MANAJEMEN KURIKULUM DI MTsN MODEL KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
KHANIF NURUL LAILI NIM : 11106039
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama
: Khanif Nurul Laili
NIM
: 11106039
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: MANAJEMEN KURIKULUM DI MTSN MODEL
KEC.
PARAKAN
KAB.
TEMANGGUNG TAHUN 2009
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. NIP : 19570520 1986011001
ii
iii
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Khanif Nurul Laili
NIM
: 11106039
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis
Khanif Nurul Laili NIM: 11106039
iv
MOTTO
“ Suatu kemungkaran yang dimanage dengan baik akan mengalahkan kebaikan yang tidak dimanage dengan baik”
(Ali bin Abi Tholib)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan dengan ketulusan hati kepada: 1. Mak‟e (Sri Wahyuti) dan Bapak (Dahwani) engkau yang ku kasihi dan kurindu yang sudah banyak pengorbanan tanpa letih maupun pamrih, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia dan akhirat. 2. Kakakku ( Sigit Setiawan) dan adikku (David N.P.) tercinta yang senantiasa memberi dorongan dan doa kepada penulis. 3. Sahabat-sahabatku di “kontrakan ceria” (Henny dan Fatiya yang telah menemani selama 4 tahun dalam keadaan ketawa maupun sedih dan selama itu pula selalu memberi motivasi dan segala bantuannya dalam bentuk apapun. Elly yang senantaisa memberi nasehat. Dik juni yang selalu memberi semangat dan telah menemani dalam penelitian. Wiwin, dyah, widarni). Semoga persahabatan ini tidak putus sepanjang hayat. 4. Supyan yang telah menemani penulis selama penelitian. 5. Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah “ Abadi Perjuangan” 6. Sahabat-sahabat PAI B angkatan 2006.
vi
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Alhamdulillahirabil'alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beliaulah penyempurna akhlak yang mulia, dan motivator handal yang menjadi suri teladan bagi seluruh umat. Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si selaku Ketua progdi Jurusan Tarbiyah 3. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang senantiasa sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal keilmuan pada penulis. 5. Kepala MTsN Parakan Temanggung, dan keluarga besar MTsN Parakan Temanggung yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di madrasah tersebut.
vii
6. Keluarga tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan memberikan bantuan material maupun spiritual. 7. Sahabat-sahabatku di kontrakan ceria ( Henny, Fatiya, Jengkeling, dik juni) yang sudah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman PAI B angkatan 2006.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridlo dari Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah. Amin Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca yang pada umumnya.
Salatiga, 17 Agustus 2010 Penulis
Khanif Nurul Laili NIM: 11106039
viii
ABSTRAK
KHANIF NURUL LAILI, 111 06 039,MANAJEMEN KURIKULUM DI MTSN MODEL PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2009. Kata kunci: manajemen kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen kurikulum di MTsN Model Parakan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melaui penelitian ini adalah (a) Bagaimana perencanaan kurikulum di MTsN Model Parakan Temanggung tahun 2009, (b) bagaimana Sistem pengorganisasian kurikulum di MTsN Model Parakan Temanggung tahun 2009, (c) bagaimana pelaksanaan kurikulum di MTsN Model Parakan tahun 2009, untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dari analisis data didapatkan bahwa perencanaan kurikulum yang ada merupakan perpaduan antara administrative approach atau from the top down dengan grass roots approach yang melibatkan pihak guru dalam perencanaan kurikulum karena gurulah yang menjadi pelaksana kurikulum. Keberhasilan kurikulum juga ditunjang dari sarana prasarana yang memadai, kualitas guru dan kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang terkait.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN DEKLARASI..................................................................... .
iv
HALAMAN MOTTO ...........................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vii
ABSTRAK ............................................................................................
ix
DAFTAR ISI ........................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................
xiv
BAB. I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ......................................................... B. Penegasan Istilah......................................................................
1 4
C. Rumusan Masalah .................................................................
6
D. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
E. Manfaat Hasil Penelitian...........................................................
7
F. Metodologi Penelitian...............................................................
7
G. Sistematika Laporan Penelitian..................................................
11
BAB. II. KAJIAN TEORI A. Manajemen Kurikulum .......................................................... x
13
1. Pengertian Manajemen.......................................................
13
2. Fungsi Manajemen............................................................
15
3. Pengertian Kurikulum.......................................................
17
4. Fungsi Kurikulum............................................................
17
5. Komponen Kurikulum......................................................
18
6. Pengertian Manajemen Kurikulum.....................................
20
B. Perencanaan Kurikulum di Sekolah……………………….
21
1.
Pengertian Perencanaan Kurikulum……………………..
21
2.
Fungsi Perencanaan Kurikulum………………………….
22
3.
Model Perencanaan Kurikulum………………………….
23
4.
Sifat Perencanaan Kurikulum……………………………
24
5.
Asas-asas perencanaan Kurikulum………………………
26
C. Pengorganisasian Kurikulum di Sekolah…………………… D. Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah…………………………
27 30
BAB. III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTsN Model Parakan………………....
36
1. Letak Geografis…………………………………………… 36 2. Sejarah Berdirinya………………………………………… 37 3. Visi Misi…………………………………………………… 40 4. Struktur Organisasi………………………………………... 41 5. Keadaan Guru dan Siswa………………………………… 41 6. Fasilitas dan Prestasi……………………………………… 44 B. Manajemen Kurikulum MTs N Model Parakan....................
xi
48
BAB. IV. ANALISIS DATA…………………………………………
77
BAB. V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
81
B. Saran .......................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I
Data Guru dan Karyawan Berdasarkan Pendidikan dan Status Kepegawaian ....................................................................
42
Tabel II
Data Siswa MTsN Model Parakan ....................................
43
Tabel III
Keadaan Gedung MTsN Model Parakan ...........................
44
Tabel IV
Tugas Mengajar Guru MTsN Model Parakan ....................
54
Tabel V
Struktur Kurikulum ...........................................................
58
Tabel VIKriteria Ketuntasan Minimal ....................................................
70
Tabel VII
Susunan Koordiator dan Pelatih Ekstra Kurikuler MTsN Model Parakan .............................................................................
Tabel VIII
72
Jadwal Ekstrakurikuler MTsN Model Parakan Tahun Pelajaran 2009/2010 .........................................................................
xiii
74
DAFTAR GAMBAR
Bagan I
Tentang Struktur Organisasi……………………………… 41
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, hal ini tertuang dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 ( Susilo, 2008 : 82 ). Kurikulum merupakan program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang memerlukan inovasi dan pengembangan. Melihat hal ini kurikulum selalu bersifat dinamis selalu berubah dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum
memegang
pembelajaran disebuah
peran
penting
keberhasilan
proses
lembaga pendidikan. Ia adalah ruh yang
memberikan kehidupan bagi dunia pendidikan. Ibaratnya, ia adalah konstruksi bangunan yang berpengaruh bagi estetika bangunan ( Yamin, 2010: 14 ). Kurikulum mempunyai pengaruh yang besar dalam segala bentuk aktifitas pendidikan di sebuah lembaga pendidikan. Karena kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Sebuah kurikulum lembaga pendidikan yang diatur dengan baik akan menghasilkan peserta didik yang berpandangan luar pendidikan nasional.
biasa dan berfikir kedepan sesuai dengan tujuan
2
Selain kurikulum keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga ditentukan oleh manajemen dari lembaga pendidikan yang bersangkutan. Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan sebuah lembaga. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ali bin Abi Tholib ra : “ Suatu kemungkaran yang dimanage dengan baik akan mengalahkan kebaikan yang tidak dimanage dengan baik (Fakhrudin, 2010: 2).” Selain itu Allah juga berfirman dalam al-quran surat As-shof : 4
ٌصوْص ُ سبِيْلِهِے صَفًا كَأَ ّنَهُمْ ُب ْنيٰنٌ مَ ْر َ ِإ ّنَ اهللَ يُِحِّبُّ ا ّلَ ِذيَْنَ يَُقَا تُِلوْ ّنَ في }٤ {أّلصا ف “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh ( Ashof : 4)”. Dari hadist dan firman Allah di atas bisa diketahui bahwa kurikulum yang dimanage dengan baik maka tujuan pendidikan yang diinginkan akan tercapai. Fungsi manajemen antara lain : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control ( Hamalik, 2008 : 32 ). Kegiatan manajemen menjadi tanggung jawab utama pimpinan lembaga pendidikan tersebut. Manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem pengelolaan. Kegiatan pengelolaan suatu sistem pendidikan ini mempunyai tujuan terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Manajemen kurikulum merupakan bagian dari manajemen pendidikan. Sehingga
keberhasilan
sekolah
dalam
melaksanakan
kegiatan
3
pembelajaran dipengaruhi oleh manajemen kurikulum lembaga pendidikan tersebut. Manajemen kurikulum yang tersusun rapi dan sistematik akan menunjang peningkatan mutu dan kualitas lulusan. Upaya perwujudan hal tersebut dibutuhkan sebuah strategi manajemen yang tepat, jitu ,efektif dan efisien. Perbedaan terjadi dalam tubuh manajemen kurikulum antara lembaga pendidikan yang satu dengan yang lain. Manajemen kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Perbaikan manajemen merupakan salah satu upaya yang harus ditempuh oleh lembaga pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini berawal dari perbaikan manajemen madrasah yang merupakan wadah dari manajemen kurikulum. Karena banyak madrasah atau sekolah yang
manajemennya
belum
terorganisir
dengan
baik.
Belum
profesionalnya manajemen sekolah/ madrasah dipengaruhi oleh faktor internal sekolah, sumber daya manusia, anak didik, peran masyarakat dan lain-lain. Keadaan ini menimbulkan anggapan masyarakat bahwa madrasah sebagai lembaga pendidikan nomor dua setelah sekolah umum. Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai nilai plus karena memadukan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama. Namun kondisi ini jika tidak ditunjang dengan manajemen yang baik serta fasilitas yang memadai akan terkesan pendidikan yang diadakan
4
madrasah selalu ketinggalan dengan sekolah umum. Madrasah selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena dianggap hanya mampu mencetak generasi yang kuat dalam bidang keagamaan dan tidak mampu bersaing dalam ilmu pendidikan umum dan teknologi. MTsN Model parakan merupakan lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan progran pendidikan umum dan agama. Selain kegiatan intra sekolah juga ada ekstra sekolah yang menyalurkan bakat peserta didik. MTsN Model Parakan sebagai MTsN yang pertama kali mengubah asumsi masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap madrasah. Karena ternyata MTsN mampu mengukir prestasi yang bagus baik di bidang agama maupun umum. Maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana manajemen kurikulum di MTsN Model Parakan sehingga bisa bersaing dengan sekolah lain. Bertolak dari latar belakang itu penulis mengangkat judul: “MANAJEMEN KURIKULUM DI MTSN MODEL PARAKAN TAHUN 2009”
B. Penegasan Istilah Sebelum penulis membahas lebih lanjut yang menjadi inti permasalahan dan untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu penulis jelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul di atas yaitu antara lain: 1. Manajemen :
5
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berati mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola (Echols dan Shadily dalam Susilo, 2008: 71). Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Hamalik, 2008: 16). 2. Kurikulum : Kurikulum adalah program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman
dalam
proses
pembelajaran
bagi
tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004: 3). Menurut
Dr.
E.
Mulyasa,
M.Pd.(2006:
24-25),
kurikulum
merupakan kumpulan perangkat perencanaan dan pengaturan dan pengaturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil belajar, serta penerapan pedoman pelaksanaan aktivitas belajar guna meraih kompentensi dasar dan tujuan pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan manajemen kurikulum adalah suatu proses
pengelolaan
kurikulum
yang
meliputi:
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. C. Rumusan Masalah
perencanaan,
6
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini. Beberapa permasalahan itu adalah : 1. Bagaimana perencanaan kurikulum di MTsN Model Parakan Kab. Temanggung? 2. Bagaimana sistem pengorganisasian kurikulum di MTsN Model Parakan Kab. Temanggung? 3. Bagaimana pelaksanaan kurikulum di MTsN Model Parakan Kab. Temanggung? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji, maka peneliti ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui: 1. Perencanaan kurikulum di MTsN Model Parakan Kab. Temanggung 2. Sistem pengorganisasian kurikulum di MTsN Model Parakan Kab. Temanggung 3. Pelaksanaan kurikulum di MTsN Model Parakan Kab. Temanggung
E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang bisa diambil, yaitu: 1. Manfaat teoritis
7
a. Untuk memperkaya perbehandaraan pengetahuan serta teori tentang
manajemen
kurikulum
lembaga
pendidikan
Islam
khususnya Madrasah Tsanawiyah. b. Pengembangan khasanah keilmuan di dunia pendidikan. 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh masyarakat, sebagai bahan pertimbangan untuk memilih Madrasah . b. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pelaksana dan pengelola lembaga pendidikan MTsN Model Parakan Kab.Temanggung. c. Penelitian ini dianggap penting untuk memberikan sumbang pemikiran untuk manajemen kurikulum pada MTsN Parakan Kab. Temanggung. F. Metode penelitian 1. Pendekatan penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Bogdan dan Taylor
mendefinisikan
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati ( Molleong, 2009 : 4 ).
