LAPORAN RESMI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA
Oleh: NAMA: TRI MULYADI NIM: 134130071
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014/2015
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTUR Laporan ini di susun sebagai syarat untuk memenuhi nilai praktikum mata kuliah dasar-dasar teknologi budidaya tanaman jurusan agroteknologi fakultas pertanian Universitas Pembangunan Nasional ’’veteran’’ Yogyakarta.
Yogyakarta, 9 mei 2015
Dosen Pembimbing
Asisten Pembimbing
Ir.Heti Herastuti,MP.
Dhimas nur cahyo
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat allah SWT, atas segala rahmat dan petunjuk-nya yang telah di berikan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini di susun guna memenuhi syarat nilai praktikum mata kuliah dasar-dasar teknologi budidaya tanaman di universitas pembangunan nasional ”veteran” yogyakarta tahun akademik 2013/2014. Penulis berharap laporan ini dapat menjadi awal lembaran baru untuk mencapai kunci kesuksesan, serta untuk mencapai ridhonya yang kita nantinantikan. Selain itu penulis juga berharap laporan ini mampu menambah ilmu pengetahuan atau wawasan penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya, meskipun penulis menyadari bahwa laporan ini hanyalah lembaran kertas biasa dan beberapa tetesan tinta hitam di atasnya. Keberhasilan dalam menulis laporan ini selain usaha dan kerja keras penulis, juga tidak lepas dari bimbingan serta bentuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langung, moril maupun materiil. Dan penulis menyadari bahwa usaha dan kerja keras tidak akan berarti apapun tanpa adanya dukungan dari semua pihak. Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat arahan dan bimbingan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusun proyek akhir ini dapat berjalan dengan lancar. Maka pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir.Heti Herastuti,MP. Selaku dosen pembimbing praktikum teknologi budidaya tanaman hortikultura 2. Kepada semua asisten dosen yang selalu membimbing kami di waktu praktikum. Terutama kepada mas dimas yang selalu memberikan petunjuk serta pengarahan kepada penulis. 3. Terima kasih juga kepada temen-temen atas kerjasamanya dalam praktikum di lapangan, tanpa kalian praktikum ini tidak akan pernah ada. Terima kasih juga karena kalian selalu bertukar cerita dan berbagi pengalaman yang sangat bermanfaat untuk kemajuan kita di hari esok. Tiada manusia yang luput dari kesalahan, maka penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberi kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 9 mei 2015
Tri mulyadi NIM. 134130071
BAB I PERBANYAKAN CANGKOK TANAMAN HIAS AGLAONEMA
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Aglaonema termasuk salah satu jenis tanaman yang bias tumbuh di susud-sudut ruangan yang gelap. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang mendapatkan sinar matahari. Tetapi memiliki daya adaptasi yang baik terhadap tempat yang kurang cahaya. Oleh karena itu, aglaonema sangat cocok sebagai tanaman hias di dalam ruangan. Berbagai ragam keindahan dan keunikan, flora Indonesia mempunyai peluang untuk iberdayakan sebagai komoditas komersial yang penting dan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani tanaman hias dan devisa negara.Potensi untuk mengembangkan usaha Tanaman Hias sangatlah prospek dalam peluang pasar Internasional. Nilai ekspor tanaman hias pada 2010 mencapai USD9,042 juta dengan volume 4.293 ton. Sementara itu untuk tahun 2009 mencapai USD7,717 juta dengan volume 5.111 ton, dan 2008 mencapai USD6,717 juta dengan volume 3.225 ton. Berdasarkan data nilai ekspor tanaman hias nasional masih sangat kecil dibandingkan nilai perdagangan tanaman hias dunia yang sudah lebih dari US$ 90 miliar. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar mengingat keanekaragaman yang dimiliki. Dari jenis bunga anggrek saja sekitar 40% dari 25.000 jenis anggrek di dunia terdapat di Indonesia. Selain itu ditunjang oleh letak geografis Indonesia yang sangat mendukung pemasaran tanaman hias ke pasar dunia seperti Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang dan RRC (banyu banyu 2012). 2. Tujuan Praktikum a. mempraktekkan perbanyakan cangkok tanaman aglaonema b. mengkaji media cangkok tanaman hias
1
3. waktu dan Tempat Praktikum a. Waktu : b. Tempat : kebun percobaan Wedomartani
B. TINJAUAN PUSTAKA Aglaonema atau sri rejeki dijuluki dengan “ratu daun”. Nama aglaonema berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “aglaos” dan “nema/nematos” yang artinya terang/mengkilap. Tanaman ini masih satu famili dengan talas-talasan (Aracaeae) serta kerabat dekat dengan Spathipyllu dan Philodendron. Penyebaran utama di Asia Tenggara meliputi Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, Vietnam, Brunai Darussalam, dan
Myanmar.
Kemudian
tanaman
ini
menyebar
ke
Cina,
Florida,danAmerika ( khoirullah, 2009 ). Perbanyakan tanaman aglaonema dapat dilakukan dengan generative dan vegetative. Perbanyakan generative dilakukan dengan menggunakan biji. Sedangkan perbanyakan vegetative dilakukan dengan menggunakan anakan, stek bonggol, stek tunas dn cangkokan serta kultur jaringan. Perbanyakan dengan stek dilakukan dengan menggunakan batang aglaonema yang berukuran 3-4 cm. tetapi stek itu memiliki kelemahan di antara presentase hidupnya lemah hal ini di karenakan terpisah dari batang induknya. Alternative lainnya menggunakan cangkok karena perbanyakan dengan cara mencangkok batang yang di cangkok tidak terpisah dari batng induknya sehingga presentase hidupnya lebih tinggi. Keberhasilan pencangkokan di pengaruhi oleh media tanam yang memenuhi persyaratan yaitu memiliki daya ikat air yang tinggi. Selain itu media cangkok memiliki bobot ringan, dapat menyimpan air(kelembapan), mudah di tembus akar cangkokan, banayk mengandung unsure hara, dan mudah di dapat. Di Indonesiapada umumnya media cangkok menggunakn mos, sabut kelapa, lumut dan lain sebagainya (capsulx 2010).
2
Sejarah tanaman aglaonema di Indonesia tidak terlepas dari nama penyilangan pertama aglaonema di Indonesia Gregorius Hambali yang sangat dikenal dengan sebutan pak Gren di kalangan kolektor tanaman hias, berkat ketekunan dan keterampilannya dari tahun ketahun pak Gren dapat menghasilkan tanaman atau melahirkan berbagai varietas baru dari tangannya.Orang yang memberikan nama aglaonema adalah Heinrich Wilhelm Schott, ahli botani kelahiran Brunn, Morovia, Cekoslavakia, sebenarnya aglaonema telah populer di Indonesia dan kian dikenal masyarakat sejak lama, Aglaonema atau nama akrabnya sri rejeki harganya kian menjulang tinggi ( Ika Kurniawati,2001 ).
