JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
ISSN: 2302 - 2663
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI DI KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) DINASTI JAKARTA TIMUR
Dra. Endang Sri Rahayu, MPd (Dosen Fakultas Ekonomi UNJ) Dr. Saparudin SE, M. Si (Dosen Fakultas Ekonomi UNJ) Friltia Dwi Herjanti, S.Pd. (Alumni Fakultas Ekonomi UNJ)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Budaya Organisasi dengan Partisipasi Anggota Koperasi di Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) selama kurang lebih satu bulan, terhitung sejak bulan November 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) di Jakarta Timur. Sedangkan populasi terjangkau adalah anggota koperasi yang berada di kantor pusat PT.Telkom cabang Jakarta Timur. Sampel yang digunakan sebanyak 58 anggota. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik proporsial sampling dengan tabel sampel pada taraf kesalahan 5%. Perhitungan data penelitian dimulai dengan mencari persamaan regresi dan diperoleh Ŷ = 33,11 + 0,737X. Lalu dilakukan uji persyaratan analisis data dengan uji normalitas galat taksiran menggunakan rumus Lilifoers. Dari perhitungan didapat nilai L hitung = 0,077 sedangkan L tabel untuk n=58 yaitu 0,116. Karena L hitung < L tabel , maka pengujian normalitas galat taksiran regresi Y atas X menunjukkan bahwa galat taksiran regresi Y atas X berdistribusi normal. Hasil perhitungan untuk uji keberartian regresi (α=0,05) diperoleh F hitung = 36,94 dan F tabel =4,03. Karena F hitung > F tabel, maka model persamaan regresi adalah signifikan. Untuk hasil perhitungan uji kelinieran regresi (α = 0,05) diperoleh F hitung = 0,92 dan F tabel 2,08. Karena F hitung < F tabel, maka model persamaan regresi adalah linier. Pengujian hipotesis menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson menghasilkan r xy sebesar 0,630 sedangkan hasil dari uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 6,08 dan ttabel sebesar 1,68. Dikarenakan t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Budaya Organisasi dengan Partisipasi Anggota Koperasi di Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Jakarta Timur. Perhitungan koefisien determinasi menunjukkan 39,74% variasi variabel Y ditentukan oleh variabel X. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara hubungan Budaya Organisasi dengan partisipasi Anggota Koperasi. Semakin kondusif Budaya Organisasi maka semakin tinggi Partisipasi Anggota Koperasi tersebut.
http://www.jpeb.net
25
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
PENDAHULUAN
khususnya pegawai. Tujuan itu akan
Dalam Pasal 33 UUD 1945,
dapat tercapai bila setiap anggota
khususnya ayat 1 disebutkan bahwa
berpartisipasi dalam kegiatan koperasi
perekonomian disusun sebagai usaha
termasuk juga dalam usaha simpan
bersama
pinjam.
berdasar
kekeluargaan.
atas
Oleh
asas
karena
itu,
Partisipasi
anggota
dalam
berdasarkan penjelasan pasal tersebut
koperasi merupakan kegiatan yang
maka bentuk
sesuai
melibatkan seluruh faktor, baik secara
Indonesia
fisik, mental maupun materi. Pada
dengan
usaha
yang
perekonomian
adalah koperasi, karena pada pasal 1
usaha
ayat 1 UU Perkoperasian No. 25 tahun
anggota
1992, dinyatakan bahwa: “Koperasi
berupa kewajiban membayar simpanan
adalah
yang
wajib dan kesadaran untuk menyimpan
atau
dalam bentuk sukarela, tetapi juga
dengan
anggota harus ikut berpartisipasi aktif
kegiatannya
dalam memanfaatkan pinjaman yang
badan
beranggotakan badan
usaha
orang-seorang
hukum
koperasi
melaksanakan berdasarkan prinsip sekaligus ekonomi
koperasi,
sebagai rakyat
gerakan
yang berdasarkan
diwujudkan
Keberadaan
partisipasi
tidak
hanya
organisasi
Koperasi
Simpan
Pinjam (KSP) atau Usaha Simpan Pinjam
sebagai
pinjam,
disediakan koperasi.
atas asas kekeluargaan”. Koperasi
simpan
(USP)
perusahaan
di
lingkungan
memberikan
kontribusi
ekonomi yang berwatak sosial didirikan
besar bagi para pegawai sebagai
atas adanya kesamaan kebutuhan,
anggota
mengelola
dan
kesukarelaan dan keterbukaan diantara
mengatasi masalah keuangan
yang
para
itulah
mereka hadapi, karena KSP/USP ini
koperasi dapat diterima
didirikan dari, oleh dan untuk anggota
anggotanya,
keberadaan secara
luas
karena
oleh
semua
lapisan
masyarakat termasuk para pegawai. Koperasi
pegawai
merupakan
maka
dalam
kelangsungan
usaha
dan
perkembangannnya sangat tergantung pada partisipasi anggotanya.
