VI 6.1.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI Indikator Model Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat bagi Anggota KUD Puspa Mekar merupakan salah satu koperasi yang bergerak di
bidang usaha sapi perah yang berada di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar merupakan Peternak Sapi Perah yang berada di wilayah kerja KUD Puspa Mekar yaitu di Kecamatan Parongpong, Cisarua dan Ngamprah. Peternak yang menjadi anggota KUD Puspa Mekar sebagian besar merupakan peternak berskala kecil. 6.1.1. Visi Koperasi Visi KUD Puspa Mekar yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Adapun misi-misi dari KUD Puspa Mekar yaitu menyejahterakan anggota melalui pelayanan prima dengan manajemen yang berkomitmen dan meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM, dan kemitraan strategis. Koperasi bersama-sama dengan anggota membentuk visi dan misi organisasi yang mencerminkan visi personal yang diyakini oleh anggota dan manajemen koperasi terkait dengan masa depan yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi mengenai pengendalian oleh anggota secara demokratis. Anggota secara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan-kebijakan dan pengambil keputusan. Kesamaan visi dapat menciptakan kesamaan kepentingan antar anggota dan dapat memotivasi anggota untuk terlibat aktif dalam seluruh kegiatan koperasi. KUD Puspa Mekar memiliki komitmen tidak hanya dalam hal pengembangan bisnis, tetapi juga dalam hal pengembangan sosial yang pada akhirnya untuk mencapai tujuan koperasi. KUD Puspa Mekar memiliki rancangan kerja secara tertulis yang berorientasi bisnis dan sosial seperti pelayanan pada anggota. Tujuan-tujuan ekonomi dan sosial selalu disampaikan pada waktu RAT. Tujuan-tujuan ini tidak cukup hanya disampaikan pada saat RAT, dibutuhkan pertemuan-pertemuan rutin untuk menjaga komunikasi antara pengurus dan anggota mengenai kebijakan dalam koperasi. Tujuan-tujuan tersebut dapat
dijadikan patokan untuk perkembangan KUD Puspa Mekar kearah yang lebih baik. Rancangan kerja tersebut selalu dievaluasi dan diperbaiki setiap tahunnya. Komitmen koperasi dalam hal pembangunan adalah dengan menyisihkan sebesar tiga persen untuk pengembangan wilayah kerja. Hal yang telah dilakukan KUD Puspa Mekar yaitu dengan membantu pemerintah desa setempat dalam rangka perbaikan infrastruktur desa seperti perbaikan jalan. KUD Puspa Mekar membantu anggota untuk mendapatkan bantuan-bantuan dari pemerintah, seperti milk can, karpet sapi, cooling unit, dan unit biogas. Bentuk pelayanan sosial yang telah dilakukan oleh KUD Puspa Mekar ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesejahteraan anggota dan dapat menjadi pemicu bagi non anggota untuk bergabung pada KUD Puspa Mekar. 6.1.2. Kapasitas Manajemen merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam suatu organisasi begitu pula pada koperasi. Manajemen bertugas untuk mengkoordinasikan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien. Manajemen koperasi harus disesuaikan dengan tujuan, prinsip koperasi, dan asas manajemen usaha. Manajemen koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan, namun lebih memfokuskan diri pada pelayanan yang maksimal bagi anggotanya. Pengendalian koperasi dilakukan oleh anggota. Hal ini merupakan salah satu perwujudan prinsip koperasi, yaitu pengendalian secara demokratis oleh anggota. KUD Puspa Mekar sudah mempunyai struktur organisasi dengan pembagian kerja di dalamnya. Hanya saja ada beberapa tugas yang dilakukan secara rangkap kepala urusan berperan pula sebagai PAD untuk mengambil susu milik anggota. Bahkan sekretaris dan bendahara koperasi menjabat pula sebagai kepala urusan dan PAD. Kapasitas manajemen juga terkait dengan sistem perekrutan karyawan. KUD Puspa Mekar belum memiliki sistem perekrutan karyawan yang baku, karyawan yang bekerja mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari karyawan yang sebelumnya telah menjadi karyawan KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar belum memiliki program untuk memotivasi karyawan seperti reward and punishment. Karyawan KUD Puspa Mekar masih ada diantaranya yang berpendidikan rendah. Hal ini menjadi kelemahan bagi KUD
Puspa Mekar. Selama bergabung dengan KPSBU, KUD Puspa Mekar belum pernah mengalami perubahan kepengurusan. Hal ini menjadi kelemahan karena tidak adanya pergantian kepengurusan maka tidak ada ide-ide baru yang lebih kreatif untuk kemajuan koperasi. Koperasi sebagai suatu organisasi yang memiliki tujuan menyejahterakan anggota perlu melakukan langkah-langkah menurunkan biaya operasional. Dalam koperasi terdapat identitas yang menyatakan bahwa anggota berperan sebagai pemilik dan pelanggan, hal ini dapat dijadikan keunggulan koperasi melalui integrasi vertikal. David (2009) menyatakan bahwa integrasi vertikal merupakan kombinasi dari proses produksi, distribusi, dan ekonomi yang secara teknologi berada dalam batas-batas perusahaan tunggal. Melalui integrasi vertikal ini diharapkan dapat memperkecil risiko dan meningkatkan efisiensi kegiatan usaha koperasi seperti yang terlihat pada Gambar 21. Makanan Ternak Waserda (Alat – Alat Peternakan)
Gabungan kelompok ternak (Gapoktan), Penyuluhan dan Pembinaan
Sub Sistem Agribisnis Hulu
Sub Sistem Usaha ternak (On Farm)
Pengolahan Pemasaran
Sub Sistem Agribisnis Hilir
Kelembagaan dan Kegiatan Penunjang
Unit Pelayanan Simpan Pinjam KUD Puspa Mekar
Gambar 21. Peran KUD Puspa Mekar dalam Sistem Agribisnis Sapi Perah Anggota KUD Puspa Mekar Integrasi vertikal pada subsistem hulu terlihat karena KUD Puspa Mekar memiliki unit pelayanan penyediaan makanan ternak dan kebutuhan beternak dan
rumah tangga di waserda. Melalui integrasi ini dapat membantu anggota dalam mendapatkan makanan ternak dan kebutuhan di waserda seperti alat-alat peternakan. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi petani karena dapat meminimumkan risiko kekurangan sumberdaya serta biaya yang dikeluarkan lebih rendah karena setiap pembelian makanan ternak dan kebutuhan di waserda selalu diantarkan ke setiap rumah anggota. Penyediaan makanan ternak dan kebutuhan di waserda masih disuplai dari KPSBU, belum diusahakan secara mandiri oleh KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar dalam subsitem hulu belum mampu menyediakan lapangan hijauan untuk anggota sebagai kebutuhan pakan hijauan ternak. Hal ini sangat disayangkan karena banyak anggota KUD Puspa Mekar dengan skala usaha kecil tidak memiliki lahan hijauan sehingga ketika musim kemarau anggota mengalami kesulitan untuk mencari pakan hijauan bagi ternaknya. Hal lain yang dibutuhkan oleh anggota adalah fasilitas peminjaman atau penyewaan mobil terbuka untuk mengangkut pakan hijauan dari lahan hijauan ke kandang anggota karena banyak dari anggota yang tidak memiliki kendaraan dan harus menyewa mobil dengan harga yang mahal. Subsistem usaha ternak KUD Puspa Mekar juga berperan sebagai gabungan kelompok ternak (gapoktan) dari seluruh kelompok ternak (poktan) anggota. Gapoktan yang dimiliki KUD Puspa Mekar belum berjalan secara optimal. Hal ini dilihat dari kurangnya pertemuan atau rapat untuk membahas kemajuan kelompok. Pembentukan gapoktan ini digunakan untuk mengajukan bantuan-bantuan dari program pemerintah misalnya untuk pengajuan pemberian bantuan cooling unit. KUD Puspa Mekar membantu anggota dengan melaksanakan pembinaan dan penyuluhan mengenai budidaya sapi perah, namun belum dilakukan secara rutin. Pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan KUD Puspa Mekar bekerjasama dengan pihak lain seperti Dinas Peternakan, Dinas Koperasi dan UMKM maupun dengan perguruan tinggi, seperti IPB dan Universitas Padjajaran. Subsistem agribisnis hilir dapat terlihat dari pemasaran hasil produksi pertanian anggota. KUD Puspa Mekar menampung seluruh susu hasil usaha ternak sapi perah yang dimiliki oleh anggota untuk selanjutnya dipasarkan kepada
