LELANG ELEKTRONIK IPASAR DALAM STRATEGI PEMASARAN BARU BERBASIS TEKNOLOGI PERUM PERHUTANI
Oleh:
ISYANA RAHAYU
PO56132082.46
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 Tugas Kelompok
:
Sistem Informasi Manajemen
Penyerahan
:
24 Desember 2013
Dosen
:
Dr.Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)
Batas Penyerahan
:
24 Desember 2013
ABSTRAK
Sistem Informasi sangat penting dalam bisnis karena antara lain merupakan komponen vital dari kesuksesan bisnis, membantu agar sistem atau organisasi bisa berkembang dan berkompetisi, dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi dapat membantu aktivitas organisasi. Alasan inilah yang digunakan oleh Perum Perhutani dalam membuat keputusan untuk mengembangkan IT dan SI agar visi dan misi perusahaan Perum Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah naungan Departemen Kehutanan dan Kementerian BUMN dapat tercapai. Gondorukem merupakan hasil Industri Non kayu dan Perum Perhutani merupakan produsen satu-satunya dengan perkembangan ekspor yang meningkat terus setiap tahunnya. Wilayah pabrik yang cukup jauh antara pabrik yang satu dengan yang lainnya dimana proses pemasaran hingga pengemasan dilakukan sendiri oleh masing-masing pabrik. Proses pemasarannya banyak menggunakan sistem pemesanan melalui situs-situs online, komunikasi by email, chatting, telepon, sistem pembayaran melalui TT advanceed. Akan tetapi sekarang ini Perum Perhutani sedang ingin mencoba strategi pemasaran baru yaitu lelang on-line dengan bekerjasama dengan ipasar sebagai penyedia jasa lelang elektronik tersebut. Hal ini menarik saya untuk menganalisis penggunaan e-commerce pada sistem pemasaran Gondorukem di Perum Perhutani terutama dalam hal penggunaan Informasi Teknologi dan Sistem Informasi di Perum Perum Perhutani.
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan ridhoNya, paper ini bisa diselesaikan sebagai salah satu tugas mandiri dari materi Sistem Informasi Manajemen (SIM), Program Magister Manajemen Bisnis, MB-IPB. Paper ini menjelaskan tentang penerapan e-commerce yaitu pada sistem pemasaran hasil hutan non kayu Perum Perhutani dengan menggunakan lelang elektronik atau lelang on-line yang digunakan Perum Perhutani. Manfaat penerapan strategi pemasaran baru ini di sisi Internal perusahaan adalah pengembangan bisnis dan pengembangan Tekhnologi yang digunakan guna mendukung proses bisnis yang lebih efektif dan efisien. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan serta pengajaran yang telah diberikan oleh Bapak Dr.Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS) sehingga paper ini dapat terselesaikan. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dalam mengenal tekhnologi e-commerce yang digunakan dalam suatu perusahaan dan dapat berguna sebagai referensi pengembangan penelitian yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
Abstrak ................................................................................................................
i
Kata Pengantar ..................................................................................................................
ii
Daftar Isi ...........................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................................
1
1.1.
Latar Belakang ..................................................................................................
1
1.2.
Ruang Lingkup ...................................................................................................
2
1.3.
Tujuan ...............................................................................................................
2
1.4.
Manfaat .............................................................................................................
2
1.5.
Metodologi Penelitian ........................................................................................
2
1.4.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................
2
1.4.2 Metode Analisis Data ...............................................................................
3
1.6.
Sistematika Penulisan.........................................................................................
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................
4
2.1 Definisi Sistem Informasi .....................................................................................
4
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ...........................................................................
5
2.3 Analisis PIECES .................................................................................................
6
2.4 Manfaat Sistem Manajemen Informasi bagi Organisasi .....................................
7
2.5 Pengertian e-commerce ........................................................................................
8
2.6 Pengertian Lelang On-line....................................................................................
10
2.7 Ipasar.....................................................................................................................
12
2.3.1 Penyelenggara Pasar Fisik Komoditas Ipasar ...........................................
13
2.3.2 Kelembagaan Pasar Fisik .........................................................................
14
2.3.3 Persyaratan Mutu Komoditas....................................................................
15
2.3.4 Alur Transaksi ..........................................................................................
15
2.3.5 Penjaminan Dan Penyelesaian Transaksi..................................................
17
iii
BAB III ANALISA PENGGUNAAN E-COMMERCE.................................................. 3.1
25
Latar Belakang Perusahaan ................................................................................
25
3.1.1 Sejarah Perum Perhutani...........................................................................
25
3.1.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ...........................................................
28
Hasil Industri Non Kayu Perum Perhutani.........................................................
29
3.2.1 Gondorukem (Gum Rosin) .......................................................................
29
3.2.2 Perkembangan Gondorukem.....................................................................
30
3.2.3 Pemasaran Gondorukem ...........................................................................
32
Analisa e-commerce ...........................................................................................
34
3.3.1 Teknologi Dan Network Yang Digunakan Perhutani...............................
34
3.3.2 Ipasar.........................................................................................................
35
3.4
Manfaat e-commerce Untuk Perhutani ..............................................................
37
3.5
Analisa PIECES ................................................................................................
39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................
41
3.2
3.3
4.1
Kesimpulan.........................................................................................................
41
4.2
Saran...................................................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
42
iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan Tekhnologi Informasi yang demikian pesat telah mampu membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Perkembangan tekhnologi Informasi saat ini memungkinkan proses transfer informasi tanpa batasan waktu dan tempat sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap kegiatan dan pola bekerja manusia. Adanya Tekhnologi informasi sehingga dapat menghubungkan banyak individu yang memiliki latar belakang berbeda-beda, komunikasi dan membentuk hubungan kerja yang harmonis. Dengan adanya komunikasi yang efektif dan hubungan kerja yang harmonis maka setiap informasi tentang kegiatan dari masing-masing unit kerja akan dapat disesuaikan dengan gerak langkah diunit kerja lainnya. Persamaan gerak dan langkah disetiap unit kerja mendukung pencapaian visi, misi dan strategi perusahaan. Hal ini sesuai dengan pengertian komunikasi menurut Grifin (1993), yaitu proses memindahkan informasi dari satu orang ke orang lainnya. Peran komunikasi ikut berpengaruh pada pembentukan iklim dan budaya organisasi dalam perusahaan. Perkembangan Tekhnologi Informasi memungkinkan dalam menciptakan proses komunikasi yang dapat mendukung kegiatan perusahaan yang efektif dan efisien. Perum Perhutani sebagai salah satu perusahaan milik negara yang bergerak di bidang pemberdayaan kehutanan menjadikan Tekhnologi informasi sebagai bagian dari strategi perusahaan yang dirumuskan dalam Keputusan Direksi No. 594/Kpts/Dir/2012 tanggal 12 Nopember 2012 tentang Master Plan Teknologi Informasi jangka 2012-2016. Di dalam Master Plan disebutkan tentang peran strategis bagi TI yaitu bahwa Teknologi Informasi Perum Perhutani harus mampu sebagai “Business Enabler”, yang akan dicapai melalui transformasi dan integrasi proses bisnis menuju pengelolaan hutan lestari. Strategi TI kemudian dijabarkan dalam sebuah road map dan perincian kegiatan selama 5 tahun ke depan dalam bidang tata kelola, infrastruktur, dan sistem informasi pada perusahaan. E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (email), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll. Penggunaan e-commerc yang merupakan bagian dari Tekhnologi Informasi harus sesuai dengan strategi dan visi misi perusahaan dalam menjadikan perusahaan efisien menjalankan kegiatan operasional dan bisnis perusahaan. Dengan berdasarkan latar belakang tersebut, tim penulis akan melakukan analisa terhadap penggunaan tekhnologi informasi khususnya "ecommerce pada Perusahaan Umum Perhutani".
1
1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang dibahas dalam penulisan topik paper e-commerce pada Perusahaan Umum Perhutani meliputi beberapa hal diantaranya: -
Analisis e-commerce yang diterapkan perusahaan dalam bidang produksi Gondorukem oleh Perum Perhutani.
-
Manfaat penerapan e-commerce bagi perusahaan
-
Analisis competitive forces perusahaan.
-
Saran untuk pengembangan e-commerce pada masa akan datang.
1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis tekhnologi IT e-commerce yang digunakan Perum Perhutani sebagai pendukung sistem operasional dan bisnis perusahaan. 1.4 Manfaat 1. Agar dapat mengidentifikasi tekhnologi IT e-commerce yang diterapkan oleh Perum Perhutani pada masa sekarang. 2. Memberikan masukan terkait Tekhnologi IT e-commerce pada perusahan sehingga menjadi masukan dalam mengembangkan tekhnologi IT e-commerce pada masa akan datang. 3. Memberikan tambahan informasi dan pengetahuan sekaligus bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian sejenis dimasa yang akan datang. 1.5 Metodologi Penelitian Dalam mendukung penulisan skripsi serta merancang kebutuhan proyek pada Perum Perhutani, maka metodologi yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1.5.1
Metode Pengumpulan Data Metode Pengunpulan data melalui beberapa tahapan yaitu : -
Mengumpulkan studi pustaka dengan membaca buku-buku, artikel dari internet, dan berbagai literatur yang berhubungan dengan judul skripsi ini. Sumber Informasi tersebut akan digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung pembahasan paper ini.
-
Studi lapangan pada Perusahaan Perum Perhutani.
-
Melakukan penelusuran langsung terhadap pihak-pihak yang bersangkutan dengan paper ini.
2
1.5.2 Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan mengolah data secara : -
Menggunakan analisis PIECES, yaitu : analis kinerja, analis informasi, analis ekonomi, analis pengendalian, analis efisiensi, dan analis pelayanan.
-
Menggunakan analisis kebutuhan sistem yaitu kebutuhan fungsional dan non fungsional
-
Menggunakan analisis kelayakan sistem.
1.6 Sistematika Penulisan Pembahasan dalam paper ini dibagi kedalam beberapa bagian sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penyelesaian masalah, dan metodologi dan sistematika penulisan paper BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi pembahasan mengenai teori – teori yang mendukung pembahasan paper antara lain : pengertian Sistem Informasi, pengertian ecommerce, pengertian lelang online ipasar. BAB 3 ANALISIS INTERNETWORKING BERJALAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang & struktur organisasi perusahaan, e-commerce yang sedang berjalan di perusahaan, identifikasi strategi pengembangan tekhnologi IT yang akan datang. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup, dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran – saran berdasarkan hasil penulisan paper ini.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Sistem Informasi
Menurut Alter (1992) sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk manajemen (SIM). Kedua hal ini sebenarnya tidak sama. Sistem informasi mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem informasi adalah kmpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990) berpendapat bahwa sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Sedangkan Hall (2001) berpendapat sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan di distribusikan kepada pemakai. O’Brien (2005) menyatakan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban. Kelima hal tersebut merupakan komponen yang menyusun sebuah sistem informasi. Istilah sistem informasi juga sering dikacaukan dengan sistem informasi manajemen merupakan salah satu jenis sistem informasi, yang secara khusus ditunjukkan untuk menghasilkan informasi bagi pihak manajemen dan untuk pengambil keputusan (Kadir, 2003). O’Brien (2005) menyebutkan bahwa sistem informasi memiliki tiga peranan penting untuk sebuah perusahaan, yaitu: a.
Mendukung proses operasi bisnis
b.
Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya
c.
Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif
Fungsi dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien (2005) adalah: a. Area fungsional utama yang mendukung keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen opeasional, pemasaran, dan Menurut O’Brien (2005), secara konsep aplikasi sistem informasi yang manajemen sumber daya manusia b. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktifitas, dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis. d. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif, yang 4
memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global e. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria dan wanita f. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan perusahaan bisnis yang membentuk jaringan. Menurut Obrien (2009) tipe sistem informasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu Operational Support Sistem (OSS) dan Management Support Sistem (MSS). OSS sendiri terbagi lagi ke dalam tiga model, yaitu TPS (Transaction Processing Sistem), PCS (Process Control Sistem), ECS (Enterprise Collaboration Sistem). MSS juga terbagi dalam tiga model, yaitu MIS (Management Information Sistem), DSS (Decision Support Sistem) dan EIS (Executive Information Sistem
Gambar 2.1. Jenis Sistem Informasi 2.2
Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
5
2.3
Analisis PIECES
Untuk menghasilkan suatu pelayanan publik yang berkualitas pada instansi atau organisasi, dalam hal ini harus mampu sejalan dengan perkembangan teknologi modern. Karena dengan masuknya teknologi modernisasi yang berbasiskan komputerisasi maka kinerja pemerintah dapat berjalan lebih optimal sehingga pelanan publik pun terpenuhi dengan baik. Untuk itulah pemerintah harus mampu mengembangkan sistem yang dapat menunjang kinerja yang berorientasikan pada media komputerisasi. Namun, harus ditekankan bahwa suatu sistem selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang ada didalamnya. Untuk itu pemerintah harus dapat meminimalisir permasalahan bahkan menyelesaikan permasalahan tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan – permasalah tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis keadaan sistem tersebut baik yang akan dibangun maupun yang telah dibangun. Analisis PIECES (Performance, Information, Economy, control, Eficiency, dan Service) merupakan teknik untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang terjadi pada sistem informasi. Dari analisis ini akan menghasilkan identifikasi masalah utama dari suatu sistem serta memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Dalam bukunya Hanif Al Fatta tentang Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dijelaskan bahwa Analisis PIECES terdiri dari: 1. Analisis Kinerja (Performance) Adalah kemampuan menyelasaikan tugas pelayanan dengan cepat sehingga sasaran atau tujuan segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (Troughput) dan waktu tanggap (Respon Time) dari suatu sistem. Jumlah Produksi adalah jumlah pekerjaan yang bias diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Sedangkan waktu tanggap adalah waktu tansaksi yang terjadi dalam proses kinerja. 2. Analisis Informasi (Information) Adalah evaluasi kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan nilai atau produk yang bermanfaat untuk menyikapi peluang dalam menangani masalah yang muncul. Situasi dalam analias informasi ini meliputi: 1.