8
Menurut S. Nasution, penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut penelitian kemudian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif bukan kuantitatif karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat “ natural” atau wajar, sebagaimana adanya tanpa manipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes. Penelitian kualitatif hasilnya bersifat objektif berlaku sesaat dan setempat kemudian pada penelitian pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial sedangkan data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif ( Nasution, 2003 : 18-19). 2. Subjek dan objek penelitian Subjek penelitian adalah semua komponen madrasah meliputi : kepala madrasah, pengajar, staf administrasi, siswa, wali murid dan orang-orang yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk menentukan subjek penelitiaan yang dijadikan informan menurut Molleong ada beberapa kriteria yaitu : ia harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, tidak termasuk salah satu kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian dan mempunyai pandangan tertentu tentang suatu hal atau peristiwa yang terjadi( Molleong,2003:90). Objek penelitian adalah MTsN Model parakan yang terletak di Jalan Ngadirejo KM 2, Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung Provinsi Jawa Tengah. 3. Pengumpulan data
9
a. Observasi Dilakukan oleh peneliti dengan cara mengamati secara langsung terhadap sumber data. Dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya. Karena dalam tiap pengamatan harus selalu dikaitkan dua hal yakni informasi (apa yang terjadi) dan konteks (hal-hal yang berkaitan disekitarnya) sehingga tidak kehilangan makna (Nasution,2003:58) b. Wawancara tak berstruktur Wawancara menurut Lexy J. Moleong adalah percakapan dengan maksud tertentu (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan (Molleong, 2003: 130). Wawancara dalam penelitian kualitatif biasanya merupakan jenis tawawancara tak berstruktur. Tujuannya ialah memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai pandangan responden.
c. Dokumentasi Dokumentasi adalah memperoleh data dengan meneliti dan mempelajari serta menganalisa dokumen-dokumen yang berupa data umum yang berhubungan dengan pengelolaan dan manajemen
10
madrasah. Dokumentasi terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumen resmi (Nasution,2003:85). 4. Analisis data Penelitian dengan metode kualitatif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga tidak perlu merumuskan hipotesis. Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mereduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan ini kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori ini dil;akukansambil membuat coding. Tahap terakhir dalam analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data (Molleong, 2003:138).
5. Pengecekan keabsahan data Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk pengecekan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik trianggulasi yang
11
digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dicapai dengan jalan: a. Membandingkan
data
hasil
pengamatan
dengan
data
hasil
wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan key informan dengan informan. c. Membandingkanhasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait (Molleong, 2009: 330-331). G. Sistematika laporan penelitian BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitan, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN TEORI Dalam bab ini akan dipaparkan tentang manajemen kurikulum
yang
meliputi
pengertian
manajemen
kurikulum, fungsi kurikulum, komponen kurikulum, perencanaan kurikulum di sekolah, pengorganisasian kurikulum di sekolah, pelaksanaan kurikulum di sekolah. BAB III
: LAPORAN HASIL PENELITIAN
12
Berisi tentang gambaran umum tentang MTsN Model Parakan Kab. Temanggung dan manajemen kurikulum di MTsN tersebut. BAB IV
: ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dipaparkan tentang pelaksanaan manajemen
kurikulum di MTsN Parakan Kab.
Temanggung. BAB V
: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
13
BAB II KAJIAN TEORI
A. MANAJEMEN KURIKULUM 1. Pengertian Manajemen Istilah manajemen pada dasarnya merupakan istilah yang tidak asing lagi di telinga. Seringkali orang menyebut sebuah pengelolaan kegiatan atau pengelolaan usaha dengan istilah manajemen. Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berati mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola (Echols dan Shadily dalam Susilo, 2008: 71). Manajemen juga berkenaan dengan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar lembaga tersebut efisien dan efektif (Tilaar , 2002: 10). Manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang berkenaan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Hamalik, 2008: 16). Manajemen sering juga diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu, oleh Luther Guilck karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama (Fattah, 1996: 1 ).
14
Disamping pengertian manajemen di atas, sebagai bahan perbandingan setidaknya perlu disimak beberapa definisi manajemen yang dikemukakan para tokoh/ pakar manajemen di antaranya : a. Stoner menjelaskan bahwa manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi yang lain manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan sumber daya organisasi yang lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan ( Susilo, 2008: 71 ). b. Durbin mendefinisikan manajemen merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan sebelumnya yang kegiatannya banyak dirumuskan sebelumnya yang kegiatannya banyak terdapat pada organisasi perusahaan, bisnis, kesehatan dan pendidikan. Beliau juga mendefinisikan sebagai kemudahan khusus dalam pengetahuan orang banyak secara efektif sesuai dengan tujuan dan pencapaian hasil secara bersama yang telah ditetapkan ( Susilo, 2008: 71 ). c.
George R.Terry mendefinisikan manajemen sebagai berikut : “Management is adistinck process consisting of planning, organizing, actuating and controlling utiliting in each both science and art and followed in order to accomplish predetermined objectives.”
15
( Manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya) (Mulyana, 2008: 16). Bertitik tolak dari pengertian manajemen di atas maka manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses/kegiatan atau usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. 2. Fungsi manajemen Fungsi-fungsi yang berurutan dalam proses manajemen terdiri dari: a. Perencanaan adalah mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu ke masa depan atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya atau keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir, menyusun program yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi, anggaran biaya atau alokasi sumber-sumber, menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru dan mengembangkan kebijakan-kebijakan berupa aturan dan ketentuan. b.
Pengorganisasian Pengorganisasian membentuk/mengadakan
meliputi struktur
kegiatan-kegiatan
organisasi
baru
untuk
16
menghasilkan produk baru, dan menetapkan garis hubungan kerja antar struktur yang ada dengan struktur yang baru, merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang memiliki ketrampilan khusus. c. Staffing Meliputi kegiatan seleksi calon tenaga staf, memberikan orientasi kapada tenaga staf kearah pekerjaan dan tugas, memberikan latihan-latihan ketrampilan sesuai dengan bidang tugas serta melakukan pembinaan ketenagaan. d. Pengarahan Meliputi langkah-langkah pendelegasian atau pelimpahan tanggung
jawab
dan
akuntabilitas,
memotivasi
dan
mengkoordinasikan agar usaha-usaha kelompok serasi dengan usaha-usaha
lainnya,
merangsang
perubahan
bila
terjadi
perbedaan/pertentangan untuk mencari pemecahan/penyelesaian sebelum mengerjakan tugas-tugas berikutnya e. Control Meliputi kegiatan pengadaan Sistem pelaporan yang serasi dengan struktur pelaporan keseluruhan,mengembangkan standar prilaku, mengukur hasil berdasarkan kualitas yang diinginkan
17
dalam kaitannya dengan tujuan, melakukan tindakan koreksi dan memberikan ganjaran (Hamalik,2008:33-34). 3. Pengertian Kurikulum Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd.(2006: 24-25), kurikulum merupakan kumpulan perangkat perencanaan dan pengaturan dan pengaturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil belajar, serta penerapan pedoman pelaksanaan aktivitas belajar guna meraih kompentensi dasar dan tujuan pendidikan. Mencermati apa yang dimaksud Mulyasa tersebut, kurikulum sangat menentukan awal, proses, dan akhir pembelajaran. Kurikulum menjadi pengawal dinamika pendidikan yang ditujukan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa (Yamin, 2010: 40). 4. Fungsi Kurikulum Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kalau salah satu kompenen dalam kurikulum tidak berfungsi maka akan mengakibatkan komponen yang lain terganggu. Fungsi kurikulum difokuskan pada empat aspek berikut: 1. Fungsi kurikulum bagi guru yaitu sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajar. 2. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah yaitu sebagai pedoman untuk melaksanakan supervisi kurikulum terhadap para guru pemegang mata pelajaran.
18
3. Fungsi kurikulum bagi masyarakat yaitu mendorong sekolah agar dapat menghasilkan
berbagai tenaga yang dibutuhkan
masyarakat. 4. Fungsi kurikulum bagi para penulis buku ajar untuk dijadikan pedoman dalam menyusun bab-bab dan sub-sub bab beserta isinya. (Dakir, 2004: 21). 5. Komponen kurikulum Kurikulum dalam suatu sekolah mengandung tiga kompenen dasar yaitu: 1. Komponen tujuan Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Bila diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut: 1)
Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin
dicapai
pencapainnyadapat
pada
tataran
berwujud
nasional.
sebagai
warga
Dalam Negara
berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat bangsa dan tanah air. 2)
Tujuan institusional yaitu yang ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang mampu dididik lebih lanjut menjadi tenaga professional dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu.
19
3)
Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.
4)
Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk
watak,
kemampuan
berfikir
dan
kemampuan
teknologinya secara bertahap. 2. Komponen isi Isi suatu program kurikulum di sekolah di bedakan berdasarkan jenis bidang studi yang disajikan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Pengertian isi program bidang studi di sini dimaksudkan adalah bahan pengajaran setiap bidang studi yang ada dalam suatu kurikulum yang biasanya diberikan dalam bentuk topik atau pokok bahasan serta dilengkapi dengan sub pokok bahasan. Tentunya bahan pengajaran ini ditetapkan berdasarkan tujuantujuan bidang studi yaitu tujuan instruksional. 3. Komponen strategi Dalam
komponan
strategi
pelaksanaan
kurikulum
tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, cara penilaian, cara melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
dan
cara
mengatur
keseluruhan ( Ladjid, 2005: 3-6).
kegiatan
sekolah
secara
20
6. Pengertian Manajemen Kurikulum Bertitik tolak kepada pengertian di atas maka manajemen kurikulum dapat diartikan sebagai upaya untuk mengurus, mengatur dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Manajemen kurikulum diperlukan agar terjadi keharmonisan antara rencana pembelajaran dengan pelaksanaannya dalam kegiatan belajar mengajar. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Depdiknas tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting
adalah
bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat (Mulyasa, 2002: 40-41).
B. PERENCANAAN KURIKULUM DI SEKOLAH 1. Pengertian perencanaan kurikulum Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan.
21
Ada dua pendekatan perencanaan kurikulum: a. Pendekatan yang bersifat “ administrative approach” Yaitu kurikulum direncanakan oleh pihak atasan kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guruguru. Jadi from the top down, dari atas ke bawah atas inisiatif para administrator. Dalam kondisi ini guru-guru tidak dilibatkan. Mereka lebih bersifat pasif yaitu sebagai penerima dan pelaksana di lapangan. Semua ide, gagasan dan inisiatif berasal dari pihak atasan. b. Pendekatan yang bersifat “ grass roots approach” Yaitu yang dimulai dari bawah, yakni dari pihak guru-guru atau sekolah secara individual dengan harapan bisa meluas ke sekolah-sekolah lain. Kepala sekolah serta guru-guru dapat merencanakan kurikulum atau perubahan kurikulum
karena
melihat kekurangan-kekurangan dalam kurikulum yang berlaku. Mereka tertarik oleh ide-ide baru mengenai kurikulum dan bersedia menerapkannya di sekolah mereka untuk meningkatkan mutu pelajaran. Dengan bertindak dari pandangan bahwa guru adalah manajer ( the teacher as manajer ) J.G Owen sangat menekankan perlunya keterlibatan guru dalam perencanaan kurikulum. Guru harus ikut bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum
22
karena
dalam
praktek
mereka
adalah
pelaksana-pelaksana
kurikulum yang sudah disusun bersama. 2.
Fungsi perencanaan kurikulum Pimpinan perlu menyusun perencanaan kurikulum secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai berikut : a. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaiannya, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, Sistem pengontrol dan evaluasi, peran unsure-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen organisasi. b. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat
sesuai dengan tujuan organisasi. Perencanaan
kurikulum yang matang besar sumbangannya terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu membuat informasi kebijakan yang relevan, di samping seni kepemimpinan dan pengetahuan yang dimilikinya. c. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan Sistem pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.
