 45. Gambar 46. Gambar 47.
Catatan:
Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi ............................................................... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan .................................................................................................. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan ........................................................................ Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ............................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ................................... Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian ... Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat ................................. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2020-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat ....................... Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat .......................................................................................................
27 28
28
29 31 31 31 33 33
33
Semua gambar bersumber dari hasil persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP 2011-2013
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 2.
Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap Dokumen RKP 2013 ........................ Persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP 2011-2013 ......
xi
35 43
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang menjabarkan Visi, Misi, dan Program Presiden, menjabarkan strategi, menjelaskan kebijakan umum, menguraikan program kementerian/lembaga (K/L) baik lintas K/L, kewilayahan, maupun lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro. Penyusunan RPJMN berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dalam pelaksanaannya, lebih lanjut, RPJMN dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Upaya pencapaian pembangunan RPJMN 2010-2014 telah dilakukan Pemerintah melalui kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Dalam penyusunannya RKP mempertimbangkan arahan visioner, dinamika perubahan lingkungan strategis, arahan Presiden, isu strategis pembangunan nasional, dan utamanya prioritas pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2010-2014. Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 pada saat ini telah memasuki tahun ketiga pelaksanaan pembangunan. Dalam masa tiga tahun tersebut untuk menjawab tantangan dan antisipasi isu-isu strategis perkembangan perekonomian global dan upaya pemerintah dalam mempercepat pencapaian pembangunan nasional, telah banyak perubahan kebijakan yang diformulasikan pemerintah. Dalam kaitan itu, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN maupun RKP. Salah satu aspek evaluasi yang perlu diperhatikan adalah kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pembangunan nasional. Pada Bulan Desember 2012, Kedeputian EKP telah melakukan Evaluasi Ex-ante atas Dokumen RKP 2013 dengan melakukan persandingan antardokumen perencanaan baik RPJMN 2010-2014 maupun RKP 2011-2013 (ringkasan disajikan pada Lampiran 1). Evaluasi dilakukan secara selektif pada 2-3 fokus prioritas terpilih pada setiap bidang pembangunan di Buku II RKP 2013. Hasil evaluasi memberikan gambaran masih rendahnya kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pada level kegiatan prioritas, yang ditunjukkan dengan rendahnya persentase (20-30 persen) indikator yang sama pada tiap dokumen Perbedaan indikator KP sebagian besar disebabkan karena adanya perubahan indikator, bertambahnya indikator baru, atau tidak berlanjutnya indikator di periode tertentu. Selain itu diperoleh gambaran kurangnya ketepatan penyusunan alur pikir penyusunan dokumen perencanaan yang ditunjukkan oleh masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran bidang (yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome). Kemudian, teridentifikasi tumpang tindih penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan pernyataan indikator yang sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas (impact), fokus prioritas (outcomes), dan kegiatan prioritas (output). Berkaitan dengan hal tersebut, terutama untuk memberikan masukan dalam penyusunan RKP 2014, Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan (EKP), sesuai dengan tugas dan fungsinya, melanjutkan evaluasi dokumen RPJMN 2010-2014 terutama dikaitkan dengan penjabarannya ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP terdahulu (RKP 2011, 2012 dan 2013). Poin pentingnya adalah memastikan bahwa seluruh kegiatan prioritas (KP) beserta indikator KP yang 1
tercantum dalam dokumen RPJMN 2010-2014 telah seluruhnya terjabarkan dalam tiga dokumen RKP yang telah disahkan (RKP 2011, 2012 dan 2013) sebelumnya. Apabila terdapat kegiatan prioritas dan indikator yang terlewat di ketiga dokumen tersebut, maka seyogyanya diupayakan dijabarkan dalam RKP 2014. Pencermatan dilaksanakan dengan melihat kegiatan prioritas dan indikator yang tercantum dalam Buku I RPJMN 2010-2014 dibandingkan dengan kegiatan prioritas dan indikator yang tercantum dalam RKP Tahun 2011-2013 pada masing-masing Prioritas Nasional. Berdasarkan persandingan kedua dokumen tersebut, lebih lanjut dilihat penjabaran kegiatan prioritas dan indikator kinerja RPJMN dalam dokumen RKP, untuk kemudian memberikan gambaran kesinambungan dan konsistensi antara RPJMN dan RKP. Selain itu, kesimpulan atas kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pembangunan nasional yang akan diperoleh melalui evaluasi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat dalam penyusunan RPJMN 2015-2019.
Tujuan Tujuan penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-2013: 1. Mengidentifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam dokumen RKP 2011, 2012 dan 2013 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Umum, Hasil Reviu Per Prioritas Nasional dan Lampiran 2). 2. Mengidentifikasi aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen RPJMN 20102014 dan RKP 2011, 2012 dan 2013 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Umum dan Hasil Reviu Per Prioritas Nasional). 3. Memberikan masukan dalam penyusunan RKP 2014 berupa daftar KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan dalam tiga dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013), sehingga dapat diakomodasi dalam RKP 2014 (dapat dilihat pada bagian Hasil Reviu Per Prioritas Nasional).
Ruang Lingkup Ruang lingkup evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-2013 dilaksanakan terbatas pada Buku I yaitu yang tertera pada Matrik Penjabaran Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2011-2013. Selanjutnya penyebutan dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2011-2013 merujuk pada Buku I dokumen tersebut. Evaluasi dilakukan pada konsistensi kegiatan prioritas dan indikator kinerja. Berdasarkan kedua dokumen tersebut, KP dan indikator KP dalam RPJMN akan ditelusuri keberadaannya pada dokumen RKP tahun 2011-2013.
Cara Analisis Analisis digunakan dengan menggunakan pendekatan document review, yaitu dengan mencermati dan menyandingkan dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2011, 2012, 2013. Pencermatan terhadap dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2011, 2012, 2013 dilakukan untuk mengidentifikasi dua aspek, yaitu: (1) kegiatan prioritas sudah/belum dijabarkan; dan (2) indikator KP sudah/belum dijabarkan. Kegiatan Prioritas dan indikator KP yang sudah dijabarkan berarti secara jelas tercantum dalam pernyataan yang sama/mirip/berbeda di dalam dokumen RKP, bisa pada salah satu atau ketiga dokumen RKP yang disandingkan (RKP 2011, 2012, 2013). Sementara itu, KP dan indikator KP yang belum dijabarkan berarti tidak terdapat atau tidak tercantum dalam salah satu atau ketiga dokumen RKP yang disandingkan (RKP 2011, 2012, 2013). Hasil reviu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: pertama, reviu umum sebagai rekapitulasi penjabaran seluruh prioritas nasional dan; kedua, reviu untuk setiap prioritas nasional. 2
HASIL REVIU UMUM
Hasil reviu umum merupakan rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013). Rekapitulasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi penjabaran kegiatan prioritas (KP) dan indikator kegiatan prioritas (KP) RPJMN 2010-2014 ke dalam dokumen RKP 2011, 2012 dan 2013, sehingga dapat memberikan gambaran secara umum seberapa besar aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan yang terjadi. Dalam hal ini, dokumen perencanaan yang memiliki kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup baik ditunjukkan melalui penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 sebagai dokumen jangka menengah secara menyeluruh dan konsisten ke dalam dokumen tahunannya, yaitu RKP 2011, 2012, dan 2013.
Penjabaran RPJMN 2010-2014 dalam Dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) Rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan sebagian besar KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 1 dan Tabel 1). Hal ini ditunjukkan oleh tingginya persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 sebesar 90,76 persen dan 87,75 persen ke dalam dokumen RKP 2011-2013. Artinya, hanya 9,24 persen KP dan 12,25 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013).
Gambar 1. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 100,00 90,00
9,24
12,25
80,00 70,00
Tabel 1. Rekapitulasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
60,00 50,00 40,00
90,76
RPJMN 2010-2014
87,75
30,00
Kegiatan Prioritas Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Indikator Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
20,00 10,00 0,00 Kegiatan Prioritas Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP Belum Dijabarkan dalam RKP
Jumlah 541 491 50 1306 1146 160
% 100,00 90,76 9,24 100,00 87,75 12,25
Berikut ini diuraikan hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada setiap dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013). a.
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011
Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2011 menunjukkan dari total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 475 KP (87,80 persen) sudah dijabarkan pada RKP 2011. Penjabaran indikator KP juga menunjukan angka yang cukup tinggi, sebanyak 1107 dari 1306 (84,76 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 2 dan Tabel 2). 3
Gambar 2. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011 100,00
12,20
15,24
90,00
80,00 70,00 60,00
Tabel 2. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011
50,00
87,80
84,76
40,00 30,00 20,00
Kegiatan Prioritas Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Indikator Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
10,00 0,00 KP
Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
b.
Belum Dijabarkan dalam RKP
RPJMN 2010-2014 Jumlah % 541 100,00 475 87,80 66 12,20 1306 100,00 1107 84,76 199 15,24
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2012
Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2012 menunjukkan dari total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 421 KP (77,82 persen) telah dijabarkan pada RKP 2012. Kemudian, indikator KP yang dijabarkan menunjukan angka yang tidak terlalu tinggi, yaitu 769 dari 1306 (58,88 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 3 dan Tabel 3).
Gambar 3. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2012 120,00 100,00
22,18 80,00
41,12
Tabel 3. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2012
60,00
RPJMN 2010-2014 40,00
77,82 58,88
Kegiatan Prioritas
20,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Indikator Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
0,00 KP Sudah Dijabarkan dalam RKP
c.
Indikator KP Belum Dijabarkan dalam RKP
Jumlah 541
% 100,00
421 120 1306 769 537
77,82 22,18 100,00 58,88 41,12
RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2013
Identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 pada RKP 2013 menunjukkan dari total 541 KP di RPJMN 2010-2014, sebanyak 375 KP (69,32 persen) telah dijabarkan pada RKP 2013. Kemudian, indikator KP yang telah dijabarkan menunjukan angka yang tidak terlalu tinggi, yaitu 643 dari 1306 (49,23 persen) indikator KP RPJMN 2010-2014 (Gambar 4 dan Tabel 4).
4
Gambar 4. Persentase Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2013 120,00
100,00
80,00
30,68
Tabel 4. Identifikasi Penjabaran KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2013
50,77
60,00
40,00
69,32
Kegiatan Prioritas
49,23
20,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP Indikator Sudah Dijabarkan dalam RKP Belum Dijabarkan dalam RKP
0,00 KP
Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
RPJMN 2010-2014 Jumlah % 541 100,00
Belum Dijabarkan dalam RKP
375 166 1306 643 663
69,32 30,68 100,00 49,23 50,77
Kesinambungan dan Kekonsistenan Antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan yang terus menurun tiap tahunnya (Gambar 5). RKP 2013 memiliki deviasi yang paling besar terhadap RPJMN 2010-2014, dibandingkan dengan RKP sebelumnya (RKP 2012 dan 2011). Artinya, semakin banyak terjadi perbedaan substansi pada setiap penyusunan RKP, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh pernyataan KP dan indikator KP yang makin terdeviasi. Gambar 5. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 100,00 90,00 80,00
87,8 77,82
84,76
69,32
70,00 60,00
58,88
50,00 40,00 30,00
28,71
20,00 10,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012 KP
Indikator
5
RKP 2013
Kesinambungan dan kekonsistenan KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) mengalami penurunan. Dengan kata lain, semakin banyak KP pada RPJMN 20102014 yang tidak dilaksanakan pada RKP tiap tahunnya. Sehingga dokumen RKP tidak sepenuhnya menjabarkan RPJMN. Pada RKP 2011, terdapat 87,80 persen KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 dan RKP 2013, yaitu hanya sebesar 77,82 persen dan 69,32 persen. Sementara itu, kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan penurunan yang lebih tajam dibandingkan dengan KP. Dengan demikian, bertambahnya jumlah indikator KP RPJMN yang tidak terlaksana pada RKP tiap tahunnya. Dapat disimpulkan, dokumen RKP tidak sepenuhnya berfungsi sebagai penjabaran RPJMN Pada RKP 2011, terdapat 84,76 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 menjadi sebesar 58,88 persen dan hanya 28,71 persen pada RKP 2013.
6
HASIL REVIU PER PRIORITAS NASIONAL (PN)
Hasil reviu per prioritas nasional merupakan telaah lebih spesifik dan detil pada hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (RKP 2011, RKP 2012, dan RKP 2013). Setiap prioritas nasional akan diidentifikasi seberapa banyak KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan dalam dokumen RKP . Dengan demikian, diharapkan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan pada setiap PN dapat disimpulkan.
Prioritas Nasional (PN) 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, menunjukkan sebagian besar KP telah dijabarkan dalam dokumen RKP, yaitu sebanyak 82,00 persen KP. Sedangkan untuk penjabaran indikator KP lebih rendah dibandingkan KPnya, sebanyak 61,94 persen yang telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 6). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat peningkatan penjabaran pada RKP 2012, namun menurun pada RKP 2013. Pada RKP 2011, terdapat 64,00 persen KP dan 55,97 persen indikator KP RPJMN 20102014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini meningkat pada RKP 2012, terdapat 82,00 persen KP dan 56,73 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Namun pada RKP 2013 terjadi penurunan, yaitu menjadi 62,00 persen KP dan hanya 23,13 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan (Gambar 7).
Gambar 6. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 120,00
Gambar 7. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 120,00 100,00 18,00
100,00
80,00
18,00
38,06
80,00 60,00
36,00
76,87
82,00
40,00
82,00
38,00
60,00
64,00
40,00
43,28
44,03
56,72
55,97
62,00
20,00
61,94
23,13
20,00
0,00 KP
Indikator KP
KP
Indikator KP
KP
Indikator KP
0,00 KP Sudah Dijabarkan dalam RKP
RKP 2011
Indikator KP Belum Dijabarkan dalam RKP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
RKP 2012
RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola yang berfluktuasi. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, terutama pada indikator KP. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru di periode RKP 7
tertentu, atau adanya indikator yang tidak berlanjut di periode RKP berikutnya. Berikut pada Gambar 8 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola. Gambar 8. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 90,00
82,00
80,00 70,00
64,00
62,00
60,00 50,00 40,00
56,73
55,97
30,00
20,00
23,13
10,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 5 (sebanyak 9 KP) dan Tabel 6 (sebanyak 51 indikator KP).
Tabel 5. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola No
Nama KP
SI
1 2 3
Penghentian/ Pembatasan Pemekaran Wilayah Penyempurnaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Penetapan Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Penerapan Indikator Utama Pelayanan Publik di Daerah Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan di bidang kesejahteraan sosial Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan publik di bidang pemerintahan umum, hukum dan keamanan Pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku aparat MA dan badan peradilan di bawahnya Pengembangan dan Pemanfaatan Jaringan Kerjasama Antara Lembaga/Instansi Penyediaan Data dan Informasi untuk Pemberantasan Korupsi
SI 2 SI 2 SI 5
4 5 6 7 8 9
Keterangan:SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
8
SI 5 SI 5 SI 5 SI 6 SI 6 SI 6
Tabel 6. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Nama Indikator KP Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan penghapusan daerah sesuai dengan PP No 78 tahun 2007 Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah Jumlah daerah otonom baru yang terbentuk berdasarkan usulan Pemerintah Jumlah SPM yang ditetapkan Jumlah kab/kota yg memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kpd tiap pdduk Jumlah Surat Edaran Mendagri Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah diterapkan oleh Daerah Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya Jumlah bidang SPM yang dievaluasi penerapannya Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku hakim dan aparat peradilan Mengkaji penerapan PBBKB di daerah berkaitan dengan harga dan subsidi BBM RPMK pemberian sanksi terhadap daerah yang melanggar ketentuan PDRD RPP tentang sistem pemungutan pajak daerah Penerapan Pajak Rokok menjadi Pajak Daerah Pengalihan BPHTB menjadi Pajak Daerah Program transisi/pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah Jumlah PP Jumlah Perpres Persentase Pemda yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu satu pintu) Laporan hasil pelaksanaan penilaian pelayanan Jumlah instrumen penilaian, monitoring & eva penyelenggaraan pelayanan publik Jumlah inpres tentang percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori baik sesuai penilaian Jumlah unit pelayanan yang dinilai berdasarkan usulan Jumlah Pemda yang dinilai berdasarkan usulan Provinsi Persentase instansi yang menerima sosialisasi Persentase instansi pusat dan daerah yang dilakukan konsultasi asistensi RB Jumlah laporan monitoring dan evaluasi Persentase revisi terbatas UU No. 32/2004 terkait dg efisiensi pelaksanaan Pilkada Jumlah UU tentang PEMILU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum Pemenuhan permintaan informasi dan data (persentase) Jumlah pelaksanaan monitoring profesionalisme hakim agung Jumlah hakim berprestasi yg diusulkan menerima penghargaan Penurunan biaya rata-rata seleksi calon hakim Jumlah peserta seleksi calon hakim yang mendaftar Jumlah peserta seleksi calon hakim yang lulus seleksi Biaya seleksi hakim agung per pendaftar (dalam ribu) Biaya penelitian putusan hakim (dalam ribu) Biaya pemberian penghargaan hakim (dalam ribu) Persentase putusan hakim yang benar Persentase peserta yg mendaftar dalam seleksi calon hakim agung Persentase peserta seleksi calon hakim yang lulus sesuai kompetensi Persentase Hakim Agung yang profesional hasil seleksi Persentase calon hakim yg mendapat penghargaan Persentase calon Hakim Agung yang lulus seleksi Jumlah pengaduan masyarakat Biaya penanganan laporan pengaduan masyarakat hingga tuntas Persentase peningkatan kemampuan dan profesionalisme hakim Persentase hasil putusan Majelis Kehormatan Hakim yang sesuai dengan prinsip kode etik dan pedoman perilaku hakim
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
9
KP KP 1
SI SI 2
KP 1 KP 1 KP 1 KP 1 KP 2 KP 2 KP 2 KP 2 KP 2
SI 2 SI 2 SI 5 SI 7 SI 2 SI 5 SI 5 SI 5 SI 6
KP 3 KP 3 KP 3 KP 3 KP 3 KP 3 KP 3 KP 3 KP 4 KP 4 KP 4 KP 4 KP 5 KP 5 KP 5 KP 5 KP 6 KP 6 KP 6 KP 6 KP 6 KP 12 KP 22 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 24 KP 25 KP 25 KP 25 KP 25
SI 4 SI 4 SI 4 SI 4 SI 4 SI 4 SI 5 SI 5 SI 5 SI 5 SI 5 SI 5 SI 5 SI 5 SI 5 SI 5 SI 1 SI 1 SI 1 SI 2 SI 2 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6 SI 6
Prioritas Nasional (PN) 2: Program Aksi Bidang Pendidikan Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 20102014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikatorKP, sebanyak 96,97 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 9). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat penurunan penjabaran pada RKP 2012, dan sedikit meningkat pada RKP 2013. Pada RKP 2011, terdapat 96,77 persen KP dan 96,97 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, terutama pada indikator KP, yaitu terdapat 83,87 persen KP dan hanya 42,42 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013 terjadi sedikit peningkatan menjadi 87,10 persen KP dan 48,48 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan (Gambar 10).
Gambar 10. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
Gambar 9. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013
PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan 3,03
100,00
120,00 100,00
3,23
3,03 12,90
16,13 80,00
80,00
51,52
57,58 60,00
60,00
96,77
100,00
96,97
40,00
20,00
20,00
0,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
Indikator KP
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
87,10
83,87
48,48
42,42
KP
0,00 KP
96,97
40,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
RKP 2012
KP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan yang cenderung menurun dan sedikit berfluktuasi. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, terutama pada indikator KP. Terdapat penurunan kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP yang cukup drastis pada RKP 2012 (lebih dari 50 persen) dari 96,97 persen menjadi hanya 42,42 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Pada Gambar 11 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan. Adapun daftar indikator KP PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 7 (sebanyak 2 indikator KP).
10
Gambar 11. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan
120,00 96,77
100,00 80,00
87,10
83,87 96,97
60,00
40,00
48,48
42,42
20,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Tabel 7. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 2: Program Aksi Bidang Pendidikan No 1 2
Nama Indikator KP Persentase PTAN bersertifikat ISO 9001: 2008 Penyusunan dan penerapan standar nasional pendidikan bagi pendidikan agama dan keagamaan
KP KP 5 KP 10
SI SI 6 SI 6
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 . 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
Prioritas Nasional (PN) 3: Program Aksi Bidang Kesehatan Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 20102014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 96,59 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 12). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat penurunan penjabaran pada RKP 2012, dan sedikit meningkat untuk KP pada RKP 2013, sementara tetap menurun untuk indikator KP pada RKP 2013. Pada RKP 2011, terdapat 100,00 persen KP dan 92,59 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 87,50 persen KP dan 85,19 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP meningkat kembali menjadi 100 persen KP, sementara indikator KP terus menurun menjadi 59,26 persen (Gambar 13).
11
Gambar 12. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan 100,00
Gambar 13. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Kesehatan 120,00 100,00
7,41
7,41
12,50
14,81
80,00
80,00
40,74
60,00 100,00
60,00 40,00
100,00
92,59
87,50
85,19
100,00
92,59
40,00
59,26
20,00 0,00
20,00
KP
Indikator KP
0,00 KP
Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
RKP 2012
Sudah Dijabarkan dalam RKP
KP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan yang cenderung berfluktuasi untuk KP dan mengalami penurunan untuk indikator KP. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, terutama pada indikator KP. Terdapat penurunan kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP yang cukup banyak pada RKP 2013 dari 85,19 persen menjadi hanya 59,26 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 14 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan.
Gambar 14. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan 120,00 100,00
100,00
100,00
80,00
87,50
92,59
85,19
60,00 59,26 40,00 20,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
Indikator KP
12
RKP 2013
Adapun daftar indikator KP PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 8 (sebanyak 2 indikator KP). Tabel 8. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 3: Program Aksi Bidang Kesehatan No
Nama Indikator KP
KP
SI
1
Tingkat kesiapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) pusat maupun daerah untuk melaksanakan jaminan sosial. Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang melayani KB
KP 4
SI 1
KP 1
SI 1
2
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 . 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 96,00 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 15). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 100,00 persen KP dan 94,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 92,00 persen KP dan 67,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi 89,00 persen KP dan 64,00 persen indikator KP (Gambar 16). Gambar 16. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
Gambar 15. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan
120,00
4,00
100,00
6,00
100,00
8,00
80,00
11,00 33,00
80,00
36,00
60,00 100,00
60,00
100,00
96,00
40,00
40,00
20,00
20,00
0,00
KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
92,00
Indikator KP
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
89,00 67,00
KP
0,00
94,00
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
RKP 2012
64,00
KP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan yang cenderung menurun. 13
Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar, baik pada KP maupun indikator KP. Berikut pada Gambar 17 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 4: Penanggulangan Kemiskinan.
Gambar 17. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 4: Penanggulangan Kemiskinan 120,00 100,00
92,00
100,00 80,00
89,00
94,00
60,00
67,00
64,00
40,00 20,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Adapun daftar indikator KP PN 4: Penanggulangan Kemiskinan RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 9 (sebanyak 3 indikator KP).
Tabel 9. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 4: Penanggulangan Kemiskinan No 1 2 3
Nama Indikator KP Jumlah pengusaha mikro yang telah mendapatkan kredit modal usaha Jumlah kegiatan/lembaga hasil sinkronisasi pengembangan akses sumber pendanaan bagi usaha mikro Persentase pelaksanaan rekomendasi pembentukan LPDA-PK dan DME sebagai program pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro
KP
SI
KP 5 KP 5
SI 4 SI 4
KP 5
SI 4
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014 . 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014 .
Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan, menunjukkan 94,94 persen KP RPJMN 20102014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 92,54 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 18). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 94,94 persen KP dan 90,35 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya 14
persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 93,67 persen KP dan 70,18 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi 88,61 persen KP dan 57,02 persen indikator KP (Gambar 16).
Gambar 18. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
5,06
Gambar 19. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan 120,00
7,46 100,00
5,06 9,65
6,33
11,39 29,82
80,00
42,98
60,00
94,94
92,54
94,94 40,00
90,35
93,67
88,61 70,18
57,02
20,00 0,00 KP
KP Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
Indikator KP
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP RKP 2012
KP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan yang cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan RKP 2013 menjadi 70,18 persen dan 57,02 persen, dari persentase awal 90,35 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 20 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 5: Program Aksi Bidang Pangan. Adapun daftar KP dan indikator KP PN 5: Program Aksi Bidang Pangan RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 10 (sebanyak 2 KP) dan Tabel 11 (sebanyak 17 indikator KP). Tidak dijabarkannya sejumlah KP dan indikator KP tersebut dalam dokumen RKP dikarenakan adanya perubahan nomenklatur kegiatan. Perubahan tersebut menampung adanya penambahan program baru (eselon 1) dan perubahan tupoksi unit kerja. Perubahan nomenklatur ini disepakati dan dituangkan di dalam dokumen trilateral meeting.
15
Gambar 20. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 5: Program Aksi Bidang Pangan 100,00
94,94
93,67
90,00 80,00
88,61
90,35
70,00
70,18
60,00 50,00
57,02
40,00
30,00 20,00 10,00 0,00
RKP 2011
RKP 2012 KP
RKP 2013
Indikator KP
Tabel 10. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PN 5: Program Aksi Bidang Pangan No 1 2
Nama KP
SI
Penelitian dan pengembangan IPTEK perikanan tangkap Litbang Ketahanan Pangan
SI 3 SI 3
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 11. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 5: Program Aksi Bidang Pangan No
Nama Indikator KP
KP
SI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Data potensi kawasan yang akurat Jumlah biofertilizer untuk padi dan tebu Jumlah kebijakan Jumlah riset bersama Aplikasi pupuk organik pada paket biovillage Survei, pilot plant Pilot project, pengujian Pilot plant, biofer tilizer Pengujian, alih teknologi Rekomendasi Persentase penggunaan benih bermutu buah (%), sayur umbi (%),benih sayur biji (%) Pengembangan alsin ternak ruminansia Meningkatnya jumlah ekspor hasil pertanian Penyediaan anggarn secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menunjang program di bidang pangan, pertanian, dan industri perdesaan sesuai dengan persetujuan PMK No.261/2008 tentang tata cara penyediaan anggaran, perhitungan, pembayaran, dan pertanggungjawaban subsidi pupuk Dokumen RAPBN-P 2010 tentang perubahan sistem pengelolaan pendanaan BLU Tanah dan Land Capping untuk ditampung dalam APBN-P 2010 Peraturan pelaksanaan anggaran R&D berdasarkan program prioritas K/L yang bersangkutan sesuai dengan alokasi anggaran dalam APBN
KP5 KP 5 KP 12 KP 12 KP 13b KP 16 KP 16 KP 16 KP 16 KP 16 KP 6 KP 11 KP 16 KP 33
SI 2 SI 3 SI 3 SI 3 SI 3 SI 3 SI 3 SI 3 SI 3 SI 3 SI 4 SI 4 SI 4 SI 4
KP 33
SI 4
KP 33
SI 4
KP 33
SI 4
15 16 17
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
16
Prioritas Nasional (PN) 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur, menunjukkan 86,36 persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 88,79 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 21). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 86,36 persen KP dan 87,93 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 75,00 persen KP dan 56,90 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi 72,73 persen KP dan 27,59 persen indikator KP (Gambar 22).
