BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Memenuhi ketentuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disusun Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang Tahun 2014 2019, yang selanjutnya dalam dokumen ini disebut Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2014 - 2019. Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang Tahun 2014 - 2019 sebagai bagian dari agenda Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2004 – 2024. Visi Kota Padang dalam RPJMD 2014 - 2019, yaitu “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan, Perdagangan, Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya ”, serta keberlanjutan program dan kegiatan lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang lima tahun kedepan. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2014 - 2019 merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan arah kebijakan dan strategi pembangunan pada tahun 2014 - 2019, sebagai tolok ukur dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang di bidang urusan penanggulangan bencana. Dokumen ini berfungsi untuk menuntun segenap penyelenggara unit organisasi di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang dalam melaksanakan program/kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban, terutama memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai dalam periode lima tahun kedepan. Dasar hukum penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2014 - 2019 mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025; PP Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; serta Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
1
1.2. Landasan Hukum 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) 2. Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan peraturan Pemerintah penganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548. 3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tetang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. 5. Peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja intansi pemerintah. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian Urusan pemerintahan antara pemerintahDaerah provpinsi dan pemerintah Daerah 7. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana. 8. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja BPBD. 9. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Kewenangan Daerah Kota Kota Padang 10. Peraturan Walikota Padang Nomor 25 Tahun 2011 tentang Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana Kota Padang 11. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi Tatakerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran; 12. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 87); 13. Peraturan Walikota Padang Nomor 95 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Fungsi Dan tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
2
1.3. Maksud Dan Tujuan Maksud penyusunan rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang adalah : 1. Penyusunan rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang adalah untuk memberikan gambaran tentang kondisi Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang. 2. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang merupakan panduan bagi Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat dibidang kebencanaan. 3. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang sebagai acuan untuk mewujudkan kinerja Badan Penanggulanggan Bencana Daerah Kota Padang dalam melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu tertentu. 4. Memberikan gambaran permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya dengan berbagai kendala, tantangan dan peluang. Tujuan penyusunan rencana strategis Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang adalah : 1. Meningkatkan Manajemen dan akuntabilitas pemerintah melalui peningkatan sumber daya manusia dan sarana prasarana 2. Meningkatkan kualitas penanggulangan bencana berbasis informasi teknologi yang sinergis sehinga menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas. 3. Meningkatkan sistim koordinasi yang terintegrasi dalam proses perencanaan pelaksanaan dan pengendalian penanggulangan bencana. 4. Mengembangkan penelitian sistim informasi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan penagulangan bencana yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
3
1.4 Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
1.2
Landasan Hukum
1.3
Maksud Dan Tujuan
1.4
Sistematika Penulisan
GAMBARAN PELAYANAN OPD 2.1
Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2
Sumber Daya Organisasi Perangkat Daerah
2.3
Kinerja Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah
2.4
Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah
BAB III
ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah
3.2
Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3
Telahaan Renstra
3.4
Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.5 BAB IV
VISI,
Penentuan Isu-Isu Strategis MISI,
TUJUAN,
DAN
SASARAN,
STRATEGI,
DAN
KEBIJAKAN
BAB V
4.1
Visi Dan Misi OPD
4.2
Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Organisasi Perangkat Daerah
4.3
Strategi Dan Kebijakan
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI
INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD
2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi OPD 2.1.1. Tugas Pokok OPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang mempunyai tugas melaksanakan : 1. Menetapkan Pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanggulangan darurat, rehabilitasi serta rekontruksi secara adil dan setara 2. Menetapkan Standarisasi serta kebutuhan penyelenggara Penanggulangan Bencana berdasarkan peraturan perundangan 3. Menyusun dan menetapkan serta menginformasikan peta rawan bencana 4. Menyusunkan dan menetapkan prosedur tetap penangganan bencana 5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala Daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana 6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang 7. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan belanja daerah 8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangan. 2.1.2. Fungsi OPD BPBD
Kota
Padang
Dalam
melakanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud
menyelenggarakan fungsi : 1.
Perumusan
dan
penetapan
kebijakan
penanggulangan
bencana
dan
penanggulangan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif, dan efesien 2.
Pengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
2.1.3 Unsur Pelaksana Badan 1.
Unsur pelaksana badan mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pascabencana.
2.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) unsur pelaksana badan menyelenggarakan fungsi: a. Pengoordinasian b. Pengkomandoan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
5
c. 3.
Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
Fungsi koordinasi unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilaksanakan melalui koordinasi dengan perangkat daerah terkait. Instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan atau pihak lain yang dipandang perlu pada tahap pra bencana dan pasca bencana.
4.
Fungsi komando unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dan logistik dari perangkat daerah terkait, instansi vertikal yang ada di daerah, serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.
5.
Fungsi pelaksana unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan perangkat daerah terkait dan instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.1.4 Kepala Pelaksana 1. Kepala Pelaksana mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan demi terwujudnya kota yang aman dari ancaman bahaya bencana. 2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Pelaksana mempunyai fungsi : a. menyusun kebijakan teknis penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya daerah yang aman, nyaman, serta bebas dari ancaman bahaya bencana; b. merumuskan sasaran strategis penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai daerah yang aman, nyaman, serta bebas dari ancaman bahaya bencana; c. merumuskan program kerja badan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan agar penanggulangan bencana dapat terukur secara tepat dan optimal; d. mengkoordinasikan penanggulangan bencana dengan para mitra kerja terkait berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujudnya sinkronisasi kebijakan dengan baik; e. menyelenggarakan penanggulangan bencana, yang meliputi manajemen, penelitian, dan pengembangan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan demi terwujudnya daerah yang aman, nyaman, serta bebas dari ancaman bahaya bencana; f. mengendalikan penyelenggaraan penanggulan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk upaya pencapaian target secara efektif dan efisien;
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
6
g.
membina aparatur dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar pencapaian hasil pelaksanaan tugas dapat lebih efisien dan efektif; h. mengarahkan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi tercapainya pelaksanaan tugas yang tepat sasaran; i. mengevaluasi penyelenggaraan urusan penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif; j. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bahaya secara periodik berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk akuntablitas kinerja; k. pengguna anggaran badan; l. pengguna barang badan; dan m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.5 Sekretariat 1. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. 2. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam memimpin dan mengatur penyelenggaraan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi di lingkup badan, dalam urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, kearsipan, perpustakaan, dokumentasi, evaluasi, dan pelaporan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujud pelayanan administrasi perkantoran yang baik. 3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat mempunyai fungsi : a. merencanakan program kerja sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujudnya pengelolaan fungsi kesekretariatan yang berhasil dan berdayaguna; b. merencanakan operasional sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujudnya pelayanan kesekretariatan yang baik; c. mendistribusikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya demi terlaksananya peran sekretariat secara optimal; d. memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta standar operasional prosedur yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berhasil dan berdayaguna; e. menyelenggarakan urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, kearsipan, perpustakaan, dan dokumentasi, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya tatalaksana organisasi yang baik dan untuk menunjang kegiatan manajerial atasan; f. menyelia pengelolaan fungsi kesekretariatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar tugas-tugas dapat dilaksanakan secara tepat guna dan tepat sasaran;
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
7
g. mengevaluasi penyelenggaraan kesekretariatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif; h. melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk akuntablitas kinerja; i. mengelola layanan informasi dan dokumentasi publik; j. mengelola layanan pengaduan masyarakat; dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.6 Sub. Bagian Umum 1. Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 2. Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan pengelolaan administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga, urusan peralatan, dan perlengkapan badan. 3. Penjabaran tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. mengelola surat masuk dan surat keluar; b. mengelola kearsipan dan perpustakaan; c. mengelola administrasi kepegawaian; d. melaksanakan urusan humas; e. melaksanakan urusan pengadaan peralatan atau perlengkapan, pencatatan penyimpanan, pendistribusian; f. melaksanakan urusan pemeliharaan atau perawatan alat-alat kantor dan kendaraan operasional; g. membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum; dan h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.7 Sub Bagian Keuangan 1. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 2. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran dan belanja badan, verifikasi, perbendaharaan, penyusunan pertanggungjawaban keuangan, penyusunan rencana program/kegiatan tahunan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; 3. Penjabaran tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. menyelenggarakan urusan administrasi keuangan; b. menyiapkan kelengkapan surat perintah pembayaran uang persediaan, surat perintah pembayaran ganti uang, surat perintah pembayaran tambahan uang, surat perintah pembayaran langsung pengadaan barang dan jasa, gaji dan tunjangan PNS dan Non PNS serta penghasilan lainnya; c. melakukan verifikasi Surat Pertanggungjawaban dan menyiapkan bahan Surat Perintah Membayar; Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
8
d. menyimpan dan memelihara dokumen keuangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. melakukan koordinasi dan konsultasi masalah keuangan dengan perangkat daerah terkait; g. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Sekretaris yang berkaitan dengan administrasi keuangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan; dan h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.8 Sub Bagian Program 1. Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 2. Sub Bagian Program mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melakukan urusan penyusunan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran badan, serta perumusan rancangan kebijakan umum dan evaluasi. 3. Penjabaran tugas Sub Bagian Program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. menyusun dan menyiapkan rancangan rencana umum dan rencana strategis; b. menyusun dan menyiapkan rancangan program dan kegiatan; c. menyusun dan menyiapkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja; d. melakukan pengumpulan data, menyusun dan merumuskan rancangan peraturan dan kebijakan teknis lainnya; e. menyusun laporan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan serta tugas pokok dan fungsi; f. menyusun dan melaksanakan program peningkatan dan pengembangan sumberdaya aparatur; g. menyusun rancangan kebutuhan personil dan penataan organisasi; h. menyusun rencana anggaran dan kegiatan Sub Bagian Program; i. menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Program; j. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Penetapan Kinerja, serta laporan lain yang harus disusun oleh badan; dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.9 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan 1. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. 2. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana dan pemberdayaan masyarakat. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
9
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi : a. merumuskan kebijakan di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana; b. melakukan pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana yang meliputi upaya pengurangan resiko, pencegahan, pemanduan perencanaan pembangunan, dan penetapan analisis resiko bencana serta pemberdayaan masyarakat; c. melaksanakan koordinasi hubungan kerja dengan perangkat daerah terkait di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana dan pemberdayaan masyarakat; d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana dan pra bencana; dan e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.10 Seksi Pencegahan 1. Seksi Pencegahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. 2. Seksi Pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan kebijakan pencegahan penanggulangan bencana. 3. Penjabaran tugas Seksi Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. mengumpulkan dan mengolah bahan dan data-data dalam rangka perumusan kebijakan penanggulangan bencana; b. melakukan pendataan masyarakat yang rentan bencana sebagai bahan penyusunan kebijakan; c. menyusun perkiraan dan kajian resiko ancaman bencana; d. melaksanakan sosialisasi, pelatihan, dan penyuluhan/pembinaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat; e. melakukan identifikasi dan pemantauan terhadap sumber terjadinya bencana; f. melakukan pemantauan terhadap penyusunan teknologi serta penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam; g. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup; h. melakukan penguatan terhadap ketahanan sosial masyarakat; i. menyusun sistem sosialisasi; j. mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pemanduan dalam perencanaan pembangunan dalam persiapan analisis resiko bencana; dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.11 Kasi Kesiapsiagaan 1. Seksi Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
10
2. Seksi Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, mitigasi, peringatan dini, dan kesiagaan penanggulangan bencana. 3. Penjabaran tugas Seksi Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah: a. melakukan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana dan kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan bencana; b. mempersiapkan bahan dalam rangka uji coba penanggulangan kedaruratan bencana; c. menyusun perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini; d. menyimpan barang pasokan penentuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat; e. mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan pelatihan dan penyuluhan tentang gladi penanganan darurat; f. mempersiapkan lokasi evakuasi korban bencana dan pengungsi; g. menyusun data, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat; h. melakukan penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemulihan sarana dan prasarana penanggulangan bencana; i. mengkoordinasikan tugas kesiapsiagaan penanggulangan bencana antar perangkat daerah; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.12 Bidang Kedaruratan dan Logistik 1. Bidang Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. 2. Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang kedaruratan dan logistik, serta berperan dalam pemberdayaan masyarakat pada saat terjadi bencana. 3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai fungsi : a. merumuskan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi logistik, dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; b. melakukan pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanggulangan pengungsi; c. melaksanakan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana di saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; dan e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.13 Seksi Kedaruratan 1. Seksi Kedaruratan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
11
2. Seksi Kedaruratan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam mengumpulkan dan melakukan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyelamatan, evakuasi, dan pengungsian akibat bencana pada saat tanggap darurat. 3. Penjabaran tugas Seksi Kedaruratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. melakukan pengumpulan, pengolahan data, dan identifikasi lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya sebagai bahan penyusunan kebijakan; b. mempersiapkan bahan dan data dalam rangka penentuan status keadaan darurat; c. melakukan pengumpulan data akibat bencana dalam rangka penyusunan rencana pemulihan sarana dan prasarana vital; d. melakukan identifikasi jumlah kerugian harta benda, korban jiwa, sarana, dan prasarana sebagai bahan pembuatan laporan; e. melakukan identifikasi dan pendataan luas areal wilayah yang terkena bencana; f. menyusun dan mengumpulkan data bantuan dana dan sumber daya manusia dari dalam dan luar negeri sebagai bahan penyusunan laporan; g. melakukan identifikasi kebutuhan barang dan jasa sesuai kebutuhan masyarakat; h. menyusun laporan hasil identifikasi dan pendataan serta pemulihan; dan i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.14 Seksi Logistik 1. Seksi Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik. 2. Seksi Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam mengumpulkan dan melakukan pengolahan data dalam rangka penyelamatan dan evakuasi akibat bencana pada saat tanggap darurat. 3. Penjabaran tugas Seksi Logistik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. melakukan penyusunan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan perencanaan/kebijakan dalam upaya penyelamatan, evakuasi, dan penanganan pengungsi akibat bencana; b. melakukan dan mengkoordinasikan penyelamatan dan evakuasi, masyarakat yang terkena bencana dengan pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dan logistik; c. melakukan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terkena bencana; d. mengumpulkan bahan dalam rangka penyelamatan terhadap kelompok rentan bencana; e. mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh sumber daya manusia, peralatan, dan logistik dalam penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, baik dari pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri; f. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.15 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi 1. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
12
2. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah pasca bencana; 3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi: a. merumuskan kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana; b. mengkoordinasikan dan melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana; c. melaksanakan koordinasi hubungan kerja antar perangkat daerah di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana; d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana; dan e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.16 Seksi Rehabilitasi 1. Seksi Rehabilitasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. 2. Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan rehabilitasi pasca bencana. 3. Penjabaran tugas Seksi Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana perbaikan lingkungan daerah bencana; b. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana dan kebijakan rehabilitasi prasanana dan sarana umum; c. mengkoordinasikan dan melaksanakan pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; d. menyusun bahan kebijakan dalam rangka pemulihan sosial psikologis masyakarat yang terkena bencana; e. mengkoordinasikan sistem pelayanan kesehatan pada daerah terkena bencana pada pasca bencana; f. mengumpulkan bahan–bahan dalam rangka penyusunan metode system rekonsiliasi dan resolusi konflik; g. mengumpulkan bahan–bahan dalam rangka penyusunan pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya, serta keamanan dan ketertiban, fungsi pemerintahan, dan pemulihan fungsi pelayanan publik; h. melakukan monitoring dan evaluasi dan penyiapan laporan; dan i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.17 Seksi Rekonstruksi 1. Seksi Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
13
2. Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan rekonstruksi pasca bencana. 3. Penjabaran tugas Seksi Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan pembangunan kembali prasarana dan sarana pada daerah yang terkena bencana pada pasca bencana; b. mengumpulkan bahan dan data dalam pembangunan sarana sosial masyarakat; c. melaksanakan/menyusun upaya pembangkitan sosial budaya masyarakat; d. melakukan pengkoordinasian dalam rangka penerapan rancang bangun yang tepat dan serta penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana; e. menyusun kebijakan dan pedoman dalam rangka peningkatan partisipasi dan peran serta lembaga organisasi kemasyakatan, dunia usaha, dan masyarakat; f. menyusun kebijakan dan pedoman dalam rangka peningkatan kondisi sosial ekonomi dan budaya; g. mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan kebijakan dan peningkatan fungsi pelayanan publik atau peningkaan pelayanan utama dalam masyarakat; dan h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.1.18 Kelompok Jabatan Fungsional 1. Pada badan dapat ditempatkan pegawai negeri sipil dalam kelompok jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. 3. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. 2.1.19. Struktur Organisasi Struktural organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang terdiri dari : 1. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Badan - Kepala Badan
: Ir. H. Asnel, M.Si.
- Kepala Pelaksana
: Dr. H. Edi Hasymi, M.Si.
2. Unsur Pengarah - Unsur Pengarah
: Profesional/ahli/ Instansi Terkait
- Profesional/Ahli
: Akademisi/Dunia Usaha/Kalangan Profesi
3. Unsur Pembantu Pimpinan Yaitu Sekretaris - Sekretaris
: Hendra Mardi, S.Sos, M.Si
1. Kasubag Umum
: Firdaus, ST.
2. Kasubag Keuangan
: Ir. Syofyan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
14
3. Kasubbag Program
: Roby Alfian, S.Sos, M.CIO
4. Unsur Pelaksana - Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan
: Drs. Elfian P. I., M.Si.
1. Seksi Pencegahan
: Dr. Hengky Mayaguezz
2. Seksi Kesiapsiagaan
: Rita Sumarni, S.Sos, M.MKes
- Kabid Kedaruratan Dan Logistik
: Drs. Nasrul Sugana
1. Seksi Kedaruratan
: Sutan Hendra, ST.