Industri Pengolahan Susu (IPS). Pemasaran susu KUD Puspa Mekar dibantu oleh KPSBU karena kapasitas yang belum mencukupi persyaratan minimal untuk menyetorkan susu ke IPS dan kurangnya modal untuk dapat menyetorkan susu secara mandiri ke IPS. Kurangnya permodalan mengakibatkan KUD Puspa Mekar belum memiliki laboratorium untuk pengujian kualitas susu dan truk untuk mengangkut susu ke IPS. KUD Puspa Mekar juga membantu anggota koperasi dalam penyediaan permodalan melalui unit usaha simpan pinjam. Hal ini sangat membantu usaha ternak yang dijalankan oleh anggota dari seluruh subsistem. Seluruh pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar melalui integrasi vertikal mampu meberikan manfaat ekonomi dan manfaat sosial kepada anggota. 6.1.3. Jaringan Kerja Konsep jaringan kerja koperasi digunakan karena didasarkan bahwa koperasi merupakan bagian dari suatu lingkungan yang sangat dipengaruhi dan dapat mempengaruhi suatu lingkungan yang lebih besar dalam arti politik, sosial dan teknologi (Soedjono 2003). Koperasi sebagai sebuah organisasi dituntut untuk memiliki daya saing usaha yang lebih baik melalui pembaharuan pada sistem perencanaan dan manajemennya. Salah satu cara untuk mengantisipasi persaingan bebas yaitu melalui jaringan kerja koperasi. Melalui kerjasama diharapkan koperasi-koperasi dapat saling berbagi risiko, mengurangi biaya, meningkatkan laba, dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan kegiatan koperasi seperti pemasaran, kekurangan teknologi, dan permodalan. Jaringan kerja KUD Puspa Mekar lebih melihat pada kebijakan-kebijakan yang diterapkan dan hubungan antara KUD dengan organisasi atau instansi terkait. KUD Puspa Mekar menjalin kerjasama baik dengan KPSBU dan membentuk sebuah asosiasi. Hal ini menguntungkan bagi KUD Puspa Mekar karena mendapat bantuan dari segi manajemen, tekonologi, dan permodalan. Hubungan KUD Puspa Mekar dan pemerintah desa, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat berjalan sangat baik. Dinas Peternakan mengutus satu orang Petugas Penyuluh Lapang (PPL) Kecamatan Parongpong untuk menjadi pengawas koperasi. Hal ini sangat membantu KUD Puspa Mekar dalam hal penyuluhan dan pembinaan kepada anggota karena dapat
ditangani langsung oleh PPL. Dinas peternakan selalu memberikan informasi mengenai dana-dana bantuan bagi pembangunan koperasi maupun kelompok ternak yang tergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar juga sering mendapatkan penyuluhan dari kerjasama dengan instansi pendidikan. 6.1.4. Sumberdaya Sumberdaya
keuangan
merupakan
salah
satu
indikator
yang
mempengaruhi kinerja koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi tidak mampu menjalankan tugas dengan baik tanpa sumberdaya keuangan yang mencukupi. Agar mampu memberikan pelayanan yang baik bagi anggotanya KUD Puspa Mekar dan anggota membuat kebijakan mengenai pembagian SHU dan simpan pinjam yang disesuaikan dengan kemampuan permodalan koperasi dan sisa hasil usaha yang didapatkan dari unit usaha yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar. SHU yang diperoleh KUD Puspa Mekar dialokasikan, antara lain untuk cadangan (40 persen), anggota (40 persen), dana pengurus (tujuh persen), dana kesejahteraan karyawan (7,5 persen), dana pendidikan (tiga persen), dan dana pembangunan daerah kerja (2,5 persen). Seluruh anggota sudah menyetujui pembagian alokasi SHU tersebut. Dilihat dari pengalokasian SHU bahwa KUD Puspa Mekar tidak hanya fokus pada kesejahteraan anggota nya saja, namun juga kesejahteraan karyawan, pendidikan, dan pembagunan daerah kerja seperti perbaikan jalan. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu pendidikan, pelatihan, dan penerangan dan kepedulian terhadap masyarakat SHU yang diberikan kepada anggota sesuai dengan jumlah susu yang diisetorkan atau partisipasi usaha anggota dalam satu tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Penetapan kebijakan anggaran seperti tingkat bunga dan jumlah setoran pembayaran, didiskusikan kepada anggota pada saat akan dibentuk pelayanan simpan pinjam. Pengurus tidak memiliki wewenang untuk menetapkan keputusan sesuai keinginan anggota. Keputusan mengenai tingkat bunga selalu disetujui anggota karena bunga yang diterapkan sangat ringan yaitu sebesar satu persen dari pinjaman.
Hal yang menjadi masalah bagi peternak adalah jumlah setoran pembayaraan yang diinginkan. Anggota yang merupakan peternak skala kecil merasa keberatan dengan potongan simpan pinjam dengan jumlah setoran sebanyak lima kali. Contohnya peternak dengan penghasilan kotor Rp 500.000,00 memiliki pinjaman sebesar Rp 500.000,00 dan akan dipotong sebesar Rp 100.000,00 selama lima kali pembayaran susu. Potongan yang lainnya yaitu potongan makanan ternak sebesar Rp 150.000,00 dan potongan kebutuhan di waserda, simpanan wajib, dan simpanan sukarela sebesar Rp 50.000,00. Peternak tersebut hanya mendapatkan penghasilan bersih Rp 200.000,00 setiap 15 hari. Pendapatan sebesar tersebut dirasakan sangat kecil dan belum mampu memenuhi seluruh biaya budidaya sapi perah selama 15 hari. 6.1.5. Kinerja Koperasi Kinerja koperasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai. Kinerja KUD Puspa Mekar dinilai dari kinerja koperasi keseluruhan, performa keuangan koperasi, pengembangan pasar koperasi dan teknologi yang digunakan koperasi. Kinerja koperasi dapat dilihat pada Gambar 22. 111 99 88 77
47 59
47
68
66 55 31
44
33
34 33
22 11 0
36
16 2 a
5 5 b
20 13 c
17 11 d
Keterangan: a. Kinerja koperasi secara keseluruhan memuaskan. b. Koperasi telah menunjukkan performa keuangan yang baik. c. Koperasi menunjukkan perkembangan pasar d. Teknologi yang digunakan koperasi semakin baik. Gambar 22. Sebaran Responden Menurut Kinerja Koperasi.
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju
Anggota KUD Puspa Mekar menilai kinerja koperasi secara keseluruhan sudah memuaskan, beberapa anggota yang kurang puas mengenai kinerja koperasi terkait dengan harga susu yang tidak meningkat dan kinerja KUD Puspa Mekar yang
masih
ketergantungan
dengan
KPSBU
dalam
hal
pelaksanaan
operasionalnya. Anggota menganggap bahwa sebenarnya KUD Puspa Mekar dapat menjadi koperasi mandiri tanpa bantuan dari KPSBU. Performa keuangan sudah dinilai baik oleh anggota, hal ini dilihat dari pembagian SHU yang tepat waktu, pembayaran susu yang selalu tepat waktu, dan struk pembayaran yang selalu dibagikan kepada anggota. Performa keuangan koperasi dilihat dari analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas. Dilihat dari rasio likuiditas nilai rasio cepat sudah berada di atas standar, namun nilai rasio lancar masih berada di bawah standar. Analisis rasio solvabilitas menunjukkan nilai rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap dan rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang sudah menunjukkan nilai yang baik. Rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio total hutang dengan total aktiva, dan rasio total hutang dengan total modal sendiri masih berada di bawah standar. Analisis rasio rentabilitas menunjukkan bahwa rasio tingkat pengembalian modal sendiri dan rasio tingkat pengembalian investasi sudah menunjukkan angka yang baik. Berbeda dengan rasio laba bersih dan rasio operasional masih berada di bawah standar. Analisis rasio aktivitas KUD Puspa Mekar sudah menunjukkan performa yang baik. Koperasi juga menunjukkan perkembangan pasar dan tekologi yang semakin baik. Jumlah susu yang disetorkan koperasi ke IPS selalu meningkat. Teknologi yang digunakan oleh KUD Puspa Mekar semakin meningkat, anggota KUD Puspa Mekar mulai menggunakan milk can untuk menyetorkan susu kepada koperasi karena susu akan lebih higienis dan tahan lama. KUD Puspa Mekar memiliki cooling unit baru yang berasal dari bantuan pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Hal ini membantu KUD Puspa Mekar karena tidak perlu menyewa cooling unit milik KPSBU dengan biaya Rp 100,00 per liter susu. Untuk dapat lebih memastikan kondisi puas atau tidak puas anggota, maka dilakukan perhitungan terhadap posisi kepuasan anggota KUD Puspa Mekar dalam skala tingkat kepuasan. Perhitungannya sebagai berikut:
1.
