ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI UNIT DESA SUMBER ALAM (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
SKRIPSI
ULPAH JAKIYAH H34070010
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN ULPAH JAKIYAH. Analisis Partisipasi Anggota dan Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RATNA WINANDI). Koperasi merupakan lembaga sosial ekonomi yang menggunakan prinsip mensejahterakan anggota. Kegiatan koperasi dalam melaksanakan prinsip dan peranannya harus berlandaskan partisipasi dan kebutuhan anggota. Peran koperasi dalam membangun perekonomian diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat. Prinsip koperasi melaksanakan kegiatannya berdasarkan kebersamaan dan kekeluargaan dalam jatidirinya. Salah satunya Koperasi Unit Desa (KUD) yang berpengaruh terhadap perekonomian pedesaan. KUD diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan ekonomi pedesaan dan dapat bersaing dengan lembaga lain dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya. Sehingga diperlukan penelitian mengenai analisis manfaat dengan kegiatan pelayanan yang sesuai keinginan anggota untuk meningkatkan partisipasi. Penelitian ini dilaksanakan pada KUD Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. KUD ini melakukan berbagai kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya dan banyaknya jumlah anggota yaitu 1525 orang di tahun 2010 namun data keanggotaan kurang jelas. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai partisipasi anggota dan kinerja KUD. Tujuan dari penelitian adalah untuk 1) menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota petani dan non petani KUD Sumber Alam serta hubungannya dengan tingkat partisipasi., 2) menganalisis kinerja dan peranan KUD dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan keuangan serta menempatkannya pada jatidirinya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh hasil wawancara dan diskusi dengan anggota serta manajemen KUD. Data sekunder merupakan data yang berasal dari KUD yaitu laporan tahunan KUD Tahun 20092010. Responden yang diambil adalah anggota KUD dan pihak manajemen KUD. Penentuan responden terhadap anggota KUD dilakukan dengan random sampling yang mengelompokan anggota petani dan non petani dan dipilih secara random. Responden anggota petani adalah 31 orang dan non petani 31 orang. Penentuan responden terhadap pihak KUD dilakukan kepada ketua pengurus, manajer, sekertaris, bendahara, dan lima orang anggota dengan pertimbangan responden tersebut mengetahui dengan benar kondisi KUD Sumber Alam. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa partisipasi anggota KUD sangat dipengaruhi oleh manfaat ekonomi dan sosial yang diperolehnya. Kurang adanya hubungan sosial petani maupun non petani dengan pihak KUD baik dari pelatihan maupun pelayanan seperti komunikasi. Dampak ini menyebabkan partisipasi anggota dalam bidang organisasi, usaha, dan permodalan bersifat sedang atau high moderately associations. Hubungan antara manfaat sosial anggota petani dengan partisipasi bidang organisasi dan usaha memiliki hubungan yang rendah, bahkan berlawanan arah. Hal ini dikarenakan KUD dalam meningkatkan manfaat sosial tidak sesuai dengan keinginan petani yaitu kerjasama dalam penyediaan saprotan dan pelatihan usahatani. Hubungan antara 3
manfaat sosial non petani dengan partisipasi memiliki hubungan yang moderately high associations. Hal ini dikarenakan adanya hubungan jasa perumahan yang sangat dibutuhkan oleh anggota non petani. Berdasarkan analisis manfaat ekonomi anggota KUD, petani maupun non petani merasa kurang adanya manfaat tersebut sehingga partisipasi anggota dalam bidang usaha maupun permodalan masih kurang. Anggota non petani lebih memperoleh manfaat ekonomi dibandingkan anggota petani. Manfaat ekonomi anggota non petani dengan partisipasi usaha bersifat high associations dikarenakan kebutuhan rumah tangga seperti harga air mineral dan gas elpiji murah dan tersedia di KUD serta dibutuhkan oleh non petani. Namun dengan partisipasi di bidang permodalan dan organisasi bersifat moderately high associations. Hal ini dikarenakan dalam RAT adanya pembagian SHU namun kurang memiliki pengetahuan mengenai perkoperasian dan kegiatan simpanan masih tergantung pada pendapatan anggota non petani yang diperolehnya. Petani dapat berpartisipasi di KUD dikarenakan adanya manfaat ekonomi yaitu penyediaan saprotan. Namun hubungannya bersifat high moderately associations atau kurang kuat dikarenakan lokasi penjualan yang jauh dari tempat petani. Selain itu juga, kegiatan petani hanya terletak pada usaha jasa simpan pinjam saja tanpa adanya kerjasama dalam kegiatan usahatani maupun kegiatan koperasi. Pengukuran kinerja dengan PTP/DLA menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam berada pada kategori kinerja baik dari segi manajemen pihak KUD namun harus diperhatikan dalam jaringan kerja baik dengan anggota. Hubungan terhadap anggota hanya terjadi kepuasaan pada bidang jasa pembayaran listrik dan jasa perumahan. KUD Sumber Alam berdasarkan indeks jatidiri model Daniel Cote berada pada jatidiri dan persaingan usaha lemah. Hal ini dikarenakan upaya KUD Sumber Alam lebih memfokuskan pada pelayanan jasa pinjaman dan jasa perumahan dan tidak ada hubungan kerjasama atau integrasi terhadap anggota. Sedangkan penyediaan barang agribisnis dan non agribisnis hanya berdasarkan kebutuhan anggota Dari aspek keuangan atau modal, KUD Sumber Alam memiliki asset yang kuat. Rasio aktivitas KUD berada di atas standar yang baik. Selain itu juga dapat dilihat dari rasio solvabilitas dengan adanya kemampuan KUD dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Kemudian dalam bidang usaha pada kemampuan KUD dalam menghasilkan SHU masih kurang baik dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari Return On Investment (ROI), return on net worth ratio, dan operating margin ratio masih kurang pada standar yang baik. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam masih belum efisien dari sisi laba operasi yang dihasilkan karena besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP) dan stok akhir masih banyak. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran dalam perbaikan manajemen KUD adalah melakukan kejelasan mengenai keanggotaan KUD, meningkatkan partisipasi dengan pemberian informasi, dan meningkatkan usaha dengan melakukan perkembangan pemasaran dalam barang-barang yang dijual.
4
ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI UNIT DESA SUMBER ALAM (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
ULPAH JAKIYAH H34070010
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 5
Judul Skripsi : Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Nama : Ulpah Jakiyah NIM : H34070010
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS NIP. 19530718 197803 2 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002 Tanggal Lulus
: 6
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2011
Ulpah Jakiyah H34070010
7
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 18 November 1989. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara darp pasangan Ayahanda tercinta Drs. Jajat Sudrajat dan Ibunda tercinta Mutmainah Drajat. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Karang Sambung I Tasikmalaya pada tahun 2001 dan pendidikan menengah pertama di MTsN Cilendek pada tahun 2003. Pendidikan Menengah Atas di SMAN 3 Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2007 dengan peringkat rangking pertama di kelas. Banyak organisasi yang penulis ikuti yaitu Palang Merah Remaja (PMR), Kharisma, dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Dan prestasi yang telah diraih adalah juara harapan 1 LCT Matematika se-Jawa Barat, dan finalis olympiade kimia tingkat Kota Tasikmalaya. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jalur PMDK pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2007. Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis banyak berpartisipasi dengan berbagai kepanitian diantaranya, kepanitiaan TOMATO (Try Out And Motivation Training) Se Kota Tasikmalaya Tahun 2009, AGRIMEET Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) IPB FEM, AGRINATION Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) IPB FEM, ORANGE FEM Orientation For New Generation Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
8
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alm (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh petani dan non petani sebagai anggota KUD Sumber Alam dan pengaruhnya terhadap partisipasi. Mengetahui ada tidaknya hubungan manfaat ekonomi petani dan non petani terhadap perubahan pendapatan yang diperoleh setelah menjadi anggota KUD. Selain itu juga, mengukur tingkat kinerja KUD Sumber Alam dari sisi organisasi dan keuangan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dengan wawancara dan diskusi dengan responden anggota KUD dan manajemen KUD serta data sekunder dari berbagai sumber. Kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan berbagai alat yang mendukung penyelesaian dan sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak KUD Sumber Alam sebagai objek penelitian dalam memberikan berbagai pertimbangan perkembangan KUD Sumber Alam. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak khususnya pembaca dalam memperoleh informasi mengenai analisis manfaat sosial ekonomi anggota dalam koperasi serta bagaimana kinerja koperasi yang baik dan menempatkan jatidiri koperasi. Bogor, Mei 2011 Ulpah Jakiyah
9
UCAPAN TERIMA KASIH Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan moril dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur kepada Alloh SWT, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Dr.Ir.Ratna Winandi MS, selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada saya selama proses penyusunan skripsi ini 2. Ir. Popong Nurhayati,MM dan Bapak Suprehatin selaku dosen penguji dari Departemen Agribisnis yang telah memberikan waktu serta kritik dan sarannya demi perbaikan skripsi ini 3. Bapak Wahyu Budi Priatna yang telah menjadi pembimbing akademik dan selalu memberikan motivasi serta dorongan selama saya menyelesaikan pendidikan 4. Orangtua yaitu Ibu Mutmainah dan Jajat Sudrajat yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis dan adik-adik saya yaitu Hilmi Fauji, Ridwan Yasin dan Risna Rahmatul wajdah yang memberikan dukungan dan bantuan. Semoga ini merupakan suatu persembahan yang terbaik bagi orang yang paling saya cintai 5. Berbagai pihak yaitu manager, ketua pengurus, sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor atas waktu dan kesempatan, informasi serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis 6. Sahabat tercinta sejak SMA (Mery Kristien) memberikan motivasi, Lolly (Prima, Juwita, Astri, Bahril, dan Anindya) atas persahabatan yang telah terjalin dan kerjasama usaha Lolly Shop yang baik serta memberikan sharing selama penelitian skripsi. Teman seperjuangan (Oktiarachmi, Meita, Felicia, Maryam, Ambrose, Anggi, Try Asrini, Solihin) yang telah memberikan bantuan dan sharing dalam penyusunan skripsi. 7. Teman-teman Agribisnis 44 atas semangat dan bantuannya selama ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu, terima kasih. Bogor, Juli 2011 Ulpah Jakiyah 10
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ..................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
vi
I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1. Latar Belakang ................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ......................................................... 1.3. Tujuan .............................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................
1 1 6 9 9
II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 2.1. Koperasi ........................................................................... 2.1.1 Nilai dan Prinsip Koperasi ................................... 2.1.2 Tujuan Koperasi ................................................... 2.1.3 Keanggotaan Koperasi ......................................... 2.2. Koperasi Unit Desa .......................................................... 2.3. Permodalan dan Sisa Hasil Usaha .................................... 2.4. Peranan Partisipasi Anggota dalam Koperasi .................. 2.5. Pengembangan Koperasi .................................................. 2.6. Laporan Keuangan Koperasi ............................................ 2.7. Kelembagaan dan Peran Kelembagaan ............................ 2.8. Penelitian Terdahulu ........................................................
11 11 13 14 15 15 17 19 20 20 22 23
III
KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................... 3.1.1 Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi ....................... 3.1.2 Partisipasi Anggota .............................................. 3.2. Kinerja Koperasi .............................................................. 3.2.1 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) ............... 3.2.2 Kinerja Keuangan ................................................ 3.3. Kinerja KUD Berdasarkan Indeks Jatidiri ........................ 3.4. Kerangka Pemikiran Operasional ....................................
28 28 28 29 31 33 36 41 42
IV
METODE PENELITIAN .......................................................... 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 4.2. Jenis dan Sumber Data ..................................................... 4.3. Metode Pengumpulan Data .............................................. 4.4. Metode Penentuan Responden ......................................... 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................ 4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................... 4.4.2 Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Anggota KUD dan tingkat partisipasinya ........................................... 4.4.3 Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Rank
46 46 46 46 47 47 47 50
11
Spearman ............................................................. Analisis Kinerja pada PTP/DLA ...................................... 4.5.1 Analisis Rasio Keuangan ..................................... 4.5.2 Indeks Jatidiri Model Daniel Cote .......................
52 53 56 60
GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM ....................... 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Sumber Alam .................... 5.2. Wilayah Kerja .................................................................. 5.3. Struktur Organisasi .......................................................... 5.3.1 Rapat Anggota Tahunan (RAT) ........................... 5.3.2 Keanggotaan KUD Sumber Alam ........................ 5.3.3 Pengurus dan Pengawas KUD Sumber Alam ...... 5.3.4 Manajer dan Karyawan KUD Sumber Alam ....... 5.4. Bidang Unit KUD Sumber Alam ..................................... 5.1. Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam ........... 5.2. Unit Usaha Pakan Ikan, Air Mineral, Oli, dan Gas Elpiji .............................................................. 5.3. Unit Usaha Jasa .................................................... 5.4. Unit Usaha Simpan Pinjam .................................. 5.5. Permodalan KUD Sumber Alam ...................................... 5.6. Sisa Hasil Usaha KUD Sumber Alam ..............................
65 65 65 66 67 68 70 71 72 72
4.5.
V
VI
ANALISIS MANFAAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KUD SUMBER ALAM .............. 6.1. Analisis Manfaat Sosial Petani dan Non Petani ............... 6.2. Analisis Manfaat Ekonomi Anggota Petani dan Non Petani ...................................................... 6.3. Analisis Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ........... 6.4. Hubungan Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ......................... 6.5. Hubungan Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam .........................
VII ANALISIS KINERJA ORGANISASI DAN KEUANGAN KUD SUMBER ALAM ................................................................ 7.1. Analisis Kinerja KUD Sumber Alam .............................. 7.1.1 Kinerja dengan PTP/DLA .................................... 7.1.2 Analisis Rasio Keuangan KUD ............................ 7.1.3 Indeks Jatidiri KUD Sumber Alam .................... 7.2. Peranan KUD Sumber Alam bagi Petani dan Non Petani di daerah Kecamatan Dramaga .....................
74 75 76 77 78 79 79 82 86 90 93 97 97 97 103 110 115
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 8.1. Kesimpulan ...................................................................... 8.2. Saran ................................................................................
118 118 120
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
121
LAMPIRAN ............................................................................................
124
VIII
12
DAFTAR TABEL Nomor 1
Halaman Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Tahun 2004-2010 di Indonesia ..................................................................................
2
Perkembangan Kinerja Koperasi Tahun 2007-2010 di Indonesia ......................................................................................
4
3
Perbedaan Perusahaan Swasta, Koperasi, dan BUMN ................
12
4
Indikator Manfaat Ekonomi dan Skor ..........................................
50
5
Indikator Manfaat Sosial dan Skor ...............................................
51
6
Indikator Partisipasi dan Skor ......................................................
52
7
Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan ..................................
54
8
Skala Nilai untuk Analisis Kinerja dengan PTP ..........................
55
9
Indikator-indikator Penelitian Tangga Perkembangan (PTP) ............................................................................................
55
10 Pelaksanaan RAT KUD Sumber Alam Tahun 2007-2010 ..........
68
11 Perkembangan Jumlah Anggota KUD Sumber Alam Tahun 2008-2010 .....................................................................................
69
12 Kualifikasi Pengurus KUD Sumber Alam Periode 2009-1014 .....................................................................................
70
13 Perkembangan Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .........................................................................
73
14 Perkembangan Usaha Pakan Ikan, Oli, Air Mineral dan Gas Elpiji Tahun 2009-2010 ..................................................
74
15 Perkembangan Unit Jasa KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ........................................................................................................
75
16 Perkembangan Usaha Simpan Pinjam KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ..........................................................................
77
17 Perkembangan Modal KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ....
77
18 Perkembangan Nilai SHU dan Penjualan Tahun 2009-2010 (Rupiah) ........................................................................................
78
2
19 Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap Manfaat Sosial ..............................................................................
80
20 Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap 13
Manfaat Ekonomi .........................................................................
83
21 Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam .....................................
87
22 Korelasi Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam .......................................................
91
23 Korelasi Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam .......................................................
93
24 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam Tahun 2010 ...................................................................................
97
25 Tingkat Kecukupan Modal KUD Sumber Alam ..........................
100
26 Tingkat Pertumbuhan Aset KUD Sumber Alam ..........................
101
27 Tingkat Pengembalian KUD Sumber Alam .................................
101
28 Likuiditas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .......................
104
29 Solvabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ....................
105
30 Rasio Rentabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .....................................................................................
107
31 Rasio Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .....................................................................................
109
14 iv
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1
Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia .........................
18
2
Dimensi Partisipasi pada Koperasi .........................................
29
3
Bagan Pemikiran Operasional ................................................
45
4
Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidri Model Daniel Cote ............................................................................
61
5
Penempatan Posisi Jatidiri KUD ............................................
63
6
Struktur Organisasi KUD Sumber Alam ...............................
66
7
Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri KUD Sumber Alam menurut Model Cote .......................................
115
15
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1
.Indikator-indikator Variabel .....................................................
135
2
Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan ..................
138
3
Kuesioner Penelitian Untuk Anggota KUD Sumber Alam ..........
139
4
Kuesioner Penelitian Untuk Kinerja KUD Sumber Alam ...........
144
5
Reliabilitas Partisipasi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam ......................................................................
151
6
Reliabilitas Manfaat Sosial Non Petani KUD Sumber Alam .......
151
7
Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam ................................................................................
152
8
Reliabilitas Partisipasi Anggota Petani KUD Sumber Alam .......
152
9
Reliabilitas Manfaat Sosial Anggota Petani KUD Sumber Alam ......................................................................
153
10 Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Petani KUD Sumber Alam ................................................................................
153
11 Korelasi Manfaat Sosial Non Petani dengan Tingkat Partisipasi .....................................................................................
154
12 Korelasi Manfaat Ekonomi Non Petani dengan Tingkat Partisipasi .....................................................................................
154
13 Korelasi Manfaat Sosial Petani dengan Tingkat Partisipasi ........
155
14 Korelasi Manfaat Ekonomi Petani dengan Tingkat Partisipasi ....
155
15 Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam ...................................................
156
16 Neraca Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ...........
157
17 Gambar-Gambar Mengenai Kegiatan KUD Sumber Alam .........
158
16
I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Perekonomian di Indonesia menunjukkan angka yang semakin baik dari
tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi paling tinggi dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu sekitar 7,3 persen dan berdampak pada kenaikan pendapatan per kapita Indonesia sebesar 13 persen dari tahun 2008 yaitu Rp 23,9 juta atau US$ 2349,6 menjadi Rp 27 juta atau US$ 3004,9 pada tahun 2009. Selain itu juga, ditunjukkan pada peningkatan total pendapatan daerah (PDB) Indonesia tahun 2009 mencapai Rp 2.177 triliun dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa. Dimana dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut dapat mengakibatkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. (BPS 2010) Pertumbuhan perekonomian terjadi dikarenakan adanya salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam memberdayakan 22,5 persen pendapatan negara pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi1. UMKM di Indonesia telah mencapai 1.354.991 unit dengan penyerapan tenaga kerja tahun 2009 yaitu 96.211.332 orang2. Semakin banyaknya usaha mikro ini menunjukkan banyaknya
lembaga-lembaga
yang
dapat
membantu
masyarakat
dalam
memperoleh permodalan usaha dan mengurangi pengangguran. Namun UMKM memiliki volume usaha yang relatif kecil tahun 2010 yaitu sekitar Rp 58,25 triliun jika dibandingkan dengan volume usaha lembaga keuangan lain sekitar Rp 72,78 triliun. Oleh karena itu, pemberdayaan juga dilakukan oleh pemerintah pada koperasi sebagai lembaga yang lebih besar dari UMKM dengan azas kekeluargaan dan gotong royong serta dapat menunjukkan persaingan3. Selain itu juga, koperasi di Indonesia banyak diperlukan oleh masyarakat terutama masyarakat di pedesaan yang masih memiliki sifat kekeluargaan tinggi.
1
Koperasi Sebagai Tonggak Perekonomian.http://www.mediacenterkopukm.com (Diakses tanggal 28 Februari 2011) 2 Setyobudi,A. Peran Serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Volume 5 Nomor 2 (2007). Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan.http://bi.go.id (Diakses tanggal 23 Maret 2010) 3 Kaji Tindak Peningkatan Peran Koperasi dan UKM sebagai Lembaga Keuangan Alternatif. http://www.smecda.com/jurnal (Diakses tanggal 28 Februari 2011).
Jumlah koperasi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2010. Kenaikan tersebut terjadi secara kontinu dari tahun 2004 sampai tahun 2010. Namun terdapat juga peningkatan koperasi yang tidak aktif. Bahkan peningkatan tersebut memiliki rata-rata kenaikan yang lebih besar dibandingkan rata-rata kenaikan koperasi aktif. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi Tahun 2004-2010 di Indonesia No Tahun Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif 1
2004
Unit 93.402
2
2005
94.818
1,5
40.145
7,5
3
2006
98.944
4,4
42.382
5,6
4
2007
104.999
6,1
44.794
5,7
5
2008
108.930
3,7
46.034
2,8
6
2009
120.473
10,6
49.938
8,5
7
2010
175.102
45,8
123.807
147
Rata-rata Kenaikan
Kenaikan (%)
Unit 37.328
Kenaikan (%)
12
29,6
Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM (2010) diolah
Pada Tabel 1 terjadi peningkatan jumlah koperasi dari tahun 2004 sampai tahun 2010 dengan rata-rata kenaikan 12 persen. Bahkan di tahun 2010 telah mencapai 175.102 unit koperasi. Namun terdapat juga permasalahan dengan adanya kenaikan koperasi yang tidak aktif yaitu rata-rata kenaikan 29,6 persen dan tahun 2010 telah mencapai 123.807 unit. Koperasi yang tidak aktif memiliki kenaikan dengan presentase yang lebih tinggi bahkan dua kali lipatnya dari presentase kenaikan koperasi aktif. Dimana koperasi yang tidak aktif merupakan koperasi yang tidak berhasil melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Koperasi yang tidak aktif atau tidak berhasil dalam membangun koperasi yang kuat menurut Soedjono (2003) dalam Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I, 2007), disebabkan masyarakat sendiri kurang mengetahui manfaat yang sebenarnya dari organisasi koperasi bahkan pengurus koperasi masih belum mengetahui bagaimana cara menjalankan koperasi seperti pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) maupun pengembangan unit usaha koperasi. Menurut Soedjono (2003), anggapan tersebut terjadi dikarenakan masyarakat 2
kurang mengetahui definisi, prinsip, dan nilai koperasi yang dinyatakan dalam jatidiri koperasi. Sehingga diperlukan adanya pemahaman mengenai manfaat dan kinerja koperasi yang sesungguhnya dengan adanya pengembangan peran kelembagaan serta partisipasi anggota dalam pergerakannya. Perkembangan koperasi yang tidak aktif atau tidak berhasil dalam melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT), dapat juga disebabkan kurangnya partisipasi anggota terhadap koperasi terutama melakukan RAT sebagai struktur tertinggi dalam koperasi. Partisipasi anggota hanya mengetahui koperasi sebagai lembaga penyimpanan dan peminjaman uang. Tidak adanya kontribusi anggota terhadap unit usaha yang dilakukan koperasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bagaimana cara meningkatkan kinerja koperasi dari segi organisasi dan segi usaha dengan pemahaman jatidiri serta dalam aktivitas ekonomi yang dapat meningkatkan aktivitas keuangan koperasi4. Dengan adanya pemahaman terhadap kinerja organisasi dan usaha koperasi ini dapat dijadikan koperasi sebagai organisasi sosial ekonomi yang tidak hanya sebagai perkumpulan melainkan sebuah perusahaan milik anggota dan untuk anggota. Kinerja koperasi harus tetap berpegang pada keinginan anggota serta pelayanan koperasi sebagai organisasi sosial ekonomi. Peningkatan koperasi yang tidak aktif juga dapat dilihat dari tingkat kinerja koperasi yaitu jumlah anggota koperasi, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan SHU koperasi. Peningkatan kinerja terjadi jika koperasi telah memiliki unit usaha dan kemampuan dalam mengkordinasikan kinerja dengan anggota, kemampuan dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dan kemampuan dalam kerjasama dengan fihak lain5. peningkatan jumlah anggota koperasi di Indonesia terjadi dari Tahun 2007 sampai tahun 2010. Kenaikan tersebut cenderung fluktuatif dan pernah mengalami penurunan di tahun 2008. Modal sendiri koperasi juga mengalami peningkatan dan volume usaha. Dimana perkembangan kinerja koperasi di Indonesia dari Tahun 2007-2010 terdapat pada Tabel 2. 4 5
Kinerja Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2007. Pemberdayaan Koperasi Solusi Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan. Hal. 11 Krisnamurthi, Bayu. 6 Juni 2010. Koperasi Pertanian sebagai Upaya Membangun Daya Saing Perekonomian dalam Era Perdagangan Bebas. Seminar Koperasi Agribisnis Nasional : IPB (Hal 2)
3
Tabel 2. Perkembangan Kinerja Koperasi Tahun 2007-2010 di Indonesia Indikator Satuan 2007 2008 2009 2010** Rata-rata Jumlah anggota Modal sendiri Modal luar Total modal Volume usaha SHU koperasi
Juta Orang Triliun rupiah Triliun rupiah Triliun rupiah Triliun rupiah Triliun rupiah
28,89
27,31
29,24
29,12
28,64
20.231,7
22.560,4
28.348,7
30.656
25.449,2
23.324
27.271,9
31.503,8
31.409,4
28.377,275
43.555,7
49.832,3
59.852,6
52.065,4
51.326,5
63,080
68,446
82,098
77,514
72,7845
3,470
5,037
5,303
5,653
4,865
Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM (2010) diolah Keterangan : **) Data Sangat Sementara
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota koperasi dari tahun 2007 sampai tahun 2010 adalah 28,6 juta orang dan mengalami kenaikan secara fluktuatif. Pertumbuhan jumlah anggota dapat disebabkan meningkatnya kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota. Permodalan koperasi juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu empat tahun dari tahun 2007-2010 dengan rata-rata total modal koperasi Rp 51.326,5 triliun. Permodalan koperasi ini terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Modal luar koperasi mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-rata modal sendiri Rp 25.449,2 triliun. Peningkatan modal luar diduga sebagian berasal dari dana bergulir yang difasilitasi oleh pemerintah melalui bantuan perkuatan. Modal sendiri koperasi juga mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-rata Rp 28.377,275 triliun. Peningkatan modal sendiri dan modal luar dapat mempengaruhi adanya peningkatan SHU dan volume usaha dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-ratanya Rp 4,865 triliun dan Rp 72,7845 triliun. Perkembangan kinerja koperasi di Indonesia mengalami peningkatan jumlah anggota, modal sendiri, volume usaha, dan SHU. Namun proporsi SHU yang diperoleh anggota koperasi sangat rendah dari volume usaha. Hal ini disebabkan penggunaan modal luar masih besar jika dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Kondisi seperti ini menunjukkan kondisi yang kurang baik bagi koperasi Indonesia terutama dalam pemberian manfaat secara ekonomi 4
bagi anggotanya dan akan berdampak pada tingkat partisipasi. Selain itu presentase SHU terhadap volume usaha masih menunjukkan nilai yang lebih kecil dari tingkat suku bunga deposito. Tingkat suku bunga deposito di Indonesia yaitu 8 sampai 11 persen6. Hal ini akan berakibat masyarakat lebih cenderung menyimpan uangnya di bank jika dibandingkan dengan memberikan kontribusi kepada koperasi serta dapat menyebabkan tidak adanya partisipasi anggota terhadap koperasinya. Permasalahan SHU yang diperoleh anggota relatif kecil menggambarkan manfaat yang dirasakan anggota kurang dan dapat mengakibatkan partisipasi kurang bahkan tidak adanya perhatian terhadap organisasi koperasi. Hal ini juga dapat menyebabkan semakin meningkatnya koperasi yang tidak aktif di Indonesia. Salah satunya koperasi pertanian pedesaan yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) yang dapat
membantu
masyarakat
pedesaan
dalam
memperoleh
modal
dan
meningkatkan kesejahteraan. Jumlah KUD yang tidak aktif dan penurunan kinerja di Indonesia tahun 2010 adalah 2820 unit atau 30 persen dari keseluruhan KUD di Indonesia7. KUD yang tidak aktif terjadi dikarenakan
masih
adanya
ketergantungan pada bantuan pemerintah atau tidak adanya kemandirian dalam melakukan berbagai kegiatan sehingga masih membutuhkan fasilitas dari pemerintah. Hal ini berdampak pada pelayanan terhadap anggota kurang bahkan partisipasi anggota tidak ada dalam KUD. Berdasarkan instruksi presiden nomor 4 Tahun 1984 menyatakan bahwa KUD dibentuk oleh warga desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit desa, yang merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat kecil. Pengembangan KUD diarahkan untuk memenuhi kebutuhan warga desa dengan peningkatan pelayanan terhadap anggotanya sehingga tingginya tingkat partisipasi anggota. Pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat memegang peranan utama dalam kegiatan perekonomian masyarakat di pedesaan, khususnya di sektor pertanian, penyaluran bahan kebutuhan pokok masyarakat desa, jasa, industri, dan kerajinan rakyat yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan setempat (potensi spesifik lokasi) (Nasution, 2002). 6
Tingkat Suku Bunga Perbankan. http://www.bi.go.id (Diakses tanggal 25 Maret 2011) 7 Gerakan Rekapitulasi Koperasi di Daerah Bogor. http://www.depkop.go.id (Diakses tanggal 25 Maret 2011)
5
KUD di daerah Bogor Jawa Barat pada tahun 2008 berjumlah 114 unit. Tahun 2009 dinyatakan 14 koperasi tidak aktif sehingga jumlahnya menjadi 100 unit. Jumlah anggota mengalami penurunan hampir dua kali lipatnya dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu sekitar 455.947 orang menjadi 209.850 orang. Jika kondisi seperti ini terus berlangsung maka keberadaan koperasi di Bogor khususnya Kabupaten Bogor sebagai lembaga untuk mensejahterakan anggotanya akan hilang khususnya koperasi pertanian yang akan memberikan modal bagi petani dalam menggarap lahan pertanian8. Sehingga diperlukan bagaimana kinerja koperasi berjalan dalam mensejahterakan anggota dengan memberikan manfaat sosial ekonomi serta meningkatkan partisipasi anggota terhadap koperasi. Menurut Krisnamurthi (2010), bahwa KUD sebagai sentral perekonomian pedesaan dihadapkan pada persaingan dalam mempertahankan badan usaha yang tangguh, yang berdasarkan pada prinsip koperasi Indonesia dengan visi dan misi demi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat diartikan sebagai tantangan untuk meningkatkan kinerja KUD berdasarkan jatidiri koperasi. 1.2.
Rumusan Masalah KUD Sumber Alam di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat merupakan koperasi serba usaha (multi function/multi commodity) yang bergerak dalam kegiatan perekonomian pedesaan khususnya sektor pertanian, penyaluran bahan kebutuhan pokok masyarakat desa, dan jasa. KUD Sumber Alam masih menjalankan kegiatannya sebagai koperasi pertanian yang menyediakan barang yang berbasis agribisnis (pertanian) seperti Sarana Produksi Pertanian (Saprotan) dan pakan ikan. Kegiatan di bidang agribisnis tersebut merupakan usaha KUD dalam sistem agribisnis yang menyediakan input pertanian yang dibutuhkan petani. Selain itu juga, KUD Sumber melakukan usaha dalam bidang non agribisnis merupakan upaya KUD untuk memberikan pelayanan bagi seluruh anggota khususnya non petani yang lebih dominan melakukan pembelian terhadap gas elpiji dan air mineral. Kegiatan yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam merupakan upaya dalam memperbaiki kinerja KUD untuk memberikan
8
Koperasi Pertanian di Daerah Bogor http://.www.dekopindag-bogor.com
sebagai
Rekapitulasi
sistem
perekonomian
6
pelayanan yang memuaskan bagi anggotanya sehingga jumlah anggota terus meningkat. Jumlah anggota KUD Sumber Alam terus meningkat dari tahun 2008 sebanyak 1338 orang, tahun 2009 sebanyak 1424 orang dan tahun 2010 mencapai 1525 orang. Jumlah anggota KUD tersebut tercatat di dalam buku keanggotaan namun belum dilakukan secara jelas. Selain itu juga, keanggotaan di KUD Sumber Alam memiliki berbagai profesi seperti petani, pegawai negeri sipil, buruh tani, buruh pabrik, dan profesi lainnya yang akan berakibat pada perbedaan kebutuhan yang diinginkan anggota. Jumlah yang terlalu banyak namun tidak ada jelasan mengenai keanggotaan akan berdampak pada kendala KUD dalam memberikan kebutuhan yang sesuai. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam dilihat dari sosial dan ekonomi. Kendala yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan sosial dapat dilihat dari segi organisasi dengan hubungannya terhadap anggota. Kurangnya koordinasi pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dilakukan KUD Sumber Alam dikarenakan tempat tinggal yang tersebar di Kecamatan Dramaga. Sehingga KUD hanya menghadiri 200 orang atau 14 persen dari keseluruhan jumlah anggota KUD. Jika hanya dihadiri oleh beberapa anggota akan berdampak pada respon anggota terhadap kegiatan atau kinerja yang telah dilakukan oleh KUD Sumber Alam bahkan partisipasinya di bidang organisasi. Memenuhi kebutuhan ekonomi KUD Sumber Alam terdapat kendala pada distribusi barang agribisnis yaitu saprotan dan barang-barang non agribisnis seperti oli, gas elpiji, dan air mineral ke anggota. Pemasaran barang agribisnis dan non agribisnis oleh KUD hanya disediakan di gudang KUD dan belum dipasarkan ke berbagai tempat yang banyak terdapat anggota KUD. Sehingga yang banyak melakukan pembelian di KUD adalah non anggota yang dekat dengan lokasi. Bahkan jika anggota melakukan pembelian, harga yang ditentukan sama dengan harga
yang
diberikan
kepada
anggota.
Hal
ini
dikarenakan
kurang
terorganisasinya buku transaksi anggota dan adanya kesulitan manajemen KUD dalam membedakan anggota dan non anggota. Kendala lokasi dari KUD yang sangat dekat dengan pasar, menjadikan persaingan semakin ketat. Selain itu juga dalam kegiatan pembelian terbatas pada pupuk, obat-obatan, air mineral dan gas 7
elpiji dengan harga dibawah harga pasar. Hal ini akan berdampak pada pencapaian KUD dalam menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan partisipasi anggota dalam kegiatan usaha KUD. Oleh karena itu diperlukan upaya manajemen KUD dalam memanfaatkan keuangan dengan baik yang dapat melayani seluruh anggotanya. Keanggotaan yang tidak jelas di dalam KUD berakibat dalam permodalan seperti simpanan wajib dan simpanan sukarela. Hanya sebagian anggota yang melakukan simpanan wajib maupun sukarela. Selain itu , akan berdampak pada kegiatan KUD Sumber Alam yang memiliki visi membantu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya anggota. Visi KUD Sumber Alam didukung oleh misi meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola. Sehingga diperlukan visi yang jelas dalam pelaksanaannya dalam meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola. Visi tersebut perlu dilakukan berbagai jaringan komunikasi atau kerjasama dengan berbagai pihak terutama dengan anggota yang didukung dengan kapasitas manajemen serta sumberdaya yang dimiliki. Keberadaan KUD pada pasar yang penuh persaingan atau lingkungan yang tidak ada ketentuan pasar atau persaingan. Namun pada dasarnya KUD selalu mengalami persaingan dengan lembaga lain baik itu koperasi lain dan korporasi. Persaingan tersebut dalam hal keanggotaan dan penjualan. Adanya penambahan jumlah anggota mengakibatkan makin beragamnya kepentingankepentingan anggota dan makin kuat dorongan KUD Sumber Alam untuk meninggalkan jatidirinya dan berubah sifat menjadi sebuah korporasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran kinerja KUD dari segi visi, kapasitas, sumberdaya dan jaringan kerja dalam Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan kinerja keuangan serta menempatkan KUD pada jatidirinya yang dilihat aturan organisasi dan pasar berdasarkan model Daniel Cote (Soedjono 2007). Berbagai kendala yang dihadapi KUD, diperlukan upaya untuk meningkatkan partisipasi anggota dan kinerja KUD dari segi organisasi dan keuangan yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota akan mempengaruhi tingkat kinerja koperasi dari segi input koperasi dan output koperasi. Input koperasi merupakan 8
kegiatan koperasi dalam visi, kapasitas, sumberdaya dan kinerja. Output koperasi merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan anggota. Dari uraian tersebut permasalahan yang akan dikaji dalam koperasi ini yaitu : 1. Bagaimana manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan anggota petani dan non petani koperasi serta hubungannya terhadap tingkat partisipasi aktivitas organisasi, permodalan, dan bisnis? 2. Bagaimana kinerja dan peranan KUD Sumber Alam dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)/ Development Ladder Assesment (DLA) dan keuangan serta menempatkannnya pada Indeks Jatidiri? 1.3
Tujuan Tujuan dari penelitian yang dapat dikaji adalah
1. Menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota petani dan non petani KUD Sumber Alam serta hubungannya dengan tingkat partisipasi. 2. Menganalisis tingkat kinerja, peranan serta jatidiri kelembagaan KUD Sumber Alam. 1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :
1.
