Laporan Tahunan Annual Report. Ready. for The Next Stage of Growth

Laporan Tahunan Annual Report

Ready

for The Next Stage of Growth

Daftar Isi Contents

P 1-25

Introduction

Tema: Ready for The Next Stage of Growth Theme: Ready for The Next Stage of Growth

Sekilas GMF AeroAsia GMF AeroAsia in Brief

Ikhtisar Keuangan Financial Highlights

Ikhtisar Operasional

Operational Highlights

Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights

Sertifikasi dan Penghargaan 2010 Certification and Awards 2010

Maksud dan Tujuan Perusahaan Corporate Objectives

Visi & Misi

Vision & Mission

Strategi 2010 2010 Strategy

P 26-37

From Us to You

Laporan Komisaris

Report from the Commissioner

Laporan Direktur Utama

Report from the President & CEO

P 40-75

Management Discussion & Analysis

Tinjauan Industri Industry Review

Pemasaran Marketing

Kinerja Bisnis

Business Performance

Tinjauan Keuangan Financial Review

P 78-89 Supporting Business

P 92-141 Good Corporate Governance

Sumber Daya Manusia Human Resources

Teknologi Informasi

Information Technology

Tata Kelola Perusahaan

Good Corporate Governance

Manajemen Risiko Risk Management

P 144-150

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

P 152-158

Profil Komisaris

Corporate Social Responsibility

Corporate Data


Profile of Commissioner

Profil Direksi

Profile of Board of Directors

Pejabat Senior Key Personnel

Struktur Organisasi

Organization Structure

Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Responsibility for Annual Reporting

Laporan Keuangan Financial Statements

P 1 10 14 15 16 19 20 21 22

26 30

40 48 50 62

78 88

92 138

144

152 153 155 157 158 159

Ready

for The Next Stage of Growth Meskipun pertumbuhan dalam pasar MRO internasional lebih lambat sebagaimana industri penerbangan dunia baru mengalami dampak dari krisis global pada tahun 2008, GMF AeroAsia membuktikan ketangguhannya dan masih mampu membukukan laba. Lebih penting lagi, GMF AeroAsia di tahun 2010 terus mempersiapkan dan mengimplementasikan program kerja bagi peningkatan kapabilitas dan pengembangan kapasitas, yang diperlukan untuk menangkap peluang pertumbuhan seiring antisipasi prospek perkembangan pasar MRO domestik dan regional ke depan. Dengan langkah tersebut, GMF AeroAsia membangun landasan yang kokoh dan siap memasuki tahap percepatan pertumbuhan pada tahun mendatang ke arah pencapaian visi jangka panjang perusahaan.

Despite slow growth within the international MRO market as the global airline industry finally emerges from the the global economic crisis of late 2008, GMF AeroAsia demonstrated a solid operational performance and delivered positive profitability. More importantly, in 2010 GMF AeroAsia continued to prepare and implement capability improvement and capacity development work programs, necessary to capture expected growth opportunities in line with the promising future outlook of both the domestic and regional MRO markets. Through these efforts, GMF AeroAsia is building a strong foundation and boldly entering an accelerated growth phase over the coming years towards realizing the company’s long-term vision.

PT GMF AeroAsia Laporan Tahunan 2010 Annual Report

1

Securing Our Resources

2


Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan tenaga teknisi yang terampil di industri MRO. Sejak dua tahun lalu, GMF AeroAsia konsisten merekrut teknisi perawatan pesawat yang telah menjalani pelatihan untuk kompetensi yang dibutuhkan, dimana hal ini akan menjadi aset yang vital bagi pertumbuhan usaha GMF AeroAsia. It requires years of investment to develop fully skilled MRO engineers. Over the past two years, GMF AeroAsia has recruited aircraft maintenance technicians who intensively trained in needed competencies, to establish vital assets that support overall business growth.

Certificate of Approval AMTO 147 dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU), November 2010. Certificate of Approval for AMTO 147 from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), November 2010.


3

Expanding Our Capacity

4


Kapasitas produksi membatasi kemampuan GMF AeroAsia dalam melayani pasar yang ada saat ini, apalagi untuk menangkap peluang peningkatan pasar di tahun-tahun mendatang. Selain tenaga teknisi, GMF AeroAsia juga mempersiapkan perluasan fasilitas produksi termasuk peralatan baru dan pembangunan hanggar tambahan.

Peningkatan Utilisasi Manhour Manhour Utilization Increase

52,6%

GMF AeroAsia had, previous to the recent global MRO slowdown, struggled to maintain productive capacity with growing demand for maintenance services. The construction of new hangar and the purchase of new equipment, in conjunction with larger numbers of highly trained personnel, will allow GMF AeroAsia to ensure service quality levels while seizing opportunities in the now growing market. PT GMF AeroAsia Laporan Tahunan 2010 Annual Report

5

Building Our Capability

6


GMF AeroAsia terus membangun kapabilitas untuk melayani pasar yang semakin tumbuh dan berkembang. Selain mengikuti perkembangan industri aviasi dengan jenis-jenis pesawat baru yang membutuhkan penguasaan kompetensi dan pembaharuan sertifikasi, GMF AeroAsia juga tengah mempersiapkan pengembangan usaha ke pasar non-aviasi. GMF AeroAsia, like the industry as a whole, is responding to the introduction of new aircraft types. New competencies are being mastered towards securing new certifications. Additionally, GMF AeroAsia is expanding into the non-aviation market, using related competencies while expanding its skills base.


7

Growing With The Community

8


GMF AeroAsia menyadari bahwa keberhasilan dan pertumbuhan usaha membawa tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan untuk berbagi manfaat atas keberhasilan tersebut. Bagi GMF AeroAsia, berkembang bersama masyarakat dan lingkungan merupakan cara untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

Jumlah Tamu ke GMF AeroAsia Number of Guests to the GMF AeroAsia

11.965

GMF AeroAsia realizes that with achievement and business growth comes an even greater responsibility to share the benefits of success with the community. For GMF AeroAsia, growing with the community and respecting the environment is the best way to achieve sustainable growth.


9


Dengan pengalaman lebih dari 60 tahun, GMF AeroAsia kini merupakan perusahaan penyedia jasa MRO (Maintenance Repair and Overhaul) terbesar di Indonesia, dan salah satu yang terkemuka di Asia Pasifik. With over 60 years of experience, Indonesia-based GMF AeroAsia has emerged today as the largest aircraft maintenance in Indonesia as well as the MRO (Maintenance Repair and Overhaul) provider of choice in Asia Pacific.

GMF AeroAsia berawal dari Direktorat Teknik Garuda Indonesia pada tahun 1949, dan bertransformasi pada tahun 1984 menjadi Divisi Maintenance & Engineering (M&E) Garuda Indonesia yang kemudian dikembangkan menjadi unit bisnis mandiri dan profit center untuk menghasilkan pendapatan dan mengurangi beban biaya operasional GMF AeroAsia. Sekitar tahun 1998 dibentuk Strategic Business Unit Garuda Maintenance Facility (SBU GMF AeroAsia) yang menangani seluruh aktivitas perawatan armada Garuda Indonesia. Pada akhirnya, Garuda Indonesia sebagai perusahaan airlines akan dapat fokus pada bisnis intinya di industri penerbangan.

GMF AeroAsia began as the Directorate of Engineering of Garuda Indonesia in 1949, becoming the Maintenance & Engineering (M&E) Division of Garuda Indonesia in 1984 and developing into an independent business unit and profit center. In 1998, the Strategic Business Unit of the Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia SBU) was formed and tasked to handle the complete range of maintenance requirements for the entire Garuda Indonesia fleet. This move ultimately allowed Garuda Indonesia to focus on its core business in aviation.

Sebagai unit bisnis, GMF AeroAsia mengembangkan diri dengan meningkatkan fasilitas perawatan pesawat, infrastruktur dan kompetensi personil yang mampu mendukung on time performance dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang dengan ground time minimum dan tingkat efisiensi yang tinggi sehingga dapat bersaing dalam memperoleh kepercayaan maskapai penerbangan lainnya.

GMF AeroAsia has continuously developed its aircraft maintenance facilities, infrastructure and personnel competence in support of on-time maintenance and repairs performance, with minimum ground time and maximum efficiency creating competitive advantages and gaining trust of other airlines.

10


Introduction From Us to You MD&A Supporting Business Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Corporate Data

Kemampuan GMF AeroAsia semakin diakui dengan keberhasilannya meraih sertifikasi FAA (Federal Aviation and Administration). GMF AeroAsia yang sudah mampu merawat pesawat F-28 dan DC-9 sejak tahun 1974, pada akhir tahun 1990 sudah dapat melaksanakan overhaul pesawat A300, DC10 dan B747. Pada akhir tahun 1993, pesawat B737 dapat dirawat D-check.

GMF AeroAsia’s expertise is more widely recognized with success in obtaining FAA (Federal Aviation and Administration) certification. From 1974, GMF AeroAsia retains capability to handle the F-28 and DC-9 and by the close of 1990 completed overhauls on the A300, DC10 and B747. As at the end of 1993, GMF AeroAsia performed the B737 D-check.

Pada tahun 2002, manajemen Garuda Indonesia melakukan “Spin-Off” dan SBU-GMF AeroAsia resmi menjadi anak perusahaan mandiri dengan nama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia) dengan Akte Pendirian No. 93 tanggal 26 April 2002 oleh Notaris Arry Soepratno, S.H. dan diberitakan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal 27 September 2002. Komposisi kepemilikan saham GMF AeroAsia adalah 99% PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (Garuda Indonesia) dan 1% PT Aero Wisata.

In 2002, the management of Garuda Indonesia spin-off SBU-GMF AeroAsia officially became the independent subsidiary PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia), by Deed No. 93 dated April 26, 2002 by Notary Arry Soepratno, S.H. and reported in the State Gazette of RI No. 78 dated September 27, 2002. GMF AeroAsia’s ownership is 99% by PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (Garuda Indonesia) and 1% by PT Aero Wisata.

Bisnis utama GMF AeroAsia adalah penyediaan jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan jasa pendukung lainnya secara terintegrasi atau dikenal dengan bisnis MRO (Maintenance Repair and Overhaul).

Currently, GMF AeroAsia’s main business is to offer integrated services for maintenance and repairs of aircraft, encompassing fuselage, engines, components and other supporting services, otherwise known as MRO (Maintenance Repair and Overhaul).


11


GMF AeroAsia mampu melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang mulai dari perawatan line maintenance sampai overhaul, perawatan dan perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan cabin refurbishment. Kemampuan tersebut telah mendapat pengakuan ditandai dengan keberhasilan meraih sertifikat nasional maupun internasional yang mengukuhkan kemampuan perawatan pesawat terbang GMF AeroAsia sesuai standar internasional.

GMF AeroAsia is accordingly able to carry out maintenance and repair of aircraft ranging from line maintenance to overhaul, maintenance and repair of engines and components, modifications and cabin refurbishment. These capabilities have been fully recognized with the success of obtaining national and international certification, assuring that GMF AeroAsia’s aircraft maintenance performance conforms to international standards.

Tahun 2003 GMF AeroAsia melakukan ekspansi ke bisnis modifikasi pesawat terbang. Bisnis ini mengangkat posisi GMF AeroAsia menjadi salah satu perusahaan perawatan pesawat yang mampu melaksanakan modifikasi besar pesawat dengan teknologi tinggi.

In 2003, GMF AeroAsia expanded into the aircraft modification business, thus lifting GMF AeroAsia’s position as an aircraft maintenance specialist equipped to carry out major modifications to technologically advanced aircraft.

Saat ini, GMF AeroAsia telah memasuki bidang jasa perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan Industrial Generator Overhaul, yang diharapkan menjadi sumber pendapatan baru disamping mengoptimalkan sumber daya dan kompetensi yang sudah dimiliki. Pada akhirnya, GMF AeroAsia dapat menjadi perusahaan yang memberikan jasa total solution untuk perawatan baik dibidang aviasi maupun non-aviasi.

Recently, GMF AeroAsia entered the Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) and Industrial Generator Overhaul maintenance sector, and this is expected to provide new revenue sources while simultaneously optimizing existing resources and competencies. To that end, GMF AeroAsia serves as a total solution provider for maintenance in aviation and non-aviation services alike.

Fasilitas produksi GMF AeroAsia berada di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng yang terdiri dari public area dan social services, perkantoran, perbengkelan (workshop), hanggar pesawat, pergudangan, power house, industrial waste water treatment, dan ground support equipment yang menempati lahan seluas 115 hektar di dalam kawasan berikat dan non-kawasan berikat. Fasilitas ini merupakan salah satu yang terbesar di Asia. Kelengkapan infrastruktur seperti hanggar, component workshop, gudang material, gedung pengolahan air dan limbah, dan lain-lain merupakan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menjamin pelayanan serta kepuasan pelanggan.

GMF AeroAsia production facilities are located in the Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng and consist of public areas and social services, offices, workshops, hangars, warehouses, power house, industrial waste water treatment and ground support equipment, occupying a total land area of 115 hectares in bonded as well as non-bonded zones. These facilities represent one of the largest found in Asia. Complete infrastructure including hangars, component workshops, materials storage, waste water treatment and other facilities provide high levels of service quality.

Saat ini aktivitas GMF AeroAsia didukung oleh enam unit produksi, yaitu:

At present, GMF AeroAsia activities are supported by six production units, namely:

Unit Line Maintenance Berpusat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Unit Line Maintenance memiliki beberapa kantor perwakilan di dalam dan luar negeri yang melaksanakan perawatan pesawat seperti PreFlight Check, Transit Check, Daily Check, A Check (perawatan sampai dengan 600 jam terbang) serta jenis perawatan lainnya.

Line Maintenance Unit Based in the Soekarno-Hatta Airport, Jakarta, the Line Maintenance Unit has several branch representative offices both inside and outside of Indonesia. This unit is responsible for performing overall aircraft maintenance, such as Pre-Flight Check, Transit Check, Daily Check, A Check (maintenance up to 600 flight hours) and other maintenance services.

12


Introduction From Us to You

Engine Maintenance Unit This unit performs maintenance on aircraft engines and auxiliary power units (APU) for various engine types, including the Spey 555 mounted on the F28 and the CFM56-3 installed on B737-300/400/500 as well as the APU with type GTCP 85 found on B737300/400/500, the TSCP700 used on the A300 and DC10 as well as the GTCP36 on F28s. The Engine Maintenance Unit has received certification from the DAAO and the FAA.

Unit Engineering Services Unit Engineering Services memberikan pelayanan program perawatan standar, modifikasi dan pengontrolannya, reliability control program, pelayanan data komunikasi dari pesawat ke darat, manajemen dan distribusi buku panduan perawatan pesawat serta pelayanan jasa tenaga ahli.

Engineering Services Unit The Engineering Services Unit provides numerous services including standard maintenance programs, modifications and controls, reliability control programs, ground support communication services, management and distribution of aircraft maintenance manuals and technical expertise.

Unit Material Management Unit Material Management menawarkan pelayanan penyediaan suku cadang, pengelolaan komponen pesawat, pergudangan, logistik dan distribusi, penjualan dan pembelian material serta fasilitas kawasan berikat.

Material Management Unit The Material Management Unit offers services as a supplier of spare parts and in aircraft component management, warehousing, logistics and distribution, sale and purchase of materials and bonded area facilities.


13

Corporate Data

Unit Engine Maintenance Unit ini melakukan perawatan mesin pesawat serta Auxiliary Power Unit (APU) seperti jenis mesin Spey 555 yang terpasang di pesawat F28 dan CFM56-3 yang terpasang di pesawat B737-300/400/500 serta APU dari jenis GTCP 85 yang terpasang di B737300/400/500, TSCP700 yang terpasang di pesawat A300 dan DC10 serta GTCP36 yang terpasang di pesawat F28. Unit Engine Maintenance telah mendapat sertifikasi dari DKU-PPU dan FAA.


Component Maintenance Unit The Component Maintenance Unit operates several workshops such as an Avionics Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop and Calibration and Non Destructive Test (NDT) Workshop. These workshops serve important functions in component maintenance for the B737 series, B747 series, A330, A300, DC10, MD80 series and F28. The Component Maintenance Unit has acquired certifications applicable in various countries’ aviation regulators, such as the DAAO, FAA, and EASA, as well as securing the ISO 9000. Certification for component maintenance services are fully detailed on each certification of the respective aviation authority.


Unit Component Maintenance Unit Component Maintenance memiliki beberapa workshop seperti Avionics Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop serta Calibration and Non Destructive Test (NDT) Workshop. Workshop tersebut merupakan fasilitas penting dalam perawatan komponen untuk pesawat seri B737, seri B747, A330, A300, DC10, seri MD80, dan F28. Unit component maintenance memperoleh berbagai sertifikasi dari beberapa negara seperti DKU-PPU, FAA, dan EASA, serta ISO 9000. Jenis komponen dan perawatan yang dilakukan tercantum secara detail dalam sertifikasi yang diberikan oleh masing-masing lembaga kelayakan terbang atau badan berwenang lainnya.

Supporting Business

Base Maintenance Unit Equipped with facilities comprising two hangars, a cabin workshop and a sheet metal workshop, the Base Maintenance Unit is capable can of handling major structural repairs, major modifications, exterior aircraft painting, cabin refurbishment and maintenance and aircraft overhauls. Maintenance work is certified by Indonesia’s Directorate Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), as well as the FAA and EASA and aviation authorities from other countries and covers the A319/A320, A330, A340, B737-300/400/500/800, B747-Series, MD80 series and DC10 and F28.

MD&A

Unit Base Maintenance Dengan fasilitas dua hanggar, cabin workshop serta metal sheet workshop, Unit Base Maintenance mampu melakukan major structure repair, modifikasi besar-besaran, pengecatan eksterior pesawat, cabin refurbishment serta perawatan dan overhaul pesawat. Jenis perawatan pesawat yang telah mendapat sertifikasi dari Indonesia Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU), FAA, EASA, dan otoritas penerbangan negara lain adalah untuk pesawat A319/A320, A330, A340, B737-300/400/500/800, B747-Series, MD80 series dan DC10 serta F28.



2010

2009

2008

2007

2006

Persentase Pertumbuhan Growth Percentage


2009-2010

2006-2010

(Rp x 1.000.000) (Audited)

(Rp x 1.000.000) (Audited)

(Rp x 1.000.000) (Audited)

(Rp x 1.000.000) (Audited)

(Rp x 1.000.000) (Audited)

Pendapatan Usaha Revenue

1.515.945

1.652.413

1.598.210

1.381.055

1.103.076

-8,26%

37,43%

Beban Langsung Direct Cost

1.201.162

1.328.349

1.254.187

1.125.937

822.304

-9,57%

46,07%

Laba Kotor Gross Profit

314.783

324.064

344.023

255.118

280.772

-2,86%

12,11%

Beban Usaha Total Operating Expenses

259.838

250.817

269.478

201.786

200.561

3,60%

29,56%

Laba Usaha Income from Operation

54.944

73.247

74.544

53.332

80.211

-24,99%

-31,50%

Lain-lain - Bersih Other Income (expenses) - Net

(15.672)

(21.592)

117,82%

-27,42%

Laba Sebelum Pajak Income Before Tax

39.272

66.052

74.557

58.618

-40,54%

-33,00%

Beban Pajak Tax Expenses

(10.506)

(17.791)

(48.095)

(23.241)

(18.237)

-40,95%

-42,39%

Laba Bersih Net Income

28.766

48.261

67.562

51.315

40.382

-40,39%

-28,77%

Depresiasi Depreciation

16.517

17.860

30.852

37.171

34.657

-7,52%

-52,34%

-

-

6.128

-

-

-

-

11.973

4.674

365

484

1.036

156,17%

1.055,73%

1.285.112

1.344.391

1.101.617

817.202

541.090

-4,41%

137,50%

170.016

90.607

99.300

221.648

306.795

87,64%

-44,58%

1.455.127

1.434.998

1.200.917

1.038.851

847.885

1,40%

71,62%

Kewajiban Lancar Current Liabilities

681.966

811.555

613.916

510.076

382.648

-15,97%

78,22%

Kewajiban Jangka Panjang Non Current Liabilities

286.387

168.945

168.981

169.337

157.115

69,51%

82,28%

Jumlah Kewajiban Total Liabilities

968.353

980.500

782.897

679.413

539.763

-1,24%

79,40%

Ekuitas Equities

486.774

454.498

418.020

359.438

308.122

7,10%

57,98%

67.167

26.482

28.464

15.392

9.592

153,63%

600,24%

Aset Dalam Penyelesaian In Progress Assets Beban Bunga Interest Expense Aset Lancar Total Current Assets Aset Tidak Lancar Total Non Current Assets Total Aset Total Assets

Penambahan Investasi Additional Investment

14

PT GMF GMF AeroAsia AeroAsia Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2010 2010 Annual Annual Report Report

(7.195)

41.113 115.657

21.224


Ikhtisar Operasional Operational Highlights



2009-2010

2006-2010

2006

Laba Bersih/Pendapatan Usaha Net Income/Revenue

1,90%

2,92%

4,23%

3,72%

3,66%

-35,01%

-48,15%

EBIT/Total Aset EBIT/Total Assets

3,52%

4,93%

9,66%

7,22%

7,04%

-28,55%

-49,94%

Laba Bersih/Ekuitas Net Income/Equities

5,91%

10,62%

16,16%

14,28%

13,11%

-44,35%

-54,91%

188,44%

165,66%

179,44%

160,21%

141,41%

13,76%

33,26%

66,55%

68,33%

65,19%

65,40%

63,66%

-2,61%

4,54%

198,93%

215,73%

187,29%

189,02%

175,18%

-7,79%

13,56%

43.219

72.507

101.506

77.096

60.669

-40,39%

-28,76%

(Aset Lancar - Persediaan)/Utang Lancar (Current Asset - Inventories)/Current Liabilities

1,26

1,10

1,20

1,21

0,96

14,06%

31,48%

(Kas + Setara Kas)/Utang Lancar (Cash + Cash Equivalent)/Current Liabilities

0,06

0,18

0,33

0,29

0,22

-63,92%

-71,56%

Laba Kotor/Pendapatan Gross Profit/Revenue

20,76%

19,61%

21,53%

18,47%

25,45%

5,88%

-18,42%

Return On Investment (Laba Bersih/Total Aset)

1,98%

3,36%

5,63%

4,94%

4,76%

-41,22%

-58,49%

Return On Investment* {EBITDA/(Total Aset-aset dalam Penyelesaian)} {EBITDA/(Total Asset-In Progress Asset)}

4,66%

6,17%

12,29%

10,80%

11,12%

-24,56%

-58,13%

Return On Equities* {Laba Bersih/(Ekuitas-Aset dalam Penyelesaian-Profit Tahun Berjalan)} Net Income/(Equities-In Progress AssetCurrent Year Profit)

6,28%

11,88%

19,62%

16,65%

15,08%

-47,13%

-58,36%

Ikhtisar Operasional Operational Highlight

2010

2009

2008

2007

2006

Jumlah Pegawai Tetap Number of Permanent Employees

2.740

2.373

2.339

2.362

2.395

15,47%

14,41%

Jumlah Kantor Perwakilan Number of Representative Offices

23

21

27

23

22

9,52%

5,55%

99,5%

99,01%

99,06%

98,04%

98,07%

0,94%

1,46%

99,20%

99,20%

99,16%

98,67%

98,94%

0%

0,26%

0,0294

0,0266

0,0246

0,0328

0,0265

10,53%

10,94%

98,46%

97,62%

88,95%

94,61%

93,51%

0,86%

5,29%

Tingkat Jam Kerja Produktif Pegawai Man Hours Utilization

5,81

3,81

3,43

3,58

5,37

52,49%

8,19%

Peringkat Perusahaan Company Rating

2010

2009

2008

2007

2006

A/65,90

A/76,90

AA/87,40

AA/90,10

AA/89,10

Aset Lancar/Kewajiban Lancar Current Assets/Current Liabilities Total Kewajiban/Total Aset Total Debt/Total Assets Total Kewajiban/Ekuitas Total Debt/Equities Laba Per Saham Earning Per Share

Tingkat Ketersediaan Pesawat Garuda Indonesia Garuda Indonesia Aircraft Availability Tingkat Ketepatan Waktu Penerbangan Garuda Indonesia Garuda Indonesia Dispatch Reliability Tingkat Kecelakaan Teknis Penerbangan Garuda Indonesia / 100 Revenue Take Off Garuda Indonesia Tech. Incident Accident Rate Rasio Waktu Pengerjaan Pesawat Turn Around Time Ratio

Tingkat Kesehatan Perusahaan* Company Health Rating



2009-2010

2006-2010



2009-2010

2006-2010

-14,30%

26,04%

(*) Versi Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-100/MBU/2002/Tanggal 4 Juni 2002 Decree of State Minister for State Owned Enterprises No. KEP-100/MBU/2002/Dated June 4, 2002


15

Corporate Data

2007


2008


2009

Supporting Business

2010

MD&A

Rasio Keuangan Utama Key Financial Ratio


01

03

• G MF AeroAsia mendapat kepercayaan dari EASA melalui SEARIF (South East Asia Regional Initiative Forum) untuk menjadi tuan rumah SMS Training Assesment pada 11-15 Januari 2010.

• O toritas penerbangan sipil Eropa, European Aviation Safety Agency (EASA) menyetujui penambahan rating perawatan pesawat A320 yang diajukan oleh GMF AeroAsia sesuai standar otoritas penerbangan Eropa setelah dua auditor EASA melakukan audit pada 1-5 Maret 2010.

GMF AeroAsia won the trust of the EASA through SEARIF (South East Asia Regional Initiative Forum) to host the SMS Training Assessment on 11-15 January 2010.

• Japan Airlines International (JAL) memberikan penghargaan Ramp Incident Free kepada GMF AeroAsia pada 20 Januari 2011 atas dedikasi memberikan dukungan operasional maskapai penerbangannya selama 14 tahun. Japan Airlines International (JAL) honored Ramp Incident Free to GMF AeroAsia on January 20, 2011 for their dedication providing operational support for airline for 14 years.

European civil aviation authorities, the European Aviation Safety Agency (EASA) approved the addition of A320 aircraft maintenance rating proposed by GMF AeroAsia according to the standard European aviation authorities after two EASA auditors conduct audits in 1-5 March 2010.

04 • GMF AeroAsia dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) menyepakati pembaharuan kerja samanya yang terjalin sejak 2003 pada 1 April 2010 di Bandung.

GMF AeroAsia become one of the participants in the Singapore Airshow 2010 held at the Changi Exhibition Centre on February 2-7, 2010.

16


GMF AeroAsia FAA audits on 20-22 April 2010, which yielded quite good results and lessons learned are very valuable, especially regarding the Engine Shop and T-Cell.

• GMF AeroAsia dan PT Sriwijaya Air menyepakati kerja sama perawatan seluruh pesawat yang dioperasikan oleh Sriwijaya Air pada 26 April 2010. GMF AeroAsia and PT Sriwijaya Air maintenance of cooperation agreed on all aircraft operated by Sriwijaya Air on 26 April 2010.

GMF AeroAsia and PT Dirgantara Indonesia (Persero) to agree on renewal of cooperation that exists since 2003 on 1 April 2010 in Bandung.

05

02 • GMF AeroAsia menjadi salah satu peserta dalam Singapore Airshow 2010 yang berlangsung di Changi Exhibition Centre pada 2-7 Februari 2010.

• G MF AeroAsia menjalani audit FAA pada 20-22 April 2010 yang membuahkan hasil cukup bagus dan pembelajaran yang sangat berharga khususnya mengenai Engine Shop dan T-Cell.

• IATA Operational Safety Audit (IOSA) melakukan re-annual audit GMF AeroAsia sebagai maintenance support pesawat Garuda Indonesia pada 12-14 April 2010. IATA Operational Safety Audit (IOSA) conduct annual re-audit of GMF AeroAsia as maintenance support of a Garuda Indonesia on April 12-14, 2010.

• GMF AeroAsia memperingati hari jadi yang ke delapan di Hanggar Dua pada 9 Mei 2010 dengan tema Membangun Semangat Kebersamaan Insan GMF AeroAsia dalam Menghadapi Tantangan Global. GMF AeroAsia commemorate the eighth in the Hangar Two on May 9, 2010 with the theme of Building the Spirit of Togetherness Insan GMF AeroAsia in Facing Global Challenges.

Introduction From Us to You MD&A

06

08 • GMF AeroAsia berhasil meraih sertifikasi DOA (Design Organization Approval) Class B pada 9 Agustus 2010 dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU).

Garuda Indonesia and GMF AeroAsia hold Pre Workshop on Technical Safety Incident Accident (TIA) occurring during the January-June 2010 on June 15, 2010 at the Auditorium Garuda City Center.

After conducting an audit on 19 to 23 April 2010, the U.S. civil aviation authorization, the Federal Aviation Authority (FAA) conducted an audit back in GMF AeroAsia at 23-30 July 2010.

GMF AeroAsia earned certification DOA (Design Organisation Approval) Class B on August 9, 2010 from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO).

• O toritas penerbangan sipil Singapura, Civil Aviation Authority Singapore (CAAS) melakukan audit terhadap capability rating engine GMF AeroAsia pada 21-22 Juni 2010.

William L (Bill) Rankin as Maintenance Human Factors Technical Fellow Boeing Commercial Aviation Services provides the materials workshop on Line Operation Safety Audit (LOSA) and in the GMF AeroAsia Interviewing MEDA in 19 and July 21, 2010.

• G MF AeroAsia memperoleh penghargaan US EPA Montreal Protocol Award pada tanggal 23 September 2010 yang langsung diterima oleh Direktur Utama GMF AeroAsia di Washington DC. GMF AeroAsia awarded the U.S. EPA Award Montreal Protocol on 23 September 2010 which was accepted by the President Director of GMF AeroAsia in Washington DC.

07 • D irektorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU) mengaudit GMF AeroAsia pada tanggal 5-16 Juli 2010. Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO) audit of GMF AeroAsia on July 5-16, 2010.

• Untuk mereview pencapaian kinerja GMF AeroAsia pada semester I/2010, pada tanggal 31 Juli 2010 diselenggarakan Mid Year Communication 2010 dengan tema Achieving Performance Target 2010 Through Rebuilding Coaching and Counseling Program. To review the achievement of corporate performance in semester I/2010, on July 31, 2010 Mid Year Communication held in 2010 with the theme of Achieving Performance Targets 2010 Rebuilding Through Coaching and Counseling Program.

• Direktur Teknik Garuda Indonesia Hadinoto Soedigno melakukan serah terima hasil renovasi replika pesawat Seulawah RI 001 dan DC-9 kepada Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 16 Juli 2010. Technical Director of Garuda Indonesia Hadinoto Soedigno perform handover of the replica aircraft renovation Seulawah RI 001 and DC-9 to Taman Mini Indonesia Indah (TMII) on July 16, 2010.


17

Corporate Data

Civil Aviation Authority of Singapore, Civil Aviation Authority Singapore (CAAS) audit the rating engine capability AeroAsia GMF in 21-22 June 2010.

• William L (Bill) Rankin selaku Technical Fellow Maintenance Human Factors Boeing Commercial Aviation Services memberikan materi workshop tentang Line Operation Safety Audit (LOSA) dan Interviewing MEDA di GMF AeroAsia pada 19 dan 21 Juli 2010.


09


• S etelah melakukan audit pada 19-23 April 2010, otoritasi penerbangan sipil Amerika Serikat, Federal Aviation Authority (FAA) kembali melakukan audit di GMF AeroAsia pada 23-30 Juli 2010.

Supporting Business

• G aruda Indonesia dan GMF AeroAsia mengadakan Pre Workshop Safety mengenai Technical Incident Accident (TIA) yang terjadi selama Januari-Juni 2010 pada 15 Juni 2010 di Auditorium Garuda City Center.


10 • G MF AeroAsia dan PT Travira Air menandatangani kontrak kerja sama perawatan pesawat berdurasi tiga tahun pada 4 Oktober 2010 di Jakarta. GMF AeroAsia and PT Travira Water signed a partnership contract duration is three years of aircraft maintenance on October 4, 2010 in Jakarta.

• M enteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta menyampaikan apresiasinya berkaitan dengan penghargaan 2010 U.S. EPA Montreal Protocol Award dalam pertemuan dengan Direktur Utama GMF AeroAsia di Jakarta pada 6 Oktober 2010. Environment Minister Mohammad Gusti Hatta expressed his appreciation awards relating to 2010 U.S. EPA Award in the Montreal Protocol meeting with President Director of GMF AeroAsia in Jakarta on October 6, 2010.

• GMF AeroAsia kembali mengadakan on desk simulation ERP (Emergency Response Plan) pada 12 Oktober 2010 yang diikuti oleh perwakilan dari tiap unit, sementara simulasi ERP dilaksanakan pada 19 Oktober 2010 di Workshop 2. GMF AeroAsia desk simulation re-entered on the ERP (Emergency Response Plan) on October 12, 2010 attended by representatives from each unit, while the simulated ERP held on October 19, 2010 in Workshop 2.

11 • P ada 4 November 2010, Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto terpilih sebagai salah satu The Best CEO Indonesia 2010 yang diselenggarakan oleh Majalah SWA berkolaborasi dengan Synovate dan Dunamis Intermaster. On 4 November 2010, President Director GMF AeroAsia, Richard Budihadianto selected as one of the Best CEO of Indonesia 2010 held by SWA magazine and collaborating with Synovate and Dunamis Intermaster.

• Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU) menyerahkan sertifikat perpanjangan AMO 145 dan Distributor 57 kepada GMF AeroAsia pada 8 Oktober 2010 di Jakarta.

• GMF AeroAsia dan PT Indonesia Air Asia (IAA) menandatangani kontrak kerja sama perawatan pesawat pada 10 November 2010 di Jakarta International Expo Kemayoran. GMF AeroAsia and PT Indonesia Air Asia (IAA) signed a cooperation contract aircraft maintenance on 10 November 2010 at Jakarta International Expo Kemayoran.

• G MF AeroAsia menerima penghargaan The Indonesia Aerospace Awards Safety Leadership of the Year oleh Frost & Sullivan pada 12 November 2010 di Jakarta. GMF AeroAsia awarded the Indonesian Aerospace Safety Leadership Award of the Year by Frost & Sullivan on November 12, 2010 in Jakarta.

• D irektorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat udara (DKU-PPU) melakukan audit AMTO 147 di GMF AeroAsia pada 16 sampai 18 November 2010 ini untuk memperpanjang sertifikasi yang telah habis masa berlakunya pada 19 November 2010. Directorate of Airworthiness and Operation of Aircraft (DAAO) conduct an audit AMTO 147 in GMF AeroAsia at 16 to 18 November 2010 to extend the certification had expired on 19 November 2010.

Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO) presented certificates to the extension of AMO 145 and distributor 57 to GMF AeroAsia on October 8, 2010 in Jakarta.

• G MF AeroAsia berpartisipasi dalam pameran Indo Defence dan Indo Aerospace 2010 Expo & Forum pada 10-13 November 2010 di Jakarta International Expo Kemayoran.

• Komite Akreditasi Nasional (KAN) melakukan audit terhadap GMF AeroAsia pada 11 Oktober 2010 di Kalibrasi Workshop II.

• Sebagai wujud kepedulian, GMF AeroAsia mengirimkan bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami di Mentawai, serta korban bencana Gunung Merapi di Yogyakarta, baik berupa uang ataupun mengirimkan relawan yang tergabung dalam GMF AeroAsia Rescue Team.

National Accreditation Committee (KAN) conducted an audit of GMF AeroAsia on October 11, 2010 in Calibration Workshop II.

As we care, GMF AeroAsia sending aid to victims of the earthquake and tsunami in Mentawai, as well as victims of Mount Merapi in Yogyakarta, either in money or send volunteers joined in the GMF AeroAsia Rescue Team.

18


GMF AeroAsia participate in the exhibition Indo Defence and Indo Aerospace 2010 Expo & Forum on 10-13 November 2010 at the Jakarta International Expo Kemayoran.


Sertifikasi dan Penghargaan 2010 Certification and Awards 2010

MD&A Supporting Business

Approval Certificate dari Federal Aviation Administration, April 2010.

Approval Certificate from the European Aviation Safety Agency, March 2010.

Approval Certificate from the Federal Aviation Administration, April 2010.

Certificate of Approval AMO 145 dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU), Oktober 2010.


Certificate of Approval for AMO 145 from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), October 2010.


Approval Certificate dari European Aviation Safety Agency, Maret 2010.

Corporate Data

Penghargaan Ramp Incident Free dari Japan Airlines International (JAL) atas dedikasi GMF AeroAsia selama 14 tahun dalam mendukung operasional maskapai penerbangan tersebut. Penghargaan diserahkan pada 20 Januari 2011 di Terminal 2, Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Award for Ramp Incident Free from Japan Airlines International (JAL) for overall dedication by GMF AeroAsia over a period of 14 years in supporting its operations. The award was presented on January 20, 2011 at Terminal 2 of the Soekarno-Hatta International Airport.

Sertifikasi Design Organization Approval (DOA) Kelas B dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) yang diperoleh pada 9 Agustus 2010. Certification for DOA (Design Organization Approval) Class B from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), received on August 9, 2010.

Certificate of Approval Distributor of Aeronautical Products dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU), Oktober 2010. Certificate of Approval for Distributor of Aeronautical Products from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), October 2010.

Penghargaan US EPA Montreal Protocol Award yang diterima oleh Direktur Utama GMF AeroAsia di Washington DC pada tanggal 23 September 2010.

Penghargaan The Indonesia Aerospace Awards Safety Leadership of the Year oleh Frost & Sullivan yang diserahkan di Jakarta pada 12 November 2010.

Selected for the US EPA Montreal Protocol Award, presented to the President & CEO of GMF AeroAsia in Washington, DC, on September 23, 2010.

Selected for The Indonesia Aerospace Awards Safety Leadership of the Year by Frost & Sullivan, presented in Jakarta on November 12, 2010.

Certificate of Approval AMTO 147 dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU), November 2010.

Sertifikat Akreditasi ISO/IEC 17025 dari Komite Akreditasi Nasional untuk Laboratorium Kalibrasi GMF AeroAsia.

Certificate of Approval for AMTO 147 from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), November 2010.

Certificate of Accreditation for ISO/IEC 17025 from the National Accreditation Committee for Calibration Laboratory of GMF AeroAsia.


19

Maksud dan Tujuan Perusahaan Corporate Objectives

GMF AeroAsia didirikan untuk melaksanakan bidang jasa perawatan, reparasi dan overhaul pesawat terbang maupun pendukung lain milik pelanggannya dengan standar kualitas tinggi secara tepat waktu dan biaya kompetitif; juga menyelenggarakan bidang usaha lain yang terkait dan sebagai aktualisasi profesionalisme Sumber Daya Manusia di dalam bisnis perawatan pesawat; serta memupuk keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. GMF AeroAsia was established to punctually perform Maintenance Repair and Overhaul service and other supporting services for customers with the highest quality standards, in a timely fashion and at competitive rates; hold other related businesses; actualize Human Resource professionalism in the aircraft maintenance business; and generate profits by stringent application of the principles of limited liability companies.

20



Visi & Misi Vision & Mission

MD&A

Visi

Vision

Misi Menyediakan solusi Maintenance Repair and Overhaul (MRO) yang terintegrasi dan andal untuk keamanan udara dan menjamin kualitas hidup manusia.

Corporate Data

GMF AeroAsia’s vision is designed to actualize the strategic destination known as “Global Challenge”, based on a 15-year outlook (2003-2018) and outlined into three phases. Currently, GMF AeroAsia has entered the Second Phase of the Global Challenge Program after passing the first phase and preparing a solid foundation for the next phase.


Visi GMF AeroAsia dirancang untuk mewujudkan destinasi strategis yang dikenal dengan ”Global Challenge” dengan melihat 15 tahun (2003-2018) ke depan dan dijabarkan menjadi tiga tahap. Saat ini GMF AeroAsia telah memasuki Tahap Kedua dari Program Global Challenge setelah melewati tahap pertama dan mempersiapkan landasan yang kokoh untuk tahap berikutnya.


Worldclass MRO of customer choice.

Supporting Business

GMF AeroAsia menjadi MRO kelas dunia pilihan customer.

Mission To provide integrated and reliable Maintenance Repair and Overhaul solutions for a safer sky and secured quality of life of mankind.


21


Strategi tahun 2010 GMF AeroAsia fokus di 5 bidang utama yaitu portofolio bisnis dan diversifikasi produk, profesionalisme dan pengembangan SDM, pengembangan proses bisnis dan proses kerja, pemasaran yang intensif dan pengelolaan pendapatan, serta perbaikan layanan finansial. GMF AeroAsia’s strategy for 2010 emphasizes five main initiatives as follows: business portfolio and product diversification, professionalism and people development, business and work process improvement, intensive marketing and revenue management, as well as financial services improvement.

Strategi GMF AeroAsia tahun 2010 merupakan bagian dari pelaksanaan strategi lima tahunan tahap kedua (2008-2015) yang menitikberatkan pada 5 strategi utama (Strategy Initiative) sebagai berikut:

GMF AeroAsia’s strategy for 2010 represents part of the implementation of the second phase of its fiveyear strategic plan (2008-2015) which emphasizes five main Strategy Initiatives as follows:

1. Portofolio Bisnis & Diversifikasi Produk Strategi GMF AeroAsia dalam mengembangkan usaha adalah melalui pengembangan portofolio produk menjadi portofolio bisnis, untuk produk yang mempunyai nilai strategis jangka panjang dan mendukung bisnis GMF AeroAsia. Pengembangan yang kedua adalah melalui diversifikasi produk yang sudah ada, baik melalui penyesuaian dengan jenis pesawat, engine ataupun komponen, maupun melalui teknologi terbaru di dunia penerbangan. Strategi ini dijalankan diantaranya melalui peningkatan kapabilitas dan kapasitas untuk menjadi B747 Centre of Excellence, memperluas program kemitraan, finalisasi program business spin-off untuk membentuk Strategic Business Unit (SBU) Industrial Gas Turbine Engine/Power Generation, Logistics Services, Painting Services serta Engine Leasing.

1. Business Portfolio & Product Diversification GMF AeroAsia’s strategy in business development is through developing product portfolios into a business portfolio, for products that carry longterm strategic value and support GMF AeroAsia’s overall business. The second growth method is diversification of existing products, either through adjustment to types of aircraft, engines or components, or through the latest advances in aviation technology. The strategy is implemented through increased capability and capacity to become a B747 Centre of Excellence, expand partnership programs, finalize the business spinoff program to form business units in the fields of Industrial Gas Turbine Engine/Power Generation, Logistics Services, Painting Services and Engine Leasing.

22



23

Corporate Data



3. Business & Work Process Improvement A vital step that must be constantly maintained to support GMF AeroAsia’s long-term programs is to continually launch initiatives for business process improvement and enhanced work processes. Our focus area of improvement is standard performance compliance, quality cost delivery and streamlining the supply chain management. Improvements in business processes and work processes are made with emphasis on compliance with quality standards and standards for Compliance Index Measurement, better


3. Pengembangan Proses Bisnis & Proses Kerja Langkah vital yang perlu senantiasa dilakukan untuk mendukung program jangka panjang GMF AeroAsia adalah dengan melakukan inisiatif – inisiatif perbaikan di area proses bisnis maupun proses kerja yang lebih baik. Fokus area pembenahan adalah pada standard performance compliance, quality cost delivery dan pembenahan supply chain management. Peningkatan proses bisnis dan proses kerja dilakukan dengan prioritas pada kepatuhan terhadap standar kualitas dan standar Compliance Index Measurement,

Supporting Business

2. Professionalism & People Development GMF AeroAsia’s vision is attainable subject to our human resources commanding the prescribed MRO industry standard qualifications. Fulfillment for the number and qualifications of human resources must be mapped in line with the long-term corporate targets. Furthermore, the process for building people who are driven by professionalism need to be balanced by strengthening the Corporate Culture. Developing professionalism and human resources is pursued by focusing on world class talent development programs, development of the corporate culture and implementation of benchmarking experiences to similar industries applicable for PM and Supervisors.

MD&A

2. Profesionalisme & Pengembangan SDM Visi GMF AeroAsia dapat dicapai bila SDM yang dimiliki mempunyai kualifikasi standar di industri MRO. Pemenuhan jumlah dan kualifikasi SDM perlu direncanakan agar sejalan dengan target jangka panjang perusahaan. Selain itu pula, langkah pembenahan SDM ke arah yang profesional perlu juga diimbangi dengan pembenahan Corporate Culture. Pengembangan profesionalisme dan sumber daya manusia dilakukan dengan memprioritaskan program pengembangan kualifikasi kelas dunia, pengembangan budaya perusahaan, dan implementasi benchmarking experience untuk PM dan Supervisor ke industri sejenis.


peningkatan Quality Cost Delivery (QCD) melalui kepatuhan pada Production Quality Standard 5M (Man, Material, Method, Machine and Milieu) serta evaluasi konsisten terhadap unjuk kerja produksi dan proses.

Quality Cost Delivery (QCD) through adherence to the Production Quality Standards for 5M (Man, Material, Method, Machine and Milieu) as well as consistent evaluation on production and process performance.

4. Pemasaran yang Intensif & Pengelolaan Pendapatan Strategi berikutnya yang dilakukan oleh GMF AeroAsia adalah di bidang marketing dengan melakukan revenue & yield management melalui pricing policy, market expansion serta partnership dengan konsumen. Karakteristik usaha industri MRO adalah dengan B to B industry, dimana relasi antar perusahaan menjadi faktor dominan dalam suksesnya kegiatan marketing.

4. Intensive Marketing & Revenue Management The next strategy adopted by GMF AeroAsia is in marketing, which entails revenue and yield management through pricing policy with customers, market expansion and partnership. The MRO industry is characterized by the B to B industry, in which relationships between companies are a dominant factor in the success of marketing activities.

5. Perbaikan Layanan Finansial Strategi terakhir yang menjadi strategi utama GMF AeroAsia adalah penyediaan kecukupan modal untuk mendukung pertumbuhan usaha GMF AeroAsia, serta pembenahan di bidang IT agar dapat menjadi enabler sekaligus backbone usaha. Strategi ini dijalankan dengan prioritas Fund Capability Establishment dan implementasi sistem IT terintegrasi untuk bisnis MRO.

5. Financial Services Improvement The last strategy which represents GMF AeroAsia’s main strategic direction is the provision of adequate capital to support business growth, as well as streamlining IT in order to serve as enabler and simultaneously the backbone of the business. The strategy is implemented through emphasis on Fund Capability Establishment and implementation of an integrated IT system for the (MRO) business.

Untuk melaksanakan strategi-strategi tersebut dengan pencapaian kinerja yang terukur, Board of Management telah menetapkan 17 indikator utama GMF AeroAsia (KPI) yang digambarkan dalam diagram berikut:

To implement the strategies above in order to achieve measurable performance, the Board of Directors has formulated 17 key performance indicators (KPI) for GMF AeroAsia, which are described in the following diagram:

24



Key Performance Indicators (KPI) dan Tingkat Pencapaian 2010 Key Performance Indicators (KPI) and Levels of Attainment 2010

Grow revenue through highyield portfolio

KPI

Maximize Shareholder Value Improve cost efficiency

ROE

6,28%

Net Profit Margin

1,90%

Operating Profit Margin

2,78%

Revenue

USD 167 million

Customer Internal Process

Capability Development & Capacity Expansion

Resource Optimization

Human Capital

Organization Capital

Information Capital

GMF AeroAsia Values People Development

High Performing Organization & GCG

Reliable ICT MRO Enabler

Technical Incident Accident Rate

0,0294

Cabin Performance Index

94,62%

TAT Actualization Ratio

98,46%

Standar Performance Compliance

92,13%

# P/N of Component Capability (737 NG)

223 P/N

Saleable manhours

2.930.700

Man Power Utilization

76,49%

HC Readiness

95,52%

PDCA Index

95,72%

GCG Index

85,22%

Data Quality & Integrity

70,95%


25

Corporate Data

Enhance processes for superior QCD

99,46%


Learning & Growth

Aircraft Availability Provide accessible & tailored solution

1,42%


Total Technical Delay Provide worldclass product & service at competitive price

Pencapaian Aktual

Supporting Business

Financial

Strategy Map

Laporan Komisaris Report from the Commissioner

Hadinoto Soedigno Komisaris Commissioner

26


Introduction From Us to You Supporting Business Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Corporate Data

We noted that the BOD was successful in maintaining company profitability, improving operational performance levels and more importantly, arranging the most vital elements of human resources development and capital goods investment to prepare for faster growth.

Pemangku Kepentingan yang terhormat,

Esteemed Stakeholders,

Kondisi lingkungan bisnis di industri MRO pada tahun 2010 belum banyak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dipicu oleh krisis keuangan global di tahun 2008, yang kemudian berimbas pada kinerja industri penerbangan, dan selanjutnya berdampak pada melemahnya pasar industri MRO selama tahun 2010. Dinamika pasar MRO dalam tahun-tahun terakhir ini juga dipengaruhi oleh kecenderungan penggantian pesawat oleh maskapai penerbangan dengan jenis pesawat baru yang lebih efisien termasuk dari sisi perawatannya, sementara pesawat lama dihentikan penggunaannya.

Conditions within the MRO industry in 2010 were mostly unchanged from the previous year. The global financial crisis of late 2008 negatively affected passenger volumes of world’s airlines during 2009 and this continued to have an adverse impact on the MRO industry in 2010. Within recent years, the trend of airlines towards fleet upgrades of new, lower maintenance aircraft has affected the dynamics of the MRO industry.

Dalam kondisi seperti tersebut, GMF AeroAsia telah memperlihatkan kemampuannya untuk melakukan efisiensi yang baik di saat krisis tahun 2010 sementara terus mempersiapkan landasan yang kokoh untuk percepatan pertumbuhan ke depan.

Against that background, GMF AeroAsia demonstrated efficient operational capabilities, while at the same time continuing to prepare a solid foundation for accelerated growth.


MD&A

Kami melihat bahwa Direksi cukup berhasil mempertahankan profitabilitas, mencapai kinerja operasional yang baik, dan terutama mempersiapkan pengembangan SDM serta investasi barang modal yang merupakan elemen vital dalam pertumbuhan lebih cepat ke depan.

27

Laporan Komisaris Report from the Commissioner

Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Sepanjang tahun 2010, Komisaris telah melakukan tugasnya mengawasi dan memantau aktivitas Direksi dalam mengelola GMF AeroAsia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Pelaksanaan tugas tersebut kami lakukan melalui rapat-rapat dengan Direksi maupun aktivitas komite-komite di bawah Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko, serta Komite Nominasi dan Remunerasi, termasuk dalam menelaah dan mengkaji laporan-laporan rutin yang disampaikan oleh Direksi dan manajemen kepada Dewan Komisaris.

Implementation of Duties of Commissioners Throughout 2010, the Board of Commissioners supervised and monitored Board of Directors’s activities, company’s budget and work plans according to prevailing laws and regulations. We accomplished these duties through a series of meetings with the Board of Directors and the activities of committees under the Board of Commissioners, namely the Audit Committee, the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee, the Nomination and Remuneration Committee. Our activities included the review of routine reports submitted by the Board of Directors and the management.

Perubahan Komposisi Dewan Komisaris Sesuai yang telah dilaporkan pada buku Laporan Tahunan 2009, terjadi perubahan pada komposisi Dewan Komisaris pada tahun 2010 dengan pengunduran diri Emirsyah Satar, Komisaris Utama, yang telah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 3 Februari 2010. Sampai dengan akhir tahun 2010, tidak terdapat perubahan lain pada komposisi Komisaris GMF AeroAsia.

Changes to the Board of Commissioners As reported in our 2009 Annual Report, there was a change of the Board of Commissioners’s composition in early 2010, as the resignation of President Commissioner, Emirsyah Satar, and subsequent appointment of Hadinoto Soedigno as President Commissioner were approved in the Extraordinary General meeting of Shareholders on 3 February 2010. Until year-end 2010, there were no other changes to the Board of Commissioners’ composition.

Penilaian atas Kinerja Direksi di 2010 Dewan Komisaris menilai bahwa kinerja Direksi pada tahun 2010 sudah cukup baik. Pencapaian target, terutama dari aspek keuangan, seperti yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2010 belum optimal, namun hal ini lebih disebabkan oleh faktor pasar dan lingkungan bisnis MRO yang belum positif pada tahun tersebut. Di sisi lain, kami melihat bahwa Direksi cukup berhasil mempertahankan profitabilitas GMF AeroAsia, mencapai kinerja operasional yang baik, dan terutama dalam mempersiapkan pengembangan Sumber Daya Manusia serta investasi barang modal yang merupakan elemen vital dalam mempersiapkan pertumbuhan lebih cepat ke depan, saat kondisi lingkungan bisnis MRO mulai bergerak positif memasuki pemulihan dan pertumbuhan baru.

Board of Director Performance Evaluation 2010 The Board of Commissioners considers that the Board of Directors performed quite well in 2010. While the 2010 financial targets were not entirely reached, this was due to the non-conducive conditions in the MRO market and business environment throughout the year. However, we noted that the Board of Directors was successful in maintaining GMF AeroAsia profitability, improving operational performance levels and more importantly, arranging the most vital elements of human resources development and capital goods investment to prepare for faster growth, as the business environment in the MRO industry appears positive and has begun to enter a recovery and growth cycle phase.

Prospek Usaha Melihat pada kecenderungan pertumbuhan penumpang, armada pesawat dan maskapai penerbangan di Indonesia maupun regional Asia Pasifik, serta ketersediaan penyedia jasa MRO yang ada pada saat ini, maka prospek industri MRO dalam beberapa tahun mendatang terlihat cukup positif. Dewan Komisaris telah menelaah prospek usaha yang disusun oleh Direksi untuk tahun 2011 dan kami berpendapat bahwa prospek usaha tersebut telah mencakup targettarget yang secara realistis mencerminkan peluang yang mampu diraih GMF AeroAsia dalam mempercepat pertumbuhannya ke depan.

Business Prospects Both passenger numbers and airline fleets in Indonesia and the Asia Pacific region are growing, and given the current availability of MRO services in these regions, prospects in the MRO industry seem positive in the near term. The Board of Commissioners has reviewed GMF AeroAsia’s business plans that contain realistic and achievable targets and reflect a good course of action to drive GMF AeroAsia growth in the following year.

28



Komisaris Commissioner


29

Corporate Data

Hadinoto Soedigno


Closing Note The Board of Commissioners recognizes the hard work of the Board of Directors and all staff during the challenging year of 2010, as they prepare for further growth and the eventual achievement of GMF AeroAsia’s long-term objectives.


Kata Penutup Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan kepada Direksi dan seluruh jajaran pegawai GMF AeroAsia yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam menghadapi tantangan tahun 2010 serta mempersiapkan diri untuk akselerasi pertumbuhan ke depan, menuju pada pencapaian tujuan jangka panjang GMF AeroAsia.

Supporting Business

Nonetheless, there are a number of issues that are of particular importance as we move forward. Among these issues are: maintaining and extending existing certifications; upgrading capabilities and skill sets to match maintenance needs for new aircraft technology; improving our marketing drive especially for international customers; and strengthening GMF AeroAsia’s financial structure. We must begin to develop our non-aviation business portfolio, enhancing the performance of our human resources as well as our organization, including in the implementation of Good Corporate Governance practices and, most importantly, maintaining customer satisfaction at all times through the provision of excellent services in terms of quality, safety, convenience, price and delivery time. Eventually, success in these tasks will enable GMF AeroAsia to lead the competition and achieve sustainable business growth.

MD&A

Sementara itu, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kami ke depan. Mempertahankan dan mengembangkan sertifikasi yang ada, memperbaharui kemampuan dan keahlian seiring perkembangan teknologi pesawat dan perawatannya, meningkatkan kinerja pemasaran khususnya untuk pelanggan internasional, serta memperbaiki struktur keuangan perusahaan, adalah beberapa di antaranya. Kita juga perlu mulai mengembangkan portofolio bisnis non-aviasi, terus memperbaiki kinerja Sumber Daya manusia maupun organisasi termasuk dalam aspek Tata Kelola Perusahaan yang baik, dan terutama, senantiasa menjaga kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang prima dari sisi kualitas, keselamatan, kenyamanan, harga dan waktu pengerjaan. Hal inilah yang pada akhirnya akan menjadi kunci dari kemampuan GMF AeroAsia untuk memenangkan persaingan di pasarnya dan mencapai pertumbuhan usaha.

Laporan Direktur Utama Report from the President & CEO

Richard Budihadianto Direktur Utama President & CEO

30


Introduction From Us to You MD&A Supporting Business

GMF AeroAsia di tahun 2010 terus membangun fondasi pertumbuhan yang kokoh dalam mengantisipasi prospek perkembangan pasar industri MRO (Maintenance Repair and Overhaul) ke depan.

Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility

GMF AeroAsia in 2010 continued to build a solid growth foundation in anticipation of prospective developments in the MRO (Maintenance Repair and Overhaul) markets going forward.

Corporate Data

Pemangku Kepentingan yang terhormat,

Esteemed Stakeholders,

Pada tahun 2010, kondisi perekonomian global telah mulai pulih dari krisis yang terjadi di penghujung tahun 2008, dan bahkan telah mulai kembali menguat di beberapa negara termasuk di Indonesia. Namun, sebagaimana karakteristik siklus industri MRO, dampak dari suatu krisis ekonomi pertama-tama akan berpengaruh pada kinerja maskapai penerbangan dan kemudian baru pada industri MRO. Dapat diperkirakan, pasar industri MRO pada tahun 2010 masih belum membaik dan bahkan menciut apabila dibandingkan dengan tahun 2009.

Conditions in global economies throughout 2010 were clearly on the recovery path from the crisis that struck in late 2008, and some countries, including Indonesia, experienced stronger than average growth. However, due to the characteristics of the MRO industry, any economic crisis will first affect the performance of the airline industry, before eventually affecting in turn on the MRO industry. Hence, as can be expected, the MRO markets in 2010 were not better off, and in fact even experienced negative growth, compared to conditions in 2009.

Mempertahankan Profitabilitas Di tengah perkembangan pasar MRO yang mengalami titik terendahnya pada tahun 2010, GMF AeroAsia mampu mempertahankan profitabilitas operasionalnya dan tetap mencetak laba. Dibandingkan tahun 2009, pendapatan usaha tercatat turun 8,3% menjadi Rp 1.515,9 miliar di tahun 2010. Di sisi lain, upayaupaya efisiensi telah menghasilkan perbaikan pada margin laba kotor kami dari 19,61% di 2009 menjadi 20,76% pada tahun 2010.

Maintaining Profitability Against the backdrop of an MRO market that struck bottom in the course of 2010, GMF AeroAsia was able to maintain a good level of profitability and so to post profits. Compared to 2009, operating revenues in 2010 recorded a drop of 8.3% to Rp 1,515.9 billion. On the other hand, successful efficiency enhancement measures resulted in an improvement in gross profit margin from 19.61% in 2009 to 20.76% in 2010.


31


Dari sisi beban usaha, kami berhasil mencapai efisiensi komponen beban penjualan untuk mengimbangi tekanan pada berkurangnya penjualan, namun mencatat kenaikan pada beban umum dan administrasi terutama akibat kenaikan biaya-biaya pegawai, termasuk untuk pendidikan dan pelatihan, serta pendanaan untuk imbalan kerja dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.

In terms of operating expenses, we succeeded in compensating for the pressures of declining sales volume by improving the efficiencies of our sales cost components. However, we also recorded a higher level of general and administrative expenses attributable mainly to higher personnel costs including expenses for staff training and education, as well as expenses in employment benefits related to employee welfare.

Selain itu, kami juga mencatat kenaikan beban keuangan antara lain terkait dengan kredit modal kerja dan kredit investasi, serta rugi kurs akibat menguatnya mata uang Rupiah di tahun 2010. Akibat dari perkembangan tersebut di atas, laba bersih kami turun menjadi Rp 28,8 miliar pada tahun 2010.

In addition, we also posted an increase in financial charges mainly related to our working capital loan and investment loan facilities, as well as foreign currency losses due to the strengthening Rupiah in 2010. As a result, our net income in 2010 declined appreciably to Rp 28.8 billion.

Sementara itu, di sisi aktiva, GMF AeroAsia masih mampu membukukan pertumbuhan menjadi sebesar Rp 1.455,1 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya penambahan pada aset tetap, sebagai bagian dari program investasi jangka panjang untuk ekspansi usaha yang kami antisipasi di masa mendatang.

On the balance sheet side, GMF AeroAsia also managed to grow its assets to Rp 1,455.1 billion. The increase in total assets was mainly driven by additions to property and equipment as part of our long-term investment program in support of business expansion in coming years.

Membangun Fondasi Pertumbuhan Selain keberhasilan untuk tetap membukukan laba, GMF AeroAsia di tahun 2010 juga terus membangun fondasi pertumbuhan yang kokoh dalam mengantisipasi prospek perkembangan pasar industri MRO ke depan.

Building a Foundation for Growth While being successful in remaining profitable, GMF AeroAsia in 2010 also continued to build a solid foundation for growth, in anticipation of good prospects in the MRO market in the years ahead.

Dalam jangka waktu menengah dan panjang dari 5 tahun sampai 10 tahun mendatang, industri MRO diprediksi akan tumbuh cukup baik. Hal ini terutama akan dirasakan untuk kawasan Asia-Pasifik, melihat pada kecenderungan saat ini akan terjadinya pergeseran pasar untuk pekerjaan-pekerjaan MRO yang bersifat padat karya ke wilayah ini yang lebih bersaing dalam biaya tenaga kerja. Prospek pasar industri MRO ke depan juga akan mencakup produk-produk baru untuk melayani kecenderungan perpindahan armada pesawat di maskapai penerbangan ke jenis-jenis pesawat dengan teknologi baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan seperti B737NG dan A320. Kondisi ini memberikan peluang bagi GMF AeroAsia yang memiliki posisi bersaing yang baik dalam hal kapasitas, kapabilitas maupun harga. Selain itu, kami juga melihat peluang pasar yang masih sangat terbuka untuk melayani segmen pasar non-aviasi maupun untuk produk-produk terkait seperti layanan logistik.

The MRO industry is predicted to have good growth prospects in the medium to long-term future within the next five to 10 year period. This is particularly true for markets in the Asia-Pacific region, in view of the present trend for airlines to locate the more labor-intensive aircraft MRO tasks to regions with lower and more competitive labor costs. Going forward, the MRO industry also sees good prospects in the provision of new products or services, in line with the trend of airlines to adopt aircraft with new, more efficient and more environmentally friendly technologies for their fleets, such as the B737NG or A320 aircraft. These developments provide excellent opportunities for GMF AeroAsia which possesses competitive advantages in terms of capacity, capability and price. In addition, we have also identified further opportunities in serving non-aviation market segments as well as in the provision of related products and services such as in logistics services.

32



33

Corporate Data



Preparing Capacity for Growth GMF AeroAsia has identified a key factor towards business growth, namely the capacities with regards to human capital. In addition to the need to replace a greater number of employees who will enter retirement age in the next several years, GMF AeroAsia also recognizes the need to recruit significant numbers of new employees in anticipation of growing volumes of business going forward. Thus, in the last couple of years, we placed a high priority on the recruitment of new personnel and their subsequent training, including by making use of our own training facility that was recently established in 2009. Employee recruitment and training is a necessarily long-term engagement, since it takes between three to five years to mold new recruits to become competent and skilled technicians as required in the MRO industry. Understandably, the company has had to expend considerable resources in these recruitment and training efforts, as well as its attending impact on our performance due to low productivity levels of our trainee employees. Nevertheless, our current recruitment of additional employees is a recognized necessity in order to properly prepare for further business development in the future.


Mempersiapkan Kapasitas untuk Tumbuh GMF AeroAsia telah mengidentifikasi faktor kapasitas sumber daya manusia sebagai salah satu aspek kunci untuk pertumbuhan perusahaan. Selain untuk menggantikan pegawai yang akan semakin banyak memasuki usia pensiun dalam beberapa tahun mendatang, GMF AeroAsia juga memerlukan penambahan pegawai dalam jumlah yang cukup signifikan untuk mengantisipasi pertumbuhan volume bisnisnya ke depan. Oleh karena itu, sejak dua tahun belakangan ini kami memberikan prioritas pada upaya rekrutmen pegawai baru dan pelatihan pegawai, termasuk fasilitas pendidikan yang kami dirikan pada tahun 2009 yang lalu. Program rekrutmen dan pelatihan pegawai merupakan upaya jangka panjang mengingat bahwa diperlukan waktu cukup lama, tiga sampai lima tahun, untuk mempersiapkan tenagatenaga teknisi ahli sesuai tuntutan industri MRO. Dapat dimengerti apabila upaya-upaya ini cukup banyak menyita sumber daya perusahaan, termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan akibat dari masih rendahnya produktivitas pegawai yang masih menjalani pelatihan. Namun demikian, penambahan sumber daya manusia menjadi suatu keharusan saat ini untuk memastikan kesiapan pengembangan usaha di masa mendatang.

Supporting Business

Throughout 2010, GMF AeroAsia engaged in efforts that were carefully planned and directed to optimize our chances at achieving sustainable business growth.

MD&A

Sepanjang tahun 2010, GMF AeroAsia melakukan langkah-langkah yang terarah dan terencana dengan baik dalam rangka mengoptimalkan peluang untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.


Selain aspek sumber daya manusia, GMF AeroAsia juga melakukan upaya-upaya peningkatan kapabilitas maupun kapasitas produksi, termasuk melalui investasi barang modal yang didanai dari sumbersumber di luar arus kas perusahaan. Struktur organisasi kami juga mengalami beberapa perubahan di tahun 2010 dalam rangka mengurangi jalur birokrasi perusahaan sehingga tercapai organisasi yang lebih responsif terhadap tuntutan pasar maupun dinamika perubahan lingkungan usaha. Melalui langkah-langkah tersebut, GMF AeroAsia mempersiapkan diri untuk menangkap peluang pertumbuhan dan mencapai sasaran-sasaran jangka menengah dan panjang sesuai visi Global Challenge 2018.

Aside from human capital development, GMF AeroAsia also engaged in efforts to improve its production capability and capacities, including through CAPEX investments funded through external sources other than internal cash flows. Our organization structure also underwent a number of changes during 2010 to reduce the levels of bureaucracy, leading to a leaner organization that is more responsive to the dynamics of market demands as well as changes in the business environment. Through these efforts, GMF AeroAsia continues to prepare to capitalize on its growth opportunities towards the achievement of medium and long-term objectives in our Global Challenge 2018 strategic vision.

