RANCANGAN LOKASI KABUPATEN/KOTA KAWASAN HORTIKULTURA DAN KEGIATAN PRIORITAS 2015‐2019
Disampaikan oleh: Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura ROUNDTABLE PENGEMBANGAN KAWASAN 2015‐2019 Makassar, Februari 2014
Fokus Komoditas 1.Aneka Cabai 2.Bawang Merah 3.Bawang Putih 4.Jeruk
TARGET PRIORITAS KOMODITAS HORTIKULTURA TAHUN 2014 CABAI (MERAH DAN RAWIT MERAH), BAWANG MERAH DAN JERUK 1. Perhatian pada komoditas tersebut menjadi sangat penting, karena mempengaruhi kehidupan petani, perekonomian makro inflasi. 2. Untuk cabai dan Bawang telah ditekankan peran pentingnya pada Sidang Kabinet Bidang Pangan di Bukittinggi tanggal 29 Oktober 2013. Pada puncak Peringatan HPS ke 33 di Padang, Presiden mengulangi dan menekankan kembali untuk memperhatikan pengembangan cabai dan bawang, termasuk bawang putih. Sedangkan jeruk perlu dikembangkan dengan pertimbangan bahwa impor jeruk tertinggi diantara 28 jenis buah yang diimpor (270 ribu dollar AS). 3. APBN 2014: Pengembangan Kawasan Bawang Merah seluas 1.295 Ha, setara 1,3% areal pertanaman bawang merah pertahun. APBN 2014 mengalokasikan 24% anggaran pengembangan STO pada 25 provinsi (64 kab./kota); Pengembangan Kawasan Cabai Merah seluas 1.379 Ha setara 1,3% areal pertanaman Cabai Merah pertahun. APBN 2014 mengalokasikan 21% anggaran pengembangan STO pada 18 Provinsi (47 kab./kota); Pengembangan Kawasan Cabai Rawit Merah 960 Ha setara 2% areal pertanaman cabai rawit seluruh Indonesia pertahun. APBN 2014 mengalokasikan 15% anggaran pengembangan STO pada 18 Provinsi (47 kab./kota); Pengembangan kawasan Jeruk seluas 3.477 Ha. APBN 2014 mengalokasikan 48% anggaran pengembangan buah pada 22 prov; 58 kab/kota.
Bawang Putih Luas Panen (Ha) Bawang Putih
2006 2007 2008 2009 2010 2011 3.107 2.690 1.922 2.293 1.816 1.828
Luas Panen Bawang Putih (Ha) 4,000
3,107
3,000
2,690 1,922
2,000
2,293
1,816
1,828
2010
2011
1,000 2006
2007
2008
2009
Bawang Putih
Fluktuatif dan cenderung menurun, bagaimana di tahun 2015‐2019 ?? Target capaian: 21.000 ha luas panen bawang putih selama 5 tahun (dengan produktivitas antara: 6‐8 ton/ ha), tahun 2014 Ditjen Hortikultura (kegiatan di Pusat) untuk pengembangan 300 harealistic?
