Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Bagian Ketiga
PROFIL KAWASAN PRIORITAS A. GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR 1. Geografi dan Administrasi Kota Makassar Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak pada daerah dataran rendah berada pada wilayah pantai Barat Sulawesi Selatan. Berdasarkan letak dan posisi geografis wilayahnya, Kota Makassar berada pada posisi koordinat
5o 8’ 6’ 19” Lintang Selatan dan 119o 24’ 17’ 38” Bujur Timur. Secara administrasi
Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan dan
143 kelurahan dengan luas wilayah 175,77 Km2.
Batas administrasi
wilayah Kota Makassar sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar Posisi dan kedudukan Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi strategis antara lain; bandar udara, pelabuhan, industri dan perdagangan/bisnis berskala regional disamping kedudukan Kota Makassar sebagai kota jasa dan kota pendidikan.
2. Kondisi Fisik Kota Makassar a. Topografi dan Kemiringan Lereng Secara umum topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan dan kondisi sebagai berikut: tanah relatif datar, bergelombang, dan berbukit serta berada Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
1|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
pada ketinggian 0-25 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya, sebagian besar berada pada kemiringan 0-5%. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa untuk kondisi ruang seperti ini Kota Makassar sangat berpotensi untuk pengembangan kegiatan permukiman, perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang lainnya. Tabel 3.1. Posisi Dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (Dpl) Menurut Kecamatan Kode. Wil 010
Kecamatan
Bujur
Lintang
Mariso
509’59”
119024’30”
Tinggi Dpl (M) 1-4
020
Mamajang
509’05”
119025’04”
1-5
030
Tamalate
5010’30”
119025’28”
1-6
031
Rappocini
5011’20”
119026’30”
2-6
040
Makassar
508’40”
119025’25”
1-4
050
Ujung Pandang
508’15”
119024’27”
1–3
060
Wajo
507’45”
119024’40”
1–4
070
Bontoala
507’54”
119025’24”
1–4
080
Ujung Tanah
507’47”
119024’23”
1–4
090
Tallo
507’16”
119026’10”
1–3
100
Panakukang
509’40”
119027’35”
1 – 13
101
Manggala
5010’03”
119029’29”
2 – 22
110
Biringkanaya
504’50”
119030’10”
1 – 19
111
Tamalanrea
508’25”
119029’31”
1 – 22
Sumber : RTRW Kota Makassar
b. Hidrologi Kondisi hidrologi (kondisi air permukaan dan air tanah) Kota Makassar dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan serta keberadaan sungai dan danau yang ada di wilayah Kota Makassar. Pada musim hujan beberapa sungai mengalir dengan debit yang cukup besar seperti: sungai Jeneberang, sungai Pampang dan sungai Tallo, walau pada musim kemarau Sungai tersebut tetap mengalir walaupun debit air sedikti berkurang. Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
2|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Kondisi air tanah di Kota Makassar masih tersedia dengan potensi yang cukup besar pada musim kering atau kemarau. Hal itu terjadi karena potensi air tanah yang ada di Kota Makassar sangat jarang dan kurang digunakan sebagai bagian sumber daya air yang ada di Kota Makassar. Sebagian wilayah Kota Makassar pada awalnya merupakan daerah rawa dan dikembangkan sebagai daerah permukiman dan daerah bisnis memungkinkan kota Makassar mempunyai persediaan air tanah yang besar walau dengan kualitas yang masih dipertanyakan. 80 % penduduk Kota Makassar menggunakan jasa perusahaan daerah air minum yang bersumber dari DAM Bili-bili untuk memenuhi kebutuhan air dalam aktifitasnya sehari-hari. c. Geologi dan Struktur Batuan Secara geologis Kota Makassar terbentuk dari batuan hasil letusan gunung api (volcanik) dan endapan dari angkutan sediment sungai Jeneberang dan sungai Tello. Batuan dasar yang mengalami pengendapan di kawasan tersebut merupakan sediment marine kompak berumur Moisen atas berupa: tufa, breksi, batu pasir, batu gamping.
Endapan marine di sebelah utara kota membentuk tanah alluvial hydromorf kelabu, pembentukan ini dipengaruhi oleh rendahnya elevasi dan oleh aliran Sungai Tallo.
