BAB I I.1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
S
etiap
instansi
Pemerintah
mempunyai
kewajiban
menyusun
Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014
tentang
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah.
Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggungjawaban
kinerja
suatu
instansi
dalam
mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja tersebut juga menjadi kewajiban Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha (Biro PKT), sebagai salah satu unit kerja di lingkungan BSN. Penyusunan Laporan Kinerja
berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja tahun 2015, Laporan Kinerja 2015 disusun secara berjenjang. Kinerja Biro PKT memberikan kontribusi khususnya pada kinerja sekretariat utama BSN dan secara keseluruhan terhadap BSN. Oleh karena itu, penyusunan Laporan Kinerja Biro PKT merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Kesestamaan BSN tahun 2015.
I.2
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Laporan Kinerja Biro PKT adalah sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan keuangan, anggaran 2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
1
dan pelaksanaan program/kegiatan serta pengelolaan sarana prasarana dan ketatausahaan dalam rangka mencapai visi dan misi Biro PKT, dengan tujuan sebagai berikut : 1.
Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2.
Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar penyusunan beberapa
rekomendasi
untuk
menjadi
masukan
dalam
menetapkan
kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja Unit Kerja.
I.3
TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Biro PKT adalah salah satu unit kerja setingkat Eselon II di lingkungan
Sekretariat Utama BSN. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 965/BSN-1/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BSN sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BSN Nomor 4 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN/HL.35/05/2001 tentang organisasi dan tata kerja BSN, tugas Biro PKT adalah mengkoordinasikan melaksanakan penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi program dan penyusunan rencana, pengelolaan keuangan, urusan tata usaha dan urusan rumah tangga serta pengelolaan barang/kekayaan milik negara. Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Biro PKT menyelenggarakan fungsi: 1.
Pengumpulan data dan informasi untuk penyusunan kebijakan, program dan perencanaan;
2.
Penyusunan anggaran rutin dan pembangunan;
3.
Perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, serta inventarisasi kekayaan negara;
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
2
4.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan;
5.
Pelaksanaan urusan rumah tangga;
6.
Pelaksanaan urusan ketatausahaan. Struktur Biro PKT dapat dilihat pada gambar berikut.
Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha
Bagian Perencanaan dan Program
Bagian Keuangan
Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
Gambar I.1 Struktur Organisasi Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Biro PKT mempunyai tata kerja yang didukung oleh 3 (tiga) Bagian, yaitu : 1.
Bagian
Perencanaan
dan
Program,
dengan
tugas
melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, program, dan perencanaan serta melaksanakan penyusunan anggaran di bidang standardisasi. 2.
Bagian Keuangan, dengan tugas melaksanakan urusan administrasi keuangan dan administrasi pendapatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta melaksanakan evaluasi dan pelaporan keuangan.
3.
Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga, dengan tugas melaksanakan urusan
tata
persuratan,
kearsipan,
penggandaan,
rumah
tangga,
perjalanan dinas, penggajian, serta urusan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, inventarisasi
dan penghapusan barang/kekayaan milik
negara.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
3
I.4
SUMBER DAYA MANUSIA Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan
31 Desember 2015 Biro PKT memiliki personel berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 71 (tujuh puluh satu) orang, dengan rincian sesuai tabel berikut: Tabel I.1 Pegawai Biro PKT No
Unit Kerja
Jumlah Orang
1.
Kepala Biro PKT
1
2.
Bagian Perencanaan dan Program
11
-
3.
PNS CPNS
7 4
Bagian Keuangan
23
-
4.
PNS CPNS
19 4
Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga -
PNS CPNS
36 30 6
Jumlah
71
Gambar I.2 Grafik Pegawai Biro PKT
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
4
I.5
PERAN STRATEGIS BIRO PKT Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), BSN diharapkan memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi selama ini. Sesuai dengan UU SPK, BSN mendapatkan amanah untuk melaksanakan tugas dan fungsi untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dan masyarakat dalam penerapan SNI, serta memberikan fasilitas pembiayaan sertifikasi dan pemeliharaan sertifikasi kepada pelaku usaha mikro dan kecil, sehingga diharapkan semakin banyak pelaku usaha yang menerapkan standar dan berpengaruh kepada peningkatan daya saing produknya. Sekretariat Utama sebagai unsur penunjang BSN mempunyai peran strategis dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN, baik peran anggaran, penyediaan sarana prasarana, legislasi, pengelolaan sumber daya manusia, kehumasan maupun pengawasan. Dalam upaya mendukung Sekretariat Utama untuk menjalankan peran penganggaran, pengelola keuangan, urusan ketatausahaan dan penyediaan sarana prasarana, Biro PKT telah mengidentifikasi potensi, permasalahan yang dihadapi, dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam mendukung pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia ke depan. Tabel I.2 Potensi dan Permasalahan Biro PKT POTENSI Pengelolaan Anggaran yang baik dengan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak 7 (tujuh) kali secara berturut-turut mulai tahun 2009
PERMASALAHAN Masih rendahnya perhatian pengambil kebijakan dari para pemangku kepentingan utama yang terkait dengan pengembangan SPK Anggaran kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) masih terbatas
TINDAK LANJUT Penguatan koordinasi dan sinergi dalam penyusunan program antar K/L Pengusulan penambahan anggaran Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
5
POTENSI
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
Kinerja BSN masih belum optimal dan belum terukur pencapaiannya dengan tepat. Belum tersedianya gedung kantor BSN secara permanen sebagai salah satu identitas lembaga. Saat ini gedung kantor masih ijin pakai di Gedung I BPPT
Penyediaan gedung perkantoran yang permanen Penyediaan sarana dan prasarana serta lingkungan kerja yang mendukung untuk menjalankan tugas kerja di gedung I BPPT
Sarana dan prasarana ruang kerja yang tersedia masih terbatas
Gambar I.3 Foto Bersama Pegawai Biro PKT
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
II.1 PERENCANAAN STRATEGIS II.1.1 Visi dan Misi
R
umusan visi dan misi Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha (PKT) sesuai Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut.
VISI “Menjamin pelayanan prima dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan anggaran dan tata usaha yang profesional, transparan dan akuntabel”
MISI 1. Memberikan dukungan layanan perencanaan, keuangan, dan tata usaha untuk pelaksanaan tugas dan fungsi BSN. 2. Memfasilitasi
pemenuhan
kebutuhan
sarana
dan
prasarana
untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi BSN.
II.1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isuisu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program,
dan
kegiatan
dalam rangka
merealisasi
misi.
Tujuan
yang
dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi Biro PKT telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
7
Sasaran ini merupakan sasaran strategis di lingkungan Biro PKT selaku unit yang memberikan layanan kepada unit teknis di lingkungan BSN. Biro PKT dituntut agar dapat mengikuti perkembangan dan dinamika di lingkungan BSN untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan kinerja pelaksanaan fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja Biro PKT harus dapat dinilai dari aspek ketepatan penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target dan keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome. Pada tahun 2015, tujuan dan sasaran Biro PKT pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi dasar penyusunan Perjanjian Kinerja Biro PKT tahun 2015 berbeda dengan Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019. Perbedaan ini dikarenakan Perjanjian Kinerja tahun 2015 ditetapkan lebih dahulu daripada Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019, sehingga dalam penyusunan Renstra terdapat penyempurnaan kembali terhadap rumusan tujuan dan sasaran Biro PKT. Berikut tujuan dan sasaran berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015.
TUJUAN Tujuan sesuai Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019 : 1.
Meningkatnya
kualitas
layananan
perencanaan,
keuangan,
dan
ketatausahaan dan rumah tangga 2.
Mewujudkan pengelolaan anggaran yang berkualitas
3.
Meningkatnya kualitas penerapan e-gov dalam pelaksanaan Tusi PKT
4.
Pengelolaan keuangan yang akurat dan akuntabel
5.
Meningkatnya kualitas akuntabilitas kinerja BSN
6.
Meningkatnya Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan tugas BSN
Sedangkan tujuan yang akan dicapai berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya
kualitas
layananan
perencanaan,
keuangan,
dan
ketatausahaan dan rumah tangga 2. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan tugas BSN
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
8
SASARAN Sasaran sesuai Renstra Biro PKT Tahun 2015-2019 : 1.
Meningkatnya
kualitas
layananan
perencanaan,
keuangan,
dan
ketatausahaan dan rumah tangga 2.
Terlaksananya pengelolaan anggaran yang berkualitas
3.
Meningkatnya kualitas penerapan e-gov dalam pelaksanaan Tusi PKT
4.
Pengelolaan keuangan yang akurat dan akuntabel
5.
Meningkatnya kualitas akuntabilitas kinerja BSN
6.
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan tugas BSN
Sedangkan sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan Biro PKT berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1.
Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi
2.
Terselenggaranya pengelolaan keuangan
3.
Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
4.
