PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
MANAJEMEN OPERASIONAL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TERHADAP PENCEGAHAN KEBAKARAN PEMUKIMAN PENDUDUK DI KOTA PONTIANAK Oleh DELLA HARLINDA NIM. E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 e-mail:
[email protected]
Abstrak Bencana kebakaran merupakan salah satu konsekuensi dari meningkatnya perumahan atau pemukiman padat penduduk yang kurang memperhatikan ketentuan dan persyaratan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Tingginya angka kejadian kebakaran pemukiman penduduk di Kota Pontianak berada di Kecamatan Pontianak Utara. Belum optimalnya pelaksanaan pencegahan oleh BPBD Kota Pontianak dikarenakan kurangnya perencanaan sampai dengan pengawasan yang dilakukan pada daerah rawan bencana dengan melibatkan masyarakat Kecamatan Pontianak Utara. Dalam menganalisis permasalahan ini, peneliti menggunakan teori George R Terry dimana Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perencanaan pelaksanaan pencegahan kebakaran pemukiman yang dilakukan oleh BPBD Kota Pontianak yakni rencana program pelatihan tim reaksi cepat maupun tim relawan (2) Pengorganisasian dari struktur organisasi BPBD Kota Pontianak dapat dikatakan kurang cukup namun dalam pelaksanaannya ada dukungan dari beberapa relawan (3) Pelaksanaan kegiatan pencegahan dalam bentuk sosialisasi dengan masyarakat khususnya di kecamatan Pontianak Utara tidak berjalan dengan baik. Hanya sebagian masyarakat yang ikut serta yaitu tokoh masyarakatnya saja. (4) Pengawasan terhadap kegiatan pelaksanaan pencegahan dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Saran peneliti untuk penelitian ini adalah (1) Rencana kegiatan sosialisasi dengan menyesuaikan kondisi dan keadaan di lapangan agar masyarakat yang hadir dapat lebih maksimal. (2) BPBD Kota Pontianak perlu memiliki tim yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan pencegahan (3) Diharapkan pemerintah Kota Pontianak dapat mempertimbangkan penyediaan pendanaan terhadap sarana yang ada sehingga pelatihan yang dilakukan dapat menjadi lancar dan efektif. (4) Badan Penanggulangan Bencana Daerah harus memperhatikan lebih intensif lagi, mengawasi secara langsung maupun tidak langsung. Kata-Kata Kunci: Operasional, Pelaksanaan Pencegahan, Kebakaran Pemukiman Penduduk, Masyarakat.
Abstract Fire is one of the consequence from the increase of housing or full inhabitant residence which did not put much attention to the security rules of causing fire. The high level of fire in full habitant residence happened in North Pontianak. The minimum level of prevention action by BPBD Kota Pontianak caused by the lack of plan in the prevention activity, until the control done by BPBD Kota Pontianak in the sensitive disaster area involving people in North Pontianak. In analyzing this problem, the researcher used George R. Terry theory where Management is a process to achieve the goal by planning, organizing, Actuating and controlling. The kind of research used in this research is descriptive research with qualitative approach. The result of this research showed that (1) Planning in fire prevention action in residence done by BPBD Kota Pontianak are training plan for fast reaction team or volunteer team. (2) The organizing from organization structure of BPBD Kota Pontianak in doing prevention action is still not enough, but in the application there are some support from volunteers. (3) Socialization to the society about fire
2 DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
prevention especially in North Pontianak did not run well. There were only some people come and most of the socialization attended only by some important citizen in the society. (4) The controlling action to prevent the fire dine directly and indirectly. The researcher advice to this research are. (1) Planning the socialization based on the situation and condition on the field to make the people will attend the event maximally. (2) BPBD Kota Pontianak needs to have bigger team to do the prevention. (3) It is expected to Pontianak government to consider about having more funding to the facility so the training will be better. (4) BPBD should watch intensively, controlling the program direct or indirectly. Keywords : Operational, prevention action, full inhabitant residence fire, society
komponen-komponen di dalamnya berfungsi
A. PENDAHULUAN
secara maksimal. Suatu organisasi publik Penanggulangan
bencana
bagian
terdapat
fungsi-fungsi
penting dalam pembangunan nasional, oleh
Planning,
karena
Controlling.
itu
pemerintah
melindungi
masyarakat
berperan dari
untuk
ancaman
manajerial
Organizing,
Secara
khusus
dan
penanggulangan
bencana agar tercipta kesejahteraan sehingga
bencana
memungkinkan
untuk
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),
menjalankan kehidupan yang lebih baik,
karena merupakan unsur pelaksana yang
maju
melindungi
mempunyai
tugas
bencana,
pemerintah
daerah
dan
masyarakat
masyarakat
tentram.