2. Seksi Logistik
: Devi Susanti Razif, S.Sos
- Kabid Rehabilitasi Dan Rekontruksi
: Ir. Syaiful Bahri,
1. Seksi Rehabilitasi
: Ahmad Ichlas, S.Sos, M.Si
2. Seksi Rekontruksi
: Firdaus, ST.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
15
Struktur Organisasi BPBD Berdasarkan Perwako Nomor 95 Tahun 2016
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
16
2.2. Sumber Daya OPD 2.2.1. Personil 1. Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 1. Jumlah Peagawai berdasarkan tingkat pendidikan No
Pendidikan
Jumlah
1
Strata 3 (S3)
2
2
Strata 2 (S2)
5
3
Strata 1 (S1)
15
4
Sarajana Muda/D3
3
5
SLTA Sederajat
17
JUMLAH
42
2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan Tabel 2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan No
Pelatihan/Penjenjangan
Jumlah
1
Spamen / Diklat Pim II
1
2
Spama / Diklatpim III
4
3
Adum / Diklat pim IV
8
JUMLAH
13
3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan Tabel 3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan No
Golongan
Jumlah
1
I ( Satu )
0
2
II ( Dua )
17
3
III ( Tiga )
18
4
IV ( Empat )
7 JUMLAH
42
4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf Tabel 4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf No Jabatan 1
Eselon II
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Jumlah 1 17
2
Eselon III
4
3
Eselon IV
9
4
Fungsional
28 JUMLAH
42
2.2.2. Anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang adalah SKPD yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Padang didukung Oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang dan sumber sah lainnya. 2.3. Analisis SWOT Analisis SWOT (Strength, weakness, opportunities, Threats) diperlukan agar strategi penanggulangan bencana terencana sesuai dengan kenyataan yang ada. Analisis SWOT dalam Renstra BPBD tahun 2017-2019 sebagai berikut: Faktor internal
Faktor eksternal
Strength
Weakness
1. Tupoksi yang 1. Kekurangan jelas SDM 2. Peraturan 2. Gedung belum Perundangmilik sendiri undangan 3. Pendanaan terkait PB terbatas
1. Dukungan 1. Kurangnya Pemerintah pengetahuan Pusat (BNPB) masyarakat dan 2. PRB belum Pemerintah menjadi bagian Daerah dalam program kerja SKPD 3. Kurangnya partisipasi dunia usaha dalam PRB
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Opportunities 1. Fungsi koordinasi BPBD
1. Dukungan NGO 2. Relawan KSB
Threats 1. Belum adanya peraturan terkait kebijakan daerah tentang padang cerdas bencana 2. rendahnya budaya siaga bencana 1. Luas Wilayah (694,96 KM Panjang pantai (84 KM 2. Kepadatan Penduduk ± 1 juta jiwa (± 600 ribu di daerah zona merah) 3. Potensi bencana
18
2.3.1 Analisis SWOT Terhadap Pengembangan Pelayanan OPD Kota Padang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berada antara 0º44’00” dan 1º08’35” Lintang Selatan serta antara 100º05’05” dan 100º34’09” Bujur Timur. Luas daerah pada awalnya menurut Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2. Menurut pembaharuan melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2005 tentang luas Kota Padang bertambah menjadi 1.414,96 Km 2, karena adanya penambahan wilayah perairan seluas 720 km2. Secara administrasi, Kota Padang memiliki batas–batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara
: Kabupaten Padang Pariaman
2. Sebelah Selatan
: Kabupaten Pesisir Selatan
3. Sebelah Barat
: Samudera Hindia
4. Sebelah Timur
: Kabupaten Solok
Secara garis besar Kota Padang dapat dibagi atas wilayah pantai dengan seluruh pinggiran pantai yang berhadapan dengan Samudera Hindia, wilayah dataran rendah yaitu wilayah yang sebagian besar sudah berkembang (termasuk kawasan pusat kota), dan wilayah dataran tinggi yaitu wilayah yang berada pada lereng bukit barisan. Topografi Kota Padang mempunyai karakteristik yang sangat bervariasi tersebut menyebabkan Kota Padang rawan bahaya. Untuk wilayah pesisir pantai Kota Padang yang memanjang dari arah barat laut ke tenggara membentuk garis pantai yang relatif lurus. Wilayah pesisir bagian utaralebih landai dan ke arah selatan mempunyai gradasi perairan pantai yang curam.Kedalaman rata-rata perairan antara Kota Padang dengan pulau-pulau kecil mencapai 80 meter sementara diluar jajaran pulau tersebut kedalaman mencapai 300 m. Kondisi perairan disekitar pulau-pulau kecil berupa karang (fringing reef) sampai jarak 50 meter dari pantai dengan kedalaman mencapai tiga meter, kemudian perairan berubah secara tajam dengan kedalaman mencapai 30 - 60 meter. Wilayah perairan yang memanjang dengan kondisi yang beragam ini menyebabkan Kota Padang berpotensi terjadinya gelombang ekstrim dan abrasi. Pada beberapa titik abrasi pantai telah dilakukan upaya mitigasi struktural seperti pembangunan batu grid. Namun demikian, alternatif lain perlu dilakukan karena masih terjadi pengikisan pantai di beberapa titik lainnya di Kota Padang. Salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi muara sungai yang tersebar dibeberapa titik. Kota Padang tercatat memiliki 5 sungai besar dan 16 sungai kecil didataran rendah yang kemungkinandapat menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini terjadi hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kota Padang memiliki beberapa titik banjir. Namun kejadian yang cukup memberikan dampak kerugian adalah banjir bandang di hulu sungai. Kejadian ini menyebabkan abrasi sungai bahkan merusak areal pertanian dan pemukiman sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
19
Kondisi tersebut didukung dari segi klimatologi Kota Padang yang mempunyai iklim tropis dengan hujan turun hampir sepanjang tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang mencapai rata rata 414,63 mm perbulan dengan rata rata hari hujan 17 hari perbulan. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 26,3o – 28o Celcius. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 79 – 83%.Kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa potensi bahaya seperti cuaca ekstrim yang dipengaruhi oleh cuaca yang sifatnya fluktuatif tiap tahunnya. Selain itu, dari segi geologi wilayah Barat Indonesia khususnya Kota Padang secara tektonik merupakan wilayah yang sangat dinamis. Hal ini disebabkan oleh proses subduksi/interaksi 2 lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia dengan Eurasia. Dengan adanya proses tersebut daerah Padang menjadi rawan terjadinya gempabumi bahkan berpotensi menimbulkan tsunami. Potensi gempabumi di wilayah Kota Padang terdapat pada 3 zona, yaitu pada zona subduksi (baik inter dan intraplate), Zona Sesar Mentawai dan Zona Sesar Sumatera. Salah satu kejadian gempabumi tektonik yang terjadi di Kota Padang yaitu pada tanggal 30 September 2009. Kejadian ini memberikan dampak kepada penggunaan lahan di Kota Padangyang mengalami sedikit perubahan. Pergeseran yang terjadi adalah penggunaan lahan pertanian yang beralih menjadi perkantoran dan perumahan masyarakat. Selain itu, terjadi pergeseran pemukiman yang ditandai dengan banyaknya masyarakat Kota Padang yang bermukim di zona merah (tepi pantai) yang bergeser ke zona hijau (daerah By Pass). Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya gempabumi dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialihfungsikan. Hal ini juga berpengaruh terhadap demografi Kota Padang khususnya dalam jumlah dan kepadatan penduduk. Secara keseluruhan dari data BPS (Padang Dalam Angka tahun 2012), kepadatan penduduk Kota Padanghampir mencapai 1.200 jiwa per km 2. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kepadatan penduduk mengalami penurunan. Untuk lebih jelas tentang jumlah, luas daerah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kota Padang Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
20
Tabel 5. Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk serta Luas Kecamatan Di Kota Padang Jumlah No
Kecamatan
Penduduk
Luas (km2)
(Jiwa)
Kepadatan (Jiwa/km2)
1
Bungus Teluk Kabung
23. 142
100, 78
227,19
2
Lubuk Kilangan
49.750
85, 99
568,09
3
Lubuk Begalung
108.008
30, 91
3.443,29
4
Padang Selatan
57.386
10, 03
5.754,54
5
Padang Timur
77.952
8, 15
9.554,36
6
Padang Barat
46.060
7, 00
6.482,86
7
Padang Utara
69.275
8, 08
8.554,36
8
Nanggalo
57.731
8, 07
7.097,27
9
Kuranji
128.835
57, 41
2.207,44
10
Pauh
60.553
146, 29
404,79
11
Koto Tangah
165.633
232, 25
697,86
844.316
694, 96
1.199,44
TOTAL Sumber : BPS, 2012
Berdasarkan Tabel 5 maka terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi. Sedangkan Kecamatan Bungus Teluk Kabung merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Dari tabel juga terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi pada umumnya berada pada pesisir pantai yang merupakan wilayah bahaya tertinggi di Kota Padang. Analisis kecenderungan didapatkan dari perubahan jumlah kejadian dalam kurun waktu tertentu. Kecenderungan kejadian yang akan dianalisis dapat dilihat dari perkembangan kejadian bencana minimal dalam 10 tahun terakhir.Kejadian bencana tersebut didapatkan dari data catatan kejadian yang ada di nasional maupun didaerah. Selain itu, juga dianalisis kecenderungan kejadian untuk potensi bahaya lainnya di daerah tersebut. Berdasarkan analisis risiko bencana, untuk Kota Padang terdapat 10 jenis potensi bahaya. Jika dilihat dari sejarah kejadian dari tahun 2002 – 2012 di Kota Padang tercatat 6 jenis bencana terjadi. Sedangkan 4 jenis potensi lainnya belum terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Untuk melihat kecenderungan kejadian dari jumlah kejadian dengan tahun kejadian dalam rentang waktu 10 tahun terakhir di Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
21
Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 2002 - 2012
Gambar 1. Kecenderungan Kejadian Bencana Di Kota Padang
Analisis kecenderungan bencana 10 tahun terakhir yang telah disepakati oleh tim penyusun dokumen RPB di Kota Padang dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Sejarah Kejadian Bencana di Kota Padang Tahun 2003 - 2012 Jenis
NO
Bahaya
Kecenderungan Kejadian Meningkat
Tetap
Menurun
1
Banjir
√
-
-
2
Cuaca Ekstrim
√
-
-
3
Tanah Longsor
-
√
-
-
√
-
-
√
-
4 5
Gelombang Ekstrim Kekeringan
Sumber : Hasil Analisis Kajian Risiko Tahun 2016 Dari gambar dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan kejadian bencana yang tercatat berdasarkan data DIBI di Kota Padang dalam rentang waktu tahun 2002 – 2012 yaitu: 1. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2004, 2007 dan 2009 serta banjir yang terjadi hampir setiap tahun di Kota Padang cenderung mengalami peningkatan. 2. Bencana puting beliung (cuaca ekstrim) juga cenderung mengalami peningkatan terutama untuk 3 tahun terakhir.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
22
3. Bencana tanah longsor cenderung tetap, karena dapat dilihat pada grafik bahwa persentase masing-masing bencana tersebut dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yang signifikan. 4. Bencana gelombang ekstrim dan abrasi serta kekeringan, untuk 10 tahun terakhir mengalami kecenderungan tetap. Untuk bencana lain yang berpotensi seperti tsunami, epidemi dan wabah penyakit, gagal teknologi serta kebakaran hutan dan lahan dikategorikan kejadian dengan kecenderungan tetap. Hal ini menjadi kesepakatan tim penyusun karena potensi tersebut belum pernah terjadi di Kota Padang. Penentuan analisis kecenderungan dari 10 potensi bahaya di Kota Padang akan sangat berpengaruh terhadap prioritas penanganan bencana di Kota Padang. Bencana prioritas didapatkan dari hasil analisis kajian risiko dengan dipadukan analisis kecenderungan ini nantinya. Kota Padang memiliki beberapa kejadian bencana yang memberikan dampak yang cukup besar. Salah satu kejadian yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang cukup besar adalah gempabumi pada tanggal 30 September 2009. Kejadian gempabumi juga berdampak kepada Kabupaten/Kota sekitar Kota Padang dengan korban jiwa yang cukup besar. Selain itu bencana lain yang sering terjadi adalah banjir, tanah longsor dan lainnya. Untuk lebih jelas tentang kejadian sejarah bencana di Kota Padangyang tercatat dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Jumlah Kejadian Bencana Di Kota Padang Tahun 1815 – 2012 Bencana
Jumlah
Mngl
Kejd
Luka Hilang Mende luka
Mngs
Rita
Rmh
Rmh
Rsk
Rsk
Brt
Rngn
Banjir
38
62
40
4
13.424
980
65
0
Gelombang
8
2
6
0
384
7.656
760
1.232
11
774
2.46
4
0
0
79.01
167.232
Ekstrim dan Abrasi Gempabumi
2 Kebakaran
6
1
0
0
0
0
0
0
0
4
12
8
6
0
0
0
0
Hutan dan Lahan Gagal teknologi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
23
Kekeringan
1
0
0
0
0
0
0
0
Cuaca Ekstrim
5
0
5
0
0
100
11
11
Tanah
10
48
9
4
0
0
18
2
78
898
2.530
18
13.808
8.736
79.87
168.477
Longsor JUMLAH
Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 1815 - 2012 Berdasarkan Tabel 7 terkait kejadian bencana Kota Padangyang diambil dari DIBI Indonesia maka disimpulkan bahwa banjir merupakan kejadian yang paling banyak terjadi dengan 38 kali. Kejadian ini hampir meliputi seluruh wilayah di Kota Padang. Hal ini dikarenakan banyaknya pemukiman di daerah rendah dan di sepanjang aliran sungai. Kejadian banjir juga memiliki frekuensi kejadian yang hampir terjadi tiap tahun dan mengalami peningkatan kejadian. Jika dilihat dari jumlah korban dan kerusakan maka bencana gempabumi yang terjadi sebanyak 11 kali menyebabkan dampak yang cukup besar. Selain dari 2 kejadian tersebut, Kota Padang juga pernah mengalami kejadian kekeringan sebanyak 1 kali, gelombang ekstrim dan abrasi sebanyak 8 kali, gagal teknologi sebanyak 4 kali, cuaca ekstrim sebanyak 5 kali dan tanah longsor sebanyak 10 kali.
Dari data tabel, dapat dijadikan perbandingan dalam bentuk persentase kejadian bencana di Kota Padangyang dapat dilihat pada Gambar 2.
Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia tahun 1815 - 2012
Gambar 2. Persentase Jumlah Kejadian Bencana dari Tahun 1815-2012 di Kota Padang
Dari Gambar 2 diatas, terlihat bahwa kejadian banjir mendominasi jumlah kejadian yang terjadi di Kota Padang. Hampir 48,72% dari total seluruh kejadian bencana di Kota Padang, Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
24
tercatat merupakan kejadian banjir yang terjadi di beberapa titik di Kota Padang.Beberapa kejadian banjir juga terkait denganbencana tanah longsor didaerah perbukitan dengan perbandingan persentase sebesar 12,82% dari total kejadian. Persentase kejadian gempabumi dan gelombang ekstrim dan abrasi juga tergolong kejadian yang sering terjadi di Kota Padang. Kejadian tersebut memberikan dampak cukup besar terhadap penduduk, bangunan dan lingkungan. Sedangkan jumlah persentase kejadian yang paling kecil adalah untuk bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan dengan persentase sama yaitu 1,28%.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
25
BAB III ISU-ISU STATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahaan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan OPD Adanya keterbatasan sumber daya dan kewenangan maka perlu adanya strategi dan sasaran yang akan dimuat dalam RPB. Terdapat 7 jenis strategi yang telah disinkronkan dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. Strategi tersebut nantinya akan dikembangkan mengikuti mekanisme penganggaran tahunan daerah dan anggaran khusus dalam penyelenggaraan tanggap darurat dan pemulihan bencana. Secara umum pengelompokan strategi dibagi atas strategi generik dan strategi spesifik untuk setiap jenis bencana. Pengelompokan untuk strategi generik terkait dengan perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan, perencanaan penanggulangan bencana terpadu, pendidikan, penelitian dan pelatihan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat. Sedangkan untuk strategi spesifik lebih kepada pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana, dan optimalisasi pemulihan dampak bencana.Untuk lebih jelas terkait dengan strategi dan sasaran penanggulangan bencana yang akan di lakukan di Kota Padang dapat uraikan lebih jelas sebagai berikut:
3.1.1. Perkuatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan Strategi ini merupakan merupakan upaya dalam menata ulang peraturan yang mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana. Selain itu juga selaras dengan upaya peningkatan kapasitas kelembagaan yang terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana. Salah satu perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaannya di Kota Padang difokuskan untuk mencapai sasaran melalui: 1. Penguatan Kerangka Hukum Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kerangka hukum untuk pengurangan risiko bencana perlu dilakukan perkuatan melalui beberapa bentuk. Salah satunya dengan penataan ulang dan penyelarasan aturan lain yang telah berlaku dengan undang-undang penanggulangan bencana. Upaya ini dapat dilakukan di tingkat nasional maupun daerah yang belum membuat aturan terkait penanggulangan bencana. Upaya lain yang dapat dilakukan dengan pembuatan aturan pendukung yang bersifat teknis serta memastikan pelaksanaan seluruh kerangka hukum yang telah diperkuat.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
26
Kota Padang telah memiliki beberapa aturan hukum yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan
penanggulangan
bencana.
Berbagai
perkembangan
dalam
penanggulangan bencana membutuhkan penyesuaian terkait dengan regulasi yang telah ada. Selain itu diharapkan strategi penanggulangan bencana dapat diperkuat dengan penyesuaian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang. Namun demikian, perlu adanya pengembangan aturan pendukung lain terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana. Salah satunya dengan mengarahkan rencana tata guna lahan dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana. Perencanaan tata guna lahan di Kota Padang telah bertahap untuk lebih dikembangkan didaerah aman. Meskipun demikian penyusunan aturan pendukung dalam mengatur rencana tata guna lahan dan IMB yang mempertimbangkan aspek pengurangan risiko perlu lebih diutamakan. 2. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Tata Kelola Penanggulangan Bencana Tata kelola yang baik bagi program-program pengurangan risiko bencana yang dilaksanakan oleh pemerintah atau pun lembaga nonpemerintah perlu ditingkatkan. Tata kelola lebih kepada upaya untuk menjamin perbandingan lurus antara besaran anggaran dengan besaran manfaat yang diperoleh. Tata kelola yang baik perlu menjadi sebuah komitmen bersama dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta pengawasan bersama menjadi komponen intinya. Salah satu upaya dalam mewujudkan tata kelola tersebut adalah dengan pengembangan sistem informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan berupa publikasi terhadap data kerentanan daerah perlu diketahui dan diakses oleh masyarakat dan komunitas lain di luar daerah.Upaya publikasi dapat dimulai dengan pembangunan pusat data dan informasi bencana yang mudah diakses dan diperbaharui. Pusat data dan informasi khusus di daerah dapat menjadi suatu hal mendasar dalam menyusun dan merencanakan kebijakan dalam penanggulangan bencana. Sistem perencanaan kebijakan dengan pengawasan dan evaluasi terhadap prosedur yang digunakan perlu dikembangkan. Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat juga menjamin terlaksananya mekanisme evaluasi terhadap prosedur yang digunakan. Efektivitas pelaksanaan operasi dapat ditinjau melalui pertukaran informasi yang relevan khususnya pada masa tanggap darurat. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya peningkatan kapasitas kelembagaan yang dikembangkan dan dievaluasi secara berkala khususnya dalam operasi tanggap darurat bencana.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
27
Jika dilihat dari segi anggaran, penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan sudah terbukti meningkatkan besaran anggaran yang diinvestasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk pengurangan risiko bencana. Namun demikian besaran anggaran yang digunakan belum menjamin besarnya manfaat yang diperoleh oleh masyarakat untuk perlindungan dari bencana. Oleh sebab itu perlu efektivitas penggunaan anggaran agar adanya keseimbangan antara besaran anggaran dan besaran manfaat yang diperoleh. Khusus untuk pelaksanaan pengawasan bersama, dibutuhkan suatu mekanisme yang mampu menyediakan data yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan analisis manfaatbiaya (cost benefit analysis). Analisis manfaat biaya ini dapat memperlihatkan nilai efektivitas program-program yang dijalankan untuk pengurangan risiko bencana. Gabungan dari seluruh upaya yang telah dijelaskan sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas tata kelola yang lebih baik.
3.1.2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu Strategi dalam perencanaan penanggulangan bencana secara lebih terpadu di Kota Padang difokuskan dalam upaya mengintegrasikan RPB kedalam RPJMD. Perencanaan ini ditindaklanjuti kedalam rencana strategis dan rencana kerja OPD tahunan. Untuk mencapai sasaran dalam mewujudkan perencanaan penanggulangan bencana terpadu dapat melalui program. 1. Pengarusutamaan PB dalam Pembangunan. Penyebab tumpang tindihnya program-program penanggulangan bencana selama ini karena adanya proses tidak normal dari internalisasi penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan. Hal ini terjadi karena paradigma daerah masih bersifat taktis dan tidak terencana pada saat terjadinya bencana. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses internalisasi yang lebih berfokus dalam pergeseran paradigma pengurangan risiko bencana dibanding penyelenggaraan operasi tanggap darurat dan pemulihan akibat bencana. Perencanaan penanggulangan bencana Kota Padang perlu dilakukan sinkronisasi dan internalisasi kedalam perencanaan pembangunan daerah. Penyusunan perencanaan penanggulangan bencana yang berdasarkan kajian risiko bencana diharapkan secara bertahap dapat dikembangkan dan diselaraskan dengan dasar kajian dalam perencanaan pembangunan daerah. Upaya ini dikembangkan agar perencanaan penanggulangan bencana dapat lebih terpadu dan selaras dengan perencanaan daerah.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
28
Pengembangan kajian risiko bencana perlu dilakukan antar daerah administrasi. Hal ini menjadi penting bilamana tingkat risiko berada pada lintas batas wilayah. Upaya bersama dalam penyesuaian kajian dan menyangkut kepada perencanaan daerah perlu dilakukan. Sehingga terdapat kajian risiko yang saling terkait antar daerah yang berdekatan. Upaya ini dapat diinisiasi dengan membentuk sebuah gugus tugas yang beranggotakan pemangku kepentingan lintas batas wilayah. Pembentukan ini dilakukan dalam menjamin
proses
internalisasi
penanggulangan
bencana
dalam
perencanaan
pembangunan khususnya di wilayah kerjasama. 2. Pemaduserasian Mekanisme Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Sistem terpadu dalam pengurangan risiko bencana dapat dibagi dalam dua bagian. Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap darurat dan keterpaduan antara pengurangan risiko bencana dengan pemulihan. Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap darurat bencana difokuskan kepada sistem kesiapsiagaan bencana yang meliputi sistem peringatan dini, sistem evakusi dan perencanaan kontingensi. Sedangkan keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan pemulihan bencana difokuskan kepada pengembangan pola mitigasi pada proses pemulihan pada daerah yang pernah terkena bencana. Dalam perencanaan penanggulangan bencana, sistem peringatan dini multibahaya dan sistem informasi peringatan bencana didaerah diharapkan menjadi bagian yang terintegrasi dengan sistem informasi bencana nasional. Pengembangan sistem informasi yang terpadu dengan sistem peringatan dini bencana multibahaya diharapkan dapat mensinkronkan kesenjangan-kesenjangan yang ada antar sistem peringatan bencana yang telah ada. Pengembangan sistem peringatan dini dan sistem informasi bencana diarahkan kepada perluasan daerah pelayanan sistem di masyarakat, peningkatan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap informasi peringatan, serta perbanyakan alternatif moda penyebaran arahan. Khusus untuk sistem peringatan dini bencana tsunami rekomendasi terhadap pengembangan dan penyelesaian rantai peringatan dari nasional hingga ke komunitas menjadi prioritas pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Untuk membangun sistem yang terpadu ini membutuhkan kerjasama bersama dan upaya bertahap yang didukung oleh pemangku kepentingan terkait. Selain sistem informasi, pengembangan juga perlu dilakukan dalam penyusunan rencana penanggulangan kedaruratan bencana di Kota Padang.UU 24/2007 sebenarnya Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
29
telah mensyaratkan penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana sebagai dasar perencanaan kesiapsiagaan. Namun hingga kini, tidak ada satu pun aturan pendukung yang memberikan penjelasan spesifik terkait bagaimana dokumen ini disusun dan seperti apa pola penerapannya pada saat tanggap darurat bencana. Dokumen ini boleh jadi menjadi jalan keluar untuk menjawab permasalahan perencanaan kontingensi bencana yang belum menjadi dasar sebagian besar pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana. Rencana yang dilakukan dalam upaya pengurangan risiko bencana diharapkan dapat dipadukan dalam sistem operasi tanggap darurat. Hal ini menjadi sasaran yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih memadukan perencanaan yang telah ada ataupun yang akan dilaksanakan. Keberhasilan perencanaan tentu tidak bisa lepas dari pelaksanaan latihan dari rencana yang telah disusun secara berkala. Keterpaduan sistem pemulihan dengan pengurangan risiko bencana, diarahkan kepada pendekatan mitigasi dan pencegahan bencana sejenis terjadi di Kota Padang. Untuk itu sistem pemulihan sebaiknya dipadukan dengan sistem pencegahan dan mitigasi yang berorientasi kepada penerapan rencana tata ruang, pengelolaan lingkungan, sensitif gender dan kelompok rentan.
