LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
MEMBANGUN LANDASAN BAGI KEMITRAAN
BUILDING THE FOUNDATION FOR PARTNERSHIPS
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN THIS PAGE IS INTENTIONALLY LEFT BLANK
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
MEMBANGUN LANDASAN BAGI KEMITRAAN BUILDING THE FOUNDATION FOR PARTNERSHIPS
ANNUAL REPORT // BANK ANDARA 2013
4
DAFTAR ISI TABLE OF CONTENT 6
54
BAB SATU CHAPTER ONE
BAB DUA CHAPTER TWO
PENGANTAR EXECUTIVE SUMMARY
8 MEMBANGUN LANDASAN BAGI KEMITRAAN BUILDING THE FOUNDATION FOR PARTNERSHIPS 10 KINERJA UTAMA PERFORMANCE HIGHLIGHT 11 IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHT 12 PERISTIWA PENTING SIGNIFICANT EVENTS 14 SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS MESSAGE FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS 18 SAMBUTAN DIREKSI MESSAGE FROM THE BOARD OF DIRECTORS 24 RENCANA DAN STRATEGI PLAN AND STRATEGY 28 SEKILAS BANK ANDARA BANK ANDARA AT A GLANCE 30 JEJAK LANGKAH MILESTONES
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
34 VISI & MISI VISION & MISSION 35 NILAI NILAI DASAR CORE VALUES 36 STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE 38 KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM OWNERSHIP COMPOSITION 39 PROFIL PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS PROFILES 42 PROFIL DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS PROFILES 45 PROFIL DIREKSI BOARD OF DIRECTORS PROFILES 48 APRESIASI APPRECIATION 50 PRODUK DAN LAYANAN PRODUCTS AND SERVICES 53 JARINGAN KANTOR OFFICE NETWORK
56 TINJAUAN MAKRO EKONOMI DAN INDUSTRI PERBANKAN MACROECONOMIC AND BANKING INDUSTRY REVIEW 57 TINJAUAN KEUANGAN FINANCIAL REVIEW 64 TINJAUAN USAHA BUSINESS REVIEW 64 KINERJA KREDIT LENDING PERFORMANCE 67 KINERJA SIMPANAN FUNDING PERFORMANCE 68 KINERJA LAYANAN ANDARALINK ANDARALINK SERVICE PERFORMANCE 69 TINJAUAN UNIT PENDUKUNG FUNCTIONAL UNITS
136
BAB TIGA CHAPTER THREE
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 69 OPERASIONAL DAN TEKNOLOGI INFORMASI OPERATION & INFORMATION TECHNOLOGY 71 SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES 80 MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
138 LAPORAN PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS THE BOARD OF COMMISSIONERS SUPERVISORY REPORT 179 KODE ETIK CODE OF ETHICS 180 PENGADUAN INTERNAL WHISTLEBLOWER 182 PENGADUAN EXTERNAL EXTERNAL COMPLAINT CHANNEL
184
BAB EMPAT CHAPTER FOUR
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
199 LAPORAN KEUANGAN 2013 - AUDIT
2013 FINANCIAL STATEMENTS - AUDITED
ANNUAL REPORT // BANK ANDARA 2013
5
6
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
BAB SATU
CHAPTER ONE
PENGANTAR EXECUTIVE SUMMARY
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
7
8
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
TEMA // THEME
MEMBANGUN LANDASAN BAGI KEMITRAAN
BUILDING THE FOUNDATION FOR PARTNERSHIPS
“Membangun Landasan Bagi Kemitraan” adalah tema yang diusung dalam penulisan Laporan Tahunan 2013 Bank Andara. Tema ini dikedepankan mengingat sepanjang tahun 2013 Bank Andara fokus pada penguatan dan penyelarasan seluruh lini usaha dan bidang operasional terkait dengan aktivitas usaha Bank. Upaya-upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk penambahan layanan AndaraLink, perluasan jaringan kantor, pengembangan teknologi yang terpadu, serta pemberian pelatihan internal dan eksternal. Disamping itu, Bank Andara juga terus mempertahankan misinya untuk menempatkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai mitra usaha. Keseluruhan upaya-upaya tersebut bertujuan untuk membangun suatu landasan bagi sebuah kemitraan yang berkelanjutan dalam mencapai visi dan misi Bank yakni inklusi keuangan.
“Building the Foundation for Partnerships” is the theme for Bank Andara’s 2013 Annual Report. This theme embodies Bank Andara’s focuses throughout 2013 on strengthening and aligning its entire business lines and operational aspects with the Bank’s business activities. These efforts are manifested in, among others, additional services provided by AndaraLink, branch network expansion, integrated technology development as well as trainings. Additionally, Bank Andara continues to maintain its mission by positioning Micro Finance Institutions (MFI) as business partner. These efforts sought to build the foundation for sustainable partnership in achieving Bank’s vision and mission, that is financial inclusion.
Bank Andara percaya bahwa keberhasilan pencapaian kinerja Bank harus mencakup keberhasilan pada (i) pertumbuhan usaha, baik dari sisi keuangan maupun operasional; (ii) penerapan menajemen risiko; (iii) kepatuhan dan tata kelola perusahaan; (iv) jangkauan pelayanan; dan (v) manfaat yang dinikmati langsung oleh masyarakat, khususnya LKM mitra dan nasabah akhir.
Bank Andara believes that Bank’s success should include achievements in (i) business growth, both financially and operationally; (ii) risk management implementation; (iii) compliance with good corporate governance; (iv) service outreach; and (v) benefits for the public, specifically MFI partners and their end clients.
9
Bank Andara berharap dapat terus meningkatkan jangkauan layanan yang ditandai dengan: a. Peningkatan jumlah dan kualitas kredit. b. Penambahan jumlah LKM penerima fasilitas perbankan. c. Peningkatan pelatihan yang diberikan, baik jumlah maupun ragam pelatihan. d. Peningkatan dukungan infrastruktur, khususnya teknologi, sehingga masyarakat memiliki akses yang lebih banyak, lebih mudah, dan lebih baik terhadap layanan keuangan. e. Peningkatan usaha nasabah yang berkesinambungan. f. Perbaikan tingkat penghidupan masyarakat yang lebih baik.
Bank Andara looks forward to continuously improving its service outreach in the years ahead, indicated by: a. Increased amount and enhanced quality of the loans. b. Increased number of MFI to receive financing facility. c. More training with better quality. d. Enhanced infrastructure supports, particularly in technology front, to increase and enhance access to financial institutions. e. Increased numbers of client’s sustainable businesses. f. Improved quality of people’s livelihoods.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
10 IKHTISAR UTAMA // EXECUTIVE HIGHLIGHT
KINERJA UTAMA
PERFORMANCE HIGHLIGHT LKM MITRA BANK
BANK’S MFI PARTNER
ASET BANK
BANK’S ASSET 1.220,73
737
1.295,66
730,18
796
565
2011
2012
2011
2013
2012
2013
Dalam miliar Rp / in billions Rp
DANA PIHAK KETIGA
THIRD PARTY FUND
JUMLAH PENYALURAN KREDIT
TOTAL LOANS 1.140,49
980,33
839,28
769,45
480,37
745,59
2011
2012
2013
2011
Dalam miliar Rp / in billions Rp
Dalam miliar Rp / in billions Rp
PENDAPATAN BUNGA
INTEREST INCOME
153,88 108,17 49,35
2011
Dalam miliar Rp / in billions Rp
2012
2013
2012
2013
11 IKHTISAR UTAMA // EXECUTIVE HIGHLIGHT
IKHTISAR KEUANGAN Dalam miliar Rupiah
In billions Rupiah
Notasi angka-angka pada tabel dan grafik di Laporan Tahunan ini dalam Bahasa Indonesia DATA KEUANGAN
Numerical notations in all tables and graphs in this Annual Report are in Indonesian 2013
2012
2011
FINANCIAL DATA
Jumlah Aset
1.295,66
1.220,73
730,11
Total Assets
Jumlah Penyaluran Kredit
1.140,49
980,33
480,37
Total Loans
Jumlah Simpanan Nasabah
180,79
210,85
77,45
Deposits from Customers
Jumlah Simpanan dari Bank Lain
658,48
534,74
346,00
Deposits from Other Banks
Jumlah Ekuitas
197,40
239,96
176,88
Total Equity
Pendapatan Bunga
153,88
108,17
49,35
Interest Income
Beban Bunga
(88,97)
(60,38)
(27,63)
Interest Expense
64,91
47,80
21,72
Net Interest Income
1,52
3,99
1,12
Other Operating Income
Beban Operasional
(72,38)
(49,51)
(47,55)
Operating Expenses
Rugi Operasional
(26,02)
(2,26)
(28,02)
Operating Income
Rugi Sebelum Pajak
(25,59)
(2,16)
(29,78)
Income Before Tax
Pendapatan Bunga – Bersih Pendapatan Operasional Lainnya
RASIO KEUANGAN (%)
2013
2012
2011
FINANCIAL RATIOS (%)
(1,94)
(0,33)
(5,97)
Return on Assets (ROA)
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)
(18,99)
(1,77)
(14,36)
Return on Equity (ROE)
Kredit yang diberikan terhadap DPK
630,82
464,94
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional
33,87
40,88
Rasio Kredit Bermasalah – Kotor
1,83
0,15
0,03 Non Performing Loan – Gross
Rasio Kredit Bermasalah – Bersih
0,02
0,02
0,00
Non Performing Loan – Net
Marjin Pendapatan Bunga Bersih
5,31
5,30
5,14
Interest Margin (NIM)
116,81
102,04
155,06
Operating Expense to Operating Income
Imbal Hasil Aset (ROA)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
620,25 Loans to Deposits Ratio (LDR) 72,67
CAR with credit and operational risks
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
FINANCIAL HIGHLIGHT
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
12 IKHTISAR UTAMA // EXECUTIVE HIGHLIGHT
PERISTIWA PENTING
SIGNIFICANT EVENTS
FEBRUARI 2013 Bank Andara membuka dua kantor cabang di Semarang dan Surabaya yang merupakan bentuk komitmen dalam memperluas jangkauan layanan kepada mitra dan calon mitra.
MARET 2013 Bank Andara bekerjasama dengan Mercy Corps, Nokia Life dan Indosat menggelar pelatihan bertema ‘Mobile Value Added Service (MVAS) for Women Entrepreneurs’ di empat kota di Indonesia, yakni Bogor, Bojonegoro, Yogyakarta, dan Tegal. Pelatihan ini ditujukan bagi nasabah akhir (end clients), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Koperasi, dan LKM lain mitra Bank di daerah tersebut.
JUNI 2013 Untuk kedua kalinya, Bank Andara memperoleh fasilitas pinjaman dari Standard Chartered Bank Indonesia. Fasilitas pinjaman kali ini berjumlah Rp57 miliar yang digunakan untuk memperkuat pendanaan Bank dalam membiayai sektor keuangan mikro.
FEBRUARY 2013 Bank Andara opened two branches in Semarang and Surabaya, representing Bank’s commitment to expanding its service and outreach to partners as well as potential partners.
MARCH 2013 Bank Andara, in cooperation with Mercy Corps, Nokia Life and Indosat, held a training on ‘Mobile Value Added Service (MVAS) for Women Entrepreneurs’ in four cities, Bogor, Bojonegoro, Yogyakarta and Tegal. This training was facilitated for end clients, Rural Banks (BPR), Cooperatives and other MFIs that are in partnership with Bank Andara in those areas.
JUNE 2013 Bank Andara received loan facility from Standard Chartered Bank Indonesia for the second time. These Rp57 billion loans are intended to increase Bank’s funding capacity to finance micro finance sector.
JULI 2013 Bank Andara menandatangani Kerjasama Pemberian Fasilitas Kredit secara Terintegrasi dengan PT Bahana Artha Ventura (BAV). Melalui kerjasama ini Bank bersinergi dengan perusahaan modal ventura yang terafiliasi dengan BAV dalam memberikan fasilitas yang dibutuhkan.
JULY 2013 Bank Andara signed an Integrated Loan Facility Agreement with PT Bahana Artha Ventura (BAV). Through this agreement the Bank established a synergy with BAV-affiliated venture capital companies in facilitating the loan.
AGUSTUS 2013 Bank Andara menandatangani kerjasama dengan Bosch Software Innovations dalam pengimplementasian perangkat lunak (software) BPM+ untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pemberian kredit.
AUGUST 2013 Bank Andara signed an agreement on the implementation of BPM+ software with Bosch Software Innovations to increase efficiency on loan approval process.
DESEMBER 2013 Tanggal 2 Desember 2013, Daniel F Iskandar diangkat sebagai Komisaris Independen *)
DECEMBER 2013 On December 2, 2013, the Bank appointed Daniel F Iskandar as Independent Commissioner*)
Bank Andara menandatangani Nota Kesepakatan dengan Mekar Entrepreneur Network dan SITTI. Tujuan dari Nota Kesepakatan ini untuk memberikan akses transaksi keuangan online pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui platform AndaraLink dan bekerjasama dengan LKM untuk penyaluran pendanaan.
Bank Andara signed a Memorandum of Understanding with Mekar Entrepreneur Network and SITTI. This Memorandum of Understanding is aimed at facilitating online access for financial transaction to micro, small, medium enterprises (MSME) through AndaraLink platform and establishing a partnership with MFI in loan channeling.
*) Efektif menjabat setelah posisi Direktur Utama terisi
*) Effective following the appointment of new President Director
PENGHARGAAN AWARDS
“GOOD CORPORATE GOVERNANCE & INFORMATION TECHNOLOGY”
Di tahun 2013, Bank Andara memperoleh penghargaan pada ajang Anugerah Perbankan Indonesia (APBI) 2013 yang diselenggarakan pada tanggal 26 September 2013 di Jakarta oleh Persatuan Bank Nasional (Perbanas). Bank Andara memperoleh Peringkat 1 untuk Good Corporate Governance (GCG) dan penghargaan untuk kategori Information Technology. Penghargaan diterima oleh David HL Yong, Direktur Utama Bank Andara.
In 2013, Bank Andara received an award at Indonesia Banking Award 2013. Held on September 26, 2013 in Jakarta by Indonesian Banks Association (Perbanas), Bank Andara is ranked 1st for Good Corporate Governance (GCG) as well as Information Technology category. The award was received by David HL Yong, President Director of Bank Andara.
Anugerah Perbankan Indonesia 2013 merupakan bentuk apresiasi penghargaan tertinggi bagi Bank di Indonesia dan CEO Bank di Indonesia, baik Bank Swasta, Bank Persero, Bank Syariah, maupun Bank Pembangunan Daerah yang telah berhasil meningkatkan kinerja atau menciptakan pertumbuhan (Delta Growth) kinerja Bank, juga meningkatkan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan bisnis, pasar modal, investasi, dan perekonomian di Indonesia.
Indonesia Banking Award 2013 serves as the highest appreciation for the Banks and Bank CEOs in Indonesia, comprising Private Banks, State-owned Banks, Sharia Banks, and Local Development Banks that have achieved outstanding performance or established Bank’s performance (Delta Growth), as well as promoted significant contribution for business development, capital market, investment, and economy in Indonesia.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
13
14
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
LAPORAN MANAJEMEN // MANAGEMENT REPORT
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS
MESSAGE FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS
Perkenankan saya mengawali sambutan laporan tahunan 2013 ini dengan menyampaikan bahwa Bank Andara telah melakukan upaya terbaiknya untuk melepaskan diri dari situasi penuh tantangan yang dampaknya mulai terasa khususnya pada triwulan ketiga dan keempat tahun 2013. Selama periode itu, Bank Andara mencatat kenaikan pinjaman bermasalah (NPL), khususnya yang berasal dari dari nasabah debitur koperasi. Dengan menyesal saya sampaikan bahwa kenaikan NPL tersebut telah menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi Bank di tahun ini.
I offer this year’s message noting that Bank Andara is making its best effort to navigate the challenging situation that started during the third and fourth quarters of 2013. During that period, Bank Andara experienced an increasing number of non-performing loans in the portfolio, particularly with our cooperative borrowers. I regret to say that the impact of these non-performing loans has been to cause significant losses for the year.
Mengambil pengalaman dari tahun 2013 lalu, Bank Andara telah melipatgandakan usahanya di tahun 2014. Pertama, kami menggencarkan upaya penstabilan kualitas kredit dari portofolio kredit melalui pembatasan kredit bagi debitur serta wilayah geografis tertentu. Melalui pengawasan melekat terhadap NPL serta kredit yang berada dalam watch list, kami berupaya meningkatkan posisi agunan seperti yang diperlukan. Kami juga menempuh upaya secara hukum bilamana dan dimana diperlukan. Disamping itu, peningkatan pengawasan dan pemantauan atas keseluruhan portofolio kredit telah dan terus kami laksanakan. Pihak Direksi telah bekerja keras guna meningkatkan seluruh aspek underwriting dan pemantauan kredit guna memastikan keadaan NPL dapat diturunkan dan membaik. Saya percaya bahwa kita semua akan berhasil menjalankan upaya-upaya tersebut di atas.
Learning from our experiences in 2013, Bank Andara has redoubled its effort in 2014. First, we acted aggressively to stabilize the credit quality of our loan portfolio by curtailing lending to certain borrowers and geographical regions. By closely monitoring our non-performing and watch list credits, we are working to enhance our collateral position as needed. We have aggressively asserted our legal rights when and where appropriate. We have increased oversight and monitoring of our entire loan portfolio. The Board of Directors has been working diligently to improve all aspects of credit underwriting and monitoring to ensure that we not only stabilize the non-performing loan situation, but decrease these types of loans. I am confident that we will be successful in that regard.
KINERJA DAN REKOMENDASI
PERFORMANCE AND RECOMMENDATION
Di tahun 2013, Bank tetap memfokuskan lini bisnisnya sebagai mitra perbankan wholesale yang melayani LKM. Kami tetap setia menjalankan misi kami dan bekerja keras untuk melayani para LKM dalam membantu menyediakan produk dan jasa keuangan yang diperlukan bagi nasabah mereka. Melalui kerjasama ini, Bank berusaha memperluas
In 2013, the Bank maintained its business focus as a wholesale banking partner to the microfinance industry. We have stayed true to our mission and worked hard to serve MFIs in helping them provide needed financial products and services to their clients. Through this partnership, the Bank seeks to broaden its outreach and increase its loan
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
15
16
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
jangkauan dan meningkatkan penyaluran kredit di pasar-pasar utama, sekaligus meningkatkan pengawasan terhadap potensi risiko kredit. Bank sangat percaya bahwa untuk mewujudkan pertumbuhan yang lebih baik di masa depan, maka Bank perlu lebih fokus pada tahap originasi kredit yang berkualitas, peningkatan pengawasan serta memperbaiki dan memperkuat posisi agunan debitur LKM. Disamping itu, kami juga terus melakukan kajian atas produk dan/atau aktivitas baru yang menarik dalam upaya meningkatkan net interest margin Bank.
disbursement in key markets, while increasing its diligence with respect to potential lending risks. The Bank believes that by focusing on quality loan originations, improved monitoring and strengthening the collateral position of our MFI borrowers, further future growth is possible. We are also evaluating exciting new products that will increase the net interest margin of the Bank.
KONDISI PEREKONOMIAN
ECONOMIC CONDITIONS
Di sisi makro ekonomi, perekonomian Indonesia di tahun 2013 banyak dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tekanan inflasi yang didorong oleh kenaikan harga bahan bakar dan makanan telah mempengaruhi kekuatan ekonomi bangsa. Inflasi tercatat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2012, sedangkan defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 3,50% dari PDB. Peningkatan defisit ini sebagian disebabkan oleh perlambatan ekonomi global yang belum pulih akibat penurunan harga komoditas yang dialami di tahun 2013. Mata uang Rupiah juga terdevaluasi secara signifikan. Akibatnya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga beberapa kali dalam tahun 2013 guna membantu menstabilkan nilai mata uang Rupiah.
On the macroeconomic front, 2013 presented the Indonesian economy with a number of challenges. Inflationary pressures, driven by increased fuel and food prices, have affected the nation’s economic strength. Inflation nearly doubled compared to that of 2012, while the current account deficit registered at 3.50% of GDP. This increasing deficit is in part attributed to the global economic slowdown which has yet to recover from declining commodity prices experienced in 2013. The Rupiah has devalued relative to western currencies significantly. Consequently, Bank Indonesia increased interest rates multiple times during the year to help stabilize the Rupiah’s value.
TATA KELOLA PERUSAHAAN & TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GOOD CORPORATE GOVERNANCE & CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Dewan Komisaris telah melakukan fungsi pengawasan secara aktif terhadap Bank selama tahun berjalan. Kami melakukan pertemuan dengan Direksi secara teratur dan memberikan rekomendasi yang diperlukan. Dalam hal ini, kami sepenuhnya didukung oleh Komite Dewan Komisaris yang terdiri dari Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Audit, dan Komite Pengawasan Risiko. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan manajemen guna meningkatkan kualitas kepatuhan Bank terhadap semua peraturan yang berlaku, dengan tetap menjaga etika dan praktIk-praktIk usaha dengan standar yang tinggi.
The Board of Commissioners has actively carried out its supervisory functions on the Bank during the year. We convened with the Board of Directors on a regular basis and provided recommendations as needed. In doing so, we are fully supported by the committees under the Board comprising Remuneration and Nomination, Audit, and Risk Oversight. We are committed to working with the management to improve the quality of Bank’s compliance with all prevailing regulations, while maintaining high standard of ethics and best practices.
Bank Andara didirikan dengan mengemban misi sosial yang selalu menjadi bagian penting dari perjalanan Bank. Pada tahun 2013, Bank terus memberikan pelatihan kepada LKM dan nasabah akhir untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka dalam bidang usahanya masing-masing. Merupakan suatu kebahagiaan bagi saya untuk menyampaikan bahwa kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR) di bidang lainnya juga telah dilakukan oleh Bank, seperti pelestarian lingkungan dan gerakan hemat energi.
Our social mission has always been an important part of why Bank Andara was founded. In 2013, the Bank continuously provided trainings to MFIs and their endclients to improve their knowledge and effectiveness in their respective businesses. I am also delighted to report that other Corporate Social Responsibilty (CSR) activities have been undertaken by the Bank in other areas, including environment preservation and energy-saving initiatives.
TINJAUAN KE DEPAN
OUTLOOK
Pada tahun 2014, Indonesia akan menyambut dua peristiwa penting yaitu: Pemilihan Umum Legislatif pada bulan April dan Pemilihan Presiden pada bulan Juli. Kami sangat berharap bahwa pemilihan umum ini akan memberikan
Indonesia will see two important events in 2014: the General Election in April and Presidential Election in July. It is with great hope that these elections will bring positive stimulation and improvement to the nation’s economic
rangsangan positif dan perbaikan bagi stabilitas ekonomi. Keinginan pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian ke depan harus dianggap sebagai komitmen yang kuat untuk menarik arus modal masuk yang lebih banyak lagi untuk bangsa ini. Bank Indonesia, melalui kebijakannya, juga sangat mendukung bagi terwujudnya industri perbankan yang sehat.
stability. The government’s desire to improve the economic condition going forward should be perceived as a strong commitment to attracting more capital inflow to the nation. Bank Indonesia, through its stated policies, is highly supportive of a healthy banking industry.
Memasuki tahun 2014, kami optimis bahwa kami akan dapat kembali mencapai profitabilitas yang positif di tahun 2015. Optimisme ini didasari oleh keberadaan Bank Andara dengan dukungan penuh dari pemegang saham yang memiliki keinginan kuat untuk membuat sebuah perbedaan bagi Indonesia, untuk melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terus menerus, pengembangan produk, serta misi sosial yang penting.
Embarking upon year 2014, we remain optimistic that we can return the profitability in positive in 2015. Bank Andara is noted by its strong team, distinguished products, important social mission, and dedicated shareholders who have passion about making a difference in Indonesia.
PENGHARGAAN
ACKNOWLEDGEMENT
Atas nama Dewan Komisaris, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ari RP Ariwibowo atas kontribusinya selama beliau menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris. Pengalaman perbankan beliau yang luas telah memberikan sumbangan signifikan bagi fungsi pengawasan Dewan. Semoga beliau akan terus memperoleh kesuksesan di masa depan. Ucapan terima kasih juga saya saya sampaikan kepada rekan-rekan Komisaris dan para pemegang saham: Mercy Corps, IFC, DWM, KfW, HTF, dan Bapak I Wayan Gatha atas kepercayaan dan komitmen yang terus diberikan kepada Bank Andara.
On behalf of the Board of Commissioners, I would like thank Ari RP Ariwibowo during his tenure as a member of the Board. His extensive banking experience had contributed significantly to the Board’s supervisory functions and I wish him the best for the future. I also want thank my fellow Commissioners and the shareholders: Mercy Corps, IFC, DWM, KfW, HTF, and Mr. I Wayan Gatha for their continuous trust and commitment to Bank Andara.
Kami juga menyampaikan penghargaan yang mendalam kepada jajaran Direksi dan seluruh pegawai Bank Andara atas dedikasi, kerja keras, dan loyalitas yang diberikan kepada Bank. Terakhir, penghargaan yang tulus kami sampaikan kepada LKM dan Koperasi mitra yang telah berbagi misi dengan Bank Andara dalam memberantas kemiskinan dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
We also extend our deep appreciation to Bank Andara’s Directors and staff for their dedication, hard work, and loyalty. Last but not least, our sincere appreciation goes to all of our MFI and Cooperative partners who have been sharing Bank Andara’s mission in eradicating poverty and promoting financial inclusion in Indonesia.
Stephen Mitchell Presiden Komisaris / President Commissioner
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
17
18
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
LAPORAN MANAJEMEN // MANAGEMENT REPORT
SAMBUTAN DIREKSI
MESSAGE FROM THE BOARD OF DIRECTORS
Tahun 2013 merupakan satu periode yang penuh diwarnai tantangan, baik bagi perekonomian Indonesia secara umum maupun bagi industri perbankan nasional khususnya. Bank Andara juga tidak luput dihadapkan pada tantangan yang terjadi sepanjang tahun ini. Namun, Bank memandang bahwa dinamika sepanjang tahun 2013 ini selayaknya dijadikan pelajaran berharga dalam menjalankan usahanya dimasa yang akan datang.
The year 2013 was faced by daunting challenges for both Indonesian economy as well as domestic banking industry in particular. Bank Andara also experienced this challenges that took place throughout the year. However, the Bank took this challenge as valuable lessons for future business operation in the years to come.
MAKRO EKONOMI DAN PERBANKAN INDONESIA
INDONESIA’S MACRO ECONOMY AND BANKING INDUSTRY
Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2013 masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global. Walaupun krisis utang Eropa telah mulai mereda dan perekonomian Amerika Serikat mulai menunjukkan stabilitas, namun pertumbuhan perekonomian dunia masih belum mencapai potensi terbaiknya. Pengumuman rencana pengurangan stimulus (tapering off) oleh The Fed di bulan Mei 2013 telah memicu mengalirnya arus modal asing keluar secara signifikan. Hal ini juga memberi tekanan pada neraca pembayaran, serta pelemahan nilai mata uang Rupiah hingga mencapai Rp12.171,- per USD1. Likuiditas juga secara signifikan tertekan yang direspon Bank Indonesia dengan merevisi BI rate sebanyak tiga kali, hingga mencapai 7,50% diakhir tahun.
Indonesia’s economy in 2013 continues to be strongly influenced by global economic conditions. Despite visible signs that the debt crisis has begun to subside in Europe and the US economy has begun to stabilize, global economic growth has yet to reach its full potential. The Fed’s policy to reduce the stimulus (tapering off) in May 2013 triggered capital outflows. This policy has directly put pressures on the balance of payment and weakened Rupiah to Rp12,171 per USD1. To maintain bank liquidity, consequently Bank Indonesia had to raise the BI rate up to 7.50% at year end.
Pertumbuhan perekonomian dalam negeri tahun 2013 tercatat sebesar 5,60%, lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,90%. Pada tahun ini juga Indonesia mengalami defisit neraca transaksi berjalan dan perdagangan sebesar Rp4,06 triliun. Kenaikan harga BBM di pertengahan tahun juga telah memicu inflasi tahun 2013 yang tercatat 8,38%.
Domestic economic growth in 2013 was registered at 5.60%, lower than the government’s target of 5.90%. Indonesia’s current account and trade deficit for this year amounted to Rp4.06 trillion. The fuel price increase in the middle of the year also sparked higher commodity prices and labour costs. Inflation in 2013 was 8.38%.
Namun, di tengah situasi yang kurang menguntungkan ini, perbankan nasional masih mencatat prestasi positif, tercermin dari ratio kecukupan modal perbankan sekitar 17%, jauh di atas ketentuan sebesar 8%. Disamping itu pasar pengembangan perbankan nasional juga masih terbuka luas. Potensi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan tercatat sekitar 52%. Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku di industri perbankan khususnya bagi pelaku perbankan segmen mikro seperti Bank Andara.
However, in the midst of this unfavourable situation, a number of domestic banking indicators continued to show positive results as reflected in the banking sector’s capital adequacy ratio of around 17%, which was substantially higher than the BI requirement of 8%. Moreover, the growth for the domestic banking market continues to be promising. Untapped potential for banking services is estimated at around 52%. This provides tremendous opportunities for the banking industry, especially for banks focussing on the micro sector such as Bank Andara.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
19
20
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
KINERJA BANK
BANK’S PERFORMANCE
Kebijakan Strategis Pada tahun 2013, Perusahaan tetap berfokus menjalankan roda usahanya dengan mengadopsi model bisnis wholesale banking. Melalui kemitraan dengan LKM, baik BPR maupun LKM non bank lainnya, Bank terus berkomitmen untuk melayani mereka yang kurang dan/atau belum memiliki akses layanan jasa keuangan secara formal di Indonesia.
Strategic Policy In 2013, the Bank continued to focus on operating its business by adopting the wholesale banking business model. Through partnerships with Micro Finance Institutions (MFIs), both Rural Banks and other non-bank micro finance institutions, the Bank is committed to serving those that do not have or less access to formal financial services in Indonesia.
Kinerja Keuangan Perusahaan berhasil mencapai 93% dari target pendapatan yang ditetapkan untuk tahun 2013. Per 31 Desember 2013, pendapatan bunga tercatat meningkat 42,26% dibanding tahun 2012, dari Rp108,17 miliar menjadi Rp153,88 miliar. Di sisi jangkauan pasar, jaringan kemitraan menunjukkan perluasan yang cukup signifikan. Pada akhir tahun 2013, jumlah LKM yang tercatat sebagai mitra Bank adalah 796 LKM atau meningkat 8% dibanding tahun 2012 sebanyak 737 LKM. Perluasan jaringan kemitraan ini telah berkontribusi pada peningkatan total portofolio kredit sebesar 16,33%, dari Rp980,33 miliar menjadi Rp1,14 triliun. Hingga akhir tahun 2013, aset bank berhasil tumbuh sebesar 6,14%, dari Rp1,22 triliun menjadi Rp1,29 triliun.
Financial performance The Bank managed to achieve 93% of revenue targeted for 2013. Interest income increased 42.26%, from Rp108.17 billion in 2012 to Rp153.88 billion by end of 2013. In terms of market outreach, partnership networks also showed some expansion. The number of MFI partners as of the end of 2013 amounted to 796 MFIs, which represents 8% growth compared to 737 MFIs in 2012. This expanded network contributed to the 16.33% growth in total loan portfolio from Rp980.33 billion to Rp1.14 trillion year-onyear. By the end of 2013, the Bank’s assets grew by 6.14%, from Rp1.22 trillion to Rp1.29 trillion.
Namun di sisi lain, realisasi kredit bermasalah tercatat meningkat menjadi 1,83%. Peningkatan kredit bermasalah secara signifikan telah mendorong kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) menjadi sebesar Rp20,08 miliar, dibandingkan Rp4,50 miliar pada tahun sebelumnya. Pada akhir tahun 2013, Bank masih membukukan kerugian komprehensif sebesar Rp42,59 miliar.
On the other hand, actual non-performing loan was 1.83% which significantly increased the provision for impairment losses to Rp20.07 billion compared to Rp4.54 billion in the previous year. At the end of 2013, the Bank booked a comprehensive loss of Rp42.59 billion.
Di sisi layanan, Bank telah mengembangkan layanan AndaraLink dengan Solusi Setoran dan BNI International Incoming Remittance via Wesel PIN. Inisiatif lain yang secara signifikan dilakukan adalah kegiatan pemasaran dan kehumasan bekerjasama dengan berbagai media. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan gaung dari aktivitas Bank sehingga masyarakat akan semakin mengenal Bank sekaligus memiliki pemahaman perbankan, khususnya perbankan mikro.
In regards to the non-financial aspects, the Bank introduced additional features to AndaraLink by providing Solusi Setoran and BNI International Incoming Remittance via Wesel PIN. Another initiative that was launched is the joint marketing and public relations activities in collaboration with various media. This activity is aimed at increasing awareness of the Bank’s activities thereby the public can get a better sense of what the Bank and Banking sector do, particularly in regards to micro banking.
TANTANGAN DI 2013
CHALLENGES IN 2013
Selain kondisi perekonomian makro, satu tantangan terberat yang dihadapi Bank adalah siklus kredit yang pada tahun 2013 mulai memasuki fase penurunan. Di fase ini, beberapa nasabah yang semula memiliki catatan baik mulai mengalami penurunan kemampuan atau bahkan tidak mampu lagi memenuhi kewajiban mengembalikan pinjaman, dipicu oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal.
One of the toughest challenges faced by the Bank in 2013 is the loan cycle, which began to enter a declining phase. In this phase, an increasing number of customers that previously had good records began to show difficulties in servicing their debts. The declining ability to pay stems from a variety of factors, both external as well as internal.
Untuk itu, Bank merespon dengan melakukan langkahlangkah yang dapat meminimalisir terulangnya hal serupa terutama pada penyempurnaan pengelolaan risiko kredit. Langkah-langkah ini mencakup antara lain (i) perbaikan struktur organisasi serta kesiapan dan kemampuan SDM, (ii) pengetatan kriteria pemberian kredit, seleksi komprensif
For that purpose, the Bank responded by implementing steps to minimize the same from happening particularly by improving credit risk management. These measures include (i) improving the organizational structure and HR readiness and capability, (ii) tightening lending criteria, the comprehensive selection of the type of MFI/Cooperative
tipe LKM/Koperasi yang dibiayai, (iii) memperkuat struktur agunan/jaminan, (iv) meningkatkan kualitas hubungan dan komunikasi dengan nasabah, serta (v) meningkatkan pengawasan atas pemenuhan syarat perjanjian.
financed, (iii) assessment of the structure of security and collateral, (iv) maintaining communications with customers as well as (v) supervising and enforcing the terms of the agreement .
PENERAPAN TATA KELOLA BANK
IMPLEMENTATION OF BANK’S CORPORATE GOVERNANCE
Penterjemahan setiap pilar tata kelola Bank merupakan tanggung jawab dari setiap pemangku kepentingan di Bank dan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Untuk itu, Bank berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu penerapan tata kelola Bank yang baik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, sejumlah inisiatif pengembangan tata kelola dilaksanakan Bank diantaranya penyempurnaan dan penguatan pada bidang pengelolaan risiko serta peningkatan dalam pengawasan dan pengendalian internal Bank
Bringing every pillar of corporate governance into a series of effective measures is the responsibility of all stakeholders of the Bank and is a continuous process. To that end, the Bank is committed to constantly enhancing the quality of GCG implemented from year to year. In 2013, a number of corporate governance initiatives were implemented by the Bank which includes improvement and strengthening on risk management and Bank’s internal control.
Upaya perbaikan dan peningkatan dalam bidang tata kelola Bank secara terus menerus khususnya selama kurun waktu semester 2 tahun 2012 dan sepanjang tahun 2013 mendapatkan pengakuan dari pihak luar, dengan penghargaan Peringkat 1 untuk Good Corporate Governance pada ajang Anugerah Perbankan Indonesia 2013 yang diadakan pada bulan September 2013.
The initiative to continuously improve GCG implementation within Bank, particularly between second half of 2012 and throughout 2013 has received recognition from other party. The Bank is ranked 1 for GCG Implementation awarded at “Anugerah Perbankan Indonesia”/Indonesian Banking Award 2013 in September 2013.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
SOCIAL RESPONSIBILITY
Didukung oleh seluruh pegawai, Direksi, Dewan Komisaris, dan pemilik saham, Bank telah melaksanakan kegiatan sosial di berbagai bidang, antara lain edukasi perbankan kepada masyarakat dan konsultasi keuangan bagi LKM mitra dan para nasabahnya melalui 20 kali pelatihan serta kegiatan pelestarian lingkungan, yakni “Clean Up Jakarta!” di bulan November 2013.
The Bank, with support from all of its employees and shareholders, carried out social activities in various areas, including banking education for the public and financial consulting for MFI partners and their end clients through 20 trainings. Other activities include environmental conservation activities, “Clean Up Jakarta!”, held in November 2013.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
Bank meyakini bahwa pemilihan SDM yang tepat, jumlah yang optimal, dan memiliki kemampuan yang memadai adalah kunci keberhasilan dalam menjalankan roda usaha. Di tahun 2013 sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB), pengembangan SDM terus menerus dilakukan dengan memberikan pelatihan sesuai kebutuhan Bank dan untuk memenuhi persyaratan pelatihan pegawai yaitu 5% dari total biaya pegawai. Pada tahun 2013 pertama kalinya Bank memenuhi persyaratan pelatihan 5% tersebut dimana total biaya pelatihan selama tahun 2013 adalah Rp2,34 miliar. Proses rekrutmen pegawai terutama untuk posisi tertentu yang penting bagi Bank terus diupayakan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan SDM yang diperlukan Bank.
The Bank believes that the keys success for the business lies in the recruitment and selection of human resources (HR), at an optimum number with adequate competencies. Aligned with Bank Business Plan (RBB), in 2013 the Bank continued to provide trainings as required by the Bank as well as to meet the requirement of allocating 5% of the total human resource expenses for employee trainings. In 2013, for the first time, the Bank met this requirement by spending Rp2.34 billion on employee trainings. Recruitment process was also carried out by the Bank, especially for some key positions that needs to be filled in.
TINJAUAN 2014
OUTLOOK FOR 2014
Memasuki tahun 2014, Bank optimis untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik. Memetik pelajaran penting dari tahun lalu, di tahun 2014 Bank akan fokus pada: (i) meningkatkan kualitas portfolio kredit, (ii) melakukan diversifikasi bisnis, (iii) menurunkan biaya dana yang relatif lebih murah, (iv) menjajaki sumber-sumber pinjaman baru dengan bunga lebih murah, (v) mempercepat tingkat efisiensi bank, (vi) meningkatkan pendapatan fee-based
Embarking the year 2014, the Bank is optimistic to attain better growth. Reflecting on the experiences of 2013, the Bank will internally focus on (i) improving the quality of the current loan portfolio, (ii) business diversification, (iii) lowering cost of funds that is relatively cheaper, (iv) exploring new sources of loans with lower interest, (v) accelerating Bank’s efficiency, (vi) increasing fee-based income from AndaraLink transactions (vii) enhancing
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
21
22
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
layanan AndaraLink, (vii) meningkatkan efisiensi melalui peningkatan kinerja teknologi, dan (viii) penyelenggaraan pelatihan tentang analisis kredit, penyelesaian kredit bermasalah, dan manajemen risiko.
efficiency by improving the performance of information technology systems, (viii) trainings on credit analysis, resolution of non-performing loans, and risk management.
Pelaksanaan pemilihan umum legislatif di bulan April dan pemilihan presiden di bulan Juli juga patut dicermati dengan baik. Agenda ini menjadi salah fokus perhatian investor maupun pelaku ekonomi lainnya.
The legislative and presidential elections in April and July respectively will be the focus of attention for investors and economists alike.
PENGHARGAAN
ACKNOWLEDGMENT
Atas nama Direksi, saya mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami, Dewan Komisaris yang telah melakukan pengawasan, serta seluruh pegawai Bank Andara yang telah mencurahkan seluruh bakat dan kemampuannya dalam berkarya. Kami juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator, LKM mitra, serta para pemangku kepentingan lainnya.
On behalf of the Board of Directors, I would like to thank the shareholders for their trust and commitment to the Bank, the Board of Commissioners for their supervision and guidance, and all of Bank Andara’s employees for their hard works and talents. We also offer deep appreciations to Bank Indonesia/Financial Services Authority as the regulator; MFI partners; as well as other stakeholders.
Semoga dukungan, kepercayaan, dan komitmen yang telah diberikan kepada Bank akan dapat memicu pencapaian kinerja kami menjadi lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.
We do hope the support, confidence, and commitment to the Bank will serve to drive even greater achievements in the years ahead.
Irianto Kusumadjaja Direktur IT dan Operasional / IT and Operation Director
“Salah satu daya tarik Bank Andara yang mendorong saya menjadi seorang deposan di Bank ini adalah karena visi dan misi yang diusung oleh Bank dan fokus usahanya yang diarahkan pada pembiayaan mikro” (Bapak Elliot Simangunsong, Deposan)
“I chose to open an account in Bank Andara for its vision and mission as well as for its main business that focuses on micro financing” (Mr. Elliot Simangunsong, Depositor)
Bapak Elliot adalah seorang dosen yang sejak lama telah mengenal serta terbiasa dengan produk dan pelayanan perbankan selama puluhan tahun. Namun, produk dan pelayanan yang ditawarkan Bank Andara secara khusus telah memikat hati beliau untuk menjadi seorang deposan di Bank Andara. Salah satu alasan kuat yang mendorong beliau menjadi deposan di Bank Andara adalah penghargaan beliau terhadap visi dan misi yang diusung oleh Bank Andara serta keberpihakan Bank kepada masyarakat yang kurang atau belum memiliki akses terhadap layanan perbankan.
Mr. Elliot is a lecturer who has been very familiar with banking products and services for decades. However, the products and services exclusively offered by Bank Andara have captivated him to become a depositor in Bank Andara. One of the strong reasons that encouraged him to become a depositor in Bank Andara is his appreciation to the vision and mission promoted by Bank Andara and its support to those who have less or no access to banking services.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
23
24
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
LAPORAN MANAJEMEN // MANAGEMENT REPORT
RENCANA DAN STRATEGI PLAN AND STRATEGY
STRATEGI 2013
2013 STRATEGY
Selama tiga tahun perjalanannya, hingga bulan Desember 2012, kinerja Bank menunjukkan perbaikan pada beberapa sisi. Pencapaian kinerja laba yang positif pada bulan Juli 2012 dan total aset mencapai Rp1,29 triliun per 31 Desember 2012, atau tumbuh sebesar 67,20% sejak awal tahun 2012, menjadi modal utama untuk terus meningkatkan kinerja Bank di masa mendatang.
Throughout its three-year journey, by December 2012 the Bank’s performance showed improvements on many fronts. Positive earnings performance was achieved in July 2012 while total assets amounted to Rp1.29 trillion as of December 31, 2012, or grew by 67.20% since the beginning of 2012. It has served as a major asset for the Bank to continuously improve its future performance.
Untuk jangka pendek, arah kebijakan Bank adalah menjaga dan menumbuhkan pencapaian kinerja laba yang positif, memenuhi seluruh komitmen Bank kepada Bank Indonesia, serta meningkatkan fungsi kepatuhan, pengendalian, dan pengawasan di seluruh lini Bank, termasuk peran aktif Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite dibawahnya.
For the short-term, the Bank’s policy is directed at maintaining and fostering positive earnings performance, fulfilling all of the Bank’s commitments to Bank Indonesia as well as enhancing the functions of compliance, control, and supervisory throughout the entire line of the Bank, including the active role of the Board of Directors, Commissioners, and its Committees.
Arah kebijakan Bank untuk jangka menengah difokuskan pada pengembangan bisnis Bank untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin ketat yang disebabkan oleh pertumbuhan aktivitas keuangan di sektor mikro dan perbaikan kinerja LKM yang semakin positif.
The Bank’s policy direction for the medium-term is focused on developing the Bank’s business to face increasingly fierce competition brought about by the growth in micro finance activities and improved performance of MFI that is increasingly positive.
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
STRATEGIC STEPS
Menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat, dengan dukungan penuh dari pemegang saham yang memiliki komitmen sejalan dengan visi dan misi, Bank akan terus meningkatkan perannya membantu LKM untuk pencapaian kinerja yang lebih baik dalam membiayai
In the face of increasingly fierce competitive conditions, with the full support of the shareholders whose commitments are aligned with the vision and mission, the Bank will continue to enhance its role to help MFI perform better in providing funding for businesses of the low-
ARAH KEBIJAKAN BANK
THE BANK’S POLICY DIRECTION
usaha masyarakat berpenghasilan rendah serta UMKM. Bank juga akan terus merangkul masyarakat yang selama ini kurang dan belum terjangkau layanan perbankan dengan membuka akses layanan keuangan yang lebih luas. Untuk itu, Bank akan fokus menyediakan dan mengembangkan produk dan layanan yang dibutuhkan LKM.
income community as well as the micro, small, and medium enterprises. The Bank will also continue to embrace people who have not gained access to affordable banking services by opening access to wider financial services. To that end, the Bank will focus on providing and developing products and services that are needed by MFIs.
Kebutuhan LKM atas layanan perbankan pada umumnya berupa produk simpanan, produk kredit, dan layanan perbankan yang ditunjang oleh teknologi. Layanan berbasis teknologi tersebut sangat diperlukan guna menjangkau nasabah LKM yang berada di daerah terpencil yang selama ini kurang dan belum tersentuh oleh layanan perbankan. Selain itu, bantuan teknis dan pemberian pelatihan, seperti peningkatan pelayanan dan pemasaran akan diberikan kepada LKM.
MFI’s needs for banking services are generally in the form of funding and lending products as well as technologybased banking services. The technology-based service is needed to access MFI’s clients in remote areas with no banking services. In addition to this, technical assistance and trainings, such as service and marketing improvement will be provided to MFIs.
STRATEGI 2014
2014 STRATEGY
Bank masih akan tetap fokus memberikan akses finansial kepada UMKM melalui BPR maupun LKM lainnya, sebagai wujud komitmen Bank dalam mendukung pelaksanaan sistem keuangan inklusif. Namun demikian, Bank akan meninjau kembali model penyaluran kredit yang selama ini diberikan dengan pola executing, dengan menjajaki pola pembiayaan bersama BPR langsung kepada UMKM. Hal itu merupakan bentuk dari diversifikasi bisnis untuk menopang kesinambungan (going concern) Bank, dimana di masa mendatang pola pembiayaan tersebut dinilai dapat meningkatkan pendapatan bunga bersih yang dapat mengurangi biaya operasional Bank, termasuk biaya penyisihan kerugian akibat adanya kredit bermasalah.
The Bank will continue to focus on providing financial access to MSME through Rural Banks as well as other MFIs, as part of the Bank’s commitment to supporting the implementation of financial inclusion system. Nevertheless, the Bank will review the lending distribution models provided to date with the executing scheme, by exploring the joint financing scheme with the Rural Banks directly to the MSME. This serves as a form of business diversification to support the Bank’s sustainability (going concern), wherein going forward, this financing pattern is expected to increase net interest income to cover the entire cost of the Bank’s operations, including the cost of provision for impairment resulting from non-performing loans.
ARAH KEBIJAKAN BANK
THE BANK’S POLICY DIRECTION
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
25
26
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Sebagai langkah awal dalam penyaluran kredit dengan pola baru tersebut, Bank akan melakukan pengembangan dan uji coba pada tahun 2014. Hasil dari pengembangan dan uji coba tersebut akan menjadi landasan bagi Bank untuk melakukan ekspansi kredit di tahun-tahun mendatang.
The Bank will, as an initial step for channeling loans through this new scheme, develop and test in 2014. Development and test results will serve as the foundation for the Bank to expand loans in the coming years.
Selain diversifikasi bisnis, Bank senantiasa meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dengan membangun budaya kerja, budaya kepatuhan, memperkuat kerangka manajemen risiko, termasuk pengendalian internal (internal control) dan audit internal, serta meningkatkan pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris serta Komitenya.
In addition to business diversification, the Bank will constantly strive to enhance Good Corporate Governance by building a work culture, a compliance culture, strengthening risk management framework, including internal control and internal audit, as well as improving oversight of the Board of Directors and Commissioners along with its committees.
Dalam rangka menjaga sustainabilitas Bank, dalam jangka pendek Bank akan melakukan efisiensi melalui pengurangan biaya (cost reduction), terutama biaya operasional dan biaya tenaga kerja.
In order to maintain the Bank’s sustainability, the Bank will, in the short-term, undertake cost reduction, especially in terms of operational costs and labor costs.
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
STRATEGIC STEPS
Langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan dalam jangka pendek guna mendukung arah kebijakan Bank meliputi: a. Meningkatkan kualitas portofolio kredit saat ini melalui penurunan porsi portofolio kredit kepada koperasi, perbaikan struktur jaminan (collateral mix), re-pricing secara lebih konsisten, perbaikan risk scoring tool, dan sebagainya. b. Melakukan diversifikasi bisnis melalui pengembangan dan ujicoba pola pembiayaan bersama dengan BPR langsung kepada UMKM untuk memperbaiki pendapatan bunga dan penyebaran risiko kredit. c. Menurunkan biaya dana yang relatif lebih murah sekaligus untuk mengurangi konsentrasi deposito yang terlalu tinggi melalui peningkatan jumlah deposan dengan rata-rata nominal deposito yang lebih kecil dan dengan tingkat bunga lebih rendah. d. Menjajaki sumber-sumber pinjaman baru dengan bunga lebih murah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk dari pemegang saham. e. Mempercepat pencapaian tingkat efisiensi Bank melalui pengurangan biaya (cost reduction) secara signifikan, terutama pengurangan biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya.
Strategic measures that will be implemented in the shortterm to support the Bank’s policy directions include: a.
b.
Improving the quality of the current loan portfolio by reducing the portion of the loan portfolio allocated to cooperatives, improve the collateral mix, consistent re-pricing, improved risk-scoring tools, and so forth. Business diversification by developing and testing joint financing scheme with Rural Banks directly to MSME’s to improve interest income and credit risk spread.
c.
Lowering cost of funds that is relatively cheaper while simultaneously reducing the concentration of deposits, which is too high, by increasing the number of depositors with lower average deposit and lower interest rate.
d.
Exploring new sources of loans with lower interest, both domestically and abroad, including from shareholders.
e.
Accelerating the Bank’s efficiency through significant cost reduction, especially in terms of reducing labor costs and other operating costs.
f.
g.
h.
Meningkatkan pendapatan non bunga (feebased) dari transaksi AndaraLink melalui penambahan fitur pembayaran tagihan yang lebih beragam, serta melakukan kerjasama dengan institusi lain untuk menambah jaringan pengguna AndaraLink. Meningkatkan efisiensi melalui peningkatan kinerja teknologi sistem informasi dengan mengimplementasikan sistem otomasi, seperti proses persetujuan kredit (Loan Approval System), sistem pelaporan keuangan dari nasabah, interface yang menghubungkan antara core banking system dengan sistem AndaraLink, otomasi proses treasury, dan sebagainya. Memprioritaskan pemberian pelatihan tentang analisa kredit, penyelesaian kredit bermasalah, dan manajemen risiko.
Sedangkan langkah-langkah strategis dalam jangka menengah meliputi: a. Melakukan ekspansi kredit melalui pola pembiayaan bersama dengan BPR untuk mendapatkan pendapatan bunga yang lebih baik dan untuk penyebaran risiko yang lebih baik pula. b. Mencari pemegang saham baru untuk memperkuat permodalan Bank dengan memprioritaskan investor domestik.
f.
Increasing fee-based income from AndaraLink transactions by adding more diverse content biller, as well as cooperation with other institutions to expand AndaraLink’s user network.
g.
Enhancing efficiency by improving the performance of information technology systems through the application of automation systems, such as the credit approval process (Loan Approval System), financial reporting system of the customer, interface that connects the core banking system with AndaraLink systems, automation of treasury processes, and so forth. Prioritizing training on credit analysis, resolution of non-performing loans, and risk management.
h.
While the strategic measures for the medium term include: a.
Credit expansion through a joint financing scheme with Rural Banks to secure better interest income, and better risk spread as well.
b.
Seeking new shareholders to strengthen the Bank’s capital by prioritizing domestic investors.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
27
28
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
SEKILAS BANK ANDARA BANK ANDARA AT A GLANCE
Didirikan pada tahun 1980 dengan nama Maskapai Andil Indonesia Bank Pasar Seri Partha. Pada tahun 1989 memperoleh izin sebagai bank umum dan pada tahun 1997 berubah nama menjadi PT Bank Sri Partha yang berfokus pada pembiayaan bagi UMKM yang berada di Bali. Setelah diakuisisi oleh sekelompok pemegang saham yang memiliki reputasi internasional, baik di bidang sosial maupun perbankan, pada tahun 2009 berubah nama menjadi PT Bank Andara.
Founded in 1980 as Maskapai Andil Indonesia Bank Pasar Seri Partha, the Bank received its license to operate as a commercial bank in 1989. In 1997 it changed its name to PT Bank Sri Partha which focused on providing financing for micro and small medium enterprises in Bali. Following an acquisition by a group of shareholders with international reputation for their social and banking activities, the bank’s name was changed to PT Bank Andara in 2009.
Para pemegang saham memiliki beberapa kesamaan yang signifikan yang pada akhirnya mendasari seluruh kegiatan usaha Bank. Kesamaan tersebut, antara lain mendukung kegiatan pembangunan masyarakat, berlatar belakang keuangan dan/atau perbankan serta memiliki perhatian terhadap pengembangan sektor ekonomi mikro di Indonesia. Saat ini, pemegang saham Bank Andara terdiri dari Mercy Corps, DWM Fund S.C.A - SICAV SIF, International Finance Corporation (IFC), KfW, Hivos-Triodos Fund, dan I Wayan Gatha.
The shareholders also share some significant common grounds that serve as foundations for the Banks’s business, such as: active roles in promoting community development, banking experience, as well as concerns for developing micro economic sectors in Indonesia. Today, Bank Andara shareholders comprise Mercy Corps, International Finance Corporation (IFC), KfW, Hivos-Triodos Fund, DWM Fund S.C.A – SICAV SIF, and I Wayan Gatha.
Hingga akhir tahun 2013, Bank Andara telah menjalin kerjasama dengan sekitar 796 LKM di seluruh Indonesia dan berencana untuk mencapai 1.200 LKM dalam tiga tahun ke depan. Sebagai sebuah bank umum, Bank Andara menyediakan produk simpanan, produk kredit, dan layanan AndaraLink. LKM yang bekerjasama dengan Bank Andara dapat memperoleh akses permodalan dengan biaya terjangkau yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan usahanya serta usaha para nasabahnya.
As of 31 December 2013, Bank Andara has established partnerships with more than 796 MFIs throughout Indonesia and plans to reach 1,200 MFIs in the next three years. As a licensed commercial bank, Bank Andara provides a range of flexible and long-term financing instrument as well as technology-based innovative products. MFIs that have partnership with Bank Andara have access to affordable, flexible and long-term sources of capital that can be used to support their business growth as well as their clients’.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
29
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
30 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
JEJAK LANGKAH MILESTONES
2008
• Mercy Corps, IFC, HTF, dan Catholic Organization for Relief and Development Aid (Cordaid) mengakuisisi Bank Sri Partha yang berkantor pusat di Bali.
• Mercy Corps, IFC, HTF, and Catholic Organization for Relief and Development Aid (Cordaid) acquired Bank Sri Partha, headquarter in Bali.
2009
• Bank berubah nama menjadi PT Bank Andara pada awal tahun 2009, dan mulai beroperasi secara penuh dengan fokus bisnis baru (wholesale banking) pada bulan April 2009, dengan 88 LKM menjadi debitur di tahun pertama dimana 37 diantaranya fokus pada pengentasan kemiskinan. • Bank memfasilitasi pemeringkatan eksternal secara gratis bagi 38 LKM bekerjasama dengan Microfinance Innovation Center for Resources and Alternatives (MICRA) serta melakukan riset pengembangan infrastruktur kerangka teknologi yang dibiayai Bill & Melinda Gates Foundation melalui hibah kepada program MAXIS dari Mercy Corps.
• Bank mempelopori program manajemen likuiditas secara kolektif (pooled liquidity management) dengan LKM, yang dikenal dengan nama Andara Bersama BPR (ABB). Bank juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) daerah Bali untuk pembentukan ABB Bali.
2010
• The Bank changed its name to Bank Andara and commenced its full operation as a wholesale bank in April 2009. During its first year operation, the Bank successfully acquired 88 MFI debtors, 37 of whom focused on poverty eradication.
• In collaboration with social entrepreneurs, Microfinance Innovation Center for Resources and Alternatives (MICRA), the Bank facilitated free external rating service to 38 MFIs. The Bank also conducted a research on the development of technology infrastructure platforms to help MFIs. This research was funded by Bill & Melinda Gates Foundation through a grant extended to Mercy Corps’ MAXIS programs. • Bank Andara was pioneering a pooled liquidity management program for MFI’s, known as Andara Bersama BPR (ABB). The Bank also signed a Memorandum of Understanding with Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo / Indonesian Association of Rural Banks) of Bali region, to establish ABB Bali.
• Bank menandatangani perjanjian implementasi ABB dengan Perbarindo Jakarta dan perjanjian penjaminan pinjaman dengan USAID. • KfW bergabung menjadi pemegang saham Bank dengan kepemilikan sebesar 13,73%.
• The Bank signed the ABB Implementation Agreement with Perbarindo Jakarta, and a loan guarantee agreement with USAID. • KfW became the Bank’s shareholder with 13.73% ownerships
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
31
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
32
2011
• DWM bergabung sebagai pemegang saham Bank dengan kepemilikan sebesar 17,89%
2012
• Relokasi kantor pusat dari Denpasar ke Jakarta.
• Peluncuran layanan AndaraLink.
• Bank Andara meraih keuntungan bulanan untuk pertama kalinya di bulan Juli 2012.
• DWM became the Bank’s shareholder with 17.89% ownerships
• Bank Andara relocated its headquarter from Denpasar to Jakarta.
• AndaraLink was launched.
• Bank Andara booked its first monthly profit in July 2012.
“Fasilitas kredit modal kerja dari Bank Andara telah memungkinan kemampuan penyaluran kredit Koperasi menjadi lebih maksimal dan menjangkau lebih banyak nasabah. Disamping itu, kepercayaan dan loyalitas para anggota terhadap koperasi juga terus meningkat” (Ibu Desak, Pemilik Koperasi Wanita Giri Kusuma – Denpasar, Bali)
“Working capital loan facility from Bank Andara has maximized the performance of Cooperative’s loan disbursement and enhanced our outreach to more clients. In addition to that, we gained more trust and loyalty from Cooperative members.” (Mrs. Desak, Owner of Giri Kusuma Woman Cooperative - Denpasar, Bali) Selaku pemilik sekaligus pengelola Koperasi Wanita Giri Kusuma di Denpasar, saya sangat berterima kasih kepada Bank Andara atas fasilitas pinjaman kredit yang diberikan, sehingga koperasi yang saya kelola dapat berkembang dengan sangat pesat.
As the owner and manager of Giri Kusuma Woman Cooperative - Denpasar, Bali, I am very grateful to Bank Andara for granting loan facility so that our Cooperative can grow very rapidly.
Sebelum mendapatkan pendanaan dari Bank Andara, kemampuan modal koperasi hanya bergantung pada dana sendiri dan anggota, sehingga penyaluran kredit juga terbatas. Fasilitas pinjaman kredit modal kerja dari Bank Andara telah memungkinan kemampuan penyaluran kredit Koperasi menjadi lebih maksimal dan menjangkau lebih banyak nasabah. Disamping itu, kepercayaan dan loyalitas para anggota terhadap koperasi juga terus meningkat. Pelayanan Bank Andara juga kami rasakan cepat, akurat, dan sesuai dengan kebutuhan Koperasi.
Before obtaining the loan facility from Bank Andara, the Cooperative’s capital solely depended on its own and members’ funds, as such loan disbursement performance was very limited. Working capital loan facility from Bank Andara has maximized the performance of Cooperative’s loan disbursement and enhanced our outreach to more clients. In addition to that, we gained more trust and loyalty from Cooperative members. We experience Bank Andara’s services to be prompt, accurate, and in line with the Cooperative’s needs
Kini, Koperasi kami telah berhasil menjadi koperasi percontohan bagi koperasi-koperasi lainnya. Kedepan, saya berharap agar kerja sama yang saling menguntungkan antara Bank Andara dan Koperasi Wanita Giri Kusuma dapat terus terjalin.
Currently, our Cooperative has become a benchmark and played a role model for other Cooperatives. I really hope that going forward, this mutual cooperation between Bank Andara and Giri Kusuma Woman Cooperative can be continuously maintained.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
33
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
34 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
VISI & MISI VISION & MISSION
VISI
Sebagai katalisator untuk menjangkau jutaan penduduk Indonesia yang tidak memiliki akses terhadap sektor keuangan melalui penyediaan produk dan jasa keuangan inovatif kepada dan melalui lembaga keuangan mikro.
MISI
Untuk memperbaiki tingkat penghidupan jutaan rakyat Indonesia berpenghasilan rendah dengan menyediakan akses layanan keuangan yang luas melalui kerjasama produktif dengan lembaga keuangan mikro didasari rasa tanggung jawab serta mampu memberikan manfaat finansial secara berkesinambungan.
VISION As a catalyst to outreach millions of Indonesians who have no access to the financial sector by providing innovative financial products and services to and through microfinance institutions. MISSION To improve the livelihood of millions of low-income Indonesians by providing them with access to a wide range of financial services through productive partnership with Indonesian microfinance institutions on a responsible and financially sustainable basis.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
35
PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
NILAI NILAI DASAR Untuk mencapai visi dan misi Perusahaan, Bank Andara telah merumuskan nilai-nilai utama yang akan senantiasa dipegang teguh oleh seluruh Komisaris, Direksi, serta pegawai Bank sebagai pedoman yang mendasari setiap langkah dan kegiatan.
To achieve the vision and to accomplish the mission of the Bank’s, Bank Andara has formulated core values that are to be upheld by all the Commissioners, Directors as well as the entire staffs of the Bank. These core values will serve as guidelines in implementing each and every activity taken within and outside the Bank.
Nilai-nilai utama Bank tersebut adalah:
The Bank’s core values are:
DAPAT DIPERCAYA
TRUSTWORTHY
Memiliki integritas, kredibilitas, serta reputasi pribadi yang handal dan terpercaya dengan kepercayaan yang tinggi serta citra diri yang sehat untuk membantu pencapaian tujuan organisasi secara objektif, konsisten, dan transparan.
Possess integrity, credibility, and personal reputation as reliable and trustworthy, with high self-confidence and healthy self-image to assist in achieving organizational goals in an objective, consistent, and transparent manner.
CEPAT TANGGAP
RESPONSIVE
Bersikap responsif, tidak cepat merasa puas, dan selalu melakukan perbaikan di semua lini pekerjaan, serta memandang perubahan pasar dengan cara pandang yang positif.
Responsive, not easily satisfied, and always striving to improve all aspects of work while viewing changing market circumstances with a positive mindset.
ADAPTIF
ADAPTIVE
Mampu secara efektif menyesuaikan diri dan mengatasi keadaan dan kondisi yang terus berubah untuk mencapai keberhasilan melaksanakan tugas yang ditetapkan serta mampu menerima semua tanggung jawab atas pengambilan suatu keputusan.
Able to adapt to changing conditions effectively and to complete tasks and responsibilities with a clientscentric approach.
KOMPETEN
COMPETENT
Memiliki kapasitas, keahlian, motivasi, dan etos kerja yang tinggi untuk bidang pekerjaan yang sedang dikerjakan sekarang serta untuk pengembangan karir di masa depan dan secara konsisten memberikan kontribusi yang positif.
Having the capacity, expertise, motivation, and high work ethics to conduct the tasks at hand professionally, and for future career development by continuously making positive contributions.
KREATIF
CREATIVE
Menciptakan ide, peluang, perubahan, serta inovasi nyata untuk kemajuan Bank Andara dan memberikan solusi yang tepat guna dan berhasil guna bagi individu dan tim sehingga dapat berkontribusi secara maksimal untuk kepentingan mitra dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.
View ideas and challenges as opportunities for Bank Andara’s business development, by providing effective solutions for its partners by optimizing available resources.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
CORE VALUES
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
36 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
STRUKTUR ORGANISASI
SHAREHOLDERS GENERAL MEETING
ORGANIZATION STRUCTURE BOARD OF COMMISSIONERS
PRESIDENT DIRECTOR
IT & OPERATION DIRECTOR
INTERNAL AUDIT
TREASURY DIV.
ASSET & LIABILITY MANAGEMENT DEPT.
INSTITUTIONAL BANKING DIV.
PRODUCT MANAGEMENT DIV.
BUSINESS BUSINESS PROCESS DEPT. INITIATIVES DEPT.
SPECIAL ASSET MANAGEMENT DEPT.
PRODUCT DEVELOPMENT DEPT.
SALES & DISTRIBUTION DEPT.
STRATEGIC PLANNING& BUDGETING DEPT.
BRANCH
FINANCE DIV.
CORP COMMUNICATION DIV.
ACCOUNTING DEPT.
MARKETING COMM. DEPT.
REGULATORY SERVICE REPORTING DEPT. QUALITY DEPT.
INTERNAL COMM DEPT.
OPERATION DIV.
CENTRAL OPERATION DIV.
GENERAL AFFAIR DEPT.
CUSTOMER CARE DEPT.
AUDIT COMMITTEE
RISK MONITORING COMMITTEE
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
37
REMUNERATION & NOMINATION COMMITTEE
COMPLIANCE DIRECTOR
IT DEVELOPMENT DIV.
IT OPERATION DIV.
COMPLIANCE DIV.
HUMAN RESOURCES DIV.
LEGAL & CORP SECRETARY DIV.
CHIEF RISK OFFICER
BUSINESS ANALYST DEPT.
OPERATION
REGULATORY AML-CTF DEPT.
HR SEVICES DEPT.
LEGAL DEPT.
CREDIT MARKET & LIQUIDITY RISK DEPT.
SYSTEM ANALYST DEPT.
NETWORK & INFRASTUCTURE
BUSINESS COMPLIANCE DEPT.
HR STRATEGY & POLICY DEPT.
CORP. SECRETARY DEPT.
HR AREA DEPT.
INVESTOR RELATION DEPT.
PROJECT MGR DEPT.
OPS. RISK DEPT.
POLICY PROCEDURE & REPORTING DEPT.
INTERNAL CONTROL DEPT.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
38 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM OWNERSHIP COMPOSITION 5,31% I WAYAN GATHA
15,81%
22,00%
KfW
MERCY CORPS
15,51% HIVOSTRIODOS FUND
21,47% DWM Fund S.C.A SICAV SIF
19,90% INTERNATIONAL FINANCE CORPORATION
39 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
SHAREHOLDERS PROFILES
Be the change
MERCY CORPS Mercy Corps adalah sebuah lembaga Internasional nirlaba non-pemerintah yang didirikan tahun 1979 dan berkantor pusat di Amerika Serikat. Sejak pendiriannya, lembaga ini telah menyalurkan dana senilai USD2,20 miliar kepada 114 negara dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan program pembangunan Internasional. Dengan dukungan jaringan kerja di Amerika Utara dan Eropa, seluruh program terpadu global Mercy Corps telah berhasil mempekerjakan 4.000 pegawai di seluruh dunia serta mampu menjangkau lebih dari 19 juta manusia yang tersebar di 45 negara. Mercy Coprs memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang lembaga keuangan mikro berorientasi komersial. Mercy Corps telah mengembangkan dan memberikan dukungan bagi lembaga-lembaga keuangan mikro di 10 negara berkembang di seluruh dunia. Mercy Corps merupakan pemegang saham pengendali Bank Andara.
MERCY CORPS Established in 1979, Mercy Corps is a non-profit international non-governmental organization (INGO) headquartered in the United States which since its founding has provided USD2.20 billion in international relief assistance and development programming to 114 countries around the world. Supported by offices in North America and Europe, current unified global programs employ nearly 4,000 staffs worldwide and reach 19 million people in 45 countries. Mercy Corps has accumulated over 20 year experience in the field of commerciallyoriented microfinance. Mercy Corps has founded and supported microfinance institutions in 10 developing countries around the world. Mercy Corps is the controlling shareholder of the Bank.
DWM FUND S.C.A - SICAV SIF Developing World Markets (DWM) adalah perusahaan pengelolaan investasi dan bank investasi yang berfokus pada investasi sosial secara positif dalam rangka mengembangkan pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan dalam skala global. Hingga akhir 2013, pengelolaan aset oleh DWM telah mencapai USD650 juta. DWM telah melakukan investasi di 140 lembaga keuangan mikro dilebih dari 40 negara berkembang. DWM Fund S.C.A - SICAV SIF dikelola oleh DWM Asset Management Company, LLC yang merupakan bagian dari DWM.
DWM FUND S.C.A - SICAV SIF Developing World Markets (DWM) is an asset manager and investment bank dedicated to making socially positive investments in order to promote sustainable economic and social development on a global scale. Overall, DWM manages USD650 million (as of Dec 2013) of assets. DWM has financed more than 140 inclusive financial institutions in more than 40 emerging market countries. DWM Fund S.C.A - SICAV SIF is managed by DWM Asset Management, LLC, a member of DWM.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
PROFIL PEMEGANG SAHAM
40
IFC – INTERNATIONAL FINANCE CORPORATION IFC merupakan anggota World Bank Group dan merupakan sebuah institusi pembangunan global terbesar yang menaruh perhatian khusus bagi sektor swasta di negara-negara berkembang. IFC didirikan tahun 1956 dan dimiliki oleh 184 negara anggota, yang secara kolektif menentukan seluruh kebijakan yang dijalankan oleh IFC. Keberadaan IFC di lebih dari 100 negara berkembang telah banyak membantu perusahaan-perusahaan dan lembagalembaga keuangan di negara-negara tersebut dalam penciptaan lapangan pekerjaan, perolehan pendapatan pajak, perbaikan tata kelola perusahaan, perbaikan lingkungan dan memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat. Visi IFC adalah menciptakan kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk terlepas dari kemiskinan dan mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.
IFC – INTERNATIONAL FINANCE CORPORATION IFC, a member of the World Bank Group, is the largest global development institution focused exclusively on the private sector in developing countries. Established in 1956, IFC is owned by 184 member countries, a group that collectively determines IFC’s policies. IFC’s work in more than 100 developing countries allows companies and financial institutions in emerging markets to create jobs, generate tax revenues, improve corporate governance and environmental performance, and contribute to their local communities. IFC’s vision is that people should have the opportunity to escape poverty and improve their lives.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
KfW KfW merupakan sebuah bank pembangunan yang didirikan tahun 1948 dan dimiliki oleh pemerintah Republik Federasi Jerman. Pendirian bank ini dibiayai oleh Mashall Plan dengan tujuan awal untuk membangun kembali Jerman setelah usainya Perang Dunia Kedua. Mayoritas saham bank ini dimiliki oleh pemerintah Republik Federasi Jerman dan negaranegara bagian anggota Federasi Jerman. KfW Group memiliki jaringan operasi di seluruh dunia, termasuk Jerman, negara-negara berkembang, serta negara-negara maju dan negara-negara yang sedang dalam masa transisi. KfW memberi dukungan bagi pengembangan kerangka kerja yang efisien serta infrastruktur sosial dan ekonomi praktis, memerangi kemiskinan dan upaya-upaya perlindungan lingkungan. Saat ini, KfW memiliki 70 kantor dan perwakilan di seluruh dunia dengan volume bisnis yang mencapai EUR73,50 miliar di tahun 2012, dengan posisi Neraca senilai EUR512 miliar. KfW Development Bank memberikan dukungan pembiayaan bagi proyek-proyek dan program-program kerjasama pembangunan di seluruh dunia, mewakili Pemerintah Federasi Jerman.
KfW Founded in 1948, KfW is a development bank owned by the Federal Republic of Germany. The establishment was funded by the Marshall Plan with goal to reconstruct Germany after the Second World War. Majority shareholders are the Federal Republic of Germany and German Federal States. KfW Group operates all over the world, in Germany, in developing, industrialising and transition countries. KfW supports the development of efficient frameworks and functioning economic and social infrastructures, combats poverty and protects the climate. Also, KfW supports the German and European export industry by financing business investment, exports and imports. Currently, KfW has 70 offices and representations worldwide with total business volume of EUR73.50 billion in 2012 and a Balance Sheet of EUR512 billion KfW Development Bank provides financing for development cooperation projects and programs around the world on behalf of the German Federal Government.
41
HIVOS-TRIODOS FUND Hivos-Triodos Fund berdiri tahun 1994 dan merupakan badan usaha kerjasama antara Triodos Bank dan Hivos, Hivos adalah sebuah organisasi humanis nonpemerintah berbasis di Belanda dan memiliki tujuan untuk berkontribusi bagi terciptanya dunia yang bebas, adil dan berkesinambungan. Jaringan Hivos tersebar di 31 negara termasuk satu kantor perwakilan di Indonesia. Triodos Bank adalah salah satu perbankan sustainable yang terkemuka dan dikenal memiliki pendekatan yang inovatif dan transparan dalam bisnis perbankan. HivosTriodos Fund berfokus pada penyediaan akses terhadap layanan perbankan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di negara-negara berkembang dengan tujuan untuk berkontribusi bagi terwujudnya inklusi keuangan yang berkesinambungan. Inovasi yang dilakukannya juga termasuk mendalami peluang menciptakan kerjasama anatara layanan keuangan, pertanian berkelanjutan serta enerji terbarukan. Hivos-Triodos Fund merupakan satu diantara empat penyedia dana bagi keuangan mikro dan berada dibawah pengelolaan Triodos Investment Management yang 100% merupakan anak perusahaan Triodos Bank dan dikenal secara global sebagai pelaku utama dalam investasi berdampak. Sejak tahun 1994, total aset yang dikelola bagi sektor keuangan mikro telah tumbuh menjadi EUR500 juta. Hal ini telah menempatkan Triodos Investment Management sebagai pionir dan salah satu investor utama pada industri ini. HIVOS-TRIODOS FUND Hivos-Triodos Fund is a joint initiative of Triodos Bank and Hivos, established in 1994. Hivos is a non-governmental organization based in the Netherlands and guided by humanist values to contribute to a free, fair and sustainable world. The Hivos network spread across 31 countries around the world and have a representative office in Indonesia. Triodos Bank is one of the world’s leading sustainable banks and is well-known for its innovative and transparent approach to banking. Hivos-Triodos Fund focuses on providing access to financial services for low-income people in emerging and developing countries in order to contribute to a sustainable and inclusive financial sector. In the quest for innovation it also looks at opportunities that tie together financial services, sustainable agriculture and renewable energy. Hivos-Triodos Fund is one of the four inclusive finance funds under management of Triodos Investment Management, which is a 100% subsidiary of Triodos Bank and a globally recognized leader in impact investing. Since 1994, its assets under management in microfinance have grown to over EUR500 million, making Triodos Investment Management a pioneering and one of the leading investors in the industry.
I WAYAN GATHA Sosok pengusaha swasta ini telah berkecimpung di dunia perbankan dengan spesifikasi pembiayaan pada usaha-usaha mikro selama lebih dari 30 tahun. Beliau merupakan salah satu pendiri Bank Pasar Seri Partha (BPSP) yang kemudian berubah menjadi Bank Sri Partha. I Wayan Gatha bergabung dengan pemodal lain yang memiliki visi sama untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan mengembangkan keuangan mikro di Indonesia.
I WAYAN GATHA Mr. I Wayan Gatha is an entrepreneur who has been actively involved in banking industry, particularly of microfinance, for over 30 years. He was one of the founders of Bank Pasar Seri Partha (BPSP) which later became Bank Sri Partha. He joined with other shareholders who also share common vision to fight against poverty and develop microfinance in Indonesia.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
I WAYAN GATHA
42
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
PROFIL DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS PROFILES Stephen Mitchell
Presiden Komisaris/ President Commissioner Warga Negara Amerika, lahir di Utah, Amerika Serikat pada tanggal 21 Oktober 1954. Beliau adalah lulusan Brigham Young University jurusan Ilmu Politik dan memperoleh gelar MBA pada University of California at Irvine tahun 1982. Beliau juga memiliki kualifikasi sebagai seorang Certified Public Accountant dan Certified Treasury Professional.
An American citizen, Mr. Mitchell was born in Utah on October 21,1954. He obtained his Degree in Brigham Young University majoring Political Science and his MBA attained from the University of California at Irvine, in 1982. He is also a Certified Public Accountant and past Certified Treasury Professional
Menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Andara sejak 16 Desember 2008. Beliau adalah Vice President Financial Services yang juga pernah menjabat sebagai Chief Financial Officer dari Mercy Corps. Mercy Corps merupakan sebuah lembaga internasional beraset sebesar USD300 juta dengan beberapa kantor pusat di Amerika Utara dan Eropa. Dengan dukungan 4.000 pegawai, Mercy Corps mampu menjangkau 19 juta orang yang tersebar di 45 negara.
Mr. Mitchell has been the Bank’s President Commissioners since December 16, 2008. He is also the Vice President of Financial Services and past Chief Financial Officer of Mercy Corps, a USD300 million global poverty relief and development agency with headquarter offices in North America and Europe. Supported by 4,000 staffs, Mercy Corps reaches nearly 19 million people worldwide in over 45 countries.
Beliau memiliki pengalaman kerja di bidang keuangan, baik domestik maupun internasional, selama lebih dari 30 tahun. Rekam jejak profesional yang sangat ekstensif ini termasuk bekerja di US Bank dan Price Waterhouse Coopers. Beliau pernah menjabat sebagai Chairman dari XacBank, salah satu lembaga keuangan mikro komersial yang sangat sukses di Asia.
With 30 years of domestic and international finance experience, he has an extensive working exposure in financial institutions, including US Bank and Price Waterhouse Coopers. He had previously served as the Chairman of XacBank, one of Asia’s most successful commercial microfinance organizations.
Beliau juga adalah seorang penasihat di bidang mikro keuangan di berbagai belahan dunia, serta kerap diundang menjadi pembicara pada pelbagai konferensi dan forum akuntansi.
Mr. Mitchell is also an advisor on microfinance issues around the world and has been an active speaker in many accounting conferences and forums.
Ari Rophian Perdana Ariwibowo
Komisaris Independen/ Independent Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Bapak Ariwibowo lahir di Jakarta pada tanggal 17 September 1971. Beliau memiliki gelar BSc in Economics and Engineering dari University of Pennsylvania dan MBA dari Wharton School, University of Pennsylvania.
An Indonesian citizen, Mr. Ariwibowo was born in Jakarta on September 17, 1971. He earned his BSc in Economics and Engineering from the University of Pennsylvania while his MBA was attained from the Wharton School, University of Pennsylvania.
Pengalaman profesional yang dimiliki beliau meliputi bidang perbankan serta jasa konsultasi berskala internasional. Beliau pernah menjabat sebagai Executive Vice President-Center for Operational Excellence di Bank Danamon (2007-2009) dan sebelumnya sebagai Konsultan Senior untuk bidang Corporate Finance and Strategy and Operation Transformation di McKinsey Consulting (20012006).
His professional experience includes banking and consulting industries. His previous strategic position include Executive Vice President-Center for Operational Excellence of Bank Danamon (2007-2009) and Senior Consultant for Corporate Finance and Strategy and Operation Transformation in McKinsey Consulting (20012006)
Bapak Ariwibowo merupakan salah satu partner pendiri Fairways Investments Group, sebuah kelompok usaha investasi yang aktif menanamkan modal pada bidang usaha ritel, properti, serta pertambangan.
He is one of the founding partners at Fairways Investments Group, an investment holding company that actively make investments in retail, property, and mining industries.
Beliau menjabat Komisaris Independen Bank Andara sejak tanggal 27 Agustus 2010 hingga 2 Desember 2013.
Mr. Ariwibowo served as an Independent Commissioner of the Bank from August 27, 2010 to December 2, 2013.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
43
44
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Crescentia Delima Kiswanti Soebardi
Komisaris Independen/ Independent Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, lahir di Tanjung Pinang pada tanggal 5 Mei 1955. Beliau memperoleh gelar MBA dari the University of Southern California dan gelar Insinyur dari jurusan Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung.
An Indonesian citizen, Ms. Soebardi was born in Tanjung Pinang on May 5, 1955. She earned her MBA from the University of Southern California and BSc degree in Industrial Engineering from Bandung Institute of Technology.
Beliau menjabat Komisaris Independen Bank Andara sejak 22 Oktober 2010.
She was appointed as Independent Commissioner of the Bank on October 22, 2010.
Perjalanan karir profesional beliau di bidang perbankan selama lebih dari 20 tahun antara lain ditempuh di Citibank N.A Jakarta dan ING Indonesia Bank. Beliau juga pernah menjabat sebagai Chief Executive Officer (1999-2006) pada Bank Purba Danarta, sebuah bank yang didirikan secara khusus guna melayani pengusaha mikro dan masyarakat berpendapatan rendah.
Her 20-year experience in banking sector has brought her to assume some strategic positions in Citibank N. A. Jakarta and ING Indonesia Bank. She was the Chief Executive Officer (1999-2006) in Bank Purba Danarta, a bank specifically established to serve micro entrepreneurs and low-income households sectors.