Dalam
dari
ancaman
ditangani
Actuating,
yaitu:
oleh
Badan
melaksanakan dan
sebagai
urusan unsur
pemerintah perlu merumuskan kebijakan
pelaksana penanggulangan bencana yang ada
yang
menanggulangi
didaerah. Daerah Kota Pontianak adalah
bencana dengan menyusun perencanaan,
salah satu daerah yang rawan bencana,
pedoman dan prosedur penyelenggaraan.
menurut Peraturan Daerah Kota Pontianak
Mengelola bencana tidak bisa dilakukan
Nomor 7 tahun 2013, rawan bencana adalah
hanya dengan cara mendadak, tetapi harus
kondisi atau karakteristik pada suatu wilayah
dilakukan secara terorganisir dan terencana
untuk
dengan manajemen yang baik sebelum
mengurangi
bencana
meredam,
bertujuan
terjadi.
untuk
Organisasi
manajemen
jangka
waktu
tertentu
kemampuan mencapai
yang
mencegah,
kesiapan
dan
menjadi semakin penting seiring dengan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi
perkembangan zaman, dimana organisasi
dampak buruk bahaya tertentu. Dengan
publik yang baik dapat terwujud apabila
adanya
perkembangan
dan
kemajuan 3
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pembangunan yang semakin pesat, resiko
jumlah 51 pintu, lalu Pontianak Tenggara 41
terjadinya kebakaran semakin meningkat di
pintu, Pontianak Selatan 38 pintu, Pontianak
Kota Pontianak.
Barat 35 pintu, dan Pontianak Timur 32
Salah satu bencana yang sering terjadi
pintu. Tingginya angka pemukiman terbakar
adalah bencana kebakaran. Kebakaran adalah
yang terjadi dapat menyebabkan besarnya
suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak
dampak
terkendalinya sumber energi. Berdasarkan
terjadinya kebakaran tersebut.
data dari BPBD Kota Pontianak, jumlah
yang
ditimbulkan
Berdasarkan
uraian
di
daerah
diatas,
maka
kebakaran di Pontianak terus meningkat dari
dapat diketahui bahwa Bencana kebakaran
tahun 2012 dengan jumlah 39 kejadian, tahun
pemukiman merupakan bencana yang paling
2013 dengan jumlah 41 kejadian, tahun 2014
sering terjadi di Kota Pontianak khusunya
yaitu 61 kejadian. Pada tahun 2015 frekuensi
kecamatan Pontianak Utara dan cenderung
kebakaran pemukiman di kota Pontianak
meningkat dari tahun 2012 hingga 2015. Hal
mencapai 72 kejadian. Bencana kebakaran
ini
merupakan salah satu konsekuensi dari
penanggulangan
bencana
oleh
meningkatnya perumahan atau pemukiman
Penanggulangan
Bencana
Daerah
padat penduduk yang kurang memperhatikan
Pontianak
berupa
ketentuan
kebakaran
pemukiman
dan
persyaratan
keamanan
terhadap bahaya kebakaran. Kebakaran dapat
menunjukkan
bahwa
upaya
pencegahan
Badan Kota
bencana
penduduk
belum
optimal.
terjadi karena disebabkan oleh bahan – bahan
Agar penelitian tidak meluas maka
mudah terbakar, seperti kayu, plastik sampai
fokus penelitian ini adalah pelaksanaan
dengan tabung gas maupun bensin di dalam
pencegahan
rumah, serta pemakaian colokan listrik secara
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
berlebihan. Selain itu, setiap kecamatan di
Kota Pontianak khususnya di kecamatan
kawasan
Pontianak
Kota
Pontianak
mengalami
kebakaran
Utara.
pemukiman
Berdasarkan
oleh
fokus
kebakaran pemukiman yang cukup tinggi,
penelitian diatas, maka rumusan masalah
dengan jumlah 314 pintu dari 7 kecamatan
sebagai
yang
ada
kecamatan
di
Kota
Pontianak
berikut:
Bagaimana
manajemen
Pontianak.
Untuk
operasional Badan Penanggulangan Bencana
Utara
jumlah
Daerah
pemukiman yang terbakar mencapai 117
terhadap
pencegahan
kebakaran
pemukiman penduduk?
pintu, diikuti daerah Pontianak Kota dengan 3 DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Manfaat
teoritis
dari
adanya
B. KAJIAN TEORI
penelitian ini diharapkan dapat sebagai suatu pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
Terry (2003:2) mengatakan bahwa
tentang proses manajemen publik yaitu
manajemen
pelaksanaan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pencegahan
pemukiman
penduduk,
menambah
wawasan
kebakaran
sehingga dan
dapat
memberikan
adalah
suatu
proses
untuk
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni
melalui
kegiatan
perencanaan
informasi pada pembaca untuk menjadi dasar
(planning), pengorganisasian (organizing)
pemikiran
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
dalam
memahami
teori
manajemen publik.
