LPS DAN SEKTOR KEUANGAN JUNI 2015 FAUZI ICHSAN PLT. KEPALA EKSEKUTIF
1
LATAR BELAKANG DAN KINERJA LPS
2
PEMBENTUKAN LPS: DIPICU KRISIS EKONOMI •
Krisis moneter memicu krisis perbankan di tahun 1997/98
•
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menyelamatkan perbankan melalui: • • • •
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI (sebesar Rp. 145,5tn), untuk memastikan 48 bank bisa mengembalikan dana deposan yang panik Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yang mengambil alih kredit macet dan BLBI dari bank bermasalah (menjadi tanggung jawab pemerintah) Rekapitalisasi sektor perbankan oleh pemerintah melalui penerbitan obligasi rekapitalisasi (sebesar Rp. 630tn) Penjaminan penuh (“blanket guarantee”) oleh pemerintah atas deposito/simpanan di bank dan pinjaman antar-bank
•
Setelah keadaan ekonomi pulih, LPS dibentuk di tahun 2005 (UU 24/2004)
•
Penjaminan simpanan dibatasi untuk menghindari “moral hazard”
3
KEBIJAKAN PENJAMINAN SIMPANAN MASYARAKAT: TERBENTUK KARENA KRISIS Krisis finansial terindikasi dengan pelemahan IDR yang tajam 16000 14000
USD/IDR
12000
Krisis moneter: Pemberian BLBI, pembentukan BPPN, penjaminan “blanket guarantee”
LPS dibentuk, batas penjaminan IDR 100jt
Krisis finansial global: Batas penjaminan LPS naik ke IDR 2M
10000 8000 6000 4000
2000
Pra-krisis moneter: Tidak ada program penjaminan simpanan di bank
0
4
“BUSINESS MODEL” LPS: DIRANCANG UNTUK MENGHADAPI KRISIS •
LPS dibentuk seperti Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) di AS: • • •
FDIC didirikan tahun 1933 sewaktu AS mengalami depresi ekonomi paska krisis finansial 1929 FDIC menerima pinjaman dari pemerintah AS dan pembayaran premi dari perbankan FDIC menjamin simpanan masyarakat dan melikuidasi atau menyelamatkan bank gagal
•
LPS menerima modal awal dari pemerintah dan pembayaran premi dari perbankan
•
LPS dapat melikuidasi atau menyelamatkan bank gagal
•
LPS menjamin dana simpanan masyarakat di bank yang dilikuidasi selama: 1. 2.
•
Simpanan tidak melebihi batas penjaminan – IDR 2M per nasabah per bank Bunga simpanan tidak melebihi LPS rate – 7,75% untuk bank umum, 10,25% untuk BPR
LPS menjamin simpanan di 119 bank umum dan 1.805 BPR atau 99% dari jumlah rekening/54% dari jumlah simpanan (IDR 4.280T pada Mei-2015)
5
BI RATE VS. LPS RATE: BERKAITAN NAMUN TIDAK SELALU SAMA
BI rate vs. LPS rate
•
BI rate adalah suku bunga acuan kebijakan moneter
•
BI rate adalah instrumen untuk meredam volatilitas inflasi dan kurs IDR
•
LPS rate mencerminkan suku bunga perbankan
•
Keduanya bergerak searah namun angkanya tidak selalu sama
14 BI rate naik karena pelemahan kurs IDR
13 12 11 10
% 9 8
LPS rate
7 BI rate
6 5
Apr-15
Jul-14
Oct-13
Jan-13
Apr-12
Jul-11
Oct-10
Jan-10
Apr-09
Jul-08
Oct-07
Jan-07
Apr-06
Jul-05
4
6
LPS SEBAGAI “UJUNG TOMBAK” KEBIJAKAN PERBANKAN: LIKUIDASI DAN PENYELAMATAN BANK •
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas bank: 1. 2. 3.
•
Memastikan bank yang modalnya tergerus tajam direkapitalisasi oleh pemegang saham pengendali (PSP) atau investor baru (sehingga CAR bisa pulih) Melakukan Cabut Izin Usaha (CIU) jika bank tersebut tidak bisa diselamatkan oleh investor Jika bank gagal adalah Domestic Systemically Important Bank (DSIB), OJK membahasnya di Forum Komunikasi Stabilitas Sektor Keuangan (FKSSK) untuk diselamatkan oleh LPS
Bagi bank non-DSIB, paska CIU OJK menyerahkan bank ke LPS untuk: 1. 2.