Mengembangkan Budaya Perusahaan Kelas Dunia GMF AeroAsia menyadari pentingnya faktor Quality-Cost-Delivery (QCD) dalam bisnis MRO. Oleh karenanya, kami melakukan upaya-upaya yang berkesinambungan untuk menumbuhkan dan membangun budaya sadar QCD di kalangan pegawai GMF AeroAsia. Kami terus bertransformasi menjadi suatu organisasi dimana seluruh interaksi dan aktivitas pegawai dipandu oleh kesadaran dan budaya kerja yang diyakini bersama untuk senantiasa berupaya mencapai kualitas yang lebih baik, biaya yang lebih efisien, ataupun waktu pengerjaan yang lebih singkat. Selain dari kualitas produk yang sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat ditawar lagi dalam industri MRO karena menyangkut faktor keselamatan penerbangan, GMF AeroAsia juga memberikan penekanan untuk terus memperbaiki kualitas layanan. Hal ini berlaku baik untuk layanan kepada pelanggan eksternal maupun kepada pelanggan internal yaitu antar unit kerja di lingkungan perusahaan. Langkahlangkah pembentukan budaya perusahaan yang solid, terutama bila dikaitkan dengan rencana ekspansi sumber daya manusia yang cukup agresif dalam beberapa tahun mendatang, merupakan salah satu faktor pendukung menuju tercapainya visi GMF AeroAsia menjadi perusahaan MRO kelas dunia.

Developing a World Class Corporate Culture GMF AeroAsia is fully aware of the importance of Quality-Cost-Delivery (QCD) in the MRO business. Hence, our continuing efforts to instill and to nurture a culture of QCD awareness among all GMF AeroAsia employees. We continue to evolve and transform into becoming an organization where all employee interactions and activities are guided by a collective awareness as well as a shared work culture that emphasizes constant efforts to achieve a higher quality, more efficient costs, and shorter delivery times. Concerning quality, we are speaking not only of product quality, which is a pre-requisite in the MRO industry as it is directly related to flight safety, but also of service quality. GMF AeroAsia continues with efforts at service quality improvements, which also include services to internal customers, namely among work units within the company, in addition to services to external customers, namely our clients. Our ongoing initiative in building a solid corporate culture, and especially as it relates to our aggressive human capital expansion program within the next several years, is an important factor that will work in support of the achievement of our vision of GMF AeroAsia as a world-class MRO services provider.

34



35

Corporate Data



Moving Ahead with Optimism GMF AeroAsia is quite optimistic about its business prospect for 2011. The MRO market is expected to begin to rebound, and in view of the fact that while some aircraft maintenance can and has been postponed, it will eventually have to be done nonetheless. For GMF AeroAsia in particular, the optimism is also based on the solid expectation of fleet expansion currently being undertaken by Garuda Indonesia as our captive market, as well as within the domestic airline industry in general. In addition, we also anticipate a growing number of global airlines outsourcing their aircraft maintenance to MRO providers in the Asia-Pacific region. While it is true that our financial performance will still be impacted, more or less, by external factors such as the upward movement of global fuel prices and movements in the Rupiah exchange rates, the overall prospect of revenue improvement for GMF AeroAsia in 2011 looks quite promising.


Melangkah ke Depan dengan Optimis GMF AeroAsia cukup optimis akan prospek usahanya di tahun 2011. Pasar industri MRO diperkirakan akan mulai bergerak menguat di tahun tersebut, mengingat bahwa perawatan pesawat oleh maskapai penerbangan, baik dapat dan telah ditunda, tetap akan harus dilakukan. Untuk GMF AeroAsia, optimisme tersebut juga ditunjang oleh antisipasi perluasan armada pesawat baik oleh Garuda Indonesia sebagai captive market khususnya dan industri penerbangan domestik pada umumnya, maupun antisipasi akan semakin banyaknya maskapai penerbangan global yang melakukan outsource perawatan pesawat ke penyedia jasa MRO di wilayah Asia-Pasifik. Sekalipun kinerja keuangan GMF AeroAsia masih akan cukup dipengaruhi oleh perkembangan beberapa faktor eksternal seperti kecenderungan kenaikan harga bahan bakar global maupun pergerakan nilai tukar Rupiah, secara keseluruhan prospek peningkatan pendapatan usaha bagi GMF AeroAsia di tahun 2011 terlihat cukup baik.

Supporting Business

GMF AeroAsia also continues to show good progress in the implementation of Good Corporate Governance (GCG) practices. The preparations in support of the Initial Public Offering of our parent company, Garuda Indonesia, at the Indonesia Stock Exchange in January 2010, provided an opportunity for GMF AeroAsia to effect a number of improvements in our work processes, including the proper administration of organizational documents. These initiatives have been effective in improving our achievement level in the GCG self-assessment exercise that GMF AeroAsia conducts each year.

MD&A

GMF AeroAsia juga terus mencapai kemajuan dalam penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik. Dalam rangka mendukung kesiapan induk perusahaan, Garuda Indonesia, melakukan Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2010, GMF AeroAsia memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan sejumlah perbaikan pada proses kerja organisasi, termasuk kelengkapan administrasi dokumentasi perusahaan. Inisiatif-inisiatif tersebut terbukti berhasil meningkatkan pencapaian GMF AeroAsia pada self-assessment GCG yang rutin dilakukan oleh GMF AeroAsia setiap tahun.


GMF AeroAsia juga akan terus melanjutkan program-program kerja strategisnya dalam rangka membangun fondasi bagi pertumbuhan ke depan. Di antara program-program tersebut adalah rencana pengembangan kapasitas produksi melalui penambahan fasilitas hanggar, serta program rekrutmen dan pelatihan tenaga-tenaga teknisi perawatan pesawat terbang. Selain itu, GMF AeroAsia juga akan mulai fokus pada pengembangan beberapa aktivitas produksi seperti Industrial Generator dan Turbine Engines, untuk dipersiapkan menjadi profitcenter yang mandiri baik berbentuk Strategic Business Unit ataupun anak perusahaan. Dengan upaya tersebut, GMF AeroAsia terus membangun fondasi kokoh untuk mewujudkan visi jangka menengah dan panjang ke depan.

GMF AeroAsia will also continue with strategic initiatives and work programs in building a solid foundation for future growth. These initiatives include plans for production capacity expansion through the construction of an additional hangar facility, as well as the continuing recruitment and training of new aircraft maintenance technicians. In addition, GMF AeroAsia will also begin to focus on developing certain production activities such as Industrial Generator and Turbine Engines, into independent profit centers in the form of a Strategic Business Unit or a separate subsidiary company. With these endeavors, GMF AeroAsia is building a solid foundation towards the achievement of its medium and long-term vision in the years to come.

Ucapan Terima Kasih Atas nama Direksi, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi pada kinerja GMF AeroAsia di tahun 2010. Dengan kerja sama dan dukungan yang baik tersebut, kami percaya bahwa GMF AeroAsia akan mampu memperbaiki kinerja, menangkap peluang dari industri MRO yang prospektif di lingkup domestik dan Asia-Pasifik, dan siap memasuki tahap percepatan pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

Words of Appreciation On behalf of the Board of Directors, I would like to extend a heartfelt and sincere appreciation to all parties that have supported and contributed to the performance of GMF AeroAsia in 2010. With your continuing support and cooperation, I believe that GMF AeroAsia will be able to improve its performance further, capitalizing on opportunities for the MRO business in the domestic as well as Asia-Pacific region, and fully ready to enter the next stage of growth in the coming years.

Richard Budihadianto Direktur Utama President & CEO

36



Dewan Manajemen Board of Management

MD&A Supporting Business Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Corporate Data

M. Suprijadi

Gatot Satriawan

EVP Base Operation

Agus Sudaryo

EVP Finance

Deputy President & COO

Agus Sulistyono

EVP Corporate Development & Marketing

Hanrozan Haznam

Richard Budihadianto

EVP Human Capital & Corporate Affairs

President & CEO


37

PT GMF AeroAsia AeroAsia Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2010 2010 Annual Annual Report Report 38 38PT GMF


01

Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis


39 39

PT GMF PT GMF AeroAsia AeroAsia Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2010 2010 Annual Annual Report Report


Meskipun pada tahun 2010 perekonomian dunia mulai tumbuh, dunia bisnis penerbangan dan MRO di Asia Pasifik masih pada posisi menurun akibat dampak krisis ekonomi. Siklus bisnis di industri MRO cenderung lebih lambat, dibanding siklus pertumbuhan ekonomi.

Though world economies began to regain ground in 2010, the aviation and MRO businesses in Asia Pacific remained on a downtrend position on the back of the economic crisis. In general, the business cycle in the MRO industry tends to lag behind economic growth in general.

40


Introduction From Us to You Corporate Social Responsibility

On one hand, positive economic developments provide greater opportunity to boost revenues in line with improved aircraft utilization and expansion of fleets used for both passengers and cargo. On the other hand, world oil prices continued to climb throughout 2010, while the issue of global warming and tight competition among airline operators has


Di satu sisi, peningkatan-peningkatan tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan utilisasi pesawat dan menambah jumlah armada pesawat, baik untuk penumpang maupun cargo. Namun di sisi lain, harga minyak dunia yang terus meningkat sepanjang tahun 2010, isu pemanasan global yang semakin menguat

Supporting Business

In 2010, several countries showed indications of economic growth following the financial crisis that swept global economies in late 2008 and 2009. Favorable economic growth induces a better business environment in the aviation industry, with increasing parameters as Revenue Passenger Kilometer (RPK) expected to reach 4.9% in 2008-2028. Population growth and prosperity of the middle-class economy will also drive Fleet Growth and ASM (Available Seat Mile) to 3.3% and 5.1% respectively over the span of the next ten years. Given higher purchasing power, mobility and efficiency in time and cost, more people are inclined to choose airplanes as their preferred mode of transportation.

MD&A

Pada tahun 2010, beberapa negara telah menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi mulai membaik pasca krisis keuangan yang melanda dunia pada tahun 2008-2009. Membaiknya pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada pertumbuhan industri aviasi dengan parameter peningkatan Revenue Passenger Kilometer (RPK) yang diprediksi besarnya 4,9% di tahun 20082028. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan kelas ekonomi menengah juga berpengaruh pada Fleet Growth dan ASM (Available Seat Mile) yang masing-masing besarnya 3,3% dan 5,1% dalam rentang waktu sepuluh tahun ke depan. Dengan meningkatnya daya beli, mobilitas dan upaya efisiensi terhadap waktu dan biaya, masyarakat lebih memilih mempergunakan pesawat dibandingkan dengan sarana transportasi lainnya.

Corporate Data


41


dan kompetisi yang ketat antar operator penerbangan membuat industri penerbangan memilih jenis pesawat baru yang paling efisien, tidak membutuhkan aktivitas perawatan sebanyak pesawat jenis lama, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Sementara pesawat lama banyak yang dihentikan penggunaannya. Pada tahun 2009, komposisi pesawat dunia didominasi pesawat Narrow Body yang berjumlah sekitar 60% diikuti Wide Body 23%. Narrow Body didominasi oleh 737NG & A320s sedangkan Wide Body didominasi oleh B777 dan A330/340. Hingga sepuluh tahun kedepan, komposisinya relatif stabil, yakni 57% untuk Narrow Body dan Wide Body 24%.

forced the airline industry to favor newer more efficient aircraft, demanding less maintenance work relative to their predecessors. Hence, the use of older airplanes has been curtailed. In 2009, the composition of the global fleet was dominated by Narrow Body aircraft with about 60% followed by Wide Body with 23%. The Narrow Body class consisted mostly of 737NG & A320s, whereas the Wide Body class was dominated by B777 and A330/340s. For the next ten years, the composition will remain relatively stable moving to an expected 57% for Narrow Body and 24% for Wide Body.

Pertumbuhan Armada Pesawat Narrow Body dan Wide Body Growth of Narrow Body and Wide Body Aircraft

Tipe Wide Body

A330

Wide Body Types

13%

Tipe Narrow Body

737

Narrow Body Types

777

21%

7%

767

8%

747

A320 Family

3% 5%

757

8%

MD-80 727

A340 Other 19%

43%

Other

20% 35% 20%

Total Active Wide Body: 4.136

Total Active Narrow Body: 11.042 Sumber Source: Flight Global Insight

42



Overview of MRO (Maintenance Repair and Overhaul) The rising number of planes used by the airline industry will increase airline costs, particularly of aircraft maintenance. Airline costs are divided into two classes: direct costs, which consist of costs for the flight crew, fuel and lubricants, maintenance and overhaul, aircraft depreciation, rentals and fees (en route, airport, etc.), and indirect costs, which comprise station and ground fees, cabin crew, passenger services, insurance, sales and promotion, and general administration. The proportion of aircraft maintenance costs can be viewed on the diagram below:

Struktur Biaya Perusahaan Penerbangan Cost Structure of Airline

15%

5%

7%

1%

16%

7%

8%

11% 13% 8%

7%

7%

Umum & Administrasi General & Administration

Komisi Fees

Awak Kokpit Flight Deck Crew

Station & Ground Station & Ground

BBM & Pelumas Fuel & Oil

Awak Kabin Cabin Attendants

Perawatan Overhaul Maintenance Overhaul

Pelayanan Penumpang Passenger Service

Depresiasi Pesawat Udara A/C Depreciation

Asuransi Muatan Load Insurance

Sewa Rentals

Penjualan & Promosi Sales & Promotion Direct Cost : 52% Indirect Cost : 48%

Sumber Source: DGAC/IAMSA


43

Corporate Data

Industri MRO (Maintenance Repair and Overhaul) Meningkatnya jumlah armada pesawat yang dipergunakan oleh industri airline dengan sendirinya meningkatkan volume Airline Cost, khususnya biaya perawatan pesawat. Arline cost dibagi menjadi dua yaitu direct cost (biaya langsung) yang terdiri dari biaya awak pesawat, bahan bakar dan pelumas, perawatan dan overhaul, depresiasi pesawat, rentals dan fees (en route, airport dan lain-lain), serta indirect cost (biaya tidak langsung) yang terdiri dari station dan ground, awak kabin, pelayanan penumpang, asuransi, penjualan dan promosi, serta general administration. Proporsi biaya perawatan pesawat dapat dilihat pada diagram berikut:


Across Asia, the number of aircraft with technology from the 1970s and 1980s will decline by 1% between 2007 through 2012 and 2% by 2015. In contrast, the number of aircraft built using technology between the period of 1990-2000 will rise by 98% by the year 2012 and even higher, to 154%, by 2015.


Di wilayah Asia, jumlah pesawat dengan teknologi tahun 70-an dan 80-an akan mengalami penurunan sebesar 1% dalam kurun waktu tahun 2007 hingga tahun 2012 atau 2% hingga tahun 2015. Sedangkan pesawat dengan dan teknologi pembuatan tahun 1990-2000 akan tumbuh sebesar 98% hingga tahun 2012 atau 154% hingga tahun 2015.

Supporting Business

Operating fleets are expected to grow slightly in the Asia Pacific region and reach a stable level over the next five years, while China and India will still see slight growth. Based on projected figures of Airbus, during the period of 2008-2028, passenger aircraft will decline in number and will be converted to Freighter aircrafts whereas the remaining older generation of planes will be retired.

MD&A

Armada pesawat akan sedikit bertumbuh di kawasan Asia Pasifik dan mencapai kondisi stabil sampai lima tahun ke depan. Sementara Cina dan India masih sedikit bertumbuh. Berdasarkan prediksi Airbus, dalam rentang waktu 2008-2028 pesawat penumpang akan berkurang jumlahnya dan diubah menjadi pesawat freighter sedangkan sisanya yang telah berumur tua, direncanakan tidak dipakai lagi.


Peningkatan biaya perawatan pesawat mengakibatkan bisnis MRO dunia diprediksi bertumbuh rata-rata 3,4% per tahun selama kurun waktu 2010-2015. Dengan mengambil asumsi total biaya perawatan pada tahun 2009 sebesar USD 45,7 miliar, maka total biaya perawatan pada tahun 2010 diprediksi mencapai USD 47,2 miliar dengan komposisi bisnis MRO diperkirakan terdiri dari 15% di Asia Pasifik, 35% di Amerika Utara, 25% di Eropa dan sisanya tersebar di wilayah lainnya. Untuk Asia Pasifik, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 2,5% dengan nilai USD 9,7 miliar pada tahun 2010.

Rising aircraft maintenance costs are will be driving global MRO business growth by an estimated 3.4% per year for the period 2010-2015. With the assumption that total maintenance expenditures in 2009 reached USD 45.7 billion, then projected total expenditures for 2010 would be USD 47.2 billion, with an estimated composition of the global MRO business at 15% for the Asia Pacific region, 35% for North America, 25 % for Europe and the remaining for other regions. For Asia Pacific, the average growth rate is 2.5% per year with total expenditures of USD 9.7 billion in 2010.

Berdasarkan produk MRO, pada tahun 2009 bisnis terbesar adalah Engine Maintenance sebesar 40%, diikuti HMV dan Modifikasi sebesar 22%, Component Maintenance dan Line Maintenance masing-masing sebesar 20% dan 18%. Diperkirakan pada tahun 2010 komposisi ini tidak akan mengalami banyak perubahan kecuali Line Maintenance.

Within the MRO product line, the most demanded in 2009 was Engine Maintenance with 40% of total MRO business, followed by HMV and Modifications with 22%, then Component Maintenance and Line Maintenance respectively accounting for 20% and 18%. For 2010, such composition was estimated to have generally remained unchanged, with the exception of Line Maintenance.

44



MRO Boom 2008

In 2010, the world economy was on the recovery path & growing while airlines and MRO were still going down due to the lagging effect.

Time 2010 Global Cycle

Airlines

Asia Pacific Aerospace Industry CEO 360 0

MRO Bottom expected in first half of 2010

MRO

Frost & Sullivan

Aerospace MRO comes late in the business cycle, hence though the world economy is showing signs of growth, the MRO industry revenue is still to bottom out in first half of 2010.


45

Corporate Data

MRO Business Scenario: The Lagging Business Cycle


Though world economies began to regain ground in 2010, the aviation and MRO businesses in Asia Pacific remained on a downtrend position on the back of the economic crisis. In general, the business cycle in the MRO industry tends to lag behind economic growth in general. In fact, MRO revenues were expected to the bottom out in first half of 2010 as described in a research and analysis conducted by Frost & Sullivan as shown in the chart below.


Meskipun pada tahun 2010 perekonomian dunia mulai tumbuh, dunia bisnis penerbangan dan MRO di Asia Pasifik masih pada posisi menurun akibat dampak krisis ekonomi. Siklus bisnis pada industri MRO cenderung lebih lambat, khususnya pertumbuhannya. Bahkan pendapatan MRO diperkirakan akan mencapai titik terendah pada pertengahan tahun 2010 sebagaimana tergambar pada riset dan analisa yang dilakukan oleh Frost & Sullivan dalam bagan di bawah ini.

Supporting Business

Market Share Relative to opportunities in 2009, industry opportunities were relatively high in 2010, given increasing market size and substantial growth. The world MRO market grew with the highest increment in Line Maintenance by 5%, mainly driven by a fairly rapid fleet expansion in domestic and regional areas, as well as abundant outsourcing potential from Europe and America.

MD&A

Pangsa Pasar Dibandingkan dengan tahun 2009, peluang yang ditunjukkan dengan industry attractiveness di tahun 2010 relatif tinggi, berupa peningkatan market size dan pertumbuhan yang cukup besar. Pasar MRO dunia tumbuh dengan peningkatan tertinggi untuk Line Maintenance sebesar 5% terutama disebabkan pertumbuhan armada yang cukup cepat di area domestik dan regional, serta potensi outsourcing dari Eropa dan Amerika.


Berdasarkan data dari Aerostrategy dan Team SAI pada akhir tahun 2008, pasar MRO pada tahun 2010 untuk pesawat komersial secara global mengalami pertumbuhan menjadi USD 50,67 miliar atau meningkat 3,2% dibandingkan dengan tahun 2009. Sedangkan untuk wilayah Asia Pasifik, pasar MRO pesawat komersial pada tahun 2010 sebesar USD 8,63 miliar atau tumbuh 0,78% dari USD 8,56 miliar di tahun 2009.

Based on data from Aerostrategy and Team SAI at the end of 2008, the global MRO market in 2010 for commercial aircraft grew to USD 50.67 billion, increasing 3.2% from 2009. As for the Asia Pacific region, the commercial aircraft MRO market in 2010 was worth USD 8.63 billion, a growth of 0.78% from USD 8.56 billion in 2009.

Sales plan GMF AeroAsia tahun 2010 menargetkan pencapaian pangsa pasar global sebesar 30% dibandingkan target pangsa pasar tahun 2009 yang sebesar 0,5%. Bisnis Airframe akan mengalami peningkatan 31% dengan pangsa pasar mencapai 1,2% bila dibandingkan dengan tahun 2009. Bisnis Modification mengalami peningkatan yang bermakna sebesar 92% dibandingkan dengan pangsa pasar di tahun 2009. Bisnis Line Maintenance mengalami peningkatan 54%, sedangkan bisnis Component dan Engine masing-masing mengalami peningkatan sebesar 40% dan 41% dibandingkan dengan pangsa pasar di tahun 2009. Di Asia Pasifik, peningkatan signifikan terjadi pada bisnis Modification yang mengalami peningkatan 103% untuk pangsa pasar dibandingkan dengan pangsa pasar tahun 2009. Bisnis Airframe mengalami peningkatan pangsa pasar 29% dibandingkan tahun 2009. Penurunan pangsa pasar juga terjadi untuk Component Maintenance sebesar 1% dibandingkan tahun 2009. Rincian pangsa pasar GMF AeroAsia per bisnis adalah sebagai berikut:

GMF AeroAsia’s sales plan for 2010 sets the target for achievement of global market share of 30% compared to target market share of 0.5% in 2009. The airframe business will experience an increase of 31% with total market share of 1.2% relative to the year 2009. The Modification business generated a significant improvement of 92% compared with market share in 2009. Line Maintenance expanded by 54%, while the Component and Engine businesses respectively increased by 40% and 41% in comparison to market share figures in 2009. In the Asia Pacific region, a significant development occurred in the Modification business, which jumped 103% for market share compared to 2009 market share. The Airframe Business increased in terms of market share by 29% relative to the year 2009. A decline in market share took place in the Component Maintenance sector by 1% against the year 2009. Full details of GMF AeroAsia’s market share by type of business are presented below:

Pangsa Pasar - Global Market Share - Worldwide

Pangsa Pasar - Asia Pasifik Market Share - Asia Pacific

Total Total Modifikasi Modification

Modifikasi Modification

0,19%

Komponen Component

Rangka Pesawat Airframe

46

Komponen Component

0,59%

Line Line Mesin Engine

Total Total

0,50%

3,05% 0,77% 1,71%

Line Line

0,55%

Mesin Engine

0,37% 1,20%


Rangka Pesawat Airframe

3,95% 2,26% 6,00%


Target Penjualan GMF AeroAsia tahun 2010 berdasarkan Unit Bisnis GMF AeroAsia Sales Target for 2010 based on Business Unit Unit Bisnis Business Unit

Jumlah Total

Non Garuda Indonesia

Garuda Indonesia

71,05

46,99

24,06

Component Maintenance

21,31

5,24

16,07

Engine Maintenance

35,99

5,97

30,02

6,04

1,69

4,35

Asset & Trade Management

16,89

4,68

12,21

Line Maintenance

52,96

5,19

47,77

204,24

69,76

134,48

Total

Corporate Data

Base Maintenance

Engineering Services


Target Sales for 2010 Based on the Company’s budget, sales target for 2010 is set at USD 204.24 million, comprising of USD 134.48 million from Garuda Indonesia fleet maintenance and USD 69.76 million sourced from non-Garuda Indonesia planes. Thus, the composition from Garuda Indonesia and non Garuda Indonesia sales is 65.8% and 34.2%. The following table provides details of sales targets by individual business units at GMF AeroAsia.


Target Penjualan 2010 Sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan, target penjualan pada tahun 2010 adalah USD 204,24 juta yang terdiri USD 134,48 juta dari perawatan Garuda Indonesia dan USD 69,76 juta dari pesawat non Garuda Indonesia. Komposisi penjualan dari Garuda Indonesia dan non Garuda Indonesia adalah 65,8% dan 34,2%. Tabel berikut menunjukkan rincian target penjualan berdasarkan unit bisnis di GMF AeroAsia.

Supporting Business

The largest global market share is engine maintenance followed by line maintenance and component maintenance, while base maintenance is ranked fourth highest. Target market share for base maintenance remains the largest among other business lines, given support of progressively increasing MRO sectoral growth of approximately 3.1% per year.

MD&A

Pangsa pasar global terbesar adalah bisnis engine maintenance diikuti dengan line maintenance dan component maintenance, sementara base maintenance menempati urutan keempat. Target pangsa pasar base maintenance masih menjadi yang terbesar diantara bisnis lainnya didukung pertumbuhan industri MRO yang terus meningkat rata-rata sebesar 3,1% setiap tahunnya.

Dalam USD miliar In Billion USD


47

Pemasaran Marketing

Untuk menunjang service kepada customer, pada tahun 2010 dilakukan reorganisasi pada Unit Sales and Marketing dengan melakukan penambahan sumber daya manusia dan pengembangan organisasi.

To support service to customers, the GMF AeroAsia reorganized the Sales and Marketing Unit in 2010 with the addition of personnel and organizational development.

48



49

Corporate Data



To support service to customers, GMF AeroAsia reorganized the Sales and Marketing Unit in 2010 with the addition of personnel and organizational development. In terms of organizational set up, the Key Account Manager Unit is responsible for managing GMF AeroAsia’s main customers, while the Revenue Management and Pricing System is undertaken to maintain a corporate pricing policy which is up-to-date with current market conditions. Also established was a segregation of functions of the Account Manager & Sales (AMS) and Customer Program Manager (CPM) Units, in which AMS handles the pre-service and after-service processes whereas CPM accommodates customers’ interests at the time of service delivery. With this functional separation, AMS is expected to be more focused on marketing activities and generating sales.


Untuk menunjang service kepada customer, pada tahun 2010 dilakukan reorganisasi pada Unit Sales and Marketing dengan melakukan penambahan sumber daya manusia dan pengembangan organisasi. Dari segi organisasi dibentuk unit Key Account Manager yang bertanggung jawab untuk menangani customer utama GMF AeroAsia dan Revenue Management System and Pricing yang bertugas melakukan pemutakhiran kebijakan harga yang disesuaikan dengan kondisi pasar. Selain itu dilakukan pemisahan fungsi Account Manager & Sales (AMS) dan Customer Program Manager (CPM), dimana AMS berperan pada proses pre-service dan after-service, sedangkan CPM berperan mengakomodir kepentingan customer selama dilakukan service (perawatan). Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut, AMS diharapkan dapat fokus pada kegiatan pemasaran dan meningkatkan sales.

Supporting Business

GMF AeroAsia’s marketing strategy throughout 2010 was focused on efforts to increase revenue to achieve targets established in the budget. Measures to boost revenue were taken with a proactive approach toward customers, both existing and new. Throughout 2010, GMF AeroAsia management conducted customer visits to capture new accounts and retain current customers. Based on these visits, GMF AeroAsia successfully renewed cooperation with Sriwijaya Air, and Indonesia Air Asia and Travira Air, as Long-Term Maintenance Agreements were formally signed. Previously, these airlines carried out maintenance on a retail basis at GMF AeroAsia, but with official execution of the long term contracts, fleet maintenance activities are handled exclusively by GMF AeroAsia. Other than domestic customers, GMF AeroAsia also entered into partnerships with international carriers, whose solid financial conditions support the high yield portfolio. Complementing these initiatives, GMF AeroAsia carried out promotional programs through participation in international events such as the Dubai Airshow, the Singapore Airshow, and Aerospace Defense shows as well as advertisements in international aviation magazines, website updates and various other activities.

MD&A

Strategi pemasaran GMF AeroAsia tahun 2010 difokuskan pada upaya meningkatkan revenue agar mencapai target yang telah ditetapkan dalam RKAP. Upaya peningkatan revenue tersebut dilakukan dengan melaksanakan pendekatan proaktif terhadap customer, baik customer baru maupun customer yang sudah ada. Sepanjang tahun 2010, manajemen GMF AeroAsia melakukan customer visit untuk menjaring customer baru dan menjaga customer yang sudah ada. Dari customer visit ini GMF AeroAsia berhasil memperbaharui kerja sama dengan Sriwijaya Air, Indonesia Air Asia dan Travira Air yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Perawatan Jangka Panjang. Sebelumnya, maskapai-maskapai tersebut melakukan perawatan secara retail di GMF AeroAsia, namun dengan ditandatanganinya Perjanjian Perawatan Jangka Panjang maka perawatan pesawat masing-masing maskapai tersebut akan ditangani secara eksklusif oleh GMF AeroAsia. Selain customer domestik, GMF AeroAsia juga menjalin kerja sama dengan maskapai manca negara yang memiliki keuangan yang sangat baik khususnya untuk high yield portofolio. Selain kegiatan tersebut, dilakukan promosi melalui keikutsertaan dalam acara internasional seperti pameran Airshow di Dubai, Singapura, Aerospace Defense, memasang iklan di beberapa majalah penerbangan internasional, memutakhirkan situs internet dan kegiatan lainnya.

Kinerja Bisnis Business Performance

Line Maintenance Pada tahun 2010, unit Line Maintenance membukukan pendapatan penjualan Rp 460,7 miliar, hanya turun sedikit dari pendapatan penjualan di tahun 2009 sebesar Rp 475,3 miliar, dan masih merupakan kontributor terbesar dengan 30,4% dari total pendapatan penjualan GMF AeroAsia di tahun 2010. Penurunan pendapatan penjualan tersebut merupakan akibat langsung dari penurunan flight cycle oleh maskapai-maskapai penerbangan pelanggan GMF AeroAsia, dan terutama untuk pesawat-pesawat berbadan lebar dari maskapai non-Garuda Indonesia, pada tahun 2010. Unit Line Maintenance melaksanakan pekerjaan perawatan pesawat di bandara untuk pelanggan maskapai penerbangan baik domestik maupun internasional. Untuk itu, GMF AeroAsia memiliki

Line Maintenance In 2010, the Line Maintenance unit booked revenue of Rp 460.7 billion, only slightly lower than the Rp 475.3 billion recorded in 2009 while remaining the highest contributor at 30.4% of GMF AeroAsia’s total revenue for the year 2010. The decrease in revenue was the immediate result of the lower airline flight cycles , most notably wide-body planes from the non-Garuda Indonesia segment during 2010. The Line Maintenance unit performs aircraft maintenance work at airports, catering to both domestic and international airline customers. For this purpose, GMF AeroAsia runs Line Maintenance

50



Parallel with the Performance Improvement Program, production processes were streamlined through the gate system pattern in Line Maintenance areas, especially related to material planning and increasing the performance of the TAT (Turn Around Time) Tracker in monitoring and anticipating occurrences of TAT exceeding defined targets.

Penyediaan engine cadangan juga disesuaikan dengan rencana perawatan terutama untuk B737 tipe Classic karena ketersediaannya sangat berdampak pada TAT perawatan pesawat. Dalam meningkatkan kepuasan pelanggan, unit Line Maintenance melakukan upaya perbaikan dengan melakukan koordinasi dengan unit Engineering Services dalam pelaksanaan reliability program sehingga dapat meningkatkan reliability seluruh tipe pesawat. Untuk memaksimalkan pendapatan unit Line Maintenance di antaranya melakukan program cost efficiency, dan mempercepat penyampaian laporan dan bukti pelaksanaan pekerjaan yang mendukung percepatan proses penagihan kepada customer.

The supply of engine spare was also adapted to maintenance plans, particularly in the case of the B737 Classics, because its availability greatly affects TAT for aircraft maintenance. In maximizing customer satisfaction, the Line Maintenance unit undertook improvement initiatives by establishing coordination with the Engineering Services unit in the implementation of the item reliability program, which is designed to boost reliability of all aircraft types. For optimum revenue generation, Line Maintenance applied, among others, cost efficiency programs and timely delivery of reports and evidence of work completion that would support acceleration of the overall billing process.

Unit Line Maintenance memiliki kapabilitas untuk mengerjakan perawatan transit check, pre-flight check, daily check, weekly check dan A Check (perawatan sampai dengan 600 jam terbang), untuk beberapa tipe pesawat seperti Airbus 310/320/330, Boeing 737/747, DC-10 dan F-28. Jenis perawatan maupun tipe pesawat yang dapat dilayani telah memperoleh sertifikasi dari DKU-PPU, FAA, EASA, dan otoritasotoritas terkait lainnya di beberapa negara.

The Line Maintenance Unit has full capability to perform aircraft maintenance for transit check, preflight check, daily check, weekly check and A Check (maintenance up to 600 flight hours) for a wide range of models, including Airbus 310/320/330, Boeing 737/747, DC-10 and F-28. Various certifications are provided, for both maintenance types and aircraft models, from DAAO, FAA, EASA as well as other countries’ aviation authorities.


51

Corporate Data

Sejalan dengan Performance Improvement Program telah dilakukan perbaikan proses produksi melalui pola gate system di area Line Maintenance terutama untuk material planning dan meningkatkan performa TAT (Turn Around Time) Tracker untuk memonitor dan mengantisipasi jika TAT melampaui target.


In 2010, organizational changes were introduced to the Line Maintenance unit in order to enhance work performance, and this was accompanied by capability improvement of the personnel serving in representative offices as a result of Company instituted progressive maintenance programs. Capability improvement was carried out in certifying staffs.


Pada tahun 2010, dilakukan perubahan organisasi unit Line Maintenance dalam rangka upaya peningkatan kinerja perawatan yang disertai dengan peningkatan capability personnel yang bertugas di kantor perwakilan seiring program progresif maintenance yang dijalankan GMF AeroAsia. Kapabilitas mereka ditingkatkan hingga menjadi staf bersertifikat.

Supporting Business

operations through representative offices in a number of airports, mainly in Cengkareng and Denpasar as well as in several other locations such as Surabaya, Yogyakarta and Medan, plus international airports in Singapore, Jeddah and Amsterdam. A total of 935 employees were assigned in representative offices as at end 2010, down from the 983 permanent employees in 2009.

MD&A

operasional Line Maintenance di kantor perwakilan di beberapa bandara terutama di Cengkareng dan Denpasar maupun beberapa lokasi lain seperti Surabaya, Yogyakarta dan Medan termasuk bandara internasional di Singapura, Jeddah, dan Amsterdam. Tenaga kerja yang ada di kantor-kantor perwakilan tersebut berjumlah 935 pegawai tetap pada akhir tahun 2010, menurun dari 983 pegawai tetap di tahun 2009.


Base Maintenance Pada tahun 2010, unit Base Maintenance membukukan pendapatan penjualan Rp 395,6 miliar, atau 26,1% dari total pendapatan penjualan GMF AeroAsia di tahun tersebut. Perolehan pendapatan penjualan tahun 2010 tercatat menurun 14,1% dari pendapatan penjualan tahun 2009 sebesar Rp 460,7 miliar, yang terutama mencerminkan adanya penurunan produksi yang signifikan di tahun 2010 pada pekerjaan structure repair dan major modification untuk pesawat berbadan sempit.

Base Maintenance

Unit Base Maintenance memiliki kapabilitas untuk melakukan pekerjaan pada perawatan airframe powerplant dan electronic avionic rangka pesawat (airframe) meliputi structure repair, major modification, pengecatan eksterior pesawat, cabin refurbishment, serta pekerjaan perawatan mulai dari A Check, C Check dan D Check/overhaul, untuk berbagai jenis pesawat berbadan sempit maupun berbadan lebar. Kapabilitas pengerjaan perawatan masing-masing tipe pesawat tersebut telah memperoleh sertifikasi dari FAA, EASA, DKU-PPU maupun otoritas-otoritas terkait lainnya di beberapa negara.

The Base Maintenance unit has capabilities in handling work on airframes (of planes), encompassing structural repairs, major modifications, exterior aircraft painting, cabin refurbishment and maintenance jobs ranging from A Check, C Check and D Check, for various types of narrow-body and wide-body aircraft. The Company has obtained certification for the range of maintenance services offered for different categories of aircrafts from the FAA, EASA, DAAO and other countries’ authorities.

Dengan fasilitas kerja yang meliputi 2 hanggar serta bengkel-bengkel untuk pekerjaan kabin dan pekerjaan sheet metal, unit Base Maintenance pada tahun 2010 didukung oleh sebanyak 884 orang pegawai tetap. Jumlah ini merupakan peningkatan cukup signifikan dari 715 pegawai tetap setahun sebelumnya, dan mencerminkan persiapan tenaga kerja terampil untuk menangani kebutuhan perawatan bagi armada Garuda Indonesia yang berkembang cepat terutama untuk pesawat tipe B737NG dan A330. Dalam kaitan ini, GMF AeroAsia dan khususnya unit Base Maintenance juga berencana untuk melakukan penambahan jumlah tenaga teknisi yang memiliki kualifikasi Aircraft Maintenance Engineer License (AMEL), dimana saat ini terdapat 786 teknisi di unit Base Maintenance yang memiliki kualifikasi AMEL.

With production facilities that include 2 hangars and workshops for cabin and sheet metal jobs, the Base Maintenance unit was supported by 884 permanent employees in 2010. This represents a significant increase from only 715 employees a year earlier, and reflects the rigorous preparations made for providing skilled experts to handle maintenance needs for Garuda Indonesia’s fast-expanding fleet, particularly for the B737NG and A330 models. In this regard, GMF AeroAsia, particularly the Base Maintenance unit, also plans to increase the number of skilled technicians with competencies under the Aircraft Maintenance Engineer License (AMEL). Today, there are approximately 786 technicians in the Base Maintenance unit who possess AMEL qualifications.

Sebagai langkah antisipasi menghadapi meningkatnya volume pekerjaan di Base Maintenance di masa mendatang, pada tahun 2010 unit Base Maintenance juga berkonsentrasi untuk meningkatkan kinerjanya dari sisi Turn Around Time (TAT) untuk airframe maintenance. Perbaikan TAT airframe maintenance diupayakan antara lain melalui perubahan jam kerja dari pola 5-2 (5 hari kerja dan 2 hari off/istirahat) menjadi 6-1 (6 hari kerja dan 1 hari off/istirahat), sehingga waktu pengerjaan bagi pekerjaan-pekerjaan tertentu dapat dipersingkat dan lebih efisien.

In anticipating the increasing volume of work coming into Base Maintenance in the future, in 2010 the unit also concentrated on enhancing Turn Around Time (TAT) performance for airframe maintenance. Improvement in airframe maintenance TAT was pursued among others by changing the working time pattern from a 5-2 (5 working days and 2 days off/ rest) to a 6-1 system (6 working days and 1 days off/ rest). Hence, processing time for particular jobs can be shortened and be more efficient.

52


In 2010, the Base Maintenance unit posted revenue of Rp 395.6 billion, or 26.1% of the total revenues earned by GMF AeroAsia for the year. Total earnings for 2010 dropped by 14.1% in comparison to the previous year’s revenue which amounted to Rp 460.7 billion. This primarily reflected a significant production decline during 2010 in projects for structural repairs and major modifications on narrow-body aircraft.

Introduction From Us to You MD&A Supporting Business Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility

Furthermore, the Base Maintenance unit also made organizational changes in order to enhance the performance of maintenance and repairs, targeting workflow planning and preparation of materials that were geared toward reducing or eliminating bottlenecks. All these initiatives also contributed to better achievement of TAT for airframe maintenance in 2010.

Pada tahun 2010, unit Base Maintenance selain melakukan perbaikan pada pola kerja, juga melakukan peningkatan kapabilitas diantaranya penambahan kapabilitas perawatan sampai dengan D-Check untuk tipe pesawat A320 dan A330, mempersiapkan pembangunan hanggar untuk pesawat Narrow Body, mengembangkan kapabilitas struktur komponen untuk A320, A330, B737NG dan B747-400, serta memberikan layanan Emergency Troubleshooting.

In 2010, the Base Maintenance unit intensively pursued improvement to work patterns and expansion in work capabilities to include additional maintenance services such as D-Check for A320 and A330 aircraft. Other initiatives included preparing the construction of hangars for Narrow Body planes, developing capabilities in component structure for the A320, A330, B737NG and B747-400 models, and providing Emergency Troubleshooting services.

Proyek lain yang juga sedang dipersiapkan oleh unit Base Maintenance adalah mempersiapkan pembentukan Strategic Business Unit untuk jasa pengecatan pesawat (Aircraft Painting) yang dimaksudkan untuk memanfaatkan peluang pasar dan meningkatkan kinerja keuangan GMF AeroAsia.

Another project which is currently in process at the Base Maintenance unit is the formation of a Strategic Business Unit for aircraft painting services designed to capitalize on existing market opportunities and improve GMF AeroAsia’s overall financial performance.


53

Corporate Data

Selain itu, unit Base Maintenance juga melakukan perubahan organisasi dalam rangka upaya peningkatan kinerja perawatan dan perbaikan pada perencanaan alur kerja maupun persiapan material dalam rangka mengurangi ataupun mengeliminasi penumpukan pekerjaan (bottleneck), yang juga telah berkontribusi pada peningkatan pencapaian TAT airframe maintenance pada tahun 2010.


Component Maintenance Didukung tenaga kerja sebanyak 214 orang pegawai tetap per akhir tahun 2010, unit Component Maintenance membukukan pendapatan penjualan sebesar Rp 222,8 miliar pada tahun 2010, atau 14,7% dari total pendapatan penjualan GMF AeroAsia di tahun tersebut. Jumlah tersebut merupakan peningkatan 31,5% dari penjualan tahun 2009 sebesar Rp 169,4 miliar.


Unit Component Maintenance menyediakan jasa perawatan komponen avionics, electro-mechanical, dan ground support equipment, serta jasa kalibrasi dan non-destructive test untuk peralatan dan komponen. Kapabilitas ini tersedia untuk tipe-tipe pesawat yang banyak dipakai di Indonesia seperti B737 series, B737 NG dan B747 series, A 300/310/330, DC-10, MD-80 dan F-28, dengan sertifikasi yang dikeluarkan oleh DSKU, FAA ataupun EASA untuk masing-masing

The Component Maintenance unit provides maintenance services for avionics and electromechanical components and ground support equipment as well as calibration services and nondestructive tests for equipment and components. These services cater to the needs of aircraft types which are widely used across Indonesia, such as the B737 and B747 series, A 300/310/330, DC-10, MD80 and F-28. Certifications have been issued by the

54


With support from 214 permanent employees at the end of 2010, the Component Maintenance unit recorded revenue of Rp 222.8 billion in 2010, or 14.7% of GMF AeroAsia’s total revenues for the year. This amount reflects a 31.5% increase from the unit’s revenue in 2009 of Rp 169.4 billion.


In 2010, the Component Maintenance unit continued efforts that were launched in previous years designed to enhance the overall process of supply chain management in purchases of spare parts. Component Maintenance collaborated through procurement agreements for spare parts under a consignment system with various suppliers such as AerSale Inc., Global Airtech and Aviall. Through improvements in the procurement planning process using the consignment system, processing time for component maintenance can be shortened, thereby increasing productivity as a whole.

Selain itu, unit Component Maintenance juga terus mengembangkan pelayanan pada pelanggan nonaviasi untuk jasa Non-Destructive Test, Generator Repair dan IGTE, yang mampu memberikan peningkatan kontribusi terhadap pendapatan Component Maintenance.

In addition, Component Maintenance also successfully expanded services, capturing non-aviation customers through services for Non-Destructive Tests, Generator Repair and IGTE. Overall, these efforts generated additional income contribution from Component Maintenance operations.


55

Corporate Data

Pada tahun 2010, unit Component Maintenance melanjutkan upaya-upaya yang telah dimulai di tahun sebelumnya dalam rangka memperbaiki kinerja aspek supply chain management dalam pengadaan breakdown parts. Unit Component Maintenance melakukan kerja sama pengadaan breakdown parts dengan sistem konsinyasi dengan pemasok breakdown parts seperti AerSale Inc., Global Airtech dan Aviall. Melalui perbaikan pada proses perencanaan pengadaan dengan konsinyasi, waktu pengerjaan perawatan komponen dapat dipersingkat sehingga meningkatkan produktivitas.


The Component Maintenance unit is equipped with comprehensive facilities, covering an Avionics Workshop, Electrical, Mechanical & Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop, Calibration & Non-Destructive Test Workshop; and for non-aviation services, there is also an Industrial Gas Turbine & Engine (IGTE) Workshop. GMF AeroAsia has certifications for its operational facilities: ISO 9000 for its IGTE Workshop, ISO 17025 for the Calibration Workshop; it is also currently under process for ISO 17020 certification for Non-Destructive Test Workshop.


Aktivitas unit Component Maintenance didukung oleh fasilitas kerja yang lengkap meliputi Avionics Workshop, Electrical, Mechanical & Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop, Calibration & Non-Destructive Test Workshop, serta untuk produk non-aviasi, Industrial Gas Turbine & Engine (IGTE) Workshop. GMF AeroAsia telah memiliki sertifikasi ISO 9000 untuk IGTE Workshop, sertifikasi ISO 17025 untuk Calibration Workshop, dan saat ini tengah mengupayakan sertifikasi ISO 17020 untuk Non-Destructive Test Workshop.

Supporting Business

DAAO, FAA or EASA for the respective categories of components and maintenance orders performed. Other than providing component maintenance services to airlines as well as non-aviation customers, Component Maintenance also serves requirements from internal customers: the Line Maintenance, Base Maintenance and Engine Maintenance units within GMF AeroAsia.

MD&A

jenis komponen dan pekerjaan perawatan yang dapat dilakukan. Selain menyediakan jasa perawatan komponen pada pelanggan maskapai penerbangan maupun non-aviasi, unit Component Maintenance juga melayani kebutuhan pelanggan internal yaitu unit Line Maintenance, Base Maintenance dan Engine Maintenance di GMF AeroAsia.


Engine Maintenance Pada tahun 2010, unit Engine Maintenance membukukan pendapatan penjualan Rp 277,1 miliar, atau 18,3% dari total pendapatan penjualan GMF AeroAsia pada tahun tersebut. Pendapatan penjualan tahun 2010 merupakan penurunan sebesar 33,3% dari pendapatan penjualan yang dibukukan pada tahun 2009 sebesar Rp 415,5 miliar.

Engine Maintenance

Penurunan pendapatan penjualan pada tahun 2010 disebabkan terutama oleh menurunnya utilisasi armada Garuda Indonesia yang berdampak pada penurunan Power by the Hour (PBTH) yang menjadi dasar kontrak perawatan mesin pesawat armada Garuda Indonesia di GMF AeroAsia, serta berkurangnya volume pekerjaan yang diperoleh dari pelanggan non-Garuda Indonesia akibat pembatasan operasional pesawat, pembatalan atau penundaan jadwal perawatan mesin, dari maskapai-maskapai penerbangan yang menjadi pelanggan GMF AeroAsia.

The decrease of revenue for 2010 was mainly due to a reduction in Garuda Indonesia’s fleet utilization, hence resulting in the decrease in the Power by the Hour (PBTH), which serves as the basis for the contract of engine maintenance for Garuda Indonesia’s fleet with GMF AeroAsia. As well, a reduction in the work volume was also experienced from non-Garuda Indonesia accounts due to curtailed aircraft operations as well as cancellation or postponement of scheduled maintenance by other airline customers.

Unit Engine Maintenance di GMF AeroAsia memiliki kapabilitas untuk melakukan pekerjaan overhaul maupun module replacement bagi engine dan Auxiliary Power Unit (APU) pesawat dari berbagai tipe, dengan sertifikasi dari DKU-PPU dan FAA. Unit ini juga mampu melakukan pekerjaan overhaul untuk mesinmesin industrial gas turbine.

The Engine Maintenance Unit at GMF AeroAsia has the capabilities to undertake overhaul and module replacement for engines and Auxiliary Power Units (APU) for aircrafts of different types, based on certifications from the DAAO and the FAA. This unit can also perform work for overhaul of industrial gasturbine engines.

Unit Engine Maintenance beroperasi melalui tiga lini produksi yaitu unit APU Services, Engine Services (CFM56 & SPEY), serta Turbine Component Services, dengan tenaga kerja sebanyak 150 pegawai tetap pada tahun 2010.

Engine Maintenance operates through three production lines, which are the APU Services unit, Engine Services (CFM56 & SPEY), and Turbine Component Services. Total manpower consists of 150 permanent employees in 2010.

Unit Engine Maintenance pada tahun 2010 melakukan langkah-langkah persiapan dalam mengantisipasi perkembangan pasar perawatan mesin pesawat ke depan dengan meningkatkan kapabilitasnya bagi perawatan mesin-mesin pesawat dari jenis yang lebih baru seperti mesin type CFM56-7B dan APU tipe GTCP131-9B yang dipakai di pesawat jenis B 737 NG. Investasi telah dilakukan pada pengadaan peralatan yang diperlukan seperti alat high-speed grinder. Pada saat yang sama, teknisi unit Engine Maintenance juga telah memperoleh pelatihan yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan mesin tipe tersebut.

The Engine Maintenance unit in 2010 made preparation in anticipation of the future development of the aircraft engine maintenance industry by driving aviation maintenance competencies in line with the latest progress in engine models, such as CFM56-7B engines and GTCP131-9B type APU used in B 737 NG aircrafts. Investment was also allocated on procuring equipment requirements, including high-speed grinders. At the same time, Engine Maintenance technicians also obtained the necessary training to perform maintenance for these engine types.

56


In 2010, GMF AeroAsia’s Engine Maintenance unit booked revenue of Rp 277.1 billion, or 18.3% of GMF AeroAsia’s total 2010 revenues. Revenue in 2010 suffered a decline of 33.3% relative to the unit’s earnings of 2009, which were Rp 415.5 billion.

Introduction From Us to You MD&A Supporting Business Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility

In 2010, GMF AeroAsia established a strategic partnership with a vendor for parts repair of PWA Group and Lufthansa Group. GMF AeroAsia also entered into a consignment agreement for parts replacement with Fortran and Aersale. These collaborations for parts repair and parts replacement consignment is expected to enhance the quality of engine maintenance and to improve the availability of spare parts in accordance with existing needs, hence rendering improved overall timeliness of job completion.


57

Corporate Data

Pada tahun 2010, GMF AeroAsia melakukan kerja sama strategis untuk parts repair dengan vendor di kelompok perusahaan PWA Group dan Lufthansa Group. GMF AeroAsia juga mengadakan perjanjian konsinyasi parts replacement dengan Fortran dan Aersale. Kerja sama untuk parts repair maupun konsinyasi parts replacement tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pekerjaan perawatan mesin yang dilakukan, serta memperbaiki tingkat ketersediaan suku cadang sesuai kebutuhan yang ada sehingga akan berdampak pada ketepatan jadwal waktu pekerjaan.


Engineering Services Dalam beberapa tahun terakhir ini, unit Engineering Services terus mencatat kenaikan pendapatan penjualan seiring dengan terus bertambahnya permintaan pasar akan jasa-jasa yang disediakannya. Pada tahun 2010, pendapatan penjualan tercatat sebesar Rp 22,1 miliar, meningkat 17,7% dari penjualan di tahun 2009, dan mengkontribusikan 1,5% dari total pendapatan penjualan GMF AeroAsia di tahun 2010. Jumlah pegawai tetap tercatat sebanyak 70 orang di akhir tahun 2010. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 146 orang. Unit Engineering Services melayani Garuda Indonesia maupun maskapai penerbangan lainnya baik domestik maupun internasional dengan jasa-jasa di bidang: • program standar perawatan • modifikasi dan pengontrolannya • program reliability control • layanan komunikasi data dari pesawat ke darat • manajemen dan distribusi manual perawatan pesawat, dan • jasa tenaga ahli.

Engineering Services In recent years, the Engineering Services unit continues to record increased revenue in line with the growing market demand for the services that it provides. In 2010, revenue amounted to Rp 22.1 billion, increasing by 17.7% from 2009 and accounting for a 1.5% contribution to GMF AeroAsia’s total revenues in 2010. There were in total 70 permanent employees at the end of 2010,declining from 146 employees in 2009. The Engineering Services unit serves Garuda Indonesia and other airlines, both domestic and international carriers, by offering the following services: • standard maintenance programs • modification and controls • reliability control program • data communication service from on-board planes to landing • management and distribution of aircraft maintenance manuals, and • technical expertise.

58



Another important development in 2010 was the development of Design Organization Approval (DOA) products and capabilities. GMF AeroAsia is currently processing DOA certification from the Directorate for Airworthiness and Aircraft Operation for minor repairs on aircraft. Certified DOA capabilities will be instrumental in expanding the scope of services offered by GMF AeroAsia through the Engineering Services unit.


59

Corporate Data

Perkembangan penting lainnya di tahun 2010 adalah pengembangan produk dan kapabilitas Design Organization Approval (DOA). GMF AeroAsia saat ini tengah mengupayakan sertifikasi DOA dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara untuk minor repair pesawat. Kapabilitas DOA yang telah disertifikasi akan berperan penting dalam memperluas lingkup jasa yang dapat diberikan oleh GMF AeroAsia melalui unit Engineering Services.


In 2010, Engineering Services worked on several EO Reliability projects for airline customers, such as Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Max Air and Galaxy. To improve the overall competence of existing human resources, Engineering Services organized Reliability Workshop sessions in Semesters I and II in 2010, which were complemented by progress reviews held every two weeks to assess the implementation of the results of the Reliability Workshops.


Pada tahun 2010, unit Engineering Services mengerjakan beberapa proyek EO Reliability untuk pelanggan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Max Air dan Galaxy. Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki, unit Engineering Services menyelenggarakan sesi Workshop Reliability di Semester I dan II tahun 2010, yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan progress review setiap dua minggu sekali atas implementasi dari hasil-hasil Workshop Reliability tersebut.

Supporting Business

Engineering Services plays an important and strategic role in the industry of aircraft maintenance, machinery and components, setting the benchmark for maintenance standards, delivering maintenance efficiency and serving as a source of knowledge and data for maintenance and aircraft.

MD&A

Aktivitas unit Engineering Services memegang peranan penting dan strategis dalam industri perawatan pesawat, mesin dan komponen, sebagai penentu standar perawatan, peningkatan efisiensi perawatan, serta sebagai sumber pengetahuan dan data mengenai perawatan dan pesawat.


Material Management Pada tahun 2010, unit Material Management (sebelumnya dikenal sebagai unit Asset & Trade Management) membukukan pendapatan penjualan sebesar Rp 137,6 miliar, yang merupakan 9,1% dari total penjualan GMF AeroAsia pada tahun 2010. Dari sisi pendapatan penjualan, kinerja unit Material Management pada tahun 2010 memperlihatkan peningkatan sebesar 22,1% dari penjualan tahun 2009 sebesar Rp 112,7 miliar.

Material Management

Unit Material Management menyediakan sejumlah layanan bagi pelanggan yaitu antara lain jasa penyediaan suku cadang, pengelolaan komponen pesawat, jasa pergudangan, fasilitas kawasan berikat, logistik dan distribusi, serta penjualan dan pembelian material. Selain melayani pelanggan maskapai penerbangan maupun non-maskapai penerbangan secara langsung, unit Material Management memiliki posisi strategis karena juga melayani kebutuhan unitunit operasional lainnya di lingkungan GMF AeroAsia. Unit Material Management telah memperoleh sertifikasi sebagai Distributor of Aeronautical Products dari DKU-PPU.

The Material Management Unit provides a number of services to customers, which comprise supply of spare parts, aircraft component management, warehousing services, bonded facilities, logistics and distribution, and sale and purchase of materials. Besides serving airline and non-airline customers directly, Material Management assumes a strategic position because it also serves the needs of other operating units within GMF AeroAsia. The Material Management operation has obtained certification as a Distributor of Aeronautical Products from DAAO.

Dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 163 pegawai tetap di tahun 2010, unit Material Management beroperasi melalui beberapa unit bisnis seperti Logistics Services, Strategic Purchasing, Aircraft Parts Services, Aircraft Parts Procurement, Bonded Zone, serta GA Material Services khusus bagi pelanggan utama yaitu Garuda Indonesia.

With support from a total of 163 permanent employees in 2010, Material Management operates multiple business units, including Logistics Services, Strategic Purchasing, Aircraft Parts Services, Aircraft Parts Procurement, Bonded Zone and GA Material Services, specifically for its primary customer: Garuda Indonesia.

Diantara berbagai program kerja yang dilakukan oleh unit Material Management pada tahun 2010 adalah inisiatif efisiensi biaya di bidang Strategic Purchasing, yang dilakukan melalui kontrak-kontrak pengadaan berdasarkan Just in Time (JIT) dan konsinyasi material, manajemen transportasi, serta penerapan component re-use dan re-certification. Sistem kontrak konsinyasi pengadaan material memberikan keuntungan penghematan dari harga yang lebih baik untuk material yang sama dibandingkan dengan jika dilakukan melalui pembelian dengan Purchase Order (PO) normal, karena umumnya menggunakan tingkat harga yang tetap, misalnya untuk kontrak tiga tahun. Selain itu, karena pembayaran dilakukan berdasarkan material yang dipakai dan bukan berdasarkan material yang dikirim kepada GMF AeroAsia, maka diperoleh keuntungan dari sisi efisiensi tingkat persediaan dan aliran kas perusahaan.

Among numerous work programs implemented by the Material Management unit during 2010 were cost efficiency initiatives in Strategic Purchasing, established through Just in Time (JIT) procurement contracts and material consignment methods; transportation management; and application of component re-use and re-certification. Consignment contracts for material procurement provide costcutting benefits with more favorable prices for the same materials than if the transaction were made through a regular Purchase Order (PO), since a fixed price is generally used, for example throughout the three-year duration of the contract. Furthermore, as payment is incurred subject to material use instead of through volume delivered to GMF AeroAsia, there is additional advantage from the perspective of efficiency in material supply and Company cash flow.

60


In 2010, the Material Management unit (formerly known as the Asset & Trade Management unit) booked revenue of Rp 137.6 billion, which accounted for 9.1% of GMF AeroAsia’s total revenues in 2010. In terms of earnings, the performance of Material Management in 2010 showed an increase of 22.1% relative to 2009 revenue amounting to Rp 112.7 billion.


Presently, GMF AeroAsia is preparing strategic initiatives for business development by promoting the Logistics Services unit in Material Management into a separate Strategic Business Unit, which is dedicated to focus on the export, import and distribution of materials.


61

Corporate Data

Saat ini, GMF AeroAsia tengah mempersiapkan inisiatif strategis untuk pengembangan usaha melalui pengembangan unit Logistics Services di Material Management menjadi sebuah Strategic Business Unit terpisah, yang akan berkonsentrasi pada kegiatan ekspor, impor dan distribusi material.


Meanwhile, specifically for fast-moving materials such as lubricating oil, GMF AeroAsia applies a transportation management system, among others, by considering alternatives for shipment by sea instead of delivery by air cargo for purposes of lower materials transportation costs. With these efforts, the Material Management unit in 2010 was able to successfully contribute significant cost savings in its operational activities.


Sementara itu, khusus untuk material yang bersifat fast moving seperti Chemical misalnya minyak pelumas, GMF AeroAsia menerapkan manajemen transportasi antara lain dengan mempertimbangkan penggantian cara pengiriman melalui udara dengan pengiriman melalui laut, sehingga dapat menghemat biaya transportasi material tersebut. Melalui berbagai upaya tersebut, unit Material Management pada tahun 2010 mampu merealisasi penghematan biaya yang cukup signifikan dalam kegiatan operasionalnya.

Supporting Business

Implementation of the component re-use and re-certification system is done by rechecking components coming off aircrafts. If a component remains in good condition and does not require repairs in either internal or outsourced workshops, then GMF AeroAsia can immediately submit re-certification for this particular component. This process will save money in comparison to the preceding procedure. Previously, all components are directly sent to internal or outsourced workshop, hence are subject to charges regardless of whether or not damages are found in the components.

MD&A

Penerapan sistem component re-use dan recertification dilakukan melalui pengecekan kembali komponen yang turun dari pesawat. Apabila komponen tersebut masih bagus dan tidak perlu dilakukan perbaikan baik di workshop internal maupun outsource, maka langsung dapat dilakukan sertifikasiulang atas komponen tersebut. Prosedur ini akan menghemat biaya, dibandingkan dengan prosedur sebelumnya dimana semua komponen langsung dikirim ke workshop internal ataupun outsource sehingga akan dikenakan biaya meskipun nantinya tidak ditemukan adanya kerusakan pada komponen tersebut.


Di tengah kontraksi pasar MRO tahun 2010, GMF AeroAsia mampu mempertahankan profitabilitas dan membukukan laba bersih sebesar Rp 28,8 miliar.

Despite the declining MRO market in 2010, GMF AeroAsia was able to maintain its profitability by posting nett income of Rp 28.8 billions.

62



PERFORMANCE IN 2010


KINERJA TAHUN 2010 Ringkasan Neraca dan Laba-Rugi Summary Balance Sheet and Profit and Loss (miliar Rupiah) (billion Rupiah)

Perubahan Change

2009

Pendapatan Usaha Operating Revenues

1.515,9

1.652,4

(8,3%)

Beban Langsung Direct Costs

1.201,2

1.328,3

(9,6%)

259,8

250,8

3,5%

28,8

48,3

(40,4%)

Beban Usaha Operating Expenses Laba Bersih Net Income Total Aset Total Assets

1.434,9

968,4

980,5

(1,2%)

1,4%

Ekuitas Equity

486,8

454,5

7,1%

Di bawah ini disajikan pencapaian kinerja pada tahun 2010 terkait hasil-hasil operasional dan posisi keuangan GMF AeroAsia. Angka-angka yang berpadanan untuk tahun 2009 disajikan untuk keperluan perbandingan dan atau analisa.

The following presents the 2010 performance of GMF AeroAsia in terms of its results of operations and financial position. Corresponding figures for 2009 are presented for the purpose of comparison and/or analysis.

HASIL-HASIL OPERASIONAL

RESULTS OF OPERATIONS

Pendapatan Usaha Pada tahun 2010 GMF AeroAsia berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1.515,9 miliar atau turun sebesar 8,3% dari tahun 2009. Komponen pendapatan usaha tahun 2010 terdiri dari pendapatan jasa airframe maintenance dan component overhaul sebesar Rp 1.011,1 miliar, atau 66,7% dari total pendapatan usaha, diikuti oleh pendapatan jasa line maintenance dan technical ground handling sebesar Rp 480,2 miliar atau 31,7% dari total pendapatan usaha dan pendapatan jasa engineering lainnya sebesar Rp 24,7 miliar atau 1,6% dari total pendapatan usaha.

Operating Revenues In 2010, GMF AeroAsia booked operating revenues of Rp 1,515.9 billion, representing a decline of 8.3% from revenues in 2009. The breakdown of revenues in 2010 comprises revenues from airframe maintenance and component overhaul of Rp 1,011.1 billion, at 66.7% of total operational revenues, followed by revenues from line maintenance and technical ground handling services of Rp 480.2 billion, at 31.7% of total operational revenues, and revenues from other engineering services of Rp 24.7 billion, at 1.6% of total operational revenues.

Airframe maintenance dan component overhaul services Line maintenance dan technical ground handling Jasa engineering lainnya Jumlah

2010

Kontribusi Contribution (%)

2009

Kontribusi Pertumbuhan Contribution Growth (%) (%)

1.011,1

66,7%

1.188,3

71,9%

-14,9%

480,2

31,7%

401,2

24,3%

19,7%

24,7

1,6%

62,9

3,8%

-60,8%

1.515,9

100%

1.652,4

100%

-8,3%


63

Corporate Data

1.455,1

Total Kewajiban Total Liabilities


2010

Supporting Business

GMF AeroAsia is a leading provider of Maintenance, Repair & Overhaul services in Indonesia. The Company derives revenues from the provision of aircraft repair and maintenance services and other engineering services. The Company incurs expenses in the form of direct costs comprising all costs that are directly related to the provision of those services, and operational costs comprising sales expenses and general and administrative expenses.

MD&A

GMF AeroAsia merupakan perusahaan terkemuka di industri Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) di Indonesia. GMF AeroAsia memperoleh pendapatan dari penyediaan jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat serta jasa engineering lainnya. Sedangkan biaya-biaya GMF AeroAsia adalah beban langsung yang terdiri dari seluruh biaya-biaya yang berkaitan langsung dengan penyediaan jasa-jasa tersebut, serta beban usaha yang terdiri dari beban penjualan serta beban umum dan administrasi.


Pendapatan dari Airframe Maintenance dan Component Overhaul Services Total pendapatan dari airframe maintenance dan component overhaul services menurun 14,9% dari tahun 2009 menjadi Rp 1.011,1 miliar pada tahun 2010. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh penundaan perawatan pesawat pihak ketiga (mengalami penurunan 39,2% dari tahun 2009).

Revenues from Airframe Maintenance and Component Overhaul Services Total revenues from airframe maintenance and component overhaul services declined by 14.9% from the level in 2009, to Rp 1,011.1 billion in 2010. The decline was due to the postponement of aircraft maintenance orders from third parties, which declined by 39.2% compared to 2009.

Pendapatan dari Line Maintenance dan Technical Ground Handling Total pendapatan dari line maintenance dan technical ground handling meningkat 19,7% dari tahun 2009 menjadi Rp 480,2 miliar pada tahun 2010. Peningkatan pendapatan ini disebabkan antara lain oleh penambahan rute baru Garuda Indonesia sehingga berakibat peningkatan frekuensi perawatan pesawat di line maintenance dan technical ground handling.

Revenues from Line Maintenance and Technical Ground Handling Services Total revenues from line maintenance and technical ground handling services grew by 19.7% over the level in 2009 to Rp 480.2 billion in 2010. The increase in revenues was due among others to additional routes opened by Garuda Indonesia resulting in higher frequencies of aircraft maintenance at line maintenance and technical ground handling.

Pendapatan dari Jasa Engineering lainnya Total pendapatan dari jasa engineering lainnya menurun 60,8% dari tahun 2009 menjadi Rp 24,7 miliar pada tahun 2010. Jasa engineering merupakan jasa turunan dari perawatan pesawat, dengan penundaan perawatan pesawat pihak ketiga (mengalami penurunan 39,2% dari tahun 2009) maka jasa engineering juga mengalami penurunan.