(controlling). Kegiatan tersebut merupakan
Sedangkan manfaat praktis dengan
elemen - elemen dasar yang akan selalu ada
adanya penelitian ini, diharapkan dapat
serta melekat di dalam proses manajemen
dijadikan bahan masukan bagi pemerintah
dan
Kota Pontianak untuk penyediaan pendanaan
melaksanakan
terhadap sarana yang ada, kemudian bagi
mencapai
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
tersebut disebut dengan fungsi manajemen.
akan
dijadikan suatu
tujuan
acuan
dalam
pekerjaan
organisasi.
untuk Kegiatan
Kota Pontianak dalam sebuah program kerja dan
pengambilan
keputusan
dalam
1.
Perencanaan
pencegahan bencana kebakaran pemukiman penduduk. diharapkan pelaksanaan
Sedangkan dapat
bagi
ikut
pencegahan
masyarakat
serta
dalam
kebakaran
Perencanaan adalah sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah - langkah yang akan dipakai untuk mencapai
tujuan.
Merencanakan
pemukiman penduduk di Kota Pontianak.
mempersiapkan
Serta bagi peneliti selanjutnya sebagai bentuk
memperhitungkan apa saja yang menjadi
informasi
kendala,
ilmiah
dalam
pengembangan
segala
berarti
dan
penelitian yang berkaitan dengan manajemen
pelaksanaan
operasional penanggulangan bencana.
untuk
kebutuhan,
merumuskan
kegiatan
mencapai
bentuk
yang
bermaksuud
tujuan.
Kegiataan
perencanaan yang dapat dilakukan adalah: (1) Perkiraan, (2) Penetapan tujuan, (3) Pemrograman,
(4)
Penjadwalan,
(5) 4
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pengembangan prosedur, dan (6) Penetapan
menggerakan seluruh sumber daya yang ada
kebijakan
dalam
organisasi
agar
pekerjaan
atau
kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai 2.
rencana
Pengorganisasian Pengorganisasian yaitu sebagai cara
untuk
mengumpulkan
orang-orang
dan
bisa
memcapai
tujuan.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik
dan
kurang berarti bila tidak diikuti dengan
menempatkan mereka menurut kemampuan
penggerakan seluruh potensi sumber daya
dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah
manusia dan non-manusia pada pelaksanaan
direncanakan.
proses
tugas. Semua sumber daya manusia yang ada
pengorganisasian dari segi interaksi antara
harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi
orang - orang yang ada di dalam organisasi
dan
tersebut dapat berlangsung secara formal dan
penanggulangan
secara informal. Hubungan formal adalah
manusia diperlukan untuk dapat membantu
hubungan - hubungan yang mengikuti pola
pemerintah meringankan beban pemerintah
seperti yang telah diatur sesuai struktur
daerah. Pada dasarnya pelaksanaan suatu
organisasi, seperti yang telah ditetapkan
program
secara resmi oleh pimpinan. Hubungan
pemerintah harus sejalan dengan kondisi
informal adalah hubungan - hubungan yang
yang ada, baik itu di lapangan maupun di luar
terjadi dalam organisasi yang tidak terikat
lapangan. Yang mana dalam kegiatannya
oleh dasar hukum pendirian organisasi, tidak
melibatkan beberapa unsur disertai dengan
terikat oleh struktur organisasi, tidak terikat
usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat
oleh hirarki, tidak terikat oleh aturan - aturan
penujang. Faktor - faktor
yang ditetapkan secara resmi. Oleh karena
menunjang program
itu, organisasi dikatakan sebagai wadah
sebagai berikut: Sumber daya, Komunikasi,
berarti suatu tempat untuk berinteraksi dan
dan Struktur Birokrasi, yaitu SOP (Standar
bekerja sama.
Operating Procedures)
3.
4.
Dalam
Pelaksanaan Pelaksanaan
adalah
program
yang
kerja
organisasi.
bencana
telah
Dalam
sumber
ditetapkan
daya
oleh
yang dapat
pelaksanaan adalah
Pengawasan
untuk
Pengawasan merupakan suatu faktor
menggerakan organisasi agar berjalan sesuai
penunjang
dengan pembagian kerja masing-masing serta
dalam
terhadap
memperkecil
efisiensi
organisasi,
penyimpangan
dari 5
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sasaran atau target yang direncanakan.
harus bertalian dengan tujuan yang berarti
Dalam melakukan pengawasan diperlukan
dan diterima.
suatu proses yang tepat sesuai dengan proses
Masing-masing
fungsi
saling
yang harus dilalui tanpa menyimpang dari
berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang
sistem yang dianut sehingga tahapan yang
tidak terpisahkan., suatu organisasi akan
dilaluinya benar. Diperlukan karakteristik
mencapai
tertentu, namun karakteristik tersebut berlaku
merencanakan program - program secara
relatif, artinya pada kondisi yang berbeda,
matang dengan memperhitungkan masa yang
karakteristik itu akan berbeda pula. Pada
akan datang dan melaksanakan rencana yang
kondisi yang sama, karakteristik tersebut
telah dibuat. Dengan tercapainya sebuah
berlaku
tujuan,
sama.