organisasi yang mandiri menjalankan
Usaha meningkatkan partisipasi
kegiatan usahanya untuk memenuhi
anggota untuk berkoperasi memang
kebutuhan anggota dan non anggota di
tidak mudah, masih banyak hambatan-
lingkungan perusahaan dengan tujuan
hambatan yang dihadapi dalam rangka
untuk
meningkatkan
ekonomi
meningkatkan anggota
http://www.jpeb.net
dan
kesejahteraan masyarakat
partisipasi
guna
mengembangkan usaha pada koperasi
26
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
pegawai.
berjumlah ratusan. Hal ini sebenarnya
Tingkat
pendapatan
anggota
bisa diatasi dengan cara pembentukan
yang masih rendah bisa menjadi faktor
kelompok- kelompok dalam koperasi
penghambat bagi kelangsungan usaha
atau dengan cara melibatkan pimpinan
koperasi, karena apabila pendapatan
atau
rendah maka kemampuan anggota
mensosialisasikan kegiatan koperasi,
untuk membayar simpanan wajib dan
namun semua itu tergantung juga pada
berpartisipasi
kinerja pengurus koperasi harus bisa
dalam
simpanan
atasan
disetiap
seksi
sukarela menjadi kurang, tentu saja hal
inovatif
ini akan berpengaruh pada modal
mensosialisasikan
yang dimiliki koperasi, karena modal
koperasi pada anggota.
koperasi
itu
berasal
dari
anggota
dan
proaktif
dalam
kegiatan-kegiatan
Kurangnya sosialisasi kegiatan
walaupun koperasi bisa mendapatkan
koperasi
menyebabkan
modal dari pihak luar namun peranan
anggota
yang
modal
karena
pengetahuan
yang
berasal dari
anggoa
untuk
banyak
bersifat
pasif mereka
sangat penting guna mengembangkan
tentang perkoperasian sangat minim.
rasa
Secara
memiliki
koperasi
dan
anggota
terhadap
menumbuhkan
rasa
kemandirian dengan tidak bergantung
meningkatkan
Hal ini bisa dilihat dari data yang
mereka
harus
pengetahuan
tentang
perkoperasian melalui pendidikan.
pada pihak luar, seperti halnya prinsip koperasi dari, oleh dan untuk anggota.
bertahap
Pendidikan
anggota
koperasi
merupakan hal yang penting dalam pembinaan
dan
pengembangan
diambil dari Anggota Koperasi Pegawai
koperasi karena pendidikan merupakan
Telkom
(KOPEGTEL)
bekal
mengalami
penurunan
Dinasti yaitu
bagi
anggota
untuk
dapat
pada
berpartisipasi secara aktif dan dinamis.
tahun 2009 berjumlah 714 anggota
Materi pendidikan yang diberikan harus
menjadi 606 anggota pada tahun 2010,
sesuai
sedangkan pada tahun 2011 terjadi
pengetahuan
penurunan anggota lagi
organisasi koperasi, hak dan kewajiban
menjadi 556
anggota.
kebutuhan
tentang
seluk
seperti beluk
anggota, bentuk usaha dan kegiatan
Faktor lain yang menghambat berkembangnya
dengan
pegawai
para anggota termotivasi untuk secara
adalah kurangnya sosialisasi kegiatan
aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang
koperasi pada anggota, disebabkan
ada di koperasinya sehingga koperasi
karena umumnya anggota koperasi itu
diharapkan bisa lebih maju usahanya
http://www.jpeb.net
koperasi
koperasi. Semua ini dimaksudkan agar
27
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
dan dapat berkembang dengan tujuan
membentuk
bersama
organisasi koperasi yang tidak baik.
yaitu
meningkatkan
kesejahteraan anggota. Namun
persepsi
Persepsi
anggota
terhadap
melaksanakan
budaya organisasi koperasinya akan
pendidikan kepada anggota ini masih
dapat mempengaruhi tingkat partisipasi
terdapat beberapa hambatan, antara
anggota
lain:
koperasi.
1. Anggota
untuk
budaya
yang
kurang
peduli
dalam
kegiatan
Budaya
merupakan
bagian
usaha
organisasi penting
dalam
terhadap prosedur kerja dan sistem
kegiatan koperasi. Oleh karena itu
koperasi
maka timbul keinginan penulis untuk
2. Keterbatasan para anggota seperti waktu, modal dan pengertian
budaya organisasi dengan partisipasi,
3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan perkoperasian Sikap pada
kurang
koperasi
karena
persepsi
anggota
disebabkan
anggota
khususnya pada Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Dinasti.
peduli
bisa
meneliti lebih lanjut tentang hubungan
terhadap
KAJIAN TEORI Hakikat Partisipasi Anggota
budaya organisasi koperasi yang tidak baik.