Bagi Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Dapat mengetahui tingkat manfaat sosial ekonomi yang dirasakan oleh
anggota KUD, kinerja organisasi, dan kinerja keuangan yang dilakukan oleh koperasi. sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan, strategi, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan koperasi melalui tingkat pelayanan yang berakibat pada peningkatan partisipasi anggota. Dapat menjadi acuan KUD Sumber Alam dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja koperasi yang telah berjalan selama ini dan memberikan informasi serta menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam melakukan pengembangan koperasi.
9
2. Bagi Perguruan Tinggi Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio keuangan dan tingkat partisipasi anggota koperasi dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya. 3.
Bagi Mahasiswa Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio
dan tingkat partisipasi anggota koperasi merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan serta sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima sejak kuliah.
10
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Koperasi Koperasi telah banyak dikenal masyarakat di dunia khususnya Indonesia
sebagai negara demokratis. Koperasi merupakan bentuk perusahaan yang mengutamakan sistem demokratis. Koperasi pada dasarnya suatu perusahaan yang didirikan bersama tanpa paksaan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal ini berdasarkan pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan “ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Koperasi memiliki peranan penting dalam memperbaiki perekonomian masyarakat Indonesia. Dengan persaingan yang semakin ketat, perekonomian koperasi harus memiliki daya saing kuat di pasar baik domestik maupun internasional. Salah satu tujuan koperasi adalah memberikan kesejahteraan anggotanya dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan anggotanya. Oleh karena itu koperasi memerlukan partisipasi anggotanya dalam setiap kegiatan untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Hal ini berdasarkan penelitian Puspasari (2000) dimana keragaan koperasi dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi anggotanya yang berdampak pada tingkat partisipasi. Menurut Hendar dan Kusnadi (2002) koperasi yang menjalankan kegiatannya secara efisien dan produktif yang berlandaskan pada partisipasi anggota dalam aktivitas ekonomi akan mengalami perkembangan yang sesuai dengan prinsip dan tujuan koperasi. Oleh karena itu yang harus diperhatikan koperasi adalah definisi dari koperasi itu sendiri dan membedakannnya dengan lembaga lain. Dimana pelayanan koperasi dilakukan terhadap anggota sehingga anggota tertarik untuk berkontribusi dan koperasi dapat menghadapi persaingan di pasar terhadap pemasaran produk, serta persaingan organisasi seperti lembagalembaga lain yang telah memiliki omset tinggi. Anggota yang masuk ke dalam koperasi tidak hanya sebagai pelanggan melainkan sebagai pemilik. Maju mundur koperasi dapat dilihat dari partisipasi anggota koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Dartiana (2005) bahwa partisipasi anggota mempengaruhi keberhasilan Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) Kota Bogor, Jawa Barat. Menurut Hendrojogi (2000) 11
dapat dilihat perbedaan antara Usaha Swasta dan Usaha Milik Pemerintah seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Perbedaan Perusahaan Swasta, Koperasi, dan BUMN No
1
2
Segi-segi yang dibandingk an Siapa pengguna jasa?
Perorangan (individual) Bukan pemilik. Pelanggan
Sektor Usaha Swasta Koperasi Persekutuan Perseroan terbatas Umumnya Umumnya Terutama bukan bukan anggota pemilik. pemilik. Pelanggan Pelanggan Para sekutu Pemegang Para anggota usaha saham
Siapa pemilik usaha? Siapa yang mempunyai hak suara?
Perorangan Tidak diperlukan
Para sekutu usaha
4
Bagaimana voting itu dilakukan?
Tidak diperlukan
Biasanya menurut modal penyertaan sekutu usaha
5
Siapa yang menentuka n kebijaksana an perusahaan ? Apakah balas jasa atas modal itu terbatas? Siapa yang akan menerima hasil dari usaha tersebut?
Orang yang bersangkutan
Para sekutu usaha
Tidak
Tidak
Orang yang bersangkutan
Para sekutu usaha proporsional dengan jasa mereka dalam usaha
Siapa yang Pemilik yang bertanggun bersangkutan g jawab terhadap kerugian usaha? Sumber : Hendrojogi, 2000
Para sekutu usaha
3
6
7
8
Pemegang saham biasa (common stockholder) Menurut besarnya saham yang dimiliki. Dilakukan melalui RUPS Direksi
BUMN Umum / anggota masyarakat Pemegang saham
Para anggota
Pemegang saham
Satu anggota satu suara pada rapat anggota dan tidak boleh diwakilkan
Berdasarkan saham yang dimiliki
Pengurus dalam hal-hal tertentu memerlukan pengesahan dari RAT
Direksi
Tidak
Ya. Maksimum 8%
Tidak
Para pemegang saham poporsional dengan jumlah saham yang dimilikinya Pemegang saham atas sejumlah saham yang dimilikinya
Anggota, sesuai dengan jasa/partisipasi
Pemegang saham
Anggota, atas sejumlah equity (simpanan pokok dan wajib)
Pemegang saham
12
Dari Tabel 3 dapat dilihat adanya perbedaan antara koperasi dengan perusahaan lain. Anggota memiliki tanggung jawab penuh terhadap jalannya koperasi. Tujuan koperasi harus berdasarkan pada kesepakatan anggota. Koperasi dalam setiap kegiatannya berdasarkan pada anggota baik dari segi organisasi maupun segi usaha yang dijalankan. Kekuatan bersama atas dasar keinginan sekumpulan orang yang memiliki nasib yang sama dalam memperbaiki ekonomi masyarakat merupakan kekuatan yang kuat dan bertahan lama. Hal ini sesuai dengan pengertian koperasi menurut Baswir (2000) yaitu koperasi didirikan atas dasar adanya kesamaan kebutuhan antara para anggotanya. Kebutuhan yang sama ini selanjutnya diusahakan pemenuhannya melalui pembentukan
perusahaan
yang
dimiliki
bersama
untuk
meningkatkan
perekonomian masyarakat. Pasal 1 UU No. 25/1992 menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. 2.1.1. Nilai dan Prinsip Koperasi Penyusunan prinsip-prinsip Koperasi tidak lepas dari kondisi dan perkembangan koperasi di negeri ini. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 UU No. 25/1992, koperasi di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU No 25/1992 bahwa
keanggotaan koperasi bersifat sukarela artinya tidak adanya paksaan untuk masuk mapun keluar koperasi berdasarkan Anggaran Dasar Koperasi yang telah ditetapkan. Sedangkan sifat terbuka koperasi dilihat dari adanya kebebasan anggota koperasi terhadap segala kegiatan dan tidak ada diskriminasi dalam organisasi. Koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama bagi anggotanya. 2.
Pengelolaan dilakukan secara demokratis Kekuasaan tertinggi dari koperasi adalah rapat anggota. Dalam proses
pengambilan keputusan harus berdasarkan pada keputusan para anggotanya. Hal ini dinyatakan dalam pasal 19 ayat 4 UU No.25/1992 : “Setiap anggota 13
mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar “. 3.
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota Pembagian sisa hasil usaha kepada anggotanya didasarkan pada
pertimbangan jasa masing-masing anggota dalam usaha koperasi. Dimana dihitung berdasarkan volume transaksi anggota dalam keseluruhan volume usaha koperasi. 4.
Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa koperasi selain
menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar juga mendorong tumbuhnya rasa setiakawan antar sesama anggota koperasi. 5.
Kemandirian Pembangunan di Indonesia merupakan pembangunan yang berdasarkan
pada kemandirian. Begitu juga koperasi mempunyai prinsip kemandirian dalam dalam memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. 2.1.2. Tujuan dan Manfaat Koperasi Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitutional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Menurut Baswir (2000) tujuan utama koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Dalam meningkatkan kesejahteraannya koperasi harus berpegang terhadap prinsip dan asas koperasi. Sehingga koperasi bisa berjalan dengan tujuan yang diinginkan dengan landasan saling memiliki dan kepercayaan yang dimiliki dari setiap anggota koperasi. Bahkan berdasarkan bunyi pasal 3 UU No.25/1992, dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia meliputi tiga hal yaitu : 1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya 2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat 3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional
14
Dilihat dari tujuannya, agar cita-cita luhur koperasi mencapai hasil sesuai visi dan misi, pemerintah dan seluruh rakyat harus memiliki tugas dan tanggung jawab bersama dalam membangun Koperasi. Selain itu juga menurut Dartiana (2005) tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tujuan tersebut dapat memberikan manfaat baik secara sosial maupun ekonomi. Manfaat sosial merupakan kebutuhan dalam kehidupan berinteraksi dan keamanan. Manfaat ekonomi merupakan kebutuhan yang bersifat materil dalam memenuhi pangan dan papan. Berdasarkan hasil penelitian Ginting (2003) manfaat sosial yang dirasakan anggota Koperasi Kredit Sejahtera terletak pada hubungan baik dan pelayanan sedangkan manfaat ekonomi terletak pada kegiatan usaha koperasi seperti pendapatan, kemudahan memperoleh barang dan jasa, harga yang ditawarkan, dan keringanan bunga. 2.1.3. Keanggotaan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Keberadaan anggota sebagai pemilik memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada koperasinya. Anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi (Dartiana 2005). 2.2.
Koperasi Unit Desa (KUD) Menurut Nasution (2002) pemikiran untuk mewujudkan sistem ekonomi
yang berasaskan kekeluargaan telah lama dicita-citakan oleh bangsa Indonesia untuk menggantikan secara fundamental sistem kapitalis yang dilaksanakan kolonialis. Sehingga BUUD sebagai peranan fundamental yang menyangkut pembangunan pedesaan. Hal ini berdasarkan UU No 12/1967 pembangunan pedesaan dinyatakan dalam kebijaksanaan pemerintah melalui Instruksi Persiden Nomor 4 Tahun 1973 tentang pengaturan dan pembinaan Badan Usaha Unit Desa (BUUD). BUUD ini merupakan bibit dasar KUD (Himpuni 2009).
15
Menurut Nasution (2002), perubahan status BUUD menjadi KUD berdasarkan Inpres 2/1978 menjadikan KUD bukan lagi sebagai koperasi pertanian, tetapi menjadi koperasi serba usaha. Keanggotaan menjadi terbuka bagi semua warga desa yang bidang usahanya sangat beragam. Hal tersebut menjadikan KUD sulit menjadi organisasi ekonomi yang professional, karena professionalisme memerlukan spesialisasi bukan generalisasi (Nasution 2002). KUD merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh petani tersebut, namun sampai saat ini peran yang diharapkan oleh KUD belum bisa dilaksanakan dengan baik dan bahkan banyak KUD yang tidak bisa menjalankan fungsinya9. Sehingga perlu dilakukan pembenahan terhadap KUD yang sesuai dengan alasan dan tujuan awal dibentuknya KUD yaitu untuk memenuhi kesejahteraan petani pedesaan dan memberikan sarana produksi pertanian. Posisi bertahannya sebuah KUD dilihat dari peranan pengurus koperasi dalam hal pembinaan kepada anggotanya bagi peningkatan kinerja KUD secara keseluruhan. Kemampuan dan partisipasi para anggota dalam menggerakkan koperasi dapat dijadikan sebagai pendorong berkembangnya koperasi. Semakin banyaknya jumlah anggota koperasi mengindikasikan meningkatnya modal sehingga peningkatan pelayanan terhadap anggota. Akumulasi modal yang dikumpulkan semakin besar akan menambah asset. Selain itu juga semakin banyaknya bidang usaha dari KUD yang dijalankan maka keuntungan yang dapat diperoleh semakin besar. Adanya pengukuran kinerja koperasi terutama manajemen keuangan sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang koperasi simpan pinjam terutama koperasi yang sudah berjalan lama. Kinerja KUD yang baik dapat dilihat dari ukuran keuangan koperasi. Sejauh mana simpanan pokok dan simpanan wajib yang dikeluarkan oleh anggota untuk usaha koperasi dapat memperoleh keuntungan. Hal ini sesuai dengan penelitian Himpuni (2009) yang melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan koperasi dengan menggunakan analisis rasio untuk mengetahui sejauh mana keuangan
koperasi
dapat
memberikan keuntungan
bagi
koperasi.
Jika
keuntungannya atau profitabilitas tersebut dapat diperoleh oleh anggota dengan 6
Pertanian di KUD Getasan Bidang Kajian Sistem Informasi Manajemen Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. http://depkopindag.com/2010/04/02/Koperasi (Diakses tanggal 8 April 2011)
16
SHU yang dapat memenuhi kebutuhan, maka akan menimbulkan semangat anggota untuk terus berpartisipasi di dalam koperasi. Dalam hal ini diperlukan analisis rasio keuangan dalam mengukur sejauh mana modal koperasi dapat memperoleh tingkat pengembalian yang diinginkan anggota koperasi (Dartiana 2005). Kinerja koperasi KUD tidak hanya di ukur dari aspek keuangan tetapi juga di ukur dari aspek non keuangan yang menjadikan anggota semakin memiliki jiwa kepemilikan dan beraktivitas di dalam koperasi sehingga koperasi tetap berpegang pada indeks jatidirinya. Ukuran non keuangan dilihat dari tingkat partisipasi anggota koperasi. Selain itu juga KUD dalam pengembangan ekonomi pedesaan perlu adanya batasan terhadap jatidirinya. Jatidiri KUD melaksanakan kegiatan berdasarkan pada keputusan anggota. Sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan masa lalu dan dilengkapi dengan ukuran non keuangan seperti kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness, serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang. 2.3.
Permodalan dan Sisa Hasil Usaha Menurut UU no 12 tahun 1967 sumber permodalan untuk koperasi adalah
sebagai berikut : 1.
Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua anggota, tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian.
2.
Simpanan wajib yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung kerugian.
3.
Simpanan sukarela disepakati berdasarkan perjanjian atau peraturan khusus. Karo-karo (2003) sumber permodalan dapat berasal dari koperasi lain,
seperti bank atau lembaga keuangan lain. Selain itu, sumber permodalan dapat berasal dari cadangan yang menurut pasal 41 Undang-Undang no 25 tahun 1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Bahkan menurut Ginting (2003) modal koperasi dapat diperoleh 17
dengan modal sendiri dan modal dari luar. Modal sendiri berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi. Sedangkan modal luar dapat berupa pinjaman dari anggota, koperasi lain, bank, lembaga keuangan nonbank, penerbitan obligasi, dan sumber lain. Berdasarkan PP No.33 Tahun 1998 modal koperasi juga dapat berasal dari modal penyertaan yaitu dana pemerintah atau dana dari masyarakat dalam rangka memperluas kemampuan dalam menjalankan usaha koperasi. Dimana pemilik modal tidak ikut campur dalam pengelolaan dan pengawasan koperasi kecuali jika ada kesepakatan dalam perjanjian antara koperasi dan pemilik modal.
• • • •
Modal sendiri : Simpanan pokok Simpanan wajib Dana cadangan Donasi
Modal koperasi
Modal kerja
SHU • • • • • •
Modal luar : Anggota Koperasi Bank Lembaga keuangan nonbank Penerbitan obligasi Sumber lain
Investasi
Gambar 1. Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
Permodalan koperasi dilakukan dengan tujuan untuk melakukan kegiatan ekonomi dimana dari modal yang telah terkumpul dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan melalui kegiatan usaha koperasi. Keuntungan yang diperoleh bukan semata-mata hanya untuk kepentingan berbagai pihak namun untuk kesejahteraan anggotanya. Kesejahteraan anggota dapat dipenuhi jika koperasi dapat memenuhi pelayanan kepada anggota seperti pembagian SHU dan pengembalian lain yang bermanfaat bagi anggota. SHU yang dibagikan kepada anggota ditentukan dalam UU Perkoperasian Pasal 45 ayat (1) merupakan 18
pendapatan koperasi yang diperoleh satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Penetapan pembagian SHU kepada anggota berbeda-beda berdasarkan partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Hal ini ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan sesuai AD/ART Koperasi. 2.3.
Peranan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi Partisipasi adalah turut serta seseorang baik secara mental maupun
emosional untuk memberikan sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut (Winardi, 1983). Partisipasi anggota dalam koperasi memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dapat menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban mereka sebagai anggota maupun pemilik koperasi. Menurut Dartiana (2005), kurangnya partisipasi anggota akan mengakibatkan kurangnya ide-ide dari anggota yang pada akhirnya akan dapat menghambat perkembangan koperasi. Menurut Widiyanti (1992) partisipasi anggota dapat diukur dari ketersediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan haknya secara tanggung jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dikatakan baik. Menurut hasil penelitian Widayanti (1992) dalam meningkatkan partisipasi anggota koperasi diperlukan berbagai langkah yang dapat menarik anggota untuk berkontribusi seperti peningkatan pelayanan koperasi dengan adanya peningkatan manfaat ekonomi yang akan dirasakan anggota. Selain itu, upaya peningkatan pelayanan kepada anggota sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi ekonomi rakyat untuk dapat bersaing di pasar dengan manajemen koperasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan koperasi simpan pinjam yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan keuangan lain yang mendukung pelaksanaan usaha yang dijalankan oleh koperasi. Menganalisis laporan keuangan dapat memberikan informasi terhadap manajemen yang baik dengan memberikan manfaat kepada anggota sehingga mendorong anggota untuk meningkatkan 19
partisipasinya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian bagi koperasi dalam mengukur kinerja keuangan serta bagaimana partisipasi anggota terhadap koperasi pertanian seperti KUD. 2.5.
Pengembangan Kinerja Koperasi Koperasi di Indonesia masih mendapat bantuan dari pemerintah dalam
pengembangan koperasi. Hal ini menunjukan masih banyaknya koperasi yang belum memiliki swadaya yang dapat bertahan dan kurang adanya kemandirian dalam koperasi. Sehingga diperlukan pengembangan koperasi dengan model pengembangan. Dalam model pengembangan koperasi perlu diperhatikan variabel pengembangan yang merupakan ukuran kinerja koperasi dan ukuran partisipasi anggota koperasi. Menurut Nasution (2002) apabila terdapat aturan yang dibuat dalam manajemen koperasi dan sifatnya mengikat anggota namun tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif pada hak anggota untuk terlibat dalam pengambilan keputusan seperti anti terhadap koperasi, kehadiran RAT semakin menurun, serta hilangnya rasa kepemilikan. Oleh karena itu, aturan yang dibuat harus berdasarkan pada keputusan anggota. Pengembangan kegiatan koperasi dapat diperluas dengan memperhatikan kinerja keuangan dalam memperluas bidang usaha yang akan dijalankan. Selain itu juga pengembangan koperasi dilakukan untuk meningkatkan permodalan koperasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap anggota. 2.6.
Laporan Keuangan Koperasi Laporan keuangan merupakan informasi yang memuat tentang posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaaan, begitu juga koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sulistyo (2010) dalam mengukur tingkat kinerja keuangan koperasi perikanan yang menyatakan bahwa informasi keuangan diperlukan untuk melihat kinerja manajemen koperasi yang akan diserahkan pada jabatan tertinggi koperasi yaitu dalam rapat anggota. Laporan keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara pihak manajemen (pengurus koperasi) dengan para anggota (Darsono, 2005).
20
Menurut Munawir (2002), laporan keuangan akan digunakan manajemen untuk : 1) Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan 2) Menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta dan untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai. 3) Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4) Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Tujuan laporan keuangan pada koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi berdasarkan hasil penelitian Lismawati (2009), antara lain : 1) Menilai pertanggung jawaban pengurus. 2) Menilai prestasi pengurus. 3) Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya. 4) Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas). 5) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan mengukur analisis rasio maupun analisis trend. Analisis rasio merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana menganalisis laporan keuangan baik serupa laporan laba rugi maupun neraca. Menurut Sulystio (2010) menyatakan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan keuangan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Analisis rasio dapat menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan yang lain dalam suatu laporan keuangan. Kelompok rasio yang digunakan dalam penelitian Karo-Karo (2003) adalah rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan efektivitas usaha.untuk dapat mengukur rasio tersebut diperlukan angka rasio yang disebut standar rasio. Menurut Munawir (2002), standar rasio bukanlah 21
merupakan angka pembanding yang ideal atau ukuran yang pasti, tetapi sebagai pedoman atau pegangan penganalisa. 2.7.
Kelembagaan Koperasi dan Peranan Kelembagaan berasal dari kata lembaga yang artinya organisasi atau
kaedah-kaedah baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan (Mubyarto, 1989). Sedangkan menurut Nasution (2002), kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah dan sebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkat aturan, prosedur, norma perilaku individual dan sangat penting artinya bagi pengembangan pertanian. Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu kelembagaan sebagai aturan main (rule of the game) dalam interkasi personal dan kelembagaan sebagai suatu organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan Kikuchi, 1987)10. Kelembagaan sebagai aturan main diartikan sebagai sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis atau tidak tertulis mengenai tata hubungan manusia dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak serta tanggung jawabnya. Sedangkan kelembagaan sebagai organisasi artinya organisasi yang merujuk pada lembaga-lembaga formal seperti departemen dalam pemerintah, koperasi, bank, dan sebagainya. Salah satunya penelitian yang dilakukan Prihartono (2009) tentang dampak kelembagaan terhadap perekonomian pedesaan dengan adanya Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di Kecamatan Bram Itam dan Seberang Kota. Dengan adanya kelembagaan tersebut dapat memudahkan petani memperoleh dana usaha tani yaitu Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Hal ini berdampak pada aksesibilitas petani dalam memperoleh informasi lebih mudah dikarenakan penyuluhan serta pelatihan. Selain itu juga hasil penelitian Hastuti dan Supadi (2005), yang menghasilkan KUD sebagai lembaga distribusi atau pemasaran serta lembaga yang dipercaya untuk menyalurkan Kredit Usaha Tani (KUT). Walaupun kurang berperan dengan baik, namun ada aksesibilitas petani terhadap lembaga pembiayaan untuk mengembangkan pertanian pedesaan. 10
Diktat kuliah. Baga L.M, dkk. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. 2009
22
Menurut Sumarti (2008), kelembagaan di pedesaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu lembaga formal seperti pemerintah desa, BPD (Badan Perkerditan Daerah), KUD, dan lain-lain. Kelembagaan ini merupakan kelembagaan yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri yang sering memberikan keamanan dan kesejahteraan bagi kelangsungan hidup komunitas tersebut. Kelembagaan tersebut biasanya berwujud nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara hidup yang telah lama dalam komunitas seperti gotong royong, tolong-menolong, simpan pinjam, lumbung paceklik, dan lain sebagainya. Salah satunya KUD yang memiliki karakteristik yang sama dengan kelembagaan tersebut. Menurut Prihartono (2009), peran kelembagaan pedesaan sangat penting dalam mengatur sumberdaya dan distribusi manfaat. Oleh karena itu perlu diperhatikan upaya peningkatan kelembagaan petani dan ekonomi pedesaan dengan mengatur hubungan atau partisipasi masyarakat terhadap lembaga di pedesaan dan memanfaatkannya dengan baik. 2.6.
Penelitian Terdahulu Himpuni (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis KUD Sumber
Alam, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif evaluatif dan analisis rasio. Pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif evaluatif meliputi analisis terhadap kinerja yang dilakukan oleh koperasi selama ini dan hasilnya. Identifikasi faktor-faktor dan pertimbangan koperasi yang menjadi dasar kegiatan pengukuran kinerja itu sendiri, eksplorasi terhadap strategi bisnis koperasi, pendeskripsian visi dan misi koperasi berdasarkan empat prespektif pengukuran kinerja dalam Balance Score Card (BSC) yaitu prespektif finansial, prespektif keanggotaan, prespektif bisnis internal, dan prespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Untuk analisis rasio digunakan untuk menilai baik buruknya kinerja koperasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya kegiatan usaha koperasi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan pengukuran kinerja yang dilakukan KUD Sumber Alam selama ini hanya memfokuskan pada aspek keuangan saja. Analisis kinerja KUD Sumber Alam melalui pendekatan BSC 23
dinilai secara keseluruhan mencapai hasil yang cukup baik, total pencapaian dari keempat prespektif adalah 74,80 persen. Dartiana (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Kinerja Keuangan dan Partisipasi Anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) Kota Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan, menganalisis manfaat ekonomi dan tingkat partisipasi serta hubungannya. Hasil dari penelitian ini adalah partisipasi anggota KPS Bogor di bidang organisasi dinilai tinggi untuk hadir dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Hal ini dikarenakan anggota merasakan manfaat dalam jaminan pemasaran susu. Setiap susu yang dipasok anggota selalu diterima oleh KPS Bogor sehingga seiring dengan terjaminnya pemasaran susu di KPS Bogor, partisipasi anggota meningkat. Nilai korelasi variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang organisasi adalah sebesar 0,259. Nilai korelasi ini kurang dari nilai sebaran normal (0,5) yaitu kondisi yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota di bidang organisasi. Tingkat keeratan manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota bernilai positif. Tanda positif pada nilai korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan searah antara dua variabel. Semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pelayanan KPS Bogor maka keinginan untuk berpartisipasi semakin tinggi. Karo-karo (2003) melakukan penelitian mengenai kinerja dan partisipasi anggota melalui analisis rasio, analisis trend, dan analisis partisipasi anggota. Penelitian ini berawal dari masalah yang dihadapi KUD Sumber Alam, yaitu partisipasi anggota yang masih kurang dalam melakukan kewajiban organisasi maupun dalam pembayaran iurannya sehingga hal ini mengganggu aktivitas yang akan dijalankan oleh koperasi tersebut. Anggota merasa adanya peningkatan pendapatan dengan adanya usaha KUD Sumber Alam, secara umum usaha simpan pinjam yang paling dominan dimanfaatkan oleh anggota. Keberadaan SHU yang dirasakan oleh anggota dapat meningkatkan partisipasi anggota menjadi lebih tinggi lagi dalam permodalan, organisasi, dan usaha. Hasil analisis terhadap manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang usaha dikategorikan dalam high association, sedangkan manfaat ekonomi dengan partisipasi permodalan dan 24
tingkat partisipasi di bidang organisasi dikategorikan low association. Nilai korelasi yang dihasilkan dalam perhitungan manfaat sosial dengan tingkat partisipasi di bidang usaha dikategorikan moderately high association, sedangkan manfaat sosial dengan partisipasi permodalan dan tingkat partisipasi di bidang organisasi dikategorikan moderately low association. Hasil penelitian Ginting (2003), tentang Analisis Keragaan Koperasi Kredit dan Tingkat Partisipasi Anggota pada Koperasi Kredit Sejahtera. Analisis keragaan koperasi dengan menggunakan analisis rasio memperlihatkan bahwa perkembangan kinerja keuangan perusahaan adalah kurang baik. Hasil analisis manfaat ekonomi menunjukkan bahwa anggota merasakan manfaat ekonomi yang diberikan koperasi, sedangkan manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota yaitu hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan pengurus, pihak manajemen, dan pelayanan DAPERMA serta manfaat sosial yang kurang dirasakan yaitu hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan sesama anggota dan promosi tentang penggunaan uang secara bijak. Partisipasi anggota dari segi organisasi masih kurang, sedangkan di bidang permodalan baik dan di bidang usaha masih kurang. Hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa korelasi antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial dengan tingkat partisipasi anggota di bidang organisasi dikategorikan pada hubungan yang kuat. Berdasarkan penelitian terdahulu, menjadi acuan bagi penelitian ini dengan menganalisis kinerja koperasi dengan tujuan menganalisis partisipasi anggota koperasi dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis partisipasi anggota yang akan berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis koperasi dari dua sisi sebagai lembaga ekonomi dan lembaga sosial dengan manfaat yang dirasakan anggota kemudian akan berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Kinerja keuangan yang dianalisis di KUD Sumber Alam dilakukan setelah adanya jasa perumahan dan pentiadaan usaha pakan ikan. Selain itu, menganalisis kinerja KUD yang dilihat dari empat segi yaitu segi visi, kapasitas kelembagaan, sumber daya, dan jaringan kerja KUD dengan menggunakan PTP/ Development Ladder Assesment/ DLA. Penggunaan PTP/DLA lebih bertujuan untuk mengetahui kapasitas organisasi melalui 25
kinerjanya selama ini dan menempatkannya pada indeks jatidiri yang dilihat dari sisi organisasi koperasi dan kondisi pasar yang dihadapi KUD. Sehingga melalui instrumen PTP dan indeks jatidiri ini diharapkan dapat memberikan berbagai alternatif perbaikan terhadap kinerjanya selama ini dan mengembangkannya pada jatidiri koperasi sebagai lembaga sosial dan ekonomi. Diharapkan dapat menjadi alternatif bagi KUD Sumber Alam dalam memberikan pelayanan yang bermanfaat untuk anggotanya.
26
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi Menurut Hendar dan Kusnadi (2002), manfaat diartikan sebagai nilai yang subyektif dari suatu alternatif yang terbuka bagi seseorang. Manfaat atau value merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia. Kebutuhan anggota KUD Sumber Alam tersebut dilihat dari kebutuhan sosial dan kebutuhan ekonomi. Kebutuhan sosial yang diinginkan oleh anggota KUD dilihat dari seluruh kegiatan yang dilakukan dengan adanya hubungan baik dengan berbagai pihak yang berada di KUD. Hubungan tersebut terjadi antara anggota dengan pengurus, dan sesama anggota. Selain itu kebutuhan sosial dilihat pelayanan pengurus terhadap KUD dan pelatihan. Manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD tinggi, akan menunjukkan terjalinnya hubungan kekeluargaan dan gotong royong di dalam KUD. Hal ini sesuai dengan azas koperasi di Indonesia yang berada pada Pasal 2 UU No 25 tahun 1992. Selain manfaat sosial, terdapat manfaat yang bersifat ekonomi merupakan alasan dasar masyarakat bergabung menjadi anggota dalam koperasi (Hendar dan Kusnadi 2002). Manfaat ekonomi yang ingin dicapai oleh KUD terjadi dikarenakan terpenuhinya kebutuhan akan pangan dan papan. Kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat usaha dan jasa KUD. Seseorang menjadi anggota koperasi ingin mendapatkan manfaat tertentu yang ingin dicapai dari koperasi. Orang yang ekonominya kuat, mungkin kebutuhan sosialnya lebih tinggi dibandingkan kebutuhan ekonominya. Begitu juga sebaliknya, jika tingkat ekonominya lemah maka kebutuhan akan ekonominya akan lebih kuat dibanding kebutuhan sosial (Hendar dan Kusnadi 2002). Koperasi dalam pergerakannya harus dapat memberikan pelayanan kepada anggota baik secara sosial maupun ekonomi. Begitu juga pada KUD Sumber Alam yang merupakan koperasi yang membantu masyarakat di Kecamatan Dramaga. Jika hanya mengunggulkan ekonomi tanpa sosial maka gerakan
27
koperasi sebagai korporasi yang mengutamakan keuntungan dibanding kebutuhan sosial (Soedjono 2003). 3.1.2. Partisipasi Anggota Partisipasi merupakan peran serta atau ikut dalam kegiatan. Menurut Mubyarto (1984) mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan anggota tanpa berarti mengorbankan
diri
sendiri.
Partisipasi anggota dalam koperasi berarti
mengikutsertakan anggota dalam kegiatan koperasi dalam mencapai tujuan bersama yaitu menuju kesejahteraan dan kebersamaan. Menurut Hendar dan Kusnadi (2002) istilah partisipasi mempunyai dimensi banyak, tergantung dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan peran serta perorangan atau sekelompok orang. Dimansi partisipasi pada koperasi dapat dilihat pada Gambar 2.
Dimensi Partisipasi
Sifatnya
Bentuknya
Pelaksanaannya
Kepentingannya
• Dipaksakan • Sukarela
• Formal • Informal
• Langsung • Tidak langsung
• Kontributif • Insentif
Gambar 2. Dimensi Partisipasi pada Koperasi Sumber : Hendar dan Kusnadi, 2002
Dilihat dari sifatnya, partisipasi anggota terdiri dari partisipasi yang dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (voluntary). Partisipasi yang dipaksakan terjadi apabila manajemen dalam pengambilan keputusan memaksa anggota untuk berpartisipasi dan mendukung keputusan tersebut. Partisipasi sukarela terjadi jika manajemen memulai gagasan tertentu dan para bawahan menyetujui untuk berpartisipasi dan mendukung gagasan tersebut. Partisipasi 28
berdasarkan sifatnya yang sesuai dengan koperasi adalah partisipasi sukarela. Dengan sifat kesukarelaan dalam ikut berpartisipasi maka melakukan kegiatan koperasi lebih baik dan sesuai dengan prinsip koperasi. Dimensi partisipasi berdasarkan bentuknya, partisipasi dapat bersifat formal dan dapat pula bersifat informal. Partisipasi yang bersifat formal biasanya dalam setiap kegiatannya dan pengambilan keputusan dilakukan secara formal yang diatur dalam manajemen koperasi. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal biasanya hanya terdapat pada persetujuan lisan antara atasan dan bawahan. Kedua bentuk tersebut dapat terjadi dalam manajemen koperasi sesuai dengan kondisi dan situasi serta aturan yang berlaku di dalam koperasi. Dari dimensi pelaksanaannya, partisipasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi secara langsung dapat terjadi ketika anggota mengungkapkan apa pendapatnya serta apa yang diinginkan oleh anggota dalam meningkatkan kinerja koperasi. sedangkan partisipasi secara tidak langsung terbentuk ketika ada salah satu orang yang mewakili aspirasi sekelompok anggota. Berdasarkan kepentingannya, partisipasi anggota dapat berupa partisipasi kontributif dan partisipasi insentif. Partisipasi kontributif artinya dalam kedudukan sebagai pemilik para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan peningkatan kontribusi dalam hal keuangan seperti penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi. sedangkan partisipasi insentif dapat berupa pengawasan terhadap jalannya koperasi, penetapan tujuan, serta pembuat keputusan. Manajemen koperasi tidak terlepas dari tingkat partisipasi anggota dalam melakukan kinerjanya. Adanya tingkat partisipasi yang tinggi dari anggota KUD akan terbentuk suatu informasi mengenai kebutuhan dan kepentingan yang sesuai dengan anggota sehingga koperasi dapat menyediakan semua kebutuhan tersebut (high associations). Jika tujuan KUD tercapai dengan hubungan yang tinggi namun pelayanan masih kurang dilakukan terhadap kebutuhan atau kepentingan anggota
akan berdampak pada partisipasinya kurang (moderately high
associations). Hubungan di dalam KUD tidak terjadi sehingga tidak ada anggotanya berkontribusi merupakan kondisi KUD yang tidak baik (low 29
associations). Selain itu, dengan adanya partisipasi dalam hal penyediaan serta pembelian akan membuat koperasi memperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota. Manfaat ekonomi maupun organisasi yang dirasakan oleh anggota akan membuat anggota terus berkontribusi bahkan menarik orang lain untuk menjadi anggota koperasi. Partisipasi anggota KUD sangat dipengaruhi oleh kepentingannya atau tujuannya di dalam KUD. Dimana partisipasi anggota KUD berdasarkan kepentingannya dilihat dari kewajiban dan hak anggota. Kewajiban anggota dalam melakukan pembayaran simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Selain itu kewajiban anggota dalam bidang usaha dan jasa dengan adanya aktivitas pembelian atau pemanfaatan terhadap
barang-barang dan jasa yang
disediakan KUD. Hak anggota dalam KUD adalah mendapat hak suara, bagi hasil SHU yang adil, dan memperoleh pelayanan di KUD. Sehingga analisis partisipasi dalam penelitian ini antara lain partisipasi dalam bidang organisasi, usaha, dan permodalan KUD Sumber Alam. Partisipasi yang tinggi akan menunjukkan kemudahan koperasi dalam melakukan proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam peningkatan kinerja koperasi (Hendar dan Kusnadi 2002). 3.2
Kinerja Koperasi Penilaian terhadap kinerja terhadap KUD sangat penting dilakukan. Hal ini
dilihat dari manfaat yang akan diperolah dengan adanya penilaian kinerja seperti dapat mengetahui sejauh mana koperasi berjalan, mengetahui produktivitas koperasi, serta memotivasi personel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditentukan koperasi sebelumnya. Penilaian kinerja juga dapat menjadi ukuran dalam melakukan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh koperasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran koperasi. (Himpuni 2009) Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemberian motivasi
karyawan
secara
maksimum
seperti
promosi,
transfer,
dan
pemberhentian, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan 30
karyawan, menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerjanya, dan menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Menurut Yuwono (2006), ada dua pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan yaitu pendekatan keuangan dan non keuangan. Sedangkan dalam menentukan indikator kinerja koperasi menurut Soedjono (2003) terdiri dari dua segi yaitu segi usaha dan segi organisasi. Dalam segi usaha mencakup peningkatan jumlah anggota, modal koperasi, jumlah dan volume usaha, pelayanan sosial kepada anggota, dan kesejahteraan anggota dengan pembagian SHU. a. Peningkatan jumlah anggota didasarkan pada adanya rasa manfaat di koperasi melalui pelaksanaan proses pelayanan sehingga membuat anggota baru lebih tertarik berpartisipasi dan mengundang masyarakat untuk bergabung dan berkontribusi di dalam koperasi. b. Peningkatan modal koperasi yang berasal dari anggota dengan melalui simpanan pokok dan simpanan wajib. Peningkatan modal koperasi yang dimaksud merupakan modal sendiri koperasi bukan modal luar koperasi. Oleh karena itu, modal yang berasal dari anggota harus lebih besar jumlahnya agar menimbulkan kemandirian dan rasa tanggung jawab bagi anggota koperasi untuk terlibat dari aktivitas modal tersebut. c. Peningkatan jumlah dan volume usaha yang dapat diakibatkan beragamnya kegiatan, barang, dan jasa yang dapat dihasilkan atau dilakukan oleh koperasi sehingga terjadi peningkatan pelayanan kepada anggota baik fisik, kuantitas maupun kualitas. d. Peningkatan pelayanan kepada anggota. Pada dasarnya pelayanan kepada anggota sulit diukur secara kuantitatif namun langkah yang harus dilakukan oleh koperasi adalah menempatkan koperasi sebagai kebutuhan bagi anggota secara bermanfaat. Pelayanan yang diberikan kepada anggota sesuai dengan kebutuhan anggota sehingga membuat anggota memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap koperasi dan secara tidak langsung mengundang non anggota untuk bergabung. Dalam pelayanan tidak hanya memberikan kepuasan melainkan pembinaan secara terus menerus mengenai koperasi.