TAHAPAN KAWASAN Klasifikasi tahapan kawasan menurut Permentan 50 Tahun 2012 1. Baru / inisiasi 2. Penumbuhan 3. Pengembangan 4. Pemantapan 5. Integrasi antar kawasan
KAWASAN CABAI MERAH Kriteria:
Baru / inisias Penumbuhan i
Pengembangan
Pemantapa n
Integrasi antar kawasan
Tersedia potensi lahan usaha
V
V
V
V
V
Terdapat penerapan GAP/SOP
X
V
V
V
V
Usaha Budidaya sudah berorientasi pasar domestik
X
V
V
V
V
Sudah menerapkan teknologi maju
X
X
V
V
V
Registrasi lahan usaha
X
X
X
V
V
Sudah terbentuk kemitraan
X
X
X
V
V
Terintegrasi melalui informasi pengaturan pola tanam
X
X
X
X
V
Terintegrasi melalui ketersediaan produk
X
X
X
X
V
KAWASAN BAWANG MERAH Integrasi antar kawasan
Baru / inisiasi
Penumbuh an
Pengembang an
Pema ntapa n
Tersedia potensi lahan usaha
V
V
V
V
V
Terdapat penerapan GAP/SOP
X
V
V
V
V
Usaha Budidaya sudah berorientasi pasar (domestik )
X
V
V
V
V
Terdapat dukungan penangkar
X
V
V
V
V
Sudah menerapkan teknologi maju
X
X
V
V
V
Registrasi lahan usaha
X
X
X
V
V
Terdapat Gudang Simpan
X
X
X
V
V
Sudah terbentuk kemitraan
X
X
X
V
V
Usaha Budidaya sudah berorientasi pasar luar daerah
X
X
X
V
V
Terintegrasi melalui informasi pengaturan pola tanam
X
X
X
X
V
Terintegrasi melalui ketersediaan produk
X
X
X
X
V
Terintegrasi melalui informasi pasar
X
X
X
X
V
Kriteria:
KAWASAN BAWANG PUTIH Integrasi antar kawasan
Baru / inisiasi
Penumbuh an
Pengembang an
Pema ntapa n
Tersedia potensi lahan usaha
V
V
V
V
V
Terdapat penerapan GAP/SOP
X
V
V
V
V
Usaha Budidaya sudah berorientasi pasar (domestik )
X
V
V
V
V
Terdapat dukungan penangkar
X
V
V
V
V
Sudah menerapkan teknologi maju
X
X
V
V
V
Registrasi lahan usaha
X
X
X
V
V
Terdapat Gudang Simpan
X
X
X
V
V
Sudah terbentuk kemitraan
X
X
X
V
V
Usaha Budidaya sudah berorientasi pasar luar daerah
X
X
X
V
V
Terintegrasi melalui informasi pengaturan pola tanam
X
X
X
X
V
Terintegrasi melalui ketersediaan produk
X
X
X
X
V
Terintegrasi melalui informasi pasar
X
X
X
X
V
Kriteria:
KAWASAN JERUK Pemantapan
Integrasi antar kawasan
Baru
Penumbuhan
Pengem bangan
Tersedia lahan dan SDM potensial budidaya
V
V
V
V
V
Terdapat penerapan GAP/SOP
X
Mulai mengacu
V
V
V
Sistem Budidaya dan PP mengacu:
X
GAP
GAP/SO P
GAP & GHP
V
Tersedia masterplan pengembangan
X
X
V
V
V
Mulai ada sentuhan teknologi pascapanen berorientasi mutu
X
X
mulai
V
V
Prasarana dan sarana tersedia
X
X
X
Belum optimal
V
Tersedia modal untuk pengembangan usaha
X
X
X
V
V
Terbentuk kawasan jeruk dalam skala ekonomi (minimal 500 Ha)
X
X
X
V
V
Jejaring usaha mulai terbentuk / berkembang/berfungsi
X
X
X
V
V
Kawasan agroindustri jeruk
X
X
X
Berorientasi pasar
Berorientasi pasar
Usaha Budidaya berorientasi pasar
X
X
X
V
V
Kelembagaan sudah berkembang
X
X
X
V
V
Terintegrasi melalui informasi pasar
X
X
X
X
V
Kriteria:
RANCANGAN KABUPATEN KAWASAN HORTIKULTURA 2015‐2019 Status Kawasan per 2012
Cabai Merah
Bawang Merah
Bawang Putih
Jeruk
Baru / inisiasi
1). OKU/Sumsel
1). OKU/Sumsel
1). Pemalang/Jawa Tengah
Lebong/Bengkulu (Rimau Gerga)
Penumbuhan
2). Bintan/Kepri
2). Minahasa/Su lawesi Utara
2). Temanggung/ Jawa Tengah
Tapanuli Selatan/Sumut(Kepro k Sipirok)
Pengembangan
3). Gorontalo/Goro ntalo
3). Pati/Jawa Tengah
3). Lombok Timur/NTB; 4). Karanganyar/Ja wa Tengah,
TTS/NTT (Keprok SOE)
Pemantapan
4). Garut/Jabar
4). Brebes/Jawa Tengah
Integrasi Kawasan
Tuban/Jatim (Keprok Tejakula/Madura)
DUKUNGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN CABAI MERAH DI GORONTALO 2015‐2019 Target: aktivitas produksi untuk pemenuhan domestik dan ekspor KEGIATAN
TAHUN 2015
2016
2017
2018
2019
Hulu
alat/ sistem irigasi teknis
perluasan areal, alat/ sistem irigasi teknis
alat/ sistem irigasi teknis, perluasan areal, akses permodalan, alsin pertanian,
alat/ sistem irigasi teknis, akses permodalan, alsin pertanian,
alat/ sistem irigasi teknis, Akses permodalan, alsin pertanian, skim kredit bunga rendah, investasi permodalan
Onfarm
sosialisasi & penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
Sosialisasi & penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
Pendukung
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan bibit tahan hujan, teknologi budidaya off season
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan bibit tahan hujan, teknologi budidaya off season
Hilir
alat pengolah/pengering,
alat pengolah/pengering
alat pengolah/pengering , Perluasan Pasar, STA/pasar tani,
alat pengolah/pengering , Perluasan Pasar
alat pengolah/pengering Perluasan Pasar
DUKUNGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN BAWANG MERAH DI MINAHASA 2015‐2019 Target: aktivitas produksi untuk pemenuhan domestik dan ekspor
KEGIATAN
TAHUN 2015
2016
2017
2018
2019
Hulu
perluasan areal alat/ sistem irigasi teknis
perluasan areal, alat/ sistem irigasi teknis
perluasan areal, alat/ sistem irigasi teknis
perluasan areal, alat/ sistem irigasi teknis
perluasan areal, alat/ sistem irigasi teknis
Onfarm
Sosialisasi penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT,
Sosialisasi penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT,
Sosialisasi & penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT,
Sosialisasi & penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT,
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan,
Pendukung
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih, peningakatan kualitas SDM budidaya
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih, peningakatan kualitas SDM budidaya
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih, peningakatan kualitas SDM budidaya
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih, peningakatan kualitas SDM budidaya, akses permodalan
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih, peningakatan kualitas SDM budidaya, akses permodalan
Hilir
penyiapan gudang simpan, ,
penyiapan gudang simpan, alat pengolahan
penyiapan gudang simpan, alat pengolahan, peningkatan kapasitas kelembagaan,
penyiapan gudang simpan, alat pengolahan,pening katan kapasitas kelembagaan
penyiapan gudang simpan, alat pengolahan, peningkatan kapasitas kelembagaan
DUKUNGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN BAWANG PUTIH DI LOMBOK TIMUR 2015‐2019 KEGIATAN
TAHUN 2015
2016
2017
2018
2019
Hulu
alat/ sistem irigasi teknis
perluasan areal, alat/ sistem irigasi teknis
alat/ sistem irigasi teknis, akses permodalan, alsin pertanian,
alat/ sistem irigasi teknis, akses permodalan, alsin pertanian,
alat/ sistem irigasi teknis, akses permodalan, alsin pertanian, skim kredit bunga rendah, investasi permodalan
Onfarm
soasialisasi & penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
Sosialisasi & penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, perbenihan, registrasi lahan usaha
Pendukung
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih besar,
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih besar,