23
3. Model perencanaan kurikulum a. Model perencanaan rasional deduktif atau Tyler, menitikberatkan logika dalam merancang program kurikulum dan bertitik tolak dari spesifiaksi tujuan (goals and objectives) tetapi cenderung mengabaikan problematika dalam lingkungan tugas. Model itu dapat diterapkan pada semua tingkat pembuatan keputusan, misalnya
rasionalisasi
proyek
pengembangan
guru
atau
menentukan kebijakan suatu planning by-objectives di lingkungan departemen. Model ini cocok untuk Sistem pendidikan yang sentralistik yang menitikberatkan pada Sistem perencanaan pusat, dimana
kurikulum
dianggap
sebagai
suatu
alat
untuk
mengembangkan/mencapai maksud-maksud di bidang social ekonomi. b. Model
interktif
rasional
(the
rational-interactive
model),
memandang rasionalitas sebagai tuntunan kesepakatan antara pendapat-pendapat yang berbeda, yang tidak mengikuti urutan logic. Perencanaan kurikulum di pandang sebagai suatu masalah lebih „perencanaan dengan (planning with)daripada „perencanaan bagi‟ (planning for). Seringkali model ini dinamakan model situasional, asumsi rasionalitasnyamenekankan pada respons fleksibel kurikulum yang tidak memuaskan dan inisiatif pada tingkat sekolah atau tingkat lokal. Hal ini mungkin merupakan refleksi suatu keyakinan ideologis masyarakat demokrasi atau
24
pengembangan kurikulum berbasis sekolah. Implementasi rencana merupakan fase krusial dalam pengembangan kurikulum, dimana diperlukan saling beradaptasi antara perencana dan pengguna kurikulum. c. „The Disciplines Model‟, perencanaan ini menitikberatkan pada guru-guru; mereka sendiri yang merencanakan kurikulum berdasarkan
pertimbangan
sistematik
tentang
relevansi
pengetahuan filosofis, (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologi (argument-argumen kecenderungan social), psikologi (untuk memberitahukan tentang urutan-urutan materi pelajaran. d. Model tanpa perencanaan (non planning model) adalah suatu model berdasarkan pertimbangan-pertimbangan intuitif guru-guru di dalam ruangan kelas sebagai bentuk pembuatan keputusan, hanya sedikit upaya kecuali merumuskan tujuan khusus, formalitas, pendapat, dan analisis intelektual. 4. Sifat perencanaan kurikulum Suatu perencanaan kurikulum memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a.
Bersifat startegis, karena merupakan instrument yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
b.
Bersifat komprehensif, yang mencakup keseluruhan aspek-aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat.
c.
Bersifat integrative, yang mengintegrasikan rencana yang luas, mencakup pengembangan dimensi kualitas dan kuantitas.
25
d.
Bersifat realistik, berdasarkan kebutuhan nyata peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
e.
Bersifat humanistic, menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia, baik kuantitatif maupun kualitatif.
f.
Bersifat futuralistik, mengacu jauh ke depan dalam merencanakan masyarakat yang maju.
g.
Merupakan bagain yang integral yang mendukung manajemen pendidikan secara sistematik.
h.
Perencanaan kurikulum mengacu pada pengembangan kompetensi sesuai dengan standar nasional.
i.
Berdeversifikasi untuk melayani keragaman peserta didik.
j.
Bersifat desentralistik, karena dikembangkan oleh daerah sesuai dengan kondisi dan potensi daerah.
5. Asas-asas perencanaan kurikulum Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan asas-asas sebagai berikut: a. Objektivitas Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
26
b. Keterpaduan Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam proses penyampaian. c. Manfaat Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan ketrampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. d. Efisiensi dan efektivitas Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, waktu dan efektif dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan. e. Kesesuaian Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan
tenaga
pendidikan,
kemajuan
IPTEK
dan
perubahan/perkembangan masyarakat. f. Keseimbangan Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi, sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program yang akan dilaksanakan.
27
g. Kemudahan Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi pemakainya yang membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. h. Berkesinambungan Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahap-tahap dan jenis dan jenjang satuan pendidikan. i.
Pembakuan Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan
pendidikan,
sejak
dari
pusat,
propinsi,
kabupaten/kotamadya. j.
Mutu Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan (Hamalik, 2008 : 149-156).
C. PENGORGANISASIAN KURIKULUM DI SEKOLAH Pengorganisasian dapat dilihat dari dua pendekatan , yakni secara structural dalam konteks manajemen, dan secara fungsional dalam konteks akademik atau kurikulum. Pengorganisasian kurikulum seyogyanya dilihat dari kedua pendekatan tersebut, yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik (Hamalik, 2008:136). Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi
28
kurikulum erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula. Ada berbagai pengorganisasian kurikulum yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang studi harus disajikan di depan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh oleh tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan serta mengevaluasinya. Ada tiga pola pengorganisasian kurikulum yang pokok yaitu: 1. Separated Subject Curriculum Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain. Dengan demikian sukar terdapat kebulatan pengetahuan pada anak (Suryosubroto,2005:1 ). 2. Correlated Curriculum Correlated berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya (Dakir,2004 : 41). Pada dasarnya pengorganisasian ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertahankan.
29
Prinsip berhubungan satu sama lain (korelasi) ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara : a. Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan antara insedental. b. Memperbincangkan masalah-masalah tertentu dalam berbagai macam pelajaran. c. Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing. Paduan atau fusi antara beberapa mata pelajaran ini disebut “broad-fields”. Merupakan kesatuan yang tidak terbagi-bagi atas bagian- bagian. Tetapi broad fields pada dasarnya masih bersifat subject curriculum, hanya sajaa jumlah mata pelajaran menjadi berkurang, sehingga broad-fields dapat dianggap sebagai modifikasi dari subject curriculum yang tradisional. 3. Integrated Curriculum Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral,
selaras dengan
kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah.
30
Beberapa manfaat kurikulum yang “integrated” ini dapat disebutkan sebagai berikut: a. Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang berkaitan erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain. b. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka. c. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat d. Aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berfikir sendiri dan bekerja sendiri, atau bekerjasama dengan kelompok. e.
Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid(Suryosubroto, 2005 : 3-5).
D. PELAKSANAAN KURIKULUM DI SEKOLAH Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum
31
tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggungjawab melaksanakan proses administrasi kurikulum. 1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya dikarenakan : a. Kepala
sekolah
sebagai
pemimpin,
termasuk
memimpin
pelaksanaan kurikulum. b. Kepala sekolah adalah seorang administrator dalam pelaksanaan kurikulum
yang
berperan
dalam
perencanaan
program,
pengorganisasian staf pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan supervise dan penilaian terhadap personal sekolah. c. Kepala sekolah sebagai penyusun
rencana tahunan di bidang
kemuridan, personal/tenaga kependidikan, sarana pendidikan, ketatausahaan
sekolah,
pembinaan
organisasi
pembiayaan
/anggaran
sekolah
dan
pendidikan, hubungan
kemasyarakatan/komunikasi pendidikan. d. Kepala sekolah sebagai Pembina organisasi Pelaksanan kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah yang kuat. Sekolah-sekolah yang tergolong mapan umumnya pelaksanaan kurikulum ditunjang oleh:
32
1) Guru bidang studi yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya. 2) Staf karyawan tata usaha yang cakap dan terampil. 3) Bagian pengadaan alat bantu mengajar. 4) Bagian perpustakaan di mana sumber bacaan disediakan dan dioperasikan sesuai dengan tuntutan kurikulum. 5) Pengelolaan laboratorium tempat diadakannya percobaan dan praktek. 6) Usaha kesehatan sekolah yang dibina oleh dokter, perawat dan tenaga psikiater. 7) Bagian bimbingan dan penyuluhan yang dibina tenaga konselor yang ahli. 8) Bagian
yang
bertugas
membina
kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler, kepramukaan, latihan ketrampilan. 9) Organisasi siswa. 10) Organisasi orang tua murid. 11) Bagian kerohanian dan pembinaan masjid sekolah. Organisasi yang lengkap seperti yang di atas menuntut kemampuan organisasi yang memadai dari seorang kepala sekolah agar mampu melaksanakan tanggung jawabnya. Semua organisasi harus bekerja secara terpadu di bawah koordinasi yang baik, senantiasa terarah ke pencapaian tujuan instruksional dan kurikuler sekolah bersangkutan.
33
e. Kepala sekolah sebagai koordinator pelaksanaan kurikulum Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personel dan staf pada sub organisasi dalam organisasi sekolah untuk melaksanakan kurikulumnya. f. Kepala sekolah sebagai pemimpin kegiatan rapat kurikuler g. Kepala sekolah sebagai pengelola Sistem komunikasi dalam pembinaan kurikulum Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik yang terlibat dalam proses administrasi, baik dalam organisasi maupun luar organisasi. Melaui komunikasi akan terjadi hubungan yang interaktif dari semua pihak yang pada akhirnya mengembangkan proses kerjasama yang baik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan administrasi kurikulum. Sistem komunikasi penting untuk melaksanakan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum, kepala sekolah perlu mengembangkan Sistem komunikasi secara efektif agar semua pihak /personal yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum bertindak
satu arah, satu
pemikiran, satu sikap dan satu keinginan, mencapai tujuan-tujuan sekolah secara tepat guna dan berdaya guna. 2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas Pada pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang berperan besar adalah guru yang meliputi beberapa jenis kegiatan administrasi yaitu sebagai orang yang bertugas dalam melaksanakan:
34
a. Kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas guru. Kegiatan ini meliputi: 1) Pembagian tugas mengajar 2) Koordinasi persiapan mengajar ( Suryosubroto, 2004: 42) b. Kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar. Dalam bidang proses belajar mengajar, tugas guru terdiri dari : 1) Menyusun rencana pelaksanaan program/unit 2) Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran 3) Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa 4) Pengisian buku laporan pribadi siswa c. Kegiatan setelah proses belajar mengajar Beberapa kegiatan administrasi yang dikerjakan adalah: 1) Menyusun laporan hasil pendidikan 2) Kegiatan pencatatan yang berhubungan dengan masalah perbaikan proses belajar mengajar ( remedial teaching) (Suryosubroto, 2005: 55). d. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedadogis dan dalam rangka menunjang ketercapaian tujuan sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan ini diperlukan tugas guru sebagai penanggung jawab kegiatan.
35
Kegiatan
ekstra
kurikuler
sangat
bervariasi
yang
mengandung nilai kegunaan tertentu antara lain : 1)
Memenuhi kebutuhan kelompok
2)
Menyalurkan minat dan bakat
3)
Memberikan pengalaman eksplotorik
4)
Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata ajaran
5)
Mengikat para siswa di sekolah
6)
Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah
7)
Mengintegrasikan kelompok-kelompok social
8)
Mengembangkan sifat-sifat tertentu
9)
Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara informal
10) Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah e. Pembimbing dalam kegiatan bimbingan belajar Tujuan utama bimbingan yang diberikan oleh guru adalah untuk mengembangkan semua kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan hidupnya pada tingkat atau keadaan yang lebih layak dibandingkan dengan sebelumnya. Bimbingan berupa bantuan untuk menyelesaikan masalahnya sehinga dia mandiri dalam menyelesaikan masalahnya, bantuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.
36
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN
UMUM
MADRASAH
TSANAWIYAH
NEGRI
MODEL PARAKAN 1. Letak Geografis MTsN Model Parakan Temanggung terletak di Jalan Ngadirejo KM 2, Dusun Mekarsari , Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Lokasinya terletak kurang lebih 12 KM ke arah barat laut kota Temanggung, lebih tepatnya MTsN Parakan berada diantara batasbatas sebagai berikut: a. Sebelah utara (depan): Jalan desa yang menghubungkan antara desa Mandisari dan kecamatan Bansari. b. Sebelah timur
: Kebun dan persawahan
c. Sebelah selatan
: Sungai Dali dan sawah
d. Sebelah barat
: Perkampungan penduduk
MTsN Model Parakan berada di atas tanah seluas 10.744m, lokasinya yang terletak di desa dan jauh dari keramaian serta didukung dengan udara pegunungan yang dingin membuat suasana di lingkungan MTsN Model Parakan Temanggung terasa sejuk dan nyaman. Lokasi madrasah ini juga tidak jauh dari Jalan Raya (±150m), sehingga memudahkan untuk suasana transportasi.
