Selvy Mardiana, Manfaat Program One Village One Product ...
MANFAAT PROGRAM ONE VILLAGE ONE PRODUCT, CITRA KOPERASI DAN MINAT MASYARAKAT MENJADI ANGGOTA KOPERASI Selvy Mardiana Universitas Muhammadiyah, Metro ABSTRAK Program One Village One Product merupakan salah satu program yang dibuat pemerintah dalam upaya mensukseskan gerakan masyarakat sadar koperasi. Program ini diterapkan pada koperasi untuk mengembangkan potensi suatu wilayah dengan mengembangkan komoditas yang merupakan ciri khas dari wilayah tersebut. Untuk itu kerjasama antara pemerintah, koperasi dan masyarakat yang berkecimpung langsung dalam kegiatan usaha yang akan dikembangkan dalam program ini harus dikelola dan dilaksanakan dengan baik mengingat tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui wadah koperasi. Pada desa Tegallega komoditas utamanya adalah produk hortikultura dengan koperasi Mitra Tani Parahyangan (KMTP) sebagai wadah untuk mengelola dan memasarkan produk anggota. Dewasa ini nama koperasi di desa Tegallega kurang mendapat perhatian dan kepercayaan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena kekecewaan masyarakat terhadap oknum-oknum yang mengatasnamakan koperasi dalam kegiatan usaha yang pada akhirnya merugikan anggotanya. Untuk itu agar program OVOP dapat terlaksana sesuai dengan tujuan utamanya, maka citra koperasi terutama KMTP harus diperbaiki dan terus ditingkatkan dengan memperbaiki kinerja koperasi dan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan optimal. Segala bentuk kegiatan koperasi harus diinformasikan agar mendapat perhatian masyarakat dan dapat membentuk citra koperasi. Dengan citra yang positif maka minat masyarakat untuk menjadi anggota akan muncul dan tujuan dari gerakan masyarakat sadar koperasi dengan program OVOP akan terlaksana dengan baik. Keyword: One Village One Product
ABSTRACT One Village One Product Program is one program that is made by the government in a conscious effort to succeed cooperative society movement. The program is applied to the cooperatives to develop the potential of a region to develop commodities that are characteristic of the region. For that cooperation between governments, cooperatives and society are engaged directly in business activities that will be developed under this program must be managed and implemented by both the primary objective of this program is to improve the welfare of the community through cooperative container. In the village Tegallega main commodities are horticultural products with cooperative Mitra Tani Parahyangan (KMTP) as a forum to manage and market the products of members. Today the name of the cooperative in the village Tegallega received less attention and trust by people. This is because the community's disappointment against rogue elements in the name of cooperative business activities are ultimately detrimental to its members. OVOP program for it to be accomplished in accordance with the main goal, then the image of cooperatives especially KMTP be repaired and continue to be improved by improving the performance of the cooperative and utilizing existing facilities optimally. All forms of cooperative activities must be informed in order to get people's attention and can form the image of
55
56
Coopetition Vol VIII, Nomor 1, Maret 2017, 55 - 66
cooperatives. With a positive image, the interest of the community to become members will appear and the purpose of the cooperative movement of people aware of the OVOP program will be carried out well. Keyword: One Village One Product 1. LATAR BELAKANG OVOP merupakan pendekatan pengembangan produk unggulan daerah untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam wadah koperasi atau UKM. Prinsip dasar One Village One Product adalah dimana masyarakat desa/daerah mampu mencari dan menggali komoditas/produk yang bisa menjadi unggulan secara berkesinambungan. Dengan adanya program ini koperasi yang ditunjuk diberikan berbagai penguatan dan fasilitas guna mengembangkan usahanya. Pada desa Tegallega komoditas utamanya adalah produk hortikultura, dengan demikian masyarakat yang dimaksud adalah para petani sayur yang ada di desa Tegallega. Namun, dari 700 orang petani sayur hanya 75 orang yang menjadi anggota Koperasi Mitra Tani Parahyangan. Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi pada Koperasi Mitra Tani Parahyangan, maka penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan tentang tiga hal utama yaitu menyangkut manfaat program One Village One Produk, citra koperasi dan minat masyakat untuk menjadi anggota koperasi. 1.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang maka pokok permasalahan yang diidentifikasi antara lain: 1. Bagaimana deskripsi penyelenggaraan program One Village One Produck di Koperasi Mitra Tani Parahyangan. 2. Bagaimana deskripsi manfaat program One Village One Product bagi koperasi dan anggota koperasi Mitra Tani Parahyangan 3. Bagaimana deskripsi citra koperasi Mitra Tani Parahyangan dikalangan petani sayur desa Tegallega . 4. Bagaimana minat petani sayur desa Tegallega untuk menjadi Anggota koperasi Mitra Tani Parahyangan 5. Upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk membentuk citra koperasi dan menumbuhkan minat petani sayur untuk menjadi anggota koperasi
1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.2.1. Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan manfaat program One Village One Product dan citra koperasi dalam upaya meningkatkan minat masyarakat menjadi anggota koperasi. 1.2.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang tertuang dalam identifikasi masalah 1.3. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Aspek pengembangan ilmu pengetahuan Hasil yang didapat diharapkan bermanfaat dan tambahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perkoperasian, terutama dalam hal pembentukan dan pemeliharaan citra positif pada koperasi. Bagi institusi pendidikan, diharapkan penelitian ini berguna untuk menambah informasi dan dapat dijadikan referensi sebagai pembanding bagi penelitian sejenis dalam bidang manajemen. 2. Aspek guna laksana a. Bagi Koperasi Bagi koperasi diharapkan dapat mendorong agar koperasi Mitra Tani Parahyangan dapat meraih petani hortikultura yang belum menjadi anggota agar tertarik dan dapat menjadi anggota koperasi guna membantu menyukseskan gerakan One Village one Product di Cianjur melalui Koperasi Mitra Tani Parahyangan. b. Peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya. 2.1. Kajian Pustaka Koperasi merupakan suatu badan usaha yang didirikan guna memberikan manfaat bagi anggotanya. Meskipun koperasi merupakan adalah suatu perusahaan, namun terdapat perbedaan yang
Selvy Mardiana, Manfaat Program One Village One Product ...