ketersediaan benih tahan cuaca ekstrem, demo penggunaan benih tahan hujan, teknologi budidaya off season, gudang benih besar,
Hilir
penyiapan gudang simpan,
penyiapan gudang simpan, alat pengolahan
penyiapan gudang simpan, alat pengolahan, peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi badan hukum koperasi, STA/pasar tani, Perluasan pasar
penyiapan gudang simpan, alat pengolahanpeningkat an kapasitas kelembagaan menjadi badan hukum koperasi, ekspor produk, Perluasan pasar
penyiapan gudang simpan, alat pengolahan, peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi badan hukum koperasi, ekspor produk, Perluasan pasar, STA/pasar tani
DUKUNGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN JERUK SOE 2015‐2019 KEGIATAN
TAHUN 2015
2016
2017
2018
2019
Hulu
pembangunan infrastruktur kebun (sistem pengairan dan akses jalan produksi), perluasan areal 250 Ha, akses permodalan, alsin pertanian, skim kredit bunga rendah, UPPO 4 unit
pembangunan infrastruktur kebun (sistem pengairan dan akses jalan produksi), perluasan areal 250 Ha, akses permodalan, alsin pertanian, skim kredit bunga rendah, UPPO 4 unit
pembangunan infrastruktur kebun (sistem pengairan dan akses jalan produksi), perluasan areal 250 Ha, akses permodalan, alsin pertanian, skim kredit bunga rendah, UPPO 4 unit
akses permodalan, alsin pertanian, skim kredit bunga rendah, UPPO 4 unit
akses permodalan, alsin pertanian, skim kredit bunga rendah, UPPO 4 unit
Onfarm
Sekolah Lapang (SL) GAP/SOP budidaya 4 kelompok, SL Pengendalian Hama Terpadu (PHT) 5 kelompok, Pelatihan Petugas, Petani dan penangkar benih 30 orang, Pendampingan teknis, pembangunan kebun, peremajaan tanaman seluas 100 Ha, penerapan GAP, pengendalian OPT, pengawasan sertifikasi benih, registrasi kebun, Integrasi ternak (Ditjen PKH) 50 ekor sapi/babi untuk mencakup 100 Ha
penerapan sistem manajemen mutu terintegrasi, penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, peremajaan tanaman seluas 100 Ha, pengawasan sertifikasi benih, registrasi kebun dan sertifikasi produk, registrasi packing house, penyediaan prasarana dan sarana budidaya dan pascapanen, Integrasi ternak (Ditjen PKH) 50 ekor sapi/babi untuk mencakup 100 Ha
Peremajaan tanaman, penerapan GAP/SOP budidaya, SL GHP, pengendalian OPT, sertifikasi kebun, Peremajaan Tanaman seluas 100 Ha, Penguatan kelembagaan, perbaikan produktivitas dan mutu produk,Integrasi ternak (Ditjen PKH) 50 ekor sapi/babi untuk mencakup 100 Ha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, penerapan sistem manajemen mutu produk, sertifikasi kebun, Penguatan kelembagaan Integrasi ternak (Ditjen PKH) 50 ekor sapi/babi untuk mencakup 100 Ha
penerapan GAP/SOP budidaya, GHP, pengendalian OPT, penerapan sistem manajemen mutu produk, sertifikasi kebun, penerapan sistem manajemen rantai pasopenerapan GAP/SOP budidaya, GHP, penerapan sistem manajemen mutu produk, sertifikasi kebun, Penguatan kelembagaan Integrasi ternak (Ditjen PKH) 50 ekor sapi/babi untuk mencakup 100 Hakan
Lanjutan ... TAHUN KEGIATAN 2015
2016
2017
2018
2019
Pendukung
Kajian teknologi pengelolaan kebun jeruk berkelanjutan, Kajian Pengelolaan Lahan dan Air, Kajian Teknologi Fertigasi, Kajian teknologi budidaya ramah lingkungan, Pendampingan Penerapan Teknologi, Pembentukan Konsorsium Pengembangan Jeruk Soe, Pelatihan petugas penyuluh tentang budidaya dan pascapanen jeruk, Penyediaan tenaga penyuluh jeruk