Tersedianya sarana dan prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi
II.2 PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja merupakan pernyataan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja dimanfaatkan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk menilai keberhasilan organisasi pada akhir tahun. Berikut adalah perjanjian kinerja Biro PKT tahun 2015 berdasarkan sasaran, indikator kinerja dan target.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
9
Tabel II.1 Perjanjian Kinerja Biro PKT Tahun 2015 No 1.
Sasaran Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi
Indikator Kinerja 1. Nilai evaluasi LAKIP (dokumen LAKIP)
B (predikat)
2. Jumlah dokumen Renja
1 Dokumen
3. Jumlah dokumen RKAKL
1 Dokumen
4. Jumlah dokumen Perjanjian Kinerja
1 Dokumen
5. Jumlah Laporan Monev Kegiatan
2.
Terselenggaranya pengelolaan keuangan
1 Kali
7. Jumlah sosialisasi/ workshop perencanaan dan penganggaran
5 Kali
8. Opini BPK atas Laporan Keuangan (laporan keuangan)
WTP (opini)
9. Jumlah kebijakan pengelolaan anggaran
1 Kebijakan
11. Jumlah konsep revisi PP tarif PNBP
12. Jumlah sosialisasi PNBP Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
1 Laporan
6. Jumlah pelaksanaan Raker
10. Laporan pengelolaan anggaran dan PNBP
3.
Target 2015
2 Laporan 1 Dokumen 2 kali
13. Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
1 Laporan
14. Jumlah Laporan penghapusan BMN
1 Laporan
15. Jumlah Laporan penetapan status BMN
1 Laporan
16. Jumlah Laporan pengalihan status BMN
1 Laporan
17. Jumlah kebijakan pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
1 Kebijakan
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
10
No
Sasaran
4.
Indikator Kinerja
Tersedianya sarana dan prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi l
Target 2015
18. Jumlah sarana dan prasarana yang dapat disediakan
762 unit
19. Jumlah sosialisasi/ bimtek tata usaha dan rumah tangga
4 kali
20. Jumlah dokumen perencanaan pembangunan gedung Lab SNSU
1 Dokumen
Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Biro PKT menetapkan 4 (empat) sasaran dimana setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai acuan
untuk
mengukur
keberhasilan
atau
kegagalan
pada
setiap
pelaksanaannya. Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Biro PKT melaksanakan 2
(dua) program dengan
2
(dua) kegiatan. Adapun
keseluruhan program dan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: I. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSN, melalui kegiatan: Peningkatan Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN, dilaksanakan melalui :
a. Penyusunan program dan anggaran, b. Evaluasi/laporan kegiatan, c. Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan, d. Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), e. Tata usaha kearsipan dan pimpinan.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
11
II. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana, melalui kegiatan: Peningkatan Sarana dan Prasarana Fisik BSN, dilaksanakan melalui pengadaan sarana dan prasarana aparatur BSN.
Gambar II.1 Kantor Biro PKT
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
12
BAB III
A
AKUNTABILITAS KINERJA kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga. Biro PKT berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat. Laporan Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
III.1 Capaian Kinerja Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Biro PKT, maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang direncanakan dalam Tahun 2015 berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
13
Tabel III.1 Pencapaian Kinerja Biro PKT Tahun 2015 NO
I.
TUJUAN/ SASARAN
Meningkatnya
TARGET
INDIKATOR KINERJA
kualitas
layananan
perencanaan,
CAPAI AN %
REALISASI
keuangan,
dan
ketatausahaan dan rumah tangga 1.
Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi
1. Nilai evaluasi LAKIP (dokumen LAKIP)
B (predikat)
B (predikat)
100%
2. Jumlah dokumen Renja
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
3. Jumlah dokumen RKAKL
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
4. Jumlah dokumen Perjanjian Kinerja
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
5. Jumlah Laporan Monev Kegiatan
1 Laporan
1 Laporan
100%
1 Kali
1 Kali
100%
5 Kali
5 Kali
100%
WTP (opini)
WTP
100 %
6. Jumlah pelaksanaan Raker 7. Jumlah sosialisasi/ workshop perencanaan dan penganggaran 2.
Terselenggaranya pengelolaan keuangan
8. Opini BPK atas Laporan Keuangan (laporan 9. Jumlah kebijakan keuangan) pengelolaan anggaran 10. Laporan pengelolaan anggaran dan 11. Jumlah PNBP konsep revisi PP tarif PNBP 12. Jumlah sosialisasi PNBP
(opini) 1 Kebijakan
1 kebijakan
100 %
2 Laporan
2 Laporan
100 %
1 Dokumen
1 Dokumen
100 %
2 kali
3 kali
150 %
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
14
NO 3.
II.
TARGET
REALISASI
CAPAI AN %
13. Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara 14. Jumlah Laporan penghapusan BMN
1 laporan
1 laporan
100%
1 laporan
1 laporan
100%
15. Jumlah Laporan penetapan status BMN
1 laporan
1 laporan
100%
16. Jumlah Laporan pengalihan status BMN
1 laporan
1 laporan
100%
17. Jumlah kebijakan pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
1 kebijakan
1 kebijakan
100%
TUJUAN/ SASARAN Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
Meningkatnya
INDIKATOR KINERJA
pemenuhan
kebutuhan
sarana
dan
prasarana
untuk
pelaksanaan tugas BSN 4.
Tersedianya sarana dan prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi
18. Jumlah sarana dan prasarana yang dapat disediakan 19. Jumlah sosialisasi/ bimtek tata usaha dan rumah tangga 20. Jumlah dokumen perencanaan pembangunan gedung Lab SNSU
762 unit
762 unit
100%
4 kali
4 kali
100%
1 dokumen
1 dokumen
100%
Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja untuk masing-masing sasaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
15
TUJUAN : 1. Meningkatnya
kualitas
layanan
perencanaan,
keuangan,
dan
ketatausahaan dan rumah tangga 2. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan tugas BSN Dalam mencapai tujuan tersebut, sasaran yang telah ditetapkan adalah : 1.
Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi
2.
Terselenggaranya pengelolaan keuangan
3.
Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
4.
Tersedianya sarana dan prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi
Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.
SASARAN
1
Tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi
Tabel III.2 Capaian Kinerja Sasaran 1 Capaian 2015
Indikator Kinerja
Realisasi
Peningkatan/ (Penurunan) dari realisasi tahun sebelumnya
Target
Realisasi
Capaian %
2014
1. Nilai evaluasi LAKIP (dokumen LAKIP)
B (predikat)
B (predikat)
100%
CC
Naik 1 tingkat predikat
2. Jumlah dokumen Renja
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
1 Dokumen
0
3. Jumlah dokumen RKAKL
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
1 Dokumen
0
4. Jumlah dokumen Perjanjian Kinerja
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
1 Dokumen
0
5. Jumlah Laporan Monev Kegiatan
1 Laporan
1 Laporan
100%
1 Laporan
0
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
16
Target
Realisasi
Capaian %
2014
Peningkatan/ (Penurunan) dari realisasi tahun sebelumnya
6. Jumlah pelaksanaan Raker
1 Kali
1 Kali
100%
1 Kali
0
7. Jumlah sosialisasi/ workshop perencanaan & penganggaran
5 Kali
5 Kali
100%
5 Kali
0
Capaian 2015
Indikator Kinerja
Realisasi
Capaian kinerja dari indikator kinerja untuk mengukur tersusunnya dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi sebagai berikut : 1.
Evaluasi AKIP (dokumen LAKIP) dengan predikat B LAKIP atau Laporan Kinerja dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya dapat membantu pimpinan dan seluruh jajaran dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan acuan dalam menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian rencana kinerja di tahun mendatang dapat disusun lebih
fokus,
transparan
efektif,
efisien,
dan
terukur, dapat
dipertanggunjawabkan. Pada tahun 2015, BSN telah menghasilkan 1 (satu) dokumen Laporan Kinerja BSN tahun 2014, 4 (empat) dokumen Laporan Kinerja unit Eselon I tahun 2014, dan 11 (sebelas) dokumen Laporan Kinerja unit Eselon II tahun 2014. Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Gambar III.1 Laporan Kinerja BSN Tahun 2014
Instansi Pemerintah, Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
17
Kinerja Instansi Pemerintah, dan PermenPANRB Nomor 20 Tahun 2013 tentang
Perubahan
Lampiran
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melakukan evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berdasarkan hasil evaluasi AKIP BSN Tahun 2015 atas LAKIP BSN Tahun 2014 tersebut, BSN mendapatkan predikat tingkat akuntabilitas kinerja “B” (skor 64,20). Ini berarti terjadi peningkatan akuntabilitas kinerja dari tahun sebelumnya yang hanya mendapat predikat “CC” (skor 63,81).
Gambar III.2 Penghargaan AKIP Tahun 2015
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
18
Tabel III.3 Hasil Evaluasi AKIP BSN Tahun 2014 - 2015 No
Komponen yang dinilai
2014 Bobot
2015
Nilai
Bobot
Nilai
a.
Perencanaan Kinerja
35
24,18
30
19,92
b.
Pengukuran Kinerja
20
11,25
25
15,80
c.