Gambar 21. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur 100,00 90,00
13,64
11,21
80,00
Gambar 22. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur 120,00
100,00
13,64
12,07
25,00
80,00
27,27
43,10
70,00
50,00 40,00
72,41
60,00
60,00
86,36
88,79
40,00
86,36
87,93
75,00
72,73 56,90
20,00
30,00 20,00
27,59
0,00
10,00
KP
Indikator KP
KP
Indikator KP
KP
Indikator KP
0,00 KP Sudah Dijabarkan dalam RKP
RKP 2011
Indikator
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Belum Dijabarkan dalam RKP
RKP 2012
RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur yang cenderung menurun. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup drastis terjadi pada RKP 2012 dan 2013 untuk indikator KP. Hal ini berarti terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya yang terjadi pada KP dan terutama pada indikator KP. Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP tinggal sebesar 27,59 persen pada RKP 2013, sangat rendah bila dibandingkan dengan RKP 2011 sebesar 87,93 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau banyaknya indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 23 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur. Adapun daftar KP dan indikator KP PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 12 (sebanyak 6 KP) dan Tabel 13 (sebanyak 13 indikator KP).
17
Gambar 23. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur 100,00 90,00 80,00
86,36
75,00
87,93
72,73
70,00 60,00
50,00
56,90
40,00 30,00 20,00
27,59
10,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Tabel 12. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur No 1 2 3 4 5 6
Nama KP
SI
Terbangunnya 3 paket akses Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, Bandara Juanda Surabaya Pesawat udara kalibrasi termasuk console (FIS) kalibrasi Pembayaran Tunggakan Subsidi Tahun 2008-2009 Bantuan subsidi perumahan Tahun 2010-2014 Pengembangan Penyelenggaraan Telekomunikasi Sub Penyusunan ICT Fund untuk membiayai pembangunan jaringan backbone serat optik Penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta (MRT dan monorail)
SI 3 SI 3 SI 4 SI 4 SI 6 SI 7
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 13. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur No
Nama Indikator
KP
SI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah simpul jaringan di pusat Jumlah jalan lingkar/bypass yang dibangun sepanjang 36,65 Km Unit pesawat udara kalibrasi Paket Jumlah bantuan subsidi perumahan Jumlah bantuan subsidi perumahan Diselesaikannya kegiatan supervisi konstruksi Banjir Kanal Timur Diselesaikannya pembangunan kanal timur paket 22 s/d 29 Prosentase pencapaian terhadap kuantitas dan kualitas layanan pos Prosentase penyelesaian penyusunan dan pembahasan ICT Fund & optimalisasi PNBP Prosentase penyelesaian penyusunan / pembahasan RPP Penyelenggaraan Sistem Elektronik Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (e-Gov) dan Master Plan eGovernment Nasional Prosentase penyusunan peraturan pelaksana UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Paket Monorail dan Paket MRT
KP 7 KP 1 KP 14 KP 2 KP 4 KP 5 KP 1 KP 1 KP 3 KP 3 KP 6
SI 1 SI 2 SI 3 SI 3 SI 4 SI 4 SI 5 SI 5 SI 6 SI 6 SI 6
KP 7
SI 6
KP 2
SI 7
12 13
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
18
Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha, menunjukkan 82,86 persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 81,67 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 24). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 85,71 persen KP dan 80,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 80,00 persen KP dan 56,67 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi 65,71 persen KP dan 19,17 persen indikator KP (Gambar 25).
Gambar 24. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha 120,00
Gambar 25. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha 120,00 100,00
100,00
17,14
18,33
14,29
20,00
20,00
80,00
80,00
60,00
60,00
40,00
43,33
80,83 85,71
80,00
80,00 56,67
40,00
82,86
81,67
34,29
65,71
20,00 19,17 0,00
20,00
KP
0,00 KP Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
Indikator KP
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
RKP 2012
KP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha yang cenderung menurun. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup drastis terjadi pada RKP 2012 dan 2013 untuk indikator KP. Hal ini menunjukkan terdapatnya kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya yang terjadi pada KP dan terutama pada indikator KP. Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP tinggal sebesar 19,17 persen pada RKP 2013, sangat rendah bila dibandingkan dengan RKP 2011 sebesar 85,71 persen. Perubahan pada indikator sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru atau banyaknya indikator yang tidak berlanjut di periode RKP tersebut. Berikut pada Gambar 26 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha. Adapun daftar KP dan indikator KP PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 14 (sebanyak 6 KP) dan Tabel 15 (sebanyak 22 indikator KP).
19
Gambar 26. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha 90,00
85,71
80,00
80,00 70,00
65,71
80,00
60,00 50,00
56,67
40,00 30,00 20,00 19,17
10,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Tabel 14. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha No
Nama KP
SI
1 2 3 4 5 6
Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Bantuan Hukum Departemen Pelaksanaan azas cabotage melalui Pengembangan dan Pemberdayaan armada kapal niaga Nasional Penataan Sistem Pelabuhan Nasional Pengelolaan Cargo Information System Pengelolaan sarana dan fasilitas pelabuhan strategis dan pelabuhan utk komoditas a.l Batubara, CPO Pelaksanaan National Single Window di sektor perhubungan
SI 1 SI 3 SI 3 SI 3 SI 3 SI 4
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 15. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha No
Nama Indikator KP
KP
SI
1 2 3
Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan) Percepatan operasionalisasi NSW. Untuk 5 pelabuhan, NSW untuk impor siap dilaksanakan akhir Desember 2009. Untuk pelabuhan yang lain, tergantung kebijakan dan kesiapan K/L lainnya MK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) PMK tentang Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dalam rangka pengembangan sistem logistik PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan Persentase penyelesaian aplikasi sistem kepabeanan yang terintegrasi dg portal NSW Jumlah Perda yang dikaji Paket jaringan sistem National Single Window PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat (TPB)
KP 1 KP 5 KP 4
SI 1 SI 1 SI 2
KP 4
SI 2
KP 4
SI 2
KP 4
SI 2
KP 4 KP 1 KP 4 KP 3
SI 2 SI 3 SI 3 SI 4
KP 3
SI 4
KP 3
SI 4
4 5 6 7 8 9 10 11 12
20
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Indikator KP Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan Peraturan pelaksanaan mengenai insentif potongan PPh 5% bagi perusahaan yang melakukan R&D Jumlah kapal niaga PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat (TPB) Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan Paket sistem informasi cargo Jumlah Peraturan Perundangan, peraturan pelaksanaan teknis, dan laporan kajian Jumlah lokasi yang dibangun dan di rehabilitasi
KP
SI
KP 3 KP 5
SI 4 SI 5
KP 3 KP 5
SI 6 SI 6
KP 5
SI 6
KP 5
SI 6
KP 5 KP 3 KP 3 KP 3
SI 6 SI 7 SI 8 SI 9
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 8: Program Aksi Bidang Energi, menunjukkan 86,96 persen KP RPJMN 20102014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 88,71 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 27). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 86,96 persen KP dan 85,48 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 60,87 persen KP dan 51,61 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi hanya 43,48 persen KP dan 16,13 persen indikator KP (Gambar 28). Gambar 28. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi
Gambar 27. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi
120,00
100,00 90,00
13,04
11,29
100,00 13,04
80,00
14,52 39,13
80,00
70,00 60,00
50,00 40,00
48,39
56,52
60,00
86,96
88,71
40,00
83,87 86,96
85,48 60,87
30,00
20,00
51,61
43,48
20,00
16,13 0,00
10,00
KP
0,00 KP Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
Indikator
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
21
Indikator RKP 2012
KP
Indikator RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 8: Program Aksi Bidang Energi yang cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada RKP 2013. Dari nilai 86,96 persen KP dan 85,48 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi sangat rendah yaitu 43,48 persen KP dan 16,13 persen indikator KP pada RKP 2013. Pada Gambar 29 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 8: Program Aksi Bidang Energi. Adapun daftar KP dan indikator KP PN 8: Program Aksi Bidang Energi RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 16 (sebanyak 3 KP) dan Tabel 17 (sebanyak 7 indikator KP). Gambar 29. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 8: Program Aksi Bidang Energi 100,00 86,96
90,00 80,00
85,48
70,00
60,87
60,00
43,48
50,00 51,61
40,00 30,00 20,00
16,13
10,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Tabel 16. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PN 8: Program Aksi Bidang Energi No 1 2 3
Nama KP
SI
Dukungan pelaksanaan program prioritas pemerintah bidang energi Restrukturisasi BUMN besar / penting / strategis Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya DJ Migas
SI 1 SI 2 SI 5
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 17. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 8: Program Aksi Bidang Energi No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Indikator KP Laporan Risalah Surat Laporan Laporan Jumlah studi kelayakan energi laut (laporan) Pembangunan SPBG (gas untuk transportasi)
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
22
KP
SI
KP 7 KP 7 KP 7 KP 1 KP 1 KP 2 KP 2
SI 1 SI 1 SI 1 SI 2 SI 2 SI 4 SI 5
Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, menunjukkan seluruh KP RPJMN 2010-2014 (100 persen) telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 95,12 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 30). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kecenderungan penurunan penjabaran, kecuali pada RKP 2013 untuk penjabaran KP. Pada RKP 2011, terdapat 95,92 persen KP dan 91,46 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun cukup besar pada RKP 2012, yaitu 53,06 persen KP dan 34,15 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP meningkat sedikit menjadi 59,18 persen KP, sementara indikator KP terus menurun menjadi 17,68 persen (Gambar 31).
Gambar 30. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
4,88
Gambar 31. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 2: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 120,00 100,00
4,08 8,54
80,00
40,82
46,94 65,85
60,00
100,00
95,12
82,32 95,92
40,00
91,46 59,18
53,06
20,00
34,15 17,68
0,00 KP
Kegiatan Prioritas Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator
Indikator
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator RKP 2012
KP
Indikator RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana yang cenderung mengalami penurunan, walaupun ada sedikit peningkatan untuk KP pada RKP 2013. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, baik pada KP maupun indikator KP pada tiap tahun penyusunan RKP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada RKP 2013 untuk indikator KP. Dari nilai 95,92 persen KP dan 91,46 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi sangat rendah yaitu 59,18 persen KP dan 17,68 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 32 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana.
23
Adapun daftar indikator KP PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 18 (sebanyak 8 indikator KP). Gambar 32. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 120,00 100,00 80,00
95,92 91,46 59,18
53,06
60,00 40,00
34,15
20,00
17,68
0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Tabel 18. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana No
Nama Indikator KP
KP
SI
1 2
Verifikasi karakteristik ekosistem gambut di 5 provinsi yang terkoordinasi antar K/L terkait Persentase penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan propinsi [dari 11 kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L dan daerah Persentase bimbingan teknis pengembangan instrument ekonomi dan perhitungan PDRB Hijau di daerah iklim Jumlah dokumen tentang bahan rumusan kebijakan insentif dan pendanaan lingkungan Jumlah pedoman dan fasilitas teknis yang terkait dengan valuasi ekonomi SDA dan LH Jumlah penerimaan target program pinjaman lunak terhadap persentase jumlah UMKM yang mengajukan permohonan pinjaman Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempabumi dan tsunami Jumlah pembangunan stasiun pasang surut laut
KP 1 KP 2
SI 1 SI 1
KP 3
SI 2
KP 3 KP 3 KP 3
SI 2 SI 2 SI 2
KP 2 KP 1
SI 3 SI 4
3 4 5 6 7 8
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Tertinggal, Terluar, dan Paska Konflik Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik, menunjukkan 91,00 persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 95,00 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 33). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 91,00 persen KP dan 93,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 82,00 persen KP dan 77,00 persen indikator 24
KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi hanya 53,00 persen KP dan 54,00 persen indikator KP (Gambar 34). Gambar 34. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik
Gambar 33. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik 100,00 90,00
120,00 100,00
5,00
9,00
70,00
23,00 47,00
46,00
53,00
54,00
KP
Indikator KP
60,00
60,00 40,00
18,00
80,00
80,00
50,00
7,00
9,00
40,00
95,00
91,00
93,00
91,00
82,00
77,00
20,00
30,00 20,00
0,00
10,00
KP
Indikator KP
KP
Indikator KP
0,00 KP
RKP 2011
Indikator
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Belum Dijabarkan dalam RKP
RKP 2012
Sudah Dijabarkan dalam RKP
RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik yang cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup besar pada RKP 2013. Dari nilai 91,00 persen KP dan 93,00 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi cukup rendah yaitu 53,00 persen KP dan 54,00 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 35 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik. Gambar 35. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik 100,00
91,00
90,00
80,00
82,00
93,00
70,00
77,00 53,00
60,00
50,00
54,00
40,00
30,00 20,00 10,00
0,00 RKP 2011
RKP 2012 KP
Indikator KP
25
RKP 2013
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 19 (sebanyak 4 KP) dan Tabel 20 (sebanyak 4 indikator KP).
Tabel 19. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik No
Nama KP
SI
1 2 3 4
Pembinaan pelayanan kesehatan komunitas Pembinaan pelayanan medik spesialistik Pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan Pelaksanaan perundingan Perbatasan RI-Malaysia, Singapura, Timor Leste, Filipina, Vietnam,& Palau.
SI 1 SI 1 SI 1 SI 3
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 20. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 10: Daerah Tertinggal, Terluar dan Paska Konflik No 1 2 3 4
Nama Indikator KP Jumlah rute yang terselenggara Terselenggaranya pelayanan kesehatan di puskesmas prioritas di perbatasan dan pulau terluar Persentase guru di daerah terpencil yang mengikuti peningkatan kompetensi dan perofesionalisme Jumlah pelaksanaan perundingan perbatasan maritim dan darat
KP
SI
KP 3 KP 6
SI 1 SI 3
KP 10
SI 3
KP 10
SI 3
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi menunjukkan 88,46 persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 87,50 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 36). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 88,46 persen KP dan 87,50 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 73,08 persen KP dan 65,63 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi hanya 34,62 persen KP dan 21,88 persen indikator KP (Gambar 37). Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi yang cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2013. Dari nilai 88,46 persen KP dan 87,50 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi sangat rendah yaitu 34,62 persen KP dan 21,88 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 38 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. 26
Gambar 37. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
Gambar 36. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi 100,00 90,00
120,00 100,00
11,54
12,50
11,54
12,50
80,00
26,92
34,38
80,00 60,00
50,00 40,00
65,38
60,00
70,00
40,00
88,46
87,50
88,46
87,50
73,08
78,13
65,63
20,00
34,62
30,00
21,88
0,00
20,00
KP
10,00
Indikator KP
0,00 KP
Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
KP
RKP 2012
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Gambar 38. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi 100,00 90,00
80,00
88,46 73,08
87,50
70,00 60,00
65,63
50,00 34,62
40,00 30,00 20,00
21,88
10,00
0,00 RKP 2011
RKP 2012 KP
RKP 2013
Indikator KP
Adapun daftar KP dan indikator KP PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 21 (sebanyak 3 KP) dan Tabel 22 (sebanyak 4 indikator KP).
Tabel 21. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi No
Nama KP
SI
1 2 3
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Pelaksanaan insentif difusi iptek Pelaksanaan insentif peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
SI 2 SI 5 SI 5
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
27
Tabel 22. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PN 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi No 1
2 3 4
Nama Indikator KP Jumlah fasilitasi sarana pengembangan, pendalaman, dan pergelaran seni budaya - Propinsi - Kabupaten/Kota Jumlah paket Jumlah paket insentif Jumlah paket prototype, advokasi, dan rekomendasi
KP
SI
KP 2
SI 2
KP 6 KP 7 KP 8
SI 5 SI 5 SI 5
Keterangan: 1. KP menunjukian posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, menunjukkan 80,39 persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 82,47 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 39). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kecenderungan penurunan penjabaran, kecuali pada RKP 2013 untuk penjabaran KP. Pada RKP 2011, terdapat 76,47 persen KP dan 76,29 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun cukup besar pada RKP 2012, yaitu 56,86 persen KP dan 54,64 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP meningkat sedikit menjadi 62,75 persen KP, sementara indikator KP terus menurun menjadi 32,99 persen. (Gambar 40).
Gambar 39. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Gambar 40. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 120,00
120,00
100,00
100,00
80,00
23,53
19,61
17,53
43,14
45,36
37,25 67,01
80,00
60,00
60,00 40,00
23,71
40,00
80,39
82,47
20,00
76,47
76,29 56,86
54,64
62,75
20,00
32,99
0,00 KP
0,00 KP Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
Indikator KP
KP
RKP 2011 Sudah Dijabarkan dalam RKP
Belum Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP RKP 2012
KP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan 28
antardokumen perencanaan untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan yang cenderung mengalami penurunan, walaupun ada sedikit peningkatan untuk KP pada RKP 2013. Artinya, terdapat kecenderungan dokumen yang berubah-ubah, baik pada KP maupun indikator KP pada tiap tahun penyusunan RKP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2012 dan terus berlanjut pada RKP 2013 untuk indikator KP. Dari nilai 76,47 persen KP dan 76,29 persen indikator KP pada RKP 2011 menjadi 62,75 persen KP dan 32,99 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 41 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. Gambar 41. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 90,00 80,00 70,00
76,47 76,29
56,86
60,00 50,00
62,75
54,64
40,00 30,00
32,99
20,00 10,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012
KP
RKP 2013
Indikator KP
Adapun daftar indikator KP PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan RPJMN 20102014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 23 (sebanyak 10 KP) dan Tabel 24 (sebanyak 17 indikator KP). Tabel 23. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama KP Peningkatan Wawasan Kebangsaan melalui Sosialisasi yang Berkelanjutan Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-undangan Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan Kegiatan Peningkatan Profesionalitas Tenaga Teknis Peradilan dan Aparatur Peradilan di bidang Manajemen dan Kepemimpinan Peningkatan Penuntutan pelanggaran HAM yang Berat Penyusunan Rencana induk, master plan dan road map revitalisasi industri pertahanan Konsolidasi RPJMN 2010-2014 beserta RKP, Penguatan basis pendanaan, dan Perumusan Kerangka Pendanaan 5 thn Revisi Keppres 80 Tahun 2003 untuk mendukung revitalisasi industri pertahanan Identifikasi teknologi – Alutsista TNI dan Alut POLRI yang dibutuhkan dalam PJP I Pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan sbg Clearing House
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
29
SI SI 2 SI 5 SI 6 SI 6 SI 8 SI 9 SI 9 SI 9 SI 9 SI 9
Tabel 24. Daftar Indikator KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013) PNL 12: Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan No
Nama Indikator KP
1
• Bidang politik, hukum & keamanan • Bidang keuangan dan perbankan • Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat • Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH • Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi dan pelapor • Peraturan Perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi • Bidang politik, hukum & keamanan • Bidang keuangan dan perbankan • Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat • Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH • Peraturan perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi dan pelapor • Peraturan perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi Jumlah kurikulum, silabus, materi ajar yg dikembangkan berdasarkan keb pelatihan Jumlah pelatihan bagi Hakim/Hakim Adhoc dan tenaga teknis lainnya mengenai Tipikor, asset recovery dll Jumlah pengembangan sistem diklat yang terhubung dengan sistem rekruitmen, sistem pengawasan dan sistem karir bagi hakim dan aparatur peradilan Jmlh SDM mendapatkan pelatihan teknis peradilan dan manajemen & Kepemimpinan yang memenuhi standar kompetensi, tugas dan kinerja Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingk Peradilan Umum Tersedianya biaya penyelesaian perkara yang memadai Ditetapkannya Keppres Pengadaan barang dan jasa Dokumen rencana pengembangan dan pengadaan Efisiensi dan Efektivitas pengadaan Alutsista TNI dan Alut POLRI Jumlah item produk alutsista TNI dan Alut Polri yang mampu diproduksi oleh Industri Pertahanan dalam Negeri Jumlah modul pengembangan nilai kebangsaan Jumlah perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan dalam tahap penuntutan. Jumlah sosialisasi pengembangan nilai kebangsaan untuk pemuda, perempuan, aparatur pemerintah Rekomendasi Rumusan pendanaan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang bersifat multiyears
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KP
SI
KP d
SI V
KP a
SI VI
KP b
SI VI
KP b
SI VI
KP b
SI VI
KP b
SI VI
KP b KP a KP c KP a KP e
SI VII SI VII SI IX SI IX SI IX
KP d
SI IX
KP b
SI II
KP i
SI VIII
KP a
SI II
KP l KP b
SI IX SI IX
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Lainnya (PNL) 13: Perekonomian Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PNL 13: Perekonomian menunjukkan 69,57 persen KP RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Sementara itu untuk penjabaran indikator KP, sebanyak 80,77 persen telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 42). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang terus menurun. Pada RKP 2011, terdapat 65,22 persen KP dan 71,15 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya persentase ini menurun pada RKP 2012, yaitu terdapat 56,52 persen KP dan 53,85 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP kembali menurun menjadi hanya 52,27 persen KP dan 40,38 persen indikator KP (Gambar 43). 30
Gambar 42. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian
Gambar 43. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian 120,00
120,00 100,00
100,00
80,00
30,43
19,23
80,00
28,85
34,78
43,48
46,15
47,83
59,62
60,00
60,00 40,00
40,00
69,57
80,77
71,15
65,22
56,52
53,85
20,00
52,17
40,38
20,00 0,00
0,00
KP
KP
Indikator KP
KP
Indikator KP
KP
Indikator KP
Indikator KP RKP 2011
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Belum Dijabarkan dalam RKP
RKP 2012
Sudah Dijabarkan dalam RKP
RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PNL 13: Perekonomian yang cenderung menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang semakin besar tiap tahunnya, baik pada KP maupun indikator KP. Penurunan kesinambungan dan kekonsistenan KP dan indikator KP terjadi cukup tajam pada RKP 2013. Dari nilai 65,22 persen KP dan 71,15 persen indikator KP pada RKP 2011 menurun menjadi 52,17 persen KP dan 40,38 persen indikator KP pada RKP 2013. Berikut pada Gambar 44 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PNL 13: Perekonomian. Adapun daftar KP dan indikator KP PNL 13: Perekonomian RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan pada dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) disampaikan pada Tabel 25 (sebanyak 3 KP) dan Tabel 26 (sebanyak 4 indikator KP). Gambar 44. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 13: Perekonomian 80,00
71,15
70,00 60,00
56,52
65,22
50,00
52,17
53,85
40,00
40,38
30,00
20,00 10,00 0,00 RKP 2011
RKP 2012 KP
Indikator KP
31
RKP 2013
Tabel 25. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PNL 13: Perekonomian No
Nama KP
SI
1 2 3 4 5 6 7
Pengembangan klaster industri berbasis pertanian, oleochemical Pelaksanaan Kerja Sama Bilateral dalam promosi/kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi Peningkatan Peran Diplomasi Ekonomi dalam Forum Multilateral Perluasan Pasar Non Tradisional Peningkatan Keamanan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB Peningkatan Pelayanan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB Peningkatan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB
SI 1 SI 2 SI 2 SI 2 SI 3 SI 3 SI 3
Keterangan: SI menunjukkan posisi KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Tabel 26. Daftar KP RPJMN 2010-2014 yang Belum Dijabarkan pada Dokumen RKP (2011, 2012, 2013), PNL 13: Perekonomian No
Nama Indikator KP
KP
SI
1 2 3 4
Jumlah Perusahaan Pilot project industri turunan kelapa sawit Provinsi Sumut, Kaltim, dan Riau Jumlah koordinasi teknis/ penyelenggaraan pertemuan/ partisipasi dalam siding terkait isu perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan Jumlah posisi Pemri yang disampaikan dalam siding internasional terkait isu perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan Persentase fasilitasi untuk sidang/pameran/forum bisnis (Trade, Tourism and Investment) di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sub Sahara Afrika, Eropa Tengah dan Timur Persentase fasilitasi penyelenggaraan kerjasama di bidang ekonomi dengan negaranegara di kawasan Asia Timur dan Sub Sahara Afrka Terselenggaranya koordinasi pemulangan TKI/TKI B dari entry point ke daerah asal Jumlah pemulangan TKI bermasalah/TKIB yang dideportasi Terjaminnya keamanan pemulangan TKI bermasalah/TKIB
SI 1 SI 1 SI 1 SI 2
KP 1 KP 1 KP 1 KP 1
SI 2
KP 1
SI 2
KP 2
SI 2
KP 3
SI 3 SI 3 SI 3
KP 12 KP 13 KP 15
5 6
7 8 9 10
Keterangan: 1. KP menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Kegiatan Prioritas Dokumen RPJMN 2010-2014. 2. SI menunjukkan posisi indikator KP pada urutan Substansi Inti Dokumen RPJMN 2010-2014.
Prioritas Lainnya (PNL) 14: Kesejahteraan Rakyat Hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) untuk PNL 14: Kesejahteraan Rakyat menunjukkan seluruh KP (100 persen) dan indikator KP (100 persen) RPJMN 2010-2014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP (Gambar 45). Apabila persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 dirinci pada setiap tahun penyusunan RKP, maka terlihat kondisi yang sedikit menurun. Pada RKP 2011, terdapat 100,00 persen KP dan 100,00 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Selanjutnya pada RKP 2012 terdapat 100,00 persen KP dan 85,71 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Pada RKP 2013, penjabaran KP dan indikator KP sedikit menurun menjadi 84,38 persen KP dan 76,79 persen indikator KP (Gambar 46).
32
Gambar 45. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat
Gambar 46. Persentase Penjabaran KP & Indikator KP RPJMN 2010-2014 dalam Setiap RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat 120,00
120,00 100,00 14,29
15,62
85,71
84,38
Indikator KP
KP
100,00
23,21
80,00
80,00 60,00 100,00
60,00
100,00
100,00
100,00
40,00
100,00
76,79
40,00 20,00
20,00 0,00 KP
0,00
KP
Indikator KP
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP
KP
RKP 2011
Belum Dijabarkan dalam RKP
RKP 2012
Sudah Dijabarkan dalam RKP
Indikator KP RKP 2013
Belum Dijabarkan dalam RKP
Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PNL 14: Kesejahteraan Rakyat yang cukup baik walaupun sedikit menurun. Artinya, terdapat kecenderungan perubahan dokumen yang terjadi tiap tahun walaupun tidak besar, baik pada KP maupun indikator KP. Pada Gambar 47 ditunjukkan kecenderungan kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan untuk PNL 14: Kesejahteraan Rakyat. Gambar 47. Persentase Kesinambungan dan Kekonsistenan KP dan Indikator KP RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011, 2012, 2013 PNL 14: Kesejahteraan Rakyat 120,00
100,00
100,00
100,00
80,00
84,38 100,00 85,71 76,79
60,00 40,00 20,00
0,00 RKP 2011
RKP 2012 KP
Indikator KP
33
RKP 2013
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 2011-2013 memberikan gambaran kualitas dari dokumen perencanaan berdasarkan aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan yang diperoleh dari hasil identifikasi atas penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam dokumen RKP 2011, 2012 dan 2013. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, secara singkat kesimpulan yang diperoleh antara lain:
1. Rekapitulasi hasil persandingan antara dokumen RPJMN 2010-2014 dengan 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan sebagian besar KP dan indikator KP RPJMN 20102014 telah dijabarkan dalam dokumen RKP. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya persentase penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 sebesar 90,76 persen dan 87,75 persen ke dalam dokumen RKP 2011-2013.
2. Hasil identifikasi penjabaran KP dan indikator KP RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP (2011, 2012, dan 2013) mengindikasikan kondisi kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan yang terus menurun tiap tahunnya. RKP 2013 memiliki deviasi yang paling besar terhadap RPJMN 2010-2014, dibandingkan dengan RKP sebelumnya (RKP 2012 dan 2011). Artinya, semakin banyak terjadi perbedaan substansi pada setiap penyusunan RKP, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh pernyataan KP dan indikator KP yang makin terdeviasi. a.