Hal
ini
berasal
dari
dalam
Partisipasi sering kita jumpai dalam
pergaulan
dan
kehidupan
organisasi koperasi tersebut seperti
sehari-hari. Banyak sekali penggunaan
sikap pegawai koperasi yang tidak
istilah
ramah
merupakan
dalam
keuangan
pelayanan,
koperasi
transparan,
laporan
yang
pengelolaan
partisipasi. istilah
Partisipasi dalam
ilmu
tidak
manajemen, namun saat ini istilah
simpan
partisipasi sudah menjadi milik umum
pinjam yang tidak profesional hingga
dalam
menimbulkan
secara harfiah sebenarnya diambil dari
terjadinya
kebijakan-kebijakan
korupsi, organisasi
arti
bahasa
luas.
asing
Istilah
partisipasi
“participation”
yang
koperasi dipengaruhi atau bisa jadi
artinya mengikutsertakan pihak lain.
diputuskan oleh pimpinan perusahaan
Ropke menyatakan bahwa “partisipasi
sehingga
dapat diartikan sebagai suatu proses
prinsip
koperasi
sebagai
organisasi yang bersifat terbuka dan
dimana
dikelola secara demokratis menjadi
menemukan dan mengimplikasikan ide-
tidak terwujud, hal-hal seperti ini terjadi
ide atau gagasan koperasi”
karena budaya organisasi koperasi yang
masih
lemah
http://www.jpeb.net
sehingga
bisa
sekelompok orang (anggota)
Suatu organisasi akan dapat berkembang
apabila
adanya
28
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
partisipasi
dari
semua
komponen
setiap anggota untuk berpartisipasi
maupun unsur yang ada. Hal ini berarti
dalam
semua komponen atau unsur yang ada
diselenggarakan oleh koperasi, karena
akan merasa lebih dihargai, sehingga
berkaitan dengan kedudukan anggota
dapat
dalam koperasi yaitu sebagai pemilik
diharapkan
semangat
dan
kegiatan
usaha
kegairahan kerja serta rasa tanggung
dan
jawab
pengguna jasa koperasi.
jika
dapat
ditingkatkan.
partisipasi
Dan
dapat ditingkatkan
sekaligus
yang
pelanggan
Sebagai
pemilik
atau
anggota
akan dapat pula menimbulkan rasa ikut
memiliki kewajiban-kewajiban dan hak-
memiliki (sense of belonging), dapat
hak
dikatakan
kewajiban dan hak individual maupun
bahwa
berkembang
sukses
baik
kewajiban dan hak keuangan atau
sangat
finansial. Para anggota harus ikut serta
tergantung pada peran partisipasi aktif
membiayai koperasi yang diperlukan
dari
untuk menunjang usaha yang sesuai
para
suatu
dan
koperasinya,
maju
mundurnya
tidaknya,
tidaknya,
terhadap
koperasi
anggotanya.
Sesuai
dengan pasal 17 ayat 1 Undang-Undang
dengan Nomor
25
kebutuhan
tujuannya.
Modal
anggota utama
dan
koperasi
Tahun 1992 tentang perkoperasian
berasal dari anggota dan hal ini penting
yang menyebutkan bahwa “anggota
karena
koperasi adalah pemilik dan sekaligus
memiliki anggota terhadap koperasi
pengguna
Jadi
dan mewujudkan kemandirian dengan
partisipasi anggota terhadap koperasi
tidak bergantung pada modal dari pihak
tidak hanya bersifat materi tetapi juga
lain.
non materi yaitu berpartisipasi dalam
sebagai pelanggan atau pengguna jasa
menentukan
koperasi, anggota harus memanfaatkan
jasa
koperasi”.
dan
keputusan-keputusan diwujudkan pendapat
dalam demi
mengambil penting
saran, kemajuan
yang
gagasan usaha
koperasi. Partisipasi
akan
Dalam
meningkatkan
kedudukan
rasa
anggota
setiap pelayanan yang diberikan oleh koperasi,
semakin
memanfaatkan
banyak
pelayanan
anggota koperasi,
maka manfaat (benefit) yang diperoleh dalam
kegiatan
anggota akan semakin besar, dan ini
koperasi bersifat sukarela dan tidak
berarti
dipaksakan, namun perlu diperhatikan
pelaksanaan partisipasi akan semakin
bahwa partisipasi itu memiliki peranan
meningkat.