nyata antara koperasi dan PT yang tergambar dalam gambar berikut:
B
C pelayanan
A
KOPERASI
interaksi dengan pasar
PASAR
D
E
F
laba
PT
barang/jasa
PASAR
Gambar 2.2. Koperasi berorientasi pada pelayanan terhadap anggota dalam rangka mempromosikan anggota, sedangkan PT berorientasi terhadap perolehan laba dalam rangka membesakan PT (sumber: Ramudi Arifin (2003:17))
Lebih lanjut menerangkan :
Ramudi
Arifin
(2011:14-15)
“koperasi sebagai perusahaan dikendalikan oleh pelanggan (controle by consumers or users). Sebagai pemilik dan pelanggan, anggota koperasi memutuskan dan mengendalikan apa yang seharusnya dilakukan oleh koperasi. Dengan demikian hubungan-hubungan ekonomi diantara anggota dan koperasi tidak mengikuti mekanisme pasar melainkan mengikuti mekanisme koperasi”. Koperasi Mitra Tani Parahyangan termasuk dalam Koperasi pemasaran, karena memberikan pelayanan untuk memasarkan hasil pertanian anggotanya. Pada pasal 16 Undang-Undang RI No. 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian diterangkan bahwa: ”Koperasi Pemasaran adalah
57
koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kegiatan di bidang pemasaran barangbarang dagang”. Lebih lanjut dalam Pedoman Penerapan Akuntabilitas Koperasi (2004:27) dijelaskan bahwa : ”Pada koperasi pemasaran, anggota koperasi adalah para produsen atau pemilik barang atau penyelia jasa yang kegiatan utamanya adalah melakukan pemasaran bersama dari produksi yang dihasilkannya”. Pada Koperasi Mitra Tani Parahyangan, terkait dengan program OVOP produk yang dihasilkan adalah produk hortikultura. Keberadaan koperasi apapun jenisnya tidak akan terlepas dari tujuan pendirian koperasi itu sendiri. Tujuan-tujuan koperasi ini sangat beragam tergantung dari kebutuhan dan kepentingan anggotanya. Tujuan koperasi menurut pasal 3 UndangUndang RI No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dirumuskan sebagai berikut: ”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.” Dilihat dari tujuan tersebut jika dikaitan dengan Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Koperasi Mitra Tani Parahyangan merupakan salah satu koperasi yang menjadi mitra kerja pemerintah dalam mensukseskan program OVOP dimana program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui koperasi. Kesejahteraan yang dimaksud adalah bagaimana koperasi dapat memberikan manfaat bagi anggotanya. Dalam Pedoman Penerapan Akuntabilitas Koperasi (2004:51-59) diterangkan 4 macam manfaat yang ada di koperasi yaitu: 1. Manfaat Harga Beli Harga beli yang menguntungkan anggota adalah harga beli di koperasi yang lebih rendah dibandingkan harga beli di pasar. Pada KMTP manfaat harga beli dapat dirasakan anggota pada saat membeli input produksi seperi pupuk, bibit, dan sebagainya. Semakin besar selisih harga tersebut semakin efisien pengeluaran rumah tangga anggota baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen. Koefisien besarnya manfaat harga beli yang diperoleh anggota dapat dirumuskan sebagai berikut: Mb =
HBk HBs
× 100%
Coopetition Vol VIII, Nomor 1, Maret 2017, 55 - 66
Sumber: Pedoman Penerapan Akuntabilitas Koperasi Keterangan: Mb : koefisien manfaat harga beli HBk : harga beli anggota ke koperasi HBs : harga beli anggota ke pasar di luar koperasi. 2. Manfaat Harga jual Manfaat harga jual diperoleh dari selisih harga jual yang menguntungkan bagi anggota. Apabila harga produk yang diberikan koperasi untuk membeli sayuran lebih tinggi dari yang ditawarkan non koperasi maka anggota akan memperoleh manfaat harga jual. Manfaat ini dapat dirumuskan sebagai berikut: MI =
HJk HJs
× 100%
Sumber: Pedoman Penerapan Akuntabilitas Koperasi Keterangan: MJ : koefisien manfaat harga jual Hjk : harga produk yang diterima anggota dari koperasi Hjs : harga jual produk di luar koperasi Syarat : Koefisien indikator MJ > 1
”Citra adalah jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi, kelompok orang atau yang lain yang dia ketahui. Jika objek itu berupa organisasi, berarti seluruh keyakinan, gambaran dan kesan atas organisasi dari seseorang merupakan citra”. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S Nimpoeno, dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen, seperti yang dikutip Danusaputra (dalam Soemirat dan Ardianto, 2004; 114-115), sebagai berikut:
pengalaman megenai stimulus
kognisi
persepsi
sikap
respon perilaku
