PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I)
Oleh Nurlaili Fitrianingrum NIM. 208011000010
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014M/1435H
ABSTRAK Nurlaili Fitrianingrum : Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kata Kunci : Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran PAI Penelitian ini dilatar belakangi oleh pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada dasarnya harus berlangsung secara aktif dan menyenangkan. Akan tetapi pembelajaran PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta berlangsung secara monoton, sehingga guru PAI dalam mengajar terkesan membosankan siswa. Dengan terlambatnya perkembangan teknologi yang masuk ke dalam sekolah mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi ala kadarnya, Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti ingin menguraikan deskripsi bagaimana guru PAI menggunakan media komputer dalam pembelajaran, pandangan guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran serta bagaimana cara mengatasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, sebab diyakini dapat memberikan gambaran dan jawaban terhadap apa yang dihrapkan peneliti dalam memahami fenomenologi pemakaian komputer sebagai media dalam pembelajaran oleh guru PAI. Penelitian ini memperoleh data dari tiga sumber, yaitu: wawancara tak terstruktur, observasi yang peneliti fokuskan pada aspek tertentu, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data, peneliti mengambil langkah untuk memperpanjang keikutsertaan peneliti ke dalam lokasi, peneliti lebih tekun dalam pengamatan, triangulasi sebagai pengecekan keabsahan data dengan menggabungkan tiga sumber data (wawancara, observasi, dan dokumentasi) untuk verifikasi dan mengambil satu kesimpulan, dan pengecekan kembali oleh teman sejawat yang berada di lokasi penelitian. Teknik analisis data yang peneliti lakukan dengan pengumpulan data, kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta terungkap bahwa dalam pemakaian media komputer guru PAI masih kurang baik dari segi komponen isi powerpoint, menggunakan TIK, serta estitika tampilan slide yang masih sangat kurang baik. (2) Media komputer sangat membantu guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam menyampaikan pembelajaran. (3) Siswa kelas VII SMPN 40 Jakarta merasa lebih senang menggunakan media komputer yang lebih inovatif dan kreatif dalam pembelajaran. Guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media pembelajaran. Walau pihak sekolah masih memberikan beberapa macam kegiatan sebagai antisipasi untuk mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran, namun guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta dirasa masih kurang maksimal dalam memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran.
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
i
ABSTRAK ..................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................
7
D. Tujuan Penelitian ...........................................................................
8
E. Kegunaan Hasil Penelitian.............................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran ...................................................................
9
B. Hakikat Penggunaan Teknologi Berbasis Media Komputer .........
12
C. Pendidikan Agama Islam ..............................................................
22
D. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
31
B. Latar Penelitian ..............................................................................
31
C. Metode Penelitian .........................................................................
32
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ..............................
33
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ............................
39
F. Analisis Data .................................................................................
40
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...............................................................................
44
B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian................................
48
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................
66
B. Implikasi ........................................................................................
67
……….. ............................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
69
C. Saran
LAMPIRAN- LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Waktu dan Kegiatan ....................................................................
31
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah .......................................
34
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Guru PAI ........................................ ........
34
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Siswa ........................................................
35
Tabel 3.5
Pedoman Observasi .....................................................................
36
Tabel 4.1
Profil Sekolah ...............................................................................
45
Tabel 4.2
Nama-Nama Kepala Sekolah SMPN 40 .....................................
45
Tabel 4.3
Jenjang Pendidikan dan Status Guru ...........................................
46
Tabel 4.4
Data Jumlah Guru dan Statusnya .................................................
46
Tabel 4.5
Data Jumlah Kelas, Rombel dan Status ......................................
47
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Slide Persentasi Pembelajaran..............................................
21
Gambar 3.1
Teknik Pengumpulan Data ..................................................
33
Gambar 3.2
Kegiatan Pembelajaran PAI ................................................
36
Gambar 3.3
Teknik Analisis Data ...........................................................
41
Gambar 4.1
SMP Negeri 40 Jakarta.........................................................
46
Gambar 4.2
Pembelajaran PAI Berlangsung ..........................................
52
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Saat ini bangsa Indonesia sibuk melakukan reformasi di bidang politik, ekonomi, hukum dan pendidikan. Dalam membangun sektor pendidikan tidak pernah selesai dan tuntas, selama peradaban manusia masih ada. Karena jika suatu bangsa selesai menangani satu masalah pendidikan, akan tumbuh lagi masalah lain yang baru dalam peradaban itu. Hal ini terjadi karena tuntunan zaman. Agama Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan, untuk mencari dan menuntut ilmu pengetahuan. Sebagaimana Allah memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang terkandung dalam alQu’an surat al-Mujaadilah ayat 11:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.1
1
Al Hikmah, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro), h. 543.
1
2
Proses pendidikan tidak hanya mempersiapkan anak didik untuk mampu hidup dalam masyarakat kini, tetapi mereka juga harus dipersiapkan untuk hidup dimasyarakat yang akan datang yang semakin lama semakin sulit diprediksi karakteristiknya. Pendidikan merupakan terobosan yang sangat efektif untuk mencetak generasi yang terampil, berbakat dan berkemampuan di semua bidangnya. Sekolah merupakan pendidikan formal yang diatur oleh pemerintah secara sistematis. Pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Indonesia, seperti negara-negara yang sedang berkembang lainnya, telah membuka pintu masuknya TIK modern, baik yang datang dari Barat maupun dari Timur. Masuknya teknologi baru sering kali menyebabkan gangguan atau munculnya berbagaai aspek negatif yang menimbulkan permasalahan sosial baru yang tidak diterapkan. Apakah teknologi modern akan menguasai kehidupan masyarakat kita serta menggangu keseimbangan kultural dalam masyarakat kelak, kiranya masih perlu mendapat tinjauan secara futurologis.3 Di era reformasi saat ini telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan. Dunia pendidikan di negara kita ini tidak meratanya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya didaerah terpencil, suasana belajar dan mengajar yang kurang kondusif karena banyak gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai sehingga kehidupan belajar mengajar harus dilakukan dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah negeri dan swastapun seharusnya sama dalam
2
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 307. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), h. 93. Dalam kamus Bahasa Indonesia EYD; futurologis dimaknai yakni pendidikan yang menggunakan sistem yang berkaitan dengan masa yang akan datang/masa depan. 3
3
mendapatkan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang menimbulkan semangat belajar peserta didik. Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan pengaruhnya pada setiap kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat mengelakkan dirinya dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, iptek bukan saja dirasakan oleh individu akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.4 Dengan terlambatnya perkembangan teknologi yang masuk ke dalam sekolah-sekolah mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi ala kadarnya, metode yang digunakannya pun tidak berubah-ubah. Guru yang mampu menggunakan teknologi komputerpun sedikit jumlahnya. Padahal dengan adanya perkembangan teknologi komputer sebenarnya membantu tugas guru dalam menyampaikan pelajaran terhadap peserta didik sehingga timbul kemampuan yang dimiliki peserta didik. kreatifitas yang dapat dikembangkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran seperti komputer sangatlah diperlukan karena dapat membantu proses belajar mengajar yang tidak monoton. Komputer bukanlah hal yang baru dalam dunia teknologi yang seharusnya diadakan disetiap sekolah untuk kepentingan bersama. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan berbagai macam dan jenis perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (Software) yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu produk dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah peralatan komputer beserta program aplikasinya. Aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran dikenal sebagai “Computer Asissted Intruction (CAI)” komputer digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu tugas guru dalam menyampaikan suatu konsep.5
4
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. I, h. 13. 5 Nurdin Ibrahim, “Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer terhadap hasil belajar”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15, No. I, Januari 2009, h. 109.
4
Dengan adanya media komputer yang ditampilkan melalui proyektor video LCD, dapat berupa slide sebenarnya sudah membantu tugas guru sehingga lebih efisien dan efektif dibandingkan dari awal masuk sampai akhir pelajaran hanya diisi dengan ceramah dan mengisi soal yang dapat membuat peserta didik menjadi bosan. Guru dan peserta didik tidak menjadi gaptek (Gagap Teknologi). Semakin luasnya ilmu pengetahuan di dunia akibat perkembangan teknologi, telekomunikasi, dan transportasi memunculkan kecenderungan para individu, kelompok dan sistem sosial. Begitu juga dengan pendidikan semakin berkembangnya zaman maka pendidikan juga harus mampu menyeimbanginya dan mengembangkan mutu serta kualitas dalam bidang pendidikan, agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidik yang benar-benar memiliki kemampuan sebagai pendidik. Pendidik dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugasnya untuk menghadapi tantangan pendidikan di masa kini dan akan datang.6 Guru yang dapat menyampaikan materi dengan penggunaan media pembelajaran yang dapat diserap oleh peserta didik, menjadikan peserta didik lebih kreatif dalam belajarnya. Dalam penggunaan media berbasis komputer sebenarnya peserta didik dipersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi yang ada pada setiap manusia yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang perlu dikembangkan. Di tengah-tengah perkembangan zaman di era globalisasi teknologi, pembaruan pembelajaran di sekolah mendapat tantangan. Sekolah harus mampu kompotetif
terhadap
perubahan-perubahan
zaman.
Guru-guru
dituntut
kompetensinya dalam pengembangan pembelajaran, termasuk guru PAI harus mampu bersaing dan mengembangkan keahliannya dengan penggunaan TIK. Disinilah pendidikan harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif. Pembelajaran kreatif adalah sebuah model pembelajaran
yang
memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat. Dalam pola belajar ini peserta didik diajak untuk mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan 6
Ali Idrus, Manajemen Pendidikan Global, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), h. 46.
5
informasi baru, membangun keterkaitan, menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal yang baru dan berbeda serta mendengarkan intuisi.7 Dengan berfikir kreatif maka peserta didik akan merasa ingin tahu dan bertanya, maka guru dituntut menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Penggunaan alat bantu media berbasis komputer diterapkan kepada peserta
didik
untuk
memberi
kesempatan
kepada
peserta
didik
agar
memgembangkan keterampilannya, mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari dan mendorong siswa untuk menemukan pemecahan dalam suatu masalah serta mengungkapkan gagasannya. Media pengajaran pun berkembang dan semakin beraneka ragam. Mulai dari media yang sederhana sampai pada media yang lebih kompleks seperti OHP (Overhead Projector), film slide dan sebagainya. komputer sebagai kemajuan teknologi pun tidak luput akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, khususnya media pengajaran. Bagi peserta didik penggunaan media sangat mendukungnya di kehidupan yang akan datang, ini bermaksud untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi perkembangan tersebut. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Bagaimana dengan adanya kemajuan teknologi ini peserta didik tidak hanya bisa menguasainya tapi bagaimana peserta didik bisa menggunakan sikapnya yang sesuai dengan kepribadian yang mencerminkan keagamaannya. Perkembangan yang sangat pesat ini, akhirnya mempengaruhi tata kehidupan masyarakat. Komputer telah dimanfaatkan dalam dunia bisnis di perusahaanperusahaan, bank, rumah sakit dan kursus-kursus bahkan komputer telah pula masuk ke rumah-rumah (home computer, personal computer). Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu di dalam pekerjaan. “Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk di pergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan 7
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning, (Bandung: Mizan Learning Center, 2006), Cet. I, h. 215.
6
demikian merekan akan lebih mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka”.8 Penggunaan komputer dalam pembelajaran menjadi pertimbangan yaitu komputerisasi program pembelajaran bukan saja menjadi suatu keharusan akan tetapi merupakan suatu kebutuhan, baik dalam administrasi maupun dalam proses pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran di sekolah pun menggunakan media komputer, gencarnya promosi penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Belajar lewat komputer inilah yang menarik perhatian penulis untuk meneliti sejauh mana komputer dapat berperan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dalam penggunaan media komputer sebagai alat bantu pembelajaran PAI menggunakan program Microsoft Office Powerpoint, dalam pengaplikasiannya sering mengalami hambatan. Guru PAI dalam menampilkan persentasi pembelajaran terkesan masih kurang kreatif dan membosankan, baik dari segi penyajian, diskusi, komponen isi, penggunaan TIK, dan estitika tampilan slide. Padahal penggunaan Microsoft Office Powerpoint dalam pembelajaran PAI jika dimanfaatkan dan digunakan dengan maksimal, maka pembelajaran PAI tidak akan membosankan dan memberikan warna tersendiri. Contoh: materi pembelajaran dengan tema surat at-Tin, dengan menggunakan persentasi Microsoft Office Powerpoint maka materi pembelajaran tersebut akan lebih mudah dan tidak membosankan, asalkan materi itu slidenya di buat sebaik mungkin dengan memperhatikan isi komponen powerpoint, penggunaan TIK dan estitika tampilan slide. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengadakan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
8
Iif Khoiru Ahmadi dan Safan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010), Cet. I, h. 115.
7
B. Identifikasi Masalah Dengan melihat masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Pembelajaran PAI dianggap mata pelajaran yang membosankan bagi siswa.
2.
Media
pembelajaran
yang
digunakan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung belum maksimal terhadap pelajaran PAI. 3.
Pengetahuan dan Keterampilan guru belum sesuai dengan perkembangan IPTEK.
4.
Tidak Semua Guru mampu memanfaatkan peran komputer dalam pembelajaran.
5.
Guru PAI dituntut mampu memanfaatkan
media komputer dalam
pembelajaran.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Peserta didik diharapkan setelah lulus mereka mereka mempunyai
pengetahuan “know” dan keterampilan ”skill” yang dapat diterapkan untuk menghadapi masa depan dalam persaingan yang kompleks. Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbukan perbedaan/kerancuan, maka yang berkaitan dengan media komputer yang di gunakan dalam pembelajaran PAI untuk peserta didik dalam proses pendidikan. Dengan demikian penulis membatasi masalah diatas tersebut pada “Bagaimana guru PAI melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komputer di SMPN 40 SNN Jakarta” 2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan sebagai
berikut: a. Bagaimanakah
guru
PAI
menggunakan
media
komputer
dalam
pembelajaran? b. Bagaimanakah pandangan guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran?
8
c. Tantangan apa yang dihadapi guru PAI dalam menggunakan media komputer
sebagai
media
pembelajaran
dan
bagaiamana
cara
mengatasinya?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penggunaan media komputer dalam pembelajaran. 2. Untuk mengetahui pendapat guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran. 3. Untuk mengetahui tantangan menggunakan media komputer dan cara mengatasinya.
E. Kegunaan Penelitian Kegunaan Penelitian ini penulis mengharapkan sebagai berikut: 1. Untuk siswa Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan semangat
belajarnya
dengan
adanya
media
komputer
sebagai
alat
pembelajaran. 2. Untuk Guru Guru
diharapkan
berusaha
memberikan
kreativitasnya
dalam
proses
pembelajaran dan membuat variasi yang dapat menarik perhatian peserta didik untuk mempermudah penyampaian materi dalam peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Untuk Penulis Menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang penulis dapatkan melalui kegiatan perkuliahan. Penulis mengetahui cara guru Pendidikan Agama Islam dalam memberikan materi kepada peserta didik. Penggunaan media dalam dunia pendidikan sangat banyak tinggal menggali kemampuan yang kita miliki agar
peserta
dimilikinya.
didik
dapat
mengimplementasikan
perkembangan
yang
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran 1. Arti Pembelajaran Al Munawwir menyebutkan makna juga dengan
dengan arti mengajar. Begitu
, artinya hadzdzabahu mendidik).1 Kata a’lama yang berbentuk
mashdarnya al-i’lam berarti memberitahu. Kata
artinya
(pengajaran) dan bermakna at-tahdzib berarti pendidikan.2 Ta’lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan istilah yang paling tepat sebagai alih bahasa kata pedagogik. Ta’lim lebih luas jangkauannya dan lebih universal sifatnya dibanding tarbiyah. Hal ini ditujuk oleh ta’lim Rasulullah saw, yang tidak terbatas kepada mengajar al-Qur’an tapi juga pengusahakan pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah yang menjadikan mereka suci dan dapat menerima hikmah dan mengembangkan terus pengetahuan yang sebelumnya tidak dikuasai.3
1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al Munawwir Arab-Indonsia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 965. 2 Ahmad Warson Munawwir, Ibid., h. 967. 3 Sanusi Uwes, “Visi dan Pondasi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Logos, 2003), h. 40.