37
2. Sejarah Berdirinya MTsN Model Parakan, Temanggung, berdiri tahun 1967. Awalnya bernama PGANU (Pendidikan Guru Agama Nahdhotul Ulama) 4 Tahun yang berlokasi di Jalan K.H.Subhi Parakan Temanggung yang dipimpin oleh bapak Maryadi. Kemudian pada tahun itu juga lembaga pendidikan tersebut dinegrikan menjadi PGAN 4 tahun, dengan kepala Madrasah Bp. Drs. Puji hartono. Pegawai PGANU yang memenuhi syarat administrative diangkat menjadi pegawai negeri dan langsung ditempatkan di PGAN 4 tahun Parakan, Temanggung, yang berlokasi di gedung KAMI/KAPPI milik KODIM 0706 Temanggug di Kawudanan Parakan. Berdasarkan keputusan Menteri Agama
RI No 16 tanggal 16
Maret 1978, PGAN 6 tahun Parakan berubah menjadi MTsN dan MAN yaitu kelas I, II, III PGAN 6 tahun menjadi MTsN yang berlokasikan di Kecamatan Parakan, sedangkan kelas IV, V, VI PGAN 6 tahun menjadi MAN Parakan Temanggung yang berlokasi di kota Temanggung. Pada awalnya baik MTsN maupun MAN Parakan Temangung dipimpin oleh seorang kepala madrasah yaitu Bapak M. Yusuf, BA, namun untuk kelancaran tugas, beliau menugaskan wakilnya yaitu Drs. Rahmat Rais untuk memimpin MTsN Parakan. Pada tahun 1979, Drs. Rahmat rais mendapat SK PJS kepala MTsN Parakan, kemudian pada tahun 1980 beliau mendapat SK Kepala Definitif untuk mengatur
38
rumah tangga MTsN Parakan secara terpisah dengan MAN Parakan Temanggung. Pada tahun 1986 MTsN Model Parakan bisa pindah dan menempati gedungnya sendiri yang berlokasi di Desa Mandisari Parakan, yang padangan awalnya hanya mempunyai 3 ruang kelas, karena memang pada saat itu jumlah murid masih belum sebanyak saat ini. Dalam perkembangannya dari tahun ke tahun jumlah murid selalu meningkat sehingga bisa seperti saat ini. Dengan harapan hal ini bisa ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, sarana maupun prasarana demi tercapinya tujuan pendidikan nasional seperti yang diidam-idamkan. MTsN Parakan pada awal berdirinya masih belum mendapat kepercayaan dari masyarakat, karena masyarakat lebih cenderung menyekolahkan anaknya ke PGA dengan harapan setelah lulus segera mendapat pekerjaan yaitu menjadi guru agama, yang mana guru pada waktu itu mempunyai derajat yang tinggi di mata masyarakat, sementara
MTsN
masih
asing
bagi
mereka.
Namun
dalam
perkembangan selanjutnya yaitu pada masa kepemimpinan Drs. Rahmat Rais, MTsN Parakan mengalami perkembangan pesat. Pertambahan jumlah siswapun meningkat, sehingga ruang belajar tidak dapat menampungnya maka kelas dibagi menjadi dua yaitu kelas pagi dan siang.
39
Semenjak kepindahannya ke Mandisari, MTsN Parakan mengalami perkembangan yang sangat pesat baik dari segi fisik maupun perkembangan akademik. Seiring bergulirnya waktu, MTsN Parakan semakin banyak diminati oleh masyarakat. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di MTsN Parakan juga semakin tinggi. Hal ini memotivasi pihak Madrasah untuk semakin meningkatkan kualitas siswa-siswinya. Lulusan MTsN diharapkan dapat hidup di mayarakat sebagai suri tauladan dan dapat menerapkan/mengaplikasikan apa yang didapatkan semasa di MTsN Parakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kepala madrasah pertama, kepemimpinan Drs. Rahmat Rais telah memberikan dasar-dasar bagi perkembangan madrasah tersebut. Pada tahun 1988 beliau digantikan oleh Drs. Abdul Latif. Upaya MTsN Parakan untuk meningkatkan kualitas di bidang fasilitas fisik maupun kualitas akademik semakin gencar, hingga pada tahun 1991 MTsN Parakan dinyatakan sebagai sebuah madrasah yang mempunyai fasilitas lengkap dan pada masa itu pula MTsN Parakan meraih berbagai prestasi. Pada masa kepemimpinan H. Mugiyanto,B.A. sekitar tahun 1994/1995 MTsN Parakan diberikan penghargaan dari pemerintah menjadi MTsN Model Parakan Temanggung. Pada saat itu pula sarana dan prasarana dipenuhi, diantaranya adalah drum band dan alat music
40
band, fasilitas digunakan sebagai pendobrak anggapan bahwa MTs hanya identik dengan rebana. Pada tahun 1991, kepala madrasah dijabat oleh Wasiri Abdullah Jusuf, B.A. Pada masa kepemimpinan beliau, MTsN Parakan mengalami kemajuan yang sangat pesat, ditandai dengan program peningkatan
kualitas
guru
melalui
berbagai
penataran
serta
penggandaan laboratorium lengkap dengan peralatannya. Setelah kepemimpinan Wasiri, MTsN Parakan mengalami tiga kali pergantian kepala madrasah yaitu Drs. Hasibuan (2003-2004), Drs.Turut Irsyadi (2004-2005) dan Drs. H. Syukron, M.Ag. (2005-sekarang). 3. Visi Misi Visi: TANGGUH AQIDAH, MAPAN IBADAH, LUHUR PEKERTI DAN SARAT PRESTASI. Misi: a. Menanamkan ketangguhan aqidah islamiyah b. Melatih tertib dalam beribadah c. Pembiasaan pekerti berdasarkan akhlaqul karimah d. Bersaing sehat dalam prestasi e. Siap menjawab perkembangan zaman f. Menanamkan kebanggaan identitas Madrasah
41
4. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI MTs N MODEL PARAKAN MAJELIS MADRASAH
KEPALA SEKOLAH
KAUR TU
KARYAWAN
WAKA KURIKULUM
WAKA KESISWAAN
WAKA KESISWAAN NNNNN
WAKA KESISWAAN
GURU
MURID
5. Keadaan Guru dan Siswa a) Keadaan Guru Latar belakang guru di MTsN Model Parakan berbeda-beda, tidak semua guru mempunyai pendidikan S-1, namun ada juga guru yang berpendidikan SMU atau dibawahnya. Di samping itu ada juga guru yang sedang menyelesaikan pendidikan S-2.
42
Di MTsN model Parakan semua guru diberi tugas mengajar sesuai dengan bidangnya, karena diharapkan dapat menyampaikan pelajaran dengan lebih efektif. TABEL I DATA GURU DAN KARYAWAN BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN STSTUS KEPEGAWAIAN GURU NO
PENDIDIKAN
1.
TU/KARYAWAN
GT
DPK
GTT
JML
PT
PTT
JML
TOTAL
S-2
2
-
-
2
-
-
-
2
2.
S-1
37
3
11
51
-
1
1
52
3.
D-3
3
-
1
4
-
-
-
4
4.
D-2/D-1/SLTA
1
-
2
3
6
4
10
13
5.
SD/SMP
-
-
-
-
-
4
4
4
JUMLAH
43
3
14
60
6
9
15
75
Data di atas menggambarkan keadaan guru yang bisa dilihat dari tingkat pendidikan yang akan dapat diketahui juga kualitas seorang guru sebagai penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. b) Keadaan Siswa MTsN Model Parakan Temanggung merupakan sekolah negeri yang menjadi induk dari madrasah-madrasah swasta lainnya yang ada di Kabupaten Temanggung. Setiap tahunnya MTsN Model Parakan Temanggung menerima siswa baru, dan jumlah pendaftar selalu
43
meningkat. Namun karena keterbatasan ruang dan tenaga pengajar, maka MTsN Model Parakan selalu membatasi penerimaan siswa baru yaitu berdasarkan hasil ujian dari SD/MI dan ujian masuk. Siswa yang diterima dibagi menjadi 9 kelas sehingga MTsN Model Parakan memiliki 29 kelas. Pemisahan
kelas
di
MTsN
ini
berdasarkan
kemampuan
akademisnya. Tujuannya adalah agar siswa mempunyai daya tangkap rendah tidak merasa minder dengan siswa yang memiliki daya tangkap yang tinggi. Selain itu juga bertujuan untuk memacu siswa untuk terus belajar sehingga bisa masuk ke kelas favorit, setiap jenjang diambil dua kelas. Berikut ini data siswa MTsN Model Parakan: TABEL II DATA SISWA MTsN MODEL PARAKAN No
Tahun Pelajaran
Jumlah Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Semua
Rombel Jumlah Rombel Jumlah Rombel Jumlah 1.
2005/2006
8
362
8
312
8
298
972
2.
2006/2007
8
348
8
344
8
305
997
3.
2007/2008
8
344
8
336
8
337
1.017
4
2008/2009
8
369
8
335
8
318
1.022
5.
2009/2010
9
378
9
341
9
332
1.051
44
Data di atas diambil dari dokumentasi MTsN Model Parakan, profil madrasah, Februari 2010.Dari data tersebut dapat disimpulkan ternyata animo masyarakat untuk mensekolahkan anaknya di MTsN Model Parakan masih besar, terbukti dengan jumlah siswa yang semakin meningkat setiap tahunnya. 6. Fasilitas dan Prestasi a. Fasilitas Faktor pendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar salah satunya adalah tersedianya fasilitas-fasilitas yang memadai. Fasilitas terdiri dari perangkat keras seperti gedung dengan segala fungsinya dan perangkat lunak seperti computer dan sarana belajar lain. Beberapa fasilitas yang ada di MTsN Model Parakan adalah sebagai berikut: a)
Gedung TABEL III KEADAAN GEDUNG MTsN MODEL PARAKAN
NO
NAMA
UNIT LUAS
BANGUNAN
KONDISI
KET
(M²) BAIK SDG RSK
1
R. Kelas
27
1908
√
2
R. Kepala
1
42
√
3
R. TU
1
42
4
R. Guru
3
189
Representatif Kurang luas
√
Bekas ruang
45
kelas 5
R. Ketrampilan
1
120
6
R. Lab. IPA
1
100
√ Alat kurang √ lengkap
7
R.Lab. Bahasa
1
160
Tenaga √
pengajar kurang
8
R. Lab. Komputer
1
96
√
9
R. BP
1
28
√
10
R. OSIS/UKS
1
42
11
R. Perpustakaan
1
100
12
WC/KM Guru dan
6
18
√ √
karyawan 13
WC/KM Siswa
16
48
√
14
Gudang
1
30
√
15
Garasi
2
124
√
16
Koperasi
1
54
√
17
R. Serbaguna
1
392
√
18
Pos Satpam
1
12
√
19
Kelas media
1
126
√
20
Kantin
21
R. Penjaga
46
22
Masjid
1
100
Tempat √
wudhu kurang
Data di atas diambil dari dokumentasi MTsN Model Parakan, profil madrasah, Februari 2010. b)
Laboratorium MTsN Model Parakan mempunyai laboratorium bahasa, IPA dan komputer. Ketiga laboratorium ini merupakan fasilitas yang bisa digunakan sebagai sumber belajar siswa. Namun untuk laboratorium bahasa ini kekurangan tenaga pengajarnya.
c)
Perpustakaan Perpustakaan yang ada di MTsN Model Parakan boleh dikatakan cukup representatif dengan kebutuhan siswa yang menyediakan buku-buku pelajaran baik umum maupun agama dan buku-buku bacaan seperti buku cerita dan buku umum lainnya yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Namun untuk akreditasi perpustakaan ini belum lengkap.
d)
Ruang pertemuan Ruang pertemuan yang terletak di belakang MTsN ini merupakan fasilitas Madrasah yang sering digunakan untuk rapat akbar dengan wali murid karena mempunyai kapasitas
47
kurang lebih 600 orang. Selain itu ruangan ini digunakan untuk olahraga indoor. e)
Lapangan Lapangan yang terletak di tengah-tengah madrasah ini sering digunakan untuk berbagai olahraga seperti basket, volley, tennis dan lain sebagainya. Lapangan ini juga dipakai untuk upacara.
f)
Masjid Masjid merupakan fasilitas penunjang bagi pendidikan agama terutama untuk praktek ibadah. Karena sisiwa tidak hanya
bisa
belajar teori namun dituntut untuk bisa
mempraktekannya. g)
Prestasi MTsN memberikan
Model yang
Parakan terbaik
selalu
bagi
berusaha
masyarakat
untuk dengan
meningkatkan prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Hal ini bisa dilihat dari prestasi yang pernah diraih yaitu: a)
Juara I Lomba Pidato B. Indonesia (2008)
b)
Juara I Lomba POP Song Religi Putra (2008)
c)
Juara I Catur Perorangan Putra (2008)
d)
Juara III Lomba Pidato B. Inggris Putra (2008)
e)
Juara I CCQ Putri (2008)
48
f)
Peraih Medali Perak Bid. FISIKA Olimpiade Sains Tingkat Nasional (2009)
g)
Juara II Mapel FISIKA (2009)
h)
Juara II Final PHYSICS COMPETITION
i)
Juara II Putra Catur terbuka pelajar Data di atas diperoleh dari dokumentasi MTsN Model Parakan, daftar
prestasi siswa MTsN Model
Parakan tahun 2008-2010. B. MANAJEMEN KURIKULUM MTSN MODEL PARAKAN MTsN Model Parakan merupakan lembaga pendidikan formal yang menyajikan pendidikan umum dan pendidikan agama. Dengan harapan anak didik bisa maju dalam intelektual juga mumpuni dalam bidang agama. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak lepas dari manajemen lembaga tersebut. MTsN Model Parakan mengelola madrasah berdasarkan prinsipprinsip sebagai berikut: 1. Kerjasama Disadari betul oleh semua warga madrasah bahwa untuk mencapai tujuan peningkatan mutu madrasah harus terjalin kerjasama yang sinergis dari semua komponen yang ada. Untuk itu kerjasama tersebut selalu ditingkatkan, baik antar warga madrasah maupun dengan komponen lain di luar madrasah dengan tujuan meningkatkan mutu madrasah.