Pendampingan Penerapan Teknologi, kajian rantai pasokan jeruk Soe, Kajian teknologi budidaya ramah lingkungan, peningkatan kapabilitas petugas, petani dan penangkar jeruk soe
Pendampingan teknologi budidaya ramah lingkungan, peningkatan kapabilitas petugas, petani dan penangkar jeruk soe
Pendampingan penerapan rancang bangun hasil dari kajian, peningkatan kapabilitas petugas, petani dan penangkar benih jeruk soe
Pendampingan penerapan rancang bangun hasil dari kajian, peningkatan kapabilitas petugas, petani dan penangkar benih jeruk soe
Hilir
Inisiasi jejaring pemasaran domestik dan inisiasi manajemen rantai pasokan
Inisiasi jejaring (pengembangan kemitraan) pemasaran domestik dan inisiasi manajemen rantai pasokan, market intelligence, promosi dan pameran
rintisan pengembangan industri pengolahan (sebagai antisipasi over produksi),market intelligence potensi ancaman pemasaran produk segar & olahan regional jawa, bali dan NTT, promosi dan pameran
pengembangan industri pengolahan (sebagai antisipasi over produksi),market intelligence potensi ancaman pemasaran produk segar & olahan regional jawa, bali dan NTT, promosi dan pameran
pengembangan industri pengolahan (sebagai antisipasi over produksi),market intelligence potensi ancaman pemasaran produk segar & olahan regional jawa, bali dan NTT, promosi dan pameran
Target: Perluasan Areal 750 Ha, Pembangunan Kebun, Peremajaan Tanaman 100 Ha, Peningkatan kecukupan infrastruktur prasarana dan sarana kebun, Pengendalian OPT, penyediaan prasarana dan sarana budidaya dan pascapanen, Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan, pengawasan sertifikasi benih, Penerapan sistem jaminan mutu, Manajemen rantai pasokan atau nilai, Pengembangan jejaring usaha dan pengutuhan kawasan jeruk berkelanjutan dan pengembangan pemasaran regional jawa, bali dan NTT
STRATEGI PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGEMBANGAN KOMODITAS 1) Pengembangan kawasan : Perluasan/Pemantapan Areal tanam Fasilitasi Sarana Budidaya (on farm) Registrasi Kebun/Lahan Usaha Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (GAP)
2) Pengembangan Penanganan Pasca Panen:
Fasilitasi sarana pasca panen Perluasan penerapan teknologi pasca panen Registrasi rumah pengemasan Sekolah Lapang Good Handling Practices (GHP)
PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN
PENGEMBANGAN SISTEM PERLINDUNGAN
1) Penguatan Balai Benih Hortikultura 2) Penyediaan Benih Bermutu (Sayuran, Buah, Florikultura, Tanaman Obat 3) Jambore varietas unggul 4) Fasilitasi prasarana dan sarana penangkar benih 5) Pengawasan dan sertifikasi benih 6) Penguatan laboratorium perbenihan
1. Surveilans OPT untuk menghaslkan Pest List buah dan sayuran potensial ekspor 2. Peningkatan jumlah dan kualitas pelaksanaan SLPHT 3. Memperbanyak gerakan pengendalian OPT endemik di kawasan hortikultura 4. Pemasyarakatan penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan di kawasan hortikultura 5. Pemantauan dan analisis residu buah dan sayur
3) Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan 4) Pemasyarakatan produk bermutu
SUKUN
MATOA
JENGKOL
PETAI
Rimau Gerga
TARGET LOKASI PENGEMBANGAN CABAI MERAH 2014 Provinsi
Kab./Kota
Provinsi
Kab./Kota
Aceh
Aceh Tengah, Aceh Besar
Banten
Lebak
Sumut
Kota Medan, Taput, Deli Serdang
Jabar
Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Ciamis
Sumbar
Kota Padangpanjang, Kota Padang, Tanah Jabar Datar, Pesisir Selatan, Limapuluh Kota
Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Ciamis
Sumsel
Kota Palembang, OKU, OKI, Banyuasin
Jateng
Sragen, Rembang, Pekalongan, Pati, Grobogan, Blora
Babel
Belitung, Bangka Tengah
Jateng
Sragen, Rembang, Pekalongan, Pati, Grobogan, Blora
Riau
Kota Pekanbaru, Kota Dumai
Jatim
Tuban, Bojonegoro
Bengkulu
Rejang lebong, Lebong, Kepahiang, Kaur
NTB
Lombok Timur
Jambi
Kota Jambi, Merangin
Kalbar
Melawi, Kubu Raya
Lampung
Tanggamus, Pesawaran, Lampung Tengah, Sultra Lampung Selatan
Kepri
Kota Batam
DIY
Bantul
Konawe Selatan
TARGET LOKASI PENGEMBANGAN CABAI RAWIT MERAH 2014 Provinsi
Kab./Kota
Provinsi
Kab./Kota
Banten
Kota Tangsel, Pandeglang
Maluku
Kota Ambon, Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara, Maluku Tengah
Jabar
Tasikmalaya, Kota Bandung, Garut, Bandung
Malut
Kota Tidore Kepulauan
Jateng
Wonosobo, Sragen, Purworejo, Magelang, Sulut Demak, Brebes
Minahasa, Mangondow Timur
DIY
Sleman, Kulon Progo
Donggala
Jatim
Mojokerto, Magetan,. Madiun, Kediri, Jember
Bali
Buleleng, Badung
Sulbar
Mamuju Utara, Mamuju
NTB
Kota Mataram
Sulsel
Pinrang, Jeneponto, Enrekang
NTT
Kupang, Belu
Gorontalo
Bone Bolango
Kalsel
Kota Banjarbaru, Tapin
Papua
Kota Jayapura, Merauke, Jayawijaya, Biak Numfor
Kaltim
Kota Samarinda, Penajam Pasir Utara
Papua Barat
Kota Sorong, Tambarauw
Sulteng Lumajang, Sultra
Bolaang
Konawe Selatan, Kolaka Utara, Kolaka
TARGET LOKASI PENGEMBANGAN BAWANG MERAH 2014 Provinsi
Kab./Kota
Provinsi
Kab./Kota
Aceh
Aceh Tengah, Aceh Besar
NTB
Bima
Sumut
Toba Samosir, Taput, Simalungun, Samosir
NTT
Rote Ndao, Kupang
Sumbar
Pesisir Selatan, Agam
Kalbar
Kota Pontianak, Melawi, Kubu Raya
Sumsel
OKU, OKI, Musi Rawas, Banyuasin
Kalteng
Kota Palangkaraya
Babel
Bangka Tengah
Kaltim
Paser
Riau
Kota Pekanbaru, Kampar
Maluku
Kota Ambon, Seram bagian Barat
Lampung
Tanggamus, Selatan
Jabar
Kuningan, Majalengka, Indramayu, Cirebon
Jateng
Tegal, Rembang, Purworejo, Pati, Grobogan, Sulteng Demak, Brebes
DIY
Bantul
Jatim
Tuban, Sumenep, Probolinggo, Pamekasan, Sulbar Pamekasan, Nganjuk, madiun, Bojonegoro
Mamuju Utara, Mamuju
Bali
Buleleng, Bangli, Badung,
Pinrang, Jeneponto, Enrekang
Lampung
Tengah,
Lampung Malut Sulut
Sultra
Sulsel
Kota Tidore Kepulauan Minahasa Kota Palu, Sigi, Donggala Kolaka Utara, Kolaka
TARGET LOKASI PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH 2014 Provinsi Sumbar
Kab./Kota Solok
Jabar
Bandung, Kuningan, Bandung Barat
Jateng
Tegal, Pemalang, Karanganyar, Temanggung, Magelang
Jatim
Probolinggo, Mojokerto, Malang, Batu, Magetan
Bali
Buleleng
NTB
Lombok Timur, Bima, Sembalun
NTT
Rote, Kupang, Sabu,
TARGET LOKASI PENGEMBANGAN JERUK 2014 Provinsi
Kab./Kota
Provinsi Kalbar
Kab./Kota
Aceh
Aceh Tengah, Bener Meriah
Sambas
Sumut
Toba Samosir, Tapanuli Selatan, Dairi, Tanah Kalteng Karo, Simalungun, Tapanuli Utara
Kota Palangkaraya
Sumbar
Solok Selatan, Limapuluh Kota, Agam
Kaltim
Berau, Bulungan, Kutai Timur, Nunukan, Pasir, Penajam Pasir Utara
Sumsel
Musi Rawas, OKU
Kalsel
Barito Koala, Banjar Baru, Tapin
Riau
Kampar
Sultra
Konawe Selatan
Bengkulu
Kota Bengkulu, Lebong, Bengkulu Selatan, Sulbar Bengkulu Utara
Mamuju, Mamuju Utara
Jambi
Kerinci
Sulsel
Bantaeng
Jabar
Bandung, Bandung Barat, Garut, Indramayu
Papua
Nabire
Jateng
Banjarnegara, Purbalingga, Sragen
Papua Barat
Sorong, Tambrauw
Jatim
Bojonegoro, Lamongan, Pacitan, Magetan, Malang, Situbondo, Tuban, Jember, Banyuwangi
Bali
Bangli, Badung
NTB
Lombok Timur Sumbawa