Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Bangkok Bank
Public Company Limited
Jakarta Branch
DAFTAR ISI Table of Contents
Ringkasan Keuangan Financial Highlights
1
Rasio Keuangan Financial Ratios
2
Profile Perusahaan Corporate Profile
4
Laporan Good Corporate Governance Good Corporate Governance Report
5
Perekonomian Indonesia 2007 Indonesia Economy in 2007
17
Laporan Manajemen Management Report
18
Kinerja Bangkok Bank Bangkok Bank’s performance
23
Manajemen The Management
25
Struktur Organisasi Organization Chart
29
Lampiran Attachment • Laporan Keuangan 2008 yang telah diaudit Audited Financial Statement 2008
RINGKASAN KEUANGAN BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Financial Highlights Unit dalam jutaan Rupiah (Unit in million Rupiah) Pertumbuhan pada Akhir Periode Tahun Progress at Year-End
Total Aktiva Total Assets
Giro pada Bank Demand Deposits with Banks
Kredit yang diberikan Credits granted
Aktiva Tetap dan Inventaris – net Premises and Equipment Aktiva Produktif
Productive Assets Dana Pihak Ketiga
Third Party Fund Simpanan Deposits Pinjaman yang diterima
Loans received Dana dari Kantor Pusat Head Office Account
2008
2007
% change
4.781.947
3.494.051
+36,86
8.187
31.654
-74,14
3.882.262
2.994.440
+29,65
6.722
7.264
-7,46
4.559.683
3.536.952
+28,92%
1.209.141
1.168.352
+3.49
1.237.827
1.483.537
-16.56
2.398.000
1.596.81
+50,17
981.351
218.143
+349,87
315.866
256.552
+23,12
233.963
220.100
+6,30
81.904
36.451
+124,70
3.110
23.868
-86,97
79.619
12.873
+518,50
-
-
-
Pertumbuhan untuk Tahun Progress for the year
Pendapatan Operational Operational Revenue
Beban Operational Operational Expenses
Laba Operasi Operating Profit
Pajak Penghasilan Income Tax
Laba (Rugi) Bersih Net Profit (Loss) Laba Bersih per Saham Earning per share
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
1
Rasio Keuangan Financial Ratios
Permodalan Capitalization
Kewajiban Modal Minimum Capital Adequacy Ratio (CAR)
Aktiva Tetap terhadap Modal Fixed Assets to Capital
31 Dec 2008 (%)
31 Dec 2007 (%)
% change
47,80
21,80
26,00
1,08
2,86
-1,78
6,73
6,91
-0,18
2,18
4,45
-2,27
5,97
5,43
-0,54
110,19
126,43
-16.24
2,05
1,37
+0,68
4,36
1,69
+2,67
3,96
2,32
+1,64
55,17
85,79
-30,62
334,97
256,32
+78,65
Aktiva Produktif Productive Assets
Aktiva Produktif Bermasalah Troubled Productive Assets
Kredit Bermasalah NPL
PPAP terhadap Aktiva Produktif Reserves to Productive Assets
Pemenuhan PPAP Reserves Adequacy
Rentabilitas Profitability
Tingkat Pengembalian Aktiva Return on Assets
Tingkat Pengembalian Modal Return on Equity
Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Margin
Beban Operasional Pendapatan Operasional Operational Expense to Operational Income
Kredit terhadap Deposito Rasio Loan to Deposit Ratio
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
2
Kepatuhan Compliance
31 Dec 2008 (%)
31 Dec 2007 (%)
% change
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,35
-0,35
5,73
5,65
0,08
0,20
0,97
-0,77
Persentase Pelanggaran BMPK Percentage of LLL Violation
a. Pihak Terkait Related Parties
b. Pihak Tidak Terkait Non related Parties
Persentase Pelampauan BMPK Percentage of exceeding LLL
a. Pihak Terkait Related Parties
b. Pihak Tidak Terkait Non related Parties
GWM Rupiah Minimum Current Account Requirements Rupiah
Posisi Devisa Netto (PDN) Net Open Position (NOP)
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
3
PROFIL PERUSAHAAN Corporate Profile Bangkok Bank yang didirikan pada tahun 1944 di Bangkok, Thailand adalah bank komersial terbesar di Thailand dan salah satu dari yang terbesar di Asia Tenggara dengan total aktiva pada akhir 2008 sebesar THB 1,677,111,158,316.
Bangkok Bank, founded in year 1944 in BangkokThailand, is the largest commercial bank in Thailand and also one of the largest bank in South East Asia, with total assets at the end of 2008 THB 1,677,111,158,316.
Adapun struktur kepemilikan 10 (sepuluh) pemegang saham terbesar Bangkok Bank Public Company Limited per tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Top 10 (ten) shareholders of Bangkok Bank Public Company Limited, Thailand. As of December 31, 2008 are as follows:
- The Stock Exchange of Thailand 12.03% - Thai NVDR Company Limited 10.00% - HSBC (Singapore) nominees Pte, Ltd 2.91% - State Street Bank & Trust Co 2.83% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi Investment Authority 2.81% - UOB Kay Hian (HK Limited) – Client Account 2.52% - Nortrust Nominees Ltd. 2.30% - State Street Bank & Trust Co, for Australia 2.10% - Social Security Office. 1.86% - Bangkok Insurance PCL 1.86%
- The Stock Exchange of Thailand 12.03% - Thai NVDR Company Limited 10.00% - HSBC (Singapore) nominees Pte, Ltd 2.91% - State Street Bank & Trust Co 2.83% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi Investment Authority 2.81% - UOB Kay Hian (HK Limited) – Client Account 2.52% - Nortrust Nominees Ltd. 2.30% - State Street Bank & Trust Co, for Australia 2.10% - Social Security Office. 1.86% - Bangkok Insurance PCL 1.86%
Sampai akhir tahun 2008 Bangkok bank telah memiliki lebih dari 500 kantor cabang di Thailand dan cabang yang tersebar di seluruh dunia yaitu Cina, Hongkong, Jepang, Laos, Filipina, Singapura, Taiwan, Inggris, Birma, Amerika Serikat, Vietnam, Myanmar, Malaysia dan Indonesia.
At the end of 2008, Bangkok Bank has more than 500 branches in Thailand and extensive overseas branches network in the following countries: People’s Republic of China, Hongkong, Japan, Laos People’s Democratic Republic, Republic of Philippines, Republic of Singapore, Taiwan, United Kingdom, Union of Myamar, United States of America, The Socialist Republic of Vietnam, Malaysia and Indonesia.
Bangkok Bank PCL Cabang Jakarta, berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, beroperasi dengan ijin usaha dari Menteri Keuangan Indonesia No. D.15.6.1.4.39 tanggal 21 Juni 1968, serta mendapat izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa pada tanggal 22 Juni 1968 dengan Surat Keputusan dari Direksi Bank Negara Indonesia No.4/12/KEP.DIR.
Bangkok Bank PCL Jakarta Branch, located at Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, operated under license from Finance Minister of Republic Indonesia No. D. 15.6.1.4.39 dated June 21, 1968 as a branch from Bangkok Bank PCL in Thailand. Received the license to operate as foreign bank on June 22, 1968 with the decree from Bank Indonesia no. 4/12/KEP.DIR.
Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank Di tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis process yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis.
The bank has continuously increased its total assets and loans, and improved the management of non-performing loans, of revenue, of costs efficiency and the bank will create policies that are alligned with its strategic plan. In the coming year, bank will continue to improve the efficient business process and organizational model to ensure that all parts of the organization are working together efficiently in harmony.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
4
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANGKOK BANK CABANG JAKARTA TAHUN 2008
REPORT ON BANGKOK BANK JAKARTA BRANCH ACTIONS IN COMPLIANCE WITH THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE FOR 2008.
1. Ruang Lingkup Tata Kelola Perushaan (GCG)
1.
Scope of Good Corporate Governance (GCG)
Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Bank telah mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Komite Manajemen dalam pedoman Komite Manajemen bank. Seluruh aturan internal lainnya yang ditetapkan didasarkan dengan peraturan yang berlaku dan mengacu pada pinsip-prinsip GCG. Dalam menjalankan bisnisnya, Bangkok Bank Jakarta branch menjalankan Prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar agar dapat mempertahankan pertumbuhannya. Bank juga telah menyebarkan kebijakan tersebut kepada tim manajemen, eksekutif, dan staf sebagai informasi dan ketaatan akan peraturan. Bank juga telah menugaskan setiap supervisor di semua tingkat untuk menjadi contoh yang baik dan mendorong agar kebijakan yang dibuat tersebut dipatuhi. Dalam proses pengawasan operasional secara internal, Bank telah membentuk Unit Kepatuhan agar sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia dan Bank Indonesia.
As guidance for Good Corporate Governance’s implementation, Bank has already desribed role and responsibilities of Manangement Committee in the Management Committee guidelines. All other internal regulations are based on the operative regulation and referring to GCG principles. The Bank, therefore conducts its business in-line with the principles of Good Corporate Governance, which form a basis for sustainable growth. The bank has disseminated the policy to its management team, executives and staff for their knowledge and observance and has also assigned supervisors at all level to encourage good example as well as compliance with the policy. The bank has established a Compliance Unit to oversee its internal operations to be in compliance with the regulation of the local authorities and Bank Indonesia.
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Bangkok Bank dibagi menjadi 8 aspek sebagai berikut:
There are 8 (eight) Good Corporate Governance aspects which reflect the implementation of bank’s Good Corporate Governance as follows: 1.1 Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners and Board of Directors. Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank, Thailand, therefore Board of Commissioners who is known as Non- Executive Directors are domiciled at Bangkok Head Office, Thailand. This Board of Commissioners assumes responsibility for the implementation of Good Corporate Governance and oversees the business policy and direction of the bank. For Bangkok Bank, Jakarta branch in this matter, the International Banking Group (IBG) domiciled at Bangkok, Head Office, is closely conducting the oversight role function of Board of Commissioners. Oversight function report from International Banking Group in regard to Board of Commissioners function for evaluating performance of Jakarta branch management on quarterly basis.