49
2. Keterbukaan Partsipasi warga madrasah yang diwakili oleh Kepala Madrasah, Kepala Urusan TU, bendahara, para Wakamad dan tim Pengembangan Madrasah dengan komite Madrasahyang terdiri dari orang tua murid dan
tokoh
masyarakat
ikut
berpartisipasi
dalam
menyusun,
melaksanakan, dan mengelola sumber daya madrasah yang transparan dalam pembicaraan pada forum rapat dinas, rapat pengurus Komite Madrasah, rapat pleno Komite Madrasah dan lain-lain. 3. Akuntabilitas Semua program fisik dan non fisik dipertanggungjawabkan pelaksanaan beserta administrasi pendanaannya dalam bentuk laporan yang akan disampaikan kepada orang tua murid melalui rapat pleno orang tua murid yang difasilitasi oleh pengurus Komite Madrasah dan laporan pertanggung jawaban lainnya kepada instansi/dinas terkait. 4. Sustainbilitas Kesinambungan program merupakan suatu kebutuhan yang dirumuskan secara berjenjang dengan pencapaian tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Program yang dijalankan diusahakan tidak terputus di tengah jalan atau di akhir tahun pelajaran saja namun akan dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan sasaran yang lebih tinggi dan berkualitas.
50
5. Fleksibilitas Dengan prinsip fleksibilitas MTsN Model Parakan lebih leluasa dalam mengolah, memanfaatkan, dan membayarkan sumber daya yang ada tanpa harus menungggu petujuk dan arahan dari atasan. Demikian juga dalam melaksanakan program dan evaluasi, semua bertanggung jawab akan keberhasilan program tersebut sehingga tanpa menunggu monitoring dari atasan, program-program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan tanpa melampaui wewenang dalam tugas masing-masing. Semua program kegiatan
yang
telah
dilaksanakan,
dievaluasi
kelemahan
dan
kelebihannnya sebagai acuan dalam menyusun/melaksanakan program berikutnya. Manajemen madrasah yang baik akan sangat
menunjang
keberhasilan madrasah, salah satunya adalah manajemen kurikulum. MTsN Model Parakan merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang mengacu pada kurikulum nasional dan kurikulum dari Departemen Agama. Dalam pelaksanaannya masih sama dengan MTSN biasa namun ada beberapa program yang menjadi ciri khas MTsN Model Parakan. Kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu harus ada manajemen kurikulum
sehingga proses pembelajaran bisa
berjalan sesuai
51
harapan.Manajemen kurikulum yang dilaksanakan di MTsN Model Parakan ini meliputi: 1. Perencanaan kurikulum Dalam perencanaan kurikulum MTsN Model Parakan tidak merencanakan secara langsung, namun menerima dari atasan dan untuk kelanjutannya dibahas bersama dengan menambah kurikulum yang dibutuhkan. Kegiatan ini tidak melibatkan semua guru secara langsung namun ada wakil kepala bidang kurikulum dan koordinator tiap mata pelajaran. Koordinator ini membawa aspirasi dari guru-guru tentang materi yang dibutuhkan oleh peserta didik. Untuk pelajaran yang non agama pihak sekolah masih mengikuti Diknas, sedangkan mata pelajaran agama mengikuti Departemen Agama. Implikasinya dengan mengikuti MGMP baik yang khusus madrasah maupun umum. Perencanaan kurikulum di MTsN Model Parakan ini disesuaikan dengan kondisi sekolah diantaranya fasilitas pendukung. 2. Sistem Pengorganisasian kurikulum Sekolah atau madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang memerlukan tatanan kerjasama yang baik, ketentuan tugas yang baik yang menyangkut hak, kewajiban serta tanggung jawab dalam mengkoordinir pelaksanaan tugas demi kelancaran penyelenggaraan programprogram kegiatan sekolah atau madrasah tersebut. Untuk mencapai
52
maksud tersebut diperlukan organisasi yang baik, sehingga organisasi
tersebut
dapat
berfungsi
sebagai
struktur
yang
menetapkan antara satu personil dengan personil lainnya dalam satu organisasi. Demikian halnya dalam bidang kurikulum butuh pengorganisasian yang baik sehingga kurikulum bisa tersusun rapi tepat sasaran. Hal ini secara structural dapat dilihat dari pola komando dalam Sistem pengorganisasian kurikulum di MTs N Model Parakan. Komando tertinggi yaitu kepala madrasah kemudian waka kurikulum dibawahnya lagi ada koordinator mata pelajaran dan yang terakhir adalah pelaksana kurikulum. Mereka mempunyai tugas masing-masing di antaranya kepala sekolah mengkoordinir
semua
kegiatan
madrasah
dan
mengawasi
kurikulum, waka kurikulum bertanggung jawab atas kegiatan belajar mengajar, guru sebagai pelaksana kurikulum. Keberhasilan kurikulum tidak bisa lepas dari peran guru. Sebagai pelaksana kurikulum, guru harus mempunyai kualitas yang baik sehingga akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Untuk menunjang hal tersebut maka dari pihak sekolah memberikan pembekalan bagi para guru yang berupa pemberian motivasi dari pihak kepala sekolah dan waka kurikulum.
Kegiatan ini
dilaksanakan setiap ada rapat dinas yakni tiap 2 bulan. Namun dalam pelaksanaannya kegiatan ini belum bisa rutin tiap 2 bulan, sehingga waktunya bisa kondisional. Selain itu pihak sekolah juga
53
membuat data guru yang belum pernah mengikuti diklat atau pelatihan. Sehingga pihak sekolah memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan keluar (short-course) sesuai dengan kebutuhan. Madrasah juga member kesempatan guru untuk belajar di jenjang pendidikan S-2 di dalam dan luar negeri. Dilihat dari jumlah guru di madrasah ini belum semuanya menyandang gelar sarjana. Sesuai dengan peraturan pemerintah bahwasannya tenaga mengajar untuk tingkat menengah pertama minimal menyandang gelar sarjana. Saat ini bagi guru yang belum menyandang gelar sarjana sedang menempuh studi guna memenuhi persyaratan itu. Ada dua guru lagi yang memang beliau tidak melanjutkan studinya karena dua tahun lagi sudah pensiun. Dengan jumlah seperti di atas terjadi ketimpangan dalam pembagian tugas mengajar. Ada yang kelebihan jam mengajar dan ada yang kekurangan mengajar. Ketimpangan ini disebabkan jam pelajaran tiap mata pelajaran dalam satu minggunya tidak sama. Sedangkan saat ini ada program sertifikasi yang menuntut seorang guru harus memenuhi target mengajar selama 24 jam setiap minggunya. Perhitungannya dari jumlah pelajaran, tatap muka, jabatan dan perhitungan tugas lain.Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru bisa mengajar dua mata pelajaran atau bahkan lebih. Jalan ini ditempuh dengan pertimbangan guru yang bersangkutan dan dilihat dari potensi guru tersebut, sehingga kesannya tidak
54
semata-mata mengejar target. Pembagian tugas mengajar guru di MTsN Model Parakan bisa dilihat dalam daftar mengajar. TABEL IV TUGAS MENGAJAR GURU MTsN MODEL PARAKAN KAB. TEMANGGUNG No. Kode
Nama Guru
Mata Pelajaran
Jumlah
Ka.Mts/ BP
0
1
Drs.H. Sukron
2
Dra. Nurul Djamiati
SKI
24
3
Muslikhah HB, BA
Q.Hadist
24
4
Dra. Afiyati
Bhs.Arab
16
5
Drs. Widodo
Pkn
24
6
Drs. Usanto
Bhs.Indonesia
25
7
Djamaluddin, S.Ag
Bhs.Arab
12
8
Aisyatul Murtafiah, BA
Fiqih
26
9
Dra. Irkhamiyah
Bhs.Indonesia
25
10
M.Z. Muhtadin
TIK/MTK/Wa
12
ka 11
Drs. Amin Wastoni
Fisika
24
12
Islamiyah
A.Akhlaq
24
13
Fulaikhah, S.Pd.I
Bhs. Indonesia
25
14
Drs. Siti Ngaesaroh
Matematika
25
15
Mardliyah, S. Pd
Bhs. Inggris
25
55
16
Gunawan Prasetyo, S. Pd.
Matematika
12
17
Sri Yumiyati, S. Pd.
Bhs.Inggris
20
18
Subagyo Amanto
TIK
20
19
Azizah, S.Ag.
IPS
0
20
Siti Fajriyah, S. Pd
Matematika
25
21
Siti Latifah Handayani
Bhs. Indonesia
25
22
ErnaHaryati Latifah,S.Pd. Bhs. Indonesia
20
23
Kholisoh, S.Ag.
Bhs.Arab
25
24
Dra. Imbuh Budiyah
Matematika
25
25
Istri Wigati
Biologi
24
26
Tri Wahyuni
Matematika
20
27
Ainun Jariyah, S.Pd.
Bhs. Inggris
20
28
Umatul Choiriyah, S.Pd.
IPS
24
29
Drs. M. Taufiq .N.
Bhs. Inggris
25
30
Khayati, S.Pd.
Bhs.indonesia
25
31
Dra. Rofiqoh
Pkn
24
32
Drs. Maryani
Fisika/waka
12
33
Yuridu Sodikin, S.Pd.
Penjaskes
24
34
Drs. Gunawan
Matematika/P
20
pus 35
Wahyuningrum, S.Pd.M.Si
Bio/Fisika/Lab
13
56
36
Dra. Yuni wahidah
Biologi
24
37
Nurlaila Karyati, S.Ag.
SKI/A.Akhlaq
26
38
M. Mabrur, S.Ag.
BI/A.Akh/Fiq
23
39
Tati Rustantinah, S.Pd.
BP
0
40
M. Aris, S.Pd.
TIK/Fis/Bio
25
41
Nanik Setyaningsih,S.Pd.
S.Bud/kertgks
26
42
Lilik Arwati, S.Pd.
IPS
24
43
Suroto, S.Pd.
IPS
24
44
Noor
Fisika/Biologi
21
SB/ker/B.JW
0
B.
20
Emmy
Ekawati,
S.Si. 45
Joko Mulyono
46
Khusniaturrofiah
Inggris/Perpus 47
Drs.Asrofi
48
Nur Nahar,S.Ag.
49
Drs. Musyafak
50
Syafa‟atun, S.Ag.
51
Basuki
52
Sahruni, S.Pd.
53
Triyanti Hartatik, S.Pd.I.
54
Eko prayitno, S.Pd.
Q.Hadist
26
A.Akhlaq/SKI
26
BP
0
Bhs.Arab
24
S.Bud/Kertgks
28
Pkn/IPS
26
Fiqih
24
Bhs
21
Jawa/IPS
55
Sony Dwi Atmojo, S.Pd.
Penjaskes
20
57
56
Tamren, S. Kom.
TIK
22
57
Ahmadun, S.Pd.
B.Arab/SKI/QH
24
58
Yuli Imam Kurniawan,
Penjaskes
10
S.Pd 59
Damroni, S.Pd.I.
Bhs. Arab
16
60
Faizun Adi Susilo, S.Pd.
b.jawa/IPS
22
Data ini diambil dari dokumentasi MTsN Model Parakan, tugas mengajar guru MTsN Model Parakan tahun pelajaran 2009/2010. 3. Pelaksanaan kurikulum Kurikulum tingkat
satuan pendidikan merupakan yang
dilaksanakan di MTsN Model Parakan. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Madrasah berwenang mengembangkannya sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Adapun kurikulum yang ada di MTsN Model Parakan memuat beberapa hal antara lain: a. Struktur Kurikulum di MTsN dan Model Parakan TABEL V
58
STRUKTUR KURIKULUM No
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
a. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam 2
2
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
5
5
5
4. Bahasa Inggris
5
5
5
5. Matematika
5
5
5
6. IPA
5
5
5
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
a. Alquran hadist b. Aqidah akhaq
7. IPS 8. Penjaskes 9. Seni budaya/Kertampilan 10. Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi c. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa
2
d. Pengembangan Diri 1. Bimbingan Konseling 2. Hafalan Juz
Amma
Hafalan Doa Harian*
Dan
2
2
59
3. Upacara Bendera* 4. Majlis Ta‟lim 5. Pramuka 6. Olahraga 7. Palang Merah Remaja 8. Music 9. Tilawah 10. Sholat Dzuhur Berjamaah 11. Senam Kesehatan Jasmani* Jumlah
45
45
45
*ekuivalen 1 jam pelajaran ( KTSP MTsN Model Parakan, Depag tahun 2009/2010). b. Muatan kurikulum 1) Mata Pelajaran a) Pendidikan Agama Islam
Alquran Hadist;Memberikan pemahaman terhadap ayat Al-Quran dan hadist nabi Muhammad SAW sebagai dasar beribadah serta melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNYA.