Sebelum bergabung dengan Bank Andara, beliau bekerja sebagai seorang konsultan keuangan mikro diantaranya di Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Pontianak, Nias, Aceh, dan Timor Timur. Salah satu pengalaman beliau yang signifikan lainnya adalah mempersiapkan, mendirikan, serta mendukung beroperasinya BPR yang pertama didirikan di Papua.
Prior to joining Bank Andara, she worked as a consultant in the micro finance sectors in, amongst other, Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Pontianak, Nias, Aceh, and East Timor. Her significant consulting portfolio includes an assignment to prepare, set up, and support the operation of the first Rural Bank in Papua.
45 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
BOARD OF DIRECTORS PROFILES
David Han Lee Yong
Direktur Utama/ President Director Warga negara Belanda, lahir di Jakarta tanggal 18 Januari 1963. Beliau adalah lulusan Vrije Universiteit (Free University), Amsterdam dengan gelar Master in Law yang diperolehnya pada tahun 1989.
A Dutch citizen, Mr. Yong was born in Jakarta on January 18, 1963. He graduated from Vrije Universiteit, (Free University) Amsterdam in 1989 with a Master Degree in Law.
Menjabat Direktur Utama Bank Andara sejak tanggal 10 Juli 2012 setelah mendapat persetujuan resmi dari Bank Indonesia.
He was appointed as President Director on July 10, 2012 following an official approval from Bank Indonesia.
Beliau memiliki pengalaman kerja lebih dari 20 tahun di industri perbankan berskala internasional khususnya pada bidang pengembangan perbankan Usaha Kecil, Menengah, dan Komersial. Pengalaman tersebut telah berhasil mengantarkan beliau menduduki beberapa posisi senior diberbagai belahan dunia, mengimplementasikan berbagai prakarsa bisnis model yang baru, baik di pasar yang sudah mapan seperti Belanda, Amerika, dan Hong Kong maupun di negara berkembang di wilayah Asia.
His international banking career has spanned more than 20 years which has propelled him to assume various senior leadership roles, covering many geographies and implementing new pioneering business models, both in developed market such as Netherlands, the US, and Hong Kong, as well as emerging markets across Asia.
Memulai awal karir sebagai anggota Tim Implementasi di ING Direct, beliau berhasil menduduki posisi SME Bank Head, Regional Asia, pada tahun 2006, yang merupakan bagian dari ABN AMRO Retail & Commercial Banking Asia Regional berkantor pusat di Hong Kong. Pada posisi terakhirnya, beliau bertanggung jawab atas pengimplementasian prakarsa Usaha Kecil Menengah di 9 negara Asia.
Retail, SME and Commercial Banking businesses have been important parts of his career, starting from a member of an Implementation Team with ING Direct to pioneering SME banking across 9 Asian markets, when he was assigned as SVP and Country Commercial Bank Head by ABN Amro Asia Regional, starting in 2006, as part of ABN AMRO Retail & Commercial Banking Asia Regional Management, with headquarter in Hong Kong.
Keahlian beliau dalam dunia perbankan juga meliputi perbankan retail, pengelolaan risiko, serta penjualan dan pengelolaan produk-produk perbankan.
His expertise also includes retail and commercial banking, sales and product management as well as risk management.
Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Bank Andara sejak tanggal 10 Juli 2012 hingga 28 Februari 2014.
He assumed the position of Bank’s President Director from July 10, 2012 to February 28, 2014.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
PROFIL DIREKSI
46
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Irianto Kusumadjaja
Direktur IT dan Operasional/ IT and Operation Director Warga negara Indonesia, lahir di Jember tanggal 1 Maret 1962. Beliau menempuh pendidikan di Institut Teknologi dan Informasi, Jakarta dan memperoleh gelar Insinyur di bidang Teknologi Informasi.
An Indonesian citizen, Mr. Kusumadjaja was born in Jakarta on March 1, 1962. He graduated from Institut Teknologi dan Informasi, Jakarta with a degree in Information Technology.
Keterlibatannya di perusahaan dimulai sejak awal pendirian Bank Andara pada tahun 2009 sebagai Direktur IT & Operasional. Peranan beliau di Bank Andara mencakup pengembangan produk dengan dukungan teknologi terkini yang akan digunakan kemudian oleh LKM, khususnya di bidang mobile payment.
He joined Bank Andara during the early stage of the Bank’s establishment in 2009 as IT and Operation Director. His responsibility includes IT-supported product developments which will be utilized by microfinance organization, particularly in the fields of mobile payment.
Memiliki pengalaman selama hampir 25 tahun di bidang Teknologi Informasi dengan beberapa posisi senior yang dijabatnya, Sebelum bergabung dengan Bank Andara beliau menempati posisi Presiden Direktur di Misys International Financial Systems - Indonesia, sebuah perusahaan Financial System terkemuka di Inggris. Beliau juga pernah menduduki posisi Vice President untuk bidang teknologi informasi di Industrial Bank of Japan di Indonesia serta Assistant General Manager di Mizuho Corporate Bank – Hong Kong.
His experience in Information Technology has spanned over 25 years with a number of strategic position he held during his career. Prior to joining Bank Andara, he was the President Director of Mysys International Financial Systems – Indonesia, a prominent Financial System company from the UK. Previously, he was a Vice President – Information Technology at Industrial Bank of Japan in Indonesia, and an Assistant General Manager at Mizuho Corporate Bank – Hong Kong.
Chisca Mirawati
Direktur Kepatuhan/ Compliance Director Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta tanggal 26 Desember 1968. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran dan meraih Master of Business Administration dari Maastricht School of Management, Belanda.
An Indonesian citizen, Ms. Mirawati was born in Jakarta on December 26, 1968. She graduated from Padjadjaran University with a degree in Law, while her MBA was received from Maastricht School of Management, Netherlands.
Beliau bergabung dengan Bank Andara pada akhir 2012 sebagai Direktur Kepatuhan.
She joined Bank Andara as the Compliance Director by the end of 2012.
Memiliki pengalaman luas selama lebih dari 20 tahun di industri perbankan dengan beberapa posisi strategis yang pernah dijabat, khususnya pada bidang hukum dan kepatuhan. Selain itu, pengalaman luasnya juga mencakup proses merger & akuisisi, penerbitan obligasi, restrukturisasi hutang, structured finance, sekuritisasi, privatisasi, dan rekapitalisasi.
She has nearly 20 year experience in banking industry and has held various strategic positions previously, particularly in legal and compliance areas. Her expertise also includes merger & acquisition, bonds issuance, securitization, privatization, and recapitalization.
Memulai karir awalnya sebagai tenaga administrasi kredit di Bank Pembangunan Indonesia Bandung, beliau kemudian bergabung dengan PT Bank Negara Indonesia/BNI (Persero) Tbk dan berkarir selama kurang lebih 12 tahun dengan posisi terakhir sebagai Manager, bertanggung jawab atas pemantauan perkembangan usaha kantor-kantor cabang BNI di luar negeri. Selanjutnya, beliau bergabung dengan Standard Chartered Bank (SCB) Indonesia pada bulan Mei 2006 sebagai Wholesale Banking Legal & Compliance Advisor, kemudian menjabat sebagai Compliance Head (Direktur Kepatuhan) sejak September 2006 hingga Januari 2010, dan selanjutnya ditugaskan di Standard Chartered Bank Oman, Timur Tengah sebagai Legal & Compliance Head. Setelah penugasan di kantor Oman usai, beliau kembali ke SCB Indonesia dengan posisi terakhir sebagai South East Asia Training and Consumer Banking Legal & Compliance Head.
Her career began as a loan administration officer with Bank Pembangunan Indonesia Bandung. She later moved to PT Bank Negara Indonesia/BNI (Persero) and paved her career in this state-owned bank for 12 years. Her last position was Manager, with main responsibility to monitor business growth of BNI’s overseas offices. In May 2006, she joined Standard Chartered Bank (SCB) Indonesia as Wholesale Banking Legal & Compliance Advisor, and was later appointed as Compliance Director from September 2006 to January 2010. She was then accepted an appointment as Legal and Compliance Head at the Standard Chartered office in Oman, Middle East. Upon completing her term in Oman office, she returned to SCB and held last position in this bank as South East Asia Training and Consumer Banking Legal & Compliance Head.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
47
ANNUAL LAPORAN REPORT TAHUNAN // BANK 2013 ANDARA ANNUAL 2013 REPORT
48 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
APRESIASI APPRECIATION
Bank Andara mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Ari RP Ariwibowo yang telah menyelesaikan masa baktinya sebagai Komisaris Independen Bank yang dijabatnya selama lebih dari 3 tahun. Pengunduran diri beliau pada tanggal 2 Desember 2013, telah disetujui oleh para pemegang saham dan posisi beliau digantikan oleh Daniel F Iskandar.* Bank Andara juga mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada David HL Yong yang telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Dedikasi serta sumbangan pemikiran beliau selama lebih dari 2 tahun telah banyak memberikan kontribusi bagi keberadaan Bank Andara pada hari ini.
L
Bank Andara sincerely offers its appreciations to Ari RP Ariwibowo who has completed his term as Independent Commissioner of the Bank, a position that he assumed for 3 years. The Bank’s shareholders have given their approval on his resignation and subsequently appointed Daniel F Iskandar.* A deep appreciation is also extended to David HL Yong who, on his personal wish, decided to leave the Bank. We thank him for his service and dedication to the Bank over the last two years.
Terima Kasih
*) Efektif menjabat setelah posisi Direktur Utama terisi.
*) Effective following the appointment of new President Director.
49 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
KOMISARIS INDEPENDEN BARU NEW INDEPENDENT COMMISSIONER* Daniel Faisal Iskandar Warga Negara Indonesia dan lahir di Padang, Sumatera Barat tanggal 12 Mei 1959. Beliau memperoleh gelar Bachelor of Business Administration bidang Keuangan & Bisnis Internasional dari University of Hawaii at Manoa, Honolulu, Hawaii, USA di tahun 1983 dan juga sempat mendalami Housing Finance and ABS di Wharton School of Business, University of Pennsylvania, USA.
An Indonesian citizen, born in Padang, West Sumatera on May 12, 1959. He earned his Bachelor of Business Administration in Finance and International Business from University of Hawaii at Manoa, Honolulu, Hawaii, USA in 1983. He also studied Housing Finance and ABS at the Wharton School of Business, University of Pennsylvania, USA.
Bapak Daniel F Iskandar bergabung di Bank Andara sejak bulan Agustus 2011 dan menjabat sebagai anggota Komite Audit di bawah Dewan Komisaris hingga beliau diangkat menjadi Komisaris Independen melalui keputusan pemegang saham yang diambil di luar rapat tertanggal 2 Desember 2013.
Mr. Iskandar joined Bank Andara in August 2011. He had been a member of Audit Committee member under the Board of Commissioners until he is appointed as Independent Commissioners of the Bank through shareholders resolution which was taken outside the meeting on December 2, 2013.
Hingga sekarang beliau masih tercatat sebagai anggota Dewan Nasional di World Vision Indonesia, sebagai Penasihat Senior Keuangan di Kantor Akuntan RSM-AAJ dan sebagai Dosen pengajar mata kuliah Pasar Modal dan Tata Kelola Perusahaan pada program MBA di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, Bandung.
Today, he is also a National Board Member of World Vision Indonesia, a Senior Financial Advisor at Accountant Firm RSMAAJ and a Lecturer on Capital Markets and Good Corporate Governance at School of Business and Management of Bandung Institute of Technology.
Beliau memiliki pengalaman luas di bidang perbankan dan pasar modal selama hampir 30 tahun. Karir professional beliau dimulai pada tahun 1985 sebagai Credit Marketing Officer di The Chase Manhattan Bank NA. Dalam perjalanan karirnya, beliau pernah menduduki beberapa posisi kunci di tingkat manajemen senior, Direksi dan Dewan Komisaris pada beberapa perusahaan terkemuka seperti PT Nomura Indonesia, PT Barclays de Zoette Wedd Niaga Securities, JAVATRADE INVESTA Pte. Ltd. di Singapura dan Jakarta, PT Danareksa (Persero), PT Overseas Securities, serta PT Capital Turbine Indonesia.
His extensive banking and capital market experience spans nearly 30 years. He started his career as a Credit Marketing Officer and Private Bankers at The Chase Manhattan Bank NA in 1985. Throughout his career, he has held various key positions at senior management level in many prominent companies, including PT Nomura Indonesia, PT Barclays de Zoette Wedd Niaga Securities, JAVATRADE INVESTA Pte. Ltd. Singapore and Jakarta, PT Danareksa (Persero), PT Overseas Securities, and PT Capital Turbine Indonesia.
Beliau juga tercatat aktif diberbagai organisasi keprofesian seperti Indonesian Institute of Corporate Directorship (IICD), Kamar Dagang Indonesia – Komite Amerika Serikat (KADINKIKAS), Asosiasi Wakil Manager Investasi Indonesia/Asosiasi Penasihat Investasi Indonesia (AWMII/APII]) dan National Examination Board for Panitia Standar Profesi Pasar Modal (PSP). Sebagai seorang pakar di bidang pasar modal, beliau memiliki beberapa lisensi yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK diantaranya Licensed Underwriter, Broker/Dealer, dan Investment Advisor.
Mr. Iskandar is also actively involved in some professional organizations including Indonesian Institute of Corporate Directorship (IICD), Indonesian Chamber of Commerce (KADIN-KIKAS), Association of Indonesian Investment Advisors (AWMII/APII]) and National Examination Board for Capital Market Professional Standards Committee (PSP). As an expert in Capital Markets, he also holds professional licenses issued by Indonesian Capital Market Supervisory Board (BapepamLK) which include Licensed Underwriter, Broker/ Dealer and Investment Advisor.
*) Efektif menjabat setelah posisi Direktur Utama terisi
*) Effective following the appointment of new President Director.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
*
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
50 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
PRODUK DAN LAYANAN PRODUCTS AND SERVICES
Sesuai dengan strategi operasional Bank, Bank Andara menjalankan usaha perbankan sebagai sebuah wholesale bank. Penyediaan produk dan layanan Bank lebih diarahkan bagi nasabah lembaga keuangan yang melayani sektor mikro, seperti BPR, Koperasi maupun Modal Ventura. Produk dan layanan yang ditawarkan oleh Bank meliputi produk kredit, produk simpanan, AndaraLink, serta Andara Bersama BPR (ABB).
Aligning with the Bank’s operational strategy, Bank Andara operates as a wholesale bank. The Bank’s products and services are focused on financial institutions servicing micro sectors, such as Rural Banks, Cooperatives and Venture Capital. The Bank’s products and services offered include lending and funding, AndaraLink, and Andara Bersama BPR (ABB).
PRODUK KREDIT
LENDING PRODUCT
Produk kredit merupakan produk unggulan Bank Andara dan merupakan penopang utama dari keseluruhan usaha yang dijalankan Bank. Pada saat ini terdapat tiga produk kredit dengan skema dan tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
Lending product represents Bank Andara’s premium product and encompasses the main pillar of the Bank’s overall business. Today, the Bank offers three lending products that are designed to meet the clients’ specific needs.
1.
Kredit Modal Kerja Kredit ini ditujukan bagi nasabah yang membutuhkan pembiayaan untuk modal kerja. Mengingat para nasabah merupakan lembaga keuangan juga, maka kredit ini disalurkan kembali oleh debitur ke nasabah akhir. Dengan demikian, jangkauan produk Bank ini menjadi lebih luas lagi dan mencapai target sesuai dengan visi dan misi Bank. Pembayaran cicilan atas kredit ini dilakukan secara berkala, sesuai dengan jumlah kredit, suku bunga, dan tenor pengembalian.
1.
Working Capital Loan This type of loan is intended for borrowers that need working capital financing. Since the borrowers are also financial institutions, these loans will be re-channeled to their end clients. The Bank’s product outreach therefore becomes wider and is able to tap the target market as stated in the Bank’s vision and mission. The loan repayment is made periodically, depending on the loan amount, interest rate, and term.
2.
Kredit Investasi Kredit ini ditujukan bagi nasabah yang membutuhkan dana investasi bagi pengembangan usaha yang bersangkutan. Produk kredit ini biasanya digunakan oleh nasabah untuk pembelian aset seperti gedung kantor, kendaraan, maupun perluasan atau renovasi tempat usaha yang sudah ada.
2.
Investment Loan This type of loan is intended for borrowers who need capital for business development purpose. The loan is usually used to purchase assets such as office buildings, vehicles, as well as renovation or expansion of the existing business premises.
3.
Kredit Rekening Koran Produk ini berupa kredit fleksibel dengan pola pembayaran yang dapat disesuaikan dengan karakteristik dan jenis usaha yang dijalankan oleh nasabah.
3.
Current Account Loan This product offers flexible loan with adjustable payment scheme based on the characteristic and business type of the clients.
PRODUK SIMPANAN
FUNDING PRODUCT
Untuk produk simpanan, Bank Andara memiliki beberapa produk yang ditujukan tidak hanya bagi segmen lembaga keuangan namun juga bagi masyarakat umum. Produk tersebut mencakup deposito, tabungan, dan giro. Namun demikian penawaran produk simpanan kepada masyarakat umum diatur sedemikian rupa sehingga dapat terus menjaga semangat kemitraan dan menghindari persaingan langsung dengan nasabah utama Bank, dalam hal ini adalah LKM.
On funding, Bank Andara offers several products that are intended not only to financial institutions but also to individuals. The products comprise time deposits, saving account, and current account. However, funding product offered to individuals is designed to support partnership’s spirit so that direct competition with MFI, being the Bank’s prime clients, can be averted.
1.
Time Deposit The Bank offers 2 types of time deposit:
a.
MFI Deposit: dedicated to MFIs so they can have better liquidity management.
b.
Deposito Deposito yang ditawarkan Bank terbagi menjadi dua jenis, yaitu: Deposito LKM: deposito berjangka yang dikhususkan bagi nasabah LKM agar mereka dapat melakukan pengelolaan likuiditas yang lebih baik. Deposito Berjangka: ditujukan bagi nasabah individu yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan LKM.
b.
Time Deposit: dedicated to individuals that share common commitment to alleviating poverty through MFI empowerment.
2.
Tabungan Merupakan produk pendanaan yang relatif lebih fleksibel untuk pengaturan likuiditas dan transaksi.
2.
Saving Account This funding product offers relatively flexible scheme for liquidity and transaction management.
3.
Giro Seperti produk tabungan, produk ini juga merupakan produk pendanaan yang relatif lebih fleksibel untuk pengaturan likuiditas dan transaksi.
3.
Current Account Similar with saving account, this product also offers relatively flexible scheme for liquidity and transaction management.
1. a.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
51
52
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
ANDARALINK
ANDARALINK
Layanan AndaraLink merupakan suatu fasilitas yang disediakan oleh Bank untuk memberikan kemudahan maupun meningkatkan pendapatan non bunga bagi para nasabah LKM dalam melakukan transaksi yang berhubungan dengan kegiatan usaha masing-masing. Layanan ini mencakup layanan pengiriman uang (remittance), pembayaran beberapa tagihan layanan umum (bill payment), serta dilengkapi juga dengan fitur Solusi Setoran yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah LKM dalam melengkapi petugas lapangan pada saat melakukan pick up services (layanan jemput bola).
AndaraLink service is a technology-based facility for fee-based service offered by the Bank to provide convenience and to increase fee-based income for MFIs in conducting transaction for their respective businesses. The services comprise remittance, bill payment, and mobile cash deposit features that enable MFI to equip their field officers with, during pick-up services for their end clients.
ANDARA BERSAMA BPR (ABB)
ANDARA BERSAMA BPR (ABB)
ABB adalah suatu forum kebersamaan antara Bank dengan beberapa BPR melalui Perbarindo setempat, yang dibentuk untuk melakukan kegiatan bersama dalam mengembangkan usaha BPR maupun sumberdayanya agar BPR dapat berkembang dengan lebih baik. Layanan ABB yang disepakati saat ini diantaranya pembentukan pooling of funds, penyediaan likuiditas mismatch, dan beberapa bantuan teknis (technical assistance). ABB didirikan dengan menjalin kerjasama dengan DPD Perbarindo setempat. Hingga saat ini, ABB telah berada di Bali, Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat.
The ABB serves as a forum for the Bank and a number of Rural Banks established through local Perbarindo with common goals to develop Rural Banks’ business and other sources so they can attain better growth. ABB services today comprise Pooling of Funds, Liquidity Mismatch, and Technical Assistance. ABB was established in association with local Perbarindo Board. ABB is now available in Bali, Jakarta, and West Nusa Tenggara.
REWARD PROGRAM
REWARD PROGRAM
Selain memberikan fasilitas dan akses keuangan bagi LKM dan para nasabahnya, Bank juga memposisikan diri sebagai mitra dalam perjalanan mereka menjalankan usaha masing-masing dengan memberikan layanan tambahan bagi mitra Bank dan nasabah akhir, berupa insentif dalam bentuk pemberian pelatihan, konsultasi keuangan dan bisnis, serta sponsorship bagi kegiatankegiatan mitra Bank dan nasabah akhir yang terpilih. Insentif tambahan ini diberikan tanpa dikenakan biaya bagi mitra Bank dan nasabah akhir yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank. Bank percaya bahwa pemberian insentif ini akan menunjang pencapaian visi dan misi Bank.
In addition to providing facilities and access for finance to MFIs and their end clients, the Bank also takes a position as MFI’s business partner. To that reason, Bank Andara also offers additional services for Bank’s partners and their end clients. These additional services serve as incentives for the partners, in the form of trainings, financial and business consulting, as well as activity sponsorship extended to selected partners and their end clients. This extra incentive is provided at no charge to the partners who have met the criteria set by the Bank’s. The Bank believes that such incentive can accelerate the achievement of the Bank’s vision and mission.
53 PROFIL PERUSAHAAN // COMPANY PROFILE
JARINGAN KANTOR LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
OFFICE NETWORK
JAKARTA Plaza Bapindo, Citibank Tower Lt. 28 Jl. Jendral Sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190 Tel : +62 21 526 0707 Faks : +62 21 526 6003 SEMARANG Menara Suara Merdeka Lt. 6 No. 6-5 Jl. Pandanaran No. 30 Semarang 50134 Jawa Tengah Tel : +62 24 769 28800 Faks : +62 24 769 28801 SURABAYA Bumi Mandiri Tower II Lt. 7 No. 701 - 5 Jl. Panglima Sudirman No. 66 - 68 Surabaya 60271 Jawa Timur Tel : +62 31 535 8031 Faks : +62 31 535 8039 DENPASAR Jl. Hayam Wuruk No. 137 Denpasar 80237 Bali Tel : +62 361 227 7214 Faks : +62 361 236 712
54
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
CHAPTER BAB TWO DUA CHAPTER TWO
ANALISA DAN PEMBAHASAN ANALISA DAN MANAJEMEN PEMBAHASAN BUILDING THE FOUNDATION FOR PARTNERSHIP MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
LAPORANREPORT ANNUAL TAHUNAN // BANK 2013ANDARA ANNUAL2013 REPORT
55
56
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN // MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
TINJAUAN MAKRO EKONOMI DAN INDUSTRI PERBANKAN MACROECONOMIC AND BANKING INDUSTRY REVIEW
Perekonomian Indonesia menghadapi banyak tantangan di tahun 2013, ditandai dengan pertumbuhan sebesar 5,70% atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,23%. Namun demikian, pertumbuhan lebih rendah tersebut dapat dipahami mengingat beberapa faktor. Pertama, tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) meningkat akibat pelemahan nilai tukar Rupiah yang pada akhir Desember 2013 menyentuh posisi Rp12.171/ USD, melemah sekitar 20% dari posisi tahun 2012.
Indonesia’s economy faced numerous challenges in 2013, marked by growth of 5.70% or lower than the previous year of 6.23%. However, this lower level of growth can be explained by a number of factors. First of all, pressure on Indonesia’s Balance of Payments increased due to the weakening Rupiah exchange rate, which by the end of December 2013 reached the position of Rp12,171/USD, or about 20% weaker than its position in 2012.
Kedua, upaya Pemerintah mengurangi subsidi harga BBM telah mendorong peningkatan harga barang di pasar domestik sehingga mendorong tingkat inflasi pada tahun 2013. Data Bank Indonesia menyebutkan, inflasi pada tahun 2013 meningkat menjadi 8,38% dari 4,30% pada 2012.
Secondly, the Government’s efforts to reduce fuel price subsidies drove prices of goods in the domestic market higher thereby pushing inflation levels in 2013. Bank Indonesia’s data indicated that inflation in 2013 increased to 8.38% from 4.30% in 2012.
Untuk mengendalikan laju inflasi dan menahan laju pelemahan Rupiah, selama tahun 2013 Bank Indonesia melakukan 3 kali revisi tingkat suku bunga BI rate dari 5,75% di bulan Januari 2013 hingga akhirnya menjadi sebesar 7,50% di akhir tahun 2013.
To control the inflation rate and hold back the weakening Rupiah, Bank Indonesia revised the BI rate 3 times in 2013 from 5.75% in January 2013 to as much as 7.50% at the end of 2013.
Namun, melalui berbagai instrumen kebijakan makro Bank Indonesia berhasil mengawal industri perbankan tetap dalam kondisi yang sehat. Hal ini tercermin dari masih terjaganya Rasio Kecukupan Modal (CAR) perbankan nasional sebesar 17,15%, di atas ketentuan modal minimum yang sebesar 8%.
However, through various macro policy instruments, Bank Indonesia successfully secured the banking industry to remain in a healthy state. This is reflected in the ability to maintain the Indonesian banking industry’s Capital Adequacy Ratio (CAR) at 17.15%, which is above the minimum capital requirement of 8%.
Di sisi lain, NPL perbankan nasional tahun 2013 masih terjaga di level 1,90%, meningkat dibandingkan 1,87% di akhir tahun 2012. Sementara itu, perlambatan pertumbuhan juga terjadi di sisi penyaluran kredit pada tahun 2013 sebesar 21,4% dibandingkan 22,97% di tahun 2012.
On the other hand, the domestic banking industry’s NPL in 2013 continue to be maintained at a level of 1.90% from 1.87% at the end of 2012. Meanwhile, delayed growth also occurred on loan disbursal in 2013 amounting to 21.4% compared to 22.97% in 2012.
57
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN // MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
TINJAUAN KEUANGAN
Bank Andara melaporkan rugi komprehensif pada tahun 2013 sebesar Rp42,59 miliar. Kerugian tersebut dikarenakan adanya peningkatan biaya pada akhir tahun 2013 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012, terutama pada: peningkatan biaya operasional Bank, biaya pajak tangguhan, dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Bank Andara reported a Comprehensive Loss amounting to Rp42.59 billion in 2013. This loss was due to Increased Expenses at the end of 2013 compared with the same period in 2012, primarily attributed to increase in the Bank’s operational expenses, deferred tax expense, and provisions for impairment losses.
Pembahasan pada bagian ini didasarkan pada laporan keuangan Bank untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 yang sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantoro, Suherman & Surja (Ernst & Young/KAP EY) dengan pendapat laporan keuangan Bank menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun 2012 dan 2013, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
The discussion in this section is based on the Bank’s financial statements for the period ending on December 31, 2013, which was audited by the Public Accounting Firm of Purwantoro, Suherman & Surja (Ernst & Young/EY Public Accounting Firm) with the opinion that the Bank’s financial statements are presented fairly, in all material respects, financial position and operational results as well as cash flows for 2012 and 2013, in accordance with Indonesia’s Financial Accounting Standards.
A. LAPORAN POSISI KEUANGAN
A. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
Aset Di akhir tahun 2013, total aset Bank tercatat sebesar Rp1.295,66 miliar atau meningkat sebesar 6,14% dibanding posisi per 31 Desember 2012 sebesar Rp1.220,73 miliar. Peningkatan ini terutama terjadi karena adanya peningkatan pada surat berharga sebesar Rp16,91 miliar serta peningkatan kredit yang disalurkan sebesar 16% atau Rp160 miliar dibanding tahun sebelumnya.
Asset The Bank’s total assets at the end of 2013 amounted to Rp1,295.66 billion or increased by 6,14% compared to the position as of December 31, 2012, which amounted to Rp1,220.73 billion. This increase was primarily due to an increase in marketable securities amounting to Rp16.91 billion and an increase in disbursed loans by 16% or Rp160 billion compared to the previous year.
Liabilitas Jumlah liabilitas Bank per 31 Desember 2013 meningkat sebesar 12% dari Rp980,77 miliar pada akhir tahun 2012 menjadi Rp1.098,26 miliar. Peningkatan ini terutama dikarenakan kenaikan pada simpanan dari bank lain sebesar 23% dari Rp534,74 miliar menjadi Rp658,48 miliar.
Liabilities The Bank’s total liabilities as of December 31, 2013 increased by 12% from Rp980.77 billion at the end of 2012 to Rp1,098.26 billion. This increase was primarily due to a 23% increase in deposits from other banks, from Rp534.74 billion to Rp658.48 billion.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
FINANCIAL REVIEW
58
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Ekuitas Jumlah ekuitas Bank menurun 18% dari Rp239,96 miliar menjadi Rp197,40 miliar pada akhir tahun 2013. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kerugian yang diderita Bank, dengan defisit yang timbul di tahun 2013 sebesar Rp40,31 miliar.
Equity The Bank’s total equity decreased by18%, from Rp239.96 billion to Rp197.40 billion by the end of 2013. This decrease was primarily due to the loss borne by the Bank, with deficit incurred in 2013 amounting to Rp40.31 billion.
B. LABA RUGI KOMPREHENSIF
B. COMPREHENSIVE PROFIT AND LOSS
Pendapatan Operasional Bank membukukan pendapatan bunga sebesar Rp153,88 miliar di akhir tahun 2013, atau meningkat sebesar 42% dibanding posisi per 31 Desember 2012 sebesar Rp108,17 miliar. Peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya kredit yang diberikan pada periode yang sama sebesar 16% dari Rp980,33 miliar di tahun 2012 ke Rp1,14 triliun. Sementara pendapatan operasional lainnya menurun 62% dari Rp3,99 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1,52 miliar di tahun 2013. Perbedaan 62% ini disebabkan karena pada tahun 2012 terdapat transaksi one-off atas reversal jurnal pencadangan kasus pajak yang dibentuk tahun 2010 yakni sebesar Rp2,16 miliar.
Operating Income The Bank registered interest income amounting to Rp153.88 billion at the end of 2013, which represents a 42% increase over the position in December 31, 2012 of Rp108.17 billion. This increase was in line with the increase in loans disbursed in the same period by 16%, from Rp980.33 billion in 2012 to Rp1.14 trillion. In the meantime, other operating income decreased by 62%, from Rp3.99 billion in 2012 to Rp1.52 billion in 2013. This 62% difference was due to the one-off transaction that occurred in 2012 over the reversal of the deferred tax case in 2010 amounting to Rp2.16 billion.
Beban Usaha Kenaikan tingkat suku bunga di tahun 2013 merupakan faktor utama yang menyebabkan meningkatnya beban bunga Bank sebesar 47,36%, dari Rp60,38 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp88,97 miliar. Komponen beban bunga Bank di atas terutama berasal dari peningkatan jumlah bunga pinjaman yang diterima oleh Bank sebesar 87,35%, dari Rp16,98 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp31,82 miliar, serta peningkatan jumlah bunga deposito berjangka sebesar 40,60% dari Rp38,51 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp54,15 miliar.
Operating Expenses The interest rate increase in 2013 was the main factor that led to the Bank’s 47.36% increase in interest expense, from Rp60.38 billion in the previous year to Rp88.97 billion. The Bank’s interest expense mentioned above mainly derived from an 87.35% increase in the fund borrowings’ interest, from Rp16.98 billion in the previous year to Rp31.82 billion, as well as a 40.60% increase in time deposits from Rp38.51 billion in the previous year to Rp54.15 billion.
Sedangkan beban operasional selain bunga dan CKPN meningkat sebesar 70,97%, menjadi Rp72,38 miliar dibanding Rp49.51 miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, serta beban penyusutan.
Meanwhile, operating expenses other than interest and provisions for impairment losses increased by 70.97% to Rp72.38 billion compared to Rp49.51 billion in the previous year. This increase corresponds with higher personnel expenses, general and administrative expenses, and depreciation expenses.
Disamping itu, peningkatan signifikan juga terjadi pada beban non operasional yakni beban pajak penghasilan menjadi Rp14,72 miliar pada tahun 2013, dibanding tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp1,05 miliar. Peningkatan tersebut terjadi akibat munculnya biaya pajak tangguhan tahun-tahun sebelumnya yang baru dicatat pada tahun 2013.
In addition to this, significant increases also occurred in non operating expenses, namely income tax expenses amounting to Rp14.72 billion in 2013 compared to 2012 of Rp1.05 billion. This increase was due to deferred taxes of previous years that were not recorded until 2013.
Beban Pencadangan Penurunan Nilai Di tahun 2013 Bank Andara mencatat CKPN atas aset keuangan dan non keuangan yang meningkat menjadi sebesar Rp20,07 miliar, atau 342% lebih tinggi dibanding tahun 2012 sebesar Rp4,54 miliar. Lonjakan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah debitur yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya serta nilai kredit yang bermasalah sehingga Bank harus mencatatkan CKPN. Bank berencana melakukan upaya
Provisions for Impairment Losses In 2013, Bank Andara registered provisions for impairment losses (CKPN) on financial and non-financial assets that increased to Rp20.07 billion, or 342% higher than in 2012 of Rp4.54 billion. This significant increase was caused by the increasing number of borrowers facing difficulties in servicing their loans and the increasing value of nonperforming loans, leading the Bank to register them as provisions for impairment losses. The Bank plans to
pendekatan hukum terhadap para debitur bersangkutan. Perhitungan pencadangan ini merujuk pada penerapan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 55 terkait Pembentukan Cadangan Kolektif dan Individual.
pursue a legal approach against the debtors in question. This provision calculation is based on the application of Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 55 pertaining to Collective and Individual Provision for Impairment.
C. LAPORAN ARUS KAS
C. CASH FLOW STATEMENT
Kas dan setara kas turun sebesar 33,44%, dari sebesar Rp178,84 miliar di tahun 2012 menjadi sebesar Rp119,04 miliar di tahun 2013. Hal ini terutama dipengaruhi secara signifikan oleh penurunan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Cash and cash equivalents declined by 33.44% from Rp178.84 billion in 2012 to Rp119.04 billion in 2013. This position was significantly driven by the decline in cash flows from operating, investing, and financing activities.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 mencapai minus Rp47,58 miliar dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar minus Rp156,80 miliar. Penurunan ini terutama didorong oleh penurunan pada aset dan liabilitas operasional, sebesar 66,72% dari Rp166,24 miliar di tahun 2012 menjadi Rp55,32 miliar di tahun 2013. Di sisi lain, peningkatan peningkatan bunga, provisi, dan komisi sebesar 42,09% dari Rp106,50 miliar di tahun 2012 menjadi Rp151,33 miliar di tahun 2013 merupakan faktor yang membantu mengurangi defisit pada arus kas di tahun 2013.
Cash Flow from Operating Activities Net cash used for operating activities for the year ending on December 31, 2013 amounted to minus Rp47.58 billion compared to the previous year, which stood at minus Rp156.80 billion. This decrease was primarily driven by the 66.72% decline in assets and liabilities from Rp166.24 billion in 2012 to Rp55.32 billion in 2013. On the other hand, a 42.09% increase in interests, fees, and commissions from Rp106.50 billion in 2012 to Rp151.33 billion in 2013 served as factors that helped reduce the cash flow deficit in 2013.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 mencapai minus Rp25,20 miliar, atau hampir 10 kali lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar minus Rp2,57 miliar. Peningkatan ini terjadi akibat adanya penambahan investasi dalam surat berharga yang tersedia untuk dijual menjadi sebesar Rp19,94 miliar dan pembelian aset tetap sebesar sebesar Rp5,31 miliar. Sedangkan, penerimaan dari penjualan aset tetap di tahun 2013 tercatat hanya sebesar Rp49,81 juta.
Cash Flow from Investing Activities Net cash used in investing activities for the year ending on December 31, 2013 was minus Rp25.20 billion, or nearly 10 times as much of the previous year of minus Rp2.57 billion. This increase was due to additional investment in marketable securities-available-for-sale amounting to Rp19.94 billion and fixed assets acquisition amounting to Rp5.31 billion. Meanwhile, proceed from fixed asset disposal in 2013 was registered at only Rp49.81 million.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp12,97 miliar, atau 92% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp168,12 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan sebesar 43,80% atas penerimaan dari pinjaman yang diterima dari Rp176,22 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp99,04 miliar di tahun 2013. Sementara itu pembayaran atas pinjaman yang diterima meningkat sebesar 15,88% menjadi Rp86,09 miliar di tahun 2013 dibanding Rp74,37 miliar pada tahun sebelumnya.
Cash Flow from Financing Activities Net cash flows from financing activities amounted to Rp12.97 billion, or 92% lower than the previous year of Rp168.12 billion. This was primarily due to a 43.80% decrease in proceeds from borrowings, from Rp176.22 billion in the previous year to Rp99.04 billion in 2013. Meanwhile, payments for borrowings increased by 15.88% to Rp86.09 billion in 2013, compared to Rp74.37 billion in the previous year.
D. PERMODALAN
D. CAPITAL
Pada tahun 2013 tidak terdapat perubahan modal disetor dimana per 31 Desember 2013 modal disetor adalah sebesar Rp304,39 miliar.
There were no changes in paid-up capital up to the end of 2013, thus as of December 31, 2013 the Bank’s paid up capital is Rp304.39 billion.
E. KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG
E. ABILITY TO REPAY DEBT
Bank selalu memenuhi kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Agar tetap siap, Bank mempertahankan cadangan likuiditas di kantor
The Bank always meets both its short and long term obligations. To ensure this, the Bank maintains liquidity reserves at the branch and head offices to serve the needs
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
59
60
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
cabang dan kantor pusat untuk melayani kebutuhan dan permintaan nasabah. Pada akhir tahun 2013, cadangan kas Bank Andara tercatat sebesar Rp119,04 miliar.
and demands of its customers. At the end of 2013, Bank Andara’s cash reserves amounted to Rp119.04 billion.
F. TINGKAT KOLEKTIBILITAS KREDIT
F. COLLECTIBILITY OF LOANS
Rasio kredit bermasalah/NPL gross mengalami peningkatan menjadi 1,83% per 31 Desember 2013 dari NPL per 31 Desember 2012 yang tercatat sebesar 0,15%. Sementara NPL (bersih) tahun 2013 berada di kisaran 0,02%, hampir tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. NPL yang berasal dari portfolio kredit yang diberikan kepada koperasi (simpan pinjam) sebesar 1,62% sedangkan portfolio yang diberikan kepada BPR memiliki porsi kredit sebesar 0,20%
The ratio of non-performing loans/NPL (gross) increased to 1.83% as of December 31, 2013 from NPL per December 31, 2012, which stood at 0.15%. While NPL (nett) in 2013 was in the range of 0.02%, which was virtually unchanged from the previous year. NPL derived from the portfolio of loans to cooperatives (savings and loans) amounted to 1.62% while the portfolio granted to Rural Banks accounted for 0.20%.
Bank terus berupaya menjaga kualitas asetnya terutama melalui upaya yang terus-menerus dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, memperkuat manajemen risiko, memperbaiki sistem pengelolaan kredit, serta pemantauan yang lebih ketat terhadap debitur yang ada.
The Bank continues to maintain its asset quality mainly by continuously striving to apply prudent principles, strengthening risk management, improving the loan management system, as well as stringent monitoring on existing borrowers.
G. RASIO UTAMA
G. MAIN RATIOS
a. Rasio Kecukupan Modal (CAR) Untuk menjaga kelangsungan bisnis Bank Andara, Bank selalu menjaga rasio kecukupan modal (CAR) agar selalu di atas syarat minimal Bank Indonesia. Pada akhir 2013, CAR Bank, dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko operasional, tercatat sebesar 33,87% atau jauh di atas persyaratan minimum untuk bank dengan peringkat komposit risiko 3, yakni minimal 10% sampai dengan kurang dari 11%.
a. Capital Adequacy Ratio (CAR) To ensure business sustainability, Bank Andara always strives to maintain its Capital Adequacy Ratio (CAR) to be at a level above the minimum requirements set by Bank Indonesia. The Bank’s CAR at the end of 2013, which takes into account the credit risk and operational risk, stood at 33.87% or well above the minimum requirements for banks with composite risk rating of 3, which is a minimum of 10% up to less than 11%.
Realisasi CAR minimum Bank masih di atas target RBB sebesar 23,60%. Hal ini mengindikasikan bahwa modal Bank masih mencukupi dibanding dengan eksposur risiko Bank serta menunjukkan masih adanya ruang bagi Bank untuk melakukan ekspansi kredit.
The Bank’s actual CAR was still above RBB target of 23.60%. This indicates that the Bank’s capital continues to be substantially adequate compared to the Bank’s risk exposure and that there is room for loan growth.
b. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Realisasi BOPO tahun 2013 tercatat sebesar 116,81% atau lebih besar dari proyeksi RBB 2013 sebesar 96,23%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya CKPN dan biaya operasional lainnya melampaui target RBB 2013.
b. Operating Expenses Operating Income (BOPO) Actual BOPO in 2013 was registered at 116.81% or greater than the projected 2013 RBB of 96.23%. This is due to the increase in provisions for impairment losses and other operating costs that exceeded the 2013 RBB target.
c. Margin Bunga Bersih (NIM) Realisasi NIM tahun 2013 tercatat sebesar 5,31% atau sedikit lebih rendah dari proyeksi RBB 2013 sebesar 5,36%. Hal ini disebabkan karena laju kenaikan biaya dana yang lebih tinggi dibanding tingkat kenaikan perolehan (yield) yang dimiliki Bank khususnya portfolio kredit yang diberikan.
c. Net Interest Margin (NIM) Actual NIM in 2013 was registered at 5.31%, or slightly lower than the projected 2013 RBB of 5.36%. This was driven by the higher rate of increase for cost of funds than the rate of increase for the Bank’s yield, particularly for its disbursed loan portfolio.
d. Return on Asset (ROA) Realisasi ROA tahun 2013 adalah -1,94% atau lebih rendah dari proyeksi RBB 2013 sebesar 0,43%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan signifikan atas biaya CKPN dan biaya operasional lainnya yang terjadi pada tahun 2013.
d. Return on Assets (ROA) Actual ROA in 2013 was -1.94% or lower than the projected RBB of 0.43% for 2013. This was due to the significant increase in provision for impairment losses and other operating expenses that occurred in 2013.
e. Return on Equity (ROE) Realisasi ROE tahun 2013 adalah -18,99% atau lebih rendah dari proyeksi RBB 2013 sebesar 1,71%. Hal ini disebabkan oleh pencapaian laba Bank tahun 2013 yang jauh dibawah proyeksi pencapaian laba di RBB 2013.
e. Return on Equity (ROE) Actual ROE in 2013 was -18.99% or lower than the projected 2013 RBB of 1.71%. This was due to the Bank’s actual profit in 2013, which was far below the profit projected in 2013 RBB.
f. Loan to Deposit Ratio (LDR) Realisasi LDR tahun 2013 adalah 165,79% atau lebih tinggi dari proyeksi RBB 2013 sebesar 76,18%. Jika memperhitungkan seluruh penyediaan dana dalam bentuk kredit yang diberikan kepada seluruh nasabah, termasuk BPR, maka realisasi LDR tahun 2013 adalah 630,82%.
f. Loan to Deposit Ratio (LDR) The actual LDR in 2013 was 165.79% or higher than the projected 2013 RBB of 76.18%. If the entire loans provided to all customers including BPR is factored in, the realization of LDR in 2013 would be 630.82%.
Hal ini disebabkan karena realisasi pencapaian dana yang bersumber dari Dana Pihak Ketiga (DPK) non-bank masih jauh dibawah target RBB 2013, sementara realisasi ekspansi kredit kepada nasabah non-bank (koperasi simpan pinjam dan modal ventura) jauh melebihi target RBB 2013.
This came about as the actual funds from non-bank Third Party Funds (DPK) was still far below the 2013 RBB target, while the actual credit expansion to non-bank customers (cooperatives and venture capital) far exceeded the 2013 RBB target.
H. PROSPEK USAHA
H. BUSINESS PROSPECTS
Sektor keuangan mikro di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia dengan jumlah LKM yang diperkiraan mendekati 600 ribu LKM dan melayani lebih dari 40 juta orang pada akhir tahun 2013. Jumlah ini menunjukkan bahwa LKM sangat dibutuhkan dan memiliki peran penting bagi masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini kurang atau belum terjangkau oleh layanan perbankan. Kondisi demikian merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh Bank Andara, sebagai bank umum satu-satunya yang fokus hanya kepada LKM.
Indonesia’s microfinance sector is one of the largest in the world with the number of MFI estimated to number close to 600 thousands serving more than 40 millions people by the end of 2013. This number indicates that the MFI is indeed needed and plays an important role for the community, especially for the low-income people that have less or no access to banking services. These conditions provide opportunities that can be optimally capitalized by Bank Andara, which is the only commercial bank that is focused on the MFI.
Bank Andara telah menetapkan strategi untuk memperbaiki kinerja di tahun 2014. Strategi tersebut mencakup: 1. Tetap fokus pada bisnis model wholesale 2. Meningkatkan penerapan prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian kredit 3. Efisiensi di semua bidang dan kegiatan organisasi. 4. Peninjauan kewajiban terhadap vendor/pihak ketiga dan pembayaran pajak 5. Peningkatan pendapatan dengan beberapa terobosan seperti: a. Pembiayaan bersama b. Penambahan fitur-fitur AndaraLink
Bank Andara has set strategies to improve its performance in 2014, comprising:
I. TARGET SATU TAHUN KEDEPAN
I. TARGET FOR THE NEXT YEAR
Target Bank untuk di tahun 2014 adalah meningkatkan kualitas portofolio kredit, melakukan diversifikasi bisnis melalui pengembangan pola pembiayaan bersama dengan BPR langsung kepada UMKM. Disamping itu Bank Andara juga akan menurunkan biaya dana yang relatif lebih murah, menjajaki sumber-sumber pinjaman baru dengan bunga lebih murah, mempercepat pencapaian tingkat efisiensi Bank melalui pengurangan biaya secara signifikan, serta meningkatkan pendapatan non bunga dari transaksi AndaraLink melalui penambahan fitur pembayaran tagihan yang lebih beragam.
The Bank’s target for 2014 is to improve the quality of the loan portfolio, diversify its business by developing and testing financing schemes along with Rural Banks directly to MSME. Aside from this, Bank Andara will also lower cost of funds that is relatively cheaper, explore new sources of loans with lower interest rates, accelerate efficiency levels for the Bank by significantly reducing cost (cost reduction), and increase fee-based income from AndaraLink transactions through additional content biller that is more diverse.
1. 2. 3. 4. 5.
Stay focused on the wholesale business model Enhance the implementation of prudent principles during loan approval process Efficiency in all areas and activities of the organization. Review on the obligations to vendors/third parties and tax payments Increase revenue through a number of breakthroughs such as: a. Joint Financing b. Additional features for AndaraLink
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
61
62
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
J. ASPEK PEMASARAN
J. MARKETING ASPECTS
Di tahun 2013, strategi pemasaran yang dijalankan Bank mengalami perubahan secara signifikan yaitu dengan komunikasi yang lebih intensif serta secara aktif terus melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran yang optimal, dan tidak melanggar etika dan peraturan yang berlaku. Upaya ini ditujukan untuk memacu tercapainya awareness pasar dan positioning yang unik, tepat, dan relevan atas seluruh produk dan layanan.
In 2013, the Bank’s marketing strategy underwent a significant change through intensive communications as well as actively continuing to implement optimal marketing communication activities, and in compliance with ethics and prevailing regulations. This effort was intended to drive market awareness and positioning that is unique, appropriate, and relevant for all products and services.
Kegiatan komunikasi dan pemasaran produk difokuskan pada produk simpanan, produk kredit serta layanan AndaraLink serta membangun citra Bank sebagai Bank yang fokus pada sektor keuangan mikro.
Communication and marketing activities will be focused on funding and lending products, AndaraLink services, and building the Bank’s image as a Bank that focuses on the microfinance sector.
K. KEBIJAKAN DIVIDEN
K. DIVIDEND POLICY
Mengingat Bank belum membukukan keuntungan pada tahun 2012, maka tidak ada pembagian dividen di tahun 2013.
Since the Bank has not posted a profit in 2012, therefore there was no dividend payment in 2013.
L. INFORMASI MATERIAL MENGENAI EKSPANSI, DIVESTASI, AKUISISI, DAN RESTRUKTURISASI
L. MATERIAL INFORMATION PERTAINING TO EXPANSIONS, DIVESTMENT, ACQUISITIONS, AND RESTRUCTURING
Hingga tanggal 31 Desember 2013, Bank Andara tidak pernah melakukan ekspansi, akuisisi, restrukturisasi, maupun divestasi yang mempengaruhi struktur Bank Andara
As of December 31, 2013, there was no expansion, acquisition, restructuring, and/or divestment taken by Bank Andara that affected Bank Andara’s structure.
M. INFORMASI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
M. MATERIAL INFORMATION PERTAINING TO CONFLICT OF INTEREST
Selama tahun 2013 tidak terdapat informasi material yang mengandung benturan kepentingan dalam transaksi yang material dengan pihak afiliasi. Semua jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
There was no material information that contained conflict of interest in material transactions with affiliated parties throughout 2013. All types of transactions and balances with related parties, whether implemented or not implemented by normal terms and conditions similar to that with unrelated parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
N. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
N. INFORMATION AND MATERIAL FACTS AFTER THE DATE OF THE ACCOUNTING REPORT
Pada periode Triwulan 1/2014 Bank membuat perubahan struktur organisasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi, Bank melakukan perampingan organisasi dengan mengurangi jumlah pegawai yang sudah mulai dijalankan prosesnya pada bulan Maret 2014 dan efektif per tanggal 1 Mei 2014. Pegawai yang dikurangi umumnya berada pada fungsi-fungsi pendukung (support function), sehingga komposisi pegawai yang berada di support function menjadi lebih berimbang dan sesuai kebutuhan Bank dalam meningkatkan produktifitas.
To improve effectiveness and efficiency, the Bank has revised its organizational structure in the Q1 of 2014. The Bank streamlined the organization by reducing a number of employees, set to begin on March 2014 and become effective on May 1, 2014. The employees that will be reduced are from the supporting functions, thereby bringing the composition of employees within the supporting functions to a level that is below those within the business function.
O. PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN
O. REGULATORY CHANGES THAT HAVE A SIGNIFICANT IMPACT
Tidak terdapat perubahan peraturan perundangan yang berpengaruh signifikan di tahun 2013.
There was no regulatory change that significantly impacted the Bank in 2013.
“Pada awalnya, rata-rata omset penjualan adalah sebesar Rp30 juta per bulan. Namun setelah mendapat fasilitas pinjaman modal usaha dari Koperasi Wanita Giri Kusuma yang dibiayai oleh Bank Andara, kami berhasil meningkatkan volume produksi, sehingga mampu mencapai rata-rata omset penjualan sebesar Rp200 juta per bulan.” (Ibu Kadek, Pemilik Pabrik Pengolahan Ikan Tenggiri Denpasar, Bali)
“Initially, our average sales turnover was only Rp30 million per month. But after obtaining working capital loan from Giri Kusuma Woman Cooperative which is funded by Bank Andara, we managed to increase our production volume to Rp200 million per month.” (Mrs. Kadek, Owner of Mackerel Fish Processing Factory - Denpasar, Bali) Saya memulai usaha ini pada tahun 2011, dengan rata-rata omset penjualan adalah sebesar Rp30 juta per bulan. Namun setelah mendapat fasilitas pinjaman modal usaha dari Koperasi Wanita Giri Kusuma yang dibiayai oleh Bank Andara, kami berhasil meningkatkan volume produksi, sehingga mampu mencapai rata-rata omset penjualan sebesar Rp200 juta per bulan.
I started this business in 2011, with average sales turnover was only Rp30 million per month. But after obtaining working capital loan from Giri Kusuma Woman Cooperative which is funded by Bank Andara, we managed to increase our production volume to Rp200 million per month.
Keberhasilan pengembangan usaha pengolahan ikan tenggiri ini dapat terwujud berkat pinjaman dari Koperasi Wanita Giri Kusuma yang dibiayai oleh Bank Andara. Oleh karenanya, saya sangat berterima kasih kepada Koperasi Wanita Giri Kusuma dan Bank Andara.
Our success is attributed mainly to the working capital loan from Giri Kusuma Woman Cooperative which is funded by Bank Andara. I therefore thank Bank Andara and Giri Kusuma Woman Cooperative for their trust in the company.
Disamping itu, usaha kami juga mendapat bimbingan teknis dan pelatihan yang meliputi aspek pengelolaan keuangan perusahaan aspek pemasaran. Kini hasil olahan ikan tenggiri kami, seperti tempura, bakso ikan, dan tahu isi bakso, telah berhasil dipasarkan melalui supermarket besar, seperti Lotte Mart dan Tiara Dewata di Denpasar, Bali.
In addition to that, we also received technical guidance and trainings for financial management and marketing aspects. Currently, our fish products such as tempura, fish balls, and fishball-filled tofu can be found in big supermarkets, such as Lotte Mart and Tiara Dewata in Denpasar, Bali.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
63
64
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN // MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
TINJAUAN USAHA BUSINESS REVIEW
KINERJA KREDIT LENDING PERFORMANCE Periode 2013 merupakan periode yang cukup baik bagi perkembangan kredit Bank Andara. Hingga akhir periode 2013, Bank Andara telah berhasil melayani debitur yang berada di 60% wilayah Indonesia, atau 22 dari 34 propinsi yang ada di Indonesia
In terms of loan growth, 2013 was a relatively good period for Bank Andara. Bank Andara had, up to the end of 2013, successfully served borrowers in 60% areas of Indonesia, or 22 of Indonesia’s 34 provinces.
Bank Andara telah menambah 64 LKM yang menjadi debitur sehingga jumlah LKM yang menjadi debitur lebih pada akhir tahun 2013 adalah 543 LKM, dimana sebagian besar debitur tersebut merupakan BPR.
Bank Andara has added 64 MFIs as borrowers there by bringing the number of MFIs borrowers at the end of 2013 to 543 MFIs, wherein most of these borrowers are Rural Banks.
Sebagai salah satu strategi dalam mewujudkan komitmen tersebut pada periode 2013, Bank Andara telah berhasil menggandeng PT Bahana Artha Ventura yang merupakan pemegang saham mayoritas dari 27 Pembiayaan Modal Ventura Daerah (PMVD ) yang tersebar di 26 propinsi di Indonesia, untuk melayani penyediaan dana kepada seluruh UMKM di wilayah pelayanan masing-masing PMVD. Untuk periode 2013, Bank Andara baru melayani PMVD di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok. Kedepan, diharapkan Bank Andara akan dapat melayani seluruh PMVD yang ada dengan tetap mengacu pada standar kebijakan kredit Bank Andara.
As one of the strategies to achieve its commitment in 2013, Bank Andara was partnering with PT Bahana Artha Ventura (the majority shareholder of 27 Regional Venture Capital Financing (PMVD) in 26 provinces across Indonesia) to provide funding to MSME in their respective PMVD service areas. For the 2013 period, Bank Andara covers PMVD in Sumatera, Java, Bali, and Lombok. Going forward, Bank Andara expects to able to serve all existing PMVD based on Bank Andara’s lending policy standards.
Saat ini dengan kemitraan yang dilakukan oleh Bank Andara dengan 796 LKM baik BPR, Koperasi, dan Modal Ventura, Bank Andara telah berhasil menyalurkan kredit senilai lebih dari Rp700 miliar dengan total baki debet lebih dari Rp1,1 triliun.
Bank Andara currently has partnerships with over 796 MFI, such as Rural Banks, Cooperatives, and Venture Capital, and successfully disbursed loans amounting to over Rp700 billion with a total outstanding balance of over Rp1.1 trillion.
Beberapa pola kerjasama baru telah mulai dirintis pada tahun 2013 seperti pola pembiayaan kepada petani komoditas coklat di wilayah Sulawesi, disamping upaya pengembangan beberapa skema baru dengan tujuan mendorong LKM untuk dapat lebih berfokus melayani UMKM yang sesuai dengan karakteristik daerah masingmasing.
A number of cooperation schemes were initiated in 2013 such as the financing scheme for cocoa farmers in Sulawesi. In addition to that, efforts to develop a number of new schemes were also conducted. They were aimed at encouraging MFIs to increasingly focus on serving MSME in accordance with the characteristics of respective area.
SPECIAL ASSET MANAGEMENT KREDIT BERMASALAH
NON PERFORMING LOAN
Penanganan kredit bermasalah di Bank Andara dilakukan oleh Departemen Special Asset Management (SAM) yang berada di bawah koordinasi Divisi Institutional Banking, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
Bank Andara’s Non Performing Loans are managed by the Special Asset Management (SAM) Department under the coordination of the Institutional Banking Division that operates based on the prevailing rules and regulations and in accordance with good corporate governance principles.
Tantangan lain dalam pengelolaan kredit bermasalah adalah menjaga atau bahkan menurunkan rasio gross NPL menjadi lebih baik. Oleh sebab itu pelaksanaan Early Warning System (EWS) lebih dioptimalkan dalam bentuk penyusunan Wach List dan tindak lanjutnya secara proaktif dan berkesinambungan antara unit bisnis dan unit risiko. Hal ini dilakukan agar penanganan dini debitur yang berpotensi bermasalah dapat tetap menjadi kunci keberhasilan Bank Andara untuk menjaga rasio NPL-nya.
Another challenge in managing non performing loans is maintaining or even lowering gross NPL ratio to an improved level. As a result, the implementation of an Early Warning System (EWS) is optimally enhanced through the proactive and continuous formulation of a Watch List between business unit and risk unit. This is carried out to ensure that the initial handling of potential distressed borrowers continues to be the key success in maintaining Bank Andara’s NPL ratio.
PERBAIKAN KUALITAS ASET
ASSET QUALITY IMPROVEMENT
Pencegahan kredit bermasalah dilakukan dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi kredit yang berkualitas. Ekspansi kredit dilakukan dengan memperkuat dan meningkatkan mitigasi risiko kredit agar tidak menimbulkan kredit bermasalah di kemudian hari. Sedangkan, proses pengambilan keputusan kredit berdasarkan ‘four eyes principle’.
Non performing loan preventing measures are carried out through enhanced asset and credit expansion quality. Mitigating credit risks during credit expansion helps prevent non-performing loans from occurring in future. Meanwhile, the credit decision-making process based on the ‘four eyes principle’ is carried out through committees involving the credit risk unit and the business units that perform these processes. Aside from this, the Bank also improves credit
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
65
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
66
Disamping itu Bank juga melakukan peningkatan kemampuan analisa kredit, mengoptimalkan monitoring, dan mengawasi pemenuhan covenant maupun pembayaran angsuran serta melakukan pembaharuan atas Wacht List debitur secara periodik. Upaya lain yang juga dilakukan adalah penyempurnaan alat analisa dan proses due diligence yang lebih ketat.
analysis capabilities, optimize monitoring and supervise compliance with covenants as well as installment payments along with periodically updating the borrower Watch List. Other efforts also carried out include improving analytical tools and tightening due diligence process and collateral requirements in line with the borrower’s condition.
PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT
CREDIT RECOVERY AND RESOLUTION
Pengelolaan kredit bermasalah ditempuh melalui strategi penyelamatan dan penyelesaian kredit. Strategi penyelamatan kredit dilakukan melalui restrukturisai terhadap debitur-debitur yang masih mempunyai prospek usaha dan memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan Bank. Sedangkan strategi penyelesaian kredit dilakukan melalui penjualan agunan atau tindakan lain yang ditetapkan oleh komite kredit, dan/atau tindakan hukum terhadap debiturdebitur yang sudah tidak mempunyai prospek usaha.
Non performing loan managment are carried out through recovery and resolution strategies. Loan recovery strategies are carried out by restructuring the borrowers that still possess business prospects. Meanwhile, loan resolution strategy is carried out through the collateral disposal and/or legal action against borrowers that do not possess any business prospect.
Pada tahun 2013, Bank melakukan hapus buku atas kredit BPR yang telah dilikuidasi, dengan memaksimalkan klaim penjaminan dari USAID. Sedangkan untuk penyelesaian outstanding dari debitur retail (ex Bank Sri Partha), tetap diupayakan menagih outstanding kredit sebelumnya guna memperkecil kerugian Bank.
In 2013, the Bank recorded debt write-off for frozen Rural Bank borrowers, by maximizing insurance claims from USAID. As for the settlement of the outstanding from retail borrowers (ex Bank Sri Partha), the Bank will continue to collect the loan’s previous outstanding so as to minimize losses for the Bank.
67
Sumber pendanaan Bank di tahun 2013 berasal dari dana pihak ketiga yang meliputi produk giro, tabungan, dan deposito berjangka. Sepanjang tahun ini, baki debet deposito berjangka mengalami penurunan pada pendanaan yang berasal dari non bank. Namun demikian, Bank mencatat pertumbuhan pesat pada baki debet deposito berjangka yang berasal dari BPR dan bank umum. Di tahun 2013, secara total pendanaan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
KINERJA SIMPANAN FUNDING PERFORMANCE The Bank’s source of funding in 2013 derived from third-party funds, which includes current account, savings, and time deposit products. The debit balance on time deposits throughout the year decreased on funding derived from non bank. Nevertheless, the Bank registered a rapid growth in the outstanding balance for time deposits from commercial banks and Rural Banks. In 2013, total funding registered an increase over the achievement in the previous year.
dalam miliar Rupiah / in billions Rupiah
SUMBER PENDANAAN Funding Source
DESEMBER 2013 December 2013
DESEMBER 2012 December 2012
PERTUMBUHAN Growth
Giro Currents Accounts
10,83
10,84
-0,09%
Tabungan Savings
11,40
10,91
4,49%
Deposito Non Bank Non Bank Deposit
158,57
189,10
-16,14%
Deposito dari BPR dan bank lain Deposit from Rural Bank and other Bank
658,48
534,74
23,14%
Total Dana Pihak Ketiga Total Third Party Funds
839,28
745,59
12,57%
Total Pinjaman Pihak lain Total Fund Borrowing
231,19
218,24
5,93%
Total Sumber Pendanaan Total Source of Fund
1.070,47
963,83
11,06%
68
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
KINERJA LAYANAN ANDARALINK ANDARALINK SERVICE PERFORMANCE Sejak diluncurkan pada Oktober 2010, AndaraLink sebagai layanan transaksi keuangan bagi mitra Bank yaitu BPR dan Koperasi, telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dari segi jumlah anggota, wilayah sebaran anggota, dan jumlah transaksi. Total anggota AndaraLink pada akhir Desember 2013 tercatat sebanyak 433 anggota, meningkat lebih dari hampir dua kali lipat dalam periode 2 tahun terakhir. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dengan melihat antusias BPR dan Koperasi yang belum menjadi anggota, terhadap manfaat dari layanan AndaraLink.
Since its launch in October 2010, as a financial transaction service for Bank’s partners such as Rural Banks and Cooperatives, AndaraLink has experienced rapid growth both in terms of the number of members, the distribution area of members, and the number of transactions. By the end of December 2013 AndaraLink has been subscribed by 433 members, or doubled in the last 2-year period. This number is expected to continuously grow in view of the enthusiasm shown by Cooperatives and Rural Banks that have yet to become members, on the benefits of the AndaraLink services.
Proses penyempurnaan dan pengembangan AndaraLink terus dilakukan. Fitur yang telah ada diantaranya pembayaran tagihan, layanan pengiriman uang (kirim tunai – ambil tunai) dan kiriman tunai ke rekening di bank umum lain melalui sistem RTGS/SKN Bank Indonesia. Di bulan Oktober 2012 diluncurkan solusi setoran yang berguna membantu mitra Bank dalam menjalankan fungsi jemput antar setoran nasabah mereka yang terkadang berada jauh dari lokasi mitra tersebut. Fitur ini terbukti telah mampu membantu LKM Untuk mengelola proses setoran tunai mereka dengan lebih baik dan aman. Sepanjang tahun 2013, fitur ini juga telah mampu mendongkrak jumlah transaksi secara signifikan.
The process of refining and developing AndaraLink is continuously carried out. Existing features include bill payment, money transfer services (cash to cash) and cash transfers to accounts in other banks through Bank Indonesia’s RTGS/SKN system. A new feature was launched in October 2012 in the form of Mobile Cash Deposit feature for Rural Banks and Cooperatives. This feature is useful as it helps Rural Banks and Cooperatives perform pick-up service for customer deposits that at times may be distant from the Rural Bank and Cooperative office. This feature has proven to be able to help MFIs manage their cash deposit process better and safer. This feature has significantly increased the number of transactions in 2013.
BPR dan Koperasi yang sudah menjadi anggota tersebar di seluruh wilayah Indonesia seperti di Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, NTB, dan NTT. Untuk membantu pemasaran AndaraLink, Bank melakukan pelatihan, branding beserta pemasangan materi pemasaran, serta aktivitas lainnya yang turut memberi dampak semakin dikenalnya AndaraLink dan memberikan gambaran luasnya jaringan AndaraLink di Indonesia. Yang perlu digarisbawahi adalah AndaraLink ini diposisikan sebagai peluang bisnis bagi LKM untuk meningkatkan pendapatan bukan bunga yang diharapkan akan meningkatkan bisnis LKM lebih besar lagi.
Rural Banks and Cooperatives that are already members are located throughout Indonesia such as in Bali, West Java, East Java, Central Java, Yogyakarta, Jakarta, Banten, South Sumatera, West Sumatera, Bangka Belitung, Riau, Lampung, West Kalimantan, South Sulawesi, Central Sulawesi, Southeast Sulawesi, North Sulawesi, West Nusa Tenggara, and East Nusa Tenggara. To help market AndaraLink, the Bank provides training, branding as well as provides marketing materials, along with other activities that contribute to a growing recognition of AndaraLink’s impact and gives an overview on the extent of AndaraLink’s network in Indonesia. The bottom line is that AndaraLink is well-positioned to serve as a business opportunity for MFIs to increase non-interest income, which therefore will boost their businesses eventually.
69 ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN // MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
TINJAUAN UNIT PENDUKUNG
OPERASIONAL DAN TEKNOLOGI INFORMASI OPERATION & INFORMATION TECHNOLOGY OPERASIONAL
OPERATION
Dukungan operasional bagi institusi perbankan merupakan aspek yang harus senantiasa terselenggara secara aman, handal, dan efisien. Untuk itu, penyempurnaan sistem operasional tetap dilaksanakan dari waktu ke waktu dan senantiasa ditingkatkan sehingga pelayanan perbankan dapat terselenggara dengan baik dan kepuasan mitra dapat terjaga.
Operational support in banking industry is one of instrumental aspects that need to be managed in a secure, reliable, and efficient manner. To that end, improvement on operational systems, must be carried out from time to time so that Bank Andara can deliver efficient banking services and maintain partner’s satisfaction.
Jaringan Kantor Pada tahun 2013, Bank Andara telah melakukan penambahan jumlah jaringan kantor di kota Semarang dan Surabaya. Penambahan jaringan kerja ini diarahkan guna meningkatkan penetrasi pasar Bank Andara di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Office Networks In 2013, Bank Andara has added two offices located in Semarang and Surabaya. This additional network was aimed to increase market penetration of Bank Andara in Central Java and East Java.
Pemasaran Bank secara aktif terus melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran yang optimal, serta tidak melanggar etika dan peraturan yang berlaku. Upaya ini ditujukan untuk memacu tercapainya awareness pasar dan positioning yang unik, tepat, dan relevan atas seluruh produk dan layanan.
Marketing The Bank at its best effort has actively and continuously promoted marketing communication activities and kept its compliances with ethics and prevailing regulations. This effort was intended to raise market awareness and to create a unique, effective, and relevant positioning for all products and services.
Strategi komunikasi pemasaran dilaksanakan melalui penilaian atas kondisi industri perbankan dan sasaran perkembangan usaha. Kegiatan komunikasi dan pemasaran produk difokuskan pada:
The marketing communication strategy was implemented through an assessment on the banking industry condition and business development objectives. The communication and marketing activities are focused on:
1. 2.
produk simpanan, produk kredit, serta layanan AndaraLink; membangun citra Bank sebagai Bank yang fokus pada sektor keuangan mikro.
1. 2.
funding and lending products as well as AndaraLink service; establishing the Bank’s image as a Bank that focuses on microfinance.
TEKNOLOGI INFORMASI
INFORMATION TECHNOLOGY
Pengembangan teknologi yang terpadu tetap dilakukan secara konsisten oleh Bank pada tahun 2013. Tujuan pengembangan ini adalah agar operasional dapat
The development of integrated technology has been consistently conducted by the Bank in 2013. This development was intended to enable the operations to
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
FUNCTIONAL UNITS
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
70
berjalan secara efisien sekaligus memberikan layanan keuangan yang lebih luas bagi LKM dan nasabahnya.
run efficiently and provide broader financial services to MFIs and their end clients.
Secara garis besar pencapaian di bidang teknologi pada tahun 2013 adalah peningkatan kemampuan Core Banking System, AndaraLink serta pengembangan aplikasi Loan Approval System.
In general, the achievement in technology front in 2013 was the increased capability of Core Banking System, AndaraLink, and the application development of strategic Loan Approval System.
ANDARALINK
ANDARALINK
Sebagai layanan inovatif yang dikembangkan oleh Bank bagi LKM sebagai nasabah, Bank terus melakukan perbaikan pada layanan untuk semakin mempermudah LKM dalam menggunakan AndaraLink serta meningkatkan keamanannya.
As an innovative service developed by the Bank for MFIs, the Bank strives to make service improvement that can facilitate MFIs with more efficient ways and more secure system in using AndaraLink.
a.
Solusi Setoran Jumlah transaksi solusi setoran ini menunjukkan peningkatan selama tahun 2013. Bank terus melakukan kajian dan peningkatan fungsi pada modul solusi ini sehingga petugas LKM dapat lebih mudah dalam melakukan transaksinya.
a.
Mobile Cash Deposit In 2013 mobile cash deposit transaction saw a significant increase. The Bank, therefore, continuously conducts evaluation and improves the functions of this solution module so that it will help MFI field officers in conducting the transaction.
b.
Top Up Saldo Rekening AndaraLink Untuk memastikan bahwa LKM dapat terus melakukan transaksi AndaraLink, maka saldo rekening LKM untuk AndaraLink harus tetap terjaga. Apabila saldo rekening tersebut sudah minim, LKM perlu meningkatkan saldo tersebut dengan melakukan ‘top up’. Bank mempermudah proses ‘top-up’ dengan menyediakan fitur tersebut pada sistem AndaraLink. Fitur ini dilengkapi dengan otorisasi untuk meningkatkan keamanannya.
b.
AndaraLink Account Balance Top Up To ensure that MFIs can make AndaraLink transaction, a minimum account balance must be maintained. When the account balance has reached minimum threshold, the MFI has to ‘top up’ the balance. The Bank has provided an efficient and easy process for the MFI to top up the balance through this feature installed in AndaraLink system. This feature is equipped with authorization to heighten its security.
LOAN APPROVAL SYSTEM
LOAN APPROVAL SYSTEM
Proses persetujuan pemberian kredit melibatkan banyak pihak, baik internal maupun eksternal, serta dokumen-dokumen pendukung. Untuk efisiensi di segala bidang, Bank memandang otomasi proses persetujuan kredit merupakan langkah strategis yang perlu segera diimplementasikan. Bank bekerjasama dengan BOSCH menyediakan aplikasi Loan Approval System dimana pengembangan dan uji coba dilaksanakan pada tahun 2013 dan produksi pada awal tahun 2014. Dengan implementasi aplikasi ini, proses persetujuan kredit dapat dilaksanakan dengan lebih cepat, terpantau perkembangannya sehingga risiko operasional dapat ditekan.
Loan approval process involves many stakeholders both internal and external, as well as supporting documents. For efficiency, the Bank saw an importance in implementing loan approval process automation as a strategic step. The Bank has appointed BOSCH to provide Loan Approval System application. The development and trial of this system were conducted in 2013 while the production will be made in early 2014. By implementing this application, loan approval process can be completed faster and the progress can be monitored. Thus, the operational risk may be mitigated.
71
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
“As Bank Andara carries social functions in its operation, the employees are expected to share common passion and empathy towards the development of community welfare through poverty alleviation and financial inclusion” Bank Andara meyakini bahwa keberadaan SDM di Bank memiliki peran instrumental untuk mewujudkan visi, misi, serta tujuan Bank. Untuk itu, Bank Andara percaya selayaknya keberadaan SDM terus dijaga, diberdayakan, dikembangkan, dan diperlakukan dengan rasa hormat.
Bank Andara believes that Human Resources (HR) has an instrumental role in realizing the vision, mission, and objectives of the Bank. Bank Andara also believes that HR should be retained, empowered, developed, and treated with respect.
Mempertimbangkan besarnya fungsi sosial yang diemban oleh Bank Andara, para pegawai juga diharapkan juga memiliki ketertarikan (passion) dan mampu menunjukkan kepedulian bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan inklusi keuangan.
As Bank Andara carries social functions in its operation, the employees are expected to share common passion and empathy towards the development of community welfare through poverty alleviation and financial inclusion.
STRATEGI DAN TUJUAN PENGELOLAAN SDM
STRATEGY AND GOAL OF HR MANAGEMENT
Dalam strategi pengelolaannya, SDM ditempatkan sebagai mitra strategis Bank di setiap unit usaha dan aspek operasional yang dijalankan. Dengan demikian, para pegawai diharapkan akan mempunyai rasa kepercayaan diri kebanggaan dan perasaan memiliki yang kuat terhadap pekerjaannya masing-masing.
In its strategic management, HR was positioned as Bank’s strategic partners in every business unit and operational aspect. The employees, therefore, are expected to possess high sense of confidence, pride, and sense of belonging for their respective works.
Untuk melaksanakan strategi tersebut, Bank Andara menempuh beberapa langkah strategis, diantaranya: a. Pengelolaan SDM pada jumlah yang optimal dengan kualifikasi yang tepat b. Pemberian paket remunerasi yang wajar dan kompetitif c. Penyelenggaraan program pengembangan kompetensi SDM berfokus pada kebutuhan masing-masing unit usaha d. Kesetaraan dalam kesempatan pengembangan karir; e. Penilaian kinerja secara berkala dan objektif dan menindaklanjuti dengan pelaksanaan rewards and punishment secara konsisten; f. Penyediaan sarana dan tempat kerja yang nyaman dan aman; g. Pembinaan hubungan industrial yang harmonis antara Bank dan pegawai
To implement this strategy, Bank Andara takes the following strategic steps including: a. HR management that maintains optimum numbers of employees with right qualifications b. Fair and competitive remuneration package
Bank juga terus mendorong terbangunnya budaya Bank diantara pegawai yang sesuai dengan visi dan misi Bank. Untuk itu, para pegawai didorong untuk senantiasa
c.
HR capacity building programs that focus on each business unit’s requirements
d.
Equal opportunities for career development;
e.
Regular and objective performance appraisal as well as consistent implementation of rewards and punishments; Secure and safe work place and facilities;
f. g.
Maintaining harmonious industrial relations between the Bank and employees
The Bank also continuously promotes the development of corporate culture among employees that is aligned with the Bank’s vision and mission. The employees,
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Mengingat besarnya fungsi sosial yang diemban oleh Bank Andara, para pegawai juga diharapkan juga memiliki ketertarikan (passion) dan mampu menunjukkan kepedulian bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan inklusi keuangan.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
72
memegang dan menerapkan nilai dan budaya Bank, yakni dapat dipercaya, responsif, adaptif, kompeten dan kreatif, atau biasa disingkat dengan TRACC (Trustworthy, Responsive, Adaptive, Competent & Creative).
therefore, are encouraged to encompass and implement the Bank’s values and cultures, namely: Trustworthy, Responsive, Adaptive, Competent and Creative or known as TRACC.
PENERAPAN AZAS KESETARAAN
IMPLEMENTATION OF EQUALITY PRINCIPLE
Hingga tahun 2013, komitmen Bank Andara untuk memastikan terwujudnya kesetaraan dan kesejahteraan pegawai telah dilaksanakan dalam bentuk: 1. Penilaian Kinerja Pegawai Berkala Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kinerja pegawai sehingga Bank dapat memberikan kesempatan pengembangan karir dan pemberian imbal jasa yang wajar. Di tahun 2013, sebanyak 90% pegawai berhak menerima bonus dan 10% mendapat promosi atas pencapaian pada tahun 2012.
By 2013, Bank Andara’s commitments to ensuring the employees’ equality and welfare are realized in the forms of: 1. Periodic Employee Performance Appraisal This activity is aimed at measuring the employees’ performance to help the Bank provide effective career development opportunities and adequate compensation. In 2013, 90% of employees received bonus and 10% received promotion.
2.
Pemenuhan Standar Upah Minimal Regional (UMR) dan Kesetaraan Gaji Bank Andara telah memenuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku tentang UMR .
2.
Regional Minimum Wage Standards (UMR) Compliance and Salary Equality Bank Andara has fulfilled the prevailing laws and regulations on minimum wage.
3.
Hak Cuti dan Izin Tidak Masuk Kantor Setiap pegawai memiliki hak cuti dengan jumlah hari cuti minimal sesuai dengan peraturan Kementerian Tenaga Kerja. Selain itu, pegawai juga mendapat izin khusus untuk tidak masuk kantor untuk keperluan pribadi pada saat terjadinya kematian keluarga dan pernikahan pegawai itu sendiri. Izin khusus tersebut tidak diperhitungkan dalam jatah cuti tahunan yang telah ditentukan Bank.
3.
Leave and Absence All employee is entitled to take leave with minimum number of days as stipulated in the Ministry of Labor’s and the Bank’s regulation. In addition to that, special permission for absence can also be granted for personal reasons such as family’s death and employees’ wedding. This special permission is excluded from annual leave as defined by the Bank.
Untuk pegawai wanita yang sedang hamil, hak cuti melahirkan juga sesuai ketentuan perundangan. Selama tahun 2013 terdapat 4 pegawai wanita yang mengajukan cuti hamil dan seluruhnya (100%) kembali bekerja setelah masa cuti hamilnya selesai.
Maternity leave for female employees are also given in compliance with the prevailing law. During 2013, 4 female employees took maternity leave and all of them (100%) resumed to work after their leave completed.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM
HR COMPETENCY DEVELOPMENT & TRAINING
Bank Andara senantiasa memastikan bahwa kompetensi semua pegawai telah memenuhi standar operasional yang diakui dan berlaku. Untuk itu, Bank secara rutin melaksanakan pengembangan kompetensi pegawai melalui pelatihan dan pendidikan yang diadakan secara internal ataupun eksternal.
Bank Andara continuously ensures that all employees have attained operational competency that is accepted. The Bank, therefore, strives to regularly conduct competency development through internal and external trainings as well as workshops.
Selain dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai di bidangnya masing-masing, program ini juga ditujukan untuk mempersiapkan pengembangan karir mereka untuk menjalankan tanggung jawab yang lebih besar atau menduduki posisi yang lebih tinggi di masa depan.
In addition to increasing employee competencies, the programs are also aimed to prepare the employee for their career development so they are ready to take bigger responsibility or higher position in the future. During 2013, the Bank held 56 competency development
Selama tahun 2013, Bank telah mengadakan 56 program pengembangan kompetensi dengan melibatkan seluruh pegawai dari berbagai unit kerja dan berbagai tingkatan, dengan total 1.138 jam-pelatihan secara keseluruhan. Pelaksanaan program di tahun 2013 ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, program pengembangan kompetensi SDM diselenggarakan 34 kali, dengan jumlah peserta 114 pegawai dengan total 552 jam-pelatihan secara keseluruhan.
trainings participated by all employees from a numerous units and level of position with 1,138 hour training hours in total, increased than 2012 training program. In 2012, the Bank organized 34 trainings participated by 114 employees, with 552 training hours in total.
Di tahun 2013, program pengembangan kompetensi yang diadakan meliputi subyek-subyek: Loan Monitoring, Penyusunan Pedoman Internal Capital, Sertifikasi Manajemen Risiko, Service Excellence, IT Project Management, English Course, Effektif Handling Complaint Technique, Sosialisasi APU PPT, Competency Based Recruitment dan materi lain yang dianggap relevan dan dapat meningkatkan kompetensi para pegawai.
In 2013, the competency development programs include Loan Monitoring, Internal Capital Preparation Guidelines, Risk Management Certification, Service Excellence, IT Project Management, English Course, Effective Complaint Handling Technique, APU PPT Dissemination, Competency Based Recruitment and other materials deemed relevant and enable to enhance the employees’ capacity.
Untuk program pengembangan kompetensi di tahun 2013, Bank telah berinvestasi sejumlah Rp2.337.038.828. Jumlah ini meningkat dibanding investasi yang dilakukan di tahun 2012 sebesar Rp753.848.709.
For the competency development programs in 2013, the Bank invested Rp2,337,038,828 or up by 32% from Rp753,848,709 in 2012.
