PROSES DAN MACAM TRANSISI ANTARBUDAYA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Antar Budaya Pengampu : Dr. Mukti Ali M, Hum
Oleh : Alma Zerlina P
Nur Rohman
Wahyu Novita Sari
Muhammad Dany F
Ulya Afifiyah
Sifa Ahmad Sodiqin
Sofa Lailatul Izza
Syafinah Dewi
Uswatun hasanah
Khoirina Dewi Nuhrahaeni
Birra Farida KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
A.Proses Dan Macam Transisi Antarbudaya Komuniksi tidak dipandang sekedar sebuah kegiatan yang menghubungkan manusia dalam keadaan pasit tetapi komunikasi harus dipandang sebagai suatu proses yang menghubugkan manusia melalui sekumpulan tindakan yang terus menerus diperbarui. Komunikasi antarbudaya pada hakikatnya sama dengan komunikasi lainnya, yaitu suatu proses yang interaktif dan transaksional serta dinamis. Komunikasi antarbudaya yang interaktif adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan dalam dua arah atau timbal balik. Proses komunikasi antar budaya 1. komunikator komunikator dalam komunikasi antarbudaya merupakan pihak yang mengawali proses pengiriman pesan terhadap komunikan. 2. Komunikan Komunikan merupakan penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam komunikasi antarbudaya, komunikan merupakan seseorang yang berbeda latar belakang dengan komunikator 3. Pesan atau simbol Pesan berisi iklan,ide atau gagasan, dan perasaan yang berbentuk simbol. Simbol digunakan untuk mewakili maksud tertentu,seperti kata-kata verbal dan simbol nonverbal. 4. Media Dalam proses komunikasi antarbudaya, media merupakan saluran yang dilalui oleh pesan atau simbol. 5. Efek dan Umpan Balik Tujuan dan fungsi komunikasi antarbudaya,antara lain memberikan informasi, menerangkan tentang sesuatu, memeberikan hiburan dan mengubah sikap atau perilaku komunikan. 6. Suasana Suasana merupakan salah satu dari tiga faktor penting( waktu,tempat, dan suasana) dalam komunikasi antarbuda 7. Gangguan Gangguan dalam komuniaksi antarbudaya merupkan segala sesuatu yang menghabat laju pesan yang ditukar antara komunikator dan komunikan atau dapat juga mengurangi makna pesan antarbudaya. Ridwan,Aang. 2016. Komunikasi antarbudaya.bandung:pustaka setia.
B. Kaitan Antara Budaya,Komunikasi Dan Hubungan Antarbudaya Budaya adalah suatu konsep yang membangunkan minat.secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,kepercayaan, nilai,sikap, makna,hirarki, agama,waktu,peranan,hubungna ruang,konsep alam semesta,objek-objek
materi dan milik yang diperoleh sekelompok orang besar dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.(drs dedy no 19) Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok Hubungan antara budaya,komunikasi antarbudaya sangat penting untuk dipahami oleh karena itu melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar komunikasi. Karena budaya tanpa komunikasi tidak bisa tersampaikan sebab tanpa adanya komunikasi tidak akan tersebar luas dan budaya tidak akan dikenal oleh masyarakat. Komunikasi antarbudaya diperlukan juga karena latar belakang sistem nilai yang dianut setiap daerah, bangsa, dan negara berbeda. C. Kaitan Antara Budaya,Komunikasi Dan Konflik Dalam Komunikasi Antarbudaya Proses komunikasi antarbudaya sebenarnya berakar dari relasi sosial antarbudaya yang menghendaki dan berkeinginan mewujudkan adanya interaksi sosial. Konflik berasal dari kata kerja lain configure yang berarti saling memukul,secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara budaya. Konflik antarbangsa dan kesalahpahaman antarbudaya Sejarah telah menunjukan bahwa sebagaian konflik dn peperangan antarbangsa disebabkan karena para pemimpin bangsa yang satu tidak memahami dan menghargaibangsa lain. Misalnya Hitler dan pasukannya melakukan invasi ke negara-negara lain di sekitarnya karena, di saming alasan alasan lain, ia pun percaya bahwa bangsa jermsn adalah bangsa paling mulia dan karena itu bangsa paling mulia dan karena itu bangsa jerman berhak menguasai negara-negara lain, juga, amerika membom Atom Hiroshima dan Nagasaki pada zaman perang dunia kedua itu bukan saja karena Amerika ingin mengalahkan jepang, tetapi, seperti kata maryam jamilah, juga karena saat itu(para pemimpin) bangsa Amerika sangat membenci bangsa jepang(sebab kalau hanya ingin menaklukan musuh, mestinya Amerika pun membom Jerman) Dalam tanraf yang rendah, konflik antarbangsa merupakan kesalahpahaman antara individu-individu yang berlainan bangsa. Sumber konflik atau kesalahpahaman yang lazim terjadi ini antara lain adalah stereotip-stereotip antar bangsa. Kitapun, bahkan tanpa kita sadari, bisa jadi mempunyai stereotip-stereotip yanf kita miliki tentang orang-orang Amerika misalanya bahwa mereka itu penganut cinta bebas, penganut sexs bebas, matrealistik, individualistik.
