LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IbK)
IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IBK) DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA)
Oleh : Ketua: Nyoman Satiyadnya, S.Si, M.T(NIP.132240367) Anggota: 1. Drs. IBP. Mardana, M.Si (NIP. 131943605) 2. Dra.Ni Wayan Sukerti, M.Pd (NIP.1323391420) 3. Ni Made Suriani, S.Pd, M.Pd (NIP. 132299687) 4. Drs. Anjuman Zukri, M.Pd (NIP. 130869919) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 023.04.2.552581/2003/2003 Revisi 2 tanggal 01 Mei 2013
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2013 i
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul
2. Ketua Pelaksana 2.1 Nama lengkap 2.1 NIP 2.3 Jabatan/Golongan 2.4 Perguruan Tinggi 2.5 Fakultas/Jurusan 2.6 Alamat Kantor/Telp/Faks 2.7 Alamat Rumah/Telp/ 3. Anggota Tim Pengusul Kegiatan 3.1 Dosen 3.2 Praktisi 3.3 Teknisi/Programer Komputer
: Ipteks bagi Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) : Nyoman Santiyadnya, S.Si, M.T : 197106161999031006 : Lektor/IIId : UNDIKSHA : Teknik dan Kejuruan/Elektronika : Jln. A. Yani 67 Singaraja Singaraja/(0362)22570/25735 : BTN. Puri Asri D/4 Kerobokan Singaraja-Bali/081558692268 : 6 orang : 3 orang : 2 orang
4. Peserta 4.1 Mahasiswa PKM/PKMK 4.2 Mahasiswa Merintis Usaha Baru 5. Biaya Kegiatan a. Dikti b. Undiksha c. Lain-lain
: : 15 orang : 15 orang
6. Tahun Pelaksanaan
: Tahu 2011 s/d tahun 2013 ( 3 tahun)
: Rp 100.000.000,: Rp 30.000.000,: Rp -
Mengetahui :
Singaraja, 12 Desember 2013
Ketua LPM Undiksha
Ketua Pelaksana
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP. 195901011984031003
Nyoman Santiyadnya, S.Si, M.T NIP. 197106161999031006
ii
IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IBK) DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) oleh, I Nyoman Santiyadnya Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK Tujuan pelaksanaan program IbK di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) adalah untuk menumbuh-kembangkan budaya kewirausahaan di Undiksha. Metode pelaksanaan IbK menggunakan PALS dengan tahapan (1) fase penyadaran kewirausahaan (awareness), (2) fase pengkapasitasan (capaciting) dan pendampingan (scaffolding) kewirausahaan (entrepreneurship capacity building), dan (3) fase pelembagaan (institutionalization) usaha baru sebagai wirausaha baru. Hasil yang diperoleh dari kegiatan IbK Undiksha pada tahun 2013 adalah (1) IbK Undiksha telah berhasil membidani lahirnya 15 orang mahasiswa Undiksha sebagai wirausaha baru yang menjalankan bisnis di bidang kuliner, usaha ternak babi/ayam, telepon seluler, komputer, dan debero shoes; (2) Terwujudnya inkubator wirausaha (Inwub) IbK Undiksha sebagai centre of entrepreneurship dalam pengembangan budaya kewirausahaan di Undiksha, dan (3) Terwujudnya sistem entrepreneurship capacity building bagi mahasiswa Undiksha dalam IbK dibawah payung LPM Undiksha dan Mitra Usaha. Kata-kata kunci: IbK, PALS, inwub, wirausaha baru
iii
IPTEKS FOR ENTREPRENEURSHIP (IBK) IN UNIVERSITY OF GANESHA EDUACTION (UNDIKSHA)
ABSTRACT The IbK of Undiksha was aimed to improve the entrepreneurship in University of Ganesha Education. The method of IbK based on PALS approach which consist of stage (1) awareness phase, (2) capaciting phase, (3) scaffolding phase, (4) institutionalization phase. The result of IbK of Undiksha were (1) IbK Undiksha succeed to promote 15 students as new entrepreneur whose run business in sector culinary, pigs/chicken livestock business, cellular phone, debero shoes; (2) installation on entrepreneurship incubator of IbK Undiksha as centre of entrepreneurship in develop entrepreneur culture in Undiksha, dan (3) installation of the capacity building entrepreneursip for students in Undiksha.
Keywords: IbK, PALS, inwub, new entrepreneurer
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-NYA pelaksanaan kegiatan P2M Program Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) DP2M Dikti ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan tepat pada waktunya. Terlaksananya kegiatan P2M Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) di Undiksha ini adalah berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada yth: 1. Direktur P2M Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta 2. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 3. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 4. Prof. Dr. Sundani Nurono Suwandi atas bimbingannya 5. Dosen dan mahasiswa Undiksha atas peran sertanya.
Semoga kerjasama yang baik ini dapat dipelihara dan ditingkatkan pada masamasa mendatang dan semoga pula hasil kegiatan IbK ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan iklim kewirausahaan di Undiksha
Singaraja, 10 Desember 2013 Ketua Tim Pelaksana
Nyoman Santiyadnya, S.Si, M.T NIP. 132240367
v
DAFTAR ISI
JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I. Pendahuluan
1
BAB II. Metode Pelaksanaan IbK
6
BAB III. Hasil da Pembahasan
7
BAB IV. Penutup
27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN 1. Analisis Situasi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang berlokasi di kota Singaraja. Undiksha Singaraja berdiri di atas areal seluas 14 ha. Undiksha Singaraja terbagi dalam 6 fakultas, yaitu: Fakultas MIPA, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Pendidikan dan Fakultas Olahraga dan Program Pasca Sarjana. Dari ke-6 fakultas terdapat 34 jurusan dan progam studi. Jumlah mahasiswa pada tahun akademik 2008/2009 per 29 pebruari 2008 adalah 5.644 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa aktif tahun akademik 2009/2010 per 29 Peberuari 2010 adalah 8.424 orang, yang terdiri dari program S1, Diploma, dan S2. Sedangkan jumlah tenaga administrasi dan pustakawan sebanya 213 orang. Jadi secara keseluruhan jumlah mahasiswa Undiksha 10.000 orang. Sesuai dengan kurikulum 2007, mahasiswa S1 Undiksha diproyeksikan akan menjadi PNS guru untuk semua bidang studi mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Namun, karena rendahnya daya serap pengangkatan menjadi guru negeri/swasta oleh Pemerintah, maka setiap fakultas menawarkan mata kuliah kerja alternatif (MKKA) yang dimaksudkan untuk membekali mahasiswa Undiksha keterampilan hidup (life skill) pada bidang elektronika, komputer, akutansi, bengkel listrik, instalasi listrik, perhotelan, tataboga, tata busana, pariwisata, pendidikan, percetakan, dan lain-lainnya. Dengan MKKA ini mahasiswa diharapkan mampu mempenetrasi peluang kerja non-guru. Dengan hanya memberikan substansi keterampilan hidup di luar disiplin keilmuan mahasiswa melalui program MKKA, ternyata belum menjamin mahasiswa eksis membuka usaha kerja baru non-guru, karena rendahnya pemahaman konsep bisnis dan kiat-kiat berwirausaha. Hal ini terlihat dari banyaknya alumni undiksha yang bersedia menjadi tenaga honor pendidik dengan gaji yang relatif rendah, setelah mereka menamatkan studinya di Undiksha. Hampir 99% mahasiswa yang telah lulus cenderung menunggu dan mencari kerja, dan hanya sedikit saja yang mempunyai inisiatif menjadi wirausaha. Pedahal peluang binis di sekitar kampus Undiksha, di kota Singaraja, dan di provinsi Bali masih cukup menjanjikan. Hal ini mungkin disebabkan sistem dan budaya
1
akademis yang selama ini diterapkan hanya untuk menghasilkan lulusan yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja (pegawai) dan bukan sebagai pengusaha. Mahasiswa Undiksha sebagian besar berasal dari luar daerah, sehingga mereka pada umumnya mondok di sekitar kampus. Situasi ini menyebabkan geliat roda perekonomian masyarakat di sekitar kampus menjadi lebih hidup. Bisnis rumah kost dan rumah makan (kuliner) banyak bermunculan di sekitar kampus. Rutinitas kegiatan mahasiswa pada umumnya adalah mengikuti perkuliahan dengan berbagai tugas yang dibebankan kepadanya oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut. Disamping itu, kegiatan kemahasiswaan secara insidental, antara lain, seminar ilmiah, kemah, malam hiburan, pengadaan bazar, dan lain-lain juga mewarnai aktivitas akademis mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam hal penyelesaian tugas-tugas tersebut banyak sekali berhubungan dengan masalah fotocopy, penjilidan, ketik komputer, Internet, Wartel, alat komunikasi HP, rumah makan (kuliner), catering, loundry, dan lain-lain. Kebutuhan masyarakat kampus akan layanan tersebut meupakan peluang usaha yang dapat ditangkap mahasiswa untuk dikemas menjadi usaha bisnis yang menguntungkan. Sementara itu dengan bermunculannya bisnis rumah kost di sekitar kampus, maka terjadi peningkatan pemasangan dan
instalasi listrik, mesin pendingin
dan barang elektronika lainnya. Di samping itu, di Singaraja penyedia jasa maintenance mesin pendingin, serta mesin–mesin listrik masih sangat kurang, pedahal dengan kondisi alam yang panas membuat kebutuhan akan AC atau kipas angin menjadi sangat penting, sehingga dibutuhkan jasa maintenance untuk alat-alat tersebut. Hal ini juga nampaknya menjadi lahan bisnis yang menjanjikan bagi mahasiswa. Jasa rental komputer juga sangat dibutuhkan karena tidak semua mahasiswa memiliki komputer. Tugas-tugas mahasiswa dalam bentuk paper, makalah dan lain-lainnya pada umumnya di-edit dengan komputer. Usaha jasa rental komputer, juga sebagai usaha yang bagus untuk dikembangkan. Harga komputer yang cendrung terjangkau oleh sebagian mahasiswa, maka kepemilikannya makin lama makin meningkat. Kerusakan-kerusakan komputer mungkin terjadi tidak bisa dihindari, sehinggan peluang bisnis penyedia jasa service komputer kian makin terbuka. Di samping itu, usaha merakit dan jual-beli komputer juga sangat terbuka, baik komputer baru maupun komputer bekas. Internet merupakan sarana dalam penjelajahan dunia maya, hampir semua informasi ada di situs internet baik informasi yang bersifat
2
umum maupun informasi yang bersifat ilmiah. Mahasiswa sebagai bagian dari komunitas ilmiah sangat memerlukan fasilitas internet, karena hampir semua tugas dari setiap mata kuliah mengharuskan mahasiswa memanfaatkan internet untuk memperoleh data pendukung dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Sehingga penyediaan jasa warung internet ini merupakan peluang bisnis yang sangat bagus. Dalam konteks area provinsi di luar kabupaten Buleleng, banyak peluang bisnis yang dapat dieksplorasi mahasiswa. Bali sebagai salah satu tujuan wisata domestik atapun internasional merupakan daerah yang memiliki potensi besar untuk wirausaha. Jenis wirausaha yang dapat dikembangkan adalah 1) wirausaha profesional, yang sebagian besar dalam bentuk industri pariwisata seperti bisnis perhotelan, bisnis tempattempat hiburan dan rekreasi, dan sebagainya, dan 2) wirausaha sederhana, dengan modal terbatas dalam bentuk warung internet (warnet), usaha service alat elektronik, rumah makan dan sebagainya dengan konsumen masyarakat setempat. Banyak peluang bisnis yang menjanjikan potensi profit yang menguntungkan tetapi sering tidak ditangkap mahasiswa, karena rendahnya instink bisnis dan kemampuan entrepreneurship di kalangan mahasiswa. Hal ini harus mendapat penanganan ekstra Undiksha, bagaimana mentransformasi secara bertahap iklim perkuliahan yang berorientasi pada knowledge based menuju perkuliahan yang berorientasi
pada
entrepreneurship
based.
Dalam
konteks
membangkitkan
kewirausahaan mahasiswa, syarat awal yang harus diupayakan adalah (1) memiliki keterampilan pada bidang usaha yang akan digeluti, yang dapat diperoleh dengan mengikuti kuliah MKKA (mata kuliah kerja alternatif), sebagai mata kuliah pilihan, dan (2) menumbuhkembangkan kompetensi kewirausahaan dengan mencanangkan program kewirausahaan seperti PKMK, PMW dan IbK. Iklim kondusif yang dicanangkan Dikti dalam membangun kewirausahaan mahasiswa melalui program PKMK telah disambut dengan antusias oleh mahasiswa Undiksha. Jumlah mahasiswa yang memenangkan PKMK 2 tahun terakhir berjumlah 8 orang, non PKMK 101, mahasiswa yang merintis usaha baru sampai tahun 2010 sebanyak 10 orang. Jenis produk/ komoditas usaha yang sudah dihasilkan atau dijual oleh tenant adalah: (1) layanan penjualan/penyewaan, pengetikan dan service komputer, (2) penjualan berbagai produk kuliner seperti makanan dan kue-kue, (3) penjualan pulsa dan layanan service HP, (4) produksi buku olympiade tingkat SD, SMP, dan SMA, (5)
3
Produksi dan penjualan perangkat upakara (pejati, canang-sari), (6) pelayanan pijit kesehatan (health massase), dan Fitnest centre. Produk usaha tenant tersebut sangat potensial secara ekonomis untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar baik di dalam kampus Undiksha maupun di luar kampus.
