Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
RAPAT KOORDINASI NASIONAL Pengembangan Produk Unggulan Daerah Dengan Pendekatan One Village One Product Melalui Koperasi Jakarta, 10 Desember 2013
Deputi Menteri Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia 1
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
Latar Belakang Pengembangan OVOP (One Village One Product) •
•
•
•
OVOP (One Village One Product) adalah suatu program berbasis community development, dengan pendekatan pembangunan ekonomi berdasarkan pasar yang diinisiasi Dr. Morihiko Hiramatsu, Gubernur dari Oita Prefecture di Jepang tahun 1970an. Inisiatif OVOP dimaksudkan untuk membantu pengembangan kemampuan masyarakat desa pada produk tertentu dan meningkatkan ekonomi pedesaan melalui peningkatan pendapatan masyarakat pada level grassroot. Kekhasan pendekatan ini adalah pencapaian pembangunan ekonomi regional melalui peningkatan nilai tambah produk dengan menggunakan sumberdaya lokal yang tersedia melalui pengolahan, kontrol mutu dan pemasaran. OVOP adalah upaya strategis untuk mengidentifikasi produk lokal dan perluasan pasar
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
•
Sampai saat ini skema OVOP dari Jepang telah diperkenalkan di berbagai negara.
Penerapan konsep OVOP di beberapa negara lainnya antara lain adalah One Factory One Product (Shanghai, China), One City One Product (Shanghai, China), One District One roducy (Shanghai, China), One Village One Treasure (Wuhan,
China), One Barangay One Product (Phillipines), One Region One Vision (Phillipines), Satu Kampung Satu Produk (Malaysia), One Tamboen One Product Movement (Thailand), One Village One Product Movement (Cambodia), Neuang
Muang
Neuang
Phalittaphan
Movement
(Laos),
Neg
Bag
Neg
Shildeg
Buteegdekhuun (Mongolia), One Village One Product Day (USA) dan One Parish One Product Movement (USA).
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
4
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
5
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
Landasan Hukum Program OVOP 1. Undang-undang Nomor 25 tahun 1992, Tentang Perkoperasian. Dan Undang-undang Nomor 20 tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah. 2. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Percepatan Sektor Riil dan Pembangunan Usaha Mikro Kecil dan Menengah tanggal 8 Juni 2007 yang mengamanatkan pengembangan sentra melalui pendekatan One Village One Product (OVOP). 3. Keputusan Rapat Kerja Kementerian Koperasi dan UKM dengan Komisi VI DPR-RI tahun 2008 agar program OVOP dapat dikembangkan di Provinsi lain. 4. Telah ditetapkan tonggak pencapaian key development milestone untuk periode pertama Tahun 2010 – 2014 : 100 OVOP berhasil. 7
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
PENGERTIAN Pendekatan Satu Desa Satu Produk (OVOP): Pendekatan pengembangan potensi daerah di satu wilayah untuk menghasilkan satu produk kearifan lokal, berkelas global yang khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Satu desa dapat diperluas menjadi kecamatan, kabupaten/kota, maupun kesatuan wilayah lainnya sesuai dengan potensi dan skala usaha secara ekonomis.
8
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
TUJUAN UTAMA Peningkatan pendapatan, kebanggaan dan kemandirian masyarakat (Pemerintah membantu siapa yang berusaha mandiri)
SASARAN • • • • • •
Pertumbuhan Koperasi dan UKM yang mandiri di daerah; Penguatan koperasi dan UKM sebagai motor penggerak ekonomi daerah dan nasional; Peningkatan kemampuan pemasaran dan daya saing produk Koperasi dan UKM sesuai standar internasional; Penciptaan peran koperasi dan UKM dalam penciptaan lapangan kerja Peningkatan perolehan nilai tambah produk unggulan untuk meningkatkan pendapatan Peningkatan Pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat ke Seluruh wilayah Indonesia. 9
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
3 Prinsip Gerakan OVOP
Local Yet Global
Self-Reliance Creativity
Human Resources Development
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
3 (Tiga) Prinsip Gerakan OVOP 1. Lokal Tapi Global (Local Yet Global) Pengembangan Gerakan OVOP ditujukan membuat kekhususan
produk lokal yang dapat dipasarkan bukan saja di Indonesia, tetapi juga di pasaran global dan dapat menjadi sumber kebanggaan masyarakat setempat.
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
2. Kemandirian dan Kreativitas (Self Reliance Creativity) Sebagai penghela dari gerakan OVOP adalah warga sendiri dan yang harus menentukan produk spesifik lokal yang harus dipilih dan dikembangkan sebagai pilihan masyarakat itu sendiri, Gerakan OVOP merupakan kampanye untuk memfasilitasi pembangunan
regional melalui penyadaran akan potensi lokal untuk dikembangkan semangat kemandirian/self help akan menyebabkan self reliant dan self respect, dan kreativitas dengan spirit kemandirian.