Pelaporan Kinerja
15
9,78
15
10,28
d.
Evaluasi Kinerja
10
6,26
10
5,85
e.
Capaian Kinerja
20
13,34
20
12,35
100
63,81
100
64,20
Nilai Hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja Walaupun
telah
mencapai
CC target
mendapatkan
B predikat
tingkat
akuntabilitas kinerja ”B”, namun dari 5 (lima) komponen yang dinilai di tahun 2015 terdapat 3 (tiga) komponen yang mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu: komponen perencanaan kinerja turun dari skor 24,18 menjadi 19,92, komponen evaluasi kinerja turun dari skor 6,26 menjadi 5,85 dan komponen capaian kinerja dari skor 13,34 menjadi 12,35. Selain itu pada tahun 2015 ada perubahan pembobotan komponen AKIP yang dinilai oleh KemenPANRB dari tahun sebelumnya yaitu untuk komponen perencanaan kinerja yang turun bobotnya menjadi 30 dari sebelumnya 35 dan komponen pengukuran kinerja yang naik bobotnya menjadi 25 dari sebelumnya 20. Perkembangan hasil evaluasi AKIP BSN Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
19
Tabel III.4 Perkembangan Hasil Evaluasi AKIP BSN Tahun 2010 – 2015 No
Komponen yang dinilai
Bobot
a.
Perencanaan Kinerja
b.
Nilai
Nilai
2010
2011
2012
2013
2014
Bobot
2015
35
18,65
19,75
19,69
23,04
24,18
30
19,92
Pengukuran Kinerja
20
10,33
10,50
10,50
11,35
11,25
25
15,80
c.
Pelaporan Kinerja
15
9,25
8,88
9,36
9,63
9,78
15
10,28
d.
Evaluasi Kinerja
10
5,00
5,40
5,42
6,14
6,26
10
5,85
e.
Capaian Kinerja
20
11,08
9,97
13,25
12,79
13,34
20
12,35
100
54,31
54,50
58,21
62,95
63,81
100
64,20
CC
CC
CC
CC
CC
Nilai Hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja
B
Berdasarkan rekomendasi dari KemenPANRB, Biro PKT bersama dengan unit terkait akan menindaklanjuti perbaikan AKIP selanjutnya, yaitu : Memastikan tersedianya Rencana Strategis BSN, yang lebih berkualitas, lebih terukur, menggambarkan kinerja (hasil kerja) jangka menengah yang terukur, layak untuk diperjanjikan dan dapat diketahui dan ditagih hasilnya saat dibutuhkan; Sebagai tindak lanjut telah dilakukan benchmark ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah mendapatkan nilai AKIP A. Renstra BSN Tahun 2015-2019 akan dilakukan perubahan dengan mengacu hasil penyempurnaan IKU BSN. Mereviu dan menyempurnakan IKU, baik tingkat BSN maupun unit kerja dibawahnya dan memastikannya sudah lebih spesifik, relevan, terukur dan
khas
atau
unik
menggambarkan
efektivitas
dan
alasan
keberadaan entitas IKU tersebut; Sebagai tindak lanjut dalam Raker BSN Tahun 2016 telah dilakukan pembahasan untuk menyempurnakan IKU BSN. Diharapkan Perjanjian Kinerja BSN Tahun 2016 yang akan ditandatangani pertengahan Maret 2016 telah menggunakan IKU hasil perbaikan.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
20
Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan
dan
meminta
seluruh
unit
kerja
mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih dahulu (termasuk
janji
atau
outcome
mengajukan
anggaran.
mengaitkan
kinerja
yang
Memastikan
utama
belum seluruh
(indikator
dan
terwujud) unit
sebelum
kerja
target)
dapat dengan
penganggarannya (mengaitkan IKU dengan anggarannya); Sebagai tindak lanjut telah dilakukan Evaluasi RKA BSN Tahun 2016 berdasarkan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). Pada tahun 2017, Unit Kerja telah diminta untuk mengajukan proposal awal kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan sebelum turun Pagu Indikatif TA. 2017. Memastikan tersedianya Perjanjian Kinerja atau kesepakatan kerja, yang menyajikan dan menjanjikan kinerja atau hasil (bukan sekedar kerja)
yang
sangat
menggambarkan
terukur,
kekhasan,
relevan keunikan,
dan
dapat
keutamaan
ditagih dan
serta alasan
keberadaan entitas, mulai dari tingkat Kepala Badan, eselon I, II, III, dan IV, bahkan jika perlu sampai kepada tingkatan paling rendah yang paling mungkin; Sebagai tindak lanjut penyusunan Perjanjian Kinerja tahun 2016 akan mengacu pada hasil penyempurnaan IKU. Selanjutnya Perjanjian Kinerja Eselon I dan II dilakukan cascading mulai eselon III sampai dengan staf (menyusun Sasaran Kinerja Pegawai -SKP). Melakukan monitoring, mengukur,menagih dan menyimpulkan kinerja sebagaimana yang disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya dengan penghargaan dan pengakuan (reward and recognition) atas capaian kinerja yang pantas; Sebagai tindak lanjut pada tahun 2016 akan disiapkan Aplikasi Monitoring untuk memantau pencapaian kinerja setiap Unit Kerja yang dapat diisi dan diupdate setiap saat. Selain itu bagi Unit Kerja yang yang penyerapan anggaran dan berkinerja terbaik di Tahun 2015 2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
21
diberikan penghargaan pada Raker BSN Tahun 2016 pada bulan Februari 2016. Agar Inspektorat atau tim evaluasi terus mendorong dan memastikan unit kerja untuk lebih akuntabel terhadap kinerjanya dan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja serta memberikan rekomendasi yang mampu membangun unit yang berbudaya (akuntabel terhadap) kinerja; Sebagai tindak lanjut inspektorat akan melakukan pemantauan terkait hasil evaluasi AKIP 2014. Agar setiap penanggungjawab program melakukan evaluasi program dalam
rangka
memastikan
tersedianya
jawaban
terukur
atas
keberhasilan program-program prioritas atau unggulan yang ada di BSN. Penanggungjawab program harus memastikan keberhasilan maupun kekurangberhasilan suatu program secara nyata dan terukur, perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada suatu target grup (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan; Sebagai tindak lanjut akan dilakukan evaluasi Program yang menjadi tanggung jawab Eselon I dan II dan dimonitoring secara berkala. Meningkatkan
transparansi
dengan
memastikan
diungguhnya
dokumen dan informasi yang berhak (seharusnya) diketahui oleh publik (seperti Renstra, Perjanjian Kinerja, IKU, dan Laporan Kinerja) ke dalam laman (website) resmi milik BSN dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang disajikan bersifat terkini (updated); Sebagai tindak lanjut Biro PKT akan bekerjasama dengan Pusido untuk menyediakan informasi SAKIP (Renstra, Tapkin, LAKIP, monev) dalam menu utama website BSN yang akan terus diupdate. Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas penerapan sistem akuntabilitas kinerja di seluruh unit kerja.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
22
Sebagai tindak lanjut akan dilakukan sosialisasi AKIP kepada pejabat Eselon I dan II, serta tim AKIP. Sebagai upaya untuk terus melakukan perbaikan implementasi AKIP di BSN, pada tahun 2016 akan diterbitkan peraturan Kepala BSN terkait pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan BSN. Pedoman SAKIP ini menjadi pedoman bagi Unit Kerja di lingkungan BSN untuk perbaikan proses pengambilan keputusan dalam upaya mencapai tata kelola pemerintahan yang baik di BSN dan mendorong secara terus menerus untuk peningkatan kinerja seluruh Unit Kerja secara akuntabel.
2.
Dokumen Renja Dalam upaya untuk menyusun dokumen perencanaan dan monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan seluruh unit BSN, BSN pada tahun 2015 telah melakukan penyusunan Dokumen Rencana Kerja (Renja) 2016. Renja merupakan dokumen perencanaan yang berisi program dan kegiatan suatu K/L sebagai penjabaran dari Renstra
K/L
yang
dalam
satu
tahun
Berdasarkan dokumen
anggaran.
indikator
Renja,
sebanyak
bersangkutan
telah
jumlah tercapai
satu dokumen Renja.
Penyusunan Renja BSN dilaksanakan setelah dikeluarkannya surat yang ditandatangani PPN/Kepala Gambar III.3 RENJA BSN Tahun 2015
oleh
Menteri
Bappenas
bersama
Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif K/L yang merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum serta tema dan
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
23
prioritas pembangunan nasional. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan kegiatan prioritas. Draft Renja BSN tahun 2016 hasil Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan Pimpinan dan Wakil dari setiap Unit Kerja di BSN dibahas dan disepakati dalam Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) antara BSN, Bappenas dan Kementerian Keuangan. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut, diperoleh Dokumen Renja BSN tahun 2016 yang dipergunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) BSN tahun 2016. Sebagai upaya untuk perbaikan penyusunan Renja berikutnya, BSN akan mendorong diterapkannya Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) pada tahun anggaran 2017. Sebelum Pagu Indikatif tahun 2017 turun, unit kerja diminta untuk menyampaikan proposal awal yang berisi rencana kerja yang akan dilakukan dan hasil kinerja yang diperjanjikan, tidak lagi menyusun rencana kerja setelah mendapatkan pembagian anggaran.