3. Manfaat Lainnya Dalam menjelaskan manfaat lainnya yaitu diluar manfaat harga, Pedoman Penerapan Akuntabilitas Koperasi (2004:56-60) menerangkan terdapat 4 manfaat lain yaitu kualitas produk, layanan (service), sistem pembayaran dan kenyamanan. Kemanfaatan terkait dengan program OVOP adalah dengan adanya program ini koperasi diberikan berbagai penguatan berupa fasilitasfasilitas yang dapat mendukung tujuan OVOP itu sendiri. Tujuan pengembangan OVOP UKM RI adalah: 1. Mengembangan komoditas unggulan daerah yang memiliki potensi pemasaran lokal maupun internasional. 2. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas serta nilai tambah produk, agar mampu bersaing dengan produk dari luar negeri (Impor). 3. Khusus kegiatan OVOP yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam mengembangkan OVOP harus melalui Koperasi.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat setempat Prinsip gerakan OVOP : 1. Lokal Tapi Global 2. Kemandirian dan Kreativitas 3. Pengembangan Sumberdaya Manusia Dengan adanya prgram OVOP diharapkan citra koperasi juga akan terbentuk dengan baik. Definisi citra secara luas menurut Kotler (1995), (dalam Soeganda Priyatna dan Elvinaro Ardianto, 2009; 7) yaitu:
stimulus rangsangan
58
motivasi
Gambar 2.5. Model pembentukan citra Sumber: Danusaputra (dalam Soemirat dan Ardianto, 2004; 114)
Proses intern dalam model ini pembentukan citra, sedangkan input stimulus yang diberikan dan output tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu
adalah adalah adalah sendiri
Selvy Mardiana, Manfaat Program One Village One Product ...
digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasisikap. Dengan citra yang baik minat masyarakat akan timbul dan tujuan OVOP mensejahterakan masyarakat melalui koperasi akan tercapai. Gunarso (1995:68) menyatakan “Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan”. Minat seseorang dipengaruhi oleh beberapa kondisi, Nursalam (2003:57) menjelaskan beberapa kondisi yang mempengaruhi minat seseorang yaitu: 1. Status ekonomi Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka. 2. Pendidikan Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka. 3. Tempat tinggal Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang menurut Yuwono (2001:40) adalah: 1. Kondisi pekerjaan Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan produksi. 2. Sistem pendukung Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai,
59
kesempatan promosi, kenaikan pangkat/kedudukan. 3. Peribadi pekerja Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggan memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya. 2.2. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan skema alur berpikir dalam penelitian, dijelaskan dalam paradigma penelitian sebagai berikut: Kementerian KUKM Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi
Program One Village One Product
Koperasi Mitra Tani Parahyangan
Partisipasi Anggota
Minat Masyarakat Cianjur Menjadi Anggota KMTP 1. Kondisi koperasi yang memperngaruhi minat masyarakat 2. Sistem pendukung y ang mampu menjadi stimulus bagi masyarakat untuk menjadi anggota 3. Keinginan pribadi
Manfaat Program OVOP 1. Bagi koperasi a. Kinerja koperasi membaik b. Fasilitas dari Kementerian KUKM - Mobil pengangkut - Green house - Pendidikan pengolahan produksi 2. Bagi anggota a. Manfaat harga beli b. Manfaat harga jual c. Manfaat lainnya - Kualitas produk - Layanan - Sistem pembayaran - Kenyamanan
CITRA Koperasi Mitra Tani Parahyagan 1. Persepsi masyarakat terhadap koperasi 2. Persepsi masyarakat terhadap kegiatan 3. Tanggapan masyarakat terhadap manfaat koperasi 4. Motivasi untuk meningkatkan produksi dan pendapatan 5. Sikap masyarakat terhadap koperasi
3. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Mitra Tani Parahyangan, kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Koperasi Mitra Tani Parahyangan Cianjur merupakan salah satu koperasi pemasaran di bidang pertanian yang merupakan mitra kementrian KUKM dalam melaksanakan program One Village One Product. 3.2 Desain dan Metode Penelitian 3.2.1. Desain Penelitian Desain atau metoda yang digunakan adalah case study (studi kasus). 3.2.2 Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian Penelitian melibatkan tiga variabel yang secara rinci operasional variabel tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 3.1. Operasional Variabel Manfaat program OVOP Variabel
Sub Variabel
Manfaat Program
Manfaat Bagi
Dimensi Kinerja
Indikator Akuntabilitas Organisasi
60
Coopetition Vol VIII, Nomor 1, Maret 2017, 55 - 66
Variabel OVOP
Sub Variabel Koperasi
Dimensi
Fasilitas
Manfaat Harga Beli Manfaat Harga Jual Manfaat Ekonomi Bagi Anggota
Manfaat Lainnya
Indikator Akuntabilitas Pelayanan dan Bisnis Akuntabilitas Keuangan Akuntabilitas Manfaat dan Dampak Pendidikan pengolahan produk Green house Mobil pengangkut Jaringan pemasaran yang luas Harga beli di koperasi Harga beli di pasar Harga jual di koperasi Harga jual di pasar Kualitas Produk Layanan Sistem Pembayaran Kenyamanan o Fasilitas o Antar Jemput produk o Kemudahan komunikasi
Variabel
Pribadi petani
Pelaku
Aktivitas
Sub Variabel Persepsi Kognisi
Citra
Motivasi
Sikap