yang penting dalam pengembangan koperasi, dan menjadi kewajiban bagi
http://www.jpeb.net
kesadaran
Partisipasi adalah
anggota
menurut
keikutsertaan
dalam
Darminto
atau
peran
29
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
serta, berperan aktif dalam kegiatan,
bahwa sukses tidaknya, berkembang
dalam berkoperasi sebenarnya tidak
tidaknya,
cukup hanya sekedar ikut serta, tetapi
maju mundurnya suatu koperasi akan
lebih dari itu yaitu dilaksanakannya
sangat
suatu kewajiban.
aktif dari para anggotanya baik secara
Setiap
anggota
koperasi
bermanfaat
tergantung
langsung
tidaknya
pada
maupun
dan
partisipasi
tidak
langsung
mempunyai kewajiban tanpa terkecuali,
dalam
mempunyai kewajiban yang sama, jadi
koperasi yang ingin dicapai bersama.
bukan
hanya
sekedar
mencapai
tujuan
bahwa
Menurut Harsono bahwa untuk
sangat menentukan untuk maju dan
mempertahankan pengembangan dan
berkembangnya koperasi dan barang
pertumbuhan
kali berkelebihan kiranya bila dikatakan
kualitas
dan
bahwa anggota itu segala-galanya bagi
tidaklah
berlebihan
koperasi.
bahwa
anggota
penting
yang
Koperasi
harus
kegiatan-kegiatan menjabarkan anggota
organisasi
memiliki
tertentu bentuk
sehingga
bermanfaat.
ikut
rangka
Koperasi yang
koperasi partisipasi
partisipasi
Sementara
bertumpu
pada
jika
faktor berhasil
menurut
Hasibuan
P.
mengemukakan
pendapatnya anggota
dikatakan
menentukan
tidaknya koperasi.
merupakan
anggota,
merupakan
untuk
benar-benar
tergantung
tentang
sebagai
partisipasi
berikut:
Tinggi
partisipasi anggota dengan kekuatan
rendahnya
tertinggi terletak pada rapat anggota,
terhadap koperasi dapat diukur dari
maka dasar dari pemanfaatan
hasil-
partisipasi
kesetiaan
hasil dan pelayanan koperasi dapat
memikul
terlihat
menjalankan
dari
tatanan
dalam
anggota
anggota
tanggung
jawab
kenggotaannya
untuk dan secara
menanamkan partisipasi yang baik dan
bertanggung jawab. Apabila sebagian
sesuai
besar
dengan
kebutuhan
yang
dirasakan.
anggota
kewajiban
Marcus menyatakan di
telah
dan
menjalankan
haknya,
maka
partisipasi anggota yang bersangkutan
hadapan Kongres IC (International
baik,
Cooverative) tahun 1988 di Stockholm,
anggota
bahwa:
kewajiban serta menjalankan haknya
yang
Partisipasi
memiliki
peranan
sangat
penting
dalam
organisasi koperasi, dapat dikatakan
http://www.jpeb.net
namun
jika
hanya
yang
sedikit
menunaikan
maka partisipasi anggota rendah atau buruk.
Jadi
partisipasi
seseorang
terhadap lembaga atau organisasi akan
30
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
berjalan dengan baik dan aktif apabila
anggota organisasi, makin kuat budaya
didukung dengan kondisi dan situasi
organisasi,
yang baik. Selain itu pada dasarnya
kesepakatan bersama tersebut.
terrwujud atau tidaknya semua bentuk partisipasi
tergantung
dari
rasa
Adapun
mantap
menurut
pula
Edward
Burnett yang dikutip Moh. Pabundu Tika
memiliki.
makin
mengemukakan
civilization,
“taken
culture in
its
or wide
technographic sense, is that complex
Hakikat Budaya Organisasi Menurut Robbins berpendapat
whole
which
includes
knowledges,
suatu
belief, art, morals, law, custom and any
individu-individu
other capabilities and habits acquired
mengorganisasikan dan menafsirkan
by men as a member of society.
kesan indra
mereka
agar memberi
(Budaya
makna
kepada
lingkungan
teknografis yang luas meliputi ilmu
mereka”11.
Dengan adanya persepsi
pengetahuan, keyakinan, seni, moral,
bahwa
“persepsi
proses
dimana
merupakan
merupakan
pengertian
yang berupa penafsiran kesan indra
hukum, adat-istiadat,
maka individu akan dapat memberikan
kemampuan dan kebiasaan lainnya
arti serta makna yang diharapkan bagi
yang
lingkungannya.
masyarakat)”.