1.1 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi. Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Bangkok Bank, Thailand, oleh karena itu Dewan Komisaris yang dikenal dengan nama NonEksekutif Director bertempat di Kantor Pusat Thailand. Dewan Komisaris bertangggung jawab dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dan mengawasi kebijakan dan arah bisnis bank. Dalam hubungannya dengan Bangkok Bank kantor cabang Jakarta, International Banking Group (IBG) yang berlokasi di Kantor Pusat Bangkok, menjalankan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Laporan fungsi pengawasan dari IBG tersebut untuk melihat pada fungsi Dewan Komisaris dalam mengevaluasi kinerja manajemen kantor cabang Jakarta dan laporan tersebut telah diterima setiap 3 bulan sekali. Sementara itu, Direksi atau Komite Manajemen Bangkok Bank Jakarta yang dipimpin oleh General Manager dan wakilnya sebagai perwakilan dari Direksi Kantor Pusat. Komite Manajemen bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanaan sasaran strategis dan keuangan dari Bank dan juga mengkaji ulang serta
Meanwhile, Board of Director or called Management Committee of Bangkok Bank Jakarta who is chaired by General Manager and Deputy General Manager as Vice-Chairman represents the Board of Directors. The Management Committee is responsible for the formulation and execution of
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
5
mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan operational bank. Komite Manajemen Cabang juga bertanggung jawab untuk mengawasi: a. Audit Internal dan Unit Control untuk memastikan pelaksanaan fungsi internal audit dan mengambil tindakan berdasarkan pada temuantemuan dari audit internal. b. Fungsi Unit Manajemen Risiko adalah untuk pertanggungjawaban dalam rangka pengembangan, pengukuran dan pemeliharaan kerangka kerja manajemen risiko. c. Unit Kepatuhan untuk mengawasi penerapan praktek good corporate governance dan memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
strategies and financial objectives of the bank as well as reviewing and discussing matters related to banking operation. The Branch management is also responsible for supervising: a. Internal Audit and Control Unit for ensuring the execution of internal audit function and taking action based on regular internal audit findings. b. Risk Management Unit function is to take overall accountability for the development, measurement and maintenance of the bank’s risk management framework. c. Compliance Unit for overseeing the implementation of good corporate governance practices and ensuring bank’s compliance with the prevailing laws and regulations.
Komite Manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta terdiri dari: • Ketua Komite Manajemen: General Manajer • Wakil Ketua Komite Manajemen: Wakil General Manajer • Anggota: Kepala Unit Operasional Kepala Unit Treasury Kepala Unit Internal Audit dan Kontrol Kepala Unit Kepatuhan Kepala Unit Manajemen Risiko Kepala Unit Support dan Servis
The Management Committee of Bangkok Bank Jakarta Branch is comprised as follows: • Chairman of Management : General Manager • Vice-chairman of Management: Deputy General Manager • Members : Head of Operations Head of Treasury Head of Internal Audit and Control Head of Compliance Head of Risk Management Head of Support and Services
Komite Manajemen mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam sebulan dan hasil rapat didokumentasikan dengan baik, begitu juga dengan notulen pertemuan tersebut dikirimkan ke International Banking Group (IBG) Kantor Pusat, Bangkok.
The Management Committee is conducting a minimum monthly meeting and the minutes of meeting is properly documented as well as forwarded a copy of minutes to International Banking Group (IBG) Head Office, Bangkok.
1.2. Struktur, Keanggotaan, Tugas dan Tanggung Jawab Komite
1.2 Structures, Membership, Duties Responsibilities of the Committees.
Di Kantor Pusat Bangkok Bank, Thailand, komite-komite tersebut telah diatur untuk memonitor dan mengawasi operasional bank dan melaporkan kemajuan yang terjadi ke Non-Executive Direksi secara periodik. Komite-komite ini terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risk Monitoring, dan Komite Manajemen. Sementara itu Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta, sebagai kantor cabang bank asing tidak diharuskan untuk membentuk komite tersebut sejak Dewan Direksi di Kantor Pusat telah membentuknya.
In Bangkok Bank- Head Office, Thailand, the committees have been set up to closely monitor and oversee the bank’s operation and report the progress to the Non- Executive Board of Directors on a regular basis. These committees include the Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, Risk Monitoring Committee and Management Committee. Meanwhile, Bangkok Bank, Jakarta branch as foreign branch office in this regard does not have to form such committees since Board of Directors at Head Office has established them.
Bagaimanapun di kantor pusat fungsi dari tiap komite-komite tersebut telah diterapkan dengan baik dan dibawah kontrol International Banking Group (IBG) untuk mengawasi kinerja manajemen dari kantor cabang Jakarta. Dan laporan fungsi pengawasan dari International Banking Group (IBG) juga telah
However, the functions of such committees have properly implemented in Head Office and it has been done under International Banking Group (IBG) to oversee the Jakarta’s branch management performance in respective committee function. The oversight function report from International Banking Group
and
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
6
diterima oleh kantor cabang Jakarta sekali.
setiap 3 bulan
(IBG) has also been received by Jakarta branch on quarterly basis.
Fungsi dari masing-masing komite itu dapat dideskripsikan sebagai berikut: • Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam proses audit laporan keuangan, internal control dan audit, dan pemilihan dan penunjukkan eksternal audit bank. • Komite Risk Monitoring bertugas untuk mengawasi dan memastikan profil manajemen risiko bank apakah sudah cukup memadai, sistematis, efisien, efektif dan memaksimalkan nilai terhadap kinerja bank, dan juga apakah sudah sejalan dengan rencana strategis bank dan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan. • Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas untuk memilih dan menunjuk orang yang tepat untuk posisi pekerjaan yang ditentukan dan juga untuk mengevaluasi kinerja secara individu, dan kebijakan penggajian dan paket benefit yang diterima oleh level eksekutif dan staffnya.
The function of each committee can be described as follows: • The objectives of the Audit Committee are to assist the Board of Commissioners with regard to process audit of financial reports, internal control and internal audit and to select and appoint the bank’s external auditors. •
The objective of Risk Monitoring Committee is to oversee and ensure that bank’s management risk profile is adequate, systematic, efficient, and effective and maximizes value to the bank and is also to be in-line with the bank’s strategic plan and overall risk management policy.
•
Kinerja semua komite diatas telah diterapkan dengan baik di Kantor Pusat. Sedangkan penerapan strategi dan rencana bisnis Bangkok Bank Jakarta diatur oleh komite sebagai berikut: a. Komite Manajemen Untuk memastikan efisiensi kinerja bank yang mencakup penelahaan secara periodik, pengarahan operasional bank, kebijakan, strategi, ALMA dan juga masalah kepegawaian serta bagian umum yang akan dibicarakan di dalam komite. Pertemuan secara rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.
The objective of Nomination and Remuneration Committee is to select and nominate suitable persons for appointment job position as well as to evaluate individual performance and policy of remuneration or benefit package for executive level and its staffs. All performance of committees above has already been properly implemented in Head Office. However, in implementing the strategic and business plan of the bank, Bangkok Bank Jakarta is managed under following committees: a. Management Committee To ensure proper and efficient bank performance running and it also covers the periodical review and directions of bank operation, policy, and strategy, ALMA as well as personnel and general affairs matters. The routine meetings are held on monthly basis.
b.
b.
Komite Kredit Komite ini bertanggung jawab untuk mengakses dan mempertimbangkan semua portfolio bank, yang tercakup di dalamnya nasabah kredit lancar maupun pinjaman kredit bermasalah. Komite kredit akan bertemu secara periodik untuk menelaah dan mendiskusikan aktivitas dari aplikasi kredit yang masuk, suku bunga kredit, dan strategi marketingnya. Fungsi dari Komite Kredit adalah bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak, merekomendasi aplikasi kredit berdasarkan kewenangan kantor cabang. Pertemuan rutin Komite kredit diadakan setiap 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.
c.
Komite Manajemen Risiko Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi
Loan Committee This committee is responsible to access and consider all banks’ portfolio, which include active and non-performing loan accounts. The Loan Committee will meet periodically to review and discuss the following activities of loan application, loan pricing and marketing strategies. The Loan Committee responsibility and function is to approve or reject, recommend or decline credit application according to branch authorization. The routine meetings are held in every two weeks or more often to match with the requirement.
c.
Risk Management Committee This committee is responsible to monitor the implementation of risk management framework and strategy, composition of risk for each type of LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
7
penerapan kerangka kerja dan strategi majemen risiko, komposisi risiko dari setiap tipe risiko itu dan juga memeriksa secara periodik prosedur dari manajemen risiko. Bangkok Bank Jakarta menggunakan peringkat kredit yang handal sebelum menyetujui semua kredit baru ataupun perpanjangan fasilitas kredit. Penilaian ini menjadi alat yang penting bagi manajemen risiko kredit dan digunakan sebagai standar underwritting dan juga panduan penetapan harga. Pertemuan rutin setiap 1 bulan sekali. 1.3. Kinerja dari Departemen Kepatuhan Unit Kepatuhan dibentuk untuk membantu manajemen dalam pengawasan internal operasional dan juga kepatuhan pada peraturan dari otoritas lokal. Unit kepatuhan bertangung jawab dalam mengkoordinasi unit operasional dan mengumpulkan informasi guna tersedianya informasi dalam pengkinian panduan kerja. Unit kepatuhan harus bekerja secara independen dan berdampingan dengan manajemen dan staf di berbagai bisnis unit. Memastikan komitmen bank yang dibuat kepada Bank Indonesia telah dipenuhi secara tepat waktu. Satuan Kerja Kepatuhan /UKPN juga mengkontrol pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan aktifitas anti pencucian uang (Anti Money Laundering) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan pemahaman atas penerapan KYC dan AML, Satuan Kerja Kepatuhan akan terus melakukan sosialisasi kepada unit bisnis terkait guna meyakini efektifitas tugasnya. Bank juga menyadari akan kepatuhan kepada peraturan manajemen risiko IT dan saat ini sedang mencoba untuk mendapatkan surat pernyataan dari pengawas otoritas di luar negeri untuk memperbolehkan pemeriksa Bank Indonesia melakukan audit IT. 1.4 Kinerja internal Audit dan Eksternal Audit Internal audit bank (SKAI) telah menyusun rencana audit operasional dan setiap tahun memeriksa semua unit bisnis berdasarkan jadwal rencana auditnya. Untuk tahun 2007, SKAI telah melakukan fungsi kerjanya dengan independen dan objektif. Pada saat melakukan fungsi kerjanya, SKAI telah mengevaluasi efisiensi dan keefektifan internal kontrol bank dan kepatuhan pada perundanganundangan yang berlaku dan peraturan Bank
risks as well as periodically review on risk management procedure. Bangkok Bank Jakarta requires a valid credit rating prior approval of any new or renewed credit facility. Rating is one of the most important tools of credit risk management and used in the underwriting standards as well as in pricing guidelines. The routine meetings are held once a month.