9
10
Dan Dia mengajarkan kepada Adam seluruhnya,…( QS. al-Baqarah [2]: 31)4
nama-nama
(benda-benda)
Dan (ingatlah) ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil,... (QS. al-Maidah [5]: 110)5 Jadi pembelajaran adalah suatu bentuk proses sistematis belajar mengajar yang dirancang secara khusus untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki. 2. Teori Pembelajaran Teori pembelajaran adalah sekumpulan prinsip yang terintegrasi secara sistematis dan merupakan suatu sarana untuk menjelaskan dan memprediksikan fenomena-fenomena pembelajaran. Ilmuan pembelajaran membuat preskripsi pencapaian tujuan pembelajaran dan deskripsi tentang proses pembelajaran sehingga melahirkan teori preskriptif dan deskriptif.6 Teori pembelajaran preskriptif adalah teori yang mendeskripsikan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Teori ini berorientasi pada tujuan, yaitu mempreskripsikan metode pembelajaran yang optimal untuk kondisi yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki. Hasil pembelajaran yang diinginkan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.7 Teori pembelajaran deskriptif adalah teori yang mendeskripsikan hasil pembelajaran sebagai akibat manipulasi suatu metode di bawah kondisi tertentu. Teori ini menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai givens dan mendeskripsikan hasil sebagai variabel yang diamati. Hasil pembelajaran yang dideskripsikan pada teori deskriptif adalah hasil nyata sebagai akibat dari digunakannya metode tertentu di bawah kondisi tertentu.8 Kedua teori tersebut sering kita temukan di sekolah-sekolah pada saat terjadi proses pembelajaran. Sebab situasi dan kondisi saat pembelajaran berlangsung 4
Al Hikmah, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro), h. 6. Al Hikmah, Ibid., h. 126. 6 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Re-formulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Nur Insani, 2003), h.. 26. 7 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 27. 8 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 28.
5
11
yang terkadang tidak menentu, membuat sekolah menerapkan salah satu teori tersebut. 3. Variabel-Variabel Pembelajaran Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi strategi dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut akan berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada hakikatnya tidak dapat dimanipulasi.9 Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran yang diharapkan. Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Karakteristik bidang studi merupakan aspek-aspek yang dapat memberikan
landasan
yang
berguna
dalam
mempreskripsikan
strategi
pembelajaran. Kendala terkait dengan keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan uang. Karakteristik siswa terkait dengan kualitas individu siswa, seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan sebagainya.10 Variabel
strategi
diklasifikasikan
menjadi
tiga,
yaitu
1)
strategi
pengorganisasian pembelajaran, 2) strategi penyampaian pembelajaran, dan 3) strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi pengorganisasian merupakan cara yang digunakan untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih dalam pembelajaran. Strategi penyampaian merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran kepada pembelajar untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pembelajar. Strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antara pembelajar dan variabel cara pembelajar lainnya.11 Hasil pembelajaran yang mencakup semua akibat yang dapat dijadikan sebagai indikator perolehan nilai yang diperoleh sebagai akibat dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda.12 Variabel
9
Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid,. h. 31. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
10
h. 5. 11 12
Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 33. Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 31.
12
hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 1) keefektifan, 2) efisiensi, dan 3) daya tarik. Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat empat indikator untuk mempreskripsikannya, yaitu 1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, 2) kecepatan untuk kerja, 3) tingkat alih belajar, dan 4) tingkat retensi. Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifab dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk terus belajar.13 Untuk mendapatkan pembelajaran yang diharapkan, maka variabel-variabel pembelajaran yang telah dikemukan seyogyanya diterapkan agar mendapat hasil yang optimal. Ketidak sempurnaan suatu pembelajaran terkadang dipengaruhi ketidakmatengan dalam merumuskan suatu pembelajaran itu. Oleh sebab itu variabel-variabel dalam pembelajaran sangatlah penting agar terciptanya pembelajaran yang baik.
B. Hakikat Penggunaan Teknologi Berbasis Media Komputer 1. Pengertian Teknologi Teknologi adalah hasil produksi dan kebudayaan yang inheren dalam kebudayaan. Dapat juga dikatakan bahwa teknologi adalah aspek materil dari kebudayaan. Teknologi merupakan alat atau benda-benda yang diperlukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui discovery dan invention, sejak ratusan silam masyarakat telah memproduksi dan menemukan berbagai jenis teknologi baru, yang kemudian dimanfaatkan bagi kehidupannya.14 Dalam teknologi pendidikan ada alat-alat yang disebut hardware seperti radio, film, opaque projector, overhead projector, TV, video taperecorder, komputer, dll. Bila alat-alat ini dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program
13
Made Wena, Op.cit., h. 6. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), h. 3. 14
13
yang biasa di sebut software, maka dapat membantu dalam proses belajar mengajar. Penggabungan ini yang merupakan inti teknologi pendidikan.15 2. Perlunya Teknologi dalam Pendidikan AECT (Association Of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai sebuah bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media sering disebut dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Media sebagai alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.16 Beberapa penyebab orang memilih media antara lain: a. Mendemonstrasikan b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut c. Ingin memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih konkret d. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.17 3. Teknologi Berbasis Komputer Teknologi
berbasis
komputer
merupakan
cara
memproduksi
dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroposesor. Pada dasarnya teknologi komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui tayangan dilayar monitor. Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut “computer based intruction”, “computer managed instruction (CMI)”. Aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan perilaku, akan tetapi sekarang lebih banyak berdasarkan pada teori kognitif. Aplikasi tersebut dapat bersifat:
15 16
Nasution, Teknologi Pedidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 3. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafndo Persada, 2010), Cet. XIII,
h. 3. 17
Arif S, Sadiman, Rahardjo, dkk., Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet. XIV, h. 84.
14
a. Tutorial, pembelajaran utama diberikan b. Latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya c. Permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari d. Sumber data yang memungkinkan pembelajar mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengaksesan (protokol) data yang ditentukan secara eksternal.18 Teknologi komputer memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan pembelajar b. Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, symbol, maupun grafis c. Belajar dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat interaktivitas tinggi.19 4. Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran Menurut Soekartawi dalam perkembangannya komputer digunakan sebagai alat bantu pelajaran, karena itu dikenal dengan istilah Computer Based Learning (CBL) atau Computer Assisted Learning (CAL). Ketika pertama-pertama komputer diperkenalkan, khususnya di pembelajaran, maka ia menjadi popular dikalangan anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology Based Learning dan Teknology Based Web Learning.20 Penggunaan komputer dalam pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu meliputi: a. Computer Assisted Instructional (CAI) Yaitu menggunakan komputer sebagai satu bagian integral dari suatu sistem pembelajaran, para peserta didik pada umumnya terllibat dalam interaksi dua arah dengan komputer melalui suatu terminal. CAI memberikan dampak terhadap bidang pendidikan. Dalam menangani jumlah besar dan berbagai ragam informasi tentang berbagai tipe dan jenis serta klasifikasi peserta didik, 18
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 203. 19 Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri, Ibid., h. 204. 20 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 104.
15
lembaga pendidikan membutuhkan kemampuan dalam bidang informasi (storage and retrieval). Pembelajaran degan menggunakan komputer dikenal dengan konsep pembelajaran dengan bantuan komputer (computer-assisted instruction). Dalam konsep CAI ini komputer difungsikan sebagai penyaji materi pembelajaran, penyimpan materi pelajaran, hingga memberikan analisis evaluasi pembelajaran. Sedangkan bentuk pembelajarannya bisa berupa tutorial, drills and practice, simulasi dan permainan. Saat ini juga telah berkembang software dan hardware yang bisa digunakan dalam pembelajaran berbasis komputer.21 b. Computer Aided Learning (CAL) Yaitu penggunaan komputer dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif serta memberikan umpan balik. Sebagai salah satu sumber belajar, komputer adalah suatu alat bagi peserta didik yang memberikan atau menyediakan informasi.22 Menurut Yudhi Munadi, ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: “1) multimedia presentasi, 2) program multimedia interaktif, dan 3) sarana simulasi”.23 Secara umum fungsi media adalah alat bantu penyampai pesan pembelajaran. Live dan Lepts menemukan fungsi media visual, diantaranya yaitu: 1) Fungsi atensi, yaitu menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran 2) Fungsi afeksi, yaitu menciptakan perasaan senang siswa, dan
21
M. Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2012), h. 190. 22 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 176. 23 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 150.
16
3) Fungsi kognisi, yaitu alat bantu memahami dan mengingat informasi24 Secara umum, media memungkinkan siswa dapat menyaksikan benda atau peristiwa masa lampau, memperoleh gambaran jelas tentang benda berukuran besar atau terlalu kecil, mendengar suara yang sukar ditangkap oleh telinga secara langsung, memudahkan membandingkan sesuatu, melihat dengan cepat sesuatu yang berproses dengan lambat, mengamati gerakan alat/mesin yang sukar diamati secara langsung, melihat bagian yang tersembunyi dari suatu alat, melihat ringkasan suatu rangkaian pengamatan yang lama.25 Media dalam pembelajaran berfungsi menghubungkan antara pendidik dengan peserta didik. Jenis media yang digunakan sebagai delivery mode seperti media cetak, siaran radio, siaran tv, konferensi komputer surat elektronik (e-mail), video interatif dan teknologi komputer multimedia. Media yang digunakan sebagai sarana interaktif pada proses pembelajaran adalah komputer dengan kemampuan interaktifnya yang tinggi sebagai sarana penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan serta untuk memperoleh umpan balik. Dalam proses pembelajaran interaktif pendidik menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik memberikan tanggapan terhadap materinya dan pendidik memberikan penguatan terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik. 5.
Beberapa kelebihan komputer dalam pembelajaran a. Peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi. b. Membantu peserta didik yang memiliki kecepatan belajar lambat (slow learner) agar belajar efektif. c. Memacu efektivitas belajar bagi peserta didik yang lebih cepat (fast learner). d. Menarik perhatian peserta didik karena mampu mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation).26
24
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 119. 25 Ibid., h. 119 26 Munir, Op.cit., h. 189.
17
Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan terhadap prestasi belajar siswa. dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping), komputer dapat deprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.
Kelebihan
komputer
yang
lain
adalah
kemampuan
dalam
mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik.27 Dengan tersambungnya komputer pada jaringan internet maka pembelajar akan mendapatkan pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapatkan materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas.28 Menurut Wankat dan Oreonovicz, menjelaskan bahwa keuntungan utama metode pembelajaran berbasis komputer adalah memberi kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran lebih lanjut.29 Kelemahan komputer adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komuter, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping itu, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak memerlukan biaya yang relative tinggi. Perangkat lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama. Merancang dan memproduksi program pembelajaran yang berbasis komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi
27
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010), h. 119. 28 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multi Media di Sekolah, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010), h. 148. 29 Made Wena, Ibid., h. 205.
18
program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus.30 6.
Media Berbasis Komputer Media berbasis Komputer adalah pembelajaran yang menggunakan
komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini bahan ajar disajikan melalui media komputer sehingga kegiatan proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa. Dengan rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Perkembangan teknologi komputer jaringan saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan. Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya medium komputer. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera kepada pemakainya.31 Dengan pembelajaran berbasis komputer peserta didik akan berinteraksi dan berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh seorang peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami oleh siswa lain. Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis komputer terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan peserta didik.32 Berbeda dengan media audio visual, komputer adalah suatu medium interaktif, dimana siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dalam bentuk mempengaruhi atau mengubah urutan yang disajikan. Sebagaimana halnya dengan penggunaan sumber-sumber audio visual yang dapat meningkatkan motivasi dan menyajikan informasi dan prakarsa melalui visual dan audio, komputer punya nilai lebih karena dapat memberi siswa pengalaman kinestetik melalui keyboard komputer.
30
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, Op.cit., h. 121. 31 Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, ibid., h.118. 32 Made Wena, Op.cit., h. 203.
19
Komputer menjadi suatu teknologi penting dalam masyarakat karena banyak digunakan dalam kegiatan bisnis, di sekolah dan dirumah. Banyak materi pembelajaran yang dapat disampaikan melalui komputer, jika peserta didik memiliki kemampuan menggunakan komputer. Materi tersebut terkait dengan tujuan pendidikan, oleh karena itu harus disajikan ukuran dalam kurikulum di sekolah dasar dan sekolah menengah. Dengan demikian materi pendidikan agama dapat dikaitan dengan penggunaan teknologi media berbasis komputer.33 Dalam penyajian pembelajaran berbagai program aplikasi telah tersedia yang dapat digunakan sebagai bahan presentasi, seperti Microsoft PowerPoint, Macromedia Flash dan lain sebagainya. Microsoft PowerPoint 2007 merupakan program aplikasi presentasi yang sangat popular dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik untuk pembelajaran disekolah-sekolah, presentasi produk, meeting, seminar dan sebagainya. Microsoft PowerPoint 2007 menjadi pilihan yang tepat bagi para pemula dalam menggunakan
komputer
sebagai
media
pembelajaran,
sebab
Microsoft
PowerPoint 2007 mempunyai kemudahan dalam mempelajarinya. Ia tidak sesulit dan serumit aplikasi yang lainnya dalam segi pembuatan bahan pembelajaran hingga penyajian sebagai media presentasi. Salah satu aspek media yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran adalah bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur media teks, gambar, animasi, dan video. Adapun kelebihan multimedia sebagai bahan presentasi dapat dilihat dari pemaparan sebagai berikut: a. Keterbatasan memori jangka pendek (working memory) menjadi pertimbangan utama ketika mendesain pengajaran dengan menggunakan teknik pengajaran model ganda, dimana kapasitas kognitif yang efektif dalam memori jangka pendek bisa ditingkatkan bila digunakan audio dan visual. Penggunaan animasi dalam multimedia akan menstimulasi sensor visual dan audio.34
33
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), Cet. I, h.
34
Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), h. 47-48.
236.
20
b. Menurut teori “Quantum Learning” peserta didik memiliki modalitas belajar yang berbeda yang dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu: visual, auditif dan kinestitik. Dengan multimedia modalitas belajar siswa dapat diatasi.35 c. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau distilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran. d. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah.36 Program PowerPoint merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mempu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpanan data (data storage). Powerpoint dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan: a. Personal Presentation: Pada umumnya powerpoint digunakan untuk presentasi dalam klasikal learning. Seperti kuliah, training, seminar, workshop, dll. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi instruktur/guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan media PowerPoint. Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada guru/instruktur. b. Stand Alone: Pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang sudah diprogram. c. Web Based: Pada pola ini PowerPoint dapat diformat menjadi file web (html) sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat
35
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), h. 186. 36 Yudhi Munadi, Op.Cit., h. 150.