Revenues from Other Engineering Services Total revenues from other engineering services declined by 60.8% from the level in 2009 to Rp 24.7 billion in 2010. Being a derivative of aircraft maintenance services, orders for engineering services experienced a decline in line with the postponement of aircraft maintenance orders from third parties.

Beban Langsung Beban langsung GMF AeroAsia pada tahun 2010 sebesar Rp 1.201,2 miliar, mengalami penurunan 9,6% dari tahun 2009, sejalan dengan penurunan pendapatan GMF AeroAsia pada tahun 2010. Komponen-komponen substansial dari beban langsung adalah biaya pembelian suku cadang, biaya gaji dan tunjangan, serta biaya sub-kontrak, yang berturut-turut mengkontribusikan 39,5%, 25,3% dan 13,7%, dari total beban langsung pada tahun 2010.

Direct Costs In line with the decline in revenues in 2010, GMF AeroAsia’s direct costs in 2010 amounted to Rp 1,201.2 billion, representing a decline of 9.6% from the level in 2009. Substantial components of direct costs were expenses for the purchase of spareparts, employee salaries and benefits, and sub-contract expenses, which accounted for 39.5%, 25.3% and 13.7%, respectively, of GMF AeroAsia’s total direct costs in 2010.

Penurunan beban langsung lebih disebabkan karena terjadinya penurunan pada beban subkontrak, suku cadang, jasa teknis dan penunjang penerbangan serta insentif.

The decline in direct costs was mainly the result of corresponding decline in expenses for sub-contracts, spareparts purchases, engineering flight support services, and production incentives.

64



Beban Usaha Beban usaha GMF AeroAsia meningkat sebesar Rp 9,0 miliar atau 3,6% menjadi Rp 259,8 miliar pada tahun 2010, terutama didorong oleh peningkatan Beban Umum dan Administrasi sebesar Rp 11,8 miliar atau 5,1% namun disisi lain terjadi penurunan Beban Penjualan sebesar Rp 2,8 miliar atau 14,1%.

Operating Expenses GMF AeroAsia’s operating expenses increased by Rp 9.0 billion, or 3.6%, to Rp 259.8 billion in 2010, mainly due to an increase of Rp 11.8 billion, or 5.1%, in general and administrative expenses, partly offset by a decline of Rp 2.8 billion, or 14.1%, in sales expenses.

Keterangan Remarks


2009


∆ (%)

16.972

6,5%

19.757

7,9%

-14,1%

Umum dan Administrasi General and Administration

242.866

93,5%

231.060

92,1%

5,1%

Jumlah Total

259.838

100,0%

250.817

100,0%

3,6%

Beban penjualan tercatat sebesar Rp 17,0 miliar pada tahun 2010, mengalami penurunan 14,1% dari tahun 2009. Penurunan beban penjualan terutama disebabkan oleh adanya penurunan signifikan pada komponen biaya keagenan 64,4% menjadi Rp 2,7 miliar di tahun 2010. Di lain pihak, GMF AeroAsia tetap melakukan upaya pemasaran secara intensif seperti tercermin dari kenaikan pada komponen gaji dan tunjangan personil pemasaran 56,6% menjadi Rp 6,7 miliar di tahun 2010. Komponen beban penjualan yang utama lainnya yaitu biaya iklan dan promosi relatif stabil apabila dibandingkan dengan tahun 2009.

Sales expenses amounted to Rp 17.0 billion in 2010, a decline of 14.1% from the level in 2009. The decline in sales expenses was mainly due to a significant reduction of 64.4% in agency fees to Rp 2.7 billion in 2010. At the same time, GMF AeroAsia continued to engage in intensive marketing efforts as reflected in the 56.6% increase in salaries and benefits for marketing staff, which amounted to Rp 6.7 billion in 2010. The other major component of sales expenses, namely advertising and promo expenses, was relatively stable compared to the level in 2009.


65

Corporate Data

Penjualan Selling

2010


The gross profit ratio meanwhile was 20.76% in 2010, higher than gross profit ratio of 19.61% in 2009, which reflected a higher rate of decline in direct costs compared to the rate of decline in operating revenues, during 2010.


Rasio laba kotor adalah 20,76% pada tahun 2010, atau lebih tinggi dibandingkan 19,61% pada tahun 2010, yang mencerminkan prosentase penurunan yang lebih besar pada beban langsung dibandingkan prosentase penurunan pendapatan usaha, di tahun 2010.

Supporting Business

Gross Profits In line with the decline in GMF AeroAsia’s operating revenues and direct costs in 2010, gross profits declined by 2.9% compared to the level in 2009, and amounted to Rp 314.8 billion in 2010.

MD&A

Laba Kotor Dengan menurunnya pendapatan usaha dan beban langsung GMF AeroAsia pada tahun 2010, laba kotor GMF AeroAsia tercatat sebesar Rp 314,8 miliar, mengalami penurunan 2,9% dari tahun 2009.


Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 242,9 miliar pada tahun 2010, meningkat 5,1% dari tahun 2009. Kenaikan beban ini lebih disebabkan oleh beban imbalan kerja (terdiri dari imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya) sebagai hasil perhitungan aktuaria (PSAK 24) karena terjadi penurunan asumsi tingkat diskonto dari 10,5% di tahun 2009 menjadi 8% di tahun 2010.

General and administrative expenses amounted to Rp 242.9 billion in 2010, and represented an increase of 5.1% over the level in 2009. The increase mainly reflected the increase in employment benefit expenses (comprising post-employement benefits as well as other long-term employment benefits) as a result of actuarial calculations (SFAS 24) using a lower discount rate at 8% in 2010, compared to 10.5% in 2009.

Komponen lain yang memperlihatkan kenaikan signifikan pada tahun 2010 adalah biaya listrik, air dan telepon yang antara lain disebabkan penyesuaian tarif.

Another component of general and administrative expenses that showed a significant incresase in 2010 was electricity, water and telephone expenses that experienced adjustments in tariffs.

Laba Usaha Di tahun 2010, GMF AeroAsia membukukan laba usaha sebesar Rp 54,9 miliar yang menurun 25,0% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan Marjin Laba Usaha GMF AeroAsia turun menjadi 3,6% di tahun 2010 dibanding 4,4% di tahun 2009.

Operating Profit In 2010, GMF AeroAsia booked an operating profit of Rp 54.9 billion, a decline of 25.0% from operating profit in the previous year. Accordingly, GMF AeroAsia’s operating profit margin declined to 3.6% in 2010, from 4.4% in 2009.

Penghasilan (Beban) Lain-Lain Beban lain-lain – bersih meningkat dari Rp 7,2 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 15,7 miliar di tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan beban keuangan sebesar Rp 12,0 miliar pada tahun 2010 dibanding beban keuangan sebesar Rp 4,7 miliar pada tahun 2009. Beban keuangan terutama berasal dari transaksi pembayaran bunga pinjaman perbankan jangka pendek dalam mata uang US Dollar (mengalami kenaikan suku bunga pinjaman dari 6% pada tahun 2009 menjadi 7% pada tahun 2010) dan pembayaran bunga pinjaman jangka panjang dalam mata uang Rupiah (suku bunga per tahun 12%).

Other Income (Expenses) Other expenses – net increased from Rp 7.2 billion in 2009 to Rp 15.7 billion in 2010. The increase mainly reflected financial charges of Rp 12.0 billion in 2010, as compared with financial charges of Rp 4.7 billion recorded in 2009. Financial charges mainly represented interest payments for short-term bank loans in US Dollar currency (with an annual interest rate that increased from 6% in 2009 to 7% in 2010) and interest payments for long-term loans in Rupiah currency (with an annual interest rate of 12%).

Rugi selisih kurs – bersih tercatat Rp 12,0 miliar meningkat 20,6% dari tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh menguatnya nilai tukar Rupiah dan penurunan posisi aset bersih dalam mata uang asing. Kurs Rp terhadap USD di 31 Desember 2009 Rp 9.400/USD menguat menjadi Rp 8.991/USD per 31 Desember 2010.

Loss on foreign exchange – net amounted to Rp 12.0 billion in 2010, representing an increase of 20.6% over 2009, due to the strengthening of the Rupiah as well as the reduction in net position of assets valued in foreign currencies. The Rupiah-US Dollar exchange rate strengthened from Rp 9,400/USD on 31 December 2009 to Rp 8,991/USD on 31 December 2010.

GMF AeroAsia juga memperoleh penghasilan bunga dan pendapatan lain-lain bersih yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun tidak signifikan.

GMF AeroAsia recorded an increase of interest income and other income – net. However, the amounts were not significant.

66



POSISI KEUANGAN

FINANCIAL POSITION

Jumlah Aset Di tahun 2010, total Aset GMF AeroAsia adalah Rp 1.445,1 miliar yang terdiri dari 88,3% aset lancar dan 11,7% aset tidak lancar. Nilai total aset ini meningkat Rp 20,1 miliar atau 1,4% dari Rp 1.435,0 miliar pada tahun 2009. Peningkatan aset tersebut terutama didorong peningkatan aset tidak lancar sebesar 87,6% menjadi Rp 170,0 miliar.

Total Assets In 2010, GMF AeroAsia’s total assets amounted to Rp 1,445.1 billion comprising 88.3% current assets and 11.7% non-current assets. Total assets increased in value by Rp 20.1 billion, or 1.4%, from Rp 1,435.0 billion in 2009, due mainly to the 87.6% growth in non-current assets to Rp 170.0 billion.

Aset Lancar Aset lancar mengalami penurunan sebesar 4,4% menjadi Rp 1.285,1 miliar di tahun 2010. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas sebesar 70,1% menjadi Rp 42,3 miliar di tahun 2010 akibat penggunaan arus kas untuk pembayaran pinjaman jangka pendek dan untuk investasi pada aset tetap serta pembayaran dividen, dan penurunan jumlah piutang usaha – bersih sebesar 6,7% menjadi Rp 398,6 miliar sejalan dengan berkurangnya volume usaha pada tahun 2010 (sehingga hal ini tidak berakibat pada penurunan rasio perputaran piutang 2010 sebesar 96 hari dan pada tahun 2009 sebesar 94 hari). Di sisi lain, terdapat kenaikan sebesar Rp 39,3 miliar pada uang muka dan biaya dibayar dimuka, terutama mencerminkan kenaikan uang muka pembelian kepada sub-kontraktor dan pemasok.

Current Assets The amount of current assets declined by 4.1% to Rp 1,285.1 billion in 2010, attributable mainly to a 70.1% decline in cash and cash equivalent to Rp 42.3 billion in 2010. The decline in cash and cash equivalent was in turn attributable to cash flows used for payment of short-term loans, investment on fixed assets, and payment of cash dividends. The decline in current assets also reflected the decline in accounts receivable – net of 6.7% to Rp 398.6 billion in line with reduction in work volumes in 2010 (which resulted in a fairly stable receivable turnover of 96 days in 2010 as compared to 94 days in 2009). On the other hand, GMF AeroAsia recorded an increase of Rp 39.3 billion in advances and prepaid expenses, which mainly reflected increases in advances for purchases to subcontractors and suppliers.

Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar mengalami peningkatan sebesar 87,6% menjadi Rp 170,0 miliar di tahun 2010. Kenaikan ini antara lain disebabkan kenaikan pada aset tetap GMF AeroAsia berupa peralatan kantor dan komputer, suku cadang rotable serta peralatan dan perlengkapan bengkel.

Non-Current Assets Non-current assets recorded an increase of 87.6% to Rp 170.0 billion in 2010, attributable among other things to the increase in GMF AeroAsia’s fixed assets in the form of office equipment and computers, rotable spareparts, and workshop equipment and machinery.

Supporting Business

Net Income In 2010, GMF AeroAsia recorded Rp 28.8 billion in net income, a decline of 40.4% from net income recorded in 2009. Accordingly, net income margin also declined to 1.9% in 2010, compared with 2.9% in 2009.

MD&A

Laba Bersih Pada tahun 2010, GMF AeroAsia menghasilkan laba bersih Rp 28,8 miliar, menurun sebesar 40,4% dibandingkan dengan laba bersih di tahun 2009. Oleh karena itu, Marjin Laba Bersih GMF AeroAsia juga menurun menjadi 1,9% di tahun 2010 dibandingkan 2,9% di tahun 2009.

Corporate Social Responsibility Corporate Data

67




Jumlah Kewajiban GMF AeroAsia membukukan total kewajiban di akhir tahun 2010 sebesar Rp 968,4 miliar yang terdiri dari 70,4% kewajiban lancar dan 29,6% kewajiban tidak lancar. Nilai total kewajiban ini menurun Rp 12,1 miliar atau 1,2% dari Rp 980,5 miliar pada akhir tahun 2009. Penurunan kewajiban tersebut terutama disebabkan penurunan kewajiban lancar dari sebesar Rp 811,6 miliar pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 682,0 miliar pada akhir tahun 2010 atau turun sebesar 16,0%.

Total Liabilities GMF AeroAsia’s total liabilities as at year-end 2010 amounted to Rp 968.4 billion, comprising 70.4% current liabilities and 29.6% non-current liabilities. Total liabilities declined by Rp 12.1 billion, or 1.2%, from Rp 980.5 billion at year-end 2009. The decline in total liabilities mainly reflected the decline in current liabilities from Rp 811.6 billion at year-end 2009 to Rp 682.0 billion at year-end 2010, or a decline of 16.0%.

Kewajiban Lancar Di akhir tahun 2010, kewajiban lancar menurun 16,0% menjadi Rp 682,0 miliar. Komposisi dari kewajiban lancar ini adalah pinjaman jangka pendek 19,6%, hutang usaha 57,8%, hutang lain-lain 10,6%, hutang pajak 2,2%, biaya masih harus dibayar 9,3% dan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 0,6%. Penurunan kewajiban jangka pendek sebesar Rp 129,6 miliar atau 16,0% terutama disebabkan turunnya hutang usaha sebesar 16,7% dan hutang lain-lain sebesar 49,1%.

Current Liabilities The amount of current liabilities declined by 16.0% to Rp 682.0 billion at year-end 2010. Current liabilities comprise 19.6% in short-term loans, 57.8% in accounts payable, 10.6% in other payables, 2.2% in taxes payable, 9.3% in accrued expenses, and 0.6% in current maturities of long-term loans. The decline in current liabilities of Rp 129.6 billion, or 16.0%, was mainly due to a 16.7% decline in account payables and a 49.1% decline in other payables.

Hal ini mengakibatkan current ratio menjadi lebih baik pada akhir tahun 2010 yaitu sebesar 1,88 dibanding pada akhir tahun 2009 sebesar 1,66.

The decline in current liabilities resulted in an improvement of current ratio to 1.88 at year-end 2010, compared with 1.66 at year-end 2009.

Kewajiban Tidak Lancar Komposisi kewajiban tidak lancar sebesar Rp 286,4 miliar adalah pinjaman jangka panjang-setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun 6,2%, hutang kepada pihak hubungan istimewa 11,5% dan kewajiban imbalan kerja 82,4%. Kenaikan kewajiban tidak lancar sebesar Rp 117,4 miliar atau 69,5% terutama disebabkan kenaikan pada kewajiban imbalan kerja sebesar Rp 120,1 miliar atau 103,8%. Kenaikan pada kewajiban imbalan kerja sebagai akibat dari kesepakatan antara GMF AeroAsia dan Garuda Indonesia untuk melakukan offsetting kewajiban imbalan kerja berikut pengaruh pajak tangguhannya, sebagai pembayaran hutang usaha GMF AeroAsia kepada Garuda Indonesia. Dengan demikian seluruh kewajiban imbalan pasca-kerja imbalan pasti dan jangka panjang lainnya beralih ke GMF AeroAsia. Kenaikan kewajiban tidak lancar juga disebabkan oleh adanya fasilitas kredit investasi jangka panjang sebesar Rp 17,7 miliar di akhir tahun 2010 (setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun) untuk membiayai ekspansi usaha GMF AeroAsia.

Non-Current Liabilities Non-current liabilities amounted to Rp 286.4 billion, comprised of long-term loans (after deducting current maturities) of 6.2%, payables due to related parties of 11.5%, and employment benefit obligations of 82.4%. The increase of Rp 117.4 billion in non-current liabilities, or 69.5%, was mainly due to an increase of Rp 120.1 billion, or 103.8%, in employment benefit obligations. The increase in employment benefit obligations was in turn due to an agreement between GMF AeroAsia and Garuda Indonesia to offset the employment benefit obligations, including its deferred taxes, as payment of trade payables due to Garuda Indonesia by GMF AeroAsia. As a result, all post-employment benefits under the defined contribution plan as well as other long-term benefits were transferred to GMF AeroAsia. The increase in non-current liabilities also resulted from a longterm investment loan facility of Rp 17.7 billion (after deducting current maturities) at year-end 2010 that was was taken to finance GMF AeroAsia’s business expansion.

68



2010

2009

(72.256)

(170.709)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi Net Cash Used in Investing Acitivities

(31.439)

(25.076)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan Net Cash Provided by Financing Activities

4.806

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas Net Increase (Decrease) in Cash and Cash Equivalent

(98.889)

Corporate Data

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi Net Cash Used in Operating Activities

138.387 (57.398)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi turun sebesar Rp 98,5 miliar atau 57,7%, yang terutama berasal dari peningkatan penerimaan kas dari pelanggan sebesar 5,3% dan penurunan pembayaran kas kepada pemasok, pegawai dan lainnya (termasuk pembayaran bunga dan pajak penghasilan) sebesar 1,4% dari tahun 2009.

Cash Flows used for Operating Activities Net cash flows used for operating activities declined by Rp 98.5 billion, or 57.7%, mainly reflecting the 5.3% increase in cash receipts from customers and a decline of 1.4% in cash paid to suppliers, employees, and others (including payments for interest and income taxes), compared to 2009.

Arus Kas Untuk Aktivitas Investasi Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat 25,4% atau Rp 6,4 miliar dari tahun 2009. Peningkatan ini terutama disebabkan penambahan perolehan aset tetap sebesar 41,1% atau Rp 10,9 miliar terdiri dari perolehan suku cadang rotable pesawat B 737 NG. Di sisi lain terdapat peningkatan penerimaan bunga sebesar Rp 4,0 miliar.

Cash Flows used for Investing Activities Cash flows used for investing activities increased by Rp 6.4 billion, or 25.4%, from the level in 2009. The increase was mainly due to additional acquisitions of property and equipment of 41.1%, or Rp 10.9 billion, comprising rotable spareparts for the B737 NG aircraft. On the other hand, there was an increase of Rp 4.0 billion in interest income received.



Cash Flows At 31 December 2010, cash and cash equivalents amounted to Rp 42.3 billion, a decline of 70.1% from its previous position at 31 December 2009 of Rp 141.2 billion.


Arus Kas Pada tanggal 31 Desember 2010, kas dan setara kas tercatat sebesar Rp 42,3 miliar, menurun sebesar 70,1% dibandingkan posisi pada tanggal 31 Desember 2009 yang mencapai Rp 141,2 miliar.

Supporting Business

Shareholders’ Equity Shareholders’ equity grew by Rp 32.3 billion, or 7.1%, from Rp 454.5 billion at year-end 2009 to Rp 486.8 billion at year-end 2010. The growth in shareholders’ equity was mainly due to the addition of net profit for the current year, as well as additional equity of Rp 10.7 billion as a result of the early implementation of SFAS 50 (revision 2006) and SFAS 55 (revision 2006), and a surplus resulting from the revaluation of GMF AeroAsia’s property and equipment. This was offset by a reduction in shareholders’ equity due to a cash dividends payment of Rp 7.2 billion in 2010.

MD&A

Ekuitas Jumlah ekuitas tumbuh sebesar Rp 32,3 miliar atau 7,1% dari Rp 454,5 miliar di akhir tahun 2009 menjadi Rp 486,8 miliar di akhir tahun 2010. Pertumbuhan ekuitas tersebut terutama disebabkan oleh pencapaian laba bersih pada tahun berjalan dan ada penambahan ekuitas sebesar Rp 10,7 miliar sebagai dampak dari penerapan awal PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) serta surplus revaluasi yang timbul dari penilaian ulang bangunan dan prasarana yang dimiliki GMF AeroAsia. Di sisi lain terjadi pengurangan ekuitas dikarenakan pembayaran dividen tunai pada tahun 2010 sebesar Rp 7,2 miliar.

69


Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan mengalami penurunan sebesar Rp 133,6 miliar atau 96,5% terutama disebabkan dari peningkatan pembayaran pinjaman jangka pendek yang telah jatuh tempo sebesar Rp 156,9 miliar atau 157,6% dari tahun 2009 dan pembayaran dividen sebesar Rp 11,9 miliar.

Cash Flows provided by Financing Activities Cash flows provided by financing activities declined by Rp 133.6 billion, or 96.5%, mainly due the increase of Rp 156.9 billion, or 157.6%, in payments for maturing short-term loans, compared to the level in 2009, as well as cash payment dividends of Rp 11.9 billion.

PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN LAIN

DISCLOSURE OF OTHER FINANCIAL INFORMATION

Rasio-Rasio Keuangan Financial Ratios Rasio Ratio

2010

2009

2008

2007

2006

11,88%

19,62%

16,65%

15,08%

Return On Equity (ROE)

6,28%

Return On Investment (ROI)

4,66%

6,17%

12,29%

10,80%

11,12%

Cash Ratio

6,34%

17,57%

32,56%

29,39%

22,29%

1,88

1,66

1,79

1,60

1,41

Collection Period (days)

96

94

79

84

71

Perputaran Persediaan

103

99

83

53

58

104,75%

115,67%

137,04%

135,03%

130,17%

Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aset

16,92%

15,73%

18,67%

20,61%

24,28%

Acid Test Ratio

70,29%

70,21%

88,87%

91,43%

78,73%

1,99

2,16

1,87

1,89

1,75

Current Ratio

Total Asset Turn Over

Debt to Equity Ratio

Kemampuan Membayar Hutang Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang adalah current ratio atau perbandingan antara jumlah aset lancar dengan jumlah kewajiban lancar. Current ratio GMF AeroAsia pada akhir tahun 2010 adalah sebesar 1,88 yang merupakan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya sebesar 1,66. Hal ini diakibatkan oleh laju penurunan pada hutang usaha dan hutang lain-lain yang lebih besar dari laju penurunan pada kas dan setara kas. Dengan tingkat current ratio tersebut, GMF AeroAsia tidak memprediksi adanya kesulitan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

Debt Servicing Capability One of the financial ratios that can be used as a measure of debt servicing capability is the current ratio, defined as the ratio between the amounts of current assets to current liabilities. At year-end 2010, GMF AeroAsia’s current ratio was 1.88, which represented an improvement compared to current ratio of 1.66 in 2009. The increase in current ratio was due to the greater reduction in account payables and other liabilities compared to the reduction in cash and cash equivalents. With that level of current ratio, GMF AeroAsia would have no difficulties in paying off its short-term liabilities.

Pada tahun 2010, GMF AeroAsia memperoleh pinjaman jangka panjang berupa Kredit Investasi dalam jangka waktu 5 tahun. Kredit ini diberikan sebagai pendanaan untuk investasi-investasi yang dilakukan GMF AeroAsia terutama untuk pengembangan kapasitas B 737 NG, berupa pendanaan mesinmesin penunjang, tools dan equipment. Melalui penggunaan Kredit Investasi, maka penggunaan kas operasional untuk pembelian aset yang bernilai tinggi dapat ditekan dan GMF AeroAsia dapat melakukan penghematan dengan melakukan pembayaran dalam jangka panjang sesuai umur investasi tersebut.

In 2010, GMF AeroAsia secured a long-term Investment Loan facility with a tenor of 5 years. The loan facility is intended to finance investments by GMF AeroAsia, mainly to expand its B737 NG capacity in the form of support machinery, tools and equipment. By using an Investment Loan facility, GMF AeroAsia would be able to reduce the use of operating cash flows for the purchase of high-value assets, while also benefitting from the ability to make long-term scheduled payments over the expected economic life of the investment.

70



Receivable Collectibility GMF AeroAsia is exposed to credit risk arising primarily from trade account receivables as well as gross receivables from customers, due to the possibility of failure of counterparties in fulfilling their financial or contractual obligations, resulting in financial losses to GMF AeroAsia. In 2010, GMF AeroAsia implemented measures in credit risk management in order to minimize the possibility of uncollectible account receivables. To ensure sustained revenue growth while also minimizing possible losses, GMF AeroAsia has also implemented a Customer Remittance Policy, which ensures that all revenuegenerating transactions are conducted with customers who have good track record for credit, along with the establishment of appropriate credit limit, sales terms, receivable limit and terms of payment, in line with records of previous payment data of the customer.


71

Corporate Data

Kolektibilitas Piutang GMF AeroAsia memiliki eksposur risiko kredit yang timbul terutama dari piutang usaha dan tagihan bruto kepada pelanggan, dengan kemungkinan adanya kegagalan dari counterparty dalam memenuhi kewajiban keuangan atau kontraktualnya sehingga mengakibatkan kerugian keuangan pada GMF AeroAsia. Pada tahun 2010, GMF AeroAsia telah menerapkan manajemen risiko kredit untuk meminimalkan kemungkinan piutang tidak tertagih. Untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi, GMF AeroAsia juga telah menerapkan Kebijakan Pembayaran Pelanggan (Customer Remittance Policy) dengan memastikan bahwa transaksi yang menghasilkan pendapatan dilakukan dengan pelanggan yang mempunyai catatan kredit yang baik, serta penentuan batasan kredit, syarat penjualan, batasan piutang dan penentuan pola pembayaran sesuai data perilaku pembayaran sebelumnya.


Liquidity Level GMF AeroAsia’s overall liquidity level in 2010, as measured by the acid test ratio and cash ratio, was lower compared to the level in 2009, due to the significant decline in cash and cash equivalent. However, as shown in its cash flows, the decline was not the result of non-optimum operations. In fact, the deficit in operating cash in 2010 was lower than the level experienced in 2009, which was an indication of an improvement in operating performance in 2010. Among some factors that contributed to the decline in cash and cash equivalent in 2010 was the amount of realized investments for business development, whereby GMF AeroAsia recorded cash outflows of Rp 37.4 billion in 2010 for property and equipment, as compared with cash outflow of Rp 26.5 billion for the same purpose in 2009. To maintain an adequate level of liquidity, GMF AeroAsia in 2010 engaged in debt restructuring, whereby the 3-month, automatic rollover open account financing facility received in 2009 was successfully restructured into a 1-year working capital loan facility, bearing the same interest rate at 6% annually.


Tingkat Likuiditas Tingkat likuiditas GMF AeroAsia pada tahun 2010 sebagaimana diukur dari acid test ratio dan cash ratio adalah lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2009 akibat adanya penurunan signifikan pada kas dan setara kas. Namun seperti tampak pada laporan arus kas, penurunan tersebut bukan disebabkan oleh tidak optimalnya operasional perusahaan, bahkan defisit kas operasional di tahun 2010 lebih rendah dibandingkan pada tahun 2009 yang dapat mengindikasikan bahwa kinerja operasional perusahaan di tahun 2010 mulai membaik. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kas dan setara kas di tahun 2010 adalah realisasi investasi dalam rangka pengembangan GMF AeroAsia, dimana GMF AeroAsia tercatat mengeluarkan Rp 37,4 miliar pada tahun 2010 untuk perolehan aset tetap, dibandingkan Rp 26,5 miliar pada tahun 2009. Untuk menjaga likuiditas, GMF AeroAsia pada tahun 2010 juga telah melakukan restrukturisasi pinjaman dengan mengubah fasilitas pinjaman pembiayaan (Open Account Financing) yang diterima pada tahun 2009 dengan masa pinjaman selama 3 bulan yang dapat di roll-over, menjadi fasilitas Kredit Modal Kerja dengan masa pinjaman 1 tahun, pada tingkat bunga yang sama sebesar 6% per tahun.

Supporting Business

This investment is expected to improve GMF AeroAsia’s income stream, which in turn will result in greater capability of debt servicing in line with increasing operating efficiency and effectiveness. GMF AeroAsia also continues to maintain operating efficiency, especially in maintaining positive cash flows at all times in order to improve its liquidity level.

MD&A

Investasi yang dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan GMF AeroAsia, sehingga seiring dengan terus meningkatnya efisiensi dan efektivitas operasional GMF AeroAsia, kemampuan membayar hutang dapat meningkat. Berbagai langkah untuk menjaga agar operasional GMF AeroAsia juga terus dilakukan, terutama dengan menjaga arus kas operasional tetap positif sehingga likuiditas GMF AeroAsia juga dapat semakin meningkat.


Melalui penerapan manajemen risiko kredit tersebut tingkat kolektibilitas piutang GMF AeroAsia di tahun 2010 menunjukkan perbaikan dari akhir tahun 2009, ditandai dengan penurunan aging piutang yang sudah overdue sebesar Rp 24,3 miliar. Sebagian besar penurunan terjadi untuk piutang yang overdue antara 1 hari sampai dengan 180 hari. Selain penurunan piutang tersebut, penerapan Kebijakan Pembayaran Pelanggan juga berdampak pada penerimaan kas dari pelanggan yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2010 GMF AeroAsia tercatat memperoleh pembayaran dari pelanggan sebesar Rp 1.509,6 miliar, meningkat 5,3% dari tahun 2009 yang hanya sebesar Rp 1.434,1 miliar.

Through the implementation of credit risk management, GMF AeroAsia’s receivable collectibility level in 2010 has shown an improvement as compared with those in 2009, as reflected in a reduction of Rp 24.3 billion in overdue receivables at end of the year. Most of the reduction was in receivables that have been overdue between 1 day and up to 180 days. In addition to lower overdue receivables, the Customer Remittance Policy has also resulted in an increase in cash receipt from customers, whereby in 2010 GMF AeroAsia recorded Rp 1,509.6 billion in payment from customers, an increase of 5.3% from the corresponding amount in 2009 of Rp 1,434.1 billion.

Untuk menjaga kebutuhan modal kerja akibat tidak tertagihnya piutang, GMF AeroAsia memilih untuk melakukan anjak piutang, terutama atas piutang usaha kepada pihak hubungan istimewa sebesar USD 16,2 juta sebagai jaminan untuk memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja sejak Desember 2009.

To ensure against disruption in working capital requirements due to uncollectible receivables, GMF AeroAsia engaged in factoring receivables, especially in regards account receivables to a related party of USD 16.2 million, which was collateralized for a working capital loan facility since December 2009.

Struktur Modal Struktur modal GMF AeroAsia dapat terlihat antara lain dari perbandingan jumlah hutang dengan modal untuk membiayai aset yang ada (Debt to Equity Ratio/ DER). Pada tahun 2010, DER GMF AeroAsia adalah sebesar 1,99 kali, menurun dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 2,16 kali. Pergerakan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: • Penurunan jumlah kewajiban lancar, sebagaimana telah dibahas di atas sebelumnya. • Kenaikan jumlah kewajiban tidak lancar, sebagaimana telah dibahas di atas sebelumnya. • Kenaikan jumlah ekuitas, sebagaimana telah dibahas di atas sebelumnya.

Capital Structure GMF AeroAsia’s capital structure can be depicted among other things from its Debt to Equity Ratio (DER), which is defined as the ratio between its debts and its equity needed to finance its assets. In 2010, GMF AeroAsia’s DER was 1.99 times, which was a decline from DER in 2009 of 2.16 times. The change in DER was the result of a number of factors, such as: • The decline in current liabilities, as discussed above. • The increase in non-current liabilities, as discussed above. • The increase in shareholders’ equity, as discussed above.

Sesuai dengan ketentuan UU No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, GMF AeroAsia telah memiliki kebijakan untuk membentuk cadangan umum dengan menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 2 Juni 2006, pemegang saham menyetujui pembentukan cadangan umum sebesar 20% dari modal ditempatkan, dilakukan selama 10 tahun dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, dengan penyisihan cadangan sebesar Rp 3,328 miliar per tahun.

In compliance with the provisions of Law No. 40 Year 2007 on Limited Liability Companies, GMF AeroAsia has a formal policy for the establishment of a general reserve by setting aside a certain amount from the net income each year. Based on the resolutions of the Annual General Meeting of Shareholders on 2 June 2006, the shareholders of GMF AeroAsia approved a general reserve amounting to 20% of the paid-in capital, to be established in a 10-year period from 2005 until 2014, with Rp 3.328 billion set aside each year.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, GMF AeroAsia telah memiliki cadangan umum masingmasing sebesar Rp 19,968 miliar atau 12% dan Rp 16,640 miliar atau 10%, dari jumlah modal ditempatkan.

As at 31 December 2010 and 2009, GMF AeroAsia contributed to the general reserve bringing it to a total of Rp 19.968 billion and Rp 16,640 billion, respectively, representing 12% and 10%, respectively, of the paidin capital.

72



Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca Tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal neraca pada 31 Desember 2010.

Subsequent Events There were no subsequent events following the balance sheet date of 31 December 2010.

Kebijakan Dividen GMF AeroAsia memiliki kebijakan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya dari laba bersihnya. Besarnya dividen tunai yang dibagikan ditentukan melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham.

Dividend Policy GMF AeroAsia has established a policy for the distribution of dividends to shareholders from its net income. The amount of cash dividends to be distributed is decided by the General Meeting of Shareholders.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 April 2009, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 11,239,823 miliar, yang mencerminkan rasio pembayaran dividen sebesar 16,6% dari laba bersih tahun 2008.

Based on the resolutions of the Annual General Meeting of Shareholders on 24 April 2009, the shareholders approved the distribution of cash dividends for fiscal year 2008 of Rp 11.239 billion, which represented a dividend payout ratio of 16.6% of net income in 2008.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 23 April 2010, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 7,239 miliar, yang mencerminkan rasio pembayaran dividen sebesar 15,0% dari laba bersih tahun 2009.

Based on the resolutions of the Annual General Meeting of Shareholders on 23 April 2010, the shareholders approved the distribution of cash dividends for fiscal year 2009 of Rp 7,239 billion, which represented a dividend payout ratio of 15.0% of net income in 2009.

Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi dan Restrukturisasi Hutang Pada tahun 2010, GMF AeroAsia melakukan transaksi dalam rangka investasi dengan nilai sebesar Rp 67,2 miliar, yang terdiri dari investasi pada peralatan dan perlengkapan bengkel sebesar Rp 7,1 miliar, investasi pada peralatan kantor dan komputer sebesar Rp 16,9 miliar, dan investasi pada suku cadang rotable sebesar Rp 43,2 miliar, termasuk di dalamnya reklasifikasi aset sebesar Rp 29,8 miliar yang sebelumnya tidak terdapat pada anggaran GMF AeroAsia karena merupakan kelompok investasi baru di 2010.

Investment, Expansion, Divestment, Acquisition, and Debt Restructuring In 2010, GMF AeroAsia engaged in a number of investment transactions valued at a total of Rp 67.2 billion, comprising a Rp 7.1 billion investment in workshop tools and equipment, Rp 16.9 billion investment in office equipment and computers, and Rp 43.2 billion investment in rotable spareparts, including Rp 29.8 billion in reclassified assets previously not recorded in GMF AeroAsia’s budget, representing a new investment class set up in 2010.

Corporate Data



Financial Information of Extraordinary Events Throughout 2010, there were no extraordinary events with financial consequences.


Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian Luar Biasa Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat informasi keuangan yang mengandung kejadian luar biasa.

Supporting Business

Material Commitments for Capital Expenditure In the interest of financing the development and expansion in the aircraft maintenance and repair business through the construction of new facilities as well as the procurement of tools and equipment particularly for increased capacity and capability of servicing Boeing B 737 NG aircraft, GMF AeroAsia secured financing in the form of an Investment Loan Agreement with Bank BNI Tbk drawn by Notary Deed No. 291 dated 28 July 2010 of Arry Supratno SH, notary, for a maximum amount of Rp 100,000,000,000 (a hundred billion Rupiah).

MD&A

Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal Guna keperluan pembiayaan pembangunan pengembangan usaha jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang berupa sarana dan prasarana baru serta pengadaan mesin dan peralatan untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas perawatan Boeing B 737 NG, GMF AeroAsia antara lain mendapatkan sumber dana melalui Perjanjian Kredit Investasi dengan Bank BNI di depan Notaris Arry Supratno, SH no 291 tanggal 28 Juli 2010 senilai maksimum Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar Rupiah).

73


Pada tahun 2010, GMF AeroAsia melakukan restrukturisasi pinjaman dengan mengubah fasilitas pinjaman pembiayaan (Open Account Financing) yang diterima pada tahun 2009 dengan masa pinjaman selama 3 bulan yang dapat di roll-over, menjadi fasilitas Kredit Modal Kerja dengan masa pinjaman 1 tahun, pada tingkat bunga yang sama sebesar 6% per tahun. Restrukturisasi fasilitas Open Account Financing dilakukan pada tanggal 28 Juli 2010 dengan melunasi fasilitas tersebut menggunakan dana Kredit Modal Kerja yang diterima. Kredit Modal Kerja tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 27 Juli 2011.

In 2010, GMF AeroAsia engaged in debt restructuring, whereby the open account financing facility received in 2009, with a 3-month tenor and available for rollover, was converted into a working capital loan facility with a tenor of 1-year, bearing the same interest rate at 6% annually. The restructuring of the Open Account Financing facility was effected in 28 July 2010 by the settlement of the facility using funds received from the working capital loan facility. The working capital loan facility will become due on 27 July 2011.

Selain Kredit Modal Kerja, GMF AeroAsia pada tahun 2010 juga memperoleh pinjaman jangka panjang berupa fasilitas Kredit Investasi dengan jangka waktu 5 tahun, yang akan digunakan untuk mendanai investasi barang modal dalam rangka ekspansi kapasitas dan pengembangan usaha.

In addition to a working capital loan facility, GMF AeroAsia in 2010 also received a long-term loan in the form of an investment loan with a 5-year tenor, to be used to finance capital expenditure investments in support of capacity expansion and business development.

Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan Dalam menjalankan aktivitas usahanya, GMF AeroAsia mengadakan transaksi dengan pihak-pihak yang terafiliasi, meliputi transaksi dengan induk perusahaan, Garuda Indonesia meliputi perawatan pesawat, penyewaan bangunan dan software, pembayaran lebih dahulu biaya-biaya GMF AeroAsia antara lain telepon, asuransi, dan imbalan kerja. Selain itu GMF AeroAsia juga mempunyai transaksi dengan Mandira, Gapura Angkasa, Aerowisata Catering Service, Aero Jasa Perkasa dan Satriavi dalam hal sewa kendaraan, jasa penunjang penerbangan, Jasa Boga, Kargo dan Jasa Perhotelan. Sifat hubungan afiliasi dan jumlah transaksi-transaksi tersebut disajikan secara lengkap pada Catatan No. 26 dalam Catatan Atas Laporan Keuangan yang Diaudit.

Material Transactions with Conflict of Interest In conducting its business activities, GMF AeroAsia engages in transactions with related parties, namely with parent company Garuda Indonesia involving transactions in aircraft maintenance, building and software rentals, and prepayment of GMF AeroAsia’s expenses such as for telephone bills, insurance expenses, and employment benefits. In addition, GMF AeroAsia also engaged in transactions with Mandira, Gapura Angkasa, Aerowisata Catering Service, Aero Jasa Perkasa and Satriavi, involving transactions in vehicle rentals, flight support services, catering, cargo and hotel services. The nature of the affiliations and amount of transactions are described in details in Note No. 26, Notes to the Audited Financial Statements.

74



Impact from Changes in Accounting Policies In the initial implementation of SFAS 50 (revision 2006), GMF AeroAsia evaluated the policies on presentation and disclosure of financial instruments as a liability or equity and the self-compensating of financial assets and financial liabilities; the classification of financial instruments from the issuer perspective into financial assets, financial liability or equity instrument; and the classification related to interest rates, dividends, and loss and profits. GMF AeroAsia also evaluated the implementation of SFAS 55 (revision 2006) including Technical Bulletin No. 4 on Transitional Provisions for the Initial Implementation of SFAS 50 and 55 (revision 2006), regarding the determination of principles in the recognition and measurement of financial assets, financial liability and purchase contracts or sales of non-financial items; the determination of guidelines for expiration of financial assets and financial liability; the determination of fair value and evaluation of impairment value and accounting for hedging instruments.

Pada penerapan awal PSAK revisi ini, manajemen mengevaluasi selisih antara jumlah diterima atas hutang jangka panjang kepada Garuda Indonesia sebagai pemegang saham, dan nilai wajar dari kewajiban keuangan tersebut setelah dikurangi pengaruh pajak sebesar Rp 10.737.343.799 dan memutuskan selisih tersebut dicatat sebagai modal disetor lainnya.

In the initial implementation of the revised SFAS, GMF AeroAsia’s management evaluated the difference between amounts received on the long-term loans to Garuda Indonesia as shareholder, and the fair value of that financial liability after taxes of Rp 10,737,343,799 to be recorded as additional paid-in capital.


75

Corporate Data

Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi Pada penerapan awal PSAK 50 (revisi 2006), GMF AeroAsia mengevaluasi kebijakan penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan; klasifikasi instrumen keuangan dari perspektif penerbit ke aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen dan kerugian dan keuntungan. GMF AeroAsia juga mengevaluasi penerapan PSAK 55 (revisi 2006) termasuk Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) mengenai penetapan prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan; penetapan pedoman penghentian pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan; penentuan nilai wajar dan evaluasi penurunan nilai serta akuntansi lindung nilai.


Impact of Changes in Laws and Regulations In 2010, there were no changes in laws or regulations that have a material impact of the financial position of GMF AeroAsia.


Dampak Perubahan Peraturan PerundangUndangan Pada tahun 2010, tidak terdapat perubahan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat berdampak pada kondisi keuangan GMF AeroAsia.

Supporting Business

The above transactions are carried out on an arms length basis, following usual terms and conditions of business transactions. Therefore, there were no material transactions with conflict of interest in 2010 to be reported.

MD&A

Transaksi-transaksi tersebut dilakukan atas dasar syarat dan ketentuan bisnis yang umum berlaku. Dengan demikian, tidak terdapat transaksi material yang mengandung benturan kepentingan pada tahun 2010 untuk dilaporkan.



02

Pendukung Bisnis Supporting Business


77 77



Sebagai perusahaan yang harus selalu menjaga keselamatan penerbangan serta mutu perawatan, GMF AeroAsia memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi individu pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.

As a company that has the obligation of maintaining flight safety and quality aircraft maintenance, GMF AeroAsia has a strong commitment to improving the knowledge and competencies of individual employees through education and training.

78


Introduction From Us to You MD&A Supporting Business Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Corporate Data

Bagi GMF AeroAsia, Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aspek terpenting yang memegang peranan dalam mencapai keunggulan bersaing.

At GMF AeroAsia, Human Resources (HR) plays the most important role in achieving a competitive advantage.

GMF AeroAsia senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM baik secara individu maupun tim untuk mencapai kinerja dan produktivitas yang optimal, sehingga pendapatan GMF AeroAsia meningkat.

GMF AeroAsia continuously strives to improve human resource capacities and skills, both as individuals and as teams in achieving expected performance and productivity, all in order to increase GMF AeroAsia revenues.

Peningkatan pendapatan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan pegawai.

The increasing revenue will have an impact on improving the welfare of employees.

Pengukuran kesejahteraan pegawai dilakukan dengan penggunaan Key Performance Indicator (KPI) Revenue per Employee Compensation and Benefit, yang terdiri dari; gaji pokok, insentif dan bonus, kesehatan, pajak penghasilan, berbagai tunjangan, dana pensiun, pendidikan, dan beberapa mata anggaran lain yang berhubungan.

The measurement of employee welfare is conducted using Key Performance Indicator (KPI) Revenue per Employee Compensation and Benefit, comprising: basic salary, incentives and bonuses, health benefit, income tax, various allowances, pension fund, education, other related budget items.


79


Sedangkan tingkat produktivitas pegawai diukur oleh unit Human Resources dengan KPI Revenue per Employee, selain menggunakan parameter Manhours Utilization.

Employee productivity is additionally measured by the Human Resources unit using KPI Revenue per Employee, as well as Manhours Utilization.

Dengan biaya pegawai di GMF AeroAsia 33,3% dari total biaya di tahun 2010, GMF AeroAsia berupaya memberikan remunerasi yang kompetitif sesuai dengan pasar gaji pegawai perusahaan perawatan yang berkisar antara 25%-35% dari total biaya dan disesuaikan dengan peningkatan produktivitas yang ada.

With GMF AeroAsia’s employee expenses constituting 33.3% of total expenses in 2010, GMF AeroAsia strives to provide competitive remuneration in conformance with the standard salary of maintenance companies, which range between 25% -35% of the total expenses and is subject to adjustments with increased productivity.

Jika dilihat dari KPI Manhours Utilization yang diukur dengan rata-rata manhours terjual per hari pada 2010, pencapaiannya adalah sebesar 5,81 jam per hari atau meningkat dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 3,81 jam per hari.

Judging from the KPI Manhours Utilization, as measured by the average manhours per day in 2010,the achievement was 5.81 hours per day or an increase from that of 2009, which was 3.81 hours per day.

Peningkatan itu sejalan dengan optimisme GMF AeroAsia di tahun 2009 yang menargetkan untuk meningkatkan produktivitas pegawai hingga rata-rata manhours terjual per hari lebih dari 5 jam.

The increase was in line with the optimism of GMF AeroAsia in 2009, which set the target of improving the productivity of employees to the average manhours per day sold of more than 5 hours.

Profil SDM Sampai dengan 31 Desember 2010, jumlah pegawai tetap GMF AeroAsia adalah 2.740 orang dan pegawai tidak tetap sebanyak 267 orang yang sebagian besar adalah Technician Apprentice.

HR Profiles As of December 31, 2010, the number of GMF AeroAsia permanent employees was 2,740 people and of contract employees was 267 people, mostly Technician Apprentices.

Komposisi antara pegawai tetap dengan pegawai tidak tetap adalah 91,1% berbanding 8,9%. Jumlah pegawai tetap meningkat 15,5% dibandingkan dengan tahun 2009 yang berjumlah 2,373 pegawai tetap, namun masih lebih rendah dari target RKAP 2010.

The composition between the permanent employees and of contract employees was 91.1% and 8.9%, respectively. The number of permanent employees increased by 15.5% compared to 2009, which was 2,373, but was still lower than the target set in the 2010 RKAP.

Sepanjang tahun 2010 jumlah pegawai yang diterima sebanyak 455 orang, pegawai mengundurkan diri 15 orang, pensiun normal 67 orang, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sakit berkepanjangan 1 orang dan meninggal dunia 5 orang.

Throughout 2010, the number of hires was 455 people, with 15 people resigning, 67 people retiring, and 1 employment termination case due to prolonged illness and 5 cases of employees demise.

Jumlah Pegawai Tetap selama 5 tahun The Number of Permanent Employee in 5 year Tahun Year

2006

2007

2008

2009

2010

Jumlah Pegawai Tetap Number of Permanent Employees

2.395

2.362

2.339

2.373

2.740

80



Profil Sumber Daya Manusia di GMF AeroAsia disajikan pada tabel-tabel berikut:

The human resource profile of GMF AeroAsia was described in the following table:

Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan The Composition of Employee Based on Education Pria Male

Wanita Female

Jumlah Total

1

-

1

S2

71

6

77

S1

584

95

681

Diploma (Sederajat)

603

12

615

SLTA (Sederajat)

1.495

56

1.549

SLTP (Sederajat)

63

-

63

SD

21

-

2.838

169

3.007*

Pria Male

Wanita Female

Jumlah Total

2.537

166

2.703

201

2

203

GM

78

1

79

VP

16

-

16

6

-

2.838

169

Total


S3

Supporting Business

Jenjang Pendidikan Educational Level

21

Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkatan Kepangkatan 2010 The Composition of Employee Based on Position Level in 2010

Non Struktural Manager

Total

6

Corporate Data

Direksi (Board of Management)


Tingkatan Level

3.007*

Distribusi Pegawai per Unit The Distribution of Employee per Unit Dinas Official Base Operation Directorate

Pria Male

Wanita Female

Jumlah Total

1

-

1

39

4

43

Finance Directorate

1

-

1

Corporate Development and Marketing Directorate

2

-

2

CEO Directorate

3

1

4

COO Directorate

1

-

1

12

9

21

Base Maintenance

920

32

952


219

7

226

Business Development & ICT

28

6

34

Engineering Service

75

13

88

Human Capital Management

26

7

33

Internal Audit and Control

11

6

17

Line Maintenance

979

23

1002

Material Management

158

23

181

32

7

39

Quality Assurance

127

4

131

Engine Maintenance

160

9

169

Corporate Secretary

7

6

13

Learning Center and Knowledge Management

21

8

29

Treasury Management

10

6

16

4

-

2.835

172

Human Capital and Corporate Affairs Directorate

Accounting

Sales and Marketing

Conjunct to the GA Total

4 3.007*

*) terdiri dari pegawai tetap dan pegawai tidak tetap. consists of permanent employees and non-permanent employees.


81


Komposisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Usia The Composition of Employee by Age Group Kelompok Usia Age Group

Pria Male

Wanita Female

Jumlah Total

>55

121

51-55

478

6

121 484

46-50

585

12

597

41-45

703

22

725

31-40

335

26

361

25-30

189

29

218

<25

427

74

501

Total

2.838

169

3.007*

*) terdiri dari pegawai tetap dan pegawai tidak tetap. consists of permanent employees and non-permanent employees.

GMF AeroAsia menjunjung tinggi prinsip kewajaran dalam mengelola sumber daya manusia.

GMF AeroAsia upholds the principle of fairness in managing human resources.

GMF AeroAsia memberikan kesempatan yang setara kepada setiap pegawai dalam meningkatkan kompetensinya, pengembangan karir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik sesuai dengan potensi, kemampuan dan ketrampilannya yang dipersyaratkan GMF AeroAsia.

GMF AeroAsia provides equal opportunities to every employee to upgrade their competences, to develop their careers and to carry out their duties in a professional manner, regardless of their ethnicity, religion, race, class, gender, and physical condition, in accordance with their potential, capabilities and skills as required by GMF AeroAsia.

Pendidikan dan Pelatihan SDM Sebagai perusahaan yang harus selalu menjaga keselamatan penerbangan serta mutu perawatan, GMF AeroAsia mempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi individu pegawai melalui pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri.

Human Resource Education and Training As a Company that has the obligation of maintaining flight safety and quality aircraft maintenance, GMF AeroAsia has a strong commitment to improving the knowledge and competencies of individual employees through education and training, at home and abroad.

Jenis pendidikan dan pelatihan bervariasi, mulai dari mandatory training, pendidikan keahlian, pendidikan managerial serta berbagai sharing session yang difasilitasi oleh GMF AeroAsia maupun yang berdasarkan inisiatif perorangan pegawai.

The type of education and training program varies, ranging from mandatory training, skills training, managerial education and various sharing sessions facilitated by GMF AeroAsia or based on employee initiatives.

Pertumbuhan jumlah SDM dan aktivitas pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kompetensi dan jabatan yang dibutuhkan pada tahun 2010 diperlukan dalam rangka menyesuaikan dengan dinamika bisnis Maintenance Repair & Overhaul (MRO) yang terjadi dan peningkatan kinerja GMF AeroAsia.

GMF AeroAsia needs to increase the number of employees and education and training activities in accordance with the required competence and position in 2010, to conform to the dynamics of the Maintenance Repair & Overhaul (MRO) business and the increased performance of GMF AeroAsia.

Hal ini juga didukung dengan dilakukannya penyesuaian/ perubahan pada Struktur Organisasi Induk. Pertumbuhan jumlah SDM dan aktivitas pendidikan dan pelatihan tersebut selaras dengan Rencana Jangka Panjang GMF AeroAsia sehingga diharapkan tenaga kerja yang ahli pada industri Maintenance Repair & Overhaul (MRO) dapat siap pakai dalam mengantisipasi puncak pertumbuhan GMF AeroAsia.

It is also supported with adjustments in the structure of the Parent Organization. The growing number of employees and education and training activities are aligned with the Long Term Plan of GMF AeroAsia. Therefore, skilled laborers in Maintenance Repair & Overhaul (MRO) are well prepared in anticipation of GMF AeroAsia’s peak growth.

82



During 2010, GMF AeroAsia provided training in 405 classes of 5887 participants, so that on average, each employee received 2 training sessions.

Jenis pelatihan yang diberikan pada tahun 2010 adalah:

Types of training provided in 2010 are as follows:

No.

Jenis Pelatihan Type of Training Orientation Training

2 3 4

Mandatory Training

Jumlah Trainee Number of Trainee

Jam Pelatihan Manhours Training

Hari Pelatihan Mandays Training

Biaya Pelatihan Training Costs (Rp)

1

24

576

72

9.461.391

Basic Training

35

797

420.264

52.533

6.903.267.710

Type Training

22

543

85.040

10.630

1.396.869.316

285

3.583

38.088

4.761

625.634.507

Task Training

40

523

5.576

697

91.591.525

Others

22

417

5.392

674

88.569.136

405

5.887

554.936

69.367

9.115.393.586

Total

Untuk tahun 2010, realisasi anggaran pelatihan pegawai sebesar Rp 9.115.393.586 lebih rendah daripada realisasi anggaran tahun 2009 yaitu senilai Rp 13,516,213,907.

In 2010, the realization of the employee training budget amounted to Rp 9,115,393,586, lower than the budgeted Rp 13,516,213,907 of 2009.

GMF AeroAsia juga memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan kepada 303 orang lulusan SMK penerbangan dan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) yang berminat menjadi Teknisi GMF AeroAsia dengan total biaya Rp 23.436.000.000 pada tahun 2010.

GMF AeroAsia also provided scholarships and education support to 303 graduates from vocational schools and the School of Aviation Indonesia (STPI), who were interested in becoming engineers for GMF AeroAsia, with total expenses of Rp 23.436 billion in 2010.

Melalui program beasiswa ini, Manajemen GMF AeroAsia berharap dapat memperoleh calon pekerja terbaik dan siap pakai sebagai calon Teknisi Penerbangan pada industri perawatan pesawat terbang sekaligus sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

Through this scholarship program, GMF AeroAsia Management expects to be able to recruit the best and ready-to-act candidates as Aviation Technicians. As well, this program serves as an implementation of corporate social responsibility.


83

Corporate Data

5 6


1

Jumlah Kelas Number of Classes


Selama tahun 2010 GMF AeroAsia memberikan pelatihan sebanyak 405 angkatan kepada 5.887 peserta sehingga rata-rata setiap pegawai mendapat 2 kali pelatihan dalam setahun.

Supporting Business

The management of education and training is performed exclusively by the Vice President of the Learning Center & Knowledge Management, with accreditation from the Office of the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operations (DAAO) No. 147/0/700.

MD&A

Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dilakukan tersendiri oleh Vice President Learning Center & Knowledge Management, dengan akreditasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU) No. 147/0/700.


Selain pelatihan yang bersifat teknis, GMF AeroAsia juga mengadakan program pengembangan kemampuan manajemen dan leadership. Sebanyak 58 pegawai mendapat pembekalan modul-modul CBM (Certified Business Management) bidang Operation Management, Sumber Daya Manusia, Marketing, Finance dan Strategic Management dan 26 orang dari jajaran manajemen (VP dan GM) mengikuti program Strategic Leader Development Program (SLDP). Program pelatihan tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan manajemen bisnis terkemuka.

In addition to technical training, GMF AeroAsia also provided training on management and leadership skills development. A total of 58 employees received CBM (Certified Business Management) briefing modules in the field of Operational Management, Human Resources, Marketing, Finance and Strategic Management, and 26 employees from the ranks of management (VP and GM) followed the Strategic Leader Development Program (SLDP). The training program was organized in cooperation with leading educational institutions in business management.

Pada akhir tahun 2010 pencapaian kesiapan manpower diukur dengan KPI Human Capital Readiness (persentase jumlah manpower yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan untuk menjalani proses-proses yang ada) sebesar 95,52% melampaui target sebesar 90,00%.

In 2010, manpower readiness as measured using KPI Human Capital Readiness (percentage of total qualified manpower for existing process) amounted to 95.52%, surpassing the target of 90.00%.

Kompensasi dan Benefit GMF AeroAsia memberikan kompensasi dan benefit bagi pegawai yang dikaitkan dengan penilaian kinerja masing-masing individu.

Compensation and Benefits GMF AeroAsia provides compensation and benefits based on individual performance.

Berdasarkan strategi dan KPI tingkat korporat, GMF AeroAsia melakukan penjabaran dan penurunan strategi dan KPI untuk tingkat Dinas, Bidang, dan seterusnya sampai diperoleh KPI pada tingkat individu.

Based on the strategy and corporate-level KPI, GMF AeroAsia deployed the strategy and KPI into the levels of Directorate, Section, all the way down to the level of individual workers.

Proses penilaian individu yang menggunakan Sistem Manajemen Kinerja (SMK), dilakukan dengan memperhatikan KPI masing-masing individu.

The individual assessment process using Performance Management System (PMS) is carried out by considering each individual’s KPI.

Penilaian individu juga dilakukan dengan mengkombinasikan tugas-tugas tambahan yang dibebankan kepada individu yang bersangkutan. Untuk lebih mendorong kinerja setiap individu, hasil penilaian seseorang yang menggunakan SMK akan dihubungkan dengan penghargaan dan peningkatan gaji yang bersangkutan.

The individual assessment is also performed by combining any additional tasks charged upon them. To further encourage the performance of each individual, one’s PMS result will be linked with rewards and salary increases.

84


Introduction From Us to You Corporate Social Responsibility Corporate Data

85



Supporting Business

In 2010, GMF AeroAsia conducted several development activities related to Compensation & Benefits: • Changed implementation of management of Health Pension from Defined Benefit Plan to Defined Contribution Plan. Health Pension Program is available for employee and for retirees, effective since July 1, 2007, and is implemented through Defined Contribution Plan. Based on the Attachment XII point (b) Amendment 2 of Collective Work Agreement for the period of 2009-2011 between GMF AeroAsia and Labor Union, the Defined Contribution Plan of the Health Pension Program is handed over to and is managed by employees (employee selfmanaged). • Health Care Return fund for employees and retirees. At the end of December 2010, GMF AeroAsia conducted the last stage of return fund or repayment to the employee Health Pension Accumulation Fund, the liability and obligation of Garuda Indonesia, managed by Yankesga or Garuda Indonesia Tbk amounting to Rp 108,175,915,800. • Hand over of employee healthcare plan management to Inhealth. In April 2010, the management of GMF AeroAsia’s Employee Healthcare Plan was handed over from Garuda Sentra Medika, one of Strategic Business units of Garuda Indonesia., to PT Asuransi Kesehatan InHealth Indonesia, as insurance provider for GMF AeroAsia employees throughout Indonesia.

MD&A

Selama tahun 2010 GMF AeroAsia menyelenggarakan beberapa kegiatan pengembangan berkaitan dengan Compensation & Benefit yaitu: • Perubahan dan pelaksanaan pengelolaan Kesehatan Pensiun dari Manfaat Pasti ke Iuran Pasti. Program Kesehatan Pensiunan berlaku untuk pegawai yang masih aktif maupun pegawai yang telah pensiun sejak 1 Juli 2007, dan dilaksanakan melalui Program Iuran Pasti. Berdasarkan Lampiran XII huruf b Amandemen 2 Perjanjian Kerja Bersama periode 2009-2011 antara GMF AeroAsia dengan Serikat Pekerja GMF AeroAsia, Program Iuran Pasti dalam Program Kesehatan Pensiunan diserahkan dan dikelola oleh Pegawai (employee self-managed). • Pengembalian Dana Iuran Kesehatan Pensiun pegawai aktif dan yang telah pensiun. Pada akhir bulan Desember 2010, GMF AeroAsia melakukan pengembalian atau pembayaran kembali tahap akhir kepada pegawai atas akumulasi dana iuran Kesehatan Pensiun yang menjadi beban dan kewajiban Garuda Indonesia baik yang saat ini dikelola di Yankesga maupun di Garuda Indonesia Tbk sebesar Rp 108,175,915,800. • Perubahan pengelolaan program Kesehatan Pegawai ke Inhealth. Sejak bulan April 2010, GMF AeroAsia mengubah pengelolaan program Kesehatan Pegawainya yang semula dikelola oleh Garuda Sentra Medika, salah satu Strategic Business Unit Garuda Indonesia., ke PT Asuransi Kesehatan InHealth Indonesia, sebagai perusahaan Asuransi penyedia layanan managed care bagi pegawai GMF AeroAsia di seluruh Indonesia.


• Penyesuaian persentase nilai dana Kesehatan Pensiun yang diberikan setiap bulan kepada Pegawai untuk dikelola masing-masing (swakelola). Terhitung mulai tanggal 01 Januari 2010, besarnya iuran bulanan program kesehatan pensiun beban GMF AeroAsia, yang semula sebesar 4% (empat persen) dari Gaji Pegawai, diubah menjadi 6% (enam persen) dari Gaji Pegawai dan seluruhnya ditanggung oleh GMF AeroAsia. Hal ini dilakukan sebagai suatu upaya untuk membantu dan memfasilitasi Pegawai agar saat pensiun memiliki kecukupan dana untuk membeli premi asuransi kesehatan pensiun yang memadai. Pengelolaan iuran ini selanjutnya diserahkan GMF AeroAsia kepada pegawai sesuai pilihan masing-masing. • Penyesuaian gaji melalui Annual Increment yang dikaitkan dengan kinerja Individu, dengan besaran kenaikan antara 4 – 9 %. Untuk meningkatkan motivasi Pegawai dan sebagai upaya menciptakan iklim kerja yang berorientasi pada prestasi kerja, GMF AeroAsia melakukan penyesuaian gaji Pegawai melalui Annual Increment yang dikaitkan dengan kinerja individu pada tahun 2009. Penyesuaian gaji ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2010. Besaran Annual Increment ini berkisar antara 4-9% tergantung kinerja individu yang dinilai melalui Individual Performance Review pada akhir tahun 2009. • Uang Penghargaan Pensiun Selain program pensiun, GMF AeroAsia memberikan penghargaan kepada pegawai yang memenuhi persyaratan pensiun normal (manfaat purna jasa), sesuai dengan kebijakan GMF AeroAsia yang didasarkan pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

86


• Adjustment on the percentage of the value of the contribution for Health Care Pension Plan which is provided monthly to be self-managed by employees. Effective since January 1, 2010, the contribution for the healthcare pension plan was increased from 4% (four percent) to 6% (six percent) of salary and is entirely assumed by GMF AeroAsia. The objective of this policy is to assist and facilitate employees, so that they will be able to purchase a sufficient post retirement health insurance plan. GMF AeroAsia handed over the management of contributed funds to employee choice. • Salary Adjustment using Annual Increment based on Individual performance, ranging from 4 – 9 %. To increase employee motivation and to create achievement-oriented working environment, in 2009 GMF AeroAsia implemented employee salary adjustments through Annual Increments based on individual performance. Salary adjustments are effective from January 1, 2010. The Annual Increment ranges from 4-9%, depending on individual performance, as assessed in the Individual Performance Review at the end of 2009. • Pension Award In addition to the pension plan, GMF AeroAsia also provided awards for eligible employees who meet the requirements of normal retirement (pension benefits), in accordance with GMF AeroAsia’s policies based on the Labor Law No. 13 Year 2003.


As a partner to GMF AeroAsia, the Labor Union has fulfilled positive roles, in the preparation of the Collective Labor Agreement (CLA) and solving the employment problems, among other activities.


Serikat Pekerja sebagai mitra GMF AeroAsia telah menunjukkan peran positif antara lain dalam hal penyusunan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan penyelesaian masalah-masalah ketenagakerjaan.

Supporting Business

The Role of Labor Union The Labor Union of GMF AeroAsia (GMF AeroAsia Employees Club) headquartered in Tangerang, Soekarno Hatta Airport is registered at the Department of Labor with registration Number: 560/226-DKK/ OP/Kota-TNG/IX/2003 dated September 8, 2003 with a total membership of 2,653 people (97%). 87 employees (3%) did not join the Labor Union.

MD&A

Peran Serikat Pekerja Serikat Pekerja yang ada di GMF AeroAsia (GMF AeroAsia Employees Club) berkedudukan di Tangerang, Bandara Soekarno Hatta terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja dengan pendaftaran Nomor: 560/226DKK/OP/Kota-TNG/IX/2003 tanggal 8 September 2003 dengan jumlah anggota sebanyak 2.653 orang (97%). Sedangkan sebanyak 87 karyawan (3%) tidak ikut dalam keanggotaan Serikat Pekerja tersebut.



87

Teknologi Informasi Information Technology

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dibangun harus memiliki nilai strategis dalam mendukung terciptanya produk dan jasa perusahaan yang unggul dan kompetitif.

The Information and Communication Technology (ICT) systems should have a strategic value in supporting the delivery and development of superior and competitive products and services.

88



In addition, the strategic achievement of ICT in 2010 included the following: 1. Accomplishing the development of ICT Strategy & Roadmap for 2009-2014 (14 July 2010). 2. Accomplishing the ICT Policy (14 July 2010). 3. Revising and Updating Quality Assurance Procedure, Work Instructions and SOP for the Data Center. 4. Accomplishing Personnel Competency Manual (PCM).

Untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional GMF AeroAsia termasuk kemudahan akses data, telah dilakukan SAP Data Cleansing dengan pencapaian ±70%, perbaikan SAP User Matrix dan Self Development Application development & Enhancement.

To support smooth operations of GMF AeroAsia’s activities, especially those involving data accessibility, GMF AeroAsia conducted SAP Data Cleansing achieving ±70%, an improvement of the SAP User Matrix and Self Development Application Development & Enhancement.

Pengembangan infrastruktur ICT yang penting yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah peningkatan kapasitas Local Area Network Infrastructure (GMF AeroAsia Backbone) dari 100 Mbps menjadi 2 Gbps, implementasi Sistem Komunikasi Perkantoran menggunakan Prototyping VOIP System serta segregasi storage (Virtual) untuk Development, Production, Data & Application dan segregation of physical storage untuk back-up dan communication.

A significant ICT infrastructure development in 2010 was capacity building of the Local Area Network Infrastructure (the GMF AeroAsia Backbone) from 100 Mbps to 2 Gbps, the implementation of Office Communication Systems using Prototyping VOIP System and the segregation of virtual storage areas for Development, Production, Data and Applications, as well as the segregation of physical storage for back-up and communication.

