LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI WILAYAH
LPM UNDIKSHA
LP2M UNIPAS
PEMKAB BANGLI
PROGRAM IPTEKS BAGI WILAYAH (IBW) IBW KAWASAN GEOWISATA DI KECAMATAN KINTAMANI-BANGLI TAHUN KE 1 DARI RENCANA 3 TAHUN
Ketua Anggota
: I Wayan Artanayasa, S.Pd,M.Pd. : 1. Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.TI 2. Ir. Putu Suardika, M.P 3. Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. 4. Drs. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si. 5. Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd. 6. dr. Made Budiawan,S.Ked.,M.Kes.
(NIDN. 0026097302) (NIDN. 0021027503) (NIDN. 0025106902) (NIDN. 0021026701) (NIDN. 0012027706) (NIDN. 0011077102) (NIDN. 0012027706)
Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor:044/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013, Tanggal 13 Mei 2013
LPM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) LP2M UNIVERSITAS PANJI SAKTI (UNIPAS) PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013
i
HALAMAN PENGESAHAN Judul Pelaksana Nama Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP Alamat Surel (email) Anggota 1 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota 2 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota 3 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota 4 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota 5 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota 6 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Institusi Mitra (jika ada) Nama Institusi Mitra Alamat Penanggung Jawab Tahun Pelaksanaan Biaya Tahun berjalan Biaya Keseluruhan
: IBW KAWASAN GEOWISATA DI KECAMATANKINTAMANI-BANGLI : : : : : :
I Wayan Artanayasa,S.Pd.,M.Pd. 0026097302 Lektor Kepala Penjaskesrek 0819826973
[email protected]
: Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.TI. : 0021027503) : UNDIKSHA Ir. Putu Suardika, M.P. 0025106902 UNIPAS : Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. : 0021026701 : UNDIKSHA : Drs. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si. : 0012027706 : UNDIKSHA : Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd : 0011077102 : UNDIKSHA : dr. Made Budiawan,S.Ked.,M.Kes. : 0012027706 : UNDIKSHA : : : : : :
Mengetahui, Ketua LPM Undiksha
Universitas Panji Sakti Jalan Bisma 22 Singaraja 81117 Bali Drs. I.G. Ngurah Puger, M.Pd Tahun 1(satu) dari rencana 3 Tahun Rp. 110.000.000,Rp. 110.000.000,Singaraja, 25 Nopember 2013
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIP. 19590101 198403 1 003 ii
RINGAKASAN
Kegiatan IBW yang dilakukan pada tahun I (Tahun 2013) adalah melakukan persiapan pemetaan dan pembekalan partisipan wilayah garapan dan melaksanakan program Iptek pengetahuan dan keterampilan dalam bidang perternakan dan pertanian, penyuluhan, kesehatan, pendidikan life skill, kewirausahaan dan pembinaan adat istiadat dan sosial yang berkaitan dengan geowisata. Metode pelaksanaan IBW dalam memperdayakan masyarakat dengan metode FALS (participatory action learning system) yang bersendikan pada tiga tahapan kegiatan yaitu (1) tahap penyadaran (awareness), (2) tahap pengkapasitasan/Pendampingan (participating/scaffolding), dan (3) tahap kelembagaan (institutionalization). Hasil kegiatan IBW pada tahun I (2013) adalah terwujudnya pengembangan pelestarian Anjing Ras Kintamani sebagai ikon pariwisata, industri kecil, demplot perternakan berbasis zero waste, dan penyuluhan kesehatan dan pemandu wisata di kawasan Geowisata Kecamatan Kintamani. Dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan IBW tahun I adalah peningkatan kesadaran masyarakat meningkatkan kualitas hidup melalui aktivitas ekonomi secara produktif yang berpijak pada potensi lokal yang dimiliki, dan peningkatan IPTEKS untuk untuk kepariwisataan.
PRAKATA iii
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) yang berjudul: Program Iptek Bagi Wilayah (IBW) Kawasan Geowisata di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Terlaksananya kegiatan P2M Program Iptek Bagi Wilayah berkat bantuan dan kerjasama yang sangat baik dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Direktur P2M Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. 2. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja 3. Rektor Universitas Panji Sakti Singaraja 4. Bupati Kabupaten Bangli 5. Kepala Bappeda Pemerintahan Kabupaten Bangli 6. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangli 7. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli 8. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja 9. Ketua LPM Universitas Panji Sakti Singaraja 10. Seluruh Jajaran Aparat Pemerintahan di tingkat Kecamatan Kintamani dan Desa Sukawana, Batur, Buahan dan Trunyan 11. Prof. Dr. Sundani Nurono Suwandi atas Bimbingannya 12. Dosen dan Mahasiswa UNDIKSHA dan UNIPAS atas peran sertanya 13. Seluruh masyarakat di Desa Sukawana, Batur, Buahan dan Trunyanya, yang telah berpartisipasi dalam kegiatan IBW ini 14. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan P2M ini, yang tidak dapat pelaksana sebutkan satu per satu. Sebagai akhir kata, kami berharap kerjasama ini dapat dipelihara dan ditingkatkan di masa mendatang dan semoga hasil kegiatan IBW ini dapat memberikan sumbangan terhadap kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bangli. Singaraja, 25 November 2013 Ketua Tim Pelaksana,
I Wayan Artanayasa,S.Pd.,M.Pd. Nip. 19730926 200112 1 001
DAFTAR ISI iv
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii RINGKASAN ................................................................................................. iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
