MANFAAT MEDIA PENGAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM Dian Eka Priyantoro Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN - SU Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, 20371 Email:
[email protected]
Abstract: “Teaching media is important componen in Islam education system. It helps education process in implementing the aim of education effectively and effeciently. So, every education must also be crative in selecting and using education media. The use of teaching media must also consider the material teaching, the condition of students, surrondings, facilities and another aspect that also influence the use of it”. Kata Kunci: Media Pengajaran, Pendidikan Islam. A. Pendahuluan elajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja. Ini bisa dibuktikan dengan berubahnya tingkah laku seseorang yang bisa terjadi pada tingkatan pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Apabila proses tersebut dilaksanakan di sekolah (formal) maka perubahan yang terjadi pada siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan proses interaksinya terjadi di dalam kelas, ada guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Dalam tulisan ini di paparkan manfaat media pengajaran dalam proses pendidikan islam sebagai salah satu upaya untuk
B
67
إ ء اVol. II No. 1 Januari – Juni 2012
mengoptimalkan kemampuan dan kecerdasan siswa sehingga mampu menghasilkan siswa yang berkualitas dan siap berkompetisi dalam berbagai aspek kehidupan. B. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti “tengah”, Perantara” (Gerlach & Ely, 1971: 3). Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang digunakan dalam pendidikan sebagai berikut : 1. Ciri fiksatif (Fixativ Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekan, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksikan suatu peristiwa atau obyek. 2. Ciri manipulatif (Manipulatif Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan dteknik pengambilan gambar timelapse recording. 3. Ciri distributif (Distributive Property) Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. (Gerlach & Ely, 1971: 3). C. Pengembangan Media Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena, pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide), media berbasis audio visual (video dan
68
Dian Eka Priyantoro : Manfaat Media Pengajaran Dalam Pendidikan Islam
audio tape), dan media berbasis komputer (komputer dan video interaktif). Sebelum membahas tentang pengembangan media pengajaran tersebut perlu dikemukakan prinsip pada umumnya yang perlu diperhatikan pada saat mencari dan menentukan jenis media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, prinsip-prinsip itu disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Sudahkah diidentifikasi dan diungkapkan dengan jelas gagasan pembatasan topik bahasan? 2. Apakah program yang dikembangkan memiliki tujuan untuk menginformasikan, memotivasi, atau intruksional? 3. Apakah dirumuskan tujuan yang akan dicapai melalui program ini? 4. Sudahkah dievaluasi karakteristik siswa yang akan menggunakan program ini? 5. Sudahkah dipersiapkan kerangka (outline) isi pelajaran? 6. Sudahkah dipertimbangkan bahwa media apa saja yang paling sesuai untuk mencapau tujuan ? 7. Sudahkah dibuat storyboard untuk paket pelajaran ini, jika diperlukan? 8. Apakah telah disiapkan naskah untuk frame per frame sebagai penuntun pada saat pengambilan gambar? Jika perlu, sudahkah ditentukan orang tertentu yang ahli dibidang masing masing untuk membantu mempersiapkan materi pelajaran. D. Pengembangan Media Berbasis Visual Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Media visul dapat memperlancar pemahaman (melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar lebih efektif, visual ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya proses informasi.
69
إ ء اVol. II No. 1 Januari – Juni 2012
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui agar penggunaan media berbasis visual efektif. Prinsip-prinsip umum itu adalah sebagai berikut: 1. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunrkan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realitas sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan 2. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapa tekts) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3. Gunakan grafis untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan. 4. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. 5. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan. 6. Hindari visual yang tidak berimbang. 7. Tekankan kejelasan dan ketepatan semua visual. 8. Visual yang diproyeksikan harus dapat dan mudah dibaca. 9. Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak komplek. 10. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila (a) jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, (b) jumlah aksi terpisah yang penting pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar, (c) semua objek dan aksiyang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. 11. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
70
Dian Eka Priyantoro : Manfaat Media Pengajaran Dalam Pendidikan Islam
12. Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (a) menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti lumpur, dan kemiskinan, (b) memberi nama orang, tempat, atau objek, (c) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan (d) menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan, atau katakan. 13. Warna harus digunakan secara realistic. 14. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar, ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari suatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistik suatu objek atau situasi. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal itu bisa dicapai dengan mengatur dn mengorganisasikan gagasangagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama. Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar, dan lain-lain yang ada disekitar kita, seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak visual gagasan untuk merancang bahann visual yang menyangkut penataan elemenelemen visual yang akan ditampilkan. Tataan elemen-elemen visual yang akan ditampilkan haruslah dapat dimengerti, terang/dapat dibaca, dan dapat menarik perhtaian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunannya.
E. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”.perantara”, atau pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
71
إ ء اVol. II No. 1 Januari – Juni 2012
kepada penerima pesan, Gerlach & Ely (1971: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat, grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan atau verbal. Dan pengertian yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa alat juga merupakan komponen penting dalam pendidikan. Dengan alat tersebut, tujuan pendidikan akan mudah untuk dicapai. Adapun jenis dari alat tersebut, tidak saja berupa benda (material) tetapi juga yang bukan benda (nonmaterial). Alat berupa benda tersebut meliputi: (1) media tulis atau cetak seperti AlQur’an, buku-buku hadits, tauhid, fiqih, sejarah, (2) benda benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat padat, zat cair, zat gas, (3) gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafis yang dapat dibuat dalam ukuran besar dan dapat kecil yang dipakai dalam buku-buku teks atau bahan bacaan lain, (4) gambar yang dapat diproyeksikan, baik dengan alat atau tanpa suara seperti foto, slide, film strip, tayangan televisi, video, dan (5) audio recordinh (alat untuk didengar) seperti kaset tape, radio, piringan hitam, yang semuanya diwarnai dengan ajaran agama Islam. Adapun alat yang berupa nonbenda, dapat berupa keteladanan, perintah/larangan, ganjaran dan hukuman, dan sebagainya. Jadi, alat yang berupa nonbenda ini tampaknya sama dengan metode. Hal ini dapat diterima mengingat bahwa metode juga dapat disebut sebagai alat pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dari pembagian alat pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa alat pendidikan amat luas cakupannya. Berbagai benda yang ada di alam sekitar dapat dijadikan sebagai alat, mulai dari hal-hal sederhana, seperti tumbuhan, hewan, bebatuan, hingga kepada benda-benda yang telah menjadi temuan ilmiah, seperti Tv, Lcd, dan komputer. Begitu pula dalam hal nonbenda, berbagai metode yang dikenal dalam pendidikan juga dapat disebut sebagai alat pendidikan. Dalam Al-Qur’an juga ditemukan ayatayat yang menunjukkan pentingnya alat dalam pendidikan. Makhluk Allah berupa hewan
72
Dian Eka Priyantoro : Manfaat Media Pengajaran Dalam Pendidikan Islam
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam Alquran, yaitu AnNahl yang artinya lebah. Dalam ayat ke 68-69 di surat itu Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai berikut : “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarangsarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. Ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan (taqarub) seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW. Dalam mendidik para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun nonbenda. Salah alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah gambar. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Alhakim dari Abdullah bin Mas’ud, Ia berkata : “Rasulullah membuatkan kami garis dan bersabda, “Ini jalan Allah”. Kemudian membuat garis-garis disebelah kanan dan kirinya, dan bersabda, “ini adalah jalan-jalan (setan)”. Yazid berkata, “(Garis-garis) yang perpencar-pencar?” Rasulullah SAW. Bersabda, “Di setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya”. Kemudian Beliau membaca ayat 153 dari surat Al-An’am yang artinya adalah : “Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalanjalan (yang lain)[152], Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. Dalam hadits di atas terlihat jelas bahwa Rasulullah SAW menggunakan garis-garis sebaga alat pendidikan untuk menjelaskan hal-hal ingin Beliau sampaikan kepada para sahabatnya.
73
إ ء اVol. II No. 1 Januari – Juni 2012
Perlu pula ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, alat-alat pendidikan yang harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut tentunya berdasarkan kepada karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Dewasa ini, pengembangan alat pendidikan semakin pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam juga tetap melakukan berbagai inovasi termasuk dalam pengembangan dalam penggunaan alat pendidikan sehingga membantu kelancaran proses pendidikan tersebut. Namun penggunaan alat tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasardasar pendidikan Islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan.