Namun keberlanjutan dan penanganan
secara profesional usaha bisnis yang dikelola mahasiswa PKMK dan mahasiswa yang merintis usaha sering menjadi kegagalan dalam membangun wirausaha baru, sehingga perlu proses yang mapan dalam membangun kapasitas entrepreneurship mahasiswa secara sistemik, melalui program ipteks bagi kewirausahaan (IbK). Dengan potensi kepakaran dalam bidang bisnis, civitas akademik Undiksha sangat berpotensi mengembangkan iklim kewirausahan di kampus melalui program Ipteks bagi kewirausahaan (IbK) , yang digagas oleh LPM Undiksha. Hal ini dapat dilihat dari sumber tenaga yang dimiliki lembaga yang berkualifikasi latar belakang pendidikan di bidang ekonomi dari Jurusan Ekonomi manajemen dan Akutansi. Di samping itu, beberapa diantara mereka juga berperan sebagai pengelola maupun konsultan suatu lembaga usaha yang tergolong sukses. Perusahaan-perusahaan yang mereka kelola pada umumnya bergerak di bidang jasa, seperti :kuliner,
koperasi,
priklanan, percetakan, angkutan, kontraktor, properti dl. Di samping itu, dari beberapa hasil penelitian, civitas akademik Undiksha telah berhasil menemukan produk yang memiliki potensi ekonomis tinggi, yaitu “pigmen anorganik alami batu merah” yang sudah dikelola secara ekonomis dalam program IbIKK. Produk ini sudah menjadi salah satu komoditas usaha unggulan Undiksha yang dijual dalam bentuk patung cendramata, cat lukis alami, bata merah, dan genteng. Optimalisasi managemen produksi dan pemasaran komoditas ini tentu harus didukung oleh iklim kewirausahaan di Undiksha. Dengan potensi kepakaran akademik dan kewirausahaan seperti ini, Undiksha sebenarnya mampu membangkitkan spirit kewirausahaan di kalangan mahasiswa melalui program ipteks bagi kewirausahaan (IbK), sehingga mahasiswa dapat menterjadikan diri sebagai wirausaha baru, dengan mengembangkan business plan guna menangkap peluang-peluang bisnis di sekitar kampus, dan di luar kampus dalam area kabupaten atau provinsi. Dengan pencanangan IbK di Universitas Pendidikan Ganesha diharapkan dapat (1) menciptakan wirausaha baru yang mandiri dari Undiksha, (2) meningkatkan keterampilan manajemen usaha bagi masyarakat menciptakan
metode
pelatihan
kewirausahaan
yang
cocok
industri, (3)
bagi
mahasiswa
4
PKMK/mahasiswa wirausaha Undiksha, dan (4) Unit usaha yang dapat menghasilkan profit sebagai sumber generate revenue dari Undiksha. Melalui program IbK, maka Undiksha dapat: (1) mengembangkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa dengan cara (i) memberikan bekal pengetahuan konseptual dan kemampuan manajerial tentang bagaimana menjadi wirausaha berhasil, (ii) melatih mahasiswa tentang cara menemukan peluang usaha dan memilihnya sesuai dengan kemampuan SDM, dana, dan proyek pengembangan usahanya di kemudian hari sesuai tuntutan pasar, (iii) melatih keterampilan mahasiswa dalam menyusun Rencana Usaha (RU) sesuai dengan jenisjenis usaha yang dipilihnya, (iv) melakukan analisis SWOT untuk mengevaluasi dan memperbaiki Rencana Usaha berdasarkan hasil survey kelayakan usaha dan informasiinformasi aktual yang relevan untuk mendukung perkembangan usaha di kemudian hari, dan (v) Menciptakan wirausaha baru yang mandiri, (2) Meningkatkan keterampilan manajemen usaha bagi masyarakat industri, dan (3) Menciptakan metode pelatihan kewirausahaan yang cocok bagi mahasiswa PKMK/mahasiswa wirausaha. Kelima tujuan-tujuan operasional tersebut diarahkan pada proses pencapaian sasaran akhir program pembentukan wirausaha baru yang mandiri, tangguh, dan peka terhadap lingkungan sekitar dengan menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat madani yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika bisnis sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut para peserta. Dengan demikian, maka wirausaha baru yang hendak dihasilkan melalui program IbK ini diharapkan bisa memiliki kepribadian yang utuh dan mampu menempatkan usahanya sebagai bagian dari skenario untuk memuliakan kehidupan di muka bumi. Target luaran minimal yang direncanakan untuk dicapai melalui kegiatan Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) di Undikahsa adalah: (1) Tersusunnya perangkat perkuliahan kewirausahaan, seperti: Silabus Mata Kuliah dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Diktat kuliah kewirausahaan, Panduan magang/diklat kewirausahaan, dan model entrepreneurship capacity building, (2) Terwujudnya unit usaha dalam bentuk inkubator wirausaha yang berorientasi profit di Undiksha sebagai salah satu sumber generate revenue Undiksha, (3) Dihasilkannya 10 mahasiswa yang dapat menjadi wirausaha baru mandiri per tahun
yang siap
berkompetisi di masyarakat, sehingga selama 3 tahun akan dihasilkan 30 wirausaha baru dari Undiksha, dan (4) Publikasi ilmiah pada jurnal terakreditasi nasional dan intenasional.
5
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1 Pola Rekrutment Tenant Rekrutment tenant peserta program kewirausahaan dibawah unit layanan IbK setiap tahun dilakukan dengan metode test ujian masuk kewirausahaan. Proses seleksi calon peserta program kewirausahaan di Undiksha (recruitment tenant) dilakukan secara bertahap sebagai berikut: (1) melakukan sosialisasi kepada ketua-ketua jurusan dan mahasiswa tentang program kewirausahaan di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di lingkungan Undiksha, (2) penawaran mata kuliah pilihan kewirausahaan dengan bobot 2 SKS, kepada mahasiswa Undiksha pada semeter genap setiap tahun perkuliahan, (3) membuka pendaftaran bagi mahasiswa untuk memprogram kuliah pilihan kewirausahaan (entrepreneur) yang dicanangkan LPM Undikhsa. Persyaratan mahasiswa yang boleh mendaftar untuk mengikuti program kewirausahan di Undiksha adalah sebagai berikut: (1) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di semua jurusan di lingkungan Undiksha. (2) Pernah memenangkan PKM/PKMK dan atau mahasiswa yang berkeinginan dan atau sudah memulai merintis usaha/bisnis baru, yang ditunjukkan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. (3) Menyerahkan
surat
pernyataan
komitmen
untuk
mengikuti
program
kewirausahaan (entrepreneurship). (4) Menyerahkan kelengkapan administrasi
lainnya, sesuai yang dibutuhkan
panitia pelaksana program kewirausahaan Undiksha. (5) Bersedia
mengikuti
recruitment
test,
yakni
test
kewirausahaan
(entrepreneurship test) dan test kepribadian (personality test). (6) Melakukan regestrasi ulang
program kewirausahaan berdasarkan hasil
recruitmen test. Mahasiswa yang dinyatakan lolos untuk mengikuti program kewirausahaan adalah mahasiswa yang memperoleh
nilai
melebihi skor
passing grade dari akumulasi nilai test kewirausahaan, tes kepribadian, bobot pengalaman kewirusahaan dan daya tampung. Kapasitas daya tampung maksimum 30 mahasiswa.
6
Siklus rekrutment tenant dilakukan secara periodik setiap tahun. (30) tiga puluh mahasiswa PKMK/Mahasiswa non PKMK yang sudah berhasil lolos dari recruitment test berhak mengikuti program perkuliahan kewirausahaan (KWU), tapi hanya 20 (dua puluh) mahasiswa dengan urutan ranking terbaik yang diperbolehkan melanjutkan untuk mengikuti program entrepreneurship capacity building, yaitu (1) diklat hibah kewirausahaan, (2) magang kewirausahaan, dan (3) Inkubator kewirausahaan. Dari 20 mahasiswa yang digodok dalam program pembentukan kapasitas wirausaha diharapkan dapat dihasilkan 8-10 mahasiswa wirausaha baru mandiri per tahun yang siap berkompetisi di masyarakat (bussines establishment). Sirkulasi peserta program kewirausahaan IbK Undiksha, seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Tahun-1
Tahun-2
Tahun-3
Tahun-n
PKMK/ NonPKMK
PKMK/ NonPKMK
PKMK/ NonPKMK
PKMK/ NonPKMK
8-10 30 00
20 00
8-10 30 00
10 00
30 00
10 00
WIRAUSAHA BARU
8-10
30 00
Gambar 1. Periodisasi Recruitment Peserta IBK
2.2 Metode Pendekatan IbK Metode pendekatan IbK dalam konteks pemberdayaan potensi entrepreneurship mahasiswa mahasiswa menggunakan metode PALS (Participatory Action Learning System). Prinsip dasar dari metode PALS adalah pelibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran aktif partisipan dalam program kewirausahaan (entrepreneurship) secara alamiah dengan segala pendekatan sehingga membentuk suatu sistem interaksi pembelajaran secara partisipatif, baik secara personal maupun komunal ( Chambers,
7
2007). Metode PALS menitikberatkan pada transformasi kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk diusahakan dibawa pada perubahan-perubahan ke arah perbaikan kondisi entrepreneurship mahasiswa melalui (1) fase penyadaran kewirausahaan (awareness), (2) fase pengkapasitasan (capaciting) dan pendampingan (scaffolding) kewirausahaan (entrepreneurship capacity building), dan (3) fase pelembagaan (institutionalization) usaha baru sebagai wirausana baru. Metode pendekatan IbK dengan metode PALS secara digramatik ditunjukkan pada gambar 2.
Terapan IPTEKS (1) Pemodalan (2) Desain Peralatan (3) Desain Teknologi (4) Pemasaran
PALS
K W U
Potensi wirausaha
Entrepreneurship Capacity Building
Start-up Bussiness
(Bussines Establishment) WIRAUSAHA BARU
Program Aksi: (1) Diklat Kewirausahaan (2) Magang Kewirausahaan (3) Inkubator Kewirausahaan
AWARENESS PHASE
CAPACITING /SCAFFOLDING PHASE
INSTITUTIONALIZATION PHASE
Gambar 2. Metode Participatory Action Learning Systems Fase penyadaran (awareness) kewirausahaan mahasiswa merupakan starting point dalam membangun kapabilitas wirausaha mahasiswa melalui recruitment test dan pelaksanaan program perkuliahan kewirausahaan (entrepreneurship). Pengkapasitasan kewirausahaan mahasiswa ditumbuhkembangkan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan intensif untuk dapat memenangkan hibah kewirausahaan dari penyandang dana, seperti BUMN, PMW Dikti, Wirausaha Bank Mandiri, atau lembaga keuangan lainnya atau magang kewirausahaan di Industri bisnis mitra, seperti Rangoon Sunset, Cozty Resto, Boga Undiksha, Tera Computer, Sempurna electronic Service, Hardy’s
8
Department Store, Bilingua College, Singaraja Handphone, Percetakan Swadaya, dan Artha Graphica Digital. Fase pengkapasitasan kewirausahaan ini diharapkan dapat menghantarkan mahasiswa untuk menghasilkan rencana usaha bisnis (bussines plan) yang matang untuk diimplementasikan dalam membuka usaha baru (start-up bussines). Pola pembimbingan dan pengawasan pada fase pengkapasitasan kewirausahaan ini dilakukan secara terpadu dengan melibatkan tim pelaksana IbK, bagian kemahasiswaan, dan nara sumber (dosen pengajar) dengan mengoptimalkan monev internal. Pembiayaan usaha baru mahasiswa tenant, pada tahap start-up bussines dapat berasal dari (1) hibah PMW Dikti, (2) Community Service Responsibelity (CSR) Wirausaha Bank Mandiri, atau lembaga keuangan lainnya, dan (3) pinjaman modal lunak dari unit layanan IbK yang harus dilunasi dengan cara dicicil selama setahun, terhitung saat usaha bisnis dinyatakan berjalan. Unit layanan IbK akan mewajibkan setiap tenant yang sudah membuka usaha baru untuk melakukan pertemuan rutin setiap 2(dua) minggu untuk (1) mendiskusikan permasalahan usaha dan mengkaji pemberian bantuan teknologi bagi usaha baru yang sedang dikelola mahasiswa tenant Undiksha, (2) sharing pengalaman usaha, dan (3) sosialisasi prospektif usaha, keuangan dan trendy pasar. Dalam operasi kegiatannya, unit layanan IbK (LPM) akan secara internal berkolaborasi dengan bidang kemahasiswaan (PR-III bidang kemahasiswaan), khususnya dalam recruitment tenant dan Jurusan/laboratorium yang akan mengelola pendidikan dan pelatihan, bantuan teknologi, praktek kewirausahaan di masing-masing fakultas. Kolaborasi secara eksternal dilakukan dengan Industri usaha tempat mahasiswa magang seperti Rangoon Sunset, Cozty Resto, Boga Undiksha, Tera Computer, Sempurna electronic Service, Hardy’s Department Store, Bilingua College, Singaraja Handphone, Percetakan Swadaya, dan Artha Graphica Digital dan lembaga keuangan untuk mendapatkan modal usaha bagi tenant, seperti PMW Dikti, Community Service Responsibelity (CSR) Wirausaha Bank Mandiri, atau lembaga keuangan lainnya.
9
MONEV
Lembaga Mitra
PKMK
Recruitment tenant
NonPKMK
KWU
Diklat Program Mahasiswa Wirausaha
Inkubator wirausaha Undiksha
Hibah PMW/Mandiri/ Bantuan Modal
BUSSINES PLAN
BUSSINESESTABLISH MENT
START-UP BUSSINES
WIRAUSAHA BARU
Industri Mitra
Magang UKM/Perusahaan
Scaffolding
Gambar 3. Metode Pelaksanaan IbK di Undiksha
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pelaksanaan IbK-Undiksha Tahun-3 3.1.1 Tahap Persiapan (a) Sosialisasi Program IbK Sosialisasi program IbK dilakukan kepada Rektorat, Dekanat dan ketua-ketua jurusan dan mahasiswa tentang program kewirausahaan di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di lingkungan Undiksha. Selanjutnya mencanangkan penawaran mata kuliah pilihan kewirausahaan (KWU) dengan bobot 2 SKS di bawah koordinasi Pembantu Rektor I bidang Akademik dengan pelaksana unit layanan IbK LPM kepada mahasiswa Undiksha pada semeter ganjil setiap tahun perkuliahan, (3) membuka pendaftaran bagi mahasiswa untuk mengikuti recruitment test sebagai langkah awal memprogram kuliah pilihan kewirausahaan (entrepreneur) yang dicanangkan LPM Undiksha. (b) Penyempurnaan dan penggandaan Instrumen kegiatan IbK Pada tahap ini dilakukan penyusunan dan penyempurnaan perangkat pembelajaran kewirausahaan IbK, meliputi: pembuatan test kepribadian, tes wirausaha, silabus, SAP, dan Diktat kewirausahaan. Penyusunan instrumen dilakukan oleh tim pelaksana IbK yang didampingi oleh tim pakar kewirausahaan di Undiksha dan praktisi wirausaha. Hasil dari kegiatan ini adalah : (1) Silabus Mata Kuliah & SAP, (2) Diktat dan modul perkuliahan, dan paket simulasi, (3) pedoman observasi dan evaluasi, (4) panduan magang/diklat, (5) Model Rencana Bisnis (Bussines Plan), dan Makalah Kewirausahaan. (c) Recruitmen Tenant Proses seleksi calon peserta program kewirausahaan di Undiksha (recruitment tenant) dilakukan secara bertahap sebagai berikut: Persyaratan mahasiswa yang boleh mendaftar untuk mengikuti program kewirausahan di Undiksha adalah sebagai berikut: (1) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di semua jurusan di lingkungan Undiksha.
11
(2) Pernah memenangkan PKM/PKMK dan atau mahasiswa yang berkeinginan dan atau sudah memulai merintis usaha/bisnis baru, yang ditunjukkan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. (3) Menyerahkan
surat
pernyataan
komitmen
untuk
mengikuti
program
kewirausahaan (entrepreneurship). (4) Menyerahkan kelengkapan administrasi
lainnya, sesuai yang dibutuhkan
panitia pelaksana program kewirausahaan Undiksha. (5) Bersedia
mengikuti
recruitment
test,
yakni
test
kewirausahaan
(entrepreneurship test) dan test kepribadian (personality test). (6) Melakukan regestrasi ulang
program kewirausahaan berdasarkan hasil
recruitmen test. Mahasiswa yang dinyatakan lolos untuk mengikuti program kewirausahaan adalah mahasiswa yang memperoleh
nilai
melebihi skor
passing grade dari akumulasi nilai test kewirausahaan, tes kepribadian, bobot pengalaman kewirusahaan dan daya tampung. Kapasitas daya tampung maksimum 30 mahasiswa.
Gambar 1. Proses Recruitment Tenant IbK
12
(d) Penyiapan Perangkat/Panduan Wirausaha dan Infrastruktur Inkubator Wirausaha Undiksha Sebelum pelaksanaan perkuliahan kewirausahaan, diklat, dan magang, maka dilakukan penataan Inwu b(Inkubator Wirausaha Baru) sebagai tempat penampungan tenant (mahasiswa dan alumni) yang belum mampu menyelenggarakan usaha bisnis secara mandiri. Untuk itu penyiapan perlengkapan, sarana/prasarana dan infrastruktur inkubator wirausaha Undiksha sebagai center of entrepreneurship perlu dilengkapi secara bertahap sehingga mampu berfungsi sebagai (1) penyelenggaraan administrasi kewirausahaan, (2) unit bisnis umum untuk memasarkan kebutuhan mahasiswa dan produk PKMK, IbIKK, dan IbW Undiksha, dan (3) mewadahi tenant dalam membuka in-wall bussines di bawah payung inkubator wirausaha Undiksha. Gedung dan zone area yang disiapkan lembaga Undiksha untuk unit layanan IbK Undiksha adalah gedung bekas kantor satpam yang ada dekat perpustakaan Undiksha, seperti ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2. Tempat Unit Layanan IbK dan Inkubator Wirausaha Undiksha Pada pelaksanaan tahun 2013, pengadaan infrastruktur Inwub IbK Undiksha adalah (1) pengadaan 2 unit printer Epson, (2) 1 unit komputer PC standard, (3) instalasi jaringan internet, (4) 1 unit LCD, dan (4) pemasangan AC. Di sisi lain, pengadaan noninfrastruktur adalah pembelian komoditas yang akan dipajang pada outlet IbK untuk dipasarkan.