BAB II TARGET DAN LUARAN .............................................................. 7 BAB III METODE PELAKSANAAN ........................................................... 9 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ....................................... 11 BAB V HASIL YANG DICAPAI ................................................................ 14 5.1 Tahap Persiapan ......................................................................... 14 5.2 Pelaksanaan Program Ipteks yang Dilaksanakan ....................... 15 5.3 Penyusunan Indikator dan Instrumen Program IBW ................. 17 5.4 Penetapan Tim dan Pelaksanaan Program IBW .......................... 18 BAB VI RENCANA TAHAP BERIKUTNYA ............................................ 31 6.1 Tahap Persiapan.......................................................................... 31 6.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................... 31 6.3 Tahap Evaluasi .......................................................................... 32 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 33 7.1 Kesimpulan ................................................................................. 33 7.2 Saran .......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 01. Suasana sosialisasi program IBW di Desa Buahan 02. Pertemuan dengan Kadus dan Kelompok Ternak Penentuan Lokasi 03. Lokasi Awal Kandang 04. Pemasangan Pondasi Kandang 05. PengerjaanPemasangan Pondasi Kandang 06. Pengerjaan Tembok Kandang 07. Pemasangan Besi pada Tembok Kandang 08. Kandang Sudah Selesai 09. Keadaan Sapi sebelum ada Kandang 10. Keadaan Kandang dan Tempat Makan Ternak 11. Kandang dari posisi Samping 12. Kandang dari Bawah 13. Narasumber Pelatihan dan penyuluhan pemandu wisata 14. Peserta Aktif Mengikuti Pelatihan dan penyuluhan pemandu wisata 15. Saat Mengadakan Penyuluhan Kesehatan 16. Menunggu Giliran Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis 17. Menunggu Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis
DAFTAR LAMPIRAN vi
Lampiran 01. Surat –Surat 02. Materi
vii
BAB I PENDAHULUAN
Secara umum, kondisi eksisting kawasan IBW yang meliputi desa Kintamani, desa Batur, desa Songan dan desa Trunyan merupakan kawasan yang berada pada zonasi geowisata, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan konservasi hutan (PKWK, 2010), sehingga pada kawasan ini dicanangkan berbagai fasilitas wisata, agrowisata konservasi hutan, yang didukung aktivitas pertanian, peternakan dan industri kerajinan kreatif terpadu sebagai penyangga aktivitas pengembangan kawasan hutan kawasan pariwisata, dan kawasan industri pertanian dalam arti luas. Di kawasan ini juga diperuntukan sebagai areal konservasi hutan, pertanian dan peternakan wisata untuk menunjang ekonomi masyarakat, sekaligus sebagai pusat pengembangan industri pariwisata yang dapat mengintegrasikan aktivitas masyarakat pedesaan, pertanian, peternakan dan keindahan potensi alam. Secara umum, kecamatan Kintamani merupakan kecamatan dengan heterogenitas penduduk yang sangat variatif berjumlah 71.459 orang terdiri dari 35.905 penduduk perempuan dan 35.554 penduduk laki-laki. Dengan balutan budaya dan kearifan lokal, seperti, menyama-braya, gotong-royong, nyama bali-nyama selam, nyama kristen dan nyama china masyarakat di wilayah Kintamani dapat hidup berdampingan secara harmonis. Keempat desa ini merupakan wilayah perbukitan dan pegunungan dengan fanorama natural gunung dan danau batur yang mempesona, yakni beriklim tropis, dengan curah hujan yang relatif cukup tinggi. Keadaan tanahnya sebagian subur dan basah yang ditanami vegetasi hutan, tanaman hortikultura, palawija, perkebunan, dan persawahan, dan sebagian lagi kering dan tandus yang tenletak di zonasi kaldera gunung Batur/ Lapisan top soil tanah relatif tebal dengan tingkat kesuburan yang tinggi (BPPT, 2010). Pada musim hujan, maupun musim kemarau wilayah keempat desa ini nampak subur dan menghijau, sehingga perbukitan dan pegunungan ini merupakan bagian dari kawasan geowisata. Komoditas pertanian dan perkebunan yang sudah mendunia adalah buah jeruk kintamani dan kopi arabika.
1
Kondisi SDM penduduk wilayah IBW mengacu pada profil kecamatan dan potensi desa (Monographi desa, 2008) banyak pendudukan yang tidak bersekolah, dan warga yang menamatkan pendidikan SMP, dan SMA dalam jumlah yang relatif kecil, hanya sebagian kecil dari jumlah penduduk yang bisa menamatkan pendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pendidikan yang sangat tajam. Sebagian besar pancaharian penduduk sebagai petani sekaligus peternak (65%), 15% PNS, dan 5% Wiraswasta/pedagang, 5% pelayan, dan sisanya 10% pengganguran, hanya sebagain kecil dari komunitas masyarakat di kawasan geowisata ini terpusar dalam dinamika aktivitas pariwisata, artinya meski banya dolar yang bisa diraup oleh semgen praktisi pariswisata dari luar Kintamani, tapi masyarakat di kawasan ini tetap termarginalisasi dalam kirprah kepariwisataan, karena rendahnya kualifikasi SDM. Sepanjang musim, di kawasan ini selalu dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui pertanian, dan peternakan, namun budidaya pertanian dan peternakan masih bersifat tradisional, yang miskin dengan sentuhan ipteks, dan terfragmentasi dari balutan tali-temali gejolak aktivitas pariwisata, sehingga belum mampu menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi masyarakat lokal setempat. Budi daya bertani, berkebun, dan beternak di areal perbukitan yang terlalu progresif tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan, sering berpotensi menimbulkan ancaman banjir dan longsor setiap tahun. Rendahnya daya tanggap dalam mitigasi bencana alam yang melibatkan pranata sosial tradisional sering merusak simpul-simpul produktivitas ekonomi masyarakat. Di samping itu, kurangnya kesadaran penduduk dalam kesehatan dan sanitasi lingkungan, serta rendahnya daya dukung dari pelayanan lembaga kesehatan, menyebabkan wilayah kecamatan Kintamani ini sangat rentan terhadap wabah penyakit baik di musim hujan maupun di musim kemarau. Pengembangan peternakan tradisional yang tidak ramah lingkungan, sering menimbukan persoalan sanitasi lingkungan dan sumber wabah penyakit. Padahal limbah pertanian dan peternakan, melalui penerapan ipteks dapat dirubah menjadi sumber pakan ternak, pupuk organik dan sumber energi bakar alternatif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian masyarakat.