Penentuan skala tingkat kepuasan Skala kepuasan = (4 skala dalam kuisioner -1) = 0,75 4 Sehingga skalanya adalah sebagai berikut: 1,0 – 1,75 = Sangat Tidak Puas 1,75 – 2,5 = Tidak Puas 2,5 – 3,25 = Puas 3,25 – 4,0 = Sangat Puas
2.
Perhitungan nilai kepuasan responden Nilai kepuasan
= ((1 x 31) + (2 x 58) + (3 x 134) + (4 x 221)) 444 = ( 31 + 116 + 402 + 884) 444 = 3,23
Nilai kepuasan responden sebesar 3,23 berada pada skala puas. Hal ini dapat diartikan bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan KUD Puspa Mekar untuk anggota secara keseluruhan sudah merasa puas. 6.1.6. Parisipasi Anggota Tingkat partisipasi anggota KUD Puspa Mekar dilihat dari partisipasi permodalan, organisasi dan usaha. Partisipasi anggota dalam bidang permodalan terkait dengan simpanan pokok, wajib dan sukarela anggota. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar membayar simpanan pokok, wajib dan sukarela tepat waktu. Pembayaran simpanan ini dipotong dari pembayaran susu yang diterima oleh anggota sehingga selalu tepat waktu dan seluruh anggota berpartisipasi dalam hal permodalan. Partisipasi dalam bidang organisasi terlihat dari kehadiran dalam RAT, pengetahuan mengenai koperasi, keaktifan memberikan evaluasi dan saran, kesediaan menjadi pengurus koperasi, dan akan terus bergabung menjadi anggota koperasi. Anggota KUD Puspa Mekar selalu hadir dalam RAT. Anggota termotivasi untuk selalu hadir karena dalam RAT akan dibagikan SHU. Anggota KUD Puspa Mekar bersemangat untuk hadir dalam RAT karena dalam hanya dalam RAT anggota mampu mengutarakan hal-hal yang menjadi keluhan dan yang diinginkan oleh anggota, selain itu pada saat RAT akan
dibagikan SHU milik anggota dan bagi yang tidak hadir maka SHU tidak dapat dititipkan kepada anggota yang lain. Partisipasi dibidang organisasi lainnya dapat dilihat pada Gambar 23. Partisipasi dalam bidang usaha terlihat dari menyetorkan susu kepada KUD Puspa Mekar, membeli pakan, membeli kebutuhan di waserda dan melakukan pinjaman. Anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif dalam menyetorkan susu kepada KUD Puspa Mekar. Namun, masih ada beberapa anggota yang menyetorkan susunya kepada lebih dari satu koperasi. Hal ini dilakukan untuk memperkecil risiko penurunan harga. Partisipasi usaha lainnya dapat dilihat pada Gambar 23. 111 99
31
88
42
41
77 66
79
26
55
38
44 33
11
34
18
0 a
16
27
31
9 18
18
15 2 15
c
d
e
22 20
26
31
34
22
68
30
9 b
34 16 f
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
27 g
Keterangan: a. Saya memahami menganai KUD Puspa Mekar b. Saya aktif dalam memberikan evaluasi dan saran kepada koperasi c. Saya bersedia menjadi pengurus koperasi d. Saya akan terus bergabung menjadi anggota KUD. e. Saya selalu membeli pakan dari KUD. f. Saya selalu membeli kebutuhan di waserda KUD. g. Saya selalu melakukan pinjaman. Gambar 23. Sebaran Responden Menurut Partisipasi Anggota Partisipasi dalam bidang organisasi terkait dengan pemahaman KUD Puspa Mekar sebanyak 20 orang tidak paham dan 34 orang kurang paham mengenai visi, sejarah maupun kepengurusan koperasi. Hal ini perlu diperbaiki agar anggota mengetahui mengenai jati diri KUD Puspa Mekar. Anggota KUD
Puspa Mekar sebagian besar mau memberikan evaluasi dan saran kepada koperasi. Saran-saran disampaikan pada saat RAT, langsung kepada pengurus maupun karyawan KUD Puspa Mekar. Anggota KUD Puspa Mekar sebagian besar bersedia menjadi pengurus koperasi, sebanyak 18 orang tidak bersedia menjadi pengurus dikarenakan faktor pendidikan dan umur. Sebanyak 72 orang menyatakan akan terus bergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar dan sebanyak 15 orang menyatakan akan keluar dari keanggotaan jika terjadi penurunan harga susu. Sebanyak 68 anggota KUD Puspa Mekar selalu membeli pakan dari KUD Puspa Mekar. Anggota tersebut telah percaya terhadap kualitas pakan yang dijual oleh KUD Puspa Mekar. Masih ada anggota yang tidak membeli atau mencampur pakan dari KUD Puspa Mekar dengan pakan dari pasar, hal ini dilakukan karena tingginya harga pakan yang disediakan oleh KUD Puspa Mekar walaupun dengan kualitas yang lebih baik. Sebanyak 34 orang anggota tidak membeli kebutuhan di waserda dari KUD Puspa Mekar. Hal ini dikarenakan harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dari harga dipasar, selain itu jika anggota mengambil kebutuhan di waserda dari KUD Puspa Mekar mereka akan mendapat pembayaran yang lebih kecil karena sudah dipotong dari kebutuhan di waserda yang diambil tanpa ada cicilan. Anggota KUD Puspa Mekar melakukan pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha ternak maupun kebutuhan keluarga. Untuk dapat lebih memastikan partisipasi anggota, maka dilakukan perhitungan terhadap posisi partisipasi anggota KUD Puspa Mekar dalam skala tingkat kepuasan. Perhitungannya sebagai berikut: 1.
Penentuan skala tingkat kepuasan Skala kepuasan = (4 skala dalam kuisioner -1) = 0,75 4 Sehingga skalanya adalah sebagai berikut: 1,0 – 1,75 = Sangat tidak berpartisipasi 1,75 – 2,5 = Tidak berpartisipasi 2,5 – 3,25 = Berpatisipasi aktif 3,25 – 4,0 = Sangat berpartisipasi aktif
2.
Perhitungan nilai kepuasan responden Nilai kepuasan
= ((1 x 139 ) + (2 x 156 ) + (3 x 165 ) + (4 x 317 )) 777
= ( 139 + 312 + 495 + 1268 ) 777 = 2,85 Nilai kepuasan responden sebesar 2,85 berada pada skala berpartisipasi aktif. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam hal permodalan, organisasi, dan usaha anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif. Analisis mengenai hubungan antara karakteristik umum responden dengan partisipasi anggota menggunakan korelasi Rank Spearman. Karakteristik demografi terdiri dari usia, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, lama menjadi anggota, dan jumlah ternak yang dimiliki. Partisipasi anggota terdiri dari partisipasi anggota di bidang organisasi dan usaha. Penelitian ini tidak mengukur hubungan antara karakteristik demografi dengan partisipasi dibidang modal. Hal ini dilakukan karena seluruh anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif dalam bidang permodalan. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar membayar simpanan pokok dan simpanan wajib tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik demografi anggota tidak mempengaruhi dan berhubungan dengan partisipasi anggota di bidang permodalan. 6.1.6.1. Hubungan Usia terhadap Partisipasi Umur merupakan salah satu faktor yang berkorelasi atau hubungan yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi anggota (Tenang 1993; Azhar 2007). Adanya hubungan antara umur dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS 17.00 for windows pada Tabel 7. Berdasarkan output, korelasi antara umur dengan partisipasi bidang organsiasi dan usaha memiliki nilai yang negatif. Nilai korelasi umur dengan partisipasi di bidang organisasi yaitu sebesar -0,030, angka tersebut menunjukkan korelasi tidak searah yang sangat lemah. Nilai korelasi umur dengan partisipasi dibidang usaha yaitu sebesar -0,63, angka tersebut menunjukkan korelasi tidak searah yang sangat lemah. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tua umur anggota maka partisipasinya akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena semakin tua umur seseorang maka kemampuan untuk berpartisipasi semakin rendah misalnya partisipasi dalam menghadiri rapat anggota.