Endapan alluvial di sebelah Selatan kota terbentuk dari lumpur yang terangkut olah aliran Sungai Jeneberang. Sebagian besar daerah yang dilalui
oleh
sungai
tersebut adalah
daerah
batuan
vulkanik
basa
intermedier, hal ini mengendalikan sifat-sifat bahan endapan dibawahnya.
Endapan regosol terbentuk sepanjang pantai sebagai akumulasi dan pelapukan bahan organik membentuk struktur top soil yang gembur. Endapan ini berkembang di daerah kota lama Makassar dan sepanjang pantai sebelah Selatan.
Endapan tufa vulkanik asam sampai intermedie yang tersingkap ke permukaan sebelah utara dan timur laur, perkembangannya sangat dipengaruhi oleh bentuk wilayah dan fluktuasi debit air Sungai Tallo. Berdasarkan kemiringan, tanah dibedakan atas :
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
3|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
-
Tanah Litosol terbentuk pada daerah dengan tingkat Kemiringan yang tinggi dan sering tergenang luapan Sungai Tallo, tingkat erosi tinggi akibat banjir.
-
Tanah latosol terbentuk pada daerah yang relatif datar, tumbuh tanah cukup dalam proses latosolisasi ini merupakan tahap awal dari perkembangan tanah mediteranian.
Dari struktur batuan yang terdapat di kota ini dapat dilihat dari batuan hasil dari letusan gunung api (volcanik) dan endapan alluvial pantai dan sungai. Struktur
batuan
ini penyebarannya
Bulurokeng, Daya dan
dapat
dilihat
sampai
ke
wilayah
Biringkanaya. Selain itu, terdapat juga tiga jenis
batuan lainnya seperti Breksi dan konglomerat yang merupakan batuan berkomponen kasar dari jenis batuan beku, andesit, basaltik, batu apung dan gamping. Adapun Endapan Alluvial yang dimaksudkan diatas dihasilkan dari proses pengendapan Sungai Jenenberang. d. Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat di Kota Makassar antara lain jenis tanah Aluvial, penyebarannya disepanjang pantai, membujur dari Kecamatan Tamalate, Mariso, Ujung Pandang, Wajo, Ujung Tanah, Tallo dan Biringkanaya dengan tingkat kedalaman efektif tanah antara 20-40 cm, memiliki tekstur tanah sedang sampai halus, secara umum lokasi di daerah pinggiran Kota Makassar saat ini dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan pertanian. e. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kota Makassar didominasi oleh: perumahan dan permukiman, perkantoran, pendidikan, jasa, fasilitas sosial, industri, sawah tadah hujan, dan lahan yang tidak diusahakan atau lahan kosong. Pergeseran pemanfaatan lahan kawasan Kota Makassar secara umum telah mengalami perubahan yang cukup drastis, akibat terjadinya peningkatan pembangunan dan aktivitas ekonomi di Kota Makassar.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
4|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
B. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TAMALATE 1. Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan Tamalate secara geografis terletak 509’59” BT dan 119024’30” LS.
Kecamatan Tamalate mempunyai luas wilayah 20,21 km2 yang terdiri dari 10 Kelurahan. Adapun batas administrasi wilayah Kecamatan Tamalate sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mamajang Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar Tabel 3.2. Luas Tiap Kelurahan di Kecamatan Tamalate Tahun 2011 No.
Kelurahan
Luas Area (Km2)
Persentasi (%)
1.
Kelurahan Barombong
7,35
36,6
2.
Kelurahan Tanjung Merdeka
3,37
16,6
3.
Kelurahan Maccini Sombala
2,04
10
4.
Kelurahan Balang Baru
1,18
5,6
5.
Kelurahan Jongaya
0,51
2,5
6.
Kelurahan Bungaya
0,29
1,5
7.
Kelurahan Pa’baeng – baeng
0,53
2,7
8.
Kelurahan Mannuruki
1,54
7,7
9.
Kelurahan Parang Tambung
1,38
6,8
10.