31
e. Peningkatan kesejahteraan para anggota yang dapat diukur dari pendapatan dengan pembagian SHU dan analisis keuangan, kemudahan mendapatkan kebutuhan hidup dengan harga murah, akses pasar, dan bantuan modal. Indikatot yang digunakan dari peningkatan kesejahteraan dilihat dari keuangan atau pendapatan yang diperoleh (SHU). Berdasarkan segi organisasi, penilaian koperasi dapat dilakukan dengan menunjukkan dampak keberhasilan KUD yang dirasakan oleh anggota dan masyarakat. Keberhasilan KUD dilihat pada terpenuhinya kebutuhan anggota dan kemampuannya dalam mengelola keuangan. Serta mengetahui jatidiri yang dihadapi KUD sebagai lembaga sosial ekonomi. 3.2.1. Analisis Kinerja Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) PTP atau Development Leader Assesment (DLA) bagi koperasi menurut Soedjono (2003) merupakan metode yang dapat mengukur dampak dan hasil pembandingan antar waktu yang memungkinkan bagi siapapun untuk membahas dengan kepastian tentang keefektifan pengembangan koperasi. Komponenkomponen dalam PTP antara lain adalah visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja dari koperasi yang dipilih. Namun komponen tersebut disesuaikan dengan kondisi di KUD Sumber Alam. Tujuan dari PTP ini antara lain memberikan dasar pembanding yang sistematis untuk mengukur perkembangan kelembagaan sebuah koperasi pada waktu tertentu, memberikan metode penilaian yang sesuai kinerjanya, dan efektif dari segi biaya (cost effective), dan membantu koperasi-koperasi untuk dapat memahami lebih baik berbagai indikator kinerja dari organisasi mereka dan menggalakan mereka untuk mengambil prakarsaprakarsa yang perlu untuk memperbaiki organisasi mereka. Visi dalam sebuah organisasi koperasi dilihat dari berbagai aspek antara lain pemerataan pemanfaatan anggota, komunikasi dengan anggota, komitmen terhadap pengembangan bisnis, keefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus, kefektifan rencana strategik, dan penyelesaian masalah atau sengketa (Soedjono 2003). Penentuan visi dilihat dari cita-cita yang diinginkan KUD selama waktu tertentu dengan melihat komitmennya dalam memberikan pelayanan kepada anggota. Visi tersebut didukung dengan misi dalam KUD yaitu melakukan kegiatan usaha yang ada kaitan dengan anggota, meningkatkan potensi 32
anggota dan sumber daya yang dimiliki, dan memberikan hasil yang optimal dalam usahanya. Secara umum visi yang berada di KUD merupakan realisasi hubungan antara manajemen KUD dengan anggota. Kapasitas dalam PTP dilihat dari tingkat struktur organisasi, tingkat retensi tenaga staf, syarat-syarat pelayanan bagi staf tenaga kerja, pelatihan tenaga staf, langkah atau teknologi untuk mengurangi biaya-biaya, sistem operasi dan pengaturan keuangan, tiga tahun laporan audit, dan pemberian pelayanan terhadap anggota (Soedjono 2003). Penentuan kapasitas dilakukan dengan melihat respon staf pengurus dan anggota terhadap kinerja, kebijakan yang ditetapkan, serta kemampuannya dalam mengelola sumberdaya. Respon staf memiliki perbedaan dengan anggota sehingga diperlukan cara yang untuk memberikan kesimpulan yang sesuai dengan kondisi di KUD. Cara tersebut dengan melakukan penelitian atau survei mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan KUD. Sehingga dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai kapasitas dari manajemen KUD. Menurut Soedjono (2003), sumberdaya yang dimiliki koperasi dilihat dari kecukupan modal, pertumbuhan aset, manajemen aset, kebijakan perkreditan, dan kebijakan anggaran. Kecukupan modal koperasi didapatkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
Permodalan koperasi dikatakan kuat jika M > 20 persen. Dimana aset jauh melebihi daripada kewajiban koperasi. Permodalan dapat dikatakan cukup jika M > 5 persen. Apabila M < -25 persen maka dapat dikatakan bahwa permodalan KUD tidak mencukupi yang artinya kewajiban jauh melebihi aset koperasi. Pertumbuhan aset (T) koperasi dapat diketahui berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Pertumbuhan KUD dikatakan positif tinggi apabila terjadi pertmubuhan aset sebesar 5 persen terus menerus selama tiga tahun berturut-turut. Pertumbuhan koperasi dikatakan negatif tinggi apabila pertumbuhan aset koperasi -5 persen setiap tahun selama tiga tahun. Berdasarkan indikator sumberdaya keuangan juga 33
dapat diketahui apakah koperasi sudah dapat melindungi ekuitinya dan mengelola aset yang dimiliki oleh koperasi secara menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian (Rate of Return) KUD yaitu sebagai berikut :
Koperasi dapat dikatakan telah mengelola organisasi dengan sangat baik apabila ekuiti positif, SHU koperasi positif dan terdapat cadangan modal selama tiga tahun. Apabila ekuiti dan SHU negatif karena inflasi lebih dari -3 persen maka koperasi dapat dikategorikan sebagai koperasi yang dikelola dengan sangat buruk. Indikator sumberdaya juga dapat menilai mengenai keefektifan kebijakankebijakan yang ditetapkan oleh koperasi menyangkut prosedur dalam perkreditan. Kinerja KUD dapat sangat efektif apabila terdapat kebijakan tertulis mengenai perkreditan dengan tingkat tunggakan > 15 persen maka dapat dikatakan bahwa kinerja KUD dalam hal perkreditan sangat tidak efektif. Dikarenakan tidak terdapat kebijakan untuk menindaklanjuti tunggakan anggota. Maka perhitungan untuk mengetahui tingkat tunggakan adalah sebagai berikut :
Jaringan kerja dalam PTP dilihat dari hubungan dengan organisasi puncak (apex) dan hubungan dengan pihak-pihak lain. Jaringan kerja menurut PTP terdapat dua sifat yaitu jaringan kerja intern dan jaringan kerja eksternal. Jaringan kerja internal merupakan hubungan dalam menetapkan kebijakan dengan anggota sehingga terdapat kontribusi anggota terhadap KUD. Jaringan eksternal merupakan hubungan dengan pihak luar seperti pemerintah, koperasi induk, koperasi lain, dan distributor. Sifat dari jaringan kerja eksternal memiliki perbedaan dimana hubungan dengan pemerintah bersifat insentif, dengan koperasi induk dan koperasi lain bersifat sharing atau bersaing, dengan distributor adalah kerjasama dalam penyediaan barang-barang di KUD. Berdasarkan indikator PTP menempatkan kinerja KUD pada tiga zona yaitu zona hijau, kuning, dan merah. Penetapan zona tersebut dilihat dari tingkat komulatif penilaian terhadap komponen-komponen kinerja yang disesuaikan di 34
KUD dan membaginya ke dalam tiga zona. Penentuan zona tersebut dilihat dari pemberian rentang skala nilai dari keseluruhan skor setiap variabel. Zona hijau merupakan koperasi yang kinerjanya baik dengan adanya manajemen yang efektif dengan pemberian pelayanan yang memuaskan. Zona kuning menunjukkan kinerja koperasi memuaskan namun harus diperhatikan dari segi manajemen ataupun pelayanan anggota. Zona merah menunjukkan koperasi berada dalam kesulitan baik dari segi pelayanan anggota atau organisasi dan usaha. Dengan penilaian kinerja PTP tersebut dapat memberikan alternatif bagi KUD dalam memperbaikinya. 3.2.2. Kinerja Keuangan Koperasi Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999) dalam Sulistyo (2010), kinerja keuangan adalah suatu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan yang menyangkut posisi keuangan perusahaan serta perubahan terhadap posisi keuangan tersebut. Kinerja keuangan didefinisikan sebagai ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Kondisi keuangan KUD Sumber Alam akan dapat diketahui dengan laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, cashflow, dan laporan keuangan lainnya. Menurut Munawir (2002) analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha. Laporan keuangan juga sangat diperlukan oleh KUD dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dapat dilihat dari laporan keuangan KUD Sumber Alam untuk mengetahui perkembangan atau pemberdayaan terhadap kinerja koperasi. Laporan keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara pihak manajemen (pengurus koperasi) dengan para anggota atau pemilik modal yang berada di luar organisasi (Darsono 2005). Menurut Munawir (2002), laporan keuangan akan dapat digunakan oleh manajemen untuk : 1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan. 2. Menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta dan untuk menentukan derajat keuntungan yang dicapai. 35
3. Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang baik. Menurut Sitio dan Tamba (2010), laporan keuangan koperasi mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan badan usaha lainnya, yaitu : a. Laporan keuangan merupakan bagian pertanggungjawaban pengurus kepada anggotanya di dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan). b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif. c. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua pengurus koperasi. d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut SHU. SHU koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. e. SHU yang berasal dari usaha anggota dan bukan anggota didistribusikan sesuai komponen pembagian SHU yang telah di atur dalam AD (Anggaran Dasar) dan ART (Anggaran Rumah Tangga). f. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan SHU tercermin dalam perhitungan hasil usaha. Istilah perhitungan hasil usaha sebagai pengganti istilah laporan laba rugi pada perusahaan bukan koperasi mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi lebih ditekankan pada manfaat bagi anggotanya. 3.2.2.1 Analisis Rasio Keuangan Koperasi Unit Desa Analisis rasio finansial yang dilakukan dalam penelitian terhadap laporan keuangan KUD Sumber Alam dimaksudkan untuk menilai dan mengevaluasi tujuan koperasi secara ekonomi. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan koperasi. Rasmussen (1975) menganggap laporan keuangan menjadi alat yang sangat penting dalam mengatur keuangan usaha yang dijalankan oleh koperasi. Analisis rasio akan memudahkan untuk mengetahui dalam hal-hal apa saja KUD sedang menghadapi masalah serius bahkan kritis, sehingga dapat dilakukan perbaikan36
perbaikan untuk mencegah semakin buruknya kondisi atau kesehatan badan usaha. Analisis rasio berguna untuk mengetahui kinerja keuangan KUD Sumber Alam secara keseluruhan atau dari waktu ke waktu. Analisis rasio adalah cara menganalisis
keuangan
dengan
menggunakan
perhitungan-perhitungan
perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukan dalam neraca dan laporan laba rugi badan usaha (Kuswandi 2006). Analisis membutuhkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Analisis rasio sering digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan di KUD adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas/rentabilitas (Munawir 2002). 1) Likuiditas Kuswandi (2006) beranggapan bahwa rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan KUD Sumber Alam dalam membayar kewajibankewajiban jangka pendeknya. Kemampuan koperasi untuk membayar utangutangnya kembali tepat waktu. Rasio likuiditas sangat penting bagi pimpinan, manajer keuangan, bank, atau para pemasok yang memberikan kredit penjualan. Rasio-rasio yang digunakan dalam likuiditas antara lain rasio lancar, rasio cair, dan rasio kas. Rasio lancar (current ratio) merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah hutang lancar. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan KUD dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Tidak ada tolak ukur yang pasti tentang berapa rasio lancar yang minimal harus dimiliki suatu perusahaan terutama koperasi. Pada umumnya menggunakan perbandingan (2:1) atau harta lancar dua kali lipat kewajiban jangka pendeknya dianggap cukup aman bagi perusahaan. Current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang KUD yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 200 persen. Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya (Munawir 2002).
37
Standar rasio cair atau rasio cepat (quick ratio) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Untuk standar rasio cair (1:1) yang artinya KUD merasa aman jika memiliki harta lancar di luar persediaan dan pembayaran di muka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya (Rasmussen 1975). Rasio ini lebih tajam daripada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan). Selain itu juga menggunakan rasio kas yaitu rasio penjualan atas kas. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1985). 2)
Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan untuk membayar utang jangka
panjang, baik utang pokok maupun bunganya (Sartono 2001). Jika koperasi berhenti, maka solvabilitas merupakan kemampuan KUD untuk membayar semua kewajibannya kepada pihak ketiga (Amidipraja dan Wirasasmita 1990). Rasiorasio yang digunakan dalam solvabilitas adalah rasio modal sendiri dengan total aktiva (equity to total aset ratio), rasio modal sendiri dengan aktiva tetap (equity to fixed aset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang (fixed aset to long term debt ratio), rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio) dan rasio total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio). Semakin rendah angka rasio, maka semakin tinggi solvabilitas KUD dan menggambarkan bahwa beban utang tidak terlalu berat. Modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan semua total aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Sangat penting untuk menunjukkan tingkat keamanan dan sumber permodalan yang dimiliki kreditur. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukaan semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan KUD. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 persen (Suwandi 1985). Rasio modal sendiri terhadap aktiva tetap menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Modal sendiri yang lebih besar dari pada aktiva tetap keadaannya lebih baik karena dapat mempertahankan likuiditas KUD saat terjadi pembayaran hutang saat itu. Sebaliknya jika modal sendiri lebih kecil daripada aktiva tetap karena over investment dalam aktiva tetap atau kurangnya modal KUD. Rasio yang baik dalam rasio modal sendiri terhadap total aktiva 38
adalah minimal 150 persen. Sedangkan rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Menurut Suwandi (1985), standar yang baik adalah minimal 150 persen. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan KUD untuk mencari pinjaman (Munawir 2002). Debt ratio merupakan rasio yang menunjukkan jumlah total aktiva yang digunakan untuk menjamin total hutang. Rasio yang baik digunakan adalah minimal maksimum 50 persen. Semakin besar rasio ini maka semakin besar resiko koperasi (Suwandi 1985). Sedangkan debt equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan jumlah total hutang yang dijamin oleh total modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67 persen. Semakin tinggi rasio ini maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah (Suwandi 1985). 3) Profitabilitas/ Rentabilitas Penggunaan aktiva secara produktif oleh KUD merupakan gambaran profitabilitas. Menurut Munawir (2002) menyatakan rasio profitabilitas atau rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Kemampuan menghasilkan laba antara perusahaan dan KUD tentunya berbeda. Sebuah perusahaan labanya sangat dipengaruhi oleh investasi sedangkan KUD sangat dipengaruhi oleh modal sendiri yang bersumber dari anggota (Rasmussen 1975). Menurut Amidipraja dan Wirasasmita (1990), meskipun koperasi tujuannya bukan mengejar untung yang sebesar-besarnya, tetapi pengetahuan keadaan laba koperasi perlu diketahui. Mundur majunya koperasi ditentukan juga adanya rugi dan laba usaha koperasi. Kemampuan KUD dalam menghasilkan SHU dilihat dari rasio rentabilitas dengan menggunakan beberapa rasio seperti rasio laba bersih (net profit margin), rasio operasional (operating margin ratio), rasio rentabilitas modal sendiri (return on equity), dan tingkat pengembalian investasi (return on investment). 4) Efektivitas / Aktivitas Usaha Efektivitas penggunaan dana dilihat dari bagaimana dana tersebut digunakan dalam bentuk beban atau biaya yang dikeluarkan perusahaan 39
(Kuswandi 2006). Rasio yang dipergunakan adalah rasio harga pokok penjualan atas penjualan, harga pokok penjualan, dan beban operasi atas penjualan. Menurut Rasmussen (1975) dan Keown (2002), hasil analisis rasio dapat dibandingkan dengan analisis rasio usaha sejenis secara umum untuk melihat hasil kinerja namun karena keterbatasan peneliti mencari rata-rata kinerja keuangan sejenis secara umum, maka hanya dengan membandingkan angka-angka rasio perusahaan sendiri dari tahun ke tahun untuk mendapatkan penilaian kinerja keuangan. Menurut Sartono (2001) analisis rasio aktivitas usaha atau efektivitas menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan. Sumber daya yang dimiliki oleh koperasi harus dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien agar memperolah laba yang diinginkan. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah rasio perputaran total aktiva (total asets turn-over ratio), rasio perputaran aktiva tetap (fixed asets turn-over ratio), rasio perputaran piutang (account receivable turn-over ratio), dan rasio perputaran persediaan (inventory turn-over ratio). 3.3.
Kinerja KUD Berdasarkan Indeks Jatidiri Kinerja koperasi berdasarkan indeks jatidiri koperasi menurut Soedjono
(2003) adalah ciri dasar yang melekat pada koperasi dengan arti dan definisi sebenarnya dari perkumpulan anggota sebagai organisasi sosial ekonomi. Gambaran mengenai jatidiri koperasi dikarenakan kegiatan pelayanan KUD kepada anggotanya dalam bidang usaha dan organisasi, sebagai pedoman agar koperasi tidak berjalan diluar tujuan dan prinsip koperasi. Indeks jatidiri KUD dilihat berdasarkan manfaat yang dirasakan anggota yang berakibat pada partisipasi dan dipengaruhi oleh kinerja KUD. Jatidiri KUD berada pada tiga pilar yaitu manajemen KUD, manfaat, dan partisipasi (Djohan 2010). Jika adanya manfaat yang dirasakan anggota akan berakibat pada tingkat partisipasi. Partisipasi anggota tersebut akan mempengaruhi kinerja KUD yang sesuai dan memberikan manfaat bagi anggotanya. Indeks Jatidiri sangat penting untuk menyeimbangkan aspek perusahaan dan perkumpulan pada KUD (Soedjono 2003). PTP/DLA sebagai alat untuk mengukur perkembangan atau kinerja perlu dilengkapi dengan penilaian tingkat intensitasnya dalam pengeterapan jatidiri koperasi dengan indeks yang diolah dari 40
konsep Daniel Cote (Soedjono 2003). Konsep Daniel Cote dilihat berdasarkan dua poros yaitu KUD berdasarkan intensitas jatidiri dan aturan-aturan korporasi. Intensitas jatidiri merupakan kegiatan-kagiatan atau profil KUD selama ini berdasarkan pada prinsip dan aturan koperasi. Sedangkan untuk aturan korporasi berdasarkan kegiatan pasar yang dihadapi oleh KUD. Poros pertama (vertikal) mencerminkan jantung jatidiri koperasi meliputi nilai-nilai dan legitimasi yang merupakan watak, prinsip-prinsip praktek koperasi dan sifat khas koperasi. Poros pertama ini juga dapat menunjukkan kehilangan sepenuhnya jatidiri koperasi dengan hilangnya kebersamaan (de-mutualisasi). Poros kedua (horizontal) mengukur dinamika-dinamika lingkungan dimana koperasi beroperasi, dicirikan oleh makin kecilnya atau makin besarnya intensitas persaingan. Seperti halnya pada poros pertama, disini dapat terjadi pula bahwa sementara koperasi beroperasi dalam lingkungan tanpa persaingan (bukan pasar). 3.4.
Kerangka Pemikiran Operasional KUD Sumber Alam berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
yang mendapat berbagai penghargaan dan masih melakukan kegiatan usaha pada bidang agribisnis untuk petani dan non agribisnis untuk seluruh anggota khususnya non petani. Kemudian bekerja sama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan pada anggota. Sehingga KUD Sumber Alam mengalami peningkatan jumlah anggota dan permodalan. Meningkatnya jumlah anggota dan permodalan belum dapat menunjukkan tingkat partisipasi tinggi dalam KUD. Partisipasi organisasi anggota KUD yang dilihat dari kegiatan RAT dan kegiatan pembelian. Partisipasi usaha dilihat dari kegiatan pembelian terhadap KUD, sedangkan partisipasi permodalan dilihat berdasarkan kewajibannya melakukan simpanan wajib dan sukarela. Oleh karena itu koperai Unit Desa (KUD) Sumber Alam melakukan berbagai kegiatan atau langkah. Semua kegiatan yang dilakukan oleh KUD dalam meningkatkan pelayanan kepada anggotanya masih terdapat berbagai kendala. Kendala-kendala yang dihadapi oleh KUD Sumber Alam adalah mengkoordinasikan kepada seluruh anggota KUD dan distribusi pemasaran terhadap anggotanya. Oleh karena diperlukan berbagai analisis terhadap anggota KUD dan manajemen dari KUD sendiri. Analisis terhadap anggota adalah mengetahui respon anggota petani dan 41
non petani terhadap manfaat sosial ekonomi. Sedangkan analisis manajemen koperasi diperlukan analisis mengenai kapasitas kelembagaan KUD dalam berbagai kegiatannya yang dilihat dari visi KUD Sumber Alam, sumberdaya, kapasitas, dan jaringan kerja. Menganalisis hubungan antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota dengan tingkat partisipasi anggota dilakukan melalui uji korelasi koefisien rank spearman. Dengan mengetahui hubungan antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial dengan tingkat partisipasi, pengelola koperasi dapat mengambil keputusan atau kebijakan dalam pengembangan koperasi. Melalui kebijakan tersebut diharapkan koperasi dapat menjadi organisasi yang tangguh dengan membangun perekonomian masyarakat serta mampu menghadapi tantangan persaingan yang semakin ketat. Hasil dari manfaat sosial ekonomi petani dan non petani dihubungkan dengan tingkat partisipasinya. Hal ini dikarenakan partisipasi anggota merupakan faktor yang penting dalam mendukung keberhasilan dan perkembangan koperasi. Partisipasi anggota akan semakin meningkat jika koperasi menyediakan pelayanan yang memuaskan bagi anggota serta adanya motivasi bagi anggota untik berperan aktif dalam setiap kegiatan koperasi. Partisipasi anggota akan timbul jika koperasi memberikan manfaat bagi anggota dengan pelayanan dan pengelolaan yang baik dari koperasi. Manfaat yang dirasakan oleh anggota adalah manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Manfaat sosial dilihat dari hubungan, pelayanan, dan pelatihan. Sedangkan manfaat ekonomi dilihat dari kegiatan pembelian anggota terhadap barang dan jasa yang disediakan KUD. Partisipasi anggota terhadap koperasi dapat dilihat dari peran serta aktif anggota di bidang organisasi, modal, dan usaha. Langkah yang akan dilakukan oleh KUD Sumber Alam harus dilihat bagaimana kinerja koperasi dari berbagai sisi baik produksi, sumberdaya manusia, keuangan dan sisi lainnya yang harus diketahui oleh koperasi itu sendiri. Penilaian kinerja KUD dilihat dari aspek visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja yang akan mengukur seberapa efisienkah kinerja yang dilakukan oleh KUD. Pengukuran
kinerja
yang
dilakukan
menggunakan
Penilaian
Tangga
Perkembangan (PTP) yang disesuaikan dengan kondisi di KUD Sumber Alam. Kinerja keuangan yang sangat penting bagi kelancaran koperasi. Kinerja 42
keuangan koperasi dapat dilihat dari laporan keuangan dengan analisis rasio keuangan. Analisis partisipasi dan kinerja dari dua sisi dapat memberikan gambaran dalam menempatkannya pada indeks jatidiri Model Daniel Cote. Hal ini dilakukan karena KUD berada pada dua poros sebagai organisasi dan persaingan di pasar dalam memberikan pelayanan anggota. Hasil dari analisis dan pengamatan terhadap kinerja keuangan akan digunakan para pengambil keputusan untuk mengambil langkah, baik yang berkaitan langsung dengan keuangan maupun secara tidak langsung yaitu penurunan skala penjualan, perekrutan atau pemberhentian karyawan koperasi. Kinerja KUD yang baik dilihat dari kesesuaian manajemen KUD dengan implementasinya. Kinerja yang baik menunjukkan visi, kapasitas, dan sumber daya sesuai dan efisien. Serta dapat menempatkan KUD pada jatidiri kuat dan persaingan usaha yang baik. Sedangkan pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan koperasi. Hal ini dilakukan karena dengan analisis rasio memudahkan para pengambil keputusan dalam melihat badan usaha yang harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi di pasar seperti kekuatan dan kelemahan badan usaha yang dilihat dari laporan keuangan. Selain itu juga analisis rasio dapat mengetahui secara keseluruhan laporan keuangan atau dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan koperasi dapat dilihat Kinerja KUD Sumber Alam. Kinerja koperasi akan mempengaruhi partisipasi anggota.
43
KUD Sumber Alam mengalami peningkatan jumlah anggota namun partisipasi kurang dalam kehadiran RAT hanya 14 persen dari keseluruhan anggota, dan partisipasi dalam usaha hanya aktif pada simpan pinjam
Kinerja KUD Ouput : KUD Sumber Alam (Kegiatan untuk anggota)
Input : KUD Sumber Alam (Kegiatan Manajemen KUD) organisasi dan keuangan Penetapan Jatidiri KUD model Daniel Cote
Manfaat ekonomi Dan sosial
Partisipasi VISI
Kapasitas
Jaringan kerja
Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan Peranan
Korelasi Rank Spearman
Alternatif strategi bagi pengembangan Gambar 3. Diagram Kerangka Pemikiran 44
Sumber daya
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam dengan studi kasus Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa KUD Sumber Alam memiliki berbagai kegiatan usaha baik berbasis pertanian maupun non pertanian. KUD Sumber Alam yang merupakan koperasi yang telah lama berdiri dan memiliki berbagai unit usaha serta mendapat penghargaan sebagai KUD percontohan se- Jawa Barat di Tahun 1998. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2011. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapat dari sumber informasi melalui pengamatan langsung, diskusi, dan wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang disesuaikan untuk menjawab masalah penelitian. Data sekunder merupakan data yang diambil berdasarkan data yang telah dari data internal laporan tahunan KUD Sumber Alam untuk mengetahui kinerja keuangan KUD, laporan jumlah KUD di Kabupaten Bogor, internet, artikel, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini. Data tersebut digunakan sebagai data pendukung dan pembanding penelitian ini. 4.3.
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perangkat KUD. Langkah-
langkah dalam melakukan pengumpulan data antara lain : 1. Survei pendahuluan terhadap KUD Sumber Alam 2. Wawancara terhadap anggota KUD untuk menganalisis tingkat partisipasi 3. Wawancara dan diskusi dengan manajemen KUD yaitu lima orang anggota, ketua pengurus, sekretaris, manajer, dan pengawas untuk menganalisi kinerja PTP dan indeks jatidiri. 4. Analisis keuangan diperoleh dari laporan tahunan KUD tahun 2009-2010
4.3.
Metode Penentuan Responden Responden dalam penelitian ini merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan responden dalam menganalisis manfaat sosial ekonomi dilihat dari populasi yang diambil adalah anggota KUD Sumber Alam yang berprofesi petani dan bukan petani sebagai pembandingnya berdasarkan data keanggotaan di buku registrasi KUD Sumber Alam. Hal tersebut dilakukan berdasarkan usaha yang dijalankan oleh KUD berbasis pertanian dan non pertanian. Sehingga responden dalam penelitian ini adalah petani dan non petani. Untuk itu, teknik pengambilan responden yang digunakan yaitu stratified random sampling, dengan mengelompokkan anggota KUD yang berprofesi petani dan non petani. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan nama-nama anggota KUD, kemudian nama-nama tersebut secara acak dan nama yang keluar akan menjadi responden dalam penelitian ini. Responden yang digunakan adalah responden yang aktif melakukan transaksi dengan KUD. Ukuran responden dalam penelitian terhadap anggota KUD ditentukan berdasarkan ukuran minimum responden yang dapat diterima berdasarkan metode deskriptif dan korelasional minimal 30 responden (Umar 2004). Penggunaan metode responden tersebut dikarenakan jumlah anggota yang sangat banyak dan terkendala dalam masalah lokasi anggota yang berbeda-beda. Penggunaan responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 62 responden dengan 31 responden petani dan 31 responden non petani. Jumlah responden yang digunakan dapat menjawab maksud dari pertanyaan dalam penelitian ini. Hal ini juga sesuai dengan uji validitas dengan SPSS 15 for windows dalam memperoleh jawaban yang relevan dalam penelitian. Penggunaan responden tersebut dimaksudkan untuk membandingkan kegiatan partisipasi petani terhadap kegiatan agribisnis dan non petani terhadap kegiatan non agribisnis. 4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.4.1.
Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui relevan tidaknya pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini. Dimana pertanyaan dalam penelitian yang 46
relevan memiliki tingkat validitas lebih dari 60 persen dan uji reabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam dalam menjawab hal-hal yang ditanyakan. Pertanyaan dikatakan reliabel apabila menghasilkan jawaban yang sama (Nugroho 2005). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach dengan bantuan software SPSS 15 for windows. Suatu pertanyaan dianggap reliabel jika nilai alpha lebih dari 0,60 (Nugroho 2005). Dengan rumus :
ri = nilai varian total dan varian item dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
dan
Dimana : ri
= reliabilitas instrument
k
= jumlah butir pertanyaan
Σ Si2
= jumlah varian item
St2 = varian total Jki = jumlah kuadrat seluruh skor item Jks = jumlah kuadrat subyek n
= jumlah responden
x
= nilai skor yang dipilih Uji reliabilitas dilakukan pada 62 responden (31 petani dan 31 non petani)
dimana nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih dengan nilai r lebih dari 0,6. Penggunaan 62 responden dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini dengan dilakukan pengujian data menggunakan SPSS 15 for windows. Hasil uji reliabilitas dan validitas untuk setiap indikator partisipasi, manfaat ekonomi dan manfaat sosial petani dan non petani dilihat pada Lampiran 5. Hasil uji reliabilitas dan validitas dengan penggunaan 62 responden disimpulkan
bahwa
setiap
indikator-indikator
dalam
penelitian
dapat
menunjukkan data yang sesuai dalam penelitian ini. Untuk variabel yang 47
digunakan dalam penelitian ini terdiri variabel ekonomi dan sosial terhadap tingkat partisipasi anggota. Variabel terikat (X) yaitu manfaat ekonomi dan manfaat sosial, sedangkan variabel bebas (Y) yaitu partisipasi anggota. Dimana indikator dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial serta partisipasi antara lain : 1. Penentuan indikator manfaat sosial yang dirasakan petani dan non petani sama yaitu hubungan baik dengan pengurus yang dilihat dari intensitas hubungan dalam berbagai kegiatan yang ada di KUD, hubungan kerjasama dengan sesama anggota, kepuasan fasilitas dan pelayanan, serta kepuasan pelatihan. Hal ini berdasarkan prinsip setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama terhadap KUD tanpa ada pengecualian. Anggota-anggota di dalam KUD diperlakukan sama sebagai pelanggan dan pemilik. Indikator-indikator tersebut dapat mewakili penelitian mengenai manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD. 2. Penentuan indikator manfaat ekonomi berbeda antara petani dan non petani dalam bidang usaha, namun dalam bidang jasa sama yaitu pinjaman. Hal ini dikarenakan perbedaan kebutuhan antara petani dan non petani. Petani lebih membutuhkan pupuk dan obat-obatan yang disediakan KUD. Sehingga petani melakukan pembelian terhadap pupuk dan obat-obatan. Sedangkan non petani lebih dominan melakukan pembelian terhadap air mineral dan gas elpiji. Oleh karena itu, asumsi yang digunakan dalam penentuan indikator manfaat ekonomi petani terhadap barang agribisnis dan manfaat ekonomi non petani terhadap barang non agribisnis. 3. Penentuan partisipasi anggota terhadap KUD dilihat dari berbagai kegiatan yang mendukung berdirinya KUD yaitu organisasi, usaha, dan permodalan. Indikator-indikator dalam partisipasi organisasi adalah kehadiran RAT dan pengambilan keputusan saat RAT. Kehadiran anggota dalam RAT dilihat dari sering atau tidaknya hadir dalam RAT selama menjadi anggota (minimal kehadiran dalam penelitian ini adalah 3 kali hadir) begitu juga pada pemberian saran. Indikator-indikator dalam partisipasi usaha adalah kegiatan pembelian anggota terhadap barang-barang atau jasa yang disediakan oleh KUD. Sedangkan indikator-indikator partisipasi dalam permodalan dilihat dari keaktifan anggota dalam melakukan simpanan wajib dan simpanan sukarela. 48
Menurut Umar (2004) setiap data Xi maupun Yi ditetapkan peringkatnya relatif terhadap X dan Y yang lain dari yang terkecil sampai yang terbesar. Skala nilai dalam setiap indikator Xi dan Yi dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.4.2
Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Anggota KUD Sumber Alam dan Tingkat Partisipasinya Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan melihat
manfaat ekonomi. Manfaat ekonomi ini merupakan manfaat yang dirasakan setelah menjadi anggota koperasi bagi petani dan non petani. Manfaat ekonomi yang dianalisis mencakup kepuasan anggota terhadap harga barang agribisnis dan non agribisnis yang ditawarkan KUD. Hasil dari jawaban responden mengenai manfaat ekonomi yang dirasakan anggota dilakukan pemberian skor untuk mengetahui kesimpulan umum. Indikator-indikator dari manfaat ekonomi dan pemberian skor dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Indikator Manfaat Ekonomi dan Skor No Indikator Manfaat Ekonomi Skor Manfaat * 1 2 3 1 Pendapatan SHU 2 Kepuasan harga agribisnis (Saprotan) 3 Kepuasan harga non agribisnis (gas elpiji dan air mineral) 4 Kemudahan memperoleh barang agribisnis 5 Kemudahan memperoleh barang non agribisnis 6 Kemudahan melakukan pinjaman 7 Keringanan bunga pinjaman Keterangan :
Total Skor Keterangan
* Skor 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Pemberian skor bertujuan untuk mengetahui tingkat manfaat yang dirasakan responden misalnya tidak merasakan manfaat ekonomi dikarenakan tidak adanya transaksi pembelian dan tidak merasakan adanya pendapatan di dalam KUD. Kemudian dilihat dari manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD adalah terjalinnya hubungan baik dengan sesama anggota maupun pengurus, 49
kepuasan terhadap pelayanan KUD, serta pembinaan dan pelatihan usaha yang diadakan oleh KUD Sumber Alam. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Indikator Manfaat Sosial dan Skor No Indikator Manfaat Sosial Skor Manfaat *
Total
Keterangan
Skor 1
Hubungan pengurus dalam pembelian
2
Hubungan
kerjasama
dengan sesama anggota 3
Pembinaan dan pelatihan
4
Kepuasan pelayanan
Keterangan : * Skor 1: Tidak memuaskan 2: Kurang memuaskan 3: Memuaskan
Menurut Nazir (1988), skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert. Total skor akan dikategorikan ke dalam selang dengan rentang skor terendah adalah skor terkecil dikali jumlah responden misal (1x31=31) dan rentang skor tertinggi adalah skor terbesar dikali jumlah responden (3x31=93) serta rentang skala penilaian yaitu dengan membagi rentang skor teringgi yang dikurangi rentang skor terendah dengan banyaknya skor misal ((93-31)/3= 20). Penelitian ini menyimpulkan skor yang berada pada selang 31-51 termasuk kategori tidak puas, skor yang berada pada selang 52-72 termasuk kategori kurang puas dan skor yang berada pada selang 73-93 ternasuk dalam kategori puas. Tingkat partisipasi anggota koperasi baik petani maupun non petani dilihat dari partisipasi organisasi, usaha, dan permodalan. Partisipasi anggota dalam organisasi dilihat dari kehadiran anggota dalam RAT dan keaktifan anggota dalam memberikan saran kepada pengurus dan manajemen koperasi. Partisipasi anggota dalam permodalan dilihat dari keaktifan anggota dalam membayar simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela. Sedangkan dalam bidang usaha dilihat dari keaktifan anggota dalam memanfaatkan unit usaha agribisnis KUD yaitu saprotan dan pinjaman. Penentuan skor dalam melihat 50
kategori partisipasi rendah, sedang, dan tinggi sama dengan pengukuran manfaat ekonomi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Indikator Partisipasi dan Skor No Indikator Partisipasi Skor Partisipasi *
Total
Keterangan
Skor 1
Partisipasi organisasi Kehadiran RAT Saran dalam RAT
2
Partsipasi usaha Pembelian barang agribisnis Pembelian non agribisnis
3
Partisipasi permodalan Simpanan wajib Simpanan sukarela
Keterangan :
* Skor 1 : Tidak aktif 2: Kurang aktif 3: Aktif
Selang 31-51 termasuk kategori tidak aktif, skor yang berada pada selang 52-72 termasuk kurang aktif, dan skor aktif pada selang 73-93. 4.4.3
Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Manfaat Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Rank Spearman Korelasi rank spearman dalam penelitian ini digunakan untuk
pengukuran korelasi pada statistik non parametric khususnya untuk data ordinal yaitu data yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Korelasi rank spearman dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat partisipasi (Y) dengan manfaat ekonomi (X) yang dirasakan oleh anggota petani dan non petani. Selain itu, dapat mengetahui tingkat partisipasi dengan manfaat sosial yang dirasakan oleh petani dan non petani. Dimana tingkat partisipasi merupakan variabel Y dan manfaat sosial variabel X. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program aplikasi software SPSS 15,0 for windows. Rumus koefisien korelasinya (Sugiyono 2007):
51
Keterangan : rs
= koefisien korelasi Rank Spearman
N
= jumlah responden
di
= beda antara dua variabel berpasangan
1dan 6
= bilangan koefisien Berdasarkan nilai korelasi, kriteria pengujian hubungan observasi
dilakukan pada taraf nyata (α = 5 %). Pengambilan keputusan dapat dilihat dari kuat lemahnya hubungan dengan ditunjukkan pada nilai korelasi rank Spearman (Sarwono 2006). Nilai korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan searah antar variabel tersebut. Sedangkan nilai korelasi negatif menunjukkan adanya hubungan berlawanan arah diantara variabel tersebut. Dimana nilai rentang nilai korelasi jika > 0,5 memiliki hubungan kuat dan <0,5 memiliki hubungan yang lemah. 4.5.