2
Dengan daya dukung luas wilayah yang cukup memadai dan panorama alam yang indah, dengan kuantitas jumlah petani dan peternak yang cukup signifikan, wilayah kecamatan ini sangat berpotensi untuk jadi zona geowisata, dimana pertanian/peternakan/perkebunan dapat dijadikan mayor-driven yang bisa mendukung divergensi produk wisata yang dapat mengakomodasi/mengasimilasi budaya masyarakat setempat sehingga dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat. Sebenarnya upaya-upaya peningkatan aktivitas wisata dan produksi pertanian dan peternakan sudah dilakukan, melalui program sadar wisata dan penelitian dan pendapingan sector pertanian, perkebunan dan peternakan dari BPPT Propinsi Bali (Laporan BBPPT provinsi Bali, 2007) dalam program Primatani, namun nilai ekonomi produksi pertanian, peternakan dan perikanan masih relatif sangat kecil, sehingga belum mampu mendongkrak kualitas hidup masyarakat. Hal ini disebabkan (1) kurangnya Pengetahua dan keterampilan masyarakat dalam peningkatan nilai ekonomis produk wisata, (2) rendahnya intensitas masyarakat yang bergerak dalam bidang wirausaha/perdagangan kurangnya diversifikasi produk wisata yang masih tersegmentasi dengan pertanian/peternakan, dan budaya masyarakat, (3) sistem mekanisme pasar yang belum berpihak pada masyarakat desa, serta (4) tingginya potensi bencana longsor yang selalu mengancam runtuhnya pilar-pilar sosio-ekonomi, keamanan dan kenyamanan hidup masyarakat. Berdasarkan uraian potensi dan propek wilayah 4 desa, yakni desa Sukawana, Batur, Buahan dan Trunyan di kecamatan Kintamani dapat dirumuskan permasalahan utama yang potensial untuk dipecahkan, baik yang berhasil diidentifikasi melalui survey awal pengusul, wawancara intensif dengan tokoh masyarakat, pejabat permerintahan kecamatan/desa maupun permasalahan aspek sosial ekonomi dalam RPJMD desa Sukawana, desa Batur, desa Buahan dan desa Trunyan adalah sebagai berikut. (1) Rendahnya kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan keterlibatan elemen masyarakat dalam praksis kepariwisataan secara holistik berbasis pada wisata alam, wisata budaya, wisata religi, wisata kuliner dan pertanian/peternakan. Pariwisata yang hanya tersegmentasi dan terbelenggu pada keindahan panorama alam gunung Batur dan danau batur kurang dapat mengagetasi dinamika aktivitas sosio-ekonomi
3
masyarakat menuju peningkatan kualitas hidup dan kenyamanan masyarakat. Aset geowisata dan keindahan fanorama danau batur yang eksostik (SDA), tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM yang memadai akan menimbulkan stigmatisasi sosial-ekonomi dalam pengelolaan wisata. Marginalitas masyarakat lokal di kecamatan Kintamani dalam tourism bussines sebagian besar disebabkan oleh rendahnya penguasaan bahasa asing, keterampilan pariwisata (tourism skill), dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). (2) Rendahnya budaya kerja dan produktivitas ekonomi masyarakat menyebabkan rendahnya pendapatan perkapita dan pendapatan keluarga. Hasil penelitian Pursika (2009), menunjukkan bahwa ditengah-tengah derasnya arus dolar pariwisata yang mengalir ke wilayah Kintamani, namun tingkat kehidupan masyarakat lokal Kintamani masih di bawah garis kemiskinan. Selain itu, rendahnya income masyarakat juga diakibatkan oleh belum terberdayanya lembaga-lembaga ekonomi masyarakat, UKM dan industri kerajinan kreatif-inovatif rumah tangga yang link dan match dengan derasnya dinamika tourism geowisata di kawasan ini akibat terbatasnya akses kepada sumber daya produktif, terutama permodalan, pasar, dan informasi dan teknologi, dan tumbuh suburnya rentenir telah mengurangi dinamika ekonomi masyarakat. (3) Masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat, kondisi kesehatan lingkungan, terutama yang menyangkut sanitasi dasar, dan perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat telah memberi kontribusi pada rendahnya status penduduk miskin dan kesehatan masyarakat. Peluang terjangkitnya penyakit demam berdarah dan penyakit endemik lainnya di wilayah Sukawana, Batur, Buahan, dan Trunyan sangat tinggi, karena aktivitas produktif masyarakat tidak ramah lingkungan. Danau batur yang menjadi salah satu label kepariwisataan Kintamani sering digunakan sebagai tempat muara saluran limbah rumah tangga, pertanian/peternakan, dan industri yang dapat merusak ekosistem, kebersihan dan keindahan danau Batur, bahkan akan mengancam usaha budi daya perikanan masyarakat di tambak-tambak danau Batur. (4) Dari sisi kewilayahan, desa Kintamani, desa Batur, desa Songan, dan desa Trunyan merupakan daerah pegunungan konservasi hutan yang sangat berpotansi terjadinya rawan bencana longsor setiap tahun. Kepedulian masyarakat dalam
4
menjaga kelestarian konservasi hutan di kawasan geowisata relatif masih kurang, terbukti intensitas perambasan hutan masih tinggi, yang berpotensi mendatangkan malapetaka longsor, dan banjir. Di sisi yang lain, rendahnya budaya dan kemampuan masyarakat dalam mekanisme mitigasi bencana alam sering menimbulkan kerusakan pada simpul-simpul produktivitas sosio-ekonomi masyarakat, yang berujung pada keterpurukan kualitas dan kenyamanan hidup masyarakat. (5) Masih rendahnya akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas, kurangnya pemerataan pendidikan dan penyediaan tenaga terampil, menyebabkan terjadinya kesenjangan pendidikan yang cukup tajam. Penyebab utama yang teridentifikasi berkontribusi pada rendahnya kualitas pendidikan di wilayah kecamatan Kintamani ini adalah (a) ketersediaan tenaga pendidik yang belum memadai baik secara kuantitatif maupun kualitatif, (b) fasilitas belajar kurang mencukupi, (c) biaya operasional pendidikan belum disediakan secara memadai, (d) kekurangan tenaga pendidik, (e) ekonomi masyarakat yang rendah, dan (e) faktor geografis dan budaya masyarakat. Rendahnya kualifikasi pendidikan masyarakat berdampak pada munculnya berbagai masalah social-ekonomi yang akut, seperti pengangguran, kejahatan, perkawinan muda/poligami, dan konflik sosial-ekonomi yang lahir dari pergesekan perebutan hegemoni sumber daya alam. (6) Minimnya terapan teknologi tepat guna di masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan yang dapat mengantarkan desa-desa di kawasan ini sebagai desa mandiri pangan dan energi. Budi daya pariwisata, pcrtanian, peternakan dan perikanan yang ada saat ini masih bersifat tradisional, monokultur, dengan pengagarapan yang parsial, dan kurang profesional yang dapat meningkatkan
ketahanan
pangan
masyarakat
dan
berpotensi
untuk
menumbuhkembangkan dinamika perekonomian masyarakat (RPJMD dan Renstrades,2008-2013). Masyarakat belum mampu mentransfusi aktivitas pertanian, peternakan, dan perikanan sebagai mayor- driven kedalam domain aktivitas pariwisata, sehingga dapat mewujudkan kawasan yang mampu mengintegrasikan budaya bertani, beternak secara simultan dengan pariwisata, sehingga dapat mewujudkan kawasan rural -agroculture tourism.
5
Akar permasalahan wilayah dapat diuraikan sebagai berikut: (a) belum adanya analisis yang mendalam terhadap kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman (indepth SWOT analysis) dengan dukungan data yang akurat dan valid sehingga pemetaan masalah dan solusinya belum tepat mengena sasaran (wellmatching). (b) belum adanya pemetaan areal yang jelas dengan batas-batas toleransi yang tegas terutama untuk areal wisata, areal pemukiman, areal usaha dan areal pertanian/perkebunan, serta areal konservasi. (c) belum terberdayanya lembaga/pranata sosial-ekonomi masyarakat dalam merespon secara progresif derasnya perkembangan pariwisata yang dapat memberikan manfaat signifikan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, (d) belum adanya alternatifalternatif
industri kerajinan kreatif-inovatif skala kecil/rumah tangga untuk
memanfaatkan potensi unggul yang ada dengan penerapan IPTEKS berkelanjutan dan manajemen wirausaha yang memadai, serta pemberdayaan lembaga-lembaga perekonomian yang berbasis masyarakat dan kearifan lokal, (e) belum adanya arah kebijakan pengembangan prospektif sesuai potensi unggul daerah seperti pertanian, peternakan dan perikanan terpadu yang ramah lingkungan (zero waste) di tingkat Desa Dinas maupun Desa Adat/Desa Pekraman yang dapat meperkaya wahana wisata geowisata di kawasan Kintamani, (f) belum adanya arah kebijakan pengembangan pendidikan keterampilan/kejuruan, life skill, dan penanganan buta aksara dalam mendukung pengembangan kawasan industri di kecamatan Kintamani yang dapat mempersiapkan masyarakat dalam pergulatan aktivitas pariwisata, pertanian/peternakan, dan tourism bussines, dan (g) belum adanya arah kebijakan pengembangan pelayanan kesehatan terpadu dan pembinaan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat dan kearifan lokal di kawasan Kintamani, serta (h) kurangnya keterlibatan dan partisipasi aktif dalam mitigasi bencana alam berbasis pada lembaga tradisional sehingga dapat mencegah eskalasi kerusakan simpul-simpul sosial-ekonomi masyarakat akibat bencana.