Kesinambungan dan kekonsistenan KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) mengalami penurunan walaupun tidak terlalu drastis. Pada RKP 2011, terdapat 87,80 persen KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 dan RKP 2013, yaitu hanya sebesar 77,82 persen dan 69,32 persen.
b.
Kesinambungan dan kekonsistenan indikator KP antardokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP (2011, 2012, dan 2013) menunjukkan penurunan yang lebih tajam dibandingkan dengan KP. Pada RKP 2011, terdapat 84,76 persen indikator KP RPJMN 2010-2014 yang sudah dijabarkan. Kemudian, angka tersebut terus menurun pada RKP 2012 menjadi sebesar 58,88 persen dan 49,23 persen pada RKP 2013.
3. Sebagai masukan terhadap penyusunan RKP 2014 didapatkan 50 KP (9,24 persen KP) dan 160 indikator KP (12,25 persen indikator KP) RPJMN 2010-2014 yang belum dijabarkan dalam 3 (tiga) dokumen RKP terdahulu dan seyogyanya perlu ditampung dalam RKP 2014 sehingga aspek kesinambungan dan kekonsistenan antardokumen perencanaan dapat ditingkatkan. Hasil evaluasi terkait penjabaran RPJMN 2010-2014 ke dalam 3 (tiga) dokumen RKP Tahun 20112013 menunjukkan masih perlunya peningkatan kualitas dokumen perencanaan di periode berikutnya terutama pada sejumlah perbaikan ataupun penitikberatan pada rekomendasi sebagai berikut: 1. Pentingnya aplikasi Model Logika sebagai alat bantu untuk memetakan pola pikir awal hingga ekspektasi capaian beserta ukuran-ukurannya (untuk berbagai tingkatan) ketika memformulasikan apapun, termasuk kebijakan, strategi, program, kegiatan dan sebagainya.
2. Perumusan indikator yang tepat (memenuhi kaidah SMART) dan sesuai dengan tingkatan kinerja (impact, outcomes, output) akan meningkatkan kualitas dokumen perencanaan yang disusun sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadinya perubahan pernyataan indikator ataupun ketidakberlanjutan suatu indikator di periode tertentu. 34
LAMPIRAN 1 Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap Dokumen RKP 2013
35
36
Ringkasan Evaluasi Ex-Ante terhadap Dokumen RKP 2013
PENDAHULUAN Penyusunan RKP-2013 dengan tema Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan Dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat bersifat sangat strategis, karena nantinya dijadikan sebagai pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, serta pedoman pelaksanaan pembangunan bagi Pemerintah Pusat/Daerah, masyarakat, dan dunia usaha. Dengan pertimbangan tersebut maka kualitas dokumen RKP harus benar-benar terjaga dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun politis. Dalam kerangka itu, Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan, sesuai dengan tugas dan fungsinya, melakukan evaluasi ex-ante terhadap dokumen RKP-2013. Berdasarkan pembagian tugas yang diberikan oleh Deputi EKP, Direktorat EKPS berkontribusi untuk melakukan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 untuk mereviu kualitas dokumen tersebut, secara spesifik dalam hal kesinambungan dan kekonsistenan antar dokumen RKP dan dengan dokumen RPJMN 2010-2014, serta ketepatan penyusunan dokumen berdasarkan kerangka berpikir yang logis. Tujuan dari pelaksanaan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 adalah untuk mereviu kualitas dokumen perencanaan yang disusun, yang meliputi dua pokok identifikasi sebagai berikut: (1) Kesinambungan dan kekonsistenan dokumen RKP 2013 dengan RKP sebelumnya; dan antara RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014; dan (2) Ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut yang terkait, seperti sasaran, indikator dan target; berdasarkan kerangka berpikir logis. Ruang lingkup penyusunan evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 meliputi sembilan bidang pembangunan, dimana pada setiap bidang dipilih 2-3 fokus prioritas (FP) yang mewakili untuk kemudian direviu lebih lanjut. Total FP yang direviu sebanyak 19 FP. Cara evaluasi RKP-2013 Buku II adalah dengan melakukan document review, yaitu, dengan mencermati dan membandingkan dokumen. Pencermatan terhadap dokumen RKP (RKP 2011, RKP 2012, RKP 2013) dan RPJMN 2010-2014 dilakukan untuk mengidentifikasi dua aspek, yaitu: (1) aspek kesinambungan dan kekonsistenan antar dokumen perencanaan; serta (2) aspek ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut terkait.
HASIL REVIU UMUM 1.
Kesinambungan dan Kekonsistenan antar Dokumen Perencanaan
Rekapitulasi hasil persandingan antar dokumen RKP maupun dengan RPJMN 2010-2014 menunjukkan indikator pada level FP cukup berkesinambungan dan konsisten, yang ditunjukkan oleh cukup tingginya persentase indikator sama (antara 68-75 persen). Namun pada level KP, kesinambungan dan kekonsistenan indikator masih rendah karena persentase indikator sama hanya diantara 20-33 persen. a.
Antar Dokumen RKP (RKP 2013, RKP 2012, RKP 2011)
Dilihat dari format penulisan, ketiga dokumen RKP (RKP 2013, RKP 2012, RKP 2011) memiliki format yang sama, yaitu mencantumkan atribut FP/KP, Indikator, Rencana 2011/2012/2013, Program, dan Pelaksana. Perbedaan yang cukup nyata adalah dalam hal penulisan indikator, baik di level FP maupun KP. 37
Pada level FP, jumlah FP yang direviu sebanyak 19 FP (sesuai Tabel 1) dengan jumlah indikator FP yang berbeda-beda pada ketiga dokumen RKP. Jumlah indikator FP pada RKP 2013 sebanyak 41 indikator, lebih sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah indikator FP pada RKP 2012 dan RKP 2011, yaitu 42 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan FP secara umum (pada Tabel 2) mengindikasikan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup baik untuk indikator FP, karena lebih dari 70 persen indikator FP di ketiga dokumen RKP merupakan indikator yang sama (pernyataan indikator sama untuk ketiga dokumen RKP). Namun, masih terdapat 30 persen indikator FP yang memiliki perbedaan pada ketiga dokumen RKP (disebut dengan indikator berbeda). Hasil reviu atas perbedaan tersebut menunjukkan perbedaan pada RKP 2013, sebagian besar disebabkan karena adanya indikator baru, sedangkan pada RKP 2012 dan RKP 2011, perbedaan disebabkan karena sebagian besar indikator tidak berlanjut. Pada level KP, jumlah KP dan indikator KP yang direviu berbeda pula pada ketiga dokumen RKP. Jumlah KP dan indikator KP pada RKP 2013 adalah 185 KP dengan 607 indikator KP, lebih sedikit dibandingkan dengan RKP 2012, yaitu 197 KP dengan 637 indikator, dan RKP 2011, yaitu 195 KP dengan 680 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan KP secara umum (pada Tabel 2) mengindikasikan hal yang berbeda dari yang sebelumnya ditemui pada level FP, yaitu kurang baiknya kesinambungan dan kekonsistenan untuk indikator KP pada ketiga dokumen RKP. Sebagian besar indikator KP (antara 67-71 persen) dalam ketiga dokumen RKP tergolong indikator berbeda. Pada RKP 2013, perbedaan indikator KP sebagian besar disebabkan oleh adanya indikator baru, sedangkan pada RKP 2012 dan RKP 2011 disebabkan karena indikator tidak berlanjut.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Persandingan Antar Dokumen RKP Buku II (19 FP) Ulasan Format Penulisan Jumlah Indikator FP Indikator sama Indikator berbeda Indikator berubah Indikator baru Indikator baru dan tidak berlanjut Indikator tidak berlanjut Jumlah Kegiatan Prioritas Jumlah Indikator KP Indikator sama Indikator berbeda Indikator berubah Indikator baru Indikator baru dan tidak berlanjut Indikator tidak berlanjut
Buku II RKP 2013 Buku II RKP 2012 sama sama Fokus Prioritas (19 FP) 41 42 30 (73,17%) 30 (71,43%) 11 (26,83%) 12 (28,57%) 2 (4,88%) 1 (2,38%) 9 (21,95%) Kegiatan Prioritas 185 607 196 (32,29%) 411 (67,71%) 103 (16,97%) 308 (50,74%) -
Buku II RKP 2011 sama 42 30 (71.43%) 12 (28.57%) 2 (4,76%) -
6 (14,29%) 5 (11,90%)
10 (23,81%)
197 637 196 (30,77%) 441 (69,23%) 138 (21,66%) 122 (19,15%)
195 680 196 (28,82%) 484 (71,18%) 133 (19,56%) -
77 (12,09%) 104 (16,33%)
351 (51,62%)
Keterangan: 1. Indikator sama adalah indikator yang memiliki pernyataan yang sama untuk ketiga dokumen RKP. 2. Indikator berbeda adalah indikator yang memiliki perbedaan pada ketiga dokumen RKP. 3. Indikator berubah adalah indikator yang memiliki pernyataan yang berubah dari dokumen RKP sebelumnya. 4. Indikator baru adalah indikator yang baru muncul pada dokumen RKP (2012 dan/atau 2013), yang belum ada pada dokumen RKP sebelumnya. 5. Indikator baru dan tidak berlanjut adalah indikator yang baru muncul pada dokumen tahun tertentu (biasanya tahun 2012) dan tidak dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. 6. Indikator tidak berlanjut adalah indikator pada tahun 2011 yang tidak muncul/dilanjutkan pada tahun berikutnya (bisa tidak dilanjutkan di tahun 2012 ataupun 2013)
38
b.
Antar Dokumen RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014
Dalam hal format penulisan, dokumen RKP 2013 dan RPJMN 2010-2014 memiliki sedikit perbedaan yaitu pada RPJMN 2010-2014 memiliki sasaran pada level FP dan KP, sedangkan pada RKP 2013, sasaran tersebut tidak ada. Pada level FP, jumlah FP yang direviu adalah 19 FP (sesuai Tabel 1) dengan jumlah indikator FP dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 masing-masing berbeda. Dalam RPJMN 2010-2014, jumlah indikator FP sebanyak 45 indikator, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah indikator FP pada RKP 2013, yaitu 41 indikator. Hasil rekapitulasi persandingan FP secara umum (pada Tabel 3) mengindikasikan kesinambungan dan kekonsistenan yang cukup baik untuk indikator FP, karena sebagian besar indikator FP (lebih dari 60 persen) dalam RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki pernyataan yang sama. Namun sebagian besar target indikator KP dalam kedua dokumen berbeda, mencapai lebih dari 50 persen. Pada level KP, jumlah KP dan indikator KP yang direviu dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 juga berbeda. Jumlah KP pada RPJMN 2010-2014 adalah 188 KP, lebih besar dari jumlah di RKP 2013 sebanyak 185 KP. Namun dari sisi jumlah indikator KP, dalam RPJMN 2010-2014 lebih sedikit dibandingkan dengan RKP 2013 yaitu 597 indikator dibandingkan 607 indikator. Sebagian besar indikator KP dan target indikator KP dalam ketiga dokumen RKP berbeda, yaitu masingmasing lebih dari 70 persen dan lebih dari 80 persen. Hal ini mengindikasikan kurangnya kesinambungan dan kekonsistenan dokumen perencanaan atau dalam hal ini terdapat banyak perubahan indikator dan target KP pada RKP 2013 bila disandingkan dengan RPJMN 2010-2014.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Persandingan RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014 Buku II (19 FP) Ulasan Format
Jumlah Indikator FP Indikator sama Indikator berbeda Target sama (%) Target berbeda (%) Jumlah Kegiatan Prioritas Jumlah Indikator KP Indikator sama (%) Indikator berbeda (%) Target sama (%) Target berbeda (%)
Buku II RPJMN 2010-2014 Terdapat sasaran pada level fokus prioritas dan kegiatan prioritas Fokus Prioritas (19 FP) 45 31 (68,89%) 14 (31,11%) 20 (44,44%) 25 (55,56%) Kegiatan Prioritas 188 597 131 (21,94%) 466 (78,06%) 69 (11,56%) 528 (88.44%)
Buku II RKP 2013 Tidak terdapat sasaran pada level fokus prioritas dan kegiatan prioritas 41 31 (75,61%) 10 (24,39%) 20 (48,78%) 21 (51,22%) 185 607 131 (21,58%) 476 (78,42%) 69 (11,37%) 538 (88,63%)
Keterangan: 1. Indikator sama adalah indikator yang memiliki pernyataan yang sama untuk dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013. 2. Indikator berbeda adalah indikator yang memiliki pernyataan yang berbeda untuk dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013. 3. Target sama adalah target suatu indikator dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki besaran yang sama. 4. Target berbeda adalah target suatu indikator dalam dokumen RPJMN 2010-2014 dan RKP 2013 memiliki besaran yang berbeda.
2.
Ketepatan Penyusunan Alur Pikir dan Atribut Terkait
Hasil reviu umum atas ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut terkait pada RKP 2013 menunjukkan kondisi yang bervariasi untuk masing-masing bidang pembangunan Buku II. Namun, secara umum masih menunjukkan sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki ke depan, yaitu dalam penyusunan RKP ataupun RPJMN selanjutnya. 39
Pertama, masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran bidang (yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome). Masih ditemui sejumlah permasalahan yang dinilai cukup penting tetapi tidak teridentifikasi secara jelas pada sasaran bidang. Sebaliknya juga terdapat sejumlah sasaran bidang yang tiba-tiba muncul dan kurang berkaitan dengan permasalahan yang dipetakan. Kedua, tumpang tindihnya penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan pernyataan indikator yang sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas (impact), fokus prioritas (outcomes), dan kegiatan prioritas (output). Hal ini selain berarti kurang tepatnya penyusunan alur berpikir, juga menunjukkan perumusan indikator yang kurang sesuai. a.
Persandingan Permasalahan dengan Sasaran Bidang
Hampir di setiap bidang, penerjemahan permasalahan ke dalam sasaran bidang pembangunan (di level impact/outcome) belum sepenuhnya dilakukan dengan baik, artinya belum semua permasalahan yang diangkat kemudian dijawab sebagai suatu pernyataan sasaran yang hendak dicapai. Hal yang terjadi adalah permasalahan berdiri sendiri dan tidak terkait dengan sasarannya atau sasaran dapat saja serta merta muncul tanpa ada penjelasan di bagian permasalahan. Kondisi ini menunjukkan belum digunakannya kerangka berpikir Model Logika sebagai alat yang membantu atau menuntun cara berpikir yang logis ketika menyusun suatu perencanaan pembangunan. Kelemahan ini kemudian dapat berimplikasi juga pada lemahnya penyusunan tingkatan kinerja yang hendak dicapai karena tidak runtutnya proses perencanaan yang dilaksanakan.
Tabel 3. Reviu Persandingan Permasalahan dengan Sasaran Bidang Buku II RKP 2013 No
Bidang Pembangunan
Reviu Persandingan
1.
Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
Dari 17 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 4 permasalahan yang tidak diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 1 sasaran bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan permasalahan.
2.
Bidang Ekonomi
Dari 6 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya tidak diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan sasaran bidang yang ditetapkan tidak memiliki kaitan jelas dengan permasalahan.
3.
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Secara umum 3 permasalahan yang diidentifikasi sudah diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan, hanya terdapat satu sasaran yang tidak memiliki kaitan yang jelas dengan permasalahan.
4.
Bidang Sarana dan Prasarana
Dari 8 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 2 sasaran yang tidak memiliki kaitan yang jelas dengan permasalahan.
5.
Bidang Politik dan Komunikasi
Dari 10 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 2 permasalahan yang tidak diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 3 sasaran bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan permasalahan.
6.
Bidang Pertahanan dan Keamanan
Dari 15 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 3 permasalahan yang tidak diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan.
7.
Bidang Hukum dan Aparatur
Dari 2 permasalahan yang teridentifikasi, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan.
8.
Bidang Wilayah dan Tata Ruang
Dari 5 permasalahan yang teridentifikasi terkait pembangunan perdesaan, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam sasaran bidang pembangunan.
9.
Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Dari 8 permasalahan yang teridentifikasi, terdapat 3 permasalahan yang belum terjawab dengan sasaran bidang pembangunan dan terdapat penetapan 12 sasaran bidang yang tidak memiliki kaitan jelas (tidak menjawab) dengan permasalahan. 40
b.
Persandingan Sasaran/Indikator Prioritas Bidang, Fokus Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Persandingan sasaran/indikator prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas buku II RKP 2013 menunjukkan adanya permasalahan pada penentuan tingkat kinerja di hampir semua bidang pembangunan. Terdapat penggunaan indikator yang sama di beberapa level kinerja (impact, outcome, dan output). Seharusnya, apabila penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dengan menggunakan kerangka berpikir logis yang tepat, hal yang demikian tidak akan terjadi atau paling tidak dapat dihindarkan. Selain itu, perumusan indikator yang tepat dan memenuhi kaidah SMART juga harus menjadi penekanan penting dalam penyusunan dokumen perencanaan, sehingga kualitas dokumen lebih terjaga. Kemudian, sebagai satu rangkaian kinerja yang baik, perihal kelengkapan atribut baik di tingkat prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas semuanya perlu diperhatikan. Kelengkapan atribut tentunya meliputi sasaran, indikator beserta targetnya, walaupun hasil evaluasi menunjukkan masih banyak dijumpai permasalahan kelengkapan atribut, terutama pada tidak adanya sasaran/indikator di level FP.Berikut adalah hasil reviu persandingan sasaran/indikator prioritas bidang, fokus prioritas dan kegiatan prioritas buku II RKP 2013. Tabel 4. Reviu Persandingan Sasaran/Indikator Prioritas Bidang, Fokus Prioritas dan Kegiatan Prioritas Buku II RKP 2013 No 1.
Bidang Pembangunan Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
Reviu Persandingan a. Penggunaan indikator yang sama pada beberapa level indikator (impact, outcome, dan output): 7 indikator menjadi indikator level impact, outcome, dan output 10 indikator menjadi indikator level outcome dan output
1 indikator menjadi indikator level impact dan output b. Ketidaklengkapan atribut, yaitu tidak adanya sasaran/indikator bidang pada salah satu FP. 2.
Bidang Ekonomi
Secara umum tidak ditemukan permasalahan levelling indikator, namun terdapat permasalahan ketidaklengkapan atribut, yaitu tidak terdapatnya sasaran/indikator Bidang dan FP pada salah satu FP.
3.
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Secara umum tidak ditemukan adanya permasalahan levelling indikator, namun terdapat permasalahan kelengkapan atribut, yaitu pada ketiga FP tidak terdapat sasaran/indikator FP.
4.
Bidang Sarana dan Prasarana
Secara umum tidak ditemukan adanya permasalahan levelling indikator, namun terdapat permasalahan kelengkapan atribut, yaitu tidak terdapatnya sasaran/indikator FP.
5.
Bidang Politik dan Komunikasi
Terdapat permasalahan penggunaan 1 indikator yang sama di level output dan outcomes, namun tidak terdapat permasalahan kelengkapan atribut.
6.
Bidang Pertahanan dan Keamanan
Secara umum tidak terdapat permasalahan levelling indikator. Namun terdapat permasalahan kelengkapan atribut, yaitu pada kedua FP tidak terdapat sasaran/indikator FP.
7.
Bidang Hukum dan Aparatur
Penggunaan indikator yang sama pada beberapa level indikator (impact, outcome, dan output): 3 indikator menjadi indikator level impact,dan outcome 2 indikator menjadi indikator level outcome dan output
8.
Bidang Wilayah dan Tata Ruang
Secara umum atribut sudah lengkap, namun terdapat permasalahan levelling indikator, yaitu 1 indikator menjadi indikator level outcomes dan output.
9.
Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Secara umum tidak terdapat permasalahan levelling indikator dan kelengkapan atribut
41
KESIMPULAN Evaluasi ex-ante atas dokumen Buku II RKP 2013 memberikan gambaran kualitas dari dokumen perencanaan yang disusun berdasarkan hasil reviu dan identifikasi atas: (1) kesinambungan dan kekonsistenan dokumen RKP 2013 dengan RKP sebelumnya; dan antara RKP 2013 dengan RPJMN 2010-2014; (2) ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut yang terkait, seperti sasaran, indikator dan target; berdasarkan kerangka berpikir logis. Secara singkat kesimpulan yang diperoleh dari hasil evaluasi ini antara lain:
1.
Dari 9 bidang pembangunan yang direviu dengan penekanan pada 19 Fokus Prioritas (FP) baik antar dokumen RKP (2013, 2012, dan 2011) maupun dengan RPJMN 2010-2014 menunjukkan indikator pada level FP cukup berkesinambungan dan konsisten, yang ditunjukkan oleh cukup tingginya persentase indikator sama (antara 68-75 persen). Namun pada level KP, kesinambungan dan kekonsistenan indikator masih rendah karena persentase indikator sama hanya diantara 20-33 persen. Perbedaan indikator KP sebagian besar disebabkan karena adanya perubahan indikator, bertambahnya indikator baru ataupun tidak berlanjutnya indikator di periode tertentu.
2.
Terkait ketepatan penyusunan alur pikir dan atribut dari 9 bidang pembangunan RKP 2013 menunjukkan masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran bidang (yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome) dan tumpang tindihnya penentuan tingkatan kinerja, yang diindikasikan oleh penggunaan pernyataan indikator yang sama pada dua atau tiga tingkatan kinerja sekaligus, yaitu prioritas (impact), fokus prioritas (outcomes), dan kegiatan prioritas (output).