Analisis Kinerja pada Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Kinerja KUD Sumber Alam berdasarkan PTP/DLA dilihat berdasarkan
visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Dari berbagai indikator tersebut terdapat komponen-komponen yang disesuaikan dengan kondisi kinerja KUD Sumber Alam. PTP ini merupakan penilaian secara kualitatif dengan adanya pemberian indikator-indikator yang terdapat pada manajemen koperasi. Indikatorindikator tersebut diberikan skor untuk memudahkan pengukuran tingkat keefisienan kinerja KUD secara kuantatif. Namun untuk mengetahui gambaran mengenai komponen kinerja diberikan variabel-variabel yang sesuai dengan tujuan komponen. Variabel penelitian dalam analisis kinerja KUD dengan menggunakan PTP terdapat berbagai indikator (Soedjono 2003). Indikator untuk menentukan visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja didasarkan pada tabulasi dengan pemberian nilai untuk setiap variabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.
52
Tabel 7. Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan No Indikator Skor A VISI 1 Pemerataan pemanfaatan anggota 1-5 2 Keefektifan komunikasi dengan anggota 1-5 3 Komitmen terhadap pengembangan bisnis 1-5 4 Kefektifan kepemimpinan dan manajemen 1-5 pengurus 5 Komitmen terhadap pengembangan sosial 1-5 6 Keefektifan rencana strategic 1-5 7 Mekanisme penyelesaian sengketa 1-5 Sub total Dari 35 B KAPASITAS 8 Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi 1-5 9 Retensi (dipertahankannya) tenaga staf 1-5 10 Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staf 1-5 11 Pelatihan tenaga staf 1-5 12 Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya1-5 biaya 13 Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 1-5 14 3 tahun laporan audit 1-5 15 Pemberian pelayanan kepada anggota 1-5 Sub total Dari 40 C SUMBER DAYA 16 Kecukupan modal (M) 1-5 17 Pertumbuhan asset (T) 1-5 18 Manajemen asset (P) 1-5 19 Kebijakan perkreditan (Tg) 1-5 Sub total Dari 40 D JARINGAN KERJA Angka dihitung dua kali 20 Kebijakan anggaran/fiscal 1-5 21 Hubungan dengan organisasi puncak 1-5 22 Hubungan dengan pihak lain 1-5 Sub total Dari 20/35 Sumber ; Soedjono (2003) dalam LSP21(2003)
Indikator-indikator dalam PTP sudah sesuai dengan indikator yang terdapat di dalam koperasi. Setiap indikatot terdapat berbagai variabel yang menunjukkan tujuan koperasi sebagai lembaga sosial ekonomi. Indikator – indikator yang telah diberi skor dilakukan penjumlahan dari setiap variabel. Penjumlahan skor untuk setiap indikator dilakukan secara mean dan ditentukan rentang skala nilai. Skor PTP/DLA menurut Soedjono (2003) dalam LSP2I (2003) dapat dilihat pada Tabel 8. 53
Tabel 8. Skor Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Keterangan Skor Skala Nilai Kemajuan secara konsisten atau baik 5 Kemajuan terjadi sejak penilaian terakhir 4 Kinerja naik dan turun 3 Dalam keadaan yang terbaik, bukti yang ada tidak 2 sempurna/berbeda dalam dari pencapaian Sedikit atau tidak ada pembuktian tentang pencapaian 1 selama periode terakhir Sumber : Soedjono (2003) dalam LSP2I 2003
Penelitian ini dilakukan dua kali dengan skala satu bulan sekali. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya. Hasil dari penelitian PTP ini dibagi menjadi tiga zona yaitu hijau, kuning, dan merah. Keterangan mengenai tiga zona tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Indikator-indikator Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Indikator Skala nilai Menurut Keterangan Indikator Visi Hijau (35-22) Hijau = visi yang diterapkan baik Kuning (21-12) Kuning = visi pada umumnya baik Merah (11-0) namun harus diperhatikan lagi Merah = visi yang diterapkan tidak sesuai Kapasitas Hijau (40-26) Hijau = kapasitas organisasi baik Kuning (25-13) Kuning = kapasitas organisasi baik Merah (12-(-5)) namun harus diperhatikan lagi Merah = kapasitas organisasi semakin sulit Sumber daya Hijau (40-28) Hjau = sumber daya yang dimiliki Kuning (27-15) baik Merah (7-0) Kuning = sumber daya yang dimiliki baik namun harus diperhatikan Merah = sumber daya mengalami kesulitan Jaringan kerja Hijau (20-15) Hijau = jaringan kerja koperasi baik (tanpa Kuning (14-8) Kuning = jaringan kerja baik wawancara Merah (7-0) namun harus diperhatikan tambahan) Merah = jaringan kerja mengalami kesulitan Sumber : Soedjono dalam Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LPSP2I 2003)
Indikator-indikator tersebut telah menjadi ketentuan untuk semua koperasi di Indonesia yang terdapat pada PTP/ DLA dengan rentang atau jarak yang 54
memungkinkan dari setiap indikator antara lain hijau rentang (150-(-5)) = 145-98, kuning rentang (97-52), merah rentang (51-(-5)). Perolehan rentang tersebut didapat dari tabulasi setiap indikator dengan penjumlahan dari setiap skala indikator. Secara umum PTP dilakukan penempatan pada tiga zona yaitu hijau yang artinya kinerja yang dilakukan baik dimana kegiatan dalam pemanfaatan sumberdaya, kapasitas, dan jaringan kerja sesuai dengan visi di KUD. Zona kuning menunjukkan kinerja pada umumnya memuaskan sesuai visi namun ada indikator yang perlu dilakukan perbaikan terhadap kemajuan KUD. Zona merah menunjukkan kinerja yang dilakukan KUD berada dalam kesulitan artinya tidak sesuai dengan visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja. 4.5.1
Analisis Rasio Keuangan Analisis kinerja keuangan merupakan analisis kuantitatif
dengan
pendekatan akuntansi terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini dilakukan dengan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan KUD. Analisis rasio digunakan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan koperasi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Analisis rasio yang digunakan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas usaha (Munawir 2002). A. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini : 1. Rasio lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Standar yang baik adalah minimal 200 persen (Munawir 2002). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
2.
Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memiliki sifat yang kurang likuid yaitu memerlukan waktu yang relatif 55
lama untuk dicairkan. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 150 persen. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
B. Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini : 1) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas koperasi dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 persen (Suwandi 1985). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva koperasi. rasio ini dirumuskan :
2) Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1985). Dengan rumus :
3) Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang (Fixed Asset To Long Term Debt Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1985). Semakin tinggi rasio semakin besar jaminan, kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin, dan semakin besar kemampuan koperasi untuk mencari pinjaman. Rumus rasio ini adalah :
4) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio) 56
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibiayai dari hutangnya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 50 persen (Suwandi 1985). Semakin kecil rasio ini maka semakin kecil resiko yang akan ditanggung oleh koperasi. Dengan rumus :
5) Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri (Debt Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67 persen (Suwandi 1985). Jika nilai rasio ini lebih dari satu berarti kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah. Namun jika rasio lebih kecil dari satu maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin selutuh hutangnya lebih besar. Rasio ini dirumuskan :
C. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rentabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio, yaitu : 1. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Net Profit Margin Ratio menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan koperasi setiap Rp 1, 00 penjualan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal empat persen (Suwandi 1985). Semakin besar nilai rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio Operasional (Operating Margin Ratio) Rasio operasional menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam menjalankan usahanya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal dua persen (Suwandi 1985). Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba operasi. Dengan rumus : 57
3. Ratio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return on Net Worth Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas modal yang digunakan koperasi merupakan suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang diinvestasikan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 15 persen. Semakin besar rasio ini maka modal sendiri semakin produktif dalam menyumbangkan laba bersih bagi koperasi. rasio ini dirmuskan sebagai berikut :
4. Ratio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) ROI menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan pendapatan dan mengindikasikan koperasi menggunakan seluruh asset yang tersedia dengan baik. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan koperasi. Analisis ROI merupakan hubungan antara pendapatan dengan investasi pada aktiva yang ditanamkan koperasi. Standar yang baik adalah minimal 4 persen. Dengan rumus :
D. Rasio Aktivitas Usaha Rasio aktivitas usaha atau efektivitas menunjukkan sejauh mana koperasi menggunakan asset secara efisien untuk memperoleh penjualan (Sartono 2001). Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio aktivitas usaha ini sebagai berikut : 1. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asssets Turn-Over Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari operasi koperasi tersebut. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 5 kali (Suwandi 1985). Semakin besar rasio perputaran total aktiva, maka akan semakin besar tingkat efisiensi penggunaan harta dari suatu koperasi. dengan rumus :
2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed Assets Turn-Over Ratio)
58
Rasio ini menunjukkan tingkat kecepatan perputaran aktiva tetap suatu koperasi. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 10 kali (Suwandi 1985). Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin besar pula tingkat efisiensi penggunaan aktiva tetap. Rasio ini dirumuskan :
3. Rasio Perputaran Piutang ( Account Receivable Turn-Over Ratio) Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang ditanamkan sebagai piutang. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 6 kali. Semakin besar nilai rasio ini maka modal kerja yang ditanamkan untuk piutang rendah atau sebaliknya. Semakin rendah rasio ini berarti terjadi over investment dalam piutang (Munawir 2002). Rasio ini dirumuskan :
4. Rasio Perputaran Persediaan ( Inventory Turn-Over Ratio) Rasio ini menunjukkan tentang kemampuan koperasi dalam memutarkan barang dagangannya. Berapa kali jumlah persediaan barang dagangannya diganti dalam setahun. Standar yang baik adalah minimal 10 kali (Suwandi 1985). Semakin besar rasio ini maka semakin efisien koperasi dalam melaksanakan operasinya. Dengan rumus :
4.5.2 Indeks Jatidiri Model Daniel Cote Penempatan indeks jatidiri menurut model Daniel Cote untuk melihat perbedaan antara organisasi-organisasi koperasi dengan menggunakan dua poros yang disesuaikan dengan kegiatan KUD dalam bidang usaha dan organisasi. Kegiatan usaha tersebut dipengaruhi oleh keadaan pasar atau aturan pasar sedangkan kegiatan organisasi dipengaruhi oleh jatidirinya KUD sebagai lembaga sosial ekonomi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari kinerja dengan PTP dan analisis rasio keuangan KUD Sumber Alam dan kuesioner terhadap anggota KUD. Langkah-langkah dalam menentukan indikator indeks jatidiri yaitu 59
intensitas jatidiri koperasi mengenai praktek-praktek perkoperasian yang dijalankan KUD. Indikator tersebut memiliki berbagai variabel antara lain nilainilai dan legitimasi, prinsip-prinsip dan praktek perkoperasian, pengendalian demokratis, pemilik pelanggan, cadangan yang tak dibagi, dan pembagian SHU. Indikator aturan pasar terdiri dari berbagai variabel antara lain solvabilitas permintaan, intensitas dari kekuatan pasar, deregulasi, dan globalisasi (Soedjon 2003). Indikator aturan pasar berdasarkan pada keadaan pasar yang dihadapi KUD. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4 :
Intensitas jatidiri koperasi Garis Normal
Garis Normal
Intensitas dari aturan pasar Aturan-aturan dari korporasi Keterangan : - = Aplikasi Lemah + = Aplikasi Kuat Gambar 4. Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri Model Daniel Cote Sumber : Soedjono (2003) dalam LSP2I, 2003
Keterangan dari setiap kuadran sebagai berikut : 1. Koperasi A di Kuadran I. Posisi ini menggambarkan bahwa koperasi yang bersangkutan kuat dalam aplikasi jatidirinya dan aturan-aturan yang terkait, tetapi tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang penuh persaingan atau karena fungsinya
tidak
mengundang
persaingan
seperti
pada
bidang
pendidikan/pelatihan, suplai barang dan jasa terbatas yang khusus dibutuhkan oleh anggota-anggota. Posisi ini juga menggambarkan bahwa anggota-anggota koperasi mematuhi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh koperasi. 60
2. Koperasi B di Kuadran II. Koperasi yang ada dalam kuadran ini cenderung lemah dan sangat lemah dalam jatidirinya dan aplikasi aturan-aturan koperasi serta daya saingnya juga sangat lemah. Banyak koperasi di Indonesia yang menempati posisi tersebut. Kondisi tersebut tidak memiliki akar kuat dikalangan anggota atau tidak ada/lemah partisipasi anggota. 3. Koperasi C di Kuadran III. Memiliki intensitas aplikasi jatidiri lemah dan dibawah rata-rata tetapi intensitas daya saingnya kuat. Koperasi ini umumnya tidak terlalu memperhatikan kedudukan dan peran anggota sebagai pemilih/pelanggan dan kegiatannya lebih dilakukan dengan pihak luar, yang berarti berada di luar koridornya. Sebenarnya koperasi-koperasi ini lebih merupakan korporasi, tetapi berbaju koperasi. tempatnya ada di kuadran III dan cenderung menjadi koperasi E yang berada diluar kerangka kerja koperasi dan berubah statusnya menjadi korporasi. 4. Koperasi D di Kuadran IV. Mempunyai posisi ideal dengan intensitas aplikasi jatidiri kuat dan juga intensitas persaingannya kuat. Disamping sebagai perusahaan koperasi ini berhasil/sangat berhasil tanpa melanggar jatidirinya dan tetap dalam koridornya karena jenis-jenis kegiatannya terintegrasikan secara efektif. Koperasi-koperasi lain yang ada di kuadran-kuadran lain dapat dan harus diarahkan memasuki kuadran IV ini, melalui cara-cara yang tepat. 5. Koperasi di Kuadran V dan VI. Kuadran ini sudah berada di luar kerangka kerja koperasi. koperasi di kuadran V dalah yang sudah tidak dapat atau mampu berfungsi lagi
karena lemahnya/kehilangan sifat dan cirri-ciri
koperasinya, tidak memiliki daya saing, bekerja sesuai dengan aturan-aturan korporasi, itupun asal bisa hidup saja seperti “koperasi F”. Kelompokkelompok kerjasama lain misalnya dapat saja ditempatkan dalam kuadran VI ini. Kuadran V adalah tempat bagi badan usaha yang mirip atau bebas koperasi dan bekerja semata-mata atas dasar aturan-aturan korporasi seperti “koperasi H”. Mungkin pra-koperasi dapat ditempatkan sebagai “koperasi G” dalam kuadran ini. Menempatkan koperasi dalam kuadran diperoleh dari jawaban responden terhadap praktek koperasi dan ketentuan pasar yang dihadapi KUD. Dengan menggeser tempat koperasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, dari kanan ke kiri 61
atau sebaliknya, maka tempat yang mendekati ketepatan dapat diperoleh. Koperasi-koperasi yang berada di luar kuadran kerangka kerja koperasi sudah tidak relevan lagi untuk pengkajian koperasi dalam konteks indeksasi ini. Nilai-nilai dan legitimasi yang dilakukan KUD didasarkan pada adanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan bahkan terjadinya kesejahteraan bagi anggota. Prinsip-prinsip dan praktek perkoperasian setidaknya ada empat yang harus dipenuhi oleh setiap kegiatan KUD dengan ada tidaknya partisipasi anggota, ada tidaknya sikap memaksa, tidak adanya perbedaan, dan pembagian SHU dilaukan secara adil (Fauguet 1951). Koperasi merupakan organisasi yang mementingkan kepentingan anggota. Dalam setiap kegiatan diperlukan sifat demokratis agar terhindar dari pengaruh korporasi. Setiap anggota diberikan kebebasan untuk menentukan kebijakan dan memperoleh haknya. Selain itu juga anggota memiliki keunggulan sebagai pemilik dan pelanggan. Keutuhan KUD dapat dilihat dari kemampuannya dalam memenuhi cadangan yang tak dibagi. Cadangan yang tak dibagi diperoleh dari hasil penjualan atau laba bersih KUD. Laba bersih tersebut juga dibagikan kepada anggota sebagai SHU. Menurut Soedjono (2003), model ini sangat penting untuk mengenal tingkat kekuatan jatidiri dan praktek-praktek perkoperasian suatu koperasi. Untuk melihat perbedaan antara organisasi koperasi digunakan dua poros (lihat gambar4). Menempatkan jatidiri KUD Sumber Alam dilihat dari respon anggota petani dan non petani, kinerja organisasi dan kinerja keuangan. Jatidiri koperasi ditempatkan pada empat kuadran. Gambar-4 mempertemukan kedua poros tersebut dan memungkinkan kita menggambarkan perbedaan profil-profil koperasi. Poros vertikal (jatidiri koperasi) dapat dibagi menjadi tiga kemungkinan : intensitas aplikasi kuat (+) dari nilainilai koperasi, prinsip-prinsip dan regulasi-regulasi, intensitas aplikasi lemah (-) dan de-mutualisasi dimana koperasi telah meninggalkan ikatan kebersamaannya dan berganti dengan status korporasi. Aplikasi kuat berdasarkan hasil penelitian ini dilakukan ketentuan dan batas garis normal yaitu diatas garis normal dimana dari keseluruhan responden yang digunakan lebih dari 50 persen merasa adanya jatidiri dalam KUD. Jika KUD tetap berada diluar garis normal merupakan koperasi meningkatkan kebersamaan dalam setiap kegiatannya dan tujuan 62
dilakukan untuk kesejahteraan anggota namun kerjasama tidak diperhatikan. Aplikasi lemah berada di bawah garis normal atau kurang dari 50 persen responden tidak merasakan adanya jatidiri koperasi. Poros horizontal (pasar bebas) juga dibagi menjadi tiga bagian yaitu intensitas persaingan kuat (+) atau berada di atas garis normal, intensitas persaingan lemah (-) berada di bawah garis normal, dan lingkungan bukan pasar yang berada diluar garis normal dan nilainya bersifat negatif. Intensitas jatidiri koperasi +
I
IV Garis Normal II
III
+ Aturan-aturan dari korporasi
Garis Normal
Intensitas dari aturan pasar
Gambar 5. Penempatan Posisi Berdasarkan Jatidiri Model Daniel Cote Sumber : Soedjono (2003) dalam LSP2I, 2003
Keterangan : penempatan poros dapat dibagi menjadi enam kuadran. -
Kuadran I berada di atas garis normal intensitas jatidiri namun di bawah garis normal menurut aturan pasar.
-
Kuadran II berada di bawah garis normal intensitas jatidiri dan aturan pasar atau kurang dari 50 persen jumlah responden yang tidak merasakan adanya jatidiri dan ukuran pasar terbatas.
-
Kuadran III berada di bawah garis normal intensitas jatidiri dan berada di atas garis normal dari aturan pasarnya.
-
Kuadran IV berada di atas garis normal berdasarkan jatidiri maupun aturan pasar. Dari penelitian ini lebih dari 50 persen jumlah responden merasakan adanya jatidiri dan ukuran pasar luas. Kuadran V dan VI berada di luar kontes jatidiri dan tidak adanya praktek-praktek koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. 63
V. GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM 5.1
Sejarah Perkembangan KUD Sumber Alam Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam didirikan pada tahun 1980.
Alasan awal terbentuknya KUD ini adalah adanya kesulitan masyarakat khususnya petani untuk mendapat bantuan kredit usaha seperti kesulitan memperoleh sarana produksi pertanian, penjualan gabah atau hasil komoditi lainnya. Sehingga KUD Sumber Alam didirikan pada tanggal 1 Agustus 1980 dengan badan hukum nomor 720/BH/DK.10/9. Pada awalnya, anggota dari KUD Sumber Alam hanya berjumlah 60 orang. Pada tahun 2008 berjumlah 1338 orang dan mengalami peningkatan ke tahun 2009 menjadi 1424 orang. Bahkan dalam buku RAT telah terdaftar 1525 orang. Hal ini menandakan keberhasilan KUD Sumber Alam dalam memberikan pelayanan dan menarik anggota untuk masuk ke dalam KUD. KUD Sumber Alam memiliki berbagai unit usaha baik dibidang pertanian dan bidang lain sesuai kebutuhan anggotanya. Unit usaha yang dijalankan oleh KUD Sumber Alam seperti pupuk, obat-obatan, pakan ikan, air mineral, oli, dan gas elpiji. Selain unit usaha ada unit simpan pinjam dan unit jasa seperti pembayaran rekening listrik, telpon, air, dan perumahan. 5.2
Wilayah Kerja Koperasi Unit Desa berlokasi di Jalan R. Soewandana No.72 Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah kerja KUD Sumber Alam pada awal pendiriannya meliputi wilayah Desa Dramaga. Kemudian mengalami perkembangan ke berbagai desa di Kecamatan Dramaga seperti Desa Dramaga, Desa Sukawening, Desa Ciherang, Desa Purwasari, Desa Petir, Desa Sukadamai, Desa Neglasari, Desa Sinarsari, Desa Cikarawang, dan Desa Babakan. Dimana potensi penduduknya 47,19 persen seorang petani yaitu sekitar 9783 orang yang berada di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Hal ini merupakan dasar KUD Sumber Alam menjadikan unit usaha saprotan sebagai unit usaha yang utama demi pemenuhan kebutuhan anggota KUD. Hal ini ditunjukkan dari potensi penduduk Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Tahun 2008-2009 yang bermata pencaharian sebagai petani sekitar 9783 orang atau 47,19 persen. Sehingga tujuan KUD Sumber Alam melakukan usaha sebagai distributor 64
saprotan bagi masyarakat petani di Kecamatan Dramaga khususnya anggota KUD. Selain itu juga, potensi penduduk yang berada di Kecamatan Dramaga memberikan peluang bagi KUD untuk melakukan kegiatan menarik anggota. KUD Sumber Alam terus melakukan promosi untuk menarik masyarakat menjadi anggota. Dimana proses promosi yang dilakukan adalah pemberian pinjaman dengan bunga yang relatif kecil jika dibandingkan dengan bunga bank. Selain itu ada proses bantuan bagi anggota yang menginginkan tempat tinggal layak pakai. Hal ini dapat didukung dengan kerjasama koperasi dengan BUMN. 5.3
Struktur Organisasi Struktur organisasi memiliki fungsi dalam pembagian kerja serta
menggambarkan tanggung jawab dari setiap bagian dari struktur tersebut. Pembentukan struktur organisasi KUD Sumber Alam berpedoman pada UU No. 25/1992 tentang perkoperasian. Secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5. RAT
DPP
Pengurus Tata Usaha Manager
Ka.Unit Perdagangan
Ka. Unit Jasa
Ka. Unit USP
Anggota Keterangan : : Garis Komando : Garis Tanggung Jawab : Koordinasi : Pelayanan
Gambar 6. Struktur Organisasi KUD Sumber Alam Sumber : KUD Sumber Alam Kabupaten Bogor, 2010
Organisasi koperasi dibentuk atas kepentingan dan kesepakatan anggota dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri dan masyarakat pada 65
umumnya. Struktur tertinggi KUD Sumber Alam adalah Rapat Anggota Tahunan (RAT). Manajemen KUD dibawah RAT adalah ketua pengurus, manajer, dan kepala unit tiap bidang. Perkembangan yang akan dilakukan oleh KUD Sumber Alam sangat bergantung pada tingkat partisipasi anggota dan kualitas sumber daya manusia dalam mengelola bisnis maupun organisasi. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan sangat penting bagi anggota serta pelayanan koperasi memberikan damapak adanya manfaat ekonomi dan sosial dari kegiatan koperasi. Sehingga diperlukan analisis keuangan koperasi yang dapat meningkatkan kinerja serta pengembangan unit usaha. 5.3.1 Rapat Anggota Tahunan Sesuai dengan anggaran dasar, pemegang kekuasaan tertinggi berada di tangan anggota pada saat RAT. Setiap anggota memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat dan memberikan saran serta kritik terhadap perkembangan usaha KUD. RAT diadakan KUD Sumber Alam setiap satu tahun sekali dengan presentase kehadiran anggota mencapai 80 persen ke atas. Hal ini dilihat adanya perhatian anggota terhadap perkembangan KUD. Dalam rapat anggota ditetapkan garisgaris kebijaksanaan KUD Sumber Alam meliputi laporan pertanggungjawaban pengurus. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK), pemilihan ketua pengurus serta rencana kegiatan atau program kerja yang akan dilaksanakan. Sebelum dilakukan RAT, KUD Sumber Alam melakukan pra RAT yang dihadiri para tokoh masyarakat yang berada di Kecamatan Dramaga seperti Kepala Desa, ketua RW, dan Ketua RT. Pelaksanaan para RAT bertujuan untuk mengefektifkan acara RAT dan diskusi mengenai pengembangan yang harus dilakukan pada tahun selanjutnya. Kemudian dilakukan RAT dengan mengundang para anggota yang aktif berdasarkan Anggaran Dasar. Pelaksanaan RAT Sumber Alam tidak dapat mengundang seluruh anggota untuk hadir dalam RAT. Hal ini dikarenakan terbatasnya dana atau distribusi informasi dengan seluruh anggota. Pelaksanaan RAT mengambil 14 persen dari seluruh anggota yaitu 200 undangan. Dimana undangan untuk petani adalah 30 persen dan non petani 70 persen. Pelaksanaan RAT dikatakan syah menurut tata tertib RAT yang ditetapkan KUD Sumber Alam dikarenakan orang yang hadir lebih dari ½ jumlah anggota perwakilan. Pelaksanaan RAT kurang sesuai dengan UU No 25 Tahun 1992 Pasal 66
20 ayat 2 yang menyatakan setiap anggota mempunyai hak untuk hadir dalam RAT. Bahkan undangan tersebut tidak mengalami perubahan jumlah. Hal dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Pelaksanaan RAT KUD Sumber Alam Tahun 2008-2009 No Tahun Tanggal Undangan Hadir (orang) Total Pelaksanaan (orang) Petani Non petani
%
1
2009
25 Februari 2010
200
59
119
178
89
2
2010
24 Februari 2011
200
40
155
195
97,5
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2010
Jumlah undangan anggota KUD tidak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan terbatasnya KUD dalam mendata lokasi seluruh anggota yang aktif dan tidak aktif sehingga orang yang hadir dalam RAT berdasarkan pada warga yang berperan di masing-masing daerahnya. Padahal antusias dari anggota sangat diperlukan dalam berbagai keputusan koperasi. Selain itu adanya peningkatan jumlah anggota yang hadir dalam RAT sebesar 8,5 persen. Sehingga KUD ini akan melaksanakan RAT di ruang terbuka agar transparan dalam pelaksanaan pertanggung jawaban. Dilihat dari buku hadir saat RAT, mengalami peningkatan jumlah undangan yang hadir dari tahun 2009 ke tahun 2010. Namun terjadi penurunan pada anggota petani yang hadir dalam RAT. Hal ini dikarenakan waktu yang tersedia kurang sesuai dengan waktu RAT. 5.3.2 Keanggotaan KUD Sumber Alam Perkembangan jumlah anggota dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang semakin baik. Namun masih terdapatnya anggota yang keluar setiap tahun. Hal ini dikenakan bagi anggota yang tidak melakukan pembayaran simpanan pokok serta aktivitas pembelian. Dari kebanyakan anggota yang keluar adalah sebagai non petani yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk membayar simpanan pokok. Padahal ada tindakan dari pihak KUD dengan adanya debt collector untuk memudahkan anggota untuk melakukan simpanan maupun pinjaman. Dari jumlah anggota KUD, belum dapat menentukan anggota yang 67
aktif, kurang aktif, dan tidak aktif. Hal ini dikarenakan jumlah anggota yang terlalu banyak dan belum ada usaha dari KUD untuk mendata anggota yang aktif dan tidak aktif. Tabel 11. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Sumber Alam Tahun 2008-2010 (orang) Uraian Petani Non Petani 2009
2010
2009
2010
Anggota
481
504
856
920
Anggota masuk
23
2
80
161
Anggota keluar
-
-
16
62
504
506
920
1019
Jumlah akhir
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun (2009-2010)
Keanggotaan yang berprofesi petani memiliki jumlah setengahnya dari jumlah anggota non petani. Sehingga diperlukan upaya KUD dalam melakukan pelayanan terhadap petani dengan kegiatan pertanian. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka serta tidak adanya paksaan terhadap masyarakat untuk masuk ke dalam anggota. Karena prinsip dari koperasi adalah memiliki nasib dan tujuan yang sama dengan mensejahterakan sesama. Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pelanggan sehingga keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kecuali diteruskan oleh ahli warisnya apabila telah meninggal. Ketentuan untuk masuk ke dalam anggota KUD harus melakukan registrasi dan membayar simpanan pokok sebagai partisipasi modal koperasi. Besarnya simpanan pokok yang ditentukan adalah Rp 10.000,00. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan rata-rata setiap anggota membayar. Anggota KUD akan memperoleh manfaat yaitu manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Manfaat ekonomi yakni meningkatnya pendapatan, harga yang ditawarkan lebih murah, serta kemudahan memperoleh apa yang dibutuhkan oleh anggota. Sedangkan manfaat sosial yang dapat diambil adalah peningkatan hubungan kekerabatan sesama anggota maupun perangkat organisasi KUD. Selain itu, pelatihan dan penyuluhan mengenai koperasi memberikan manfaat sosial yang diperoleh anggota KUD.
68
5.3.3 Pengurus dan Pengawas KUD Sumber Alam Pengurus dan pengawas KUD dipilih dalam rapat anggota. Pengangkatan pengurus dilakukan secara demokratis melalui pemilihan langsung oleh anggota dan tata cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Dimana setiap anggota berhak untuk dipilih dan memilih. Pemilihan pengurus pada KUD Sumber Alam dilakukan secara formatur, yaitu dipilih perwakilan sebanyak lima orang anggota yang ditunjuk oleh anggota dari setiap desa. Syarat anggota yang ditunjuk adalah anggota yang memiliki pengalaman, dapat dipercaya, dan memiliki pengetahuan mengenai KUD. Dimana pemilihan pengurus dilakukan pada saat RAT. Pengurus yang terpilih memiliki tugas, wewenang serta tanggung jawab sebagai berikut : 1.
Melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan dalam RAT
2.
Mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK) kepada RAT untuk mendapat pengesahan.
3.
Menetapkan tentang kebijakan personalia/kepegawaian
4.
Mewakili untuk dan atas nama KUD dalam menyelenggarakan hubungan dengan pihak ketiga
5.
Mengawasi dan mengendalikan semua program KUD
6.
Melakukan pembinaan terhadap karyawan dan anggota
7.
Membina suasana kerja yang harmonis
8.
Bertanggung jawab atas semua kegiatan koperasi
9.
Menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus tiap tahun buku. Berdasarkan AD pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa masa jabatan atau
masa kerja pengurus adalah lima tahun dan anggota pengurus yang masa jabatannya habis dapat dipilih kembali. Kualifikasi pengurus KUD Sumber Alam periode 2009-1014 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Kualifikasi Pengurus KUD Sumber Alam Periode 2009-1014. No Nama Usia (Tahun) Jabatan Pendidikan 1
Drs.H. Tatang A.S,MM
60
Ketua
S2
2
Yayat Supriyatna
41
Sekretaris
SLA
3
Yayan Mulyana
48
Bendahara
SMEA
Sumber : KUD Sumber Alam (2010)
69
Pengawas KUD Sumber Alam adalah Dewan Pengawas dan Penasehat (DPP) yang mengacu pada ketentuan dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM). Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan biaya dan tanggung jawab perangkat organisasi. DPP memiliki fungsi sebatas pengawas, pembina, dan pelindung terhadap kegiatan KUD seperti memberi nasehat, pandangan, kritik, dan saran sekaligus sebagai tempat menampung aspirasi yang berasal dari dan atau untuk pengurus, karyawan, anggota, maupun masyarakat. DPP melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi setiap tiga bulan sekali dan sekurang-kurangnya enam bulan sekali. Pengawasan yang dilakukan oleh DPP meliputi pengawasan laporan keuangan, surat berharga, persediaan barang, peralatan, perlengkapan, pembukuan serta kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan usaha dan organisasi KUD. 5.3.4 Manajer dan Karyawan KUD Sumber Alam KUD Sumber Alam memiliki pengelola koperasi yang terdiri dari manajer dan karyawan. Manajer memiliki tugas sebagai pelaksana sehari-hari dibidang usaha KUD. Pengangkatan dan pemberhentian manajer dilakukan oleh pengurus atas persetujuan RAT dengan masa jabatan selama lima tahun. Untuk saat ini KUD Sumber Alam hanya menetapkan satu orang manajer untuk seluruh unit usaha yang ada. Hal ini dilakukan dalam mengefisiensikan tingkat kinerja manajer. Manajer yang dipilih memiliki daya inisiatif dan kreatifitas yang tinggi serta memiliki motivasi kerja dengan adanya job description yang jelas sehingga dapat mendukung aktivitas kerja dan dapat memperlancar tujuan yang diinginkan. Sebagaimana tugas yang diberikan pengurus kepada manajer memiliki tanggung jawab antara lain : 1.
Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran masing-masing unit yang berada dibawah tanggungjawabnya
2.
Mengikuti rapat pembahasan rencana kerja dan anggaran koperasi secara keseluruhan dengan pengurus dan membantu menyelesaikan naskah rencana kerja dan anggaran tersebut agar siap disajikan dalam rapat anggota
3.
Menyusun rencana dalam rangka pembukaan unit usaha baru 70
4.
