MAKALAH KELOMPOK Aqidah Islam: Syahadatain Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu: Drs. Moehadi, M.Pd.
DISUSUN OLEH: NOVI TRISNA ANGGRAYNI
(14144600199)
PUPUT WULANDARI
(14144600191)
ZAFITRIA SYAHADATIN
(14144600195)
A5-14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
penulisan
makalah
Pendidikan Agama Islam “Aqidah Islam: Syahadatain” ini untuk melengkapi tugas dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama Islam Universitas PGRI Yogyakarta. Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjukNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. 2. Bapak Drs. Moehadi, M.Pd. yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah. Amin yaa Rabb. Yogyakarta, Oktober 2014
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI JUDUL……………………………………………………………………..………i KATA PENGANTAR………..…………………………………………………...ii DAFTAR ISI……………………...………………………………………………iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..……………………………………………….1 1.2 Rumusan Masalah………..……………………………………………1 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan…………...……………………………1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Syahadat………………………………………..………….2 2.2 Pentingnya Syahadatain……………………………………..………...2 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan…………………………………………...……………......6 3.2 Saran…………………………………………...……………………....6 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..…………………7
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang yang beragama Islam, tentunya pernah berikrar syahadat untuk kembali ke fitrahnya, agama Islam. Dengan syahadat pula, kita bisa menaklukkan dunia, seperti pada suatu hari ketika Rasul mengumpulkan para pembesar Quraisy dari Bani Hasyim untuk mendakwahkan Islam, kemudian bersabda, “Wahai saudara-saudara, maukah kalian aku beri satu kalimat yang dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh Jazirah Arab?” Abu Jahal yang juga ikut dalam pertemuan tersebut menjawab, “Jangankan satu kalimat. Sepuluh kalimat pun akan aku terima!” Kemudian Rasulullah saw melanjutkan, “Ucapkanlah laa ilaaha illallah Muhammad rasulullah…” Namun, mayoritas umat Islam belum memahami kandungan syahadat, sehingga janji Allah dan rasul-Nya belum terwujud, yakni bahwa tidak akan datang kiamat sebelum umat Islam kembali berjaya seperti zaman nabi.
1.2 Rumusan Masalah 1. Mengapa orang Islam berikrar dengan syahadatain? 2. Mengapa sebagai orang Islam wajib menyakini syahadatain? 3. Bagaimana menaklukkan dunia dengan syahadatain? 4. Apa saja pentingnya memahami makna syahadatain?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Untuk mengetahui alasan orang Islam wajib berikrar dengan syahadatain. 2. Untuk mengetahui kenapa orang Islam wajib menyakini syahadatain. 3. Untuk mengetahui cara menaklukkan dunia dengan syahadatain. 4. Untuk mengetahui apa saja keutamaan memahami makna syahadatain.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Syahadat dalam lingkup Aqidah Secara etimologis, aqidah berasal dari kata „aqoda-ya‟qidu-„aqdan-„aqidatan. „Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian, dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi „aqidah berarti keyakinan. Relevansi arti kata „aqdan dan „aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Sebagai orang Islam, kita beraqidah Islam, dengan mengucapkan kalimat syahadat yang berarti mengimani dan berkeyakinan dalam hati, Islam agamanya, diucapkan dengan lisan, dan dinyatakan dengan perbuatan. Dalam lingkup aqidah, syahadat berfungsi sebagai pernyataan bahwa seseorang beragama Islam, mengakui, menyakini, dan mengimani agama Islam, serta Allah SWT sebagai Tuhannya dan Rasulullah sebagai utusan-Nya.
2.2 Pentingnya Syahadatain 1. Syahadat adalah pintu masuk ke dalam Islam (al-makhdal ilal Islam) Apabila seseorang ingin kembali ke Islam, maka wajib hukumnya mengucapkan kalimat syahadat. Karena syahadatain sebagai pembeda antara orang muslim dan kafir. Allah hanya akan menilai perbuatan seseorang setelah ia mengucapkan syahadatain dan tentunya sudah baligh. Orang yang sudah baligh dan bersyahadat disebut sebagai mukallaf atau orang yang terbebani. Beban untuk mengemban amanah Allah, yaitu menjadi khalifah fil ard (pemimpin di bumi) dan beribadah kepada Allah. Jadi, biarpun seseorang banyak berbuat baik namun belum bersyahadat, maka perbuatan baiknya tidak ada gunanya di akhirat. Amalnya akan seperti debu yang diterbangkan angin. Habis tak tersisa. Sebagaimana firman Allah swt: 2
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan (amal baik orang-orang kafir), lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Al-Furqan: 23)