Berikut
karakteristik
tujuan
apabila
manajemen
mampu
organisasi
dapat
pengawasan yang efektif: (1) Akurat, data
mengukur bagaimana kinerjanya selama
dari suatu sistem pada saat pengawasan dapat
proses hingga tujuan itu dapat tercapai dan
mengakibatkan
dapat menilai apakah manajemen itu sudah
organisasi
mengambil
tindakan yang akan menemui kegagalan atau
bekerja dengan semestinya.
menciptakan permasalahan baru. (2) Tepat
Berdasarkan
penelitian
yang
waktu, informasi harus dihimpun, diarahkan,
dilakukan oleh Islach Dani Waskito (2013)
dan segera dievaluasi jika akan diambil
dalam skripsinya yang berjudul Analisis
tindakan
Sistem
tepat
pada
waktunya
guna
Manajemen
Pencegahan
Dan
menghasilkan perbaikan yang lebih baik. (3)
Penanggulangan Kebakaran Di PT Surya Eka
Dikoordinasikan
Perkasa
dengan
arus
pekerjaan
Palembang.
Dimana
organisasi. Informasi yang diperoleh terkait
penelitiannya
kegiatan
penelitian kualitatif sehingga bertujuan untuk
pengawasan
dikoordinasikan
dengan arus pekerjaan di seluruh organisasi.
mendapatkan
(4)
secara
Prespektif
dan
Operasional,
pada
menggunakan
dalam
gambaran
menyeluruh
metode
dan
penjelasan
terhadap
rumusan
pengawasan dapat mengidentifikasi tindakan
masalah yang akan diteliti. Hasil penelitian
perbaikan apa yang perlu diambil setelah
ini menyimpulkan bahwa kebijakan terhadap
terjadi
kegiatan
penyimpangan
dari
standar. (5)
manajemen
sudah
dibuat
dan
Diterima para anggota organisasi. Agar
disosialisasikan kepada seluruh karyawan.
sistem pengendalian dapat diterima oleh para
Namun belum ada struktur organisasi khusus
anggota organisasi, pengawasan tersebut
penanggulangan kebakaran karena seluruh 6
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
karyawan terlibat dalam tim penanggulangan
Pontianak.
kebakaran. Sudah ada prosedur dan juga
permasalahan, peneliti merujuk pada teori
telah dilakukan uji coba penerapannya dalam
Terry (2003:2) Manajemen adalah suatu
simulasi kejadian kebakaran. Pengendalian
proses untuk mencapai tujuan yang telah
material mudah terbakar dan potensi sumber
ditetapkan dengan memanfaatkan baik ilmu
api sudah dilakukan. untuk upaya tanggap
maupun seni melalui kegiatan:
darurat
a. Perencanaan
kebakaran
dipersiapkan
dengan
Dalam
membuat rencana dan team tanggap darurat
b. Pengorganisasian
kebakaran. Hal yang membedakan penelitian
c. Pelaksanaan, dan
ini adalah penelitian ini tentang bagaimana
d. Pengawasan.
manajemen
operasional
penanggulangan
bencana dalam aspek pencegahan kebakaran pemukiman,
dimana
kegiatan
penanggulangan bencana tidak hanya melihat
menganalisis
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Manajemen Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah Terhadap Pencegahan Kebakaran Pemukiman Pendudu Di Kota Pontianak
dari segi manajemen saja tetapi diperlukan pula pemahaman terhadap operasional nya dalam upaya melakukan penanggulangan bencana kebakaran. Berikut kerangka pikir yang dapat diuraikan
bahwa
penelitian
belakangi
oleh
bencana
ini
dilatar
kebakaran
pemukiman merupakan bencana yang paling sering
terjadi
di
Kota
Pontianak
angka pemukiman terbakar di kecamatan Pontianak Utara, serta upaya penanggulangan berupa
kebakaran
pencegahan
pemukiman
belum
bencana optimal.
Dimana penelitian ini mengacu pada Standar Operasional
Prosedur
Penanggulangan
Bencana
(SOP) Daerah
Masalah : 1. Bencana kebakaran pemukiman merupakan bencana yang paling sering terjadi di Kota Pontianak dan cenderung meningkat setiap tahun. 2. Tingginya angka pemukiman terbakar di kecamatan Pontianak Utara. 3. Upaya penanggulangan bencana berupa pencegahan bencana kebakaran pemukiman belum optimal.