1.3 Performance of Compliance functions Compliance unit has been established to assist the management in overseeing its internal operation so as to be in compliance with the regulation of authorities. The compliance unit has the responsibility in coordinating with operation units and colleting the information for the availability and updating of work guidelines. The compliance function shall have independence and work closely with management and staff in various business units. Ensuring the bank’s commitments made to Bank Indonesia has been rectified in timely manner. Compliance unit/ UKPN are also in control of Know Your Customer and Anti-Money Laundering implementation pursuant to regulation. In the effort to better understanding for implementation of KYC/ and AML, the compliance unit would continuously perform socialization to relevant business unit ensuring effectiveness of duty. Bank is also aware compliance on IT risks management regulation and currently, the bank is trying to obtain the statement letter from local supervisory authority in overseas to allow Bank Indonesia auditor in performing the IT audit. 1.4 Performance of Internal Audit and External audit Banks’ Internal audit (SKAI) has already arranged the operational audit plan and has annually reviewed to all business units according to its audit-planning schedule. For year 2008, the bank’s SKAI has performed its function independently and objectively. In performing its audit function, SKAI has conducted and evaluated toward the efficiency and effectiveness of the bank’s internal control and compliance to the prevailing laws and Bank Indonesia regulations. All audit findings have been reported to branch LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
8
Indonesia. Semua hasil temuan audit telah dilaporkan ke manajemen kantor cabang dan divisi internal audit kontrol Kantor Pusat dan informasi rekomendasi audit akan disebarkan ke unit bisnis yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya. Internal Audit (SKAI) juga mengawasi dan mengikuti kemajuan perkembangan dan perbaikan yang dibuat oleh unit bisnis yang terlibat. Internal Audit (SKAI) juga akan melakukan pemeriksaan tahunan mengenai kecukupan keamanan audit dan pengawasan internal dari BIRTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) apakah telah mematuhi peraturan yang berlaku. Setiap 3 tahun, Audit Eksternal Independen ditunjuk untuk memeriksa keefektifan kinerja dari SKAI. Pemeriksaan terakhir yaitu pada bulan Mei 2008 dengan hasil yang cukup memadai. Sementara itu, untuk laporan eksternal audit tahunan dan persiapan laporan tahunan, bank telah menunjuk akuntan publik independen yang terdaftar dalam list Bank Indonesia yang bisa melakukan audit. Penetapan kerja audit dari akuntan publik meliputi kapasitas dari kantor akuntan publik, bidang kerja audit, dan profesionalisme pemeriksa. Penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan kantor cabang untuk tahun 2008 telah disetujui oleh Komite Audit Kantor Pusat berdasarkan rekomendasi dari Internal Audit Bangkok Bank Cabang Jakarta. Untuk tahun buku 2008, Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sanjaya yang merupakan anggota Ernst & Young telah ditunjuk untuk melakukan audit keuangan bank. 1.5. Kinerja Manajemen Risiko dan Fungsi Internal Kontrol. Fungsi Manajemen Risiko bank mempunyai tanggung jawab untuk berbagai macam aspek risiko mencakup kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal, strategi, reputasi, dan risiko kepatuhan dari bank. Secara umum, manajemen kantor cabang telah aktif memonitor dan mengawasi kebijakan dan prosedur serta pengaturan limit untuk setiap jenis risiko guna memelihara kondisi manajemen risiko internal bank yang baik. Unit Manajemen Risiko secara periodik memberikan laporan profil risiko bank setiap 3 bulan sekali dalam rangka menganalisa dan mengatur kecukupan dari setiap risiko.
management and internal audit control and division – Head Office and disseminate its audit recommendation to the business unit concerned for further action to be taken. Internal audit (SKAI) has also monitored and followed up the progress development and improvement made by business units involved. Internal audit (SKAI) has also performed annual review on the adequacy of security audit and internal review for BI-RTGS and National Clearing System (SKNBI) in order to be in compliance with the regulation. Every 3 ( three ) years, an Independent External Reviewer/Auditor is appointed to review the effectiveness of SKAI work performance. The last review was in May 2008 with satisfactory result. Meanwhile, for annual external audit performance and preparing financial report, bank has appointed independent public accountant that registered under Bank Indonesia’s approved list to conduct an audit. The assignment of audit work to public accountant covers the capacity of the assigned public accountant firm, scope of audit work and professionalism of the auditor. The appointment of public accountant to conduct the audit of branch financial report for year 2008 has been approved by Head Office-Audit Committee based on recommendation from Internal Audit of Bangkok Bank, Jakarta branch. For the year 2008, the Public Accountant Purwantono, Sarwoko & Sanjaya under member of Ernst & Young has been appointed to conduct financial audit of the bank.
1.5 Performance of Risk Management and Internal Control Function. The risk management function of the bank has responsibility for various risk aspects covering of credit, market, liquidity, and operational, legal, strategic, reputation and compliance risks of the bank. In generally, branch management has actively monitored and supervised the policy and procedure as well as limit arrangement type of each risk in order to maintain the soundness of bank internal risk management condition. Risk management unit has periodically provided the bank’s risk profile reports on quarterly basis for analyzing and managing the adequacy of each LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
9
Laporan tiga bulanan profil risiko bank telah diajukan ke Bank Indonesia secara tepat waktu. Unit Manajemen Risiko juga telah mengadopsi model perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan model Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga sehubungan dengan risiko pasar dan disamping itu juga memonitor posisi harian dan limit-limit serta membuat laporan bulanan analisa kredit portfolio. 1.6 Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit kepada Pihak-Terkait dan Grup Debitur Besar. Bank tidak diperbolehkan masuk ke dalam suatu kondisi atau perjanjian dimana bank diharuskan memberikan dana yang melanggar BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit) dan batas pemberian fasilitas kredit. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia pemberian kredit kepada pihak-terkait dan atau kelompok debitur besar masing-masing tidak boleh melebihi 10% dan 25% dari modal bank. Tidak ada pelanggaran BMPK kepada kelompok debitur besar dan pihak-terkait. Semua keputusan pemberian kredit harus disetujui oleh komite kredit yang para anggotanya akan memeriksa dan memberi komentar atas masalah yang ada di aplikasi kredit. Selama penilaian aplikasi kredit, account officer harus memeriksa latar belakang profil perusahaan dan manajemennya, dan juga informasi yang relevan menurut faktor-faktor yang diperhitungkan mengenai pihak-terkait dan grup debitur. Selama tahun 2008, bank telah memperkuat struktur permodalannya melalui kenaikan penambahan declared Dana Usaha sebesar USD 50 juta dan penambahan modal disetor sebesar USD 75 juta guna memperbesar aktivitas kredit. Per tanggal 31 Desember 2008, saldo pemberian kredit (dalam jutaan rupiah): a. Pihak-terkait : Rp. Nihil b. Debitur Inti: - Individual Rp. 1,676,245 - Grup Rp. 439,162 1.7
risk. This quarterly bank’s risk profile has been timely submitted to Bank Indonesia. Risk management unit has also adopted the Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) models from Hong Kong regional office for monitoring interest rate risk relating to market risk and besides monitoring daily position and limit as well as providing monthly portfolio credit analysis. 1.6 Prudential principles in fund provision to Related-parties and in Large-exposures. The bank is prohibited to enter into condition or agreement that obligate bank to provide fund, which will violate the LLL and credit facility limit granted. Fund provision to Related- party and /or in Largeexposures are in accordance with Bank Indonesia regulation, which the Legal Lending Limit for related-party and in large exposure not exceed 10 % and 25 %, respectively of the bank capital. There was no breach the Legal Lending Limit for large exposures and Related- party. Any credit decision made must be approved by Loan committee meeting and member of Loan committee will review and comment on the credit application on certain issues. During the credit application assessment, account officer must check on the back- ground of the company profile and management, as well as relevant information according to factors counted as related party and or group borrower. During the year 2008, the bank has strengthened its capital structure through increment of declared additional Dana Usaha for USD 50 million and additional paid-up capital for USD 75 million in order to expand our lending activities. As of December 31, 2008 the outstanding balance of ( in million of Rupiah): a. Related- party Rp. None b. Core debtor : - Individual Rp 1,676,245 - Group Rp 439,162
Rencana Strategi Bisnis Bank
1.7 Bank’s strategic business plan
Rencana bisnis bank disiapkan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan prinsip kehati-hatian bank. Untuk faktor internal, pada saat rencana bisnis dibuat melibatkan semua unit bisnis terkait sehingga
Bank business plan is prepared by considering internal and external factors as well as prudent banking principles. For internal factor, in making business plan projected that involving all units concerned, so it will be running in-line with working plan of each unit LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
10
akan sejalan dengan rencana kerja dari setiap unit bisnis terkait. Sedangkan faktor eksternal, indikator ekonomi mikro dan makro akan secara ketat dimonitor seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga indikasi dari Bank Indonesia. Pada saat menyiapkan rencana bisnis, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta memfokuskan hubungan ke sektor nasabah korporasi. Bank akan terus terlibat dalam pembiayaan pabrikasi yang menciptakan lapangan kerja dan kepatuhan terhadap ramah lingkungan. Investasi komoditi dalam mempromosikan sektor agro bisnis seperti kakao, kelapa sawit, gula merupakan juga hal yang mendapat prioritas. Juga akan mempertimbangkan service terkait bisnis minyak dan gas. Kami menawarkan strategi bersaing yang mencakup di dalamnya peningkatan pelayanan kepada nasabah, proses dan sistem operasi serta target dari unit bisnis kami. Setiap kwartal, komite manajemen akan mengkaji ulang antara realisasi bisnis dibandingkan dengan rencana bisnis bank guna terus memonitor masalah yang ada yang akan menimbulkan penyimpangan yang signifikan, untuk kemudian dicari penyelesaian dan perbaikannya. Oleh karena itu, rencana bisnis bank disediakan untuk memberikan dukungan keuangan kepada proyek debitur potensial yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia serta mempertahankan stabilitas jangka panjang bank serta pertumbuhan ROA dan ROE. 1.8 Transparansi Keuangan
Kondisi
Keuangan
dan
Non-
Bank telah menyiapkan dan memenuhi semua laporan sesuai prosedur seperti yang ditetapkan di dalam peraturan Bank Indonesia. Bank menyadari pentingnya mengkontribusikan informasi ke masyarakat, pemegang saham, dan komunitas. Untuk masalah ini, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta percaya bahwa laporan ke pemegang saham seperti disebutkan diatas akan meningkatkan nilai organisasi kantor cabang dan akan mempertahankan kestabilan kondisi keuangan. Bank juga menerbitkan informasi keuangan di surat kabar lokal dan laporan tahunan bank. Sementara untuk informasi non-keuangan seperti informasi produk bank, informasi mediasi bank, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diumumkan di lobi kantor bank. Saat ini, bank tidak mempunyai website sendiri namun nantinya akan menggunakan koneksi komunikasi dari homepage atau website Kantor Pusat untuk menyediakan (www.bangkokbank.com)
involved. For external factor, the micro and macro economic indicators will be closely monitored such as inflation, foreign exchange and Bank Indonesia indicative rates. In preparing the business plan, Bangkok Bank, Jakarta branch focuses on relationship with corporate customers sectors. The bank will continue involving in manufacturing that creates employment and complying to the environment. Commodities investment in promoting agricultural sectors such as cocoa, oil palm, sugar is given priority. The oil and gas services related business and chemicals will also be considered. We offered our competitive strategy that includes improving our customer service, process and operational system as well as performance target for our business units. On quarterly basis, management committee will review the actual realization or achievement and comparing to the bank business plan target in order to monitor the problems occurs that will cause any big deviation and then to solve and improve the performance. Therefore, bank business plan is to provide financial support to the prospective borrower’s project that is in compliant to Bank Indonesia and maintaining bank’s long-term stability and growth in return on assets and equity.