Akurasi, informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
2.
Relevan, informasi tersebut memiliki manfaat bagi pihak pemakai maupun pihak pengelola. Dimana relevansi setiap orang berbeda satu dengan yang lainnya.
3. Analisis Ekonomi (Economy) Adalah Penilaian sistem atas biaya dan keuntungan yang akan didapatkan dari sistem yang diterapkan. Sistem ini akan memberikan penghematan operasional dan keuntungan bagi instansi atau perusahaan. Hal yang diperlukan dalam analisis ini meliputi biaya dan keuntungan. 4. Analisis Keamanan (Controling) Adalah Sistem keamanan yang digunakan harus dapat mengamankan data dari kerusakan, misalnya dengan membeck up data. Selain itu sistem keamanan juga harus dapat mengamankan dta dari akses yang tidak diizinkan. Analisis ini meliputi pengawasan dan pengendalian.
6
5. Analisis Efisiensi (Eficiency) Adalah sumber daya yang ada guna meminimalkan pemborosan. Efesiensi dari sistem yang dikembangkan adalah pemakaian secara maksimal terhadap sumberdaya infrastuktur, dan sumberdaya manusia. Serta efesiensi juga menganalisis keterlambatan pengolahan data yang terjadi. 6. Layanan (Service) Adalah mengkoordinasikan aktifitas dalam pelayanan yang ingin dicapai sehingga tujuan dan sasaran pelayanan dapat capai. (Fatta,2007:51) Berdasarkan uraian diatas, analisis tekhnologi internetworking dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan suatu laporan tertulis yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dari suatu sistem yang diterapkan guna mendapatkan gambaran tentang keadaan sistem yang sedang diterapkan. Hal ini, untuk menyelesaikan masalah yang terjadi sebagai referensi bagi pemimpin dalam pengambilan keputusan. 2.4
Manfaat Sistem Informasi Manajemen Pada Organisasi
Banyak aktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem informasi. Sistem informasi banyak diterapkan dalam suatu organisasi, karena terkait dengan kemampuan yang dapat dilakukannya. Kemampuan utama sistem informasi menurut McLean dan Wetherbe adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar, dan dengan kecapatan tinggi. 2) Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah, akurat, dan cepat. 3) Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses. 4) Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah. 5) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu tempat atau beberapa lokasi. 6) Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikaran manusia. 7) Mengotomatiskan proses-proses bisnis yang semi-otomatis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual. 8) Mempercepat pengetikan dan penyuntingan. 9) Pembiayaan yang jauh lebih murah dari pada pengerjaan secara manual. (dalam Kadir, 2002:5) Berdasarkan uraian diatas, sistem informasi diterapkan oleh suatu organisasi karena mempunyai nilai tambah dan dapat membantu organisasi dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kroenke bahwa sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna 7
bagi kegiatan bisnis (dalam Kadir, 2002:5). Uraian yang dikemukakan oleh Kroenke adalah mengenai kemampuan sistem informasi pada suatu manajemen perusahaan yang berorientasi bisnis. Banyak keuntungan yang di dapat oleh suatu perusahaan dengan penerapan sistem informasi manajemen. Alter mengemukakan terdapat empat peranan penting sistem informasi dalam organisasi, yaitu: 1) Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas 2) Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam sebuah subsistem 3) Mengkoordinasikan subsistem-subsistem 4) Mengintegrasikan subsistem-subsistem (dalam Kadir, 2002:8). Sebuah organisasi memiliki beberapa sub-sistem. Masing-masing sub-sistem memiliki kegiatan perencanaan, pengerjaan dan pengendalian tersendiri. Koordinasi antar subsistem dapat dilakukan dengan berbagai informasi. Oleh karena itu, sistem informasi sangat berperan dalam pelaksanaan tugas suatu organisasi. 2.5
Pengertian e-commerce
E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang perantara (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (komputer networks) yaitu internet. Julian Ding dalam bukunya E-commerce: Law & Practice, mengemukakan bahwa e-commerce sebagai suatu konsep yang tidak dapat didefinisikan. E-commerce memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip pendapatnya David Baum, menyebutkan bahwa: “e-commerce is a dynamic set of technologies, aplications, and business procces that link enterprises, consumers, and communities through electronic transaction and the electronic exchange of goods, services, and information”. Bahwa e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya. Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulannya, “e-commerce is a part of e-business”. Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk sementara hanya difokuskan dalam hal penggunaan media internet. Pasalnya, penggunaan internetlah yang saat ini paling populer digunakan oleh banyak orang, selain merupakan hal yang bisa dikategorikan sebagai hal yang sedang ‘booming’. Perlu digarisbawahi, dengan adanya perkembangan teknologi di masa mendatang, terbuka kemungkinan adanya penggunaan media jaringan lain selain internet dalam ecommerce. Jadi pemikiran kita jangan hanya terpaku pada penggunaan media internet belaka. 8
Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena kemudahankemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet, yaitu Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread network), layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu murah, cepat dan kemudahan akses. Menggunakan electronic data sebagai media penyampaian pesan/data sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog maupun digital. Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain; di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media internet. E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan public. Jika diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu: · Electronic Markets (EMs). EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak. · Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association (IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya, biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis dagang dengan para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
9
· Internet Commerce. Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet; harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat; internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesan. Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya: 1.
Business to Business, karakteristiknya: Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama. Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
2.
Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2.6
Business to Consumer, karakteristiknya: Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula. Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Servis yang digunakan berdasarkan permintaan. Sering dilakukan sistim pendekatan client-server. (Onno W. Purbo & Aang Arif. W; Mengenal E-Commerce, hal 4-5)
Pengertian Lelang OnLine
Lelang adalah proses membeli dan menjual barang atau jasa dengan cara menawarkan kepada penawar, menawarkan tawaran harga lebih tinggi, dan kemudian menjual barang kepada penawar harga tertinggi. Dalam teori ekonomi, lelang mengacu pda beberapa mekanisme atau peraturan perdagangan dari pasar modal. Ada beberapa variasi dari bentuk dasar lelang, termasuk batas waktu, minimum atau maksimum batas harga penawaran, dan peraturan khusus untuk menentukan penawar yang menang dan harga. Peserta lelang mungkin atau mungkin tidak mengetahui identitas atau tindakan dari peserta lain. Tergantung pada lelang, penawar dimungkinkan hadir secara langsung atau melalui 10
perwakilannya, termasuk telepon dan internet. Penjual biasanya membayar komisi kepada pelelang atau perusahaan lelang berdasarkan persentase harga penjualan terakhir. Menurut metodenya, lelang terdiri dari lelang tradisional dan lelang elektronik atau e-lelang. Dfenisi dari lelang tradisional adalah pelelangan dalam rangka mendapatkan barang / jasa, dengan penawaran harganya dilakukan satu kali pada hari, tanggal, dan waktu yang telah ditentukan dalam dokumen pengadaan, untuk mencari harga terendah/tertinggi tanpa mengabaikan kualitas dan sasaran yang telah ditetapkan dan dilakukan lewat proses yang telah ditentukan dan dilakukan di depan peserta ataupun pejabat lelang. Sedangkan e-Lelang adalah proses pelelangan dalam rangka mendapatkan barang / jasa, dengan penawaran harganya dilakukan satu kali pada hari, tanggal, dan waktu yang telah ditentukan dalam dokumen pengadaan, untuk mencari harga terendah/tertinggi tanpa mengabaikan kualitas dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan menggunakan media elektronik yang berbasis pada web/internet dan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Untuk dapat mengikuti lelang, sebuah perusahaan harus mendaftar sebagai rekanan terlebih dahulu. Di Indonesia, banyak aplikasi yang telah dibuat untuk mewujudkan harapan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (e-Lelang). Salah satu aplikasi tersebut dinamakan ipasar. iPasar melayani pendaftaran perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi rekanan dalam e-Lelang. Setelah terdaftar menjadi rekanan, maka perusahaan tersebut dapat mencari informasi mengenai lelang, mendaftar ikut lelang yang sesuai dengan kualifikasi, dan mengikuti proses lelang. Dengan diadakannya e-Lelang ini, maka dapat menciptakan pengadaan barang / jasa yang efisien dan efektif. Banyak manfaat lain yang bisa diambil dari kegiatan eLelang ini, antara lain : -
Karena proses lelang dilakukan secara on-line, maka dapat lebih menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas. Semua lapisan masyarakat dapat mengawasi proses pengadaan barang / jasa, sehingga dapat mencegah penyelewengan dana. Membuka kesempatan dan peluang usaha yang sama bagi seluruh pelaku usaha yang bergerak di bidang pengadaan barang / jasa pemerintah. Mendorong terjadinya persaingan yang sehat, adil, dan fair antar perusahaan. Penyedia barang dan jasa pemerintah tidak perlu membawa dokumen setiap ikut dalam proyek lelang yang diadakan pemerintah, karena semua data-data perusahan dan data-data lelang dapat dilihat sewaktu-waktu dalam website aplikasi LPSE.
Elelang atau merupakan suatu lelang/tawar menawar yang dilakukan secara online. Di lelang online ini sendiri terdapat keuntungan dan kelemahan nya. Inilah beberapa keuntungan dan kelemahan dari lelang online : Keuntungan dari lelang online Tidak terbatas oleh waktu dan tempat Jumlah penawar dan penjual yang besar Jaringan Ekonomi Kelemahan dari lelang online Sering terjadi kegagalan proses up load penawaran pada paket lelang, 11
2.7
Penawaran tidak sesuai syarat (underpriced bid) yang masih sering terakomodir, Penanggung-jawab dari system online tidak jelas dan Security system terkait kerahasiaan data penawaran juga tidak jelas.
i-pasar
'iPASAR' adalah perusahaan swasta nasional yang menyelenggarakan Pasar Komoditas Fisik dengan kualitas komoditas yang diperdagangkan mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kepastian pembayaran dan serah-barang kepada Anggota Lelang Pembeli maupun Penjual dikarenakan penjaminan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero). 'iPASAR' mengembangkan dan mengintegrasikan Pasar-pasar Komoditas Fisik Regional dengan menyediakan sumberdaya dan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, efisiensi produksi dan dayasaing bagi komoditi unggulan setiap daerah di pasar nasional dan internasional. Tujuan 'iPASAR' adalah menciptakan pasar "marketplace" yang lebih efisien dan lebih cair (liquid) bagi komoditas Indonesia. 'iPASAR' berperan sebagai "Aggregator" yang mengumpulkan bermacam-macam komoditi yang berasal dari banyak produsen kemudian membuatnya tersedia dengan standarisasi kualitas, selanjutnya menghubung-hubungkan stok yang tersebar di ribuan gudang tersebut dengan menggunakan sarana: "iPASAR - Electronic Trading System" yaitu sistim resi gudang (eResi) dan perdagangan (eLelang) secara elektronik. 'iPASAR' dengan sarana sistim resi gudang dan perdagangan secara elektronik yang ter-integrasi akan menyederhanakan rantai intermediasi distribusi dan perdagangan di seluruh Indonesia, dengan perdagangan yang teratur,
12
wajar, efisien dan efektif akan terbentuk harga yang transparan (price discovery) guna menjadi acuan referensi harga komoditas nasional. 'iPASAR' mendorong dan men-fasilitasi sekuritisasi komoditas, sehingga mempermudah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memperoleh pembiayaan pasca panen dari perbankan ataupun dari institusi keuangan lainnya guna meningkatkan permodalannya.
PEMASARAN DAN PENJAMINAN CONNECTIVITY
COMPETITIVENESS
CONTINUITY
2.7.1.