Kelurahan Mangasa
2.03
10
20,21
100
Jumlah
Sumber : kecamatan tamalate dalam Angka
Pada tabel 3.1 terlihat bahwa kelurahan dengan wilayah terluas adalah Barombong dan kelurahan dengan wilayah terkecil adalah Kelurahan Bungaya. Dengan luas wilayah keseluruhan adalah 20,21 km2.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
5|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
2. Aspek Fisik Dasar a. Kondisi Topografi Wilayah Kecamatan tamalate berfariasi mulai dari daerah pantai (pesisir) daerah dataran rendah, hingga bukan daerah pantai dengan ketinggian antara 0 – 25 mdpl. b. Kondisi Klimatologi Di Kecamatan tamalate terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan 324 Mm adapun jumlah bulan hujan yaitu 6 bulan dengan suhu rata – rata harian 370C . c. Kondisi Hidrologi Di KecamatanTamalate air dapat dibedakan menjadi 3 jenis diantaranya air permukaan yang meliputi (sungai, rawa dan sebagainya), air tanah dangkal yakni (sumur gali), dan air tanah dalam (sumur Bor). d. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah Kecamatan Tamalate memilik jenis batuan aluvial yaitu yaitu berupa endapan aluvial sungai, rawa, dan pantai serta batuan gunung api formasi camba, namun masih layak untuk daerah permukiman. Adapun Jenis Tanah pada kecamatan tamalate mempunyai tekstur Lampungan, pasiran, dan debuan dengan tekstur warna merah, kuning, hitam, dan abu-abu. Pada daerah pesisir tekstur tanahanya berpasir halus dan alluvial Sehingga kawasan kecamatan tamalate tidak cocok untuk lahan pertanian sehingga kecamatan tamalate hanya baik di peruntukkan sebagai lahan pemukiman, dan tambak. e. Penggunaan Lahan Berbicara mengenai tata guna lahan maka orientasi kita mengarah pada jenis pemanfaatan dan penggunaan lahan. Berdasarkan luas Kecamatan Tamalate yakni 20,21 km2, sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai pusat pemukiman dan perdagangan, selebihnya dimanfaatkan sebagai pusat penyebaran fasilitas pemerintahan, kesehatan, pendidikan, peribadatan, perkantoran dan fasilitasfasilitas lainnya.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
6|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Tabel 3.3. Penggunaan Lahan Di kecamatan Tamalate Tahun 2011 Lahan
Luas (Km2)
Presentase (%)
Permukiman
4,9
24,2
Pendidikan
0.02
0,09
Genangan
1,6
7,9
Kebun
2,2
10,8
Lapangan
0,1
0,4
Makam
0,1
0,4
Mangrove
0,4
1,9
Rawa
0,7
3,4
Sawah
1,4
6,9
Sungai
3,7
18,3
Tambak
0,4
1,97
Tanah Kosong
1,5
7,4
Jumlah
20,21
100
Sumber : Kecamatan dalam angka dari total luas wilayah Kecamatan Tamalate maka dapat diperincikan atas jenisjenis penggunaan lahannya sebagaimana letak geografisnya di dataran rendah dan merupakan kawasan perkotaan. Jenis penggunaan lahan yang mayoritas di wilayah ini adalah areal pemukiman, serta penggunaan lahan lainnya yang meliputi Kebun dan lahan kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Tamalate.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
7|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
C. GAMBARAN UMUM KAWASAN KELURAHAN TANJUNG MERDEKA Kelurahan Tanjung Merdeka terletak di dataran rendah dengan ketinggian 0-3 meter di atas permukaan laut dan beriklim tropis. Wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka secara adminitratif berbatasan dengan :
Sebelah utara
: Kelurahan Maccini Sombala/Danau Tanjung Bunga.
Sebelah selatan
: Kelurahan Barombong/Sungai Jeneberang.
Sebelah timur
: Kelurahan Benteng Somba Opu Kabupaten Gowa.
Sebelah barat
: Selat Makassar.
“RW 04” merupakan kawasan prioritas pada “Kelurahan Tanjung Merdeka Kecamatan Tamalate Kota Makassar”, dimana di dalamnya terdiri dari “5 RT”
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
8|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 1 Peta administrasi kelurahan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
9|Bagian Ketiga
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
D. ADMINISTRASI KAWASAN PRIORITAS Kawasan Prioritas merupakan batasan wilayah perencanaan yang secara administrative berada pada bagian wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka (RW 04). Batas wilayah kawasan prioritas yakni :
Sebelah utara
: RW 05.
Sebelah selatan
: Sungai Jeneberang.
Sebelah timur
: Kabupaten Gowa.
Sebelah barat
: Selat Makassar.