3.1.3. Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan Dalam strategi ini, diharapkan adanya perubahan jangka panjang yang berfokus pada pergeseran paradigma untuk pengurangan risiko bencana yang lebih efektif. Pola pergeseran paradigma dapat menggunakan pengembangan strategi pendidikan dan penyadaran pada pendidikan formal, nonformal, informal dan bentuk informasi yang mungkin. Pergeseran paradigma ini seharusnya membuat trend baru dan bagian dari gaya hidup modern di masyarakat umum. Sangat penting untuk membangun paradigma ini menjadi sesuatu yang dihargai dan berkembang dengan pola-pola yang mungkin ditiru oleh masyarakat. Upaya dasar yang dapat dilakukan dengan pemberdayaan hasil riset terapan baik dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian yang berkaitan penanggulangan bencana. Salah satunya melalui kajian rasio perbandingan investasi (cost benefit analysis) terhadap setiap fase penanggulangan bencana. Selain itu dapat dikembangkan juga hasil riset yang dapat diterapkan secara langsung oleh individu dan keluarga seperti pembangunan rumah aman gempa, sumur resapan dan lain lain. Diharapkan dengan adanya beberapa riset
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
30
terkait penanggulangan bencana di Kota Padang dapat menurunkan kerentanan daerah terhadap risiko muti bahaya. Selain itu, melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan adanya kesadaran dan pola pikir masyarakat dalam melakukan upaya pengurangan risiko bencana. Beberapa kegiatan dan latihan yang telah dilakukan di Kota Padang perlu lebih ditingkatkan dan dilakukan secara berkala. Penyusunan rencana aksi kesiapsiagaan bencana perlu disusun ditingkat masyarakat secara partisipatif. Hal ini diharapkan Pola pendekatan untuk menggeser paradigma ini, selain bersifat trend-setter, juga harus mengedepankan pembangunan ketangguhan komunitas. Sehingga pengurangan risiko bencana menjadi prioritas dan pengarusutamaan untuk dapat diterapkan sampai ke tingkat kelurahan.
3.1.4. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat Strategi dalam peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat di Kota Padang difokuskan kepada program pemberdayaan masyarakat dan perkuatan fungsi kemitraan dalam pengurangan risiko bencana. 1. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat untuk Penanggulangan Bencana Pemberdayaan masyarakat terkait dengan penanggulangan bencana di Kota Padang telah berjalan cukup baik. Upaya yang dilakukan secara bertahap dalam menciptakan kemandirian dan keterlibatan aktif masyarakat perlu senantiasa dikembangkan. Hal yang perlu dijaga adalah sinergitas upaya-upaya pemerintah terkait pengurangan risiko bencana di masyarakat. Pelaksanaan pengurangan faktor-faktor kerentanan dasar masyarakat perlu lebih dikembangkan.
Berbagai
upaya
dapat
dilakukan
dengan
mengoptimalkan
pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Selain itu juga dengan memberikan pengembangan mata pencaharian alternatif yang dapat dijalankan masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak kerugian daerah baik dari segi ekonomi maupun lingkungan akibat bencana. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk pengurangan risiko bencana dimulai dari redefinisi intervensi pemberdayaan termasuk di dalamnya mekanisme penganggaran untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan di masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana tidak berorientasi pada jumlah yang dialokasikan, tetapi pada penjaminan terbentuknya penguatan kapasitas masyarakat secara stabil dan berkelanjutan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
31
Selain itu, perlu adanya proses advokasi dan saling berbagi dalam pemberdayaan komunitas ini. Beberapa inisiatif telah dibentuk untuk dijadikan sebagai ruang berbagi dan advokasi pada skala nasional, daerah ataupun lokal. Inisiatif-inisiatif ini perlu tetap dikembangkan untuk menjaga aliran semangat pemberdayaan masyarakat. Sinergisitas upaya pemberdayaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan berbasis bahaya dan kerentanan masing-masing. Sehingga pendekatan untuk tiap-tiap daerah akan menjadi spesifik sesuai dengan kondisi budaya setempat. 2. Peningkatan kemitraan multi pihak dalam penanggulangan bencana. Perkuatan fungsi kemitraan perlu diarahkan untuk dapat menggalang berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana di luar anggaran APBN dan APBD. Tidak hanya itu, arah kemitraan yang bersifat cair lebih memungkinkan untuk penyelesaian masalah yang bersifat mendesak diluar proses birokrasi. Penggalangan inisiatif penggunaan hasil teknologi terapan yang dirancang untuk efisiensi upaya pengurangan risiko bencana dapat dimulai dari kemitraan yang telah ada. Kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat perlu dikembangkan dalam upaya perlindungan perekonomian. Pembangunan kemitraan yang dilakukan secara bertahap dan berkala akan dapat mengurangi risiko bencana daerah baik dari segi perekonomian maupun sektor produksi. Perkuatan pembangunan kemitraan diharapkan juga menggalang kontribusi dukungan partisipatif sektor swasta dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Untuk memfasilitasi efektivitas penyelenggaraan penanggulangan bencana perlu perkuatan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB). Pembangunan forum PRB Kota Padang yang terdiri dari aktor lintas sektoral diharapkan mampu mempercepat kemajuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Padang. Aktor lintas sektoral yang merupakan pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan akan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam melaksanaan perencanaan penanggulangan bencana yang telah disusun.
3.1.5. Pengurangan Risiko Bencana Salah satu strategi penting yang dilakukan sebelum terjadinya bencana adalah upaya pengurangan risiko. Secara umum upaya pengurangan risiko disesuaikan dengan jenis dan karakteristik setiap potensi bahaya yang ada. Beberapa langkah yang diambil dalam pengurangan risiko bencana secara garis besar terangkum dalam; Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
32
1. Pencegahan bahaya Upaya pencegahan bahaya lebih kepada pengurangan tingkat risiko yang akan muncul dengan melakukan pengelolaan pada lokasi sumber bahaya. Dengan adanya perlakuan di sumber bahaya maka diharapkan kejadian bencana dapat dihilangkan. Berbagai upaya yang dilakukan perlu dikondisikan dengan jenis bahaya yang berpotensi terjadi di Kota Padang. Bencana yang tidak bisa dicegah seperti gempabumi dan cuaca ekstrim dapat dikembangkan upaya lebih kepada upaya pengurangan kerentanan. 2. Pengurangan Kerentanan Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko yang akan muncul dengan melakukan mitigasi struktural maupun nonstruktural. Mitigasi struktural dapat dilakukan dengan memperkuat bangunan ataupun infrastruktur yang berpotensi terkena bencana. Sedangkan mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan upaya-upaya untuk lebih meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi bencana. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menjaga kepekaan agar dapat melakukan tindakan akurat sebelum atau ketika bencana terjadi. 3. Peningkatan kapasitas Upaya peningkatan pengetahuan pemerintah maupun masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana dengan mengetahui jenis bahaya dan dampak kejadian. Upaya peningkatan kapasitas diharapkan dapat lebih menyeluruh bukan hanya terfokus satu atau dua jenis bencana saja. Hal ini dikarenakan jenis bahaya yang berpotensi memiliki pemahaman pengetahuan yang berbeda.
3.1.6. Peningkatan Efektivitas Penanganan Darurat Bencana Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana difokuskan kepada: 1. Peningkatan kesiapan menghadapi bencana Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat dimulai dari peningkatan kesiapan menghadapi bencana. Upaya awal dimulai dari membangun budaya sadar bencana dengan melibatkan berbagai stakeholder baik yang berkaitan langsung maupun tidak dengan upaya PRB. Peningkatan upaya kesiapsiagaaan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan kearifan lokal dalam membangun sistem peringatan dini yang mampu menyebarluaskan informasi bencana, sistem yang dikembangkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat sebelum terjadi bencana. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengupayakan tersedianya tempat dan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi. Penyediaan tempat Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
33
dan jalur evakuasi ini lebih dititik beratkan pada daerah yang memiliki risiko tinggi. Selain itu perlu ditunjang dengan tersedianya tempat pengungsian yang dilengkapi dengan sumber air bersih, sarana sanitasi dan layanan kesehatan. 2. Optimalisasi operasi tanggap darurat dan percepatan pemulihan dini Upaya penyelenggaraan operasi tanggap darurat pemulihan dini pada masa tanggap darurat merupakan kebijakan yang perlu diambil pada masa krisis. Upaya yang dilakukan lebih kepada kajian cepat serta pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban selama masa tanggap darurat. Selain itu, pemulihan darurat lebih kepada pemenuhan kebutuhan dasar dan pengembalian fungsi sarana dan prasarana kritis.
3.1.7. Optimalisasi Pemulihan dampak bencana Pemulihan dampak bencana dikelompokkan kepada rehabilitasi infrastruktur dan rehabilitasi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Penyelenggaraan pemulihan lebih kepada normalisasi secepatnya kehidupan dan prikehidupan korban bencana. Dalam mencapai sasaran untuk optimalisasi pemulihan dapat dilakukan dengan penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan panduan yang telah dikeluarkan oleh BNPB.
3.2. Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.2.1. Visi Visi Walikota dan Wakil Walikota Padang yang terpilih untuk periode 2014 – 2019 adalah sebagai berikut : “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan, Perdagangan, Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya. “
3.2.2. Misi Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas dijabarkan kedalam misi sebagai berikut : 1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman, kreatif, dan berdaya saing. 2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah barat sumatera. 3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan. 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
34
5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat, dan menghargai kearifan lokal. 6. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, bersih, dan melayani. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di bidang pencegahan dan penanggulangan bencana maka misi yang ke-5 (lima) menjadi acuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang.
3.2.3. Program Program unggulan Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih dalam rangka merealisasikan misi di atas adalah : 1.
Melaksanakan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan, perbaikan trotoar, serta pengendalian banjir dan genangan air.
2.
Menyelenggarakan pendidikan, pesantren ramadhan, kegiatan keagamaan, seni, budaya, dan olahraga yang lebih berkualitas, serta gratis pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK Negeri serta pemberian beasiswa bagi semua pelajar/mahasiswa berpresatasi dari keluarga miskin.
3.
Menyediakan terminal angkutan kota dan terminal bus dalam 2 (dua) tahun, serta penataan sistem transportasi kota yang lebih baik.
4.
Merehabilitasi 1.000 unit/tahun rumah tidak layak huni dan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas/RSUD serta ambulan gratis bagi warga miskin.
5.
Membangun Pasar Raya Padang dalam 2 (dua) tahun dan merevitalisasi pasar-pasar pembantu.
6.
Meningkatkan dana operasional kecamatan, kelurahan, RW, RT, dan garin mesjid/mushala sebanyak 200%.
7.
Memberikan santunan kematian Rp. 1.000.000.000.- (satu juta rupiah) untuk warga Kota Padang
8.
Mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru di Kota Padang, pengembangan ekonomi kreatif, UMKM, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat petani dan nelayan
9.
Merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi yang layak dan ramah
10. Menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNS
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
35
3.3. Telahaan Renstra Sesuai Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) maka BPBD-PK Kota Padang secara efektif baru terbentuk pada 4 Desember 2012 sehingga rencana strategis yang ada pada saat itu masih merupakan renstra masing-masing OPD yang bergabung. Penyusunan Renstra strategis untuk BPBD-PK baru dimulai pada Mei 2016 dan masih dalam bentuk draft atau konsep sementara sebagai acuan pelaksanaan tupoksi OPD dengan visi, misi, dan program sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota padang 2009 – 2014.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Padang Nomor 95 Tahun 2016 BPBD-PK Kota Padang diubah kembali menjadi BPBD Kota Padang, pemisahan BPBD dengan Pemadam Kebakaran menyebabkan perubahan pada Renstra BPBD Tahun 2017-2019.
3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Padang merupakan pusat pertumbuhan wilayah Sumatera Barat, dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, pariwisata, industri dan perdagangan. Perkembangan Kota Padang yang relatif pesat, dilihat dari kegiatan ekonomi dan fungsi pelayanan primer dan sekunder sangat berpengaruh terhadap kegiatan kota secara keseluruhan. Hal ini terlihat dalam bentuk kebutuhan akan wadah atau ruang yang cukup besar untuk mendukung aktifitas ekonomi dan fungsi pelayanan sebagai penunjang kegiatan ekonomi tersebut. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2004-2016, arahan pengembangan pusat-pusat pelayanan yaitu: Pusat Pelayanan Utama di kawasan pusat kota, Sub Pusat Pelayanan Utama di kawasan Lubuk Buaya, Air Pacah, Bandar Buat, Tabing, Teluk Bayur, dan Bungus serta Pusat Pelayanan Kegiatan di kawasan Anak Air, Limau Manis, Pasar Baru, Pasar Raya, Gunung Padang, dan Sungai Pisang. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Padang Tahun 2004-2008 (berdasarkan Perda No. 19 Tahun 2004) ditetapkan 4 (empat) Sentra Perkembangan Kota dan 18 (delapan belas) Kawasan Prioritas Pengembangan. Untuk mengembangkan kawasan prioritas tersebut masih perlu dilengkapi dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Rencana Teknis Tata Ruang Kota sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan. Sentra perkembangan dan kawasan prioritas Kota Padang yaitu : -
Sentra Perkembangan Pusat Kota: kawasan Pasar Raya, kawasan eks Terminal Lintas Andalas, kawasan eks Bandara Tabing, kawasan wisata terpadu Gunung Padang, dan kawasan sepanjang pantai
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
36
-
Sentra perkembangan Utara: kawasan Air Pacah, kawasan perbatasan sekitar Bandara Internasional Minangkabau, kawasan Pasar Induk Anak Air, kawasan Padang Industrial Park, kawasan Pasar Lubuk Buaya, kawasan perkantoran Pemko Padang
-
Sentra perkembangan Timur kawasan Bandar Buat, kawasan Kampus Universitas Andalas - Limau Manis, kawasan Pasar Baru, kawasan Padang By Pass
-
Sentra perkembangan Selatan: kawasan Teluk Bayur, kawasan Industri Maritim Bungus, kawasan wisata Sungai Pisang.
3.4.1. Perubahan Penggunaan Tanah Kota Padang merupakan suatu entity yang memperlihatkan sejarah perkembangan kota pesisir dengan dinamika masyarakatnya yang tumbuh dan berkembang menjadi kota jasa, perdagangan dan industri. Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan social ekonomi yang berlangsung. Kondisi ini akan mempengaruhi pergeseran penggunaan lahan, sementara sumber daya alam yang dapat diolah untuk menunjang perkembangan diatas sangat terbatas. Pergeseran penggunaan lahan tersebut dapat terlihat dari tumbuh dan berkembangannya bangunan baru untuk menampung kegiatan-kegiatan pemukiman, perdagangan, jasa maupun industri. Implementasi konsep dasar Induk Kota Padang yang dituangkan dalam pengaturan tata ruang kota tampak bahwa pemukiman/perumahan merupakan salah satu dasar membentuk struktur kota. Pemukiman/perumahan merupakan unsur pendukung /penunjang dari pusat pengembangan kota yaitu pusat pengembangan industri, pusat kota/inti kota, dan pengembangan pendidikan. tetapi pemukiman juga menjadi struktur wilayah kota itu sendiri. Sektor pemukiman/perumahan menduduki urutan ketiga yaitu sekitar 15,47% dari total penggunaan lahan yang ada setelah penggunaan lahan untuk hutan/konservasi dan lahan kosong/pertanian. Luas penggunaan lahan total yang terdapat dalam wilayah Kota Padang adalah 69.496 ha (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padang, 2008) Dalam pemanfaatan ruang untuk berbagai kegiatan di Kota Padang terdapat berbagai masalah seperti : -
Terjadinya konversi lahan hutan menjadi lahan permukiman dan kebun
-
Pembangunan yang melanggar sempadan bangunan yang ditetapkan dan pembangunan yang tidak sesuai dengan penggunaan lahan yang ditetapkan
-
Pemanfaatan lahan di kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Padang yang dapat mengganggu fungsi ekologis DAS tersebut sehingga berdampak terhadap kawasan pemukiman di hilirnya
-
Batasan kepemilikan lahan yang masih banyak kurang jelas
Lahan di Kota Padang dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kegiatan, yaitu untuk pertanian, perdagangan, perumahan, maupun untuk pembangunan berbagai fasilitas pelayanan perkotaan. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
37
Penggunaan lahan yang terdapat di kota Padang terdiri dari wilayah hutan yang terdiri dari hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, serta hutan bakau. Lahan persawahan terdiri dari sawah beririgasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lainnya. Lahan non sawah terdiri dari rawa-rawa, ladang/tegalan, perkebunan, perukiman, kolam air tawar, padang rumput alami, tanah tandus/rusak, tanah terlantar dan lain lain. Berikut ini tabel penggunaan lahan di Kota Padang. Total luas lahan kritis di kota Padang adalah 49.133,5 ha, yang terdiri dari 17.999.70 ha berpotensi kritis, 24.254.10 ha agak kritis, 5.281.70 ha sudah kritis, dan 1.598.00 ha dalam kondisi sangat kritis Jumlah total lahan kritis ini lebih dari setengah luas wilayah kota Padang yaitu 69. 496 ha . Kota Padang dengan luas 69.496 ha mempunyai lahan kritis seluas 6.410 ha atau 12,22 % dari luas Kota Padang. Perincian luas lahan kritis tersebut di dalam kawasan hutan 1.410 ha dan di luar kawasan hutan 5.000 ha.. Berpedoman pada luas kawasan hutan Kota Padang menunjukan bahwa luas hutan (hutan lindung dan hutan konservasi adalah 36.500,24 ha dan areal non hutan 32.995, 76 ha. Dari luas kawasan hutan tersebut 5,46 % berada dalam kondisi kritis, sedangkan untuk kawasan non hutan sebesar 16,36 %. Penyebaran lahan kritis di dalam kawasan hutan terdapat di Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan dan Bungus Teluk Kabung yang meliputi 6 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Batang Arau, DAS Batang Kuranji, DAS Batang Air Dingin, DAS Batang Kandis, DAS Batang Air Timbalun dan DAS Sungai Pisang. Dampak lain dari keberadaan lahan kritis tersebut dapat dilihat ketika terjadi hujan diatas normal pada wilayah DAS bagian hulu. Pada kondisi ini debit sungai relatif lebih tinggi dan disertai warna air yang keruh oleh bahan bahan sedimen, yang selanjutnya bahan bahan sedimen tersebut akan diendapkan di sekitar muara sungai. Kondisi yang ekstrim dapat dilihat pada muara sungai Batang Arau, dimana telah terjadi pendangkalan dan banyak tumpukan bahan-bahan sedimen pada bagian pinggir sungai. Hal ini jelas akan mengurangi kapasitas tampung sungai dan penyempitan badan sungai. Tingginya kebutuhan masyarakat akan lahan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jelas mempengaruhi pergeseran penggunaan lahan di Kota Padang. Sesuatu yang dikhawatirkan dimasa yang akan datang adalah terjadinya perubahan pemanfaatan lahan produktif dan perubahan pemanfaatan lahan pada kawasan lindung yang tanpa terkendali. Berbagai kegiatan seperti Pembukaan lahan berpindah, kegiatan pertanian, perkembangan kawasan pemukiman, pedagangan ataupun jasa masih banyak yang belum sesuai dengan konsep lingkungan. Adanya upaya untuk memanfaatkan kawasan lindung menjadi areal budidaya semakin meningkat. Disamping itu juga adanya kecenderungan masyarakat menggunakan sistim ladang berpindah serta pembukaan lahan bagi keperluan pertanian dan kawasan terbangun. Pada kawasan-kawasan tertentu terlihat kecenderungan perkembangan yang pesat dalam penggunaan alih fungsi lahan untuk kegiatan pertanian, ladang berpindah, pembangunan perumahan, jasa dan keperluan kegiatan lainnya. Dimana pada beberapa kecamatan ini yang semula mempunyai kawasan lindung yang cukup signifikan dengan daerah tangkapan air (catchment area) Kota Padang yang seharusnya dipelihara atau Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
38
dilestarikan, terlihat sudah mulai berubah fungsi dan dialihkan untuk peruntukan lain seperti untuk kegiatan-kegiatan perladangan dan kegiatan lainnya. Pertambahan lahan kritis, perubahan pemanfaatan lahan produktif dan kawasan lindung akibat kegiatan yang tidak memperhatikan konservasi lingkungan masih cenderung untuk terus bertambah di Kota Padang. Hal tersebut diatas jelas akan menjadikan timbulnya tekanan terhadap sumberdaya lahan serta lingkungan. Keadaan ini sudah sepantasnya untuk diwaspadai oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Padang. Oleh sebab itu, pola perubahan ini harus dikendalikan semaksimal mungkin dengan kebijakan pemerintah.