3.
Dokumen RKAKL Rencana
Kerja
Kementerian yang
dan
Anggaran
Negara/Lembaga,
selanjutnya
disebut
RKAKL,
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan
kegiatan
suatu
Kementerian
Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran
dari
Rencana
Kerja
Pemerintah (RKP), Renja K/L dan Renstra
K/L
yang
bersangkutan
dalam satu tahun anggaran untuk Gambar III.4 RKA BSN Tahun 2016
menjadi
pedoman
pelaksanaan
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
24
program dan kegiatan. Di tahun 2015, telah dihasilkan 2 (dua) dokumen yaitu dokumen RKA BSN tahun 2016 dan DIPA BSN tahun 2016. Penyusunan RKA BSN Tahun 2016 telah melalui 3 (tiga) tahap penyusunan yaitu dimulai saat Pagu Indikatif, Pagu Anggaran, dan Alokasi Anggaran. Term of References (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diajukan oleh Unit Kerja sebagai dasar penyusunan RKA sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Biro PKT dan di reviu oleh Inspektorat. Mulai tahun anggaran 2016 sebelum penyusunan RKA tahun 2016, dilakukan penataan nomenklatur kinerja dengan menggunakan aplikasi Arsitektur Data Informasi Kinerja (ADIK) RKA. Mengingat BSN masih melakukan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tahun 2016, maka
penataan nomenklatur kinerja BSN untuk tahun anggaran
2017 juga akan dilakukan penyempurnaan mengikuti perubahan dari IKU BSN.
4.
Dokumen Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji rencana kerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima tugas dengan pihak yang memberi tugas. Perjanjian kinerja menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh instansi pemerintah/unit
kerja
dalam
suatu
tahun
tertentu
dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Perjanjian kinerja akan dipertanggungjawabkan capaian kinerjanya dalam Laporan Kinerja. Pada tahun 2015, telah dihasilkan dokumen Perjanjian Kinerja BSN Tahun 2015 yang terdiri dari Perjanjian Kinerja Kepala BSN, Eselon I dan II di lingkungan BSN.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
25
Gambar III.5 Perjanjian Kinerja BSN Tahun 2015 Sebagai salah satu tindak lanjut dari hasil evaluasi AKIP BSN Tahun 2015, maka pada tahun 2016 akan dilakukan reviu dan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar lebih spesifik, relevan, terukur dan khas yang menggambarkan efektivitas dan alasan keberadaan entitas IKU tersebut, mulai tingkat BSN sampai unit kerja dibawahnya. IKU hasil penyempurnakan akan menjadi dasar dalam menyusun Perjanjian Kinerja tahun 2016, mulai dari Perjanjian Kinerja tingkat Kepala BSN, eselon I dan II. Selanjutnya memastikan Perjanjian Kinerja eselon II diturunkan habis mulai tingkat eselon III sampai staf.
5.
Laporan Monev Kegiatan Monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan dalam rangka pengendalian kegiatan dan program agar mencapai sasaran yang diharapkan secara tepat waktu, tepat sasaran. Pelaksanaan monev antara lain dilakukan melalui kegiatan atau pertemuan-pertemuan yang bersifat koordinatif dengan unit kerja/instansi terkait.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
26
Pada tahun 2015, telah dihasilkan 1 (satu) dokumen laporan monev kegiatan. Dokumen laporan monev ini terdiri dari laporan bulanan, laporan triwulanan, laporan PP 39, laporan PMK 249, dan laporan capaian kinerja.
Gambar III.5
Gambar III.6 Laporan Monitoring
Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan monev anggaran sebagai tindak lanjut atas berbagai penyesuaian kegiatan di unit kerja dan mengkomodir adanya kebijakan pemerintah berupa penghematan dan efisiensi anggaran, selama tahun 2015 Biro PKT telah melakukan 4 (empat) kali revisi anggaran. Dalam rangka sinkronisasi dan koordinasi kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian serta untuk meningkatkan sinergi program dan kegiatan di lingkungan Kementerian ristekdikti dan LPNK, Biro PKT menjadi hosting dalam pertemuan yang diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
27
Gambar III.7 Kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi SPK Selain itu untuk mengetahui implementasi standardisasi dan penilaian kesesuaian, dilakukan pelaksanaan kunjungan lapangan ke industri kayu dan Universitas Gajah Mada. Kunjungan ini dilaksanakan bersama Direktur Industri, Iptek, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Mesdin K. Simarmata dan staff. Sebagai upaya terus melakukan perbaikan kinerja, Biro PKT-BSN sedang menyiapkan aplikasi monev berbasis website untuk membantu Unit Kerja memonitor pencapaian realisasi kinerja setiap saat dan mempercepat proses pelaporan. Diharapkan aplikasi monev ini sudah dapat digunakan pada tahun 2016.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
28
6. Pelaksanaan Raker Pada tahun 2015 telah terlaksana 1 (satu) kali rapat kerja (raker) BSN Tahun 2015 dengan tema “Memantapkan peran BSN untuk mendukung kemandirian ekonomi yang berdaya saing” pada bulan Maret 2015.
Gambar III.8 Raker BSN Tahun 2015 Adapun hasil dari rapat kerja tersebut berupa rumusan dan telah ditindaklanjuti : a. Sebagai arah penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaiain kesesuaian periode 5 tahun, yaitu tahun 2015-2019 akan ditetapkan Rencana Strategis BSN tahun 2015-2019. Sebagai tindak lanjut telah ditetapkan Renstra BSN Tahun 2015-2019 melalui Peraturan Kepala BSN Nomor 4 Tahun 2015 tertanggal 30 April 2015. Selanjutnya berdasarkan hasil reviu Indikator Kinerja Utama (IKU) oleh KemenPANRB telah dilakukan perubahan IKU BSN dan Renstra pada bulan Agustus 2015.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
29
b. Rencana Strategis BSN tahun 2015-2019 mengacu kepada arah dan strategi nasional, yaitu Visi dan Misi
Presiden
RI
sebagaimana
dinyatakan dalam 9 (sembilan) agenda prioritas Nawa Cita. Agenda Pembangunan
Nasional
sesuai
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, Strategis Standardisasi Nasional 2015-2025, serta tantangan yang dihadapi standardisasi dan penilaian kesesuaian, terutama implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku efektif per tahun 2016. Sebagai tindak lanjut telah dijelaskan hal tersebut pada BAB II Point 2.1 dan BAB III Renstra BSN tahun 2015-2019. c. Sesuai Visi BSN tahun 2015 - 2019 yaitu “terwujudnya Infrastruktur Mutu Nasional yang handal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup”, BSN akan melaksanakan Strategi Kegiatan BSN 2015 – 2019, yang mencakup kegiatan yang bersifat horizontal dan vertikal. Sebagai tindak lanjut telah disusun rencana kinerja yang berisi kegiatan, output dan pendanaan BSN tahun 2015-2019 dalam Renstra BSN Tahun 2015-2019 yaitu pada lampiran II Matriks Kinerja dan Pendanaan BSN Tahun 2015-2019. d. Strategi tersebut akan dilaksanakan sejalan dengan sektor prioritas 2015-2019 yang ditetapkan. Sektor prioritas tersebut adalah sebagai berikut: Pertanian dan Pangan, Kemaritiman, Bangunan dan konstruksi, Elektroteknika
dan
Telematika,
Kesehatan
(peralatan
kesehatan,
farmasi, obat tradisional-makanan pelengkap, kosmetika), Mineral dan Energi, Jasa pariwisata, Permesinan, Transportasi darat, Kimia. Sebagai tindak lanjut setiap tahun kepala BSN telah menetapkan Produk Prioritas dan Lokus per tahun dengan mengacu pada 10 Sektor Prioritas yang telah ditetapkan dalam Renstra BSN Tahun 2015-2019. e. Untuk mendukung pelaksanaan Strategi tersebut, dan sejalan dengan telah ditetapkannya Undang – Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, maka diperlukan penguatan
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
30
kelembagaan standardisasi dan penilaian kesesuaian. Pembahasan penguatan kelembagaan akan dibahas lebih detail di tingkat Pimpinan, dengan memperhatikan usulan Pokja, khususnya terkait perumusan SNI, penerapan SNI, pembangunan laboratorium SNSU, dan Uji Petik. Sebagai tindak lanjut telah diusulkan restrukturisasi organisasi kepada KemenPANRB pada akhir tahun 2014 dan telah dilakukan pembahasan pada bulan April dan September 2015. Saat ini sedang dilakukan pembahasan bisnis proses untuk kegiatan yang diamanatkan dalam UU No.
