LAPORAN KELOMPOK KULIAH KERJA NYATA DI DESA KEMIRI KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
Oleh: 1. Letisia Yuli T. NIM. 12134113 2. Bayu Wijanarko NIM. 12123113 3. Wikan Dwi S. NIM. 12123119 4. Lidianingsih NIM. 12111162 5. Aji Cahyadi NIM. 12111117
6. Ce Sar Husnul K. NIM. 11150105 7. Muhammad Khariz P. S. NIM. 12150139 8. Shevy Almivdha NIM. 12148112 9. Riski Kurniawan NIM. 12148114 10. Adella Citra Anggita NIM. 12152113
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, dan sholawat serta salam pada junjungan kami Nabi Besar Muhammad SAW atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil Kuliah Kerja Nyata yang dapat terlaksana dengan baik dan lancar tanpa halangan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh semua mahasiswa pada semester VI. Mata kuliah ini memiliki tujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam perguruan tinggi yang kemudian disalurkan dalam bentuk pengabdian kepada instansi pendidikan dan masyarakat. Program Kuliah Kerja Nyata pada tahun ini di tempatkan di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Laporan ini merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban dari hasil program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dilaksanakan. Dalam laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih kami tujukan untuk Panitia KKN Institut Seni Indonesia Surakarta tahun 2015 yang telah membagi kelompok dan lokasi
KKN serta mengantarkan kami sampai ke Kabupaten Blora. Terimakasih untuk “Pak Bro” dan Mbah Mudin (Bapak Muslih) yang telah menjemput kami dan mengantarkan kami sampai ke Desa Kemiri. Bapak Sutrisno selaku kepala desa Kemiri yang telah mengijinkan kami untuk melaksanakan kegiatan KKN ini di Desa Kemiri. Mbah Mudin yang telah meluangkan banyak waktunya untuk menemani kami selama kami berada di Desa Kemiri dan membantu kami untuk bertemu dengan pamong-pamong desa serta membantu kami dari awal kegiatan KKN sampai dengan akhir kegiatan kami yaitu mengadakan pentas apresiasi seni. Ibu Kasni yang telah memberikan fasilitas tempat tinggal selama KKN. Bapak St. Andre Triadiputra selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membimbing dan memberikan arahan dan jalan keluar setiap masalah yang kami hadapi. Bapak dalang Gondomartono yang telah mengenalkan dan mengijinkan kami berlatih dengan para dalang cilik Desa Kemiri. Bapak Suroto yang telah bersedia menerima kami untuk berlatih karawitan bersama di sanggarnya. SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri yang telah bersedia menerima kedatangan kami untuk berbagi ilmu akademis yang kami pelajari selama berada di perkuliahan. Warga masyarakat Desa Kemiri yang telah bersedia menerima kedatangan kami dan membantu kami dalam melaksanakan proses observasi untuk mengenal kebudayaan Desa Kemiri. Terimakasih juga kami sampaikan
untuk Mas Imron yang telah membantu kami dalam pembuatan desain posko kelompok kami. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu demi kelancaran penulisan laporan ini. Kami meminta maaf kepada semua pihak yang terkait, atas kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja selama mengikuti Kuliah Kerja Nyata. Kami berharap pelatihan kesenian yang telah terlaksana dapat menjadi jembatan untuk menjalin hubungan yang baik antara Institut Seni Indonesia Surakarta dan masyarakat pada umumnya.