3.4.2. Potensi Bencana Alam Dan Kerawanan Bencana Alam 3.4.2.1. Gempa Bumi Pusat-pusat gempa di Kota Padang paling banyak berkaitan dengan gempa tektonik. Pusat-pusat gempa tektonik di Kota Padang terbentuk di sepanjang jalur gempa mengikuti zona subduksi sepanjang 6.500 km di sebelah Barat Pulau Sumatra. Tumbukan Lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Australia yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia membentuk Zona Benioff , yang secara terus menerus aktif bergerak ke arah Barat - Timur yang merupakan zona bergempa dengan seismisitas cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan Kota Padang menjadi daerah tektonik giat dan merupakan sumber gempa merusak. Data kegempaan dari BMG dan USGS memperlihatkan lokasi pusat-pusat gempa di perairan Kota Padang tersebar cukup merata. Pusat gempa terlihat lebih banyak di perairan antara Pulau Enggano dan daratan Pulau Sumatera. Frekuensi kejadian gempa dari tahun 1900 hingga 1963 relatif sedikit, sedangkan dari tahun 1963 hingga 1995 terjadi peningkatan. Gempa terjadi 3 sampai 16 kali per tahun dalam kurun 1963-1975, frekuensi ini menurun hingga 2 kali kejadian dalam tahun 1984, dan kemudian meningkat lagi dengan 2 kali kejadian pada tahun 1995. Kebanyakan sumber-sumber gempa tersebut berada pada kedalaman 33 hingga 100 Km, dengan magnitude lebih besar dari 5 skala Richter. Gempa berkekuatan lebih besar dari 6,5 skala Richter di permukaan, berpeluang besar menyebabkan deformasi di daratan dan di dasar laut. Zona tektonik aktif yang terbentuk dari penujaman lempeng di sebelah Barat Pulau Sumatera juga dapat dilihat dari adanya gunung api aktif yang muncul di sepanjang jalur patahan aktif di bagian sisi Barat Pulau Sumatera yang bergerak geser kanan (dextral strike slip fault ). Jalur patahan Sumatera yang juga biasa disebut dengan Patahan Semangko sepanjang 1.650 Km, menyebabkan blok sebelah kiri pulau Sumatera bergerak ke Utara sedangkan yang di sebelah kanan bergerak ke Selatan serta melahirkan kepulauan busur dalam (inner island arc ) seperti Pulau Nias, Mentawai, Enggano, Pisang dan sebagainya. Gempa vulkanik di Kota Padang disebabkan posisi Kota Padang yang berada di dekat 3 gunung api aktif, yaitu Gunung Talang, Marapi dan Tandikek
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
39
3.4.2.2. Gelombang Tsunami Letak Kota Padang yang berada di Pantai Barat Sumatera, yang berbatasan langsung dengan laut terbuka (Samudera Hindia) dan zona tumbukan aktif dua lempeng menjadikan Padang salah-satu kota paling rawan bahaya gelombang Tsunami. Gempa tektonik sepanjang daerah subduksi dan adanya seismik aktif, dapat mengakibatkan gelombang yang luar biasa dahsyat. Pusat gempa, umumnya menunjukkan tipe sesar naik. Sumber patahan seperti ini jika mempunyai magnitude lebih besar dari atau sama dengan 7 Skala Richter sangat berpotensi sebagai pembangkit gelombang tsunami. Dari catatan sejarah bencana, gelombang tsunami pernah melanda Sumatera Barat pada 1797 dan 1833. 3.4.2.3. Longsoran Lahan Hasil analisis tingkat bahaya longsoran lahan pada daerah Kota Padang menunjukkan sebagian besar daerahnya memiliki tingkat bahaya longsoran lahan yang sedang dan tinggi. Tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya terdapat pada daerah dataran alluvial dan dataran alluvial pantai dengan lereng 0-8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan sedang terdapat pada daerah lereng-kaki pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks pegunungan vulkanik. Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya longsoran lahan di daerah Kota Padang adalah karakteristik lahannya berupa kemiringan lereng yang umumnya berkisar 23 - 99%. Bentuk lereng pada umumnya tidak beraturan (irreguler ), dengan panjang lereng yang bervariasi, mulai dari 12 hingga 150 meter. Ketinggian daerah yang sebagian besar berupa kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks pegunungan vulkanik dengan ketinggian relief berkisar antara 500 - 1.000 meter dpl, kecuali untuk daerah Sungai Sapih, Air Dingin, dan Bukit Lantiak. Struktur batuan wilayah Kota Padang umumnya miring, kecuali di daerah Kuranji yang mempunyai struktur masif sehingga akan mempermudah terbentuknya bidang gelincir. Kedalaman air tanah umumnya dangkal, yaitu berkisar dari 86 cm hingga kedalaman 7 m dan memiliki jalur mata air (spring) dan jalur rembesan (seepage), dan curah hujan yang tinggi. Akibat curah hujan yang tinggi, air tanah yang tergolong dangkal dan banyak terdapat jalur mata air dan rembesan mempercepat terjadinya longsoran lahan. 3.4.2.4. Erosi Pantai/Abrasi Erosi pantai/abrasi merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada pantai sehingga luas daerah pantai menjadi berkurang. Erosi pantai/abrasi terjadi akibat pengaruh yang berasal dari laut yaitu berupa gelombang, arus laut dan longshore current atau arus sejajar pantai. Pada umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih banyak ditemui pada pantai di Kota Padang karena pantai-pantai tersebut banyak berhubungan dengan lautan, terkecuali Pantai Bungus, karena pantai ini terletak pada daerah teluk, maka kecepatan arus sepanjang pantainya cenderung menjadi rendah. Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi/abrasi di pantai. Pola arus pantai terutama ditentukan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
40
oleh besarnya sudut datang yang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika sudut datang itu cukup besar, maka akan terbentuk arus menyusur pantai (longshore curent ) yang disebabkan oleh perbedaan tekanan hidrostatis. Jika sudut datang gelombang kecil atau sama dengan nol (gelombang yang datang sejajar dengan pantai), maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip curent ) dengan arah menjauhi pantai di samping terbentuknya arus menyusur pantai. Salah-satu faktor penyebab tingginya laju abrasi pantai di daerah Pasir Parupuk disebabkan oleh konstruksi yang dibangun di pantai seperti pemecah gelombang (creep). Pada umumnya konstruksi ini akan menghadang aliran litoral (litoral drift ) alami di wilayah pantai tersebut, yang berarti terganggunya pemasokan air ke pantai di bagian hilir aliran lithoral tersebut. Kondisi semacam ini akan memicu proses abrasi yang terjadi di wilayah tersebut. Pada umumnya pantai yang ada di Kota Padang kebanyakan adalah pantai pasir yang terdiri dari kwarsa dan feldspar , bagian yang paling banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland ). Untuk daerah pasir di sekitar Kampus Universitas Bung Hatta, sisa-sisa terumbu karang yang dominan. Pantai ini dibatasi hanya di daerah tempat gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan ringan. Untuk pantai di sekitar Kampus Universitas Bung Hatta, ekosistemnya termasuk terumbu karang yang dari segi tipenya termasuk kepada jenis terumbu karang tepi (fringing reef), yang mempunyai kedalaman kurang dari 40 meter 3.4.2.5. Banjir Berdasarkan terminologi banjir, banjir yang terjadi di Kota Padang dapat dibedakan atas dua jenis yaitu banjir genangan yang disebabkan terjadinya genangan pada suatu areal akibat dari hujan deras, yang tidak dapat mengalir, dan lambat keluar dari areal tersebut dan banjir luapan sungai/kiriman yang berasal dari hujan deras yang turun di bagian hulu DAS yang menggenangi dataran rendah yang telah dimanfaatkan dan semula merupakan dataran banjir (flood plain). Pada umumnya banjir di Kota Padang tergolong pada banjir genangan. Berpedoman pada “ Catalogue of Landforms for Indonesia (Dessaunattes, 1977), wilayah dataran rendah Kota Padang tergolong kepada sistim aluvial ( Alluvial plain ) dan dataran banjir (Flood Plain) yang terbentuk dari bahan endapan sungai (Recent Deposits) dari luapan luapan sungai Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Air Dingin dan Batang Kandis pada periode Kuarter (Qal). Sebagai kawasan yang dekat dengan pantai dan pengaruh pasang air laut, sangat rawan dengan banjir, karena dikepung dari kedua arah, di sebelah barat dari laut dan di sebelah timur dari hulu sungai. Kota Padang dilihat dari geomorfologinya merupakan perpaduan antara bentuk lahan pebukitan vulkanik bagian Timur, bentuk lahan aluvial bagian Tengah dan bentuk lahan marin bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan perbukitan vulkanik yang lebih tinggi dari daerah bagian Tengah dan Barat, sehingga daerah bentuk lahan aluvial dan marin yang dilalui oleh beberapa sungai besar seperti Batang Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
41
Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin serta masih ada lagi 18 sungai kecil lainnya yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun, sering mengalami banjir. Hal ini didukung lagi bahwa Kota Padang merupakan daerah tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi rata-rata .300 mm per-bulan dengan rata-rata hari hujan 15 - 16 hari per-bulan. Apalagi luapan sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang di laut. 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis Upaya percepatan pelaksanaan perencanaan yang terangkum dalam dokumen RPB Kota
Padang
memerlukan
sebuah
strategi.
Pendekatan
dan
pengarusutamaan
penanggulangan bencana di Kota Padang diharapkan dapat dilakukan oleh semua pihak. Komitmen politis dari eksekutif dan legislatif dibutuhkan untuk memastikan proses integrasi isu-isu penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah strategi pengarusutamaan yang sistematis dan terencana sebagai bagian yang terintegrasi dalam perencanaan penanggulangan bencana di Kota Padang yang secara garis besar dapat dibagi dalam tiga fase yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Strategi Pengarusutamaan Pelaksanaan RPB Kota Padang Fase Advokasi
Kegiatan
Output
Penanggung Jawab
Sebelum
Pengintegrasian
Penanggulangan bencana
(Ditentukan
Penyusunan
program-program
menjadi salah satu misi,
kemudian)
RPJMD
penanggulangan
arah kebijakan atau
bencana dalam visi dan
agenda prioritas dalam
misi calon Walikota
RPJMD
Padang Saat
Menjaga program-
Disuarakannya kembali
Bappeda Kota
Penyusunan
program
RPB Kota Padang
Padang
RPJMD
Penanggulangan
sebagai prioritas dalam
Bencana dapat menjadi
penyusunan RPJMD
salah satu prioritas dalam rangkaian MUSRENBANG untuk penyusunan RPJMD Setelah
1 Advokasi
Adanya kesamaan
Tim Lintas
Penyusunan
pelaksanaan RPB di
persepsi terkait
Institusi yang
RPJMD
level pengambil
pengarusutamaan
ditunjuk untuk
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
42
kebijakan dan
penanggulangan bencana
Pengawasan
pelaksana teknis di
oleh pemangku kebijakan RPB
lapangan secara
khususnya di DPRD
berkesinambungan 2 Pengawasan intensif
Laporan Pengawasan
terhadap pelaksanaan
tahunan keberhasilan,
Rencana
kendala dan
Penanggulangan
pembelajaran serta
Bencana Kota
rekomendasi pelaksanaan
Padang
RPB Kota Padang pada institusi PB
Berdasarkan Tabel 8. Strategi pengarusutamaan RPB dapat dilakukan selaras dengan penyusunan rencana pembangunan Kota Padang. Pada saat penyusunan RPJMD, pendekatan dapat dilakukan kepada calon kepala daerah yang akan memimpin Kota Padang. Selain itu, pada saat proses awal MUSRENBANG mulai tingkat kelurahan hingga kota telah ada usulan rencana terkait penanggulangan bencana. Sedangkan upaya yang diterapkan pada fase setelah penyusunan RPJMD difokuskan kepada upaya mengurangi adanya konflik kepentingan di DPRD Kota Padang. Hal utama lainnya adalah melakukan pengawasan intensif terhadap pelaksanaan RPB Kota Padang oleh institusi terkait penanggulangan bencana di Kota Padang. Melalui rencana advokasi ini diharapkan mampu menjamin adanya pengarusutamaan penyelenggaraan kebijakan penanggulangan bencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu, upaya yang lebih mendasar adalah dengan penyusunan peraturan daerah khusus tentang RPB (Perda Padang Cerdas Bencana), hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan lebih kepada DPRD Kota Padang oleh instansi terkait. Proses untuk dijadikan peraturan daerah diharapkan dapat diinisasi oleh BPBD sebagai institusi yang berwenang dalam penanggulangan bencana di Kota Padang. Upaya advokasi juga perlu dilakukan terhadap alokasi penganggaran sesuai dengan RPB. Hal ini dilakukan karena beberapa aksi membutuhkan sumber anggaran yang cukup besar yang tidak dapat diakomodir secara keseluruhan oleh APBD daerah. Oleh sebab itu, perlu adanya mekanisme pembagian anggaran serta perkuatan kerjasama dengan berbagai lembaga terkait.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
43
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGIS, DAN KEBIJAKAN
4.1.
Visi Dan Misi OPD
4.1.1. Visi ” Menjadikan Padang Kota Cerdas Bencana”
Untuk mewujudkan penyelenggara tugas umum pemerintahan Kota Padang dalam rangka pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam di Kota Padang yang dapat di pertanggung jawabkan kehadapan publik dan berdasarkan nilai-nilai luhur yang ada dan tantangan yang di hadapi serta hasil yang di harapkan dalam periode tertentu pada masa yang akan datang, maka telah ditetapkan Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang.
4.1.2. Misi Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas agar arah dan tujuan pembangunan BPBD Kota Kota Padang Provinsi Sumatera Barat dalam rangka, Penanggulangan Bencana dapat terealisasi,maka di tetapkan misi badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat di tetapkan Sebagai Berikut : 1. Mewujudkan Masyarakat Kota Padang Sebagai Masyarakat Cerdas Bencana. 2. Menyediakan Sarana Dan Prasarana Kebencanaan. 3. Membina Hubungan Koordinasi Dengan Berbagai Pihak Terkait Kebencanaan. 4. Menghadirkan Pemerintah Di Tengah-Tengah Masyarakat Yang Tertimpa Bencana.
4.2.
Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah
4.2.1. Tujuan Rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tahun 2017-2019 di maksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan indikator (tolak ukur) kinerja kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam Pencapaian Visi dan Misi serta tujuan organisasi. Sebagai tujuan penyusunan Rencana strategis ini adalah: a. Mewujudkan ketanguhan masyarakat meluai peningkatan ketanguhan,kesadaran dan komitmen serta perilaku dan budaya sadar bencana dan b. Mewujudkan
sistem
penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana
yang
handal,mencakup penanganan pra bencana, tangkap darurat, dan pasca bencana. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
44
Adapun tujuan strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam 2017 sampai 2019 meliputi : a. Penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko bencana serta penangganan bencana b. Pembentukan tim reaksi cepat (Unit Khusus penangganan bencana ) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai basis di lima lokasi strategis (lima kecamatan) dalam wilayah kota Kota Padang. c. Meningkatkan Manajemen dan akuntabilitas pemerintah melalui Peningkatan sumber manusia dan sarana prasarana d. Meningkatkan kualitas penagulangan bencana berbasis informasi teknologi yang sinergis sehinga menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas. e. Meningkatkan sistim koordinasi yang terintekrasi dalam proses perencanaan pelaksanaan dan pengendaliaan penagulangaan bencana. f. Mengembangkan penelitian sistim informasi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan penangulangan bencana yang efektif, efisien dan akuntabel. g. Terwujudnya Padang Kota Cerdas Bencana.
4.2.2. Sasaran Sejalan dengan sasaran pembangunan Nasional di bidang Penanggulangan Bencana, maka sasaran strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah terwujudnya tujuan yang telah di canangkan dalam kurun waktu 2014 -2019 adalah : a. Meningkatnya upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan pencanangan padang cerdas bencana. b. Meningkatnya sistem penanganan kedaruratan Bencana yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan,peningkatan sarana dan prasarana pendukung,serat pendekatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien. c. Meningkatnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum bencana,melalui
kapasitas
perencanaan
rehabilitasi
dan
rekonstruksi
yang
handal,peningkatan koordinasi pelaksana serta pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. d. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
45
4.3. Strategi Dan Kebijakan 4.3.1. Strategi Hal ini merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan di capai atau yang akan di hasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) Tahun kedepan. Dengan diformulasikan strategi dan arah kebijkan ini maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang menetapkan misinya. Adapun strategi dan arah kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut: 1. Pemberian Pendidikan pelatihan kepada masyarakat dan aparatur dalam rangka peningkatan SDM Penanggulan Bencana Kota Kota Padang. 2. Menyelaraskan, mengembangkan serta mesosialisasikan peraturan Perundangundangan Penanggulangan Bencana Kota Padang kepada masyarakat, mendidik relawan, menyusun peta dan protap kebencanaan serta membentuk tim pengarah Penanggulangan Bencana Kota Kota Padang Provinsi sumatera barat dalam Rangka menguragi resiko Bencana. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulanagan bencana Kota Padang dan meujudkan penanganan darurat dan logistik secara cepat, tepat, efektif, dan efisien dalam upaya melindungi masyarakat dari dampak bencana dengan membentuk tim reaksi cepat serta mendistribusian bahan logistik. 4. Mengembangkan sarana dan prasarana berbasis kebutuhan. 5. Mengutamakan
kerja
sama
yang strategis,
berkelanjutan
dan
mendukung
kemandirian.
4.3.2. Kebijakan Arah kebijakan dan strategi Penanggulangan Bencana Daerah disusun di dalam rencana strategi (Renstra) 2014-2019 sebagai cara untuk dapat mencapai suatu tujuan dan sasaran pembangunan yang mengandung komitmen kebijakan yang menunjukan arah kebijakan, penjabaran dari arah kebijakan, program, dan kegiatan yang di terapkan untuk mencapai sasaran kinerja yang terukur. Penjabaran dari arah kebijakan nasional di bidang Penanggulangan Bencana Daerah 2014-2019, Penanggulangan Bencana masuk kedalam prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yang diarahkan kepada pengarusutamaan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional dan daerah, Penguatan kapasitas penanggulangan bencana pusat dan daerah, otimalisasi instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dalam aspek pengurangan risiko bencana, mendorong keterlibatan dan partisipsi masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana, Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
46
peningkatan sumber daya penanganan kedaruratan dan bantuan kemanusian, serta percepatan pemulihan wilayah yang terkena dampak bencana. Arah kebijakan dan strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang merupakan hasil dari identifikasi atas lingkungan strategis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eskternal. Berdasarkan hasil kajian lingkungan strategis secara eksternal maupun internal tersebut serta sinkronisasi terhadap arah kebijakan dan strategi Kota Padang dibidang penanggulangan
bencana
daerah.
Maka
arah
kebijakan
dan
strategi
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam kegiatan penanggulangan bencana dalam kurun waktu dalam waktu lima tahun (2014 - 2019) adalah : 1. Terselenggaranya penanggulangan bencana terencana terarah, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh serta akuntabel. 2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana melalui pembentukan suatu reaksi cepat penanggulangan bencana. 3. Terselesainya penanganan kedaruratan korban bencana di wilayah pascabencana secara cepat,tepat dan efektif secara terkoordinir/terpadu. 4. Terselesainya pemulihan sarana dan prasarana fisik dan non fisik di wilayah pascabencana secara terpadu dan menyeluruh.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
47
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Fokus Prioritas, Program, Dan Aksi Fokus prioritas, program, dan aksi merupakan penjabaran lebih mendalam dari strategi penanggulangan bencana. Secara umum, pembagian strategi penanggulangan bencana terbagi atas strategi generik dan strategi spesifik. Strategi generik merupakan strategi yang berlaku umum untuk seluruh bencana yang berpotensi terjadi di Kota Padang. Sedangkan strategi spesifik merupakan strategi yang diambil langsung mengarah kepada fokus prioritas dan aksi yang dilakukan untuk setiap jenis bahaya yang berpotensi terjadi. Penjabaran terkait Fokus prioritas, program dan aksi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
5.1.1. Strategi Generik Strategi generik terdiri atas empat strategi yang disusun dijabarkan berdasarkan masing-masing komponen tersebut. 1. Perkuatan Aturan Dan Kapasitas Kelembagaan Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perkuatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan Fokus Prioritas
Program
Aksi
Penguatan Kerangka
Peningkatan
Pemutakhiran Pedoman Teknis
Hukum
implementasi kerangka
pelaksanaan RTRW
Penyelenggaraan
hukum penyelenggaraan
Pemutakhiran dan
Penanggulangan
penanggulangan bencana
implementasi pemberian IMB
Bencana
yang telah diperkuat.