Tempat Indikator Terhadap koperasi Terhadap kegiatan koperasi Tanggapan terhadap manfaat berkoperasi Ingin meningkatkan mutu tanaman Ingin meningkatkan hasil tanaman Ingin meningkatkan penjualan Ingin meningkatkan pendapatan Merasa perlu menjadi anggota koperasi Keinginan menjadi anggota koperasi
Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Minat Masyarakat Variabel
Minat
Sub Variabel Kondisi koperasi
Kegiatan koperasi dengan adanya program OVOP
Sistem pendukung
Fasilitas pendidikan pengelolaan pertanian
Indikator
Indikator Penetapan Harga Pemasaran yang luas Keinginan untuk berkoperasi
3.2.3. Metode Penarikan Sampel Dalam penelitian kualitatif istilah populasi tidak digunakan karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti. Menurut Sugiyono (2008: 390) “sampel dalam penelitian kulitatif bukan responden, tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian”. Dengan demikian dalam penelitian ini, situasi sosial penelitiannya seperti tergambar dalam tabel berikut: Tabel 3.4. Situasi sosial penelitian
Tabel 3.2. Operasional Variabel Citra Koperasi Variabel
Sub Variabel
Anggota KMTP yang merupakan warga desa Tegallega (75 orang) Petani Sayur desa Tegallega yang bukan anggota KMTP (625 orang) Kegiatan OVOP di KMTP dalam menciptakan minat petani sayur Kegiatan pertanian petani sayur masyarakat Cianjur Koperasi Mitra Tani Parahyangan Desa Tegallega, Cianjur
Untuk menilai manfaat OVOP bagi anggota, yang diteliti adalah anggota KMTP yang pekerjaannya adalah petani sayur di desa Tegallega karena mereka adalah nara sumber yang telah merasakan manfaat koperasi dengan adanya pogram OVOP. Kemudian untuk menilai citra dan minat masyarakat maka nara sumber yang diteliti adalah para petani sayur yang bukan anggota KMTP. Asumsinya bahwa citra koperasi dimata petani yang sudah menjadi anggota KMTP sudah sangat baik sehingga minat berkoperasinya sudah muncul dan diwujudkan dengan menjadi anggota koperasi. Pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah snowballing sampling dalam penentuan nara sumber. 3.2.4. Prosedur Pengumpulan data Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu: 1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara,
Selvy Mardiana, Manfaat Program One Village One Product ...
observasi kepada nara sumber. Kesimpulan ditarik dengan mengakumulasi pendapat responden. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian baik berupa laporan, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan keadaan umum organisasi dan manajemen menyangkut permasalahan yang diteliti. Terutama untuk mengungkap KMTP yang menjalankan OVOP sehingga dapat diidentifikasi kegiatan, manfaat dan hal lain terkait dengan manfaat program OVOP. 3.2.5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. 3.2.6. Metode Analisis Setelah data yang diperlukan diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif yakni menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan yakni analisis kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (trianggulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 430) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Langkah-langkah yang digunakan ditunjukkan pada gambar berikut:
periode pengumpulan
reduksi data antisipasi
selama
setelah
ANALIS
display data selama
setelah kesimpulan/veriikasi
selama
setelah
Gambar 3.1. Komponen dalam Analisis Data (flow model) Sumber: Sugiyono (2008: 430)
61
Data yang sudah diperoeh direduksi sehingga menjadi informasi yang bermanfaat dan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk penilaian kinerja digunakan penilaian akuntabilitas mandiri berdasarkan draft akuntabilitas koperasi yang ditetapkan oleh bakop jabar (terlampir) dengan ketentuan : Tabel 3.5 Dasar Penetapan Peringkat dan Kategori atas Pencapaian Nilai Skor P I II III IV V
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Interval TPNS >84% 68% - 84% 52% - 67% 36% - 51% <36
Keterangan Tingkat Pencapaian Nilai Skor (TPNS) Koperasi
Ditetapkan pada peringkat/kategori Sumber : Andang K Ar (2008:52)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyelenggaraan dan Manfaat Program OVOP 4.1.1. Penyelenggaraan One Village One Product (OVOP) di koperasi Mitra Tani Parahyangan Penyelenggaraan program One Village One Product pada koperasi Mitra Tani Parahyangan sudah berjalan sejak tahun 2008. Pelaksanaan OVOP di bidang hortikultura sudah memenuhi kriteria. dimana produknya merupakan unggulan daerah yang telah dikembangkan secara turun temurun, khas, berbasis pada sumberdaya local, memiliki penampilan dan kualitas produk yang sesuai dengan tuntutan pasar, memiliki peluang pasar yang luas baik domestik maupun internasional, memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan bisa menjadi penghela bagi perekonomian daerah. Adapun produk yang dipasarkan dengan nama koperasi dan logo OVOP adalah kol, sawi putih, brokoli dan jagung manis. Untuk meningkatkan tampilan dan mutu produk koperasi Mitra Tani Parahyangan memberikan pelatihan kepada para petani guna menghasilkan produk yang baik dan bermutu. Pada saat ini dengan adanya program OVOP, penyerapan tenaga kerja khusus untuk unit hortikultura sudah mencapai 125 orang tenaga kerja yang bertugas sebagai tenaga kerja off farm yaitu penanganan produk pasca panen. Adapun kegiatan pasca panen yang dimaksud adalah pengangkutan dari kebun, penyucian, sortasi, grading, packing, dan pelabelan. Hal ini bertujuan agar produk yang dipasarkan