Tabel 7. Korelasi Antara Umur terhadap Tingkat Partisipasi Jenis Partisipasi Umur Organisasi Usaha Correlation Coefficient -.030 -.063 Sig. (1-tailed) .379 .254 N 111 111 Hubungan antara umur anggota dengan tingkat partisipasi memiliki hubungan yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya batasan umur anggota koperasi KUD Puspa Mekar terhadap kegiatan-kegiatan koperasi. Semua anggota baik yang muda maupun yang tua memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. 6.1.6.2. Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Partisipasi Tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berpikir, bersikap, dan memandang suatu masalah yang pada akhirnya berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS 17.00 for windows pada Tabel 8. Tabel 8. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Partisipasi Jenis Partisipasi Tingkat Pendidikan Organisasi Usaha Correlation Coefficient .038 -.005 Sig. (1-tailed) .345 .480 N 111 111 Berdasarkan output,
antara tingkat pendidikan dengan partisipasi di
bidang organisasi berkorelasi positif (0,038) sangat lemah. Hal ini menunjukkan adanya hubungan searah antara tingkat pendidikan dengan partisipasi di bidang organisasi. Semakin tinggi pendidikan anggota maka anggota tersebut memiliki partisipasi yang semakin tinggi terhadap partisipasi di bidang organisasi. Hal ini ditunjukkan anggota yang berpendidikan tinggi memiliki pemahaman mengenai KUD Puspa Mekar yang lebih baik, keaktifan dalam memberikan saran dan evaluasi, keinginan untuk menjadi pengurus, dan akan terus bergabung menjadi anggota. Namun angka tersebut masih menunjukkan tidak signifikan hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan anggota mengenai struktur kepengurusan koperasi. Korelasi antara tingkat pendidikan terhadap partisipasi di bidang usaha berkorelasi negatif (-0,005) nilai ini sangat lemah dan mendekati 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi di bidang usaha. Tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan terhadap partisipasi, ini menunjukkan bahwa tidak adanya batasan tingkat pendidikan anggota anggota KUD Puspa Mekar dalam berpartisipasi. Semua anggota memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Hanya kemauan dan kesadaran dari anggota yang membedakan tingkat partisipasinya. 6.1.6.3. Hubungan Pengalaman Beternak terhadap Partisipasi Pengalaman beternak merupakan faktor yang memiliki hubungan dengan partisipasi. Adanya hubungan antara pengalaman beternak dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS 17.00 for windows pada Tabel 9. Tabel 9. Korelasi Antara Pengalaman Beternak terhadap Tingkat Partisipasi Jenis Partisipasi Pengalaman Beternak Organisasi Usaha Correlation Coefficient .054 -.123 Sig. (1-tailed) .286 .099 N 111 111 Berdasarkan hasil korelasi, pengalaman beternak memiliki hubungan yang positif (0,054) dan tidak signifikan (0,286) terhadap partisipasi dibidang organisasi. Hal ini menunjukkan semakin lama pengalaman beternak maka semakin tinggi partisipasi di bidang organisasi karena memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal berkoperasi dan beternak. Hubungan antara pengalaman beternak dengan tingkat partisipasi memiliki hubungan yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya batasan pengalaman beternak anggota koperasi KUD Puspa Mekar terhadap kegiatan-kegiatan koperasi. Semua anggota baik yang muda maupun yang tua memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.
Hasil korelasi antara pengalaman beternak dengan partisipasi di bidang usaha memiliki korelasi negatif (-0,123) dan tidak signifikan (0,099). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman beternak anggota maka partisipasi di bidang usaha semakin kecil. Hal ini dibuktikan bahwa semakin lama pengalaman, anggota semakin jarang melakukan pembelian terhadap makanan ternak, kebutuhan di waserda, dan melakukan simpan pinjam. Anggota sudah berpengalaman
untuk
menjalankan
usaha
ternaknya
sehingga
terbiasa
menggunakan makanan ternak dari luar koperasi. Namun, dalam hal pemasaran susu seluruh anggota berpartisipasi aktif dengan menyetorkan seluruh susu yang dihasilkan oleh ternaknya. 6.1.6.4. Hubungan Lama Menjadi Anggota terhadap Partisipasi Lama keanggotaan didasarkan pada lamanya anggota bergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar setelah berasosiasi dengan KPSBU. Adanya hubungan antara lama menjadi anggota dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS 17.00 for windows pada Tabel 10. Tabel 10. Korelasi Antara Lama Menjadi Anggota terhadap Tingkat Partisipasi Jenis Partisipasi Lama Menjadi Anggota Organisasi Usaha Correlation Coefficient .065 -.303** Sig. (1-tailed) .250 .001 N 111 111 Berdasarkan output, lama keanggotaan berpengaruh postif terhadap partisipasi organisasi (0,065) dan tidak signifikan (0,250). Hal ini menandakan bahwa antara lama keanggotaan memiliki hubungan yang positif terhadap partisipasi dibidang organisasi. Hubungan tidak nyata menunjukkan bahwa berapapun lamanya menjadi anggota tetapi memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di bidang organisasi. Berdasarkan output, lama keanggotaan berpengaruh negatif lemah (-0,303) dan signifikan (0,001) terhadap partisipasi dibidang usaha. Hal ini berbeda dengan penelitian Tenang (2007) yang menyatakan lama keanggotaan berpengaruh positif tehadap partisipasi.
Hasil
korelasi
menunjukkan bahwa semakin
lama
keanggotaan, maka partisipasi dibidang usaha semakin kurang. Hal ini dibuktikan bahwa semakin lama keanggotaan, anggota semakin jarang melakukan pembelian terhadap makanan ternak, kebutuhan di waserda, dan melakukan simpan pinjam. Namun, dalam hal pemasaran susu seluruh anggota berpartisipasi aktif dengan menyetorkan seluruh susu yang dihasilkan oleh ternaknya. Hubungan yang negatif ini juga menandakan bahwa anggota yang sudah lama bergabung membutuhkan program dengan inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga dapat terus berpartisipasi dibidang usaha. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan membuat unit usaha pengolahan susu untuk meningkatkan kreativitas dan pendapatan peternak. 6.1.6.5. Hubungan Jumlah Ternak terhadap Partisipasi Jumlah ternak merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi anggota. Adanya hubungan antara jumlah ternak dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS 17.00 for windows pada Tabel 11. Tabel 11. Korelasi Antara Jumlah Ternak terhadap Tingkat Partisipasi Jenis Partisipasi Jumlah Ternak Organisasi Usaha Correlation Coefficient -.124 -.145 Sig. (1-tailed) .097 .064 N 111 111 Berdasarkan hasil korelasi, jumlah ternak memiliki korelasi negatif tehadap partisipasi di bidang organisasi (-0,124) dan tidak signifikan (0,097) dan partisipasi di bidang usaha (-0,145) dan tidak signifikan (0,064). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang tidak searah antara jumlah ternak dengan tingkat partisipasi. Semakin banyak jumlah ternak yang dimiliki oleh anggota maka semakin rendah partisipasi anggota. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Kurnia (2006) dan Azhar (2007), namun sesuai dengan hasil penelitian Tenang (1983). Anggota dengan skala usaha yang lebih besar terlihat semakin individualis karena memiliki kesejahteraan yang lebih tinggi. Hal ini menurunkan tingkat partisipasi baik partisipasi organisasi maupun partisipasi usaha.
6.1.7. Manfaat Sosial Manfaat sosial merupakan manfaat yang diperoleh anggota secara sosial misalnya hubungan baik antar anggota, hubungan baik dengan pengurus, pelayanan dan fasilitas yang tersedia dan pembinaan dan pelatihan. Manfaat sosial memberikan gambaran adanya sikap kebersamaan dan hubungan harmonis antara setiap manusia. Penilaian anggota terhadap manfaat sosial yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 24.
111 17
99 88
40
48
40 26
77 66 55
27
33
25
31
44 33
18
22
26
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
43 19
21 19
11 11
0 a
b
c
d
Keterangan: a. Hubungan Anda sebagai anggota dengan anggota koperasi yang lainnya dinilai sudah baik. b. Hubungan Anda sebagai anggota dengan pengurus koperasi sudah baik. c. Pelayanan dan fasilitas yang disediakan koperasi sudah baik. d. Pembinaan dan pelatihan yang diberikan oleh koperasi sudah sesuai kebutuhan anggota Gambar 24. Sebaran Responden Menurut Manfaat Sosial Bagi Anggota. Berdasarkan Gambar 24, terlihat bahwa sebagian besar responden sebanyak 40 orang berada pada skala sangat setuju untuk atribut hubungan antar anggota koperasi. Keeratan hubungan antar anggota juga dapat terlihat dari kerjasama yang dilakukan antar anggota. Anggota KUD Puspa Mekar tidak semuanya memiliki kelompok ternak. Pada KUD Puspa Mekar hanya terdapat tiga kelompok ternak. Kelompok ternak tersebut adalah Kelompok Ternak (Poktan) Cipeusing Mandiri, Poktan Karya Sejahtera, dan Poktan Maju Sejahtera.