berbasis pengurangan risiko bencana Penyusunan regulasi zonasi bangunan di daerah berisiko bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
48
Fokus Prioritas
Program
Aksi Peningkatan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan tata guna lahan dan IMB bangunan dalam upaya penanggulangan bencana Penegakan aturan daerah terkait pemukiman
Peningkatan Kapasitas
Pengembangan sistem
Penyusunan sistem informasi
dan Akuntabilitas Tata
informasi implementasi
yang berisikan potensi bencana
Kelola Penanggulangan
RPB
dan kerentanan daerah
Bencana
Penyusunan sistem pendataan yang tervalidasi hingga tingkat kelurahan Pembangunan sistem informasi publik untuk penanggulangan bencana Pengawasan dan
Penyusunan dan implementasi
peningkatan akuntabilitas mekanisme pengawasan dan aparatur PB
evaluasi terhadap pelaksanaan operasi tanggap darurat Sinkronisasi prosedur operasi standar penanganan darurat bencana dengan rencana kontingensi daerah
Peningkatan kapasitas
Penyusunan program
sumber daya manusia
pendidikan dan pelatihan
pada lembaga-lembaga
pengembangan kapasitas SDM
terkait penyelenggaraan
dalam penyelenggaran
PB
penanggulangan bencana di Kota Padang(*)
Peningkatan kapasitas
Pengembangan sarana dan
sarana dan prasarana
prasarana pada instansi dan
kelembagaan untuk PB
Kelompok masyarakat yang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
49
Fokus Prioritas
Program
Aksi terkait penanggulangan bencana
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan. Hal tersebut terkait dengan perkuatan kerangka hukum dalam pengurangan risiko bencana dan peningkatan akuntabilitas tata kelola penanggulangan bencana yang lebih baik. Untuk aksibertanda (*) tentang penyusunan program pendidikan dan pelatihan pengembangan kapasitas SDM dalam penyelenggaran penanggulangan bencana merupakan salah satu kegiatan yang akan dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat terhadap Kota Padang. 2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi perencanaan penanggulangan bencana terpadu dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu Fokus Prioritas
Program
Aksi
Pengarusutamaan PB
Monitoring, evaluasi dan
Pemutakhiran berkala kajian
dalam Pembangunan
pemutakhiran RPB
risiko bencana Menggalang kerjasama dengan daerah tetangga dalam pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan bencana pada masa sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana (*)
Pemaduserasian
Pemaduan
Penyusunan Rencana
Mekanisme
upayapengurangan risiko
Penanggulangan Kedaruratan
Penyelenggaraan
bencana dengan
Bencana
Penanggulangan
penanganan darurat
Penyelenggaraan latihan
Bencana
kesiapsiagaan secara periodik Perluasan Jangkauan
Pembangunan sistem
Daerah Sistem
peringatan dini bencana yang
Peringatan Dini Bencana
terkoneksi hingga tingkat
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
50
Fokus Prioritas
Program
Aksi nasional
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam perencanaan penanggulangan bencana terpadu. Hal tersebut terkait dengan normalisasi proses internalisasi penanggulangan bencana dalam pembangunandan pengembangan system terpadu. Untuk aksi bertanda (*) penyusunan kajian risiko bersama khususnya lintas batas merupakan salah satu kegiatan yang sama dilakukan Provinsi dan kota Padang. 3. Pendidikan, Penelitian Dan Pelatihan Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi pendidikan, penelitian dan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan Fokus Prioritas
Program
Aksi
Pergeseran paradigma
Pendayagunaan lembaga
Pemberdayaan perguruan
untuk pengurangan
pendidikan sebagai
tinggi, peneliti internal dan
risiko bencana yang
media pembangunan
pegawai pemerintah untuk
lebih efektif
budaya sadar bencana
penyelenggaraan riset kebencanaan (*) Pengintegrasian hasil riset kedalam kebijakan dan perencanaan penanggulangan bencana Penerapan hasil riset dalam pemanfaatan bangunan sekolah dan kantor pemerintahan sebagai tempat pengungsian sementara (shelter)
Penguatan dan
Peningkatan partisipasi
peningkatan peran
masyarakat dalam upaya
relawan dalam PB
pengurangan risiko bencana di daerah rawan bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
51
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 1 fokus prioritas utama dalam pendidikan, penelitian dan pelatihan. Hal tersebut terkait dengan pergeseran paradigma untuk PRB yang lebih efektif. Untuk aksi yang bertanda (*) terkait pemberdayaan perguruan tinggi,peneliti internal dan pegawai pemerintah untuk penyelenggaraan riset merupakan salah satu kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama berkelanjutan dalam memberdayakan hasil riset yang dilakukan bersama. 4. Peningkatan Kapasitas Dan Partisipasi Lembaga Pemerintah, Dunia Usaha, Kesehatan Dan Masyarakat Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Fokus prioritas, Program, dan Aksi Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat Fokus Prioritas
Program
Aksi
Optimalisasi
Redefinisi dan optimalitas
Peningkatan kemampuan
Pemberdayaan instansi
pemberdayaan masyarakat
masyarakat/relawan
pemerintah dan
yang sinergis berbasis
dalam upaya
Masyarakat untuk
lokalitas, risiko, dan proses
pengurangan risiko
Penanggulangan
saling berbagi antar pelaku
bencana di lingkungan
Bencana
dengan mengedepankan
sekitar (pembentukan
kemandirian sumber daya
kelurahan cerdas bencana, keluarga cerdas bencana) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan tanggap darurat dan pascabencana Peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan perbaikan kerusakan lahan/lingkungan secara mandiri
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
52
Fokus Prioritas
Program
Aksi Peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan penilaian kerusakan serta taksiran kebutuhan masa tanggap darurat Perkuatan implementasi riset terapan kebencanaan terkait pengurangan risiko bencana Penyusunan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana masyarakat secara partisipatif Pemetaan kerentanan dan potensi sosial di daerah terpapar bencana-bencana prioritas Kota Padang Pengembangan layanan sosialisasi bagi masyarakat rentan (*) Pembangunan mata pencarian alternatif masyarakat di daerah rawan bencana* Perkuatan sumber mata pencaharian nonalam sebagai pilihan mata pencaharian alternatif untuk masyarakat di daerah rawan bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
53
Fokus Prioritas
Program
Aksi Perkuatan pemahaman masyarakat terhadap upaya pengurangan faktor-faktor kerentanan dasar
Peningkatan kemitraan
Penguatan kemitraan untuk
Penyusunan mekanisme
multi pihak dalam
kemandirian dan keberlanjutan keterliban unsur
penanggulangan
penyelenggaraan
pemerintah dan
bencana
penanggulangan bencana
masyarakat dengan unsur, kesehatan, swasta, dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana Penggalangan kontribusi dukungan partisipasi sektor layanan kesehatan, swasta dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana (hotel cerdas bencana, mall cerdas bencana, pasar cerdas bencana, rumah sakit cerdas bencana) Perlindungan kawasan/wilayah sentral produksi masyarakat
Penguatan Forum PRB dan
Pembangunan eksistensi
tematik sebagai media untuk
Forum PRB Kota Padang
saling berbagi dalam
Peningkatan kapasitas
penyelenggaraan
anggota Forum PRB Kota
penanggulangan bencana
Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
54
Fokus Prioritas
Program
Aksi
Pendayagunaan lembaga
Pengembangan lanjutan
pendidikan sebagai media
kelompok siaga bencana
pembangunan budaya sadar
sekolah disemua
bencana
tingkat/level pendidikan (pembentukan kampus cerdas bencana, sekolah cerdas bencana, tempat less cerdas bencana, rumah ibadah cerdas bencana)
Optimalisasi
Pengoptimalan penggunanaan
Pemanfaatan TI informasi
Pemanfaatan teknologi
teknologi informasi terkini
dalam pengurangan dan
informasi dalam
dalam upaya PRB dan
penanggulangan bencana
diseminasi informasi
penanggulangan bencana alam
alam
bencana
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat. Hal tersebut terkait dengan optimalisasi pemberdayaan masyarakat dan perkuatan fungsi kemitraan. Untuk aksi yang bertanda (*) terkait menyelenggarakan pemetaan kerentanan dan potensi sosial di daerah terpapar bencana-bencana prioritas merupakan salah satu kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Selain itu, kegiatan yang dibantu pelaksanaan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait dengan mengembangkan layanan sosial bagi masyarakat rentan di zona prioritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. 5.1.2. Strategi Spesifik Per Bencana Untuk penjabaran strategi spesifik setiap jenis bahaya yang berpotensi dikelompokkan kepada 3 (tiga) strategi yaitu pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana, dan optimalisasi pemulihan dampak bencana.Pengelompokkan tersebut untuk lebih menjelaskan hal yang terangkum dalam melihat fokus prioritas, program dan aksi dari masing-masing jenis bahaya yang ada di Kota Padang. Fokus prioritas, program, dan aksi yang merupakan penjabaran lanjutan dari strategi spesifik untuk jenis bahaya. Hal ini dikarenakan penanganan dan upaya pengurangan risiko yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan karakteristik dari jenis bahaya tersebut. Selain itu, Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
55
dipengaruhi oleh hasil penentuan tingkat risiko dan bencana prioritas yang ada disuatu daerah.Untuk lebih jelas terkait dengan fokus prioritas, program dan aksi untuk 10 jenis bahaya yang berpotensi di Kota Padang akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Gempa Bumi Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gempabumi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gempabumi Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan Efektivitas
Optimalisasi pengelolaan
Penetapan standar
Pencegahan dan
sumber daya serta penataan
bangunan ramah gempa
Mitigasi Bencana
ruang dan lahan untuk upaya
(*)
pencegahan dan mitigasi
Pengawasan atas
bencana
pelaksanaan tata ruang dan bangunan aman gempa Pelaksanaan perbaikan struktural fasilitas pemerintah serta faslitas publik
Peningkatan
Pembangunan kapasitas
Penyusunan konsep 10
Kesiapsiagaan dan
kesiapsiagaan bencana
cerdas bencana
penanganan darurat
(kelurahan cerdas
Bencana
bencana, keluarga cerdas bencana, kampus cerdas bencana, sekolah cerdas bencana, tempat les cerdas bencana, rumah ibadah cerdas bencana, hotel cerdas bencana, rumah sakit cerdas bencana, mall cerdas bencana, dan pasar cerdas bencana). Sosialisasi tentang pengetahuan gempa bumi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
56
Fokus Prioritas
Program
Aksi dan cara penyelamatan diri saat gempabumi terjadi Penyusunan rencana penyelamatan diri saat terjadi bencana gempabumi (*)
Percepatan pembangunan
Mengidentifikasi dan
sarana prasarana dan logistik
menetapkan tempat dan
dalam penanganan darurat
fasilitas pengungsian berdasarkan kajian risiko gempabumi dengan pengelolaan sesuai dengan standar nasional Memetakan sumber air bersih dan tempat fasilitasi sanitasi di wilayah-wilayah area pengungsian yang telah ditetapkan berdasarkan kajian risiko gempabumi Memperkuat dan menyediakan sarana prasarana fasilitas layanan kesehatan disetiap kelurahan Pengadaan sarana prasarana penanganan darurat bencana
Perkuatan mekanisme
Penyusunan Rencana
penanganan darurat
Kontingensi bencana
berdasarkan prioritas sasaran
gempa bumi Kota
operasi (Penyelamatan Jiwa,
Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
57
Fokus Prioritas
Program
Aksi
Lokalisasi Luasan Daerah Terpapar dan Penyelamatan Aset Vital). Peningkatan Kapasitas
Kajian cepat bencana
Penanganan Darurat Bencana
gempabumi Pencarian, penyelamatan & evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritis
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
Penyusunan rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi Pemulihan prasarana sarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian jumlah
bidang sosial, ekonomi dan
korban dan kerusakan
budaya
perekonomian serta lingkungan Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 13 di atas, aksi yang bertanda (*) terkait penetapan standar bangunan ramah gempa dan penyusunan rencana penyelamatan diri merupakan salah satu kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Sedangkan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
58
untuk aksi lainya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dengan melakukan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak lain yang terkait. 2) Tsunami Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk bencana tsunami dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tsunami Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan Efektivitas
Optimalisasi pengelolaan
Penetapan peraturan
Pencegahan dan
sumber daya serta penataan
terkait tata guna lahan
Mitigasi Bencana
ruang dan lahan untuk upaya
dan Izin Mendirikan
pencegahan dan mitigasi
Bangunan (IMB)
bencana
Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan gedung penyelamatan / pengungsian (escape building) untuk masyarakat di kelurahan yang berisiko tinggi bencana Tsunami Penetapan gedung untuk penyelamatan/pengungsi an untuk masyarakat di zona kawasan bencana tsunami Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi untuk memperkuat sistem deteksi dini tsunami dan peredam tekanan gelombangtsunami (*)
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
59
Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan kapasitas
Budidaya tanaman
kelembagaan dan komunitas
mangrove dan terumbu
dalam pencegahan dan mitigasi
karang di zona
bencana
penanggulangan bencana tsunami(*) Alokasi dan pemindahan masyarakat yang berada di zona prioritas penanggulangan bencana tsunami ke daerah aman (*)
Peningkatan
Pembangunan kapasitas
Penyusunan konsep 10
Kesiapsiagaan dan
kesiapsiagaan bencana
cerdas bencana
Penanganan Darurat
(kelurahan cerdas
Bencana
bencana, keluarga cerdas bencana, kampus cerdas bencana, sekolah cerdas bencana, tempat les cerdas bencana, rumah ibadah cerdas bencana, hotel cerdas bencana, rumah sakit cerdas bencana, mall cerdas bencana, dan pasar cerdas bencana).Melaksanakan sosialisasi peningkatan pengetahuan kesiapsiagaan komunitas disetiap kelurahan yang berisiko bencana tsunami Penyediaan media edukasi dan sosialisasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
60
Fokus Prioritas
Program
Aksi kesiapsiagaan penanggulangan bencana tsunami Penyelenggaraan latihan berkala prosedur operasi standar peringatan dini dan penanganan darurat bencana gempabumi dan tsunami Penyusunan rencana penyelamatan diri saat terjadi bencana tsunami Peningkatan kapasitas prasarana dan sarana evakuasi masyarakat pada Zona Penanggulangan Bencana Provinsi (*) Penyusunan masterplan tsunami selaras dengan rencana kontingensi bencana tsunami Kota Padang
Percepatan pembangunan
Pengadaan peralatan
sarana prasarana dan logistik
peringatan dini bencana
dalam penanganan darurat
tsunami Pemetaan sumbersumber air bersih dan pembangunan fasilitas sanitasi yang dapat digunakan pada penanganan darurat bencana tsunami
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
61
Fokus Prioritas
Program
Aksi Memperkuat dan menyediakan sarana prasarana fasilitas layanan kesehatan disetiap kelurahan Pengadaan sarana prasarana penanganan darurat bencana
Peningkatan kapasitas
Kajian cepat bencana
penanganan darurat bencana
tsunami Pencarian, penyelamatan & evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritik
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
Penyusunan rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi Pemulihan prasarana sarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian jumlah
bidang sosial, ekonomi dan
korban dan kerusakan
budaya
perekonomian serta lingkungan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
62
Fokus Prioritas
Program
Aksi Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 14 di atas, terdapat beberapa aksi yang bertanda (*) merupakan aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat untuk Kota Padang dan dilakukan bersama dengan pemerintah Kota Padang. Aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait dengan alokasi dan pemindahan masyarakat yang berada di zona prioritas penanggulangan bencana ke daerah aman. Selain itu juga penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi untuk memperkuat sistem deteksi dini tsunami dan peredam tekanan gelombang. Untuk
aksi
pelaksanaan
pembangunan
dan
pemeliharaan
gedung
penyelamatan/pengungsian (escape building) merupakan salah satu kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Selain itu juga budidaya tanaman mangrove dan terumbu karang di zona penanggulangan bencana tsunami serta penyusunan rencana evakuasi penyelamatan diri saat terjadi bencana tsunami. 3) Banjir Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk bencana banjir dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Banjir Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan Efektivitas
Optimalisasi pengelolaan
Menjaga dan memelihara
Pencegahan dan
sumber daya serta penataan
daerah resapan air
Mitigasi Bencana
ruang dan lahan untuk upaya
(catchment area) di
pencegahan dan mitigasi
kawasan hutan lindung
bencana
dan hutan konservasi pada daerah rawan bencana Melakukan reboisasi dan pemeliharaan lahan kritis di kawasan - kawasan hutan lindung dan konservasi di Kota Padang.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
63
Fokus Prioritas
Program
Aksi Normalisasi dan reklamasi Daerah Aliran Sungai Normalisasi sistem pengairan Penerapan aturan tata guna lahan dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di wilayah rawan bencana banjir Menetapkan dan menerapkan standar pengelolaan sumber daya air dan Daerah Aliran Sungai (*) Menerapkan peraturan tentang pengamanan dan pelestarian Sumber daya air
Pengelolaan mitigasi bencana
Mengembangkan inovasi pintu air dengan teknologi sederhana dan tepat guna (*) Menyediakan dukungan, melaksanakan pembangunan dan perbaikan jaringan utama irigasi dan bendungan Pengamanan dan pelestarian sumber daya air melalui reklamasi sungai dalam Zona Prioritas Penanganan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
64
Fokus Prioritas
Program
Aksi Bencana Banjir (*)
Peningkatan
Pembangunan kapasitas
Menyelenggarakan
Kesiapsiagaan dan
kesiapsiagaan bencana
sosialisasi dan diskusi
penanganan darurat
terkait pengurangan
Bencana
risiko bencana banjir di setiap kelurahan Menyusun rencana evakuasi masyarakat yang melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana banjir Melakukan pembersihan Daerah Aliran Sungai secara berkala dan partisipatif Penyusunan Rencana Kontingensibencana banjir Kota Padang.
Percepatan pembangunan
Pengadaan peralatan
sarana prasarana dan logistik
peringatan dini di zona
dalam penanganan darurat
bahaya bencana banjir Menetapkan tempat pengungsian yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya yang mudah diakses dan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
65
Fokus Prioritas
Program
Aksi dikelola secara mandiri oleh masyarakat Memperkuat dan menyediakan sarana prasarana fasilitas layanan kesehatan disetiap kelurahan Pengadaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana banjir (contoh: Perahu karet, pelampung, dll)
Peningkatan kapasitas
Kajiancepat bencana
penanganan darurat bencana
banjir Pencarian, penyelamatan dan evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritis
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
Penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi Pemulihan prasarana sarana publik dan rekonstruksi rumah
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
66
Fokus Prioritas
Program
Aksi warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian jumlah
bidang sosial, ekonomi dan
korban dan kerusakan
budaya
perekonomian serta lingkungan Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 15 diatas, terdapat beberapa aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat untuk Kota Padang atapun dilakukan bersama dengan pemerintah Kota Padang. Aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait pengamanan dan pelestarian sumber daya air melalui reklamasi sungai dalam zona prioritas penanganan bencana banjir. Hal lain yang dilakukan Provinsi adalah menerapkan peraturan tentang pengamanan dan pelestarian sumber daya air. Sedangkan aksi yang bertanda (*) merupakan upaya yang dilakukan bersama terkait dengan aksi menetapkan dan menerapkan standar pengelolaan sumber daya air dan daerah aliran sungai. Selain itu juga, mengembangkan inovasi pintu air dengan teknologi sederhana dan tepat guna. Upaya lain yang senantiasa dilakukan adalah sosialisasi dan diskusi terkait pengurangan risiko bencana banjir di setiap kelurahan di Kota Padang serta menyusun rencana evakuasi masyarakat. 4) Tanah Longsor Adapun fokus prioritas, program, dan aks iuntuk tanah longsor dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tanah Longsor Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan
Pembangunan kapasitas
Melaksanakan sosialisasi
Kesiapsiagaan dan
kesiapsiagaan bencana
secara berkala terkait
Penanganan Darurat
peningkatan pengetahuan
Bencana
kesiapsiagaan masyarakat dan upaya pengurangan dampak bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
67
Fokus Prioritas
Program
Aksi Penyelenggaraan latihan penyelamatan diri dan penanganan darurat bencana di kawasan rawan tanah longsor
Percepatan pembangunan
Pengadaan peralatan
sarana prasarana dan logistik
peringatan dini bencana
dalam penanganan darurat
tanah longsor Peningkatan kapasitas prasarana dan sarana evakuasi masyarakat pada kelurahan yang berpotensi terjadi tanah longsor Optimalisasi sarana prasarana yang ada dan pengadaan sarana prasarana tambahan sesuai dengan kebutuhan untuk penanganan darurat bencana.
Peningkatan kapasitas
Kajian cepat bencana
penanganan darurat bencana
tanah longsor Pencarian, penyelamatan & evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritis
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
68
Fokus Prioritas
Program
Aksi
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
infrastruktur Penyusunan rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi Pemulihan prasarana sarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
bidang sosial, ekonomi dan
dan kerugian
budaya
Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis, perekonomian, budaya serta lingkungan
Berdasarkan Tabel 16 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan tanah longsor tidak tergolong kepada zona proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. Namun demikian pemerintah Kota Padang dapat melakukan koordinasi dan kerjasama baik dengan pemerintah Provinsi maupun swasta. 5) Gelombang Ekstrim Dan Abrasi Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gelombang ekstrim dan abrasi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan Efektivitas
Optimalisasi pengelolaan
Pengembangan
Pencegahan dan
sumber daya serta penataan
transplantasi terumbu
Mitigasi Bencana
ruang dan lahan untuk upaya
karang di kawasan
pencegahan dan mitigasi
berisiko tinggi
bencana
gelombang ekstrim dan abrasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
69
Fokus Prioritas
Program
Aksi Membangun infrastruktur pemecah gelombang ekstrim dan abrasi Menegakkan aturan terkait batas area yang boleh dibangun pada kawasan berisiko bencana gelombang ekstrim dan abrasi Merekolasi bangunan dan fasilitas publik yang berada pada kawasan berisiko tinggi gelombang ekstrim dan abrasi
Peningkatan
Percepatan pembangunan
Menyediakan sarana
Kesiapsiagaan dan
sarana prasarana dan logistik
prasarana penanganan
penanganan darurat
dalam penanganan darurat
darurat bencana
Bencana
Peningkatan kapasitas
Kajian cepat bencana
penanganan darurat bencana
gelombang ekstrim dan abrasi Pencarian, penyelamatan & evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi. Memenuhi kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
70
Fokus Prioritas
Program
Aksi Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritis
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
Penyusunan rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi Pemulihan prasarana sarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian jumlah
bidang sosial, ekonomi dan
korban dan kerusakan
budaya
perekonomian serta lingkungan Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 17 di atas, fokus prioritas, program, dan aksi gelombang ekstrim dan abrasi yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan gelombang ekstrim dan abrasi di Kota Padang tidak tergolong kepada zona proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. 6) Cuaca Ekstrim Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk cuaca ekstrim dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Cuaca Ekstrim Fokus Prioritas Peningkatan Efektivitas
Program Pengelolaan mitigasi bencana
Aksi Pengembangan kebijakan
Pencegahan dan
inovasi teknologi untuk
Mitigasi Bencana
deteksi dini potensi bencana cuaca ekstrim
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
71
Fokus Prioritas
Program
Aksi Pembangunan dan perawatan shelterperlindungan serta pengungsian bencana cuaca ekstrim
Peningkatan
Pembangunan kapasitas
Peningkatan pengetahuan
Kesiapsiagaan dan
kesiapsiagaan bencana
masyarakat tentang cuaca
Penanganan Darurat
ekstrim di wilayah yang
Bencana
berpotensi bencana cuaca ekstrim
Penyusunan rencana penyelamatan diri saat terjadi bencana cuaca ekstrim Penyelenggaran latihan kesiapsiagaan bencana cuaca ekstrim Percepatan pembangunan
Melakukan kajian
sarana prasarana dan logistik
terhadap tanda-tanda
dalam penanganan darurat
alam sebagai sistem peringatan dini Pengadaan peralatan peringatan dini bencana cuaca ekstrim Penyediaan layanan kesehatan di lokasi pengungsian pada saat tanggap darurat Pengadaan sarana prasarana penanganan darurat bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
72
Fokus Prioritas
Program
Aksi
Perkuatan mekanisme
Penyusunan Rencana
penanganan darurat
Kontingensibencana
berdasarkan prioritas sasaran
cuaca ekstrim Kota
operasi (penyelamatan jiwa,
Padang
lokalisasi luasan daerah terpapar dan penyelamatan aset vital). Peningkatan kapasitas
Kajian cepat bencana
penanganan darurat bencana
cuaca ekstrim Pencarian, penyelamatan & evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritis
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
infrastruktur Penyusunan rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi infrastruktur Pemulihan prasarana sarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian jumlah
bidang sosial, ekonomi dan
korban dan kerusakan
budaya
perekonomian serta lingkungan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
73
Fokus Prioritas
Program
Aksi Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 18 di atas,fokus prioritas, program, dan aksi cuaca ekstrim yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan cuaca ekstrim tidak tergolong kepada zona prioritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. 7) Kekeringan Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk kekeringan dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kekeringan Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan Efektivitas
Optimalisasi pengelolaan
Penerapan peraturan
Pencegahan dan
sumber daya serta penataan
tentang pengamanan dan
Mitigasi Bencana
ruang dan lahan untuk upaya
pelestarian sumber daya
pencegahan dan mitigasi
air didaerah yang
bencana
beresiko kekeringan
Pengelolaan mitigasi bencana
Melaksanakan pembangunan perbaikan jaringan utama irigasi.