Selain itu juga dilakukan instalasi 6 Hot Spot internet dengan bandwidth management, Data Center upgrade (Rack Capacity, Cooling System, Power Backup System dan Security Access), melaksanakan internet portal baru (gmf.co.id) dan aplikasi Microsoft Office SharePoint System (Prototyping New Portal).

In addition, 6 internet Hot Spots were installed with bandwidth management, Data Center was upgraded (Rack Capacity, Cooling System, Power Backup Systems and Security Access), the new internet portal (gmf.co.id) was launched and the Microsoft Office SharePoint System (Prototyping New Portal) application was installed.


89

Corporate Data

Di samping itu, pencapaian strategis di bidang ICT di tahun 2010 di antaranya adalah: 1. Menyelesaikan ICT Strategy & Roadmap 20092014 (14 Juli 2010). 2. Menyelesaikan ICT Policy (14 Juli 2010). 3. Revisi dan Update Quality Procedure, Work Instruction dan SOP untuk Data Center. 4. Menyelesaikan Personnel Competency Manual (PCM).


In 2010, GMF AeroAsia signed a MoU with PT Aero System Indonesia for joint management and development of an integrated and reliable ICT in GMF AeroAsia.


Pada tahun 2010, GMF AeroAsia menandatangani MoU dengan PT Aero System Indonesia dalam rangka kerja sama pengelolaan dan pengembangan ICT yang terintegrasi dan handal di GMF AeroAsia.

Supporting Business

GMF AeroAsia’s Information and Communication Technology (ICT) systems have a strategic value in supporting the delivery and development of superior and competitive products and services. Future investment in information technology considers benefits such as cost reduction and ease of obtaining information.

MD&A

Di GMF AeroAsia, teknologi informasi dan komunikasi (Information & Communication Technology/ICT) yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung terciptanya produk dan jasa perusahaan yang unggul dan kompetitif. Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan benefit berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi.



03

Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance


91 91



Nilai Asesmen Pelaksanaan GCG oleh BPKP GCG Assessment Score by State Auditor

79,12

GMF AeroAsia sangat memperhatikan ketentuan dalam Pedoman Umum GCG Indonesia dari Komite Nasional Kebijakan Governance, serta praktik-praktik bisnis terbaik, parameter hasil audit kepatuhan dari KAP dan asesmen penerapan GCG yang dilakukan oleh BPKP.

The company adheres to the provisions in the Code of Indonesia’s GCG issued by the National Committee on Governance and refers to best business practices, parameters resulting from compliance audits by public accountant firms and assessments on GCG implementation conducted by BPKP.

92



Sudah menjadi komitmen kami untuk memenuhi aspek-aspek GCG dengan standar yang tinggi sehingga dapat mendukung tujuan GMF AeroAsia baik pertumbuhan usaha, profitabilitas, nilai tambah untuk seluruh pemangku kepentingan, serta meningkatkan kemampuan agar keberlangsungan usaha jangka panjang dapat dicapai.

It is our commitment to implement a high standard of GCG practice with the objective of supporting GMF AeroAsia’s objectives of business growth, profitability, added-value for stakeholders, and improving capability towards long-term business sustainability.


Berawal dari kepatuhan pada regulasi terhadap airworthiness yang harus dipatuhi dari waktu ke waktu oleh seluruh jajaran di GMF AeroAsia, praktik dan landasan corporate governance di GMF AeroAsia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan perusahaan serta menjadi pedoman dalam proses bisnis dan kegiatan operasional sehari-hari.

Starting from compliance with regulations for airworthiness, which must be complied with at all times by all employeess of GMF AeroAsia, the practice and basis for corporate governance in GMF AeroAsia has become an integral part of its efforts to achieve the vision, mission and corporate objectives, as well as to provide guidance in business processes and daily operations.

GMF AeroAsia memegang komitmen untuk terus meningkatkan nilai-nilai perusahaan melalui penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dalam pelaksanaannya di luar aspek airworthiness. Prinsip-prinsip tersebut dihayati dan dilaksanakan melalui partisipasi aktif segenap jajaran di dalam GMF AeroAsia. Prinsipprinsip good corporate governance yang dimaksud adalah Transparansi, Kemandirian dan Integritas, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban serta Kewajaran.

GMF AeroAsia has a commitment to continuously improve the Company’s values through the implementation of the principles of good corporate governance in its execution in addition to airworthiness aspects. Transparency, Independence and Integrity, Accountability, Responsibility and Fairness, the principles of good corporate governance, are internalized and implemented through active participation of all employees.

Lingkup Pelaksanaan GCG Lingkup pelaksanaan GCG di GMF AeroAsia sangat luas dan menyeluruh meliputi pemahaman, pemantauan serta pengelolaan yang baik terhadap strategi usaha dan pengembangan produk, layanan dan jaringan, pengembangan sumber daya manusia, budaya, proses manajemen risiko dan pengendalian intern yang terpadu.

Scope of Implementation of GCG The scope of the implementation of GCG within GMF AeroAsia is comprehensive, which includes understanding, monitoring and proper management of business strategy and product development, service and network, human resource development, corporate culture, integrated risk management and internal control.

Jenjang karier yang jelas pun merupakan bagian dari penerapan tata kelola perusahaan. Dengan sistem rotasi pekerjaan, jenjang karir seorang pegawai kini tak hanya di satu unit saja, tapi juga merambah ke unit-unit lain. Tujuannya bukan hanya untuk menambah wawasan dan pengalaman individu tersebut, melainkan juga untuk menanamkan pemikiran “I am GMF AeroAsia”. Transparansi pun berperan dalam hal jenjang karir karena kini pengangkatan pejabat dan promosi pegawai dilaksanakan melalui sistem penilaian yang dilakukan oleh Komite SDM.

A clear career path is part of corporate governance. Implementing a job rotation system allows employees to widen their experience in other units. Not only will this broaden their perspective and enrich their experience, but it will also inculcate the thought of “I am GMF AeroAsia”. Transparency also plays a role in building career path now that appointments and promotions are carried out through an assessment system conducted by the HR Committee.

93

Corporate Data



Corporate Governance Implementation at GMF AeroAsia In conducting its business, GMF AeroAsia always upholds the value of integrity by applying the principles of good corporate governance (GCG). The Management recognizes the importance of corporate governance as an important factor in gaining the trust from all stakeholders in the midst of increasingly tight competition climate.

Supporting Business

MD&A

Pelaksanaan Tata Kelola GMF AeroAsia Dalam menjalankan usahanya, GMF AeroAsia senantiasa menjaga nilai-nilai integritas dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Manajemen menyadari pentingnya aspek tata kelola perusahaan di tengah iklim persaingan usaha yang semakin ketat sebagai faktor penting untuk mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan (stakeholder).


Komunikasi antara manajemen dan pegawai turut menjadi fokus pelaksanaan tata kelola perusahaan. Program dan strategi GMF AeroAsia disampaikan melalui berbagai media internal seperti buletin dan web internal ataupun melalui diskusi dan komunikasi secara periodik yang dilaksanakan secara intensif dan berjenjang. Komunikasi efektif yang melibatkan seluruh elemen GMF AeroAsia, pada akhirnya akan berperan penting dalam kegiatan perbaikan dan peningkatan kinerja GMF AeroAsia secara keseluruhan.

Communications between Management and employees is also a focus of the implementation of good corporate governance. GMF AeroAsia’s programs and strategies are delivered through various internal media such as bulletins and internal Web portal, as well as by intensive and regular discussions and communication forums at various levels. Effective communication that involves all elements of GMF AeroAsia will eventually play an important role in the improvement of GMF AeroAsia’s performance in general.

Aspek Kebijakan GCG Kebijakan GCG yang diterapkan di GMF AeroAsia, antara lain berkaitan dengan Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Sistem Audit, Sekretaris Perusahaan, serta pihak yang berkepentingan (Stakeholder). Kebijakan GCG juga memperlihatkan keterbukaan, kerahasiaan, informasi orang dalam, etika berusaha dan anti korupsi, donasi, kepatuhan pada peraturan perundang-undangan, tentang proteksi kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan, kesempatan kerja yang sama, serta keanggotaan Dewan Komisaris, Direksi dan Executive Committee (Board of Management & seluruh Vice President).

Aspects of GCG Policy The GCG policy adopted in GMF AeroAsia, is directed to, among other parties, Shareholders, the Board of Commissioners, the Board of Directors, the Audit System, the Corporate Secretary, and stakeholders. The GCG policy also describes openness, confidentiality, insider information, business ethics and anti-corruption, donations, compliance to laws and regulations on health protection, occupational safety and environmental preservation, equal employment opportunities, and membership of the Board of Commissioners, the Board of Directors and Executive Committees (the Board of Management and all Vice Presidents).

Sebagai pedoman penerapan GCG, GMF AeroAsia telah memiliki pedoman-pedoman/kebijakan sebagai infrastruktur untuk melaksanakan GCG, antara lain: 1. Pedoman Kebijakan Perusahaan. 2. Kebijakan GCG. 3. Etika dan Komitmen. 4. Piagam Komite Audit. 5. Piagam Internal Audit. 6. Kebijakan Pengelolaan Risiko. 7. Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 8. Kebijakan terkait dengan pemangku kepentingan yang mengatur hak dan kewajiban pegawai, pelanggan dan pemasok.

As guidelines for the implementation of GCG, GMF AeroAsia has a policy infrastructure for the implementation of GCG, including: 1. Corporate Policy Manual. 2. Code of Corporate Governance. 3. Code of Conduct. 4. Audit Committee Charter. 5. Internal Audit Charter. 6. Risk Management Policy. 7. Information and Communication Technology Policy. 8. Policies related to the stakeholders that regulate the rights and obligations of employees, customers and suppliers.

Implementasi GCG diharapkan akan mencegah praktikpraktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan GMF AeroAsia. Untuk itu GMF AeroAsia telah menyusun Fakta Integritas dengan tujuan membantu seluruh pegawai mengimplementasikan GCG dalam aktivitas operasional sehari-hari. Pakta Integritas berisi komitmen atau pernyataan janji untuk melaksanakan segala tugas, kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

The implementation of GCG is expected to prevent the practice of corruption, collusion and nepotism (KKN) and to improve the management’s supervisory function of GMF AeroAsia. Therefore GMF AeroAsia has composed an Integrity Pact with the objective of helping employees to implement GCG principles in day-to-day operational activities. The Integrity Pact contains commitment, a statement of intent, to perform all duties, obligations and responsibilities in accordance with applicable regulations.

94



Disamping itu, semua kebijakan dan manual yang terkait dengan implementasi tata kelola perusahaan dimutakhirkan sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan dan perkembangan bisnis GMF AeroAsia.

In addition, all policies and manuals relating to the implementation of good corporate governance are updated in accordance with changes in legislation and in order to conform with GMF AeroAsia’s business developments.


Asesmen Penerapan GCG Penerapan GCG merupakan wujud kepatuhan GMF AeroAsia terhadap keputusan Menteri BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN, sekaligus merupakan cara terbaik untuk mewujudkan tujuan GMF AeroAsia.

Assessment of GCG Implementation The implementation of GCG is a form of compliance of GMF AeroAsia to the Decision of the Minister of SOEs No Kep-117/M-MBU/2002 concerning the Implementation of Good Corporate Governance Practices in SOEs, as well as the best way to achieve GMF AeroAsia’s corporate objectives.

Dalam mengembangkan tata kelola perusahaan, GMF AeroAsia juga memperhatikan ketentuan dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance serta memperhatikan praktikpraktik bisnis terbaik, parameter hasil audit kepatuhan dari Kantor Akuntan Publik dan asesmen penerapan GCG yang dilakukan oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).

To develop good corporate governance, GMF AeroAsia adheres to the provisions in the Code of Good Corporate Governance Indonesia issued by the National Committee on Governance and refers to best business practices, parameters resulting from compliance audits by public accountant firms and assessments on GCG implementation conducted by BPKP.

Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG pada GMF AeroAsia dalam rangka upaya perbaikan impelementasi GCG yang berkelanjutan, pada tahun 2010 dilakukan diagnostic assessment terhadap penerapan GCG oleh pihak BPKP. Hasil diagnostic assessment secara keseluruhan mencapai skor 79,12 dari skor maksimal 100 atau dalam kategori “Baik”. Pencapaian ini akan terus ditingkatkan dengan melakukan perbaikanperbaikan hingga mencapai praktik terbaik (best practice) sejalan dengan komitmen GMF AeroAsia untuk menerapkan standar tata kelola yang terbaik.

To get a clear view of the implementation of GCG at GMF AeroAsia and in order to continuously improve GCG implementation, in 2010 a diagnostic assessment on the implementation of GCG was conducted by BPKP. The results from the diagnostic assessment showed an overall score of 79.12 out of a maximum of 100, or in the category of “Good”. This achievement will be enhanced through improvements to achieve best practices, in line with GMF AeroAsia’s commitment to implementing the best corporate governance standards.

95

Corporate Data



In 2010, the Integrity Pact was signed, starting with the Board of Directors and the Board of Commissioners. Signing of the Integrity Pact for Vice Presidents and all employees is conducted in stages, aligned with the operational schedule of GMF AeroAsia. In 2011, all employees of GMF AeroAsia are expected to have understood, have signed and be committed to complying with the Integrity Pact with a full sense of responsibility.

Supporting Business

MD&A

Pada tahun 2010, dilakukan penandatanganan Pakta Integritas yang dimulai dari jajaran Direksi dan Komisaris GMF AeroAsia. Penandatanganan Pakta Integritas bagi jajaran Vice President dan seluruh keryawan dilaksanakan secara bertahap yang diselaraskan dengan schedule operasional GMF AeroAsia. Diharapkan, pada tahun 2011 seluruh pegawai GMF AeroAsia telah memahami, menandatangani dan berkomitmen mematuhi Pakta Integritas dengan penuh rasa tanggung jawab.


Hasil Diagnostic Assessment Penerapan GCG pada GMF AeroAsia tahun 2010 Results from the Diagnostic Assessment on the Implementation of GCG at GMF AeroAsia in 2010 Aspek Pemerintahan Aspects of Governance

Bobot Indikator Weight Indicator

Pencapaian Skor GMF AeroAsia Achievement Scores GMF AeroAsia

Persentase (%) Percentage (%)

Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS Rights and Responsibilities of Shareholders/GMS

9,00

6,00

66,66%

II

Kebijakan GCG GCG Policy

8,00

7,58

94,81%

III

Penerapan GCG: GCG Implementation: 27,00

20,69

76,61%

6,00

4,34

72,39%

27,00

22,29

82,55%

D. SPI

3,00

2,59

86,42%

E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

3,00

2,63

87,78%

66,00

52,54

79,61%

7,00

6,34

90,53%

10,00

6,66

66,57%

100,00

79,12

79,12%

I

A. Komisaris Commissioner B. Komite Komisaris Commissioners Committee C. Direksi Board of Directors

Jumlah III Total III IV.

Pengungkapan Informasi Disclosure

V.

Komitmen Commitment Jumlah Total

Struktur Tata Kelola

Governance Structure

Berdasarkan Undang-Undang Rebublik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan keputusan Menteri BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002, organ utama perusahaan terdiri dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris serta Direksi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masingmasing sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.

Pursuant to Law No. 40 Year 2007 concerning Limited Liabillity Companies and Decision of the Minister of SOEs No Kep-117/M-MBU/2002, the principal organs of a company consists of General Meeting of Shareholders (GMS), the Board of Commissioners and the Board of Directors, who have clear authority and responsibility appropriate to their respective functions as stipulated in the Articles of Association and applicable regulations.

GMF AeroAsia telah dilengkapi dengan perangkat kerja dan sarana yang dibutuhkan dalam implementasi Tata Kelola dan memenuhi praktek-praktek berdasarkan global best practice seperti Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko. Komitekomite tersebut bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan termasuk memberi saran sesuai ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan. Selain itu, manajemen telah membentuk organ-organ pendukung yaitu Sekretaris Perusahaan dan Unit Internal Audit & Control yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama.

GMF AeroAsia has the apparatus and facilities needed for the implementation of Corporate Governance based on global best practice standards, such as Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, and Corporate Governance and Risk Policy Committee. These committees are in charge of assisting the Board of Commissioners in carrying out its oversight functions, including providing advice based on the scope of duties of the relevant committees. In addition, management has established the supporting organs, such as Corporate Secretary and the Internal Audit & Control Unit, which reports directly to the President & CEO.

96



Pursuant to the Article 21 paragraph (2) of the Articles of Association, the Annual GMS shall be held no later than six months after the fiscal year end. GMF AeroAsia conducted the Annual GMS on April 23, 2010, with the resolutions as follows: 1. Accepted the Annual Report for 2009 and ratified the Financial Statements of GMF AeroAsia for the fiscal year 2009, audited by Public Accountant Osman Bing Satrio & Partners (OBS) with an “unqualified” opinion as referred to in the Report Number GA110 0271 GMF KS dated April 9, 2010. 2. Acquited and discharged the Board of Directors and Board of Commissioners of all responsibilities in the management and oversight activities conducted for the fiscal year ended December 31, 2009, for any action in accordance with their respective fields in managing and overseeing GMF AeroAsia, unless in the event of subsequent finding of irregularities from the independent accountant’s report. 3. Approved the utilization of Net Income in 2009: a. The amount of Rp 3.328 billion was provisioned for capital reserves. b. Distribution of dividends to shareholders amounting to a total of 15% (fifteen percent) of net profit.


97

Corporate Data

Sesuai dengan Pasal 21 ayat (2) Anggaran Dasar Perusahaan, RUPS Tahunan wajib dilaksanakan paling lambat enam bulan setelah tahun buku berakhir. GMF AeroAsia telah melaksanakan RUPS Tahunan pada tanggal 23 April 2010 yang menghasilkan keputusankeputusan sebagai berikut: 1. Menyetujui Laporan Tahunan untuk 2009 dan mengesahkan Perhitungan Tahunan GMF AeroAsia Tahun buku 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan (OBS) dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian” sebagaimana dimaksud dalam Laporan Nomor GA110 0271 GMF KS tanggal 9 April 2010. 2. Memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab (acquit et decharge) sepenuhnya kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengelolaan dan pengawasan GMF AeroAsia untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2009 atas segala tindakan sesuai dengan bidang masing-masing dalam mengelola dan mengawasi GMF AeroAsia, kecuali di kemudian hari ditemukan hal-hal yang menyimpang dari laporan akuntan independen tersebut. 3. Menyetujui penggunaan Laba Bersih tahun 2009 untuk: a. Disisihkan sebesar Rp 3,328 miliar untuk cadangan modal. b. Pembagian Dividen kepada pemegang saham sebesar total 15% (lima belas perseratus) dari Laba bersih.


Decisions taken in a GMS shall be based on the interests of GMF AeroAsia. The GMS or shareholders cannot intervene in the duties, functions and authority of the Boards of Commissioners and/or Directors, without lessening the authority of GMS to exercise their rights according to Articles of Association and applicable laws and regulations.


Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan pada kepentingan GMF AeroAsia. RUPS atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

Supporting Business

General Meeting of Shareholders The General Meeting of Shareholders (GMS) has the authority that is not delegated to the Board of Directors or the Board of Commissioners, within boundaries set forth in the prevailing laws or the Articles of Association. Those authorities, among others, are to hold the Board of Commissioners and Directors accountable for the management of GMF AeroAsia, amendments of the Articles of Association, appointment and dismissal of members of the Boards of Commissioners and Directors, to decide the division of tasks and authority between the Directors. GMF AeroAsia guarantees to provide all relevant information about GMF AeroAsia to the GMS, as long as it is not in violation of the interest of GMF AeroAsia and statutory regulations.

MD&A

Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran dasar. Wewenang tersebut antara lain adalah meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan GMF AeroAsia, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan lain-lain. GMF AeroAsia menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan GMF AeroAsia kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan GMF AeroAsia dan peraturan perundang-undangan.


c. Pemberian Tantiem atau Bonus sebesar 3% (tiga persen) dari Laba Bersih kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Board of Management GMF AeroAsia yang pembagiannya diserahkan kepada Dewan Komisaris.

RUPS Tahunan yang kedua diselenggarakan pada tanggal 6 Desember 2011 untuk Mengesahkan RKAP tahun 2011 dan RJPP 2011-2015 yang menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut: 1. Menerima dan menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2011 GMF AeroAsia, yang terdiri dari: a. Pendapatan usaha sebesar Rp 1.755.173 juta b. Laba Usaha sebesar Rp 99.525 juta c. Laba Bersih sebesar Rp 62.248 juta d. Total Aset/Kewajiban dan Ekuitas sebesar Rp 1.475.905 juta e. Investasi sebesar Rp 225.825 juta 2. Menerima dan menyetujui Rencana Jangka Panjang Perusahaan Tahun 2011-2015 yang terdiri dari: Item

c. Disbursement of Tantiem or bonus of 3% (three percent) of Net Income to the Board of Commissioners, the Board of Directors and the Board of Management of GMF AeroAsia, the distribution is delegated to the Board of Commissioners.

The Second Annual GMF AeroAsia GMS was held on December 6, 2010 to approve the 2011 Annual Work Plan and Budget and Long Term Plan of 2011-2015 with resolutions as follows: 1. Accepted and approved the 2011 Annual Work Plan and Budget of GMF AeroAsia, which consists of: a. Operating revenues amounting to Rp 1,755,173 million b. Operating profit amounting to Rp 99,525 million c. Net Income amounting to Rp 62,248 million d. Total Assets / Liabilities and Equity amounting to Rp 1,475,905 million e. Investment of Rp 225,825 million. 2. Accepted and approved the Company’s Long Term Plan of 2011-2015 consisting of: 2011 *)

2012 *)

2013 *)

2014 *)

2015 *)

Pertumbuhan Pendapatan Usaha: 17,06 % CAGR Operating Revenue Growth: 17.06 % CAGR Pendapatan Usaha Operating Revenue Investasi Investment Laba Bersih Net Income Total Aset/Kewajiban & Ekuitas Total Assets/Liabilities & Equity

1.755.173

2.243.979

2.400.391

2.846.920

3.295.973

225.825

140.968

18.365

45.264

9.578

62.248

104.034

142.870

216.951

282.098

1.475.905

1.706.421

2.414.166

3.194.240

3.534.383

*) dalam Juta Rupiah in Million Rupiah

Selanjutnya, pada tanggal 11 Januari 2010, Pemegang Saham mengambil Keputusan yang dilakukan di luar Rapat Umum Pemegang Saham yang diantaranya memutuskan dan menyetujui hal-hal sebagai berikut: • Menyetujui dan menerima pengunduran diri bapak Emirsyah Satar dari jabatannya selaku Komisaris Utama GMF AeroAsia yang berlaku efektif pada tanggal 9 Januari 2010. • Menyetujui pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada bapak Emirsyah Satar yang mengundurkan diri sebagai Komisaris Utama atas tindakan pengawasan yang dilakukannya untuk periode 1 Januari 2009 sampai dengan berakhirnya masa jabatannya yaitu terhitung sejak tanggal 9 Januari 2010, sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin di dalam buku-buku GMF AeroAsia dan dengan mengingat diperolehnya persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan GMF AeroAsia yang akan menyetujui laporan tahunan untuk periode tahun buku yang bersangkutan.

98


Subsequently, on January 11, 2010, the Shareholders made the decisions outside of the General Meeting of Shareholders, to decide and to approve, among other matters, the following: • Approved and accepted the resignation of Emirsyah Satar from his position as President Commissioner of GMF AeroAsia effective from January 9, 2010. • Approved granting release and full dischage of responsibilities to Emirsyah Satar who resigned as the President Commissioner from his supervisory conduct for the period from January 1, 2009 until the end of his term of office, which was effective January 9, 2010, provided that all conduct is reflected in GMF AeroAsia’s books and that the Annual GMS will approve the annual report of the related fiscal year.


Board of Commissioners The Board of Commissioners is a Company organ in charge of and responsible for overseeing and providing advice regarding the policy of the Board of Directors in managing GMF AeroAsia. The Board of Commissioners has the authority to oversee and ensure that the Board of Directors always puts the interests of shareholders and corporate needs first, and to ensure the principles of good corporate governance effectively and efficiently implemented.

Secara umum, tugas Dewan Komisaris sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya maupun usaha GMF AeroAsia yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta ketentuanketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, kepentingan, maksud dan tujuan GMF AeroAsia.

In general, the duties of the Board of Commissioners as stated in the Articles of Association is to conduct oversight on management policies, the management of GMF AeroAsia in general and GMF AeroAsia’s business as conducted by the Board of Directors, as well as to provide advise to the Board of Directors, including the oversight of the implementation of the Company’s Long Term Plan (RJPP), the Annual Work Plan and Budget (RKAP), the provisions of the Articles of Association and General Meeting of Shareholders (GMS), and compliance with prevailing laws and regulations, as well as the interests, purposes and objectives of GMF AeroAsia.

Secara spesifik, Dewan Komisaris mempunyai kewajiban untuk: 1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan GMF AeroAsia; 2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

Specific obligations of the Board of Commissioners are as follows: 1. Providing advise to the Board of Directors concerning the management of GMF AeroAsia; 2. Examining, reviewing, and ratifying the Long Term Plan (RJPP) and the Annual Work Plan and Budget (RKAP) as prepared by the Board of Directors, in accordance with the provisions in the Articles of Association;


99

Corporate Data

Dewan Komisaris Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat berkenaan dengan kebijakan Direksi dalam menjalankan GMF AeroAsia. Dewan Komisaris berwenang mengawasi serta memastikan bahwa Direksi selalu yang mengedepankan kepentingan pemegang saham dan kebutuhan GMF AeroAsia, serta memastikan terlaksananya prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik serta efektif dan efisien.


The aforementioned decision of shareholders was set forth in Notarial Deed number 51 dated February 3, 2010.


Keputusan Pemegang Saham tersebut telah dicatat dalam Akte Notaris nomor 51 tanggal 3 Februari 2010.

Supporting Business

• With the resignation of Emirsyah Satar, the composition of the Board of Commissioners from the effective date of resignation of Emirsyah Satar is: Hadinoto Soedigno (Commissioner). • Approved the delegation of authority and power of attorney with substition rights to the Board of Directors to restate these shareholder resolutions before a Notary and/or institution, authorities/ instances, as well as to perform any action deemed necessary in relation with the changes of the composition of the Board of Commissioners of GMF AeroAsia, including to obtain approval and to register to authorities pursuant to the prevailing rules.

MD&A

• Dengan memperhatikan pengunduran diri bapak Emirsyah Satar, maka susunan anggota Dewan Komisaris GMF AeroAsia sejak tanggal efektif pengunduran diri bapak Emirsyah Satar adalah: Hadinoto Soedigno (Komisaris). • Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi GMF AeroAsia untuk menyatakan kembali keputusankeputusan Pemegang Saham ini di hadapan Notaris dan/atau badan, pejabat/instansi yang berwenang, serta untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan perubahan susunan anggota Dewan Komisaris GMF AeroAsia tersebut di atas, termasuk untuk mengurus perolehan persetujuan dan pendaftaran kepada instansi yang berwenang sesuai peraturan peundang-undangan yang berlaku


3. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan; 4. Memberikan pendapat atau saran kepada RUPS atas penyusunan dan pelaksanaan RJPP dan RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dari RJPP untuk memenuhi ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Mengikuti perkembangan kegiatan GMF AeroAsia, memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan GMF AeroAsia; 6. Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya kinerja GMF AeroAsia atau kejadian penting lain yang perlu diketahui oleh Rapat Umum Pemegang Saham; 7. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan; 8. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta; 9. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam RKAP; 10. Membentuk Komite Audit; 11. Mengusulkan Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham; 12. Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya; 13. Melaporkan kepada GMF AeroAsia mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada GMF AeroAsia tersebut dan perusahaan lain; 14. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham; 15. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Providing opinion and recommendation to the GMS concerning GMF AeroAsia’s Long Term Plan and the Annual Work Plan and Budget; 4. Providing opinion and recommendation to the GMS concerning the preparation and implementation of RJPP and RKAP, as an annual deployment of RJPP to comply with the provisions in the Articles of Association, and prevailing rules and regulations; 5. Monitoring and evaluating the dynamics of GMF AeroAsia’s activities, as well as providing advice to the GMS pertaining to key issues and policies; 6. Promptly providing reports to the GMS should there be indications of declining GMF AeroAsia performance, or any important event that should be informed to the GMS; 7. Reviewing and analyzing Periodic Reports and the Annual Report submitted by the BOD, as well as to sign the Annual Report; 8. Providing explanation, opinion and recommendation to the GMS concerning the Annual Report, if required; 9. Preparing annual work plan and set it forth in RKAP; 10. Establishing Audit Committee; 11. Providing recommendation for the appointment of Public Accountant to GMS; 12. Preparing minutes of meetings of the Board of Commissioners and holding the copies; 13. Disclosing share ownership of Commissioners and/or their family in GMF AeroAsia and in other companies; 14. Providing reports to the GMS pertaining to the oversight duties that had been carried out throughout the fiscal year. 15. Performing other supervisory duties and providing recommendation, pursuant to the laws, the Articles of Association, and/or GMS resolutions.

Dengan pengunduran diri Bapak Emirsyah Satar sebagai Komisaris Utama GMF AeroAsia yang telah disetujui oleh para pemegang saham berdasarkan Keputusan Pemegang Saham di luar RUPS GMF AeroAsia pada tanggal 11 Januari 2010, Dewan Komisaris GMF AeroAsia saat ini beranggotakan 1 (satu) orang yang bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

Following the resignation of Emirsyah Satar as the President Commissioner of GMF AeroAsia, which was approved by the shareholders based on the decision outside the GMS of GMF AeroAsia on January 11, 2010, the Board of Commissioners of GMF AeroAsia currently has 1 (one) member who is responsible to shareholders in the General Meeting of Shareholders.

100



Concerning the number of members of the Board of Commissioners, it is possible to increase the number of member in line with the development, growth and corporate interests and in compliance with the Articles of Association.

Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Pada tahun 2010, Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tangggung jawab pengawasannya secara komprehensif diantaranya: • Memberi arahan terhadap implementasi rencana dan kebijakan perusahaan yang diberikan dalam bentuk kajian kelayakan visi dan misi perusahaan melalui pembahasan RJPP 2011-2015 dalam rapat bersama Direksi maupun secara tertulis, serta telah menyetujui RJPP 2011-2015. • Memberi masukan terhadap penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara intensif melalui Komite Kebijakan GCG dan Kebijakan Risiko, termasuk memberi arahan agar Direksi menerapkan manajemen risiko dalam pembentukan Strategic Business Unit dan penyempurnaan profil risiko perusahaan. • Memberi arahan tentang teknologi informasi khususnya mengenai penerapan System Application and Product in Data Processing (SAP). • Dibantu oleh Komite Audit, melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kinerja Direksi serta melakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan Direksi dalam menjalankan perusahaan. Penilaian kinerja Direksi telah disampaikan kepada Pemegang Saham melalui RUPS Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Perhitungan Tahunan tahun 2009 pada tanggal 23 April 2010.

The Implementation BOC Tasks In 2010, the BOC performed their supervisory duties and responsibilities comprehensively including: • Providing guidance on the implementation of the Company’s plan and policies, which was provided in the form of a feasibility study of the vision and mission through the discussion on 2011-2015 RJPP in meetings and correspondence with the Board of Directors, Approving the 2011-2015 RJPP. • Providing input towards the implementation of risk management as carried out intensively through the GCG and Risk Policy Committee, including providing guidance for the Board of Directors to apply risk management in the establishment of Strategic Business Units and improving the Company’s risk profile. • Providing guidance for information technology, particularly on the implementation of Systems Application and Products in Data Processing (SAP). • With the assistance of the Audit Committee, supervising and monitoring the performance of the Board of Directors as well as assessing the accomplishments of the Board of Directors in managing the company. The assessment on the performance of the Board of Directors was submitted to the shareholders through the GMS on the Approval of the 2009 Annual Report and Financial Statements on April 23, 2010.

Pelatihan Dewan Komisaris Dewan Komisaris telah menyusun program pengembangan (knowledge and skill) yang tertuang dalam RKAP 2010, namun demikian, pelaksanaannya belum terealisasi.

Training for the Board of Commissioners The Board of Commissioners outlined upgrading programs (knowledge and skills), as stipulated in the 2010 RKAP, however, the implementation of which has not yet been realized.


101

Corporate Data

Jumlah anggota Dewan Komisaris ini tidak menutup kemungkinan akan bertambah, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan serta kepentingan perusahaan dan kepatuhan terhadap Anggaran Dasar Perusahaan.


Board of Commissioners: Hadinoto Soedigno (Commissioner)


Dewan Komisaris: Hadinoto Soedigno (Komisaris)

Supporting Business

Therefore, the composition of the Board of Commissioners of GMF AeroAsia based on Notarial Deed No. 273 dated May 30, 2008 and Deed of Statement of Stockholders No. 51 dated February 3, 2010, both made before Arry Supratno, SH, Notary in Jakarta is as follows:

MD&A

Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris GMF AeroAsia berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 273 tanggal 30 Mei 2008 dan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 51 tanggal 3 Pebruari 2010, keduanya yang dibuat di hadapan Arry Supratno, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:


Rapat Dewan Komisaris Selama tahun 2010 Dewan Komisaris mengadakan 1 (satu) kali rapat bersama Komite-komite dengan agenda rapat sebagai berikut: Tanggal Date 22 Desember 2010 22 December 2010

Meetings of the Board of Commissioners During the year 2010, the Board of Commissioners held 1 (one) meeting with Committees with the agenda as follows:

Agenda Rapat Meeting Agenda Rencana Kerja Dewan Komisaris 2011 Board of Commissioners Work Plan 2011

Rapat Dewan Komisaris mengundang Direksi: Nama Name

Peserta Participants Komite Audit, Komite GCG dan Risk Management

Audit Committee, Committee on GCG and Risk Management

Meetings of the BOC and BOD:

Jabatan Position

Rapat Meeting

Kehadiran Attendance

%

Hadinoto Soedigno


10

10

100%


Direktur Utama President & CEO

10

10

100%

Agus Sudaryo

Wakil Direktur Utama Deputy President & COO

10

9

90%

Gatot Satriawan

Direktur Keuangan EVP Finance

10

10

100%

Hanrozan Haznam

Direktur SDM & Umum EVP Human Capital & Corporate Affairs

10

10

100%

Remunerasi Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendapatkan remunerasi berdasarkan kebijakan yang ditetapkan dalam RUPS sebagaimana tercatat dalam Risalah RUPS pada tanggal 28 Juli 2003 yang berlaku terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2002. Remunerasi Dewan Komisaris untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 858.520.000 sementara pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.200.477.410. Penetapan remunerasi dilakukan melalui pembahasan yang dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

Remuneration of the Board of Commissioners The remuneration for the Board of Commissioners is based on the policy defined in the GMS, set forth in the Minutes of the GMS on July 28, 2003, effective since August 1, 2002. The remuneration of the Board of Commissioners for the year ended December 31, 2010 amounted to Rp 858,520,000 while in 2009 it was Rp 1.200.477.410. The remuneration was determined through discussions in the General Meeting of Shareholders.

Direksi Direksi memegang tanggung jawab utama dalam menjalankan operasional perusahaan. Komposisi Direksi ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen, tanpa mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan Direksi untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis.

Board of Directors The main responsibility of the Board of Directors is managing the company’s operations. The composition of the Board of Directors is determined in such a way to enable a decision making process that is effective, precise and prompt, as well as providing the ability to act independently, without having conflicting interests that can interfere with the capability of the BOD to perform their duties independently and critically.

Dalam melakukan aktivitasnya, Direksi harus selalu menjunjung tinggi pelaksanaan tata kelola perusahaan, kepatutan terhadap peraturan internal dan peraturan perundangan yang berlaku, serta kepedulian akan lingkungan untuk memenuhi keinginan seluruh pemangku kepentingan.

In conducting its activities, the Board of Directors must always uphold the implementation of good corporate governance, compliance to internal regulations and prevailing legislation, as well as concern for the environment to meet the expectations of all stakeholders.

102



The Board of Directors is selected and appointed in the GMS with maximum tenure of five years, without lessening the authority of GMS to dismiss the members of the Board of Directors at any time.

Susunan Direksi Saat ini, Direksi GMF AeroAsia beranggotakan empat orang, yakni satu orang Direktur Utama, satu Wakil Direktur Utama, satu Direktur Keuangan dan satu Direktur SDM & Umum. Jumlah ini bisa berubah sesuai perkembangan, pertumbuhan, dan kepentingan perusahaan di depan.

Compoistion of the Board of Directors Currently, the Board of Directors of GMF AeroAsia consists of four persons, namely one President & CEO, one Deputy President & COO, one EVP Finance and one EVP Human Capital & Corporate Affairs. The composition can be changed according to the development, growth, and interests of the company in the future.

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing Direksi adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama • Memberikan arahan dan mengendalikan kebijakan, Visi, Misi dan strategi perusahaan. • Memimpin para anggota Direksi dalam melaksanakan keputusan Direksi. • Mengkoordinasikan pemecahan masalah eksternal perusahaan, kebijakan perencanaan, pengendalian, pencapaian sasaran jangka panjang perusahaan, kebijakan audit, peningkatan kultur, citra dan tata kelola perusahaan (Corporate Governance) • Menyelenggarakan dan memimpin Rapat Direksi secara periodik sesuai ketetapan Direksi atau rapat-rapat lain apabila dipandang perlu sesuai usulan Direksi.

The duties and responsibilities of each Director are as follows: 1. President & CEO • Providing guidance and control over the policies, Vision, Mission and strategy. • Leading other members of the Board of Directors in implementating the decisions of the BOD. • Coordinating solutions for external problems, planning policies, controlling, achieving long term goals, audit policies, developing a culture, image and Corporate Governance. • Organizing and chairing BOD meetings on a regular basis, in accordance with the decision of the BOD, or other meetings deemed necessary as proposed by BOD.


103

Corporate Data

Pemilihan dan pengangkatan Direksi dilakukan dalam RUPS dengan masa jabatan paling lama lima tahun, tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu.


Therefore the Board of Directors has the right to represent GMF AeroAsia in and outside of court in respect to all matters and in all events, and to perform its duties in the management or ownership and binding GMF AeroAsia with other parties and other parties with GMF AeroAsia, with limitations stipulated in the Articles of Association of GMF AeroAsia.


Untuk itu Direksi berhak mewakili GMF AeroAsia di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat GMF AeroAsia dengan pihak lain dan pihak lain dengan GMF AeroAsia, dengan pembatasan-pembatasan tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar GMF AeroAsia.

Supporting Business

Duties and Authority In general, the Articles of Association of GMF AeroAsia stipulates that the Board of Directors acting on good faith and heeding the prevailing laws in Indonesia, is assigned to execute any action related to the management of GMF AeroAsia, for the interest of GMF AeroAsia and in accordance with the goals and objectives of GMF AeroAsia, and to represent GMF AeroAsia, both in and outside of a court of law, in respect to all matters and all events with limitations as stipulated in laws and regulations, the Articles of Association and / or the Resolutions of the General Meeting of Shareholders.

MD&A

Tugas dan Wewenang Secara umum Anggaran Dasar (AD) GMF AeroAsia menetapkan bahwa Direksi dengan didasarkan pada itikad baik dan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan GMF AeroAsia untuk kepentingan GMF AeroAsia dan sesuai dengan maksud dan tujuan GMF AeroAsia serta mewakili GMF AeroAsia baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.


• Mengesahkan semua Keputusan Direksi. • Mewakili perusahaan di dalam maupun di luar pengadilan berdasarkan persetujuan anggota Direksi lainnya pada Rapat Direksi. • Menunjuk anggota Direksi lain untuk bertindak atas nama Direksi. • Menentukan keputusan Direksi, apabila dalam voting pada rapat Direksi terdapat jumlah suara yang sama banyak antara suara yang setuju dan tidak setuju. • Memilah dan memberikan informasi kepada stakeholder segala sesuatu tentang GMF AeroAsia. • Dalam hal Direktur Utama berhalangan, tugas dan kewenangan Direktur Utama dirangkap oleh Wakil Direktur Utama. • Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang efektif dan positif dengan Direksi, Dewan Komisaris, Pelanggan, Pemasok, Pemerintah dan Pemangku Kepentingan lainnya. 2. Wakil Direktur Utama • Menggantikan pelaksanaan tugas dan kewenangan Direktur Utama dalam memimpin dan mengendalikan perusahaan apabila Direktur Utama berhalangan • Membantu Direktur Utama dalam menyelesaikan masalah-masalah perusahaan serta hal-hal lain sesuai ketetapan Direksi. • Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan aktivitas produksi GMF AeroAsia serta mengelola sumber daya di produksi dalam mencapai sasaran kinerja perusahaan yang telah ditetapkan. • Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi produksi secara periodik dalam upaya untuk peningkatan kinerja serta melaporkan hasilnya kepada seluruh anggota Direksi. 3. Direktur Keuangan • Merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan fungsi keuangan GMF AeroAsia untuk menjamin ketersediaan dana untuk aktivitas operasional dan investasi serta menjamin ketersediaan informasi keuangan untuk akuntabilitas dan pengambilan keputusan. • Memimpin dan mengendalikan pembuatan kebijakan keuangan, pengelolaan perbendaharaan, pencatatan, pelaporan keuangan dan tingkat investasi guna meningkatkan kinerja dan peringkat keuangan perusahaan termasuk pendapatan GMF AeroAsia sesuai keputusan Direksi serta melaksanakan efesiensi dan efektivitas fungsifungsi keuangan di Pusat korporat, direktorat dan unit usaha.

104


• Ratifying all decisions of the BOD. • Representing GMF AeroAsia in and outside of the Court of Law, with approval from other members of BOD during the BOD meetings. • Appointing other members of the BOD to act on behalf of the BOD. • In the eventuality of a tie vote in a BOD meeting, the President & CEO shall cast the deciding vote. • Sorting and furnishing information to stakeholders about all affairs of GMF AeroAsia. • In the event that the President & CEO is absent, then the duty and authority of President & CEO shall be assumed by the Deputy President & COO. • Creating and maintaining an effective and positive working relationship with other Directors, the Board of Commissioners, Customers, Vendors, the Government and other stakeholders. 2. Deputy President & COO • To assume the duties and authorities of the President & CEO in directing and controlling GMF AeroAsia, in case the President & CEO is absent. • To assist the President & CEO in solving GMF AeroAsia’s problems and other matters, in accordance with decisions of the BOD. • To lead, to control and to coordinate the production activities and to manage production resources in order to achieve GMF AeroAsia’s goals. • To organize and to chair the production coordination meeting on a regular basis in order to increase performance and to report the results to all Directors. 3. EVP Finance • To plan, organize, implement and control the financial functions of GMF AeroAsia to ensure the availability of funds for operational activities and investments and to ensure the availability of financial information for accountability and decision-making. • To lead and control financial policy making, treasury management, record keeping, financial reporting, and investment levels in order to improve Company performance, financial rating, and income in accordance with decisions of the Board of Directors and to implement efficiency and effectiveness measures for financial functions at head office, directorates and business units.


Corporate Data

105




• To coordinate the preparation of RKAP and its amendments including consolidating, controlling and supervising the preparation of RKAP, in order to increase efficiency. • To coordinate the preparation of the Annual Report as a form of accountability, and other financial documents of GMF AeroAsia as stipulated in the law on document. • Managing the portfolio of financial investments and financial decisions in order to create maximum added value and to achieve the company objectives in accordance with decisions of the Board of Directors. • To set up an accounting system in accordance with Financial Accounting Standards and based on the principles of internal control, especially the segregation of management, accounting, documentation and supervisory functions; • To periodically review financial policies and procedures by developing systems and procedures of financial management in conformance with the development in technology or changes in economy and regulation, as well as directing and managing general affairs, including the financial sector. • To lead and guide the development of information technology applications in an enterprise-wide IT system to support business innovation, including coordination and supervision of the Financial Directorate projects. 4. EVP Human Capital and Corporate Affairs • To establish policies on Human Resources, education and training, equipment, facilities and security, covering the policies on organization and system, business support, and coordination of organizational transformation based on the strategy set out by the Board of Directors. • To control the activities of the EVP Human Capital and Corporate Affairs, including implementing efficiency and effectiveness of general affairs and service functions. • To lead and direct the preparation of corporate policies based on corporate strategic planning. • To coordinate the preparation of RJPP including consolidating, controlling and supervising the preparation and amendment process. • To develop and set a Blue Print of the organization, including the organizational structure of GMF AeroAsia, complete with the details and duties and human resources, according to the decision and policy set by the Board of Directors. • To lead and manage staff training according to the prevailing laws and regulations.

Supporting Business

• Mengkoordinasikan penyusunan RKAP dan perubahannya termasuk mengkonsolidasikan, mengendalikan dan mengawasi penyusunan berdasarkan RKAP dalam rangka usaha peningkatan efisiensi. • Mengkoordinasikan penyusunan Laporan Tahunan sebagi wujud pertanggungjawaban perusahaan, serta dokumen keuangan GMF AeroAsia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang Dokumen. • Mengelola portofolio investasi keuangan dan keputusan finansial untuk mencapai nilai tambah maksimal dan tercapainya tujuan perusahan sesuai ketetapan Direksi. • Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan; • Mengkaji kebijakan dan prosedur keuangan secara periodik berupa penetapan sistem dan tata kerja tentang pengelolaan keuangan perusahaan sesuai dengan perkembangan teknologi maupun perubahan-perubahan dalam ekonomi dan undang-undang, serta mengarahkan dan membina masalah umum yang mencakup bidang keuangan. • Memimpin dan mengarahkan pengembangan aplikasi teknologi informasi dalam IT enterprise wide systems guna mendukung inovasi bisnis termasuk koordinasi dan pengawasan proyekproyek Direktorat Keuangan. 4. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum • Menetapkan kebijakan Sumber Daya Manusia, pendidikan dan pelatihan, sarana, fasilitas dan sekuriti, yang mencakup kebijakan organisasi dan kesisteman, penunjang usaha serta koordinasi transformasi organisasi sesuai strategi yang ditetapkan Direksi. • Mengendalikan kegiatan Direktorat SDM dan Umum termasuk melaksanakan efesiensi dan efektivitas fungsi-fungsi umum dan jasa. • Memimpin dan mengarahkan penyusunan kebijakan-kebijakan korporat sesuai perencanaan strategis korporasi. • Mengkoordinasikan penyusunan RJPP termasuk mengkonsolidasikan, mengendalikan dan mengawasi penyusunan dan perubahannya. • Menyusun dan menetapkan Blue Print organisasi termasuk susunan organisasi GMF AeroAsia lengkap dengan perincian dan tugasnya dan SDM sesuai ketetapan dan kebijakan Direksi. • Memimpin dan mengelola pembinaan pegawai sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

MD&A


Susunan Direksi GMF AeroAsia berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 241 tanggal 31 Oktober 2007, Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 221 tanggal 23 Nopember 2007 dan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 61 tanggal 6 Nopember 2009 yang ketiganya dibuat di hadapan Arry Supratno, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:

The Board of Directors of GMF AeroAsia by the virtue of the Deed of Statement of Stockholders No. 241 dated October 31, 2007, the Deed of Statement of Stockholders No. 221 dated November 23, 2007, and Deed of Statement of Stockholders No. 61 dated 6 November 2009, all three of which were issued by Arry Supratno, SH, Notary in Jakarta, has the following composition:

Nama Name

Jabatan Position



Agus Sudaryo


Gatot Satriawan


Hanrozan Haznam


Untuk mencegah potensi benturan kepentingan dan pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan Vice President, Direksi telah menetapkan mekanisme yang dituangkan dalam Pedoman Kebijakan Perusahaan yang disebut Board Charter Dewan Direksi dan Standar Etika. Selain itu, sebagai komitmen tertulis atas penerapan kebijakan benturan kepentingan, Direksi juga telah menandatangani pernyataan benturan kepentingan pada awal tahun serta membuat laporan kepemilikan saham.

To prevent potential conflict of interest and personal advantage for the Board of Directors and Vice President, the Board of Directors established a mechanism set forth in the Corporate Policy, called the Board Charter of the Board of Directors and Ethical Standards. In addition, as a written commitment for the implementation of conflict of interest policy, the Board of Directors has signed a statement of conflict of interest at the beginning of the year and reported ownership of shares.

Rapat Direksi Direksi mengadakan rapat setiap kali apabila dianggap perlu oleh salah seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atau Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dengan menyebutkan hal-hal yang dibicarakan sekurang-kurangnya setiap bulan sekali.

Meetings of the Board of Directors Meetings of the Board of Directors are held as deemed necessary by one or more member of the Board of Directors, or upon the written request of one or more member of the Board of Commissioners or Shareholders who represent 1 / 10 (one tenth) or more of the total voting shares by proposing their agenda at least one month in advance.

Selama tahun 2010, Direksi mengadakan 47 kali rapat, 10 rapat diantaranya adalah rapat bersama Dewan Komisaris untuk melakukan evaluasi atas capaian kinerja GMF AeroAsia maupun hal-hal lain yang dinilai penting. Tingkat kehadiran dalam rapat adalah sebagai berikut:

During 2010, the Board of Directors held 47 meetings, 10 of those were with the Board of Commissioners to evaluate the achievement of corporate performance and other matters. The attendance at the meeting is as follows:

Nama Name

Jabatan Position

Rapat Meeting

Kehadiran Attendance

%



37

34

91,8%

Agus Sudaryo


37

34

91,8%

Gatot Satriawan


37

34

91,8%

Hanrozan Haznam


37

32

86,4%

106



The remuneration is determined through discussions conducted by the General Meeting of Shareholders by referring to the remuneration structure proposed by the Board of Directors that is based on the market price and the provisions of remuneration for the Directors of SOEs.


107

Corporate Data

Penetapan remunerasi dilakukan melalui pembahasan yang dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan pola remunerasi yang diajukan Direksi yang disusun dengan mengacu kepada harga pasar dan ketentuan remunerasi bagi Direksi BUMN


Remuneration for the Board of Directors The remuneration for the Board of Directors was based on the policy defined by the GMS, as recorded in the Minutes of the GMS on July 28, 2003, effective since August 1, 2002. The remuneration for the Board of Directors for the year ended December 31, 2010 was Rp 4,520,100,000 while in 2009 it was Rp 7,071,098,705.


Remunerasi Direksi Direksi mendapatkan remunerasi berdasarkan kebijakan yang ditetapkan dalam RUPS sebagaimana tercatat dalam Risalah RUPS pada tanggal 28 Juli 2003 yang berlaku terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2002. Remunerasi Direksi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 4.520.100.000 sementara pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 7.071.098.705.

Supporting Business

In terms of GCG implementation in 2010, the Board of Directors carried out their role, in accordance with their functions, duties, responsibilities and authority, as follows: • The Board of Directors identified business opportunities in the establishment of Logistic Services as an SBU, the embryo of a subsidiary, by analyzing internal and external risks set forth in the feasibility study. • In the field of human resources, the Board of Directors implemented talent pool management as the key of succession management program supported with clarity of career direction set forth in the form of reports and submitted to the Board of Commissioners. • The Board of Directors established a corporate performance measurement system based on Balanced Scorecard (BSC), which includes financial and non-financial perspectives to meet corporate performance targets. The corporate performance measures were translated down to the level of individuals and the accomplishments are routinely analyzed in Monthly Operation Reviews. • The Board of Directors consistently applied risk management through the establishment of a risk appetite and risk parameters, and by carrying out risk assessment down to the level of processes. • The Board of Directors followed up audit results from Internal Audit & Control Unit as well as from the External Auditor. The Audit Committee routinely monitors follow-up actions in the joint meeting with Internal Audit & Control.

MD&A

Dalam hal penerapan GCG, pada tahun 2010 Direksi melaksanakan perannya sesuai fungsi, tugas, tanggung jawab dan otoritasnya diantaranya adalah sebagai berikut: • Direksi telah melakukan identifikasi terhadap peluang bisnis yang ada dalam proses pembentukkan Logistic Services sebagai SBU yang akan menjadi cikal bakal anak perusahaan, melalui analisis risiko internal dan eksternal yang tertuang dalam studi kelayakan. • Di bidang SDM, Direksi telah mengimplementasikan talent pool management sebagai program suksesi manajemen kunci yang didukung dengan kejelasan karir dan dituangkan dalam bentuk laporan yang disampaikan kepada Dewan Komisaris. • Direksi menetapkan sistem pengukuran kinerja GMF AeroAsia mengacu pada Balanced Scorecard (BSC) yang mencakup perspektif keuangan dan non-keuangan untuk memenuhi target kinerja GMF AeroAsia. Penjabaran ukuran kinerja GMF AeroAsia telah dilakukan sampai ke tingkat individu dan menganalisa pencapaiannya secara rutin dalam Monthly Operation Review. • Direksi telah menerapkan manajemen risiko secara konsisten melalui penetapan risk appetite dan risk parameter dan melaksanakan risk assessment sampai ke level proses. • Direksi menindaklanjuti hasil audit baik dari Unit Internal Audit & Control maupun Auditor Eksternal. Tindak lanjut atas hasil audit secara rutin dipantau oleh Komite Audit dalam rapat bersama Internal Audit & Control.


Program pengembangan Direksi Untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian serta memperoleh pemahaman terkini terhadap kondisi ekonomi, manajemen, bisnis dan teknologi yang relevan dengan pelaksanaan tugas Direksi GMF AeroAsia, selama tahun 2010 Direksi telah mengikuti program pelatihan, workshop, konferensi dan seminar, antara lain: No.

Peserta Participants

Directors’ Training In order to improve their knowledge and expertise and to keep them up to date with the latest relevant developments in economic, management, business and technological matters, in 2010 the Board of Directors attended training programs, workshops, conferences and seminars, among others:

Jenis Pelatihan Type of Training

Tempat Venue

Tanggal Date

1

Agus Sudarya

Indoaerospace Seminar (organized by Frost & Sullivan)

Jakarta

12 November

2

Agus Sudarya

MRO Capabilities Symposium (organized by Pratt & Whitney CFM56)

Jakarta

16 Desember

3

Gatot Satriawan

Training and Directorship Certification for Directors and Commissioners (organized by LKDI)

Jakarta

9-10 Juni

4

Gatot Satriawan

2010 Asia Pacific Airline Summit (organized by IBM)

Hongkong

18 -20 Oktober

Komite-Komite Dewan Komisaris

BOC Committees

Komite Audit Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris.

Audit Committee The Audit Committee is responsible for providing advice to the Board of Commissioners concerning reports or other matters submitted by the Board of Directors to the Board of Commissioners, identifying issues that require attention from the Board of Commissioners, and performing other duties related to the duties of the Board of Commissioners.

Tugas-tugas terebut antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Seleksi Eksternal Auditor a. Menyeleksi dan mengusulkan calon Eksternal Auditor untuk audit umum atas laporan keuangan GMF AeroAsia, mengusulkan kompensasi bagi Eksternal Auditor serta mengawasi pekerjaan Eksternal Auditor, termasuk mengusulkan pemberhentian Eksternal Auditor apabila dalam melaksanakan tugasnya Eksternal Auditor yang bersangkutan tidak memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku. b. Memberikan persetujuan awal (pre-approval) jasa non-audit yang akan ditugaskan kepada Eksternal Auditor. Pre-approval dari Komite Audit terhadap jasa non-audit yang ditugaskan kepada Eksternal Auditor dapat dikecualikan jika: i. Nilai seluruh jasa non-audit yang diberikan oleh Eksternal Auditor kepada GMF AeroAsia tidak lebih dari 5% (lima persen) dari total nilai biaya audit yang dibayarkan oleh GMF AeroAsia kepada Eksternal Auditor dalam tahun fiskal di mana jasa non-audit diberikan;

The duties mentioned above are as follows: 1. To select an External Auditor a. To select and propose candidates for the External Auditor to conduct an audit on the financial statements of GMF AeroAsia, to propose compensation for the External Auditor and to oversee the work of the External Auditor, including to propose the dismissal of the External Auditor in the eventuality that their performance of duties does not meet the standards and/or prevailing regulations. b. To provide a pre-approval for non-audit services that will be conducted by the External Auditor. The aforementioned pre-approval from the Audit Committee can be excluded if: i. The value of all non-audit services provided by the External Auditor is less than 5% (five percent) of the total value of audit fee paid by GMF AeroAsia to the External Auditor in the fiscal year in which the non-audit services are provided.

108



Corporate Data

109




ii. Those services are not considered as non-audit services when the contract was signed; and iii. Those services have been approved by the Audit Committee or by one or more members of the Audit Committee, who also member of the Board of Commissioners who have the authority to provide pre-approval, prior to the completion of audit services conducted by the External Auditor. 2. Internal Audit Unit a. To monitor effectiveness of Internal Audit Unit work. b. To provide opinion and recommendation for the consideration of the Board of Commissioners in approving the appointment of the head of Internal Audit. c. To review the Internal Audit reports submitted to the Board of Commissioners c.q. Audit Committee, including reports on irregularities submitted to the Board of Directors. 3. To supervise the audit of financial statements to ensure that the External Auditors has carried out the work in accordance with the Public Accountants Professional Standards (SPAP) and / or other related regulations. 4. To review prior to publishing, such the financial statements as financial reports, projections and other financial information. 5. To monitor, review and discuss with the management, Internal Audit Unit and External Auditor the adequacy and effectiveness of internal control over financial reporting, including material weaknesses, both in design and operation, which may disrupt the ability of GMF AeroAsia in recording, processing, summarizing and reporting financial information. 6. To monitor the effectiveness of policies and the implementation of risk management which was prepared and executed by the Board of Directors, as well as the compliance to the regulations relevant to the operations of GMF AeroAsia. In this matter, part of the scope of work of the Audit Committee shall be carried out by the Corporate Governance Policy & Risk Policy Committee, established by the Board of Commissioners. The distribution of duties and coordination of work between the Audit Committee and the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee is as follows: a. The Audit Committee monitors the risk of fraud related to financial reporting (fraudulent financial reporting risks).

Supporting Business

ii. Jasa tersebut tidak dianggap sebagai jasa non-audit pada saat perikatan kerja ditandatangani; dan iii. Jasa tersebut telah disetujui oleh Komite Audit atau oleh satu atau lebih anggota Komite Audit yang merupakan anggota Komisaris yang mendapatkan delegasi kewenangan dari Komite Audit untuk memberikan pre-approval, sebelum penyelesaian jasa audit oleh Eksternal Auditor. 2. Unit Internal Audit a. Memantau efektivitas kerja Unit Internal Audit b. Memberikan pendapat dan saran kepada Dewan Komisaris untuk bahan pertimbangan dalam memberikan persetujuan terhadap pengangkatan dan pemberhentian Kepala Internal Audit. c. Melakukan penelaahan terhadap setiap Laporan Internal Audit yang disampaikan kepada Dewan Komisaris c.q. Komite Audit termasuk setiap laporan mengenai penyimpangan yang disampaikan kepada Direksi. 3. Melakukan supervisi audit atas laporan keuangan untuk memastikan bahwa Eksternal Auditor melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan atau peraturan lan yang terkait. 4. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan GMF AeroAsia seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya. 5. Memonitor, menelaah dan mendiskusikan dengan manajemen, Unit Internal Audit dan Eksternal Auditor atas kecukupan dan efektivitas pengendalian internal atas laporan keuangan termasuk adanya kelemahan material, baik dalam rancangan maupun operasi, yang dapat mengganggu kemampuan GMF AeroAsia dalam mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan informasi keuangan. 6. Memonitor efektivitas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko yang telah disiapkan dan dilaksanakan oleh Direksi dan ketaatan pada peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi GMF AeroAsia. Untuk bidang ini, lingkup kerja Komite Audit sebagian dilaksanakan oleh Komite Kebijakan Corporate Governance & Kebijakan Risiko yang dibentuk dengan Keputusan Dewan Komisaris. Pembagian tugas dan koordinasi kerja antara Komite Audit dan Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko adalah sebagai berikut: a. Komite Audit memonitor risiko fraud yang terkait dengan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting risks).

MD&A


b. Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko memonitor pelaksanaan enterprise risk management yang mencakup risiko strategis, risiko reputasi, risiko finansial, risiko operasional, risiko hukum dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan operasi GMF AeroAsia. 7. Melakukan penelaahan code of conduct. 8. Melakukan penelaahan dan diskusi dengan manajemen, Unit Internal Audit dan Eksternal Auditor tentang laporan-laporan yang terkait dengan pencegahan, pendeteksian dan tindak lanjut penanganan fraud. 9. Melakukan penelaahan pengaduan pihak ketiga, termasuk dan terutama yang berasal dari pegawai GMF AeroAsia dan anak-anak perusahaan yang dikonsolidasi mengenai akuntansi, pengendalian internal, auditing, pelanggaran peraturan, dan fraud serta perilaku manajemen yang tidak terpuji yang dapat mengganggu operasi GMF AeroAsia. 10. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi GMF AeroAsia. 11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. The Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee monitors the implementation of enterprise risk management, which includes strategic risk, reputation risk, financial risk, operational risk, legal risk and compliance with regulations relating to the operations of GMF AeroAsia. 7. To review the Code of Conduct. 8. To review and discuss with management, Internal Audit Unit and External Auditor reports relating to the prevention, detection and follow-up of fraud. 9. To review complaints from third parties, including and especially those from employees of the consolidated company and subsidiaries regarding the accounting, internal controls, auditing, regulatory violations, and fraud as well as improper conduct from management that can disrupt Company operations. 10. To maintain confidentiality of documents, data and information. 11. To carry out other duties given by the Board of Commissioners based on the provisions of the prevailing law.

Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit memiliki wewenang antara lain : 1. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan atau informasi tentang pegawai, dana, aset, kewajiban, serta sumber daya lainnya pada GMF AeroAsia dan anak-anak perusahaan yang dikonsolidasi (jika ada) berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. 2. Dalam melaksanakan wewenang pada poin 1 di atas, Komite Audit wajib bekerja sama dengan Internal Audit. 3. Apabila diperlukan, dengan persetujuan tertulis Dewan Komisaris, Komite Audit dapat bekerja sama dengan Komite-komite lain serta dapat mempekerjakan tenaga ahli dan/atau konsultan untuk membantu Komite Audit.

In performing their duties, the Audit Committee has the authority as follows: 1. To have a full, free and unlimited access to documents or information about the employees, funds, assets, liabilities, and other resources on the consolidated companies and its’ subsidiaries (if any), which relate to their duties. 2. In implementing their authority in point (1) above, the Audit Committee shall cooperate with Internal Audit. 3. If deemed necessary, with the written approval from the Board of Commissioners, the Audit Committee may cooperate with other committees or to employ experts and/or consultants to assist the Audit Committee.

Berdasarkan Surat Keputusan No. DEKOM-GMF/ SKEP/5002/10 tanggal 1 Juni 2010, Dewan Komisaris menyetujui perubahan susunan keanggotaan Komite Audit yang berlaku efektif tanggal 1 Juni 2010, sehingga susunan Komite Audit menjadi sebagai berikut:

Based on the Decree No. DEKOM-GMF/SKEP/5002/10 June 1, 2010, the Board of Commissioners approved the changes to the membership composition of the Audit Committee, effective June 1, 2010, and hence the composition of the Audit Committee is as follows:

Nama Name

Jabatan Position

Hadinoto Soedigno

Ketua Chairman

Eddy Kuncoro

Anggota Member

Nina Diyanti Anwar

Anggota Independen Independent Member

110



2) Edi Kuncoro Joined Garuda Indonesia in 1993. Previously worked as Financial Staff at PT Wijaya Karya Jakarta. After serving as an auditor in Garuda Indonesia until recently appointed as Senior Manager of the internal audit unit of Garuda Indonesia. Edi Kuncoro holds a Bachelor Degree in Accountancy from the University of Sebelas Maret, Solo.

3) Nina Diyanti Anwar Menjadi anggota Komite Audit GMF AeroAsia sejak bulan Juni 2006. Beliau juga merangkap sebagai anggota Komite Audit PT Semen Gresik (Persero) Tbk. sejak Agustus 2004. Memulai karier sebagai auditor di Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto yang berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers setelah meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1985. Pengalaman kerjanya di berbagai perusahaan, bank asing dan juga bank campuran termasuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), ABN Amro Bank, Rabobank, dan Bank Indovest.

3) Nina Diyanti Anwar Joined the Audit Committee of GMF AeroAsia in June 2006. She has also served as a member of the Audit Committee of PT Semen Gresik (Persero) Tbk. since August 2004. Started her career as an auditor at Drs. Hadi Susanto affiliated with PricewaterhouseCoopers after graduating with a BA degree in Economics from the Faculty of Economy, University of Indonesia in 1985. She has working experience in various companies, foreign banks and joint venture banks, including the National Bank Restructuring Agency (IBRA), ABN Amro Bank, Rabobank, and Bank Indovest.

Kegiatan Komite Audit Dalam melaksanakan kegiatannya, Komite Audit mengadakan pertemuan secara berkala sekurangkurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali dalam setahun dan bekerja sama dengan unit Internal Audit & Control GMF AeroAsia untuk menjamin kesiapan, ketersediaan data dan informasi, sehingga kondisi GMF AeroAsia dapat diketahui dengan baik oleh Dewan Komisaris.

Activities of the Audit Committee In conducting their activities, the Audit Committee meets at least every 3 (three) months and collaborates with GMF AeroAsia Internal Audit & Control to ensure readiness, availability of data and information, so that the condition of GMF AeroAsia can be monitored by the Board of Commissioners.

Selama tahun 2010 Komite Audit melakukan 19 (sembilan belas) kali rapat, terdiri dari 14 kali rapat dengan Unit Internal Audit dan 2 kali rapat dengan Eksternal Audit, 1 rapat gabungan antar Komite perusahaan dan 2 kali rapat internal Tim Komite Audit dimana tingkat kehadiran Komite Audit dalam rapat adalah 80%.

In 2010 the Audit Committee met 19 (nineteen) times, comprising 14 meetings with the Internal Audit Unit and 2 meetings with External Audit, 1 joint meeting with other Committees and 2 Internal Audit Committee team meetings, where the level of attendance of the Audit Committee was 80%.

