LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 2
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN tahun anggaran 2016 dapat terselesaikan. Laporan Kinerja (LAKIN) ini merupakan pertanggungjawaban Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
–
LAPAN
dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 ini disusun sebagai laporan kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berdasarkan atas: (1) Keputusan
Kepala
Lembaga
Penerbangan
dan
Antariksa
Nasional
nomor:
KEP/116/IX/2002 tentang uraian tugas di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, dan yang terakhir diperbaiki kembali dengan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Pasal 73, (2) Renstra Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015 – 2019, (3) Renstra Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer-LAPAN 2015 – 2019, dan (4) Rencana Kerja Tahunan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016. (5) DIPA Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga merupakan suatu media yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Tentunya media ini sangat penting untuk digunakan sebagai umpan balik pengambilan keputusan pihak-pihak terkait dalam mengevaluasi akuntabilitas kinerja lembaga termasuk individu atau pejabat publik yang bertanggung jawab atas mandat tersebut. Dalam LAKIN Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN ini disajikan target dan capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN di dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya selama tahun anggaran 2016.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 3
Dengan rasa penuh kesadaran bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena
itu
kritik
dan
saran
kami
harapkan
untuk
perbaikan
atau
penyempurnaan dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di tahuntahun mendatang. Akhirul kata, semoga Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN
ini
dapat
bermanfaat
dan
dapat
dijadikan
landasan
untuk
kesinambungan/kebijakan program dan kegiatan dalam membangun Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN di masa yang akan datang.
Bandung,
Januari 2017
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN Kepala
Ir. Halimurrahman, MT 196705031991011001
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 4
RINGKASAN EKSEKUTIF Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada pada pertemuan dua samudera dan dua benua serta hutan tropis yang luas, menjadikan dinamika atmosfer di atas wilayah Indonesia merupakan wilayah energi tinggi, turbulen, disipatif, non-adiabatik dan non-linear sehingga lebih sulit untuk diprediksi dibandingkan dengan wilayah di lintang tinggi. Wilayah ini menjadi penting karena merupakan penggerak sirkulasi atmosfer global dan sumber ketidakpastian serta wilayah kunci perubahan iklim global. Isu Perubahan iklim merupakan salah satu isu strategis
yang perlu mendapat
perhatian khusus
di
samping peningkatan
pemahaman mekanisme dinamika atmosfer Indonesia sendiri. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mengambil peran dalam penelitian atmosfer Indonesia meliputi (i) sirkulasi atmosfer lokal, regional dan global; (ii) penelitian fisika atmosfer termasuk proses konveksi, awan dan hujan; (iii) penelitian variabilitas, anomali, ekstrimitas dan perubahan atmosfer termasuk monsun, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), El-Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), perubahan iklim; (iv) penelitian interaksi atmosfer dengan daratan dan lautan; (v) penelitian hubungan matahari dan atmosfer bumi, dan (vi) pemodelan, simulasi dan prediksi atmosfer jangka pendek, menengah dan panjang serta (vii) penelitian tentang komposisi atmosfer di Indonesia meliputi ozon, aerosol, gas rumah kaca, polusi udara, hujan asam, kualitas udara beserta dampaknya. Untuk mendukung penelitian di bidang sains atmosfer tersebut di atas sangat dibutuhkan penelitian dan pengembangan teknologi atmosfer seperti (i) sistem pengamatan atmosfer berbasis satelit, radar dan insitu; (ii) pengembangan sensor CO2, payload roket sonda, sensor satelit, mini-lidar; (iii) pengembangan database atmosfer Indonesia; dan (iv) pengembangan sistem peringatan dini berbasis satelit. Pusat Sains dan Teknologi Amosfer mempunyai VISI
menjadi “Pusat Keunggulan
Sains Atmosfer”, dengan tujuan: “Terwujudnya pengelolaan kegiatan penelitian dan
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 5
pengembangan di bidang sains dan teknologi atmosfer yang optimal dan Terwujudnya layanan prima di bidang sains dan teknologi atmosfer ”. Dalam Penetapan Kinerja PSTA tahun 2016 terdapat 6 Indikator Kinerja Utama (IKU) anatara lain IKU-1 jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim dengan target 2 model, IKU-2 jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dengan target 15 Makalah, IKU-3 jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dengan target 4 makalah, IKU-4 jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer dengan target 1 judul, IKU-5 jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer dengan target 25 instansi serta IKU-6 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer dengan target nilai 78,5. Hasil kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 memperlihatkan capaian kinerja PSTA yang didasarkan pada Penetapan Kinerja 2016, diperoleh nilai rata-rata 108%, nilai tersebut diperoleh dari persentase capaian IKU-1 sebesar 150%, IKU-2 sebesar 33%, IKU-3 sebesar 100%, IKU-4 100%, IKU-5 156%, IKU-6 111%. Dalam pencapaian indikator kinerja, masih ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu belum optimumnya para peneliti dalam menerbitkan hasil-hasil karya penelitiannya pada jurnal nasional. Sementara nilai daya serap penggunaan dana/anggaran DIPA 2016 mencapai 94,78% atau Rp. 21.036.700.817,- (Dua puluh satu miliar tiga puluh enam juta tujuh ratus ribu delapan ratus tujuh belas rupiah) dari nilai pagu 22.196.000.000,- (Dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah) setelah mengalami revisi dari pagu awal sebesar Rp. 22.441.000.000,- (Dua puluh dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 adalah baik dengan rata-rata sebesar 108%. Keberhasilan tersebut didukung oleh usaha keras dan kerjasama yang baik antara pejabat struktural, fungsional dan seluruh staf administrasi, dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 6
DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 13 1.1.LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 13 1.1.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................................................................................... 14 1.1.2 STRUKTUR ORGANISASI ......................................................................................................... 15 2.1. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA ......................................... 16 2.2. SUMBER DAYA MANUSIA DAN FASILITAS ............................................................................... 26 1.3.1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) ........................................................................................... 26 1.3.2 FASILITAS ................................................................................................................................... 27 2.3. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN ......................................................................................... 34 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ............................................................................................................. 36 2.1. VISI DAN MISI .................................................................................................................................. 37 2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ........................................................................................... 39 2.2.1 TUJUAN STRATEGIS ................................................................................................................. 39 2.2.2 SASARAN STRATEGIS .............................................................................................................. 39 2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................................................................................. 40 2.3 RENCANA KINERJA TAHUN 2016 .................................................................................................. 41 2.4 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016: ............................................................................................ 44 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................................... 46 3.1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 ................................................................................ 46 3.1.1 JUMLAH MODEL PEMANFAATAN IPTEK DI BIDANG ATMOSFER YANG OPERASIONAL UNTUK PEMANTAUAN LINGKUNGAN, MITIGASI BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM ...... 48 3.1.2 JUMLAH PUBLIKASI NASIONAL ............................................................................................. 56 3.1.3 JUMLAH PUBLIKASI INTERNASIONAL ................................................................................. 57 3.1.4 JUMLAH HKI............................................................................................................................... 59 3.1.5 JUMLAH INSTANSI PENGGUNA .............................................................................................. 61 3.1.6 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ...................................................................................... 74 3.2 PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA ................................... 75
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 7
3.3 CAPAIAN LAIN ................................................................................................................................. 76 3.3.1 PUBLIKASI LAINNYA ............................................................................................................... 76 3.3.2 KERJASAMA ............................................................................................................................... 85 3.3.3 STANDAR PENGOLAHAN DATA ............................................................................................. 86 3.3.4 STANDAR PENGELOLAAN DATA ........................................................................................... 87 3.3.5 COMPETENCY GAP INDEX ...................................................................................................... 88 3.3.6 NILAI AKIP.................................................................................................................................. 89 3.3.7 PUI DAN AKREDITASI LAB KIMIA ......................................................................................... 89 3.3.8 PENGEMBANGAN PERALATAN .............................................................................................. 92 3.3.9 WBK/WBBM ................................................................................................................................ 95 3.3.10 KEGIATAN TRAINING ............................................................................................................. 97 3.3.11 SEMINAR, OPEN HOUSE, PAMERAN, ULANG TAHUN EAR KE-15..................................104 3.3.12 LAUNCHING DSS MARITIM, BENCANA, SRIKANDI, SANTANU .....................................107 3.3.13 LAYANAN INFORMASI VARIABILITAS IKLIM, MONITORING BENCANA DAN WEBSITE PSTA........................ .............................................................................................................................110 3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN ......................................................................................................113 BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................................................117
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 8
DAFTAR GAMBAR BAB 1 Gambar 1. 1. Bagan Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer - LAPAN ... 15 Gambar 1. 2. Siklus Akuntabilitas Lembaga Litbang ............................................................ 21 Gambar 1. 3. Hubungan Lembaga Litbang dengan Pembangunan ........................................ 22 Gambar 1. 4. Sistem Matahari - Bumi ................................................................................... 24 Gambar 1. 5. Sistem Pendukung Keputusan .......................................................................... 25 Gambar 1. 6. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berdasarkan (a) Golongan dan (b) Jabatan Fungsional Khusus (JFK) pada Desember 2016 .......................... 26 Gambar 1. 7. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Berdasarkan Pendidikan pada Desember 2016 .............................................................................................................. 27 Gambar 1. 8. Kantor Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang Berlokasi di Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung................................................................................................ 28 Gambar 1. 9. Sistem Komputasi Kinerja Tinggi, Komputasi Prediksi Numerik Atmosfer (KRESNA) ............................................................................................................................. 31 Gambar 1. 10. Server Basis Data Atmosfer Indonesia (BISMA) .......................................... 31 Gambar 1. 11. (a) Air Quality Monitoring System (b) Ion Cromatography .......................... 32 Gambar 1. 12. Equatorial Atmospheric Radar di Balai Pengamatan Dirgantara Agam, Sumatera Barat ....................................................................................................................... 33 Gambar 1. 13. Balai Pengamatan Dirgantara LAPAN .......................................................... 34 BAB 2 Gambar 2. 1. Kerangka Penyusunan Renstra PSTA 2015-2019 ............................................ 37 BAB 3 Gambar 3. 1. Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) .................................... 49 Gambar 3. 2. Tampilan Aplikasi SEMAR ............................................................................. 52 Gambar 3. 3. Konsep SEMAR ............................................................................................... 52 Gambar 3. 4. Tampilan Display Semar .................................................................................. 52 Gambar 3. 5. Foto Bersama dengan Dinas Perikanan DI. Yogyakarta .................................. 53 Gambar 3. 6. Dokumentasi Launching DSS Semar ............................................................... 53 Gambar 3. 7. Tampilan online SRIKANDI ........................................................................... 55
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 9
Gambar 3. 8. Sistem Peluncuran Gondola dengan Balon yang dilengkapi Parasut dan Pemcah dari Kawat Panas .................................................................................................................... 60 Gambar 3. 9. Perpektif Keseluruhan Sistem Pemecah Balon ................................................ 61 Gambar 3. 10. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA ............................ 64 Gambar 3. 11. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA ............................ 66 Gambar 3. 12. Foto Bersama Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA dan SEMAR ........................................................................................................................... 68 Gambar 3. 13. Foto Bersama Para Peserta Bimtek DSS Berbasis Atmosfer di PSTA (SADEWA, SEMAR dan SRIKANDI) ................................................................................. 69 Gambar 3. 14. Foto bersama Bimtek Dampak Perubahan Iklim ........................................... 70 Gambar 3. 15. Foto Bersama Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer ................................................................................... 71 Gambar 3. 16. Pelaksanaan Kegiatan Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SENTANU LAPAN ............................................................................................................... 71 Gambar 3. 17. Foto Bersama Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim (DSS SEMAR) ....................................................................................................................... 72 Gambar 3. 18. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Hasil Litbang PSTA................................ 73 Gambar 3. 19. Buku Bunga Rampai PSTA Tahun 2016 ....................................................... 77 Gambar 3. 20. Buletin Antasena Edisi 1 ................................................................................ 84 Gambar 3. 21. Buletin Antasena Edisi 2 ................................................................................ 84 Gambar 3. 22. Penandatanganan PKS antara LAPAN dengan UBD Palembang di Palembang 29 Nopember 2016 ................................................................................................................. 86 Gambar 3. 23. Kegiatan Asesment Laboratorium Kimia ....................................................... 92 Gambar 3. 24. Penilaian Mandiri WBK/WBBM ................................................................... 97 Gambar 3. 25. Sosialisasi WBK/WBBM ............................................................................... 97 Gambar 3. 26. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics Sounding System (Rass) Di PSTA - LAPAN ........................................................................................ 98 Gambar 3. 27. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics Sounding System (Rass) Di BPAA AGAM - LAPAN .......................................................................... 99 Gambar 3. 28. Kegiatan Bimtek Penggunaan Automatic Identification System (AIS) Terresttrial untuk DSS SEMAR ............................................................................................. 99 DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 10
Gambar 3. 29. Foto Bersama Kegiatan Training ISO17025 ................................................ 101 Gambar 3. 30. Foto Bersama Peserta ESQ .......................................................................... 102 Gambar 3. 31. Dokumentasi Kegiatan Seminar SNSA Tanggal 21 April 2016 .................. 104 Gambar 3. 32. Dokumentasi Kegiatan Open House "PARACITA ATMALOKA" Di PSTA – LAPAN ................................................................................................................................ 105 Gambar 3. 33. Dokumentasi Kegiatan International Symposium on 15th of EAR ............. 107 Gambar 3. 34. Launching DSS Maritim, Bencana, Srikandi, Santanu Di Hadiri oleh Wakil Presiden ................................................................................................................................ 107 Gambar 3. 35. Tim DSS PSTA LAPAN berfoto bersama dengan Deputi bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dan Kepala PSTA di depan produk-produk litbang Decission Support System (DSS) ....................................................................................................................... 109 Gambar 3. 36. Tampilan Layanan Varibilitas Iklim ............................................................ 110 Gambar 3. 37. Tampilan Layanan Monitoring Bencana ...................................................... 111 Gambar 3. 38. Tampilan Layanan Informasi Sains dan Teknologi Atmosfer Online pada website LAPAN ................................................................................................................... 112
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 11
DAFTAR TABEL BAB 2 Tabel 2. 1. Indikator Kinerja Utama (IKU)............................................................................ 40 Tabel 2. 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PSTA TA. 2016 ............................................. 43 Tabel 2. 3. Bukti Penetapan Kinerja (PK) PSTA TA. 2016 .................................................. 44 BAB 3 Tabel 3. 1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016 ................................................................... 46 Tabel 3. 2. Model Pemanfaatan Iptek Di Bidang Atmosfer ..................................................... 48 Tabel 3. 3. Litbang Potensi Bencana Hidrometeorologis ........................................................ 50 Tabel 3. 4. Litbang Atmosfer Maritim ..................................................................................... 51 Tabel 3. 5. Litbang Lingkungan Atmosfer ............................................................................... 55 Tabel 3. 6. Judul publikasi ilmiah nasional terakreditasi. ....................................................... 56 Tabel 3. 7. Judul makalah ilmiah yang terbit/submit pada jurnal internasional terakreditasi . 58 Tabel 3. 8. HKI yang Diusulkan PSTA.................................................................................... 59 Tabel 3. 9. Jumlah Instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer .................................................................................................................................... 62 Tabel 3. 10. Pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer Tahun 2016 ................................. 63 Tabel 3. 11. Rekapitulasi Layanan Kunjungan Instansi Tahun 2016 ...................................... 64 Tabel 3. 12. Permohonan data dan informasi sains atmosfer Tahun 2016 ............................. 66 Tabel 3. 13. Kegiatan Bimbingan Teknis Tahun 2016 ............................................................ 67 Tabel 3. 14. Tabel Sosialisasi Hasil Litbang PSTA Tahun 2016 ............................................ 73 Tabel 3. 15. Rekapitulasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) .............................................. 74 Tabel 3. 16. Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2015 dan Tahun 2016 ................................. 75 Tabel 3. 17. Capaian Lain Di Luar IKU................................................................................... 76 Tabel 3. 18. Judul Makalah Ilmiah Pada Buku Bunga Rampai ............................................... 77 Tabel 3. 19. Judul Prosiding Internasional ............................................................................... 78 Tabel 3. 20. Judul Prosiding Nasional ..................................................................................... 80 Tabel 3. 21. Judul Makalah Ilmiah Pada Buletin Antasena ..................................................... 83 Tabel 3. 22. Judul Publikasi Ilmiah Pada Majalah Non- Akreditasi ........................................ 84 Tabel 3. 23. Kerjasama PSTA Tahun 2016.............................................................................. 85 Tabel 3. 24. Standar Pengolahan Data ..................................................................................... 86 DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 12
Tabel 3. 25. Nilai AKIP PSTA Tahun 2016 ............................................................................ 89 Tabel 3. 26. Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen ................................................ 90 Tabel 3. 27. Informasi Assessment-Audit ................................................................................ 91 Tabel 3. 28. Nilai WBK/WBBM PSTA Tahun 2016............................................................... 96 Tabel 3. 29. Rekapitulasi Training yang di Ikuti Pegawai PSTA Tahun 2016 ...................... 103 Tabel 3. 30. Realisasi Penerbitan Informasi Variabilitas Iklim ............................................. 110 Tabel 3. 31. Informasi Monitoring Bencana .......................................................................... 111 Tabel 3. 32. Realisasi Anggaran PSTA TA. 2016 ................................................................. 113 Tabel 3. 33. Realisasi Anggaran PSTA TA 2016 (Per Komponen)....................................... 113 Tabel 3. 34 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Tahun 2016 ........................ 114 Tabel 3. 35. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja ................................................. 115 Tabel 3. 36. Perbandingan PAGU Anggaran dan Realisasi PSTA Tahun 2015 dan 2016 .... 116
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance)
sejalan dengan Ketetapan MPR No. XI/1998 dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999,
mengharuskan
pemerintahan
yang
instansi transparan,
pemerintah partisipatif,
menyelenggarakan akuntabel,
manajemen
berdayaguna
dan
berhasilguna serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer harus mampu menciptakan suatu sistem yang kondusif bagi terlaksananya proses pembangunan sejak dari langkah awal yaitu perencanaan hingga proses evaluasinya. Sehingga apa yang diharapkan dari setiap program kegiatan dapat terwujud dan bermanfaat bagi masyarakat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
tahun
2016 ini disusun sebagai laporan kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berdasarkan atas : (1) Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional nomor : KEP/116/IX/2002 tentang uraian tugas di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, dan yang terakhir diperbaiki kembali dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pasal 73, (2) Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015 – 2019, (3) Rencana Strategis Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN 2015 – 2019, dan (4) Rencana Kerja Tahunan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016, (5) DIPA Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016. Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 2015-2019 yang merujuk pada Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015-2019. Guna mengukur pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran, telah pula dibuat Indikator Kinerja Utama (IKU), baik IKU di tingkat LAPAN, Deputi Bidang Sains
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 14
Antariksa dan Atmosfer serta IKU di tingkat teknis atau Satuan Kerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. 1.1.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Pasal 73, PSTA mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains dan teknologi atmosfer. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Perka LAPAN Nomor 8 tahun 2015 Pasal 73 tersebut, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang sains dan teknologi atmosfer; b. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; c. penelitian, pengembangan, dan perekayasaan serta pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer; d. pengelolaan
fasilitas
penelitian,
pengembangan,
perekayasaan,
dan
pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer; e. pelaksanaan
kegiatan
diseminasi
hasil
penelitian,
pengembangan,
perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer; f. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer; g. pelaksanaan kerja sama teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; dan pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara, pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha pusat.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 15
1.1.2 STRUKTUR ORGANISASI Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dan meyelenggarakan fungsi penelitian dan
pengembangan
sains dan teknologi atmosfer serta
pemanfaatannya. Sesuai Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 tahun 2015, sebagaimana dimaksud Pasal 75 bahwa Susunan Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terdiri dari : a. Kepala Pusat b. Bagian Administrasi terdiri dari : a) Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara b) Sub Bagian Sumber Daya Manusia dan Tata usaha c. Bidang Program dan Fasilitas d. Bidang Diseminasi e. Kelompok Jabatan Fungsional Adapun Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 tahun 2015 Pasal 75 tampak pada Gambar 1.1.
Gambar 1. 1. Bagan Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 16
2.1. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA Atmosfer merupakan lapisan tipis gas yang menyelimuti planet bumi. Atmosfer memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan di atas planet bumi. Atmosfer berperan dalam metabolisme mahluk hidup, memberikan habitat, kehangatan dan perlindungan bagi kehidupan, media bagi distribusi massa dan energi di seluruh planet bumi, serta media bagi tranportasi melalui udara. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami atmosfer, termasuk komposisi, dinamika, proses dan perubahan yang terjadi di dalamnya, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan di muka bumi. Salah satu aplikasi utama dari kegiatan keantariksaan adalah mengamati atmosfer planet bumi dari ruang angkasa untuk mempelajari dan memahami bagaimana atmosfer bekerja serta memprediksi perilaku dan perubahan atmosfer di masa yang akan datang. Pengamatan atmosfer dari ruang angkasa dengan memanfaatkan satelit penginderaan jauh memiliki beberapa keunggulan antara lain wilayah cakupan yang luas di atas daratan maupun lautan, pengamatan yang seragam, bersamaan, dan terus-menerus, serta dapat menjangkau wilayah yang sulit untuk diakses. Satelit penginderaan jauh digunakan untuk mendukung pengamatan dan prakiraan cuaca melalui asimilasi data satelit. Pengamatan yang luas dan terintegrasi telah membantu pemahaman mengenai pemanasan global dan perubahan iklim. Planet bumi tidak menerima energi radiasi matahari secara merata. Wilayah ekuator memiliki karakteristik yang unik karena menerima energi yang paling besar, sementara wilayah kutub menerima energi yang paling kecil. Hal itu terjadi karena wilayah ekuator menerima sinar matahari secara tegak lurus, sehingga fluks energi yang diterima per satuan luas menjadi lebih besar. Surplus energi yang diterima di wilayah ekuator kemudian didistribusikan ke wilayah lain di lintang yang lebih tinggi terutama melalui proses konveksi baik di daratan maupun di lautan.