Peningkatan
Percepatan pembangunan
Pengadaan sarana
Kesiapsiagaan dan
sarana prasarana dan logistik
prasarana penanganan
Penanganan Darurat
dalam penanganan darurat
darurat bencana
Bencana
Peningkatan kapasitas
Kaji cepat bencana
penanganan darurat bencana
kekeringan Pencarian, penyelamatan dan evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi Pemulihan darurat fungsi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
74
Fokus Prioritas
Program
Aksi prasarana dan sarana kritis
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian jumlah
Pemulihan Dampak
bidang sosial, ekonomi dan
korban dan kerusakan
Bencana
budaya
perekonomian serta lingkungan Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 19 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk bahaya kekeringan yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan
kekeringandi
Kota
Padang
tidak
tergolong
kepada
zona
prioritas
penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. 8) Kebakaran Hutan Dan Lahan Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk kebakaran hutan dan lahan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan Efektivitas
Optimalisasi pengelolaan
Menyusun aturan
Pencegahan dan
sumber daya serta penataan
pemanfaatan,
Mitigasi Bencana
ruang dan lahan untuk upaya
pemeliharaan dan
pencegahan dan mitigasi
pengendalian kawasan
bencana
hutan dan lahan yang berisiko kebakaran Penegakkan aturan pengamanan dan pengendalian kawasan hutan dan lahan yang berisiko kebakaran
Peningkatan
Percepatan pembangunan
Pengadaan sarana
Kesiapsiagaan dan
sarana prasarana dan logistik
prasarana penanganan
Penanganan Darurat
dalam penanganan darurat
darurat bencana
Bencana Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
kebakaran hutan dan 75
Fokus Prioritas
Program
Aksi lahan
Peningkatan kapasitas
Kaji cepat bencana
penanganan darurat bencana
kebakaran hutan dan lahan Pencarian, penyelamatan dan evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritis
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
infrastruktur Penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur Pemulihan prasarana sarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerugian dan
bidang sosial, ekonomi dan
kerusakan dari jumlah
budaya
korban, perekonomian dan kondisi lingkunngan Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 20 di atas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk bahaya kebakaran hutan dan lahan yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
76
Padang. Hal ini dikarenakan kebakaran hutan dan lahan di Kota Padang tidak tergolong kepada zona proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. 9) Epidemi Dan Wabah Penyakit Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk epidemi dan wabah penyakit dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Epidemi dan Wabah Penyakit Fokus Prioritas Peningkatan Efektivitas
Program Pengelolaan mitigasi bencana
Aksi Pemberian imunisasi &
Pencegahan dan
vaksinasi berkala
Mitigasi Bencana
terhadap masyarakat &lingkungan
Peningkatan
Percepatan pembangunan
Pengadaan sarana
Kesiapsiagaan dan
sarana prasarana dan logistik
prasarana dan persediaan
Penanganan Darurat
dalam penanganan darurat
obat-obatan penanganan
Bencana
darurat bencana epidemi dan wabah penyakit Peningkatan kapasitas
Kaji cepat bencana
penanganan darurat bencana
epidemi dan wabah penyakit Pencarian, penyelamatan dan evakuasi Pengisolasian korban bencana Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian dampak
Pemulihan Dampak
bidang sosial, ekonomi dan
bencana dari segi jumlah
Bencana
budaya
korban dan kemungkinan timbulnya dampak baru Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
77
Fokus Prioritas
Program
Aksi korban
Berdasarkan tabel 21 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan epidemi dan wabah penyakit tidak tergolong kepada zona prioritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. Meskipun demikian bahaya epidemi dan wabah penyakit akan tetap menjadi perhatian dan koordinasi serta kerjasama antara instansi terkait baik kota, Provinsi maupun nasional nantinya. 10) Gagal Teknologi Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gagal teknologi dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gagal Teknologi Fokus Prioritas
Program
Aksi
Peningkatan Efektivitas
Peningkatan kapasitas
Pengawasan atas
Pencegahan dan
kelembagaan dan komunitas
pelaksanaan peraturan
Mitigasi Bencana
dalam pencegahan dan mitigasi
tata ruang dan
bencana
pengembangan kawasan industri Penyusunan langkah kerjasama antara pemerintah, sektor produksi dan masyarakat dalam peningkatan kesadaran keselamatan kerja didaerah kawasan industri
Peningkatan Kesiapan
Percepatan pembangunan
Pengadaan peralatan
Menghadapi Bencana
sarana prasarana dan logistik
peringatan dini bencana
dalam penanganan darurat
bencana gagal teknologi di kawasan industri
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
78
Fokus Prioritas
Program
Aksi Membangun tempat evakuasi dan pengungsian yang aman,memadai dan mudah diakses oleh masyarakat pada saat tanggap darurat bencana yang dikelola dan dimanfaatkan bersama dengan masyarakat sekitar kawasan industri Membangun pusat layanan kesehatan di kawasan industri yang didukung dengan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai pada masa tanggap darurat Pengadaan sarana prasarana penanganan darurat bencana
Peningkatan kapasitas
Kajian cepat bencana
penanganan darurat bencana
gagal teknologi Pencarian, penyelamatan & evakuasi
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian kerusakan
Pemulihan Dampak
bidang fisik
dan kerugian
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Pengkajian jumlah
bidang sosial, ekonomi dan
korban dan kerusakan
budaya
perekonomian serta lingkungan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
79
Fokus Prioritas
Program
Aksi Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis serta kondisi perekonomian dan lingkungan
Berdasarkan tabel 22 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. 5.1.3. Pagu Indikatif Uraian terkait dengan penjabaran pagu indikatif dapat dilihat pada Lampiran 2. Sandingan Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana Daerah.Namun secara umum hasil rasionalisasi anggaran dengan program yang didapatkan dari strategi penanggulangan bencana yang akan dilaksanakan di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 24. Berdasarkan Tabel 24, dapat disimpulkan bahwa rencana anggaran penanggulangan bencana untuk setiap program mengalami fluktuasi bahkan ada peningkatan untuk setiap tahun anggaran. Hal ini dikarenakan adanya asumsi kenaikan inflasi untuk setiap tahun perencanaan. Nilai anggaran yang diasumsikan tiap tahun merupakan perencanaan umum yang dapat dilakukan daerah dengan sumber anggaran dari APBD, kerjasama dengan pihak swasta serta bantuan anggaran dari Provinsi ataupun nasional. Tabel 24. RekapitulasiHasil Rasionalisasi Anggaran Penanggulangan Bencana STRATEGI Tahun Anggaran (dalam Juta Rupiah) PENANGGULANGAN
1
2
3
4
5
BENCANA 1) Perkuatan Aturan dan
200
500
800
-
-
2.100
1.450
800
350
400
200
200
400
-
-
1.000
1.900
2.000
2.350
2.650
10.480
12.930
16.730
13.880
17.080
5.750
6.500
7.000
8.400
9.080
Kapasitas Kelembagaan 2) Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu 3) Pendidikan, Penelitian, danPelatihan 4) Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat 5) Pengurangan Risiko Bencana 6) Peningkatan Efektivitas Penanganan Darurat Bencana *
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
80
STRATEGI PENANGGULANGAN
Tahun Anggaran (dalam Juta Rupiah) 1
2
3
4
5
BENCANA 7) Optimalisasi Pemulihan
-
-
-
-
-
19.730
23.480
27.730
24.980
29.210
Dampak Bencana * TOTAL PAGU INDIKATIF
(*) terdapat program dan aksi yang menggunakan anggaran siap pakai atau alokasianggaran khusus bila terjadi bencana Anggaran penanggulangan bencana yang direncanakan ini perlu diselaraskan dengan pendapatan daerah. Beban anggaran yang tergolong besar terkait dengan pengadaan peralatan dan pembangunan fisik perlu dilakukan kerjasama baik dengan pihak swasta ataupun pemerintahan Provinsi. Hal ini perlu menjadi pertimbangan khusus agar alokasi anggaran penanggulangan bencana tetap bisa dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Penjabaran anggaranberdasarkan program tersebut merupakan gabungan dari strategi generik yang melingkupi anggaran untuk seluruh potensi bahaya. Sedangkan anggaran spesifik per bencana yang meliputi strategi pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana dan optimalisasi pemulihan bencana. Untuk lebih jelas penjabaran sandingan aksi, indikator dari setiap strategi dapat dilihat pada pada Lampiran 2. Sandingan Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana Daerah.
5.1.3.1. MEKANISME PENGANGGARAN Hasil analisis kebijakan penanggulangan bencana sampai menjadi aksi untuk setiap program dan fokus prioritas telah disusun akan dibuatkan alokasi penganggaran. Anggaran ini mengikuti asumsi di tingkat nasional bahwa minimal anggaran penyelenggaraan penanggulangan bencana kira-kira 1% dari total keseluruhan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Perhitungan anggaran kegiatan penanggulangan bencana pada umumnya terbagi atas dua bagian. Anggaran pertama merupakan anggaran periodik yang merupakan pembebanan tahunan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang. Anggaran ini dikhususkan untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana pada masa sebelum bencana terjadi. Alokasi anggaran untuk perencanaan 5 tahun kedepan juga mempertimbangkan asumsi kenaikan inflasi sebesar 10% pertahun. Anggaran kedua adalah anggaran khusus untuk penanganan darurat dan pemulihan bencana. Anggaran ini disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersifat dana siap pakai di Kota Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
81
Padang. Bila hasil kajian cepat bencana apabila melebihi kemampuan anggaran siap pakai daerah, maka direkomendasi status darurat bencana Provinsi. Pengalokasian anggaran khusus nantinya akan menjadi pertimbangan dan rekomendasi dari Kepala BPBD Kota Padang. Disamping kedua mekanisme penganggaran tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan kerjasama dengan lembaga non pemerintahan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku, dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana pada pra, saat, maupun pasca bencana. Upaya menjaring komitmen dan kerjasama dengan lembaga non pemerintahan difokuskan kepada pencapaian sasaran rencana aksi daerah sebagai prioritas penanganan bencana di daerah Secara umum, alokasi anggaran tersebut akan dimasukan kedalam aksi serta indikator yang akan dicapai. Hal ini disinkronkan dengan alokasi pagu anggaran yang diberikan oleh OPD dalam penyusunan rencana kerja. Hal ini dilakukan karena spesifik pekerjaan penanggulangan bencana akan dimasukkan kedalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan OPD Kota Padang. Indikator aksi dalam RPB menjadi dasar pencapaian tugas setiap OPD yang terkait agar pelaksanaan RPB dapat berjalan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, rencana penganggaran dalam melaksanakan aksi yang terdapat dalam RPB perlu diprioritaskan dan selaras dengan APBD Kota Padang. Beberapa aksi memerlukan kerjasama dengan pihak swasta ataupun dengan pemerintah Provinsi dan nasional. Hal ini dikarenakan besarnya alokasi anggaran untuk aksi yang mengarah kepada pembangunan secara fisik.
5.1.4. Rencana Aksi Daerah Rencana aksi daerah terkait pengurangan risiko bencana secara substansi merupakan kumpulan program kegiatan yang komprehensif dan sinergis dari seluruh pemangku kepentingan dan tanggungjawab semua pihak yang terkait. Rencana ini memuat prioritas strategi pemerintah daerah dalam membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bahaya bencana. Rencana aksi hanya terbatas pada pra bencana namun lebih rinci dalam penjabaran waktu pelaksanaan, anggaran dan sumber anggaran yang mendukung kegiatan. Rencana aksi daerah harus merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat penting dan mendesak sehingga harus mampu diselesaikan pada tiga tahun pertama RPB. Sedangkan pada tahun 4 dan 5 kegiatan yang dilakukan lebih kepada upaya bertahap dan berkesinambungan untuk pelaksanaan kegiatan periode selanjutnya. Evaluasi kegiatan tiga tahunan yang termuat dalam rencana aksi daerah dapat diarahkan dalam percepatan pelaksanaan di tahun ke 4 dan 5. Rencana aksi daerah disusun dengan menggunakan tabel sehingga lebih ringkas dan mudah dipahami baik pada saat implementasi maupun dalam pengawasan dan evaluasi RPB. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
82
Secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan strategi generik yang berlaku untuk seluruh jenis bahaya dan strategi spesifik per bahaya. Untuk spesifik per bahayayang lebih difokuskan kepada jenis bahaya yang tergolong bencana prioritas penanganan di Kota Padang. Kota Padang memiliki 10 jenis potensi bahaya, dengan 4 jenis bahaya yaitu gempabumi, tsunami, banjir cuaca ekstrim merupakan bencana prioritas penanganan dalam rencana aksi daerah tahun 1,2 dan 3 di Kota Padang. Sedangkan rencana aksi untuk penanganan jenis bencana lain dalam 3 tahun perencanaan awal digolongkan kedalam rencana aksi untuk strategi generik. Untuk lebih jelas terkait dengan rencana aksi daerah dalam pengurangan risiko bencana di Kota Padang dapat dijabarkan sesuai dengan pengelompokan berdasarkan strategi. 5.1.4.1. Strategi Generik Kota Padang Penjabaran terkait rencana aksi untuk strategi generik dikelompokkan berdasarkan program per strategi. Perencanaan aksi tersebut memuat indikator pencapaian dan keterlibatan instansi/lembaga yang terkait. Selain itu untuk melihat sumber anggaran untuk setiap aksi dikelompokan kepada anggaran yang didapatkan dari APBD, kerjasama dengan pihak lain dan bantuan vertikal dari Provinsi/nasional. Sumber anggaran tersebut dibagi dalam bentuk persentase anggaran dari detail pagu indikatif yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Sandingan Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana Daerah. 1. Strategi Perkuatan Aturan Dan Kapasitas Kelembangaan, Pada strategi ini terdapat 1 Fokus Prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam 3 tahun awal perencanaan. Adapun penjelasan aksi, keterlibatan dan sumber anggaran untuk program peningkatan akuntabilitas tata kelola penanggulangan bencana yang lebih baik dapat dilihat pada Tabel 25 berikut. Tabel 25. Rencana Aksi untuk Peningkatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran APBD Kerja- Bantuan sama
Adanya arsip dan
Utama : BPBD
Penyusunan
data base potensi
sistem
bencana dan
informasi yang
kerentanan daerah :DISHUB,
berisikan
minimal 10 tahun
KOMINFO,
potensi
terakhir
BMKG,PU,Bagian
bencana dan
70%
15%
Vertikal 15%
Pendukung
Hukum, WALHI,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
83
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran APBD Kerja- Bantuan sama
kerentanan
Adanya
daerah
mekanisme
Vertikal
NGO
publikasi data yang dapat diakses oleh publik secara luas Menyusun
Adanya ketetapan
Utama : BPBD
Peraturan
hukum dalam
Daerah terkait
mewujudkan
Pendukung:
Padang Kota
Padang Kota
Bagian Hukum,
Cerdas
Cerads Bencana
Tenaga Ahli
Menyusun
Adanya data base
Utama : BPBD
sistem
kebencanaan yang
pendataan
dapat digunakan
Pendukung:
dengan tingkat
sebagai referensi
DISHUB,
validasi hingga
dalam
KOMINFO,BMKG
jenjang
perencanaan PB
,BPMPKB,PU,Bag
pemerintahan
daerah
ian Hukum,
100 %
Bencana
paling bawah
70%
15%
15%
70%
15%
15%
WALHI, NGO
di daerah Membangun
Adanya website
Utama : BPBD
sistem
resmi daerah
Pendukung
informasi
tentang informasi
:DISHUB,
bencana yang
kebencanaan
KOMINFO,
dapat diakses
bencana di daerah
BMKG,
oleh publik
Adanya
PU,Bagian
mekanisme
HUKUM, WALHI,
update secara
NGO
berkelanjutan terhadap data Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
84
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran APBD Kerja- Bantuan sama
Vertikal
base kebencanaan daerah
Berdasarkan tabel 25 diatas, perencanaan dalam 3 tahun awal lebih kepada upaya untuk menyusun sistem informasi dan sistem pendataan kejadian bencana dan penyusunan peraturan daerah. Aksi tersebut melibatkan beberapa OPD dengan keterlibatan utama dari BPBD Kota Padang. Adapun dari seri penganggaran hampir 70 % aksi tersebut didukung oleh anggaran pemerintah daerah melalui APBD. 2. Strategi Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu Pada strategi ini terdapat 2 fokus prioritasrencana aksi yang akan dilaksanakan dalam 3 tahun awal perencanaan. Program tersebut adalah normalisasi proses internalisasi penanggulangan bencana dalam pembangunan. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan sumber anggaran untuk program tersebut dapat dilihat pada Tabel 26 berikut. Tabel 26. Rencana Aksi untuk Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran APBD
Kerja Bantuan sama Vertikal
Melakukan
Adanya dokumen
Utama : BPBD
pemutakhiran
hasil kajian risiko
berkala Kajian
bencana Kota
Pendukung :
Risiko Bencana
Padang
BAPPEDA,DINSOS
yang melingkupi Adanya peta
NAKER, PU,
setiap bencana
risiko bencana
TRTB, PMI,DKK,
yang berpotensi
untuk setiap
KESBANGPOL,BP
di Kota Padang
bencana-bencana
S,DISPERINDAGT
utama di Kota
AMBEN,
Padang
DISPERNAKHUTB
Adanya sistem
UN, DLH, DISHUB,
50%
10%
40%
pengumpulan data KOMINFO,Dinas kajian risiko
Kelautan dan
bencana daerah
Perikanan,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
85
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran APBD
Kerja Bantuan sama Vertikal
dengan validasi
DIKNAS, Bagian
hingga tingkat
Hukum, Perguruan
pemerintahan
Tinggi, NGO
terendah di daerah Menggalang
Dokumen
kerjasama
kesepakatan
dengan daerah
pelaksanaan
tetangga dalam
penanggulangan
pelaksanaan
di daerah
upaya
perbatasan (pada
penanggulangan
masa sebelum,
bencana
saat dan sesudah
50%
10%
40%
terjadi bencana) Sinkronisasi kebijakan penanggulangan bencana dengan memperhitungkan risiko lintas batas Adanya pengembangan dokumen kajian risiko bencana dengan memperhitungkan risiko lintas batas wilayah administrasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
86
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran APBD
Kerja Bantuan sama Vertikal
Menyusun
Adanya dokumen
Utama : BPBD
Rencana
Rencana
Penanggulangan
Penanggulangan
Pendukung
Kedaruratan
Kedaruratan
:BAPPEDA,DINSO
Bencana sesuai
Bencana Daerah
SNAKER, PU,
dengan amanat
yang disepakati
TRTB, PMI,DKK,
Undang-undang
bersama oleh
KESBANGPOL,BP
dan Peraturan
insitusi terkait
S,DISPERINDAGT
Pemerintah yang Penanggulangan
AMBEN,
ada
Bencana di
DISPERNAKHUTB
daerah
UN, DLH, DISHUB,
Penyelenggaraa
Terlaksananya
KOMINFO,Dinas
n latihan
satu paket
Kelautan dan
kesiapsiagaan
penyelenggaraan
Perikanan,
secara periodik
latihan
DIKNAS, Bagian
berdasarkan
kesiapsiagaan
Hukum, Unand,
Rencana
bencana untuk
Kogami,
Penanggulangan
tujuh jenis latihan
TNI/POLRI,
Kedaruratan
setiap dua tahun
BPKA,Satpol
60%
10%
30%
60%
10%
30%
60%
10%
30%
PP,RSUD, 11
Bencana Daerah
kecamatan, NGO Membangun
Adanya
Utama : BPBD
sistem
standarisasi
peringatan dini
pelayanan
Pendukung
bencana yang
minimum sistem
:DISHUB,
terkoneksi
peringatan dini
KOMINFO,BMKG,
hingga tingkat
sesuai dengan
Dinas Kelautan dan
nasional
regulasi di tingkat
Perikanan, NGO
nasional
lokal dan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
87
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran APBD
Kerja Bantuan sama Vertikal
Adanya
internasional, 11
keterhubungan
kecamatan
sistem penerimaan dan penyebaran informasi di daerah, Provinsi dan nasional