21
ditampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas dari PowerPoint untuk mempublish hasil pekerjaan anda menjadi web.37 Dalam pembuatan PowerPoint sebagai bahan presentasi dapat dilakukan dengan mudah, yaitu secara mudah dapat dilakukan dengan membuka program aplikasi PowerPoint, kemudian menulit teks presentasi yang dikehendaki lalu mewarnai teks, membuat animasi teks, memberi background pada tampilan slide, memasukkan gambar dan video dengan teknik insert, membuat hyperlink pada media presentasi serta mengevaluasi program media presentasi. Adapun untuk estitikanya setiap slide harus memperhatikan kesesuaian materi dengan gambar, audio serta video. Warna teks dengan background juga harus memberikan kenyaman bagi mata, jangan sampai teks tidak terlihat karena backgroundnya. Teks dalam tiap-tiap slide juga harus dirancang agar tidak terlalu banyak dan memenuhi lembar slide, inti teks yang dipersingkat lebih mudah diterima dan ingat. Oleh sebab itu pembuatan materi pembelajaran dengan media PowerPoint harus memperhatikan segi kemanfaatan serta keefesiannya, agar media ini menjadi menarik dan tidak membosankan. Seperti contoh dibawah ini: Gambar 2.1 Slide Persentasi Pembelajaran
37
Rayandra Asyhar, Op. Cit., h. 186.
22
C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa Pendidikan adalah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara mendidik”.38 Sedangkan menurut UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioal Pasal 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 39 Untuk mempermudah pembahasan mengenai Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan pengertian tentang Pendidikan pada umumnya. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi Pendidikan, maka peneliti akan mengangkat beberapa pendapat para ahli tentang Pendidikan, yang dapat diuraikan sebagai berikut; M. Alisuf Sabri yang berjudul Ilmu Pendidikan: “Pendidikan yaitu suatu ilmu yang memberikan uraian yang lengkap, sistematis, dan metodis tentang masalah-masalah yang ada kaitannya dengan proses pendidikan.”.40Adapun pengertian lain dari pendidikan menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Ilmu Teoritis dan Praktis mengatakan bahwa “Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.41 Dari definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan adalah suatu proses atau usaha penumpukan pengetahuan dan 38
Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Indah Jaya, Adipratama, Anggota IKAPI, 2009), h. 157. 39 Weinata Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 2. 40 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet.I, h. 1. 41 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), Cet. VI, h. 11.
23
keterampilan untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dalam diri seseorang yang dilakukan dengan sengaja dan terencana, yang dilaksanakan oleh orang dewasa (pendidik) untuk merubah sikap dan tata laku anak-anak (terdidik), dari tahap maupun prosesnya baik secara jasmani maupun rohani agar tercipta manusia yang sempurna. Bicara tentang pendidikan, cangkupannya sangat luas sekali. Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk membahas mengenai Pendidikan Agama Islam. Agar mendapatkan gambaran tentang Pendidikan Agama Islam, berikut ini beberapa pendapat tentang definisi Pendidikan Agama Islam, yaitu: Pendidikan agama Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu-ilmu agama islam sehingga ia mampu mengamalkan syari’at islam secara benar sesuai dengan pengetahuan agama.42 Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam, mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (Way of Life).43 Sedangkan menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa: “Pendidikan Agama Islam adalah Upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.”44 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam dan dilakukan dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal dan menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati, 42
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press,2008), Cet. II, h. 118. 43 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. VIII, h. 86. 44 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. IV, h. 21.
24
mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan al-Hadits, agar tidak menguasai ilmu pengetahuan agama saja akan tetapi seluruh aspek kepribadiannya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam ini dimaksudkan untuk membentuk peserta didik (siswa) menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia yang mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan pengajaran agama Islam itu harus mengandung bahan pelajaran yang bersifat menumbuhkan dan memperkuat iman, membekali dan memperkaya ilmu agama, membina keterampilan beramal, menuntun dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir sebagai manusia secara utuh, menumbuhkan dan menumpuk rasa sosial dan sifat-sifat terpuji,
dan pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diamalkan dan dikembangkan dalam berbagai lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah.45 Menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pendidikan Agama Islam: “Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”46 Sedangkan menurut Mahmud Yunus dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus Pendidikan Agama, yaitu “Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mendidik anak supaya menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhhlak
45
mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota
Zakiah Daradjat, dkk., Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 79. 46 Ramayulis, op.cit., h. 22.
25
masyarakat yang sanggup hiduo diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame umat manusia”.47 Dari uraian yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai tujuan Pendidikan Agama Islam, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam itu ialah untuk membentuk manusia yang berkepribadian muslim, yakni manusia yang berakhlak dan berbudi luhur sesuai dengan tuntutan agama Islam, yang taqwa dengan sebenar-benar taqwa kepada Allah swt untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam pelaksanaannya tujuan tersebut dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: Pertama, tujuan operasional. Yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut program yang telah ditentukan dalam kurikulum. Kedua, tujuan fungsional. Tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis maupun aspek praktis, meskipun kurikulum secara operasional belum tercapai.48 Adapun tujuan akhir Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat.49 3. Landasan Pendidikan Agama Islam Landasan pendidikan agama Islam dengan segala variabel bersumber pada tiga sumber, yaitu 1) al-Qur’an, as-sunnah dan ijtihad. al-Qur’an adalah Firman Allah swt berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi Muhammad saw. as-sunnah adalah perkataan, perbuatan, atau pengkuan Muhammad Rasulullah saw. Ijtihad adalah suatu kreativitas pikiran, perenungan, penalaran, dan penelitian dari para pakar.50 Pondasi dan dasar pendidikan Islam adalah sumber ajaran yang jadi rujukan pokok dari segala persoalan pendidikan Islam.51 Jadi ketiga sumber tersebut menjadi pondasi Pendidikan Agama Islam, jika pondasi tersebut tidak dipatuhi maka PAI akan melencing dan tertolak. 47
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Jakarta: PT. Hidayah Karya Agung, 1983). Cet. XII, h. 13. 48 Ibid., h. 43. 49 Muzazin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 40. 50 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Op.cit., h. 76. 51 Sanusi Uwes, Op.Cit., h. 6.
26
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya terdapat banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Adapun Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Menurut Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam yaitu “Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, antara lain: Hubungan manusia dengan Allah swt, Hubungan manusia dengan sesama manusia, Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.”52 Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi lima unsur pokok, yaiu : al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan Tarikh53 yang hal ini tercakup dalam materi-materi yang akan diajarkan oleh peserta didik sesuai dengan jenjangnya. 5. Kaitannya Media Berbasis Komputer dengan Pendidikan Agama Islam Hasil teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan, penemuan kertas, mesin cetak, radio, film, komputer, dll. Banyak yang diharapkan dari alatalat teknologi pendidikan untuk membatu mengatasi berbagai masalah pendidikan, misalnya untuk membantu pelajar menguasai pengetahuan yang sangat pesat berkembang sehingga disebut ekplorasi pengetahuan dengan lebih efektif dan lebih efisien. Alat-alat teknologi dapat mengubah peranan guru, namun peranan guru tidak dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Mengawinkan “teknologi” dengan “pendidikan” dapat mengejutkan profesi guru, sebab teknologi diasosiasikan sebagai “mesin” yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi” pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical” yang serba mesin, yang menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara guru dan murid, murid dengan murid. Pengalaman dengan alat teknologi
52 53
Ramayulis, Metodologi…Op.cit., h. 22. Ramayulis, Metodologi…Ibid., h.23.
27
membuktikan bahwa dalam proses belajar belajar guru tetap memegang peranan yang sangat penting tidak didominasi oleh teknologi.54 Pemanfaatan komputer sangat membantu sekali bila dijadikan media pembelajaran, komputer atau CAI (Computer Assisted Intruction) sebagai alat pelajaran mempunyai sejumlah keuntungan yaitu: a. Komputer dapat membantu peserta didik dan guru dalam pelajaran, karena komputer itu sabar, cermat, mempunyai ingatan yang sempurna. b. CAI banyak memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera seperti membuat hitungan atau memproduksi grafik, gambaran dan memberikan bermacam-macam informasi. c. CAI dan mengajar guru dapat saling melengkapi. Bila komputer tidak dapat menjawab pertannyaan peserta didik, dengan sendiri guru akan menjawabnya. d. Komputer dapat juga menilai hasil setiap peserta didik dengan segera.55 Dengan menggunakan media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam maka akan lebih efisien dan efektif yang menghasilkan belajar bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik. Perkembangan yang terjadi adalah untuk fokus dalam usaha meningkatkan efektifitas pembelajaran. Adapun manfaatnya teknologi terhadap proses pembelajaran adalah: a. Mempercepat proses pembelajaran Peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat, satu-satunya cara adalah “belajar secara cepat”. Dengan adanya perubahan yang cepat (accelerated change) itu perlu diimbangi dengan kecepatan di dalam belajar (accelerated learning). Kecepatan belajar dapat dilakukan antara lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1) Belajar bagaimana belajar (learning how to learn) 2) Memahami dengan baik teknik belajar sendiri (natural learning style) 3) Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi 4) Mengkaji informasi lebih cepat, memahaminya dan diingat dengan baik.
54 55
Nasution, Op. cit., h. 100. Ibid., h. 110.
28
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran Dengan diadakannya media berbasis komputer dapat mempercepat proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud
dapat
terwujud
melalui
penggunaan
pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik (student centred). Pengalaman belajar membuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.56 Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
jenis
perangkat
lunak
lain
untuk
pembelajaran
yang
mengakomodasikan keragaman karakteristik peserta didik. Keuntungan yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer adalah: 1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual 2) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi 3) Menyediakan pemilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam 4) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar 5) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik 6) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan 7) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipahami oleh siswa 8) Siswa mendapatkan pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa meningkat.57
56 57
Bambang, Wasrita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 203. Made, Wena, Op.cit., h. 204.
29
Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sudah dijadikan acuan dalam pembelajaran dapat menggunakan Microsoft Office Powerpoint sebagai media persentasi. Sebab materi-materi pembelajaran tersebut tidak ada yang sulit untuk diaplikasikan ke dalam media komputer menggunakan aplikasi Microsoft Office Powerpoint. Materi-materi tersebut adalah surat atTin, hadits tentang menuntut ilmu, iman pada hari akhir, qana’ah dan toleransi, hukum Islam dalam penyembelihan hewan, ibadah haji dan umrah, perkembangang Islam di nusantara, surat al-Insyirah, hadits tentang kebersihan, iman kepada qadha dan qadhar Allah, menghindari perilaku tercela (takabur), salat sunnah, dan sejarah tradisi nusantara. D. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian (skripsi) yang di lakukan oleh Siti Djuwariyah dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Belajar Berbantuan Komputer (BBK) pada Mata Pelajaran IPA Kelas III dengan Hasil Belajar”. Penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media BBK terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.58 Penelitian (skripsi) yang di lakukan oleh Handjoko Permana dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Program Sarjana Pendidikan Fisika. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer terhadap hasil belajar siswa.59 Kedua contoh yang penulis kemukakan diatas hanya mengemukakan sebatas menguji hepotesis yang sudah ada dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan penulis belum menemukan penelitian yang fokus pada media komputer dalam pembelajaran PAI dengan penelitian kualitatif. Sedangkan penulis berbeda dengan kedua penelitian tersebut dari segi pendekatan dan metode penelitiannya. Penulis memilih penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dan
58
Sebuah Skripsi yang diajukan kepada Program Sarjana Universitas Negeri Jakarta guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, 2004. 59 Sebuah Skripsi yang diajukan kepada program Sarjana Universitas Negeri Jakarta guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, 2001.
30
metode deskriptif, sebab penelitian yang akan penulis lakukan bersifat fenomenologi, yang tidak cukup hanya sebatas menguji hepotesa-hepotesa yang sudah ada. Penulis mencoba menggali lebih dalam lagi dalam menggali permasalahan-permasalahan yang akan penulis teliti dilapangan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 JAKARTA. terletak di Jalan Danau
Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2013 hingga hingga
bulan Oktober 2013. Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Waktu
Maret 2013
Keterangan Kegiatan Observasi tentang sekolah: keadaaan guru dan siswa, sarana dan prasarana sekolah. Wawancara dengan kepala sekolah, tiga guru PAI dan enam siswa VII D.
April 2013 s/d selesai
Penyelesaian penulisan laporan/skripsi
Februari 2013
B. Latar Penelitian Dalam penelitian ini berawal dari pengalaman peneliti sewaktu masih dibangku SMK Ar Rahman Pondok Terong Depok. Dimana waktu itu peneliti masih merasakan bahwa guru PAI masih dianggap seorang guru yang masih 31
32
gaptek (gagap teknologi), padahal fasilitas teknologi sudah begitu pesat dan sudah mudah didapatkan. Namun guru PAI masih mengandalkan metode ceramah sebagai metode yang selalu ada dalam tiap-tiap pembelajaran PAI. Dengan pengalaman ini, peneliti ingin menyelidiki pada sekolah yang sudah menerapkan komputer sebagai sarana dalam pembelajaran. SMP Negeri 40 Jakarta menurut peneliti sudah memenuhi syarat untuk diteliti, sebab sekolah ini sudah menggunakan media komputer sebagai sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran. Dengan dasar ini, maka peneliti merasa tepat dalam menentukan tempat untuk diteliti. Sebab pokok penelitian ini tertuju pada guru PAI dalam menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran.
C. Metode Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang ingin diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut peneliti untuk memberikan pemahaman secara mendalam tidak cukup hanya mengandalkan data statistik atau data kuantitatif semata, karena fenomena yang menyangkut perilaku harus diamati secara mendalam dan holistik. Oleh sebab itu pendekatan kualitatif diyakini dapat memberikan gambaran dan jawaban terhadap apa yang diharapkan peneliti dalam memahami fenomenologi tersebut. Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penggunaan metode deskristif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan situasi apa adanya tentang gejala atau keadaan dari hasil temuan di lapangan. Data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar, bukan berupa angka atau statistika.
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. XXIX, h. 6.
33
Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian ingin membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.2
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1.
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk memperoleh berbagai jenis data sebagai mana yang terjadi di lapangan, dalam hal ini adalah penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 Jakarta. Teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan
adalah
wawancara,
observasi/pengamatan dan domentasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar sebagai beikut: Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data Macam Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
a. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh Pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Informan). Teknik ini dilakukan dengan cara dialog (face to face atau calling) untuk mengetahui informasi yang mendalam. Dalam hal ini pewancara memakai “wawancara tak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 234.
34
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan”.3 Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui seputar masalah aktivitas pembelajaran menggunakan media komputer. Pada informan diantaranya Kepala Sekolah, Guru PAI. Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No
Pertanyaan Wawancara
1. 2.
Sudah berapa lama Bapak menjadi Kepala Sekolah di SMPN 40 Jakarta? Bagaimana Bapak mengembangkan proses pembelajaran di sekolah ini?
3.
Apakah media komputer menjadi media untuk semua mata pelajaran?
4.
Apakah ada kendala dalam menerapkan pembelajaran menggunakan media komputer? Bagaimana Bapak mengantisipasi jika ada kendala dalam penerapan pembelajaran menggunakan media komputer?
5.
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru PAI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3
Pertanyaan Wawancara Sudah barapa lama Bapak mengajar di sekolah ini? Apa yang Bapak pikirkan tentang media pembelajaran? Apakah Bapak mengetahui perkembangan TIK? Bagaimana menurut Bapak tentang media komputer dalam pembelajaran? Apa kelebihan media komputer dalam pembelajaran PAI? Apakah media komputer membantu Bapak dalam pembelajaran PAI? Apa bedanya media komputer dengan media-media yang lain dalam pembelajaran PAI? Bagaimanakah mengembangkan media komputer dalam pembelajaran PAI? Siapa yang terlibat dalam pengembangan media komputer untuk pembelajaran PAI? Kesulitan apa yang ditemui dalam penggunaan media komputer? Bagaimana Bapak menanggulanginya? Apakah sudah Bapak lakukan?
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), Cet. VIII, h. 233-234.