Wilayah
ekuator umumnya merupakan wilayah yang hangat dengan banyak uap air, keduanya merupakan pendorong terjadinya proses konveksi aktif yang menghasilkan DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
awan dan hujan terbesar di dunia.
TGL. 11-01-2016 HAL. 17
Wilayah ekuator juga merupakan wilayah
konvergensi angin dari arah utara dan selatan, sehingga proses konveksi yang terjadi cenderung terkunci dengan konvergensi dan membentuk zona konvergensi inter-tropis (ITCZ) yang menghasilkan banyak hujan di mana panas laten yang dibebaskan merupakan penggerak sirkulasi global. Wilayah ekuator juga memiliki efek Coriolis yang kecil sehingga dinamika atmosfer di wilayah ini banyak diatur oleh kesetimbangan hidrostropis antara gaya gravitasi dan gaya apung (buoyancy). Kesetimbangan antara kedua gaya ini menghasilkan gelombang atmosfer sedangkan ketidaksetimbangan menghasilkan konveksi. Dengan demikian dinamika atmosfer wilayah katulistiwa banyak didominasi oleh gelombang atmosfer dan konveksi yang saling mempengaruhi. Wilayah Benua Maritim Indonesia merupakan wilayah yang penting dari sudut pandang dinamika atmosfer maupun lautan global. Wilayah ini berada di antara dua samudera yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia.
Wilayah ini dibentuk oleh banyak
kepulauan besar dan kecil dengan topografi pegunungan yang kompleks. Komposisi daratan-lautan
di
wilayah
Benua
Maritim
memberikan
efek
hotspot
dan
meningkatkan modulasi diurnal konveksi, sedangkan pegunungan memberikan efek orografis yang mengangkat udara dan mendorong terbentuknya awan dan hujan orografis. Secara umum wilayah Benua Maritim banyak dipengaruhi oleh sirkulasi monsunal yang menghasilkan perbedaan yang mencolok antara musim basah dan musim kering. Namun kondisi musim yang terjadi juga banyak dipengaruhi oleh beberapa fenomena yang lain seperti Madden Julian Oscillation (MJO), El-Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole Mode (IODM), dan juga efek siklon tropis yang tidak pernah terjadi di wilayah Indonesia namun dapat mempengaruhinya. Wilayah ekuator Benua Maritim Indonesia merupakan wilayah yang unik dan penting dari sudut pandang dinamika atmosfer global maupun lokal.
Dari sudut
pandang dinamika atmosfer, wilayah ini secara umum merupakan wilayah energi tinggi, turbulen, disipatif, non-adiabatik dan non-linear sehingga lebih sulit untuk DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 18
diprediksi dibandingkan dengan wilayah di lintang tinggi. Wilayah ini menjadi penting karena merupakan penggerak sirkulasi atmosfer global dan sumber ketidakpastian serta wilayah kunci perubahan iklim global. Namun demikian, masih terdapat banyak kekurangan dalam pengamatan, pengetahuan maupun model atmosfer yang representatif untuk wilayah ini. Kegiatan penelitian mengenai atmosfer merupakan bagian penting dari kegiatan keantariksaan di LAPAN. Pertama, atmosfer merupakan media yang mendukung kegiatan penerbangan (aeronautika) seperti roket dan pesawat terbang. Kedua, atmosfer merupakan media yang paling dekat dengan kehidupan dan sangat mempengaruhi kehidupan di bumi. Sebagai lembaga keantariksaan, maka salah satu tujuan dari pemanfaatan teknologi keantariksaan seperti satelit adalah untuk mengamati atmosfer bumi serta memahami proses-proses dan perubahan yang terjadi di dalamnya dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan di muka bumi. Pengamatan atmosfer melalui satelit penginderaan jauh memiliki beberapa keunggulan antara lain wilayah cakupan yang luas di atas daratan maupun lautan, pengamatan yang seragam, bersamaan, terus-menerus, serta dapat menjangkau wilayah yang sulit untuk diakses. Sebagai lembaga keantariksaan, maka LAPAN memandang atmosfer sebagai bagian dari sistem matahari-bumi yang lebih luas di mana dinamika atmosfer terkait langsung dengan energi radiasi matahari yang menggerakkannya. Sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah katulistiwa, maka perhatian khusus diberikan pada dinamika atmosfer di wilayah katulistiwa yang juga berpengaruh pada dinamika atmosfer global. Dengan demikian, kegiatan penelitian mengenai atmosfer di LAPAN berada di hulu untuk mendukung kegiatan pengembangan teknologi aeronautika, namun juga berada di hilir untuk mendukung kegiatan aplikasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan kedeputian sains yang terdiri dari sains atmosfer dan antariksa. Wilayah Indonesia dikenal sebagai wilayah yang ekstrim secara geologis karena berada di wilayah pertemuan lempeng dunia, sehingga sangat rentan terhadap kejadian bencana geologis seperti gempa bumi, tsunami dan gunung DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 19
meletus. Namun yang masih kurang dikenal adalah bahwa wilayah Indonesia juga merupakan wilayah yang ekstrim secara hidro-meteorologis karena merupakan wilayah dengan banyak uap air dan hujan yang merupakan penggerak dari sirkulasi atmosfer. Kejadian ekstrim dapat terjadi karena pada dasarnya atmosfer merupakan sebuah sistem kompleks yang digerakkan secara perlahan oleh energi dari matahari, sehingga memperlihatkan perilaku kekritisan yang diatur-sendiri (Self-Organized Criticallity/SOC) di mana pada waktu-waktu tertentu terjadi pengumpulan energi yang cukup besar dan dilepaskan sebagai kejadian ekstrim. Selain itu, wilayah Indonesia banyak dipengaruhi oleh gelombang-gelombang atmosfer yang pada waktu-waktu tertentu dapat saling menguatkan atau melemahkan sehingga menimbulkan kejadian-kejadian ekstrim. Bencana hidro-meteorologis yang banyak terjadi di Indonesia antara lain terkait dengan kondisi hujan ekstrim seperti banjir, longsor, putting beliung dan juga kekeringan. Data dari BNPB menunjukkan bahwa frekuensi kejadian bencana yang paling tinggi di Indonesia merupakan bencana yang bersifat hidro-meteorologis, walaupun jumlah korban yang paling banyak umumnya diakibatkan
oleh
bencana
geologis.
Kejadian
bencana
ini
tentunya
dapat
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat, pemerintahan dan dunia usaha, kerusakan infrastruktur dan kerugian harta benda, bahkan korban cedera dan hilangnya jiwa manusia. Adalah bagian dari tugas pemerintah pusat maupun daerah untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia dari resiko bencana. Pengetahuan mengenai atmosfer dapat berkontribusi untuk memahami dan memprediksi kejadian ekstrim dalam rangka mengurangi resiko bencana. Informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi atmosfer serta prediksi dan proyeksinya sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen dan kebijakan untuk meningkatkan kinerja di berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, perhubungan, energi, lingkungan hidup, sumber daya air, kesehatan dan penanggulangan bencana. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dalam 25 tahun ke depan
berpotensi untuk menimbulkan berbagai
tantangan yang berkaitan antara lain dengan krisis pangan, krisis air, krisis energi, perubahan iklim, bencana, kerusakan lingkungan, penyakit, konflik/perang DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
dan
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 20
sebagainya. Masalah perubahan iklim global dipandang sebagai tantangan terbesar bagi umat manusia di bumi pada saat ini dan di masa yang akan datang. Pengetahuan mengenai atmosfer dan bumi tempat kita hidup dapat berkontribusi terhadap solusi dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pengetahuan dan informasi mengenai atmosfer sangat dibutuhkan dalam pengembangan teknologi pertanian presisi dan pertanian cerdas-iklim; pengelolaan sumber daya air; pengelolaan sumber daya energi terbarukan seperti energi hidro, matahari, angin dan gelombang; proyeksi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; pengelolaan resiko bencana dan peringatan dini; pengelolaan lingkungan; peringatan dini epidemi penyakit; serta pertahanan dan keamanan. Tantangan tersebut merupakan tantangan nasional yang harus dijawab melalui pemberdayaan seluruh kelembagaan secara nasional. Sebagai lembaga litbang yang merupakan bagian dari pemerintah, maka kegiatan litbang atmosfer di LAPAN berada di bagian hulu dalam rangka untuk mendukung pemerintah termasuk badan-badan operasional terkait dalam rangka meningkatkan kinerja di sektor-sektor pembangunan. Di lain pihak, sebagai lembaga pemerintah maka kegiatan litbang yang dilakukan perlu lebih difokuskan pada topiktopik terapan untuk memastikan akuntabilitas terhadap anggaran negara dan pembayar pajak. Dengan demikian, kegiatan litbang sains atmosfer di LAPAN berada di antara dunia akademik dan badan-badan operasional. Dalam hal ini LAPAN merupakan pengguna dari dunia akademik dalam bentuk sumber daya manusia terlatih serta pengetahuan dasar, di mana kedua hal tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui kegiatan penelitian dan membangun solusi-solusi untuk mendukung proses pembangunan yang dilaksanakan oleh badanbadan operasional terkait. Dengan demikian, peran LAPAN dalam litbang sains atmosfer perlu ditempatkan secara strategis dalam kerangka pemberdayaan kelembagaan untuk menjawab dan memberi solusi atas permasalahan bangsa dan negara. Salah satu tantangan yang perlu dihadapi adalah bagaimana litbang sains atmosfer yang dilakukan dapat memberikan kontribusi terhadap pengambilan keputusan kebijakan dan keputusan manajemen di sektor-sektor pembangunan. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 21
Beberapa instansi pemerintah yang menjadi pengguna informasi atmosfer antara lain Badan
Meteorologi
Klimatologi
dan
Geofisika
(BMKG),
Badan
Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementrian Kelautan dan Perikanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), Kementrian Pertanian, Kementrian Perhubungan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian Pertahanan, Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan Perguruan Tinggi. Gambar 1.2. di bawah ini memperlihatkan siklus akuntabilitas di mana lembaga litbangyasa yang dibiayai oleh masyarakat dan pembayar pajak melalui APBN diharapkan dapat mengembalikan manfaat litbangyasa kepada masyarakat antara lain melalui pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau badan-badan operasional terkait.
Gambar 1. 2. Siklus Akuntabilitas Lembaga Litbang Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer sebagai bagian dari lembaga litbangyasa perlu meningkatkan akuntabilitas dan bekerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan badan-badan operasional terkait untuk meningkatkan dampak sosioekonomi terhadap masyarakat. Sebagai bagian dari lembaga litbangyasa pemerintah, maka Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer perlu menempatkan diri sebagai penguna dari dunia pendidikan serta memberikan masukan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah dan badan-badan operasional terkait dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 22
Gambar 1. 3. Hubungan Lembaga Litbang dengan Pembangunan Dengan mempertimbangkan tujuan dari pembangunan nasional dalam 5 tahun ke depan, maka tujuan dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer adalah memberikan dukungan pembangunan nasional di bidang maritim, pangan, energi, perhubungan, lingkungan hidup, perubahan iklim dan kebencanaan serta pendidikan melalui aplikasi dari sains dan teknologi atmosfer (pengamatan, pengetahuan, prediksi, teknologi) sehingga memberikan dampak pada keunggulan kompetitif ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, maka fokus dari kegiatan litbangyasa
di
Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
adalah
meningkatkan
kemampuan prediksi atmosfer untuk jangka pendek, menengah dan panjang, melalui pemahaman mengenai dinamika dan komposisi atmosfer terutama di wilayah Benua Maritim Indonesia, yang didukung oleh kemampuan pemodelan dan teknologi pengamatan atmosfer. Dinamika atmosfer meliputi pemahaman terhadap proses konveksi, angin darat/laut, siklus diurnal, lapisan batas, Madden Julian Oscilation (MJO), Monsun, Indian Ocean Dipole (IOD), El-Nino Southern Oscillation (ENSO), Inter-Tropical Convergenze Zone (ITCZ), pengaruh Tropical Cyclone (TC), interaksi daratan-lautan-atmosfer, perubahan iklim, serta interaksi antara atmosfer dengan lingkungan antariksa. Komposisi atmosfer meliputi proses-proses dan variabilitas DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 23
terkait lapisan ozon, radiasi dan fotokimia, gas rumah kaca, aerosol, kualitas udara, polusi udara, dan deposisi asam. Kegiatan litbangyasa didukung oleh kemampuan teknologi pengamatan atmosfer, pengolahan data serta pengelolaan data atmosfer. Sebagai bagian dari lembaga keantariksaan, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mempelajari atmosfer sebagai bagian dari planet bumi dan sistem matahari-bumi, sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 1.4. Dari sudut pandang keantariksaan, atmosfer dipandang sebagai bagian dari sistem bumi, yang pada gilirannya merupakan bagian dari sistem matahari-bumi. Bumi merupakan satu-satunya planet yang diketahui dapat menopang kehidupan pada saat ini, dan satu-satunya planet bagi umat manusia. Sistem bumi terdiri dari lithosfer (daratan), hidrosfer (lautan), kreosfer (es), atmosfer (udara), dan biosfer (kehidupan). Seluruh komponen sistem bumi ini berinteraksi secara dinamis dan terus-menerus sehingga menciptakan suatu kondisi kesetimbangan yang sesuai untuk kehidupan di dalamnya. Energi yang diterima oleh sistem bumi berasal dari energi radiasi matahari, sehingga dinamika di dalam sistem bumi merupakan bagian dari dinamika sistem matahari-bumi. Hampir 30% energi radiasi matahari yang diterima bumi digunakan untuk menggerakan siklus hidrologi. Melalui proses fotosintesis, energi matahari juga digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Lingkungan radiasi matahari di sekeliling planet bumi sesungguhnya merupakan lingkungan esktrim energi tinggi yang sangat dinamis sehingga tidak memungkinkan untuk mendukung kehidupan. Namun, planet bumi dilindungi oleh medan geomagnet dan lapisan ozon yang memberikan kepompong pelindung dan stabilisator yang melindungi kehidupan di muka bumi.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 24
Gambar 1. 4. Sistem Matahari - Bumi Salah satu aplikasi utama dari kegiatan keantariksaan adalah mengamati atmosfer planet bumi dari ruang angkasa untuk mempelajari dan memahami bagaimana atmosfer bekerja serta memprediksi perilaku dan perubahan atmosfer di masa yang akan datang. Pengamatan atmosfer dari ruang angkasa dengan memanfaatkan satelit penginderaan jauh memiliki beberapa keunggulan antara lain wilayah cakupan yang luas di atas daratan maupun lautan, pengamatan yang seragam, bersamaan, dan terus-menerus, serta dapat menjangkau wilayah yang sulit untuk diakses. Satelit penginderaan jauh digunakan untuk mendukung pengamatan dan prakiraan cuaca melalui asimilasi data satelit. Pengamatan yang luas dan terintegrasi telah membantu pemahaman mengenai pemanasan global dan perubahan iklim. Sebagai bagian dari lembaga litbangyasa, untuk mendukung kegiatan layanan informasi yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna, maka strategi yang dikembangkan adalah dengan mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan atau
Decision Support System (DSS). DSS merupakan sistem berbasis komputer yang berfungsi untuk membantu pengguna dengan informasi yang dibutukan dalam proses pengambilan keputusan. Pembangunan DSS merupakan kemitraan untuk memastikan informasi yang dihasilkan (output) dapat meningkatkan kinerja pengguna (outcome) dan memberikan manfaat bagi stakeholder (impact), sehingga meningkatkan akuntabilitas. Gambar 1.5. di bawah ini memperlihatkan Sistem Pendukung Keputusan. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 25
Gambar 1. 5. Sistem Pendukung Keputusan Informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi atmosfer serta prediksi dan proyeksinya sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen dan kebijakan untuk meningkatkan kinerja di berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, perhubungan, energi, lingkungan hidup, sumber daya air, kesehatan dan penanggulangan bencana. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dalam 25 tahun ke depan berpotensi untuk menimbulkan berbagai tantangan yang berkaitan antara lain dengan krisis pangan, krisis air, krisis energi, perubahan iklim, bencana, kerusakan lingkungan, penyakit, konflik/perang dan sebagainya. Masalah perubahan iklim global dipandang sebagai tantangan terbesar bagi umat manusia di bumi pada saat ini dan di masa yang akan datang. Pengetahuan mengenai atmosfer dan bumi tempat kita hidup dapat berkontribusi terhadap solusi dalam menghadapi tantangantantangan tersebut. Pengetahuan dan informasi mengenai atmosfer sangat dibutuhkan dalam pengembangan teknologi pertanian presisi dan pertanian cerdasiklim, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan sumber daya energi terbarukan seperti energi hidro, matahari, angin dan gelombang, proyeksi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, pengelolaan resiko bencana dan peringatan dini, pengelolaan lingkungan, peringatan dini epidemi penyakit,serta pertahanan dan keamanan. Halhal tersebut yang menjadi aspek strategis dan sekaligus merupakan tantangan dalam program kegiatan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Tantangan tersebut DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 26
juga merupakan tantangan nasional yang harus dijawab melalui pemberdayaan seluruh kelembagaan secara nasional. Oleh karena itu Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berupaya merealisasikan dengan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa lembaga/instansi terkait dalam suatu wadah pembangunan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem / DSS). Pada tahun 2016 ini terdapat 2 kegiatan pembangunan DSS yaitu DSS Maritim dan DSS Kebencanaan. 2.2. SUMBER DAYA MANUSIA DAN FASILITAS 1.3.1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer sampai dengan Desember 2016 berjumlah 79 orang yang terdiri dari golongan II (5 orang), golongan III (50) orang dan golongan IV (24) orang, sebagaimana yang tampak pada Gambar 1.6. (a). Berdasarkan jabatan fungsional, dari 79 SDM tersebut, sebanyak 64 orang (81.01%) memiliki Jabatan Fungsional Khusus (JFK) dan 15 orang (18.99%) memiliki Jabatan Fungsional Umum (JFU). Komposisi SDM berdasarkan JFK tersebut dapat dirinci yaitu sebagai fungsional Peneliti sebanyak 44 orang (68,75%), perekayasa sebanyak 7 orang (10,94%), teknisi litkayasa sebanyak 5 orang (7,81%), pranata humas sebanyak 1 orang (1,56%), arsiparis sebanyak 6 orang (9,38%), dan analisis kepegawaian sebanyak 1 orang (1,56%) seperti yang tampak pada Gambar 1.6. (b).
(a)
(b)
Gambar 1. 6. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berdasarkan (a) Golongan dan (b) Jabatan Fungsional Khusus (JFK) pada Desember 2016
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 27
Sedangkan komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan adalah S3 sebanyak 8 orang (10,13%), S2 sebanyak 30 orang (37.97%), S1 sebanyak 27 orang (34,18%), Diploma III sebanyak 2 orang (2,53%), SLTA sebanyak 10 orang (12.66%), SLTP sebanyak 2 orang (2,53%) seperti yang tampak pada Gambar 1.7.
30
30
27
25
S3 S2 S1 D3 SLTA SMP
20 15
10
8
10
2
5
2
0
Gambar 1. 7. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Berdasarkan Pendidikan pada Desember 2016
1.3.2
FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan penelitian maupun pelayanan, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer didukung oleh 4 Laboratorium utama, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium
1.3.2.1
Elektronika Observasi Komputasi Kimia Program
GEDUNG DAN BANGUNAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan litbangyasa di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, telah tersedia sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung lainnya. Prasarana bangunan mencakup lahan dan bangunan gedung yang meliputi ruang kerja, ruang laboratorium, ruang diseminasi, prasarana olahraga. Prasarana umum meliputi air, listrik, jaringan telekomunikasi, internet, sarana ibadah, parkir DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 28
kendaraan, dan taman. Prasarana ini berlokasi di Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung.