AKSES PASAR
ONLINE-REALTIME KE GUDANG-2 SERAH YG BERFUNGSI SEPERTI POINT OF SALES
AKSES INFORMASI
PELAKU DPT ONLINE-REALTIME KE i-PASAR INFO TTG HARGA, PASOKAN & PERMINTAAN
AKSES PEMBIAYAAN
DPT ONLINE-REALTIME KE BANK & LKNB PEMBIAYAAN PASKA PANEN & TALANGAN
BIMBINGAN BISNIS
BUDI DAYA, PEMASARAN DAN PEMBIAYAAN FROM LABOUR TO BUSINESS FARMER
STANDAR KUALITAS
DR KUALITAS ASALAN KE KUALITAS STANDAR BERTAHAP KE SNI, BERDAYA SAING EKSPOR
SKALA EKONOMIS
POLA TANAM BERSAMA (BIBIT-PUPUK-DSB) BERTAHAP KE MODEL CORPORATE FARMING
PRODUKSI & PASOKAN
PENINGKATAN GAIRAH UTK BERPRODUKSI KESINAMBUNGAN KETERSEDIAAN PASOKAN
PASAR & HARGA NYA
KETERSEDIAAN LIKUIDITAS PASAR HARIAN KEPASTIAN HARGA JUAL & PROTEKSINYA
JAMINAN PENYELESAIAN
KEPASTIAN PENYELESAIAN TRANSAKSI MENCEGAH & MENANGGULANGI KEGAGALAN
Penyelenggara Pasar Fisik Komoditas iPASAR
Partisipan adalah Anggota Lelang dan Penjaminan, yaitu perorangan/badan hukum/usaha yang telah memperoleh persetujuan dari Penyelenggara iPASAR, sebagai Anggota Lelang dan dari Lembaga Kliring dan Penjaminan, sebagai Anggota Penjaminan untuk melakukan kegiatan perdagangan di iPASAR. Anggota Pedagang, bertindak untuk dirinya sendiri, yang terdiri dari: (a) Perorangan, adalah perorangan dewasa warganegara Indonesia; (b) Badan Hukum, adalah Perseroan Terbatas, Koperasi dan institusi berbadan hukum lainnya; (c) Badan Usaha, adalah UD, CV dan sejenisnya. Anggota Perantara Perdagangan, bertindak baik untuk kepentingan sendiri maupun bertindak sebagai Perantara Perdagangan, yang terdiri dari: (a) Badan Hukum, adalah Perseroan Terbatas, Koperasi dan institusi berbadan hukum lainnya; (b) Badan Usaha, adalah UD, CV dan sejenisnya. Manfaat Pasar Fisik Komoditas 13
1.
Menciptakan referensi harga
2.
Mencegah kolusi antar perdagangan
3.
Terbentuknya referensi harga di pasar nasional
4.
Efisien bagi pelaku usaha
5.
Partisipasi pembentukan harga
6.
Jaminan pembayaran uang dan penyerahan komoditas
2.7.2.
Kelembagaan Pasar Fisik Komoditas a.
b.
c.
d.
Lembaga Kliring dan Penjamin Penyelesaian Transaksi adalah PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang melakukan fungsi kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi yang terjadi di Pasar Fisik Komoditas.Lembaga Kliring dan Penjaminan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menerima kewajiban dari Anggota Lelang dan Penjaminan baik Penjual maupun Pembeli untuk menempatkan jaminan berupa dana tunai, Deposito Bank, Jaminan Bank, Surety Bond, Efek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (surat berharga dan saham-saham), Bukti Penyimpanan Komoditas sebagai Jaminan Risiko Transaksi. Pengelola Gudang. Untuk pengelola gudang, hingga saat ini iPasar bekerja sama dengan PT. Bhanda Ghara Raksa (Persero), merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan tanggal 11 April 1977 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1976, mengemban misi turut menunjang kebijaksanaan pemerintah dan membantu pelaku bisnis dan industri, khususnya dibidang penyelenggaraan Jasa Penyewaan dan Pengelolaan Ruangan serta proses pengiriman barang dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang sehat dan undang-undang Perseroan Terbatas. Dalam mengemban misi tersebut Visi PT.Bhanda Ghara Reksa (Persero) adalah menjadi perusahaan Jasa Logistik yang profesional, etikal, terkemuka di Indonesia, serta mampu bersaing dipasar global. Bisnis utama PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) adalah menyediakan, menyewakan dan mengelola ruangan gudang, baik tertutup maupun terbuka (open storage), menyelenggarakan Jasa Pergudangan lainnya termasuk Stock Management dan Collateral Management, untuk menunjang bisnis utama PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) juga menyelenggarakan jasa pengurusan transportasi baik darat, laut dan udara serta menyelenggarakan Jasa Penunjang lainnya, seperti: Pest Control. Gudang PT. BGR yang telah dikerjasamakan dengan iPasar menjadi gudang serah adalah di Pringgabaya, Lombok Timur memiliki kapasitas sebesar 1200 ton dan di Lembar, Lombok Barat dengan kapasitas 200 Ton. Dalam waktu dekat ini akan ada kerja sama dengan gudang serah di Sulawesi Selatan, milik Ex-Bappebti dan PT. BGR ditunjuk sebagai pengelola gudang. Lembaga Penilai Kesesuaian Mutu. Untuk sementara ini PT. iPasar Indonesia, bekerja sama dengan PT. Sucofindo sebagai checker quality untuk komoditi jagung pipilan yang dilelang melalui website iPasar. Keanekaragaman jasa-jasa Sucofindo dikemas secara terpadu, jaringan kerja Laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai Kota 14
e.
di Indonesia serta didukung oleh 2.646 Tenaga Profesional yang ahli di bidangnya. SUCOFINDO didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 sebagai perusahaan inspeksi pertama di Indonesia yang 95% sahamnya dikuasai oleh Negara Republik Indonesia dan 5% dikuasai oleh Societe Generale de Surveillance (SGS) Holding, SA. Berawal dari perkembangan kegiatan perdagangan terutama terhadap komoditi pertanian, kelancaran arus barang dan pengamanan devisa Negara dalam perdagangan eksporimpor, kemudian melalui kreatifitas, SUCOFINDO melakukan inovasi jasa-jasa baru pada basis kompetensinya seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha. Lembaga Pembiayaan. Untuk lembaga pembiayaan PT. iPasar Indonesia mendapat bantuan dari Bank Pemerintah, yaitu Bank BNI ’46 untuk bantuan penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kerjasama ini diperoleh atas Nota Kesepahaman bersama yang ditandatangani oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, ditandatangani langsung oleh Bapak Fadel Muhammad selaku Menteri Kelautan dan Perikanan, dari pihak BNI, dan dari iPasar adalah Bapak Adi Sasono selaku Komisaris Utama. Selain itu iPasar dibantu juga oleh Rabobank, perwakilan dari Bank Asing di Indonesia.
2.7.3. Persyaratan mutu komoditas Persyaratan mutu komoditas yang diperdagangkan harus sesuai SNI. Kategori Komoditi Yang Diperdagangkan a. Komoditi Pertanian: Kedelai (Soybean – glicine mat) – SNI 01-3922-1995; Beras Premium (Premium rice – otyza) – SNI 01-6128-1999. Jagung Pipilan - SNI 01-3920-1995 b. Komoditi Perkebunan: Biji Kakao (Cocoa – theobroma cacao) – SNI 01-2323-2002; Biji Kopi (Coffee – coffea) – SNI 01-3188-1992; Karet (Rubber – havea brasiliensis) – SNI 06-20471998; Teh (Tea – camellia sinensis); Rempah-rempah (Spices) Gambir, Kayu manis, Lada, Cengkeh dan lain-lain. c. Komoditi Kelautan: Rumput Laut (Seaweed – eucheuma cottonii) – SNI 01-2690-1992. d. Komoditi Pertambangan: Logam Emas (LM Gold) – SNI 13-3487-2005; Logam Timah Ingot (Tin – Sn) – SNI 13-3492-1994; Batubara (Steam coal) – SNI 13-3601-1994 e. Komoditi Kehutanan: Kayu Jati Bundar - SNI 01-5007.1-2003. 2.7.4.
Alur Transaksi a. Jenis Transaksi 1) Spot Dengan eRESI perdagangan eResi atau Kontrak Lelang dengan jangka waktu penyelesaian transaksi (penyerahan komoditas dan pelunasan pembayaran transaksi) segera, selambatlambatnya 4(empat) Hari Lelang terhitung semenjak tanggal transaksi. 2)
Forward perdagangan Kontrak Lelang dengan jangka waktu penyelesaian transaksi (penyerahan komoditas dan pelunasan pembayaran transaksi) sesuai bulan Kontrak 15
Lelang Forward, selambat-lambatnya pada tanggal jatuh tempo penyelesaian transaksi Kontrak Lelang Forward nya. Hari Lelang dan Jam Lelang Perdagangan Kontrak Lelang dilakukan selama Senin sampai dengan Jumat, kecuali ditentukan lain dan Jam Lelang, berpedoman pada Waktu Indonesia Barat (GMT+7) yang tertera pada iPASAR-ETS. Dengan ketentuan sebagai berikut: Sesi I
: 09.00 WIB – 12.00 WIB
Sesi II
: 13.30 WIB – 16.30 WIB
Atau jam perdagangan yang akan disesuaikan dengan setiap komoditas yang diperdagangkan 3)
Cash perdagangan eResi atau Kontrak Lelang dengan jangka waktu penyelesaian transaksi (penyerahan komoditas dan pelunasan pembayaran transaksi) pada Hari Lelang pada tanggal transaksi. Hari Lelang dan Jam Lelang Perdagangan Kontrak Lelang dilakukan selama Senin sampai dengan Jumat, kecuali ditentukan lain dan Jam Lelang, berpedoman pada Waktu Indonesia Barat (GMT+7) yang tertera pada iPASAR-ETS. Dengan ketentuan sebagai berikut:
Papan Perdagangan SPOT
Papan Perdagangan CASH
Sesi 1: pukul 10:00 WIB s/d 12:00 Sesi Cash: pukul 17:00 WIB s/d 17:45 WIB WIB Sesi 2: pukul 13:30 WIB s/d 16:00 WIB
atau jam perdagangan yang akan disesuaikan dengan setiap komoditas yang diperdagangkan 4)
Negosiasi Pembukaan Kontrak Lelang dan perdagangan Kontrak Lelang pada pasar negosiasi dilakukan dengan kesepakatan sebagai berikut: Transaksi secara negosiasi terjadi apabila: a.
Anggota Lelang menyepadankan penawaran jual dan beli dari nasabah berbeda atau memenuhi sendiri penawaran jual dan atau beli nasabahnya atas
16
Kontrak Lelang yang sama dengan Harga Penawaran dan kuantitas yang sama; atau b.
2.7.5.
Dua Anggota Lelang sepakat untuk menyepadankan penawaran jual dan beli yang terjadi diluar iPASAR;
b.
Langkah-Langkah Mengikuti Transaksi di iPASAR
1)
Sebagai Anggota iPASAR (posisi Penjual) Mendaftarkan diri sebagai Anggota Lelang dan Penjaminan; Menerima Surat Persetujuan/(Penolakan) Keanggotaan; Mendapatkan user-id dan password (bagi yang mendapat persetujuan); Mengirimkan komoditi ke Gudang-Serah (Lelang Spot dengan eRESI) atau menyerahkan Penjaminan untuk menawarkan komoditinya (Lelang Spot tanpa eRESI dan Forward) sesuai ketentuan Penyelenggara iPASAR dan Lembaga Kliring dan Penjaminan; Mendapatkan nomor lelang Menetapkan harga jual Melakukan lelang Jika terjadi kesepakatan harga antara penjual dan pembeli maka kedua belah pihak melakukan penandatanganan kesepakatan transaksi Penjual menerima uang melalui transfer antar Bank
2)
Sebagai Anggota iPASAR (posisi Pembeli) Mendaftarkan diri sebagai anggota Menyetor sebesar 20% dari rencana transaksi Mendaftar ke penyelenggara lelang Mendapatkan nomor lelang Melakukan lelang Bila terjadi kesepakatan maka si pembeli melakukan uji mutu Jika mutu sesuai maka pembeli menyetor sebesar 15% dari harga transaksi yang terjadi Beras disimpan digudang sebagai jaminan kredit Pengambilan beras dapat dilakukan dengan cara mencicil dengan hitungan : Jumlah tonase yang diambil X Harga lelang Pada saat pengambilan terakhir hitungannya adalah : (Jumlah Tonase yang diambil X Harga lelang) – Setoran awal sebesar 20%
Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi
a. Penjaminan Transaksi LKP yaitu PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menerima kewajiban dari Anggota Lelang baik Penjual maupun Pembeli untuk menempatkan jaminan berupa dana tunai, Deposito Bank, Jaminan Bank, Surety Bond, Efek yang tercatat di Bursa Efek
17
Indonesia (surat berharga dan saham-saham), eResi (komoditas) dan Resi Gudang (SRG) sebagai Jaminan Risiko Transaksi. Anggota Lelang yang bertindak sebagai Perantara Perdagangan untuk kepentingan nasabahnya, bertanggung jawab dan wajib untuk menempatkan seluruh Jaminan Risiko Transaksi milik nasabah ke Sub-Rekening Penjaminan atas nama nasabah dimaksud di LKP. b. Penyelesaian Transaksi Penyelesaian transaksi merupakan pemenuhan kewajiban Anggota Lelang kepada LKP dan pemenuhan hak Anggota Lelang oleh LKP yang pelaksanaannya diatur dalam peraturan LKP; 1. Penyelesaian transaksi dapat dilaksanakan dengan cara pemindahbukuan atau dengan cara fisik; 2. Anggota Lelang yang bertindak untuk kepentingan sendiri termasuk Anggota Lelang yang bertindak sebagai Perantara Perdagangan bertanggung jawab sepenuhnya untuk memenuhi kewajibannya kepada LKP termasuk kewajiban dari nasabah Anggota Lelang yang bertindak sebagai Perantara Perdagangan; 3. Anggota Lelang yang bertindak sebagai Perantara Perdagangan bertanggung jawab sepenuhnya untuk memenuhi kewajiban dari nasabah Anggota Lelang tersebut kepada LKP. i.
