ANALISIS KAR RAKTERIISTIK DA AN PERIL LAKU W WIRAUSA AHA PEDAGA ANG MA ARTABAK K MANIS S KAKI L LIMA DII KOTA BOGOR B
SKRIP PSI
WIIDODO HA ARDIAN H34086098
DEPART TEMEN AGRIBIS A SNIS FAKUL LTAS EK KONOMI DAN MA ANAJEM MEN IN NSTITUT T PERTA ANIAN BO OGOR BOGO OR 2011 1
RINGKASAN WIDODO HARDIAN. Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan BURHANUDDIN). Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota Negara, letaknya yang strategis menjadikan Kota Bogor sebagai wilayah transit dan tujuan wisata, sehingga dari aspek inilah Kota Bogor memiliki peluang untuk menumbuh kembangkan beberapa sektor, diantaranya sektor perdagangan. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Bogor memiliki potensi yang baik sesuai dengan perkembangan jumlah UKM yang ada di Kota Bogor. Kewirausahaan mempunyai dampak yang positif dalam menyerap tenaga kerja serta membuka lapangan kerja baru mengurangi angka pangangguran. Salah satu bisnis kecil atau usaha yang sudah lama ada dan tumbuh serta berkembang pesat dengan perkembangan Kota Bogor, yaitu pedagang kaki lima. Salah satu makanan yang berkembang di Kota Bogor adalah martabak manis. Martabak manis merupakan makanan cemilan yang mengenyangkan dan juga sebagai oleh-oleh praktis. Pedagang martabak manis tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Tujuan Penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor (2) Menganalisis perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik pedagang martabak manis dengan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner kepada pedagang martabak manis kaki lima. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh dari studi literatur yang terkait seperti Dinas Perdagangan, penelitian terdahulu, LSI Bogor, dan bahan pustaka lain yang relevan. Responden penelitian berjumlah 106 oarang dengan metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif untuk mendiskripsikan karakteristik individu dan usaha, serta analisis korelasi Rank Spearman dan Chi Square untuk menganalisis hubungan antara karakteristik pedagang dengan perilaku wirausahanya. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software Microsoft Exsel 2007 dan SPSS 16.00 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor, sebagian besar umur dibawah 33 tahun, berasal dari luar Jawa Barat, tingkat pendidikan formal tamat SMP, dan jumlah tanggungan keluarga antara satu sampai tiga orang. Karakteristik usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor sebagian besar pemilikan usaha sendiri, pengalaman berdagang antara 1 sampai 157 bulan, lama berdagang per hari antara 6 sampai 8,5 jam, pasokan tepung terigu per hari antara 2 sampai 11 kg, dan penerimaan usaha antara Rp 0 sampai Rp1.833.000,00. Pengetahuan sebagian besar pedagang masih berada dalam kategori sangat tinggi, sedangkan sikap
berada pada kategori tinggi, keterampilan berada dalam kategori rendah, dan perilaku wirausaha berada dalam kategori tinggi. Unsur-unsur perilaku wirausaha yang dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan dan sikap wirausaha pedagang martabak itu sendiri. Karakteristik pedagang yang mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah jumlah tanggungan keluarga, dan lama berdagang.
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA PEDAGANG MARTABAK MANIS KAKI LIMA DI KOTA BOGOR
WIDODO HARDIAN H34086098
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor.
Nama
: Widodo Hardian
NIM
: H34086098
Disetujui, Pembimbing
Ir. Burhanuddin, MM NIP. 19680215 199903 1 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Bogor, Juli 2011
Widodo Hardian H34086098
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Koto Agung, Dharmasraya, Sumatra Barat pada tanggal 07 Maret 1987. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sardi dan Ibu Hartati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 33 Koto Agung, lulus pada tahun 1999, dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP N 1 Dharmasraya/SLTP N 1 Sitiung. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA N 1 Dharmasraya, diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur PMDK pada Program Diploma III Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan selesai pada tahun 2008, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama
masa
perkuliahan,
penulis
cukup
aktif
dalam
kegiatan
kemahasiswaan, antara lain IPMM (Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Minang Bogor), FAMILI (Forum Mahasiswa Minang Diploma IPB), HIMASWISS (Himpunan Mahasiswa Sawahlunto, Sijunjung, dan Dharmasraya), IKADAMAS (Ikatan Pemuda Dharmasraya), EDU (Entrepreneurship Development Unit), KAMUS (Keluarga Muslim Ekstensi IPB).
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor”. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor, menganalisis faktor-faktor perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2011 Widodo Hardian
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen evaluator dalam kolokium yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Rr. Heny Kuswanti Suwarsinah, M.Ec selaku dosen penguji utama yang telah memberi masukan demi perbaikan skripsi. 4. Arif Karyadi Uswandi, MM selaku dosen penguji wakil Departemen. Terima kasih telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 5. Papa dan Mama tersayang atas segala dukungan, kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada penulis dengan tulus serta penuh kesabaran. Semoga ini bisa menjadi salah satu hadiah terindah buat papa dan mama. 6. Adik-adikku tersayang yaitu Nanda Hardian dan Merry Dona Wati Hardianty, atas kecerian dalam keluarga yang selalu membuat rindu pada rumah. 7. Seluruh pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Terimakasih atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 8. Fitri Yunita selaku pembahas seminar. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis. 9. Semua keluarga Besar Mbak Lento dan Nenek Ande atas semangatnya. 10. Teman satu bimbingan dan satu perjuangan Dwi Arini Sari dan Fitri Yunita atas semangat, pengingat, dan motivasi untuk menjadi lebih baik. 11. Teman-teman The Narsiez, Anggie, Chintya, Dini, Heru, Lilla, Al, Aris dan
Kiki
terimakasih
atas
kebersamaannya,
semangatnya,
motivasinya. Jaga terus kekompakan sampai kakek nenek.
dan
12. Lia, Kak Diky, Danis, Teguh, Qibil, Iwan atas pinjaman Laptop dan komputernya. 13. Duo Pakuan 2F, Fadli dan Fery atas kebersamaan dan semangatnya. 14. Lia, Lya, Mbak Heny, Mbak Sari, Si Kembar (mbak Asti dan mbak Danti), Intan, Nova, Ika, Nur, Cha, Tika, Uda Rian, Dian, Widi, Eka, Apri, Fenny, Angga, Babe, Mami, Lek Topo, Lek Parino, Lek Neng, Lek Giarni, Lek Agus, Lek Nating, Lek Marjono, Lek Maryono, Lek Wanto, Mama Sp, Amak Sei Langkok, Dais, Da Riki, Dewi, Rio, Leksi, Ivan, Irma, Vero, Cici , Oci, Randy, Abang Galih, Uda, Uni atas semangatnya dan motivasinya. 15. Lima Sekawan in Bogor, Ired, Iil, Hasha, Dian, dan Dodo. 16. Semua kakak-kakak, adik-adik, teman-teman SMA N 1 Dharmasraya/ SMA N Sitiung/ SMA N 1 Wonotiung atas semangatnya. 17. Semua Uda-uda, Uni-uni, Kawan-kawan dan Adik-adik di IPMM, FAMILI, HIMASWISS, IKADAMAS, dan IMAMIKA 18. Teman-teman EDU dan KAMUS IPB. 19. Warga Taman Sari, Dharmasraya atas semangatnya. 20. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis angkatan V atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, Juli 2011 Widodo Hardian
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................... ..
xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xv
I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1.1. Latar Belakang ......................................................................... ........ 1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 1.3. Tujuan .............................................................................................. 1.4. Manfaat ............................................................................................ 1.5. Ruang Lingkup .................................................................................
1 1 3 5 6 6
II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... . 2.1. Karakteristik Individu ...................................................................... . 2.1. Karakteristik Usaha .......................................................................... . 2.3. Perilaku Wirausaha ............................................................................
7 7 7 8
III KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................. . 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................ 3.1.1. Wirausaha ................................................................................. 3.1.2. Martabak Manis ....................................................................... 3.1.3. Wirausaha Martabak Manis ..................................................... 3.1.4. Perilaku Wirausaha .................................................................. 3.1.4.1. Pengetahuan Wirausaha ............................................... 3.1.4.2. Sikap Wirausaha .......................................................... 3.1.4.3. Keterampilan Wirausaha .............................................. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ......................................................
10 10 10 15 15 16 17 17 18 18
IV METODE PENELITIAN ...................................................................... 4.1. Lokasi dan Waktu ............................................................................ 4.2. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 4.3. Desain Penelitian .............................................................................. 4.4. Data .................................................................................................. 4.5. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 4.6. Metode Pengolahan Data ................................................................. 4.6.1.Analisis Deskriptif …………………………………………… 4.6.2.Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi Square .................. 4.7. Definisi Operasional .........................................................................
21 21 21 21 22 22 22 22 23 24
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.................................... 5.1. Keadaan Geografis ............................................................................. 5.2. Demografi .......................................................................................... 5.3. Ekonomi ............................................................................................. 5.4. Pedagang Kaki Lima (PKL) ................................................................
27 27 27 28 29
x
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 6.1. Karakteristik Individu ......................................................................... 6.1.1. Umur ....................................................................................... 6.1.2. Asal Daerah ........................................................................... 6.1.3. Tingkat Pendidikan Formal ................................................... 6.1.4. Jumlah Tanggungan Keluarga .............................................. 6.1.5. Pemilikan Usaha ................................................................... 6.1.6. Pengalaman Berdagang ......................................................... 6.1.7. Lamanya Berdagang .............................................................. 6.1.8. Pasokan Tepung Terigu ........................................................ 6.1.9. Penerimaan Usaha ................................................................. 6.2. Perilaku Wirausaha ........................................................................... 6.3. Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha ............ 6.3.1. Hubungan antara Umur dengan Perilaku Wirausaha ............ 6.3.2. Hubungan antara Asal Daerah dengan Perilaku Wirausaha .. 6.3.3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal dengan Perilaku Wirausaha ............................................................... 6.3.4. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Perilaku Wirausaha ............................................................... 6.3.5. Hubungan antara Pemilikan Usaha dengan Perilaku Wirausaha .............................................................................. 6.3.6. Hubungan antara Pengalaman Berdagang dengan Perilaku Wirausaha ............................................................... 6.3.7. Hubungan antara Lama Berdagang dengan Perilaku Wirausaha .............................................................................. 6.3.8. Hubungan antara Pasokan Tepung Terigu dengan Perilaku Wirausaha ............................................................... 6.3.9. Hubungan antara Penerimaan Usaha dengan Perilaku Wirausaha ..............................................................................
30 30 31 31 32 33 34 35 35 36 37 38 39 40 40
VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 7.1. Kesimpulan ...................................................................................... 7.2. Saran ..................................................................................................
46 46 46
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
48
LAMPIRAN ...................................................................................................
50
41 42 42 43 43 44 44
xi
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Perkembangan Jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Tenaga Kerja di Kota Bogor Tahun 2004 - 2008 .........
1
2. Jumlah Pengangguran di Kota Bogor Definisi Operasional dari Bulan Januari - Desember pada Tahun 2010 ............................
2
3. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2010 ......................................................................................
3
4. Sebaran Pedagang Martabak Manis di Kota Bogor Desember 2010 sampai Febuari 2011 ............................................
21
5. Penilaian Skor Kuesioner ...............................................................
23
6. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kota Bogor Tahun 2008 ....................................
28
7. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kota Bogor Tahun 2008 ...................................
29
8. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Umur .......................
30
9. Distribusi Pedagang Berdasarkan Asal Daerah .............................
31
10. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan Formal ............................................................
32
11. Distribusi Pedagang Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga.......................................................................
33
12. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pemilikan Usaha ........................
34
13. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang ............
34
14. Distribusi Pedagang Berdasarkan Lamanya Berdagang .................
35
15. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pasokan Tepung Terigu ..............................................................................................
36
16. Distribusi Pedagang Berdasarkan Penerimaan Usaha ....................
36
17.Rataan Hitung Skor Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2011 .....................
37
18.Sebaran Pedagang Berdasarkan Perilaku Wirausaha ......................
38
19.Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Tahun 2011 ........................
39
xii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Perubahan Perilaku Manusia ..................................................................
17
2. Kerangka Pemikiran Operasional ..........................................................
20
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Kuisioner Penelitian ..........................................................................
51
2. Data Karakteristik Individu Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor ..........................................................................
56
3. Data Karakteristik Usaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor ..........................................................................
59
4. Skor Responden Terhadap Perilaku Wirausaha dan Unsurunsurnya ............................................................................................
62
5. Hasil Kriteria Penilaian Skor Kuisioner Perilaku Wirausaha Pedagang Manis Kaki Lima di Kota Bogor, Desember 2010 – Febuari 2011 .....................................................................................
65
6. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square Karakteristik Pedagang dengan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Pedagang .........................................................................
68
7. Foto-foto Bersama Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor ..........................................................................
74
xiv
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota Negara. Letaknya yang strategis menjadikan Kota Bogor sebagai wilayah transit dan tujuan wisata. Sehingga dari aspek inilah Kota Bogor memiliki peluang untuk menumbuh kembangkan beberapa sektor, diantaranya sektor perdagangan. Kedudukan Kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak dan Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan kondisi yang stategis itu maka banyak pendatang dari daerah-daerah lainnya untuk membuka usaha ataupun berkerja di Kota Bogor. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Bogor memiliki potensi yang baik sesuai dengan perkembangan jumlah UKM yang ada di Kota Bogor (Tabel 1). Tabel 1 menunjukkan bahwa UKM di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai 2008 mengalami peningkatan jumlahnya. Rata-rata pertumbuhan unit UKM sebesar 0,10268 dan tenaga kerja sebesar 0,0499972. Dengan bertambahnya UKM, maka bertambah pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Berarti ada hubungan yang positif antara bertambahnya jumlah UKM dan jumlah tenaga kerja yang terserap. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Tenaga Kerja di Kota Bogor Tahun 2004-2008 Jumlah Unit UKM Tenaga Kerja
Tahun
Rata-rata
2004
2005
2006
2007
2008
Perumbuhan
22.304
24.534
31.831
32.147
32.256
0,10268
-
-
51.798
54.388
57.107
0,0499972
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, 2009
Pengangguran juga merupakan masalah bagi pemerintah Kota Bogor dan perlu solusi untuk menyelesaikannya. Data jumlah pengangguran di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah pengangguran Kota Bogor pada tahun 2010 mencapai 42.475 orang yang terdiri dari 24.970 orang laki-laki dan 17.505 orang perempuan. Pengangguran terbanyak merupakan lulusan SLTA yaitu 15.882 orang. Dengan kondisi seperti itu perlu adanya 1
wirausaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga angka pengangguran akan semakin berkurang serta mampu berusaha secara mandiri, khususnya di Kota Bogor. Tabel 2. Jumlah Pengangguran di Kota Bogor dari Bulan Januari- Desember pada Tahun 2010 No.