Melikuidasi bank jika biaya likuidasi lebih rendah dari biaya penyelamatan (“lower cost test”) Menyelamatkan bank jika biaya penyelamatan lebih rendah
•
Sejak 2005 LPS telah melikuidasi 63 bank (1 bank umum, 62 BPR) dan meyelamatkan 1 bank umum (Bank Century/Mutiara)
•
Proses penjaminan simpanan di bank dalam likuidasi: 1. LPS melakukan verifikasi atas simpanan dalam 90 hari setelah CIU bank 2. Batas waktu pengajuan klaim oleh nasabah bank: 5 tahun setelah CIU 7
LPS SEBAGAI “UJUNG TOMBAK” KEBIJAKAN PERBANKAN: “BENTENG TERAKHIR” SEBELUM “PENYELAMATAN OLEH PEMERINTAH”
NET 2
NET 1
OJK
BI Problem Bank
Bank
Pengaturan dan Pengawasan
NET 3
LPS Problem Bank
Lender of Last Resort
Penjaminan Simpanan & Bank Resolution
NET 4
Problem Bank
Otoritas Fiskal
Manajemen Krisis
Skala Permasalahan 8
STUDI KASUS LIKUIDASI BANK: BANK IFI •
Apr-2009, BI menetapkan Bank IFI bank non-sistemik gagal: 1. 2. 3. 4.
•
BI melakukan cabut-izin usaha (CIU) kepada IFI dan menyerahkannya ke LPS LPS melakukan lower cost test (LCT) untuk menentukan IFI ditutup atau diselamatkan LPS mengambil alih RUPS, mengamankan aset dan meminta direksi menyusun neraca penutupan NP LPS membentuk tim likuidasi (TL), memberhentikan direksi dan komisaris IFI
Mei-2009 – Feb-2015, proses likuidasi Bank IFI: 1. TL melakukan pencairan asset dan penagihan piutang 2. TL melakukan pelunasakan kewajiban dengan prioritas: i. Gaji dan pesangon pegawai bank ii. Biaya perkara/lelang/operasional kantor iii. Biaya penjaminan/klaim penjaminan iv. Pajak terutang v. Simpanan tidak layak bayar/tidak dijamin vi. Kreditur lainnya
9
STUDI KASUS PENYELAMATAN BANK: BANK CENTURY (BC) – MENJADI BANK MUTIARA (BM) •
Nov-2008, KSSK menetapkan BC bank sistemik gagal dan menyerahkannya ke LPS untuk diselamatkan. Biaya penyelamatan (penyertaan modal sementara PMS) bertahap: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
•
23-Nov: LPS menyuntik dana awal rekapitalisasi (PMS 1) untuk BC sebesar IDR 2,78T 5-Dec: PMS 2, IDR 2,2T 3-Feb, 2009: PMS 3, IDR 1,15T 21-Jul, 2009: PMS 4, IDR 0,63T 23-Des, 2013: PMS 5, IDR 1,25T – Total biaya rekapitalisasi IDR 8T LPS menguasai 99,99% kepemilikan atas BC – Sejak 2009 menjadi BM
Nov-2014, LPS menjual 99% kepemilikan BM ke J. Trust, Co.: 1. Hasil penjualan IDR 4,41T, tawaran tertinggi sebelum batas waktu divestasi dalam 6 tahun terliwati 2. LPS mengambil alih hak dan klaim atas permasalahan litigasi BM – termasuk gugatan kepada pemilik lama BC di pengadilan Swiss sebesar USD 156 juta 3. LPS bekerja sama dengan Kementrian Hukum dan HAM, Kementrian Luar Negeri, Kejaksaan dan Kepolisian dalam proses litigasi di luar negeri
10
ASET DAN KEWAJIBAN LPS (DES-2014): DIRANCANG KHUSUS UNTUK PENANGANAN BANK GAGAL ASET
IDR MILYAR
KEWAJIBAN
IDR MILYAR
Kas
3.221,50
Cad. Klaim Penjaminan
8.266,92
SBN
4.5507,85
Cad. & Kew. Lain
297,06
Piutang
716,08
Aktiva Tetap
116,19
EKUITAS
Aktiva Lain
223,32
Modal Awal
4.000,00
Cad. Tujuan
7.444,19
Cad. Penjaminan
29.776,77
TOTAL
49.784.94
TOTAL
•
Pemerintah memberi modal awal IDR 4T
•
Akumulasi aset LPS dari pembayaran premi penjaminan (0,2% dari total simpanan perbankan) dan imbal hasil SBN