Siagian “budaya
menyatakan organisasi
kesepakatan bersama tentang nilai yang dianut bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam
organisasi
Menurut
bahwa adalah
yang
bersangkutan”12. Dalam hal ini budaya organisasi berlaku bagi semua orang yang menjadi anggota organisasi dan merupakan nilai yang dianut bersama yang diaplikasikan alam visi, misi, dan
mencapai
tujuan
menentukan apa yang boleh dan apa
sebagai
Robert
anggota
G.
Owens
system of shared values and benefit that interact with an organization’s people, organizational structures, and control systems to produce behavioral norms. (Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur system
control
organisasi,
yang
dan
menghasilkan
norma perilaku)”.
organisasi
tersebut. Budaya organisasilah yang
berbagai
dalam Moh. Pabundu Tika, “culture is a
strategi untuk menjalankan kegiatan demi
didapat
dan
Menurut Gibson dalam Dinnul Alfian adalah
Akbar, bauran
“budaya nilai,
organisasi kepercayaan
yang tidak boleh dilakukan oleh para
http://www.jpeb.net
31
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
(belief), norma, dan pola perilaku dalam
Hipotesis Penelitian
suatu organisasi”. Budaya organisasi
Berdasarkan
teori
di
atas,
mempunyai andil yang besar dalam
maka hipotesis yang dapat diajukan
pencapaian bahkan
tujuan
organisasi
dan
sebagai berikut: “Terdapat hubungan
merupakan
jiwa
yang
yang positif antara budaya organisasi
menuntun anggota dalam mencapai
dengan
tujuannya.
Koperasi
Jacques dalam Nimran yang
partisipasi
anggota
Pegawai
(KOPEGTEL).”
pada Telkom
Semakin
kondusif
dikutip Eko Ichtiarto dan Djumiati,
budaya
“budaya organisasi adalah cara berfikir
tinggi
dan
dan sebaliknya semakin tidak kondusif
melakukan
sesuatu
yang
organisasi partisipasi
maka
semakin
anggota
koperasi
mentradisi, yang dianut bersama oleh
budaya
semua anggota koperasi, dan para
rendah partisipasi anggota koperasi.
organisasi
maka
semakin
anggota baru harus mempelajari atau paling sedikit menerimanya sebagian
METODOLOGI PENELITIAN
agar mereka diterima sebagai bagian dari organisasi (koperasi)”.
mengetahui apakah
Gordon yang dikutip Erni R. Ernawan
menyatakan
Tujuan penelitian ini adalah untuk ada
hubungan
antara budaya organisasi (variabel X)
bahwa,
dengan partisipasi anggota (variabel
“keberhasilan suatu organisasi sangat
Y). Penelitian ini dilakukan di Koperasi
tergantung
keberhasilannya
Pegawai Telkom Dinasti di Jl.Basuki
dalam menciptakan budaya organisasi
Rahmat No. 8D, Kampung Melayu,
yang khas sebagai bagian dari rencana
Jakarta
strategik
dilaksanakan
kepada
mereka.
Selanjutnya,
dia
Timur.
Waktu
selama
penelitian
enam
bulan,
menyatakan bahwa kesesuaian antara
yakni bulan Juni sampai Desember
sikap dana perilaku karyawan dengan
Tahun 2011 dengan alasan pada waktu
budaya organisasi memiliki efek pada
tersebut merupakan waktu yang paling
kinerjanya”.
luang
Dari
beberapa
teori
budaya
untuk
sehingga
melakukan
peneliti
penelitian,
dapat
lebih
organisasi diatas dapat diambil sebuah
menfokuskan diri pada pelaksanaan
pengertian bahwa budaya organisasi
penelitian, juga karena keterbatasan
adalah suatu ketepatan nilai yang
peneliti dalam waktu, tenaga, dan
dianut, pola perilaku, kebiasaan yang
dana.
dianut, sistem kontrol, dan pedoman kegiatan.
http://www.jpeb.net
Penelitian metode
survei
ini
menggunakan
dengan
pendekatan
32
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
korelasional guna mengetahui derajat keeratan hubungan antara persepsi
HASIL PENELITIAN DAN
budaya organisasi sebagai variabel X
PEMBAHASAN
(variabel yang mempengaruhi) dengan
Garis regresi
partisipasi anggota sebagai variabel Y
Analisis
regresi
linier
(variabel yang dipengaruhi). Adapun
sederhana terhadap kedua variabel
alasan peneliti menggunakan metode
penelitian yaitu
survei dengan pendekatan korelasional
dengan
antara lain:
menghasilkan koefisien arah regresi
1. Sesuai dengan tujuan peneliti yang
0,737 dan konstanta sebesar 33,11.