dan
cenderung meningkat setiap tahun, tingginya
bencana
Standar Operasional Prosedur (SOP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak Tahun 2012
Teori : Terry (2003:2) Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan, Pengawasan. Dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Mengoptimalkan penanggulangan bencana dalam pencegahan kebakaran pemukiman penduduk di Kecamatan Pontianak Utara
Badan Kota 7
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
tersebut. (2) membuat pedoman wawancara
C. METODE PENELITIAN
dan pedoman observasi untuk memperoleh Jenis
digunakan
jawaban terkait masalah yang diteliti. (3)
dalam adalah jenis penelitian deskriptif
melakukan analisis data, menyajikan data
pendekatan kualitatif. Hal ini karena sesuai
serta menceritakan hasil analisis sampai pada
dengan sifat dan tujuan penelitian yang ingin
pengambilan kesimpulan.
diperoleh
penelitian
dan
bukan
yang
menguji
sebuah
Subjek
atau
informan
dalam
hipotesis, tetapi berusaha untuk mendapatkan
penelitian ini adalah orang yang terlibat
sebuah
dalam
gambaran
tentang
manajemen
proses
pelaksanaan
pencegahan
operasional penanggulangan bencana dalam
kebakaran pemukiman penduduk dengan
aspek pencegahan kebakaran pemukiman
menggunakan metode Purposive Sampling.
penduduk di Kota Pontianak.
Maka ditentukan informan yaitu: Kepala
Penelitian
deskriptif
menurut
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sugiyono (2011:30) adalah sebuah penelitian
Kota
yang bertujuan untuk memberikan atau
Penanggulangan
menjabarkan suatu keadaan atau fenomena
Pontianak,
yang terjadi saat ini dengan menggunakan
Penanggulangan
prosedur ilmiah untuk menjawab masalah
Pontianak. Camat Pontianak Utara, tokoh
secara
masyarakat
actual.Sedangkan
Pendekatan
kualitatif menurut Craswell dalam Komariah
Serta
& Satori, (2007:5), merupakan pendekatan
Utara.
yang menggunakan latar alamiah, dengan
Pontianak,
Sekretaris
Bencana
Kasi
Daerah
Pencegahan Bencana
kecamatan
masyarakat
Adapun
Badan Kota Badan
Daerah
Kota
Pontianak Utara.
kecamatan
yang
Pontianak
menjadi
objek
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
penelitian ini adalah pelaksanaan pencegahan
dan dilakukan dengan jalan melibatkan
kebakaran
berbagai metode yang ada.
kecamatan Pontianak Utara oleh Badan
Langkah - langkah yang digunakan dalam
penelitian
ini
antara
lain:
pemukiman
Penanggulangan
Bencana
penduduk
Daerah
di
Kota
(1)
Pontianak. Dengan adanya pemilihan objek
pengumpulan data primer, dimana diperoleh
ini maka dipaparkan penggunaan fungsi
secara langsung dari lapangan kemudia
manajemen
menggunakan bahan – bahan atau sumber
pengorganisasian,
referensi yang menunjang dalam penelitian
pengawasan.
mulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan
dan 8
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan:
kegiatan pelatihan tim reaksi cepat BPBD maupun tim relawan dari masyarakat serta
1) Observasi,
melakukan
pengamatan
melaksanakan kegiatan sosialisasi ke anak
secara langsung kepada objek dan subjek
sekolah,
yang diteliti terhadap segala tindakan
Pontianak untuk memberikan pemahaman
dan kegiatan di lapangan terkait dengan
tentang kebakaran pemukiman yang dalam
pelaksanaan
setiap
pencegahan
kebakaran
masyarakat
tahunnya
seluruh
terus
kecamatan
meningkat
serta
pemukiman penduduk di Kecamatan
membantu meningkatkan kesadaran kepada
Pontianak Utara.
masyarakat tentang sumber api, sumber
2) Wawancara, teknik
merupakan
pengumpulan
salah
pemicu
timbulnya
api
sehingga
resiko
dengan
bencana kebakaran dapat berkurang. Rencana
bertanya langsung kepada informan.
kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan
Wawancara
disebar melalui undangan, dimana undangan
yang
data
satu
dilakukan
adalah
wawancara bebas terpimpin
tersebut digunakan agar masyarakat dapat
3) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan
mengetahui waktu dan tempat kegiatan serta
data dengan cara memilih data-data,
tujuan
dengan
dokumen – dokumen dalam rangka
sosialisasi menurut Badan Penanggulangan
pengumpulan data-data yang berkaitan
Bencana Daerah Kota Pontianak ialah untuk
dengan objek penelitian dari Badan
meningkatkan pemahaman, serta kesadaran
Penanggulangan Bencana Daerah Kota
masyarakat tentang sumber api, sumber
Pontianak dan Kecamatan Pontianak
pemicu
Utara.
bencana kebakaran tersebut dapat berkurang.
timbulnya
selengkapnya.