BAB II TARGET DAN LUARAN
6
Adapun target dan luaran pada tahun I adalah sebagai berikut: 1)
Rencana strategis (Renstra) dan program aksi strategis desa-desa wilayah IBW berdasarkan hasil evaluasi diri secara partisipatif yang komprehensif melalui in-depth SWOT analysis dan pemetaan wilayah berbasis data riil potensi daerah.
2)
Terwujudnya demplot industri kecil.
3)
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan warga dalam penerapan IPTEKS, managemen wirausaha dan perkoperasian untuk mengembangkan industri kecil/skala rumah tangga sesuai potensi unggulan yang dimiliki sebagai usaha meningkatkan taraf hidup warga dan mendukung pengembangan desa mandiri yang didukung oleh perikanan, pertanian, petemakan, dan kerajinan rakyat.
4)
Peningkatan pengetahuan dalam penangan kerawanan pangan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan produktivitas pertanian, perikanan dan peternakan terpadu, serta penyediaan sumber-sumber energi alternatif, seperti bio-gas sebagai bahan bakar pengolahan pangan dan pakan ternak.
5)
Terwujunya demplot peternakan ramah lingkungan (zero waste), pengolahan limbah ternak menjadi sumber energi bio-gas untuk keperluan bahan bakar.
6)
Peningkatan sadar wisata masyarakat, khususnya dalam mengintegrasikan aktivitas pariwisata dengan pertanian/peternakan, dan budaya lokal menuju kawasan rural-agrotourism culture.
7)
Terwujudnya kelompok belajar kelas kecil tingkat SD, tingkat SMP dan mekanisme pengelolaanya berbasis desa pekraman.
8)
Peningkatan kesadaran individu, keluarga dan masyarakat tentang peningkatan kesehatan dirinya, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat, serta sanitasi lingkungan. Peningkatan kesadaran dibarengi dengan peningkatan taraf kesehatan diri, keluarga dan masyarakat serta kesehatan lingkungan.
9)
Peningkatan kuantitas dan kualitas usulan P2M program DP2M atau institusi lainnya berbasis kegiatan pengembangan IPTEKS di Undiksha dan Unipas yang berisi rancangan program-program aksi yang dibutuhkan masyarakat.
7
10) Laporan pengabdian dan 2 publikasi ilmiah hasil program IbW pada jurnal lokal dan nasional.
BAB III METODE PELAKSANAAN
8
Metode yang akan digunakan untuk pelaksanaan IBW adalah metode PALS (participatory action learning system), yang dikembangkan oleh Linda Mayoux tahun 2000-In (Chambers, 2007). Metode PALS merupakan salah satu metode pemberdayaan dalam lingkup PLA (participatory learning and action), hasil evolusi dan RRA (rapid rural appraisal) dan PRA (participatoly rural appraisal), yang memiliki prinsip-prinsip: (1) A defined methodology and systemtic learning process, yaitu proses pembelajaran yang metodik, komulatif partisipatif, dan sistematik, (2) multiple perspectives :yaitu dalam pemberdayaan diutamakan pada pencapaian keragaman dan aksi-aksi yang beragam, (3) group learning processes: yaitu pemecahan kompleksitas masalah dunia nyata dengan proses rekognisi melalui inkuiri kelompok dan interaksi, (4) context speqfic, yaitu pendekatan penanganan masalah secara kontekstual, (5) facilitating experts and stakeholders, yaitu pemanfaat pakar dan partisipasi masyarakat dalam aksi perbaikan kondisi masyarakat, (6) leading to sustained action, yaitu penguatan kapasitas personal dan lembaga masyarakat dalam mengawal program aksi secara berkelanjutan. Dengan metode PALS, proses dan evaluasi dilaksanakan secara partisipatif. Proses partisipasi menggunakan model Dick (1997) dimana tingkat partisipasi dibedakan menjadi tujuh tergantung dari jenis kegiatan atau sub kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan partisipasi yaitu sebagai: (1) informan, (2) interpreter, (3) planner, (4) implementer (5) fasilitator, (6) researcher atau coresearcher, (7) information espient. Evaluasi program dilakukan terhadap proses, outcome, dan stakeholder. Evaluasi proses menggunakan metode Snyder (Dick, 1997), dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) secara semi-independen kondisi ideal dan target didefinisikan; (2) ideal dan target dibandingkan, dan jika perlu disesuaikan; (3) secara semi-independen, a) aktivitas-aktivitas didefinisikan, dan dari hal tersebut pengaruh-pengaruh (efek) dideduksi, baik yang intended atau tak intended, baik yang diinginkan dan tidak diinginkan, (4) efek dan target dibandingkan, (5) dan aktivitas dideduksi sumber daya, (6) aktivitas dan sumber daya dibandingkan, mana aktivitas-aktivitas yang memerlukan sumber daya yang mahal dan juga berkontribusi paling penting dalam pencapaian ideal.
9
Kondisi exciting masyarakat di wilayah IBW, yang bertautan dengan potensi wilayah, SDA, SDM, dan kearifan-kearifan lokal masyarakat dijadikan starting point dalam memetakan program-program pemberdayaan masyarakat, yang sudah tentu melibatkan usulan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dari bawah (internal) dan mensinergiskan dengan program-proram kebijakan pemerintah daerah yang muncul dari analisis kritis Undikasha, Unipas dan Pemkab Bangli (eksternal) sehingga dapat dirumuskan proram-program aksi yang dapat mengantarkan masyarakat pada kondisi expeting yang diinginkan dan disepakati bersama. Program aksi pemberdayaan masyarakat yang menempatkan masyarakat secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi melalui proses pembelajaran dan pendampingan akan dapat meningkatan intensitas partisipasi, self-belonging , dan responsibility sehingga dapat menjamin dukungan material, finansial, dan pemikiran tepat sasaran dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengantarkan masyarakat hidup lebih mandiri, aman, sejahtera, sehat dan harmonis. Secara skhematik pelaksanaan program IBW dengan metode PALS.