Jenis kelamin
Kecamatan
Jumlah
1
Bogor Utara
8.477
4.943
3.534
1.671
2.316
5.599
196
2
Bogor Selatan
8.365
4.916
3.449
3.462
2.418
1.700
494
3
Bogor Timur
4.039
2.358
1.681
1.585
753
845
361
4
Bogor Barat
10.286
5.614
4.672
3.591
2.712
3.078
466
5
Bogor Tengah
2.682
1.846
836
770
673
1.081
160
6
Bogor Sareal
8.626
5.293
3.333
2.059
1.510
3.579
1.476
42.475
24.970
17.505
13.138
10.382
15.882
3.153
Jumlah
L
P
SD
SLTP
SLTA
S1-S3
Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kota Bogor, Jawa Barat, 2010
Salah satu bisnis kecil atau usaha yang sudah lama ada dan tumbuh serta berkembang pesat dengan perkembangan Kota Bogor, yaitu pedagang kaki lima. Keberadaan PKL di Kota Bogor didukung oleh Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2005 tentang penataan pedagang kaki lima. Dalam Perda bahwa keberadaan pedagang kaki lima di Kota Bogor pada dasarnya adalah hak masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan pedagang kaki lima merupakan usaha ekonomi kerakyatan yang perlu pembinaan dan penataan dalam melaksanakan usahanya. Pihak pemerintah Kota Bogor ternyata mendukung usaha pedagang kaki lima. Di Kota Bogor terdapat 51 titik pedagang kaki lima dengan jumlah keseluruhan 9.720. Pola sebaran pedagang kaki lima dititik-titik tidak merata, dimana terdapat 6 titik konsentrasi pedagang kaki lima terbanyak, yaitu: Jl. Dewi Sartika (depan Sartika Plaza), Jl. MA. Salmun, Jl. Suryakencana, Jl. Lawang Sekateng, Jl. Jambu Dua (Pasar), dan Jl. Jambu Dua (Jl. Pejajaran ujung utara). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah pusat perekonomian berada di Kota Bogor. Pedagang kaki lima Kota Bogor sebagian besar jenis barang dagangan berupa: makanan, minuman, jajanan dan oleh-oleh yaitu sebesar 43 persen. Salah satu jenis makanan yang berkembang di Kota Bogor adalah martabak manis. 2
Martabak manis merupakan makanan cemilan yang mengenyangkan dan dapat dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) yang praktis. Martabak manis masuk ke dalam jenis barang dagangan di 43 persen. Hal ini sesuai dengan trend yang berkembang, yang menyatakan Kota Bogor adalah Kota Kuliner. Jenis barang yang di jual pedagang kaki lima Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2010 No.
Jenis barang dagangan
Persen (%)
1
Makanan, minuman, jajanan, dan oleh-oleh
43,00
2
Hasil pertanian
38,00
3
Industri dan kerajinan
9,00
4
Jasa (tambal ban & servis)
2,00
5
Bekas pakai
1,00
6
Lainnya
11,00
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan koperasi Kota Bogor 2010
Pedagang martabak manis tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Perilaku tersebut menarik untuk dikaji karena motivasi berwirausaha pedagang martabak manis kaki lima dapat dikatakan memiliki motivasi yang sangat besar untuk berwirausaha. Ini terlihat dari waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat mereka gunakan untuk mencari uang. Pedagang martabak manis melakukan usaha dari sore jam tiga sampai malam jam 11, bahkan ada yang sampai jam tiga pagi. Serta sebagian besar pedagang masih relatif muda, usia belasan sampai dua puluhan. Fisik yang muda yang membuat motivasi pedagang yang besar. Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. 1.2. Perumusan Masalah Dalam menjalankan usaha pasti ada masalah dalam menjalankannya. Begitu juga dengan usaha martabak manis. Masalah yang ada pada usaha martabak manis Kota Bogor antara lain: pertama, tingkat persaingan yang semakin ketat. Hasil prasurvey pedagang martabak manis di Jembatan Merah 3
ditemukan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat. Hal ini terlihat dari tempat jualan pedagang yang saling berdekatan. Sehingga membuat pembeli mempunyai banyak pilihan untuk membeli martabak manis dari pedagang yang mana saja yang ingin dibelinya. Kedua, perkembangan usaha yang tetap dan tidak ada kemajuan setelah menjalankan usaha selama 5 tahun. Hasil wawancara dengan pedagang mengatakan jumlah kebutuhan pasokan tepung terigu pedagang yang tidak mengalami penambahan dari hari ke hari. Hanya pada malam Minggu saja mengalami perubahan itupun juga tidak berbeda jauh jumlahnya. Tingkat persaingan yang tinggi, sehingga pedagang perlu keuletan, kerja keras dan sungguh-sungguh dalam berusaha. Ketiga, inovasi yang kurang dari pedagang. Ini terlihat dari varian rasa martabak manis yang hampir sama antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain seperti: keju, kacang, coklat. Hal ini akan menyebabkan pembeli akan mudah bosan dan dapat berpindah ke pedagang lain yang memiliki varian rasa yang bermacam-macam seperti topping buah (nangka, pisang). Keempat, tidak adanya pencatatan pembukuan keuangan, sehingga pedagang tidak mengetahui keuntungan yang didapat dan perkembangan bisnis usahanya. Pedagang hanya memperkirakan saja keuntungan yang diperolehnya. Pedagang beranggapan tidak perlu melakukan pencatatan keuangan dikarenakan usahanya adalah milik sendiri. Kelima, mudah keluar masuknya dalam menjalankan bisnis martabak manis dikarenakan cara membuat martabak manis yang mudah dan modal yang tidak terlalu besar, sehingga akan mudah pula untuk memulai usaha martabak. Namun mudah pula untuk berhenti jika tidak ada suatu inovasi dengan pedagang martabak manis yang lain. Kondisi tersebut mengharuskan pedagang melakukan berbagai upaya inovasi agar mampu bersaing dengan pedagang martabak manis sejenis dan dapat mempertahankan usahanya serta mampu untuk mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik. Karakteristik pedagang merupakan ciri atau sifat pedagang yang berhubungan dengan aspek lingkungan kehidupan bisnis. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam diri pedagang, yang pada akhirnya 4
memunculkan tingkat persaingan pedagang. Karakteristik pedagang ini secara tidak langsung berlahan-lahan membentuk persaingan pedagang. Pedagang martabak manis merupakan pihak utama yang berperan langsung dalam masalah tersebut. Peranan utama yang harus dimiliki oleh pedagang adalah kemampuan akan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga pedagang mampu menguasai usaha martabak manis dari proses pembelian bahan baku sampai pemasaran serta mempertahankan pelanggan yang telah dimiliki. Karakteristik individu dan karakteristik usaha diduga mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manis sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga pedagang martabak manis. Oleh karena itu, perlu diketahui karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor?
2.
Bagaimana perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor?
3.
Bagaimana hubungan antara karakteristik pedagang martabak manis dengan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor?
1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mendeskripsikan karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor.
2.
Menganalisis perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor.
3.
Menganalisis hubungan antara karakteristik pedagang martabak manis dengan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor.
5
1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi pedagang martabak manis kaki lima Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi pedagang dalam rangka mengembangkan usahanya.
2.
Bagi Pemerintah Kota Bogor Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah Kota Bogor dalam menentukan strategi pembinaan usaha kecil, khususnya pedagang martabak manis kaki lima.
3.
Bagi kalangan akademisi Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi yang ingin mengenal dan mempelajari kondisi pedagang martabak manis kaki lima, sekaligus sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
4.
Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat melatih kemampuan analisis penulis serta menerapkan konsep-konsep ilmu yang diperoleh selama kuliah dalam kehidupan bermasyarakat.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini mengenai analisis karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Karakteristik individu yang diteliti meliputi umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal, dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik usaha yang diteliti meliputi pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha, sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan keterampilan wirausaha. Lokasi penelitian di Kota Bogor. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Chi Square.
6
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Individu Saputro (2009) melakukan penelitian mengenai peternak. Karakteristik individu peternak meliputi: umur, pendidikan, dan pengalaman beternak. Karakteristik individu sebagian besar wanita peternak meliputi umur, pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga. (Ramanti, 2006). Berbeda pada karakteristik individu pedagang yang berpengaruh meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan formal, asal daerah, jumlah tanggungan keluarga, pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan ayam, dan penerimaan usaha. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. (Hijriyah, 2004). Karakteristik individu pedagang meliputi: jenis kelamin, pendidikan, umur, asal daerah, jumlah tanggungan keluarga. (Setiawan, 2003) Berbeda juga dengan karakteristik individu sebagian besar mahasiswa Karakteristik individu yang diteliti yaitu jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, bidang usaha UKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman dan Chi Square (Azzahra, 2009). Berdasarkan penelitian terdahulu dan penyesuaian dengan kondisi responden pedagang martabak manis kaki lima yang akan diteliti karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi Umur, Asal Daerah, Tingkat Pendidikan, dan Jumlah Tanggungan Keluarga. 2.2. Karakteristik Usaha Hijriyah (2004) dalam penelitiannya karakteristik usaha meliputi pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan ayam, dan penerimaan usaha. Umur semua pedagang termasuk kedalam kategori umur produktif. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Karakteristik usaha pedagang meliputi modal usaha, besarnya modal usaha, pengalaman usaha, cara belajar membuat, pencatatan pemasukan dan pengeluaran
7
usaha, jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja, produk yang dijual, curahan waktu kerja, biaya-biaya yang digunakan dalam usaha. (Setiawan, 2003). Berbeda dengan karakteristik usaha pada peternak meliputi pendapatan. (Ramanti, 2006). Karakteristik usaha peternakan meliputi tahun berdiri, bentuk hukum, lokasi, investasi, populasi, produksi, pemasaran dan tenaga kerja. (Saputro, 2009). Berdasarkan penelitian terdahulu dan penyesuaian dengan kondisi responden pedagang martabak manis kaki lima yang akan diteliti karakteristik usaha yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi Pemilikan Usaha, Pengalaman Berdagang, Lama Berdagang, Pasokan Tepung Terigu, dan Penerimaan Usaha. 2.3. Perilaku Wirausaha Perilaku menunjukkan pola tindakan yang diperlihatkan seseorang dan merupakan hasil kombinasi pangetahuan, sikap, dan keterampilannya. Perubahan perilaku dipengaruhi oleh internal seseorang dan faktor lingkungan dimana seseorang berinteraksi sosial (Dirlanudin, 2010). Perilaku kewirausahaan adalah kegiatan-kegiatan ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan, akumulasi modal, manajerial dan keberanian menanggung risiko. Pendidikan, pengalaman usaha, motivasi dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha (Yuliadini, 2000). Perilaku wirausaha pada pedagang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan pedagang. Pengetahuan sebagian besar pedagang mengenai usaha masih berada kategori kurang, sedangkan sikap mental berada pada kategori sedang dan keterampilan wirausaha pedagang sudah berada pada kategori baik. Faktor-faktor perilaku wirausaha yang sangat dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah sikap dan keterampilan wirausaha pedagang itu sendiri. (Hijriyah, 2004). Perilaku wirausaha merupakan aspek-aspek yang terinternalisasi dalam diri yang ditunjukkan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melakukan usaha dengan inovatif, inisiatif, berani mengambil risiko dan berdaya saing. Perilaku wirausaha merupakan sikap mental, gaya hidup dan pola tindak yang 8
didasarkan atas pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kebutuhannya dalam upaya mengkaji peluang dan pertumbuhan bisnis serta tindakannya berusaha mencari kreatifitas, menunjukkan keuletan, bersikap mandiri, dan berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang (Dirlanudin, 2010). Dengan adanya perilaku wirausaha dalam mencari dan menerapkan informasi usahaternak maka diharapkan pendapatan keluarga mengalami peningkatan. Sebagian besar perilaku wirausaha dalam mencari dan menerapkan informasi usahaternak (pengetahuan, sikap, dan keterampilan wirausaha) berada dalam kategori sedang (Ramanti, 2006). Perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan. Pengetahuan pedagang yang baik menyebabkan usaha yang dilakukannya dapat berjalan dengan baik (Setiawan, 2003). Dan perilaku wirausaha peternak yang meliputi pengetahuan beternak umumnya sudah berada dalam kategori sedang, kecuali kelompok Pemula yang masih mempunyai pengetahuan wirausaha kategori kurang. Sikap mental wirausaha anggota kelompok menunjukkan kategori sedang, sedangkan keterampilan wirausaha masih terbilang kurang pada kelompok Pemula, kelompok lainnya dapat dikategorikan berketerampilan sedang (Rahadian, 2002).
9
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Wirausaha Wirausaha dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumberdaya seperti finansial, bahan mentah dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang baru, usaha baru, serta proses usaha baru. Kata wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis entreprendre yang berarti “bertanggung jawab”. Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa Inggris, menurut Holt dalam Azzahra (2009) berasal dari bahasa Prancis. Entrepreneur adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan bertindak tepat untuk memastikan sukses. Para wirausaha merupakan pengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha menghindari risiko rendah karena tidak ada tantangannya dan menjauhi stuasi risiko tinggi, kerena mereka ingin berhasil. Wirausaha adalah individu yang berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi, serta berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausaha adalah sikap positif (Meredith, 1996). Selanjutnya terdapat beberapa karakteritik dari wirausahawan yang berhasil memiliki sifat-sifat yang terkenal dengan 10 D dari Bygrave (Pambudy 2003) : 1.
Dream (mimpi): memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
2.
Decisineness (ketegasan): tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat.
3.
Doers (pelaku): melaksanakan secepat mungkin.
10
4.
Deternination (ketetapan hati): komitmen total, pantang menyerah.
5.
Dedication (dedikasi): berdedikasi total, tak kenal lelah.
6.
Devotion (kesetiaan): mencintai apa yang dikerjakan.
7.
Details (terperinci): menguasai rician yang bersifat kritis.
8.
Destiny (nasib) : bertanggung jawab atas nasib sendiri.
9.
Dollars (uang): kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesan.
10. Distrubute (distribusi): mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya. Wirausahawan atau entrepreneur adalah suatu sikap yang berani menanggung resiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap ini yang akan membawa seseorang pengusaha yang terus berkembang terus-menerus dalam waktu yang lama (Sutanto, 2002). Selanjutnya terdapat ciri-ciri atau kiat menjadi wirausaha yang tangguh dan berhasil dari Douglas (Pambudy 2003): 1.
Tujuan yang berkelanjutan: seorang wirausaha tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, melainkan senantiasa membuat tujuan baru untuk menantang diri mereka.
2.
Ketekunan: ketabahan dalam mencapai tujuan.
3.
Pengetahuan tentang bisnis: seorang wirausaha harus mengerti prinsip-prinsip dasar tentang bagaimana suatu bisnis dapat bertahan dan berhasil.
4.
Mengatasi kegagalan: kegagalan adalah hambatan-hambatan sementara terhadap pencapaian tujuan.
5.
Upaya diri: percaya bahwa dirinya mengontrol kesuksesan atau kegagalan sehingga upaya yang serius sangat diperlukan untuk mencapai tujuan.
6.
Mengambil risiko adalah biasa: kemampuan untuk menilai risiko dan menimbang bahaya, lebih menyukai risiko yang besar namun realistik untuk mencapai tujuan.
7.
Memecahkan masalah: kemampuan untuk memecahkan masalah secara efektif dengan banyak akal.
8.
Inisiatif: wirausaha adalah individu yang aktif yang ingin melakukan ide mereka sesegera mungkin sehingga mereka dapat segera melihat hasilnya. 11
9.