Tabel 3.4. Jumlah penduduk dan Luas wilayah per RT Jumlah No RT Luas (Ha) penduduk 1
RT 1
3.8
275
2
RT 2
3.2
298
3
RT 3
2.6
233
4
RT 4
1.8
232
5
RT 5
2.2
197
Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
10 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 2 Peta administrasi Kawasan Prioritas
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
11 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
E. TATA GUNA LAHAN DAN PENATAAN BANGUNAN KAWASAN PRIORITAS Kawasan Prioritas yang berada di kawasan bantaran sungai banyak di manfaatkan oleh masyarakat sebagai kawasan permukiman. Di kawasan prioritas sendiri mayoritas lahannya di manfaatkan sebagai permukiman. Pola bangunan yang terdapat di kawasan prioritas mengikuti jalan, sedangkan beberapa masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai, bentuk bangunan mereka membelakangi sungai sehingga masyarakat yang tidak mendapat pelayanan jaringan persampahan membuang limbah rumah tangga mereka langsung ke sungai sehingga mengakibatkan pencemaran pada sungai.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
12 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 3 Peta Sebaran Bangunan Kawasan Prioritas
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
13 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
F. PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PRIORITAS 1. Prasarana Jalan
Dalam kegiatan perekonomian, mempunyai keterkaitan dengan kegiatan lain seperti mata
rantai
yang
menyatu. Keterkaitan positif menghasilkan
akan rantai
kegiatan yang saling menguntungkan bagi masyarakat
dan
lingkungan
sekitar.
Dan sebaliknya, jika banyak
nilai
negatifnya maka akan ada salah satu pihak yang dirugikan baik secara langsung maupun tidak. Jalan merupakan salah satu faktor kelancaran pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Prasarana jalan di kawasan prioritas sudah cukup baik dengan material paving block. Namun masih ada beberapa bagian jalan yang masih tanah atau pengerasan. Tabel 3.5. Jenis Jalan Di Kawasan Prioritas Jenis Jalan
Panjang
Lebar
Tanah
261
4 m, 1.5 m
Paving
789
4 m, 1.5 m
Aspal
956
4m
Sumber : Hasil pemetaan swadaya 2014
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
14 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 4
Peta Jaringan jalan kawasan prioritas
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
15 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 2. Prasarana Drainase
Berfungsinya jaringan drainase akan memberikan dampak terhadap sistem sanitasi dan
peningkatan
kualitas lingkungan, hal ini dapat terlihat dari fungsi jaringan drainase
sebagai
saluran pembuangan air
hujan
dan
pembuangan rumah tangga.
Kondisi
jaringan drainase di kawasan prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka saat ini belum sepenuhnya berfungsi optimal dan tidak semua jalur jalan yang ada memiliki saluran drainase, sehingga genangan air hujan tidak dapat dihindari pada tempat dan kawasan tertentu. Hal ini harus mendapat perhatian, baik pemeliharaan maupun pengadaan drainase.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
16 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 5
Peta Jaringan drainase
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
17 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 3. Prasarana Air Bersih
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah air bersih. Kebutuhan air bersih menjadi sangat penting dan merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kelestarian sumber daya air harus terus dijaga sehingga generasi yang akan datang bisa terus mendapatkan air bersih. Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di kawasan prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka, sebagian kecil terlayani melalui distribusi dari PDAM Kota Makassar dengan menggunakan sistem perpipaan, akan tetapi belum sepenuhnya masyarakat dapat menjangkau. Faktor tersebut dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat, distribusi ke masing-masing unit rumah belum dapat terpenuhi, sehingga sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah dengan penggunaan sumur bor/pompa dan sumur terlindung maupun tak terlindung, dan juga beberapa masyarakat di kawasan prioritas memenuhi kebutruhan air bersih mereka dengan cara membeli secara langsung dari bak pnampungan air yang terdapat di kawasan mereka. Sebagai gambaran tentang pelayanan air bersih, diuraikan dalam setiap RT pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6. Pemenuhan Air Bersih di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Sumber Air Bersih
Air Kemasan Bermerk Air Isi Ulang Leding Meteran Leding Eceran Sumur Bor/Pompa Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung Mata Air Air Sungai Air Hujan Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, 2014
RT 01 26 18 22 31 97
Jumlah Rumah Per RT RT 02 RT 03 RT 04 53 1 14 8 4 27 51 1 48 41 18 5 160 46 65
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
RT 05 1 5 42 1 49
Total 95 62 74 180 5 1 417
18 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dominan di kawasan prioritas
menggunaan air bersih dari sumur bor/pompa yaitu 43% atau sekitar 180 KK yang berada pada RT 01, 03, dan 05. Sedangkan 22% menggunakan air isi ulang sebagai sumber air bersih, 17% menggunakan leding eceran, 14% menggunakan leding meteran dan selebihnya menggunakan sumur terlindung dan sumur tak terlindung.
