IbM LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
IbM PENGRAJIN MINYAK DAUN CENGKEH DI KECAMATAN SINE KABUPATEN NGAWI Oleh : Ir Sukardi,MS Evi Kurniati,STP,MT
NIP.19600626 198601 1 001 /Ketua Tim NIP.19760415 199903 2 001 /Anggota Tim
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : 159/SP2H/PPM/DP2M/VIII/2010 Tanggal 24 Agustus 2010
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
RINGKASAN
Kecamatan Sine merupakan salah sentra penghasil minyak daun cengkeh yang terdiri atas 4 UKM yaitu milik Bapak Suyanto, Pangat, Marno dan Kumar beroperasi sejak tahun 2003. Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi adalah salah satu daerah tempat penghasil terbanyak limbah dadar kering setelah Daerah Blitar dan Jawa Tengah. Pembelajaran yang dilakukan oleh para pengrajin minyak daun cengkeh tersebut adalah dengan membaca beberapa literatur mengenai pemanfaatan tanaman cengkeh serta aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan UKM di Kecamatan Sine. Bahan baku yang dipakai produksi minyak daun cengkeh adalah limbah dadar daun cengkeh yang kering dengan warna kuning kecoklatan (dadar kering) yang diperoleh dari lingkungan desa dan sekitarnya setiap harinya yaitu desa Wonosari (5 Kwintal), Kendal ( 8 Kwintal), Jogorogo ( 2 Kwintal), Ngerambe (2 Kwintal), Karanganyar (6 Kwintal) dan Pandansari (4 Kwintal). Mayoritas ratarata kapasitas produksinya mencapai 6-7 kwintal per hari. Nilai rendemen yang diperoleh bahwa setiap penggunaan bahan baku 7 Kwintal akan menghasilkan minyak cengkeh 20 Kg dengan masing-masing mempunyai rendemen sebesar 2,85 %. Kapasitas produksi per bulannya 540 kg minyak daun cengkeh. Pemasaran minyak daun cengkeh ini dilakukan di daerah Kemuning Ngargoyoso kepada pengepul minyak cengkeh yaitu Bapak Atang dan Daerah Jenawi kepada Bapak Harto. Jumlah minyak yang disetor adalah sekitar 18-20 Kg, dengan harga Rp. 50.000,-- 80.000,-/ kg Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh pengrajin minyak daun cengkeh di Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi antara lain Rendahnya kualitas minyak daun cengkeh yang dihasilkan akibat ketel dari besi baja sehingga berdampak warna minyak daun cengkeh agak kecoklatan kehitaman dan harga jualnya rendah. Pengrajin Minyak Daun Cengkeh untuk mengadopsi Ketel Destilasi dari Stainless Steel mengalami kendala dalam modal bahkan pernah mengajukan pinjaman melalui Tim Kelompok Kerja Teknis UKMK Propinsi Jawa Timur tetapi belum disetujui sampai saat ini karena harga mesin yang relatif mahal. Alternatif solusinya
dengan introduksi dan implementasi ketel uap destilasi dari stainless steel yang memenuhi syarat LLM (Low Technology, Low Investment dan Marketable) sehingga mudah diadopsi oleh UKM. Selain itu terbatasnya area pemasaran minyak daun cengkeh dimana selama ini langsung didistribusikan ke pengepul karena terbatasnya informasi yang dimiliki pengrajin minyak daun cengkeh tentang strategi pemasaran. Maka perlu adanya pelatihan dan pembinaan tentang manajemen pemasaran sehingga pengrajin dapat memperluas jangkauan pasar yang kompetitif dan lebih profitabel. Metode Pelaksanaan Kegiatan : Penyuluhan, Pelatihan Produksi tentang Good
Manufacturing
Practices
dan
Strategi
Pemasaran,
Pendampingan
Keberlanjutan Usaha. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain : a. Konfirmasi tentang proses produksi dan manajemen pengelolaan usaha di sentra UKM penyulingan minyak cengkeh
telah dilakukan sehubungan
dengan tindakan terknis yang akan dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan produktivitas kinerja dari UKM terkait
Selama ini yang
menjadi permasalahan di UKM antara lain penggunaan peralatan untuk destilasi / penyulingan minyak cengkeh dengan ketel dari plat baja dan tanki penampung minyak ccengkeh dari drum besi sehingga berdampak pada kualitas minyak cengkeh yang dihasilkan dengan warna agak coklat kehitaman. Dampaknya nilai jual pada pengepul / distributor rendah maka perlu adanya perbaikan kualitas minyak cengkeh salah satunya dengan rekonstruksi ketel destilasi dari bahan stainless steel. b. Proses rekonstruksi ketel untuk penyulingan / destilasi minyak cengkeh dari stainless steel sesuai dengan kapasitas produksi di UKM terkait. Tahap awal dilakukan di ruang produksi milik Bapak Suyanto sekaligus yang akan ,mengkordinir penggunaan ketel ini. Ketel lama dari plat baja dioptimalkan penggunaan dengan rekonstruksi dari stainless steel tanpa membuang peralatan sebelumnya sehingga lebih efisien. c. Evaluasi terhadap kinerja dari rekonstruksi ketel penyulingan minyak cengkeh dengan mengukur sistem operasi dan proses yang dilakukan bersama antara mahasiswa dan tim pelaksana kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) dengan mengukur langsung di UKM terkait. Analisis
perubahan alat meliputi efisiensi, transfer panas dan perubahan kebutuhan energi dalam proses penyulingan minyak cengkeh. d. Pelatihan, sosialisasi dan penyuluhan kepada UKM pengrajin penyulingan minyak cengkeh tentang penerapan Good Manufacturing Practices dan manajamen pemasaran. Selama ini strategi pemasaran melalui pengepul / distributor sehingga margin yang diperoleh jauh lebih kecil dibanding distributor. Pelatihan diharapkan dapat memperluas wawasan UKM minyak cengkeh tentang sistem pemasaran sekaligus penggunaan media pemasaran yang komersial dan bersaing. . e. Operasionalisasi mesin peralatan produksi di UKM penyulingan minyak cengkeh dengan diterapkan langsung untuk produksi minyak cengkeh di UKM milik Bapak Suyanto. . f. Monitoring dan evaluasi tentang operasionalisasi mesin telah dilakukan oleh Tim Pelaksana Lapang untuk melihat perbaikan kinerja UKM dengan adanya fasilitasi mesin dari kegiatan IbM.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008a. Agroindustri Cengkeh. www.my.opera.com/eladorado/blog/cengkeh-komoditi-utama-penyulinganIndonesia. 1 September 2008. Anonim. 2008b. Agroindustri Cengkeh. www.agroindo.wordpress.com/2008/08/22/agroindustri-cengkeh. Tgl Akses 15 Desember 2008. Deperindag, 2001. Pengembangan industri minyak atsiri dengan pendekatan klaster industri. Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah. Deperindag, RI, Jakarta. Disbun Sulut, 2002. Sulawesi Utara Dalam Angka. Dinas Perkebunan Propinsi Sulwasi Utara. Manado. Ulrich dan E. Pingger. 2001. Konsep Pengembangan Produk. Salemba. Jakarta