42
LAMPIRAN 2 Persandingan Buku I RPJMN 2010-2014 dengan Buku I RKP 2011-2013
43
44
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(5)
(6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
Substansi Inti 1 : STRUKTUR Konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas kementerian/lembaga yang menangani aparatur negara yaitu Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 2010; Restrukturisasi lembaga pemerintah lainnya, terutama bidang penguatan keberdayaan UMKM, pengelolaan energi, pemanfaatan sumber daya kelautan, restrukturisasi BUMN, hingga pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat banyak selambat¬lambatnya 2014 1 Koordinasi perencanaan dan evaluasi program V V V Persentase penyelesaian konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas V kelembagaan Kemeneg PAN dan RB, BKN, dan LAN. Persentase instansi pemerintah (PPK-BLU) yang telah tertata V V V kelembagaannya Persentase LNS yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya V V V 2 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Persentase Kementerian Negara bidang Polhukam yang telah tertata V V V Evaluasi Kelembagaan Polhukam organisasi dan tata kerjanya (antara lain Kementerian Setneg) Persentase LPNK bidang polhukam yang telah tertata organisasi dan tata V V V kerjanya, terutama bidang pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat (BPN) Persentase Sekretariat Lembaga Negara yang telah tertata organisasi dan V V V tata kerjanya 3 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian I yang telah tertata V V V Evaluasi Kelembagaan Perekonomian I organisasi dan tata kerjanya, terutama bidang penguatan keberdayaan UKMK (Kemeneg UKMK, Kemen. Perindustrian, Kemen. Perdagangan), pemanfaatan sumber daya kelautan (Kemen. Kelautan dan Perikanan), pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat (Kemen. PU, Kemen. Kehutanan) dan Kemeneg PPN) Persentase LPNK bidang Perekonomian I yang telah tertata organisasi dan V V V tata kerjanya Persentase Perwakilan RI yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya V V V 4 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian II yang telah tertata V V V Evaluasi Kelembagaan Perekonomian II organisasi dan tata kerjanya, terutama bidang pengelolaan energi (Kemen. ESDM, restrukturisasi BUMN (Kemeneg BUMN), pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat (Kementan) dan Kemeneg. Ristek). Persentase LPNK bidang Perekonomian II yang telah tertata organisasi dan V V V tata kerjanya 5 Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V Persentase Kementerian Negara bidang kesra yang telah tertata organisasi V V V Evaluasi Kelembagaan Kesra dan tata kerjanya (antara lain Kemendiknas) Persentase LPNK bidang Kesra yang telah tertata organisasi dan tata V V V kerjanya Persentase Pemda yang dievaluasi organisasi dan tatakerjanya V V V 6 Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan V V V Jumlah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi yang diterbitkan (grand V reformasi birokrasi design RBN dan kebijakan pelaksanaannya)
45
No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
7
Pembinaan dan koordinasi penyiapan produk hukum dan penataan organisasi KKP
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
V
(4)
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(5)
V
(6) Tingkat kualitas pelak sanaan RB yang terukur sesuai dengan kebijakan RB Nasional Persentase instansi yang menerima sosialisasi Persentase instansi pusat dan daerah yang dilakukan konsultasi asistensi reformasi birokrasi Jumlah laporan monitoring dan evaluasi Persentase K/L yang telah melaksanakan Reformasi Birokrasi sesuai kebijakan nasional Persentase pemenuhan peraturan perundang-undangan serta efektivitas dan kemutakhiran hukum laut, perjanjian, peirizinan, organisasi dan tata laksana sesuai kebutuhan nasional dan tantangan global serta pelayanan bantuan hukum yang akuntabel
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Substansi Inti 2 : OTONOMI DAERAH Penataan Otonomi Daerah melalui: 1) Penghentian/pembatasan pemekaran wilayah; 2) Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah; dan 3) Penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah 1 Penghentian/ Pembatasan Pemekaran Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah Wilayah Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan penghapusan daerah sesuai dengan PP No 78 tahun 2007 Jumlah daerah otonom baru yang terbentuk berdasarkan usulan Pemerintah 2 Pembinaan Fasilitasi Dana Perimbangan V V V Persentase Provinsi, Kab/Kota yang telah memanfaatkan DAK sesuai Juklak V V Persentase daerah yang telah Optimal (100%) menyerap DAK V V Jumlah rekomendasi kebijakan untuk dukungan materi sebagai masukan V terhadap revisi UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah & Pemda Jumlah Permendagri V Jumlah Surat Edaran Mendagri 3 Pembinaan Administrasi Anggaran Daerah V V V Persentase daerah yang proporsi belanja langsungnya lebih besar dari V V belanja tidak langsung Persentase rata-rata belanja modal terhadap total belanja daerah V V Persentase jumlah APBD yang disahkan secara tepat waktu. V V 4 Pembinaan dan Fasilitasi Pertanggungjawaban V V Persentase daerah provinsi, Kab/Kota ber-LKPD dengan status WTP. V dan Pengawasan Keuangan daerah Persentase penetapan dan penyampaian Raperda pertanggung jawaban V pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu. 5 Perumusan kebijakan, bimbingan teknis, dan V V V 1. Persentase ketepatan jumlah penyaluran jumlah dana transfer ke daerah V V pengelolaan transfer ke Daerah 2. Ketepatan waktu penyelesaian dokumen pelaksanaan penyaluran dana V V transfer ke daerah 6 Penyempurnaan Pelaksanaan Pemilihan Persentase revisi terbatas UU No. 32 tahun 2004 terkait dengan efisiensi Kepala Daerah pelaksanaan Pilkada Jumlah UU tentang PEMILU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
46
V V V
V V V V V V V
No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(5)
(6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
Substansi Inti 3 : SUMBER DAYA MANUSIA Penyempurnaan pengelolaan PNS yang meliputi sistem rekrutmen, pendidikan, penempatan, promosi, dan mutasi PNS secara terpusat selambat-lambatnya 2011 1 Penyusunan kebijakan perencanaan SDM V V V Jumlah PP V aparatur 2 Pengembangan kebijakan pemantapan V V - Jumlah UU dan peraturan pelaksanaannya V V V pengembangan SDM aparatur - Jumlah Perpres - Jumlah PP 3 Pengembangan kebijakan kesejahteraan SDM V V Jumlah UU/PP ttg remunerasi/ tunjang an kinerja Pegawai Negeri; V V V aparatur Jumlah UU/PP tentang Pensiun PNS V Jumlah kebijakan tentang pengelolaan dana pensiun PNS V Substansi Inti 4 : REGULASI Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, di antaranya penyelesaian kajian 12.000 peraturan daerah selambat-lambatnya 2011. 1 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan V V Jumlah perda yang dikaji V V V Bantuan Hukum Departemen 2 Kegiatan fasilitasi perancangan peraturan V V % pemerintahan daerah V V V daerah 3 Perumusan kebijakan bimbingan teknis, V V 1. Persentase jumlah kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang V V V monitoring, dan evaluasi di bidang PDRD dapat diimplementasikan 2. Realisasi janji pelayanan evaluasi Perda/Raperda PDRD ke pihak eksternal V V V dalam bentuk rekomendasi Menteri Keuangan 3. Evaluasi dan rekomendasi Perda dan Raperda PDRD bermasalah V V V 4. Program transisi/pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah 5. Pengalihan BPHTB menjadi Pajak Daerah 6. Penerapan Pajak Rokok menjadi Pajak Daerah 7. RPP tentang sistem pemungutan pajak daerah 8. RPMK pemberian sanksi terhadap daerah yy melanggar ketentuan PDRD 9. Mengkaji penerapan PBBKB di daerah berkaitan dengan harga & subsidi BBM Substansi Inti 5 : SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAH Penetapan dan penerapan sistem Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah 1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Pelayanan Jumlah SPM yang ditetapkan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah 2 Penerapan Indikator Utama Pelayanan Publik Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah diterapkan oleh di Daerah Daerah Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya Jumlah bidang SPM yang dievaluasi penerapannya 3 Koordinasi perencanaan dan evaluasi program V V Jumlah PP pelayanan publik Jumlah Perpres
47
No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
4
Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan di bidang kesejahteraan sosial
5
Peningkatan koordinasi dan evaluasi pelayanan publik di bidang pemerintahan umum, hukum dan keamanan
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(5)
(6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
V
V
V
V
V
Persentase instansi yg mendapat sosialisasi Jumlah instrumen penilaian, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik Laporan hasil pelaksanaan penilaian pelayanan Jumlah inpres tentang percepat an peningkatan kualitas pelayanan publik Persentase Pemda yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu satu pintu) Jumlah unit pelayanan yang dinilai berdasarkan usulan Jumlah Pemda yang dinilai berdasarkan usulan Provinsi Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian Persentase unit pelayanan/Pemda yang berkategori baik sesuai penilaian
Substansi Inti 6 : PENEGAKAN HUKUM Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum oleh seluruh lembaga dan aparat hukum 1
Penyelidikan dan penyidikan Tindak Pidana Kewilayahan
2
Pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku aparat MA dan badan peradilan di bawahnya Penyelenggaran Kegiatan di bidang Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan barang Rampasan Negara Pembinaan Kegiatan di bidang Keamanan dan Ketertiban Penyelenggaran Kegiatan di Bidang Pelayanan Tahanan dan Pembinaan Narapidana
3
4 5
V
V
V
Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku hakim dan aparat peradilan V
V
V
Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola secara tepat waktu dan akuntabel
V
V
V
V
V
V
Persentase
V
V
V
V
V
V
· Persentase · Persentase · Persentase • Persentase anak didik pemasyarakatan • Persentase klien pemasyarakatan • Persentase anak didik pemasyarakatan dan klien pemasyarkatan yang mendapatkan litmas secara tepat dan akuntabel Peningkatan kinerja lulusan diklat kepemimpinan dan manajemen pada unit kerja Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang teknis pada unit kerjanya Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang fungsional dan HAM pada unit kerjanya · Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis pemasyarakatan · Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis keimigrasian
V
V V
V V V
V V V
V V V V V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6
Pembinaan kegiatan di bidang Bimbingan kemasyarakatan dan Anak
V
V
V
7
Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Kegiatan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional HAM Kegiatan Pendidikan Kedinasan
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
8 9 10
Jumlah perkara dan clearance rate seluruh tindak pidana di wilayah Polda
48
No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(3)
(4)
(5)
V
V
V
12
Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Kepegawaian Kemenkumham Kegiatan pengawasan Inspektorat khusus
V
V
V
13 14
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kejaksaan Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi
V V
V V
15
Penyidikan Tindak Pidana Korupsi
V
V
16
Penuntutan dan Eksekusi Tindak Pidana Korupsi
V
V
17
Koordinasi dan Supervisi Penindakan (Korsup) TPK
V
V
18
Pengelolaan LHKPN
V
V
19
Pengelolaan Gratifikasi
V
V
11
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
20
Penyelenggaraan Pendidikan, Sosialisasi, dan Kampanye Anti Korupsi
21
Pengembangan dan Pemanfaatan Jaringan Kerjasama Antara Lembaga/Instansi Penyediaan Data dan Informasi untuk Pemberantasan Korupsi Penanganan Pengaduan Masyarakat Seleksi Hakim Agung, seleksi hakim dan Pemberian Penghargaan Hakim
22 23 24
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
· Persentase unit kerja yang memiliki kaderisasi berkesinambungan dan pegawai yang memperoleh pengembangan karir · Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu · Jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak hukum · Jumlah pendidikan dan pelatihan baik penjenjangan maupun fungsional Kasus Potensial (Kasus)
V
V
V
V
V
V
V V
V V
Kasus Solid (Kasus) Penyidikan (Perkara) Penyidikan Lengkap (Perkara) Penuntutan (Perkara) Berkas Perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri(Perkara) Pelaksanaan Pidana Badan (Persen) Peningkatan Perkara yang disupervisi KPK (Persen) Peningkatan Jumlah Penerimaan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan/SPDP (Persen) LHKPN yang diumumkan dalam TBN (Jumlah Penyelenggara Negara) Klarifikasi kepada Penyelenggara Negara Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik (Jumlah)
V V V V V V V V
V V V V V V V V
V V V
V V V
Jumlah SK Penetapan Status Gratifikasi
V
V
Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik (Jumlah) Jumlah Instansi/ Lembaga (Pem., BUMN dan Swasta) yang melaksanakan Program Pengendalian Anti Gratifikasi Jumlah Sekolah/ Lembaga pendidikan yang menerapkan Modul Anti Korupsi Peningkatan Komunitas Anti Korupsi Instansi/Lembaga (Pem, Swasta, Masy) yang Melaks. Zona Anti Korupsi (Jumlah) Tingkat Kepuasan Layanan Kerja sama Antar Lembaga (Indeks)
V V
V V
V V V
V V V
V V V
V V V
V
V
Pemenuhan permintaan informasi dan data (Persentase) V V
V V
V
Kasus siap LIDIK (Jumlah) Jumlah calon Hakim Agung yang mendaftar Jumlah calon Hakim Agung yang lulus seleksi Jumlah hakim berprestasi yg diusulkan menerima penghargaan Jumlah pelaksanaan monitoring profesionalisme hakim agung Jumlah putusan hakim yang diteliti dan dianalisa % putusan hakim yang benar Biaya penelitian putusan hakim (dlm ribu)
49
V V
No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(5)
(6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
V V
V V
V
V
V
% peserta yg mendaftar dalam seleksi calon hakim agung % Hakim Agung yang profesional hasil seleksi % calon Hakim Agung yang lulus seleksi
25
Pelayanan Pengawasan Perilaku Hakim dan peningkatan kompetensi hakim
V
V
V
% calon hakim yg me ndapat penghargaan Jumlah peserta seleksi calon hakim yang mendaftar Jumlah peserta seleksi calon hakim yang lulus seleksi % peserta seleksi calon hakim yang lulus sesuai kompetensi Penurunan biaya rata-rata seleksi calon hakim Biaya seleksi hakim agung per pendaftar (dlm ribu) Biaya pemberian penghargaan hakim (dlm ribu) Jumlah pengaduan masyarakat Jumlah yang diproses melalui Majelis Kehormatan Hakim (MKH) % pengaduan masyarakat yang ditangani % hasil putusan Majelis Kehormatan Hakim yang sesuai dengan prinsip kode etik dan pedoman perilaku hakim Biaya penanganan laporan pengaduan masyarakat hingga tuntas Jumlah pelatihan kemampuan dan profesionalisme hakim yang dilaksanakan % Peningkatan kemampuan dan profesionalisme hakim
Substansi Inti 7 : DATA KEPENDUDUKAN Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada Kartu Tanda Penduduk selambat-lambatnya pada 2011 1 Pengembangan Sistem Administrasi V V Jumlah kabupaten/kota yang memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kependudukan (SAK) Terpadu kepada setiap penduduk. Jumlah penduduk yang menerima e-KTP berbasis NIK dengan perekaman V V sidik jari
50
Prioritas Nasional 2: Program Aksi Bidang Pendidikan No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(5)
(6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
Substansi Inti 1: AKSES PENDIDIKAN DASAR-MENENGAH Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikan setingkat SMP dari 73% menjadi 76% dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan setingkat SMA dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS, penurunan harga buku standar di tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30-50% selambat-lambatnya 2012 dan penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar. 1 Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan V V V APM Jenjang SD/sederajat V V SD Persentase SD Menerapkan e-Pembelajaran V V 2 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah V V V APM Jenjang SD/sederajat V V Ibtidaiyah Persentase SD Menerapkan e-Pembelajaran V V 3 Penjaminan Kepastian Pendidikan V V V APM Jenjang SMP/sederajat V V SMP/SMPLB Persentase satuan pendidikan jenjang SMP Menerapkan e-Pembelajaran V dengan pendekatan CTL berbasis TIK 4 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah V V V APM Jenjang SMP/sederajat V V Tsanawiyah Persentase satuan pendidikan jenjang SMP Menerapkan e-Pembelajaran V dengan pendekatan CTL berbasis TIK 5 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan V V V APK Jenjang Menengah V V SMK Persentase SMK menerapkan pembelajaran berbasis TIK V 6 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan V V V APK Jenjang Menengah V V SMA/SMLB Persentase SMA yang menerapkan pebelajaran berbasis TIK V 7 Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah V V V APK Jenjang Menengah V V Aliyah Persentase SMA yang menerapkan pebelajaran berbasis TIK V 8 Penyediaan subsidi Pendidikan SD/SDLB V Jumlah Siswa SD/SDLB Sasaran BOS V berkualitas 9 Penyediaan subsidi Pendidikan SMP/SMPLB V Jumlah Siswa SMP/SMPLB Sasaran BOS V berkualitas 10 Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah V V V Siswa MI/Diniyah Ula penerima BOS V V Bermutu Siswa MTs/Diniyah Wustha penerima BOS V V 11 Penyediaan Subsidi Pendidikan Agama Islam V V V Siswa MI/Diniyah Ula penerima BOS V V Bermutu Siswa MTs/Diniyah Wustha penerima BOS V V 12 Penyediaan Buku Ajar yang Bermutu dan V V V Persentase Mata Pelajaran SD/Sederajat (Total 78 Jilid Mapel) V V Murah serta Pembinaan, Pengembangan, Persentase Mata Pelajaran SMP/Sederajat (Total 47 Jilid Mapel) V V Kegrafikaan dan Pendidikan Persentase Mata Pelajaran SMA/Sederajat (Total 93 Jilid Mapel) V V Persentase Mata Pelajaran SMK (Total 493 Jilid Mapel) V V 13 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan EV V Jumlah sekolah di 5 kab/kota provinsi DIY yang memiliki sistem e-pendidikan V V Gov Substansi inti 2 : AKSES PENDIDIKAN TINGGI Peningkatan APK pendidikan tinggi menjadi 25% di 2014 1
Penyediaan Layanan Akademik Program Studi
V
V
V
APK PT dan PTA (Usia 19-23 Tahun)
51
V
V
(9)
V V V V V V
V V V
V V V V V V V V
V
No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(5)
(6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
2 Peningkatan Akses & Mutu Pend Tinggi Islam V V V APK PT dan PTA (Usia 19-23 Tahun) V V V Substansi inti 3 : METODOLOGI Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui:Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011; dan Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 1 Penyediaan Informasi Hasil Penilaian V V V Kesesuaian Sistem Ujian Akhir Nasional dengan memper-hatikan kemampuan V Pendidikan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia 2 Penyediaan Sistem Pembelajaran, PenyemV V V Persentase penerapan kurikulum sekolah dasar-menengah yang V purnaan Kurikulum Pend. Dasar & Menengah disempurnakan Substansi inti 4 : PENGELOLAAN Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang unggul, revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance, mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten. 1 Penyediaan Tenaga Kependidikan Formal V V Persentase Kepala SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V V V untuk Seluruh Jenjang Pendidikan Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota Persentase Kepala SMP/MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V V V Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota Persentase Kepala SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V V Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota Persentase Pengawas SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V V Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota Persentase Pengawas SMP/ MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala V V Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota Persentase Pengawas SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V V Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kabupaten/Kota 2 Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan V V V Persentase Kepala SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota Persentase Kepala SMP/MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota Persentase Kepala SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/Kota Persentase Pengawas SD/MI yang Sudah Mengikuti Training Kepala Sekolah V Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota Persentase Pengawas SMP/ MTs yang Sudah Mengikuti Training Kepala V Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kab/ Kota Persentase Pengawas SMA/SMK/MA yang Sudah Mengikuti Training Kepala V Sekolah Terakreditasi yang Berkualifikasi Menurut Kabupaten/Kota 5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan V V V Persentase Komite Sekolah yang berfungsi efektif V Tugas Teknis Lainnya Pendidikan TK dan Peran serta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan V Pendidikan Dasar pendanaan pendidikan melalui Dewan Pendidikan Substansi inti 5 : KURIKULUM Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
52
No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Penyediaan Sistem Pembelajaran, Penyempurnaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) Jumlah Model Kurikulum SD/MI Jumlah Model Kurikulum SMP/MTs Jumlah Model Kurikulum SMA/MA Jumlah Model Kurikulum SMK
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7)
(8)
(9)
V V V V
V V V V
V V V V
Substansi inti 6 : KUALITAS Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2) penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikan perbandingan guru:murid di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di setiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat tahun 2013. 1 Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan V V Persentase Guru Inti yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi dan V Tenaga Kependidikan Profesionalisme 2 Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan V V V Persentase Guru Inti yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi dan V Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Profesionalisme Jumlah Pengembangan Standar, Sistem, Program, Bahan dan Model Diklat V Bagi Guru Per Tahun Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V SD/MI 1:32 Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V 1:40 3 Peningkatan mutu dan Pembinaan lembaga V Jumlah Pengembangan Standar, Sistem, Program, Bahan dan Model Diklat V diklat dan penjaminan mutu pendidikan Bagi Guru Per Tahun 4 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan V V V Persentase PT BHMN Bersertifikat ISO 9001:2008 V V Tugas Teknis Lainnya Ditjen Dikti Persentase PTN bersertifikat ISO 9001:2008 V V Persentase Politeknik Negeri Bersertifikat ISO 9001:2008 V Persentase PTS (Institut/Universitas/Sekolah Tinggi) Bersertifikat ISO V 9001:2008 Persentase PTS (Politeknik/Akademi) Bersertifikat ISO 9001:2008 V 5 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan V V V Persentase PTAN bersertifikat ISO 9001: 2008 Tinggi Islam Jumlah PT Mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri V 6 Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan V V V Persentase SMK Bersertifikat ISO 9001:2000/ 9001:2008 V V SMK 7 Penyediaan Layanan Kelembagaan V V Jumlah PT Mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri V 8 Penyediaan Layanan Akademik Program V V V Jumlah PT 500 Terbaik Dunia Versi THES V V V Studi 9 Penyediaan Guru untuk Seluruh Jenjang V V V Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V Pendidikan SD/MI 1:32 Persentase Kab/ Kota yang Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik V 1:40 10 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan V V V Penyusunan dan penerapan Standar Nasional Pendidikan bagi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Agama dan Keagamaan
53
Prioritas Nasional 3: Program Aksi Bidang Kesehatan No
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Substansi Inti 1: KESEHATAN MASYARAKAT Pelaksanaan upaya kesehatan preventif terpadu yang meliputi: penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 (2007) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014); penurunan tingkat kematian bayi dari 34 (2007) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (2014); pemberian imunisasi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014 penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014 1 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan V V V Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih V V V Reproduksi (cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan V V V kunjungan kehamilan ke empat (K4)) Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB V V V sesuai standar 2 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak V V V Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) V V V Cakupan pelayanan kesehatan bayi V V V Cakupan pelayanan kesehatan balita V V V 3 Pembinaan Imunisasi dan Karantina Kesehatan V V V Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap V V V 4 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) V V V Jumlah puskesmas yang mendapatkan bantuan operasional kesehatan dan V V V menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) 5 Penyehatan Lingkungan V V V Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas V V V
6
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan air minum
V V V
V V V
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 7 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan sanitasi (air V V Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola limbah, persampahan, dan drainase) Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi Dan Persampahan Substansi Inti 2: SARANA KESEHATAN Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada tahun 2012 dan 5 kota pada tahun 2014 1 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan V V V Jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia (world class) V V Substansi Inti 3: OBAT Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada tahun 2010 1 Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan V V V Persentase ketersediaan obat dan vaksin V V Perbekalan Kesehatan Substansi Inti 4: ASURANSI KESEHATAN NASIONAL Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100% pada tahun 2011 dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara tahun 2012-2014
54
V V V
V
V
V
No (1) 1
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
(2) Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(3) V
(4) V
(5) V
(6) Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan
(7) V
(8) V
(9) V
2
Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat Miskin (Jamkesmas)
V
V
V
Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program Jamkesmas
V
V
V
3
Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat Miskin (Jamkesmas) Penataan Kelembagaan Jaminan Sosial Nasional
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin Tingkat kesiapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) pusat maupun daerah untuk melaksanakan jaminan sosial.
V
V
V
4
Substansi Inti 5: KELUARGA BERENCANA Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014 1
Pengembangan kebijakan dan pembinaan kesertaan ber-KB
V
V
V
Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang melayani KB Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang mendapat dukungan sarana prasarana
Substansi Inti 6: PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular pada 2014, yang ditandai dengan : Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) hingga menjadi < 0,5. 1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung V V Prevalensi kasus HIV V Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk V V V Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan V V V Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan V V V Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pengetahuan tentang HIV V dan AIDS 2 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang V V Angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk V V V
55
Prioritas Nasional (PN) 4: Penanggulangan Kemiskinan NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (5) (3) (4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (9) (7) (8)
Substansi inti 1 : BANTUAN SOSIAL TERPADU Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga yang mencakup program Bantuan Langsung Tunai (BLT) baik yang bersifat insidensial atau kepada kelompok marginal, program keluarga harapan, bantuan pangan, jaminan sosial bidang kesehatan, beasiswa bagi anak keluarga berpendapatan rendah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Parenting Education mulai 2010 dan diperluas menjadi program nasional mulai 2011-2012 1 Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan V V V Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki V V V Jaminan Kesehatan jaminan kesehatan 2 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat V V V Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi V V V Miskin (Jamkesmas) penduduk miskin 3 Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat V V V Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program V V V Miskin (Jamkesmas) Jamkesmas 4 Pengembangan kebijakan dan pembinaan V V V Jumlah peserta KB baru miskin (KPS dan KS-I) dan rentan lainnya yang V V V kesetaraan ber-KB mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta (juta) Jumlah peserta KB aktif miskin (KPS dan KS-I) dan rentan lainnya yang V V V mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta (juta 5 Peningkatan Kemandirian Ber-KB Keluarga PraV Jumlah PUS anggota Kelompok Usaha Ekonomi Produktif yang menjadi V V S dan KS-1 peserta KB mandiri Jumlah mitra kerja yang memberikan bantuan modal dan pembinaan V kewirausahaan kepada kelompok Usaha Ekonomi Produktif Jumlah mitra kerja yang menjadi pendamping kelompok Usaha Ekonomi V Produktif 6 Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan V V V Jumlah siswa SD/SDLB sasaran beasiswa miskin V V V SD/SDLB Berkualitas 7 Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan V V V Jumlah siswa SMP/SMPLB sasaran beasiswa miskin V V V SMP/SMPLB 8 9 10 11
12 13 14
Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan SMA Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan SMK Kegiatan Penyediaan Layanan Kelembagaan Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah Bermutu
V
V
V
Jumlah siswa SMA sasaran beasiswa miskin
V
V
V
V
V
V
Jumlah siswa SMK sasaran beasiswa miskin
V
V
V
V V
V V
V V
Penyediaan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam Bantuan Tunai Bersyarat Penyediaan subsidi beras untuk masyarakat miskin (RASKIN)
V V V
V V V
V V V
Jumlah mahasiswa penerima beasiswa miskin Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MI Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MTs Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MA Jumlah beasiswa miskin penerima beasiswa PTA Jumlah RTSM yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/PKH; Jumlah RTS penerima RASKIN (dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan)
V V V V V V V
V V V V V V V
V V V V V V V
56
NO (1) 15 16
17
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2) Pengelolaan Pertanahan Provinsi Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (5) (3) (4) V V
V V
V V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) Terlaksananya redistribusi tanah (bidang) Jumlah penganggur yang mempunyai pekerjaan sementara Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara Jumlah pekerja anak yang ditarik dari BPTA Persentase pekerja anak yang ditarik dari BPTA yang dikembalikan ke dunia pendidikan dan/atau memperoleh pelatihan keterampilan
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (9) (7) (8) V V V
V V V
Kegiatan Prioritas 17 : Peningkatan V V V V V Perlindungan Pekerja Perempuan dan V V Penghapusan Pekerja Anak Substansi inti 2 : PNPM MANDIRI Penambahan anggaran PNPM Mandiri dari Rp 10,3 trilyun pada 2009 menjadi Rp 12,1 trilyun pada 2010, pemenuhan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp 3 milyar per kecamatan untuk minimal 30% kecamatan termiskin di perdesaan, dan integrasi secara selektif PNPM Pendukung 1 Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan V V V Jumlah kelurahan/desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan V dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan sosial Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara serta Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Kawasan/Lingkungan Permukiman 2 Peningkatan Kemandirian Masyarakat V V V Cakupan penerapan PNPM-MP dan Penguatan PNPM V V Perdesaan (PNPM-MP) Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana krisis di V Kab. Nias dan Nias Selatan 3 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan V V V Jumlah kecamatan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan V V Penyelenggaraan dalam Pengembangan ekonomi dan sosial Permukiman Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan V V permukiman 4 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Pembangunan prasarana dan sarana air limbah dengan sistem on-site V V Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola (kab/kota) Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Sanitasi Lingkungan 5 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, V V V Jumlah desa yang terfasilitasi V V Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 6 Pelayanan Usaha dan Pemberdayaan V Jumlah kelompok usaha mikro di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang Masyarakat bankable Pengembangan sarana usaha mikro LKM V Dana Pemberdayaan Masyarakat Desa/PNPM MK V Tenaga pendamping V Kelompok Usaha Mikro V 7 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan V V V Realisasi penyaluran kredit program untuk pertanian (KKP-E dan KUR) V (PUAP) dan Penguatan Kelembagaan Ekonomi Realisasi penyaluran pembiayaan Syariah dan pembiayaan komersial untuk V Perdesaan melalui LM3 sektor pertanian
57
V V V V V
V
V V V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
8
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (5) (3) (4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) Jumlah sentra-sentra usaha pertanian di perdesaan Jumlah Gapoktan PUAP (unit) Jumlah kab, kec dan desa daerah tertinggal
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan V V V Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Pemerintah Daerah Tertinggal (P2DTK/SPADA) – PNPM 9 Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata V V V Jumlah desa wisata Substansi inti 3 : KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) Pelaksanaan penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai 2011 1 Dukungan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat V V V Persentase tersedianya anggaran penjaminan KUR (KUR) 2 Koordinasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat V V V Persentase rekomendasi kebijakan KUR yang terimplementasikan (KUR) Akses Usaha Mikro dan Kecil kepada Sumber Permodalan 3 Perluasan pelayanan kredit/ pembiayaan bank V V V Kerja sama pembiayaan yang melibatkan bank dan lembaga keuangan/ bagi koperasi dan UMKM, yang didukung pembiayaan lainnya. pengembangan sinergi dan kerja sama dengan Terfasilitasinya Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) yang melakukan lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya co-guarantee dengan lembaga penjaminan nasional Jumlah Koperasi yang dapat mengakses kredit/ pembiayaan bank melalui linkage Jumlah LKM (koperasi dan BPR) yang melakukan kerjasama pembiayaan dengan Bank Jumlah Lembaga Penjaminan Kredit Daerah 4 Peningkatan peran lembaga keuangan bukan V Jumlah lembaga pembiayaan bukan bank yang dibentuk. bank, seperti KSP/KJKS, perusahaan modal ventura, anjak piutang, sewa guna usaha, pegadaian dalam mendukung pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, disertai dengan pengembangan jaringan informasinya. 5 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan V V V Jumlah LKM yang terdaftar dan terakreditasi sesuai ketentuan hukum ttg LKM. kualitas layanan lembaga keuangan mikro Jumlah pengelola LKM yang mengikuti pelatihan. (LKM), termasuk untuk akreditasi dan sertifikasi Jumlah SDM Pengelola KSP/KJKS yang bersertifikat pelayanan LKM, termasuk LKM yang berbadan Jumlah LDP KJK dan TUK yang diperkuat hukum koperasi. Jumlah Manajer/kepala cabang KJK yang diikutkan diklat dan sertifikasi kompetensi LKM Kelembagaan Koperasi 6 Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan V V V Jumlah peserta peningkatan pemahaman koperasi di kalangan masyarakat penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan kelompok strategis pengelola koperasi, serta calon anggota dan Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan peningkatan pemahaman koperasi kader koperasi pada SDM koperasi.