DAFTAR PUSTAKA Mulyanadeddy.Rakhmatjalaluddin.1990.1993.komunikasiantarbudaya.bandung:Remaja Roskarya
KAITAN ANTARA BUDAYA, KOMUNIKASI. DAN HUBUNGAN ANTAR BUDAYA BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu perspektif komunikasi antarbudaya menekankan bahwa tujuan komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat ketidakpastian tentang orang lain. Tingkat ketidakpastian itu akan berkurang manakala kita mampu meramalkan secara tepat proses komunikasi. Karena itu, dalam kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi antarbudaya yang efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya. Konsep ini sekaligus menerangkan bahwa tujuan komunikasi antarbudaya akan tercapai
(komunikasi
yang
sukses)
bila
bentuk-bentuk
hubungan
antarbudaya
menggambarkan upaya yang sadar dari peserta komunikasi untuk memperbarui relasi antara komunikator dengan komunikan, menciptakan dan memperbaharui sebuah manejemen komunikasi yang efektif, lahirnya semangat kesetiakawanan, persahabatan, hingga kepada berhasilnya pembagian teknologi, mengurangi konflik yang seluruhnya merupakan bentuk dari komunikasi antarbudaya. Karena itu, terjadinya kesenjangan dalam masyarakat seringkali disebabkan oleh adanya perubahan dari luar. Struktur sosial baru berdasarkan profesi dan fungsi yang lebih rasional mengakibatkan perubahan relasi. Dalam kaitannya dengan komunikasi antar budaya, perubahan - perubahan yang datang dari dalam maupun dari luar sangat berpengaruh terhadap perubahan relasi antar budaya. Akibat kontak, interaksi dan huuingan antar anggota masyarakat yang berbeda kebudayaannya, muncullah komunikasi antarbudaya.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian komunikasi dan budaya? 2. Apa hubungan komunikasi Dan kebudayaan? 3. Apa kaitan antara budaya dan komunikasi?
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Komunikasi Dan Budaya Komunikasi dan budaya secara timbal balik saling berpengaruh satu sama lain. Budaya dimana secara individu-individu disosialisasikan, akan berpengaruh terhadap cara mereka dalam berkomunikasi. Dan cara bagaimana individu-individu itu berkomunikasi, dapat mengubah budaya yang mereka miliki dari waktu ke waktu. Hanya saja, kebanyakan analisis tentang komunikasi antarpribadi mengabaikan hubungan ini dan aspek budaya menjadi kosong dalam studi komunikasi.Sebaliknya, studi-studi tentang komunikasi lintas budaya, menguji pengaruh budaya terhadap komunikasi. Kebanyakan analisis tentang komunikasi lintas budaya membandingkan dan mempertentangkan pola-pola komunikasi dari berbagai macam budaya Sebelum mengkaji masalah komunikasi dan budaya, kita terlebih dahulu perlu mengetahui definisi komunikasi dan definisi kebudayaan. a. Komunikasi Kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris “communication”.Secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Berikut ini adalah definisi dan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli: v Himstreet & Baty Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
v Bovee Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan. v Laswell Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa v Carl I. Hovland Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain. v Theodorson & Thedorson Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. v Edwin Emery Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain. Jadi definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. b. Kebudayaan Guna melihat lebih jauh tentang komunikasi sebagai proses budaya kita perlu mengkaji secara ringkas Apa itu budaya atau kebudayaan agar mempunyai kerangka pemikiran dan konsep yang sama. Sebab definisi kebudayaan sangat banyak.AL Kroeber dan C. Kluckhlon dalam bukunya Cultural, A Critical Review of Concept and Definition (1952) pernah menghitung ada sekitar 179 definisi