1.8 Financial and transparency.
Non-financial
conditions
Bank has prepared and complied with all reports requirement with procedures and coverage as stated in Bank Indonesia regulation. The bank realizes the importance of contributing information to public, stakeholder and community. In this regard Bangkok Bank , Jakarta branch believes that its treatment of stakeholders in the afore mentioned ways will help increase the value of the branch organization and will sustain its stable financial condition. Bank has also quarterly published financial information in local newspaper and bank’s annual report. While, for non- financial information such as banking product information, banking mediation information and Deposit Fund Guarantee (LPS) have been announced in the bank’s banking hall. Currently, the bank does not have website alone but will use the linkage communication with Bangkok Bank Head Office homepage/website ( www.bangkokbank.com) in order to allow public to LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
11
informasi secara elektronik ke publik. 2
electronically access the Bank’s information.
Informasi Kepemilikan Saham dalam Hubungannya dengan Dewan Komisaris dan Direksi
2.
Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang dilaporkan dan juga tidak ada hubungan keuangan dan keluarga diantara anggota manajemen dengan pemegang saham bank. 3
Paket Remunerasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi
Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank – Head Office, Thailand, therefore, there was no shares ownership information of the bank to be declared and also there were no financial and family relationship among management members with bank’s controlling shareholders. 3.
Paket Remunerasi untuk Pimpinan Bangkok Bank dapat dijabarkan sebagai berikut: 3.7 Paket Remunerasi seperti gaji, bonus dan tunjangan rutin dan fasilitas lain berkisar antara Rp 3,568,983,232 per tahun untuk 4 orang. 3.8 Fasilitas lain dalam bentuk tunjangan seperti rumah, transport, dan asuransi kesehatan sebagai berikut: yang akan dimiliki : Rp. Nihil - yang akan dipakai tapi tidak dimiliki: Rp 506,049,387 per tahun untuk 2 orang (General Manager dan Wakil General Manager). - Fasilitas Asuransi Kesehatan untuk manajemen lokal adalah Rp 39,200,000.
Nihil 2 l 1
Total remuneration package during year 2008 as follows: No. of Dir./Mgt. No. of Comm. Above Rp 2 billion. None Rp 1 bil up to Rp 2 billion 2 Rp 500 mil up to Rp 1 billion. 1 Below Rp 500 mil. 1
Nihil Nihil Nihil Nihil
4
Shares dan Option Karena merupakan kantor cabang dari bank asing maka tidak ada kepemilikan saham dan option yang diberikan dan dilakukan oleh manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta.
5
Salary Ratio • Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah = 6:1 • Rasio gaji direksi tertinggi dan terendah = 6:1 • Rasio gaji komisaris tertinggi dan terendah = Nihil • Rasio gaji Direksi dan karyawan teringgi dan
Remuneration package of Board of Commissioners and Board of Directors Remuneration package for Bangkok Bank Jakarta’s Pimpinan /branch management can be described as follows: 3.7. emuneration package such as salary, bonus, routine allowance and other facility non benefit in-kind are Rp 3,568,983,232 per year for 4 persons 3.8. Other facilities in form of benefit in-kind such as housing, transportation and health insurance that: - Will be owned: Rp None - Will be used and not owned: Rp 506,049,387 per year for 2 persons (General Manager and Deputy General Manager). - Health Insurance facility for local management are Rp 39,200,000.
Total paket remunerasi selama tahun 2008 adalah sebagai berikut: Jumlah Direksi/Man Jumlah. Komisaris > Rp 2milyar Rp 1 s/d 2 milyar Rp 500jt s/d 1 milyar < Rp 500 jt
Shares ownership information in relation to Board of Commissioners and Board of Directors
None None None None
3
Shares and Option Due to as a foreign branch office, there was no Shares owned and Option have been given and executed by Bangkok Bank Jakarta’s branch management.
4
Salary ratio • The highest and the lowest of employee salary ratio = 6 : 1 • The highest and the lowest of Director salary ratio = 6 : 1 • The highest and the lowest of Commissioner salary ratio = None • The highest salary of Director and Employee ratio LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
12
=7:1
terendah = 7 : 1 6
Pertemuan Dewan Komisaris Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta.
5
Board of Commissioners meetings Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office.
7
Penyimpangan Internal Bank tidak memiliki penyimpangan internal selama tahun 2008 dan 2007. Bank dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan asas kehati-hatian (prudential banking).
6
Internal Fraud Bank has no internal fraud during 2008 and 2007. The Bank in performing its effort has always paid attention to prudential banking.
7 8
Permasahan Kasus Hukum Selama tahun 2008 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 (satu) kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan.
Legal matters During 2008 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 (one) outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case.
8 9
Transaksi yang menyebabkan Benturan Kepentingan Selama tahun 2008, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami. Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk transaksi yang berhubungan keterlibatan manajemen. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas.
Transaction that pose conflict of interest During 2008, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch. Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved. Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task.
9
Buy back shares and buy back bonds During 2008, the bank does not have any transaction for buy back shares and buy back bonds.
10 Pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi Selama tahun 2008, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi.
10 Fund provision to social and political activities. During 2008, the bank does not have provided fund provision to social activity that exceed of Rp 25 million and there was also no donation to political activity.