58
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (9) (7) (8) V V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V V V V
V V V V V
V V
V
V
V
V
V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (5) (3) (4)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (9) (7) (8)
Substansi inti 4 : TIM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Revitalisasi Komite Nasional Penanggulangan Kemiskinan (KNPK) di bawah koordinasi Wakil Presiden, penggunaan unified database untuk penetapan sasaran program mulai 2009-2010, dan penerapan sistem monitoring dan evaluasi yang akurat sebagai dasar keputusan dan alokasi anggaran 1
Koordinasi Pengarusutamaan Kebijakan dan Anggaran Penanggulangan Kemiskinan
V
V
2
Koordinasi Penguatan Kelembagaan TKPK
V
V
3
Koordinasi Penguatan Masyarakat dan Kawasan
V
V
4
5
Koordinasi Urusan Kelembagaan dan Kemitraan
Koordinasi Urusan Keuangan Mikro dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
V
V
V
V
V
V
V
V
Jumlah kegiatan dan koordinasi kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan, kajian kebijakan, pemantauan dan evaluasi penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan kebijakan dan anggaran Jumlah dan persentase hasil kegiatan koordinasi kelembagaan TKPK Jumlah dan persentase hasil kegiatan koordinasi pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemsikinan Jumlah kegiatan koordinasi pelaksanaan kebijakan program pemberdayaan masyarakat Jumlah sinkronisasi kebijkan program pemberdayaan masyarakat di bidang penguatan masyarakat dan kawasan
V
V
V
V
V V
V V
V
V
V
V
V
V
Jumlah kegiatan dan persetnase pelaksanaan rekomendasi hasil koordinasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang kelembagaan dan kemitraan Jumlah kegiatan dan persentase pelaksanaan rekomendasi sinkronisasi hasil kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang kelembagaan dan kemitraan Jumlah pengusaha mirko yang telah mendapatkan kredit modal usaha Jumlah kegiatan/lembaga hasil sinkronisasi pengembangan akses sumber pendanaan bagi usaha mikro Jumlah kegiatan koordinasi pengembangan teknologi tepat guna bagi usaha mikro Persentase pelaksanaan rekomendasi pembentukan LPDA-PK dan DME sebagai program pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro
V
V
V
V
V
V
V
V
V
59
Prioritas Nasional (PN) 5: Program Aksi Bidang Pangan PENJABARAN DALAM RKP PENJABARAN DALAM RKP INDIKATOR RKP RKP RKP RKP RKP RKP RPJMN 2010-2014 2011 2012 2013 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Substansi Inti 1: LAHAN, PENGEMBANGAN KAWASAN DAN TATA RUANG PERTANIAN Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian, pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar, penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar 1 Pengembangan Peraturan Perundang√ √ √ Jumlah paket rancangan peraturan perundang-undangan dan kebijakan di √ √ √ Undangan Bidang Pertanahan dan Hubungan bidang pertanahan dalam rangka mendukung pelaksanaan Undang-undang Masyarakat Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 2 Penataan ruang dan perencanaan √ √ √ Jumlah kawasan laut dan pesisir yang memiliki peta potensi dan arahan √ √ √ pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulaupemanfaatan yang terintegrasi, akuntabel dan terkini pulau kecil Jumlah kawasan pulau-pulau kecil yang memi-liki peta potensi dan arahan √ √ pemanfaatan yang terintegrasi, akuntabel dan terkini 3 Perluasan areal pertanian √ √ √ Luasan (Ha) perluasan areal Tanaman pangan (sawah dan lahan Kering), √ √ √ hortikultura, perkebunan Dan kawasan peternakan 4 Pengembangan pengelolaan lahan pertanian √ √ √ Luasan (Ha) lahan yang dioptimasi, Dikonservasi dan direhabilitasi, direklamasi √ √ √ (Pengembangan rumah kompos) Substansi Inti 2: INFRASTRUKTUR Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya 1 Pengembangan pengelolaan lahan pertanian √ √ √ Tersedianya jalan sepanjang 12.500 km untuk JUT dan jalan produksi, serta √ √ tersedianya data bidang tanah petani yang layak disertifikasi 2 Pengembangan pembangunan dan √ √ √ Jumlah pelabuhan perikanan dengan fokus pembangunan di lingkar luar dan √ √ √ pengelolaan pelabuhan perikanan daerah perbatasan yang potensial Jumlah pelabuhan perikanan yang mempunyai Wilayah Kerja Operasional √ √ √ Pelabuhan Perikanan (WKOPP) 3 Pembinaan dan pengembangan kapal √ √ √ Jumlah & jenis kapal penangkap ikan yang memenuhi standar laik laut, laik √ √ √ perikanan, alat penangkapan ikan dan tangkap dan laik simpan pengawakan kapal perikanan Jumlah alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan yang memenuhi √ √ √ standar Jumlah awak kapal peri-kanan yang memenuhi standar kompetensi √ √ √ 4 Pengelolaan air untuk pertanian √ √ √ Tersedianya unit peng-embangan sumber air alternatif skala kecil yang √ √ √ berfungsi. Tersedianya optimasi pe manfaata Air irigasi mela lui perbaikan JITUT/JI-DES √ √ √ dan pengembangan TAM) yang berfungsi (ha) Tersedianya (unit) peng-embangan Konservasi air (melalui pengembang an √ √ √ Embung, chek dam, sumur resapan, Antisipa si kekeringan dan banjir) 5 Pengembangan sistem prasarana dan sarana √ √ √ Luas lahan (Ha) budidaya sesuai target produksi disertai data potensi yang √ √ √ pembudidayaan ikan akurat Data potensi kawasan yang akurat 6 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan √ √ √ Luas layanan jaringan irigasi yang meningkat (ha) √ √ √ Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Luas layanan jaringan irigasi yang direhabilitasi (ha) √ √ Luas layanan jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara (ha) √ √ √ NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
60
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
7
Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5)
√
√
√
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) Luas layanan jaringan rawa yang meningkat (Ha) Luas layanan jaringan rawa yang direhabilitasi (Ha) Luas layanan jaringan rawa yang dioperasikan dan dipelihara (ha) Jumlah sumur air tanah yang dibangun / ditingkatkan (unit) Jumlah sumur air tanah yang direhabilitasi (unit) Jumlah sumur air tanah yang dioperasikan dan dipelihara (unit) Luas layanan jaringan tata air tambak yang dibangun / ditingkatkan (ha) Luas layanan jaringan tata air tambak yang direhabilitasi (ha) Jumlah waduk yang dibangun: · waduk selesai dibangun · embung/ situ selesai dibangun · waduk dalam pelaksanaan Jumlah waduk yang direhabilitasi · Jumlah waduk selesai direhabilitasi · waduk dalam pelaksanaan rehabilitasi · Embung/ situ selesai direhabilitasi Jumlah waduk/embung/situ yang diperasikan dan dipelihara
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan √ § Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi √ Pembangunan Sarana dan Prasarana § Prosentase desa yang dilayani akses internet √ Informatika Substansi Inti 3: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi 1 Penelitian Dan Pengembangan Peternakan √ √ √ Jumlah rekomendasi pembangunan peternakan & veteriner, disemi nasi, √ √ Dan Veteriner promosi, publikasi Jumlah SDG peternakan, TPT dan veteriner yang dikonservasi dan √ √ √ dikarakterisasi Jumlah galur baru ternak dan TPT yang dihasilkan √ √ √ Jumlah inovasi peternakan, TPT dan veteriner yang dihasilkan dan √ √ √ dialihkan/didesiminasikan kepada pengguna 2 Penelitian dan pengembangan tanaman √ √ √ Jumlah varietas unggul baru √ √ √ pangan Jumlah teknologi budidaya, panen dan pasca panen primer √ √ √ Jumlah aksesi sumberdaya ystem (SDG) teridenti fikasi, terkoleksi dan √ √ terkonservasi sifat varietas Jumlah produksi benih sumber (BS, FS) padi, serealia, kacang-kaca-ngan & √ √ √ umbi-umbian dengan SMM ISO 9001-2000 8
3
Penelitian dan Pengembangan hortikultura
√
√
√
Jumlah VUB yg diminati knsumen Jumlah PN yang terkonservasi dan terkarakterisasi Jumlah benih sumber : Sayuran
61
√ √ X √
√ √ X √
√ √ X √
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5)
4
Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan
√
√
√
5
Penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumber daya sistem pertanian
√
√
√
6
7
8 9 10 11
12 13a 13b 13c 14
Pengembangan Sistem Informasi dan Peningkatan sistem Pengawasan Keamanan Hayati Penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian
√
√
√
√
√
√
Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya Penelitian dan pengembangan IPTEK perikanan tangkap Penelitian dan pengembangan IPTEK perikanan budidaya Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Litbang Ketahanan Pangan
√
√
√
Litbang Benih Unggul Berbasis Biologi Molekuler Litbang pupuk organik dari mikroba hayati Indonesia Litbang keanekaragaman pangan Penelitian Bioteknologi Peternakan Modern
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) VUB buah trop dan sub trop Aksesi mutasi buah trop Planlet, benih, stek tan hias Jumlah benih batang bwh dan batang atas hsl SE Jumlah teknologi prod hortikultura ramah lingkungan Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan Jumlah teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman perkebunan Jumlah produk olahan tanaman perkebunan Jumlah aksesi SDGP dan database yang dikonservasi atau diremajakan Jumlah varietas atau galur harapan padi, kedelai, dan jagung berproduktivitas tinggi dan berumur genjah Jumlah galur harapan gandum tropis Jumlah galur padi dan jagung efisien penggunaan pupuk sintetik Jumlah biofertilizer untuk padi dan tebu Jumlah tanaman manggis dan durian tanpa biji Jumlah peta gen sifat-sifat penting pada kelapa sawit, jarak pagar dan sapi Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional peng-awasan keamanan hayati Tingkat kesiapan infrastruktur sistem informasi Barantan Prosentase peningkatan akses informasi melalui jaringan ke pusat data Barantan Jumlah teknologi penanganan segar produk hortikultura Jumlah produk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor Produk baru dengan peningkatan nilai tambah Persentase unit usaha yang mendapatkan pelayanan sertifikasi sesuai standar dengan informasi yang akurat. Jumlah rekomendasi pengelolaan
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √
√ √ √
√
√
Jumlah rekomendasi , ragam varietas baru/unggul, kualitas dan keamanan komoditas unggulan Jumlah HKI, rekomendasi serta inovasi teknologi dan bioteknologi yang meningkatkan efisiensi pengolahan secara optimal, ragam, nilai tambah, kualitas dan keamanan produk unggulan/ prospektif. Jumlah kebijakan Jumlah riset bersama Jumlah varietas Benih unggul
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Percontohan produksi pupuk organik di pedesaan Aplikasi pupuk organik pada paket biovillage Jumlah varietas Fasilitas Laboratorium dan peralatannya Paket pengembangan program biotek peternakan
√
√
√ √ √
√ √ √
62
√ √
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1) 15
(2) Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
16
Pengembangan dan Penerapan Teknologi Pupuk Berimbang
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5) √ √ √
√
√
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) varietas padi (padi sawah, padi gogo, padi dataran tinggi dan padi hibrida) varietas kedelai (jenis biji besar, genjah, produksi tinggi dan jenis biji hitam) varietas kacang tanah dan kacang hijau varietas gandum tropis dan sorghum Survei, pilot plant Pilot project, pengujian Pilot plant, biofertilizer Pengujian, alih teknologi Rekomendasi
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Substansi Inti 4: INVESTASI, PEMBIAYAAN, DANSUBSIDI Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau 1 Pengelolaan produksi tanaman serealia √ √ √ Penerapan budidaya serealia yang tepat dan berkelanjutan (ribu ha) : √ SLPTT padi non hibrida (ribu ha) √ √ √ SLPTT padi hibrida (ribu ha) √ √ √ SLPTT Padi lahan kering (ribu ha) √ √ √ SLPTT Jagung hibrida (ribu ha) √ √ √ Peningkatan area produksi gandum (ribu ha) √ √ Peningkatan area produksi sorghum (ribu ha) √ √ Peta sentra produksi serealia (paket) √ Data luas tanam komoditas serealia √ 2 Pengelolaan produksi tanaman kacang√ √ √ Penerapan budidaya (ribu ha) : √ √ kacangan dan umbi-umbian SLPTT kedelai (ribu ha) √ √ √ SLPTT kacang tanah (ribu ha) √ √ SLPTT kacang hijau (ribu ha) √ √ PTT kacang hijau (ribu ha) √ √ PTT ubi kayu (ribu ha) √ √ PTT ubi jalar (ribu ha) √ √ PTT pangan lokal (ribu ha) √ √ Peta sentra produksi Kabi (paket) √ Data luas tanam komoditas Kabi (paket) √ 3 Pengelolaan sistem penyediaan benih √ √ √ Lembaga perbenihan tanaman pangan yang dibina di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan tanaman pangan yang tepat : BPSBTPH (Balai) √ √ √ BBI (Balai) √ √ √ 4 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan √ √ √ Laju pertumbuhan produksi tanaman buah √ Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan Proporsi produk buah bermutu di pasar √ 5 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan √ √ √ Laju pertumbuhan produksi Tanaman Sayuran dan Biofarmaka √ Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Laju pertumbuhan luas panen Tanaman sayuran dan biofarmaka √ Biofarmaka Berkelanjutan
63
NO (1) 6
7
8
9 10
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2) Pengembangan sistem perbenihan, pupuk dan sarana produksi lainnya
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman rempah dan penyegar
Dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan sarana produksi perkebunan Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5) √ √ √
√
√
√
√
√ √
√
√
√
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) % jumlah usaha/produsen benih hortikultura Benih buah (%) Benih sayur umbi (%) Benih sayur biji (%) Benih tanaman hias (%) % penggunaan benih bermutu buah (%) sayur umbi (%) benih sayur biji (%) Capaian luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman semusim (tebu, kapas, nilam, tembakau, dan aneka tanaman semusim lainnya) (Intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi) Swasembada Gula Nasional Ø Tebu Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri Ø Kapas Pengembangan Komoditas Ekspor Ø Tembakau Ø Nilam Peningkatan luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman rempah dan penyegar (kopi, teh, kakao, lada, cengkeh dan aneka tanaman rempah dan penyegar lainnya) (Intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi): Pengembangan Komoditas Ekspor Ø Kopi Ø Teh Ø Kakao Ø Lada Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri Ø Cengkeh Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (ribu ha) Rehabilitasi Intensifikasi Peremajaan Pengendalian OPT Pemberdayaan petani (kelompok Tani) Ø Jumlah penggunaan benih unggul bermutu Peningkatan kuantitas semen (dosis) · Peningkatan produksi embrio Bibit sapi
64
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9) √ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5)
11
Peningkatan produksi ternak ruminansia dengan pendayagunaan sumber daya lokal
√
√
√
12
Peningkatan produksi ternak non ruminansia dengan pendayagunaan sumber daya lokal
√
√
√
13
Pelayanan perizinan dan investasi
√
14
Pengembangan mutu dan standardisasi pertanian
√
√
√
15
Pengembangan pengolahan hasil pertanian
√
√
√
16
Pengembangan pemasaran internasional
√
√
√
17
Pengembangan penangangan pasca panen pertanian Pemantapan sistem penyuluhan pertanian
√
√
√
√
√
√
Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati.
√
√
√
18
19
20
Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan laboratorium Uji Standar Karantina Pertanian
√
√
√
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) · Bibit unggas lokal · Bibit Kambing/domba Pengembangan ternak potomg (ekor) Pengembangan sapi perah (ekor) Pengembangan Integrasi tanaman ternak (unit) Pengembangan alsin ternak ruminansia Pengembangan kelompok unggas lokal Pengembangan kelompok non unggas Pengembangan pakan ternak Pengembangan alsin ternak Jumlah ijin usaha pertanian, ijon pemasukan/ pengeluaran benih/bibit, obat hewan dan pakan ternak, produk ternak dan agensia hayati, serta rekomendasi produk pangan Bahan informasi dan bahan kebijakan pengembangan investasi pertanian Jumlah usaha pascapanen dan pengolahan yang menerapkan sistem jaminan mutu. Jumlah pengujian mutu alat mesin pertanian Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian yang bernilai tambah dan berdaya saing Meningkatnya jumlah ekspor hasil pertanian Meningkatnya jumlah surplus neraca perdagangan hasil pertanian Jumlah kelompok tani (poktan/gapoktan) yg menerapkan penanganan pasca panen sesuai GHP dan standar mutu Jumlah kelembagaan penyuluhan pertanian yang terbentuk Jumlah kelembagaan petani (gapoktan) Jumlah BPP model Jumlah tenaga penyuluh pertanian yang berkualitas (orang) Persentase jumlah kegiatan yang mendukung penyelenggaraan penyu luhan pertanian Vol. dan frek. Operasional Karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati Tingkat kesesuaian tindakan karantina dan operasional pengawasan keamanan hayati. Tingkat penurunan NNC (Notification of Non Compliance) Peningkatan Indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa Jumlah ujicoba teknik dan metoda tindakan karan-tina dan pengawasan keamanan hayati Jumlah sampel lab. yang diperiksa sesuai ruang lingkup pengujian (Uji Standar, rujukan, konfirmasi dan profisiensi) Jumlah laboratorium karantina yang diakreditasi
65
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
NO (1) 21
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2) Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5) √ √ √
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9) √ √ √
√
√
√
√
√
√
Jumlah penambahan negara tujuan ekspor
√
√
√
28 29
Fasilitasi pembinaan dan pengembangan sistem usaha dan investasi perikanan Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran luar negeri hasil perikanan Penyuluhan kelautan dan perikanan Pelatihan kelautan dan perikanan
(6) Jumlah kelompok usaha perikanan budidaya yang memenuhi standar kelembagaan dan jumlah tenagakerja yang memiliki kopetensi. Jumlah usaha perikanan budidaya yang memperoleh SNI serta jumlah lembaga sertifikasi yang terakreditasi Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar (juta ton) Jumlah produksi perikanan budidaya air payau. (ton) Jumlah produksi perikanan budidaya laut Jumlah usaha perikanan budidaya yang bersertifikat Jumlah kawasan yang memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jumlah KUB yang Mandiri. Jumlah usaha perikanan tangkap yang layak dan bankable Jumlah sarana prasarana pengolahan (lokasi) Jumlah sentra pengolahan (lokasi) Volume produksi dari UKM (juta ton) Jumlah keabsahan dan kelengkapan dokumen usaha perikanan tangkap Jumlah pelaku usaha perikanan tangkap yang memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku Jumlah kapal dan jenis alat penangkap ikan yang diperbolehkan sesuai dengan ketersediaan sumberdaya ikan di setiap WPP Jumlah unit l perikanan yang memenuhi standar ketenagakerjaan sesuai SKKNI
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
30
Revitalisasi Industri Pupuk
√
√
√
31
Revitalisasi Industri Gula
√
√
√
32
Penyusunan dan penyampaian laporan keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain (BSBL) Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP)
√
√
√
Jumlah kelompok potensi perikanan yang disuluh Jumlah lulusan pelatihan yang sesuai standar serta jumlah lulusan yang meningkat kinerjanya sesuai standar kompetensi dan kebutuhan pasar Persen kemajuan Persen kemajuan Persen kemajuan Persen Pabrik Laporan Keuangan belanja subsidi lain-lain (BSBL) yang lengkap dan tepat waktu
√ √ √
√
√
√
√
√
1. Pengalokasian belanja pemerintah pusat yang tepat waktu dan efisien
√
√
√
22
Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan
√
√
√
23
Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan skala kecil
√
√
√
24
Fasilitasi pengembangan industri pengolahan hasil perikanan
√
√
√
25
Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang efisien, tertib, dan berkelanjutan
√
√
√
26 27
33
2. Penyediaan anggarn secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menunjang program di bidang pangan, pertanian, dan industri perdesaan sesuai dengan persetujuan 3. PMK No.261/2008 tentang tata cara penyediaan anggaran, perhitungan, pembayaran, dan pertanggungjawaban subsidi pupuk
66
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√ √
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
34 35 36
Penyaluran subsidi benih tanaman pangan Penyaluran pupuk bersubsidi Pengembangan sistem perbenihan ikan
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5)
√
√ √ √
√ √ √
Substansi Inti 5: PANGAN DAN GIZI Peningkatan Kualitas Gizi dan Keanekaragaman Pangan Melalui Pola Pangan Harapan 1 Penjaminan pangan asal hewan yang aman √ √ √ dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan 2
Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan.
√
√
√
3
Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan.
√
√
√
4
Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar
√
√
√
5
Fasilitasi pengembangan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan
√
√
√
6
Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran dalam negeri hasil perikanan Pengembangan dan Pembinaan Perkarantinaan Ikan
√
√
√
√
√
√
Pembinaan Gizi Masyarakat
√
√
√
7
8
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (6) 4. Dokumen RAPBN-P 2010 tentang perubahan system pengelolaan pendanaan BLU Tanah dan Land Capping untuk ditampung dalam APBN-P 2010 5. Peraturan pelaksanaan anggaran R&D berdasarkan program prioritas K/L yang bersangkutan sesuai dengan alokasi anggaran dalam APBN Jumlah benih tanaman pangan bersubsidi (ribu ton) Jumlah pupuk bersubsidi (juta ton) Jumlah produksi induk unggul (ekor, berat, unit kebun bibit) Jumlah unit perbenihan yang bersertifikat
Jumlah kebijaka kesmavet (pedoman) Jumlah produk hewan pangan dan non pangan (RPU,RPH,RPB,TPU,KIOS DAGING,TPS) yang memenuhi standar Jumlah lab yang dibina (unit) Jumlah Desa Mandiri Pangan yang dikembangkan. Jumlah Lumbung Pangan yang dikembangkan. Lokasi Rawan Pangan. Tersedianya Data dan Pemantauan dan peman tapan ketersediaan dan kerawanan pangan. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Tersedianya data dan informasi tentang distribusi, harga dan akses pangan. Terlaksananya peman-tauan dan pemantapan distribusi, harga dan akses pangan. Desa P2KP (Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Promosi penganekaraga man konsumsi pangan dan keamanan pangan Penanganan keamanan pangan tingkat produsen dan konsumen Terlaksananya pemanta uan dan pemantapan penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan Tersedianya data dan informasi tentang pola konsumsi, penganeka-ragaman dan keamanan pangan. Jumlah laboratorium sertifikasi dgn sarana prasa rana yang memadai Jumlah unit yang memperoleh SNI dan persyaratan internasional Jumlah lab uji mutu hasil perikanan yang terakreditasi KAN Jumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) & hasil perikanan yg bersertifikat Jumlah pelelangan ikan dan pasar ikan yang berfungsi sesuai standar Jumlah lokasi pelaksanaan kegiatan Gemarikan Persentase media pembawa hama penyakit ikan impor, ekspor dan antar area yang bebas hama penyakit ikan karantina dengan laboratorium karantina yang sesuai standar OIE dan SNI Prosentase balita ditimbang berat badannya (D/S)
67
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9)
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√
√
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3) (4) (5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(1) (2) (6) Substansi Inti 6: ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim 1 Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya √ √ √ Tersedianya peta potensi sumberdya lahan pertanian Lahan Pertanian Paket komponen teknologi pengelolaan SDL 2 Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia √ √ √ Pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik dan pemberian paket dengan pendayagunaan sumberdaya lokal bantuan sosial pupuk organik (rumah kompos) (Dampak Perubahan Iklim) Pengembangan dan pembinaan Biogas Asal Ternak Bersama Masyrakat (BATAMAS) terutama di sentra terpencil dan padat ternak (unit) (Dampak Perubahan Iklim) Pengembangan integrasi ternak dan tanaman melalui pengelolaan kotoran ternak (padat & cair) menjadi pupuk organik dan pengolahan limbah tanaman untuk ternak terutama di sentra perkebunan, tanaman pangan dan holti kulture (klp) (Dampak Perubahan Iklim) 3 Pengembangan Pengelolalaan lahan √ √ √ Terlaksananya Pengembangan System of Rice intesification (SRI) (paket) pertanian 4 Pengembangan sistem kesehatan ikan dan √ √ √ Jumlah laboratorium uji yang memenuhi standar teknis. lingkungan pembudidayaan ikan Lab kualitas air (unit) Lab HPI (unit) Lab Residu (unit) Jumlah kawasan perikanan budidaya yang sehat serta persentasi jenis biota perairan yang dikonservasi. 5 Pengelolaan sumber daya ikan √ √ √ • Jumlah lokasi pemantauan dan evaluasi perlindungan dan pengkayaan SDI • Jumlah ekosistem PUD yang teridentifikasi • Jumlah peraian teritorial dan kepulauan yang teridentifikasi sumber dayanya • Jumlah ZEEI yang teridentifikasi sumber dayanya
68
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (7) (8) (9)
√ √ √
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√
√
Prioritas Nasional 6: Program Aksi Bidang Infrastruktur NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
Substansi Inti 1: TANAH DAN TATA RUANG Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan umum secara menyeluruh di bawah satu atap dan pengelolaan tata ruang secara terpadu 1 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Neraca Penatagunaan Tanah di daerah 2 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Inventarisasi P4T 3 Pengembangan Peraturan PerundangV V V Tersusunnya peraturan perundangan pengadaan tanah untuk kepentingan umum Undangan Bidang Pertanahan dan Hubungan Masyarakat
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V V V
V V V
V V V
4
Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional termasuk Melakukan Koordinasi dan Fasilitasi Proses Penetapan Dokumendokumen yang dihasilkan
V
V
V
Jumlah rencana tata ruang yang telah disinkronkan program pembangunanya
V
V
V
5
Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang
V
V
V
Jumlah Nomor Lembar Peta (NLP) Peta Rupabumi skala 1:10.000 (Suma tera dan selatan Jawa). Jumlah NLP Peta Rupabumi skala1:50.000 wilayah gap Jumlah NLP Peta Rupabumi skala1:250.000 wilayah gap
V
V
V
V V
V V
V
Jumlah NLP gasetir dan model penataan ruang provinsi Survei batimetri lepas pantai line km Jumlah liputan data spasial bati metri, Pantai (LPI) dalam ln km Percepatan Survei Hidrografi pantai multibeam line km Jumlah NLP Peta LPI skala 1:25K, 1:50K, 1:250K dan LLN 1:500K Pembuatan Peta LBI Pembuatan peta navigasi udara (Aeronautical Chart) Jumlah simpul jaringan di pusat
V V V V V V V
V V V V V V V
V V V V V V
Jumlah simpul jaringan di prov. Jumlah simpul jaringan di kab/ kota. Jumlah dokumen SNI kab/kota Jumlah metadata simpul jaringan pusat. Jumlah metadata simpul jaringan provinsi.