kebudayaan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah definisi dan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli: v Edward T. Hall Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan v Iris Varner & Linda Beamer Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang. v Larry A. Samovar & Richard E. Porter Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi. v Gudkunts & Kim Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar v Levo – Henriksson Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup - apapun bentuknya - baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2. Hubungan Komunikasi Dan Kebudayaan Antara komunikasi dan kebudayaa, keduanya tidak dapat dipisahkan, karena antara yang satu dengan satunya lagi memiliki kaitan yang sangat mendalam. Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata uang.Budaya menjadi bagian dari prilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya seperti yang dikatakan Edward T. Hall bahwa komunikasi adalah Budaya dan Budaya adalah komunikasi. Tidak banyak orang menyadari bahwa bentuk-bentuk interaksi antarbudaya sesungguhnya secara langsung atau tidak melibatkan sebuah komunikasi. Pentingnya komunikasi antarbudaya mengharuskan semua orang untuk mengenal panorama dasar-dasar komunikasi antarbudaya itu.Komunikasi itu muncul, karena adanya kontak, interaksi dan hubungan antar warga masyarakat yang berbeda kebudayaannya. Jadi sebenarnya tak ada komunitas tanpa kebudayaan, tidak ada masyarakat tanpa pembagian kerja, tanpa proses pengalihan atau transmisi minimum dari informasi. Dengan kata lain, tidak ada komunitas, tidak ada masyarakat, dan tidak ada kebudayaan tanpa komunikasi. Di sinilah pentingnya kita mengetahui komunikasi antarbudaya itu.
3.Kaitan antara budaya dan komunikasi Dalam kenyataan sosial, manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi.Dapat dikatakan pula bahwa interaksi antar-budaya yang efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya. Maka dari itu kita perlu tahu apa-apa yang menjadi unsur-unsur dalam terbentuknya proses komunikasi antarbudaya, yang antara lain adalah adanya komunikator yang berperan sebagai pemrakarsa komunikasi; komunikan sebagai pihak yang menerima pesan; pesan/simbol sebagai ungkapan pikiran, ide atau gagasan, perasaan yang dikirim komunikator kepada komunikan dalam bentuk simbol.
Unsur-unsur pokok yang mendasari proses komunikasi antar budaya terdiri dari 2 istilah (konsep) yaitu konsep Komunikasi dan konsep Budaya. Dengan demikian maka hubungan antara komunikasi dan budaya dapat diibaratkan seperti sekeping mata uang logam, artinya jika sekeping mata uang logam dilempar maka yang akan tampak kalau tidak gambar atau angka.[5] Demikian juga komunikasi antar budaya, kalau tidak budaya mempengaruhi komunikasi atau komunikasi mempengaruhi budaya. Jadi antara komunikasi dan budaya tidak bisa dipisahkan, saling mempengaruhi (mempunyai hubungan timbal balik). Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Komunikasi à Budaya, artinya : melalui komunikasi kita membentuk kebudayaan. Budaya à Komunikasi, artinya : kebudayaan menentukan aturan & pola-pola komunikasi. Keseluruhan perilaku komunikasi individu
terutama tergantung pada
kebudayaannya. Komunikasi à Budaya, artinya : Jika bukan karena kemampuan manusia untuk berkomunikasi (menciptakan bahasa simbolik) tidak dapat dikembangkan pengetahuan, makna, simbol, nilai-nilai, aturan dan tata upacara yang memberikan batasan dan bentuk pada hubungan-hubungan. Melalui komunikasi kita dapat mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya serta dari satu tempat ke tempat lain. Budaya à Komunikasi, artinya : Komunikasi merupakan sarana yang dapat menjadikan individu sadar akan dan menyesuaikan diri dengan subbudaya-subbudaya atau kebudayaan asing yang dihadapinya.
BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Antara komunikasi dan kebudayaan sangatlah erat kaitannya. Tidak akan ada budaya tanpa adanya komunikasi dan begitu pula sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
-
Effendy, Onong Uchjana, 2007, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya -
Liliweri,Alo.2003,Dasar-Dasar Komunukasi Antar Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset. -
Nurudin, 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta
-
http://pramsky.blogspot.com/2009/12/kaitan-antara-komunikasi-dan-budaya.html
-
]Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2007. Hal 78 -
Liliweri,Alo. Dasar-Dasar Komunukasi Antar Budaya.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset. 2003. Hal. 133 -
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2007. Hal 85 -
[Nurudin.Sistem Komunikasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta. 2004. Hal. 172
KAITAN ANTARA BUDAYA, KOMUNIKASI, DAN KONFLIK DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam banyak hal, hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat timbal balik. Keduanya saling mempengaruhi. Apa yang kita bicarakan, bagaimana kita membicarakannya, apa yang kita lihat, perhatikan, atau abaikan, bagaimana kita berpikir, dan apa yang kita pikirkan dipengaruhi oleh budaya. Pada gilirannya, apa yang kita bicarakan, bagaimana kita membicarakannya turut membentuk, menentukan, dan menghidupkan budaya. Budaya takkan hidup tanpa komunikasi. Dan komunikasi takkan hidup tanpa budaya. Namun, bagaimana jika budaya dibenturkan dengan konflik? Apakah budaya ini sendiri yang membentuk konflik atau konflik adalah salah satu hasil dari kebudayaan? Dalam kajian makalah ini, kami ingin mengupas lebih dalam lagi kaitan antara budaya, komunikasi dan konflik yang ada dalam komunikasi Antarbudaya.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana budaya mempengaruhi komunikasi? 2. Bagaiman komunikasi mempengaruhi budaya? 3. Bagaimana kaitan budaya, komunikasi dan konflik dalam komunikasi antarbudaya?
C. Tujuan 1. Dapat mengetahui bahwa budaya mempengaruhi komunikasi 2. Dapat mengetahui bahwa komunikasi mempengaruhi budaya 3. Dapat mengetahui bahwa budaya, komunikasi dan konflik dalam komunikasi antarbudaya saling berkaitan
BAB II Pembahasan Komunikasi
antarbudaya
merupakan
model
komunikasi
yang
dioperasionalkan oleh William B. Gudykunst dan Young Yun Kim. Model ini menekankan pada komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing (stranger). Komunikasi antarbudaya pada dasarnya sesuai untuk komunikasi tatap muka, khususnya antara dua orang. Model komunikasi tersebut dapat mempresentasikan komunikasi antara siapa saja, karena pada dasarnya tidak ada dua orang yang mempunyai budaya, sosiobudaya dan psikobudaya yang sama persis. (Ali, Mukti. Hlm 16) Lebih lanjut, Porter Samovar mengemukakan bahwa untuk mengkaji komunikasi antarbudaya perlu dipahami hubungan antara kebudayaan dan komunikasi. Budaya mempengaruhi manusia dalam belajar berkomunikasidan memandang dunia mereka melalui kategori-kategori, konsep-konsep dari label-label yang dihasilkan. (Ali, Mukti. Hlm 13) Komunikasi manusia terikat oleh budaya, sebagaimana budaya berbeda antara satu dengan yang lainnya, maka praktek dan perilaku komunikasi setiap individu pun berbeda-beda. Semakin besar perbedaan budaya antara mereka semakin besar pula perbedaan mereka memandang realitas.
A. Budaya dan Komunikasi Budaya adalah budi dan daya, yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hadil dari cipta, karsa dan rasa. Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap. Sedangkan kata komunikasi berasal dari bahasa inggris “comunication” yang mempunyai akar kata dari bahasa latin “comunicate” yaitu upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi, dan sebagainya agar diketahui orang lain. Sedangkan secara epistemologi terdapat ratusan uraian
eksplisit (nyata) dan implisit (tersembunyi) untuk menggambarkan definisi komunikasi. Komunikasi adalah proses transmisi informasi. Komunikasi merupakan proses individu dalam hubungan dengan orang lain, kelompok, organisasi atau masyarakat. Merespon dan menciptakan pesan untuk berhubungan dengan lingkungan. Hubungan antara budaya dan komunikasi penting dipahami untuk memahami komunikasi antarbudaya, oleh karena melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar berkomunikasi. B. Bagaimana Budaya mempengaruhi Komunikasi? Porter dan Samovar (1993:26) menyatakan bahwa hubungan reciprocal (timbal balik) antara budaya dan komunikasi penting untuk dipahami bila ingin mempelajari komunikasi antarbudaya secara mendalam. Hal ini terjadi karena melalui budayalah orang-orang dapat belajar berkomunikasi. Selanjutnya Porter dan Samovar kembali menegaskan, kemiripan budaya dalam persepsi akan memungkinkan pemberian makna yang cenderung mirip pula terhadap suatu realitas sosial atau peristiwa tertentu. Sebagaimana kita memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda maka dengan sendirinya akan mempengaruhi cara dan praktek berkomunikasi kita. Banyak aspek/ unsur dari budaya yang dapat mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Pengaruh tersebut muncul melalui suatu proses persepsi dan pemaknaan suatu realitas. Berikut kita akan membicarakan beberapa unsur sosial budaya sebagai bagian dari komunikasi antarbudaya, yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap makna-makna yang kita bangun dalam persepsi kita sehingga mempengaruhi perilaku komunikasi kita (Porter dan Samovar, 2003:28-32). 1. Sistem kepercayaan (belief), nilai (values), dan sikap (attitude). Mari kita tinjau satu per satu. Kepercayaan dalam pandangan Mulyana (2004) adalah suatu persepsi pribadi. Kepercayaan merujuk pada pandangan dimana sesuatu memiliki ciri-ciri atau kualitas tertentu, tidak peduli apakah sesuatu itu dapat dibuktikan secara empiris (logis) atau tidak. Berikut dicontohkan Mulyana:
Berdoa membantu menyembuhkan penyakit.