Nama Name

Jumlah Rapat Total of Meetings

Tingkat Kehadiran Attendance Rate

Hadinoto Soedigno

19

70%

Eddy Kuncoro

19

80%

Nina Diyanti Anwar

19

90%


111

Corporate Data

2) Edi Kuncoro Bergabung dengan Garuda Indonesia sejak 1993. Sebelumnya bekerja sebagai Staf Keuangan di PT Wijaya Karya Jakarta. Beliau lama bertugas sebagai Auditor di Garuda Indonesia hingga saat ini menjabat sebagai Senior Manager di unit internal audit Garuda Indonesia. Edi Kuncoro memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Sebelas Maret Solo.


Profile of the members of the Audit Committee 1) Hadinoto Soedigno Presented in the sub-chapter of Commissioners Profiles.


Profil anggota Komite Audit 1) Hadinoto Soedigno Disajikan pada sub bab Profil Komisaris.

Supporting Business

Having an independent member from a non-affiliated party in the composition of the Audit Committee demonstrates the independence of the Audit Committee, especially in reviewing the performance of GMF AeroAsia regarding affiliated transactions as well as benchmarking against the external best practices.

MD&A

Keberadaan anggota independen yang berasal dari luar pihak yang terafiliasi dalam komposisi keanggotaan Komite Audit menunjukkan independensi Komite Audit khususnya dalam melakukan penelaahan terhadap kinerja GMF AeroAsia dalam transaksi terafiliasi serta terhadap praktek terbaik di luar GMF AeroAsia.


Secara singkat, pelaksanaan kegiatan Komite Audit adalah sebagai berikut:

In brief, the implementation of the Audit Committee is as follows:

Laporan Triwulan I • Melakukan review terhadap hasil audit Kantor Akutan Publik (KAP) tahun buku 2009, meminta Unit Internal Audit melakukan monitoring tindak lanjut terhadap temuan yang ada. Temuan yang bersifat repetitive harus lebih dicermati sehingga ada perbaikan yang signifikan. • Memberikan catatan kepada manajemen terhadap kondisi kinerja keuangan yang menurun terutama pada pendapatan GMF AeroAsia yang pencapaiannya dibawah budget. • Memberikan saran untuk mempertahankan kinerja operasional GMF AeroAsia yang berkaitan dengan layanan dan dukungan terhadap pelanggan.

1st Quarter Report • Reviewed the audit findings from the Public Accountant Firm (KAP) for the fiscal year of 2009, requested Internal Audit Unit to monitor the follow-up on existing findings. Repetitive findings should be carefully observed in order to have significant improvement. • Provided opinion to management regarding the declining financial performance, especially on GMF AeroAsia’s revenue accomplishments, which was below the budget. • Provided advice about maintaining GMF AeroAsia’s operational performance relating to customer service and support.

Laporan Triwulan II • Melakukan pengkajian terhadap matriks tindak lanjut atas temuan KAP dan melakukan koordinasi dengan unit Internal Audit terhadap status terkini atas temuan tersebut. • Memberikan saran langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan GMF AeroAsia dalam meningkatkan pendapatan termasuk langkah terobosan pasar yang baru agar target dapat dicapai. Dalam upaya perbaikan penanganan persediaan, GMF AeroAsia perlu melakukan peningkatan penerapan CRP (Kebijakan Pembayaran Pelanggan) dan kegiatan penagihan untuk mengurangi piutang usaha. • Memberikan saran untuk meningkatkan perbaikan kinerja operasional, termasuk merekomendasikan memanfaatkan tenaga expert pada area Engine Maintenance bila diperlukan.

2nd Quarter Report • Reviewed the follow-up matrix on KAP findings and coordinated with internal Audit Units on the current status of those findings. • Provided advice on corrective measures that need to be conducted in order to increase the revenue, including creating a market breakthrough to achieve target. In the effort of improving inventory management, GMF AeroAsia needs to improve the implementation of CRP (Customer Payment policy) and billing activities to reduce accounts receivable. • Provided suggestions to improve operational performance, including the recommendation of using an expert in Engine Maintenance if deemed necessary.

Laporan Triwulan III • Menyampaikan saran pada Manajemen untuk melakukan inovasi baru dan keputusan strategis dalam meningkatkan pendapatan berkaitan dengan kinerja keuangan yang masih dibawah budget dan mempertahankan kinerja operasional yang telah dicapai pada triwulan III. • Meningkatkan status penyelesaian terhadap temuan audit KAP sebelum tahun buku 2010 berakhir. • Memberikan catatan terhadap hasil temuan Internal Audit yang harus segera ditindak lanjuti oleh unit-unit terkait. Berdasarkan hasil laporan 5 program audit yang telah terlaksana, masih ada 40 temuan yang berstatus “open” yang diharapkan dapat diselesaikan sesuai time frame yang ada.

3rd Quarter Report • Provided advice to management to perform a new innovation and make strategic decisions to increase revenue, regarding the financial performance that is still under the budget, while maintaining the operational performance that had been achieved in the third quarter. • Upgraded the settlement status of the audit findings before the fiscal year 2010 end. • Provided notes on the internal audit findings to be followed up by relevant units. Based on the audit report of 5 audit programs, there are still 40 findings with status “open” expected to be settled within the time frame.

112



The Nomination and Remuneration Committee consists of 3 members, each of which has the competence and experience required by GMF AeroAsia’s provisions and based on the principles of good corporate governance.

Tugas dan fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi meliputi: 1. Penyusunan Sistem Penggajian, honorarium dan Pemberian Tunjangan (remunerasi) bagi Direksi, Dewan Komisaris, Komite Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris GMF AeroAsia. 2. Evaluasi tingkat kompetitif besaran Gaji, Honorarium dan Tunjangan Direksi, Dewan Komisaris, Komite Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris GMF AeroAsia setiap tahun dan merekomendasikan penyesuaiannya kepada Dewan Komisaris untuk ditetapkan Pemegang Saham. 3. Pengkajian dan penilaian terhadap rencana dan usulan suksesi Direksi, Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris GMF AeroAsia dalam memenuhi asas-asas GCG. 4. Pengkajian dan pemberian rekomendasi terhadap sistem penggajian dan pemberian honorarium Tenaga Ahli Komisaris.

The duties and functions of the Nomination and Remuneration Committee include the following: 1. To prepare a Payroll System, Honorarium and Allowances (remuneration) for the Board of Directors, the Board of Commissioners, Committees under the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners. 2. To evaluate the competitiveness of the salary, Honorarium and Allowances of the Board of Directors, the Board of Commissioners, the Committees under the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners every year and to recommend the adjustment to the Board of Commissioners for the approval from the Shareholders. 3. To review and to assess the succession plan and make proposals to the Board of Directors, the Board of Commissioners, and the Secretary of the Board of Commissioners accordance with the principles of good corporate governance. 4. To preview and provide recommendations on the salary and honorarium for expert members of the BOC.


113

Corporate Data

Komite Nominasi dan Remunerasi beranggotakan 3 orang, yang masing-masing memiliki kompetensi dan pengalaman seperti yang dipersyaratkan oleh peraturan GMF AeroAsia yang berpedoman pada asasasas GCG.


The Nomination and Remuneration Committee The Nomination and Remuneration Committee is assigned to assist the Board of Commissioners in reviewing nomination and remuneration policy comprehensively, and assessing the consistency of its implementation.


Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan Nominasi dan Remunerasi di GMF AeroAsia secara menyeluruh serta menilai konsistensi penerapannya.

Supporting Business

4th Quarter Report • Provided an overview of some aspects of performance that had not been achieved and need to be thoroughly evaluated for improvement, which includes improving the efficiency program to achieve significant retrenchment. • Provided a note on the achievement of operational performance, which showed a positive trend, and should be maintained by developing effective control of each KPI. • Provided a note on the findings of internal audit to be followed up by relevant units. Based on the 9 reports of the audit program which have been implemented according to the 2010 plan, there are 34 findings with status “open” which is expected to be settled within the existing time frame.

MD&A

Laporan Triwulan IV • Memberikan gambaran beberapa aspek kinerja yang belum tercapai yang perlu dievaluasi lebih detil untuk melakukan perbaikan, termasuk perbaikan program efisiensi yang dijalankan untuk mencapai penghematan yang signifikan. • Memberikan catatan terhadap pencapaian kinerja operasional yang menunjukkan tren positif harus dipertahankan dengan mengembangkan kontrol yang efektif dari masing-masing KPI. • Memberikan catatan terhadap hasil temuan Internal Audit yang harus segera ditindaklanjuti oleh unit-unit terkait. Berdasarkan hasil laporan 9 program audit yang telah terlaksana sesuai dengan rencana kegiatan tahun 2010, masih ada 34 temuan yang berstatus “open” yang diharapkan dapat diselesaikan sesuai time frame yang ada


5. Mengkaji kelayakan dan sistem remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris dan perangkatnya, serta merekomendasikan penyesuaian yang diperlukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antara tingkat remunerasi yang diterima dengan pencapaian target kinerja. 6. Mengkaji kelayakan kebijakan pemberian dan penggunaan fasilitas-fasilitas yang disediakan bagi Dewan Komisaris dan Direksi serta memberikan rekomendasi perbaikan/perubahan yang diperlukan. 7. Menyusun kriteria kriteria seleksi dan prosedur nomisasi bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para eksekutif lainnya, membuat sistem penilaian dan mnemberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris yang berkaitan dengan remunerasi dan nominasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9. Melaporkan hasil pengkajian dan rekomendasinya kepada Dewan Komisaris.

5. To assess the remuneration policy for the Board of Directors and Board of Commissioners and support staff, as well as to provide recommendation for necessary adjustments while considering the relation between remuneration received and target achievement. 6. To assess the usage of facilities provided for the Board of Commissioners and the Board of Directors and to provide recommendation for necessary improvement / adjustment. 7. To develop the criteria and procedures for the nomination for members of the Board of Commissioners, the Board of Directors and other executives, to develop the assessment system and provide recommendation on the number of members of the Board of Commissioners and the Board of Directors. 8. To carry out other tasks given by the Board of Commissioner which are related to the remuneration and nomination in accordance with the applicable regulations. 9. To report the results of the review and its recommendation to the Board of Commissioners.

Selain hal tersebut di atas, berdasarkan kesepakatan pembagian kerja Dewan Komisaris, Komite Nominasi dan Remunerasi membantu Dewan Komisaris untuk hal-hal yang berkaitan dengan: 1. Penyusunan Kriteria dan Tata Cara pemilihan calon Direksi GMF AeroAsia. 2. Pencalonan Dewan Komisaris dan Direksi anak perusahaan (dalam hal perusahaan memiliki anak perusahaan) serta pengangkatan Direksi GMF AeroAsia.

In addition to the above, based on the agreement on the division of duty of the Board of Commissioners, the Nomination and Remuneration Committee assists the Board of Commissioners in the following matters: 1. The preparation of Criteria and Procedure for the selection of candidates for the Board of Directors. 2. The nomination of the Board of Commissioners and the Board of Directors of the Subsidiaries (if any) and the appointment of Directors of GMF AeroAsia.

Berdasarkan Surat Keputusan No. DEKOM/GMF/ SKEP/5003/10 tanggal 1 Juni 2010, susunan keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Juni 2010 adalah sebagai berikut:

Pursuant to the Decree No. DEKOM/GMF/ SKEP/5003/10 June 1, 2010, the membership of the Nomination and Remuneration Committee effective from June 1, 2010 is as follows:

Nama Name

Jabatan Position

Hadinoto Soedigno

Ketua merangkap Anggota Chairman & Member

Emirsyah Satar

Anggota Member


Anggota Member

Profil anggota Komite Nominasi dan Remunerasi 1. Hadinoto Soedigno Disajikan pada sub bab Profil Komisaris.

114


Profiles of the Nomination and Remuneration Committee 1. Hadinoto Soedigno Presented in the sub-chapter of the Board of Commissioners’ Profile.


In conducting its activities, the Nomination and Remuneration Committee meets at least every 3 (three) months.

Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam pengurusan GMF AeroAsia serta memberi nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan RJPP, RKAP berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS dan peraturan perundangan yang berlaku, terutama dalam hal tata kelola perusahaan yang baik dan risiko usaha.

The Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee The Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee is responsible for assisting the Board of Commissioners in performing the oversight functions in support of the policies of the Board of Directors in the management of GMF AeroAsia and for providing advice to the Board of Directors, including the implementation of RJPP, RKAP based on the provisions stipulated in the Articles of Association, the resolutions of the GMS and the prevailing legislation, particularly in terms of good corporate governance and business risk.

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko melakukan: 1. Pemberian dukungan atas pelaksanaan assessment berkala terhadap praktik-praktik GCG di GMF AeroAsia dalam menerapkan asas-asas GCG. 2. Pemberian rekomendasi tentang penyempurnaan sistem dan kelengkapan GCG GMF AeroAsia serta memantau pelaksanaannya, terutama berkenaan dengan:

In fulfilling their duties, The Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee conducts the following: 1. Providing support for the implementation of the periodic assessment on the GCG practices within GMF AeroAsia. 2. Providing recommendation on the improvement of the system and adequacy of the GCG, and monitoring the implementation, particularly on the following matters:


Corporate Data

Dalam melaksanakan kegiatannya, Komite Nominasi dan Remunerasi mengadakan pertemuan secara periodik sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali dalam setahun.


3. Richard Budihadianto Presented in the sub-chapter of the Board of Directors’ Profiles.


3. Richard Budihadianto Disajikan pada sub bab Profil Direksi.

Supporting Business

2. Emirsyah Satar Accomplished Diploma Program at Sorbonne University, France, after graduating from the University of Indonesia, the Faculty of Economy majoring in Accounting, Emirsyah Satar started his career in financial and banking and reached senior level of management and leading position at a number of multinational companies and financial institution such as Citibank N.A., Grup Jan Darmadi, Niaga Factoring Corporation and Niaga Finance Hongkong. While serving as the AEVP of Finance of Garuda Indonesia, he played major role in succeeding debt and bonds restructuring program. Emirsyah Satar was then appointed as the Deputy President & COO of Bank Danamon and return to Garuda Indonesia to assume the position of the President & CEO since 2005. He was also the President Commissioner of GMF AeroAsia from October 2005 until January 2010.

MD&A

2. Emirsyah Satar Menempuh pendidikan pada Program Diploma Universitas Sorbonne, Perancis dan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indoneisa, Emirsyah Satar merintis karir di bidang keuangan dan perbankan hingga mencapai jabatan manajerial penting dan posisi utama di berbagai perusahaan multinasional dan lembaga keuangan seperti Citibank N.A., Grup Jan Darmadi, Niaga Factoring Corporation Dan Niaga Finance Hongkong. Pada saat menduduki jabatan sebagai Direktur Keuangan Garuda Indonesia, beliau berperan penting dalam menyukseskan program restrukturisasi utang dan obligasi perusahaan. Emirsyah Satar kemudian menjadi Wakil Direktur Utama Bank Danamon dan kembali ke Garuda Indonesia dengan menempati posisi sebagai Direktur Utama sejak tahun 2005. Beliau menjadi Komisaris Utama GMF AeroAsia sejak Oktober 2005 sampai dengan Januari 2010

115


i. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance); ii. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct); iii. Kontrak Manajemen; iv. Board Manual. 3. Evaluasi efektivitas penerapan GCG oleh Organ Utama dan Organ Pendukung dan memberikan masukan penyempurnaan serta upaya-upaya pemantapannya; 4. Pembuatan rencana kerja dan laporan tahunan pelaksanaan GCG bersama fungsi manajemen GCG organ Direksi, sebagai bagian dari Laporan Tahunan GMF AeroAsia; 5. Penelaahan praktik-praktik terbaik GCG di perusahaan lain untuk dapat diimplementasikan di GMF AeroAsia; 6. Tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris; 7. Melakukan evaluasi atas perencanaan pengurusan GMF AeroAsia (RJPP/RKAP) dan tingkat risikonya; 8. Melakukan pemantauan pelaksanaan pengurusan GMF AeroAsia (RJPP/RKAP) dan analisa hasil pengurusan GMF AeroAsia; 9. Melakukan evaluasi atas perencanaan Investasi dan tingkat risiko yang oleh Direksi dimintakan persetujuan atau tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris . 10. Melakukan pemantauan pelaksanaan Investasi dan analisis hasil Investasi; 11. Melakukan kajian berkala atas efektivitas kebijakan Investasi dan pengurusan GMF AeroAsia dari aspek manajemen risiko sebagai bahan pendapat Dewan Komisaris; 12. Menyediakan bahan rujukan dan informasi untuk keperluan Dewan Komisaris terkait pengelolaan Investasi dan Risiko Usaha; 13. Memberikan masukan dan rekomendasi atas laporan Direksi dalam pengurusan GMF AeroAsia; 14. Membuat rencana kerja tahunan Komite Invetasi dan Risiko Usaha yang diselaraskan dengan rencana kerja tahunan Kebijakan Investasi dan Risiko Usaha GMF AeroAsia yang dikelola oleh Direksi; 15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris yang terkait dengan Investasi dan Risiko Usaha; 16. Melaporkan hasil-hasil kerja Komite kepada Dewan Komisaris secara berkala minimal setiap 3 bulan sekali yang berisi pokok-pokok hasil kerjanya dan Laporan Khusus yang berisi Laporan setiap temuan yang diperkirakan dapat mengganggu efektivitas GMF AeroAsia.

116


3.

i. Code of Corporate Governance; ii. Code of Conduct; iii. Management Contract; iv. Board Manual. Conducting evaluation on the effectiveness of the implementation of GCG by Major and Supporting Organs, and providing advice concerning the improvement and the efforts to strengthen it; 4. Preparing annual work plan and reports on the implementation of GCG, together with GCG management functions of the Board of Directors, as part of GMF AeroAsia’s Annual Report. 5. Reviewing the best GCG practices conducted by other companies to be implemented at GMF AeroAsia. 6. Conducting other duties assigned by the Board of Commissioners; 7. Evaluating GMF AeroAsia’s management plan (RJPP/RKAP) and risk level; 8. Monitoring the implementation of the management of GMF AeroAsia (RJPP / RKAP) and analyzing the results of the management of GMF AeroAsia. 9. Evaluating the investment plan and risk level prepared by the Board of Directors for the approval or written response from the Board of Commissioners. 10. Monitoring the implementation and analyzing the outcome of the investments; 11. Conducting periodic reviews on the effectiveness of investment policy and the management of GMF AeroAsia from the aspect of risk management as material for opinion by the Board of Commissioners. 12. Providing reference and information for the interest of the Board of Commissioners regarding the management of Investment and Business Risk; 13. Providing input and recommendations regarding the Board of Directors report on the management of GMF AeroAsia; 14. Preparing the annual work plan of the Investment and Business Risk Committee aligned with the annual work plan of Investment and Business Risk Policy of GMF AeroAsia managed by the Board of Directors; 15. Conducting other duties assigned by the Board of Commissioners relating to Investment and Business Risk; 16. Submitting a periodic report to the Board of Commissioners at least once every quarter, containing the highlights of results, as well as special reports in the event of findings that are deemed to be detrimental to GMF AeroAsia.


Berdasarkan Surat Keputusan No. DEKOM-GMF/ SKEP/5001/10 tanggal 1 Juni 2010, susunan keanggotaan Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Juni 2010 adalah sebagai berikut:

Based on the Decree No. DEKOM-GMF/SKEP/5001/10 June 1, 2010, the composition of the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee, effective from June 1, 2010 is as follows:

Jabatan Position

Hadinoto Soedigno

Ketua merangkap Anggota Chairman & Member

Andi Rivai

Anggota Member

Rini Purwandari

Anggota Member

Abdul Rosyid

Anggota Member

Corporate Data

Nama Name

Profil anggota Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko 1) Hadinoto Soedigno Disajikan pada sub bab Profil Komisaris.

Profile of the members of the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee 1) Hadinoto Soedigno Presented in Sub-chapter of Commissioners’ Profile.

2) Andi Rivai Lahir tanggal 1 Oktober 1961 di Jambi. Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akutansi di Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1986, dan memperoleh gelar Master of Business Administration in Aviation di Embry Riddle Aeronautical University, Daytona Beach USA tahun 1994. Bekerja di Garuda Indonesia sejak 27 Juli 1987. Pernah menduduki posisi sebagai CFO di PT Lufthansa Systems Indonesia pada tahun 20052006. Saat ini, selain menjadi anggota Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko GMF AeroAsia, Andi Rivai aktif sebagai Executive Project Manager Proyek Pemanfaatan Aset di Garuda Indonesia.

2) Andi Rivai Born October 1, 1961 in Jambi. Earned a Bachelor of Economics Degree, majoring in Accounting from the University of Padjadjaran Bandung in 1986, and earned his Masters of Business Administration in Aviation at Embry Riddle Aeronautical University, Daytona Beach USA 1994. Joined Garuda Indonesia in July 27, 1987. He once held the position of CFO at PT Lufthansa Systems Indonesia in 2005-2006. Today, besides being a member of the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee of GMF AeroAsia, Andi Rivai also assumes the position of Executive Project Manager for Asset Utilization Project of Garuda Indonesia.



The term of office of the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee is two years and can be extended according to the term of office of the Board of Commissioners.


Masa kerja Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko adalah dua tahun dan dapat diperpanjang sesuai masa jabatan Dewan Komisaris.

Supporting Business

In addition to the above, based on the division of duties of the Board of Commissioners, the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee is assigned to assist the Board of Commissioners for the following issues: 1. Monitoring the effectiveness and direction on the implementation of GCG; 2. The Organization of the Company; 3. Laws and Legislations; 4. Formation of Subsidiaries; 5. Long Term Plan of the Company; 6. Joint Operation Contract.

MD&A

Selain hal tersebut di atas, berdasarkan kesepakatan pembagian kerja Dewan Komisaris, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko membantu Dewan Komisaris untuk hal-hal yang berkaitan dengan: 1. Pemantauan Efektivitas dan Pengarahan Penerapan GCG; 2. Organisasi Perusahaan; 3. Hukum dan Peraturan Perundang-undangan; 4. Pembentukan Anak Perusahaan; 5. Rencana Jangka Panjang Perusahaan; 6. Kontrak Kerja Sama Operasi.

117


3) Rini Purwandari Lahir tanggal 2 Oktober 1965 di Ambarawa. Menyelesaikan pendidikan DIII di STAN pada tahun 1987 dan melanjutkan studi DIV di STAN hingga lulus tahun 1993. Memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Terbuka tahun 2010. Memiliki Certified Risk Management Professional (CRMP) yang diperoleh tahun 2010, Sertifikat Akuntan Publik (CPA Indonesia) yang diperoleh tahun 2008, dan Sertifikat Profesi Akuntan diperoleh tahun 1997. Rini Purwandari berpengalaman sebagai Fungsional Auditor (PFA) di Perwakilan BPKP DKI Jakarta I sejak tahun 1993, dan saat ini menduduki jabatan sebagai VP Enterprise Risk Management di Garuda Indonesia.

3) Rini Purwandari Born on October 2, 1965 in Ambarawa. Graduated with Diploma III from STAN in 1987, proceeding with her Diploma IV at STAN, and graduated in 1993. She earned her Masters in Management from The Open University of Indonesia in 2010. She is a Certified Risk Management Professional (CRMP), obtained in 2010, and obtained the Certificate of Certified Public Accountants (CPA Indonesia) in 2008, and the Certificate of Professional Accountants in 1997. Rini Purwandari has experience as a Functional Auditor (PFA) in BPKP Representative at DKI Jakarta I since 1993, and now she assumes the position of VP Enterprise Risk Management of Garuda Indonesia.

4) Abdul Rosyid Menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Mesin dan Teknologi di IKIP Bandung pada tahun 1995. Mendapatkan beasiswa untuk pendidikan S2 di Bidang Studi Administrasi Pendidikan IKIP Bandung tahun 1997. Sejak Oktober 2007 sampai saat ini menjabat sebagai GCG Implementation & Document Management Manager Garuda Indonesia. Telah mengikuti berbagai seminar rutin tahunan Top Executive Forum on Governance yang diselenggarakan oleh KNKG serta seminar lain yang diadakan oleh berbagai lembaga mengenai manajemen Risiko, GCG dan hukum. Saat ini juga masih aktif sebagai anggota Komite Kebijakan GCG PT Aero Wisata.

4) Abdul Rosyid Graduated with a Bachelor Degree in Study Program of Engineering and Technology Education at IKIP Bandung in 1995. He won a scholarship for a Master’s Degree in the Study Program of Education Administration at IKIP Bandung in 1997. Since October 2007 until now he has served as the GCG Implementation & Document Management Manager of Garuda Indonesia. He attended an Annual Top Executive Forum on Governance, organized by the NCG, and other seminars held by various agencies on risk management, GCG and law. He currently also serves as a member of the GCG Policy Committee of PT Aero Wisata.

Kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko Secara umum, sepanjang tahun 2010, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko secara intensif telah memantau penerapan prinsipprinsip GCG melalui pertemuan rutin dengan Program Manager GCG terkait self assessment atas penerapan GCG di GMF AeroAsia untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris. Komite berkewajiban membuat laporan kepada Dewan Komisaris dan menjaga kerahasiaan perusahaan.

Activities of the Corporate Governance and Risk Policy In general, throughout 2010, the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee intensively monitored the implementation of GCG principles through regular meetings with the Program Manager of GCG related to self-assessment on the implementation of GCG in GMF AeroAsia, to be submitted to the Board of Commissioners. The Committee reports to the Board of Commissioners and maintains the confidentiality of the company.

Kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan evaluasi pengelolaan inventory dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja pengelolaan inventory. 2. Melakukan evaluasi atas rencana pembentukan strategic business unit. 3. Melaporkan hasil kajian dan rekomendasi atas rencana pembentukan strategic business unit dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. 4. Membahas pendekatan, indikator dan metodologi self assessment penerapan tata kelola.

The activities of the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee are as follows: 1. Evaluating the inventory management and providing recommendations to improve inventory management performance. 2. Evaluating the plan to form strategic business units. 3. Reporting the results of studies and recommendations regarding the plan to form strategic business units and recommendations to the Board of Commissioners. 4. Discussing the approach, indicator and methodology of self-assessment on the implementation of corporate governance.

118



Pada tahun 2010, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 5 kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut:

In 2010, the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee met 5 times with the level of attendance of each member as follows:

Jumlah Rapat Total of Meetings


Nama Name

Tingkat Kehadiran Attendance Rate

4 kali

80%

Andi Rivai

5 kali

100%

Rini Purwandari

5 kali

100%

Abdul Rosyid

5 kali

100%

Corporate Secretary Since October 2007, GMF AeroAsia has had the office of Corporate Secretary at a Vice President level, assigned to act as a liaison officer to link-up the interests of GMF AeroAsia with internal and external parties, as well as to administer and hold Company documents. The Corporate Secretary is responsible to the Board of Directors and reports the performance of duties in writing on periodic basis or whenever required by the Board of Directors.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Perusahaan membawahi beberapa fungsi seperti Corporate Communication dan Corporate Legal yang juga bertanggung jawab dalam pelaksanaan Tata Kelola dan Business Contract.

In discharging its duties, the office of the Corporate Secretary is in charge of several functions such as Corporate Communications and Corporate Legal, and is also responsible for the implementation of the Corporate Governance and Business Contracts.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas Direksi dan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas diantaranya: 1. Melaksanakan peran sebagai penghubung atau liaison officer antara Direksi, Dewan Komisaris, Pemegang Saham, Pemerintah/Instansi terkait, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. 2. Menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Direksi dan GMF AeroAsia serta pengadministrasiannya termasuk mengelola dan menyimpan dokumen terkait dengan kegiatan GMF AeroAsia yang antara lain meliputi dokumen RUPS, Risalah Rapat Direksi, Risalah Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris, Daftar Khusus dan dokumen lain-lain. 3. Memastikan bahwa GMF AeroAsia telah mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.

In relation to the implementation of the Board of Directors duties and the implementation of Corporate Governance, the duties of the Corporate Secretary are as follows: 1. To carry out the role of a liaison officer between the Board of Directors, Board of Commissioners, Shareholders, Government / relevant government institutions, communities and other stakeholders. 2. To conduct secretarial activities in the office of the Board of Directors and GMF AeroAsia, as well as administration, which includes managing and holding the documents related to Company activities such as GMS documents, Minutes of Board of Directors’ Meetings, Minutes of Joint Meetings of the Boards of Directors and Commissioners, Special Lists and other documents. 3. To ensure that GMF AeroAsia has complied with applicable rules and regulations.


119

Corporate Data

Sekretaris Perusahaan Sejak bulan Oktober 2007 telah dilakukan penunjukan Sekretaris Perusahaan setingkat Vice President yang berperan sebagai liaison officer dan bertugas menjembatani kepentingan GMF AeroAsia dengan pihak internal maupun eksternal GMF AeroAsia serta menatausahakan dan menyimpan dokumen perusahaan. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis dan berkala maupun sewaktuwaktu bila dibutuhkan oleh Direksi.


Hadinoto Soedigno

Supporting Business

5. Reviewing the results of self-assessment on the corporate governance and providing recommendations for follow-up. 6. Evaluating and providing recommendation for follow up on the implementation of enterprise risk management.

MD&A

5. Melakukan kajian atas hasil self assessment tata kelola dan memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan. 6. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tindak lanjut atas implementasi enterprise risk management.


4. Menghadiri Rapat Direksi dan membuat Risalah Rapat Direksi. 5. Menindak lanjuti setiap keputusan Direksi dengan jalan mencatat setiap keputusan yang dihasilkan dalam Rapat Direksi dan memantau serta memonitor tindak lanjut hasil Rapat Direksi. 6. Menyiapkan Daftar Khusus dan Daftar Pemegang Saham. 7. Melaksanakan strategi komunikasi multimedia termasuk koordinasi penerbitan Laporan Tahunan, Company Profile dan brosur-brosur yang bersifat korporat. 8. Menghimpun semua informasi penting yang menyangkut GMF AeroAsia dari setiap unit kerja serta menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi yang dapat disampaikan kepada stakeholders. 9. Mewakili Direksi untuk berhubungan dengan pihak-pihak diluar GMF AeroAsia dan atau di dalam GMF AeroAsia sesuai dengan penugasan yang diberikan serta kebijakan yang telah ditentukan. 10. Mengkoordinasikan pengembangan dan penegakan praktik-praktik GCG dan memastikan bahwa Laporan Tahunan GMF AeroAsia telah mencantumkan penerapan GCG.

4. To attend the Board of Directors’ meetings and make minutes of the meetings. 5. To follow up every decision of the Board of Directors by recording all decisions resulting from the Board of Directors’ Meetings and to monitor their follow up. 6. To prepare Special Lists and List of Shareholders. 7. To implement a multimedia communications strategy, including coordinating the issuance of the Annual Report, Company Profile and corporate brochures. 8. To collect all the important information regarding GMF AeroAsia, from each working unit and to determine the criteria of the type and material of information to be submitted to stakeholders. 9. To represent the Board of Directors in dealing with external and / or internal parties in accordance with policy and given assignments. 10. To coordinate the development and enforcement of GCG practices and to ensure that the Annual Report has included the implementation of GCG.

Kegiatan Sekretaris Perusahaan pada tahun 2010 antara lain: 1. Menjadi sekretaris rapat Direksi, yang pelaksanaannya dilakukan hampir setiap minggu. 2. Mengelola berita Internal GMF AeroAsia Today melalui media Portal (berita harian) serta buletin GMF AeroAsia News (berita bulanan). 3. Melaksanakan dan merealisasikan kegiatan Corporate Social Responsibility GMF AeroAsia. 4. Melaksanakan self assessment implementasi GCG dan sebagai Ketua Tim Counter Part Assessment Implementasi GCG oleh BPKP.

In 2010 among other activities, the Corporate Secretary, : 1. Acted as secretary for Board of Directors’ meetings, which were conducted virtually every week. 2. Managed the internal news portal , with GMF AeroAsia Today (daily news) and GMF AeroAsia News bulletin (monthly news). 3. Implemented and realized GMF AeroAsia’s Corporate Social Responsibility. 4. Conducted self-assessment on GCG implementation and was chairman of the Counter Part Team of the GCG Implementation Assessment conducted by BPKP.

Saat ini Vice President Corporate Secretary dijabat oleh Dwi Prasmono Adji. Dwi Prasmono Adji merupakan profesional personalia yang banyak berperan di Garuda Indonesia dan GMF AeroAsia. Pernah menjabat sebagai GM Corporate Communication selama tahun 2009, beliau juga merupakan Ketua LKS Bipartit. Tamatan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro dan pemegang Master Human Resources ini juga telah banyak menangani hal corporate secretary.

Currently, the position of VP Corporate Secretary is held by Dwi Prasmono Adji. Dwi Prasmono Adji is a HR professional who has played major roles both in Garuda Indonesia and GMF AeroAsia. He served as the GM of Corporate Communications in 2009, and is the Chairman of LKS Bipartite. Graduated from the Faculty of Social and Political Sciences, University of Diponegoro and holder of Master degree in Human Resources.

120



GMF AeroAsia News Media komunikasi pegawai GMF AeroAsia, GMF AeroAsia News, terbit pada pekan pertama setiap bulan. Bulletin setebal 12 halaman ini memuat berbagai artikel tentang kegiatan GMF AeroAsia dalam kurun waktu satu bulan pada setiap penerbitannya. Kegiatan yang akan ditampilkan dipilih berdasarkan sejumlah kriteria dengan tujuan menjadi informasi bagi pegawai tentang perkembangan bisnis GMF AeroAsia.

GMF AeroAsia News GMF AeroAsia News is the communications medium for GMF AeroAsia employees, published in the first week each month. Every publication of the 12-page bulletin features a variety of articles related to Company activities in the preceding month. These articles are selected based on a number of criteria, and are intended to provide information to employees about current developments in GMF AeroAsia’s business.

Sebagai sebuah media internal, GMF AeroAsia News menjadi sarana bagi manajemen untuk mensosialisasikan program kerja GMF AeroAsia, strategi bisnis yang dijalankan, dan target yang harus dicapai GMF AeroAsia dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Setiap informasi dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami oleh seluruh pegawai. Selain berfungsi sebagai sarana sosialisasi, GMF AeroAsia News berperan menyampaikan gagasan pegawai dalam rubrik khusus yang disediakan. Setiap pegawai diberi hak yang sama untuk menuangkan gagasan sepanjang memiliki tujuan untuk kemajuan GMF AeroAsia. Media ini juga menampilkan prestasi pegawai dalam berinovasi, terutama yang berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.

As an internal communications medium, GMF AeroAsia News functions as a means for Management in socializing GMF AeroAsia’s work programs, its business strategies, and various GMF AeroAsia targets that have been set for the short, medium and long term. This information is presented in such a way as to be easily understood by all employees.

Sebagai media komunikasi pegawai, GMF AeroAsia News hanya diperuntukkan bagi kalangan terbatas, yakni pegawai GMF AeroAsia dan pegawai pihak ketiga yang menjadi mitra GMF AeroAsia dalam menjalankan bisnisnya.

GMF AeroAsia News, as an employee communications medium, is intended for a limited audience only, namely GMF AeroAsia employees as well as employees of third-party business partners.

GMF AeroAsia Portal Media online khusus bagi kalangan internal GMF AeroAsia. GMF AeroAsia Portal, menampilkan informasi aktivitas pegawai dan GMF AeroAsia. Media ini hanya bisa diakses oleh pegawai yang sudah memiliki log-in. Sebagaimana lazimnya media online informasi yang disampaikan GMF AeroAsia Portal berupa kilasan berita tentang kegiatan GMF AeroAsia dalam rentang waktu satu sampai dua hari sebelum penayangan berita.

GMF AeroAsia Portal An online communications medium for internal use at GMF AeroAsia, the GMF AeroAsia Portal features information about activities of employees and GMF AeroAsia. The GMF AeroAsia Portal is accessible only to employees with registered log-ins. As is usual in online media, the GMF AeroAsia Portal provides newsflash or information about recent GMF AeroAsia events that occurred within the previous couple of days.

In addition to its information socialization role, GMF AeroAsia News also features a special section for employees’ ideas or suggestions. Every employee is entitled to propose his or her ideas, as long as it is in support of GMF AeroAsia progress. The bulletin also highlights special achievements or innovations by employees that have led to improvements in efficiency or productivity.


121

Corporate Data

GMF AeroAsia uses multiple media that provide access to Company information and data to both internal parties and the general public. These comprise:


GMF AeroAsia memiliki beberapa media sebagai sarana agar pihak internal maupun publik dapat mengakses informasi maupun data Perusahaan. Media tersebut adalah:


Access to Company Information and Data

Supporting Business

Akses Informasi dan Data Perusahaan


GMF AeroAsia Portal dirancang sebagai media komunikasi dua arah. Pegawai bisa langsung merespons atau memberi masukan untuk berita yang disampaikan dalam GMF AeroAsia Portal pada hari yang sama. Pegawai juga mendapat ruang untuk menyampaikan aspirasi atau gagasan tentang salah satu topik yang ada didalam portal tersebut.

The GMF AeroAsia Portal is designed as a two-way communications medium, enabling employees to submit responses or comments to the posted news items on the same day. Employees can also submit their aspirations or thoughts about a particular topic discussed in the news portal.

Meski sama-sama menampilkan informasi kegiatan GMF AeroAsia, materi tulisan dalam GMF AeroAsia Portal dirancang lebih ringan daripada GMF AeroAsia News, sesuai dengan karakter pembaca media online. Pembahasan tentang satu topik dalam GMF AeroAsia Portal berbeda dengan pembahasan di GMF AeroAsia News yang lebih menekankan pendalaman suatu tema. Dalam sehari dua buah berita diunggah ke GMF AeroAsia Portal ini.

While both GMF AeroAsia News and the GMF AeroAsia Portal provide information about company activities, the materials in the GMF AeroAsia Portal are presented in a lighter tone as is the characteristic of an online medium. Topics are discussed in a different way than in GMF AeroAsia News, which feature more in-depth discussions on a theme or topics. Two different news items are uploaded to the GMF AeroAsia Portal each day.

Penity Penity merupakan buletin yang diterbitkan oleh Unit Quality Assurance & Safety yang secara khusus membahas masalah safety dalam industri penerbangan. Media bulanan setebal 12 halaman ini diterbitkan sebagai salah satu sarana mendorong peningkatan safety seiring dengan kewajiban mengimplementasikan Safety Management System (SMS) bagi operator dan repair station sejak 1 Januari 2009.

Penity Penity is a news bulletin published by the Quality Assurance & Safety Unit, specializing in safety issues in the aviation industry. The 12-page monthly bulletin is intended as a means of encouraging improvements in safety issues, in line with the mandatory adoption of Safety Management System (SMS) for operators and repair stations from 1 January 2009.

Topik pembahasan dalam Penity tidak hanya terbatas pada kejadian-kejadian yang ada di GMF AeroAsia, tapi juga industri penerbangan secara luas. Seluruh kejadian dalam industri aviasi dunia yang berhubungan dengan safety dibahas dalam media ini. Tujuannya menjadikan setiap kejadian yang pernah terjadi sebagai pelajaran bagi pegawai GMF AeroAsia.

Topics discussed in Penity are not limited in scope to events and activities within GMF AeroAsia, but also within the broader aviation industry. All safety-related events occurring within the global aviation industry are discussed in the bulletin. In this way, each individual safety event that occurred can serve as a learning event for GMF AeroAsia employees.

Selain membahas safety secara luas, dalam beberapa bagian Penity membahas hal-hal yang berhubungan langsung dengan safety yang terjadi di GMF AeroAsia. Pembahasan kejadian di lingkungan kerja ini diharapkan mampu mendorong pegawai GMF AeroAsia untuk lebih waspada terhadap masalah safety yang menjadi faktor terpenting dalam industri penerbangan.

In addition to the broader issues of aviation safety, Penity also features sections discussing safety issues that are specific to the working environment at GMF AeroAsia. These discussions are expected to help encourage higher employee awareness about safety issues as the most important element in the aviation industry.

Buletin Frontline Maintenance Sejak 2010, diterbitkan Buletin Frontline Maintenance yang dimaksudkan sebagai media untuk memperkaya pengetahuan manajerial pegawai GMF AeroAsia. Penerbitan Buletin ini dilakukan setiap bulan. Selain untuk memperkaya pengetahuan manajerial, bulletin ini juga turut menjadi media penyebaran budaya perusahaan agar dapat meningkatkan etos kerja para pegawai.

Frontline Maintenance Bulletin The monthly Frontline Maintenance Bulletin began publication in 2010, and is intended to help enrich managerial knowledge amongst employees of GMF AeroAsia. In addition to managerial knowledge enrichment, the Frontline Maintenance Bulletin also functions as a medium for corporate culture dissemination towards improving the work ethos of employees.

122



Internal Audit & Control is authorized to perform audits on all activities within GMF AeroAsia, to have access to all data, documents and records, and to communicate directly to the respective personnel related to the audit process.

Dalam melakukan aktivitasnya, Fungsi Internal Audit & Control mengacu pada Institute of Internal Audit (IIA) dan Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission (COSO). Dasar dan referensi dalam aktivitasnya telah dibuat Piagam Internal Audit (Audit Charter) yang ditandatangani oleh Komisaris dan CEO.

In its audit activities, the Internal Audit & Control function refers to the standards of the Institute of Internal Audit (IIA) and the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). These standards have been formalized in the Internal Audit Charter signed by a Commissioner and the CEO.

Piagam Internal Audit merupakan acuan bagi Auditor internal agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dan sesuai standar kualitas tertentu guna memberi nilai tambah bagi kinerja organisasi. Didalamnya tercantum visi Internal Audit & Control yaitu menjadikan GMF AeroAsia sebagai “Company of Investor choice at 2013”, yang merupakan upaya Internal Audit dalam mendukung rencana GMF AeroAsia untuk menjadi perusahaan terbuka melalui keefektifan pengendalian internal, pengelolaan risiko, serta proses pelaksanaan operasional sehingga GMF AeroAsia menjadi perusahaan yang diminati investor. Sedangkan misi dari Internal Audit & Control adalah “to create a clean governance for corporate advantage through risk protection and control fasilitation”. Misi ini menggambarkan posisi auditor internal sebagai penunjang dan mitra manajemen, harus ikut berperan dan mendukung terwujudnya sasaran GMF AeroAsia yang telah ditetapkan sehingga dapat berkembang secara sehat dan wajar, melalui pendekatan sistematis

The Internal Audit Charter serves as a reference basis for internal auditors to perform their work in a professional manner and according to established quality standards, thus adding value to the overall performance of the organization. The charter includes the vision statement of Internal Audit & Control, namely to make GMF AeroAsia the “Company of Investors’ Choice by 2013”, in which Internal Audit & Control will support GMF AeroAsia’s plan to go public through the provision of effective internal control, risk management, and operational processes, making GMF AeroAsia more attractive to potential investors. The mission statement of Internal Audit & Control meanwhile is “to create clean governance for corporate advantage through risk protection and control facilitation”. The mission statement positions Internal Audit & Control as a supporting partner to Management, and as such is actively involved in helping achieve GMF AeroAsia objectives towards sound and healthy growth, through an objective


123

Corporate Data

Internal Audit & Control berwenang melaksanakan program audit di seluruh kegiatan yang ada di GMF AeroAsia, mengakses seluruh data, dokumen, catatan, serta berkomunikasi langsung dengan personil yang berkaitan dengan proses pelaksanaan audit.


Internal Audit Unit In accordance with the organization chart as described in SK DT/KEP/5016/2010, GMF AeroAsia’s Internal Audit function is headed by a Vice President (VP) of Internal Audit & Control. The VP Internal Audit & Control is responsible directly to the President & CEO.


Unit Internal Audit Sesuai dengan struktur organisasi yang tercantum dalam SK DT/KEP/5016/2010, pelaksanaan fungsi Auditor Internal GMF AeroAsia dipimpin oleh seorang Vice President Internal Audit & Control. VP Internal Audit & Control bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama (CEO).

Supporting Business

Line-Ops Bulletin The Line-Ops Bulletin began publishing in 2010 in order to improve employee knowledge, and especially knowledge for those who work in aircraft maintenance. The publication is intended to help improve the performance of line operational employees, leading to improvements in GMF AeroAsia’s performance. In addition to featuring technical and theoretical knowledge, the bulletin also features actual cases in day to day operational activities as well as troubleshooting methods at production units according to the technical manuals in use.

MD&A

Buletin Line-Ops Buletin ini diterbitkan sejak 2010 untuk meningkatkan pengetahuan pegawai khususnya yang bekerja di bagian operasional perawatan pesawat. Penerbitan bulletin ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pegawai yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja GMF AeroAsia. Buletin ini tidak hanya menampilkan pengetahuan secara teknis dan teoritis tetapi juga menampilkan kasus-kasus nyata yang terjadi dalam kegiatan operasional sehari-hari serta cara troubleshoot di unit-unit produksi sesuai manual yang berlaku.


dan objektif dengan penerapan evaluasi atas keefektifan pengelolaan risiko, efektivitas proses pelaksanaan operasional dengan memanfaatkan semua sumber daya serta memberikan masukan guna kepuasan pelanggan.

and systematic approach in the evaluation of the effectiveness of risk management and operational processes, utilizing all existing resources and providing input towards customer satisfaction.

Mengacu pada Internal Audit Charter, ada beberapa hal yang berkaitan dengan Auditor Internal, yakni:

The Internal Audit Charter establishes the following points related to the Internal Audit & Control function, namely:

Wewenang Fungsi Internal Audit & Control berwenang melakukan program audit di seluruh kegiatan yang ada di GMF AeroAsia, mengakses seluruh data, dokumen, catatan, serta berkomunikasi langsung dengan personil yang berkaitan dengan proses pelaksanaan audit.

Authority The Internal Audit & Control function is authorized to perform audits on all activities within GMF AeroAsia, to have access to all data, documents and records, and to communicate directly to the respective personnel related to the audit process.

Independensi Independensi sangat penting untuk menjamin efektivitas pelaksanaan proses audit. Fungsi Internal Audit harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi Internal Audit memiliki akses komunikasi langsung yang memadai ke Direksi dan Komisaris.

Independence Independence is vital to ensure the effective implementation of audit processes. The Internal Audit function is in an independent position that enables it to carry out its responsibilities. This independence is greatly enhanced by providing the Internal Audit function with direct communication lines to the Boards of Directors and Commissioners.

Tanggung Jawab Auditor tidak bertanggung jawab terhadap perkembangan rinci serta penerapan suatu sistem dan prosedur (karena hanya berfungsi sebagai konsultan dan katalis).

Responsibility Internal Audit is not responsible for the detailed development and implementation of systems and procedures; rather, it functions as consultant and catalyst.

Kepala Internal Audit & Control secara administratif bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama GMF AeroAsia dan secara fungsional dapat bekerja sama dengan Komite Audit GMF AeroAsia.

Administratively, the Head of Internal Audit & Control is directly responsible to the President & CEO, and functionally, the unit cooperates with the Audit Committee.

Standar Audit & Control Standar audit yang merupakan syarat terjaminnya kualitas kinerja auditor dan keberhasilan pelaksanaan audit adalah: • Auditor bersertifikat Qualified Internal Auditor, • Sesuai standar The Institute of Internal Auditors, • Auditor harus mau dan mampu melakukan peningkatan keterampilan profesi dan pengetahuannya secara terus-menerus, • Auditor harus memiliki kemampuan membuat laporan audit yang efektif.

Internal Audit & Control Standards Standards for Internal Audit & Control which ensure the audit quality and successful implementation of an audit comprise: • Auditors with Qualified Internal Auditor certification, • Standards according to the Institute of Internal Auditors, • Internal auditors that are willing and capable of continually upgrading their knowledge and professional skills, • Internal auditors that are capable of formulating effective audit reports.

Standar Perilaku Auditor • Memiliki sifat jujur, objektif, berani, cermat, serta memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap organisasi. • Menghindari aktivitas yang merugikan dan atau patut dicurigai dapat merugikan profesi internal auditor atau organisasi.

Ethics for Internal Auditors • Being honest, objective, intrepid, diligent, and possessing integrity as well as having loyalty to the organization. • Avoiding activities that are detrimental or have the potential of being detrimental to the internal audit profession or the organization.

124



•

In certain situations, a special audit may be undertaken by Internal Audit & Control.

Peran dan Tanggung Jawab Unit Internal Audit & Control • Berperan aktif dalam menjamin aktivitas penilaian secara obyektif dan independen terhadap pelaksanaan risk management, pengendalian internal dan tata kelola oleh unit, proyek serta perusahaan dalam mencapai objektif dengan efektif, efisien serta mematuhi regulasi dan hukum yang berlaku sebagai usaha dalam membuat laporan keuangan yang handal. • Menjamin aktivitas penilaian terhadap risiko dan pencapaian kinerja unit, proyek serta perusahaan dilakukan secara objektif dan independen. • Menjamin aktifitas penerapan Enterprise Risk Management melalui program manager sebagai langkah awal terlaksananya kegiatan tersebut secara permanen pada GMF AeroAsia.

Roles & Responsibilities of Internal Audit & Control Unit • Have an active role in ensuring objective and independent evaluation on the implementation of risk management, internal control and governance practices at work units, projects and the Company, towards the effective and efficient achievement of objectives as well as ensure compliance with prevailing laws and regulations including in the preparing of reliable financial statements. • Ensure an objective and independent evaluation on the performance of the work units, projects and the Company. • Ensure the implementation of Enterprise Risk Management through program managers as the initial step in the permanent implementation of Enterprise Risk Management within GMF AeroAsia.


125

Corporate Data

Dalam keadaan tertentu dimungkinkan dilakukannya audit khusus.


Scope of Internal Audit & Control The scope of activities of the Internal Audit & Control function covers: • Evaluating activities or work programs to ensure compliance with prevailing policies, procedures and regulations, and ensuring its effective and efficient implementation in accordance with established Company objectives. • Assisting work units to achieve GMF AeroAsia objectives through simulation and projection exercises as well as regular recommendations. • Evaluating the appropriateness and accuracy of financial data with data in operational activities used to identify, calculate, segregate and report information. • Ensuring that the cash flows are in accordance with amounts received, budgeted, held or used. • Ensuring that revenues are generated through means that are within the corridor of prevailing laws and regulations. • Verifying that all assets and resources, including funds, facilities, infrastructure and human capital, are utilized and managed in an economical, efficient and effective manner. • Ensuring that the monitoring of internal control systems are conducted effectively and consistently by management.


Ruang Lingkup Audit & Control Ruang Lingkup kegiatan fungsi Internal Audit & Control meliputi: • Menilai kegiatan dan program untuk meyakinkan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur dan peraturan yang berlaku serta berjalan efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan organisasi yang digariskan. • Membantu semua unit kerja untuk mencapai sasaran GMF AeroAsia melalui simulasi dan proyeksi serta memberikan rekomendasi secara berkala. • Menilai kewajaran dan akurasi data keuangan dengan data kegiatan operasional yang dipakai dalam identifikasi, perhitungan, pemisahan dan pelaporan informasi. • Meyakinkan bahwa aliran kas sesuai dengan yang diperoleh, dianggarkan, disimpan dan digunakan. • Meyakinkan semua pendapatan dilakukan dalam koridor yang tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. • Memverifikasi semua aset dan sumber daya, termasuk dana, sarana, prasarana dan manusia digunakan sesuai dan dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif. • Meyakinkan bahwa pemantauan sistem pengendalian internal dilakukan secara efektif dan konsisten oleh seluruh jajaran manajemen.

Supporting Business

Refraining from accepting gratuities in any form, either directly or indirectly, from the auditee, work partners or other non-related parties, in order to maintain the independence and objectiveness of the audit process. • Complying with all internal auditor professional standards as well as rules and policies of the organization.

MD&A

• Tidak menerima pemberian dalam bentuk apa pun dan dari siapa pun baik langsung maupun tidak langsung dari auditan, rekanan atau pihak yang tidak berkepentingan, untuk menjaga independensi dan objektivitas proses audit. • Mematuhi semua standar profesional auditor internal dan kebijakan serta aturan organisasi.


• Menjamin aktivitas kordinasi dengan Komite Audit atau badan komisaris lainya dalam mendukung tugasnya berjalan dengan efektif dan efisien. • Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Dinas Internal Audit & Control, melalui perencanaan, penelusuran, serta peninjauan kinerja seluruh GM Dinas Internal Audit & Control. • Bertanggung-jawab atas ketersediaan sumber daya yang memenuhi syarat untuk terlaksananya kegiatan Dinas Internal Audit & Control.

• Ensure effective coordination with the Audit Committee or other Commissioner level organs in support of the effective and efficient implementation of duties. • Direct and control all the activities of Internal Audit & Control Unit through effective performance planning, monitoring and evaluation of all General Managers at the Internal Audit & Control Unit. • Be responsible for the availability of adequate and qualified resources to support the activities of the Internal Audit & Control Unit.

Hasil penilaian kinerja yang disampaikan oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan terhadap struktur pengendalian intern di GMF AeroAsia yang dilaksanakan oleh Unit Internal Audit & Control diantaranya adalah sebagai berikut: a. Struktur pengendalian Intern GMF AeroAsia telah disusun dengan baik, sehingga dapat dijadikan dasar guna menetapkan sifat dan luasnya audit. b. SPI sesuai dengan tugas pokoknya telah melaksanakan kegiatan audit yang diprogramkan dan yang tidak diprogramkan seperti audit perusahaan, audit keuangan, audit personalia, audit maturitas, audit informasi teknologi dan audit produksi.

The Public Accountant Firm (KAP) Osman Bing Satrio & Partners has undertaken an evaluation on the internal control structure at GMF AeroAsia as performed by the Internal Audit & Control Unit, with the following results: a. The internal control structure at GMF AeroAsia has been developed properly to serve as a basis for determining the nature and scope of audit works. b. Internal Audit, in accordance with its core functions, has implemented programmed and non-programmed audit activities including corporate audit, financial audit, personnel audit, maturity audit, information technology audit, and production audit.

Pelaksanaan Kegiatan Internal Audit & Control Selama tahun 2010, Fungsi Internal Audit & Control telah melaksanakan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) maupun kegiatan audit lainnya di luar program (non-rogram) yang berkaitan dengan kinerja operasional. Secara ringkas kegiatan audit yang dilakukan adalah seperti pada tabel berikut ini :

Activities of Internal Audit & Control Throughout 2010, the Internal Audit & Control Unit undertook the Annual Investigation Work program (PKPT) as well as other non-program audit assignments related to operational performance. A summary of the audit activities is presented in the following table:

Obyek Audit Audit Object

No.

1

2

3

4

126

Corporate Finance

Production & Engineering

ICT

Corporate Function

Temuan Telah Ditindaklanjuti The findings have been followed up

Temuan Belum Ditindaklanjuti Findings Not followed up

1. AR Management

7

2

2. Cash Management

0

4

1. Unserviceable Component Management

4

4

2. Expendable Material Availability (Non GA)

2

2

Subyek Audit Audit Subject

3. Cost of Poor Quality

1

4

1. Maturity Level

6

0

2. IT Security System

0

8

1. Marketing Expenses

0

4



In 2010, the VP Internal Audit & Control changed from Budi Santoso, who subsequently entered retirement, to Irvandy in August 2010.

Pengalaman dan latar belakang pendidikan yang dimiliki Irvandy merupakan modal utama dalam mengelola Unit Internal Audit & Control. Irvandy yang berusia 54 tahun pada tahun 2011, berpengalaman menjadi GM Internal Audit dan Enterprise Risk Management dan beberapa unit produksi dalam karirnya di GMF AeroAsia maupun Garuda Indonesia.

Irvandy relies on his experience as well as educational background to perform his duties at Internal Audit & Control Unit. Irvandy, who turned 54 in 2011, has experience as GM Internal Audit and Enterprise Risk Management as well as at a number of production units during his career at GMF AeroAsia and Garuda Indonesia.


127

Corporate Data

Pada tahun 2010, VP Internal Audit & Control mengalami satu kali pergantian, dimana pada awal tahun 2010, VP internal Audit & Control dipegang oleh Budi Santoso, yang kemudian memasuki masa pensiun dan digantikan oleh Irvandy pada bulan Agustus 2010.


Reports on the activities of Internal Audit Unit throughout the year were submitted to management and the auditees, along with recommendations and plans for improvements or corrective follow-up actions. Meanwhile, audit findings on analyses and reviews, along with recommendations, were submitted to the President & CEO for follow-up actions by the respective units. The Internal Audit Unit also monitors the implementation of follow-up actions recommended, and reports on such monitoring activities to management.


Dari kegiatan Unit Audit Internal sepanjang tahun 2010, telah dibuat laporan yang disampaikan kepada manajemen dan pihak yang diaudit, dilengkapi dengan rekomendasi dan rencana tindakan perbaikan. Sedangkan hasil atau temuan dari proses analisa dan review beserta rekomendasinya telah disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditindaklanjuti oleh unit-unit terkait. Unit Audit Internal juga memantau pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang disarankan, dan melaporkannya kepada manajemen

Supporting Business

In addition, the Internal Audit & Control Unit also performs special audits and evaluations and other nonprogram activities such as: 1. To evaluate the implementation of feasibility studies on Company investments. 2. To perform an effective risk-based audit program. 3. To facilitate the external auditors in assessing the implementation of GCG at GMF AeroAsia. 4. To develop a Fraud Control System. 5. To facilitate the Public Accountant Firm (KAP) in the audit on GMF AeroAsia’s performance. 6. To improve the individual capabilities of Internal Auditors. through Audit & Control activities 7. To implement an Enterprise Risk Management system at GMF AeroAsia, including its measurements. 8. To intensify Audit & Control processes on the revenue cycle (from sales and up to receivable collection). 9. To review the existing business policies and procedures and to assist in their improvement. 10. To develop, implement and socialize the manual on the Audit Management System. 11. To engage in a human capital development program.

MD&A

Selain itu, Unit Internal Audit & Control juga melakukan pemeriksaan khusus dan evaluasi serta kegiatan non-program seperti: 1. Melaksanakan evaluasi terhadap implementasi studi kelayakan investasi perusahaan. 2. Melaksanakan Program Audit yang telah disusun berbasis risiko secara efektif. 3. Memfasilitasi Auditor Eksternal untuk assessment implementasi GCG di GMF AeroAsia 4. Menyusun Fraud Control System (Sistem Pengendalian Fraud). 5. Memfasilitasi Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam melaksanakan audit kinerja GMF AeroAsia. 6. Meningkatkan kemampuan individu Internal Auditor melalui aktivitas Audit & Control. 7. Melaksanakan Implementasi Enterprise Risk Management (ERM) di GMF AeroAsia termasuk pengukurannya. 8. Mengintensifkan Audit & Control pada Revenue Cycle (Dari mulai proses Sales sampai dengan proses penagihan). 9. Me-review policy dan prosedur bisnis yang ada dan memfasilitasi penyempurnaannya. 10. Mengimplementasikan, menyusun manual serta mensosialisasikan Audit Management System. 11. Melaksanakan Human Capital Development.


Selain memiliki gelar Sarjana Teknik dari Universitas Indonesia, Irvandy juga telah menyelesaikan program Magister Manajemen di tahun 2000 dan telah mengikuti berbagai pelatihan untuk menunjang profesi sebagai pimpinan unit Internal Audit & Control termasuk diantaranya bersertifikat Qualified Internal Auditor (QIA) yang diperoleh pada tahun 2004.

In addition to a degree in Engineering for Universitas Indonesia, Irvandy also completed a Magister Management program in 2000, and has participated in a number of professional training courses as Head of the Internal Audit Unit. He obtained his Qualified Internal Auditor (QIA) certification in 2004.

Aktif dalam kegiatan Forum Komunikasi SPI (FKSPI) tingkat pusat dan sebagai salah satu pengurus semenjak Mei 2010 sampai sekarang.

He is active in the central SPI Communications Forum (FKSPI) as one of its board members since May 2010.

Akuntan Perusahaan GMF AeroAsia telah menggunakan Deloitte sebagai akuntan GMF AeroAsia yang mengaudit laporan keuangan tahunan GMF AeroAsia sejak tahun 2002 hingga tahun 2010 atau telah 9 (sembilan) kali periode. Sedangkan kantor akuntan publiknya berubah-ubah sesuai kerja sama Deloitte dan Kantor Akuntan Publik tahun 2010 adalah Osman Bing Satrio & Rekan dan tahun ini merupakan periode yang ke-4 (empat) sebagai kantor akuntan publik GMF AeroAsia. Sementara akuntan Kasner Sirumapea dari KAP OBS tahun ini merupakan periode yang ke 3 (tiga) sebagai akuntan publik GMF AeroAsia. Pada tahun 2010 Deloitte ditunjuk melalui proses pengadaan bersama oleh induk perusahaan Garuda Indonesia yang mengaudit seluruh perusahaan Garuda Indonesia Group sejalan dengan program IPO Garuda Indonesia, dengan scope pekerjaan melakukan audit terhadap laporan keuangan tahunan tahun 2010.

Independent Accountant GMF AeroAsia has used Deloitte as independent accountant to audit GMF AeroAsia’s annual financial statements for 9 (nine) periods, or from 2002 and up to 2010. Meanwhile, there were several Public Accountant Firms (KAP) involved, in line with the associations with Deloitte, and in 2010, the KAP used was Osman Bing Satrio & Partners, which served 4 (four) times or periods as the Public Accountant Firm for GMF AeroAsia. While accountant Kasner Sirumapea from KAP OBS is the public accountant of GMF AeroAsia for the third period. In 2010, Deloitte was appointed as independent accountant through a joint procurement process by Garuda Indonesia, the parent company, to perform the audit on all companies within the Garuda Indonesia Group as part of its IPO process, and the scope of work was to perform an audit on financial statements of fiscal 2010.

Besarnya fee yang dibayarkan oleh GMF AeroAsia untuk audit dari Akuntan dan Kantor Akuntan Publik ditahun 2010 adalah sebesar Rp 157.090.909. Biaya ini merupakan bagian dari keseluruhan audit yang dilakukan untuk perusahaan-perusahaan di Garuda Indonesia Group.

Total fees paid by GMF AeroAsia for the audit services performed by the Accountant and Public Accountant Firm in 2010 amounted to Rp 157,090,909. The fees comprise part of the comprehensive audit performed for companies in the Garuda Indonesia Group.

Perbandingan besarnya fee sebagai berikut:

Comparison of the fees is as below:

Tahun Audit Audit Year

128

Lingkup Jasa Audit Scope of Audit Services

Fee (Rp)

2008

• • • •

Audit Laporan Keuangan periode s.d 31 Des 2008 Audit Kinerja Perusahaan s.d 31 Desember 2008 Kepatuhan sampai dengan 31 Desember 2008 Audit Pengendalian Internal s.d 31 Desember 2008 Audit Sistim Informasi s.d 31 Desember 2008

365.000.000

2009

• • • • •

Audit Laporan Keuangan periode s.d 31 Sept 2009 Audit Laporan Keuangan periode s.d 31 Des 2009 Audit Kinerja Perusahaan s.d 31 Desember 2009 Kepatuhan s.d 31 Desember 2009 Audit Pengendalian Internal s.d 31 Desember 2009 Audit Sistim Informasi s.d 31 Desember 2009

630.909.091

2010

• • • •

Audit Laporan Keuangan periode s.d 31 Des 2010 Audit Kinerja Perusahaan s.d 31 Desember 2010 Kepatuhan s.d 31 Desember 2010 Audit Pengendalian Internal s.d 31 Desember 2010 Audit Sistim Informasi s.d 31 Desember 2010

157.090.909



Deloitte has not provided any other services to GMF AeroAsia, other than the above audit services.

Perlindungan Konsumen

Consumer Protection

Peningkatan kualitas pelayanan terus dilakukan oleh GMF AeroAsia, baik itu dalam hal perawatan pesawat maupun dalam hal layanan kepada pelanggan. Sebagai perusahaan jasa yang semakin berkembang, perbaikan dan peningkatan layanan merupakan kunci utama GMF AeroAsia dalam memberikan yang layanan terbaik kepada pelanggan. Upaya tersebut perlu dilakukan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan.

GMF AeroAsia continues to improve the quality of services in terms of aircraft maintenance as well as in customer service. As a growing service provider, improvement to services is a key element for GMF AeroAsia in order to provide the best services for customers, which is necessary to achieve customer satisfaction in the long term.

Tercapainya kepuasan pelanggan yang baik, diharapkan kedepannya akan tercipta pula pelanggan yang loyal terhadap GMF AeroAsia. Untuk itu diperlukan alat ukur identifikasi peningkatan kualitas pelayanan dari sudut pandang konsumen. Alat ukur tersebut selain mengidentifikasikan peningkatan kualitas pelayanan juga memberikan penilaian yang diberikan konsumen terhadap GMF AeroAsia. Penilaian tersebut dapat diukur melalui KPI Customer Satisfaction Index.

In the long run, the achievement of customer satisfaction is expected to lead to customer loyalty. This requires certain measurement tools in the identification of service quality from the customers’ perspective. These measurement tools, in addition to identifying areas of service improvement, also provide insights into customer evaluation of GMF AeroAsia. This evaluation is performed through a Customer Satisfaction Index KPI.

KPI Customer Satisfaction Index ini sudah dilakukan oleh GMF AeroAsia sejak tahun 2009. Dengan adanya KPI Customer Satisfation Index ini menjadi acuan evaluasi dan prioritas GMF AeroAsia dalam melakukan peningkatan pelayanan. Adapun indikator yang diukur dalam penilaian ini yaitu:

The Customer Satisfaction Index KPI has been implemented by GMF AeroAsia since 2009. The Customer Satisfaction Index KPI serves as a reference for the evaluation and priority-setting by GMF AeroAsia in improving its service quality. The indicators measured in the evaluation are:

1. Kualitas Teknis kualitas produk & jasa

1. Quality Technical quality of product and services

2. Jangka Waktu Pekerjaan Jangka waktu pekerjaan untuk paket & temuan yang tidak terencana

2. Delivery Time required to finish work as a package and for non-programmed projects

3. Harga Harga & biaya keseluruhan

3. Price Overall costs and price


129

Corporate Data

Selain jasa tersebut diatas Deloitte tidak memberikan jasa lain kepada GMF AeroAsia.


The annual audit reports for 2010 as described above were submitted by the KAP on 18 March 2011.


Laporan-laporan audit tahunan di tahun 2010 diatas telah diterbitkan oleh KAP pada tanggal 18 Maret 2011.