Sumber Air Bersih 1% 23% 44% 14% 18%
Air Isi Ulang Leding Meteran Leding Eceran Sumur Bor/Pompa Sumur Terlindung
Gambar 6 Kondisi Eksisting Sarana Air Bersih Kawasan Prioritas
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
19 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 7
Peta Jaringan air bersih
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
20 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 4. Prasarana Listrik
Jaringan listrik di Kelurahan Tanjung Merdeka yang telah terpasang saat ini mengikuti jalur jalan, dengan menggunakan travo pembatas. Distribusi jaringan listrik di kawasan perencanaan termasuk dalam kategori jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah. Pelayanan distribusi jaringan listrik antara lain sambungan ke unit perumahan penduduk, fasilitas sosial, perdagangan dan pemerintahan. Adapun sumber listrik untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7. Sumber Listrik di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No.
Sumber Listrik
RT 01 1. Listrik PLN 54 2. Petromak 3. Listrik Non PLN 4. Pelita/Senter/Obor Grand Total 54 Sumber: Hasil Survey Team, 2014
Jumlah Per RT RT 02 RT 03 RT 04 60 44 53 60 44 53
RT 05 47 47
Total 258 258
Sumber listrik di Kawasan Prioritas secara keseluruhan bersumber dari Listrik PLN yaitu 258 KK atau 100%.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
21 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 8
Peta Jaringan listrik
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
22 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 5. Prasarana Persampahan
Sumber sampah di Kawasan Prioritas berdasarkan sumbernya meliputi; sampah rumah tangga, sampah jalan dan sebagainya. Jika didasarkan pada sifat dan karakteristik sampah yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas di Kawasan Prioritas terdiri atas jenis sampah basah dan sampah kering. Hingga saat ini pengelolaan sampah yang dihasilkan belum dikelolah secara optimal, pola penanganan yang dilakukan masyarakat masih bersifat konvensional dengan cara; membakar, menimbun, dibuang di lahan kosong, dan lain-lain. Adapun sistem pengelolaan sampah untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.8. Pengelolaan Sampah di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pengelolaan Sampah
Dibakar Ditimbun Diangkut Petugas Sampah Dibuang di lahan kosong Dibuang di Sungai Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, 2014
Jumlah Per RT RT 01 59 52 111
RT 02 63 56 119
RT 03 25 19 44
RT 04 42 12 54
RT 05 29 15 44
Total 218 154 372
PENGELOLAAN SAMPAH Dibuang di Lahan Kosong 41%
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
Dibakar 59%
23 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 9 Kondisi Pengelolaan Sampah di Kawasan Prioritas
Pengelolaan sampah di Kawasan Prioritas banyak dilakukan warga dengan cara dibakar dan dibuang di lahan kosong, dimana 59% sistem pengelolaan sampah
dengan cara dibakar, sedangkan 41% dilakukan dengan cara dibuang di lahan kosong.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
24 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 10 Peta Jaringan persampahan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
25 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 6. Kondisi MCK
Salah satu aspek yang memerlukan penanganan dalam sistem sanitasi lingkungan adalah pembuangan limbah
rumah
tangga.
Dalam
penanganan kawasan perkotaan secara
umum
diperlukan pembuangan limbah khusus dari rumah tangga
berupa
instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah-limbah tersebut. Dalam hal penanganan limbah rumah tangga di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka, masyarakat menggunakan beberapa cara antara lain penggunaan tangki septik, dan sebagian lagi masih memanfaatkan laut dan lahan kosong. Guna penanganan masalah limbah rumah tangga tersebut maka dapat dilakukan dengan penyediaan MCK umum, sedangkan penanganan pada kawasan permukiman padat, memungkinkan penggunaan tangki septik kommunal pada masing-masing blok permukiman. Adapun keberadaan dan kondisi MCK serta pembuangan limbah rumah tangga untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat dibawah ini: Tabel 3.9. Keberadaan MCK di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No.
Keberadaan MCK
1. 2.