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
10
Universitas
Pendidikan
Ganesha
memiliki
motivasi
kuat
dalam
mengembangkan diri sebagai sebuah universitas yang turut berperan aktif dalam meningkatkan daya saing produk lokal baik di bidang pendidikan dan pengajaran maupun bidang non-pendidikan untuk mampu berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Melalui berbagai hibah kompetitif yang dimenangkan Undiksha, Universitas negeri satu-satunya di Bali utara ini, di samping sedang memperkuat kapasitas lembaga, Undiksha juga mengembangkan berbagai program unggulan dan rintisan seperti pengembangan komunitas (community development) yang diharapkan mampu menghasilkan aktivitas-aktivitas yang mendatangkan revenue sendiri (self generating renenue activities). Ditetapkannya Bali sebagai koridor percepatan ekonomi berbasis pariwisata telah menyadarkan civitas Undiksha untuk memberi kontribusi signifikan dalam pengembangan aktivitas kepariwisataan di Bali. Komitmen ini ditunjukkan dengan dibukanya beberapa jurusan yang bersentuhan langsung dengan kepariwisataan dan memenangkan hibah kompetit Dikti dalam pengembangan spectrum kepariwisataan di Bali, termasuk di kawasn geowisata di kecamatan Kintamani kabupaten Bangli. Berkaitan dengan usulan program IBW ini, Undiksha memiliki komitmen dan dorongan moril yang tinggi untuk turut membantu dan mendampingi Pemerintah Kabupaten Bangli dalam meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dengan pengerahan potensi kepakaran yang dimiliki, sesuai dengan karakteristik Bangli sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Bali. Dorongan lain adalah kegiatan ini diharapkan sebagai wahana menerapkan techno-tourism entrepreneurship dan pengabdian berbasis IPTEKS di kalangan masyarakat guna mendukung pengembangan kawasan wisata di Bali. Kelayakan dan komitmen Undiksha dalam mensinergikan potensi masyarakat baik dalam dunia pendidikan maupun bidangbidang lainnya di bawah koordinasi LPM Undiksha dan Lembaga Penelitian Undiksha cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dan pembentukan pusat-pusat layanan yang dapat melayani kebutuhan stakeholder dan masyarakat terhadap penerapan ipteks, yakni (1) pusat layanan pendidikan masyarakat, (2) pusat layanan pengembangan SDM/SDA, (3) pusat layanan KKN/KKL, (4) pusat lyanan penerapan ipteks, dan (5) pusat layanan kewirausahaan dan konsultasi bisnis.
11
Di lain pihak, kelayakan Undiksha dalam kaji-tindak terhadap pemberdayaan potensi masyarakat terwadahi dalam pusat kajian yang ada di lembaga penelitian, yaitu: (1) pusat kajian lingkungan hidup, (2) pusat kajian sains, (3) pusat kajian pembangunan pedesaan dan pusat kajian pemberdayaan wanita. Semua pusat layanan dan pusat kajian dikomandani oleh dosen yang memiliki kapabilitas akademik bergelar master, doktor, dan profesor sesuai dengan bidangnya masingmasing. Civitas akademik Undiksha yang dilibatkan baik sebagai anggota pelaksana, nara sumber, dan partisipan seluruhnya memiliki justifikasi akademik S2, S3 dan guru besar yang dapat mendukung pelaksanaan program IBW di wilayah kecamatan Kintamani. Program KKN-PPM yang telah dikembangkan Undiksha juga memberikan dukungan signifikan untuk mengakselerasi pelaksanaan program aksi IBW untuk mencapai target-target keberhasilan program IBW yang telah ditetapkan. Kemampuan dan pengalaman LPM Undiksha sebagai garda terdepan dalam pengejawantahan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat relatif sudah cukup teruji. Beberapa program P2M LPM Undiksha dalam bentuk penerapan ipteks yang sudah berhasil dan dirasakan manfaatnya di masyarakat diantaranya adalah (1) Pengembangan managemen administrasi pemkab buleleng berbasis GIS (Geographical Information Systems), (2) Program desa wisata dan sekolah binaan, (3) program kuliah kerja nyata pemberdayaan masyarakat, (4) program diklat ipteks pendampingan bidang pendidikan maupun non-pendidikan, (5) program IBW Gerokgak, IbW Kubutambahan, IBW Tejakula, IBK, IBIKK, IBM dan (5) bantuan dan bhakti sosial di daerah bencana alam di desa Tejakula, Sukada, Busungbiu Kintamani, dan Buleleng. Selanjutnya dalam program IBW ini Undiksha di Singaraja akan bermitra dengan Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja. Universitas Panji Sakti adalah satu-satu universitas swasta di Bali Utara yang menjadi partner kerja Undiksha dalam turut berkontribusi membangun kabupaten Bangli. Sebagai universitas yang berkonsentrasi pada program- program studi pertanian, hukum, ekonomi dan pendidikan, memiliki motivasi dan komitmen tinggi untuk berkolaborasi dan menjadi partner kerja Undiksha tidak saja di bidang kependidikan tetapi juga di
12
bidang-bidang non-kependidikan. Motivasi ini berkaitan dengan fakultas pertanian yang mereka miliki sementara Undiksha belum memiliki Fakultas Pertanian. Kelayakan dan komitment Universitas Panjisakti dalam mendukung pelaksanaan Program IBW di wilayah kecamatan Kintamani sangat memadai, khususnya dari segi penanganan permasalahan pertanian dan peternakan. Produktivitas
penelitian
baik
bertaraf
lokal
maupun
nasional
bidang
pertanian/perkebunan fakultas pertanian Unipas Cukup tinggi, sehingga hasil kajitindak ini sangat mendukung program pengembangan desa wisata mandiri melalui program geowisata, pertanian-peternakan terpadu di wilayah IbW Kintamani kabupaten Buleleng. Civitas akademik Fakultas hukum Unipas juga memiliki sumber daya yang berkualifikasi akademik magister yang dapat membatu dalam pembinaan sadar hukum masyarakat di wilayah kecamatan Kintamani, khususnya dalam pengananan konflik hegemoni sosial-ekonomi, dan tradisi poligami beserta masalah turunannya. Dukungan dari mahasiswa KKN Unipas secara signifikan dapat mengkontribusi bagi akselerasi pelaksanaan program aksi IBW dan pencapaian target-target keberhasilan program IBW yang telah ditetapkan.
BAB V HASIL YANG DI CAPAI
5.1. Tahap Persiapan
13
1) Pembentukan dan pembekalan tim pelaksana Tahap persiapan mengadakan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha, LPM Unipas, Pemkab Bangli, dinas pertanian, dinas kehutanan, dinas pendidikan, dinas pariwisata, dan dinas kesehatan. Pada pertemuan ini tim pelaksana akan diberikan pembekalan tentang maksud, tujuan dan rancangan mekanisme IBW dan beberapa hal teknis berkaitan dengan metode PALS, metode observasi, pemetaan, evaluasi diri, analisis SWOT, penyusunan program berbasis aktivitas oleh Tim dan masukan dari Pemkab Bangli, dinas pertanian, dinas kehutanan, dinas pendidikan, dinas pariwisata, dan dinas kesehatan, perdagangan dan koperasi, camat Kintamani, Lurah, dan kepala dusun, tokoh masyarakat dan instansi terkait.