F. Fungsi Dan Kegunaan Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam Hamalik Mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsasngan kegiatan belajar, dan bahkan membahwa pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Levi & Lents (1982:19) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar-gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang-lambang atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
74
Dian Eka Priyantoro : Manfaat Media Pengajaran Dalam Pendidikan Islam
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkan kembali. Dalam pembelajaran alat-alat peraga merupakan sarana pembuka cakrawala yang lebih luas, yang berlawanan dengan kebiasaan merumuskan kalimat-kalimat yang ditulis atau diucapkan. Di samping itu, alat peraga juga menjadikan pengetahuan anak bersentuhan langsung dengan pengalaman inderawi yang hakiki. Jadi, penggunaan alat peraga lebih memudahkan anak memahami pelajaran dan meminimalisasi kesalahan dalam penerimaan ilmu yang diajarkan. Adapun mengenai fungsi alat pendidikan Marimba (1997:9) menyebutkan setidaknya ada tiga, yaitu sebagai perlengkapan, sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan sebagai tujuan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Seperti tujuan mempelajari bahasa Arab untuk mengetahui isi Alquran. Dengan demikian, alat pendidikan sangat membantu terwujudnya tujuan pendidikan. Oleh karen itu, media pembelajaran merupakan alat bantu sekaligus sumber belajar. G. Strategi Pemiligan Media Pembelajaran Dalam memilih dan menentukan alat pendidikan diperlukan prinsi-prinsi yang harus dipahami oleh seorang pendidik. Sudjana (1990: 15) mengemukakan ada prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, guru memilih alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan. 2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, perhitungkan apakah penggunaan alat peraga itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik. 3. Menyajikan alat peraga dengan tepat, teknik dan metode penggunaan alat peraga dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada, dan 4. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat,kapan dan dalam situasi mana alat peraga digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses
75
إ ء اVol. II No. 1 Januari – Juni 2012
mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan alat peraga. Prinsip-prinsip di atas memang lebih berkenaan dengan alat pendidikan berupa benda. Sementara alat dalam bentuk nonbenda pada dasarnya tidak berbeda dengan prinsip-prinsip dalam menentukan metode sebab alat nonbenda tersebut juga merupakan bagian dari metode.
H. Penutup Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Dewasa ini media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Islam karena sangat membantu proses pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, guru/pendidik dituntut untuk kreatif dalam memilih dan menggunakan media pendidikan. Penggunaann media pembelajaran juga harus mempertimbangkan materi ajar, kondisi siswa/peserta didik, lingkungan, sarana prasarana, dan aspek-aspek lain yang turut mempengaruhi penggunaan media tersebut. Begitu pentingnya media dalam pendidikan, maka pendidik dituntut profesionalitasnya dalam mengembangkan media tersebut. Pendidik harus mengetahui keunggulan dan kelemahan dari masingmasing media yang akan digunakan serta menentukan pilihan yang paling tepat sehingga peserta didik lebih aktif dan kritis dalam proses pembelajaran. Yang terpenting dari semua itu adalah dengan media itu peserta didik sampai kepada tujuan yang diinginkan. Selain itu, pendidik juga dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan media pendidikan, baik dalam memvariasikan antara metode dan alat yang satu dengan lainnya atau menemukan media yang baru.
76
Dian Eka Priyantoro : Manfaat Media Pengajaran Dalam Pendidikan Islam
KEPUSTAKAAN Achmadi, Agus.2007.Guru harus Kuasai Tinkom. Dalam Majalah Media, Dinas P dan K Surabaya. Arsyad, Azhar,1996.Media Pembelajaran.Jakarta:Raja Grafindo Persada. De Porter,Bobby,Mark Reardon, dan Sarah SingerNourie.1999.Quantum Teaching.Bandung:Mizan Pustaka. Gerlach V.G dan Ely D.P.1971.Teaching and Media: A Systematic Approach. Englewood Cliffs:Prentice-Hall,Inc. Hamalik, Oemar.1994.Media Pendidikan.Bandung:Citra Aditya Bakti. Sudjana, Nana dan A.Rivai.1990.Media Pengajaran.Bandung:Sinar Baru. Tim STKIP-BIM, 2007, Belajar dan Pembelajaran. Surabaya:Bintang. Winkels, W.S.1996.Psikolgi Pengajaran. Jakarta:Grasindo
77