Aqidah Akhlak; Untuk membentuk peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta memiliki akhlak mulia.
60
Fiqih; Membina peserta didik untuk melaksanakan syariat islam. SKI; Membina peserta didik dapat mendalami sifat-sifat dan sejarah perjuangan nabi Muhammad SAW. Bahasa Arab; Membina ketrampilan berbahasa serta dapat memahami isi Alquran dan Al-Hadist. b) Kewarganegaraan dan kepribadian Tujuan: Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan. c) Bahasa Indonesia Tujuan: Membina ketrampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK.
d) Bahasa Inggris Tujuan:
61
Membina ketrampilan berbahasa dan komunikasi secara lisan dan tertulis untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi. e) Matematika Tujuan: Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK. f) Ilmu Pengetahuan Alam (meliputi: Fisika dan Biologi) Tujuan: Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa untuk
menguasai
dasar-dasar
sains
dalam
rangka
penguasaan IPTEK. g) Ilmu Pengetahuan Sosial (meliputi:Sejarah, Ekonomi, dan Geografi) Tujuan: Memberi pengetahuan sosial kultural masyarakat yang majemuk, mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki ketrampilan hidup secara mandiri.
h) Seni Budaya/Ketrampilan Tujuan:
62
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaa pada seni budaya Nasional. i) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tujuan: Menanamkan kebugaran
kebiasaan dan
hidup
ketrampilan
sehat, di
meningkatkan
bidang
olahraga,
menenemkan sportivitas, tanggungjawab, disiplin dan percaya diri pada siswa. j) Teknologi Informasi dan Komunikas Tujuan: Memberikan ketrampilan di bidang teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan bakat. 2) Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan cirri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari pelajaran lainnya.
Muatan lokal yang dipilih MTsN Model Parakan adalah: 1. Bahasa Jawa
63
Tujuan: Untuk mengembangkan kompetensi berbahasa jawa untuk melestarikan bahasa jawa. 2.
Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan , bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi Madrasah. Kegiatan pengembangan diri yang dilakukan adalah:
a.
Bimbingan konseling Tujuan: Melayani masalah kesulitan belajar siswa, pengembangan kariri siswa, pemilihan jenjang yang lebih tinggi dan masalah dalam kehidupan sosial.
b.
Hafalan juz amma dan doa harian Tujuan: Membiasakan diri siswa dalam mengembangkam ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Upacara bendera Tujuan:
64
Mengembangkan jiwa dan semangat patriotism dengan kedisiplinan yang tinggi. d.
Majelis Ta‟lim Membiasakan
diri
siswa
dalam
mendalami
dan
memahami ilmu-ilmu keagamaan melalui kelompok ceramah dan BTQ. e.
Pramuka Tujuan: Memberikan siswa materi tentang kepramukaan agar dapat digunakan untuk membentuk diri dengan semangat perjuangan dan dapat membantu masyarakat.
f.
Olahraga Tujuan: Mengembangkan bakat dan minat sisiwa di bidang olahraga agar dapat berprestasi.
g.
Palang Merah Remaja Memberikan materi tentang ilmu-ilmu kesehatan agar dapat menjaga diri sendiri dan membantu orang lain dalam menjaga kesehatan, serta memberikan pertolongan pertama di bidang kesehatan secara sederhana.
h.
Music/Drum Band
65
Memberikan kesempatan siswa untuk mengekspresikan bakat dan minat di bidang music sesuai dengan perkembangan jiwa anak. i.
Tilawah Tujuan: Memberikan siswa ilmu tentang membaca ayat-ayat AlQuran dengan baik,indah dan enak didengar serta berprestasi
j.
Sholat Dzuhur Berjamaah Tujuan: Membiasakan
siswa
untuk
melaksanakan
sholat
berjamaah dengan segala kelebihannya. k.
Senam Kesehatan Jasmani Tujuan: Membiasakan siswa untuk menjaga kebugaran badan yang akan membawa kepada semangat untuk belajar yang tinggi.
3) Pengaturan Beban Belajar Beban belajar satuan pendidikan MTSN Model Parakan dilaksanakan dengan menggunakan Sistem paket. Beban belajar
dirumuskan dalam
bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui penugasan, struktur dan kegiatan mandiri
66
tidak berstruktur. Semua dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan
dengan
memperhatikan
tingkat
perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar menggunakan Sistem paket dengan beban belajar 45 jam pelajaran per pekan. Satu jam pelajaran 40 menit ditambah pengembangan diri ( satu jam pelajaran). Berhasil
atau
tidaknya
kurikulum
yang
telah
direncanakan/ditetapkan, kuncinya adalah terletak pada proses belajar mengajar sebagai ujung tombak dalam mencapai sasaran. (Nurdin dan Usman,2002: 57). Guru sebagai pelaksana kurikulum mempunyai tanggung jawab penuh jalannya kegiatan belajar mengajar. Sebelum mengajar guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan menyusun RPP sebagai pedoman dalam mengajar agar pembelajaran bisa sistematis dan tujuan setiap mata pelajaran bisa tercapai. Saat ini pembelajaran di MTsN Model Parakan sudah didukung dengan multi media. Namun belum ada ruang khusus multi media, sehingga guru harus mempersiapkan proyektor ke kelas. Setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus mengisi jurnal mengajar dengan harapan dapat diketahui target
67
kurikulum. Realita target itu sering bergeser akibat adanya kegiatan sosial di Madrasah. Keberhasilan belajar mengajar di madrasah ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran. Sedangkan analisis hasil pembelajaran belum dilaksanakan karena tidak ada kontrol dari kepala sekolah, sedangkan waka kurikulum tidak mempunyai wewenang. Hasil belajar dari peserta didik yang belum tuntas diadakan remedial teching oleh guru mata pelajaran masingmasing. 4) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai siswa per mata pelajaran. siswa yang belum mencapai nilai KKM dikatakan belum tuntas. Mekanisme penentuan
STANDAR KOMPETENSI/KOMPE TENSI DASAR
INDIKAT OR
Keterangan:
PENENTUAN KKM DARI BEBERAPA FAKTOR ATAU BEBERAPA ASPEK
Penentuan KKM mata pelajaran diperoleh dari rata-rata pemberian poin untuk
setiap
kriteria
penetapan
yang
disesuaikan dengan SK/KD dan indikator yang diperoleh pada tingkat satuan kelas yang bersangkutan.
68
Kriteria penetapan a. Tingkat Esensial (kepentingan) 1)
Sangat esensial (indikator kunci)
2)
Cukup esensial (indikator pendukung)
b. Tingkat Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan setiap indeks prestasi (IP) yang harus dicapai oleh siswa). c. Tingkat kemampuan sumber daya pendukung d. Tingkat kemampuan rata-rata siswa (intake) Penentuan (ada dua cara) 1. Dengan memberikan poin pada setiap kriteria yang ditetapkan: a. Esensial 1) Sangat esensial ( SE) = 2 2) Cukup esensial (CE) = 1 b. Kompleksitas 1) Tinggi = 1 2) Sedang = 2 3) Rendah = 3 c. Daya dukung 1) Tinggi = 3 2) Sedang = 2 3) Rendah = 1 d. Intake
69
1) Tinggi = 3 2) Sedang = 2 3) Rendah = 1 Total jumlah penentu poin = 11 2.Dengan menggunakan rentang nilai pada kriteria a. Esensial 1) Sangat esensial = 80-100 2) Cukup esensial = 60-79 b. Kompleksitas 1) Tinggi
= 50-65
2) Sedang
= 66-80
3) Rendah
= 81-100
c. Daya dukung 1) Tinggi
= 81-100
2) Sedang
= 66-80
3) Rendah
= 50-65
d. Intake 1) Tinggi
= 81-100
2) Sedang
= 66-80
3) Rendah
= 50-65
Dari rumus di atas dihasilkan kriteria ketuntasan minimal MTsN Model Parakan sebagai berikut: TABEL VI
70
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL No
Mata pelajaran
Kelas VII Smt 1
Smt 2
Kelas VIII Smt 1 Smt 2
Kelas XI Smt 1
Smt 2
1.
AL-QURAN HADIST
75
75
75
75
75
75
2.
AQIDAH AKHLAQ
75
75
75
75
75
75
3.
FIQIH
75
75
75
75
75
75
4.
SKI
75
75
75
75
75
75
5.
BHS. ARAB
65
65
65
65
65
65
6.
PKN
65
65
65
65
65
65
7.
BHS. INDONESIA
65
65
65
65
65
65
8.
BHS. INGGRIS
65
65
65
65
65
65
9.
MATEMATIKA
65
65
65
65
65
65
10.
IPS
65
65
65
65
65
65
11.
IPA
65
65
65
65
65
65
12.
PENJASKES
65
65
65
65
65
65
13.
SENI BUDAYA
65
65
65
65
65
65
14.
TIK
65
65
65
65
65
65
15.
BHS. JAWA
65
65
65
65
65
65
Data ini diambil dari dokumentasi MTSN Model Parakan, KTSP tahun 2009.
71
Kriteria ketuntasan minimal setiap tahun berbeda. Ini akan dijadikan acuan dalam kenaikan kelas yang dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran dan diatur sebagai berikut: a) Siswa dinyatakan naik jika semua nilai mata pelajaran ≥ KKM masingmasing mata pelajaran. b) Siswa dinyatakan naik bersyarat jika mempunyai paling banyak 2 mata pelajaran nilainya dibawah KKM masing-masing pelajaran. c) Siswa dinyatakan tidak naik kelas jika mempunyai nilai lebih dari 2 mata pelajaraan nilainya dibawah KKM masing-masing pelajaran. d) Kehadiran siswa dalam kegiatan belajar di kelas sekurang-kurangnya 80% hari belajar efektif. e) Kepribadian sekurang-kurangnya mendapat nilai baik. Menurut waka kurikulum, jika ada 2 mata pelajaran yang kurang dari KKM maka akan dipertimbangkan akhlaknya. Guru sebagai pelaksana kurikulum tingkat kelas ada pembagian tugas guru salah satunya adalah pembagian tugas pembinaan ekstra kurikuler. Adapun daftar Pembina ekstra kurikuler dapat dilihat sebagai berikut: 1) Joko Mulyono 2) Basuki 3) Drs. Amin Wastoni 4) Eko Prayitno, S.Pd 5) Sony Dwi K, S.Pd. 6) Yuli Kurniawan, S.Pd.
72
7) Sunarwan, S.Pd. 8) Nanik Setyaningsih, S.Pd. 9) Erik Sarwodi 10) Umatul CH, S.Pd. 11) Serka Ahmad Yani TABEL VII SUSUNAN KOORDINATOR DAN PELATIH EKSTRAKURIKULER MTSN MODEL PARAKAN TAHUN 2009/2010 NO
NAMA
JABATAN DINAS
KEGIATAN
1
Drs. H. Syukron, M.Ag.
Kepala Madrasah
Penanggung Jawab
2
Gunawan Prasetyo
Waka Kesiswaan
Penanggung jawab pelaksana
3
Drs. Gunawan
Guru
Koordinator Kegiatan
4
Abdul Karim
Kepala Urusan TU
Koordinator Administrasi
5
Mustakim
Pegawai TU
Administrsi Keuangan
6
Joko Mulyono
Guru
Pelatih Drum Band Pelatih Pramuka
7
Muhammad Aris, S.Pd
Guru
Pelatih Drum Band
8
Basuki
Guru
Pelatih Musik
73
9
Sony Dwi A, S.Pd.
Guru
Pelatih sepak bola
10
Yuli Imam K , S.Pd
Guru
Pelatih basket
11
Yuridu Sodikin, S.Pd
Guru
Pelatih Pramuka Pelatih Bulutangkis
12
Nanik Setyaningsih, S.Pd
Guru
Pelatih pramuka Pelatih Menjahit
13
Drs. Amin Wastoni
Guru
Pelatih MTQ
14
Eka Prayitno, S.Pd.