2) Pembekalan partisipan Pembekalan partisipan yang mencakup mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) dan Undiksha dan Unipas, LSM, dan sukarelawan dari sekehe teruna teruni, dan partisipan dari desa-desa wilayah IBW, serta Pemkab Bangli, dinas pertanian, dinas kehutanan, dinas pendidikan, dinas pariwisata, dan dinas kesehatan, perdagangan dan koperasi, camat Kintamani, Lurah, dan kepala dusun, tokoh masyarakat dan instansi terkait. 3) Penyusunan instrumen kegiatan Pengembangan dan validasi dokumen-dokumen penunjang kegiatan seperti buku panduan teknologi tepat guna, Ipteks, keterampilan life skill, lembar observasi, lembar wawancara, pedoman evaluasi, perangkat penilaian partisipatif, perancangan logistik. Kegiatan ini dilakukan oleh tim pelaksana dengan melibatkan partisipan di wilayah kegiatan.
5.2 Pelaksanaan Program Ipteks yang dilaksanakan Potensi unggulan pokok yang menjadi prioritas penerapan program ipteks dalam program IBW ini adalah (1) potensi pariwisata yang diarahkan pada pengembangan rural-agrotourism culture yang didukung oleh fanorama alam, situs
14
religi, area dan produk pertanian, peternakan, dan perikanan, yang dapat mendiversifikasi kawasan geo-wisata sebagai wisata-alam, wisata-budaya, wisatakuliner, wisata-relegi, dan agrowisata, (2) potensi pertanian dalam arti luas, (3) potensi peternakan yang ramah lingkungan, (4) perikanan di air tawar dengan perbaikan segmen jejaring pasar melalui pengembangan wisata-kuliner, (5) pendidikan kelompok kelas kecil/life skill/pendidikan wisata, terutama peningkatan kemampuan berbahasa asing dan tourism skill, serta pelayanan kesehatan terpadu berbasis desa adat/masyarakat, (6) UKM/Industri rumah tangga dan lembaga ekonomi masyarakat, (7) industri kerajinan handycraft dan diversifikasi produk kreatif olahan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan, dan (8) program reboisasasi dengan vegetasi lokal tradisional Bali dan mitigasi bencana alam untuk mendukung pusaran dinamika pariwisata sehingga dapat mewujudkan kawasan geowisata wisata dengan berbagai macam produk wisata turunannya. Adapun program IBW yang sudah dilaksanakan dan sedang berjalan adalah dengan rincian sebagai berikut:
5.1. Sosialisasi Program IBW Kawasan Geowisata Kecamatan Kintamani Sosialisasi IBW Geowisata Kecamatan Kintamani dipusatkan di Desa Buahan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Sosialisasi ini diikuti oleh Tim IBW dari Undiksha dan Unipas bersama dengan kepada Desa Sukawana, Batur, Buahan dan Trunyan. Keempat kepala desa menyambut sangat baik pelaksanaan program IBW, yang diharapkan kedepan adalah program ini dapat bergulir sehingga bisa meningkatkan peran serta masyarakat pada program yang akan disiapkan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini diharapkan mengingat keempat desa memiliki potensi yang sangat potensial dalam bidang pariwisat peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan dan berbagai kerajinan. Walaupun potensi tersebut belum digarap secara secara baik dan optimal, sehingga dengan masuknya program IBW diharapkan dapat memacu aktivitas masyarakat keempat desa tersebut. Berikut adalah gambar sosialisasi yang dilaksanakan di kantor Kepala Desa Buahan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.
15
Gambar 01. Suasana sosialisasi program IBW di Desa Buahan
5.2. Konsolidasi dan koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Bangli dan mitra usaha pendukung pengembangan potensi sesuai bidang kegiatan Untuk memantapkan pelaksanaan program IBW Kawasan Geowisata Kecamatan Kintamani, maka sebagai kelanjutan dari penyusunan program IBW dilaksanakan konsolidasi dan koordinasi dengan pihak terkait. Pertama konsolidasi dilakukan bulan Agustus 2013 bertempat di FOK Undiksha yang dihadiri oleh Tim IBW. Adapun konsolidasi dan koordinasi yang telah dilakukan disepakati tentang persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program dan komitmen dalam menyukseskan program IBW Kawasan Geowisata Kecamatan Kintamani. 5.3.Penyusunan Indikator dan Instrumen Program IBW. Indikator dan instrument program IBW yang disusun mengacu pada target yang diinginkan dalam pelaksanaan program IBW tahun 2013, yang secara rinci disajikan dalam lampiran. secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut.
16
5.3.1 Rencana strategis (Renstra) dan program aksi strategis desa-desa wilayah IBW a. Mampu membuat rencana strategis aksi IBW 5.3.2 Program pengembangan dan diversifikasi produk kepariwisataan berbasis geowisata terutama dalam konteks pengembangan rural-agrotourism culture (Anjing Ras Kintamani) a. Meningkatnya adanya kandang baru b. Masyarakat sasaran mampu merencanakan, membuat penangkaran/kandang anjing. 5.3.3 Pembuatan demplot pertanian multicultural dan perternakan terpadu, serta pengolahan limbah pertanian dan ternak menjadi pupuk kompos dan sumber energy bio-gas. a. Meningkatnya adanya kandang baru b. Masyarakat sasaran mampu merencanakan, membuat kandang sapi untuk bio-gas 5.3.4 Program edukasi masyarakat untuk peningkatan SDM bidang pariwisata, melalui pelatihan dan penyuluhan pemandu wisata a. Meningkatnya nilai post tes dibanding pre test b. Masyarakat sasaran mampu merencanakan, membuat pemanduan wisata yang baik 5.3.5 Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat melalui Penyuluhan dan Pemeriksaan/pengobatan gratis a. Meningkatnya nilai post tes dibanding pre test b. Masyarakat sasaran dapat pemeriksaaan dan pengobatan gratis. c. Teratasinya masalah kesehatan
17
5.3.6 Pemberantasan buta hurup dan putus sekolah dengan model pendidikan kelas kecil (small group learning) berbasis kearifan local. 5.3.8 Penataan lingkungan objek wisata a. Tertatanya lingkungan objek wisata 5.4
Penetapan tim dan pelaksanaan program IbW. a.
Program Bidang Pendidikan dan Dr. Gede Rasben Dantes,ST.,MTI.
(FTK Undiksha)
b. Program Bidang Pertanian dan Perternakan Ir. Putu Suardika, M.P. c.
(Pertanian Unipas)
Program Penerapan IPTEKS Drs. Ida Bagus Mardana,M.Si.
(FMIPA Undiksha)
d. Program Bidang Hukum Prof. Dr. I Wayan Lasmawan,M.Pd.
(FIS Undiksha)
d. Program Bidang Industri Kecil dan Pariwisata Ni Wayan Sukerti,S.Pd.,M.Pd. e.
Program Bidang Kesehatan dr. Made Budiawan,S.Ked.,M.Kes.