C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA 1. Alat a. Gelas cangkok dari plastik b. Cetok c. Cutter d. Staples 2. Bahan a. Tanaman aglaonema yang sudah muncul batang b. Sekam bakar c. Cocopit d. MAO e. Kompos 3. Cara kerja a. Menyiapkan tanaman aglaonema yang seudah muncul batangnya di permukaan tanah b. Menyiapkan cangkok cutter steril dan gelas cangkok c. Menyobek salah satu penampang gelas plastic secara vertical dengan pisau tajam sampai ke dasar pot
3
d. Batang aglaonema di toreh sekitar 2 mm, pot yang di sobek di masikkan ke batang aglaonema. Dua penampang pot yang semula di sobek di satukan dengan stapler, agar media tanam dalam wadah tidak tumpah e. Masukkan media tanam di gelas plastic yang sudah terpasang. Siram media cngkok, jaga agar selalu lembab (tidak kering)
D. HASIL PENGAMATAN Tabel 1: Keberhasilan Cangkok Aglaonema. Media
Keberhasilan
Jumlah
Cangkok
Cangkok
Akar
Soga
Tidak
0
Sekam dan Cocopeat
Akar Terpanjang (cm)
Persentase Hidup
0 50%
Ya
5
16
E. PEMBAHASAN Dari hasil perbandingan dan pengamatan di kebun percobaan wedomartani dapat kita ketahui bahwa untuk media cangkok tanaman aglonema yang menggunakan 2 media yakni soga di bandingkan dengan campuran sekam dan cocopat dapat kita ketahui bahwa media yang baik adalah media sekam di campur dengan cocopat karena jumlah pertumbuhan akar dan akar terpanjang dimiliki oleh cangkok yang menggunakan media sekam dan cocopat, sedangkan cangkok yang menggunakan media soga tidak ada akar yang tumbuh. Hal ini disebabkan
karena sekam dan
cocopeat lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar. Sekam adalah gabah atau kulit padi yang tidak digunakan lagi, sekam berfungsi untuk mengikat logam berat selain itu sekam juga berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga akan mempermudah penyerapan unsure hara. Selain itu sekam juga berfungsi memperbaiki sifat tanah dan
4
membantu mengikat unsure nitrogen , fosfor, dan kalium (NPK). Selain pencampuran sekam dengan cocopat atau sabut kelapa juga dapat memperbaiki biopori bagi tanah sehingga akan memperbaiki sirkulasi rongga-rongga udara pada tanah sabut kelapa juga memiliki kemampuan menyimpan air 6 kali lebih baik daripada volumenya. Cocopat sendiri merupakan limbah pengolahan sabut kelapa yang di ambil serat atau fiber. Cocopeat merupakan butiran halus atau serbuk dari fiber kelapa, Adapun kandungan unsur hara yang dimiliki sabut kelapa baik makro atau mikro ternyata sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada sabut kelapa antara lain (K) Kalium, (P) Fosfor, (Ca) Calsium, (Mg) Magnesium, (Na) Natrium dan beberapa mineral lainnya . Namun dari sekian banyak kandungan unsure hara yang dimiliki cocopeat, ternyata jumlah yang paling berlimpah adalah unsur K (kalium). Seperti yang telah kita ketahui bahwa kandungan (P) Fosfor dan (K) Kalium sangat dibutuhkan tanaman saat proses pembentukan buah serta peningkatan rasa untuk segala jenis buah.
F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa cara perbanyakan cangkok tanaman Aglaonema yaitu dengan cara: 1. Menyiapkan tanaman Aglaonema yang sudah muncul batangnya di permukaan tanah. 2. Menyiapkan peralatan cankok cutter steril dan gelas cangko. 3. Menyobek salah satu penampang gelas plastik secara vertikal dengan pisau tajam sampai ke dasar pot. 4. Menoreh batang Aglaonema 2 mm, pot yang disobek dimasukkan ke batang Aglaonema. Dua penampang pot yang semula disobek disatukan dengan staples, agar media tanam dalam wadaah tidak tumpah. 5. Memasukkan media tanam di gelas plastik yang sudah terpasang.siram media cangkok, jaga agar selalu lembab
5
Untuk media cangkok yang baik yang adalah media tanam sekam dan cocopeat.Karena dapat merangsang pertumbuhan akar dengan cepat dan memiliki banyak kandungan unsure hara.
G. DAFTAR PUSTAKA Banyu banyu 2012.Devinisi ilmiah aglonema.http:// banyu banyu.blogspot. Com /2012/03/devinis-ilmiah-aglonema.html Capsulx.2010.
Penyebab
aglonema.http://
kegagalan capsulx.
dan Blogspot
kerusakan
perbanyakan
/2010/09/
penyebab-
kegagalan-dan-kerusakan-perbanyakan-aglonema.html Ika k .2001.Perbanyakan aglonema di dataran tinggi. http:// ika k.blogspot /2001/02/perbanyakan-aglonemadi-dataran-tinggi.html Khoirullah 2009.Pengaruh media cangkok tanaman. http://khoirullah. blogspot/2009/07/pengaruh-media-cangkok-tanaman.html
6
BAB II VELTIKULTUR SELADA
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L), satu-satunya jenis Lactuca yang didomestikasi, merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur laut Tengah. Bukti lukisan pada pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa selada yang tidak membentuk "kepala" telah ditanam sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini mungkin digunakan sebagai obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa raslocalselada, diketahui digunakan untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering memiliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya berasa pahit, serta mengandung banyak getah. Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit.Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai "seladakubis" padatahun 1543 (Arifin. 2010). Selada belum banyak membudaya pengembangannya, tetapi prospek ekonominya cukup cerah. Permintaan komoditas selada terus meningkat, diantaranya dari pasar swalayan, restauran-restauran besar, ataupun hotel-hotel berbintang lima. Selada berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena disamping kondisi iklimnya cocok untuk tanaman selada, juga memberikan keuntungan yang memadai bagi pembudidayanya. Seperti halnya sayuran daun lainnya selada umum dimakan mentah sebagai lalapan dan dibuat salad atau disajikan dalam berbagai masakan Eropa maupun Cina. Selain sebagai bahan sayuran
7
yang cita rasanya khas, selada mengandung gizi cukup tinggi, terutama sumber mineral ( Nabihatty s 2010). 2. Tujuan Praktikum a. Mempraktekkan budidaya selada dengan system vertikultur 3. waktu dan Tempat Praktikum a. Waktu
:
b. Tempat : kebun percobaan Wedomartani
B. TINJAUAN PUSTAKA Selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang berumur semusim dan termasuk dalam famili compositae.Selada tumbuh baik di dataran tinggi, pertumbuhan optimal di lahan subur.yang banyak mengandung humus, pasir atau lumpur dengan pH tanah 5-6,5. Di dataran rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga.Waktu tanam terbaik pada akhir musim hujan, walaupun demikian dapat juga ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup. Menurut jenisnya, selada ada yang dapat membuat krop dan ada yang tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunnya berbentuk ”rosete”. Warna daun hijau terang sampai putih kekuningan.Selada jarang dibuat sayur, biasanya hanya dibuat salad dan lalapan. Pengembangannya dapat dilakukan di lahan pekarangan rumah, dan tidak memerlukan tempat yang relatif luas.Sistem ini sangat cocok dikembangkan diwilayah perkotaan yang rata-rata penduduknya hanya memiliki luasan sisa lahan perumahan yang sempit.Asal syarat utama dari kehidupan tanaman adalah sinar matahari tercukupi, hal tersebut bukan menjadikan halangan untuk mencoba…satu hal lagi yang penting, sistem penanaman vertikultur ini sangat fleksibel penempatannya, selain mudah dan relatif murah (dibandingkan sistem tanam konvensional pada tanah) juga dianggap ramah lingkungan.
8
Veltikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertical atau bertingkat, baik indoor maupun outdor.System budidaya tanaman secara vertical ini merupakan konsep penghijaun yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.Vertikultur tidak hanya kebun vertiksl namun dapat digunakan untuk menciptakan biodiversitas di perakkaran yang sempit.Model, bahan, ukuranwadah vertikultur ya ng banyak, dapat di sesuaikan dengan kondisi dan keinginan.Pada umumnya dalah berbentuk segi panjang, atau miirip anak tangga, dengan beberapa unduk-unduk atau sejumlah rak.Bahan dapat berupa bambo atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung, karena salah satu filosofinya dari vertikultur adalah pemanfaatan benda-benda bekas di sekitarnya. Persyaratan vertikultur adlah kuat dan mudh dipindah-pindahkan. Tanaman yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain, selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisin, katuk, kemangi, tomat, pare, pace, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Untuk tujuan komersial, pengembanagan vertikultur ini perlu dipertimbnagkan aspek ekonominya agar biaya produksinya jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Berbagai jenis vertikultur yang pertama adalah vertikultur jenis berdiri dilahan. Jenis yang kedua adalah jenis horizontal, yang umum di temui dalam bentuk rak-rak atau tangga bertingkat. Selain itu ada pula jenis vertikultur yang menggantung. Jenis ini umum dalam bentuk pot-pot atau wadah yang di ikat oleh tali atau kawat dan di gantung (Arifin,dkk. 2010).