•
Di sisi kewajiban, cadangan klaim penjaminan (CKP) dibentuk untuk menjamin simpanan di bank gagal
•
Di sisi ekuitas, cadangan penjaminan dibentuk untuk kewajiban masa depan, termasuk resolusi krisis
•
Target cadangan penjaminan: 2,5% dari total simpanan perbankan
49.784.94
11
ASET DAN KEWAJIBAN LPS: CUKUP SELAMA TIDAK ADA KRISIS A’LA “KRISMON 1998”
43,285
60,000
11,185
11,333
2012
2013
8,267
10,692
2011
27,566
11,098
2010
17,745 7,248
13,947 5,130
3,235
7,197 1,580
2006
4,712 325
10,000
2005
20,000
10,289
30,000
22,548
40,000
•
Sejak 2005 asset LPS tumbuh rata-rata 30% per tahun
•
Dari 63 bank yang dilikuidasi sejak 2005: • Biaya klaim penjaminan IDR 742M • Hasil penjualan aset bank yang dilikuidasi IDR 291M (dari nilai buku IDR 455M)
•
Pada akhir 2014, cadangan klaim penjaminan IDR 8,27T dengan asumsi bank DSIB bermasalah akan diselamatkan
34,880
50,000
49,785
Aset LPS (milyar IDR)
Aset
2014
2009
2008
2007
0
Cadangan Klaim Penjaminan (CKP)
12
MASA DEPAN DAN TANTANGAN LPS
13
TUGAS LPS DALAM SKALA GLOBAL: KOMPLEKSITAS SEMAKIN TINGGI UU No 24, Tahun 2004, pasal 4 huruf b: “Fungsi LPS turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.” Risk Minimizer
Loss Minimizer Pay box plus + Fungsi resolusi Contoh: Argentina, Brasil, Inggris
+ Fungsi Resolusi yang lebih besar + Alat penegakan + Manajemen Tingkat Pengembalian Contoh: Kanada, Prancis, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Spanyol, Turki, Indonesia
+ Mikro-Makro Prudensial dan Supervisi + Pengukuran denda yang akurat + Pencabutan perizinan + Aksi korektif yang cepat/Intervensi dini Contoh: Korea, Amerika Serikat
Pay box Hanya sebagai penjamin deposito Contoh: Australia, Jerman, Hong Kong, India, Belanda, Singapura, Swiss
14
TINGKAT PREMI PENJAMINAN LPS: MASIH DI BAWAH RATA-RATA DI DUNIA 0.00%
Brazil Germany USA India Taiwan Japan Indonesia Canada Jordan Argentina Turkey Bosnia Mexico Russia Albania Romania Montenegro Serbia Macedonia Hungary Croatia Average
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
Perbandingan Tingkat Premi Maksimal
Sumber: IADI dan LPS
15
CADANGAN PENJAMINAN: MASIH DI BAWAH KEBUTUHAN MINIMUM PERBANKAN
60
Cadangan Penjaminan vs. Simpanan Layak Bayar 55
Sasaran Fund Level sesuai UU LPS: 2.5% of total simpanan perbankan; IDR 107.64T (Apr-2015)
50
53
Turkey
50
Argentina Sweden
43
40
Latvia Russia
35
35
Korea India
30
28
28
20 10
10 0
1
Mexico
13
Spain Canada
8
7
5
Indonesia Portugal 1)
19
18 14
Greece
23
23
Singapore
4
Japan
Total Aset
Apr-15
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
United Kingdom
2006
0
Brazil
40
2005
Triliun IDR
Cadangan Penjaminan LPS
Switzerland Australia
United States
Kalkulasi Angka Cadangan Penjaminan
-2% 1)
Sumber: LPS dan IADI
0%
2%
4%
6%
8%
Cadangan penjaminan terhadap simpanan layak bayar 16
PENJAMINAN LPS PER REKENING: RELATIF TINGGI DIBANDING DIC LAIN Perbandingan Proporsi dari Simpanan yang Sepenuhnya Dijamin dan Jumlah Deposan (%)
Batas Penjaminan (kali-PDB per capita) Singapore
Singapore
India
Hong Kong Switzerland
Switzerland
Korea
Russian Federation
Russia Hong Kong India Korea, Rep.