Anggota KUD Puspa Mekar yang memiliki Poktan memiliki hubungan dan kerjasama yang lebih erat dibandingkan anggota yang tidak memiliki kelompok ternak. Hubungan antar anggota yang memiliki kelompok lebih erat, hal ini dikarenakan adanya pertemuan-pertemuan setiap bulannya membahas mengenai permasalahan yang terjadi pada usaha ternak masing-masing anggota kelompoknya. Hubungan anggota dengan pengurus koperasi terlihat baik hal ini seperti yang tertera pada Gambar 24 sebanyak 48 orang menyatakan sangat setuju terhadap hubungan dengan pengurus yang baik. Pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar dinilai sudah cukup baik, terlihat dari Gambar 24 sebanyak 40 orang menyatakan sangat setuju terhadap pelayanan dan fasilitas yang diberikan KUD Puspa Mekar. Beberapa yang menjadi kekurangan fasilitas dari KUD Puspa Mekar berdasarkan kondisi di lapangan yaitu lahan hijauan untuk anggota, kartu keanggotaan, program kredit sapi, penambahan petugas kesehatan hewan, asuransi hewan ternak dan kantor yang lebih baik dan milik sendiri. Pembinaan dan pelatihan yang diberikan KUD Puspa Mekar masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 24 sebanyak 43 orang menyatakan tidak setuju terhadap pelayanan dan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Anggota koperasi merasakan masih rendahnya penyuluhan dan pembinaan yang diberikan koperasi kepada anggota. Penyuluhan dan pembinaan yang diberikan kepada anggota masih kurang. Penyuluhan hanya diberikan pada saat terjadi masalah misalnya menurunnya kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota. Pendidikan dasar koperasi juga belum direncanakan secara rutin oleh KUD Puspa Mekar. Pendidikan dasar koperasi belum secara rutin dilaksanakan oleh KUD Puspa Mekar. 6.1.8. Manfaat Ekonomi Manfaat ekonomi memberikan gambaran terhadap reaksi anggota terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar adalah kegiatan pemasaran susu, penjualan kebutuhan di waserda, makanan ternak dan simpan pinjam. Tanggapan anggota terhadap manfaat ekonomi yang dirasakan anggota dapat dilihat pada Gambar 25.
111
99
31
88
26 40
42
77
72
55
39
24
33
20
30 22
11
0
39
42
44
22
Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
35
66
11 a
5 b
23 9
26 c
9
10
d
e
Keterangan: a. Saya merasakan adanya penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KUD b. Saya merasakan kemudahan memperoleh pakan dan kebutuhan di waserda yang disediakan KUD c. Tingkat kepuasan Anda terhadap harga pakan yang ditawarkan oleh KUD d. Tingkat kepuasan Anda terhadap harga kebutuhan yang ditawarkan oleh waserda KUD e. Saya merasakan kemudahan memperoleh pinjaman Gambar 25. Sebaran Responden Menurut Manfaat Ekonomi Bagi Anggota. Terlihat dari Gambar 25 sebagian besar anggota merasakan manfaat ekonomi yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar. Anggota KUD Puspa Mekar sebanyak 31 orang sangat merasakan peningkatan pendapatan dan sebanyak 39 orang setuju meraskan peningkatan pendapatan. Anggota tersebut merasakan peningkatan pendapatan jika dibandingkan dengan koperasi atau perusahaan penumpul susu lainnya yang memberikan harga lebih rendah dibandingkan harga yang diberikan KUD Puspa Mekar. Sebanyak 30 orang dan 11 orang kurang setuju merasakan peningkatan pendapatan. Hal ini dikarenakan biaya usaha ternak sapi perah yang terus meningkat tanpa diiringi dengan peningkatan harga susu. Anggota KUD Puspa Mekar merasakan kemudahan dalam memeperoleh pakan dan kebutuhan di waserda. Anggota KUD Puspa Mekar yang ingin memesan pakan dan kebutuhan di waserda hanya dengan memesan pakan atau kebutuhan di waserda kepada PAD dan akan diantarkan setiap tanggal 5 dan tanggal 20 setelah pembayaran susu. Harga pakan yang diberikan KUD Puspa
Mekar memang lebih mahal daripada harga pakan di pasar, namun dengan kualitas yang lebih tinggi. Sebanyak 26 orang anggota merasakan bahwa harga pakan sangat mahal, hal ini dikarenakan kurangnya pengertian dari koperasi bahwa harga pakan juga diiringi dengan kualitas pakan yang lebih baik. Harga kebutuhan di waserda yang ditawarkan oleh koperasi dapat bersaing dengan harga yang ada di pasar. Manfaat ekonomi lainnya yang diterima oleh anggota KUD Puspa Mekar yaitu kemudahan dalam memperoleh pinjaman. Sebanyak 72 orang merasakan kemudahan dalam memperoleh pinjaman. Pinjaman dapat diperoleh anggota dengan memberitahukan kepada PAD dengan memberikan struk pembayaran sebelumnya dan pinjaman akan diberikan setiap tanggal lima dan tanggal 20 setelah pembayaran susu. Terkait dengan pinjaman, anggota tidak hanya meraskan kemudahan saja tetapi juga anggota merasakan keringanan bungan pinjaman yang hanya sebesar satu persen. 6.2.
Hubungan antara Kinerja, Partisipasi Anggota dan Manfaat Koperasi Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk
mengetahui hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. Analisis jalur merupakan bagian analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antarvariabel dimana variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui satu atau lebih perantara. Analisis jalur dapat digunakan untuk menguji hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu. Model yang diuji adalah model yang menjelaskan hubungan kausal antarvariabel yang dibangun berdasarkan kajian teori tertentu. 6.2.1. Spesifikasi Model Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel eksogen yaitu variabel visi koperasi, kapasitas, jaringan dan sumberdaya. Variabel lainnya adalah variabel endogen yang juga berperan sebagai variabel antara yaitu variabel kinerja koperasi, partisipasi anggota, manfaat sosial dan manfaat ekonomi.
6.2.2. Identifikasi Model Langkah berikutnya setelah model disusun adalah melakukan identifikasi model untuk menentukan apakah model tersebut dapat diduga. Berdasarkan tahap ini, suatu model dapat diduga apabila derajat bebas model lebih dari satu atau sama dengan nol. Dalam penelitian ini, nilai hasil uji degree of freedom model sebesar 167,92. Derajat bebas yang bernilai positif menunjukkan model tergolong dalam kategori fit. Hal ini berarti model yang dibangun telah sesuai karena degree of freedom model memiliki jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui (Wijayanto 2008). 6.2.3. Uji Kecocokan Model yang telah diestimasi harus diuji kecocokan atau tingkat kebaikan sebelum model tersebut benar-benar diterima sebagai gambaran yang sebenarnya antara kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. Terdapat beberapa ukuran kecocokan yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa model secara keseluruhan sudah baik. Model analisis jalur pada penelitian ini menunjukkan kebaikan model (goodness of fit) yang cukup baik untuk menjelaskan data. Model mampu mengestimasi matriks kovariansi atau matriks korelasi populasi yang tidak berbeda dengan matriks kovariansi atau matiks korelasi sampel. Nilai hasil uji degree of freedom model telah sesuai dengan model fit dimana derajat bebas bernilai positif sebesar 167,92. Kebaikan model pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 12. Diperoleh dari hasil uji nilai P-value model sebesar 0,18, sehingga model dapat menjelaskan data secara komprehensif karena nilai yang dihasilkan lebih besar dari nilai minimum yang disarankan yaitu sebesar ≥ 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data empiris telah identik dengan model atau teori. P adalah probabilitas untuk memperoleh penyimpangan (deviasi) besar yang ditunjukkan oleh nilai chi-square. Nilai chi-square pada penelitian ini sebesar 12,53. Nilai chisquare berkaitan dengan persyaratan signifikan, dimana nilai chi-square semakin kecil maka nilainya akan semakin baik.