Gambar 1. 8. Kantor Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang Berlokasi di Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung 1.3.2.2
LABORATORIUM OBSERVASI
Laboratorium Observasi memiliki tugas untuk: (1) Pengelolaan fasilitas pengamatan atmosfer di lingkungan
PSTA; (2) Operasional pemantauan atmosfer untuk
mendukung penelitian/pelayanan/DSS; (3) Pengembangan sistem pemantauan atmosfer otomatis, real time & online, serta integrasi seluruh peralatan dengan Bisma. Fasilitas di Laboratorium Observasi antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Brewer Spectrophotometer Ozone Monitor DASIBI Automatic Weather Station Air Quality Monitoring System Light Detection and Ranging (LIDAR) Radiation Instrument Portable Air Pollution Monitoring System Transportable X-Band Radar DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 29
9. Radar Furuno 10. Himawari receiver 11. Sensor CO2 12. Radiosonde receiver 13. Perangkat Lunak a. ENVI dan IDL b. Matlab c. Fortran Compiler d. Arc Gis e. Arc View f. PCI Geomatika g. Visual Studio h. RAOB 1.3.2.3
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
Laboratorium Elektronika mempunyai tugas untuk: (1) Pengelolaan fasilitas laboratorium elektronika & mekanik; (2) Dukungan pengembangan & perbaikan sensor pengamatan atmosfer untuk mendukung penelitian/pelayanan/DSS; (3) Dukungan untuk pengajuan paten. Fasilitas di Laboratorium Elektronika antara lain: 1. Osiloskop 1 GHz Digital 2. Osiloskop 600 MHz Analog 3. Spectrum Analyzer 3 GHz Digital 4. Signal generator 5. Multimeter Digital 6. Antena analyzer 7. Vector network analyzer 8. Variable power supply 9. Microcontroller simulator 10. DJI phantom 2 + GoPro 3 11. Automatic Antena Tracker 12. Solder 13. Toolset 14. Mesin Drill/Bor 15. Analog Barometric Sensor 16. Mesin CNC DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 30
17. Software a. PSTRotator b. Serial Splitter c. Free CAD Design d. Arduino IDE e. DipTrace f. ArtCam Pro 1.3.2.4
LABORATORIUM KOMPUTASI
Laboratorium Komputasi mempunyai tugas: (1) Mengelola fasilitas komputasi di lingkungan
PSTA
untuk
mendukung
kegiatan
penelitian/pelayanan/DSS;
(2)
Mengembangkan infrastruktur untuk mendukung DSS (termasuk infrastruktur sistem observasi, sistem prediksi, database, dan server DSS). Fasilitas Laboratorium Komputasi antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Server HPC PC-Cluster Server Storage Hardware, Jaringan, Internet Ruang Edukasi dan Media Center Astina Relational Database Management System (RDBMS) Oracle.
8. Model Atmosfer: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Weather Research and Forecasting (WRF). The Consortium for Small-scale Modeling (COSMO). Conformal-Cubic Atmospheric Model (CCAM). Division Atmospheric Research Limited Area Model (DARLAM). General Circulation Model (GCM) FLEXPART. The Air Pollution Model (TAPM). Taiwan Air Quality Model (TAQM). SimCLIM.
Sistem Komputasi Kinerja Tinggi (High Performance Computing - HPC) yang terdiri dari 1.400 core processor, Disk Array 270 TB, 1 Master dan 23 Node Server. HPC digunakan sebagai sarana menjalankan model atmosfer resolusi tinggi seperti CCAM, COSMO, WRF, DARLAM dan model atmosfer global. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 31
Gambar 1. 9. Sistem Komputasi Kinerja Tinggi, Komputasi Prediksi Numerik Atmosfer (KRESNA)
Gambar 1. 10. Server Basis Data Atmosfer Indonesia (BISMA)
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
1.3.2.5
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 32
LABORATORIUM KIMIA
Laboratorium Kimia mempunyai tugas: (1) Mengelola fasilitas laboratorium kimia; (2) Memberikan layanan fasilitas laboratorium kimia dan pengujian/analisis untuk mendukung penelitian/pelayanan; (3) Menyiapkan akreditasi laboratorium kimia. Peralatan di Laboratorium Kimia antara lain: 1. Ion Chromatography 2. Spectrophotometer 3. Atomic Absorption Spectrometer 4. Automatic Rain Sampler 5. Filter Pack 6. Passive Sampler 7. Rain Gauge 8. High Volume Sampler 9. pH meter 10. Electric Conductivity Meter 11. Peralatan Handheld (CO/CO2 Monitor, Digital Dust Indicator (DDI), Sound Meter Level, ECOM)
(a)
(b)
Gambar 1. 11. (a) Air Quality Monitoring System (b) Ion Cromatography
1.3.2.6
STASIUN PENGAMATAN ATMOSFER
Stasiun Pengamatan Atmosfer Agam, Sumatera Barat dengan fasilitas pengamatan atmosfer bekerjasama dengan Kyoto University:
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
Equatorial Atmospheric Radar (EAR)
Radiometer
X Band Radar
Ceilometer
Disdrometer
LIDAR
Radio Accoustic Sounding System (RASS)
Micro Rain Radar
Optical Rain Gauge
Automatic Weather Station (AWS)
CO2
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 33
Gambar 1. 12. Equatorial Atmospheric Radar di Balai Pengamatan Dirgantara Agam, Sumatera Barat Balai Pengamatan Dirgantara Pasuruan, Sumedang, Pontianak, Biak, Pare-pare, Garut, melakukan pengamatan atmosfer:
Automatic Weather Station
CO2
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 35
Ringkasan Eksekutif yang menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016; BAB I : Pendahuluan yang menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi, aspek strategis organisasi dan permasalahan utama, sumber daya manusia serta fasilitas Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer; BAB II : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja yang menjelaskan Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2016 serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 serta perubahannya. Pada bab ini Renstra 2015-2019 akan disampaikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis serta Indikator Kinerja Utama program kegiatan Tahun 2016; BAB III : Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 yang menyajikan pengukuran kinerja (perbandingan antara target dan realisasi kinerja), dan pencapaian sasaran Renstra Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 2015-2019 pada tahun 2016 serta akuntabilitas keuangannya; BAB IV : Penutup yang menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2015 dan rekomendasi yang diperlukan untuk peningkatan kinerja pada tahun berikutnya; Lampiran : Dokumen-dokumen pendukung LAKIN PSTA Tahun 2016, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Perjanjian Kinerja 2016, Pengukuran Kinerja Tahun 2016, Capaian Target Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 pada Tahun 2016 dan Strategy Map 2015-2019 dengan Balance Scorecard (BSC);
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 36
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, rencana strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja. Perencanaan strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara kepakaran sumber daya manusia, sumber daya peralatan dan sumber daya keuangan (dana), agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis nasional maupun global. Rencana strategis Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Tahun 2015-2019 merujuk kepada Renstra Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Tahun 2015-2019. Renstra PSTA 2015-2019 merupakan perangkat untuk mencapai harmonisasi pencapaian pembangunan program penelitian yang menyeluruh, terpadu, efisien dan sinergi dengan prioritas pembangunan dirgantara lainnya yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 dan Renstra LAPAN sehingga dapat memberikan kontribusi pencapaian tujuan pembangunan nasional. Renstra PSTA digunakan sebagai arahan kebijakan dan strategi program PSTA serta untuk memberikan pemahaman
yang
sama
tentang
tantangan
dan
komitmen
PSTA
dalam
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan bagi para pengguna serta memenuhi tuntutan pengguna pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya. Renstra PSTA 2015-2019 telah dibangun dengan mempertimbangkan berbagai masukan sebagaimana digambarkan dalam Gambar 2.1. di bawah ini.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 37
Gambar 2. 1. Kerangka Penyusunan Renstra PSTA 2015-2019 Agar
instansi
pemerintah
tetap
mampu
eksis
dan
unggul
serta
berkompetensi tinggi dengan tupoksinya, dalam menghadapi kondisi yang semakin ketat dimana lingkungan yang berubah secara cepat, maka instansi pemerintah harus terus menerus melakukan perubahan ke arah perbaikan, yang disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan. Pada tahapan awal yang harus dilakukan adalah penyusunan visi dan misi instansi atau satuan kerja, dalam hal ini Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. 2.1. VISI DAN MISI Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Visi dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) adalah: “Menjadi Pusat Keunggulan Sains Atmosfer”. Visi ini secara harafiah ditujukan agar Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer dapat menjadi pusat yang unggul dalam bidang sains dan teknologi sistem pemantau atmosfer berbasis satelit dan terestrial serta layanan informasinya. Melalui Visi tersebut, PSTA mampu menjadi pusat yang menyelenggarakan kegiatan penelitan dan pengembangan di tingkat nasional yang bertaraf internasional di bidang sains atmosfer dengan standar hasil yang sangat tinggi DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 38
serta relevan dengan kebutuhan pengguna, untuk mendukung visi dan misi LAPAN yaitu menjadi “Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri.” Untuk mewujudkan visi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menjadi kenyataan, maka diperlukan misi dalam pelaksanaannya, yaitu : 1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia dan organisasi di bidang sains dan teknologi atmosfer. 2. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan di bidang sains dan teknologi atmosfer 3. Meningkatkan kualitas layanan informasi di bidang sains dan teknologi atmosfer kepada pengguna. Sesuai dengan misi tersebut maka Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer perlu memiliki peneliti dan perekayasa yang kompeten dan juga memiliki infrastruktur penelitian dan pengembangan yang terbaik, sehingga dapat maju dan unggul di bidang sains dan teknologi atmosfer, memimpin dan menjadi rujukan nasional di bidang sains dan teknologi atmosfer, berkontribusi dan memberikan solusi kepada pemerintah, diakui oleh pengguna dan stakeholder terkait, mampu bekerjasama dengan mitra internasional dan siap menghadapi kompetisi global. Nilai-nilai organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (core values) dicanangkan untuk membawa dan mengajak seluruh komponen sumber daya manusia di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer agar melaksanakan dan mentaati nilai-nilai ini, sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif menuju sistem tata kelola kepemerintahan yang baik dan berkinerja tinggi, yaitu:
Pembelajar: Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru.
Rasional: Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 39
Konsisten: Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan.
Akuntabel: Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
Berorientasi kepada layanan publik: Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik.
2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 2.2.1 TUJUAN STRATEGIS Tujuan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer : 1. Terwujudnya pengelolaan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang sains dan teknologi atmosfer yang optimal. 2. Terwujudnya layanan prima di bidang sains dan teknologi atmosfer. 2.2.2 SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer selama 5 tahun (2015-2019) yang merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer dalam jangka waktu tahunan, mulai 2015 sampai dengan 2019. Penetapan sasaran strategis ini diperlukan guna memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan, atau operasional organisasi setiap tahunnya. Adapun sasaran stategis PSTA adalah sebagai berikut : 1. Penguasaan iptek di bidang sains atmosfer yang maju 2. Layanan data dan informasi sains atmosfer yang prima 3. Dihasilkannya publikasi nasional terakreditasi, publikasi internasional, dan HKI di bidang sains atmosfer 4. Meningkatnya kapasitas iptek di bidang sains atmosfer DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 40
5. Tersedianya DSS yang operasional di bidang sains atmosfer untuk mitigasi bencana dan perubahan iklim 6. Tersedianya pedoman dan standard pengolahan data serta pengelolaan data dan informasi sains atmosfer 7. Terlaksananya pelayanan teknis yang efektif di bidang sains atmosfer 8. Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan PSTA
2.2
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Tabel 2. 1. Indikator Kinerja Utama (IKU)
SASARAN STRATEGIS
TARGET
IKU
2016
STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Penguasaan iptek di
1
Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang
bidang sains atmosfer
sains atmosfer yang operasional untuk
yang maju
pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi
2
bencana dan perubahan iklim CUSTOMER PERSPECTIVE 2 Layanan data dan
2
informasi sains atmosfer yang prima
Jumlah pengguna yang memanfaatkan
30
layanan IPTEK di bidang sains atmosfer. 3
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan
78,5
IPTEK di bidang sains atmosfer. (skala likert 15). 3 Dihasilkannya publikasi
4
nasional terakreditasi, publikasi internasional,
5
Jumlah publikasi internasional yang terindeks
4
di bidang sains atmosfer. 6
Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer.
DISIAPKAN OLEH NSI
15
bidang sains atmosfer.
dan HKI di bidang sains atmosfer
Jumlah publikasi nasional terakreditasi di
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
1
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 41
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 4 Meningkatnya kapasitas
7
Jumlah kerjasama yang meningkatkan kualitas
iptek di bidang sains
SDM dan fasilitas litbangyasa di bidang sains
atmosfer
atmosfer. 8
Jumlah pusat unggulan di bidang sains
2
0
atmosfer. 5 Tersedianya DSS yang operasional di bidang
9
Jumlah DSS lintas sektoral yang operasional di
1
bidang sains atmosfer.
sains atmosfer untuk mitigasi bencana dan perubahan iklim 6 Tersedianya pedoman dan standard pengolahan data serta pengelolaan data dan informasi sains
10 Jumlah pedoman dan standard pengolahan
4
data sains atmosfer 11 Jumlah pedoman dan standard pengelolaan
1
data dan informasi sains atmosfer.
atmosfer 7 Terlaksananya pelayanan teknis yang efektif di
12 Competency gap index peserta bimbingan
50
teknis di bidang sains atmosfer
bidang sains atmosfer LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE 8 Terwujudnya reformasi
13 Nilai Akip di bidang sains atmosfer
84
birokrasi di lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
2.3
RENCANA KINERJA TAHUN 2016
Cara pencapaian tujuan dan sasaran sebagaimana telah dicanangkan dalam perencanaan strategis di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN, maka telah disusun Rencana Kinerja Tahun 2016. Rangkaian kegiatan dan sasaran serta indikator kinerja dapat dilihat pada Tabel 2.2. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 42
Guna pencapaian sasaran sebagaimana tersebut di atas, yaitu penguatan
litbang dan layanan informasi sains atmosfer kepada pengguna maka telah disusun sub kegiatan penelitian, sosialisasi, diseminasi dan kegiatan seminar serta layanan yang dilakukan oleh seluruh komponen SDM di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, yaitu Kelompok Penelitian Lingkungan Atmosfer, Kelompok Penelitian Potensi Bencana Hidrometeorologis, Kelompok Penelitian Atmosfer Maritim, dan Kelompok Penelitian Perubahan Iklim. Kegiatan dan sub kegiatan yang dilakukan meliputi : 1. Sub-Kegiatan Model Litbang Sains Atmosfer akan menghasilkan 2 model melalui :
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer
Penelitian dan Pengembangan Potensi Bencana Hidrometeorologis Atmosfer
Penelitian dan Pengembangan Atmosfer Maritim.
Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim.
2. Layanan Pengguna Bidang Sains Atmosfer (25 Instansi) a. Seminar Sains dan Teknologi Atmosfer b. Seminar Dalam Negeri c. Seminar Luar Negeri /Konferensi Internasional d. Forum Ilmiah Sains dan Teknologi Atmosfer (FGD) e. Pembuatan Buku Sains dan Teknologi Atmosfer f. Sosialisasi/Diseminasi Hasil Litbang PSTA 3. Layanan Perkantoran
Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
4. Pengadaan Peralatan Pengolah Data dan Komunikasi DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 43
5. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Tabel 2. 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PSTA TA. 2016 Triwulan I (%) TW-1 25 Proses pengembang an model
Triwulan II (%) TW-2 50 Proses pengembang an model
Triwulan III (%) TW-3 75 Proses pengemban gan dan aplikasi model
25
Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted jurnal nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer
50
Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted jurnal nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer
75
Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted jurnal nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer
25
Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted jurnal internasional terindeks di bidang sains atmosfer
50
Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted jurnal internasional terindeks di bidang sains atmosfer
75
25
Proses, perbaikan teknis, penyusunan administrasi
50
Proses, perbaikan teknis, penyusunan administrasi
75
Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted internasiona l terindeks terakreditasi di bidang sains atmosfer Proses, perbaikan teknis, penyusunan administrasi, usulan
17
Melayani iptek sains atmosfer sebanyak 5
33
Melayani iptek sains atmosfer sebanyak 10
66
DISIAPKAN OLEH NSI
Melayani iptek sains atmosfer sebanyak 20
DIPERIKSA OLEH DSI
Triwulan IV (%) TW-4 100 Proses pengembang an dan aplikasi model dan layanan 100 Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted jurnal nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer. Penerbitan 100 Pendataan, analisis, dan proses penulisan, submitted internasional terindeks di bidang sains atmosfer. Penerbitan
Uraian
100
Bidang Program dan fasilitas Bidang Diseminasi Bagian administra si Pokjabfung
100
Proses, perbaikan teknis, penyusunan administrasi, terdaftar ddi Kementerian Hukum dan HAM melalui Biro SDM dan Hukum Melayani iptek sains atmosfer sebanyak 30
Bidang Program dan fasilitas Bidang Diseminasi Bidang Program dan fasilitas Bidang Diseminasi Bagian administra si Pokjabfung
Bidang Program dan fasilitas Bidang Diseminasi Bagian administra si Pokjabfung
Program dan fasilitas Bidang
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
instansi
25
2.4
Sosialisasi, diseminasi, Kuesioner
instansi
50
Sosialisasi, diseminasi, Kuesioner
instansi
75
Sosialisasi, diseminasi, Kuesioner
TGL. 11-01-2016 HAL. 44
instansi
100
Sosialisasi, diseminasi, Kuesioner
Diseminasi Bagian administra si Pokjabfung Program dan fasilitas Bidang Diseminasi Bagian administra si Pokjabfung
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016:
Target kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 ditunjukkan pada Tabel 2.3. Seluruh kegiatan dilaksanakan dengan anggaran semula sebesar Rp. 22.441.000.000,- (Dua puluh dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah), setelah adanya kebijakan penghematan anggaran pemerintah pusat menjadi Rp. 22.196.000.000,- (Dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah) Tabel 2. 3. Penetapan Kinerja (PK) PSTA TA. 2016 NO (1) 1
SASARAN STRATEGIS (2) Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang sains atmosfer yang maju
(3) 1
2 3 4
2
Meningkatnya layanan data dan informasi sains atmosfer yang prima
5 6
INDIKATOR KINERJA (4) Jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer Indeks kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer
TARGET (5) 2 Model
15 Makalah 4 Makalah 1 Judul 25 Instansi 78,5
Pada tahun 2016, terjadi perubahan target IKU PSTA, yaitu indikator kinerja jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim, dari semula 3 (tiga) model DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 45
menjadi 2 (dua) model dan indikator kinerja jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer dari semula 30 (tiga puluh) instansi menjadi 25 (dua puluh lima) instansi, yang disebabkan oleh kebijakan penghematan anggaran pemerintah pusat.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 46
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Tabel 3. 1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA Jumlah model pemanfaatan iptek di bidang sains atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer
SATUAN
TARGET 2016
CAPAIAN 2016
CAPAIAN %
Model
2
3
150
Makalah
15
5
33
Makalah
4
4
100
Judul
1
1
100
Instansi
25
39
156
78,5
87,1
111
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang Nilai sains atmosfer Nilai Rata-Rata
KET
108
Guna penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program, kegiatan/ sub kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi, maka dilakukan penilaian pengukuran kinerja yang telah ditetapkan sebagaimana Penetapan Kinerja 2016. Atas dasar hasil-hasil yang telah dicapai dari pengukuran kinerja kegiatan, selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja sasaran melalui indikator-indikator kinerja pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan target dalam rencana kinerja dan penetapan kinerja 2016. Pengukuran kinerja adalah membandingkan DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 47
antara target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan pada penetapan kinerja TA. 2016 dengan realisasinya (performance result). Dengan cara pembandingan tersebut akan diketahui celah kinerja ( performance gap), sebagaimana Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Kinerja TA. 2016, dianalisis
untuk
mengetahui
penyebab
ketidakberhasilan
yang kemudian dan
selanjutnya
mengubah strategi atau memperbaiki strategi untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang (performance improvement). Dengan metode tersebut di atas diatas maka dapat diperoleh nilai capaian yang menggambarkan kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, baik untuk capaian kegiatan maupun capaian sasaran kinerja secara menyeluruh. Nilai capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer pada tahun anggaran 2016, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya adalah
sebagaimana
dijelaskan pada Tabel 3.1. Pengukuran kinerja kegiatan. Pengukuran kinerja kegiatan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang didasarkan pada Penetapan Kinerja 2016, diperoleh nilai rata-rata 108%, dari beberapa indikator yaitu 150% capaian indikator jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim, 33 % dari capaian indikator jumlah publikasi nasional
terakreditasi
di
bidang
sains
atmosfer,
100%
jumlah
publikasi
internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer, 100% jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer, 156% jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosferdan 111% dari indeks kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer . Untuk capaian daya serap penggunaan anggaran DIPA 2016 mencapai mencapai
94.78 % atau
sebesar Rp. 21.036.700.817,- (Dua puluh satu miliar tiga puluh enam juta tujuh ratus ribu delapan ratus tujuh belas rupiah), dari nilai pagu Rp. 22.441.000.000,(Dua puluh dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah), setelah mengalami penghematan anggaran menjadi Rp. 22.196.000.000,- (Dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah).