Memiliki Tidak Memiliki
Jumlah Per RT RT 01 45 8
Grand Total 53 Sumber: Hasil Survey Team, 2014
RT 02 44 17
RT 03 43 1
RT 04 45 7
RT 05 45 3
61
44
52
48
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
Total 222 36 258
26 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Keberadaan MCK di Kawasan Prioritas, sekitar 222 KK atau 86% sudah mempunyai MCK dan 36 KK atau 14% belum mempunyai MCK.
Keberadaan MCK 14%
86% Memiliki
Tidak Memiliki
Tabel 3.10. Kondisi MCK di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. 1. 2. 3.
Jumlah Per RT
Kondisi MCK
RT 01 42 3 45
Permanen Non Permanen Semi Permanen
Grand Total Sumber: Hasil Survey Team, 2014
RT 02 36 2 1 39
RT 03 6 38 44
RT 04 13 31 8 52
RT 05 3 44 47
Total 100 118 9 227
Kondisi MCK yang dimiliki warga di Kawasan Prioritas sekitar 100 KK atau 44% sudah permanen, 118 KK atau 52% kondisinya non permanen selebihnya kondisinya semi permanen yaitu sekitar 9 KK atau 4%.
Kondisi MCK 4% 44% 52%
Permanen Non Permanen Semi Permanen
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
27 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 7. Sarana Kesehatan
Penyediaan fasilitas kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat
dalam
hal
peningkatan derajat kualitas kesehatan, dan
distribusi
pelayanan dapat
yang dijangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pada
dasarnya pelayanan fasilitas kesehatan suatu kawasan perkotaan didasarkan pada fungsi dan jenjang pelayanan suatu kota. Hasil pengamatan yang dilakukan dan sumber data yang diperoleh melalui survey lapangan di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka menunjukkan ketersediaan fasilitas kesehatan di Kawasan Prioritas berupa posyandu sebanyak 1 unit.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
28 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 11
Peta Lokasi Sarana Kesehatan Dikawasan Prioritas
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
29 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 8. Sarana Peribadatan
Fasilitas peribadatan merupakan bagian penting dan tidak bisa dipisahkan dari pembangunan secara keseluruhan. Pembangunan sarana
peribadatan
memiliki posisi dan peran
strategis
sebagai
landasan
moral, spiritual, etika dalam berkehidupan serta sebagai sarana pembinaan mental dan peningkatan ketakwaan, yang penyediaannya didasarkan pada jumlah penduduk berdasarkan kelompok agama. Hasil pengamatan dan sumber data yang diperoleh menunjukkan jumlah fasilitas peribadatan di Kawasan Prioritas sebanyak 1 (satu) unit yang terdiri atas masjid dan tersebar di kawasan tersebut. Pada kawasan prioritas hanya terdapat masjid dikarenakan mayoritas penduduk di kawasan tersebut adalah beragama Islam.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
30 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 12 Peta Sebaran sarana peribadatan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
31 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 9. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan menjadi salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sumber data yang diperoleh melalui survey lapangan menunjukkan fasilitas pendidikan di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka terdiri atas SD 1 unit dan taman kanak kanak 1 unit.