62
Coopetition Vol VIII, Nomor 1, Maret 2017, 55 - 66
merupakan produk yang berkualitas dengan nilai jual yang tinggi. 4.1.2. Manfaat program OVOP Bagi koperasi Mitra Tani Parahyangan adanya program OVOP sangat bermanfaat dimana dengan adanya program OVOP koperasi memperoleh fasilitas yang dapat membantu kegiatan operasional koperasi seperti mobil pengangkut sayur dengan sistem cooling unit, jaringan pemasaran yang luas, green house dan rumah dan mesin kompos. Untuk kinerja koperasi dalam beberapa aspek memang mengalami peningkatan seperti peningkatan anggota, pelayanan terutama bisnis koperasi, namun masih banyak kekurangan koperasi dalam hal ini koperasi masih mengabaikan banyak hal yang yang merupakan dasar dari koperasi itu sendiri, seperti tidak adanya AD/ART, tidak dilaksanakannya RAT, tidak pernah memberikan laporan-laporan kepada anggota (seperti buku RAT) sebagai bentuk laporan pertanggung jawaban pengurus dan manajer kepada anggota, laporan keuangan yang tidak jelas, perahasiaan laporan penjualan dan sebagainya. Jadi, peningkatan kinerja koperasi dengan adanya program OVOP hanya pada kinerja pelayanan dan bisnis. Bagi anggota koperasi manfaat yang diperoleh dengan adanya program OVOP sudah baik. Hal ini disebabkan anggota memperoleh manfaat dalam beberapa aspek, seperti harga jual produk yang lebih tinggi, dan harga beli input yang lebih rendah dari harga pasar. Penetapan harga dan jaringan pemasaran sudah terjamin karena pada koperasi Mitra Tani Parahyangan pemasarannya sudah luas dengan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan pasar dan tampilan yang menarik menyebabkan KMTP baik atas nama koperasi maupun atas nama anak perusahaan koperasi (suplier ke pasar swalayan) mendapat kepercayaan untuk menyuplai sayuran ke berbagai outlet pasar swalayan, restoran dan hotel. Yang merupakan indikator yang tidak bermanfaat bagi anggota adalah sistem pembayaran, dimana pembayaran ke anggota dilakukan mulai dari satu minggusampai dengan 2 minggu pasca penjualan ke koperasi. 4.3. Citra Masyarakat (Petani Sayur) Terhadap Koperasi Citra koperasi Mitra Tani Prahyangan di mata petani sayur di desa Tegallega sudah baik hal ini
disebabkan karena mereka diberikan stimulus berupa berbagai informasi mengenai KMTP, sebelum diberikan stimulus, anggota kurang memahami dan mengetahui tentang KMTP karena terbatasnya informasi, hal ini disebabkan karena pengurus maupun manajer KMTP tidak pernah mempromosikan KMTP pada masyarakat sekitar, padahal tujuan dari gerakan OVOP melalui koperasi adalah untuk mensejahterakan masyarkat desa melalui wadah koperasi dengan kata lain pemerintah memberikan fasilitas dan berbagai kemudahan bagi koperasi dengan harapan koperasi dapat menyalurkannya pada masyarakat agar masyarakat lebih terampil dan berkualitas baik SDM-nya maupun hasil potensi desanya. Namun dengan tanpa adanya informasi tujuan tersebut tidak akan tercapai. 4.4. Minat Masyarakat (Petani Sayur) Menjadi Anggota Koperasi Minat petani sayur di desa Tegallega untuk menjadi anggota koperasi sudah tinggi. Hal ini disebabkan karena dengan adanya program OVOP dan kinerja pelayanan dan bisnis yang baik oleh pengurus dan manajemen menyebabkan manfaat berkoperasi bagi anggotanya jadi lebih nyata. Hal ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi petani untuk bergabung dengan menjadi anggota koperasi. 4.5. Model Temuan Di Lapangan Pada penelitian kualitatif diharapkan dapat menemukan model-model atau pola-pola baru berkaitan dengan konsep yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah manfaat koperasi dan citra. Sedangkan minat merupakan suatu akibat yang muncul dari adanya kedua konsep tersebut. 4.5.1. Model Manfaat Koperasi diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anggotanya menurut Ramudi Arifin yang membedakan koperasi dengan PT adalah dengan adanya manfaat yang diberikan koperasi bagi anggota dengan memberikan manfaatmanfaat bagi anggotanya sehingga membesarkan usaha atau meningkatkan pendapatan anggotanya. Adapun menurut Ramudi Arifin model perbedaan ini tergambar seperti berikut:
Selvy Mardiana, Manfaat Program One Village One Product ...