11 Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan Sosial Selama 2008, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial melebihi Rp 25 juta dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik. II. Penilaian Good Corporate Governance Bank Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya setiap tahun. Hasil penilaian good corporate governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan good corporate governance. Hasi penilaian bank didasarkan pada prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan keadilan. Di bawah ini merupakan ringkasan perhitungan
II. Good Corporate Governance Self – assessment Good Corporate Governance self-assessment has been periodically reviewed and assessed at least once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This selfassessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which consist of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness at the bank. Below is the summary of composite score calculation LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
13
komposit dari penilaian good corporate governance Bank : • Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.100, karena merupakan kantor cabang dari bank asing, dimana fungsi pengawasan untuk Kantor Cabang Jakarta telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan fungsi pengawasan untuk fungsi Dewan Komisaris telah diserahkan ke Kantor Cabang Jakarta lewat IBG. • Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Direksi dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.600, karena merupakan kantor cabang dari bank asing dimana manajemen kantor cabang Jakarta dianggap menggantikan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Direksi sedangkan tugas dari manajemen kantor cabang sendiri adalah menyelenggarakan dan menyetujui aktivitas operasional bisnis sehari-hari termasuk di dalamnya strategi bank. Bagaimanapun, pengawasan manajemen perlu ditingkatkan dalam hal pengembangan database untuk profil nasabah dan kontrol atas risiko kredit. • Komite-komite dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.100, hal ini karena merupakan kantor cabang dari bank asing, yang tugas dan fungsi pengawasan dari Komite-komite telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan pengawasannya telah dikirimkan ke Kantor Cabang Jakarta. • Fungsi Kepatuhan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, hal ini karena semua peraturan Bank Indonesia dan undang-undang yang berlaku telah dipenuhi melalui aktivitas harian oleh unit bisnis terkait melalui pengecekan kepatuhan secara berkala dan Unit Kepatuhan juga telah membantu manajemen dalam mengawasi intenal kontrol dari operasional. • Fungsi Audit Internal (SKAI) dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena pelaksanaan fungsi SKAI cukup objektif dan independen dengan hasil yang cukup memadai. Hasil temuan audit telah ditindak lanjuti dan telah dilakukan pembetulan oleh bisnis unit terkait. Kinerja audit didasarkan pada pendekatan risiko dan dibuat menurut jadwal rencana audit. Selain itu, internal audit selalu merekomendasikan penunjukan untuk penugasan audit eksternal. • Fungsi Audit Eksternal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena fungsi eksternal audit dipertimbangkan cukup kompeten dan penunjukkan eksternal audit telah mendapat persetujuan oleh Komite Audit-Kantor Pusat melalui rekomendasi dari Unit Internal auditl (SKAI) dan juga Direktur
of good corporate governance self-assessment: • Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners with rating of 1 and score 0.100, because as a foreign bank branch office, oversight role and function of Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and every quarter the oversight role and function performance of Board of Commissioners has already submitted to Jakarta branch through IBG. • Performance of duties and responsibilities of Board of Directors with rating of 3 and score 0.600, because as a foreign bank branch office, Jakarta branch management assumes replacing of duties and responsibilities of Board of Directors and the duties of branch management is performing and approving daily business operation activities including the bank strategy. However, the management oversight should be increased in term of customer profile database enhancement and control on credit risk. • Committees with rating of 1 and score 0.100, because as a foreign bank branch office, the oversight role and function of Committee for Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and the quarterly oversight report has already sent to the branch. • Compliance function with rating of 2 and score 0.100, because all Bank Indonesia regulations and prevailing laws have been complied with daily activity in business unit involved through periodically compliance checking and thus compliance unit has assisted the management in overseeing its internal control of operation. • Internal audit/SKAI function with rating of 2 dan score 0.100, because SKAI function considers objective and independent with satisfactory performance. The audit finding has closely followed up and has been rectified by business unit involved. The performance of audit is based on risk-based approach and conducting according to the audit plan scheduled. Besides that, internal audit always recommending the appointment of external audit engagement. • External audit function with rating of 2 and score 0.100, because external audit function is considering competent and the appointment of external audit has been approved by Audit Committee – HO through recommendation made by branch’s internal audit unit (SKAI) as well as Director of Intenational Banking Group (IBG)HO. • Risk management and internal control
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
14
IBG-Kantor Pusat. • Fungsi Manajemen Risiko dan Kontrol Internal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150, karena manajemen risiko masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam pengukuran dan memonitor risiko dan juga kontrol internal pada operasional untuk mengurangi risiko. Bagaimanapun, Unit Manajemen Risiko telah mengadopsi model untuk perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga, disamping telah menyediakan laporan bulanan analisa kredit portfolio dan pemantauan posisi harian dan limitlimit. • Prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana kepada pihak-terkait dan kelompok usaha besar dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena telah memenuhi peraturan mengenai BMPK dan tidak ada pelanggaran peraturan BMPK. Bank telah memperkuat struktur permodalannya melalui penambahan declared Dana Usaha sebesar USD 50 juta dan penambahan modal disetor sebesar USD 75 juta guna memperbesar limit Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Dalam rangka sistim pengendalian risiko kredit, setelah menerima proposal aplikasi kredit dari pejabat pemasaran, kemudian pejabat CAU akan melakukan analisa kwantitatif atas proposal aplikasi kredit tesebut dan akan memberikan komentar dan pendapat atas proposal kredit yang dievaluasi secara tepat waktu untuk dipakai dalam rapat Komite Kredit. • Rencana Perusahaan dan Rencana Bisnis Bank (RBB) dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, Bank telah menambah modal kerja yang diperoleh dari kantor pusat sebesar USD 125 juta sesuai dengan rencana bisnis bank dan secara umum kinerja keuangan bank melebihi target yang dicanangkan dalam rencana bisnis bank. Bagaimanapun, bank juga perlu meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan menyelaraskan tingkat bunga yang berlaku dipasar serta menjaga potrfolio kreditnya dengan penerapan prinsip kehati-hatian. • Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.300, karena Bank telah menyiapkan dan mematuhi segala persyaratan laporan sesuai dengan ketentuan BI. Dikarenakan ukuran dan kompleksitas dari bisnis dan aktivitas operasional bank, maka sehubungan dengan homepage, saat ini bank tidak mempunyai website sendiri, akan tetapi nantinya akan menggunakan website dari Kantor Pusat untuk menyediakan informasi bank secara elektronik ke publik. Penyebaran laporan internal dipertimbangkan cukup baik, karena laporan internal dapat
•
•
•
function with rating of 2 and score 0.150 because risk management still need further development in measuring and monitoring of risks as well as internal control on operation in order to mitigate the risk. However, the Risk Management Unit has already adopted Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) modles from regional office in Hong Kong for monitoring interest rate risk, besides monthly report of Portfolio Credit Analysis and daily position and limit monitoring have been implemented.. Prudential principle in fund provision to Related Party and in Large exposures with rating of 2 and score 0.150, because bank has already complied with the prudential banking of LLL regulation and there was no breach LLL regulatio. Bank has strengthen its capital structure through increment of declared Dana Usaha for USD 50 million and additional paid-up capital for USD 75 million in order to enlarge LLL limit. For risk control system on credit, after receiving credit application from marketing officer then Credit Acceptance Unit (CAU) officer will perform more quantitative analysis on the credit application proposal and will provide comments and opinion on credit proposal evaluation on timely manner to Loan Committee meeting. Corporate Plan and Bank’s Business Plan (Rbb) with rating of 2 and score 0.100, because Bank has increased its capitalfrom Head Office for USD 125 million in-line with bank business plan and in overall the bank has achieved financial performance which exceed the target. In addition, the bank is also focusing on increasing third party fund by offering competitive interest rate and maintaining credit portfolio with prudential principle implementation. Financial and non-financial condition transparency with rating of 2 and score 0.100, because Bank has prepared and complied with all report requirements which is in line-with BI stipulation and currently, due to size and complexity of the bank’s activities, therefore in regard to homepage, currently, bank does not have the website alone however will use the website from Head office in order to allow public to access electronically of bank information. Internal report dissemination is considering adequate so that intenal report can provide an updated information, completed and timely to be used for management decision. Bank conducts its business in line with principles of Good Corporate Governance (GCG) for transparency, accountable, responsibility, independency and Fairness. Dissemination and submission the GCG report according to the BI LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
15
menyediakan informasi yang terkini, lengkap dan tepat waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen. Bank menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsipprinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam hal transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen dan kewajaran. Penyebaran dan penyerahan laporan GCG dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia. • Benturan kepentingan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena bank tidak menentukan kondisi khusus untuk setiap transaksi yang berhubungan dengan keterlibatan manajemen kantor cabang. Prinsip dual-control dan level otorisasi diperlukan pada setiap transaksi yang dibuat. Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2.000 dengan predikat Memadai. Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance Berdasarkan penilaian self-assessment yang dilakukan oleh bank, dimana Bank Indonesia menghargai upaya dan langkah positif yang dilakukan oleh bank dalam pelaksanaan Good Corprate Governance. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil penilaian Bank Indonesia dengan self-assessment bank. Untuk tahun 2008, bank telah melaksanakan apa yang telah disarankan oleh Bank Indonesia. Maka, Bank optimis bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.
•
regulation requirement. Conflict of interest with rating of 2 and score 0.200, because bank will not prescribe special condition for connected transaction in favor of branch management involved. Dual control principle and authorization level are required for transaction made.
Total composite scores were achieved at 2.000 with predicate Adequate Governance. General conclusion of Good Corporate Governance Implementation. Based on the GCG self-assessment conducted by Bank, Bank Indonesia acknowledged positive effort and move made by the bank in the implementation of Good Corprate Governance. There is no significant difference between the assessment result made by Bank Indonesia and the Bank’s self- assessment. For year of 2008, the Bank has implemented what has been suggested by Bank Indonesia. Therefore, the bank is in compliance of Bank Indonesia’s implementation of Good Corporate Governance.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
16
PEREKONOMIAN INDONESIA 2008 Indonesia Economy in 2008 Selama tahun 2008 indikator makro ekonomi Indonesia umumnya meningkat. Inflasi meningkat dimana pada akhir tahun mencapai 11,09%. Nilai tukar rupiah terhadap USD mengalami penurunan secara signifikan dikarenakan penurunan jumlah ekspor yang disebabkan oleh pelemahan laju ekonomi global pada 2008. Ditengah pelemahan laju ekonomi, Indonesia tetap sanggup mempunyai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.6%.
During 2008 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed positive overview. Inflation rate increased to become 11,09% at the end of year. The exchange rate of IDR against USD experienced significant drop in value; this is partly caused by the decrease in export volume due to the global economic slowdown in 2008. Nevertheless, amidst the economic slowdown, Indonesia still managed to reach 6,6% in economic growth.
Nilai Tukar
Exchange rate
Nilai tukar Rupiah pada tahun 2008 mengalami depresiasi yang cukup tinggi sebesar 1570 nilai dasar dari Rp. 9,393 / 1 USD pada akhir tahun 2007 menjadi Rp. 10,900 / I USD pada akhir tahun 2008. Secara fundamental nilai tukar rupiah terdepresiasi akibat pengaruh faktor eksternal dan internal yang kurang menguntungkan. Di sisi eksternal dikarenakan stagnasi di perekonomian dunia yang menyebabkan nilai ekspor juga berkurang signifikan. Selebihnya, di tengah terpuruknya kondisi ekonomi di berbagai belahan dunia menjelang akhir tahun 2008, menyebabkan aliran dana asing yang keluar dari Indonesia yang cukup signifikan sehingga memberikan tekanan terhadap rupiah. Dari sisi internal, meningkatnya permintaan valas terutama untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri merupakan faktor utama pemicu tekanan terhadap rupiah.
The Rupiah exchange rate in year 2008 was highly depreciated against USD by 1570 basis points from Rp. 9,393 / 1 USD at the end year 2007 to become Rp. 10,900 / 1 USD at the end of year 2008. Fundamentally, the rupiah depreciation is caused by external and internal factors. On external side, the Rupiah’s depreciation is due to stagnant global economy, which led to the significant decrease in export volume. Furthermore, amidst the global economic deterioration in 2008, significant capital outflow from Indonesia caused presurre for IDR. On the other hand, the internal factor that caused the depreciation of IDR is the increasing demand on foreign currency to fulfill import and foreign debt payment
Tingkat Inflasi
Inflation Rate
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 11,09% dimana lebih tinggi dari tingkat inflasi pada tahun 2007. Pemerintah melakukan langkah-langkah perbaikan pada fundamental dan non-fundamental sector riil, sehingga diharapkan perbaikan dapat nampak di periode tahun mendatang.
Inflationary Consumer Price Index (CPI) reached 11,09%, which is significantly higher, compared to inflation rate in year 2007. Government issued policies to improve the developments for of fundamental and non-fundamental sectors with expectation of lower inflationary rate in the following year.