Gambar 13 Kondisi Sarana Pendidikan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
32 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 14
Peta Sebaran sarana pendidikan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
33 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 10. Sarana Pemerintahan
Fasilitas pemerintahan merupakan sarana bagi kebutuhan administrasi masyarakat khususnya dalam hal pelayanan kependudukan
dan
catatan sipil. Hasil pengamatan
dan
sumber data yang diperoleh survey
melalui lapangan
menunjukkan jumlah fasilitas pemerintahan terdiri dari 1 unit berupa kantor Kelurahan Tanjung Merdeka yang terletak di Kawasan Prioritas. Selain kantor pemerintahan yang berupa kantor kelurahan di kawasan prioritas juga terdapat 1 unit kantor pengelolaan BKM.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
34 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 15
Peta Sebaran sarana pemerintahan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
35 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka 11. Sarana RTH
Ruang terbuka (open spaces) merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang terbuka (open spaces), Ruang Terbuka Hijau (RTH),
ruang
publik (public spaces) mempunyai pengertian yang
hampir
sama. Secara teoritis
yang
dimaksud dengan ruang terbuka (open spaces) adalah ruang yang berfungsi sebagai wadah untuk kehidupan manusia, baik secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan. Melihat dari sisi fungsi, RTH dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk berolah raga, sarana rekreasi atau tempat bermain. Selain itu juga dapat difungsikan untuk berbagai kegiatan seperti upacara, kegiatan adat dan kegiatan bersifat umum lainnya. Dari hasil pengamatan dan survey lapangan menunjukkan ruang terbuka di kawasan prioritas tidak dikelola dengan baik. Hal ini terlihat dengan banyaknya warga yang membuang sampah di lahan tersebut sehingga RTH tidak dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas, seperti olahraga maupun kegiatan lainnya. Di kawasan prioritas sendiri yang memiliki luas wilayah 14,26 Ha dan luas lahan yang terbangun adalah 1.7 Ha dan sisanya sebagian besar masih di tumbuhi tanaman dan pohon sehingga kebutuhan kawasan akan ruang hijau masih tergolong mencukupi.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
36 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 16
Peta sebaran lokasi fasilitas olahraga
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
37 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
G. KEPENDUDUKAN Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu wilayah dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta adat-istiadat dan kebiasaan penduduk. Data jumlah penduduk pada kawasan prioritas (lima) tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 1.243 jiwa, yang tersebar di 4 (empat) RT. Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, jumlah penduduk tertinggi berada pada RT 02 yakni 281 jiwa, sedangkan kawasan dengan jumlah penduduk paling rendah adalah RT 05 dengan jumlah penduduk 198.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
38 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
H. KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA 1. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Kawasan Prioritas merupakan masyarakat yang secara turun temurun mendiami rumah di lingkungan mereka masing-masing. Mayoritas penduduk yang bermukim di kelurahan tersebut adalah masyarakat suku Makassar, sehingga interaksi sesama penduduk setempat lebih lancar dan rasa solidaritas yang tinggi. Masyarakat Kawasan Prioritas mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh bangunan yang dulunya berprofesi sebagai nelayan. Hal ini dikondisikan karena makin maraknya pembangunan di sekitar tempat tinggal mereka sehingga beralih profesi. Antusiasme dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan berbagai pihak untuk kemajuan lingkungan di tempat tinggal mereka dengan sukarela mereka hadiri. Jiwa gotong royong dan semangat saling membantu terhadap tetangga maupun warga lainnya ditunjukkan dengan keikutsertaan mereka secara sukarela ketika ada yang membutuhkan, ada yang memiliki hajat hingga pembangunan-pembangunan sarana umum, mereka dengan ikhlas menyumbangkan pikiran, tenaga, bahkan harta untuk memajukan lingkungan tempat tinggal mereka. Meski tidak ada kegiatan budaya khusus tapi jiwa gotong royong dan semangat kebersamaan menjadi modal dan potensi yang bisa memajukan Kawasan Prioritas ke depannya. Secara umum, masyarakat Kawasan Prioritas tergolong sebagai masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut terlihat dengan jenis pekerjaan dari beberapa masyarakat yang memiliki usaha perdagangan di tempat tinggal masing-masing, serta menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai nelayan. Secara fisik, hal tersebut terlihat dengan bangunan-bangunan yang sederhana, baik rumah panggung yang bermaterial papan kayu maupun yang telah berlantai tegel dan plesteran. Dalam proses perencanaan lingkungan secara partisipatif
ini,