LAPORAN PELATIHAN 2013 / 2013 TRAINING REPORT No
TEMPAT / VENUE
PENYELENGGARA / PROVIDER
INTERNAL / EXTERNAL
PESERTA / PARTICIPANT
TANGGAL / DATE
TOPIK / TOPIC
1
17 - 18 Januari 2013 January 17 - 18, 2013
Training : Loan Monitoring Supervision Technical Assistance & Remedial (LMSTAR)
Bank Andara
Internal Bank Andara
Internal
Risk Management
2
14 Februari 2013 February 14, 2013
Penyusunan Pedoman Internal Capital Adeqasy Assement Process (ICAAP) Training : Preparation Guidelines for Internal Capital Adequacy Assesment Process (ICAAP)
Shangri-La Hotel
Risk Management Guard
External
Compliance
3
20 - 21 Februari 2013 Penentuan Kategori February 20 - 21, 2013 Kualitas Aktiva (termasuk Protofolio UMKM) dan Dampak Strateginya sesuai PBI No.14/15/PBI/2012 Determination on Category Asset Quality (including MFI Protofolio) and Strategic Impacts in line with Bank of Indonesia’s Regulation (PBI) No.14/15/ PBI/2012
JW Mariot Hotel Jakarta
Risk Management Guard
External
MIS Officer
4
18 - 20 Februari 2013 Persiapan Uji SMR February 18 - 20, 2013 Level II Risk Management Certification Test Preparation Level II
Batavia Apartment
Talents Indonesia
External
Legal & Corp. Sec. Div. Head
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
73
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
74
5
20 - 21 Maret 2013 March 20 - 21, 2013
Persiapan Uji SMR Level I Risk Management Certification Test Preparation Level I
Batavia Apartment
Talents Indonesia
External
Semua Divisi All Divisions
6
27 - 28 Maret 2013 March 27 - 28, 2013
Kejahatan yang Menggunakan Media Perbankan Banking Media Crimes
Acacia Hotel
FKDKP
External
Legal & Corp. Sec.
7
11 April 2013 April 11, 2013
Service with Character
Aston Denpasar Hotel
MarkPlus
External
Business
8
12 - 13 April 2013 April 12 - 13, 2013
Service Excellence (Batch 1)
Ciputra Hotel
Briss & Scots
Internal
9
16 - 18 April 2013 April 16 - 18, 2013
IT Project Management
Wisma Nugra Santana
Activetrain
External
IT
10
April - Juli 2013 April - July 2013
TBI English Course
TBI
TBI
External
Semua Divisi All Divisions
11
3 - 4 Mei 2013 May 3 - 4, 2013
Service Excellence (Batch 2)
Century Senayan Hotel
Briss & Scots
Internal
Semua Divisi All Divisions
12
7 Mei 2013 May 7, 2013
Produk PRK dan Kredit Investasi Revolving Loan and Investment Credit Products
Big Meeting Room-Bank Andara
Internal Bank Andara
Internal
Product Management Division
13
6 - 8 Mei 2013 May 6 - 8, 2013
Persiapan Uji SMR Level 3 Risk Management Certification Test Preparation Level 3
Ambhara Hotel
PT Peak Pratama
External
Risk Management
14
15-16 Mei 2013 May 15 - 16, 2013
Persiapan Uji SMR Level I Risk Management Certification Test Preparation Level I
Batavia Apartment
Talents Indonesia
External
Semua Divisi All Divisions
15
15 Mei 2013 May 15, 2013
Diskusi Bulanan ICCA dengan Ignatius Andy Law Offices Monthly ICCA Discussion with Ignatius Andy Law Offices
Plaza Bapindo, Meeting Room Mandiri Prioritas
ICCA
External
Legal & Corp. Sec. Div. Head
16
17 - 18 Mei 2013 May 17 - 18, 2013
Service Excellence (Batch 3)
Jakarta
Briss & Scots
Internal
Semua Divisi All Divisions
17
20 - 24 Mei 2013 May 20 - 24, 2013
CCNA Fast Track
Jakarta
Activetrain
External
IT
18
30 Mei 2013 May 30, 2013
Jakarta Seminar : “Iuran Wajib OJK : Beban Baru bagi Lembaga Jasa Keuangan?” Seminar : OJK (Financial Services Authority)’s compulsory fee : New cost for Financial Institutions?
SSA Education of Law External
Product Development Dept.
19
29 - 30 Mei 2013 May 29 - 30, 2013
General Affairs Professional Program
PT Solution Affairs Professional Program
GA
Denpasar
External
20
24 Mei 2013 May 24, 2013
Effective Complaint Handling Technique (Batch 14)
Denpasar
C&G Training Network
External
Operations
21
3 - 4 Juni 2013 June 3 - 4, 2013
Workshop : Kesatuan Persepsi antara Relationship Manager Lending, Reviewer dan Monitoring (for 2 Batch) Workshop : Common Perception between Lending Relationship Manager, Reviewer and Monitoring (2 Batches)
Jakarta
Internal Bank Andara
Internal
Risk Management, Business
22
4 - 5 Juni 2013 June 4 - 5, 2013
Seminar : “Tanah dan Bangunan sebagai Jaminan Hutang Seminar : Land and Building as Collateral
Jakarta
Lex Mundus
External
Legal & Corp. Sec. Div. Head
23
13 - 14 Juni 2013 June 13 -14, 2013
Workshop : Metoda pengendalian Kecurangan (Fraud Control Plan & Whistleblower Program) Workshop : Fraud Control Plan & Whistleblower Program
Jakarta
Lembaga Pengembangan Fraud Auditing (LPFA)
External
Risk Management, Business
24
Juni 2013 June 2013
Sosialisasi APU PPT (Compliance) Dissemination on Anti Money Laundering and Counter Terorism Finance (APU CTF) (Compliance)
Denpasar, Surabaya, Semarang
Internal Bank Andara
Internal
Denpasar Branch, Surabaya Branch, Semarang Branch
25
13 - 14 Juni 2013 June 13 - 14, 2013
Service Excellence (batch 4)
Denpasar
Briss & Scots
Internal
Risk Management, Business
26
15 - 16 Juni 2013 June 15 - 16, 2013
Service Excellence (batch 5)
Denpasar
Briss & Scots
Internal
Denpasar Branch
27
12 - 13 Juni 2013 June 12 - 13, 2013
Kejahatan yang Menggunakan Media Perbankan Batch II Banking Media Crimes - Batch II
Batam
FKDKP
External
Legal & Corp. Sec. Div. Head
28
12 - 13 Juni 2013 June 12 - 13, 2013
The 5 Choices to Extraordinary Productivity
Jakarta
Dunamis
External
HR
29
19 - 21 Juni 2013 June 19 - 21, 2013
7 Habits
Novus Hotel Puncak
Dunamis
External
HR
30
18 - 20 Juni 2013 June 18 - 20, 2013
Competency Based Recruitment & Selection
Jakarta
PPM
External
HR
31
20 - 21 Juni 2013 June 20 - 21, 2013
Service Excellence (Batch 6)
Jakarta
Briss & Scots
Internal
Semua Divisi All Divisions
32
20 - 21 Juni 2013 June 20 - 21, 2013
Persiapan Uji SMR Level I Risk Management Certification Test Preparation Level I
Jakarta
Talents Indonesia
External
Semua Divisi All Divisions
33
1 Juli 2013 July 1, 2013
In-House General English Course
Denpasar
IALF Bali
Internal
Denpasar Branch
34
2 - 5 Juli 2013 July 2 - 5, 2013
Dissemination on Anti Money Laundering PPT (Compliance)
Jakarta
Internal Bank Andara
Internal
Semua Divisi All Divisions
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
75
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
76 35
5 - 6 Juli 2013 July 5 - 6, 2013
Workshop : Kesatuan Persepsi antara Relationship Manager Lending, Reviewer dan Monitoring Denpasar (2 Batch) Workshop : Common Perception between Lending Relationship Manager, Reviewer and Monitoring - Denpasar (2 Batches)
Denpasar
Internal Bank Andara
Internal
Risk Management, Business
36
25 - 26 Juli 2013 July 25 - 26, 2013
Journalism for PR Executive
Jakarta
PT Mitra Pembelajar
External
Corporate Communication
37
29 - 31 Juli 2013 July 29 - 31, 2013
Windows Server 2008 Fundamental
Jakarta
Edu Train Profesional Development Centre
External
IT
38
20 Juli 28 November 2013 July 20 - November 28, 2013
Charted Financial Analyst - Level 1
Jakarta
Binus Business School - Executive Education
External
Treasury
39
20 Agustus - 11 Oktober 2013 August 20 - October 11, 2013
Public General English Course 2 - Elementary s/d Pre Intermediate classes
Jakarta
IALF Bali
External
Denpasar Branch
40
28-29 Agustus 2013 August 28 - 29, 2013
Lelang Hak Tanggungan dan Lelang Jaminan Fidusia Hypothecation and Fiduciary Transfer of Ownership Auctions
Denpasar
Lembaga Pengembangan Informasi dan Kebijakan Publik (LPIKP)
External
Denpasar Branch
41
24-25 Agustus 2013 August 24 - 25, 2013
ESQ Character Building 1 - Personal Transformation to Build Integrity
Denpasar
ESQ Leadership Center
External
Denpasar Branch
42
4-5 September 2013 September 4 - 5, 2013
Peran Bank: Mencegah Denpasar & Memberantas Kejahatan Perbankan (Modus, Deteksi Dini, Pencegahan dan Penanganannya) Bank’s Role : Prevent & Eradicate Banking Crimes (Modus, Early Detection, Prevantion and Handling)
Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP)
External
Denpasar Branch
43
19 September 2013 September 19, 2013
The Power Within – Strategic Internal Communications 1 Day Training
Jakarta
PRWorld
External
Corporate Communication
44
23 - 24 September 2013 September 23 - 24, 2013
Tax Planning
Surabaya
Tim Konsultan Pajak “Formasi” dan Redaktur Indonesian Tax Review
External
Denpasar Branch
45
6-8 September 2013 September 6 - 8, 2013
Kegiatan Pertukaran Informasi Kasir/Teller Perbankan Bali ke Kantor Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Riau (Batam) Information Exchange Program for Teller/ Cashier in Bali to Bank of Indonesia in Riau Province (Batam)
Bank of Indonesia’s Representative Office in Riau Province (Batam)
Bank Indonesia
External
Operation
46
6 - 7 September 2013 September 6 - 7, 2013
Aspek Hukum Legal Aspect
Jakarta
Kantor Hukum Sugih Ardhian Pramono & Partners
Internal
Semua Divisi All Divisions
47
23 - 25 September 2013 September 23 - 25, 2013
ALM dan FTP Training Dissemination on Anti Money Laundering and Counter Terorism Finance (APU CTF) (Compliance)
Jakarta
Roy Bahrein
Internal
Semua Divisi All Divisions
48
26 - 27 September 2013 September 26 - 27, 2013
Persiapan Uji SMR Level II Risk Management Certification Test Preparation Level II
Jakarta
Talents Indonesia
External
Institutional Banking, Internal Audit, Product Management, Legal
49
27 - 28 September 2013 September 27 - 28, 2013
Service Excellence (Batch 7)
Jakarta
Briss & Scots
Internal
Semua Divisi All Divisions
50
4 - 5 Oktober 2013 October 4 - 5, 2013
Operational Risk Management and Implementation of Operational Risk Management Tools
Bandung
Global Strategic Consulting
External
Risk Management
51
11 - 23 October 2013 September 11 - 23, 2013
Crystal Report
Jakarta
Mitrasoft
Internal
Semua Divisi All Divisions
52
23 - 24 October 2013 September 23 - 24, 2013
Coaching For Performance
Jakarta
Fountain Education Center
External
Institutional Banking & Risk Management
53
25 - 26 October 2013 September 25 - 26, 2013
Service Excellence Batch 8
Jakarta
Briss & Scots
Internal
54
15 November 2013 November 15, 2013
Persiapan Uji Sertifikasi Manajemen Risiko level 1 untuk Komisaris Risk Management Certification Test Preparation Level 1 for BOC
Jakarta
Internal Bank Andara
Internal
BOC
55
3 Desember 2013 December 3, 2013
Persiapan Uji Sertifikasi Manajemen Risiko level 2 untuk Komisaris Risk Management Certification Test Preparation Level 2 for BOC
Jakarta
Internal Bank Andara
Internal
BOC
56
17 December 2013 December 17, 2013
Pelatihan Loan Approval System “LAS” Training : Loan Approval System “LAS”
Jakarta
Bosch
Internal
Institutional Banking
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
77
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
78 KESEJAHTERAAN PEGAWAI
EMPLOYEE WELFARE
Kesejahteraan pegawai selalu menjadi perhatian utama Bank Andara. Selain mendapatkan gaji pokok dan THR tahunan, pegawai Bank juga memperoleh tunjangan dan fasilitas tambahan lainnya, seperti Jamsostek, dan asuransi.
Employee welfare has always been important to the Bank. In addition to basic salary and annual bonus (THR), employees also receive additional allowances and facilities, such as Manpower Social Security Program (Jamsostek) and insurance.
a.
Jamsostek Setiap pegawai diikutsertakan dalam program Jamsostek dimana Bank ikut berkontribusi dalam iuran wajib bulannya sesuai dengan ketentuan Menteri Tenaga Kerja (Pasal 3 Ayat [2] JO. Pasal 4 Ayat (1) dan Ayat (2) UU No. 3 Tahun 1992) dan dipertegas kembali dalamUU No. 3 Tahun 1992 Pasal 17.
a. Jamsostek All employees are included in the Manpower Social Security Program (Jamsostek) to which the Bank contributes a certain amount of monthly premium in accordance with the Ministry of Manpower regulations (Article 3 Clause [2] JO. Article 4 Clause (1) and reaffirmed in Clause (2) Laws No. 3 1992) Clause 17.
b.
Asuransi Perlindungan asuransi kesehatan juga diberikan bagi seluruh pegawai dan keluarganya yang terdiri dari asuransi kesehatan rawat jalan dan rawat inap. Bagi istri pegawai dan karyawati Bank yang sedang mengandung, Bank juga menanggung biaya persalinan normal serta biaya-biaya konsultasi dokter selama masa kehamilan. Sebagai tambahan, pegawai juga dilindungi dengan asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa.
b. Insurance Health insurance is also provided to all employees and their families, covering out-patient and in-patient plan. The Bank also covers normal delivery costs and doctor consultation fees for female employees and employee’s wive. In addition to that, accident and life insurance is also included.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
INDUSTRIAL RELATION
Pada tahun 2013, Divisi SDM melakukan pengkinian atas kebijakan dan prosedur tekait pengelolaan SDM diantaranya kebijakan dan prosedur di bidang lembur, penugasan, kehadiran pegawai, remunerasi pegawai, perjalanan dinas, serta rekrutmen.
In 2013, HR Division has updated the Bank’s policies and procedures on the areas of overtime, assignment, employee attendance, employee remuneration, business trips and recruitment.
BIAYA SDM
HR EXPENDITURE
Di tahun 2013, Bank Andara mengeluarkan biaya SDM sejumlah Rp34.517.189.591 atau setara dengan 46% dari total biaya overhead secara keseluruhan.
In 2013, Bank Andara spent Rp34,517,189,591 or 46% of total overhead cost for HR expenditure.
REKRUTMEN
RECRUITMENT
Pelaksanaan rekrutmen di Bank Andara diarahkan sebagai upaya untuk memastikan tersedianya jumlah serta kualitas SDM untuk menjalankan roda usaha.
The recruitment process in Bank Andara is geared toward ensuring the availability of HR quantity and the adequacy of their quality required to run the Bank’s business.
Pada tahun 2013, melakukan perekrutan 70 pegawai baru, dimana 10% merupakan lulusan baru (fresh graduate) dengan pendidikan minimal D3, sedangkan 90% sisanya merupakan pegawai yang telah memiliki pengalaman, terutama di industri keuangan dan perbankan. Jumlah perekrutan di tahun 2013 meningkat dibanding jumlah pegawai tahun sebelumnya sebesar 53 orang, dan lebih besar dari jumlah pegawai yang keluar di tahun 2013, yakni 33 orang.
During 2013, the Bank has recruited 70 new employees, 10% of whom are fresh graduate with minimum education level of Diploma, while the remaining or 90% are of professionals, especially those with finance and banking industry experience. Recruitment in 2013 saw an increased numbers over the previous year of 53 new recruits, and is larger than the number of resigning employees in 2013 of 33 employees.
TINGKAT TURN-OVER PEGAWAI
EMPLOYEE TURN-OVER RATE
Tidak dipungkiri bahwa sektor perbankan memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dalam sisi bisnis maupun dari sisi perekrutan dan mempertahankan SDM-nya.
It is inevitable that the banking sector is highly competitive, be that in its business, HR recruitment and retaining.
Pada tahun 2013, tingkat perputaran pegawai di Bank Andara tercatat sebesar 17,55%. Angka tersebut lebih rendah dibanding tahun 2012 sebesar 22,64%. Hingga akhir tahun 2013, Bank Andara memiliki 194 pegawai yang tersebar diseluruh jaringan kantor Bank.
In 2013, Bank Andara HR turnover level was 17.55%, or lower than 2012 turnover of 22.64%. By the end of 2013, Bank Andara has 194 employees who work in all Bank networks.
79 Komposisi Pegawai (Berdasarkan Pendidikan, Jabatan, dan Usia) Employee Composition (by Education, Position and Age) SMA/SMK HIGH SCHOOL D2
S2
KEPALA DIVISI DIVISION HEAD
S1
46-50
KEPALA DEPARTEMEN DEPARTMENT HEAD
KOMPOSISI PEGAWAI – BERDASARKAN PENDIDIKAN
KOMPOSISI PEGAWAI – BERDASARKAN JABATAN
EMPLOYEE BY EDUCATION TOTAL 194
EMPLOYEE BY POSITION TOTAL 194
50 KEATAS ABOVE 50
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
D3
S3
STAF STAFF
KOMPOSISI PEGAWAI – BERDASARKAN PENDIDIKAN EMPLOYEE BY EDUCATION
S3: 1
S2: 24
S1: 150
D3: 14
D2: 1
SMA/SMK HIGH SCHOOL: 4 41-45
KOMPOSISI PEGAWAI – BERDASARKAN JABATAN EMPLOYEE BY POSITION
KOMPOSISI PEGAWAI – BERDASARKAN USIA
KEPALA DEPARTEMEN DEPARTMENT HEAD : 19
24-30
KEPALA DIVISI DIVISION HEAD : 12
EMPLOYEE BY AGE TOTAL 194
STAF STAFF : 163
36-40
KOMPOSISI PEGAWAI – BERDASARKAN USIA EMPLOYEE BY AGE
31-35
24-30: 79
31-35: 43
36-40: 24
41-45: 26
46-50: 17
50 KEATAS ABOVE 50: 5
TURN OVER PEGAWAI – JANUARI S/D DESEMBER 2013 / EMPLOYEE TURN OVER - JANUARY TO DECEMBER 2013
PERIODE PERIOD
PEGAWAI EMPLOYEES
JUMLAH NUMBER
KELUAR RESIGNED
PEGAWAI EMPLOYEES MASUK HIRED
KELUAR RESIGNED
MASUK HIRED
JUMLAH AWAL INITIAL NUMBER
156
Januari January
157
3
Februari February
162
6
11
3,82%
7,01%
Maret March
167
5
10
3,09%
6,17%
April April
171
1
5
0,60%
2,99%
Mei May
177
3
9
1,75%
5,26%
Juni June
182
3
8
1,69%
4,52%
Juli July
180
3
1
1,65%
0,55%
Agustus August
1,67%
2,78%
4
1,92%
2,56%
182
3
5
September September
185
3
5
1,65%
2,75%
Oktober October
186
0
2
0,00%
1,09%
Nopember November
187
3
4
1,61%
2,15%
Desember December
188
0
6
0,00%
3,21%
3
6
1,62%
3,42%
RATA-RATA PER BULAN MONTHLY AVERAGE
80
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting bagi Bank dalam mengelola perusahaan untuk menjaga kesinambungan dan pencapaian bisnisnya.
For Bank Andara, risk management is one of the most important elements in managing its sustainable business achievements.
Bank membentuk tata kelola manajemen risiko yang sehat, Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen, merumuskan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) bagi tiap-tiap risiko, serta mengembangkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang sesuai untuk menjaga tingkat risiko pada batas-batas yang ditentukan.
To perform the risk management function, the Bank has established an independent Risk Management Unit (SKMR), formulated risk appetite and risk tolerance levels for every risk, as well as developed appropriate risk management policies and procedures to ensure risk levels remain within the specified limits.
SKMR dipimpin seorang Chief Risk Officer yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan, dan selama tahun 2013, SKMR terdiri dari 4 departemen, yaitu: 1. Departemen CMLR (Credit Market & Liquidity Risk), mengelola risiko kredit, risiko pasar, serta risiko likuiditas; 2. Departemen Risiko Operasional; 3. Departemen Policy, Procedure & Reporting; dan 4. Departemen Internal Control.
SKMR is led by Chief Risk Officer that reports directly to the Compliance Director. This unit consists of 4 departments, namely:
Pembentukan SKMR dengan 4 departemen tersebut disesuaikan dengan bisnis, ukuran, kompleksitas, dan kebutuhan Bank dan akan terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai hasil kajian terhadap manajemen risiko Bank, baik secara internal maupun eksternal. Kebijakan, prosedur, perangkat, pedoman, atau manual terkait kerangka manajemen risiko Bank juga terus dibuat dan diperbaiki guna meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur eksposur risiko, memantau, dan mengendalikan setiap jenis risiko.
This 4-department Risk Management Unit was adapted to the Bank’s business, size, complexity, and needs and constantly will be, from time to time, be transformed based on the results of an internal as well as external assessment of the Bank’s risk management. Bank Andara also strives to continuously formulate and update policies, procedures, tools, guidelines, or manuals related to the Bank’s risk management framework so as to enhance the ability to identify and measure risk exposure, as well as monitor and control every type of risk.
KERANGKA MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT FRAMEWORK
Penerapan manajemen risiko Bank secara umum terangkum dalam suatu kerangka manajemen risiko yang pada dasarnya terdiri atas 3 “lini pertahanan” Bank.
In general, the implementation of the Bank’s risk management is summarized through the risk management framework which basically comprises 3 “lines of defence” of the Bank.
Lini pertama adalah di setiap masing-masing unit dimana setiap Risk Type Owner (RTO) dan setiap orang di Bank bertanggung jawab atas pengelolaan risiko sesuai jenis risiko dan tanggung jawabnya. Untuk kepentingan ini maka pemantauan dan pengendalian akan dilakukan oleh unit/RTO masing-masing dengan menggunakan perangkat yang telah ditetapkan dengan cara melakukan self-assessment atas jenis risiko yang ada di unitnya. Hasil self-assessment ini harus dilaporkan ke Direksi untuk pemenuhan tindak lanjut yang diperlukan terutama untuk yang berisiko tinggi.
The first line is in every unit wherein each Risk Type Owner (RTO) and every personnel within the Bank is responsible for managing risk in accordance with the type of risk and their responsibility. For this purpose, the monitoring and control will be carried out by the respective unit/RTO by using tools that has been set through self-assessment for the type of risk that is present within their unit. The result of this selfassessment must be reported to the Board of Directors for the required follow-up, particularly in regards to those with high risk.
1.
2. 3. 4.
CMLR (Credit Market & Liquidity Risk) Department, which manages credit risk, market risk as well as liquidity risk; Operational Risk Department; Policy, Procedure & Reporting Department; and Internal Control Department.
Lini kedua adalah internal control (yang merupakan bagian dari SKMR) dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) akan melakukan review atas self-assessment yang telah dilakukan RTO secara berkala sesuai tingkat risikonya. Internal control dan SKK akan memberikan rekomendasi untuk tindakan yang diperlukan guna memastikan kepatuhan terutama jika ada potensi pelanggaran peraturan dan/atau ada jika ada tindakan yang perlu dilakukan segera untuk memperbaiki suatu keadaan.
The second line is Internal Control (as part of SKMR) and Compliance Unit (SKK) will carry out a review of the self-assessment periodically carried out by periodic RTO in accordance with its level of risk. Internal Control and SKK shall provide recommendation for the action required to be taken to ensure compliance, particularly in the event of a potential regulatory violation and/or if immediate actions are required to rectify the situation.
Lini ketiga adalah Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang akan melakukan audit berbasis risiko dengan mempertimbangkan hasil self-assessment dan hasil review internal control dan SKK. Metodologi pelaksanaan audit oleh SKAI terus mengalami perubahan dan perbaikan guna memastikan pelaksanaan audit berdasarkan risiko berjalan sesuai dengan tingkat risiko Bank dan peraturan perundangan yang berlaku.
The third line is the Internal Audit Unit (SKAI), which performs the risk-based audit by taking into consideration the self-assessment and review output made by the Internal Control and SKK. The audit methodology performed by the SKAI continues to change and improve to ensure audit activities has been aligned Bank’s risk level and complied with the prevailing laws.
Berdasarkan hasil pemantauan dari tiga lini pertahanan di atas, Bank melalui SKMR kemudian akan menentukan risiko Bank terbesar (3-5 risiko, dapat lebih jika diperlukan) dengan prioritas tertinggi untuk diselesaikan dan menyampaikannya kepada Komite Pemantau Risiko dan Dewan Komisaris. Secara sederhana, kerangka manajemen risiko Bank adalah sebagaimana di atas dimana pelaksanaan yang komprehensif dan efektif atas kerangka manajemen risiko tersebut masih perlu diuji mengingat pelaksanaan manajemen risiko Bank secara menyeluruh baru dilaksanakan pada tahun 2013 ini.
Based on the monitoring results of the three lines of defence mentioned above, the Bank, through SKR, eventually will determine the Bank’s highest risk (3-5 risks, or more if needed) with the highest priority to be resolved and submitted to the Risk Monitoring Committee and the Board of Commissioners. Essentially, the Bank’s risk management framework, as mentioned above, still needs to be tested since the comprehensive implementation of the Bank’s risk management was just initially carried out in 2013.
ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT ORGANIZATION
Secara umum, organisasi manajemen risiko Bank adalah sebagai berikut:
In general, the Bank’s risk management organization comprises:
1. Risk Taking Unit (RTU)/unit Bank lainnya sebagai pelaksana dan penanggung jawab dari setiap kebijakan dan prosedur Bank yang juga melakukan pengelolaan risiko yang melekat di masing-masing sesuai jenis risikonya.
1. Risk Taking Unit (RTU)/other Bank’s unit as the executor and unit responsible for all of the Bank’s risk management policy and procedures as well as also manages risks inherent within the respective unit in accordance with the risk type.
2. SKMR sebagai unit independen yang menyusun kerangka, kebijakan, metodologi, perangkat, dan prosedur pengelolaan risiko untuk dilaksanakan oleh setiap RTO/RTU.
2. SKMR, as an independent unit formulates the framework, policy, methodology, tools, and risk management procedures to be carried out by every RTO/RTU.
3.
Internal Control dan SKK sebagai unit independen yang melakukan penilaian/kajian terhadap efektivitas penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal.
4. Proses eskalasi dan pelaporan dilaksanakan kepada Komite Manajemen Risiko yang membantu Direksi dalam penetapan kebijakan, prosedur, pengembangan, dan implementasi pelaksanaan pengelolaan risiko serta eskalasi permasalahan dan/atau keputusan ke Direksi.
3.
Internal Control and SKK, as independent units that evaluates/reviews the effectiveness of risk management implementation and internal control.
4. Escalating and reporting process is carried out by the Risk Management Committee which assists the Board of Directors in establishing the policy, procedures, development, and implementation of risk management as well as escalating issues and/ or resolution to the Board of Directors.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
81
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
82
5. Fungsi pengawasan dan eksekusi dilakukan oleh Direksi yang bertanggung jawab untuk menyusun strategi dan kebijakan manajemen risiko, menerapkan manajemen risiko secara memadai dan sesuai karakteristik, kompleksitas, dan profil risiko Bank.
5. The supervisory and execution function is carried out by the Board of Directors that is responsible for formulating risk management policy and strategy, as well as applying risk management in an adequate manner and in accordance with the Bank’s characteristic, complexity, and risk profiles.
6. Fungsi pengawasan/pemantauan dilakukan oleh Komite Pemantau Risiko yang merupakan komite Dewan Komisaris yang bertanggung jawab untuk menyetujui strategi dan kebijakan manajemen risiko, memastikan penerapan manajemen risiko telah memadai dan sesuai karakteristik, kompleksitas, dan profil risiko Bank.
6. The supervision/monitoring function is carried out by the Risk Monitoring Committee, a committee under the Board of Commissioners that is responsible for approving risk management strategy and policy, thereby ensuring risk management is applied adequately and in line with the Bank’s characteristic, complexity, and risk profiles.
EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
RISK EXPOSURE AND RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
A. Penerapan Manajemen Risiko Secara Umum Penerapan manajemen risiko Bank mencakup hal berikut: 1. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris Pengawasan aktif Direksi tercermin antara lain dari melakukan penyusunan kerangka, kebijakan dan prosedur manajemen risiko. Pelaksanaan pengawasan aktif juga dilakukan melalui forum Komite Manajemen Risiko. Komite Kredit dan Komite Asset & Liability (ALCO) serta IT Steering Committee yang merupakan komite Direksi untuk memastikan penerapan manajemen risiko yang efektif dan menyeluruh.
A. General Implementation of Risk Management Implementing the Bank’s risk management covers the following: 1. Active Supervision of the Board of Directors and Board of Commissioners The Board of Directors’ active supervision is reflected in, among others, the formulation of the risk management framework, policy, and procedures. Active supervision is also carried out through Risk Management Committee. The Credit Committee and Asset & Liability Committee (ALCO) along with IT Steering Committee, committees under the Board of Directors that ensures the effective and comprehensive application of risk management.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dapat terlihat dari persetujuan Dewan Komisaris terhadap kerangka, strategi, dan kebijakan manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta melakukan evaluasi atas pelaksanaan manajemen risiko Bank melalui forum Komite Pemantau Risiko dan/ atau Rapat Direksi dan Komisaris yang dilakukan secara berkala. Dewan Komisaris dan Direksi juga berperan aktif dalam penetapan struktur organisasi manajemen risiko, kecukupan, dan kualitas SDM termasuk program pelatihan untuk pengembangan SDM antara lain pemenuhan kewajiban untuk sertifikasi manajemen risiko dan sosialisasi internal kepada seluruh pegawai Bank mengenai manajemen risiko.
2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko Bank terus melakukan kajian dan penyempurnaan atas kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko termasuk perangkat yang digunakan dalam memastikan penerapan manajemen risiko di seluruh lini.
The Board of Directors’ active supervision is reflected in the Board of Commissioners approval for the risk management framework, strategy, and policy that are prepared by the Board of Directors as well as evaluated the Bank’s risk management implementation through the Risk Monitoring Committee and/or the Board of Directors and Board of Commissioners Meeting that are convened regularly. The Board of Commissioners and Board of Directors also play an active role in determining the risk management organization, adequacy, and quality HR including training program to develop HR that includes requirements to obtain the risk management certification as well as internal dissemination of risk management to all of the Bank’s employees. 2. Adequacy of policy, procedures, and risk limit setting. The Bank continuously reviews and refines the policy, procedure, and limit of the risks including the tools used in ensuring the implementation of process in all line of business.
Selama tahun 2013, Bank juga telah melakukan beberapa kampanye untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman seluruh jajaran di Bank terhadap pentingnya penerapan manajemen risiko dengan melaksanakan dan memastikan kecukupan kebijakan dan prosedur di Bank.
During 2013, the Bank has introduced some campaigns to raise awareness and understanding from all Bank’s employees on the importance of risk management implementation by ensuring and executing the adequacy of policy and procedure within the Bank.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko Tahun 2013, Bank telah melakukan beberapa kegiatan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko-risiko yang paling signifikan untuk Bank, antara lain:
3. Adequacy of risk identification, measurement, monitoring, and control as well risk management information system In 2013, the Bank has taken initiatives to identify, measure, monitor and control significant Bank’s risks, including:
Risiko Kredit: 1. Perbaikan pengawasan dan pelaporan kualitas kredit. 2. Perbaikan kunjungan inspeksi lapangan. 3. Perbaikan proses Komite Kredit atas persetujuan kredit. 4. Perubahan cara perhitungan modal dari koperasi dan meningkatkan standarisasi perhitungan minimum CAR untuk koperasi dengan fokus pada modal inti. 5. Pengetatan pemberian kredit bagi BPR melalui pemeringkatan risiko internal yang ada. 6. Identifikasi dan pemberian pelatihan faktor risiko kualitatif utama bagi pegawai bagian kredit dan pengawasan 7. Top-up kredit terbatas bagi LKM yang memiliki catatan baik berdasarkan informasi kepatuhan covenant. 8. Menurunkan batas pemberian kredit internal (total exposure) per-LKM. 9. Perbaikan kebijakan limit risiko kredit. 10. Reorganisasi Divisi Bisnis 11. Menghentikan pemberian kredit baru untuk koperasi sambil menunggu hasil kajian kredit. 12. Mengimplementasikan watch list dan daftar penyaluran debitur besar (large exposures list).
Credit Risk: 1. Improved Loan Quality Monitoring and Reporting 2. Improved Coverage of Loan Field inspecting visit 3. Improved Credit Committee Process for loan decision 4. Changed method of calculating capital for cooperatives, and raised standards for minimum CAR calculation for cooperatives, focusing on core capital 5. Tightened lending to BPRs using existing internal risk ratings 6. Identification of and Training for key qualitative risk factors for loan officers, monitoring officers 7. Restricted loan top-ups to MFIs with a good track record of information covenant compliance 8. Lowered internal lending limit (total exposure) for individual MFIs 9. Improved Credit Risk Limit Policies 10. Reorganized Business Division 11. Froze new lending to cooperatives pending result of lending Review 12. Implemented watch list and large exposure list
Risiko Operasional 1. Perbaikan pengawasan/administrasi kredit. 2. Pelaksanakan Risk Control Self-Assessment. 3. Memberlakukan Pengawasan dan Pengembangan Internal Controls sebagai fungsi terpisah. 4. Menstandarisasi seluruh prosedur dankebijakan Bank serta mengelola jadwal pengkinian. 5. Melaksanakan rapat Komite Manajemen Risiko bulanan dengan fokus pada risiko operasional.
Operational Risk: 1. Improved Loan Monitoring/Administration 2. Implemented Risk Control Self-Assessment 3. Implemented Internal Controls Development and Monitoring as a separate function 4. Standardized the complete set of bank policies and procedures and managed update schedule 5. Implemented monthly Risk Management Committee Meetings with special attention to operational risk. Liquidity and Market Risk: 1. Improved daily liquidity, projected liquidity, maturity gap and interest re-pricing gap. 2. Revised limits reporting and standards for daily liquidity projected liquidity, liquidity maturity gaps, and liquidity re-pricing gap.
Risiko Pasar dan Likuiditas 1. Perbaikan likuiditas harian, proyeksi likuiditas, selisih jatuh tempo dan selisih re-pricing. 2. Revisi pelaporan dan standar limit atas likuiditas harian, proyeksi likuiditas, selisih jatuh tempo dan selisih re-pricing.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
83
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
84
3. Kemampuan Bank yang lebih baik untuk mengelola risiko likuiditas dengan meningkatkan dan mendiversifikasi inter-bank credit lines. 4. Membina tim Tresuri Bank untuk mengambil peran penting dalam pengelolaan likuiditas Bank. 5. Meningkatkan peran Komite ALCO untuk likuiditas dan keputusan rate. Divisi SKMR secara keseluruhan telah melakukan beberapa hal perbaikan sebagai berikut: 1. Perbaikan fungsi ROC dan pengawasan risiko. 2. Melaksanakan prosedur dan scenario stress test yang lebih baik bagi risiko kredit, operasional, dan likuiditas. 3. Melaksanakan analisa dan pengukuran profil risiko di seluruh bagian Bank dengan lebih baik. 4. Reorganisasi SKMR Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Internal Control Unit dan issue-issue yang berpotensi kepada kerugian atau risiko operasional disampaikan kepada Direksi dan seluruh risk taking unit dalam rapat Komite Manajemen Risiko untuk ditindaklanjuti. Selain itu, Bank dalam melaksanakan sistem pengendalian intern telah menerapkan pendekatan “Three Lines of Defense” atau Tiga Lini Pertahanan, dimana: 1. Lini Pertahanan Pertama, terdapat di masingmasing divisi sebagai risk taking unit 2. Lini Pertahanan Kedua, berada di Divisi Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko. Internal Control Unit akan melakukan pemantauan secara berkala sesuai tingkat risikonya atas aktivitas, proses bisnis, transaksi, dan pengawasan yang dilakukan oleh risk taking unit. 3. Lini Pertahanan Ketiga, berada di SKAI. B. Penerapan Manajemen Risiko Untuk Setiap Jenis Risiko 1. Risiko Kredit Secara mendasar, risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat terjadinya kegagalan pihak lawan (counterparty) untuk memenuhi kewajibannya (default). Default dalam transaksi pemberian kredit di Bank terjadi apabila debitur tetap tidak dapat membayar kewajibannya baik pinjaman pokok maupun bunganya setelah melewati jumlah hari tertentu sesuai dengan perjanjian/ ketentuan berlaku. Tingkat risiko inheren kredit relatif stabil berada pada level Low to Moderate. NPL gross Bank berada pada 1,83% pada posisi Desember 2013, meningkat dibandingkan posisi September 2013 yang tercatat 1,47%. Terdapat 13 LKM yang terdiri atas 1 BPR dan 12 Koperasi, dengan kolektibilitas 2 (dua) sampai kolektibilitas 5 (lima), yaitu: KSP Multiniaga (Kol 5), KSP Sawerigading
3. Improved Bank’s ability to manage liquidity risk by increasing and diversifying inter-bank credit lines 4. Developed Bank Treasury team to take the lead role in managing Bank liquidity 5. Improved ALCO Committee process for liquidity and rate decisions. Overall, SKMR Division has made some accomplishments on: 1. Improved ROC functioning and risk oversight 2. Implemented improved stress test procedures and scenarios for credit, operational, and liquidity risk 3. Implemented improved bank-wide risk profile measures and analysis 4. Reorganized SKMR Division Monitoring results by Internal Control Unit and issues that presents potential loss or operational risks are submitted the Board of Directors and all risk taking units during Risk Management Committee meeting for follow ups.
Additionally, the Bank has appplied “Three Lines of Defense” in implementing its internal control systems, comprising: 1. First Line of Defense, attached within each risk taking unit division. 2. Second Line of Defense, is within Compliance Division. Risk Management Division will periodically take monitoring in line with risk and activity level, business process, transaction, and control by risk conducted by taking unit. 3. Third Line of Defense, is within SKAI. B. Implementation of Risk Management for Each Type of Risk 1. Credit Risk Credit risk is basically the risk that arises from the failure of the counterparty to fulfill its obligation (default). Loan default occurs when the borrower continues to be unable to pay back its obligations both in terms of the loan’s principal as well as its interest after a certain period as stipulated in the prevailing rules and regulations. The level of inherent credit risk is relatively stable at a Low to Moderate level. The Bank’s gross NPL is at 1.83% as of December 2013, which is higher compared to its position in September 2013 of 1.47%. There are 13 MFIs consisting of 1 Rural Bank and 12 Cooperatives, with collectibility 2 (two) up to collectibility 5 (five) comprising: KSP Multiniaga (Col 5), KSP Sawerigading (Col 5),
(Kol 5), KWSU Bhakti Astamakmur (Kol 5), KSU Bina Artha Guna (Kol 5), KSP Rappodi (Kol 5), KSP Citra Niaga (Kol 5), BPR Tugu Kencana (Kol 5), KSU Bantu Pengusaha Rakyat (Kol 5), KSP Danatama (Kol 4), KSP Margomulyo (Kol 3), KSP Bina Sejahtera (Kol 2), KSP Bina Usaha (Kol 2), dan Koperasi Induk Koperasi Simpan Pinjam (Kol 2). Terdapat 2 LKM yang dihapus buku pada bulan Desember 2013, yaitu PT BPR Kujang Artha Sembada dan PT BPR Mitra Danagung.
KWSU Bhakti Astamakmur (Col 5), KSU Bina Artha Guna (Col 5), KSP Rappodi (Col 5), KSP Citra Niaga (Col 5), BPR Tugu Kencana (Col 5), KSU Bantu Pengusaha Rakyat (Col 5), KSP Danatama (Col 4), KSP Margomulyo (Col 3), KSP Bina Sejahtera (Col 2), KSP Bina Usaha (Col 2), and Koperasi Induk Koperasi Simpan Pinjam (Col 2). There are 2 MFIs written off in December 2013, which are PT BPR Kujang Artha Sembada and PT BPR Mitra Danagung.
Dengan implementasi laporan dan analisis risiko yang lebih dalam, Bank diberikan indikasi prioritas-prioritas untuk memperbaiki proses, analisis, dan cara pengelolaan yang lebih baik. Secara spesifik, Bank telah:
By implementing a more through risk report and analysis, the Bank has an indication of the priorities needed to improve the process, analysis, and better management methods. Specifically, the Bank has:
• Melakukan beberapa perubahan analitis secara keseluruhan. • Memanfaatkan internal risk rating untuk memperketat standar-standar untuk menyetujui kredit kepada LKM. • Mengubah cara perhitungan dan standar minimal CAR untuk koperasi. • Identifikasi dan sosialisasi beberapa aspek LKM yang kualitatif untuk memonitor sebagai indikasi kualitatif mengenai kualitas Bank. • Meningkatkan frekuensi dan kualitas inspeksi nasabah di lapangan. • Pengembangan proses komite untuk kebijakan dan keputusan kredit.
• Comprehensively carried out a number of
a. Organisasi Bank Andara mengelola eksposur risiko kredit melalui kerjasama tim unit bisnis, Departemen Credit Market & Liquidity Risk (CMLR), dan Departemen Loan Administration (di bawah Divisi Operasional). Departemen CMLR bertindak sebagai mitra independen untuk unit bisnis Bank dengan memberikan analisa yang tepat waktu dan obyektif sebagai bagian penting dari persetujuan Bank, pemantauan, dan perbaikan/proses recovery. Departemen CMLR merupakan bagian dari SKMR di bawah supervisi Chief Risk Officer. b. Tata Kelola dan Strategi Dengan praktik terbaik pada kebijakan dan industri, semua risiko yang teridentifikasi ditugaskan ke RTO. Untuk risiko kredit, unit bisnis Bank adalah RTO dan karena itu utamanya bertanggung jawab atas eksposur kredit Bank, bertindak sebagai lini pertahanan pertama dalam
analytical changes. • Utilized internal risk rating to tighten standards
for loan approvals for MFI. • Changed calculation method and set minimum
CAR standards for cooperatives. • Identified and disseminated a number of
MFI qualitative aspects to be monitored as a qualitative indication on the Bank’s quality. • Intensifed the frequency and quality of field inspections. • Developed process for the committees in making credit policy and decisions.
a. Organization Bank Andara manages credit risk exposure by cooperating with teams from the business unit, Credit Market & Liquidity Risk (CMLR) Department, and Loan Administration Department (under Operations Division). CMLR Department acts as an independent partner for the Bank’s business unit to provide a timely and objective analysis as a vital part of the Bank’s approval, monitoring, and improvement/ recovery process. CMLR Department represents a part of the Risk Management Unit under the supervision of the Chief Risk Officer. b. Governance and Strategy Through best practices in policy and industry, all risks identified are assigned to the RTO. For credit risk, the Bank’s business unit is the RTO and as a result it is primarily responsible for the Bank’s credit risk exposure, which acts as the first line of defence for managing the Bank’s
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
85
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
86 mengelola risiko kredit Bank. Dalam rangka melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar, unit bisnis menerapkan standar, proses, dan perangkat yang ditetapkan untuk memandu analisa, persetujuan, pemantauan, dan perbaikan/ recovery kredit.
credit risk. In order to carry its responsibilities properly, the business unit implements standards, processes, and devices that are established to serve as guidelines for credit analysis, approval, monitoring, and improvement/recovery.
Dalam melaksanakan analisa kredit dan mencapai keputusan kredit, Bank mengikuti kebijakan, proses, dan batas kewenangan memutus kredit. Komite kredit bertanggung jawab khususnya untuk memutuskan pemberian kredit dalam jumlah tertentu sesuai kewenangan yang diberikan serta untuk menetapkan kebijakan dan prosedur dalam bidang perkreditan, termasuk penanganan kredit bermasalah.
In carrying out a credit analysis and reaching credit decisions, the Bank complies with policy, process, and limits of authority to approve credit. The Credit Committee is particularly responsible for determining loan disbursals at a specified amount and in accordance with the authority as well as determining the policy and procedures on credit, including non performing loan management.
Departemen CMLR bertindak sebagai unit kunci untuk second line of defense dalam mengelola risiko kredit, dengan Departemen Loan Administration, Kepatuhan, dan Legal juga memainkan peran penting dalam memastikan bahwa loan dibuat dan eksposur kredit dikelola sesuai dengan kebijakan Bank dan regulasi yang berlaku. SKAI Bank bertindak sebagai lini pertahanan ketiga dalam mengendalikan risiko kredit dengan menyediakan verifikasi ex post bahwa standar, kebijakan dan prosedur Bank diikuti dan dilaksanakan dengan benar, serta melaporkan temuan dan pelanggaran.
CMLR Department serves as a key unit for the second line of defense in managing credit risk, with the Loan Administration Department, Compliance, and Legal. It also plays an important role in ensuring that the loans as well as the credit exposure is managed in accordance with the Bank’s policy and prevailing regulations. The Bank’s SKAI serves as the third line of defence for controlling credit risk by providing ex-post verification that Bank’s standard, policy, and procedures have been complied and executed correctly, as well as reporting the findings and violations.
c. Kebijakan Pengelolaan Limit Risiko Kredit Bank Andara memantau kualitas kredit sebagai bagian dari identifikasi dini dari memburuknya kredit. Pengelolaan risiko kredit diantaranya dilakukan dengan pengelolaan limit, sebagaimana tercantum dalam kebijakan limit risiko kredit sebagai panduan yang harus dilaksanakan oleh unit bisnis sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Kebijakan ini mengatur mengenai batas maksimum internal untuk pemberian kredit kepada LKM (bank atau non bank). Kebijakan Limit Risiko Kredit di Bank Andara dengan merujuk kepada: 1. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Internal ditetapkan sebesar: a. 20% dari modal untuk grup usaha b. 15% dari modal untuk individu c. 10% dari modal untuk pihak terkait
c. Management Policy on Credit Risk Limit Bank Andara monitors credit quality as part of the early identification of deteriorating loans. Credit risk management is performed by, among others, managing limits as prescribed within the credit risk limit policy that serves as the guide that must be applied by the business unit to determine lending. This policy governs the internal maximum limits for the disbursal of loans to micro financing institutions (bank or non-bank).
Bank Andara’s Credit Risk Limit Policy refers to: 1. Internal Legal Lending Limit (LLL) is set at: a. 20% of the capital for Business Group. b.15% of the capital for individuals c.10% of the capital for related parties
At MFI level on an individual and group ownership, the Bank implemented tighter lending limit from that prescribed within BI’s regulation.
Pada tingkat LKM secara individual dan kelompok kepemilikan, Bank menerapkan batas pinjaman yang lebih ketat dari yang disyaratkan dalam peraturan BI. 2. Konsentrasi Pemberian Kredit Secara Geografis, dimana konsentrasi pada 1 propinsi maksimal sebesar 30% dari total keseluruhan kredit yang
2.
Lending Concentration by Geography, whereby the concentration in 1 province is a maximum of 30% of total loans that the Bank disburses, which
87
3. LDD (Limited Due Diligence) adalah kegiatan pemeriksaan secara menyeluruh berdasarkan kondisi LKM, sesuai yang berlaku bagi bank atau non bank didasarkan pada kategori tingkat risiko sebagai berikut:
is calculated from the outstanding balance of the loan. 3. LDD (Limited Due Diligence) is the thorough inspection activity based on the condition of theMFI, as applicable for banks or non-banks based on the category of risk as follows:
a. Risiko Sangat Rendah: tidak ada pembatasan; b.Risiko Rendah: tidak ada pembatasan; c. Risiko Sedang: tidak boleh melebihi 10% dari keseluruhan penyediaan dana; d.Risiko Tinggi dan Kategori Sangat Tinggi: tidak boleh melebihi 5% dari keseluruhan kredit yang Bank berikan. Pinjaman dalam kategori Sangat Tinggi hanya dapat diterima dengan kondisi khusus dengan persetujuan [1 level up].
a. Very Low Risk: no restrictions; b.Low Risk: no restrictions; c. Moderate Risk: cannot exceed 10% of total supply of funds; d.High Risk and Very High Risk Category: cannot exceed 5% of the Bank’s total credit provided as loans in the Very High category can only be accepted with a special condition to the approval [1 level up].
4. Fokus kepada Sektor Jasa Keuangan Terkait dengan visi dan misi Bank yang memfokuskan pada sektor lembaga keuangan mikro di Indonesia, maka pengklasifikasian sektor industri akan lebih terfokus kepada jasa keuangan (LKM) khususnya kepada BPR dan non BPR. Meskipun demikian ada perbedaan dalam risiko strategis antara BPR dan non BPR, dimana untuk BPR standar peraturan dan pengawasan lebih efektif dan konsisten. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pemberian kredit kepada non BPR (Koperasi, Modal Ventura, dll.) adalah maximum sebesar 30% dari total baki debet kredit yang diberikan Bank.
4. Focus on the Financial Services Sector Associated with the Bank’s vision and mission that focuses on the micro financing institution sector in Indonesia, therefore the classification of the industry’s sector will be largely focused on financial services particularly Rural Banks and Non Rural Banks. Nevertheless, there are differences in the strategic risks between Rural Banks and non Rural Banks, wherein the standard regulations and supervision for Rural Banks are more effective and consistent. Based on these conditions, therefore the loans disbursed to non Rural Banks (Cooperatives, Venture Capital, etc) is a maximum of 30% of the total outstanding loans provided by the Bank.
5. Faktor Social Environment Management Systems (SEMS) merupakan suatu kerangka yang mengintegrasikan risiko sosial dan lingkungan yang dapat terjadi dalam pemberian kredit dan penempatan dana. Penyediaan dana kepada LKM berdasarkan tingkat risiko sebagai berikut: risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah.
5. The Social Environment Management Systems (SEMS) factor is a framework that integrates social and environmental risks that may arise when providing loans and placement of funds. The provision of funds in MFI is based on the level of risks as follows: high risk, moderate risk, and low risk.
6. Pro Poor Score Card, adalah suatu parameter yang digunakan untuk pemberian kredit kepada LKM yang fokus melayani masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat yang rentan secara ekonomi secara konsisten.
6. Pro Poor Score Card is a parameter used to provide loans to micro financing institutions that focus on servicing low income as well as the economically vulnerable people consistently.
Toleransi dan Evaluasi terhadap penyaluran dana dengan NPL Bank maksimal yang dapat ditoleransi dalam penyediaan dana adalah berdasarkan: a. Tipe LKM maksimal 3%. b. Propinsi (1 propinsi) maksimal 2%.
Tolerance and Evaluation of the funds distributed with the Bank’s maximum NPL that is tolerated in the provision of funds is based on : a. MFI type, a maximum of 3%. b. Province (1 province), a maximum of 2%.
Bila melampaui limit di atas, Bank harus mengidentifikasi dan mengukur penyebab utama untuk risiko-risiko tersebut dalam rangka untuk melaksanakan langkah-langkah konkrit dengan tujuan mengurangi atau memitigasi risiko yang
If the limits are exceeded, the Bank must identify and measure the main causes for these risks in line with concrete steps that are to be implemented so as to reduce or mitigate inherent risks that have been identified and/or reduce the
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Bank berikan, dihitung dari baki debet kredit yang diberikan.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
88
melekat yang telah teridentifikasi dan/atau mengurangi eksposur Bank kepada LKM.
Bank’s exposure to MFI.
Bank memfokuskan penyaluran kreditnya kepada lembaga keuangan (BPR dan non BPR), sementara ini mencerminkan tingkat tertentu dari konsentrasi risiko dalam beberapa kasus merupakan tingkat tertentu konsentrasi risiko dalam beberapa kasus, seharusnya tidak dapat disamakan dengan konsentrasi kredit secara umumnya. Debitur tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki bisnis untuk memberikan pelayanan kepada jutaan nasabah terutama UMKM dan rumah tangga. Pembiayaan UMKM oleh lembaga keuangan (BPR dan non BPR) juga tersebar untuk sektor ekonomi seperti perdagangan, industri, jasa, pertanian, dan lain-lain.
The Bank focuses on disbursing loans to micro financing institutions (Rural Banks and non Rural Banks), while this reflects a certain level of concentrated risk within a number of cases, this should not be equated with the overall loan concentration. Borrowers are located throughout Indonesia whose business is to provide services to millions of customers, particularly the MSME and households. MSME financing by financial institutions (Rural Banks and non Rural Banks) are also dispersed throughout economic sectors such as trade, industry, services, farming, as well as others.
d. Proses Pengukuran dan Pengendalian Risiko Kredit Pendekatan Bank untuk mengukur dan mengendalikan risiko dimulai jauh sebelum pinjaman diberikan. Dalam analisa pasar dan segmentasi, pengembangan produk, standar untuk konsentrasi pinjaman, dan kriteria penerimaan, Bank Andara menempuh langkahlangkah untuk mengurangi dan mengukur risiko. Pada tingkat eksposur pelanggan tunggal, Bank bekerja keras untuk memastikan bahwa proses due diligence yang akurat menilai masingmasing lembaga keuangan mikro, sehingga mengidentifikasi risiko utama untuk masingmasing. Bank kemudian menggunakan perjanjian, jaminan, dan upaya pengendalian risiko lain untuk memastikan bahwa risiko kredit tertentu dapat terjaga dalam batas yang dapat diterima. e. Pendekatan yang Digunakan untuk Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran BI No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 (SE-BI), Bank menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif dengan mengacu pada pembentukan penyisihan umum dan penyisihan khusus sesuai dengan ketentuan BI mengenai penilaian kualitas aktiva bank umum. Sesuai dengan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Per 1 Januari 2012, Bank telah menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara
d. Credit Risk Control and Measurement Process The Bank’s approach to measure and control risk begins long prior to the loan’s disbursement. Bank Andara has to analyze the market and segmentation, product development, standards for loan concentration, and acceptance criteria as formulated steps to measure and minimize risks.
At the single customer exposure level, the Bank works hard to ensure that the due diligence process accurately evaluates the respective micro financing institution, thereby identifying the main risks for each. The Bank subsequently uses agreements, collateral, and undertakes efforts to control other risks to ensure that a specific credit risk is within determined and acceptable limits.
e. Approach Used to Formulate Provisions for Impairment Losses In accordance with Appendix to BI Circular No.11/33/DPNP dated December 8, 2009 (SE-BI), the Bank determines the provisions for impairment losses on collective loans, which is based on the general allowance and special allowance in line with BI regulation pertaining to evaluation of the quality of bank assets. In accordance with this BI Circular, the transitional provisions for collective impairment of loans can be applied no later than December 31, 2011.
As of January 1, 2012, the Bank determined the proof of for impairment losses both
individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai terhadap aset keuangan yang signifikan dilakukan secara individual. Semua aset keuangan yang mengalami penurunan nilai signifikan secara individual, maka dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa.
individually and collectively. The evaluation of the impairment of financial assets on significant financial assets is carried out individually. All financial assets that are significantly impaired individually are collectively evaluated for impairment so as to determine whether the grouping of financial assets is based on similar risk characteristics.
Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statisik dari data historis atas kemungkinan gagal bayar, saat pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh data historis dalam model statistik. Mengingat Bank baru berada dalam bentuk yang sekarang selama kurang dari empat tahun, model Bank menggunakan analisis roll rate dengan periode observasi data tiga tahun. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian, dan saat pemulihan yang diharapkan di masa mendatang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.
In determining the collective value impairment, the Bank uses a statistical model from historical data over the possibility of default, at the time of recovery and the amount of loss incurred, which is adjusted with the management’s consideration as to whether the current economic and credit situation may possibly cause actual losses that are bigger or smaller than results based on historical data or statistical model. Since the Bank has just recently achieved the current position less than four years, the Bank’s model uses the roll rate analysis with the observation data period of three years. The rate of default, loss rate, and recovery time are periodically compared with actual results achieved so as to ensure that the statistical model used continues to be adequate.
Untuk perhitungan penurunan nilai secara individual dilakukan berdasarkan perbedaan nilai sekarang (present value) dari proyeksi cash flow awal dengan proyeksi cash flow berdasarkan rencana restrukturisasi kredit. Asset impairment adalah penurunan nilai aset karena nilai tercatat aset (carrying amount) melebihi nilai yang akan dipulihkan (recoverable amount) melalui penggunaan atau penjualan aset. Dalam menghitung CKPN kolektif, aset tertentu diklasifikasikan sebagai aset yang telah jatuh tempo (aset standar) jika aset tersebut telah tercatat memiliki pokok pinjaman atau bunga selama 180 hari atau lebih, atau telah dihapuskan.
Calculation of individual value impairment is based on the variance of the present value from initial cash flow projections with cash flow projection based on the loan restructuring plan. Asset impairment is the impairment in the asset carrying amount exceeding the recoverable amount through asset utilization or sale. To calculate the CKPN collectively, certain assets are classified as assets that are due (standard assets) if this asset has been registered with a principal or interest of 180 days or more, or has been writtern off.
f. Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar Kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit digunakan Bank untuk mengukur tingkat kecukupan modal, dimana metode yang digunakan adalah pendekatan standar secara individual dari BI. Adapun pembobotan dalam perhitungan ATMR kredit yang termasuk adalah:
f. Credit Risk with Standard Approach The policy to use a rating in calculating Risk Weighted Assets (ATMR) for credit risk is used by the Bank to measure the level of capital adequacy whereby the method used is the standard approach individually carried out from BI. As for the weighting used to calculate the credit includes:
1. Tagihan kepada Pemerintah Indonesia (termasuk penempatan pada BI): 0%
1. Receivables to the Government of Indonesia (including placements with BI): 0%
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
89
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
90
2. Tagihan kepada entitas sektor public (termasuk Surat Utang Negara): 50% (tanpa peringkat) 3. Tagihan kepada bank - tagihan jangka pendek: 20% (tanpa peringkat) 4. Tagihan kepada bank - tagihan jangka panjang: 50% (tanpa peringkat) 5. Kredit pegawai/pensiunan: 50% 6. Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio retail: 75% Selain pembobotan di atas, juga memperhitungkan bagian yang dijamin (pengakuan teknik mitigasi risiko kredit) untuk memperoleh nilai ATMR setelah mitigasi risiko kredit yang digunakan untuk perhitungan kecukupan modal.
2. Receivables to public sector entities (including Government Securities (SUN): 50% (without rating) 3. Recievables to banks-short term recievables: 20% (without rating) 4. Receivables to banks-long term receivables: 50% (without rating) 5. Staff/retiree loans: 50% 6. Receivables to micro businesses, small businesses, and retail portfolio: 75% In addition to the above-mentioned weighting, the calculation also measures the secure portion (recognized credit risk mitigation techniques) to obtain ATMR value following the credit risk mitigation that is used to calculate capital adequacy.
Mayoritas tagihan Bank saat ini adalah tagihan kepada BPR.
The majority of the Bank’s loans at this point of time are recievables to Rural Banks.
g. Mitigasi Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar Kebijakan Bank untuk Jenis Agunan Utama yang Diterima Jenis utama dari jaminan diterima oleh Bank untuk memitigasi risiko kredit biasanya merupakan obyek yang dibiayai oleh Bank. Selain itu, Bank dapat menerima jaminan lain sebagai berikut:
g. Credit Risk Mitigation with Bank’s Standard Approach for Type of Main Collateral Received The main type of collateral received by the Bank to mitigate credit risk is usually in the form of an object that is financed by the Bank. In addition to this, the Bank can receive other collateral as follows:
1. Agunan tunai, antara lain terdiri dari: deposito, tabungan, giro, setoran, agunan tunai (margin deposit) dan sejenisnya yang diterbitkan dan disimpan oleh Bank dalam mata uang Rupiah;
1.Cash assets, comprising time deposits, savings, current account, deposits, cash collateral (margin deposit) and similar types that are issued and kept by the Bank in Rupiah denomination;
2. Agunan non tunai, antara lain terdiri dari: - Tanah dan bangunan; - Piutang atau tagihan (receivables); - Personal Guarantee, Corporate Guarantee
2. Non-cash assets, which includes: - Land and building; - Receivables; - Personal Guarantee, Corporate Guarantee
h. Sekuritisasi Aset Bank termasuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha 1 (BUKU-1) , dan menurut ketentuan BI tidak dapat melakukan sekuritisasi aset. Sampai dengan akhir tahun 2013, Bank Andara tidak melakukan sekuritisasi aset. Oleh karena itu, Bank tidak terkena risiko kredit yang terkait dengan instrumen keuangan ini.
h. Asset Securitization Bank Andara falls into Bank Umum Kelompok Usaha 1 (BUKU-1) and by BI regulation the Bank cannot take asset securitization. Up to end of 2013, Bank Andara never securitized its assets, thus the Bank is not affected by credit risk associated with this financial instrument.
2. Risiko Pasar Sebagai bank di BUKU 1, sampai dengan saat ini, Bank tidak memiliki aset dan kewajiban dalam kelompok rekening diperdagangkan (trading book), demikian pula Bank diperkenankan untuk memiliki aset dan kewajiban dalam valuta asing, structured product, derivatif, dan ekuitas.
2. Market Risk As the Bank is under BUKU 1 category, the Bank currently does not have assets and liabilities within the trading book, and does not have assets and liabilities that are denominated in foreign currency, structured product, derivative, and equity.
Sesuai kategori Bank dan produk yang ada hingga saat ini, risiko pasar yang dihadapi Bank pada banking book yaitu Interest Rate Risk.
The market risk faced by the Bank on the banking book is the Interest Rate Risk
Secara keseluruhan kualitas penerapan manajemen risiko pasar Bank telah mencakup seluruh risiko pasar yang dimiliki Bank khususnya risiko pasar pada banking book, meskipun demikian perbedaan periode revaluasi suku bunga antara Rate Sensitive Asset (RSA) dan Rate Sensitive Liability (RSL) yang cukup signifikan akan meningkatkan risiko pasar bagi Bank dalam hal terjadi perubahan suku bunga pasar.
Overall, the quality of the Bank’s market risk management has covered all of the market risks that the Bank has, particularly market risk in the banking book. However, the significant differences between the interest rate revaluation period differences between Rate Sensitive Asset (RSA) and Rate Sensitive Liability (RSL) will increase market risk for the Bank in the event of changes in the interest rate market.
Dalam tahun 2013, telah dilakukan laporan standar dan kerangka manajemen risiko untuk pengelolaan risiko pasar.
A standard risk management report and framework for market risk management was carried out in 2013.
a. Tata Kelola dan Organisasi Dalam rangka pengembangan organisasi yang independen dan obyektif, pengelolaan likuiditas dibagi 3 (tiga) bagian yaitu Front Office, Middle Office, dan Back Office. Front Office melakukan aktivitas bisnis dan berhubungan dengan transaksi. Dalam melakukan aktivitasnya, fungsi Front Office dijalankan oleh Divisi Tresuri. Fungsi ini dibatasi dengan risk tolerance yang ditetapkan oleh unit independen sebagai Middle Office yaitu SKMR. Pemantauan eksposur risiko dan kepatuhan terhadap limit-limit risiko juga dilakukan oleh SKMR. SKMR, melalui ALCO, juga mengajukan usulan Risk Tolerance dan Risk Limit serta melaporkan evaluasi portofolio yang dikelola oleh Divisi Tresuri. Sedangkan untuk aktivitas pembukuan dan settlement dilakukan oleh Divisi Operasional sebagai Back Office.
a. Governance and Organization In order to develop an organization that is independent and objective, liquidity management is divided into 3 (three) parts, which are Front Office, Middle Office and Back Office. The Front Office carries out business activities and is related to transactions. In carrying out its activities, the Front Office function is carried out by the Treasury Division. This function is limited with risk tolerance that is established by independent units as the middle office by SKMR. SKMR also carries out the monitoring of risk exposure and compliance to risk limits. SKMR Unit, through ALCO, also submits Risk Tolerance and Risk Limit proposals as well as reports the portfolio evaluation that is managed by the Treasury Division. On the other hand, the Operational Division, as the Back Office, carries out recording and settlement activities.
b. Kebijakan dan Prosedur Dalam rangka mendukung target bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, Bank telah memiliki Pedoman Kebijakan dan Prosedur Tresuri. Pada tahun 2013, kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh Divisi Tresuri adalah: 1.Kebijakan penempatan dana 2.Prosedur penempatan dana 3.SOP transaksi surat berharga 4.Kebijakan investasi
b. Policy and Procedure In order to support business target while adhering to prudent principles, the Bank has a Treasury Policy and Procedure Guideline. In 2013, Treasury Division issued: 1.Placement policy 2.Placement procedure 3.SOP on marketable security transaction 4.Invesment Policy
c. Proses Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pasar dilakukan oleh unit yang independen dari unit bisnis. Identifikasi risiko pasar terutama dilakukan untuk setiap produk atau aktivitas baru.
c. Process Identifying, measuring, monitoring and controlling market risk is carried out by units that are independent from the business units. Market risk identification is mainly carried out for every new product or activity.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
91
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
92
Bank melakukan pengukuran risiko pasar dengan menggunakan metode standar yang digunakan untuk menghitung Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) untuk risiko pasar yaitu portofolio banking book untuk risiko suku bunga.
The Bank measures market risk by using the standard method that is used to calculate the Capital Adequacy Ratio (CAR) for market risk, which is banking book portfolio for interest rate risk.
SKMR bertanggung-jawab dalam memonitor penggunaan limit risiko pasar. Unit kerja bisnis berkewajiban mematuhi limit risiko likuiditas, dan setiap pelampauan limit harus dilaporkan dan dimintakan persetujuan kepada ALCO.
SKMR is responsible for monitoring the utilization of limits that is related with market risk. The business unit must comply with the limits related to liquidity risk and must report and seek approval of ALCO if it exceeds the limit.
Stress Test dilakukan untuk menguji ketahanan likuiditas Bank terhadap kondisi yang dapat merugikan Bank. Untuk kondisi tersebut, stress test sesuai dengan skenario Bank pada kasus dana keluar secara ekstrim didasarkan distribusi perubahan dana pihak ketiga. Sedangkan untuk skenario kondisi pasar memburuk, disesuaikan dengan kondisi perekonomian dalam negeri dan atau perkembangan internasional, antara lain didasarkan pada memburuknya kualitas kredit untuk beberapa LKM, penarikan kelonggaran tarik Bank secara bersamaan, dan perubahan suku bunga.
The Stress Test is carried out to test the resilience of the Bank’s liquidity towards the likelihood of Bank losses. For this condition, the stress test is exercised in accordance with the Bank scenario during cases of extreme capital flight based on changes of third party fund distributions. While for a deteriorating market condition scenario, this is adjusted with changes to the domestic and or international economic conditions that among others, is based on deteriorating credit quality for a number of MFI, flexibility on simulataneous withdrawal in Bank Andara, and interest rate changes.
3. Risiko Operasional Tingkat risiko operasional Bank membaik karena Bank telah memiliki struktur organisasi yang relatif baik dari segi operasional Bank seperti terpenuhinya ketersediaan SDM di Departemen Internal Control, pemantauan risiko operasional dengan sudah rutin dilakukan rapat Komite Manajemen Risiko setiap bulannya, SDM yang memadai untuk kredit dan operasional Bank, berkurangnya human error, serta membaiknya infrastruktur dalam pelayanan dan komunikasi.
3. Operational Risk The Bank’s operational risk level has improved as the Bank now has a good organizational structure relatively from the Bank’s operational side, such as the fulfillment of manpower within the Internal Control Department, operational risk monitoring that has become routinely carried out by the Risk Management Committee meeting every month, adequate manpower for the Bank’s operations and credit, reduction in human error, as well as improved infrastructure in services and communications.
Pengendalian risiko operasional yang harus dapat ditingkatkan paling besar adalah pada bidang teknologi informasi dan jaringan komunikasi. Secara keseluruhan kualitas penerapan manajemen risiko operasional Bank masih harus ditingkatkan dimulai dari penyusunan kerangka kerja manajemen risiko yang lebih integratif dan meningkatkan sistem pengendalian internal di semua unit, efisiensi kerja karena masih banyaknya pekerjaan yang dilakukan secara manual, dan rencana pemenuhan SDM di Departemen Operational Risk.
Operational risk control that must largely be intensified is in the area of information technology and communications network. Overall, the quality of the Bank’s operational risk management applied must constantly be intensified, from the formulation of the risk management framework that needs to be more integrative and enhance internal control systems in every unit, work efficiency as there is many works that is still conducted manually, and recruitment for manpower fulfillment in Operational Risk Department.
Kerangka kerja manajemen risiko juga harus mencakup mekanisme penetapan limit risiko operasional dan pelaksanaan kebijakan dan
The risk managerment framework must also cover the mechanism to determine the operational risk limit and the implementation of policy
93
4. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas berhubungan dengan adanya kemungkinan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban terhadap deposan, investor, dan kreditur, yang diantaranya disebabkan keterbatasan akses pendanaan atau ketidakmampuan untuk melikuidasi aset yang dimiliki dengan harga wajar. Pengelolaan risiko likuiditas ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas dan membangun kekuatan likuiditas struktural neraca Bank untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
4. Liquidity Risk Liquidity risk is related with the possibility that the Bank may not be able to meet its obligations to depositors, investors, and creditors, due to limited access to funding or the inability to liquidate its assets at a fair price. Liquidity risk management is aimed at minimizing the possibility of the Bank’s inability to secure cash flow funding sources and building up the strength of the Bank’s balance of structural liquidity to support sustainable long term growth.
a. Tata Kelola dan Organisasi SKMR harus melakukan analisis terhadap laporan yang dihasilkan, selanjutnya menyampaikan hasil analisis tersebut secara berkala kepada Direksi, ALCO, Tresuri, dan SKAI.
a. Governance and Organization SKMR must analyze the reports that are produced, and subsequently periodically submits the results of this analysis to the Board of Directors. ALCO, Treasury, and SKAI. Each month, SKMR shall submit a liquidity risk and market risk monitoring report to ALCO and the Risk Monitoring Committee.
Setiap bulan, SKMR akan menyampaikan laporan pemantauan risiko likuiditas dan risiko pasar kepada ALCO dan Komite Pemantau Risiko. b. Kebijakan dan Prosedur Dalam rangka mengelola risiko likuiditas, Bank memperhatikan prinsip kehati-hatian, Bank telah memiliki Pedoman Kebijakan dan Prosedur Tresuri. Pada tahun 2013, kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh Divisi Tresuri adalah: 1. Kebijakan penempatan dana 2. Prosedur penempatan dana 3. SOP transaksi surat berharga 4. SOP manajemen likuiditas 5. Kebijakan investasi
a. b. c. d. e.
Bank memiliki penetapan limit untuk risiko likuiditas, meliputi: Limit cadangan primer dan cadangan sekunder. Limit untuk Giro Wajib Minimum (GWM). Limit likuiditas harian Limit likuiditas intrahari Limit konsentrasi deposan (1 deposan inti dan 25 deposan inti)
b. Policy and Procedures In order to manage liquidity risk, whereby the Bank adheres to the principles of prudency, the Bank has a Treasury Policy and Procedure Guidelines. In 2013, Treasury Division issued: 1. 2. 3. 4. 5.
Placement policy Placement procedure SOP on marketable security transaction SOP on liquidity management Invesment policy The Bank has set liquidity risk limits that covers:
a. b. c. d. e.
Primary reserves and secondary reserves Limit. Statutory Reserves Limit (GWM) Daily liquidity limit Daily liquidity limit Depositor concentration limit (1 core depositor and 25 core depositor)
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
and procedures related to operational risk management. The Bank has started to implement an internal control system to ensure that the quality of the Bank’s operational risk management can be constantly improved from time to time. The Bank also has a system to report violations that occur internally within the Bank as part of its anti fraud strategy.
prosedur yang terkait dengan pengelolaan risiko operasional. Bank telah memulai menerapkan sistem pengendalian intern agar kualitas manajemen risiko operasional Bank dapat terus diperbaiki dari waktu ke waktu. Bank juga telah memiliki sistem untuk menangani pelaporan pelanggaran yang terjadi di intern Bank sebagai salah satu pelaksanaan strategi anti fraud.
94
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
f. Limit maturity gap risiko likuiditas g. Limit stress test
f. Liquidity risk maturity gap limit g. Stress test limit
c. Proses Ketentuan mengenai kepatuhan terhadap limit, dilakukan oleh:
c. Process Provisions pertaining to limit compliance are:
1. Kepatuhan terhadap kesesuaian antara posisi likuiditas, primary reserves dan secondary reserves merupakan tanggung jawab ALCO. 2. Kepatuhan terhadap operasional pengelolaan GWM dan secondary reserves (jenis instrumen, kriteria mengenai jangka waktu, dan kriteria lainnya) merupakan tanggung jawab Divisi Tresuri. 3. Kepatuhan terhadap limit pinjaman antar bank (interbank borrowing) merupakan tanggung jawab Divisi Tresuri.
1. Compliance to adequacy between liquidity position, Primary Reserves and Secondary Reserves, which is the responsibility of ALCO. 2. Compliance in terms of managing GWM and Secondary Reserves (type of instrument, tenor criteria, and others) include in the responsibility of the Treasury Division. 3. Compliance towards interbank borrowing limits, which is the responsibility of the Treasury Division.
Kebijakan tingkat likuiditas harian/cadangan sekunder dikelompokkan dalam 4 zona likuiditas, yaitu zona hijau, zona kuning, zona oranye, dan zona merah. Empat zona ini didefinisikan sebagai berikut: a. Zona Hijau – Tingkat likuiditas harian yang dianggap aman dengan probabilitas tinggi menurut pengalaman perubahan saldo dana pihak ketiga Bank Andara. Secara spesifik, zona hijau merupakan tingkat likuiditas yang cukup untuk membiayai funds outflow untuk 5-21 hari kerja dengan probabilitas (confidence level) > 99%.
Daily liquidity level/secondary reserves plocy is grouped into 4 liquidity zones namely, green zone, yellow zone, orange zone, and red zone. These four zones are defined as follow: a. Green Zone – The daily liquidity level is deemed safe with a high probability based on experience with changes to Bank Andara’s third party fund balances. Specifically, the green zone represents a liquidity level that is adequate to finance funds outflow for 5 – 21 working days with (confidence level) > 99% probability.
b. Zona Kuning – Tingkat likuiditas harian yang dianggap cukup aman dengan probabilitas tinggi menurut pengalaman perubahan saldo dana pihak ketiga Bank Andara. Secara spesifik, zona kuning merupakan tingkat likuiditas yang cukup untuk membiayai funds outflow untuk 2-5 hari kerja dengan probabilitas (confidence level) > 99%.
b. Yellow Zone – Daily liquidity level is deemed sufficiently safe with a high probability based on experience on changes to Bank Andara’s third party fund balances. Specifically, the yellow zone represents a liquidity level that is adequate to finance funds outflow for 2 – 5 working days with (confidence level) > 99% probability.
c. Zona Oranye – Tingkat likuiditas harian yang dianggap kurang aman dengan probabilitas tinggi menurut pengalaman perubahan saldo dana pihak ketiga Bank Andara. Secara spesifik, zona oranye merupakan tingkat likuiditas yang cukup untuk membiayai funds outflow untuk 1-2 hari kerja dengan probabilitas (confidence level) > 98%. Apabila ALCO Bank Andara memutus untuk mengelola likuiditas harian dalam zona oranye untuk periode pendek dan tertentu, Bank harus memiliki informasi yang akurat dan rinci mengenai rencana penarikan dana oleh nasabah, khususnya nasabah inti (Top 25) untuk
c. Orange Zone – The daily liquidity level that is deemed not sufficiently safe with a high probability based on experiences in changes Bank Andara’s third party fund balances. Specifically, the orange zone represents a liquidity level that is adequate to finance funds outflow for 1 – 2 working days with (confidence level) > 98% probability. In the event Bank Andara’s ALCO decides to manage daily liquidity within the orange zone for the short and specific period, the Bank must possess accurate and detailed information regarding the plans to withdraw funds by customers, particularly core
95
depositors (Top 25) to offset likelihood of a shortage of liquidity funds.
d. Zona Merah – Tingkat likuiditas harian yang dianggap tidak aman dengan probabilitas tinggi menurut pengalaman perubahan saldo dana pihak ketiga Bank Andara. Secara spesifik, zona merah merupakan tingkat likuiditas yang cukup untuk membiayai funds outflow untuk < 1 hari kerja dengan probabilitas (confidence interval) > 98%. ALCO tidak boleh memutus untuk mengelola likuiditas harian dalam zona merah.
d. Red Zone – The daily liquidity level that is deemed unsafe with a high probability based on experience on changes to Bank Andara’s third party fund balances. Specifically, the red zone represents a level of liquidity that is adequate to finance funds outflow for < 1 working day with (confidence interval) > 98% probability. ALCO cannot decide to manage daily liquidity within the red zone.
Penetapan empat zona likuiditas ini didasarkan pada perubahan saldo dana pihak ketiga dan tidak memitigasi secara penuh risiko kekurangan dana yang berasal dari: 1. Net funds outflow dari deposan terbesar; dan 2. Net cash outflow untuk kepentingan operasional.
These four liquidity zones is determined based on changes to the third party fund balances, and does not fully mitigates risks of shortage of funds derived from: 1. Net funds outflow from large depositors, and 2. Net cash outflow for operational needs.
Oleh karena itu, Bank tidak membandingkan saldo cadangan sekunder secara langsung dengan batas-batas untuk zona yang ditetapkan, tetapi mengurangi dua faktor dari saldo cadangan, yaitu:
As a result, the Bank does not compare the secondary reserve balance with limits for the established zones, but rather reducing two factors from allowance for provision, namely:
1. Cadangan untuk dana dari deposan inti yang mungkin (dengan probabilitas yang signifikan) akan ditarik sebagian atau seluruhnya dalam horizon waktu tertentu ( < 60 hari) untuk proyeksi likuiditas harian, dan 2. Proyeksi Net Cash Outflow untuk operasional sampai dengan 2 hari ke depan.
1. Reserves for funds from core depositors that may (with significant probability) withdraw some or all within a planning horizon timeframe (< 60 days) for daily liquidity projection, and
Net Risk Level Liquidity dihitung dengan menggunakan formula: Net Risk Level Liquidity = (hasil dari cadangan sekunder) - (cadangan untuk dana inti yang volatile) - (proyeksi net cash outflow)
Net Risk Level Liquidity is formulated as follow:
Limit likuiditas harian pada zona oranye adalah minimum, namun untuk pemilihan zona setiap bulan dilakukan berdasarkan keputusan ALCO.
The daily liquidity limit within the orange zone is the minimum however, the zones are determined every month on the basis of ALCO’s decision.
2. Projected Net Cash Outflow for operations for up to 2 days ahead.
Net Risk-Level Liquidity = (results of the secondary reserves) – reserves for volatile core funds) – (projected net cash outflow)
d. Perangkat dan Metode Dalam mengelola risiko likuiditas, Bank menggunakan proyeksi arus kas harian dan profil maturitas bulanan, agar dapat menetapkan strategi yang sesuai dan akurat untuk mengantisipasi kondisi likuiditas Bank di masa mendatang.
d. Tools and Methods In managing liquidity risk, the Bank uses daily cash flow projections and monthly maturity profile in order to determine the strategy that is deemed both appropriate and accurate to anticipate the bank’s future liquidity conditions.
e. Perhitungan profil maturitas tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Proses pemantauan dan pengelolaan risiko
e. Calculating the maturity profile in accordance with Bank Indonesia regulations The Bank’s risk monitoring process is through the
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan dana likuiditas.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
96
likuiditas Bank dilakukan melalui informasi profil likuiditas yang dibuat oleh Divisi Tresuri berupa laporan profil arus kas harian dan profil maturitas bulanan.
information contained within the Bank’s liquidity profile. This information is produced by the Treasury Division in the form of a cash flow profile report and monthly maturity report that is used as one of the Bank’s liquidity risk monitoring and management systems.
Pengelolaan likuiditas intrahari dilakukan sesuai keputusan ALCO. Jika terjadi pelampauan limit lebih dari 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan maka ALCO akan mengkaji ulang dan menetapkan langkah yang diperlukan untuk mengelola likuiditas Bank.
Treasury will manage intraday liquidity in accordance with ALCO’s decision. In the event that the limit is exceeded by over 2 (two) times in 1 (one) month therefore, ALCO will review Treasury’s liquidity management.
Stress Test Risiko Likuiditas Risiko likuiditas diukur dan dikelola dengan pendekatan stress test dengan tujuan untuk membantu bank dalam menilai, apakah Bank memiliki sumber-sumber keuangan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan likuiditas potensional selama beberapa hari tertentu dalam krisis likuiditas. Skenario yang digunakan adalah distribusi dari total deposito dengan frekuensi 1% (deposit outflow) dengan kondisi tanpa pencairan dan dengan pencairan.
Liquidity Risk Stress Test Liquidity risk is measured and managed through the stress test approach to help the Bank in its evaluation as to whether it has adequate financial resources to meet its demands throughout a specific number of days during a liquidity crisis. The scenario used is the distribution from total deposits with a frequency of 1% (deposit outflow) with conditions both with and without disbursements.
Contingency Funding Plan (CFP). Rencana Kontijensi Pendanaan (Contingency Funding Plan) merupakan salah satu komponen kebijakan manajemen risiko likuiditas bank.
Contingency Funding Plan (CFP): A Contingency Funding Plan is one of the components of the Bank’s liquidity risk management policy.