Surakarta, 14 Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
i
PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
vi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Kegiatan
1
1.2 Pentingnya Kegiatan
4
1.3 Rumusan Masalah
5
1.4 Tujuan dan Manfaat
5
1.5 Metode Kegiatan
7
1.6 Rencana Kerja
9
1.8 Jadwal Kegiatan
10
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
12
2.1 Tahap Persiapan
12
2.2 Tahap Pelaksanaan
14
BAB III HASIL KEGIATAN
53
BAB IV PENUTUP
56
4.1 Kesimpulan
56
4.2 Saran
57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I
58
Absen Murid Materi Pembelajaran Mewarnai Lakon Wayang Iringan Karawitan LAMPIRAN II Dokumentasi Foto Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kabupaten Blora merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah paling ujung sisi timur Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora memiliki luas 182.058,777 hektare. Secara geografis, pada bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, sedangkan bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur), di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) dan di sebelah barat dengan Kabupaten Grobogan (Jawa Tengah). Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang, kata Blora berasal dari kata Belor yang berarti lumpur. Kemudian berkembang menjadi Mbeloran yang akhirnya hingga saat ini terkenal dengan sebutan Blora. Meskipun bukan termasuk jalur utama perlintasan transportasi darat antarkota dan antarprovinsi seperti Kabupaten Rembang, tetapi potensi alamnya cukup melimpah seperti hutan jati dan minyak bumi. Di Kabupaten Blora terdapat wilayah yang memiliki ketinggian terendah 30-280 ketinggian dari permukaan laut dan tertinggi 500 dpl yang diapit oleh Pegunungan Kendeng Utara dan Selatan memiliki areal hutan jati yang cukup luas karena mencapai 79.559.749 hektare atau 43.70 persen dari total luas daerah. Daerah ini terkenal dengan adanya orang-orang Samin yang merupakan keturunan kerabat maupun rakyat dari seorang pejuang bernama Samin Surosentiko yang lahir pada tahun 1859 di
Desa Ploso Kedhiren, Randublatung, Kabupaten Blora. Kabupaten Blora memiliki motto pembangunan “MUSTIKA” yaitu Maju, Unggul, Sehat, Tertib, Indah, Kontinu dan Aman, serta memiliki etos kerja “BLORA” yaitu Berani, Loyal dan Rasional. Blora merupakan kabupaten di mana kesenian tumbuh dengan subur, baik seni pertunjukan, kerajinan, maupun jenis lainnya. Seni pertunjukan diantaranya Barongan, Lamporan, Tayub, Hadroh, Kethoprak, Wayang, Campursari, Karawitan, Organ
Tunggal,
dan
lain-lain.
Sedangkan
seni
kerajinan
diantaranya ukir kayu, kerajinan akar tunggak, kerajinan batik, kerajinan bulu mata, dan lain-lain. Beberapa petilasan sejarah yang ada di Blora diantaranya Makam Bupati Blora tempo dulu, Makam Sunan Pojok, Makam KH Abdul Kahar, Makam Jati Kusumo dan Jati Swara, Petilasan Aryo Jipang, Makam Srikandi Aceh Poucut Meurah Intan, Makam Maling Genturu, Makam Purwo Suci Ngroho Kedung Tuban. Tengah dari wilayah Kabupaten Blora terdiri dari hutan jati, maka tak heran jika banyak bermunculan usaha-usaha kreatif dengan bahan baku utama kayu jati, sehingga di Blora banyak sentra kerajinan akar jati. Pemasaran industri kerajinan, tidak saja di dalam negeri, tetapi sampai ke luar negeri. Dari berbagai macam kesenian yang ada di Kabupaten Blora, Kecamatan Jepon Desa Kemiri ini mempunyai potensi seni yang sudah lama berkembang di Desa Kemiri. Desa Kemiri ini pada saat ini menjadi lokasi mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Potensi seni yang terdapat di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora diantaranya yaitu Wayang Thengul, Karawitan dan Barongan. Selama ini yang terjadi pada masyarakat pelaku seni ini dilakukan secara apa yang mereka ketahui dan
sebagian besar tidak melalui proses pembelajaran secara teori yang seharusnya dipelajari untuk menambah dan mengawali sebelum masuk ke prakteknya. Selain itu pelaku seni mempunyai kekurangan dalam hal cara penyampaian materi yang dapat dikatakan kurang dipahami oleh sesama pelaku seni. Permasalahan yang terakhir ialah kurangnya tenaga yang melakukan kegiatan dibidang seni pertunjukan mengakibatkan hanya sebagian kecil masyarakat yang tertarik untuk menjadi pelaku seni. Sebagiannya lagi masyarakat Desa Kemiri selain menjadi pelaku seni ini lebih memilih menjadi penikmat seni yang antusias. Kesenian yang ada di Desa Kemiri ini lebih mengarah ke seni pertunjukan yang menjadi hiburan masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengetahui dan mengenal seni yang mereka lihat atau dengan kata lain, masyarakat menikmati hasil seni yang ditampilkan. Seni pertunjukan lebih mengutamakan proses dan latihan, sedangkan hasilnya merupakan penampilan akhir dari apa yang telah dilatih. Seni pertunjukan memiliki sifat sementara atau dengan kata lain seni pertunjukan hanya dunikmati saat dipertunjukan. Contohnya seperti pertunjukan wayang kulit, pertunjukan tari, karawitan, teater atau dunia peran, seni pertunjukan musik. Sedangkan seni rupa atau seni kerajinan tangan, seni media rekam, seni desain interior termasuk dalam seni terapan. Seni terapan biasanya menghasilkan seni yang dapat digunakan atau dinikmati manfaatnya. Seni pertunjukan dan seni terapan saling berkaitan satu sama lain. Contohnya sering kita lihat dan menikmati hasilnya di keseharian kita. Sinetron yang kita nikmati setiap hari merupakan hasil kerjasama antara seni pertunjukan dan seni rupa terapan. Artis memerankan tokoh yang dibawakan sesuai dengan karakter, dan direkam oleh juru kamera
kemudian hasilnya dapat dinikmati seperti apa yang kita nikmati sehari-hari sebagai hiburan. Masyarakat pada umumnya belum mengerti dan belum mengetahui bidang seni lainnya seperti seni rupa dan desain maupun seni media rekam. Masyarakat selama ini belum mengetahui adanya seni di luar seni pertunjukan. Seharusnya warga masyarakat mengetahui bidang seni lainnya agar mereka dapat
juga
mencetak
seniman-seniman
yang
handal
dan
mempunyai kemampuan dalam berbagai cabang bidang seni. Pengetahuan potensi seni lainnya sangat diperlukan untuk masyarakat
Desa
Kemiri.