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 48
3.1.1 JUMLAH MODEL PEMANFAATAN IPTEK DI BIDANG ATMOSFER YANG OPERASIONAL UNTUK PEMANTAUAN LINGKUNGAN, MITIGASI BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM Tabel 3. 2. Model Pemanfaatan Iptek Di Bidang Atmosfer NO 1
NAMA MODEL Model Peringatan Dini
VERSI Sadewa 4.0
Bencana
FUNGSI Memberikan informasi pengamatan dan prediksi hujan ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana seperti banjir dan longsor di seluruh wilayah Indonesia
2
Model Kemaritiman
Semar 1.0
Memberikan informasi pengamatan dan prediksi kondisi atmosfer, lautan, zona potensi penangkapan ikan, posisi kapal, dan komunikasi radio untuk wilayah pantai selatan DIY
3
Model Lingkungan Atmosfer
Srikandi 1.0
Memberikan informasi pengamatan dan prediksi komposisi atmosfer di seluruh wilayah Indonesia
3.1.1.1 MODEL PERINGATAN DINI BENCANA SADEWA Satellite
Disaster
Early
Warning
System
(Sadewa)
atau
Sistem
Peringatan Dini Bencana Berbasis Satelit merupakan salah satu produk litbang PSTA dalam bentuk Sistem Pendukung Keputusan (DSS) untuk mendukung pengelolaan resiko bencana hidro-meteorologis. Sadewa merupakan aplikasi berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan atmosfer berbasis satelit Himawari-8, sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan sistem peringatan dini hujan ekstrim. Sadewa berfungsi untuk memantau kondisi atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrim, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan bencana. Sadewa meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 km, resolusi waktu 1 jam, dengan jangkauan prediksi 24 jam ke depan. Informasi DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 49
Sadewa diupdate secara otomatis setiap jam dan dapat dilihat di alamat website http://sadewa.sains.lapan.go.id. Informasi Sadewa diupdate setiap jam dan dapat diakses secara online:
Informasi Pengamatan (Himawari-8, wilayah Indonesia resolusi 5 km) o Awan o Ketinggian awan o Ketebalan awan o Mikrofisika awan o Awan cumulonimbus o Pertumbuhan awan o Puncak awan konvektif o Awan hujan dan potensi hujan ekstrem o Zona Konvergensi Inter-tropis (ITCZ) Informasi Prediksi (Model WRF, wilayah Indonesia resolusi 5 km) o Awan o Hujan o Suhu Permukaan o Tekanan o Uap air o Angin 10m o Angin 850mb o Angin 200mb Peringatan dini hujan ekstrem (via website & SMS).
Gambar 3. 1. Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA)
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
Kegiatan
pengembangan
model
peringatan
dini
TGL. 11-01-2016 HAL. 50
bencanas
SADEWA
dilaksanakan dengan dukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok penelitian litbang Potensi Bencana Hidrometeorologis. Tabel 3. 3. Litbang Potensi Bencana Hidrometeorologis NO 1
2 3 4 5
JUDUL PENELITIAN Identifikasi potensi bencana hidrometeorologis berbasis luaran SADEWA untuk kasus banjir di beberapa daerah di Sumatera dan Jawa Kestabilan atmosfer berbasis EAR dan RASS Pengembangan sistem observasi atmosfer Pengembangan dan validasi SADEWA (Satellite-based Disaster Early Warning System) Analisis perilaku curah hujan ekstrem di atas kawasan barat Indonesia berbasis hasil analisis data iklim global, khususnya data indeks MJO dan validasinya
PENELITI UTAMA Drs. Arief Suryantoro, M.Si.
Dr.Ir. Ina Juaeni, M.Si Dr. Teguh Harjana, M.Sc Krismianto, M.Si Prof.Dr.Ir. Eddy Hermawan, M.Sc
Sadewa telah berhasil digunakan untuk menganalisis berbagai kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2016 seperti Banjir di Kabupaten Garut, Kota Bandung dan Kota Bima. Sadewa juga berhasil digunakan untuk mendukung peluncuran roket dan UAV Aero TeraScan di Pamengpeuk. 3.1.1.2
MODEL KEMARITIMAN SEMAR
Dinamika atmosfer dan lautan memberikan pengaruh yang luas terhadap aktivitas di sektor kemaritiman. Oleh karena itu, informasi mengenai kondisi atmosfer dan lautan serta prediksinya sangat penting dalam mendukung kinerja pembangunan di sektor kelautan dan perikanan. Sistem Embaran Maritim (Semar) merupakan sebuah DSS di bidang kemaritiman yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan oleh kementrian/dinas terkait dalam rangka peningkatan produksi perikanan tangkap serta keselamatan dan keamanan pelayaran. Semar terdiri dari dua komponen input, yaitu: (1) Sistem pemantauan dan pengukuran dari satelit, sensor-sensor di daratan dan sensor-sensor di lautan, dan (2) model atmosfer dan lautan yang merupakan kepanjangan dari sistem DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 51
pengamatan untuk memprediksi kondisi ke depan. Output berupa data observasi secara near real time dan prediksi ke depan merupakan komponen utama dari Semar. Informasi dari Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja di sektor keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap sebagai outcome, dan pada akhirnya dapat memberikan dampak untuk keselamatan dan kesejahteraan para nelayan. Semar memberikan informasi pengamatan berbasis satelit, radar, sensor daratan dan sensor lautan secara near real time serta prediksi kondisi atmosfer dan lautan di wilayah perairan selatan Yogyakarta berbasis model atmosfer/laut sebagai dasar pengambilan keputusan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mendukung keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap. Kegiatan pengembangan model kemaritiman SEMAR dilaksanakan dengan dukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok penelitian litbang Atmosfer Maritim. Tabel 3. 4. Litbang Atmosfer Maritim NO 1 2 3 4
JUDUL PENELITIAN Variabilitas Diurnal dan Sifat Klimatologis Parameter Atmosfer di Jawa dan Bali Pengaruh Monsun Terhadap Variabel Interaksi Atmosfer-Laut di Selatan JawaBali dan Lombok Evaluasi Kinerja Sistem Prediksi Musim POAMA untuk Wilayah Indonesia Pengembangan DSS-Maritim Semar
DISIAPKAN OLEH NSI
PENELITI UTAMA Nurzaman Adikusumah, M.Si Dr. Dadang Subarna, M.Si Suaydhi, M.Sc Suaydhi, M.Sc
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 52
Gambar 3. 2. Tampilan Aplikasi SEMAR
Gambar 3. 3. Konsep SEMAR
Gambar 3. 4. Tampilan Display Semar
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 53
Gambar 3. 5. Foto Bersama dengan Dinas Perikanan DI. Yogyakarta
Gambar 3. 6. Dokumentasi Launching DSS Semar Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Semar telah dilaksanakan di Yogyakarta pada Bulan April dan Oktober 2016. Kegiatan Sosialisai dan Bimbingan Teknis Semar telah dilaksanakan pada Bulan November dan Desember 2016. Kegiatan pengembangan Semar didanai oleh PSTA dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Soft Launching Semar telah dilaksanakan pada saat peluncuran satelit LAPAN-A3 di Pusat Teknologi Satelit yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
3.1.1.3
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 54
MODEL LINGKUNGAN SRIKANDI
Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia (SRIKANDI) merupakan salah satu sistem pendukung keputusan (Decision Support System) berbasis web yang dibangun oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN. Tujuan dari pengembangan SRIKANDI adalah untuk menyediakan informasi komposisi atmosfer Indonesia berupa pengamatan berbasis satelit, pengukuran in situ dan prediksi berbasis model transpor kimia untuk mendukung pengambilan keputusan terutama terkait dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan terhadap kualitas udara. Fitur SRIKANDI berupa pemantauan harian komposisi atmosfer (CO, O 3, CH4, SO2, NO2, Aerosol) dari sensor satelit yaitu AIRS-Aqua, OMI-Aura, MODISAqua, VIIRS-SNPP, dan Himawari. Prediksi setiap jam selama 24 jam komposisi atmosfer (CO, O3, SO2, NO2, PM10, PM2,5) menggunakan WRF-Chem versi 3.6.1 yang di-overlay terhadap arah angin dalam bentuk online di : http://182.23.27.39/ seperti tampak pada gambar 3.7.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 55
Gambar 3. 7. Tampilan online SRIKANDI Kegiatan pengembangan model lingkungan SRIKANDI dilaksanakan dengan dukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok penelitian litbang Lingkungan Atmosfer. Tabel 3. 5. Litbang Lingkungan Atmosfer NO 1 2 3 4 5
JUDUL PENELITIAN Kenaikan Suhu Permukaan Bumi sebagai Akibat Kenaikan GRK di Indonesia Berdasarkan Model Atmosfer Multilayer. Kualitas Udara di Sumatra dan Kalimantan
PENELITI UTAMA Drs. Sri Kaloka Probotosari
Distribusi Vertikal dan Zonal Komposisi Atmosfer di Indonesia Pengembangan DSS Komposisi Atmosfer Indonesia Pengembangan Laboratorium Terbang YMC
Dr. Ninong Komala
Ir. Tuti Budiwati, M.Eng
Novita Ambarsari, M.T Dra. Sumaryati, MT
Pada tahun 2016, Potensi pemanfaatan Srikandi telah dituangkan dalam kerjasama antara PSTA dengan Universitas Bina Dharma Palembang, Sumatera Selatan. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 56
Potensi pemanfaatan Srikandi juga telah dikaji dalam acara Focus Group Discussion dengan Kementrian Lingkungan Lidup dan Kehutanan. 3.1.2 JUMLAH PUBLIKASI NASIONAL Beberapa makalah hasil penelitian yang dilakukan di PSTA, telah diterbitkan pada beberapa jurnal yang terakreditasi secara nasional. Untuk tahun 2016, target indikator kinerja ini sebanyak 15 makalah ilmiah terbit di publikasi nasional terakreditasi. Hasil capaian dari indikator kinerja untuk jumlah karya ilmiah tentang sains atmosfer yang dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi pada tahun 2016 sebanyak 5 judul. Tabel 3.6. Menunjukkan judul-judul makalah ilmiah yang terbit di publikasi ilmiah nasional terakreditasi. Tabel 3. 6. Judul publikasi ilmiah nasional terakreditasi. NO
JUDUL
1
Effect of Global Warming on Chlorophyll-a Concentratration in the Indonesia
Martono
2
Dampak El Niño 1997 dan El Niño 2015 Terhadap Konsentrasi Klorofil-A Di Perairan Selatan Jawa dan BaliSumbawa Precipitation Event Analysis Using Image Processing Based On The Rainfall Detection Radar (RDR) Observation On March 9 2014 During Landslide Event In West Java Seasonal Interanual Variations Of sea Surface Temperature In Indonesia Waters. Impact of Climate Change ( El-Nino, La Nina, and sea level) On the Coastal Cilacap District. Analisis, Design dan Pengukuran Antena ArrayMicrostrip untuk Radar Furuno
Martono
3
4 5
6
7
Karakteritik angin zonal musiamn
PENULIS
PENERBIT
KET
Makara Journal of Science, March 2016 / Vol. 20 / No. 1 Jurnal GLOBE
Terbit
Ginaldi Ari
Jurnal Teknologi Indonesia LIPI. Vol 39, No.2 2016
Terbit
Martono
Jurnal Forum Geografi
Terbit
Lilik S Supriatin and Martono
Jurnal Geografi, vol 30, No. 2 Desember 2016 JNTETI, Jurnal elektro UGM
Terbit
Jurnal BMKG
Submit
Jurnal Manusia
Submit
Soni Aulia Joko Suryana Laras Tursilowati Halimurrahman Ginaldi Ari Martono
Terbit
Submit
pada saat upwelling di Selatan jawa.
8
Penentuan Musim Tanam, Jenis DISIAPKAN OLEH NSI
Lilik S Supriatin DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
9 10 11
Varietas, dan Teknik Budidaya Tanaman Padi terkait Mitigasi Emisi Metan (CH4). Karakteristik temporal pencemar udara ambien di kota Surabaya
TGL. 11-01-2016 HAL. 57
dan Lingkungan, UGM Dessy Gusnita
Karakter parameter atmosfer Padang dan Selaparang dalam tinjauan Statistik Analisis Perbedaan Distribusi Temperatur Dan Uap Air Berbasis Satelit Terra/Aqua (Modis, Level-2).
Ina Juaeni Sinta Berliana dan Krismianto
Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia. UNS-Solo Jurnal Globe
Submit
Jurnal Indraja 2016- LAPAN
Submit
Submit
Kendala yang terjadi pada capaian indikator kinerja jumlah publikasi nasional terkreditasi pada umumnya terkait dengan proses review dan penerbitan jurnal memakan waktu yang lama serta produktifitas penulisan di jurnal terakreditasi belum maksimal. Oleh karena itu upaya perbaikan pencapaian target kinerja yang perlu dilakukan oleh PSTA untuk mencapai target pada tahun mendatang ialah dengan langkah sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan intensifikasi komunikasi ilmiah (kolokium dan FGD) 2. Training penulisan karya tulis ilmiah 3. Manajemen penelitian kelompok penelitian 4. Memberikan penghargaan kepada peneliti yang produktif menghasilkan publikasi di jurnal nasional terkarediatsi 5. Memotivasi peneliti/perekayasa mempublikasikan tulisan di jurnal nasional terakreditasi. 3.1.3 JUMLAH PUBLIKASI INTERNASIONAL Capaian indikator untuk jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer pada tahun 2016 adalah sebanyak 4 publikasi internasional yang sudah tebit, dan masih ada 1 makalah yang masih dalam proses submit. Persentase capaian publikasi internasional tahun ini adalah 100% dari target 4 publikasi internasional yang terbit.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 58
Tabel 3.7. menunjukkan judul-judul makalah ilmiah yang terbit pada jurnal internasional terakreditasi baik yang sudah terbit maupun yang masih dalam proses penerbitan. Tabel 3. 7. Judul makalah ilmiah yang terbit/submit pada jurnal internasional terakreditasi NO 1
JUDUL
PENULIS
PENERBIT
KET
Development of Oceanic Convective Systems Inducing the Heavy Rainfal over the Western Coast of Sumatra on 28 October 2007 Chemical Characteristics of Rainwater in Sumatera, Indonesia, during 2001–2010
Trismidianto
SOLA, Vol 12
Terbit
Tuti Budiwati
Terbit
3
Global Distribution of Vertical Wave Number Spectra in the Lower Stratosphere Observed using High Vertical Resolution Temperature Profiles from COSMIC GPSRadio Occultation
Noersomadi, T. Tsuda
4
Axial Ratio Enhancement of Equatorial Triangular-Ring Slot Antenna Using Coupled Diagonal Line Slots Variabilitas Ozon dan Bahan Perusak Ozon (BPO) di Indonesia Berbasis Data MLS-AURA
Asif Awaludin et al.
Hindawi Publishing Corporation International Journal of Atmospheric Sciences Volume 2016, Article ID 1876046, 11 pages. http://dx.doi.org/10.11 55/2016/1876046 Ann. Geophys., 34, 203–213, 2016 www.anngeophys.net/34/203/2 016/ doi:10.5194/angeo-34203-2016 © Author(s) 2016. CC Attribution 3.0 License Progress in Electromagnetics Research C, Vol. 70, 99-109, 2016 Internasional Journal of Remote Sensing and Earth Sciences (IJReSES) – Pusat Pemanfaatan Pengindraab JauhLAPAN
2
5
Ninong Komala dan Novita Ambarsari
Terbit
Terbit
Submit
Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain : 1. Program pendidikan S2/S3 di PT luar negeri 2. Supervisi yang intensif dari pembimbing DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 59
3. Tersedianya dukungan anggaran penerbitan publikasi internasional Selain itu, untuk lebih memacu peneliti/perekayasa menerbitkan makalah ilmiah dalam jurnal internasional diperlukan upaya-upaya lanjutan antara lain: 1. Kerjasama riset dalam dan luar negeri 2. Peningkatan supervisi pakar dalam bentuk FGD 3. Dukungan anggaran untuk publikasi 4. Pengelolaan pencapaian SKP 3.1.4 JUMLAH HKI Tabel 3. 8. HKI yang Diusulkan PSTA NO 1
JUDUL Sistem Instrumen dan Metode Pemecah Balon Atmosfer Menggunakan Pegas dan Kawat Panas Dengan Moda Terprogram
PENULIS Ginaldi Ari
PENERBIT Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
KETERANGAN Dalam proses di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Indikator Kinerja Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer sebagaimana direncanakan/ditargetkan berjumlah 1 judul. Pada tahun 2016, jumlah HKI yang diusulkan adalah 1 judul, sehingga diperoleh capaian sebesar 100%. Pada tahun ini judul HKI yang di usulkan tersebut adalah “Sistem Instrumen dan Metode Pemecah Balon Atmosfer Menggunakan Pegas dan Kawat Panas Dengan Moda Terprogram”. Secara teknis, invensi ini berhubungan dengan sistem instrumen pemecah balon atmosfer untuk pengamatan atmosfer dengan ketinggian terprogram. Secara khusus invensi ini berhubungan dengan perekayasaan sistem instrumen dan metode pemecah balon dengan pegas dan kawat panas yang berada pada pembungkus (casing) sistem yang dikendalikan dengan moda terprogram. Hal ini bertujuan untuk membatasi ketinggian balon agar tidak mengganggu aktifitas penerbangan.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 60
Untuk membatasi ketinggian luncur balon atmosfer agar sesuai dengan ketinggian setpoint yang diinginkan, maka perlu pengembangan dan perancangan pemecah balon atmosfer yang dilengkapi parasut agar tidak ada klaim gangguan. Pemecah balon atmosfer yang dibuat ini diprogram sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki yang dikoreksi berdasarkan 2 metode deteksi yakni sensor tekanan dan penentu titik koordinat. Sistem pemecah ini mampu bekerja sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki serta mampu bekerja pada balon atmosfer dengan bahan karet. Oleh karena itu tidak digunakan pemecah dengan tearpanel maupun dengan sifat alaminya seperti yang telah diungkapkan diatas. Pemecah balon dengan sistem pegas dan kawat panas pada invensi ini menjadi solusi pemecah balon yang lebih mudah, aman dan berhasil guna pada peluncuran balon atmosfer, dan sudah digunakan berulangkali. Dari penentu titik koordinat didapat trayektori dan lokasi hasil letusan balon dan perangkat pemecah yang dibawa oleh parasut.