CFP adalah kompilasi dari kebijakan, prosedur dan rencana tindakan yang diperlakukan sebagai suatu panduan prosedural & operasional untuk menghindari/meminimalkan atau mengelola adanya potensial ancaman dalam pendanaan apabila perusahaan menurunkan suatu krisis likuiditas. CFP di tetapkan oleh dan dikaji setiap.
CFP is a compilation from the policy, procedure and action plan that is carried out as an operational and procedural guideline to avoid/ minimize or manage the potential threat to funding in the event the Bank falls into a liquidity crisis. CFP is set by ALCO and is reviewed every year.
5. Risiko Hukum Pada Maret 2013, dalam proses banding di pengadilan tinggi, Bank telah berhasil memenangkan kasus pajak yang dihadapi Bank sejak tahun 2011, dengan putusan sebagai berikut: a. No. Put.43006.R/PP/M.V/15/2013 kurang bayar PPh pasal 23 sebesar Rp265.520.850. b. No. Put.43007.R/PP/M.V/15/2013 lebih bayar PPh Badan sebesar Rp626.166.961.
Selain itu, Bank tidak mendapat gugatan lain baik dari nasabah maupun rekanan. Sedangkan dari
5. Legal Risk In March 2013, an appeal at the High Court was granted to the Bank over tax case that started in 2011, with the decision as follow:
a.
No. Put.43006.R/PP/M.V/15/2013 Under-payment on PPh 23 amounting to Rp265,520,850. b. No. Put.43007.R/PP/M.V/15/2013 Over-payment on Corporate Tax amounting to Rp626,166,961.
In addition to this, the Bank did not receive other legal claims either from the customer
aspek kelemahan perikatan terdapat perbaikan antara lain dari pemenuhan syarat sah perjanjian, perbaikan kelemahan klausul perjanjian, dan pelaksanaan klausul perjanjian yang telah ditandatangani Bank. Bank juga terus melakukan kajian atas dokumen hukum Bank lainnya, termasuk perjanjian dengan pihak ketiga serta syarat dan ketentuan pembukaan rekening.
as well as partners. While improvements were made in respect to weak binding aspects, which includes fulfilling legally valid agreements, improving weak clauses within an agreement, and implementing clauses within an agreement signed by the Bank. The Bank also continued to study other legal documents of the Bank, including agreements with third parties as well as requirements and provision for opening an account.
Secara keseluruhan kualitas penerapan manajemen risiko hukum Bank telah dilaksanakan dengan baik, termasuk dalam hal pelaksanaan kebijakan dan prosedur bidang hukum. Meskipun demikian kerangka manajemen risiko hukum dan pelaksanaan manajemen risiko hukum harus terus ditingkatkan.
Overall, the quality of the Bank’s legal risk management is fairly good, including those pertaining to the implementation of legal policy and procedures. Nevertheless, the legal risk management framework and application should be continuously improved.
a. Tata Kelola dan Organisasi Manajemen risiko hukum dilakukan oleh Divisi Legal & Corporate Secretary di bawah pengawasan Direktur Kepatuhan. Organisasi Divisi Legal & Corporate Secretary terdiri dari 2 departemen yaitu Departemen Hukum dan Departemen Corporate Secretary. Unit hukum cabang berada di bawah pengawasan langsung Pemimpin Cabang dengan matriks pengawasan di bawah Kepala Departemen Hukum dan Unit Kerja Khusus Kantor Pusat.
Unit hukum kantor pusat bertanggung jawab atas pengelolaan risiko hukum Bank secara keseluruhan dan menyediakan kebijakan dan prosedur hukum yang harus dipedomani dan dilaksanakan oleh setiap unit di Bank, termasuk pembuatan perjanjian standar dengan pihak ketiga. b. Kebijakan dan Prosedur Di tahun 2013, Divisi Legal & Corporate Secretary telah membuat beberapa kebijakan dan prosedur hukum terkait dengan produk dan aktivitas Bank serta dokumen hukum yang harus dimiliki Bank dalam menunjang aktivitas Bank, yaitu: 1. Prosedur penunjukan notaris 2. Kebijakan dan prosedur penyimpanan dokumen 3. Kebijakan dokumen hukum 4. Kebijakan kontrak 5. Prosedur kontrak 6. Kebijakan perlindungan data 7. Prosedur pengikatan perjanjian kredit dan perjanjian jaminan
a. Governance and Organization Legal risk management is implemented by the Legal Division & Corporate Secretary, which falls under the supervision of the Compliance Director. The Legal & Corporate Secretary Division comprise of 2 departments namely, the Legal Department and the Corporate Secretary Department. Legal units at Bank’s branched are under supervision of Branch Manager with matrix supervision under Head of Legal Department and Head of Anti Money Laundering and Counter Terrorism Financing (AML & CTF) Unit. The head office’s legal unit is responsible for managing the Bank’s legal risk overall and to prepare the legal policy and procedure that must serve as a guide for and implemented by every unit within the Bank, including formulating standard agreements with third parties.
b. Policy and Procedure In 2013, Legal & Corporate Secretary Division has produced a number of policies/procedures related with the Bank’s products and activities as well legal documents that the Bank must have to support the Bank’s activities, including: 1. Notary appointment procedures 2. Policy and procedures on document storage 3. Legal document policy 4. Contract policy 5. Contract procedures 6. Data protection policy 7. Procedures on loan agreement contract and collateral agreement
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
97
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
98
8. Prosedur persyaratan dan penundaan pemenuhan dokumen hukum.
8. Procedures on requirement and delayed fulfillment of legal documents.
c. Proses Proses pengelolaan risiko hukum dilakukan melalui penilaian atau kajian hukum atas produk dan aktivitas baru, penambahan/perubahan fitur produk atau aktivitas Bank yang sudah ada, pemberian advis hukum dan/atau pendampingan hukum yang terkait aktivitas di masing-masing unit. Selain itu, unit hukum kantor pusat juga melakukan kajian secara berkala terhadap perjanjian standar dan perjanjian lainnya serta kajian atas daftar notaris dan konsultan hukum yang dapat digunakan oleh Bank jika diperlukan.
c. Process The legal risk management process is carried out through legal evaluation or assessment on new product and activity, additional/changes to a Bank’s existing product feature/activity provide legal advice and/or legal assistance related to the activities of the respective units. In addition to this, the head office’s legal unit also periodically reviews standard agreements and other agreements as well as reviews, as required, the list of notary and legal consultants used by the Bank.
6. Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Identifikasi risiko stratejik dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko stratejik.
6. Strategic Risk Strategic risks are risks that arise due to decision misjudgment and/or implementation of a strategic decision as well as failure to anticipate changes to the business environment. Strategic risk identification is periodically carried out based on previous experience with losses caused by a strategic risk.
a. Tata Kelola dan Organisasi Pengelolaan manajemen risiko stratejik dilakukan oleh unit business strategy di bawah Divisi Product Development yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Pengelolaan risiko stratejik dilakukan melalui serangkaian proses perencanaan strategi bisnis dan budgeting yang mencakup kesesuaian strategi Bank dengan strategi unit yang kemudian menetapkan target Bank dan target masingmasing unit. Dokumen perencanaan strategi Bank terdiri dari rencana perusahaan (corporate plan) dan RBB.
a. Governance and Organization Strategic risk management is implemented by the business strategy unit, which is under the Product Development Division that directly reports to the President Director. Strategic risk management is carried out through a series of business strategy planning and budegting process that covers the suitability of the Bank’s strategy with the unit’s strategy, which eventually helps determine the Bank’s target and the targets of the respective units. The Banks’s strategic planning document comprises corporate plan and RBB.
b. Kebijakan dan Prosedur Pelaksanaan pengelolaan risiko stratejik mengacu pada kebijakan manajemen risiko Bank dan kebijakan/prosedur terkait lainnya.
b. Policy and Procedure Strategic risk management implementation is based on the Bank’s risk management policy as well as other related policy/procedures.
Pedoman atau kebijakan yang dikeluarkan oleh Divisi Kepatuhan selama tahun 2013: Pedoman Kepatuhan Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan Pedoman Pelaksanaan Alih Daya Pedoman Sistem Informasi Manajemen Penerapan Program APU dan PPT Pedoman Pemberian dan Penerimaan Hadiah
Guidelines or policies issued by Compliance Division in 2013: Guidelines on Compliance Guidelines on the Program Implementation of Anti Money Laundering and Terrorist Funding Prevention Guidelines on Conflict of Interest Management Guidelines on Outsourcing Guidelines on Management Information System of Program Implementation of Anti Money
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2.
3. 4. 5.
99
c. Proses Proses pengelolaan risiko stratejik yang efektif diperlukan untuk merespon perubahan kondisi makro dan mikro serta lingkungan bisnis pada umumnya baik secara internal maupun eksternal.
Laundering and Terrorist Funding Prevention 6. Guidelines on Giving and Receiving Gift (Souvenir) and/or Entertainment c. Process An effective strategic risk management process is needed to respond to changes in the macro and microeconomic conditions as well as the business environment in general both internally and externally.
Dokumen corporate plan yang disusun secara berkala 5 tahun sekali dikaji setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Demikian pula halnya dengan RBB yang harus dikaji setiap tahun sekali yang mulai dilaksanakan pada semester 2 setiap tahun termasuk anggaran.
The corporate plan that is regularly prepared once every 5 years is reviewed annually to ensure that it remains relevant with the changes that occur. The same goes for the RBB that must be reviewed once a year beginning in the second half of every year that includes the budget.
Corporate plan dan RBB didiskusikan dengan Dewan Komisaris dan pemegang saham untuk mendapatkan masukan dan persetujuannya. Mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai (realisasi) dengan target Bank secara harian, bulanan, triwulanan dan semesteran. Laporan harian adalah laporan atas realisasi apa yang dilakukan pada hari tersebut kepada Direksi. Secara bulanan dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dan strategi Bank. Secara triwulanan dilakukan untuk mengevaluasi kinerja divisi dan secara semesteran untuk mengevaluasi kinerja Bank dan seluruh unit.
The corporate plan and the RBB are discussed with the Board of Commissioners and shareholders for feedback and approval. Mechanism to measure the progress made relative to the set business plan is by comparing the outcome with the Bank’s daily, monthly, quarterly, and half-year targets. Daily reports represent a report to the Board of Directors on the realized daily activities. Monthly evaluation is made to evaluate the Bank’s performance and strategy. Quarterly report is made to evaluate Division’s performance while Semester report is made to evaluate the Bank’s performance and all units.
7. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko inheren kepatuhan terdiri dari risiko inheren yang bersifat kuantitatif dan risiko inheren yang bersifat kualitatif. Risiko inheren yang bersifat kuantitatif direpresentasikan melalui rasio-rasio BMPK, GWM, dan tingkat kecukupan modal berdasarkan risiko. Sedangkan risiko inheren yang bersifat kualitatif direpresentasikan dalam pelaksanaan GCG yang mencakup governance structure, governance process, dan governance outcome dari operasional Bank.
7. Compliance Risk Compliance Risk is the risk that appears when a Bank fails to comply and/or does not implement the prevailing rules and regulations. Inherent compliance risks comprise of inherent risks that are quantitative in nature as well as inherent risks that are qualitative in nature. Inherent risks that are deemed quantitative are risks to the Bank that is represented by ratios pertaining to the LLL, GWM, and risk-based capital adequacy levels. Meanwhile, inherent risks that are deemed qualitative are represented in the implementation of GCG that consist of the Bank’s operational governance structure, governance process, and governance outcome operasional Bank.
Penerapan manajemen risiko dalam rangka pengelolaan risiko inheren yang bersifat kuantitatif telah dilaksanakan dengan baik yang direpresentasikan dengan kepatuhan Bank dalam memelihara rasio-rasio kuantitatif sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Demikian pula halnya dengan pengendalian
Implementing risk management within the context of inherent risk that is quantitative in nature has been implemented well as represented by the Bank’s compliance in maintaining quantitative ratios in accordance with the prevailing rules and regulations. The same goes for the management of inherent risks that
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
(Cinderamata) dan/atau Hiburan
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
100
risiko inheren yang bersifat kualitatif yang terkait dengan pelaksanaan GCG telah mengalami peningkatan signifikan, antara lain ditunjukkan dari kelengkapan infrastruktur organisasi, sumber daya dan kebijakan serta prosedur operasional dan non operasional, perbaikan dan evaluasi yang berkesinambungan terhadap pelaksanaan ketentuan internal dan perundang-undangan yang berlaku, dan pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target yang ingin dicapai Bank dalam hal pelaksanaan GCG berdasarkan transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness. Salah satu bentuk representasi perbaikan dalam hal pelaksanaan GCG adalah diterimanya penghargaan dari Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) untuk kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha I.
are deemed qualitative and in relation to GCG implementation, which has increased significantly as, among others, reflected in the organization infrastructure, human resources and operational as well as non-operational policy and procedures, continuous improvement and evaluation of the application of internal regulations and prevailing rules and regulations, and achieving targets that the Bank wishes to achieve within the context of GCG implementation that is based on transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness. One way that best represents the improvements made in the context of GCG implementation was the award from the Bank received from the National Banking Association (Perhimpunan Bank Nasional or PERBANAS) for the category of Commercial Bank Business Activity I.
Terkait pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme, sesuai ketentuan Bank Indonesia maka Bank telah menyusun kembali kebijakan dan prosedur pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme sesuai ketentuan pengaturan yang baru, dan telah disampaikan kepada Bank Indonesia pada akhir bulan Juni 2013. Berdasarkan kebijakan dan prosedur anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU PPT), Bank telah melakukan re-assessment terhadap seluruh nasabah untuk menetapkan kembali tingkat risiko setiap nasabah terhadap potensi pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.
The Bank has, in connection with the anti money laundering and prevention of terrorism funding programs and in accordance with Bank Indonesia’s regulations, reviewed its policy and procedures for anti money laundering and prevention of terrorism funding to ensure it complies with the new regulations, which was submitted to Bank Indonesia at the end of June 2013. Based on the policy and procedures for anti money laundering and the prevention of terrorism funding (APU PPT), the Bank has reassessed all of its customers to determine and confirm their risk levels towards potential money laundering and prevention of terrorism funding.
a. Tata Kelola dan Organisasi Kepatuhan merupakan tanggung jawab dari setiap unit dimana pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan di bawah pengawasan Direktur Kepatuhan. Divisi Kepatuhan terbagi dalam 2 departemen yaitu Departemen Regulatory dan APU PPT dan Departemen Kepatuhan Bisnis. Departemen Regulatory dan APU PPT bertanggung jawab terhadap segala sesuatu terkait BI dan penerapan APU PPT, sedangkan Departemen Kepatuhan Bisnis bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kepatuhan terkait dengan bisnis Bank, antara lain produk dan aktivitas yang sudah ada dan yang akan ada.
a. Governance and Organization Compliance is the responsibility of every unit wherein compliance risk management is carried out by the Compliance Division and under the supervision of the Risk Director. The Compliance Division consists of 2 departments, Department of Regulatory and APU PPT and Department of Business Compliance. The Regulatory and APU PPT Department is responsible for all matters pertaining to BI and the implementation of the APU PPT, whileas the Business Compliance Department is responsible for the implementation of compliance related with the Bank’s existing business as well as future products and services.
b. Kebijakan dan Prosedur Pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko kepatuhan berpedoman pada kebijakan manajemen risiko, kebijakan dan prosedur kepatuhan serta kebijakan dan prosedur terkait lainnya.
b. Policy and Procedure Implementing compliance risk management is based on the risk management policy, compliance policy and procedure as well as other relevant policy and procedure.
c. Proses Dalam memastikan kepatuhan Bank, Divisi Kepatuhan melakukan diseminasi dan/atau sosialisasi peraturan kepada seluruh unit terkait dengan sebelumnya melakukan kajian atas dampak peraturan tersebut terhadap kegiatan bisnis Bank. Setiap unit berkewajiban untuk mematuhinya dengan antara lain membuat kebijakan/prosedur baru jika diperlukan atau membuat proses pemantauan untuk memastikan kepatuhan. Divisi Kepatuhan juga akan melakukan pemantauan atas pemenuhan komitmen Bank kepada BI. Untuk kegiatan Bank sehari-hari, Divisi Kepatuhan terlibat dalam pemberian nasihat dan/ atau analisa kepatuhan dan melakukan kajian atas kebijakan/prosedur Bank khususnya yang terkait dengan kepatuhan.
c. Process To ensure the Bank’s compliance, the Compliance Division disseminates and/or communicates regulations to all relevant units by studying beforehand the regulation’s impact on the Bank’s business activities. Each unit is required to comply with it by, among others, formulating new policy/procedures as needed or prepare the monitoring process to ensure compliance. The Compliance Division will also monitor the fulfillment of the Bank’s commitment to BI. For the Bank’s day-to-day activities, the Compliance Division is involved in the advising and/or analyzing compliance and reviews the Bank’s policy/procedures specifically pertaining to compliance.
Sebagai second line of defense, pada tahun 2013 Divisi Kepatuhan akan mulai melakukan compliance monitoring yang antara lain bertujuan untuk memastikan kecukupan kebijakan/prosedur Bank. Compliance monitoring dilakukan secara berkala berdasarkan risk grading/risk rating dari masing-masing unit dan bekerjasama dengan Internal Control dengan memperhatikan hasil audit dari audit internal dan audit BI.
As the second line of defence, the Compliance Division will, in 2013, carry out compliance monitoring which, among others, is meant to ensure adequacy of the Bank’s policy/procedures. Compliance monitoring is periodically carried out based on of the respective unit and works together with Internal Control by taking into consideration the results of the audit performed by the internal audit and BI.
8. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko inheren reputasi Bank menurun karena pemberitaan positif mengenai Bank terkait meningkatnya tingkat kepercayaan terhadap Bank dengan diterimanya pinjaman dari dalam dan luar negeri, pembukaan cabang baru dan kerjasama dengan pihak lain sepanjang tahun 2013 ini. Tidak terdapat publikasi media cetak maupun elektronik yang bersifat negatif baik yang terkait dengan pelayanan Bank dan nasabahnya maupun yang berhubungan dengan investor maupun pemegang saham Bank. Bank juga terus melakukan pemantauan terhadap segala macam pemberitaan yang mungkin terjadi terhadap Bank kedepannya.
8. Reputational Risk Reputational Risk is the risk that occurs as a result of declining stakeholder trust for the Bank due to negative perceptions towards the Bank. The Bank’s inherent reputational risk declines due to positive news regarding the Bank due to increased level of trust towards the Bank brought about by the loans received from domestic or overseas source, the opening of new branches and cooperation with other parties throughout 2013. There were no negative publications either involving the Bank’s services and its customers or as those related with its investors as well as the shareholders of the Bank. The Bank also constantly strives to monitor all news that may potentially arise in future regarding the Bank.
Upaya meminimalisasi risiko reputasi yang terjadi, seperti pemberitaan negatif terhadap Bank, dilakukan dengan finalisasi dan penyusunan kebijakan dan prosedur mekanisme pelaporan pengaduan nasabah dan juga melalui laporan monitoring pemberitaan/publikasi Bank di media massa yang dilakukan oleh Divisi Corporate Communication.
Efforts to minimize reputational risk that occurs relates to the negative news concerning the Bank’s way with finalizing and preparing the policies and procedures concerning the customer complaints mechanism and also the presence of the Bank’s report monitoring announcement/ publication in the mass media carried out by the Corporate Communications Division.
a. Tata Kelola dan Organisasi Pengelolaan risiko reputasi dilakukan oleh Divisi
a. Governance and Organization Reputational risk management is carried out
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
101
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
102
Corporate Communication yang berada di bawah pengawasan Direktur Utama, berkoordinasi dengan unit Customer Care dan Divisi Product Development. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan antara lain dengan melakukan komunikasi yang efisien dengan internal dan eksternal, melakukan kegiatan sosial sesuai misi Bank, berkoordinasi dengan Divisi Product Development melakukan kegiatan pemasaran produk dan aktivitas Bank terutama dalam pengelolaan komunikasi dengan nasabah, serta memantau dan mengelola penanganan keluhan nasabah bekerjasama dengan unit Customer Care.
by the Corporate Communications Division, which is under the supervision of the President Director, and coordinates with the Customer Care Unit as well as the Product Development Division. Reputational risk management is carried out through, among others, efficient internal and external communications, carrying out social activities that corresponds with the Bank’s mission, coordinates with the Product Development Division to carry out product marketing activities and the Bank’s activities particularly in communicating with customers, as well as monitoring and addressing customer complaints in cooperaton with the Customer Care unit.
b. Kebijakan dan Prosedur Divisi Corporate Communication telah menerbitkan kebijakan dan prosedur mengenai corporate identity dan akan terus melakukan pengembangan atas kebijakan dan prosedur yang diperlukan dalam pengelolaan risiko reputasi.
b. Policy and Procedure The Corporate Communications Division has issued a policy and procedures regarding corporate identity and will continue to develop the policy and procedures as required to manage reputational risk.
c. Proses 1. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui evaluasi secara berkala terhadap pemberitaan media massa melalui media monitoring; 2. Standarisasi pegawai kehumasan internal dan eksternal agar memiliki kemampuan dan kepekaan dalam menanggapi isu atau opini yang berkembang; 3. Memantau dan mengevaluasi komentar, keluhan, atau masukan dari nasabah terutama yang dimuat di media massa serta memantau penyelesaiannya; 4. Menyusun strategi untuk menanggapi isu/opini yang berkembang; 5. Mengelola risiko reputasi saat terjadi krisis yaitu dengan mengkaji masalah dan kronologis peristiwa; alur informasi; menetapkan person in charge; menetapkan juru bicara; menyusun holding statement; menetapkan jadwal aktivitas penanganan krisis; dan menetapkan alternatif strategi komunikasi.
c. Process 1. Managing reputational risk is carried out by routinely evaluating coverage in the newspapers and through media monitoring; 2. Standardizing public relations staffing both internally as well as externally to ensure they possess the capability and concerns to respond to the developing issues or opinions; 3. Monitoring and evaluating comments, complaints or suggestions from customers particularly for those transmitted through the media ands evaluate its resolution; 4. Formulating the strategy to respond to the developing issues/opinions; 5. Managing reputational risk during crisis period by studying the issues and the chronology of the event; information flow; assigning person in charge; assigning the spokesperson; formulating a holding statement; setting activities timeline for handling the crisis; and establishing an alternative communications strategy.
103 PENGUNGKAPAN KUANTITATIF STRUKTUR PERMODALAN BANK UMUM QUANTATIVE DISCLOSURE OF CAPITAL STRUCTURE dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
POSISI TANGGAL LAPORAN TAHUN SEBELUMNYA/ AS OF PRIOR REPORTING DATE
KOMPONEN MODAL / CAPITAL COMPONENT BANK (1)
(2)
I
KOMPONEN MODAL / CAPITAL COMPONENT A
KONSOLIDASI CONSOLIDATED
(3)
BANK
(4)
KONSOLIDASI CONSOLIDATED
(5)
(6)
Modal Inti / Core Capital
191.715
191.715
217.002
217.002
1 Modal di setor / Paid In Capital
304.385
304.385
304.385
304.385
2 Cadangan Tambahan Modal / Additional Reserve Capital
(112.670)
(112.670)
(87.383)
(87.383)
3 Modal Inovatif / Innovative
-
-
-
-
4 Faktor Pengurang Modal Inti / Core Capital Deduction Factor
-
-
-
-
5 Kepentingan Non Pengendali / Non Controlling Interests
-
-
-
-
Modal Pelengkap / Complementary Capital
6.613
6.613
6.460
6.460
1 Level Atas / Upper Tier-2
6.613
6.613
6.460
6.460
2 Level Bawah / Lower Tier-2 . Maksimum 50% Modal Inti / Maximum 50% of the Core Capital
-
-
-
-
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap / Tier 2 Capital Deduction Factor
-
-
-
-
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap / Tier-1 and Tier-2 Capital Deduction Factor
-
-
-
-
Eksposur Sekuritisasi / Securitization Exposure
-
-
-
-
D
Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) / Additional Supplementary Capital (Tier-3)
-
-
-
-
E
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR / ADDITIONAL SUPPLEMENTARY CAPITAL FOR MARKET RISK ANTICIPATION
-
-
-
-
II
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C) / TOTAL OF CORE AND SUPPLEMENTARY CAPITAL (A + B -C)
198.328
198.328
223.462
223.462
III
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E) / TOTAL OF CORE CAPITAL, SUPPLEMENTARY CAPITAL, AND ADDITIONAL SUPPLEMENTARY FOR MARKET RISK ANTICIPATION (A + B - C + E)
198.328
198.328
223.462
223.462
IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT / RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR CREDIT RISK
529.042
529.042
516.805
516.805
V
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL / RWA FOR OPERATIONAL RISK
56.574
56.574
29.807
29.807
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR / RWA FOR MARKET RISK
-
-
-
-
A
Metode Standar / Standardized Method
-
-
-
-
B
Model Internal / Internal Model
-
-
-
-
33,87%
33,87%
40,88%
40,88%
B
C
VII
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)] / MINIMUM CAPITAL ADEQUACY RATIO FOR CREDIT RISK, OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK [III: (IV + V + VI)]
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
POSISI TANGGAL LAPORAN/ AS OF REPORTING DATE
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
104
PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH - BANK SECARA INDIVIDUAL DISCLOSURE OF NET RECEIVABLES BY AREA - INDIVIDUAL BANK
Posisi Tanggal / AsINDIVIDUAL of Reporting Date PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH -Laporan BANK SECARA Kategori Portofolio Bersih BY Berdasarkan Wilayah DISCLOSURE OFTagihan NET RECIEVABLES AREA - INDIVIDUAL BANK / Net Receivables by Area Portfolio Category Jakarta Denpasar Semarang Surabaya
No (1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
2
(3)
(4)
(5)
(6)
126.377
-
- -
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
- -
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
- -
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
314.128
251.559
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
- -
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
- -
7
Kredit Pegawai/Pensiunan / Employees Retired Loans
323
117
- -
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
67.906
89.462
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
- -
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
- -
11
Aset Lainnya Other Assets
7.001
4.452
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
515.734
345.589
TOTAL
111.595
160.280
95.999 44.885
1.672
1.765
- -
209.266
206.930
105
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Total
Jakarta
Denpasar
Semarang
Surabaya
Total
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
126.377
162.246
-
-
-
162.246
-
5.602
-
-
-
5.602
-
-
-
-
-
-
837.562
442.857
315.556
-
-
758.413
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
439
-
151
-
-
151
298.251
154.476
92.147
-
-
246.622
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14.891
41.798
5.895
-
-
47.692
-
-
-
-
-
1.277.520
806.978
413.749
-
1.220.727
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya/ As of Prior Reporting Date Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Receivables by Area
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
106
PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN SISA JANGKA WAKTU KONTRAK - BANK SECARA INDIVIDUAL DISCLOSURE OF NET RECEIVABLES BY CONTRACTUAL MATURITY - INDIVIDUAL BANK Posisi Tanggal Laporan / As of Reporting Date Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak Net Receivables Based on the Remaining term of Contract
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
2
< 1 tahun < 1 year
>1 thn s.d. 3 thn >1 yrs. Upto 3 yrs
(3)
>3 thn s.d. 5 thn >3 yrs. upto 5 yrs
(4)
(5)
> 5 thn> 5 yrs
(6)
Non-Kontraktual Non-Contractual
(7)
102.655
-
-
23.722 -
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
- -
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
- -
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
83.298
671.264
82.999
- -
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
- -
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
- -
7
Kredit Pegawai/Pensiunan / Employees Retired Loans
439
-
-
- -
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
37.201
238.920
22.130
- -
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
- -
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
-
- -
11
Aset Lainnya Other Assets
-
-
-
- 14.891
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
- -
223.593
910.185
105.130
TOTAL
23.722
14.891
107
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya/ As of Prior Reporting Date Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak Net Receivables Based on the Remaining term of Contract Total
< 1 tahun < 1 year
(8)
>1 thn s.d. 3 thn >1 yrs. Up to 3 yrs
(9)
(10)
>3 thn s.d. 5 thn >3 yrs. Up to 5 yrs
> 5 thn > 5 yrs
(11)
(12)
Non-Kontraktual NonContractual (13)
Total
(14)
126.377
162.246
-
-
-
-
162.246
-
-
-
-
5.602
-
5.602
-
-
-
-
-
-
-
837.562
55.523
632.642
70.247
-
-
758.413
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
439
151
-
-
-
-
151
298.251
-
234.679
11.943
-
-
246.622
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14.891
-
-
-
-
47.693
47.693
-
-
-
-
-
-
-
1.277.520
217.920
867.321
82.191
5.602
47.693
1.220.727
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
108
PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN SEKTOR EKONOMI - BANK SECARA INDIVIDUAL DISCLOSURE OF NET RECEIVABLES BY ECONOMIC SECTOR - INDIVIDUAL BANK Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Multilateral Development Banks and International Institutions
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Comm ercial Real Estate
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
NO
(1)
Posisi Tanggal Laporan / As of Reporting Date 1
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting and Forestry
-
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
-
3
Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying
-
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacturing
-
-
-
-
-
5
Listrik, Gas dan Air Electricity, Gas and Water
-
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and Retail Trading
-
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Hotel and Food & Beverage
-
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, Warehousing and Communications
-
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial Intermediary
126.377
-
-
837.562
-
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real Estate, Rental and Business Services
-
-
-
-
-
12
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
-
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education Services
-
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Human Health and Social Work Activities
-
-
-
-
-
109
Kredit Pegawai/ Pensiunan Employee / Retired Loans
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business and Retail Portfolio Busi ness and Retail Portfolio
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate Portfolio
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
Aset Lainnya Other Assets
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia based Business Activity Unit (if Any)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
298.251
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
110
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Public, Socio-Culture, Entertainment and Other Personal Services
-
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Activities of Households as Employes
-
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International Institution and Other Extra International Agencies
-
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Undefined Activities
-
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non Business Sectors
-
-
-
20
Lainnya Others
-
Total
126.377
-
-
-
837.562
-
-
-
-
-
-
-
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya / As of Prior Reporting Date 1
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting and Forestry
-
2
Perikanan Fishery
-
3
Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying
-
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacturing
-
-
-
-
-
5
Listrik, Gas dan Air Electricity, Gas and Water
-
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and Retail Trading
-
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Hotel and Food & Beverage
-
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation, Warehousing and Communications
-
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial Intermediary
162.246
5.602
-
758.413
-
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real Estate, Rental and Business Services
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
439
-
-
-
-
-
-
-
-
14.891
-
-
439
298.251
-
-
14.891
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
246.622
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
111
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
112
12
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
-
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education Services
-
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Human Health and Social Work Activities
-
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Public, Socio-Culture, Entertainment and Other Personal Services
-
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Activities of Households as Employes
-
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International Institution and Other Extra International Agencies
-
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Undefined Activities
-
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non Business Sectors
-
-
-
-
-
20
Lainnya Others
-
-
-
-
-
162.246
5.602
-
758.413
-
TOTAL
PENGUNGKAPAN TAGIHAN DAN PENCADANGAN BERDASARKAN WILAYAH - BANK SECARA INDIVIDUAL DISCLOSURE OF RECEIVABLES AND PROVISIONING BY AREA - INDIVIDUAL BANK Posisi Tanggal Laporan / As of Reporting Date Wilayah / Area
Keterangan / Description
No.
Jakarta
Denpasar
Semarang
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
1
Tagihan / Receivables
2
Tagihan yang mengalami penurunan nilai Impaired Receivables
-
- -
a. Belum jatuh tempo
-
- -
b. Telah jatuh tempo
-
- -
Non Past Due Past Due
3
522.642
359.224
213.183
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) Individual
5.620
10.456 2.325
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
1.423
3.042 1.593
Tagihan yang dihapus buku
2.140
- 1.043
Allowance for Impairment Losses - Individual
4
Allowance for Impairment Losses - Collective
5
Written-Off Receivables
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
151
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
47.693
-
-
151
246.622
-
-
47.693
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
113
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya / As of Prior Reporting Date Wilayah / Area Surabaya
Total
Jakarta
Denpasar
Semarang
Surabaya
Total
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
211.584
1.306.634
788.851
443.446
-
-
1.232.297
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.897
22.298
-
-
-
-
-
757
6.816
6.080
5.490
-
-
11.570
-
3.182
-
2.719
-
-
2.719
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
114
PENGUNGKAPAN TAGIHAN DAN PENCADANGAN BERDASARKAN SEKTOR EKONOMI - BANK SECARA INDIVIDUAL DISCLOSURE OF RECEIVABLES AND PROVISIONING BY ECONOMIC SECTOR - INDIVIDUAL BANK dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Impaired Receivables
Sektor Ekonomi Economic Sectors
No
(1)
(2)
Tagihan Receivables
Belum Jatuh Tempo Non Past Due
Telah jatuh tempo Past Due
(3)
(4)
(5)
Cadangan Cadangan kerugian kerugian penurunan penurunan nilai nilai (CKPN) (CKPN) - Kolektif Individual Allowance Allowance for for impairimpairment ment losses losses Individual Collective (6)
(7)
Tagihan yang dihapus buku Written-off Receivables
(8)
Posisi Tanggal Laporan As of Reporting Date 1
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting and Forestry
-
-
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
-
-
3
Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying
-
-
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacturing
-
-
-
-
-
-
5
Listrik, Gas dan Air Electricity, Gas and Water
-
-
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and Retail Trading
-
-
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Hotel and Food & Beverage
-
-
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, Warehousing and Communications
-
-
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial Intermediary
1.289.921
-
-
22.298
5.433
3.182
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real Estate, Rental and Business Services
-
-
-
-
-
-
12
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
-
-
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education Services
-
-
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Human Health and Social Work Activities
-
-
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Public, Socio-Culture, Entertainment and Other Personal Services
-
-
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Activities of Households as Employes
-
-
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International Institution and Other Extra International Agencies
-
-
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Undefined Activities
-
-
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non Business Sectors
440
-
-
-
1
-
20
Lainnya Others
16.273
-
-
-
1.382
-
1.306.634
-
-
22.298
6.816
3.182
Total
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya As of Prior Reporting Date 1
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting and Forestry
-
-
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
-
-
3
Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying
-
-
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacturing
-
-
-
-
-
-
5
Listrik, Gas dan Air Electricity, Gas and Water
-
-
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and Retail Trading
-
-
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Hotel and Food & Beverage
-
-
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, Warehousing and Communications
-
-
-
-
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
115
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
116
10
Perantara keuangan Financial Intermediary
1.182.781
-
-
1.237
8.661
-
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real Estate, Rental and Business Services
-
-
-
-
-
-
12
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
-
-
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education Services
-
-
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Human Health and Social Work Activities
-
-
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Public, Socio-Culture, Entertainment and Other Personal Services
-
-
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Activities of Households as Employes
-
-
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International Institution and Other Extra International Agencies
-
-
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Undefined Activities
-
-
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non Business Sectors
407
-
-
-
256
-
20
Lainnya Others
49.109
-
-
-
1.416
-
1.232.297
-
-
1.237
10.333
-
Total
117
PENGUNGKAPAN RINCIAN MUTASI CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI - BANK SECARA INDIVIDUAL MOVEMENTS OF IMPAIRMENT PROVISION DISCLOSURE - INDIVIDUAL BANK dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan As of Reporting Date Keterangan / Description
(1)
(2)
1
Saldo awal CKPN / Beginning Balance Allowance for Impairment Losses
2
CKPN Individual Allowance for Impairment Losses - Individual (3)
CKPN Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
CKPN Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
CKPN Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
(4)
(5)
(6)
1.237
10.333
-
7.222
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) Additional /Reversal Allowance for Impairment Losses During the Year (Net)
23.592
(3.517)
1.237
3.261
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan Additional Allowance for Impairment Losses During the Year
23.592
-
1.237
3.261
-
(3.517)
-
-
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan Reversal Allowance for Impairment Losses During the Year 3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan Allowance for Impairment Losses Used for Written of Receivables During the Year
(3.182)
-
-
(180)
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Other Additional (Reversal) of Allowance During the Year
651
-
-
30
22.298
6.816
1.237
10.333
Saldo akhir CKPN Ending Balance
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
No
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya As of Prior Reporting Date
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
118
PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN KATEGORI PORTOFOLIO DAN SKALA PERINGKAT - BANK SECARA INDIVIDUAL
Lembaga PemeringkatStandard and Poor’s
Kategori Portofolio Portfolio Category
NO
Peringkat Jangka panjang Long Term Rating
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-w
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Moody’s
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
Ba1 s.d Ba3
B1 s.d B3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d. A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn)
PT ICRA Indonesia
[Idr]AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
PT Pemeringkat Efek Indonesia
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d id A-
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
-
-
-
-
-
-
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan Employees / Retired Loans
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel/ Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
-
-
-
-
11
Aset Lainnya Other Assets
-
-
-
-
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
TOTAL
-
-
-
-
-
-
8
119 DISCLOSURE OF NET RECEIVABLES BY PORTFOLIO RATING CATEGORY - INDIVIDUAL BANK dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan Long Term Rating Tagihan Bersih Net Receivables TANPA PERINGKAT
Kurang dari B-
A-1
A-2
A-3
Kurang dari A-3
Kurang dari B-
F1+ s.d F1
F2
F3
Kurang dari F3
Kurang dari B3
P-1
P-2
P-3
Kurang dari P-3
Kurang dari B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn)
F3(idn)
Kurang dari F3(idn)
Kurang dari [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
Kurang dari [Idr]A3
Kurang dari idB-
idA1
idA2
idA3 s.d id A4
Kurang dari idA4
TOTAL
-
-
-
-
-
-
126.377
126.377
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
837.562
837.562
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
439
439
-
-
-
-
-
-
298.251
298.251
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14.891
14.891
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.277.520
1.277.520
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Peringkat Jangka Pendek/ Short Term Rating
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
120
Lembaga PemeringkatStandard and Poor’s
NO
Kategori Portofolio / Portofolio Category
Peringkat Jangka panjang Long Term Rating
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
Moody’s
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
Ba1 s.d Ba3
B1 s.d B3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d. A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn)
PT ICRA Indonesia
[Idr]AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
PT Pemeringkat Efek Indonesia
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d id A-
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
-
-
-
-
-
-
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/ Pensiunan Employees / Retired Loans
-
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
9
Tagihan kepada Korporas Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
-
-
-
-
11
Aset Lainnya Other Assets
-
-
-
-
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
TOTAL
-
-
-
-
-
-
121 dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan Long Term Rating Tagihan Bersih Net Receivables TANPA PERINGKAT
Kurang dari B-
A-1
A-2
A-3
Kurang dari A-3
Kurang dari B-
F1+ s.d F1
F2
F3
Kurang dari F3
Kurang dari B3
P-1
P-2
P-3
Kurang dari P-3
Kurang dari B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn)
F3(idn)
Kurang dari F3(idn)
Kurang dari [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
Kurang dari [Idr]A3
Kurang dari idB-
idA1
idA2
idA3 s.d id A4
Kurang dari idA4
TOTAL
-
-
-
-
-
-
162.246
162.246
-
-
-
-
-
-
5.602
5.602
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
758.413
758.413
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
151
151
-
-
-
-
-
-
246.622
246.622
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
47.693
47.693
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.220.727
1.220.727
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Peringkat Jangka Pendek/ Short Term Rating
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
122
PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN BOBOT RISIKO SETELAH MEMPERHITUNGKAN DAMPAK MITIGASI RISIKO KREDIT - BANK SECARA INDIVIDUAL / DISCLOSURE OF NET RECEIVABLE BY RISK WEIGHT AFTER CREDIT RISK MITIGATION No
(1)
Kategori Portofolio / Portfolio Category
(2)
Posisi Tanggal Laporan As of Reporting Date Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Claims After The Impact of Credit Risk Mitigation 0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya / Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
ATMR RWA
Beban Modal Capital Expenditure
(13)
(14)
A. EKSPOSUR NERACA / BALANCE SHEET EXPOSURE 1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
126.377
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
152.271
18.311
-
-
-
666.980
-
-
-
-
337.151
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employees / Retired Loans
-
-
-
-
-
439
-
-
-
-
220
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
60.022
-
-
-
-
-
238.229
-
-
-
178.672
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Aset Lainnya Other Assets
1.892
-
-
-
-
-
-
12.999
-
-
12.999
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
340.562
18.311
-
-
-
667.419
238.229
12.999
-
-
529.042
TOTAL EKSPOSUR NERACA TOTAL EXPOSURE - BALANCE SHEET
B. EKSPOSUR KEWAJIBAN KOMITMEN/KONTINJENSI PD TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF 1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
123
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya As of Prior Reporting Date Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Claims After The Impact of Credit Risk Mitigation 0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%W
150%
Lainnya / Others
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
-
162.246
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
111.040
31.203
-
-
-
616.170
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
41.266
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.124
-
-
ATMR RWA
Beban Modal Capital Expense
(25)
(26)
-
-
2.801
-
-
-
-
-
-
314.326
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
151
-
-
-
-
76
-
-
-
205.356
-
-
-
154.017
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
45.535
34
-
45.586
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
316.676
31.203
-
-
-
621.923
205.356
45.535
34
-
516.806
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.602
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
124
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employees / Retired Loans
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo /Past Due Receivables
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TOTAL EKSPOSUR TRA / TOTAL EXPOSURE - OFF BALANCE SHEET
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
C. EKSPOSUR AKIBAT KEGAGALAN PIHAK LAWAN / EXPOSURE - COUNTERPARTY CREDIT RISK 1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TOTAL EKSPOSUR COUNTERPARTY CREDIT RISK TOTAL EXPOSURE COUNTERPARTY CREDIT RISK
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
125
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
126
PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH DAN TEKNIK MITIGASI RISIKO KREDIT - BANK SECARA INDIVIDUAL / DISCLOSURE OF NET RECEIVABLES AND CREDIT RISK MITIGATION TECHNIQUES - INDIVIDUAL BANK No
(1)
Kategori Portofolio Portfolio Category
(2)
Posisi Tanggal Laporan As of Reporting Date Tagihan Bersih Net Receivables
Bagian Yang Dijamin Dengan / Secured Portion Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Bagian Yang Tidak Dijamin Unsecured Portion
(8)
A. EKSPOSUR NERACA / BALANCE SHEET EXPOSURE 1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
126.377
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
837.562
152.271
-
-
-
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employees / Retired Loans
439
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
298.251
60.022
-
-
-
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
-
-
-
11
Aset Lainnya Other Assets
14.891
-
-
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
1.277.520
212.293
-
-
-
TOTAL EKSPOSUR NERACA TOTAL EXPOSURE - BALANCE SHEET
B. EKSPOSUR REKENING ADMINSITRATIF / OFF BALANCE SHEET EXPOSURE 1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
-
-
-
-
-
127
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya As of Prior Reporting Date Bagian Yang Tidak Dijamin Unsecured Portion
Bagian Yang Dijamin Dengan / Secured Portion
(9)
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
126.377
162.246
-
-
-
-
162.246
-
5.602
-
-
-
-
5.602
-
-
-
-
-
-
-
685.291
758.413
111.040
-
-
-
647.373
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
439
151
-
-
-
-
151
238.229
246.622
41.266
-
-
-
205.356
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14.891
47.693
-
-
-
-
47.693
-
-
-
-
-
-
-
1.065.227
1.220.727
152.306
-
-
-
1.068.421
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Tagihan Bersih Net Receivables
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
128 5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employees / Retired Loans
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
-
-
-
-
-
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
-
-
-
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TOTAL EKSPOSUR REKENING ADMINISTRATIF TOTAL EXPOSURE - OFF BALANCE SHET
C. EKSPOSUR COUNTERPARTY CREDIT RISK / COUNTERPARTY CREDIT RISK EXPOSURE 1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
-
-
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
-
-
-
-
-
6
Tagihan kepada Korporasi / Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposures at Sharia Business Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.277.520
212.293
-
-
-
TOTAL EKSPOSURE COUNTERPARTY CREDIT RISK / TOTAL EXPOSURE COUNTERPARTY CREDIT RISK Total (A+B+C)
PENGUNGKAPAN KUANTITATIF RISIKO OPERASIONAL - BANK SECARA INDIVIDUAL / DISCLOSURE OF OPERATIONAL RISK QUANTITATIVE - INDIVIDUAL BANK Posisi Tanggal Laporan / As of Reporting Date No
Pendekatan Yang Digunakan Approach Used
(1) 1
(2)
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir) Gross Income (Average in Last 3 Years)
(3)
Beban Modal Capital Expense
(4)
Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach
30.173
4.526
Total
30.173
4.526
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.065.227
1.220.727
152.306
-
-
-
1.068.421
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya / As of Prior Reporting Date ATMR RWA
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir) Gross Income (Average in Last 3 Years)
(5)
(6)
Beban Modal Capital Expense
(7)
ATMR RWA
(8)
56.574
15.897
2.385
29.807
56.574
15.897
2.385
29.807
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
129
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
130
PENGUNGKAPAN PROFIL MATURITAS RUPIAH - BANK SECARA INDIVIDUAL / DISCLOSURE OF RUPIAH MATURITY PROFILE - INDIVIDUAL BANK
Posisi Tanggal Laporan / As of Reporting Date* Jatuh Tempo / Maturity No
Pos-pos / Account
Saldo Balance
< 1 bulan < 1 month
> 1 bln s.d. 3 bln >1 month to 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln >3 month to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln > 6 month to 12 months
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
I
NERACA / BALANCE SHEET A
Aset / Assets 1
Kas Cash
1.892
1.892
-
-
-
2
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
102.667
102.667
-
-
-
3
Penempatan pada bank lain Placement with Other Banks
18.316
7.926
6.570
3.820
-
4
Surat Berharga Marketable Securities
22.457
22.457
-
-
-
5
Kredit yang diberikan Loans
1.140.485
53.739
106.658
154.798
6
Tagihan lainnya Other Receivables
-
-
-
-
-
7
Lain- lain Others
23.199
-
-
-
-
1.309.017
188.682
113.228
158.618
284.225
180.793
73.079
62.818
23.666
16.790
-
-
-
-
658.485
271.336
159.878
190.798
-
-
-
-
231.184
3.637
57.163
10.920
-
-
-
-
-
238.555
-
-
-
-
1.309.017
348.052
279.859
225.383
108.571
-
(159.370)
(166.631)
(66.766)
175.654
Total Aset / Total Assets B.
284.225
Kewajiban / Liabilities 1
Dana Pihak Ketiga Third Party Funds
2
Kewajiban pada Bank Indonesia Liabilities to Bank Indonesia
3
Kewajiban pada bank lain Liabilities with Other Banks
4
Surat Berharga yang Diterbitkan Securities Issued
5
Pinjaman yang Diterima Borrowings
6
Kewajiban lainnya Other Liabilities
7
Lain- lain Others
Total Kewajiban / Total Liabilities Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Difference in Balance Sheet Assets to Liabilities
36.473 55.308
131
dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya / As of Prior Reporting Date*
> 12 bulan
Saldo
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
> 12 months
Balance
<1 month
> 1 month to 3 months
> 3 month to 6 months
> 6 month to 12 months
> 12 months
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
2.124
2.124
-
-
-
-
-
162.260
162.260
-
-
-
-
-
31.160
17.010
4.700
9.450
-
-
-
5.729
-
-
-
-
5.729
541.065
980.331
159
2.241
7.566
12.495
957.871
-
-
-
-
-
23.199
40.968
-
-
-
-
40.968
564.265
1.222.572
181.553
6.941
17.016
12.495
1.004.568
4.440
209.973
103.073
76.332
15.504
12.449
2.615
-
-
-
-
-
-
-
-
535.611
130.257
139.775
122.714
127.145
15.720
-
-
-
-
-
-
-
104.156
218.236
-
-
-
-
218.236
-
-
-
-
-
-
-
238.555
258.752
3.355
-
-
-
255.397
347.151
1.222.572
236.685
216.107
138.218
139.594
491.968
217.113
-
(55.132)
(209.166)
(121.202)
(127.099)
512.600
*) Tidak diaudit / Unaudited
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Jatuh Tempo / Maturity
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
132
II
REKENING ADMINISTRATIF A.
Tagihan Rekening Administratif / Off Balance Sheet Receivables 1
Komitmen / Commitment
2
Kontijensi / Contingency
Total Tagihan Rekening Administratif / Total Off Balance Sheet Receivables B.
-
-
-
-
-
1.723
-
-
-
-
1.723
-
-
-
-
Kewajiban Rekening Administratif / Off Balance Sheet Liabilities 1
Komitmen / Commitment
37.227
37.227
-
-
-
2
Kontijensi / Contingency
12.570
12.570
-
-
-
49.797
49.797
-
-
-
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Off Balance Sheet Asset and Liabilities Differences
-
-
-
-
-
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Differences [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
-
(159.370)
(166.631)
(66.766)
Selisih Kumulatif Cummulative Differences
-
-
-
-
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Liabilities
175.654 -
-
-
-
-
-
-
-
1.723
-
-
-
-
-
-
1.723
-
-
-
-
-
-
-
32.550
32.550
-
-
-
-
-
9.115
9.115
-
-
-
-
-
41.665
41.665
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
217.113
-
(55.132)
(209.166)
(121.202)
(127.099)
512.600
-
-
-
-
-
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
133
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
134
PENGUNGKAPAN EKSPOSUR ASET DI NERACA / DISCLOSURE OF ASSET EXPOSURES IN BALANCE SHEET dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
No
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables on Sovereigns
2
Posisi Tanggal Laporan As of Reporting Date
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya As of Prior Reporting Date
Tagihan Bersih Net Receivables
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivables
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
126.377
-
-
162.246
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables on Public Sector Entities
-
-
-
5.602
2.801
2.801
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivables on Mulitilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivables on Banks
837.562
413.288
337.152
758.413
369.846
314.326
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Loans Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Loans Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employees / Retired Loans
439
220
220
151
76
76
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivables on Micro, Small Business & Retail Portfolio
298.251
223.688
178.672
246.622
184.967
154.017
9
Tagihan kepada Korporasi Receivables on Corporate
-
-
-
-
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Receivables
-
-
-
-
-
-
11
Aset Lainnya Other Assets
14.891
-
12.999
47.693
-
45.586
1.277.520
637.195
529.042
1.220.727
557.689
516.805
TOTAL
PENGUNGKAPAN TOTAL PENGUKURAN RISIKO KREDIT / DISCLOSURE OF TOTAL CREDIT RISK MEASUREMENT dalam jutaan Rupiah / in millions Rupiah
Posisi Tanggal Laporan As of Reporting Date TOTAL ATM R RISIKO KREDIT / TOTAL RWA FOR CREDIT RISK TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL / TOTAL CAPITAL DEDUCTION FACTOR
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya As of Prior Reporting Date
529.042
516.805
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
135
136
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
CHAPTER BAB TWO TIGA CHAPTER THREE
ANALISA DAN PEMBAHASAN TATA KELOLA MANAJEMEN PERUSAHAAN BUILDING THE FOUNDATION FOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PARTNERSHIP
LAPORANREPORT ANNUAL TAHUNAN // BANK 2013ANDARA ANNUAL2013 REPORT
137
138
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA PERUSAHAAN // GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TATA KELOLA PERUSAHAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
LAPORAN PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS THE BOARD OF COMMISSIONERS SUPERVISORY REPORT
TATA KELOLA PERUSAHAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank Andara, melindungi kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, Bank Andara selalu berupaya untuk melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip GCG.
To improve Bank Andara’s performance, protect stakeholder’s interest, and compliance with the prevailing regulations as well ethical values generally-accepted within the banking industry, Bank Andara constantly strives to carry out its business activities based on the principles GCG.
Sesuai ketentuan perundang-undangan pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar, yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Seluruh prinsip dasar tersebut secara terus menerus diterapkan dalam berbagai aspek operasional Bank Andara mulai dari strategi usaha sampai dengan prosedur operasional, dan mulai dari jenjang organisasi di kantor pusat sampai dengan kantor cabang.
The GCG applied within the banking industry are based on 5 (five) basic principles, which are transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness. All of these principles must be constantly applied throughout Bank Andara’s operational aspects beginning from the business strategy and up to the operational procedures, starting from the organizational levels within the head office and up to the branches.
PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN DI BANK ANDARA
IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE IN BANK ANDARA
Pelaksanaan GCG yang baik di Bank Andara secara konsisten akan terus diimplementasikan dari waktu ke waktu (continuous improvement) dalam rangka memberikan hasil berupa sustainable value yang akan meningkatkan kinerja Bank Andara secara keseluruhan sehingga dapat mewujudkan visi dan misi Bank Andara dan berkontribusi pada pengembangan industri keuangan mikro di Indonesia.
Consistent and effective GCG implementation within Bank Andara will be applied from time to time (continuous improvement) so as to results in the form of sustainable value that will improve Bank Andara’s overall performance thereby achieving its vision and mission as well as contributing to the development of the micro finance industry in Indonesia.
Implementasi pelaksanaan GCG di Bank Andara meliputi aspek Governance Structure, Governance Process, dan Governance Outcome yang merupakan satu rangkaian yang saling terkait sehingga menjadi suatu siklus GCG yang berkesinambungan.
GCG implementation within Bank Andara includes Governance Structure, Governance Process, and Governance Outcome that represent a series that is interrelated thereby resulting in a continuous GCG cycle.
Governance Structure • Pemenuhan jumlah dan komposisi
Dewan Komisaris, Direksi, komitekomite dibawah Dewan Komisaris dan Direksi
• Pemenuhan kebijakan, prosedur
dan sistem operasional dan non operasional dengan memperhatikan pengelolaan risiko.
• Pemenuhan struktur organisasi
dan sumber daya dengan memperhatikan aspek kepatuhan (compliance) dan pengendalian internal yang efektif.
• Fulfilling the number and
composition for the Board of Commissioners, Board of Directors, committees under the Board of Commissioners and Board of Directors
• Fulfilling operational and non-
operational policy, procedures, and systems by taking into account risk management.
• Fulfilling the organizational
structure and human resources by taking into account compliance aspects and effective internal control.
Governance Process
Governance Outcome
• Implementasi aspek GCG dalam
• Pencapaian target operasional
• Pemantauan kepatuhan dan
• Evaluasi pencapaian target bisnis
setiap kegiatan usaha dan pada setiap jenjang organisasi. pengendalian internal secara berkesinambungan.
• Pelaksanaan strategi anti fraud dan
whistleblowing system.
• Pelaksanaan kebijakan, prosedur,
dan sistem operasional dan non operasional secara konsisten dan bertanggungjawab.
dan non operasional sesuai rencana bisnis.
dari waktu ke waktu dan strategi untuk memperbaiki pencapaian target berikutnya.
• Sustainable value bagi stakeholders. • Achieved operational and non-
operational targets in accordance with the business plan.
• Implementing GCG aspects
• Evaluating achievement of
• Continuously monitoring compliance and internal control.
• Sustainable value for stakeholders
in every business activity and throughout every level of the organization.
• Implementing strategy for antifraud and whistle blowing system. • Consistently and responsibly implementing operational and nonoperational policies, procedures, and systems.
business target and target over time to improve achievement of the next targets.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
139
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
140
STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN BANK ANDARA CORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE IN BANK ANDARA
TRANSPARANSI
AKUNTABILITAS
TRANSPARENCY
ACCOUNTABILITY
PERTANGGUNG JAWABAN
INDEPENDENSI INDEPENDENCY
KEWAJARAN FAIRNESS
RESPONSIBILITY
ORGAN UTAMA MAIN ORGAN
RUPS SHAREHOLDERS GENERAL MEETING
Check & Balance
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONER ORGAN PENDUKUNG SUPPORTING ORGAN
CORPORATE SECRETARY
KOMITE AUDIT AUDIT COMMITEE KOMITE PEMANTAUAN RISIKO RISK MONITORING COMMITEE KOMITE REMUNERASI& NOMINASI REMUNERATION & NOMINATION COMMITTEE
KOMITE MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT COMMITTEE ASSET & LIABILITY COMMITTEE ASSET & LIABILITY COMMITTEE KOMITE KREDIT CREDIT COMMITEE KOMITE PENGARAH TEKNOLOGI INFORMASI INFORMATION TECHNOLOGY COMMITTEE
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
SHAREHOLDERS MEETING
Selama periode tahun 2013 Bank Andara telah menyelenggarakan 1 (satu) kali Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan) pada tanggal 24 Mei 2013 dan 1 (satu) kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) pada tanggal 24 Mei 2013.
Throughout 2013, Bank Andara has convened 1 (one) Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on May 24, 2013 and 1 (one) Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) on May 24, 2013.
Agenda dan keputusan RUPS Tahunan tanggal 24 Mei 2013
The agenda and resolutions for the AGMS on May 24, 2013 are:
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PADA TANGGAL 24 MEI 2013 MENGAGENDAKAN DAN MEMUTUSKAN THE AGENDA AND RESOLUTIONS FOR THE AGMS ON MAY 24, 2013 ARE:
No
AGENDA RUPS TAHUNAN
KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN
1
Persetujuan atas laporan tahunan dan laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk Tahun Buku 2012. Approval for the Bank’s annual report and audited financial statements for financial year 2012.
Menyetujui laporan tahunan dan laporan keuangan Perseroan yang telah di audit untuk tahun buku 2012. Approved the Bank’s annual report and audited financial statements for financial year 2012.
2
Persetujuan pemberian pembebasan dan pelunasan (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas seluruh kewajiban terkait dengan pengurusan dan pengawasan selama Tahun Buku 2012. Approval to release and discharge (acquit et de charge) the Bank’s Board of Directors and the Board of Commissioners for all liabilities associated with the management and supervision throughout financial year 2012
Menyetujui pemberian pembebasan dan pelunasan (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas seluruh kewajiban terkait dengan pengurusan dan pengawasan selama tahun buku 2012. Approved to release and discharge (acquit et de charge) the Bank’s Board of Directors and the Board of Commissioners for all liabilities associated with the management and supervision throughout financial year 2012.
3
Persetujuan untuk menentukan remunerasi atau honorarium dan tujangan lain penentuan Dewan Komisaris untuk tahun 2013. Approval to determine the remuneration or honorarium and other benefits for the Board of Commissioners for 2013.
Menyetujui pemberian remunerasi atau honorarium dan tunjangan lain bagi Dewan Komisaris untuk tahun 2013 tidak melebihi remunerasi atau honorarium dan tunjangan lain bagi Dewan Komisaris di tahun 2012. Approved to provide remuneration or honorarium and other benefits for the Board of Commissioners for 2013, not exceeding the remuneration or honorarium and other benefits for the Board of Commissioners in 2012.
4
Persetujuan pemberian delegasi untuk menentukan remunerasi atau honorarium dan tunjangan lain Direksi untuk 2013 kepada Dewan Komisaris. Approval to delegate to the Board of Commissioners the authority to determine the Board of Directors remuneration or honorarium and other benefits for 2013.
Menyetujui pemberian delegasi untuk menentukan remunerasi atau honorarium dan tunjangan lain Direksi untuk tahun 2013 kepada Dewan Komisaris. Approved to delegate the authority to the Board of Commissioners to determine the Board of Directors remuneration or honorarium and other benefits for 2013.
5
Persetujuan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) sebagai Auditor Perseroan untuk Tahun Buku 2013 dan mendelegasikan penentuan remunerasi untuk auditor kepada Direksi. Approval on the appointment of the Public Accounting Firm of Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) as the Bank’s Auditor for financial year 2013 and authorized the Board of Directors to determine the remuneration accorded to the auditor
Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) sebagai Auditor Perseroan untuk tahun buku 2013 dan mendelegasikan penentuan remunerasi untuk auditor kepada Direksi. Approved the appointment of the Public Accounting Firm of Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) as the Bank’s Auditor for financial year 2013 and authorized the Board of Directors to determine the remuneration accorded to the auditor.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
141
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
142
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PADA TANGGAL 24 MEI 2013 MENGAGENDAKAN DAN MEMUTUSKAN THE AGENDA AND RESOLUTIONS OF THE EGMS ON MAY 24, 2013 ARE:
No 1
AGENDA RUPS LUAR BIASA Persetujuan atas revisi Rencana Bisnis Bank Tahun 2013. Approval for the revised 2013 Bank Business Plan.
Selanjutnya pemegang saham Bank Andara melalui mekanisme pengambilan keputusan diluar RUPS, atau melalui circular resolution, telah mengambil keputusan secara tertulis antara lain sebagai berikut: 1. Menyetujui revisi RBB Tahun 2013-2015. 2. Menindaklanjuti rekomendasi yang disepakati Komite Remunerasi dan Nominasi tertanggal 15 November 2013, Pemegang Saham menyetujui pengunduran diri Ari Rophian Perdana Ariwibowo sebagai Komisaris Independen dan menunjuk Daniel Faisal Iskandar sebagai Komisaris Independen Perseroan.
KEPUTUSAN RUPS LUAR BIASA Menunda keputusan Rapat sehubungan dengan revisi rencana bisnis Perseroan tahun 2013 tersebut dan para pemegang saham sepakat untuk mendiskusikan revisi rencana bisnis Perseroan tahun 2013 lebih lanjut dengan Direksi. Delay the Meeting’s resolution with respect to the Bank’s revised Business Plan for 2013 and the shareholders agreed to discuss further the Bank’s revised Business Plan for 2013 with the Board of Directors.
Furthermore, Bank Andara’s shareholders made the resolution through the resolution-making mechanism outside of the GMS, or through a circular resolution, in writing, among others, as follows: 1. Approved the revised 2013-2015 Business Plan; 2. As a follow up to the recommendation agreed upon by the Remuneration and Nomination Committee on November 15, 2013, the Shareholders approved the resignation of Ari Rophian Perdana Ariwibowo as Independent Commissioner and appointed Daniel Faisal Iskandar as the Bank’s Independent Commissioner.
Oleh karenanya, setelah Bank Indonesia/OJK memberikan persetujuan atas pengangkatan Daniel Faisal Iskandar sebagai Komisaris Independen Perseroan, struktur Dewan Komisaris Bank menjadi sebagai berikut:
Subsequently, following the approval of Bank Indonesia/OJK on the appointment of Daniel Faisal Iskandar as the Bank’s Independent Commissioner, the structure of the Bank’s Board of Commissioners is as follows:
Komisaris : Stephen Mitchell Komisaris Independen: Daniel Faisal Iskandar Komisaris Independen: Crescentia Delima Kiswanti Soebardi
President Commissioner: Stephen Mitchell Independent Commissioner: Daniel Faisal Iskandar Independent Commissioner: Crescentia Delima Kiswanti Soebardi
3. Menindaklanjuti rekomendasi yang disepakati Komite Remunerasi dan Nominasi tertanggal 15 November 2013, Pemegang Saham menyetujui remunerasi yang akan diterima Daniel Faisal Iskandar sebagai Komisaris Independen Perseroan.
3. As a follow up to the recommendation that was agreed upon by the Remuneration and Nomination Committee on November 15, 2013, the Shareholders approved the remuneration that will be accorded to Daniel Faisal Iskandar as the Bank’s Independent Commissioner.
4. Menyetujui RBB Tahun 2014-2016.
4. Approved the Bank’s Business Plan for 2014-2016.
143
RUPS TAHUN 2012 DAN REALISASINYA Hasil keputusan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa tahun 2012 dan realisasinya sebagai berikut:
THE 2012 GMS AND ITS REALITAZIONS THE RESOLUTIONS OF THE 2012 GMS AND THE REALIZATIONS ARE AS FOLLOWS:
RUPS LUAR BIASA TANGGAL 19 MARET 2012 EGMS on March 19, 2012
1
KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN/LUAR BIASA
Resolutions of the AGMS/EGMS
Persetujuan penunjukan kembali Stephen Mitchell sebagai Presiden Komisaris.
Approved the reappointment of Stephen Mitchell as President Commissioner.
REALISASI
Accomplishment Terealisasi
Achieved
KETERANGAN
Notes
Bank telah menyampaikan Laporan Pengangkatan Kembali Anggota Dewan Komisaris PT Bank Andara a.n. Stephen Mitchell sebagai Presiden Komisaris berdasarkan surat Bank No.102/BA/IV.01/ DPS/2012 The Bank has submitted the Reappointment Report of PT Bank Andara’s Board of Commissioners’ members by Stephen Mitchell as the President Commissioner based on the Bank’s letter No.102/BA/IV.01/ DPS/2012
2
Persetujuan rencana peningkatan modal di tahun 2012.
Approved plan to increase capital in 2012.
Terealisasi Achieved
Bank telah menyampaikan Laporan Awal Atas Perubahan Komposisi Kepemilikan Bank berdasarkan surat Bank No.095/BA/VII/JKT/2012 tanggal 16 Juli 2012 dan dilanjutkan dengan surat Bank No.357/BA/XII/ JKT/2012 tanggal 10 Desember 2012, dan telah mendapatkan konfirmasi dari Bank Indonesia (BI) berdasarkan surat BI No.15/11/DPB2/ PB2-1 tanggal 5 Februari 2013.
The Bank has submitted the Initial Report to Change the Shareholder Composition of the Bank based on the Bank’s letter No.095/BA/VII/JKT/2012 dated July 16, 2012 and followed by the Bank’s letter No.357/BA/XII/JKT/2012 dated December 10, 2012 and received confirmation from Bank Indonesia (BI) based on BI’s letter No.15/11/DPB2/ PB2-1 dated February 2, 2013.
3
Persetujuan remunerasi Dewan Komisaris untuk tahun 2012.
Approved the Board of Commissioner’s Remuneration for 2012.
Terealisasi Achieved
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
No
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
144
No
RUPS TAHUNAN TANGGAL 22 JUNI 2012 AGMS on June 22, 2012
1
2
EGMS on June 22, 2012
REALISASI
Persetujuan laporan tahunan dan laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun buku 2011.
Terealisasi
Persetujuan pembebasan dan pelunasan (acquit et de charge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas tanggung jawab terhadap tugas dan pengurusan dan tugas pengawasan selama tahun buku 2011.
Terealisasi
Persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) sebagai Auditor Bank dan memberikan wewenang kepada Direksi untuk menetapkan honorarium bagi Kantor Akuntan Publik tersebut serta persyaratan lain sehubungan dengan penunjukan Kantor Akuntan Publik terebut.
Terealisasi
Approved the audited Annual Report for financial year 2011.
KETERANGAN
Achieved
Achieved
Approved to grant members of the Board of Directors and Board of Commissioners release and discharge (acquit et de charge) for management and supervisory responsibilities taken throughout financial year 2011
3
Achieved
Approvedthe appointment of the KAP Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) as the Bank’s Auditor Bank and authorizes the Board of Directors to determine the honorarium for this KAP as well as other requirements related to the appointment of this KAP.
No
RRUPS LUAR BIASA TANGGAL 22 JUNI 2012
KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN/LUAR BIASA
1
KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN/LUAR BIASA
REALISASI
Persetujuan pembebasan dan pelunasan (acquit et de charge) kepada Irene Hamidjaja selaku Direktur Kepatuhan per 3 Juni 2012.
Terealisasi
Persetujuan untuk menunjuk Chisca Mirawati sebagai Direktur Kepatuhan terhitung efektif setelah disetujui oleh Bank Indonesia.
Terealisasi
KETERANGAN
Achieved
Granted release and discharge (acquit et de charge) for Irene Hamidjaja as the Director of Compliance as of June 3, 2012.
2
Approved the appointment of Chisca Mirawati as the Director of Compliance effective upon approval by Bank Indonesia.
Achieved
Bank telah melaporkan pengangkatan efektif Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan PT Bank Andara a.n. Chisca Mirawati berdasarkan surat Bank No.380/BA/XII/JKT/2012 tanggal 26 Desember 2012 mengacu pada surat Bank Indonesia No.14/155/ GBI/DPIP/Rahasia tanggal 19 Desember 2012 tentang Keputusan Uji Kemampuan (Fit and Proper Test) terhadap pengangkatan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan PT Bank Andara.
145
KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN/LUAR BIASA
REALISASI
KETERANGAN
RRUPS LUAR BIASA TANGGAL 22 JUNI 2012
The Bank has reported the effective appointment of Chisca Mirawati as Director responsible for PT Bank Andara’s compliance function, based on the Bank’s letter No.380/BA/XII/JKT/2012 dated December 26, 2012 in reference to Bank Indonesia’s letter No.14/155/ GBI/DPIP/Confidential dated December 19, 2012 regarding Decision of the Fit and Proper Test towards the appointment of PT Bank Andara’s Director responsible for the compliance function.
3
Persetujuan atas pedoman Long Term Incentive Cash Plan 2012 untuk Direksi dan pegawai yang direkomendasikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.
Terealisasi
Persetujuan penegasan kembali David H.L. Yong sebagai Direktur Utama berdasarkan persetujuan dari Bank Indonesia.
Terealisasi
Achieved
Approved the guidelines for the 2012 Long Term Incentive Cash Plan for the Board of Directors and employees that was recommended by the Remuneration and Nomination Committee.
4
Approved to reappoint David HL Yong as President Director based on Bank Indonesia’s approval.
Achieved
Bank telah menyampaikan Laporan Pengangkatan Anggota Direksi Bank berdasarkan surat Bank No.102/BA/VII/JKT/2012 tanggal 19 Juli 2012 a.n. David H.L. Yong sebagai Direktur Utama PT Bank Andara. The Bank has submitted the Appointment Report of Board of Directors’ members of the Bank based on the Bank’s letter No.102/BA/VII/JKT/2012 dated July 19, 2012 by David HL Yong as the President Director of Bank Andara.
DEWAN KOMISARIS Sesuai ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia yang berlaku, khususnya Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi. Jumlah anggota Dewan Komisaris adalah 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang Komisaris Independen, dan berdasarkan persetujuan para pemegang saham melalui usulan tertulis yang diedarkan (circular resolution) telah disetujui pengunduran diri Ari Rophian Perdana Ariwibowo sebagai Komisaris Independen dan telah disetujui pengangkatan Daniel Faisal Iskandar sebagai Komisaris Independen Bank yang baru, sehingga komposisi anggota Dewan Komisaris Bank per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 1. 2. 3.
Presiden Komisaris: Stephen Mitchell Komisaris Independen: Daniel Faisal Iskandar *) Komisaris Independen: Crescentia Delima Kiswanti Soebardi
*) efektif setelah posisi Direktur Utama terisi
BOARD OF COMMISSIONERS In accordance with prevailing Bank Indonesia rules and regulations specifically Bank Indonesia Regulation No.8/4/PBI/2006 regarding Implementation of Good Corporate Governance for Banks as amended through Bank Indonesia Regulation No.8/14/PBI/2006 regarding Amendment to Bank Indonesia Regulation Number 8/4/PBI/2006 Regarding the Implementation of Good Corporate Governance for Banks, the members of the Board of Commissioners shall comprise at least 3 (three) people and not exceed the total members of the Board of Directors. The members of the Board of Commissioners comprise 3 (three) people consisting of 1 (one) President Commissioner and 2 (two) Independent Commissioners, and based upon the approval reached through a circular resolution approved the resignation of Ari Rophian Perdana Ariwibowo from his position as the Independent Commissioner and approved the appointment of Daniel Faisal Iskandar as the Bank’s new Independent Commissioner, whereby the members of the Bank’s Board of Commissioners as of 31 December 2013 comprising the following: 1. President Commissioner : Stephen Mitchell 2. Independent Commissioner : Daniel Faisal Iskandar * 3. Independent Commissioner : Crescentia Delima Kiswanti Soebardi *) effective following the appointment of new President Director
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
No
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
146
Dalam rangka memberikan dukungan administratif dan kesekretariatan kepada Dewan Komisaris guna membantu kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris wajib menunjuk salah satu anggota Dewan Komisaris sebagai Sekretaris Dewan Komisaris.
To provide administrative and secretariat support to the Board of Commissioners so as to ensure effective implementation of the Board of Commissioners tasks, therefore the Board of Commissioners is required to appoint one of the members of the Board of Commissioners to serve as the Board of Commissioners Secretary.
Penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris Bank telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia yang berlaku, yaitu dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi dan seluruh anggota Dewan Komisaris Bank tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pejabat eksekutif pada lebih dari 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan.
Replacement and/or appointment of members of the Bank’s Board of Commissioners is in accordance with Bank Indonesia’s prevailing rules and regulations, which is to take into account the recommendation from the Remuneration and Nomination Committee and all the members of the Bank’s Board of Commissioners does not concurrently hold positions as a member of the Board of Commissioners, Board of Directors, or other executive positions in more than 1 (one) non-financial institution/ company.
A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
A. ROLES AND RESPONSIBILITIES OF THE BOARD OF COMMISSIONERS
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris diatur dalam Piagam Dewan Komisaris (Board of Commissioners Charter), antara lain:
The roles and responsibilities of the Board of Commissioners are prescribed within Commissioners Charter which includes, among other:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dewan Komisaris harus mengalokasikan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit internal Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Dewan Komisaris wajib melakukan tugas dan kewajiban sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan saran kepada Direksi. Dewan Komisaris melalui Komite Remunerasi dan Nominasi wajib melakukan kajian terhadap kebijakan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sebelum memberikan rekomendasi kepada RUPS. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan aktif terhadap penerapan manajemen risiko Bank. Dewan Komisaris wajib mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi agar menetapkan sistem pengendalian internal yang efektif. Dewan Komisaris wajib menjalankan prinsip transparansi sebagai salah satu prinsip dalam GCG, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
The Board of Commissioners must allocate sufficient time to effectively carry out its role and responsibilities. The Board of Commissioners is required to ensure that the Board of Directors has followed up on the audit findings and recommendations of the Bank’s SKAI, external auditor, Bank Indonesia’s supervision results and/or supervisory results of other authorities. The Board of Commissioners is required to carry out its role and responsibilities as mandated by prevailing rules and regulations and the Bank’s Articles of Association. The Board of Commissioners is required to oversee the role and responsibilities of the Board of Directors as well as provide suggestions to the Board of Directors. The Board of Commissioners through the Remuneration and Nomination Committee is required to review the remuneration policy of the Board of Commissioners and Board of Directors prior to submitting its recommendation to the General Meeting of Shareholders. The Board of Commissioners is required to actively supervise the implementation of the Bank’s risk management. The Board of Commissioners is required to supervise and provide its advice to the Board of Directors in order to determine an effective internal control system. The Board of Commissioners is required to carry out the principles of transparency as one of the principles of GCG which is transparency in revealing material and relevant information as well transparency in the decision making process.
9.
10.
11.
12. 13.
14.
15.
Dewan Komisaris wajib senantiasa menjaga kerahasiaan informasi milik Bank yang diperolehnya sewaktu menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan aktif terhadap penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam segala kegiatan usaha Bank pada setiap tingkatan atau jenjang organisasi. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan aktif terhadap kecukupan modal Bank. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi kepatuhan, dengan mengevaluasi pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank paling kurang 2 (dua) kali dalam satu tahun, dan memberikan saran-saran dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank. Dewan Komisaris wajib melaporkan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Bank dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh. Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
9.
10.
11.
12. 13.
14.
15.
The Board of Commissioners is required to constantly protect the confidentiality of the Bank’s information that it receives during their tenure as a member of the Board of Commissioners in accordance with the prevailing rules and regulations. The Board of Commissioners is required to actively supervise the implementation of the anti-money laundering and prevention of terrorism funding program. The Board of Commissioners is required to ensure the implementation of GCG in all of the Bank’s business activity at every level or structure of the organization. The Board of Commissioners is required to actively supervise the Bank’s capital adequacy. The Board of Commissioner is required to supervise the implementation of the Compliance function, by evaluating the implementation of the Bank’s Compliance Function at least 2 (two) times every year, and provide its recommendations in regards to improving the quality of the implementation of the Bank’s Compliance Function. The Board of Commissioners is required to immediately report to the GMS in the event signs of the Bank’s declining performance appears along with the recommendations regarding the corrective measures that must be applied. The Board of Commissioners is required to inform Bank Indonesia and/or the Financial Services Authority (OJK) no later than 7 (seven) working days since the finding of violations of financial and banking rules and regulations, and the actual and perceived occurrence of a state that may harm the Bank’s business.
B. RAPAT DEWAN KOMISARIS
B. BOARD OF COMMISSIONERS MEETING
Pada periode tahun 2013 Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 4 (empat) rapat Dewan Komisaris, masing-masing 1 (satu) kali rapat untuk setiap periode triwulanan terkecuali pada penyelenggaraan rapat periode Triwulan I/2013 diselenggarakan pada awal periode Triwulan II/2013 dalam rangka memperoleh gambaran menyeluruh tentang hasil realisasi RBB Tahun 2013-2015 sampai dengan akhir periode Triwulan I/2013. Berikut ini rincian penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris tahun 2013:
The Board of Commissioners convened 4 (four) Board of Commissioners meetings in 2013, respectively 1 (one) meeting for each quarterly period with the exception of meetings for the first quarterly period for 2013, which was held in the early second quarter of 2013 in order to obtain a comprehensive picture regarding the results of achieving the RBB for 2013-2015 up to the end of the first quarter of 2013. The following detail the results of the Bank’s Board of Commissioners meeting convened in 2013:
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
147
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
148 NO
TANGGAL DATE
1
10 April 2013 April 10, 2013
AGENDA/KEPUTUSAN/REKOMENDASI AGENDA/DECISION/RECOMMENDATION 1. Penetapan waktu pelaksanaan rapat Dewan Komisaris selanjutnya. 2. Rekomendasi kepada Direksi Bank untuk mengidentifikasi kebutuhan dan permintaan pasar terhadap pembiayaan dari Bank. 3. Rekomendasi kepada Direksi Bank mengenai pengelolaan fee based income Bank. 4. Rekomendasi kepada Direksi Bank mengenai sirkulasi deskripsi peraturan perundang-undangan yang memiliki implikasi tinggi bagi Bank secara berkala.
PESERTA RAPAT ATTENDEES OF THE MEETING 1. Stephen Mitchell
2. Ari Rophian Perdana Ariwibowo*) 3. Crescentia Delima Kiswanti
1. Determine the timing for the next Board of Commissioners meeting. 2. Recommend to the Bank’s Board of Directors to identify the need and demand of the market towards financing from the Bank. 3. Recommend to the Bank’s Board of Directors regarding the management of the Bank’s fee based income. 4. Recommend to the Bank’s Board of Directors regarding circulation of the describing rules and regulations that have high degree of impact to the Bank on a regular basis. 2
23 Mei 2013 May 23, 2013
1. Persetujuan mengenai laporan tahunan Bank dan laporan keuangan yang telah diaudit. 2. Persetujuan terhadap perubahan Rencana Bisnis Bank Tahun 2013-2015. 3. Rekomendari kepada Direksi Bank untuk menyampaikan usulan calon auditor laporan keuangan Bank tahun buku 2014 sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
1. Stephen Mitchell (teleconference)
2. Crescentia Delima Kiswanti
1. Approve the Bank’s audited financial statements. 2. Approve changes to the Bank’s Business Plan for 2013-2015. 3. Recommend to the Bank’s Board of Directors to submit the proposed auditor for the Bank’s 2014 financial statement in accordance with the prevailing rules and regulations. 3
25 Juli 2013 July 25, 2013
1. Penetapan frekuensi rapat Dewan Komisaris minimum 4 (empat) kali dalam setahun sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku. 2. Rekomendasi kepada Direksi untuk dapat memperoleh pendanaan jangka panjang bagi Bank. 3. Rekomendasi kepada Direksi untuk menyampaikan laporan mengenai implementasi kebijakan whistle blower. 1. Determine the frequency of a minimum of 4 (four) times a year for the Board of Commissioners meetings in accordance with the prevailing rules and regulations. 2. Recommend to the Board of Directors to receive long-term funding for the Bank. 3. Recommend to the Board of Directors to submit a report regarding the implementation of the whistle blower policy.
4
25 Oktober 2013 October 25, 2013
1. Stephen Mitchell
2. Ari Rophian Perdana Ariwibowo*) 3. Crescentia Delima Kiswanti
1. Penetapan jadwal rapat Dewan Komisaris selanjutnya pada 1. Stephen Mitchell tanggal 22-23 Januari 2014. 2. Rekomendasi kepada Direksi untuk dapat menyampaikan 2. Ari Rophian Perdana update perkembangan rasio kredit bermasalah pada rapat Ariwibowo*) Dewan Komisaris selanjutnya. 3. Rekomendasi kepada Direksi mengenai pengelolaan 3. Crescentia Delima rekening tidak aktif (dormant account) sesuai prinsip standar Kiswanti akuntansi dan peraturan yang berlaku. 1. Determine the schedule of the next Board of Commissioners meeting on January 22-23, 2014. 2. Recommend to the Board of Directors to submit the problem credit risk development update at the next Board of Commissioners meeting. 3. Recommend to the Board of Directors regarding the management of dormant accounts in accordance with principles of accounting standards and prevailing rules and regulations.
*) efektif mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 *) effectively resigned as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013
149
Jumlah Rapat Yg Diselenggarakan Number of Meetings Convened
Jumlah Rapat yang Dihadiri Number of Meetings Attended
% Kehadiran % Attendance
Stephen Mitchell
4
4
100%
Ari RP Ariwibowo*)
4
3
75%
Crescentia Delima Kiswanti
4
4
100%
Daniel Faisal Iskandar**)
4
-
-
Nama
*) efektif mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 **) disetujui dan diangkat pemegang saham menjadi Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 dan efektif terhitung setelah posisi Direktur Utama terisi
*) effectively resigned as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 **) approved and appointed by the shareholders as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 and effective following the appointment of new President Director
C. REKOMENDASI DEWAN KOMISARIS DAN REALISASINYA
C. RECOMMENDATION OF THEBOARD OF COMMISSIONERS AND ITS ACCOMPLISHMENTS
No
REKOMENDASI RAPAT DEWAN KOMISARIS RECOMMENDATION OF THE BOARD OF COMMISSIONERS MEETINGS
REALISASI ACCOMPLISHMENT
KETERANGAN NOTE
1
Mengidentifikasi kebutuhan dan permintaan pasar terhadap pembiayaan dari Bank. Identify the market needs and demands for financing from the Bank.