Guru
Pelatih PMR
15
Erik Sarwo Edi
-
Pelatih Tennis Meja
16
Sunarwan
-
Pelatih Bela Diri
17
Umatul Choiriyah, S.Pd
Guru
Pelatih Pramuka
18
Serka Ahmad Yani
-
Pelatih Drum Band
19
Drs. Gunawan
Guru
Pendamping Pelatih Bela Diri
Dokumentasi MTsN Model Parakan, kegiatan ekstra kurikuler tahun pelajaran 2009/2010.
TABEL VIII JADWAL EKSTRAKURIKULER MTSN MODEL PARAKAN
74
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO Ekstra Kurikuler 1
Drum
Jadwal Kegiatan Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
-
-
-
-
Joko
-
Band 2
Music
-
Basuki
-
-
-
-
3
MTQ
-
-
-
Amin
-
-
4
PMR
P. Eko
-
-
-
-
-
5
Sp bola
-
Sony
-
-
-
-
6
Basket
Wawan
-
-
-
-
-
7
Bulu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Narwan Yuridu
Tangkis 8
Pencak Silat
9
Menjahit
-
-
Erik
-
Nanik
-
10
Tns Meja
-
-
-
-
-
-
11
Pramuka
-
-
-
-
-
Team
Pramuka wajib bagi kelas 7 Ekstra dimulai jam 13.30-15.30 kecuali hari Jumat jam 13.0015.00 WIB (Dokumentasi MTsN Model Parakan, kegiatan ekstra kurikuler tahun pelajaran 2009/2010).
75
MTsN Model Parakan sebagai madrasah yang berbeda dengan MTsN lain menyediakan program unggulan yang dibagi dua bentuk yaitu: 1. Kegiatan Kegitan akademik yang dijadikan program unggulan adalah “Mercusuar”. Filosofinya bahwa MTsN Model Parakan harus menjadi mercusuar yang menyinari sekolah-sekolah lain dalam bidang mata pelajaran khususnya dan bidang lain pada umumnya. Perintis pertama kegiatan ini adalah bapak Hasibuan (Kepala Sekolah tahun 2003-2004) pada tahun 2004. Tujuannya adalah mempersiapkan siswa yang bisa menjadi mercusuar dalam setiap lomba. Dengan semboyan “setiap lomba kita juara”. Kegiatan ini diangkat oleh BOS. Tidak semua siswa bisa mengikuti kegiatan ini karena hanya diambil siswa yang mempunyai nilai tinggi di setiap mata pelajaran yang akan dilombakan. Penyaringan ini dilakukan setelah semester ganjil dan isi kegiatannya adalah pembahasan soal-soal. 2. Keorganisasian kelas Kelas unggulan bentuk dari keorganisasian kelas dengan dasar pembagian kelasnya adalah nilai sebelumnya. Bagi kelas IX kelas unggulan dikurangi kemudian siswa yang pandai di campur dengan kelas biasa. Harapannya bisa mewarnai teman yang lain atau menjadi tutor sebaya. Alasannya ketika tidak dicampur dengan kelas yang tidak unggulan hasil dari ujian akhir ternyata berbeda jauh.
76
BAB IV ANALISIS DATA MANAJEMEN KURIKULUM M TsN MODEL PARAKAN
77
MTSN Model Parakan sebagai lembaga pendidikan formal dalam prakteknya tidak jauh beda dengan pendidikan di sekolah umum. Hanya saja pendidikan di MTsN Model Parakan penekanan pendidikan agamanya lebih banyak dibandingkan dengan sekolah umum. Dalam perjalanannya MTsN Model Parakan harus didukung oleh komponen-komponen yang ada di dalam madrasah baik dari pihak sekolah, sarana prasarana dan lingkungan, yang kesemuanya akan mendukung kegiatan belajar mengajar, termasuk salah satunya adalah manajemen kurikulum. Dalam prakteknya MTsN
Model Parakan di
bidang kurikulum secara global masih sama dengan MTsN biasa hanya saja ada program yang memang menjadi ciri khas atau bisa disebut program unggulan. Model disini merupakan nama yang diperoleh karena madrasah ini dulunya mendapat tambahan fasilitas yang lengkap. Inilah yang belum dimiliki oleh MTsN. Madrasah ini merupakan MTsN pertama di Kabupaten Temanggung, yang dijadikan induk bagi madrasah-madrasah lainnya. Sistem Pendidikan Nasional menatapkan Departemen Pendidikan Nasional
sebagai
lembaga
yang
bertanggung
jawab
terhadap
perkembangan intstitusi sekolah dan Departemen Agama terhadap madrasah dan pesantren(http://pendis.depag.go.id/madrasah/Insidex.php). Ditinjau dari segi kurikulumnya, MTsN Model Parakan mengacu pada kurikulum yang berasal dari Departemen Agama. Di sisi lain pihak
78
sekolah mengadakan perubahan kurikulum yang belum ada dan itu dianggap penting dan dibutuhkan. Manajemen kurikulum yang dilaksanakan MTsN Model Parakan meliputi: 1. Perencanaan kurikulum MTsN Model Parakan kurikulumnya diterima dari atasan namun ada penambahan kurikulum yang melibatan guru meskipun tidak langsung. Ada tim koordinasi dari tiap mapel yang ikut merumuskan kurikulum bersama waka kurikulum.yang dilakukan . Pendekatan yang dipakai adalah perpaduan antara “administrative approachatau from the top down” dengan “grass roots approach”. Hal ini didukung dengan pendapat J.G. Owen yang menekankan perlunya keterlibatan guru dalam perencanaan kurikulum. Karena dalam hakikatnya mereka adalah pelaksana-pelaksana kurikulum yang sudah disusun bersama (Hamalik, 2008:150). 2. Sistem pengorganisasian kurikulum Secara stuktural pengorganisasian kurikulum di MTsN Model Parakan melibatkan kepala madrasah, Waka kurikulum dan guru. Sedangkan secara akademik organisasi kurikulum di kembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut: a.
Kurikulum mata ajaran, yang terdiri dari sejumlah mata ajaran terpisah.
79
b.
Kurikulum bidang studi, yang memfungsikan beberapa mata ajaran sejenis.
c.
Core kurikulum, yakni kurikulum yang disusun berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa. MTsN Model Parakan mempunyai jumlah tenaga pengajar yang rata-rata sudah S-1 dan jumlah yang dianggap lebih dari pada MTsN lain. Melihat dalam pembagian tugas guru dalam mengajar, perlu dicross chek lagi. Solusi yang solutif yang dibutuhkan, karena kalau dibiarkan terus ketimpangan itu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sesuatu jika dipegang orang yang professional maka hasilnya mempunyai kualitas yang lebih.
3. Pelaksanaan kurikulum Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dalam langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran
memerlukan
pemikiran-pemikiran
sistematis
untuk
memproyeksikan mengenai apa yang akan dilaksanakan dalam waktu melaksanakan pengajaran. Menurut Sudjana (2002: 137) dalam (Majid, 2008:103), rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan rencana persiapan pembelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil.
80
Masing-masing guru sudah membuat RPP yang dijadikan pegangan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan mata pelajaran yang akan disampaikan. Adapun untuk pembagian mata pelajaran, setiap harinya ada 8 jam pelajaran yang terdiri dari ±5 mata pelajaran. Kegiatan belajar mengajar selain siswa belajar teori mereka dapat praktek dengan fasilitas yang tersedia, misalnya laboratorium IPA, computer dan yang lainnya. Adapun jadwal untuk kegiatan ekstra kurikuler biasanya dilaksanakan pada siang hari. Kegiatan ini menjadi penting sebagai bekal siswa setelah kembali ke masyarakat dan mewadahi bakat dan ketrampilan mereka dalam bidang seni, olahraga dan lain-lain. Hal ini tidak jauh dengan yang dilaksanakan oleh sekolah umum lainnya. Bedanya madrasah ini ada drum band yang merupakan daya tarik tersendiri. Madrasah lain belum mempunyai fasilitas ini. Dengan drum band madrasah bisa syiar dan nama madrasah dikenal mayarakat luas.
BAB V PENUTUP
81
A. KESIMPULAN Dari pembahasan-pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan antara lain: 1.
MTsN Model Parakan memadukan antara administrative approach dengan grass roots approach dalam perencanaan kurikulum. Dengan demikian kurikulum bisa disusun berdasarkan kebutuhan siswa.
2.
Sistem pengorganisasian kurikulum di MTsN Model Parakan meliputi dua hal yaitu struktural dan akademik. Secara struktural sistem pengorganisasian di bawah komando kepala madrasah. Sedangkan secara akademik organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentukbentuk organisasi yaitu kurikulum mata ajar, kurikulum bidang studi, core kurikulum.
3.
Pelaksanaan kurikulum di MTsN Model Parakan dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan kelas. Pada pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah yang dilaksanakan oleh kepala madrasah kurang maksimal karena kurangnya eksistensi kepala madrasah di MTsN Model Parakan. Sedangkan untuk pelaksanaan kurikulum tingkat kelas dilaksanakan oleh guru secara maksimal dengan bukti dalam proses pembelajaran baik metode maupun media sudah mengikuti perkembangan zaman.
82
B. SARAN Sebagai sebuah madrasah yang memiliki berbagai kelebihan , baik dalam sarana prasarana maupun maupun kuantitas maupun kualitas guru dan murid, sisitem, maupun dalam upaya mencetak generasi yang mempunyai imtaq dan iptek yang tinggi, namun masih ada beberapa persoalan yang harus segera dipecahkan agar MTsN Model Parakan bisa mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam hal tersebut maka ada beberapa saran dari penulis bagi pengelola MTsN Model Parakan antara lain: 1. Madrasah merupakan instansi dengan keunikan-keunikan yang menjadikannya memungkinkan untuk dikaji aspek-aspek keunikan tersebut. Terutama dengan muatan materi-materi keagamaan yang ada dalam kurikulum madrasah menjadikan madarasah menjadi kurikulum nasional plus agama. Keunggulan dari aspek kurikulum ini memmungkinkan nilai tawar yang lebih tinggi, asal dikemas dalam kemasan yang mampu menunjukkan kehebatan yang ada dalam kemasan. Hal ini menuntut pihak pengelola MTsN Model Parakan untuk memperhatikan manajemen kurikulum dengan pembagian kerja dan prioritas kegiatan yang jelas, sehingga kurikulum bisa berjalan sesuai dengan target. 2.
Kepala sekolah perlu meningkatkan perannya dalam bidang kurikulum ini sehingga tidak ada yang dijadikan cambuk dalam pelaksanaan kurikulum.
83
3. Adanya kerjasama yang baik dari pihak-pihak yang terkait sehingga ada rasa tanggungjawab bersama terhadap kurikulum yang ada. 4. Meningkatkan
komunikasi
antar
unit
agar
tidak
terjadi
kesimpangsiuran informasi.
C. PENUTUP Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, akhirnya tugas akhir ini telah selesai penulis susun. Meskipun penulis sadari bahwa apa yang telah penulis susun jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Dan besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat
bagi
orang
banyak.
Amin
DAFTAR PUSTAKA Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Danim, Sudarman. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Agama RI. 2005. Alquran dan Terjemahannya. Bandung: Syamil Cipta Media Fakhrudin, Amar Ma‟ruf. 2010. Makalah Manajemen. Salatiga Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen PengembanaganKurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya http://pendis.depag.go.id/madrasah/insidex.php Ladjid,
Hafni.
2005.
Pengembangan
Kurikulum
Menuju
KurikulumBerbasis Kompetensi. Ciputat: Ciputat Press Grup Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya Molleong, lexy J. 2003a. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Molleong. Lexy. J. 2009b. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyana. 2008.Manajemen Administrasi dan Organisasi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media
Mulyasa. 2002a. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa. 2006b. Kurikulum yang disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya Nasution.S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nurdin dan Usman. 2002. Guru Professional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers
Suryosubroto. 2004a. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Suryosubroto. 2005b. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta Susilo, Joko. 2008. Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Tilaar. HAR. 2002. Membenah Pendidikan Nasional. Jakarta ; Rineka Cipta Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori Praktik dan Riset. Jakarta : Bumi Aksara Yamin. Moh. 2010. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA METODE PENGUMPULAN DATA Wawancara
SUMBER DATA 1. Wakil kepala sekolah
JENIS DATA 1. Visi dan Misi Sekolah 2. Keadaan sekolah Saat Ini a. Kurikulum b. Sarana dan Prasarana c. Siswa d. Guru, Staff dan pem binanya 3.Background Siswa/ Orang tua 5.Prestasi Sekolah
3. Siswa dan Orang tua
Dokumentasi
Madrasah
Observasi
Lingkungan
1.Latar belakang memilih Madrasah 2. Pandangan tentang madrasah 1. Profil madrasah 2. Sejarah madrasah 3. Kurikulum 4. Guru, siswa, Sarana dan Prasarana 5.Prestasi madrasah a. Bidang Kurikuler b. Bidang non kurikuler 1. Penataan Lingkungan madrasah 2. Situasi religious a. halaman b. Ruang kelas c. Masjid/ mushola d. Ruang lain-lain
CATATAN WAWANCARA Hari/tanggal Tempat Pukul Nara Sumber Jenis Data
: : : : :
Jumat/19 Februari 2010 Ruang TU 09.45 Kepala Tata Usaha Permohonan Izin Penelitian
Peneliti
: Assalamu‟alaikum
Nara sumber
: Wa‟alaikumsalam
Peneliti
: Perkenalkan Pak,Saya Khanif , mahasiswi STAIN Salatiga. Kedatangan kesini adalah untuk minta izin untuk mengadakan penelitian
di
mtsn
model
parakan
ini
guna
untuk
menyelesaikan tugas skripsi. Nara sumber
: Ya. Mana surat izin penelitiannya?