Melaksanakan tugas bidang usaha sesuai rencana dan anggaran kerja yang telah disetujui rapat anggota
5.
Memimpin dan mengkoordinir karyawan melaksanakan tugas unit usaha
6.
Melaksanakan tugas yang telah didelegasikan oleh pengurus. Dalam organisasi koperasi, karyawan tidak hanya sebagai pekerja tetapi
merupakan asset dari koperasi itu sendiri. Karyawan merupakan tenaga kerja yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh institusi untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai gambaran kerja yang telah diberikan manajer. KUD Sumber Alam memiliki seorang manajer dan 21 orang staf karyawan. Dimana rata-rata tingkat pendidikan karyawan KUD Sumber Alam adalah Sekolah Lanjutan Atas (SLA). Namun dalam meningkatkan kinerja dan kreativitas karyawan dilakukan pelatihan dan pendidikan mengenai koperasi. Sehingga KUD Sumber Alam termasuk ke dalam koperasi yang berkualitas tahun 2009. 5.4.
Bidang Unit KUD Sumber Alam Sebagai organisasi ekonomi rakyat, KUD Sumber Alam memiliki berbagai
unit usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya dalam memberikan pelayanan kepada anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Unit usaha yang berada di KUD Sumber Alam saat ini terdiri dari unit usaha perdagangan yang meliputi saprotan, pakan ikan, oli, air mineral, dan gas elpiji. Unit jasa yang meliputi usaha kelistrikan, telkom, dan perumahan. Selain itu, unit simpan pinjam yang memberikan pelayanan dalam memberikan pinjaman kepada anggota. 5.4.1
Unit Usaha Sarana Produksi Pertanian (Saprotan) KUD Sumber Alam KUD Sumber Alam merupakan suatu wadah perekonomia yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat khususnya petani. Sehingga unit usaha yang KUD lakukan mengutamakan pada penyediaan saprotan seperti pengadaan pupuk urea, NPK, ZA, KCL, pupuk organik (kompos), obat-obatan, dan pakan ikan untuk memenuhi kebutuhan anggota dan meningkatkan pelayanan koperasi. Saprotan yang disediakan oleh KUD Sumber Alam berasal dari PT Setia Kaum Tani (PT.SKT) sebagai distributor pupuk. Jumlah pupuk yang disetorkan oleh PT.SKT 71
sebesar 5 ton per bulan. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh KUD menggunakan sistem tunai. Teknis pembayaran juga dilakukan secara langsung pada saat barang tersebut sampai ke KUD. Harga pupuk yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam yaitu Rp 83.000/80 kg untuk pupuk urea, Rp 75.000/80 kg untuk ZA, Rp 120.000/80 kg untuk NPK, Rp 110.000/80 kg untuk TSP, dan KCL dengan harga Rp 350.000/80 kg. Penetapan harga sangat fluktuatif tergantung pada harga yang ditetapkan oleh PT.SKT. KUD hanya mengambil keuntungan sekitar Rp 1000,00/80 kg sampai Rp 2000,00/ 80 kg. jika dibandingkan dengan harga di pasar masih cenderung murah. Namun tetap saja terdapat kendala dalam hal pemasaran yang masih eceran dan jauh dari lokasi petani. Sehingga petani sering melakukan pembelian di toko lain. Perkembangan unit usaha saprotan KUD Sumber Alam dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perkembangan 2010 Uraian Penjualan - Pupuk - Obat-obatan Permintaan - Pupuk - Obat-obatan Harga Pokok Penjualan - Pupuk - Obat-obatan Laba kotor - Pupuk - Obat-obatan
Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam Tahun 20092009
2010
Kenaikan (%)
177.297.700,24.388.500,-
265.234.250,32.937.000,-
50 35
196.605.500,23.543.500,-
232.180.000,33.475.700,-
18 42
161.818.360,21.100.000,-
239.269.000,27.529.260,-
47,8 30,4
15.479.340,3.288.500,-
25.965.250,5.407.740,-
67,7 64,4
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Dilihat dari perkembangan unit usaha saprotan KUD Sumber Alam mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Dimana penjualan mengalami peningkatan yang tinggi dari Rp 177.297.700,00 untuk pupuk dan menjadi Rp 265.234.250,00 atau 50 persen. Hal ini juga terjadi pada penjualan obat-obatan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Peningkatan tersebut terjadi diakibatkan semakin perlunya petani di daerah Dramaga untuk memperoleh saprotan yang lebih lengkap dibanding di toko lain. Selain itu harga yang dijual 72
cenderung lebih murah sekitar Rp 1000,00 atau Rp 2000,00 di pasaran. Hal ini dilihat dari perkembangan permintaan petani dari tahun 2009 ke tahun 2010. Namun kebanyakan yang membeli saprotan di KUD adalah petani yang membeli dalam jumlah besar sesuai kebutuhan dalam penanaman. Namun dilihat dari penjualan yang tinggi ternyata laba kotor yang dihasilkan cenderung kecil. Hal ini dikarenakan masih banyak stok awal yang tersedia baik pada pupuk dan obatobatan. Selain itu pembelian kurang sesuai dengan permintaan petani yang mengakibatkan nilai HPP tinggi. 5.4.2
Unit Usaha Pakan Ikan, Air Mineral, Oli, dan Gas Elpiji Unit usaha perdagangan selain saprotan, KUD Sumber Alam
menyediakan usaha penjualan pakan ikan, air mineral, oli, dan gas elpiji. Perkembangan usaha pakan ikan, oli, air mineral, dan gas elpiji pada Tabel 14. Tabel 14. Perkembangan Usaha Pakan Ikan, Oli, Air Mineral, dan Gas Elpiji Uraian 2009 2010 Penjualan - Pakan Ikan 200.000,- Oli - Air Mineral 3.227.000,4.022.500,- Gas elpiji 208.193.650,197.073.000,Permintaan - Pakan ikan - Oli - Air mineral 2.959.000,3.584.000,- Gas elpiji 225.013.820,182.367.500,Harga pokok penjualan - Pakan Ikan 21.100.000,- Oli - Air mineral 2.952.200,3.664.000,- Gas elpiji 194.232.309,181.412.500,Laba kotor - Pakan ikan -183.300,- Oli - Air mineral 274.800,358.500,- Gas elpiji 13.961.341,15.660.500,Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Penjualan oli dan pakan ikan tidak terjadi di tahun 2010. Hal ini disebabkan anggota tidak aktif membeli oli dan pakan ikan, sehingga menyebabkan kerugian dan masih terdapat stok untuk dijual. Harga yang 73
ditawarkan oleh KUD Sumber Alam pada air mineral yaitu Rp 10.000,00 untuk merek Aqua, Rp 8.000,00 untuk merek Prima. Untuk gas elpiji harga yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam sekitar Rp 13.000,00. Penjualan pada air mineral mengalami peningkatan, namun penjualan gas elpiji mengalami penurunan. Pada tahun 2010 menurunkan penjualan yang disesuaikan dengan permintaan anggota. Sehingga laba kotor yang diperoleh mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan stok akhir mengalami penurunan.dan berakibat semakin menurunnya stok yang diberikan oleh PT Elpiji Indonesia Wilayah Bogor. 5.4.3
Unit Usaha Jasa Unit jasa KUD Sumber Alam meliputi pelayanan pembayaran rekening
listrik. Dimana unit pelayanan pembayaran rekening listrik dan pencatatan KWH meter di KUD telah dimulai sejak tahun 1982. Hal ini dilakukan kerjasama dengan PLN dengan adanya manfaat bagi KUD Sumber Alam berupa balas jasa sebesar Rp 715,- per rekening pembayaran listrik dan memiliki jumlah pelanggan sebanyak 24.000 rekening. Perkembangan usaha jasa yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Perkembangan Unit Jasa KUD Sumber Alam (Rupiah) Jenis Usaha Uraian Tahun 2009 Listrik Pendapatan 260.297.012 Biaya operasional dan 164.201.843 gaji pegawai 96.095.169 Laba usaha Wartel Pendapatan 2.300.000 Biaya operasional 617.000 Laba usaha 1.683.000 Telkom Pendapatan 10.407.060 Biaya operasional 3.656.700 Laba usaha 6.750.360 Perumahan Pendapatan Biaya operasional Laba usaha -
Tahun 2009-2010 2010 260.163.028 195.764.336 64.398.692 7,740.420 2.673.319 5.067.101 16.250.000 3.224.000 13.026.000
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Unit lain dari usaha jasa ini adalah telkom yang bekerjasama dengan PT.Telkom cabangan Bogor. Pada awalnya ada usaha wartel namun di Tahun tidak dilaksanakan karena sudah mendapat bantuan dari pemerintah mengenai 74
akses internet yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan harga Rp 1.000,00 per jam. Selain itu usaha jasa yang baru dilaksanakan adalah usaha perumahan bagi anggota yang ingin membutuhkan bantuan dalam pendirian tempat tinggal. Usaha jasa yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan laba usaha. Listrik mengalami penurunan dari Rp 96.095.169,00 di tahun 2009 menjadi Rp 64.398.692,00 di tahun 2010. Sebab kenaikan ini terjadi adanya kenaikan biaya operasional dan gaji petugas. Hal ini juga terjadi pada usaha jasa Telkom mengalami penurunan dari Rp 6.750.360,00 menjadi Rp 5.067.101,00. Hal ini dikarenakan minat anggota berkurang terhadap Telkom sehingga pendapatannya menurun. Jasa perumahan yang baru dilaksanakan oleh KUD bagi anggota memperoleh laba yang memuaskan dengan biaya operasional yang dikeluarkan kecil. Hal ini dikarenakan jasa perumahan bekerja sama dengan Kementrian Perumahan Rakyat. 5.4.4 Unit Usaha Simpan Pinjam Simpan pinjam yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi petani dan masyarakat Kecamatan Dramaga dalam memperoleh modal usaha. Syarat yang diajukan oleh KUD Sumber Alam antara lain mengisi formulir, menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga (KK), fotokopi KTP, dan fotokopi kartu anggota KUD. Persyaratan tersebut dianggap mudah bagi anggota jika dibandingkan dengan persyaratan yang diajukan oleh bank. Bahkan nominal yang ditawarkan dalam peminjaman tidak memiliki syarat apapun. Kebanyakan anggota melakukan pinjaman sekitar Rp 100.000,00 sampai Rp 10.000.000,00. Terjadi peningkatan pendapatan untuk usaha simpan pinjam dari tahun 2009 ke tahun 2010. Hal ini dikarenakan sistem pemberian pinjaman yang sangat mudah dilakukan oleh anggota maupun non anggota. Walapun suku bunga yang ditetapkan sebesar 2,5 persen per bulan, namun di KUD Sumber Alam tidak adanya agunan atau jaminan seperti di bank. Kemudahan mendapatkan pinjaman menyebabkan kenaikan laba usaha dari Rp 67.064.794,00 menjadi Rp 120.128.569,00. Kenaikan tersebut hampir dua kali lipat di tahun 2010. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan usaha simpan pinjam KUD Sumber Alam dilihat pada Tabel 16. 75
Tabel 16. Perkembangan Usaha Simpan Pinjam KUD Sumber Alam (Rupiah) Uraian Tahun 2009 2010 Pendapatan 140.295.773 196.908.600 Total biaya (operasional, 73.230.979 76.780.031 gaji petugas, biaya modal, dan penyusutan) Laba usaha 67.064.794 120.128.569 Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
5.5.
Permodalan KUD Sumber Alam Modal merupakan unsur yang paling penting dalam suatu manajemen
koperasi. Kedudukan dan status modal koperasi secara badan hukum dipertegas dengan menetapkan modal sendiri yang merupakan modal ekuitas, sedangkan modal pinjaman merupakan modal penunjang. Dalam usahanya, modal KUD Sumber Alam terdiri modal sendiri yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, cadangan, SHU serta simpanan lainnya. Sedangkan modal luar berupa pinjaman yang berasal dari anggota, non anggota, bank, dan lembaga keuangan lain. Perkembangan modal KUD Sumber Alam tahun 2009-2010 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Perkembangan Modal KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Tahun Modal sendiri Proporsi Modal luar Proporsi Jumlah modal (Rp) (%) (Rp) (%) 2009
2.387.658.118 66,1
1.222.909.384 33,9
3.610567.502
2010
2.764.608.028 69,37
1.220.554.184 30,63
3.985.162.212
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan modal sendiri dari tahun 2009 ke tahun 2010. Peningkatan modal sendiri dapat diakibatkan oleh jumlah anggota koperasi yang semakin bertambah. Sedangkan modal luar cenderung tidak mangalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Terjadinya penurunan modal luar merupakan upaya KUD untuk mengurangi ketergantungan dari luar sehingga menjadi KUD yang mandiri. Proporsi modal sendiri lebih besar dibandingkan modal luar. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam
76
merupakan koperasi yang sehat dimana semua usahanya sebagian besar dibiayai oleh modal yang dimiliki oleh KUD. 5.6.
Sisa Hasil Usaha KUD Sumber Alam Sisa hasil usaha (SHU) KUD Sumber Alam merupakan pendapatan
koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan nilai barang dan segala biaya yang dikeluarkan dalam tahun buku itu. Perkembangan SHU dan penjualan tahun 2009-2010 dapat dilihat pada Tabel 14. SHU yang diperoleh KUD Sumber Alam dialokasikan antara lain cadangan (40 %), anggota (40 %), dana pengurus (5 %), dana kesejahteraan karyawan (5 %), dana pendidikan (5 %), dana pembangunan daerah kerja (2,5 %), dana sosial (2,5 %). Tabel 18. Perkembangan Nilai SHU dan Volume Usaha Tahun 2009-2010 (Rupiah) Uraian Tahun Rata-rata tahun 2009
2010
2009-2010
SHU
42.143.936
56.063.172
49.103.554
Volume usaha
875.305.759
1.031.074.066
953.189.912,5
Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
Nilai SHU dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan sekitar Rp 13.919.236,00 atau 33 persen. Kenaikan tersebut diakibatkan adanya kenaikan pendapatan yang telah dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak pada buku laporan tahunan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Kenaikan SHU juga diakibatkan oleh keaktifan anggota dalam bertransaksi dalam KUD baik dalam partisipasi permodalan dan pembelian di KUD. Pembagian SHU di KUD didasarkan pada transaksi anggota dalam bidang jasa dan usaha. Namun jika dilihat dari volume usaha, KUD Sumber Alam hanya memiliki kemampuan menghasilkan SHU sebesar 5,1 persen. Hal ini akan berdampak pada aktivitas usaha dan pelayanannya terhadap anggota.
77
VI. ANALISIS MANFAAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KUD SUMBER ALAM 6.1.
Analisis Manfaat Sosial Petani dan Non Petani Keberadaan KUD Sumber Alam memberikan manfaat sosial yang
diperoleh anggotanya. Manfaat soial merupakan manfaat yang secara tidak langsung mempengaruhi hak dan kewajiban anggota. Manfaat sosial merupakan manfaat yang diperoleh anggota secara sosial yaitu adanya hubungan antara petani dan non petani dengan pengurus KUD dalam kegiatan pembelian dan jasa, hubungan kerjasama dengan sesama anggota, pembinaan dan pelatihan, dan kepuasan terhadap pelayanan pengurus KUD Sumber Alam. Manfaat sosial memberikan gambaran adanya sikap kebersamaan dan hubungan harmonis antara sesama manusia dalam pengembangan diri. Manfaat sosial ini dapat memberikan motivasi terhadap setiap anggota untuk berpartisipasi. Respon anggota KUD terhadap manfaat sosial dalam penelitian ini dilakukan dengan menggolongkan ke dalam tiga kategori yang rendah, sedang, dan tinggi. Hasil dari jawaban responden dijumlahkan dan digolongkan berdasarkan rentang skala likert. Rentang tersebut antara lain (31-51) kategori rendah, (52-72) kategori sedang, (73-93) kategori tinggi. Manfaat sosial yang diperoleh dipengaruhi oleh kinerja KUD Sumber Alam dalam memberikan pelayanan dan hubungan dengan anggotanya. Kegiatan sosial KUD Sumber Alam terhadap anggotanya dilihat dari hubungannya dalam rapat pra RAT, hubungan pembelian dan jasa, dan pelatihan terhadap petani, anggota yang memiliki Usaha Kecil Menengah (UKM), dan nasabah. Tanggapan manfaat sosial akan mempengaruhi sejauh mana KUD Sumber Alam memberikan pelayanan sosial terhadap anggotanya dan perasaan memiliki dari anggota terhadap KUD. Tanggapan anggota mengenai manfaat sosial yang diperoleh berbeda antara petani dan non petani. non petani lebih merasakan manfaat sosial dibandingkan petani. Hal ini dikarenakan interaksi yang sering dilakukan oleh KUD terhadap anggota non petani. Hal ini dapat dilihat pada tanggapan anggota terhadap manfaat sosial yang diperoleh pada Tabel 19.
78
Tabel 19. Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam terhadap Manfaat Sosial No Manfaat sosial Skor manfaat * Skor Kategori
1
Jumlah (orang)
manfaat
1
2
3
sosial
- Petani
4
15
22
70
Sedang
- Non petani
3
11
17
76
Tinggi
dengan sesama anggota
6
25
0
56
Sedang
- Petani
5
20
6
63
Sedang
- Petani
11
20
0
51
Rendah
- Non petani
13
17
1
50
Rendah
pengurus
2
23
6
66
Sedang
- Petani
2
26
3
63
Sedang
Hubungan
manfaat sosial
dengan
pengurus dalam pembelian dan jasa
2
Hubungan
kerjasama
- Non petani 3
4
Pembinaan dan pelatihan
Kepuasaan
pelayanan
- Non petani Keterangan :
*
Skor 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Hubungan petani dengan pengurus atau pegawai koperasi dinilai sedang dengan skor 70 dalam pembelian dan jasa. Anggota petani yang merasa puas sebanyak 12 orang atau 38,7 persen. Hal ini menunjukkan adanya manfaat hubungan yang diperoleh petani dengan pengurus dalam hal pembelian saprotan dan jasa simpan pinjam. Namun 61,3 persen dari respon anggota mengenai hubungannya dengan pengurus kurang diperoleh bahkan tidak diperoleh. Hal ini dikarenakan hubungan tersebut hanya sebatas pada pembelian pupuk dan obatobatan. Petani menginginkan adanya hubungan kerjasama dalam penyediaan saprotan. Bahkan jasa perumahan kurang dibutuhkan oleh anggota petani. Hubungan non petani dengan pengurus dinilai tinggi dikarenakan adanya 79
kepuasan non petani terhadap hubungan yang dilakukan oleh pengurus. Anggota yang merasa puas sekitar 54,8 persen lebih tinggi dari persentase anggota yang kurang puas dan tidak puas. Hubungan tersebut dalam hal pembelian dan jasa sesuai dengan kebutuhan. Terutama dalam jasa perumahan dan simpan pinjam yang sangat diperlukan oleh anggota non petani. Hubungan kerjasama sesama anggota petani dan non petani dinilai sedang atau kurang memuaskan. Petani tidak merasakan adanya kerjasama dengan sesama dan anggota non petani hanya 19,35 persen merasa puas. Hal ini dikarenakan pertemuan hanya terbatas pada saat RAT jika mendapat undangan dan hubungan tersebut kurang adanya interaksi antar sesama anggota. Kurang adanya kegiatan yang mempertemukan anggota KUD seperti mengundang seluruh anggota pada RAT, kegiatan bakti sosial, dan kegiatan yang lain untuk mendorong anggota saling berinteraksi juga mengakibatkan anggota merasa kurang merasakan hubungan kerjasama. Petani yang menjadi anggota KUD merupakan petani yang mandiri secara pribadi tanpa adanya kelompok tani. Hal ini disebabkan kelompok tani yang menjadi anggota KUD tidak berjalan dan tidak aktif. Sehingga petani tersebut hanya tergantung pada hasil panen sendiri dan kredit untuk usaha tani yang diberikan KUD Sumber Alam. Selain itu juga kebijakan dari KUD yang tidak melibatkan kelompok tani dalam kegiatan sosial. Pembinaan yang diterima oleh petani dan non petani tidak memuaskan atau rendah. Anggota petani tidak ada yang merasakan kepuasan terhadap pelatihan sedangkan anggota non petani hanya satu orang yang puas. Hal ini dikarenakan materi pelatihan yang diterima anggota petani dan non petani tidak sesuai dengan keinginannya. Materi yang disampaikan pada pelatihan adalah mengenai pelaksanaan simpan pinjam. Sedangkan materi yang dibutuhkan oleh petani maupun non petani adalah tentang usahatani dalam pasca panen, informasi penjualan, dan hak serta kewajiban anggota di KUD. Pelatihan dan pembinaan kepada petani terhenti dikarenakan pembinaan dan pelatihan ditangani oleh pihak pemerintah. Anggota non petani yang merasa puas hanya 3,2 persen dikarenakan perlu dengan pembinaan mengenai cara melakukan pinjaman. Dilihat dari kepuasan pelayanan yang diperoleh oleh anggota sedang atau kurang memuaskan. Pelayanan yang diberikan KUD adalah pemberian pinjaman, 80
penyediaan saprotan , gas elpiji, air mineral, dan jasa perumahan. Anggota petani merasa puas dengan pelayanan sekitar 19,35 persen sedangkan anggota non petani 9,7 persen. Adanya manfaat pelayanan yang dilakukan pengurus KUD Sumber Alam, namun masih kurang diperoleh oleh anggota. Hal ini dikarenakan pelayanan karyawan KUD terhadap anggota kurang tanggap dan kurang terjalin interaksi hanya sebatas anggota sebagai pelanggan. Selain itu pelayanan yang diberikan kurang sesuai dengan yang diinginkan anggota. Pelayanan yang dinginkan anggota adalah adanya fasilitas bagi petani maupun non petani dalam mendistribusikan hasil produksinya. Manfaat sosial menunjukkan hak anggota dengan adanya kebebasan anggota dalam berinteraksi, mengeluarkan pendapat atau hak suara, dan mendapat pelayanan. Manfaat sosial petani sebagai anggota KUD adalah sedang atau kurang memuaskan. Hal ini merupakan kurangnya KUD Sumber Alam dalam memenuhi kebutuhan sosial seperti hubungan kerjasama, pelatihan atau bimbingan serta fasilitas. Manfaat sosial non petani paling tinggi berdasarkan skor, dapat dilihat pada interaksi atau hubungan dengan pengurus dalam pembelian dan jasa. Manfaat sosial yang diperoleh oleh petani memberikan gambaran bahwa KUD telah melakukan hubungan baik dengan anggota petani sebagai organisasi sosial peran KUD. Namun harus diperhatikan bimbingan atau pelatihan pada anggota sehingga KUD Sumber Alam mengetahui apa yang diinginkan petani maupun non petani dan mengetahui alternatif pengembangan dalam meningkatkan pelayanan. Manfaat sosial yang diperoleh oleh anggota KUD, akan mempengaruhi terhadap kinerja organisasi KUD Sumber Alam terhadap anggota yaitu pelaksanaan RAT dan penyampaian saran untuk kemajuan KUD. 6.2.
Analisis Manfaat Ekonomi Anggota Petani dan Non Petani Manfaat ekonomi memberikan gambaran terhadap reaksi anggota
terhadap aktivitas penjualan yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam yaitu penjualan saprotan, gas elpiji, air mineral, dan jasa simpan pinjam. Tanggapan anggota terhadap manfaat ekonomi yang dirasakan setelah menjadi anggota KUD Sumber Alam dapat dilihat pada Tabel 20. 81
Tabel 20. Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap Manfaat Ekonomi No Skor Skor manfaat* Skor Kategori manfaat tingkat ekonomi Jumlah manfaat (orang) ekonomi 1 2 3 1 Pendapatan SHU - Petani 2 27 2 62 Sedang - Non petani 7 22 2 57 Sedang 2 Kepuasan Harga pupuk - Petani 6 12 13 69 Sedang Kepuasan harga air mineral 6 7 8 64 Sedang - Non petani 3 Kepuasan Harga obatobatan - Petani 6 15 10 66 Sedang Kepuasan harga gas elpiji - Non petani 5 17 9 66 Sedang 4 Kemudahan memperoleh pupuk - Petani 4 18 9 67 Sedang Kemudahan memperoleh air mineral - Non petani 9 15 7 60 Sedang 5 Kemudahan memperoleh obat-obatan - Petani 5 21 5 57 Sedang Kemudahan memperoleh gas elpiji - Non petani 7 12 12 67 Sedang 6 Kemudahan melakukan pinjaman - Petani 0 6 25 87 Tinggi - Non petani 0 3 28 90 Tinggi 7 Keringanan Bunga pinjaman - Petani 0 20 11 73 Tinggi - Non petani 0 12 19 81 Tinggi Keterangan :
*
Skor 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Manfaat ekonomi petani terhadap unit usaha KUD Sumber Alam adalah pendapatan yang diterima anggota petani setelah menjadi anggota KUD dengan adanya Sisa Hasil Usaha (SHU), kepuasan anggota terhadap harga barang agribisnis yang ditawarkan KUD yaitu pupuk, pakan ikan dan obat-obatan, 82
kemudahan memperoleh barang agribisnis yang ditawarkan, kemudahan melakukan pinjaman dan pengembaliannya, serta jasa yang ditawarkan oleh KUD. Manfaat ekonomi yang diperoleh oleh anggota petani dan non petani terhadap pendapatan yang diperoleh dari SHU sangat diperlukan dan diharapkan dapat meringankan biaya. KUD Sumber Alam dapat memberikan pendapatan SHU yang dibagikan kepada anggota dengan persentase 40% dari keseluruhan SHU yang dihasilkan. Pendapatan SHU yang diterima setiap anggota berdasarkan responden dalam penelitian ini kurang memuaskan atau sedang. Anggota yang merasakan kurang puas untuk petani 87 persen dan non petani 70,9 persen. Hal ini dikarenakan SHU yang dibagikan belum dapat meringankan beban kebutuhan anggota dan kurang jelas mengenai pembagian SHU. Anggota kurang mempunyai pengetahuan mengenai bagaimana pembagian SHU. Anggota petani kurang merasakan adanya penambahan pendapatan selama menjadi anggota KUD, bahkan pendapatan tersebut belum dapat menutupi seluruh biaya usahatani. Manfaat ekonomi terhadap kegiatan usaha KUD Sumber dilihat berdasarkan kepuasan harga dan kemudahan memperolehnya. Kepuasan harga pupuk dan obat-obatan diperoleh oleh anggota petani dikarenakan harga yang ditawarkan lebih murah dibanding harga pasar. Harga pupuk Rp 83.000/80 kg untuk pupuk urea sedangkan di pasar Rp 90.000/80 kg (Rp 1.125/kg), Rp 75.000/80 kg untuk ZA sedangkan di pasar Rp 81.000/80 kg, Rp 120.000/80 kg untuk NPK di pasar Rp 150.000/80 kg, Rp 110.000/80 kg untuk TSP Rp 155.000/80 kg, dan KCL dengan harga Rp 350.000/80 kg lebih murah Rp 2000 sampai Rp 3000 yaitu Rp 380.000/kg. Obat-obatan terdapat berbagai jenis dan sesuai dengan kebutuhan petani. Namun kepuasan tersebut masih kurang puas dikarenakan masih adanya biaya lagi untuk melakukan pembelian disana. Petani yang kurang puas terhadap harga pupuk dan obat-obatan adalah 43,5 persen.dari keseluruhan responden. Kepuasan dalam kemudahan memperolehnya dikatakan sedang karena membutuhkan waktu dan letak yang jauh dari tempat petani sehingga terdapat kesulitan untuk membeli saprotan di sana. Penjualan saprotan hanya dilakukan ditempat gudang KUD dan tidak dekat dengan anggota petani. Kepuasan harga air mineral dan gas elpiji untuk anggota khususnya non petani adalah sedang. Harga air mineral yang ditawarkan KUD Sumber Alam 83
sekitar Rp 8.000,00 untuk merek Prima dan Rp 10.000,00 untuk merek Aqua. Harga ini cenderung lebih murah dari harga pasar dimana harga pasar merek Prima Rp 10.000,00 dan Aqua Rp 12.000,00. Harga gas elpiji yaitu Rp 13.000,00 lebih murah di pasaran. Ketersediaan air mineral dan gas elpiji selalu berada di KUD melalui kerjasama dengan pihak perusahaan air mineral dan PT Gas Elpiji. Kepuasaan anggota non petani terhadap harga air mineral dinilai sedang dikarenakan lokasi penjualan jauh dari lokasi anggota. Sehingga membutuhkan waktu dan biaya untuk melakukan pembelian di KUD. Selain manfaat harga dan kemudahan memperolehnya, anggota mendapat keringanan bunga pinjaman dan kemudahannya dalam melakukan pinjaman. Keringanan bunga dan kemudahan pinjaman diperoleh anggota tinggi. Petani yang menggunakan KUT (Kredit Usaha Tani) memiliki keringanan dalam hal bunga serta jangka waktu pengembaliannya. Bunga yang dikenakan untuk petani sama dengan bunga yang dikenakan untuk anggota non petani yaitu sebesar 2,5 persen. Dalam memperoleh pinjaman juga sangat mudah tanpa banyak persyaratan dan waktu pencairannya lebih cepat serta tidak dipotong. Menurut petani bunga pinjaman tersebut memuaskan karena masih rendah dari bunga bank dan rentenir. Walaupun petani tidak tepat waktu dalam hal pengembalian namun pihak KUD tetap melakukan keringanan agar petani dapat mengembalikannya dengan cara bunga yang dikenakan tetap tidak berubah walaupun sudah jatuh tempo. Begitu juga pada anggota non petani dengan adanya kemudahan dalam melakukan pinjaman dengan bunga yang ringan. Selain bidang usaha yang menyebabkan manfaat ekonomi juga terdapat bidang jasa yaitu peminjaman. Bunga pinjaman yang ditentukan KUD Sumber Alam cenderung lebih ringan jika dibandingkan dengan lembaga ekonomi lain. Bunga yang ditetapkan sama setiap anggota serta jangka waktu pengembalian lebih mudah dan sesuai kemampuan anggota. Prosedur pengajuan pinjaman sama bagi anggota petani maupun non petani lebih cepat dan tidak terlalu banyak persyaratan. Manfaat ekonomi yang diperoleh oleh petani dan non petani berdasarkan responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sedang. Manfaat ekonomi yang diperoleh bervariasi terdapat sebagian petani merasa kurang puas terhadap harga obat-obatan, namun ada juga petani yang merasa puas. Begitu juga pada 84
harga pupuk dan kemudahan memperoleh pupuk. Manfaat ekonomi yang paling tinggi diperoleh oleh petani dan non petani hanya pada pinjaman. Manfaat ekonomi yang diperoleh akan mempengaruhi partisipasi anggota dalam kegiatan usaha KUD dan pelaksanaan KUD sendiri dalam kegiatan menghasilkan SHU. Selain itu juga mendorong anggota untuk melakukan kewajibannya dalam melakukan simpanan pokok, simpanan wajib, maupun sukarela. 6.2.
Analisis Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam Partisipasi merupakan ikut serta dari seseorang atau sekelompok orang
dalam meningkatkan potensi terhadap suatu organisasi. Seseorang atau sekelompok orang dalam menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan modal serta jejaring kerjasama. Kerjasama yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan kerjasama yang saling menguntungkan. Jejaring yang dapat menyatukan masyarakat adalah koperasi sebagai organisasi dengan tujuan mensejahterakan anggota-anggotanya dan memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan yang dialami anggotanya. KUD Sumber Alam sebagai koperasi pertanian pedesaan merupakan koperasi yang dapat menyatukan masyarakat di desa Dramaga. Tingkat partisipasi anggota KUD Sumber Alam dilihat dari partisipasi organisasi, usaha, dan permodalan. Partisipasi anggota dalam bidang organisasi dilihat dari kehadiran dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan keaktifan anggota dalam memberikan saran kepada pengurus dan manajemen. Penentuan RAT dalam partisipasi organisasi anggota dikarenakan kegiatan yang paling penting dalam koperasi khususnya adalah RAT yang menentukan seberapa besar perhatian anggota terhadap KUD. Partisipasi juga dilihat dari keaktifan atau perhatian anggota terhadap kemajuan KUD yaitu saran pada RAT. Sedangkan partisipasi anggota KUD dalam bidang permodalan dilihat dari keaktifan dalam membayar simpanan wajib, simpanan sukarela, dan simpanan lain. Hal ini dikarenakan kemajuan KUD sangat tergantung pada simpanan anggota sebagai permodalan untuk memenuhi kebutuhan anggota. Sedangkan partisipasi dalam bidang usaha dilihat dari keaktifannya dalam melakukan pembelian terhadap barang-barang yang disediakan oleh KUD. KUD melakukan penyediaan barang agribisnis berupa pupuk dan obat-obatan memiliki tujuan untuk mensejahterakan 85
anggota petani dan barang non agribisnis untuk seluruh anggota KUD khususnya non petani. Partisipasi anggota petani dan non petani berbeda di dalam KUD. Partisipasi anggota KUD hanya tinggi pada saat pinjaman sedangkan dalam kegiatan organisasi, permodalan, dan pembelian barang masih kurang dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam No Jenis Partisipasi Skor partisipasi* Jumlah (orang) 1 2 3 1. Partisipasi organisasi a. Kehadiran RAT - Petani 5 17 9 - Non petani 1 11 19 b. Memberikan saran 2 dalam RAT - Petani 10 20 1 - Non petani 15 13 3 Partisipasi Usaha - Petani a. Membeli pupuk 1 21 9 3 b. Membeli obat-obatan 4 25 2 c. Pinjaman 0 6 25 -Non petani a. Membeli air mineral 9 20 2 b. Membeli gas elpiji 7 22 2 c. Pinjaman 0 20 11 Partisipasi permodalan a. Membayar simpanan wajib - Petani 0 24 7 - Non petani 0 8 23 b. Membayar simpanan sukarela - Petani 11 18 2 - Non petani 4 23 4 Keterangan :
*
Skor Kategori partisipasi partisipasi
66 80
Sedang Tinggi
51 50
Rendah Rendah
61 60 87
Sedang Sedang Tinggi
55 57 73
Sedang Sedang Tinggi
69 85
Sedang Tinggi
49 62
Rendah Sedang
Skor 1 : Tidak aktif 2 : Kurang aktif 3 : Aktif
Partisipasi organisasi anggota dilihat dari tingkat kehadiran saat RAT dan keaktifan dalam memberikan saran. Kehadiran anggota petani berdasarkan hasil penelitian terhadap Rapat Anggota Tahunan (RAT) dinilai sedang. Kehadiran ini dilihat dari tidak selalu datangnya anggota petani melakukan RAT di KUD 86
Sumber Alam. Hal ini dikarenakan kurang adanya komunikasi antara petani dengan pihak manajemen KUD. Hanya sebagian anggota petani yang paling dekat dengan lokasi KUD, selalu hadir saat rapat. Selain itu, waktu dilakukan RAT kurang sesuai dengan waktu luang petani. Dimana RAT selalu dilakukan oleh KUD setiap hari Jumat pada pagi hari. Partisipasi anggota non petani untuk hadir dalam RAT tinggi dikarenakan adanya waktu luang untuk menghadiri RAT dan jumlah undangan lebih tinggi dari anggota petani. KUD Sumber Alam melakukan pembatasan anggota hadir saat RAT sehingga saran atau pendapat yang diberikan anggota KUD rendah. Anggota yang hanya memiliki kepentingan, melakukan saran dan pendapat mengenai kinerja KUD. Anggota petani maupun non petani memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai bagaimana perkembangan KUD.
