IbM LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
”IbM KAWASAN KAMPOENG VANNAME DI LAMONGAN”, ”Feeder” penyebar pakan udang untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Ketua Tim Pelaksana
: Dr.Ir.Nuddin Harahab, MP 196104171990031001 Anggota Tim Pelaksana : - Dr.Ir.Harsuko Riniwati, MP 196606041990022002 - Akhmad Faizin, Dipl Ing, HTL, MT. 19640213 199512 1 001
Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Program Pengabdian kepada masyarakat Nomor : 159/SP2H/PPM/DP2M/VIII/2010, Tanggal 24 Agustus 2010
Lembaga Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya Malang 2010
RINGKASAN
Sistem budidaya udang di tambak dapat digolongkan budidaya udang tradisional, semi-intensif dan intensif. Sistem budidaya semi-intensif pada umumnya merupakan pengembangan tambak tradisional dengan luas petak sekitar 1 hektar. Petakan tambak yang luas ini akan berpengaruh pada system pemberian pakan. jumlah pakan yang diberikan untuk udang cukup banyak dan meningkat sesuai umur udang. Saat udang berumur 0-1 minggu pemberian pakan 4 kali sehari dan setiap makan menghabiskan 5 Kg, pada umur 1 minggu sampai 1 bulan pemberian pakan 4 kali sehari dan setiap makan menghabiskan 10 Kg, sedangkan pada umur 1 - 2 bulan pemberian pakan tetap 4 kali sehari dan setiap makan menghabiskan 14 Kg. Tetapi setelah berumur 2 bulan sampai panen pemberian pakan setiap 5 kali dan setiap makan menghabiskan minimal 20 Kg. Biasanya pemberian pakan dengan cara dilempar menggunakan tangan manusia. pada tambak seluas 0,8 – 1,2 hektar membutuhkan waktu sekitar 64 - 96 menit atau 1 – 1,5 jam setiap kali pemberian. Jika frekuensi makan sudah mencapai 4-5 kali, maka waktu yang dihabiskan untuk menyebar pakan adalah 4-7,5 jam per hari. Dengan demikian dibutuhkan teknologi penyebar pakan udang untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha. Tujuan kegiatan penerapan teknologi melalui program IbM Kawasan Kampoeng Vanname ini adalah untuk membantu: (1) Masyarakat pembudidaya ikan (petambak) dalam meningkatkan efektifitas pemberian pakan udang, khususnya pada budidaya udang vanname (2) Meningkatkan efisiensi biaya dan khususnya efisiensi waktu dalam proses pemberian pakan atau penyebaran pakan udang, (3) Meningkatkan
produktivitas
usaha
budidaya
dengan
terciptanya
efektifitas
pemberian pakan. Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah tercermin dalam tahapan kerja.
Pokok-pokok kerja yang lakukan dalam penerapan Iptek
bagi
masyarakat (IbM) “Feeder” Penyebar Pakan Udang ini adalah: (1) rancang bangun teknologi,
(2) demplot,
(3) pendampingan dan (4) penyuluhan, sosialisasi dan
pemantauan kinerja alat atau monitoring dan evaluasi (Monev). Spesifikasi dan cara kerja satu set teknologi “Feeder” Penyebar Pakan Udang dijelaskan berdasarkan komponen alat dan cara kerja alat. Pada prinsipnya kerja alat adalah memanfaatkan gaya sentrifugal, dengan pengaturan impeller dan sirip-sirip yang diatur sedemikian
rupa sehingga mampu menyebarkan pakan dengan radius dan volume tertentu. Hasil kerja teknologi “feeder” penyebar pakan udang telah terbukti mampu meningkatkan efektifitas pemberian pakan dengan menyebarkan pakan udang lebih merata, pada radius sebar rata-rata 6 meter.
SUMMARY
Shrimp farming system in shrimp culture ponds can be classified as traditional, semiintensive and intensive. Semi-intensive culture systems in general is the development of traditional ponds with an area of about 1 hectare plot. This large pond map will affect the feeding system. Amount of feed given to shrimp pretty much according to age and increased shrimp. At 0-1 weeks old shrimp feeding 4 times a day and each meal spent 5 Kg, at the age of 1 week to 1 month of feeding 4 times a day and each meal spent 10 kg, while at the age of 1-2 months of feeding remained 4 times every meal a day and spent 14 Kg. But after the age of 2 months until the harvest of feeding every 5 times and every meal to spend a minimum of 20 Kg. Feeding usually thrown by using the human hand. The pond area of 0.8 to 1.2 hectares takes about 64-96 minutes or 1 - 1.5 hours each time delivery. If the frequency of eating has reached 4-5 times, then the time spent to spread the feed is from 4 to 7.5 hours per day. Thus shrimp feed spreader technology needed to improve the effectiveness and efficiency of business. The purpose of the application of technology through IBM's program Kampoeng Vanname Regions are to assist: (1) Society of fish farmers (farmers) in improving the effectiveness of feeding shrimp, especially in vanname shrimp culture (2) Increasing the cost efficiency and time efficiency especially in the feeding process or spread of shrimp feed, (3) Increasing the productivity of farming with the creation of the effectiveness of feeding. Method of implementation of activities carried out are reflected in the working stages. The main points that do the work in the application of science and technology for society (IBM) "Feeder" Shrimp Feed Spreader is: (1) design technology, (2) the demonstration plots, (3) mentoring and (4) counseling, socialization and performance monitoring tool or monitoring and evaluation (M & E). Specifications and how to work a set of technologies "Feeder" Shrimp Feed Spreader explained based on the component tools and ways of working tools. In principle, the tool is to utilize centrifugal force, by setting the impeller and the fins are arranged in such a way so as to spread the feed with a certain radius and volume. The work of technology "feeder" shrimp feed spreader has been shown to increase the effectiveness of feeding with shrimp feed more evenly spread, the radius of spread averaged 6 yards.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur, 2003. Perikanan Jawa Timur Dalam Angka (Esat Java Figure Fisheries). Surabaya.
Effendi, 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta
Majalah Trobos, 2006. Trobos Agribisnis Peternakan dan Perikanan. Edisi Februari 2006.
Mujiman, 1982. Budidaya Udang Windu. Pusat Pembenihan Udang Probolinggo PT Penebar Swadaya Anggota IKAPI. Jakarta