35
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa No Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran PAI? 2. Apakah ada keluhan tentang pembelajaran PAI? Bagaimana kesan siswa terhadap media komputer dalam pembelajaran 3. PAI? b. Observasi “Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang di teliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila: Pertama, sesuai dengan tujuan penelitian. Kedua, direncanakan dan dicatat secara sistematis. Dan ketiga, dapat dikontrol keandalannya dan kesahihannya/valid”.4 “Teknik ini memungkinkan peneliti menarik kesimpulan ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucap, bagaimana teori digunakan langsung dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai”.5 Pada tahap ini, peneliti mengamati langsung dan mencatat informasi yang peneliti temukan seputar aktivitas pembelajaran PAI dengan media komputer pada siswa kelas VII/semester 2 di SMPN 40 Jakarta. Jadi dalam melakukan observasi yang peneliti lakukan adalah terlebih dahulu mengetahui sistuasi sosial yang menjadi obyek penelitian. Kemudian peneliti fokuskan pada aspek tertentu agar penelitian tidak terlalu melebar dan meluas. Setelah itu peneliti uraikan fokus yang ditemukan agar diperinci lagi untuk mendapatkan komponen yang lebih rinci. Dengan panduan yang diobservasi sebagai berikut:
4
Amirul Hadi dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. IV, h. 129. 5 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: Kiblat Buku Utama, 2003), Cet. II, h. 154-155.
36
Tabel 3.5 Pedoman Observasi Kategori Penyajian (membuka presentasi, penggunaan bahasa, sistematika penyajian, penguasaan materi, manajemen waktu, komunikatif, dan menutup presentasi) Diskusi (kualitas argumentasi, menjawab pertanyaan dengan jelas dan tepat, toleransi terhadap masukan dan pendapat) Komponen Isi Power Point (kesusaian isi dengan topik [judul, pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka], sistematika penulisan, dan inovasi) Penggunaan TIK (penggunaan gambar/foto, penggunaan suara, dan penggunaan animasi) Estitika Tampilan Slide (desain warna, background, huruf, format teks, dan layout) c. Pengumpulan Dokumen “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan”.6 Dokumen yang peneliti dapatkan berupa foto-foto, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dokumen ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan memeriksa kelengkapan data yang peneliti butuhkan. Gambar 3.2 Kegiatan Pembelajaran PAI
6
Sugiyono, Op.cit., h. 240.
37
2.
Pengolahan Data Tahap-tahap pengolahan data ini terdiri atas: a. Tahapan Pralapangan 1) Menyusun Rancangan Penelitian Peneliti menyusun rancangan penelitian dengan membuat proposal penelitian dengan merujuk buku panduan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Dalam pembuatan proposal penelitian ini, peneliti berkonsultasi kepada Ketua Jurusan untuk mendapatkan persetujuan agar bisa diseminarkan dalam seminar proposal skripsi dan mendapatkan
persetujuan
oleh
penguji,
lalu
mendapatkan
dosen
pembimbing dalam pembuatan skripsi. 2) Menentukan Lapangan Penelitian Karena keterbatasan waktu serta dana yang ada, maka peneliti mengadakan kegiatan penelitian ini dilokasi yang tidak jauh dari tempat tinggal, yaitu penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 Jakarta, yang terletak di Jalan Danau Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat. Menurut peneliti tempat tersebut, layak untuk dijadikan tempat penelitian yang peneliti lakukan. Hal ini dengan pertimbangan yang sudah matang, sebab sekolah tersebut mempunyai sarana dan prasana pembelajaran yang memadai dan sudah menggunakan perangkat Komputer sebagai media pembelajaran. 3) Mengurus Izin Sebelum memulai penelitian ini, peneliti meminta dan mengurus perizinan agar kegiatan yang akan dilakukan peneliti dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun, adapun izin yang diurus yaitu surat permohonan izin penelitian dan surat permohonan izin observasi dari jurusan PAI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4) Menjajaki Lapangan Tahap ini peneliti lakukan untuk berupaya mengenal berbagai komponen yang ada di lingkungan objek penelitian. Ini merupakan studi
38
pendahuluan yang peneliti kerjakan untuk mengetahui kondisi awal dari objek yang diteliti. b. Tahapan Kerja Lapangan 1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri Untuk pekerjaan dilapangan, peneliti perlu mengenal kondisi objek yang diteliti baik secara fisik (sekolah) maupun pelaku yang ada di dalam sekolah tersebut (Kepala sekolah, guru, staff dan siswa) meskipun tidak semuanya dapat dikenal secara keseluruhan. Hal ini peneliti lakukan agar memudahkan untuk mendapatkan keakraban dengan objek yang peneliti lakukan, agar data-data yang peneliti butuhkan dapat peneliti dapatkan dengan mudah dan sesuai dengan keadaan objek tanpa rekayasa. 2) Memasuki Lapangan Peneliti harus berusaha berbaur dengan objek yang akan diteliti agar mendapatkan keakraban antara peneliti dengan objek yang di teliti. Dengan berbaurnya peneliti dengan objek, peneliti mendapat berbagai data yang peneliti butuhkan dengan mudah, sebab peneliti berada ditengahtengah objek. Peneliti mendapatkan data secara valid tanpa rekayasa dan tekanan dari siapapun. 3) Mencatat Data Data yang diperoleh peneliti kemudian dituangkan melalui alat penelitian dengan cara catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari ketiga cara tersebut,
peneliti
mendapatkan
data-data
yang
banyak
yang
memungkinkan peneliti dapat mengklasifikasikan dan mengkrucutkan hasil temuan penelitian. 4) Analisis Lapangan Walaupun penelitian yang dilakukan belum selesai namun peneliti dapat mengadakan pengamatan yang telah dilakukan selama beberapa waktu dengan tujuan merumuskan sebagian konsep sehingga dapat diambil beberapa kesimpulan meskipun kesimpulan tersebut belumlah tepat.
39
c. Tahapan Analisis Data Dari rumusan yang telah dibuat peneliti, peneliti dapat menarik garis bawah analisis data yang pertama adalah mengorganisasikan data berdasarkan informasi yang ada (dokumentasi, hasil wawancara dan observasi). Peneliti dalam hal ini, berusaha memilah-milah data dan mengklasifikasikannya agar peneliti dapat mengkrucutkan dan mengambil suatu keputusan kesimpulan.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Untuk menghindari berbagai kesalahan dalam penelitian, maka peneliti memeriksa kembali tentang keabsahan data yang di dapat. Oleh sebab itu, pemeriksaan keabsahan data sangat penting untuk menghindari berbagai kekeliruan dalam penelitian. Adapun cara memeriksa keabsahan data, akan peneliti paparkan sebagai berikut: 1.
Perpanjangan Keikut-Sertaan Pada tahap ini peneliti lebih mengenal kondisi keadaan objek yang diteliti.
Karena peneliti terjun langsung ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh histori, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subjek. 2.
Ketekunan Pengamatan Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol baik berada di kelas maupun di luar kelas. Pengamatan ini, peneliti fokuskan pada pokok permasalahan yang akan diteliti, agar mendapatkan data yang kuat. 3.
Triangulasi Untuk mendapatkan keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi
agar
mendapatkan
pembanding
data
dan
pengecekkan
data.
Dengan
membandingkan berbagai metode sumber data yang telah peneliti dapatkan, maka data yang peneliti dapatkan akan menjadi lebih keabsahannya.
40
Susan Stainback menyatakan bahwa tujuan dari trigulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.7 4.
Pengecekan Sejawat Untuk memberikan ruang pengontrolan terhadap data sementara, maka
peneliti mendiskusikan dan mengekspos temuan yang di dapat pada rekan guru studi. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi informasi lebih lanjut dan mengecek kembali data yang telah di dapat.
F. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain.
Analisis
data
dilakukan
dengan
mengorganisasikan
data,
menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.8 Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditujukkan pada gambar.9 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
7
Sugiyono, op.cit., h. 241. Ibid., h. 244. 9 Sugiyono, op.cit., h. 246. 8
41
Gambar 3.3 Teknik Analisis Data Data collection
Data reduction 1.
Data display
Conclusions: drawing/verifying
Pengumpulan Data Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan. Semua data merupakan hasil data mentah yang di peroleh peneliti. Semua data tersebut terfokus pada tujuan penelitian yang diinginkan. 2.
Reduksi Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Setelah dipelajari dan dicermati, peneliti memilih data yang penting, membuat katagori dan membuang yang tidak terpakai. Langkah ini merupakan proses penyeleksian, penyederhanaan dan memfokuskan data yang diperoleh peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti, yaitu: Pertama, reduksi data yaitu memilih data yang dianggap penting dan mengkategorikannya. Kedua, data display yaitu mengelompokkan data dalam setiap kategori. Ketiga, verification yaitu memilih yang penting, membuat kategori dan membuang yang tidak dipakai. 3.
Penyajian Data Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya mendisplaykan data.
Penyajiannya dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori yang bersifat naratif. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya peneliti lakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
42
4.
Penarikan Kesimpulan Setelah reduksi data dan penyajian data sudah dilakukan maka langkah
terakhir adalah dengan menarik kesimpulan atau verifikasi. Analisis ini menggunakan ketiga komponen yang tersedia yaitu data wawancara, observasi dan dokumentasi. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi suatu obyek yang sebelumnya gelap menjadi terang setelah diteliti.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara yang mendalam dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dilapangan. Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan September 2013, melalui wawancara dengan beberapa informan yang berkaitan langsung dengan penelitian ini ialah guru PAI SMP Negeri 40 Jakarta. Informan yang diminta oleh peneliti untuk menjadi sumber informasi adalah kepala sekolah SMPN 40 Jakarta, guru PAI, dan siswa kelas VII dengan beberapa pentanyaan yang peneliti tanyakan kepada informan melalui teknik wawancara dan kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri lebih terfokus kepada guru PAI dalam menggunakan media komputer dalam pembelajaran, pendapat terhadap media komputer dalam pembelajaran dan tantangan yang dihadapi serta cara mengatasinya. Jumlah yang dijadikan informan dan sumber data penelitian sebanyak sepuluh orang yaitu, kepala sekolah, tiga orang guru PAI, dan enam orang siswa kelas VII yang dijadikan sebagai informan penelitian. Mereka jugalah yang setiap hari berinteraksi, dan melihat langsung bagaimana pembelajaran PAI menggunakan media komputer berlangsung. Sehingga bisa secara jelas mengetahui bagaimana deskripsi penggunaan media komputer dalam pembelajaran PAI. Agar penelitian ini lebih akurat, peneliti mencari informasi-
43
44
informasi tambahan dengan melakukan observasi dilapangan untuk melihat secara langsung bagaimana penggunaan media komputer dalam pembelajaran PAI berlangsung di sekolah.
A. Deskripsi Data 1.
Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 40 Jakarta SMP Negeri 40 Jakarta Pusat berdiri 30 Juli 1964 dengan surat keputusan Menteri PD & K, Nomor 80/SK/B-III dengan luas tanah 7.350 meter persegi, dan jumlah kelas 3 (tiga) ruang kelas VII, VIII dan IX I, 3 (tiga) ruang kelas II dan 2 (dua) ruang kelas III. Data tersebut berdasarkan gambar lokasi yang dikeluarkan oleh Kepala SMP Negeri 40 Jakarta Bapak Purnama Nasution, BA tahun 1979. Pada tanggal 28 Juni 1999, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional DKI Jakarta menerbitkan surat keputusan Nomor: 1.711.2/0962/09– 01/P/1999 tertanggal 15 Januari 1999 sertifikat tanah dengan luas tanah 5.662 meter persegi. Pada tanggal 10 September 2003 gedung SMP Negeri 40 Jakarta direhab total dan selesai 20 Desember 2004, dan ditempati tanggal 24 Januari 2005. Gedung baru berlantai tiga tersebut dibangun di atas areal tanah 5841,65 meter persegi (sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh pemborong rehab total, “PT. SURYA MANUNGGAL WISESA” dengan luas bangunan 4.263 meter persegi. Dalam rangka SMP Negeri 40 diusulkan sebagai Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional. SMP Negeri 40 Jakarta terletak di Jalan Danau Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat. Lingkungan sekitar sekolah adalah daerah pemukiman yang sudah terencana dengan baik. Sebagian penduduknya adalah golongan masyarakat menengah. SMP Negeri 40 kondisinya jauh dari kebisingan lalu lintas, pasar maupun rel kereta api. Keadaan seperti ini masyarakat sekitar banyak yang ingin mendaftarkan putera-puterinya agar diterima di sekolah ini. Sejak
45
berdirinya, SMP Negeri 40 menjadi kebanggan masyarakat sekitar karena prestasinya baik dalam bidang akademik, maupun non akademik. Adapun profil sekolah pada saat ini, bisa dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.1 Profil Sekolah Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat
Tahun Berdiri SMP Surat Tanah Status Luas Tanah Status Bangunan Luas Bangunan
Profil Sekolah SMPN 40 Jakarta Drs. Sihar AMH Jalan Danau Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat. 1964 Hak Milik PT. Suryama Nunggal Wisesa Negeri 5841,65 M2 Hak Milik PT. Suryama Nunggal Wisesa 4263 M2 Tabel 4.2
Nama-Nama Kepala Sekolah SMP N 40 Jakarta Periode I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
Tahun 1964 s.d 1965 1965 s.d 1980 1980 s.d 1985 1985 s.d 1989 1989 s.d 1992 1992 s.d 1995 1995 s.d 1998 1998 s.d 2002 2002 s.d 2006 2006 s.d 2008 2008 s.d 2012 2012 s.d sekarang
Nama Kepala Sekolah S. Hutasoit Purnama Nasution, BA Drs. Anhar Sudibjo Hasan Sanusi, BA Drs. H. Ti’ Ich Sibi Drs. Masri Muhammad Drs. D. AD. Sirait Dra. Hj. Nurhayati Drs. Sagi Silalahi Drs. Heney Murwanto, MM Dr. Hj. Ajisarni LZ, M.Pd Drs. Sihar AMH
46
Gambar 4.1 SMP N 40 Jakarta
2.
Keadaan Guru Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan dan Status Guru No
Tingkat Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5.
S3 S2 S1 Sarjana Muda/D-III PGSLP/D-II Jumlah
Status Guru GT GTT 1 4 1 21 9 7 5 36 10
Jenis Kelamin Laki Premp 1 2 3 13 8 2 4 3 4 17 19
Jumlah 1 5 31 6 7 46
Tabel 4.4 Data Jumlah Guru dan Statusnya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Pendidikan Agama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Penjaskes Kesenian Pendidikan
Jumlah Guru
Status Guru GTT Bantu
PNS
5
4
1
-
-
6 5 5 5
3 4 5 4
1 1 -
-
2 1
6
4
2
-
-
3 2 3
3 2 3
-
-
-
Honor
47
Kewarganegaraan (Pkn) TIK Bimbingan Konseling (BK) Elektro Total
10 11 12
3.
2
-
-
-
2
4
4
-
-
-
2 46
37
5
-
5
Keadaan Siswa Tabel 4.5 Data Jumlah Kelas, Rombel dan Siswa No 1. 2. 3.
4.
Kelas
VII VIII IX Jumlah
Jumlah Kelas 8 9 7 24
Baru 296 304 235 835
Jumlah Siswa Masuk Keluar -
Jumlah 296 304 235 835
Waktu Belajar Pagi Pagi Pagi
Visi dan Misi Sekolah a. Visi SMP memiliki lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan, bersih dan asri sehingga siswa termotivasi untuk mengembangkan potensinya dibidang imtaq, imtek, inovatif dan kompetitif. b. Misi 1) Menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan dan menantang. 2) Menciptakan suasana kekeluargaan antar warga sekolah. 3) Melaksanakan tadarus bersama sebelum jam pertama dimulai dan bagi non muslim berdoa menurut agama dan kepercayaannya. 4) Mengembangkan disiplin dari dalam diri siswa. 5) Mengupayakan peningkatan mutu di bidang teknologi dengan mengoperasikan komputer dan internet. 6) Mengembangkan bakat siswa dengan meningkatkan mutu di bidang non kurikuler/ekstrakurikuler.