Selama kepengurusan baru tahun
2009-2014, petani cenderung pasif dalam memberikan saran dikarenakan pandangan dari anggota terhadap manajemen KUD yang sekarang lebih mengerti bagaimana KUD berjalan. Padahal saran atau perhatian dari anggota petanilah KUD dapat berjalan khususnya meningkatkan komoditas agribisnis untuk pertanian pedesaan. Kurangnya saran atau masukan anggota terhadap KUD juga dikarenakan kurangnya pelatihan dari KUD terhadap koperasi. Tingkat partisipasi organisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh manfaat sosial yang diperoleh anggota. Manfaat sosial yang diperoleh anggota masih kurang maka mengakibatkan partisipasinya dalam bidang organisasi masih kurang aktif. Bahkan manfaat pelatihan yang tidak sesuai dengan keinginan anggota medorong anggota untuk tidak memberikan saran pada saat RAT. Partisipasi anggota KUD tidak hanya dalam bidang organisasi, melainkan bidang usaha. Bidang ini merupakan bidang yang menjadi tonggak dalam berjalannya kegiatan KUD dalam menghasilkan keuntungan bersama sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi anggota petani. Partisipasi petani terhadap usaha penjualan barang agribisnis yaitu pupuk dan obat-obatan dinilai sedang. Petani melakukan pembelian pupuk kepada KUD Sumber Alam dikarenakan harga pupuk dan obat-obatan lebih murah dari harga di toko lain. Namun tidak semua petani dapat melakukan pembelian di KUD karena kebanyakan petani anggota KUD jauh dari lokasi gudang KUD. Hal ini dapat mengakibatkan ada 87
biaya transportasi untuk membeli pupuk dan obat-obatan di KUD sehingga biaya yang dikeluarkan sama dengan membeli di pasar. Partisipasi anggota non petani dalam memanfaatkan usaha KUD Sumber Alam dinilai sedang. Partisipasi anggota dalam unit usaha kurang dikarenakan jauhnya penjualan air mineral dan gas elpiji dari tempat tinggal anggota. Sehingga anggota non petani lebih cenderung memilih membeli di warung terdekat walaupun dengan harga yang lebih mahal. Penjualan gas elpiji dan air mineral yang dilakukan oleh KUD selain disimpan di gudang juga diedarkan ke warung-warung yang tidak jauh dari lokasi KUD. Namun pada dasarnya ada aktivitas anggota dalam pembelian barang yang disediakan anggota sehingga penjualan barang-barang KUD memperoleh keuntungan dan masih tetap berjalan. Partisipasi yang tinggi dilakukan anggota KUD adlah pada simpan pinjam. Hal ini dikarenakan sangat diperlukan oleh anggota. Kegiatan usaha KUD harus dapat memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Manfaat ekonomi yang diperoleh oleh anggota akan berpengaruh terhadap aktivitasnya dalam bidang usaha. Jika usaha tersebut memberikan manfaat bagi anggotanya maka akan mendorong anggota untuk berpartisipasi aktif. Dari kegiatan usaha yang dilakukan KUD yang lebih memberikan manfaat adalah pinjaman. Sehingga anggota sangat aktif dalam melakukan pinjaman. Partisipasi anggota dalam bidang permodalan yaitu simpanan wajib dan simpanan sukarela. Keaktifan petani dalam melakukan simpanan wajib dinilai sedang bahkan simpanan sukarela dinilai rendah. Hal ini dikarenakan kurang adanya dana untuk melakukan simpanan wajib bahkan sukarela. Menurut sebagian petani mengungkapkan bahwa saat ini hasil tani cenderung kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sering terjadinya gagal panen sehingga mengakibatkan kurang aktifnya petani melakukan simpanan wajib di KUD. Bahkan simpanan sukarela hanya dilakukan petani pada saat RAT. Hal ini dikarenakan kebanyakan petani belum mengetahui manfaat dari adanya simpanan sukarela. Simpanan wajib sangat aktif dilakukan oleh anggota non petani dikarenakan adanya kemudahan dalam memberikan simpanan wajib dengan adanya debt collector KUD Sumber Alam yang langsung setiap hari datang ke rumah anggota. Selain itu juga terdapat kepercayaan anggota terhadap KUD 88
Sumber Alam dalam menyimpan uangnya di KUD yaitu lebih aman dan mudah ditarik kembali. Besarnya simpanan wajib dari Rp 10.000,00 ke atas tanpa ada batasan. Sedangkan simpanan sukarela hanya dilakukan oleh anggota non petani saat akhir pembagian SHU dan pembelian. Partisipasi anggota dari sisi organisasi, bidang usaha, dan permodalan pada umumnya sedang. Berdasarkan mean dari penjumlahan skor partisipasi menghasilkan nilai 62 yaitu sedang. Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam kurang memperhatikan anggota dalam melakukan berbagai kegiatan. Seperti kurangnya pelayanan KUD terhadap petani seperti pembinaan terhadap kelompok tani, pembinaan mengenai koperasi, dan komunikasi yang kurang tersebar bagi anggota petani. Namun pada dasarnya partisipasi anggota petani berdasarkan skor partisipasi dapat dilihat pada tingginya partisipasi dalam melakukan simpanan wajib. Hal ini dikarenakan kewajiban anggota melakukan simpanan wajib agar tidak dihapuskan dalam keanggotaan KUD. Partisipasi anggota tejadi di dalam KUD Sumber Alam dikarenakan adanya manfaat sosial dan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh petani. Sehingga mereka menjadi anggota koperasi dan melakukan aktivitas pembelian serta aktivitas lain untuk mengembangkan potensi KUD Sumber Alam. Dari analisis partisipasi yang kurang baik akan mempengaruhi tingkat kinerja KUD Sumber Alam yang kurang baik dalam melakukan pelayanan terhadap anggotanya. 6.3.
Hubungan Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam Manfaat sosial merupakan manfaat yang secara tidak langsung diperoleh
anggota. Manfaat sosial yang diperoleh anggota akan berdampak pada tingkat partisipasi di KUD Sumber Alam. Manfaat sosial yang timbul diakibatkan adanya hubungan baik dengan pengurus atau manajemen koperasi, hubungan dengan sesama anggota, fasilitas, dan pelatihan yang dilakukan oleh KUD. Adanya hubungan antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi dapat diketahui dengan menggunakan analisis rank spearman dengan alat analisis SPSS 15 for windows. Hasil adanya hubungan antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi yang diperoleh oleh petani dapat dilihat pada output SPSS 15 for windows Tabel 22.
89
Tabel 22. Korelasi Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam Spearman’s Manfaat Jenis partisipasi Sosial
Organisasi
Usaha
Modal
Petani Coefisien’s Corelation
-0,091
-0,128
0,182
Sig. (1-tailed)
0,628
0,494
0,327
31
31
31
N
Non petani Coefisien’s Corelation
0,523 *
0,451*
0,201
Sig.(1-tailed)
0,003
0,011
0,227
31
31
31
N Keterangan :
*
Correlation is significant at the 0,05 level (1-tailed)
Berdasarkan output SPSS 15.0 for windows, korelasi antara manfaat sosial dengan partisipasi anggota petani dan non petani memiliki hubungan yang berbeda. Nilai korelasi manfaat sosial yang diperoleh petani dengan tingkat partisipasi memiliki hubungan yang berlawanan arah atau negatif dibidang organisasi (-0,091 < 0,5) dan usaha (-0,128 < 0,5). Hal ini dikarenakan kegiatan untuk memberikan manfaat sosial yang dilakukan KUD hanya pada sepihak yaitu pihak KUD saja. Kegiatan tersebut tidak sesuai dengan keinginan anggota petani. Jika KUD terus melakukan peningkatan manfaat sosial maka petani tidak akan berpartisipasi dibidang organisasi dan usaha. Kegiatan yang dinginkan anggota petani dalam organisasi KUD adalah tidak adanya pembatasan saat RAT dan adanya pemberian pengetahun mengenai perkoperasian. Hal ini akan mendorong petani untuk berpartisipasi dibidang organisasi. Bidang usaha yang diinginkan petani yaitu adanya kerjasama dalam hal penjualan hasil panen dan pengadaan sarana pertanian. Korelasi manfaat sosial yang diperoleh anggota petani juga bersifat lemah (0,182<0,5) dengan partisipasi di bidang permodalan dikarenakan petani kurang mengetahui manfaat melakukan simpanan wajib maupun simpanan sukarela. Peningkatan kegiatan sosial yang dilakukan KUD dalam melakukan pendidikan mengenai manfaat simpanan wajib dan sukarela akan meningkatkan partisipasi petani dalam permodalan. Secara keseluruhan, korelasi manfaat sosial petani sangat lemah dengan partisipasi dibidang organisasi, usaha, dan 90
permodalan. Sehingga diperlukan perbaikan KUD dalam melakukan kegiatan sosial dengan terjalin hubungan yang sesuai dengan keinginan petani. Manfaat sosial yang diperoleh anggota non petani terhadap partisipasinya di bidang organisasi memiliki hubungan yang bersifat positif dengan nilai korelasi (0,523) dan lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan hubungan yang terjadi searah artinya setiap hubungan yang dilakukan oleh KUD sesuai dengan keinginan anggota non petani dan mendorong untuk hadir dalam RAT. Hubungan dalam jasa simpan pinjam, perumahan, pembelian mendorong anggota non petani untuk berpartisipasi di bidang organisasi. Hubungan antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi organisasi kuat dikarenakan adanya pembagian SHU dalam RAT yang sangat diperlukan oleh anggota non petani. Hubungan manfaat sosial anggota non petani dan partisipasi usaha, memiliki hubungan searah dengan koefisien korelasi 0,451. Namun hubungan tersebut masih lemah dengan koefisien korelasinya kurang dari 0,5. Hal ini dikarenakan kegiatan sosial KUD dalam pelayanan usaha kurang memuaskan anggota non petani. Anggota non petani menginginkan adanya peningkatan pelayanan yang tanggap dari pihak KUD dalam pernbelian dan jasa perumahan. KUD hanya menyediakan barang-barang yang kurang dibutuhkan oleh anggota non petani. kebutuhan yang sangat diperlukan anggota non petani berdasarkan penelitian ini adalah Sembilan Bahan Pokok (Sembako). Jika pihak KUD melakukan peningkatan pelayanan dalam bidang usaha akan meningkatkan partisipasi anggota non petani dalam bidang usaha. Korelasi manfaat sosial yang diperoleh anggota non petani dengan partisipasinya dibidang permodalan masih lemah yaitu masih kurang dari 0,5. Hal ini dikarenakan pelayanan yang diberikan KUD dalam bidang permodalan masih kurang dilakukan. Perlu adanya peningkatan hubungan bahkan pendidikan mengenai manfaat melakukan permodalan di KUD. Hubungan antara manfaat sosial yang diperoleh petani dengan partisipasinya dalam bidang organisasi, usaha, dan modal bersifat low associations. Merupakan kondisi KUD yang tidak baik dimana hubungan di dalam KUD tidak terjadi sehingga tidak ada kontribusi dari anggota petani. Manfaat sosial yang diperoleh anggota non petani memiliki hubungan yang 91
bersifat moderately high associations di bidang organisasi dan usaha. Tujuan KUD tercapai dengan hubungan yang tinggi namun pelayanan masih kurang dilakukan terhadap kebutuhan atau kepentingan anggota non petani dan berdampak pada partisipasinya kurang dibidang organisasi, usaha, dan permodalan. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan KUD sesuai dengan keinginan anggota non petani serta harga barang yang ditawarkan lebih murah dari pasar serta selalu tersedia. 6.4.
Hubungan Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam Manfaat yang diperoleh oleh anggota akan mengakibatkan meningkatkan
partisipasi anggota dari berbagai pelayanan yang disediakan oleh KUD Sumber Alam. Kebanyakan respon atau tanggapan anggota untuk berpartisipasi di KUD diakibatkan adanya manfaat ekonomi yang diperoleh. Semakin tinggi manfaat ekonomi maka semakin tinggi pula partisipasi anggota KUD Sumber Alam. Hubungan antara manfaat ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota KUD dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Korelasi Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam. Spearman’s Rho Jenis partisipasi Manfaat ekonomi
Organisasi
Usaha
Modal
Petani Correlation coefficient
0,225
0,715*
0,200
Sig. (1-tailed)
0,224
0,000
0,280
31
31
31
N
Non petani Correlation coefficient
0,483*
0,655*
0,434*
Sig.(1-tailed)
0,006
0,000
0,015
31
31
31
N
Keterangan : * Correlation is significant at the 0,05 level (1-tailed)
Nilai korelasi manfaat ekonomi petani dengan tingkat partisipasi di bidang organisasi adalah sebesar 0,225 kurang dari 0,5. Kondisi ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang 92
organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat ekonomi yang diperoleh oleh anggota petani tidak mempengaruhi partisipasinya dalam kegiatan organisasi yaitu hadir RAT dan saran. Adanya aktivitas usaha agribisnis di KUD yaitu penjualan pupuk dan obat-obatan tidak menimbulkan perhatian dari petani untuk meningkatkan pertanian dengan kehadiran di RAT dan memberi saran untuk kebaikan usaha KUD. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya waktu luang untuk hadir di RAT dan kurangnya pengetahuan petani dalam memberikan saran. Hubungan antara manfaat ekonomi yang diperoleh anggota petani dengan tingkat partisipasi di bidang usaha menunjukkan hubungan yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi variabel manfaat ekonomi dengan tingkat partisipasi di bidang usaha adalah 0,715 > 0,5. Hal ini dikarenakan petani sangat membutuhkan saprotan yang disediakan oleh KUD. Dengan harga yang murah dapat mengurangi biaya input produksi usahatani petani. Sehingga manfaat ekonomi yang diperoleh petani mengakibatkan adanya partisipasi dibidang usaha. Semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh oleh petani maka semakin tinggi keinginan untuk berpartisipasi dalam memanfaatkan bidang usaha agribisnis KUD. Harga pupuk, obat-obatan, gas elpiji, air mineral, dan simpan pinjam yang disediakan oleh KUD lebih murah, serta terdapat kemudahan memperolehnya merupakan variabel yang sangat mempengaruhi manfaat ekonomi yang diperoleh anggota. Namun hubungannya dengan permodalan masih lemah dimana nilai korelasinya kurang dari 0,5 yaitu 0,2. Hal ini menunjukkan bahwa KUD dalam melakukan kegiatan ekonomi kurang mendorong anggota petani melakukan permodalan di KUD. Hal ini dikarenakan kurangnya pendapatan yang diperoleh petani sehingga mereka kurang berpartisipasi dibidang permodalan. Petani akan meningkatkan partisipasinya dibidang permodalan jika ada upaya dari pihak KUD dalam memberikan manfaat ekonomi. Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota non petani dalam penelitian ini dilihat dari jenis usaha dan jasa yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Manfaat tersebut antara lain kemudahan memperoleh gas elpiji, air mineral, dan pinjaman, harga yang ditawarkan, dan bunga pinjaman. Berdasarkan output SPSS 15.0 for windows, nilai korelasi variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang organisasi adalah sebesar 0,483 masih kurang 0,5 Kondisi ini menunjukkan 93
hubungan yang lemah antara variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang organisasi. Partisipasi anggota non petani dalam menghadiri RAT dipengaruhi oleh tersedianya waktu luang untuk menghadiri RAT serta adanya pembagian SHU yang diinginkan anggota non petani, sedangkan partisipasi anggota non petani dalam memberikan saran sama dengan petani sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki. Keterbatasan pengetahuan dalam memberikan saran sehingga mengakibatkan hubungan tersebut lemah. KUD meningkatkan manfaat ekonomi terhadap non petani akan meningkatkan partisipasinya dibidang organisasi. Manfaat
ekonomi
yang
diperoleh
anggota
non
petani
dengan
partisipasinya dibidang usaha memiliki hubungan yang kuat. Koefisien korelasinya 0,655 lebih besar 0,5. Hal ini dikarenakan barang dan yang disediakan oleh KUD sangat dibutuhkan oleh anggota non petani. Khususnya pada pinjaman yang mudah dan bunga yang ringan mengakibatkan non petani aktif melakukan pinjaman. Jika terjadi peningkatan manfaat ekonomi dari KUD maka anggota petani akan berpartisipasi tinggi dalam bidang usaha. Tingkat keeratan antara variabel manfaat ekonomi yang diperoleh anggota non petani dengan partisipasi di bidang modal menunjukkan hubungan lemah dengan korelasinya kurang dari 0,5 yaitu 0,434. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha yang dilakukan KUD belum dapat meningkatkan pendapatan non petani sehingga menyebabkan kurangnya kegiatan permodalan. Tanda positif pada nilai korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang searah dengan antar kedua variabel. Hal ini menunjukkan semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pelayanan KUD Sumber Alam maka keinginan untuk berpartisipasi di bidang permodalan. Keaktifan anggota dalam permodalan meliputi keaktifan dalam membayar simpanan wajib dan sukarela. Simpanan wajib yang ditetapkan adalah Rp 10.000 dan simpanan sukarela tidak ditetapkan tergantung keinginan anggota. Lemahnya hubungan manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang modal adalah kurangnya anggota non petani melakukan pembayaran simpanan sukarela. Manfaat ekonomi memiliki hubungan yang high associations pada partisipasi di bidang usaha. Hal ini dikarenakan adanya penyediaan saprotan dan 94
harga yang murah. Hubungan manfaat ekonomi non petani dengan partisipasinya memiliki sifat high associations. Hubungan tersebut kuat dikarenakan adanya kebutuhan non petani terhadap pinjaman dalam memenuhi kebutuhannya dan kegiatan usaha.
95
VII. ANALISIS KINERJA KUD SUMBER ALAM 7.1.
Kinerja dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)/DLA (Development Leader Assesment) Pengukuran kinerja merupakan penilaian terhadap bagaimana suatu
koperasi menjalankan organisasi sosial ekonomi yang sesuai dengan tujuan mensejahterakan anggotanya dan masyarakat. Berdasarkan respon anggota terhadap kegiatan KUD Sumber Alam akan mempengaruhi tingkat kinerja yang telah dijalankan selama ini. Kinerja KUD Sumber Alam dilihat dari segi organisasi dan usaha dengan variabelnya antara lain kelembagaan, keanggotaan, volume usaha, permodalan, aset, dan SHU. Menurut Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) atau Development Ladder Assesment (DLA), kinerja koperasi dilihat
dari visi KUD, kapasitas manajemen KUD, sumber daya
keuangan, dan jaringan kerja KUD. Hasil dari Penilaian Tangga Perkembangan atau DLA dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam Tahun 2010 Variabel Skor*) Rata-rata Zonasi Tahap I
II
Visi
23
24
Kapasitas
24
Sumber Daya Jaringan Kerja
Tahap I
II
23,5
Hijau
Hijau
27
25,5
Kuning
Hijau
30
30
30
Hijau
Hijau
11
9
10
Kuning
Kuning
SUB TOTAL
89
Kuning
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Visi KUD dilihat dari integritas anggota berpartisipasi dimana setiap anggota berhak untuk berpartisipasi namun untuk kepengurusan ada persyaratan khusus sesuai dengan kesepakatan anggota. KUD Sumber Alam memiliki visi misi yang telah tertulis dengan jelas. Visi KUD adalah “Menjadikan KUD Sebagai Soko Guru Perekonomian Yang Dapat Membantu Kehidupan dan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Khususnya Anggota”. Sedangkan misi yang tercantum di KUD Sumber Alam antara lain 1) mengembangkan kegiatan usaha 96
dalam sektor ekonomi yang ada keterkaitan dengan kegiatan anggota., 2) meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola., 3) memberikan hasil yang optimal melalui kegiatan usaha. Visi dan misi yang diterapkan KUD merupakan dasar atau tujuan KUD Sumber Alam melakukan berbagai kegiatan. Visi yang ditetapkan oleh KUD harus sesuai dengan realisasinya terhadap anggota sehingga diperlukan penelitian mengenai partisipasi agar mudah memberikan gambaran yang sebenarnya terjadi di KUD. Pelaksanaan visi di KUD Sumber Alam berdasarkan PTP menunjukkan adanya hak bagi setiap anggota dalam mengeluarkan pendapatnya pada saat RAT maupun diluar RAT. Pihak KUD memberikan kesempatan terhadap anggota untuk mengeluarkan pendapat dalam RAT. Berdasarkan penelitian partisipasi, anggota rendah mengeluarkan pendapatnya dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rasa kepemilikan. Anggota yang hadir dalam RAT dibatasi akan menimbulkan kurang perhatian anggota terhadap perkembangan visi yang dilakukan KUD. Adanya kebebasan bagi setiap anggota untuk masuk dalam kedudukannya di kepengurusan dengan persyaratan tertentu yang disepakati anggota. Pemilihan kepengurusan tersebut dilakukan pada saat RAT. Namun anggota yang hadir merupakan keterwakilan, menjadikan anggota lain yang hadir tidak mengetahui secara jelas dan hanya dapat menerima saja kepengurusan baru. Perkembangan usaha dan jasa diinformasikan kepada anggota dalam RAT. Setiap informasi disampaikan walaupun tidak semua anggota memperolehnya dan tidak tepat waktu dikarenakan jumlah anggota terlalu banyak. Anggota hanya dapat menerima setiap informasi tanpa mengetahui bagaimana manfaat baginya dan masyarakat. Hanya sebagian anggota yang memberikan tanggapan serta keinginannya di dalam KUD. Komitmen terhadap perkembangan
bisnis
dikatakan tinggi dengan adanya tujuan tertulis serta dilakukan implementasi dan evaluasi setiap tahun dalam RAT. Seperti penyusunan rencana anggaran pendapatan dengan penjualan dan jasa di tahun 2009 serta memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan bahkan realisasinya di tahun 2009. Kondisi tersebut ada kelebihan biaya yang digunakan dari rencana awal, namun dilakukan evaluasi dan perbaikan di tahun 2010. Sehingga SHU yang dicapai telah mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010 dan dilakukan rencana peningkatan
97
SHU untuk tahun 2011. Rencana tersebut dilakukan setiap tahun dan dilakukan evaluasi. Tujuan sosial tidak tertulis namun langkah tersebut telah dilakukan oleh KUD seperti jasa pendidikan/penyuluhan kepada anggota khususnya para kelompok tani, UKM, dan nasabah Unit Simpan Pinjam. Pelatihan yang diberiakn KUD mengenai bagaimana melakukan simpan pinjam yang kurang sesuai dengan keinginan anggota. Anggota kelompok tani menginginkan pelatihan mengenai bagaimana cara melakukan pengolahan pasca panen. UKM menginginkan adanya informasi mengenai pemasaran produknya. Tujuan yang difokuskan oleh KUD adalah jangka pendek setahun berikutnya dan belum merencanakan tujuan jangka panjang. Walaupun tujuan jangka panjang belum direncanakan namun perbaikan ke depan terus dilakukan dengan adanya rancangan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Selain itu, penyelesaian sengketa pada dasarnya tercantum dalam AD namun belum diimplementasikan secara serius hanya terbatas pada asas kekeluargaan dan musyawarah. Sehingga visi KUD Sumber Alam berada pada zona hijau dengan skor 23,5 (22-35) yang artinya visi yang diterapkan baik dari manajemen KUD. Kapasitas KUD dapat dilihat dari struktur organisasi serta tugas dan wewenang setiap jabatan, pelayanan yang diberikan staf terhadap anggota, kegiatan audit yang dilakukan auditor independent KUD, serta pelatihan terhadap tenaga staf. Kapasitas KUD memiliki skala 27 berada pada zona hijau (40-26) yang artinya kinerja kapasitas umumnya baik. Anggota yang masuk ke dalam struktur organisasi sebagai tenaga staf memiliki persyaratan khusus diantaranya minimum telah menjadi anggota selama 3 tahun, tidak cacat fisik, dan berdasarkan keputusan anggota bersama. Setiap jabatan memiliki tugas masing-masing dan hasilnya diserahkan kepada ketua pengurus dan manajer. Pelatihan terhadap tenaga staf dilakukan oleh pemerintah bukan pihak KUD sendiri namun pemberian upah atau gaji dilakukan oleh pihak KUD tanpa adanya dana dari luar. Selain struktur dalam organisasi, tenaga staf juga dinilai dari struktur luar organisasi yaitu dengan anggota. Pelayanan tenaga staf KUD terhadap anggota kurang memuaskan masih perlu adanya peningkatan pelayanan sehingga anggota merasa perlu untuk terus berpartisipasi akibat sikap tanggapnya tenaga staf.
98
Sistem operasi dan pengaturan keuangan di KUD Sumber Alam dipelihara dengan baik. Pengendalian keuangan dilakukan oleh auditor namun tidak dalam jangka waktu tiga tahun, dan setiap transaksi usaha anggota dengan KUD dicatat namun tidak tepat waktu bahkan belum dilakukan laporan transaksi anggota dan non anggota. Sumber daya yang dimiliki KUD berdasarkan keuangan dilihat dari tingkat kecukupan modal organisasi, pertumbuhan aset, tingkat pengembalian, dan tingkat tunggakan. Kecukupan modal organisasi KUD berada pada zonasi hijau yaitu 30 (40-28). Permodalan kuat dimana aset melebihi kewajiban. Tingkat kecukupan modal KUD Sumber Alam adalah 48,65 persen berada di atas 20 persen (M > 20 %). Hal ini dilihat dari tingkat kecukupan modal KUD Sumber Alam pada Tabel 26. Tabel 26. Tingkat Kecukupan Modal KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Tahun Aset (Rp) Kewajiban (Rp) Tingkat Kecukupan Modal (%) 2009
3.652.711.439,24
1.888.284.799
48,3
2010
4.041.225.385,24
2.059.469.284
49,0
Rata-rata
48,65
Sumber : Hasil penelitian (2011)
Permodalan KUD Sumber Alam dikatakan kuat dengan aset jauh melebihi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Aset terbesar yang dimiliki KUD terletak pada piutang anggota yang mencapai Rp 1,862 milyar di tahun 2010 dan Rp 1,513 milyar di tahun 2009. Piutang anggota terus meningkat yang berasal dari unit usaha perdagangan, KUT, perumahan, dan konstruksi listrik. Tingkat kecukupan modal dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan. Artinya adanya peningkatan aset yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Tingkat pertumbuhan aset dilihat dari jumlah simpanan dan ekuiti tahun sekarang dengan jumlah simpanan dan ekuiti tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan aset selama jangka waktu dua tahun di tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 27.
99
Tabel 27. Tingkat Pertumbuhan Aset Tahun 2009-2010 Tahun Jumlah simpanan (Rp) Ekuiti (Rp) Tingkat asset (%)
pertumbuhan
2008
1.635.835.231,44
1.671.192.161
-
2009
1.722.282.703,44
1.764.426.640
5,43
2010
1.925.692.928,44
1.981.756.101
12,06
Rata-rata
8,745
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Tingkat pertumbuhan aset KUD Sumber Alam sekitar 8,745 persen yang artinya pertumbuhan positif tinggi. Jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2010 lebih besar dari jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan aset yang tinggi disebabkan adanya peningkatan pada ekuiti yang berasal dari simpanan wajib, simpanan pokok, cadangan, dan donasi. Organisasi KUD dapat melindungi ekuitinya dan mengelola aset-aset yang menguntungkan jika dikelola dengan sangat baik. Pengelolaan ekuiti dan aset dapat dilihat dari tingkat pengembalian (Rate of Return). Tingkat Pengembalian KUD Sumber Alam dalam jangka dua tahun yaitu tahun 2009 sampai Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Tingkat Pengembalian KUD Sumber Alam Tahun Pendapatan operasional Biaya operasional
Tingkat Pengembalian (%)
2009
174.419.554
130.052.130
2,51
2010
225.701.052
169.029.115
2,85
Rata-rata
2,68
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
KUD Sumber Alam memiliki tingkat pengembaliannya sekitar 2,68 persen berada diantara 0-3 persen. Hal ini menunjukkan ekuiti dan asetnya dikelola dengan baik dimana ekuitinya mengalami peningkatan, pembagian SHU menunjukkan hasil yang positif, dan cadangan modal dilakukan di tahun 2010. KUD Sumber Alam memiliki kemampuan dalam melindungi ekuiti dan aset yang menguntungkan. Selain itu sumberdaya KUD dapat dilihat dari tingkat tunggakan
100
yang dimiliki. Tingkat tunggakan tersebut merupakan jumlah pinjaman jatuh tempo dibagi dengan jumlah pinjaman. KUD Sumber Alam memiliki tingkat tunggakan 28,69 persen berada di atas 15 persen. Artinya kebijakan perkreditan tidak ada kepastian, panitnya kredit tidak ada atau tidak berfungsi. Tidak ada tindak lanjut dari tunggakan yang dilakukan KUD sehingga tingkat tunggakan masih tinggi dari 15 persen. Walaupun KUD juga menyediakan jasa peminjaman, namun pinjaman tersebut masih banyak diluar atau piutang jatuh tempo anggota masih banyak. Karena banyaknya aset diluar menyebabkan KUD belum dapat memenuhi semua tunggakan keluar yaitu bank dan instansi lain. Jaringan kerja KUD dengan instansi pemerintah (Dekopindag), kebijakan fiskal, dan hubungan dengan kemitraan lain. Dalam kebijakan fiskal seperti penentuan harga dan bunga pinjaman ditetapkan dulu diantara pengurus kemudian berkonsultasi dengan anggota pada saat RAT. Jika mendapat persetujuan anggota maka ketentuan tersebut dilaksanakan oleh KUD. Hubungan dengan pemerintah hanya sekedar memonitor dan memantau kegiatan KUD, pelatihan tenaga staf KUD, dan menerima pendapat-pendapat serta mempertimbangkannya. Sedangkan hubungan dengan kemitraan lain berasas pada hubungan yang saling memiliki manfaat seperti jaringan komunikasi tanpa adanya ketergantungan dengan koperasi lain. Hubungannya dengan anggota merupakan hubungan yang paling penting dikarenakan maju mundurnya KUD dipengaruhi oleh partisipasi anggota. Hubungan yang terjalin antara KUD dengan anggota masih kurang dilakukan seperti penentuan kebijakan hanya sebagian anggota yang setuju. Bahkan kebanyakan anggota kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan KUD. Sehingga diperlukan peningkatan hubungan KUD dengan anggota yang sesuai keinginannya. Jika hubungan tersebut hanya berdasarkan pada pihak KUD saja maka tidak ada partisipasi anggota di dalam KUD. Hubungan lain yang dilakukan oleh KUD yaitu dengan distributor gas elpiji, pupuk, obat-obatan, dan air mineral. Dalam jaringan kerja KUD memiliki zonasi kuning (14-8) yang artinya jaringan kerja baik namun perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan agar KUD mendapat banyak informasi dan tetap bertahan. Keseluruhan indikator kinerja yang berada di KUD Sumber Alam berdasarkan PTP/DLA memiliki skor 90,5 berada pada zona kuning. Dimana
101
kinerja adalah memuaskan tetapi memerlukan perhatian lebih lanjut dari segi jaringan kerja, visi, kapasitas manajemen, dan sumberdaya. Dilihat dari segi jaringan kerja yang harus diperhatikan adalah karena KUD kurang melakukan hubungan dengan koperasi induk maupun dengan anggota. Dimana setiap komitmen atau tujuan dilakukan secara tertulis, dievaluasi dengan berkala dan sesuai dengan tingkat partisipasi anggota. KUD di sini kurang mengutamakan partisipasi anggota dalam berbagai unit usaha atau jasa. Jika dilihat dari segi kapasitas manajemen KUD, tenaga staf yang dipakai tidak dilakukan pelatihan terlebih dahulu mengenai koperasi sebelum menjadi anggota. Walaupun pelatihan dilakukan oleh Dekopindag, namun pelatihan oleh KUD sendiri kurang berjalan secara teratur sehingga tenaga staf belum mengetahui secara mendalam tugas yang harus dilakukan dan melaporkan hasilnya secara teratur kepada pengurus yang lebih atas. Dalam bidang sumberdaya yang dimiliki oleh KUD kurang melakukan pengelolaan keuangan yang sesuai sehingga banyak tunggakan diluar atau piutang di luar. 7.2.