Suku Bunga
Interest rate
Tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI rate) meningkat di tahun 2008 sampai mencapai lavel 9,25% yaitu meningkat sebesar 125 nilai dasar (basis point) dari 8,00% pada akhir tahun 2007. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target.
The one-month SBI interest rate has increased by 1.25 bps from 8,00% at the end of year 2007 to become 9.25 % at the end of December 2008. The increase is the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range.
Kondisi Sektor Perbankan
Banking Sector Condition
Meskipun dihadapkan tantangan krisis ekonomi global, bank masih tetap mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan,
Although faced with global economic crisi, bank was still able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio (CAR), manageable NPL ratio, and high net interest
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
17
non-performing loan (NPL), dan net interest margin (NIM), berkinerja baik ditahun 2008. Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2008 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas system keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit. Pada akhir tahun, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 2,310 trilliun, peningkatan sebesar 16,26% setahun, dimana total kredit mencapai Rp 1,307 trilliun meningkat (26.52%). Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 1,753 trilliun meningkat (16,02%). Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 17%.
margin (NIM) in 2008. Due to the important role of banking sector in stimulating economic activities, the policies created by Bank Indonesia throughout 2008 were directed to improve banks’ intermediary function without sacrificing financial system stability. Generally, several financial and operational performance indicators for the banking industry experienced significant growth, for example total asset growth supported by a rise in earning assets, including credit. As of year end, total banking industry assets had increased to Rp 2,310 trillion, to representing 16,26% (y-o-y) growth, whereas the total amount of banking credit reached Rp 1,307 trillion (30,44%). The credit growth was financed by third-party funds, which cumulatively increased to Rp1, 511 trillion (16,02%). Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 17%.
LAPORAN MANAGEMEN Management Report Selama periode tahun 2008, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:
During the 2008 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below:
Produk dan Jasa Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah: 1. Pinjaman 2. Deposito 3. Pengiriman uang 4. Kegiatan Ekspor dan Impor 5. Jaminan Bank 6. Transaksi Valuta Asing
Product and Services The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance. Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price. Products and services offered by the bank are : 1. Loans 2. Deposit 3. Remittance 4. Export and Import 5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange
Teknologi Informasi
Information Technology
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi tehnologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui tehnologi informasi, dimana pada tahun 2008 bank telah berhasil merealisasikan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia
In order to increase the efficiency and work productivity as well as provide better services to our customers, bank viewed technology as vital role. Bank is continuously working with Head Office Information Technology Department to introduce and upgrade new information technology system, in 2008 bank has successfully implemented Bank’s reporting system to Bank Indonesia and Bank has also successfully implemented KYC/AML LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
18
dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC/AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi / aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan atas sistem giro, kliring, kas bank dengan implemetasi Cashier System.
system from Head Office, and bank has developed a system to monitor suspicious acitivity on daily basis. More than that, bank has successfully upgraded our current account, clearing, cash system through the implementation of Cashier System
Struktur Organisasi
Organizational Structure
Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenannya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.”
During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “
Manajemen Risiko
Risk Management
Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.5/21/DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan. Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko. 2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud. 3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.
In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business. Based on Bank Indonesia regulation no. 5/8/PBI /2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee (RMC) on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.5/21/DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry. The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following: 1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management. 2. Correction or improvements for risk management implementation based on the risk management evaluation. 3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure.
Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 (delapan) risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:
Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk management guideline has already been submitted to Bank Indonesia. Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows:
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
19
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), tresuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.
Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of the Bank, such as credit (provision of funds), treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book.
Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut: • Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit, termasuk Credit Risk Rating (CRR) serta General Underwriting Standard (GUS), yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit. • Melakukan review atas lending policy, untuk dikinikan sesuai dengan rekomendasi Unit Kepatuhan, Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku. • Membentuk Credit Acceptance Unit (CAU), untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit yang diajukan oleh bagian Marketing. • Melakukan Loan Committee Meeting untuk memutuskan pemberian kredit baru, perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke kantor pusat. • Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan konsentrasi sector industri, customer concentration
In relation to credit risk, Bank has implemented the following Risk Management: • Establishing Lending Policy and Procedures, including Credit Risk Rating (CRR) and General Underwriting Standard (GUS), which are used as a guideline in analyzing credit. • Evaluating and updating the Lending Policy to be in accordance with the recommendations from Compliance, Bank Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations. • Establishing Credit Acceptance Unit (CAU) to help in reviewing and evaluating the credit applications proposed by the Marketing. • Conducting Loan committee Meeting to approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head Office for further approval. • Performing credit portfolio analysis, based on industry concentrations, as well as customer concentrations.
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas
Market Risk and Liquidity Risk
Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko Pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko komoditas, risiko nilai tukar, dan risiko harga option. Dalam hal ini bank hanya mempertimbangkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer. Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Bank membentuk Asset & Liability Committee (ALCO) yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank.
Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that could incur losses for the bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. Bank is exposed to only foreign exchange risk in this matter. Bank is able to manage and control this risk by monitoring with daily report generated by in-house computer system. Liquidity risk is the risk caused among others by the inability of the Bank to settle its liabilities as it falls due. Bank has established Asset & Liability Committee (ALCO) with the function of regulating the interest rate and Bank’s liquidity.
Risiko Operasional
Operational Risk
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional
Operational risk is the risk caused among others by inadequacy and/or dysfunction of internal processes, human error, system failure, and external problems affecting the operations of the Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
20
Bank. Manajemen Risiko dan proses risiko adalah bagian dari keseluruhan kerangka pengendalian internal. Manajemen bertugas membuat dan memelihara proses pengendalian internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Risk management and risk processes are part of the overall internal control framework of the institution. The senior management is tasked with creating and maintaining an internal control process and monitoring its effectiveness. For that, Bank has established operational policy and procedures as a guideline in operating its business activities.
Risiko Hukum
Legal Risk
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundangundangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Bank melakukan review atas dokumen-dokumen legal.
Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral. Bank performs reviews on all legal documents.
Risiko Reputasi
Reputation Risk
Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Bank telah membentuk Complaint Unit untuk menangani keluhan nasabah.
Reputation risk is risk brought about among others by negative publicity concerning the operations of the Bank or negative perceptions of the Bank. Bank has established a Complaint unit, with function of handling any customer complaints.
Risiko Strategik
Strategic Risk
Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Bank melakukan pemantauan serta analisis terhadap kinerja Bank secara periodical serta melakukan koreksi atas perbedaan yang signifikan.
Strategic risk is risk among others brought about by poor setting and implementation of the Bank strategy, poor business decision-making, or lack of responsiveness of the Bank to external changes. Bank carry out periodical monitoring as well as analysis on bank’s performance and carry out corrective action s on any deviations.
Risiko Kepatuhan
Compliance Risk
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. • Terdapatnya fungsi pengawasan oleh Direktur Kepatuhan, untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap peraturan yang berlaku. • Menginformasikan serta mengsosialisasikan peraturanperaturan baru dan terkini kepada manajemen serta setiap departemen yang bersangkutan.
Compliance risk is the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws, regulations, and other applicable legal provisions.
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Bank menyadari pentingnya pelatihan pegawai dan pengembangannya untuk mencapai tingkat kualitas pelayanan yang tinggi dan juga mempertahankan tingkat persaingannya. Pada tahun 2008, bank mengadakan pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan
Bank recognize the importance of personnel training and development for ensuring our high services quality and thus maintaining our competitive edge. In year 2008, bank has conducted trainings for both technical and selfimprovement skills. The training courses were to improve
• Monitoring function are carried out by the Compliance Director, to ensure the Bank’s compliance towards all prevailing regulations • Circulating as well as socializing all new and updated regulations to the Management, as well as all related department.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
21
pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan keahlian karyawan. Pelatihan ini guna memperbaiki efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia dan untuk memperbaiki pemahaman mereka akan segala aspek kebijakan perbankan. Bank memiliki kelompok karyawan yang kompak dan berdedikasi tinggi. Salah satu prioritas utama bank saat ini adalah mempersiapkan karyawan untuk menyongsong tantangan masa depan.
human resources efficiency and productivity as well as to enhance their understanding of all aspects of the banking policies.
Rencana
Outlook
Dalam tahun yang akan datang, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2008 mencapai 3,5% - 4,5%. Hal ini dikarenakan perlambatan pertumbuhan global di sektor riil dan keuangan. Namun, di harapkan sektor perbankan akan tetap mengalami penguatan ditengah keadaan perlambatan ekonomi dunia secara umum di tahun 2009. Dalam hal ini, peranan bank dalam hal pendanaan akan membuat peranan penting dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang bersaing. Sektor yang akan mendukung peningkatan aktivitas ekonomi tahun 2009 akan tetap berasal dari pertumbuhan di sektor-sektor: manufaktur, perdagangan, hotel dan restaurant, transportasi dan komunikasi. Oleh karena itu, dari keterangan ini, bank telah berupaya untuk meningkatkan pinjaman yang aktif. Bank berencana untuk memfokuskan diri meningkatkan portfolio pinjaman dari debitur lama dan menawarkan pinjaman kepada debitur potensial. Strategi bank adalah memberikan prioritas kepada pasar dan kostumer yang berkaitan dengan bidang jasa atau produksi dan manufaktur. Bank akan berfokus pada penyediaan pelayanan dan dukungan aktif pada nasabah, mengintensifkan pemasaran dan menjaga konsistensi dalam kualitas pelayanan bank. Hal ini termasuk membantu staf bank dalam memperbaiki keahlian dan kemampuan mereka dalam peningkatan kualitas kerja, perbaikan sistem teknologi informasi, dan menyediakan dukungan teknis yang memadai
In the coming years, economic growth will below of 2008, in the range of 3,5% - 4,5%. This is due to the global economic slowdown that causes the decrease in real and financial sectors. However, The banking sector is still expected to strengthen amidst the global economic slowdown in 2009. To promote economic growth, bank’s role in financing will play major role in the economy, and this can be accomplished by offering competitive lending rates. Supporting sectors that will increase economic activity in 2009 are still from high growth in the manufacturing, trade, hotels and restaurants and the transport and communications sector. Therefore, in this particular, bank has been exerting effort to increase the active cash loan outstanding. Bank is planning to focus increasing its loan portfolio from existing borrowers and to offer credit lines to potential borrowers. Our strategy would give priority to market and customer that have project involve in services or production and manufacturing.