13
3.1.2 Tahap Pelaksanaan: Entrepreneurship Capacity Building (1) Kuliah Kewirausahaan (KWU) Pelaksanaan kuliah kewirausahaan (entrepreneurship) dilakukan selama 2 bulan, pada semester genap, nama mata kuliah: Kewirausahaan, kode kuliah (MPK-708), bobot 2 SKS, sebanyak 16 kali tatap muka di kelas maupun di luar kelas melalui 3(tiga) tahapan kegiatan belajar mengajar (KBM). Ketiga tahapan ini dilakukan di kelas dan di luar kelas mengikuti skenario KBM yang ada di SAP. Pada tahapan pertama, mahasiswa
diberikan
bekal
pengetahuan
tentang
(1)
konsep-konsep
dasar
kewirausahaan, (2) motivasi dan leadership, prinsip-prinsip dan hukum bisnis, (3) teori peluang dan kesempatan berusaha, serta dinamika kehidupan usaha sepanjang sejarah perekonomian lokal maupun global, (4) marketing, dan (5) bussines plan. Materi kuliah tahap pertama ini akan difokuskan pada aspek kognitif dan aspek afektif yang berlaku di dunia usaha, dengan segala dinamika dan perubahan sejarah kebudayaan dan aktivitas kehidupan usaha manusia dari jaman ke jaman. Para mahasiswa diharapkan bisa belajar dari sejarah, karena pada hakekatnya kewirausahaan adalah suatu model kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menjalankan bisnis diantara keseluruhan hidup manusia di muka bumi. Mahasiswa Undiksha yang bisa mengikuti perkuliahan kewirausahaan (KWU) dari program IbK sebanyak 50 orang, seperti ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Peserta Perkuliahan Kewirausahan (KWU) IbK Undiksha NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NAMA Edy Agus Juny Artha Gede Bayu Mahendra I Nengah Suartana
FAK FTK FTK FTK
JURUSAN Elektro Elektro Elektro
Putu Kirania Andika Putri I Wayan Ade Surya Putra Putu Saswita Utami Dewi Ni Putu Desi Arya Anjani Ni Putu Adi Gunasih
FMIPA FMIPA FMIPA FMIPA FMIPA
Fisika Fisika Fisika Fisika FISIKA
Ketut Gusmawan I Komang Gede Sukawijana I Nengah Sueca Ni Kadek Novi Ari
FTK FTK FPBS FPBS
Elektro Elektro BINDO BINDO
14
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Ni Komang Sariani Gede Wasudewa I Gede Panca Gauatama I Nyoman Pasek Kd Dwi Aryawati Gede Oka Pramana Peranata Sari Gd Putra Pradnya Sanjaya Pt mega Pramayanta I Nyoman Arimbawa Gd Budi Darma Yasa Ngurah Adnyana Wayan Sudiarta Putu Gd Mahaputra Komang Gede Giri Astina Sang Made Sudiarta Agus Siwiane Gede Arimbawa I Putu Adi Sucipta Daya Suni Ayu Noyantari Sita Permata Sari Kadek Nuryasa I Km Indra Juliawan
FPBS FPBS FPBS FPBS FPBS FPBS FPBS FPBS FPBS FOK FOK FOK FOK FOK FOK FOK FOK FOK FOK FTK FTK FTK FTK FTK
BINDO BINDO BINDO BBALI BBALI BING BINDO BJPG BJPG PENJASKES PENJASKES PENJASKES PENJASKES PENJASKES PENJASKES PENJASKES PENJASKES FOK FOK Informatika Informatika Informatika Informatika Informatika
Ida Ayu Friska Setiawati
PBS
BInggris
Ni Kadek Dira P Ni Wayan Swandari I Gede Bogi Sudhana IGN Endra Wyaspradiksa Bagus Jaka Sugiharta Ade Dharma Putra Tatsari Widia Rini Ayu Shanti Jumati Gusti Komang Ardika Veny Arista Leni Meiliyani Widuri Soetopo
FTK FTK FTK FTK FIS FIS FIS FIS FIS FIS FTK FTK FTK
Informatika Informatika Informatika Informatika Pen.ekonomi Pen.ekonomi Pen.ekonomi Pen.ekonomi Pen.ekonomi Pen.ekonomi PKK PKK PKK
Pada tahapan kedua, aktivitas belajar difokuskan pada upaya peningkatan pemahaman terhadap realitas kehidupan bisnis dengan melalui pengkajian kasus-kasus yang terjadi atau berlaku di dunia usaha. Kasus-kasus itu menyangkut asperk
15
operasional, manajerial, dan etika moral bisnis yang menjadi bahasan atau topik perbincangan umum dewasa ini. Pembelajaran ditekankan pada upaya pemahaman masalah dan alternatif-alternatif solusi yang bisa disumbangkan masyarakat wirausaha untuk ikut mewarnai kehidupan dunia pada skala lokal, regional, nasional, maupun skala global. Dengan membahas sejumlah kasus yang telah terjadi di lapangan itu, para peserta kuliah kewirausahaan diharapkan lebih bisa memahami seluk beluk dan dinamika kehidupan usaha dengan harapan agar timbul keinginan untu menjadi wirausaha baru. Pada tahap ketiga, mengadakan evaluasi proses perkuliahan (PBM) dan evaluasi hasil belajar kewirausahaan. Evaluasi PBM dimaksudkan sebagai upaya menemukan informasi-informasi balikan (feedback) tentang jalannya kegiatan perkuliahan kewirausahaan di kelas dan di luar kelas dengan harapan agar PBM periode perkuliahan berikutnya akan lebih efisien dan produktif. Adapun evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan belajar yang dituangkan dalam program sudah dapat dicapai. Kedua macam kegiatan evaluasi itu akan dilakukan mengikuti skenario KBM yang telah dirancang sebelumnya, dengan menggunakan instrumeninstrumen evaluasi yang secara akademik dapat dipertanggung jawabkan validitas isi dan reliabilitasnya. Sebelum ketiga tahapan perkuliahan kewirausahaan dijalankan, maka lebih dahulu akan dilakukan tes kemampuan awal (pretest) untuk mengetahui kondisi awal mahasiswa peserta kuliah kewirausahaan. Disamping itu juga akan dilakukan wawancara untuk menjaring kesiapan mereka selama mengikuti kegiatan dan rencana tindakan selanjutnya setelah selesai mengikuti program ini. kewirausahaan
ini
diharapkan
akan
ditindak
lanjuti
Pengalaman belajar dengan
program
diklat/magang/inwub sebagai jalan rintisan mejadi wirausaha baru menuju penyusunan Rancana Usaha (bussiness plan) untuk wilayah pedesaan, dan pengembangan wirausaha untuk wilayah perkotaan sampai pada penyelenggaraan usaha
mandiri (bussines
establisment) menjadi wirausaha baru. Hanya 20 (dua puluh) mahasiswa terbaik sesuai ranking hasil evaluasi kuliah kewirausahaan yang diperkenankan untuk mengikuti tahapan pengkapasitasan kewirausahaan.
16
Gambar 3. Kuliah Kewirausahaan (KWU)
Proses pembelajaran program KWU ini secara operasional akan dilaksanakan oleh LPM Undiksha, dengan skenario dari teori ke aplikasi. Artinya, kuliah diawali dengan penyajian seperangkat pengetahuan kewirausahaan, kemudian ditingkatkan ke pemahaman melalui tugas-tugas latihan pemecahan masalah aktual di bidang bisnis. Bekal pengetahuan dan pemahaman itu, selanjutnya diaplikasikan ke dalam kegiatan belajar penyusunan rencana usaha yang didasarkan pada referensi kenyataan praktek yang ada di lapangan. Staf pengajar yang ditugaskan lembaga untuk mengampu perkuliahan kewirausahaan ini adalah dosen yang memiliki capabilitas akademik di bidang kewirusahaan dan atau sudah mendapatkan sertifikat Trainer of Trainer (TOT) Entrepreneurship dari Ciputra Entrepreneurship University bekerjasama dengan DIKTI dan Bank Mandiri Wirausaha seperti ditunjukkan pada tabel 1.
17
Tabel 1. Staf Pengajar dan Pendamping Program IbK di Undiksha Nama Staf Pengajar Prof. Dr. Sundani Nurono Suwandi Prof. Dr. Naswan Suharsono, M.Pd
Status/Pengalaman Reviewer Dikti
KWU, MKU, dan KKU, Hibah Penelitian Kewirausahaan Drs. Ida Bagus Putu KWU, TOT Mardana, MSi Entrepreneurship, praktisi Dr. rer.nat I Wayan Sibermas, IbIKK, TOT Kariasa, M.Sc Entrepreneurship, praktisi Ni Made Suriani, TOT Entrepreneurship, S.Pd, M.Pd praktisi Drs. Anjuman Zukhri, TOT Entrepreneurship, MPd praktisi I Nyoman KWU, dan Praktisi Santiyadnya, S.Si, MT. Dr. I Nyoman Tika, KWU, IbW, OT M.Si Entrepreneurship, praktisi
Topik Materi Kuliah Filosofi Entrepreneurship Konsep Dasar Kewirausahaan
Bidang Keahlian /fakultas Farmasi Ekonomi/Sosial
Peluang Usaha, Analisis Pasar Technopreneurship Managemen Wirausaha
Fisika/MIPA
Analisis Keuangan (Cashflow) ICT-Based Entrepreneurship
Ekonomi/Sosial
Marketing Network
Kimia
Kimia/MIPA PKK/Kejuruan
Informatika/ Kejuruan
(2) Pengkapasitasan Berwirausaha 2.2.1 Diklat Teh-Sosro Wirausaha/ Program Mahasiswa Wirausaha Mahasiswa yang memperoleh nilai terbaik dengan ranking 1-20 dalam perkuliahan Kewirausahaan (KWU), dan sudah berpengalaman dalam menjalankan usaha bisnis atau sudah memulai usaha baru, akan diproyeksikan untuk mengikuti diklat pengkapasitasan berwirausaha focusing
pada penyusunan proposal rencana usaha
(bisnis plan) yang diharapkan dapat memenangkan program hibah kewirausahaan yang dicanangkan oleh (1) program Wirausaha Mahasiswa Bank Mandiri, (2) program entrepreneurship Ciputra University, (3) program mahasiswa wirausaha (Dikti), atau dari sumber pendanaan lembaga lain Persyaratan dan mekanisme pelaksanaan program diklat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (a) Memperoleh nilai A dalam perkuliahan kewirausahaan dan sudah memulai usaha baru, (b) Bersedia mengikuti diklat wirausaha Bank mandiri, Ciputra, dan PM, selama 2 minggu, (c) Memiliki usulan bussines plan yang sudah memiliki produk, segmen pasar, visibilitas, akuntabilitas, dan prospektif ekonomis yang tinggi, (d) Memiliki track record yang memadai dalam menjalankan kegiatan kewirausahaan. (e) Tahapan diklat adalah sebagai berikut: (1) Penyampaian wawasan kewirausahaan(nara sumber nasional dan atau pakar wirausahan Undiksha), (2) simulasi wirausaha, (3) group disccusion peluang usaha, (4) focusing 18
group discussion penyusunan bisnis plan sesuai dengan panduan wirausaha dana penyandang, (5) penilaian, presentasi dan pembahasan bisnis plan dihadapan nara sumber/pakar/praktisi, (6) finalisasi usulan bisnis plan, dan (7) kompetisi hibah kewirausahaan, (f) Mahasiswa yang berhasil mendapatkan/memenangkan hibah kewirausahaan dapat langsung mencoba melaksanakan kegiatan usaha bisnis (bussines running) dibawah koordinasi, pendampingan, bimbingan -konsultasi dan monev penyelenggara unit layanan IbK, dan (g) Mahasiswa yang tidak lolos dalam memenangkan hibah kewirausahaan, dapat mengikuti program magang kewirausahaan di UKM (eksternal)/perusahaan atau usaha bisnis di Undiksha(Internal), atau ditampung dalam aktivitas usaha di Inkubator wirausaha Undiksha.
Diklat kewirausahaan dimaksudkan untuk membantu tenant dalam menuangkan ide bisnis ke dalam rencana bisnis (bussines plan). Proposal yang dihasilkan mahasiswa dalam kegiatan diklat ini seperti dipaparkan pada tabel 2.
Tabel 2. Daftar Proposal IbK Undiksha Tahun 2011 No 1 2 3 4 5
JUDUL Kripik jamur tiram khas bali Telur Asin Aneka Rasa Depot kalul udayana Purplrjam Yuderiku Pusat peternakan babi bali terpadu
PENGUSUL Wayan dedi juniawan Ari Winangun Seni Rahayu Kadek yuliani Ade dharma putra
FAKULTAS FIS FIS FTK FIS FIS
19
6 Sukawati collection 7 Usaha penjulan busana kampus, kantor dan aksesoris bermotif sukawati di kota singaraja 8 Debero Shoes 9 One stop kakul 10 Akoidram chiken cultivation 11 Usaha Digital Printing 12 Ganesha Pasta
Ni komang ita kristiani Nyoman Restu
FMIPA FIS
I gede panca gautama Wanda yudi astari I gede mardioka I wayan cita juliana Ni nyoman dewi adnyani
FBS PKK FOK FMIPA
13
Dewa ayu putu putri pramitha S.
FIS
I kedek aditya sutrisna I gst ngurah wyaspradiksa
FTK FBS
Usaha pembuatan BONIESHA (bolu dan brownies ganesha)
14 Usaha bioskop mini happy (Romeo and Juniet) 15 Snack jagung manis suke 16 IT centere and photography 17 Down Ligth Handycraft 18 Es terserah 19 Ganesha Seting Production House 20 Usaha peternakan ayam tradisional Bali 21 Usaha Ternak Babi non-Bali 22 23 24 25
Celluler Phone IbK Undiksha Teh Kribo Hamburger Sirih Mie Pelangi
Putu sedana putra Pande Agus Santoso I made dwi juliarta puta Komang Dayat Suni IB. Ari Sudana Sugita Yasa Kadek Listuayu Hendra Gunawan Asnawa Yatha
FIS
FTK FMIPA FMIPA PKK FMIPA FOK FMIPA FMIPA FMIPA FMIPA
Dari 22 usulan bisnis yang diajukan tenant, hanya 5 proposal berhasil memenangkan pendanaan dari program PMW Undiksha, 5 proposal dari teh sosro, kemudian 10 proposal mahasiswa didanai dari program IbK Undiksha. (3) Magang Kewirausahaan Magang kewirausahaan disediakan untuk mahasiswa yang menempati urutan skor nilai perkuliahan kewirausahaan pada urutan di bawah ranking 21-22, dan mahasiswa yang gagal memenangkan hibah program kewirausahaan. Persyaratan dan mekanisme pelaksanaan magang kewirausahaan adalah sebagai berikut. a) Telah lulus dalam perkuliahan kewirausahaan (entrepreneurship) (MPK708), minimal dengan nilai B.