masyarakat Kawasan Prioritas memiliki antusiasme serta kepedulian untuk ingin tahu, ikut, dan berproses dalam tiap kegiatan yang diadakan guna merencanakan Kawasan Prioritas menjadi lingkungan yang sehat, berjati diri, berkarakter, dan produktif. Tidak sedikit dari mereka yang selalu aktif memberikan masukan, gagasan, ide demi
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
39 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
kemajuan Kelurahan. Hal tersebut terlihat dari apresiasi mereka dalam setiap kegiatan. Sedangkan untuk unsur budaya yang 2. Kondisi Kelembagaan Kelurahan Tanjung Merdeka dipimpin oleh seorang Lurah dan dibantu Kepala-kepala lingkungan yang
(RW) menjadi
pemimpin masingmasing lingkungan. Selain itu, terdapat beberapa organisasi kemasyarakatan yang juga memiliki keterkaitan dengan pemerintahan Kelurahan. Kelembagaan yang ada di Kelurahan Tanjung Merdeka diantaranya adalah: Kelurahan Lingkungan (RW) Karang taruna BKM Majelis ta’lim Untuk semua lembaga tersebut eksistensinya sudah berperan secara aktif sesuai dengan tupoksi masing – masing. 3. Mata Pencaharian Daerah atau kawasan yang berada di sepanjang pesisir pantai memungkinkan masyarakat mayoritas penghasilannya dari hasil laut untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun hal ini tidak demikian dengan masyarakat di Kawasan Prioritas yang sebagian besarnya bekerja sebagai buruh bangunan. Keadaan tersebut terjadi akibat dari beberapa faktor, antara lain alih fungsi lahan oleh Pemprov Sulsel dan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
40 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Pemkot Makassar yang difokuskan di kawasan Tanjung Bunga dan Tanjung Merdeka sebagai Centre Point of Indonesia. Reklamasi pantai merupakan salah satu penyebab sehingga nelayan mengalami kesulitan untuk menangkap ikan. Masyarakat akhirnya beralih profesi mata pencaharian dari nelayan menjadi buruh. Adapun untuk data mata pencaharian di lingkungan (RW) 04 dapat dilihat pada masing-masing RT di bawah ini:
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
41 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Tabel 3.11. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kawasan Prioritas Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Mata Pencaharian PNS Guru PNS kantoran Perawat Bidan TNI POLRI Pedagang Pengusaha/Kontraktor Tenaga Honorer Karyawan Toko Wartawan Petani/pekebun Buruh Tambang Buruh Bangunan Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Becak Tukang Ojek Supir Pensiunan Pelajar (Pendidikan) Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja Lainnya Grand Total
Jumlah per RT (Jiwa) RT 01 3 9 10 8 12 1 1 3 37 15 5 1 1 57 49 51 7 270
RT 02 3 1 27 15 7 6 2 22 23 9 3 1 63 35 50 14 281
RT 03 1 1 6 7 6 39 1 1 1 17 66 73 219
RT 04 51 1 11 13 3 4 37 2 6 38 109 275
RT 05 10 1 9 5 1 31 1 22 40 78 198
Total (Jiwa) 65 5 2 62 50 25 22 1 3 3 166 38 17 1 5 3 165 228 361 21 1243
Sumber: Hasil pemetaan swadaya 2014, Hasil Survey Team, 2014
Dari data di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak bekerja (pengangguran) mendominasi dari jumlah penduduk di kawasan prioritas, yaitu 361 jiwa atau 29%. Namun hanya sekitar 10% masyarakat yang berusia produktif, dan sisanya merupakan masyarakat yang berusia di bawah 5 tahun. Selanjutnya Ibu Rumah Tangga yaitu 228 jiwa atau 18%. Sedangkan mayoritas masyarakat bekerja sebagai Buruh Bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu 166 jiwa atau 13%. Penduduk lainnya yang bekerja merupakan PNS, pedagang, pengusaha/kontraktor, tukang batu dan selebihnya tenaga honorer, karyawan toko, tukang kayu, dan supir.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
42 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
I. STATUS LAHAN Status kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menetukan konsep – konsep perencanaan suatu wilayah atau kawasan. Untuk status kepemilikan lahan terdiri terdiri dari beberapa jenis yakni Hak Negara, Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Milik Adat, Hak Pakai Tanah. Untuk status kepelikan lahan dikawasan prioritas hanya di bagi menjadi dua yaitu milik sendiri dan bukan milik sendiri.
Tabel 3.12. Status kepemilikan lahan dikawasan prioritas berdasarkan RT No.
Kondisi MCK
1. 2.
Milik Sendiri Bukan Milik Sendiri Grand Total
Jumlah Per RT RT 01 30 28 58
RT 02 32 29 61
RT 03 1 44 45
RT 04 8 46 54
RT 05 1 47 48
Total 72 194 266
Sumber : Hasil pemetaan swadaya, 2014
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
43 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 17 Peta kepemilikan lahan kawasan prioritas
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
44 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
J. KAWASAN BERESIKO BENCANA Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kawasan tanjung merdeka secara geografis dapat di kategorikan sebagai kawasan yang retang dengan bencana banjir, dengan ketinggian 0-3 mdpl, yang juga berada di bantaran anak sungai dapat mengakibatkan terjadi banjir luapan yang dapat menggenangi kawasan prioritas itu sendiri.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
45 | B a g i a n K e t i g a
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka
Gambar 18 Peta kawasan rawan bencana
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
46 | B a g i a n K e t i g a