48
B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian Pada pembahasan dan hasil temuan ini, peneliti akan menguraikan data dan hasil
penelitian
tentang
permasalahan
yang
telah
dirumuskan,
yaitu
mendeskripsikan bagaimana guru PAI menggunakan media komputer dalam pembelajaran, pendapat guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran dan tantangan yang dihadapi guru PAI serta cara mengatasinya. 1.
Penggunan Media Komputer dalam Pembelajaran Teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi di kemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, video, audio serta perkembangan proyektor digital yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience. Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia
projector
(seperti
LCD/In-focus),
melainkan
juga
dapat
dipresentasikan melalui peralalatan proyeksi lainnya, seperti OHP (over head projector). Berbagai alat yang dikembangkan telah memberikan pengaruh yang sangat besar bukan hanya pada perkembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya. Penggunaan media komputer dalam pembelajaran dewasa ini di tengahtengah meningkatnya perkembangan teknologi globalisasi yang semakin maju dan pesat, tuntutan kualitas dan kuantitas mutu pembelajaran semakin meningkat. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa sekolah-sekolah memacu terus mutu keprofesionalan. agar terpenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan
49
menyesuaikan media pembelajaran dengan tuntutan zaman seperti dengan menggunakan TIK. Menurut guru PAI media pembelajaran adalah suatu perantara untuk menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini seperti yang terungkap dari hasil wawancara dengan guru PAI sebagai berikut: “Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan suatu pelajaran, yang mana media ini sangat membantu sekali dalam pembelajaran, jika medianya baik maka komunikasi bisa berjalan dengan baik”. Kata bapak lohim,1 hal senada juga diungkapkan oleh bapak Fajril seorang guru PAI kelas VII memberikan pendapatnya tentang media pembelajaran ”Menurut saya media pembelajaran itu suatu perantara yang membantu untuk mempermudah menyampaikan pembelajaran”,2 namun bapak Mursyida berbeda pendapat mengenai media pembelajaran, ia berpendapat bahwa “Mungkin lebih cocok dikatakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran, seperti papan tulis ia juga sebagai media pembelajaran.3 Dari beberapa pendapat diatas mengungkapkan bahwa, secara teoritis pengertian media pembelajaran masih dirasa kurang pas menurut para ahli pembelajaran. Sebab pengertian media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.4 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga menjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
1
Hasil wawancara dengan Lohim Damanik, S.Ag, guru PAI kelas VIII di SMP N 40 Jakarta pada hari Kamis, 23 Mei 2013. 2 Hasil wawancara dengan Fajril Ghois, S.Ag, guru PAI kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada hari Kamis, 23 Mei 2013. 3 Hasil wawancara dengan Mursyida, M.BA, guru PAI kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada hari Kamis, 13 Juni 2013. 4 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 7-8.
50
melakukan pembelajaran secara efesien dan efektif. Sumber tersebut bisa berbentuk perangkat keras atau pun perangkat lunak. Perkembangan dunia teknologi dewasa ini membuat beberapa perubahan yang sangat signifikan. Begitu juga dengan cara berkomunikasi sudah mulai mengalami perubahan, dulu orang kalau mau melakukan komunikasi bisa dengan bertemu langsung atau mengirimkan surat. Namun seiring meningkatnya perubahan teknologi membuat pola komunikasi mulai bergeser dengan cara yang lebih praktis dengan menggunakan alat telekomunikasi bisa berupa Handpon, Twitter, facebook, dll. Begitu juga dengan dunia pendidikan yang mengalami peningkatan. Media-media pembelajaran yang dulunya hanya sebatas dinding papan tulis sekarang sudah bergeser dan menjadi tren menggunakan LCD/ Infocus, hal ini merupakan kemajuan TIK dalam dunia pendidikan. Namun, peningkatan TIK dalam dunia pendidikan tidak serta merta sejalan dengan peningkatan mutu keprofesionalan guru dalam mengimbangi kemajuan teknologi. Dari hasil wawancara dengan guru PAI, mereka mengungkapkan bahwa: Dari wawancara tersebut tergambar bahwa, jawaban yang diungkapkan guru PAI sedikit mengalami keragu-raguan dalam menjawab pertanyaan “Apakah mengikuti perkembangan TIK?”, hal ini juga dikuatkan dengan beberapa observasi
di
kelas
sewaktu
pembelajaran
berlangsung.
Observasi
itu
dideskrifsikan sebagai berikut: Penyajian, setelah masuk kelas guru langsung mengucapkan salam dan mengisaratkan siswa untuk berdoa bersama. Dengan bahasa yang ramah dan jelas, guru memulai persentasi yang diawali dengan menanyakan kembali prihal pelajaran yang telah lewat dengan komunikasi dua arah. Secara bertahap materimateri pelajaran tersampaikan dengan sistematis berjalan baik. Para siswa menyimak dan memperhatikan dengan baik materi-materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sebab guru tersebut menguasai materi pembelajaran dengan baik. Waktu pembelajaran yang direncanakan berjalan dengan baik, tanpa ada kelebihan atau kekurangan waktu. Komunikasi pembelajaran berjalan dengan baik, karena guru membuat suasana pembelajaran menjadi dua arah. Tidak hanya
51
terpusat pada seorang guru saja, akan tetapi siswa-siswa pun dilibatkan dalam komunikasi. Setelah materi pembelajaran sudah berakhir, guru menutupnya dengan kesimpulan dan berdoa “agar pembelajaran hari ini dapat diterima siswa dan mendapat keberkahan”. Diskusi, disela-sela penyampaian materi pembelajaran terjadi tanya jawab antara guru dan siswa, jawaban guru yang ditanyakan dirasakan oleh siswa merasa puas sebab argumen-argumen yang lontarkan sangat memuaskan disamping itu jawaban guru terasa jelas dan tepat tanpa berbelit-belit. Dalam penyampaian materi pembelajaran, sesekali ada siswa yang berbeda pendapat dengan guru. Guru menanggapinya dengan lapang dada dan rendah hati terhadap masukan atau pendapat siswa yang berlainan, tetapi guru juga memberikan koreksian jika pendapat siswa tersebut terlalu melencing dari materi pembelajaran. Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi materi pembelajaran dengan topik dirasa sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka sudah sesuai dan sistematis penulisannya pun sudah baik. Hanya saja isi tiap-tiap slide masih dirasa terlalu penuh oleh penjelasanpenjelasan materi pembelajaran. Tampilan penulisan tiap-tiap slide masih sederhana, terlalu datar seperti makalah tanpa modifikasi sedemikan rupa sehingga tercipta slide yang indah dan baik. Penggunaan TIK, dalam penggunaan gambar dalam slide-slide PowerPoint masih kurang baik, sebab gambar-gambar yang ditampilkan dirasa kurang menarik perhatian mata memandang. Selain itu jika ada materi yang mengharuskan ada suara, seperti penyebutan huruf hijaiyah atau nun mati ketemu mim. Sedangkan animasi-animasi yang dibuat sudah cukup baik, sebab pemakaian animasi membuat tulisan menjadi gerak yang indah. Estitika tampilan slide, pembuatan slide-slide pembelajaran masih sangat sederhana dan masih perlu dibenahi lagi agar menjadi slide yang bagus dan menarik. Masalah pemakaian warna tulisan dan background masih dirasa kurang menarik, karena masih kurang pas pemakaiannya dan terkadang ada tulisan yang
52
kurang jelas di lihat. Tulisan terasa penuh dalam tiap-tiap slide maka huruf, format teks dan layout pun masih kurang baik.5 Gambar 4.2 Pembelajaran PAI Berlangsung
Dari hasil observasi ini yang telah dideskrifsikan di atas terlihat bahwa dalam penyajian pembelajaran dan diskusi berjalan dengan baik. Pak guru bisa membuat pembelajaran penuh komunikatif, waktu berjalan dengan baik, sistematika pembelajaran pun terukur rapih dan guru menyampaikan dengan penuh percaya diri. Namun, dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang baik dari segi kompunen isi powerpoint, penggunaan TIK, serta estitika tampilan slide yang dirasa masih sangat kurang. Hal ini dikuatkan dari beberapa observasi di bawah ini yang masih mengalami hal yang sama, yaitu masalah penggunaan media komputernya. Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi dengan topik pembelajaran pada tiap-tiap slide sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan saran serta daftar pustaka. Sistematika penulisan juga sudah baik, namun inovasi slide masih di rasa kurang baik. Tampilan slide masih terlalu penuh dengan isi pembahasan seperti makalah yang ditampilkan. Penggunaan TIK, penggunaan foto pada tiap-tiap slide hampir tidak terlihat. Pada hal foto-foto tentang tema yang di bahas begitu banyak yang bisa ditampilkan. Penggunaan suara juga tidak ada begitu juga dengan tampilan animasi-animasi pada slide juga kurang terlihat. Estitika tampilan slide, desain warna dan background slide kurang begitu kreatif. Tampilan slide terkesan sangat sederhana seperti makalah yang
5
2013.
Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa 28 Mei
53
ditampilkan di depan LCD proyektor. Huruf dan format teks juga masih sederhana karena terlalu banyak di penuhi dengan isi materi pembahasan. Begitu juga dengan tampilan layout.6 Komponen Isi PowerPoint, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide. Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab isi materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan. Estitika tampilan slide, dalam pembuatan tiap-tiap slide masih kurang kreatif. Desain warna dan background masih dirasa kurang, hampir disetiap slide background yang digunakan sama tanpa ada perbedaan antara background slide pertama sampai akhir. Pemakaian huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu penuh menutupi semua halaman. Begitu juga dengan format teks dan layout agak kecil untuk di lihat dari kejauhan.7 Menurut Rayandra Asyhar karakteristik multimedia yang baik secara umum dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu: tampilan harus menarik baik dari sisi bentuk gambar maupun kombinasi warna yang digunakan; narasi atau bahasa harus jelas dan mudah dipahami oleh seperta didik; materi disajikan secara interaktif artinya memungkinkan partisipasi dari peserta didik; kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai model (styles) yang berbeda dalam belajar; karakteristk dan budaya personal dari populasi yang akan dijadikan target; sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik materi dan tujuan yang ingin dicapai; dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran, dalam arti sesuai dengan sarana pendukung tersedia; memungkinkan ditampilkan suatu virtual learning environment (lingkungan belajar virtual) seperti web-based 6
Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 25 Juni
2013. 7
2013.
Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 16 Juni
54
application yang menunjang; dan proses pembelajaran adalah suatu kontinuitas utuh, bukan sporadik dan kejadian terpisah-pisah (disconnected events).8 Dari beberapa observasi penguat diatas menggambarkan bahwa guru PAI kurang ahli dalam penggunaan media komputer. Padahal media komputer sangat membantu guru PAI dalam menyampaikan pembelajaran. Seperti ungkapan guru PAI dalam wawancara sebagai berikut: “Media komputer sangat membantu guru, disamping kita menyesuaian kemajuan zaman dimana para siswa lebih senang jika belajar dengan media-media yang populer saat ini” kata Pak Lohim,9 Begitu juga dengan Pak Fajril mengungkapkan bahwa “Media komputer dalam pembelajaran sangat membantu kita dalam banyak hal, sepertinya siswa lebih bisa konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan media komputer. Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai menshalatkan mayat atau masalah wudhu sampai mengerjakan shalat wajib, kita cukup memutarkan vedio materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Lain halnya tidak menggunakan media komputer, bisa jadi waktu serta kefokusan siswa menjadi berkurang disebabkan kurangnya inovasi dalam penyampaian”,10 hal ini juga senada dengan pendapat Pak Mursyida “Membantu mba, walau pun saya tidak begitu ahli dalam menggunakannya… hahaha”. 11 Dengan adanya pengakuan akan manfaat media komputer sebagai media pembelajaran, seharusnya menjadi acuan untuk meningkatkan lagi kreatifitas dan inovasi penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Begitu juga dengan beberapa pengakuan siswa terhadap pembelajaran PAI menggunakan media komputer. Siswa merasa lebih senang menggunakan media komputer, hanya saja keluhan mereka tentang media ini agar penampilan media presentasi menggunakan media komputer agar lebih inovasi dan kreatif lagi. Seperti hasil wawancara
dengan
siswa,
mereka
menggungkapakan
bahwa
mereka
menginginkan pembelajaran PAI di kelas VII D SMPN 40 Jakarta dalam menyampaian menggunakan media komputer dengan aplikasi Microsoft Office Powerpoint sebagai media persentasi agar lebih meningkatkan kreatifitas dan 8
Rayandra Asyhar, Op. Cit, h. 173. Opcit., Wawancara. 10 Opcit., Wawancara. 11 Hasil wawancara dengan Mursyida, M.BA, guru pai kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada hari Kamis, 13 Juni 2013. 9
55
inovasi. Sebab menurut mereka kalau slide persentasi kurang menarik maka akan membosankan siswa. Namun, kalau slide persentasinya selalu menarik perhatian maka mereka akan merasa senang belajar PAI di kelas. Dari beberapa pengakuan siswa diatas, meraka merasa senang kalau pembelajaran PAI menggunakan media komputer. Namun, mereka juga mengharapkan agar media presentasi yang ditampilkan tidak monoton dan menjemukan. Mereka juga mengharapkan agar medianya lebih inovasi dan kreatif lagi agar lebih menyenangkan lagi. Dari hasil wawancara dan observasi dilapangan tergambar bahwa tuntutan pelaku dalam pembelajaran PAI menggunakan media komputer agar dapat dimanfaat lebih baik lagi. Menurut Yudhi Munadi, pemanfaatan multimedia berbasis komputer dapat digunakan dalam proses pembelajaran, meliputi: a. Multmedia
presentasi.
Multimedia
presentasi
digunakan
untuk
menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klsikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar. Media ini
cukup
efektif
sebab
menggunakan
multimedia
projektor
(LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar cukup luas. b. Program multimedia interaktif. Penggunaan multimedia interaktif cocok untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan, misalnya penyerbukan pada tumbuhan, pembelahan sel, proses pertumbuhan janin manusia, ilmu waris, pelaksanaan haji, dan lain sebagainya. c. Sarana simulasi. Dengan hadirnya berturut-turut generasi software yang ampuh dan canggih, komputer masa kini sedang merebakkan jenis-jenis kegiatan yang benar-benar mampu mengefektifkan proses pembelajaran. d. Video pembelajaran. Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.12
12
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 150.
56
Dari penjelasan Yudhi Munadi pemanfaatan multimedia komputer dapat digunakan sebagai multimedia presentasi, program multimedia interaktif, sarana simulasi dan video pembelajaran. Namun sebagai guru, membuat media komputer sebagai media pembelajaran harus memperhatikan tahapan-tahapan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis TIK ini.13 Dari hasil pembahasan tentang penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran PAI terdapat tiga hasil temuan sebagai berikut: a. Dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang baik dari segi komponen isi power point, penggunaan TIK, serta estitika tampilan slide yang dirasa masih sangat kurang. b. Media komputer sangat membantu guru PAI dalam menyampaikan pembelajaran. c. Siswa merasa lebih senang menggunakan media komputer yang lebih inovatif dan kreatif
2.