C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA 1. Alat a. Alat veltikultur b. Cethok c. Cangkul d. Ember
9
2. Bahan a. Bibit selada b. Pupuk kompos 3. Cara kerja a. Campur tanah, pupuk kandang,dan sekam dengan perbandingan 1:1:1 b. Siapkan peralatan veltikultur yang akan digunakan c. Isi peralatan veltikultur ddengan campuran media tanam yang sudah di buat d. Tanam setiap lubang wadah dengan bibit selada yang telah di persiapkan e. Siram media tanam menggunkan gembor
D. HASIL PENGAMATAN Tabel 1: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Merah Vertikultur 3 Minggu Setelah Tanam No
Tinggi (cm)
Jumlah Daun (helai)
1
11
3
2
15
5
3
18
6
13
5
5
14
5
6
13
4
7
15
5
8
14
7
9
14.5
6
17.5
6
22.5
5
12
14
3
13
11.5
6
4
10 11
Tingkat
1
2
10
14
17.5
4
15
24.5
5
18
4
15.5
5
14,5
5
16
3
17 Rata-Rata
Tabel 2: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Hijau Vertikultur 3 Minggu Setelah Tanam No
Tingkat
Tinggi (cm)
Jumlah Daun (helai)
16
4
17
9
15
6
4
20
4
5
14.8
4
6
18.8
4
7
15
5
19.5
6
9
16.5
9
10
18
4
11
15.5
5
12
14.8
4
13
14.5
6
14
21
8
23
5
16
7.8
2
17
9
5
18
11.5
4
17,11
5
1 2 3
8
15
3
4
5
Rata-Rata
11
Tabel 3: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Merah Vertikultur 4 Minggu Setelah Tanam No
Tinggi (cm)
Jumlah Daun (helai)
1
12.3
4
2
15.8
5
3
18.7
6
13.7
6
5
14.8
5
6
13.3
4
7
19.8
4
8
17.5
9
9
16
6
10
17.3
6
22.5
5
12
14.5
4
13
13.5
5
14
12.5
4
15
24.5
8
18
5
22.5
5
17
5
4
11
16
Tingkat
1
2
3
17 Rata-Rata
12
Tabel 4: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Hijau Vertikultur 4 Minggu Setelah Tanam No
Tingkat
Tinggi (cm)
Jumlah Daun (helai)
20
5
17
8
17
7
4
29.5
6
5
18
6
6
23
6
7
18.5
9
20
7
9
21
7
10
20.5
5
11
17.5
7
12
8.5
3
13
0
0
14
20
8
22.3
8
16
5.5
2
17
12.5
4
18
15.5
3
17,33
6
1 2 3
8
15
3
4
5
Rata-Rata
13
Tabel 5: Tinggi, Jumlah Daun, dan Berat Selada Merah Vertikultur 5 Minggu Setelah Tanam No
Tingkat
Jumlah Daun
Tinggi (cm)
(helai)
Berat (gram)
1
19.5
8
11
2
15.5
7
4
3
17
6
5
13
9
5
5
14
5
3
6
14.5
5
3
7
18
7
6
8
20
9
6.4
9
15
6
2.8
10
19
9
5.8
26
6
5.2
12
19
5
4.5
13
17
6
2.8
14
20.5
6
4.1
15
17
6
5
19.5
8
8
16
6
4
17.67
7
5.03
4
11
16
1
2
3
17 Rata-Rata
14
Tabel 6: Tinggi, Jumlah Daun, dan Berat Selada Hijau Vertikultur 5 Minggu Setelah Tanam No
Tingkat
1
Jumlah Daun
Tinggi (cm)
(helai)
Berat (gram)
28.5
4
3
37
7
7
29
6
5
4
29.5
4
2
5
25
6
4
6
24
4
3
7
26
6
8
21
3
1
9
26.5
3
2
10
18.5
3
1
11
25.5
5
2
12
28
5
4
13
0
0
0
14
13.5
3
1
25
5
4
16
0
0
0
17
22.5
3
1
18
10.8
4
1
21.68
4
2.72
2 3
8
15
3
4
5
Rata-Rata
15
E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa untuk ratarata tinggi tanaman selada merah pada minggu ke-3 adalah 14,5 cm, selada hujau 17,11 cm, jumlah daun selada merah adalah 5 helai, selda hijau adalah 4 helai, pada minggu ke-4 mengalami peningkata menjadi, selada merah memiliki tinggi tanaman 17 cm, selada hijau 17,33 cm, jumlah daun selada merah 5 helai, selada hijau 6 helai dan pada minggu ke-5 tinggi tanaman selada merah 17,67 cm, selada hijau 21,68 cm, jumlah daun selada merah 7 helai, selada merah mengalami penurunan menjadi 4 helai, dari data pertanaman vertikultur selada merah dan selada hijau mengalami peningkatan dari minggu ke minggu.begitu juga jumlah daun pada selada merah, namun pada selada hijau mengalami penyusutan kuantitas jumlah daun, hal ini diduga karena adanya faktor biotik dan abiotik, faktor biotik yaitu penyakit rhizoctonia solani penyakit ini menyebabkan busuk pada batang tanaman selada dan kemudian daun tanaman akan rontok satu prsatu penyebab dari penyakit ini adalah spora cendawan yang berada di permukaan tanah menempel pada tanaman melalui perntara air, peralatan, maupun manusia. Spora akan berkembang menjadi miselium yang menyerang jaringan tanaman. Selain itu juga di sebabkan oleh hama Lepidoptera yang memiliki alat mulut berupa penggigit-pengunyah yang memakan bagian tanaman sehingga tidak dapat menyerap unsure hara dengan sempurna. faktor abiotik yaitu faktor lingkungan, tanman selada merupakan tanaman musiman yang membutuhkan lingkungan tempat tumbuh beriklim sejuk dan dingin yakni pada temperature 15-200C sedangkan di kebunpercobaan wedomartani suhu rata-rata adalah 29-350C. Selain pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun, tanaman selada juga di amati pada bobot rata-rata selada, untuk berat rata-rata selada merah dengan berat 5,03 gram dan selada hijau dengan berat 2,72 gram. Jika di bandingkan berat selada merah dan hijau maka selada merah memiliki kuantitas yang lebih baik di bandingakn dengan selada hijau.
16
F. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan di atas dapat kita simpulkan bahwa untuk vertikultur selada merah maupun selada hijau dapat kita gunakan cara di bawah ini. 1.
Campur tanah, pupuk kandang,dan sekam dengan perbandingan
2.
Siapkan peralatan veltikultur yang akan digunakan
3.
Isi peralatan veltikultur ddengan campuran media tanam yang sudah di buat
4.
Tanam setiap lubang wadah dengan bibit selada yang telah di persiapkan
5.
Siram media tanam menggunkan gembor
G. DAFTAR PUSTAKA Nabihatty s
2010.
Manfaat
tanaman
selada
.
http://nabihattys.
blogspot.com /2010/05/ manfaat-tanaman-selada.html Arifin,dkk. 2010. Modul praktikum hortikultura. Fakultas Pertanian UNIBRAW. Malang Arifin.
2010.
Klasifikasi
pertanian
organik.
http://www.
mbojo.
wordpress.com /2007/05/ 02 klasifikasi-pertanian-organik.html
17
BAB III BUDIDAYA MELON DAN SEMANGKA
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melon merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam family cucurbiataceae.Buah melon memiliki nilai komersial yang tinggi di Indonesia dengan kisaran pasar yang luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern, restoran dan hotel. Dengan rasa yang manis dan segar melon dapat di konsumsi secara langsung maupun di olah menjadi minuman dan makanan lain. Tanaman melon menghendaki tingkat kelembaban udara 50-70%.Suhu yang cocok untuk usaha budidaya melon berkisar 25-300Cdengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun.Jenis buah melon sangat beragam. Namun hanya ada 3 kultivar yang popular di budidayakan, yakni reticalatus,inodorus dan cantalupensis (Sobir dan Firmansyah. 2014). Tanaman semangka adalah tanaman yang sangat popular di masyarakat Indonesia.Di samping itu tanaman semangka juga tanaman yang sangat bermanfaat untuk kesehatan karenba banyak mengandung air dan serat.Syarat pertumbuhan tanaman semangka memerlukan curah hujan ideal 40-50mm/bulan.Seluruh area pertanaman memerlukan sinar matahari sejak terbit hingga tenggelam, suhu optimal+/- 2500C.Semangka cocok di tanam di dataran rendah hingga ketinggian 600mdpl.Kondisi tanah cukup gembur,
kaya
bahan
organic,
bukan
tanah
asam
dan
tanah
kebun/persawahan yang telah di keringkan. Cocok pada tanah berpasir dengan keasaman pH 6-6,7 (Andreas 2013).