Energik: stamina yang tinggi diperlukan untuk memenuhi kemampuan menjalankan bisnis,
10. Kemampuan untuk berkonsultasi dengan para ahli: keinginan untuk mencari bantuan orang lain diperlukan untuk mencapai tujuan. 11. Kesehatan fisik: kesehatan sangat penting untuk mengimbangi tuntunan dan tekanan yang ditimbulkan dari bisnisnya, terutama pada tahun-tahun awal. 12. Kesehatan mental dan emosi: jam kerja yang panjang dan tekanan bisnis menuntut kestabilan emosinya. 13. Tolerasi terhadap ketidakpastian: ketidakpastian harus diterima sebagai bagian penting dari bisnis. 14. Memanfaatkan masukan: keahlian untuk mencari dan memanfaatkan masukan atas penampilan diri dan tujuan bisnis. 15. Bersaing dengan standar buatan sendiri: kecenderungan untuk membuat standar penampilan yang realistik dan berupaya memenuhi standar tersebut. 16. Mencari tanggung jawab pribadi. 17. Percaya diri: percaya diri yang realistik terhadap dirinya dan kemampuan untuk mencapai tujuan bisnis atau tujuan pribadi. 18. Kepandaian: mempu mengatasi banyak hal atau tugas secara efektif pada saat yang bersamaan. 19. Keinginan untuk tidak tergantung: wirausaha yang berhasil biasanya terlahir bukanlah seorang yang dapat bekerja sama. 20. Memanfaatkan imajinasi positif: kemampuan berimajinasi tentang tujuan adalah ciri khusus dari wirausaha yang sukses. 21. Pencapaian tujuan: perasaan adanya suatu misi, memotivasi para wirausaha memulai bisnis. 22. Obyektif: kemampuan untuk berlaku obyektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang realistik. 23. Berorientasi pada tujuan: keinginan untuk menghadapi tantangan dan mencoba batas kemampuan. 24. Fleksibel: mau menerima perubahan, mampu menyesuaikan persepsi terhadap tujuan dan kegiatan berdasarkan informasi baru. 25. Keinginan untuk mencipta. 12
26. Keterlibatan jangka panjang: kesepakatan terhadap proyek jangka panjang dan tujuannya membutuhkan pengorbanan pribadi. 27. Komitmen: dedikasi terhadap tujuan tanpa diganggu atau dihalangi modifikasi terhadap tujuan dapat terjadi, tetapi tujuan utama masih dipertahankan. 28. Inovasi: kemampuan dan keinginan untuk menemukan hal-hal yang baru. 29. Gambaran jangka panjang: pemahaman akan tujuan jangka panjang sehingga setiap langkah dalam rencana bisnis dapat dilihat dalam konteks. 30. Pandangan positif. 31. Pengetahuan teknis dan industri: pengetian menyeluruh tentang industri dan produk atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis, akses untuk menghubungi ahli dalam bidang tersebut. 32. Hubungan antar manusia: kemampuan untuk mengerti dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. 33. Akses pada sumber keuangan: kemampuan untuk memperoleh dana jika diperlukan. 34. Hasrat terhadap uang: bagaimana menggunakan uang dengan sebaik-baiknya dan bijaksana. 35. Kemampuan berpikir: seorang wirausaha harus mempunyai sifat ingin tahu dan berusaha berpikir secara efektif. 36. Kemampuan menjual: kemampuan untuk meyakinkan orang terhadap nilai produk atau jasa yang ditawarkan. 37. Kemampuan untuk berkomunikasi: kemampuan untuk menggunakan katakata yang efektif, mudah dimengerti dan dipahami. 38. Keberanian: kemauan untuk bertindak atas pendirian sendiri untuk mengatasi masalah dan hambatan. 39. Umur: tidak ada umur ideal untuk memulai bisnis, meskipun penting untuk memiliki cukup pengalaman hidup, mawas diri dan kepercayaan diri. 40. Latar belakang keluarga: wirausaha yang sukses sering mempunyai pasangan, orang tua, atau keluarga dekat yang menjalankan bisnisnya dan memberikan dorongan.
13
41. Latar belakang suku: suku yang suks berimigrasi mempunyai dorongan yang lebih kuat untuk menjadi wirausaha sukses. 42. Latar belakang pekerjaan: kecenderungan kesulitan bekerja sama dengan orang lain dalam jangka waktu tertentu karena kepribadian yang kreatif, frustasi mendapat perintah dari pihak lain, kebosanan. 43. Latar belakang pendidikan: pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang mempunyai wirausaha yang baik. Seorang harus memiliki karakteristik dalam menjalankan usahanya Scarborough dan Zimmerer (1993 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi : (1) Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, (2) Lebih memilih risiko yang moderat, (3) Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil, (4) Selalu menghendaki umpan balik yang segera, (5) Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan, (6) Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik, (7) Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah, (8) Selalu menilai prestasi dengan uang. Seorang wirausahawan memasuki dunia bisnis sendiri dengan alasan (Wijandi dalam Syukron, 2009) : 1. Terdesak akan beban hidup atau daripada menganggur. 2. Ingin mandiri, yaitu mampu memperoleh penghasilan sendiri dan lepas dari ketergantungan orang tua atau orang lain. 3. Ingin lepas dari ketergantungan pada orang lain. 4. Ingin hidup kreatif, bebas, tidak terikat atau diperintah, jenuh mengikuti rutinitas, merasa seperti robot, ingin menjadi majikan atau memiliki bisnis sendiri. 5. Ingin menikmati jerih payah dari bisnis sendiri. 6. Kesetaraan gender, bahwa perempuan juga dapat berbisnis dan menghasilkan uang. 7. Ingin beramal sholeh untuk orang lain (memberi lapangan kerja), dan sebagainya. Scarborough dan Zimmerer dalam Pambudy (1999) berpendapat bahwa lebih dari 50 persen memulai wirausaha pada umur 25 antara 40 tahun. Wirausaha 14
adalah aktivitas berusaha sendiri untuk mengelola sebuah bisnis dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan cara membuat produk/jasa yang diyakini dibutuhkan oleh masyarakat konsumen dengan telah mempertimbangkan kemungkinan risiko yang akan dihadapi serta berusaha menerapkan inovasi yang terus-menerus dengan selalu menyesuaikan perkembangan di masyarakat. 3.1.2. Martabak Manis Martabak manis merupakan salah satu jenis jajanan makanan yang mengenyangkan. Martabak manis dibuat dengan berbahan dasar adonan tepung terigu, gula, telur, dan lain-lain. Adonan dicetak dengan menggunakan piring seng. Ukuran cetakan kurang lebih 20 cm, ada yang ukuran 24 cm, ada pula yang ukuran 30 cm dan dipasang tangkai pipa besi. Dipanggang dan digoyangkan diatas bara api, arang kayu, atau kompor minyak. Topping atau isi yang terdapat dalam martabak manis adalah olesan mentega/margarine, susu, selai, coklat, keju, kacang, durian, dan lain-lain. Martabak menurut Dean (2005) adalah sejenis makanan khas dari negeri India yang sudah dikenal dari dulu sampai sekarang. Martabak terang bulan atau martabak manis disebut terang bulan, karena bentuknya bulat seperti bulan purnama. 3.1.3. Wirausaha Martabak Manis Wirausaha Martabak Manis adalah orang yang melakukan usaha martabak manis yang berada di pinggir jalan dengan menggunakan gerobak. Mereka berjualan dari sore hari sampai malam hari dan kebanyakan orang-orang menyebutnya pedagang kaki lima. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23/MPP/Kep/1/1998 pasal 4 tentang lembaga-lembaga usaha perdagangan terdiri dari: (1) Termasuk perdagangan informal adalah pedagang kaki lima, pedagang keliling, pedagang kelontong, pedagang asongan, bakul gendong, kedai, warung, depot, los pasar, jasa reparasi, jasa pertukangan, dan jasa-jasa informal lainnya, dan (2) Pedagang informal harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: memiliki modal usaha diluar tanah dan bangunan tempat usaha tidak lebih dari lima juta rupiah, dikerjakan sendiri oleh 15
beberapa orang, jenis usaha yang dijalankan umumnya tidak tetap (Setiawan, 2003) Menurut hasil penelitian Fakultas Hukum Unpar dalam Alma (2003), yang dimaksud dengan pedagang kaki lima adalah orang yang berdagang kebutuhan sehari-hari makanan atau jasa, modal kecil, berasal dari golongan ekonomi lemah, baik berjualan terlarang atau tidak. Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat di tepi jalan yang selebar lima kaki (5 feet). Di dalam ketentuan umum Bab I Pasal I Peraturan Daerah No 13 Tahun 2005 arti dari pedagang kaki lima adalah penjual barang dan atau jasa yang secara perorangan dan atau kelompok berusaha dalam kegiatan ekonomi yang tergolong dalam skala usaha kecil yang menggunakan fasilitas umum dan bersifat sementara/tidak menetap dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak maupun tidak bergerak dan atau menggunakan sarana berdagang yang mudah dipindahkan dan dibongkar pasang. 3.1.4. Perilaku Wirausaha Perilaku wirausaha yaitu pengetahuan, sikap mental dan keterampilan serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang (Wijandi dalam Setiawan, 2003). Pada dasarnya perilaku berorientasi tujuan ataupun dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu (Hersey dan Blachartd dalam Hijriyah, 2004). Lebih lanjut Lunardi dalam Hijriyah (2004) menyatakan bahwa perilaku seseorang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimilki serta dalam hal tertentu oleh material yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Penelitian Yuliadini (2000) menyatakan bahwa faktor-faktor seperti pendidikan, pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha.
16
Perilaku
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Material
Gambar 1. Perubahan Perilaku Manusia
3.1.4.1. Pengetahuan Wirausaha Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam berpikir. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan majunya jaman, sebagai pelaku usaha maka pengetahuan yang terkini harus didapat dan diikuti agar usahanya maju (Atmakusuma dalam Setiawan, 2003). Pambudy (2003) menjelaskan untuk menjadi seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat
kewirausahaan,
tetapi
dalam
menjalankan
usahanya
seorang
wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil. 3.1.4.2. Sikap Wirausaha Sikap mental yang diperlukan seorang wirausahawan adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap mental berbeda dengan kepribadian. Kepribadian menunjukkan watak seseorang atau sikap mental yang relatif mantap dan tetap (Wijandi dalam Setiawan, 2003). Selanjutnya
Pambudy
(1999)
menjelaskan
sikap
dasar
seorang
wirausahawan adalah kemauan, kemampuan dan memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya. Soesarsono (2002) mengemukan ada enam sikap yang harus dimiliki penjual: (1) Kepercayaan diri, (2) Kemauan, semangat dan
17
kegairahan, (3) Gigih dan ulet, (4) Kepribadian menarik, (5) Kesedian memberi pelayanan terbaik, (6) Ada keyakinan dan kebanggaan. 3.1.4.3. Keterampilan Wirausaha Keterampilan adalah kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja (Pambudy, 1999). Soesarsono (2002) mengemukakan bahwa keterampilan pedagang merupakan tindakan atau kegiatan pedagang dalam mengelola usahanya. Seorang pedagang dalam menjalankan usahanya harus mempunyai berbagai kemampuan. Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh pedagang diantaranya adalah: (1) Kemampuan melakukan observasi dan diidentifikasi terhadap kebutuhan masyarakat, pasar, saingan dan pembeli, (2) Kemampuan mempengaruhi orang lain, menanam, dan memelihara kepercayaan orang lain, (3) Kemampuan menentukan harga yang tepat dan baik, (4) Kemampuan mengenal kondisi fisik dan psikologis pembeli, (5) Kemampuan membuat suasana yang menyenangkan, (6) Kemampuan mencari dan memperoleh informasi yang tepat dan (7) Kemampuan membuat rencana dan evaluasi penjualan. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan kegiatan usahanya, pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor dihadapkan berbagai masalah. Permasalahan yang terjadi adalah persaingan yang semakin ketat, hal ini dikarenakan pedagang martabak yang berjualan saling berdekatan seperti di Jembatan Merah. Selain itu persaingan juga mengakibatkan jumlah pelanggan yang tetap dan perkembangan usaha yang tidak ada peningkatan, serta mudah keluar masuknya dalam menjalankan bisnis martabak manis dan juga tidak adanya pencatatan pembukuan keuangan. Dalam menganalisis hubungan karakteristik dan perilaku wirausaha harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik individu dan karakteristik usaha. Dengan melakukan identifikasi terhadap karakteristik individu dan usaha maka akan diketahui karakteristik masing-masing pedagang martabak manis. Karakteristik 18
individu yaitu: umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal, dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik usaha yaitu: pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha. Kemudian dari karakteristik individu dengan karakteritik usaha dihubungkan dengan perilaku wirausaha. Karakteristik wirausaha merupakan bagian penting dalam kewirausahaan. Karakteristik wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha.
Setiap pedagang martabak manis di Kota Bogor
memiliki karakteristik sendiri sehingga perlu kajian mengenai karakteristik dan perilaku wirausaha dalam menjalankan bisnisnya. Kegiatan operasional yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2.
19
Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor
1. 2. 3. 4.
Permasalahan yang dihadapi Persaingan yang ketat yaitu tempat jualan yang saling berdekatan. Jumlah pelanggan yang tetap Bisnis martabak manis yang tidak berkembang. Mudah keluar masuknya bisnis martabak manis Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha
1. 2. 3. 4.
Karakteristik Individu Umur Asal daerah Tingkat pendidikan Jumlah tanggungan keluarga
1. 2. 3. 4. 5.
Karakteristik Usaha Pemilikan usaha Pengalaman berdagang Lama berdagang Pasokan tepung terigu Penerimaan usaha
Perilaku Wirausaha 1. Pengetahuan wirausaha 2. Sikap wirausaha 3. Keterampilan wirausaha Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor
20
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kota Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan wisata. Pengambilan data lapang dilakukan pada bulan Desember 2010 antara Febuari 2011. 4.2. Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang martabak manis di Kota Bogor. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu semua anggota populasi. Sampel berjumlah 106 orang pedagang yang tersebar di enam kecamatan di Kota Bogor. Sebaran pedagang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sebaran Pedagang Martabak Manis di Kota Bogor Desember 2010 sampai Febuari 2011 No.
Kecamatan
Jumlah Pedagang
1.
Kota Bogor Barat
26
2.
Kota Bogor Tengah
20
3.
Tanah Serial
7
4.
Kota Bogor Utara
23
5.
Kota Bogor Timur
15
6.
Kota Bogor Selatan
15
Jumlah
106
Sumber: Survey Lapangan, Desember 2010- Febuari 2011
4.3. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian yang dilakukan adalah metode survey. Metode survey adalah prosedur dan teknik pengumpulan data untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual baik tentang sosial, ekonomi, politik dari suatu kelompok masyarakat atau suatu daerah.