Supporting Business

In 2010, audit services performed by the Accountant and Public Accountant Firm include: • The audit on Financial Statements period ended 31 December 2010 • The audit on Company Performance ended 31 December 2010 • The audit on compliance ended 31 December 2010 • The audit on Internal Control ended 31 December 2010 • The audit on Information Systems ended 31 December 2010

MD&A

Pada tahun 2010, jasa audit yang diberikan oleh Akuntan dan kantor Akuntan Publik ini mencakup : • Audit Laporan Keuangan periode sampai dengan 31 Desember 2010 • Audit Kinerja Perusahaan sampai dengan 31 Desember 2010 • Kepatuhan sampai dengan 31 Desember 2010 • Audit Pengendalian Internal sampai dengan 31 Desember 2010 • Audit Sistim Informasi sampai dengan 31 Desember 2010


4. Setelah Pengiriman • Setelah pemeliharaan • Kebenaran dan ketepatan waktu penerbitan tagihan

4. Post-Delivery • Post-maintenance activities • Accuracy and timely issuance of service billings

5. Layanan Pelanggan Orientasi pelayanan pelanggan diberikan oleh staff customer service & account manager

5. Customer Service Quality of customer service by the Customer Service staff and account managers

6. Dokumentasi Dokumentasi yang tepat waktu, akurat dan informasi manajemen

6. Documentation Accurate and timely documentation and information management.

Dari keenam indikator tersebut diharapkan dapat mewakili kualitas pelayanan secara menyeluruh. Data KPI Customer Satisfaction Index pada tahun 2010 mencapai 80% dari target yang telah ditetapkan. Berikut penilaian customer terhadap indikator kepuasan konsumen pada tahun 2010:

The above six indicators are expected to cover all the important criteria of service quality. The realized Customer Satisfaction Index KPI in 2010 was 80% of target. Following are evaluations from customers as indicators of customer satisfaction in 2010:

Indeks Kepuasan Pelanggan 2010

Customer Satisfaction Index 2010

5,00

5,00

4,00

4,00

5,00

5,00

5,00 4,00

4,00

5,00 4,00

4,00

4,00 3,57

3,45

3,20

5,00

3,08

3,14

3,06

2,67

Overall Rating

Maximum

Quality

Target

Turn Around Time

Post Delivery

Customer Service

Documentation

Performance Factors Rating

Konsumen dapat memberikan saran, kritik dan pengaduan mengenai pelayanan GMF AeroAsia langsung kepada contact person Account Manager and Sales atau Customer Program Manager sesuai area kerjanya masing-masing atau dapat melayangkan e-mail ke [email protected] atau di nomor telepon +62-21-5508609 dan fax +62-21-5502489.

130

Price


Customers may submit suggestions, criticism or complaints related to services provided by GMF AeroAsia, directly to the respective contact persons (Account Manager, Sales or Customer Program Manager for the respective areas), or by e-mail to [email protected], or by phone to +62-215508609 and fax at +62-21-5502489.


Tuntutan ganti rugi timbul karena MB menyatakan GMF AeroAsia telah melanggar kontrak terkait garansi yang diberikan GMF AeroAsia atas penggantian dan pemasangan 5 bearing shaft mesin ESN 857854 milik MB.

The lawsuit arose from an MB declaration that GMF AeroAsia conducted breached of contract a contract in relation to the warranty given by GMF AeroAsia regarding the replacement and installation of 5 (five) bearings in engine ESN 857854 owned by MB.

Sehubungan dengan kasus ini, GMF AeroAsia mengajukan gugatan balik (Rekonpensi) karena MB tidak memenuhi kewajibannya untuk melunasi utangnya dalam memperbaiki mesin pesawat sebesar USD 256.266 ditambah bunga sebesar 6% per tahun dari USD 256.266.

In Relation to this case, GMF AeroAsia has filed a counterclaim lawsuit (Reconventie) against MB for not fulfilling its obligation to make payments to GMF AeroAsia in such repair services of USD 256,266.00 and 6 % (six percent) interest per year on USD 256,266.00.

Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan dari MB kepada GMF AeroAsia dan menerima gugat balik dari GMF AeroAsia untuk melakukan pembayaran kepada GMF AeroAsia sebesar USD 256.266,00 dan bunga per tahun sebesar 6% dari USD 256.266,00 terhitung sejak 17 November 2007.

On 11th March 2009, the District Court of Central Jakarta decided to reject the claim from PT Metro Batavia and accept for counter claim from GMF AeroAsia to make payment to GMF AeroAsia in the amount of USD 256,266.00 and 6 % (six percent) interest year on USD 256,266.00 calculating from 17th November 2007.

Pada tanggal 18 Mei 2009 MB mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebagai respon, pada tanggal 16 Juli 2009 GMF AeroAsia juga mengajukan kontra memori banding dengan nomor perkara 503/PDT/2009/PT.DKI (“Perkara Banding No 503”). Pada tanggal 15 Januari 2010, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan untuk menguatkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama (”Perkara Banding No. 503”).

On 18th May 2009, MB filed an appeal to the High Court of DKI Jakarta through the District Court of Central Jakarta. In response, GMF AeroAsia also filed a counter appeal on 16th July 2009 with registered number 503/PDT/2009/PT.DKI. On 15th January 2010, the Panel of Judges decided to strengthen Verdict No. 269 (“Appeal Verdict No. 503”)


131

Corporate Data

Case No 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. In the civil case registered as No 269/Pdt.G/2008/ PN.Jkt.Pst. dated 8 August 2008, GMF AeroAsia, Garuda Indonesia, and the State Ministry of StateOwned Enterprises, faced a lawsuit for damages by PT Metro Batavia (MB) for: (1) material remedy for unused cycles in the amount of USD 73,215,578 (equivalent to Rp 673,583,333,330) and Rp 500,000,000 each day, and USD 50,000 or equivalent to Rp 460,000,000 each month from 23 October 2007 until the engines return to serviceability, (2) Imaterial remedy valued at USD 10,000,000 (equivalent to Rp 92 billion) (3) Repair of the engine failure.


Perkara No 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. Dalam kasus perdata di bawah nomor registrasi No 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. tanggal 8 Agustus 2008, GMF AeroAsia, Garuda Indonesia dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro Batavia (MB) untuk: (1) Tuntutan ganti rugi materiil untuk siklus tidak terpakai sebesar USD 73.215.578 (atau setara Rp 673.583.333.330) dan Rp 500.000.000 setiap hari dan USD 50.000 atau setara Rp 460.000.000 setiap bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai mesin pesawat dapat dioperasikan kembali, (2) Kerugian imaterial sebesar USD 10.000.000 (atau setara Rp 92 miliar) (3) Memperbaiki mesin yang rusak hingga dapat digunakan kembali.


Significant Litigation Cases

Supporting Business

Perkara-Perkara Penting yang Dihadapi GMF AeroAsia


Atas Perkara Banding No. 503, pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahkamah Agung R.I. Sebagai respon, GMF AeroAsia juga mengajukan Kontra Memori Kasasi sebagaimana telah diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pada tanggal 17 Mei 2010, dengan nomor perkara 21/ Srt.Pdt.Kas/2010/ PN.JKT.PST jo Perkara Perdata No. 269. Saat ini kasasi tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung.

Based on the Appeal Verdict No. 503, On 25th March 2010, MB filed a cassation to the Supreme Court through the District Court of Central Jakarta. In response, GMF AeroAsia filed a counter-cassation which was received by District Court of Central Jakarta on 17th May 2010 according to the letter number 21/ Srt.Pdt.Kas/2010/PN.JKT.PST jo Civil Case no. 269. Currently the cassation of Civil Case no. 260 is still being examined by the judges at the Supreme Court.

Perkara No 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. Dalam kasus perdata di bawah nomor registrasi No 335/Pdt.G/2008/ PN.Jkt.Pst. tanggal 25 September 2008 GMF AeroAsia menyatakan bahwa PT Metro Batavia (MB) telah melakukan wanprestasi dalam kaitannya dengan perjanjian perawatan pesawat jangka panjang antara GMF AeroAsia dan MB. Tuntutan ganti rugi meliputi: (1) Pembayaran hutang MB kepada GMF AeroAsia sebesar USD 1,191,615.02. (2) Bunga hutang MB kepada GMF AeroAsia sebesar 6% per tahun dari USD 1,191,615.02 sejak 15 Juli 2008 dan (3) membayar kerugian sebesar USD 200 juta.

In Civil Case no. 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst dated 25 September 2008, GMF AeroAsia declared that PT Metro Batavia (MB) conducted a breach of contract in relation to the long term aircraft maintenance agreement between GMF AeroAsia and MB. The material remedy included (1) payment for the debt in the amount of USD 1,191,615.02, (2) interest per year on USD 1,191,615.02 from 15th of July 2008, and (3) General damages amounting to USD 2,000,000.

Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan menerima gugatan dari GMF AeroAsia terhadap MB sebesar USD 1,191,615.02, bunga sebesar 6% (enam persen) per tahun dari USD 1,191,615.02 sejak 15 Juli 2008, dan membayar kerugian yang diderita GMF AeroAsia sejumlah USD 500 ribu. Disamping itu, Pengadilan juga menyatakan sita jaminan atas 4 (empat) pesawat MB.

On 22nd April 2009, District Court of Central Jakarta decided to accept the claim from GMF AeroAsia amounting to USD 1,191,615.02, with 6 % interest per year on USD 1,191,615.02 from 15th of July 2008, and General Damages in the amount of USD 500.000. The panel of the Judges also declared the security attachment of 4 (four) MB aircraft.

Berdasarkan Putusan no. 335, pada tanggal 28 April 2009 MB telah mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebagai tanggapan, GMF AeroAsia juga mengajukan kontra memori banding pada 19 Agustus 2009. Dalam proses banding, Perkara Perdata No 335 telah didaftarkan di bawah No 504/ PDT/2009/PT.DKI (“Perkara Banding No 504”).

Based on the Verdict no. 335, on 28th April 2009, MB filed an appeal to the High Court of DKI Jakarta through the District Court of Central Jakarta. In response, GMF AeroAsia filed a counter appeal on 19th August 2009. In the appeal process, the Civil Case No. 335 has been registered under No. 504/ PDT/2009/PT.DKI (“Appeal No. 504”).

Atas Perkara Banding No. 504, pada 21 Januari 2010, Majelis Hakim telah memutuskan untuk menerima tuntutan dari GMF AeroAsia dan dalam Perkara Banding No. 504, MB diwajibkan untuk melakukan pembayaran hutangnya kepada GMF AeroAsia.

With regard to the Appeal No. 504, on 21st January 2010, the Panel of Judges decided to accept the claim from GMF AeroAsia and under the Appela Verdict no. 504, MB is obliged to make payment to GMF AeroAsia.

132



The curator of Adam Air provisionally acknowledged the receivables claim submitted by GMF AeroAsia in the amount of Rp 33,436,924,958.01 (thirty three billion four hundred thirty six million nine hundred twenty four thousand nine hundred fifty eight rupiah and one cent) after such receivables were converted to Rupiah. As of the date of issuance of this financial report, the Adam Air’s bankruptcy is still in process and the amount of the receivables that will be received by GMF AeroAsia can not yet be estimated.

Pada tanggal 31 Juli 2009, kurator telah menerbitkan daftar distribusi pembayaran pertama setelah penjualan asset Adam Air, dalam daftar tersebut hanya mencantumkan kreditur preference ex. pegawai, agen perjalanan dan kreditor lain yang memiliki hak retensi. Sementara itu, kreditur konkuren tidak termasuk dalam daftar dan masih menunggu distribusi pembayaran untuk kreditur preference selesai .

On July 31st 2009, the curator released the first payment distribution list after sequently selling Adam Air ‘s assets, the list on which includes only special creditors such as employees, travel agents and secured creditors who have right of seizure. Meanwhile, non-secured creditors were not on the list and are still waiting for distribution payments once the preferred creditor have been paid.

GMF AeroAsia memegang hak retensi tertentu atas barang milik Adam Air sesuai Pasal 61 Undangundang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

In accordance with Article 61 Law No. 37 Year 2004 on Bancruptcy and Suspension of Debt Payment Obligation. GMF AeroAsia holds certain retention rights on the property of Adam Air

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, kebangkrutan Adam Air masih dalam proses dan pemulihan klaim belum dapat ditentukan.

As of the date of the publication of the 2010 financial statements, Adam Air is still in the bancruptcy process and the recovery of the Compay’s claim cannot as yet be determined.


133

Corporate Data

Kurator Adam Air mengakui sementara klaim piutang yang diajukan oleh GMF AeroAsia sebesar Rp 33.436.924.958,1 (tiga puluh tiga miliar empat ratus tiga puluh enam juta sembilan ratus dua puluh empat ribu sembilan ratus lima puluh delapan Rupiah dan satu sen) setelah dikonversikan ke dalam Rupiah. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan ini, kebangkrutan Adam Air masih dalam proses dan jumlah piutang yang akan diterima oleh GMF AeroAsia belum dapat diperkirakan.


Receivables to PT Adam Skyconnection (in bankruptcy proceedings) GMF AeroAsia has submitted its claims to the curator of PT Adam Skyconnection Airline (Adam Air) which was declared bankrupt by Judgment No. 26/Pailit/ PN.Niaga.Jkt.Pst dated June 9th, 2008.


Piutang pada PT Adam Skyconnection (dalam pailit) GMF AeroAsia telah mengajukan klaim tagihannya kepada kurator PT Adam Skyconnection Airline (Adam Air) yang dinyatakan bangkrut berdasarkan Putusan No. 26/Pailit/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 9 Juni 2008.

Supporting Business

On 25th March 2010, MB filed a cassation. In response, GMF AeroAsia filed a counter-cassation which was received by the District Court of Central Jakarta on 29th July 2010 according to the letter number 22/SRT.PDT.KAS/2010/PN.JKT.PST jo Civil Case No. 335. Currently, the cassation is still being examined by the judges at the Supreme Court.

MD&A

Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan permohonan kasasi. Sebagai respon, GMF AeroAsia juga mengajukan Kontra Kasasi yang telah diterima oleh Pengadilan Negari Jakarta Pusat pada tanggal 29 Juli 2010 dengan nomor perkara 22/Srt.Pdt.Kas/2010/ PN.JKT.PST jo Perkara Perdata No. 335. Saat ini, kasasi tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung.


Laporan Polisi No. Pol: LP/430/VIII/2008/Siaga-III GMF AeroAsia telah dilaporkan oleh Mr Dexter Leopard PT Metro Batavia ( “MB”) untuk kejahatan terhadap penerbangan dan infrastruktur dan/atau undangundang perlindungan konsumen ex. Pasal 479 (g) dan/ atau Pasal 479 (p) KUHP Indonesia dan/atau Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (“Perkara Pidana”) berdasarkan Laporan Polisi No. Pol: LP/430/VIII/2008/ Siaga-III tanggal 5 Agustus 2008 (“Laporan Polisi”). Kasus Kriminal ini terkait dengan jaminan yang diberikan oleh GMF AeroAsia karena kegagalan mesin CFM563C1 dengan nomor serial ESN 857854 milik MB.

Police Report No. Pol:LP/430/VIII/2008/Siaga-III GMF AeroAsia was reported to the Police by Mr. Dexter Leopard of PT Metro Batavia (MB) for crimes against aviation and infrastructure, and/or Consumer Protection Law Article 479(g), and/or Article 479(p) of Indonesian Criminal Code and/or article 62 paragraph (1) Law No. 8 year 1999 regarding Consumer Protection (“Criminal Case”) based on the Police Report No.Pol: LP/430/VIII/2008/Siaga-III dated 5th August 2008 (“Police Report”). The Criminal Case is related to the warranty given by GMF AeroAsia due to engine failure of the engine type CFM56-3C1 with serial Number ESN 857854 owned by MB.

Kasus ini saat ini telah dihentikan dengan alasan kurangnya alat bukti sebagaimana telah diterbitkannya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

However, the Criminal Case is currently closed due to lack of evidence as a Cessation of Investigation Letter (Surat Perintah Penghentian Penyidikan – SP3) has been issued.

Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti rugi tersebut tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan dan kegiatan usaha GMF AeroAsia.

The management believes that the claim for damages do not have a material impact on GMF AeroAsia’s financial statements and business activities.

Etika dan Komitmen

Ethics and Commitments

Etika Perusahaan

Company Ethics

Nilai-nilai Utama GMF AeroAsia menganut nilai-nilai dasar yang disebut sebagai “GMF AeroAsia’s Core Belief” yang diterapkan dalam praktik bisnisnya sehari-hari sebagai berikut:

Core Values GMF AeroAsia espouses a set of corporate core values called “GMF AeroAsia Core Beliefs”, which are implemented in its daily business activities, as follows:

• Mengutamakan Kelayakan Penerbangan Dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya, GMF AeroAsia harus senantiasa meningkatkan sarana perawatan pesawat, proses penjadwalan, system serta standar material dan produksi. Semua ini untuk menjamin bahwa setiap pesawat berada dalam perawatan yang baik dan layak terbang dengan biaya seefisien mungkin dari sisi tenaga kerja, material dan waktu perawatan. • Peningkatan Kemampuan Berkesinambungan GMF AeroAsia harus terus-menerus meningkatkan keahlian teknis dan profesionalitas, serta meningkatkan fasilitas dan peralatan. Upaya tersebut merupakan investasi untuk memenuhi kebutuhan setiap pelanggan serta memperpanjang usia pemakaian pesawat, selain juga membantu pelanggan mengoptimalkan penggunaan pesawat melalui dukungan para pekerja dan awak profesional dengan semangat kerja yang tinggi

• Emphasis on Flight Safety Throughout all its activities, GMF AeroAsia emphases continuous improvements of aircraft maintenance facilities, as well as the scheduling process, systems and standards of materials and production. These ensure that each aircraft is properly maintained and serviceable with efficient costs in terms of work force, material and time of aircraft maintenance. • Continuous Capability Improvement GMF AeroAsia is committed to continuous improvement of technical skills and professionalism, as well as in facilities and equipment. Efforts in this direction represent an investment in order to meet the requirements of customers as well as to prolong the useful lifetime of aircraft, while also serving to assist customers in optimizing aircraft utilization with the support of professional work force and crews that are dedicated to their work and professions.

134



135

Corporate Data



GMF AeroAsia Mental Attitude • Control begins with diligence and accuracy • Speak with data, act on fact • I am what I say and do • Continuous improvement and learning from failures • A solution in simplicity • The next process is my customer • Each person is unique • To be a player, and not just a spectator or commentator • Being the best is not necessarily being perfect • Mutual respect for fellow human beings.


Sikap Mental GMF AeroAsia • Kontrol berawal dari ketekunan dan ketepatan. • Bicara dengan data, bertindak dengan fakta. • Saya adalah apa yang saya ucapkan dan lakukan. • Perbaikan terus menerus dan belajar dari kegagalan. • Solusi dalam kesederhanaan. • Proses berikutnya adalah pelanggan saya. • Manusia itu unik. • Menjadi pemain bukan penonton atau komentator. • Terbaik bukan berarti ‘sempurna’. • Saling menghormati dan menghargai sesama manusia.

Supporting Business

• Teamwork and Appreciation for Individual Capability GMF AeroAsia is committed to continuous improvement in work safety and health standards in order to create a conducive work environment for staff, which in turn will impact positively on their performance. Individual employees of GMF AeroAsia must have respect for each other, and the ability to appreciate the contribution of each person. Employees should also feel free to make productive suggestions and input. • Sincere Attention GMF AeroAsia strives for customer satisfaction through the provision of dedicated and comprehensive services. Each individual employee at GMF AeroAsia should work with dedication and a full motivation to help customers decide on the most cost-efficient and reliable aircraft service and scheduled maintenance programs in accordance with regulations in the aviation industry and the aircraft manufacturer specifications. • Being a Good Citizenship GMF AeroAsia fully realizes that the responsibility as a good citizen takes place at two areas, namely within the community around its operational activities, and in the world in its widest sense. Each individual at GMF AeroAsia should take seriously his or her own compliance with laws and regulations that exist in the society, and to approach business activities as mutually beneficial activities for the benefit of community welfare, and especially with regards to issues of clean governance, healthcare and education.

MD&A

• Kerja sama Tim dan Penghargaan Terhadap Kemampuan Individu GMF AeroAsia harus terus-menerus menerapkan standar keselamatan dan keamanan kerja guna menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi para staf yang dapat membawa efek positif terhadap kinerja kerja mereka. Setiap individu di GMF AeroAsia harus menjunjung tinggi martabat satu sama lain dan menghargai kontribusi masing-masing. Pegawai harus merasa bebas untuk memberikan saran atau masukan-masukan yang jujur. • Perhatian yang Tulus GMF AeroAsia harus memberikan kepuasan terhadap pelanggan melalui pelayanan yang penuh perhatian dan menyeluruh. Setiap individu di GMF AeroAsia harus selalu bekerja dengan penuh semangat dan motivasi tinggi untuk membantu pelanggan menentukan pilihan pelayanan yang paling efesien dan penjadwalan perawatan yang dapat diandalkan sesuai dengan persyaratan peraturan penerbangan dan spesifikasi dari pabrik pesawat. • Warga Usaha yang Baik GMF AeroAsia sangat menyadari bahwa tanggung jawab sebagai warga negara yang baik berada pada dua dimensi, yaitu dalam komunitas tempat kegiatan operasional berlangsung dan di dunia dalam arti yang seluas-luasnya. Setiap individu di GMF AeroAsia bersungguh-sungguh mematuhi berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bermasyarakat, serta memandang keberadaan bisnis operasinya saling menguntungkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pada hal-hal seperti tata kelola yang bersih, kesehatan dan pendidikan.


10 Ciri Insan GMF AeroAsia • Mengawali setiap penugasan dengan menetapkan target yang tepat. • Menyikapi permasalahan dan mengambil tindakan dengan didukung data dan fakta. • Konsisten dan teguh memegang janji sehingga patut menjadi suri tauladan. • Tidak cepat puas dan senantiasa mencari peluangpeluang penghematan dan perbaikan. • Memberi solusi yang sederhana sehingga tidak menimbulkan masalah baru. • Menyelesaikan tanggung jawab sebaik-baiknya sebelum diteruskan kepada orang lain. • Menghargai keunikan setiap orang dan menyikapi setiap perbedaan melalui sudut pandang orang lain. • Tidak menyalahkan keadaan dan orang lain, namun berperan aktif mempengaruhi hasil yang bermutu. • Berani memulai hal-hal yang baru dan senantiasa menyempurnakannya. • Menghargai harkat dan martabat orang lain sebagai sesama manusia.

10 Characteristics of ‘Insan GMF AeroAsia’ • Begin each assignment with establishing the proper target • Respond to problems with action based on data and facts • Be consistent and punctual so as to be a role model • Refrain from being easily satisfied and constantly seek for opportunities for cost savings or improvements • Provide a simple solutions to avoid creating a new problem • Do the best at the each job before passing it on to the next in line • Respect the uniqueness of each individual and approach differences from the other’s perspective • Do not blame other people or conditions, rather, take charge to try to improve the situation • Dare to start something new and to strive for continuous improvements • Proper respect for fellow human beings.

Komitmen Pegawai GMF AeroAsia mengajak seluruh pegawai menunjukkan komitmennya dalam menghadap tantangan global industri MRO dengan menjunjung tinggi reputasi GMF AeroAsia yang telah dan tetap akan dibangun dengan standar yang tinggi melalui keunggulan teknis, integritas bisnis dan komitmen yang kuat kepada pemangku kepentingan.

Employee Commitment GMF AeroAsia encourages the full commitment of all its employees in facing the global challenges of the MRO industry by upholding the reputation of GMF AeroAsia while constantly building on the standards of such reputation through technical competences, business integrity, and a strong commitment to all stakeholders.

Reputasi GMF AeroAsia merupakan aset berharga, terutama dalam dunia bisnis yang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan, kejujuran dan integritas. Reputasi ini harus dibangun berdasarkan tradisi berperilaku etis dari setiap insan GMF AeroAsia sebagai pegawai GMF AeroAsia. Standar perilaku profesional pegawai GMF AeroAsia dijabarkan sebagai berikut:

GMF AeroAsia’s corporate reputation is a very valuable asset in an industry that relies on trust, honesty and integrity. This reputation should be built upon a tradition of ethical behaviour by ‘Insan GMF AeroAsia’ as employees of GMF AeroAsia. The professional ethics of employees of GMF AeroAsia are described as follows:

• Kepiawaian Dengan semangat berkontribusi, tidak hentihentinya meningkatkan keterampilan, keahlian dan sikap mental demi perbaikan hasil yang sudah dicapai sebelumnya. • Integritas Loyal terhadap profesi dalam memperjuangkan kepentingan GMF AeroAsia dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kerendahan hati dan tanggung jawab.

• Skillful With a spirit to contribute, and for continuous improvement of skills, competences and mental behaviour to always do better and improve on the previous results • Integrity Professional loyalty in striving for the interests of GMF AeroAsia while upholding values of honesty, humbleness and responsibility

136



137

Corporate Data



Whistle Blowing System As part of GMF AeroAsia’s internal control mechanism to avoid violation, infringement and fraud within GMF AeroAsia, GMF AeroAsia is currently working to develop a Whistle Blowing System.


Whistle Blowing System Sebagai bagian dari pengendalian internal GMF AeroAsia dalam mencegah pelanggaran, penyimpangan dan kecurangan yang terjadi di GMF AeroAsia, saat ini GMF AeroAsia sedang melakukan penyusunan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System).

Supporting Business

• Efficient A mental attitude of ‘doing the right thing right from the beginning’ in each assignment while striving at all time for opportunities of improvement and cost savings. • Teamwork Based on mutual respect and compassion for each other, always try to resolve challenges in the workplace as completely as possible while also empowering the weakest link in the process. • Proactive Always ready to meet new challenges and refrain from idleness and putting the blame on others or the conditions, but rather, strive for creative ideas and take the initiative to implement them. • Sincere Approach challenges at the workplace with a clear mind and sincerity, which are reflected on the ability to listen with empathy in line with the spirit to serve. • Safety To minimize any occurrences of flight incidents and accidents while also maintaining workplace safety, GMF AeroAsia has implemented a Safety Management System (SMS) based on a Safety Culture: Dissemination of Information, Learning Curve, Reporting and fair Treatment.

MD&A

• Efisiensi Sikap mental “melakukan hal yang benar sejak awal” dalam setiap peran dan tanggung jawab dan selalu melihat peluang untuk perbaikan serta penghematan. • Kerja sama Dilanda rasa saling menghormati, saling asah, asih dan asuh, senantiasa menyelesaikan tantangan pekerjaan dengan tuntas dan memberdayakan mata rantai yang terlemah. • Proaktif Siap menghadapi tantangan baru dan memilih tidak berpangku tangan dan menyalahkan keadaan atau orang lain, namun secara dinamis melahirkan ide-ide kreatif dan mengambil inisiatif untuk memberdayakannya. • Keikhlasan Menyikapi segala tantangan pekerjaan dengan hati jernih dan mawas diri yang direfleksikan melalui sikap mau mendengarkan dan penuh empati, sehingga dirasakan semangat pelayanannya. • Safety Untuk menekan insiden dan kecelakaan penerbangan dan mempertahankan keselamatan pada batas yang dapat diterima, GMF AeroAsia menerapkan Safety Management System (SMS) berlandaskan aspek Budaya Keselamatan: Penyebaran Informasi, Pembelajaran, Pelaporan, dan Perlakuan Adil.


Kebijakan Manajemen Risiko GMF AeroAsia menjalankan kebijakan menerapkan manajemen risiko secara menyeluruh untuk melakukan diseminasi manajemen risiko seluruh lini organisasi. Identifikasi dan evaluasi atas risiko dilakukan secara berkesinambungan oleh Direksi bersama-sama dengan Unit Internal Audit & Control, Komite Audit serta Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko.

Risk Management Policy The Company has a policy of implementing A comprehensive risk management by the dissemination of risk management practices throughout the organization. Risk identification and evaluation is carried out continuously by the Board of Directors, together with the Internal Audit and Control Unit, the Audit Committee and the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee.

Pada tahun 2008, GMF AeroAsia telah membentuk proyek ERM (Enterprise Risk Management) yang bertugas untuk membangun framework dan infrastruktur untuk penerapan manajemen risiko secara terintegrasi yang efektif.

In 2008, GMF AeroAsia established the ERM (Enterprise Risk Management) project, which serves to establish the framework and infrastructure for implementing integrated and effective risk management.

ERM adalah proses pencarian solusi untuk mengurangi risiko atau hambatan yang ada dalam setiap usaha pencapaian target sehingga pada akhirnya tujuan GMF AeroAsia dapat tercapai. Proses ini melibatkan Dewan Komisaris, manajemen, dan seluruh pegawai. Penerapannya dilaksanakan dalam penentuan strategi dan mencakup seluruh lintas perusahaan.

ERM is the process of finding solutions to reduce the risks or obstacles in achieving business targets. The process involves the Board of Commissioners, management and all employees. It is implemented in determining the strategy and covers the entire Company.

ERM dirancang untuk mengidentifikasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi GMF AeroAsia. Risiko tersebut kemudian dikelola agar sesuai dengan risk appetite (toleransi terhadap risiko) demi menjamin kelancaran usaha pencapaian tujuan GMF AeroAsia.

ERM is designed to identify potential risks that could affect GMF AeroAsia. Then the risks are managed to conform to GMF AeroAsia’s risk appetite (tolerance toward risks) to ensure the smooth achievement of business objectives.

Sesuai dengan perannya, Board of Director sejak tahun 2009 telah menetapkan Risk Philosophy, Risk Respon standar, Risk Map Format, serta menetapkan Risk Appetite dan Risk Tolerance bagi sepuluh Parameter Risiko beserta Consequence Criteria dan Likelihood Criteria.

In line with its role, the Board of Directors since 2009 has set Risk Philosophy, Risk Response Standards, Risk Map Formats, and determined the Risk Appetite and Risk Tolerance for ten risk parameters, including Consequence Criteria and Likelihood Criteria.

Kerangka Kerja ERM Pelaksanaan ERM dilandaskan kepada aspek sebagai berikut: 1. Lingkungan Internal Lingkungan internal menentukan arah organisasi dan menentukan dasar cara memandang dan mengelola risiko perusahaan, termasuk filosofi manajemen risiko dan risk appetite, integritas dan nilai-nilai etik, dan situasi lingkungan tempat bekerja.

ERM Framework The basis for the implementation of ERM is as follows: 1. Internal Environment Internal Environment determines the organization’s direction and determines the basis and the management of the company’s risks, risk management philosophy and risk appetite, integrity and the code of conduct, and the occupational environment.

138


Introduction From Us to You Corporate Social Responsibility Corporate Data

139



Supporting Business

2. Objectives Determination GMF AeroAsia possesses clear management objectives to identify potential risks that could affect the objectives. ERM helps to ensure that management has the appropriate processes to determine objectives in line with the mission and consistent with the stated risk appetite. 3. Event Identification Internal and external events that might impact the company must be identified as a risk or as an opportunity to support the achievement of objectives. 4. Risk Assessment Risk is analyzed by taking into account possible impact as the basis for determining risk management methods. Risk assessment is based on the inherent risk and residual values. 5. Risk Response Control The Management has four alternatives of action in response to risk, namely avoid, accept, reduce or divide the risk as the basis to determine actions in accordance with the risk tolerance and risk appetite. 6. Control Activities Policies and procedures are developed and implemented to help ensure the effectiveness of Risk Responses. 7. Information and Communication Relevant information is identified, captured, and communicated in a format that allows every person to carrying out his or her obligations. Effective communication can also be expanded both horizontally and vertically. 8. Supervision Overall, the implementation of ERM is supervised and modified whenever deemed necessary. To further improve supervision functions, GMF AeroAsia performs management and evaluation activities separately.

MD&A

2. Penentuan Tujuan GMF AeroAsia harus memiliki tujuan yang jelas agar manajemen dapat mengidentifikasi risiko potensial yang dapat mempengaruhi tujuan. ERM dapat menjamin bahwa manajemen memiliki proses yang tepat untuk menentukan tujuan agar sesuai dengan misi dan konsisten terhadap risk appetite-nya. 3. Indentifikasi Peristiwa Peristiwa internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus diidentifikasi sebagai risiko atau peluang. Peluang dapat menjadi jalan untuk mendukung tercapainya tujuan. 4. Pengkajian Risiko Risiko dianalisis dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan dampaknya, sebagai dasar untuk menentukan metode pengelolaan risiko. Risiko dinilai berdasarkan nilai inheren dan nilai residunya. 5. Respons Terhadap Risiko Manajemen memiliki empat pilihan tindakan dalam merespons risiko, yaitu menghindari, menerima, mengurangi atau membagi risiko sebagai dasar untuk menentukan tindakan agar risiko sesuai dengan toleransi dan risk appetite perusahaan. 6. Kegiatan Pengendalian Kebijakan dan prosedur dibangun dan diimplementasi untuk membantu menjamin efektivitas Respons Terhadap Risiko. 7. Informasi dan Komunikasi Informasi yang relevan diidentifikasi, diambil, dan dikomunikasikan dalam sebuah format yang dapat memudahkan setiap orang dalam menjalankan kewajibannya. Komunikasi efektif juga dapat terjadi dalam skala luas baik secara horisontal maupun vertikal. 8. Pengawasan Secara keseluruhan, pelaksanaan ERM diawasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan. Untuk lebih menyempurnakan pengawasan, GMF AeroAsia menjalankan berbagai kegiatan manajemen dan atau evaluasi terpisah.


Pelaksanaan ERM di Tingkat Unit Usaha Untuk membangun budaya mengelola risiko, penerapan kerangan kerja ERM di GMF AeroAsia di bagi menjadi tiga tahap yaitu: sosialisasi, workshop dan implementasi. 1. Tahap Sosialisasi Tahap ini bertujuan untuk mengenalkan dan meningkatkan pemahaman mengenai definisi risiko, kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan ERM dan implementasinya di GMF AeroAsia. 2. Tahap Workshop Tahap workshop dimaksudkan sebagai sarana untuk memfasilitasi unit dalam menerapkan kerangka kerja ERM sehingga unit terlibat langsung dalam mengidentifikasi, mengukur dan mengelola risikonya dengan difasilitasi oleh Unit Internal Audit & Control. 3. Tahap Implementasi Pada tahap ini, setiap unit diharapkan dapat melakukan rangkaian tahapan dalam kerangka kerja ERM secara mandiri dan pelaksanaannya di bawah kendali Unit Internal Audit & Control.

ERM Implementation at Business Unit Level To create a risk management culture, the implementation of ERM in GMF AeroAsia is divided into three stages: socialization, workshops and implementation. 1. Socialization Stage This stage is aimed to introduce and enhance the understanding of risk, the framework of ERM implementation and its implementation in GMF AeroAsia. 2. Workshop Stage Workshops are intended as a means to facilitate units in implementing the ERM framework so that they can be directly involved in identifying, measuring and managing risk, facilitated by the Internal Audit and Control Unit. 3. Implementation Stage At this stage, each unit is expected to independently perform a series of actions within the ERM framework and implement it under the control of the Internal Audit and Control Unit.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa perawatan pesawat terbang, GMF AeroAsia dihadapkan pada beragam risiko yang dapat dikelompokkan menjadi: • Risiko strategis (reputasi), merupakan risiko yang timbul sehubungan dengan diambilnya atau tidak diambilnya suatu keputusan yang mempengaruhi Strategi Perusahaan. • Risiko operasional, merupakan risiko baik langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat kegagalan atau tidak memadainya proses pengendalian, baik yang disebabkan oleh sumber daya manusia, sistem, maupun kejadian-kejadian di luar perusahaan. • Risiko keuangan, merupakan risiko kerugian yang timbul secara langsung maupun tidak langsung dalam bidang keuangan, seperti: a) risiko nilai tukar mata uang asing yang didefinisikan oleh penurunan nilai aktiva moneter/pendapatan atau peningkatan nilai kewajiban moneter/pengeluaran yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

As a company engaged in aircraft maintenance services, GMF AeroAsia is exposed to various risks that can be grouped into: • Strategic risk (reputation) is the risk arising from the decisions made or not made that affects the Corporate Strategy. • Operational risk is the risk arising, directly or indirectly, from the failure or inadequacy of control processes, whether due to human resources, systems, or events outside GMF AeroAsia. • Financial risk is the risk of financial losses arising directly or indirectly from financial activities, namely: a) The risk of foreign exchange rates is characterized by the decline in the value of monetary assets / income or the increase in value of liabilities / expenses caused by fluctuations in foreign exchange rates.

140



b) Liquidity risk is the failure of GMF AeroAsia to meet its financial obligations which subsequently resulted in the inability to take advantage of investment opportunities or to meet short-term financial obligations that eventually lead to default, excessive borrowing or borrowing at unfavorable interest rates. c) Credit risk is the risks arising from the inability of debtors to meet their financial obligations in accordance with the agreed requirements. This exposure mainly arises from the failure of customers to meet their obligations. • Risk of hazard (hazardous situations) is the risks arising from an act of terrorism, political conditions, weather conditions, and business interruption.


141

Corporate Data

In order to manage the risks encountered by GMF AeroAsia, risk management as an integral part of corporate activity, routinely reassess risks and effectiveness of risk controls. In this case, GMF AeroAsia always seeks and engages the expertise and knowledge of team members from all functions of the company.


Untuk mengelola risiko-risiko yang dihadapi GMF AeroAsia, manajemen risiko yang merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas perusahaan, melakukan re-assessment terhadap risiko secara rutin dan terintegrasi dan menilai keefektifan pengendalian terhadap risiko-risiko tersebut. Dalam hal ini GMF AeroAsia senantiasa mencari dan melibatkan keahlian dan pengetahuan para anggota tim dari seluruh fungsi perusahaan.


Supporting Business

b) risiko likuiditas yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang selanjutnya mengakibatkan GMF AeroAsia tidak dapat memanfaatkan peluang investasi atau tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang pada akhirnya mengakibatkan default, peminjaman yang berlebihan atau tingkat suku bunga yang buruk. c) risiko kredit, merupakan risiko ketidakmampuan dari pihak-pihak yang berhutang (debitur) untuk memenuhi kewajiban financial mereka sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati bersama. Eksposur tersebut terutama berasal dari risiko pelanggan yang gagal memenuhi kewajibannya. • Risiko ‘hazard’ (keadaan bahaya), merupakan akibat dari tindakan teroris, kondisi politik, keadaan cuaca, dan gangguan bisnis.

MD&A

PT GMF PT GMF AeroAsia AeroAsia Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2010 2010 Annual Annual Report Report 142142


04

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility


143143



Peningkatan Dana CSR Increased CSR Funds

46%

Kegiatan CSR 2010 dilaksanakan dengan fokus pada bidang pendidikan dan edukasi masyarakat, filantropi serta lingkungan hidup. Namun, GMF AeroAsia senantiasa berusaha mengisi setiap aspek yang ada kaitan CSR secara proporsional.

The CSR activities in 2010 were focused on education, public education, philanthropy and the environment. But GMF AeroAsia always strives to balance CSR approaches.

144


Introduction From Us to You MD&A Supporting Business

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) bagi GMF AeroAsia adalah ikut serta berperan aktif melaksanakan program-program berkesinambungan yang berbasiskan kebutuhan masarakat dan lingkungan hidup. Pelaksanaan CSR juga dirancang dengan memperhatikan tujuan pembangunan berkelanjutan yang berprinsip memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengabaikan hak generasi mendatang.


GMF AeroAsia juga meyakini bahwa kesinambungan usaha (business sustainability) tidak hanya diperoleh melalui pencapaian target-target finansial, tetapi juga sangat ditunjang oleh investasi non-finansial yang diantaranya dibangun melalui kontribusi GMF AeroAsia pada pengembangan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan lingkungan hidup serta hal-hal yang bersifat responsif terhadap bencana alam dan musibah besar lainnya yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan demikian diharapkan tercipta respon yang konstruktif dan timbal balik diantara para pemangku kepentingan kepada GMF AeroAsia, hingga akhirnya bermuara pada peningkatan nilai (value) bagi kepuasan seluruh pemangku kepentingan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.


For GMF AeroAsia, Corporate Social Responsibility is an active participation to implement sustainable programs based on community needs and the environment. The design and implementation of CSR programs focus on sustainable development goals that meet current needs without compromising future generations from meeting their needs. GMF AeroAsia also believes that business sustainability is not only obtained merely by achieving financial targets, but also greatly supported by non-financial investment through its contributions to community development in education, health and environmental management, as well as emergency / disaster response. Hence, a constructive and mutual response between stakeholders and GMF AeroAsia is expected, to eventually lead to the increase of value, for the satisfaction of all stakeholders and provide benefits to community.


145


Kegiatan CSR Tahun 2010 Kegiatan CSR 2010 telah dilaksanakan dengan fokus pada bidang pendidikan dan edukasi masyarakat, filantropi (Philanthropy) serta lingkungan hidup. Namun, GMF AeroAsia senantiasa berusaha mengisi setiap aspek yang ada kaitan CSR secara proporsional. Total biaya yang dikeluarkan untuk CSR pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 866.596.620.

CSR Activities in 2010 The CSR activities in 2010 were focused on education, public education, philanthropy and the environment. But GMF AeroAsia always strives to balance CSR approaches. The total expense incurred for 2010 CSR activities was Rp 866,596,620.

Bidang Pendidikan dan Edukasi Masyarakat Di bidang pendidikan, GMF AeroAsia secara rutin menyalurkan dana bantuan berupa beasiswa kepada anak-anak pegawai GMF AeroAsia yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan di Universitas yang memiliki reputasi tinggi seperti ITB fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara.

Education and Public Education In the education field, GMF AeroAsia routinely provides scholarships for GMF AeroAsia employees’ children to continue their education at reputable Universities, such as at the Faculty of Mechanical Engineering and Aeronautics of ITB.

Disamping itu, dalam rangka edukasi bagi siswa/ mahasiswa dan masyarakat pemerhati dunia aviasi, secara rutin GMF AeroAsia juga “membuka pintu” untuk tujuan Karya Wisata, Kerja Praktik, dan Penelitian. Hal ini didorong oleh kesadaran tentang perlunya pengenalan teknologi penerbangan kepada generasi muda di Indonesia, peningkatan kualitas pendidikan dan pemahaman masalah keselamatan penerbangan bagi masyarakat. Kesempatan berkunjung diberikan kepada sekolah atau institusi yang telah mengajukan permohonan terlebih dahulu.

Like wise, to educate aviation enthusiasts whether students or the public, GMF AeroAsia also regularly engages interested participants with Study Tours, Apprenticeships, and Research. GMF AeroAsia recognizes the need to introduce aviation technology to the young generation of Indonesia, to improve the quality of education, and to enhance knowledge about aviation safety issues. The opportunity to visit GMF AeroAsia is available for schools or institutions upon request.

Kunjungan dijadwalkan setiap hari Selasa dan Kamis dengan waktu kunjungan rata-rata hampir tiga jam. Dalam setiap kunjungan, terjadi interaksi antara pengunjung dengan pegawai yang bekerja di lokasi kunjungan. Melalui cara ini, diharapkan terjadi proses pembelajaran sehingga cakrawala berpikir pengunjung akan lebih terbuka, memuaskan rasa ingin tahunya terhadap bidang ilmu pengetahuan alam, mengetahui secara langsung penerapannya di dalam pesawat dan proses perawatan pesawat.

Tours are scheduled every Tuesday and Thursday, with an average visit time of nearly three hours. In each visit, interaction occurs between visitors and employees and through this, a learning process widens visitors’ perspectives, satisfying their curiosity in the science, and science’s direct application in aircraft and aircraft maintenance.

Kesempatan yang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat untuk melihat dan belajar langsung di GMF AeroAsia merupakan kontribusi GMF AeroAsia untuk berperan serta memajukan pendidikan dan wawasan masyarakat. Mengingat manfaatnya yang besar, program yang sudah berlangsung sejak GMF AeroAsia masih menjadi bagian dari Garuda Indonesia ini tetap dipertahankan dengan terus meningkatkan kualitas pengelolaannya agar semakin tertata baik.

This free opportunity to see and to learn firsthand at GMF AeroAsia is GMF AeroAsia’s contribution in promoting public education and knowledge. Creating these public benefits, this program has been conducted since GMF AeroAsia was a part of Garuda Indonesia and maintains interest through management quality improvements.

Sepanjang tahun 2010 sebanyak 11.965 orang telah mengunjungi fasilitas GMF AeroAsia atau rata-rata 1.000 orang setiap bulannya. Tabel berikut memperlihatkan data jumlah pengunjung setiap bulannya.

Throughout 2010, 11,965 people visited GMF AeroAsia facilities, an average of 1,000 people every month. The following table shows the number of visitors each month.

146



Data Kunjungan 2010 Visitor Data 2010 Bulan Month

No.

Total Peserta Total Participants

Januari Februari

1.281 1.139

3.

Maret

1.117

4.

April

1.239

5.

Mei

1.304 1.204

Juni Juli

961

8.

Agustus

389

9.

September

304

10.

Oktober

858

November Desember

1.002 1.167 11.965

Internship Program GMF AeroAsia provides opportunities for vocational school and university students to follow an internship program at GMF AeroAsia. This program provides an opportunity for students to understand and apply business processes, especially in the aviation field. Therefore, students will have some experience and skills after graduation.

Pada tahun 2010, kegiatan ini semakin intensif dijalankan oleh GMF AeroAsia dengan menerima 739 siswa dan mahasiswa dengan perincian sebagai berikut: • Siswa Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 353 dengan rata-rata waktu praktek kerja lapangan satu bulan. • Mahasiswa sebanyak 386 dengan rata-rata waktu praktek kerja lapangan selama satu bulan.

In 2010, GMF AeroAsia intensified these activities by accepting 739 students with details as follows: • 353 Vocational School Students, with an average internship time of one month. • 386 University Students with an average internship time of one month.

Program Filantropi Disamping kegiatan-kegiatan CSR yang sudah terprogram, GMF AeroAsia juga harus peka dan responsif terhadap kejadian atau kebutuhan tertentu yang sifatnya insidental sesaat ataupun tanggap darurat yang dikategorikan sebagai program filantropi.

Philanthropy Program In addition to CSR activities program, GMF AeroAsia also must be sensitive and responsive to certain circumstances or needs that are incidental, momentary or emergency responses, all categorized within the philanthropic program.

Program filantropi pada dasarnya adalah salah satu bentuk CSR berupa bantuan GMF AeroAsia untuk aktivitas sosial masyarakat dan kemanusiaan. GMF AeroAsia melaksanakan program-program filantropi dengan pemikiran bahwa keberlangsungan hidup GMF AeroAsia juga sangat bergantung pada keberlangsungan hidup dan dukungan lingkungan masyarakat tempat GMF AeroAsia berada. Sebagai bantuan yang bersifat amal, sulit untuk mengukur

Basically, the philanthropy programs provide humanitarian assistance and conduct social activities. GMF AeroAsia implements philanthropic programs based on the idea that the survival of GMF AeroAsia is highly dependent on the existence and support from the community where it operates. As a charity program, it is difficult to measure effectiveness and gauge the long-term positive impact on the corporate image. However GMF AeroAsia remains committed


147

Corporate Data

Program Magang GMF AeroAsia memberikan kesempatan bagi para siswa sekolah menengah kejuruan dan universitas untuk mengikuti praktek kerja lapangan di GMF AeroAsia. Program ini memberikan kesempatan para siswa dalam memahami dan mengaplikasikan proses bisnis di GMF AeroAsia khususnya dalam bidang aviasi, sehingga mereka mampu memiliki bekal dan pengalaman setelah lulus pendidikan.


11. 12.


6. 7.

Supporting Business

1. 2.


efektivitas dan dampak positif jangka panjang terhadap citra perusahaan. Namun GMF AeroAsia tetap berkomitmen untuk menjalankan program filantropi secara konsisten dengan senantiasa melakukan perbaikan dan penataan sistem agar dampaknya ke masyarakat lebih konkrit, berguna dan tepat sasaran.

to consistently implement philanthropy programs by improving and managing its system to creates concrete, more effective and well targeted impacts.

Total biaya yang dikeluarkan selama tahun 2010 untuk program pengembangan masyarakat berjumlah Rp 866.596.620 dengan perincian sebagai berikut:

The total cost incurred during the year 2010 for community development programs amounted to Rp 866,596,620, comprising:

Keagamaan Religious 1,05% 1,62%

Masyarakat Community 26,28%

35,15%

Beasiswa Scholarship Donor Darah Blood Donor Bencana Alam Natural Disasters Pegawai Employees

3,38% 6,35% 16,71%

9,46%

Community Club Community Club Gathering Unit Gathering Unit

Kegiatan program filantropi pada tahun 2010 cukup banyak terkait dengan sejumlah bencana alam yang terjadi seperti banjir bandang di Wasior, Papua Barat, tsunami di Kepulauan Mentawai dan letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah yang terjadi dalam waktu berdekatan pada bulan Oktober dan menyebabkan banyak korban jiwa dan harta benda. Pada kegiatan ini GMF AeroAsia juga melibatkan pegawai dan keluarganya serta masyarakat sekitar.

Philanthropy program activities in 2010 were related to a number of natural disasters like flash floods in Wasior, West Papua, the tsunami in Mentawai Island and the eruption of Mount Merapi in Central Java, which occurred almost simultaneously in October and caused many casualties and property damage. For these activities, GMF AeroAsia also involved its employees, their families and the surrounding community.

Beberapa kegiatan program filantropi adalah: • Kegiatan sosial untuk masyarakat dan pegawai berupa: a. Bantuan pengembangan untuk peningkatan kualitas sarana ibadah masyarakat dan penyaluran bantuan untuk kegiatan keagamaan serta santunan anak yatim piatu.

Some of the activities of philanthropic programs were: • Social activities for public and employees in the form of: a. Donations for the development and improvement of religious facilities and the distribution of aid for religious activities as well as for orphans.

148



Corporate Data

149




b. Promoting the welfare of employees and their families by giving donations for employees during unfortunate events, or for the activities of improving welfare, employee gatherings, as well as for other employee activities outside GMF AeroAsia such as sporting events and fun biking. The expenses for social activities in 2010 amounted to Rp 554,606,120. • Blood Donation GMF AeroAsia routinely conducts Blood Donation drives as a form of social responsibility and concern towards public health. The results of these activities were distributed to people in need through the Indonesian Red Cross. The activity was carried out to commemorate the 61st Anniversary of Garuda Indonesia, the anniversary of GMF AeroAsia and Donor Darah Peduli. The events were held on April, July and October 2010, at Gedung Serbaguna. Expenses incurred for these activities during 2010 amounted to Rp 29,290,500. • Natural Disaster Relief Donations are made for victims of natural disasters caused solely by natural events and not deliberately by humans. Types of donation provided by GMF AeroAsia are: a. Provision of basic needs, clean water and sanitary facilities for refugees; b. Provision of medicine and or medical personnel; c. Provision of funds to lease transportation for refugees; d. Provision of volunteers in disaster areas. GMF AeroAsia distributed aid for natural disaster victims in areas such as: Mentawai, Wasior and Mount Merapi in Yogyakarta and Central Java, amounting to Rp 55,000,000.

Supporting Business

b. Bantuan peningkatan kesejahteraan pegawai dan keluarganya yang diberikan dalam bentuk sumbangan dana bagi pegawai yang terkena musibah, ataupun untuk kegiatan pegawai dalam meningkatkan kesejahteraan, kegiatan gathering para pegawai, serta kegiatan para pegawai lainnya di luar GMF AeroAsia seperti pertandingan olahraga dan fun bike. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan sosial selama tahun 2010 sebesar Rp 554.606.120. • Donor Darah Secara rutin GMF AeroAsia menyelenggarakan kegiatan Donor Darah sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian sosial terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Hasil kegiatan Donor Darah Peduli ini telah disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui Palang Merah Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan dalam Rangka HUT ke-61 Garuda Indonesia, HUT GMF AeroAsia dan Donor Darah Peduli yang dilaksanakan pada bulan April, Juli dan Oktober 2010, bertempat di Gedung Serbaguna. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini selama tahun 2010 sebesar Rp 29.290.500 • Bantuan Bencana alam Bantuan korban bencana alam meliputi bencana yang diakibatkan semata-mata oleh kejadian alam dan bukan oleh kesengajaan manusia. Jenis bantuan yang disalurkan GMF AeroAsia antara lain berupa: a. Penyediaan bahan kebutuhan pokok (sembako), air bersih dan fasilitas MCK pengungsi; b. Pengadaan obat-obatan dan atau tenaga medis; c. Penyediaan dana untuk sewa angkutan atau transportasi pengungsi; d. Penyediaan tenaga sukarelawan di daerah bencana. GMF AeroAsia telah menyalurkan bantuan bencana alam di beberapa wilayah yang terkena musibah antara lain: bencana alam Mentawai, Wasior dan Gunung Merapi Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan biaya sebesar Rp 55.000.000.

MD&A


Bidang Lingkungan Hidup GMF AeroAsia menyadari bahwa peran serta dalam melakukan aktivitas pelestarian lingkungan belum terlalu bermakna. Namun langkah menuju ke sana telah diayun karena GMF AeroAsia percaya bahwa lompatan besar diawali dari langkah kecil (small step for a big leap).

Environment GMF AeroAsia realizes that its participation in environmental conservation activities is not significant. But GMF AeroAsia has taken the first steps for GMF AeroAsia believes it takes small steps to make big leap.

Aktivitas GMF AeroAsia dalam membantu pelestarian lingkungan diantaranya adalah: 1. Berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi dalam mendukung program perlindungan lapisan ozon. Guna melindungi lapisan ozon, saat ini penggunaan Halon dibatasi dan hanya diperbolehkan untuk melayani critical use dari perusahaan penerbangan yang pesawatnya dirawat di GMF AeroAsia dan dari perusahaan yang menitipkan halonnya di GMF AeroAsia. Selama ini, GMF AeroAsia terlibat aktif dalam pengelolaan halon di Indonesia dengan membentuk GMF AeroAsia-Indonesia Halon Bank (IHB). Kepedulian GMF AeroAsia terhadap pelestarian lingkungan ini membuahkan sebuah penghargaan dari US EPA Montreal Protocol Award pada bulan September 2010 sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan 2. Penggunaan Water and Waste treatment plant yang sudah ada sejak GMF AeroAsia berdiri, berfungsi menguraikan limbah yang didapat dari setiap penerbangan yang ditangani GMF AeroAsia di Cengkareng. 3. Mendukung program efisiensi bahan bakar (fuel efficiency) yang dicanangkan Garuda Indonesia dengan menyediakan data performance penerbangan pesawat B 747-400 dan A 330, serta perbaikan performance fuel burn karena pengaruh sistem dan struktur pesawat serta engine. 4. Turut serta dalam pelaksanaan program earth hour, sebagai wujud kepedulian GMF AeroAsia terhadap upaya penghematan energi dan dukungan terhadap kampanye global perubahan iklim dan bagian dari dukungan GMF AeroAsia kepada Garuda Indonesia sebagai mitra WWF-Indonesia.

GMF AeroAsia activities in environmental preservation are as follows: 1. Actively participate and contribute in supporting the ozone layer protection program. In order to protect the ozone layer, currently, Halon usage is restricted and only allowed for the critical use for airline companies that placed their aircraft for maintenance at GMF AeroAsia and companies that entrust their Halon at GMF AeroAsia. Recently, GMF AeroAsia actively is involved in the management of Halon in Indonesia by establishing a GMF AeroAsia-Indonesia Halon Bank (IHB). GMF AeroAsia awareness towards the conservation of environment was awarded with from the U.S. EPA Montreal Protocol Award in September 2010 as a company that cares for the environment. 2. GMF AeroAsia has been utilizing a Water and Waste treatment plant since its establishment to decompose the waste from each flights handled by GMF AeroAsia in Cengkareng. 3. Supported fuel efficiency program launched by Garuda Indonesia, by providing performance data of B 747-400 and A 330, as well as improvement on fuel burn performance, affected by aircraft structures, systems and engines. 4. Participated in earth hour program implementation, as a form of GMF AeroAsia’s concern towards energy saving efforts and supporting global campaign on climate change and as a part of the GMF AeroAsia’s support to Garuda Indonesia as and the partner of WWF-Indonesia as well.

150


Introduction

MD&A

Supporting Business



151


From Us to You

Data Perusahaan

05

Corporate Data

Profil Komisaris Profile of Commissioner


Hadinoto Soedigno ikut andil dalam kelahiran Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia) dan menempati berbagai fungsi kunci seperti Materials and Purchasing Management, Engineering Support, Engineering - System Development and Workshop, hingga akhirnya menempati posisi puncak di GMF AeroAsia sebagai CEO pada awal berdirinya GMF AeroAsia. Meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung dan Magister Manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, beliau merintis karir di Grup Garuda Indonesia sejak tahun 1977 sebagai Ahli Teknik Workshop dan menjalani berbagai penugasan penting hingga menjabat sebagai Vice President di Workshop Division Garuda Indonesia. Hadinoto Soedigno kemudian ditunjuk untuk menjadi Komisaris GMF AeroAsia pada bulan Mei 2008. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Teknik di Garuda Indonesia, yang merupakan pemegang saham mayoritas GMF AeroAsia. Hadinoto Soedigno played a major role during the establishment of Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia) and has assumed several key positions in Materials and Purchasing Management, Engineering Support, Engineering - System Development and Workshop, and eventually was appointed CEO of GMF AeroAsia at GMF AeroAsia’s inception. Graduated with a Degree in Mechanical Engineering from the Institute of Technology Bandung and Magister Management from the Faculty of Economy of the University of Indonesia, he started his career in Garuda Indonesia Group in 1977 as Workshop Technician and assumed several important assignments until holding the position of Vice President of Workshop Division of Garuda Indonesia. Subsequently, Hadinoto Soedigno was appointed as a Commissioner of GMF AeroAsia in May 2008. Currently, he also holds the position of EVP Engineering & Maintenance Services of Garuda Indonesia, the majority shareholder of GMF AeroAsia.

152



Profil Direksi Profile of Board of Directors

MD&A Supporting Business Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility

Agus Sudaryo



Richard Budihadianto diangkat sebagai Direktur Utama GMF AeroAsia pada bulan Oktober 2007 setelah sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama, kemudian menjadi Komisaris sekaligus Ketua Komite Audit.

Agus Sudaryo menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sekaligus sebagai Chief Operating Officer GMF AeroAsia sejak bulan Oktober 2007. Sebelumnya beliau menempati posisi sebagai Vice President Aircraft Line Maintenance di Garuda Indonesia.

Meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung dan Magister Manajemen dari Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, beliau bergabung di Garuda Indonesia pada tahun 1986 sebagai Technical Engineer dan menempuh berbagai posisi di Direktorat Teknik termasuk Material Management, Engineering Support dan Aircraft Maintenance sampai menempati posisi Executive Vice President. Kepemimpiannya di GMF AeroAsia mendapat pengakuan dengan terpilih sebagai salah satu The Best CEO 2010 versi majalah Swa. Di lingkungan asosiasi, saat ini Richard Budihadianto juga menjabat sebagai Ketua Umum IAMSA (Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association), asosiasi perusahaan MRO di Indonesia, untuk periode 2009-2012. Richard Budihadianto was appointed as the President & CEO of GMF AeroAsia in October 2007, while previously he was the President Commissioner, and subsequently served as Commissioner and Chairman of the Audit Committee. Graduated with a Degree in Mechanical Engineering from the Institute of Technology Bandung and Magister of Management from the Magister of Management Program of the Faculty of Economy of University of Indonesia, he joined Garuda Indonesia in 1986 as Technical Engineer and served in various positions under the Directorate of Engineering, including Materials Management, Engineering Support and Aircraft Maintenance until eventually holding the position of Executive Vice President.

Berbekal pendidikan mekanik yang diselenggarakan Garuda Indonesia, Agus Sudaryo bergabung di Garuda Indonesia sebagai Mekanik sejak tahun 1974. Selama lebih dari 30 tahun berkiprah di bidang pelayanan teknis, pelaksanaan pengawasan perawatan dan pemeliharaan pesawat yang mengasah kompetensi teknis dan manajerialnya, beliau berhasil meraih posisi-posisi strategis. Agus Sudaryo has served as Deputy President & COO of GMF AeroAsia since October 2007. Previously, he was the Vice President of Aircraft Line Maintenance at Garuda Indonesia. Having attended the mechanic training program organized by Garuda Indonesia, Agus Sudaryo joined Garuda Indonesia as a mechanic in 1974. With more than 30 years experience in technical services, implementation maintenance supervision and aircraft maintenance, sharpening his technical and managerial competence, he succeeded in assuming strategic positions.

His leadership in GMF AeroAsia is acknowledged as Swa Magazine named him one of The Best CEO 2010. Currently Richard Budihadianto also serves as General Chairman of IAMSA (Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association), the association of MRO in Indonesia, for the period of 20092012.


153

Corporate Data


Profil Direksi Profile of Board of Directors

Hanrozan Haznam

Gatot Satriawan

Direktur SDM dan Umum EVP Human Capital & Corporate Affairs


Hanrozan Haznam bergabung di GMF AeroAsia sejak bulan Nopember 2006 sebagai Direktur Keuangan dan kemudian diangkat menjadi Direktur SDM dan Umum.

Gatot Satriawan bergabung di Garuda Indonesia pada Januari 1992 di Divisi Keuangan. Beliau pernah mendududuki jabatan sebagai Kepala Bidang Sistem & Prosedur Akuntansi, Project Manager SAP Financial Accounting Implementation, Vice President Managerial Accounting dan Vice President Financial Accounting. Kemudian Gatot Satriawan ditugaskan di anak perusahaan dengan menjadi Direktur Keuangan di PT Lufthansa System Indonesia, Direktur PT Aero Systems Indonesia, hingga saat ini dipercaya menjadi Direktur Keuangan GMF AeroAsia. Beliau juga pernah menjadi Anggota Dewan Pengawas Dana Pensiun Garuda Indonesia.

Menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Ekonomi Akuntansi di Universitas Indonesia, dan mengambil gelar Master bidang Akuntansi di Southern Illinois University Carbondale, Amerika Serikat, beliau bekerja di berbagai perusahaan dan menempati posisi penting di Kantor Akuntan Publik Drs. Hertanto & Co, PriceWaterhouse Consultant Indonesia, PT Nusantara Parkerizing, PT Ningz Pacific dan Panasonic Gobel Group. Hanrozan Haznam joined GMF AeroAsia in November 2006 as EVP Finance and was then appointed as EVP Human Capital and Corporate Affairs. Graduated with a Bachelor Degree in Economics, majoring in accounting from the University of Indonesia, and Master of Accounting from Southern Illinois University Carbondale, United State, he worked at several companies and held key positions at Public Accounting Firm of Drs. Hertanto & Co, PriceWaterhouse Consultant Indonesia, PT Nusantara Parkerizing, PT Ningz Pacific and Panasonic Gobel Group.

Gatot Satriawan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada dan Magister Manajemen dengan Konsentrasi Transportasi Udara dari Universitas Indonesia. Gatot Satriawan joined Garuda Indonesia in January 1992 in the Finance Division. He served as the Head of Accounting System & Procedure Division, Project Manager SAP Financial Accounting Implementation, Vice President Managerial Accounting and Vice President Financial Accounting. Later, Gatot Satriawan was assigned in subsidiaries as the Chief Financial Officer of PT Lufthansa System Indonesia, Director of PT Aero Systems Indonesia, and until now as EVP Finance of GMF AeroAsia. He was also member of the Supervisory Board of the Pension Fund of Garuda Indonesia. Gatot Satriawan earned his Degree in Economics, majoring in Accounting from the University of Gadjah Mada and Magister of Management with Concentration on Air Transportation from the University of Indonesia.

154




President & CEO Deputy President & COO EVP Finance EVP Base Operation EVP Corporate Development & Marketing VP Base Maintenance VP Engine Maintenance VP Human Capital Management VP Learning Center & Knowledge Management VP Sales and Marketing VP Accounting VP Internal Audit & Control VP Quality Assurance & Safety VP Corporate Secretary VP Engineering Services VP Corporate Development & ICT VP Material Management VP Aircraft Maintenance Planning & Control GM Base Maintenance 1 GM Aircraft Cabin Maintenance

M. Suprijadi Agus Sulistyono Iwan Joeniarto Agus Masrukhin Juliandra Nurtjahjo Udin Sumantri Hermawan Syahrul Jemsly Hutabarat Arief Adriyanto Mohamad Arif Faisal Irvandy Ganis Kristanto Dwi Prasmono Adji Irfansyah Irawan Gondo Budianto Rahmat Hanafi Rudi Juniarto Bambang Sugiharto Sumihardja Aris Mundi Prabowo

GM Base Maintenance 3

Nanang Trityakso B.

GM Program Management

Setyadi Martadipura

GM Aircraft Structure Maintenance

Kukuh Irawadi

GM Base Maintenance 2

Muhammad Sadali

GM Avionic

Lasman Sihombing

GM Electro Mechanical GM Ground Support Equipment GM Halon Bank GM IGTE Maintenance GM Component Maintenance Planning & Control GM Wheel, Brake & Landing Gear GM NDT & Calibration GM Engine / APU Services GM Turbine Parts Service GM Engine Maintenance Planning & Control GM Professional Aviation Resource Management GM Building Management & Maintenance Support GM C&B Management GM Human Capital Development GM Personnel Services GM Knowledge Management

R.Syaiful Bachri Teuku Farid Wilman Rajiman Hendra Hermawan Nuril Mustofa Mudiono Saenal Aladin Rapi Roban Wahyuning H. Joko Cahyono Deden Iwan Setiawan Pujiyanto Eddy Suyanto Asep Kurnia Ali Hartanto Agus Prihartono Agung Triadi Budianda


155

Corporate Data

VP Line Maintenance

Gatot Satriawan Hanrozan Haznam


VP Treasury Management

Agus Sudaryo


VP Component Maintenance


Supporting Business

EVP Human Capital & Corporate Affairs

Nama Pegawai Name of Employee

MD&A

Jabatan Job Title


Jabatan Job Title GM Learning Service GM Business Development GM Strategic Resources Management GM Information & Communication Technology GM Strategic Management Office

Nama Pegawai Name of Employee Djatmiko H.Putra Pahala Antony Pardede Ferdinan Sinaga Gatot Gunodo Cornelis Radjawane

GM Key Account GA Group

Buddy Arifin S.