18
2. Tujuan Praktikum a. mempraktekan budidaya melon dan semangka
3. waktu dan Tempat Praktikum a. Waktu
:
b. Tempat
: Kebun percobaan wedomartani
B. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan baik dalam skala besar maupun kecil. Budidaya skala kecil dapatdilakukan di kebun maupun pekarangan rumah. Kegiatan yang pertama kali harus dilakukan dalam budidaya tanaman hortikultura adalah mempersiapkan media tanam yang sesuai bagi tanaman. Tanah merupakan media tanam yang paling banyak dan
paling baikdigunakan sebagai media tanam, karena
unsur-unsur hara banyak tersedia di dalam tanah. Pembersihan tanah dari gulma dan benda-benda pengganggu lain serta pengelolaan tanah harus dilakukan. Pembersihan gulma dilakukan agar nantinya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya, sedangkan pengolahan tanah penting dilakukan agar tanah menjadi gembur dan siap sebagai media tanam. Persiapan media tanam dan pemilihan bibit unggul perludilakukan dengan baik agar kualitas maupun kuantitas tanaman sertaproduksinya maksimal. Teknik-teknik dalam budidaya tanaman hortikultura memiliki cara khusus misalnya saja pembuatan bedengan atau guludan untuk tempat tumbuh dan penggunaan ajir untuk beberapa jenis tanaman hortikultura. Semangka berasal dari daerah tropik dan subtropik Afrika. Tumbuh liar di tepi jalan, padang belukar, pantai laut, atau ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman buah. Semangka dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh menjalar di atas tanah atau memanjat dengan sulur-sulur atau alat pembelit. Batang lunak,
19
bersegi dan berambut, panjangnya 1,5-5 m. Sulur tumbuh dari ketiak daun, bercabang 2-3. Daun letak berseling, bertangkai, helaian daun lebar dan berbulu, berbagi menjari, dengan ujung runcing, panjang 3-25 cm, lebar 1,515 cm, tepi bergelombang, kadang bergigi tidak teratur, permukaan bawah berambut rapat pada tulangnya. Bunga uniseksual, keluar dari ketiak daun, tunggal, biasanya bunga jantan lebih banyak, berbentuk lonceng lebar, warnanya kuning, mekar pada pagi hari. Buah berbentuk bola sampai bulat memanjang, besar bervariasi dengan panjang 20--30 cm, diameter 15--20 cm, dengan berat mulai dari 4 kg sampai 20 kg. Kulit buahnya tebal dan berdaging, licin, warnanya bermacam-macam seperti hijau tua, kuning agak putih, atau hijau muda bergaris-garis putih. Daging buah warnanya merah, merah muda (pink), jingga (oranye), kuning, bahkan ada yang putih. Biji bentuk memanjang, pipih, warnanya hitam, putih, kuning, atau cokelat kemerahan. Ada juga yang tanpa biji (seedless) (Eddy m 2011). Biji yang sudah diolah disebut kuaci. Cara membuatnya, kumpulkan biji, lalu jemur dan sangrai. Setelah dingin, rendam dalam air garam seharian, lalu jemur kembali di panas matahari. Semangka selain dimakan sebagai buah segar juga dapat diminum sebagai jus. Buah semangka jangan dimakan dengan gula aren karena dapat terbentuk racun, terutama sangat mengganggu pada orang yang pencernaannya lemah. Racun ini dapat menimbulkan kejang-kejang dan diare sampai menyebabkan kematian. Perbanyakan dengan biji. Melon merupakan tanaman buah semusim yang termasuk dalam family Cucurbitaceae. Buah melon banyak disukai karena rasanya yang manis serta aroma yang khas. Buah yang masak dapat langsung dikonsumsi segar atau diolah menjadi kue, puding, dan aneka hidangan lain. Saat ini dikenal beberapa jenis melon dengan karakteristik yang beragam baik yang hybrid maupun yang non hibrida.Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika factor tanah yang semakin keras, miskin unsure hara terutama unsur hara mikro dan hormone alami,
20
factor iklim dan cuaca, factor hama dan penyakit tanaman serta factor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun (Yudi 2010). C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA 1. Alat a. Mulsa b. Ajir c. Tali rafia d. Cethok e. Cangkul f. Ember 1. Bahan a. Benih melon dan semangka b. Pupuk kompos
3. Cara kerja a. Mengecambahkan benih melon dan semangka dengan cara merendam benih dalam air hangat selama 6 – 8 jam. Setelah direndam benih dititiskan dan ditebarkan ke atas kain basah atau kertas koran yang telah dibasahi. Dibirkan selama 1 - 2 hari hingga benih berkecambah, menjaga kelembanan kain atau kertas koran, bila terlihat erring percikan air secukupnya. b. Menyiapkan polybag kecil atau baki persemaian, diisi dengan media tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang (perbandingan 1 : 1). Membenamkan biji melon sedalam 1 – 2 cm ke dalam media tanam tersebut. Menyirami secara teratur tetapi
jangan
terlalu
basah.
Proses
penyemaian
biasanya
berlangsung hingga 10 – 14 hari atau ditandai dengan tumbuhnya 2 – 3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.
21
c. Lahan untuk budidaya melon dan semangka sebaiknya di bajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak antar bedengan 50-60 cm. d. Setelah di berikan pupuk dasar berupa pupuk komposatau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahan juga ZA, KCL, dan SP-36 masing-masing 375 kg, 375kg dan 250kg untuk setiap hektarnya. e. Selanjutnya menutup bedengan dengan plastic mulsa hitam perak, warna hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat lubang tanam di atas mulsa tersebut. Dalam setiap bedengan terdapat 2 baris lubang tanam dengan jarak antar baris 60cm dan jarak antar lubang dalam satu baris 50-60cm untuk melon dan jarak antar baris untuk semangka 100cm. penutupan mulsa minimal harus dilakukan 2 hari sebelum penanaman. Bibit di tanam perlubangdan di siram. f. Menancapkan ajir sepanjang 1,5 meter pada lubang tanam untuk melon secara menyorong, ujung atasnya condong ke arah dalam bedengan,
sehingga
ajir-ajir
tersebut
saling
bersilangan,
membentuk huruf X. kemudian siapkan bilah bamboo yang lebih panjang dan letakkan secara horizontal di antara silangan ajir-ajir tersebut, ikat dengan tali raffia. g. Pemupukan susulan di lakukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yan g di berikan berbentuk organik cair. h. Melakukan penyerbukan buatan pada bunga betina, terutama bunga yang ada pada cabang ke-9 hingga ke-13. Dalam satu pohon setidaknya bisa di tumbuhkan 3-4 calon buah. Setelah buah terbentuk hanya di pilih 1-2 buah saja. i. Melakukan penyiangan untuk budidaya semangka dengan cara mengatur cabang primer dan hanya di pelihara 2-3 cabang saja
22
tanpa memotong cabang sekunder. Ujung cabang sekunder di sisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buahnya di potong agar tidak mengganggu pertumbuhan buah j. Pada semangka pilih buah yang cukup besar bulat baik dan tidak cacat, terletak antara 1-1,5meter dari perekaran tanaman. Sisakan hanya 1-2 buah saja, lainnya di pangkas. Jika berat buah sudah hampir 2 kg, bolak balik buah agar di dapat pencahayaan matahari dan warna yang rata. k. Memanen melon dilakukan setelah berumur 3 bulan. Cirri-ciri mrlon siap panen antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar, permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, warna kulit hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma buah melon sebaiknya di petik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh. Tangkai di potong seperti huruf T, jadi yang di potong adalah yang mengarah pada daun bukan pada buah. Pemanenan sebaiknya di lakukan pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan secara bertahap. Pilih buah yang bener-bener siap di panen. l. Memanen pada semangka dengan cirri dan umur panen sekitar 70100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan pada warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa di petik(dipanen). Pemetikan buah dilakukan sebaiknya di lakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, pemotongan buah semangka dilakukan besrta dengan tangkainya.