21
4.4. Data Data yang dikumpulkan adalah Data Primer dan data Sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan observasi langsung, menggunakan kuisioner terhadap responden. Data Sekunder adalah data yang telah terdokumentasi sebelumnya, baik berupa data BPS, dinas-dinas,
lembaga-
lembaga penelitian atau publikasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Data harus relevan, dan dapat dipercaya. 4.5. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara langsung, dan observasi. Wawancara dilakukan kepada pedagang martabak manis di Kota Bogor yaitu pada saat pedagang berjualan martabak manis dari sore sampai malam hari. Kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik individu responden. Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup Benar/Salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban kategori sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju dan pertanyaan untuk unsur keterampilan wirausaha berupa pertanyaan tidak pernah, jarang, sering, selalu. Kuisioner penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.6. Metode Pengolahan Data Ada tiga jenis analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu Analisis Statistik Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Khi Kuadrat (Chi Square). 4.6.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberi gambaran secara kualitatif mengenai karakteristik pedagang, karakteristik wirausaha yang dimilki oleh pedagang martabak manis di kota Bogor. Metode statistik deskriptif digunakan untuk mengolah data kuantitatif dan merumuskan karakteristik
22
wirausahaa utama pedagang p m martabak manis. Pengolahan data kuan ntitatif menggunaakan software Microsofft Office Exxcel 2007. Daalam peneliitian ini, peemberian sk kor pengetaahuan wiraausaha dilak kukan dengan nilai tertinggi 100 dann terendah 0 sedangkkan pembeerian skor sikap wirausahaa dan keteraampilan wirausaha nilaai tertinggi 100 1 dan tereendah adalaah 20. Skor perillaku wirausaha merupaakan penjum mlahan darii skor unsurr-unsur sehingga skor perillaku wiraussaha tertingggi adalah 300 dan teerendah adaalah 40. Krriteria penilaian skor s secara rinci dijelaskan pada Tabel T 5. Tabel 5. Kriteria K Pennilaian Skorr Kuesioner No.
Raange Skor
Range
Rangee Skor
R Range Skor
Peengetahuan
Skor Sikaap
Keteram mpilan
Perilaku
Kriteria
1.
0-20
20-336
20-36
40-92
Sangat Ren ndah
2.
21-40
37-552
37-52
93-144
Rendah h
3.
41-60
53-668
53-68
145-196
Sedang g
4.
61-80
69-884
69-84
197-248
Tinggii
5.
81-100
85-1000
85-100
249-300
Sangat Tin nggi
4.6.2. An nalisis Koreelasi Rank Spearman S dan d Chi Squ uare Annalisis koreelasi Rank Spearman digunakan jika pengaamatan dari dua variabel adalah a dalam m bentuk skala ordinaal (Nazir, 2005). Analiisis korelassi Chi Square unntuk menguj uji apakah beberapa b uk kuran nominnal, berhubuungan satu sama lain atau tidak, atauu dengan perkataan p lain apakahh dua atau lebih distrribusi populasi didistribusik d kan dalam bentuk b samaa dan sehubbungan denggan kriteria yang diinginkann. Annalisis koreelasi Rank Spearman n dan Chi Square ddigunakan untuk u mengetahuui hubungann antara karrakteristik in ndividu dann karakteristtik usaha deengan perilaku wirausahany w ya. Analisis ini dilakuk kan dengan alat bantu bberupa Micrrosoft Excel 20007 dan SPPS S 16.00 for Windows. Ruumus korelaasi Rank Speearman yan ng digunakaan adalah seebagai berik kut:
23
Keterangan : rs = Koofisien Korelasi Rank Spearman n = Jumlah Sampel di = Beda antara 2 pengamatan berpasangan Rumus Chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut : X² = Σ (fo – fe)² fe Keterangan : X² = Nilai chi-kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fe = Frekuensi yang diharapkan. 4.7. Definisi Operasional Berikut ini didefinisikan beberapa peubah yang digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu: 1. Umur adalah tingkat umur pedagang martabak manis pada saat penelitian dilaksanakan, dengan pembulatan ke arah hari ulang tahun terdekat. Kondisi yang menggambarkan berapa lama orang telah menjalani kehidupan. Kondisi ini dapat diketahui dari tahun kelahiran seseorang. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: Muda (<34 tahun), Dewasa (34-51 tahun), dan Tua (>51 tahun). 2. Asal daerah adalah asal mula pedagang martabak manis yang diukur berdasarkan skala nominal. Diketegorikan berdasarkan responden sampel, yaitu: Kota Bogor, Luar Kota Bogor (Provinsi Jawa Barat), dan Luar Provinsi Jawa Barat 3. Tingkat pendidikan formal adalah tingkat pendidikan tertinggi yang pernah dijalani atau diikuti pedagang secara formal (dalam tahun). Dikategorikan berdasarkan responden sampel, yaitu: Tidak Tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP, Tamat SMA, dan Diploma. 4. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih dalam tanggungan pedagang, baik yang berada atau tinggal satu rumah maupun tidak tinggal satu rumah termasuk dirinya sendiri. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <4, 4-6, dan >4.
24
5. Pemilikan usaha adalah pemilik usaha martabak, yang mempunyai modal dan digunakan usaha martabak manis. Diketegorikan berdasarkan responden sampel, yaitu: sendiri, keluarga, dan bos. 6. Pengalaman berdagang adalah lamanya pedagang menjalankan usaha martabak manis di ukur dalam satuan bulan. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <158, 158-312 dan >312. 7. Lamanya berdagang adalah lamanya waktu yang dicurahkan pedagang dalam menjalankan usaha martabak manis setiap hari mulai dari datang ke lokasi berdagang sampai meninggalkan lokasi dagang yang diukur dalam satuan jam. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <6,5, 6,5-9, dan >9. 8. Pasokan tepung terigu per hari adalah banyaknya persedian tepung terigu yang digunakan setiap hari sebagai bahan baku mentah dalam menjalankan usaha martabak manis yang diukur dalam satuan kilogram. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <12, 12-21, dan >21. 9. Pendapatan usaha adalah penerimaan yang diperoleh oleh pedagang martabak manis yang telah dikurangi biaya produksi yang dilakukan saat penelitian selama satu bulan yang diukur dalam satuan rupiah. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <1.833.334, 1.833.334-3.666.667, dan >3.666.667. 10. Perilaku wirausaha adalah pengetahuan, sikap mental dan keterampilan serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang. Kegiatan-kegiatan ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: 40-92 (sangat rendah), 93-144 (rendah), 145-196 (sedang) , 197-248 (tinggi), dan 249-300 (sangat tinggi). 11. Pengetahuan wirausaha adalah Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam berpikir. Pengetahuan wirausaha dapat berkaitan dengan Benar dan 25
Salah. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: 0-20 (sangat rendah), 21-40 (rendah), 41-60 (sedang), 6180 (tinggi), dan 81-100 (sangat tinggi). 12. Sikap wirausaha adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap pedagang atau respon seseorang dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi didalam wirausaha. Sikap wirausaha dapat berkaitan dengan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju, perasaan pedagang dan tanggapan suatu kejadian. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: 20-36 (sangat rendah), 37-52 (rendah), 53-68 (sedang) , 69-84 (tinggi), dan 85-100 (sangat tinggi). 13. Keterampilan wirausaha adalah suatu kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. Keterampilan pedagang martabak manis dalam mengatur kegiatan usahanya, seperti : pembukuan keuangan, membuat strategi pemasaran, rencana pengembangan usaha. Keterampilan wirausaha dapat berkaitan dengan tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: 20-36 (sangat rendah), 37-52 (rendah), 53-68 (sedang) , 69-84 (tinggi), dan 85-100 (sangat tinggi).
26
V. KEADAAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Keadaan Geografis Secara geografis kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43’30’’BT, 106 derajat 51’00 dan 30’30”LS-6 derajat 41’00”LS serta mempunyai ketinggian ratarata minimal 190 meter, maksimal 350 meter. Jarak dari ibukota kurang lebih 60 kilometer. Sebagai salah satu bagian dari propinsi Jawa Barat, Kota Bogor merupakan penyangga Ibu Kota Negara yang memiliki asset Wisata Ilmiah yang bersifat Internasional (Kebun Raya). Pusat Kota Bogor terletak 100 km disebelah Selatan dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang pada jaman dahulu kala merupakan pelabuhan terpenting bagi Negara Pakuan Pajajaran yang pusatnya sekitar Batu Tulis di Selatan Kota Bogor. Bogor dikenal dengan sebutan Kota Hujan karena memiliki curah hujan yang tinggi yaitu berkisar 3.500 antara 4.000 milimeter pertahunnya. Kota Bogor mempunyai luas wilayah 11.850 Ha atau 0,27% dari luas propinsi Jawa Barat dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh dari pemukiman, yaitu Sungai Ciliwung. Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi dan Cibalok. Kota Bogor terdiri dari enam wilayah kecamatan, 31 kelurahan, 37 desa dan 210 dusun. Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kota Bogor Barat, Kecamatan Kota Bogor Utara, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kecamatan Kota Bogor Timur, Kecamatan Kota Bogor Tengah, dan Kecamatan Tanah Sareal. 5.2. Demografi Hasil akhir tahun 2008 menunjukan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 942.204 jiwa, terdiri dari 476.476 jiwa laki-laki dan 465.728 jiwa perempuan, terdapat kenaikan sebesar 4,09 persen dibanding tahun 2007 yaitu 905.132 jiwa. Kenaikan tersebut diduga karena faktor penarik dari Kota Bogor sendiri mengingat semakin banyaknya fasilitas sosial yang mudah diperoleh. Selain itu juga kota Bogor merupakan kota penyangga ibu kota Negara, sehingga menarik para pendatang untuk tinggal dan mendirikan usahanya di Kota Bogor.
27
Penduduk kota Bogor apabila dilihat dari struktur umur penduduknya, menunjukan jumlah terbesar pada umur 20 antara 24 tahun sebanyak 108.207 jiwa, dan yang terkecil pada umur 60 antara 64 dengan jumlah 20.257 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kota Bogor Tahun 2008 No.
Kecamatan
Rumah Tangga
Penduduk
Luas Wilayah
Kepadatan
(km2)
Penduduk
1.
Bogor Selatan
39.050
179.494
30,81
5.826
2.
Bogor Timur
18.594
94.329
10,15
9.293
3.
Bogor Utara
35.187
166.245
17,72
9.382
4.
Bogor Tengah
24.456
111.952
8,13
13.770
5.
Bogor Barat
45.646
205.123
32,85
6.244
6.
Tanah Sareal
35.517
185.061
18,84
9.823
198.250
942.204
188,50
7.951
Kota Bogor
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kota Bogor dalam angka 2009
5.3. Ekonomi Secara umum keadaan ekonomi Kota Bogor sudah relatif stabil dengan pertumbuhannya yang cukup baik, namun tentunya masih memerlukan perhatian yang lebih dikarenakan struktur ekonomi Kota Bogor yang didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,53 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 28,18 persen dimana ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya beli masyarakat. Jumlah perusahaan perdagangan berdasarkan penerbitan SIUP dan TDUP tahun 2002/2003 – 2008/2009 di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 7.
28
Tabel 7. Jumlah Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Penerbitan SIUP dan TDUP Tahun 2002/2003 – 2008/2009 di Kota Bogor No.
Tahun
Perdagangan
Perdagangan
Perdagangan
Besar
Menengah
Kecil
Jumlah
1.
2002-2003
178
885
4.766
5.829
2.
2003-2004
188
912
5.114
6.214
3.
2004-2005
222
1.067
6.419
7.708
4.
2005-2006
233
1.101
6.683
8.017
5.
2006-2007
249
1.144
6.952
8.345
6.
2007-2008
284
1.216
7.467
8.967
7.
2008-2009
311
1.275
7.874
9.460
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota bogor, 2009
5.4. Pedagang Kaki Lima (PKL) Pertumbuhan PKL di kota Bogor semakin berkembang setelah terjadinya krisis ekonomi mulai pertengahan tahun 1997. Hasil pendataan oleh Pemerintah Derah, pada tahun 1996 tercatat pedagang kaki lima dititik-titik pusat keramaian berjumlah 2.140 pedagang, kemudian pada akhir tahun 1999 berdasarkan hasil survei Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) Kota Bogor jumlahnya hampir tiga kali lipat menjadi 6.340 pedagang. Pada akhir tahun 2002 berdasarkan hasil pendataan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor jumlah PKL meningkat lagi menjadi 10.350 Pedagang, yang tersebar di 51 titik PKL, dimana 82 persen dari para pedagang tersebut berasal dari luar Kota Bogor. Tahun 2004 terdapat 50 lokasi PKL dengan jumlah pedagang sekitar 12.000 PKL. Konsentrasi pedagang martabak manis kaki lima berada pada kawasan yang strategis di Wilayah Kota Bogor yaitu di kawasan pusat perdagangan, daerah pemukiman, daerah pendidikan, stasiun dan terminal. Kawasan yang ramai yang dijadikan lokasi berjualan diantaranya adalah Jembatan merah, Tajur, Terminal Beranangsiang, Bantar jati, Jalan Baru, Warung Jambu, Air mancur, Sindang Barang, Kedung Halang, Mawar, Merdeka.
29
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Karakteristik Individu dan Usaha Karakteristik pedagang martabak manis kaki lima terdiri dari dua yaitu: karakteristik individu pedagang dan karakteristik usaha pedagang martabak manis. Karakteristik individu pedagang yang diamati meliputi : umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteritik usaha pedagang martabak manis Kota Bogor, terdiri dari: pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Total pedagang dalam penelitian ini adalah 106 orang. Dari data karakteristik individu dan karakteristik usaha pedagang, akan dilihat hubungannya dengan perilaku wirausaha pedagang. 6.1.1. Umur Umur pedagang martabak manis bervariasi mulai dari umur 15 sampai 69 tahun, dengan rata-rata umur 30 tahun. Pada penelitian ini, pedagang dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebahagian besar pedagang martabak manis 66,98 persen berada pada kisaran umur kurang dari 33 tahun, kemudian sekitar 28,30 persen masuk kedalam kisaran umur antara 33 sampai 51 tahun dan sisanya 4,72 persen berada pada kisaran umur lebih dari 51 tahun. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok umur bisa dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Umur No.
Kelompok Umur
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1.
< 34 tahun
71
66,98
2.
34-51 tahun
30
28,30
3.
> 51 tahun
5
4,72
106
100,00
Jumlah
Bagi pedagang yang usia muda dalam menjalankan usaha merupakan potensi awal untuk mengembangkan usaha dan bagi pedagang yang usia semakin 30
tua semakin banyak pula pengalaman yang telah didapat. Pedagang martabak manis lebih dari 50 persen merupakan umur yang masih muda. Ini juga dikarenakan anak muda lebih semangat dan tenaga yang masih kuat serta kondisi kesehatan yang lebih bagus. Diharapkan anak muda sebagai pengerak perekonomian bangsa. Scarborough dan Zimmerer dalam Pambudy (1999) berpendapat bahwa lebih dari 50 persen memulai wirausaha pada umur 25 sampai 40 tahun. 6.1.2. Asal Daerah Asal daerah diduga mempengaruhi cara kerja seseorang dalam berusaha, dan biasanya penduduk pendatang akan lebih tinggi motivasinya dibandingkan penduduk asli. Hasil penelitian menunjukkan dari 106 orang pedagang martabak manis yang diwawancarai asal daerahnya bermacam-macam. Pedagang yang berasal dari Luar provinsi Jawa Barat (Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Barat) merupakan yang terbanyak 76 orang 71,69 persen, yang berasal dari Luar Kota Bogor (masih Provinsi Jawa Barat) 17 orang pedagang 16,04 persen dan yang penduduk asli Bogor 13 orang 12,27 persen. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok asal daerah dilihat pada Tabel 9. Pedagang yang berasal dari luar provinsi Jawa Barat lebih dari 50 persen. Banyaknya pedagang dari luar Jawa Barat karena pedagang tersebut ingin merantau untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Dengan merantau mereka akan lebih gigih dalam berusaha. Tabel 9. Distribusi Pedagang Berdasarkan Asal Daerah No.
Asal Daerah
Frekuensi (orang) 13
Persentase (%) 12,27
1.