Terealisasi Achieved
Kantor Cabang Bank telah menyelenggarakan pertemuan berkala dengan para nasabah untuk memperoleh masukan dalam rangka meningkatkan layanan Bank. The Bank’s Branches regularly held meetings with customers to gain feedback to enhance the Bank’s services.
2
Pengelolaan fee based income Bank. Management of the Bank’s fee-based income.
Terealisasi Achieved
3
Sirkulasi peraturan perundang-undangan yang memiliki implikasi tinggi bagi Bank. Circulate rules and regulations that are of high relevance to the Bank.
Terealisasi Achieved
4
Menyampaikan usulan calon auditor laporan keuangan Bank tahun buku 2014 sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Propose the auditor for the Bank’s financial statement for financial year 2014 in accordance with the prevailing rules and regulations.
Terealisasi Achieved
Direksi akan menyampaikan usulan calon auditor Bank untuk tahun buku 2014 kepada Komite Audit Bank sebagai pertimbangan kepada Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun 2014. The Board of Directors will submit the proposed auditor for the Bank for financial year 2014 to the Bank’s Audit Committee for consideration to the Board of Commissioners and the 2014 AGMS.
5
Memperoleh pendanaan jangka panjang bagi Bank. Obtain long term funding for the Bank.
Terealisasi Achieved
Bank sedang melakukan negosiasi dengan calon kreditur pinjaman luar negeri dalam mata uang Rupiah. The Bank is currently negotiating with a prospective creditor for a foreign loan denominated in Rupiah.
6
Menyampaikan laporan mengenai implementasi kebijakan whistle blower. Submit report pertaining to the implementation of the whistleblower policy.
Terealisasi Achieved
Departemen Internal Control pada Divisi Manajemen Risiko ditetapkan menjadi pengelola sistem whistle blower Bank. The Internal Control Department of the Risk Management Division is designated to manage the Bank’s whistleblower system.
7
Menyampaikan update perkembangan rasio kredit bermasalah. Submit an update regarding the NPL ratio.
Terealisasi Achieved
8
Pengelolaan rekening tidak aktif (dormant account) sesuai prinsip standar akuntansi dan peraturan yang berlaku. Handle dormant accounts in accordance with accounting standards and prevailing regulations.
Terealisasi Achieved
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
RAPAT DAN KEHADIRAN DEWAN KOMISARIS DI TAHUN 2013 ADALAH:
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
150 DIREKSI Sesuai ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia yang berlaku khususnya Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang yang dipimpin oleh Direktur Utama yang merupakan pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali dan seluruh anggota Direksi wajib berdomisili di Indonesia. Pada periode tahun 2013 tidak terjadi perubahan komposisi anggota Direksi, yaitu:
1. Direktur Utama : David HL Yong 2. Direktur : Irianto Kusumadjaja 3. Direktur : Chisca Mirawati, selaku direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan
THE BOARD OF DIRECTORS In accordance with the prevailing rules and regulations of Bank Indonesia, particularly Bank Indonesia Regulation No.8/4/PBI/2006 regarding Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks that was amended through Bank Indonesia Regulation No.8/14/PBI/2006 regarding Amendment to Bank Indonesia Regulation Number 8/4/PBI/2006 regarding Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks, the members of the Board of Directors must comprise at least 3 (three) Directors that is led by a President Director that is independent the controlling shareholders and the entire members shall be domiciled in Indonesia. No changes to the composition of the Bank’s Board of Directors in 2013, which comprise: 1. President Director : David HL Yong 2. Director : Irianto Kusumadjaja 3. Director : Chisca Mirawati, as a director responsible for compliance
Sebagaimana pengaturan pada anggota Dewan Komisaris maka Bank melalui Piagam Direksi telah mengatur bahwa penggantian dan/atau pengangkatan anggota Direksi oleh RUPS dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Bank.
As prescribed by the Board of Commissioners, therefore the Bank, through the Board of Directors Charter, has set that the replacement and/or appointment of the member of the Board of Directors by the GMS is carried out by taking into considerations the recommendations of the Bank’s Remuneration and Nomination Committee.
Sesuai ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia yang berlaku, seluruh anggota Direksi Bank tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pejabat eksekutif pada bank, perusahaan, dan/atau lembaga lain.
In accordance with the prevailing Bank Indonesia rules and regulations, the entire members of the Bank’s Board of Directors do not hold concurrent positions as a member of the Board of Commissioners, Board of Directors, or an executive position within other banks, company and/or institution.
A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
A. ROLES AND RESPONSIBILITY OF THE BOARD OF DIRECTORS
Tugas dan tanggung jawab Direksi diatur dalam Piagam Direksi (Board of Directors Charter), antara lain:
The roles and responsibility of the Board of Directors is prescribed in the Board of Directors Charter that includes, among other:
1. Direksi wajib melaksanakan kepengurusan Bank dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
1. The Board of Directors is required to undertake to, with good intent and responsibly, manage the Bank. 2. Every member of the Board of Directors are fully responsible on a personal basis for the Bank’s losses in the event they are found quality, or incompetent/did not fulfill one’s duty responsibly or with good intent. 3. The Board of Directors must, in undertaking a specific action, seek the approval of the Board of Commissioners, which includes: 4. The Board of Directors is required to take responsibility for the implementation of their tasks to the shareholders through the GMS. 5. The Board of Directors is required to prepare the RBB. 6. The Board of Directors is required to effectively execute the RBB.
2. Setiap anggota Direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi atas kerugian Bank apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai/tidak menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. 3. Direksi dalam melakukan tindakan tertentu wajib memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris. 4. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. 5. Direksi wajib menyusun RBB. 6. Direksi wajib melaksanakan RBB secara efektif.
7. Direksi wajib mengkomunikasikan RBB kepada pemegang saham Bank dan seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank. 8. Direksi bertanggung jawab terhadap laporan realisasi RBB. 9. Direksi wajib melakukan pengawasan aktif terhadap penerapan manajemen risiko Bank. 10. Direksi wajib menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif. 11. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan. 12. Direksi wajib mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi. 13. Direksi wajib mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi. 14. Direksi wajib memastikan peningkatan kompetensi SDM yang terkait dengan manajemen risiko. 15. Direksi wajib memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah beroperasi secara independen. 16. Direksi wajib melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan keakuratan metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi sistem informasi manajemen, dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko. 17. Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 18. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. 19. Direksi bertanggung jawab menciptakan dan memelihara sistem pengendalian internal yang efektif serta memastikan bahwa sistem tersebut berjalan secara aman dan sehat sesuai tujuan pengendalian internal yang ditetapkan Bank. 20. Direktur Kepatuhan atau direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan wajib berperan aktif dalam mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen dalam menetapkan kebijakan berkaitan dengan prinsip kehati-hatian. 21. Direksi wajib mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian. 22. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. 23. Direksi wajib menjaga kerahasiaan informasi milik Bank yang diperolehnya sewaktu menjabat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 24. Direksi wajib menjalankan prinsip transparansi sebagai salah satu prinsip dalam GCG, yaitu
7. The Board of Directors is required to communicate the RBB to the Bank’s shareholders and the entire organization within the Bank. 8. The Board of Directors is responsible for the Report of the Achievement of the RBB. 9. The Board of Directors is required to actively oversee the implementation of the Bank’s risk management. 10. The Board of Directors is required to prepare, comprehensively and in writing, the risk management policies and strategy. 11. The Board of Directors is responsible for the overall implementation of risk management and risk exposure taken by the Bank. 12. The Board of Directors is required to evaluate and determine transactions that require the approval of the Board of Directors. 13. The Board of Directors is required to develop risk management culture throughout the entire organization. 14. The Board of Directors is required to ensure the human resource competency level related with risk management. 15. The Board of Directors is required to ensure that the risk management function operates independently. 16. The Board of Directors is required to regularly review to ensure the accuracy of the risk assessment methodology, adequacy of the implementation of the management information system, and the accuracy of the policy, procedure, and determining risk limits. 17. The Board of Directors is required to implement principles of GCG in every activity of the Bank’s business at every level or strata of the organization. 18. The Board of Directors is required to follow up the audit findings and recommendations of the Bank’s SKAI, external auditor, results of Bank Indonesia’s audit and/or results of the supervision of other agencies. 19. The Board of Directors is responsible for instilling and maintaining an effective internal control system as well as ensuring that this system is secure and healthy in accordance with the objective of internal control as prescribed by the Bank. 20. The Compliance Director or director that heads the compliance function is required to actively serve to prevent deviations carried out by management in determining policies pertaining to prudent principles. 21. The Board of Directors is required to reveal to employees the Bank’s strategic policies pertaining to employment. 22. The Board of Directors is required to prepare data and information that is accurate, relevant, and timely to the Board of Commissioners. 23. The Board of Directors is required to maintain the confidentiality of the Bank’s information that it receives during his/her tenure in accordance with the prevailing rules and regulations. 24. The Board of Directors is required to implement the principles of transparency as one of the
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
151
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
152 keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. 25. Direksi wajib menilai, memantau, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar kualitas aset senantiasa baik. 26. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan prosedur transparansi informasi mengenai produk dan aktivitas Bank serta penggunaan data pribadi nasabah. 27. Direksi bertanggung jawab untuk memelihara tingkat kesehatan Bank serta mengambil langkahlangkah yang diperlukan untuk memelihara dan/ atau meningkatkan tingkat kesehatan Bank. 28. Direksi wajib menjalankan tugas dan kewajiban lain yang diamanatkan oleh RUPS, Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
principles within GCG, which is transparency in revealing material and relevant information as well transparency in terms of the decision making process. 25. The Board of Directors is required to evaluate, monitor, and take the necessary steps to ensure that the quality of the asset is always good. 26. The Board of Directors is responsible for the implementation of policies and procedures pertaining to information transparency regarding the Bank’s products and activity and the use of the customer’s personal data. 27. The Board of Directors is responsible for maintaining the Bank’s level of soundness as well as takes the necessary steps needed to maintain and/ or enhance the Bank’s level of soundness. 28. The Board of Directors is required to carry out other duties and obligations as mandated by the GMS, the Bank’s Articles of Association and other prevailing rules and regulations.
B. RAPAT DIREKSI
B. BOARD OF DIRECTORS MEETING
Pada periode tahun 2013 Direksi Bank telah menyelenggarakan 14 (empat belas) rapat Direksi dengan rincian kehadiran setiap anggota Direksi sebagai berikut:
The Bank’s Board of Directors convened 14 (fourteen) Board of Directors meetings throughout 2013 whose attendance at these meetings are as follows:
NO
TANGGAL DATE
KEHADIRAN ANGGOTA DIREKSI/ ATTENDANCES OF MEMBERS OF THE BOARD OF DIRECTORS DAVID HL YONG
IRIANTO KUSUMADJAJA
CHISCA MIRAWATI
1
16 Januari 2013 January 16, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
2
25-26 Februari 2013*) February 25-26, 2013*)
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
3
21 Maret 2013 March 21, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
4
18 April 2013 April 18, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
5
15 Mei 2013 May 15, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
6
28 Juni 2013 June 28, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
7
16 Juli 2013 July 16, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
8
23 August 2013 August 23, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
9
11 September 2013 September 11, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
10
2 Oktober 2013 October 2, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
11
29 Oktober 2013 October 29, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
12
1 Nopember 2013 November 1, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
13
16 Desember 2013 December 16, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS COMMITTEES
Sesuai ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia yang berlaku, dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, telah dibentuk komite-komite Dewan Komisaris yang terdiri atas Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
In accordance with Bank Indonesia’s prevailing rules and regulations, and to support the effectiveness of implementing the role and responsibilities of the Board of Commissioners, the Board of Commissioners committees was formed that comprise of the Audit Committee, the Risk Monitoring Committee, and the Remuneration and Nomination Committee.
A. KOMITE AUDIT
A. AUDIT COMMITTEE
Komite Audit memiliki struktur keanggotaan sebagai berikut: 1.Ketua : Komisaris Independen 2.Anggota: Komisaris Independen 3.Anggota: Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankan 4.Anggota: Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi
The structure of Audit Committee’s members consists of: 1.Chairman: Independent Commissioner 2.Member: Independent Commissioner 3.Member : Independent party with expertise in the field of law or banking 4.Member: Independent party with expertise in the field of finance and accounting
Per 31 Desember 2013 struktur keanggotaan Komite Audit Bank terdiri atas: 1.Ketua : Crescentia Delima Kiswanti (CD Kiswanti), Komisaris Independen 2.Anggota: Ari Rophian Perdana Ariwibowo (ARP Ariwibowo), Komisaris Independen*) 3.Anggota: Gotfried Tampubolon (G Tampubolon), Pihak Independen yang memiliki keahlian bidang perbankan 4.Anggota: Tidak ada**)
As of December 31, 2013, the members of the Bank’s Audit Committee are as follows: 1.Chairman: Crescentia Delima Kiswanti (CD Kiswanti), Independent Commissioner 2.Member: Ari Rophian Perdana Ariwibowo (ARP Ariwibowo), Independent Commissioner *) 3.Member: Gotfried Tampubolon (G Tampubolon), Independent banking expertise 4.Member: None**)
*) efektif mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013
*) effectively resigned as an Independent Commissioner of the Bank as of December 2, 2013
**) Daniel Faisal Iskandar (DF Iskandar) efektif mengundurkan diri sebagai Pihak Independen yang memiliki keahlian bidang keuangan per tanggal 2 Desember 2013 dan efektif terhitung setelah posisi Direktur Utama terisi.
**) Daniel Faisal Iskandar (DF Iskandar) effectively resigned as an Independent Party with expertise in Finance as of December 2, 2013 and subsequently appointed as the Bank’s Independent Commissioner, effective following the appointment of new President Director
Anggota Komite Audit Bank memiliki independensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit telah ditetapkan dalam Piagam Komite Audit, diantaranya:
Members of the Bank’s Audit Committee possess the independence to execute their tasks and responsibilities, and do not have any financial relationships, management, shareholding, and/or family relationships with the members of the Board of Commissioners, the Board of Directors and/ or controlling shareholders or other relationships that may affect their ability to act independently. The role and responsibilities of the Audit Committee are prescribed within the Audit Committee Charter, among others:
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit. 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap perundang-undangan lainnya. 3. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI. 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia atau otoritas pengawasan lainnya. 5. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan akuntan publik dan KAP kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
1. Monitor and evaluate audit plans and work as well as monitor the follow up to the audit findings within the context of evaluating the adequacy of internal control including the adequacy of the financial reporting process. 2. Evaluate corporate compliance towards other rules and regulations related to the Bank’s activities. 3. Monitoring and evaluating the work performed by the SKAI. 4. Monitor and evaluate towards the implementation of the follow up by the Board of Directors towards the audit findings submitted by SKI Unit, the public accountant, and the supervisory results of Bank Indonesia and other regulatory agencies. 5. Provide its recommendation to the appointment of the public accounting firm to the Board of Commissioners for submission to the GMS.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
153
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
154
PROGRAM KERJA KOMITE AUDIT PERIODE TAHUN 2013 DAN REALISASINYA WORK PROGRAMS AND REALIZATIONS OF AUDIT COMMITTEE IN 2013 ARE:
No
Program Kerja Komite Audit The Audit Committee’s Work Program
Realisasi Accomplishment
Keterangan Notes
1
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Monitor and evaluate the audit plans and actions as well as monitor the follow up to the audit findings within the context of evaluating the adequacy of internal control including the adequacy pertaining to the financial reporting process.
Terealisasi Achieved
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) telah menyampaikan laporan perkembangan mengenai audit Bank dan rencana penyelesaiannya pada rapat Komite Audit tanggal 9 April 2013. The Public Accounting Firm of Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) has submitted the progress report regarding the audit of the Bank and completion plan at the Audit Committee meeting on April 9, 2013.
2
Melakukan penelaahan atas ketaatan Bank terhadap perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Bank. Evaluate the Bank’s compliance towards other rules and regulations relating to the Bank’s activities.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Audit tanggal 9 April 2013 merekomendasikan kepada Direksi Bank untuk melakukan review terhadap pengelolaan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. The Audit Committee meeting on April 9, 2013 recommended to the Board of Directors to review management of tax obligations in accordance with the prevailing rules and regulations.
3
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia atau otoritas pengawasan lainnya. Monitor and evaluate the Board of Directors follow up towards findings submitted by the SKAI, the Public Accountant, and results of supervision carried out by Bank Indonesia and other regulatory agencies.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Audit tanggal 9 April 2013 merekomendasikan kepada Direksi Bank untuk mengkaji risiko hukum dan risiko reputasi dalam hal pengelolaan dormant account yang dimiliki Bank. The Audit Committee meeting on April 9, 2013 recommended to the Bank’s Board of Directors to assess the legal risk and reputational risk within the context of managing dormant accounts within the Bank.
4
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI. Monitoring and evaluating the implementation of the SKAI’s task.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Audit tanggal 24 Juli 2013 telah membahas laporan hasil pelaksanaan tugas SKAI dan tindak lanjut temuan oleh Direksi Bank. The Audit Committee meeting on July 24, 2013 discussed the SKAI’s activities report and follow up to its findings by the Board of Directors of the Bank.
5
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia atau otoritas pengawasan lainnya. Monitoring and evaluating the Board of Director’s follow up to the audit findings of the SKAI, the public accountant, and results of the supervision carried out by Bank Indonesia or other supervisory authority.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Audit tanggal 25 Oktober 2013 telah membahas laporan Direksi Bank terkait implementasi kebijakan whistle blower yang dalam pelaksanaannya dikelola oleh Departemen Internal Control pada Divisi Manajemen Risiko Bank. The Audit Committee’s Meeting on October 25, 2013 discussed the Bank’s Board of Director’s report relating to the implementation of the whistleblower policy, which in its implementation is managed by the Internal Control Department within the Bank’s Risk Management Division.
6
Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan akuntan publik dan KAP kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Provide recommendations regarding the appointment of a public accountant and KAP to the Board of Commissioners to be submitted to the GMS.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Audit tanggal 25 Oktober 2013 merekomendasikan kepada Direksi Bank untuk mengusulkan 2 (dua) KAP untuk diajukan kepada RUPS melalui Dewan Komisaris sebagai auditor laporan keuangan Bank tahun buku 2014. The Audit Committee Meeting dated 25 October 2013 recommended to the Bank’s Board of Directors to suggest 2 (two) KAP to be submitted to the GMS as the auditor for the Bank’s financial statements for financial year 2014.
7
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI. Monitoring and evaluating the implementation of the SKAI’s task.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Audit tanggal 25 Oktober 2013 telah membahas laporan hasil pelaksanaan tugas SKAI dan tindak lanjut temuan oleh Direksi Bank. The Audit Committee meeting on October 25, 2013 discussed the SKAI’s activities report and follow up to its findings by the Board of Directors of the Bank.
8
Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan akuntan publik dan KAP kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Provide recommendations regarding the appointment of a public accountant and KAP to the Board of Commissioners to be submitted to the GMS.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Audit tanggal 29 Nopember 2013 telah memutuskan untuk menyampaikan 5 (lima) nama KAP kepada Dewan Komisaris sebagai auditor sistem core banking (IT) Bank. The Audit Committee meeting on November 29, 2013 has decided to submit the names of 5 (five) KAP to the Board of Commissioners as the auditor for the Bank’s core banking (IT) system.
Penyelenggaraan pertemuan (rapat) Komite Audit juga dimuat dalam Piagam Komite Audit dengan pengaturan sebagai berikut: 1. Diselenggarakan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam periode 1 (satu) tahun, dan selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum rapat Komite Audit diadakan seluruh materi rapat yang dipersiapkan oleh Ketua Komite Audit dan/atau anggota Komite Audit telah didistribusikan kepada anggota Komite Audit. 2. Hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Independen, dan dapat mengundang Direksi atau pihak lain yang dianggap perlu oleh Komite Audit. 3. Dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, kecuali dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat maka pengambilan keputusan dilakuan berdasarkan suara terbanyak.
The stipulation of Audit Committee’s meeting is prescribed in the Audit Committee Charter as follows: 1.
To be convened at least 4 (four) times in a period of 1 (one) year, and all materials for the meeting that will be prepared by the Chairman of the Audit Committee must be distributed to the members of the Audit Committee no later than 2 (two) working days prior to the Audit Committee meeting.
2.
Should only be convened if it is attended by at least 51% (fifty one percent) of its members that includes an Independent Commissioner and Independent Party, and can invite the Board of Directors of the Bank or other parties as deemed necessary by the Audit Committee. The decision should be made based on consensus, except when a consensus is not reached therefore decision will be made based on a majority vote.
3.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
155
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
156
4.
5.
6.
Hasil rapat wajib dituangkan dalam keputusan rapat yang ditandatangani oleh Ketua Komite Audit dan sekurang-kurangnya 1 (satu) Pihak Independen. Risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang menghadiri rapat wajib ditatausahakan oleh Komite Audit, dan selanjutnya diedarkan kepada seluruh anggota Komite Audit serta disampaikan kepada Dewan Komisaris. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam pertemuan (rapat) Komite Audit wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
4.
5.
6.
Meeting result must be documented in a decision that is signed by the Chairman of the Audit Committee and at least 1 (one) Independent Member. The minutes of meeting that is signed by all attending members of the Audit Committee shall be administered by the Audit Committee, and subsequently circulated to all members of the Audit Committee and submitted to the Board of Commissioners. Dissenting opinion that occurs within the Audit Committee meeting shall be clearly documented within the minutes of meeting along with the reasons for the dissenting opinion.
PENYELENGGARAAN RAPAT DAN KEHADIRAN KOMITE AUDIT DI TAHUN 2013 ADALAH SEBAGAI BERIKUT: AUDIT COMMITTEE’S MEETINGS AND THE ATTENDEES IN 2013 ARE: No.
Tanggal/ Date
Kehadiran Anggota Komite Audit / Attendance at the Audit Committee Meeting CD Kiswanti
ARP Ariwibowo
G Tampubolon
DF Iskandar
1
9 April 2013 April 9, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
2
24 Juli 2013 July 24, 2013
Hadir Attend
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
3
25 Oktober 2013 October 25, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
4
29 Nopember 2013 November 29, 2013
Hadir Attend
Hadir*) Attend*)
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
*) Telekonferensi / Teleconference
B. KOMITE PEMANTAU RISIKO
B. RISK MONITORING COMMITTEE
Komite Pemantau Risiko memiliki struktur keanggotaan sebagai berikut: 1. Ketua : Komisaris Independen 2. Anggota : Komisaris Independen 3. Anggota : Presiden Komisaris 4. Anggota : Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankan 5. Anggota : Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi
The structure of Risk Monitoring Committee’s members consists of: 1. Chairman: Independent Commissioner 2. Member : Independent Commissioner 3. Member : President Commissioner 4. Member : Independent Member with banking and law expertise 5. Member : Independent Member with finance and accounting expertise
Struktur keanggotaan Komite Pemantau Risiko terdiri atas: 1. Ketua : Ari Rophian Perdana Ariwibowo (ARP Ariwibowo), Komisaris Independen*) 2. Anggota : Crescentia Delima Kiswanti (CD Kiswanti), Komisaris Independen 3. Anggota : Stephen Mitchell (S Mitchell), Presiden Komisaris
The Bank’s Risk Monitoring Committee members are: 1. Chairman : Ari Rophian Perdana Ariwibowo (ARP Ariwibowo), Independent Commissioner*) 2. Member : Crescentia Delima Kiswanti (CD Kiswanti), Independent Commissioner 3. Member : Stephen Mitchell (S Mitchell), President Commissioner
157
5.
Anggota : Gotfried Tampubolon (G Tampubolon), Pihak Independen yang memiliki keahlian bidang perbankan Anggota : Tidak ada**)
*) effectively resigned as the Independent Commissioner of the Bank as of December 2, 2013 **) Daniel Faisal Iskandar (DF Iskandar) effectively resigned as an Independent Member with expertise in finance as of December 2, 2013 and was subsequently appointed as an Independent Commissioner, effective following the appointment of new President Director
Anggota Komite Pemantau Risiko memiliki independensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
The members of the Bank’s Risk Monitoring Committee possess the independence to perform their role and responsibilities, and do not possess financial relations, management, shareholding and/or family relations with the Board of Commissioners, the Board of Directors and/ or the controlling shareholder or other relationships that can affect their ability to work independently.
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko telah ditetapkan dalam Piagam Komite Pemantau Risiko, diantaranya:
The role and responsibilities of the Risk Monitoring Committee are prescribed within the Risk Monitoring Committee Charter, among others:
1.
1.
Provide recommendations to the Board of Commissioners on: a. The evaluation output on Bank’s risk management policies and its implementation. b. The monitoring and evaluation output on the performance of Risk Management Committee’s and the Bank’s Risk Management Unit’s. c. The risk management policy including its strategy and framework established in accordance with the Bank’s risk appetite and risk tolerance.
2.
Monitor and evaluate the implementation of the risk management policy and risk management strategy. Monitor and evaluate the Board of Director’s responsibilities and periodically provide guidance to improve the risk management policy.
Program Kerja Komite Pemantau Risiko periode tahun 2013 dan realisasinya adalah:
1
5.
Member : Gotfried Tampubolon (G Tampubolon), Independent Member with expertise in the field of banking Member : None**)
*) efektif mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 **) Daniel Faisal Iskandar (DF Iskandar) efektif mengundurkan diri sebagai Pihak Independen yang memiliki keahlian bidang keuangan per tanggal 2 Desember 2013 dan selanjutnya diangkat menjadi Komisaris Independen Bank, sedang menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas: a. hasil evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan pelaksanaannya. b. hasil pemantauan dan evaluasi tentang pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank. c. kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) Bank. 2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan strategi manajemen risiko. 3. Memantau dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko secara berkala. 4. Menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direksi secara berkala.
NO
4.
PROGRAM KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO RISK MONITORING COMMITTEE’S WORK PROGRAM Memantau dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko secara berkala. Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi mengelola aktivitas dan risiko Bank secara efektif. Monitor and evaluate the Director’s responsibility and periodically provide guidance to improve risk management implementation. Evaluation is carried out to ensure that the Board of Directors effectively manages the Bank’s activities and risks.
3.
4.
Work program and realization of the Risk Monitoring Committee in 2013 are:
REALISASI ACCOMPLISHMENT
Terealisasi Achieved
Periodically submit a report to the Board of Commissioners and forward a copy to the Bank’s Board of Directors.
KETERANGAN NOTES
Rapat Komite Pemantau Risiko tanggal 12 Februari 2013 merekomendasikan kepada Direksi Bank: 1.menerapkan sistem peringatan dini terhadap portofolio kredit Bank dengan melakukan penilaian kinerja debitur secara berkala (triwulanan). 2.Menyampaikan tindak lanjut monitoring portofolio kredit. 3.Menyampaikan penjelasan mengenai proses filterisasi proposal kredit sampai dengan persetujuan kredit.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
4.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
158
The Risk Monitoring Committee on February 12, 2013 recommended to the Bank’s Board of Directors: 1.To implement an early warning system for the Bank’s loan portfolio by regularly assessing the performance of debtor (quarterly). 2.Submit follow up to the monitoring of the loan portfolio. 3.Submit explanation regarding the loan proposal filtering process with the loan approval. 2
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan strategi manajemen risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktorfaktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifikan. Monitor and evaluate the implementation of risk monitoring policy and risk management strategy at least once a year or more depending on factors that may significantly influence the Bank’s business activities.
Terealisasi Achieved
Rapat Komite Pemantau Risiko tanggal 9 April 2013 merekomendasikan kepada Direksi Bank: 1.Menyampaikan proses dan tool manajemen risiko Bank. 2.Melakukan proses pemantauan portofolio kredit yang memiliki indikasi bermasalah secara lebih cepat dari jadwal pemantauan normal. 3.Menyampaikan framework manajemen risiko yang lebih spesifik, termasuk jangka waktu dan sasaran yang akan dicapai Bank. The Risk Monitoring Committee meeting dated April 9, 2013 recommended to the Bank’s Board of Directors: 1. To submit the Bank’s risk management process and tools. 2. To promptly carry out, ahead of its normal schedule, a monitoring process for potential problem loan portfolios. 3. Submit a more specific risk management framework, including the time frame and targets to be achieved by the Bank. Rapat Komite Pemantau Risiko tanggal 24 Juli 2013 merekomendasikan kepada Direksi Bank agar menetapkan tingkat suku bunga kredit yang lebih tinggi kepada debitur (LKM) tertentu, dengan menawarkan layanan yang berbeda dari bank pesaing. The Risk Monitoring Committee Meeting dated July 24, 2013 recommended to the Bank’s Board of Directors to apply a higher borrowing rate for specific debtors, by offering services different than other Rapat Komite Pemantau Risiko tanggal 25 Oktober 2013 merekomendasikan kepada Direksi untuk: 1.memberikan nilai tambah non keuangan kepada nasabah antara lain pemberian pelatihan bidang keuangan. 2.menetapkan tingkat suku bunga kredit yang lebih tinggi kepada debitur (LKM) yang tidak memenuhi covenant antara lain penyampaian laporan keuangan secara berkala. 3.menetapkan langkah pencegahan sebelum kondisi debitur menjadi lebih buruk, termasuk melakukan kunjungan lebih intensif. 4.menetapkan pemisahan struktur organisasi untuk fungsi marketing dan fungsi administrasi kredit. 5.melakukan pendekatan kepada para deposan utama Bank dan mempelajari kemungkinan penerbitan instrumen modal tier-2 Bank, dalam rangka
The Risk Monitoring Committee Meeting dated October 25, 2013 recommended to the Bank’s Board of Directors: 1. To provide non-financial added value to customers that includes financial training. 2.Apply higher borrowing rates for debtors that do not meet their covenants that include regularly submitting their financial statements. 3. Determine preventive steps before the borrowers condition worsens, including through intensifying visits. 4. Establish dividing the organization structure for the marketing function and the loan administrative function. 5. In terms of liquidity management, recommended efforts to approach the Bank’s major depositors and study the likelihood of issuing the Bank’s tier-2 capital
Penyelenggaraan pertemuan (rapat) Komite Pemantau Risiko juga dimuat dalam Piagam Komite Pemantau Risiko dengan pengaturan sebagai berikut: 1. Diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam periode 1 (satu) tahun atau sesuai dengan kebutuhan Bank. 2. Hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota Komite Pemantau Risiko termasuk seorang Komisaris Independen dan seorang Pihak Independen. 3. Dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, dan dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. 4. Dapat menyatakan pendapat yang berbeda (dissenting in part) atau sama dengan hasil keputusan rapat untuk alasan yang berbeda (concurring in part). 5. Setiap perbedaan pendapat dalam rapat harus ditulis dengan jelas dalam risalah rapat beserta alasannya. 6. Hasil rapat harus didokumentasikan dengan baik dalam bentuk risalah rapat.
1. To be held at least 2 (two) times within a period of 1 (one) year or as required by the Bank. 2. Should only be convened if it is attended by at least 51% (fifty one percent) of the total members of the Risk Monitoring Committee including an Independent Commissioner and an Independent Member. 3. The decision should be made based on consensus, and in the event a consensus is not achieved therefore, the decision shall be made based on a majority vote. 4. Meeting participants can express dissenting opinions (dissenting in part) or the same as that decided within the meeting for different reasons (concurring in part). 5. Every dissenting opinion must be clearly documented in writing within the minutes of meeting along with its reasons. 6. Meeting result must be well documented in a minutes of meeting.
Penyelenggaraan rapat dan kehadiran Komite Pemantau Risiko di tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Risk Monitoring Committee’s meetings and the attendees in 2013 are:
No.
Tanggal Date
The stipulation of Risk Monitoring Committee’s meeting is prescribed in the Risk Monitoring Committee Charter as follows:
Kehadiran Anggota Komite Pemantau Risiko Attendances of Members of the Risk Monitoring Committee CD Kiswanti
ARP Ariwibowo
S Mitchell
G Tampubolon
DF Iskandar
1
12 Februari 2013 February 12, 2013
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
2
9 April 2013 April 9, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
3
24 Juli 2013 July 24, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
4
25 Oktober 2013 October 25, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
159
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
160
C. KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Komite Remunerasi dan Nominasi Bank memiliki struktur keanggotaan sebagai berikut: 1. 2. 3.
Ketua : Komisaris Independen Anggota : Presiden Komisaris Anggota : Kepala Divisi Sumber Daya Manusia
C. REMUNERATION AND NOMINATION COMMITTEE Structure of Remuneration and Nomination Committee’s members consist of: 1. Chairman: Independent Commissioner 2. Member : President Commissioner 3. Member : Human Resources Division Head
Per 31 Desember 2013 struktur keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi Bank terdiri atas: 1. Ketua : Crescentia Delima Kiswanti (CD Kiswanti), Komisaris Independen 2. Anggota : Stephen Mitchell (S Mitchell), Presiden Komisaris 3. Anggota : Gede Ari Wibawa (GA Wibawa), Kepala Divisi Sumber Daya Manusia
As of December 31, 2013, the membership structure of the Bank’s Remuneration and Nomination Committee consists of: 1. Chairman: Crescentia Delima Kiswanti (CD Kiswanti), Independent Commissioner 2. Member : Stephen Mitchell (S Mitchell), President Commissioner 3. Member : Gede Ari Wibawa (GA Wibawa), Human Resources Division Head
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Bank memiliki independensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/ atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
The members of the Remuneration and Nomination Committee are, in performing their role and responsibilities, independent and do not possess financial relationships, management, shareholding and/or family relations with the Board of Commissioners, the Board of Directors and/or the controlling shareholders or other relationships that can influence their ability to act independently.
Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi ditetapkan dalam Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi, diantaranya memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai halhal sebagai berikut: 1. Kebijakan remunerasi anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. 2. Remunerasi kebijakan pejabat eksekutif dan pegawai untuk disampaikan kepada Direksi.
The role and responsibilities of the Remuneration and Nomination Committee is set within the Remuneration and Nomination Committee Charter, including to provide recommendations to the Board of Commissioners regarding the following aspects: 1. The remuneration policy of members of Board of Commissioners and members of the Board of Directors to be submitted to the GMS. 2. The remuneration policy of the executives and employees to be submitted to the Board of Directors. 3. Prepare and provide recommendations regarding the system and procedure the selection and/ or replacement of members of the Board of Commissioners and members of the Board of Directors to the Board of Commissioners to be submitted to the GMS. 4. Submit recommendation regarding prospective members of the Board of Commissioners and/or members of the Board of Directors for submission to the GMS. 5. Provide recommendations to the Independent Member that will be selected and appointed to become member of the Board of Commissioners committees of the Bank.
3.
Mempersiapkan dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/ atau menggantikan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
4.
Menyerahkan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.
5.
Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan ditunjuk dan diangkat menjadi anggota komite-komite Dewan Komisaris.
Program kerja Komite Remunerasi dan Nominasi periode tahun 2013 dan realisasinya adalah:
Work program and realization of the Remuneration and Nomination Committee in 2013 are:
161
1
REALISASI ACCOMPLISHMENT
Terealisasi Memberikan rekomendasi kepada Dewan Achieved Komisaris mengenai Remunerasi kebijakan pejabat eksekutif dan pegawai untuk disampaikan kepada Direksi Bank. Provide its recommendation to the Board of Commissioners regarding the Remuneration policy of executives and employees for submission to the Board of Directors of the Bank.
2
Penyelenggaraan pertemuan (rapat) Komite Remunerasi dan Nominasi juga dimuat dalam Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi dengan pengaturan sebagai berikut: 1. Diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam periode 1 (satu) tahun, atau sesuai dengan kebutuhan Bank. 2. Hanya dapat diselenggarakan apabila dihadiri oleh tidak kurang dari 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota dan mencakup Komisaris Independen dan Kepala Divisi Sumber Daya Manusia Bank. 3. Keputusan rapat diambil secara bulat dan apabila tidak memungkinkan maka pengambilan keputusan dilakukan melalui suara terbanyak. Penyelenggaraan rapat dan kehadiran Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi tanggal 12 Februari 2013, 15 Maret 2013, dan 9 April 2013 merekomendasikan peningkatan manfaat dan tambahan fasilitas bagi pegawai. The Remuneration and Nomination Committee meeting on February 12, 2013, March 15, 2013, and April 9, 2013 recommended improved benefits and additional facilities for employees.
Terealisasi Memberikan rekomendasi kepada Dewan Achieved Komisaris mengenai Remunerasi kebijakan pejabat eksekutif dan pegawai untuk disampaikan kepada Direksi Bank. Provide its recommendation to the Board of Commissioners regarding the remuneration policy for executives and employees for submission to the Board of Directors of the Bank.
KETERANGAN NOTE
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi tanggal 24 Juli 2013 dan 24 Oktober 2013 merekomendasikan peningkatan manfaat dan tambahan fasilitas bagi anggota Direksi dengan memperhatikan kinerja keuangan Bank. The Remuneration and Nomination Committee meeting dated July 24, 2013 and October 24, 2013 recommended the improved benefits and additional facilities for members of the Board of Directors while taking into account the financial performance of the Bank
The stipulation of Remuneration and Nomination Committee’s meeting is prescribed in the Remuneration and Nomination Committee Charter as follows: 1. To be held at least 2 (two) times within a period of 1 (one) year, or in accordance with the Bank’s needs. 2. Should only be held if it is attended by at least 51% (fifty one percent) of the total members and include the Independent Commissioner and the Bank’s Human Resources Division Head. 3. The decision of the meeting will be made unanimously, and if not possible, the decision will be made by voting. Remuneration and Nomination Committee’s meetings and the attendees in 2013 are:
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
NO
PROGRAM KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI WORK PROGRAM OF THE REMUNERATION AND NOMINATION COMMITTEE
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
162 No
TANGGAL DATE
KEHADIRAN ANGGOTA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ATTENDANCE OF MEMBERS OF THE REMUNERATION AND NOMINATION COMMITTEE CD Kiswanti
AR.P. Ariwibowo
S Mitchell
W Antonio*)
GA Wibawa***)
1
12 Februari 2013 February 12, 2013
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
-
2
15 Maret 2013 March 15, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
-
20 Maret 2013****) Tidak Hadir March 20,2013****) Not Attend
Hadir Attend
Tidak Hadir Not Attend
Hadir Attend
-
4
9 April 2013 April 9, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
-
5
24 Juli 2013 July 24, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir**) Attend **)
-
6
24 Oktober 2013 October 24, 2013
Hadir Attend
Hadir Attend
Hadir Attend
-
Hadir Attend
3
*) Wakky Antonio (W Antonio) efektif mengundurkan diri dari Bank per tanggal 25 Juli 2013 **) Kepala Divisi Sumber Daya Manusia diwakili oleh Kepala Departemen HR Service ***) Efektif menjabat sebagai Kepala Divisi Sumber Daya Manusia per tanggal 14 Agustus 2013 ****) Rapat tidak kuorum dan diganti menjadi pertemuan diskusi anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
*) Wakky Antonio (W Antonio) effectively resigned from the Bank as of July 25, 2013 **) The Human Resources Division Head was represented by the HR Service Department Head ***) Effectively served as the Human Resources Division Head as of August 14, 2013 ****) Meeting did not achieve a quorum and changed to a discussion meeting of members of the Remuneration and Nomination Committee
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERNAL DAN AUDIT EKSTERNAL
IMPLEMENTATION OF COMPLIANCE, INTERNAL AUDIT AND EXTERNAL AUDIT FUNCTIONS
A. Fungsi Kepatuhan
A.
Compliance Function
Selama periode tahun 2013 Bank telah memenuhi seluruh ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia yang berlaku serta ketentuan-ketentuan lainnya yang diterbitkan oleh otoritas yang berwenang. Demikian pula dengan pemenuhan komitmen Bank kepada otoritas pengawasan perbankan, Bank Indonesia, yang harus diselesaikan selama periode tahun 2013 telah berhasil diselesaikan. Termasuk dalam hal ini adalah penyampaian letter of comfort (LOC) dari sebagian besar pemegang saham Bank dalam rangka memberikan dukungan bagi pemenuhan kebutuhan likuiditas Bank dalam hal terdapat perubahan kondisi pasar yang sangat drastis yang mempengaruhi operasional Bank dalam memenuhi kewajiban kepada nasabah dan pihak ketiga lainnya.
Throughout 2013, the Bank fulfilled all prevailing rules and regulations issued by Bank Indonesia and other authorities. Similarly, the Bank also fulfilled its commitment to the banking supervisory authority, Bank Indonesia, in 2013. This includes the submission of a Letter of Comfort (LOC) from most of the Bank’s shareholders within the context of providing support to fulfill the Bank’s liquidity requirements in the event there are drastic changes to market conditions that may affect the Bank’s operations in meeting its obligations to customers and other third parties.
Tingkat kepatuhan Bank terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku secara terus menerus ditingkatkan dari waktu ke waktu, baik melalui pengkinian dan meningkatkan kualitas kebijakan dan prosedur operasional Bank sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan disesuaikan dengan karakteristik dan model bisnis Bank, maupun melalui pemantauan pelaksanaan setiap kebijakan dan prosedur operasional Bank oleh setiap satuan kerja di seluruh jenjang organisasi Bank.
The Bank’s level of compliance towards prevailing rules and regulations was intensified from time to time, both by updating and improving the Bank’s policy and operational procedures in line with the prevailing rules and regulations and by adjusting it with the Bank’s characteristics and business model as well as by overseeing the application of the Bank’s operational policy and procedure by every unit within the Bank’s organization.
Dalam rangka pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank, Satuan Kerja Kepatuhan telah menyusun kembali Pedoman Kepatuhan Bank dalam rangka mengkinikan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan
In implementing the Bank’s compliance function, the Compliance Division has revised the Bank’s Compliance Charter so as to update and comprehensively enhance the quality of the
fungsi kepatuhan secara menyeluruh. Pedoman Kepatuhan Bank juga ditujukan untuk (i) memberikan petunjuk dan pelaksanaan tugas Satuan Kerja Kepatuhan yang bersifat forward looking dan sensitif terhadap dinamika perubahan yang terjadi, (ii) pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan atau Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan, dan (iii) pengawasan pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank oleh Dewan Komisaris. Pedoman Kepatuhan Bank juga wajib dipedomani oleh seluruh pegawai Bank dalam rangka membangun budaya kepatuhan berdasarkan kode etik kepatuhan Bank, yakni:
compliance function. The Bank’s Compliance Charter also seeks to provide guidance and ensure that the implementation of the Compliance Division’s tasks are forward looking and sensitive to corporate changes/developments that occurs, implementation of tasks of the Director of Compliance or Director in charge of compliance, and overseeing the Bank’s compliance function by the Board of Commissioners. The Compliance Charter is also responsible for providing guidance for all of the Bank’s employees in terms of building a corporate culture based on the Bank’s compliance code of ethics, namely:
Prinsip 1: Menjunjung tinggi integritas (integrity).
Principle 1: Upholding high integrity (integrity).
Prinsip 2: Melaksanakan tugas dengan baik, teliti, dan bertanggung jawab, baik kepada rekan kerja maupun nasabah dan rekanan (care and diligence).
Principle 2: Effectively implementing tasks thoroughly and responsibly, both for colleagues, customers and partners (care and diligence).
Prinsip 3: Melakukan pengelolaan dan pengendalian terhadap setiap kegiatan usaha/aktivitas dengan efektif (management and control).
Principle 3: Effectively managing and controlling every activity/business activity (management and control).
Prinsip 4: Memperhatikan ketentuan kewajaran dan standar yang berlaku di lingkungan usaha (market conduct).
Principle 4: Adopting prevailing standards and regulations on fairness within the working environment (market conduct).
Prinsip 5: Memberikan layanan yang wajar kepada nasabah dan rekanan, termasuk pemberian informasi yang dibutuhkan dalam berkomunikasi dengan nasabah, sesuai ketentuan yang berlaku (fair treatment).
Principle 5: Providing fair services to customers and partners alike, which includes providing the required information and communicating with employees in accordance with prevailing rules and regulations (fair treatment).
Prinsip 6: Mengelola konflik kepentingan dengan baik, antara Bank dengan nasabah dan/atau rekanan dan antara nasabah dan/atau rekanan satu dengan yang lain (manage conflict of interest).
Principle 6: Effectively managing conflict of interest between the Bank and customers and/or partners and between customers and/or among partners (manage conflict of interest).
Prinsip 7: Memberikan informasi secara lengkap dan melaksanakan setiap komitmen Bank kepada otoritas pengawas dengan baik (open and co-operative to regulators).
Principle 7: Providing full information and fulfill each of the Bank’s commitment to the regulators (open and co-operative to regulators).
B. Fungsi Audit Internal Dalam rangka pelaksanaan fungsi audit internal, SKAI telah menyusun rencana kerja audit untuk 2013 dengan memperhatikan tingkat risiko yang dihadapi. Untuk itu, rencana kerja audit SKAI selama periode tahun 2013 difokuskan pada pemeriksaan perkreditan dan penerapan manajemen risiko kredit dan risiko likuiditas.
Berikut ini adalah rencana kerja dan realisasi audit yang dilaksanakan oleh SKAI selama periode tahun 2013:
B. Internal Audit Function In terms of implementing the internal audit functions, the SKAI has prepared the audit work plan for 2013, which takes into account the Bank’s risk level in accordance with the business model and changes to the business and economic environment. For that purpose, the SKAI’s work plan for the 2013 period focused on examining credit as well as managing credit risk and liquidity risk. The followings are the SKAI’s work plan and accomplishments throughout the 2013 period:
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
163
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
164 RENCANA AUDIT TAHUN 2013/ AUDIT PLAN 2013
REALISASI AUDIT TAHUN 2013/ AUDIT REALIZED IN 2013
PERIODE PERIOD
SATUAN KERJA/ UNIT
CAKUPAN AUDIT SCOPE OF AUDIT
LOKASI LOCATION
PERIODE PERIOD
LOKASI LOCATION
STATUS STATUS
Januari January
Sumber Daya Manusia Human Resources
• Proses penerimaan pegawai • Disiplin kerja • Pembayaran Kompensasi untuk pegawai tidak tetap • Penggantian biaya perawatan dan kesehatan • Promosi, rotasi, dan mutasi • Biaya pendidikan dan pengembangan • Penggunaan biaya perjalanan dinas
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Februari February
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
Kantor Pusat Head Office
Februari February
Kantor Pusat Head Office
Terealisasi Achieved
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
April April
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
• Recruitment Process • Work Discipline • Payment of Compensation for non-permanent employees • Medical Reimbursements • Promotions, rotations, and movements • Training and Development Expenses • Utilization of Business Trip expenses Februari February
Tresuri Treasury
• SBI • FTK • Transaksi Interbank • FASBI dan LHBU • SBI • FTK • Interbank Transactions • FASBI and LHBU
Maret March
Perkreditan Credit
• Proses analisa kredit • Proses pengikatan jaminan • Proses pencairan kredit • Review kewenangan • Credit Analysis Process • Collateral Binding Process • Loan Disbursal Process • Review of authority
KETERANGAN NOTE
165
April April
Finance & Accounting
• Pemeriksaan biaya • LBU dan LBBU • Neraca • Pembayaran kepada rekanan (vendor) • Rekonsiliasi
Kantor Maret Pusat & March Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Juni June
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
Kantor Juni Pusat & June Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
Kantor Pusat Head Office
Kantor Pusat Head Office
Terealisasi Achieved
Examine expenses LBU and LBBU Balance Sheet Payment to Partners (vendor) • Reconciliation April April
AndaraLink
• Perjanjian Kerjasama • Saldo giro • Rekonsiliasi • Cooperation Agreement • Checking • Reconciliation
Mei May
Operasional Operational
• Pengelolaan pembukaan giro, deposito dan tabungan termasuk aspek KYC • Blokir dan buka blokir deposito • Pelaksanaan transaksi harian giro, deposito dan tabungan • Rekening dormant • Rekening penampungan • Management of checking, time deposit and savings including as well as KYC aspects • Blocking and un blocking deposits • Implementing daily current account transactions, deposits, and savings • Dormant accounts • Escrow account
RTGS
• Prosedur • Infrastruktur • Struktur organisasi • Procedure • Infrastructure • Organization Structure
Juni June
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
• • • •
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
166 Juni June
General Affairs
• Pemeriksaan stok barang • Proses pengadaan barang • Pemeriksaan stok warkat (cek/bilyet giro) • Review kebijakan penetapan rekanan (vendor) • Inventory inspections • Procurement of Goods Process • Inspect bank inventory of cheque books) • Review policies for determining vendors
Kantor Juni Pusat & June Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
Juni June
Manajemen Risiko Risk Management
• Analisa profil risiko • Laporan fraud ke BI • Pengendalian risiko • Pengelolaan risiko kredit • Analyze risk profile • Fraud Report to BI • Managing Risks • Managing Credit Risk
Kantor Pusat Head Office
Juni June
Kantor Pusat Head Office
Terealisasi Achieved
Juli July
Operasional Operational
• Kegiatan operasional di Kantor Pusat • Proses pengadaan barang • Inventaris kantor • Customer Care • Pengelolaan pengaduan nasabah • Operational Activities at the Head Office • Procurement Process • Office Inventory • Customer Care • Customer Complaint Management
Kantor Pusat Head Office
Juli July
Kantor Pusat Head Office
Terealisasi Achieved
Agustus August
SKN
Pemeriksaan Umum General Inspection
Kantor Pusat Head Office
Agustus August
Kantor Pusat Head Office
Terealisasi Achieved
September September
Kantor Cabang Semarang Semarang Branch
• Pelaksanaan rencana bisnis • Operasional • Perkreditan • Akunting • Inventaris kantor • Fasilitas kantor • Implementation of Business Plan • Operational • Loans • Accounting • Office Inventory • Office Facility
Kantor Cabang Semarang Semarang Branch
September September
Kantor Cabang Semarang Semarang Branch
Terealisasi Achieved
Dilaksanakan bersamaan dengan audit operasional Simultaneously carried out with operational audit
167 Teknologi Sistem Informasi Information Technology System
• Pengelolaan Teknologi Sistem Informasi • Pengembangan dan pengadaan teknologi sistem informasi • Jaringan komunikasi • Pengamanan informasi • BCP • End-user computing • Electronic banking (AndaraLink) • System performance monitoring • Vendor management
Kantor Pusat Head Office
Belum Terealisasi Not Achieved
Will be one of the Bank’s planned audit work plan priorities in 2014
•Management of Information Technology System •Development and Sourcing of Information Technology System •Communications Network •Information Security •BCP •End-user computing •Electronic banking (AndaraLink) •System performance monitoring •Vendor management Oktober October
Perkreditan Loans
• Proses persetujuan pemberian kredit • Proses pencairan kredit • Prose pemantauan eksposur kredit (loan monitoring) • Prosedur pelepasan jaminan kredit • Review perjanjian penyimpanan aset bank yang dijaminkan • Loan Approval Process • Loan Disbursal Process • Loan Exposure Monitoring Process (loan monitoring) • Procedure for releasing collateral • Review collateralized bank assets agreements
Akan menjadi salah satu prioritas rencana kerja audit Bank tahun 2014
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
September September
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Oktober October
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
168 Oktober October
Kantor Cabang Surabaya Surabaya Branch
• Pelaksanaan rencana bisnis • Operasional • Perkreditan • Akunting • Inventaris kantor • Fasilitas kantor
Kantor Cabang Surabaya Surabaya Branch
Desember December
Kantor Cabang Surabaya Surabaya Branch
Terealisasi Achieved
• Business Plan Implementation • Operational • Lending • Accounting • Office Inventory • Office Facility Nopember November
Teknologi Sistem Informasi (Core Banking System)
Aplikasi core banking system: • Customer service • Teller • Deposito • Tabungan • Giro • Loan • General Ledger • Pinjaman Rekening Koran • Administrator
Kantor Pusat Head Office
Belum Terealisasi Not Achieved
Akan menjadi salah satu prioritas rencana kerja audit Bank tahun 2014 Will be one of the priority for the Bank’s 2014 audit work plan
Core Banking System Application: • Customer service • Teller • Time Deposits • Savings • Checking • Loan • General Ledger • Current Account Loans • Administrator Desember December
Operasional Operations
• Proses pembukaan rekening • Transaksi oleh PEP • Proses penutupan rekening • Proses pengadaan barang
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Desember December
Kantor Pusat & Kantor Cabang Denpasar Head Office & Denpasar Branch
Terealisasi Achieved
• Account Opening Process • PEP Transactions • Account Closure Process • Procurement Process
C.
Fungsi Audit Eksternal Sesuai keputusan RUPS perseroan pada tahun 2013, telah ditunjuk KAP Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) dengan Akuntan Publik Benyanto Suherman, yang terdaftar di Bank Indonesia, sebagai auditor eksternal Bank untuk melakukan audit dan menerbitkan laporan audit atas laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan Perjanjian Kerja No.03495/PSS-AS/2013 tanggal 14 Juni 2013. Penunjukan ini telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia yang berlaku.
C.
External Audit Function In accordance with the Decision of the Bank’s 2013 GMS, the KAP of Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young Indonesia) along with the Public Accountant of Benyanto Suherman duly registered with Bank Indonesia, was appointed as the Bank’s external auditor that will audit and publish the audit report for financial statements for the period ending on December 31, 2013 on the basis of the Work Agreement No.03495/PSS-AS/2013 dated June 14, 2013. This appointment is in accordance with the prevailing rules and regulations set by Bank Indonesia.
Auditor eksternal yang telah ditunjuk oleh Bank wajib menyampaikan hasil pemeriksaan dan Management Letter kepada Bank Indonesia dan dalam pelaksanaan tugasnya tetap memperhatikan dan memenuhi ketentuan kerahasiaan Bank sesuai ketentuan yang berlaku.
The external auditors appointed by the Bank are required to submit the examination result and Management Letter to Bank Indonesia and in and should be adhere to and comply with the provisions on Bank’s confidentiality.
Berdasarkan hasil pemeriksaan auditor eksternal telah ditemukan hal-hal yang memerlukan perbaikan baik dalam rangka penyempurnaan kebijakan dan prosedur maupun dalam pelaksanaannya antara lain hal-hal yang terkait dengan pelaporan kepada otoritas yang berwenang dan pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Selanjutnya terhadap hasil pemeriksaan dan rekomendasi yang diberikan oleh auditor eksternal, melalui Management Letter yang berisi hasil kaji ulang terhadap struktur pengendalian internal Bank, pelaksanaan Standar Akuntansi Keuangan, dan hal-hal yang ditemui pada saat pelaksanaan audit beserta saran-saran perbaikannya, Direksi telah menindaklanjuti dengan perbaikan khususnya dalam hal pelaksanaan keseluruhan kebijakan dan prosedur operasional secara lebih efektif. Tindak lanjut oleh Direksi terhadap Management Letter dari auditor eksternal dipantau dan dilaporkan oleh SKAI kepada Komite Audit.
Based on the results from the external auditor’s examination, it is found that there are things that require improvements both within the context of enhancing policy and procedures as well as its implementation, which includes matters pertaining to reporting to competent authorities and implementation of anti-money laundering and prevention of terrorism funding. Subsequently, in regards to results of the examination and recommendation provided by the external auditor, through a Management Letter that contains the results of the review of the Bank’s internal control structure, implementing Financial Accounting Standards, and other audit findings along with its recommendations, the Board of Directors has followed up the matter and applied corrective actions particularly in regards to the effective implementation of all operational policy and procedures. The follow up by the Board of Directors towards the external auditor’s Management Letter was monitored and reported by the SKAI and reported to the Bank’s Audit Committee.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL A. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
IMPLEMENTATION OF RISK MANAGEMENT INCLUDING INTERNAL CONTROL SYSTEM A. Active Supervision from the Board of Commissioners and the Board of Directors
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terkait pengawasan aktif dalam rangka penerapan manajemen risiko meliputi: 1. Menyetujui kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang diambil Bank (risk appetite) dan tingkat toleransi risiko yang dapat diterima Bank (risk tolerance). 2. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan strategi manajemen risiko secara berkala, dalam pelaksanaannya dilakukan melalui rapat bersama Direksi dan Pihak Independen dari Komite Pemantau Risiko. 3. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko secara berkala melalui rapat bersama Dewan Komisaris dan Direksi maupun melalui rapat Komite Pemantau Risiko.
The Board of Commissioners role and responsibility in relation to the active supervision of risk management covers the following: 1. Approve the risk management policy, including the risk management strategy and framework, that was established in line with the level of risk taken by the Bank (risk appetite) and the acceptable risk tolerance level of the Bank (risk tolerance). 2. Periodically evaluate the risk management policy and strategy implemented through a meeting with the Board of Directors and Independent Parties within the Risk Monitoring Committee. 3. Periodically evaluate the Board of Directors responsibility for the implementation of the risk management policy through a meeting with the Board of Commissioners and Directors through the Bank’s Risk Monitoring Committee Meeting.
Tugas dan tanggung jawab Direksi terkait pengawasan aktif dalam rangka penerapan manajemen risiko meliputi:
The Board of Directors’ roles and responsibilities in relation to active supervision within the context of risk management covers the following:
1.
1.
Menyusun kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk menetapkan
Prepare the risk management policy, including the risk management strategy and framework, in writing and comprehensively includes setting the
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
169
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
170
acceptable risk limits for the Bank overall and/or per risk type from the 8 (eight) types of risks faced by banks, by taking into consideration the risk level taken (risk appetite) and the risk tolerance that it receives (risk tolerance) in relation to the Bank’s capital.
limit risiko yang dapat diterima oleh Bank secara keseluruhan dan/atau per jenis risiko dari 8 (delapan) jenis risiko yang dihadapi bank umum, dengan memperhatikan tingkat risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko yang dapat diterima (risk tolerance) terhadap modal Bank.
B.
2.
Menyusun, menetapkan, dan mengkinikan prosedur dan tool yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang dihadapi Bank.
2.
Formulate, determine, and update procedures and tools required to identify, measure, monitor, and control risks faced by the Bank.
3.
Menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan terhadap transaksi keuangan yang akan dilakukan Bank, termasuk dalam hal terdapat transaksi keuangan yang melampaui limit dan kewenangan pemutus untuk setiap jenjang organisasi Bank.
3.
Formulate and establish the approval mechanism for financial transactions to be carried out by the Bank, including financial transactions that exceed the decision-making limits and authority for every level of the Bank’s organization.
4.
Mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, strategi, dan kerangka manajemen risiko secara berkala dengan memperhatikan perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha, eksposur risiko, dan/atau profil risiko Bank secara signifikan.
4.
Periodically evaluate and update risk management strategy and framework that significantly affects business activities, risk exposure, and/or risk profile.
5.
Memastikan seluruh risiko yang bersifat material dan dampak yang ditimbulkannya telah dimitigasi dan dilaporakan kepada Dewan Komisaris secara berkala melalui Komite Pemantau Risiko Bank.
5.
Ensure that all risks deemed material and its impact have been mitigated and reported to the Board of Commissioners periodically through the Bank’s Risk Monitoring Committee.
6.
Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah diterapkan secara independen yang dicerminkan dengan adanya pemisahan fungsi antara SKMR dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi keuangan Bank.
6.
Ensure that the risk management function is applied independently as reflected with the separation of functions between the Risk Management Unit with the work unit that carries out and settles the Bank’s financial transactions.
7.
Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan operasional Bank yang telah menjadi temuan SKAI Bank.
7.
Ensure the implementation of corrective actions for the problems or violations within the Bank’s operational activities, which serves as a finding of the Bank’s SKAI.
Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Divisi Manajemen Risiko secara berkala sesuai dengan perkembangan kegiatan usaha Bank dan/ atau perubahan ketentuan perundang-undangan yang berlaku melakukan kaji ulang dalam rangka mengkinikan kebijakan, prosedur, dan tingkat limit yang telah ditetapkan sebagai referensi satuan kerja operasional Bank. Kaji ulang serta pengkinian kebijakan dan prosedur juga dilakukan terhadap kebijakan dan prosedur yang digunakan oleh satuan kerja non operasional (supporting units) dan semuanya diikuti dengan proses diseminasi dan/ atau sosialisasi kepada seluruh pegawai yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan dan prosedur serta limit risiko yang telah ditetapkan.
B.
Adequacy of Policy, Procedure and Determining Limit The Risk Management Unit periodically, in accordance with developments concerning the Bank’s business activity and/or changes to the prevailing rules and regulations, carry out a review and/or update policies, procedures, and the limit levels that serve as a reference for the Bank’s operating units. The policy and procedure review and update is also applied for policies and procedures used by non-operational units (supporting units), and are communicated to all through a dissemination and/or socialization process for all employees pertaining to established operational policy and procedures as well as risk limits.
171
C.
Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Dalam rangka pengembangan budaya manajemen risiko khususnya dalam hal kecukupan identifikasi risiko yang diikuti dengan pengukuran, pemantauan, dan pengendaliannya, SKMR bertanggung jawab mengkoordinasikan proses identifikasi risiko dan pelaporannya kepada Komite Manajemen Risiko (Risk Management Committee) Bank melalui media Rapat Komite Manajemen Risiko yang diselenggarakan secara berkala 1 (satu) kali dalam periode 1 (satu) bulan.
C.
Adequacy of the Process of Identification, Measuring, Monitoring, and Controlling Risk as well as the Risk Management Information System In terms of the development of a risk management culture, especially in terms of identifying risk adequacy through measuring, monitoring and control, the Risk Management Division is responsible for coordinating the risk identification process and reporting to the Bank’s Risk Management Committee through the Risk Management Committee Meeting that is regularly held 1 (one) times within a period of 1 (one) month.
Proses identifikasi risiko dan pemantauannya melibatkan satuan kerja Internal Control di bawah Divisi Manajemen Risiko, yang dalam pelaksanaannya berkerjasama dengan Divisi Kepatuhan (second line of defense) dan SKAI (third line of defense).
The risk identification process and its monitoring involve the Internal Control Unit, which is structurally below the Risk Management Division and works closely with the Compliance Division (second line of defense) and SKAI (third line of defense).
Satuan kerja Internal Control dari waktu ke waktu melakukan pemantauan terhadap risiko-risiko yang telah diidentifikasi dari masing-masing risk taking unit (satuan kerja operasional dan/atau satuan kerja non operasional) serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan proses pengendalian risiko dan pelaporannya kepada Divisi Manajemen Risiko.
The Internal Control Unit will periodically monitor the risks that have been identified within the respective risk taking unit (operational unit and/or nonoperational unit) as well as provide recommendations to improve the risk control process and it’s reporting to the Risk Management Division.
Dalam hal risiko yang diidentifikasi merupakan risiko kepatuhan, maka satuan kerja Internal Control akan berkoordinasi dengan Unit Kerja Khusus Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme guna menentukan langkahlangkah pemantauan dan pengendalian yang dapat direkomendasikan kepada satuan kerja operasional dan/atau satuan kerja non operasional.
If the identified risks are compliance risks, therefore, the Internal Control Unit will coordinate with the Compliance Division Anti Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding Program Special Unit in order to determine the monitoring and control steps that can be recommended to the operational/ non-operational unit.
Koordinasi antara satuan kerja Internal Control dan SKAI juga dilakukan dalam hal satuan kerja operasional dan/atau satuan kerja non operasional telah menyelesaikan seluruh rekomendasi untuk perbaikan pengendalian risiko yang telah diidentifikasi untuk masing-masing risk taking unit, sebagai bagian dari perencanaan kerja audit intern oleh SKAI.
The Internal Control Unit also coordinates with SKAI to ascertain as to whether the operational/ non-operational unit has fulfilled all of the recommendations to improve risk control that are identified for the respective risk taking unit, as part of the Internal Audit Unit’s internal audit work plan.
D. Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh Bank dalam menerapkan proses manajemen risiko melibatkan seluruh jajaran dalam organisasi mulai dari Direksi, Pegawai Eksekutif hingga seluruh pegawai. Sedangkan dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal, Bank menerapkan pendekatan ”Three Lines of Defense” atau Tiga Garis Pertahanan, yaitu sebagai berikut:
D. Comprehensive Internal Control System The Bank’s implementation of the risk management process involves the entire organization beginning from the Board of Directors, Senior Management and all of its employees. While in terms of implementing the internal control system, the Bank applies the ”Three Lines of Defense” approach, which are:
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
The risk levels set is adjusted in line with the Bank’s business model and characteristics that focus on allocating funds to micro financing institutions and Rural Banks by virtue of a linkage program scheme. The established risk limit levels are the risk limits associated with the Bank’s credit risk and liquidity risk.
Tingkat limit risiko yang telah ditetapkan disesuaikan dengan model dan karakteristik bisnis Bank yang berfokus pada penyaluran dana kepada LKM dan BPR melalui skema linkage program. Tingkat limit risiko yang telah ditetapkan adalah limit risiko terkait risiko kredit dan risiko likuiditas Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
172 1. Garis Pertahanan Pertama, terdapat di masingmasing divisi sebagai risk taking unit, merupakan unit yang melaksanakan aktivitas bisnis dan operasional bisnis sehari-hari serta sebagai risk owner atas aktivitas yang dilaksanakannya. Unit ini merupakan unit yang paling bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko atas aktivitas hariannya.
1. The First Line of Defense is within the respective Divisions as the risk taking unit, which serves as the unit that carries out daily business and operational activities as well as the risk own er of the activities it carries out. This Unit serves as a unit that is most responsible for risk management and control over daily activities.
2. Garis Pertahanan Kedua, berada di Divisi Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko. Divisi Manajemen Risiko bersama risk taking unit akan melakukan selfassessment dengan menetapkan tingkat risiko dari aktivitas, proses bisnis, dan transaksi. Satuan kerja Internal Control, yang bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Manajemen Risiko, akan melakukan pemantauan secara berkala sesuai tingkat risikonya atas aktivitas, proses bisnis, transaksi, dan pengawasan yang dilakukan oleh risk taking unit.
2. The Second Line of Defense is in the Compliance and Risk Management Division. The Risk Management Division along with the risk taking unit will perform a self-assessment by determining the risk level from the activity, business process and transaction. The Internal Control Unit, which reports to the Risk Management Division Head, will regularly monitor in accordance with the risk level of the activity, business process, transaction and supervision carried out by the risk taking unit.
3. Garis Pertahanan Ketiga, berada di SKAI yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama, akan melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan dan/atau ketentuan yang berlaku berdasarkan tingkat risiko yang telah ditetapkan, termasuk kaji ulang dan evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko di Bank.
3. The Third Line of Defense is with the SKAI, which reports to the President Director, that will examine compliance towards prevailing rules and regulations as well as policies and/or prevailing provisions based on the established risk level, including reviewing and evaluating the implementation of risk management within the Bank.
PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESAR Total penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: NO
PENYEDIAAN DANA ALLOCATION OF FUNDS
1
Kepada Pihak Terkait To Related Parties
2
Kepada Debitur Inti: To Core Borrowers:
FUND ALLOCATION TO RELATED PARTY AND LARGE EXPOSURE The total funds allocated to related party and large exposure as of December 31, 2013 are as follows:
JUMLAH/ TOTAL DEBITUR/ BORROWER
NOMINAL (JUTAAN RUPIAH) AMOUNT (MILLIONS RUPIAH)
1
6.250
Individu / Individual
15
135.118
Grup / Group
10
172.355
RENCANA STRATEGIS BANK
BANK’S STRATEGIC PLAN
A.Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) Dalam jangka panjang Bank akan tetap melanjutkan kegiatan usahanya dalam rangka mewujudkan visi dan misi pendirian Bank yaitu tetap fokus pada model bisnis wholesale banking dan kemitraan dengan Bank Perkreditan Rakyat dan lembaga keuangan mikro lainnya dalam rangka menjangkau lapisan masyarakat yang kurang atau belum mendapatkan akses layanan keuangan perbankan.
A. Long Term Plan (Corporate Plan) The Bank will, for the long term, continue its endeavor to achieve the vision and mission by staying focused on wholesale banking business model as well as maintaining partnership with Rural Banks and other MFIs. This is aimed at providing service to the society that has no or little access to the banking financial services.
Dalam jangka panjang Bank akan terus mengembangkan jaringan kantornya guna menjangkau nasabah usaha mikro,
Additionally, the Bank will continue to expand its outreach by opening more offices to serve broader and
kecil dan menengah (UMKM) yang lebih luas termasuk melalui pelaksanaan layanan sebagai pengayom Bank Perkreditan Rakyat (fungsi APEX Bank).
more SME clients including by taking apex role to Rural Banks.
B. Rencana Jangka Menengah dan Pendek (Business Plan)
B. Short and Medium Term Plan (Business Plan)
Dalam jangka menengah dan pendek Bank akan melakukan konsolidasi secara menyeluruh dalam rangka melakukan perbaikan kinerja keuangan dan pengelolaan aset dan kewajiban Bank. Hal ini terkait dengan pencapaian selama periode tahun 2013 yang jauh dibawah target Rencana Bisnis Bank sebelumnya.
For short and medium term, the Bank will take a thorough consolidation to improve its financial performance as well as its asset and liability management. This is driven by the 2013 achievement that fell way below the target of previous Bank’s Business Plan.
Dalam jangka pendek selama satu tahun mendatang fokus operasional Bank adalah meningkatkan kualitas portofolio penyaluran dana dalam bentuk kredit yang diberikan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional Bank melalui serangkaian program efisiensi baik dari aspek alur kerja maupun dari biaya operasional secara keseluruhan. Hal tersebut diwujudkan antara lain melalui strategi penghimpunan dana murah guna menurunkan biaya dana, meningkatkan pendapatan non bunga (feebased income) melalui layanan AndaraLink, penyelesaian sistem otomasi guna mendukung peningkatan efisiensi proses perkreditan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, peningkatan kapasitas sumber daya manusia khususnya dibidang perkreditan dan tresuri, pengembangan pola penyaluran dana dalam bentuk kredit yang diberikan melalui skema pembiayaan bersama mitra Bank khususnya Bank Perkreditan Rakyat (linkage program), dan pembukaan kantor cabang Jakarta dalam rangka pemisahan fungsi operasional Kantor Pusat Bank.
The Bank’s focus on its operation for the next twelve months is to improve the quality of loan portfolio as well as to improve Bank’s operation efficiency through efficiency-driving programs including workflow process and operational expenses. These programs adopt strategies that include low cost fund acquisition, increasing fee-based income through AndaraLink, completion of automation system as to improve efficiency in loan processing that is in adherence to prudence principle, enhancing HR competency particularly those in treasury and loan departments, improving disbursement scheme of joint-financing loans (linked program), and the opening of Jakarta branch to separate operation function from the Bank’s headquarter.
Dalam jangka menengah ditargetkan Bank telah mencapai kondisi sehat dan memiliki kualitas portofolio kredit yang diberikan yang sehat, serta telah dapat mewujudkan alur kerja yang efisien dan efektif baik pada risk taking unit (satuan kerja operasional dan/atau satuan kerja non operasional) maupun pada satuan kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan (Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan, dan Satuan Kerja Audit Intern).
For medium term, the Bank has a target to secure a sound condition and good quality of loan portfolio as well as to implement efficient and effective workflow at risk taking units, both operational and non-operational, as well as at supervisory units, such as risk management, compliance, and internal audit.
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK Seluruh aspek yang terkait dengan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank telah diungkapkan dalam laporan-laporan yang telah diterbitkan Bank terkait dengan penyampaian laporan keuangan Bank dan laporan lainnya, baik laporan tahunan, laporan triwulanan, dan laporan bulanan kepada otoritas pengawasan serta pihakpihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) Bank.
TRANSPARENCY OF THE BANK’S FINANCIAL AND NON FINANCIAL CONDITIONS All aspects related to transparency of the Bank’s financial and non-financial conditions was revealed within the reports published by the Bank through the submission of the Bank’s financial statements and other reports, both in the form of the Annual Report, quarterly report, and monthly report, to the supervisory agencies and other stakeholders of the Bank.
INFORMASI TERKAIT PELAKSANAAN GCG Selama periode tahun 2013 tidak terdapat intervensi dari pemegang saham Bank terhadap operasional dan kewenangan Dewan Komisaris dan Direksi dalam melakukan tugas dan tanggung jawab melakukan pengelolaan terhadap Bank berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Demikian pula
INFORMATION ON GCG IMPLEMENTATION Throughout the 2013 period, the Bank’s shareholders did not intervene in the Board of Commissioners and Directors operations and authority to perform their role and responsibilities to manage the Bank in accordance with the prevailing rules and regulations. There were also no signs of internal conflict that might affect the Bank’s operational
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
173
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
174 tidak terdapat perselisihan internal yang terjadi yang mempengaruhi operasional Bank baik di kantor cabang maupun di kantor pusat Bank. Selama periode tahun 2013 tidak terdapat permasalahan yang timbul yang terkait dengan kebijakan remunerasi yang dijalankan Bank.
aspects both at the branch as well as the Head Office level of the Bank.
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih dari modal disetor pada Bank, bank lain, lembaga keuangan bukan bank, dan perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam negeri maupun di luar negeri per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
SHARE OWNERSHIP BY THE BOARD OF COMMISSIONERS AND THE BOARD OF DIRECTORS MEMBERS Share ownership by members of the Board of Commissioners and Directors amounting to 5% (five percent) or more in paid-in capital in the Bank, other banks, non-bank financial institutions, and other companies domiciled within and outside of Indonesia as of December 31, 2013 are as follows:
NAMA NAME
JABATAN POSITION
There were no issues related to the Bank’s remuneration policy throughout 2013.
KEPEMILIKAN/ OWNERSHIP STATUS STATUS
Stephen Mitchell
Presiden Komisaris President Commissioner
Tidak Ada None
Ari RP Ariwibowo
Komisaris Independen*) Independent Commissioner *)
Ada Yes
Crescentia D Kiswanti
Komisaris Independen Independent Commissioner
Tidak Ada None
Daniel F Iskandar
Komisaris Independen**) Independent Commissioner**)
Tidak Ada None
David HL. Yong
Direktur Utama***) President Director***)
Tidak Ada None
Irianto Kusumadjaja
Direktur Director
Tidak Ada None
Chisca Mirawati
Direktur Director
Tidak Ada None
JENIS TYPE
JUMLAH (%) TOTAL (%)
KETERANGAN NOTES
Saham Shares
50%
PT Fairways Capital
Saham Shares
25%
PT Fairways Property Perkasa
Saham Shares
25%
PT Titipan Mas
Saham Shares
15%
PT Mataair Raya
*) efektif mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 **) disetujui dan diangkat pemegang saham menjadi Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 dan efektif terhitung setelah posisi Direktur Utama terisi ***) efektif mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Bank per tanggal 28 Februari 2014
*) effectively resigned as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 **) approved and appointed by the shareholders as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 effective following the appointment of new President Director ***) effectively resigned as the Bank’s President Director as of February 28, 2014
HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA DAN/ ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK
FINANCIAL AND FAMILY RELATIONSHIPS BETWEEN THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS MEMBERS WITH OTHER MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS, OTHER BOARD OF DIRECTORS AND/OR THE BANK’S CONTROLLING SHAREHOLDERS
Tidak terdapat hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/ atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
There are no financial and family relations between the Board of Commissioners and the Board of Directors members with other members of the Board of Commissioners, other Directors and/or the Bank’s Controlling Shareholders.
175 HUBUNGAN KELUARGA DENGAN FAMILY RELATIONSHIPS WITH
NAMA NAME
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS Ya Yes
Tidak No
DIREKSI DIRECTORS
HUBUNGAN KELUARGA DENGAN FAMILY RELATIONSHIPS WITH
PEMEGANG SAHAM PENGENDALI
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Ya Yes
Ya Yes
CONTROLLING SHAREHOLDERS
Ya Yes
Tidak No
Tidak No
DIREKSI DIRECTORS
Tidak No
Ya Yes
PEMEGANG SAHAM PENGENDALI
CONTROLLING SHAREHOLDERS
Tidak No
Ya Yes
Tidak No
Stephen Mitchell
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Ari RP Ariwibowo*)
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Crescentia Delima Kiswanti
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Daniel Faisal Iskandar**)
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
David HL Yong***)
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Irianto Kusumadjaja
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Chisca Mirawati
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
Tidak No
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
*) efektif mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 **) disetujui dan diangkat pemegang saham menjadi Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 dan efektif terhitung setelah posisi Direktur Utama terisi ***) efektif mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Bank per tanggal 28 Februari 2014
*) effectively resigned as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 **) approved and appointed by the shareholders as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 effective following the appointment of new President Director ***) effectively resigned as the Bank’s President Director as of February 28, 2014
KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
POLICIES PERTAINING TO REMUNERATION AND OTHER FACILITIES FOR THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS
A. Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Dewan Komisaris
A. Policies Pertaining to Remuneration and Other Facilities For the Board of Commissioners
JENIS REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN
TYPE OF REMUNERATION AND OTHER FACILITIES
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) Remuneration (salary, bonus, routine allowances, tantiem, and other facilities in the form of non- natura)
JUMLAH DITERIMA DALAM 1 TAHUN NUMBER AMOUNT (MILLIONS RUPIAH) ORANG NUMBER
JUMLAH (JUTAAN RUPIAH) AMOUNT (MILLIONS RUPIAH)
3
877
-
-
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang: Other facilities in the form of natural (housing, transportation, health insurance and others) that are: a. Dapat dimiliki / Obtainable
b. Tidak dapat dimiliki / Not obtainable
TOTAL
-
-
3
877
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
176
B. Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Direksi
B. Policies on Remuneration and Other Facilities for the Board of Directors
JENIS REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN TYPE OF REMUNERATION AND OTHER FACILITIES
JUMLAH DITERIMA DALAM 1 TAHUN TOTAL RECEIVED WITHIN 1 YEAR
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) Remuneration (salary, bonus, routine allowances, tantiem, and other facilities in the form of non- natura)
ORANG NUMBER
JUMLAH (JUTAAN RUPIAH) AMOUNT (MILLIONS RUPIAH)
3
6.663
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang: Other facilities in the form of natural (housing, transportation, health insurance and others) that are: a. Dapat dimiliki / Obtainable
b. Tidak dapat dimiliki / Not obtainable
TOTAL
C. Jumlah Anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang Menerima Paket Remunerasi Dalam 1 (satu) Tahun Dikelompokkan Sesuai Tingkat Penghasilan
-
-
3
560
3
7.223
C. The Numbers of Board of Commissioners and Board of Directors Members Receiving Remuneration Package Within 1 (one) Year Grouped by Income Level
JUMLAH REMUNERASI PER ORANG DALAM 1 TAHUN*) TOTAL REMUNERATION PER PERSON WITHIN 1 YEAR*)
JUMLAH DIREKSI TOTAL DIRECTORS
Di atas Rp2 miliar / Above Rp2 billion
1
Di atas Rp1 miliar s.d. Rp2 miliar / Above Rp1 billion and up to Rp2 billion
2
JUMLAH KOMISARIS TOTAL COMMISSIONERS
Di atas Rp500 juta s.d. Rp1 miliar Above Rp500 million and up to Rp1 billion Rp500 juta ke bawah / Rp500 million and below
SHARES OPTION
Sampai dengan akhir tahun 2013 Bank tidak memiliki kebijakan terkait pemberian shares option kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif Bank.
2
SHARES OPTION
Up to the end of 2013, the Bank did not have a policy related to providing shares option to the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the Bank’s executives.
JUMLAH SAHAM YG DIMILIKI (LEMBAR SAHAM) TOTAL NUMBER OF SHARES OWNED (SHARES)
YG DIBERIKAN (LEMBAR SAHAM) OFFERED (SHARES)
YG TELAH DIEKSEKUSI (LEMBAR SAHAM) EXERCISED (SHARES)
Stephen Mitchell
-
-
Ari RP Ariwibowo*)
-
Crescentia Delima Kiswanti
HARGA OPSI (RUPIAH) OPTION PRICE (RUPIAH
JANGKA WAKTU TIMEFRAME
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Daniel Faisal Iskandar**)
-
-
-
-
-
Direksi
David HL Yong
-
-
-
-
-
Board of Directors
Irianto Kusumadjaja
-
-
-
-
-
Chisca Mirawati
-
-
-
-
-
KETERANGAN/NAMA NOTE/NAME
Dewan Komisaris Board of Commissioners
JUMLAH OPSI
Pejabat Eksekutif Executives
Daroe Handojo
-
-
-
-
-
Deasy Wulaningsih
-
-
-
-
-
Don E Johnston Junior
-
-
-
-
-
Eko Susanto
-
-
-
-
-
Evira Tanuwidjaya
-
-
-
-
-
Ferdinandus Rudijanto
-
-
-
-
-
Gede Ari Wibawa S.P.