Pendapat Guru PAI Terhadap Media Komputer dalam Pembelajaran Media komputer menjadi penting mengingat perkembangan zaman yang
semakin modern dan semakin maju. TIK (teknologi informasi dan komunikasi) menjadi hal yang wajib diketahui oleh setiap orang tek terkecuali ia seorang yang profesi sebagai guru agar tidak dikatakan sebagai orang yang ketinggalan zaman atau gaptek (gagap teknologi). Kelebihan-kelebihan yang dihasilkan oleh teknologi memang diakui oleh setiap orang, termasuk pengakuan guru PAI akan kelebihan teknologi. Dibawah ini ada petikan wawancara mengenai teknologi sebagai media belajar yang lebih jelasnya mengenai media komputer sebagai media pembelajaran PAI. Menurut bapak Lohim “Media komputer dalam pembelajaran PAI dapat membantu menyampaikan pembelajaran. Ia dapat mempermudah penyampaian materi pembelajaran”.14 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Mursyida bahwa “Media komputer dalam pembelajaran saya liat cukup membantu, kalau zaman dulu 13
Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 207-
208. 14
Opcit., Wawancara.
57
guru mengajar menggunakan kapur dan papan tulis sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Tapi dengan kecanggihan teknologi kita sudah bisa memakai komputer sebagai alat pembelajaran”. Begitu juga dengan bapak Fajril yang mengatakan bahwa “Kita di sini sudah memakai media komputer sebagai media pembelajaran, media komputer cukup membantu pembelajaran. Kalau dulu kita menulis materi pembelajaran di papan tulis sampai beberapa kali, tetapi kalau memakai media komputer cukup satu kali menulisnya bisa dipakai berulang-ulang tanpa menulis kembali materi pembelajarannya”.15 Lebih lanjut ungkapan-ungkapan pengakuan guru PAI terhadap media komputer sebagai media pembelajaran tergambar dari kelanjutan pengakuanpengakuan yang mereka ungkapkan dari hasil wawancara sebagai berikut: Menurut bapak Lohim bahwa “Kelebihan media komputer dalam pembelajaran PAI, mempermudah tercapainya penyampaian materi pembelajaran, waktu dapat di gunakan lebih baik, sistematika materi pembelajaran dapat tersaji dengan baik. Membantu guru jika ada materi yang kelupaan untuk disampaikan. Fokus pandangan siswa terhadap materi pembelajaran bisa lebih baik”.16 Hal tersebut juga dibenarkan oleh bapak Mursyida yang mengatakan bahwa ada kelebihannya. Contoh yang paling simpel kenapa banyak orang berlomba-lomba ingin membeli handphond yang ada menampilkan jaringan internet kalau tidak ada kelebihannya. Begitu juga dengan media pembelajaran dengan menggunakan komputer. Lebih simpelnya media komputer dapat mempermudah menyampaikan materi pembelajaran”.17 Bahkan bapak Fajril juga memperjelas pernyataannya bahwa ”Seperti yang saya utarakan tadi mba, itu salah satunya. Selain itu juga sangat membantu jika ada materi yang mengharuskan untuk simulasi, contoh masalah tajwid kita cukup membuat pelafalan membaca al-Qur’an dengan baik di media komputer kita sudah bisa digunakan berulang-ulang”.18 Pengakuan-pengakuan ini mengutarakan bahwa dengan menggunakan media komputer
sebagai
media
pembelajaran
PAI
menjadikan
penyampaian
pembelajaran menjadi lebih mudah. Hal-hal yang sulit dalam pembelajaran bisa lebih mudah diterapkan, seperti mensimulasikan materi pembelajaran yang mengharuskan adanya simulasi. Hal ini bisa dipermudah dengan bantuan media 15
Opcit., Wawancara. Opcit., Wawancara. 17 Opcit., Wawancara. 18 Opcit., Wawancara.
16
58
komputer. Oleh sebab itu media komputer dalam pembelajaran PAI sangat membantu, hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan guru PAI di bawah ini: Menurut bapak Mursyida media komputer dapat “Membantu, walau pun saya tidak begitu ahli dalam menggunakannya”. Begitu juga dengan pendapatnya bapak Lohim yang mengatakan bahwa “Media komputer sangat membantu guru, disamping kita menyesuaikan kemajuan zaman dimana para siswa lebih senang jika belajar dengan media-media yang populer saat ini”. Lebih lanjut dikatakan bapak Fajril yang berkata bahwa media komputer “Membantu, selain mempermudah pembelajaran juga menjadikan waktu pembelajaran jadi efektif serta sistemika penyampaian jadi lebih baik”. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran multimedia jelas lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar (ceramah) dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat lebih termotivasi dan pembelajaran dapat dilakukan kapan saja (sangat fleksibel), serta perhatian belajar siswa dapat ditingkatkan. Sebab secara gampang keunggulan media komputer sebagai media pembelajaran, yaitu: a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak nampak oleh mata seperti kuman, bakteri, dan sebagainya. b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah seperti gajah, rumah dan sebagainya. c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat seperti sistem tubuh manusia. d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang dan sebagainya. e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya seperti letusan gunung berapi dan sebagainya. f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.19 Kemanfaatan atau keunggulan media komputer dengan media-media yang lain telah dijelaskan diatas. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil dan juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk
19
Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 26.
59
dapat dihadirkan dengan jelas. Ini merupakan pembeda antara media komputer dengan media yang lain. Perbedaan-perbedaan ini juga dirasakan oleh guru PAI, sebagaimana yang terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut: Menurut bapak Fajril “Media komputer dalam pembelajaran sangat membantu kita dalam banyak hal, sepertinya siswa lebih bisa konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan media komputer. Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai menshalatkan mayat atau masalah wudhu sampai mengerjakan shalat wajib, kita cukup memutarkan video materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Lain halnya tidak menggunakan media komputer, bisa jadi waktu serta kefokusan siswa menjadi berkurang disebabkan kurangnya inovasi dalam penyampaian”.20 Kemudian bapak Mursyida menambahkan bahwa “Media komputer sangat mudah digunakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan bisa digunakan berulang-ulang tampa harus menuliskan kembali isi materi pembelajaran atau contoh yang digunakan. Lain halnya dengan media yang lain yang harus menuliskan kembali isi pembelajaran dan membuat contoh lagi pada tiap-tiap pembelajaran dan ini membutuhkan waktu yang lama”.21 Begitu juga dengan bapak Lohim yang mengatakan bahwa “Perbedaan media komputer dengan mediamedia yang lain terlihat dari perangkat yang digunakan. Media komputer merupakan media yang bersifat eliktronik tentunya mempunyai harga yang cukup mahal disamping itu juga rawan akan kerusakannya. Disamping banyak sekali keunggulannya dari mediamedia yang lain. Misal, jika ada simulasi peragaan shalat kita cukup memutar kembali isi slide peragaan shalat maka simulasi dapat ditampilkan dengan mudah, tanpa membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang panjang”.22 Dari pernyataan guru PAI di atas membuktikan bahwa, media komputer telah mendapatkan pengakuan tentang keunggulannya dari media-media yang lain. Pembelajaran dengan media komputer mempermudah yang sulit, membuat senang yang tadinya membosankan dan memperpendek waktu yang tadinya memerlukan waktu yang panjang. Dari hasil bembahasan tentang pengakuan pendapat guru PAI terhadap media komputer
20
dalam
pembelajaran
Ibid. Opcit., Wawancara. 22 Opcit., Wawancara. 21
terdapat
beberapa
keunggulan
dengan
60
menggunakan media komputer, diantaranya sebagaimana yang diungkapkan guru PAI di bawah ini: a. Mengutarakan bahwa dengan menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian pembelajaran menjadi lebih mudah. b. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil dan juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat dihadirkan dengan jelas 3.
Tantangan Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran dan Cara Mengatasinya Dalam kehidupan manusia sehari-hari tantangan merupakan fenomena yang
sering dihadapinya. Dalam dunia kerja juga demikian ia selalu dihadapi oleh berbagai tantangan, jika ia dapat mengatasinya maka keberhasilan yang akan ia dapat. Begitu juga sebaliknya, jika ia gagal mengatasinya maka kegagalan dan bahkan kehancuran yang akan ia peroleh. Begitu juga dalam dunia pendidikan, tantangan pasti akan ia temukan. Dalam penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran, tentu akan menghadapi berbagai tantangan. Kreatifitas dalam menyusun desain instruksional perlu diasah. Tujuan-tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur hendaknya dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran. Dengan mencari TIK yang sesuai mendukung pembelajaran menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Akses internet sangat terbuka lebar saat ini. Kehadiran akses internet sebagai sumber belajar sudah dapat dimanfaatkan dampak positifnya bagi peserta belajar. Keuletan dan ketekunan guru dalam memilih komponen TIK, materi pembelajaran dan aspek pedagogik menjadi kunci utama dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis TIK. Kombinasi ketiga komponen tersebut akan menimbulkan kekuatan tersendiri dalam perencanaan pembelajaran. Latihan menyusun rancangan pembelajaran berbagai model integrasi TIK akan meningkatkan kompetensi tersendiri bagi guru.23
23
Sutrisno, Op. cit., h. 221.
61
Tantangan dalam penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran masih sering kita temui di lapangan. Hal ini terlihat dari hasil observasi di lapangan yang menunjukkan bahwa guru masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media pembelajaran, seperti yang tergambar dalam observasi berikut ini: Komponen Isi PowerPoint, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide. Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab isi materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan. Estitika tampilan slide, dalam pembuatan tiap-tiap slide masih kurang kreatif. Desain warna dan background masih dirasa kurang, hampir di setiap slide background yang digunakan sama tanpa ada perbedaan antara background slide pertama sampai akhir. Pemakaian huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu penuh menutupi semua halaman. Begitu juga dengan format teks dan layout agak kecil untuk di lihat dari kejauhan.24 Dan juga hasil wawancara kepada guru PAI tentang permasalahan tantangan yang dihadapi dalam menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran, sebagai berikut: Bapak Lohim mengungkapkan bahwa “Kesulitan pembuatan media komputer dalam pembelajaran disekitar bagaimana slide yang ditampilkan selain isi yang padat dan jelas, dari segi estitikanya pun harus diperhatikan. Oleh sebab itu slide harus membutuhkan inovasi dan kriatifitas agar tercapai yang kita inginkan. Disamping itu peralatan eliktronik yang dibutuhkan agak mahal harganya, jadi tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan, ya setidak-tidaknya guru bersangkutan sudah punya laptop atau notebook agar membantu memudahkan guru mengembangkan kemampuannya dalam membuat media komputer”.25 Begitu juga pengakuan dari bapak 24
Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 16 Juni
2013. 25
Opcit., Wawancara.
62
Fajril yang mengatakan bahwa “dalam membuat media komputer sebagai media pembelajaran saya masih sederhana. Kesulitannya ya disamping biaya yang cukup mahal, juga membutuhkan keahlian khusus dan kreatifitas. Bagi saya ini suatu tantangan yang dituntut sekolah walaupun kalau masalah TIK, saya akui masih tahap pembelajaran”.26 Begitu juga dengan bapak Mursyida mengatakan kesulitan menggunakan media komputer“. Soalnya disamping umur saya yang sudah agak tua, mungkin membuat saya agak lamban dalam menerapkan media komputer sebagai media pembelajaran”.27 Dalam deskriptif diatas memberikan informasi bahwa, guru masih kurang maksimal dalam memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran. Padahal jika kemanfaatkan dapat optimal dan maksimal maka media komputer dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, bapak kepala sekolah SMPN 40 Jakarta mengungkapkan bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran, pihak sekolah memberikan beberapa antisipasi sebagaimana diungkapkan dari hasil wawancara sebagai berikut: “Sebagai pimpinan di sekolah ini, saya sudah merencanakan dan melaksanakan program-program sekolah untuk menunjang ke arah yang diharapkan. Dalam program inovasi dalam input dan proses pembelajaran, kita sudah mengembangan quantum learning; mengembangan bahan ajar, silabus dan sistem penilaian; mengembangan strategi pembelajaran; membeli buku penunjang dan buku perpustakaan; membeli OHP/infocus dan Laptop; membeli CD pembelajaran dan CD data. Kemudian kita juga mengembangkan program kinerja profesionalan guru dengan mengadakan tenaga profesional dan pakar pendidikan untuk meningkatkan mutu SDM; penyesuaian jenjang pendidikan minimal S.1; mengadakan pelatihan-pelatihan (seminar, workshop); meningkatkan keaktifan guru dalam MGMP (tingkat sekolah, sanggar, kodya, provinsi); mengadakan kursus Bahasa Inggris (mendatangkan tutor, menambah buku-buku penunjang, membeli CD atau kaset pembelajaran bahasa inggris, menyediakan majalah atau koran berbahasa Inggris). Disamping itu kita juga mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat komputer, membeli buku-buku penunjang, membeli CD data dan CD program. Dan juga menambah buku-buku pegangan untuk setiap mata pelajaran, mengadakan studi banding dan mempersiapkan perangkat 26 27
Opcit., Wawancara. Opcit., Wawancara.
63
kegiatan pembelajaran. Kita sudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komputer, kelas-kelas sudah terpasang LCD proyektor dengan baik. Jadi untuk menggunakannya sudah tersedia, tanpa harus rebutan memakai alat yang dibutuhkan. Setiap kendala pasti ada, tinggal bagaimana kita menanggapinya dan menjadikannya masalah yang dapat dipecahkan serta terselesaikan. Apalagi bagi guru-guru yang sudah agak tua pemakaian media komputer menjadi tantangan tersendiri, tetapi ya mereka menyesuaikannya dengan baik walaupun sedikit agak lamban. Ya selama ini yang kita lakukan seperti yang telah saya jelaskan tadi. Kita sudah mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat komputer, membeli bukubuku penunjang, membeli CD data dan CD program. Hal ini selain untuk menunjang keprofesionalan guru juga sebagai antisipasi agar terlaksana program-program sekolah”.28 Pengembangan media komputer dalam pembelajaran selain diungkapkan oleh bapak kepala sekolah, guru PAI juga mengungkapkan hal yang sama. Mereka mengembangkan media komputer sebagai media pembelajaran dengan mengasah dan meningkatkan lagi dengan berbagai uji coba setelah mendapatkan ilmu yang mereka dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang mereka dapatkan, seperti yang mereka ungkapkan dari hasil wawancara berikut ini: Pak Lohim mengatakan bahwa ”Pengembangan media komputer dalam pembelajaran PAI, saat ini selain difasilitasi oleh sekolahan dengan adanya pelatihan-pelatihan, guru pun di tuntut berperan aktif untuk mengambangkan kemampuannya dalam TIK walau pun dengan cara otodidak belajarnya. Agar media yang ditampilkan pada persentasi nanti di depan siswa dapat hasil yang positif dan siswa pun faham dan mengerti isi materi pembelajaran tersebut”.29 Begitu juga dengan bapak Fajril yang mengatakan bahwa “Mengembangkan media komputer cukup sulit karena selain biaya yang tidak murah, ia juga membutuhkan keahlian serta kreatifitas yang tinggi. Agar media yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan”.30 Lebih lanjut bapak Mursyida juga mempertegas dengan berkata bahwa “Dengan belajar menggunakan komputer, ya pihak sekolah selama ini cukup membantu dan memfasilitasi agar guru-guru bisa mengembangkan
28
Hasil wawancara dengan Bapak Sihar AMH, Kepala Sekolah SMP N 40 Jakarta pada hari Senin 10 Juni 2013. 29 Opcit., Wawancara. 30 Opcit., Wawancara.