Transaksi Nasabah wajib diselesaikan oleh Anggota Lelang dan nasabahnya pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Transaksi Lelang dengan mendebit atau mengkredit Sub-Rekening Penjaminan nasabah pada TanggalPenyelesaian;
ii.
Anggota Lelang yang bertindak sebagai Perantara Perdagangan bertindak sebagai Kustodian atas saldo kas dan saldo komoditas yang tercatat dalam SubRekening Penjaminan nasabah dan sebagai pihak yang berhutang atas saldo kas dan saldo komoditas yang tercatat dalam Sub-Rekening Penjaminan nasabah sesudah penyelesaian transaksi Nasabah;
iii.
Sebagai Kustodian atas saldo komoditas yang tercatat dalam Sub-Rekening Penjaminan nasabah, Anggota Lelang bertanggung jawab untuk menyerahkan jumlah saldo kredit komoditas dimaksud kepada nasabah atas permintaan nasabah, kecuali saldo kredit komoditas tersebut dijaminkan untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada Anggota Lelang;
iv.
Sebagai Kustodian atas saldo kas dan non-kas yang tercatat dalam SubRekening Penjaminan, Anggota Lelang bertanggung jawab untuk membayar jumlah saldo kredit dimaksud kepada nasabah atas permintaan nasabah, kecuali jumlah saldo kredit tersebut dijaminkan untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada Anggota Lelang; 18
v.
Berdasarkan perjanjian antara nasabah dan Anggota Lelang, saldo kredit komoditas dan saldo kredit kas dan non-kas dalam Sub-Rekening Penjaminan merupakan jaminan atas kewajiban nasabah kepada Anggota Lelang;
vi.
Anggota Lelang dapat mewajibkan nasabah untuk membayar bunga atas saldo debet atau membayar bunga kepada nasabah atas saldo kredit dalam SubRekening Penjaminan nasabah sesuai dengan perjanjian tertulis antara Anggota Lelang dengan nasabahnya;
vii.
Anggota Lelang wajib melaporkan secara tertulis ke Penyelenggara iPASAR jika nasabahnya wanprestasi.
4. Nasabah Anggota Lelang yang bertindak sebagai Perantara Perdagangan hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya kepada Anggota Lelang yang melaksanakan transaksi untuk kepentingan nasabah yang bersangkutan dan tidak bertanggung jawab kepada pihak lain termasuk LKP, Anggota Lelang lain, dan nasabah Anggota Lelang lain dan nasabah terikat sepenuhnya kepada Anggota Lelang yang melaksanakan transaksi untuk kepentingan nasabah yang bersangkutan. i.
Nasabah bertanggung jawab atas kewajiban yang timbul atas saldo debit dalam Sub-Rekening Penjaminan nya sesudah penyelesaian transaksi Nasabah;
ii.
Dalam hal penyelesaian Transaksi Lelang dilaksanakan dengan uang pengganti, maka uang pengganti tersebut dibagikan kepada para nasabah berdasarkan urutan waktu terjadinya ransaksi Lelang tersebut.
Penyelesaian transaksi dilakukan berdasarkan melakukan penjualan atau pembelian, yaitu: i.
kesepakatan anggota Lelang yang
Anggota Lelang yang melakukan penjualan mengirimkan komoditas ke Gudang-Serah yang telah disepakati, di gudang yang telah di-akreditasi oleh Penyelenggara iPASAR untuk diperiksa oleh Independent Surveyor tentang kualitas, kuantitas dan kemasan komoditas selambat-lambatnya pada jatuh tempo Tanggal-Penyelesaian (Settlement date); Jika memenuhi persyaratan, komoditasnya akan disimpan digudang dan Pengelola Gudang menerbitkan Bukti Penyimpanan Barang untuk diberikan ke Anggota Lelang Penjual beserta lampiran hasil pemeriksaan komoditas, kemudian Bukti Penyimpanan Barang beserta lampiran hasil pemeriksaan komoditas tersebut oleh Anggota Lelang Penjual harus diserahkan dan diterima oleh LKP selambatnya pada jatuh tempo Tanggal-Penyelesaian (Settlement date) dan LKP mengembalikan Jaminan Risiko Transaksi; Selanjutnya, selambatnya 1(satu) Hari Lelang setelah Tanggal-Penyelesaian dan setelah LKP telah menerima pelunasan pembayaran atas transaksi dari pihak 19
lawan transaksi, maka akan dilakukan pembayaran atas penjualan komoditas Anggota Lelang Penjual setelah dikurangi kewajiban lainnya ke Rekening Penjaminan Anggota Lelang Penjual yang bersangkutan di LKP. ii.
Anggota Lelang yang melakukan pembelian melunasi pembayaran (good fund) atas transaksi yang telah dilakukan ditambah kewajiban lainnya yang harus disetor ke Rekening Penjaminan Anggota Lelang Pembeli tersebut di LKP selambat-lambatnya pada jatuh tempo Tanggal-Penyelesaian (Settlement date) dan LKP mengembalikan Jaminan Risiko Transaksi; Selanjutnya, selambatnya 1(satu) Hari Lelang setelah Tanggal-Penyelesaian dan setelah LKP telah menerima ‘Bukti Penyimpanan Barang’ beserta lampiran hasil pemeriksaan komoditas dari pihak lawan transaksi, maka akan diserahkan ‘Bukti Penyimpanan Barang’ beserta lampiran hasil pemeriksaan komoditas sebagai bukti kepemilikan barang ke Rekening Penjaminan Anggota Lelang Pembeli yang bersangkutan di LKP.
iii.
Bilamana sepenuhnya atau sebagian dari Jaminan Risiko Transaksi berbentuk Bukti Penyimpanan Barang, maka Anggota Lelang Penjual dapat mengajukan permohonan kepada LKP agar Bukti Penyimpanan Barang untuk Jaminan Risiko Transaksi tersebut dipindahbukukan ke Rekening Penjaminan sebagai penyerahan komoditas terhadap kewajiban penyelesaian transaksi; Bilamana sepenuhnya atau sebagian dari Jaminan Risiko Transaksi berbentuk dana tunai, maka Anggota Lelang Pembeli dapat mengajukan permohonan kepada LKP agar dana tunai untuk Jaminan Risiko Transaksi tersebut dipindahbukukan ke Rekening Penjaminan sebagai pembayaran terhadap kewajiban penyelesaian transaksi.
Penyelesaian Transaksi meliputi; a.
b.
Konfirmasi Transaksi (Trade Confirmation), adalah penetapan awal hak dan kewajiban penyelesaian transaksi; i.
LKP menetapkan hak dan kewajiban setiap akhir hari perdagangan terhadap Kontrak Lelang yang diperdagangkan pada hari perdagangan tersebut untuk dilakukan penyelesaian oleh masing-masing pihak pada waktunya;
ii.
Penetapan hak dan kewajiban dilakukan berdasarkan perhitungan dari [Nilai Kontrak Lelang + Biaya Transaksi + kewajiban lainnya];
iii.
Besarnya perhitungan Biaya Transaksi dan biaya atau kewajiban lainnya akan dijelaskan lebih lanjut melalui Surat Edaran Penyelenggara iPASAR dan Direksi LKP.
Konfirmasi Penyelesaian Transaksi (Settlement Confirmation), adalah penetapan akhir hak dan kewajiban penyelesaian transaksi. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota 20
Lelang yang berkaitan dengan Transaksi Lelang yang dilakukannya akan ditentukan oleh LKP melalui proses Netting pada setiap Hari Lelang. i.
Gagal-Serah Anggota Lelang Penjual kurang menyerahkan kuantitas komoditas sampai dengan melebihi 5% (lima prosen) dari nilai Transaksi Lelang atau tidak menyerahkan komoditas ke Lokasi-Penyerahan yang diperjanjikan dalam batas-waktu yang telah disepakati atau maksimum pada jatuh tempo Tanggal-Penyelesaian (Settlement date) akan dinyatakan status Gagal-Serah. LKP menetapkan hak dan kewajiban akhir terhadap penyelesaian transaksi GagalSerah sebagai berikut: 1) Kewajiban atas Penyelesaian transaksi nya diselesaikan melalui Papan Perdagangan Cash Sesi Malam 1;
Terhadap kewajiban Anggota Lelang Penjual yang Gagal-Serah akan ditawarkan ke pihak lain untuk ditutup (close-out). Dalam hal ini, Penyelenggara iPASAR mewakili Anggota Lelang Penjual yang Gagal-Serah melakukan permintaan Inisiasi Beli dengan pengajuan nilai Harga Awal sama dengan nilai Harga Harapan yang lebih tinggi maksimum 10% dari Harga Penutupan Harian hari tersebut atau ditentukan lain oleh Penyelenggara iPASAR;
Jika terdapat kelebihan/profit dari selisih harga yang ditawarkan dengan Harga Lelang yang terjadi, maka kelebihan/profit tersebut setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada dari pihak yang wanprestasi akan menjadi hak Penyelenggara iPASAR sebesar 50% (lima puluh prosen) dan sisanya sebesar 50% (lima puluh prosen) akan menjadi hak pihak yang wanprestasi;
Namun, jika melalui Papan Perdagangan Cash Sesi Malam 1 penyelesaian transaksinya hanya tercapai sebagian atau tidak sama sekali, maka untuk bagian yang tidak terpenuhi penyelesaiaan transaksinya akan diselesaikan melalui Alternatif Penyelesaian Tunai (Alternative Cash Settlement).
2) Kewajiban atas penyelesaian transaksi yang diselesaikan melalui Alternatif Penyelesaian Tunai:
Terhadap kewajiban Anggota Lelang Penjual yang Gagal-Serah, maka kewajibannya akan ditutup (close-out) dengan pihak Anggota Lelang Pembeli dengan Harga Lelang senilai Harga Penutupan Harian pada hari dilakukannya pelelangan melalui Papan Perdagangan Cash Sesi Malam 1 tersebut diatas dan uang pembayaran yang telah diserahkan oleh Anggota Lelang Pembeli akan dikembalikan kepada Anggota Pembeli;
21
ii.
Penyelenggara iPASAR melalui LKP akan melakukan eksekusi Jaminan Risiko Transaksi yang tersisa milik pihak yang wanprestasi dengan nilai sesuai penetapan oleh Penyelenggara iPASAR pada kasus per kasus, kemudian setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada akan diserahkan kepada pihak yang dirugikan.
Gagal-Bayar Peserta Lelang Pembeli tidak memenuhi kewajiban keuangan ke Rekening Penjaminan LKP pada batas-waktu yang telah disepakati, atau maksimum pada jatuh tempo Tanggal-Penyelesaian (Settlement date) akan dinyatakan status Gagal-Bayar. LKP menetapkan hak dan kewajiban akhir terhadap penyelesaian transaksi GagalBayar sebagai berikut: 1) Kewajiban atas penyelesaian transaksi nya diselesaikan melalui Papan Perdagangan Cash Sesi Malam 1;
Terhadap kewajiban Anggota Lelang Pembeli yang Gagal-Bayar akan ditawarkan ke pihak lain untuk ditutup (close-out). Dalam hal ini, Penyelenggara iPASAR mewakili Anggota Lelang Pembeli yang GagalBayar melakukan penawaran Inisiasi Jual dengan pengajuan nilai Harga Awal sama dengan nilai Harga Harapan yang lebih rendah maksimum 10% dari Harga Penutupan Harian hari tersebut atau ditentukan lain oleh Penyelenggara iPASAR;
Jika terdapat kelebihan/profit dari selisih harga yang ditawarkan dengan Harga Lelang yang terjadi, maka kelebihan/profit tersebut setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada dari pihak yang wanprestasi akan menjadi hak Penyelenggara iPASAR sebesar 50% (lima puluh prosen) dan sisanya sebesar 50% (lima puluh prosen) akan menjadi hak pihak yang wanprestasi;
Namun, jika melalui Papan Perdagangan Cash Sesi Malam 1 penyelesaian transaksinya hanya tercapai sebagian atau tidak sama sekali, maka untuk bagian yang tidak terpenuhi penyelesaiaan transaksinya akan diselesaikan melalui Alternatif Penyelesaian Tunai (Alternative Cash Settlement).