KEPATUHAN KEPADA PERATURAN BANK INDONESIA
COMPLIANCE TO BANK INDONESIA REGULATION
Bank terus memonitor kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dengan seksama, terutama kepatuhan atas praktek perbankan yang sehat seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit, kecukupan modal, giro wajib minimum, posisi devisa netto dan non performing ratio.
Bank strictly monitor our compliance to Bank Indonesia regulations especially toward prudent banking principles, such as legal lending limit, capital adequacy (CAR), statutory requirement, net open position and non performing ratio (NPL).
Pejabat Kepatuhan, melalui Kepala bagian terkait mengawasi bahwa prosedur internal dan prosedur – prosedur lainnya yang berkaitan dengan kepatuhan seperti persetujuan kredit, batas maksimum pemberian kredit dan prosedur operasional lainnya telah dilaksanakan dengan baik.
Compliance officer through the respective head of department ensures that all internal procedures as well as all other procedures related to the compliance’s issues have been well carried out, such as procedures for credit approval, legal lending limit and other operational procedures.
Bank has a solid group of employee with high integrities. One of our major priorities is to prepare our staffs for a future challenge.
Bank will focus on providing proactive assistance and supports to our customers, intensify our marketing and maintain consistency in our service quality. This will include helping our people to improve their skills and abilities in order to produce work of a higher quality, enhancing our information technology system, and providing the appropriate technical support
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
22
Pejabat kepatuhan adalah merupakan pihak independen dari tugas dan kegiatan operasional bank, yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan kelalaian dari program kepatuhan Salah satu tugasnya adalah meyakinkan bahwa kebijakan bank dapat diverifikasi terhadap permintaan kepatuhan.
Compliance officer is independent from bank operational duties. The officer is responsible for the implementation and the oversight of compliance program. One of many tasks is to ensure that bank’s policy is verified against compliance’s requirement.
KINERJA BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Performance
Loan By Sector 2008
Loan By Sector 2007
10.67% 10.56%
14.36 56,64%
3.75% 5.77%
3,82% 3.88% 4,25%
65,78%
7,91% 12,61%
56,64%
Industrial Agriculture Mining
5.77%
10.56%
Trading, restaurant & hotel
Industrial
Construction 3.75%
Agriculture
Others 10.67%
Mining 3,82%
65,78% 4,25%
Trading, restaurant & hotel Construction 3.88% Others 14.36%
Hasil operasi Bangkok Bank Jakarta selama tahun 2008 telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja keuangannya. Kemajuan utama dicapai sebagai dorongan untuk memajukan dasar-dasar operasi bank dan membangun tingkat pertumbuhan pendapatan.
The operating results of Bangkok Bank Jakarta in 2008 have shown significant improvement in its financial performance. The major progress was made on key initiatives to strengthen the bank’s operating fundamentals and build revenue growth.
Aktiva dan Kewajiban
Assets and Liabilities
Total keseluruhan pinjaman yang diberikan pada akhir tahun 2008 mencapai Rp. 3.880 milyar, terdapat peningkatan sebesar 29.60% dari Rp. 2.994 milyar pada tahun 2007. Peningkatan dalam pinjaman terbesar terdapat pada sector Industri sebesar 50.47%. Peningkatan juga terjadi pada sektor konstruksi, dan lainnya sebesar 34.07%, dan 74.33%. Pengurangan pinjaman terbesar terdapat pada sektor pertambangan yang berkurang sebesar 53.15%. Total pencadangan untuk pinjaman yang tak tertagih mengalami peningkatan dari Rp. 188,68 milyar menjadi Rp. 280,36 milyar, terdapat peningkatan 48.59%. Total aktiva Bank naik dari Rp. 3,494 milyar menjadi Rp. 4,782 milyar pada akhir tahun 2008. Total simpanan mengalami kenaikan sebesar 3.49% menjadi 1,209.14 milyar pada akhir tahun 2008. Sedangkan, rasio pinjaman (LDR) yang diberikan terhadap simpanan mencapai 320.93%
Total net outstanding loans at year-end 2008 amounted to Rp. 3,880 billion, an increase of 29.60% from Rp. 2,994 billion in 2007. The highly loan increment for this year is on trading sector by 50.47%. The increase on loan portfolio also occurred on construction, and other sectors by 34.07% and 74.33%. The reduction on loan portfolio only occurred on mining sector for 53.15%. The allowance for possible loan losses has increased from Rp. 188.68 billion to Rp. 280.36 billion, or increased by 48.59%. Total assets of the Bank increased from Rp. 3,494 billion to Rp. 4,782 billion at the end of year 2008. Total deposit increased by 3.49% totaling to Rp. 1,209.14 billion at year-end 2008. Moreover our loan to deposit ratio has reached up 320.93%.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
23
Pendapatan – Biaya
Income – Expenses
Pada tahun 2008, pendapatan bunga bersih naik dari Rp. 93.56 milyar menjadi Rp 138.81 milyar, atau naik sebesar 48.36%, dikarenakan adanya peningkatan portofolio pinjaman dan tingkat suku bunga pinjaman pada tahun 2008. Sedangkan, biaya bunga sendiri meningkat dari Rp. 131,94 milyar menjadi 143,35 milyar, terutama karena adanya penambahan DPK dan pinjaman dari kantor pusat sehingga meningkatkan biaya bunga.
In year 2008, net interest revenue has increased from RP. 93.56 billion to Rp. 138.81 billion, or increased by 48.36%, because of additional in interest income, which primarily due to the bank activity increased its loan portfolio in 2008. On the other hand, interest expenses was also increased from Rp. 131,94 billion to 143,35 billion, mainly due to increased of third party fund and borrowing from Head Office, so it made the increasing of interest expense.
Pada tahun 2008, laba operasi mencapai Rp. 81.90 milyar meningkat sebesar 124.69 % jika dibandingkan dengan laba operasi pada tahun 2007 sebesar Rp.36.45 milyar.
In year 2008, the operating profit amounted to Rp. 81.90 billion significantly increased by 124.69 %, compared to Rp. 36.45 billion in year 2006.
Secara keseluruhan, laba bersih setelah pajak pada akhir tahun 2008 meningkat dari Rp. 12.87 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp.59.03 milyar pada tahun 2008.
Overall, the Bank’s Net Profit after Tax at year-end has increased from Rp. 12.87 billion in year 2007 to Rp. 59.03 billion in year 2008.
Modal dan Kecukupan Modal
Capital and Capital Adequacy Ratio
Total modal pada akhir tahun 2008 adalah sebesar Rp. 2,149.60 milyar, meningkat sebesar 176.26% dibandingkan dengan tahun 2007. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3 / 21 / PBI / 2001 tertanggal 13 Desember 2001 mengenai “Rasio Kecukupan Modal Minimum”, Bank diwajibkan untuk memiliki modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko yang dihitung pada akhir Desember 2008. Rasio kecukupan modal minimum pada Bangkok Bank tahun 2008 naik menjadi 47.84% dari 21.80 % pada tahun 2007.
The total capital fund stood at Rp. 2,149.60 billion as at year-end 2008, increased by 176.26% compared to 2007. According to Bank Indonesia Regulation No. 3 / 21 / PBI / 2001 dated 13 December 2001 regarding “Minimum Capital Adequacy Requirement”, Bank is obliged to have minimum capital adequacy ratio as much as 8 percent from Risk Weighted Assets counted at the end of December 2007. Bangkok Bank’s capital adequacy ratio has increased to 47.84% in year 2008 from 21.80 % in year 2007.
Kredit Bermasalah
Non Performing Loans
Pada tahun 2008, Persentase Kredit Bermasalah bersih adalah sebesar 2.74 %, kredit bermasalah meningkat menjadi Rp. 345.07 milyar dari Rp. 249.53 milyar pada tahun 2007. Selama tahun 2008. Manajemen melaksanakan langkah strategis khusus untuk penyelesaian masalah kredit macet, melalui proses hukum, lelang umum dan pembayaran cicilan. Bank sedang terus menerus menyesuaikan pendekatan kehati-hatian terhadap cadangan pinjaman dan juga akan lebih memperhatikan dalam memperbaiki manajemen atas Kredit bermasalah.
In year 2008, the percentage of Net Non Performing Loans (NPL) stood at 2.74 %, non-performing loan increased to Rp. 345.07 billion from Rp 249.53 billion in year 2007. During the year 2008, our management has been giving special attention to solve NPL problem, through legal process, public auction and installment. The Bank is continuing to adopt a prudent approach to loan loss reserves and also will continue to focus on improving its management on Non Performing Loans.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
24
MANAJEMEN The Management KOMITE–KOMITE INTERNAL Peraturan Bank Indonesia no 2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember 2000 mengenai Bank umum menyebutkan bahwa pejabat eksekutif adalah pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional bank serta bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Keputusan yang dibuat dan diambil atas semua kebijakan harus mendapat persetujuan dari komite yang terkait.
INTERNAL COMMITTEES Bank Indonesia regulation no 2/27/PBI/2000 dated December 15, 2000 regarding Commercial bank defines Executive Officer as any position exerting influence on bank policy and operations and is directly responsible to the Boards of Directors. Relevant committee approved decisions on policies and directions of the bank.