Analisis Rasio Keuangan KUD Sumber Alam Analisis rasio keuangan KUD Sumber Alam dilakukan untuk melihat
perkembangan kinerja keuangan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Analisis kinerja keuangan ini bertujuan untuk menilai tingkat kemampuan dan pengelolaan modal serta usaha KUD Sumber Alam. Analisis yang digunakan meliputi analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas/profitabilitas, dan aktivitas usaha. Pada analisis ini, menilai masingmasing rasio pada laporan keuangan 2 tahun terakhir yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 yang kemudian dibandingkan dengan standar umum yang digunakan dan data penjualan serta SHU. Hal ini dikarenakan kepengurusan baru tahun 20092014. 1. Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Pengukuran likuiditas pada KUD dilakukan dua tahun terakhir dari tahun 2009-2010. Rasio-rasio likuiditas KUD Sumber Alam antara lain Rasio lancar (current ratio), rasio cair (quick
102
ratio), dan rasio kas. Hasil perhitungan analisis likuiditas KUD Sumber Alam tahun 2009-2010 dapat dilihat Tabel 29. Tabel 29. Likuiditas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Rasio Tahun Rata- rata Presentase (%) 2009 2010
Standar yang baik
Rasio lancar
1,433
1,495
1,464
146,4
>200 %
Rasio cair
1,323
1,396
1,359
135,9
>100%
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar atas kewajiban lancar. Hasil perhitungan rasio lancar tahun 2009-2010. Dimana rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan KUD Sumber Alam dalam memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Nilai rata-rata rasio lancar KUD Sumber Alam adalah 146,446 persen yang artinya KUD Sumber Alam mempunyai Rp 1,46 harta lancar untuk memenuhi setiap Rp, 1,00 utang lancar dan masih berada di bawah standar yang baik yaitu 200 persen. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam belum mampu menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Namun terjadi peningkatan rasio lancar dari tahun 2009 sebesar 142,36 persen ke tahun 2010 yaitu 149,53 persen. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya peningkatan kas yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam seiring dengan meningkatnya penjualan dan pendapatan jasa. Rasio cepat atau cair (quick ratio) digunakan KUD Sumber Alam untuk mengukur kemampuan KUD Sumber Alam dalam memenuhi kewajibankewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Nilai rasio cepat yaitu 136,01 persen yang berarti mempunyai Rp 1,359 harta kurang likuid untuk memenuhi setiap Rp 1,00. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam aman dalam
menutupi
hutang
lancarnya
dengan
aktiva
lancar
yang
tidak
memperhitungkan persediaan. Nilai rasio cepat mengalami kenaikan dari 132,3 persen menjadi 139,6. Kenaikan tersebut diakibatkan adanya peningkatan kas yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Peningkatan persediaan tidak mempengaruhi peningkatan rasio ini karena meningkatnya persediaan akan
103
mengurangi kemampuan aktiva lancar dalam menutupi hutang lancar. Penurunan persediaan di KUD Sumber Alam terjadi dikarenakan adanya peningkatan penjualan yang dilakukan KUD. 2. Analisis Solvabilitas Analisis solvabilitas KUD Sumber Alam menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Dalam solvabilitas terdiri berbagai rasio yang digunakan antara lain rasio modal sendiri dengan total aktiva (equity to total aset ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap (equity to fixed aset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang (fixed aset to long term debt ratio), rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio), dan rasio total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio). Hasil perhitungan analisis solvabilitas KUD Sumber Alam dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Solvabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Rasio Tahun Rata-rata
Standar
2009
2010
(%)
baik(%)
Rasio modal sendiri dengan total aktiva
0,65
0,68
66,5
>50
Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap
2,168
2,389 227,8
>150
3,332 324
>150
0,334
0,302 31,8
<50
Rasio total hutang dengan total modal 0,512
0,441 47,6
<67
Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka 3,149 panjang Rasio total hutang dengan total aktiva sendiri Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Rasio modal sendiri dengan total aktiva menunjukkan modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor. Nilai rata-rata rasio ini dari tahun 20092010 adalah 66,8 persen yang berarti bahwa sebesar 66,8 persen dari total harta KUD Sumber Alam dibiayai oleh modal sendiri. Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam termasuk koperasi yang sehat dimana proporsi modal sendiri lebuh tinggi dibandingkan modal luar. Pinjaman yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam jangka pendek adalah untuk kegiatan pangan dari Bank BRI serta KUT. Sedangkan untuk pinjaman jangka panjang merupakan penyediaan aset untuk bisa digunakan dalam waktu lama seperti sapi perah, motor supra X, ikan gurame serta 104
Kepres 50/81. Peningkatan rasio modal sendiri menunjukkan semakin baik KUD Sumber Alam dalam upaya meningkatkan modal yang dimiliki melalui modal sendiri berupa simpanan wajib, pokok, sukarela dan simpanan lain. Peningkatan rasio ini juga dapat diakibatkan semakin meningkatkan hasil penjualan dan pendapatan jasa. Modal sendiri terhadap aktiva tetap merupakan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri KUD. Nilai rata-rata rasio ini adalah 227,8 persen lebih tinggi dari 150 persen. Serta terjadi peningkatan dari dua tahun terakhir dari tahun 2009 ke tahun 2010. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan KUD untuk membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri. Modal sendiri yang lebih besar dari daripada aktiva tetapnya lebih baik karena dapat mempertahankan likuiditas KUD saat terjadi pembayaran hutang saat ini. Selain itu rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang merupakan kemampuan KUD untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Rasio rata-ratanya adalah 3,24 atau 324 persen persen lebih tinggi dari rasio standar yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa KUD memiliki aktiva tetap yang dapat menjamin hutang jangka panjang bahkan jauh lebih tinggi. Aset tetap yang dimiliki oleh KUD berlimpah sehingga memudahkan KUD melakukan pinjaman kepada berbagai pihak. Rasio total hutang dengan total aktiva menunjukkan berapa bagian dari dana keseluruhan yang dibiayai dari hutang KUD. Nila rasio ini rata-ratanya 31,84 persen berada pada keadaan yang baik karena kurang dari 50 persen. Artinya Rp 1,00 harta KUD Sumber Alam dapat menjamin Rp 0,318 hutang yang dimilikinya. Karena semakin rendah rasio ini maka semakin kecil resiko yang harus ditanggung koperasi. Adanya penurunan rasio dari tahun ke tahun merupakan kondisi yang membaik pada KUD Sumber Alam dalam membayar hutangnya ke bank. Pembayaran hutang pada bank diakibatkan karena adanya peningkatan kas yang diperoleh dari penjualan yang semakin meningkat. Rasio total hutang dengan total modal sendiri menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modal sendiri KUD. Nilai rasio ini adalah 47,68 persen yang artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp 0,476 hutang yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan KUD Sumber Alam dalam menjamin hutangnya dengan modal yang dimiliki KUD. Penurunan
105
rasio ini menunjukkan kondisi yang membaik dimana terjadi peningkatan modal sendiri berupa simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela, dana cadangan, dan SHU. Simpanan wajib meningkat dibuktikan adanya kesadaran anggota dalam mengembangkan usaha KUD Sumber Alam, sedangkan peningkatan SHU diakibatkan aktivitas pembelian anggota semakin meningkat. 3. Analisis Rentabilitas Rasio rentabilitas KUD Sumber Alam menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU dalam periode tertentu. Pengukuran rentabilitas pada KUD Sumber Alam dilakukan dengan menggunakan rasio laba bersih (net profit margin), rasio tingkat pengembalian modal sendiri (return on net worth ratio), rasio operasional (operating margin ratio), dan rasio tingkat pengembalian investasi (return on investment). Hasil perhitungan rasio rentabilitas KUD Sumber Alam tahun 2009-210 dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Rasio Rentabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 (%) Rasio Tahun Rata-rata Standar 2009 2010 Rasio laba bersih
4,8
5,4
5,12
>4
Rasio operasional
0,32
2,23
1,28
>2
Rasio tingkat pengembalian Modal sendiri
1,76
2,02
1,89
>15
Rasio tingkat pengembalian investasi
1,15
1,38
1,27
>8
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Rasio laba bersih menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan KUD Sumber Alam dari setiap Rp 1,00 penjualan. Nilai rata-rata rasio ini adalah 5,12 persen berada di atas standar yang baik. Hal ini membuktikan bahwa laba bersih yang dihasilkan dari setiap Rp 1,00 penjualan besarnya Rp 0,05. Hal ini dikarenakan adanya pendapatan jasa dari rekening listrik, telkom, wartel dan simpan pinjam yang tinggi dibanding penjualan barang serta biaya operasional rendah. Rasio laba bersih yang dihasilkan KUD, sangat tinggi dimana kegiatan usaha yang dilakukan banyak memiliki keuntungan pada jasa pembayaran rekening listrik dan jasa simpan pinjam. Opportunity cost dalam menghasilkan laba bersih sebesar 50 persen dari total penjualan. Selain itu biaya operasional
106
yang dialami KUD Sumber Alam rendah dengan pengiriman barang seperti gas elpiji dan air mineral ditanggung perusahaan air minum dan PT Elpiji. Perkembangan rasio ini dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya kenaikan SHU dari KUD Sumber Alam. Rasio operasional mencerminkan tingkat efisiensi KUD Sumber Alam dalam menjalankan usahanya. Nilai rata-rata rasio operasional adalah 1,28 persen masih di bawah rasio yang baik. Hal ini membuktikan bahwa usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam masih belum efisien dari sisi laba operasi yang dihasilkan karena besarnya HPP dan stok akhir masih banyak. Selain itu beban biaya operasi tinggi dan tingkat penjualan terhadap barang-barang KUD Sumber Alam masih kurang. Perkembangan rasio ini mengalami peningkatan dengan pemberdayaan usaha perdagangan dimana usaha pakan ikan tidak dilaksanakan karena tidak menghasilkan keuntungan. Semakin besar nilai rasio ini maka kemampuan koperasi dalam mencapai laba operasi akan semakin besar. Rasio tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas modal yang digunakan KUD Sumber Alam yang merupakan suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang diinvestasikan. Nilai rata-rata rasio ini adalah 1,89 persen masih dibawah 15 persen. Hal ini membuktikan bahwa modal sendiri yang ditanamkan KUD Sumber Alam belum dapat menghasilkan SHU yang optimal dari total modal sendiri. Namun terjadi peningkatan rasio dari tahun ke tahun dengan adanya peningkatan SHU yang dilihat dari penjualan dan pendapatan jasa semakin meningkat. Rasio Return On Invesment (ROI) merupakan kemampuan KUD Sumber Alam
dalam
menghasilkan
pendapatan
dan
mengindikasikan
koperasi
menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik. Berdasarkan nilai rata-rata rasio ROI sebesar 1,27 persen, rasio ini masih berada jauh dari rasio standar yaitu 4 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan KUD dalam memperoleh SHU dari total aktiva belum optimal. Namun pada dasarnya terjadi peningkatan yang relatif kecil dari tahun ke tahun dari 1,15 persen menjadi 1,38 persen. Keadaan ini menggambarkan KUD memiliki kemampuan dalam menghasilkan SHU dari seluruh modal yang dimiliki. 4. Analisis Aktivitas Usaha
107
Rasio aktivitas usaha KUD Sumber Alam menunjukkan sejauh mana efisiensi koperasi dalam menggunakan asets untuk memperoleh penjualan. Pengukuran aktivitas usaha pada KUD Sumber Alam dilakukan dengan menggunakan rasio perputaran total aktiva (total asets turn-over ratio), rasio perputaran aktiva tetap (fixed asets turn-over ratio), rasio perputaran piutang (account receivable turn-over ratio) dan rasio perputaran persediaan (inventory turn-over ratio). Hasil perhitungan rasio aktivitas usaha KUD Sumber Alam tahun 2009-2010 dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Rasio Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 (kali) Rasio Tahun Rata-rata Standar 2009
2010
Rasio perputaran total aktiva
0,239
0,255
0,247
>2 kali
Rasio perputaran aktiva tetap
0,794
0,891
0,842
>10 kali
Rasio perputaran piutang
0,573
0,549
0,561
<6 kali
Rasio perputaran persediaan
2,247
2,673
2,46
>10 kali
Hasil Penelitian (2011)
Rasio perputaran aktiva menggambarkan tingkat efisiensi dari operasi KUD Sumber Alam. Nilai rata-rata rasio ini adalah 0,247 kali yang artinya total harta KUD Sumber Alam telah berputar rata-rata sebanyak 0,247 kali per tahun dan berada di bawah nilai yang baik yaitu 5 kali. Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan KUD dalam penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan dan tingkat efisiensi penggunaan harta sangat kecil. Perkembangan rasio ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang disebabkan oleh penjualan barang agribisnis (pupuk, saprotan) dan barang non agribisnis (gas elpiji dan air mineral) mengalami peningkatan. Rasio perputaran aktiva tetap menggambarkan tingkat kecepatan perputaran aktiva tetap KUD Sumber Alam. Nilai rata-rata rasio ini adalah 0,842 kali dan kurang dari standar yang baik yaitu 10 kali. Hal ini menunjukkan rendahnya penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan. Aktiva yang dimiliki KUD Sumber Alam banyak meliputi tanah, bangunan, perlengkapan, peralatan, dan kendaraan yang memiliki nilai buku Rp 756.420.756,00 di tahun 2010. Aktiva tetap yang memiliki nilai buku terbesar adalah bangunan dimana 108
KUD Sumber Alam memiliki berbagai bangunan diantaranya gudang pupuk, gedung kantor, bangunan RMU, kios pupuk lini, kios waserba, pertokoan gardu, ruko dramaga, wartel neglasari, dan lapangan futsal. Pengadaan sarana dan prasarana KUD Sumber Alam memiliki berbagai aset yang sangat besar sehingga berbagai peluang perkembangan usaha dan jasa sangat besar. Dalam usaha pupuk KUD Sumber Alam hanya terkendala dalam masalah distribusi yaitu kendaraan mobil untuk mengirim barang dagangan ke kios-kios. Selain itu juga lokasi KUD yang sangat dekat dengan pasar memiliki persaingan yang ketat dalam penjualan gas elpiji dan air mineral. Padahal lokasi sangat strategi dari konsumen, namun usaha yang dijalankan oleh KUD hanya gas elpiji dan air mineral. Hal ini menunjukkan kurangnya pengembangan usaha yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Rasio perputaran piutang menunjukkan besarnya modal kerja yang ditanamkan KUD Sumber Alam sebagai piutang. Nilai rasio ini adalah rata-rata 0,561 kali artinya rata-rata pertahun KUD Sumber Alam melakukan penjualan dengan piutang sebanyak 0,561 kali selama periode dua tahun. Hal ini menunjukkan piutang anggota besar dibanding perputaran modal. Terjadi penurunan rasio dari tahun 2009 ke tahun 2010. Hal ini menunjukkan KUD Sumber Alam berada dalam over investment dalam melaksanakan penjualan telah mengalami penurunan perputaran modal dan peningkatan piutang anggota. Rasio perputaran persediaan memberikan gambaran tentang kemampuan KUD Sumber Alam dalam memutarkan barang dagangannya. Nilai rata-rata rasio yang dihasilkan adalah 2,46 kali. Hal ini berarti nilai rasio perputaran persediaan KUD Sumber Alam lebih rendah dari nilai rasio yang baik. Berarti KUD Sumber Alam mengganti persediaannya setiap 2,46 kali dalam setahun. Semakin besar rasio ini maka semakin efisien koperasi dalam melaksanakan operasinya. Nilai rata-rata rasio perputaran persediaan yang kecil belum menunjukkan adanya kemampuan KUD Sumber Alam dalam memutarkan barang dagangannya. Hal ini dikarenakan persediaan air mineral, dan gas elpiji dilakukan sesuai pemesanan dari konsumen.
109
7.4.
Indeks Jatidiri KUD Sumber Alam Pengukuran kinerja KUD dalam penelitian ini tidak hanya menggunakan
PTP/DLA, juga menggunakan indeks jatidiri untuk mengetahui koperasi berjalan sesuai dengan jatidirinya dalam berorientasi ekonomi sosial. Tidak hanya dilihat dari aspek perusahaan melainkan dilihat dari aspek perkumpulannya. Sebagai badan usaha KUD Sumber Alam bergerak dalam ruang yang dibatasi oleh jatidirinya dan oleh aturan-aturan yang berlaku bagi pemain pasar bebas seperti korporasi. KUD yang memiliki jumlah anggota yang banyak dengan tidak ada kejelasan mengenai keanggotaan dan bermain dalam sistem ekonomi pasar yang penuh persaingan serta lingkungan yang ketentuan-ketentuan pasar tidak berlaku dengan menyediakan barang agribisnis dan non agribisnis. Namun kegiatan yang difokuskan oleh KUD hanya pada kegiatan pinjaman dan jasa (pembayaran rekening listrik, Telkom, dan perumahan) dan kegiatannya yang memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat diluar keinginan anggotanya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran dimana posisi jatidiri KUD Sumber Alam sehingga tidak keluar dari jalur ketentuan koperasi yang mensehjahterakan anggotanya. Indeks Jatidiri Koperasi didasarkan pada intensitas dari jatidiri koperasi dan intensitas-intensitas dari aturan pasar. Intensitas jatidiri koperasi berdasarkan profil dan konteks variasi dari KUD Sumber Alam. Penentuan Jatidiri dilakukan dengan keterangan dari PTP dan kinerja keuangan yang dapat menggambarkan kesluruhan kondisi KUD Sumber Alam dari segi organisasi dan kinerja. Penetapan jatidiri dilakukan asumsi bahwa KUD Sumber Alam melakukan berbagai kegiatan untuk tujuan bersama dengan mensejahterakan anggotanya. KUD Sumber Alam dalam menjalankan organisasinya dan usahanya memiliki aplikasi jatidirinya dalam pelaksanaan. Dari PTP/DLA dapat dilihat dari visi dan kapasitas manajemen KUD Sumber Alam yang menempatkan intensitas jatidiri koperasi. Sedangkan berdasarkan intensitas dan aturan-aturan pasar dapat dilihat dari sumber daya dan jaringan kerja KUD Sumber Alam. Aturan-aturan pasar didasarkan pada solvabilitas permintaan, intensitas dari Kekuatan Pasar, deregulasi, dan globalisasi. Solvabilitas permintaan dilihat dari laporan keuangan KUD Sumber Alam dimana solvabilitas KUD Sumber alam merupakan kemampuan KUD dalam
110
memenuhi semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan aset yang dimiliki. Rasio solvabilitas permintaan KUD bernilai 31,84 persen. Walaupun masih dibawah 50 persen berarti KUD belum dapat memenuhi total hutangnya dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Oleh karena itu solvabilitas permintaan masih rendah atau bernilai negatif (-). Intensitas dari kekuatan pasar dilihat dari ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, dan kekuatan pembeli. Ukuran pasar dalam proses penjualan barang agribisnis dan non agribisnis di KUD masih kecil hanya sebagai pengecer dan belum dipasarkan keberbagai tempat. Hal ini dikarenakan hanya sebagian anggota yang butuh dan terbatas pada sumber daya keuangan yang dimiliki oleh KUD. Sehingga dalam penyediaannya KUD memiliki ukuran yang kecil dan masih belum sesuai dengan keinginan anggota. Sedangkan dilihat dari tingkat pertumbuhan seperti aset yang dimiliki memiliki petumbuhan positif tinggi yaitu 8 persen melebihi 5 persen. Hal ini dikarenakan aset yang dimiliki mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. KUD Sumber Alam tidak memiliki kekuatan pembeli dimana barang-barang yang disediakan tergantung pada ketentuan yang ditetapkan oleh distributor. KUD Sumber Alam tidak memiliki kekuatan dalam menetapkan harga dan jumlah barang. Bahkan harga yang dijual oleh KUD Sumber Alam lebih rendah dari harga pasar bagi anggota maupun non anggota. Hal ini terjadi karena KUD sulit membedakan antara anggota dan bukan anggota. Dari indikator kekuatan pasar KUD masih berada di bawah garis yang baik (-) dikarenakan masih tergantungnya KUD pada distributor dan pembeli di pasar. KUD Sumber Alam melakukan deregulasi terhadap anggota-anggotanya. Penentuan tingkat suku bunga dan harga didasarkan pada ketentuan atau kesepakatan anggota. Sehingga KUD menawarkan harga dan memberikan tingkat bunga yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Hal ini dilakukan agar anggota ingin berpartisipasi dalam bidang pembelian dan pinjaman. Deregulasi yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam bersifat positif (+) dengan adanya keterlibatan anggota dalam menetapkan kebijakan walaupun tidak semuanya. Selain deregulasi juga, KUD Sumber Alam melakukan globalisasi dengan pengadaan sarana komputer dan internet untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Namun akses informasi KUD terhadap anggotanya mengalami
111
kesulitan sehingga hanya sebagian anggota yang diberikan informasi dan tidak teratur. Sehingga posisi KUD dalam globalisasi baik informasi maupun perkembangan usaha rendah (-). KUD Sumber Alam dalam bidang usaha memiliki tingkat persaingan rendah dengan penentuan harga lebih rendah dari pasar, penyediaan barang berdasarkan kebutuhan, deregulasi tetap berdasarkan anggota, dan globalisasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi anggota. Jatidiri KUD Sumber Alam berdasarkan intensitas jatidiri koperasi dilihat dari respon anggota yaitu 62 responden terhadap kegiatan yang berada di KUD. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Intensitas Jatidiri KUD Sumber Alam No Indikator Intensitas Jatidiri Merasakan (orang)
Persentase (%)
1
Kebebasan berpendapat
20
32,25
2
Hubungan
19
30.64
15
24,19
38
61
42
67,7
pelanggan
pemilik 3
Pembagian SHU adil
4
Cadangan
yang
tidak
dibagi 5
Tidak adanya perbedaan
Sumber : Hasil Penelitian (2011)
Adanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat namun anggota tertentu yang hadir pada saat RAT dan saran yang disampaikan anggota rendah. Anggota yang merasakan adanya kebebasan dalam berpendapat adalah (32,25 persen atau 20 orang dari seluruh jumlah responden) sangat rendah dan berada dibawah garis normal ketentuan yang baik pada jatidiri. Kurang adanya keterlibatan anggota dalam penyediaan barang-barang yang ada di KUD bahkan anggota di KUD lebih memposisikannya sebagai pelanggan. Anggota yang merasakan adanya hubungan sebagai pelanggan dan pemilik sekitar (30,64 persen atau 19 orang). Hal ini dikarenakan anggota hanya bisa melakukan pembelian saja tanpa ada penjualan pada KUD. Sehingga anggota tidak selalu melakukan pembelian di KUD. Anggota lebih cenderung selalu melakukan pinjaman dikarenakan sesuai
112
kebutuhan namun tidak adanya upaya anggota untuk memberikan perhatian dalam jangka pengembaliannya. Sehingga piutang di anggota sangat banyak berdasarkan laporan keuangan KUD Sumber Alam. Kegiatan pembagian SHU dilakukan berdasarkan transaksi anggota. Namun dikarenakan tarnsaksi anggota tidak dilakukan secara rutin dan kurang jelas sehingga pembagian SHU berdasarkan transaksi yang tercatat. Anggota merasa dalam pembagian SHU kurang adil. Hal ini dikarenakan di dalam laporan tahunan tidak dicatat SHU yang diperoleh setiap anggota. Sehingga kurang jelas bagaimana SHU tersebut dibagikan dalam KUD. Anggota yang merasakan adanya pembagian SHU hanya 24,19 persen atau 15 orang. Orang yang merasa adil merupakan anggota yang selalu berkontribusi di KUD. SHU yang diperoleh KUD setiap tahun dilakukan cadangan untuk kegiatan usaha di tahun berikutnya. Setiap cadangan yang dilakukan KUD selalu mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Cadangan yang tidak dibagi tersebut menurut respon anggota sesuai dengan kesepakatan anggota saat RAT. Anggota yang merasakan bahwa cadangan yang tak dibagi tersebut sesuai dengan kesepakatannya adalah 61 persen atau 38 orang dari 62 responden. Dalam hal pelayanan yang diberikan kepada anggota di dalam KUD tidak adanya unsur perbedaan baik status maupun kelas ekonomi. Semua anggota diperlakukan sama namun dalam pemberian informasi tidak dilakukan kepada semua anggota sehingga anggota merasa adanya perbedaan di dalam KUD. Anggota yang merasakan tidak adanya perbedaan sekitar 42 orang atau 67,7 persen berada di atas 50 persen. Namun seharusnya semua anggota harus merasakan adanya perlakuan yang sama dari pihak KUD. Jika hal ini terus terjadi maka akan mengakibatkan kecemburuan sosial yang menurunkan citra KUD Sumber Alam. Berdasarkan kesluruhan indikator nilai-nilai, prinsip dan praktek perkoperasian di KUD Sumber Alam tidak dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga akan mengakibatkan kurang adanya rasa kepemilikan anggota terhadap KUD. Menempatkan KUD Sumber Alam berdasarkan jatidiri menurut model Daniel Cote berada pada Kuadran II. Posisi ini menggambarkan KUD Sumber Alam rendah dalam mengaplikasikan jatidirinya dan aturan-aturan yang terkait, dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang penuh persaingan, atau fungsinya
113
tidak mengundang persaingan, seperti jasa pembayaran rekening listrik, suplai barang yang khusus dibutuhkan oleh anggota-anggotanya. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 7. Intensitas jatidiri
Int ensitas dari aturan Aturanaturan Koperasi
Gambar 7. Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri KUD Sumber Alam menurut Model Daniel Cote Posisi pada Kuadran II ini juga menggambarkan bahwa anggota-anggota koperasi kurang berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Terdapat pengendalian demokratis di KUD dimana anggota tidak seluruhnya mengetahui keadaan di KUD. Sehingga yang perlu dilakukan KUD Sumber Alam adalah menggeser titik yang berada di kuadran II ke kuadran IV. Berbagai
indikator
yang
perlu
ditingkatkan
adalah
kebebasan
dalam
mengeluarkan pendapat, jadikan anggota sebagai pemilik dan pelanggan, pembagian SHU yang adil, solvabilitas permintaan, ukuran pasar, dan globalisasi KUD dalam peningkatan manajemen. Jatidiri KUD kuat dengan melaksanakan kegiatan usaha yang mengundang persaingan akan memberikan manfaat dan mendorong anggota berpartisipasi. 7.5
Peranan KUD Sumber Alam dalam Sistem Agribisnis KUD Sumber Alam merupakan lembaga perekonomian yang sangat
berperan dalam membantu masyarakat memperoleh permodalan. Dalam usahanya 114
KUD Sumber Alam telah menyediakan saprotan bagi petani di daerah Kecamatan Dramaga dan kebutuhan lain yang bisa dimanfaatkan oleh anggota lain seperti gas elpiji dan air mineral. Tidak hanya itu, KUD menyediakan usaha simpan pinjam untuk membantu petani dalam memperoleh dana usahatani dan anggota lain dalam memenuhi kebutuhan lain seperti kebutuhan mendesak atau kebutuhan dana tambahan. KUD Sumber Alam memberikan pelayanan jasa seperti pembayaran rekening listrik dan telepon. KUD juga menyediakan sewa/kontrak pertokoan dan lapangan bagi semua anggota dan masyarakat sekitar. Hubungan kerjasama KUD Sumber Alam telah dilakukan baik hubungan secara internal maupun eksternal. Hubungan internal merupakan kerjasama internal pengurus, pengurus dengan karyawan, dan pengurus dengan anggota. Sedangkan hubungan eksternal merupakan hubungan kerjasama KUD dengan instansi Pembina yaitu Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor serta instansi lainnya seperti PUSKUD Jabar, PT. PLN cabang Bogor/PT. Raharja Sinergi Komunikasi, Distributor pupuk, PT. Telkom, Dekopinda Kabupaten Bogor dan perwakilan PUSKUD Kabupaten Bogor. Selain itu juga, KUD memberikan pelatihan dan penyuluhan terhadap kelompok tani, UKM, dan nasabah simpan pinjam. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan KUD Sumber Alam dalam melakukan perbaikan organisasi dan pelayanan terhadap anggota, namun tidak semua kegiatan dilakukan. Hal ini dilihat dari peran KUD terhadap petani maupun kelompok tani hanya terbatas pada penyediaan saprotan yaitu pupuk dan simpan pinjam. Pelatihan atau penyuluhan tidak dilakukan oleh KUD Sumber Alam. Keadaan seperti ini menunjukkan KUD sebagai lembaga ekonomi petani yaitu sebagai distributor sarana produksi pertanian dan layanan simpan pinjam. Selain itu juga,
lembaga ekonomi bagi anggota non petani dikarenakan pelatihan
terhadap UKM tidak dilakukan hanya pada nasabah simpan pinjam dalam hal cara melakukan pinjaman dan pengembaliannya. Hal ini tidak ada unsur sosial seperti kegiatan sosial terhadap anggota dalam bidang kesehatan pendidikan, serta bimbingan bagi anggota yang memiliki usaha.
115
KUD Sumber Alam sebagai lembaga sosial ekonomi harus dapat memberikan manfaat bagi anggotanya yaitu petani dan non petani. Manfaat yang dirasakan oleh anggota dapat menggambarkan peranan KUD terhadap anggotanya. Dari analisis manfaat sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh anggota petani dan non petani yang lebih tinggi terdapat pada manfaat ekonomi. Manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD kurang bahkan petani merasa kurang mendapat pelatihan atau penyuluhan. Sedangkan dilihat dari kinerja organisasi dan keuangan terjadi penguatan kelembagaan dengan penempatan karyawan dari anggota, penetapan harga berdasarkan anggota namun di sisi lain terjadi pemusatan keuangan. KUD melakukan penguatan aset keuangan yang dimiliki dengan meningkatkan tingkat penjualan dan peningkatan jasa bagi masyarakat Kecamatan Dramaga. Namun hubungan dengan anggota hanya terbatas pada usaha dan simpan pinjam. Hal ini menggambarkan anggota hanya sebagai pelanggan dan kurang terdapat kepemilikan dari anggota terhadap KUD. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran RAT yang dilakukan oleh KUD. Berdasarkan pendapat responden mengenai kegiatan KUD Sumber Alam dalam bidang agribisnis. Responden yang digunakan adalah petani yang berperan dalam kegiatan pertanian. Pendapat petani terhadap kegiatan yang dilakukan hanya sebatas penyediaan input produksi. Dari 31 responden tersebut menjawab hanya pada pembelian kegiatan atau interaksi dengan KUD. Bahkan manfaat pelatihan belum dirasakan anggota petani setelah menjadi anggota KUD.
116
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai partisipasi anggota dapat disimpulkan bahwa anggota berpartisipasi dikarenakan adanya manfaat social ekonomi. Manfaat sosial dan ekonomi anggota sedang menyebabkan partisipasi di KUD Sumber Alam sedang. Hal ini dikarenakan kurang terjalin komunikasi dengan anggota, kurang adanya pelatihan, dan barang-barang yang dijual di KUD masih terbatas serta lokasi yang jauh dengan lokasi anggota. Hubungan manfaat sosial ekonomi dengan partisipasi anggota KUD Sumber Alam adalah high moderately Associations. Hal ini menunjukkan tujuan KUD tercapai
namun
pelayanan masih kurang dilakukan terhadap kebutuhan atau kepentingan anggota, sehingga
berdampak
pada
partisipasinya
kurang.
Anggota
cenderung
berpartisipasi di dalam KUD dikarenakan adanya manfaat ekonomi yang diberikan KUD terutama pada kegiatan simpan pinjam. Manfaat dan partisipasi anggota dapat menunjukkan kinerja yang telah dilakukan KUD. Kinerja KUD Sumber Alam yang kurang baik dalam komunikasi dengan anggota, kurang jelasnya data keanggotaan, dan kegiatan usaha yang masih terbatas. Hanya jasa simpan pinjam yang baik dilakukan di dalam KUD. Berdasarkan pengukuran kinerja dengan PTP atau Development Leader Assesment (DLA) menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam berada pada kategori kinerja memuaskan bagi pihak manajemen dalam melaksanakan visi, kapasitas, dan sumber daya dimana kinerja dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, setiap pengurus melaksanakan tugasnya dan menetapkan kebijakan di KUD. Dari aspek keanggotaan kurang memuaskan bagi anggotanya dalam jaringan kerja. KUD Sumber Alam kurang melibatkan anggota dalam kegiatan organisasi dan usaha. Sehingga kurang adanya rasa kepemilikan anggota terhadap KUD. Hubungan terhadap anggota hanya terjadi kepuasaan pada bidang jasa pembayaran listrik, simpan pinjam, dan jasa perumahan. Hal ini mengakibatkan partisipasi anggota kurang bahkan jika terus berlanjut partisipasi anggota menjadi tidak ada. Padahal kemampuan dan partisipasi para anggota dalam menggerakkan koperasi dapat dijadikan sebagai pendorong berkembangnya koperasi. Semakin 117
banyaknya jumlah anggota KUD menyebabkan permodalan meningkat namun pelayanan masih kurang dilakukan. Kinerja KUD berdasarkan analisis rasio keuangan memiliki aset yang kuat. Aset KUD merupakan bangunan-bangunan seperti toko, lapangan sepak bola, dan perlengkapan kantor. Pengukuran aktivitas usaha pada KUD Sumber Alam tidak dilakukan dengan efektif dimana perencanaan pengembangan keuangan kurang sesuai dengan tujuan operasionalnya dalam memenuhi pelayanan anggota. Rasio-rasio aktivitas KUD berada di bawah standar yang baik. Artinya tidak efisiennya KUD Sumber Alam dalam menggunakan aset untuk melakukan penjualan. Penyediaan barang-barang yaitu saprotan, gas elpiji dilakukan kurang sesuai dengan permintaan konsumen. Barang-barang yang disediakan selalu melebihi permintaan konsumen dan mengakibatkan banyaknya stok akhir di KUD. Selain itu juga dapat dilihat dari rasio solvabilitas dengan adanya kemampuan KUD dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Rata-rata rasio solvabilitas berada di atas standar baik, namun kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek berdasarkan harta lancar masih belum bisa dilakukan oleh KUD. Hal ini dikarenakan pendapatan usaha kurang dapat memenuhi semua hutang jangka pendeknya. Kemudian dalam bidang usaha pada kemampuan KUD untuk menghasilkan SHU masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari Return On Investment (ROI), return on net worth ratio, dan operating margin ratio masih kurang pada standar yang baik. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam belum optimal dari sisi laba operasi yang dihasilkan karena besarnya HPP dan stok akhir masih banyak Berdasarkan indeks jatidiri model Daniel Cote berada pada jatidiri lemah dan persaingan usaha lemah. Hal ini dikarenakan kurang adanya partisipasi anggota dalam kegiatan KUD Sumber Alam dan upaya KUD Sumber Alam lebih memfokuskan pada pelayanan jasa, pendidikan, dan jasa perumahan dari bantuan pemerintah. Penyediaan barang agribisnis dan non agribisnis hanya berdasarkan kebutuhan anggota dan tingginya tingkat persaingan di pasar. Sehingga kegiatan usaha KUD tidak mengundang persaingan. Hal ini dilihat dari penyediaan barang hanya dilakukan di gudang KUD. Dari kinerja tersebut dapat mempengaruhi
118
peranan KUD terutama dalam bidang agribisnis masih dalam penyediaan input dan pemberian pinjaman usahatani. 2. Saran Beberapa saran sebagai bahan pertimbangan manajemen KUD dalam upaya meningkatkan kinerja dan kualitas manajemen KUD, direkomendasikan beberapa alternatif pengembangan antara lain : 1.
Meningkatkan partisipasi anggota dengan pelayanan dan komunkasi yang sesuai dengan apa yang diinginkan anggota.
2.
Meningkatkan kinerja KUD dengan melakukan administrasi anggota. Hal dimaksudkan untuk mempermudah pengurus KUD dalam mendata anggota KUD, mencatat transaksi anggota, dan pemberian informasi secara teratur.
3.
Meningkatkan manfaat ekonomi dan sosial dengan memberikan fasilitas penjualan hasil kerajinan anggota, kebutuhan rumah tangga, dan kebutuhan saprotan yang dibutuhkan oleh petani seperti bibit dan benih..
4.
Meningkatkan penjualan ke berbagai tempat terhadap barang-barang yang disediakan KUD agar anggota dapat mudah memperolehnya dan anggota aktif melakukan pembelian di KUD.
119
DAFTAR PUSTAKA Djohan, Djabaruddin.2010. Penerapan Jatidiri Koperasi www.semcda.com [Diakses tanggal 28 April 2010].
di
Indonesia.
Ginting, Imelda Ryani.2003. Analisis Keragaan Koperasi Kredit dan Tingkat Partisipasi Anggota Studi Kasus Koperasi Kredit Sejahtera, Cibinong, Kabupaten Bogor. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hastuti dan Supadi. 2005. Aksesibilitas Masayarakat Terhadap Kelembagaan Pembiayaan Pertanian di Pedesaan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor. Hendar dan Kusnadi. 2002. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Edisi Revisi 2002. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Hendrojogi. 2000. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek, Edisi Revisi 2000. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Himpuni, Okwan. 2009. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ima Suwandi, 1985, Koperasi : Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, Jakarta ; Bhratara Karya Aksara. Karo-Karo, Esron Persadaan. 2003. Analisis Kinerja dan Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Krisnamurthi, Bayu. 1998. Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha Koperasi Unit Desa di Jawa Barat. [Disertasi]. Bogor. Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. KUD Sumber Alam. 2009. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 20082009. KUD Sumber Alam. Bogor. 2010. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2009-2010. KUD Sumber Alam. Bogor. Kuswandi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Mahmud, S, Prof, Dr. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi dan Koperasi. PT. Intermasa. Banda Aceh.
120
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES. Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta. Mulyono, Sri. 1998. Statistika Untuk Ekonomi, Edisi Revisi 1998. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Nasution, Muslimin. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri. IPB Press. Bogor. Nazir, Moh.1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Ninik Widiyanti, 1991, Manajemen Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta Prihartono. 2009. Kelembagaan Pedesaan Agribisnis. Kajian Kebijakan dan Sosial Ekonomi Tentang Ketahanan Pangan pada Komunitas Desa Rawan Pangan di Jawa).[Laporan Akhir]. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor Puspasari, Siti Leny. 2000. Analisis Keragaan Koperasi dan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Giri Tani. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rachmawati, N. 2003. Analisis Usaha Koperasi Unit Desa Sebagai Organisasi Perekonomia Pedesaan (Studi Kasus KUD Sumber Alam Dramaga Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Rasmussen, EA. 1975. Finasial Management in Co-operative Enterprise. Saskatchewan : Co-operative College of Canada. Sagiman, MD. 1984. Koperasi Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta. Sahnan.2010. Koperasi Sebagai Sokoguru Ekonomi. http//www.smecda.com [Diakses tanggal 28 April 2010].
Jurnal
1.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Siegel, Sidney. 1994. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sitio dan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga.