ingin di capai, yaitu dimaksudkan
Dengan demikian bentuk hubungan
untuk
antara
mengetahui
ada
tidaknya
budaya
organisasi
partisipasi
variabel
anggota
budaya
organisasi
hubungan atau korelasional antara
dengan partisipasi anggota memiliki
dua variabel yakni variabel bebas
persamaan
yang
0,737X (proses perhitungan terdapat
mempengaruhi
dan
diberi
regresi Ŷ = 33,11 +
symbol X dengan variabel terikat
pada
yang dipengaruhi dan diberi symbol
persamaan
Y.
menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1
2. Penelitian ini tidak menuntut subjek penelitian yang terlalu banyak.
adalah
dalam
seluruh
berjumlah
Koperasi
606
tersebut
anggota
kenaikan
(variabel
Y)
ini Pengujian Persyaratan Analisis
Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Dinasti yang
regresi
sebesar 0,737 pada konstanta 33,11.
penelitian
anggota
Selanjutnya
mengakibatkan
partisipasi
variabel yang dikorelasikan.
28).
skor budaya organisasi (variabel X) akan
3. Perhatian peneliti ditinjau pada
Populasi
lampiran
anggota.
Pengujian taksiran
normalitas
dilakukan
untuk
galat menguji
Sedangkan populasi terjangkau adalah
apakah galat taksiran regresi Y atas X
anggota
berdistribusi
kantor
koperasi pusat
yang
PT.
berada
Telkom
di
normal
atau
tidak.
cabang
Pengujian normalitas galat taksiran
584
regresi Y atas X dilakukan dengan uji
anggota koperasi. Sampel ditarik 10%
Liliefors pada taraf signifikan α = 0,05
dari
yang
untuk sampel sebanyak 58 responden,
didapat
dengan kriteria pengujian berdistribusi
anggota
normal apabila Lhitung (Lo) < Ltabel
Jakarta Timur yang berjumlah
populasi
berjumlah responden
584,
terjangkau sehingga
sebanyak
koperasi.
http://www.jpeb.net
58
(Lt)
dan jika Lhitung (Lo) > Ltabel
33
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
(Lt) maka galat taksiran regresi Y
Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan
atas
dapat dilihat pada tabel IV.5 berikut:
X
tidak
berdistribusi normal.
Tabel IV.1 Hasil Uji Normalitas Galat Taksiran Galat Taksiran
Lo
Lt
Keputusan
Keterangan
Y atas X
0,077
0,116
Terima Ho
Normal
Hasil tersebut dapat dibuktikan dengan
hasil
diperoleh
yang
Uji keberartian regresi digunakan
0,077
untuk mengetahui berarti atau tidaknya
= 0,116 (proses
hubungan antara budaya organisasi
perhitungan
yakni
Lhitung
sedangkan Ltabel
Pengujian Hipotesis Penelitian
=
perhitungan terdapat pada lampiran
dengan
32), ini membuktikan bahwa Lhitung <
dibentuk melalui uji persamaan regresi.
Ltabel
Sedangkan
bahwa
sehingga dapat disimpulkan galat
taksiran
Y
atas
X
berdistribusi normal. Dengan demikian penelitian
dapat
dilanjutkan
pada
pengujian hipotesis yang menggunakan
partisipasi
uji Linearitas
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
hubungan
linier
antara
budaya
organisasi
dan
(signifikansi)
dan
partisipasi anggota. Uji
keberartian
linieritas
korelasi dan regresi.
anggota
regresi
budaya
organisai
(variabel X) dengan partisipasi anggota (variabel Y) perhitungannya disajikan dalam tabel IV.6 di bawah ini, yaitu: Tabel IV.2 Analisis Varians (Anava) untuk Uji Keberatian dan Linieritas Regresi Sumber Varians
dk
Jumlah Kuadrat (JK)
Total Regresi (a)
58 1
704554,00 696968,34
Regresi (b/a)
1
3014,83
Sisa
56
4570,83
Tuna Cocok
36
2850,66
Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) 3014,83
Fhitung
Ftabel
36,94*)
4,03
0,92**)
2,08
81,62 79,19
Keterangan: *) Regresi berarti (signifikan) : Fhitung (36,94) > Ftabel (0,05;1/56) (4,03)
http://www.jpeb.net
34
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
**)
Regresi linier : Fhitung (0,92) < Ftabel (0,05;36/20) (2,08) Pada tabel distribusi F dengan
Ftabel = 2,08. Hal ini menunjukkan
menggunakan dk pembilang 1 dan dk
bahwa Fhitung < Ftabel yang berarti
penyebut (n-2) = 56 pada α = 0,05
regresi linier.
diperoleh Ftabel
= 4,03, sedangkan
Hasil
perhitungan
koefisien
Fhitung = 36,94. Dari hasil pengujian
kolerasi
seperti ditunjukkan pada tabel IV.2
dengan partisipasi anggota diperoleh
menunjukkan bahwa Fhitung (36,94) >
rxy=
Ftabel
disimpulkan bahwa rxy = 0,630 > 0. Hal
(4,03).