23
D. HASIL PENGAMATAN Tabel 1: Pengamatan Tinggi Tanaman Melon 5 Minggu Setelah Tanam Tinggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
tanaman
bunga
tanaman
bunga
(cm)
(buah)
(cm)
(buah)
1
60
8
11
100
3
2
0
0
12
70
0
3
60
0
13
64
1
4
70
5
14
23
1
5
0
0
15
53
2
6
17
0
16
36
1
7
80
0
17
0
0
8
40
2
18
45
3
9
65
1
19
26
3
10
120
4
20
0
0
46.45
2
No
No
Rata-rata
24
Tabel 2: Pengamatan Tinggi Tanaman Melon 7 Minggu Setelah Tanam Tinggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
tanaman
bunga
tanaman
bunga
(cm)
(buah)
(cm)
(buah)
1
90
15
11
113
6
2
0
0
12
90
2
3
65
1
13
80
2
4
80
11
14
40
1
5
0
0
15
64
4
6
20
0
16
50
6
7
97
0
17
0
0
8
65
5
18
61
8
9
59
5
19
51
5
10
190
7
20
0
0
60.75
4
No
No
Rata-rata
E. PEMBAHASAN Pada pengamatan budidaya melon dan semangka dengan jarak tanam 50x60cm dengan jumlah sampel pengamatan 20 tanaman dilakukan pengamatan pada tinggi tanaman dan jumlah bunga, pengamatan dilakukan setelah tanaman melon berumur 5 minggu setelah tanam dan 7 minggu setelah tanam, pada pengamatan 4 minggu setelah tanam tanaman melon memiliki tinggi rata-rata 46,45cm dengan rata-rata jumlah bunga 2 buah, dan penagamatan pada minggu ke-7 di peroleh hasil rata-rata untuk tinggi tanaman adalah 60,75 dan jumlah bunga 4 buah, dari hasil minggu ke-5 dan ke-7 di peroleh hasil yang meningkat, ini membuktikan bahwa tanaman melon dari penanama sampai pada minggu ke-7 memperoleh nutrisi yang baik dan proses perkembangan dan pertumbuhan yang sempurna
25
F. KESIMPULAN Dari prktikum di lapangan maka dapat di simpulkan bahwa untuk budidaya melon dan semangkan harus melakukan beberapa tahap diantaranya 1.
Mengecambahkan benih melon dan semangka dengan cara merendam benih dalam air hangat selama 6 – 8 jam. Setelah direndam benih dititiskan dan ditebarkan ke atas kain basah atau kertas koran yang telah dibasahi. Dibirkan selama 1 - 2 hari hingga benih berkecambah, menjaga kelembanan kain atau kertas koran, bila terlihat erring percikan air secukupnya.
2.
Menyiapkan polybag kecil atau baki persemaian, diisi dengan media tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang (perbandingan 1 : 1). Membenamkan biji melon sedalam 1 – 2 cm ke dalam media tanam tersebut. Menyirami secara teratur tetapi jangan terlalu basah. Proses penyemaian biasanya berlangsung hingga 10 – 14 hari atau ditandai dengan tumbuhnya 2 – 3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.
3.
Lahan untuk budidaya melon dan semangka sebaiknya di bajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak antar bedengan 50-60 cm.
4.
Setelah di berikan pupuk dasar berupa pupuk komposatau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahan juga ZA, KCL, dan SP36 masing-masing 375 kg, 375kg dan 250kg untuk setiap hektarnya.
5.
Selanjutnya menutup bedengan dengan plastic mulsa hitam perak, warna hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat lubang tanam di atas mulsa tersebut. Dalam setiap bedengan terdapat 2 baris lubang tanam dengan jarak antar baris 60cm dan jarak antar lubang dalam satu baris 50-60cm untuk melon dan jarak antar baris
26
untuk semangka 100cm. penutupan mulsa minimal harus dilakukan 2 hari sebelum penanaman. Bibit di tanam perlubangdan di siram. 6.
Menancapkan ajir sepanjang 1,5 meter pada lubang tanam untuk melon secara menyorong, ujung atasnya condong ke arah dalam bedengan, sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan, membentuk huruf X. kemudian siapkan bilah bamboo yang lebih panjang dan letakkan secara horizontal di antara silangan ajir-ajir tersebut, ikat dengan tali raffia.
7.
Pemupukan susulan di lakukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yan g di berikan berbentuk organik cair.
8.
Melakukan penyerbukan buatan pada bunga betina, terutama bunga yang ada pada cabang ke-9 hingga ke-13. Dalam satu pohon setidaknya bisa di tumbuhkan 3-4 calon buah. Setelah buah terbentuk hanya di pilih 1-2 buah saja.
9.
Melakukan penyiangan untuk budidaya semangka dengan cara mengatur cabang primer dan hanya di pelihara 2-3 cabang saja tanpa memotong cabang sekunder. Ujung cabang sekunder di sisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buahnya di potong agar tidak mengganggu pertumbuhan buah
10. Pada semangka pilih buah yang cukup besar bulat baik dan tidak cacat, terletak antara 1-1,5meter dari perekaran tanaman. Sisakan hanya 1-2 buah saja, lainnya di pangkas. Jika berat buah sudah hampir 2 kg, bolak balik buah agar di dapat pencahayaan matahari dan warna yang rata. 11. Memanen melon dilakukan setelah berumur 3 bulan. Cirri-ciri mrlon siap panen antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar, permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, warna kulit hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma buah melon sebaiknya di petik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh. Tangkai di potong seperti huruf T, jadi yang di
27
potong adalah yang mengarah pada daun bukan pada buah. Pemanenan sebaiknya di lakukan pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan secara bertahap. Pilih buah yang bener-bener siap di panen 12. .Memanen pada semangka dengan cirri dan umur panen sekitar 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan pada warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa di petik(dipanen). Pemetikan buah dilakukan sebaiknya di lakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, pemotongan buah semangka dilakukan besrta dengan tangkainya.
G. DAFTAR PUSTAKA Sobir dan Firmansyah. 2014. Berkebun melon unggul.Penebar Swadaya, Jakarta. http://cybex. deptan.go.id/penyuluhan/cara-memupuktanaman-melon/.html Yudi
2010.Kategori
budidaya
melon.https://yudicool.
wordpress.
com/2010/01/category-budidaya-melon.html Andreas
2013.Cara
menanam
semangka.http://dunia-buah-buahan.
blogspot.com /2013/05/cara-menanam-semangka.html Eddy m 2011.Tentang buah semangka.https://eddym78. wordpress.com /2011/04/03/13/tentang-buah-semangka.html
28
BAB IV BUDIDAYA BAWANG MERAH
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bawang
merah
(Allium
ascalonicum)
merupakan
tanaman
hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Namun pada saat-saat tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga harganya anjlok.Diperparah lagi dengan kebijakan impor yang diterapkan pemerintah yang seringkali memperparah kejatuhan harga bawang merah di pasaran. Beberapa waktu terakhir bawang merah menjadi perhatian berkenaan dengan fluktuasi harga, pasokan dan permasalahan bawang merah impor. Kebutuhan akan bawang merah setiap tahunnya terus meningkat, dan diwaktu tertentu akan meningkat tajam. Untuk memperpendek jalur distribusi, pemerintah mengembangkan komoditi ini di luar wilayah produsen utama (Jawa dan Sumatera) diantaranya Kalimantan, Sulawesi dan NTT. Kalimantan selatan memiliki beragam tipologi lahan yang potensial dan sesuai untuk pengembangan komoditi ini, diharapkan nantinya komoditi ini mampu memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perkembangan ekonomi daerah dan sebagai sumber pendapatan serta membuka kesempatan kerja (Maryani, A.D., L. Soesanto, & T. Agung D.H. 2005). Sosialisasi dan pemasyarakatan di Kalalimantan selatan dilakukan diawal tahun 2012, pelaksanaan demplot di beberapa kabupaten yang potensial dilaksanakan ditahun 2013. Untuk mencapai keberhasilan pengembangang komoditi ini harus mengacu pada kondisi eksisting daerah, sebagai bahan analisa untuk membuat “platform” pengembangan yang terintegras, diantaranya:
29
a) Ketersediaan benih, dari analisa usaha lebih dari 50% biaya produksi diperuntukkan bagi benih, oleh karenanya diperlukan produksi dan pengolahan benih sumber sendiri untuk mengurangi ketergantungan benih dari P. Jawa. Jenis yang dipilih harus selektif, pemilihan lahan mendekati dengan kondisi dari daerah varietas asal. b) Alih teknologi produksi.budidaya, Teknik dan teknologi budidaya serta pasca panen bawang merah belum familiar bagi petani di Kalsel. c) Kondisi agroklimat dari segi morfologi dan fisiologi hasil panen kemungkinan bisa terjadi sedikit perbedaan dari deskripsi uji observasi, karena perbedaan mikroklimat. d) Agro-ekologis. Suatu komodias tentunya mempunyai hama/OPT spesifik, tentunya mempunyai dampak pada ekologi lingkungan. Hama baru akan muncul dan kemungkinan bisa merubah tatanan/komposisi serangan hama yang sudah periodik diketahui petani lokal serta berpengaruh pada komoditas sayuran lain (Anonim .2013).