api
sehingga
Tujuan
resiko
Begitu juga dengan tujuan dari kegiatan pelatihan tim reaksi cepat maupun relawan, D. HASIL
PENELITIAN
DAN
yang pertama adalah cepat mempunyai data lapangan dan tanggap dalam melaksanakan
PEMBAHASAN
evakuasi korban, dimana tim relawan telah 1.
melakukan pendataan sebelumnya di daerah
Perencanaan Dalam
kegiatan
rawan bencana. Yang kedua memahami
Penanggulangan
bahaya api dan cara menghindari bahan
Bencana Daerah Kota Pontianak membuat
penyebab timbulnya api. Yang ketiga adalah
pencegahan,
melaksanakan Badan
9 DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan adanya tim relawan maka masyarakat
menggunakan listrik tidak sesuai dengan
dapat
mengurangi
standar
diinginkan.
mengganti
bersama-sama
dampak-dampak
dapat
yang
tidak
yang
ditetapkan
meteran
dapat
listrik
segera
berdasarkan
Dengan adanya rencana kegiatan tersebut
kebutuhan atau pemakaian dirumah masing-
maka diharapakan Badan Penanggulangan
masing.
Bencana Daerah dapat mengurangi tingginya angka
kejadian
kebakaran
Selain perencanaan program, dalam
pemukiman,
kegiatan operasional diperlukan penyediaan
menurut peneliti pelatihan serta kegiatan
alat operasional dalam pelaksaanaan. Badan
sosialisasi tampaknya belum berjalan efektif
Penanggulangan
jika
memiliki tim reaksi cepat dan tim relawan
berdasarkan
kebakaran
data
angka
pemukiman
kejadian
masih
terus
yang
harus
Bencana
Daerah
Kota
melakukan pelatihan rutin.
meningkat dari tahun 2012 sampai dengan
Keberhasilan
2015, maka dari itu harus ada rencana
tergantung dari kemampuan memanfaatkan
tambahan di tahun 2016 karena menyangkut
alat operasional yang tersedia tetapi apakah
dalam rencana di masa yang akan datang,
alat
dimana Badan Penanggulangan Bencana
memadai dan mencukupi sesuai dengan
Daerah sebagai organisasi pelaksana perlu
rencana program pelatihan.
menetapkan
serangkaian
rencana
akan
datang
sebagai
operasional
yang
program
dimiliki
juga
sudah
atau
tindakan yang harus dilakukan pada masa yang
pelaksanaan
2. Pengorganisasian
upaya
Dalam pengorganisasian terjadi suatu
pengembangan, seperti rencana kegiatan
proses
sosialisasi
melibatkan
berkoordinasi untuk menjalankan tujuan atau
dikarenakan
program yang ada. Oleh karenanya setiap
kejadian
pimpinan harus dapat menempatkan setiap
kebakaran pemukiman penduduk adalah dari
pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang
penggunaan
dimiliki sehingga pencapaian tujuan dapat
instansi
yang lain
penyebab
dilakukan
yaitu
utama
PLN tingginya
listrik.
Upaya
yang
akan
dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dapat berjalan efektif karena dengan adanya
koordinasi
terutama masyarakat
pihak yang
dengan PLN
pihak
tersebut
masih
lain maka
cenderung
pembagian
kerja
dengan
saling
lebih baik. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan
dari
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Pontianak bahwa struktur
pelaksanaan
penanggulangan 10
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bencana mempunyai 2 bidang, yaitu Bidang
diperhatikan
Penanggulangan
melaksanakan program sesuai dengan SOP
Bencana
dan
Bidang
adalah
yang
bencana terdapat seksi pencegahan dan
menanggulangi
kesiapsiagaan, seksi kedaruratan dan logistik,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
serta seksi rehabilitasi dan rekonstruksi
Kota
sedangkan bidang kebakaran terdapat seksi
kecamatan Pontianak Utara untuk informasi
pencegahan dan pemadam kebakaran serta
pelakasanaan pencegahan oleh BPBD sudah
seksi
kebakaran.
lumayan jelas bagi saya, inti dari program ini
Dengan adanya bagian-bagian tersendiri
saya sudah tau seperti adanya keberadaan tim
dalam hal penanggulangan bencana maka
relawan. Dimana tim relawan akan dilatih
dapat memudahkan pelaksanaan pencegahan
sehingga siap untuk membantu kami pada
kebakaran. Salah satu hal yang mendukung
saat sebelum terjadinya bencana maupun
dalam pelaksanaan pencegahan kebakaran
sampai setelah terjadinya bencana begitu
pemukiman penduduk dapat berjalan dengan
juga
baik
pembagian
kebencanaan. Namun dalam pelaksanaannya,
pekerjaan para pegawai di organisasi Badan
masyarakat tidak ikut serta dalam kegiatan
Penanggulangan Bencana Daerah
sosialisasi
ialah
dan
peralatan
pengelompokkan
Pentingnya
SOP
atau
Kebakaran. Khusus untuk penanggulangan
sarana
ada,
menjalankan
kebakaran
Pontianak.
dipatuhi
Menurut
dengan
kegiatan
tersebut,
dalam
karena
oleh
masyarakat
sosialisasi
masyarakat
kecamatan Pontianak Utara tidak dapat mengikuti
3. Pelaksanaan Pelaksanaan lebih menekankan pada
kegiatan
terkendalanya
sosialisasi
waktu.