Jadi,
dapat
disimpulkan bahwa regresi berarti.
ini
Tabel distribusi F yang digunakan untuk
mengukur
linieritas
regresi
antara
0,630.
budaya
organisasi
Sehingga
menunjukan
terdapat
dapat
hubungan
yang erat antara variabel X (budaya organisasi)
dengan
variabel
Y
dengan dk pembilang (k-2) = 36 dan dk
(partisipasi anggota).
penyebut (n-k) = 20 dengan α = 0,05
Untuk uji signifikansi koefisien korelasi
diperoleh Fhitung = 0,92 sedangkan
disajikan pada tabel IV.3 berikut:
Tabel IV.3 Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi Antara Budaya Organisasi dan Partisipasi Anggota Koefisien Koefisien antara
Korelasi 0,630
variabel X dan
Keterangan:
thitung >
ttabel yaitu
Koefisien Determinasi 39,74%
=
tabel
1,68.
thitung ttabel 6,08 1,68
Dengan
demikian
6,08 > 1,68 maka Ho ditolak atau
koefisien korelasi rxy = 0,630 adalah
terdapat
signifikan.
koefisien
korelasi
yang
signifikan antara variabel X dengan variabel
Y.
Berdasarkan
pengujian
Berdasarkan
hasil perhitungan
yang telah dikemukakan, menunjukkan
signifikansi koefisien korelasi antara
bahwa
budaya
pasangan
mempunyai
hubungan
dengan
partisipasi
dengan
skor
budaya
partisipasi
organisasi anggota
organisasi yang
positif
anggota.
sebagaimana terlihat pada tabel IV.3
Berdasarkan
diatas diperoleh thitung = 6,08 dan t
koefisien korelasi antara pasangan skor
pengujian
signifikansi
budaya organisasi dengan partisipasi
http://www.jpeb.net
35
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
anggota diperoleh thitung = 6,08 dan
konstanta 33,11.
ttabel = 1,68, karena thitung > ttabel
Mengacu pada perhitungan itu,
maka membuktikan bahwa terdapat
maka dapat diinterpretasikan bahwa
hubungan yang erat antara variabel
Budaya Organisasi
budaya organisasi (X) dan variabel
Partisipasi
partisipasi anggota (Y). Sedangkan
semakin
kondusifnya
hasil perhitungan koefisien korelasi
Organisasi
maka
rxy= 0,630. Menurut Sugiono (2007)
Partisipasi Anggota dan sebaliknya
pedoman
semakin
untuk
memberikan
mempengaruhi
Anggota
tidak
Koperasi
Budaya
semakin
kondusifnya
maka
atau
tinggi
Budaya
interprestasi koefisien korelasi adalah
Organisasi
semakin
sebagai berikut:
Partisipasi
• 0,000 – 0,199 = Sangat rendah
Selanjutnya besarnya kontribusi atau
• 0,200 – 0,399 = Rendah
persentase
• 0,400 – 0,599 = Sedang
terhadap Partisipasi Anggota dapat
• 0,600 – 0,799 = Kuat
dilihat dari perolehan nilai Koefisien
• 0,800 – 1,000 = Sangat Kuat
Determinasi (KD) = 0,3974 hal ini
Anggota
rendah Koperasi.
Budaya
Organisasi
dapat
berarti 39,74% Partisipasi Anggota (Y)
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
ditentukan oleh Budaya Organisasi (X).
Dengan
demikian
yang positif antara budaya organisasi dengan
partisipasi
anggota,
serta
korelasi antara kedua variabel adalah
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini berhasil menguji
kuat. Hasil
pengujian
hipotesis
bahwa
budaya
menunjukkan organisasi
bukan secara kebetulan
hipotesis
penelitian
dilakukan
maka
bahwa terdapat
partisipasi
positif
melainkan
diajukan,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
mempunyai hubungan positif dengan anggota,
yang
antara
dapat
disimpulkan
hubungan budaya
yang
organisasi
didasarkan pada analisis statistik yang
dengan
menguji signifikansi hubungan dengan
Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) di
taraf signifikan (α = 0,05) dengan
Jakarta
persamaan regresi Ŷ = 33,11 + 0,737X
budaya organisasi maka semakin tinggi
yang berarti bawa setiap kenaikan
partisipasi
sebesar satu skor budaya organisasi
semakin
dapat
kenaikan
organisasi maka semakin rendah pula
partisipasi anggota sebesar 0,737 pada
partisipasi anggota. Berdasarkan hasil
menyebabkan
http://www.jpeb.net
partisipasi anggota Koperasi
Timur.