20
b) Memilih tempat magang di UKM/Perusahan/Industri Mitra yang sudah memiliki kerjasama dengan Undiksha, sesuai dengan bidang usaha yang ingin ditekuni. c) Mengikuti program pembekalan magang kewirausahaan, penerjunan ke lapangan, pelaporan dan ujian hasil magang secara penuh selama 1 bulan. d) Melaksanakan kegiatan magang sesuai dengan tuntutan akademis yang dipersyaratkan oleh tim magang IbK. e) Memberikan bimbingan kepada mahasiswa tenant selama magang. f) Menghasilkan laporan magang dan usulan rencana bisnis (bisnis plan) hasil refleksi dari pengalaman magang. g) Penilaian, presentasi dan pembahasan bisnis plan dihadapan nara sumber/pakar/praktisi. h) Usulan bisnis plan mahasiswa yang memiliki kualifikasi tinggi, artinya memiliki produk barang/jasa usaha, segmen pasar, visibilitas, akuntabilitas, dan
prospektif
ekonomis
yang
tinggi
dapat
langsung
mencoba
melaksanakan kegiatan usaha bisnis (bussines running) dengan pinjaman modal dari IbK atau donator lainnya secara mandiri dibawah koordinasi, pendampingan, konsultasi dan monev penyelenggara program IbK. Magang kewirausahaan dari program IbK, diikuti oleh 3 mahasiswa, yakni I Gede Sugita Yasa (Mahasiswa), Anggara (Alumni, eks ketua BEM Undiksha), dan Sunuasih (alumni) berkaitan dengan bidang digital printing dan berkaitan dengan bidang Usaha kerajinan kayu, dan Jasa ticketing online. (4) Inkubator Wirausaha Undiksha Inkubator kewirausahaan Undiksha merupakan suatu aktivitas wirausaha yang diwujudkan IbK untuk mewadahi kegiatan kewirausahaan berorientasi profit di Undiksha, sekaligus sebagai tempat untuk menyemai mahasiswa dengan kualifikasi kewirausahaan belum memadai untuk menjadi
wirausaha baru yang profesional,
mampu berkompetensi di komunitas bisnis di masyarakat secara mandiri. Segmen usaha Inkubator Wirausaha Undiksha yang dikelola meliputi (1) Warnet dan Pulsa Handphone, (2) Fotocopy dan percetakan, (3) Usaha Dagang Umum, (4) Usaha Makanan Kuliner, (5) Fitnes Centre, (6) Beauty Salon, (7) Service Layanan listrik dan elektronika, dan (7) Jasa layanan pendidikan/bimbingan belajar/Kursus keterampilan. 21
Mahasiswa yang sudah memiliki produk usaha berupa barang atau jasa hasil dari program PKM/PKMK, dan dosen yang sudah memiliki produk usaha barang/jasa hasil program IbIKK/IbW dapat memanfaatkan ruang dalam Inkubator wirausaha Undiksha untuk memasarkan produk-produknya, atau menyemai
rencana bisnis yang telah
disusun sebelumnya (in-wall bussines), namun belum mampu dikelola sendiri secara mandiri, baik karena kurang pemodalan, penguasaan ipteks, pangsa pasar, managemen usaha, maupun rendahnya kemampuan panetrasi pasar. Persyaratan dan mekanisme pelibatan mahasiswa dalam aktivitas usaha inkubator wirausaha Undiksha adalah sebagai berikut. (a) Lulus kuliah kewirausahaan (entrepreneurship) minimal dengan nilai B (b) Pernah mengikuti Diklat kewirausahaan untuk memenangkan hibah entrepreneurship atau magang kewirausahaan, minimal dengan nilai B. (c) Bersedia menjalankan rencana dan aktivitas bisnis di bawah naungan payung Inkubator Wirausaha Undiksha, selama 1(satu) bulan. (d) Melaksanakan kegiatan kewirausahaan sesuai dengan bidang usaha, rencana usaha di bawah naungan InkubatorWirausaha Undiksha. (e) Menghasilkan laporan aktivitas usaha dan perencanaan usaha bisnis (bisnis plan) bertitik-tolak dari hasil refleksi pengalaman usaha di inkubator wirausaha Undiksha. (f) Penilaian, presentasi dan pembahasan bisnis plan dihadapan nara sumber/pakar/praktisi. (g) Usulan bisnis plan mahasiswa yang memiliki kualifikasi tinggi, artinya memiliki produk barang/jasa usaha, segmen pasar, visibilitas, akuntabilitas, dan prospektif ekonomis yang tinggi disetujui untuk mencoba melaksanakan kegiatan usaha bisnis (bussines running) secara mandiri dengan pinjaman modal dari IbK atau donator lainnya dibawah koordinasi, pendampingan, konsultasi dan monev penyelenggara program IbK.
22
III. Tahap Bussines-Establisment dan Monev (1) Start-up Bussines Mahasiswa peserta program kewirausahaan yang sudah memiliki substansi rencana usaha yang matang dapat memulai kegiatan usaha bisnis (bussines running) di luar Undiksha secara mandiri (out-wall bussines), dibawah pengawasan tim pelaksana IbK. Kegiatan usaha dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, dengan keanggotaan maksimum 3 orang, sesuai dengan rumpun bidang usaha yang ditekuni. Pesyaratan dan mekanisme pelaksanaan start-up bussines adalah sebagai berikut. (a)Lulus dalam kuliah kewirausahaan, diklat hibah kewirausahaan atau magang kewirausahaan, inkubator wirausaha yang dibuktikan oleh surat keterangan dari tim pelaksana IbK, atau bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan. (b) Memiliki rencana bisnis (bussines plan) yang sudah mantap dan disetujui untuk diimplementasikan oleh tim reviewer dan monev entrepreneurship Undiksha, (c) Melaksanakan kegiatan usaha bisnis sesuai rencana secara mandiri, dan melaporkan kemajuan usaha setiap minggu kepada tim reviewer dan monev wirausaha Undiksha, (d) Menyediakan pendampingan, bimbingan dan bantuan IPTEKS pada mahasiswa tenant dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya selama 2 bulan, (e) Mengawasi dan mengevaluasi kemajuan usaha mahasiswa tenant dari aspek (1) kesesuaian dengan bussines plan, (2) produktivitas usaha, (3) profit, (4) kelancaran pengembalian pinjaman modal usaha, dan (5) sustainabilitas usaha.
23
Mahasiswa wirausaha baru yang baru sedang memulai usahanya, dengan bidang bisnis yang ditekuni, seperti tabel 3. Tabel 3. Start up Bussines No 1 2 3 4
JUDUL Debero Shoes
Soel Sepatu
5
Down Ligth Handycraft Usaha peternakan ayam tradisional Bali Usaha Ternak Babi non-Bali
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Celluler Phone IbK Undiksha Bakso IbeKA Mie Pelangi Teh Kribo Hamburger Sirih One Stop Printing Handycraft-wood Ticketing Kartu celular Goreng Tempe Isi
PENGUSUL I Gede Panca gautama Seni Rahayu Pande Agus Santoso IB. Ari Sudana Sugita Yasa Kadek Listuayu Komang Satria Wibawa Yatha Hendra Gunawan Asnawa Putra Dirga Anggara Sunuasih Ida Ayu Friska Setiawati
Putu Kirania Andika Putri
FAKULTAS FBS FPTK FMIPA FMIPA FOK FMIPA FIS FMIPA FMIPA FMIAPA FIS Alumni Alumni FPBS FMIPA
2. Pembahasan Ipteks bagi Kewirausahaan merupakan salah satu hibah yang dicanangkan Dikti untuk membangun kapasiswa kewirausahaan di Perguruan Tinggi sebagai bentuk respon antisipatif terhadap semakin tingginya angka pengganguran dan rendahnya lowongan kerja yang ada. Perguruan tinggi yang terpaku pada upaya pemberian pembekalan knowledge dan teknologi terbukti secara empirik telah menimbulkan kemampuan penetrasi usaha bagi lulusan perguruan tinggi. Kuliah akedemik berbasis SKS telah membelenggu mahasiswa pada dunia ideal kehidupan yang hanya membentuk ego dan kesombongan ipteks saja. Melalui pelaksanaan hibah IbK, yang fokus sasarannya adalah mencetak wirausaha baru dengan beragam variasi komoditas usaha, telah meletak dasar bagi pengembangan atmosfir kewirausahaan di Undiksha. Sampai pada tahun ketiga pelaksanaan Ibk (tahun 2013), jumlah total mahasiswa yang sudah layak dilabel sebagai wirausaha baru sebanyak 15 tenant mahasiswa. Dalam perjalanan usahanya, tenant IbK juga diberi bantuan ipteks untuk meningkatkan daya saing komoditas tenant. Teknologi yang diimplementasikan dalam produk tenant 24
meliputi (1) Teknologi marketing, (2) Teknologi Packaging, (3) Teknologi Advertising, (4) dan Pemodalan. Teknologi marketing, packaging, dan advertising secara integral diberikan dalam perkuliahan wirausaha dan diklat kewirausahaan. Teknologi marketing yang ditransformasi kepada mahasiswa IbK adalah strategi penjualan dengan sistem jemput bola (direct selling) dan sistem ordering, khususnya produk ternak dan furniture. Teknologi packaging mencakup pemberian sentuhan kemasan dan asesori, sedangkan teknologi advertising mencakup pengiklanan lewat spanduk dan lefleat promosi. Kondisi usaha mahasiswa sebelum menjadi tenant IbK banyak mengalami hambatan di dalam produksi karena kurangnya sentuhan ipteks, dan marketing karena kurangnya kemampuan dalam penetrasi pasar. Produk downlight furniture yang dimenangkan mahasiswa PKMM yang hanya dipasarkan di kalangan mahasiswa Undiksha kurang mampu memberikan keuntungan yang optimal, karena kecilnya omzet penjualan, demikian juga produk kuliner PKMK mahasiswa pada awalnya hanya menjangkau mahasiswa di satu fakultas. Tetapi setelah mendapat pembinaan dan pendampingan dalam program IbK, ada sentuhan kreasi Ipteks dalam produksi, pengkemasan dan pemasaran di bawah payung Inwub Undiksha, maka kedua produk tenant menunjukkan progress penjualan yang signifikan. Di lain pihak, tingginya tuntutan printing untuk tugas-tugas akademik mahasiswa, maka pelayanan printing on line dan antar jemput yang diusulkan salah satu tenant IbK mendapat respon yang cukup antusias di kalangan mahasiswa dan dosen. Sebelum bergabung dengan IbK, semula usaha printing mahasiswa ini hanya menunggu costumer untuk menyewa pelayanan printing di rumah sewaan, namun setelah mendapat sentuhan kewirausahan IbK jasa printing on line dipusatkan di IbK Undiksha dengan sentuhan bisnis printing online dan penjilidan instan dengan sistem antar jemput. Pelayanan printing online dengan sistem antar jemput merupakan sebuah produk bisnis mahasiswa yang mendatangkan keuntungan yang cukup potensial. Produk tenant yang mencapai puncak tertinggi dalam perolehan keuntungan dengan cashfow yang baik, adalah tenant dengan komoditas bakso, tenant es kribo, dan tenant mie pelangi, rata-rata omzet sebesar 500.000 ribu/hari, dengan margin keuntungan 100.000/hari. Meskipun ke lima belas tenant yang dibina IbK telah mampu secara mandiri menjalankan usahanya, namun perlu pengawalan dan pengawasan yang terstruktur oleh tim IbK untuk menjamin dan memajukan usahanya ke depan.
25
Keberlanjutan program IbK Undiksha wajib ditindak lanjuti Tim IbK dibawah koordinasi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Undiksha melalui beberapa kebijakan dan program teknis, yakni (1) mengusulkan ke Rektorat secara melembaga satus unit Inwub IbK yang ada sekarang dapat ditetapkan sebagai embrio untuk pusat pengembangan kewirausahaan di Undiksha; (2) menetapkan program kuliah KWU IbK Undiksha sebagai mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa di semua fakultas di Undiksha dan dijadikan sebagai salah satu persyaratan bagi mahasiswa untuk mengikuti semua kompetisi hibah kewirausahaan, baik internal di Undiksha maupun eksternal di lembaga negeri/swasta di luar Undiksha, (3) membuat MUO dengan pihak praktisi wirausaha/swasta sebagai lembaga mitra IbK dalam pengembangan budaya kewirausahan di Undiksha berlandaskan pada kerjasama yang bersifat mutual-benefide cooperative, dan (4) mengembangkan sistem monev dan audit internal yang konstruktif secara vertikal maupun horizontal, sehingga dapat dideteksi secara dini peluang kegagalan/hambatan dalam menjalankan usaha bisnis, baik pada managemen di Inwub IbK Undiksha, maupun usaha bisnis yang dijalankan mahawasiswa sebagai wirausaha baru. Penyempurnaan program IbK dapat dilakukan dengan mengembangkan program kemitraan dan kerjasama dengan pelaku bisnis di luar Undiksha. Iklim dan budaya akademis di Perguruan Tinggi, khususnya Undiksha yang mengedepankan unsur birokrasi dan struktural merupakan hambatan socio-psichology yang dapat mengukung kreativitas dalam berwirausaha. Atas dasar itu, maka perlu adanya proses akulturasi budaya usaha antara dunia bisnis di luar kampus dengan embrio bisnis di dalam kampus melalui proses asimilasi dan akomodasi kerjasama yang berlandaskan pada pondasi mutual-benefide cooperative. Dunia kampus yang memandang bisnis secara akademik sering terisolasi dalam pikiran normatif yang mengedepankan keunggulan sentuhan ipteks dari suatu komoditas usaha, sedangkan dunia bisnis lebih terfokus pada efisiensi produktif dan pembangunan marketing-network yang mengedepankan profit. Dua polarisasi dunia bisnis ini dapat dintegrasikan dalam program IbK dengan mempertipis sekat ruang dunia kampus dengan dunia bisnis, melalui proses internalisasi aktivitas wirausaha komunitas kampus dengan bisnis nyata di luar kampus.
26
BAB IV
PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan paparan di atas maka terkait dengan pelaksanaan Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) di Undiksha dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. (1) IbK Undiksha telah berhasil membidani lahirnya 15 orang mahasiswa Undiksha sebagai wirausaha baru yang menjalankan bisnis dalam berbagai spektrum kegiatan bisini, seperti bidang kuliner, usaha ternak babi/ayam, telepon seluler, komputer, dan debero shoes; dan lain-lain,
(2) Terwujudnya inkubator wirausaha IbK Undiksha sebagai
centre of entrepreneurship dalam pengembangan budaya kewirausahaan di Undiksha, dan (3) Terwujudnya sistem entrepreneurship capacity building bagi mahasiswa Undiksha dalam IbK dibawah payung LPM Undiksha dan Mitra Usaha. 4.2 Saran-saran IbK Undiksha merupakan salah satu sektor akademik non-SKS yang dapat membangun kapasitas mahasiswa dalam berwirausaha yang dapat mentrasfomasi pondasi pengetahuan dan teknologi yang sudah terbentulenk secara akademik dalam kedirian mahasiwa menuju domain entrpreneurship yang sangat dibutuhkan sebagai pengejawantahan manusia sebagai mahluk ekomomikus dalam memasuki dunia nyata/kerja setelah mahasiswa menamatkan pendidikannya dari Undiksha. Atas dasar itu, keberlanjutan program IbK harus dikawal secara sistemik, baik oleh tim pengusul IbK, LPM Unidksha, dan pihak donator swasta, sehingga ada siklus periodik yang sistemik dalam proses entrepreneurship capacity building bagi mahasiswa Undiksha.
27
DAFTAR PUSTAKA
Arman Hakim Nasution, Bustanul Arifin Noer & Mokhammad Suef. 2001. Membangun Spirit Entrepreneur Muda Indonesia: Suatu Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Pt. Elex Komputindo. Kelompok Gramedia Jakarta. Budiyono, H.Susanto Dan M. Djaeni . 2004. Kuliah Kewirausahaan: Pengelolaan Usaha Kecil Menengah. Makalah. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Ciputra. 2009. Ciputra Quantum Leap: Entrepreneurship, Mengubah Masa Depan Bangsa dan Masa Depan Anda. Universitas Ciputra. Entrepreneurship Centre. Nasution Nasution, AH, , AH, Noer Noer, BA, , BA, Suef Suef, M, 2006. Entrepreneurship: , M, 2006. Entrepreneurship: membangun membangun spririt spririt eknopreneurship. Penerbit eknopreneurship.Penerbit Andi.Jogyakarta. Robert T. Kiyosaki. 2008. Increase Your Financial IQ: Kelola Uang Anda dengan Lebih Cerdas. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Robert T. Kiyosaki. 2007. The Cashflow Quadrant: Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansial. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Teddy Oswari. 2005. Membangun Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menjadi Mahasiswa Pengusaha (Entrpreneur Students) Sebagai Modal untuk Menjadi Pengusaha Baru. Makalah. Universitas Gunadharma. Winarto. 2008. Membangun Kewirausahaan Sosial: “Meruntuhkan dan Menciptakan Sistem” secara Kreatif? Makalah. Yogyakarta.