Bersiul di malam hari mengundang setan, terutama di tempat ibadah.
Menabrak kucing hitam akan membawa kemalangan.
Angka 9 adalah angka keberuntungan, dll.
Hal senada juga disampaikan Porter dan Samovar, kepercayaan merupakan kemungkinan-kemungkinan subyektif yang diyakini individu bahwa suatu obyek
atau
peristiwa
memiliki
karakteristik-karakteristik
tertentu.
Kepercayaan melibatkan hubungan antara objek yang dipercayai dan karakteristik-karakteristik yang membedakannya. Selanjutnya ditegaskan lagi, budaya ternyata memainkan peranan yang sangat kuat dalam pembentukan kepercayaan. Dalam konteks komunikasi antar budaya, kita tidak bisa memvonis bahwa suatu kepercayaan itu salah dan benar. Bila kita ingin membangun suatu komunikasi yang memuaskan dan sukses maka kita harus menghargai kepercayaan dari lawan bicara kita yang sekalipun apa yang dipercayainya itu tidak sesuai dengan apa yang kita percayai. Sementara nilai-nilai dijelaskan Porter dan Samovar sebagai aspek evaluatif dari sistem-sistem kepercayaan. Dimensi evaluatif dari nilai-nilai ini meliputi kualitas kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan dan kesenangan. Dalam pandangan Mulyana (2004:43), nilai merupakan kepercayaan yang relatif bertahan lama akan suatu benda, peristiwa, dan fenomena berdasarkan kriteria tertentu. Nilai-nilai budaya tersebut kemudian dipakai oleh seseorang menjadi rujukan dalam mempersepsi apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan yang salah, sejati dan palsu, positif dan negatif, dll. Nilai-nilai rujukan ini kemudian akan mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang sehingga dapat membedakan atau mentaati perilaku yang mana yang harus dilakukan dan perilaku komunikasi yang seperti apa yang harus dihindari (Porter dan Samovar, 1993:29).