2) Kewajiban atas penyelesaian transaksi yang diselesaikan melalui Alternatif Penyelesaian Tunai:
Terhadap kewajiban Anggota Lelang Pembeli yang Gagal-Bayar, maka kewajibannya akan ditutup (close-out) dengan pihak Anggota Lelang Penjual dengan Harga Lelang senilai Harga Penutupan Harian pada hari dilakukannya pelelangan melalui Papan Perdagangan Cash Sesi Malam 1 tersebut diatas dan komoditas yang telah diserahkan oleh Anggota Lelang Penjual akan dikembalikan kepada Anggota Lelang Penjual; 22
iii.
Penyelenggara iPASAR melalui LKP akan melakukan eksekusi Jaminan Risiko Transaksi yang ter-sisa milik pihak yang wanprestasi dengan nilai sesuai penetapan oleh Penyelenggara iPASAR pada kasus per kasus, kemudian setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada akan diserahkan kepada pihak yang dirugikan.
Premium/Discount
Anggota Lelang Penjual tidak menyerahkan komoditas sesuai dengan kualitas komoditas yang di persyaratkan, dideklarasi atau di janjikan pada saat pelelangan ke Gudang-Serah. Ketidak-sesuaian kualitas tersebut dinyatakan oleh hasil pemeriksaan komoditas oleh Independent Surveyor akan dibebankan penambahan nilai (Premium) atau pengurangan nilai (Discount) sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pada masing-masing Tipe Komoditas. Biaya Transaksi dan Penjaminan
Papan Perdagangan Spot dan Cash
Papan Perdagangan Forward
Papan Perdagangan Negosiasi
Biaya Lelang
0,50% x #value
0,25% x #value
0,10% x #value
Biaya Penjaminan
0,50% x #value
0,25% x #value
0,10% x #value
Dana Proteksi Risiko Penyelesaian Transaksi
0,10% x #value
0,10% x #value
0,10% x #value
Biaya Transaksi
Biaya Inisiasi Lelang Sisipan/Insertion
Rp. 1.000 / sesi
Tampil di Homepage
Rp. 5.000 / sesi
Tampil di Highlight
Rp. 2.500 / sesi
27
Secara keseluruhan proses transaksi melalui ipasar dapat dilihat pada gambar berikut :
23
PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI PASFISKOM MULTI-LATERAL - ONLINE REAL TIME – MATCHING TRANSAKSI
AK PENJUAL
ORDER JUAL
2
PASAR FISIK KOMODITAS
AK PEMBELI
ORDER BELI
2
1
3
1
3
ONLINE REAL TIME – TRADE FEED
UANG JAMINAN
1
LEMBAGA PENJAMIN
UANG MUKA
1
PENATAUSAHAAN UANG JAMINAN & MUKA
4 BARANG UANG MUKA
3 GAGAL BAYAR
DELIVERY VS PAYMENT
4
5 3 GAGAL SERAH
5
STAND BY BUYER
STAND BY SELLER
24
DANA UANG JAMINAN
BAB III ANALISIS PENGGUNAAN e-COMMERCE
3.1.Latar Belakang Perusahaan Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan perencanaan, pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutan di wilayah kerjanya. Sebagai BUMN, Perum Perhutani mengusahakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Perum Perhutani didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972, kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978 seterusnya keberadaan dan usaha-usahanya ditetapkan kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003. Saat ini dasar hukum yang mengatur Perum Perhutani adalah Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2010. Wilayah kerja Perum Perhutani meliputi seluruh Kawasan Hutan Negara yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten, kecuali kawasan hutan konservasi. Total wilayah hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani sebesar 2.566.889 ha, terdiri atas Hutan Produksi seluas 1.454.176 ha (57%), Hutan Produksi Terbatas seluas 428.795 ha (16%) dan Hutan Lindung seluas 683.889 ha. 3.1.1. Sejarah Perum Perhutani Sejarah pengelolaan hutan di Jawa dan Madura, secara modern-institusional dimulai pada tahun 1897 dengan dikeluarkannya “Reglement voor het beheer der bosschen van den Lande op Java en Madoera”, Staatsblad 1897 nomor 61 (disingkat “Bosreglement”) selain itu terbit pula “Reglement voor den dienst van het Boschwezen op Java en Madoera” (disingkat “Dienst Reglement”) yang menetapkan aturan tentang organisasi Jawatan Kehutanan, dimana dibentuk Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164. Hutan-hutan Jati di Jawa mulai diurus dengan baik, dengan dimulainya afbakening (pemancangan), pengukuran, pemetaan dan tata hutan. Pada tahun 1913 ditetapkan reglement baru yaitu “Reglement voor het beheer der bosschen van den Lande op Java en Madoera”, Staatsblad 1913 nomor 495, yang didalamnya mengatur tentang “eksploitasi sendiri (eigen beheer) atau penebangan borong (door particuliere aannemer)”. Pada tahun 1927 diterbitkan Bosch_Ordonnantie, termuat dalam Staatsblad Tahun 1927 no. 221, dan peraturan pelaksanaannya berupa Bosch_Verordening 1932, nama lengkap: “Bepalingen met Betrekking Tot’s Lands Boschbeheer op Java en Madoera” yang menjadi dasar pengurusan dan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan (den dienst van het Boschwezen). Pada tahun 1930, pengelolaan hutan Jati diserahkan kepada badan “Djatibedrijf” atau perusahaan hutan Jati dari Pemerintah (Jawatan Kehutanan). Perusahaan hutan Jati tersebut tidak berdiri lama, pada tahun 1938 oleh Directeur van Financien (Direktur Keuangan Pemerintahan Hindia Belanda) bahwa perusahaan yang bertujuan komersiil sebulat-bulatnya harus dihentikan, karena alasan-alasan berikut: 25
a. Pemerintah, yang diwakili oleh Jawatan Kehutanan, tidak hanya berkewajiban memprodusir dan menjadikan uang dari hasil kayu Jati saja, tetapi Jawatan Kehutanan bertugas pula memelihara hutan-hutan yang tidak langsung memberi keuntungan kepada Pemerintah. Yang dimaksud dengan hutan-hutan di atas, ialah hutan-hutan lindung, yang memakan amat banyak biaya sedang hasil langsung tidak ada atau sangat sedikit; b. Perusahaan hutan jati sebagai badan swasta atau perusahaan kayu perseorangan, menganggap hutan jati kepunyaan Pemerintah sebagai modal yang tidak dinilai atau tidak diberi harga (sukar untuk menetapkan harga tanah dan kayu dari hutan jati seluas 770.000 hektar), akan tetapi menggunakan hutan Jati itu sebagai obyek eksploitasi saja dan tidak mempengaruhi atau mengakibatkan kerugian suatu apapun kepada tanah dan hutan jati milik pemerintah yang diwakili oleh Jawatan Kehutanan, dipandang dari sudut hukum perusahaan, tindakan seperti di atas tidaklah benar. Pada tahun 1940 pengurusan hutan jati dari “Djatibedrijf” dikembalikan lagi ke Jawatan Kehutanan. Pada tanggal 8 Maret 1942 Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang (Dai Nippon), dan Jawatan Kehutanannya (i.c. Boschwezen) diberi nama Ringyo Tyuoo Zimusyo (RTZ), dan berturutturut organisasi tersebut dimasukkan kedalam Departemen Sangyobu (urusan ekonomi, Juni 1942 – Oktober 1943), kemudian kedalam Departemen Zoosenkyoku (perkapalan, November 1943 s/d pertengahan 1945) dan setelah itu di bawah Departemen Gunzyuseizanbu atau Departemen Produksi Kebutuhan Perang, sampai dengan tanggal 15 Agustus 1945. Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan berdirinya Negara Indonesia tanggal 18 Agustus 1945, hak, kewajiban, tanggung-jawab dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang berbunyi: “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini.” Dengan disahkannya Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551).Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial.Tujuannya, agar kehutanan dapat menghasilkan keuntungan bagi kas Negara.Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”.Pada tahun 1961 tersebut, atas dasar Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, maka masing-masing dengan : a. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1961; yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961; didirikan Badan Pimpinan Umum (BPU) Perusahaan Kehutanan Negara, disingkat ”BPU Perhutani”, termuat dalam Lembaran Negara tahun 1961 nomor 38, penjelasannya termuat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 2172.
26
b. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1961; yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961; didirikan Perusahaan Kehutanan Negara Djawa Timur disingkat PN Perhutani Djawa Timur, termuat dalam Lembaran Negara tahun 1961 nomor 39, penjelasannya termuat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 2173. c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1961; yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961 didirikan Perusahaan Kehutanan Negara Djawa Tengah disingkat PN Perhutani Djawa Tengah, termuat dalam Lembaran Negara tahun 1961 nomor 40, penjelasannya termuat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 2174. d. Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1963 tentang Penyerahan Pengusahaan Hutan-hutan Tertentu kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara.diserahkan pengusahaan hutanhutan tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan Agraria kepada Perusahaanperusahaan Kehutanan Negara, selanjutnya disingkat ”Perhutani”. Presiden Direktur BPU Perhutani, Anda Ganda Hidajat, pada forum Konperensi Dinas Instansi-instansi Kehutanan tanggal 4 s/d 9 November 1963 di Bogor, dalam prasarannya berjudul: “Realisasi Perhutani”, pada halaman 2 menulis bahwa: “Dalam pelaksanaan UU No. 19 Tahun 1960 tentang Pendirian Perusahaan-perusahaan Negara didirikanlah BPU Perhutani di Jakarta berdasarkan PP No.17 tahun 1961, sedangkan pengangkatan Direksinya yang pertama dilakukan pada tanggal 19 Mei 1961 dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 210/1961.” Adapun perhutani di daerah yang telah direalisir berdirinya hingga sekarang barulah :
Perhutani Djawa Timur pada tanggal 1 Oktober 1961;
Perhutani Djawa Tengah pada tanggal 1 Nopember 1961;
Perhutani Kalimantan Timur pada tanggal 1 Djanuari 1962;
Perhutani Kalimantan Selatan pada tanggal 1 Djanuari 1962;
Perhutani Kalimantan Tengah pada tanggal 1 April 1963”.
Pada tahun 1972, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972, ditetapkan tanggal 29 Maret 1972, Pemerintah Indonesia mendirikan Perusahaan Umum Kehutanan Negara atau disingkat Perum Perhutani. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972 ini, PN Perhutani Djawa Timur yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1961, dan PN Perhutani Djawa Tengah yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1961, dilebur kedalam dan dijadikan unit produksi dari Perum Perhutani (vide : Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972). Pada tahun 1978, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978 Pemerintah menambah unit produksi Perum Perhutani dengan wilayah kerja yang meliputi seluruh areal hutan di Daerah Tingkat I Jawa Barat dan disebut Unit III Perum Perhutani. Dasar Hukum Perum Perhutani sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978, kemudian disempurnakan/diganti berturut-turut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2001, dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003. Saat ini pengelolaan perusahaan Perum Perhutani dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2010.
27
3.1.2. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan Visi dari Perum Perhutani adalah menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Misi perusahaan yaitu :
Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip pengelolaan lestari berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran Sungai, meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa lingkungan, agroforestry serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan berkelanjutan.
Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta sumberdaya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal, memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan.
Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara regional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.
Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh insan Perum Perhutani sebagai landasan dan acuan bagi Perhutani untuk mencapai tujuan. Perum Perhutani mendefinisikan budaya perusahaan dalam 8 nilai yang disingkat BERMAKNA yang dijabarkan dalam perilaku utama perusahaan yaitu: Tabel 3.1. Tabel Nilai Budaya Perum Perhutani Berkelanjutan
Selalu melakukan pengembangan dan penyempurnaan terus menerus, dan belajar hal-hal yang baru untuk memperbaruhi keadaan serta berorientasi jangka panjang.
Ekselen
Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha keras untuk hasil yang terbaik, sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)
Responsibilitas
Selalu menggunakan penalaran (logika berpikir) dalam mempertimbangkan untung dan rugi, memiliki kesadaran diri yang utuh dalam bertindak, mengembangkan imajinasi untuk antisipasi dan selalu mendengarkan suara hati dalam mengambil setiap keputusan yang dilambil.
Matang
Selalu bersikap dewasa dan memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat ataupun keyakinannya dengan mempertimbangkan pendapat /perasaan orang lain, serta dapat menanggapi maupun memecahkan permasalahan secara bijaksana.
Akuntabilitas
Selalu mengutamakan data dan fakta dalam melaksanakan setiap pekerjaan.
28
Kerja sama tim
Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.
Nilai Tambah
Selalu menghargai kreativitas dan melakukan inovasi, senantiasa belajar untuk mendapatkan cara baru dan hasil yang lebih baik.