V V V V V
V V V V V
V V V V V
Jumlah metada ta simpul jaringan kab/kota Jumlah pembangunan dan pengembangan penghubung simpul Jumlah dokumen pembangunan dan pengembangan IDSN
V V V
V V V
V V V
V V
V V
6
Pemetaan dasar kelautan dan kedirgantaraan
V
V
V
7
Pembangunan Infrastruktur Data Spasial
V
V
V
Substansi Inti 2: JALAN Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua sepanjang 19.370 km 1 Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan V V V Jumlah jalan yang dipreservasi sepanjang 171.695 Km Kapasitas Jalan dan Jembatan Nasional Jumlah jembatan yang dipreservasi sepanjang 602.944,40 Meter
69
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
2
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12) Jumlah jalan yang ditingkatkan kapasitasnya (pelebaran) sepanjang 19.370 Km Jumlah jalan lingkar/bypass yang dibangun sepanjang 36,65 Km Jumlah jembatan yang bangun sepanjang 16.157,83 meter Jumlah flyover/underpass yang dibangun sepanjang 10.800 meter Jumlah jalan strategis di lintas Selatan Jawa, perbatasan, terpencil dan terluar yang dibangun sepanjang 1.377,94 Km Jumlah jalan tol yang dibangun sepanjang 120,35Km
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
V
V
V V V
V V V
(7)
Pembinaan Pelaksanaan Preservasi dan V V V V V V Peningkatan Kapasitas Jalan dan Fasilitasi Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Substansi Inti 3: PERHUBUNGAN Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan penurunan tingkat kecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih kecil dari 50% keadaan saat ini 1 Terbangunnya ter minal antarnegara dan V V V lokasi V V V antarprovinsi di 15 lokasi per tahun 2 Terbangunnya 3 paket akses Pelabuhan paket Tanjung Priok, Belawan, Bandara Juanda Sby 3 Pembangunan Bus Air V unit bus air V 4 Pembangunan dan pengelolaan prasarana V V V Panjang km jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda V V V KA Jumlah paket pekerjaan peningkatan pelistrikan V V V 5 Pembangunan sarana Ka V V V Jumlah unit pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, Tram, Railbus V V V 6 Terbangunnya Bandara Kualanamu V paket V 7 Pembangunan, rehabilitasi dan V V V Jumlah bandar udara yang dikembangkan, direhabilitasi V V V pemeliharaan Prasarana Bandar Udara Jumlah Bandar udara yang dikembangkan didaerah perbatasan dan rawan V V bencana 8 Rehabilitasi fasilitas keselamatan V V V Jumlah Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ V V V transportasi darat 9 Pengadaan peralatan/fasilitas sarana dan V V V Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas sarana dan keselamatan V V V keselamatan perkeretaapian perkeretaapian 10 Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan V V V Unit (menara suar;rambu suar; pelampung suar) V V V di bidang Kenavigasian Unit V V V Unit Kapal Navigasi V V V 11 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan V V V volume lumpur/sedimen yang dikeruk (juta m3) V V V di bidang Pelabuhan dan Pengerukan lokasi prasarana dan fasilitas pelabuhan V 12 Paket/Unit/set peralatan keamanan V V V Paket/Unit/set V V V penerbangan 13 412 unit/paket/set peralatan navigasi V V V unit/paket/set V V V 14 pesawat udara kalibrasi termasuk console unit pesawat udara kalibrasi (FIS) kalibrasi 15 Koordinasi Pengembangan Urusan V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan urusan infrastruktur V V Infrastruktur Transportasi transportasi yang terimplementasi
70
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
Substansi Inti 4: PERUMAHAN RAKYAT Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012 1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa V V V Jumlah rusunawa terbangun V V V 2 Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan V V V Jumlah satuan unit hunian rumah susun yang terbangun dan infrastruktur V V V Penyelenggaraan dalam Pengembangan pendukungnya Permukiman 3 Fasilitasi pembangunan prasarana, sarana, V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan V V V dan utilitas kawasanperumahan dan dan permukiman permukiman 4 Bantuan subsidi perumahan Tahun 2010Jumlah bantuan subsidi perumahan 2014 5 Pembayaran Tunggakan Subsidi Tahun Jumlah bantuan subsidi perumahan 2008-2009 6 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya V V V perumahan swadaya 7 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas V V V Jumlah fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya V V V perumahan swadaya Substansi Inti 5: PENGENDALIAN BANJIR Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian banjir, diantaranya Banjir Kanal Timur Jakarta sebelum 2012 dan penanganan secara terpadu Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo sebelum 2013 1 Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi V V V Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang dibangun (216 km) V V V dan Pengamanan Pantai Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang direhabilitasi (386 km) V V V Panjang sarana / prasarana pengendali banjir yang dioperasikan dan dipelihara V V (2.000 km) untuk mengamankan kawasan seluas 35,7 ribu hektar Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dibangun (28 buah) V V V 3 untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 16 juta m Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang direhabilitasi (85 unit) V V V 3 untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 6 juta m Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dioperasikan dan 3 dipelihara (150 unit) untuk mengendalikan lahar/sedimen dgn volume 12 juta m Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun (30 km) Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang direhabilitasi (50 km) Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dipelihara (50 km ) Diselesaikannya pembangunan kanal timur paket 22 s/d 29 Diselesaikannya kegiatan supervisi konstruksi Banjir Kanal Timur Terbangunnya bangunan akhir / jetty di muara Banjir Kanal Timur Terbangunnya jalan inspeksi Terbangunnya perkuatan tebing Diselesaikannya normalisasi Kali Blencong Terbangunnya inlet Cakung
71
V
V
V V V
V V V
V V V V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12) Terbangunnya Saluran Gendong Terbangunnya Utilitas (PGN Jaktim, PLN Jaktim, TPJ) Terbangunnya Jembatan penyeberangan orang (BKT 226) Terbangunnya Jembatan BKT 207 Terbangunnya drain inlet Terbangunnya perkuatan bronjong Tebangunnya jalan oprit Diselesaikanya pekerjaan galian dan timbunan hulu Kali Sunter Diselesaikannya Pemasangan Grass Block terbangunnya prasarana pengendali banjir di DAS Bengawan Solo Terbangunnya prasarana pengendali banjir DAS Bengawan Solo Terehabilitasinya prasarana pengendali banjir di DAS Bengawan Solo (8 Lokasi) Terpeliharanya waduk di DAS Bengawan Solo Terlaksananya konservasi di DAS Bengawan Solo (2 Lokasi)
Substansi Inti 6: TELEKOMUNIKASI Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia bagian timur sebelum 2013 dan maksimalisasi tersedianya akses komunikasi data dan suara bagi seluruh rakyat 1 Perencanaan dan Rekayasa Alokasi V V V Prosentase jumlah penetapan pita frekuensi radio dan pemanfaatan slot orbit Spektrum Frekuensi satelit Prosentase utilitas pemanfaatan spektrum frekuensi radio 2 Pelaksanaan Layanan Pemanfaatan Sumber V Prosentase pengelolaan sumber daya spektrum frekuensi radio dan orbit satelit Daya Pos dan Informatika Prosentase pengelolaan sumber daya pos,penomoran telekomunikasi & alamat IP 3 Pengembangan Penyelenggaraan TelekomuProsentase penyelesaian penyusunan dan pembahasan ICT Fund dan optimalisasi nikasiSub Kegiatan Prioritas: PNBP Penyusunan ICT Fund untuk membiayai Prosentase pencapaian terhadap kuantitas dan kualitas layanan pos pembangunan jaringan backbone serat optik 4 Pengembangan Penyelenggaraan Penyiaran V V V Prosentase pencapaian terhadap ketepatan penyelesaian layanan perizinan Prosentase implementasi migrasi sistem penyiaran dari analog ke digital 5 Pelaksanaan Pengamanan Jaringan Internet V V V Prosentase pencapaian keamanan trafik nasional, POP penyelenggara jasa internet dan internet exchange, titik akses ke lembaga pemerintahan dan critical infrastructure 6 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan EV V V Prosentase penyelesaian penyusunan / pembahasan RPP Penyelenggaraan Government Sistem Elektronik Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (e-Government) dan Master Plan e-Government Nasional Prosentase peningkatan penerapan dan kualitas aplikasi e-government di pemerintah kab/kota 7 Fasilitasi Penerapan dan Pengembangan V V V Prosentase penyelesaian pembahasan dan perbaikan materi RUU Rencana Tindak Sistem Keamanan Informasi Elektronik Pidana Teknologi Informasi (Cyber Crime) Prosentase penyusunan peraturan pelaksana UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
72
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
V V V V V V V V V V V V V V
(7)
V V
V
V
V
V V V
V
V
V V V
V
V
V
V
V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
8
9 10
Pengembangan Standarisasi Perangkat Pos dan Informatika
Pengembangan Standarisasi Layanan Pos dan Informatika Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan Pembangunan Sarana dan Prasarana Informatika
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V
V V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
V
(12) Prosentase penyelenggara sistem pengamanan elektronik dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Prosentase pencapaian standar kelayakan teknis perangkat pos, telekomunikasi dan penyiaran Prosentase peningkatan interoperabilitas pada layanan perangkat, aplikasi dan layanan Paket penyusunan kebijakan, regulasi, sertifikasi di bidang layanan pos, telekomunikasi, dan penyiaran Prosentase ibukota provinsi yang terhubung dengan jaringan serat optik Prosentase ibukota kab/kota yang terhubung jaringan broadband Prosentase ibukota provinsi yang memiliki regional internet exchange Prosentase ibukota provinsi yang memiliki international internet exchange Jumlah Desa Informasi yang dilengkapi radio komunitas Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi Prosentase desa yang dilayanani akses internet
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V V V V V V V V V V V
V V V V V V V
V
Substansi Inti 7: TRANSPORTASI PERKOTAAAN Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan) sesuai dengan Cetak Biru Transportasi Perkotaan, termasuk penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta (MRT dan Monorail) selambat-lambatnya 2014. 1 Pembinaan dan Pengembangan Sistem V V V Jumlah rencana Induk Angkutan Perkota an, Rencana Induk Sistem Informasi Lalu V V V Transportasi Perkotaan Lintas Perkotaan, Laporan evaluasi, Terselenggarannya ATCS, Jumlah Fasilitas Kese-lamatan Transportasi Perkotaan. Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT), Kota Percontohan, Kawasan V V V Percontohan. Jumlah Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan V 2 Penyelesaian pembangunan angkutan kereta Paket Monorail dan Paket MRT listrik di Jakarta (MRT dan monorail)
73
Prioritas Nasional (PN) 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
Substansi Inti 1: KEPASTIAN HUKUM Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya 1 Kegiatan Perancangan Peraturan PerundangV V V Persentase yg mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan, V V undangan Persentase yg selesai dibahas di DPR secara tepat waktu, V Persentase tenaga fungsional perancang peraturan perUU yang mendapat V V kualifikasi dan promosi sesuai standar secara tepat waktu dan akuntabel Persentase kelengkapan dokumentasi dan pustaka secara akurat dan up to date V V Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH Peraturan perUUan di bidang mekanisme Perlindungan Saksi dan Pelapor V V Peraturan perUUan di bidang yang mendorong pemberantasan korupsi V V 2 Kegiatan Harmonisasi Peraturan PerundangV V V Persentase di bidang politik, hukum dan keamanan V V undangan Persentase di bidang keuangan dan perbankan V V Persentase di bidang industri dan yang harmonis V V Persentase di bidang Kesra V V Pembenahan Peraturan perUUan di bidang Pertanahan, tata ruang, dan LH V V Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme Perlindungan Saksi dan V Pelapor Peraturan perUUan yg mendorong pemberantasan korupsi V 3 Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Jumlah Perda yang dikaji Bantuan Hukum Departemen 4 Peningkatan Deregulasi Kebijakan V V V Jumlah rumusan untuk bahan pertimbangan penyusunan kebijakan V V Penanaman Modal penanaman modal Rumusan kebijakan sebagai masukan bagi penyempurnaan kebijakan dan V V pengembangan penanaman modal yg berdaya saing Kegiatan Sosialisasi dalam negeri V V Kegiatan Sosialisasi luar negeri V V Kegiatan Fasilitasi dalam negeri V Kegiatan Fasilitasi luar negeri V 5 Pengelolaan Pertanahan Propinsi V V V Cakupan Peta Pertanahan V V Terlaksananya legalisasi aset tanah V V Penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan serta mencegah V V timbulnya kasus pertanahan baru 6 Pengelolaan Data dan Informasi Pertanahan V V V Peningkatan akses layanan pertanahan melalui LARASITA V V 7 Pengembangan Penyelenggaraan Pos V V Persentase penyelesaian penyusunan peraturan pelaksana UU No. 38/2009 V V tentang Pos
74
V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
8
Pengembangan Penyelenggaraan Telekomunikasi
V
V
9
Pengembangan Penyelenggaraan Penyiaran
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12) Persentase pembahasan dan perbaikan materi RUU Multimedia (Konvergensi Telematika) sebagai pembaharuan UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Persentase pencapaian terhadap pembaharuan kebijakan, regulasi dan kelembagaan akibat adanya digitalisasi dan perkembangan industri
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V
V
V
V
Substansi Inti 2: PENYEDERHANAAN PROSEDUR Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu V V Jumlah peserta Diklat Penyelenggaraan PTSP: pelatihan dasar, lanjutan I, V Pintu (PTSP) Penanaman Modal lanjutan II, dan SPIPISE Penetapan Kualifikasi Kelembagaan PTSP V V Pengadaan sarana dan prasarana penunjang Penyelenggaraan PTSP V V Sosialisasi perizinan dan nonperizinan V V Fasilitasi Penghubung di BKPM V V Penyederhanaan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal V V 2 Pengembangan Sistem Pelayanan Informasi V V V Peningkatan jumlah aplikasi perizinan dan non perizinan yang menjadi V V V dan Perizinan Investasi Secara Elektronik wewenang BKPM, PTSP Provinsi, PTSP Kab./Kota melalui SPIPISE (SPIPISE) Jumlah peningkatan PTSP Prov. dan Kab/Kota yang terhubung dalam SPIPISE V V V Terbangunnya infrastruktur dan database penanaman modal yang terintegrasi V V 3 4
Koordinasi Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi (PEPI) Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
V
V
V
V
V
V
Jumlah provinsi dan Kab/Kota yang mengikuti sosialisasi dan pelatihan Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di bidang peningkatan ekspor dan investasi yang terimplementasikan Jumlah daerah yang membentuk PTSP PTSP yang siap menerapkan SPIPISE Pembatalan Perda bermasalah Daerah yang mengurangi biaya untuk berusaha
Substansi Inti 3: LOGISTIK NASIONAL Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi 1 Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan V V V Jumlah rumusan kebijakan dan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang Pokok pembinaan pasar dan distribusi (jenis) Jumlah pelaku usaha yang mengikuti pembinaan, pelatihan dan bimbingan teknis Persentase rata-rata perbedaan tingkat harga Bahan Pokok antar provinsi Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Jumlah perijinan di bidang pembinaan pasar dan distribusi yang dijalani secara online Waktu penyelesaian perijinan dan nonperijinan dibidang pembinaan pasar dan distribusi (hari)
75
V V
V V
V V
V V V V
V V V V
V V V V
V
V
V
V V V
V
V
V
V
V
V
V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
2
Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan
V
V
V
3
Koordinasi Penataan dan Pengembangan Sistem Logistik Nasional Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan
V
V
V
V
V
V
4
5 6
7 8 9
Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut Pelaksanaan azas cabotage melalui Pengembangan dan Pemberdayaan armada kapal niaga Nasional Pengelolaan Cargo Information System Penataan Sistem Pelabuhan Nasional
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12) Jumlah pasar percontohan (unit) Jumlah pembangunan pusat distribusi Jumlah rekomendasi penataan sistem distribusi Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan penataan dan pengembangan sistem logistik nasional yang ditindaklanjuti 1. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pembebasan dan keringanan bea masuk 2. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan 3. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat (TPB). 4. Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik Nasional (Customs Advance Trade Systems) 5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan 7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional 8.PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundangundangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 9 .PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra) Lokasi pelabuhan
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V V V V
V V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V V
Jumlah kapal niaga
Paket Sistem informasi cargo Jumlah Peraturan Perundangan, peraturan pelaksanaan teknis, dan laporan kajian Jumlah lokasi yang dibangun dan di rehabilitasi
Pengelolaan sarana dan fasilitas pelabuhan strategis dan pelabuhan untuk komoditas a.l Batubara, CPO Substansi Inti 4: SISTEM INFORMASI Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang
76
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
1
2
3 4
1 2
Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor
Perumusan Kebijakan dan Pengembangan Teknologi Informasi Kepabeanan dan Cukai
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V
V
V
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
RKP 2012
RKP 2013
(12)
(3)
(5)
(7)
Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor; (peraturan) Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik ; (Kegiatan) Jumlah pengguna perijinan ekspor/ impor online melalui INATRADE (perusahaan) Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) Jumlah koordinasi bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) Jumlah partisipasi sidang-sidang fasilitasi perdagangan didalam dan luar negeri; (keg) Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring fasilitasi perdagangan 1. Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang sesuai dgn proses bisnis DJBC 2. Persentase penyelesaian aplikasi sistem kepabeanan yang terintegrasi dengan portal NSW 3. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan 4. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional 5. PMK tentang Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dalam rangka pengembangan sistem logistik 6. PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundangundangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 7. Percepatan operasionalisasi NSW. Untuk 5 pelabuhan, NSW untuk impor siap dilaksanakan akhir Desember 2009. Untuk pelabuhan yang lain, tergantung kebijakan dan kesiapan K/L lainnya Paket jaringan sistem National Single Window
V V
V V
V V
V
V
V
V V V
V V V
V V V
V
V V
V V
V
V
V
V
V
V
Pelaksanaan National Single Window di sektor perhubungan Koordinasi pengembangan dan penerapan V V V Persentase rekomendasi di bidang pengembangan dan penerapan NSW dan sistem National Single Window/NSW dan ASW yang terimplementasikan ASEAN Single Window/ASW Substansi Inti 5: KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK): Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012 Dukungan Sektor Perdagangan thd Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Penanaman Modal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
V
V
V
V
V
V
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
Jumlah PP tentang Kawasan Ekonomi Khusus (peraturan) Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan) Persentase penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan KEK Persentase penetapan institusi Sekretariat Dewan Nasional KEK Persentase pengoperasian Sekretariat Dewan Nasional KEK Asistensi dan fasilitasi dalam rangka pene tapan dan pengembangan KEK
77
V
V V V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
3
Fasilitasi Pengembangan KEK
V
4
Perumusan kebijakan di bidang PPN, PBB, BPHTB, KUP, PPSP, dan Bea Materai
V
5
6
Perumusan kebijakan di bidang PPh dan perjanjian kerjasama perpajakan internasional
V
Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan
V
V
V
V
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(12)
(3)
(5)
(7)
Hasil Koordinasi masalah strategis di bidang pengembangan KEK Jumlah promosi penanaman modal di KEK Kerja sama di bidang pengembangan KEK Dokumentasi fasilitasi (AMDAL, Engineering Design/DED, dan kelembagaan) di 5 kws 1. Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perundangan terhadap peraturan perundangan yang harus dibuat / direvisi 2. Tersedianya PMK-PMK ttg Pemberian Fasilitas Fiskal sesuai Peraturan PerUU-an dan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 1. Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perundangan terhadap peraturan perundangan yang harus dibuat / direvisi 2. Tersedianya PMK-PMK ttg Pemberian Fasilitas Fiskal sesuai Peraturan PerUU-an dan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 3. Peraturan pelaksanaan mengenai insentif potongan PPh 5% bagi perusahaan yang melakukan R&D 1. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pembebasan dan keriganan bea masuk 2. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian fasilitas pertambangan 3. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian tempat penimbunan berikat (TPB). 4. Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik Nasional (Customs Advance Trade Systems) 5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
V V V V
V V
V
V
V
V
V
6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan 7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional 8.PMK-PMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundangundangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 9.PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra)
V
78
V V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1) 7
1
2 3
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(2)
(3)
(5)
(7)
Koordinasi Pengembangan Urusan Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
Persentase rekomendasi kebijakan Urusan Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah yang terimplementasi
V
V
V
Persentase peraturan pelaksanan UU KEK yang terselesaikan Jumlah lokasi KEK yang ditetapkan
V V
(12)
Substansi Inti 6: KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan V V Tersusunnya peraturan kompensasi & penetapan PHK, hubungan kerja (PKWT & outsour cing), pengupahan, perlindungan pekerja, mogok kerja Peraturan tentang organisasi pekerja/ buruh Peraturan tentang penyelesaian perselisihan HI Sinkronisasi Kebijakan Ketengakerjaan V Harmonisasi kebijakan jaminan sosial (Pusat) dengan Kebijakan / Peraturan Daerah Selarasnya peraturan bidang HI Pengelolaan Kelembagaan dan V V V Mekanisme perundingan secara bipartit, pencatatan, keterwakilan dan Pemasyarakatan Hubungan Industrial verifikasi SP/SB Jumlah lembaga kerjasama (LKS) bipartit di perusahaan Jumlah perwakilan pekerja, SP/SB & pengusaha yang mendapat pendidikan teknik bernegosiasi Jumlah perusahaan yang menerapkan manajemen K3 % kenaikan tenaga pengawas K3 bersertifikat kompetensi
79
V V
V
V
V V V V V
V V
V V
V V
V V
V
V
V
V
V
V
Prioritas Nasional (PN) 8: Program Aksi Bidang Energi NO
(1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
Substansi Inti 1: KEBIJAKAN Penetapan kebijakan energi yang memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional 1 Penyediaan dan pengelolaan EBT dan V Jumlah regulasi V V pelaksanaan konservasi energi 2 Dukungan manajemen dan pelaksanaan V V V Jumlah aturan perundang-undangan: PP V V dukungan teknis lainnya Ditjen LPE Aturan lain V V 3 Penyusunan kebijkan dan program serta V V V Jumlah perencanaan ketenagalistrikan V V evaluasi pelaksanaan kebijakan ketenagalistrikan 4 Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan V V V Persentase rekomendasi hasil Kebijakan bidang percepatan penyediaan dan V V V bidang percepatan penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif yang terimplementasi pemanfaatan energi alternatif 5 Koordinasi pengembangan kebijakan V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan pengembangan bahan bakar V V V pengembangan bahan bakar nabati nabati yang diimplementasikan 6 Koordinasi pengembangan Desa Mandiri V V V Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan desa mandiri energi yang V V V Energi dilaksanakan 7 Dukungan pelaksanaan program prioritas Risalah pemerintah bidang energi Surat Laporan Substansi Inti 2: RESTRUKTURISASI BUMN Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN dan Pertamina yang selesai selambat-lambatnya 2010 dan diikuti oleh BUMN lainnya 1 Restrukturisasi BUMN besar / penting / Laporan strategis Laporan Substansi Inti 3: KAPASITAS ENERGI Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3.000 MW per tahun mulai 2010 dengan rasio elektrifikasi yang mencakup 62% pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minyak bumi sebesar lebih dari 1,2 juta barrel per hari mulai 2014 1 Penyusunan Kebijakan dan Program serta V V V a. Pembangkit, Jaringan dan Gardu Transmisi Evaluasi Pelaksanakan Kebijakan - Jumlah Kapasitas pembangkit (MW) V V V Ketenagalistrikan - Transmisi (kms) V V V - Gardu Induk V V b. Jaringan dan Gardu Distribusi - Gardu DAN Jaringan (kms/MVA) V V V 2
Peningkatan produksi minyak bumi
V
a. Jumlah Kontrak Kerja Sama Minyak dan gas Bumi dan CBM yang ditawarkan dan ditandatangani b. Jumlah produksi migas dan CBM - Minyak Bumi (MBOPD)
80
V V V
NO
(1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(12)
(3)
(5)
(7)
- Gas Bumi (MBOEPD) - CBM (MBOEPD) c. Jumlah investasi sub sektor minyak dan gas bumi dan CBM (dalam Juta USD) d. Jumlah kegiatan eksplorasi dalam upaya mencari cadangan migas baru e. Jumlah pelaksanaan Survei Umum di Wilayah Terbuka f. Jumlah kegiatan penyiapan, promosi dan penawaran Wilayah Kerja Baru Migas
V V V V V V
Substansi Inti 4: ENERGI ALTERNATIF Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 dan dimulainya produksi coal bed methane untuk membangkitkan listrik pada 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga surya, microhydro, bio-energy, dan nuklir secara bertahap 1 Peningkatan pemanfaatan energi V Jumlah kapasitas PLTP terpasang sebesar 5795 MW di tahun 2014 V terbarukan termasuk energi alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 dimulainya produksi coal bed methane untuk membangkitkan listrik pada 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga surya 2 Penyediaan pengelolaan EBT dan V Lisdes (EBT) pelaksanaan konservasi energi – PLTS 50 Wp Tersebar V – PLTMH (kW) V – PLT Angin (kW) V
3
V
V
– Jumlah Pilot project pembangkit listrik dari sumber energi laut DME Pembangunan unit pengolahan Biofuel (40 desa terpilih)
V V V
Jumlah kebijakan Jumlah riset bersama Paket koordinasi Jumlah prototype, alih teknologi sistem dan komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP (alih teknologi 2 MW) paket paket Dokumen Infrastuktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional
V V V
V V V
V V V
Paket Sosialisasi PLTN (media) Inventarisasi dan identifikasi tanah terindikasi terlantar (hektar) Peningkatan luas areal (ribu hektar) pembinaan dan pengembangan tanaman tahunan
V V V
V V V
V
5
Pembinaan dan penyelenggaraan usaha hilir migas Dukungan kebijakan iptek untuk penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan Pengembangan PLTP skala kecil
V
V
6
Penelitian konversi energi
V
V
7
Penyusunan infrastuktur dasar pendukung program energi nuklir nasional Diseminasi hasil litbang iptek nuklir Pengelolaan pertanahan propinsi Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan
V
V
V
V V V
V V V
V
4
8 9 10
V
– Biomassa (MW) – Jumlah studi kelayakan energi laut (laporan)
V
81
V
V V
NO
(1)
1
1 2
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013 (7)
(3)
(5)
Pengembangan Komoditas Ekspor Karet Jambu Mete Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energy) Jarak pagar
V V V V V
V V V V V
Kelapa Kelapa Sawit Kemiri sunan Revitalisasi perkebunan Kelapa sawit Karet Kakao Penyusunan kebijakan Pengembangan bio energy Pengembangan integrasi kebun-ternak (paket)
V V V V V V V V V
V V V V V V V V V
Substansi Inti 5: HASIL IKUTAN DAN TURUNAN MINYAK BUMI / GAS Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya Pengembangan klaster industri berbasis V 2 Lokasi (Jatim dan Kalimantan) migas, kondesat Substansi Inti 6: HASIL IKUTAN DAN TURUNAN MINYAK BUMI / GAS Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya Pembinaan dan penyelenggaraan usaha V V V Pembangunan LPG miniplant hilir migas Pembangunan Jaringan Gas Kota Dukungan manajemen dan pelaksanaan Pembangunan SPBG (gas untuk transpotasi) tugas teknis lainnya DJ Migas
82
V
V V
V V
V V
Prioritas Nasional (PN) 9: Program Aksi Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