Kota Bogor
2.
Luar Kota Bogor ( Provinsi Jawa Barat)
17
16,04
3.
Luar Provinsi Jawa Barat
76
71,69
106
100,00
Jumlah 6.1.3. Tingkat Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan formal pedagang martabak manis bermacam-macam mulai dari tidak tamat SD sampai lulusan Diploma (D3). Hasil penelitian 31
menunjukkan bahwa jumlah terbanyak yaitu tamatan SMP 40,57 persen, dan tersedikit Diploma 0,94 persen hanya satu orang. Hal ini berarti pedagang martabak manis tingkat pendidikan formalnya berada di SMP kebawah. Alasan mereka tidak melanjutkan pendidikan dikarenakan keterbatasan ekonomi dan lebih memilih untuk membantu orang tua. Dengan pendidikan formal yang kurang maka mereka memilih buka usaha, karena untuk melamar pekerjaan diperusahaan mereka tidak memiliki Ijazah dari pendidikan formal yang lebih tinggi. Walaupun pendidikan formal mereka masih rendah diharapkan motivasi mereka dalam berwirausaha tinggi yang dikerenakan keterdesakan ekonomi dan keinginan untuk lebih sejahtera. Tingkat pendidikan formal yang rendah tidak menjadikan suatu halangan bagi pedagang untuk mendirikan usaha. Pengusaha kecil tidak menyadari adanya peluang peningkatan kemampuan dalam mengelola usaha yang dikarenakan keterbatasan pendidikan formal. (Sjaifudian dalam Setiawan, 2003). Distribusi pedagang berdasarkan kelompok tingkat pendidikan formal bisa dilihat Tabel 10. Tabel 10. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan Formal No.
Tingkat Pendidikan Formal
1.
Tidak Tamat SD
2.
Frekuensi (orang)
Persentase (%) 5
4,72
Tamat SD
37
34,90
3.
Tamat SMP
43
40,57
4.
Tamat SMA
20
18,87
5.
Diploma
1
0,94
106
100,00
Jumlah
6.1.4. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga pedagang dari satu orang samapai sembilan orang. Satu orang berarti hanya buat diri sendiri (belum menikah). Jumlah pedagang yang hanya mencari uang untuk diri sendiri berjumlah 30 orang. Jumlah tanggungan keluarga terbanyak yaitu antara satu sampai tiga orang 75,47 persen, dan yang tersedikit yaitu antara tujuh sampai sembilan orang 1,89 persen.
32
Anggota keluarga yang ditanggung oleh pedagang martabak manis adalah anak, istri, saudara atau kerabat. Jumlah tanggungan keluarga pedagang satu sampai tiga orang di atas 50 persen. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mereka terdiri dari pedagang, istri dan satu anak. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pedagang martabak manis bahwa keluarga salah satu alasan utama mereka untuk bersungguh-sungguh berusaha karena rasa tanggung jawab dalam menghidupi anggota keluarganya. Diharapkan dengan tanggung jawab tersebut maka semangat dalam berwirausaha juga tinggi. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok jumlah tanggungan keluarga bisa dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Pedagang Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No.
Jumlah Anggota Keluarga
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
1.
<4
80
75,47
2.
4-6
24
22,64
3.
>6
2
1,89
106
100,00
Jumlah 6.1.5. Pemilikan Usaha
Pemilikan usaha pedagang martabak manis kaki lima pada penelitian ini dikelompokan menjadi tiga yaitu usaha sendiri, usaha keluarga, dan usaha bos. Pemilikan usaha sebahagian besar adalah usaha sendiri sebanyak 70 orang 66,04 persen, milik bos sebanyak 21,69 persen, dan milik keluarga sebanyak 13 orang 12,27 persen. Usaha milik sendiri berarti semua modal dari peralatan, sewa tempat, gerobak, penyedian bahan baku. Sebagian besar pedagang hanya berkerja sendiri tanpa dibantu dengan karyawan dan ada yang dibantu karyawan. Alasan mereka untuk tidak dibantu sama karyawan karena kerjanya tidak terlalu sulit dan juga buat penghematan biaya untuk karyawan. Dengan mereka buka usaha sendiri dan milik sendiri berarti mereka tidak mau tergantung sama orang lain bahkan sudah membuka lapangan pekerjaan dengan memperkerjakan karyawan. Diharapkan jiwa wirausaha mereka akan terus tumbuh dan berkembang. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pemilikan usaha bisa dilihat pada Tabel 12.
33
Tabel 12. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pemilikan Usaha No.
Pemilikan Usaha
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
1.
Sendiri
70
66,04
2.
Keluarga
13
12,27
3.
Bos
23
21,69
106
100,00
Jumlah 6.1.6. Pengalaman Berdagang
Dalam menjalankan usaha, pengalaman dagang merupakan sesuatu yang diperlukan. Pengalaman merupakan prasyarat untuk kelancaran bisnis mandiri (Soesarsono, 2002). Hasi penelitian menunjukkan pengalaman pedagang martabak manis yang paling lama adalah Bapak Bani Ahcyar selama 468 bulan (39 tahun) yang berjualan di Mayor Oking dan yang paling baru buka (baru satu bulan) berjumlah 4 orang pedagang. Mereka berada di Tegallega, Kebun Pedes, Kedung Halang, dan Kedung Badak. Pengalaman pedagang kebanyakan di bawah 157 bulan/ 13,08 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para pedagang dalam menekuni usaha ini tergolong relatif baru. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pengalaman berdagang bisa dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang No.
Pengalaman Berdagang (bulan)
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
1.
< 158
80
75,47
2.
158-312
23
21,7
3.
> 312
3
2,83
106
100,00
Jumlah
Pangalaman dan ilmu berdagang berasal dari pedagang yang telah menjalankan usaha martabak manis. Pengalaman ini sangat berharga untuk diterapkan dalam usaha.
34
6.1.7. Lamanya Berdagang Lamanya waktu yang diberikan berdagang dari waktu persiapan membuka tempat jualan, persiapan bahan sampai penjualan martabak manis. Lamanya berdagang yang paling banyak yaitu selama 6 sampai 8,5 jam/hari sebanyak 76 orang pedagang 71,7 persen, sedangkan yang paling sebentar antara 3,5 sampai 6 jam/hari sebanyak 4 orang 3,77 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang martabak manis mayoritas berkerja standar normal manusia yaitu delapan jam per hari. Para pedagang martabak manis semuanya akan memulai jualan pada sore hari sampai malam hari bahkan ada beberapa sampai dini hari. Kondisi ini disesuaikan dengan pembeli yang sebagian besar membeli martabak manis pada sore hari, yaitu sehabis pulang bekerja. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok lamanya berdagang per hari bisa dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Distribusi Pedagang Berdasarkan Lamanya Berdagang No.
Lamanya Berdagang Tiap Hari
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
1.
< 6,5
4
3,77
2.
6,5-9
76
71,7
3.
>9
26
24,53
106
100,00
Jumlah 6.1.8. Pasokan Tepung Terigu
Kebutuhan tepung terigu untuk masing-masing pedagang bermacammacam. Jumlah pedagang yang membutuhkan pasokan tepung terigu 2 sampai 11 kg sebanyak 101 orang pedagang 95,29 persen, kemudian yang 30 kg/hari sebanyak satu orang, dan sisanya 11 sampai 21 kg/hari sebanyak 4 orang 3,77 persen. Rata-rata kebutuhan pedagang akan tepung terigu sebanyak 5,65 kg/hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang martabak manis pasokan tepungnya masih sedikit. Semakin besar pasokan tepung terigu per hari maka diduga akan semakin besar pula motivasi dalam menekuni usaha, dikarenakan keuntungan yang akan
35
mereka dapat juga banyak. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pasokan tepung terigu per hari bisa dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pasokan Tepung Terigu Pasokan Tepung Terigu Per Hari (kg)
No. 1.
< 12
2. 3.
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
101
95,29
12-21
4
3,77
> 21
1
0,98
106
100,00
Jumlah 6.1.9. Penerimaan Usaha
Pedagang martabak manis yang mendapatkan penerimaan dibawah Rp 1.833.334,00 sebanyak 66 orang, penerimaan diantara Rp 1.833.334,003.666.667,00 berjumlah 37 orang 34,91 persen dan penerimaan diatas Rp 3.666.667,00 berjumlah 3 orang. Rata-rata penerimaan usaha pedagang martabak manis Rp 1.934.434,00/bulan. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok penerimaan usaha per bulan bisa dilihat pada Tabel 16. Adanya perbedaan dalam penerimaan usaha yang diperoleh pedagang disebabkan adanya perbedaan penetapan harga tiap-tiap produk dan perbedaan kualitas produk yang dihasilkan, selain itu juga disebabkan oleh lokasi berdagang yang strategis atau tidak. Besarnya penerimaan usaha yang diperoleh pedagang diharapkan menjadi motivasi bagi para pedagang selaku seorang wirausahawan untuk sungguh-sungguh dalam menekuni usaha. Usaha martabak manis merupakan mata pencarian utama untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tabel 16. Distribusi Pedagang Berdasarkan Penerimaan Usaha No.
Penerimaan usaha(Rp/bulan)
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
1.
< 1.833.334
41
38,68
2.
1.833.334- 3.666.667
61
57,55
3.
> 3.666.667
4
3,77
106
100,00
Jumlah
36
6.2. Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima
Rataan hitung dari skor perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah 215,58 yang berarti berada dalam kategori tinggi. Pedagang yang masuk ke dalam kategori tinggi dan sedang. Kategori perilaku wirausaha sangat rendah, rendah dan sangat tinggi tidak dimiliki oleh satu orang pedagang. Perilaku wirausaha tinggi sebanyak 105 orang persen 99,06 dan sedang sebanyak satu orang 0,94 persen (Tabel 18). Tabel 17. Rataan Hitung Skor Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2011 No.
Keterangan
Rataan Skor
Kategori
1.
Pengetahuan Wirausaha
87,78
Sangat Tinggi
2.
Sikap Wirausaha
79,56
Tinggi
3.
Keterampilan Wirausaha
48,23
Rendah
4.
Perilaku Wirausaha
215,58
Tinggi
Sumber: Kuisioner Penelitian diolah (2011) Pedagang martabak manis kaki lima memiliki perilaku wirausaha yang sangat tinggi dikarenakan mereka termotivasi ingin mengubah kesejahteraan hidupnya dan keluarganya. Salah satu faktor yang mendukung tingginya perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah usaha martabak manis merupakan satu-satunya mata pencarian mereka.
Pengetahuan wirausaha merupakan salah satu komponen dari perilaku wirausaha yang sangat penting. Pengetahuan wirausaha yang tinggi dapat menjadikan seseorang sukses dalam berwirausaha, sedangkan pengetahuan wirausaha yang rendah maka akan mengalami kegagalan dalam mengelola usahanya. Pengetahuan wirausaha dapat diperoleh dari buku bacaan, dan pengalaman berdagang. Tabel 17 menunjukkan bahwa pengetahuan wirausaha pedagang rata-rata sangat tinggi dengan nilai rataan hitung sebesar 87,78 persen. Pedagang yang memiliki pengetahuan wirausaha sangat tinggi sebesar 98,11 persen sedangkan 1,89 persen memiliki pengetahuan wirausaha dengan kategori tinggi. Pedagang martabak manis memiliki pengetahuan wirausaha yang sangat tinggi dikarenakan sebagian besar pedagang pernah menjalankan usaha lain sebelum berdagang martabak manis. 37
Tabel 18. Sebaran Pedagang Berdasarkan Perilaku Wirausaha Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Kategori
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Wirausaha
%
%
%
%
Rendah
0
0
92,46
0
Sedang
0
0
7,54
0,94
Tinggi
1,89
100
0
99,06
98,11
0
0
0
100
100
100
100
Sangat Tinggi Jumlah
Sumber: Kuisioner Penelitian diolah (2011)
Sikap wirausaha adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap pedagang atau respon seseorang dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi didalam wirausaha. Sikap wirausaha dapat berkaitan dengan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju, perasaan pedagang dan tanggapan suatu kejadian. Tabel 17 menunjukkan bahwa rataan hitung skor sikap wirausaha pedagang adalah 79,56 persen termasuk dalam kategori tinggi. Pedagang yang memiliki sikap wirausaha yang tinggi sebesar 100 persen atau semua pedagang memiliki sikap wirausaha tinggi. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. Keterampilan pedagang martabak manis dalam mengatur kegiatan usahanya, seperti: pembukuan keuangan, membuat strategi pemasaran, rencana pengembangan usaha. semua berarti keterampilan pedagang martabak manis rendah dalam mengelola, mengatur usahanya, seperti pembukuan keuangan yang jarang bahkan tidak pernah. Keterampilan wirausaha pedagang 48,23 persen, tergolong rendah. Distribusi pedagang berdasarkan keterampilan dapat dilihat pada Tabel 17. 6.3. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha
Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman dan Chi Square bahwa sebagian besar karakteristik tidak memiliki hubungan dengan unsur-unsur perilaku wirausaha. Tabel menunjukkan bahwa hanya terdapat hubungan nyata (α 38
0,20) antara jumlah tanggungan keluarga dengan sikap, lama berdagang dengan pengetahuan. Tabel 19. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak
Manis Kaki Lima Tahun 2010 Karakteristik Pedagang
Pengetahuan Koef.
pvalue
Sikap Koef.