Komite-komite yang terdapat dalam bank adalah:
Established committees in the bank are:
i. KOMITE MANAJEMEN Komite ini bertanggung jawab atas efisiensi kinerja bank. Termasuk penelahaan secara periodik dan pengarahan operasional, personalia, serta bagian umum yang akan dibawa dan dibicarakan didalam komite. Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan. Anggota komite saat ini adalah: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno
i. MANAGEMENT COMMITTEE The committee is responsible to ensure proper and efficient bank performance running. It covers the periodical review and direction of operations, personnel and general affairs. Any matters arise during the course of operation will be brought up by appropriate members for further deliberation of the committee. The meeting will be held monthly or as often as required. The current members are: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno
ii. KOMITE ASET dan KEWAJIBAN ALCO adalah komite yang specific dibentuk dibawah IBG (International Banking Group – HO) yang bertanggung jawab dalam mengelola asset dan kewajiban bank sekaligus melaporkannya pada IBG. Beranggotakan sebagai berikut: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno
ii. ASSETS AND LIABILITIES COMMITTEE ALCO is a specific committee delegated by IBG to be responsible for managing bank’s assets and liabilities as well as to report to IBG through Management Committee. With the following members: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno
iii. KOMITE KREDIT Tanggung jawab utama dari komite ini adalah mengakses dan menganalisa seluruh portofolio pinjaman dari bank termasuk baik rekening pinjaman lancar maupun pinjaman bermasalah. Rapat diadakan setiap minggu dan dihadiri oleh anggota yang spesifik telah disetujui oleh Kantor Pusat.
iii. LOAN COMMITTEE The main responsibility of this committee is to assess and analyze all banks’ loan portfolio, which includes active and non-performing loan accounts. The meeting will be held weekly and attended by members specifically approved by Head Office. The current members are: LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
25
Anggota komite saat ini adalah: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Anwar Munaf - Novita Wulandari - Lily Dharmawaty Eman - Mario Prayitno
members are: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Anwar Munaf - Novita Wulandari - Lily Dharmawaty Eman - Mario Prayitno
iii. KOMITE MANAGEMEN RESIKO Komite ini bertanggung jawab atas pemantauan penerapan kebijakan managemen resiko, memantau posisi resiko untuk setiap jenis resiko dan aktivitas fungsional serta memeriksa secara berkala mengenai managemen resiko. Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan. Anggota komite yang sekarang adalah: - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R. Mulyadi - Anwar Munaf - Novita Wulandari - Mario Prayitno
iii. RISK MANAGEMENT COMMITTE The Committee is responsible to monitor the implementation of risk management strategy, composite risk position for each type and functional activity and periodically review on risk management procedure. The meeting will be held monthly basis or as often as required. The current members are: - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R. Mulyadi - Anwar Munaf - Novita Wulandari - Mario Prayitno
Komite ini memberikan rekomendasi kepada General Manager:
This committee provides recommendation to the General Manager,
Chalit Tayjasanant, Senior Vice President General Manager, lahir pada tanggal 24 Mei 1953, sebelum penunjukkannya pada bulan Maret 2002, beliau menjabat sebagai Pejabat Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif dari Bangkok Bank Berhad, Kuala lumpur. Setelah mendapat gelar Bachelor of Science dari Michigan Technological University, dan Master of Science dari University of Dallas, beliau bergabung dengan Bangkok Bank Kantor pusat pada bulan Januari 1981
General Manager, born on May 24, 1953, before his appointment in March 2002, he was formerly Chief Executive Officer & Executive Director of Bangkok Bank Berhad, Kuala Lumpur. After receiving his Bachelor of Science from Michigan Technological University and Master of Science from University of Dallas, he joined Bangkok Bank, Head Office in January 1981.
Arton Taweechotipatr, Vice President Deputy General Manager, 57 tahun. Beliau memulai karirnya pada tahun 1974 sebagai Auditor di Bangkok Bank PCL, Bangkok. Pada tahun 1982, Beliau bergabung dengan PT. BBL Dharmala Finance, Jakarta sebagai Manager dan tahun 1990 diangkat menjadi Presiden Direktur. Pada tahun 1999, beliau menjabat sebagai Executive Director dan Chief Operation Officer di Bangkok Bank Berhad, Kuala Lumpur. Meraih gelar Master of Business Administration dari Eastern New Mexico University, Amerika Serikat, tahun 1974.
Deputy General Manager, born on November 17 1948. He started his career in 1974 as an Auditor in Bangkok Bank PCL, Bangkok. In 1982, he joined PT. BBL Dharmala Finance, Jakarta as the Manager and in 1990 he was appointed as the President Director. In 1999, he became the Executive Director and Chief Operation Officer of Bangkok Bank Berhad, Kuala Lumpur. He obtained his Master of Business Administration from Eastern New Mexico University, USA in 1974.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
26
Joko Chahjono, Senior Vice President Deputy General Manager, lahir pada tanggal 23 Maret 1962. Beliau bergabung dengan Bangkok Bank, Jakarta tahun 1989 sebagai Operation Officer. Pada tahun 2001, diangkat sebagai Vice President yang membawahi Departemen Operasional. Selanjutnya di tahun 2008, beliau diangkat sebagai Deputy General Manager yang membawahi Departmen Operasional dan Supports & Services. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Akuntansi dari Universitas Tarumanegara, Jakarta pada tahun 1986.
Deputy General Manager, born on March 13, 1962, He joined Bangkok Bank, Jakarta in 1989 as Operation Officer. In 2001, he has been promoted to Vice President and supervise Operation Department. Subsequently, in 2008, he was promoted to become Deputy General Manager to supervise both Operation and Supports & Services Department. He obtained his Bachelor of Economics in Accounting from University of Tarumanegara, Jakarta in 1986.
Dutsadee Khemapunmanut, Vice President Audit dan Kontrol, lahir pada tanggal 12 Mei 1958. Beliau pertama kali bergabung dengan Bangkok Bank pada tahun 1981 setelah meraih gelar Bachelor of Business Administration di bidang Akuntansi dari Bangkok College dimulai dari posisi Teller hingga 2008 menjabat sebagai Vice President bagian Audit dan Kontrol.
Audit and Control, born on May 12, 1958. He joined Bangkok Bank in 1981 after obtaining his Bachelor of Business Administration in Accounting from Bangkok College, started as a teller until he became a Vice President of Audit and Control.
Teddy R. Mulyadi, Vice President Head of Treasury, lahir pada tanggal 14 November 1954, bergabung dengan Bangkok Bank pada tahun 1997. Sebelumnya, Beliau pernah bekerja di BNI 1946, cabang New York dan Standard Chartered Bank, cabang Singapore dan Jakarta. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1978.
Head of Treasury, born on November 14, 1954, joined with Bangkok Bank since 1997. Prior to joining the Bank, he was with BNI 1946, New York branch and Standard Chartered Bank, Singapore and Jakarta branch. He obtained his Economic Degree from University of Padjajaran, Bandung in 1978.
Anwar Munaf, Assistant Vice President Direktur Kepatuhan, lahir pada tanggal 20 April 1959, bergabung dengan Bangkok Bank, Jakarta tahun 1989 dimulai dari posisi akunting supervisor hingga Kepala bagian ekspor impor. Pada tahun 2002 diangkat sebagai Assistant Vice President, membawahi departemen budget dan planning. Dan sejak 14 November 2005 ditunjuk sebagai Direktur Kepatuhan. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta pada tahun 1986.
Compliance Director, born on April 20, 1959, he joined Bangkok Bank Jakarta in 1989 started from accounting supervisor to Head of Bills department. In 2002, he has been promoted to Assistant Vice President and supervises Budget and Planning Department. And starting November 14, 2005 He was appointed to take position as Compliance Officer. He obtained his bachelor of Economics in Accounting of Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta 1n 1986.
Lily Darmawati Eman, Vice President Head of Customer Services, lahir pada tanggal 17 Maret 1964, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 1986 dimulai dari posisi clerk di bagian Credit Administration dan menjadi kepala Customer Services pada tahun 2004. Di angkat sebagai Asisstant Vice president di tahun 2007. Selanjutnya, di tahun 2008, beliau di promosikan menjadi Vice President yang mengepalai Operations Department. Beliau memperoleh gelar Sarjana Muda dalam bidang Ilmu Kesekretarisan dari Akademi Sekretaris LPK Tarakanita di tahun 1986 dan Sarjana Ekonomi dalam bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Indonesia di tahun 1995.
Head of Customer Services, born on March 17, 1964, joined with Bangkok Bank since 1986. In the beginning, she started as a clerk in Credit Administation unit, and became Head of Customer Services in 2004. She is promoted to Asisstant Vice President in 2007. Next, in 2008, she was promoted to become Vice President of Operations Department. She obtained her diploma degree in Secretrarial Knowledge from LPK Tarakanita College in 1986 and Bachelor of Economics in Financial Management from University of Indonesia in 1995.
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
27
Novita Wulandari, Assistant Vice President Head of Risk Management, lahir pada tanggal 21 November 1972, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2007 dan menjabat sebagai Assistant Vice President. Beliau memperoleh pengalaman di bidang manajemen resiko dari Bank Danamon Indonesia dan berbagai program pelatihan. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Satya Wacana di tahun 1995 dan Master of Business Administrasi dari Australian Graduate School of Management (Australia) di tahun 2004.
Louis Chandra, Assistant Vice President Head of Supports and Services, lahir pada tanggal 08 December 1977, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2007 dan sekarang ini menjabat sebagai Assistant Vice President. Beliau memperoleh pengalaman di bidang akuntansi dan audit dari Deloitte Accounting Firm dan berbagai program pelatihan. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari City University of New York (AS) di tahun 2003.
Head of Risk Management, born on November 21, 1972, joined with Bangkok Bank since 2007, and hold a position as Assitant Vice president. She obtained risk management experiences from Bank Danamon Indonesia and various training programs. She obtained Bachelor of Management from University of Satya Wacana and Master of Business Administration from Australian Graduate School of Management (Australia) in 2004.
Head of Supports and Services, born on December 08, 1977, joined with Bangkok Bank since 2007, and hold a position as Assitant Vice president. He obtained accounting and auditing experiences from Deloitte Accounting Firm and various training programs. He obtained Bachelor of Business Administration from City University of New York (U.S.A) in 2003.
Mario Prayitno, Assistant Vice President Head of Audit and Control, lahir pada tanggal 28 April 1979, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2005 dan sekarang ini menjabat sebagai Assistant Vice President. Beliau memperoleh pengalaman di bidang akuntansi dan audit dari Ernst & Young Accounting Firm dan berbagai program pelatihan. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atma Jaya di tahun 2001.
Head of Audit and Control, born on April 28, 1979, joined with Bangkok Bank since 2005, and hold a position as Assitant Vice president. He obtained accounting and auditing experiences from Ernst & Young Accounting Firm and various training programs. He obtained Bachelor of Economy from University of Atma Jaya in 2001.
***
LAPORAN TAHUNAN 2008 ANNUAL REPORT
28