28
29
Lampiran 1. FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN IbK-UNDIKSHA TAHUN 2013
30
31
32
33
Lampiran 2 Perangkat Kewirausahaan IbK Undiksha
TES POTENSI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP POTENCY-TEST) Waktu: 30 menit A. Petunjuk: (1) Potensi kewirausahaan merupakan pilar dasar untuk membangun kemampuan entrepreneurship. Berikan tanda ( ) secara jujur sesuai dengan pilihan hati saudara pada kolom jawaban(YES/NO) terhadap beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kewirausahaan. (2) Pilihan YES/NO: 4=very strong(sangat kuat) 3=strong(kuat) 2=fair(cukup) 1=weak(lemah) B. Item-test
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pertanyaan
Jawaban (YES/NO) 1 2 3 4
Ketika mendapat kekecewaan, apakah anda mengatasi rasa kecewa dan kembali bangkit dengan pikiran positif? Apakah anda suka menjadi pusat perhatian dalam penampilan atau usaha bisnis anda? Apakah gampang bagi anda dalam mengatur diri sendiri dan kelompok? Apakah anda tahu bagaimana cara mengontrol hidup anda secara disiplin? Apakah anda berani mengambil resiko terhadap keputusan dan tindakan anda? Apakah anda memiliki imajinasi yang tinggi dan tahu bagaimana mengungkapkan imajinasi anda secara kreatif? Apak anda mampu mengambil setiap rintangan, halangan, dan kesempatan sebagi suatu peluang? Apakah pihak keluarga ada pada posisi mendukung aktivitas anda saat memulai usaha bisnis yang baru? Apakah anda mengetahui bagaimana berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang anda ingin dapatkan? Apakah anda pemberani dan penyabar? Apakah anda suka berinteraksi dengan orang lain? Apakah anda memiliki pengalaman dalam memanagemen dan mengelola suatu kegiatan Apakah anda merasa terancam dan tertantang secara rutin setiap hari? Apakah anda mantap dan percaya diri dalam menjalani aktivitas hidup? Apakah anda suka dengan ide untuk bekerja sendiri sepanjang waktu? Apakah anda memiliki kemampuan khusus untuk mempengaruhi orang lain? Apakah anda mengabaikan keputusan/saran orang lain pada saat anda percaya
34
18 19 20 21 22 23 24 25
dan yakin terhadap seseorang atau sesuatu hal? Adakah orang lain yang mengatakan bahwa anda orang antusias dan energik menghadapi hidup? Apakah anda menikmati saat menelpon atau bicara dengan orang lain? Apakah anda selalu bangun pagi lebih awal dengan sikap dan pikiran yang positip dan mantap? Apakah anda selalu dapat menjaga dan mempertahankan kondisi kestabilan keuangan? Apakah anda selalu mengerjakan tugas, mempelajari dengan detail substansi usaha bisnis yang anda akan dan sedang tekuni? Apakah anda tahu bagaimana cara tertawa dan menghibur diri sendiri? Apakah anda mudah mengontrol emosi dan perilaku anda sendiri? Apakah anda sering merasa bosan dengan gampang?
==============================
35
TES KEPRIBADIAN CHARMING (CHARMING PERSONALITY-TEST) Waktu: 10 menit C. Petunjuk: (3) Kepribadian merupakan potret psikolosi personal dan communal sesorang dalam hidup. Berikan tanda ( ) secara jujur sesuai dengan pilihan hati saudara pada kolom jawaban(YES/NO) terhadap beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan keprobadian anda. (4) Pilihan YES/NO: 4=very strong(sangat kuat) 3=strong(kuat) 2=fair(cukup) 1=weak(lemah) D. Item-test
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan
Jawaban (YES/NO) 1 2 3 4
Apakah orang lain senang berbicara dengan anda? Apakah anda sering merawat diri agar terlihat menarik saat berinteraksi dengan orang lain? Apakah anda menambahkan bumbu yang menarik dalam pembicaraan anda dengan orang lain? Apakah anda selalu membaca, menonton TV, dan mengkaji sesuatu agar pengetahuan anda tidak ketinggalan jaman? Apakah teman-teman anda berpendapat bahwa anda memiliki selera humor yang tinggi? Apakah anda sangat fleksibel dan mudah menyesuaikan dengan semua orang lain dan/atau aneka gagasan dari orang lain? Apakah ada orang lain yang mengatakan anda seksi? Apakah anda memiliki satu atau lebih karakteristik atau ciri-ciri yang membuat anda menarik dan bernilai? Apakah anda sering menemui orang lain menanti ucapan terimakasih dari anda? Apakah orang lain senang bepergian atau bekerja bersama-sama dengan anda?
========================
36
SILABUS MATA KULIAH: KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP)
Tim IbK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013
37
SILABUS MATA KULIAH: KEWIRAUSAHAAN (ENTRPRENEURSHIP) ================================================= Jurusan Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Jumlah SKS Semester Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah
: Semua Jurusan di lingkungan Undiksha :: Kewirausahaan (Entrepreneurship) :2 : Ganjil :: Mata kuliah ini membahas pemahaman dan ketrampilan dalam menggunakan konsep kewirausahaan dalam tecno-preneirship dan edu-preneursip. Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah, penugasan dan diskusi di kelas maupun luar kelas.
Standar Kompetensi
: Pada akhir pendidikan mata kuliah ini, peserta didik memahami dan mampu menggunakan konsep kewirausahaan dalam bidang tecno-preneurship dan edu-preneursip. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu membuat proposal sederhana tentang sebuah usaha yang layak dijalankan di suatu daerah tertentu
Kompetensi Dasar Memahami ruang lingkup kewirusahaan/ent repreneurship
Indikator
Mahasiswa mampu menjelaskan 1. pengertian, latar
Pengalaman Pembelajaran Mengkaji dan mendiskusikan pentingnya wirausaha serta bagaimana
Materi Ajar
1. Kondisi nyata ekonomi Indonesia 2. Pengertian, latar belakang dan tujuan
Waktu
100 menit
Alat/Bahan/ Penilaian Sumber Belajar OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop
38
belakang dan tujuan wirausaha 2. cara mencari peluang usaha 3. langkah mewujudkan usaha
Memahami ruang lingkup technopreneurship dan edu-preneurship
Mahasiswa mampu menjelaskan 1. pengertian, latar belakang, dan pentinnya technopreneurship dan edupreneurship 2. langkah mewujudkan technopreneurship dan edupreneurship
seharusnya seorang wirausahawan melangkah dalam mewujudkan usaha
wirausaha 3. Kewajiban seorang untuk mencari nafkah 4. Gambaran kondisi Indonesia dan peluang berwirausaha 5. Langkah-langkah dasar menyiapkan usaha 6. Pokok pikiran berwirausaha 7. Sifat seorang wirausahawan Mengkaji dan 1. Pengertian, latar 100 mendiskusikan belakang dan tujuan menit pentingnya cserta techno-preneurship bagaimana seharusnya dan edu-preneurship seorang entrpreneur 2. Karakteriristik melangkah dalam techno-preneurship mewujudkan usaha dan edu-preneurship 3. Srategi menjadi techno-preneurer dan edu-preneurer
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop dan rangkuma n hasil diskusi kelompok
39
Memahami struktur pasar/peluang pasar, leadership, dan managemen wirausaha
Mahasiswa mampu menjelaskan 1. struktur dan kondisi persaingan 2. jenis pasar
Mengkaji dan mendiskusikan pengertian pasar dan macam-macam kondisi pasar, serta melihat jenis pasar yang menguntungkan
Memahami dan menjelaskan langkah mewujudkan usaha I
Mahasiswa mampu 1. menganalisa kondisi calon lokasi dan memilih lokasi usaha yang tepat 2. melakukan analisa produk mulai dari pemilihan bahan hingga penyiapan bahan 3. Menganalisa produk penyiapan bahan hingga teknologi proses yang
Mengkaji dan mendiskusikan lokasi yang tepat untuk sebuah usaha, dan penyiapan bahan Mengkaji teknologi proses yang akan/dapat dipergunakan termasuk sarana dan prasarana, dasar analisa finansial, serta syarat pendirian usaha
1. pasar 2. struktur dan kondisi persaingan 3. monopoli, duopoli, oligopoli dan persaingan bebas 4. kelebihan dan kekurangan masingmasing kondisi 1. analisa kondisi calon lokasi dan memilih lokasi usaha yang tepat 2. analisa produk mulai dari pemilihan bahan hingga penyiapan bahan 3. teknologi proses yang akan/dapat dipergunakan termasuk sarana dan prasarana, 4. dasar analisa finansial, serta 5. syarat pendirian usaha
100 menit
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop dan rangkuma n hasil diskusi kelompok
200 menit
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop dan rangkuma n hasil diskusi kelompok
40
Mengetahui dan menjelaskan dasar produksi dan pengendalian mutu
Memahami alatalat analisis ekonomi/kewirau sahaan ).
Mengetahui masalah ketenagakerjaan
dipakai 4. Menganalisa keuangan 5. Menyebutkan syarat-syarat pendirian usaha Mahasiswa mampu menjelaskan dasardasar produksi dan pengendalian mutu
Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya pemahaman tentang aliran uang serta melakukan perhitungan bunga dan analisa pulang pokok (Break Even Point)
Mahasiswa mampu menjelaskan kondisi dan permasalahan
Mengkaji pengertian kualitas, mendiskusikan hubungan antara mutu barang/jasa dengan keuntungan, mengkaji metode dan lokasi pengendalian mutu Mengkaji pentingnya pemahaman tentang aliran uang serta melakukan perhitungan bunga dan melakukan perhitungan pulang pokok (BEP) membahas definisi dan contoh macambiaya, pendapatan, untung/rugi Mengkaji dan mendiskusikan kondisi tenaga kerja
1. 2.
3.
1. 2. 1. 2.
3.
1. 2.
pengertian mutu 100 hubungan mutu dan menit harga serta keuntungan metode pengendalian mutu
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop dan rangkuma n hasil diskusi kelompok
aliran uang serta perhitungan bunga definisi biaya tetap, variabel dan total pendapatan, keuntungan dan kerugian perhitungan Break even point
200 menit
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop, kalkulator
kondisi tenaga kerja Indonesia, kebutuhan tenaga
100 menit
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop dan rangkuma
41
di Indonesia
Mengetahui dan melakukan pembukuan sederhana
Memahami teknik pemasaran suatu produk
Menyusun
ketenagakerjaan Indonesia
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan manfaat pembukuan serta melakukan proses pembukuan sederhana Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan caracara penjualan sebuah produk, mengetahui pengertian distribusi, dan menjelaskan cara-cara dan sarana promosi suatu produk serta membuat sebuah slogan dan iklan untuk produk tertentu Mahasiswa mampu
Indonesia, memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dan sumbernya, mengkaji aturan ketenagakerjaan Mengkaji pengertian dan manfaat pembukuan serta melakukan proses pembukuan sederhana
3. 4.
1.
2.
kerja dan sumbernya, rekruitmen pengupahan
Pengertian dan manfaat pembukuan proses pembukuan
100 menit
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop, kalkulator
teknik penjualan distribusi produk kerjasama distribusi dan penjualan Promosi Sarana Promosi Merancang iklan yang menarik
100 menit di kelas 250 menit untuk tugas
OHP/proyektor Tes esay LCD, laptop dan rangkuma n hasil diskusi kelompok
100
OHP/proyektor Tes esay
Mendiskusikan caracara penjualan sebuah produk, mengkaji pengertian distribusi Mengkaji cara dan sarana promosi, memilih media yang tepat, merancang sebuah slogan dan iklan
1. 2. 3.
Menganalisa lokasi
Penyusunan proposal
4. 5. 6.
n hasil diskusi kelompok
42
rencana usaha
membuat sebuah rencana usaha yang tepat untuk daerah tertentu serta mewujudkan rencana tersebut dalam sebuah proposal
dan mengkaji/mendiskusik an jenis informasi yang perlu ditampilkan dalam proposal
usaha yang sederhana
Meninjau ulang materi
Mahasiswa dapat mengingat dan memahami materi yang telah disampaikan
Mengulang materi dengan sistematis, menerima dan menjawab pertanyaan
Seluruh materi perkuliahan
menit di kelas 400 menit untuk tugas 30 menit konsultas i per kelompo k 100 menit
LCD, laptop, contoh proposal
dan rangkuma n hasil diskusi kelompok, draft proposal
OHP/proyektor LCD, laptop
Bahan Bacaan : 1. Asri, M. Marketing. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta.1991. 2. DeGarmo, E.P. dkk. Ekonomi Teknik Jilid 1. PT Prenhallindo. Jakarta. 1997. 3. Gitosudarmo, I. Manajemen Operasi edisi pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. 1999 4. Soekartawi. Pengantar Agroindustri. PT RajaFrafindo Persada. Jakarta. 2001. 5. Wiratmo, M. Pengantar Kewirausahaan Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis edisi pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. 2001. 6. Inwood, D dan Jean Hammond, Pengembangan produk. PT Pustaka Binaman Pressindo, 1995
43
FORMAT PROPOSAL BUSINESS PLAN TIM IBK Undiksha A. Aspek Business Plan 1.
COVER
1.1
Gambar dan Design menarik Gambar dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis dan karakter dari usaha yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai. Logo / Lambang Usaha Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen dalam mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha yang sama. Informatif ( nama, alamat, contact no ) Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor telepon yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin menghubungi.
1.2
1.3
2.
PENDAHULUAN
2.1
Sejarah Berdirinya Usaha Sejarah berdirinya usaha menggambarkan kepada calon investor dasar atau landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman dan keutuhan individu yang terlibat didalamnya. Visi & Misi Usaha Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka panjang (What to Be? ) Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi usaha (How to Be ?). Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku usaha untuk bekerja sesuai Misi dalam mencapai Visi.
2.2
3. 3.1
ASPEK PEMASARAN Gambaran Umum Pasar ( STP ) Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha kita
44
Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari usaha kita. Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita diantara pesaing usaha yang sejenis. 3.2.
Permintaan Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk. Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang seperti kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk
Tahun
3.3.
Penawaran Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar Nama Perusahaan Kapasitas Produksi / Tahun Pesaing ( dalam Unit )
3.4.
Perkiraan Permintaan ( dalam Unit )
Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan ekonomi. Tahun Perkiraan Penawaran ( dalam Unit )
Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 1 tahun disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran. Pangsa Pasar adalah bagian dari penjualan produk kita dibandingkan dengan penjualan total produk sejenis dalam industri Tahun
Permintaan (A)
Penawaran (B)
Peluang (C = A-B)
Rencana Penjualan
Pangsa Pasar (E = DX100% / C)
45
3.5.
Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas : 3.5.1. Product Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan berdasarkan mutu / kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih dibandingkan pesaing. 3.5.2. Price Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan harga satuan dan harga grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga, 3.5.3. Promotion Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa cara : Advertising (Iklan) Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut : - Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran. - Media TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio Sales Promotion Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan ditempat. Personal Selling Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung. Public Relation Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan baik dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung. Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar. 3.5.4. Placement Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil). 3.5.5. People Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. 3.5.6. Process Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. 3.5.7. Physical Evidence 46
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang menarik dan bersih untuk restoran. Note : Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah dibandingkan dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Strategi pemasaran yang kita buat harus berbeda dan lebih unggul dalam menarik konsumen. Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran / biaya sehingga perlu dicatat biaya yang dikeluarkan per bagian P. 4.