3. Strategi Pendidikan, Penelitian Dan Pelatihan Pada strategi ini terdapat 1 fokus prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam 3 tahun awal perencanaan. Program tersebut adalah pergeseran paradigma untuk pengurangan risiko bencana yang lebih efektif. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan sumber anggaran untuk program tersebut dapat dilihat pada Tabel 27 berikut. Tabel 27. Rencana Aksi untuk Pendidikan, Penelitian, dan Pelatihan Sumber Anggaran Aksi
Indikator
Keterlibatan
Pergeseran
Adanya rencana
Utama : BPBD
Paradigma
aksi
Pendukung :
untuk
kesiapsiagaan
DINSOS, DINKES,
Pengurangan
bencana ditingkat
LSM, PMI,
Risiko Bencana
masyarakat yang
Kecamatan,
disusun secara
Kelurahan, tokoh
partisipatif
masyarakat
APBD 30%
Kerja- Bantuan sama Vertikal 50%
20%
Adanya pelatihan kegiatan-kegiatan dalam rencana aksi terkait pengurangan risiko bencana Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
88
Sumber Anggaran Aksi
Indikator
Keterlibatan
APBD
Kerja- Bantuan sama Vertikal
secara berkala yang diikuti oleh masyarakat didaerah rawan bencana Adanya latihan kesiapsiagaan bencana tingkat masyarakat secara berkala Adanya kelompok siaga bencana kelurahan yang berperan dalam upaya pengurangan risiko bencana Berdasarkan tabel 27 diatas, aksi yang menjadi prioritas terkait dengan menjadikan pengurangan risiko bencana menjadi trend-setter oleh masyarakat. Rencana ini lebih kepada peningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana di daerah rawan bencana. 4. Strategi Peningkatan Kapasitas Dan Partisipasi Masyarakat Terdapat 1 fokus prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam 3 tahun awal perencanaan. Program tersebut adalah optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan bencana. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan sumber anggaran untuk program tersebut dapat dilihat pada tabel 28 berikut. Tabel 28. Rencana Aksi untuk Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat Sumber Anggaran Aksi
Indikator
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Keterlibatan
APBD
Kerja- Bantuan sama Vertikal 89
Sumber Anggaran Aksi
Indikator
Keterlibatan
Meningkatkan
Adanya pelatihan
Utama : BPBD
kapasitas
berkala terkait
masyarakat
dengan penilaian
Pendukung :
dalam analisis
kerusakan serta
DINSOS, DINKES,
kerusakan dan
taksiran
LSM, PMI,
upaya
kebutuhan dan
Kecamatan,
pemenuhan
prediksi
Kelurahan,tokoh
kebutuhan
perkembangan
masyarakat
kehidupannya
kejadian bencana
secara mandiri
untuk masa
selama masa
tanggap darurat
APBD
Kerja- Bantuan sama Vertikal
40%
20%
40%
40%
20%
40%
tanggap darurat Adanya pemetaan dan
kebutuhan dasar
pascabencana
masa tanggap darurat dan pascabencana yang disusun secara mandiri oleh masyarakat dalam meminimalisasi ketergantungan terhadap pemerintah
Meningkatkan
Adanya
Utama : BPBD
kemampuan
penyuluhan
masyarakat
berkala terkait
Pendukung :
dalam
upaya perbaikan
DINSOS, DINKES,
melakukan
kerusakan akibat
LSM, PMI,
perbaikan
dampak bencana
Kecamatan,
akibat
di tingkat
Kelurahan, tokoh
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
90
Sumber Anggaran Aksi
Indikator
kerusakan
kelurahan
bencana
Adanya bentuk
kategori
kerjasama antara
sedang dan
masyarakat
ringan secara
dengan
mandiri
pemerintah dalam
Keterlibatan
APBD
Kerja- Bantuan sama Vertikal
masyarakat
perbaikan dampak kerusakan ringan dan sedang pada masa darurat bencana secara mandiri. Menyusun
Adanya prosedur
Utama : BPBD
Prosedur Tetap
tetap penanganan
Penanganan
darurat bencana
Pendukung :
Darurat
khususnya
BAPPEDA,DINSOS
Bencana
bencana ditingkat
NAKER, PU,
masyarakat
masyarakat yang
TRTB, PMI,DKK,
secara
disusun secara
KESBANGPOL,BP
partisipatif
partisipatif yang
S,DISPERINDAGT
dapat digunakan
AMBEN,
pada masa
DISPERNAKHUTB
tanggap darurat
UN, DLH,
bencana
DISHUB,
Adanya pelatihan
KOMINFO,Dinas
berkala kegiatan-
Kelautan dan
kegiatan dalam
Perikanan,
pengurangan
DIKNAS, Bagian
risiko bencana di
Hukum, PSB Unand,
tingkat kelurahan
Kogami, DRR
minimal 2 kali
Indonesia,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
40%
20%
40%
91
Sumber Anggaran Aksi
Indikator
setahun
Keterlibatan
APBD
Kerja- Bantuan sama Vertikal
TNI/POLRI, BPKA,Satpol PP,RSUD, Kecamatan, Kelurahan
Membangun
Adanya SK
Utama : BPBD
Eksistensi
Walikota tentang
Forum PRB
Pembentukan
Pendukung :,
Kota Padang
Forum PRB Kota
BAPPEDA,DINSOS
Padang
NAKER, PU,
Adanya rencana
TRTB, PMI,DKK,
strategis Forum
KESBANGPOL,BP
20%
80%
PRB Kota Padang S,DISPERINDAGT yang mendukung
AMBEN,
pencapaian RPB
DISPERNAKHUTB
Konsolidasi dan
UN, DLH, DISHUB,
koordinasi
KOMINFO,Dinas
berkala Forum
Kelautan dan
PRB Kota Padang Perikanan, dengan para
DIKNAS, Bagian
pemangku
Hukum, PSB Unand,
kepentingan
Kogami, DRR
dalam
Indonesia,
mendukung
TNI/POLRI,
penyelenggaraan
MEDIA/JJSB,
penanggulangan
Karang Taruna, Biro
bencana
Humas,RAPI/ORAR
Terbangunnya
I,
komunikasi dan
KNPI,BUMN,BUM
memperpendek
D, PRAMUKA,
birokrasi antar
Forum KSB, Satpol
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
92
Sumber Anggaran Aksi
Indikator
penyelenggaraan
Keterlibatan
APBD
Kerja- Bantuan sama Vertikal
PP,Dunia Usaha
penanggulangan bencana Adanya pemutakhiran berkala dari Forum PRB kepada pemerintah berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana Peningkatan
Adanya kriteria
Utama : BPBD
kapasitas
minimum
anggota Forum
perwakilan
Pendukung :
PRB Kota
lembaga/institusi
KESBANGPOL,
Padang
yang menjadi
DIKNAS, 11
anggota Forum
kecamatan, tokoh
PRB
masyarakat
20%
80%
Adanya pelatihan pengetahuan kebencanaan berkala bagi anggota-anggota aktif Forum PRB Kota Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
93
Sumber Anggaran Aksi
Indikator
Keterlibatan
Pengembangan
Terbentuknya
Utama : DIKNAS,
lanjutan
sekolah cerdas
kelompok
bencana
Pendukung : BPBD,
siaga bencana
berdasarkan
Dinas Pemadam
sekolah
kerentanan
Kebakaran DINSOS,
disemua
Terbentuknya 100 DINKES, SAR,
tingkat/level
kelompok siaga
pendidikan
bencana sekolah
APBD 20%
Kerja- Bantuan sama Vertikal 80%
TNI, POLRI
baru berdasarkan pembagian gugus sekolah setiap tahunnya Adanya pembinaan berkala terhadap kelompok siaga bencana sekolah minimal tiap semester tahun ajaran sekolah
Strategi Spesifik Kota Padang Penjabaran terkait rencana aksi untuk strategi spesifik akan dikelompokan berdasarkan program prioritas per jenis bahaya. Perencanaan aksi tersebut memuat indikator pencapaian dan keterlibatan instansi/lembaga yang terkait. Selain itu untuk melihat sumber anggaran untuk setiap aksi dikelompokan kepada anggaran yang didapatkan dari APBD, kerjasama dengan pihak lain dan bantuan vertikal dari Provinsi/nasional. Sumber anggaran tersebut dibagi dalam bentuk persentase anggaran dari detail pagu indikatif yang dapat dilihat pada Lampiran 2.Sandingan Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana Daerah. Untuk setiap jenis bahaya yang menjadi prioritas penanganan dikelompokkan kedalam beberapa program yang diterjemahkan dalam aksi dan indikator. Adapun prioritas aksi dari Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
94
indikator untuk setiap jenis bahaya yang tergolong bencana prioritas di Kota Padang akan diuraikan sebagai berikut. 1. Gempa Bumi Adapun rencana aksi untuk bencana gempabumi dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat pada Tabel 29 berikut: Tabel 29. Rencana Aksi Penanganan Bencana Gempabumi Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan
Sosialisasi
Masyarakat ,
Utama :
tentang
warga sekolah,
BPBD
pengetahuan
kampus,
gempabumi
pengunjung
Pendukung:
dan cara
rumah sakit,
Dinas Pendidikan,
penyelamatan
hotel, pasar, mall
DLH, PMI, LSM,
diri saat
dan pengurus
Perguruan Tinggi,
gempabumi
rumah ibadah
terjadi
memahami proses
Sasaran:
terjadinya
Kelurahan,
gempabumi dan
Keluarga, Sekolah,
proses
Kampus, Tempat
penyelamatan diri
Les, Rumah Ibadah,
saat terjadi
Rumah Sakit, Hotel,
gempabumi
Mall, dan Pasar
sama
Vertikal
70%
20%
10%
40%
20%
40%
berpotensi tsunami Mengidentifika Tersedianya
Utama : PU
si dan
tempat dan
menetapkan
fasilitas
Pendukung :
tempat dan
pengungsian
BPBD, TRTB,
fasilitas
korban
BAPELDALDA,
pengungsian
gempabumi yang
BAPPEDA,
berdasarkan
dilengkapi dengan BPM2T,
kajian risiko
fasilitas yang
KECAMATAN,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
95
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan
gempabumi
sesuai dengan
KELURAHAN,
dengan
standar
DISHUB,
pengelolaan
pengelolaan
KOMINFO, PDAM,
sesuai dengan
pengungsian
PLN, BPN,
standar
nasional pada
DINKES
nasional
penanganan darurat bencana
sama
Vertikal
20%
10%
Sasaran: Kelurahan, Keluarga, Sekolah, Kampus, Tempat Les, Rumah Ibadah, Rumah Sakit, Hotel, Mall, dan Pasar
Memetakan
Adanya peta
Utama :
sumber air
sumber air bersih
PU
bersih dan
dan tempat untuk
Pendukung : BPBD,
tempat
mendirikan
TRTB,
fasilitasi
fasilitas sanitasi
BAPELDALDA,
sanitasi di
yang layak sesuai
BAPPEDA,
wilayah-
dengan standar
BPM2T,
wilayah area
pengelolaan
KECAMATAN,
pengungsian
penanganan
KELURAHAN,
yang telah
darurat bencana
DISHUB,
ditetap
di wilayah yang
KOMINFO, PDAM,
berdasarkan
berdekatan
PLN, BPN,
kajian risiko
dengan tempat
DINKES
gempabumi
pengungsian pada saat penanganan
Sasaran:
darurat bencana
Kelurahan,
gempabumi
Keluarga, Sekolah,
70%
Kampus, Tempat Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
96
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan sama
Vertikal
10%
70%
Les, Rumah Ibadah, Rumah Sakit, Hotel, Mall, dan Pasar
Memperkuat
Tersedianya
Utama : Dinas
dan
fasilitas dasar
Kesehatan
menyediakan
kesehatan disetiap Pendukung : BPBD,
sarana
kelurahan
Kecamatan,
prasarana
minimal obat-
Kelurahan,
fasilitas
obatan dan
Puskesmas,
layanan
personil medis
DINSOSNAKER,
kesehatan
dalam
DISHUB,
disetiap
meminimalisir
KOMINFO
kelurahan
timbulnya korban
20%
tambahan pada penanganan darurat bencana Adanya personil kesehatan yang diperbantukan di posko-posko kesehatan pada saat tanggap darurat sesuai situasi dan kondisi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
97
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan
Penyusunan
Adanya dokumen
Utama : BPBD
Rencana
rencana kotinjensi
Kontingensi
bencana
Pendukung : PU,
Bencana
gempabumi Kota
TRTB, Kecamatan,
Gempabumi
Padang
Kelurahan, BPM,
Kota Padang
Sosialisasi
DINSOSNAKER,
Rencana
DINAS
Kontingensi
KESEHATAN,
bencana
KSB, DISHUB,
gempabumi
KOMINFO, POLRI,
Uji coba rencana
TNI, NGO
70%
sama
Vertikal
20%
10%
kontingensi sebagai rencana operasi pada saat tanggap darurat bencana gempabumi Kota Padang dengan melibatkan OPD terkait, minimal 1 x setahun
2. Tsunami Adapun rencana aksi untuk bencana tsunami dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat pada Tabel 30 berikut. Tabel 30. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Tsunami
Aksi
Indikator
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Keterlibatan Institusi
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
98
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
Penetapan
Adanya Perda
Utama ; PU
peraturan
untuk tidak ada
Pendukung : Bagian
terkait tata
penambahan
Hukum, BPBD,
guna lahan dan
pembangunan
BAPELDALDA,
Izin
fasilitas umum
TRTB, BPM2T,
Mendirikan
dan fasilitas
BAPPEDA
Bangunan di
pemerintah di
pesisir pantai
kawasan rawan
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
20%
40%
100%
tsunami Penetapan
Teridenfikasinya
Utama : BPBD
gedung untuk
bangunan yang
Pendukung : INGO,
penyelamatan/
dapat difungsikan
PSB Unand, Klinik
pengungsian
untuk
Konstruksi, PU,
untuk
penyelamatan dan
Dinas TRTB, Bagian
masyarakat di
pengungsian
Hukum, DPRD
zona kawasan
masyarakat di
bencana
zona prioritas
tsunami
bencana tsunami
40%
Adanya penetapan bangunan fasilitas publik sebagai tempat evakuasi masyarakat di zona rawan tsunami dalam 1 tahun (pelabelan shelter) Adanya status pengelolaan gedung penyelamatan/pen gungsian yang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
99
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
40%
20%
40%
70%
20%
10%
jelas untuk tempat penyelamatan di zona bencana tsunami Budidaya
Tertanamnya
Utama : DLH
tanaman
manggrove
mangrove dan
sepanjang 5 km
Pendukung :
terumbu
dengan ketebalan
Bappedalda,
karang di zona
100 meter per
Dispernakhutbun,
penanggulanga
tahun di garis
BPBD, Univ. Bung
n bencana
pantai Kota
Hatta, Walhi
tsunami
Padang yang termasuk Zona Penanggulangan bencana Tsunami dan abrasi Proteksi kawasan terumbu karang 2-3 km dari pantai di Zona Penanggulangan Bencana tsunami
Melaksanakan
Masyarakat
sosialisasi
memahami ciri-
peningkatan
ciri gempa bumi
Pendukung :
pengetahuan
yang berpotensi
Dinas Pendidikan,
kesiapsiagaan
tsunami dan cara
Dinkes, Kec/kel,
komunitas
penyelamatan diri
LSM/NGO, PMI,
disetiap
Utama : BPBD
Perguruan Tinggi,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
100
Aksi
Keterlibatan
Indikator
kelurahan yang
Institusi
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
20%
40%
FKSB, KSBS
berisiko tsunami
Sasaran: Kelurahan, Keluarga, Sekolah, Kampus, Tempat Less, Rumah Ibadah, Rumah Sakit, Hotel, Mall, dan Pasar
Penyediaan
Terpasang dan
Utama : BPBD
media edukasi
tersebarnya 1.000
dan sosialisasi
eksemplar poster,
Pendukung : BPKA,
kesiapsiagaan
2.000 eksemplar
Satpol PP, Kec/kel,
penanggulanga
leaftlet, 500
LSM/NGO, PMI,
n bencana
billboard sebagai
KSB, KSBS,
tsunami
media edukasi
100%
dan sosialisasi pengetahuan kesiapsiagaan penaggulangan bencana tsunami Penyelenggara
Terselenggaranya
Utama : BPBD
an latihan /
latihan sesuai
Pendukung : Dishub,
simulasi
dengan prosedur
DISDIK, DINKES,
evakuasi
operasi standar
PMI, LSM, RAPI,
gempabumi
peringatan dini
KSB, TNI, POLRI,
dan tsunami
dan penanganan
SAR, SATPOL
secara berkala
darurat bencana
PP,NGO
40%
gempabumi dan tsunami bersama
Sasaran:
antara pemerintah
Kelurahan,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
101
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
dan unsur terkait
Keluarga, Sekolah,
Pb minimal satu
Kampus, Tempat
kali setahun
Less, Rumah Ibadah,
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
50%
10%
40%
70%
20%
10%
Rumah Sakit, Hotel, Mall, dan Pasar Peningkatan
Terbangunnya
Utama : PUPR
Kapasitas
jalur evakuasi
Pendukung : BPBD,
Prasarana dan
baru minimal 5
Kec/kel, LSM,
Sarana
jalur dari daerah
Bagian Pertanahan,
Evakuasi
berbahaya ke
Dishub, kominfo,
Masyarakat
daerah aman
pada Zona
Pemeliharaan
Penanggulanga jalur evakuasi n Bencana
minimal 10 km
Provinsi
per kelurahan Terpasangnya 2.000 ramburambu evakuasi tsunami di titiktitik penting di kawasan rawan tsunami
Penyusunan
Adanya dokumen
Utama : BPBD
masterplan
masterplan
Pendukung :
tsunami yang
tsunami yang
DINSOSNAKER,
selaras dengan
terangkum dalam
DINAS
Rencana
rencana
KESEHATAN,
Kontingensi
kontingensi
DINAS
Bencana
bencana tsunami
PENDIDIKAN, PU,
Tsunami Kota
Kota Padang
BAPPEDA, SAT
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
102
Aksi
Padang
Keterlibatan
Indikator
Institusi
Uji coba
POL PP, TNI,
penggunaan
POLRI, PDAM,
Renkon sebagai
PLN, LSM PIHAK
sencana operasi
SWASTA,
pada saat tanggap
DISHUB,
darurat bencana
KOMINFO
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
20%
60%
tsunami Kota Padang dengan melibatkan OPD terkait, minimal 1 x setahun Sosialisasi Rencana Kontingensi bencana tsunami Pengadaan
Berfungsinya
Utama : BPBD
Peralatan
masjid per
Peringatan
kecamatan di
Pendukung:
Dini Bencana
zona prioritas
DISHUB,
Tsunami
bencana tsunami
KOMINFO,
sebagai interface
BPMPKB,PMI,SAT,
penyebaran
KSB,RAPI/ORARI,J
arahan
JSB (media massa),
Berfungsinya
Kecamatan
20%
media massa TV dan Radio lokal sebagai interface penyebaran arahan Adanya 3 frekuensi khusus Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
103
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
40%
20%
yang dapat digunakan pada saat darurat bencana di Kota Padang Adanya penambahan 20 sirine yang beroperasi untuk peringatan dini bencana tsunami di zona prioritas bencana tsunami Pemetaan
Adanya peta
Utama : BPBD
sumber-
potensi sumber
sumber air
air bersih yang
Pendukung:
bersih dan
dapat digunakan
DINSOSNAKER,P
pembangunan
saat penanganan
DAM,PU,DKK,Dina
fasilitas
darurat
s TRTB, Dinas
sanitasi yang
Adanya
Kebersihan dan
dapat
penetapan lokasi
Pertamanan
digunakan
pembangunan
pada
fasilitas sanitasi
penanganan
sementara di area
darurat
pengungsian yang
bencana
digunakan pada
tsunami
saat tanggap
20%
darurat bencana tsunami
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
104
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
Memperkuat
Tersedianya
Utama : DKK
dan
fasilitas dasar
menyediakan
kesehatan disetiap Pendukung : BPBD,
sarana
kelurahan
PU, DKK,
prasarana
minimal obat-
Dinsosnaker, PMI,
fasilitas
obatan dan
Dinas Pertanaman
layanan
personil medis
dan Kebersihan,
kesehatan
dalam
Swasta
disetiap
meminimalisir
kelurahan
timbulnya korban
Sumber Anggaran APBD 30%
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
40%
30%
tambahan pada penanganan darurat bencana Adanya 5 orang personil kesehatan yang diperbantukan di posko-posko kesehatan pada saat tanggap darurat
3. Banjir Adapun rencana aksi untuk bencana banjir dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat pada Tabel 31 berikut. Tabel 31. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Banjir
Aksi
Indikator
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Keterlibatan Institusi
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
105
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
Menyelenggar
Adanya
Utama :BPBD
akan
sosialisasi tentang
sosialisasi dan
penyebab
Pendukung :
diskusi terkait
terjadinya dan
Kecamatan,
pengurangan
dampak yang
Kelurahan, DLH
risiko bencana
ditimbulkan
banjir di setiap
bencana banjir
kelurahan di
serta bencana
Kota Padang
turunannya
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
70%
20%
10%
60%
10%
30%
kepada masyarakat di kawasan rawan banjir terkait pengurangan kerentanan disetiap kelurahan minimal 1 kali setahun Penyusunan
Adanya dokumen
Utama : BPBD
Rencana
rencana kotigensi
Kontingensi
bencana banjir
Pendukung :,
Bencana
Kota Padang
BAPPEDA,DINSOS
Banjir Kota
Uji coba
NAKER, PU, TRTB,
Padang
penggunaan
PMI,DKK,
renkon sebagai
KESBANGPOL,BP
sencana operasi
S,DISPERINDAGT
pada saat tanggap
AMBEN,
darurat bencana
DISPERNAKHUTB
banjir Kota
UN, DLH,
Padang dengan
DISHUB,KOMINF
melibatkan OPD
O,Dinas Kelautan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
106
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
terkait, minimal 1
dan Perikanan,
x setahun
DIKNAS, Bagian
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
20%
10%
70%
30%
20%
50%
Hukum, PSB Unand, Kogami, Sosialisasi
TNI/POLRI,
Rencana
DPKA,Satpol
Kontingensi
PP,RSUD, 11
bencana banjir
Kecamatan
Kota Padang Pengadaan
Adanya alat
Utama : BPBD
Peralatan
peringatan dini
Peringatan
bencana banjir di
Pendukung :
Dini di zona
Kota Padang
Kecamatan
bahaya
Kelurahan,
bencana banjir
DINSOSNAKER, BAPELDALDA, PU, DISPERNAKHUTB UTHUT, DINAS KESEHATAN, RAPI, DISHUB, KOMINFO
Menetapkan
Adanya tempat
Utama : PU
tempat
pengungsian yang
pengungsian
mudah diakses
Pendukung : BPBD,
yang
dan dikelola
DINSOSNAKER,
dilengkapi
secara mandiri
Kecamatan,
dengan
oleh masyarakat
Kelurahan, TNI
fasilitas
yang dapat
POLRI, BAGIAN
pendukungnya
dipergunakan
HUKUM,
yang mudah
pada saat tanggap
BAPPEDA, TRTB,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
107
Aksi
diakses dan
Keterlibatan
Indikator
darurat
Institusi
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
10%
70%
LSM, PMI
dikelola secara mandiri oleh masyarakat Tersedianya sumber air bersih dan tempat sanitasi yang telah mempertimbangk an standar penanganan pengungsian yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat yang dapat dipergunakan saat tanggap darurat Memperkuat
Adanya tempat
Utama :Dinas
dan
dan fasilitas
Kesehatan
menyediakan
layanan kesehatan
sarana
yang memadai di
Pendukung : BPBD,