Diharapkan,
dengan
memiliki
kemampuan tambahan dan pengetahuan seni yang meningkat baik di bidang seni pertunjukan, seni rupa dan desain maupun seni media rekam, warga akan semakin berdaya di dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya di bidang seni dan budaya. B. Pentingnya Kegiatan A. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat mengetahui maupun menambah wawasan tentang Seni Pertunjukan dengan Seni Terapan. B. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat mengetahui maupun menambah wawasan tentang Seni Tari maupun praktik tentang Seni Tari. C. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat mengetahui maupun menambah wawasan tentang Seni Rupa dan Desain maupun Seni Media Rekam. D. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat menambah Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa membantu serta punya niat, tekad dan tujuan untuk memajukan kesenian yang dimiliki oleh Desa Kemiri.
C. Rumusan Masalah
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Institut Indonesia Surakarta merupakan bentuk nyata kegiatan mahasiswa kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan tentu saja bermunculan berbagai permasalahan yang harus dihadapi, serta bagaimana usaha kami untuk memecahkan permasalahan yang ada. Setelah kami melakukan observasi pada bidang kesenian di desa kemiri, kami menemukan bahwa kurang terbinanya kegiatan kesenian di Desa Kemiri sehingga menemukan permasalahan yang dianggap perlu untuk diberi solusi diantaranya: 1. Masyarakat Desa Kemiri belum mengenal dengan baik serta memahami perbedaan antara seni pertunjukan dengan seni rupa. 2. Masyarakat Desa Kemiri belum sepenuhnya memahami seni pertunjukan salah satunya yaitu Seni Tari. 3. Masyarakat Desa Kemiri belum bisa bahwa Desain maupun Seni Media Rekam adalah salah satu bentuk dari seni rupa terapan. 4. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelolah potensi seni yang dimiliki Desa Kemiri.
D. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Studi Lapangan yang diselenggarakan pada tanggal 6 Juli 2015 sampai 15 Agustus 2015 oleh mahasiswa ISI Surakarta adalah sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang seni. Adapun
tujuan dan manfaat yang didapat dalam kegiatan studi lapangan ini adalah sebagai berikut: Tujuan 1. Menyumbangkan pikiran dan kemampuannya berdasarkan ilmu yang didapat di dalam bangku perkuliahan untuk diabdikan kepada masyarakat Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. 2. Mendapatkan pengalaman mengajar dan belajar di masyarakat dan di sekolah dasar sehingga terbentuk sikap rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat khususnya di dalam bidang seni. 3. Menumbuhkan minat dan rasa cinta kesenian dalam kehidupan masyarakat yang berada di Blora. Manfaat 1. Mengetahui tentang kesenian yang ada di masyarakat setempat. 2. Mendapat pengalaman dan menggali potensi masyarakat terutama bidang seni dan budaya. 3. Memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama dalam bidang kesenian. 4. Memperoleh pengalaman berharga dengan terjun langsung ke masyarakat dan pengalaman berinteraksi dengan
lingkungan
masyarakat,
sehingga
dapat
menghayati
ketergantungan,
keterkaitan dan kerja sama. 5. Meningkatkan
hubungan
antara
perguruan
tinggi
dengan
pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat sehingga perguruan tinggi dapat menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntunan masyarakat. E. Metode Kegiatan Kuliah Kerja Nyata telah diprogramkan dengan menggunakan pendekatan sosial. Definisi pendekatan sosial itu sendiri adalah proses komunikasi untuk menjelaskan maksud dan tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kepada semua pihak yang terkait dalam kegiatan program KKN mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta. Hal ini dilakukan agar semua pihak yang terkait dapat mengerti maksud dan tujuan serta program kerja mahasiswa yang melakukan KKN. Observasi objek kegiatan yang dilakukan selama 2 hari mulai tanggal 6 Juli 2015 dan 10 Juli 2015. Observasi meliputi beberapa tujuan yaitu
merencanakan
kegiatan
mengajar,
merencanakan
program
ekstrakulikuler yang meliputi ekstrakurikuler karawitan, tari, fotografi, menggambar dan mewarnai.