64
kefrofisionalannya komputer”.31
dengan
memberikan
pelatihan-pelatihan
Untuk mengoptimalkan pelatihan yang diberikan sekolah, tentunya harus dibarengi dengan pengembangan-pengembangan lebih lanjut yang dilakukan di luar jam pelatihan. Sebab pelatihan yang diberikan tentunya mempunyai batasan waktu tertentu, apalagi masalah teknologi yang mengharuskan banyak-banyak praktik agar mendapatkan kemahiran yang diharapkan. Hal ini yang dilakukan oleh guru PAI agar ilmu yang ia dapat dari pelatihan tidak mudah hilang dan berkembang. Seperti hasil wawancara dengan guru PAI dibawah ini: Seperti yang diungkapkan oleh bapak Mursyida yang mengatakan bahwa “Ia belajar sedikit-demi sedikit, dan juga teman-teman seprofisi juga ikut serta membantu dalam pembuatan media komputer sebagai media pembelajaran”.32 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Fajril yang mengatakan bahwa “Saya terus berusaha belajar tentang TIK, tak jarang saya bertanya pada teman-teman yang ahli dalam pembuatan media komputer agar mendapatkan informasi yang saya butuhkan”.33 Lebih Lanjut dipertegas lagi dengan pernyataan bapak Lohim mengatakan bahwa “Saya selalu hadir di acara pelatihan-pelatihan yang diprogramkan sekolah, sedikit-demi sedikit saya terapkan ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tadi dalam bentuk nyata dengan membuat media-media pembelajaran yang sederhana. Ya hasilnya cukup baik untuk mengasah keterampilan dalam membuat suatu media komputer yang baik”.34 Dari pembahasan yang telah diterangkaan di atas, tergambar bahwa tantangan penggunaan media komputer dalam pembelajaran dan cara mengatasinya, ditemukan beberapa hal sebagai berikut: a. Guru masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media pembelajaran. b. Guru masih kurang maksimal dalam memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran.
31
Opcit., Wawancara. Opcit., Wawancara. 33 Opcit., Wawancara. 34 Opcit., Wawancara. 32
65
c. Pihak
sekolah
memberikan
beberapa
antisipasi
untuk
mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN A. Kesimpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam hal penggunaan media komputer guru PAI di sekolah SMPN 40 Jakarta masih kurang terampil hal ini dibuktikan dengan cara mereka membuat PowerPoint, penggunaan TIK, serta estitika tampilan slide yang dirasa masih sangat kurang. 2. Pandangan Guru PAI kelas VII SMPN 40 Jakarta terhadap media Komputer sangat positif bagi mereka. Pembelajaran PAI dirasa kompeten, memiliki keunggulan diantaranya dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil untuk dapat dihadirkan dengan jelas. 3. Tantangan yang dihadapi guru PAI kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam menggunakan media komputer yaitu kurangnya sarana berupa fasilitas komputer, LCD, dan ketidakmampuan mereka dalam mengoprasikan komputer.
B. Implikasi Dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang baik dari segi komponen isi power point, penggunaan TIK, serta estitika tampilan slide yang dirasa masih sangat kurang. Hal ini terungkap dari pembahasan yang telah 66
67
diungkapkan pada bab IV yang memberikan informasi bahwa dalam pemakaian media komputer sebagai bahan presentasi masih kurang bagus. Media komputer sangat membantu guru PAI dalam menyampaikan pembelajaran. Penyampaian media pembelajaran dengan menggunakan media komputer mempermudah halhal yang sulit dan juga memperjelas hal-hal yang rumit. Siswa merasa lebih senang menggunakan media komputer yang lebih inovatif dan kreatif. Sebab siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang tidak terlalu banyak ceramah, namun dengan media komputer waktu ceramah bisa lebih sedikit. Beberapa keunggulan media komputer dengan media yang lain sebagai media pembelajaran ditemukan bahwa dengan menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian pembelajaran menjadi lebih mudah. Seperti yang telah dibahas di bab IV, dengan menggunakan media komputer sesuatu yang kecil bisa diperbesar dan yang tidak mungkin untuk bisa dihadirkan bisa dihadirkan dengan mudah serta waktu yang dibutuhkan sangat singkat. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil dan juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat dihadirkan dengan jelas. Inilah beberapa kelebihan yang paling simpel untuk diungkapkan. Guru masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media pembelajaran. Kecanggihan penggunakan TIK di zaman modern ini, kurang dimanfaatkan dengan baik. Sebab dalam menggunakan media komputer masih sangat sederhana, padahal para aktivis pembuat sofwear sudah mengembangankan berbagai kecanggihan dan inovatif. Guru masih kurang maksimal dalam memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran. Pihak sekolah memberikan beberapa antisipasi untuk mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran. Pihak sekolah memberikan saran untuk para guru, dengan memberikan pembekalan berupa kegiatan pelatihan menggunakan komputer.
C. Saran Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media komputer menjadi media yang memberikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
68
menyenangkan, gembira dan berbobot. Maka pembelajaran dengan menggunakan media komputer harus ada tim yang menangani khusus, yaitu tim kreasi dan inovasi pembelajaran dengan menggunakan media komputer. Sebab dengan adanya tim khusus ini diharapkan dapat membantu mengembangkan pembejaran dengan media komputer yang diharapkan. Tim ini terdiri dari beberapa staf ahli dalam bidangnya yang menguasai keahlian tentang penggunaan komputer serta memahami tentang kurikulum. Agar guru PAI berkembang kemampuannya dalam TIK pemberian pelatihan tidak hanya sebatas dalam kurun waktu yang telah ditentukan, namun peningkatan kualitas kemampuan penggunaan komputer harus berkelanjutan dan harus serta merta di dorong lebih giat lagi agar guru PAI dapat mengembangkan ilmu yang telah didapatkannya dari pelatihan-pelatihan yang telah diberikan. Dan diberikan penghargaan pada guru PAI yang dapat mengembangkan pembelajaran dengan kreatif dan inovatif. Peneliti mengharapkan ada peneliti lanjutan dari pihak lain mengenai keprofesinalan guru PAI dalam mengembangkan keahlian terhadap penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Iif Khoiru, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri. Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011. - - - - - - -. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, Cet. I, 2010. Akbar, Sa’dun, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Alwasilah, A. Chaedar, Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2003. Alya, Qanita, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Indah Jaya, Adipratama Anggota IKAPI, 2009. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafndo Persada, Cet. XIII, 2010. Ariani, Niken dan Dany Haryanto. Pembelajaran Multi Media di Sekolah. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010. Arifin, Muzazin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Asyhar, Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2011. Daradjat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2009. - - - - - - - . Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
69
70
Gafar, Irpan Abd. dan Muhammad Jamil B. Re-formulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Nur Insani, 2003. Hadi, Amirul dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet. IV, 1998. Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008. - - - - - - -. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. I, 2001. Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. - - - - - - -. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. I, 1996. Hawi, Akmal. Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama. Palembang: IAIN Raden Fatah Press, Cet. II, 2008. Ibrahim, Nurdin. “Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer terhadap hasil belajar”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15, No. I, Januari 2009. Idrus, Ali, Manajemen Pendidikan Global, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009. Johnson, Elaine B. Contextual Teaching Learning. Bandung: Mizan Learning Center, Cet. I, 2006. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008. Munir. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2012.
71
M. Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2012. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. XXIX, 2011. Nasution. Teknologi Pedidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008. Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. VI, 1993. Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. IV, 2005. - - - - - - -. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. III, 2002. Rosidin, Dedeng. Akar-Akar Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Bandung: Pustaka Umat. 2003. Sadiman S. Arif, Rahardjo, dkk. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. XIV, 2010. Sabri, M. Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet.I, 2005. Sairin, Weinata, Himpunan Peraturan di bidang Pendidikan, Bandung: Yrama Widya, 2013. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, . Cet. VIII, 2009. Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Gaung Persada Press, 2011. Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2007.
72
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. cet. VI, 2010. Uwes, Sanusi. Visi dan Pondasi Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta: Logos. 2003. Wasrita, Bambang. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. 2010. Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: PT. Hidayah Karya Agung. Cet. XII, 1983.
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Wawancara Hari/tanggal
: Senin, 10 Juni 2013
Waktu
: 08.15-08.45WIB
Lokasi
: Ruang Kepala Sekolah
Sumber data : Kepala SMPN 40 Jakarta Pusat
Deskripsi data: Informan yang diwawancarai adalah Bapak Drs. Sihar AMH. Beliau merupakan kepala sekolah SMPN 40 Jakarta Pusat. Pada wawancara ini peneliti sekaligus menyampaikan maksud untuk meminta izin melakukan penelitian tentang penggunaan media komputer dalam pembelajaran PAI. Pada wawancara ini peneliti datang lebih awal, yakni pada pukul 06.00 sehingga peneliti dapat mengikuti jalannya upacara rutin hari senin dari ruang tunggu tamu. Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, yakni dengan menyertakan surat tugas dari Universitas. Kemudian saya mebuka dialog dengan beberapa pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut: “Pak Sihar menuturkan bahwa beliau mulai menjabat sebagai kepala sekolah mulai tahun 2012. Mengingat untuk mempersiapkan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI), maka menjadi tantangan bagi semua warga sekolah untuk meningkatkan pelayanan prima kepada pelanggan. Sebagai pimpinan di sekolah ini, saya sudah merencanakan dan melaksanakan program-program sekolah untuk menunjang ke arah yang diharapkan. Dalam program inovasi dalam input dan proses pembelajaran, sekolah sudah mengembangan quantum learning; mengembangan bahan ajar, silabus dan sistem penilaian; mengembangan strategi pembelajaran; membeli buku penunjang dan buku perpustakaan; membeli OHP/infocus dan Laptop; membeli CD pembelajaran dan CD data. Kemudian kita juga mengembangkan program kinerja profesionalan guru dengan mengadakan tenaga profesional dan pakar pendidikan untuk meningkatkan mutu SDM; penyesuaian jenjang pendidikan minimal S.1; mengadakan pelatihanpelatihan (seminar, workshop); meningkatkan keaktifan guru dalam MGMP
(tingkat sekolah, sanggar, kodya, provinsi); mengadakan kursus Bahasa Inggris (mendatangkan tutor, menambah buku-buku penunjang, membeli CD atau kaset pembelajaran bahasa inggris, menyediakan majalah atau koran berbahasa Inggris). Disamping itu sekolah juga mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat komputer, membeli buku-buku penunjang, membeli CD data dan CD program. Dan juga menambah buku-buku pegangan untuk setiap mata pelajaran, mengadakan studi banding dan mempersiapkan perangkat kegiatan pembelajaran. Sekolah sudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komputer, kelas-kelas sudah terpasang LCD proyektor dengan baik. Jadi untuk menggunakannya sudah tersedia, tanpa harus rebutan memakai alat yang dibutuhkan. Setiap kendala pasti ada, tinggal bagaimana kita menanggapinya dan menjadikannya masalah yang dapat dipecahkan serta terselesaikan. Apalagi bagi guru-guru yang sudah agak tua pemakaian media komputer menjadi tantangan tersendiri, tetapi ya mereka menyesuaikannya dengan baik walaupun sedikit agak lamban. Sekolah sudah mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat komputer, membeli buku-buku penunjang, membeli CD data dan CD program. Hal ini selain untuk menunjang keprofesionalan guru juga sebagai antisipasi agar terlaksana programprogram sekolah”.
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Wawancara Hari/tanggal
: Kamis, 23 Mei 2013
Waktu
: 10.00-10.45 WIB
Lokasi
: Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Bapak Fajril Ghois, S.Ag
Deskripsi data: Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 40 Jakarta. Bapak Fajril Ghois, S.Ag mengajar di kelas VII. Sedangkan untuk kelas IX Pendidikan Agama Islam diajar oleh Bapak Mursyida, M.BA dan untuk kelas VIII di ajar oleh Bapak Lohim Damanik, S.Ag.Wawancara ini merupakan wawancara pertama dengan informan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta Pusat. Pertanyaan yang disampaikan mengenai permasalahan pembelajaran di SMPN 40 Jakarta Pusat dan penyebab terjadinya permasalahan tersebut. Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, kemudian saya mebuka dialog dengan beberapa pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut: “Bapak Fajril mengajar sudah 13 tahun. Menurut Pak Fajri media pembelajaran itu suatu perantara yang membantu untuk mempermudah menyampaikan pembelajaran. Beliau sedikit mengikuti perkembangan TIK, namun menurut beliau perkembangan TIK sekarang sudah canggih-canggih dulu komputer masih jarang dipakai oleh orang tetapi kalau sekarang komputer sudah banyak yang punya dan bahkan orang dengan mudah menbawanya kemana-mana kaya laptop atau notebook. Kita di sini sudah memakai media komputer sebagai media pembelajaran, media komputer cukup membantu pembelajaran. Kalau dulu kita capek-capek menulis materi pembelajaran di papan tulis sampai beberapa kali, tetapi kalau memakai media komputer cukup satu kali menulisnya bisa dipakai berulang-ulang tanpa menulis kembali materi pembelajarannya. Selain itu juga sangat membantu jika ada materi yang mengharuskan untuk simulasi, contoh masalah tajwid kita cukup membuat pelafalan membaca al qur’an dengan
baik di media komputer kita sudah bisa digunakan berulang-ulang. Menurut Pak Fajri media komputer membantu dalam menyampaikan pembelajaran, selain mempermudah pembelajaran juga menjadikan waktu pembelajaran jadi efektif serta sistemika penyampaian jadi lebih baik. Media komputer dalam pembelajaran sangat membantu kita dalam banyak hal, sepertinya siswa lebih bisa konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan media komputer. Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai menshalatkan mayat atau masalah wudhu sampai mengerjakan shalat wajib, kita cukup memutarkan vedio materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Lain halnya tidak menggunakan media komputer, bisa jadi waktu serta kefokusan siswa menjadi berkurang disebabkan kurangnya inovasi dalam penyampaian. Menurut Pak Fajri mengembangkan media komputer cukup sulit karena selain biaya yang tidak murah, ia juga membutuhkan keahlian serta kreatifitas yang tinggi. Agar media yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan. Selain dari program-program sekolah yang harus kita ikuti, kita juga dituntut untuk mengembangkan dan mengaplikasikannya dalam bentuk nyata. Beliau mengakui bahwa dalam membuat media komputer sebagai media pembelajaran saya masih sederhana. Kesulitannya ya disamping biaya yang cukup mahal, juga membutuhkan keahlian khusus dan kreatifitas. Bagi beliau ini suatu tantangan yang dituntut sekolah walaupun kalau masalah TIK, beliau juga mengakui bahwa masih dalam tahap pembelajaran. Beliau terus berusaha belajar tentang TIK, tak jarang saya bertanya pada teman-teman yang ahli dalam pembuatan media komputer agar mendapatkan informasi yang beliau butuhkan. Cara inilah yang dilakukan Pak Fajri dalam mengembangkan keahliannya”.