Substansi Inti 1 : PERUBAHAN IKLIM Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut, peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun, dan penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi 1 Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan V V V Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas b. Pengelolaan Kualitas Air dan Kawasan V Penyelesaian pemetaan kesatuan hidrologi gambut di 8 provinsi yang V Gambut terkoordinasi dengan K/L terkait Verifikasi karakteristik ekosistem gambut di 5 provinsi yang terkoordinasi antar K/L terkait 2 Peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan V V V Fasilitasi dan pelaksanaan rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 800 ribu V V V Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas ha Fasilitasi rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 500 ribu ha V V V Fasilitasi pengembangan hutan kota seluas 5 ribu ha V V V Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V b. Pengembangan Perhutanan Sosial V V V Fasilitasi penetapan areal kerja pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) 2 V V V juta ha Fasilitasi 500 kelompok/unit ijin usaha pengelolaan HKm V V V Fasilitasi 50 unit kemitraan usaha HKm V V Fasilitasi dukungan kelembagaan ketahanan pangan di 32 provinsi V V V Fasilitasi pembangunan hutan rakyat Kemitraan untuk bahan baku kayu V V V industri pertukangan seluas 250.000 ha Fasilitasi pembentukan dan berfungsinya sentra HHBK Unggulan di 30 V V V kabupaten Areal kerja hutan desa seluas 500.000 ha V V c. Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan V % penyelesaian dokumen konsep, naskah akademis, pedoman dan peraturan V Ruang perundang-undangan berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 12 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L % penyelesaian dokumen pedoman kebijakan pengawasan pemanfaatan V ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 5 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L % penyelesaian kajian daya dukung 4 pulau besar yang terkoordinasi antar K/L V % penyelesaian kajian penyimpangan pemanfaatan ruang dan dampaknya V terhadap lingkungan kerusakan dan bencana [dari 20 lokasi yang direncanakan] dan didiseminasi kepada K/L dan daerah terkait
83
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12) % penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan propinsi [dari 11 kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L dan daerah % penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di wilayah ekoregion yang terkoordinasi antar K/L dan daerah Jumlah provinsi dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan/ ruang dan pelaksanaan instrumen pengawasan pemanfaatan ruang dan kawasan lahan gambut, hutan dan DAS prioritas untuk menunjang pencapaian Prioritas Nasional 9 RPJMN 2010-2014
3
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V V
% PPLHD yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pengawasan pemanfaatan V ruang [dari 250 orang PPLHD yang direncanakan] d. Pengelolaan dan Pengembangan V V V Kawasan konservasi laut dan kawasan konservasi perairan tawar dan payau V V V Konservasi Kawasan dan Jenis yang dikelola secara berkelanjutan seluas 4,5 juta ha Jumlah kawasan konservasi dan jenis biota perairan dilindungi yang V V V diidentifikasi dan dipetakan secara akurat. Penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi a. Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan V V V Fasilitasi & pelaksanaan rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 800 rb ha V V V Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas Fasilitasi rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 500 ribu ha V V V Fasilitasi pengembangan hutan kota seluas 5 ribu ha V V V Fasilitasi rehabilitasi hutan mangrove, gambut dan rawa seluas 295.000 ha V V V b. Peningkatan Konservasi dan Pengendalian V V Jumlah kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan V V Kerusakan Hutan dan Lahan yang ditetapkan/ diterbitkan (kriteria dan pedoman) yang terkoordinasi antar K/L dan daerah terkait Data sebaran hotspot di 8 Provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang V didiseminasi ke K/L dan daerah terkait Diterapkannya mekanisme pencegahan kebakaran hutan dan lahan di 8 V Provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang terkoordinasi antar K/L dan daerah Data kondisi kerusakan hutan dan lahan pada 11 DAS prioritas dan berpotensi V rawan longsor yang terkoordinasi antar K/L terkait Data tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan (land use change) V melalui Program Menuju Indonesia Hijau Jumlah provinsi (pendekatan ekosistem) yang dipantau sesuai data potensi dan V kejadian bencana % rekomendasi kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan V lahan yang diimplementasikan daerah dari jumlah propinsi yang dipantau setiap tahunnya
84
NO
(1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2) c. Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(5)
(7)
(12)
(3)
% penyelesaian dokumen konsep, naskah akademis, pedoman dan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 12 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L % penyelesaian dokumen pedoman kebijakan pengawasan pemanfaatan ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan [dari 5 dokumen yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L % penyelesaian kajian daya dukung 4 pulau besar yang terkoordinasi antar K/L % penyelesaian kajian penyimpangan pemanfaatan ruang dan dampaknya terhadap lingkungan kerusakan dan bencana [dari 20 lokasi yang direncanakan] dan didiseminasi kepada K/L dan daerah terkait % penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam perencanaan ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang di kabupaten dan propinsi [dari 11 kabupaten dan 4 propinsi yang direncanakan] yang terkoordinasi antar K/L dan daerah % penerapan instrumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di wilayah ekoregion yang terkoordinasi antar K/L dan daerah
V
Jumlah provinsi dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan/ ruang dan pelaksanaan instrumen pengawasan pemanfaatan ruang dan kawasan lahan gambut, hutan dan DAS prioritas untuk menunjang pencapaian Prioritas Nasional 9 RPJMN 2010-2014 % PPLHD yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pengawasan pemanfaatan ruang [dari 250 orang PPLHD yang direncanakan] Jumlah kebijakan Jumlah riset bersama
V
V
V V
V
V
V
d. Penguatan Kebijakan Iptek dan Dukungan V V Litbang untuk Penurunan Emisi gas CO2 dan V Adaptasi Perubahan Iklim Substansi Inti 2 : PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Pengendalian Kerusakan Lingkungan: Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut; penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun dan penurunan tingkat polusi keseluruhan sebesar 50% pada 2014; penghentian kerusakan lingkungan di 11 Daerah Aliran Sungai yang rawan bencana mulai 2010 dan seterusnya 1 Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut; a. Pengendalian Pencemaran Air V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH V Jumlah izin pembuangan air limbah ke laut yang dikeluarkan V Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan V V b. Pengendalian Pencemaran Udara V V Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi V V Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi V Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi V
85
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
c. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Kegiatan Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas
d. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Manufaktur, Agro industri dan Jasa
e. Administrasi Pengelolaan B3 dan Limbah B3
2
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V
V
V
f. Penelitian Oseanografi V Penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun a. Pengendalian kebakaran hutan V V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(5)
(7)
(12)
(3)
Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH Jumlah penurunan beban pencemar udara dari industri yang dipantau dan diawasi Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan Jumlah produk perumusan kebijakan dan/atau standar dan/atau pedoman pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas [Draft Permen LH] Jumlah kegiatan pemantauan dan/atau analisis dan/atau evaluasi pelaksanaan kebijakan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas Jumlah lingkup kegiatan dari seluruh ketentuan konvensi internasional pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang ada Jumlah kebijakan, pedoman teknis yang diterapkan dalam Pengelolaan Limbah B3 pada kegiatan manufaktur dan agroindustri [dalam bentuk pedoman] Jumlah pengawasan kinerja industri yang dilakukan pembinaan dan pengawasan Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis pengelolaan B3 dan limbah B3 kegiatan manufaktur agroindustri dan jasa Jumlah lingkup kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada) Jumlah kebijakan/ pedoman/ standar/ data base yang dihasilkan dalam rangka kegiatan administrasi pengelolaan B3 & limbah B3 [Permen LH dan pedoman] Jumlah registrasi B3 dan rekomendasi, ijin dan notifikasi pengelolaan limbah B3 Jumlah porpinsi yang mendapat bimbingan teknis administrasi, pengelolaan B3 dan limbah B3 Jumlah kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada) Paket informasi dasar
V V
Hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi berkurang 20% setiap tahun. Luas kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50% dibandingkan kondisi tahun 2008
V
V
V
V
86
V V
V
V
V V V V
V V V V V V V V V
NO
(1)
3
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(2)
(3)
(5)
(7)
b. Peningkatan Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
V
Penurunan tingkat polusi keseluruhan sebesar 50% pada 2014 a. Pengendalian Pencemaran Udara V
b. Pengendalian Pencemaran Udara dari Emisi dan Kebisingan Kendaraan Bermotor
V
V
c. Pengendalian Pencemaran Air
V
d. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Kegiatan Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
Tersedianya data sebaran hotspot di 8 Provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang didiseminasikan ke K/L dan daerah terkait, sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan mekanisme pencegahan kebakaran hutan
V
Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH Jumlah penurunan beban pencemar udara dari industri yang dipantau dan diawasi Jumlah pedoman teknis/ peraturan perundang-undangan Jumlah peraturan perundangan yang ditetapkan Jumlah daerah (provinsi/ kota) yang difasilitasi dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang pengendalian pencemaran udara khususnya sumber bergerak Jumlah kota yang difasilitasi dalam penerapan pemeriksaan emisi dan perawatan kendaraan bermotor (P&P) Jumlah kebijakan sektor yang difasilitasi dalam mendukung reduksi emisi (penetapan standar emisi dan kebisingan, bahan bakar, manajemen transportasi, kendaraan tidak bermotor (NMT), uji emisi bagi kendaraan pribadi, land use planning) Jumlah kota yang dievaluasi kualitas udaranya Jumlah pembinaan teknis dalam pengendalian pencemaran sumber bergerak Jumlah industri pertambangan, energi dan migas yang dipantau dan diawasi Jumlah agroindustri yang dipantau dan diawasi Jumlah industri manufaktur yang dipantau dan diawasi Jumlah industri yang taat terhadap peraturan LH Jumlah izin pembuangan air limbah ke laut yang dikeluarkan Jumlah pedoman teknis/peraturan perundang-undangan Jumlah produk perumusan kebijakan dan/atau standar dan/atau pedoman pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas [Draft Permen LH] Jumlah kegiatan pemantauan dan/atau analisis dan/atau evaluasi pelaksanaan kebijakan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
V V V V V
V
V V V
V
Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
V
87
V V
V V V V V V V V V
V
V
V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
e. Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Manufaktur, Agro industri dan Jasa
f. Administrasi Pengelolaan B3 dan Limbah B3
g. Penanganan Kasus Lingkungan
h. Peningkatan Instrumen Ekonomi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
Jumlah lingkup kegiatan dari seluruh ketentuan konvensi internasional pengelolaan B3 dan Limbah B3 yang ada Jumlah kebijakan, pedoman teknis yang diterapkan dalam Pengelolaan Limbah B3 pada kegiatan manufaktur dan agroindustri [dalam bentuk pedoman] Jumlah pengawasan kinerja industri yang dilakukan pembinaan dan pengawasan Jumlah daerah dan/ atau perusahaan yang mendapat bimbingan teknis pengelolaan B3 dan limbah B3 kegiatan manufaktur agroindustri dan jasa
V
Jumlah lingkup kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada) Jumlah kebijakan/ pedoman/ standar/ data base yang dihasilkan dalam rangka kegiatan administrasi pengelolaan B3 & limbah B3 [Permen LH dan pedoman]
V
Jumlah registrasi B3 dan rekomendasi, ijin dan notifikasi pengelolaan limbah B3 Jumlah porpinsi yang mendapat bimbingan teknis administrasi, pengelolaan B3 dan limbah B3 Jumlah kegiatan dalam pelaksanaan ketentuan konvensi internasional pengelolaan B3 dan Limbah B3 (dari seluruh ketentuan Internasional yang ada)
V
% pengaduan masyarakat yang dikelola melalui penerimaan, penelaahan dan klasifikasi, penerusan kepada pihak terkait yang berwenang, atau ditangani langsung % dugaan tindak pidana LH yang ditindaklanjuti melalui proses penyelidikan dan penyidikan (pulbaket) sampai proses pengadilan [perkiraan 100 kasus per tahun] % penanganan kasus perdata LH yang ditindaklanjuti secara perdata di dalam maupun di luar pengadilan [perkiraan 100 kasus per tahun] Jumlah kasus lingkungan yang terevaluasi dan tereksaminasi Jumlah penerimaan target program pinjaman lunak terhadap % jumlah UMKM yang mengajukan permohonan pinjaman % telaahan teknis diterima menjadi rekomendasi teknis pinjaman lunak lingkungan (90-100 proposal per tahun) % jumlah pemantauan terhadap UMKM yang telah mendapat pinjaman yang sudah jatuh tempo Jumlah pedoman dan fasilitas teknis yang terkait dengan valuasi ekonomi SDA d&LH Jumlah dokumen tentang bahan rumusan kebijakan insentif dan pendanaan lingkungan
V
88
V
V V
V
V V
V
V V
V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(12)
(3)
(5)
(7)
% Bimbingan teknis pengembangan instrument ekonomi dan perhitungan PDRB Hijau di daerah iklim Jumlah usaha penangkapan ikan di wilayah bagian barat yang sesuai ketentuan Jumlah usaha penangkapan ikan di wilayah bagian timur yg sesuai ketentuan Jumlah wilayah perairan yang bebas kegiatan perusakan ekosistem perairan
V V V
V V V
V V V
Jumlah wilayah perairan yang bebas kegiatan pencemaran Penghentian kerusakan lingkungan di 13 Daerah Aliran Sungai yang rawan bencana mulai 2010 dan seterusnya a. Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan V V V Rencana pengelolaan DAS terpadu di 108 DAS prioritas DAS Terbangunnya base line data pengelolaan DAS di 36 BPDAS Tersedianya data dan peta lahan kritis di 36 BPDAS
V
V
V
V V V
V V V
V V V
b. Pengelolaan Kualitas Air dan Kawasan Gambut
V
i. Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Perikanan j. Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Kelautan 4
PENJABARAN DALAM RKP
V
V
V
V
V
V
V
% penyiapan penetapan kelas air di tingkat kabupaten/ kota untuk 13 sungaisungai prioritas dari 119 kab/kota, yang terkoordinasi lintas K/L dan daerah Jumlah pembinaan teknis pengelolaan kualitas air terhadap 119 kabupaten/ kota di 13 DAS yang terkoordinasi dengan K/L terkait
V
Substansi Inti 3 : SISTEM PERINGATAN DINI Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) yang dimulai pada 2010, serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013 1 Pengelolaan Metorologi Publik BMKG V V V Persentase tingkat kemampuan pelayanan data &informasi meteorologi publik V V V Persentase tingkat kemampuan pelayanan data dan informasi potensi V V V kebakaran hutan Persentase tingkat kemampuan pelayanan data dan informasi cuaca ekstrim V V V 2 Pengelolaan Gempa Bumi dan Tsunami V V V Kesinambungan (sustainabilitas) Ina-TEWS V V BMKG Kesinambungan sistem pengamatan di bidang gempabumi dan tsunami V Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempabumi dan tsunami 3 Pengelolaan Iklim Agroklimat dan Iklim V V V Jumlah pelayanan informasi perubahan iklim dan kualitas udara V V V Maritim BMKG % pengguna informasi perubahan iklim dan kualitas udara V V V 4 Pemetaan Dasar Kelautan &Kedirgantaraan V V V Peta Resmi tingkat peringatan tsunami V V V Substansi Inti 4 : PENANGGULANGAN BENCANA Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui: 1) penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi, dan 2) pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta dan Malang) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia 1 Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha pengurangan risiko, mitigasi dan penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi a. Pengendalian Kebakaran Hutan V V V Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam V V V penanggulangan bahaya kebakaran hutan di 30 DAOPS b. Penyiapan Peralatan dan Logistik V V 1. Terlaksanannya pemenuhan kebutuhan logistik kebencanaan V V V Dikawasan Rawan Bencana 2. Terlaksananya pendistribusian logistik kebencanaan pada derah bencana V V 1. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan peralatan kebencanaan V V V 2. Terlaksananya pendistribusian peralatan kebencanaan pada derah bencana V V c. Pendayagunaan Pesisir dan Lautan V V V Jumlah luasan kawasan pesisir rusak yang pulih kembali. V V V Jumlah ragam dan volume produk kelautan yang dikembangkan V V V
89
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
2
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
d. Penelitian dan Pengembangan IPTEK kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Nonhayati Pesisir dan Laut e. Pendayagunaan Teknologi & Pengemb Kapasitas Untuk Mitigasi Bencana f. Teknologi Pengendalian dan Mitigasi Dampak Pemanasan Global g. Penelitian Geoteknologi
V
h. Penelitian Oseanografi i. Pengembangan Konservasi Tumbuhan Indonesia - Kebun Raya Bogor j. Peningkatan Ketersediaan Data dan Informasi Survei Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Matra Darat
V
b. Tanggap Darurat di Daerah Terkena Bencana
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
BMKT (kapal) Garam (ribu ton) Deep sea water (ribu liter) Jumlah rekomendasi pengelolan dan model pemanfaatannya
V V V V
Jumlah paket data terkait fenomena alam dan sumberdaya nonhayati
V
Jumlah kebijakan Jumlah SOP Rekomendasi kebijakan pengurangan emisi dan peningkatan carbon sink dan pilot plant fotobioreaktor untuk penyerap CO2 Paket pengumpulan data Paket dokumen ilmiah Paket Kebun raya (paket kawasan)
V
V
V V
V V V V
V
V
V
V
(1) Jumlah NLP produk inventarisasi, neraca, kebencanaan, kajian aplikasi V V V tekno surta, remote sensing, dinamika geografis dan kajian wilayah, SDA dan LH matra darat yang diatur dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional. (2) Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA V V V dan LH matra darat. k. Peningkatan Ketersediaan Data dan V V V (1) Jumlah NLP dan tema dan laporan kajian wilayah LH matra laut yang diatur V V V Informasi Survei Sumber Daya Alam dan dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional Lingkungan Hidup Matra Laut (2) Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA V V V dan LH matra laut l. Penyusunan Atlas Sumberdaya dan Kajian V V V (1) Jumlah dokumen kajian model spasial dinamis serta difusi, diseminasi V V V Pengembangan Wilayah. atlas dan kajian pengembangan wilayah. (2) Jumlah provinsi dan kabupaten untuk pelaksanaan akses, utilitas data dan V V V informasi atlas sumber-daya dan kajian pengembangan wilayah. m. Pembangunan Data dan Informasi Geodesi V V V (1) Jumlah stasiun tetap GPS dan perawatan sistem V V V dan Geodinamika (2) Jumlah pembangunan stasiun tetap GPS V (3) Jumlah pembangunan stasiun pasang surut laut Pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan alat transportasi yang memadai dengan basis 2 lokasi strategis (Jakarta-Malang) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia a. Kesiapasiagaan dalam Menghadapi V V V 1. Jumlah rencana kontijensi yang tersusun; V V V Bencana 2. Terbentuknya satuan reaksi cepat (SRC-PB) V V V Terlaksananya koordinasi dan pelaksanaan penanganan tanggap darurat dipusat dan daerah
90
V
V
V
Prioritas Nasional (PN) 10: Daerah Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
Substansi Inti 1: KEBIJAKAN Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik selambatlambatnya dimulai pada 2011 1 Pelaksanaan Koordinasi dan Evaluasi V Jumlah rapat koordinasi V Hubungan Multilateral, Wil Negara, dan Tata Ruang Pertahanan, serta Koordinasi Jumlah pemantauan dan evaluasi Pengelolaan Masyarakat Kws Tertinggal 2 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V Jumlah rapat koordinasi V V fasilitasi daerah tertinggal di kawasan Jumlah rencana aksi pengembangan daerah tertinggal di kawasan V V perbatasan perbatasan yg dilaksanakan 3 Pengembangan dan Penataaan Wilayah V V Prosentase jumlah kab/kota di wilayah perbatasan yang mendapat sarpras V V Administrasi dan Perbatasan perbatasan antar negara Jumlah provinsi yang termasuk ke dalam perbatasan antar negara V V Prosentase penguatan kelembagaan di pusat dan daerah dalam rangka V V penanganan perbatasan antar negara Jumlah Pos lintas Batas tradisional dan internasional dengan kualitas V V manajemen pengelolaan serta fasilitas pendukung yang memadai Jumlah rute yang terselenggara 4 Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan V V V Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi V V Pembangunan Sarana dan Prasarana Prosentase desa yang dilayani akses internet V V Informatika Prosentase ibukota provinsi yang memiliki regional internet exchange V V Prosentase ibukota provinsi yang memiliki international internet exchange V V Jumlah Desa Informasi yang dilengkapi radio komunitas V V 5 Pembinaan pelayanan kesehatan komunitas* Jumlah puskesmas yg menjadi puskes-mas perawatan di perbatasan dan V V pulau-pulau kecil terluar berpenduduk 6 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat V V Terselenggaranya pelayanan kesehatan diPuskesmas prioritas dipernatasan Miskin (Jamkesmas)* dan pulau terluar 7 Pembinaan Pelayanan Medik Spesialistik* Jumlah RS bergerak yang memberikan pelayanan kesehatan rujukan di DTPK V V 8 Perencanaan dan Pendayagunaan SDM V Jumlah tenaga kesehatan yang didaya gunakan di DTPK V V Kesehatan* • Jumlah residen senior dan tenaga kesehatan yang diberikan insentif melalui pendayagunaan di DTPK • Jumlah residen senior yang didaya gunakan di DTPK 9 10 11
Penyediaan guru utk seluruh jenjang pddk Pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan Pendayagunaan pulau-pulau kecil
V
V
V
V
V
V
Jumlah guru penerima tunjangan khusus Persentase guru di daerah terpencil yg mengikuti peningkatan kompetensi dan profesionalisme Jumlah pulau kecil yang diidentifikasi dan dipetakan potensinya termasuk pulau-pulau kecil terluar
91
V
(7)
V V V V
V
V
V V
V
V
V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
12
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12) Jumlah pulau kecil yang memiliki infrastuktur memadai secara terintegrasi, termasuk pulau-pulau kecil terluar Jumlah kebijakan
Dukungan pengembangan dan pendayaguV V naan teknologi pendukung pembangunan Jumlah pilot pendukung teknologi untuk pembangunan daerah tertinggal daerah tertinggal, terdepan & pasca konflik 13 Teknologi Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya V V Rekomendasi dan pilot plant untuk pemanfaatan sumberdaya air Air Substansi Inti 2: KERJASAMA INTERNASIONAL Pembentukan kerjasama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan 1 Peningkatan operasional dan pemeliharaan V V V Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian barat kapal pengawas Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian timur 2 Pengembangan Sarana dan Prasarana V V Jumlah pemenuhan sarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi, Pengawasan dan Pemantuan Kapal Perikanan akuntabel dan tepat waktu : · Kapal Pengawas · Speedboat · Stasiun Rabar Satelit · Transmitter Pemenuhan prsarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu · Kantor dan bangunan pengawas · Dermaga · Pos pengawas 3 Pembangunan sarana dan prasarana V V V Jumlah sarana dan prasarana pertahanan di wilayah perbatasan pertahanan di wilayah perbatasan 4 Operasi Pemberdayaan Wil.Pertahanan V V V Prosentase kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan nasional Substansi Inti 3: KEUTUHAN WILAYAH Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010-2014 1 Pelaksanaan Perundingan Perbatasan RIJumlah pelaksanaan perundingan perbatasan maritim dan darat Malaysia, Singapura, Timor Leste, Filipina, Vietnam, dan Palau. 2 Pemetaan Batas wilayah V V V Jumlah NLP Peta batas wilayah negara (joint Mapping) kori-dor perbatasan darat RI-PNG, RI-Malaysia skala 1:50.000 Jumlah NLP pemetaan kecamatan kawasan perbatasan darat RI-PNG, RIMalaysia, dan RI-RDTL skala 1:50.000 serta skala 1:25.000 Jumlah pemetaan pulau-pulau terluar Jumlah (Border Sign Post) BSP RI-RDTL Jumlah Perapatan pilar batas RI-Malaysia Jumlah Perapatan pilar batas RI-PNG Jumlah Perapatan pilar batas RI-RDTL Jumlah dokumen perundingan teknis batas darat
92
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V
V
V
V V
V
V
V
V V
V V
V V
V V V
V V V
V V V V
V V V V
V V V V
V V V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V V V V V
V V V V V V
V V V V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
3
Pengelolaan Pertanahan Provinsi
V
V
V
4
Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) (di pusat)
V
V
V
Substansi Inti 4: DAERAH TERTINGGAL Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014 1 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil V V (KAT) 2 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan V V fasilitasi pusat produksi daerah tertinggal
3
4
5 6 7
Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pusat Pertumbuhan Daerah Tertinggal
V
Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi usaha mikro kecil menengah dan koperasi daerah tertinggal Pengemb. kebijakan, koordinasi & fasilitasi pendanaan & kemitraan usaha daerah ttgl
V
V
V
V
Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi investasi ek. daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan pemerintah daerah tertinggal , terdepan, terluar, dan pasca konflik.
V
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
V
V
V
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
Jumlah dokumen perundingan teknis batas maritim Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan & Wil Tertentu (WP3WT) Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT)
V V
V V
V V
V
V
V
Tersedianya permukiman dan infrastruktur Pemberian jaminan hidup 1. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang memiliki pusat produksi
V V V
V V V
V V
2. (a). meningkatkan kemampuan dan keberdayaan petani skala kecil dan aparat pemerintah untuk mendukung kegiatan usaha berbasis kelompok di perdesaan, (b). Melaksanakan kegiatan perbaikan usaha pertanian dan usaha lainnya, (c). Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan belanja publik, manajemen pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program. 1. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang memiliki Pusat Pertumbuhan 2. Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang mendapatkan fasilitasi pembiayaan untuk pengembangan ekonomi melalui (a) Berkembangnya sektor usaha swasta berorientasi pasar, (b) meningkatnya kualitas dan nilai tambah produksi pertanian, perikanan, dan perkebunan, (c). Meningkatkan perdagangan internasional, dan (d). Meningkatkan investasi dalam negeri maupun luar negeri Persentase daerah tertinggal yang mengembangkan usaha mikro kecil menengah dan koperasi di daerah tertinggal
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang telah memiliki sumber pendanaan dan melaksanakan kemitraan usaha dengan daerah lain.
V
V
Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang telah meningkatkan jumlah dan nilai investasi 1. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan mengalami peningkatan indeks good governance 2. (i) Persentase jumlah kabupaten tertinggal yang kemampuan kelembagaan pembangunan masyarakat dan pemda meningkat dlm pengelolaan sumberdaya lokal, (ii) Persentase jumlah kawasan pembangunan perdesaan yang terpadu dari aspek ekonomi, sumberdaya manusia, dan infratruktur lingkungan, dan
V
V
93
V V V
V
V
V
V
V
V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi lembaga kerjasama antar daerah daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi lembaga perekonomian daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi kemitraan antar lembaga daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur kesehatan daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Kesehatan Dasar, Lanjutan Daerah Tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur pendidikan daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pendidikan Dasar, Menengah Dan Kejuruan di Daerah Tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur ekonomi daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur energi daerah tertinggal
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
(12)
(3)
(iii) Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang mengalami peningkatan mobilitas penduduk dan arus barang antara daerah tertinggal ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah tertinggal
V
(5)
V
V
(7)
V
V
V
V
Persentase kabupaten daerah tertinggal yang menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah lain.