-
-
-
-
-
Ginanjar
-
-
-
-
-
Iwan Kusuma Herlambang
-
-
-
-
-
I Gde Ketut Mariatmaja
-
-
-
-
-
M Mashuri Yuniarto
-
-
-
-
-
Phera Tamiang Ukur
-
-
-
-
-
Simon Petrus
-
-
-
-
-
Soedin Karunia
-
-
-
-
-
Supriyono
-
-
-
-
-
Tengku Ilyana Habsjah
-
-
-
-
-
*) efektif mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 **) disetujui dan diangkat pemegang saham menjadi Komisaris Independen Bank per tanggal 2 Desember 2013 dan efektif terhitung setelah posisi Direktur Utama terisi
*) effectively resigned as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 **) approved and appointed by the shareholders as the Bank’s Independent Commissioner as of December 2, 2013 and effective following the appointment of new President Director
RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH
HIGHEST AND LOWEST SALARY RATIO
KETERANGAN/JABATAN DESCRIPTION/POSITION
TERTINGGI HIGHEST
TERENDAH LOWEST
Pegawai / Employee
26,6
1
Direksi / Board of Directors
2,1
1
1
1
TERTINGGI HIGHEST
TERENDAH LOWEST
2,4
1
Komisaris / Board of Commissioners KETERANGAN/JABATAN DESCRIPTION/POSITION
Direksi - Pegawai
Directors – Employees
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD)
TOTAL INTERNAL FRAUDS
Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Members of the Board of Commissioners and Members Internal Fraud Dalam 1 Tahun of the Board of Directors Internal Fraud Within 1 Year Tahun Sebelumnya Tahun Previous Year Berjalan Current Yea
Pegawai Tetap Permanent Employees
Tahun Sebelumnya Previous Year
Pegawai Tidak Tetap Non-Permanent Employees
Tahun Berjalan Current Yea
Tahun Sebelumnya Previous Yeara
Tahun Berjalan Current Yea
Total Fraud
-
-
-
-
-
-
Telah diselesaikan
-
-
-
-
-
-
Dalam proses penyelesaian internal Bank/ In the process
-
-
-
-
-
-
Belum diupayakan penyelesaian / To be settled
-
-
-
-
-
-
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum / Pursued
-
-
-
-
-
-
Completed settlement
of internal settlement by the Bank
legal process
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
177
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
178
PERMASALAHAN HUKUM
LEGAL ISSUES
PERMASALAHAN HUKUM LEGAL ISSUES
JUMLAH KASUS/ NUMBER OF CASES PERDATA CIVIL
PIDANA CRIMINAL
Telah mendapatkan putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap Granted judicial decision
-
-
Dalam proses penyelesaian / In settlement process
1
-
TOTAL
1
-
TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
CONFLICT OF INTEREST TRANSACTIONS
No
Nama dan Jabatan Pihak Yang Memiliki Benturan Kepentingan Name and Position of Those with Conflict of Interest
Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan Name and Position of the Decision maker
Jenis Transaksi Type of Transaction
Nilai Transaksi (jutaan Rupiah) Value of Transaction (millions Rupiah)
Keterangan Notes
1
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
BUY BACK SHARES DAN/ATAU BUY BACK OBLIGASI BANK
BANK SHARE BUYBACK AND/OR BANK BOND BUYBACK
Selama periode tahun 2013 tidak terdapat pembelian kembali saham dan/atau pembelian kembali obligasi yang diterbitkan Bank.
The Bank did not undertake any share buyback and/or bond buyback throughout 2013.
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN/ATAU KEGIATAN POLITIK
FUNDS ALLOCATED FOR CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND/OR POLITICAL ACTIVITIES
Selama periode tahun 2013 Bank tidak memberikan dana untuk kegiatan social dan/atau kegiatan politik.
The Bank did not provide funds for social and/or political activities throughout 2013.
179 TATA KELOLA PERUSAHAAN // GOOD CORPORATE GOVERNANCE
KODE ETIK
Kode Etik Bank merupakan pedoman standar perilaku yang mencerminkan integritas seluruh insan di Bank Andara. Berikut adalah kode etik yang berlaku dan harus diketahui, dipahami dan dipatuhi oleh Dewan Komisaris, Direksi maupun staf Bank Andara:
The Bank’s Code of Ethics is the standard behavior guidelines that reflect the integrity of Bank Andara’s employees. The following are the codes of ethics that every Bank’s employee, including the Board of Commissioners and Directors, must understand and comply with:
1. Pelarangan menyalahgunakan jabatan, wewenang, dan atau fasilitas yang diberikan oleh Bank.
1. Employees are prohibited from abusing their position, authority, and/or facility provided by the Bank.
2. Kewajiban mematuhi dan melaksanakan seluruh ketentuan sebagaimana diatur dalam Kode Etik Bankir Indonesia.
2. Employees have to comply with and implement all the provisions stipulated in the Indonesian Bankers Code.
3. Pelarangan meminta/menerima, memberi persetujuan untuk menerima, mengizinkan atau membiarkan keluarga untuk meminta/menerima fasilitas dan hal-hal lain yang dapat dinilai dengan uang dari perorangan atau badan yang diketahui atau patut diduga bahwa hal tersebut mempunyai hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan jabatan atau pekerjaan staf yang bersangkutan.
3. Employees are prohibited from requesting/ receiving, giving approval to receive, permit or allow the family to request / receive facilities and other things that can be assessed with money from an individual or entity that is known or reasonably suspected that he/she has a relationship, either directly or indirectly with the office or position of those employees.
4. Kewajiban menjaga rahasia Bank untuk hal yang dikategorikan rahasia.
4. Bank staffs are obliged to keeping Bank’s confidentiality
5. Pelarangan menjadi, pengurus partai politik, dan atau melakukan kegiatan untuk kepentingan partai politik.
5. Employees are prohibited from becoming political party officials and/or taking part in party activities for the benefit of a political party.
Setiap pihak yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Employees who are found violating Codes of Ethics will be punished in accordance with the prevailing regulations.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
CODE OF ETHICS
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
180
TATA KELOLA PERUSAHAAN // GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PENGADUAN INTERNAL WHISTLEBLOWER
Sistem Pelaporan Pelanggaran
Violation Reporting System
Bank Andara memiliki komitmen untuk menjalankan perusahaan secara profesional dan berlandaskan pada perilaku perusahaan yang sesuai dengan nilai budaya integritas. Karenanya, Bank senantiasa mendorong partisipasi pegawai Bank untuk memanfaatkan jalur komunikasi internal dalam pelaporan akan adanya pelanggaran atau potensi suatu pelanggaran, termasuk fraud di lingkungan Bank serta mempertimbangkan secara seksama sebelum memutuskan untuk melakukan pemanfaatan jalur eksternal.
Bank Andara is committed to operating professionally with codes of conducts that are in accordance with the cultural values of integrity. Therefore, the Bank constantly encourages the participation of the Bank’s employees to take best utilize the internal communication lines to report of any violation or potential violation, including fraud within the Bank as well as carefully consider before deciding on utilizing external lines.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas, Bank menyediakan sarana pelaporan pelanggaran yang bersifat rahasia, yaitu melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP).
To achieve that, the Bank has provided a mechanism to report violations confidentially, specifically through the Violation Reporting System (SPP).
Penerapan SPP bertujuan untuk:
The application of SPP is aimed at:
1. Menerapkan budaya kerja Bank secara konsisten khususnya pelaksanaan nilai budaya integritas. Consistently applying the Bank’s work culture, especially in regards to implementing the value of integrity culture. 2. Memperkuat lingkungan pengawasan (upaya preventive) dan mendorong komunikasi yang terbuka dan transparan serta pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian finansial termasuk hal-hal yang dapat merusak reputasi dan citra Bank dalam rangka menjaga serta melindungi aset/kepentingan Bank; Strengthening supervisory environment (preventive efforts) and promoting open and transparent communications as well as reporting matters that can lead to financial loss, including matters that can potentially damage the Bank’s reputation and image in order to maintain and to protect the Bank’s assets/interests; 3. Membantu dan mempermudah manajemen untuk mengantisipasi potensi atau dugaan pelanggaran dan/atau menangani secara cepat dan efektif pelanggaran yang terjadi di lingkungan Bank sekaligus memberdayakan serta mengoptimalkan penyelesaian secara internal Bank sebelum dilakukannya penyelesaian secara eksternal, termasuk melalui jalur hukum bila dianggap perlu; Assisting and enhancing management’s ability to anticipate potential or suspected violations and/or to address violations that occur within the Bank in a prompt and effective manner, as well as empowering and optimizing internal settlement within the Bank prior to pursuing external settlement, including legal settlement if necessary; 4. Menjaga reputasi Bank serta meningkatkan kepedulian Pegawai. Maintaining the Bank’s reputation and enhancing employee awareness.
181
a. pelanggaran terhadap ketentuan good governance; b. pelanggaran terhadap Kode Etik Bank; c. penyalahgunaan wewenang atau jabatan untuk kepentingan pribadi dan/atau golongan atau kelompok; d. pelanggaran terhadap prinsip standar akuntansi perbankan Indonesia yang berlaku; e. penyalahagunaan sumberdaya; f. pelecehan, tindakan pelanggaran norma masyarakat atau nilai sosial yang berlaku; g. tindakan pelanggaran yang bersifat SARA; h. penyalahgunaan wewenang, penggunaan yang tidak berdasarkan otorisasi, dan/atau penyalahgunaan aset tetap, mesin, dan inventaris atau peralatan kantor; i. penyalahgunaan catatan atau pembukuan administrasi kantor; j. tindakan yang membahayakan keselamatan kerja; k. tindakan pelanggaran lainnya yang dapat menimbulkan kerugian keuangan ataupun nonkeuangan; dan/atau l. fraud
Type of violation that can be reported through the SPP are as follows: a. violation of good governance provisions; b. violation of the Bank’s Code of Ethics; c. abuse of authority or position for personal gain and/or class or group; d. violations of the prevailing principles of Indone sian banking accounting standards; e. resource abuse; f. harassment, violations of prevailing societal norms or values; g. violations attributed to ethnic, religious, or racial discrimination; h. authority abuse, unauthorized use and/or abuse Bank’s fixed assets, machinery, and office inventory or equipment; i. abuse of office administration or bookkeeping records; j. harmful actions that pose threat to work safety; k. other violations that can lead to financial or nonfinancial loss; and/or l. fraud
Pelaporan pelanggaran melalui SPP dapat dilakukan melalui: Email
[email protected] Tel. 021-5260707, ext 2911/1003
Violations reporting through the SPP can be conveyed through: Email
[email protected] Tel. 021-5260707, ext 2911/1003
Untuk mempermudah dan mempercepat proses tindak lanjut bagi Pelapor dengan menggunakan mekanisme langsung, berikut adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh Pelapor dalam menyampaikan laporannya: a. Menyediakan informasi mengenai identitas diri Pelapor • Nama Pelapor. Laporan yang tidak menyebutkan nama Pelapor tidak dapat ditindaklanjuti karena dapat menghambat proses pembuktian dan proses penyelidikan, jika diperlukan. • Nomor telpon atau alamat email yang dapat dihubungi. b. Harus memberikan informasi indikasi awal yang dapat dipertanggungjawabkan, meliputi: • Masalah yang dilaporkan • Pihak yang terlibat • Waktu terjadinya • Bagaimana hal tersebut terjadi • Dokumen pendukung dan/atau bukti lainnya (jika ada)
To simplify and accelerate the follow up process for the Whistleblower through a direct mechanism, the following must be fulfilled by the Whistleblower upon submitting a report: a. Providing information of the Whistleblower’s identity • Name of the Whistleblower. Reports that do not mention the name of the Whistleblower will not be followed up as it may hinder the evidence findings and investigation process, when needed. • Telephone number or email address that can be contacted.
Setiap Pelapor dugaan Pelanggaran wajib untuk dirahasiakan identitas dirinya maupun segala sesuatu terkait dengan pelaporan tersebut sebagai bentuk perlindungan kepada Pelapor guna memberikan rasa aman, terutama apabila terkait ancaman atau tindakan yang didapat akibat pelaporan dugaan Pelanggaran.
The identity of each Whistleblower of a suspected Violation must be kept confidential so as to protect the Whistleblower and to provide a sense of security particularly when threats may arise as a result of this suspected violation reports.
b. Early indicative information that can be accounted for must be provided, including: • Issue • Involved parties • Time • How the issue happened • Supporting documents and/or other proof (if any)
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Laporan yang dapat disampaikan melalui SPP adalah sebagai berikut:
182
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA PERUSAHAAN // GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PENGADUAN EXTERNAL
EXTERNAL COMPLAINT CHANNEL
Untuk memberikan layanan yang terbaik, Bank Andara menyediakan sarana pengaduan melalui: 1. Website www.bankandara.co.id dengan memilih menu “Hubungi Kami” 2. Melalui email di alamat
[email protected] 3. Menghubungi Customer Care di nomor 0361-232747 atau 021-5260707 4. Menghubungi Customer Service Cabang
The followings are media that can be used for those who wish to send their complaints through: 1. Website www.bankandara.co.id, by selecting ‘Contact’ menu. 2. Email at the address:
[email protected] 3. Contact Customer Care at 0361-232747 or 021-5260707 4. Visit Customer Service at Bank’s branches
Disamping itu, Bank Andara juga dapat menerima masukan melalui: 1. Surat resmi ditujukan kepada Bank Andara 2. Telepon 3. Kolom Surat Pembaca di Media Massa
For feedback or input, they can be conveyed by:
Untuk informasi data Perusahaan lain secara terinci dapat diakses melalui: 1. Website Perusahaan : www.bankandara.co.id 2. Kantor Cabang Bank Andara 3. Laporan Triwulan, Laporan Kinerja Sosial, Laporan Tahunan 4. Media Massa.
To access corporate data and information can be obtained through: 1. Company website: www.bankandara.co.id 2. Or through a branch office of Bank Andara 3. Quarterly report, Social Performance Report, Annual Report 4. Mass media
1. Official letter addressed to Bank Andara 2. Telephone 3. Reader’s Letters on mass media.
LAPORANREPORT ANNUAL TAHUNAN // BANK 2013ANDARA ANNUAL2013 REPORT
183
184
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
CHAPTER BAB TWO EMPAT
CHAPTER FOUR
ANALISA DAN PEMBAHASAN TANGGUNG MANAJEMEN JAWAB SOSIAL BUILDING THE FOUNDATION FOR PARTNERSHIP PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
LAPORANREPORT ANNUAL TAHUNAN // BANK 2013ANDARA ANNUAL2013 REPORT
185
186
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN // CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY “Misi sosial selalu menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dalam setiap aktivitas perusahaan” “Social mission will always be inherent in every Bank’s activity”
Sejak awal pendiriannya, Bank telah didesain dengan menyertakan fungsi sosial yang kuat dalam model bisnis yang akan dijalankan. Upaya tersebut dilakukan dengan menyediakan layanan dan produk perbankan melalui LKM serta pelatihan berkala kepada LKM mitra Bank, termasuk jika diperlukan dengan melibatkan nasabah akhir.
Since its first inception, strong social mission is embedded into the Bank’s business model. This is evident in the Bank’s vision and mission to play a role in poverty alleviation and financial inclusion for those who have less or no access to financial sector by providing access to banking product and services through MFI, as well as trainings to MFI partners and their end clients deemend necessary.
Melaksanakan undang-undang Perusahaan Terbatas, khususnya mengenai tanggung jawab sosial/Corporate Social Responsibility (CSR), selama tahun 2013, Bank telah melakukan beberapa kegiatan CSR yang dikelompokkan sesuai kepentingan pemangku kepentingan, yakni : 1. Tanggung jawab lingkungan hidup 2. Tanggung jawab praktik ketenagakerjaan 3. Tanggung jawab pengembangan sosial kemasyarakatan 4. Tanggung jawab produk
Complying with the Law of Limited Company, pertaining for Corporate Social Responsibility (CSR) in particular, in 2013 the Bank conducted its CSR activities that are grouped by stakeholders’ interests: 1. 2. 3. 4.
Environment responsibility Employment practice responsibility Community development responsibility Product responsibility
TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN HIDUP
ENVIRONMENT RESPONSIBILITY
Bank percaya bahwa pelestarian alam dan lingkungan hidup merupakan tanggung berjawab seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat umum, dan juga para pelaku usaha. Untuk itu, Bank seoptimal mungkin ikut berpartisipasi untuk melaksanakan upaya-upaya yang akan meningkatkan kualitas alam dan lingkungan hidup, minimal di lingkungan tempat dimana Bank beroperasi.
The Bank believes that nature and environment preservation is the responsibility of all stakeholders, including government, public, and corporates. The Bank, therefore, strive its best to participate in improving the quality of nature and environment, at least in the area where the Bank operates.
Berikut adalah kegiatan Bank di bidang pelestarian alam dan lingkungan hidup: a. Clean Up Jakarta! Memperingati Hari Pahlawan tahun 2013, Bank berpartisipasi dalam acara Clean Up Jakarta! bekerja sama dengan majalah Jakarta Expat. Acara
Following are the Bank’s activities in nature and environment preservation initiatives: a. Clean Up Jakarta! In conjunction with Hero Day 2013, the Bank participated in the Clean Up Jakarta! event. This event was organized in association with Jakarta
ini diselenggarakan di Jakarta pada hari Minggu tanggal 10 November 2013. Bank mengirim 15 orang pegawai Bank Andara sebagai relawan (volunteer) yang terjun langsung dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Expat magazine and held in Jakarta on Sunday, November 10, 2013. The Bank deployed 15 of its employees as volunteers to take part in the program.
Acara ini diisi dengan kegiatan memungut dan memisahkan sampah yang tersebar di lokasi mulai dari depan Patung Pemuda Membangun hingga Bundaran Hotel Indonesia. Sampah daur ulang yang telah berhasil dikumpulkan oleh relawan kemudian dijual kepada pabrik daur ulang. Hasil penjualannya kemudian disumbangkan kepada Jakarta Green Project, sebuah LSM yang menyediakan layanan pengumpulan sampah daur ulang di Jakarta. Kegiatan LSM ini mampu membuka peluang kerja dan kehidupan baru bagi anak-anak yang sebelumnya tinggal dan bekerja di jalanan.
Picking up and separating garbage was highlight of the event, starting from ‘Pemuda Membangun’ Statue vicinity to ‘Hotel Indonesia’ roundabout. The recycled garbage collected by volunteers was then sold to a recycling plant. The proceeds were donated to Jakarta Green Project, an NGO that provides recycling collection service in Jakarta. This NGO’s activity is able to open employment opportunities and offer a new life to street children who previously lived and worked on the streets.
Untuk kegiatan ini, Bank tidak mengeluarkan biaya karena kontribusi Bank terwujud dalam bentuk waktu, tenaga, serta keikhlasan dari para relawan. Ke depan, Bank akan terus melanjutkan keikutsertaannya dalam kegiatan serupa dengan jumlah relawan yang diharapkan akan lebih banyak lagi dan dengan target area pembersihan yang lebih luas lagi.
This social activity incurred no cost to the Bank since the volunteer’s contributions were in the forms of time, effort, and sincerity. In the future, the Bank will continue to participate in similar activities with more volunteers to take part and larger area to clean up.
b. Smart Spending Policy Smart Spending Policy adalah kebijakan Bank yang mendorong setiap pegawai untuk melakukan penghematan di segala lini kegiatan tanpa mengurangi kualitas pekerjaan masing-masing. Setiap pengeluaran biaya operasional perlu direncanakan dengan matang dan dikaji ulang agar manfaat yang dihasilkan dapat optimal.
b. Smart Spending Policy Smart Spending Policy is the Bank’s policy that encourages its employees to save resources without reducing work quality. Every operational cost has to be well planned and reviewed for optimum benefit.
Kegiatan ini meliputi efisiensi di beberapa bidang, yakni penggunaan listrik secara terkontrol, penghematan konsumsi perlengkapan kantor (office supplies), serta mengurangi efisiensi perjalanan dinas.
Saving activities include efficiency in several aspects, such as electricity and office supplies consumption, as well as business travel efficiency.
Langkah nyata yang dilaksanakan sepanjang tahun 2013, diantaranya: 1. Penggunaan pengatur suhu udara (AC) yang dibatasi hingga pukul 18.00 WIB;
Implementations realized in 2013 include: 1. Air Conditioner usage curfew to 6 PM only;
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
187
188 2. Pemilihan penggunaan lampu serta barang elektronik hemat energi; 3. Penghematan dan penggunaan ulang (re-use) kertas; dan 4. Efisiensi perjalanan dinas.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT 2. The use of energy-saving lights and electronics; 3. Paper saving and re-use; and 4. Business travel efficiency.
TANGGUNG JAWAB PRAKTIK KETENAGAKERJAAN
EMPLOYMENT PRACTICE RESPONSIBILITY
Bank menyadari bahwa SDM merupakan salah satu aset terpenting yang harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan. Oleh karenanya, Bank memiliki tanggung jawab untuk memastikan terpenuhinya hak-hak para pegawai, skema remunerasi yang pantas, serta tersedianya penghargaan, dan kesempatan pengembangan karir bagi mereka yang berprestasi. Disamping itu, Bank senantiasa memperlakukan pegawai dengan hormat dan tanpa diskriminasi.
The Bank realized that human resource is one of the most important assets that must be constantly nurtured and developed. The Bank, therefore, has the responsibility to ensure the fulfillment of employee’s rights, appropriate remuneration schemes, rewards, and the availability of career development opportunities for outstanding employees. In addition to that, the Bank always treats the employee with respect and without discrimination.
Kesetaraan Kerja dan Kesejahteraan Untuk memastikan terpenuhinya hak-hak pegawai terkait kesetaraan kerja dan kesejahteraan, Bank menyusun kebijakan SDM dengan berlandaskan pada peraturan perundangan-undangan, best practice, serta norma–norma yang berlaku.
Employment Equality and Welfare To ensure the fulfillment of the employee rights related to employment equality and welfare, the Bank has set up HR policies based on the prevailing laws and regulations, best practices, and norms.
Beberapa kegiatan dibawah ini merupakan bentuk komitmen Bank untuk memastikan terwujudnya kesetaraan dan kesejahteraan pegawai: 1. Penilaian kinerja pegawai berkala 2 Pemenuhan standar Upah Minimal Regional (UMR) dan kesetaraan gaji 3. Hak cuti dan izin tidak masuk kantor
The following activities are the Bank’s commitment to ensuring the employee’s equality and welfare:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Untuk memberikan perasaan aman kepada pegawai dalam menjalankan tugasnya, Bank menjamin fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja melalui penyertaan pegawai dalam program Jamsostek dan asuransi kesehatan tambahan, baik bagi pengobatan rawat jalan maupun rawat inap.
Health and Safety To provide security to the employees at work place, the Bank provides Health and Safety Insurance for employees through Manpower Social Security Program (Jamsostek), as well as additional health insurance that provide both outpatient and in-patient plans.
Pada tahun 2013 Bank mencatat zero accident, artinya tidak terdapat kecelakaan kerja, baik kecelakaan ringan, sedang, atau kecelakaan fatal yang dialami oleh para pegawainya.
In 2013, the Bank recorded zero accident. No accident related to works, be that minor, medium, or fatal accident, occurred during the year.
TANGGUNG JAWAB PENGEMBANGAN SOSIAL KEMASYARAKATAN
COMMUNITY DEVELOPMENT RESPONSIBILITY
Tanggung jawab Bank terhadap pengembangan sosial kemasyarakatan dilakukan dengan peran aktif Bank dalam penyelenggaraan berbagai pelatihan bagi LKM mitra, nasabah akhir serta masyarakat lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh pengetahuan lebih yang dapat meningkatkan kompetensi, kapasitas dan daya saing para peserta pelatihan.
The Bank’s responsibility for community development has been actively conducted. It was carried out through its active role in organizing various trainings for MFI’s partners, end-clients, as well as other members of the nearby community. This activity is aimed at providing more knowledge that can increase competency, capacity and competitiveness of the trainees.
a. Pelatihan Bagi LKM Di tahun 2013, Bank telah menyelenggarakan sebanyak 20 (dua puluh) pelatihan yang ditujukan bagi Direksi, Komisaris, serta pegawai LKM. Pelatihan digelar di seluruh kantor cabang Bank Andara yaitu Jakarta, Denpasar, Semarang, dan Surabaya.
1. Periodic employee performance appraisal 2. Compliance with Minimum Wage (UMR) standard and equality 3. Leave and absence
a. Trainings for MFI In 2013, the Bank held 20 (twenty) trainings for MFI’s Board of Directors, Board of Commissioners and employees. The trainings were conducted in all Bank branches located in Jakarta, Denpasar, Semarang, and Surabaya.
189 NO
JENIS PELATIHAN/TYPE OF TRAINING
PESERTA/PARTICIPANT
PELATIH/TRAINER
WAKTU/PERIOD
1
Perlakuan Ketentuan Perpajakan untuk BPR yang mengacu SAK ETAP BPR ABB DKI Jaya
Anggota ABB DKI Jaya
Kantor Konsultan Pajak PanoramPanorama
Januari 2013 January 2013
ABB DKI Jaya members
Taxation Application for MFI by referring to SAK ETAP BPR ABB DKI Jaya Sosialisasi Uang Asli dan Service Excellence Information Dissemination on Genuine Money and Service Excellence 3
4
LKM Mitra Bank Andara di Surabaya dan Semarang
Internal
23-26 Mei 2012 May 23-26, 2012
Bank Andara’s MFI partners in Surabaya and Semarang
Pelatihan Bertema Kepemimpinan
Koperasi di Sulawesi Selatan
Leadership Training
Cooperatives in South Sulawesi
Pelatihan Service Excellences dengan sub tema : Caring for Ourselves; Caring for Our Team; Caring for Our customers and Caring for Difficult Situation
Koperasi Karya Usaha Mandiri/Karya Usaha Mandiri Cooperative
Internal
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang berada di Wilayah Kabupaten Badung
Internal
Internal
15 April 2013 April 15, 2013 20 April 2013 April 20, 2013
Service Excellences Training, sub themed: Caring for Ourselves; Caring for Our Team; Caring for Our Customers and Caring for Difficult Situation 5
Pelatihan bertema “Leadership Management” Leadership Management Training
14 Mei 2013 May 14, 2013
Credit Institutions in Badung Regency 6
Pelatihan tentang Analisa Kredit Credit Analysis Training
BPR/Koperasi di bawah naungan Group Karunia
Internal
23 Mei 2013 May 23, 2013
Rural Banks/Cooperatives under Karunia Group 7
8
Pelatihan & Tirtayatra bagi Anggota ABB wilayah Bali
BPR Anggota ABB Wilayah Bali
Training & Tirtayatra for ABB members in Bali
Rural Banks of ABB-Bali Area
Pelatihan untuk Operator AndaraLink
16 LKM mitra Bank Andara di wilayah Denpasar
Training for AndaraLink Operators
Internal dan Rurin & Bimala Partners
29-30 Mei 2013 May 29-30, 2013
Internal
26 Juni 2013 June 26, 2013
16 MFI partners in Denpasar area 9
10
11
Pelatihan bertema Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
BPR Anggota ABB Wilayah DKI Jaya
Human Resources Management Training
Rural Banks of ABB-DKI Jaya Area
Pelatihan Penguatan Tata Kelola Kelembagaan dan Usaha Koperasi
Koperasi Sauyunan Jawa Barat
Training on Strengthening Cooperative and Institution Governance
Sauyunan Cooperative, West Java
Management Microfinance Development Program
BPR/Koperasi di wilayah Denpasar
Internal
June 26,2013
Internal
Management Microfinance Development Program
BPR/Koperasi di wilayah Jabodetabek
MICRA
11-13 September 2013 September 11-13, 2013
MICRA
13-15 November 2013 November 13-15, 2013
MICRA
9-11 Oktober 2013 October 9-11, 2013
MICRA
3-6 September 2013 September 3–6, 2013
Rural Banks/Cooperatives in Jabodetabek area 13
Risk Awareness
BPR/Koperasi di wilayah Jabodetabek Rural Banks/Cooperatives in Jabodetabek area
14
Pelatihan Pembuatan Business Plan Business Plan Training
BPR/Koperasi di wilayah Semarang Rural Banks/Cooperatives in Semarang area
19-20 Juli 2013 July 19-20, 2013
Rural Banks/Cooperatives in in Denpasar area 12
26 Juni 2013
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
2
Tax Consultant Office
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
190 15
Pelatihan Pembuatan Business Plan Business Plan Training
BPR/Koperasi di wilayah Denpasar
MICRA
17-21 September 2013 September 17-21, 2013
MICRA
1-5 Oktober 2013 October 1-5, 2013
MICRA
20-22 November 2013 November 20-22, 2013
MICRA
4-6 Desember 2013 December 4-6, 2013
MICRA
6-8 November 2013 November 6-8, 2013
MICRA
18-20 Desember 2013 December 18-20, 2013
Rural Banks/Cooperatives in Denpasar area 16
Pelatihan Pembuatan Business Plan Business Plan Training
BPR/Koperasi di wilayah Surabaya Rural Banks/Cooperatives in Surabaya area
17
Leadership and Motivation
BPR/Koperasi di wilayah Surabaya Rural Banks/Cooperatives in Surabaya area
18
Leadership and Motivation
BPR/Koperasi di wilayah Denpasar Rural Banks/Cooperatives in Denpasar area
19
Asset and Liabilities Management
BPR/Koperasi di wilayah Jabodetabek Rural Banks/Cooperatives in Jabodetabek area
20
Asset and Liabilities Management
BPR/Koperasi di wilayah Denpasar Rural Banks/Cooperatives in Denpasar area
b. Pelatihan Nasabah LKM Di tahun 2013, Bank juga menyelenggarakan pelatihan Pengelolaan Keuangan untuk nasabah LKM mitra Bank di empat kota yaitu Bogor, Bojonegoro, Yogyakarta, dan Tegal. Pelatihan ini diselenggarakan untuk pengusaha wanita yang menjadi nasabah LKM mitra Bank dan diikuti oleh 200 orang nasabah. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberdayakan wanita pengusaha dengan memberikan pelatihan pengelolaan keuangan, meningkatkan pengetahuan serta kemampuan pengusaha wanita. Hal ini sejalan dengan misi sosial Bank dalam meningkatkan kapasitas segmen masyarakat yang kurang atau belum terjangkau oleh pelayanan keuangan formal agar memiliki pengetahuan pengelolaan keuangan.
c. Sumbangan Kemasyarakatan Sebagai salah satu bentuk perwujudan kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan, di tahun 2013 pegawai Bank memberikan bantuan sumbangan pada masyarakat dan organisasi sosial yang membutuhkan. Sumbangan itu diwujudkan dalam bentuk uang tunai, buku-buku, sembako maupun kebutuhan sehari-hari lainnya. Penerima dan bentuk sumbangan yang disalurkan Bank di tahun 2013, terdiri dari: 1. Rumah Baca Zhaffa, Jakarta: berupa sumbangan uang tunai serta buku-buku pendidikan dan mainan edukasi yang masih layak baca dan layak pakai. 2. Panti Asuhan Cacat Ganda Al-Rifdah, Semarang: berupa sumbangan paket sembako.
b. Training for MFI’s End Clients In 2013, the Bank also held Financial Management training for MFI’s end clients in 4 cities, Bogor, Bojonegoro, Yogyakarta, and Tegal. The training was organized for entrepreneur women who are MFI’s end clients, and participated by 200 end clients. The goal of the training was geared toward empowering entrepreneur women through financial management training that are expected to improve their knowledge and skill.
This initiative represents the Bank’s social mission to increase community capacity that are un or under served by formal financial services so that they can possess financial management knowledge.
c. Community Donations In 2013 the Bank extended some donation to the community and other social organization in the form of cash, books, basic food and others. This initiative represents the Bank’s caring action in helping the under-privilege and those in need.
The beneficiaries and donations made in 2013 are as follow: 1. Zhaffa Reading House, Jakarta: Cash donation and used educational books and educational toys.
2. Multi-Disabilities Orphanage Al-Rifdah, Semarang: basic food packages.
191 3. Institution for Senior Citizen Social Welfare Hargodedali, Surabaya: diapers and eucalyptus oil. 4. Nursing Homes Seraya Kertajiwa, Denpasar: basic food packages and clothing materials.
Sumbangan yang diberikan bagi kemasyarakatan ini berasal dari sumbangan sukarela dari pegawai dan para simpatisan lainnya. Total dana yang dikumpulkan pegawai Bank untuk seluruh kegiatan sumbangan kemasyarakatan di tahun 2013 adalah senilai Rp2.500.000.
Donation for these communities was collected voluntarily from employees and other supporters. Total cash donation raised by the Bank’s employees for this activity in 2013 amounted to Rp2,500,000.
TANGGUNG JAWAB PRODUK
PRODUCT RESPONSIBILITY
Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, terutama para nasabahnya, Bank selalu menempatkan para nasabah sebagai prioritas utama serta memastikan bahwa seluruh produk (portofolio) dan layanan yang ditawarkan telah sesuai dengan norma-norma dan peraturan perundangundangan.
To maintain public trust, particularly from the customer, the Bank always put them as top priority and ensures that the entire products (portfolio) and services being offered are in compliance with the prevailing norms and laws.
Sepanjang tahun 2013, Bank telah mengambil kebijakan dan langkah-langkah tanggung jawab produk sebagai berikut: a. Melakukan Penataan Ulang Proses Bisnis Bank Bank senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanan terutama untuk produk pinjaman, khususnya dalam proses bisnisnya. Sebagai bagian dari penataan ulang proses bisnis, Bank telah mengimplementasikan perangkat lunak (software) BPM+ guna meningkatkan efisiensi dalam proses persetujuan kredit. Pengimplementasian perangkat lunak ini dilaksanakan oleh Bosch Software Innovations.
Throughout 2013, the Bank had developed policies and taken these following product responsibilities:
Total investasi Bank yang dikeluarkan untuk penataan ulang proses bisnis Bank dalam bentuk pengimplementasian perangkat lunak ini adalah senilai Rp2 miliar.
b. Menjaga Kualitas Produk – Portofolio Bank senantiasa berupaya memastikan bahwa setiap produk dan layanan dapat memberikan manfaat dan kegunaan yang optimal bagi para nasabah. Bank juga selalu memastikan agar para nasabah telah memahami dan mengerti kelebihan produk dan layanan Bank Andara, sesuai dengan kebutuhan nasabah. Untuk itu, Bank telah menetapkan kriteria pengkajian produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah, sebagai berikut: 1. Manfaat produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah harus jelas; 2. Biaya administrasi yang dikenakan untuk penggunaan produk dan layanan harus transparan; 3. Nomor telepon atau alamat email pegawai pelayanan nasabah harus tercantum jelas untuk mengakomodasi pengajuan keluhan atau pertanyaan jika diperlukan; 4. Produk dan layanan yang ditawarkan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia.
a. Bank Business Process Restructuring The Bank strives to improve the quality of services, especially for lending products, particularly pertaining to its business processes. As part of the business process restructuring, the Bank has implemented BPM+ software to improve the efficiency of loan approval process. The software implementation was conducted by Bosch Software Innovations.
The total Bank’s investment on software implementation for business process restructurings amounted to Rp2 billions.
b. Maintaining Product Quality - Portfolio The Bank strives to ensure that every product and service can provide optimum benefit to the customer. The Bank will always ensure that the customer understand the advantages of Bank Andara’s products and services that can meet their needs.
The Bank, therefore, had set these following criteria for the assessment on products and services offered to customers: 1. The benefits of the products and services offered to the customer must be clearly defined; 2. The administration fee to be charged for using the product and service must be transparent; 3. The phone number or email address of customer service pegawaif must be clearly stated to accommodate any complaints or questions; 4. The offered products and services must have attained prior approval from Bank Indonesia.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
3. Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Hargodedali, Surabaya: berupa sumbangan paket pampers dewasa dan minyak kayu putih. 4. Panti Tresna Werdha Seraya, Kertajiwa, Denpasar: berupa sumbangan paket sembako dan kain.
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
192
siaran pers / press release
DAPAT SEGERA DITERBITKAN
Standard Chartered Berikan Pinjaman Microfinance rofinance Kepada Bank Andara Untuk Kembangkan Sektor Usaha Mikro Denpasar, 25 Juni 2013 -- Standard Chartered Bank dan Bank Andara hari ini menandatangani perjanjian kerjasama fasilitas kredit sebesar Rp57 57 miliar yang akan digunakan untuk mendukung pendanaan lembaga keuangan mikro (LKM) di Indonesia. Bank Andara merupakan satu satu-satunya satunya bank umum dengan model bisnis wholesale di Indonesia yang bekerjasama dengan LKM untuk mengenta mengentaskan skan kemiskinan dengan mengembangkan inovasi dan menyediakan akses keuangan bagi masyarakat miskin miskin. Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh CEO Standard Chartered Bank, Bapak Tom Aaker dan Direktur Utama Bank Andara, Bapak David H.L. Yong, Yong disaksikan oleh pejabat Bank Indonesia wilayah Bali, Dr. I Gde Made Sadguna. Sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di usaha mikro, pa pada da hari yang sama sejumlah staf relawan Standard Chartered Bank juga memberikan pelatihan pengelolaan keuangan bagi perempuan pengusaha mikro,, sehingga diharapkan mereka dapat mengelola keuangan secara lebih efektif lagi untuk meningkatkan nilai ekonomi keluarga dan usahanya. Pemberian fasilitas pinjaman dana untuk industri microfinance ini telah dimulai Standard Chartered sejak 2009, bekerja sama dengan beberapa lembaga keuangan mikro, antara lain Mitra Bisnis Keluarga Ventura dan Koperasi Mitra Dhuafa selain Bank Andara. Tahu Tahun n ini adalah kali kedua Standard Chartered memberikan fasilitas pinjaman 2011, Standard Chartered menyalurkan kan pinjaman dana kepada kepad microfinance kepada Bank Andara. Pada tahun 2 Bank Andara sebesar Rp30 miliar. mengatakan “Selaras dengan Dalam kesempatan tersebut CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Tom Aaker mengatakan: brand promise ʻHere for goodʼ, kami berkomitmen untuk memberi dukungan terhadap perubahan yang baik di berbagai pasar dimana kami beroperasi. Indonesia merupakan salah satu pasar utama Standard Standar Chartered, terutama di kawasan Asia. Dan kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada industri usaha mikro, kecil dan menengah. Fasilitas pinjaman microfinance yang kami berikan kepada Bank Andara merupakan salah satu contoh upaya nyata kami dalam memajukan pertumbuhan usaha mikro di Indonesia. Kami berharap pinjaman dana ini dapat menjangkau lebih banyak lagi pengusaha pengusaha-pengusaha pengusaha mikro yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.”
1
193
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
SIARAN PERS Untuk diterbitkan segera
BANK ANDARA GELAR PELATIHAN & TITRAYATRA UNTUK ANGGOTA ANDARA BERSAMA BPR (ABB) WILAYAH BALI
Dalam rangka kegiatan Kegiatan Akbar Andara Bersama BPR (ABB) Wilayah Bali, Bank Andara menggelar enggelar acara Pelatihan dan Ti Titrayatra ayatra di Hotel Bali Handara Kosaido Golf Country and Club, dan Pura Danau Buyan Pancasari, Bali. Acara ini digelar selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 29 – 30 Mei 2013 yang diikuti oleh 103 peserta yang terdiri dari Direksi dan Komisaris BPR di seluruh wilayah Bali. Adapun materi pelatihan yang disampaikan dalam acara tersebut terdiri dari dua sesi. Sesi pertama berjudul “Paradigma Baru Sumber Daya Manusia (SDM)” yang disampaikan oleh Bp. Wakky Antonio, Kepala Divisi SDM Bank Bank Andara. Sesi pelatihan kedua adalah Mental Melayani dan Bekerja Sepenuh Hati yang disampaikan oleh trainer dari Rurin & Bimala Partners. Pelatihan ini merupakan hasil keputusan Rapat Anggota Tahunan ABB Wilayah Bali tanggal 5 Juli 2012 silam di Hongkong ng Garden Restaurant, yang memutuskan bahwa Laba ABB Tahun Buku 2009-20011 20011 tidak dibagikan secara tunai kepada anggota BPR tetapi dipergunakan dalam bentuk acara kebersamaan dan pelatihan serta Titrayatra bagi BPR se-Bali. se Selain itu, diadakannya pelatihan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Bank Andara untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap mitra Bank dan bentuk kepedulian terhadap perkembangan serta peningkatan kemampuan lembaga keuangan mikro (LKM) dan komunitasnya. Bank Andara akan terus berupaya berupaya untuk terus mengawal kemajuan serta perkembangan LKM dalam rangka menerapkan keuangan inklusif melalui produk maupun layanan yang inovatif sesuai dengan tagline Moving Microbanking Forward.
194
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
Bank Andara Resmikan Kantor Cabang Baru di Surabaya *** Bentuk Komitmen Bank Andara dalam Melayani Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Jawa Timur
Surabaya – Pada hari ini, 25 Februari 2013 Bank Andara meresmikan satu jaringan kantor cabang di Surabaya yang berlokasi di Gedung Mandiri Tower II, Lantai 7. Suite 701 – 3, Jl. Panglima Sudirman 66 – 68, Surabaya. Kehadiran kantor cabang ini merupakan salah satu upaya Bank Andara dalam memberikan layanan terbaik dan jangkauan yang lebih luas kepada calon nasabah dan masyarakat umum yang berada dalam wilayah Jawa Timur. Kantor cabang ini merupakan kantor cabang Bank Andara yang ke-3 setelah Kantor Cabang Jakarta, dan Denpasar. Peresmian kantor cabang Bank Andara, Surabaya dilakukan oleh David Yong, Direktur Utama Bank Andara disaksikan direksi Bank Andara, para undangan dan nasabah Bank Andara. Dalam peresmian yang ditandai dengan pengguntingan pita, Direktur Utama Bank Andara, David Yong mengatakan, “Kami memahami kendala-kendala yang dialami oleh lembaga keuangan mikro yang berada di kawasan Jawa Timur baik dari segi distribusi pinjaman, teknologi maupun penyimpanan dana. Untuk itu, kami hadir di Surabaya sebagai wujud komitmen yang tinggi dalam menjangkau dan melayani masyarakat. Kami berharap, nasabah dan calon nasabah lembaga keuangan mikro akan semakin terbantu dengan keberadaan kantor cabang terbaru di Surabaya ini.” David juga menambahkan, “pembukaan kantor cabang ini merupakan salah satu komitmen Bank Andara untuk turut serta dalam penerapan keuangan inklusif melalui produk dan layanan yang inovatif serta bagian dari strategi meningkatkan penetrasi pasar Bank Andara. Harapan kami, adanya kantor cabang baru ini akan menarik minat dan kepercayaan baik nasabah maupun calon nasabah serta senantiasa dapat menjadi rekan bisnis yang dapat dipercaya terutama bagi BPR, Koperasi dan LKM di wilayah Jawa Timur.” Hal ini sejalan dengan visi dan misi Bank Andara sebagai katalisator untuk mencapai jangkauan yang lebih luas kepada jutaan penduduk Indonesia yang kurang memiliki akses kepada sektor keuangan dengan cara menyediakan produk dan jasa keuangan inovatif kepada dan melalui lembaga keuangan mikro.
Kantor Pusat Plaza Bapindo Citibank Tower Lt. 28 Jl. Jenderal sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190,Indonesia. Telepon : +62 21 5260707 Faksimili : +62 21 526 6003 www.bankandara.co.id
195
UNTUK DITERBITKAN SEGERA
SELENGGARAKAN PELATIHAN UNTUK LKM, BANK ANDARA TINGKATKAN KAPASITAS DAN DAYA SAING LKM DI JAWA TENGAH ***** Semarang, 6 September 2013 – Bank Andara melalui program Strategi Peningkatan Daya Saing Lembaga Keuangan Mikro (LKM) menyelenggarakan ”Pelatihan Pembuatan Business Plan” untuk LKM di wilayah Jawa Tengah. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam membantu LKM mempersiapkan rencana kerja strategis dan operasional serta memperkenalkan lembar kerja proyeksi keuangan. Pelatihan diikuti oleh 31 orang peserta yang terdiri Direktur BPR dan Manager Koperasi/LKM yang telah menjadi mitra Bank Andara maupun calon mitra Bank Andara. Pelatihan berlangsung selama 4 (empat) hari mulai Selasa hingga Jumat (3-6/9) bertempat di Hotel Ciputra, Semarang. Daroe Handojo, Institutional Banking Head Bank Andara membuka acara pelatihan tersebut. Dalam sambutannya, Daroe menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan upaya dan wujud komitmen Bank Andara untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan serta kualitas manajemen LKM terutama dari sisi sumber daya manusia (SDM) agar bisa bersaing dengan lembaga keuangan formal lainnya. “Selain itu, masih banyaknya penduduk Indonesia yang masih belum atau kurang mendapatkan akses produk dan jasa keuangan merupakan tantangan yang cukup berat bagi LKM untuk bisa menjangkau serta melayani segmen tersebut dengan baik. Oleh sebab itu, peningkatan kompetensi serta kapasitas SDM LKM mutlak dibutuhkan,” imbuh Daroe. Dalam pelatihan ini, peserta pelatihan diberikan materi yang terkait dengan pengembangan rencana keuangan serta mengartikulasi rencana strategis dan operasional untuk mengakomodasi persyaratan dan peraturan pemerintah yang berlaku. Pelatihan Pembuatan Business Plan ini merupakan salah satu dari program Strategi Peningkatan Daya Saing LKM. Secara keseluruhan ada lima topik pelatihan yang akan digelar oleh Bank Andara untuk LKM diantaranya Microfinance Management Development Program (MMDP), Risk Awareness, Business Plan, Leadership and Motivation, dan Asset & Liabilities Management. Program ini akan berlangsung hingga enam bulan ke depan yaitu hingga bulan Februari 2014 dan akan diselenggarakan di empat cabang Bank Andara yaitu Jakarta, Denpasar, Semarang dan Surabaya. - SELESAI -
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
siaran pers
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
196
siaran pers UNTUK DITERBITKAN SEGERA
Bank Andara Jalin Kerjasama dengan Bosch dalam Penyediaan Sistem BPM+ untuk Proses Bisnis yang Efektif Jakarta, 28 Agustus 2013 – Hari ini, Bank Andara mengumumkan atas penunjukan Bosch Software Innovations guna mengimplementasikan perangkat lunak (software) BPM+ mereka untuk mempersingkat proses persetujuan kredit, sebagai bagian dari penataan ulang proses bisnis Bank. “Guna menjangkau jutaan penduduk Indonesia yang masih belum atau kurang mendapatkan akses produk dan jasa keuangan, kami berupaya untuk terus meningkatkan efisiensi operasional dan tingkat kepuasan nasabah sebagai mitra bisnis utama terhadap pelayanan kami kepada lembaga keuangan mikro (LKM)," kata David H. L. Yong, Direktur Utama Bank Andara. Kriteria seleksi Bank Andara untuk solusi perangkat lunak adalah mengurangi biaya operasional, duplikasi proses dan jangka waktu yang dibutuhkan untuk proses kredit secara keseluruhan. “Persetujuan kredit dapat menjadi proses yang sangat kompleks yang melibatkan aturan dan logika. Bosch BPM+ memungkinkan Bank Andara untuk melakukan pengkajian dan menyederhanakan seluruh proses persetujuan dengan menyajikan informasi yang relevan, mudah dipahami dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya," kata Thomas Jakob, Direktur Utama Bosch Software Innovations Asia Pasifik. "Kami yakin bahwa penerapan BPM+ ini akan mempercepat proses aplikasi kredit di Bank kami dan proses operasional menjadi lebih efisien dengan cara mengidentifikasi dan menyelesaikan masalahmasalah rutin yang timbul selama proses persetujuan kredit," kata Irianto Kusumadjaja, Direktur Teknologi & Operasional Bank Andara. "Dengan proses persetujuan kredit yang lebih cepat dan efisien, kami optimis dapat lebih memuaskan nasabah sebagai mitra bisnis utama serta meningkatkan kapasitas kami untuk menangani lebih banyak aplikasi kredit." "Dengan penerapan paket software yang intuitif dan fleksibel, kami berharap dapat meningkatkan daya saing yang lebih besar bagi Bank Andara," tambah David. Bank Andara terus melakukan perbaikan-perbaikan di tahun 2013 ini melalui penataan ulang proses bisnis di bawah program 'Raising The Bar' yang menitikberatkan pada pengembangan Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi serta layanan prima. Dengan dilaksanakannya program ini akan meningkatkan daya saing Bank Andara untuk dapat senantiasa bersaing di pasar domestik sebagai pelopor dalam ‘wholesale banking model’ yang secara eksklusif melayani LKM. - SELESAI -
197
TANGGUNG JAWAB LAPORAN TAHUNAN/ SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013
Kami yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa: 1. Kami bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Tahunan Tahun 2013 PT Bank Andara. 2. Semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Andara tahun 2013 telah dibuat secara lengkap kebenaran isi Laporan Tahunan Bank. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 19 Mei 2014
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
STEPHEN MITCHELL Presiden Komisaris/ President Commissioner
CRESCENTIA DELIMA KISWANTI SOEBARDI Komisaris/ Commissioner
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
IRIANTO KUSUMADJAJA Direktur/ Director
CHISCA MIRAWATI Direktur/ Director
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
PT BANK ANDARA
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
198
KETERANGAN ANGGOTA DIREKSI YANG TIDAK MENANDATANGANI LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Mengacu kepada ketentuan Pasal 67 ayat 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 bahwa David HL Yong tidak menandatangani Laporan Tahunan PT Bank Andara tahun 2013 karena yang bersangkutan telah mengundurkan diri sejak 28 Februari 2014 dan tidak dapat dihubungi.
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 19 Mei 2014
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
IRIANTO KUSUMADJAJA Direktur/ Director
CHISCA MIRAWATI Direktur/ Director
LAPORAN KEUANGAN 2013AUDIT 2013 FINANCIAL STATEMENTS-AUDITED
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
199
PT Bank Andara Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen/ Financial statements as of December 31, 2013 and for the year then ended with independent auditors’ report
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT BANK ANDARA FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Daftar Isi
Table of Contents Halaman/ Page
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan…………………………….
1-2
………………..…. .Statement of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif……………………
3-4
…………….. Statement of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas.……………………….…
5
............................ Statement of Changes in Equity
Laporan Arus Kas.………………………………………
6-7
………………………….. .Statement of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan.……………………
8 - 85
………………… Notes to the Financial Statements
***************************
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2013/ December 31, 2013
PT BANK ANDARA STATEMENT OF FINANCIAL POSITION December 31, 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
31 Desember 2012/ December 31, 2012
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Dikurangi: penyisihan kerugian penurunan nilai
ASSETS 1.892.266.400
2b,2c,4
2.124.056.400
Cash
24.667.164.822
2b,2d,5
30.760.153.883
Current accounts with Bank Indonesia
625.826.844
2b,2d,6
10.535.058.616
Current accounts with other banks
95.677.545.645
2b,2e,7
152.110.397.002
(77.105.352)
2h,7
95.600.440.293 Surat-surat berharga Kredit yang diberikan Dikurangi: penyisihan kerugian penurunan nilai
152.060.397.002
22.457.381.804
2b,2f,8
5.551.350.001
Marketable securities
1.140.485.161.120
2b,2g,9
980.331.455.077
2h,9
(10.104.180.137)
Loans Less: allowance for impairment losses
(27.654.738.763) 1.112.830.422.357
Aset tetap Dikurangi: akumulasi penyusutan
38.489.057.516 (23.355.598.458)
970.227.274.940 2i,10
15.133.459.058 Pajak dibayar dimuka Aset pajak tangguhan - neto Aset lain-lain - neto JUMLAH ASET
(50.000.000)
Placements with Bank Indonesia and other banks Less: allowance for impairment losses
33.233.774.820 (17.920.823.513)
Fixed assets Less: accumulated depreciation
15.312.951.307
-
2o,12a
3.536.840.652
Prepaid taxes
8.560.789.646
2o,12e
22.524.844.593
Deferred tax assets - net
13.887.284.002
2b,2j,11
8.094.275.773
Other assets - net
1.295.655.035.226
1.220.727.203.167
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
TOTAL ASSETS
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
1
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2013/ December 31, 2013
PT BANK ANDARA STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued) December 31, 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
31 Desember 2012/ December 31, 2012 LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera
LIABILITIES 13.208.927
2b,2k
298.436.921
Liabilities immediately payable
Simpanan dari nasabah
180.792.896.330
2b,2l,13
210.849.253.074
Deposits from customers
Simpanan dari bank lain
658.484.305.827
2b,2m,14
534.735.573.879
Deposits from other banks
Pinjaman yang diterima
231.184.622.720
2b,2n,15
218.235.985.677
Fund borrowings
Utang pajak Estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per saham Modal dasar - 500.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 304.385 saham Agio saham (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan Defisit EKUITAS, neto JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
518.727.514
2o,12b
429.035.008
Taxes payable
3.137.238.399
2p,27
1.569.260.838
Estimated post-employment benefit liabilities
24.129.002.020
2b,16
14.650.486.339
Other liabilities
980.768.031.736
TOTAL LIABILITIES
304.385.000.000
SHAREHOLDERS’ EQUITY Share capital par value of Rp1,000,000 (full amount) per share Authorized capital - 500,000 shares Issued and fully paid-up capital - 304,385 shares
25.695.333.488
Additional paid-in capital
114.605.511
Unrealized (loss) gains on changes in fair value of available-for-sale financial assets - net of deferred tax
1.098.260.001.737
304.385.000.000
17
25.717.664.688
(2.160.793.789)
2f
(130.546.837.410)
(90.235.767.568)
197.395.033.489
239.959.171.431
SHAREHOLDERS’ EQUITY, net
1.295.655.035.226
1.220.727.203.167
TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Deficit
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
2
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME Year Ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year Ended December 31, 2013
Catatan/ Notes
2012
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga
OPERATING INCOME AND EXPENSE 153.876.634.273
2q,18
108.173.199.502
Interest income
2q,19
(60.375.318.469)
Interest expense
Beban bunga
(88.966.665.590)
Pendapatan bunga - neto
64.909.968.683
47.797.881.033
Interest income - net
1.522.218.400
3.994.971.511
Other operating income
Pendapatan operasional lainnya Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non-keuangan
(20.074.681.784)
2h,20
(4.538.965.577)
Provision for impairment losses on financial assets and non-financial assets
(19.052.369.297) (25.719.622.099) (4.741.052.593)
Other operating expenses: General and administrative expenses Personnel expenses Depreciation expense
Beban operasional lainnya: Beban umum dan administrasi Beban tenaga kerja Beban penyusutan
(27.598.609.713) (39.104.421.843) (5.676.193.336)
Jumlah beban operasional lainnya
(72.379.224.892)
(49.513.043.989)
Total other operating expenses
RUGI OPERASIONAL
(26.021.719.593)
(2.259.157.022)
OPERATING LOSS
PENDAPATAN NONOPERASIONAL - NETO
21 22 2i,10
433.171.133
RUGI SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN
(25.588.548.460)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN - NETO
(14.722.521.382)
RUGI TAHUN BERJALAN
(40.311.069.842)
102.710.039
12c
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
NON-OPERATING INCOME - NET
(2.156.446.983)
LOSS BEFORE INCOME TAX EXPENSE
(1.045.200.944)
INCOME TAX EXPENSE - NET
(3.201.647.927)
LOSS FOR THE YEAR
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
3
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME (continued) Year Ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year Ended December 31, 2013 RUGI TAHUN BERJALAN
Catatan/ Notes
(40.311.069.842)
2012 (3.201.647.927)
Pendapatan komprehensif lainnya: (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Pajak tangguhan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya
LOSS FOR THE YEAR Other comprehensive income:
(3.033.865.735)
758.466.435
Pendapatan komprehensif lainnya - bersih setelah pajak tangguhan
(2.275.399.300)
Jumlah laba komprehensif rugi tahun berjalan
(42.586.469.142)
23.278.282
12e
(5.819.571)
17.458.711
(3.184.189.216)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Unrealized (loss) gain on changes in fair value of available-for-sale financial assets Deferred tax relating to components of other comprehensive income Other comprehensive income net of deferred tax Total comprehensive income - loss for the year
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
4
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes Saldo per 31 Desember 2011 Tambahan modal disetor dan agio (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan
2f
Rugi tahun berjalan 2012 Saldo per 31 Desember 2012 Tambahan modal disetor dan agio (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan Rugi tahun berjalan 2013 Saldo per 31 Desember 2013
2f
Modal ditempatkan dan disetor penuh/ Issued and fully paid-up capital
PT BANK ANDARA STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY Year Ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan/ Unrealized (loss) gains on changes in fair value of available-for-sale financial assets net of deferred tax
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Defisit/ Deficit
248.009.000.000
15.803.466.000
97.146.805
56.376.000.000
9.891.867.488
-
Jumlah/ Total
(87.034.119.641) -
-
-
17.458.706
-
-
-
-
(3.201.647.927)
304.385.000.000
25.695.333.488
114.605.511
(90.235.767.568)
-
22.331.200
-
-
176.875.493.164
Balance as of December 31,. 2011
66.267.867.488
Increase in paid-up capital and additional paid-in capital
17.458.706
Unrealized (loss) gain on changes in fair value of available-for-sale financial assets net of deferred tax
(3.201.647.927)
Balance as of December 31, 2012
22.331.200
Increase in paid-up capital and additional paid-in capital
(2.275.399.300)
Unrealized (loss) gain on changes in fair value of available-for-sale financial assets net of defered tax
-
-
(2.275.399.300)
-
-
-
-
(40.311.069.842)
(40.311.069.842)
304.385.000.000
25.717.664.688
(2.160.793.789)
(130.546.837.410)
197.395.033.489
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Loss for the year 2012
239.959.171.431
Loss for the year 2013 Balance as of December 31, 2013
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
5
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN ARUS KAS Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA STATEMENT OF CASH FLOWS Year Ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang Berakhir tanggal pada 31 Desember/ Year Ended December 31, 2013
Catatan/ Notes
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi, dan komisi Pembayaran bunga, provisi, dan komisi Penerimaan pendapatan operasional lainnya
151.330.118.721
106.502.400.043
(87.615.691.318)
(58.157.008.855)
1.522.218.400
3.994.971.511
Pembayaran gaji dan imbalan kerja Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran beban operasional lainnya Penerimaan pendapatan non-operasional lainnya
(37.042.592.137)
(26.072.532.821)
(22.248.335.414)
(16.210.270.258)
(2.531.098.521)
(754.032.203)
4.330.489.827
134.986.708
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Interests, fees, and commission received Interests, fees, and commission paid Other operating income received Salaries and employee benefits paid General and administrative expenses paid Other operating expenses paid Other non-operating income received
7.745.109.558
9.438.514.125
Cash flows before changes in operating assets and liabilities
Arus kas sebelum perubahan aset dan liabilitas operasi Perubahan aset dan liabilitas operasi: Penempatan pada bank lain Kredit yang diberikan Aset lain-lain Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Hutang pajak Liabilitas lain-lain
Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi
12.865.397.002 (160.153.706.043) (2.113.830.645) (285.227.994) (30.056.356.744) 123.748.731.948 89.692.506 583.424.619
12.550.000.000 (500.107.761.483) 222.356.885 643.092.488 133.401.744.931 188.735.648.745 976.262.946 (2.663.747.112)
(55.321.875.351)
(166.242.402.600)
(47.576.765.794)
(156.803.888.475)
Changes in operating assets and liabilities: Placements with other banks Loans Other assets Liabilities immediately payable Deposits from customers Deposits from other banks Taxes payable Other liabilities
Net cash used in operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Penerimaan dari penjualan aset tetap Investasi dalam surat berharga yang tersedia untuk dijual
(19.939.897.538)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES (2,865,779,427) Acquisition of fixed assets Proceeds from disposal of 38,359,386 fixed assets Investment in marketable 260.823.247 securities - available-for-sale
Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi
(25.195.667.638)
(2.566.596.794)
(5.305.578.097)
10
49.807.997
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Net cash used in investing activities
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
6
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA STATEMENT OF CASH FLOWS (continued) Year Ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year Ended December 31, 2013 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pinjaman yang diterima Pembayaran atas pinjaman yang diterima Tambahan modal disetor dan agio Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan
Catatan/ Notes
2012 CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
99.036.584.313
176.222.820.000
(86.087.947.270)
(74.368.489.468)
Proceeds from borrowings
22.331.200
66.267.867.488
Payments of borrowings Increase in paid-up capital and additional paid-in capital
12.970.968.243
168.122.198.020
Net cash provided by financing activities
8.751.712.751
NET (DECREASE) INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
(PENURUNAN) KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
(59.801.465.188)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
178.844.268.899
170.092.556.148
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
119.042.803.711
178.844.268.899
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI ATAS: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam 3 bulan atau kurang sejak tanggal perolehan
24.667.164.822 625.826.844
5 6
30.760.153.883 10.535.058.616
91.857.545.645
7
135.425.000.000
CASH AND CASH EQUIVALENTS CONSIST OF: Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks with original maturities of 3 months or less from acquisition date
JUMLAH KAS DAN SETARA KAS
119.042.803.711
178.844.268.899
TOTAL CASH AND CASH EQUIVALENTS
1.892.266.400
4
2.124.056.400
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
7
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM
1.
GENERAL
PT Bank Andara (“Bank”) didirikan berdasarkan akta notaris No. 309 tanggal 19 Agustus 1969 dari Notaris Amir Sjarifuddin. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A. 5/88/1 tanggal 30 April 1980.
PT Bank Andara (“Bank”) was established by notarial deed No. 309 dated August 19, 1969 of Notary Amir Sjarifuddin. The notarial deed was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A. 5/88/1 dated April 30, 1980.
Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 618/KMK/013/1989 tanggal 6 Juni 1989.
The Bank obtained its operating license in general banking from the Minister of Finance of Republic of Indonesia in Decision Letter No. 618/KMK/013/1989 dated June 6, 1989.
Seperti dituangkan dalam akta notaris No. 133 tanggal 13 Agustus 2008 dari Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., Bank mengubah namanya menjadi PT Bank Andara. Perubahan nama ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-74062.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 Oktober 2008.
As stated in notarial deed No. 133 dated August 13, 2008 of Notary Sutjipto, S.H., M.Kn., the Bank has changed its name into PT Bank Andara. The change of name has been approved by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia through his Decision Letter No. AHU-74062.AH.01.02.Year 2008 dated October 15, 2008.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir melalui akta notaris No. 33 tertanggal 26 Pebruari 2014 dari Notaris Jose Dima Satria, SH, M.Kn. mengenai perubahan susunan direksi Bank. Perubahan ini belum memperoleh penerimaan pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
The Bank’s Articles of Association have been amended several times, the latest amendment was by notarial deed No. 33 dated 26 February 2014 of Notary Jose Dima Satria, SH., M.Kn. regarding the change in the composition of Board of Directors of the Bank. This amendment has not obtained acknowledgement from Minister of Laws and Humas Rights of the Republic of Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, komposisi Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit Bank adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2013 and 2012, the composition of the Bank’s Boards of Commissioners and Directors and Audit Committee are as follows: 2013
__________________________________________________
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
J. Stephen Mitchell Daniel F. Iskandar*) Crescentia Delima Kiswanti S.
Board of Commissioners President Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner
*) efektif setelah posisi Direktur utama terisi/effective upon the President Director position filled
Direksi Direktur Utama Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Direktur Kepatuhan
David Yong*) Irianto Kusumadjaja Chisca Mirawati
Board of Directors President Director Information Technology and Operations Director Compliance Director
*) telah mengundurkan diri efektif tanggal 28 Februari 2014/submitted his resignation effectively at February 28, 2014
Komite Audit Ketua Anggota
Crescentia Delima Kiswanti S. Gottfried Tampubolon
8
Audit Committee Chairman Member
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL (continued)
2012 __________________________________________________
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen Direksi Direktur Utama Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Direktur Kepatuhan Komite Audit Ketua Anggota Anggota Anggota
2.
J. Stephen Mitchell Ari R.P. Ariwibowo Crescentia Delima Kiswanti S.
Board of Commissioners President Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Information Technology and Operations Director Compliance Director
David Yong Irianto Kusumadjaja Chisca Mirawati
Audit Committee Chairman Member Member Member
Crescentia Delima Kiswanti S. Daniel F. Iskandar Ari R.P. Ariwibowo Gottfried Tampubolon
Kantor Pusat Bank berlokasi di Gedung Plaza Bapindo Citibank Tower Lantai 28, Jl. Jenderal Sudirman Kavling 54-55, Kelurahan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. Pada tanggal 31 Desember 2013, Bank memiliki 3 cabang dan 1 cabang pada tanggal 31 Desember 2012.
The Bank’s head office is located at Plaza th Bapindo Citibank Tower Building at 28 floor Jl. Jenderal Sudirman Kavling 54-55, Kelurahan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. As of December 31, 2013, the Bank has 3 branches and 1 branch as of December 31, 2012.
Jumlah karyawan Bank (termasuk direktur) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masingmasing adalah 197 dan 159 karyawan (tidak diaudit).
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank (including directors) has 197 and 159 employees, respectively (unaudited).
KEBIJAKAN AKUNTANSI
2.
ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Bank adalah seperti dijabarkan dibawah ini:
The principal accounting policies adopted in preparing the financial statements of the Bank are set out below:
a.
a.
Pernyataan Kepatuhan dan Penyusunan Laporan Keuangan
Dasar
Statement of Compliance and Basis of Preparation of Financial Statements
Pernyataan Kepatuhan
Statement of Compliance
Laporan keuangan pada dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
The financial statements as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 were prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Basis of Preparation Statements
Laporan keuangan disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali untuk beberapa akun yang dinilai menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana dijelaskan pada kebijakan akuntansi dari akun tersebut, dan disusun dengan dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
The financial statements are prepared on a historical cost basis, except for certain accounts which have been valued on another measurement basis as explained in the accounting policy of such accounts, and are prepared under the accrual basis of accounting, except for statements of cash flows.
9
of
the
Financial
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a.
Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan) Dasar Penyusunan (lanjutan)
b.
2.
Laporan
ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
Keuangan
Statement of Compliance and Basis of Preparation of Financial Statements (continued) Basis of Preparation Statements (continued)
of
the
Financial
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, kecuali untuk beberapa arus kas dalam aktivitas operasi dan pendanaan yang disusun dengan menggunakan metode tidak langsung.
The statements of cash flows are prepared using the direct method which presents receipts and payments of cash and cash equivalents which are classified into operating, investing, and financing activities, except for some cash flows in the operating and financing activities which are prepared using the indirect method.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.
The presentation currency used in the financial statements is the Indonesian Rupiah which is also Bank’s functional currency.
Aset dan Liabilitas Keuangan
b.
Financial Assets and Liabilities
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, dan bunga yang masih akan diterima.
The Bank’s financial assets mainly consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, marketable securities, loans, and interest receivables.
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan dari nasabah, simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima, biaya yang masih harus dibayar, dan bunga yang masih harus dibayar.
The Bank’s financial liabilities mainly consist of liabilities immediately payable, deposits from customers, deposits from other banks, fund borrowings, accrued expenses, and interest payables.
Efektif tanggal 1 Januari 2013, perbaikan tahunan PSAK No. 60: "Instrumen Keuangan: Pengungkapan" mensyaratkan Perusahaan untuk mengungkapkan dalam konteks pengungkapan kuantitatif yang memungkinkan pengguna untuk menghubungkannya terkait pengungkapan dan bentuk seluruh figur dari sifat dan tingkat risiko yang muncul dari instrument keuangan, pengecualian untuk mengungkapkan eksposur maksimum risiko kredit untuk instrumen keuangan yang tercatat paling mewakili maksimum eksposur risiko kredit, pengungkapan dampak keuangan dari agunan yang paling mewakili maksimum eksposur risiko kredit atau diwakili oleh nilai tercatat instrumen keuangan dan penghapusan pengungkapan atas nilai tercatat aset keuangan yang tidak semestinya dan utuh yang telah dinegosiasikan serta jaminan yang berkaitan dengan (a) aset keuangan jatuh tempo dan utuh terakhir, (b) aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual.
Effective on January 1, 2013, annual improvements to SFAS No. 60: “Financial Instruments: Disclosures” requires the Company to disclose in the context of quantitative disclosures enables users to link related disclosures and form an overall picture of the nature and extent of risk arising from financial instruments, exemption to disclose maximum exposure to credit risk for financial instrument whose carrying amount best represent maximum exposure to credit risk, disclosure of financial effect of collateral held that best represents maximum exposure to credit risk or represented by carrying amount of financial instruments and removal of disclosures on carrying amount of undue and unimpaired financial assets that have been negotiated and collateral relating to (a) past due and unimpaired financial assets, (b) financial assets that are impaired individually.
10
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kredit yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Bank menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, and available-for-sale financial assets. The Bank determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Financial liabilities are classified as financial liabilities measured at amortized cost and financial liabilities at fair value through profit and loss.
Pengakuan dan Pengukuran
Recognition and Measurement
Seluruh aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui pada tanggal penyelesaian.
All financial assets and liabilities recognized on the settlement date.
Klasifikasi instrumen keuangan pada pengakuan awal tergantung pada tujuan dan intensi manajemen atas instrumen keuangan yang diperoleh, serta karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Semua instrumen keuangan pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dimana biaya transaksi diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The classification of financial instruments at initial recognition depends on the purpose and the management's intention for which the financial instruments were acquired and their characteristics. All financial instruments are measured initially at their fair value plus transaction costs, except in the case of financial assets and financial liabilities recorded at fair value through profit or loss, transaction costs are taken directly to the statements of comprehensive income in the current year.
Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.
The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
(i)
(i)
Aset keuangan •
Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi
are
Financial assets •
Financial instruments designated at fair value through profit or loss
Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi adalah aset keuangan yang ditetapkan oleh manajemen pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan. Aset keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan adalah aset keuangan atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat.
Financial assets designated at fair value through profit or loss are those that have been designated by management on initial recognition and those classified as held for trading. Held for trading financial assets are those which have been acquired principally for the purpose of selling in the near term.
Manajemen telah menetapkan aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi berdasarkan kriteria berikut:
Management has designated financial assets at fair value through profit or loss in the following criteria:
11
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Pengakuan dan pengukuran (lanjutan)
Recognition and measurement (continued)
(i)
(i)
Aset keuangan (lanjutan) •
•
Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)
Financial assets (continued) •
Financial instruments designated at fair value through profit or loss (continued)
-
Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan perlakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan atau kerugian atas aset tersebut karena penggunaan dasar yang berbeda;
- The designation eliminates or significantly reduces the inconsistent treatment that would otherwise arise from measuring the assets or recognizing gains or losses on them on a different basis;
-
Kelompok aset keuangan yang dikelola, dievaluasi, dan internal diinformasikan secara berdasarkan nilai wajar;
- The group of financial assets are managed, evaluated, and reported internally on a fair value basis;
-
Aset keuangan memiliki satu atau lebih derivatif melekat yang secara signifikan mengubah arus kas yang diperlukan sesuai kontrak.
- The financial asset contains one or more embedded derivatives which significantly modify the cash flows that otherwise would be required by the contract.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar aset keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai wajar aset keuangan”.
Financial assets designated at fair value through profit or loss are stated at fair value. The unrealized gains or losses resulting from changes in fair value are recognized in the statements of comprehensive income as “Gain (loss) from changes in fair value of financial assets”.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank has no financial assets classified under fair value through profit or loss.
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui langsung dalam ekuitas sebagai “Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual”.
•
Available-for-sale financial assets Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity investments, or financial assets at fair value through profit or loss. After initial measurement, available-forsale financial assets are measured at fair value. Unrealized gains or losses are recognized directly in equity in the "Unrealized gains (losses) on changes in fair value of available-for-sale assets".
12
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets (continued)
and
Liabilities
Pengakuan dan pengukuran (lanjutan)
Recognition and measurement (continued)
(i)
(i)
Aset keuangan (lanjutan) •
Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)
Financial assets (continued) •
Penurunan nilai atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi komprehenshif sebagai “Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan” dan dikeluarkan dari ekuitas. •
Available-for-sale (continued)
financial
assets
Impairment on available-for-sale financial assets is recognized in the statements of comprehensive income as “Provision for impairment losses on financial assets” and removed from equity.
Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo
•
Held-to-maturity financial assets
Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada saat akuisisi dan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Pendapatan bunga”. Penurunan nilai dari aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.
Held-to-maturity financial assets are non-derivative financial assets with quoted fixed or determinable payments and fixed maturities, which the Bank has the intention and ability to hold until maturity. After initial measurement, held-tomaturity financial assets are measured at amortized cost using the effective interest rate method, less impairment. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate. The amortization is recognized in the statements of comprehensive income as “Interest income”. Impairment of held-to-maturity financial assets is recognized in the statements of comprehensive income as “Provision for impairment losses on financial assets”.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank has no financial assets classified under held-to-maturity.
13
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Pengakuan dan pengukuran (lanjutan)
Recognition and measurement (continued)
(i)
(i)
Aset keuangan (lanjutan) •
Kredit yang diberikan dan piutang
Financial assets (continued) •
Loans and receivables
Instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
-
yang dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat yang diklasifikasikan dalam kelompok untuk diperdagangkan dan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
-
those that the Bank intends to sell immediately or in the near term which are classified as heldfor-trading and those that, upon initial recognition, are designated as at fair value through profit or loss;
-
yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual; atau
-
those that, upon initial recognition, are designated as available-for-sale; or
-
dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang.
-
those for which the Bank may not recover substantially all of the initial investment, other than because of credit deterioration.
Setelah pengukuran awal, kredit yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada saat akuisisi dan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Pendapatan bunga”. Penurunan nilai dari kredit yang diberikan dan piutang akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.
After initial measurement, loans and receivables are measured at amortized cost using the effective interest rate method, less impairment. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and transaction cost that are an integral part of the effective interest rate. The amortization is recognized in the statements of comprehensive income as “Interest income”. Impairment of loans and receivables is recognized in the of comprehensive statements income as “Provision for impairment losses on financial assets”.
14
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Pengakuan dan pengukuran (lanjutan)
Recognition and measurement (continued)
(ii) Liabilitas keuangan
(ii) Financial liabilities
•
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
•
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi merupakan liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan, diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. •
Financial liabilities amortized cost
measured
at
Financial liabilities measured at amortized cost are financial liabilities that are not classified as fair value through profit or loss. After initial measurement, financial liabilities are amortized using the effective interest rate method.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
•
Financial liabilities at fair value through profit or loss
Liabilitas keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditetapkan oleh manajemen pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan adalah liabilitas keuangan yang dimiliki terutama untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai.
Financial liabilities at fair value through profit or loss are those that have been designated by management on initial recognition and those classified as held for trading. Held for trading financial liabilities are those which have been incurred principally for the purpose of repurchase in the near term. Derivative liabilities are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar liabilitas keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Financial liabilities designated at fair value through profit or loss are stated at fair value. The unrealized gains or losses resulting from changes in fair value are recognized in the statements of comprehensive income.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank tidak memiliki liabilitas keuangan yang dikelompokkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank has no financial liabilities classified under fair value through profit or loss.
15
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)
Recognition and Measurement (continued)
Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan Bank berdasarkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut:
The following table presents classification of financial instruments of the Bank based on characteristic of those financial instruments:
Instrumen Keuangan Aset keuangan: Kas
Klasifikasi/Classification Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Financial Instruments Financial assets: Cash
Giro pada Bank Indonesia
Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Placements with Bank Indonesia and other banks
Surat-surat berharga
Aset keuangan tersedia untuk dijual/ Available-for-sale financial assets
Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Loans
Bunga yang masih akan diterima
Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Interest receivables
Liabilitas keuangan: Liabilitas segera
Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/Liabilities measured at amortized cost
Marketable securities
Financial liabilities: Liabilities immediately payable
Simpanan dari nasabah
Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/Liabilities measured at amortized cost
Deposits from customers
Simpanan dari bank lain
Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/Liabilities measured at amortized cost
Deposits from other banks
Pinjaman yang diterima
Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/Liabilities measured at amortized cost
Fund borrowings
Biaya yang masih harus dibayar
Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/Liabilities measured at amortized cost
Accrued expenses
Bunga yang masih harus dibayar
Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/Liabilities measured at amortized cost
Interest payables
16
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga berdasarkan kesepakatan pelepasan (passthrough arrangement) dan (i) Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau (ii) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut.
The Bank derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the financial asset have expired or the Bank has transferred its rights to receive cash flows from the financial asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a ‘pass-through’ arrangement and either (i) the Bank has transferred substantially all the risks and rewards of the asset or (ii) the Bank has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.
Jika Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari suatu aset keuangan atau melakukan kesepakatan pelepasan dan tidak mentransfer atau tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset tersebut, atau tidak mentransfer pengendalian atas aset tersebut, aset diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Bank atas aset tersebut. Dalam hal ini, Bank juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Bank.
When the Bank has transferred its rights to receive cash flows from a financial asset or has entered into a pass-through arrangement and has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset nor transferred control of the asset, the asset is recognized to the extent of the Bank’s continuing involvement in the asset. In that case, the Bank also recognizes an associated liability. The transferred asset and the associated liability are measured on a basis that reflects the rights and obligations that the Bank has retained.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas dihentikan atau dibatalkan atau berakhir.
A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expired.
Saling Hapus
Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang telah diakui tersebut dan Bank berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount is reported in the statements of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by the accounting standards.
17
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Penentuan Nilai Wajar
Fair Value Measurement
Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihakpihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).
Fair value is the value which is used to exchange an asset or to settle a liability between parties who understand and are willing to perform a fair transaction (arm’s length transaction).
Nilai wajar suatu aset atau liabilitas keuangan dapat diukur dengan menggunakan kuotasi di pasar aktif (harga penawaran bagi aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan dan harga permintaan untuk aset yang akan diperoleh atau liabilitas yang dimiliki). Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service/regulatory agency) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
Fair value of a financial asset or liability can be measured by using the quotation in an active market (bid price for long positions and ask price for short price positions). Financial instrument is regarded as having a quotation in an active market if the quoted price is readily and regularly available from the stock exchange, dealer, broker, group of industry, pricing service/regulatory agency and the price represents the actual and regularly occurring market transaction on an arm’s length basis.
Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu aset atau liabilitas keuangan, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan apabila tersedia, analisa arus kas yang didiskonto dan referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama.
In case there is no active market for a financial asset or liability, the Bank determines the fair value by using the appropriate valuation techniques. Valuation techniques include using a recent market transaction performed on an arm’s length basis between willing and knowledgeable parties, and if available, discounted cash flows analysis and reference to the recent fair value of another instrument which is substantially the same.
Reklasifikasi Instrumen Keuangan
Reclassification of Financial Instruments
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
The Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit or loss classification while it is held or issued.
Bank diperkenankan mereklasifikasi aset keuangan dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika aset keuangan tersebut tidak lagi dimiliki untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat (meskipun aset keuangan mungkin telah diperoleh atau timbul terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat).
The Bank may reclassify a financial asset out of fair value through profit or loss classification if the financial asset no longer incurred for the purpose of selling or repurchasing it in the near term (although the financial asset may has been acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term).
18
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Financial Assets and Liabilities (continued)
Persyaratan untuk reklasifikasi adalah:
Requirement for the reclassification are:
i. ii.
i. ii.
dilakukan dalam situasi yang langka; memenuhi definisi kredit yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada pengakuan awal) dan Bank memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
occurs in a rare circumstances; qualifie as loans and receivables definition (if the financial asset is not designated as at held for trading upon initial recognition) and the Bank has the intention and ability to hold the financial assets for the future that can be forecasted or to maturity.
Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo yang tidak memenuhi kriteria tertentu, maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Bank tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya.
If there is a sale or reclassification of held-tomaturity financial asset for more than an insignificant amount before maturity, the entire held-to-maturity financial assets will have to be reclassified as available-for-sale financial assets. Subsequently, the Bank shall not classifiy financial asset as held-to-maturity during the following two years.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas (pendapatan komprehensif lainnya) sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas dihentikan pengakuannya dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Reclassification of held-to-maturity financial asset to available-for-sale is recorded at fair value. The unrealized gain or loss is recognized in equity (other comprehensive income) until the financial assets are being derecognized, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in equity are derecognized and reported in the statements of comprehensive income.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo aset tersebut.
Reclassification of available-for-sale financial asset to held-to-maturity is recorded at carrying amount. Unrealized gain or loss should be amortized using the effective interest rate method up to maturity date of such asset.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo aset tersebut.
Reclassification of available-for-sale financial asset to held-to-maturity is recorded at carrying amount. Unrealized gain or loss should be amortized using the effective interest rate method up to maturity date of such asset.
19
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
2.
Kas dan Setara Kas
ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Untuk tujuan penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri atas kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, dan investasi sangat likuid berjangka pendek yang akan jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak dijaminkan atau dibatasi penggunaannya.
d.
For statements of cash flows presentation purposes, cash and cash equivalents consists of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, and short-term highly liquid investments with maturities of 3 (three) months or less less from the acquisition date, which are not pledged as collateral or restricted for use.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain
d.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2h). e.
Cash and Cash Equivalents
Current Accounts with Bank Indonesia and Other Banks Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2h).
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
e.
Placements with Bank Indonesia and Other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain terdiri dari Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) dan deposito berjangka.
Placements with Bank Indonesia and other banks consist of Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) and time deposits.
Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan diskonto yang belum diamortisasi.
Placements with Bank Indonesia are stated at the outstanding balances net of unamortized discount.
Penempatan pada bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2h).
Placements with other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2h).
20
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
g.
2.
Surat-surat Berharga
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Marketable Securities
Surat-surat berharga yang dimiliki terdiri dari Obligasi Pemerintah.
Marketable securities consist of Government Bonds.
Surat-surat berharga yang dimiliki diklasifikasikan ke dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Marketable securities available-for-sale.