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Wawancara Hari/tanggal
: Kamis, 23 Mei 2013
Waktu
: 12.00-12.45 WIB
Lokasi
: Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Bapak Lohim Damanik, S.Ag
Deskripsi data: Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 40 Jakarta. Bapak Lohim Damanik,S.Ag mengajar di kelas VIII. Wawancara ini merupakan wawancara kedua dengan informan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta Pusat. Pertanyaan yang disampaikan mengenai permasalahan pembelajaran di SMPN 40 Jakarta Pusat dan penyebab terjadinya permasalahan tersebut: “Pak Lohim mengajar kurang lebih sudah 7 tahun. Menurut beliau media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan suatu pelajaran, yang mana media ini sangat membantu sekali dalam pembelajaran, jika medianya baik maka komunikasi bisa berjalan dengan baik. Perkembangan media TIK beliau ikuti, tetapi beliau tidak sedalam dan sedetail orang yang belajar secara khusus tentang TIK. Beliau mengetahui adanya komputer, laptop, notebook, LCD, infocus, twiter, facebook, google dan yahoo. Menurut beliau media komputer dalam pembelajaran PAI dapat membantu menyampaikan pembelajaran. Beliau mengungkapkan bahwa media komputer dapat mempermudah penyampaian materi pembelajaran. Kelebihan media komputer dalam pembelajaran PAI, mempermudah tercapainya penyampaian materi pembelajaran, waktu dapat di gunakan lebih baik, sistematika materi pembelajaran dapat tersaji dengan baik. Media komputer membantu guru jika ada materi yang kelupaan untuk disampaikan. Fokus pandangan siswa terhadap materi pembelajaran bisa lebih baik. Oleh sebab itu media komputer sangat membantu guru, disamping kita menyesuaian kemajuan zaman dimana para siswa lebih senang jika belajar dengan media-media yang populer saat ini. Perbedaan media komputer dengan media-media yang lain terlihat dari perangkat yang digunakan. Media komputer merupakan media yang bersifat eliktronik tentunya mempunyai harga yang cukup mahal disamping itu juga rawan akan kerusakannya. Disamping banyak sekali keunggulannya dari media-
media yang lain. Misal, jika ada simulasi peragaan shalat kita cukup memutar kembali isi slide peragaan shalat maka simulasi dapat ditampilkan dengan mudah, tanpa membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang panjang. Menurut Pak Lohim pengembangan media komputer dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta, saat ini selain difasilitasi oleh sekolah dengan adanya pelatihan-pelatihan, guru pun dituntut berperan aktif untuk mengambangkan kemampuannya dalam TIK walau pun dengan cara otodidak belajarnya. Agar media yang ditampilkan pada persentasi nanti di depan siswa dapat hasil yang positif dan siswa pun faham dan mengerti isi materi pembelajaran tersebut. Menurut beliau yang terlibat dalam pengembangan media komputer dalam pembelajaran PAI di sekolah, selain dari guru yang mengampu mapel PAI dari sekolah pun memberikan pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan media komputer. Kesulitan pembuatan media komputer dalam pembelajaran disekitar bagaimana slide yang ditampilkan selain isi yang padat dan jelas, dari segi estitikanya pun harus diperhatikan. Oleh sebab itu slide harus membutuhkan inovasi dan kriatifitas agar tercapai yang kita inginkan. Disamping itu peralatan eliktronik yang dibutuhkan agak mahal harganya, jadi tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan, ya setidaktidaknya guru bersangkutan sudah punya laptop atau notebook agar membantu memudahkan guru mengembangkan kemampuannya dalam membuat media komputer. Pak Lohim menuturkan bahwa beliau selalu hadir di acara pelatihan-pelatihan yang diprogramkan sekolah, sedikit-demi sedikit saya terapkan ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tadi dalam bentuk nyata dengan membuat media-media pembelajaran yang sederhana. Ya hasilnya cukup baik bagi beliau untuk mengasah keterampilan dalam membuat suatu media komputer yang baik. Di akhir perbincangan beliau mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah karena beliau sudah mengikuti intuksi-intruksi yang diarahkan oleh sekolah“.
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Wawancara Hari/tanggal
: Kamis, 13 Juni 2013
Waktu
: 10.00-10.45 WIB
Lokasi
: Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Bapak Mursyida, M.BA
Deskripsi data: Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 40 Jakarta. Wawancara ini merupakan wawancara ketiga dengan informan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta Pusat. Pertanyaan yang disampaikan mengenai permasalahan pembelajaran di SMPN 40 Jakarta Pusat dan penyebab terjadinya permasalahan tersebut. Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, kemudian saya mebuka dialog dengan beberapa pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut: “Beliau mulai mengajar di sekolah ini pada tahu 1978, jadi kurang lebih sudah 35 tahun. Menurut beliau media komputer merupakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran, seperti papan tulis ia juga sebagai media pembelajaran. Pak Mursyida menuturkan bahwa beliau kurang mengikuti perkembangan TIK, namun beliau mengetahui perkembangan media komputer tersebut. Media komputer dalam pembelajaran beliau liat cukup membantu, kalau zaman dulu guru mengajar paling-paling cuma pakai kapur dan papan tulis sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Tapi dengan kecanggihan teknologi kita sudah bisa memakai komputer sebagai alat pembelajaran. Pak Mursyida mengatakan bahwa yang paling simpel kenapa banyak orang berlomba-lomba ingin membeli handpon yang ada menampilkan jaringan internet kalau tidak ada kelebihannya. Begitu juga dengan media pembelajaran dengan menggunakan komputer. Lebih simpelnya beliau menuturkan bahwa media komputer dapat mempermudah menyampaikan materi pembelajaran. Beliau mengakui bahwa media komputer membantu dalam pembelajaran, walau pun saya tidak begitu ahli dalam menggunakanny. Menurut beliau media komputer sangat mudah
digunakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan bisa digunakan berulangulang tampa harus menuliskan kembali isi materi pembelajaran atau contoh yang digunakan. Lain halnya dengan media yang lain yang harus menuliskan kembali isi pembelajaran dan membuat contoh lagi pada tiap-tiap pembelajaran dan ini membutuhkan waktu yang lama. Dengan belajar menggunakan komputer, beliau menuturkan bahwa pihak sekolah selama ini cukup membantu dan memfasilitasi agar guru-guru bisa mengembangkan keprofesionalannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan komputer. Pak Mursyida mengakui bahwa penggunaan media komputer dalam pembelajaran aplikasinya cukup sulit. Soalnya disamping umur beliau yang sudah agak tua, mungkin membuat beliau agak lamban dalam menerapkan media komputer sebagai media pembelajaran. Namun beliau masih tetap belajar sedikit-demi sedikit, dan juga teman-teman seprofesi juga ikut serta membantu dalam pembuatan media komputer sebagai media pembelajaran. Dengan cara ini yang saat ini beliau lakukan untuk mengembangkan keahlian dalam penggunaan komputer sebagai media pembelajaran”.
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Wawancara Hari/tanggal
: Jum’at, 26 Juni 2013
Waktu
: 13.15-13.30WIB
Lokasi
: Ruang kelas VII D
Sumberdata
: Siswa kelas VII D
Deskripsi data: Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran PAI di kelas VII D. Wawancara dilaksanakan sepulang sekolah agar tidak mengganggu jalannya pelajaran, akan tetapi hal ini berakibat hanya beberapa siswa yang berhasil di wawancara dikarenakan siswa yang lain terburu-buru untuk pulang. Adapun hasil tanggapan siswa yang bisa didapatkan peneliti sebagai berikut:
“Media pembelajarannya lebih diperbaiki, biar kita lebih merasa senang lagi. Saya senang mengikuti pembelajaran PAI sebab belajarnya menggunakan presentasi dengan power point tidak dengan ceramah aja”. Kata Indra Rusmana “Media Komputer sangat bagus dan baik. Untuk praktek dan visualisasinya media persentasi dengan powerpoint agar lebih ditambahkan”. Kata Dwi Hadi “Pembelajaran PAI sangat penting, karena sangat erat dengan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Pembelajarannya lebih menyenangkan menggunakan media komputer karena lebih modern dan mudah”. Kata achmad Ghefari “Dengan menggunakan media komputer pelajaran agama lebih mudah dipahami, mengingat anak zaman sekarang lebih suka di depan komputer”. kata Desi Adindawati “Pemebalajaran PAI dengan media komputer tidak ada masalah apalagi kalau guru tambah kreatif menambahkan beberapa animasi-anaimasi mungkin tambah asik”. Kata Husnaini Alif “Menggunakan media komputer dalam pembelajaran lebih menyenangkan karena dengan media komputer bisa lebih simple penyampaiannya”. kata Wulandari
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Observasi Hari/tanggal
: Selasa, 28 Mei 2013
Waktu
: 10.00-10.45 WIB
Lokasi
: Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Kelas VII D
Deskripsi data: Hari ini merupakan pertama kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D SMPN 40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai berikut: Penyajian, setelah masuk kelas guru langsung mengucapkan salam dan mengisaratkan siswa untuk berdoa bersama. Dengan bahasa yang ramah dan jelas, guru memulai persentasi yang diawali dengan menanyakan kembali prihal pelajaran yang telah lewat dengan komunikasi dua arah.Secara bertahap materimateri pelajaran tersampaikan dengan sistematis berjalan baik. Para siswa menyimak dan memperhatikan dengan baik materi-materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sebab guru tersebut menguasai materi pembelajaran dengan baik. Waktu pembelajaran yang direncanakan berjalan dengan baik, tanpa ada kelebihan atau kekurangan waktu. Komunikasi pembelajaran berjalan dengan baik, karena guru membuat suasana pembelajaran menjadi dua arah. Tidak hanya terpusat pada seorang guru saja, akan tetapi siswa-siswa pun dilibatkan dalam komunikasi. Setelah materi pembelajaran sudah berakhir, guru menutupnya dengan kesimpulan dan berdoa “agar pembelajaran hari ini dapat diterima siswa dan mendapat keberkahan”. Diskusi, di sela-sela penyampaian materi pembelajaran terjadi tanya jawab antara guru dan siswa, jawaban guru yang ditanyakan dirasakan oleh siswa merasa puas sebab argumen-argumen yang lontarkan sangat memuaskan disamping itu jawaban guru terasa jelas dan tepat tanpa berbelit-belit. Dalam penyampaian
materi pembelajaran, sesekali ada siswa yang berbeda pendapat dengan guru. Guru menanggapinya dengan lapang dada dan rendah hati terhadap masukan atau pendapat siswa yang berlainan, tetapi guru juga memberikan koreksian jika pendapat siswa tersebut terlalu melencing dari materi pembelajaran. Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi materi pembelajaran dengan topik dirasa sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka sudah sesuai dan sistematis penulisannya pun sudah baik. Hanya saja isi tiap-tiap slide masih dirasa terlalu penuh oleh penjelasanpenjelasan materi pembelajaran. Tampilan penulisan di tiap-tiap slide masih sederhana, terlalu datar seperti makalah tanpa di modifikasi sedemikan rupa sehingga tercipta slide yang indah dan baik. Penggunaan TIK, dalam penggunaan gambar dalam slide-slide powerpoint masih kurang baik, sebab gambar-gambar yang ditampilkan dirasa kurang menarik perhatian mata memandang. Selain itu jika ada materi yang mengharuskan ada suara, seperti penyebutan huruf hijaiyah atau nun mati ketemu mim. Sedangkan animasi-animasi yang di buat sudah cukup baik, sebab pemakaian animasi membuat tulisan menjadi gerak yang indah. Estitika tampilan slide, pembuatan slide-slide pembelajaran masih sangat sederhana dan masih perlu dibenahi lagi agar menjadi slide yang bagus dan menarik. Masalah pemakaian warna tulisan dan background masih dirasa kurang menarik, karena masih kurang pas pemakaiannya dan terkadang ada tulisan yang kurang jelas di lihat. Tulisan terasa penuh dalam tiap-tiap slide maka huruf, format teks dan layout pun masih kurang baik.
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Observasi Hari/tanggal
: Selasa, 25 Juni 2013
Waktu
: 10.00-10.45 WIB
Lokasi
: Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Kelas VII D
Deskripsi data: Ini merupakan kedua kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D SMPN 40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai berikut: Penyajian, setelah guru masuk dan mengucapkan salam pada siswa, para siswa berdiri dan membalas salam guru kemudian membaca doa. Guru mengutarakan prihal SK dan KD pada pertemuan ini kepada siswa, setelah itu menanyakan kembali pelajaran pada minggu kemarin. Kemudian guru membuka persentasi mengenai pembahasan materi pembelajaran. Bahasanya cukup jelas dan santun di dengar oleh siswa, sebab guru menggunakan alat bantu sepeker untuk memperjelas suaranya. Sistematika penulisan makalah persentasi tersaji dengan baik dan berurutan sesuai dengan pembahasan yang dibicarakan. Guru terlihat santai dengan kepercayan penuh karena materi pembelajaran tersampaikan dengan baik. Waktu pun dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Guru juga pandai membuat suasana jadi komunikatif, sesekali ia bertanya kepada siswa perihal dengan materi yang sedang di bahas. Setelah semua materi pembelajaran sudah selesai guru langsung menutup dan menyimpulkan tentang isi pokok meteri pembelajaran. Diskusi, guru menguasai materi pembahasan yang ia paparkan ke siswa, hal ini terlihat bagaimana ia mampu memunculkan argumen-argumen yang kuat dan membuat siswa merasa puas atas pemaparan serta jawaban guru. Guru menjawab setiap pertanyaan siswa dengan jelas dan tepat. Guru bukan tipe orang yang
tertutup serta memaksakan kehendak, ia dengan terbuka menerima masukan atau pendapat siswanya. Jika siswa memberikan masukan atau pendapat, guru tidak serta merta mematahkan pendapat siswa. Guru meluruskan jika terdapat kekeliruan terhadap pendapat siswa. Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi dengan topik pembelajaran pada tiap-tiap slide sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan saran serta daftar pustaka. Sistematika penulisan juga sudah baik, namun inovasi slide masih di rasa kurang baik. Tampilan slide masih terlalu penuh dengan isi pembahasan seperti makalah yang ditampilkan. Penggunaan TIK, penggunaan foto pada tiap-tiap slide hampir tidak terlihat. Pada hal foto-foto tentang tema yang di bahas begitu banyak yang bisa ditampilkan. Penggunaan suara juga tidak ada begitu juga dengan tampilan animasi-animasi pada slide juga kurang terlihat. Estitika tampilan slide, desain warna dan background slide kurang begitu kreatif. Tampilan slide terkesan sangat sederhana seperti makalah yang ditampilkan di depan LCD proyektor. Huruf dan format teks juga masih sederhana karena terlalu banyak di penuhi dengan isi materi pembahasan. Begitu juga dengan tampilan layout.
Catatan Lapangan Metode Pengumpulan Data: Observasi Hari/tanggal
: Selasa, 16 Juni 2013
Waktu
: 10.00-10.45 WIB
Lokasi
: Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Kelas VII D
Deskripsi data: Ini merupakan ketiga kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D SMPN 40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai berikut: Penyajian, guru masuk kelas kemudian memberi salam dan siswa juga membalas salam serta berdoa sebelum memulai pembelajaran. Seperti biasa guru memulai persentasi dengan menanyakan kembali pelajaran yang telah lewat. Setelah di rasa sudah cukup dengan beberapa pertanyaan guru memulai dengan terlebih dahulu membaca basmalah, kemudian pembelajaran di mulai. Guru menggunakan bahasa yang jelas dan cukup dimengerti siswa, Ia tidak berbelitbelit dalam menyampaikannya. Penyajian materi pembelajaran pun bisa disampaikan dengan sistematis. Guru boleh dibilang menguasai materi pembelajaran, hal ini terlihat bagaimana guru dalam menyampaikan materi tanpa ragu-ragu dan menyakinkan. Waktu yang digunakan cukup baik, disamping itu ia juga komunikatif dalam menyampaikan pemebajaran. Sesekali ia memberikan canda untuk membantu siswa dalam menghilangkan ngantuk atau kepenatan selama pembelajaran. Setelah semua materi telah disampaikan dengan baik, ia membuka soal jawab dengan siswa. Kemudian ia simpulkan semua pembelajaran yang sudah dipelajari. Diskusi, dalam pembelajaran terjadi soal jawab antara guru dengan siswa. guru memberikan jawaban dengan argumentasi yang menyakinkan dengan bahasa yang mudah dipahami siswa memberikan rasa kepuasan bagi siswa. Sebab
jawaban yang diberikan cukup jelas dan tepat serta tidak memunculkan penafsiran-penafsiran bagi siswa. Guru juga cukup toleransi terhadap masukanmasukan atau pun pendapat siswa. Kalau pendapat siswa agak melinceng ia meluruskannya agar tidak terjadi kesalahan. Komponen Isi Power Point, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide. Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab isi materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan. Estitika tampilan slide, dalam pembuatan tiap-tiap slide masih kurang kreatif. Desain warna dan background masih dirasa kurang, hampir di setiap slide background yang digunakan sama tanpa ada perbedaan antara background slide pertama sampai akhir. Pemakaian huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu penuh menutupi semua halaman. Begitu juga dengan format teks dan layout agak kecil untuk di lihat dari kejauhan.