Inilah yang juga dialami paman Rasulullah saw, Abu Thalib. Beliau yang membantu dakwah Rasul, melindungi beliau, bahkan merawat dan mendampingi Rasulullah sampai menikah. Namun karena belum bersyahadat, Allah mengharamkan baginya surga. Bahkan Rasulullah sampai berdo‟a untuk keselamatannya pun Allah menolaknya. Allah swt berfirman: Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (At-Taubah: 80) 2. Syahadat adalah intisari ajaran Islam (khulashatu ta’alimil Islam) Dalam kalimat syahadat, ada tiga hal penting yang harus dilakukan orang yang sudah mengucapkannya, yakni: a. Ketika Laa ilaha illallah sudah terucap, artinya dia harus menerima bahwa Allah satu-satunya Dzat yang wajib diibadahi dan disembah. Manusia, siapapun dan apapun kedudukannya di masyarakat, tetap sama dihadapan Allah. b. Ketika Muhammad rasulullah sudah terucap, artinya seseorang telah menerima dengan rela Nabi Muhammad adalah utusan Allah untuk menjadi teladan dalam segala hal, baik dalam ibadah maupun dalam aktivitas sehari-hari. c. Orang yang sudah mengucapkan syahadat berarti tulus menghamba kepada Allah yang meliputi segala aspek kehidupan dan harus berlandaskan Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
3. Syahadat adalah sistem perubahan (asasul inqilab) Sosoknya tinggi besar, dengan pedang yang selalu terhunus, membuat seluruh orang Quraisy tidak ada yang berani memandang langsung wajahnya 3
saat lewat di depannya. Dengan kesangarannya, dia menjadi orang paling ditakuti di Makkah. Maksiatnya saat masih jahiliyah hampir tidak ada yang terlewat. Dari mabuk-mabukkan, merampok, bahkan membunuh anaknya sendiri. Dialah Umar bin Khattab. Penguasa Quraisy kala itu. Tetapi, ketika beliau mengikrarkan diri bersyahadat kepada Rasulullah, kehidupannya berbalik 180 derajat, sedangkan karakternya tetap sama, yaitu tegas dan berani. Itulah manusia yang dijuluki Rasulullah sebagai Al-Faruq, yaitu orang yang dijadikan sosok pembeda antara haq dan batil. Ketika jahiliyah, dia yang paling tegas menentang orang kafir. Keberaniannya menentang dakwah Rasulullah. Setelah bersyahadat, dialah yang paling tegas menentang orang kafir. Keberaniannya menentang dakwah Rasul saat jahiliyah sebanding dengan keberaniannya menentang kejahiliyahan saat berislam. Saat Allah memerintahkan kaum muslim berhijrah ke Madinah dan sebagian besar muslimin berhijrah sembunyisembunyi, justru Umar Al-Faruq menuju Madinah dengan terang-terangan sambil berujar, ”Siapa yang ingin anaknya menjadi yatim, dan istrinya menjadi janda, kemarilah!” Luar biasa. Itulah syahadat. Ia akan mengubah orang yang mengikrarkannya dengan pemahaman, bukan sekedar ucapan di lisan. Seperti itulah islam. Bagi orang yang bersyahadat dengan sungguh-sungguh maka dia akan mengalami perubahan yang luar biasa dalam hidupnya. 4. Syahadat adalah hakikat dakwah para rasul (haqiqatul da’watir rasul) Tiap rasul dan nabi yang diutus Allah kepada umatnya semenjak Nabi Adam a.s sebenarnya membawa misi atau tujuan yang sama, yaitu mentauhidkan Allah saja. Nuh berkata, “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaKu.” (Nuh: 2-3) Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya…” (Hud: 61) 4
5. Syahadat adalah keutamaan yang besar (fadhail ‘adzimah) Banyak ganjaran dan balasan yang Allah berikan kepada manusia yang sudah bersyahadat. Rasulullah pernah bersabda bahwa orang yang diakhir hidupnya mengucapkan laa ilaha illallah maka dijamin masuk surga. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, “Dua perkara yang pasti.” Seorang sahabat bertanya, “Apakah perkara itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, ia tetap masuk surga.” (HR. Ahmad) Orang yang bersyahadat dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam syahadatain akan mendapatkan anugerah yang banyak, baik nikmat dunia dan akhirat. Diantaranya, Allah akan memberi jalan keluar terhadap permasalahan hidupnya, akan memberi rezeki yang tidak disangka-sangka, memudahkan segala urusannya dan masih banyak lagi keutamaan orang bersyahadat.
5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Syahadatain merupakan inti ajaran Islam. Dengan pemahaman syahadatain yang benar, seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai ghayah (tujuan)nya, Muhammad sebagai qudwah (teladan)nya, dan Al-Qur‟an sebagai dustur (pedoman hidup)nya.
3.2 Saran Sebagai orang Islam, tentunya kita harus lebih memahami makna syahadat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi diyakini dalam hati dan diamalkan dalam kehidupan agar tidak hanya Islam KTP.
6
DAFTAR PUSTAKA
Noferiyatno. 2013. Dahsyat Mentoring ForTeenager. Solo: PT Era Adicitra Intermedia. Rahmat, Fajar Basuki. 2013. Aqidah Akhlak MA kelas XII. Bantul: Terbit Multi Creative. .2011. Aqidah Akhlak MA kelas X. Bantul: Terbit Multi Creative. Team Guru Bina PAI MA. 2008. Aqidah Akhlak MA kelas XII. Sragen: CV Akik Pustaka. . 2011. Aqidah Akhlak MA kelas XI. Sragen: CV Akik Pustaka.
7