SAMBUTAN Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA
LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN 2011-2015 Jakarta, 28 Februari 2011
Yang Terhormat: • Ibu Menteri Kesehatan, • Bapak Menteri Dalam Negeri, • Bapak Wakil Menteri Pertanian, • Ibu Kepala Badan POM, • Bapak/Ibu Pejabat Eselon 1 dan 2 Kementerian/Lembaga • UNICEF Representative for Indonesia • WFP Representative for Indonesia • Kepala Bappeda Provinsi dan SKPD terkait atau yang mewakili, dan • Para undangan dan hadirin yang berbahagia. 2
• Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita bersama-sama dapat berkumpul dalam Acara “Launching Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) Tahun 2011-2015”.
3
Terima Kasih dan Penghargaan Setingi-tingginya • Bapak/Ibu para Menteri, • Para pejabat kementerian/lembaga, • UNICEF Representative Indonesia, • WFP Representative Indonesia, • Kepala Bappeda dan SKPD provinsi, serta • Seluruh undangan Kehadiran Bapak dan Ibu menjadi bukti nyata komitmen kita dalam rangka melaksanakan pembangunan pangan dan gizi di Indonesia. 4
Status Gizi Pada Anak Balita • Merupakan prasyarat dasar untuk meningkatkan daya saing bangsa karena status gizi anak akan mempengaruhi tingkat kesehatan fisik dan kecerdasan anak yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat produktivitas secara ekonomis.
5
Perkembangan Status Gizi Anak Balita • Angka kekurangan gizi pada anak balita menurun dari 28% (2005) menjadi 17,9 % (2010). • Penurunan angka kekurangan gizi pada balita terus dilakukan agar Indonesia dapat mencapai target MDG pada tahun 2015, yaitu sebesar 15,5 persen. Kecenderungan Prevalensi Kurang Gizi pada Anak Balita 29.8 27.7
26.1 22.8
21.6 21.8
23.2 23.2
24.5 18.4
21.7
4.9
9.7
13.0
14.8
14.5 8.7
8.6
6.8
14.6
15.0
13.9
13.2 8.4
8.1
7.2
5
11.3
10
14.8
15.4
15
15.5
17.9
12.3
20
23.8
25
13.0
30
5.4
31.0
8.9
35
Target MDG 2015
0 1989 1992 1995 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2005 2007 2010 2011 2013 2015 Gizi Kurang
Gizi Buruk
Sumber: Susenas 1989-2005 dan Riskesdas 2007 dan 2010
Kekurangan Gizi
Target
6
D.I. Yogyakarta DKI Jakarta Kepulauan Riau Sulawesi Utara Papua Bangka Belitung Kalimantan Timur Bali Maluku Utara Jambi Bengkulu Riau Sumatera Barat Banten Jawa Barat Jawa Tengah Kalimantan Selatan Indonesia Jawa Timur Sulawesi Tengah Lampung Maluku Sulawesi Tenggara NAD Sulawesi Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Gorontalo Sumatera Selatan Sulawesi Barat Sumatera Utara NTB Papua Barat NTT
60
40
30
48.2 49.2 58.4
50
22.5 26.6 26.9 27.8 28.3 29.0 29.1 29.3 29.4 30.2 31.6 32.2 32.8 33.5 33.6 33.9 35.3 35.6 35.9 36.2 36.3 37.5 37.8 38.9 38.9 39.6 39.7 40.3 40.4 41.6 42.3
Permasalahan Anak Balita Pendek (Stunting)
• Permasalahan stunting menjadi fokus intervensi dalam pembangunan gizi di Indonesia untuk periode 5 tahun ke depan.
• Prevalensi stunting menurun dari 36,8% (2007) menjadi 35,6 % (2010), tetapi masih terjadi disparitas prevalensi stunting antarprovinsi yang cukup lebar dan memerlukan penanganan spesifik.
20
10
0
Sangat pendek
Sumber: Riskesdas , 2010 Pendek Pendek+ Sangat pendek
7
Ketersediaan dan Aksesibilitas Pangan • Jumlah penduduk sangat rawan pangan, yaitu penduduk dengan asupan kalori <1400 kilokalori/orang/hari) mencapai 14,47 % (2009), meningkat dari 11,07 % (2008). • Permasalahan aksesibilitas pangan penduduk sangat terkait dengan tingkat pendapatan penduduk dan harga pangan. • Upaya pemerintah di dalam pengentasan kemiskinan dan stabilitas harga, termasuk di dalamnya penguatan logistik pangan, akan sangat berpengaruh terhadap tingkat aksesibilitas pangan penduduk. • Rendahnya aksesibilitas pangan mengancam penurunan konsumsi makanan yang beragam, bergizi-seimbang, bermutu dan aman di tingkat rumah tangga, yang akan berdampak pada masalah kurang gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan yaitu ibu, bayi, dan anak.
8
Pembangunan Pangan dan Perbaikan Gizi • UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang RPJP 2005-2025 “Pembangunan pangan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya”. • RPJMN 2010-2014 “Arah Pembangunan Pangan dan Gizi yaitu meningkatkan ketahanan pangan dan status kesehatan dan gizi masyarakat.” • Inpres Nomor 3 Tahun 2010 Terkait MDGs “Perlunya disusun dokumen Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2011-2015 dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) 2011-2015 di 33 provinsi.”
9
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) • Kegiatan rutin setiap 5 tahun sejak satu dekade lalu dengan dikeluarkannya RAN-PG Tahun 2001-2005 dan RAN-PG Tahun 2006-2010. • Keluaran rencana aksi diharapkan dapat menjembatani pencapaian MDGs yang pada dasarnya telah ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014, yaitu: 1. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi kurang dari 15 persen, 2. Menurunnya prevalensi pendek pada anak balita menjadi 32 persen, dan 3. Tercapainya konsumsi pangan dengan asupan kalori 2.000 kilokalori/orang/hari.
• Rencana aksi ini bertujuan untuk menjadi panduan untuk melaksanakan pembangunan pangan dan gizi bagi institusi pemerintah, organisasi non-pemerintah, institusi swasta, masyarakat dan pelaku lain, baik pada tataran nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. 10
Pendekatan Lima Pilar Pembangunan Pangan Dan Gizi a. Perbaikan gizi masyarakat; b. Aksesibilitas pangan; c. Mutu dan keamanan pangan; d. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan e. Kelembagaan pangan dan gizi.
11
Tindak Lanjut Inpres No. 3 Tahun 2010 • Pemerintah Provinsi harus menyusun rencana aksi daerah pangan dan gizi (RAD-PG) bersama kabupaten dan kota. • Dokumen RAD-PG diharapkan selesai pada tahun ini, untuk itu Pedoman Penyusunan RAD-PG sebagai acuan daerah dalam menyusunnya akan segera disosialisasikan. 12
Ucapan Terima Kasih dan Harapan • Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada: – – – –
Kementerian/Lembaga, Akademisi, Organisasi profesi, dan
UN Agencies
yang telah secara bersama-sama dengan kami menyusun RAN-PG Tahun 2011-2015. • Semoga langkah ini akan dapat menjadi sumbangsih besar dalam upaya perbaikan gizi masyarakat Indonesia. 13
TERIMA KASIH