Tabel 12. Goodness of Fit Model Goodness-of-Fit Cutt-off-Value Chi-square Kecil Significance value)
Probability(P-
Chi-square/df RMR(Root Mean Square Residual) RMSEA(Root Mean square Error of Approximation) GFI(Goodness of Fit) AGFI(Adjusted Goodness of Fit Index) CFI (Comparative Fit Index)
Hasil 12,53
Keterangan Good Fit
≥ 0,05
0,18
Good Fit
≤3 ≤ 0,05 atau ≤ 0,1
1,39
Good Fit
≤ 0,08 ≥ 0,90
0,06 0,99
≥ 0,90 ≥ 0,90
0,95 1,00
0,04
Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit
Nilai RMR (Root Mean Square Residual) menunjukkan angka sebesar 0,04. Nilai yang dihasilkan sesuai dengan nilai yang disarankan yaitu sebesar ≤ 0,05 atau ≤ 0,1. Nilai RMSEA (Root Mean square Error of Approximation) model bernilai 0,06. Nilai RMSEA adalah nilai yang digunakan untuk mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model. Nilai RMSEA ini sesuai dengan nilai yang disarankan fit yaitu ≤ 0,08 yang menunjukkan nilai RMSEA masuk kedalam kriteria good fit. Nilai GFI (Goodness of Fit) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data dengan syarat berkisar antara 0 sampai 1. Nilai GFI model telah sesuai dengan kriteria good fit dengan nilai sebesar 0,99 karena nilai GFI ≥ 0,90 menunjukkan model fit. Nilai AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) pada model telah sesuai dengan persyaratan kriteria yaitu ≥ 0,90. Nilai AGFI yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,95 yang telah sesuai dengan standar minimun dengan kriteria good fit. Nilai CFI (Comparative Fit Index) model sebesar 1. Nilai ini telah memenuhi persyaratan dengan batas minimal ≥ 0,90. 6.2.4. Hubungan antar Variabel Hubungan antara variabel dapat dilakukan dengan melihat uji-T. Jika nilai Thitung > T
tabel
dengan Ttabel=1,96, maka suatu variabel berpengaruh nyata atau
signifikan terhadap variabel lainnya. Diagram model analisis jalur berdasarkan uji-T dapat dilihat pada Gambar 26.
7.29
4.29
X1 3.26
0.33
Y1
3.40
Y2
-0.53 1.22 7.28
X2 0.13 1.66
2.610.94 2.38 -0.35 7.29
3.86
-0.42
X3 3.52
-0.73
7.28
X4
Y3
Y4
4.23
3.85
Chi-Square=12.53, df=9, P-value=0.18504, RMSEA=0.061 Gambar 26. Model Diagram Jalur Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat Bagi Anggota KUD Puspa Mekar Berdasarkan Nilai Thitung Hubungan antara variabel yang diinterpretasikan untuk menggambarkan keeratan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya ditunjukkan oleh nilai muatan faktor pada hasil estimasi model. Tingkat keeratan hubungan antar variabel yang terdapat dalam model dapat dilihat pada hasil analisis jalur dalam hasil estimasi berupa loading factor pada Gambar 27. Semakin besar nilai muatan fakor maka semakin kuat hubungan antar kedua variabel. Variabel yang memiliki nilai muatan positif berpengaruh positif terhadap variabel lainnya. Variabel yang memiliki nilai muatan negatif berpengaruh negatif terhadap variabel lainnya. Variabel yang memiliki nilai muatan positif adalah visi, jaringan kerja, sumberdaya, dan partisipasi anggota terhadap kinerja koperasi. Kinerja koperasi terhadap manfaat sosial dan ekonomi berpengaruh positif. Manfaat sosial memiliki pengaruh yang positif terhadap partisipasi anggota. Variabel yang memiliki nilai muatan negatif adalah kapasitas manajemen terhadap kinerja koperasi dan manfaat ekonomi terhadap partisipasi anggota.
1.78
1.00
0.72
X1 0.42
0.05
Y1
0.33
Y2
-0.05 1.00
0.12
X2 0.01
0.25 0.09 0.23 -0.03
1.00
0.71
0.84
0.95
-0.13
X3
-0.07
1.00
X4
Y3
Y4
1.20
1.34
Chi-Square=12.53, df=9, P-value=0.18504, RMSEA=0.061 Gambar 27. Model Diagram Jalur Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat Bagi Anggota KUD Puspa Mekar Berdasarkan Nilai Loading Factor Terlihat dalam Gambar 27 variabel yang memiliki pengaruh nyata terhadap kinerja koperasi (Y1), partisipasi anggota (Y2), manfaat sosial (Y3), dan manfaat ekonomi (Y4) yang diterima anggota. Hasil estimasi model analisis jalur dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Estimasi Model Jalur Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat Bagi Anggota KUD Puspa Mekar Pengaruh Variabel X1 Visi Koperasi X2 Kapasitas X3 Jaringan Kerja X4 Sumberdaya
Terhadap
Y1 Kinerja Koperasi
Y2 Partisipasi Anggota
Y3 Manfaat Sosial Y4 Manfaat Ekonomi
Y2 Partisipasi Anggota
Y1 Kinerja Koperasi Y1 Kinerja Koperasi
Y3 Manfaat Sosial Y4 Manfaat Ekonomi
Koefisien Thitung Ttabel Jalur
Keterangan
0,42 -0,05 0,01 0,23
3,26 -0,53 0,13 2,38
1,96 Signifikan 1,96 Tidak Signifikan 1,96 Tidak Signifikan 1,96 Signifikan
0,05
0,33
1,96 Tidak Signifikan
0,95 -0,13
1,66 -0,42
1,64 Signifikan 1,96 Tidak Signifikan
0,71
3,52
1,96
Signifikan
0,84
3,86
1,96
Signifikan
1.68
6.3.
Implikasi Manajerial Hasil analisis jalur yang telah dilakukan memaparkan hubungan-hubungan
antar variabel yang membangun model merupakan informasi penting bagi KUD Puspa Mekar. Hal ini dikarenakan hubungan-hubungan tersebut memperlihatkan seberapa besar pengaruh suatu variabel dalam model. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi implikasi berupa saran-saran alternatif strategi yang dapat meningkatkan kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. Berdasarkan keragaan koperasi masih terlihat bahwa permodalan koperasi lebih besar berasal dari luar daripada dari dalam koperasi. Hal ini disebabkan karena kelemahan KUD dalam menghimpun modal sendiri yang berasal dari anggota serta dan adanya kesempatan untuk menggunakan modal dari luar misalnya dari KPSBU dan kredit kendaraan. Jumlah modal dari luar harus dikurangi karena akan meningkatkan beban yang dimiliki oleh koperasi. KUD Puspa Mekar harus mampu memanfaatkan peluang yang dimiliki yaitu dengan jumlah anggota yang dimiliki untuk meningkatkan permodalan dari dalam. Berdasarkan hasil penelitian dilapang secara umum sebagian besar anggota KUD Puspa Mekar memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebesar 72 persen anggota KUD Puspa Mekar memiliki pendidikan pada taraf pendidikan di bawah SMP. Hal ini menjadi kelemahan bagi KUD Puspa Mekar karena anggota memiliki keterbatasan dalam cara berpikir, cara pandang, dan presepsi terhadap masalah yang berpengaruh dengan peran dan partisipasi aktif. Hal ini dapat di atasi dengan pendidikan dan penyuluhan secara berkala agar anggota yang berpendidikan rendah memiliki cara berpikir dan cara pandang yang sama untuk membangun koperasi. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota, pengurus, manajer dan karyawan agar dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berdampak pada kemajuan koperasi. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga dapat membantu anggota dalam melihat hubungan antara kepentingan pribadi angota, kepentingan kelompok dan dapat menciptakan rasa kepemilikan dan pengendalian pada koperasi. Anggota berhak mendapatkan pendidikan yang diberikan oleh koperasi,
bukan dari pihak luar, karena dalam hal ini koperasi merupakan lembaga pendidikan formal dan nonformal bagi para anggotanya. Pendidikan dan pelatihan juga berlaku bagi karyawan KUD Puspa mekar. KUD Puspa Mekar memiliki jadwal untuk pelatihan bagi karyawan yaitu setiap dua minggu, pelatihan ini terkait dengan prinsip-prinsip koperasi. Pelatihan karyawan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan rapat evaluasi manajemen. Koperasi sudah memiliki perencanaan dalam hal pelatihan dan pendidikan namun belum dapat berjalan dengan baik. Pendidikan dasar-dasar koperasi sangat penting untuk menanamkan nilainilai dasar koperasi yang bertujuan membangun kesadaran anggota agar mau membangun koperasi. Nasution (2008) menyatakan bahwa pendekatan pendidikan membutuhkan waktu lama, tetapi koperasi yang sukses adalah koperasi yang mengutamakan faktor pendidikan. Anggota yang sudah terdidik dengan ideologi koperasi akan memiliki kesediaan yang tinggi untuk berpartisipasi. Metode pendidikan yang tepat dan peningkatan kompetensi anggota akan meningkatkan motivasi anggota untuk membangun jati diri dan otonomi koperasi. Baga et al. (2011) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan budaya. Pendidikan yang diberikan koperasi kepada anggota diharapkan akan meningkatkan motivasi anggota untuk melakukan diskusi dan terlibat dalam pengambilan keputusan, mengalokasikan sumberdaya, dan menyelesaikan masalah dengan menentukan langkah-langkah nyata untuk kemajuan koperasi secara bersama-sama dan demokratis. Anggota KUD Puspa Mekar sebanyak 75 persen merupakan peternak berskala kecil. Hal ini menunjukkan bahwa anggota KUD Puspa Mekar belum sejahtera karena sedikitnya jumlah ternak yang dimiliki. Hal ini menjadi tugas besar bagi KUD Puspa Mekar untuk berupaya membuat program-program untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan peningkatan harga yang diterima anggota dan pemberian kredit sapi. Pemberian kredit sapi bagi anggota diperlukan untuk meningkatkan skala usaha anggota sehingga akan meningkatkan kesejahteraan anggota. KUD Puspa Mekar dapat melakukan program ini dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah. Upaya peningkatan kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota dapat melalui kebersihan