Surat-surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok tersedia untuk dijual disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar, setelah dikurangi pajak, diakui pada pendapatan komprehensif lainnya dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari suratsurat berharga diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun dimana surat-surat berharga tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari surat-surat berharga tersedia untuk dijual tersebut, setelah dikurangi pajak, yang disajikan dalam ekuitas diakui sebagai pendapatan atau beban pada tahun terjadi realisasi. Penurunan permanen atas nilai surat-surat berharga tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Marketable securities classified as availablefor-sale are stated at fair value. Unrealized gains or losses from changes in fair value, net of tax, are recognized in other comprehensive income and presented in the equity section. The difference between the selling price and the carrying value of the marketable securities is recognized as gain or loss in the year when realized. The unrealized gains or losses, net of tax, of the available-for-sale marketable securities presented in equity are recognized as income or expense in the year when realized. Any permanent decline in the value of availablefor-sale marketable securities is recognized in the current year’s statement of income.
Premi atau diskonto diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Premium or discount is amortized using effective interest rate method.
Penyisihan kerugian penurunan nilai dan perubahan nilai wajar disajikan sebagai penambah/pengurang terhadap surat-surat berharga.
The allowance for impairment losses and changes in fair value are presented as additions to/deductions from the outstanding balance of marketable securities.
Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai (Catatan 2h).
The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2h).
Kredit yang Diberikan
g.
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutang dan bunganya setelah jangka waktu tertentu.
are
classified
as
Loans Loans represents funds provided based on agreements with borrowers, where borrowers are required to repay their debts with interest after a specified period.
21
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g.
h.
2.
Kredit yang Diberikan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Loans (continued)
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya tambahan untuk memperoleh aset keungan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai (Catatan 2h).
Loans are initially measured at fair value plus costs that are directly transactions attributable and additional costs to obtain financial assets, and after initial recognition are measured at amortized cost based on the effective interest rate method, less allowance for impairment losses. Allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2h).
Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya dikreditkan ke penyisihan kerugian penurunan nilai kredit di laporan keuangan.
When loans are deemed uncollectible, they are written-off against the related allowance for impairment losses. Subsequent recoveries from loans previously written-off are credited to the allowance for impairment losses in the statements of financial position.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
h. Impairment of Financial Assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Bank assesses whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired at each statement of financial position date. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired and the value is reduced if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred loss event) which has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.
Bukti obyektif penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau debitur, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga restrukturisasi kredit dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya, dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Evidence of impairment may include indications that the debtors or issuers are experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, loan restructuring with terms that may not be applied if the debtor is not experiencing financial difficulty, the probability that the debtor will enter bankruptcy or other financial reorganization, and observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of the debtor or issuer in the group or economic conditions that correlate with defaults in the asset in such group.
22
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h.
2.
Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) h.
Impairment of Financial Assets (continued)
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
For financial assets carried at amortized cost, the Bank first assesses individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank determines that there is no objective evidence of impairment for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the Bank includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset's carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred) discounted using the financial asset’s original effective interest rate. The calculation of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Nilai tercatat aset keuangan diturunkan melalui akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga tetap diakui atas nilai tercatat yang telah diturunkan tersebut berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dari aset tersebut. Jika pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau menurun karena peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai yang sudah diakui sebelumnya dinaikkan atau diturunkan dengan menyesuaikan akun penyisihan. Aset keuangan dan penyisihan yang terkait dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua jaminan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh Bank.
The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount and is accrued using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring impairment loss. If, in subsequent period, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance account. Financial assets together with the associated allowance are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Bank.
23
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h.
i.
2.
Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) h. Impairment of Financial Assets (continued)
Bank telah menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai terhadap aset keuangan yang signifikan dilakukan secara individual.
The Bank had assessed the impairment losses of financial asset through individual and collective assessment. The impairment assessment for significant financial assets is individually assessed.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa.
All individually significant financial asset which not individually impaired are collectively assessed for impairment by grouping those financial assets based on similar risk characteristics.
Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statisik dari data historis atas probability of default, saat pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian, dan saat pemulihan yang diharapkan di masa mendatang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.
In assessing collective impairment, Bank use statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries, and the amout of loss incurred, adjusted for management’s judgement as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates, and the expected timing of future recoveries are regulary benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
Aset Tetap
i.
Aset tetap, selain tanah, disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) dengan taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:
Fixed Assets Fixed assets, except land, are depreciated using straight line-method with expected useful lives as follows:
Tahun/Years Renovasi gedung yang disewa Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor
2-5 4-8 4-8
Leasehold improvements Vehicles Office equipment
Akumulasi biaya konstruksi aset tetap dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke dalam aset tetap pada saat proses konstruksi telah selesai. Penyusutan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif terhitung mulai dari tanggal penyelesaian.
The accumulated costs of the construction of fixed assets are capitalized as construction in progress. These costs are reclassified to proper fixed asset account when the construction is completed. Depreciation is charged to statements of comprehensive income starting from the date of completion.
Nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif pada setiap periode pelaporan.
The residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at end of each reporting period.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan langsung ke dalam laporan laba rugi tahun dimana biaya-biaya tersebut terjadi. Pengeluaran dalam jumlah signifikan yang memperpanjang masa manfaat ekonomis aset tetap dikapitalisasi dan disusutkan selama sisa manfaat yang bersangkutan.
The cost of repairs and maintenance is directly charged to the statements of comprehensive income during the financial year in which they incurred. Major expenditures which extend the future economic useful lives of assets are capitalized and depreciated over the remaining useful life of the related asset.
24
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
2.
Aset Tetap (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan dan laba atau rugi yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. j.
k.
Fixed Assets (continued) When fixed assets are retired or otherwise disposed of, their acquisition cost and the related accumulated depreciation are eliminated from the statements of financial position and any resulting gains or losses are recognized in the current year’s statement of comprehensive income.
Agunan yang Diambil Alih
j.
Foreclosed Assets
Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun ”Aset Lain-lain”.
Foreclosed assets are presented in the “Other Assets” account.
Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai bersih yang dapat direalisasikan dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang telah terealisasi dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Foreclosed assets are stated at net realizable value. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated costs to sell the assets. The excess of loan receivable over the net realizable value of the foreclosed assets is charged to statements of comprehensive income. The difference between the recorded amount of the foreclosed assets and the proceeds from the sale of such assets is recorded as realized gain or loss in the current year’s statement of comprehensive income.
dengan Beban-beban yang berkaitan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Maintenance and repair costs are charged as an expense in the statements of comprehensive income when incurred.
Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian aset agunan yang diambil alih dibentuk bila terjadi penurunan nilai agunan yang diambil alih. Kerugian penurunan nilai tersebut dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif.
Management evaluates the value of foreclosed assets regularly. An allowance for losses on foreclosed assets is provided if there is a decline in value of foreclosed assets. Any such losses are recognized in the statements of comprehensive income.
Liabilitas Segera
k.
Liabilities Immediately Payable
Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank yang harus segera dibayarkan kepada pihak lain berdasarkan kontrak atau perintah dari pihak yang mempunyai kewenangan untuk itu.
Liabilities immediately payable represent obligations to third parties based on contract or order by those having authority that have to be settled immediately.
Liabilitas segera diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Liabilities immediately payable are measured at their amortized cost using effective interest rate method.
25
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
2.
Simpanan dari Nasabah
ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Giro, tabungan, dan deposito berjangka pada awalnya diakui pada nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Demand deposits, saving deposits, and time deposits are classified as other liabilities, which are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from customers and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.
m. Simpanan dari Bank Lain
n.
Deposits from Customers
m. Deposits from Other Banks
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian.
Deposits from other banks represents liabilities to other banks in the form of current accounts, saving accounts, and time deposits with maturities based on contracts.
Simpanan dari bank lain pada awalnya diakui pada nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari bank lain dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Deposits from other banks are classified as other liabilities, which are initially recognized at fair value and subsequently are measured at amortized cost using the effective interest rate method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from other banks and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.
Pinjaman yang Diterima
n.
Fund Borrowings
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Fund borrowings are funds received from other parties with payment obligation based on fund borrowings agreements.
Pinjaman yang diterima pada awalnya dinyatakan sebesar nilai wajar dan kemudian dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Fund borrowings are classified as other liabilities which are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of fund borrowings and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate.
26
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o.
2.
Pajak Penghasilan Badan
ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Corporate Income Tax
Bank menerapkan metode liabilitas dalam menentukan beban pajak penghasilannya. Menurut metode ini, aset dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara niIai aset dan liabilitas yang tercatat di laporan posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan terhadap manfaat pajak masa mendatang (future tax benefits) apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan.
The Bank applies the liability method to determine its corporate income tax expense. Under the liability method, deferred tax assets and liabilities are recognized for all temporary differences between the financial and tax bases of assets and liabilities at each reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, to the extent that realization of such benefits is probable.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at statement of financial position dates. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.
Nilai tercatat aset pajak tangguhan ditinjau pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan jumlahnya diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar tersedianya penghasilan kena pajak yang cukup pada masa mendatang untuk merealisasikan aset tersebut.
The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at each statement of financial position dates and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan banding, apabila: (i) pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap kewajiban perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau (ii) pada saat dimana pengetahuan dari perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus Bank yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding Bank secara signifikan tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan kewajiban perpajakan berdasarkan ketetapan pajak diakui.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, for assesment appealed against by the Bank, when: (i) the result of the appeal is determined, unless there is significant uncertainty as two the outcome of such appeal, or (ii) at the time based on knowledge of development in similar cases involving matters appealed by the Bank, based on ruling the Tax Court or the Supreme Court, that a positive outcome of the Bank’s appeal is adjudged to be significantly uncertain, in which the event impact of an amendment of tax obligations based on the assesment amounts appealed is recognized.
Beban pajak badan kini ditentukan berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak untuk periode berjalan dan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Current corporate income tax expense is determined based on the estimated taxable income for the period and computed using prevailing tax rates.
27
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p.
2.
Imbalan Kerja
ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
Employee Benefits
Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja dan Liabilitas Pensiun
Employment Termination Benefits and Pension Obligation
Pesangon pemutusan kontrak kerja terhutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Bank mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Bank menunjukkan komitmennya untuk memutuskan kontrak kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Biaya pemutusan kontrak kerja diakui pada periode ketika Bank telah menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program.
Employment termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Bank recognizes termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Termination costs are recognized in the period when the Bank is demonstrably committed to make a significant reduction in the number of employees covered by a plan.
Bank mengakui penyisihan imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13/2003. Penyisihan tersebut diakui berdasarkan perhitungan aktuaris. Metode perhitungan aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah metode Projected Unit Credit.
The Bank recognizes provisions for employee service entitlements in accordance with Labor Law No. 13/2003. The provisions are recognized using an actuarial calculation. The method used by the actuary for actuarial calculation is the Projected Unit Credit.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing perusahaan pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual company at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees.
Biaya jasa lalu dibebankan dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak (vested).
The past service cost is recognized as an expense on a straight-line method over the average period until the benefits become vested.
28
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
2.
Pendapatan dan Beban Bunga
ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Interest Income and Interest Expense
Untuk seluruh instrumen keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset keuangan dengan pendapatan bunga yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Perhitungan dilakukan dengan memperhitungkan seluruh syarat dan ketentuan dari kontraktual instrumen keuangan dan biaya tambahan yang timbul secara langsung untuk instrumen tersebut dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
For all financial instruments measured at amortized cost, interest bearing financial assets classified as available-for-sale, interest income or expense is recorded using the effective interest rate method, which is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. The calculation takes into account all contractual terms of the financial instrument and includes any fees or incremental costs that are directly attributable to the instrument and are an integral part of the effective interest rate.
Nilai tercatat aset atau liabilitas keuangan disesuaikan jika Bank merevisi estimasinya untuk pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahannya dicatat di laporan laba rugi komprehensif. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada periode berikutnya Bank meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian pada suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi.
The carrying amount of the financial asset or financial liability is adjusted if the Bank revises its estimates of payments or receipts. The adjusted carrying amount is calculated based on the original effective interest rate and the change in carrying amount is recorded in the statements of comprehensive income. However, for a reclassified financial asset for which the Bank subsequently increases its estimates of future cash receipts as a result of increased recoverability of those cash receipts, the effect of that increase is recognized as an adjustment to the effective interest rate from the date of the change in estimate.
Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang untuk mengukur besarnya kerugian penurunan nilai.
Once the recorded value of a financial asset or a group of similar financial assets has been reduced due to an impairment loss, interest income continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
29
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
s.
3.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
Provisi dan Komisi
r.
Fees and commissions income and expense of financial assets and liabilities, which are an integral part of the effective interest rate are being taken into account in calculating the effective interest rate. These income and expense are amortized during the life of financial assets or liabilities or during the period of the risk.
Provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu atau tidak material diakui pada tanggal terjadinya transaksi.
Other fees and commissions that are not related to either lending activities or specific time periods or not material are recognized at the date transaction occured.
Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi
s.
Transactions and Balances with Related Parties
Dalam kegiatan usaha normalnya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”.
In its normal course of business, the Bank enters into transactions with related parties as defined under PSAK No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures”.
Semua transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan syarat atau kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi, diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan (Catatan 26).
All significant transactions and balances with related parties, whether or not transacted at normal terms and conditions similar to those non-related parties are disclosed in the notes to the financial statements (Note 26).
3.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
-
Fees and Commissions
Pendapatan dan beban provisi dan komisi atas aset dan liabilitas keuangan yang merupakan bagian dari suku bunga efektif, dimasukkan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang umur aset atau liabilitas keuangan, atau selama periode risiko.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN
-
ACCOUNTING POLICIES (continued)
USE OF ESTIMATES AND JUDGMENTS The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of estimates and assumptions that affects: -
nilai aset dan liabilitas dilaporkan, pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.
-
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi semula.
the reported amounts of assets and liabilities, disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
30
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan)
3.
USE OF ESTIMATES (continued)
AND
JUDGMENTS
Pertimbangan profesional dan estimasi signifikan dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The most significant judgements and estimates in determining the amounts recognized in the financial statements are as follows:
Usaha yang berkelanjutan
Going concern
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
The Bank’s management has made an assessment of the Bank’s ability to continue as a going concern and is satisfied that the Bank has the resources to continue in business for the foreseeable future. Furthermore, the management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Bank’s ability to continue as a going concern. Therefore, the financial statements continue to be prepared on the going concern basis.
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Fair value of financial instruments
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar.
Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the statements of financial position cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are derived from observable market data where possible, but where observable market data are not available, judgment is required to establish fair values. The judgments include considerations of liquidity and model inputs such as volatility for long term derivatives and discount rates, prepayment rates, and default rate assumptions.
Perusahaan menyajikan nilai wajar atas instrumen keuangan berdasarkan hirarki nilai wajar berikut:
The Company presents the fair value of financial instruments based on the following fair value hierarchy:
•
•
•
•
Tingkat 1 - nilai wajar berdasarkan harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif; Tingkat 2 - nilai wajar yang menggunakan input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya diperoleh dari harga); dan Tingkat 3 - nilai wajar yang menggunakan input yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).
•
•
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika statistik.
Level 1 - the fair value is based quoted prices (unadjusted) in active markets; Level 2 - the fair value uses inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable, either directly (ie as prices) or indirectly (i.e, derived from prices); and Level 3 - the fair value uses inputs that are not based on observable market data (unobservable inputs).
If the fair value of financial assets and financial liabilities recorded in the statements of financial position is not available in an active market, the fair value is determined using various valuation techniques including the use of statistical mathematical model.
31
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan)
3.
USE OF ESTIMATES (continued)
AND
JUDGMENTS
Nilai wajar atas instrumen keuangan (lanjutan)
Fair value of financial instruments (continued)
Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang dapat diobservasi. Bila data pasar yang dapat diobservasi tersebut tidak tersedia, manajemen mempertimbangkan masukan dan asumsi yang diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan seperti model umpan balik likuiditas dan volatilitas untuk transaksi derivatif dan tingkat diskonto jangka panjang, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
The input for this model comes from observable market data. When observable market data are not available, management considers necessary inputs and assumptions to determine the fair value. Considerations include considerations such as liquidity and volatility feedback model for derivative transactions and long term discount rate, the level of early payment and the level of default assumption.
Nilai wajar instrumen keuangan diungkapkan pada Catatan 30.
The fair value of the Company’s instruments’ is disclosed in Note 30.
Perusahaan
financial
Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang
Impairment losses on loans and receivables
Bank mereviu kredit yang diberikan yang signifikan secara individual dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan di masa mendatang penyisihan kerugian penurunan nilai tersebut.
The Bank reviews its individually significant loans and receivables at each statement of financial position dates to assess whether an impairment loss should be recorded in the statements of comprehensive income. In particular, judgment by management is required in the estimation of the amount and timing of future cash flows when determining the impairment loss. In estimating these cash flows, the Bank makes judgments about the debtor’s financial situation and the net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, resulting in future changes to the allowance of impairment losses.
Nilai tercatat atas kredit diungkapkan pada Catatan 9.
The carrying value of the Bank’s loan are disclosed in Note 9.
yang
dimiliki
Bank
Penurunan nilai investasi tersedia untuk dijual
Impairment of available-for-sale investments
Bank mereview efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian individual pada kredit yang diberikan.
The Bank reviews its debt securities classified as available-for-sale investments at each statement of financial position dates to assess whether they is an impairment in value. This requires similar judgment as applied to the individual assessment of loans.
Nilai tercatat untuk aset keuangan tersedia untuk dijual yang dimiliki Perusahaan diungkapkan pada Catatan 8.
The carrying value of the Company’s available-forsale financial assets’ is disclosed in Note 8.
32
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
4.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan)
3.
USE OF ESTIMATES (continued)
AND
JUDGMENTS
Pajak penghasilan
Income tax
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Bank mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Pertimbangan signifikan juga dilakukan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan waktu dan tingkat keuntungan masa depan dan strategi perencanaan pajak.
Significant judgement is involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Bank recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Significant judgement is also involved to determine the amount of deferred tax asset that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.
Aset pajak tangguhan
Deferred tax assets
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan kedepan.
Deferred tax assets are recognized for the future recoverable taxable income arising from temporary difference. Management’s judgement is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based on the likely timing on level of future taxable profits, together with future tax planning strategics.
Liabilitas imbalan pasca-kerja karyawan
Post-employment benefits liabilities
Liabilitas imbalan pasca-kerja karyawan ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuarial menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian aset, tingkat kenaikan penghasilan, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri, dan lain-lain.
Post-employment benefits liabilities are determined based on actuarial valuation. The actuarial valuation involves assumptions such as discount rate, expected rate of returns on plan assets, salary increase rate, mortality rate, resignation rate, and others.
KAS
4. CASH 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012
Rupiah
1.892.266.400
33
2.124.056.400
Rupiah
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK INDONESIA
5.
CURRENT ACCOUNT WITH BANK INDONESIA
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Rupiah
24.667.164.822
30.760.153.883
Rupiah
Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) pada tanggal 31 Desember 2013 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/7/PBI/2013 tanggal 26 September 2013 tentang Perubahan Kedua atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Sedangkan rasio GWM tanggal 31 Desember 2012 dihitung berdasarkan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing.
As of December 31, 2013, Minimum Reserve Requirement ratio is calculated using Bank Indonesia Regulation (PBI) No. 5/7/PBI/2013 dated September 26, 2013 regarding the Second Amendment of PBI No. 12/19/PBI/2010 dated October 4, 2010 regarding Minimum Reserve Requirement of General Banks at Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currency. While Minimum Reserve Requirement Ratio as of December 31, 2012 is calculated using PBI No. 12/19/PBI/2010 dated October 4, 2010 regarding Minimum Reserve Requirement of General Bank at Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currency.
Perubahan terletak pada GWM Sekunder dalam Rupiah, di mana ditetapkan sebesar:
The amendment was on the secondary reserve in Rupiah, which stipulated as follows:
• • • •
2,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah sampai dengan tanggal 30 September 2013; 3% dari DPK sejak tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan 31 Oktober 2013; 3,5% dari DPK sejak tanggal 1 November 2013 sampai dengan 1 Desember 2013; dan 4% dari DPK dalam Rupiah sejak tanggal 2 Desember 2013.
•
2.5% from third party funds in Rupiah until September 30, 2013;
•
3% from third party funds in Rupiah since October 1, 2013 until October 31, 2013; 3.5% from third party funds in Rupiah since November 1, 2013 until December 1, 2013; 4% from third party funds in Rupiah since December 2, 2013;
• •
Rasio GWM (tidak diaudit) Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2013 and 2012, the GWM ratios (unaudited) of the Bank are as follows:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Rupiah Giro Wajib Minimum Utama Giro Wajib Minimum Sekunder
12,07% 4,07%
13,63% 5,63%
Rupiah Primary Statutory Reserve Secondary Statutory Reserve
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib disediakan oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank yang terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), dan/atau kelebihan saldo rekening giro Rupiah Bank dari GWM Utama yang disediakan di Bank Indonesia.
Primary statutory reserve is a minimum reserve that should be maintained by the Bank in the current accounts with Bank Indonesia, while secondary statutory reserve is a minimum reserve that should be maintained by the Bank which comprises of Certificates of Bank Indonesia (SBI), State Promissory Notes (SUN), and/or excess reserves of the Bank’s Rupiah current account from the primary statutory reserve that should be maintained in Bank Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai Giro Wajib Minimum.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank has complied with Bank Indonesia Regulation on the Minimum Reserve Requirement.
34
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
7.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK LAIN
6.
CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, giro pada bank lain masing-masing Rp625.826.844 dan Rp10.535.058.616. Seluruh giro pada bank lain adalah dalam mata uang Rupiah dan ditempatkan pada pihak ketiga.
As of December 31, 2013 and 2012, current accounts with other banks are amounted to Rp625,826,844 and Rp10,535,058,616, respectively. Those current accounts with other banks are denominated in Rupiah and with third parties.
Giro pada bank lain pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 diklasifikasikan lancar dan tidak terdapat saldo giro pada bank lain yang diblokir atau digunakan sebagai agunan.
As of December 31, 2013 and 2012, current accounts with other banks were classified as current and there were no current accounts with other banks which were blocked or under lien.
Rata-rata tingkat suku bunga giro pada bank lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 0,96% per tahun dan 1,42% per tahun.
Average interest rates of current account with other banks during the years ended December 31, 2013 and 2012 are 0.96% per annum and 1.42% per annum, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa giro pada bank lain dapat tertagih seluruhnya sehingga penyisihan kerugian penurunan nilai tidak dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believes that current accounts with other banks are fully collectible therefore there was no allowance for impairment losses provided as of December 31, 2013 and 2012.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
7.
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah dalam mata uang Rupiah dan ditempatkan pada pihak ketiga, yang terdiri atas: Jatuh tempo/ Maturity
Jenis penempatan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) - neto setelah dikurangi diskonto yang belum diamortisasi Penempatan dalam deposito berjangka Bank Perkreditan Rakyat
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS All placements with Bank Indonesia and other banks are in Rupiah and with third parties, which comprise of:
31 Desember 2013/ December 31, 2013
31 Desember 2012/ December 31, 2012
≤ 1 bulan/month
77.987.545.645
131.485.397.002
≤ 1 bulan/month > 1 - ≤ 3 bulan/months > 3 - ≤ 6 bulan/months > 6 - ≤ 12 bulan/months
7.300.000.000 6.570.000.000 3.820.000.000 -
3.925.000.000 16.350.000.000 350.000.000
95.677.545.645 (77.105.352)
152.110.397.002 (50.000.000)
95.600.440.293
152.060.397.002
Penyisihan kerugian penurunan nilai
Kisaran tingkat suku bunga penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 5,75% - 9,50% per tahun dan 4,00% - 8,00% per tahun.
Type of placement Placements with Bank Indonesia (FASBI) - net of unamortized discount Placements in time deposits Rural Banks
Allowance for impairment losses
The interest rate ranges of placements with Bank Indonesia and other banks for the years ended December 31, 2013 and 2012 are 5.75% - 9.50% per annum and 4.00% - 8.00% per annum, respectively.
35
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan)
7.
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued)
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 diklasifikasikan lancar dan tidak terdapat saldo penempatan pada bank lain yang diblokir atau digunakan sebagai agunan.
As of December 31, 2013 and 2012, all placements with Bank Indonesia and other banks were classified as current and there were no placements with other banks which were blocked or under lien.
Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut:
The movements of the allowance for impairment losses for placements with other banks are as follows:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 20)
50.000.000
-
Balance at beginning of year
27.105.352
50.000.000
Provision during the year (Note 20)
Saldo akhir tahun
77.105.352
50.000.000
Balance at end of year
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. 8.
Management believes that the allowance for impairment losses is adequately provided as of December 31, 2013 and 2012.
SURAT-SURAT BERHARGA a.
8.
Berdasarkan jenis mata uang dan klasifikasi:
MARKETABLE SECURITIES a.
Seluruh surat-surat berharga adalah dalam mata uang Rupiah dan dengan pihak ketiga, yang terdiri dari:
By currency and classification: All marketable securities are in Rupiah currency and with third party, which comprise of:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Tersedia untuk dijual Obligasi Pemerintah - neto setelah dikurangi premi yang belum diamortisasi
Available-for-sale 22.457.381.804
5.551.350.001
Obligasi Pemerintah digunakan sebagai agunan atas pinjaman yang diterima dari Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta (Catatan 15). b.
Government Bonds - net of unamortized premium
All Government Bonds were under lien for the fund borrowings received from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Note 15).
Berdasarkan jatuh tempo
b.
By maturity
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 > 3 bulan - 1 tahun > 1 - 5 tahun > 10 tahun
Kisaran tingkat suku bunga per tahun
5.407.030.704 17.050.351.100
5.551.350.001 -
22.457.381.804
5.551.350.001
6,12% - 11,00%
11,00%
36
> 3 months - 1 year > 1 - 5 years > 10 years
Interest rate range per annum
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KREDIT YANG DIBERIKAN
9.
LOANS
Semua kredit yang diberikan adalah dalam mata uang Rupiah dengan rincian sebagai berikut:
All loans are in Rupiah, with details as follows:
a.
a.
Berdasarkan jenis dan kolektibilitas
By type and collectibility
31 Desember 2013/ December 31, 2013
Lancar/ Current Modal kerja Konsumsi Karyawan
1.113.495.514.353 116.615.203 323.777.324
Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai
1.113.935.906.880 (4.005.639.669) 1.109.930.267.211
Dalam perhatian khusus/ Special mention 5.719.056.927 -
Kurang lancar/ Sub-standard
Diragukan/ Doubtful
1.571.620.558 -
Macet/ Loss
4.200.244.197 -
5.719.056.927
1.571.620.558
4.200.244.197
(3.069.056.927)
(1.321.620.558)
(4.200.089.051)
2.650.000.000
250.000.000
Jumlah/ Total
15.058.332.558 1.140.044.768.593 116.615.203 323.777.324
Working capital Consumer Employees
15.058.332.558 1.140.485.161.120
Total Allowance for impairment losses
(15.058.332.558)
155.146
(27.654.738.763)
- 1.112.830.422.357
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Lancar/ Current
b.
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Sub-standard
Diragukan/ Doubtful
Modal kerja Konsumsi
974.317.241.198 236.608.671
4.171.497.418 164.892.590
Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai
974.553.849.869
4.336.390.008
2.066.487
-
(8.528.872.476)
(334.092.461)
(2.066.487)
-
966.024.977.393
4.002.297.547
sektor
ekonomi
Berdasarkan kolektibilitas
2.066.487
Macet/ Loss -
-
-
dan
b.
Jumlah/ Total
1.437.450.158 1.698.555
979.926.188.774 405.266.303
Working capital Consumer
1.439.148.713
980.331.455.077
(1.239.148.713)
(10.104.180.137)
Total Allowance for impairment losses
200.000.000
970.227.274.940
By economic sector and collectibility
31 Desember 2013/ December 31, 2013
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Sub-standard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
Perantara keuangan Lain-lain
1.113.495.514.353 440.392.527
5.719.056.927 -
1.571.620.558 -
4.200.244.197 -
15.058.332.558 1.140.044.768.593 440.392.527
Financial intermediary Other
Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai
1.113.935.906.880
5.719.056.927
1.571.620.558
4.200.244.197
15.058.332.558 1.140.485.161.120
(4.005.639.669)
(3.069.056.927)
(1.321.620.558)
(4.200.089.051)
Total Allowance for impairment losses
1.109.930.267.211
2.650.000.000
250.000.000
(15.058.332.558)
155.146
(27.654.738.763)
- 1.112.830.422.357
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Perantara keuangan Lain-lain
974.317.241.198 236.608.671
4.171.497.418 164.892.590
Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai
974.553.849.869
4.336.390.008
(8.528.872.476) 966.024.977.393
(334.092.461) 4.002.297.547
Kurang lancar/ Sub-standard
Diragukan/ Doubtful
2.066.487
Macet/ Loss -
Jumlah/ Total
1.437.450.158 1.698.555
979.926.188.774 405.266.303
Financial intermediary Others Total Allowance for impairment losses
2.066.487
-
1.439.148.713
980.331.455.077
(2.066.487)
-
(1.239.148.713)
(10.104.180.137)
-
37
-
200.000.000
970.227.274.940
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) c.
9.
Berdasarkan jangka waktu kontrak
LOANS (continued) c. By contractual term
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 ≤ 1 tahun > 1 - ≤ 2 tahun > 2 - ≤ 5 tahun > 5 tahun Penyisihan kerugian penurunan nilai
18.201.945 10.898.642.436 1.114.875.825.084 14.692.491.655
2.487.000.000 7.346.580.559 970.092.608.215 405.266.303
1.140.485.161.120
980.331.455.077
(27.654.738.763) 1.112.830.422.357
d.
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
(10.104.180.137)
≤ 1 year > 1 - ≤ 2 years > 2 - ≤ 5 years > 5 years
Allowance for impairment losses
970.227.274.940
d. By remaining maturities
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 ≤ 1 tahun > 1 - ≤ 2 tahun > 2 - ≤ 5 tahun > 5 tahun
Penyisihan kerugian penurunan nilai
80.854.779.249 399.001.742.869 660.628.639.002 -
22.458.992.576 240.947.209.554 716.698.456.501 226.796.446
1.140.485.161.120
980.331.455.077
(27.654.738.763) 1.112.830.422.357
e.
Kredit yang bermasalah
(10.104.180.137)
≤ 1 year > 1 - ≤ 2 years > 2 - ≤ 5 years > 5 years
Allowance for impairment losses
970.227.274.940
e.
Non-performing loans
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Kurang lancar Diragukan Macet
1.571.620.558 4.200.244.197 15.058.332.558
2.066.487 1.439.148.713
Sub-standard Doubtful Loss
Jumlah kredit yang bermasalah
20.830.197.313
1.441.215.200
Total non-performing loans
1.140.485.161.120
980.331.455.077
Total loans
Persentase kredit bermasalah terhadap jumlah kredit yang diberikan - bruto
1,83%
0,15%
Percentage of non-performing loans to total loans - gross
Persentase kredit bermasalah terhadap jumlah kredit yang diberikan - neto
0,02%
0,02%
Percentage of non-performing loans to total loans - net
Jumlah kredit yang diberikan
38
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) f.
9.
Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai
LOANS (continued) f. Movements of the allowance for impairment losses
31 Desember 2013/ December 31, 2013
Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 20) Penghapusbukuan selama tahun berjalan Penerimaan kembali pinjaman yang telah dihapusbukukan Saldo akhir tahun
Kolektif/ Collective
Individual/ Individual
8.866.729.979
1.237.450.158
10.104.180.137
Beginning balance
(3.510.040.637)
23.591.697.784
20.081.657.147
Provision during the year (Note 20)
(3.182.449.525)
(3.182.449.525)
-
Jumlah/ Total
Write-offs during the year
-
651.351.004
651.351.004
Recoveries from loans written-off
5.356.689.342
22.298.049.421
27.654.738.763
Balance at end of year
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Kolektif/ Collective
Individual/ Individual
Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 20) Penghapusbukuan selama tahun berjalan Penerimaan kembali pinjaman yang telah dihapusbukukan
5.755.729.429
-
5.755.729.429
Beginning balance
3.261.374.219
1.237.450.158
4.498.824.377
Provision during the year (Note 20)
Saldo akhir tahun
(180.442.439)
-
(180.442.439)
30.068.770
-
30.068.770
Recoveries from loans written-off
8.866.729.979
1.237.450.158
10.104.180.137
Balance at end of year
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai. g.
Write-offs during the year
The management believes that the allowance for impairment losses is adequate.
Tingkat suku bunga per tahun
g.
Kisaran tingkat suku bunga kredit yang diberikan untuk 2013 dan 2012 masing-masing adalah 10,00% - 15,00 % per tahun dan 8,00% - 16,00% per tahun. h.
Jumlah/ Total
Interest rate per annum The interest rates ranges of loans in 2013 and 2012 are 10.00% - 15.00% per annum and 8.00% - 16.00% per annum, respectively.
Kredit yang diberikan kepada karyawan
h.
Employee loans
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit yang dibebani bunga sebesar 6,50% per tahun pada tahun 2013, yang ditujukan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dan dilunasi dalam waktu 12 sampai dengan 24 bulan melalui pemotongan gaji setiap bulan.
The loans to the Bank’s employees consist of interest-bearing loans at interest rates of 6.50% per annum in 2013, which are intended for acquisitions of vehicles, houses and other personal purposes and are repayable within 12 to 24 months through monthly payroll deductions.
Kredit yang diberikan kepada pihak-pihak yang berelasi pada tanggal 31 Desember 2013 berjumlah Rp90.139.314, diberikan kepada pejabat eksekutif dan diklasifikasikan lancar.
Loans to related parties as of December 31, 2013 amounted to Rp90,139,314 which are given to executive officers and are classified as current.
39
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) i.
9.
Informasi signifikan Iainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan
LOANS (continued) i.
Other significant information relating to loans
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat pemberian kredit yang tidak memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (“BMPK”) Bank Indonesia.
As of December 31, 2013 and 2012, there are no loans granted which do not comply with the Legal Lending Limit (“LLL”) requirements of Bank Indonesia.
Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka, dan agunan lain yang diterima. Jumlah deposito berjangka dan deposito berjangka dari bank lain yang dijadikan agunan kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp212.293.425.188 dan Rp152.305.863.750 (Catatan 13c dan 14c).
Loans are generally collateralized by registered mortgages, power of attorney to mortgage or sell, time deposits, and by other guarantees. The time deposits and time deposits from other banks which pledged for loans as of December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp212,293,425,188 and Rp152,305,863,750, respectively (Notes 13c and 14c).
Per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kredit yang diberikan sebesar Rp55.239.170.904 dan Rp60.065.082.158 digunakan sebagai agunan atas pinjaman yang diterima dari Standard Chartered Bank (SCB), Cabang Jakarta dan dari PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk (Catatan 15). Kredit yang digunakan sebagai agunan kepada SCB sebagian dijamin oleh US Agency for International Development (USAID) Guarantee dengan perjanjian-perjanjian No. 497-DCA-10-003, tanggal 21 Juni 2010, No. 497-DCA-10-005B tanggal 24 September 2010, No. 497-DCA-11-006 tanggal 30 September 2011 dan No. 497-DCA-13-010 tanggal 27 September 2013.
As of December 31, 2013 and 2012, loans amounting to Rp55,239,170,904 and Rp60,065,082,158 were under lien for the fund borrowings received from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) and PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk (Note 15). The loans pledged as collateral to SCB were partially covered by US Agency for International Development (USAID) Guarantee under agreements No. 497-DCA10-003 dated June 21, 2010, No. 497-DCA10-005B dated September 24, 2010, No. 497-DCA-11-006 dated September 30, 2011, and No. 497-DCA-13-010 dated September 27, 2013.
10. ASET TETAP
10. FIXED ASSETS 31 Desember 2013/ December 31, 2013 Saldo awal/ Beginning balance
Harga perolehan: Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Renovasi gedung yang disewa Aset sewa guna usaha Aset dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan: Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Renovasi gedung yang disewa Aset sewa guna usaha
Nilai buku neto
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassification
Saldo akhir/ Ending balance
949.449.932 27.459.400.865 3.692.307.869 329.597.864 803.018.290
3.544.068.026 168.692.494 2.440.226.605
38.183.082 279.221.347 580.300.000
222.718.290 (222.718.290)
911.266.850 30.724.247.544 4.083.718.653 329.597.864 2.440.226.605
33.233.774.820
6.152.987.125
897.704.429
-
38.489.057.516
839.131.113 14.270.459.820 2.682.199.677 129.032.903
63.830.266 5.075.122.155 496.330.995 40.909.920
38.183.082 203.235.309 -
-
864.778.297 19.142.346.666 3.178.530.672 169.942.823
17.920.823.513
5.676.193.336
241.418.391
-
23.355.598.458
15.312.951.307
15.133.459.058
40
Cost: Vehicles Office equipment Leasedhold improvements Leased assets Construction in progress
Accumulated depreciation: Vehicles Office equipment Leasedhold improvements Leased assets
Net book value
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued) 31 Desember 2012/ December 31, 2012 Saldo awal/ Beginning balance
Harga perolehan: Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Renovasi gedung yang disewa Aset sewa guna usaha Aset dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan: Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Renovasi gedung yang disewa Aset sewa guna usaha
Nilai buku neto
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassification
Saldo akhir/ Ending balance
985.520.685 21.573.400.507 3.428.739.052 329.597.864 3.727.166.440
1.717.178.263 1.811.125.060
36.070.753 302.882.298 -
4.471.704.393 263.568.817 (4.735.273.210)
949.449.932 27.459.400.865 3.692.307.869 329.597.864 803.018.290
30.044.424.548
3.528.303.323
338.953.051
-
33.233.774.820
849.756.864 11.095.101.087 1.464.981.383 47.213.082
25.444.999 3.416.569.480 1.217.218.290 81.819.824
36.070.750 247.616.231 -
6.405.485 -
839.131.113 14.270.459.821 2.682.199.673 129.032.906
13.457.052.416
4.741.052.593
283.686.981
6.405.485
16.587.372.132
Cost: Vehicles Office equipement Leasedhold improvements Leased assets Construction in progress
Accumulated depreciation: Vehicles Office equipement Leasedhold improvements Leased assets
17.920.823.513 15.312.951.307
Net book value
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai permanen aset tetap.
The management believes that there is no indication of impairment on fixed assets.
Termasuk dalam pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:
Fixed assets disposal includes sales of fixed assets with details as follows:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Hasil penjualan Nilai buku
49.807.997 (5.595.837)
38.359.386 (2.381.259)
Keuntungan penjualan aset tetap - neto
44.212.160
35.978.127
11. ASET LAIN-LAIN - NETO
Proceeds from sale Net book value Gain on sale of fixed assets - net
11. OTHER ASSETS - NET 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012
Bunga yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka Tunjangan karyawan terkait Program Kepemilikan Kendaraan Agunan yang diambil alih - neto setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp1.381.816.746 (2012: Rp1.415.897.461) Setoran jaminan Lain-lain
6.446.428.012 3.845.868.520
3.899.912.460 2.746.936.427
Interest receivable Prepayments
1.758.839.691
-
1.035.961.400 800.186.379
34.080.715 817.439.900 595.906.271
Car Ownership Program Foreclosed assets - net of allowance for impairment losses of Rp1,381,816,746 (2012: Rp1,415,897,461) Security deposits Others
13.887.284.002
8.094.275.773
41
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
11. ASET LAIN-LAIN - NETO (lanjutan)
11. OTHER ASSETS - NET (continued)
Perubahan penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut:
The movements of the allowance for impairment losses on foreclosed assets are as follows:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Saldo awal tahun Pemulihan selama tahun berjalan (Catatan 20)
1.415.897.461
Saldo akhir tahun
1.381.816.746
(34.080.715)
Manajemen berpendapat jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai.
Balance at beginning of year
(9.858.800)
Reversal during the year (Note 20)
1.415.897.461
Balance at end of year
Management believes that the established allowance for impairment losses is adequate.
12. PERPAJAKAN a.
1.425.756.261
12. TAXATION
Pajak dibayar dimuka
a.
Prepaid tax
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Uang muka pembayaran SKPKB tahun 2008 (Catatan 12f) Lebih bayar pajak penghasilan badan - 2008
b.
-
3.246.000.000
Advance payment for tax underpayment for the year 2008 (Note 12f)
-
290.840.652
Refundable corporate income tax - 2008
-
3.536.840.652
Utang pajak
b.
Taxes payable
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 dan 4(2) Pajak pertambahan nilai
c.
166.785.256
216.822.993
350.431.689 1.510.569
204.926.790 7.285.225
518.727.514
429.035.008
Beban pajak
c.
Withholding income taxes article 21 Withholding income tax articles 23 and 4(2) Value added tax
Tax expense
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Beban pajak tangguhan
14.722.521.382
42
1.045.200.944
Deferred tax expense
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
12. TAXATION (continued)
Pajak penghasilan badan tahun berjalan
d.
Rekonsiliasi antara rugi sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut:
Current corporate income tax Reconcilliation of loss before income tax expense per statements of comprehensive income with tax loss are as follows:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013 Rugi sebelum beban pajak penghasilan
2012
(25.588.548.460)
(2.156.446.983)
Loss before income tax expense
Perbedaan temporer: Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan - kredit yang diberikan Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan penempatan pada bank lain Penyusutan aset tetap Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non-keuangan Penyisihan imbalan kerja karyawan
(34.080.715) 2.464.712.132
(9.858.800) (773.819.736)
Provision for impairment losses on financial assets - loans Provision for impairment losses on financial assets - placement with other banks Depreciation of fixed assets Provision for impairment losses on non-financial assets Provision for employee benefit
Jumlah perbedaan temporer
2.489.009.785
(2.738.282.265)
Total temporary differences
Perbedaan tetap: Biaya kesejahteraan karyawan Biaya sumbangan Lain-lain
2.332.711.044 842.792.205 8.001.716.586
861.531.539 526.093.111 1.427.714.163
Permanent differences: Benefit in kind Donations Others
11.177.219.835
2.815.338.813
Total permanent differences
(11.922.318.840)
(2.079.390.435)
Jumlah perbedaan tetap Rugi fiskal Beban pajak tahun berjalan
Temporary differences: (58.151.548)
(1.722.012.709)
27.105.352 89.424.564
50.000.000 (282.591.020)
-
-
Tax loss Current income tax expense
Akumulasi rugi fiskal: Tahun 2013 Tahun 2012 Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008
(11.922.318.840) (2.079.390.435) (27.806.513.656) (21.882.359.432) (28.085.884.283) -
(2.079.390.435) (27.806.513.656) (21.882.359.432) (28.085.884.283) (5.724.655.916)
Accumulated tax losses: Year 2013 Year 2012 Year 2011 Year 2010 Year 2009 Year 2008
Akumulasi rugi fiskal
(91.776.466.646)
(85.578.803.722)
Accumulated tax losses
43
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
12. TAXATION (continued)
Aset pajak tangguhan - neto
e.
Deferred tax assets - net
31 Desember 2013/ December 31, 2013
1 Januari/ January Aset pajak tangguhan Penyisihan kerugian penurunan nilai: - Kredit yang diberikan - Penempatan pada bank lain - Agunan yang diambil alih Akumulasi rugi fiskal Kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih Penyusutan aset tetap Estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Aset pajak tangguhan
Diakui pada laporan laba rugi komprehensif (ekuitas)/Recognize in statements of comprehensive income (equity)
Diakui pada laporan laba rugi komprehensif/ Recognize in statements of comprehensive income
31 Desember/ December
(276.477.272) 12.500.000 353.974.365 21.394.700.931
-
(14.537.787) 6.776.338 (8.520.178) (15.344.773.929)
52.562.500 (563.817.019)
-
22.356.141
-
616.178.033
758.466.435
-
1.589.602.927
(38.201.839) 22.524.844.593
758.466.435
(14.722.521.382)
Deferred tax assets Allowance for impairment losses on: (291.015.059) Loans 19.276.338 Placement with other banks 345.454.187 Foreclosed assets 6.049.927.002 Accumulated tax losses Impairment losses on 52.562.500 foreclosed assets (541.460.878) Depreciation of fixed assets Estimated post-employment 2.205.780.960 benefit liabilities
720.264.596 8.560.789.646
Unrealized gains on changes in fair value of available-for-sale financial assets Deferred tax assets
31 Desember 2012/ December 31, 2012
1 Januari/ January Aset pajak tangguhan Penyisihan kerugian penurunan nilai: - Kredit yang diberikan - Penempatan pada bank lain - Agunan yang diambil alih Akumulasi rugi fiskal Kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih Penyusutan aset tetap Estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Aset pajak tangguhan
Diakui pada laporan laba rugi komprehensif (ekuitas)/Recognize in statements of comprehensive income (equity)
154.025.905 356.439.065 21.755.331.309 52.562.500 (493.169.264) 1.783.057.861
(32.382.268) 23.575.865.108
31 Desember/ December
-
(430.503.177) 12.500.000 (2.464.700) (360.630.378)
-
(70.647.755)
-
(193.454.934)
(5.819.571) (5.819.571)
Pemanfaatan aset pajak tangguhan yang diakui Bank bergantung atas laba kena pajak pada masa mendatang yang melebihi laba yang timbul atas pemulihan perbedaan temporer kena pajak yang ada.
Diakui pada laporan laba rugi komprehensif/ Recognize in statements of comprehensive income
(1.045.200.944)
Deferred tax assets Allowance for impairment losses on: (276.477.272) Loans 12.500.000 Placement with other banks 353.974.365 Foreclosed assets 21.394.700.931 Accumulated tax losses Impairment losses on 52.562.500 foreclosed assets (563.817.019) Depreciation of fixed assets Estimated post-employment 1.589.602.927 benefit liabilities Unrealized gains on changes in fair value of available-for-sale (38.201.839) financial assets 22.524.844.593
Deferred tax assets
The utilization of deferred tax assets recognized by the Bank is dependent upon future taxable income in excess of income arising from the reversal of existing taxable temporary differences.
44
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
12. TAXATION (continued)
Aset pajak tangguhan - neto (lanjutan)
e.
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal diperkirakan dapat direalisasikan pada periode mendatang. f.
Deferred tax assets - net (continued) Management believes that deferred tax assets resulting from temporary differences and accumulated tax losses can be realized in the future periods.
Surat ketetapan pajak
f.
Tax assessments
•
Pada tanggal 26 April 2010, Bank menerima Surat Ketetapan Pajak dari KPP Madya untuk semua jenis pajak untuk tahun pajak 2008. Surat Ketetapan Pajak tersebut menyatakan kurang bayar pajak untuk pajak penghasilan badan, pasal 4(2), dan pasal 23 masing-masing sebesar Rp5.676.378.903, Rp2.514.780.600, dan Rp822.316.525 (termasuk denda dan bunga). Bank telah melakukan pembayaran cicilan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebesar Rp3.748.000.000. Bank tidak menyetujui sebagian besar hasil keputusan di dalam Surat Ketetapan Pajak tersebut dan telah menyampaikan 3 (tiga) Surat Keberatan pada tanggal 19 Juli 2010 kepada Kantor Pajak Wilayah. Cicilan SKPKB yang telah dibayarkan tersebut disajikan sebagai pajak dibayar dimuka (Catatan 12a).
•
On April 26, 2010, the Bank received Tax Assessments Letters from KPP Madya for all taxes for fiscal year 2008. The Tax Assessments Letters reflected underpayments of corporate income tax and withholding tax article 4(2) and 23 of Rp5,676,378,903, Rp2,514,780,600, and Rp822,316,525 (including penalties and interests), respectively. The Bank has paid installment of the Assessment of Tax Underpayment (SKPKB) amounting to Rp3,748,000,000. The Bank disputes most of the items contained in this SKPKB and already filed 3 (three) Objection Letters on July 19, 2010 to District Tax Office. The installment of SKPKB has been presented as prepaid tax (Note 12a).
•
Pada tanggal 5 Januari 2011, Bank menerima surat keputusan keberatan dari Kantor Pajak Wilayah untuk SKPKB pajak penghasilan badan, pajak penghasilan pasal 4(2), dan pajak penghasilan pasal 23 masing-masing sebesar Rp4.643.015.440, Rp519.645.378, dan Rp341.559.145, dimana Kantor Pajak Wilayah menolak keberatan yang diajukan oleh Bank. Untuk pajak penghasilan pasal 4(2), Bank telah menerima keputusan keberatan yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak Wilayah sebesar Rp519.645.378. Oleh karena itu, Bank membebankan pajak dibayar dimuka sebesar Rp502.000.000 dan membebankan tambahan pembayaran sebesar Rp17.645.378 dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2011.
•
On January 5, 2011, the Bank received decission letter of objection from District Tax Office for corporate income tax, withholding income tax article 4(2) , and withholding income tax article 23 amounting to Rp4,643,015,440, Rp519,645,378, and Rp341,559,145, respectively. For withholding income tax article 4(2), the Bank accepted the decision on objection issued by District Tax Office amounting to Rp519,645,378. Consequently, the Bank charged the prepaid tax of Rp502,000,000 and additional payment of Rp17,645,378 was charged to 2011 statement of comprehensive income.
•
Pada tanggal 3 Oktober 2011, Bank mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak di Jakarta atas surat keputusan yang diterbitkan Kantor Pajak Wilayah atas SKPKB pajak penghasilan badan melalui surat Bank No. 731/BA/X.07/Dpr/2011.
•
On October 3, 2011, the Bank appealed to Tax Court in Jakarta regarding the Decision Letter issued by District Tax Office regarding the Underpayment Tax Assessment Letter of corporate income tax and through the Bank’s letter No. 731/BA/X.07/Dpr/2011.
•
Pada tanggal 7 Oktober 2011, Bank mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak di Jakarta atas surat keputusan yang diterbitkan Kantor Pajak Wilayah atas SKPKB pajak penghasilan pasal 23 melalui surat Bank No. 735/BA/X.07/Dpr/2011.
•
On October 7, 2011, the Bank appealed to Tax Court in Jakarta regarding the decision letter issued by District Tax Office regarding the Underpayment Tax Assessment of withholding income tax article 23 through the Bank’s letter No. 735/BA/X.07/Dpr/2011.
45
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (lanjutan) f.
12. TAXATION (continued)
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
f. Tax assessments (continued)
•
Pada tanggal 30 Januari 2013, Pengadilan Pajak di Jakarta telah mengeluarkan Putusan Pengadilan Pajak No. Put.43007/PP/M.V/15/2013 dan No. Put.43006/PP/M.V/15/2013 mengenai banding Pajak Penghasilan pasal 23 dan pajak penghasilan badan yang diajukan dengan menyatakan menerima banding Pemohon banding dan mengubah Keputusan Direktur Jendral Pajak No. KEP-764/WPJ.17/BD.06/2011 dan No. KEP-763/WPJ.17/BD.06/2011, sehingga jumlah yang masih harus dibayar atas pajak penghasilan pasal 23 adalah sebesar Rp 160.400.410 dan lebih bayar atas pajak penghasilan badan sebesar Rp626.166.961. Pada tanggal 1 April 2013, Bank telah menerima pengembalian pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan pasal 23 masing-masing sebesar Rp3.760.640.911 dan Rp85.599.590.
•
On January 30, 2013, the Tax Court in Jakarta had issued Tax Court Decision No. Put.43007/PP/M.V/15/2013 and No. Put.43006/PP/MV/15/2013 regarding the appeal of withholding income tax article 23 and corporate income tax, accepting all appeals and change the decision of the Director General of Taxes No. KEP-764/WPJ.17/BD.06/2011 and No. KEP-763/WPJ.17/BD.06/2011. Income tax article 23 amounted to Rp160,400,410 and overpayment for corporate income tax amounted to Rp626,166,961. On April 1, 2013, the Bank had received repayment of corporate income tax and withholding income tax article 23 amounted to Rp3,760,640,911 and Rp85,599,590, respectively.
•
Pada tanggal 4 Maret 2013, Pengadilan Pajak telah mengeluarkan Putusan Pengadilan Pajak atas revisi keputusan banding sebelumnya dengan No. Put.43006.R/PP/M.V/15/2013 dan No. Put.43007.R/PP/M.V/15/2013, dimana jumlah yang masih harus dibayar atas pajak penghasilan pasal 23 adalah sebesar Rp265.520.850 dan lebih bayar atas pajak penghasilan pajak badan yang lebih bayar adalah sebesar Rp626.166.961. Sebagai akibatnya, Bank harus mengembalikan restitusi sebesar Rp85.599.590 dan membayar kekurangan pajak penghasilan pasal 23 sebesar Rp19.520.850.
•
On March 4, 2013, the Tax Court had issued the Tax Court Decision on the revision of the previous appeal decision No. Put.43006.R/PP/M.V/15/2013 and No. Put.43007.R/PP/MV/15/2013, where the amount still to be paid on income tax article 23 amounted to Rp265,520,850 and overpayment for corporate income tax amounted to Rp626,166,961. As a result, the Bank has to return tax refund amounted to Rp85,599,590 and to repay the underpayment of withholding income tax article 23 amounting to Rp19,520,850.
•
Atas Memori Peninjauan Kembali No. S-3652/PJ.07/2013 tanggal 29 Mei 2013 dan No. S-3697/PJ.07/2013 tanggal 31 Mei 2013 yang diajukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, pada tanggal 22 Januari 2014, Pengadilan Pajak mengeluarkan Pemberitahuan Permohonan Peninjauan Kembali dan Penyerahan Memori Peninjauan Kembali No. MPK-1225/SP.52/ I/2014 dan No.MPK-1226/SP.52/I/2014. Masing-masing terkait atas perkara Putusan Pengadilan Pajak No. Put.43007/PP/M.V/15/2013 tanggal 30 Januari 2013 yang telah dibetulkan dengan Putusan Pengadilan Pajak No. Put43007.R/PP/M.V/15/2013 tanggal 4 Maret 2013 dan Putusan Pengadilan Pajak No. Put.43006/PP/M.V/15/2013 tanggal 30 Januari 2013 yang telah dibetulkan dengan Putusan Pengadilan Pajak No.Put43006.R/PP/M.V/15/2013 tanggal 4 Maret 2013. Atas pemberitahuan ini, Bank telah mengeluarkan Kontra Memori (Jawaban) Peninjauan Kembali No. 049/BA-02/II/2014 dan No. 050/BA02/II/2014 pada tanggal 19 Februari 2013.
•
Regarding to the Judicial Review Memory No. S-3652/PJ.07/2013 dated May 29, 2013 and No. S-3697/PJ.07/ 2013 dated May 31, 2013 which has been filed by the Directorate General of Taxes, on January 22, 2014, the Tax Court has issued Notification of Application for Judicial Review and Submission Judicial Review Memory No. MPK-1225/SP.52/I/2014 and No. MPK-1226/SP.52/I/2014 respectively regarding the Tax Court Decision No. Put.43007/PP/M.V/15/2013 dated January 30, 2013 which has been revised by the Tax Court Decision No. Put43007.R/PP/M.V/15/2013 dated March 4, 2013 and the Tax Court Decision No. Put.43006/PP/M.V/15/2013 dated January 30, 2013 which has been revised by the Tax Court Decision No. Put43006.R/PP/M.V/15/2013 dated March 4, 2013. For this notification, the Bank has issued a Contra Memory (Answer) Judicial Review No. 049/BA02/II/2014 dan No. 050/BA-02/II/2014 dated February 19, 2013.
46
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (lanjutan) g.
12. TAXATION (continued)
Administrasi
g. Administration
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 tentang “Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan” yang berlaku mulai tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu lima tahun sejak tanggal terhutangnya pajak. Ketentuan peralihan dari Undang-undang tersebut mengatur bahwa perpajakan untuk tahun fiskal 2007 dan sebelumnya dapat ditetapkan oleh DJP paling lambat pada akhir tahun 2013.
Based on Law of the Republic of Indonesia No. 28 Year 2007 regarding “Third Amendment of Law No. 6 Year 1983 regarding General Rules and Procedures of Taxation” which are applicable starting 2008, the Directorate General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within five years from the date the tax becomes due. The transitional provisions of the said Law stipulate that taxes for fiscal year 2007 and before may be assessed by the DGT at the latest at the end of 2013.
13. SIMPANAN DARI NASABAH
13. DEPOSITS FROM CUSTOMERS
Seluruh simpanan dari nasabah adalah dalam mata uang Rupiah dan dengan pihak ketiga yang terdiri atas:
All deposits from customers are in Rupiah and with third parties which comprise of:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Giro Tabungan Deposito berjangka
a.
b.
10.829.854.974 11.394.921.883 158.568.119.473
10.836.843.192 10.909.963.871 189.102.446.011
180.792.896.330
210.849.253.074
Giro
a.
Current accounts Savings accounts Time deposits
Current accounts
Kisaran tingkat suku bunga giro untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 0,00%-6,50% per tahun dan 0,00%5,00% per tahun.
Interest rates ranges for current accounts for the years ended December 31, 2013 and 2012 are between and 0.00%-6.50% per annum and 0.00%-5.00% per annum, respectively.
Tidak ada saldo giro yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit per 31 Desember 2013 dan 2012.
There were no current accounts which were blocked or pledged for loans as of December 31, 2013 and 2012.
Tabungan
b.
Berdasarkan jenis kontrak:
Savings accounts By contractual type:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Tabungan umum Tabungan berjangka
6.828.975.694 4.565.946.189
6.001.966.546 4.907.997.325
11.394.921.883
10.909.963.871
47
General saving accounts Time saving accounts
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
13. SIMPANAN DARI NASABAH (lanjutan) b.
c.
13. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)
Tabungan (lanjutan)
b.
Savings accounts (continued)
Kisaran tingkat suku bunga tabungan umum dan tabungan berjangka untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah masing-masing 0,00%-4,00% per tahun dan 4,68%-15,50% per tahun (2012: masingmasing 3,00%-4,00% per tahun dan 4,68%15,50% per tahun).
Interest rate ranges for general saving accounts and time saving accounts for the year ended December 31, 2013 are 0.00%4.00% per annum and 4.68%-15.50% per annum, respectively (2012: 3.00%-4.00% per annum and 4.68%-15.50% per annum, respectively).
Tidak ada saldo tabungan yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit per 31 Desember 2013 dan 2012.
There were no saving accounts which were blocked or pledged for loans as of December 31, 2013 and 2012.
Deposito berjangka
c.
Berdasarkan jangka waktu kontrak:
Time deposits By contractual terms:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
39.860.555.570 42.864.963.903 41.479.000.000 34.363.600.000
67.518.447.175 51.917.298.836 45.352.700.000 24.314.000.000
158.568.119.473
189.102.446.011
Berdasarkan periode yang tersisa:
1 month 3 months 6 months 12 months
By remaining maturities:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 ≤ 1 bulan > 1 - ≤ 3 bulan > 3 - ≤ 6 bulan > 6 - ≤ 12 bulan
50.680.058.251 48.111.261.222 34.507.500.000 25.269.300.000
92.165.746.938 64.788.799.073 19.692.600.000 12.455.300.000
158.568.119.473
189.102.446.011
≤ 1 month > 1 - ≤ 3 months > 3 - ≤ 6 months > 6 - ≤ 12 months
Kisaran tingkat suku bunga deposito berjangka untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 4,00%-11,00% per tahun dan 2,75%8,50% per tahun.
Interest rate ranges for time deposits for the years ended December 31, 2013 and 2012 are between 4.00%-11.00% per annum and 2.75%-8.50% per annum, respectively.
Saldo deposito berjangka yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah Rp60.022.116.438 dan Rp42.265.500.000 (Catatan 9i).
Time deposits which are blocked or pledged for loans as of December 31, 2013 and 2012 to Rp60,022,116,438 and amounted Rp42,265,500,000, respectively (Note 9i).
48
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN
14. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
Seluruh simpanan dari bank lain adalah dalam mata uang Rupiah dan dengan pihak ketiga yang terdiri atas:
All deposits from other banks are in Rupiah and with third parties which comprise of:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Giro Tabungan Deposito berjangka
a.
65.779.272.586 175.033.241 592.530.000.000
46.207.073.248 169.715.174 488.358.785.457
658.484.305.827
534.735.573.879
Giro
a.
Kisaran tingkat suku bunga giro untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 0,00%-7,00% per tahun dan 0,00%5,00% per tahun. b.
Current accounts Interest rates ranges for current accounts for the years ended December 31, 2013 and 2012 are between 0.00%-7.00% per annum and 0.00%-5.00% per annum, respectively.
Tabungan
b.
Kisaran tingkat suku bunga tabungan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 0,00%-4,00% dan 4,68%-15,50% per tahun dan 3,00%-4,00% dan 4,68%-15,50% per tahun c.
Current accounts Savings accounts Time deposits
Savings account Interest rates ranges for savings accounts for the years ended December 31, 2013 and 2012 are between 0.00%-4.00% and 4.68%15.50% per annum and 3.00%-4.00% and 4.68%-15.50% per annum, respectively.
Deposito berjangka
c.
Berdasarkan jangka waktu kontrak:
Time deposits By contractual terms:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
179.446.500.000 159.982.500.000 176.000.000.000 77.101.000.000
91.826.285.457 208.432.500.000 129.550.000.000 58.550.000.000
592.530.000.000
488.358.785.457
Berdasarkan periode yang tersisa:
1 month 3 months 6 months 12 months
By remaining maturities:
31 Desember 2013 / 31 Desember 2012 / December 31, 2013 December 31, 2012 ≤ 1 bulan > 1 - ≤ 3 bulan > 3 - ≤ 6 bulan > 6 - ≤ 12 bulan
205.381.500.000 159.877.500.000 190.798.000.000 36.473.000.000
232.701.285.457 139.932.500.000 85.855.000.000 29.870.000.000
592.530.000.000
488.358.785.457
Kisaran tingkat suku bunga deposito berjangka untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 4,50%-11,00% dan 2,75%-8,50% per tahun.
≤ 1 month > 1 - ≤ 3 months > 3 - ≤ 6 months > 6 - ≤ 12 months
Interest rates ranges for time deposits for the years ended December 31, 2013 and 2012 is 4.50%-11.00% and 2.75%-8.50% per annum, respectively.
49
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) c.
14. DEPOSITS FROM OTHER BANKS (continued)
Deposito berjangka (lanjutan)
c.
Saldo deposito berjangka yang diblokir atau dijadikan jaminan kredit per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah Rp152.271.308.750 dan Rp110.040.363.750 (Catatan 9i).
Time deposits (continued) Time deposits blocked or pledged for loans as of December 31, 2013 and 2012 is amounting to Rp152,271,308,750 and Rp110,040,363,750, respectively (Note 9i).
15. PINJAMAN YANG DITERIMA
15. FUND BORROWINGS 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012
Pihak ketiga Citibank N.A., Cabang Jakarta Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk, Indonesia SNS Fund., Belanda NMI Global Fund KS, Norwegia
87.986.994.563
87.877.148.143
55.210.119.157
17.188.275.555
49.885.091.182 38.102.417.818 -
60.729.673.961 49.906.248.018
Third parties Citibank N.A., Jakarta Branch Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk, Indonesia SNS Fund., Netherlands NMI Global Fund KS, Norway
-
2.534.640.000
Related party (Note 26) DWM Fund., Luxembourg
231.184.622.720
218.235.985.677
Pihak berelasi (Catatan 26) DWM Fund., Luxembourg
Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada Catatan 24.
Information on maturities is disclosed in Note 24.
Citibank N.A., Cabang Jakarta
Citibank N.A., Jakarta Branch
Pada tahun 2012, Bank memperoleh fasilitas term loan dari Citibank N.A., Cabang Jakarta dengan plafon maksimum sejumlah Rupiah ekuivalen sebesar USD18.500.000. Pinjaman terdiri dari dua tahap, yaitu:
In 2012, the Bank obtained a term borrowing facility with maximum plafond in Rupiah equivalent to USD18,500,000 from Citibank N.A., Jakarta Branch. The fund borrowings consist of two tranches:
a. Tahap I sebesar ekuivalen USD9.250.000 b. Tahap II sebesar ekuivalen USD9.250.000
a. b.
Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2017 dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 7% per tahun yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pembayaran cicilan pokok pinjaman secara merata dilakukan setelah masuk tahun ketiga (2015).
This borrowing will be matured on August 15, 2017 and bears interest at a rate of 7% per annum which shall be paid every 3 (three) months. The repayment of borrowing principal will be made after entering the third year (2015).
50
Tranche I is equivalent to USD9,250,000 Tranche II is equivalent to USD9,250,000
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
15. FUND BORROWINGS (continued)
Citibank N.A., Cabang Jakarta (lanjutan)
Citibank N.A., Jakarta Branch (continued)
Pada tanggal 23 Juli 2012, ditandatangani Standby Letter of Credit Arrangement Agreement antara Bank, Citibank N.A., dan Overseas Private Investment Corporation (OPIC). Berdasarkan perjanjian ini OPIC akan mengatur penerbitan Standby Letter of Credit hingga jumlah total USD21.500.000 dengan periode komitmen 12 (duabelas) bulan sejak perjanjian ditandatangani. Atas perjanjian tersebut sampai dengan saat ini telah dilakukan 4 (empat) kali perubahan, yaitu dengan Amendment No.1 tertanggal 24 Juli 2012, Amendment No. 2 tertanggal 1 Agustus 2012, Amendment No. 3 tertanggal 15 Agustus 2012, Amendment No. 4 tertanggal 5 Februari 2013 dan Amandment No. 5 tertanggal 18 Juli 2013.
On July 23, 2012, there was Standby Letter of Credit Arrangement Agreement signed between the Bank, Citibank N.A., and Overseas Private Investment Corporation (OPIC). Based on this agreement, OPIC will arrange the issuance of Standby Letter of Credit up to the total amount of USD21,500,000 with commitment period of 12 (twelve) months from the signing date. The agreement has been amended 4 (four) times by the Amendment No. 1 dated July 24, 2012, Amendment No. 2 dated August 1, 2012, Amendment No. 3 dated August 15, 2012, Amendment No. 4 dated February 5, 2013 and Amendment No. 5 dated July 18, 2013.
Struktur pinjaman ini dijamin dengan Standby Letter of Credit dari Overseas Private Investment Corporation (OPIC) yang diterbitkan Citibank N.A., New York.
This borrowing’s structure is secured by Standby Letter of Credit by Overseas Private Investment Corporation (OPIC) which was issued by Citibank N.A., New York.
SBLC yang diterbitkan sebesar USD21.500.000 untuk menjamin pinjaman yang diterima sebesar USD18.500.000. Karena Bank bukan bank devisa, pinjaman tersebut diterima dalam Rupiah dari Citibank N.A., Cabang Jakarta.
SBLC issued amounted to USD21,500,000 to guarantee borrowings amounted to USD18,500,000. Since the Bank is not a foreign bank, the fund borrowings is received in Rupiah from Citibank N.A., Jakarta Branch.
Atas SBLC yang diterbitkan, Bank dikenakan biaya premi asuransi setiap 3 bulan oleh OPIC, sebesar 2,5% per tahun dari jumlah rata-rata kredit yang diberikan.
For the issued SBLC, the Bank is charged by insurance premium every 3 months by OPIC, at 2.5% per annum of the average of loans disbursed.
Selama pinjaman belum dilunasi, Bank diperkenankan antara lain, melakukan:
During the period that the borrowing is still outstanding, the Bank is not allowed to have:
tidak
a.
Merger, akuisisi, penjualan aset lebih dari 50%.
c.
Merger, acqusition, and sale of asset more than 50%.
b.
Tanpa persetujuan tertulis dari pemberi pinjaman, Bank tidak boleh membuat dan membiarkan adanya hak tanggungan dan/atau bentuk penggadaian lainnya, dengan beberapa pengecualian.
d.
The Bank shall not, without prior written consent from the lender, to create and suffer to exist any mortgage and other liens, with some exceptions.
c.
Tanpa persetujuan tertulis dari pemberi pinjaman, bank tidak boleh melakukan transaksi di luar transaksi komersial biasa, atau melakukan transaksi dengan individu atau entitas yang mewajibkan membayar lebih dari kewajaran.
c.
The Bank shall not, without the prior written consent of the lender, enter into any transaction with any person or entity other than in the ordinary course of of business or ordinary commercial terms and at arm’s length, nor enter into any transaction with any person or entity in which it would be obligated to pay more than the ordinary arm’s length commercial price for any purchase.
51
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
15. FUND BORROWINGS (continued)
Citibank N.A., Cabang Jakarta (lanjutan)
Citibank N.A., Jakarta Branch (continued)
d.
Bank tidak boleh, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pemberi pinjaman, yang sebelum persetujuan tertulis tersebut tidak akan diberikan, dikenakan atau membiarkan adanya pinjaman tambahan kecuali hutang yang terjadi dalam kegiatan bisnis dan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau membuat pinjaman atau uang muka kredit kepada setiap orang atau badan dalam kegiatan usaha normal.
d. The Bank shall not, without the prior written consent of the lender, which prior written consent shall not be unreasonably withheld, incur or suffer to exist any additional indebtedness except indebtedness incured in the ordinary course of business and maturing within one year nor make any loan or advance any credit to any person or entity in the ordinary course of business.
e.
Bank tidak akan mengubah struktur modal atau mengubah atau mengizinkan Akta Pendirian dan Anggaran Dasar harus diubah kecuali untuk meningkatkan modal dari laba ditahan atau tambahan modal dari pemegang saham yang ada, dan Bank harus memastikan bahwa, tanpa persetujuan tertulis dari Citibank N.A., tidak ada perubahan dalam kepemilikan dan tidak ada perubahan materi dalam pengelolaannya.
e. The Bank shall not change its capital structure or otherwise amend or permit its Deed of Establishment and Article of Association to be amended except to increase its capital from retained earnings or new subscription from existing shareholders, and the Bank shall ensure that, without the prior written consent from Citibank N.A., there is no change in the ownership and no material change in its management.
f.
Bank tidak boleh mendistribusikan atau membayar, dividen atau mendistribusikan keuntungan sehubungan dengan modal atau melakukan distribusi laba kepada pemegang saham dalam jumlah minimal agregat lebih dari 15% dari laba bersih Bank setelah pajak dari tahun fiskal sebelumnya.
f.
Bank shall not distribute or pay, dividends or any other distributions of profits with respect to any shares of capital stock or make income distribution to its shareholders in an aggregate minimum amount of more than 15% of net income after tax of the Bank on the preceding fiscal year.
Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Pada tahun 2011, Bank menerima fasilitas pinjaman sebesar Rp30.000.000.000 dari Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta. Jangka waktu fasilitas ini adalah 36 bulan terhitung sejak tanggal 1 Juli 2011 sampai dengan 1 Juli 2014. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga mengambang sebesar suku bunga Bank Indonesia untuk deposito berjangka 1 (satu) bulanan ditambah premi likuiditas ditambah 2,5% per tahun, yang dibayarkan setiap bulan. Per tanggal 31 Desember 2013 Bank telah menjaminkan kredit yang diberikan sebesar Rp13.293.461.337 (Catatan 9i) dan surat berharga yang dimiliki, yaitu Obligasi Pemerintah FR0026 dengan nilai tercatat sebesar Rp5.407.030.704 (Catatan 8) untuk pinjaman yang diterima dari Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta.
In 2011, the Bank obtained loan facility amounting to Rp30,000,000,000 from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch. This facility is provided for 36 months starting on July 1, 2011 to July 1, 2014. This fund borrowings bears floating interest at 1 (one) month Bank Indonesia time deposit rate plus liquidity premium plus 2.5% per annum, which shall be paid every month. As of December 31, 2013 the Bank has pledged its loans amounting to Rp13,293,461,337 (Note 9i) and marketable securities, which are Government Bonds FR0026 with carrying amount of Rp5,407,030,704 (Note 8) for the fund borrowing from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch.
52
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) Standard Chartered (lanjutan)
Bank,
Jakarta
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (continued)
Pada tahun 2013, Bank menerima fasilitas pinjaman kedua sebesar Rp57.000.000.000 dari Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta. Jangka waktu fasilitas ini adalah 24 bulan terhitung sejak tanggal 21 Juni 2013 sampai dengan 21 Juni 2015. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun, yang dibayarkan setiap bulan. Per tanggal 31 Desember 2013 Bank telah menjaminkan kredit yang diberikan sebesar Rp41.945.709.567 (Catatan 9i) dan surat berharga yang dimiliki, yaitu Obligasi Pemerintah FR0064 dengan nilai tercatat sebesar Rp17.050.351.100 (Catatan 8) untuk tambahan fasilitas pinjaman yang diterima dari Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta.
In 2013, the Bank obtained second facility amounting to Rp57,000,000,000 from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch. This facility is provided for 24 months starting on June 21, 2013 to June 21, 2015. This fund borrowings bears fixed interest at a rate of 9.00% per annum, which shall be paid on monthly basis. As of December 31, 2013 the Bank has pledged its loans amounting to Rp41,945,709,567 (Note 9i) and marketable securities, which are Government Bonds FR0064 with carrying amount of Rp17,050,351,100 (Note 8) for the fund borrowing from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch.
PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk
PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk
Pada tanggal 19 Juni 2012, Bank memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Ekonomi Raharja Tbk dalam bentuk Pinjaman Aksep sampai dengan jumlah setinggi-tingginya sebesar Rp50.000.000.000. Perjanjian ini memiliki jangka waktu 12 bulan. Perjanjian ini kemudian diperpanjang sampai dengan 22 Juni 2014.
On June 19, 2012, the Bank obtained credit facility from PT Bank Ekonomi RahardjaTbk in the form of Acceptance Loans up to maximum amount of Rp50,000,000,000. This agreement is due within 12 months. This agreement then extended until June 22, 2014.
Pada tanggal 28 Maret 2013, Bank memperoleh pinjaman sebesar Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu 6 bulan. Pinjaman ini kemudian telah diperpanjang sampai dengan 28 April 2014. Atas fasilitas kredit ini, dikenakan bunga mengambang sebesar Average JIBOR (Jakarta Inter Bank Offer Rate) (6 bulan) ditambah 4,18% per tahun.
On March 28, 2013, the Bank obtained loan of Rp50.000.000.000 with period of 6 months. This borrowing then has been extended until April 28, 2014. This credit facility bears floating interest at Average JIBOR (Jakarta Inter Bank Offer Rate) (6 months) plus 4.18% per annum.
Struktur pinjaman ini dijamin dengan SBLC dari Grameen Foundation Oklahoma (GFUSA) yang diterbitkan Citibank N.A.
This borrowing’s structure is guaranteed by SBLC by Grameen Foundaion Oklahoma (GFUSA) which was issued by Citibank N.A.
Atas SBLC yang diterbitkan, Bank di kenakan biaya premi asuransi senilai 3% per tahun dari rata-rata nilai SBLC yang diterbitkan.
For the issued SBLC, the Bank is charged by insurance premium at 3% per annum of the average SBLC amount outstanding.
Pinjaman ini digunakan sebagai modal kerja dan dijamin dengan kredit yang diikat secara fidusia sebesar Rp60.065.082.158 (Catatan 9i).
The borrowings is used as working capital and secured by loan amounted to Rp60,065,082,158 (Note 9i).
Selama pinjaman belum dilunasi, Bank diwajibkan:
During the period the loan is still outstanding, the Bank is required:
a.
Menjaga rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) diatas 20%
a.
To preserve the CAR (Capital Adequacy Ratio) above 20%
b.
Menjaga rasio NPL (Non Performing Loan) gross dibawah 3%.
b.
To keep the ratio of NPLs (Non Performing Loan) gross under 3%
c.
Menjaga total Rp125.000.000.000.
c.
To preserve total Rp125,000,000,000.
equity
Cabang
15. FUND BORROWINGS (continued)
lebih
dari
53
equity
over
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
15. FUND BORROWINGS (continued)
NMI Global Fund KS, Norwegia
NMI Global Fund KS, Norway
Pada tahun 2011, Bank menerima fasilitas pinjaman sebesar Rp50.000.000.000 dari NMI Global Fund KS, Norwegia. Jangka waktu fasilitas ini adalah 24 bulan terhitung sejak tanggal 17 Oktober 2011 sampai dengan 16 Desember 2013. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga sebesar 9,50% per tahun yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Bank juga memberikan opsi berupa warrant, dimana NMI Global Fund KS, Norwegia dapat membeli saham Bank pada harga yang telah ditentukan di masa yang akan datang. Warrant tersebut dapat dieksekusi dari tanggal pinjaman diterima hingga tanggal jatuh tempo pinjaman yang diterima.
In 2011, the Bank obtained borrowing facility amounting to Rp50,000,000,000 from NMI Global Fund KS, Norway. This facility is provided for 24 months starting on October 17, 2011 to December 16, 2013. This fund borrowing bears interest rate of 9.50% per annum which shall be paid every 3 (three) months. The Bank also gives option in form of warrant, whereby NMI Global Fund KS, Norway may buy the Bank’s shares at certain price in the future. The warrant could be exercised from the date of the borrowing started to the termination date.
Per tanggal 16 Desember 2013, Bank telah melunasi pinjaman ini. Batas waktu eksekusi warrant telah berakhir tanggal 16 Maret 2014 tanpa dilakukan eksekusi.
On December 16, 2013, the Bank repaid the borrowings. The execution period of this warrant ended on March 16, 2014 without being executed.
DWM Fund, Belanda
DWM Fund, Netherlands
Luxembourg dan
SNS
Funds,
Luxembourg and SNS Funds,
Pada tahun 2011, Bank memperoleh fasilitas pinjaman sebesar Rp25.180.651.504 dari DWM Income Funds S.C.A. - SICAV SIF (DWM Microfinance Fund J), SNS Institutional Microfinance Fund, dan SNS Institutional Microfinance Fund II.
In 2011, the Bank obtained borrowing facility amounting to Rp25,180,651,504 from DWM Income Funds S.C.A. - SICAV SIF(DWM Microfinance Fund J), SNS Institutional Microfinance Fund, and SNS Institutional Microfinance Fund II.
Pinjaman yang diterima dari masing-masing pemberi pinjaman adalah sebagai berikut:
The funds borrowed from each lenders, are as follows:
-
-
-
DWM Income Funds S.C.A. - SICAV SIF (DWM Microfinance Fund J) sebesar ekuivalen USD300.000. SNS Institutional Microfinance Fund (SNS Fund) sebesar ekuivalen USD1.350.000. SNS Institutional Microfinance Fund II (SNS Fund II) sebesar ekuivalen USD1.350.000.
-
DWM Income Funds S.C.A. - SICAV SIF (DWM Microfinance Fund J) is equivalent to USD300,000. SNS Institutional Microfinance Fund (SNS Fund) is equivalent to USD1,350,000. SNS Institutional Microfinance Fund II (SNS Fund II) is equivalent to USD1,350,000.
Pinjaman ini berjangka waktu 16 bulan terhitung sejak tanggal 27 Juli 2011 sampai dengan 30 November 2012 untuk SNS Fund dan SNS Fund II dan sejak tanggal 29 Juli 2011 sampai dengan 30 November 2012 untuk DWM Fund dan masingmasing dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10,25% per tahun yang dibayarkan setiap 3 (tiga bulan).
The borrowings’ tenor are 16 months starting on July 27, 2011 to November 30, 2012 for SNS Fund and SNS Fund II and from July 29, 2011 to November 30, 2012 for DWM Fund and each bears interest at a rate of 10.25% per annum which shall be paid every 3 (three) months.
Per tanggal 29 November 2013, Bank telah melunasi pinjaman ini.
On November 29, 2013, the Bank repaid the borrowings.
54
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) DWM Fund, Luxembourg dan Belanda (lanjutan)
15. FUND BORROWINGS (continued) Funds,
DWM Fund, Luxembourg and SNS Funds, Netherlands (continued)
Pada tanggal 21 September 2012, Bank menerima pinjaman dengan jumlah sebesar USD4.000.000 dari SNS Institutional Microfinance Fund dan SNS Institutional Microfinance Fund II, dimana DWM Asset Management, LLC bertindak sebagai Manajer Investasi.
On September 21, 2012, the Bank obtained borrowing amounting to USD4,000,000 from SNS Institutional Microfinance Fund and SNS Institutional Microfinance Fund II, whereas DWM Asset Management, LLC acting as Investment Manager.
Pinjaman yang diberikan adalah ekuivalen Rupiah USD4.000.000 yang diterima dari masing-masing pemberi pinjaman sebagai berikut:
The total borrowing is in Rupiah equivalent to USD4,000,000 which was received from each lenders, as follows:
-
-
-
SNS
SNS Institutional Microfinance Fund (SNS Fund) sebesar ekuivalen USD2.000.000 yang akan jatuh tempo pada 15 April 2014. SNS Institutional Microfinance Fund II (SNS Fund II) sebesar ekuivalen USD2.000.000 yang akan jatuh tempo pada 23 Oktober 2014.
-
SNS Institutional Microfinance Fund Fund) is equivalent to USD2,000,000 will be matured on April 15, 2014. SNS Institutional Microfinance Fund II Fund II) is equivalent to USD2,000,000 will be matured on October 23, 2014.
(SNS which (SNS which
Masing-masing pinjaman yang diterima dikenakan tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 5,5%, minimum 9% per tahun, yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan.
Each borrowings bears interest at a rate of JIBOR 3 months + 5.5%, minimum 9% per annum, which shall be paid every 3 (three) months.
Selama pinjaman belum diperkenankan melanggar:
During the period that the loan is still outstanding, Bank is not allowed to breach:
(i) (ii) (iii) (iv)
dilunasi,
Bank
tidak
Rasio Portfolio at Risk (PAR)>30 dan kredit yang direstrukturisasi maksimal 5%. Rasio PAR>30 dan total portofolio kredit yang direstrukturisasi maksimal 8%. Rasio ekuitas terhadap total aset minimal 8%. Lindung nilai posisi mata uang asing tidak akan melebihi 25% dari total ekuitas setiap saat.