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan lembaga perekonomian di daerah tertinggal
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan kemitraan antar lembaga daerah tertinggal
V
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi pembangunan infrastruktur kesehatan daerah tertinggal
V
V
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang Kesehatan Dasar Daerah Tertinggal
V
V
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang pembangunan infrastruktur pendidikan daerah tertinggal
V
V
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan Pendidikan Dasar, Menengah Dan Kejuruan Daerah Tertinggal
V
V
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal
V
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah tertinggal
V
V
V
V
1. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur energi daerah tertinggal 2. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki database permintaan kelistrikan dengan menggunakan teknologi GIS dan memanfaatkan energi matahari untuk pengembangan infrastruktur serta peningkatan kemampuan masyarakat yang dapat melakukan pemetaan Wilayah Rentan Perubahan Iklim dan Kegiatan Adaptasi Untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim
V
V
V
V
V
V
V
94
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
(3)
(5)
(7)
19
Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Transportasi Daerah Tertinggal Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal
V
V
V
V
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang pembangunan infrastruktur transportasi daerah tertinggal
V
V
V
V
Unit kapal
Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan Pembangunan Sarana & Prasarana Transportasi SDP dan pengelolaan prasarana lalulintas SDP Pelayanan Angkutan Udara Perintis
V
V
V
V
V
Trayek Lintas bus perintis Unit bus perintis Jumlah Sarana
V
V
V
Jumlah Lintas Jumlah rute perintis yang terlayani
20
21 22 23
24
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
95
(3)
(5)
(7)
V
V
V
V V V V
V V V V
V
V V
V V
V
V
Prioritas Nasional (PN) 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
Substansi Inti 1 : PERAWATAN Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011 1 Pengembangan Pengelolaan Peninggalan V V Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu cagar budaya (Kawasan Kepurbakalaan Warisan Budaya Dunia yang dimulai dengan Candi Borobudur, Situs Manusia Purba Sangiran, dan Candi Prambanan ) 2 Pengembangan Pengelolaan Permuseuman V V V Jumlah Museum yang direvitalisasi 3 Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi V V Jumlah perpustakaan provinsi yang memiliki perangkat perpustakaan digital (elibrary) 4 Pengembangan Perpustakaan dan V V Jumlah perpustakaan keliling Pengkajian Minat Baca Jumlah perpustakaan umum; provinsi, kabupaten/kota dan desa/kelurahan yang dikembangkan a. Provinsi b. Kab/kota c. Desa/kelurahan Substansi Inti 2 : SARANA Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibukota kabupaten selambat-lambatnya Oktober 2012 1
2
Pelestarian dan Pengembangan Kesenian
V
V
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film
Jumlah fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya. Propinsi Kab/Kota Jumlah fasilitasi sarana pengembangan, pendalaman, dan pergelaran seni budaya - Propinsi - Kabupaten/Kota
Substansi Inti 3 : PENCIPTAAN Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas 1 Penelitian dan Pengembangan Bidang V V V Jumlah litbang di bidang arkeologi Arkeologi 2 Penelitian dan Pengembangan Bidang V V V Jumlah penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan Kebudayaan 3 Fasilitasi proses perolehan hak paten dan V V Jumlah kebijakan kepemilikan HKI produk teknologi dan produk kreatif 4 Pelaksanaan Insentif Perolehan Paten dan V Jumlah usulan paten dan kepemilikan HKI yang difasilitasi Kepemilikan HKI 5 Peningkatan Kapasitas SDM Iptek V V V Jumlah karyasiswa 6
Pengembangan dan perlindungan kekayaan budaya
V
V
Paket
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
V
V
V V
V
V
V V V
V V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V V
96
(7)
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(3)
(5)
7
Pengembangan Pranata Inovasi
V
V
8
Pengkajian dan Penerapan Inkubasi Teknologi Pengkajian dan Penerapan Audit Teknologi
V
V
V
V
9
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
Pendaftaran HKI Paket teknologi/HKI Paket rekomendasi, advokasi, survei dan konsultasi mengenai inkubasi
V V V
V V
Paket rekomedasi, advokasi, survei dan konsultasi mengenai audit teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas litbang
V
(7)
Substansi Inti 4 : KEBIJAKAN Peningkatan perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh mayarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya 1 Pelestarian dan Pengembangan Kesenian V V Jumlah fasilitasi pergelaran, pameran, festival, lomba, dan pawai V V Jumlah reaktualisasi kesenian yang hampir punah V V Jumlah naskah inventarisasi karya seni budaya V V 2 Pengembangan Perfilman Nasional V V Jumlah Fasilitasi Festival Film dalam dan luar negeri V V Jumlah fasilitasi organisasi dan komunitas perfilman V V 3 Peningkatan Sensor Film V V V Jumlah film/video/ iklan lulus sensor V V V Substansi Inti 5 : INOVASI TEKNOLOGI Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi, pangan, dan antisipasi perubahan iklim; dan pengembangan penguasaan teknologi dan kreativitas pemuda 1 Peningkatan Kapasitas Pemuda V V V Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang V V iptek dan imtaq 2 Pengembangan Kreativitas dan Kualitas V V V Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang V V Pemuda seni, budaya, dan industri kreatif 3 Peningkatan kemampuan inovasi dan V V Jumlah kebijakan V V kreativitas pemuda Jumlah pilot peningkatan inovasi dan kreativitas pemuda V V 4 Pelaksanaan Insentif riset dasar dan terapan V Jumlah paket riset dasar V V 5
6 7 8
Peningkatan litbang iptek unggulan di bidang kesehatan, obat-obatan dan instrumentasi medis Pelaksanaan insentif difusi iptek Pelaksanaan insentif peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
V
V
Jumlah paket penelitian
Jumlah paket Jumlah paket insentif V
V
Jumlah paket prototype, advokasi, dan rekomendasi
97
V
V
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 12: Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
Substansi Inti I: Pelaksanaan koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme 1 Operasi Militer Selain Perang (OMSP). V V Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP 2 kegiatan Penyelenggaraan Dukungan V V Jumlah anggaran yang tersedia Administrasi Operasi Intelijen 3 Pembinaan forum kemitraan Polisi & V V Jumlah Forum Kemitraan Polmas Masy 4 Penindakan Tindak Pidana Terorisme V V V Jumlah Perkara dan Clearance Rate Tindak Pidana Terorisme tk Nasional 5 Kegiatan Koordinasi Penanganan V V V Jumlah Rakor Urusan Kejahatan Transnasional dan Terorisme Kejahatan Transnasional dan Terorisme Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah Rakor Urusan Terorisme Bersama dengan DKPT Substansi Inti II : Pelaksaan program deradikalisasi untuk menangkal terorisme 1 Peningkatan Wawasan Kebangsaan Jumlah modul pengembangan nilai kebangsaan melalui Sosialisasi yang Berkelanjutan Jumlah sosialisasi pengembangan nilai kebangsaan untuk pemuda, perempuan, aparatur pemerintah 2 Kegiatan Koordinasi Wawasan V V V Jumlah Rakor Wawasan Kebangsaaan Kebangsaaan Jumlah pemantauan dan evaluasi 3 Ops Gaktib dan Ops Yustisi. V V V Prosentase kualitas dan kuantitas operasi Gaktib. 4 Operasi Pemberdayaan Wilayah V Prosentase kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan nasional Pertahanan 5 Operasi intelijen Strategis V V V Prosentase kualitas dan kuantitas data intelijen dan pengamanan yang dibutuhkan 6 Operasi Militer Selain Perang (OMSP). V V Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP 7 Penyelenggaraan Intelijen dan V V V % Peningkatan Pengamanan Personel, Material dan Dokumen serta Efektifitas Pengamanan Matra Darat dan Efesiensi Deteksi Dini 8 Kegiatan Operasi Intelijen Dalam Negeri V V V Rasio personil daerah terhadap jumlah kabupaten/kota Substansi Inti III : Peningkatan peran Republik Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia 1 Peran Indonesia dalam Reformasi PBB V V V Jumlah prakarsa Indonesia untuk mendorong reformasi Dewan Keamanan PBB. dan Dewan Keamanan PBB dan kontribusi Jumlah koordinasi teknis Indonesia dalam Menjaga Perdamaian Jumlah posisi pemri yang disampaikan dalam sidang internasional Dunia Jumlah partisipasi Indonesia pada sidang internasional yang dihadiri Jumlah penyelenggaraan pertemuan/kerja sama Substansi Inti IV : Peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri 1 Perluasan, Pengembangan dan V Jumlah citizen services yang diperkuat penguatan sistem pelayanan warga (citizen service) 2 Pertemuan dan perundingan dengan V Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI negara sahabat dengan negara lain
98
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V V
V V
V
V
V V V V
V V V V
V V V V
V V V
V V V
V V V V
V
V
V V
V
V V
V
V
V
V V V V V
V V V V
V V V V V
V
V
NO (1) 3
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2) Penanganan Kasus TKI di luar negeri
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
V
Tersedianya database mengenai penyebaran WNI terdaftar di seluruh perwakilan di luar negeri Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas di penampungan Jumlah WNI/TKI yang direpatriasi Jumlah WNI/TKI yang dideportasi Prosentase pemberian bantuan hukum (advokasi dan lawyer) bagi WNI terutama TKW Jumlah laporan monitoring dan evaluasi pelayanan dan perlindungan WNI/TKI 4 Sosialisasi dan Koordinasi Teknis V Jumlah sosialisasi untuk PJTKI tentang pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri Jumlah koordinasi dengan instansi terkait baik di dalam maupun di luar negeri Jumlah kota yang menjadi program diseminasi perlindungan WNI melalui media elektronik Jumlah tayangan iklan tentang pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri Substansi Inti V : Penguatan dan pemantapan hubungan kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi 1 Penanganan Penyidikan Tindak Pidana V V V Jumlah Penyidikan perkara tindak pidana Korupsi yang diselesaikan Korupsi 2 Peningkatan Penuntutan Tipikor V Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan dalam tahap Penuntutan 3 Penanganan Perkara Tindak Pidana V V V Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan oleh Kejati, Kejari dan Korupsi di Kejati, Kejari dan Cabjari Cabjari 4 Kegiatan Perancangan Peraturan • Bidang politik, hukum & keamanan Perundang-undangan • Bidang keuangan dan perbankan • Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat • Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH • Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi & pelapor • Peraturan Perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi Substansi Inti VI : Pengembalian asset (asset recovery) 1 Kegiatan Harmonisasi Peraturan • Bidang politik, hukum & keamanan Perundang-undangan • Bidang keuangan dan perbankan • Bidang industri dan perdagangan • Bidang kesejahteraan rakyat • Bidang pertanahan, tata ruang, dan LH • Peraturan perundang-undangan di bidang mekanisme perlindungan saksi & pelapor • Peraturan perundang-undangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi
99
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V
V
V V V V V V V V V V
V
V V
V
V
NO (1) 2
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2)
Pelayanan Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan dan kerjasama hukum Substansi Inti VII : Peningkatan kepastian hukum
2
3
4
(3)
(5)
Kegiatan Percepatan peningkatan penyelesaian perkara
Kegiatan Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Kegiatan Peningkatan Manajemen Peradilan Agama
Kegiatan Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan TUN
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
Kegiatan Peningkatan Profesionalitas Tenaga Teknis Peradilan dan Aparatur Peradilan di bidang Manajemen dan Kepemimpinan
3
1
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
V
V
V
(12) Jumlah SDM mendapatkan pelatihan teknis peradilan dan manajemen & Kepemimpinan yang memenuhi standar kompetensi, tugas dan kinerja Jumlah pelatihan bagi Hakim/Hakim Adhoc dan tenaga teknis lainnya mengenai Tipikor, asset recovery dll Jumlah kurikulum, silabus, materi ajar yg dikembangkan berdasarkan kebutuhan pelatihan Jumlah pengembangan sistem diklat yang terhubung dengan sistem rekruitmen, sistem pengawasan dan sistem karir bagi hakim dan aparatur peradilan Jumlah kegiatan kerja sama hukum untuk penyusunan kesepakatan MLA dalam rangka penelusuran dan pengembalian aset negara hasil tindak pidana korupsi yang disembunyikan di luar negeri. Jumlah penyelesaian perkara termasuk perkara-perkara yg menarik perhatian masyarakat (KKN, HAM) Jumlah penyelesaian minutasi perkara yg tepat waktu. Terselenggaranya pengelolaan informasi administrasi perkara secara akurat, efektif dan efisien Tersedianya biaya penyelesaian perkara yang memadai Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di tingkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan Umum Jumlah penyelesaian perkara yg kurang dari 6 bulan Jumlah penyampaian berkas perkara Kasasi, PK dan Grasi yang lengkap dan tepat waktu Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan Peradilan Umum Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yang sederhana, dan tepat waktu) di tingkat pertama dan banding di lingkungan Peradilan Agama Jumlah penyelesaian perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan Jumlah penyampaian berkas perkara kasasi, PK dan kesyariahan yang lengkap dan tepat waktu Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan Peradilan Umum Jumlah penyelesaian administrasi perka ra (yg sederhana, dan tepat waktu) di tingkat Pertama & Banding di lingkungan Peradilan Peradilan Militer dan TUN Jumlah Penyelesaian Perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan Jumlah penyampaian berkas perkara Kasasi, PK dan Grasi yang lengkap dan tepat waktu Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan Peradilan Umum
100
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V V
V
V V
V
V
V
V V
V V
V V
V
V
V
V V
V V
V
V
V
V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
Substansi Inti VIII : Penguatan perlindungan HAM 1 Kegiatan Kerjasama HAM
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (5)
(7)
(12)
(3)
(5)
(7)
V
V
V
Persentase harmonisasi rancangan peraturan perUUan dalam perspektif HAM Jumlah analisis laporan pelaksanaan instrument HAM Internasional dan Naskah Akademik instrmnt HAM Internasional Jumlah kerjasama luar negeri dalam rang ka pemajuan HAM Jumlah kerjasama dalam negeri dalam rangka implementsi HAM/RANHAM Jumlah program pembelajaran HAM Jumlah bahan ajar HAM Jumlah fasilitator pelatihan HAM Jumlah pelatihan HAM Jumlah K/L atau daerah yg telah melaksanakan RAN HAM Jumlah penyuluh HAM Jumlah evaluasi dan pengembangan diseminasi HAM Jumlah data HAM yg diolah dari K/L, Prov, Kab & Kota Jumlah evaluasi dan laporan tentang HAM Jumlah akses jalur informasi HAM melalui penyediaan koneksi internet Jumlah layanan informasi melalui media cetak dan elektronik Jumlah penyediaan dana bantuan hukum di Pengadilan Tingkat Pertama Kebijakan mengenai bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
V V
V V
V V
V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V
Jumlah pembangunan atau perbaikan fungsi operasionalisasi Zitting Plaatz dan pelaksanaan sidang keliling untuk menjangkau segenap lapisan masyarakat Penyediaan dana prodeo di pengadilan Tingkat Pertama Mengoptimalisasikan fungsi pelaksanaan sidang keliling untuk menjangkau segenap lapisan masyarakat Pelaksanaan sidang keliling (hakim terbang) untuk menjangkau segenap lapisan masyarakat Jumlah penyidikan perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan
V
Kegiatan Penguatan HAM
V
V
V
3
Kegiatan Diseminasi HAM
V
V
V
4
Kegiatan Informasi HAM
V
V
V
5
Kegiatan Penyediaan dana bantuan hukum di Pengadilan Umum Tingkat Pertama
V
V
7
Kegiatan Penyediaan dana bantuan hukum di Pengadilan Agama
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
(3)
2
6
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
V
V
Kegiatan Penyediaan dana bantuan V V hukum di Pengadilan Militer dan TUN 8 Penanganan Penyidikan Pelanggaran V HAM yang Berat 9 Peningkatan Penuntutan pelanggaran HAM yang Berat Substansi Inti IX : Pemberdayaan industri strategis bidang pertahanan 1 Penyusunan Rencana induk, master plan & road map revitalisasi indpertahanan 2 Konsolidasi RPJMN 2010-2014 beserta RKP, Penguatan basis pendanaan, dan Perumusan Kerangka Pendanaan 5 thn 3 Revisi Keppres 80 Tahun 2003 untuk mendukung revitalisasi industri pertahanan
Jumlah perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan dalam tahap penuntutan. Dokumen rencana pengembangan dan pengadaan Rumusan pendanaan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang bersifat multiyears
Ditetapkannya Keppres Pengadaan barang dan jasa
101
V V V V V V V
V
V V V
V
V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
4
Identifikasi teknologi – Alutsista TNI dan Alut POLRI yang dibutuhkan dalam PJP I Pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan sbg Clearing House Refocusing, intensifikasi dan kolaborasi R &D
5 6
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V
Penelitian, dan pengembangan alat peralatan pertahanan
V
V
V
8 9
Produksi Alutsista Industri dalam negeri Pengkajian dan pengembangan peralatan sandi Pengembangan Alut Kepolisian Produksi Dalam Negeri Pembuatan Prototype Pengkajian dan Penerapan Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan
V V
V V
V V
V
V
V
V V
V V
V V
Peningkatan dukungan teknologi bagi pemberdayaan industri strategis bidang pertahanan
V
V
V
11 12 13
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
(7)
V
V
V
Jumlah item produk alutsista TNI dan Alut Polri yang mampu diproduksi oleh Industri Pertahanan dalam Negeri Efisiensi dan Efektivitas pengadaan Alutsista TNI dan Alut POLRI
7
10
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
Jumlah model dan/ atau prototype alat peralatan pertahanan matra darat, laut, dan udara yang sesuai dengan kemajuan IPTEK dan mampu dikembangkan secara mandiri Jumlah model dan/ atau prototype alat peralatan pertahanan matra darat, matra laut dan matra udara yang sesuai kemajuan IPTEK dan mampu dikembangkan secara mandiri Jumlah produksi Alutsista Industri dalam negeri Jumlah hasil pengkajian dan pengembangan peralatan sandi
V
V V
V V
V V
Jumlah dan jenis peralatan utama dan peralatan teknis Polri yang memenuhi standar keamanan internasional. Jumlah prototype yang dihasilkan Prototipe pesawat udara nir awak
V
V
V
V V
V
V V
V V
V V
V V
Rekomendasi Jumlah kebijakan Jumlah kegiatan bersama hasil koordinasi dan sinkronisasi
102
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 13: Bidang Perekonomian NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12)
Substansi Inti 1: Pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional 1 Pengembangan klaster industri berbasis Provinsi Sumut, Kaltim, dan Riau pertanian, oleochemical Jumlah Perusahaan Pilot project industri turunan kelapasawit Substansi Inti 2: Peningkatan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional 1 Peningkatan Peran Diplomasi Ekonomi Jumlah posisi Pemri yang disampaikan dalam siding internasional terkait isu dalam Forum Multilateral perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan Jumlah koordinasi teknis/ penyelenggaraan pertemuan/ partisipasi dalam siding terkait isu perdagangan, perindustrian, investasi, HAKI, ekonomi dan keuangan 2 Pelaksanaan Kerja Sama Bilateral dalam % fasilitasi untuk sidang/pameran/forum bisnis (Trade, Tourism and Investment) promosi/kerjasama ekonomi, perdagangan, di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sub Sahara Afrika, Eropa Tengah dan Timur dan investasi 3 Perluasan Pasar Non Tradisional % fasilitasi penyelenggaraan kerjasama di bidang ekonomi dengan negaranegara di kawasan Asia Timur dan Sub Sahara Afrka 4 Peningkatan Peran Dan Kemampuan V V V Jumlah partisipasi dalam perundingan perdagangan internasional Diplomasi Perdagangan Internasional Jumlah posisi runding yang disusun Jumlah penyelenggaraan sidang internasional di Dalam Negeri Jumlah hasilperundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU, Agreement, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report) Jumlah forum konsultasi tek-nis kesepakatan perundingan internasional Substansi Inti 3: Peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan 1 Regulasi dan Sertifikasi Sistem Elektronik V a. Adanya sistem informasi layanan TKI Jasa Aplikasi dan Konten b. Jumlah instansi/lembaga yang terhubung dengan sistem c. Adanya Infrastruktur SIM TKI d. Adanya Business Process Reengineering d. Adanya regulasi berjalanya SIM TKI 2 Pembinaan Administrasi Pendaftaran V a. Jumlah SKPLN (Surat Keterangan Pindah LN) yang diterbitkan sesuai dengan Penduduk identitas calon TKI b. Jumlah TKI yang terdaftar di Perwakilan RI/NIK calon TKI 3 Pengelolaan Informasi Kependudukan V V V a.Jumlah pos pelayanan calon TKI tingkat kecamatan di daerah asal calon TKI b. Jumlah calon TKI yang tercatat di pos pelayanan 4 Pelayanan Dokumen Perjalanan Visa dan V V V a.Pelayanan keimigrasian yang transparan Fasilitas Keimigrasian b.Persentase penerbitan visa yang memenuhi standar dengan data akurat c. Persentase pemberian paspor TKI Timur Tengah yang memenuhi standar d. Jumlah dan jenis fasilitas keimigrasian yang diberikan memenuhi standar 5 Pembinaan, penempatan, dan perlindungan V V % calon TKI yang terlayani dan tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan TKI Luar Negeri Kab/Kota
103
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V V V V
V V V V
V V V V
V
V
V V V V V V V V V V V V V V V
V
NO
(1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014 (2)
6 7
Fasilitasi Pelayanan Dokumen Calon TKI Penyiapan pemberangkatan
8
Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim Pembiayaan Kredit untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Pelayanan Advokasi dan Perlindungan Hukum
9
10 11 12
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V V
V V
V V
V
V
V
V
V
INDIKATOR RPJMN 2010-2014 (12) Jumlah calon TKI yang mendapat layanan dokumen sesuai standar a.Persentase jumlah calon TKI yang ditempatkan sesuai dengan job order b.Jumlah Calon TKI yang Terlayani KTKLN sesuai dengan NIK c.Jumlah TKI yang memahami standar perlindungan dan prinsip-prinsip HAM. Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Pembiayaan Kredit untuk TKI yang Diimplementasikan a. Kemudahan penyampaian pengaduan 24 jam (bebas pulsa) b. Jumlah pengaduan yang ditangani c. Kualitas pelayanan hotline service d. Jumlah orang yang berminat bekerja ke luar negeri yang mendapat advokasi e. Persentase TKI purna bermasalah yang direhabilitasi Presentase TKI yang memiliki dokumen resmi bekerja ke luar negeri Jumlah calon TKI /purna yang mendapat edukasi pengelolaan remitansi Terselenggaranya koordinasi pemulangan TKI/TKI B dari entry point ke daerah asal Jumlah pemulangan TKI bermasalah/TKIB yang dideportasi
Pengamanan Keberangkatan V V V Peningkatan Pemberdayaan TKI Purna V V V Peningkatan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB 13 Peningkatan Pelayanan Pemulangan TKI Bermasalah/TKIB 14 Peningkatan Ketenteraman, Ketertiban, dan V Kesiapsiagaan Satgas entry/Transit/daerah asal Perlindungan Masyarakat 15 Peningkatan Keamanan Pemulangan TKI Terjaminnya keamanan pemulangan TKI bermasalah/TKIB Bermasalah/TKIB Substansi Inti 4: Peningkatan upaya pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri 1 Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim V V V Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Asuransi dan Remitansi untuk Asuransi dan Remitansi untuk Tenaga Kerja TKI Diimplementasikan Indonesia (TKI) 2 Pembinaan Penempatan dan Perlindungan V V V a. Ratifikasi konvensi buruh migran dan keluarganya TKI Luar Negeri b. Amandemen UU 39/2004 c. Persentase peraturan turunan amandemen UU d. Jumlah atase ketenagakerjaan yang memberi perlindungan TKI 3 Peningkatan Perlindungan dan Pelayanan V V V a. Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI WNI/BHI di Luar Negeri dengan negara lain b. Jumlah Citizen Services yang diperkuat c. Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas penampungan d. Persentase pemebrian bantuan hukum ( Advokasi dan lawyer) bagi WNI e. Jumlah WNI/TKI yang deportasi
104
PENJABARAN DALAM RKP RKP 2011
RKP 2012
RKP 2013
(3)
(5)
(7)
V V V V
V V V V V
V V V V V
V V V V V V V
V V
V
V
V
V V V V V
V V V V V
V V V V
V V V V
V V V V
V V V V
V V V
V
Prioritas Nasional Lainnya (PNL) 14: Bidang Kesejahteraan Rakyat NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
Substansi Inti I : Pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010 1 Pelayanan Haji dan Umrah V V V Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah serta Pengawasan Haji yang tertib dan lancar V V (jemaah) 2 Pelayanan Kesehatan Ibadah Haji V V V Pelayanan kesehatan kepada jamaah haji V V Substansi Inti 2 : Peningkatan kerukunan umat beragama melalui pembentukan dan peningkatan efektivitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) 1 Pembinaan kerukunan hidup umat V V V 1. Pembangunan Sekretariat Bersama FKUB Kab/Kota (unit) V V beragama (FKUB) 2. Operasional FKUB (unit) - Tk Provinsi V V - Kab/Kota V V 3. Pemulihan Paska Konflik (Kegiatan) V V Substansi Inti 3 : • Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar % secara bertahap dalam 5 tahun • Promosi tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif • Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata • Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia 1 Pengembangan Daya Tarik Pariwisata V V V Jumlah daya tarik wisata alam, bahari dan budaya V V 2 Peningkatan PNPM Mandiri bid Pariwisata V V V Jumlah desa wisata V V 3 Pengembangan Usaha, Industri dan V V V Jumlah profil investasi pariwisata V V Investasi Pariwisata 4 Pengembangan Standardisasi Pariwisata V V 1. Jumlah standard kompetensi V V 2. Jumlah standard usaha V V 3. Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi (ribu orang) V V 5 Dukungan Manajemen dan Dukungan V V 1. Jumlah Organisasi Pengelolaan Destinasi (Destination Management V Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Organization/DMO) (buah) Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Jumlah dukungan fasilitas pariwisata (daya tarik) V V 6 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri V V V 1. Jumlah partisipasi pada bursa pariwisata internasional, pelaksanaan misi V penjualan (sales mission), dan pendukungan penyelenggaraan festival (event) 2. Jumlah perwakilan promosi pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Promotion V V Representative Officers) di luar negeri (kota 7 Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam V V V Jumlah penyelenggaraan promosi langsung (direct promotion), dan V V Negeri penyelenggaraan event pariwisata berskala nasional dan internasional. 8 Pengembangan Informasi Pasar Pariwisata V V V 1. Jumlah penyebaran informasi fokus pasar pariwisata Indonesia (naskah) V 2. Jumlah permintaan pasar untuk berkunjung ke Indonesia (transaksi V 9 Peningkatan Publikasi Pariwisata V V 1. Jumlah destinasi yang memiliki data dan informasi yang lengkap (daerah) V 2. Jumlah bahan promosi cetak, promosi elektronik, publikasi media cetak, media V V elektronik dan media luar ruang (ribu buah) 3. Jumlah bahan promosi cetak dan promosi elektronik yang terdistribusikan (ribu V V eksemplar)
105
(7) V V V V V
V V
V V
V V V
V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
(3)
(5)
(3)
(5)
10
Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran (Meeting, Incentive Travel, Conference, and Exhibition/MICE) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pemasaran Pengembangan SDM Kebud dan Pariwisata
V
V
Jumlah daerah yang dikembangkan menjadi tujuan wisata MICE (daerah)
V
V
V
V
Jumlah event pengembangan kebijakan pemasaran dan promosi pariwisata oleh masyarakat dan daerah
V
V
V
V
Jumlah sumber daya yang dilatih di bidang kebudayaan dan pariwisata (orang)
V
V
11
12
(7)
V
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013
13
Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang V V V Jumlah program studi V V Pariwisata Substansi Inti 4 : Perumusan kebijakan dan pedoman bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender (PUG) oleh Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya, termasuk perlindungan bagi perempuan dan anak terhadap berbagai tindak kekerasan 1 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1.Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG dalam rangka peningkatan kualitas V V bidang pendidikan yang responsif gender pendidikan 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang V V pendidikan (K/L dan prov) 2 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang kesehatan V V bidang kesehatan yang responsif gender 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang V V kesehatan (K/L dan prov) 3 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang politik dan pengambilan V V partisipasi perempuan di bidang politik dan keputusan pengambilan keputusan 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang politik V V dan pengambilan keputusan (K/L dan prov) 4 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ketenagakerjaan V V bidang ketenagakerjaan yang responsif 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang V V gender ketenagakerjaan (K/L dan prov) 5 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan V V perlindungan perempuan dari tindak 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan V V kekerasan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan (K/L dan prov 6 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan penerapan sistem data gender V V penyusunan data gender 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan penerapan V V sistem data terpilah gender (K/L dan prov) 7 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan V V perlindungan tenaga kerja perempuan 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan V V perlindungan tenaga kerja perempuan (K/L dan prov) 8 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang V V perlindungan korban perdagangan orang 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan V V perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang (K/L dan prov) 9 Penyusunan dan harmonisasi kebijakan V V V 1. Jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak V V penghapusan kekerasan pada anak 2. Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi tentang penghapusan kekerasan pada V V anak (K/L dan prov)
106
(7)
V V
V V V V V V V V
V V V V V V V V V
NO
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS RPJMN 2010-2014
(1)
(2)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
INDIKATOR RPJMN 2010-2014
(7)
(12)
PENJABARAN DALAM RKP RKP RKP RKP 2011 2012 2013 (3)
(5)
Substansi Inti 5 : Pencapaian posisi papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011, peningkatan perolehan medali di Asian Games tahun 2010 dan Olimpiade tahun 2012 1 Peningkatan prasarana dan sarana V V V 1. Jumlah fasilitasi penyediaan prasarana olahraga. V V keolahragaan 2. Jumlah penyediaan sarana olahraga V 2 Pembinaan Olahraga Prestasi V V V 1. Jumlah olahragawan andalan nasional V V 2. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan SEA Games dan Para Games pada tahun 2011 V 3. Jumlah fasilitasi keikutsertaan pada Asian Games, SEA Games, Olympic Games, V V Asian Para Games, Para Games, dan Paralympic Games Substansi Inti 6 : • Peningkatan character building melalui gerakan, revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan • Revitalisasi Gerakan Pramuka 1 Peningkatan Wawasan Pemuda V V V Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaan, V V perdamaian, dan lingkungan hidup, 2 Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan V V V 1. Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan V kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program, 2. Jumlah organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam memenuhi kualifikasi V V berdasarkan standar organisasi kepemudaan 3 Pengembangan Kepanduan V V V 1. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepemudaan, V V 2. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepanduan V V 4 Pengembangan Kepemimpinan Pemuda V V V Jumlah pemuda kader kepemimpinan V V 5 Pengembangan Kewirausahaan Pemuda V V V Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai kader kewirausahaan V V
107
(7) V V V V
V V V V V V
108