Keterampilan
p-value
Koef.
pvalue
Perilaku Koef.
pvalue
Karakteristik Individu Umur Asal daerah Tingkat pendidikan formal Tanggungan keluarga Karakteristik Usaha Pemilikan usaha Pengalaman berdagang Lama berdagang Pasokan tepung terigu Penerimaan usaha
0,009
0,930
0,113
0,249
0,006
-
0,718
-
0,775
-0,065
0,508
0,082
0,403
0,112
0,253
0,140
0,866
-0,006
0.954
0,128*
0,189
0,079
0,418
0,071
0,470
-
0,558
-
0,214
0,210
-
0,748
-
-
0,948 0,901
0,027 -
0,782 0,667
-0.05
0,613
0,105
0,286
0,093
0,341
0,310
0,756
-0,183*
0,060
0,063
0,521
0,049
0,619
-0,153
0,117
0,020
0,840
0,089
0,364
0,001
0,989
0,037
0,710
0,001
0,991
0,121
0,217
-0,001
0,993
0.033
0,736
Sumber : Kuisioner Penelitian diolah (2011)
Keterangan : p-value : Nilai Signifikan *: berhubungan nyata pada alfa 0,20 Berikut merupakan penjelasan hubungan dari tiap-tiap karakteristik individu responden terhadap perilaku wirausaha dan unsur-unsurnya: 6.3.1. Hubungan antara Umur dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara umur tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, umur tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha dapat bertanya kepada pedagang martabak manis yang lain dan dapat dipelajari baik dari media cetak maupun elektronik. Dilihat dari sikap wirausaha berdasarkan umur para pedagang sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan
39
bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak manis tidak terlalu sulit, dan hanya memerlukan belajar yang sebentar, maka tidak ada hubungan umur dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, umur berdasarkan keinginan dalam dalam menjalankan usaha martabak manis. Hal ini karena keinginan pedagang untuk mengubah nasib, baik yang muda maupun tua. Hal ini membuktikan tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku wirausaha. 6.3.2. Hubungan antara Asal Daerah dengan Perilaku Wirausaha Asal daerah berpengaruh dengan keterampilan wirausaha, namun tidak berpengaruh
terhadap
pengetahuan,
sikap,
keterampilan,
dan
perilaku
wirausahanya. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, asal daerah tidak berpengaruh terhadap pengetahuan wirausaha dapat mereka pelajari tidak ada batasan dengan asal daerah, apalagi ditambah dengan kemajuan jaman yang semakin maju. Dilihat dari sikap wirausaha, semua pedagang akan bersikap baik kepada pelanggan maupun pembelinya. Jadi tidak berpengaruh antara sikap wirausaha dengan asal daerah. Dilihat dari perilaku wirausaha, tidak ada pengaruhnya antara perilaku wirausaha dengan asal daerah. Hal ini dikarenakan para pedagang mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama mencari penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dilihat dari keterampilan wirausaha, maka tidak ada pengaruhnya antara keterampilan dengan asal daerah. Pedagang dapat mempelajarinya dan tidak ada batasan asal daerah. 6.3.3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang tidak ada pengaruhnya. Senada dengan pendapat Pambudy (2003) walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan
40
usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, tingkat pendidikan formal tidak berpengaruh terhadap pengetahuan wirausaha dikarenakan untuk mengetahui ilmu dasar bisnis atau usaha maka para pedagang dapat belajar dari pedagang martabak lain. Selain itu mayoritas pedagang martabak manis mendapatkan pendidikan bisnis dari keluarga, dikarenakan keluarga mereka juga menjalankan usaha, baik usaha martabak manis maupun usaha yang lain, seperti : pecel lele, nasi goreng, bubur ayam. Dilihat dari sikap wirausaha, semua pedagang akan bersikap baik kepada pelanggan maupun pembelinya. Dengan sikap yang baik maka pembeli maupun pelanggan akan merasa lebih nyaman. Hal ini akan membuat pelanggan akan tetap loyal untuk membeli martabak di tempat yang sama bahkan akan mempromosikan kepada orang lain. Dilihat dari keterampilan wirausaha, maka tidak ada pengaruhnya antara keterampilan dengan tingkat pendidikan formal. Keterampilan dalam mengolah dan membuat martabak manis harus belajar dari proses pembuatan adonan sampai martabak manis bisa dijual kepada konsumen. Selain itu keterampilan dalam pembukuan keuangan juga dapat dipelajari walaupun tidak didapatkan di pendidikan formal. Hal ini membuktikan tingkat pendidikan formal tidak mempengaruhi secara nyata keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, tidak hubungan antara perilaku wirausaha dengan tingkat pendidikan formal. Hal ini dikarenakan para pedagang mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama mencari penghasilan dan usaha martabak manis dapat dipelajari dari tingkat pendidikan yang berbeda. Ilmu membuat martabak manis berasal dari teman atau dari tempat sebelumnya bekerja. Selain itu, pedagang juga mendapatkan ilmu yang turun menurun dari orang tua mereka kepada anak-anaknya atau dari rekan atau kerabat terdekat. Jadi tidak ada pengaruhnya tingkat pendidikan formal dengan perilaku wirausaha.
41
6.3.4. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Perilaku Wirausaha Tabel 20 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah tanggungan keluarga pedagang dengan pengetahuan dan keterampilan wirausaha pedagang tidak ada hubungannya. Artinya semakin banyaknya tanggungan keluarga pedagang martabak manis tidak berpengaruh terhadap bertambahnya pengetahuan dan keterampilan wirausaha atau bisa juga menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara pedagang yang memiliki tanggungan banyak maupun sedikit dalam hal pengetahuan dan keterampilan wirausaha. Dilihat dari sikap wirausaha, ada hubungan antara sikap wirausaha dengan jumlah tanggungan. Pedagang akan bersikap baik karena demi kelangsungan dan perkembangan bisnis martabak manis yang sedang dijalani. Dikarenakan martabak manis merupakan mata pencarian utama dan juga usaha martabak manis ini akan menjadi usaha yang akan diwariskan ke anak cucu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar/banyak jumlah tanggungan keluarga seorang pedagang akan semakin mendorong pedagang untuk bersikap lebih baik, dikarenakan memiliki tanggung jawab yang besar pula. Hal ini membuktikan ada hubungan jumlah tanggungan keluarga dengan sikap. 6.3.5. Hubungan antara Pemilikan Usaha dengan Perilaku Wirausaha Penelitian menujukkan bahwa pemilikan usaha tidak berpengaruh dengan perilaku wirausaha dan faktor-faktornya. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, usaha sendiri, keluarga maupun usaha bos tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha dapat dipelajari siapa saja. Dilihat dari sikap wirausaha sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena keterampilan bisa dilatih, maka tidak ada hubungan pemilikan usaha dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, walaupun mereka bukan sebagai pemilik usaha namun para pedagang sudah menganggap itu usaha mereka. Hal ini karena dari martabak manis merupakan sumber mata pencarian yang sedang dijalankan. 42
Hal ini membuktikan tidak ada hubungan yang nyata antara pemilikan usaha dengan perilaku wirausaha. 6.3.6. Hubungan antara Pengalaman Berdagang dengan Perilaku Wirausaha Dilihat dari pengetahuan wirausaha, pengalaman berdagang tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pedagang sudah mengetahui pengetahuan dasar usaha atau bisnis. Pedagang sebelum menjalankan usaha martabak manis sudah menjalankan usaha yang lain, seperti: nasi goreng, pecel lele, mie ayam, bubur ayam dan lain-lain. Sehingga walaupun beda produk yang dijual namun pengetahuan dasar usaha adalah sama. Dilihat dari sikap wirausaha sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak tidak terlalu sulit maka dapat dipelajari dalam jangka waktu yang singkat, dalam waktu sebulan sudah bisa membuat martabak manis. Maka tidak ada hubungan pengalaman berdagang dengan keterampilan wirausaha Dilihat dari perilaku wirausaha, berdasarkan keinginan pedagang untuk lebih sejahtera, maka pedagang akan melakukan usaha dengan sungguh-sungguh apalagi pengalaman usaha sudah didapatkan dari usaha sebelumnya. Hal ini membuktikan tidak ada hubungan yang nyata antara pengalaman berdagang dengan perilaku wirausaha. 6.3.7. Hubungan antara Lama Berdagang dengan Perilaku Wirausaha Semakin
lama
berdagang
seseorang
tidak
berpengaruh
terhadap
peningkatan sikap, keterampilan, dan perilaku wirausaha, sedangkan lama dagang berpengaruh dengan pengetahuan. Dilihat dari sikap wirausaha tidak ada pengaruhnya dengan lama berdagang. Pedagang sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak tidak terlalu sulit maka dapat dipelajari dalam jangka waktu yang singkat, dalam
43
waktu sebulan sudah bisa membuat martabak manis. Maka tidak ada hubungan pengalaman berdagang dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari pengetahuan wirausaha berpengaruh terhadap lama berdagang. Namun berhubungan negatif, artinya semakin lama berdagang maka pengetahuan pedagang akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan semakin sedikitnya waktu bagi pedagang untuk mendapatkan informasi terbaru. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama berdagang akan berhubungan negatif terhadap meningkatnya pengetahuan pedagang martabak manis. 6.3.8. Hubungan antara Pasokan Tepung Terigu dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara pasokan tepung terigu tidak berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, pasokan tepung terigu tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha berdasarkan penjualan hari biasanya. Dilihat dari sikap wirausaha berdasarkan sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak manis sesuai dengan pesanan pembeli, maka tidak ada hubungan pasokan tepung terigu dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, berdasarkan ramai sedikitnya pembeli yang membeli martabak manis. Hal ini karena banyak sedikitnya pasokan tepung terigu yang dihabiskan sesuai dengan banyak jumlah martabak manis yang dibeli pembeli. Hal ini membuktikan tidak ada hubungan yang nyata antara pasokan tepung terigu dengan perilaku wirausaha. 6.3.9. Hubungan antara Penerimaan Usaha dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara penerimaan usaha tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, penerimaan usaha tidak ada pengaruhnya terhadap
44
pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha dapat dipelajari siapa saja. Dilihat dari sikap wirausaha sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, penerimaan usaha juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena keterampilan bisa dilatih dan dipelajari, maka tidak ada hubungan penerimaan usaha dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, walaupun mereka bukan sebagai pemilik usaha namun para pedagang sudah menganggap itu usaha mereka. Hal ini karena besarnya keuntungan yang pedagang martabak manis dapatkan berdasarkan banyaknya jumlah tepung terigu yang dihabiskan dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan. Hal ini membuktikan tidak ada pengaruhnya antara keuntungan dengan perilaku wirausaha.
45
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang karakteristik wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor yang telah diuraikan sebelumnya, kesimpulan yang didapat adalah: 1. Karakteristik individu pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor, sebagian besar umur dibawah 33 tahun, berasal dari luar Jawa Barat, tingkat pendidikan formal tamat SMP, dan jumlah tanggungan keluarga antara 1 sampai 3 orang. 2. Karakteristik usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor sebagian besar pemilikan usaha sendiri, pengalaman berdagang antara 1 sampai 157 bulan, lama berdagang per hari 6 sampai 8,5 jam, pasokan tepung terigu per hari 2 sampai 11 kg, dan penerimaan usaha Rp 0 sampai Rp1.833.000,00 3. Pengetahuan sebagian besar pedagang masih berada dalam kategori sangat tinggi, sedangkan sikap berada pada kategori tinggi, keterampilan berada dalam kategori rendah, dan perilaku wirausaha berada dalam kategori tinggi. Unsur-unsur perilaku wirausaha yang dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan dan sikap wirausaha pedagang martabak itu sendiri. 4. Karakteristik pedagang yang mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah jumlah tanggungan keluarga dan lama berdagang. 7.2. Saran Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Karakteristik pedagang diharapkan menjadi potensi awal yang masih bisa dikembangkan dalam berwirausaha martabak manis. Perlu adanya perhatian dan pengelolaan yang lebih serius dari pemerintah Kota Bogor terhadap pedagang martabak manis kaki lima. Bentuk perhatian pemerintah yang dilakukan diantaranya adanya pembinaan yang sifatnya berkala seperti pengembangan usaha martabak manis yang agar lebih berkembang. 46
2. Dalam rangka meningkatkan keterampilan pedagang martabak manis diperlukan berbagai langkah baik pedagang maupun pemerintah Kota Bogor. Upaya yang dilakukan pedagang yaitu membentuk asosiasi atau organisasi pedagang martabak manis se-Kota Bogor agar lebih mudah pemerintah dalam memberi bantuan ataupun dukungan. Dukungan keterampilan yang dilakukan seperti dalam mengelola keuangan, pencatatan keuangan, pengembangan usaha, seminar-seminar, ataupun pelatihan kewirausahaan.
47
DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2003. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung. Azzahra, R. 2009. Perilaku Wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2009. Kota Bogor dalam angka The City of Bogor in Figures. Bogor. Dirlanudin. 2010. Perilaku Wirausaha dan Keberdayaan Pengusaha kecil Industri Agro [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Dean, J. 2005. Rahasia Sukses Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Martabak Manis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota bogor. 2009. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan koperasi Kota Bogor. 2010. Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kota Bogor, Jawa Barat, 2010. Hijriyah, R. 2004. Perilaku Wirausaha Pedagang Fried chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Irawati, N.G. 2008. Prosfek Ekonomi Pengembangan Usaha Fried Chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Madjid, I.O. 2003. Preferensi Konsumen Rumah Tangga Terhadap Fried chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia. Pambudy, R. 1999. Perilaku Komunikasi, Perilaku Wirausaha Peternak, dan Penyuluhan dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pambudy R, Sipayung T, Priatna WB., Burhanuddin, Kriswantriyono A dan Satria A. 2003. Kumpulan Pemikiran; Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem Agribisnis. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. Ramanti, R.P. 2006. Perilaku Wirausaha Wanita Peternak dalam Mencari dan Menerapkan Informasi Usaha Ternak Ayam Buras [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Saputro, D.S. 2009. Analisis Karakteristik Wirausaha Peternak Kambing Perah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Setiawan, I. 2003. Analisis Pendapatan dan Perilaku Wirausaha Pedagang Sate di Kota Bekasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
48
Soesarsono. 2002. Pengantar Kewirausahaan. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sutanto A. 2002. Kewirausahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Syukron. 2009. Analisis Keuntungan Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Uyanto, S.S. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta. Graha Ilmu. Yuliadini. 2000. Analisis Pendapatan dan Faktor Kewirausahaan pedagang Bakso Sapi Keliling di Kota Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Zimmerer, TW dan Scarborough NM. 2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta. Prenhallindo.
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA PEDAGANG MARTABAK MANIS KAKI LIMA DI KOTA BOGOR Saya Widodo Hardian (H34086098), mahasiswa Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis Departemen Agribisnis IPB sedang melakukan penelitian terkait Karateristik dan Perilaku Wirausaha. Lembar kuisioner ini akan digunakan untuk pengumpulan data dalam pembuatan skripsi. Partisipasi Anda sangat saya harapkan untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap dan jujur. Masukan dan informasi yang Anda berikan sangat berguna bagi keakuratan hasil penelitian ini. Terima kasih atas bantuan dan kesediaan anda meluangkan waktu untuk pengisian kuisioner ini. No. Kuisioner :
Tanggal : ......../......../........
PETUNJUK PENGISIAN : Berilah tanda contreng (√) pada salah satu jawaban pilihan Anda BAGIAN I : IDENTITAS RESPONDEN 1.
Nama lengkap/nama asli bapak/Ibu :
2.
Nama panggilan
:
3.
Alamat tempat tinggal sekarang
:
4.
Umur Bapak/Ibu sekarang
:
5.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Perempuan
6.
Status Pernikahan
: Menikah
Belum Menikah
7.
Pendidikan Terakhir : Pendidikan Formal Lulus SD
Lulus Diploma/Akademi,
Lulus SMP
Lulus Sarjana
Lulus SMA
Lulus Pascasarjana (S2/S3)
Tidak tamat ... Pendidikan Non Formal : 51
Ya, jika ya sebutkan : kursus/pelatihan... Study banding... Lainnya .... 8.
Selain jualan martabak manis Bapak/Ibu berkerja sebagai apa : ...
9.
Bapak/ibu asli dari mana
10.
Berapa orang yang ada dirumah Bapak/Ibu :
11.
Siapa saja yang ada dirumah Bapak/Ibu
:
12.
Siapa saja yang sudah berkerja
:
13.
Lama berdagang martabak manis
: ..... tahun
14.
Apa yang memotivasi Bapak/Ibu berjualan martabak manis :
:
BAGIAN II. DATA USAHA MARTABAK MANIS 1.
Setiap hari habis tepung terigu per hari
: …. Kg
2.
Bapak/Ibu membeli tepung terigu dari mana
:
3.
Bapak/Ibu berjualan dari jam berapa……… sampai jam….
4.
Berapa orang yang sering datang kesini
:
5.
Rata-Rata Pendapatan Per Bulan
: Rp....................................
6.
Apakah Bapak/Ibu melakukan pencatatan keuangan : Selalu Kadang-kadang Tidak pernah
7.