2. Tujuan Praktikum a. Mempraktekkan budidaya bawang merah 3. waktu dan Tempat Praktikum c. Waktu
:
d. Tempat : kebun percobaan Wedomartani
30
B. TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah merupakan tanaman horltikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Budidaya bawang merah memiliki penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini cocok di budidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai 900 mdpl.Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman bawang merah berkisar 25-320C. Sedangkan keasaman tanah yang di kehendaki sekitar pH 5,6-7(Departemen Pertanian. 2003). Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak.Ada benih lokal hingga benih hibrida impor.Bentuk benih ada yang dari biji, ada juga berupa umbi.Kebanyakan budidaya bawang merah di sentra-sentra produksi menggunakan umbi sebagai benih. Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 900 meter dari permukaan laut.Suhu optimum untuk perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32 derajat celcius. Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7 (Anonim .2013)
C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA 1. Alat a. Mulsa jerami b. Plastic bibit c. Cethok d. Cangkul e. Ember 2. Bahan a. Benih bawang merah, umbi bawang merah b. Pupuk kompos
31
3. Cara kerja a. Benih yang berasal dari biji di semai terlebih dahulu selama 14 hari, sedangkan umbi yang sudah disimpan 2 bulan dapat di tanam langsung dengan di potong ujungnya 0,5cm b. Tanah di buat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30cm dan panjang sesuai dengan kondisi kebun. Jarak antara bedengan 50cm,sekaligus di jadikan parit sedalam 50cm. cangkul bedengan sedalam 20cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian atasnya bedengan rata, tidak melengkung. c. Menaburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar 15-20 ton/ha, biarkan selama 1 minggu sebelum ditanami. d. Menanam bawang merah dengan jarak tanam 20x20cm, kemudian di siram. Tutup lahan dengan mulsa jerami e. Perawatan tiap hari di siram dan di siangi rumput yang tumbuh di sekitarnya. f. Pemupukan susulan di berikan setelah tanaman bawang merah berumur 2 minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA dan KCL yang di aduk rata. Komposisi masing-masing pupuk sebanyak 93kg, 200kg, dan 112kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya di berikan pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCL sebanyak 47kg, 100kg, 56kg per hektar. Pemupukan di lakukan dengan membuat garitan di samping tanaman. g. Bawang merah di panen setelah 55-70 hari setelah tanam dengan ciriciri bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai rebah. Umbi bawang merah yang telah di panen harus di keringkan terlebih dahulu. Penjemuran biasanya berlangsung hingga 7-14hari. Pembalikan di lakukan setiap 2-3hari. Bawang merah yang telah kering, kadar air85% siap untuk di simpan atau di pasarkan.
32
D. HASIL PENGAMATAN Tabel 1: Bawang Merah 2 Minggu Setelah Tanam Tinggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
Tanaman
Daun
Tanaman
Daun
(cm)
(helai)
(cm)
(helai)
1
19.5
12
11
20
10
2
21.5
13
12
22
11
3
22.5
13
13
24
11
4
23
9
14
21
13
5
20
13
15
25
15
6
20
10
16
22
10
7
20
10
17
25
13
8
22
11
18
22
10
9
25
11
19
20
12
10
20
8
20
21
10
21.77
11
No
No
Rata-Rata
33
Tabel 2: Bawang Merah 3 Minggu Setelah Tanam Tinggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
Tanaman
Daun
Tanaman
Daun
(cm)
(helai)
(cm)
(helai)
1
24
13
11
26
13
2
24
6
12
20
4
3
21
8
13
22
8
4
29
9
14
16
6
5
22
10
15
27
8
6
18
12
16
26
17
7
29
15
17
27
18
8
21
11
18
27
10
9
23
11
19
27
20
10
24
9
20
26
15
23.95
11
No
No
Rata-Rata
34
Tabel 3: Bawang Merah 4 Minggu Setelah Tanam Tinggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
Tanaman
Daun
Tanaman
Daun
(cm)
(helai)
(cm)
(helai)
1
26.5
17
11
29
25
2
27
20
12
30
25
3
24
13
13
30.5
15
4
27
15
14
30
30
5
25
12
15
28
20
6
30
18
16
30
27
7
17
2
17
26
10
8
24
9
18
20
10
9
19
9
19
28
16
10
30.5
10
20
25
15
26.32
16
No
No
Rata-Rata
E. PEMBAHASAN Pengamatan pada budidaya bawang merah dengan jarak tanam 15x15cm dilakukan dengam menhitung rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun,dengan waktu 2 minggu setelah tanam, 3 minggu setelah tanam dan 4 minggu setelah tanam, pada minggu ke-2 setelah tanam di peroleh hasil rata-rata tinggi tanaman 21,77cm, dengan rata-rata jumlah daun 11 helai, pada minggu ke-3 setelah tanam di peroleh hasi l23,95cm, dengan rata-rata jumlah daun 11helai, dan pada minggu ke-4 di eroleh hasil rata tinggi tanaman 26,32cm dan rata-rata jumlah daun 16 helai, pada minggu ke-2,3,4 pertumbuhan tinggi tanaman memiliki peningkatan yang signifikan tetapi tidak pada jumlah daun untuk minggu ke-2 dan ke-3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini terutama iklim, tanman bawang merah merupakan tanaman musiman yang membutuhkan intensitas cahaya yang optimal dan penuh, di daerah asalnya tanaman bawang membutuhkan 35
pencahayaan lebih dari 12 jam perhari,hal ini lah yang mengakibatkann tanaman bawang merah terhambat pertumbuhannya. Pada minggu ke-2 dan ke-3 merupakan musim penghujan sehingga banyak awan
yang
menghalangi proses fotosintesis dan respirasi, hal ini lah yang dapat menghambat penyerapan unsure hara dan mengakitkan terganggunya pertumbuhan pada jumlah daun.dan pada minggu ke-3 menuju minggu minggu ke-4 merupakan waktu peralihan musim dari musim penghujan ke musim kemarau.
F. KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah di lakkan di lapangan dapat di ketahui bahwa untuk membudidayakan bawang merah harus dilakukan beberapa cara yaitu: 1. Benih yang berasal dari biji di semai terlebih dahulu selama 14 hari, sedangkan umbi yang sudah disimpan 2 bulan dapat di tanam langsung dengan di potong ujungnya 0,5cm 2. Tanah di buat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30cm dan panjang sesuai dengan kondisi kebun. Jarak antara bedengan 50cm,sekaligus di jadikan parit sedalam 50cm. cangkul bedengan sedalam 20cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian atasnya bedengan rata, tidak melengkung. 3. Menaburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar 15-20 ton/ha, biarkan selama 1 minggu sebelum ditanami. 4. Menanam bawang merah dengan jarak tanam 20x20cm, kemudian di siram. Tutup lahan dengan mulsa jerami 5. Perawatan tiap hari di siram dan di siangi rumput yang tumbuh di sekitarnya. 6. Pemupukan susulan di berikan setelah tanaman bawang merah berumur 2 minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA dan KCL yang di aduk rata. Komposisi masing-masing pupuk sebanyak 93kg, 200kg, dan
36
112kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya di berikan pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCL sebanyak 47kg, 100kg, 56kg per hektar. Pemupukan di lakukan dengan membuat garitan di samping tanaman. 7. Bawang merah di panen setelah 55-70 hari setelah tanam dengan ciri-ciri bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai rebah. Umbi bawang merah yang telah di panen harus di keringkan terlebih dahulu. Penjemuran biasanya berlangsung hingga 7-14hari. Pembalikan di lakukan setiap 2-3hari. Bawang merah yang telah kering, kadar air85% siap untuk di simpan atau di pasarkan.