Agilitas
Selalu tanggap dan beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi perubahanserta melihat perubahan sebagai peluang untuk mencapai sukses di arena persaingan pasar global.
3.2. Hasil Industri Non Kayu Perum Perhutani Wilayah kerja Perum Perhutani tidak hanya mencakup hasil hutan kayu saja, akan tetapi hasil hutan non kayu. Sebagai informasi, pada tahun 2013 ini hasil hutan no kayu telah memberikan sumbangsih yang cukup besar setelah hasil hutan kayu untuk pendapatan Perum Perhutani yaitu 37.1%. Ada beberapa produk yang merupakan andalan Perum Perhutani, diantaranya adalah Gondorukem (Gum Rosin), Turpentine (Terpentin), Minyak Kayu Putih, Kopal dan Seedlak. Dan masing-masing memberikan kontribusi pendapatan yang berbeda.Presentasi pendapatan hasil industri non kayu dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2. Tabel Pendapatan Hasil Industri Non Kayu NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JENIS PRODUK GONDORUKEM TERPENTIN MINYAK KAYU PUTIH KOPAL SEEDLAC MINYAK YLANG-YLANG OPR SOLUTION SOFT ROSIN USAHA LAIN MKP DALAM KEMASAN J U M L AH C
SA TU AN TON TON KG TON TON KG TON TON
V O L U ME R K AP 86.428 17.177 371.770 425 24 475.823
R E AL 66.233 10.912 151.853 315 6 87 21 1.250 330 231.007
P E ND AP AT AN % (5/4) 76,63 63,53 40,85 74,14 24,79 -
1.044.911.861 231.628.519 56.462.764 6.642.253 1.611.600 82.385
36,24
1.341.339.382
R K AP
(RP. X 1.000)
R E AL 920.786.531 182.756.998 31.452.447 5.148.677 512.295 373.430 224.300 393.659 83.500 1.141.754.851
% (8/7) 88,12 78,90 55,70 77,51 31,79 477,83 85,12
Melihat tabel di atas diketahui bahwa untuk pendapatan hasil hutan non kayu masih didominasi oleh Gondorukem (Gum Rosin). Dan pada pada paper kali ini khusus akan kita bahas tentang sistim pemasaran Gum Rosin yang berbasis internetworking. 3.2.1. Gondorukem (Gum Rosin) Gondorukem (resina colophonium) adalah olahan dari getah hasil sadapan pada batang tusam (Pinus). Gondorukem merupakan hasil pembersihan terhadap residu proses destilasi (penyulingan) uap terhadap getah tusam. Hasil destilasinya sendiri menjadi terpentin. Di Indonesia gondorukem dan terpentin diambil dari batang tusam Sumatera (Pinus merkusii). Gondorukem diperdagangkan dalam bentuk keping-keping padat berwarna kuning keemasan. Kandungannya sebagian besar adalah asam-asam diterpena, terutama asam abietat, asam isopimarat, asam laevoabietat, dan asam pimarat. Penggunaannya antara lain sebagai bahan pelunak plester serta campuran perban gigi, sebagai campuran perona mata (eyeshadow) dan penguat bulu mata, sebagai bahan perekat warna pada industri percetakan (tinta) dan cat (lak). 29
Di Indonesia telah dibuat standarisasi mengenai mutu gondorukem yang dikelompokkan yaitu : a.
Mutu Utama atau grade “X”
b.
Mutu Pertama atau grade “WW”
c.
Mutu Kedua atau grade “WG”
d.
Mutu Ketiga atau grade “N”
Akan tetapi standar yang mutu untuk Gondorukem Perum Perhutani adalah X, WW dan WG. Masing-masing mutu tersebut mempunyai persyaratan umum dan persyaratan khusus. 3.2.2. Perkembangan Gondorukem Selama periode 26 tahun terakhir, produksi gondorukem yang dihasilkan oleh Perum Perhutani sebagai produsen satu-satunya telah memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ekspor gondorukem Indonesia. Selama periode tersebut perkembangan volume ekspor mengalami laju pertumbuhan sebesar 8,57 persen per tahun. Negara yang menjadi sasaran ekspor gondorukem antara lain India, Turki, Amerika, Perancis, Kamerun, dan Belanda. Pasar produk gondorukem dunia sebagian besar diserap oleh Aksonabel dari Belanda, Eropa, AS, dan India yang antara lain untuk bahan baku pembuatan tinta, cat, industri ban mobil, lem, dan vernis. Indonesia baru bisa memenuhi kebutuhan gondorukem dunia kurang dari 10 persen. Permintaan pasar internasional terhadap gondorukem Indonesia naik sejak akhir 2005. Hal ini disebabkan karena Pemerintah China menahan penjualan produk gondorukem keluar dari negaranya. Langkah China ini dilakukan untuk memenuhi pasokan gondorukem untuk industri dalam negeri sendiri yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Tingginya permintaan gondorukem ini juga dikarenakan keunggulan kualitas gondorukem Indonesia yang berasal dari pohon Pinus jenis Merkusi tersebut. Contohnya, keasamannya yang rendah dan kemampuannya menahan suhu tinggi, tingkat kelengketannya dan aromanya sangat disukai konsumen. Bidang usaha Perum Perhutani yang dimulai sejak tahun 1974 ini juga mampu menggairahkan perekonomian masyarakat dengan melibatkan mereka mulai dari pengadaan alat sadap (alat bacok dan batok kelapa), tenaga penyadap, angkutan, hingga kemasan/kaleng. Pasar dunia saat ini cenderung mengalami peningkatan kebutuhan gondorukem, sehingga berapa pun produksi dunia langsung terserap oleh pasar. Permintaan yang tinggi tersebut mengakibatkan harga komoditas ini dipasar naik. Perum Perhutani menaikkan harga gondorukem mulai Januari 2006 ini dari 475 dollar AS per ton menjadi 750 dollar AS per ton dan sampai saat ini harga melonjak naik menjadi 2.300 dollar AS per ton pada November 2013. Kenaikan ini untuk mengantisipasi tingginya permintaan gondorukem di pasar dalam negeri maupun luar negeri belakangan ini dan juga karena kebutuhan pasar. Perum Perhutani berusaha menangkap peluang pasar yang ada dengan berupaya meningkatkan produksi getah pinus sampai 20 persen dan produk gondorukem menjadi sekitar 70.000 ton. Dengan peningkatan produksinya, Perum Perhutani mampu bertindak sebagai penentu harga Indonesia Gum Rosin (IGR) di pasar internasional. Perum Perhutan sebagai follower (pengikut) tidak dapat berbuat banyak karena harga jual ditentukan oleh China selaku penguasa pasar. Kendati demikian, Perum Perhutani terus mengamati celah-celah pasar yang ada agar harga jual produk dapat tetap terjaga bahkan meningkat. Wilayah kerja perusahaan terbagi menjadi 3 Unit dengan 57 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan perusahaan, Perum Perhutani didukung pula oleh 13 Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM), satuan kerja perencanaan sumberdaya hutan (SDH) yang 30
terdiri dari 13 Seksi Perencanaan Hutan (SPH). Khusus untuk pemasaran hasil industri non kayu di kelola oleh 3 Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Non Kayu (KBM INK) yaitu terdiri dari KBM INK Unit 1 Jawa Tengah, KBM INK Unit 2 Jawa Timur dan KBM INK Unit 3 Jawa barat dan Banten. Saat ini Perum Perhutani memiliki 8 pabrik pengolahan Gondorukem. Data pabrik seperti tabel di bawah ini : Tabel 3.3. Tabel Pabrik Pengolahan Gondorukem KODE
NAMA
ALAMAT
101
PGT. PANINGGARAN
JL. RAYA PEKALONGAN - DIENG KM. 50, PEKALONGAN
102
PGT. CIMANGGU
106
PGT. SAPURAN
103
PGT. WINDUAJI
201
PGT. SUKUN
207
PGT. GARAHAN
JL. RAYA MAJENANG KM. 70 CIMANGGU, CILACAP JL. RAYA PURWOREJO WONOSOBO KM. 33, WONOSOBO JL. RAYA PURWOKERTO TEGAL KM. 30 BUMIAYU, PURWOKERTO
DESA SUKUN, PONOROGO JL. RAYA JEMBER BANYUWANGI GARAHAN, JEMBER
208
PGT. REJOWINANGUN
JL. KANJENG JIMAT, TRENGGALEK
301
PGT. SINDANGWANGI
JL. RAYA NAGREG KM. 30, BANDUNG
KBM
KBM INK UNIT I JATENG
KBM INK UNIT II JATIM
KBM INDUSTRI III JABARTEN
Proses pemasakan sampai pengemasan dilakukan oleh pabrik. Pabrik selalu mengirim produk gondorukem yang dibuat setiap harinya sebagai persediaan siap jual ke warehouse atau gudang KBM INK menggunakan angkutan. Teknologi pengemasan gondorukem yang dihasilkan Perum Perhutani selama ini dilakukan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dimana gondorukem disajikan dalam bentuk padatan, secara baik dan kuat dengan bahan yang dapat mempertahankan mutunya. Biasanya Gondorukem dipasarkan oleh Perum Perhutani dengan menggunakan kemasan drum kaleng 240 kgs, meskipun kemasan karton juga kerap kali menjadi request dari pembeli. Pengemasan dapat dilakukan dengan drum baja lapis seng tebal (BJLS) 25 atau berukuran tebal 0,25 mm. Berat bersih gondorukem (240 + 1,2) kg atau sesuai permintaan. Untuk penandaannya, pada setiap drum kemasan gondorukem dicantumkan : -
Nama barang
-
Produsen
-
Nomor produksi
-
Berat bersih
-
Mutu barang
-
Buatan Indonesia
Dalam pengirimannya Produk Gondorukem kemasan Box dipacking dengan menggunakan Pallet, dimana dalam satu Pallet berisi 3 x 3 x 4 Box = 36 Box (900 Kg), sedangkan dalam satu 31
Container 20’ berisi 20 Pallet (18 Ton). Bilamana dalam satu container 20’ tanpa menggunakan Pallet dapat berisi 21,6 Ton atau 2,4 Ton lebih banyak dibanding dengan kemasan Drum (19,2 Ton). Untuk teknologi pembayaran gondorukem untuk penjualan luar negeri, pada umumnya pembayaran bisa dibagi dalam beberapa kategori, yaitu pembayaran di muka (T.T advance payment); letter of credit (L/C); cara pembayaran lain-lain Down payment (uang muka) sebelum barang dikirim. Sistim pembayaran di atas dilakukan dan disepakati oleh pembeli dan Perum Perhutani dengan melibatkan bank. Pada pembayaran telegraphic transfer, pembeli membayar di muka kepada penjual sebelum barang-barang dikirim oleh penjual atau pembayaran diselesaikan sebelum barang berada di atas kapal (FOB). TT yang diterima oleh Perum Perhutani untuk para pembeli baru (khususnya untuk penjualan eksport) adalah dengan TT full payment.Sistem pembayaran ini biasanya dilakukan oleh pembeli untuk mempercepat pengiriman barang dan menghindari pajak bank. Hal ini biasanya dilakukan oleh pembeli kepada supplier (eksportir) yang sudah dipercaya. Sedangkan untuk L/C yang diterima adalah Irrevocable L/C at sight, dimana Bank Pembuka L/C menyatakan janji yang tidak dapat ditarik kembali untuk membayar atau mengaksep wesel yang diajukan dengan dokumen-dokumen yang sesuai dengan syarat yang tercantum dalam L/C. L/C ini hanya dapat diubah atau dibatalkan hanya dengan persetujuan pihak-pihak yang berkepentingan. L/C ini memberikan jaminan bagi eksportir akan diterimanya pembayaran tapi tetap tergantung kepada perjanjian dengan Bank Eksportir yang bersangkutan. L/C at sight yaitu perjanjian tertulis dari sebuah bank devisa, atas permintaan importir (pemohon LC) untuk melakukan pembayaran kepada eksportir setelah adanya penyerahan dokumen-dokumen sesuai dengan yang tercantum dalam L/C terpenuhi. Sedangkan untuk pembayaran lain-lain biasa dilakukan dengan dilakukan dengan cara down payment (uang muka) sebelum barang dikirim: Advance by T/T 25% before shipment and balance 70% by T/T after received copy of documents by faxed. Artinya pihak pembeli akan memberikan uang muka sebesar 30% dengan cara transfer dan sisanya sebesar 70% dibayarkan dengan transfer setelah pihak pembeli menerima copian dokumen yang diminta melalui fax. Cara pembayaran seperti ini biasa dilakukan oleh Agen-agen yang telah ditunjuk oleh Perum Perhutani untuk memasarkan hasil industri non kayu. 3.2.3. Pemasaran Gondorukem Strategi pemasaran adalah suatu proses manajemen untuk menganalisis kesempatan pasar untuk memilih posisi, program, pengendalian pemasaran yang menciptakan serta mendukung bisnis-bisnis yang aktif untuk mencapai tujuan serta sasaran pemasaran. Kegiatan pemasaran tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan keinginan terus berkembang baik kualitasnya maupun kuantitasnya, sehingga usaha untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen harus selalu ditingkatkan. Untuk mengolah bahan baku setengah jadi menjadi barang siap jual, proses canning merupakan proses akhir dari pemasakan getah pinus yang mana gondorukem tersebut dicurahkan ke dalam wadah drum kerucut dengan berat netto 240 kg/drum. Drum yang dipakai tersebut didapat dari beberapa pemasok seperti CV. Dewi Naswara, PT. Jati Bagus, CV. Cemerlang, dan lain-lain. Perum Perhutani menggunakan beberapa supplier drum agar drum bisa selalu tersedia dan juga kapasitas inventory supplier itu terbatas atau tidak bisa menutupi jumlah drum yang dibutuhkan oleh Perum Perhutani. Selain itu, area pabrik Gondorukem yang dimiliki oleh Perum Perhutani juga tersebar sehingga jarak angkut drum juga di hitung dalam harga jual drum. Pemesanan drum, seal ataupun angkutan gondorukem dari pabrik-warehouse-pelabuhan dilakukan dengan konfirmasi
32