Waktu
karena kegiatan
kegiatan yang berhubungan langsung dengan
sosialisasi yang dilakukan bersamaan dengan
orang-orang dalam organisasi. Ini tidak lain
waktu
merupakan upaya untuk menjadikan fungsi
masyarakat tidak dapat seluruhnya hadir.
manajemen perencanaan menjadi kenyataan
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh
sehingga dalam tahap pelaksanaannya akan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
melibatkan seluruh stakeholder yang ada baik
pada jam 10 pagi yang kebanyakan dari
pemerintah,
maupun
masyarakatnya juga telah pergi bekerja pada
masyarakat secara individu atau kelompok
jam tersebut. Hal ini menjadi kendala
untuk mencapai tujuan. Selain itu dalam
menurut peneliti karena waktu sosialisasi
pelaksanaan operasional hal yang perlu
yang
sektor
swasta
kerja
digunakan
masyarakat,
Badan
sehingga
Penanggulangan 11
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Bencana Daerah tidak tepat, sedangkan
Penanggulangan
dalam melaksanakan sosialisasi tentu saja
Pontianak
menggunakan
langsung kegiatan pelatihan tim reaksi cepat
disediakan,
anggaran karena
yang
sudah
berdasarkan
standar
dan
tim
Bencana
seringkali
relawan.
Daerah
Kota
mengawasi
Upaya
secara
lain
adalah
operasional prosedur yang dimiliki oleh
melakukan pemantauan pada daerah rawan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
bencana, personil BPBD dalam melakukan
Kota Pontianak, BPBD perlu menyiapkan
pengontrolan terhadap daerah rawan bencana
atau
di kecamatan Pontianak Utara ini melibatkan
membuat
undangan
serta
undangan,
mengirimkan
menyiapkan
konsumsi,
pihak kelurahan atau RT dan RW setempat.
akomodasi dan transportasi untuk kegiatan.
Rumah warga yang didatangi merupakan
Sangat disayangkan jika semua proses
rumah yang berada di sekitar kejadian
kegiatan sosialisasi yang sudah direncanakan
kebakaran, tujuan nya agar masyarakat tidak
sebelumnya tetapi pada saat pelaksanaannya
lagi teledor menggunakan barang-barang
ternyata tidak berjalan optimal, dimana
yang
kegiatan
Pengecekan
sosialisasi
tidak
diikuti
oleh
dapat
memicu dilakukan
timbulnya setelah
api.
kegiatan
masyarakat dan hanya diikuti oleh tokoh
sosialisasi dan mendata terkait bahan apa saja
masyarakatnya saja seperti ketua RT atau
yang
ketua RW.
masyarakat,
paling
masyarakat
sehingga
paling
timbulnya
4. Pengawasan Pengawasan dapat dilakukan melalui
diperoleh
sering
kebakaran. kemudian
digunakan banyak
digunakan
dapat Data-data dijadikan
oleh
memicu yang sebagai
dua cara yaitu pengawasan langsung yang
laporan. Laporan yang telah dibuat dapat
dilakukan secara langsung oleh pimpinan
diserahkan kepada regu piket, pengecekan
dengan
yang dilakukan oleh regu piket.
melihat
sendiri
kegiatan
yang
dikerjakan dan pengawasan tidak langsung merupakan pengawasan jarak jauh artinya dengan melalui laporan yang diberikan
E. KESIMPULAN
bawahan secara lisan maupun tertulis. Di dalam melakukan pengawasan terhadap hasil
1.
Perencanaan pelaksanaan pencegahan
kegiatan pelaksanaan pencegahan kebakaran
kebakaran pemukiman yang dilakukan
pemukiman, sebagai Kepala pelaksana Badan
oleh Badan Penanggulangan Bencana 12
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Daerah Kota Pontianak yakni rencana
kebakaran
program pelatihan tim reaksi cepat
disebabkan karena waktu sosialisasi
BPBD maupun tim relawan sudah
yang digunakan Badan Penanggulangan
terlaksana akan tetapi kurangnya sarana
Bencana
alat
Pengawasan
operasional
mendukung
Daerah
tidak
kegiatan
Hal
ini
tepat.