Nomor telepon yang bisa dihubungi :
52
PERILAKU WIRAUSAHA Pengetahuan wirausaha ( Benar atau Salah) Berilah pendapat bapak terhadap pernyataan di bawah ini. Isilah kolom berikut dengan tanda ceklist (√) pada jawaban yang menurut anda benar No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pernyataan Bisnis itu perlu dream/impian Wirausaha bebas menentukan kapan waktunya untuk berkerja Kepercayaan diri adalah keyakinan pada kekuatan diri Salah satu sumber ide bisnis berasal dari pengalaman pribadi Tepung terigu berasal dari ubi Orang yang mengambil risiko cenderung lebih maju dibandingkan dengan yang tidak Pedagang adalah Raja Kegagalan sebagai guru yang baik Buka usaha berarti membuka lapangan pekerjaan Berpikir positif disetiap keadaan Orang akan termotivasi jika dihargai Martabak berasal dari India Jika usaha rugi maka usaha tidak perlu dilanjutkan Modal dalam usaha hanya uang Berusaha untuk mencapai prestasi kerja yang rendah Jika ingin sukses harus mengatur waktu Ketika usaha jangan ulet Pengusaha harus bisa mengatur keuangan Ilmu adalah modal utama dalam usaha Tekun membuat kita gagal
Benar
Salah
Sikap kewirausahaan ( Sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, atau sangat setuju) Berilah pendapat bapak terhadap pernyataan di bawah ini. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang paling menggambarkan diri anda. No
Pernyataan
1.
Pedagang yang mudah terpancing amarah ketika berhadapan dengan masalah yang sulit Pedagang yang menyisakan
2.
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju Sangat Setuju
53
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
sebahagian keuntungan saya untuk kegiatan amal Pedagang yang dengan mudah bergaul dengan orang lain, walaupun baru dikenal Pedagang yang berkerja keras dalam waktu lama adalah hal yang biasa Pedagang yang tersenyum kepada setiap pembeli Pedagang yang menyusun tujuan usaha, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang Pedagang yang memakai pakain seragam setiap jualan Pedagang yang selalu ramah kepada pembeli Pedagang yang jualan lebih awal dari biasanya Pedagang yang berjualan sampai adonan tepung habis Pedagang yang membuang adonan tepung yang tidak habis Pedagang yang diusir tapi masih tetap berjualan Pedagang yang menutup adonan tepung martabak Pedagang yang mengabaikan pembelinya Pedagang yang buka cabang usaha martabak manis Pedagang yang memberi bonus kepada pelanggan Pedagang yang akan menurunkan usaha martabak manis kepada anak cucu Kalau ada petugas yang mau menggusur pedagang kaki lima Pedagang yang menyerah dalam menghadapi hambatan. Menjadi bos lebih enak daripada karyawan
54
Keterampilan Wirausaha ( Tidak pernah, jarang, sering, atau selalu) Berilah pendapat bapak terhadap pernyataan di bawah ini. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan keterampilan yang anda lakukan.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pernyataan
Tidak Pernah
Jarang Sering
Selalu
Memasak martabak manis hangus Mencatat keuangan yang didapat setiap malam Mencatat pengeluaran belanja setiap hari Membuat buku impian Martabak manis kurang matang Membuat strategi agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar Memakai kemasan kotak untuk membungkus martabak manis Memberi diskon kepada pelanggan Membuat spanduk agar menarik pembeli Membuat brosur untuk promosi Gerobak di buat menarik Kemasan dikasih merk martabak kita, agar pembeli tahu Kantong plastik diberi merk dagang kita Salah rasa dalam membuat martabak yang dipesan Memanggil-manggil pembeli Menabung untuk mengembangkan usaha Dalam satu bulan membuat rasa baru Memberi bonus kepada pelanggan Menyusun tujuan usaha, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Menabung untuk beramal
====Terima kasih atas kerja sama dan perhatiannya=====
55
Lampiran 2. Data Karakteristik Individu Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Kota Bogor Desember 2010 -Febuari 2011 No
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Asal Daerah
Pendidikan
Tanggungan Keluarga
3
4
1
Rusmono
L
32
Tegal
2
Abdul
L
42
Tegal
1
4
3
Mift Tahudin
L
50
Kebumen
3
9
4
Wadri
L
35
Bogor
1
7
5
Ujang
L
32
Bogor
2
5
6
Siswanto
L
42
Bangka
2
3
7
Wawan Irawan
L
22
Tegal
2
1
8
Andi Syaputra
L
26
Tegal
3
3
9
Iwan
L
21
Payakumbuh
1
1
10
Muhti
L
35
Tegal
1
3
11
Yogi Syaputra
L
27
Tegal
3
1
12
Musadi
L
35
Tegal
2
5
13
Samsul
L
38
Tegal
3
4
14
Indra Maulana
L
33
Tegal
4
5
15
Ribut Darsono
L
37
Bogor
3
4
16
Sumarno
L
69
Bogor
1
3
17
Rusdianto
L
40
Tegal
1
2
18
Hermanto
L
19
Slawi
2
1
19
Warto
L
28
Tegal
2
1
20
Lisin
L
20
Tegal
2
1
21
Amin
L
17
Tegal
1
3
22
Heru
L
22
Brebes
2
1
23
Bowo
L
24
Tegal
0
1
24
Nahrowi
L
36
Brebes
1
3
25
Anas
L
23
Tegal
2
3
26
Shandy
L
30
Tegal
2
3
27
Sunarya
L
37
Sumedang
2
3
28
Pais
L
20
Tegal
2
1
29
Eby
L
16
Tegal
1
1
30
Chumededi
L
53
Tegal
2
3
31
Sobihis
L
26
Tegal
2
2
32
Imam Shopa
L
45
Tegal
3
5
33
Rafi
L
28
Payakumbuh
2
3
34
Ardi
L
22
Bogor
3
2
35
Sigit Waluyo
L
21
Cilacap
2
2
36
Bani Ahcyar
L
61
Bogor
1
4
37
Aris
L
22
Brebes
1
1
38
Wawan
L
35
Sumedang
1
4
56
39
Suhera
L
38
Sumedang
2
3
40
Amo
L
23
Brebes
2
3
41
Abib
L
18
Sukabumi
2
1
42
Abdul Rauf
43
Bogor
1
5
43
Muhammad Fauzi
L L
44
Imam
L
16 28
Madura Madura
2 3
1 3
45
Isal
L
22
Madura
3
2
46
Roy Hanafi
L
28
Bogor
0
2
47
Ilan
L
20
Kuningan
1
1
48
Agus
L
15
Tegal
2
1
49
Bagus
L
20
Tegal
2
2
50
Poniman
L
35
Tegal
1
2
51
Agus
L
19
Tegal
1
1
52
Angga
L
17
Payakumbuh
1
1
53
Tata
L
27
Sumedang
3
3
54
Heri
L
23
Tasikmalaya
2
1
55
Munajib
L
30
Tegal
1
3
56
Ari
L
19
Tegal
1
2
57
Koharuddin
L
38
Cimahi
3
4
L
32
Tegal
2
5
59
Muhammad Taufik Ahmad
L
20
Tegal
1
1
60
Syahroni
L
17
Tegal
2
1
61
Edy
L
21
Slawi
1
3
62
Lanang
L
20
Tegal
1
1
63
Adi
L
28
Madura
2
1
64
Abdul
L
20
Brebes
1
3
65
Abdul Latif
L
33
Tegal
1
5
66
Apui Marta
L
25
Bogor
0
2
67
Zulkifli
L
41
Payakumbuh
2
4
68
Hamami
L
57
Bogor
1
2
69
Supriyanto
L
34
Sumedang
1
3
70
Muthasor
L
27
Madura
0
3
71
Roni
L
35
Cilacap
2
6
72
Dedy Purwanto
L
29
Tegal
2
1
73
Rotib
L
30
Brebes
2
74
Amin
L
25
Tegal
1 2
1
75
Ari
L
21
Tegal
76
Dhika
L
24
Madura
1 2
1
77
Taufik
L
29
Sumedang
78
Samsul
L
25
L L
58
79 80
Muhammad Sofwan Yanto
1 3
Kediri
1 3
3
28
Tegal
3
3
25
Madura
2
2
57
81
Odi
L
30
Bogor
3
3
82
Apar
L
46
Madura
0
6
83
Ahmad Ruhiyat
L
28
Bogor
3
5
84
Abdul Malik
L
15
Madura
2
1
85
Agus
L
26
Tegal
1
3
86
Saefulloh
L
28
Cianjur
2
3
87
Enjang
L
43
Cianjur
2
4
88
Rudi
L
26
Sumedang
1
2
89
Hendi
L
46
Bogor
1
4
90
Rosni
P
49
Payakumbuh
1
4
91
Rizky Nur Salam
L
16
Brebes
2
3
92
Yudi
L
22
Tegal
3
1
93
Aman
25 41
2 3
1
94
L L
Tegal
Muhammad Saleh
95
Rian Abdulloh
L
34
96
Edy
97
Tegal Tegal Cianjur
3
6
Muhammad Rian
L L
51 18
98
Achmad Yahuri
L
37
Sumedang Tegal
2
1 4
99
Rasyid
L
42
Brebes
1
5
100
Jimmy
L
30
Sukabumi
3
3
101
Hasan
L
45
Kuningan
1
4
102
Jon
L
29
Tegal
1
4
103
Budi
L
30
Sumedang
2
2
104
Adi
25
Tegal
2
3
105
Iwan
24
Brebes
2
2
106
Ardi
28
Tegal
2
3
L L L
1 2
5 5
58
Lampiran 3. Data Karakteristik Usaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor Desember 2010 -Febuari 2011
1
Jembatan Merah
S
Pengalaman Berdagang/ bulan 168
2
Jembatan Merah
S
240
10.5
5
2.100
3
Jembatan Merah
S
228
10.5
6
2.400
4
Jembatan Merah
S
240
9.5
5
2.100
5
Jembatan Merah
S
120
9
7
2.600
6
Raya Tajur
S
276
7
5
2.000
7
Raya Tajur
S
120
5
5
2.000
8
Raya Tajur
S
120
7.5
5
2.000
9
Raya Tajur
S
120
8
2
800
10
Panduraya
S
27
6.5
2.5
900
11
Panduraya
S
36
7.5
5
1.900
12
Panduraya
S
36
8
5
2.000
13
Jembatan Merah
S
60
8.5
6
2.200
14
Jembatan Merah
S
132
9
7
2.500
15
Jembatan Merah
S
180
11
5
1.800
16
Jembatan Merah
S
288
10
5
2.000
17
Jembatan Merah
K
12
10.5
5
2.100
18
Jalan Baru
B
8
11
5
2.000
19
Jalan Baru
S
72
8
5
1.900
20
Jalan Baru
B
12
8.5
3
800
21
Jalan Baru
B
48
8.5
4
1.300
22
Jalan Yasmin
B
36
8
5
2.250
23
Jalan Baru
B
12
7.5
5
1.900
24
Warung Jambu
S
180
8
3
1.000
25
Jalan Baru
B
60
8
4
1.200
26
Warung Jambu
B
120
7
5
2.000
27
Simpang Pomad
B
72
7
7
2.400
28
Simpang Pomad
K
37
9
4
1.300
29
Simpang Pomad
K
4
9.5
6
2.300
30
Bantar kemang
S
240
7
5
2.000
31
Jalan Baru
S
36
6
5
2.000
32
Jalan Ciheleut
S
216
8
2
700
33
Warung Jambu
S
108
9
6
2.300
34
Warung Jambu
B
12
6.5
3
900
35
Warung Jambu
B
48
7.5
3
1.000
36
Mayor Oking
S
468
6.5
4
1.200
37
Tegallega
K
1
5
2
700
38
Terminal BS
S
216
5.5
5
2.300
No.
Lokasi Berdagang
Pemilikan Usaha
Lama berdagang/ hari(jam) 10.5
Pasokan Tepung terigu/ hari(kg) 5
Peneriman Usaha/bulan(000 Rupiah) 2.000
59
40
Bogor Baru Taman Bondongan
41
Empang
B
48
42
Empang
S
240
9
7
2.500
43
Empang
K
7
8.5
6
1.600
44
Empang
S
72
7
5
2.000
45
Empang
S
12
8.5
7
2.500
46
Empang
S
120
9
5
2.100
47
Empang
K
48
10
7
2.600
48
Kebun Pedes
B
1
8.5
3
800
49
Kebun Pedes
B
60
8.5
5
2.000
50
Kebun Pedes
S
156
8
2
850
51
Kedung Halang
B
1
7
2
650
52
Simpang Pomad
S
12
8
5
2.250
53
Simpang Pomad
S
240
9
15
4.000
54
Cimanggu
S
84
6.5
5
2.000
55
Cimanggu
S
120
7
3
900
56
Cimanggu
S
48
7.5
5
2.100
57
Cimanggu
S
156
7
4
1,600
58
Pondok Rumput
S
120
9
4
1.500
59
Jalan Baru
S
60
8
3
1.000
60
Jalan Baru
B
6
9
10
3.200
61
Jalan Baru
S
63
7
6
2.300
62
Yasmin
K
72
7
5
2.000
63
Kedung Badak
S
1
7
1
350
64
Panduraya
B
3
7.5
3
900
65
Panduraya
S
180
8
10
3.300
66
Cipaku
B
96
8
2.5
800
67
Cipaku
K
240
9
12
3.500
68
Cipaku
S
7
6.5
4
1.300
69
Bondongan
S
18
8
2.5
750
70
Bondongan
S
36
8
4
1.350
71
Bondongan
S
132
7
6
2.400
72
Bondongan
S
25
7.5
2
700
73
Kedung Halang
S
7
7
5
2.000
74
Kedung Halang
S
42
8
4
1.600
75
Sindang Barang
K
60
8
7
2.700
76
Sindang Barang
K
24
7
17
4.200
77
Sindang Barang
S
192
8
10
3.000
78
Sindang Barang
S
36
7
6
2.100
79
Sindang Barang
S
72
7
7
2.300
80
Mawar
B
36
8.5
30
5.500
39
S
60
6
5
2.100
B
108
7
3
900
6.5
4
1.300
60
81
Mawar
82
Bantar Jati
83
Air mancur
84
Mawar
85
Air mancur
86
Air mancur
87
Merdeka
88
Merdeka
89
Pasar Anyar
90
Taman Topi
91
Taman Topi
92
Bubulak
93
Gunung Batu
94
Sukasari
95
Sukasari
96
Sukasari
97
Sukasari
98
Sukasari
99
Jembatan Merah
100
Jembatan Merah
101
Warung Jambu
102
Warung Jambu
103
Terminal BS
104
Terminal BS
105
Bantar Jati
106
Bantar Jati
S
60
3.5
20
5.000
S
156
6.5
12
3.400
S
216
7
5
2.000
B
3
7.5
10
3.000
B
132
7
5
2.000
S
72
9
10
3.050
S
204
9
6
2.400
B
42
9
4
1.500
S
264
7.5
7
2.500
S
348
7
3
1.000
K
3
7
3
900
S
84
6
4
1.200
K
36
7.5
5
2.000
S
252
6
4
1.600
S
168
6
4
1.500
S
360
6
6
2.400
B
24
6
6
2.300
S
180
9
8
3.000
S
252
10.5
4
1.500
S
12
6
4
1.600
S
36
7.5
4
1.650
K
18
1.400
S
9 6
3
36
6
2.300
S
15
6
5
2.000
S
30
7
8
3.000
S
24
7
7
2.700
61
Lampiran 4. Skor Responden terhadap Perilaku Wirausaha dan Unsur-unsurnya No.
