MAKALAH SISTEM PERS DI INDONESIA Di susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Komunikasi di Indonesia Dosen Pengampu :
Di susun oleh: 1. Ally Sugiarti
(1212110)
2. Arif Hidayat
(1212110)
3. Lina Rifatun Muwafiqoh (121211125)
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013/2014
Sistem Pers di Indonesia | 1
I.
PENDAHULUAN Pers merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa. Pada mulanya pers ini hanya digunakan dalam pengertian media yang berbentuk cetak saja. Karena pers ini berasal dari kata press yang berarti menekan atau mengepres. Pers ini berkaitan dengan aktivitas menertibkan sesuatu dengan cara dicetak. Dengan seiring perkembangan zaman pengertian pers semacam ini mengalami perubahan. Pers sekarang ini juga berupa dalam media bentuk lain yaitu media eletronik seperti televisi, radio, internet. Perkembangan pers Indonesia tidak terlepas dari kondisi politik Indonesia. Pers di Indonesia mulai berkembang jauh hari sebelum negara Indonesia diproklamasikan. Pers telah dipergunakan oleh para pendiri bangsa kita sebagai alat perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Penerbitan surat kabar di indonesia di kenalkan oleh orang Belanda pada pertengahan abad ke 18. Bermula dari inilah perkembangan Pers di Indonesia bermula sehingga Indonesia mampu melahirkan Sistem Pers Indonesia tersendiri berdasarkan pada ideologi negara yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu Sistem Pers Pancasila.
II.
RUMUSAN MASALAH A. Apa yang dimaksud dengan Pers? B. Apa Karakteristik dan Fungsi Pers? C. Apa Arti Penting Pers Dalam Sistem Komunikasi? D. Bagaimana Sistem Pers di Indonesia? E. Bagaimana Dinamika dan Romatika Pers Indonesia? F. Bagaimana Rasionalitas dan Jati Diri Pers Pancasila?
III.
PEMBAHASAN A. Pengertian Pers Pers berasal dari kata pers (Belanda), press (Inggris), dan presse (Prancis), berarti tekan atau cetak. Secara terminologis, pers berarti media massa cetak, disingkat media cetak. Pers merupakan lembaga social atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan dinegara tempat ia beroperasi, bersam-sama dengan subsistem lainnya. Pers adalah sebuah sistem yang terbuka dan probabilistic. Artinya, pers tidak bebas dari pengaruh
Sistem Pers di Indonesia | 2
lingkungan dan di sisi lain, pers juga memberikan pengaruh yang tidak dapat diduga kepada lingkungannya.1 Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektrolit, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletein kantor berita. Meskipun pers mempunyai dua pengertian seperti diterangkan di atas, pada umumnya orang menganggap pers itu pers cetak: surat kabar dam majalah. Anggapan umum seperti itu disebabkan oleh ciri khas yang terdapat pada media itu, dan tidak dijumpai pada media lain. Ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut: komunikasi dengan menggunakan pers: proses berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesan bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya bersfat heterogen (Effendy, 1994).2 B. Karakteristik dan Fungsi Pers 1. Karaketeristik Pers Pers Indonesia sebagai lembaga sosial serta sebagai alat komunikasi massa. Dalam Undang-Undang No.11 Tahun 1966 Tentang KetentuanKetentuan Pokok Pers, tanggal 12 Desember 1966, dirumuskan bahwa pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat revolusi yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum, berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya. Kemudian dalam Undang-Undang No.21 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers, frasa alat revolusi diganti menjadi alat perjuangan nasional. Namun pengertian tentang pers mengalami perubahan substansial dalam Undang-Undang No.40 Tahun 1999 Tentang Pers, yang menyebutkan, “Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar serta data dan grafik, maupun 1 2
Nurani Soyomukti, Pengantar lmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) Hlm. 207 http://SKI/KOMUNIKASISISTEMPERSINDONESIA.htm diakses pada 12 Mei 2014 pukul 10.22 WIB
Sistem Pers di Indonesia | 3
dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.” Berdasarkan ketiga Undang-Undang tersebut, terdapat pergerasan pengertian Pers dalam arti yang lebih luas, terutama perubahan dari pers sebagai alat revolusi, menjadi alat perjuangan nasional, dan berubah lagi menjadi wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, sehingga pers tidak lagi berarti hanya sebagai media cetak, tetapi juga dapat menjangkau media elektronik (radio dan televisi) dan segala jenis saluran yang tersedia (internet). Dengan demikian pers memiliki empat makna yaitu : a. Pers sebagai lembaga kemasyarakatan b. Pers sebagai alat revolusi atau alat perjuangan nasional c. Media komunikasi massa d. Media yang melaksanakan kegiatan jurnalistik Untuk itu perlu dipaparkan terlebih dahulu tentang pers sebagai lembaga kemasyarakat atau lembaga sosial dan pers sebagai media komunikasi dan kegiatan jurnalistik. Sedangkan pers sebagai alat revolusi atau perjuangan akan tergambar dalam uraian tentang dinamika pers Indonesia. a. Pers sebagai lembaga sosial Dalam sistem pers Indonesia dirumuskan bahwa pers adalah lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial (social institution) yang memiliki
sifat-sifat
kelembagaan
(institutional
character),
karena
menyelenggarakan dan melayani informasi dengan cepat dan teratur secara melembaga. Informasi yang disalurkan dan disebarluaskan oleh pers pada khalayak (audience) heterogen dan anonim itu di olah dalam sebuah organisasi uang dapat melibatkan pembiayaan yang besar (Wright, 1985:6 dan 27). Karena itu pers kemudian berkembang sebagai industri jasa yang bersifat otonom dan profesional serta mendatangkan keuntungan finansial. Perkembangan pers sebagai industri memberikan makna bahwa pers melayani kepentingan bisnis, sebagaimana yang telah lama terjadi dinegara kapitalis demikaian juga pers dapat melayani kepentingan para pejuang kemerdekaan seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada masa sebelum dan awal kemerdekaan.3
3
Prof. Dr. Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) Hlm. 120
Sistem Pers di Indonesia | 4
b. Pers sebagai media komunikasi massa Dalam massa itu terdapat publik, maka pers juga disebut sebagai media publik. Sebagai pers atau media publik yang tertua dan sekaligus sebagai media cetak yang bersifat visual, pers memiliki kelemahan dan keunggulan sekaligus. Kelemahan yang melekat pada pers yang meliputi surat kabar dan majalah adalah hanya dapat dibaca dan tidak meiliki aspek bunyi suara manusia, sehingga kurang persuasif dan aspek hiburannya sangat lemah. Dengan demikian dalam menggugah dan menyentuh emosi serta sentimen khalayak, surat kabar dan majalah hanya bersifat sederhana dan tidak terlalu mengikat publik.4 Dan memiliki keunggulan lain sebagai alat komunikasi massa yang mewakili media dari golongan the printed writing (yang berbentuk tulisan) atau media dari golongan the visual media (yang hanya dapat ditangkap oleh mata), yaitu dapat dibaca kapan saja dan dimana saja. Surat kabar dan majalah juga relatif lebih mampu membawakan materi yang panjang dan masalah yang kompleks. c. Pers sebagai kegiatan jurnalistik Pada awalnya kegiatan jurnalistik itu dilaksanakan dalam surat kabar (news paper). Kini kegiatan jrunalistik itu tidak hanya menggunakan media cetak seperti surat kabar, tetapi juga dilaksanakan dengan menggunakan media elektronik seperti film dalam bentuk film berita dan seperti radio dan televisi dalam bentuk siaran berita atau reportase. Kegiatan jurnalistik itu dapat juga dilaksanakan melalui saluran lainnya seperti media sosial atau internet, seperti jurnalistik dotcom (dotcom jurnalism). Perkembangan itu berkaitan dengan kemajuan teknologi komunikasi dan demokrasi, terutama dalam upaya penerapan kebebasan informasi (freedom of information) yang mencakup kebebasan pers (freedom of the perss).5 2. Fungsi Pers Fungsi yang diharapkan dari pers adalah; a. Fungsi menyiarkan informasi. Informasi tersebut berupa gagasan mengenai apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakn orang lain, dan lain sebagainya 4 5
Prof. Dr. Anwar Arifin, Hlm. 121 Prof. Dr. Anwar Arifin, Hlm. 125
Sistem Pers di Indonesia | 5
b. Fungsi mendidik. Fungsi ini dapat bersifat iplisit dalam bentuk berita ataupun eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana c. Fungsi memengaruhi. Fungsi yang menyebabkan surat kabar mempunyai peranan penting dalm kehidupan masyarakat. Media yang terutama memiliki fungsi ini adalah media yang independen, bebas menyatakan pendapat, bebas melakukan control social, bukan surat kabar organ pemerintah yang membawakan surat pemerintah.6 C. Arti Penting Pers Dalam Sistem Komunikasi Sistem pers adalah subsistem dari sistem komunikasi.