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
3. Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resources Development) Merupakan komponen terpenting dari kampanye gerakan ini. Agar
warga masyarakat dapat menghasilkan produk khas dan berkualitas. Dan mendorong terwujudnya sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif
yang
mampu
menghadapi
tantangan
baru
dan
memanfaatkan peluang bisnis di sektor pertanian, pemasaran, pariwisata dan bidang lainnya.
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
Number One atau Only One Jika produknya sama, menuju Number One • Mutunya paling bagus di Daerah, Indonesia, Asia Tenggara, Asia, dll… • Makin tinggi mutunya makin tinggi nilainya. Jika produknya hanya berada di daerah, menuju Only One • Satu-satunya produk di daerah, Indonesia, Asia Tenggara, Asia, dll… • Makin tinggi lokalitasnya, makin tinggi nilainya
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
Kelembagaan Koperasi Pengembangan kelembagaan koperasi dimaksudkan untuk memperkuat
bergaining
position
bisnis
masyarakat
dan
mendapatkan kepastian legalitas hukum di bidang bisnis dan kelembagaan: 1.Mediasi akses pembiayaan
2.Mediasi akses sumberdaya produk 3.Mediasi akses pemasaran
4.Capacity Building, serta 5.Social Activity
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM
Kolaborasi aktif antara pemerintah pusat, pemda, swasta dan masyarakat lokal; Memanfaatkan pengetahuan, tenaga kerja dan sumber daya lokal lainnya yang memiliki keunikan daerah; Perbaikan mutu dan penampilan produk; Promosi dan pemasaran secara aktif baik pada tingkat nasional maupun global; Koperasi dan UKM menghasilkan produk terbaik untuk ditingkatkan kualitasnya dan akses pasarnya;
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
PRODUK UNGGULAN Merupakan produk yang potensial dikembangkan pada suatu wilayah dengan memanfaatkan SDA dan SDM lokal yang berorientasi pasar dan ramah lingkungan sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap menghadapi persaingan global 18
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
Batik
Tenun
Makanan Ringan
Anyaman
Produk Unggulan KUKM
Furniture
Minuman
Gerabah
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
PERANAN PEMERINTAH : 1. Fasilitasi untuk persaingan sehat 2. Informasi 3. Mendorong semangat
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
1. Fasilitasi untuk persaingan sehat - Persiapan “lapangan pertandingan” yang baik buat pelaku ekonomi lokal untuk persaingan sehat di pasar • Bebaskan dari berbagai hambatan bisnis • Hapuskanpelaku fasilitasi khusus untuk pelaku tertentu • Pantau kondisi kesehatan persaingan di pasar - Pemeliharaan keadaan persaingan sehat antara pelaku ekonomi lokal
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
2. Informasi - Mencari dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat lokal • Informasi mengenai pasar, mutu dan harga • Informasi mengenai input pertanian , alat-alat teknik/teknologi • Informasi mengenai produk serupa di luar - Memberikan informasi yang benar kepada semua pelaku ekonomi - Hak pilih informasi sepenuhnya ada di tangan pelaku ekonomi lokal
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
3. Mendorong Semangat - Memberikan insentif dan stimulan yang tepat kepada pelaku ekonomi lokal agar mereka lebih mandiri Membangkitkan berbagai macam pemimpin lokal dari komunitas lokal Memanfaatkan “outsiders” (termasuk orang lokal yang kembali ke komunitas lokal dari luar) Menciptakan dan memelihara suasana yang selalu memunculkan ide-ide baru dan kreatif di komunitas lokal Meningkatkan SDM untuk membangkitkan pelaku ekonomi lokal yang selalu berpikir secara mandiri
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN : Penguatan Kelembagaan DEPUTI BIDANG PRODUKSI : Dukungan Teknologi DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN : Dukungan Modal Kerja DEPUTI BIDANG PEMASARAN : Fasilitasi Pameran/Promosi, Pemasaran dalam dan luar negeri DEPUTI BIDANG SDM : Dukungan Pelatihan DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI : Fasilitasi Hak Merk, Paten dan peningkatan usaha DEPUTI BIDANG PEGKAJIAN : Kajian Produk, Bansos LLP KUKM : Dukungan Pemasaran LPDB KUMKM : Dukungan Modal 24
PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DESA DENGAN PENDEKATAN OVOP MELALUI KOPERASI TA. 2009-2010
JAWA BARAT 1. 2.
Kab Cianjur: Agribisnis, Kop Mitra Tani Parahiangan Kab. Garut : Agribisnis, KUD Mandiri Cisurupan
BALI
1. 2.
Kab Bangli : Agribisnis, Kop Bahari Tunas Mandiri Kab. Badung : Agribisnis, Koptan Mertanadi
PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DESA DENGAN PENDEKATAN OVOP MELALUI KOPERASI TA. 2011 KEP. BABEL, Kota Pangkal Pinang Tenun Cual Kop. Tenun Cual Khas Bangka
SULTENG, Kota Palu Bawang Goreng KSU Magau Bulava
JABAR, Kab Tasiklamaya Bodrir Kopontren Al Amin
BENGKULU Jeruk Kalamansi Kop. Kultura Kalamansi
LAMPUNG, Kab. Tanggamus Kopi Organik Kop. Konservasi Mitra Tani
SUMSEL, Kab. Prabumilih Nanas Kopwan Bungaran
JATIM, Kab. Pacitan Batik Tulis Kop. Wan Canting Jaya
SULSEL, Kota Palopo Kakao Kop. Usaha Besama Madani
SULTRA, Kab Buton Kacang Mete KSU Pokaowa
PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DESA DENGAN PENDEKATAN OVOP MELALUI KOPERASI TA. 2012 KALIMANTAN TENGAH 1. 2.