Gambar 3. 8. Sistem Peluncuran Gondola dengan Balon yang dilengkapi Parasut dan Pemcah dari Kawat Panas
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 61
Gambar 3. 9. Perpektif Keseluruhan Sistem Pemecah Balon Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain : 1. Adanya kebutuhan teknologi dengan spesifikasi yang jelas 2. Adanya SDM, sarana dan prasarna yang memadai 3. Semangat dan komunikasi dalam Tim 4. Dukungan dan kerjasama dari Biro SDM Orkum LAPAN Untuk peningkatan capaian HKI dibutuhkan: 1. Peningkatan fasilitas laboratorium elektronika 2. Peningkatan wawasan dan kemampuan teknis SDM 3.1.5
JUMLAH INSTANSI PENGGUNA Indikator kinerja jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan
Iptek di bidang sains atmosfer sebagaimana direncanakan/ditargetkan berjumlah 25 instansi pengguna atau user,
baik instansi pemerintah, swasta, pelajar dan
mahasiswa ataupun masyarakat umum. Pada tahun 2016, instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer berjumlah 39 instansi, dengan persentase capaian sebesar 156%. Tahun ini nilai capaian instansi pengguna melebihi dari target disebabkan oleh meningkatnya permintaan data DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 62
yang berkaitan dengan sains atmosfer maupun data lainnya. Indikator kinerja ini terdiri dari kegiatan Pelatihan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer (Praktek Kerja Lapangan), Layanan Kunjungan Instansi, Permohonan data dan informasi sains atmosfer serta Bimbingan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer. Rekapitulasi jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer disajikan dalam Tabel 3.9. berikut : Tabel 3. 9. Jumlah Instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer No 1 2 3 4 5
Jumlah Instansi
Layanana Iptek Sains Atmosfer Pelatihan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer (Praktek Kerja Lapangan) Layanan Kunjungan Instansi Permohonan data dan informasi sains atmosfer Bimbingan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer Sosialisasi/Diseminasi Hasil Litbang PSTA
15
Jumlah
39
9 7 5 3
Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain : 1. Meningkatnya minat pengguna akibat keberhasilan kegiatan diseminasi berupa sosialisasi, bimtek dan layanan berbasis web. 2. Ketersediaan data dan informasi serta kompetensi SDM PSTA sesuai dengan kebutuhan pengguna. 3. Manajemen layanan termasuk prosedur dan yang jelas dan mudah dilaksanakan oleh pengguna dan tim layanan PSTA 4. Produk hasil litbang PSTA semakin dikenal oleh Pengguna Pelatihan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer (Praktek Kerja Lapangan) Pelatihan teknis
sains
dan teknologi
atmosfer
merupakan kegiatan
bimbingan dan pelayanan kepada pelajar sekolah menegah atas ataupun DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 63
mahasiswa perguruan tinggi yang dilaksanakan di PSTA. Kegiatan ini berupa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Tahun 2016 ini pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer diikuti oleh 15 instansi seperti yang terlihat dalam Tabel 3.10 . Tabel 3. 10. Pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Instansi
Waktu
UNPAD PENS
4 Januari – 4 Februari 2016 27 Januari – 28 Februari 2016 Politeknik POS Indonesia 29 Februari – 31 Mei 2016 UPI Februari – Maret 2016 Sekolah Tinggi ARIYANTI 1 Maret – 1 Juni 2016 Telkom University Mei – Juli 2016 UNPAS 15 Juni – 15 Juli 2016 ITB 1 Juni 2016 – 1 Juli 2016 IPB 11 Juli – 11 Agustus 2016 Sekolah Tinggi Teknologi 14 April – 29 Juni 2016 Nuklir UNJANI Juli – Agustus 2016 UNIKOM 1 Agustus – 1 September 2016 STIMLOG 22 Agustus – 22 September 2016 Politeknik Caltex Riau 5 September – Desember 2016 Kodiklat TNI AD Malang 3 Oktober – 8 Oktober 2016
Praktek Kerja Lapangan Telkom University
DISIAPKAN OLEH NSI
Keterangan Bidang Program dan Fasilitas Bidang Program dan Fasilitas Bagian Administrasi Bidang Program dan Bagian administrasi Bidang Program dan Bagian Administrasi Bidang Program dan Bidang Program dan Bidang Program dan
Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas
Bidang Program dan Fasilitas Bidang Program dan Fasilitas Bagian Administrasi Bidang Proram dan Fasilitas Bidang Program dan Fasilitas
Praktek Kerja Lapangan Sekolah Tinggi ARIYANTI Bandung
DIPERIKSA OLEH DSI
Fasilitas
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
Praktek Kerja Lapangan Kodiklat TNI AD
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 64
Praktek Kerja Lapangan Caltex Riau
Gambar 3. 10. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA Layanan Kunjungan Instansi Selain program pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer, PSTA juga memiliki kegiatan layanan kunjungan untuk instansi pemerintah, perguruan tinggi, serta masyrakat umum. Pada tahun 2016, layanan kunjungan instansi bidang sains atmosfer telah melibatkan 9 instansi. Rekapitulasi kunjungan intansi bidang sains atmosfer disajikan dalam Tabel 3.11. berikut : Tabel 3. 11. Rekapitulasi Layanan Kunjungan Instansi Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Instansi
Waktu
Politeknik negeri Ujung Pandang Universitas Prof. Dr. Hazarin Universitas Islam Negeri BPPT UIN Raden Fatah Palembang STIMIK Prabumulih Universitas Brawijaya Universitas Jember Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI)
25 Januari 2016 23 Februari 2016 19 April 2016 20 April 2016 25 Mei 2016 2 Agustus 2016 31 Agustus 2016 24 November 2016 27 Desember 2016
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
Keterangan 30 mahasiswa, 70 mahasiswa, 66 mahasiswa, 4 orang 75 orang 78 mahasiswa, 60 orang 86 mahasiswa, 6 Orang
1 Dosen 6 Dosen 2 dosen
10 dosen 4 dosen
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
Kunjungan Politeknik Negeri Ujung Pandang (25 Januari 2016)
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 65
Kunjungan Universitas Islam Negeri (19 April 2016)
Kunjungan BPPT (20 April 2016)
Kunjungan UIN Raden Fatah Palembang (25 Mei 2016)
Kunjungan STIMIK Prabumulih (2 Agustus 2016)
Kunjungan Universitas Brawijaya (31 Agustus 2016)
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
Kunjungan Universitas Jember (24 November 2016)
TGL. 11-01-2016 HAL. 66
Kunjungan Asosiasi Arsiparis Indonesia (27 Desember 2016)
Gambar 3. 11. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA Permohonan data dan informasi sains atmosfer Program pelayanan permohonan data dan informasi sains atmosfer merupakan salah satu jenis kegiatan dalam indikator kinerja jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer. Hingga akhir tahun 2016 terdapat 8 permohonan data dan informasi sains atmosfer. Secara lebih detail mengenai pelayanan permohonan data dan informasi sains atmosfer yang diberikan oleh PSTA dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3. 12. Permohonan data dan informasi sains atmosfer Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Instansi STIA – LAN University of Tsukuba Universitas Hasanudin BPTP Yogyakarta Harian Pikiran Rakyat BMKG Kementrian Pertanian Balai Klimat dan Hidrologi Kementrian Pertanian Bogor Universitas Riau
DISIAPKAN OLEH NSI
Data/Informasi Data Administrasi Data Cuaca Sumedang Data El-Nino, Dipole Mode & Pola Monsun Informasi awal musim Informasi Cuaca Ekstrim Informasi awal musim Informasi awal musim Informasi awal musim Informasi kondisi ozon di Indonesia
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 67
Bimbingan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer Bimbingan teknis untuk pengguna di bidang sains dan teknologi atmosfer merupakan salah satu jenis kegiatan dalam indikator kinerja jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer. Hingga akhir tahun 2016 capaian bimbingan dan layanan teknis yang dilakukan sebanyak 6 kali, Jumlah instansi yang di hitung dalam pelayanan bimbingan teknis ini sebanyak 5 instansi. Adapun instansi yang telah mendapatkan bimbingan teknis adalah Satker-Satker Internal LAPAN, BMKG Cilacap, KLH Kota Cirebon, LSM Garda Caah, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. Secara lebih detail mengenai bimbingan teknis yang diberikan oleh PSTA dapat dilihat pada Tabel 3.13. Tabel 3. 13. Kegiatan Bimbingan Teknis Tahun 2016 No 1
2
3
4
5
6
Kegiatan Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA dan SEMAR Bimbingan Teknik DSS Berbasis Sains Atmosfer di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (SADEWA, SEMAR dan SRIKANDI) Bimtek Dampak Perubahan Iklim Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SENTANU LAPAN Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim (DSS SEMAR) DISIAPKAN OLEH NSI
Tempat & Waktu
Keterangan
Di Kantor BPAA Pontianak Tanggal : 18-19 Agustus 2016 Di Kantor LAPAN Bandung Tanggal : 5 September 2016
BPAA Pontianak LAPAN
Di Kantor BMKG Cilacap Tanggal : 13 Oktober 2016 Di Hotel Zamrud, Cirebon Tanggal : 2 November 2016
BMKG Cilacap
Di Kantor LAPAN Bandung Tanggal : 10 November 2016 Di Kantor DKP DIY Tanggal : 6-7 Desember 2016
LSM Garda Caah
DIPERIKSA OLEH DSI
Satker Internal LAPAN
KLH (Kantor Lingkungan Hidup) Kota Cirebon
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Iistimewa Yogyakarta DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 68
1. Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA dan SEMAR Kegiatan Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA dan SEMAR dilaksanakan di BPAA LAPAN Pontianak pada tanggal 18-19 Agustus 2016. Peserta Bimtek dari SKPD di lingkungan Pemda Pontianak, perwakilan Balai dibawah Desains dan internal BPAA LAPAN Pontianak sebanyak 35 orang. Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan bimbingan teknis pemanfaatan produk litbang PSTA. Produk litbang yang disampaikan adalah DSS SADEWA untuk pemantauan potensi bencana hidrometeorologi, DSS SEMAR untuk keselamatan pelayaran dan DSS Srikandi untuk kualitas udara.
Gambar 3. 12. Foto Bersama Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA dan SEMAR 2. Bimbingan Teknik DSS Berbasis Sains Atmosfer di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (SADEWA, SEMAR dan SRIKANDI) Kegiatan Bimtek DSS Berbasis Sains Atmosfer (SADEWA, SEMAR, SRIKANDI) dilaksanakan di Kantor PSTA LAPAN Bandung pada tanggal 5 September 2016. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan teknis kepada pegawai di lingkungan PSTA LAPAN yang mempunyai tugas pelayanan dan diseminasi. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 69
Sehingga dalam menjalankan tugasnya, para pegawai tersebut dapat memberikan informasi terkait produk litbang yang ada di PSTA. Produk litbang yang disampaikan adalah DSS SADEWA untuk pemantauan potensi bencana hidrometeorologi, DSS SEMAR untuk keselamatan pelayaran dan DSS Srikandi untuk kualitas udara.
Gambar 3. 13. Foto Bersama Para Peserta Bimtek DSS Berbasis Atmosfer di PSTA (SADEWA, SEMAR dan SRIKANDI) 3. Bimtek Dampak Perubahan Iklim Kegiatan Bimtek Dampak Perubahan Iklim dilakasanakan di Kantor BMKG Cilacap pada tanggal 13 Oktober 2016. Tujuan dari bimtek ini ialah memberikan bimbingan
teknik
simulasi
komputasi
tentang
dampak
perubahan
iklim,
menginformasikan hasil-hasil penelitian tentang dampak perubahan iklim yang telah dilakukan oleh kelompok penelitian perubahan iklim, PSTA – LAPAN. Selain itu kegiatan bimtek ini juga bertujuan untuk membuka peluang kerja sama antara PSTA dengan BMKG. Peserta kegiatan ini berjumlah kurang lebih 50 orang yang berasal dari LAPAN, BMKG kantor wilayah Cilacap serta peserta undangan lainnya.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 70
Gambar 3. 14. Foto bersama Bimtek Dampak Perubahan Iklim
4. Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Pengembangan Lingkungan Atmosfer
Hasil
Penelitian
dan
Kegiatan Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer dilaksanakan di Hotel Zamrud, Cirebon, pada tanggal 2 November 2016. Bimtek ini bertujuan untuk memberikan bimbingan prosedural teknik analisis air hujan serta menginformasikan hasil-hasil penelitian tentang polusi udara, hujan asam, GRK, trayektori polutan serta sistem pendukung keputusan mengenai informasi yang berkaitan dengan komposisi atmosfer SRIKANDI (Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia) oleh Kelompok Penelitian Lingkungan Atmosfer, PSTA – LAPAN. Peserta Kegiatan ini berjumlah kurang lebih 50 orang yang berasal dari LAPAN, KLH Kota Cirebon serta peserta undangan lainnya.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 71
Gambar 3. 15. Foto Bersama Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer 5. Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SENTANU LAPAN Kegiatan Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SENTANU LAPAN dilaksanakan di Kantor PSTA-LAPAN Bandung pada tanggal 10 November 2016. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat dalam memanfaatkan produk Litbang PSTA yaitu DSS SADEWA untuk potensi bencana hidrometeorologi dan DSS Santanu untuk pemantauan hujan secara spasial. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara PSTA LAPAN dengan lembaga swadaya masyarakat yang peduli lingkungan, yaitu LSM Garda Caah Bandung.
Gambar 3. 16. Pelaksanaan Kegiatan Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SENTANU LAPAN DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 72
6. Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim (DSS SEMAR) Kegiatan Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim (DSS SEMAR) dilaksanakan di Ruang Pertemuan Kantor DKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 6 sampai 7 Desember 2016. Pelaksanaan Bimtek ini bertujuan untuk memberikan
wawasan
tentang
peran
ilmu
pengetahuan
atmosfer
dalam
pembangunan maritim dan pengetahan tentang teknologi sistem informasi serta pelatihan teknis operasional DSS SEMAR yang dibangun oleh PSTA LAPAN dan DKP DIY. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 25 orang.
Gambar 3. 17. Foto Bersama Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim (DSS SEMAR) Sosialisasi Hasil Litbang PSTA Kegiatan sosialisasi hasil litbang PSTA dilaksanakan di Universitas Bina Darma Palembang tanggal 7 Maret 2016. Kegiatan tersebut berkaitan dengan penelitian sains atmosfer saat fenomena gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 yang melintasi kota Palembang, Sumatera Selatan. Selanjutnya rencana kegiatan KOMBAT 2017 dan femomena GMT juga disosialisasikan di UPT Graha Teknologi Sriwijaya Palembang Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan dengan DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 73
mengundang perwakilan mahasiswa teknik yang ada di Sumatera Selatan. Sosialisasi hasil litbang PSTA juga disosialisasikan di kabupaten AGAM propinsi Sumatera Barat.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mensosialisaikan hasil litbang
terkait potensii bencana hidrometeorologi dan kualitas udara akibat kebakaran hutan. Sosialiasi selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 9 November 2016 di DKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari kegiatan ini untuk mensosialisakan hasil litbang terkait Atmosfer Maritim untuk keselamatan pelayaran. Tabel 3. 14. Tabel Sosialisasi Hasil Litbang PSTA Tahun 2016 No 1 2 3 4
Instansi
Waktu
Pemda Kabupaten AGAM Sumbar Grahatek Sriwijaya Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Universitas Bina Darma Palembang DKP Propinsi DI Yogyakarta
19 Sept 2016 8 Maret 2016 7 Maret 2016 9 Nopember 2016
Sosialisasi di UBD Palembang
Sosialisasi di Graha Teknologi Sriwijaya
Sosialisasi di Agam
Sosialisai di DKP Yogya
Gambar 3. 18. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Hasil Litbang PSTA DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
3.1.6
TGL. 11-01-2016 HAL. 74
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PSTA memberikan pelayanan publik sesuai dengan amanat UU No 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik dan peraturan Menteri PANRB No 16 tahun 2014 tentang pedoman survey kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang diberikan PSTA mencakup pelayanan kunjungan tamu, pelayanan bimbingan kepada mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir seperti praktek kerja lapangan dan penelitian serta permohonan data untuk penelitian. Survey diberikan dengan memberikan kuesioner kepada pengguna layanan PSTA setelah menerima pelayanan. Nilai kepuasan masyarakat merupakan hasil konversi dari bentuk kualitatif ke dalam angka kuantitatif. Hasil penilaian kepuasan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 3.15. berikut ini: Tabel 3. 15. Rekapitulasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) No 1 2 3
Uraian Kunjungan Tamu Bimbingan Tugas Akhir Data Rata-rata
TW-1 91,5 80,3 85,9
TW-2 93,5 92,1 87,0 90,9
TW-3 89,7 86,1 68,5 81,4
TW-4 96,3 98,3 75,8 90,1
Keterangan
Layanan data mulai triwulan 2 87,1
Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain : 1. Dilaksanakannya layanan PSTA secara prima 2. Tersedianya fasilitas ruang edukasi dan media center ASTINA 3. Tersedianya SDM yang kompeten 4. Tersedianya anggaran untuk kegiatan layanan 5. Tersedianya media promosi seperti leaflet, banner, sticker Selain itu, untuk meningkatkan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat deperlukan upaya lanjutan antara lain : 1. Peningkatan modul edukasi dan simulasi sains atmosfer 2. Peningkatan kapasitas SDM kehumasan 3. Tersedianya sarana teleconference DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
3.2
TGL. 11-01-2016 HAL. 75
PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA Tabel 3. 16. Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2015 dan Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang sains atmosfer yang maju Meningkatnya layanan data dan informasi sains atmosfer yang prima
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
Jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer Indeks kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer Nilai Rata-Rata
2015
2016
-
150%
-
33%
-
100%
100%
100%
128%
156%
-
111%
131%
108%
Tabel 3.16.menunjukkan perbandingan perolehan nilai indikator kegiatan 2015 dan 2016. Karena pada tahun anggaran 2016 telah dilakukan beberapa perubahan terkait indikator kinerja yang harus dicapai, seperti jumlah produk litbang sains atmosfer yang dihasilkan, jumlah usulan HKI (Paten & Hak Cipta), Jumlah Publikasi Internasional dan Nasional Terakreditasi, Jumlah Pengguna model/Modul/Prototipe serta data dan informasi dan jumlah bimbingan dan pelayanan teknis di bidang sains atmosfer kepada pengguna. Maka cukup sulit untuk membandingkan antara capaian dari tahun ke tahun. hanya ada beberapa yang dapat dibandingkan, yaitu capaian indikator kinerja jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi sains atmosfer pada tahun 2016 yang tampak meningkat dari 128% pada tahun 2015 menjadi 156% pada tahun ini dan capaian kinerja jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer yang tampak tetap sama dengan tahun sebelumnya yaitu 100%.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
3.3
TGL. 11-01-2016 HAL. 76
CAPAIAN LAIN Tabel 3. 17. Capaian Lain Di Luar IKU INDIKATOR KINERJA
Jumlah kerjasama yang meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas litbangyasa di bidang sains atmosfer. Jumlah pusat unggulan di bidang sains atmosfer.
SATUAN
TARGET 2016
CAPAIAN 2016
CAPAIAN %
PKS
2
2
100
Pusat Unggulan
0
0
100
1
1
100
4
4
100
1
1
100
50
16
312
Jumlah DSS lintas sektoral yang operasional di bidang sains DSS atmosfer. Jumlah pedoman dan standard Dokumen pengolahan data sains atmosfer Jumlah pedoman dan standard pengelolaan data dan informasi Dokumen sains atmosfer. Competency gap index peserta bimbingan teknis di bidang sains Nilai atmosfer Nilai Rata-Rata
3.3.1
KET
135
PUBLIKASI LAINNYA
BUKU BUNGA RAMPAI Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) adalah salah satu pusat penelitian dan pengembangan di bawah Kedeputian Sains Antariksa dan Sains Atmosfer, Lembaga
Penerbangan
dan
Antariksa
Nasional
(LAPAN)
yang
bertugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan sains dan teknologi atmosfer serta pemanfaatannya. Untuk
mencapai
misi
PSTA
yaitu
meningkatkan
pemanfaatan
dan
pemasyarakatan sains atmosfer, dipandang perlu untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah, salah satunya adalah dengan menerbitkan Buku Bunga Rampai PSTA Tahun 2016 yang mengambil judul dan tema “Sains dan Teknologi Atmosfer Benua Maritim Indonesia”. Buku ini memiliki dua sisi fungsi untuk penulis dan pembaca. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 77
Gambar 3. 19. Buku Bunga Rampai PSTA Tahun 2016 Tabel 3.18. berikut menunjukan judul makalah ilmiah nasional lainnya yang di publikasikan melalui buku bunga rampai. Tabel 3. 18. Judul Makalah Ilmiah Pada Buku Bunga Rampai NO. 1.
2.
3.
4. 5. 6.
JUDUL Penentuan Zona Iklim Di Pulau Jawa Dan Madura Analisis Korelasi Suhu Permukaan Laut, Kecepatan Angin Di Benua Maritim Indonesia Dan Indeks Osilasi Selatan Proyeksi Dan Anomaliangin Horisontal Tahun 2050 Berdasarkan Conformal Cubic Atmospheric Model (Ccam) Di Wilayah Indonesia Bagian Tengah Selatan Variabilitas Profil Suhu Vertikal Dan Keterkaitan Dengan Efek Rumah Kaca Di Indonesia Estimasi Lokasi Sumber Pencemar Udara Jarak Jauh Di Kota Bandung Karakteristik Angin Permukaan Di Atas Laut Indonesia DISIAPKAN OLEH NSI
PENULIS
PENERBIT
KET
Dadang Subarna
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Iis Sofiati
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Ina Juaeni
Indah Susanti, Waluyo Eko Cahyono, dan Rosida Lilik S Supriatin Martono
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
7. 8.
9.
10.
11.
Distribusi Spasial - Temporal Aerosol Black Carbon Di Indonesia Pergeseran Pola Intensitas Radiasi Matahari Pada Saat Gerhana Matahari Total 2016 Dampak Perubahan Iklim (Khususnya Curah Hujan Dan Temperatur) Di Das Cimanuk (Jawa Barat) Berbasis Hasil Analisis Data Cru Dan Model Variasi Ice Water Content (Iwc) Berbasis Aura/Mls
Rosida Saipul Hamdi, Sumaryati, Waluyo Eko Cahyono Sinta Berliana Sipayung, Fanny A. Putri dan Amalia Nurlatifah Tiin Sinatra, Nani Cholianawati, dan Arief Suryantoro
Metode Statistik NonParametrik Untuk Studi Karakteristik Polutan Pada Udara Ambien Wilayah Perkotaan (Studi Kasus: Kota Bandung)
TGL. 11-01-2016 HAL. 78
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah LAPAN
TERBIT
PROSIDING INTERNASIONAL Tabel 3. 19. Judul Prosiding Internasional No 1.
Judul
Penulis
PENERBIT
Ket
th
Hail Detection By a Low Cost Local Weather Radar Operated For Disaster Early Warning System
Ginaldi Ari N, Tiin Sinatra, Asif Awaludin, Halimurrahman, Dian Handiana
The 7 Indonesian Japan Joint Scientific Symposium (IJJSS 2016. Ciba 20-24 Nov 2016
2.
Pemanfaatan Data Citra MODIS NRT Untuk Analisis Kejadian Banjir di Pulau Jawa Bagian Barat (Studi Kasus: Maret 2016
Shaila Rustiana, Sinta Berliana S Adi Witono, Eddy Hermawan
Prosiding Nasional Sinas-Indraja 2016
Terbit
3.
Pemanfaatan Data Chirps Dalam Menginvestigasi Kemungkinan Terjadinya Dampak La-Nina di Pulau Jawa Setelah Pertengahan 2016 (Studi Kasus: Malang) Rainfall Prediction Of Cimanuk Watershed Regions With Canonical Correction Analysis (CCA)
Eddy Hermawan, Adi Witono, Sinta Berliana S, Shaila Rustiana
Prosiding Nasional Sinas-Indraja 2016
Terbit
4.
5.
Development of Statistical ARIMA Model: An Application for Predicting the Upcoming of MJO Index DISIAPKAN OLEH NSI
Shaila R, Sinta Berliana, Budi Nurani R, Atje SA, I Gede N Mj, Krismantoro, Eddy Hermawan Eddy Hermawan, Budi Nurani Ruchjana, Atje DIPERIKSA OLEH DSI
Di Proceeding Of Asian Mathematical Conference 2016.
Dipresentasikan pada acara “the Asian Mathematical DISETUJUI OLEH HAL
Terbit
Sedang proses cetak
Dalam Proses
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
Setiawan Abdullah, I Gede Nyoman Mindra Jaya, Sinta Berliana, dan Shailla Rustiana 6.
7.
Identification of HydroMeteorological Disaster In Padang, West Sumatera Indonesia Through The Analysis Of Temporal Variation In Rainfall Based On Surface And GPM Satellite Data Impact Of El Niño 2015/2016 Events On SST, Sea Surface Wind And Rainfall Pattern In Indonesia Continent Maritime
Arief Suryantoro
Dadang Subarna, et. al
8.
Vertical Wind And Vertical Wind Shear During Rainfall Event In EAR Kototabang On March 2016.
Ginaldi Ari, et. al
9.
Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Based Wind Observations At The Flood In Padang On June16, 2016
Krismianto
10.
Variability Of Sammer Monsoon Rainfall In Relation To IOD and ENSO (Case Study: Cilacap and Sleman, Yogyakarta)
Eddy Hermawan, et. al
11.