GM Customer Support & Sales Administration

Mahendra Jaya

GM Revenue Management System & Pricing GM Budgeting & Controlling GM Financial Accounting & Taxation GM Billing Management GM Cash Management GM Internal Audit GM Internal Control GM Aircraft Quality Control GM Workshop Quality Analysis & Material Inspection GM Safety Performance Monitoring GM Business Contract GM Corporate Communication GM Corporate Legal

Hadi Rooseno Wisnu Wirawan Chairuddin R. Djoko Pudji R. Nur Husen Sudrajat Soetrijo Aryo Wijoseno Hermansyah Bambang Budiyanto Erman Noor Adi A.B.Charles Hale Mohamad Aviv Eniaswuri Andayani

GM Aircraft Engineering

Endik Gunawan

GM Reliability Engineering & Service

B.Suryowinarto

GM Cengkareng Line Maintenance 1

Beni Gunawan

GM Denpasar Line Maintenance GM Cabin Line Maintenance GM Cengkareng Line Maintenance 2 GM Line Maintenance Station Management GM Cengkareng Line Maintenance 3 GM Aircraft Parts Service GM Bonded Zone GM Logistic GM Material Procurement GM GA Material Services (Caretaker) GM Strategic Procurement GM Base Maintenance Planning & Control GM Maintenance Control & Coordination GM Line Maintenance Planning & Control Lead Auditor QSA Base Maintenance Lead Auditor QSA Engineering Services Lead Auditor QSA Line Maintenance Lead Auditor QSA Material Lead Auditor QSA Engine Maintenance

156


Paryono Manalu Parlindungan Limbong A.R. Agam Nurochman P.Basuki Devi Kusnandy Tazar Marta Kurniawan Syamsul Hadi Agustomo Sudiyarto Ridwan E.Sitorus Ida Parwati Hilwan Tumpal Situmorang Hariadi Rachmad Arifandy Asep Sumantri Ahmad Yani Chumaidhy Q.Adiputranto Endra Wirawan Ydk.Dameirianto


Struktur Organisasi Organization Structure

MD&A

Board of Management

VP Internal Audit & Control



EVP Corporate Development & Marketing

VP Corporate Secretary

Direktur SDM dan Umum EVP Human Capital & Corporate Affairs

EVP Base Operation

VP Accounting

VP Aircraft Maintenance Planning & Control

VP Base Maintenance

VP Human Capital Management

VP Corporate Development & ICT

VP Treasury Management

VP Line Maintenance

VP Component Maintenance

VP Learning Center & Knowledge Management

VP Material Management

VP Engine Maintenance

Corporate Data

VP Sales & Marketing

VP Engineering Services




Supporting Business

VP Quality Assurance & Safety


157

Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Responsibility for Annual Reporting

Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi terkait lainnya, merupakan tanggung jawab Manajemen GMF AeroAsia, dan telah disetujui oleh Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya di bawah ini.

This Annual Report, along with the accompanying financial statements and other related information, is the responsibility of the Management of GMF AeroAsia, and has been approved by the Commissioner and members of the Board of Directors whose signatures appear below.



Direksi Board of Directors



Hanrozan Haznam

Gatot Satriawan


158

Agus Sudaryo




Introduction

MD&A

Supporting Business



159


From Us to You

Laporan Keuangan Financial Statements

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank

160


PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA NERACA 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 2010 Rp

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 Catatan/ Notes

2009 Rp

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Kas dibatasi penggunaannya Piutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Tagihan bruto kepada pelanggan Piutang lain-lain pihak hubungan istimewa Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan Aset tetap Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET

ASSETS 42.268.315.169 966.000.891

5 5 6 26

271.952.301.001 126.680.680.111 260.221.335.943

7

141.156.971.583 1.430.393.751 338.368.492.026 88.825.318.343 261.086.326.479

37.460.789.208 426.149.257.720 22.954.770.151 96.458.217.504 1.285.111.667.698

26f 8 9 10

448.208.708.685 8.164.500.473 57.150.530.720 1.344.391.242.060

73.771.288.602 96.244.568.506 170.015.857.108

23 11

45.028.353.589 45.578.946.035 90.607.299.624

1.455.127.524.806

1.434.998.541.684

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang lain-lain Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Hutang kepada pemegang saham Kewajiban imbalan kerja Jumlah Kewajiban Tidak Lancar EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 250 ribu per saham Modal dasar - 1.467.200 saham Modal ditempatkan dan disetor 665.600 saham Modal disetor lainnya dan surplus revaluasi Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Restricted cash Trade accounts receivable Related parties Third parties Gross receivable to customers Other account receivable from a related party Inventories Prepaid taxes Advances and prepaid expenses Total Current Assets NONCURRENT ASSETS Deferred tax assets Property and equipment Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS LIABILITIES AND EQUITY

133.541.932.127

12 13 26

175.431.726.019 218.525.852.479

14 26

66.644.315.383 5.571.186.431 14.836.223.860 63.102.624.761

15 16

4.312.212.962 681.966.074.022

17

138.386.569.901 217.705.959.252 255.180.579.226 100.750.326.928 41.152.219.986 19.187.784.972 39.191.243.317 811.554.683.582

CURRENT LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable Related parties Third parties Taxes payable Accrued expenses Current maturities of long-term loan Total Current Liabilities NONCURRENT LIABILITIES

17.653.514.175 32.869.750.023 235.863.982.184 286.387.246.382

17 26 25

53.193.199.838 115.752.277.856 168.945.477.694

166.400.000.000

18

166.400.000.000

10.789.586.894

19

41.068.794

19.968.000.000 289.616.617.508 486.774.204.402

24

16.640.000.000 271.417.311.614 454.498.380.408

1.455.127.524.806

1.434.998.541.684

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Long-term loan - net of current maturities Due to a shareholder Employment benefits obligation Total Noncurrent Liabilities EQUITY Capital stock - Rp 250 thousand par value per share Authorized - 1,467,200 shares Issued and paid-up 665,600 shares Additional paid-in capital and revaluation surplus Retained earnings Appropriated Unappropriated Total Equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

See accompanying notes to financial statements which are an integral part of the financial statements.

-3-

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 Catatan/ Notes

2010 Rp

2009 Rp

PENDAPATAN USAHA

1.515.944.750.187

20

1.652.412.985.643

REVENUE

BEBAN LANGSUNG

1.201.162.204.255

21

1.328.349.214.774

DIRECT COST

LABA KOTOR

314.782.545.932

BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi

16.972.006.525 242.866.491.754

Jumlah Beban Usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Beban keuangan Kerugian kurs mata uang asing - bersih Lain-lain - bersih

324.063.770.869

GROSS PROFIT

19.756.838.327 231.059.983.252

OPERATING EXPENSES Selling General and administrative

259.838.498.279

250.816.821.579

Total Operating Expenses

54.944.047.653

73.246.949.290

22

INCOME FROM OPERATIONS

5.734.304.052 (11.973.321.046)

26

5.296.505.802 (4.674.236.966)

(11.988.516.190) 2.555.738.215

4

(9.939.156.528) 2.121.585.789

OTHER INCOME (CHARGES) Interest income Financial charges Loss on foreign exchange - net Others - net

Beban Lain-lain - Bersih

(15.671.794.969)

(7.195.301.903)

Other Charges - Net

LABA SEBELUM PAJAK

39.272.252.684

66.051.647.387

INCOME BEFORE TAX

BEBAN PAJAK

(10.505.804.290)

LABA BERSIH

28.766.448.394


23

(17.790.698.858) 48.260.948.529

TAX EXPENSE NET INCOME


-4-

166.400.000.000

10.789.586.894

11.174.301 -

10.778.412.593 -

166.400.000.000 -

24 24

19

10.737.343.799

41.068.794

41.068.794 -

-

-

166.400.000.000

-

166.400.000.000 -

19

19

24 24

Modal disetor/ Paid-up capital Rp


Saldo per 31 Desember 2010

Pengaruh penerapan awal PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) Saldo per 1 Januari 2010 setelah pengaruh penerapan awal PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) Cadangan umum Pembagian dividen Keuntungan revaluasi bangunan dan prasarana Laba bersih tahun berjalan

Saldo per 31 Desember 2009

Saldo per 1 Januari 2009 Cadangan umum Pembagian dividen Keuntungan revaluasi bangunan dan prasarana Laba bersih tahun berjalan

Catatan/ Notes

Modal disetor lainnya dan surplus revaluasi/ Additional paid-in capital and revaluation surplus Rp

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

-5-

19.968.000.000

-

16.640.000.000 3.328.000.000 -

-

16.640.000.000

-

13.312.000.000 3.328.000.000 -

289.616.617.508

28.766.448.394

271.417.311.614 (3.328.000.000) (7.239.142.500)

-

271.417.311.614

48.260.948.529

238.307.730.038 (3.328.000.000) (11.823.366.953)

Saldo laba / Retained earnings Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated Rp Rp

Balance as of December 31, 2010

Effect of initial adoption of PSAK 50 and 55 (revised 2006) Balance as of January 1, 2010 after the effect of initial adoption of PSAK 50 and 55 (revised 2006) Appropriation for general reserve Dividends distributed Gain on revaluation of building and improvements Net income for the year

Balance as of December 31, 2009

Balance as of January 1, 2009 Appropriation for general reserve Dividends distributed Gain on revaluation of building and improvements Net income for the year


486.774.204.402

11.174.301 28.766.448.394

465.235.724.207 (7.239.142.500)

10.737.343.799

454.498.380.408

41.068.794 48.260.948.529

418.019.730.038 (11.823.366.953)

Jumlah ekuitas/ Total equity Rp

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lainnya Kas digunakan untuk operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan (kenaikan) kas dibatasi penggunaannya Penerimaan bunga Perolehan aset tetap Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka pendek Penerimaan pinjaman jangka panjang Pembayaran dividen Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009

2010 Rp

2009 Rp

1.509.554.208.080

1.434.149.169.982

(1.547.154.906.166) (37.600.698.086) (9.525.241.911) (25.129.862.113)

(1.562.398.174.169) (128.249.004.187) (2.388.308.874) (40.071.280.667)

(72.255.802.110)

(170.708.593.728)

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers, employees and others Cash used in operations Interest paid Income taxes paid Net Cash Used in Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

464.392.860 5.464.219.464 (37.367.700.559)

(92.307.903) 1.498.978.733 (26.482.437.595)

(31.439.088.235)

(25.075.766.765)

251.277.621.135 (256.418.118.139) 21.842.489.313 (11.895.758.378)

237.927.898.383 (99.541.328.482) -

Decrease (increase) in restricted cash Interest received Acquisitions of property and equipment Net Cash Used in Investing Activities

4.806.233.931

138.386.569.901

CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from short-term loans Payment of short-term loans Proceeds from long-term loan Dividends paid Net Cash Provided by Financing Activities

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS

(98.888.656.414)

(57.397.790.592)

NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

141.156.971.583

198.554.762.175

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN

42.268.315.169

141.156.971.583

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Reklasifikasi persediaan ke aset tetap Pembayaran dividen melalui offset piutang usaha

29.799.778.566

-

7.166.751.075

-


SUPPLEMENTAL DISCLOSURE Non cash investing and financing activities: Reclassifications of inventories to property and equipment Dividend payment through offset trade account receivables See accompanying notes to financial statements which are an integral part of the financial statements.

-6-

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1.

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED

UMUM

1.

GENERAL

PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 93 tanggal 26 April 2002 dari Arry Supratno, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-11688 HT.01.01.TH.2002 tanggal 25 Juni 2002, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 2002, Tambahan No. 11677. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 308 tanggal 31 Juli 2008 dari Arry Supratno, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar sesuai dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Akta perubahan ini telah diterima Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Suratnya No. AHU-53074-AH.01.02.TH.2008 tanggal 20 Agustus 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 11 tanggal 6 Pebruari 2009, Tambahan No. 3497.

PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (the Company) was established based on deed No. 93 dated April 26, 2002 of Arry Supratno, SH, notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. C-11688 HT.01.01.TH.2002 dated June 25, 2002, and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 78 dated September 27, 2002, Supplement No. 11677. The Company’s article of association has been amended several times, most recently by deed No. 40 dated July 31, 2008 of Arry Supratno, SH, notary in Jakarta concerning amendment of Article of Association to comply with Limited Liability Company Law No. 40 Year 2007. This amendment was acknowledged by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Letter No. AHU-53074-AH.01.02.TH.2008 dated August 20, 2008 and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 11 dated February 6, 2009, Supplement No. 3497.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang jasa perawatan pesawat terbang, perawatan komponen dan kalibrasi, perawatan engine, pembuatan dan perawatan sarana pendukung, serta jasa engineering.

In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities is to engage in aircraft maintenance, component and calibration maintenance, engine maintenance, installation and maintenance of supporting infrastructure, and engineering services.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 387/KMK.04/2002 tanggal 30 Agustus 2002 lokasi Perusahaan ditetapkan sebagai kawasan berikat.

The Company’s head office is located at Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang. Based on the Decision Letter of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 387/KMK.04/2002 dated August 30, 2002 the Company’s location was approved as a bonded area.

Perusahaan mempunyai 18 kantor perwakilan domestik dan 3 kantor perwakilan internasional. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai karyawan tetap masing-masing 2.740 karyawan dan 2.373 karyawan.

The Company has 18 domestic outstations and 3 international outstations. On December 31, 2010 and 2009, the Company had total number of permanent employees of 2,740 and 2,373, respectively.

Perusahaan merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda). Pada tanggal 31 December 2010 susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

The Company is one of the companies owned by PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda). On December 31, 2010, the Company’s board of commissioners and directors consisted of the following:

Komisaris

Hadinoto Soedigno

Commissioner

Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Direktur

Richard Budihadianto Agus Sudaryo Hanrozan Haznam Gatot Satriawan

Directors President Director Vice President Director Director Director

Komite Audit Ketua Anggota independen Anggota independen

Hadinoto Soedigno Nina Diyanti Anwar Edi Kuncoro

Audit Committee Chairman Independent member Independent member

-7-

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 2.

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued

PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK DAN ISAK) a.

Standar yang berlaku pada tahun berjalan

2.

ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (“PSAK”) AND INTERPRETATIONS OF PSAK (“ISAK”) a.

Standards effective in the current year

Pada tahun berjalan, Perusahaan menerapkan PSAK revisi yang berlaku untuk laporan keuangan dimulai atau setelah 1 Januari 2010 sebagai berikut:

In the current year, the Company adopted the following revised PSAK which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010:

PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman

PSAK 26 (revised 2008), Borrowing Costs

PSAK 26 revisi ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan tahun sebelumnya. Menurut standar ini, biaya pinjaman yang diatribusikan secara langsung dengan biaya perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.

The revisions of PSAK 26 have no effect on the Company’s prior year accounting policy. Under this standard, borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset is capitalized as part of the cost of assets. Other borrowing costs are recognized as expense.

PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures and PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurement

Pada penerapan awal PSAK 50 (revisi 2006), Perusahaan mengevaluasi kebijakan penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan; klasifikasi instrumen keuangan dari perspektif penerbit ke aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen dan kerugian dan keuntungan. Perusahaan juga mengevaluasi penerapan PSAK 55 (revisi 2006) termasuk Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) mengenai penetapan prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan; penetapan pedoman penghentian pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan; penentuan nilai wajar dan evaluasi penurunan nilai serta akuntansi lindung nilai.

In the initial adoption of PSAK 50 (revised 2006), the Company has evaluated policies for the presentation and disclosures of financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities; the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of the related interests, dividends and losses and gains. The Company has also evaluated the adoption of PSAK 55 (revised 2006) and Technical Bulletin No. 4, Initial Implementation of the Transitional Provisions of PSAK 50 and 55 (revised 2006), regarding the principles for recognizing and measuring financial assets and financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items; guidance on derecognition of financial assets and liabilities; measurement of fair value, determination of fair value and assessment of impairment, as well as hedge accounting.

Pada penerapan awal PSAK revisi ini, manajemen mengevaluasi selisih antara jumlah diterima atas hutang jangka panjang kepada PT Garuda Indonesia Tbk, pemegang saham dan nilai wajar dari kewajiban keuangan tersebut setelah dikurangi pengaruh pajak sebesar Rp 10.737.343.799 dan memutuskan selisih tersebut dicatat sebagai modal disetor lainnya (Catatan 19).

In the initial adoption of these revised PSAK, the management has evaluated the difference between the amount received from long-term loan to PT Garuda Indonesia Tbk, a shareholder, and fair value of the financial liability net of tax effect amounting to Rp 10,737,343,799 and decided to record such difference as additional paid-in capital (Note 19).

Penerapan standar ini juga berdampak pada pengungkapan seperti dijelaskan dalam Catatan 3d, 3e, 3f dan 4 atas laporan keuangan.

The adoption of these standards has also affected disclosures as described in Notes 3d, 3e, 3f and 4 of the financial statements.

-8-

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b.


Standar dan interpretasi baru dan revisi yang telah diterbitkan tetapi belum diterapkan i.

Berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai atau setelah 1 Januari 2011:                       

b.

New and revised standards and interpretations in issue not yet adopted i.

Effective for financial statements beginning on or after January 1, 2011:

PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi



PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis



PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi

 

PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai



-9-

   

    

 

      

PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements PSAK 2 (revised 2009), Statements of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures PSAK 8 (revised 2010), Events after the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interest in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Investments in Associates PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 22 (revised 2010), Business Combination PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distribution of Non-Cash Assets to Owners ISAK 12, Jointly Controlled Entities: Nonmonetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets - Web Site Cost ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan ii.


Berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai atau setelah 1 Januari 2012:

ii.

Effective for financial statements beginning on or after January 1, 2012: 



PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja



PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi



 

PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntasi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

 

ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya



ISAK 18, Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya



 

      

 

  





PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (revised 2010), Financial Instruments: Presentation PSAK 53 (revised 2010), Share-based Payment PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance ISAK 13, Hedges of Net Investments in Foreign Operations ISAK 15, The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 18, Government Assistance - No Specific Relation to Operating Activities ISAK 20, Income Taxes - Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders

Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).

These new/revised standards and interpretations resulted from convergence to International Financial Reporting Standards.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang akan berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain:

As of the issuance date of the financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the financial statements, and could foresee that among those PSAKs that will take effect in 2011, PSAK 1, Presentation of Financial Statements, will bring some significant changes in the financial statement presentation. PSAK 1 requires an entity, among other things:



Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) diminta untuk disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif).



To present, in a statement of changes in equity, all owner changes in equity. All non-owner changes in equity (i.e. comprehensive income) are required to be presented in one statement of comprehensive income or in two statements (a separate income statement and a statement of comprehensive income).



Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25.



To present a statement of financial position as at the beginning of the earliest comparative period in a complete set of financial statements when an entity applies an accounting policy retrospectively or makes a retrospective restatement in accordance with PSAK 25.

- 10 -



KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a.

b.

Penyajian Laporan Keuangan

SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.

Financial Statement Presentation

Laporan keuangan disusun menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

The financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia, and are not intended to present the financial position, results of operation, and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.

The financial statements, except for the statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.

Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

b.

Foreign Currency Transactions and Balances

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

The books of accounts of the Company are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.

Kurs konversi yang digunakan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

The conversion rates used as of balance sheet dates were as follows:

Mata uang asing US$ 1 S$ 1 c.

3.

2010 Rp

2009 Rp

8.991 6.981

Transaksi Hubungan Istimewa

9.400 6.699 c.

Foreign currencies US$ 1 S$ 1

Transactions with Related Parties

Pihak-pihak hubungan istimewa adalah:

Related parties consist of the following:

1)

1)

Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); - 11 -

companies that directly, or indirectly through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries);

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan


2)

perusahaan asosiasi;

2)

associated companies;

3)

perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

3)

individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the Company that gives them significant influence over the Company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can influence or can be influenced by such individuals in their transactions with the Company);

4)

karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

4)

key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the Company’s activities, including commissioners, directors and managers of the Company and close members of their families; and

5)

perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

5)

companies in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major stockholders of the Company and companies which have a common key member of management as the Company.

Semua transaksi dengan pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan. d.

Instrumen Keuangan

All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the financial statements.

d.

Financial Instrument

Aset keuangan dan kewajiban keuangan diakui, jika dan hanya jika, entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen.

Financial assets and financial liabilities are recognised when an entity becomes a party to the contractual provisions of the instrument.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar pada saat pengakuan awal. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan dan kewajiban keuangan (selain aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi) ditambahkan atau dikurangkan dari nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi langsung diakui pada laporan laba rugi.

Financial assets and financial liabilities are initially measured at fair value. Transaction costs that are directly attributable to the acquisition or issue of financial assets and financial liabilities (other than financial assets and financial liabilities at fair value through profit or loss) are added to or deducted from the fair value of the financial assets or financial liabilities, as appropriate, on initial recognition. Transaction costs directly attributable to the acquisition of financial assets or financial liabilities at fair value through profit or loss are recognised immediately in statements of income.

- 12 -



Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan di neraca jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. e.

Aset Keuangan

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount is reported in the balance sheet when there is a legally enforceable right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously. e.

Financial Assets

Aset keuangan Perusahaan diklasifikasi dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi ini didasarkan pada sifat dan tujuan aset keuangan dan penetapan pada saat pengakuan awal. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang lazim diakui dan dihentikan pengakuannya menggunakan akuntansi tanggal perdagangan. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang lazim merupakan pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan pasar yang berlaku.

The Company’s financial assets are classified into loans and receivables. The classification depends on the nature and purpose of the financial assets and is determined at the time of initial recognition. All regular way purchases or sales of financial assets are recognised and derecognised on a trade date basis. Regular way purchases or sales are purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within the time frame established by regulation or convention in the marketplace.

Metode suku bunga efektif

Effective interest method

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method, less any impairment.

Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak akan material.

Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.

Pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan meliputi kas dan setara kas, kas dibatasi penggunaannya, piutang usaha, tagihan bruto kepada pelanggan dan piutang lain-lain kepada pihak hubungan istimewa.

The Company’s loans and receivable comprise of cash and cash equivalents, restricted cash, trade accounts receivable, gross receivable to customers and other accounts receivable from a related party.

- 13 -



Penurunan nilai aset keuangan

Impairment of financial assets

Aset keuangan Perusahaan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang aset keuangan.

The Company’s financial assets are assessed for indicators of impairment at each balance sheet date. Financial assets are impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the financial assets have been impacted.

Bukti obyektif penurunan nilai aset termasuk kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

Objective evidence of impairment of assets could include significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or default or delinquency in interest or principal payments; or it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganization.

Pinjaman yang diberikan dan piutang yang tidak dievaluasi penurunan nilainya secara individual, sebagai tambahan penurunan nilai aset keuangan dinyatakan berdasarkan kolektif. Bukti obyektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkolerasi dengan kegagalan atas piutang.

Loans and receivables not assessed for impairment individually, are assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.

Jumlah kerugian penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi ini merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

The amount of the impairment of financial assets carried at amortised cost is the difference between the assets’ carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial assets’ original effective interest rate.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.

The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statements of income.

- 14 -


f.


Penghentian pengakuan aset keuangan

Derecognition of financial assets

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

The Company derecognises a financial asset when, and only when, the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Company retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.

Kewajiban Keuangan dan Instrumen Ekuitas

f.

Financial Liabilities and Equity Instruments

Klasifikasi sebagai kewajiban atau ekuitas

Classification as debt or equity

Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.

Financial liabilities and equity instruments issued by the Company are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.

Instrumen ekuitas

Equity instruments

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.

Kewajiban keuangan

Financial liabilities

Kewajiban keuangan Perusahaan diklasifikasi sebagai kewajiban keuangan yang pada awalnya pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi dan selanjutnya diukur dalam biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.

The Company’s financial liabilities are classified into other financial liabilities which are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortized cost using the effective interest method, with interest expense recognized on an effective yield basis.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas di masa datang selama perkiraan umur kewajiban keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.

The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial liability and of allocating interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments through the expected life of the financial liability, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.

- 15 -


g.


Kewajiban keuangan Perusahaan tersebut meliputi pinjaman jangka pendek, hutang usaha, hutang lain-lain, sebagian biaya masih harus dibayar, pinjaman jangka panjang dan hutang kepada pemegang saham.

The Company’s financial liabilities comprise of short-term loans, trade accounts payable, other accounts payable, certain accrued expense, longterm loan and due to a shareholder.

Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.

Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.

Penghentian pengakuan kewajiban keuangan

Derecognition of financial liabilities

Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

The Company derecognises financial liabilities when, and only when, the Company’s obligations are discharged, cancelled or they expire.

Kas dan Setara Kas

g.

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas meliputi kas dan bank dan investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat segera dikonversikan ke sejumlah kas tertentu dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. h.

Persediaan

For the presentation of cash flow, cash and cash equivalents include cash on hand and in banks and short-term highly liquid investments that are readily convertible to a known amount of cash and are subject to an insignificant risk of change in value. h.

Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya dihitung dengan rumus biaya ratarata tertimbang. Nilai realisasi bersih merupakan taksiran harga jual persediaan dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualan yang diperlukan untuk membuat penjualan. i.

Aset Tetap

Cash and Cash Equivalents

Inventories Inventories are stated at the lower of cost and net realisable value. Cost is being valued on weighted average method. Net realisable value represents the estimated selling price for inventories less all estimated costs of completion and costs necessary to make the sale.

i.

Property and Equipment

Bangunan dan prasarana dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.

Buildings and improvements are stated at their revalued amounts, being the fair value at the date of revaluation, less any subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated impairment losses. Revaluations shall be made with sufficient regularity to ensure such that the carrying amount does not differ materially from those that which would be determined using fair at the balance sheet date.

Kenaikan yang berasal dari revaluasi bangunan dan prasarana tersebut langsung dikreditkan surplus revaluasi pada bagian ekuitas, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan ke dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi bangunan dan prasarana dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo akun surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.

Any revaluation increase arising on the revaluation of such buildings and improvements is credited to the revaluation surplus in the equity section, except to the extent that it reverses a revaluation decrease, for the same asset which was previously recognized in profit or loss, in which case the increase is credited to profit and loss to the extent of the decrease previously charged. A decrease in carrying amount arising on the revaluation of such buildings and improvements is charged to profit or loss to the extent that it exceeds the balance, if any, held in the revaluation surplus relating to a previous revaluation of such buildings and improvements.

- 16 -



Surplus revaluasi bangunan dan prasarana yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

The revaluation surplus included in equity in respect of buildings and improvements is directly transferred to retained earnings when the asset is derecognized.

Aset tetap lainnya dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Other property and equipment are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment loss.

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Property and equipment are depreciated using a straight-line basis method based on the estimated useful lives of the assets as follows:

Tahun/Years Bangunan dan prasarana Suku cadang rotable Peralatan dan perlengkapan bengkel Peralatan kantor dan komputer

j.

15 - 20 4 - 10 5-8 2-8

Building and improvements Rotable parts Warehouse tools and equipment Office equipment and computers

Taksiran masa manfaat, nilai residu dan metode penyusutan direview minimum setiap akhir tahun buku, dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif.

The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at least each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada saat terjadinya. Biaya yang terjadi setelah pengakuan awal untuk menambah, mengganti sebagian atau memperbaiki aset tetap diakui aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset yang tidak digunakan atau dijual, nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan keuntungan atau kerugian dari pelepasan aset tetap tersebut diakui pada tahun yang bersangkutan.

The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

j.

Impairment of Non-Financial Assets

Pada tanggal neraca, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai. Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

At balance sheet dates, the Company reviews the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss. Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company estimates the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi, kecuali aset tersebut dicatat sebesar nilai revaluasi, di mana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. - 17 -

Estimated recoverable amount is the higher of net selling price or value in use. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings, unless the relevant asset is carried at revaluation amount, in which the impairment loss is treated as revaluated decrease.

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan k.

l.


Sewa

k.

Leases

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.

Perusahaan sebagai lessee mengakui pembayaran sewa operasi sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-loine basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

The Company as lessee recognized operating lease payments as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.

Kewajiban Diestimasi

l.

Provisions

Kewajiban diestimasi diakui bila Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban serta jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.

Provisions are recognized when the Company have a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Company will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.

Jumlah diakui sebagai kewajiban diestimasi merupakan taksiran terbaik yang diharuskan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal neraca, dengan memperhatikan unsur risiko dan ketidakpastian yang melekat pada kewajiban. Kewajiban diestimasi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini dengan jumlah tercatatnya sebesar nilai kini dari arus kas tersebut.

The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the obligation at the balance sheet date, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.

Bila beberapa atau keseluruhan dari manfaat ekonomis mengharuskan penyelesaian kewajiban diestimasi diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian tagihan dapat diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.

When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, the receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably.

m. Imbalan Kerja

m. Employee Benefit

Imbalan Pasca-kerja

Post-employment Benefits

Program Iuran Pasti

Defined Contribution Plan

Kontribusi kepada program pensiun iuran pasti diakui sebagai beban pada saat karyawan telah memberikan jasa yang berhubungan dengan kontribusi.

Contributions to defined contribution retirement benefit plans are recognized as an expense when employees have rendered service entitling them to the contributions.

- 18 -


n.


Program Imbalan Pasti

Defined Benefit Plan

Perhitungan program imbalan pasti ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

The cost of providing post-employment defined benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceeded 10% of the present value of the Company’s defined benefit obligations are recognized on straight-line basis over the expected average remaining service years of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan biaya jasa lalu yang belum diakui, keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui.

The benefit obligation recognized in the balance sheet represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized past service cost and unrecognized actuarial gains and losses.

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Other Long-term Benefits

Perhitungan imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya di neraca adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti.

The cost of providing long-term benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The long-term employment benefit obligation recognized in the balance sheet represents the present value of the defined benefit obligation.

Pengakuan Pendapatan dan Beban

n.

Revenue and Expense Recognition

Penjualan jasa

Rendering of services

Pendapatan jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dan jasa engineering lainnya yang dapat diestimasi dengan andal, diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari kontrak pada tanggal neraca. Hasil kontrak dapat diestimasi secara andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

Revenue from aircrafts maintenance and repair service, and other engineering services which can be estimated reliably is recognized using the stage of contract completion at the balance sheet date. The outcome of a contract can be estimated reliably when all of the following conditions are met:



Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;



Total revenue can be measured reliably;



Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan kontrak tersebut akan diperoleh Perusahaan;



It is probable that the economic benefits associated with the contract will be collected by the Company;



Tingkat penyelesaian dari suatu kontrak pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan



The stage of contract completion at the balance sheet date can be measured reliably; and



Biaya yang terjadi untuk kontrak dan untuk meyelesaikan kontrak tersebut dapat diukur dengan andal.



The costs incurred to the contract and to complete the contract can be measured reliably.

Bila hasil transaksi jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dan jasa engineering lainnya tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban kontrak yang terjadi yang dapat diperoleh kembali. - 19 -

Where the outcome of an aircraft maintenance and repair service, and other engineering services can not be estimated reliably, revenue is recognized to the extent of contract costs incurred that is probable will be recoverable.


o.


Bila jumlah biaya kontrak memungkinkan melebihi jumlah pendapatan jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dan jasa engineering lainnya, estimasi kerugian diakui segera sebagai beban.

When it is probable that total contract cost will exceed total revenue from aircrafts maintenance and repair service, and other engineering services, the expected loss is recognized as an expense immediately.

Pada tanggal neraca, kelebihan pendapatan atas penagihan dari jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dan jasa engineering lainnya disajikan sebagai aset lancar pada “Tagihan bruto kepada pelanggan”, sedangkan kelebihan penagihan atas pendapatan disajikan sebagai kewajiban lancar pada “Hutang bruto kepada pelanggan”.

At balance sheet date, earnings in excess of billings on aircrafts maintenance and repair service, and other engineering services are presented as current assets under “Gross receivable to customers” while billings in excess of earnings are presented as current liability under “Gross payable to customers”.

Pendapatan sewa

Rental revenue

Pendapatan sewa dari sewa operasi peralatan diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Rental revenue from operating leases of equipment is recognized on a straight-line basis over the term of the relevant lease. Initial direct costs incurred in negotiating and arranging an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized on straight-line basis over the lease term.

Uang muka sewa yang diterima dari penyewa dicatat ke dalam akun pendapatan diterima dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku.

Rental revenue received in advance are recorded as unearned revenue and recognized as income over the rental periods.

Pendapatan bunga

Interest income

Pendapatan bunga dari aset keuangan diakui apabila kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke Perusahaan dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Pendapatan bunga diakui atas dasar berlalunya waktu dengan mengacu pada pokok aset keuangan dan suku bunga yang berlaku.

Interest income from a financial asset is recognised when it is probable that the economic benefits will flow to the Company and the amount of income can be measured reliably. Interest income is accrued on a time basis, by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate.

Beban

Expenses

Beban diakui pada periode saat terjadinya beban.

Expenses are recognized in the period in which they are incurred.

Pajak Penghasilan

o.

Income Tax

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.

- 20 -


p.


Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali apabila pajak tersebut berhubungan dengan transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas maka pajak tangguhan langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the statement of income, except when the tax relates to items charged or credited directly to equity then the deferred tax charged or credited directly to equity.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

Deferred tax assets and liabilities, are offset in the balance sheet in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.

Penggunaan Estimasi

p.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

4.

The preparation of financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosures of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.

INSTRUMEN KEUANGAN, TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN a.

4.

Kebijakan Akuntansi

FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES a.

Rincian kebijakan akuntansi penting dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria pengakuan, dasar pengukuran, dan dasar pengakuan pendapatan dan beban) untuk klasifikasi aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas diungkapkan dalam Catatan 3. b.

Use of Estimates

Accounting Policies Detail of the significant accounting policies and methods adopted (including the criteria for recognition, the base of measurement, and the base for recognition of income and expenses) for each class of financial assets, financial liabilities and equity instruments are disclosed in Note 3.

Klasifikasi Instrumen Keuangan

b.

Pada tanggal 31 Desember 2010, pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan adalah sebagai berikut:

Categories of Financial Instruments As of December 31, 2010, the Company’s loans and receivables are as follows:

Rp Kas dan setara kas Kas dibatasi penggunaannya Piutang usaha Tagihan bruto kepada pelanggan Piutang lain-lain kepada pihak hubungan istimewa Jumlah

RISK

42.268.315.169 966.000.891 398.632.981.112 260.221.335.943 37.460.789.208 739.549.422.323

- 21 -

Cash and cash equivalents Restricted cash Trade accounts receivable Gross receivable to customers Other accounts receivable from a related party Total



Pada tanggal 31 Desember 2010, kewajiban keuangan Perusahaan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:

As of December 31, 2010, the Company’s financial liabilities measured at amortised cost are as follows:

Rp Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Hutang kepada pemegang saham Jumlah

133.541.932.127 393.957.578.498 72.215.501.814 62.007.624.761 21.965.727.137 32.869.750.023 716.558.114.360

Pada tanggal pelaporan konsentrasi yang signifikan atas risiko kredit diungkapkan pada Catatan 4c. Jumlah tercatat yang tercermin di atas merupakan eksposur maksimum risiko kredit Perusahaan untuk pinjaman yang diberikan dan piutang. c.

Tujuan dan Keuangan

Kebijakan

Manajemen

Risiko

Short-term loans Trade accounts payable Other accounts payable Accrued expenses Long-term loan Due to a shareholder Total At the reporting date the significant concentrations of credit risk is disclosed in Note 4c. The carrying amounts reflected above represent the Company’s maximum exposure to credit risk for loans and receivables.

c.

Financial Risk Management Objectives and Policies

Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko likuiditas. Manajemen menelaah dan mengeluarkan kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko. Perusahaan menerapkan kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Berikut ini ringkasan kebijakan dan pengelolaan manajemen risiko tersebut:

The main risks arising from the Company’s financial instruments are credit risk, foreign currency exchange rate risk, interest rate risk and liquidity risk. The management reviews and agrees policies for managing each of these risks. The Company applies the financial risk management policies to minimize the impact of the unpredictability of financial markets on the Company’s financial performance. The summary of the financial risk management policies are as follows:

Manajemen Risiko Kredit

Credit Risk Management

Risiko kredit timbul dari risiko kegagalan dari counterpart atas kewajiban kontraktual yang dapat mengakibatkan kerugian keuangan kepada Perusahaan. Eksposur risiko kredit Perusahaan timbul terutama dari piutang usaha dan tagihan bruto kepada pelanggan.

Credit risk arises from the risk that counterparty will default on its contractual obligations resulting in financial loss to the Company. The Company’s exposure to credit risk mainly arises from trade accounts receivable and gross receivable to customers.

Untuk aset keuangan lainnya seperti kas dan setara kas dan kas dibatasi penggunaannya, Perusahaan meminimalkan risiko kredit dengan melakukan penempatan pada pihak-pihak yang bereputasi (Catatan 5).

For other financial assets such as cash and cash equivalents and restricted cash, the Company minimizes the credit risk by placing the funds with reputable financial institutions (Note 5).

- 22 -



Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi karena eksposur risiko kredit. Karena itu, Perusahaan memiliki kebijakan pembayaran pelanggan (Customer Remittance Policy) untuk memastikan bahwa transaksi yang menghasilkan pendapatan dilakukan dengan pelanggan yang mempunyai catatan kredit yang baik, serta penentuan batasan kredit, syarat penjualan, batasan piutang dan penentuan pola pembayaran sesuai data perilaku pembayaran sebelumnya.

The Company’s objective is to seek continual revenue growth while minimizing losses incurred due to increased credit risk exposure. Therefore, the Company has Customer Remittance Policy to ensure that the transactions which generate income are carried out with customers who have good credit record, and establishment of credit limit, term of sales, maximum receivables and establishment of term of payment in accordance with previous payment history.

Pendapatan usaha Perusahaan terutama berasal dari PT Garuda Indonesia, pihak hubungan istimewa, yaitu 83% dan 74% dari jumlah pendapatan masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009. Karena itu, Perusahaan memiliki risiko konsentrasi kredit yang signifikan terhadap pihak hubungan istimewa tersebut.

The Company’s revenues are mainly from PT Garuda Indonesia, a related party, which constitute 83% and 74% of total revenues for the years ended December 31, 2010 and 2009, respectively. Therefore, the Company has a significant concentration of credit risk to this related party.

Sehubungan dengan pelanggan lain Perusahaan, sebagian besar terdiri dari perusahaan maskapai penerbangan yang beragam dari dalam dan luar negeri. Perusahaan memonitor secara berkala saldo piutang kepada pelanggan untuk mengurangi eksposur Perusahaan terhadap piutang tidak tertagih (Catatan 6).

In relation to the Company’s other customers, most of them consist of various domestic and overseas airline companies. The Company regularly monitors the balance of receivables to customers to minimize the Company’s exposure to bad debt receivable (Note 6).

Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Foreign Currency Management

Perusahaan memiliki eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar yang timbul dari transaksi dengan pelanggan maupun pemasok dari dalam dan luar negeri yang didenominasi dalam mata uang asing.Transaksi tersebut terutama timbul dari pembelian dalam mata uang US$ dan S$.

The Company has foreign currency exposures arising from transactions with local and overseas customers and suppliers which are denominated in foreign currencies. Such transactions are mostly from purchases in US$ and S$.

- 23 -

Exchange

Rate

Risk



Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter Perusahaan dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:

ASET Kas dan setara kas dan kas dibatasi penggunaannya Piutang usaha Tagihan bruto kepada pelanggan Jumlah Aset Moneter KEWAJIBAN Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Jumlah Kewajiban Moneter Jumlah Aset (Kewajiban) Moneter - Bersih Ekuivalen dalam Mata Uang Asing

ASET Kas dan setara kas dan kas dibatasi penggunaannya Piutang usaha Tagihan bruto kepada pelanggan Jumlah Aset Moneter KEWAJIBAN Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Jumlah Kewajiban Moneter Jumlah Aset (Kewajiban) Moneter - Bersih Ekuivalen dalam Mata Uang Asing

As of the balance sheet date, the Company’s monetary assets and liabilities are as follows:

31 Desember/December 31, 2010 Mata uang US$/ Mata uang S$/ Mata uang lainnya/ *) US$ currencies S$ currencies Other currencies*) Rp Rp Rp 20.272.445.624 394.927.958.242 40.205.562.332 455.405.966.198

47.724.616 47.724.616

-

133.541.932.127 285.837.334.602 64.429.505.286 345.066.758 484.153.838.773

10.820.472.046 2.214.810.097 13.035.282.143

18.719.652.895 18.719.652.895

(28.747.872.575) (3.197.405)

(12.987.557.527) (1.860.415)

(18.719.652.895) (2.082.043)

31 Desember/December 31, 2009 Mata uang US$/ Mata uang S$/ Mata uang Lainnya/*) US$ currencies S$ currencies Other currencies*) Rp Rp Rp 131.305.949.941 487.711.303.536 66.430.379.187 685.447.632.664

-

-

138.386.569.901 342.455.456.285 88.926.959.975 2.285.928.092 572.054.914.253

17.739.637.887 17.739.637.887

18.447.904.041 18.447.904.041

113.392.718.411 12.063.055

(17.739.637.887) (2.648.102)

(18.447.904.041) (1.962.543)

ASSETS Cash and cash equivalents and restricted cash Trade accounts receivable Gross receivable to customers Total Monetary Assets LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Other accounts payable Accrued expenses Total Monetary Liabilities Total Monetary Assets (Liabilities) Net Equivalent in Foreign Currency

ASSETS Cash and cash equivalents and restricted cash Trade accounts receivable Gross receivable to customers Total Monetary Assets LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Other accounts payable Accrued expenses Total Monetary Liabilities Total Monetary Assets (Liabilities) - Net Equivalent in Foreign Currency

*) Mata uang lainnya disajikan dalam ekuivalen US$ menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal neraca

*) Other currencies are presented in equivalent US$ using rate at balance sheet date.

Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing ini menyebabkan Perusahaan mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp 11.988.516.190 tahun 2010 dan Rp 9.939.156.528 untuk tahun 2009.

In relation to the exchange rate fluctuation of Rupiah to foreign currencies, the Company incurred foreign exchange loss of Rp 11,988,516,190 in 2010 and Rp 9,939,156,528 in 2009.

- 24 -



Perusahaan belum melakukan lindung nilai untuk eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing ini. Berikut ini sensitivitas Perusahaan untuk perubahan 1% nilai tukar mata uang Rupiah terhadap masing-masing US$ dan S$ pada tanggal 31 Desember 2010, dengan variabel lain konstan terhadap laba sebelum pajak Perusahaan. Analisis sensitivitas ini hanya mencakup akun moneter dalam mata uang asing yang beredar dan penyesuaian penjabarannya pada akhir periode dengan menggunakan sebesar 1% untuk perubahan kurs mata uang asing.

Mata uang Rupiah terhadap US$ Penguatan Pelemahan Mata uang Rupiah terhadap S$ Penguatan Pelemahan

The Company has not yet entered into effective hedges against the exposure to foreign currency exchange rate risk. Following is the Company’s sensitivity to a 1% change in exchange rate of Rupiah against US$ and S$, respectively, as of December 31, 2010, with other variables held constant to the Company’s income before tax. The sensitivity analysis includes only outstanding foreign currency denominated monetary items and adjust their translation at the period end for a 1% change in foreign currency rate.

Dampak terhadap laba sebelum pajak/ Perubahan kurs/ Effect on Change in income before currency rate tax expenses Rp 1% 1%

287.478.684 (287.478.684)

1% 1%

129.875.575 (129.875.575)

Rupiah to US$ Strengthening Weakness Rupiah to S$ Strengthening Weakness

Manajemen berpendapat bahwa analisis sensitivitas ini bukan merupakan representasi risiko nilai tukar mata uang asing yang melekat karena eksposur pada akhir periode bukan cerminan eksposur selama periode yang bersangkutan. Pendapatan dan pembelian dalam mata uang asing tergantung pada fluktuasi volume penjualan dan pembelian serta penggunaan kas dan setara kas dapat mengakibatkan perubahan akun moneter dalam mata uang asing.

In management’s opinion, the sensitivity analysis is not the representative of the inherent foreign exchange risk as the year end exposure does not reflect the exposure during the year. Sales and purchases denominated in foreign currency are dependent on the fluctuations in volume of sales and purchases and use of cash and cash equivalent that can be resulting change in foreign currency denominated monetary items.

Manajemen Risiko Likuiditas

Liquidity Risk Management

Manajemen membentuk kerangka kerja manajemen risiko likuiditas untuk pengelolaan dana jangka pendek, menengah dan jangka panjang dan persyaratan manajemen likuiditas. Risiko likuiditas merupakan risiko yang akan dihadapi Perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya terkait dengan kekurangan dana. Eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas timbul terutama dari perbedaan-perbedaan jatuh tempo masing-masing aset keuangan dan kewajiban keuangan. Perusahaan menggunakan prinsip dasar pengelolaan likuiditas yang timbul dari kewajiban keuangan dengan memelihara tingkat kecukupan kas dan setara kas dengan terus memantau rencana dan realisasi arus kas serta melalui penelaahan profil jatuh tempo aset keuangan dan kewajiban keuangan. Pemeliharaan juga dilakukan dengan ketersediaan fasilitas kredit modal kerja dan investasi sesuai dengan peruntukan pinjaman.

The management has established an appropriate liquidity risk management framework to manage the Company’s short, medium and long-term funding and liquidity management requirements. Liquidity risk is the risk that the Company will encounter difficulty in meeting financial obligations due to shortage of funds. The Company’s exposure to liquidity risk arises primarily from mismatches of the maturities of financial assets and liabilities. The Company uses basic principle of liquidity management arising from financial liabilities by maintaining an adequate level of cash and cash equivalents, by continuously monitoring forecast and actual cash flows, and by matching the maturity profiles of financial assets and liabilities. Management also maintain availability of working capital and investment facility in accordance with purposes of the loan.

- 25 -



Tabel berikut merupakan analisis kewajiban keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan jatuh tempo dari tanggal neraca sampai dengan tanggal jatuh tempo. Jumlah tercatat yang diungkapkan dalam tabel adalah arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan. Telah jatuh tempo atau kurang dari tiga bulan/ Due or less than three months Rp Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Hutang kepada pihak hubungan istimewa Jumlah

Tiga bulan sampai dengan satu tahun/ Three monhts until one year Rp

The following table analyzes the Company’s financial liabilities as of December 31, 2010 based on maturity groupings from the balance sheet date to the contractual maturity date. The amount dislosed in the table are the contractual carrying undiscounted cash flows.

Satu sampai dengan lima tahun/ One until five years Rp

Jumlah/ Total Rp

385.760.486.897 72.215.501.814 62.007.624.761 1.740.908.194

138.652.251.957 5.066.020.565

22.193.627.282

138.652.251.957 385.760.486.897 72.215.501.814 62.007.624.761 29.000.556.041

Short-term loans Trade accounts payable Other accounts payable Accrued expenses Long-term loan

521.724.521.666

143.718.272.522

43.201.829.507 65.395.456.789

43.201.829.507 730.838.250.977

Due to a related party Total

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai saldo fasilitas kredit yang belum digunakan (Catatan 12 dan 17), yang ditujukan untuk menghadapi eksposur risiko likuiditas Perusahaan sebagai berikut:

As of December 31, 2010, the Company has unused credit facility balance (Notes 12 and 17), the purpose of which is to cover the Company’s liquidity risk exposure, with details as follows:

Ekuivalen/ Equivalent in Rp Fasilitas kredit modal kerja - US$ Fasilitas kredit investasi

944.602.102 77.407.510.687

Working capital credit facility - US$ Investment credit facility

Manajemen Risiko Suku Bunga

Interest Rate Risk Management

Risiko suku bunga adalah risiko dimana arus kas atau nilai wajar di masa datang atas instrumen keuangan Perusahaan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar.

Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates.

Eksposur Perusahaan pada fluktuasi suku bunga pasar terutama timbul dari kas dan setara kas, kas dibatasi penggunaannya, pinjaman jangka pendek, dan pinjaman jangka panjang (Catatan 12 dan 17). Perusahaan memonitor perubahan suku bunga pasar untuk memastikan risiko suku bunga Perusahaan sesuai dengan pasar. Informasi mengenai suku bunga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

The Company’s exposure to interest rate risk arises primarily from cash and cash equivalents, restricted cash, short-term loans, and long-term loan (Notes 12 and 17). The Company monitors the changes in market interest rates to ensure that the Company’s interest rate are in line with the market. Information relating to interest rate is dislosed in the notes to the financial statements.

- 26 -



Tabel berikut ini merupakan jumlah tercatat instrumen keuangan yang menggunakan suku bunga mengambang pada 31 Desember 2010 berdasarkan jatuh tempo yang tereksposur pada risiko suku bunga arus kas:

Tingkat bunga/ Interest rate %

The following table represents the carrying amount of financial instruments which use floating interest rate as of December 31, 2010 based on exposure on due date of cash flow interest rate risk: Satu sampai dengan tiga tahun/ One until three years Rp

Dalam Satu tahun/ In one year Rp

Tiga sampai dengan lima tahun/ Three until five years Rp

Jumlah/ Total Rp

Aset keuangan Kas dan setara kas Kas dibatasi penggunaannya Kewajiban keuangan Pinjaman jangka pendek Pinjaman jangka panjang

d.

5% -

7% 12%

42.268.315.169

-

-

42.268.315.169

Financial assets Cash and cash equivalents

966.000.891

-

-

966.000.891

Restricted cash

13.166.335.179

4.487.178.996

133.541.932.127 4.312.212.962

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

d.

Kecuali disebutkan pada tabel berikut ini, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek atau telah menggunakan suku bunga pasar:

Nilai tercatat/ Carrying amounts Rp Hutang kepada pemegang saham 32.869.750.023 Nilai wajar instrumen keuangan diatas ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama.

- 27 -

133.541.932.127 21.965.727.137

Financial liabilities Short-term loans Long-term loan

Fair Value of Financial Instruments Except as detailed in the following table, management considers that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the financial statements approximate their fair values either because of their short-term maturities or they carry market rates of interest:

Nilai wajar/ Fair value Rp 35.998.343.947

Due to a shareholder

The fair value for the above financial instruments was determined by discounting estimated cash flows using discount rates for financial instruments with similar term and maturity.


KAS DAN SETARA KAS

Kas Bank Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Citibank Rupiah US$ Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ Deutsche Bank US$ Setara kas - deposito berjangka pada Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Jumlah Kas dibatasi penggunaannya (Catatan 28) Rupiah US$ Subjumlah Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun US$ Rupiah

6.

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued 5.

2010 Rp

2009 Rp

283.202.458

299.298.882

3.437.029.634 5.676.141.127

3.781.269.685 40.712.605.692

6.741.638.344 13.949.040.197

382.160.284 23.649.604.444

-

318.686.542 423.203.040

647.264.300

720.536.765

12.500.000.000 43.234.316.060

6.500.000.000 65.800.000.000 142.587.365.334

(876.090.891) (89.910.000) (966.000.891) 42.268.315.169

(1.430.393.751) (1.430.393.751) 141.156.971.583

5,00%

0,65% 6,25%

PIUTANG USAHA

a. Berdasarkan langganan Pihak hubungan istimewa (Catatan 26) PT Garuda Indonesia Tbk Lainnya (masing-masing kurang dari 5% dari jumlah) Sub-jumlah

CASH AND CASH EQUIVALENTS

6.

2010 Rp

Cash on hand Cash in banks Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Citibank Rupiah US$ Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ Deutsche Bank US$ Cash equivalents - time deposits in Bank Negara Indonesia Rupiah US$ Total Restricted cash (Note 28) Rupiah US$ Subtotal Total Interest rate per annum on time deposits US$ Rupiah

TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE

2009 Rp

264.786.411.386

332.613.640.139

7.165.889.615 271.952.301.001

5.754.851.887 338.368.492.026

a. By debtor Related parties (Note 26) PT Garuda Indonesia Tbk Others (each less than 5% of total) Sub-total

Pihak ketiga PT Adam Skyconnection Airlines Lainnya (masing-masing kurang dari 5% dari jumlah) Sub-jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih

20.625.142.450

21.562.309.586

174.929.217.435 195.554.359.885 (68.873.679.774) 126.680.680.111

131.873.419.601 153.435.729.187 (64.610.410.844) 88.825.318.343

Third parties PT Adam Skyconnection Airlines Others (each less than 5% of total) Sub-total Allowance for doubtful accounts Net

Jumlah

398.632.981.112

427.193.810.369

Total

- 28 -



2010 Rp

2009 Rp

b. Berdasarkan umur

b. By age

Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 180 hari 181 - 360 hari Lebih dari 360 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu

216.844.316.968

91.742.042.112

14.156.384.907 11.162.684.533 12.546.353.264 34.090.608.981 16.444.798.866 162.261.513.367 467.506.660.886 (68.873.679.774)

59.531.472.047 10.918.631.653 89.323.965.204 134.985.762.807 6.091.128.552 99.211.218.838 491.804.221.213 (64.610.410.844)

Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 180 days 181 - 360 days Over 360 days Total Allowance for doubtful accounts

Bersih

398.632.981.112

427.193.810.369

Net

c. Berdasarkan mata uang

c. By currency

Rupiah US$ S$ Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu

72.530.978.029 394.927.958.241 47.724.616 467.506.660.886 (68.873.679.774)

4.092.917.677 487.711.303.536 491.804.221.213 (64.610.410.844)

Rupiah US$ S$ Total Allowance for doubtful accounts

Bersih

398.632.981.112

427.193.810.369

Net

Perusahaan memiliki kebijakan pembayaran pelanggan (Customer Remittance Policy) untuk memastikan bahwa transaksi yang menghasilkan pendapatan dilakukan dengan pelanggan yang mempunyai catatan kredit yang baik, penentuan batasan kredit, syarat penjualan, batasan piutang dan penentuan pola pembayaran sesuai data perilaku pembayaran sebelumnya. Sebelum menerima pelanggan baru, Perusahaan akan menghitung penilaian pelanggan dengan mempertimbangkan aspek penagihan, penjualan dan bisnis di masa depan. Kemudian Perusahaan akan menentukan batasan nilai kredit masing-masing pelanggan sesuai hasil penilaian. Batasan nilai kredit pelanggan akan dievaluasi secara berkala.

The Company has Customer Remittance Policy to ensure that the transactions which generate income are carried out with customers who have good credit record, establishment of credit limit, term of sales, maximum receivables and established term of payment in accordance with previous payment history. Before accepting a new customer, the Company will calculate the customers’ valuation based on billing aspect, sales and future business. Then, the Company will calculate credit limit for each customers based on the valuation. Customers’ credit limit will be evaluated periodically.

Jangka waktu rata-rata pemberian kredit penjualan adalah 40 hari. Bunga tidak dikenakan atas keterlambatan pembayaran piutang. Perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan pada estimasi nilai tidak terpulihkan secara individual dan pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu. Penyisihan piutang ragu-ragu termasuk penyisihan kepada PT Adam Skyconnection Airline yang telah dinyatakan bangkrut (Catatan 29).

Average credit terms of sales are 40 days. There is no interest for the late payment of receivables. The Company made an allowance of doubtful accounts based on estimated unrecoverable amount individually and the Company’s experience of uncollectible receivables in the past. Allowance for doubtful account includes the provision for PT Adam Skyconnection Airline accounts which was declared bankrupt (Note 29).

- 29 -



Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

Changes in the allowance for doubtful accounts are as follows:

2010 Rp Awal tahun Penambahan Pemulihan Akhir tahun

7.

2009 Rp

64.610.410.844 10.422.866.315 (6.159.597.385) 68.873.679.774

59.497.464.372 13.814.189.180 (8.701.242.708) 64.610.410.844

At beginning of year Additions Recovery At end of year

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang. Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu terhadap seluruh piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 360 hari pada tanggal pelaporan karena manajemen mempertimbangkan tidak terdapat perubahan signifikan atas kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat dipulihkan. Piutang yang telah jatuh tempo ini termasuk tagihan kepada PT Garuda Indonesia Tbk, pemegang saham. Sejak tanggal 22 Desember 2010, piutang tersebut dikenakan bunga pasar.

Management believes that the allowance for doubtful receivables is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts. The Company did not provide allowance for doubtful accounts for receivables which due more than 360 days at reporting date because management considers that there is no significant change in credit quality and such amount can be recover. The overdue receivables include receivables to PT Garuda Indonesia Tbk, a shareholder. Since December 22, 2010, such receivables are beared market interest rate.

Pada tanggal 31 Desember 2009, piutang usaha kepada pihak hubungan istimewa sebesar US$ 16.171.691 digunakan sebagai jaminan fasilitas pembiayaan (Catatan 12).

As of December 31, 2009, trade accounts receivable from related party amounting to US$ 16,171,691 is used as collateral for the financing facility (Note 12).

TAGIHAN BRUTO KEPADA PELANGGAN

7.

Akun ini merupakan biaya jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dan jasa engineering lainnya yang terjadi dan laba yang diakui atas jasa yang diberikan setelah dikurangi penagihan, dengan rincian berdasarkan pelanggan sebagai berikut: 2010 Rp Pihak hubungan istimewa PT Garuda Indonesia Tbk Pihak ketiga Jumlah

GROSS RECEIVABLE TO CUSTOMERS This account represents the cost of aircrafts repair and maintenance services, and other engineering services incurred plus margin for the services performed, net of amount billed, with detail by customer as follows: 2009 Rp

226.676.463.209 33.544.872.734 260.221.335.943

- 30 -

260.590.612.179 495.714.300 261.086.326.479

Related party PT Garuda Indonesia Tbk Third parties Total



PERSEDIAAN

8.

Akun ini merupakan suku cadang pesawat dengan rincian sebagai berikut:

This account represents spare parts of aircraft with detail as follows:

2010 Rp Suku cadang rotable dan repairable Suku cadang expendable dan supplies Jumlah Penyisihan penurunan nilai persediaan Bersih

2009 Rp

121.724.240.998 310.268.557.715 431.992.798.713

143.586.564.318 309.923.897.290 453.510.461.608

(5.843.540.993) 426.149.257.720

(5.301.752.923) 448.208.708.685

Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:

9.

Rotable and repairable parts Expendable parts and supplies Total Allowance for decline in inventory value Net

Changes in the allowance for decline in inventory value are as follows:

2010 Rp Awal tahun Penambahan Penghapusan Akhir tahun

INVENTORIES

2009 Rp

5.301.752.923 541.788.070 5.843.540.993

10.205.836.045 5.373.288.980 (10.277.372.102) 5.301.752.923

At beginning of year Addition Written-off At end of year

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari penurunan nilai persediaan.

Management believes that the allowance for decline in inventory value is adequate to cover possible losses on the decline in inventory value.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, persediaan diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 467.928.939.593. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

On December 31, 2010 and 2009, inventories were insured with PT Asuransi Jasa Indonesia against fire, theft and other possible risks for Rp 467,928,939,593, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured.

PAJAK DIBAYAR DIMUKA

9. 2010 Rp

Pajak penghasilan badan lebih bayar (Catatan 23) Tahun 2010 Tahun 2009 Pajak pertambahan nilai - bersih Jumlah

PREPAID TAXES 2009 Rp

6.525.983.891 8.164.500.473 8.264.285.787 22.954.770.151

- 31 -

8.164.500.473 8.164.500.473

Overpayment of corporate income tax (Note 23) Year 2010 Year 2009 Value added tax - net Total



10. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA

10. ADVANCES AND PREPAID EXPENSES

2010 Rp Uang muka pembelian Uang muka karyawan Uang muka perjalanan dinas Lainnya Jumlah

2009 Rp

84.588.810.203 6.516.655.873 3.192.826.846 2.159.924.582 96.458.217.504

Uang muka pembelian terutama merupakan pembayaran kepada subkontraktor dan pemasok terkait dengan jasa pembuatan dan pemeliharaan kabin, mesin dan pemeliharaan rutin. 11. ASET TETAP

Advances for purchases Advances for employee Advance for business trip Others Total

Advances for purchases mainly represent payments to subcontractors and suppliers in respect of installation of cabin refurbishment, engine, and general maintenance contracts. 11. PROPERTY AND EQUIPMENT

2010 Rp

Biaya perolehan atau nilai revaluasi Akumulasi penyusutan

56.581.641.818 237.951.083 330.937.819 57.150.530.720

2009 Rp

312.119.395.235 (215.874.826.729)

244.937.017.042 (199.358.071.007)

Jumlah

96.244.568.506

45.578.946.035

Bangunan dan prasarana Suku cadang rotable Peralatan dan perlengkapan bengkel Peralatan kantor dan komputer

1.852.035.768 41.585.245.604

1.934.862.999 -

25.785.268.984 27.022.018.150

24.180.759.676 19.463.323.360

Jumlah

96.244.568.506

45.578.946.035

- 32 -

Cost or revalued amount Accumulated depreciation Total Building and improvement Spare parts rotable Warehouse tools and equipment Office equipment and computer Total


Biaya perolehan atau nilai revaluasi/ Cost or revalued amounts Saldo per 1 Januari 2010/ Balance at January 1, 2010 Penambahan/ Additions Reklasifikasi/ Reclassifications Kenaikan revaluasi/ Revaluation increase Saldo per 31 Desember 2010/ Balance at December 31, 2010

Bangunan dan prasarana pada nilai revaluasi/ Building and improvement at revalued amount Rp

2.026.989.470


Suku cadang rotable pada biaya perolehan/ Spare parts rotable at cost Rp

-

Peralatan dan perlengkapan bengkel pada biaya perolehan/ Warehouse tools and equipment at cost Rp

Peralatan kantor dan komputer pada biaya perolehan/ Office equipment and computer at cost Rp

181.346.030.994

61.563.996.578

244.937.017.042

7.092.580.025

16.893.535.734

37.367.700.559

Jumlah/ Total Rp

-

13.381.584.800

-

29.799.778.566

-

-

29.799.778.566

-

-

-

14.899.068

43.181.363.366

188.438.611.019

78.457.532.312

312.119.395.235

-

157.165.271.318

42.100.673.218

199.358.071.007

14.899.068

2.041.888.538

Akumulasi penyusutan/ Accumulated depreciation Saldo per 1 Januari 2010/ Balance at January 1, 2010 Penambahan/ Additions Saldo per 31 Desember 2010/ Balance at December 31, 2010

97.726.299

1.596.117.762

5.488.070.717

9.334.840.944

16.516.755.722

189.852.770

1.596.117.762

162.653.342.035

51.435.514.162

215.874.826.729

Jumlah tercatat pada 31 Desember 2010/ Carrying amount as of December 31, 2010

1.852.035.768

41.585.245.604

25.785.268.984

27.022.018.150

96.244.568.506

92.126.471

- 33 -


Biaya perolehan atau nilai revaluasi/ Cost or revalued amounts Saldo per 1 Januari 2009/ Balance at January 1, 2009 Penambahan/ Additions Reklasifikasi/ Reclassifications Kenaikan revaluasi/ Revaluation increase Saldo per 31 Desember 2009/ Balance at December 31, 2009


Peralatan dan perlengkapan bengkel pada biaya perolehan/ Warehouse tools and equipment at cost Rp

Peralatan kantor dan komputer pada biaya perolehan/ Office equipment and computer at cost Rp

Aset dalam penyelesaian pada biaya perolehan/ Construction in progress at cost Rp

163.038.666.975

49.232.565.269

6.128.588.811

1.064.231.078

13.086.775.208

12.331.431.309

908.000.000

5.220.588.811

Bangunan dan prasarana pada nilai revaluasi/ Building and improvement at revalued amount Rp

-

54.758.392

2.026.989.470

-

-

-

Jumlah/ Total Rp

218.399.821.055 26.482.437.595

(6.128.588.811)

-

-

54.758.392

181.346.030.994

61.563.996.578

-

244.937.017.042

152.902.147.426

28.596.229.252

-

181.498.376.678

Akumulasi penyusutan/ Accumulated depreciation Saldo per 1 Januari 2009/ Balance at January 1, 2009 Penambahan/ Additions Saldo per 31 Desember 2009/ Balance at December 31, 2009

92.126.471

4.263.123.892

13.504.443.966

-

17.859.694.329

92.126.471

157.165.271.318

42.100.673.218

-

199.358.071.007

Jumlah tercatat pada 31 Desember 2009/ Carrying amount as of December 31, 2009

1.934.862.999

24.180.759.676

19.463.323.360

-

45.578.946.035

-

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

Beban langsung Beban umum dan administrasi Jumlah

Depreciation expense was allocated as follows:

2010 Rp

2009 Rp

8.546.629.048

7.183.891.920

7.970.126.674 16.516.755.722

10.675.802.409 17.859.694.329

- 34 -

Direct cost General and administrative expenses Total



Bangunan dan prasarana yang dinyatakan dengan nilai wajar.

Building and improvement carried at fair value.

Penilaian independen atas bangunan dan prasarana Perusahaan dilakukan oleh KJPP Toto Suharto & Rekan tahun 2010 dan KJPP Felix Sutandar & Rekan tahun 2009 untuk menentukan nilai wajar bangunan dan prasarana. Penilaian berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Masyarakat Penilai Indonesia yang didasarkan pada nilai pengganti. Tanggal efektif penilaian masing-masing adalah 1 September 2010 dan 3 Desember 2009.

An independent valuation of Company’s building and improvement was performed by KJPP Toto Suharto & Rekan in 2010 and KJPP Felix Sutandar & Rekan in 2009 to determined the fair value of the building and improvements. The valuation, which conforms to which standard established by Indonesian Appraisal Associations was determined by replacement cost. The effective date of the valuation is September 1, 2010 and December 3, 2009, respectively.

Jika bangunan dan prasarana diukur menggunakan nilai historis, nilai tercatat aset tetap tersebut pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing akan sebesar Rp 1.783.275.185 dan Rp 1.880.104.607.

If building and improvement been measured on historical cost basis, the carrying amount as of December 31, 2010 and 2009 would have been amounting to Rp 1,783,275,185 and Rp 1,880,104,607, respectively.

Manajemen berpendapat bahwa pada tanggal neraca tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap yang dinyatakan dalam biaya perolehan.

Management believes that there are no events or changes in circumtances as of balance date which may indicated impairment in value of property and equipment carried at cost.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, aset tetap telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 569,7 milliar dan Rp 417,5 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

On December 31, 2010 and 2009, property and equipment were insured with PT Asuransi Jasa Indonesia against fire, theft and other possible risk for Rp 569.7 billion and Rp 417.5 billion. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap sebesar Rp 43.181.363.366 digunakan sebagai jaminan fasilitas kredit modal kerja dan fasilitas kredit investasi (Catatan 12 dan 17).

On December 31, 2010, property and equipment amounted to Rp 43,181,363,366 used as collateral for working capital credit facility and investment credit facility (Notes 12 and 17).