G.DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 2003. Metode Pengamatan OPT Tanaman Sayuran. Anonim.http://www.deptan.go.id Maryani, A.D., L. Soesanto, & T. Agung D.H. 2005.Kajian ketahanan terhadap penyakit trotol dan struktur anatomi daun dari lima kultivar
bawang
merah
(Allium
ascalonicum
L.).http//maryaniADL/2003/05/06/kajian-ketahanan-terhadappenyakit-trotolan-dan-struktur-anatomi-daun-dari-lima-kultivarbawang-merah.html Anonim .2013, Panduan Praktis Budidaya Bawang Merah. http://alam tani. com budidaya bawang merah. html
37
BAB V OKULASI TANAMAN BUAH
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan bibit unggul sangat diperlukan untuk mendapatkan bauh yang berkualitas. Investasi dengan penggunaan bibit unggul diharapkan akan menjanjikan hasil panen dikemudian hari yang memuaskan. Hal ini mengingat bahwa investasi di bidang perkebunan memerlukan jangka panjang maka perencanaan yang matang dengan menggunakan bibit unggul tidak bisa ditawar lagi.Sampai saat ini sumber-sumber benih yang telah bersertifikat masih didominasi oleh sumber benih kelas terendah yaitu
Tegakan
Benih
Teridentifikasi
dan
Tegakan
Benih
Terseleksi.Kementerian pertanian menargetkan areal sumber benih seluas 4.500 ha terkelola secara baik (Rukmini, N, 2011). Pada kegiatan pemuliaan tanaman tingkat lanjut, pengembangan klon sangat penting karena klon (clonal) yang dibangun menggunakan klon akan menghasilkan keseragaman sifat-sifat yang diinginkan dan dapat disesuaikan dengan keperluan industry (Baskorowati, 2012). Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada populasi pemuliaan perlu dikembangkan pada tahap populasi perbanyakan.Terutama pada tanaman nangka.Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di Jawa terdapat lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah nangka terbagi dua golongan yaitu: a. Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun. b. Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.
38
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: a. Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah. b. Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang keras. (nangka celeng dan nangka belulang). c. Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum spesifik. Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini, dan nangka misin (Harry, N.R, 19940).
2. Tujuan Praktikum a. Mempraktekkan cara perbanyakan okulasi pada tanaman buah
3. waktu dan Tempat Praktikum a. Waktu
:
b. Tempat
: Kebun percobaan wedomartani
B. TINJAUAN PUSTAKA Okulasi atau menempel termasuk dalam pengertian menyambung yaitu menyambung atau menggabungkan dua sifat dari batang bawah dan sifat dari btang atas atau mata tunas.Okulasi bertujuan menggabungkan kelebihan sifat dari batang bawah di gabung dengan kebaikan batang atas sehingga membentuk individu gabungan bersifat unggul. Tujuan lain dari okulasi adalah menghasilkan klon agar cepat berbunga atau berbuah. Banyak cara okulasi dapat di lakukan antara lain: cara segi 4 atau candela, cara huruf T, cara huruf H dan cara forket. Okulasi cara forket umumnya memperoleh hasil lebih baik di bandingkan dengan cara lain,
39
karena cara forket cambium tidak rusak akibat tergores pisau. Berdasar pengalaman kulit batang yang bergetah seprti duku, sawo dan nangka tingkat keberhasilannya sangat rendah, maka untuk meningkatkan keberhasilan okulasi perlu di tambah zat pengatur tumbuh pada pertemuan antara batang bawah dengan mata tunas luka bekas sayatan.
C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA 2. Alat a. Tali pengikat b. Plastik c. Pisau okulasi d. alkohol
2. Bahan a. Bibit tanaman buah sebagai tanaman bawah (seedling). b. Mata tunas sebagai entries. 4. Cara kerja a. Membuka kulit sedling model forket dengan cara hati-hati sehingga kambiun tetap utuh, di jaga jangan sampai terkontaminasi mikrobia. b. Mengambil entries dari pohon induk terpilih, ukuran entrien sesuai dengan ukuran forket. c. Menempelkan entries pada understm, kemudian di ikat rapat menggunakan plastic khusus agar tidak kemasukan air atau kotoran lain. d. Pucuk tanaman batang bawah di lengkukkan atau di runduk berlawanan dengan arah mata tunas, kemudian di ikat dengan tali raffia agar tetap kondisi merunduk. e. Setelah 4 minggu mata entries di amati dan di biarkan keluar tunas daun, jika tunas daun keluar di luar entries, maka tunas tersebut
40
segara di buang, yang di bolehkan tumbuh hanya tunas di mata entries. f. Mengamati entries berhasil bersambung dengan batang bawah, keberhasilan okulasi di tandai warna entries tetap hijau setelah umur 3 minggu dari pelaksanaan okulasi. g. Setelah tunas mencapai berukuran 15cm, tunas pucuk batang bawah di potong.
D. HASIL PENGAMATAN Tabel 1: Keberhasilan Okulasi Batang Buah Nangka Sampel
Keberhasilan
1
Gagal
2
Gagal
Persentase Hidup 0%
E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa persentase hidup okulasi batang buah nangka dengan menggunakan metode jorket adalah 0%. Hal ini di pengaruhi karena pada saat melakukan okulasi pisau yang di gunakan kurang steril sehingga mengakibatkan infeksi yang membuat kegagalan, selain itu juga karena bagian cambium batang terkelupas sehinnga entres sulit untuk merekat, dan karena di pengaruhi oleh faktor kurang kepiawaian/kemahiran dalam melakukan okulasi tanaman yang mengakibatkan kulit tanaman terkelupas dan tidak bisa melakukan pembelahan sel secara sempurna. serta saat melakukan okulasi pada tanaman nangka juga tidak di berika zat pengatur tumbuh karena tanaman nangka merupakan tanaman bergetah yang memiliki tingkat keberhasilan sangat rendah sehingga di butuhkan ZPT pada pertemuan antar batang bawah dengan mata tunas,
41
F. KESIMPULAN Untuk melakukan okulasi di perlukan beberapa tahap antara lain yaitu: 1.
Membuka kulit sedling model forket dengan cara hati-hati sehingga kambiun tetap utuh, di jaga jangan sampai terkontaminasi mikrobia.
2.
Mengambil entries dari pohon induk terpilih, ukuran entrien sesuai dengan ukuran forket.
3.
Menempelkan entries pada understm, kemudian di ikat rapat menggunakan plastic khusus agar tidak kemasukan air atau kotoran lain.
4.
Pucuk tanaman batang bawah di lengkukkan atau di runduk berlawanan dengan arah mata tunas, kemudian di ikat dengan tali raffia agar tetap kondisi merunduk.
5.
Setelah 4 minggu mata entries di amati dan di biarkan keluar tunas daun, jika tunas daun keluar di luar entries, maka tunas tersebut segara di buang, yang di bolehkan tumbuh hanya tunas di mata entries.
6.
Mengamati entries berhasil bersambung dengan batang bawah, keberhasilan okulasi di tandai warna entries tetap hijau setelah umur 3 minggu dari pelaksanaan okulasi.
7.
Setelah tunas mencapai berukuran 15cm, tunas pucuk batang bawah di potong.
42
G. DAFTAR PUSTAKA Harry, N.R, 1994. Nangka.Dalam Lembaran Informasi Prosea.No.7. PROSEA Indonesia Yayasan PROSEA, Bogor. Rukmini, N. 2011. Sertifikasi Sumber Benih-Mekanisme, Target dan Rancangan Sumber Benih. Workshop Pembangunan Sumber Benih. UPT Lingkup Badan Litbang Kehutanan. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Baskorowati, L. 2012. Pengembangan Klon dan Hibridisasi dalam Bunga Rampai Status Penelitian Pemuliaan Tanaman Hutan. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan. 2012. Yogyakarta.
43
BAB VI MUTU PRODUK
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan
industri.
Mutu
yang lebih tinggi
menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (Nainggolan, M. 1996.). 1.1
Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan.
Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar.Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi manusia.keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.