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
4.1
Aspek Organisasi Nama Perusahaan / Usaha Nama Pemilik / Pimpinan Alamat kantor dan tempat usaha Bentuk Badan Hukum ( Kalo berbentuk Badan Hukum ) Struktur Organisasi Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian Jabatan
Uraian Tugas (A)
Jumlah (B)
Gaji / Bulan (C)
Total (BxC)
Pimpinan 1. Direksi Staf 1. Bag. Pemasaran 2. Bag. Produksi 3. Bag. Keuangan Total Gaji / Bulan 4.2.
Perijinan Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai dengan biaya pengurusannya. Apabila usaha kita tidak berbentuk badan hukum maka perijinan tidak kompleks tetapi hanya perlu perijinan dari wilayah sekitarnya (paling tidak sampai ijin kecamatan / kelurahan ) disertai keterangan dari pihak RT / RW dimana usaha kita berada. Sedangkan bila usaha kita akan berbentuk badan hukum maka perijinan yang diperlukan adalah : ijin prinsip (dari instansi terkait), SITU (Surat Ijin Tempat Usaha), TDP ( Tanda Daftar Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan, dll. Semua biaya diatas berkisar antara 5-7 jt untuk berbentuk PT (Perseroan Terbatas) tergantung wilayah usaha dan dikerjakan semuanya oleh NOTARIS.
47
4.3
Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan yang diatur berdasarkan periode tertentu ( mingguan atau bulanan ). KEGIATAN
JADWAL PELAKSANAAN ( Dalam Mingguan ) 1 2 3 4
1. Survey Pasar 2. Menyusun Rencana Usaha 3. Perijinan 4. Survai tempat usaha 5. Survai Mesin / Peralatan 6. Pemasangan Sarana Penunjang 7. Mencari tempat kerja 8. Uji Coba Produksi 9. Operasional 4.4
Inventaris Kantor dan Supply Kantor Inventaris kantor untuk barang yang umur produknya lebih dari 1 tahun. Inventaris / Perangkat Kerja
Merk
Jumlah unit
Harga
Jumlah harga
Total Inventaris Kantor Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti ATK Alat Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang ) Jenis Biaya Supply Kantor
Total Biaya per Tahun
Total Supply Kantor 5. 5.1.
ASPEK PRODUKSI Produk Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah: A. Dimensi Produk Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. B. Nilai/Manfaat Produk Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu: - Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk pemenuhan terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan berbicara jarak jauh.
48
- Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon. - Manfaat yang diharapkan (expected benefit): adalah manfaat yang diharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya telepon yang dapat dibawa-bawa (HP). - Manfaat di atas harapan (augmented benefit): adalah manfaat yang dapat diberikan lebih dari yang diharapankan oleh konsumen, misalnya HP yang dapat digunakan untuk SMS. - Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat yang mungkin dapat diberikan lebih dari sekedar augmented benefit, misalnya HP yang dapat digunakan sebagai lampu senter, kamera, video recorder, video calling, fax, internet, dsb. C. Kegunaan/Fungsi Produk - Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir); meliputi: Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-hari dan mudah didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll. Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh kon-sumen berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya adalah baju, telepon seluler, mobil, dsb. Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai karakteristik unik dan mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya mobil mewah, jam tangan mewah, dsb. Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau dike-tahui umum tetapi kurang diminati, misalnya asuransi - Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to business). Dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu: Bahan baku dan suku cadang: merupakan bahan mentah yang akan diproses lebih lanjut. Barang modal: yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan tidak untuk dijual belikan. Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang membantu operasional perusahaan. 5.2.
Proses Produksi Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan deskriptif.
5.3.
Kapasitas Produksi Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk
49
perencanaan strategis, proyeksi kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya. Tahun
Rencana produksi (dalam unit)
5.4.
Tanah dan Bangunan Perencanaan tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor, tempat usaha, pabrik, gudang, tempat parkir, dll. Untuk keperluan perhitungan kelayakan finansial usaha, maka perlu diperhitungkan ukuran, harga beli atau sewanya.
5.5.
Pemasangan Sarana Penunjang Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain. Jenis Biaya 1. Pemasangan instalasi listrik 2. Pemasangan instalasi air (PAM) 3. Pemasangan instalasi telepon 4. Pemasangan instalasi internet 5. Dan lain-lain Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang :
5.6.
Jumlah Biaya
Mesin dan Peralatan Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan. Nama Merk Jumlah Unit Harga Jumlah Harga Mesin/Peralatan 1. 2. 3. Total Pembelian Mesin/Peralatan
50
5.7.
Bahan Baku dan Bahan Pembantu P Merk Jumlah Harga Jumlah Harga e Nama Bahan Baku Unit r 1. e n 2. c 3. a Total Pembelian Bahan n Baku a an bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembe-lian, ketersediaan, dan persediaan.
5.8.
Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)
Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan persyaratan kerja. A. Sistem Harian: Jenis Kegiatan
Tarif/Upah per hari
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Hari Kerja/Tahun
Jumlah (Rp.)
1. 2. 3. Total Upah Tenaga Produksi Sistem Harian B. Sistem Borongan Jenis Kegiatan Tarif/Unit
Jumlah Produksi/Tahun
Jumlah Harga Beli
1. 2. 3. Total Upah Tenaga Produksi Sistem Borongan: 5.9.
Biaya Umum Usaha/Pabrik Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga direncanakan biaya-biaya penunjang (sarana dan prasarana), misalnya seba-gai berikut: Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik 1. Pemeliharaan mesin dan peralatan
Jumlah Biaya/Tahun
51
2.
Suku cadang, bahan bakar, oli, dsb. 3. Rekening listrik, air, telepon. 4. Pemeliharaan bangunan Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun: 6.
ASPEK KEUANGAN
6.1.
Strategi Sumber Pendanaan Usaha Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional ada-ah tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi meng-impun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga inter-ediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni : a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Kope-asi (PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat mela-ui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat sekitarnya. Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rak-yat, melalui pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota masya-rakat golongan pengusaha kecil dan koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN.
6.2.
Proyeksi Keuangan Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 perfoema laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:
52
A. Sumber Pendanaan Uraian
Persentase (%) (a) (b)
Jumlah (c = a + b)
1. Modal Sendiri 2. Pinjaman Jumlah (1+2) B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Banyaknya Harga/Unit Uraian (1) (2) a. Tanah b. Bangunan c. Mesin/Peralatan d. Peralatan Kantor e. Alat angkut f. Infrastruktur g. Biaya pra operasi Jumlah
C. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja Banyaknya Harga/Unit Uraian (1) (2) a. Bahan Baku b. Persediaan Bahan c. Produk dalam proses d. Piutang e. Uang Kas Jumlah D. Analisa Biaya Tetap Banyaknya Uraian (1) a. Gaji b. Penyusutan c. Bunga Pinjaman d. Biaya Pemasaran e. Biaya Lainnya Jumlah E. Analisa Biaya Tidak Tetap Banyaknya Uraian (1) a. Upah b. Biaya Bahan Jumlah
Harga/Unit (3)
Harga/Unit (2)
Jumlah (3 = 1 x 2)
Jumlah (3 = 1 x 2)
Jumlah (3 = 1 x 2)
Jumlah (3 = 1 x 2)
53
F. Proyeksi Aliran Kas Usaha Uraian
1
2
Tahun 3 4
5
a. Sumber dana (in flow) b. Penggunaan dana (out flow) c. Arus kas bersih (net flow = a – b) d. Keadaan kas awal e. Keadaan kas akhir (c + d) 6.3.
Analisa Kelayakan Usaha Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering mempertaruhkan dana yang sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya faktorfaktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu rencana investasi. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan adalah : A. Metode Non-Discounted Cash Flow Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of money). Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula umum sbb: Total Investasi Pay Back Period = --------------------------------------- x 1 tahun Net Income + Depreciation
Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi. Model ini umum digunakan untuk pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari metode PBP ini adalah: Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali. Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang B. Metode Discounted Cash Flow Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai waktu uang (time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang akan datang.
54
1. Net Present Value (NPV) NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV dapat dirumuskan: NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n), maka: C –C NPV = --------------------(1 + i)n (1 + i)n
Σ
di mana:
i N -C C
+Σ
= = = =
bunga tiap periode periode (tahun, bulan) modal (capital) hasil bersih (proceed)
Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sbb: 1). Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas). 2). Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah tingkat bunga yang dipakai. 3). Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai. Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda. 2. Profitability Index (PI) Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value). Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus perhitungan PI adalah sebagai berikut: PV of Benefit Profitability Index = --------------------------PV of Capital Cost Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai berikut: - Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak - Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak - Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP
55
3. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasilhasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan. Patokan yang dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut dibiayai sendiri. Perhitungan
IRR
secara
manual
cukup
kompleks,
karena
harus
menggunakan beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan sebagai: IRR = i1 + (i2 – i1) x
di mana:
NPV1 ----------------------- x 100% (NPV1 – NPV2)
|
|
NPV1 harus di atas 0 (NPV1 > 0) NPV2 harus di bawah 0 (NPV2 < 0)
6.4.
Analisa Keuntungan Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing. Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu. 1. Break Even Point (BEP) Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV (CostProfit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat tersebut perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi: - Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel. - Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
56
- Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume penjualan atau produksi. Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Biaya Tetap BEP = --------------------------------------------- x 100% Hasil Penjualan – Biaya Variabel
atau dapat juga dituliskan sebagai: Biaya Tetap BEP = -------------------------------------Biaya Variabel 1 – ----------------------Hasil Penjualan
|
|
2. Kontribusi Margin Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel. Tujuan utama dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa penentuan keuntungan maksimum atau kerugian mini-mum. Yang pertama perlu diketahui adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio antara biaya variabel dengan hasil penjualan. Lebih jelasnya, dapat dilihat dari rumusan berikut:
Rasio kontribusi margin = 1 –
Biaya Variabel -----------------------Hasil Penjualan
|
|
Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap + Laba Minimal Penjualan = ----------------------------------Biaya Variabel 1 – ------------------------Hasil Penjualan
|
| 57
Pada saat menyajikan rencana usaha, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh adalah sebagai berikut : 1. Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap, artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari piahk investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan. Uraian lebih rinci sebaiknya dibuat dalam bentuk lampiran. Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan agar tebal rencana bisnis tidak lebih dari 50 halaman. 2. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap usaha yang sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka. 3. Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telpon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan. Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi dengan perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul, harus dituliskan jumlah salinan/copy bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi kesan kepada calon investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana bisnis. 4. Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman yang memuat penjelasan mengenai keadaan usaha saat ini. Ringkasan tersebut dapat berisi produk dan jasa yang dihasilkan, manfaat produk bagi pelanggan, ramalan keuangan, tujuan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun), jumlah dana yang dibutuhkan, serta manfaat yang akan diterima oleh investor. 5. Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik. Rencana usaha yang baik akan mencantumkan risiko utama dari suatu bisnis yang akan dijalankan.
B. FORMAT USULAN BISNIS a. Usulan Rencana Bisnis terdiri atas 3 bagian dan disusun secara berurutan sebagai berikut: - Bagian Awal: Halaman judul Lembar Pengesahan Kata pengantar Daftar Isi - Bagian Utama (sesuai sistematika) I. Pendahuluan (analisis situasi/latar belakang) II. Rencana Bisnis 2.1 Deskripsi Usaha - Bidang Usaha - Jenis produk (barang/jasa) - Kegunaan, keunggulan, keunikan - Lokasi Usaha - Waktu (untuk satu siklus usaha)
58
-
Dampak usaha terhadap lingkungan (ekonomi, sosial, dan budaya) - Risiko Bisnis 2.2 Rencana Pemasaran - Target konsumen - Wilayah pemasaran - Situasi Persaingan - Jumlah dan harga produk 2.3 Rencana Produksi - Bahan baku - Alat/teknologi - Proses produksi - Kapasitas produksi 2.4 Rencana Manajemen - Bentuk Usaha - Struktur Organisasi - Jumlah Tenaga Kerja - Rencana UKM Mitra 2.5 Rencana Keuangan (untuk 1 siklus usaha) - Kebutuhan investasi dan modal kerja - Rencana Laba/Rugi (total Pendapatan dikurangi total biaya) - Benefit/Cost Rasio III. Penutup (keyakinan dan harapan) Daftar Pustaka -
Bagian Akhir Susunan Tim Pengusul CV/Daftar Riwayat Hidup Pengusul Transkrip Akademik Pengusul Pernyataan Kesanggupan
59
ARTIKEL
Lampiran 3. Artikel
IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IBK) DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2013 oleh, I Nyoman Santiyadnya Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha
[email protected]
ABSTRAK Tujuan pelaksanaan program IbK di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) adalah untuk menumbuh-kembangkan budaya kewirausahaan di Undiksha. Metode pelaksanaan IbK menggunakan PALS dengan tahapan (1) fase penyadaran kewirausahaan (awareness), (2) fase pengkapasitasan (capaciting) dan pendampingan (scaffolding) kewirausahaan (entrepreneurship capacity building), dan (3) fase pelembagaan (institutionalization) usaha baru sebagai wirausaha baru. Hasil yang diperoleh dari kegiatan IbK Undiksha pada tahun 2013 adalah (1) IbK Undiksha telah berhasil membidani lahirnya 15 orang mahasiswa Undiksha sebagai wirausaha baru yang menjalankan bisnis di bidang kuliner, usaha ternak babi/ayam, telepon seluler, komputer, dan debero shoes; (2) Terwujudnya inkubator wirausaha (Inwub) IbK Undiksha sebagai centre of entrepreneurship dalam pengembangan budaya kewirausahaan di Undiksha, dan (3) Terwujudnya sistem entrepreneurship capacity building bagi mahasiswa Undiksha dalam IbK dibawah payung LPM Undiksha dan Mitra Usaha. Kata-kata kunci: IbK, PALS, inwub, wirausaha baru
ABSTRACT The IbK of Undiksha was aimed to improve the entrepreneurship in University of Ganesha Education. The method of IbK based on PALS approach which consist of stage (1) awareness phase, (2) capaciting phase, (3) scaffolding phase, (4) institutionalization phase. The result of IbK of Undiksha were (1) IbK Undiksha succeed to promote 15 students as new entrepreneur whose run business in sector culinary, pigs/chicken livestock business, cellular phone, debero shoes; (2) installation on entrepreneurship incubator of IbK Undiksha as centre of entrepreneurship in develop entrepreneur culture in Undiksha, dan (3) installation of the capacity building entrepreneursip for students in Undiksha.
60
Keywords: IbK, PALS, inwub, new entrepreneurer 1. Pendahuluan Ipteks bagi Kewirausahaan merupakan salah satu hibah yang dicanangkan Dikti untuk membangun kapasiswa kewirausahaan di Perguruan Tinggi sebagai bentuk respon antisipatif terhadap semakin tingginya angka pengganguran dan rendahnya lowongan kerja yang ada. Perguruan tinggi yang terpaku pada upaya pemberian pembekalan knowledge dan teknologi terbukti secara empirik telah menimbulkan kemampuan penetrasi usaha bagi lulusan perguruan tinggi. Kuliah akedemik berbasis SKS telah membelenggu mahasiswa pada dunia ideal kehidupan yang hanya membentuk ego dan kesombongan ipteks saja, tetapi tidak memiliki kemampuan bisnis yang membangun kemandiriannya dalam kehidupan setelah menamatkan studi di Undiksha. Banyak peluang bisnis yang menjanjikan potensi profit yang menguntungkan tetapi sering tidak ditangkap mahasiswa, karena rendahnya instink bisnis dan kemampuan entrepreneurship di kalangan mahasiswa. Hal ini harus mendapat penanganan ekstra Undiksha, bagaimana mentransformasi secara bertahap iklim perkuliahan yang berorientasi pada knowledge based menuju perkuliahan yang berorientasi
pada
entrepreneurship
based.