12. PINJAMAN JANGKA PENDEK

12. SHORT-TERM LOANS

2010 Rp Fasilitas kredit modal kerja, US$ 14.894.939 setelah dikurangi biaya transaksi belum diamortisasi sebesar US$ 42.094 Pinjaman pembiayaan Jumlah Suku bunga per tahun

2009 Rp

133.541.932.127 133.541.932.127

138.386.569.901 138.386.569.901

7%

6%

Working capital credit facility US$ 14,894,939 net of unamortized transaction cost of US$ 42,094 Financing loan Total Interest rate per annum

Fasilitas Kredit Modal Kerja

Working Capital Credit Facility

Pada tanggal 28 Juli 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ 15 juta, jatuh tempo tanggal 27 Juli 2011, suku bunga mengambang dari Bank Negara Indonesia. Fasilitas ini digunakan untuk melunasi pinjaman pembiayaan dan dapat digunakan untuk menerbitkan letter of credit, surat kredit berdokumen dalam negeri, bank garansi, stand by letter of credit, dan issuance paid at sight.

On July 28, 2010, the Company obtained a working capital credit facility of US$ 15 million, due in July 27, 2011, with floating interest rate from Bank Negara Indonesia. This facility can be used to settle financing loan and issued letter of credit, letter of credit with domestic documents, bank guarantee, stand by letter of credit, and issuance paid at sight.

- 35 -



Fasilitas kredit ini dijamin dengan aset yang dibiayai melalui fasilitas kredit investasi dari Bank Negara Indonesia. Selanjutnya, Perusahaan dipersyaratkan untuk memenuhi batasan dan memelihara rasio keuangan tertentu sesuai dengan perjanjian (Catatan 17).

This credit facility is guaranteed with assets financed through credit investment facility from Bank Negara Indonesia. Furthermore, the Company are required to fulfill covenants and maintain financial ratio according to the agreement (Note 17).

Pinjaman Pembiayaan

Financing Loan

Jumlah kewajiban anjak piutang Retensi Bunga belum diamortisasi Kewajiban anjak piutang - bersih

2010 Rp

2009 Rp

-

152.013.895.870 (11.341.397.877) (2.285.928.092) 138.386.569.901

Total factoring liabilities Retention Unamortized interest Net factoring liabilities

Pada tanggal 28 Juli 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan open account sebesar US$ 10 juta dari Bank Negara Indonesia dengan tingkat bunga 6% per tahun dan jangka waktu 90 hari.

On July 28, 2009, the Company obtained an open account financing facility of US$ 10 million from Bank Negara Indonesia (BNI) with interest rate at 6% per annum and term of 90 days.

Pada tanggal 16 Oktober 2009, fasilitas pembiayaan ini telah ditingkatkan menjadi sebesar US$ 15 juta. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah piutang alihan dengan recourse sebesar US$ 16.171.691, jatuh tempo pada tanggal 19 dan 26 Januari 2010.

On October 16, 2009, this financing facility has been increased to become US$ 15 million. On December 31, 2009, receivable transferred with recourse amounted to US$ 16,171,691, due on January 19 and 26, 2010.

Pada tanggal 28 Januari dan 29 April 2010, Perusahaan memperoleh kembali fasilitas pembiayaan ini sebesar US$ 10 juta, dengan jumlah piutang alihan dengan recourse sebesar US$ 10.539.742 dan US$ 11.121.613, jatuh tempo pada tanggal 28 April dan 28 Juli 2010. Pada tahun 2010, fasilitas ini dilunasi dengan dana pinjaman dari fasilitas kredit modal kerja.

On January 28 and April 29, 2010, the Company obtained financing loan amounting to US$ 10 milion, with receivable transferred with recourse amounting to US$ 10,539,742 and US$ 11,121,613, due on April 28 and July 28, 2010. In 2010, this facility was settled using the working capital facility.

13. HUTANG USAHA

13. TRADE ACCOUNTS PAYABLE

2010 Rp

2009 Rp

a. Berdasarkan langganan Pihak hubungan Istimewa (Catatan 26) PT Garuda Indonesia Tbk Lainnya (masing-masing kurang dari 5% dari jumlah) Sub-jumlah Pihak ketiga Aeroeagle Resources Asia Lainnya (masing-masing kurang dari 5% dari jumlah) Sub-jumlah Jumlah

a. By supplier

160.846.169.779

211.823.867.923

14.585.556.240 175.431.726.019

5.882.091.329 217.705.959.252

18.098.763.600

22.964.922.264

200.427.088.879 218.525.852.479 393.957.578.498

232.215.656.962 255.180.579.226 472.886.538.478

- 36 -

Related parties (Note 26) PT Garuda Indonesia Tbk Others (each less than 5% of total) Sub-total Third parties Aeroeagle Resources Asia Others (each less than 5% of total) Sub-total Total



2010 Rp

2009 Rp

b. Berdasarkan umur Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 180 hari 181 - 360 hari Lebih dari 360 hari Jumlah

b. By Age 106.471.920.601

112.611.440.720

39.264.465.297 33.085.948.453 25.616.726.283 24.417.774.104 48.058.199.734 117.042.544.026 393.957.578.498

68.307.333.769 33.534.437.952 15.402.981.276 154.362.736.304 76.352.650.554 12.314.957.903 472.886.538.478

c. Berdasarkan mata uang Rupiah US$ S$ Lainnya Jumlah

c. By currency 78.580.118.955 285.837.334.602 10.820.472.046 18.719.652.895

393.957.578.498

14. HUTANG LAIN-LAIN

Pihak ketiga Program pemeliharaan kesehatan iuran pasti (Catatan 25) Uang muka pelanggan Jamsostek Program pensiun iuran pasti (Catatan 25) Sub-jumlah

Rupiah US$ S$ Others Total

Terms of payment is 30 days. No interest is charged for the late payment of payables. Since December 22, 2010, payables to PT Garuda Indonesia Tbk, a shareholder bears market interest rate.

14. OTHER ACCOUNTS PAYABLE

2010 Rp Pihak hubungan istimewa Dana pelanggan (Catatan 26) Dividen (Catatan 24) Sub-jumlah

94.243.540.265 342.455.456.285 17.739.637.887 18.447.904.041

472.886.538.478

Jangka waktu pembelian adalah 30 hari. Bunga tidak dibebani atas keterlambatan pembayaran hutang usaha Sejak tanggal 22 Desember 2010, hutang kepada PT Garuda Indonesia Tbk, pemegang saham dikenakan suku bunga pasar.

Jumlah

Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 180 days 181 - 360 days Over 360 days Total

2009 Rp

66.644.315.383 66.644.315.383

88.926.959.975 11.823.366.953 100.750.326.928

2.664.583.349 892.199.890

38.778.438.094 2.373.781.892 -

2.014.403.192 5.571.186.431

41.152.219.986

72.215.501.814

141.902.546.914

- 37 -

Related party Customer deposit (Note 26) Dividend (Note 24) Sub-total Third parties Defined contribution post retirement healthcare plan (Note 25) Customer advance payment Jamsostek Defined contribution pension plan (Note 25) Sub-total Total



15. HUTANG PAJAK

Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 4(2) Pajak pertambahan nilai - bersih Jumlah

15. TAXES PAYABLE

2010 Rp

2009 Rp

12.816.516.867 242.603.001 1.396.677.091 110.904.424 269.522.477 14.836.223.860

9.448.897.884 1.845.401.216 1.571.547.563 176.966.053 264.013.296 5.880.958.960 19.187.784.972

16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Gaji dan tunjangan Sewa Suku cadang Telepon, listrik dan air Kurir dan pengiriman Jasa profesional Garansi pemeliharaan (Catatan 28a) Lainnya Jumlah

16. ACCRUED EXPENSES

2010 Rp

2009 Rp

17.728.856.365 15.759.473.488 13.235.718.682 6.051.732.174 4.349.649.694 2.700.000.000

9.907.852.553 10.910.619.738 3.231.063.415 7.276.068.163 3.397.022.390 -

1.095.000.000 2.182.194.358 63.102.624.761

1.095.000.000 3.373.617.058 39.191.243.317

17. PINJAMAN JANGKA PANJANG

Suku bunga per tahun

Salaries and allowances Rental Spare parts Telephone, electricity and water Courier and freight Professional fee Maintenance warranty (Note 28a) Others Total

17. LONG-TERM LOAN

2010 Rp Fasilitas kredit investasi, Rp 22.592.489.313 setelah dikurangi biaya transaksi belum diamortisasi sebesar Rp 626.762.176 Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun

Income tax Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Article 4(2) Value added tax - net Total

2009 Rp

21.965.727.137

-

Investment credit facility Rp 22,592,489,313 net of unamortized transaction cost of Rp 626,762,176

(4.312.212.962)

-

Curent maturities

17.653.514.175

-

Long-term portion - net of current maturities

-

Interest rate per annum

12%

- 38 -



Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 100 miliar, jatuh tempo tanggal 30 Desember 2015 dan suku bunga mengambang dari Bank Negara Indonesia. Fasilitas kredit berjangka waktu 5 tahun 9 bulan ini ditujukan untuk pembiayaan pengembangan usaha berupa sarana dan prasarana baru serta pengadaan mesin dan peralatan sebesar 52,32% dari nilai pembiayaan aset.

On March 31, 2010, the Company obtained investment credit facility with maximum amount of Rp 100 billion, due on December 30, 2015 and with floating interest rate from Bank Negara Indonesia. The facility, which has term of 5 years and 9 months, is intended to finance operation development in form of new installation and the procurement of machinery and equipment amounting to 52.32% of total financed assets.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan aset yang dibiayai melalui fasilitas ini (Catatan 11).

The loan facility is secured with assets financed by this facility (Note 11).

Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Perusahaan tidak diperkenankan antara lain: merger; dan mengajukan permohonan pailit. Perusahaan diharuskan memberitahukan secara tertulis kepada Bank antara lain: melakukan investasi; melakukan kegiatan usaha pihak lain; mengubah bentuk; membayar hutang kepada pemegang saham; membagikan dividen; memberikan pinjaman; menerima pinjaman; melakukan transaksi sewa dengan perusahaan leasing; akuisisi aset pihak ketiga; membuka usaha baru; mengikatkan diri sebagai penjamin, menjaminkan aset kepada pihak lain; mengubah susunan pengurus, Direksi dan Komisaris; dan mengubah anggaran dasar. Selain itu Perusahaan juga diwajibkan memenuhi rasio keuangan: (a) rasio lancar minimal 1 kali; (b) rasio hutang dengan modal maksimal 2,5 kali; (c) rasio kemampuan membayar hutang minimal 100%.

Without written consent from the Bank, the Company is restricted to, among other things: undertake merger; and propose a bankcruptcy. The Company should inform in written to the Bank, among other things: invest; engaged in other operation activities; change form; pay loan to shareholder; distribute dividend; grant loan; obtain loan; enter lease transaction with leasing company; acquire third party asset; open new operation; act as guarantor; pledge the assets to other party; change the management composition and change the articles of association. The Company also has to comply with financial ratio: (a) current ratio of minimum 1 times; (b) debt to equity ratio of maximum 2.5 times; (c) debt service coverage ratio of minimum 100%.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah memenuhi seluruh rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman tersebut.

As of December 31, 2010, the Company has complied with all financial ratio required on the loan agreement.

18. MODAL SAHAM

18. CAPITAL STOCK

Nama pemegang saham PT Garuda Indonesia Tbk PT Aero Wisata Jumlah 19. MODAL DISETOR REVALUASI

2010 dan/and 2009 Persentase Jumlah modal kepemilikan/ disetor/ Percentage of Total paid-up ownership capital stock Rp

Jumlah saham/ Number of shares

LAINNYA

658.944 6.656 665.600 DAN

99% 1% 100%

SURPLUS

2010 Rp Modal disetor lainnya Surplus revaluasi Jumlah

164.736.000.000 1.664.000.000 166.400.000.000

Name of stockholders PT Garuda Indonesia Tbk PT Aero Wisata Total

19. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL AND REVALUATION SURPLUS

2009 Rp

10.737.343.799 52.243.095 10.789.586.894

- 39 -

41.068.794 41.068.794

Additional paid-in capital Revaluation surplus Total



Modal Disetor Lainnya

Additional Paid-In Capital

Akun ini merupakan selisih antara jumlah diterima atas hutang jangka panjang kepada PT Garuda Indonesia Tbk, pemegang saham (Catatan 26d) dan nilai wajar dari kewajiban keuangan sebesar Rp 14.316.458.399 setelah dikurangi pengaruh pajak sebesar Rp 3.579.114.600 pada saat penerapan awal PSAK 50 dan 55 (revisi 2006).

This account represents the difference between the amount received from long-term loan from PT Garuda Indonesia Tbk, a shareholder (Note 26d) and fair value of the financial liability amounting to Rp 14,316,458,399 net of tax effect amounting to Rp 3,579,114,600 in the initial adoption of PSAK 50 and 55 (revised 2006).

Surplus Revaluasi

Revaluation Surplus

Awal tahun Kenaikan surplus revaluasi Kewajiban pajak tangguhan yang timbul dari revaluasi Akhir tahun

2010 Rp

2009 Rp

41.068.794 14.899.068

54.758.392

At beginning of year Increase on revaluation reserve Deferred tax liability arising from (13.689.598) revaluation 41.068.794 At ending of year

(3.724.767) 52.243.095

Surplus revaluasi timbul dari revaluasi bangunan dan prasarana.

The revaluation surplus arises from revaluation of building and improvements.

20. PENDAPATAN USAHA

20. REVENUE

2010 Rp Jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat: Airframe maintenance and component overhaul services Line maintenance and technical ground handling Jasa engineering lainnya Jumlah

2009 Rp

1.011.088.422.647

1.188.314.916.749

480.200.046.202 24.656.281.338 1.515.944.750.187

401.167.895.830 62.930.173.064 1.652.412.985.643

Aircrafts maintenance and repair services: Airframe maintenance and component overhaul services Line maintenance and technical ground handling Other engineering services Total

83% dan 74% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari pihak hubungan istimewa masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009 (Catatan 26).

83% and 74% of the above revenues were derived from related parties for the years ended 2010 and 2009, respectively (Note 26).

Pendapatan usaha melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 berasal dari Garuda masing-masing sebesar Rp 1.247.759.923.150 dan Rp 1.215.757.517.295 (Catatan 26).

Revenue which constituted more than 10% of the total revenue for the years ended December 31, 2010 and 2009 was derived from Garuda which amounted to Rp 1,247,759,923,150 and Rp 1,215,757,517,295, respectively (Note 26).

- 40 -



21. BEBAN LANGSUNG

Suku cadang Gaji dan tunjangan Subkontrak Perjalanan dinas Pemeliharaan dan perbaikan Kurir dan pengiriman Sewa (Catatan 27) Jasa teknis dan penunjang penerbangan Imbalan kerja (Catatan 25) Insentif Penyusutan (Catatan 11) Asuransi Jamsostek Bahan bakar Pelatihan Lainnya Jumlah

21. DIRECT COST 2010 Rp

2009 Rp

474.479.854.495 304.355.886.880 165.025.170.328 59.677.555.100 40.983.675.345 40.483.271.718 26.896.668.974

485.520.693.527 316.774.570.587 214.429.501.851 69.179.513.073 35.472.524.786 38.409.450.089 30.871.425.017

17.015.523.781 14.502.168.793 14.364.802.054 8.546.629.048 6.360.311.375 5.534.156.465 4.371.277.980 2.053.852.664 16.511.399.255 1.201.162.204.255

30.409.097.596 11.396.629.779 51.571.462.538 7.183.891.920 6.947.374.307 5.086.592.197 6.452.096.124 2.275.932.373 16.368.459.010 1.328.349.214.774

Pembelian suku cadang yang melebihi 10% dari jumlah pembelian berasal dari sebagai berikut:

2010 Rp Pratt Whitney Aircelle Ltd Chromally Holland Ltd

287.481.072.528 226.359.411.794 21.949.628.363

9.918.331.841 89.694.228.810

Pratt Whitney Aircelle Ltd Chromally Holland Ltd

22. OPERATING EXPENSES

Penjualan

a.

2010 Rp Gaji dan tunjangan Iklan dan promosi Keagenan Perjalanan dinas Representasi dan jamuan Imbalan kerja (Catatan 25) Lainnya Jumlah

Purchases of spare parts which constituted more than 10% of the total purchases was derived from as follows:

2009 Rp

22. BEBAN USAHA a.

Spare parts Salaries and allowances Sub-contract cost Business travel Maintenance and repairs Courier and freight Rental (Note 27) Technical and ground handling services Employment benefits (Note 25) Incentive Depreciation (Note 11) Insurance Jamsostek Fuel Training Others Total

Selling

2009 Rp

6.674.735.906 3.368.315.545 2.741.537.472 1.822.822.722 1.046.542.975 387.631.194 930.420.711 16.972.006.525

- 41 -

4.261.372.618 3.640.973.979 7.699.265.148 1.347.074.993 1.358.553.884 214.730.261 1.234.867.444 19.756.838.327

Salaries and allowances Advertising Agency Business trip Representation and entertainment Employment benefits (Note 25) Others Total



Umum dan Administrasi

b.

2010 Rp Gaji dan tunjangan Imbalan kerja (Catatan 25) Listrik, air dan telepon Sewa (Catatan 27) Jasa profesi Perjalanan dinas Penyusutan (Catatan 11) Pelatihan Alat tulis kantor Insentif Penyisihan dan pemulihan piutang ragu-ragu - bersih Kurir Jamsostek Penyisihan penurunan nilai persediaan (Catatan 8) Lainnya Jumlah

2009 Rp

62.815.867.539 50.262.856.401 29.335.551.434 27.755.006.552 17.916.523.866 8.739.872.512 7.970.126.674 7.333.805.199 4.848.986.718 4.363.261.045

60.916.418.552 31.925.058.181 21.781.513.997 26.599.579.318 15.248.355.603 7.522.587.858 10.675.802.409 3.525.800.926 5.038.221.110 9.639.604.080

4.263.268.930 2.127.464.141 1.091.899.816

5.112.946.472 10.077.308.304 868.635.932

541.788.070 13.500.212.857 242.866.491.754

5.373.288.980 16.754.861.530 231.059.983.252

23. PAJAK PENGHASILAN

Salaries and allowances Employment benefits (Note 25) Electricity, water and telephone Rental (Note 27) Professional fees Business travel Depreciation (Note 11) Training Office supplies Incentive Provision for and recovery of doubtful accounts - net Courier Jamsostek Provision for decline in inventory value (Note 8) Others Total

23. INCOME TAX

Beban pajak Perusahaan terdiri dari:

The Company’s tax expense consists of:

2010 Rp Pajak kini Beban (manfaat) pajak tangguhan yang berasal dari timbulnya perbedaan temporer maupun dari realisasinya Penyesuaian pada tahun berjalan terkait pajak penghasilan badan tahun sebelumnya Beban pajak

General and Administrative

2009 Rp

18.429.007.750

(7.923.203.460)

10.505.804.290

- 42 -

18.064.073.440

Current tax

Deferred tax expense (benefit) relating to the origination and 6.462.743.203 reversal of temporary differences Adjustment recognized in current year in relation to the prior year corporate (6.736.117.785) income tax 17.790.698.858 Tax expense



Pajak Kini

Current Tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

A reconciliation between income before tax per statements of income and taxable income is as follows:

Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi Perbedaan temporer Penyisihan penurunan nilai persediaan Imbalan kerja Penyisihan dan pemulihan piutang ragu-ragu - bersih Penyusutan Amortisasi diskonto Beban yang tidak dapat diperhitungkan secara fiskal Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan final Laba kena pajak

2010 Rp

2009 Rp

39.272.252.684

66.051.647.387

541.788.070 22.501.420.648

5.373.288.980 10.410.606.856

4.263.268.930 (5.620.268.406) 3.984.378.915

5.112.946.472 (25.069.283.599) -

8.957.655.853

4.134.321.144

Employment benefits Provision for and recovery of Depreciation Amortization of discount Nondeductible expense

Interest income subject to final (1.498.978.733) income tax 64.514.548.507 Taxable income

(184.465.109) 73.716.031.585

Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut:

Current tax expense and income tax payable are computed as follows:

2010 Rp Beban pajak kini 25% x Rp 73.716.031.000 28% x Rp 64.514.548.000 Pajak penghasilan dibayar dimuka Pasal 23 Pasal 25 Pajak lebih bayar

Income before tax per statements of income Temporary difference Provision for decline in

2009 Rp Current tax expense 25% x Rp 73,716,031,000 28% x Rp 64,514,548,000 Prepayment of income taxes (7.370.003.157) Article 23 (18.858.570.756) Article 25 (8.164.500.473) Tax overpayment

18.429.007.750 -

18.064.073.440

(7.320.514.189) (17.634.477.452) (6.525.983.891)

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan pajak berdasarkan sistem selfassessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Under tax laws of Indonesia, the Company submits tax return on the basis of self-assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitation under the prevailing regulations.

Laba kena pajak dan hutang pajak kini perusahaan tahun 2009 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.

Taxable income and current tax payable of the Company for 2009 are in accordance with the corporate tax returns (SPT) filed with the Tax Service Ofiice.

- 43 -



Laba kena pajak, beban dan hutang pajak kini Perusahaan tahun 2008 berbeda dengan jumlah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak. Selisih antara jumlah dinyatakan dalam SPT dan jumlah tercatat sebesar Rp 6.736.117.785 diakui sebagai manfaat pajak tahun 2009 dalam akun penyesuaian pada tahun berjalan terkait dengan pajak kini pada tahun sebelumnya. Perbedaan tersebut terutama disebabkan beban fiskal penyusutan aset tetap dan penyisihan penurunan nilai persediaan. Pengaruh pajak tangguhan atas perbedaan tersebut disesuaikan sebagai beban pajak tahun 2009.

Taxable income, current tax and current tax payable of the Company for 2008 are not in accordance with the corporate tax returns (SPT) filed with the Tax Service Office. The difference between the SPT filed and the recorded tax, amounting to Rp 6,736,117,785 was recognized in 2009 as tax benefits in the accounts of adjustment in current year in relation to the prior year income tax. Such differences are mainly caused by tax depreciation expenses and provision for decline in value of inventories. The effects of deferred tax on such differences are adjusted as tax expense in 2009.

Pajak Tangguhan

Deferred Tax

Aset (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:

The Company’s deferred tax assets (liabilities) are as follows:

1 Januari/ January 1, 2010 Rp

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the year Rp

Transfer (Catatan 25) dan dikreditkan ke ekuitas/ Transfer (Note 25) and credited to equity Rp

31 Desember/ December 31, 2010 Rp

Piutang usaha Persediaan Aset tetap Hutang jangka panjang Kewajiban imbalan kerja

13.676.245.046 1.325.438.231 1.088.600.848 28.938.069.464

2.571.373.653 135.447.017 (1.405.067.101) 996.094.729 5.625.355.162

(3.724.767) (3.579.114.600) 24.402.570.920

16.247.618.699 1.460.885.248 (320.191.020) (2.583.019.871) 58.965.995.546

Trade accounts receivable Inventories Property and equipment Long-term loan Employee benefits obligations

Aset pajak tangguhan

45.028.353.589

7.923.203.460

20.819.731.553

73.771.288.602

Deferred tax assets

1 Januari/ January 1, 2009 Rp

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the year Rp

Dikreditkan ke ekuitas/ Credited to equity Rp

31 Desember/ December 31, 2009 Rp

Piutang usaha Persediaan Aset tetap Kewajiban imbalan kerja

14.874.366.094 2.551.459.012 10.354.339.730 23.724.621.554

(1.198.121.048) (1.226.020.781) (9.252.049.284) 5.213.447.910

(13.689.598) -

13.676.245.046 1.325.438.231 1.088.600.848 28.938.069.464

Trade accounts receivable Inventories Property and equipment Employee benefits obligations

Aset pajak tangguhan

51.504.786.390

(6.462.743.203)

(13.689.598)

45.028.353.589

Deferred tax assets

Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti UU pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan. - 44 -

Based on law No. 36/2008 the amendment of tax law No. 7/1983 on income taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective from January 1, 2010. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to enacted tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled.



Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2010 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi Beban pajak sesuai tarif pajak yang berlaku 25% x Rp 39.272.252.684 28% x Rp 66.051.647.387 Jumlah Pengaruh pajak atas: Penyesuaian pajak tangguhan tahun sebelumnya Pajak tangguhan tidak diakui (diakuinya) atas penyisihan piutang ragu-ragu Beban yang tidak dapat diperhitungkan secara fiskal Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan final Subjumlah Penyesuaian pada tahun berjalan terkait pajak penghasilan badan tahun sebelumnya Jumlah beban pajak

A reconciliation between the tax expense (benefit) and the amount computed by applying the effective tax rates to income before tax is as follows: 2009 Rp

39.272.252.684

9.818.063.171 9.818.063.171

-

66.051.647.387

Income before tax per statements of income

18.494.461.268 18.494.461.268

Tax expense at effective tax rates 25% x Rp 39,272,252,684 28% x Rp 66,051,647,387 Total

2.818.101.975

(1.505.556.420)

2.476.357.666

2.239.413.816

1.157.609.779

(46.116.277) 687.741.119 10.505.804.290

24. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM

Tax effects of: Adjustment to the prior year deferred tax Derecognition (recognition) of deferred tax on provision for doubtful account Nondeductible expense Interest income subject

(419.714.045) 6.032.355.375

to final income tax Subtotal Adjustment recognized in current year in relation to the prior (6.736.117.785) year corporate income tax 17.790.698.858 Tax expense

24. DIVIDEND AND GENERAL RESERVE

Dividen

Dividend

a. Berdasarkan

a. Based on the annual stockholders general meeting

b. Berdasarkan

b. Based on the annual stockholders general meeting

Cadangan Umum

General Reserve

Berdasarkan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan apabila saldo laba positif sampai cadangan tersebut mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor.

Based on Limited Liability Company Law No. 40 Year 2007, the Company shall provide appropriation in certain amount of its net income in each year for general reserve if there is available retained earning, until the general reserve reached at least 20% of issued and paid-up capital.

rapat umum pemegang saham tahunan Perusahaan tanggal 24 April 2009, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 11.823.366.953. rapat umum pemegang saham tahunan Perusahaan tanggal 23 April 2010, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 7.239.142.500.

- 45 -

of the Company dated April 24, 2009, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2008 amounting to Rp 11,823,366,953. of the Company dated April 23, 2010, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2009 amounting to Rp 7,239,142,500.



Berdasarkan rapat umum pemegang saham tahunan Perusahaan tanggal 2 Juni 2006, para pemegang saham menetapkan cadangan umum sebesar 20% dari modal ditempatkan, dilakukan selama 10 tahun dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 dengan cadangan sebesar Rp 3.328.000.000 per tahun.

Based on the annual stockholders general meeting of the Company held on June 2, 2006, the stockholders establish a general reserve of 20% of issued capital stock, allocated in 10 years from 2005 until 2014 with yearly reserves amounting to Rp 3,328,000,000.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan telah mempunyai cadangan umum masingmasing sebesar Rp 19.968.000.000 atau 12% dan Rp 16.640.000.000 atau 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor. Manajemen bermaksud untuk meningkatkan cadangan tersebut pada periode mendatang.

At December 31, 2010 and 2009, the Compay has made general reserve amounting to Rp 19,968,000,000 or 12% and Rp 16,640,000,000 or 10%, respectively, of its issued and paid-up capital. Management intends to increase the general reserve in the future periods.

25. IMBALAN KERJA

25. EMPLOYMENT BENEFITS

Beban imbalan kerja Perusahaan yang dibebankan pada operasi berjalan adalah sebagai berikut:

Employment benefits expense of the Company which is charged to current operation are as follows:

2010 Rp Program iuran pasti Pensiun Pemeliharaan kesehatan Program imbalan pasti Pensiun Jangka panjang lainnya Jumlah

2009 Rp

8.469.880.087 9.186.554.509 42.719.752.012 4.776.469.780 65.152.656.388

Beban imbalan kerja dialokasi sebagai berikut:

Defined contribution plan Pension Healthcare Defined benefit plan 31.042.691.373 Pension (1.235.708.007) Other long-term 43.536.418.221 Total 7.950.206.945 5.779.227.910

Employment benefits expense are allocated as follows:

2010 Rp Beban langsung Beban penjualan Beban umum dan administrasi Jumlah a.

2009 Rp

14.502.168.793 387.631.194 50.262.856.401 65.152.656.388

Imbalan Pasca-kerja

11.396.629.779 214.730.261 31.925.058.181 43.536.418.221 a.

Direct cost Selling expense General and administrative expense Total

Post-employment Benefits

Program Iuran Pasti

Defined Contribution Plan

i.

i.

Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-403/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999. Iuran dana pensiun berjumlah 7,5% dari gaji dasar karyawan dimana sebesar 2% ditanggung karyawan dan sisanya ditanggung Perusahaan. - 46 -

The Company established a defined contribution pension plan for all its permanent employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), whose deed of establishment was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-403/KM.17/1999 dated November 15, 1999. The pension fund contributions are equivalent to 7.5% of employees’ base salaries wherein 2% are assumed by the employees and the difference is assumed by the Company.


ii.


Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kewajiban pensiun iuran pasti masing-masing sebesar Rp 2.014.403.192 dan nihil disajikan sebagai hutang lain-lain (Catatan 14).

As of December 31, 2009 and 2008, defined contribution pension liability amounting to Rp 2,014,403,192 and nil, respectively, are presented under other accounts payable (Note 14).

Perusahaan juga menyelenggarakan program pemeliharaan kesehatan bagi pensiunan dan keluarganya yang memenuhi syarat. Program ini didanai melalui kontribusi Perusahaan sebesar 4% dan iuran karyawan sebesar 2% dari gaji dasar karyawan yang bersangkutan. Program pensiun tersebut dikelola oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai Garuda Indonesia (YKPGA) sampai dengan September 2005.

ii. The Company also provides a post retirement healthcare plan for all its pensioners and their eligible dependants. This plan is funded by contribution from the Company of 4% and contribution from employees of 2% of their basic salary. The pension plan was managed by Yayasan Kesejahteraan Pegawai Garuda Indonesia (YKPGA) until September 2005.

Sejak Oktober 2005 sampai dengan Desember 2009, Perusahaan telah tidak menyetor iuran kepada YKPGA, karena itu iuran tersebut diakui Perusahaan sebagai bagian hutang lain-lain. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 hutang iuran pemeliharaan kesehatan masingmasing sebesar Rp 2.664.583.349 dan Rp 38.778.438.094 (Catatan 14).

Since October 2005 until December 2009, the Company has not paid anymore its contribution to YKPGA, therefore such contribution payable is recognised by the Company as other accounts payable. As of December 31, 2010 and 2009, the retirement healthcare contribution liability amounted to Rp 2,664,583,349 and Rp 38,778,438,094, respectively (Note 14).

Sehubungan dengan iuran karyawan aktif Perusahaan berikut hasil pengembangannya sampai dengan September 2005 di YKPGA, Garuda setuju untuk menyelesaikan kewajiban YKPGA kepada karyawan aktif Perusahaan melalui penyerahan aset program dari YKPGA kepada Garuda. Perusahaan akan memfasilitasi penyelesaian pengembalian iuran dan hasil pengembangannya kepada karyawan aktif. Mulai tanggal 10 Januari 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran hutang iuran pemeliharaan kesehatan kepada masingmasing karyawan yang berhak, dan selanjutnya pengelolaan imbalan ini diserahkan kepada karyawan.

In connection with contribution and the related return for the Company’s active employees until September 2005 in YKPGA, Garuda agrees to settle the YKPGA liability to each active employee by transferring the asset program from YKPGA to Garuda. The Company will facilitate the repayment and settlement of contribution plan and the related return of such contribution plan to active employee. Starting on January 10, 2010, the Company has paid retirement healthcare contribution liability to eligible employees, and furthermore the management of the healthcare plan are transferred to the employees.

Atas iuran yang harus dikembalikan Garuda kepada karyawan aktif Perusahaan, Perusahaan juga telah membayarkan sebagian iuran tersebut terlebih dahulu kepada karyawan dan akan menagihkannya kepada Garuda. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mengakuinya sebagai piutang lain-lain kepada pihak hubungan istimewa sebesar Rp 37.460.789.208.

In relation with contribution settlement by Garuda to the Company’s active employees, the Company also has made early settlement for part of such contribution to the employees and it will be billed to Garuda. As of December 31, 2010, the Company recognized it as other accounts receivable from a related party which amounted to Rp 37,460,789,208.

- 47 -



Pada tanggal 26 Maret 2010, Perusahaan dan Garuda juga telah menandatangani kesepakatan tentang penyelesaian kewajiban imbalan kerja atas program kesehatan untuk pegawai Garuda yang dialihkan ke Perusahaan, dimana Garuda setuju untuk menanggung kewajiban Perusahaan atas imbalan pasca kerja manfaat pasti atas program kesehatan untuk karyawan pensiunan Perusahan. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan setuju untuk membayar premi sebesar Rp 2.852.524.724 sebelum kewajiban tersebut ditanggung oleh Garuda.

b.

On March 26, 2010, the Company and Garuda has signed an agreement regarding the settlement of employee benefit for healthcare plan for Garuda employees who were transferred to the Company, where Garuda agrees to bear the Company’s liability for healthcare post-employment defined benefit for the Company’s retired employees. On September 30, 2010, the Company agree to pay premium amounting to Rp 2,852,524,724 before Garuda bear such liabilities.

Program Imbalan Pasti

Defined Benefit Plan

Perusahaan juga memberikan imbalan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan yang didasarkan pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Jumlah karyawan tahun 2010 dan 2009 yang berhak atas imbalan tersebut masingmasing adalah 2.737 karyawan dan 2.369 karyawan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan Imbalan kerja ini.

The Company also provides benefits to its qualifying employees in accordance with the Company’s policies based on Labor Law No. 13 Year 2003. The number of employees in 2010 and 2009 entitled to the benefits are 2,737 and 2,369, respectively. No funding has been made by the Company in connection with this employment benefits.

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain

b.

Other Long-term Benefits

Perusahaan memberikan imbalan kerja jangka panjang lain berupa penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja selama 20 tahun (penghargaan masa bakti) sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Jumlah karyawan tahun 2010 dan 2009 yang berhak atas imbalan tersebut masing-masing adalah 2.735 karyawan dan 2.367 karyawan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini.

The Company provides other long-term benefits in form of award to its employees who have already rendered 20 years of service (long service award) in accordance with the Company’s policies. The number of employees in 2010 and 2009 entitled to the beneftis are 2,735 employees and 2,367 employees, respectively. No funding has been made by the Company in connection with this employment benefits.

Perhitungan imbalan kerja program imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya dihitung oleh PT Padma Radya Aktuaria tahun 2010 dan 2009, aktuaris independen, dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

The cost of providing employee benefits on defined benefit plan and other long-term benefits are calculated by PT Padma Radya Aktuaria in 2010 and 2009, independent actuary, using the following key assumptions:

Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri

Tingkat pensiun normal

2010

2009

8%

10,5%

7% TMII 10% 5% usia 25 tahun menurun secara garis lurus sampai 1% usia 46 tahun dan 1% usia diatas 46 tahun/ 5% at age 25 and decreasing linearly to 1% at age 46 and 1% thereafter 56 tahun/years

7% TMII 10% 5% usia 25 tahun menurun secara garis lurus sampai 1% usia 46 tahun dan 1% usia diatas 46 tahun/ 5% at age 25 and decreasing linearly to 1% at age 46 and 1% thereafter 56 tahun/years

- 48 -

Discount rate Future salary increment rate Mortality rate Disability rate Resignation rate

Normal retirement rate



Jumlah yang dibebankan atas imbalan kerja pascakerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut:

2010 Imbalan kerja jangka panjang lainnya/ Other long-term benefits Rp

Program imbalan pasti/ Defined benefit plan Rp Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Keuntungan aktuarial bersih Jumlah

10.853.715.632 26.574.222.624 3.258.295.000 2.033.518.756 42.719.752.012

Program imbalan pasti/ Defined benefit plan Rp Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Keuntungan aktuarial bersih Bunga ditanggung PT Garuda Indonesia Tbk Jumlah

The amounts recognized in statements of income arising from the post-employment definded benefits and other long-term benefits, are as follows:

1.228.110.748 1.853.106.873 1.695.252.159 4.776.469.780

12.081.826.380 28.427.329.497 3.258.295.000 3.728.770.915 47.496.221.792


Current service cost Interest cost Past service cost Net actuarial gain Total

Jumlah/ Total Rp

10.453.477.483 23.853.273.963 4.813.152.047 -

1.182.491.131 2.053.638.396 (2.090.804.974)

11.635.968.614 25.906.912.359 4.813.152.047 (2.090.804.974)

(8.077.212.120) 31.042.691.373

(2.381.032.560) (1.235.708.007)

(10.458.244.680) 29.806.983.366

Kewajiban imbalan kerja pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut:

Nilai kini kewajiban tanpa pendanaan Biaya jasa lalu belum diakui Kerugian aktuarial belum diakui Kewajiban bersih

Jumlah/ Total Rp

Current service cost Interest cost Past service cost Net actuarial gain Interest charged to PT Garuda Indonesia Tbk Total

The amounts included in the balance sheet arising from the post-employment defined benefits and other longterm benefit are as follows:

Program imbalan pasti/ Defined benefit plan Rp


Jumlah/ Total Rp

327.489.573.839

20.839.705.815

348.329.279.654

(19.582.355.000)

-

(19.582.355.000)

(92.882.942.470) 215.024.276.369

20.839.705.815

(92.882.942.470) 235.863.982.184

- 49 -

Present value of unfunded obligations Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial losses Net liability


Nilai kini kewajiban tanpa pendanaan Biaya jasa lalu belum diakui Kerugian aktuarial belum diakui Kewajiban ditanggung oleh PT Garuda Indonesia Tbk Kewajiban bersih


Program imbalan pasti/ Defined benefit plan Rp


Jumlah/ Total Rp

265.411.079.872

19.108.597.993

284.519.677.865

(22.840.650.000)

-

(22.840.650.000)

(48.316.466.329)

-

(48.316.466.329)

(75.387.313.120) 118.866.650.423

(22.222.970.560) (3.114.372.567)

(97.610.283.680) 115.752.277.856

Present value of unfunded obligations Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial losses Liability assumed by PT Garuda Indonesia Tbk Net liability

Sebagian karyawan Perusahaan berasal dari karyawan Garuda dan terkait dengan perpindahan karyawan tersebut, biaya jasa lalu pada saat sebelum perpindahan berikut biaya bunga merupakan tanggungan Garuda dan dicatat sebagai pengurang kewajiban Perusahaan. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan dan Garuda sepakat untuk melakukan offsetting kewajiban imbalan kerja sebesar Rp 97.610.283.680 berikut pengaruh pajak tangguhan sebesar Rp 24.402.570.920 sebagai pembayaran hutang usaha Perusahaan kepada Garuda. Dengan demikian seluruh kewajiban imbalan pasca-kerja imbalan pasti dan jangka panjang lainnya beralih ke Perusahaan.

Some of the Company’s employees were from Garuda and in relation to the transferred employees, past service cost before the transfer and interest cost were the responsibility of Garuda and were recorded as deduction to the Company’s obligations. On September 30, 2010, the Company and Garuda agreed to offset the employment benefits obligation amounting to Rp 97,610,283,680 including the deferred tax effect amounting to Rp 24,402,570,920 as settlement of the Company’s trade accounts payable to Garuda. Therefore, all post-employment defined benefits and other long-term benefit are transferred to the Company.

Mutasi kewajiban imbalan kerja pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut:

Movements in the net liability of the post-employment defined benefits and other long-term benefit are as follows:

Program imbalan pasti/ Defined benefit plan Rp Awal tahun Transfer dari Garuda Beban tahun berjalan Imbalan dibayar tahun berjalan Akhir tahun


Jumlah/ Total Rp

118.866.650.423 75.387.313.120

(3.114.372.567) 22.222.970.560

115.752.277.856 97.610.283.680

42.719.752.012

4.776.469.780

47.496.221.792

(21.949.439.186) 215.024.276.369

(3.045.361.958) 20.839.705.815

(24.994.801.144) 235.863.982.184

- 50 -

At beginning of year Transfers from Garuda Amounts charged to operations Benefit paid during the year At end of year


Program imbalan pasti/ Defined benefit plan Rp Awal tahun Beban tahun berjalan Imbalan dibayar tahun berjalan Akhir tahun

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued 2009 Imbalan kerja jangka panjang lainnya/ Other long-term benefits Rp

Jumlah/ Total Rp

103.956.688.000

1.384.983.000

105.341.671.000

31.042.691.373

(1.235.708.007)

29.806.983.366

(16.132.728.950) 118.866.650.423

(3.263.647.560) (3.114.372.567)

(19.396.376.510) 115.752.277.856

26. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

At beginning of year Amounts charged to operations Benefit paid during the year At end of year

26. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

Sifat Hubungan Istimewa

Nature of Relationship

a. Garuda dan PT Aero Wisata adalah pemegang

a.

Garuda and PT Aero Wisata are the stockholders of the Company.

b. Pemegang saham utama PT Gapura Angkasa dan

b.

The majority stockholder of PT Gapura Angkasa and PT Aero Wisata is the same majority stockholder as the Company.

c.

c.

The majority stockholder of PT Mandira Erajasa Wahana (Mandira), PT Aerowisata Catering Service, PT Aero Jasa Perkasa and PT Satriavi is PT Aero Wisata.

saham Perusahaan.

PT Aero Wisata sama dengan pemegang saham utama Perusahaan.

Pemegang saham utama PT Mandira Erajasa Wahana (Mandira), PT Aerowisata Catering Service, PT Aero Jasa Perkasa dan PT Satriavi adalah PT Aero Wisata.

Transaksi Hubungan Istimewa

Transactions with Related Parties

Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain:

The Company entered into certain transactions with related parties, including the following:

a. Rincian pendapatan, piutang usaha dan tagihan

a. The details of revenue, trade account receivables

bruto kepada pelanggan dari pihak hubungan istimewa sebagai berikut:

and gross receivable to customers from related parties are as follows:

2010 Tagihan bruto

PT Garuda Indonesia Tbk PT Gapura Angkasa PT Aerowisata Catering Service Jumlah Persentase dari jumlah penjualan

Piutang usaha/

kepada pelanggan/

Pendapatan/

Trade accounts

Gross receivable

Revenue

receivable

to customers

Rp

Rp

Rp

1.247.759.923.150

264.786.411.386

226.676.463.209

6.408.884.664

6.837.289.691

-

PT Gapura Angkasa

579.523.367

328.599.924

-

PT Aerowisata Catering Service

1.254.748.331.181

271.952.301.001

226.676.463.209

83%

PT Garuda Indonesia Tbk

Total Percentage of total sales

Persentase dari jumlah aset

19%

- 51 -

16%

Percentage of total assets



2009 Tagihan bruto

PT Garuda Indonesia Tbk PT Gapura Angkasa PT Aerowisata Catering Service Jumlah Persentase dari jumlah penjualan

Piutang usaha/

kepada pelanggan/

Pendapatan/

Trade accounts

Gross receivable

Revenue

receivable

to customers

Rp

Rp

Rp

1.215.757.517.295

332.613.640.139

6.640.409.328

5.406.221.791

714.521.015

348.630.096

1.223.112.447.638

338.368.492.026

260.590.612.179 -

PT Garuda Indonesia Tbk PT Gapura Angkasa

-

PT Aerowisata Catering Service

260.590.612.179

74%

Total Percentage of total sales

Persentase dari jumlah aset

24%

18%

Percentage of total assets

b. Perusahaan mempunyai transaksi usaha dengan

b. The Company entered into trade transactions with

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang yang timbul dari transaksi dengan pihak hubungan istimewa dicatat sebagai bagian dari hutang usaha (Catatan 13) dan biaya masih harus dibayar (Catatan 16), dengan rincian sebagai berikut:

As of December 31, 2010 and 2009, the liabilities from transactions with related parties were presented as part of trade accounts payable (Note 13) and accrued expenses (Note 16), with details as follows:

Garuda meliputi penyewaan bangunan dan software, pembayaran lebih dahulu biaya-biaya Perusahaan antara lain telepon, asuransi, dan imbalan kerja. Selain itu, Perusahaan juga mempunyai transaksi dengan Mandira, PT Gapura Angkasa, PT Aerowisata Catering Service, PT Aero Jasa Perkasa dan PT Satriavi dalam hal sewa kendaraan, jasa penunjang penerbangan, jasa boga, kargo dan jasa perhotelan.

2010

PT Garuda Indonesia Tbk PT Gapura Angkasa PT Mandira Erajasa Wahana Lain-lain Jumlah

c.

Garuda consisting of rental of building and software, advance payments of the Company’s expenses including telephone, insurance, and employment benefits. Further, the Company also has transactions with Mandira, PT Gapura Angkasa, PT Aerowisata Catering Service, PT Aero Jasa Perkasa and PT Satriavi regarding rental of vehicle, ground handling services, catering services, cargo and hotel services.

2009

Hutang usaha/ Trade accounts payable Rp

Biaya masih harus dibayar/ Accrued expenses Rp

Hutang usaha/ Trade accounts payable Rp

Biaya masih harus dibayar/ Accrued expenses Rp

160.846.169.779 8.065.864.309

31.157.017.535 -

211.823.867.923 4.222.778.357

19.713.963.608 -

4.176.521.167 2.343.170.764 175.431.726.019

2.338.173.970 859.670.871 34.354.862.376

1.266.973.241 392.339.731 217.705.959.252

3.337.122.065 803.122.168 23.854.207.841

Perusahaan menerima dana dari Garuda untuk pembayaran atas nama Garuda sehubungan pengadaan suku cadang pesawat. Saldo dana deposit tersebut dicatat sebagai hutang lain-lain sebesar US$ 7.165.000; EUR 185.250 (setara dengan Rp 66.644.315.383) pada tanggal 31 Desember 2010 dan US$ 9.460.315 (setara dengan Rp 88.926.959.975) pada tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 14).

- 52 -

c.

PT Garuda Indonesia Tbk PT Gapura Angkasa PT Mandira Erajasa Wahana Others Total

The Company receives funds from Garuda for payments in the name of Garuda in connection with aircraft spare parts supply. The customer deposit was recorded as other accounts payable which amounted to US$ 7,165,000; EUR 185,250 (equivalent to Rp 66,644,315,383) as of December 31, 2010 and US$ 9,460,315 (equivalent to Rp 88,926,959,975) as of December 31, 2009 (Note 14).



d. Pada

tahun 2005, Perusahaan mendapat penjadualan ulang pembayaran hutang usaha kepada Garuda sebesar Rp 91.121.755.831, diangsur selama 10 tahun dan tanpa bunga. Pembayaran dimulai tahun 2006 dengan memperhitungkan tagihan pendapatan usaha kepada Garuda. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang ini dicatat sebagai hutang kepada pemegang saham masing-masing sebesar Rp 32.869.750.023 dan Rp 53.193.199.838.

d. In 2005, the Company obtained a payment

e. Perusahaan mengadakan kesepakatan dengan

e. The Company entered into arrangement with

f.

f.

Garuda mengenai pengakuan pengenaan bunga atas piutang usaha Perusahaan kepada Garuda yang dialihkan dengan recourse ke BNI dengan tingkat bunga sebesar 6% per tahun. Perusahaan memiliki piutang lain-lain dari Garuda sebesar Rp 37.460.789.208 atas iuran yg harus dikembalikan Garuda kepada karyawan aktif Perusahaan dimana Perusahaan telah membayarkan sebagian iuran tersebut terlebih dahulu kepada karyawan.

27. PERJANJIAN SEWA OPERASI Perusahaan mempunyai sebagai berikut:

perjanjian

reschedule for trade acccounts payable to Garuda amounting to Rp 91,121,755,831 payable in 10 year installment, and bears no interest. The payments begin in 2006 by offsetting revenue collections from Garuda. As of December 31, 2010 and 2009, the payable was recorded as due to a shareholder which amounted to Rp 32,869,750,023 and Rp 53,193,199,838, respectively.

Garuda concerning interest charge of the Company’s trade accounts receivable to Garuda which transfers with recourse to BNI with interest rate of 6% per annum. The Company has other account receivable from Garuda related amounting to Rp 37,460,789,208 in relation with contribution settlement by Garuda to the Company’s active employees where the Company has made early settlement for part of such contribution to the employees.

27. OPERATING LEASE ARRANGEMENTS sewa

operasi

a. Perusahaan

The Company had operating lease agreement as follows:

mengadakan perjanjian dengan Garuda sehubungan dengan sewa tanah dan bangunan (terdiri dari hanggar dan bangunan masing-masing selama 40 tahun dan 20 tahun) kepada Perusahaan yang terletak di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang Perjanjian ini berlaku mulai dari 1 Agustus 2002. Pada tanggal 31 Maret 2008, Perusahaan dan Garuda menyepakati perubahan perjanjian, antara lain, (1) sewa-lanjut atas tanah PT (Persero) Angkasa Pura II diubah menjadi sewa langsung, (2) perubahan luas bangunan yang disewa, (3) pembayaran lebih dahulu biaya-biaya Garuda oleh Perusahaan meliputi biaya Pajak Bumi dan Bangunan, listrik, dan air dan (4) perjanjian berlaku mulai dari 1 Januari 2008.

a.

b.

Perusahaan mengadakan perjanjian Garuda, untuk memberikan layanan informasi dan jasa komunikasi Perusahaan. Perjanjian ini berlaku untuk 10 tahun efektif dari 1 Januari 2004.

b. The Company entered into an agreement with

c.

Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Mandira, sehubungan dengan sewa kendaraan operasional kepada Perusahaan. Perjanjian ini berlaku untuk periode 1 Juni 2005 sampai 30 Juni 2008. Perusahaan memperpanjang sewa tersebut dengan Mandira dengan menandatangani perjanjian baru pada tanggal 20 Oktober 2008 untuk periode mulai 1 Oktober 2008 sampai 31 Desember 2011.

dengan sistem kepada periode

- 53 -

The Company entered into agreement with Garuda in relation to lease of land and building (consisting of hangar and building each for 40 years and 20 years) to the Company located in SoekarnoHatta Airport, Cengkareng, Tangerang. This agreement was effective from August 1, 2002. On March 31, 2008, the Company and Garuda agreed to amend the agreement, among others (1) from sub-lease on PT (Persero) Angkasa Pura II’s land changed to become direct lease, (2) change in the lease area of building, (3) pay in advance Garuda’s expenses by the Company including Land and Building Tax (PBB), electricity and water expenses and (4) the agreement was effective from January 1, 2008.

Garuda to provide information systems and communication services to the Company. The term of this agreement is for the period of 10 years effective from January 1, 2004.

c.

The Company entered into agreement with Mandira relating to lease of operational vehicles to the Company. The term of this agreement is for the period starting June 1, 2005 until June 30, 2008. The Company extended the lease with Mandira by entering into a new agreement on October 20, 2008 for the period starting October 1, 2008 until December 31, 2011.



d.

Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Jakadara Aircraft Services untuk melaksanakan jasa pergerakan material. Perjanjian ini telah diperpanjang dan akan berakhir pada 31 Juli 2010.

d. The Company entered into an agreement with

e.

Pada tanggal 25 Januari 2008, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan Konsesi Usaha dengan PT (Persero) Angkasa Pura II sehubungan dengan pemanfaatan tanah 2 seluas ± 900.000 m untuk digunakan dalam kegiatan usaha pemeliharaan pesawat di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Desember 2011 dengan kompensasi dan konsesi sesuai dengan tarif yang disepakati. Perusahaan wajib memberikan jaminan bank yang diterbitkan oleh bank untuk menjamin pembayaran kompensasi tersebut. Masa berlaku jaminan tersebut selama 1 tahun dan diperpanjang setiap tahunnya sampai berakhirnya perjanjian ini.

e. On January 25, 2008, the Company entered into

f.

Pada tanggal 14 Agustus 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Mandira untuk melaksanakan jasa pergerakan material Perusahaan. Perjanjian ini berlaku untuk 3 tahun efektif dari 1 Juli 2008 sampai 30 Juni 2011.

f.

g.

Perusahaan juga mengadakan perjanjian sewa operasi peralatan operasional, koneksi internet, dan lainnya dengan beberapa pihak.

g. The Company also entered into operating lease

Dalam perjanjian-perjanjian sewa operasi tersebut terdapat review sewa, penggunaan minimum serta opsi pembaruan sewa yang diperjanjikan. Perusahaan tidak memiliki opsi untuk membeli aset yang disewa pada akhir masa sewa. Perjanjian tersebut juga memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan pengakhiran perjanjian sebelum masa sewa berakhir.

The operating lease arrangements contain rent review, minimum utilization and option to renew the arranged lease. The Company does not have an option to purchase such assets at the expiry of the lease period. The lease arrangements include certain conditions that may cause the leases to be terminated prior to the expiry of the lease periods.

Pembayaran sewa yang diakui di laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

Lease payments recognized in the statements of income are as follows:

2010 Rp Pembayaran sewa minimum Rental kontinjen Jumlah

Land Utilization and Business Concession Agreements with PT (Persero) Angkasa Pura II in relation to land utilization measuring approximately 900,000 square meters used for aircraft maintenance business activities in Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng, Tangerang. The term of this agreement was effective until December 31, 2011, wherein compensation and concession are based on agreed tariffs. The Company obliged to provide bank guarantee which is issued by a bank to secure the payment of such compensation. The term of such guarantee is 1 year and will be amended until the end of term of this agreement. On August 14, 2008, the Company entered into an agreement with Mandira to provide material handling services to the Company. The term of this agreement is for 3 years effective from July 1, 2008 until June 30, 2011. agreements of operational equipment, internet connection, and others with several parties.

2009 Rp

41.617.995.198 13.033.680.328 54.651.675.526

Beban sewa dialokasi sebagai berikut:

45.950.967.535 11.520.036.800 57.471.004.335

Minimum lease payments Contingent rentals Total

Rental expenses are allocated as follows:

2010 Rp Beban langsung Beban umum dan administrasi Jumlah

PT Jakadara Aircraft Services for the provision of material handling vehicle. This agreement has been extended and will be expired on July 31, 2010.

2009 Rp

26.896.668.974 27.755.006.552 54.651.675.526 - 54 -

30.871.425.017 26.599.579.318 57.471.004.335

Direct cost General and administrative expense Total

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Sehubungan dengan perjanjian sewa operasi tersebut, Perusahaan memiliki komitmen sewa operasi tidak dapat dibatalkan sebagai berikut:

2010 Rp Tidak lebih dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun dan tidak lebih dari 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED - Continued In relation with the operating lease arrangement, the Company had non-cancellable operating lease commitments as follows:

2009 Rp

35.568.581.598

41.473.995.198

64.033.254.060 111.529.871.248 211.131.706.906

89.041.291.770 122.090.415.136 252.605.702.104

28. IKATAN

Not longer than 1 year Longer than 1 year but not longer than 5 years Longer than 5 years Total

28. COMMITMENTS

a.

Perusahaan melakukan perjanjian jangka panjang untuk pemeliharaan dan perbaikan pesawat dengan Garuda, PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways, Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, dan Southern Air. Perusahaan memperoleh pendapatan atas jasa ini sesuai tarif yang disepakati dalam perjanjian.

a.

The Company entered into long-term agreements for aircrafts repair and maintenance with Garuda, PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways, Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, and Southern Air. The Company recognizes revenue from this service based on agreed tariff in the agreements.

b.

Perusahaan memiliki bank garansi sebesar Rp 876.090.891 dan US$ 10.000 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 1.430.393.751 pada tanggal 31 Desember 2009 yang digunakan sebagai jaminan pelaksanaan pekerjaan. Bank garansi tersebut diterbitkan oleh Bank Negara Indonesia dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun yang ditempatkan pada bank yang sama. Bank garansi dijamin dengan kas dalam jumlah yang sama.

b.

The Company has bank guarantees amounting to Rp 876,090,891 and US$ 10,000 as of December 31, 2010 and Rp 1,430,393,751 as of December 31, 2009 which were used as work performance guarantee. The bank guarantee were issued by Bank Negara Indonesia with periods less than 1 year. The bank guarantees are secured by cash deposits on the same bank account which is equivalent to same amount.

c.

Pada tanggal 23 Nopember 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan BNI mengenai pemberian fasilitas Kredit Modal Kerja Mitra kepada beberapa pemasok Perusahaan dengan jangka waktu 3 tahun. Fasilitas ini ditujukan untuk pembiayaan modal kerja beberapa pemasok Perusahaan dalam bentuk talangan piutang pemasok Perusahaan kepada Perusahaan. Masing-masing pemasok Perusahaan mendapatkan fasilitas maksimal sebesar Rp 10 miliar, dengan jangka waktu fasilitas 1 tahun dan jangka waktu pelunasan 90 hari sejak tanggal pencairan kredit.

c.

On November 23, 2010, the Company made an agreement with BNI regarding Partnership Working Capital Credit facility to some of the Company’s suppliers with terms of 3 years. This facility is used to finance working capital of several of the Company’s suppliers in form of early payment of the Company’s suppliers receivable to the Company. Each of the Company’s supplier obtained facility with maximum of Rp 10 billion, with facility term of 1 year and settlement term of 90 days from the date of credit withdrawal.

Selanjutnya atas fasilitas yang telah disetujui, Perusahaan akan mengeluarkan surat sanggup dan pembayaran hutang akan dilakukan ke rekening escrow milik pemasok di BNI sebagai pembayaran angsuran kredit atas nama pemasok yang bersangkutan. Perusahaan akan dikenakan bunga 1,5% per bulan atas keterlambatan pembayaran. d.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan memiliki komitmen untuk pengadaan aset tetap sebesar Rp 96.045.694.070. - 55 -

Then for the agreed facility, the Company will issue promissory note and will make payable settlement to supplier’s escrow account in BNI as credit installment payment in the name of related supplier. The Company will be charged with interest rate of 1.5% per month for late payment.

d.

As of December 31, 2010, the Company had commitments for acquisition of property and equipment of Rp 96,045,694,070.



29. KASUS DAN PERKARA HUKUM a.

29. CASE AND LITIGATIONS

Pada tanggal 8 Agustus 2008, Perusahaan, Garuda dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro Batavia (MB) dengan perkara No. 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst untuk (1) siklus tidak terpakai sebesar US$ 73.215.579 (atau setara Rp 673.583.333.330) (2) kerugian material sebesar Rp 500 juta setiap hari dan US$ 50,000 (atau setara Rp 460 juta) setiap bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai pesawat dapat beroperasi (3) kerugian imaterial sebesar US$ 10 juta (atau setara Rp 92 miliar) dan (4) memperbaiki mesin yang rusak. Tuntutan ganti rugi timbul karena Perusahaan dinyatakan melanggar kontrak terkait dengan garansi yang diberikan Perusahaan atas penggantian dan pemasangan 5 mesin pesawat ESN 857854 yang dimiliki MB.

a.

In August 8, 2008, the Company, Garuda and State Minister of State-owned Enterprise faced a lawsuit claim from PT Metro Batavia (MB) registered as No. 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst for (1) for unused cycles amounting to US$ 73,215,579 (or equivalent to Rp 673,583,333,330) (2) material loss amounting to Rp 500,000,000 each day and US$ 50,000 (or equivalent to Rp 460,000,000) every month starting October 23, 2007 until the aircraft is able to be operated (3) immaterial loss amounting to US$ 10,000,000 (or equivalent to Rp 92,000,000,000) and (4) repairs on engine failure. The lawsuit claims arise from the declaration that the Company has conducted a breach of contract in relation to the warranty given by the Company regarding the replacement and installation of 5 bearing in engine ESN 857854 owned by MB.

Sehubungan dengan kasus ini, Perusahaan mengajukan gugatan balik kepada MB karena MB tidak memenuhi kewajiban pembayaran hutang kepada Perusahaan atas jasa penggantian dan perbaikan mesin tersebut sebesar US$ 256.266 ditambah bunga sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan.

In relation to this case, the Company has filed counterclaims lawsuit to MB for unfulflling the obligation to pay the Company ’s merits on such engine replacement and installation services of US$ 256,266 and interest amounting to 6% per annum starting July 15, 2008 until the judgment is final and binding.

Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan MB kepada Perusahaan dan menerima gugatan balik Perusahaan sebesar US$ 256.266 dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 17 Nopember 2007 (“Putusan No. 269”).

On March 11, 2009, the District Court of Central Jakarta has decided to reject MB’s claims to the Company and accept the counter claim from the Company amounting to US$ 256,266 with interest 6% per annum calculated from November 17, 2007 (“Verdict No. 269”).

Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Sebagai tanggapan, pada tanggal 16 Juli 2009 Perusahaan juga mengajukan kontra memori banding dengan perkara No. 503/PDT/2009/PT.DKI jo. Perkara Perdata No. 269. Pada tanggal 15 Januari 2010, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan untuk menguatkan Putusan No. 269 (”Perkara Banding No. 503”).

On May 18, 2009, MB has filed a statement of appeal to High Court of DKI Jakarta. As a response, the Company also filed a statement of counter appeal on July 16, 2009 registered as No. 503/PDT/2009/PT.DKI jo. Civil Case No. 269. On January 15, 2010, the High Court of DKI Jakarta has decided to strengthen Verdict No. 269 (“Appeal Verdict No. 503”).

Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia atas Perkara Banding No. 503. Sebagai tanggapan, pada tanggal 17 Mei 2010 Perusahaan juga mengajukan kontra memori kasasi dengan perkara No. 21/Srt.Pdt.Kas/2010/PN.JKT.PST jo. Perkara Perdata No. 269. Saat ini, kasasi tersebut masih dalam proses oleh hakim di Mahkamah Agung.

On March 25, 2010, MB has filed a statement of cassation to the Supreme Court of Republic of Indonesia for the Appeal Verdict No. 503. As a response, the Company also filed a statement of counter cassation on May 17, 2010 registered as No. 21/Srt.Pdt.Kas/2010/PN.JKT.PST jo. Civil Case No. 269. Currently, the cassation is still examined by the judges of the Supreme Court.

Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti tersebut tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan dan kegiatan usaha Perusahaan.

Management believes that such claims have no material impact to the Company’s financial statements and operation.

- 56 -


c.


Pada tanggal 25 September 2008, Perusahaan menuntut ganti rugi kepada MB dengan perkara No. 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst atas (1) pembayaran hutang MB kepada Perusahaan sebesar US$ 1.191.615, (2) bunga hutang MB sebesar 6% per tahun dari hutang sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan dan (3) membayar kerugian sebesar US$ 200 juta.

b.

On September 25, 2008, the Company has filed claims to MB registered as No. 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst for (1) payment of MB’s debt to the Company amounting to US$ 1,191,615, (2) interest on MB’s debt amounting to 6% per annum on debts starting July 15, 2008 until the judgment is final and binding and (3) payment of loss amounting to US$ 200,000,000.

Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan menerima gugatan Perusahaan terhadap MB sebesar US$ 1.191.615 dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 15 Juli 2008 serta kerugian Perusahaan sebesar US$ 500 ribu (“Putusan No. 335”). Disamping itu, Pengadilan juga menyatakan sita jaminan terhadap 4 pesawat MB.

On April 22, 2009, the District Court of Central Jakarta decided to accept the claim from the Company amounting to US$ 1,191,615 with interest of 6% per annum, calculated since July 15, 2008 and the Company’s loss amounting to US$ 500 million (“Verdict No. 335”). Besides that, the Court also declared the security of attachment of 4 airplanes owned by MB.

Pada tanggal 28 April 2009, MB mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Sebagai tanggapan, pada tanggal 19 Agustus 2009 Perusahaan juga mengajukan kontra banding dengan perkara No. 504/PDT/2009/PT.DKI jo. Perkara Perdata No. 335. Pada 21 Januari 2010, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan untuk menerima tuntutan dari Perusahaan (”Perkara Banding No. 504”). MB diwajibkan untuk melakukan pembayaran hutangnya kepada perusahaan.

On April 28, 2009, MB has filed a statement of appeal to High Court of DKI Jakarta. As a response the Company also filed a Statement of counter appeal on August 19, 2009 registered as No. 504/PDT/2009/PT.DKI jo. Civil Case No. 335. On January 21, 2010, the High Court of DKI Jakarta has decided to accept the Company’s claim (“Appeal Verdict No. 504”). MB is obliged to make payment to the Company.

Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia atas Perkara Banding No. 504. Sebagai tanggapan, pada tanggal 29 Juli 2010 Perusahaan juga mengajukan kontra memori kasasi dengan perkara No. 22/Srt.Pdt.Kas/2010/PN.JKT.PST jo. Perkara Perdata No. 335. Saat ini, kasasi tersebut masih dalam proses oleh hakim di Mahkamah Agung.

On March 25, 2010, MB has filed a statement of cassation to the Supreme Court of Republic of Indonesia for the Appeal Verdict No. 504. As a response, the Company also filed a statement of counter cassation on July 29, 2010 registered as No. 22/Srt.Pdt.Kas/2010/PN.JKT.PST jo. Civil Case No. 335. Currently, the cassation is still examined by the judges of the Supreme Court.

Perusahaan telah mengajukan klaim tagihannya kepada kurator PT Adam Skyconnection Airline (Adam) yang dinyatakan bangkrut berdasarkan Putusan No. 26/Pailit/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 9 Juni 2008. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, kebangkrutan Adam masih dalam proses dan pemulihan klaim Perusahaan belum dapat ditentukan.

30. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN

c.

The Company has submitted its claims to the curator of PT Adam Skyconnection Airline (Adam) which was declared bankrupt under the Judgment No. 26/Pailit/PN.Niaga.Jkt.Pst dated June 9, 2008. As of date of issuance of the financial statements, Adam’s bankruptcy is still in process and the recovery of the Company’s claim could not be determined.

30. APPROVAL OF THE FINANCIAL STATEMENTS

Direksi Perusahaan telah menyetujui laporan keuangan Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 18 Maret 2011.

*******

- 57 -

The financial statements were approved by the Directors and authorized for issue on March 18, 2011.

Soekarno-Hatta International Airport Cengkareng, Jakarta, Indonesia PO BOX 1303. BUSH 19100 P : 62-21 550 8609 / 8527 / 8726 F : 62-21 550 2489 (main) E : [email protected]

Laporan Tahunan Annual Report

www.gmf-aeroasia.co.id

Laporan Tahunan Annual Report. Ready. for The Next Stage of Growth

Recommend Documents