Indonesia
Japan
Japan
United States
US
Indonesia
0 0
Sumber: IADI, LPS
10
20
30
40
50
20
40
% of Depositors
60
80
100
% of Deposits
Level ideal penjaminan: >90% deposan; <50% dari total nominal 17
SKENARIO IDEAL MASA DEPAN: REALISASI UU JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN (JPSK) •
Sejak 2005 LPS mampu membantu menjaga stabilitas sitem keuangan
•
Namun kemampuan resolusi krisis LPS harus diperkuat jika RUU JPSK terealisasi: 1. Opsi penyelamatan bank gagal (terutama DSIB) harus dikembangkan: i. Open Bank Assistance atau Penyertaan Modal Sementara a’la penyelamatan Bank Century ii. Purchase and Assumtion: Penjualan aset dan kewajiban bank yang diselamatkan langsung ke investor iii. Bridge Bank: Pengalihan aset dan kewajiban bank ke bank baru, yang nantinya dijual ke investor
2. Cadangan penjaminan LPS masih di bawah 1% dari simpanan perbankan vs. 2,5% mandat UU LPS
•
Karena kapasitas LPS terbatas, dalam menghadapi krisis besar seperti “krismon 1998”, perlu dibentuk Badan Restrukturisasi Perbankan BRP – seperti BPPN dulu
18
EKONOMI DAN PERBANKAN
19
RISIKO UTAMA EKONOMI INDONESIA: DEFISIT NERACA TRANSAKSI BERJALAN Defisit neraca transaksi berjalan yang besar (ditambah risiko kenaikan suku bunga USD) memicu pelemahan kurs rupiah yang menghambat penurunan suku bunga
Indicators
Period
Brazil
Russia
India
China
Indonesia Malaysia Philippines Thailand
Current Account Balance (% GDP)
Projection 2015
-4.1
4.3
-0.9
2.8
-3.1
3.4
3.9
2.2
Total Debt (% GDP)
2014
128.0
65.0
120.0
217.0
88.0
222.0
116.0
187.0
Total Debt Change (%)
2007–2014
27.0
19.0
0.0
83.0
17.0
49.0
4.0
49.0
External Debt (% GDP)
2014 exc. China (2013)
25.6
31.9
22.9
9.1
32.9
65.1
27.3
37.6
External Debt Service Ratio (% Exports)
2013
28.6
NA
8.6
1.5
19.4
3.5
7.8
4.4
ST External Debt (% Forex Reserve)
2014 exc. China (2013)
16.0
18.0
28.1
16.3
43.7
74.9
22.4
25.6
Real GDP (% y/y)
Projection 2015
-1.2
-4.0
7.6
6.9
5.1
5.5
6.6
3.9
CPI Inflation (% y/y)
Projection 2015
8.0
15.4
5.3
1.4
5.9
2.6
2.9
1.3
Exchange Rate (per US$, % ytd)
Jun 2015
-37.7
-63.6
-8.1
-0.2
-13.5
-17.5
-3.5
-4.4
Sumber: CEIC, BIS, Bloomberg, IMF, McKinsey, The Economist (latest data)
20
KUALITAS KREDIT: MEMBURUK TAPI MASIH “MANAGEABLE”
Sumber: CEIC 21
PERBANKAN INDONESIA: SEHAT DIBANDING BANYAK NEGARA LAIN Walau laba perbankan Indonesia tergerus, industri perbankan masih ditopang pertumbuhan ekonomi dan kekuatan modal yang masih tinggi dibanding negara lain
Brazil 2014 Q4
China 2014 Q4
16.67
13.18
12.48
18.72
18.29
12.87
16.28
13.00
10.76
9.61
17.84
15.54
9.13
13.90
2.85
1.25
4.35
2.07
2.02
6.88
2.74
Return on Assets
1.33
1.23
0.67
2.74
1.57
n.a
1.69
Return on Equity
13.01
17.59
9.62
21.35
15.91
n.a
14.70
Total (Non-interbank) Loans to Customer Deposits
116.73
n.a
115.02
100.11
134.75
69.33
79.51
Indicator Regulatory Capital to RiskWeighted Assets Regulatory Tier I Capital to RiskWeighted Assets Non-Performing Loans to Total Gross Loans
India Indonesia Philippines Russia 2014 Q4 2014 Q4 2014 Q4 2015 Q1
Turkey 2014 Q4
Sumber: IMF 23
OUTLOOK SEKTOR PERBANKAN: DIPERKIRAKAN MENGUAT DI SEMESTER 2-2015 •
Kemungkinan kenaikan suku bunga USD di semester 2-2015 mengecil dengan penguatan USD di pasar valas global dan belum pastinya penguatan ekonomi AS
•
Pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan akan naik di semester 2-2015 dengan akselerasi belanja pemerintah
•
Ekspor diperkirakan menguat di tahun 2016 dengan kenaikan pertumbuhan PDB global
•
Walau gross NPL di perbankan Indonesia masih bisa naik di T3-2015, tingkatnya diperkirakan tidak setinggi di tahun 2009 (di bawah 4%), sewaktu pertumbuhan PDB 4,5%
•
Selama pertumbuhan PDB stabil di level 4,5-5,5% dan kurs IDR stabil (di level 12,800-13,300 per USD), stabilitas perbankan diperkirakan terjaga
23
TERIMA KASIH
24