Nama
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Perilaku Wirausaha
1
Rusmono
65
81,25
43,75
190,00
2
Abdul
65
83,75
51,25
200,00
3
Mift Tahudin
80
81,25
48,75
210,00
4
Wadri
80
78,75
45
203,75
5
Ujang
90
81,25
46,25
217,50
6
Siswanto
85
82,5
47,5
215,00
7
Wawan Irawan
85
82,5
48,75
216,25
8
Andi Syaputra
90
78,75
52,5
221,25
9
Iwan
85
82,5
51,25
218,75
10
Muhti
95
81,25
46,25
222,50
11
Yogi Syaputra
95
81,25
51,25
227,50
12
Musadi
85
82,5
47,5
215,00
13
Samsul
80
78,75
50
208,75
14
Indra Maulana
100
81,25
50
231,25
15
Ribut Darsono
90
80
51,25
221,25
16
Sumarno
90
82,5
48,75
221,25
17
Rusdianto
90
80
50
220,00
18
Hermanto
90
80
46,25
216,25
19
Warto
90
78,75
40
208,75
20
Lisin
85
76,25
40
201,25
21
Amin
85
78,75
45
208,75
22
Heru
75
77,5
46,25
198,75
23
Bowo
75
76,25
47,5
198,75
24
Nahrowi
85
78,75
46,25
210,00
25
Anas
90
81,25
46,25
217,50
26
Shandy
85
80
46,25
211,25
27
Sunarya
90
80
47,5
217,50
28
Pais
90
77,5
48,75
216,25
29
Eby
90
80
45
215,00
30
Chumededi
80
77,5
48,75
206,25
31
Sobihis
90
80
47,5
217,50
32
Imam Shopa
90
77,5
46,25
213,75
33
Rafi
85
83,75
53,75
222,50
34
Ardi
80
78,75
43,75
202,50
35
Sigit Waluyo
90
80
60
230,00
36
Bani Ahcyar
95
78,75
48,75
222,50
37
Aris
90
80
43,75
213,75
38
Wawan
90
78,75
48,75
217,50
39
Suhera
85
78,75
47,5
211,25
40
Amo
95
78,75
47,5
221,25
62
41
Abib
90
78,75
50
218,75
42
Abdul Rauf
90
77,5
47,5
215,00
43
Muhammad Fauzi
85
77,5
50
212,00
44
Imam
95
78,75
45
218,75
45
Isal
85
80
50
215,00
46
Roy Hanafi
80
80
48,75
208,75
47
Ilan
80
77,5
50
207,50
48
Agus
85
78,75
56,25
220,00
49
Bagus
90
77,5
48,75
216,25
50
Poniman
85
78,75
48,75
212,50
51
Agus
90
77,5
46,25
213,75
52
Angga
75
78,75
47,5
201,25
53
Tata
90
81,25
47,5
218,75
54
Heri
95
80
47,5
222,50
55
Munajib
85
78,75
47,5
211,25
56
Ari
85
81,25
47,5
213,75
57
Koharuddin
80
80
52,5
212,50
58
Muhammad Taufik
90
80
51,25
221,25
59
Ahmad
85
80
46,25
211,25
60
Syahroni
95
78,75
50
223,75
61
Edy
95
78,75
50
223,75
62
Lanang
95
77,5
51,25
223,75
63
Adi
95
77,5
45
217,50
64
Abdul
95
81,25
48,75
225,00
65
Abdul Latif
90
83,75
47,5
221,25
66
Apui Marta
90
78,75
50
218,75
67
Zulkifli
85
76,25
48,75
210,00
68
Hamami
95
78,75
48,75
222,50
69
Supriyanto
75
78,75
51,25
205,00
70
Muthasor
90
81,25
50
221,25
71
Roni
85
80
67,5
232,50
72
Dedy Purwanto
85
80
45
210,00
73
Rotib
90
78,75
46,25
215,00
74
Amin
90
83,75
50
223,75
75
Ari
90
78,75
50
218,75
76
Dhika
90
81,25
47,5
218,75
77
Taufik
90
83,75
46,25
220,00
78
Samsul
80
81,25
46,25
207,50
79
Muhammad Sofwan
85
76,25
48,75
210,00
80
Yanto
85
76,25
46,25
207,50
81
Odi
85
80
46,25
211,25
82
Apar
90
80
46,25
216,25
83
Ahmad Ruhiyat
85
80
48,75
213,75
63
84
Abdul Malik
95
82,5
45
222,50
85
Agus
95
77,5
46,25
218,75
86
Saefulloh
90
78,75
48,75
217,50
87
Enjang
95
81,25
45
221,25
88
Rudi
90
81,25
46,25
217,50
89
Hendi
100
78,75
43,75
222,50
90
Rosni
95
80
46,25
221,25
91
Rizky Nur Salam
80
78,75
50
208,75
92
Yudi
90
78,75
47,5
216,25
93
Aman
80
78,75
43,75
202,50
94
Muhammad Saleh
90
80
53,75
223,75
95
Rian Abdulloh
90
78,75
52,5
221,25
96
Edy
85
77,5
47,5
210,00
97
Muhammad Rian
90
78,75
47,5
216,25
98
Achmad Yahuri
90
77,5
46,25
213,75
99
Rasyid
85
78,75
48,75
212,50
100
Jimmy
90
81,25
48,75
220,00
101
Hasan
100
80
46,25
226,25
102
Jon
90
76,25
47,5
213,75
103
Budi
85
80
50
215,00
104
Adi
95
77,5
47,5
220,00
105
Iwan
95
78,75
47,5
221,25
106
Ardi
90
81,25
50
221,25
64
Lampiran 5. Hasil Kriteria Penilaian Skor Kuisioner Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor, Desember 2010 - Febuari 2011 No,
Nama
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Perilaku Wirausaha
1
Rusmono
Tinggi
Tinggi
Rendah
Sedang
2
Abdul
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
3
Mift Tahudin
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
4
Wadri
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
5
Ujang
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
6
Siswanto
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
7
Wawan Irawan
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
8
Andi Syaputra
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
9
Iwan
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
10
Muhti
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
11
Yogi Syaputra
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
12
Musadi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
13
Samsul
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
14
Indra Maulana
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
15
Ribut Darsono
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
16
Sumarno
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
17
Rusdianto
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
18
Hermanto
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
19
Warto
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
20
Lisin
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
21
Amin
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
22
Heru
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
23
Bowo
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
24
Nahrowi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
25
Anas
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
26
Shandy
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
27
Sunarya
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
28
Pais
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
29
Eby
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
30
Chumededi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
31
Sobihis
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
32
Imam Shopa
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
33
Rafi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
34
Ardi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
35
Sigit Waluyo
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
36
Bani Ahcyar
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
37
Aris
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
65
38
Wawan
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
39
Suhera
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
40
Amo
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
41
Abib
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
42
Abdul Rauf
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
43
Muhammad Fauzi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
44
Imam
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
45
Isal
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
46
Roy Hanafi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
47
Ilan
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
48
Agus
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
49
Bagus
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
50
Poniman
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
51
Agus
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
52
Angga
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
53
Tata
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
54
Heri
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
55
Munajib
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
56
Ari
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
57
Koharuddin
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
58
Muhammad Taufik
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
59
Ahmad
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
60
Syahroni
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
61
Edy
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
62
Lanang
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
63
Adi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
64
Abdul
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
65
Abdul Latif
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
66
Apui Marta
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
67
Zulkifli
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
68
Hamami
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
69
Supriyanto
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
70
Muthasor
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
71
Roni
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
72
Dedy Purwanto
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
73
Rotib
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
74
Amin
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
75
Ari
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
76
Dhika
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
77
Taufik
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
78 79
Samsul
Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Tinggi Tinggi
Rendah Rendah
Tinggi Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
80
Muhammad Sofwan Yanto
66
81
Odi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
82
Apar
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
83
Ahmad Ruhiyat
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
84
Abdul Malik
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
85
Agus
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
86
Saefulloh
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
87
Enjang
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
88
Rudi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
89
Hendi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
90
Rosni
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
91
Rizky Nur Salam
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
92
Yudi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
93
Aman
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
94
Muhammad Saleh
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
95
Rian Abdulloh
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
96
Edy
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
97
Muhammad Rian
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
98
Achmad Yahuri
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
99
Rasyid
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
100
Jimmy
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
101
Hasan
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
102
Jon
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
103
Budi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
104
Adi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
105
Iwan
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
106
Ardi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
67
Lampiran 6. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square Karakteristik Pedagang dengan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Pedagang Correlations
Spearma n's rho
Perilaku
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Pengetahuan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Keterampila n
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Umur
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Perilaku
Pengetahuan
Keterampilan
,000
Sikap ,353(* *) ,000
1,000
,817(**)
. 106
106
,817(**)
Umur
,356(**)
,027
,000
,782
106
106
106
1,000
,058
-,068
,009
,000
.
,553
,489
,930
106
106
106
106
106
,353(**)
,058
1,000
,083
,113
,000
,553
.
,398
,249
106
106
106
106
106
,356(**)
-,068
,083
1,000
,006
,000
,489
,398
.
,948
106
106
106
106
106
,027
,009
,113
,006
1,000
,782
,930
,249
,948
.
106
106
106
106
106
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Spearma n's rho
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Pendidikan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Keterampilan
Pendidi kan
,353(* *)
,356(**)
,014
,000
,000
,000
,886
106
106
106
106
106
,817(**)
1,000
,058
-,068
-,065
,000
.
,553
,489
,508
106
106
106
106
106
,353(**)
,058
1,000
,083
,082
,000
,553
.
,398
,403
106
106
106
106
106
,356(**)
-,068
,083
1,000
,112
,000
,489
,398
.
,253
106
106
106
106
106
,014
-,065
,082
,112
1,000
,886
,508
,403
,253
.
Perilaku
Pengetahuan
1,000
,817(**)
.
Sikap
68
N
106
106
106
106
106
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Pengetahu an
Perilaku Spearma n's rho
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Tanggungan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Sikap ,353(** )
Keterampi lan
Tanggung an
,356(**)
,071
1,000
,817(**)
.
,000
,000
,000
,470
106
106
106
106
106
,817(**)
1,000
,058
-,068
-,006
,000
.
,553
,489
,954
106
106
106
106
106
,353(**)
,058
1,000
,083
,128
,000
,553
.
,398
,189
106
106
106
106
106
,356(**)
-,068
,083
1,000
,079
,000
,489
,398
.
,418
106
106
106
106
106
,071
-,006
,128
,079
1,000
,470
,954
,189
,418
.
106
106
106
106
106
Keterampi lan
Pengalam an
,356(**)
,031
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Pengetahu an
Perilaku Spearma n's rho
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Pengalaman
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient
Sikap ,353(** )
1,000
,817(**)
.
,000
,000
,000
,756
106
106
106
106
106
,817(**)
1,000
,058
-,068
-,050
,000
.
,553
,489
,613
106
106
106
106
106
,353(**)
,058
1,000
,083
,105
,000
,553
.
,398
,286
106
106
106
106
106
,356(**)
-,068
,083
1,000
,093
,000
,489
,398
.
,341
106
106
106
106
106
,031
-,050
,105
,093
1,000
69
Sig. (2tailed) N
,756
,613
,286
,341
.
106
106
106
106
106
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Pengetahu an
Perilaku Spearma n's rho
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Lama
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
1,000
,817(**)
.
,000
106
Sikap ,353(* *)
Keterampi lan
Lama
,356(**)
-,153
,000
,000
,117
106
106
106
106
,817(**)
1,000
,058
-,068
-,183
,000
.
,553
,489
,060
106
106
106
106
106
,353(**)
,058
1,000
,083
,063
,000
,553
.
,398
,521
106
106
106
106
106
,356(**)
-,068
,083
1,000
,049
,000
,489
,398
.
,619
106
106
106
106
106
-,153
-,183
,063
,049
1,000
,117
,060
,521
,619
.
106
106
106
106
106
Keterampi lan
Pasokan
,356(**)
,037
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed
Correlations Pengetahu an
Perilaku Spearma n's rho
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Sikap ,353(* *)
1,000
,817(**)
.
,000
,000
,000
,710
106
106
106
106
106
,817(**)
1,000
,058
-,068
,020
,000
.
,553
,489
,840
106
106
106
106
106
,353(**)
,058
1,000
,083
,089
,000
,553
.
,398
,364
106
106
106
106
106
,356(**)
-,068
,083
1,000
,001
,000
,489
,398
.
,989
106
106
106
106
106
70
Pasokan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
,037
,020
,089
,001
1,000
,710
,840
,364
,989
.
106
106
106
106
106
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Pengeta huan
Sikap
Keterampil an
Penerima an
1,000
,817(**)
,353(**)
,356(**)
,033
.
,000
,000
,000
,736
106
106
106
106
106
,817(**)
1,000
,058
-,068
,001
,000 106
. 106
,553 106
,489 106
,991 106
,353(**)
,058
1,000
,083
,121
,000
,553
.
,398
,217
106
106
106
106
106
,356(**)
-,068
,083
1,000
-,001
,000
,489
,398
.
,993
106
106
106
106
106
,033
,001
,121
-,001
1,000
,736 106 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,991 106
,217 106
,993 106
. 106
Perilaku Spearman's rho
Perilaku
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Pengetah uan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Sikap
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Keteram pilan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Penerim aan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Asal Daerah dengan Pengetahuan Chi-Square Tests Asymp. Sig. Value df (2-sided) Pearson Chi-Square 8,821(a) 12 ,718 Likelihood Ratio 9,192 12 ,686 N of Valid Cases 106 a 15 cells (71,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,25. Asal Daerah dengan Sikap Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value df (2-sided) Pearson Chi-Square 8,131(a) 12 ,775 Likelihood Ratio 11,423 12 ,493 N of Valid Cases 106 a 16 cells (76,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,61.
71
Asal Daerah dengan Keterampilan Chi-Square Tests Asymp. Sig. Value df (2-sided) Pearson Chi-Square 15,621(a) 24 ,901 Likelihood Ratio 16,749 24 ,859 N of Valid Cases 106 a 34 cells (87,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12. Asal Daerah dengan Perilaku Chi-Square Tests Asymp. Sig. Value df (2-sided) Pearson Chi-Square 49,128(a) 54 ,662 Likelihood Ratio 48,551 54 ,684 N of Valid Cases 106 a 81 cells (96,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12. Pemilikan dengan Pengetahuan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
Value 10,667(a) 12,202 106
df 12 12
Asymp. Sig. (2-sided) ,558 ,430
a 14 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,25. Pemilikan dengan Sikap Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value df (2-sided) Pearson Chi-Square 15,520(a) 12 ,214 Likelihood Ratio 17,092 12 ,146 N of Valid Cases 106 a 15 cells (71,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,61.
Pemilikan dengan Keterampilan
72
Chi-Square Tests Asymp. Sig. Value df (2-sided) Pearson Chi-Square 29,265(a) 24 ,210 Likelihood Ratio 31,415 24 ,142 N of Valid Cases 106 a 34 cells (87,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12. Pemilikan dengan Perilaku Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value df (2-sided) Pearson Chi-Square 46,732(a) 54 ,748 Likelihood Ratio 53,677 54 ,487 N of Valid Cases 106 a 81 cells (96,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12.
73
Lampiran 7. Foto‐foto Bersama Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor
74
75
76