20
Tahun 2014,
termasuk
perumusan
SNI, penerapan SNI,
pembangunan laboratorium SNSU, dan Uji Petik. f. Untuk meningkatkan koordinasi dalam rangka memperkuat pembinaan kepada Usaha Mikro Kecil (UMK), khususnya terkait penerapan standar, perlu disusun pemetaan kegiatan pembinaan kepada UMK yang dilakukan oleh seluruh instansi teknis. Sebagai tindak lanjut telah dilakukan MoU dengan Kementerian UMKM dan beberapa kali pembahasan mengenai tindak lanjut kerjasama tersebut. g. Untuk meningkatkan keberterimaan peran standardisasi dan penilaian kesesuaian terutama oleh instansi terkait, diperlukan sosialisasi Undang – Undang Nomor 20 tahun 2014 kepada instansi teknis terkait, termasuk Kementerian Keuangan. Sebagai tindak lanjut telah dilakukan Sosialisasi UU No 20 Tahun 2014 dalam rangkaian acara Bulan Mutu Nasional yang mengundang seluruh Kementerian/Lembaga terkait termasuk dari Kementerian Keuangan. h. Manajemen menetapkan jam kerja pegawai per 1 April 2015 yaitu: Jam Kerja masuk pukul 07.00 – 15.30 dengan floating time selama 60 menit dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 pada hari Senin – Kamis.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
31
Sedangkan untuk hari Jumat, jam masuk kerja pukul 07.00 – 16.00 dengan waktu istirahat pukul 11.30 – 13. 00. Sebagai tindak lanjut telah dilakukan revisi jam kerja melalui Peraturan Kepala BSN tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai. i.
BSN akan menyediakan fasilitas jemputan mobil (shuttle) bagi pegawai BSN ke kantor dari Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Gondangdia, serta mengupayakan adanya dokter/klinik kesehatan di kantor. Sebagai tindak lanjut telah diberikan fasilitas jemputan mobil untuk daerah Serpong dan Bogor, sedangkan suttle dari Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Gondangdia tidak dapat disediakan karena keterbatasan tempat parkir untuk menunggu penumpang di stasiun dan kedatangan penumpang yang tidak bersamaan. Sedangkan untuk penyediaan fasilitas dokter/klinik kesehatan di kantor belum dapat terpenuhi, namun telah dilakukan kegiatan terkait kesehatan oleh Unit Sekretariat Korpri antara lain donor darah, pengecekan kanker serviks, sosialisasi bahaya rokok dan narkoba.
j.
Sebagai Quick Win 2015 adalah layanan 1 pintu dan Sistem monitoring pengembangan SNI. Sebagai tindak lanjut terkait Quick Wins : - Telah dilakukan soft launching Layanan Informasi Terpadu – LITE pada acara pembukaan ISO Days di Hotel Intercontinental Jakarta MidPlaza, pada tanggal 3 Juni 2015 yang lalu dan mulai beroperasi pada tanggal tersebut di Lantai Dasar Gedung I BPPT. Grand launching dilakukan pada tanggal 9 November 2015 bersamaan dengan pembukaan acara Bulan Mutu Nasional 2015 di Jakarta Convention Center. - Sistem
monitoring
pengembangan
SNI
sedang
dalam
proses
pembangunan terintegrasi dalam Sistem Informasi Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
32
k. Roadmap RB akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Aksi Tahun 2015 dilaksanakan oleh kelompok kerja RB. Sebagai tindak lanjut telah dilakukan penyusunan rencana aksi Reformasi Birokrasi Tahun 2015.
7.
Sosialisasi/ workshop perencanaan dan penganggaran Dalam rangka menyamakan persepsi terkait aturan perencanaan dan penganggaran serta untuk memberikan pelatihan dalam mengoperasikan aplikasi RKA sepanjang tahun 2015 telah dilaksanakan sosialisasi/workshop sebanyak 5 (lima) kali yang terdiri dari: a. Sosialisasi Standar Biaya Tahun 2016 dan BAS (Bagan Akun Standar) Sosialisasi ini menjelaskan tentang Standar Biaya Masukan (SBM) 2016, penerapan harga Standar Biaya Masukan 2016 dalam kegiatan BSN, mata anggaran kegiatan (MAK) yang digunakan di lingkungan kerja BSN. Sosialisasi ini diilaksanakan pada bulan Juni 2015 dengan peserta dari seluruh unit kerja di Badan Standardisasi Nasional.
Gambar III.9 Sosialisasi Standar Biaya 2016
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
33
b. Sosialisasi Penyusunan RKA BSN TA 2016 Sosialisasi ini menjelaskan bahwa RKAKL digunakan sebagai alat kontrol pagu
anggaran,
bahan
penelaahan
oleh
Dirjen
Anggaran-
Kementerian Keuangan, monitoring kertas kerja oleh Kementerian Keuangan dan acuan pelaksanaan kegiatan. Sosialisasi ini dimulai dengan penjelasan cara menginstal aplikasi dan pengisian data anggaran melalui Aplikasi RKAKL Tahun Anggaran 2016. Sosialisasi ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 dengan peserta seluruh perwakilan Unit kerja di BSN. c. Focus Group Discussion (FGD) Pembahasan Data Referensi Aplikasi RKAKL DIPA BSN 2016 FGD ini merupakakan persiapan penyusunan Pagu Anggaran TA 2016 dengan konsep hasil Aplikasi Arsitektur dan Data Informasi Kinerja (ADIK) Kementerian/Lembaga dan memperhatikan perubahan nomenklatur pada program,kegiatan dan output serta indikator sesuai Renstra Periode 2015 – 2019. Pelaksanaan FGD ini pada bulan Juli 2015 dengan peserta dari seluruh unit kerja BSN. d. Reviu Renstra BSN Tahun 2015 – 2019 Pada kegiatan ini, narasumber dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi birokrasi menyampaikan dokumen AKIP termasuk di dalamnya Rencana Strategis (Renstra), khusus Draft Rencana Strategi (Renstra) BSN harus ditingkatkan target outputnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2015 dengan peserta Eselon I dan II, Tim Renstra BSN.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
34
e. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Anggaran dan Kinerja Kegiatan BSN 2015. Kegiatan ini menghasilkan rumusan evaluasi kinerja BSN Triwulan III tahun 2015 dan rencana kegiatan tahun 2016 sebagai berikut :
Dalam merencanakan kegiatan di lingkungan BSN tahun 2016, penanggungjawab kegiatan harus memperhatikan interkoneksi antar unit kerja. Hal ini diperlukan untuk membentuk suatu “ekosistem” yang kokoh dalam sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dengan memperhatikan prioritas secara terintegrasi;
Kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di daerah tidak hanya sampai pada tataran sosialisasi, namun dilanjutkan sampai pada kegiatan pendampingan dan advokasi dalam rangka memperbanyak role model /pioneer penerap standar di daerah;
Membentuk koordinator wilayah yang mengoordinasikan seluruh kegiatan di daerah;
Menetapkan sektor prioritas kegiatan tahun 2016 yang akan menjadi pilot project sebagai wujud contoh implementasi yang terintegrasi
dari
pelaksanaan
Kesesuaian
sebagai
berikut
:
Standardisasi Maritim,
dan
termasuk
Penilaian perikanan,
pariwisata, konstruksi/bangunan;
Menetapkan lokasi pelaksanaan Bulan Mutu Nasional (BMN) 2016 di Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta. Agar pelaksanaan berjalan dengan baik dan lancar, seluruh unit agar berkoordinasi baik secara internal maupun dengan stakeholder BSN di daerah.
Dalam rangka memperingati HUT BSN, dilakukan kegiatan bakti sosial dan raker di Banten. Kegiatan ini sekaligus mengenalkan bagaimana
implementasi
SNI
di
masyarakat
yang
akan
dikorrdinasikan oleh Setama dan unit KORPRI;
Penentuan PPK akan dibahas lebih lanjut di RAPIM.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November 2015 dengan peserta jajaran pejabat esselon I,II dan III BSN.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
35
SASARAN Terselenggaranya Pengelolaan Keuangan
2
Tabel III.5 Capaian Kinerja Sasaran 2
Indikator Kinerja 8. Opini BPK atas
Capaian 2015
Realisasi
Peningkatan/ (Penurunan) dari realisasi tahun sebelumnya
Target
Realisasi
Capaian %
WTP (opini)
WTP (opini)
100 %
1 Kebijakan
1 kebijakan
100 %
0
-
2 Laporan
2 Laporan
100 %
2 Laporan
0
1 Dokumen
1 Dokumen
100 %
0
-
2 kali
3 kali
150 %
2 kali
50 %
2014 WTP (opini)
0
Laporan Keuangan (laporan keuangan 9. Jumlah kebijakan pengelolaan anggaran 10. Jumlah Laporan pengelolaan anggaran dan PNBP 11. Jumlah konsep revisi PP tarif PNBP 12. Jumlah sosialisasi PNBP
Capaian kinerja dari indikator kinerja untuk mengukur terlaksananya pelayanan keuangan BSN ada 5 (lima) sebagai berikut 8. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan BSN Sebagai salah satu lembaga negara pengguna APBN, BSN berkewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Salah satu upaya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
36
Tingkat
opini
laporan
keuangan,
adalah
suatu
keadaan
yang
menggambarkan kualitas dan akuntabilitas suatu Instansi Pemerintah yang dilihat mulai dari perencanaan anggaran sampai dengan pelaporan realisasi anggaran. Untuk kesesuaian tersebut maka Laporan Keuangan disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang disertai dengan bukti verifikasi dokumen anggaran sehingga lebih cermat dan akurat.