44
1.2
Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan pelanggan.Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya.Oleh
karena
itu
dalam
membuat
produk
harus
memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut. 1.3
Nilai, Biaya dan Kepuasan Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu
produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan trsebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produksebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga. 1.4
Pertukaran, Transaksi dan Hubungan Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi
manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran.Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan.Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi.Transaksi merupakan pertukaran nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin.Hal ini dapat dicapai
45
dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar secara kesinambungan. 1.5
Pasar Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu.Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk. 1.6
Pemasaran dan Pemasar Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan
pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.Dari konsep inti pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya ( Kotler, P. 1995.). 2. Tujuan Praktikum a. Memisahkan antara produk buah atau sayur yang baik dan yang jelek. b. Mengelompokkan buah dan sayur berdasarkan pada ukuran.
3. waktu dan Tempat Praktikum a. Waktu
:
b. Tempat
: Kebun percobaan wedomartani
46
B. TINJAUAN PUSTAKA Mutu adalah keseluruhan sifat dan kinerja yang benar yang menjadi sasaran optimalisasi untuk menentukan apakah suatu produk barang atau jasa memenuhi maksud penggunaannya atau tidak”. Sementara ishikawa (1992) menekankan bahwa: “Penilaian mutu harus berdasarkan sifat dan fungsi produk baik dari sisi produsen maupun konsumen”. Sementara itu, David (1992) melihatnya dari perspektif yang lebih luas dan mengkategorikan 5 (lima) definisi mutu sebagai berikut: a.
Definisi berdasarkan transenden; mutu tid ak dapat didefinisikan secara persis; mutu merupakan suatu konsep yang dikenali secara universal tentang keunggulan.
b.
Definisi berdasarkan produk; mutu merupakan derajat atau kuantitas atribut yang dimiliki produk.
c.
Definisi berdasarkan pemakai; mutu memiliki arti sebagai derajat (tingkatan) pemenuhan keinginan pelanggan oleh suatu produk.
d.
Definisi berdasarkan manufaktur; mutu berarti pemenuhan spesifikasi yang diperlukan/ diminta.
e.
Definisi berdasarkan nilai; mutu mengacu pada penyediaan suatu produk dengan mutu yang dapat diterima pada harga yang wajar. Definisi mana pun yang disukai, uraian di atas mengisyaratkan bahwa
mutu produk memerlukan parameter.Komponen utama mutu adalah efektivitas dan efisiensi. Karena itu memperhatikan bagaimana proses mutu itu terbentuk merupakan hal yang sangat penting sebagaimana dinyatakan oleh David (1992) bahwa: “Karakteristik-karakteristik yang menekankan mutu, haruslah terlebih dahulu diidentifikasi melalui riset pasar (pendekatan user-based terhadap mutu); karakteristik tersebut kemudian harus dapat dijabarkan atas atributatribut produk yang teridentifikasi (pendekatan product-based terhadap mutu); dan proses manufaktur haruslah diorganisasikan untuk memastikan bahwa produk yang bersangkutan dibuat sesuai dengan spesifikasi-
47
spesifikasi tersebut (pendekatan manufac turing- based terhadap mutu). Ini merupakan suatu proses dimana jika salah satu langkah tersebut diabaikan tidak akan memberikan produk yang bermutu (Ishikawa, K. dan David, J.L. 1992).
C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA 1. Alat a. Alat tulis b. Kamera 2. Bahan a. Sayur b. Buah c. Bunga 3. Cara kerja a. Melakukan sortasi yaitu memisahkan buah atau sayuran berdasarkan kenampakan yang terlihat (baik buruknya). Misalkan adanya serangan hama atau penyakit, tanda-tanda busuk, adanya kotoran atau bercak pada kulit dsb. Kemudian mengemukakan alasan. b. Melakukan gradding yaitu mengelompokkan produk buah atau sayur tersebut berdasarkan ukuran (besar,sedang,kecil), tingkat kemasakan dan sebagainya. c. Mengambil kesimpulan dari prodek yang di amati.
48
D. HASIL PENGAMATAN Table 1: sortasi SAYUR
BAIK
BURUK Hama
Penyakit
Memar
% baik
% buruk
Buncis
30
-
21
-
58,82
41,17
Jambu
2
-
-
3
40
60
Tomat
3
2
-
2
42,85
57,14
Terong
4
1
1
-
66,67
33,33
Table 2: granding UKURAN
SAYUR Buncis
Tomat
Jambu
Terong
Besar
17
3
-
2
Sedang
5
-
2
1
Kecil
8
-
-
1
WARNA
Buncis
Tomat
Jambu
Terong
Hijau
30
-
-
-
Merah
-
3
-
-
Kuning
-
-
2
1
Ungu
-
-
-
3
E. PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan di atas dapat kita ketahui bahwa untuk hasil sortasi yang baik pada buah buncis adalah 30 buah, untuk buah jambu 2 bauh, untuk buah tomat 3 buah dan untuk buah terong 4 buah. Sedangkan untuk kualitas yang buruk untuk buah buncis 21 di karenakan terkena penyakit, untuk buah jambu 3 karena memar, untuk bauh tomat 4 yang disebabkan hama berjumlah 2 buah dan 2 buah lainnya karena memar dan untuk buah terong yang memiliki kualitas buruk berjumla 2 buah yang
49
disebabkan hama 1 buah dan penyakit 1 buah. Jika di lihat dari hasil jumlah baik dan buruk buah tersebut maka presentasinya mutu produknya adalah: buah buncis memiliki presentasi baik 58.82% presentasi buruk 41.17%, buah jambu memiliki presentasi baik 40% presentasi buruk 60%, buah tomat memiliki presentasi baik 42,85 % presentasi buruk 57,14% dan untuk buah terong memiliki presentasi baik 66,67% presentasi buruk 33,33%. Untuk pengamatan granding pada tanaman di bagi menjadi 2 pengamatan , pengamatan pada ukuran buah dan pengamatan pada warna buah, ukuran dan warna pada masing-masing buah berbeda untuk ukuran buah di bagi menjadi 3 kelompok yakni kelompok besar, sedang dan kecil, sedangkan untuk warna buah di bedakan menjadi 4 kelompok warna yakni warna hijau, merah, kuning, dan ungu. Pada pengukuran buah buncis yang berjumlah 30 buah terbagi menjadi 17 buah yang berukuran besar, 5 buah yang berukuran sedang dan 8 buah yang berukuran kecil, kemudian tanaman tomat yang memiliki jumlah 3 buah hanya memiliki satu ukuran yakni ukuran besar, sedangkan tanaman jambu yang memiliki jumlah 2 buah juga sama hanya memiliki satu ukuran yang sama yakni berukuran sedang dan tanaman terong yang berjumlah 4 buah terbagi menjadi 2 berukuran besar, 1 berukuran kecil dan 1 berukuran sedang. Sedangkan untuk warna buah pada buncis di peroleh hasil berwarna hijau untuk semua buah, pada bauh omat di peroleh hasil warna merah untuk semua buah, pada buah jambu di peroleh warna kuning untuk semua bauh dan untuk buah terong di peroleh hasil 1 buah berwarna kunin dan 3 buah ungu.
50
F. KESIMPULAN Untuk buah sayur yang memiliki kualitas baik pada buah buncis berjumlah 30 buah, pada buah jambu berjulah 2 buah, pada buah tomat berjumlah 3 buah dan pada buah terong berjumlah 4 buah. Sedangkan untuk yang buruk pada buah buncis berjumlah 21 buah, pada buah jambu berjumlah 3 bauh, pada buah tomat berjumlah 4 buah, dan pada buah terong berjumlah 2 buah. Pada saat melakukan granding proses pengelompokkan di bagi menjadi tiga kelompok yakni buah yang berukuran besar, sedang, dan kecil.
G. DAFTAR PUSTAKA Ishikawa, K. dan David, J.L. 1992. Pengendalian Mutu terpadu. Penerbit P.T.RemajaRosdakarya,Bandung.http//jurnaldanartikelmanajem en.blogspot./2009/05/Pengendalin-mutu-terpadu.html Nainggolan, M. 1996. Total Customer sutisfaction, P.T. Agro Manunggal InternationalCorporateTrainingCentre,Jakarta.http//jurnaldanart ikelmanajemen.blogspot. /2009/05/total-customer.html Kotler,
P.
1995.
Manajemen
Pemasaran
Analisa,
Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, PenerbitSalembaEmpat,Jakarta.http//jurnaldanartikelmanajeme n.blogspot./2009/05/analisis-perencanaan-implementasipengendalian.html
51