B
C pelayanan
A
KOPERASI
interaksi dengan pasar
PASAR
D
E
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan adanya rogram OVOP, maka kegiatan usaha koperasi akan semakin besar. Dengan adanya bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dapat membantu koperasi dalam mengoptimalkan kegiatan usaha dan menciptakan efisiensi biaya. Kemudian dengan meningkatnya kegiatan usaha koperasi, maka kegiatan usaha anggota juga akan meningkat untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat dan luas. 4.5.2. Model Citra Citra koperasi dapat dibentuk dengan memberikan stimulus pada masyarakat mengenai kegiatan dan berbagai informasi terkait keunggulan dan program OVOP dimana masyarakat petani sayuran di desa Tegallega adalah sasaran pemerintah dalam program OVOP yang dijalankan koperasi Mitra Tani Parahyangan. Menurut Danusaputra model pembentukkan citra adalah sebagai berikut:
F
laba
PT
barang/jasa
63
PASAR
Kemudian dengan adanya program OVOP, maka muncul juga manfaat dari program OVOP di koperasi baik bagi koperasi maupun bagi anggota koperasi. Berdasarkan hasil penelitian model manfaat dapat digambarkan sebagai berikut:
interaksi dengan pasar
motivasi
Sumber: Danusaputra (dalam Soemirat dan Ardianto, 2004; 114) KEMENTERIAN KUKM
KOPERASI
pelayanan
sikap
Gambar 4.11. Model pembentukan citra
PASAR
A
persepsi
respon perilaku
Sumber : Ramudi Arifin (2003:17)
kognisi stimulus rangsangan
Gambar 4.9. Koperasi berorientasi pada pelayanan terhadap anggota dalam rangka mempromosikan anggota, sedangkan PT berorientasi terhadap perolehan laba dalam rangka membesakan PT
pengalaman megenai stimulus
B
OVOP
C
Gambar 4.10. Model manfaat program OVOP Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka model tersebut dapat dikembangkan menjadi model “star” yang dikaitkan dengan keadaan positif dan negatif dari adanya perbedaan pendapat narasumber. Adapun pengembangan model tersebut adalah:
64
Coopetition Vol VIII, Nomor 1, Maret 2017, 55 - 66
STIMULUS persepsi
Respon+
Respon-
Sikap Negatif Tidak berminat menjadi anggota koperasi
Sikap Positif Berminat menjadi anggota koperasi
CITRA
motivasi
kognisi
Keyakinan terhadap stimulus
Gambar 4.12 Model pembentukan citra Sumber: Hasil penelitian
Citra dapat dibentuk dengan memberikan stimulus kepada masyarakat. Dalam program OVOP masyarakat desa Tegallega yang merupakan petani sayur adalah sasaran pemerintah dengan produk hortikultura sebagai produk yang dikembangkan. Karena minimnya informasi maka diberikan gambaran mengenai program OVOP dan kegiatan koperasi sebagai stimulus untuk membentuk citra. Kemudian persepsi negatif pada koperasi akan memunculkan koqnisi yang negatif artinya keyakinan terhadap stimulus yang diberikan tidak muncul atau muncul dengan kesan negatif sehingga membentuk sikap negatif pula yaitu sikap penolakan atau dalam kasus ini adalah tidak berminatnya masyarakat menjadi anggota koperasi. Dalam hal ini motivasi tidak akan muncul karena adanya koqnisi dan persepsi yang negatif. Kemudian untuk masyarakat yang persepsi terhadap stimulus positif, terdapat dua jalur yang mungkin terjadi. Kemungkinan pertama, dengan persepsi yang positif terhadap stimulus, maka akan muncul motivasi menjadi anggota koperasi dan muncul sikap positif juga dengan berminatnya masyarakat untuk menjadi anggota koperasi atau kemungkinan yang kedua yaitu persepsi positif menimbulkan motivasi dan keyakinan terhadap persepsi (koqnisi) yang kemudian menciptakan sikap positif dengan berminatnya masyarakat menjadi anggota koperasi. 4.6. Upaya-Upaya Berbagai upaya harus dilakukan guna meningkatkan kinerja koperasi agar pengelolaan koperasi dapat berjalan dengan baik dan koperasi dapat memberikan manfaat yang nyata bagi
anggotanya. Dalam peningkatan kinerja koperasi, manajemen maupun pengurus koperasi harus lebih terbuka. Terutama dalam masalah laporan keuangan koperasi, mengingat koperasi dimiliki oleh anggotanya untuk itu anggota harus mengetahui perkembangan kegiatan usaha koperasi terutama dalam bidang keuangan. Citra koperasi harus dibentuk dengan memberikan stimulus yang positif mengenai kegiatan koperasi dan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh masyarakat jika menjadi angota koperasi. Untuk itu stimulus ini dapat diberikan melalui informasiinformasi yang dapat diberikan melalui berbagai media komunikasi seperti penyebaran pamflet, pemasangan spanduk atau baligho mengenai program OVOP dan koperasi Mitra Tani Parahyangan, radio ataupun melalui pameran dan berbagai bentuk pensosialisasian program pada masyarakat. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yang diharapkan dapat memenuhi tujuan penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Penyelenggaraan program One Village One Product pada koperasi Mitra Tani Parahyangan sudah berjalan sejak tahun 2008. Pelaksanaan OVOP di bidang hortikultura sudah memenuhi kriteria. dimana produknya merupakan unggulan daerah yang telah dikembangkan secara turun temurun, khas, berbasis pada sumberdaya local, memiliki penampilan dan kualitas produk yang sesuai dengan tuntutan pasar, memiliki peluang pasar yang luas baik domestik maupun internasional, memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan bisa menjadi penghela bagi perekonomian daerah. Adapun produk yang dipasarkan dengan nama koperasi dan logo OVOP adalah kol, sawi putih, brokoli dan jagung manis. Untuk meningkatkan tampilan dan mutu produk koperasi Mitra Tani Parahyangan memberikan pelatihan kepada para petani guna menghasilkan produk yang baik dan bermutu. Pada saat ini dengan adanya program OVOP, penyerapan tenaga kerja khusus untuk unit hortikultura sudah mencapai 125 orang tenaga kerja yang bertugas sebagai tenaga kerja off farm yaitu penanganan produk pasca panen. Adapun kegiatan pasca panen yang dimaksud adalah pengangkutan dari kebun, penyucian, sortasi, grading, packing, dan pelabelan. Hal ini
Selvy Mardiana, Manfaat Program One Village One Product ...
bertujuan agar produk yang dipasarkan merupakan produk yang berkualitas dengan nilai jual yang tinggi. 2. Bagi koperasi Mitra Tani Parahyangan adanya program OVOP sangat bermanfaat dimana dengan adanya program OVOP koperasi memperoleh fasilitas yang dapat membantu kegiatan operasional koperasi seperti mobil pengangkut sayur dengan sistem cooling unit, jaringan pemasaran yang luas, green house dan rumah dan mesin kompos. Untuk kinerja koperasi dalam beberapa aspek memang mengalami peningkatan seperti peningkatan anggota, pelayanan terutama bisnis koperasi, namun masih banyak kekurangan koperasi dalam hal ini koperasi masih mengabaikan banyak hal yang yang merupakan dasar dari koperasi itu sendiri, seperti tidak adanya AD/ART, tidak dilaksanakannya RAT, tidak pernah memberikan laporan-laporan kepada anggota (seperti buku RAT) sebagai bentuk laporan pertanggung jawaban pengurus dan manajer kepada anggota, laporan keuangan yang tidak jelas, perahasiaan laporan penjualan dan sebagainya. Jadi, peningkatan kinerja koperasi dengan adanya program OVOP hanya pada kinerja pelayanan dan bisnis. 3. Bagi anggota koperasi manfaat yang diperoleh dengan adanya program OVOP sudah baik. Hal ini disebabkan anggota memperoleh manfaat dalam beberapa aspek, seperti harga jual produk yang lebih tinggi, dan harga beli input yang lebih rendah dari harga pasar. Penetapan harga dan jaringan pemasaran sudah terjamin karena pada koperasi Mitra Tani Parahyangan pemasarannya sudah luas dengan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan pasar dan tampilan yang menarik menyebabkan KMTP baik atas nama koperasi maupun atas nama anak perusahaan koperasi (suplier ke pasar swalayan) mendapat kepercayaan untuk menyuplai sayuran ke berbagai outlet pasar swalayan, restoran dan hotel. Yang merupakan indikator yang tidak bermanfaat bagi anggota adalah sistem pembayaran, dimana pembayaran ke anggota dilakukan mulai dari satu minggu sampai dengan 2 minggu pasca penjualan ke koperasi. 4. Citra koperasi Mitra Tani Prahyangan di mata petani sayur di desa Tegallega sudah baik hal ini disebabkan karena mereka diberikan stimulus berupa berbagai informasi mengenai KMTP, sebelum diberikan stimulus, anggota
65