Semakin
anggota tidak
dan
kondusif
sebaliknya
kondusifnya
budaya
36
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
perhitungan
39,74%
Partisipasi
satu
cara
untuk
membentuk
Anggota (Y) ditentukan oleh Budaya
persepsi budaya organisasi
yang
Organisasi (X).
kondusif
akan
dapat Saran
sehingga meningkatkan
partisipasi
anggota terhadap koperasi.
Berdasarkan implikasi penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti
DAFTAR PUSTAKA
memberikan saran yang diharapkan
Atmosoeprapto.
dapat
menjadi
masukan
yang
1.
Partisipasi harus
anggota
terus
koperasi
ditingkatkan
demi
Kemajuan
partisipasi
baik,
anggota
yang perlu ditingkatkan adalah
Kinerja
Hak
Anggota
Untuk
Koperasi.Jakarta:
Depkop, 2001 Dinnul
Alfian
Akbar,
Upaya
membiasakan diri untuk melakukan
Pembangunan
budaya datang tepat waktu.
Organisasi Melalui ke Efektifan
Agar partisipasi anggota mencapai
Tim Kerja.Fordema Vol.3 No.1,
hasil
Juni 2003
yang
maksimal,
maka
hendaknya koperasi meningkatkan dan
memperbaiki
kepada
anggota,
pelayanan memberikan
Budaya
Eko Ichtiarto dan Djumiati, Analisis Faktor-faktor Budaya Organisasi dalam
Kaizen
yang
kemudahan untuk mendapatkan
Mempengaruhi
pinjaman,
menambah
Karyawan.Jurnal Manajemen Vol.
simpanan,
seperti
deposito
3.
Lingkungan
Bahar Yusuf, Partisipasi, Kewajiban
budaya
yang
Budaya
Karyawan, pustaka belajar, 2001.
dan
organisasi
dan
Terhadap
tercapainya koperasi yang memiliki
diantaranya
2.
Perusahaan Kerja
bermanfaat, yaitu antara lain :
Pengaruh
atau
jenis
simpanan
simpanan
dana
Kinerja
1, No. 1, April 2003 Erni R. Ernawan, Pengaruh Budaya
pendidikan anak.
Organisasi dan Orientasi Etika
Untuk dapat membantu anggota
terhadap
mengenai
Manufaktur.Usahawan No. 09 Th.
bentuk
organisasi
koperasinya, mengetahui hak dan kewajibannya dengan
dapat
membagikan
Pedoman
Anggota
perusahaan
XXXIII September 2004
dilakukan
Freemont E. Kast, Organisasi dan
Buku
Manajemen Jakarta: Bina Aksara,
Koperasi
Pegawai. Hal ini merupakan salah
http://www.jpeb.net
kinerja
2001 Harsono, Kearah Pemahaman Bangun
37
ISSN: 2302 - 2663
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013
Perusahaan koperasi, (Depkop,
Sugiyono, Metode Penelitian Public
2001), H.
Teman
Koesmono,
Budaya
Pengaruh
Organisasi
terhadap
Motivasi dan Kepuasan Kerja
Relation
dan
Komunikasi.Jakarta:
PT.
RajaGrafindo Persada, 2008 Suharsimi
Arikunto,
Manajemen
serta Kinerja Karyawan pada Sub
Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta,
Sektor
1996
Kayu
Industri Skala
Jawa
Pengolahan Menengah
di
Talizuduhu
Timur.Jurnal
Muhammad
Metodologi Jakarta:
Tika,
Pabundu,
Organisasi
Penelitian
Sosial
Kinerja
Bunga Rampai PTIK Manajemen
Pengembangan
Siagian,Teori Organisasi
Perusahaan.
Jakarta:
Pareek,
Prilaku
Binaman Pressindo, 2001 WJS.
P.
Peningkatan
Organisasi.Jakarta: PT. Pustaka
Koperasi.Jakarta UPYPK UPN, 2001
dan
Budaya
Bumi Aksara, 2006 Udai
Hasibuan,
Sondang
Moh.
Djaali,
Pres, 2003 P.
2003
dan
Farouk
Budaya
Organisasi.Jakarta: Rineka Cipta,
Manajemen&Kewirausahaan Vol.7 No. 2, September 2005
Ndrahu,
Poernomo Manajemen
Darminto,
Koperasi.Jakarta:
UPPYK UPN Veteran, 2000
Jakarta: Bumi Aksara, 2005 Stephen P. Robbins, Alih Bahasa hadyana
Pujaatmaka,
Perilaku
Organisasi. Jakarta: Prenhallindo, 2001
http://www.jpeb.net
38