Dalam
konteks
membangkitkan
kewirausahaan mahasiswa, syarat awal yang harus diupayakan adalah (1) memiliki keterampilan pada bidang usaha yang akan digeluti, yang dapat diperoleh dengan mengikuti kuliah MKKA (mata kuliah kerja alternatif), sebagai mata kuliah pilihan, dan (2) menumbuhkembangkan kompetensi kewirausahaan dengan mencanangkan program kewirausahaan seperti PKMK, PMW dan IbK. Dengan potensi kepakaran akademik dan kewirausahaan seperti ini, Undiksha sebenarnya mampu membangkitkan spirit kewirausahaan di kalangan mahasiswa melalui program ipteks bagi kewirausahaan (IbK), sehingga mahasiswa dapat menterjadikan diri sebagai wirausaha baru, dengan mengembangkan business plan guna menangkap peluang-peluang bisnis di sekitar kampus, dan di luar kampus dalam area kabupaten atau provinsi. Dengan pencanangan IbK di Universitas Pendidikan Ganesha diharapkan dapat (1) menciptakan wirausaha baru yang mandiri dari Undiksha, (2) meningkatkan keterampilan manajemen usaha bagi masyarakat menciptakan
metode
pelatihan
kewirausahaan
yang
cocok
industri, (3)
bagi
mahasiswa
61
PKMK/mahasiswa wirausaha Undiksha, dan (4) Unit usaha yang dapat menghasilkan profit sebagai sumber generate revenue dari Undiksha. Melalui program IbK, maka Undiksha dapat: (1) mengembangkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa dengan cara (i) memberikan bekal pengetahuan konseptual dan kemampuan manajerial tentang bagaimana menjadi wirausaha berhasil, (ii) melatih mahasiswa tentang cara menemukan peluang usaha dan memilihnya sesuai dengan kemampuan SDM, dana, dan proyek pengembangan usahanya di kemudian hari sesuai tuntutan pasar, (iii) melatih keterampilan mahasiswa dalam menyusun Rencana Usaha (RU) sesuai dengan jenisjenis usaha yang dipilihnya, (iv) melakukan analisis SWOT untuk mengevaluasi dan memperbaiki Rencana Usaha berdasarkan hasil survey kelayakan usaha dan informasiinformasi aktual yang relevan untuk mendukung perkembangan usaha di kemudian hari, dan (v) Menciptakan wirausaha baru yang mandiri, (2) Meningkatkan keterampilan manajemen usaha bagi masyarakat industri, dan (3) Menciptakan metode pelatihan kewirausahaan yang cocok bagi mahasiswa PKMK/mahasiswa wirausaha. Target luaran minimal yang direncanakan untuk dicapai melalui kegiatan Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) di Undikahsa adalah: (1) Tersusunnya perangkat perkuliahan kewirausahaan, seperti: Silabus Mata Kuliah dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Diktat kuliah kewirausahaan, Panduan magang/diklat kewirausahaan, dan model entrepreneurship capacity building, (2) Terwujudnya unit usaha dalam bentuk inkubator wirausaha yang berorientasi profit di Undiksha sebagai salah satu sumber generate revenue Undiksha, (3) Dihasilkannya 10 mahasiswa yang dapat menjadi wirausaha baru mandiri per tahun yang siap berkompetisi di masyarakat, sehingga selama 3 tahun akan dihasilkan 30 wirausaha baru dari Undiksha, dan (4) Publikasi ilmiah pada jurnal terakreditasi nasional dan intenasional.
2. Metode Pelaksanaan Pengabdian Metode pendekatan IbK dalam konteks pemberdayaan potensi entrepreneurship mahasiswa mahasiswa menggunakan metode PALS (Participatory Action Learning System). Prinsip dasar dari metode PALS adalah pelibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran aktif partisipan dalam program kewirausahaan (entrepreneurship) secara alamiah dengan segala pendekatan sehingga membentuk suatu sistem interaksi pembelajaran secara partisipatif, baik secara personal maupun komunal ( Chambers,
62
2007). Metode PALS menitikberatkan pada transformasi kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk diusahakan dibawa pada perubahan-perubahan ke arah perbaikan kondisi entrepreneurship mahasiswa melalui (1) fase penyadaran kewirausahaan (awareness), (2) fase pengkapasitasan (capaciting) dan pendampingan (scaffolding) kewirausahaan (entrepreneurship capacity building), dan (3) fase pelembagaan (institutionalization) usaha baru sebagai wirausana baru. Metode pendekatan IbK dengan metode PALS secara digramatik ditunjukkan pada gambar 1.
Terapan IPTEKS (1) Pemodalan (2) Desain Peralatan (3) Desain Teknologi (4) Pemasaran
PALS
K W U
Potensi wirausaha
Entrepreneurship Capacity Building
Start-up Bussiness
(Bussines Establishment) WIRAUSAHA BARU
Program Aksi: (1) Diklat Kewirausahaan (2) Magang Kewirausahaan (3) Inkubator Kewirausahaan
AWARENESS PHASE
CAPACITING /SCAFFOLDING PHASE
INSTITUTIONALIZATION PHASE
Gambar 1. Metode Participatory Action Learning Systems Fase penyadaran (awareness) kewirausahaan mahasiswa merupakan starting point dalam membangun kapabilitas wirausaha mahasiswa melalui recruitment test dan pelaksanaan program perkuliahan kewirausahaan (entrepreneurship). Pengkapasitasan kewirausahaan mahasiswa ditumbuhkembangkan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan intensif untuk dapat memenangkan hibah kewirausahaan dari penyandang dana, seperti BUMN, PMW Dikti, Wirausaha Bank Mandiri, atau lembaga keuangan lainnya atau magang kewirausahaan di Industri bisnis mitra, seperti Rangoon Sunset, Cozty Resto, Boga Undiksha, Tera Computer, Sempurna electronic Service, Hardy’s
63
Department Store, Bilingua College, Singaraja Handphone, Percetakan Swadaya, dan Artha Graphica Digital. Fase pengkapasitasan kewirausahaan ini diharapkan dapat menghantarkan mahasiswa untuk menghasilkan rencana usaha bisnis (bussines plan) yang matang untuk diimplementasikan dalam membuka usaha baru (start-up bussines). Pola pembimbingan dan pengawasan pada fase pengkapasitasan kewirausahaan ini dilakukan secara terpadu dengan melibatkan tim pelaksana IbK, bagian kemahasiswaan, dan nara sumber (dosen pengajar) dengan mengoptimalkan monev internal Rekrutment tenant peserta program kewirausahaan dibawah unit layanan IbK setiap tahun dilakukan dengan metode test ujian masuk kewirausahaan. Proses seleksi calon peserta program kewirausahaan di Undiksha (recruitment tenant) dilakukan secara bertahap sebagai berikut: (1) melakukan sosialisasi kepada ketua-ketua jurusan dan mahasiswa tentang program kewirausahaan di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di lingkungan Undiksha, (2) penawaran mata kuliah pilihan kewirausahaan dengan bobot 2 SKS, kepada mahasiswa Undiksha pada semeter genap setiap tahun perkuliahan, (3) membuka pendaftaran bagi mahasiswa untuk memprogram kuliah pilihan kewirausahaan (entrepreneur) yang dicanangkan LPM Undikhsa. Siklus rekrutment tenant dilakukan secara periodik setiap tahun. (30) tiga puluh mahasiswa PKMK/Mahasiswa non PKMK yang sudah berhasil lolos dari recruitment test berhak mengikuti program perkuliahan kewirausahaan (KWU), tapi hanya 20 (dua puluh) mahasiswa dengan urutan ranking terbaik yang diperbolehkan melanjutkan untuk mengikuti program entrepreneurship capacity building, yaitu (1) diklat hibah kewirausahaan, (2) magang kewirausahaan, dan (3) Inkubator kewirausahaan. Dari 20 mahasiswa yang digodok dalam program pembentukan kapasitas wirausaha diharapkan dapat dihasilkan 8-10 mahasiswa wirausaha baru mandiri per tahun yang siap berkompetisi di masyarakat (bussines establishment).
3. Hasil dan Pembahasan Sosialisasi program IbK dilakukan kepada Rektorat, Dekanat dan ketua-ketua jurusan dan mahasiswa tentang program kewirausahaan di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di lingkungan Undiksha. Selanjutnya mencanangkan penawaran mata kuliah pilihan kewirausahaan (KWU) dengan bobot 2 SKS di bawah koordinasi Pembantu Rektor I bidang Akademik dengan pelaksana unit layanan IbK LPM kepada
64
mahasiswa Undiksha pada semeter ganjil setiap tahun perkuliahan, (3) membuka pendaftaran bagi mahasiswa untuk mengikuti recruitment test sebagai langkah awal memprogram kuliah pilihan kewirausahaan (entrepreneur) yang dicanangkan LPM Undiksha. Mahasiswa yang sudah lolos dari seleksi recuitment melanjutkan program kuliah kewirausahaan. Sebelum pelaksanaan perkuliahan kewirausahaan, diklat, dan magang, maka dilakukan penataan Inwu b(Inkubator Wirausaha Baru) sebagai tempat penampungan tenant (mahasiswa dan alumni) yang belum mampu menyelenggarakan usaha bisnis secara mandiri. Untuk itu penyiapan perlengkapan, sarana/prasarana dan infrastruktur inkubator wirausaha Undiksha sebagai center of entrepreneurship perlu dilengkapi secara bertahap sehingga mampu berfungsi sebagai (1) penyelenggaraan administrasi kewirausahaan, (2) unit bisnis umum untuk memasarkan kebutuhan mahasiswa dan produk PKMK, IbIKK, dan IbW Undiksha, dan (3) mewadahi tenant dalam membuka in-wall bussines di bawah payung inkubator wirausaha Undiksha. Gedung dan zone area yang disiapkan lembaga Undiksha untuk unit layanan IbK Undiksha adalah gedung bekas kantor satpam yang ada dekat perpustakaan Undiksha. Pada pelaksanaan tahun 2013, pengadaan infrastruktur Inwub IbK Undiksha adalah (1) pengadaan 2 unit printer Epson, (2) 1 unit komputer PC standard, (3) instalasi jaringan internet, (4) 1 unit LCD, dan (4) pemasangan AC. Di sisi lain, pengadaan noninfrastruktur adalah pembelian komoditas yang akan dipajang pada outlet IbK untuk dipasarkan. Pelaksanaan kuliah kewirausahaan (entrepreneurship) dilakukan selama 2 bulan, pada semester genap, nama mata kuliah: Kewirausahaan, kode kuliah (MPK708), bobot 2 SKS, sebanyak 16 kali tatap muka di kelas maupun di luar kelas melalui 3(tiga) tahapan kegiatan belajar mengajar (KBM). Ketiga tahapan ini dilakukan di kelas dan di luar kelas mengikuti skenario KBM yang ada di SAP. Pada tahapan pertama, mahasiswa
diberikan
bekal
pengetahuan
tentang
(1)
konsep-konsep
dasar
kewirausahaan, (2) motivasi dan leadership, prinsip-prinsip dan hukum bisnis, (3) teori peluang dan kesempatan berusaha, serta dinamika kehidupan usaha sepanjang sejarah perekonomian lokal maupun global, (4) marketing, dan (5) bussines plan. Materi kuliah tahap pertama ini akan difokuskan pada aspek kognitif dan aspek afektif yang berlaku di dunia usaha, dengan segala dinamika dan perubahan sejarah kebudayaan dan aktivitas kehidupan usaha manusia dari jaman ke jaman. Para mahasiswa diharapkan bisa belajar dari sejarah, karena pada hakekatnya kewirausahaan adalah suatu model kegiatan
65
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menjalankan bisnis diantara keseluruhan hidup manusia di muka bumi. Mahasiswa Undiksha yang bisa mengikuti perkuliahan kewirausahaan (KWU) dari program IbK sebanyak 50 orang. Pada tahapan kedua, aktivitas belajar difokuskan pada upaya peningkatan pemahaman terhadap realitas kehidupan bisnis dengan melalui pengkajian kasus-kasus yang terjadi atau berlaku di dunia usaha. Kasus-kasus itu menyangkut asperk operasional, manajerial, dan etika moral bisnis yang menjadi bahasan atau topik perbincangan umum dewasa ini. Pembelajaran ditekankan pada upaya pemahaman masalah dan alternatif-alternatif solusi yang bisa disumbangkan masyarakat wirausaha untuk ikut mewarnai kehidupan dunia pada skala lokal, regional, nasional, maupun skala global. Dengan membahas sejumlah kasus yang telah terjadi di lapangan itu, para peserta kuliah kewirausahaan diharapkan lebih bisa memahami seluk beluk dan dinamika kehidupan usaha dengan harapan agar timbul keinginan untu menjadi wirausaha baru. Pada tahap ketiga, mengadakan evaluasi proses
perkuliahan (PBM) dan evaluasi hasil belajar
kewirausahaan. Evaluasi PBM dimaksudkan sebagai upaya menemukan informasiinformasi balikan (feedback) tentang jalannya kegiatan perkuliahan kewirausahaan di kelas dan di luar kelas dengan harapan agar PBM periode perkuliahan berikutnya akan lebih efisien dan produktif. Adapun evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan belajar yang dituangkan dalam program sudah dapat dicapai. Kedua macam kegiatan evaluasi itu akan dilakukan mengikuti skenario KBM yang telah dirancang sebelumnya, dengan menggunakan instrumen-instrumen evaluasi yang secara akademik dapat dipertanggung jawabkan validitas isi dan reliabilitasnya. Sebelum ketiga tahapan perkuliahan kewirausahaan dijalankan, maka lebih dahulu akan dilakukan tes kemampuan awal (pretest) untuk mengetahui kondisi awal mahasiswa peserta kuliah kewirausahaan. Disamping itu juga akan dilakukan wawancara untuk menjaring kesiapan mereka selama mengikuti kegiatan dan rencana tindakan selanjutnya setelah selesai mengikuti program ini. kewirausahaan
ini
diharapkan
akan
ditindak
lanjuti
Pengalaman belajar dengan
program
diklat/magang/inwub sebagai jalan rintisan mejadi wirausaha baru menuju penyusunan Rancana Usaha (bussiness plan) untuk wilayah pedesaan, dan pengembangan wirausaha untuk wilayah perkotaan sampai pada penyelenggaraan usaha
mandiri (bussines
establisment) menjadi wirausaha baru. Hanya 20 (dua puluh) mahasiswa terbaik sesuai
66
ranking hasil evaluasi kuliah kewirausahaan yang diperkenankan untuk mengikuti tahapan pengkapasitasan kewirausahaan. Proses pembelajaran program KWU ini secara operasional akan dilaksanakan oleh LPM Undiksha, dengan skenario dari teori ke aplikasi. Artinya, kuliah diawali dengan penyajian seperangkat pengetahuan kewirausahaan, kemudian ditingkatkan ke pemahaman melalui tugas-tugas latihan pemecahan masalah aktual di bidang bisnis. Bekal pengetahuan dan pemahaman itu, selanjutnya diaplikasikan ke dalam kegiatan belajar penyusunan rencana usaha yang didasarkan pada referensi kenyataan praktek yang ada di lapangan. Staf pengajar yang ditugaskan lembaga untuk mengampu perkuliahan kewirausahaan ini adalah dosen yang memiliki capabilitas akademik di bidang kewirusahaan dan atau sudah mendapatkan sertifikat Trainer of Trainer (TOT) Entrepreneurship dari Ciputra Entrepreneurship University bekerjasama dengan DIKTI dan Bank Mandiri Wirausaha. Mahasiswa yang memperoleh nilai terbaik dengan ranking 1-20 dalam perkuliahan Kewirausahaan (KWU), dan sudah berpengalaman dalam menjalankan usaha bisnis atau sudah memulai usaha baru, akan diproyeksikan untuk mengikuti diklat pengkapasitasan berwirausaha focusing pada penyusunan proposal rencana usaha (bisnis plan) yang diharapkan dapat memenangkan program hibah kewirausahaan yang dicanangkan oleh (1) program Wirausaha Mahasiswa Bank Mandiri, (2) program entrepreneurship Ciputra University,