(4)
pelaksanaan
kegiatan pelatihan. Sedangkan untuk
pencegahan dilakukan secara langsung
anggaran
di
maupun tidak langsung, Kepala Badan
distribusikan kepada pelaksana, namun
Penanggulangan Bencana Daerah Kota
masih
kegiatan
Pontianak secara langsung mengawasi
relawan
kegiatan pelatihan tim reaksi cepat
kecamatan
BPBD sedangkan pengawasan secara
Pontianak Utara, sehingga dalam hal
tidak langsung dilakukan oleh tim regu
pemanfaatannya dapat dikatakan kurang
dengan melihat hasil pendataan di
baik.
lapangan terkait kondisi daerah rawan
Pengorganisasian dari struktur organisasi
bencana.
kebencanaan
belum
pelaksanaan maupun
2.
yang
pemukiman,
sudah
mencukupi
pelatihan
sosialisasi
tim di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dapat dikatakan kurang
cukup
pelaksanaannya beberapa
ada
relawan
dalam
dukungan
1.
Rencana kegiatan sosialisasi dengan menyesuaikan kondisi dan keadaan di
pemerintah, swasta dan masyarakat,
lapangan agar masyarakat yang hadir
secara dari pengalaman dan pendidikan
dapat lebih maksimal.
personilnya
baik
dari
instansi
para
3.
namun
F. SARAN
dapat
dikatakan
2.
BPBD Kota Pontianak perlu memiliki
memadai.
tim
Pelaksanaan kegiatan pencegahan dalam
melaksanakan kegiatan pencegahan.
bentuk sosialisasi dengan masyarakat
3.
yang
lebih
besar
untuk
Diharapkan pemerintah Kota Pontianak
khususnya di kecamatan Pontianak Utara
mempertimbangkan
tidak berjalan dengan baik. Hanya
pendanaan terhadap sarana yang ada.
sebagian masyarakat yang ikut serta dalam sosialisai pelaksanaan pencegahan
4.
BPBD
harus
penyediaan
memperhatikan
lebih
intensif lagi, mengawasi secara langsung 13
DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
maupun
tidak
langsung
dengan
melibatkan masyarakat.
Subagyo, Pangestu .Drs, M.B.A. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
G. REFERENSI Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya 1.
Buku-Buku:
Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Suyadi, Prawirosentono, 2001. Manajemen Operasi : Analisis dan Studi Kasus, edisi ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara
Heizer, jay. 2005. Manajemen Operasi Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat
Sriharini. 2009. Manajemen Pasca Bencana Alam. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Koontz, Harold. 1993. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Terry, George R. 2003. Dasar–Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
M. Manullang. 2004. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Yohanes, Yahya. 2006. Manajemen. Yogyakarta: BPEE
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya. Purnomo, Hadi dan Ronny Sugiantoro. 2010. Manajemen Bencana. Yogyakarta: Media Pressindo. Ranupandojo, Heidjrachman. 1996. DasarDasar Manajemen. Yogyakarta: UPP-Amp YPKP Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Siagian, Sondang P. 2006. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Syamsul, Ma’arif dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi, Edisi Pertama. Jakarta: PT. Grasindo
2.
Pengantar
Dokumen dan Peraturan PerundangUndangan:
Arsip Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak Arsip Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Arsip Kecamatan Pontianak Utara Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Peraturan Daerah Kota Pontianak Tahun 2013
14 DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
3.
Sumber Jurnal :
Waskito, Islach Dani. 2013. Analisis Sistem Manajemen Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Di PT Surya Eka Perkasa Palembang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Sriwijaya. Yuliani, Febri. 2014. Partisipasi masyarakat Dalam Implementasi Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Rokan Hilir. Skripsi. FISIP: Universitas Riau.
15 DELLA HARLINDA, E01112044 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
\
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA ~
JaiaD Prof. Dr. H. Dadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNY ATAAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK. JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan E-mail addresl HP
: D.?~~~ ..~?.tU.n.g~
: r.Q.\\I~Q·:\~r··..IT···· :... ~l...... ~.rlf....~p'..G·d . . t ~ . : ISW I .'("..~m.~.A...mI~JLr..J}..S'''''''' : ...o.nAl.tJ.\P'.g.~..~.~m.~...~fQm..J..9.... ~.aQ.~ 77 t,b 7
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat adm~isgntif kelulusan mahasiswa (SI), menyetv.jyi untuk me~erikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa ... l'.V... ,*) pada Program Studi ~3tt~Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) :
!!~~ ........
llm~..I:\a.~m.'.n.r.~J~ .....
...M~~~J.~ Q~.~~?X!~~.?~.B'?'~?K.J\~?'~~9.YJ~~~~ ~~n9p'~~ ..~~~!lh ~V..n\.f.e.~~e\~?~~~iifn\~ ..5.~.r.~.~r.e ~ tm.~.~ In V ~E
...................1.~J ~
............................................................
p.
..
.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain):
o Secarafulltex 5LJ content
artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
• Dibuat di
~~,:
: .Pontianak
... ro.c..ttdo.IL .
...D.~L~~.~~\i.~.~.~. NIM
e.9..!).lQ~.~
..
Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (PublikalGovemanceIAspirasiISociodevISosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)