kurang memahami dan mengetahui tentang KMTP karena terbatasnya informasi, hal ini disebabkan karena pengurus maupun manajer KMTP tidak pernah mempromosikan KMTP pada masyarakat sekitar, padahal tujuan dari gerakan OVOP melalui koperasi adalah untuk mensejahterakan masyarkat desa melalui wadah koperasi dengan kata lain pemerintah memberikan fasilitas dan berbagai kemudahan bagi koperasi dengan harapan koperasi dapat menyalurkannya pada masyarakat agar masyarakat lebih terampil dan berkualitas baik SDM-nya maupun hasil potensi desanya. Namun dengan tanpa adanya informasi tujuan tersebut tidak akan tercapai. 5. Minat petani sayur di desa Tegallega untuk menjadi anggota koperasi sudah tinggi. Hal ini disebabkan karena dengan adanya program OVOP dan kinerja pelayanan dan bisnis yang baik oleh pengurus dan manajemen menyebabkan manfaat berkoperasi bagi anggotanya jadi lebih nyata. Hal ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi petani untuk bergabung dengan menjadi anggota koperasi. 5.2. Saran 1. Penyelenggaraan program One Village One Product di Koperasi Mitra Tani Parahyangan. 2. Kinerja koperasi dalam bidang organisasi harus ditingkatkan lagi dengan cara: a. Membuat AD/ART sebagai pedoman kegiatan usaha koperasi b. Tertib dalam penyelenggaraan RAT minimal 5 bulan setelah tutup buku. c. Baik pengurus, pengawas, manajer dan karyawan wajib membuat dan melaporkan laporan pertanggung-jawaban kegiatan usaha koperasi untuk kemudian disahkan dalam rapat. d. Sebaiknya dilakukan penilaian kompetensi pengurus, pengawas dan perangkat organisasi lainnya secara periodik untuk menghindari adanya kecurangan. 3. Dalam bidang keuangan harus dilakukan pencatatan yang jelas untuk menghindari hilangnya kepercayaan anggota kepada koperasi. Selain pencatatan yang jelas, laporan keuangan juga harus dibuat dengan lengkap, rinci dan terbuka. Artinya anggota sebagai pemilik koperasi wajib mengetahui tentang perkembangan usaha koperasi terutama dalam bidang keuangan.
66
Coopetition Vol VIII, Nomor 1, Maret 2017, 55 - 66
4. Sebaiknya dibuat media komunikasi seperti pamflet, baligho, spanduk atau sekedar papan informasi di lokasi yang strategis seperti jalan masuk ke koperasi atau desa Tegallega untuk mempromosikan kegiatan koperasi baik kepada anggota ataupun masyarakat, hal ini berguna untuk membentuk citra yang positif mengenai koperasi, selain itu hal ini juga merupaka salah satu cara mensukseskan gerakan masyarakat sadar koperasi yang pada KMTP dilakukan melalui program OVOP. DAFTAR PUSTAKA A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung. Andang K Ardiwidjaja, dkk (2008). Model-Model Penilaian Kinerja Koperasi. Penerbit Bakop Jabar, Sumedang. Agus Darma (1985). Manajemen Prestasi Kerja. Penerbit Rajawali, Jakarta. Ali,
Lukman (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Arikunto, Suharsini (1998). Prosedur Penelitian. Edisi Kelima. Penerbit Bineka Cipta, Jakarta. Buchari Alma (1999). Pengantar Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka, Jakarta. Departemen Koperasi dan UKM (2010). Pengembangan Produk Unggulan Daerah Melalui Pendekatan Ovop (One Village One Product). Jakarta: Pusat Data dan Informasi Departemen Koperasi dan UKM. Hanel, Alfred (2005). Organisasi Koperasi, Pokokpokok Pemikiran mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijakan Pengembangannya di Negara-negara Berkembang. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta Hurlock,B.E (1995). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Malayu Hasibuan (1996). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Muwafik (2009). Konsep Citra dan Reputasi. (http://muwafikcenter.blogspot.com/2009/10/psc 6-citra-reputasi.html) Nasution (2003). Metode Research. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Ramudi Arifin (2003). Ekonomi Koperasi. Penerbit Ikopin Press, Bandung. ____________(2011). Manajemen Koperasi. Penerbit Program Magister Manajemen (MM) Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), Sumedang. Redaksi(2008). Koperasi www.radarbanten.com
Akan
Diakreditasi,
Republik Indonesia (1999). Undang-undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992. Penerbit IKOPIN, Jatinangor, Bandung Rhenald Kasali (2008). Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta Ropke, Jochen (2003). Ekonomi Koperasi, Teori dan Manajemen. Penerbit Salemba Empat, Fakultas Ekonomi UNPAD, Bandung Soeganda Priyatna dan Elvinaro Ardianto (2009). Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis. Penerbit Widya Padjadjaran, Bandung Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2004). Dasar-dasar Public Relation. Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung Sudjana (2005). Metode Tarsito, Bandung
Statistika.
Sugiyono (2007). Statisika untuk Penerbit Alfabeta, Bandung T. Hani Handoko (1992). BPFE, Yogyakarta.
Penerbit Penelitian.
Manajemen. Penerbit
Terry , George R (2008) . Principles Management . penerbit google book
of
Winardi (1991). Pengantar Manajemen Penjualan. Penerbit Citra Adya Bahkti, Bandung.