5.4.1
(FTK Undiksha)
(FOK Undiksha)
Pemetaan Aset Masyarakat Pendataan potensi wilayah di Desa Sukawana, Batur, Buahan dan Trunyan
pada pelaksanaan program IBW Kawasan Geowisata di Kecamatan Kintamani lebih difokuskan pada pendataan asset milik masyarakat baik secara personal dalam keluarga, maupun asset secara komunal dalam kelompok ternak yang sangat memiliki potensi untuk diperdayakan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil survey, observasi dan wawancara yang mendalam dapat
18
diperoleh profil dalam seminggu dengan melibatkan mahasiswa KKN, Tim IBW dan staf pegawai Pemkab Bangli.
5.4.2. Program pengembangan dan diversifikasi produk kepariwisataan berbasis geowisata terutama dalam konteks pengembangan rural-agrotourism culture (Anjing Ras Kintamani) Iptek bagi wilayah kawasan geowisata di kecamatan Kintamani mencanangkan Program pengembangan produk kepariwisataan berbasis geowisata terutama dalam konteks pengembangan pelestarian Anjing Ras Kintamani. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan membuat bangunan permanen berupa kandang untuk digunakan pelestarian anjing ras Kintamani. Sehingga saat ada kunjungan wisata diharapkan wisatawan dapat melihat dan menikmati kekhasan daripada pemeliharaan anjing Kintamani. Dari keterlibatan masyarakat menunjukkan bahwa antusias dari masyarakat sangat tinggi dengan program ini. Materi pelatihan yang dipresentasikan meliputi: Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam menyukseskan program IBW ini tampak seperti gambar berikut.
Gambar 02. Pertemuan dengan Kadus dan Kelompok Ternak Penentuan Lokasi
19
Setelah ditentukan tempat dan diskusi panjang lebar tentang keberadaan anjing ras kintamani, kemudian ditentukan tentang tampat akan didirikan kandang anjing. Dibawah ini disajjikan hasil dari awal sampai akhir pembuatan kandang anjing.
Gambar 03. Lokasi Awal Kandang
Gambar 04. Pemasangan Pondasi Kandang
20
Gambar 05. PengerjaanPemasangan Pondasi Kandang
Gambar 06. Pengerjaan Tembok Kandang
21
Gambar 07. Pemasangan Besi pada Tembok Kandang
Gambar 08. Kandang Sudah Selesai
10.4.3 Bidang Perternakan dan pertanian Iptek bagi wilayah Kawasan Geowisata di Kecamatan Kintamani merancang program Pembuatan demplot pertanian multicultural dan perternakan
22
terpadu, serta pengolahan limbah pertanian dan ternak menjadi pupuk kompos dan sumber energy bio-gas untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organnik bagi pertanian dan kebutuhan energy bahan alternatif untuk keperluan memasak dan rumah tangga. Pada tahun pertama ini Infrastruktur fisik yang dibangun selain Kandang pelestarian anjing kas Kintamani, juga dibangun IBW unit kandang sapi di Dusun Bunut Desa Trunyan yang merupakan dusun terpencil dan terdalam sangat membutuhkan keberadaan kandang sapi yang nantinya akan kompos bio-gas. Ketahanan ekonomi masyarakat yang banyak bertumpu dari hasil ternak-tani disikapi dengan mengembangkan ternak sapi. Adapun proses pembuatannya seperti gambar berikut ini:
Gambar 09. Keadaan Sapi sebelum ada Kandang
23
Gambar 10. Keadaan Kandang dan Tempat Makan Ternak
Gambar 11. Kandang dari posisi Samping
24
Gambar 12. Kandang dari Bawah
5.4.4. Program edukasi masyarakat untuk peningkatan SDM
bidang
pariwisata, melalui pelatihan dan penyuluhan pemandu wisata Penyuluhan bagi pemandu wisata di kawasan wisata Kecamatan Kintamani diarahkan pada beberapa hal antara lain; menjadi pemandu yang professional dan bersahabat. Adapun kegiatan nantinya yang akan dikembangkan selaku pemandu wisata adalah Tracking, cycling, kanoing, dan juga penghasilan hasil bumi. Sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Bapak Amos Lillo selaku Ketua Biro Humas Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali dan I Wayan Bone,SE, selaku perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli. Sedangkan peserta diikuti oleh 15 peserta dari pemandu pariwisata di kawasan Kintamani dan dilaksanakan pada tanggal 7 Nopember 2013. Seperti gambar kegiatan sebaga berikut
25
Gambar 13.
Narasumber Pelatihan dan penyuluhan pemandu wisata
Gambar 14. Peserta Aktif Mengikuti Pelatihan dan penyuluhan pemandu wisata
26
5.4.5. Program Kesehatan Program kesehatan dengan Tema Penyuluhan Kesehatan (HIV, AIDS dan Bahaya Merokok) dan Pemeriksaan serta Pengobatan Gratis di Kawasan Pariwisata Kecamatan Kintamani bagi pemandu wisata di kawasan wisata Kecamatan Kintamani diarahkan pada beberapa hal antara lain; mengetahui dampak beberapa penyakit dan masyarakat sekitar kawasan pariwisata dapat pelayanan kesehatan guna terhidar dari beberapa penyakit. Sebagai nara sumber dalam penyuluhan kesehatan adalah dr. Mad Budiawan, S.Ked.,M.Kes. Sedangkan pada pemeriksaan kesehatan pada masyarakat dibantu beberapa dokter antara lain : dr. Ni Luh Kadek Alit Arsani,S.Ked.,M.Bio.Med., dr. Made Budiawan,S.Ked.,M.Kes. dr. Ni Nyoman Mestri Agustini,S.Ked.,M.Kes. dan
dr. I Made Kusuma Wijaya,
S.Ked.,Kes. Kegiatan ini yang dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7 Nopember 2013 sangat bermanfaat nyata bagi masyarakat di kawasan wisata kintamani. Seperti gambar kegiatan sebaga berikut
Gambar 15. Saat Mengadakan Penyuluhan Kesehatan
27
Gambar 16. Menunggu Giliran Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis
Gambar 17. Menunggu Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis
28
Gambar 18. Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis
5.4.5. Penataan lingkungan objek wisata Untuk penataan IBW kawasan geowisata di kecamatan kintamani, kami fokuskan pada asfek lingkungan supaya menambah asri dan bersih. Pada program ini kami melaksankan pengadaan fisik tempat sampah di seputaran kawasan wisata penelokan Desa Batur, sehingga setiap pengunjung yang berkunjung di kawasan pariwisata ini tersedia tempat sampah untuk kebersihan lingkungan
29
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Recana kegiatan tahun II tahun 2014 meliputi tahap-tahap persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Secara lebih rinci setiap tahap kegiatan dijelaskan sebagai berikut: 6.1 Tahap Persiapan 1) Rapat kerja tim dan partisipan untuk koordinasi dan perencanaan mekanisme kegiatan tahun II yang telah disusun. 2) Pembekalan penyegaran terhadap tim pelaksana, tenaga lapangan dan partisipan 3) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksana program 4) Sosialisasi rencana pelaksanaan program IBW tahun II.