Ia mempunyai
karakteristik tersendiri disbanding dengan sistem lain, misalnya sistem informasi manajemen, sistem dalam komunikasi organisasi dan lain-lain. Unsur yang paling penting dalam sistem pers adalah media massa (cetak dan elektronik). Media massa menjalankan fungsi untuk mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Melalui media masyarakat dapat menyetujui atau menolak kebijakan pemerintah. Marshaal Mc Luhan menyebutnya sebagai the extension of man (media adalah ekstensi manusia). Dengan kata lain media adalah perpanjangan dan perluasan dari kemampuan jasmani dan rohani manusia (F. Rachmadi, 1990). Menyutip pendapat Wilbur schramm (1973), tidak bisa dipungkiri pula bagi masyarakat, pers bisa dianggap sebagai pengamat, forum dan guru (watcher, forum dan teacher). Pers memiliki dua sisi kedudukan. Pertama, sebagai medium komunikasi yang tertua dibanding medium yang lain. Kedua, pers sebagai lembaga kemasyarakatan atau isntitusi social merupakan bagian integral dari masyarakat dan bukan merupakan unsur asing atau terpisah (Rachmadi, 1990). Sebagai media yang merupakan unsur dalam sistem komunikasi, pers di Indonesia memiliki beberapa arti penting, yakni: 1. Menjadi salah satu unsur sistem komunikasi 2. Tujuan pers juga menjadi tujuan sistem komunikasi itu sendiri 3. Pers adalah unsur pengolah data, peristiwa, idea tau gabungan ketiganya menjdai sebuah keluaran atau output ke dalam sistem komunikasi.7 D. Sistem Pers di Indonesia
6 7
Nurani Soyomukti, Hlm. 207 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) Hlm. 69-71
Sistem Pers di Indonesia | 6
Setiap Negara memiliki sistem pers sendiri-sendir dikarenakann perbedaan dalam tujuan, fungsi, dan latar belakang social politik yang menyertainya. Nilai, filsafat dan ideologi suatu Negara juga telah berperan besar dalam mempengaruhi sebuah pers. Ini berarti bahwa sistem yang dikembangkan juga berbeda, termasuk didalamnya adalah sistem persnya. Erat kaitannya dengan itu, pola hubungan segi tiga antara pemerintah, pers dan masyarakat juag berbeda. Fred Siebert, Wilbur Schramm, dan Theodore Peterson dalam bukunya Fourth Theories Of The Press (1963) mengamati setidak-tidaknya ada empat kelompok besar teori (sistem) pers, yakni sistem pers otoriter (authoritarian), sistem pers liberal (libertarian), sistem pers komunis (Marxist) dan sistem pers tanggungjawab social (social responsibility) (Rachmadi, 1990). Sistem pers Indonesia adalah sistem pers Pancasila. Apa yang diberitakan oleh pers harus bisa dipertanggungjawabkan pada masyarakat. Adapun tanggung jawab itu ada satu dasar ideologi yang diyakini, yakni Pancasila.8 Sistem Pers Indonesia mendekati teori tanggung jawab social, akan tetapi sistem pers Indonesia tidak identik dengan teori tanggung jawab social. Sistem pers Indonesia memiliki kekhasan karena ideologi dan falsafah Negara Indonesia yakni Pancasila dan budaya masyarakat Indonesia yang khas pula. Sistem pers Indonesia disebut sebagai Pers Pancasila, sebagaimana yang selalu dikatakan oleh Menteri Penerangan RI pada saat itu beserta jajarannya, yang juga disepakati oleh insane pers Indonesia. Media massa Indonesia sebagai suatu sistem, terkait dengan aspek-aspek lainnya yang tertuang dalam Keputusan Dewan Pers No. 79/XVI/1974 yang intinya mengemukakan bahwa kebebasan pers (media massa) Indonesia yang berlandaskan pada hal-hal: 1. Idiil: Pancasila 2. Konstitusional: Undang-Undang Dasar 1945 dan Ketetapan-Ketetapan MPR 3. Strategis: Garis-Garis Besar Haluan Negara 4. Yuridis: Undang-Undang Pokok Pers No. 21 Tahun 1982 5. Kemasyarakatan: Tata nilai social yang berlaku pada masyarakat Indonesia 6. Etis: Norma-norma kode etik professional Pers Indonesia mempunyai kewajiban:
8
Nurudin, Hlm. 76
Sistem Pers di Indonesia | 7
1. Mempertahankan, membela mendukung dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen 2. Memperjuangkan pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat yang berlandaskan demokrasi Pancasila 3. Memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan pers 4. Membina
persatuan
dan
menentang
imperialisme,
kolonialisme,
neokolonialisme, feodalisme, liberalisme, komunisme, dan fasisme/ dictator 5. Menjadi penyalur pendapat umum yang konstruktif dan progresif-revolusioner (UU Pokok Pers No. 21 Tahun 1982 pasal 2) Kebebasan Pers Indonesia dijamin oleh pasal 28 UUD 1945 yang intinya mengemukakan bahwa setiap warga Negara Indonesia bebas mengeluarkan pendapat, baik lisan maupun tulisan. Dengan demikan setiap warga Negara mempunyai hak penerbitan Pers asal sesuai dengan hakikat Demokrasi Pancasila (UU Pokok Pancasila No. 21 tahun 1982). Kebebasan Pers Indonesia adalah kebebasan yang bertanggung jawab yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.9 E. Dinamika dan Romatika Pers Indonesia Pemerintah memang selalu mengatur hubungan pers melalui peraturan atau undang-undang tentang pers, dan dari situlah terungkap secara normatif mengenai Sistem Pers Indonesia yang merupakan bagian integral dari Sistem Komunikasi Indonesia. Sejak Indonesia merdeka tahun 1945 sampai sekarang, pemerintah selalu melakukan perubahan model hubungannya dengan pers serta hubungan pers dengan masyarakat, sehingga Sistem Pers Indonesia juga selalu berubah, sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam sistem kenegaraan Indonesia. Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, telah berlaku empat macam sistem politik dan sistem ekonomi yang berbeda satu dengan yang lain, sehingga dikenal juga tiga macam sistem pers yaitu: 1. Sistem Pers Merdeka (1945-1950) Sistem pers Indonesia diawali pada Oktober 1945, ketika pemerintah mengumumkan kebijakannya tentang kehidupan pers yang harus merdeka, yang kemudian diperkenalkan oleh Anwar Arifin (1990, 1992) sebagai asas
9
Drs. Elvinaro ardianto, M. Si.dkk, Komunikasi Massa suatu Pengantar,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009) Hlm. 164-165
Sistem Pers di Indonesia | 8
atau Sistem Pers Merdeka bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. 2. Sistem Pers Terpimpin Dalam Sistem Pers Terpimpin, posisi dan peranan pers digariskan secara tajam dalam rangka kehidupan social politik. Pada dasarnya hubungan pers dengan pemerintah dan masyarakat pada saat itu (1960) mencerminkan sistem pers yang dianut secara luas pada abad XVI dan XVII di Eropa. 3. Sistem Pers Pancasila Selama dua dekade (1945-1965), menimbulkan trauma terhadap sistem lineral dan sistem terpimpin. Hal ini mendorong usaha yang keras untuk melahirkan suatu sistem baru yang lebih handal sesuai dengan filsafat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun dalam bidang pers. Pada masa paling dini Orde Baru itu, Presiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 12 Desember 1966 telah berhasil mewujudkan janji konstitusional Pasal 28 UUD 1945, dengan disahkannya Undang-Undang No.11 tahun 1966 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers (UU Pers, 1966) yang kemudian menjadi dasar Sistem Pers Pancasila.10 F. Rasionalitas dan Jati Diri Pers Pancasila Sistem Pers Pancasila menemukan urgensinya dalam menghilangkan konflik ideologi dalam pers karena masing-masing memiliki ideologi yang berbeda satu dengan yang lainnya sebagai akibat banyaknya surat kabar yang dimiliki oleh suatu partai politik atau berafiliasi dengan partai