121
Situs Resmi Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. 2010. http//www.depkop.go.id [Diakses tanggal 21 April 2010]. Soedjono Ibnoe. 2007. Membangun Koperasi Mandiri dalam Koridor Jatidiri. Jakarta :LSP-ISC. Sulistyo. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Usaha (Studi kasus : Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah). [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Kelima. Literata Lintas Media. Jakarta. Sumarti, Titik, dkk.2008. Model Pemberdayaan Petani dalam Mewujudkan Desa Mandiri dan Sejahtera (Kajian Kebijakan dan Sosial Ekonomi Tentang Ketahanan Pangan pada Komunitas Desa Rawan Pangan di Jawa).[Laporan Akhir]. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Umar, Husen. 2004. Riset Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi, Edisi Revisi dan Perluasan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wirasasmita R. A. Rivai, Dr, SE, MS. et al. 2003. Manajemen Koperasi. Pionir Jaya. Bandung. Yuwono, S. Et al. 2006. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
122
LAMPIRAN
123
Lampiran 1 .Indikator-indikator Variabel Uraian
Variabel
Manfaat
Hubungan kebersamaan dengan anggota
sosial
Keterangan dan bobot nilai
Hubungan baik dengan pengurus dalam pembelian dan jasa
Fasilitas/pelayanan
Pelatihan /bimbingan
Manfaat ekonomi
Pendapatan SHU
Kemudahan Saprotan
memperoleh
Harga Saprotan obat-obatan)
(pupuk,
Kemudahan memperoleh gas
- Puas (3) = adanya hubungan kerjasama yang tinggi antar anggota, yang dilihat adanya interaksi pada saat RAT dan kegiatan lain seperti rapat bulanan anggota atau bakti sosial. - Kurang puas (2) = kerjasama kadang-kadang dilakukan hanya terbatas saat RAT - Tidak puas (1) = tidak ada hubungan kerjasama atau personal member. - Puas (3)= hubungan yang sangat baik dengan pengurus KUD, dengan adanya hubungan interaksi dan kerjasama yang adil. - Kurang puas (2) = hubungan hanya sebagai pelanggan dalm pembelian dan jasa kurang adanya kerjasama. - Tidak puas (1) = tidak ada hubungan pembelian dan jasa dengan pengurus - Puas (3)= adanya fasilitas/pelayanan sesuai dengan yang diinginkan anggota dan kebutuhan anggota banyak tersedia di KUD. - Kurang puas (2) = kurang adanya fasilitas/pelayanan dengan yang diinginkan anggota dan kurang tersedia di KUD. - Tidak puas (1) = tidak adanya fasilitas/pelayanan yang dilakukan oleh KUD. - Puas (3) = pelatihan yang dilakukan KUD dilakukan secara rutin dan materi sesuai - Kurang puas(2) = pelatihan atau pembinaan tidak dilakukan secara rutin bahkan materi kurang sesuai dengan keinginan - Tidak puas (1) = tidak pernah adanya pelatihan atau pembinaan - Puas (3) = pendapatan SHU meningkat dari tahun sebelumnya setelah menjadi anggota dan sesuai dengan aktivitasnya di KUD - Kurang puas (2) = pendapatan SHU samadengan tahun sebelumnya setelah menjadi anggota dan yang diterima kurang sesuai dengan aktivitas - Tidak puas (1) = SHU yang diterima tidak sesuai dengan aktivitas anggota - Puas (3)= mudah memperolehnya dan KUD selalu menyediakan saprotan. - Kurang puas (2) = tidak terlalu mudah dan KUD kadang-kadang menyediakan saprotan saat diperlukan - Tidak puas (1)= sulit mendapatkannya dan KUD tidak pernah menyediakan saprotan - Puas (3)= harga yang ditawarkan lebih murah dari harga pasar - Kurang puas (2) = harga sama dengan harga pasar - Tidak puas (1)= harga saprotan lebih mahal dari harga pasar - Puas (3)= lokasi penjualan lebih dekat dengan
124
elpiji
Harga elpiji yang ditawarkan
Kemudahan memperoleh air mineral (Aqua dan Prima)
Harga air ditawarkan
mineral
yang
Kemudahan pinjaman
Keringanan bunga pinjaman
Partisipasi Kehadiran dalam RAT
Memberikan saran saat RAT
Membeli saprotan (pupuk,obat-obatan)
anggota dan KUD sering menyediakan - Kurang jauh (2) = lokasi penjualan tidak begitu jauh dari anggota dan kadang-kadang KUD menyediakan - Tidak puas (1) = lokasi penjualan jauh dari tempat anggota dan KUD jarang bahkan tidak menyediakan - Puas (3)= lebih murah dari harga pasar - Kurang puas (2) = harga sama dengan harga pasar - Tidak puas (1)= harga lebih mahal dari harga pasar - Puas (3)= lokasi penjualan lebih dekat dari anggota dan mudah memperolehnya. - Kurang puas (2) = lokasi penjualan tidak begitu jauh dan tidak terlalu mudah mendapatkannya. - Tidak puas (1)= lokasi penjualan jauh dari anggota dan KUD jarang bahkan tidak mudah memperolehnya - Puas (3)= harga lebih murah dari pasar - Kurang puas (2) = harga sama dengan harga pasar - Tidak puas (1) = harga lebih mahal dari harga pasar - Puas (3) = persyaratan melakukan pinjaman lebih mudah - Kurang puas (2) = persyaratan melakukan pinjaman cukup mudah - Tidak puas (1) = persyaratan melakukan pinjaman sangat sulit - Puas(3) = bunga pinjaman kurang dari bunga bank - Kutang puas (2) = bunga pinjaman sama dengan bunga bank - Tidak puas (1) = bunga pinjaman diatas bunga bank Partisipasi organisasi - Aktif (3) = selalu mengikuti Rapat Anggota Tahunan (RAT) selama menjadi anggota (>2 tahun) - Kurang aktif (2) = tidak selalu mengikuti RAT - Tidak aktif (3) = tidak pernah mengikuti RAT - Aktif (3) = selalu memberikan saran saat RAT - Kurang aktif (2) = tidak selalu memberi saran saat RAT - Tidak aktif (1) = tidak pernah memberikan saran saat RAT Partisipasi Usaha - Aktif (3) = selalu membeli saprotan ke KUD - Kurang aktif (2) = tidak selalu membeli saprotan ke KUD - Tidak aktif (1) = tidak pernah membeli saprotan
125
Membeli air mineral, gas elpiji Melakukan pinjaman
Membayar simpanan wajib
Membayar simpanan pokok
Membayar simpanan sukarela
- Aktif(3) = selalu membeli ke KUD - Kurang aktif (2) = tidak selalu membeli air mineral dan gas ke KUD - Tidak akrif (1) = tidak pernah membeli - Aktif (3)= selalu melakukan pinjaman di KUD - Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan pinjaman di KUD - Tidak aktif (1) = belum pernah/jarang melakukan pinjaman Partisipasi Permodalan - Aktif (3)= selalu melakukan simpanan wajib - Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan simpanan wajib - Tidak aktif (1) = belum pernah melakukan simpanan wajib - Aktif (3) = selalu melakukan simpanan pokok - Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan simpanan pokok - Tidak aktif (1) = belum pernah melakukan simpanan pokok - Aktif (3) = selalu melakukan simpanan sukarela - Kurang aktif (2) = tidak selalu melakukan simpanan sukarela - Tidak aktif (1) = belum pernah melakukan simpanan sukarela
126
Lampiran 2. Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan No Indikator Nilai A VISI 1 Pemerataan pemanfaatan anggota 1-5 2 Keefektifan komunikasi dengan anggota 1-5 3 Komitmen terhadap pengembangan bisnis 1-5 4 Kefektifan kepemimpinan dan manajemen 1-5 pengurus 5 Komitmen terhadap pengembangan sosial 1-5 6 Keefektifan rencana strategik 1-5 7 Mekanisme penyelesaian sengketa 1-5 Sub total Dari 35 B KAPASITAS 8 Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi 1-5 9 Retensi (dipertahankannya) tenaga staf 1-5 10 Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staf 1-5 11 Pelatihan tenaga staf 1-5 12 Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya1-5 biaya 13 Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 1-5 14 3 tahun laporan audit 1-5 15 Pemberian pelayanan kepada anggota 1-5 Sub total Dari 40 SUMBER DAYA 16 Kecukupan modal (M) 1-5 17 Pertumbuhan asset (T) 1-5 18 Manajemen asset (P) 1-5 19 Kebijakan perkreditan (Tg) 1-5 Sub total Dari 40 D JARINGAN KERJA Angka dihitung dua kali 20 Kebijakan anggaran/fiscal 1-5 21 Hubungan dengan organisasi puncak 1-5 22 Hubungan dengan pihak lain 1-5 Sub total Dari 20/35
127
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Untuk Anggota KUD Sumber Alam
KUESIONER PENELITIAN
Nama saya Ulpah Jakiyah, mahasiswa Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul “Tingkat Partisipasi Anggota dan Analisis Kinerja Keuangan dengan Analisis Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam”. Saya mengharapkan kerjasama Bapak/Ibu untuk berkenan mengisi kuesioner ini. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan hal yang sangat bermanfaat dan akan dijaga kerahasiaannya serta dipergunakan untuk kepentingan akademik dan manajemen KUD Sumber Alam. Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih. Mohon menyilang (X) salah satu pilihan dan mengisi titik-titik dengan jawaban yang sesuai. Data Responden : Nomor Responden : ……………………………………………………………… Nama : ……………………………………………………………… Jenis Kelamin : ……………………………………………………………… Umur : ……………………………………………………………… Status pekerjaan : ……………………………………………………………… Unit Kerja : ……………………………………………………………… Lama Menjadi anggota : …………………………………………………………… KUD Sumber Alam merupakan koperasi yang memiliki berbagai unit usaha diantaranya unit usaha perdagangan, unit usaha simpan pinjam, dan unit usaha jasa. Usaha perdagangan KUD Sumber Alam meliputi penjualan saprotan (pupuk, obat-obatan), pakan ikan, air mineral, oli, dan gas elpiji. Untuk usaha jasa terdiri dari jasa kelistrikan, jasa Telkom, dan jasa perumahan. Selain itu, usaha simpan pinjam meliputi KUT (Kredit Usaha Tani), dan kredit lainnya. Aktivitas yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam sebagai berikut antara lain : rapat dan 128
pertemuan, hubungan kerjasama terhadap berbagai intansi, pelayanan pendidikan, dan bantuan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan adanya manfaat yang dirasakan oleh anggota yaitu manfaat sosial dan manfaat ekonomi baik petani maupun non petani.
Manfaat Sosial untuk Petani dan Non Petani 1. Apakah anda merasakan adanya hubungan baik atau kerjasama dengan sesama anggota,? a. Tidak merasakan. Alasan ……………………………………………… b. Kurang merasakan. Alasan ……………………………………………. c. Merasakan. Alasan ……………………………………………………. 2. Apakah anda merasakan hubungan baik dengan pengurus KUD Sumber Alam? a. Tidak merasakan. Alasan ……………………………………………… b. Kurang merasakan. Alasan ……………………………………………. c. Merasakan. Alasan …………………………………………………….. 3. Apakah anda sering mendapat pembinaan atau pelatihan dari KUD Sumber Alam? a. Tidak pernah. Alasan ………………………………………………….. b. Kadang-kadang. Alasan ………………………………………………. c. Sering. Alasan …………………………………………………………. 4. Bagaimana pelayanan atau fasilitas yang disediakan oleh KUD? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan …………………………………………………... c. Puas. Alasan …………………………………………………………… Manfaat Ekonomi Untuk Petani 1. Apakah anda merasakan adanya kemudahan memperoleh saprotan, air mineral, dan gas elpiji disediakan KUD Sumber Alam ? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………... 2. Apakah anda merasakan adanya penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KUD ? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………... 3. Bagaimana harga pupuk yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………… 4. Bagaimana harga obat-obatan yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan …………………………………………………..
129
c. Puas. Alasan …………………………………………………………... 5. Apakah anda merasakan adanya kemudahan memperoleh pinjaman ? a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan ………………………………….. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ……………………………… c. Merasakan/puas. Alasan ………………………………………………. 6. Apakah anda merasakan adanya keringanan bunga pinjaman serta jangka pengembaliannya terhadap angsuran pinjaman ? a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan ………………………………….. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ……………………………… c. Merasakan/puas. Alasan ………………………………………………. Manfaat Ekonomi untuk Non Petani 1. Apakah adanya kemudahan memperoleh air mineral dan gas elpiji yang disediakan oleh KUD? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………... 2. Apakah anda merasakan adanya penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KUD? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan …………………………………………………………... 3. Bagaimana harga air mineral yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang puas. Alasan ………………………………………………….. c. Puas. Alasan ………………………………………………………….. 4. Bagaimana harga gas elpiji yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam? a. Tidak puas. Alasan …………………………………………………… b. Kurang puas. Alasan …………………………………………………. c. Puas. Alasan ………………………………………………………….. 5. Apakah anda merasakan adanya kemudahan memperoleh pinjaman ? a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan ………………………………….. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ………………………………. c. Merasakan/puas. Alasan ………………………………………………. 6. Apakah anda merasakan adanya keringanan bunga pinjaman serta jangka pengembaliannya terhadap angsuran pinjaman ? a. Tidak merasakan/tidak puas. Alasan …………………………………. b. Kurang merasakan/kurang puas. Alasan ……………………………… c. Merasakan/puas. Alasan ……………………………………………… Partisipasi Anggota Petani 1. Bagaimana kehadiran anda pada RAT yang diadakan oleh KUD Sumber Alam ? a. Tidak aktif. Alasan …………………………………………………… b. Kurang aktif. Alasan …………………………………………………. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………. 2. Apakah dalam setiap RAT anda aktif memberikan saran atau masukan? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan …………………………………………………..
130
c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 3. Apakah anda selalu membeli Saprotan (pupuk dan obat-obatan) ke KUD Sumber Alam? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 5. Apakah anda aktif membayar simpanan wajib? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………. 6. Apakah anda aktif membayar simpanan sukarela? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 7. Apakah anda sering melakukan pinjaman ke KUD Sumber Alam ? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. Partisipasi Anggota Non Petani 2. Bagaimana kehadiran anda pada RAT yang diadakan oleh KUD Sumber Alam ? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 3. Apakah dalam setiap RAT anda aktif memberikan saran atau masukan? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 4. Apakah anda selalu membeli air mineral dan gas elpiji ke KUD Sumber Alam? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 8. Apakah anda aktif membayar simpanan wajib? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 9. Apakah anda aktif membayar simpanan sukarela? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan ………………………………………………………….. 10. Apakah anda sering melakukan pinjaman ke KUD Sumber Alam ? a. Tidak aktif. Alasan ……………………………………………………. b. Kurang aktif. Alasan ………………………………………………….. c. Aktif. Alasan …………………………………………………………..
131
Tanggapan Jatidiri KUD 1. Menurut Anda apakah adanya kebebasan dalam mengeluarkan di dalam KUD ? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………………… 2. Menurut Anda apakah terdapat hubungan pemilik dan pelanggan di dalam KUD? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………………… 3. Menurut Anda apakah pembagian SHU telah dilakukan secara adil oleh KUD? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………………… 4. Menurut Anda apakah cadangan yang tidak dibagi sesuai dengan kesepatan anggota? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan ……………… 5. Menurut Anda apakah di dalam KUD terdapat unsur perbedaan dalam memberikan pelayanan? [ ] Ya [ ] Tidak Alasan …….. Saran : 1. Menurut pendapat Anda apa yang harus dilakukan KUD agar tetap berkembang?……………………………………………………………… 2. Manfaat apa saja yang belum Anda dapatkan setelah menjadi anggota KUD Sumber Alam? ……………………………………………………………. 3. Alasan Anda menjadi anggota KUD Sumber Alam ? ……………………..
132
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian Untuk Kinerja KUD Sumber Alam KUESIONER KINERJA KUD SUMBER ALAM
Atribut
Uraian
VISI
5
Integritas anggota Sangat adil = Tidak ada berpartisipasi perbedaan golongan, dan ada keadilan perwakilan serta partisipasi dalam keanggotaan, pengurus, dan manajemen
4
3
2
1
Adil = Ada persyaratan khusus untuk melibatkan anggota dalam partisipasi dan perwakilan dalam kepengurusan
Campuran = Ada beberapa partisipasi dari berbagai kalangan dan kedudukan bertanggung jawab dalam manajemen
Tidak adil = Hanya sedikit partisipasi anggota dalam memperoleh kedudukan dan perwakilan
Sangat tidak adil = Partisipasi adalah pengecualian sehingga kesadaran kecil terhadap masalah
Komunikasi
Sangat efektif = semua Efektif = berbagai informasi dapat informasi disampaikan disampaikan kepada kepada anggota namun seluruh anggota tidak selalu disebarkan
Campuran = anggota diberi informasi, tidak teratur, dan tidak semua informasi disebarkan
Tidak efektif = anggota merasa perlu untuk memperoleh informasi
Sangat tidak efektif = anggota tidak di beri informasi. Informasi tidak ada atau sengaja ditahan
Komitmen terhadap perkembangan KUD
Sangat tinggi = memiliki secara tertulis tujuan ekonomi dan berorientasi bisnis, sasaran berdasarkan kinerja yang
Campuran = tidak ada tujuan yang tertulis, tapi kegiatan-kegiatan selalu
Rendah = tidak ada tujuan tertulis, dan bisnis jarang didiskusikan
Sangat rendah = tidak ada fokus tujuan terhadap masalah
Tinggi = memiliki tujuan secara tertulis,tetapi tujuan tersebut tidak selalu diimplementasikan
133
telah diimplementasi dan dan dievaluasi dievaluasi
didiskusikan, dan jarang keterlibatan dengan anggota
Komitmen terhadap perkembangan sosial
Sangat tinggi = memiliki sasaran sosial secara tertulis yang berorientasi komunitas dan lingkungan, implementasi dan evaluasi
Tinggi = tujuan sosial secara tertulis yang berorientasi komunitas, tetapi tujuan tidak selalu diimplementasikan dan beberapa anggota terlibat
Campuran = tujuan sosial tidak tertulis, tetapi kegiatankomunitas didiskusikan dan ada keterlibatan anggota
Rendah = tidak ada tujuan tertulis, jarang didiskusikan dan tidak ada partisipasi kegiatan komunitas
Sangat rendah = tidak ada kegiatan yang berorientasi sosial
Keefektifan manajemen organisasi KUD
Sangat efektif = peran uraian jabatan-jabatan jelas, setiap kebijakan diimplementasikan
Efektif = ada peran yang jelas, uraian jabatan kebijakan jelas, tapi hanya sementara dan tidak selalu mencerminkan keragaman anggota
Campuran = peran jelas, tidak ada kebijakan setiap jabatan.hanya beberapa panitia yang aktif, pembaharuan pengurus tidak dilakukan dan ada perputaran anggota
Tidak efektif = hanya pengurus berfungsi, tidak ada kebijakan dan uraian jabatan, dikendalikan oleh sedikit anggota
Sangat tidak efektif = tidak ada panitia aktif, pengurus bekerja atas dasar ad hoc. Kepemimpinan didominasi satu orang
Perencanaan strategic
Sangat efektif = visi jangka panjang dengan analisa keuangan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ke depan
Efektif = memiliki rencana strategik yang dikembangkan dengan baik untuk dikemudian
Campuran = rencana strategik memiliki kelemahan, hanya berfokus pada
Tidak efektif = rencana jangka pendek dan terbatas lingkupnya, serta
Sangat tidak efektif = rencana dadakan sesuai keinginan pemimpin, 134
Mekanisme penyelesaian masalah/sengketa
KAPASI Struktur organisasi TAS
Retensi tenaga staf
serta partisipasi anggota hari diperlukan untuk menghasilkan kualitas output
penguatan struktur hanya dilakukan dikembangkan organisasi oleh pengurus dan oleh pemimpin manajemen dan berorientasi pada input
Sangat baik = mekanisme penyelesaian sengketa tertulis dalam anggaran dasar, telah dimanfaatkan, dan dapat dijangkau oleh anggota
Baik = mekanisme penyelesaian sengketa tertulis, terjangkau oleh anggota, tapi tidak dalam anggaran dasar dan belum digunakan
Adil = mekanisme penyelesaian sengketa tidak dikodifikasikan (peraturan) namun telah digunakan dengan adil
Buruk = mekanisme penyelesaian sengketa tidak dikodifikasikan, tidak memadai, atau tidak berdasarkan aturan
Sangat buruk = tidak memiliki mekanisme penyelesaian sengketa
Sangat tinggi = staf Tinggi = struktur tidak memenuhi persyaratn kompleks seperti yang baik, dan struktur seharusnya dirancang melayani anggota
Campuran = Sementara staf memenuhi persyaratan, akan melayani anggota, koperasi memiliki daya hidup secara marjinal
Rendah = beberapa staf memenuhi persyaratn tetapi tidak memungkinkan koperasi bertahan hidup
Sangat rendah = staf tidak memiliki pesyaratan, serta kekosongan struktur yang signifikan
Sangat tinggi = semua manajer senior bertahan, bekerja dan memberikan laporan memuaskan
Campuran = ada beberapa yang bertahan, tetapi ada kepuasan yang berlaku diantara
Rendah = terjadi beberapa perubahan karena ada permasalahan hubungan dengan
Sangat rendah = banyak perubahan kerna adanya hubungan yang tidak baik anatar
Tinggi = pergantian staf terbatas dan sedikit ketegangan antar pengurus/panitia/staf
135
pengurus/ panitia anggota senior Syarat-syarat Sangat memuaskan = pelayanan bagi kontrak tertulis, anggota penghasilan yang baik, staf puas
Pelatihan staf
Memuaskan = kontrak tertulis, penghasilan data disetujui, tetapi tidak semua staf puas
tenaga Sangat cukup = rencana Cukup = rencana pelatihan untuk staf, pelatihan ada tetapi anggota pengurus dan dana tidak cukup anggota-anggota diimplementasikan dengan dana koperasi
Langkah Sangat efektif = ada bukti ,teknologi untuk sistematik koperasi telah mengurangi biaya memulai upaya meminimalisir biaya
Efektif = tidak ada bukti sistematik, tetapi beberapa langkah telah diambil menekan biaya
pengurus/panitia
pengurus/anggota
pengurus/anggota
Campuran = kondisi-pandangan berbada di antara staf
Tidak memuaskan = kontrak tertulis, penghasilan rendah, dan tidak merasa puas
Sangat tidak memuaskan = tidak ada kontrak tertulis, penghasilan rendah, dan tidak memuaskan
Campuran = ada Tidak cukup = kesadaran mengakui adanya kebutuhan pelatihan pelatihan tetapi terhadap staf tidak ada upaya namun hanya sistematik dari menanggapi KUD kesempatan yang tesedia di luar
Sangat tidak cukup = rencana pelatihan sangat lemah, dan tidak ada prakarsa dari organisasi
Campuran = tindakan-tindakan diambil tapi hasilnya tidak jelas
Sangat tidak efektif = tidak ada studi dan tidak ada tindakan yang di ambil
Tidak efektif = tidak pernah dilakukan langkah, tetapi dipaksa oleh pihak luar untuk menekan biaya
Sistem-sistem Dipelihara dengan sangat Dipelihara dengan Campuran = Tidak dipelihara Dipelihara sangat operasi dan baik = pengendalian bagi baik = pengendalian catatan berbeda dengan baik = buruk = catatan
136
pengaturan keuangan
semua kegiatan diurus dengan benar, infomasi mudah diperoleh, transaksi usaha anggota dengan koperasi dicatat seluruhnya, dipelihara dengan sangat baik dan tepat waktu
internal diurus dengan benar, gambaran umumnya suram, transaksi usaha anggota dengan koperasi di catat tetapi tidak tepat waktu
dalam kualitas selama lima tahun terakhir. Sebagian transaksi anggota dengan koperasi tidak semuanya dicatat
catatan tidak up to date , hanya sebagian kecil transaksi anggota dicatat dan kurang dipelihara
tidak diurus dengan baik serta tidak ada catatan tentang transaksi anggota dengan koperasi
laporan Sangat dapat diterima = buku diaudit secara benar pada waktunya setiap tahun oleh auditor professional
Dapat diterima = buku diaudit dengan benar tetapi tidak selalu tepat waktu
Campuran = laporan campur aduk, tapi ada bukti untuk perbaikan
Tidak dapat diterima = bukubuku diaudit tetapi rata-rata tertunda satu tahun atau lebih
Sangat tidak dapat diterima= terlambat secara terus menerus untuk dua tahun atau lebih
Pemberian Menurut kepentingan Pelayanan menurut Bebrapa pelayanan Sedikit melayani pelayanan kepada anggota dan pasar dan sebagian menguntungkan yang anggota menguntungkan.= menguntungkan menguntungkan pelayanan dengan analisa pasar dan menguntungkan bagi anggota
Pengembalian minimal dari biaya-biaya tetap. Pelayanan yang diberikan terbatas
3 tahun audit
SUMBER DAYA
Kecukupan modal
Permodalan kuat = asset Permodalan cukup = Permodalan jauh melebihi kewajiban asset sedikit melebihi kurang (M>20%) kewajiban (M>5%) kewajiban melebihi
Permodalan tidak Permodalan nyat= cukup = nayat kurang + kewajiban jauh hubungan anta set asset melebihi asset dengan kewajiban
137
(M<5%)
JARING AN
(M<-25%)
tidak diketahui
Pertumbuhan Aset Pertumbuhan positif Pertumbuhan positif Pertumbuhan statis Pertumbuhan (3 tahun terakhir) tinggi = secara terus rata-rata untuk tiga tetapi asset tidak negative akibat menerus 5% setiap tahun tahun susut inflasi rata-rata selama tiga tahun selam tiga tahun
Pertumbuhan negative tinggi secara terus menerus 5 % negative akibat inflasi
Manajemen asset
Dikelola dengan sangat baik = ekuiti positif, SHU positif, dan dipenuhi cadangan modal tiga tahun
Dikelola dengan baik = ekuiti positif, SHU statis atau sedikit negative (0-3%), dipenuhi cadangan modal
Campuran = ekuiti statis (+/-), SHU negative (0-3%), dipenuhi cadangan modal
Dikelola dengan buruk = ekuiti dan SHU negative karena inflasi (lebih dari -3 %)
Sangat buruk = ekuiti dan SHU nyata-nyata negatif (-10% atau lebih)
Kebijakan perkreditan
Sangat efektif = jelas, kebijakan tertulis sebagai pedoman keputusan alokasi kredit, keamanan, dan kapasitas untuk untuk pembayaran kembali. Secara bulanan memonitor kinerja keuangan dan tingkat tunggakan <5 %
Efektif = kebijakan ada. Tindak lanjut terhadap tunggakan. Tingkat tunggakan 5%-7%
Campuran standar ada, ta[I diikuti tertib. lanjutnya memadai, tunggakan 10%
Tidak efektif = panitnya kredit betemu, membuat keputusan tanpa kebijakan yang jelas, sedikit atau tidak ada tindak lanjut.tingkat tunggakan >10 %
Sangat tidak efektif = tidak ada kebijakan yang pasti. Panitnya kredit tidak ada atau tidak berfungsi, tingkat tunggakan >15%
Kebijakan
Tidak ada peraturan = Sebagian besar tidak Agak tidak ada Sebagian besar Sepenuhnya manajemen memiliki ada peraturan = peraturan = tingkat ada peraturan = peraturan
= praktek tidak secara Tindak tidak tingkat 7%-
138
ada =
KERJA
anggaran fiskal
wewenang untuk menetapkan tingkat bunga, harga dan sebagainya, diatur oleh prinsip umum dari anggota
Hubungan dengan Pemerintah mengatur dan organisasi puncak berkonsultasi mengenai usul amandemen UUdan peraturan-peraturan
kebijakan bunga, ditetapkan pengurus berkonsultasi anggota
tingakt harga, oleh dengan kepada
bunga dan harga ditetapkan secara nasional. Pengurus menentukan kebijakankebijakan berdasarka model yang diberikan gerakan koperasi
kebijakan tingkat suku bunga dan harga ditentukan dalam rapat tahunan
Pemerintah memonitor secara ketat dan menerima pendapatpendapat yang diberikan dan mempertimbangkan
Pemerintah sangat berkepentingan dan seringkali memberikan saran mengenai kegiatan operasional
Wakil pemerintah Wakil pemerintah duduk dalam mendominir kepengurusan dan kepengurusan secara aktif berpartisipasi
Hubungan dengan Berbagi pengalaman Berbagi pengalaman = pihak lain secara bebas dengan. dengan dukungan Terlibat dalam alih mitra kerja/pembinaan keterampilan dan mengakui adanya saling ketergantungan
semua kbijakan tingkat suku bunga dan harga diatur secara ketat oleh konstitusi atau UU
Kemitraan Kemitraan lemah Tergantung pada seimbang = = memiliki donor. Mentalitas memberikan kesulitan penerima manfaat bersama menerima tanggung jawab
139
Lampiran 5. Reliabilitas Partisipasi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Statistics for Mean Scale 15.1667
Variance 6.0057
Std Dev 2.4507
N of Variables 7
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted Kehadiran Saran RAT PEMB.AIR PEMB.GAS PINJAMAN SIMP.WAJIB SIMP.SUKARELA
Scale Variance if Item Deleted
12.5667 13.5333 13.4000 13.3333 12.6000 12.4000 13.1667
Reliability Coefficients Alpha = .7619
4.5989 4.5333 4.1793 4.4368 4.6621 4.7310 4.9713
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
.4511 .3601 .6470 .5759 .5006 .5823 .3239
Alpha if Item Deleted
.2954 .2194 .6603 .6271 .3128 .4537 .3120
.7390 .7667 .6944 .7125 .7290 .7184 .7636
7 items
Standardized item alpha = .7722
Lampiran 6. Reliabilitas Manfaat Sosial Non Petani KUD Sumber Alam R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted Hub. Pengurus Hub. Sesama Pelatihan Pelayanan
5.6774 6.0968 6.0968 6.5161
Scale Corrected Variance Itemif Item Total Deleted Correlation 1.4258 1.7570 2.2237 1.7247
.6415 .4951 .4341 .5997
Squared Alpha Multiple if Item Correlation Deleted .4917 .2812 .2141 4543
.6131 .7032 .7355 .6415
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients 4 items Alpha = .7394
Standardized item alpha = .7414
140
Lampiran 7. Manfaat Ekonomi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
13.8065 13.6774 13.4516 12.7419 13.6129 13.5484 13.0323
Reliability Coefficients N of Cases = 31.0 Alpha = .8676
Scale Variance if Item Deleted 8.1613 7.0258 7.0559 9.3978 6.9118 7.1892 8.7656
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.6482 .7598 .6916 .4785 .7967 .7165 .4636
.8493 .8312 .8434 .8721 .8251 .8382 .8697
N of Items = 7
Lampiran 8. Reliabilitas Partisipasi Anggota Petani KUD Sumber Alam
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Statistics for Scale
Mean 11.8333
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted KHDR.RAT SARAN RAT PEMB.PUK PEMB.OBAT SIMP.WAJIB SIMP.SUKA
9.7000 10.1667 9.5667 9.9000 9.6000 10.2333
Variance 5.1092
N of Std Dev 2.2604
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
3.1138 3.5230 3.8402 4.1621 4.2483 3.3575
.6366 .6273 .4888 .4059 .3811 .5996
Variables 6
Squared Multiple Correlation
Alpha if Item Deleted
.5268 .5054 .4809 .4482 .4584 .5633
.7106 .7145 .7498 .7677 .7725 .7206
Reliability Coefficients 6 items Alpha = .7753 Standardized item alpha = .7694
141
Lampiran 9. Reliabilitas Manfaat Sosial Anggota Petani KUD Sumber Alam R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemSquared Total Multiple Correlation Correlation
HB.PENGU 5.7000 .8379 .5032 .3378 HB. SESAMA 6.1667 1.3851 .3736 .2539 PELAYANAN 5.8333 1.2471 .3906 .2851 PELATIHAN 6.3000 1.2517 .3769 .2964 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients Alpha = .6189
Alpha if Item Deleted .4733 .5751 .5558 .5647
4 items
Standardized item alpha = .6252
Lampiran 10. Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Petani KUD Sumber Alam R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pendapatan KMDH.pupuk KMDH.obat KMDH.PNJ Harga pupuk Harga obat Bunga Pinj
13.8667 13.6667 13.8333 13.0333 13.6000 13.7000 13.5000
Reliability Coefficients Alpha = .8307
Scale Corrected Variance ItemAlpha if Item Total if Item Deleted Correlation Deleted 6.6023 5.6092 5.6609 6.4471 4.8000 5.3207 6.6724
.5420 .6203 .6820 .6150 .7490 .6096 .3405
.8181 .8007 .7909 .8100 .7770 .8052 .8405
N of Items = 7
142
lampiran 11. Korelasi Manfaat Sosial Non Petani dengan Tingkat Partisipasi Correlations
MANFAAT ORGANISASI Correlation 1.000 .523(*) Coefficient Sig. (1-tailed) . .003 N 31 31 ORGANISAS Correlation .523(*) 1.000 I Coefficient Sig. (1-tailed) .003 . N 31 31 USAHA Correlation .451(*) .480(*) Coefficient Sig. (1-tailed) .011 .006 N 31 31 MODAL Correlation .201 .353 Coefficient Sig. (1-tailed) .277 .051 N 31 31 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman' s rho
MANFAAT SOSIAL
USAHA
MODAL
.451(*)
.201
.011 31
.277 31
.480(*)
.353
.006 31
.051 31
1.000
.435(*)
. 31
.015 31
.435(*)
1.000
.015 31
31
Lampiran 12. Korelasi Manfaat Ekonomi Non Petani dengan Tingkat Partisipasi Correlations
MANFAAT ORGANISASI Correlation 1.000 .483(*) Coefficient Sig. (1. .006 tailed) N 31 31 ORGANISASI Correlation .483(*) 1.000 Coefficient Sig. (1.006 . tailed) N 31 31 USAHA Correlation .655(*) .480(*) Coefficient Sig. (1.000 .006 tailed) N 31 31 MODAL Correlation .434(*) .353 Coefficient Sig. (1.015 .051 tailed) N 31 31 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman MANFAAT 's rho EKONOMI
USAHA
MODAL
.655(*)
.434(*)
.000
.015
31
31
.480(*)
.353
.006
,051
31
31
1.000
.435(*)
.
.015
31
31
.435(*)
1.000
.015
.
31
31
143
Lampiran 13. Korelasi Manfaat Sosial Petani dengan Tingkat Partisipasi Correlations
Spearman' s rho
MANFAAT SOSIAL
ORGANISASI
USAHA
MODAL
Correlation Coefficient Sig. (1tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1tailed) N Correlatin Coefficient Sig. (1tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1tailed) N
MANFAAT
ORGANISASI
USAHA
MODAL
1.000
-.091
-.128
.182
.
.628
.494
327
31
31
31
31
-.091
1.000
.470(*)
.532(*)
.628
.
.008
.002
31
31
31
31
-.128
.470(*)
1.000
.317
.494
.008
.
.082
31
3 1
31
3 1
.182
.532(*)
.317
1.000
.327
.002
.082
.
31
31
31 31 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 14 . Korelasi Manfaat Ekonomi Petani dengan Tingkat Partisipasi correlations
Spearman' s rho
MANFAATEK ONOMI
ORGANISASI
USAHA
MODAL
Correlation Coefficient Sig. (1tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1tailed) N
MANFAAT
ORGANISASI
USAHA
MODAL
1.000
225
.715(*)
.200
.
.224
.000
.280
31
31
31
31
.225
1.000
.470(*)
.532(*)
.224
.
.008
.002
31
31
31
31
.715(*)
.470(*)
1.000
.317
.000
.008
.
.082
31
31
31
31
.200
.532(*)
.317
1.000
.280
.002
082
.
31
31
31 31 * Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
144
Lampiran 15 . Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) No
Variabel VISI
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kapasitas
16 17 18 19
Sumber daya
20 21 22
Jaringan Kerja
145
Indikator Pemerataan pemanfaatan anggota Keefektifan komunikasi dengan anggota Komitmen terhadap pengembangan bisnis Kefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus Komitmen terhadap pengembangan sosial Keefektifan rencana strategik Mekanisme penyelesaian sengketa Sub total Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi Retensi (dipertahankannya) tenaga staf Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staf Pelatihan tenaga staf Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-biaya Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 3 tahun laporan audit Pemberian pelayanan kepada anggota Sub total Kecukupan modal (M) Pertumbuhan asset (T) Manajemen asset (P) Kebijakan perkreditan (Tg) Sub total Kebijakan anggaran/fiscal Hubungan dengan organisasi puncak Hubungan dengan pihak lain Sub total
Skor *) I 4 3 3 4 4 2 3 23 3 3 1 3 4 2 5 3 24 10 10 8 2 30 4 4 3 11
II 4 3 3 3 5 4 2 24 4 3 1 3 4 4 5 3 27 10 10 8 2 30 4 3 2 9
Zonasi I
II
Hijau
Hijau
Kuning
Hijau
Hijau
Hijau
Kuning
Kuning
145
NERACA KEUANGAN KUD SUMBER ALAM TAHUN 2009-2010 URAIAN
TAHUN 2009
TAHUN 2010
AKTIVA LANCAR
URAIAN
TAHUN 2009
TAHUN 2010
PASIVA LANCAR
Kas
141833564
192871997
hutang non anggota
10232327
10232327
Bank
327112280
296905255
Hut.bank jangka pendek
863069739
863069739
simpn.jk.pendek
10110000
10110000
simpanan sukarela
572194064
745782349
piutang anggota
1513258850
1862503030
simpanan lain
93181351.8
93132751.8
piutang non anggota
13511081
13440081
dana-dana
persediaan
169285161
169017601
SHU
beban dibayar dimuka
30774450
15526450
jumlah aktiva lancar INVETASI JANGKA PANJANG
2205885386
2560374414
jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
1538677482
1712217167
simp.pada koperasi
395260537
395285537
hutang bank
349607318
347252118
saham Bukopin
10000000
10000000
jumlh hutang jk.panjang
34960738
347252118
jumlah inv.jangka panjang
405260537
405285537
AKTIVA TETAP
KEKAYAAN BERSIH
tanah/hak atas tanah
338000000
338000000
simpanan pokok
8264000
11229000
Bangunan
498323211
577323211
simpanan wajib
87328060
122501860
Kendaraan
73338520
49445320
cadangan
1485123926
1525395351
Perlengkapan
165642525
165642525
donasi
141566717
266566717
peralatan kantor jumlah aktiva tetap
25910910 1101215166
26660910 1157071966
jumlah kekayaan bersih
1722282703
1925692928
akum.penyusutan
-378794323
-400651205
SHU Thn 2009
42143936
nilai buku AKTIVA LAIN-LAIN
722420843
756420761
146
SHU Thn 2010
56063172
146
piutang jatuh tempo
291099456
291099456
cadangan piutang
-22179333
-22179333
Jumlah
268920123
268920123
bank BRI (Fee KUT)
50224550
50224550
TOTAL AKTIVA
3652711439
4041225385
TOTAL PASIVA
3652711439
4041225385
Lampiran 16. Neraca Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010
147
147
Lampiran 17. Gambar-Gambaran Kegiatan KUD Sumber Alam
Kegiatan Penjualan Obat-Obatan Pertanian dan Air Mineral
Kegiatan Penjualan Gas Elpiji
Kegiatan Penjualan Pupuk
148
Gedung KUD Sumber Alam : Kegiatan Simpan Pinjam dan Pembayaran Rekening Listrik
149