The Development Of Method Of Determining The Total Water Vapor From The GPS Data
Syafrijon, et. al
Extreme Rainfall Events When Active Madden-Julian Oscillation Entering The Western Region Of Indonesia (case study: Flood Events In Padang and Purworejo On June 2016) Seasonal Analysis For Extreme Hourly Rainfall Over Indonesian Maritime Continent And Its relationship With The Occurrences Of Mesoscale Convective Complexes (MCC)
Shaila Rustiana Eddy Hermawan, Adi Witono
12.
13.
DISIAPKAN OLEH NSI
Trismidianto, et. al
DIPERIKSA OLEH DSI
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 79
Conference (AMC)” di Bali, July 25-29, 2016
Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) DISETUJUI OLEH HAL
Penerbitan
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
14.
Climatology Of mesoscale Convective Complexes Over Irian Jaya And Surrounding Area During 15-Year Period
15
Emission Factor from Small Scale Peat Combustion.
Wiwiek Setyawati, Enri Damanhuri, Puji Lestari, Kania Dewi
16
Using WRF-ARW to Simulate Liquid Water Content (LWC) in Soroako Area.
Rahmawati Syahdiza, Nurjanna Trilaksono, Erwin Mulyana
Trismidianto, et. al
TGL. 11-01-2016 HAL. 80
Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Internasional Symposium on the 15th Anniversary og the Equatorial Atmosphere Radar (EAR)
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
PROSIDING NASIONAL Tabel 3. 20. Judul Prosiding Nasional No.
Judul
1.
Dampak Pemanasan Global Terhadap Lingkungan Atmosfer dan Pantai di Wilayah Pesisir Pameungpeuk Garut
2.
Penyebaran Pencemar Udara Kota Yogyakarta.
3.
Analisa Kondisi Hujan untuk Kejadian Banjir di Bandung dan Sekitarnya Pada Tanggal 12 Maret 2016 Berdasarkan Data GFMS dan Radar SPHS. “Analysis of Rain
Penulis Martono
Waluyo Eko Cahyono Sartika, Ginaldi Ari
Media Publikasi Seminar Nasional II Pengolahan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta, 12 Mei 2016 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintex 2016 Seminar Nasional Pengindraan Jauh 2016
Ket TERBIT
TERBIT
TERBIT
Condition for Genesis Flood in Bandung Area On March12, 2016 Based on GFMS and SPHS Radar Data” 4.
5.
6.
Penelitian Variabilitas Ozon, Co, Ch4 dan Uap air di Provinsi Riau Berbasis Data Satelit AQUA-AIRS Karakteristik Awal dan Panjang Musim di Indonesia.
Ninong Komala Suaydhi
Dampak Kejadian Indian Ocean DISIAPKAN OLEH NSI
Prosiding Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana, 28 Mei 2016 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016 Seminar Badan
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
TERBIT
TERBIT
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
7. 8.
9.
10
11.
12. 13. 14. 15. 16. 17.
18.
19. 20.
Dipole Terhadap Intensitas Upweling Di Perairan Selatan Jawa Seminar Badan Informasi Geospasial (BIG), 5 Okt 2016.
Martono
Pola Harian CO2 Permukaan di Palembang Berdasarkan Waktu Matahari untuk Pengamatan Dampak GMT terhadap Perubahan Laju Fotosintesa Identifikasi Dan Perbedaan Siang Malam Terhadap Ozon (O3) Dan Sulfur Dioksida (So2) Di Semarang
Sumaryati, Ginaldi Ari
Pengaruh Bilangan Sun Spot (Ssn) Terhadap Variasi Ozon Di Lapisan Mesosfer Dan Termosfer Indonesia Profil Vertikal Asam Nitrat (HNO3) di Stratosfer Indonesia Berbasis Satelit Identifikasi Sumber Polutan Berdasarkan trayektori Massa Udara di Semarang. Potensi long-range transport Polutan udara dari Cekungan Bandung. Variabilitas Disvergensi Fluks Radiasi Di Indonesia Estimasi Konsentrasi SO2 Ambien dengan Aerosol Optical Depth(AOD) Aktivitas Konvektif Klimatologis Wilayah Monsun Australia dan Trend nya Analisis Pola Spasio-Temporal dan Komparasi Hasil Downscaling CCAM untuk Parameter Curah Hujan tiga(3) jam-an Hubungan Sirkulasi Lokal Ekuatorrial dan Lintang Menengah dengan Sirkulasi Skala Makro Variasi Spasial dan Temporal ketebalan Optik Aerosol di Indonesia. Anomali Curah Hujan Bulanan di BMI Selama Fenomena El Niño 2015/2016 Pada Musim Basah.
DISIAPKAN OLEH NSI
Lilik S Supriatin Martono
Tuti Budiwati, Sumaryati, Dyah Aries Tanti ,Asri Indrawati Ninong Komalasari Novita Ambarsari
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 81
Informasi Geospasial (BIG), 5 Okt 2016. Proseding Seminar Nasional Geomatika 2016 SNSA-2015, Sainsa
SNSA-2015, Sainsa
SNSA-2015, Sainsa
TERBIT TERBIT
TERBIT
TERBIT
TERBIT
Novita Ambarsari
SNSA-2016
SUBMIT
Tuti Budiwati, dkk
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
Rosida,dkk
SNSA-2016
SUBMIT
Asri Indrawati, dkk
SNSA-2016
SUBMIT
Krismianto
SNSA-2016
SUBMIT
Haries Satyawardhana.
SNSA-2016
SUBMIT
Ina Juaeni, Syafrijon
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
Nani Chosilawati, Rosida Dadang Subarna, dkk
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
21.
22.
23. 24. 25.
26.
Penentuan Musim tanam, Jenis Varietas dan Teknik Budidaya Tanaman Padi Terkait Mitigasi Emisi Metana (Ch4) Metode Estimasi Konsentrasi Gas Rumah Kaca Waktu Lampau (Paleooklimatologi) Analisis Korelasi Angin ZonalMeridional Luaran Model Dinamik dan Data EAR di Kototabang Sumatra Barat. Pola Diurnal Curah Hujan di Jawa dan Bali Pada Episode Netral. Analisis Profil Vertikal CO di Indonesia Berbasis Data Satelit AQUA-AIRS
:Lilik S Supriatin
HAL. 82
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
Iis Sofiati
Seminar UNY 2016Jogyakarta
SUBMIT
Lely Qodrita
Seminar UNY 2016Jogyakarta Seminar Nasional Pengindraan Jauh (SINASJA – 2016)
SUBMIT
Seminar Nasional Pengindraan Jauh (SINASJA – 2016)
SUBMIT
Lilik S. Supriatin
Ninong Komala, Novita Ambarsari
Variasi Spasial-Temporal CO dan Ozon di Troposfer Atas di Indonesia Berbasis Satelit AQUA/AIRS.
TGL. 11-01-2016
Ninong Komala, Novita Ambarsari
SUBMIT
BULETIN PSTA Buletin ANTASENA adalah media komunikasi, diseminasi dan sosialisasi serta edukasi sains dan teknologi atmosfer dari penelitian/perekayasaan dan fungsional Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) lainnya kepada publik. News Value ANTASENA adalah masyarakat mendapatkan informasi tentang atmsofer khususnya kondisi Benua Maritim Indonesia (BMI) termasuk kebijakan yang berlaku. Atmosfer BMI adalah unik karena berada di wilayah ekuator di mana energi terbesar berada dan dikenal sebagai penggerak mula dinamika global. Perubahan iklim global seperti suhu akan berdampak kepada wilayah Indonesia. Upaya umat manusia untuk
mitigasi
dan
adaptasi
perubahan
iklim
terus
dilakukan.
Teknologi
pengamatan bumi dan pengembangan model atmosfer terus dilakukan, demikian juga infrastruktur terus dikembangkan. Buletin ANTASENA dapat menyapa pembacanya dua kali dalam setahun. Adapun Publikasi Ilmiah yang di publikasikan dalam Buletin ANTASENA adalah sebagai berikut:
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 83
Tabel 3. 21. Judul Makalah Ilmiah Pada Buletin Antasena No.
Judul
1.
Kemarau Basah dan Keraguan Petani
2.
Mencermati banjir dan longsor di Purworejo Jawa Tengah Juni 2016 melalui satelit GPM(Global Precipitation Measurement) Sistem Pemantauan Hujan (SANTANU). Uji Kinerja Conforma; Cubic Atmospheric Model (CCAM) Menuju Model Presdiksi).
3. 4.
Penulis Erma Yulihastin
Arief Suryantoro Ginaldi Ari, Tiin Sinatra Ina Juaeni
5.
Berburu Tropopause Dengan RASS di Kototabang
Soni Aulia Rahayu, Ina Juaeni, Ginaldi Ari
6.
Ice Water Content (IWC) dari MLS/AURA
Tiin Sinatra, Nani Cholianawati
7.
Yang Unik dari Srikandi
Novita Ambar sari, W. Eko Cahyono, Rosida, Nani Cholianawati
8.
Mengapa Angin Lembah Terjadi pada Siang hari dan Angin Gunung pada Malam Hari. Komunikasi Pimpinan Tingkat Kinerja Organisasi Bulat atau Datar?
9. 10. 11. 12.
13. 14. 15. 16.
Lilik S Supriatin Sudirman Saipul Hamdi
Visualisasi Produk Profil Atmosfer (Modo7 Menggunakan IDL/ENVI Tutorial dasar-dasar mengolah data Modis (level 2) dengan Python (Anaconda) (Windows).
Nani Cholianawat
Management Emisi Ch4 (Metan) Untuk Lingkungan Bumi yang Berkelanjutan Banjir di Bandung.
Lilik S Supriatin
Mengulas Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan terhadap Polusi Udara di Indonesia Amonia di Atmosfer.
DISIAPKAN OLEH NSI
Candra Nur Ihsan
Tiin Sinatra, Sinta Berliana Dessy Gusnita Asri Indrawati
DIPERIKSA OLEH DSI
Media Publikasi
Ket
Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016 Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016
Terbit
Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016
Terbit
Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016 Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016 Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016
Terbit
Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016 Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016 Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016 Buletin Antasena Edisi Jan s.d Juni 2016
Terbit
Buletin Antasena Edisi Jul s.d Des 2016 Buletin Antasena Edisi Jul s.d Des 2016 Buletin Antasena Edisi Jul s.d Des 2016 Buletin Antasena Edisi Jul s.d Des 2016
Terbit
DISETUJUI OLEH HAL
Terbit
Terbit
Terbit Terbit
Terbit Terbit Terbit Terbit
Terbit Terbit Terbit
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
17.
Duka kembali menyapa, banjir bandang terjadi di Garut pada 20 September 2016.
Arief Suryantoro, Krismianto, Sartika, Shaila Rostiana.
Gambar 3. 20. Buletin Antasena Edisi 1
TGL. 11-01-2016 HAL. 84
Buletin Antasena Edisi Jul s.d Des 2016
Terbit
Gambar 3. 21. Buletin Antasena Edisi 2
(Januari-Juni 2016)
(Juli-Desember 2016)
Majalah Non-Akreditasi Tabel 3. 22. Judul Publikasi Ilmiah Pada Majalah Non- Akreditasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Judul
Penulis
Media Publikasi
Keterangan
Aspek Positif Transportasi Online Pada Kualitas Udara Instalasi Pengolah Udara Berlimbah Gas Rumah Kaca (Co2 dan CH4) Modifikasi Cuaca dari Dahulu hingga Kini Analisis hasil hindcast POAMA untuk wilayah Indonesia Aspek Positif Gojek dan Transportasi on line pada kualitas udara Rainfall Evapotranspirasi dan Perubahan Iklim.
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
TERBIT
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
TERBIT
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
TERBIT
Sumaryati
Media Dirgantara
SUBMIT
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
SUBMIT
Fanny, Sinta Berlianan.
Media Dirgantara
SUBMIT
Kabut Menyelimuti Indonesia
Tuti Budiwati
Media Dirgantara
SUBMIT
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
3.3.2
TGL. 11-01-2016 HAL. 85
KERJASAMA
Pada tahun 2016 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer telah melakukan dua kerjasama yaitu dengan PT Aero Terra Indonesia Bandung dan dengan Universitas Bina Darma Palembang. Tabel 3. 23. Kerjasama PSTA Tahun 2016
No. 1.
Institusi PT. Aero Terra Indonesia
Bidang Waktu Penelitian dan pengembangan 23 Agustus 2016 Teknologi penerbangan nirawak bersama, melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi observasi atmosfer vertical bersama dengan melaksanakan pengembangan misi dan muatan pesawat terbang nirawak bersama.
2.
Universitas Bina Darma
Penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan diseminasi informasi kualitas udara untuk wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya.
29 November 2016
Kerjasama Dengan Universitas Bina Darma Palembang Kerjasama antara PSTA dan Universitas Bina Darma telah ditandatangani
pada 29 November 2016 di Palembang. Maksud Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk mensinergikan sumber daya kedua belah pihak untuk mendukung kegiatan diseminasi informasi kualitas udara berbasis satelit. Selain itu juga untuk mengatur pelaksanaan kerjasama penelitian, pengembangan, perekayasaan dan diseminasi informasi kualitas udara untuk wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 86
Gambar 3. 22. Penandatanganan PKS antara LAPAN dengan UBD Palembang di Palembang 29 Nopember 2016
Kerjasama Dengan PT Aero Terra Indonesia Bandung Kerjasama antara LAPAN dengan PT. AERO TERRA INDONESIA telah
disepakati dalam dokumen resmi pada 23 Agustus 2016 di Jakarta. Maksud dan tujuan dari Perjanjian Kerja Sarna ini adalah sebagai dasar kedua belah pihak dalarn melaksanakan penelitian, pengernbangan dan pernanfaatan teknologi penerbangan nirawak.
Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi
penerbangan nirawak bersama, melaksanakan teknologi
observasi
atmosfer
vertikal
penelitian dan pengembangan
bersama
dengan
melaksanakan
pengembangan misi dan muatan pesawat terbang nirawak bersama. Dalam pelaksanaan ini LAPAN diwakili oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Pusat Teknologi Penerbangan dan Biro Kerja Sama, Humas dan Umum. 3.3.3
STANDAR PENGOLAHAN DATA Tabel 3. 24. Standar Pengolahan Data
No
Standar Pengolahan Data
1
Pedoman Standar Pengolahan Data Modis Satelit Tera/Aqua Produk Atmosfer
2
Pedoman Standar Pengolahan Data MTSAT/Himawari-8 Produk Atmosfer
3
Pedoman Pengolahan Data Radar X-Band untuk Parameter Atmosfer
4
Pedoman Pengolahan Data Atmosfer DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 87
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 di Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer
adalah
penyusunan
dokumen
pedoman
dan
standar
pengolahan data atmosfer dari satelit Himawari-8, yang merupakan bagian dari tugas dan indikator kinerja LAPAN sebagai instansi yang memiliki tugas dalam bidang
satelit
penginderaan
jauh.
Satelit
Himawari-8
merupakan
satelit
geostasioner yang dioperasikan oleh Japan Meteorologial Agency (JMA) dengan misi multi-fungsi termasuk pemantauan cuaca. Satelit ini berada di ekuator pada 145° BT serta dapat memantau wilayah Indonesia secara terus-menerus, sehingga sangat penting untuk memantau kondisi atmosfer di atas wilayah Indonesia. Satelit ini memiliki imager multi-spektral dengan 16 kanal panjang gelombang termasuk visible, near infra-red, dan infra-red untuk pengamatan awan. Hasil dari kegiatan ini adalah draft pedoman dan standar pengolahan data Himawari-8 yang selanjutnya akan diproses oleh Pusat Teknologi Informasi dan Standarisasi Penerbangan dan Antariksa menjadi sebuah pedoman dan standar yang berlaku di lingkungan LAPAN dan di lingkungan nasional. Untuk itu telah diusulkan pembentukan sebuah Komisi Teknis yang terdiri dari perwakilan dari pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha untuk memproses lebih lanjut mengenai pengajuan dan penetapan pedoman ini. 3.3.4
STANDAR PENGELOLAAN DATA Data atmosfer dan knowledge base atmosfer merupakan hasil produk Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer yang nyata dan mempunyai nilai yang tak terhingga. Dengan melimpahnya data, membutuhkan pengelolaan data dalam bentuk sistem basis data atmosfer yang mengterintegrasikan sistem pengamatan, jaringan komunikasi dan layanan informasi sains dan teknologi atmosfer kepada pengguna. Pelayanan data harus menghasilkan layanan Informasi Publik yang berkualitas. Kualitas adalah ukuran seberapa dekat produk/jasa sesuai dengan standar tertentu. Standar berkaitan dengan waktu, bahan, kinerja, keandalan, atau karakteristik yang dapat di kuantifikasikan.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 88
Dalam rangka pelaksanaan Program Basis Data Atmosfer Indonesia, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, dipandang perlu untuk menetapkan Tatakelola Inventarisasi, Pengelolaan dan Pendistribusian Data. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah penyusunan pedoman dan standar pengelolaan data di lingkungan LAPAN yang dimaksudkan sebagai acuan di lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer dalam pengumpulan, pengelolaan, pelayanan data, juga standar operasional prosedur. Tujuan dari kegiatan ini adalah: a. Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
mampu
mengumpulkan,
mengelolaan, melayanani data, juga standar operasional prosedur tentang kegiatan dan produk unit kerjanya secara akurat dan tidak menyesatkan; b. Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
mampu
mengumpulkan,
mengelolaan, melayanani data, juga standar operasional prosedur secara cepat dan tepat waktu; c. Pejabat Pengelola data
mampu memberikan pelayanan data
secara
cepat dan tepat waktu dengan biaya ringan dan cara sederhana. Pedoman dan standar pengelolaan data ini meliputi penjelasan mengenai pengumpulan, pengelolaan, pelayanan data, juga standar operasional prosedur di lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN. 3.3.5
COMPETENCY GAP INDEX
Cilacap: Bimtek Poklit Perubahan Iklim. Hasil rata-rata pre-test 83,81 dan posttest 89,23 sehingga terdapat selisih 5,42. Dengan demikian kenaikan prosentasi keberhasilan sekitar 6,47% Cirebon: Bimtek Poklit Lingkungan Atmosfer. Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer dapat disebut berhasil dengan keberhasilan perbedaan sebelum dan setelah pemaparan materi oleh narasumber sebesar 25% Bandung: Bimtek Poklit Potensi Bencana Hidrometeorologi DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 89
Yogyakarta: Bimtek Poklit Atmosfer Maritim. 3.3.6
NILAI AKIP Dalam rangka Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer telah di evaluasi oleh Inspektora. Evaluasi dilaksanakan terhadap 5 (lima) komponen besar manajemen kinerja, yang meliputi: Perencanaan Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal dan Capaian Kinerja. Hasil Evaluasi tersebut dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran 0 s.d 100. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mendapat nilai 81,64 atau dengan predikat penilaian “A (Memuaskan)”. Adapun rincian hasil penilaian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. 25. Nilai AKIP PSTA Tahun 2016 Komponen yang Dinilai a b c d e
Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Internal Capaian Kinerja Nilai Hasil Evaluasi
3.3.7
2014 Bobot Nilai 35 20 15 10 20 100
26,28 15,98 12,79 5,33 16,67 77,05
2015 Bobot Nilai 30 25 15 10 20 100
27,09 15,83 13,53 6,69 18,50 81,64
Nilai Rata – rata Tahun 2015 24,17 15,70 12,46 6,93 17,44 76,70
PUI DAN AKREDITASI LAB KIMIA
AKREDITASI LABORATORIUM KIMIA PSTA Akreditasi diperlukan untuk menjamin mutu dari suatu lembaga penelitian. Selain itu untuk masyarakat umum, akreditasi juga bisa menjadi alat untuk mengukur kesiapan dan kehandalan suatu litbang dalam melakukan proses penelitian. Laboratorium kimia PSTA yang telah dikembangkan sejak tahun 1980an untuk pengukuran parameter kimia air hujan perlu diakreditasi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat umum. Untuk itu laboratorium kimia PSTA melakukan proses akreditasi ke KAN untuk menjamin pengakuan yang diberikan
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 90
oleh Badan Akreditasi mengenai kompetensi dan kemampuan laboratorium untuk menghasilkan data yang dapat diterima oleh pengguna tanpa ada keraguan. Proses akreditasi yang telah dilakukan meliputi penyiapan dokumendokumen, pelatihan audit internal manajemen mutu sesuai SNI ISO/IEC 17025, pelaksanaan audit internal dan kaji ulang manajemen, kemudian mendaftarkan semua dokumen dan kelengkapan persyaratan ke KAN, setelah itu dilakukan assessment awal oleh assessor dari KAN untuk ditindaklanjuti dalam bentuk tindakan perbaikan. a) Matriks Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen Rekapitulasi informasi aktivitas perencanaan-penyiapan dokumen dalam rangka akreditasi laboratorium kimia PSTA tahun 2016 ditampilkan pada Tabel 3.26 berikut: Tabel 3. 26. Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen No
Aktivitas dalam Perencanaan Akreditasi Pembuatan, penyiapan dan finalisasi dokumen
Deskripsi Singkat Perkembangan Dokumen telah disiapkan sejak bulan Maret hingga Juni 2016
2
Implementasi Sistem Mutu
3
Pelatihan Audit Internal (teori & praktek)
4
Pelaksanaan Audit Internal
Implementasi system mutu dilakukan sejak bulan Juni hingga Desember 2016 Pelatihan audit internal telah dilakukan pada bulan Juni 2016 agar personil memahami kegiatan audit internal yang akan dilakukan Pelaksanaan audit internal dilakukan di Bulan Juli 2016
5
Pelaksanaan Kaji Ulang Manajemen
1
DISIAPKAN OLEH NSI
Kaji ulang manajemen telah dilakukan di bulan Agustus tahun 2016 DIPERIKSA OLEH DSI
Rencana Tindak Lanjut Perbaikan-perbaikan dokumen terus dilengkapi hingga pelaksanaan pendaftaran dan proses assessment I Akan terus dilanjutkan di tahun 2017 Setelah dilakukan pelatihan, tindak lanjutnya adalah pelaksanaan audit internal Hasil yang diperoleh pada kegiatan audit internal dibahas lebih lanjut pada kegiatan kaji ulang manajemen Tindak lanjut kaji ulang manajemen akan dilaksanakan oleh setiap personil dan DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
6
Pendaftaran ke KAN
Pendaftaran dilakukan pada bulan Agustus tahun 2016 minggu ke3
7
Pelaksanaan assessment I
Assessment I dilakukan pada bulan November 2016 dan ditemukan 16 butir ketidaksesuaian
8
Saat ini masih dilakukan tindakan perbaikan hingga batas waktu yang sudah ditentukan
TGL. 11-01-2016 HAL. 91
perbaikan sistem mutu laboratorium Setelah pendaftaran kemudian diperoleh informasi dari KAN mengenai pelaksanaan assessment awal Perbaikan ketidaksesuaian dilakukan hingga batas waktu tanggal 17 Februari 2016
b) Matrik informasi assessment-audit Rekapitulasi informasi aktivitas assessment-audit dalam rangka akreditasi laboratorium kimia PSTA tahun 2016 ditampilkan pada table berikut: Tabel 3. 27. Informasi Assessment-Audit No 1
2
Aktivitas dalam AssessmentAudit Aktivitas audit internal meliputi : Pemeriksaan dokumen dan kelengkapan persyaratan akreditasi laboratorium Pengisian daftar periksa evaluasi kinerja laboratorium untuk pengujian parameter lingkungan berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 Pemeriksaan kondisi laboratorium Aktivitas dalam assessment awal
Deskripsi Singkat Perkembangan
Rencana Tindak Lanjut
8 temuan minor berupa ketidaklengkapan dokumen
melengkapi/ memperbaiki dokumen hingga batas waktu maksimal di awal September 2016
meliputi : Asesmen persyaratan manajemen : tinjauan penerapan dan pelaksanaan sistem mutu, audit internal, kajiulang manajemen, pengendalian rekaman, program penjaminan mutu, programprogram improvemen, pelaporan DISIAPKAN OLEH NSI
Telah
ditemukan Rencana penyelesaian 16 butir tindakan ketidaksesuaian perbaikan hasil assessment I : dengan rincian tanggal 17 Februari 2017
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
hasil, rekaman personil, progam pelatihan, daftar inventaris alat dan status kalibarasi, bahan kimia dan bahan acuan dan wawancara calon penanda tangan sertifkat hasil uji. Asesmen persyaratan teknis pengujian air dan udara Pembuatan laporan dan konfirmasi temuan
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 92
sebagai berikut : Kategori 1 : 1 Kategori 2 : 12 Kategori 3 : 3
c) Tahapan yang sudah dilakukan sampai dengan proses assessment atau verifikasi oleh tim asesor dari KAN yang sudah dilakukan pada tanggal 17-18 November 2016. Dari hasil assessment diperoleh beberapa temuan ketidaksesuaian yang dapat diperbaiki hingga batas waktu selama tiga bulan dari proses assessment dilakukan. Adapun status proses akreditasi laboratorium kimia PSTA saat ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3. 23. Kegiatan Asessment Laboratorium Kimia 3.3.8
PENGEMBANGAN PERALATAN
3.3.8.1 SISTEM PENERIMA SATELIT HIMAWARI-8 Salah satu sasaran strategis dari PSTA adalah tersedianya Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) berbasis pengamatan, prediksi dan pengetahuan sains atmosfer untuk mendukung pengambilan keputusan kebijakan DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 93
dan manajemen oleh kementerian-kementerian terkait dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan. Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur.
Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
meningkatkan kualitas keputusan kebijakan dan manajemen oleh kementeriankementerian terkait dengan memanfaatkan data dan informasi yang cepat, tepat, akurat serta mudah diakses dan diperoleh. DSS sangat mebutuhkan data observasi terutama data cuaca atau parameter atmosfer. Salah satu data atmosfer yang sangat penting untuk DSS adalah data hasil atmosfer hasil dari observasi satelit karena datanya dapat diperoleh secara nearrealtime dengan cakupan wilayah yang luas. Salah satu jenis satelit yang mampu memantau cuaca adalah satelit Geostationary Meteorological Satellites
(GMS)/Satelit
Meteorologi
Geostasioner
yaitu
salah
satu
satelit
meteorologi berorbit geostasioner yang dioperasikan oleh Japan Meteorological Agency (JMA). Selama beberapa tahun beroperasi, satelit GMS telah mengalami beberapa kali pergantian satelit yaitu mulai dari GMS, GMS-1, GMS-2, GMS-3, GMS4, GMS-5, Multifunctional Transport Satellites (MTSAT)-1R, MTSAT-2, dan hingga saat ini yang operasional adalah satelit Himawari-8. Sejak tahun 2009, PSTA-LAPAN telah memiliki sistem penerima dan akuisisi data MTSAT. Sistem penerima dan akuisisi data MTSAT sangat berguna bagi PSTA. Dengan memiliki sistem tersebut, PSTA dapat memperoleh data MTSAT dengan sangat cepat sehingga dapat dikembangkan menjadi produk-produk yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat seperti Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) dan Sitem Informasi Liputan Awan (SILAW). Data MTSAT yang dapat diperoleh dengan sangat cepat tersebut juga sangat berguna untuk analisis kebencanaan terkait atmosfer seperti analisis kecelakaan pesawat terbang terkait cuaca, bencana banjir, bencana tanah longsor, dan lain-lain. Data MTSAT juga sangat berguna bagi para peneliti di lingkungan PSTA karena dapat menunjukkan
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 94
kondisi atmosfer dalam area yang sangat luas dengan resolusi temporal yang sangat tinggi. Mulai 4 Desember 2015, operasional satelit MTSAT-2 sudah berakhir dan digantikan secara sepenuhnya oleh satelit Himawari-8. Sistem penerima satelit Himawari-8 sangat berbeda dengan sistem penerima data satelit MTSAT sehingga sejak 4 Desember 2015, PSTA sudah tidak menerima data satelit cuaca MTSAT lagi padahal datanya sangat penting. Terkait dengan hal tersebut maka PSTA sangat perlu memiliki sistem penerima data satelit Himawari-8 sehingga penelitian dan pelayanan serta pengembangan produk-produk yang menggunakan data satelit cuaca dapat dilanjutkan. Sebetulnya data Himawari-8 sudah dapat diunduh secara online namun tidak bisa secara near realtime (ada jeda waktu yang cukup lama). Padalah sesuai untuk kebutuhannya, data Himawari-8 harus diperoleh dengan near realtime sehingga meskipun data Himawari-8 sudah dapat diunduh secara online namun PSTA tetap harus memiliki receiver sendiri karena kebutuhan data Himawari 8 bagi PSTA adalah near realtime. Untuk mencapai sasaran-sasaran sebagaimana telah diuraikan di bagian latar belakang, maka salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 di PSTA adalah kegiatan Sistem Penerima dan pengolah Data GMS. Program Kegiatan Pengadaan Pengadaan Sistem Penerima dan pengolah Data GMS ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya pengamatan observasi di PSTA sehingga sesuai dengan kebutuhan tupoksi untuk keperluan observasi data parameter atmosfer dengan cakupan observasi yang luas dan near realtime. 3.3.8.2 SISTEM PENERIMA RADIOSONDE Teknologi Roket LAPAN semakin berkembang, diameter roket yang dihasilkan semakin besar. Butuh kerja keras dan dana yang sangat besar untuk pengembangan roket tersebut. Melihat dari upayanya yang sangat besar maka keberhasilan peluncuran roket sangat mutlak. Faktor sekecil apapun yang dapat
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 95
mengakibatkan kegagalan dalam peluncuran roket harus diantisipasi dan cuaca merupakan salah satu faktor yang harus diantisipasi. Dalam peluncuran roket, parameter atmosfer secara vertikal wajib diketahui untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan kondisi cuaca. Parameter atmosfer secara vertikal dapat diketahui dengan menggunakan radiosonede. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu komponen dari DSS adalah fasilitas observasi sehingga untuk membantu kelancaran peluncuran roket yang semakin berkembang maka PSTA harus memiliki sistem pemantau parameter atmosfer secara vertikal seperti radioseonde. Untuk mencapai sasaran-sasaran sebagaimana telah diuraikan di bagian latar belakang, maka salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 di PSTA adalah kegiatan Pengadaan Sistem Pemantau Parameter Atmosfer Vertikal. Program Kegiatan Pengadaan Pengadaan Sistem Pemantau Parameter Atmosfer Vertikal ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya pengamatan observasi di PSTA sehingga sesuai dengan kebutuhan tupoksi untuk keperluan observasi data parameter atmosfer secara vertical yang dapat digunakan untuk penelitian maupun untuk membantu dalam persiapan peluncuran roket LAPAN yang semakin berkembang. 3.3.9
WBK/WBBM Terkait Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Permenman RB) Nomor 52 tahun 2014. Permenpan tersebut mengatur tentang Zona Integras menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani
(WBBM).
WBK
dan
WBBM
bukan
untuk
katagori
kementrian/lembaga tetapi untuk unit kerja atau satuan kerja dibawah suatu kemetrian/lembaga. Tahun ini LAPAN mengajukan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) menjadi kandidat WBK dan WBBM. Zona integritas merupakan predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan/jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 96
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas layanan publik. Evaluasi/penilaian mandiri dilaksanakan terhadap 6 (enam) komponen pengungkit Tatalaksana, Penguatan
dengan
bobot
Penataan Pengawasan
60%
yaitu:
Manajemen dan
SDM,
Manajemen Penguatan
Peningkatan
Kualitas
Perubahan,
Penataan
Akuntabilitas
Kinerja,
Pelayanan
Publik.
Evaluasi/Penilaian mandiri juga menilai hasil terhadap 2 (dua) sasran utama yang merupakan unsur indikator hasil dari tujuan dasasaran reformasi birokrasi dengan bobot 40% yaitu: terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN, dan Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kepada Masyarakat. Hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai 0 s.d 100, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mendapat nilai 81,50 atau dengan predikat penilaian “A (Memuaskan)”. Adapun rincian hasil penilaian, adalah sebagai berikut: Tabel 3. 28. Nilai WBK/WBBM PSTA Tahun 2016 I.Komponen Pengungkit (60%) a. b. c. d. e. f.
Bobot
Manajemen Perubahan Penataan Tatalaksana Penataan Sistem Manajemen SDM Penguatan Akuntabilitas Kinerja Penguatan Pengawasan Penguatan Kualitas Pelayanan Publik
5,00 5,00 15,00 10,00 15,00 10,00 60
Total Pengungkit II. Unsur Indikator Hasil (40%)
Bobot
Nilai 2,39 2,92 14,09 9,76 8,99 8,36 46,50
Nilai
Capaian 47,72% 58,40% 93,93% 97,64% 59,90% 83,58% 77,51%
Capaian
a.
Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN - Nilai persepsi korupsi (survei eksternal) - Persentase penyelesaian THLP
20,00
18,50
92,50%
b.
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat - Nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal)
20,00
16,50
82,50%
40 100
35,00 81,50
87,50% 81,50%
Total Hasil Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 97
Gambar 3. 24. Penilaian Mandiri WBK/WBBM
Gambar 3. 25. Sosialisasi WBK/WBBM 3.3.10
KEGIATAN TRAINING
3.3.10.1 TRAINING EQUATORIAL ATMOSPHERIC RADAR (EAR) DAN RADIO ACCOUSTICS SOUNDING SYSTEM (RASS) Peningkatan pengetahuan dalam mikrofisika dan dinamika atmosfer dapat diperoleh dengan riset proses yang komprehensif dan didukung oleh peralatan pendukung observasi dengan resolusi yang sangat tinggi, seperti radar atmosfer
Equatorial Atmospheric Radar (EAR). Manfaat data EAR, RASS dan Radiosonde bagi penelitian di Indonesia sudah sangat jelas akan tetapi pada kenyataannya DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 98
penelitian tidak berkembang sesuai harapan. Kemampuan mengoperasikan dan wawasan peneliti tentang tiga alat tersebut di atas sangat terbatas. Publikasi ilmiah terkait penggunaan tiga alat di atas juga sangat minim, terutama yang berskala Internasional. Berdasarkan hal tersebut dipandang perlu untuk melakukan pelatihan secara komprehensif (teori dan praktek) dengan mendatangkan narasumber yang menguasai secara lengkap EAR dan RASS. Tempat pelatihan dipilih di Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer AGAM, Sumatera Barat dengan alasan agar teori dasar yang diperoleh dapat secara langsung diaplikasikan karena semua instrument berada disana dan di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Bandung. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 1 - 4 November 2016 bertempat di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Bandung dan tanggal 21 – 24 November 2016 bertempat di BPAA Agam dan di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA). Pelatihan ini bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti tentang cara mengoperasikan, membaca dan mengolah data EAR dan RASS, serta melihat secara langsung operasional EAR dan RASS. Narasumber untuk pelatihan ini adalah Prof. Toshitaka Tsuda dan Prof. Hiroyuki Hasiguchi, mereka dari RISH, Kyoto University yang merupakan penggagas adanya peralatan tersebut di Indonesia.
Gambar 3. 26. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics Sounding System (Rass) Di PSTA - LAPAN DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 99
Gambar 3. 27. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics Sounding System (Rass) Di BPAA AGAM - LAPAN 3.3.10.2 Training Penggunaan Automatic Identification System (AIS)
Terrestrial untuk DSS SEMAR Kegiatan
Bimtek
Penggunaan Automatic
Identification System (AIS)
Terresttrial untuk DSS SEMAR dilakasanakan di Kantor PSTA-LAPAN Bandung pada tanggal 28 Oktober 2016. Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan bimbingan teknis dari Pusteksat ke internal PSTA terkait pemanfaatan data AIS LAPAN A2 dan tool peralatan yang digunakan.
Gambar 3. 28. Kegiatan Bimtek Penggunaan Automatic Identification System (AIS) Terresttrial untuk DSS SEMAR DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 100
3.3.10.3 Training ISO17025 Untuk memenuhi kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, Laboratorium Kimia Basah Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN harus memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008, serta memenuhi syarat dan aturan akreditasi laboratorium penguji parameter kualitas lingkungan asesmen gabungan KAN dengan KNLH Hal
ini
sesuai
Keputusan
Menteri
Negara
Riset
dan
Teknologi
Nomor
465/IV.2.06/HK.01. 04/9/92 tahun 1992 yang diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 13 tahun 1997 dan terakhir dengan Keputusan Prsiden Nomor 78 Tahun 2001 tentang Komite Akreditasi Nasional. Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah
badan
yang
berwenang
untuk
mengakreditasi
kegiatan
penilaian
kesesuaian/standardisasi di Indonesia. Dengan melakukan akreditasi tersebut maka laboratorium kimia basah Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer akan mempunyai kemampuan/kompeten dalam pengujian/kalibrasi dan pengambilan contoh air hujan dan sampel udara. Untuk itu dalam mengembangkan sistem mutu, administrasi
dan
teknis
dalam
melakukan
kegiatannya
harus
memenuhi
persyaratan ISO/IEC 17025: 2008, sehingga laboratorium akan menghasilkan data yang
memenuhi
syarat
QA/QC
(Quality
Assurance/Quality
Control) untuk
menunjang kegiatan keilmiahan di lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2009 Tentang Laboratorium Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Standardisasi Kompetensi Personil dan Lembaga Jasa Lingkungan; yaitu berkaitan dengan tanggung jawab laboratorium
untuk menjamin akuntabilitas jasa pengujian parameter kualitas
lingkungan bagi penyedia dan pengguna jasa, diperlukan laboratorium lingkungan yang memenuhi persyaratan kompetensi. Untuk mendapatkan sertifikat akreditasi sebagaimana dimaksud diatas, maka laboratorium harus memenuhi:
ISO/IEC
17025 edisi termutakhir tentang persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 101
Mengingat perlunya membangun sistem manajemen mutu di lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN. Untuk itu perlu dilakukan suatu diklat yang dapat mendorong peningkatan pemahaman manajemen dan data-data produk pengukuran dari alat dan labororatorium yang terkalibrasi dan dioperasikan oleh tenaga yang kompeten di bidangnya yaitu dalam In House Training. Selain itu untuk menjadi pusat unggulan maka diperlukan pemahaman manajemen dan teknis standarisasi laboratorium. Maka diperlukan diklat audit sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 19011: 2005. Oleh karena itu PSTA telah melaksanakan kegiatan In House Training audit internal sistem manajemen mutu sesuai SNI ISO 19011: 2005 pada tanggal 23 Juni 2016 dengan jumlah peserta 39 orang.
Gambar 3. 29. Foto Bersama Kegiatan Training ISO17025 3.3.10.4 ESQ Untuk mencapai visi PSTA, selain didukung faktor utama kompetensi SDM dan fasilitas pranata litbang, perlu didukung budaya kerja dan penerapan sistem nilai luhur organisasi. Sistem nilai itu adalah: 1. Pembelajar, yaitu selalu berusaha menambah ilmu/pengetahuan, keahlian sert menyesuaikan diri dengan prubahan 2. Rasional, semua kegiatan haru bisa dipertanggungjawabkan secra ilmiah, dipahami oleh akal sehat DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 102
3. Konsisten, semua kegiatan dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan,jangka pendek, menengah dan panjang 4. Akuntabel,
biaya
kegiatan
yang
dilaksanakan
harus
bisa
dipertanggungjawabkan melalui mekanisme audit internal dan eksternal 5. Orientasi layanan publik, selalu berusaha memberikan layanan kepada pengguna sesuai dengan peraturan yang berlaku. Budaya kerja dan sistem nilai itu harus dipahami dan melekat di setiap jiwa SDM PSTA, sebagai dasar moril pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing. Untuk memberikan refreshsing pemahaman dan kekuatan mental spiritual, PSTA telah melaksanakan Training Internalisasi Budaya Kerja dan ESQ Capacity Building kepada seluruh personil yang terlibat di PSTA. Kegiatan dilaksanakan bekerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten di bidangnya. Training ESQ dilaksanakan pada hari Rabu 7 September 2016 di Nature Hill, Cisarua-Lembang, Kabupaten Bandung. Peserta ESQ sebanyak 117 orang yaitu seluruh pegawai PSTA.
Gambar 3. 30. Foto Bersama Peserta ESQ
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 103
3.3.10.5 Training Lainnya Untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pegawai selama tahun 2016, pegawai Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer telah mengikuti beberapa training atau bimtek, adapun rekapitulasinya sebagai berikut: Tabel 3. 29. Rekapitulasi Training yang di Ikuti Pegawai PSTA Tahun 2016 JUMLAH PESERTA
JUMLAH PESERTA
TANGGAL PELAKSANAAN
TEMPAT
I. DIKLAT/BIMTEK ADMINISTRASI Diklat dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2016
4 Pegawai
Kantor LAPAN Pusat, Jakarta
1-4 Agustus 2016
Bimtek Sertifikasi Fungsional Arsiparis Tk. Ahli
2 Pegawai
27-28 September 2016
di Arsip Nasioanl RI Jl. Ampera No. 7 Jakarta.
Sosialisasi Pedoman Tata Naskah Dinas dan Bimbingan Teknis ETakah
3 Pegawai
28-29 September 2016
di Hotel Salak Tower Jl. Salak No.38-40, Bogor, Jawa Barat.
Diklat Arsiparis Tingkat Ahli
1 Pegawai
21 September – 21 Oktober 2016
Hotel Ibis, Bandung
Diklat Agen Perubahan Lanjutan (Pelatih Utama)
2 Pegawai
31 Oktober s.d 1 November 2016
Kantor LAPAN Pusat, Jakarta
Bimtek Kehumasan LAPAN
1 Pegawai
7-15 November 2016
Kantor LAPAN Pusat, Jakarta
Bimtekdan praktek penyelesaian kusus disiplin pegawai dan penyelesaian kasus perceraian
2 Pegawai
14-15 November 2016
Kantor LAPAN Pusat, Jakarta
Pendidikan dan Pelatihan Change Leader,
1 Pegawai
7-10 Desember 2016
di Hotel Grand Wahid, Salatiga, Jawa Tengah.