Nilai-nilai dalam suatu budaya tampak dalam bentuk perilaku-perilaku para anggota budaya sebagaimana dituntut atau disyaratkan oleh budaya yang bersangkutan. Misalnya, umat muslim dituntut untuk menjalankan ibadah puasa dalam bulan Ramadhan, umat katholik dituntut untuk menghadiri misa, dsb. Nilai-nilai ini disebut oleh Porter dan Samovar sebagai nilai-nilai normatif. Selanjutnya,
kepercayaan
dan
nilai
ini
berkontribusi
pada
pengembangan sikap. Sikap dalam pandangan Porter dan Samovar dipahami sebagai suatu kecenderungan yang diperoleh dengan cara belajar untuk merespons suatu objek atau realitas secara konsisten. Sikap tersebut dipelajari dalam suatu konteks budaya. Kepercayaan dan nilai-nilai yang kita anut sehubungan dengan suatu objek akan mempengaruhi sikap kita terhadap objek tersebut. Misalnya, jika kita percaya bahwa mandi malam tidak baik untuk kesehatan tubuh, maka kita akan menghindari untuk mandi malam. 2. Pandangan dunia Unsur sosial budaya kedua yang mempengaruhi persepsi kita terhadap suatu objek atau realitas dan akhirnya mempengaruhi perilaku komunikasi yakni pandangan dunia. Menurut Porter dan Samovar (1993:30), pandangan dunia merupakan salah satu unsur terpenting dalam aspekaspek perseptual komunikasi antarbudaya. Pandangan dunia berkaitan erat dengan
orientasi
suatu
budaya
terhadap
hal-hal
seperti
Tuhan,
pandangan
dunia
kemanusiaan, alam semesta, dll. Deddy
Mulyana
kemudian
menegaskan,
mempengaruhi pemaknaan suatu pesan. Sebagai salah satu unsur budaya, jelas bahwa pandangan dunia mempengaruhi komunikasi kita dengan orang lain. Dicontohkan Mulyana, karena kepercayaan seseorang yang teguh akan agamanya maka akan mendorongnya untuk bertindak hati-hati, tidak berbohong, menghina atau memfitnah orang lain, karena meyakini semua tindakan komunikasinya itu kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Menurut Mulyana, salah satu kategori pandangan dunia adalah agama. Hal ini terjadi karena agama lazimnya terdapat ajaran mengenai bagaimana seharusnya manusia berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain, alam semesta, dan Tuhan. 3. Organisasi sosial Porter dan Samovar berpendapat, cara bagaimana suatu budaya dapat mengorganisasikan dirinya dan lembaga-lembaga lainnya juga sangat mempengaruhi bagaimana anggota-anggota budaya mempersepsi dunia dan bagaimana mereka berkomunikasi. Menurut Porter dan Samovar, ada dua institusi atau organisasi sosial yang berperanan penting dalam kaitannya dengan persepsi. Pertama keluarga, yang meskipun merupakan organisasi sosial terkecil dalam suatu budaya, ia juga mempunyai pengaruh penting. Keluarga memberi banyak pengaruh budaya kepada anak. Keluargalah yang membimbing anak dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, mulai dari cara memperoleh kata hingga dialek. Kedua, sekolah dimana diberi tanggung jawab besar
untuk
mewariskan dan memelihara suatu budaya. Sekolah memelihara budaya dengan cara memberitahu murid tentang apa yang telah terjadi di dunia sekitar, apa yang penting, dan apa yang harus diketahui sebagai anggota dari suatu komunitas budaya. C. Bagaimana Komunikasi mempengaruhi Budaya? Martin dan Nakayama mengulas bagaimana komunikasi mempengaruhi budaya. Dijelaskan, bahwa budaya tidak akan bisa terbentuk tanpa komunikasi. Pola-pola komunikasi yang tentunya sesuai dengan latar belakang dan nilai-nilai budaya akan menggambarkan identitas budaya seseorang. Contoh yang paling sederhana, Wilibrodus, seorang mahasiswa yang berasal dari Manggarai berbicang-bincang dengan Andre dari suku Rote. Dialek yang terdengar baik dari Wilibrodus maupun Andre tersebut setidaknya mencerminkan identitas budaya masing-masing. Dari dialek Manggarai yang disampaikan Wilibrodus setidaknya memberi gambaran bahwa ia adalah seorang anggota dari komunitas budaya Manggarai. Begitu pun dengan Andre. Jadi jelaslah bahwa perilaku-perilaku komunikasi yang sudah terbangun dan terpola sedemikian rupa sehingga melahirkan suatu kharakteristik yang khas akan
membentuk suatu kebiasaan/budaya komunikasi bagi suatu komunitas budaya tertentu. Singkatnya, aktivitas komunikasi dari seorang anggota budaya dapat merepresentasikan kepercayaan, nilai, sikap dan bahkan pandangan dunia dari budayanya itu. Selain itu, melalui komunikasi dapat pula memperkuat nilai-nilai dasar dan esensial suatu budaya. D. Konflik dalam Komunikasi Antarbudaya Sejarah telah menunjukkan bahwa sebagian konflik disebabkan karena tidak paham dan menghargainya budaya satu dengan budaya yang lain. Mereka etnosentrik (merasa budaya sendiri lebih baik dari budaya yang lain) dan stereotip (perasangka) terhadap budaya lain. Contoh, Hitler dan pasukannya melakukan invasi ke Negara-negara lain di sekitarnya karena disamping