prasarana
kawasan untuk
PUSKESMAS,
fasilitas
penanganan
Kecamatan,
layanan
korban banjir
Kelurahan,
kesehatan
disetiap zona
DINSOSNAKER,
disetiap
bencana banjir di
kelurahan
Kota Padang
20%
Tersedianya minimal 5 tenaga Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
108
Aksi
Keterlibatan
Indikator
Institusi
Sumber Anggaran APBD
Kerja- Bantuan sama
Vertikal
medis yang berkompeten disetiap tempat layanan kesehatan Tersedianya obatobatan dan perangkat pendukung lainnya di tempat layanan kesehatan
4. CUACA EKSTRIM Adapun rencana aksi untuk bencana cuaca ekstrim dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat pada Tabel 32 berikut. Tabel 32. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan
Peningkatan
Adanya
Utama : BPBD
pengetahuan
sosialisasi
masyarakat
pengetahuan
Pendukung :
tentang cuaca
potensi bahaya
BKPSDM, DLH,
ekstrim di
dan kerugian
PMI, LSM,
wilayah yang
yang ditimbulkan
Perguruan Tinggi,
berpotensi
dari risiko
LOKA, KKP, Dinas
terjadinya
Pendidikan, KSB,
bencana cuaca
KSBS, Kecamatan,
ekstrim
DKK
60%
sama
Vertikal
10%
30%
Adanya aksi sosial masyarakat dalam upayaRenstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
109
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan sama
Vertikal
60%
10%
30%
20%
10%
70%
upaya pengurangan risiko bencana cuaca ekstrim Melakukan
Adanya tanda-
Utama : BPBD
kajian terhadap tanda alam yang tanda-tanda
merupakan
Pendukung :
alam sebagai
sumber informasi
Dishub,kominfo,
sistem
dan kearifan lokal
BPMPKB, PMI,
peringatan dini
terhadap kejadian
SAT, KSB,
bencana cuaca
RAPI/ORARI, JJSB
ekstrim
(Media Masa), Kecamatan, BMKG
Pengadaan
Adanya alat
Utama : BPBD
Peralatan
deteksi dini
Peringatan
terhadap bahaya
Pendukung : Dishub,
Dini Bencana
cuaca ekstrim
kominfo, BPMPKB,
Cuaca Ekstrim
bagi masyarakat
PMI, SAT, KSB,
di kawasan rawan
RAPI/ORARI, JJSB
Adanya sistem
(Media Masa),
penyebaran
Kecamatan, BMKG
informasi peringatan dini bagi masyarakat minimal 1x24 Jam sebelum kejadian bencana cuaca ekstrim
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
110
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan
Penyediaan
Adanya posko
Utama : Dinas
Layanan
kesehatan darurat
Kesehatan
Kesehatan Di
dilokasi
Lokasi
pengungsian
Pendukung :
Pengungsian
akibat bencana
DINSOSNAKER,
Pada Saat
cuaca ekstrim
Kecamatan,
Tanggap
yang dilengkapi
Kelurahan, BPBD,
Darurat
dengan tenaga
PDAM, PLN, TNI,
medis dan sarana
POLRI, SAT POL
prasarana
PP, PMI
sama
Vertikal
70%
20%
10%
70%
20%
10%
kesehatan Adanya obatobatan dan sarana pendukung seperti air dan sanitasi yang cukup memadai di daerah pengungsian Penyusunan
Adanya dokumen
Utama : BPBD
Rencana
Rencana
Kontingensi
Kontingensi
Pendukung : Dishub,
Bencana
bencana cuaca
kominfo, BPMPKB,
Cuaca Ekstrim
ekstrim Kota
PMI, SAR, KSB,
Kota Padang
Padang
RAPI/ORARI, JJSB
Uji coba
(Media Masa),
penggunaan
Kecamatan,
Renkon sebagai
Kelurahan, BMKG
rencana operasi pada saat tanggap darurat bencana Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
111
Aksi
Indikator
Keterlibatan
Sumber Anggaran
Institusi
APBD Kerja- Bantuan sama
Vertikal
cuaca ekstrim Kota Padang dengan melibatkan OPD terkait, minimal 1 x setahun Sosialisasi Rencana Kontingensi bencana cuaca ekstrim
Berdasarkan tabel diatas terlihat beberapa aksi untuk bencana gempabumi, tsunami, banjir dan cuaca ekstrim yang menjadi prioritas penanganan dalam 3 tahun awal perencanaan. Sedangkan untuk jenis bahaya lainnya seperti tanah longsor, gelombang ekstrim dan abrasi, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, epidemi dan wabah penyakit serta gagal teknologi merupakan jenis bahaya yang tergolong kedalam penanganan secara bertahap. Beberapa aksi dapat sejalan dilaksanakan bersamaan dengan jenis bahaya yang menjadi prioritas di Kota Padang. Sedangkan untuk aksi spesifik sesuai dengan jenis bahaya masing masing akan dilakukan secara bertahap di tahun ke 4 dan 5.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
112
BAB VI PENUTUP
Pengarus utamaan penanggulangan bencana adalah sebuah mekanisme untuk menjamin penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penanggulangan bencana oleh Pemerintah Kota Padang. RPB Kota Padang yang disusun untuk rentang perencanaan 2017 2019 merupakan salah satu mekanisme efektif untuk itu. Hal ini dikarenakan dalam RPB telah termasuk Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Risiko Bencana. Rencana Aksi ini juga memberikan ruang bagi para mitra pemerintah untuk turut serta berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan budaya aman terhadap bencana di Kota Padang. Pelaksanaan RPB Kota Padang membutuhkan komitmen kuat secara politis maupun teknis dari pihak yang terkait. Selain itu perlu dilakukan proses peninjauan dan pembaharuan secara berkesinambungan terhadap pelaksanaan dokumen RPB yang telah berjalan minimal 2 tahun. Hal ini dilakukan karena perkembangan dan dinamisasi perubahan dalam setiap tahunnya. Selain itu dilakukan agar perencanaan yang telah disusun dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi wilayah terbaru. Upaya lain yang diharapkan dapat dilakukan Pemerintah Kota Padang dalam pengarusutamaan penanggulangan bencana adalah dengan melakukan pendekatan kepada legislatif dan eksekutif. Strategi advokasi perlu dilakukan dengan harapan dapat membangun komitmen tersebut secara optimal pada seluruh jenjang dan birokrasi Pemerintah Kota Padang. Kerjasama semua pihak akan berjalan efektif hingga terbangun budaya aman terhadap bencana di masyarakat sesuai dengan Visi Penanggulangan Bencana Kota Padang.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
113
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang Tahun 2017 - 2019 Visi
Misi
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Program
Indikator Program
Kegiatan
Target 1 Menjadikan Padang Kota Cerdas Bencana
2 Mewujudkan Masyarakat Kota Padang Sebagai Masyarakat Cerdas Bencana
3 Mewujudkan ke tangguhan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan komitmen, serta perilaku dan budaya sadar bencana
Persentase Kesipasiagaan Kelurahan di Kota Padang
4 5 Mewujudkan Jumlah kesiapsiagaan kelurahan dalam cerdas bencana penanggulangan bencana
6 Pencegahan dini dan Penanggulangan korban bencana alam
7 Peningkatan upaya pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
Target Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kegiatan Data Capaian Pada Tahun Awal Kegiatan (output) 2013
8 Pemantauan dan persentase sebaran penyebarluasan informasi bencana informasi potensi bencana alam
9
2015
2014
2016
2017
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD (2019)
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 243.000.000
21 100%
Rp. 22 243.000.000
-
Pembentukan/ pembinaan organisasi penanggulangan bencana
Jumlah organisasi penanggulangan bencana yang dibina
Sosialisasi penanggulangan bencana di daerah zona merah
Jumlah rumah yang mendapat sosialisasi bencana di zona merah
-
-
5000 Rumah
130.652.000
10000 Rumah
143.717.000
Pelatihan kelompok siaga bencana (KSB) kelurahan
Jumlah kelompok siaga bencana kelurahan yang dilatih
160 orang
145.380.000
200 orang
175.897.000
150 orang
193.487.000
4200 orang
424.512.000
395.900.000
225 orang
153.180.000
164.703.000
-
-
-
-
-
-
-
-
100%
204.160.000
100%
105.760.000
Simulasi evakuasi Jumlah peserta bencana simulasi evakuasi bencana
Pendidikan dan pelatihan SAR bagi kelompok siaga bencana (KSB) kelurahan
Jumlah anggota KSB Kelurahan yang mengikuti Pendidikan dan pelatihan SAR
Simulasi penanggulangan bencana di zona merah
Jumlah masyarakat di zona merah yang mengikuti simulasi penanggulangan bencana
Peringatan detik- Jumlah Peserta detik gempa 30 Peringatan detikSeptember 2009 detik gempa 30 September 2009 Sosialisasi penerapan rancang bangun serta penggunaan bahan dan peralatan lebih baik
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
2018
Jumlah pekerja bangunan / tukang bangunan yang mendapat latihan / sosialisasi bangunan ramah gempa
100%
50.000.000
1500 Orang
100.000.000
100%
116.336.000
114
Pemulihan mental korban terkena bencana (trauma healing)
persentase pemulihan mental korban terkena bencana (trauma healing)
Study banding pengelolaan bencana
Jumlah study banding pengelolaan bencana
Kelurahan cerdas Jumlah kelurahan bencana cerdas bencana
Menyediakan Sarana Dan Prasarana Kebencanaan
Mewujudkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang handal, mencakup penanganan prabencana, tanggap darurat, dan pasca bencana
Meningkatnya penanggulangan bencana yang handal
Mewujudkan sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif
meningkanya penanganan penanggulangan bencana
Pencegahan dini dan Penanggulangan korban bencana alam
Jumlah dokumen dan saranaprasarana pendukung kebencanaan
-
Keluarga cerdas bencana
Jumlah keluarga cerdas bencana
-
5000 rumah
130652000
Sekolah cerdas bencana
Jumlah sekolah cerdas bencana
-
-
-
Kampus cerdas bencana
Jumlah Kampus cerdas bencana
-
-
-
Tempat les cerdas Jumlah tempat les bencana cerdas bencana
-
-
-
Rumah ibadah cerdas bencana
Jumlah rumah ibadah cerdas bencana
-
-
-
Rumah sakit cerdas bencana
Jumlah rumah sakit cerdas bencana
-
-
-
Pasar cerdas bencana
Jumlah pasar cerdas bencana
-
-
-
Mall cerdas bencana
Jumlah Mall cerdas bencana
-
-
-
Hotel cerdas bencana
Jumlah hotel cerdas bencana
-
-
-
Penyusunan rencana kontijensi kerawanan bencana di Kota Padang
Jumlah dokumen rencana kontijensi kerawanan bencana di Kota Padang
Penyusunan Jumlah Perda rancangan perda Padang Kota tentang daerah Cerdas Bencana rawan bencana di Kota Padang
penyusunan prosedur tetap evakuasi, logistik, dapur umum, dan pendataan di tingkat kelurahan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
7 Kelurahan
Jumlah prosedur tetap evakuasi, logistik, dapur umum, dan pendataan di tingkat kelurahan
165.000.000
100%
200.000.000
65.000.000
100%
145.000.000
10 Keluraha n
15 Keluraha n
10.000
254.489.200
20.000
295.000.000
47 Sekolah
278.100.000
100 Sekolah
280.000.000
20 Universit as 50
195.000.000 145.000.000
Tempat Les 100 Rumah Ibadah
100 Rumah Ibadah
20 Rumah sakit 8 Pasar
45.000.000
5 Mall 20 Hotel
125.000.000
-
1 Dokumen
268.000.000
-
-
-
1 Dokumen
85.000.000
-
-
-
-
-
Pendataan daerah Persentase daerah rawan bencana rawan bencana yang didata
203.500.000
Pengadaan sarana Jumlah sarana dan dan prasarana prasarana evakuasi evakuasi
385.000.000
-
-
2 unit
500.000.000
115
Sewa tempat parkir/uang tambat/hanggar sarana mobilitas
1 tempat
tersedianya tempat tambat kapal
50.000.000
Pemeliharaan/lab Jumlah shelter elisasi shelter yang dilabelisasi
1 tempat
55.000.000
74 shelter
85.925.100
1 tempat
60.500.000
Perawatan berkala sirine peringatan dini tsunami
Jumlah sirine yang dipelihara
14 unit
175.113.500
14 unit
192.000.000
14 unit
150.000.000
14 unit
195.000.000
Penyediaan rambu-rambu jalur evakuasi
Jumlah ramburambu jalur evakuasi
24 unit
75.565.000
21 unit
40.956.500
21 unit
45.052.150
30 unit
81.913.000
142 unit
86.166.250
48 unit
84.056.000
48 unit
92.461.000
48 Unit
105.000.000
Pengadaan sarana Jumlah sarana posko (RIG) KSB posko (RIG) KSB di 104 kelurahan di 104 kelurahan Pemeliharaan Jumlah ramburambu-rambu dan rambu dan baliho baliho evakuasi evakuasi yang dipelihara Pencegahan bahaya dan ancaman pada daerah rawan bencana (pemasangan plang daerah rawan bencana)
Jumlah plang yang terpasang di daerah rawan bencana
8 unit
131.691.000
48 unit
170.977.000
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kebencanaan
Jumlah peralatan dan perlengkapan kebencanaan yang tersedia
8 jenis
165.487.000
7 jenis
671.805.000
-
-
7 Jenis
738.985.500
Pemeliharaan Peralatan Kebencanaan
Jumlah Peralatan Kebencanaan yang dipelihara
61 unit
75.000.000
61 unit
110.009.000
76 unit
130.009.900
76 unit
143.010.890
Pengadaan dan pemasangan peralatan EWS
Jumlah peralatan EWS yang disediakan
3 unit
250.000.000
-
-
-
-
-
-
192.000.000
1 unit
215.000.000
220.000.000
1 Keg
242.000.000
45.000.000
1 Paket
250.000.000
866.590.000
28 personil
953.249.000
1 paket
214.790.000
-
-
-
-
285.094.000
Penyediaan solar Jumlah solar cell cell yang tersedia Pengenalan damage and loss asessment (pengkajian kebutuhan pascabencana)
Terbentuknya tim pengkaji pemulihan pasca bencana
-
-
50 orang
200.000.000
50 orang
Penyusunan Jumlah Program Program Aplikasi Aplikasi Kajian Kajian Cepat Cepat Bencana Bencana
Membina Hubungan Koordinasi Dengan Berbagai Pihak Terkait Kebencanaan
Penguatan kapasitas pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam upaya mitigasi risiko bencana serta penanganan bencana
Jumlah masyarakat, NGO maupun dunia usaha yang terlibat dalam upaya mitigasi bencana
Optimalnya penyelenggaraa n penanggulangan dan pemulihan akibat bencana secara terkoordinasi, terpadu dan berkelanjutan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Jumlah personil aparatur pemerintah yang mengikuti latihan/ kesiapsiagaan/ koordinasi penanggulangan bencana
Pencegahan Jumlah dini dan koordinasi Penanggulangan kebencanaan korban bencana alam
Peremajaan dan Jumlah personil Optimalisasi kesiapsiagaan Pusat Kontrol Pusdalops Sirine/Pusdalops
24 personil
198.284.000
28 personil
866.590.000
28 personil
116
Rakor kebencanaan
Jumlah rakor kebencanaan tingkat nasional dan daerah
_
_
1 Keg
117.288.000
_
_
1 Keg
129.016.800
peningkatan kapasitas aparatur Kecamatan dan Kelurahan Bidang kebencanaan
Jumlah aparatur Kecamatan dan Kelurahan Bidang Kebencanaan yang dilatih
_
_
_
_
_
_
_
_
Pelatihan damage and loss asessment (pengkajian kebutuhan pascabencana)
Jumlah peserta Pelatihan damage and loss asessment (pengkajian kebutuhan pasca bencana)
50 orang
220.000.000
50 orang
Pembentukan tim Jumlah tim TRC TRC yang dibentuk
Menghadirka n Pemerintah Di TengahTengah Masyarakat Yang Tertimpa Bencana
Peningkatan penyelenggaraan administrasi perkantoran
meningkatnya Meningkatnya pelayanan publik akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Nilai evaluasi AKIP
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
meningkatnya pelayanan administrasi perkantora
50 orang
_
_
_
_
_
15 orang
145.000.000
100%
2.093.400.000
100%
826.500.000
100%
900.000.000
100%
990.000.000
1100 Lembar
4.950.000
1.200
5.400.000
645
2.970.000
645
2.970.000
309.514.756
36 Rekening
184.500.000
72 rekening
247.660.000
72 rekening
272.426.000
persentase Kesiapsiagaan penanggulangan bencana
Penyediaan Jasa Surat menyurat
Jumlah perangko, materei, dan benda Pos lainnya
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air, dan listrik.
Jumlah tagihan rekening komunikasi, sumber daya air, dan listrik yang dibayar
36 Rekening
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
Jumlah perizinan dan pemeliharaan kendaraan dinas/operasional
100%
Penyedian jasa Jumlah petugas kebersihan kantor kebersihan kantor
2 Paket
Jumlah peralatan kerja yang diperbaiki
Penyediaan alat tulis kantor
Jumlah alat tulis kantor yang tersedia
242.000.000
_
Kesiapsiagaan penanggulangan bencana
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
200.000.000
. 7.258.800
86.000.000
100%
65.000.000
100%
65.000.000
100%
71.500.000
3 orang
45.000.000
3 orang
48.005.000
3 orang
48.005.000
5 jenis
32.500.000
5 jenis
35.750.000
19 Jenis
73.625.000
19 Jenis
80.987.500
13 Jenis
58.746.614
13 jenis
64.621.276
20 jenis
9.000.000
20 jenis
9.900.000
4 jenis
24.000.000
20 Jenis
57.000.000
19 Jenis
56.340.000
Penyediaan Jumlah barang barang cetakan cetakan dan dan penggandaan penggandaan
16 Jenis
51.486.500
13 Jenis
Penyediaan Komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Tersedianya Komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
19 Jenis
29.868.500
19 Jenis
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor
15 unit
78.925.000
15 unit
147.118.000
11 unit
58.857.000
11 unit
64.742.700
Penyediaan peralatan rumah tangga
Tersedianya peralatan rumah tangga
8 Unit
14.235.000
16 unit
28.500.000
16 unit
28.500.000
16 unit
31.350.000
48.998.750
29.870.000
117
Penyediaan bahan bacaan kantor dan peraturan perundangundangan
Tersedianya bahan bacaan kantor
Penyediaan makanan dan minuman
Tersedianya makanan dan minuman
Rapat-rapat Tersedianya dana koordinasi dan Perjalanan dinas konsultasi ke luar luar daerah daerah
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Meningkatnya sarana dan prasarana perkantoran
Penyediaan alat kebersihan
Penyediaan alat kebersihan
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
Jumlah pegawai kontrak
Penyediaan jaminan keselamatan/kese hatan kerja
Pembangunan gedung kantor
2880 eks
10.720.000
2880 eks
11.800.000
2880 eks
11.800.000
2880 eks
1624 kotak
40.625.000
1624 kotak
100 persen 275.000.000
100 persen
302.500.000
1178 Kotak
34.110.000 2320 kotak
58.000.000
100 Persen
370.411.500 100 persen
291.650.000
12.980.000
44.687.500
1 paket
24.000.000
1 paket
26.400.000
1 Orang
18.300.000
6 orang
109.800.000
6 orang
129.600.000
6 orang
142.560.000
Tersedianya pembayaran premi asuransi keselamatan kerja
110 Orang
126.020.731
55 Orang
21.560.000
30 orang
24.000.000
30 orang
26.400.000
Tersedianya gedung kantor BPBD
1 Dokumen
350.980.300
##########
1 unit
############
-
11 unit
800.000.000
Pengadaan Jumlah kendaraan kendaraan dinas/operasional dinas/operasional yang tersedianya (10 unit sepeda motor dan 1 unit minibus operasional Kepala Pelaksana)
-
Pengadaan Jumlah peralatan peralatan gedung gedung kantor kantor yang tersedia
1 Paket
-
-
-
-
78.925.000
11 jenis
157.660.000
82.500.000
6.600.000
52 unit
15.800.000
52 unit
15.800.000
17.380.000
Pengadaan mebeulair
Pengadaan mebeulair
Pemeliharaan Rutin/berkala kendaraan dinas operasional
Jumlah kendaraan dinas operasional yang terpelihara
56 unit
1.313.188.277
56 unit
753.971.150
56 unit
850.403.000
56 unit
935.443.300
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Tersedianya Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
-
-
18 unit
9.000.000
14 unit
16.450.000
14 unit
18.095.000
Pemeliharaan rutin/berkala meubiler
Jumlah meubiler yang dipelihara
6 jenis
5 jenis
7.000.000
5 jenis
7.700.000
Pengadaan perlengkapan mobil dinas/operasional
Persentase perlengkapan mobil dinas/operasional
Penyediaan jasa perkantoran
Tersedianya gedung kantor
1 unit
209.000.000
6.600.000
4 jenis
5.432.500
23.000.000
-
-
1 unit
250.000.000
1 unit
190.000.000
118
Pemasangan jaringan komunikasi / instalasi listrik / sumberdaya air
Perizinan pesawat Tersedianya Orari perizinan pesawat Orari
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Tingkat Kepuasan Masyarakat
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019
Meningkatnya disiplin aparatur
Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur
12.400.000
Tersedinya jaringan komunikasi / instalasi listrik / sumberdaya air -
-
Pengadaan mesin/kartu absensi
Tersedianya mesin/kartu absensi
3 Unit
12.000.000
Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya
Tersedianya pakaian dinas beserta kelengkapannya
64 Stel
99.262.000
Pengadaan pakaian kerja lapangan
Tersedianya pakaian kerja lapangan
Latihan peningkatan kapasitas rescue darat
Jumlah personil yang dilatih rescue darat
Latihan peningkatan kapasitas rescue air
Jumlah personil yang dilatih rescue air
Persentase laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Meningkatnya pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Indeks kepuasan masyarakat
Indeks kepuasan masyarakat
Pengukuran Nilai IKM kepuasan masyarakat terhadap layanan publik
24 Dokumen
9.851.000
_
_
60 stel
106.480.000
55 stel
61.908.000
24 dokumen
25.000.000
1 paket
21.000.000
1 paket
23.100.000
1 unit
5.500.000
1 unit
5.500.000
70 stel
124.450.000
70 stel
136.895.000
_
_
70 stel
145.000.000
-
-
5 orang
27.500.000
5 orang
25.000.000
5 orang
27.500.000
24 dokumen
25.000.000
24 dokumen
27.500.000
1 dokumen
10.000.000
119