(i)
Portofolio at Risk (PAR) ratio>30 and restructured loan ratio maximal 5%. (ii) PAR ratio>30 and restructured loan ratio consolidated portfolio entities maximal 8%. (iii) Equity to asset ratio minimal 8%. (iv) Un-hedged foreign currency position shall not exceed 25% of its total equity at any time.
16. LIABILITAS LAIN-LAIN
16. OTHER LIABILITIES 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012
Bunga yang masih harus dibayar Insentif jangka panjang Jasa tenaga ahli Pelatihan karyawan Bonus karyawan Liabilitas sewa guna usaha Lain-lain
5.629.513.784 2.191.217.448 1.614.435.000 8.225.000 14.685.610.788
4.278.539.512 3.373.378.828 2.420.346.187 17.361.250 1.415.772.040 62.995.064 3.082.093.458
24.129.002.020
14.650.486.339
Insentif jangka panjang merupakan cadangan insentif kepada Direksi dan karyawan kunci yang akan dibayarkan dalam jangka waktu tertentu bergantung pada pencapaian kinerja keuangan tertentu.
Interest payables Long term incentives Professional fees Employee training Employees’ bonus Leased liability Others
Long term incentives represents accrued incentive for Directors and key executive officers which will be paid after certain period of time depending the achievement of financial performance target.
55
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
17. EKUITAS
17. SHAREHOLDERS’ EQUITY
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, komposisi pemegang saham adalah sebagai berikut: Pemegang Saham
Lembar Saham/ Number of Shares
Mercy Corps, Amerika Serikat International Finance Corporation. Amerika Serikat Stichting Hivos - Triodos Fund. Belanda KfW. Jerman I Wayan Gatha DWM Funds S.C.A - SICAV SIF., Luxembourg
As of December 31, 2013 and 2012, the composition of the shareholders are as follows:
Persentase/ Percentage
Jumlah/ Total
66.986
22,00%
66.986.000.000
60.572
19,90%
60.572.000.000
47.204 48.118 16.160
15,51% 15,81% 5,31%
47.204.000.000 48.118.000.000 16.160.000.000
65.345
21,47%
65.345.000.000
304.385
100,00%
304.385.000.000
18. PENDAPATAN BUNGA
Shareholders Mercy Corps. United States of America International Finance Corporation. United States of America Stichting Hivos - Triodos Fund. Netherlands KfW. Germany I Wayan Gatha DWM Funds S.C.A - SICAV SIF., Luxembourg
18. INTEREST INCOME Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013
Kredit yang diberikan Penempatan pada BI dan bank lain Surat-surat berharga
2012
146.672.957.725 6.060.754.457 1.142.922.091
99.261.345.092 8.563.732.352 348.122.058
153.876.634.273
108.173.199.502
19. BEBAN BUNGA
Loans Placements with BI and other banks Marketable securities
19. INTEREST EXPENSE Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013
Deposito berjangka Pinjaman yang diterima Giro Tabungan Interbank call money
2012
54.151.131.055 31.818.971.030 2.147.217.414 477.991.924 371.354.167
38.514.903.536 16.983.765.779 4.328.948.388 547.700.766 -
88.966.665.590
60.375.318.469
56
Time deposits Fund borrowings Current accounts Savings accounts Interbank call money
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
20. (PENYISIHAN) PEMULIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN
20. (PROVISION FOR) REVERSAL OF IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL ASSETS AND NON-FINANCIAL ASSETS
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013 Aset keuangan Penempatan pada bank lain (Catatan 7) Kredit yang diberikan (Catatan 9)
Aset non-keuangan Agunan yang diambil alih (Catatan 11)
2012
(27.105.352) (20.081.657.147)
(50.000.000) (4.498.824.377)
(20.108.762.499)
(4.548.824.377)
Financial assets Placements with other banks (Note 7) Loans (Note 9)
Non-financial assets 34.080.715
9.858.800
(20.074.681.784)
(4.538.965.577)
21. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Foreclosed assets (Note 11)
21. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013
Sewa Pendidikan dan pelatihan Tenaga ahli Perbaikan dan pemeliharaan Perjalanan dinas Telepon, listrik, dan air Promosi dan iklan Premi asuransi Alih daya Barang cetakan dan perlengkapan kantor Internet Transportasi Representasi Direksi Lain-lain
2012
4.205.635.296 2.337.038.828 2.069.364.897 2.050.042.756 1.747.176.809 1.708.212.778 1.319.838.279 1.216.532.352 1.147.332.413 840.211.604 317.434.523 293.795.844 96.223.519 8.249.769.815
3.578.307.417 1.354.211.309 2.482.469.900 2.257.079.635 1.852.236.542 1.276.294.742 738.048.037 1.325.684.940 853.674.760 644.912.415 198.948.283 115.653.403 2.374.847.914
27.598.609.713
19.052.369.297
57
Rent Education and training Professional fees Repairs and maintenance Business travel Telephone, electricity, and water Promotion and advertising Insurance premium Outsourcing Printing and office supplies Internet Transportation Directors representation Others
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
22. BEBAN TENAGA KERJA
22. PERSONNEL EXPENSES Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013
Gaji dan tunjangan lainnya Bonus Tunjangan hari raya Insentif jangka panjang Imbalan kerja karyawan (Catatan 27) Tunjangan kesehatan Lain-lain
2012
30.038.692.342 2.165.725.016 1.570.817.448 1.567.977.561 922.673.644 2.838.535.832
21.363.909.392 1.294.915.458 980.425.820 501.900.909 751.681.526 410.005.016 416.783.978
39.104.421.843
25.719.622.099
23. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Salaries and other allowances Bonus Holiday allowance Long-term incentives Employee benefits (Note 27) Medical benefit Others
23. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES 31 Desember 2013/ December 31, 2013
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Komitmen Liabilitas komitmen Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan
Commitment Commitment payables (37.227.097.644)
(32.550.000.000)
Unused loan facilities
Liabilitas komitmen
(37.227.097.644)
(32.550.000.000)
Commitment liabilities
31 Desember 2013/ December 31, 2013 Kontinjensi Tagihan kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian
1.722.558.389
31 Desember 2012/ December 31, 2012
41.907.907
Contingencies Contingent receivables Interest receivable on non-performing loans
Liabilitas kontinjesi Penempatan pada bank lain
(12.570.000.000)
(9.115.000.000)
Contingent liabilities Placement with other banks
Liabilitas kontinjensi - neto
(10.847.441.611)
(9.073.092.093)
Contingent liabilities - net
Liabilitas komitmen dan kontinjensi - neto
(48.074.539.255)
(41.623.092.093)
Commitment and contingent liabilities - net
58
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. PELAPORAN JATUH TEMPO
24. MATURITY PROFILE
Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas berdasarkan periode yang tersisa terhitung sejak tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rupiah):
The analysis of maturity of assets and liabilities based on remaining period to maturity calculated from December 31, 2013 and 2012 are as follows (in millions of Rupiah):
31 Desember 2013/ December 31, 2013
Jumlah/ Total Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan bruto Aset tetap - neto Aset pajak tangguhan neto Aset lain-lain - neto Total aset Penyisihan kerugian penurunan nilai
≤ 1 bulan/ month
> 1 bulan/ month - 3 bulan/months
> 1 tahun/ year - 5 tahun/ years
> 3 bulan/ months - 1 tahun/year
Tidak memiliki jatuh tempo/ without maturities
>5 tahun/years
1.892
1.892
-
-
-
-
-
24.667
24.667
-
-
-
-
-
626
626
-
-
-
-
-
95.678 22.458
85.288 -
6.570 -
3.820 5.407
-
17.051
-
Assets Cash Current account with Bank Indonesia Curent account with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities
1.140.485 15.133
569 -
3.155 -
476.132 -
660.629 -
-
15.133
Loans - gross Fixed assets - net
8.561 13.887
6.446
1.036
-
-
-
8.561 6.405
Deferred tax assets - net Other assets - net
1.323.387
119.488
10.761
485.359
660.629
17.051
30.099
Total assets Allowance for impairment losses
(27.732) 1.295.655
Liabilitas Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Utang pajak Estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja Liabilitas lain-lain Total liabilitas
13 180.793 658.484 231.185 519
13 50.680 205.381 519
48.111 159.878 -
59.777 227.271 94.340 -
136.845 -
-
22.225 65.954 -
3.137 24.129
5.431
-
700
-
-
3.137 17.998
Liabilities Liabilities immediately payables Deposits from customers Deposits from other banks Fund borrowings Taxes payable Estimated post-employment benefits liabilities Other liabilities
262.024
207.989
382.088
136.845
-
109.314
Total liabilities
(142.536)
(197.228)
103.271
523.784
17.051
1.098.260
Perbedaan jatuh tempo
225.127
Aset neto
197.395
(79.215)
Maturity gap Net assets
59
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. PELAPORAN JATUH TEMPO (lanjutan)
24. MATURITY PROFILE (continued) 31 Desember 2012/ December 31, 2012
Jumlah/ Total Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan bruto Aset tetap - neto Pajak dibayar dimuka Aset pajak tangguhan neto Aset lain-lain - neto Total aset Penyisihan kerugian penurunan nilai
≤ 1 bulan/ month
> 1 bulan/ month - 3 bulan/months
> 1 tahun/ year - 5 tahun/ years
> 3 bulan/ months - 1 tahun/year
Tidak memiliki jatuh tempo/ without maturities
>5 tahun/years
30.760
30.760
-
-
-
-
-
10.535
10.535
-
-
-
-
-
152.110 5.551
131.485 -
3.925 -
16.700 -
5.551
-
-
Assets Cash Current account with Bank Indonesia Current account with other banks Placement with Bank Indonesia and other banks Marketable Securities
980.331 15.313 3.537
45 -
2.354 -
20.060 -
957.646 -
226 -
15.313 3.537
Loans - gross Fixed assets - net Prepaid tax
22.525 8.095
3.838
38
24
-
-
22.525 4.195
Deferred tax assets - net Other assets - net
1.230.881
178.787
6.317
36.784
963.197
226
45.570
2.124
2.124
-
-
-
-
-
Total assets Allowance for impairment losses
(10.154) 1.220.727
Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Hutang pajak Estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja Liabilitas lain-lain
Liabilitas 298 210.849 534.736 218.236 429
298 113.913 279.078 25.346 429
64.789 139.933 -
32.147 115.725 49.906 -
142.984 -
-
1.569 14.651
4.279
-
-
-
-
Liabilities Liabilities immediately payables Deposits from customers Deposits from other banks Fund borrowings Taxes payable Estimated post-employment 1.569 benefits liabilities 10.372 Other liabilities
Total liabilitas
980.768
423.343
204.722
197.778
142.984
-
11.941
Total liabilities
Perbedaan jatuh tempo
250.113
(244.556)
(198.405)
(160.994)
820.213
226
33.629
Maturity gap
Aset - neto
239.959
-
Net assets
25. PENGELOLAAN PERMODALAN
25. CAPITAL MANAGEMENT
Sasaran utama atas kebijakan pengelolaan permodalan yang dilakukan oleh Bank adalah untuk mematuhi ketentuan permodalan eksternal yang berlaku dan untuk mempertahankan rasio permodalan yang sehat agar dapat mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.
The primary objectives of the Bank’s capital management policy are to ensure that the Bank complies with externally imposed capital requirements and that the Bank maintains healthy capital ratios in order to support its business and to maximize shareholder value.
Bank mengelola struktur modal dan melakukan penyesuaian atas struktur tersebut terhadap perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik risiko aktivitasnya. Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal tersebut, Bank dapat menyesuaikan jumlah pembayaran dividen kepada pemegang saham, mengembalikan modal kepada pemegang saham atau mengeluarkan saham baru.
The Bank manages its capital structure and makes adjustments to it in the light of changes in economic conditions and the risk characteristics of its activities. In order to maintain or adjust the capital structure, the Bank may adjust the amount of dividend payment to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares.
Manajemen menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan regulator untuk memantau permodalan Bank. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran tersebut terutama berdasarkan pengawasan atas hubungan antara kecukupan modal dengan ketersediaan modal.
Management uses regulatory capital ratios in order to monitor its capital. Bank Indonesia`s approach to such measurement is primarily based on monitoring the relationship of the capital adequacy to availability of capital resources.
60
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. PENGELOLAAN PERMODALAN (lanjutan)
25. CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting period.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko operasional adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rupiah):
The Bank's Capital Adequacy Ratio (CAR) with consideration for credit and operational risks is as follows (in million Rupiah):
Modal - Modal inti - Modal pelengkap
31 Desember 2013/ December 31, 2013
31 Desember 2012/ December 31, 2012
191.715 6.613
217.002 6.460
198.328
223.462
Capital - Core capital - Supplementary capital
Aset tertimbang menurut risiko (ATMR) - ATMR untuk risiko kredit - ATMR untuk risiko operasional
529.042 56.574
516.805 29.807
KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit
37,49%
43,24%
CAR with credit risk
KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional
33,87%
40,88%
CAR with credit and operational risks
8,00%
8,00%
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan
Risk weighted assets (RWA)
Bank tidak melakukan perhitungan rasio KPMM dengan memperhitungkan perubahan risiko pasar, karena sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan, jumlah aset Bank masih kurang dari Rp10 triliun dan posisi efek-efek dalam trading book masih kurang dari Rp20 miliar. Hal ini sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 mengenai kewajiban penyediaan modal minimum Bank umum dengan memperhitungkan risiko pasar.
- RWA for credit risks - RWA for operational risks
Minimum capital adequacy
The Bank did not perform calculation of the CAR with market risk charge because, until the statements of financial position, the Bank’s total assets are less than Rp10 trillion and the Bank’s marketable securities position in the trading book is less than Rp20 billion. This is already in line with Bank Indonesia regulation No. 5/12/PBI/2003 regarding the minimum capital requirement for commercial banks taking into account market risk.
26. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
26. RELATED PARTY TRANSACTIONS
31 Desember 2013/ December 31, 2013
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Aset Kredit yang diberikan Karyawan kunci (Catatan 9h)
90.139.314
-
Asset Loans Executive Officers (Note 9h)
Jumlah aset
90.139.314
-
Total asset
0.00%
-
Percentage to total assets
Persentase terhadap total aset Liabilitas Pinjaman yang diterima DWM Fund (Catatan 15)
-
2.534.640.000
Liabilitiy Fund borrowing DWM Fund (Note 15)
Jumlah liabilitas
-
2.534.640.000
Total liability
Persentase terhadap total liabilitas
-
0,26%
Percentage to total liabilities
61
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
26. RELATED (continued)
Remunerasi untuk tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
PARTY
TRANSACTIONS
Remuneration packages for 2013 and 2012 were as follows:
Tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember/ Year ended December 31, 2013 Dewan komisaris Direksi Komite audit Pejabat eksekutif
877.258.065 7.223.474.898 913.258.065 8.190.339.024
910.000.000 7.068.395.262 940.000.000 3.128.628.416
17.204.330.052
12.047.023.678
43,99%
46,84%
Persentase terhadap beban terkait
Hubungan dengan sebagai berikut:
pihak
2012
berelasi
adalah
Board of Commissioners Directors Audit committee Executive officers
Percentage to related expense
The relationships with related parties are as follows:
Pihak berelasi/Related parties
Sifat dari hubungan/Relationship
DWM Fund
Entitas dibawah pengaruh signifikan yang sama dengan pemegang saham/ Entity under the same signficant influence with shareholder
Direktur, pejabat eksekutif dan keluarga pejabat eksekutif/ Directors, executive officers and executive officer’s family
Manajement kunci/key management
27. ESTIMASI LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
27. ESTIMATED POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES
Estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja tersebut telah dihitung sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
The estimated post-employment benefit liability has been calculated based on Labor Law No. 13/2003.
Bagian dari beban imbalan pasca-kerja yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif dan estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja yang dicatat pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
The components of employee benefit expense recognized in the statement ofcomprehensive income and amounts recognized in the statements of financial position for estimated post-employment benefits liabilities are as follows:
a.
a. Employee benefit expense recognized in the statements of comprehensive income:
Beban imbalan pasca-kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi kerugian (keuntungan) aktuarial
2012
1.456.509.380 94.260.036 17.208.145 1.567.977.561
b.
692.776.854 59.443.222
Estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja:
(538.550)
Current service cost Interest cost Amortization of actuarial (gain) loss
751.681.526
b.
Estimated post-employment benefits liabilities:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Nilai kini liabilitas Kerugian aktuarial yang belum diakui
3.159.351.877 (22.113.478) 3.137.238.399
62
2.256.638.703 (687.377.865) 1.569.260.838
Present value of obligation Unrecognized actuarial loss
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
27. ESTIMASI LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) c.
27. ESTIMATED POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES (continued)
Mutasi estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja karyawan selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
c.
Movements in the estimated post-employment benefits liabilities during the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31, 2013 Saldo awal Beban imbalan pasca-kerja (Catatan 22)
2012
1.569.260.838
817.579.312
1.567.977.561
751.681.526
3.137.238.399
1.569.260.838
Beban imbalan pasca-kerja karyawan telah dihitung oleh aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dalam laporannya tertanggal 9 Desember 2013 dan 12 April 2013. Asumsiasumsi dasar aktuarial yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:
The employee benefit expense has been calculated by an independent actuary, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo in its report dated December 9, 2013 and April 12, 2013. The basic actuarial assumptions used in the calculations were as follows:
2013 Umur pensiun normal
2012
55 Tahun/55 Years of age
Metode aktuaria
Projected unit credit method
Tingkat kematian
Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI 3)/ Indonesian Mortality Table 3 2011 (TMI 3)
Tingkat kecacatan
5% dari TMI 3 2011/5% of TMI 3 2011
Tingkat suku bunga diskonto
8,50% per tahun/8.50% per annum
Tingkat kenaikan gaji Tingkat pengunduran diri
Beginning balance Employee benefit expense (Note 22)
7,00% per tahun/7.00% per annum
55 Tahun/55 Years of age
Normal retirement age
Projected unit credit method Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI 3)/
5% dari TMI 3 2011/5% of TMI 3 2011
Disability rate
5,00% per tahun/5.00% per annum
Discount rate
7,00% per tahun/7.00% per annum
Salary increase rate
12,00% sampai dengan usia 40 tahun yang menurun
secara linier sampai dengan 0% pada usia 55 tahun/
secara linier sampai dengan 0% pada usia 55 tahun/
12% up to employee’s age of 40 and reducing linearly
12% up to employee’s age of 40 and reducing linearly
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan satu poin persentase tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap beban jasa kini dan estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Mortality rate
Indonesian Mortality Table 3 2011 (TMI 3)
12,00% sampai dengan usia 40 tahun yang menurun
up to 0% at age 55
Actuarial method
Resignation rate
up to 0% at age 55
The following table demonstates the sensitivity to a reasonably possible one persentage point change in the assumed discount rate, with all other variables held constant, of the current service cost and the estimated post-employment benefits liabilities as of December 31, 2013 and 2012.
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/Year ended December 31, 2013
Dampak biaya jasa kini Dampak kewajiban imbalan pasti
2012
Kenaikan/ Increase
Penurunan/ Decrease
Kenaikan/ Increase
Penurunan/ Decrease
1.567.977.562 (2.935.778.961)
(1.567.977.562) (3.409.800.422)
(751.681.527) (2.056.858.523)
751.681.527 (2.458.022.703)
63
Effect on current service cost Effect on the benefit obligations
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO
28. RISK MANAGEMENT
Kunci keberhasilan bank yang kuat, sehat, dan tumbuh secara berkesinambungan salah satunya adalah pelaksanaan bisnis yang disertai pengelolaan risiko secara terpadu dan sistematis. Pengelolaan risiko ini meliputi: pengelolaan terhadap risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko pasar, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, dan risiko hukum, sesuai dengan surat edaran Bank Indonesia (”BI”) No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Key success of a strong, healthy, and sustainable growth bank is the business implementation that accompanied by the implementation of risk management integratedly and systematically. The risk management involves management of credit risk, liquidity risk, operational risk, market risk, strategic risk, compliance risk, reputation risk, and legal risk, according to the circular letter of Bank Indonesia (“BI”) No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011 regarding the Application of risk Management for Commercial Banks.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan manajemen risiko dan memegang peranan penting dalam mendukung dan mengawasi keberhasilan penerapannya diseluruh unit kerja. Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan implementasi manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi. Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi mengelola aktivitas dan risiko-risiko secara efektif.
Boards of Commissioners and Directors are responsible for the effective implementation of risk management and play an important role in supporting and overseeing the successful implementation throughout the working unit. Board of Commissioners evaluate the implementation of risk management policies which conducted by the Directors. The evaluation was done in order to ensure that the Directors manage the activities and the risks effectively.
Direksi menentukan arah kebijakan dan strategi manajemen risiko secara komprehensif beserta implementasinya. Selain itu Direksi memastikan seluruh risiko yang material dan dampaknya telah ditindaklanjuti, serta memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha Bank. Direksi menunjuk Direktur Kepatuhan untuk menjalankan proses pengawasan dan pengendalian risiko secara keseluruhan.
The Directors determine the direction and the implementation of the policy and the strategy of risk management comprehensively. Besides, the Directors have to ensure that all material risks and their impact have been acted upon, and to ensure that the implementation of remedial measures for problems or irregularities in the Bank’s operations. Directors appointed Compliance Director to run the risk monitoring and risk management processes as a whole.
Manajemen Risiko dalam organisasi Bank merupakan salah satu fungsi yang bersifat independen, yakni terhadap fungsi bisnis dan terhadap fungsi audit. Ketiga fungsi tersebut berperan aktif dalam menerapkan risiko dengan tingkat kewenangan yang berbeda.
Risk Management in the Bank’s organization is an independent function, towards the business function and the audit function. All these functions play an active role in implementing risk with different levels of authority.
Bank telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (Divisi Manajemen Risiko) untuk mengidentifikasi, mengukur, memonitor, dan membuat rekomendasi berdasarkan risiko yang berhubungan dengan kebijakan dan standar untuk mengelola dan mengendalikan risiko yang teridentifikasi.
The Bank has established a Risk Management Unit (Risk Management Division) to identify, to measure, to monitor, and to make recommendations based on the risk related to the policies and standards to manage and control the identified risks.
Bank juga terus berupaya menyempurnakan seluruh ketentuan internal terkait pengelolaan risiko, baik dari sisi kebijakan, pedoman, prosedur maupun pemanfaatan teknologi informasi.
The Bank continuously improves all internal policies related to risk management, including policies, standard operation, procedures, and information technology utilization.
64
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Profil Risiko
Risk Profile
Dalam upaya meningkatkan good corporate governance dan manajemen risiko pada industri perbankan, telah diterbitkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, yang selanjutnya telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, yang mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan profil risiko triwulanan sejak tahun 2005.
In order to develop good corporate governance and risk management in the banking industry, PBI No. 5/8/PBI/2003 dated May 19, 2003 regarding Risk Management Implementation For Commercial Banks was issued, which has been amended by PBI No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009, which requires the Bank to submit quarterly risk profile report starting from 2005.
Risiko Kredit
Credit Risk
Sehubungan dengan ketentuan Bank Indonesia terkait penerapan manajemen risiko, Bank menyusun laporan profil risiko triwulanan secara self assessment. Dari hasil self assessment, profil risiko triwulanan yang disampaikan kepada Bank Indonesia hingga posisi Desember 2013 menyatakan bahwa predikat risiko Bank secara keseluruhan berada pada tingkat risiko komposit moderat.
In relation to the implementation of risk management as required by Bank Indonesia, the Bank prepares quarterly risk profile report on self assesment basis. Based on the self assessment results, the quarterly risk profile report submitted to Bank Indonesia up to December 2013 provided the Bank’s overall risk profile is at the moderate composite risk level.
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Bank memantau kualitas kredit sebagai bagian dari identifikasi dini dari memburuknya kredit. Pengelolaan risiko kredit diantaranya dilakukan dengan pengelolaan limit, sebagaimana tercantum dalam kebiljakan limit risiko kredit sebagai panduan yang harus dilaksanakan oleh unit bisnis sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Kebijakan ini mengatur mengenai batas maksimum internal untuk pemberian kredit kepada LKM (bank atau nonbank).
Credit risk is the risk due to failure of the debtor and/or other parties to fulfill obligations to the Bank. The Bank monitors credit quality as part of the early identification of deteriorating credits. Credit risk management is done by the management of such limits, as set out in the limit credit risk policy as a guidance for the business unit in making lending decisions. This policy governs the internal maximum limit for lending to MFIs (banks or non - banks).
Kebijakan Limit Risiko Kredit Bank merujuk kepada:
Limit Credit Risk Policy of the Bank is referenced to: 1. Internal LLL set at : a. 20 % of the capital for the business group b. 15 % of the capital for the individual c. 10 % of the capital to related parties
1.
BMPK Internal ditetapkan sebesar : a. 20% dari modal untuk grup usaha b. 15% dari modal untuk individu c. 10% dari modal untuk pihak terkait
2.
Konsentrasi Pemberian Kredit Secara Geografis, dimana konsentrasi pada 1 propinsi maksimal sebesar 30% dari total keseluruhan kredit yang diberikan, dihitung dari baki debet kredit yang diberikan.
2. Concentration of Credit Geographically, the province in which the concentration of the first maximum of 30% of the total credit given, calculated on the outstanding loans
3.
LDD (Limited Due Diligence) adalah kegiatan pemeriksaan secara menyeluruh berdasarkan kondisi LKM, sesuai yang berlaku bagi bank atau non-bank didasarkan pada kategori tingkat risiko sebagai berikut: Risiko Sangat Rendah; Risiko Rendah; Risiko Moderate; Risiko Tinggi; dan Kategori Sangat Tinggi.
3. LDD (Limited Due Diligence) is a thorough inspection activities based on the condition of the MFI , as applicable to banks or non - banks based on the following categories of risk: Very Low Risk; Low Risk; Moderate Risk; High Risk; and Very High Risk category.
65
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Kebijakan Limit Risiko Kredit Bank merujuk kepada (lanjutan):
Limit Credit Risk Policy of the Bank is referenced to (continued):
4.
Fokus kepada Sektor Jasa Keuangan Terkait dengan visi dan misi Bank yang memfokuskan pada sektor lembaga keuangan mikro di Indonesia, maka pengklasifikasian sektor industri akan lebih terfokus kepada jasa keuangan (LKM) khususnya kepada BPR dan Non-BPR. Meskipun demikian ada perbedaan dalam risiko strategis antara BPR dan non-BPR, dimana untuk BPR standar peraturan dan pengawasan lebih efektif dan konsisten. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pemberian kredit kepada non-BPR (Koperasi, Modal Ventura, dll) adalah maksimum sebesar 30% dari total baki debet kredit yang diberikan Bank.
4. Focus on the Financial Services Sector With regards to the Bank's vision and mission that focuses on the sector of microfinance institutions in Indonesia, the classification of the industrial sector will be more focused on the financial services (MFIs) in particular to the BPR and non - BPR. Nevertheless there is a difference in risk between strategic and non - BPR, where for BPR, the standard regulation and supervision is more effective and consistent. Under these conditions, the maximum lending to non - BPR (Cooperative, venture capital, etc.) is determined at 30% of the total outstanding loan provided by Bank.
5.
Faktor SEMS, merupakan suatu kerangka yang mengintegrasikan risiko sosial dan lingkungan yang dapat terjadi dalam pemberian kredit dan penempatan dana. Penyediaan dana kepada LKM berdasarkan tingkat risiko sebagai berikut : risiko tinggi; risiko sedang; dan risiko rendah.
5. SEMS Factors, is a framework that integrates social and environmental risks that may occur in the provision of credit and placement. Provision of funds to MFIs based on their level of risk as follows: high risk; moderate risk; and low risk.
6.
Pro Poor Score Card, adalah suatu parameter yang digunakan untuk pemberian kredit kepada LKM yang focus melayani masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat yang rentan secara ekonomi secara konsisten.
6. Pro Poor Score Card, is a parameter that is used for lending to MFIs that serve low-income people focus and economically vulnerable populations consistently.
Toleransi dan evaluasi terhadap penyaluran dana dengan maximum NPL Bank yang dapat ditoleransi dalam penyediaan dana ditentukan berdasarkan: a. Tipe LKM maksimal 3%. b. Provinsi (1 provinsi) maksimal 2%.
Tolerance and evaluation of the distribution of funds to the Bank is maximum NPL that can be tolerated in the provision of funds is determined based on: a. MFI type a maximum of 3%. b. Province (1 province) a maximum of 2%.
Bila melampaui limit diatas, Bank harus mengidentifikasi dan mengukur penyebab utama untuk risiko-risiko tersebut dalam rangka untuk melaksanakan langkah-langkah konkrit dengan tujuan mengurangi atau memitigasi risiko yang melekat yang telah teridentifikasi dan atau mengurangi exposure Bank kepada LKM.
When exceeded the limit above, the Bank should identify and quantify the major causes for such risks in order to implement concrete measures to reduce or mitigate the inherent risks that have been identified and or to reduce Bank exposure to MFIs.
Pengendalian terhadap portofolio kredit melalui: a. Pengendalian untuk BMPK, dengan dibuatnya laporan BMPK setiap bulan. b. Pengendalian untuk NPL, dengan dibuatnya Laporan Pemantauan Kredit setiap bulan. c. Proses pengajuan untuk pengecualian, dibahas dalam rapat Komite Kredit.
Control of the loan portfolio through: a. Controlling the LLL, by preparing LLL report every month. b. Controlling the NPL, by preparing Credit Monitoring Report every month. c. The process of filing for an exception, to be discussed in the Credit Committee meeting.
66
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Bank memiliki kebijakan dan pedoman tertulis mengenai pemberian kredit yang mencakup prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, monitoring, dan restrukturisasi kredit. Dengan kebijakan kredit ini, diharapkan Bank dapat mempertahankan kualitas asetnya. Kebijakan tersebut mencakup analisa kredit, pemantauan berkala atas status dan kualitas kredit, diversifikasi portofolio, kecukupan jaminan serta pengendalian internal. Keputusan pemberian kredit dilakukan berdasarkan keputusan Komite Kredit mengenai kewenangan memutus kredit.
The Bank has written policies and guidelines regarding credit granting procedures that include credit analysis, credit approval, credit monitoring, and credit restructuring. With these credit policy, the Bank is expected to maintain its asset quality. The policy includes credit analysis, regular monitoring of the status and credit quality, portfolio diversification, as well as the adequacy of guarantee and internal controls. Lending decision is made based on Credit Committee's decision regarding the loan approval authority.
Bank melakukan analisa terkait pemberian fasilitas kepada nasabah, mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain:
The Bank analyze the facility granting to customers, by considering various factors, such as:
i.
Penyaringan awal untuk memastikan bahwa calon debitur telah memenuhi minimum kualifikasi kredit;
i. Initial screening to ensure that prospect debtor has been fit for minimum credit qualification;
ii.
Analisa atas faktor-faktor non keuangan terkait dengan latar belakang pemegang saham, pendirian perusahaan, aktivitas dan karakteristik kegiatan bisnis debitur serta hubungan dengan debitur fasilitas berjalan di Bank dalam kerangka pematuhan BMPK;
ii. Analysis on non financial related factors such as the background of shareholders, company establishment, business activities and characteristics and relationship with Bank’s existing debtors in order to comply the LLL;
iii.
Aspek keuangan mencakup profitabilitas debitur, kinerja optimasi laporan posisi keuangan, kinerja rasio-rasio keuangan dalam hal pergerakan dan pematuhannya terhadap ketentuan Bank Indonesia;
iii. Financial aspects covering debtor’s profitability, optimation performance on statements of financial position, performance of financial ratios in terms of trend and compliance towards Bank Indonesia’s Regulation;
iv. Khusus untuk debitur atas fasilitas yang masih berjalan di Bank, juga dilakukan pemantauan dan evaluasi pemenuhan ketentuan di dalam perjanjian kredit.
iv. Particularly for existing debtors, the Bank monitors and evaluates the compliance towards credit covenants stated in the agreement.
Oleh karena risiko kredit umumnya muncul sejak awal pemberian kredit sampai pada penutupan kredit, Bank menyadari pentingnya fungsi pemantauan dan pengawasan. Pengawasan terhadap setiap kredit yang diberikan dilakukan secara berkala oleh pejabat yang bertanggung jawab atas kredit tersebut.
Since most credit risk in its loan portfolio is taken during the loan origination and continues to exist until the loan closing, the Bank realizes the importance of monitoring and supervision. All loans are monitored on a regular basis by respective officer in-charge.
Kebijakan kredit ditelaah dan disetujui secara berkala oleh Dewan Komisaris. Perubahan dapat dilakukan untuk mengantisipasi perubahan strategi bisnis Bank dan peraturan perbankan yang baru.
The policy is reviewed and approved by the Board of Commissioners on a regular basis. The policy can be amended, whenever is required, to incorporate changes in the Bank’s business strategy and new banking regulations.
a. Risiko kredit maksimum
a. Maximum credit risk
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat.
For financial assets recognized in the statements of financial position, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount.
67
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
a. Risiko kredit maksimum (lanjutan)
a. Maximum credit risk (continued)
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan (onbalance sheet) dan rekening administratif (offbalance sheet), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya:
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of on-balance sheet and off-balance sheet financial instruments, without taking into account any collateral held or other credit enhancement:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Laporan posisi keuangan Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan Aset lain-lain Rekening administratif Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan
24.667.164.822 625.826.844
30.760.153.883 10.535.058.616
95.600.440.293 22.457.381.804 1.112.830.422.357 6.446.428.012
152.060.397.002 5.551.350.001 970.227.274.940 3.899.912.460
Statements of financial position Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Loans Other assets Off balance sheets
37.227.097.644
32.550.000.000
1.299.854.761.776
1.205.584.146.902
b. Agunan dan perlindungan kredit lainnya
Unused loan facilities
b. Collateral and other credit enhancements
Nilai dan jenis jaminan yang dibutuhkan tergantung pada penilaian risiko kredit dari pihak lawan (counterparty). Panduan tentang jenis jaminan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan. Jenis agunan utama yang diperoleh adalah jaminan tunai, jaminan aset tetap, dan atau fidusia atas piutang debitur dari end customer-nya.
The amount and type of collateral required depends on an assessment of the credit risk of the counterparty. Guidelines are implemented regarding the acceptability of types of collateral and valuation parameters. The main types of the collateral obtained are cash collateral and receivables fiduciary of debtor due from the end customers.
Umumnya agunan diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (secondary source of credit repayment) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.
Generally, collateral is required for all credits extended as a secondary source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations of the borrowers.
i. Analisis risiko konsentrasi kredit
i.
Bank memfokuskan penyaluran kreditnya kepada lembaga keuangan (BPR dan non BPR), seharusnya tidak dapat disamakan dengan konsentrasi kredit secara umumnya. Debitur tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki bisnis didasarkan pelayanan kepada jutaan nasabah terutama UMKM dan rumah tangga. Pembiayaan UMKM oleh lembaga keuangan (BPR dan non-BPR) juga tersebar untuk sektor ekonomi seperti perdagangan, industri, jasa, pertanian, serta lain-lain.
Credit consentration risk analysis The Bank focuses its lending to microfinance institutions (BPR and nonBPR), so it can not be equated with the concentration of credit in general. Debtors are spread all over Indonesia and their business provide services to millions of clients, particularly SMEs and households. SME financing by financial institutions (BPR and non-BPR) are also spread to economic sectors such as trade, industry, services, agriculture, and others.
68
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
b.
b.
Agunan dan perlindungan kredit lainnya (lanjutan) ii.
Stress testing
Collateral and other credit enhancements (continued) ii.
Stress testing
Terdapat dua jenis stress test, yaitu untuk portofolio modal dan portofolio kredit Bank Andara secara keseluruhan, dan untuk peminjam individu. Stress Test adalah metode pengukuran risiko dengan tujuan untuk: mengetahui pengaruh dari kenaikan rasio kredit yang bermasalah terhadap permodalan Bank (KPMM). meminimalisir risiko kredit yang dapat terjadi dikemudian hari yang dapat merugikan Bank. memberikan masukan untuk menentukan risk appetite (kemauan dan kemampuan Bank) untuk menanggung risiko dalam kegiatan usahanya. mendukung keputusan kredit yang direkomendasikan oleh credit reviewer dengan metodologi yang distandarisasi.
There are two types of stress tests, Bankwide for portfolio capital and loan portfolio of Bank Andara, and to individual borrowers. Stress Test is a method of risk assessment for the purpose of:
Ruang lingkup stress testing kredit ini adalah untuk melihat pengaruh kredit yang bermasalah dan penyisihan kerugian penurunan nilai yang harus dibentuk Bank ketika terdapat debitur bermasalah.
The scope of this credit stress testing is to see the effect of non-performing loans and allowance for impairment losses that the Bank should be established when there are non-performing debtors.
Penerapan stress testing meliputi beberapa aspek yaitu: Mendukung proses pengambilan keputusan dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan pendelegasian wewenang. Independen terhadap kemungkinan rekayasa yang akan mempengaruhi hasil melalui prosedur pengamanan yang layak dan efektif. Dikaji ulang oleh satuan kerja atau pihak yang independen terhadap satuan kerja yang mengaplikasikan stress testing ini.
The application of stress testing includes several aspects, namely: Support for the decision making process and ensure compliance with the provisions of the delegation of authority. Independent of the possibility of engineering the surfaces of influencing outcomes through appropriate and effective security procedures. Reviewed by the task force or a party independent of the unit to apply the stress testing.
-
-
69
to determine the effect of the increase in non-performing loan ratio to the Bank’s Capital (CAR). to minimize the credit risk that may occur in the future that could harm the Bank. to provide input to determine the risk appetite (the willingness and ability of the Bank) to bear the risk in the normal course of business. to supports credit decisions recommended by the credit reviewer with a standardized methodology.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
b.
b. Collateral and other credit enhancements (continued)
Agunan dan perlindungan kredit lainnya (lanjutan) iii.
Konsentrasi berdasarkan jenis debitur
iii. Concentration by type of debtors
Tabel berikut menyajikan konsentrasi aset keuangan berdasarkan jenis debitur:
The following table presents the concentration of financial assets by type of debtors:
31 Desember 2013/December 31, 2013 (dalam jutaan/in millions) Giro Penempatan pada bank pada bank lain lain dan BI/ dan BI/ Current Placements accounts with with other banks other banks and BI and BI
Surat-surat berharga/ Marketable securities
Kredit yang diberikan/ Loans
Pemerintah dan Bank Indonesia Bank - bank LKM (Koperasi) Modal Ventura Perorangan
24.667 626 -
78.000 17.678 -
22.457 -
840.756 274.791 24.498 440
Jumlah
25.293
95.678
22.457
1.140.485
Komitmen dan kontinjensi/ Commitments and contingencies
35.227 2.000 37.227
Jumlah/ Total
%
125.124 894.222 274.791 26.498 440
9% 68% 21% 2% 0%
Government and Bank Indonesia Banks MFI (Cooperative) Venture Capital Individual
1.321.075
100%
Total
31 Desember 2012/December 31, 2012 (dalam jutaan/in millions) Giro Penempatan pada bank pada bank lain lain dan BI/ dan BI/ Current Placements accounts with with other banks other banks and BI and BI
c.
Surat-surat berharga/ Marketable securities
Kredit yang diberikan/ Loans
Komitmen dan kontinjensi/ Commitments and contingencies
Jumlah/ Total
%
Pemerintah dan Bank Indonesia Bank - bank LKM (Koperasi) Modal Ventura Perorangan
30.760 10.535 -
131.485 20.625 -
5.551 -
731.626 237.138 11.162 405
26.550 6.000 -
167.796 789.336 243.138 11.162 405
14% 65% 20% 1% 0%
Government and Bank Indonesia Banks MFI (Cooperative) Venture Capital Individual
Jumlah
41.295
152.110
5.551
980.331
32.550
1.211.837
100%
Total
Kualitas aset keuangan
c. Quality of financial assets
Kualitas aset keuangan dikelola oleh Bank dengan menggunakan panduan dari Bank Indonesia dan diungkapkan pada Catatan 6, 7, 8, dan 9 atas laporan keuangan.
The quality of financial assets is managed by the Bank using the guidance from Bank Indonesia and disclosed in Notes 6, 7, 8, and 9 to the financial statements.
70
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
d. Evaluasi penurunan nilai
d. Impairment assessment
Untuk tujuan akuntansi, Bank menggunakan model incurred loss untuk pengakuan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Hal ini berarti kerugian hanya dapat diakui jika terdapat bukti objektif atas peristiwa kerugian spesifik.
For accounting purposes, the Bank uses an incurred loss model for the recognition of losses on impaired financial assets. This means that losses can only be recognized when objective evidence of a specific loss event has been observed.
Pertimbangan utama evaluasi penurunan nilai kredit yang diberikan termasuk adanya pembayaran pokok atau bunga yang jatuh tempo lebih dari 30 hari atau terdapat kesulitan atau pelanggaran dari persyaratan yang terdapat dalam kontrak awal yang diketahui. Bank melakukan evaluasi penurunan nilai dalam dua area: evaluasi penurunan nilai secara individual dan evaluasi penurunan nilai secara kolektif.
The main considerations for the loan impairment assessment include whether any payments of principal or interest are overdue by more than 30 days or there are any known difficulties, or infringement of the original terms of the contract. The Bank addresses impairment assessment in two areas: individually assessed allowances and collectively assessed allowances.
(i)
(i)
Evaluasi individual
penurunan
nilai
secara
Bank menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai secara individual untuk masing-masing kredit yang diberikan yang signifikan. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai antara lain mencakup keberlanjutan rencana bisnis debitur, kemampuan debitur untuk memperbaiki kinerja saat menghadapi kesulitan keuangan, proyeksi penerimaan dan ekspektasi pengeluaran saat terjadi kepailitan, ketersediaan dukungan keuangan lainnya, nilai agunan yang dapat direalisasikan, dan ekspektasi waktu diperolehnya arus kas. Penyisihan kerugian penurunan nilai dievaluasi setiap tanggal pelaporan, kecuali terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan adanya perhatian lebih. (ii)
Individually assessed allowances The Bank determines the allowances for impairment losses for each individually significant loans on an individual basis. Items considered when determining allowance for impairment losses include the sustainability of the debtors’ business plan, its ability to improve performance once a financial difficulty has arisen, projected receipts and the expected payout should bankruptcy ensure, the availability of other financial support, the realizable value of collateral, and the timing of expected cash flows. Allowance for impairment losses are evaluated at each reporting date, unless foreseen circumstances require more careful attention.
Evaluasi penurunan nilai secara kolektif
(ii) Collectively assessed allowances
Evaluasi penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dilakukan atas kredit yang diberikan yang tidak signifikan secara individual dan yang telah dihitung secara individual namun tidak mengalami penurunan nilai. Metodologi evaluasi penyisihan secara kolektif telah diungkapkan pada Catatan 2h.
Allowances for impairment losses are assessed collectively for losses on loans that are not individually significant and those which have been assessed individually with no impairment losses. The methodology of collectively assessed allowances has been disclosed in Note 2h.
71
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
d. Evaluasi Penurunan Nilai (lanjutan)
d. Impairment assessment (continued)
Berikut ini adalah risiko kredit berdasarkan klasifikasi evaluasi penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
Below are credit risk based on allowance for impairment losses assesment classification as of December 31, 2013 and 2012:
31 Desember 2013/ December 31, 2013 Mengalami penurunan nilai/Impaired Tidak mengalami penurunan nilai/ Non-impaired Giro pada bank lain 625.826.844 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 95.677.545.645 Surat-surat berharga 22.457.381.804 Kredit yang diberikan Modal kerja 1.115.504.283.566 Konsumsi 116.615.203 Karyawan 323.777.324 Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai
1.234.705.430.386 (5.433.794.694) 1.229.271.635.692
Individual/ Individual
Kolektif/ Collective
Jumlah/ Total
-
-
625.826.844
-
-
95.677.545.645 22.457.381.804
24.540.485.027 -
- 1.140.044.768.593 116.615.203 323.777.324
24.540.485.027
- 1.259.245.915.413
(22.298.049.421)
-
2.242.435.606
(27.731.844.115)
Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Loans Working capital Consumer Consumer Total Allowance for impairment losses
- 1.231.514.071.298
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Mengalami penurunan nilai/Impaired Tidak mengalami penurunan nilai/ Non-impaired Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan Modal kerja Konsumsi Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai
Individual/ Individual
Kolektif/ Collective
Jumlah/ Total
10.535.058.616
-
-
10.535.058.616
152.010.397.002 5.551.350.001
100.000.000 -
-
152.110.397.002 5.551.350.001
978.488.738.616 405.266.303
1.437.450.158 -
-
979.926.188.774 405.266.303
1.146.990.810.538
1.537.450.158
- 1.148.528.260.696
(8.616.729.979)
(1.537.450.158)
1.138.374.080.559
-
72
-
(10.154.180.137)
- 1.138.374.080.559
Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Loans Working capital Consumer Total Allowance for impairment losses
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Pasar
Market Risk
Berdasarkan definisi pada Kebijakan Limit Risiko Likuiditas dan Risiko Pasar (No. 037/BA/SOPRMD/XI/2013, risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derifatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing, dan/atau harga option. Dampak risiko pasar merupakan hasil dari fungsi aktivitas pengelolaan aset dan liabilitas Bank.
Based on the definition in the Policy Limit Liquidity Risk and Market Risk (No. 037/BA/SOPRMD/XI/2013, market risk is the risk on balance sheet and off balance sheet positions, including derivative transactions, due to overall changes in market conditions, including the risk of changes interest rates, foreign exchange rates, and/or the option price. Impact of market risk is the result of the function of asset and liability management activities of the Bank.
Pengelolaan aset dan liabilitas dimulai dengan proses pengukuran parameter ekonomi, seperti inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan faktor makro ekonomi lainnya, yang mempengaruhi portofolio Bank. Saat ini, Bank hanya terekspos pada risiko suku bunga pada risiko pasar.
The asset and liability management process begins with an assessment of current economic parameters, primarily inflation, money supply, Certificate of Bank Indonesia (SBI) rates, and other macro economic factors, affecting the Bank’s portfolios. Currently, the Bank is only exposed to interest rate risk from the market risk factor.
Risiko Suku Bunga
Interest Rate Risk
Secara prinsip, simpanan merupakan liabilitas yang paling sensitif terhadap suku bunga, sedangkan kredit yang diberikan merupakan aset yang paling sensitif terhadap suku bunga. Satuan Kerja Manajemen Risiko memantau pergerakan suku bunga dan membuat penyesuaian yang diperlukan terhadap mutasi suku bunga simpanan dan pinjaman untuk dilakukan oleh Divisi Treasury.
In principle, deposits are the most interest rate sensitive liabilities, whereas loans are the most interest rate sensitive assets. Risk Management Division monitors interest rate movements and makes necessary adjustments towards the movement of deposit and loan interest rates which carried out by Treasury Division.
Bank menetapkan suku bunga pinjaman berdasarkan tingkat cost of funds (“COF”) ditambah sejumlah provisi maupun premi risiko. COF dikaji setiap bulan oleh Divisi Treasury, berdasarkan rekomendasi dari Risk & Capital Committee (kemudian disebut ALCO). COF terdiri dari cost of money, giro wajib minimum, dan biaya overhead.
The Bank determines the interest rates for the lending products using cost of funds rate (“COF”) plus provision and risk premium. COF is reviewed on monthly basis by Treasury Division, with recommendation from Risk & Capital Committee (hereinafter referred to as ALCO). COF consists of cost of money, minimum reserve requirements, and overhead costs.
Untuk risiko pasar, Bank juga melakukan control dengan membuat stress test risiko pasar setiap bulannya hingga 30 hari kedepan dengan asumsi adanya pencairan kredit dan tanpa pencairan kredit, dimana scenario yang digunakan adalah penagihan kredit sebesar 95%, distribusi perubahan dari total deposito dengan frekuensi 1% kemungkinan kejadian adanya penarikan dana deposito berdasarkan data historis Bank (sejak 5 September 2011) dan fasilitas pinjaman yang diterima tidak dapat dicairkan akibat memburuknya kondisi pasar.
For market risk, the Bank also conducts stress tests control by making the market risk of each month until the next 30 days with the assumption of credit disbursement and without credit disbursement, where the scenario used is billing credit of 95%, the distribution of the change in total deposits with a frequency of 1% likelihood for the withdrawal of funds Bank deposits based on historical data (since September 5, 2011) and received a loan facility can not be availed due to deteriorating market conditions.
73
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Pasar (lanjutan)
Market Risk (continued)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued)
Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif per tahun untuk Rupiah pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The table below summarizes the effective interest rate per annum for Rupiah as of 31 December 2013 and 2012:
31 Desember 2013/ December 31, 2013 Rupiah/ Rupiah % ASET Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia Surat-surat berharga Kredit yang diberikan LIABILITAS Simpanan dari nasabah - Giro - Tabungan - Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Rupiah/ Rupiah %
0,55
1,26
5,75 11,00 13,00
5,75 11,00 13,00
ASSETS Current accounts with other banks Placements with other banks and Bank Indonesia Marketable securities Loans
1,50 2,77 6,19 5,50 8,60
LIABILITIES Deposits from customers Current accounts Savings account Time deposits Deposits from other banks Fund borrowings
3,02 4,37 8,97 7,30 12,38
Analisa sensitivitas
Sensitivity analysis
Pengelolaan risiko tingkat suku bunga dilengkapi dengan analisa sensitivitas secara periodik untuk mengukur dampak dari perubahan suku bunga. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan atau penurunan suku bunga pasar, dengan asumsi perubahan yang simetris pada kurva imbal hasil, posisi keuangan yang konstan menggunakan asumsi perilaku, dengan dampak terhadap aset neto yang mengandung komponen bunga disajikan pada tabel berikut.
The interest rate risk management is supplemented by regularly conducting sensitivity analysis to see the impact of changes in interest rate. An analysis of the Bank’s sensitivity to an increase or decrease in market interest rates, assuming no asymmetrical movement in yield curves, a constant financial position using behavioral assumptions, with impact to net interest bearing assets is shown in the table below.
Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada suku bunga, dengan semua variabel lainnya tetap konstan, dari laba untuk periode berjalan Bank.
The following table demonstrates the sensitivity to possible changes in the interst rates, with all variables held contant, of the Bank’s earnings for the current period.
74
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Pasar (lanjutan)
Market Risk (continued)
Analisa sensitivitas (lanjutan)
Sensitivity analysis (continued) Perubahan basis poin/Changes in basis point
Dampak terhadap laba rugi komprehensif/ Effect on statement of comprehensive income
Sensitivitas terhadap risiko suku bunga - Rupiah
Sensitivity to interest rate risk - Rupiah
31 Desember 2013
± 100
± 1.819.821.639
December 31, 2013
31 Desember 2012
± 100
± 2.031.589.387
December 31, 2012
Risiko Likuiditas
Liqudity Risk
Bank mendefinisikan risiko likuiditas sebagai risiko kerugian yang timbul pada saat lembaga keuangan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan yang dikarenakan memburuknya posisi keuangan lembaga keuangan tersebut, atau lembaga keuangan tersebut terpaksa mendapatkan dana dengan suku bunga di atas normal. Struktur manajemen dan pelaporan risiko likuiditas pada dasarnya sama dengan struktur manajemen risiko pasar seperti yang dijelaskan di atas. Bank mengukur risiko likuiditas dengan menggunakan indeks yang berhubungan dengan arus kas, seperti batas maksimum dana yang didapatkan di pasar.
The Bank defines liquidity risk as the risk of losses arising when a financial institution faces difficulties in raising the necessary funds due to deterioration in its financial position, or when it is forced to procure funds at much higher interest rates than usual. The management and reporting structures of the liquidity risk are fundamentally the same as those of the market risk management structure described above. The Bank measures liquidity risk using indices pertaining to cash flows such as ceiling on funds raised in the market.
Risiko likuiditas muncul pada aktivitas penghimpunan dana untuk keperluan pemberian kredit, pembayaran kembali deposito, dan pengelolaan modal kerja. Termasuk juga risiko atas kenaikan COF yang tidak diharapkan atas portofolio aset pada saat jatuh tempo dan risiko ketidakmampuan untuk melikuidasi posisi aset Bank pada waktu yang tepat serta pada harga yang wajar.
Liquidity risk occurs in the funding activities for granting loans, repayment of deposits, and working capital management. It also includes both the risk of unexpected increases in COF for asset portfolio at maturity date and the risk of inability to liquidate the Bank’s assets position in a right time and at a reasonable price.
75
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liqudity Risk (continued)
Bank selalu menitikberatkan pada pemeliharaan likuiditas yang cukup guna memenuhi komitmennya pada para nasabahnya dan pihak-pihak lain, seperti pemberian kredit, pembayaran deposito, dan pemenuhan persyaratan likuiditas operasional. Fungsi manajemen likuiditas ini dilakukan oleh Divisi Treasury, berdasarkan kebijakan aset oleh ALCO. Divisi Risk Management setiap bulannya dengan mengidentifikasi dan mengukur risiko likuiditas Bank. Divisi Risk Management juga memberikan rekomendasi untuk ALCO terkait kebijakan dan limit termasuk rekomendasi berdasarkan analisa stress tes likuiditas hingga 30 hari kedepan dengan asumsi adanya pencairan kredit dan tanpa pencairan kredit, dimana skenario yang digunakan adalah distribusi perubahan dari total deposito dengan frekuensi 1% kemungkinan kejadian adanya penarikan dana deposito berdasarkan data historis Bank (sejak 5 September 2011).
The Bank has always focused on maintaining sufficient liquidity to meet its commitment to its customers and other parties, such as lending, deposit payment, and fulfillment of operational liquidity requirements. Liquidity management function is carried out by the Treasury Division, based on assets policy managed by ALCO policy. Division of Risk Management identify and measure the liquidity risk on monthly basis. Risk Management Division also provides recommendations to ALCO regarding policy and limits, including recommendations based on analysis of the liquidity stress test until the next 30 days with the assumption of credit disbursement and without credit disbursement, where the scenario used is the distribution of the change in total deposits with a frequency of 1% probability of occurrence of the withdrawal of funds Bank deposits based on historical data (since September 5, 2011).
Tujuan dari manajemen likuiditas adalah agar Bank dapat memenuhi baik seluruh liabilitas kontraktual maupun liabilitas keuangan menurut ketentuan yang berlaku setiap saat, bahkan di saat kondisi buruk sekalipun.
The objective of liquidity management is to enhance the Bank to meet its contractual liabilities or financial liabilities at any time even during the adverse condition.
Risiko likuiditas diukur dan dikelola dengan pendekatan stress test dengan tujuan untuk membantu Bank dalam menilai, apakah Bank memiliki sumber-sumber keuangan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dari Bank dan nasabahnya di bawah skenario yang menggambarkan kondisi keuangan yang merugikan dan kejadian lainnya.
Liquidity risk is measured and managed using stress test approach in order to assist Bank to assess whether the Bank has sufficient financial resources sufficient to meet the liquidity needs of the Bank and its customers under adverse financial conditions and other events.
Dalam melakukan stress mempertimbangkan faktor-faktor:
In conducting the stress test, bank considers these factors:
• •
test,
bank
Kemungkinan perubahan perilaku pihak lawan dan/atau nasabah yang dapat mempengaruhi arus kas Kemungkinan perubahan perilaku dari pelaku pasar lainnya sebagai respon dari kondisi krisis pasar
• •
Skenario yang dipakai Bank dalam stress test adalah Skenario Krisis Bank Spesifik (bank specific stress scenario) di mana Bank membuat asumsi asumsi utama sebagai berikut: • Terjadi penarikan simpanan nasabah yang tergolong ”Top10 Core Depositor” secara ekstrim. • Terjadi penarikan simpanan oleh nasabah yang panik tanpa memperhatikan jenis simpanan dan tanggal jatuh tempo simpanan yang dimiliki. • Terjadi penarikan atas fasilitas komitmen berupa fasilitas kredit yang belum ditarik oleh nasabah.
Possible changes in the behavior of the other party and/or customers that can affect cash flows Possible changes in the behavior of other market participants in response to market crisis
Scenarios used in the stress test is Specific Bank Crisis Scenario (bank specific stress scenario) in which the Bank made the following key assumptions: • There is extreme withdrawal of deposits from customers classified as "Top10 Core Depositor". • Deposit withdrawals by panic customers regardless of the type of savings and deposit due dates. • Disbursement of committed credit facilities by customers.
76
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liqudity Risk (continued)
Stress test dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan atau dalam rentang yang lebih pendek jika Bank mengalami peningkatan risiko likuiditas yang signifikan, kejadian yang berisiko dan/atau atas permintaan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Stress tests are performed at least 1 (one) time in 3 (three) months or within a shorter span if the Bank has increased the risk of significant liquidity and/or at the request of Bank Indonesia and Financial Services Authority.
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio dari aset likuid neto terhadap simpanan dari nasabah adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2013 and 2012, the ratio of net liquid assets to deposits from customers were as follows:
2013 Laporan posisi keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga
2012
1.892.266.400 24.667.164.822 625.826.844
2.124.056.400 30.760.153.883 10.535.058.616
95.600.440.293 22.457.381.804
152.060.397.002 5.551.350.001
Statements of financial position Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities
Jumlah aset likuid neto
145.243.080.163
201.031.015.901
Total net liquid assets
Simpanan dari nasabah
180.792.896.330
210.849.253.074
Deposit from customers
80,34%
95,34%
Ratio of net liquid assets to deposits from customers
Rasio aset likuid neto terhadap simpanan dari nasabah
Sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan
Residual contractual maturities of financial liabilities
Tabel di bawah ini menyajikan ekspektasi arus kas dari liabilitas keuangan Bank berdasarkan tahun jatuh tempo kontraktual yang terdekat dan asumsi perilaku (behavioral assumptions) pada tanggal laporan posisi keuangan.
The table below shows the expected cash flows on the Bank’s financial liabilities on the basis of their earliest possible contractual maturity and behavioral assumptions as at the statement of financial position date. 2013
Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year Liabilitas non derivatif: Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman diterima Liabilitas lain-lain
1-5 tahun/years
>5 tahun/years
Jumlah/Total
185.444.459.927 671.836.129.445 100.154.316.159 5.629.513.784
158.429.152.012 -
-
185.444.459.927 671.836.129.445 258.583.468.171 5.629.513.784
963.064.419.315
158.429.152.012
-
1.121.493.571.327
Non-derivative liabilities: Deposits from customers Deposits from other banks Borrowings Other liabilities
2012 Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year Liabilitas non derivatif: Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman diterima Liabilitas lain-lain
1-5 tahun/years
>5 tahun/years
Jumlah/Total
212.106.369.473 540.153.418.276 54.524.303.573 4.278.539.512
200.867.618.496 -
-
212.106.369.473 540.153.418.276 255.391.922.069 4.278.539.512
811.062.630.834
200.867.618.496
-
1.011.930.249.330
77
Non-derivative liabilities: Deposits from customers Deposits from other banks Borrowings Other liabilities
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Operasional
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian langsung atau tidak langsung yang timbul karena tidak memadainya atau adanya kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Tujuan utama penerapan Manajemen Risiko Operasional adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari faktor internal atau faktor eksternal yang dapat mengganggu aktivitas bisnis dan operasional, seperti faktor ketidakcukupan sumber daya manusia, proses internal, kegagalan sistem teknologi informasi, bencana alam dan kejahatan pihak eksternal terhadap bank yang berpotensi menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial bagi Bank.
An operational risk is a risk arising from execution of a company's business functions. More specifically, Basel II defines operational risk as the risk of loss resulting from inadequate or failed internal processes, people, and systems or from external events. Although the risks apply to any organization in business, this particular way of framing risk management is of particular relevance to the banking industry where regulators are responsible for establishing safeguards to protect against systemic failure of the banking system and the economy as a whole.
Bank mengidentifikasi dan menganalisa semua faktor risiko di unit kerja atau risk owner yang melekat pada lini bisnis, produk, proses, dan sistem informasi, yang dapat menimbulkan risiko operasional, baik disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal, yang dapat berdampak pada pencapaian tujuan Bank.
The Bank identifies and analyzes all risk factors at each unit or risk owner that embedded to business lines, products, processes, and information system causing operational risk, whether caused by internal or external factors, that affect the achievement of the Bank’s objectives.
Bank terus mengembangkan prosedur yang memadai dalam menilai risiko operasional yang melekat pada produk dan aktivitas baru, termasuk proses dan sistem yang digunakan. Hasil dari identifikasi ini akan digunakan untuk pengembangan database dalam hal kejadian yang merugikan yang disebabkan oleh risiko operasional.
The Bank continues to develop an adequate procedure in order to assess operational risk embedded in new products and activities, including the process and system for this assessment. The results from the identification shall be used to develop a database on loss events caused by operational risks.
Di dalam penerapannya, hal tersebut difasilitasi melalui perangkat manajemen risiko operasional berupa Risk and Control Self Assessment (RCSA) dan Loss Event Database (LED). Hasil kedua laporan tersebut dilaporkan secara rutin kepada seluruh Direksi Bank dalam Komite Manajemen Risiko yang dilaksanakan setiap bulan. Upaya peningkatan atas pemahaman atas manajemen risiko difokuskan kepada peningkatan budaya risiko dan sosialisasi manajemen risiko yang terus dilakukan kepada seluruh karyawan Bank serta peningkatan kualitas pengendalian risiko pada setiap aktivitas operasional Bank.
In practice, it is facilitated through operational risk management tools such as the Risk and Control Self Assessment (RCSA) and the Loss Event Database (LED). The results of those two reports are routinely reported to the entire Board of Directors in the Risk Management Committee that is held every month. Efforts to improve the above understanding of risk management are focused on the improvement of risk culture and socialization of risk management that is continously conducted to all employees of the Bank as well as improving the quality of risk control at each operational activities of the Bank.
Risiko Kepatuhan
Compliance Risks
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul dari kegagalan Bank untuk patuh dan melaksanakan undang-undang, peraturan, dan provisi hukum lainnya. Risiko kepatuhan juga dapat timbul dari situasi dimana undang-undang atau hukum yang mengatur Bank dalam hal produk atau aktivitas tertentu terkait nasabah Bank menjadi ambigu atau tidak teruji.
Compliance risk means the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws, regulations, and other applicable legal provisions. Compliance risk also arises in situations where the laws or rules governing Bank’s products or activities of Bank’s customers may be ambiguous or untested.
78
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kepatuhan (lanjutan)
Compliance Risks (continued)
Bank terekspos pada risiko kepatuhan antara lain dalam bentuk pengenaan denda dan sanksi lainnya dari otoritas perbankan. Dalam rangka pengelolaan risiko kepatuhan Bank melakukan pemantauan terhadap pemenuhan ketentuan perundangundangan yang berlaku serta komitment yang telah disepakati antara Bank dengan otoritas pengawasan perbankan dan otoritas lainnya.
Bank's exposure to compliance risks, among others, in the form of the imposition of fines and other sanctions from the banking authorities. In order to manage compliance risk, the Bank monitors its compliance with the applicable regulation and the commitments that have been agreed between the Bank and the banking supervisory authorities and other authorities.
Pengkinian Kebijakan dan Prosedur Operasional Bank sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku merupakan upaya mitigasi risiko kepatuhan, termasuk dalam hal ini diseminasi dan sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Operasional Bank kepada seluruh jenjang organisasi Bank dan pelaksanaan pemantauan penerapannya dari waktu ke waktu sebagai bentuk pengendalian internal dalam pedoman internal Bank.
Updating the Bank’s Operating Policies and Procedures in accordance with the applicable regulation is part of compliance risks mitigation effort, including the dissemination and socialization of the Bank’s Operating Policies and Procedures to all levels of the organization and the monitoring of its implementation from time to time as part of internal control prescribed in the Bank’s internal guidelines.
Risiko Hukum
Legal Risks
Risiko hukum berarti risiko yang disebabkan oleh kelemahan dalam hal yuridis. Kelemahan dalam hal yuridis termasuk, namun tidak terbatas pada, kelemahan dari tuntutan hukum, tidak adanya kerangka hukum, atau lemahnya kontrak, seperti kegagalan untuk memenuhi persyaratan hukum (legal) yang terdapat pada kontrak dan/atau celah yang terdapat pada pengikatan agunan.
Legal risk means risk caused by weaknesses in juridical matters. Weaknesses in juridical matters include, but are not limited to, weaknesses resulting from legal claims, absence of legal framework, or contractual weaknesses, such as failure to meet the requirements for legality of contracts and/or loopholes in the binding of collateral.
Bank memitigasi risiko hukum antara lain melalui beberapa kebijakan dan prosedur hukum yang telah disosialisasikan ke seluruh jenjang organisasi Bank dan pemantauan penerapannya sebagai bentuk pengendalian internal terhadap pedoman internal Bank.
The Bank mitigates legal risk among other through legal policies and procedures that has been socialized to any levels of organization and its implementation monitoring as part of internal control to the Bank’s internal guidelines.
Risiko Reputasi
Reputation Risks
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Monitor atas risiko reputasi dilakukan oleh Divisi Corporate Communication.
Reputation risk is risk due to declining stakeholders’ trust as the result from negative perception on the Bank. Monitoring on reputation risk is performed by Corporate Communication Division.
Risiko Strategik
Strategic Risks
Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Identifikasi risiko strategik dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian dimasa lalu yang disebabkan oleh risiko strategik.
Strategic risk is risk due to inaccurate decision making and/or implementation of strategic decision and failure in anticipating business environment changes. Strategic risk identification is performed periodically based on knowledge on historical losses due to strategic risk.
Pengendalian risiko strategik dilakukan melalui monitoring realisasi atas anggaran (rencana bisnis) yang sudah ditetapkan secara berkala dan dilanjutkan dengan mitigasi dari faktor-faktor penyebab kegagalan yang dilakukan oleh Divisi Keuangan dan pengawasan langsung dari Direksi.
Strategic risk control is performed through monitoring on realization of budget (business plan) determined periodically, followed by investigation of failure causing factors which performed by Finance Division under direct supervision from the Directors.
79
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM
29. GOVERNMENT GUARANTEE FOR PAYMENT OF OBLIGATIONS COMMERCIAL BANKS
THE OF
Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang, dan liabilitas kontinjensi lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance bonds, dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris, dan pihak terkait dengan Bank.
Since 1998, the Government guarantees the obligations of private banks including current accounts, savings account, time deposits, deposits on call, bonds, marketable securities, interbank borrowings, fund borrowings, letters of credit, acceptances, currency swap, and other contingent liabilities such as bank guarantees, standby letters of credit, performance bonds, and other kinds of liabilities other than those excluded in this regulation such as subordinated loans, liabilities to directors, commissioners, and related parties of the Bank.
Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, liabilitas pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.
In accordance with Letter No. S235/UP3/III/2005 of the Government Guarantee Unit (UP3) dated March 17, 2005, starting April 18, 2005, the liabilities covered under the guarantee program only include deposits and borrowings from other banks in the form of money market transactions. Such government guarantee program ended on September 22, 2005. The regulation with respect to the reduction and termination of the government guarantee program is based on Presidential Decree No. 95 Year 2004.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, LPS menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah:
Based on the Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) Regulation No. 1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 regarding Deposit Guarantee Program, since September 22, 2005, the IDIC will guarantee bank deposits including demand deposits, time deposits, certificate of deposits, savings deposit and/or other forms of deposits, including deposits from other banks. Guaranteed bank balances of each customer are as follows:
a.
maksimal sebesar Rp1.000.000.000 sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007;
a.
maximum of Rp1,000,000,000 from September 22, 2006 until March 21, 2007;
b.
maksimal sebesar Rp100.000.000 sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008;
b.
maximum of Rp100,000,000 from March 22, 2007 until October 12, 2008;
Berdasarkan Peraturan LPS No. 1 tanggal 9 Maret 2006, simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan simpanan dari bank lain.
Based on IDIC Regulation No. 1 dated March 9, 2006, guarantees on deposits covers demand deposits, time deposits, certificates of deposits, savings deposits, and deposits from other banks.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank maksimal sebesar Rp2.000.000.000, sejak tanggal 13 Oktober 2008.
Based on the Government of RI Regulation No. 66 Year 2008 regarding Deposit Guarantee Program, the IDIC will guarantee customers’ deposit in one Bank at the maximum of Rp2,000,000,000, from October 13, 2008.
80
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN
30. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank yang tercatat dalam laporan keuangan.
The tables below present the comparison, by class, of the carrying amounts and fair value of the Bank’s financial instruments that are recognized in the financial statements.
31 Desember 2013 / December 31, 2013 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan - neto Bunga yang masih akan diterima
Liabilitas keuangan: Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Bunga yang masih harus dibayar
Nilai wajar/ Fair value
1.892.266.400
1.892.266.400
24.667.164.822 625.826.844
24.667.164.822 625.826.844
95.600.440.293 22.457.381.804 1.112.830.422.357 6.446.428.012
95.600.440.293 22.457.381.804 1.112.830.422.357 6.446.428.012
1.264.519.930.532
1.264.519.930.532
13.208.927 180.792.896.330 658.484.305.827 231.184.622.720 5.629.513.784
13.208.927 180.792.896.330 658.484.305.827 231.184.622.720 5.629.513.784
1.076.104.547.588
1.076.104.547.588
Financial assets: Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Loans - net Interest receivables
Financial liabilities: Liabilities immediately payable Deposits from customers Deposits from other banks Fund borrowings Interest payables
31 Desember 2012 / December 31, 2012 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan - neto Bunga yang masih akan diterima
Nilai wajar/ Fair value
2.124.056.400
2.124.056.400
30.760.153.883 10.535.058.616
30.760.153.883 10.535.058.616
152.060.397.002 5.551.350.001 970.227.274.940 3.899.912.460
152.060.397.002 5.551.350.001 970.227.274.940 3.899.912.460
Financial assets: Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Loans - net Interest receivables
1.175.158.203.302 1.175.158.203.302 Liabilitas keuangan: Liabilitas segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Bunga yang masih harus dibayar Liabilitas sewa guna usaha
298.436.921 210.849.253.074 534.735.573.879 218.235.985.677 4.278.539.512 62.995.064
298.436.921 209.972.771.102 535.612.055.851 218.235.985.677 4.278.539.512 62.995.064
968.460.784.127
968.460.784.127
81
Financial liabilities: Liabilities immediately payable Deposits from customers Deposits from other banks Fund borrowings Interest payables Leased liabilities
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. NILAI WAJAR (lanjutan)
INSTRUMEN
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KEUANGAN
30. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan selain suratsurat berharga mendekati nilai tercatat karena instrumen keuangan tersebut memiliki jangka waktu jatuh tempo yang singkat dan/atau memiliki tingkat bunga sesuai pasar.
Fair values of financial assets and liabilities except for marketable securities approximate their carrying amounts due to short-term maturities of these financial instruments and/or due to the interest rate is at market rate.
Nilai wajar surat-surat berharga ditentukan berdasarkan harga pasar kuotasi yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
The fair value of marketable securities is determined on the basis of quoted market price at tha statements of financial position date.
Hirarki nilai wajar instrumen keuangan
Fair value hierarchy of financial instruments
Tabel berikut ini merupakan hirarki nilai wajar dari aset keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The table below sets out the fair values hierarchy of the financial assets as at 31 December 2013 and 2012:
Pengukuran nilai wajar pada akhir tahun pelaporan menggunakan/ Fair value measurement as at reporting date using 2013 Aset keuangan tersedia untuk dijual: Obligasi Pemerintah - neto setelah dikurangi premi yang belum diamortisasi
Tingkat/ Level 1
Tingkat/ Level 2
Tingkat/ Level 3 Available-for-sale financial assets:
22.457.381.804
22.457.381.804
-
-
Government Bonds net of unamortized premium
Pengukuran nilai wajar pada akhir tahun pelaporan menggunakan/ Fair value measurement as at reporting date using 2012 Aset keuangan tersedia untuk dijual: Obligasi Pemerintah - neto setelah dikurangi premi yang belum diamortisasi
Tingkat/ Level 1
Tingkat/ Level 2
Tingkat/ Level 3 Available-for-sale financial assets:
5.551.350.001
5.551.350.001
31. PERJANJIAN KERJA SAMA DAN KONTRAK YANG SIGNIFIKAN
-
31. SIGNIFICANT CONTRACTS
-
Government Bonds net of unamortized premium
AGREEMENTS
AND
a.
Pada tanggal 27 September 2011, Bank juga mengadakan perjanjian penjaminan lain dengan USAID. Tanggal berakhirnya penjaminan terebut adalah 5 tahun sejak tanggal perjanjian. USAID akan menjamin sebesar 50% dari baki debit kredit yang tidak tertagih. Kredit yang dijamin adalah maksimal sebesar USD2.957.809.
a.
On September 27, 2011, the Bank also entered into another agreement with USAID. The expiry date of the quarantee is 5 years after the date of the agreement. USAID will guarantee 50% of the outstanding quaranteed loan that is uncollectible. The maximum guarantee credit is amounted of USD2,957,809.
b.
Pada tanggal 19 Juni 2012, Bank menandatangani Guarantee and Reimbursement Agreement dengan Grameen Foundation Oklahoma (GFUSA). Dalam perjanjian ini GFUSA akan mengatur penerbitan Standby L/C Citibank N.A hingga jumlah setara dengan USD2.000.000. Perjanjian jatuh tempo 1 (satu) bulan setelah berakhirnya perjanjian kredit antara Bank dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.
b.
On June 19, 2012, Bank signed Guarantee and Reimbursement Agreement with Grameen Foundation Oklahoma (GFUSA). In this agreement GFUSA will arrange the issuance of Standby L/C Citibank N.A with the equal amount in USD2,000,000. The maturity date of agreement is 1 (one) month from the end of loan agreement between Bank and PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk.
82
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN KERJA SAMA DAN KONTRAK YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS CONTRACTS (continued)
AND
c.
Perjanjian kerjasama dengan Perbarindo Bali mengenai ”Andara Bersama BPR” (ABB) tanggal 21 Agustus 2009, telah diubah dengan Addendum Pertama tanggal 27 Agustus 2010, dan Perubahan Kedua tanggal 5 Juli 2012. Berdasarkan Perjanjian ini, setiap BPR yang menjadi anggota ABB (BPR Partisipan) wajib menyetorkan simpanan deposito berjangka keanggotaan sebesar Rp100.000.000 (seratus juta Rupiah). Bank akan menempatkan fasilitas dana likuiditas pada BPR Partisipan untuk memenuhi kebutuhan liquidity mismatch yang bersifat non struktural, sementara, dan tidak ada unsur kesengajaan atau penyimpangan manajemen. Besarnya fasilitas dana likuiditas disesuaikan dengan kebutuhan BPR Partisipan dengan batas maksimal 10 (sepuluh) kali dari deposito berjangka keanggotaan. Bagi hasil dari keuntungan ABB antara Bank dan BPR partisipan adalah 60%:40% sedangkan Perbarindo Bali berhak menerima insentif/bonus tahunan sebesar 0,25% dihitung dari total dana deposito berjangka keanggotaan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 20 Januari 2015. Komitmen fasilitas dana likuiditas yang akan diberikan oleh Bank adalah sebesar total dana deposito keanggotaan.
c.
Cooperation agreement with Perbarindo Bali regarding “Andara Bersama BPR” (ABB) dated August 21, 2009 as amended by the First Addendum dated August 27, 2010 and further amended by the Second Amendment dated July 5, 2012. Based on this agreement, each BPR which became member of ABB (BPR participant) must place membership time deposits amounting to Rp100,000,000 (one hundred million Rupiah). The Bank will place liquidity funds with BPR Participant to meet the needs of liquidity mismatches that are non structural, temporary, and no indication of management’s deliberateness. The amount of fund liquidity facility is in accordance with the needs of BPR participant with a maximum of 10 (ten) times of the membership time deposit. Profit sharing of ABB profits between the Bank and BPR participant is 60%:40%. Perbarindo Bali has right to receive insentif/annual bonus 0.25% from total membership funds. This agreement is valid until January 20, 2015. Committed facility line from Bank is amounting the total of fund from participants.
d.
Perjanjian kerjasama dengan Perbarindo DKI Jaya dan sekitarnya mengenai ”Andara Bersama BPR” tanggal 3 Mei 2010 sebagaimana diubah berdasarkan Perubahan Pertama Perjanjian Kerjasama tertanggal 26 Juni 2012. Berdasarkan perjanjian ini, setiap BPR yang menjadi anggota ABB (BPR Partisipan) wajib menyetorkan simpanan deposito berjangka keanggotaan sebesar Rp50.000.000 (lima puluh juta Rupiah) di awal kepersertaan. Bank akan menempatkan fasilitas dana likuiditas pada BPR partisipan untuk memenuhi kebutuhan mismatch likuiditas yang bersifat non struktural, sementara, dan tidak ada unsur kesengajaan atau penyimpangan manajemen. Besarnya fasilitas dana likuiditas sesuai dengan kebutuhan BPR partisipan dengan batas maksimal lima kali dari deposito keanggotaan. Bagi hasil dari keuntungan ABB antara Bank dan BPR partisipan adalah 60%:40%. Perjanjian ini berlaku hingga tanggal 3 Mei 2015. Komitmen fasilitas dana likuiditas yang akan diberikan oleh Bank adalah sebesar total dana deposito keanggotaan.
d.
Cooperation agreement with Perbarindo DKI Jaya and surrounding areas regarding “Andara Bersama BPR” (ABB) dated May 3, 2010 as amended by the First Amendment to the Cooperation Agreement dated June 26, 2012. Based on this agreement, each BPR which became member of ABB (BPR Participant) must deposit amounting Rp50,000,000 (fifty million Rupiah) at the beginning of its membership. Bank will place liquidity funds with BPR Participant to meet the needs of liquidity mismatches that are non structural, temporary, and no indication of management’s deliberateness. The amount of fund liquidity facility is in accordance with the needs of BPR Participant with a maximum of five times that of the membership time deposit. Profit sharing of ABB profits between the Bank and BPR participant is 60%:40%. This agreement is valid until May 3, 2015. Committed facility line from Bank is amounting the total of fund from participants.
83
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN KERJA SAMA DAN KONTRAK YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS CONTRACTS (continued)
Perjanjian kerjasama dengan Perbarindo NusaTenggara Barat mengenai ”Andara Bersama BPR” (ABB) tanggal 9 Juli 2011. Berdasarkan perjanjian ini, setiap BPR yang menjadi anggota ABB (BPR Partisipan) wajib menyetorkan simpanan deposito berjangka keanggotaan sebesar Rp40.000.000 di awal kepersertaan. Bank akan menempatkan fasilitas dana likuiditas pada BPR partisipan untuk memenuhi kebutuhan mismatch likuiditas yang bersifat non struktural, sementara, dan tidak ada unsur kesengajaan atau penyimpangan manajemen. Besarnya fasilitas dana likuiditas sesuai dengan kebutuhan BPR partisipan dengan batas maksimal 10 (sepuluh) kali dari deposito keanggotaan. Bagi hasil dari keuntungan ABB antara Bank dan BPR partisipan adalah 60%:40%. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun. Komitmen fasilitas dana likuiditas yang akan diberikan oleh Bank adalah sebesar total dana deposito keanggotaan.
32. PERNYATAAN STANDAR KEUANGAN YANG DIREVISI
e. Cooperation agreement with Perbarindo West Nusa Tenggara regarding “Andara Bersama BPR” (ABB) dated July 9, 2011. Based on this agreement, each BPR which became member of ABB (BPR Participant) must deposit amounting Rp40,000,000 at the beginning of its membership. Bank will place liquidity funds with BPR Participant to meet the needs of liquidity mismatches that are non structural, temporary, and no indication of management’s deliberateness. The amount of fund liquidity facility is in accordance with the needs of BPR Participant with a maximum of 10 (ten) times that of the membership time deposit. Profit sharing of ABB profits between the Bank and BPR participant is 60%:40%. This agreement is valid for 3 (three) years period. Commited facility line from Bank is amounting the total of fund from participants.
AKUNTANSI
32. REVISED STATEMENTS OF ACCOUNTING STANDARDS
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Bank namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2013: •
FINANCIAL
The following are several accounting standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Bank but not yet effective for 2013 financial statements:
PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015.
•
PSAK ini mengubah penyajian kelompok pospos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. •
AND
SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective January 1, 2015. This SFAS change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.
PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015.
•
PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.
SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective January 1, 2015. This SFAS, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.
84
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANDARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANDARA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
32. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)
32. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)
•
PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015.
•
PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan. •
SFAS No. 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective January 1, 2015. This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.
ISAK No. 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas, berlaku efektif 1 Januari 2014.
•
IFAS No. 28: Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments, effective January 1, 2014.
ISAK ini mengatur ketika entitas sebagai debitur ingin menyelesaikan liabilitas keuangannya melalui mekanisme penerbitan instrument ekuitas (debt to equity swaps).
This IFAS specifies when an entity as a debtor wants to settle its financial liabilities through equity instrument issuance mechanism (debt to equity swaps).
Bank sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Bank.
The Bank is presently evaluating and has not yet determined the effects of these accounting standards on its financial statements.
33. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
33. COMPLETION STATEMENTS
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 11 April 2014.
OF
THE
FINANCIAL
The management of the Bank is responsible for the preparation of these financial statements that were completed and authorized for issue on April 11, 2014.
85
Halaman Ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
LAPORAN TAHUNAN 2013 ANNUAL REPORT
MEMBANGUN LANDASAN BAGI KEMITRAAN BUILDING THE FOUNDATION FOR PARTNERSHIPS