Agar
lebih
cermat
dan
akurat
dalam
penyusunannya maka dilakukan dilakukan rekonsiliasi data realisasi penggunaan anggaran dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan DAPK Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Selanjutnya laporan tersebut diserahkan untuk dinilai oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagai auditor Gambar III.10 Laporan Keuangan BSN TA.2014
?
eksternal. Dalam menetapkan opini atas laporan keuangan Instansi Pemerintah, BPK menggunakan 3 (tiga)
kriteria
penilaian
yaitu
kriteria
kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, kriteria Sistem Pengendalian Internal, dan kriteria kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak memberikan pendapat (Disclaimer), dan Tidak Wajar (TD). Target yang akan dicapai dari indikator kinerja Opini BPK atas Laporan Keuangan BSN Tahun 2014 pada tahun 2015 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan target tersebut tercapai, sehingga BSN telah mendapatkan opini WTP atas Laporan Keuangan sebanyak 7 (tujuh) kali secara berturut-turut sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2015, yaitu untuk Laporan Keuangan BSN tahun 2008 sampai dengan tahun 2014.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
37
Gambar III.11 Penerimaan Penghargaan WTP BSN 2015
Gambar III.12 Penghargaan WTP BSN tahun 2015
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
38
Tabel III.6 Capaian Kinerja Opini BPK atas Laporan Keuangan BSN Tahun 2007-2014 Uraian Opini BPK atas Laporan Keuangan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Meskipun BSN telah mencapai opini tertinggi dalam penilaian kewajaran dalam penyajian Laporan Keuangan lembaga, BSN masih mengalami kendala dalam proses penyusunan Laporan Keuangan di antaranya waktu yang diberikan untuk penyelesaian dan penyampaian Laporan Keuangan sangat singkat yaitu sekitar akhir Januari atau awal Februari, sedangkan data SAI baru selesai direkonsiliasi dengan KPPN sekitar pertengahan Januari. Untuk mempertahankan opini WTP atas laporan keuangan BSN sampai tahun 2019 diperlukan komitmen manajemen BSN beserta seluruh jajarannya secara bersama yang akan dilaksanakan melalui : a. Peningkatan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) yang didukung dengan dukungan teknologi informasi. b. Optimalisasi peran dalam melakukan reviu, monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI yang efektif. c. Kerjasama tim antar unit kerja di BSN. d. Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pengelola keuangan terkait dengan pelaksanaan aturan pengelolaan keuangan negara. 9. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Pengelolaan keuangan pada Satuan Kerja Sekretariat Utama Badan Standardisasi
Nasional
harus
dikelola
secara
efektif,
efisien,
tertib,
transparan, disiplin, dan bertanggung jawab sesuai ketentuan perundangundangan, serta memperhatikan tingkat capaian penyerapan anggaran.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
39
Oleh karena itu, maka dipandang perlu adanya suatu pedoman mengenai pelaksanaan pengelolaan keuangan. Pada tahun 2015, telah dihasilkan 1 (satu) kebijakan pengelolaan anggaran yaitu Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Sekretariat Utama Badan Standardisasi Nasional yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala BSN Nomor 11 Tahun 2015.
Gambar III.13 Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran
10. Pengelolaan anggaran dan PNBP Pada tahun 2015 BSN telah mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp.164.811.970.000,-. Pagu tersebut dikelola oleh 4 (empat) orang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang pengelolaannya dibagi per unit eselon 1. Dalam pelaksanaannya BSN telah merealisasikan anggaran sebesar Rp.158.175.585.546,- atau sebesar 95,97%. Untuk menunjang transparansi anggaran, efektif dan efisien pada tahun 2015 ini pula tersedia aplikasi pelaksanaan anggaran yang digunakan untuk memonitor dan mengawasi pelaksanaan anggaran agar berjalan 2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
40
sesuai dengan perencanaannya. Aplikasi ini baru akan dipergunakan pada tahun anggaran 2016. Penyusunan Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dilakukan setiap awal tahun sesuai surat edaran permintaan dari Kementerian Keuangan untuk Pagu Indikatif dan Pagu Sementara. Target PNBP merupakan hasil perhitungan atau penetapan PNBP yang diperkirakan akan
diterima
1
(satu)
tahun
yang
akan
datang
oleh
setiap
Kementerian/Lembaga (K/L). Kementerian Keuangan telah menyiapkan aplikasi TRPNBP untuk digunakan BSN dalam menginput usulan target PNBP yang selanjutnya disampaikan kepada DJA – Kementerian Keuangan bersama dengan proposal target dan pagu PNBP BSN. Dalam pengelolaan anggaran, BSN mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai lembaga dengan penyerapan anggaran terbaik ke – 7 se-Indonesia.
Gambar III.14 Penghargaan Lembaga dengan Penyerapan Anggaran Terbaik
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
41
11. Konsep revisi PP tarif PNBP Draft final revisi PP Nomor 62 Tahun 2007 tentang Tarif atas Jenis dan Tarif PNBP telah disampaikan kepada Kementerian Keuangan melalui surat Nomor 1624/BSN/A0-b1/06/2015, tertanggal 17 Juni 2015, Perihal Rencana Perubahan PP Nomor 62 Tahun 2007. Garis besar perubahan dalam Revisi PP tersebut antara lain : Penyesuaian terhadap besarnya tarif layanan Perubahan satuan tarif asesmen pada Layanan Jasa Akreditasi dari “paket” menjadi “OH “ (Orang Hari) Penghapusan
layanan
jasa
pendidikan
standardisasi
untuk
seminar/lokakarya Pengenaan tarif jasa informasi standardisasi untuk layanan dokumen SNI dibagi menjadi 2 (dua) tarif, yaitu Umum dan Warga negara Indonesia Perubahan nama Jasa Permohonan Nomor Identifikasi Bank diganti menjadi Jasa Layanan Sponsoring Authority Tindak lanjut dari usulan perubahan RPP tersebut antara lain : Kemenkeu c.q Direktorat PNBP mengundang BSN, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sekretaris Negara, Biro Hukum dan Biro Keuangan Dit. PNBP untuk melakukan pembahasan
awal batang
tubuh RPP tersebut (10 Juli 2015); Rapat lanjutan antara Kemenkeu c.q Direktorat PNBP dengan BSN membahas tindak lanjut pembahasan awal (10 Agustus 2015) Rapat dilanjutkan untuk mendapatkan justifikasi tentang kewajaran pungutan dan besaran tarifnya serta untuk menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP). 31 Agustus – 1 September 2015. Pembentukan Panitia Antarkementerian Penyusunan RPP tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada BSN. (Kemenkeu, BSN, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sekretariat Negara) Rapat Panitia Antarkementerian Penyusunan RPP tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP telah dilaksanakan pada tanggal 1 – 2 Desember 2015 dan menghasilkan Draft Final RPP. 2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
42
12. Sosialisasi PNBP Pada tahun 2015 telah dilakukan review SOP PNBP dan melanjutkan proses kajian revisi PP Nomor 62 Tahun 2007 tentang Tarif dan Tarif Atas Jenis PNBP yang berlaku pada Badan Standardisasi Nasional. Sesuai ketentuan dalam PP No. 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian Rencana Kerja dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), ditetapkan bahwa Instansi Pemerintah wajib menyusun laporan realisasi PNBP dalam lingkungan instansi bersangkutan. BSN telah melakukan sosialisasi PNBP sebanyak 3 kali di tahun 2015, dengan rincian sebagai berikut: Sosialisasi (refreshment) Perka BSN No. 7 Tahun 2011 tentang SOP PNBP pada BSN, tanggal 22 Mei 2015, mengundang pihak terkait antara lain Kepala Pusat terkait Jasa Layanan PNBP, staf penatausahaan layanan, ALBP,
Bendahara
Penerima.