politik. Pers Indonesia sebagai Pers Pancasila kemudian perlu dirasionalisasikan dan diaktualisasikan serta diekmbangkan sebagai kajian ilmiah diperguruan tinggi, agar Pers Pancasila tetap dapat berkembang sesuai dengan semangat zaman, tanpa kehilangan rujukan pada konstitusi. Sistem Pers Pancasila memiliki jatidiri dengan adanya prinsip dasar yaitu: (1) bebas dan bertanggung jawab, dan (2) interaksi positif antara pers dengan pemerintah dan masyarakat. Konsep interaksi positif pers, pemerintah dan masyarakat yang ditetapkan oleh Dewan Pers di Solo (1977) antara lain menegaskan bahwa interaksi ketiga komponen itu tidak bisa lain, harus
10
Prof. Dr. Anwar Arifin, Hlm. 128-135
Sistem Pers di Indonesia | 9
berlangsung dalam perangkat dan pranata Pancasila sebagai norma dan etika dasar bagi kehidupan masyarakat bangsa dan Negara Indonesia. Demikian pula dijelaskan bahwa interaksi ketiga komponen itu pada hakikatnya berlatar belakang pada pandangan dan kenyataan bahwa Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, mengembangkan paham kekeluargaan dan kolektivisme yang dikombinasikan dengan individualism. Pola interaksi tersebut dikembangkan sesuai dengan semangat zaman baru yaitu dari hubungan mitra secara structural menjadi hubungan mitra secara fungsional yaitu secara bersama-sam menegakkan keadilan dan kebenaran serta bersam-sam mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan posisi dan fungsi masing-masing. Kemitraan secara fungsional itu merupakan bentuk rasionalisasi dan aktualisasi Pers Pancasila dalam abad ke 21 ini. Prinsip dasar dan nilai dasar tersebut merupakan jati diri dan aktualisasi Sistem Pers Pancasila yang membedakannya dengan sistem pers di Negara liberal dan di Negara komunis, serta Negara-negara lain. Hal itu merupakan salah satu aspek Negara kesejahteraan dan kedaulatan rakyat sebagai landasan Sistem Komunikasi Indonesia.11 IV.
KESIMPULAN Pers merupakan lembaga social atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan dinegara tempat ia beroperasi, bersam-sama dengan subsistem lainnya. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektrolit, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletein kantor berita. Karakteristik yang ada dalam pers antara lain: sebagai lembaga sosial, sebagai media komunikasi massa, dan sebagai kegiatan jurnalistik. Adapun fungsi pers adalah: fungsi memberikan informasi, mendidik, dan memengaruhi. Sistem Pers di Indonesia menggunakan sistem Pers Pancasila. Sistem pers ini mendekati dengan teori tanggung jawab sosial, akan tetapi tidak identik dengan teori
11
Nurudin, Hlm. 150-151
Sistem Pers di Indonesia | 10
tersebut. Karena Sistem Pers Pancasila ini menggunakan ideoligi negara yaitu Pancasila yang memiliki khas tersendiri. V.
PENUTUP Demikian makalah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat serta menambah pengetahuan dan wawasan pembaca, tidak terkecuali untuk kami selaku pemakalah. Tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan tidak lupa kritik- saran yang konstruktif senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan penyususnan makalah kami dikemudian hari. Terimakasih.
Sistem Pers di Indonesia | 11
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro.dkk.2009.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung:Simbiosa Rekatama media Arifin, Anwar.2011.Sistem Komunikasi Indonesia.Bandung:Remaja Rosdakarya Nurudin.2007.Sistem Komunikasi Indonesia.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Soyomukti, Nurani.2012.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media http://Ski/Komunikasisistempersindonesia.html
Sistem Pers di Indonesia | 12