Peneliti
: Ini pak. Kapan saya bisa melaksanakan penelitian?
Nara sumber
: Surat ini saya terima, tapi untuk penelitiannya baru bisa dilaksanakan minggu depan. Nanti saya konfirmasi dulu dengan waka kurikulum sehingga bisa ditentukan kapan ada waktu luangnya.
Peneliti
: Ya Pak. Terima kasih. Assalamua‟alaikum.
Nara sumber
: Wa‟alaikumsalam.
CATATAN WAWANCARA Hari/tanggal Tempat Pukul Nara Sumber Jenis Data
Peneliti
: : : : :
Kamis/25 Februari 2010 Ruang guru 09.45 Waka kurikulum Manajemen Kurikulum
: Assalamua‟laikum
Nara Sumber : Wa‟alaikumsalam Peneliti
: Pak, saya khanif Mahasiswa STAIN.
Nara Sumber : Ya. Kemarin saya sudah ditembusi p.Karim. Ada yang bisa saya bantu mbak? Peneliti
: Bagaimana kurikulum di MTsN Model Parakan ini?
Nara sumber : Kurikulum di sini sama dengan kurikulum yang berlaku di MTsN biasa. Peneliti
: Kalau begitu apa yang membedakan madrasah model dengan madrasah biasa?
Nara sumber : Madrasah kami mendapat julukan model karena dulu mendapat tambahan sarana prasarana yang lengkap dari pihak pemerintah. Namun masalah model ini tidak ada tindak lanjutnya. Sehingga kami yang harus mempunyai banyak inovasi dalam mengelola kurikulum. Peneliti
: Bagaimana perencanaan kurikulum di MTsN Model Parakan ini pak?
Nara sumber : Kurikulum ini dari atasan namun kita merencanakan lagi dengan mengkaji kurikulum yang ada dengan mengadakan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Peneliti
: Bagaimanakah Sistem pengorganisasian di MTsN Model Parakan pak?
Nara sumber : Secara structural Sistem pengorganisasian yaitu dengan Sistem komando. Kepala sekolah yang memegang semua urusan. Akan tetapi untuk urusan kurikulum ini dilimpahkan kepada waka kurikulum yang mengkoordinir seluruh kurikulum dengan pengawasan kepala sekolah. Sedangkan dalam pelaksanaannya guru merupakan pelaksana kurikulum tingkat kelas. Guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kurikulum termasuk salah satunya adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Peneliti
: Berbicara masalah guru, apakah pembagian tugas guru sudah sesuai dengan ketentuan? Maksudnya tidak ada guru yang kelebihan jam atau kekurangan jam mengajar?
Nara sumber : Guru yang ada di madrasah ini kira-kira berajumlah 60-an. Dengan jumlah itu ada ketimpangan dalam pembagian jam mengajar. Untuk mengatasi hal ini kami membuat kebijakan dengan member mandat satu guru mengajar dua atau tiga mata pelajaran guna memenuhi ketentuan jam mengajar. Tentunya dengan pertimbangan dari guru yang bersangkutan.
Peneliti
: Selanjutnya mengenai analisis hasil pembelajaran, sudahkah dilaksanakan di madrasah ini?
Nara sumber : Terus terang hal ini belum dapat kami laksanakan karena memang kurangnya pengawasan dari kepala sekolah. Dan biasanya guru yang belum memiliki jiwa keguruan yang kuat akan menjadi malas. Peneliti
: Setiap sekolah tentunya mempunyai KKM yang berbeda dengan sekolah lain. Bagaimana dengan MTsN Model Parakan ini?
Nara sumber : Setia mata pelajaran mempunyai KKM yang berbeda. Untuk lebih jelasnya anda bisa lihat di buku ini. Apabila ada anak yang nilainya kurang dari KKM yang telah ditentukan akan dipertimbangkan akhlaknya. Peneliti
: Saya kira cukup pak, terimakasih banyak.
Nara sumber ; Sama-sama. Kalau ada yang kurang silakan nanti bisa dilengkapi dari dokumen yang ada.
CATATAN WAWANCARA Hari/tanggal Tempat Pukul Nara Sumber Jenis Data
: : : : :
Sabtu/10 Juli 2010 Ruang guru 10.00 Waka kesiswaan Keadaan Siswa
Peneliti
: Assalamu‟alaikum
Nara sumber
: Wa‟alaikumsalam
Peneliti
: Bolehkah saya minta waktu sebentar pak?
Nara sumber
: Boleh. Ada yang dapat saya bantu mbak?
Peneliti
: Saya mau minta informasi tentang keadaan siswa di sini pak.
Nara sumber
: Jumlah siswa di sini sekitar 1000 siswa bahkan lebih, tepatnya bisa dilihat dalam data siswa.
Peneliti
: Tiap tingkatan terbagi dalam berapa kelas pak?
Nara sumber
: Ada 27 kelas dengan pemnbagian masing-masing tingkatan ada 9 kelas.
Peneliti
: Apa yang menjadi dasar pembagian kelas?
Nara sumber
: Untuk kelas VII berdasarkan hasil NEM dari SD/MI, untuk tingkat selanjutnya berdasar prestasi sebelumnya.
Peneliti
: Berarti ada yang dinamakan kelas unggulan ya pak?
Nara sumber
: Betul.
Peneliti
: Apa tujuannya?
Nara sumber
: Agar anak yang mempunyai daya tangkap rendah tidak tertinggal dengan yang mempunyai daya tangkap tinggi. Selain itu untuk memotivasi siswa agar mereka berlomba-lomba dalam berprestasi.
Peneliti
: Bagaimana dengan prestasi siswa MTsN Model Parakan?
Nara sumber
: Banyak prestasi yang membanggakan baik dari bidang akademik maupun non akademik. Kita juga pernah juara tingkat nasional dalam olympiade Fisika.
Peneliti
: Adakah program khusus sehingga dalam lomba MTsN Model Parakan bisa bersuara di luar bahkan tingkat Nasional/
Nara sumber
: Khusus untuk lomba-lomba mata pelajaran memang ada program khusus. Ini adalah program unggulan dari madrasah kami yaitu Mercusuar.
Peneliti
: Apa itu pak?
Nara sumber
: Ini merupakan program yang khusus mempersiapkan anakanak yang mau diajukan dalam lomba. Dari semua mapel diambil anak-anak yang berprestasi kemudian diberi soal-soal sebagai latihan. Mercusuar ini dicetuskan oleh bapak Hazibuan mantan kepala sekolah madrasah ini.
Peneliti
: Terima kasih atas informasinya pak.
Nara sumber
: Sama-sama
DAFTAR NILAI SKK Nama : Khanif Nurul Laili NIM : 111 06 039 Jurusan: Tarbiyah Progdi : PAI No 1. 2. 3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
10. 11. 12.
13
14. 15. 16.
Jenis Kegiatan OPSPEK 2006 Pelatihan Dakwah Mahasiswa LDK DA STAIN Salatiga Gema Ramadhan Kampus LDK DA STAIN Salatiga, (Lomba Pidato dengan tema “RAMADHAN”) Gema Ramadhan Kampus LDK DA STAIN Salatiga, „CERDIK‟ dengan tema “Ramadhan Meriah Penuh Berkah” Pesantren Kilat dan I‟tikaf PONPES AN NIDA dengan tema “Pendidikan Rohani Mencetak Generasi Islami” Gema Ramadhan Kampus LDK DA STAIN Salatiga, dengan tema “Hidupkan Ramadhanmu, Ramadhankan Hidupmu” DAD IMM Kota Salatiga Seminar Regional HMJ Tarbiyah, dengan tema “ Pendidikan Gratis dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Berbasis Kerakyatan” Bedah Buku “Buktikan Cintamu” . Muslimah Expo LDK DA STAIN Salatiga Lingkar Nisa‟ LDK DA dengan tema “The Power of Triple B” Seminar “Method Of English Teaching” CEC STAIN Salatiga Bedah buku Pendidikan Multikultural HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga S.K Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga tentang susunan panitia PLAS MASTA IMM Kota Salatiga tahun 2008 Sarasehan Jurnalistik Ramadhan 2008 bersama Suara Merdeka Pengurus Pondok An Nida 2007/2008
Waktu Pelaksanaan 26-29 Agustus 2006 16-17 Septemb 2006
Keterangan Peserta Peserta
Nilai 3 3
11 Oktober 2006
Peserta
2
13 Oktober 2006
Peserta
2
17-19 Oktober 2006
Peserta
3
1 Oktober 2007
Peserta
2
14-16 Desember 2007 11 Januari 2008
Peserta Peserta
3 4
22 Maret 2008
Peserta
2
30 Mei 2008
Peserta
2
31 Mei 2008
Peserta
2
30 Juni 2008
Peserta
2
7 September 2008
Panitia
3
11 September 2008
Panitia
3
13 September 2008
Peserta
3
30 Desember 2008
Bidang Kebersihan
5
2
17. 18.
19. 20.
21.
22.
23.
24. 25.
26.
27. 28. 29. 30.
31. 32. 33.
Islamic Public Speaking Training 14 Maret 2009 LDK DA STAIN Salatiga Pelatihan Satu Hari Sertifikasi Guru 21 Maret 2009 Yayasan Pendidikan Tumbuh Kembang Anak „KANDZ KIDS FAMILY‟ Seminar Pimpinan Daerah 22 Maret 2009 Muhammadiyah Kota Salatiga SK Pengesahan Pimpinan 25 Maret 2009 Komisariat Ahmad Dahlan IMM Kota Salatiga periode 2009-2010 SK Pimpinan Daerah 26 Maret 2009 Muhammadiyah Kota Salatiga No. 027/KEP/IX/2009 Bedah Film Laskar Pelangi dan 4 April 2009 Penggalangan Dana untuk Korban Situ Gintung Seminar Nasional “Demokrasi, 22 April 2009 Kepemimpinan Nasional dan Masa Depan Indonesia” MASTA IMM Kota Salatiga 11 September 2009 Bedah Buku “Perjalanan Panjang 12 November 2009 Menggapai Iman” UPT Perpustakaan STAIN Salatiga Lomba Baca Puisi Tingkat 13 November 2009 Mahasiswa dan Siswa Kota Salatiga UPT STAIN Salatiga Darul Arqom Dasar IMM Kota 20-22 November 2009 Salatiga SK TPQ DARUSSALAM 1 Desember 2009 Latihan Instruktur Dasar IMM Kota 23-24 Januari 20107 Salatiga 2010 Pelatihan dan pengembangan 16 Februari 2010 motivasi diri bersama Akbar Zaenudin (penulis buku Man Jadda wa Jadda) Diklat SAR Pimpinan Daerah 21 Februari Pemuda Muhammadiyah SK SD MUH PLUS salatiga 23 Februari 2010 SK Pengesahan Pimpinan Cabang 8 Mei 2010 IMM Salatiga periode 2010-2011 Jumlah
Peserta
3
Peserta
3
Panitia
3
Bendahara Umum
7
Panitia
3
Peserta
2
Peserta
6
Panitia Peserta
3 2
Juara III
4
Panitia
3
Ustadzah TPQ Peserta
7 3
Panitia
3
Peserta
3
Guru TPQ Sekretaris Umum
7 8
Salatiga, 12 Agustus 2010
114
3
Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo,M.Ag. NIP.197502112000031001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertandatangan dibawah ini: Nama
: Khanif Nurul Laili
Tempat tanggal lahir
: Temanggung, 5 Maret 1985
Jenis kelamin
: Perempuan
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Wadas Kec. Kandangan Kab. Temanggung
Riwayat pendidikan : 1. MI AL HUDA WADAS 1 lulus tahun 1996 2. MTsN Parakan Temanggung lulus tahun 1999 3. SMUN 2 Temanggung lulus tahun 2003 4. S1 STAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.
Salatiga, 17 Agustus 2010 Penulis
Khanif Nurul Laili NIM. 111 06 039