Refreshment
SOP
BSN
tersebut
menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK tahun 2014. Sosialisasi draft final RPP Tarif PNBP BSN tanggal 12 Oktober 2015. Sosialisasi dilaksanakan untuk mendapat masukan terkait penyesuaian harga dan penambahan jenis tarif sebelum disampaikan kepada Kementerian Keuangan. Sosialisasi draft revisi Perka BSN No. 7 Tahun 2011 tentang SOP PNBP pada BSN, tanggal 16 November 2015. Setelah mendapat masukan dari narasumber terhadap revisi SOP PNBP, dipandang perlu dilakukan sosialisasi kepada pusat jasa layanan untuk selanjutnya disampaikan kepada wajib bayar guna mendapat masukan dan koreksi lebih lanjut dari pihak luar.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
43
SASARAN
3
Terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
Tabel III.7 Capaian Kinerja Sasaran 3
Indikator Kinerja
Capaian 2015
Realisasi
Peningkatan/ (Penurunan) dari realisasi tahun sebelumnya
Target
Realisasi
Capaian %
2014
1 Laporan
1 laporan
100%
1 laporan
0
1 Laporan
1 laporan
100%
1 laporan
0
15. Jumlah Laporan penetapan status BMN
1 Laporan
1 laporan
100%
1 laporan
0
16. Jumlah Laporan pengalihan status BMN
1 Laporan
1 laporan
100%
1 laporan
0
17. Jumlah kebijakan pengelolaan tata usaha dan rumah tangga
1 Kebijakan
1 kebijakan
100%
0
-
13. Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara 14. Jumlah Laporan penghapusan BMN
Capaian kinerja dari indikator untuk mengukur terselenggaranya pengelolaan tata usaha dan rumah tangga ada 5 (lima) sebagai berikut : 13. Laporan pengelolaan barang milik negara Penyusunan laporan Barang Milik Negara (BMN) mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Nomor 233/PMK.11/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Laporan BMN dihasilkan melalui Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) yang merupakan serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
44
data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Laporan pengelolaan BMN disajikan disusun dan disajikan untuk periode semesteran dan tahunan kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara. Sebagai pencapaian indikator kinerja, tahun 2015 jumlah laporan pengelolaan barang milik negara untuk periode semesteran dan tahunan telah tercapai. Telah disusun dan disampaikan kepada pengelola barang laporan BMN tahun 2015 senilai Rp.13.559.085.521,- dan laporan BMN semester I tahun 2015 sebesar Rp.1.798.522.000,- dan laporan BMN semester II tahun 2015 sebesar Rp.11.760.563.521,-. Keberhasilan laporan pengelolaan BMN ini berasal dari pencatatan yang dimulai dari tahap pengadaan, dengan spesifikasi yang dirinci dengan jelas sehingga mempengaruhi untuk mempermudah ke dalam pelaporan proses keuangan. Pengoptimalan dalam penertiban penatausahaan BMN dan peningkatan upaya kerja sama rekonsiliasi internal antara PPK, bendahara dan petugas BMN ini juga menjadikan salah satu keberhasilan dalam pengelolaan BMN.
14. Laporan penghapusan BMN Penghapusan
Barang
Milik
Negara
(BMN)
merupakan
tindakan
menghapus BMN dari daftar barang untuk membebaskan pengguna barang dan atau kuasa pengguna barang dan atau pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik dan atas barang yang ada dalam penguasaannya dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang. Barang milik negara yang dihapus berupa 27 (dua puluh tujuh) unit kendaraan operasional roda 4 dengan keputusan penghapusannya senilai Rp.2.436.882.000,-. Penghapusan BMN dilakukan dengan kondisi secara fisik BMN tersebut tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis apabila diperbaiki dan juga telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa, sesuai dengan persyaratan teknis
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
45
yang
tercantum
dalam
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
dokumen
laporan
96/PMK.06/2007. Biro
PKT
di
tahun
2015
telah
menghasilkan
penghapusan. Laporan penghapusan BMN disampaikan Sekretaris Utama selaku pengguna barang kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Kekayaan
Negara
selaku
pengelola
barang
sejak
keputusan
penghapusan BMN ditanda tangani. Berdasarkan laporan penghapusan, pengelola barang menghapuskan BMN dari Daftar Barang Milik Negara (DBMN).
Gambar III.15 Laporan Penghapusan BMN 15. Laporan penetapan status BMN Pada tahun 2015, BSN telah melaksanakan proses penetapan status BMN, surat keputusan penetapan status tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan dalam hal ini Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta III (KPKNL Jakarta III). Penetapan status penggunaan BMN dilaksanakan demi terciptanya penggunaan BMN yang tertib administrasi dan tertib pengelolaan. Status penggunaan semua barang milik negara ditetapkan
oleh
pengelola
barang,
kecuali
untuk
BMN
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
selain
46
tanah/bangunan dan selain BMN yang mempunyai bukti kepemilikan serta nilai per unitnya tidak lebih dari Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) ditetapkan oleh BSN selaku pengguna barang. Proses penetapan status penggunaan BMN selain tanah dan /atau bangunan dengan tahapan sebagai berikut: a. Tahap
persiapan,
BSN
selaku
kuasa
pengguna
barang
harus
menyelesaikan dokumen/bukti kepemilikan atau berita acara serah terima barang dari pihak lain atas perolehan BMN selain tanah dan/atau bangunan b. Tahap pengajuan usulan, kuasa pengguna barang mengajukan usul penetapan status penggunaan kepada pengguna barang disertai dengan fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau berita acara serah terima (BAST) dan dokumen pendukung lainnya yang selanjutnya digunakan
pengguna
barang
untuk
mengajukan
permintaan
penetapan status penggunaan kepada pengelola barang c. Tahap penetapan status penggunaan BMN ditetapkan oleh a.n Menteri Keuangan, Kepala KPKNL Jakarta II selaku pengelola barang melalui surat keputusan.
Gambar III.16 Laporan Penetapan Status BMN
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
47
16. Laporan pengalihan status BMN Barang Milik Negara pengguna
barang
(BMN) dialihkan status penggunaannya dari kepada
pengguna
barang
lainnya
untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan c.q Dirjen Kekayaan Negara selaku pengelola barang. Pada tahun 2015 BSN ditargetkan melakukan pengalihan status BMN berupa alat laboratorium sebanyak 27 unit yang berada di 6 kota (Jakarta, Bandung,
Semarang,
Jogjakarta,
Pontianak,
Medan).
Dari
surat
persetujuan pengalihan BMN tersebut target pengalihan status telah tercapai. Barang Milik Negara pengguna
barang
(BMN) dialihkan status penggunaannya dari kepada
pengguna
barang
lainnya
untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan c.q Dirjen Kekayaan Negara selaku pengelola barang. Pada tahun 2015 BSN ditargetkan melakukan pengalihan status BMN berupa alat laboratorium sebanyak 26 (dua puluh enam) unit diantaranya: 1. Kementerian Perindustrian sebanyak 18 unit (delapan belas) unit terdiri dari : - Balai Industri dan Standardisasi (BARISTAND) Medan sebanyak 1 unit - Balai Industri dan Standardisasi (BARISTAND) Pontianak sebanyak 1 unit - Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Jogjakarta sebanyak 2 unit - Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) Jogjakarta sebanyak 3 unit - Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (ST3) Bandung sebanyak 5 unit - Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) sebanyak 5 unit - Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang sebanyak 1 unit 2. Kementerian Perdagangan sebanyak 8 (delapan) unit terdiri dari: - Balai Pengujian dan Sertfikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan sebanyak 1 unit - Balai Pengembangan Mutu Barang Jakarta sebanyak 7 unit Dari surat persetujuan pengalihan BMN tersebut target pengalihan status telah tercapai. Pencapaian dihasilkan melalui koordinasi yang baik 2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
48
dengan berbagai pihak diantaranya seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan instansi terkait lainnya yang berkaitan. Kuasa
pengguna
barang
mengajukan
usulan
pengalihan
status
penggunaan kepada pengguna barang disertai dengan penjelasan dan dokumen pendukung. Adapun penjelasan yang disampaikan oleh BSN selaku kuasa pengguna barang didasari dengan kebutuhan stakholder yang membutuhkan alat-alat laboratorium tersebut dalam pelaksanaan kegiatan. Usulan tersebut yang dijadikan dasar untuk pengajuan ke pengelola barang dengan dilengkapi surat pernyataan kesediaan menerima
pengalihan
BMN
dari
Kementerian
Perindustrian
dan
Kementerian Perdagangan selaku calon pengguna barang baru. Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
pengelola
barang
menerbitkan surat persetujuan pengalihan status penggunaan yang memuat kewajiban pengguna barang lama untuk menghapus barang tersebut dari daftar barang pengguna dengan keputusan pengguna barang dan pengalihan status penggunan BMN tersebut dituangkan dalam berita acara serah terima (BAST).
Gambar III.17 Laporan Pengalihan Status BMN
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
49
17. Pedoman Tata Naskah Dinas Sesuai dengan misi Biro PKT yaitu memberikan dukungan layanan perencanaan, keuangan, dan tata usaha untuk pelaksanaan tugas dan fungsi BSN dipandang perlu sebuah kebijakan yang dibuat dalam rangka meningkatkan tata kelola yang lebih baik terutama dalam pengelolaan tata persuratan. Pedoman mengenai pengelolaan tata persuratan telah disusun dalam suatu kebijakan dengan draft Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Badan Standardisasi Nasional. Pedoman ini mengatur tentang jenis dan format naskah dinas; penyusunan naskah dinas; penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas; penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar; tata surat, perubahan, pencabutan dan pembatalan produk hukum; penggunaan media surat menyurat. Tata naskah dinas merupakan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional dalam menyelenggarakan tata naskah dinas. Dengan tercapainya
kesamaan pengertian dan penafsiran
penyelenggaraan tata naskah dinas di lingkungan BSN diharapkan terciptanya kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien.