melalui telepon. Perum Perhutani hanya bisa mengetahui berapa stok drum siap pakai dengan bertanya lewat telepon ke supplier. Dalam memasarkan produk hasil hutan non kayu, sudah bertahun-tahun Perum Perhutani menggunakan saluran keagenan. Harga jual yang telah ditetapkan oleh Perum Perhutani ditentukan berdasakan dari masukkan para Agen dan dengan berlangganan website pemasaran Gondorukem China (www.rosinnet.com). Perum Perhutani jarang melakukan offering/penawaran ke berbagai calon buyer dan belum menjadi member website perdagangan online. Semua penawaran hanya melalui Agen. Sistem pembayarannyapun menggunakan TT Advance. Yaitu uang muka sebesar 15% dibayar tidak lama setelah kontrak penjualan diterbitkan dengan cara transfer dan sisanya sebesar 85% dibayarkan dengan transfer sebelum barang berada di atas kapal. Sampai dengan tahun 2011, Perum Perhutani belum melakukan penjualan eksport secara mandiri. Sampai akhirnya pada bulan Februari 2012, Perum Perhutani baru memulai untuk melayani penjualan CIF atau melaksanakan eksport Gondorukem perdana. Seiring dengan berkembangnya teknologi, Perum Perhutani mencoba memasarkan sendiri produk Gondorukem dengan melakukan penawaran ke situs-situs perdagangan on line seperti www.alibaba.com ataupun ke wesite korporat milik Perhutani yaitu www.perumperhutani.com atau www.tokoperhutani.com. Komunikasi yang dilakukan kepada calon buyer dari dalam negeri maupun dari luar negeri dilakukan secara instant melalui email, chatting dan telepon. Hal tersebut tentu saja mempermudah kinerja pemasaran Perum Perhutani dalam menjual produk. Pengendalian hargapun dipegang oleh Perum Perhutani. Perum Perhutani mampu membandingkan harga jual pada pasar dalam negeri dan luar negeri. Pembentukkan harga tidak hanya berdasarkan masukkan dari para Agen saja, akan tetapi telah ada beberapa sumber yang dapat memberikan harga jual Gondorukem di pasar Internasional terkini (www.chem99.com). Sehingga informasi dapat diterima secara berkesinambungan dan 2 (dua) arah. Untuk sistem pembayaran, Perum Perhutani bekerjasama dengan bank yang terkait untuk mempermudah proses pembayaran terutama dalam hal transaksi eksport. Sehingga berkembanglah alat pembayaran yang diterima Perum Perhutani tidak hanya TT full payment saja, akan tetapi juga bisa dengan menggunakan L/C at sight. Jadi antara Pembeli dan penjual tidak perlu bertatap muka untuk melakukan transaksi pembelian, cukup hanya dengan komunikasi by internet dan menggunakan teknologi pembayaran terkini yang disediakan oleh bank.
33
3.3. Analisis e-commerce 3.3.1. Teknologi dan Network Yang Digunakan Perhutani Penggunaan internet sangat vital dalam pemasaran Industri Non Kayu, terutama Gum Rosin. Penentuan harga IGR (Indonesia Gum Rosin) sangat bergantung pada pasar international yaitu China sebagai market leader. Untuk mendapatkan informasi mengenai harga, Perum Perhutani menggunakan internet sebagai basis teknologinya. Selain penentuan harga jual Gum Rosin, internet sangat mempengaruhi sistem pemasaran, promosi atau pun penawaran sampai ke transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui jarakjauh dan bantuan media Internet. Media aplikasi internet yang digunakan adalah yahoo messenger, email dan web pemesanan. Website pemesanan yang dapat digunakan agar konsumen dapat lebih mudah melihat berbagai macam produk dari Perum Perhutani yaitu melalui www.perumperhutani.com dan www.tokoperhutani.com. Situs website Perum Perhutani memiliki topik terkait dengan pemasaran produk-produk Perum Perhutani yang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenisjenis berkas lainnya. Dalam web juga terdapat contact person yang dapat dihubungi untuk meminta informasi yang lebih jelas ataupun untuk pemesanan. Sedangkan email adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur jaringan komputer (misalnya Internet). Media Internet yang saat digunakan Perum Perhutani bermanfaat dalam hal yaitu :
Sebagai media untuk mempublikasikan informasi dan promosi kepada mitra bisnis dan kepada calon pembeli, Memudahkan komunikasi untuk stakeholder seperti agen distribusi, bank dan konsumen Meningkatkan tingkat penjualan dalam hal kemudahan pemesanan. Meningkatkan efiiensi dan keefektifan operasional perusahaan. Meningkatkan daya saing perusahaan dalam hal bisnis. meningkatkan kepuasan pelanggan dan dalam hal memberi kesempatan kepada konsumen dalam menyalurkan kritikan dan kepuasan.
Dalam hal menginput data untuk inventory, Perum Perhutani menggunakan sistem dropbox dalam hal membagi informasi dan berkoordinasi antar divisi (sekarang ini divisi yang terkait adalah antara divisi produksi dan pemasaran). Dropbox menggunakan model finansial Freemium, dan layanan gratisnya menyediakan 2 GB penyimpanan online gratis. Para pengguna yang menyarankan Dropbox ke orang lain bisa meningkatkan kapasitas penyimpanan hingga 8 GB. Baik server atau desktop client Dropbox, keduanya ditulis dengan Python. Dropbox menggunakan sistem penyimpanan Amazon's S3 untuk menyimpan data. Dropbox juga menggunakan transfer SSL untuk sinkronisasi dan menyimpan data lewat enkripsi AES-256. Dalam mendukung aktivitas inter-konektivitas unit perusahaan, perusahaan juga memiliki email internal yang digunakan dalam melakukan komunikasi antar karyawan, antar departemen/unit dan untuk mengirimkan data yang berhubungan dengan pekerjaan. Kebijakan intranet di Perum Perhutani mencakup aplikasi penggunaan intranet di dalam perusahaan, dimana aplikasinya dapat dilihat dalam dua aspek sebagai berikut :
Komunikasi dan Kolaborasi Intranet yang dikembangkan Perum Perhutani memungkinkan terjadinya electronic collaboration system diantara pengguna intranet sehingga memungkinkan karyawan dapat menggunakan PC atau NC workstation untuk mengirim dan 34
menerima e-mail, fax dan paging. Penggunaan intranet membuat komunikasi di perusahaan menjadi lebih efektif sehingga bisa memungkinkan terjadinya transfer knowledge antar karyawan. Dari sisi biaya, penggunaan intranet untuk komunikasi juga membuat biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi lebih kecil.
Operasi Bisnis dan Manajemen, Kebijakan intranet di Perum Perhutani dikembangkan lebih jauh lagi sehingga bisa mendukung operasi bisnis dan manajemen perusahaan. Teknologi intranet yang digunakan Perum Perhutani adalah teknologi yang berbasis Local area network (LAN) dan wide area network (WAN) termasuk didalamnya TCP/IP client dan server network. Teknologi yang digunakan juga mencakup hardware dan software terkait seperti web browser dan server suites, HTML web publishing serta network management. Teknologi intranet perusahaan ini juga mencakup teknologi security berupa firewall server management, penggunaan password untuk akses masuk ke intranet, peng-enkripsian pesan dan penggunaan virtual private network.
Website adalah salah satu alat komunikasi online yang menggunakan media internet dalam pendistribusiannya. Web adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Dalam menampilan informasi kepada konsumen secara online Perum Perhutani, menuangkannya dalam sebuah website dengan alamat www.perumperhutani.com dan www.tokoperhutani.com. Di dalam website ini dicantumkan tatacara pemesanan, alamat, email, yahoo messenger dan no telepon yang bisa digunakan oleh konsumen untuk bertanya seputar perusahaan, produk dan complain mengenai perusahaan dan produk. Tekhnologi yang digunakan lainnya adalah penggunaan jasa pembankan sebagai stakeholder dalam proses pembayaran, dimana konsumen dapat melakukan pemesanan melalui email dan kemudian dapat melakukan pembayaran melalui layan internet banking sehingga mempermudah setiap proses transaksi pembayaran. 3.3.2.
I-pasar
Saat ini hanya pada pemasaran hasil hutan kayu yang sudah ada sistem lelang kayu elektronik melalui iPasar dan berjalan dengan lancar. Ada empat cara untuk membeli kayu Perhutani. Pertama dengan menggunakan sistem kontrak. Sistem ini khusus untuk pembelian kayu dengan volume besar, yakni minimal 200 meter kubik. Sistem kedua adalah dengan membeli langsung kayu di lapak milik Perhutani. Cara ketiga, pembelian kayu di Perhutani dapat dilakukan melalui lelang konvensional yang diadakan dua kali dalam seminggu. Cara terakhir atau keempat adalah pembelian melalui lelang online melalui iPasar. Untuk mengikuti lelang elektronik, pembeli harus mendaftar menjadi anggota iPasar. Untuk mengembangkan saluran penjualan hasil industri non kayu, Perhutani telah bekerja sama dengan i-pasar untuk memasarkan dan mempromosikan Gondorukem ke pasar internasional. Nantinya, Perhutani akan memiliki sistem lelang elektronik untuk hasil hutan non kayu agar memudahkan konsumen baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri untuk membeli Gondorukem ataupun Terpentin dari Perhutani. Perdagangan Paket Lelang diselenggarakan melalui iPasar-ETS berdasarkan proses tawar menawar lelang baik secara model Dutch auction (bagi Inisiator Jual), selama jam lelang. Model Dutch auction, pembukaan Paket Lelang dan perdagangan Paket Lelang terjadi pada saat penawaran beli bertemu dengan penawaran jual pada Harga Penawaran yang sama dengan Reserve 35
Price atau lebih tinggi dengan memperhatikan prinsip prioritas harga dan kuantitas. iPasar-ETS menjumpakan 1(satu) penawaran beli atau penawaran jual baik secara keseluruhan maupun sebagian kuantitas, dengan 1(satu) atau lebih penawaran beli atau penawaran jual lainnya baik secara keseluruhan maupun sebagian kuantitas. Dalam hal terdapat sisa pada akhir Jam Lelang Hari Lelang dari suatu penawaran beli dan atau penawaran jual dalam proses penjumpaan penawaran maka penawaran beli dan atau penawaran jual yang tidak terjadi transaksi menjadi tidak berlaku lagi. Sebelum Jam Perdagangan dimulai, 1(satu) menit sebelumnya, Inisiator Jual atau Inisiator Beli dapat mengubah atau rnembatalkan penawaran beli dan atau penawaran jual yang sudah dimasukkan ke iPasar-ETS sebelumnya. Sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pasar fisik komoditi yang diselenggarakan oleh iPasar menggunakan mekanisme lelang secara elektronik atau iPasar Electronic Trading System (iPasar-ETS). Transaksi komoditi jual dan beli yang terdaftar dan terjadi akan tercatat di iPasar-ETS. Undang-Undang Nomor: 9 Tahun 2006, Tentang Sistem Resi Gudang, Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 2008, Tentang Transaksi Elektronik. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 650/MPP/Kep/10/2004, Tentang Ketentuan Penyelenggaraan Pasar Lelang Dengan Penyerahan Kemudian (Forward) Komoditi Agro. Yang dapat melakukan transaksi jual dan beli di pasar fisik komoditi iPasar adalah mereka yang telah tercatat sebagai Anggota Penjual dan Pembeli serta telah memberikan atau menyerahkan Penjaminan Risiko Transaksi ke rekening Penjaminan dan tidak dalam masa skorsing. Ada 4(empat) ketagori komoditi yang diperdagangkan yaitu Komoditi Pertanian, Komoditi Perkebunan, Komoditi Kelautan dan Komoditi Pertambangan. Komoditi Pertanian terdiri dari sub-kategori yaitu Jagung Pipilan, Beras Premium, Gaplek, Kacang Kedelai, dan Kacang Tanah. Kategori Perkebunan terdiri dari sub-kategori yaitu Biji Kopi, Biji Coklat, Biji Mete, Biji Pala, Karet, Gambir, Pinang, Lada, Cengkeh, dan Kayu Manis. Komoditi Kelautan terdiri dari sub-kategori yaitu Rumput Laut. Kategori Pertambangan terdiri dari sub-kategori yaitu Logam Mulia Emas (LM Gold). Mutu komoditi yang diperdagangkan di iPasar mengacu kepada spesifikasi yang terdapat dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengujian mutu komoditi dilakukan oleh lembaga/perusahaan surveyor yang telah memiliki sertifikasi dari Badan Standarisasi Nasional (BSN Nilai Jaminan Risiko Transaksi untuk Anggota yang melakukan Inisiasi Penjualan sebesar 10(sepuluh)% x Reserve Price Jual x Kuantitas yang dijual dan untuk Anggota yang melakukan Membeli sebesar 10(sepuluh)% x Harga Penawaran Beli x Kuantitas yang dijual). Bentuk Jaminan Risiko Transaksi dapat berupa: dana tunai, deposito, jaminan bank, Surety Bond dan Resi Gudang. Nilai Paket Lelang merupakan nilai uang dari [Harga Lelang x kuantitas] saat dibuka. Nilai Transaksi iPasar menunjukkan besarnya hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pihak jual maupun pihak beli yang ditentukan berdasarkan jumlah [(Deal Price x Kuantitas) + Biaya Transaksi], tidak termasuk biaya gudang, biaya transportasi, asuransi dan lain-lain. Pembeli dibebankan fee transaksi sebesar + 3%. Kewajiban terhadap Dispenda dibebankan ke penjual. Akan tetapi selagi barang yang dilelang termasuk barang low material maka PPn ditiadakan.