kandang, semakin bersih dan higienis susu yang dihasilkan oleh anggota maka semakin tinggi harga yang akan diterima anggota. Koperasi harus mampu memotivasi anggota untuk dapat terus meningkatkan kebersihan dan kualitas susu seperti pengontrolan secara berkala ke kandang masing-masing anggota dan pemberian award bagi anggota yang memiliki kandang paling bersih. Penyuluhan dan pembinaan juga dapat dilakukan agar kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota meningkat sehingga harga yang diterima oleh anggota akan meningkat sehingga anggota merasakan manfaat ekonomi yang besar setelah bergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar. Peningkatan kesejahteraan anggota juga dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh anggota. Peningkatan nilai tambah ini dapat dilakukan dengan membuat produk turunan dari susu seperti yoghurt, dodol susu, karamel, dan kerupuk susu. KUD Puspa Mekar diharapkan mampu memberikan fasilitas dan pelayanan kepada anggota, misalnya dengan mengadakan pelatihan pembuatan produk turunan susu. Fasilitas yang diberikan koperasi tidak hanya sampai pelatihan pembuatan produk turunan susu, tetapi juga dalam hal pemasaran. KUD Puspa Mekar dapat memfasilitasi dengan membantu pemasaran seperti membuka toko khusus produk yang dihasilkan oleh anggota koperasi. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan anggota dan usaha KUD Puspa Mekar. Kinerja koperasi berdasarkan teori yang ada dipengaruhi oleh visi koperasi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya dan partisipasi. Variabel visi koperasi mempengaruhi kinerja koperasi secara positif (0,42) dan berpengaruh signifikan (3,26). Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa visi koperasi berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Visi koperasi sebagai dasar untuk mencapai cita-cita berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Visi dan misi koperasi harus dipahami oleh seluruh pihak untuk mencapai tujuan bersama KUD Puspa Mekar. Visi dan misi akan membuat program yang dilakukan oleh koperasi semakin terarah sehingga kinerja koperasi menjadi semakin baik. Pemahaman visi dan misi oleh seluruh pihak tidak hanya disampaikan pada saat RAT. Dibutuhkan pertemuan-pertemuan rutin untuk menjaga komunikasi antara pengurus dan anggota mengenai kebijakan dalam koperasi.
Kapasitas kurang memberikan pengaruh terhadap kinerja koperasi secara maksimal (-0,05) dan tidak signifikan (-0,53). Hal ini berbeda dengan hipotesis awal bahwa kapasitas mempengaruhi kinerja koperasi. Artinya semakin baik kapasitas koperasi maka kinerja koperasi semakin baik. Hal ini berbeda dengan hasil yang ditunjukkan karena walaupun pelaksanaan fungsi-fungsi pengurus, pengawas dan manajer serta karyawan masih ada yang belum baik karena adanya beberapa tugas yang dikerjakan oleh satu orang, tugasnya masih dapat dilakukan dengan baik. Hal yang perlu diperbaiki adalah fungsi masing-masing perlu dijelaskan lebih baik untuk menghindari adanya penyalahgunaan wewenang salah satu pihak untuk memperkaya dirinya sendiri. Kapasitas belum memberikan pengaruh kepada kinerja karena masih ada faktor lain yang menghambat kapasitas KUD Puspa Mekar dalam meningkatkan kinerja koperasi. Hal lain yang perlu diperbaiki adalah sistem perekrutan karyawan yang belum jelas, hal ini perlu diperbaiki karena masih ada beberapa karyawan yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Perbaikan sistem perekrutan ini akan meningkatkan kinerja koperasi karena memiliki karyawan yang berkualitas tinggi. Sistem perekrutan misalnya dilakukan dengan adanya ujian mengenai dasar-dasar koperasi, karena karyawan yang akan bekerja di koperasi harus mengetahui betul prinsip koperasi. Variabel kapasitas masih memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja koperasi. Hal ini dikarenakan KUD Puspa Mekar belum pernah mengalami perubahan kepengurusan. Hal ini dikarenakan anggota sudah merasa puas dengan kepemimpinan kepengurusan yang lama. Kurangnya regenerasi kepengurusan juga merupakan masalah bagi pengembangan KUD Puspa Mekar kedepannya. Regenerasi kepengurusan tetap dibutuhkan bagi pengembangan suatu koperasi agar terdapat calon penerus baru yang dapat membuat strategi baru yang kreatif dan inovatif menuju pengembangan koperasi yang lebih baik. Faktor lain yang menyebabkan variabel kapasitas belum memberikan pengaruh secara optimal terhadap kinerja koperasi karena kurangnya kapasitas koperasi dalam melakukan langkah-langkah penurunan biaya produksi anggota dengan integrasi vertikal. Integrasi vertikal ini dilihat dari seluruh subsistem agribisnis. Subsistem hulu, penyediaan makanan ternak dan kebutuhan di waserda
belum diusahakan secara mandiri. Dibutuhkan kemandirian dalam memberikan pelayanan tersebut agar biayanya lebih rendah. KUD Puspa Mekar belum mampu menyediakan lapangan hijauan untuk anggota sebagai kebutuhan pakan hijauan ternak. Dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak misalnya dinas kehutanan untuk mengambil hijauan di kebun kebun milik dinas kehutanan. Anggota juga membutuhkan fasilitas peminjaman atau penyewaan mobil terbuka untuk mengangkut pakan hijauan agar biaya yang dikeluarkan anggota lebih rendah. Jaringan kerja mempengaruhi kinerja koperasi secara positif (0,01) dan tidak signifikan (0,13). Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa jaringan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja koperasi. Jaringan kerja dalam penelitian ini dinilai dari kebijakan koperasi dan hubungan dengan organisasi lain. KUD Puspa Mekar telah menjalin kerjasama yang baik dengan begabagai instansi seperti instansi pendidikan, pemerintah, dan koperasi lainnya seperti KPSBU dan GKSI. Jaringan kerja yang jelas terlihat dari KUD Puspa Mekar adalah adanya asosiasi dengan KPSBU. Asosiasi yang dilakukan berdampak positif terhadap kinerja koperasi. KPSBU melakukan pengontrolan terkait dalam hal manajerial dan operasional. Kegiatan unit usaha dan pelayanan yang diberikan pada anggota KUD Puspa Mekar dijalankan sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure) yang sama dengan yang dilakukan oleh KPSBU. Hal ini diperlukan agar KUD Puspa Mekar tidak mengalami kebangkrutan kembali karena kesalahan manajemen. Kerjasama ini harus selalu dilakukan dengan harmonis dan sinergis agar tidak mengurangi manfaat yang akan diterima anggota KUD Puspa Mekar. Fungsi pengawas dalam koperasi juga harus ditingkatkan agar kerjasama yang dilakukan tidak memberikan dampak negatif kepada KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar sebaiknya mengambil banyak pelajaran terutama dari aspek ekonomi (usaha) dari asosiasi yang dilakukan dengan KPSBU agar KUD Puspa Mekar dapat menjadi koperasi yang mandiri. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan jumlah susu yang dihasilkan oleh koperasi dengan menambah populasi sapi atau anggota yang dimiliki KUD Puspa Mekar, sehingga KUD Puspa Mekar mampu memasarkan susu yang dihasilkan secara mandiri. Penambahan populasi sapi dapat dilakukan dengan menggunakan kredit sapi sehingga anggota memiliki kemudahan mengakses kredit pada koperasi.