Gambar III.18 Pedoman Tata Naskah Dinas 2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
50
SASARAN
Tersedianya Sarana dan Prasarana Fisik untuk Pelaksanaan Tupoksi
4
Tabel III.8 Capaian Kinerja Sasaran 4 Capaian 2015
Indikator Kinerja
Realisasi
Peningkatan/ (Penurunan) dari realisasi tahun sebelumnya
Target
Realisasi
Capaian %
2014
18. Jumlah sarana dan prasarana yang dapat disediakan
762 unit
762 unit
100%
0
-
19. Jumlah sosialisasi/ bimtek tata usaha dan rumah tangga
4 kali
4 kali
100%
100%
0
1 dokumen
1 dokumen
100%
0
-
20. Jumlah dokumen perencanaan pembangunan gedung Lab SNSU
Capaian kinerja dari indikator untuk mengukur tersedianya sarana dan prasarana fisik untuk pelaksanaan tupoksi ada 3 (tiga), sebagai berikut : 18. Penyediaan sarana dan prasarana Perlunya dukungan fasilitas perkantoran dalam menjalankan tugas rutin BSN dalam kualitas dan kuantitas yang baik, sehingga diperlukan dukungan sarana dan prasarana dalam peningkatan kualitas dan serta pelayanan
prima.
Pelaksanaan
kegiatan
penyediaan
sarana
dan
prasarana dilakukan dengan pengadaan yang menerapkan prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka dan akuntabel sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010. Pada
tahun
2015,
BSN
telah
mengalokasi
anggaran
sebesar
Rp.22.200.000.000,- untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik dengan target tersedianya 762 unit terdiri dari :
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
51
1. Kendaraan dinas operasional roda empat sebanyak 3 unit 2. Perangkat pengolahan data dan komunikasi sebanyak 535 unit meliputi komputer, laptop, LCD projector, pesawat telepon, multimedia PC, printer laser, modem wi-fi, wireless outdoor, wireless acces point, scanner handytalky, screeen projector, scanner barcode . 3. Peralatan dan fasilitas perkantoran sebanyak 225 unit meliputi kulkas, tempat tidur, lemari, dispenser, kursi sofa, papan nama BSN, kitchen set, kursi kerja, kursi ruang presentasi, kursi ruang baca, kursi konsultasi single seater, kursi layanan informasi mandiri, furniture ruang kerja, AC Splite, AC portable, portable wireless, wireless, CCTV, tangga alumunium, work station. Dari anggaran tersebut target penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan telah mencapai target yaitu terealisasi sebanyak 762 unit atau pencapaiannya 100% dengan realisasi anggaran sebesar Rp.21.440.549.099,-. 19. Sosialisasi/bimtek tata usaha rumah tangga Indikator kinerja jumlah sosialisasi/bimtek tata usaha rumah tangga menjadi salah satu indikator kinerja di Biro PKT tahun 2015. Berdasarkan target yang ditetapkan tahun 2015 pelaksanaan sosialisasi/bimtek tata usaha rumah tangga sebanyak 4 (empat) kali. Realisasi pencapaian terlaksana sosialisasi tata usaha rumah tangga melalui : 1. Sosialisasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) Sosialisasi ini merupakan salah satu bentuk pembinaan penata usahaan dan kearsipan dalam bidang persuratan dinas sehingga terselenggaranya proses pengelolaan tata persuratan yang konsisten, tertib, tepat dan cepat sesuai dengan Petunjuk Teknis dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Kegiatan ini ditujukan untuk pengelola persuratan dan sekretaris yang dilaksanakan pada tanggal 30 November 2015. 2. Pelatihan Teknis Pembuatan Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rancangan Kontrak dan Dokumen dalam Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 -17 November 2015 di Bogor, Jawa Barat dengan narsumber dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). 2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
52
3. Pelatihan
Manajemen
Asset
dan Implementasi
Sistem Informasi
Manajemen Asset Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 19 – 20 November 2015 di Bogor, Jawa Barat ini merupakan salah satu bentuk pelatihan dalam pemeliharaan, perawatan dan pengamanan aset yang dipandang perlu dilaksanakan untuk menjaga aset di dalam lingkungan BSN sehingga berfungsi dengan baik, tertib administrasi agar dapat menunjang kinerja. 4. Pelatihan Emotional Spirituali Quotient (ESQ) Pelatihan ini ditujukan untuk para pengemudi sebagai sarana untuk dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan tanggung jawabnya sehingga dapat mendorong untuk dapat bekerja lebih baik. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 – 24 November 2015 di Bogor, Jawa Barat. 20. Dokumen perencanaan pembangunan Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian merencanakan untuk membangun Laboratorium Acuan Metrologi yang berada di kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang. Urgensi dibangunnya laboratorium SNSU diantaranya untuk menghadapi globalisasi, termasuk MEA, negara-negara anggota ASEAN
telah
mengembangkan
National
Metrology
Institute
yang
terintegrasi dan mencakup seluruh jenis besaran yang dibutuhkan oleh sektor produksi nasionalnya dan belum tersedianya Standar Nasional Satuan Ukuran yang diakui kebenarannya sesuai persyaratan internasional teridentifikasi menjadi sumber dari beberapa permasalahan, antara lain: - Terulangnya kejadian penolakan ekspor produk ikan Indonesia ke Uni Eropa, disebabkan belum tersedianya acuan nasional di bidang mikrobiologi - Kesulitan yang dihadapi fasilitas layanan kesehatan di Indonesia untuk mengalibrasi
peralatan
kesehatan
karena
kesulitan
laboratorium
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
53
kalibrasi peralatan kesehatan yang masih harus mengalibrasikan standarnya ke negara lain Sesuai Surat Menteri Riset dan Teknologi Nomor 11/SM/III/2014 tanggal 17 Maret
2014
telah
memberi
lahan
untuk
pembangunan
gedung
laboratorium SNSU di Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan. Untuk tahun 2015 yang merupakan tahapan perencanaan meliputi Pengadaan Jasa Konsultan Amdal, Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Pembangunan. Sedangkan pembangunan konstruksi fisik laboratorium SNSU ini akan dilakukan tahun 2016 yang merupakan lanjutan dari tahapan perencanaan di tahun 2015. Ketiga kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada tahun 2015 sudah terlaksana dengan baik dengan adanya penyampaian laporan dari pihak konsultan termasuk perhitungan biaya annggaran pembangunan fisik dan maket gedung laboratorium yang akan dibangun.
Gambar III.19 Gedung Laboratorium BSN
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
54
III.2 Realisasi Anggaran Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada Tahun 2015 ini Biro PKT didukung oleh anggaran yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2015. Berdasarkan DIPA Nomor DIPA-084.01.1.613104/2015 tanggal 14 November 2014, pagu anggaran Biro PKT sebesar Rp.77.757.692.000,- dan realisasi anggaran Biro PKT Tahun 2015 adalah sebesar Rp 74.546.778.605,- atau sebesar 95.87 %. Pagu dan realisasi anggaran Biro PKT Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel III.9 Pagu dan Realisasi Anggaran Biro PKT TA. 2015 Dalam rupiah
No
2015
Uraian
Pagu
Realisasi
Persentase
1
Bagian Perencanaan
1.423.225.000
1.368.347.300
96,14%
2
Bagian Keuangan
1.575.829.000
1.536.847.300
97,53%
3
Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
74.758.638.000
71.641.584.005
95,83%
77.757.692.000
74.546.778.605
95,87%
Jumlah
Gambar III.20 Realisasi Anggaran Per Bagian di Biro PKT
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
55
BAB IV
L
PENUTUP
aporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha (Biro PKT) Tahun 2015 menyajikan pertanggungjawaban dan pencapaian kinerja Biro PKT Tahun 2015 dalam mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis.
Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Biro PKT Tahun 2015, sebagian besar kegiatan telah terlaksana sesuai perjanjian kinerja dan indikator kinerja telah dapat diselesaikan dari target yang ditetapkan. Terlaksananya seluruh kegiatan di Biro PKT sangat mendukung pelaksanaan kegiatan teknis lingkup Badan Standardisasi Nasional, sesuai tugas fungsi Biro PKT sebagai fasilitasi dan koordinasi lingkup Badan Standardisasi Nasional. Walaupun demikian, masih ditemukan berbagai kelemahan dan sebagian kecil kegiatan yang belum memenuhi target. Hal ini akan dijadikan input untuk perbaikan kegiatan Biro PKT di tahun-tahun berikutnya.
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
56
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA BIRO PKT TAHUN 2015
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
57
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
58
2015| Laporan Kinerja Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha BSN
59