rencana-rencana lain ia juga percaya bahwa bangsa Jerman adalah bangsa paling mulia dan berhak menguasai seluruh dunia. Harus diakui bahwa dewasa ini memang masih banyak bangsa-bangsa etnosentrik demikian. Contoh yang jelas adalah kaum kulit putih yang menindas kaum kulit hitam di Afrika, kaum Yahudi menindas kaum Palestina. Kedua bangsa ini merasa lebih mulia dari bangsa-bangsa yang mereka tindas. Contoh lain adalah konflik antara Suku Dani dan Suku Moni berlangsung dengan getol sejak tahun 2014 dimana terjadi perebutan lahan, kemudian perebutan irigasi lahan, lalu ditemukannya dua mayat yang tewas terbantai dengan mengenaskan yang semakin memecah amarah kedua belah pihak. Setiap terjadi konflik, akan selalu diakhiri dengan perjanjian damai dan gencatan senjata dengan polisi dan pemerintah setempat selaku mediator. Namun, dalam waktu dekat mereka akan kembali berperang dengan alasan lain. Sesuai dengan budaya perang ala nenek moyang mereka, sampai saat ini kedua suku masih menggunakan senjata tradisional seperti panah dan tombak untuk berperang dan berhadapan satu sama lain. Nampaknya, lepas dari masalah perebutan lahan atau provokasi munculnya mayat yang terbantai, kedua suku tersebut memiliki term atau hubungan yang kurang baik satu sama lain sejak awal. Dari kasus konflik Suku Dani dan Suku Moni di Papua ini sendiri, konflik terjadi memang juga karena adanya faktor materi di dalamnya, namun bagaimana konflik itu terjadi sehingga menimbulkan perang antar suku yang sampai menewaskan beberapa belas orang dan puluhan lainnya luka-luka, dapat kita
simpulkan bahwa konflik (perang) tersebut terjadi karena adanya campur tangan budaya nenek moyang dan kurangnya ilmu pengetahuan dari kedua suku tersebut. Dalam taraf rendah, konflik antabudaya merupakan kesalahpahaman antara individu-individu yang berlainan suku, ras, agama, budaya, dan bangsa. Sumber konflik yang terjadi adalah adanya sterotip-sterotip antarbudaya. Kitapun, bahkan tanpa disadari mempunyai sterotip-sterotip terhadap budaya lain. Lalu bagaimana cara kita mencegah atau paling tidak meminimalisir konflik yang terjadi dalam komuninikasi antarbudaya? Cara mengatasi Hambatan dan Memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih efektif adalah: a) Memelihara iklim komunikasi terbuka: Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorong keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah umpan balik. b) Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi c) Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya: Majunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antarbudaya baik dalam d) lingkup regional, nasional, maupun internasional. e) Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima: Menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat penerima ketika sedang berkomunikasi. f) Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk memperoleh dan membagi informasi. Teknologi dapat dipergunakan untuk menyusun , merevisi dan mendistribusikan pesan. Penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya komunikasi yang efektif. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu dapat dilakukan dengan cara: 1. Memahami penerima pesan 2. Menyesuaikan pesan dengan penerima 3. Mengurangi jumlah pesan 4. Memilih saluran atau media yang tepat 5. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
BAB III Kesimpulan Budaya dan komunikasi sangat berkaitan seiring adanya komunikasi antar budaya. Ada beberapa kasus konflik dimana budaya juga menjadi salah satu aspek mendasar yang melatarbelakangi terjadinya konflik. Adanya skeptisme, presepsi buruk dan labelling pada etnis-etnis tertentu sehingga menyebabkan terjadinya kesenjangan antar etnis dan mengakari timbulnya konflik. Cara mengatasi Hambatan dan Memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih efektif adalah: Memelihara iklim komunikasi terbuka, bertekad memegang teguh etika berkomunikasI, memahami kesulitan komunikasi antarbudaya, lingkup regional, nasional, maupun internasional, menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima, serta menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab.
Daftar Pustaka Ali, Mukti. 2017. Komunikasi Antarudaya dalam Tradisi Agama Jawa (Yogyakarta: Pustaka Ilmu) Mulyana, Deddy & Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Komunikasi Antarbudaya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) Petrus A. Andung. https://petrusandung.wordpress.com/2013/04/01/hubunganantara-komunikasi-dan-budaya/. Diambil pada jumat 14 april 2017 pukul 10.50 Wardaturrochmah.http://wardaturrochmah.web.unej.ac.id/2016/06/20/konflikbudaya-korelasi-antara-budaya-dengan-terjadinya-konflik-antar-etnis/. Diambil pada jumat 14 april 2017 pukul 10.50.