Bimtek Teknis Drafting Paten
4 Pegawai
30-31 Agustus 2016
LAPAN Pusat, Jakarta
Bimtek Teknis Metodologi Penelitian (Biaya: Ditjen Sumber Daya IPTEK dan Perguruan Tinggi)
3 Pegawai
7-10 November 2016
Hemangini Hotel, Jl. Dr. Setiabudi No. 66, Bandung
II. DIKLAT/BIMTEK TEKNIS
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
3.3.11
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 104
SEMINAR, OPEN HOUSE, PAMERAN, ULANG TAHUN EAR KE-15
Seminar Nasional Sains Atmosfer (SNSA) Pada tanggal 21 April 2016, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menyelenggarakan seminar dengan tema “Kontribusi Sains dan Teknologi Atmosfer serta Aplikasinya untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional”. Seminar Nasional Sains Atmosfer (SNSA) 2016 telah dilaksanakan sebagai suatu seminar tahunan yang difasilitasi oleh LAPAN untuk mempertemukan para pakar dan peneliti dari berbagai instansi dan perguruan tinggi serta pengguna terkait untuk saling berdiskusi membangun jejaring tentang cuaca dan iklim, komposisi atmosfer, perkembangan teknologi atmosfer, dan ruang lingkup sains atmosfer lainnya. Selain itu, seminar ini diharapkan juga menjadi tempat untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan di dalam menghadapi fenomena-fenomena atmosfer dan iklim yang terjadi saat ini yang pada akhirnya diharapkan akan memacu kualitas penelitian dan pengembangan sains dan teknologi atmosfer yang dapat berkontribusi dalam peningkatan daya saing nasional. Peserta seminar ini terdiri dari peserta pemakalah dan peserta undangan. Total peserta yang hadir pada SNSA 2016 adalah sebanyak 167 orang yang terdiri dari 65 orang pemakalah dan 98 orang undangan.
Gambar 3. 31. Dokumentasi Kegiatan Seminar SNSA Tanggal 21 April 2016
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 112
3.3.13.3 WEBSITE PSTA Layanan informasi online ini bertujuan untuk memudahkan pengguna layanan informasi baik itu instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat umum untuk mengakses informasi mengenai variabilitas PSTA.
Gambar 3. 38. Tampilan Layanan Informasi Sains dan Teknologi Atmosfer Online pada website LAPAN Layanan mengenai PSTA dapat diakses melalui tautan : http://psta.lapan.go.id Informasi yang dapat diakses melalai web PSTA yaitu: 1. Profil PSTA mencakup SDM, Struktur Organisasi, Fasilitas, Tugas Pokok dan Fungsi serta Dokumen Kinerja 2. Layanan Data dan Informasi mencakup Basis Data Atmosfer Indonesia (BISMA), Informasi Dini Bencana Berbasis Satelit (SADEWA), Bimtek Online, Variabilitas Iklim Indonesia, Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia 3. Publikasi dan Artikel mencakup Publikasi ilmiah peneliti PSTA berupa Prosiding, Jurnal dan Buku Ilmiah serta Artikel di Majalah dan Buletin 4. Berita mencakup Berita PSTA, PSTA@Media dan Berita Sains 5. Peta Situs
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
3.4
TGL. 11-01-2016 HAL. 113
AKUNTABILITAS KEUANGAN Tahun anggaran 2016, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer memiliki sumber
dana dari DIPA sebesar Rp. 22.441.000.000,- (dua puluh dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah), setelah mengalami penghematan anggaran menjadi Rp. 22.196.000.000,- (dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah). Nilai daya serap penggunaan dana/anggaran DIPA 2016 sampai dengan bulan Desember 2016, mencapai
94.78 % atau sebesar Rp. 21.036.700.817,-
(dua puluh satu miliar tiga puluh enam juta tujuh ratus ribu delapan ratus tujuh belas rupiah). Sumber daya keuangan (Dana) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer-LAPAN adalah bersal dari Anggaran Pendapatan Belanja negara (APBN),
Tabel 3.32.
berikut menunjukkan anggaran Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun anggaran 2016 sampai bulan Desember 2016: Tabel 3. 32. Realisasi Anggaran PSTA TA. 2016 PAGU AWAL 22.441.000.000
PAGU SETELAH PENGHEMATAN 22.196.000.000
REALISASI Rp % 21.036.700.817 94.78
Alokasi anggaran Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terbagi dalam lima output : (1) Model Litbang Sains Atmosfer (2) Layanan Pengguna Bidang Sains Atmosfer (3) Layanan Perkantoran (4) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (5) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran. Realisasi Anggaran per output dan perkomponen pada Tahun 2016 disajikan dalam Tabel 3.33. Tabel 3. 33. Realisasi Anggaran PSTA TA 2016 (Per Komponen) KODE
KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN
3530
Pengembangan Sains Atmosfer
ANGGARAN (Rp.) 22.196.000.000
REALISASI (Rp.) 21.036.700.817
% 94,78
5.766.926.000 1.903.549.000
5.191.977.327 1.807.421.647
90,03 94,95
13.430.380.000
13.014.367.930
96,90
001 002
Model Litbang Sains Atmosfer Layanan Pengguna Bidang Sains Atmosfer
994
Layanan Perkantoran
996
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
719.535.000
665.461.913
92,48
997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
375.610.000
357.472.000
95,17
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 114
Pada Tabel 3.33. diatas menunjukan realisasi anggaran PSTA menurut kegiatan atau output dengan realisasi untuk output model litbang sains atmosfer sebesar Rp.5.191.977.327,- (lima miliar seratus sembilan puluh satu juta sembilan ratus tujuh puluh tujuh ribu tiga ratus dua puluh tujuh rupiah) atau sebesar 90,03%, Layanan Pengguna Bidang Sains Atmosfer sebesar Rp.1.807.421.647,(satu miliar delapan ratus tujuh juta empat ratus dua puluh satu ribu enam ratus empat puluh tujuh rupiah) atau sebesar 94,95%, Layanan Perkantoran sebesar Rp.13.014.367.930,- (tiga belas miliar empat belas juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh rupiah) atau sebesar 96,90%, Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi sebesar Rp.665.461.913,- (enam ratus enam puluh lima juta empat ratus enam puluh satu ribu sembilan ratus tiga belas rupiah) atau sebesar 92,48% dan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran sebesar Rp.357.472.000,(tiga ratus lima puluh tujuh juta empat ratus tujuh puluh dua ribu rupiah) atau sebesar 95,17%. Alokasi dana PSTA selain berdasarkan jenis output juga dapat dilihat berdasarkan Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Tahun 2016 seperti dituangkan dalam Tabel 3.34. berikut : Tabel 3. 34 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS Sasaran Starategis 1: Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang sains atmosfer yang maju
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN IKU
Jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim
3 model 150%
Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer
5 Makalah 33%
Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer
4 Makalah 100%
Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer
1 Judul 100%
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
PAGU ANGGARAN (Rp)
REALISASI (RP)
6.486.461.000
5.857.439.240
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
Sasaran Strategis 2:
Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer
Meningkatnya layanan data dan informasi sains atmosfer yang prima
TGL. 11-01-2016 HAL. 115
39 Instansi 156%
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer
87,1 111%
Layanan Perkantoran Total
2.279.159.000
2.164.893.647
13.430.380.000
13.014.367.930
22.196.000.000
21.036.700.817
Pada Tabel 3.34 di atas menjelaskan bahwa dari sisi penganggaran, alokasi terbesar adalah untuk Sasaran Strategis 1 yaitu Meningkatnya Penguasaan dan Kemandirian Iptek di bidang sains atmosfer yang maju dengan Indikator Kinerja utama yaitu IKU 1, IKU 2, IKU 3 dan IKU 4 dengan alokasi dana sebesar Rp5.857.439.240,- (lima miliar delapan ratus lima puluh tujuh juta empat ratus tiga puluh sembilan ribu dua ratus empat puluh rupiah). Sasaran Strategis 2 yaitu Meningkatnya Layanan Data dan Informasi Sains Atmosfer yang Prima dengan Indikator Kinerja Utama yaitu IKU 5 dan IKU 6 dengan alokasi dana sebesar Rp2.164.893.647,- (dua miliar seratus enam puluh empat juta delapan ratus sembilan puluh tiga ribu enam ratus empat puluh tujuh rupiah) Selain realisasi menurut jenis kegiatan/output/komponen. PSTA juga mencatat realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja. Alokasi dana PSTA berdasarkan jenis belanja dituangkan dalam Tabel 3.35. berikut: Tabel 3. 35. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Jenis Belanja Belanja Pegawai
PAGU
Realisasi
Peresentase Realisasi
10.191.600.000
9.907.653.443
97,21
Belanja Barang
7.558.905.000
6.793.161.761
89,87
Belanja Modal
4.445.495.000
4.335.885.613
97,53
22.196.000.000
21.036.700.817
94,78
Pada tabel tersebut menjelaskan bahwa realisasi alokasi dana PSTA berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai sebesar Rp.9.907.653.443,(sembilan miliar sembilan ratus tujuh juta enam ratus lima puluh tiga ribu empat DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 116
ratus empat puluh tiga rupiah) atau sebesar 97,21%, belanja barang sebesar Rp.6.793.161.761,- (enam miliar tujuh ratus sembilan puluh tiga juta seratus enam puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh satu rupiah) atau sebesar 89,87%, dan belanja modal sebesar Rp. 4.335.885.613,- (e mpat miliar tiga ratus tiga puluh lima juta delapan ratus delapan puluh lima ribu enam ratus tiga belas rupiah) atau sebesar 97,53%. Perbandingan PAGU anggaran dan realisasi PSTA Tahun anggaran 2015 dan 2016, untuk persentase realisasi pada tahun 2015 sebesar 93,12% dari PAGU Anggaran Rp.22.973.782.000,- sedangkan untuk tahun 2016 persentase capaian realisasi
anggaran
sebesar
94,78%
dari
PAGU
Anggaran
sebesar
Rp.21.196.000.000,-. Secara lebih rinci perbandingan PAGU anggaran dan realisasi PSTA Tahun 2015 dan 2015 di paparkan dalam Tabel 3.36. berikut : Tabel 3. 36. Perbandingan PAGU Anggaran dan Realisasi PSTA Tahun 2015 dan 2016 Perbandingan PAGU Anggaran dan Realisasi PSTA Tahun 2015 dan 2016 Kegiatan
Tahun 2015 PAGU Realisasi Anggaran Pengembangan 22.973.782.000 21.392.502.077 Sains Atmosfer (93,12)
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
Tahun 2016 PAGU Realisasi Anggaran 22.196.000.000 21.036.700.817 (94,78)
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 117
BAB 4 PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer ini merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi pertanggung jawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Dari hasil perhitungan kinerja kegiatan Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer tahun 2016 memperlihatkan capaian Pengukuran kinerja kegiatan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang didasarkan pada Penetapan Kinerja 2016, diperoleh nilai rata-rata 108%, yaitu 150% dari capaian indikator Jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim, 33% dari capaian indikator jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer, 100% dari capaian indikator jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer, 100% dari capaian indikator jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer, 156% dari capaian indikator jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer, dan 111% dari capaian indikator Indeks kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer. Capaian Indikator Kinerja untuk beberapa IKU telah mencapai target, namun pada IKU jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer tidak mencapai target. Oleh karena itu upaya perbaikan pencapaian target kinerja yang perlu dilakukan oleh PSTA untuk mencapai target pada tahun mendatang ialah dengan meningkatkan dan intensifikasi komunikasi ilmiah (kolokium dan FGD), training penulisan
karya
tulis
ilmiah,
manajemen
penelitian
kelompok
penelitian,
memberikan penghargaan kepada peneliti yang produktif menghasilkan publikasi di jurnal nasional terkarediatsi, Memotivasi peneliti/perekayasa mempublikasikan tulisan di jurnal nasional terakreditasi. Sementara nilai daya serap penggunaan dana/anggaran DIPA 2016 mencapai 94,78% atau Rp. 21.036.700.817,- (dua puluh satu miliar tiga puluh enam juta tujuh ratus ribu delapan ratus tujuh belas rupiah) dari nilai pagu Rp. DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15 TGL. 11-01-2016 HAL. 118
22.196.000.000,- (dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah), setelah mengalami revisi dari pagu awal sebesar Rp. 22.441.000.000,- (dua puluh dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah).
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016 HAL. 119
DAFTAR LAMPIRAN
NO
LAMPIRAN
JUDUL LAMPIRAN
1.
Lampiran 1
Rencana Kinerja Tahununan PSTA TA.2016
2.
Lampiran 2
Penetapan Kinerja PSTA TA. 2016
3.
Lampiran 3
Revisi Penetapan Kinerja PSTA TA.2016
4.
Lampiran 4
Rencana Aksi PSTA TA.2016
5.
Lampiran 5
Pengukuran Kinerja Tahun 2016
6.
Lampiran 6
7.
Lampiran 7
Strategy Map 2015-2019 dengan Balance Scorecard (BSC) Capaian Tahun 2016 Terhadap Target Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019
DISIAPKAN OLEH NSI
DIPERIKSA OLEH DSI
DISETUJUI OLEH HAL
,/
I.APAN
REIIISI PER.'ANJIAN KINEzuA TAIIUN 2016 PUSAT SAIITS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
PUSAT SAINS DAN TEKT{OLOGI ATMOSFER LEMBAGA PENERBA}IGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Jl Dr. Djundjunan 133 Bandung Telp.(022) 6037 445,6037446; Fax. (0221 6037443,6014998 http:/ / psta.lapan. go. id
,/
I.APAN
REVISI PERJANJI,AN KINERJA TAHUN 2016 Dalam ra-ngka mewujudkar manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dart akuntabel serta berorientasi pada hasil, yanS bertanda tangan dibawah ini
Nama Jabatan
:
:
Ir. Halimurralmarr, MT
: Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Selanjutnya disebut
Narna Jabatan S€laku atasan
pttet pcrtaaa
: Drs. Afif Budiyono, MT : Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atnosfer
plhat Dertaro.,
SeLanjutnya disebut
pth.k tcdu.
Plh.L pcrtaEr bedanji akan mewujudkan target kinerja yarg seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinela jangka
menengah seperti yang telah ditetapkan da.lam dokumen perenc.rnaan. Keberhasilan dan kegagalar pencapaian target kineda tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Plhat tcd[a akan memberikan supervisi yang dipertukan serta
akan
metakukan waluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaisrl kine{a dari pedanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaandan sanksi.
Bandung, Juli 2016 Piiak Kedua
Drs. Afif Budiyono, MT
Pihak
Ir. Halimurrahman, MT
REVISI PER-IAIIIJIAIT KINERJA TAHUN 2016 PUSAT SAINS DA.!T TEKI'IOLOGI ATMOSFER I{o
Sasaran Strategls
lr)
t2l
1
Meningkatnya penguasaan dan kemandidan Iptek di
Indlka,tor KiaerJa 1
Jumlah model pemanfaatan Iptek di bidang atmosfer yang
operasional
untuk pemantauan [ngkungan, mitigasi
bencana dan perubahan iklim. 2
Jumlah pub[kasi nasional terakreditasi atmosfer.
2
Meningkatnya Layanan data dan informasi sains atnosfer yang prima.
(s)
l4l
bidang sains atmosfer yang maiu.
Target
t3)
di
bidang sains
2
Model 15
Makalah
3
Jumlal publikasi internasional yang terindeks
4
sains atrnoster. Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atinosfer.
di
bidang
5
Jurnlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan
6
Iptek di bidang sains atmosfer. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan Iptek sains atmosfer.
4
Makalah 1
Judul 25
Instansi
di bidang
78,5
Jumlah Pagu Anggaran: Rp. 21.821.000.000,Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa Kegiatan Pengembangan Sa.ins AtmosGr
Jakarta, Juli 2016 ti Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
Drs. Afif Budiyono, MT
Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Ir. Halimurraiman, MT
Strategy Map Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 2015-2019 Gambar di Bawah ini, memperlihatkan peta strategis dari PSTA yang dituangkan dalam empat perspektif Balance Score Card (BSC), yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth perspective), perspektif proses internal (internal process perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), dan perspektif pemangku kepentingan (stakeholder perspective). Peta strategis PSTA merupakan turunan (cascading) dari peta strategis LAPAN dan menunjukkan hubungan sebabakibat dari sasaran-sasaran strategis PSTA dalam empat perspektif BSC. Dari perspektif stakeholder, yang menjadi sasaran strategis PSTA adalah penguasaan iptek di bidang sains atmosfer yang maju (SS1). PSTA memiliki dua customer utama, yaitu 1) masyarakat ilmiah, dan 2) pemerintah, pengguna, dan masyarakat umum. Ekspektasi pengguna terhadap PSTA, dituangkan menjadi sasaran strategis dalam customer perspective. Untuk memenuhi ekspektasi customer kelompok masyarakat ilmiah, sasaran strategis yang dirumuskan adalah dihasilkannya publikasi nasional terakreditasi, publikasi internasional, dan HKI di bidang sains atmosfer (SS3). Adapun untuk memenuhi ekspektasi customer kelompok pemerintah, pengguna, dan masyarakat umum, sasaran strategis yang dirumuskan adalah layanan data dan informasi sains atmosfer yang prima (SS2). Hal yang harus dilakukan dalam mencapai sasaran strategis dalam customer dan stakeholder perspective, dituangkan dalam 4 (empat) sasaran strategis pada internal process perspective, yaitu 1) meningkatnya kapasitas iptek di bidang sains atmosfer (SS4), 2) tersedianya DSS yang operasional di bidang sains atmosfer untuk mitigasi bencana dan perubahan iklim (SS5), 3) tersedianya pedoman dan standar pengolahan data serta pengelolaan data dan informasi sains atmosfer (SS6), dan 4) terlaksananya pelayanan teknis yang efektif di bidang sains atmosfer (SS7). Semua itu dilandasi pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan PSTA.
Peta strategis BSC Level 2 PSTA.
CAPAIAN TAHUN 2016 TERHADAP TARGET PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2015-2019 Capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 terhadap target PK yang ditetapkan dan evaluasi capaian kinerja terhadap target RENSTRA 2015-2019 sebagai target Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 maka capaian tahun 2016 adalah: a. Diperoleh 3 Sistem Pendukung Keputusan / Decission Support System (DSS), yaitu
1. DSS untuk mendukung pengelolaan resiko bencana hidrometeorologi yang disebut dengan SADEWA (Satellite-based Disaster Early Warning System). SADEWA
merupakan aplikasi berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan atmosfer berbasis satelit, sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan sistem peringatan dini hujan ekstrim. SADEWA berfungsi untuk memantau kondisi atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrim, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihakpihak yang terkait dalam penanggulangan bencana. SADEWA meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 km, resolusi waktu 1 jam, dengan jangkauan prediksi 24 jam ke depan. Informasi SADEWA diupdate secara otomatis setiap jam dan dapat dilihat di alamat website http://sadewa.sains.lapan.go.id. Tahun 2016 SADEWA dilengkapi dengan data citra awan dari satelit HIMAWARI 8 yang update setiap 10 menit dan untuk kota Bandung dan sekitarnya (Cimahi, Majalaya sebagian Sumedang dan Purwakarta) monitoring curah hujan dipantau dengan menggunakan radar X-band update setiap 2 menit dan data disajikan secara on-line dan real time. SADEWA telah berhasil digunakan untuk
menganalisis berbagai kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2016 seperti Banjir di Kabupaten Garut, Kota Bandung dan Kota Bima. SADEWA juga berhasil digunakan untuk mendukung peluncuran roket dan UAV Aero TeraScan di Pamengpeuk. 2. DSS yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan oleh kementrian/dinas terkait dalam rangka peningkatan produksi perikanan tangkap serta keselamatan dan keamanan pelayaran, yang disebut dengan DSS SEMAR (Sistem Embaran Maritim). Output Semar terdiri dari dua komponen, yaitu: (1) Sistem pemantauan dan pengukuran atmosfer dan
lautan serta posisi kapal dari satelit, sensor-sensor di daratan dan sensorsensor di lautan, dan (2) model atmosfer dan lautan memprediksi kondisi atmosfer dan lautan ke depan. Informasi SEMAR diharapkan dapat meningkatkan kinerja di sektor keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap sebagai outcome, dan pada akhirnya dapat memberikan dampak untuk keselamatan dan kesejahteraan para nelayan. Untuk tahap awal pengembangan DSS SEMAR, PSTA bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun 2015-2017. Tahun 2016 DSS SEMAR dibangun dan diluncurkan sebagai produk mendukung program kemaritiman. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Semar telah dilaksanakan di Yogyakarta pada Bulan April dan Oktober 2016. Kegiatan Sosialisai dan Bimbingan Teknis Semar telah dilaksanakan pada Bulan November dan Desember 2016. Kegiatan pengembangan Semar didanai oleh PSTA dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Soft Launching Semar telah dilaksanakan pada saat peluncuran satelit LAPAN-A3 di Pusat Teknologi Satelit yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI.
3. DSS guna mendukung pengambilan keputusan terkait kualitas udara sebagai dampak dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan, yang disebut dengan SRIKANDI (Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia). SRIKANDI menyediakan informasi komposisi atmosfer Indonesia berupa pengamatan berbasis satelit, pengukuran in situ dan prediksi berbasis model transpor kimia. Fitur SRIKANDI berupa pemantauan harian komposisi atmosfer (CO, O3, CH4, SO2, NO2, Aerosol) dari sensor satelit yaitu AIRS-Aqua, OMI-Aura, MODIS-Aqua, VIIRS-SNPP, dan Himawari. Prediksi setiap jam selama 24 jam komposisi atmosfer (CO, O3, SO2, NO2, PM10, PM2,5) menggunakan WRF-Chem versi 3.6.1 yang di-overlay terhadap arah angin dalam bentuk online. Tahun 2016, SRIKANDI dalam tahap pengembangan dengan mitra Universitas Bina Darma Palembang. b. Litbang sains atmosfer yang mendukung pembangunan 3 DSS di atas dan kajian perubahan iklim. c. PSTA dibina sebagai Pusat Unggulan Iptek Ristekdikti bidang Pemodelan Atmosfer.