36
Mengenai rencana lelang elektronik hasil hutan non kayu Perum Perhutani, dalam proses kerjasama, ipasar menawarkan beberapa opsi, yaitu : a. White labeling adalah kerjasama antara ipasar dan Perum Perhutani dengan cara memfasilitasi perangkat lelang elektronik (berupa software ipasar), sedangkan proses dan pelaku lelang dilaksanakan oleh Perum Perhutani. b. Blocked Quota adalah kerjasama antara ipasar dan Perum Perhutani dengan cara memberikan sejumlah kuota produk kepada ipasar untuk di lelang secara elektronik oleh pihak ipasar. Untuk proses dan pelaku lelang dilaksanakan oleh ipasar. Promosi dilakukan oleh kedua belah pihak baik itu dalam mengadaan brosur ataupun website. Pihak ipasar akan membuat situs/website promosi untuk lelang gondorukem dan terpentin, dan Perum Perhutani akan menggunakan website corporate yang akan meng’hiperlink’kan langsung ke website ipasar. Penentuan harga awal (regular) dan harga harapan (spot market) ditentukan oleh Perum Perhutani. Mesin iPasar bisa untuk lelang internasional, dan yang berjalan selama ini dalam 1 (satu) eminggu ada 5 (lima) hari pelaksanaan (Senin sd Jum'at) dan dalam 1 hari ada 2 sesion. Kerjasama yang berkesinambungan ini menmbawa keuntungan sendiri bagi masingmasing pihak. Akan tetapi sistem yang terbilang baru ini tidak lepas dari berbagai tantangan dan hambatan, sehingga perlu adanya pengembangandan perbaikan bagi keberadaannya. Berikut ini adalah analisa SWOT lelang online ipasar di Perhutani.
ANALISA SWOT LELANG ONLINE iPASAR di PERHUTANI KEUNGGULAN ( STRENGHT )
KELEMAHAN ( WEAKNESS )
1. Transparansi (transparency) 2. Kepastian (certainty) 3. Kompetisi (competition) 4. Efisiensi (efficiency) 5. Akuntabilitas(accountablility)
1. 2. 3. 4. 5.
PELUANG ( OPPORTUNITY )
HAMBATAN ( THREAT )
1. Pasar “MARKET PLACE” 2. Informasi Pasar 3. Berbasis Internet 4. Harmonisasi Harga 5. Menyederhanakan Rantai Intermediasi
1. Monopoli Pasar 2. Orientasi Pasar terisolasi 3. Teknologi Penjual & Pembeli 4. Area Non Kayu iPASAR belum tercipta
Jenis komoditi Sudah Pernah Dipasarkan Konfirmasi Pembayaran KBI – KBM Masih Jenis komoditi Pilihan Pembeli Masih Melalui Perantara Perdagangan Spesifikasi Gondorukem dan gudang dari Penjual
3.4. Manfaat e-commerce Bagi Perhutani Perum Perhutani pada akhirnya menyadari bahwa penggunaan e-commerce melalui ipasar untuk memasarkan produknya sangat besar manfaatnya. Perum Perhutani terkini lebih memiliki potensi untuk mengembangkan bisnis, memperoleh penghasilan yang lebih besar dan menghemat 37
uang dengan memilih untuk melakukan mengembangkan bisnis Godorukem. Dengan adanya ecommerce saat ini sektor operasional dan bisnis perusahaan menjadi lebih efisien dan lebih efektif sejalan dengan strategi perusahaan. Manfaat dalam menggunakan E-Commerce di Perhutani sebagai sistem transaksi penjualan Gondorukem adalah: a.
Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu. Dengan kata lain terjadinya transformasi era baru pemasaran non kayu di Perum Perhutani.
b.
Menurunkan biaya operasional (operating cost).
f.
Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi. Perhutani telah mempunyai tempat untuk memproduksi dan melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
c.
Melebarkan jangkauan (global reach). Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer. Dengan adanya ipasar maka akan terjadi persaingan sehat antara penjualan kontrak, langsung, iPASAR, tradisional sesuai kualitas non kayu di gudang/Industri menuju arah : Transparansi (transparency); Kepastian (certainty); Kompetisi (competition) ; Efisiensi (efficiency) dan Akuntabilitas (accountablility). Serta hal ini tidak mempengaruhi saluran pemasaran penjualan kontrak dan langsung di lingkungan Perhutani.
d.
Meningkatkan customer loyalty. Tercipta pangsa pasar yang murni, karena iPASAR mempunyai standart Gondorukem yang dipasarkan, bukan produk yang sudah tidak dapat dijual di penjualan kontrak dan langsung, tapi berdasarkan lama produk yang ada di gudang atau kuota volume kayu yang ditargetkan pada iPASAR. Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap tentang mutu produk dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan sesuai dengan mutu, kondisi dan harganya. Sistem ini memberi kesempatan kepada anggota iPASAR untuk mendapatkan Gondorukem sesuai dengan standart.
e.
Meningkatkan supply management. Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan. Dengan berjalannya sistem lelang online ini, maka tercipta harga pasar baru yang sehat antara penjualan kontrak, langsung dan tradisional, sesuai dengan kualitas
38
lama Gondorukem yang ada di gudang atau kuota volume Gondorukem yang ditargetkan pada Ipasar. f.
Memperpendek waktu produksi. Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer. Karena ketersediaan informasi produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor. Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain negara dan melayani konsumen lebih cepat. Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara online dan otomatis.
3.5. Analisa PIECES Dengan ketatnya persaingan usaha dan perkembangan bidang tekhnologi yang semakin modern maka dapat dianalisis kemungkinan-kemungkinan perkembangan tekhnologi yang mungkin akan menjadi dan tantangan terbesar bagi perusahaan-perusahaan dalam penjualan produk-produk kehutanan sejenis yaitu : -
E-commerce adalah suatu kegiatan bisnis yang dilakukan lewat dunia maya (internet), dengan memanfaatkan kemajuan teknologi Perhutani dapat melakukan penjualan, pembelian dan lainlain. E-commerce sangat menguntungkan untuk Perhutani karena memudahkan untuk pembeli yang menginginkan suatu barang tanpa harus bepergian untuk membelinya.
-
Guna mengimbangi pesatnya perkembangan informasi dan teknologi, selain untuk meningkatkan layanan dalam sistem penjualan Gondorukem sebagai produk utama non kayu, Perum Perhutani siap meluncurkan sistem lelang Gondorukem online yang baru
-
Penjualan yang mengarah kepada penjualan melalui dealer atau agen yang tersebar pada kawasan-kawasan terpencil sehingga memudahkan dalam hal pemasaran produk-produk kehutanan. Dimana dealer atau agen dapat terkoneksi secara online melalui e-commerce yang ada sehingga menjadikan perusahaan menjangkau wilayah-wilayah yang jauh.
Dari analisa diatas dapat dirumuskan dalam menghadapi persaingan tersebut yaitu : -
Perum Perhutani harus lebih meningkatkan layanan ICT seefektif mungkin dengan berani mengubah core bisnis perusahaan dengan memanfaatkan layanan e-commerce. Keuntungan yang dapat diperoleh jika dapat sepenuhnya memaksimalkan berbisnis lewat internet ataupun extranet adalah penghematan biaya, pelayanan konsumen meningkat, peningkatkan penghasilan, dan pemasaran. Sedangkan keunggulan strategi bisnis dalam memenangkan kompetisi yang dapat diperoleh adalah komunikasi global dalam bisnis menjadi benar-benar hidup, lebih cepat, murah, dan mudah; komunikasi interaktif sebagai sarana untuk menunjukkan perhatian perusahaan kepada konsumennya; menyediakan informasi dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen; mengingkatkan kerja sama antara tim; EC memungkinkan untuk membuka pasar, produk, atau pelayanan baru; dapat mengintegrasikan aktivitas di luar dan proses bisnis di dalam perusahaan secara on-line.
-
Perum Perhutani telah mulai mengembangkan sistem penjualannya dengan bekerjasama dengan salah satu balai lelang elektonik yaitu ipasar. Hal tersebut agar dapat menghubungkan 39
seluruh kegiatan dari mulai pemesanan, distribusi, penyimpanan dan penjualan barang yang akan saling terintegrasi dan dapat mewakili persaingan dalam mengifiensikan operasional perusahaan.
40
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Kemajuan tekhnologi telah membawa perubahan yang mendasar dalam kehidupan manusia, dengan perkembangan tehnologi internet telah menjadikan dunia tanpa batas, manusia dapat mengakses berbagai informasi dari belahan dunia manapun tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. penggunaan teknologi informasi untuk memudahkan proses bisnis, melakukan e-commerce dan menyediakan kerjasama untuk mendukung komunikasi perusahaan untuk meningkatkan dan mengubah bentuk proses bisnis utama. Hal – hal yang dapat disimpulkan terhadap pengembangan tehnologi e-commerce khususnya pada penggunaan teknologi lelang on-line ipasar pada perusahaan Perum Perhutani adalah : 1. Kemajuan tehnologi khususnya terkait pengembangan internetworking telah disadari oleh Perum Perhutani sebagai hal yang sangat penting sejalan dengan strategi bisnis dan perluasan pangsa pasar. Penggunaan tekhnologi internet dengan media web saat ini memiliki peran besar yaitu memudahkan dalam hal promosi, pemasaran dan juga lebih meningkatkan produktivitas dan operasional perusahaan. 2. Saat ini pemasaran produk hasil hutan kayu maupun non kayu telah dilakukan oleh Perum Perhutani melalui lelang konvensional dan lelang elektronik Akan tetapi hasil yang didapatkan pada lelang elektronik jauh lebih efisien dan mudah pelaksanaannya 3. Dalam pelaksanaan lelang elektronik ini yang merupakan simbol dari perkembangan teknologi saat ini haruslah diikuti dengan perkembangan sumber daya manusianya terutama operatoroperator yang menanganinya. 4.2 Saran Saran yang dapat menjadi masukan bagi Perum Perhutani untuk lebih meningkatkan produktivitas operasional dan penjualan produk Gundoruken yaitu : -
Penyempurnaan sistem penjualan, dapat dilakukan dengan pengembangan produk yang dilelang dan sistem pembayaran yang lebih efisien.
-
Diharapkan lelang online ini dapat membantu Perum Perhutani dalam memasarkan produknya dan merupakan sarana pemasaran yang baru yang berbasis teknologi ecommerce.
-
Diperlukan adanya pengembangan aplikasi intranet sebagai sehingga lebih memudahkan lagi karyawan dalam melakukan komunikasi antar penjual dan anggota ;lelang serta dengan penyelenggara lelang.
41
DAFTAR PUSTAKA
O’Brien, JA and George Marakas 2009. Management Information System. Ninth Edition. McGrawHill.Inc. Boston. O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta Fitriyah N. 2011. Kelebihan dan Kelemahan Internet dan Intranet. [terhubung berkala]. http://enengnurul.wordpress.com/2009/07/20/kelebihan-dankelemahan internetintranet/ [17 Mei 2011]. www.perumperhutani.com www.tokoperhutani.com .
www.ipasar.co.id
42