Penambahan anggota dilakukan dengan memperluas wilayah kerja. Perluasan wilayah kerja harus dipertimbangkan dengan baik karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Sipayung (2003) penambahan anggota berdampak negatif pada keberhasilan KUD karena koperasi cenderung bersifat highcost. Disampin itu luas wilayah kerja KUD akan meningkatkan penyebaran anggota sehingga menurunkan partisipasi. Penambahan anggota harus diseimbangkan dengan kapasitas manajemen, sumberdaya yang dimiliki koperasi, dan program untuk meningkatkan partisipasi anggota. KUD Puspa Mekar juga dapat mengambil pelajaran mengenai manajemen operasional atau teknis yang dilakukan oleh KPSBU. Membentuk kemandirian koperasi diperlukan kesiapan dari berbagai pihak yaitu pengurus, manajemen, dan anggotanya dan sumberdaya yang dimiliki yaitu aset dan permodalan. KUD Puspa Mekar harus belajar dari pengalaman kebangkrutan yang pernah dialami sehingga mampu membangun koperasi yang kuat berdasarkan jati diri koperasi. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar anggota ingin KUD Puspa Mekar menjadi koperasi yang mandiri. Hal ini menunjukkan dukungan anggota untuk KUD Puspa Mekar menjadi koperasi yang mandiri. Sumberdaya koperasi berpengaruh secara positif (0,23) dan signifikan (2,38) terhadap kinerja koperasi. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa sumberdaya berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Sumberdaya koperasi terkait dengan sumbedaya keuangan koperasi. Semakin baik manajemen sumberdaya koperasi maka semakin baik kinerja koperasi. Manajemen sumberdaya keuangan ini akan mempengaruhi manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota. Jumlah permodalan KUD Puspa Mekar lebih banyak berasal dari luar, bukan dari dalam koperasi. Hal ini menjadi kelemahan koperasi karena tidak sesuai dengan koridor koperasi yaitu keseimbangan struktur modal. KUD Puspa Mekar harus menjaga permodalan koperasi agar lebih banyak berasal dari internal daripada eksternal. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu otonomi dan kemandirian. Partisipasi anggota KUD Puspa Mekar berpengaruh positif (0,05) dan tidak signifikan (0,33) tehadap kinerja koperasi. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa sumberdaya berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa partisipasi anggota sangat berpengaruh dan menentukan
terhadap keberhasilan koperasi, karena partisipasi anggota merupakan unsur utama dan paling penting dalam mencapai keberhasilan koperasi (Hendar & Kusnadi 2005; Aini & Setiawan 2006). Partisipasi mempengaruhi kinerja koperasi oleh karena itu KUD Puspa Mekar harus meningkatkan partisipasi anggota dengan meningkatkan rangsanganrangsangan insentif kepada anggota melalui peningkatan manfaat keanggotaan. Partisipasi anggota akan tumbuh jika dalam diri setiap anggota terdapat rasa memiliki terhadap koperasinya. Rasa memiliki akan timbul jika anggota merasakan manfaat dari koperasi. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh koperasi untuk meningkatkan partisipasi anggota adalah dengan menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota relatif lebih baik dari pesaing dipasar, pemberian diskon atau potongan harga kepada anggota dengan persyaratan tertentu, menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas, meningkatkan SHU anggota dan menyediakan tunjangan bagi anggota seperti tunjangan kesehatan dan tunjangan hari raya. Manfaat sosial mempengaruhi partisipasi anggota secara positif (0,95) dan tidak signifikan (1,66). Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa manfaat sosial berpengaruh terhadap partisipasi anggota. Semakin tinggi manfaat sosial yang diterima anggota maka akan semakin tinggi partisipasi anggota. Manfaat sosial yang diterima anggota KUD Puspa Mekar yaitu hubungan baik antar anggota, hubungan baik dengan pengurus, pelayanan dan fasilitas yang tersedia, dan pembinaan dan pelatihan. Kelemahan dari manfaat sosial bagi anggota KUD Puspa Mekar adalah belum rutinnya dilakukan penyuluhan. Penyuluhan hanya dilakukan pada saat terjadi masalah pada susu yang dihasilkan anggota. KUD Puspa Mekar belum memiliki kegiatan rapat rutin setiap bulannya dengan anggota maupun perwakilan dari anggota. Hal ini menjadi kelemahan bagi koperasi karena hanya menampung aspirasi anggota pada saat RAT yang diadakan satu tahun sekali. Manfaat ekonomi kurang memberikan pengaruh terhadap partisipasi anggota (-0,13) dan tidak signifikan (-0,42). Hal ini berbeda dengan hipotesis dan penelitian-penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa manfaat ekonomi berpengaruh positif terhadap partisipasi. Bagi sebagian anggota KUD Puspa
Mekar manfaat ekonomi yang diterima dari KUD Puspa Mekar
tidak
meningkatkan partisipasi anggota. Melihat hasil analisis ini bahwa anggota KUD Puspa Mekar lebih termotivasi untuk berpartisipasi karena melihat dari manfaat sosial yang diterima. Hal ini terjadi karena manfaat ekonomi dapat diterima oleh anggota tidak hanya dari koperasi saja, namun pesaing-pesaing KUD Puspa Mekar mampu memberikan manfaat yang sama, sehingga manfaat sosial yang lebih mempengaruhi partisipasi anggota. Manfaat ekonomi yang dapat diberikan oleh pesaing adalah harga susu yang tidak jauh berbeda dari harga yang diberikan koperasi. Manfaat lainnya yang belum dimiliki oleh KUD Puspa Mekar adalah manfaat dalam pemberian kredit sapi. Kredit sapi merupakan kebutuhan terutama bagi anggota dengan skala usaha kecil. Hal lain yang menyebabkan manfaat ekonomi yang kurang memberikan pengaruh terhadap partisipasi adalah belum mandirinya unit usaha yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar masih menyalurkan susu yang dihasilkan anggota ke IPS dengan bantuan KPSBU. Pelayanan waserda dan makanan ternak juga masih disuplai dari KPSBU. Pelayanan simpan pinjam sudah dilaksanakan oleh KUD Puspa Mekar secara mandiri. Meningkatkan partisipasi anggota dari segi manfaat ekonomi dapat ditingkatkan dengan membangun unit usaha sesuai dengan harapan anggota dan membangun unit usaha secara mandiri. Kinerja koperasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap manfaat sosial (0,71) dan manfaat ekonomi (0,84). Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa kinerja koperasi akan mempengaruhi manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota KUD Puspa Mekar. Kinerja koperasi yang semakin baik dengan program-program yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar akan meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota dan akan meningkatkan kesejahteraan anggota. KUD Puspa Mekar harus meningkatkan dan mempertahankan kinerja koperasi agar manfaat sosial dan ekonomi yang diterima anggota akan semakin meningkat. Meningkatnya manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota akan meningkatkan partisipasi anggota terhadap KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar harus mampu mempertahankan keanggotaan agar kegiatan usaha koperasi dapat terus berjalan. Mempertahankan keanggotaan dapat dilakukan dengan terus meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi yang diterima
anggota dengan program-program yang sesuai dengan keinginan anggotanya. Diharapkan dengan terbentuknya program-program yang sesuai dengan keinginan anggota akan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dilihat dari hasil penelitian bahwa manfaat sosial lebih memberikan pengaruh terhadap partisipasi daripada manfaat ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya anggota KUD Puspa Mekar sudah memiliki loyalitas yang tinggi terhadap koperasi. Loyalitas yang tinggi ini memberikan indikasi bahwa anggota KUD Puspa Mekar sebaiknya dapat menjalankan unit usahanya secara mandiri. Kemandirian KUD Puspa Mekar akan semakin memberikan manfaat yang lebih besar terhadap anggota dan akan meningkatkan kesejahteraan anggota, tentunya dengan kesiapan dari sumberdaya manusia dan keuangannya.