6.2 Tahap Pelaksanaan
30
1) Pemberdayaan, penguatan, dan pembentukan organisasi dalam konservasi hutan dan penanganan mitigasi bencana alam untuk mencegah terjadinya pendegradasian keindahan panorama alam dan lingkungan, beserta dampak pengrusakan yang ditimbulkannya. 2) Penguatan usaha industri kecil berbasis kelapa yang telah dirintis pada tahun I dengan cara (a) pendampingan produksi, (b) pendampingan managemen usaha dan bisnis plan, (c) pendampingan pemasaran baik, lokal, antar pulau maupun ekspor dengan menggunakan direct selling indirect selling, dan E-commerce melalui fasilitas ICT. 3) Penguatan program rural-agrotourism culture dalam menyiapkan kawasan IbW sebagai kawasan desa geowisata mandiri yang mendunia. 4) Penguatan kelompok-kelompok usaha kecil produktif yang ada dan perintisan kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) produktif dan inovatif untuk mendukung pengembangan desa mandiri di wilayah IBW berbasis Ipteks seperti pembuatan pakan ternak, pembuatan pupuk kompos, usaha pembibitan ternak dan pertanian, usaha pengolahan limbah pertanian dan peternakan. 5) Pemberdayaan, penguatan, dan pembentukan koperasi simpan pinjam, koperasi usaha kecil, dan lembaga perekonomian rakyat berlandaskan kearifan lokal untuk mendukung sirkulasi perekonomian masyarakat. 6) Pengembangan desa mandiri dengan melanjutkan program pertanianpeternakan dan perikanan terpadu melalui mekanisme intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian tumpang sari, pengolahan, pengawetan, dan penyimpanan pangan dan pakan ternak, penyediaan sumber energi bio-gas, penyediaan pupuk organik, dan pengaturan irigasi melalui teknologi irigasi embung. 7) Peningkatan dan pembinaan kesehatan keluarga dan masyarakat melalui pengembangan posyandu terpadu berbasis desa pekraman, dan revitalisasi kuantitas dan kualitas jangkauan pelayanan kesehatan, pengintegrasian sistem kesehatan lingkungan hidup berbasis adat ke dalam hukum adat serta memasukannya dalam kurikulum sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah wilayah IBW.
31
8) Pengusulan program P2M seperti penerapan Ipteks bagi masyarakat (IBM) balk dan dana DIPA Undiksha maupun Unipas untuk tahun III program IBW.
5.3 Tahap Evaluasi 1) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program aksi yang dilaksanakan pada program IBW tahun II. 2) Pelaporan, evaluasi dan refleksi program IBW serta penyusunan program aksi IBW tahun III berdasarkan rencana dan program strategis serta pencapaian program aksi tahun II 3) Sosialisasi dan promosi pencapaian program IBW melalui seminar tradisional (paruman pekraman) dan pameran produk IBW, up-load di website, dan promosi media masa Bali Post. 4) Publikasi hasil kegiatan program IBW tahun II akan dimuat pada jurnal akademik P2M yaitu (1) Jurnal Widya Laksana LPM Udiksha, (2) Jurnal Ngayah, dan (3) Jurnal International.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Dari beberapa kegiatan IBW KAwasan Geowisata di Kecamatan Kintamani, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut (1) Profil potensi wilayah IBW di kawasan Geowisata Kintamani, yakni desa Sukawana, desa Batur, desa Buahan dan desa Trunyan menunjukkan daya dukung lahan yang cukup luas, dan potensi pertanian-
peternakan-perikanan
yang
cukup
tinggi.
(2)
terwujudnya
pengembangan pelestarian Anjing Ras Kintamani sebagai ikon pariwisata, (3) industri kecil, (4) demplot perternakan
berbasis zero waste, (5) penyuluhan
kesehatan dan (6) pemandu wisata di kawasan Geowisata Kecamatan Kintamani. Dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan IBW tahun I adalah peningkatan kesadaran masyarakat meningkatkan kualitas hidup melalui aktivitas ekonomi
32
secara produktif yang berpijak pada potensi lokal yang dimiliki, dan peningkatan IPTEKS untuk untuk kepariwisataan.
7.2 Saran Melalui laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, dapat diberikan saran sebagai berikut: 1) Kepada Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha, agar lebih mengintensifkan mengadakan kerjasama lebih baik lagi ke tingkat Kabupaten tempat Pelaksanaan kegiatan. 2) Kepada Pemerintah Kabupaten Bangli agar memikirkan dan mengalokasikan anggaran yang diperuntukkan untuk program IBW yang setiap tahun dilaksanakan oleh perguruan tinggi. 3) Kepada masyarakat dan Desa sasaran pelaksanaan IBW agar tetap medukung
dan melanjutkan program IBW yang sudah berjalan sehinggan akan menjadi kesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli, 2011. Bangli dalam Angka (Bangli in Figures 2011). Denpasar: Percetakan Arysta Jaya. Beebe, James, Basic Concepts and Techniquis of Rapid Appraisal. Human Organization, vol. 54, No 1, Spring 1995. BPS, 1998. Crisis Poverty and Human Deplopment in Indonesia. BPS. UNDP, Jakarta. Dede
Suhaya, 2011. Teknologi Pertanian. Tersedia pada http://dedesuharya.blogspot.com. Diakses tanggal 17 september 2012.
Emil Salim. 1980. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Jakarta Yayasan Idayu. Freadman, John, 1992 Empowerment: The Politics of Alternative Development. Blackwell publishers Cambridge USA.
33
Irawan, P.B. dan Romdiati. H, 2000. The Inpact of Economic Crisis on Povertyand its Implication for Development Strategies, Paper Presented at National Workshop on Food and Nutrition VI. LIPI, 29 Februari- 2 maret 2000, Jakarta. Kartasasmita, Ginandjar. 1995. Pemberdayaan Masyarakat :Sebuah tinjauan administrasi :Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu Administrasi Pemangunan Universitas Brawijaya: Malang. 1995.
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN
Foto 1. Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Bangli
35
Foto 2. Kegiatan Koordinasi di Desa IBW
Foto 3. Keadaan Anjing di Desa Sukawana
36
Foto 4. Pemasangan Pondasi Kandang Anjing
Foto 5. Kandang Anjing
37
Foto 6. Keadaan Sapi Sebelum Ada Kandang
Foto 7. Kandang Sapi
38
Foto 8. Kandang Sapi Sudah ada Sapi
Foto 9. Kandang Sapi dari Kejauhan
39
Foto 10. Penyuluhan Kesehatan
Foto 11. Pemeriksaan dan Pengobatan Kesehatan Gratis
40
Foto 12. Sambutan Ketua LPM UNDIKSHA Pembukaan Acara
Foto 13. Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan Pemandu Wisata
41
Foto 14. Peserta Penyuluhan dan Pelatihan Pemandu Wisata
42