KALIMANTAN BARAT
ACEH 1. 2.
Aceh Besar: Kerajinan Bordir (Kop Usaha Makmoe) Aceh Tengah: Kopi (Kop. Ketiara)
1. 2.
Sintang: Tenun (Kop Menenun Mandiri) Pontianak: Lidah Buaya (Koptan Khatulistiwa)
Waringin Timur: TBS Kelapa Sawit (Kop Tridaya) Palangkaraya: Susu Jagung (Al Hidayah) SULAWESI UTARA
1. 2.
Minahasa: Kacang Tanah (KUD Kawangkoan) Bitung : Ikan Asap (Kop. Girian Weru Sakti)
KEP. BANGKA BELITUNG MALUKU UTARA
Bangka Tengah :Minyak Kayu Putih Kop. Nadi Lestari
SULAWESI TENGAH Kakao Koptan Sari Bumi Parigi
KEP. RIAU 1. 2.
Kab Wakatobi : Rumput Laut (Kop Tunas Mekar)
JAWA TIMUR Apel Kop. Lestari MakmurKab. Malang
JAWA TENGAH Wonosobo: Karika (KSU Karika) Kudus : Bordir (KSU Padurenan Jaya)
Halmahera Tgh: Minyak Nilam (KUD Kairos) Halmahera : Rumput Laut (Kop. Posiska)
SULAWESI TENGGARA
Bintan: Rosella (Kop Asosiasi Makanan dan Minuman) Natuna : Anyaman Tikar Pandan
1. 2.
1. 2.
SULAWESI SELATAN DI YOGYAKARTA 1. 2.
Kulon Progo : Gula Semut (KSU Jatirogo) Bantul : Gerabah (Kop Kasongan Usaha Bersama)
1. 2.
Bantaeng: Rumput Laut (Kop. Butta Toa Mandiri) Wajo : Sutra(Kop Sutra Senkang)
PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DESA DENGAN PENDEKATAN OVOP MELALUI KOPERASI PAPUA 1. Kab Jayawijaya : Kopi Arabika (Kop Baliem TA. 2013 Arabika) KALIMANTAN SELATAN
1. JAMBI
SUMATERA BARAT 1. 2.
Kerinci : Dodol kentang (Kopwan Dodol Kentang KAYO), Sirup kayu manis (KSU Nikmat)
Tanah Datar : Tenun pandai sikek (Koperasi Tenun Nagari) Bukittinggi : Bordir (Kopinkra Pusako Minang)
2.
Kab Tanah Bumbu : Tenun pagatan (Kopinkra Tenun Pertiwi) Martapura : Batu permata (Kopinkra Berkah Bersama)
2.
Kab Jayapura : Kakao (KSU Namblong Indah)
GORONTALO Kab Gorontalo : Kain karawo (Kopwan Seruni Mekar Indah, Kopwan Metalik Jaya)
BENGKULU MALUKU
Kab kaur : Kopi Robusta (Kop Usaha mandiri)
1. 2.
Kab Buru : Minyak kayu putih (KSU Sari Arum) Maluku tengah : Jus pala (KUD Tomasiwa)
JAWA BARAT Garut : Kerajinan Bambu (KUD Mandiri Cikondang NTT
JAWA TENGAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sragen : Sarung goyor (Kopinkra Agawe Makmur) Klaten : Tenun lurik (KSU Bogor Makmur) Jepara : Tenun Troso (KSU Paguyuban Tenun Troso) Surakarta : Batik (Kop Syarikat Dagang Kauman) Pemalang : Sarung Goyor (KSU Era ATBM Jaya) Boyolali : Kerajinan Kulit Ikan Pari (KSU Sambon) Cilacap : Gula Kelapa (KUD Pertama)
Kab. TTS : Tenun ikat (Kopinkra Sonbilo)
JAWA TIMUR 1. 2.
3. 4.
Tulungagung : Kerajinan Onix (Kop Data Usaha Onix) Bojonegoro : Furniture limbah akar jati (KSU Masy Hutan Desa Geneng) Bangkalan : Batik (KSU Pesona Tanjung Bumi) Sampang : Kerupuk ikan dan udang (Kopwan Anggrek Bulan)
BALI 1. 2.
Klungkung : Tenun songket /Endek (Kop Dian Nitha) Tabanan : Rebung bambu tabah (Kopwan Tunas bambu)
NTB 1.
2.
Lombok Tengah : Kerajinan ketak (Kopwan harapan bersatu), Tenun ikat (Kopwan Stagen) Lombok barat : Kerajinan cukli (KSU Banu Sanusi)