(3) program mahasiswa wirausaha (Dikti), atau dari sumber
pendanaan lembaga lain Persyaratan dan mekanisme pelaksanaan program diklat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (a) Memperoleh nilai A dalam perkuliahan kewirausahaan dan sudah memulai usaha baru, (b) Bersedia mengikuti diklat wirausaha Bank mandiri, Ciputra, dan PM, selama 2 minggu, (c) Memiliki usulan bussines plan yang sudah memiliki produk, segmen pasar, visibilitas, akuntabilitas, dan prospektif ekonomis yang tinggi, (d) Memiliki track record yang memadai dalam menjalankan kegiatan kewirausahaan. (e) Tahapan diklat adalah sebagai berikut: (1) Penyampaian wawasan kewirausahaan(nara sumber nasional dan atau pakar wirausahan Undiksha), (2) simulasi wirausaha, (3) group disccusion peluang usaha, (4) focusing group discussion penyusunan bisnis plan sesuai dengan panduan wirausaha dana penyandang, (5)
penilaian,
presentasi
dan
pembahasan
bisnis
plan
dihadapan
nara
sumber/pakar/praktisi, (6) finalisasi usulan bisnis plan, dan (7) kompetisi hibah
67
kewirausahaan, (f) Mahasiswa yang berhasil mendapatkan/memenangkan hibah kewirausahaan dapat langsung mencoba melaksanakan kegiatan usaha bisnis (bussines running) dibawah koordinasi, pendampingan, bimbingan -konsultasi dan monev penyelenggara unit layanan IbK, dan (g) Mahasiswa yang tidak lolos dalam memenangkan hibah kewirausahaan, dapat mengikuti program magang kewirausahaan di UKM (eksternal)/perusahaan atau usaha bisnis di Undiksha(Internal), atau ditampung dalam aktivitas usaha di Inkubator wirausaha Undiksha. Diklat kewirausahaan dimaksudkan untuk membantu tenant dalam menuangkan ide bisnis ke dalam rencana bisnis (bussines plan). Dari 22 usulan bisnis yang diajukan tenant, hanya 5 proposal berhasil memenangkan pendanaan dari program PMW Undiksha, 5 proposal dari teh sosro, kemudian 10 proposal mahasiswa didanai dari program IbK Undiksha. Magang kewirausahaan disediakan untuk mahasiswa yang menempati urutan skor nilai perkuliahan kewirausahaan pada urutan di bawah ranking 21-22, dan mahasiswa yang gagal memenangkan hibah program kewirausahaan. Magang kewirausahaan dari program IbK, diikuti oleh 3 mahasiswa, yakni I Gede Sugita Yasa (Mahasiswa), Anggara (Alumni, eks ketua BEM Undiksha), dan Sunuasih (alumni) berkaitan dengan bidang digital printing dan berkaitan dengan bidang Usaha kerajinan kayu, dan Jasa ticketing online. Inkubator kewirausahaan Undiksha merupakan suatu aktivitas wirausaha yang diwujudkan IbK untuk mewadahi kegiatan kewirausahaan berorientasi profit di Undiksha, sekaligus sebagai tempat untuk menyemai mahasiswa dengan kualifikasi kewirausahaan belum memadai untuk menjadi
wirausaha baru yang profesional,
mampu berkompetensi di komunitas bisnis di masyarakat secara mandiri. Segmen usaha Inkubator Wirausaha Undiksha yang dikelola meliputi (1) Warnet dan Pulsa Handphone, (2) Fotocopy dan percetakan, (3) Usaha Dagang Umum, (4) Usaha Makanan Kuliner, (5) Fitnes Centre, (6) Beauty Salon, (7) Service Layanan listrik dan elektronika, dan (7) Jasa layanan pendidikan/bimbingan belajar/Kursus keterampilan. Mahasiswa yang sudah memiliki produk usaha berupa barang atau jasa hasil dari program PKM/PKMK, dan dosen yang sudah memiliki produk usaha barang/jasa hasil program IbIKK/IbW dapat memanfaatkan ruang dalam Inkubator wirausaha Undiksha untuk memasarkan produk-produknya, atau menyemai
rencana bisnis yang telah
disusun sebelumnya (in-wall bussines), namun belum mampu dikelola sendiri secara
68
mandiri, baik karena kurang pemodalan, penguasaan ipteks, pangsa pasar, managemen usaha, maupun rendahnya kemampuan panetrasi pasar. Mahasiswa peserta program kewirausahaan yang sudah memiliki substansi rencana usaha yang matang dapat memulai kegiatan usaha bisnis (bussines running) di luar Undiksha secara mandiri (out-wall bussines), dibawah pengawasan tim pelaksana IbK. Kegiatan usaha dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, dengan keanggotaan maksimum 3 orang, sesuai dengan rumpun bidang usaha yang ditekuni. Pesyaratan dan mekanisme pelaksanaan start-up bussines adalah sebagai berikut. (b)
Lulus dalam kuliah kewirausahaan, diklat hibah kewirausahaan atau
magang kewirausahaan, inkubator wirausaha yang dibuktikan oleh surat keterangan dari tim pelaksana IbK, atau bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan. (b) Memiliki rencana bisnis (bussines plan) yang sudah mantap dan disetujui untuk diimplementasikan oleh tim reviewer dan monev entrepreneurship Undiksha, (c) Melaksanakan kegiatan usaha bisnis sesuai rencana secara mandiri, dan melaporkan kemajuan usaha setiap minggu kepada tim reviewer dan monev wirausaha Undiksha, (d) Menyediakan pendampingan, bimbingan dan bantuan IPTEKS pada mahasiswa tenant dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya selama 2 bulan, (e) Mengawasi dan mengevaluasi kemajuan usaha mahasiswa tenant dari aspek (1) kesesuaian dengan bussines plan, (2) produktivitas usaha, (3) profit, (4) kelancaran pengembalian pinjaman modal usaha, dan (5) sustainabilitas usaha. Ipteks bagi Kewirausahaan merupakan salah satu hibah yang dicanangkan Dikti untuk membangun kapasiswa kewirausahaan di Perguruan Tinggi sebagai bentuk respon antisipatif terhadap semakin tingginya angka pengganguran dan rendahnya lowongan kerja yang ada. Perguruan tinggi yang terpaku pada upaya pemberian pembekalan knowledge dan teknologi terbukti secara empirik telah menimbulkan kemampuan penetrasi usaha bagi lulusan perguruan tinggi. Kuliah akedemik berbasis SKS telah membelenggu mahasiswa pada dunia ideal kehidupan yang hanya membentuk ego dan kesombongan ipteks saja.Melalui pelaksanaan hibah IbK, yang fokus sasarannya adalah mencetak wirausaha baru dengan beragam variasi komoditas usaha, telah meletak dasar bagi pengembangan atmosfir kewirausahaan di Undiksha. Sampai pada tahun ketiga pelaksanaan Ibk (tahun 2013), jumlah total mahasiswa yang sudah layak dilabel sebagai wirausaha baru sebanyak 15 tenant mahasiswa. Dalam
69
perjalanan usahanya, tenant IbK juga diberi bantuan ipteks untuk meningkatkan daya saing komoditas tenant. Teknologi yang diimplementasikan dalam produk tenant meliputi (1) Teknologi marketing, (2) Teknologi Packaging, (3) Teknologi Advertising, (4) dan Pemodalan. Teknologi marketing, packaging, dan advertising secara integral diberikan dalam perkuliahan wirausaha dan diklat kewirausahaan. Teknologi marketing yang ditransformasi kepada mahasiswa IbK adalah strategi penjualan dengan sistem jemput bola (direct selling) dan sistem ordering, khususnya produk ternak dan furniture. Teknologi packaging mencakup pemberian sentuhan kemasan dan asesori, sedangkan teknologi advertising mencakup pengiklanan lewat spanduk dan lefleat promosi. Kondisi usaha mahasiswa sebelum menjadi tenant IbK banyak mengalami hambatan di dalam produksi karena kurangnya sentuhan ipteks, dan marketing karena kurangnya kemampuan dalam penetrasi pasar. Produk downlight furniture yang dimenangkan mahasiswa PKMM yang hanya dipasarkan di kalangan mahasiswa Undiksha kurang mampu memberikan keuntungan yang optimal, karena kecilnya omzet penjualan, demikian juga produk kuliner PKMK mahasiswa pada awalnya hanya menjangkau mahasiswa di satu fakultas. Tetapi setelah mendapat pembinaan dan pendampingan dalam program IbK, ada sentuhan kreasi Ipteks dalam produksi, pengkemasan dan pemasaran di bawah payung Inwub Undiksha, maka kedua produk tenant menunjukkan progress penjualan yang signifikan. Di lain pihak, tingginya tuntutan printing untuk tugas-tugas akademik mahasiswa, maka pelayanan printing on line dan antar jemput yang diusulkan salah satu tenant IbK mendapat respon yang cukup antusias di kalangan mahasiswa dan dosen. Sebelum bergabung dengan IbK, semula usaha printing mahasiswa ini hanya menunggu costumer untuk menyewa pelayanan printing di rumah sewaan, namun setelah mendapat sentuhan kewirausahan IbK jasa printing on line dipusatkan di IbK Undiksha dengan sentuhan bisnis printing online dan penjilidan instan dengan sistem antar jemput. Pelayanan printing online dengan sistem antar jemput merupakan sebuah produk bisnis mahasiswa yang mendatangkan keuntungan yang cukup potensial. Produk tenant yang mencapai puncak tertinggi dalam perolehan keuntungan dengan cashfow yang baik, adalah tenant dengan komoditas bakso, tenant es kribo, dan tenant mie pelangi, rata-rata omzet sebesar 500.000 ribu/hari, dengan margin keuntungan 100.000/hari. Meskipun ke lima belas tenant yang dibina IbK telah mampu secara mandiri menjalankan usahanya,
70
namun perlu pengawalan dan pengawasan yang terstruktur oleh tim IbK untuk menjamin dan memajukan usahanya ke depan. Keberlanjutan program IbK Undiksha wajib ditindak lanjuti Tim IbK dibawah koordinasi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Undiksha melalui beberapa kebijakan dan program teknis, yakni (1) mengusulkan ke Rektorat secara melembaga satus unit Inwub IbK yang ada sekarang dapat ditetapkan sebagai embrio untuk pusat pengembangan kewirausahaan di Undiksha; (2) menetapkan program kuliah KWU IbK Undiksha sebagai mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa di semua fakultas di Undiksha dan dijadikan sebagai salah satu persyaratan bagi mahasiswa untuk mengikuti semua kompetisi hibah kewirausahaan, baik internal di Undiksha maupun eksternal di lembaga negeri/swasta di luar Undiksha, (3) membuat MUO dengan pihak praktisi wirausaha/swasta sebagai lembaga mitra IbK dalam pengembangan budaya kewirausahan di Undiksha berlandaskan pada kerjasama yang bersifat mutual-benefide cooperative, dan (4) mengembangkan sistem monev dan audit internal yang konstruktif secara vertikal maupun horizontal, sehingga dapat dideteksi secara dini peluang kegagalan/hambatan dalam menjalankan usaha bisnis, baik pada managemen di Inwub IbK Undiksha, maupun bisnis yang dijalankan mahawasiswa sebagai wirausaha baru. Penyempurnaan program IbK dapat dilakukan dengan mengembangkan program kemitraan dan kerjasama dengan pelaku bisnis di luar Undiksha. Iklim dan budaya akademis di Perguruan Tinggi, khususnya Undiksha yang mengedepankan unsur birokrasi dan struktural merupakan hambatan socio-psichology yang dapat mengukung kreativitas dalam berwirausaha. Atas dasar itu, maka perlu adanya proses akulturasi budaya usaha antara dunia bisnis di luar kampus dengan embrio bisnis di dalam kampus melalui proses asimilasi dan akomodasi kerjasama yang berlandaskan pada pondasi mutual-benefide cooperative. Dunia kampus yang memandang bisnis secara akademik sering terisolasi dalam pikiran normatif yang mengedepankan keunggulan sentuhan ipteks dari suatu komoditas usaha, sedangkan dunia bisnis lebih terfokus pada efisiensi produktif dan pembangunan marketing-network yang mengedepankan profit. Dua polarisasi dunia bisnis ini dapat dintegrasikan dalam program IbK dengan mempertipis sekat ruang dunia kampus dengan dunia bisnis, melalui proses internalisasi aktivitas wirausaha komunitas kampus dengan bisnis nyata di luar kampus.
71
4. Penutup Berdasarkan paparan di atas maka terkait dengan pelaksanaan Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) di Undiksha dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. (1) IbK Undiksha telah berhasil membidani lahirnya 15 orang mahasiswa Undiksha sebagai wirausaha baru yang menjalankan bisnis dalam berbagai spektrum kegiatan bisini, seperti bidang kuliner, usaha ternak babi/ayam, telepon seluler, komputer, dan debero shoes; dan lain-lain,
(2) Terwujudnya inkubator wirausaha IbK Undiksha sebagai
centre of entrepreneurship dalam pengembangan budaya kewirausahaan di Undiksha, dan (3) Terwujudnya sistem entrepreneurship capacity building bagi mahasiswa Undiksha dalam IbK dibawah payung LPM Undiksha dan Mitra Usaha. IbK Undiksha merupakan salah satu sektor akademik non-SKS yang dapat membangun kapasitas mahasiswa dalam berwirausaha yang dapat mentrasfomasi pondasi pengetahuan dan teknologi yang sudah terbentulenk secara akademik dalam kedirian mahasiwa menuju domain entrpreneurship yang sangat dibutuhkan sebagai pengejawantahan manusia sebagai mahluk ekomomikus dalam memasuki dunia nyata/kerja setelah mahasiswa menamatkan pendidikannya dari Undiksha. Atas dasar itu, keberlanjutan program IbK harus dikawal secara sistemik, baik oleh tim pengusul IbK, LPM Unidksha, dan pihak donator swasta, sehingga ada siklus periodik yang sistemik dalam proses entrepreneurship capacity building bagi mahasiswa Undiksha.
DAFTAR PUSTAKA Arman Hakim Nasution, Bustanul Arifin Noer & Mokhammad Suef. 2001. Membangun Spirit Entrepreneur Muda Indonesia: Suatu Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Pt. Elex Komputindo. Kelompok Gramedia Jakarta. Budiyono, H.Susanto Dan M. Djaeni . 2004. Kuliah Kewirausahaan: Pengelolaan Usaha Kecil Menengah. Makalah. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Ciputra. 2009. Ciputra Quantum Leap: Entrepreneurship, Mengubah Masa Depan Bangsa dan Masa Depan Anda. Universitas Ciputra. Entrepreneurship Centre. Nasution Nasution, AH, , AH, Noer Noer, BA, , BA, Suef Suef, M, 2006. Entrepreneurship: , M, 2006. Entrepreneurship: membangun membangun spririt spririt eknopreneurship. Penerbit eknopreneurship.Penerbit Andi.Jogyakarta.
72
Robert T. Kiyosaki. 2008. Increase Your Financial IQ: Kelola Uang Anda dengan Lebih Cerdas. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Robert T. Kiyosaki. 2007. The Cashflow Quadrant: Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansial. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Teddy Oswari. 2005. Membangun Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menjadi Mahasiswa Pengusaha (Entrpreneur Students) Sebagai Modal untuk Menjadi Pengusaha Baru. Makalah. Universitas Gunadharma. Winarto. 2008. Membangun Kewirausahaan Sosial: “Meruntuhkan dan Menciptakan Sistem” secara Kreatif? Makalah. Yogyakarta.
73