Untuk
mendukung
terlaksananya
progam
yang
sudah
direncanakan, maka dilakukan beberapa metode kegiatan selama KKN di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Metode yang digunakan antara lain sebagai berikut: 1. Metode drill Metode ini digunakan berupa pelatihan praktek secara bertahap yang disampaikan kepada siswa-siswi didalam ekstrakulikuler, dengan memberikan pelajaran dasar. Pemberian materi ini dikhususkan untuk siswa-siswi yang sengaja di seleksi untuk acara perpisahan. 2. Metode Teori Metode ini digunakan untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik agar mempunyai imajinasi terhadap materi yang diberikan. 3. Metode pendekatan personal Pendekatan personal sangatlah penting yaitu ketika mahasiswa belum dapat mengatasi permasalahan dalam sebuah kelompok kesenian maka mahasiswa melakukan pendekatan emosional dengan salah satu orang yang dianggap penting dan berpengaruh dalam grup tersebut.
F. Rencana Kerja Rencana kerja dapat dibuat setelah mengadakan pendekatan dan observasi pada masyarakat dan institusi sekolahan setempat. Selanjutnya disusun suatu program kerja dengan harapan kegiatan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknnya. Rencana yang merupakan langkah awal dari suatu kerja ini disusun dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi kesenian serta permasalahan yang telah diuraikan dalam rumusan masalah.
Struktur Organisasi: 1. Ketua
: Wikan Dwi Setyaaji
2. Wakil
: Risky Kurniawan
3. Sekretaris
: Shevy Almivdha
4. Bendahara
: Letisia Yuli T.
5. Humas
: Muhammad Khariz Putra Sani
6. Anggota
:
1. Bayu Wijanarko 2. Ce Sar Chusnul K. 3. Lidia Ningsih 4. Adella Citra Anggita 5. Aji Cahyadi
Tabel 1. Jadwal Program Kuliah Kerja Nyata No. 1.
Program
Kegiatan
Studi Karawitan
Latihan bersama di Paguyuban Putri
Hari Senin dan
Jam
Jumlah peserta
20.00 WIB
20
20.00 WIB
10
13.00-15.00
20
Kamis
Laras
2.
Tari
Latihan di Paguyuban Putri
Senin dan Kamis
Laras.
Mengajar di SDN 1 Kemiri
Senin
Mengajar di SDN
WIB
2 Kemiri 3.
Pedalangan
Latihan di
Senin,
Padepokan Seni
Rabu dan
Pedalangan
Jumat
14.00 WIB
15
25
Yudistira 4.
Desain
Interior
Mengajar
Senin dan
15.00-16.00
menggambar di
Rabu
WIB
Selasa dan
15.00-16.00
Kamis
WIB
SDN 1 Kemiri
Mengajar menggambar di SDN 2 Kemiri
5.
Televisi dan
Dokumentasi dan
Film
dan membuat
& Fotografi
Profil Desa Kemiri
20
Screening Film
12/08/2015
14.00-16.00 WIB
Mengajar di SDN
Senin dan
15.00-16.00
1 Kemiri
Rabu
WIB
Selasa dan
15.00-16.00
Kamis
WIB
Mengajar di SDN 2 Kemiri
17
15
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan kegiatan mediasi dan sosialisasi dengan warga Desa Kemiri dan dilanjutkan dengan analisis data untuk menyusun program kerja sampai dengan pengembangan program KKN. Kegiatan mediasi dan sosialisasi pada tahap persiapan menyampaikan tentang lingkungan pendidikan yang dipelajari serta rancangan awal beberapa program kerja yang akan direalisasikan dalam kegiatan KKN di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Tabel 2. Daftar peserta KKN di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
NO
NAMA
JURUSAN
1.
Letisia Yuli T.
Seni Tari
2.
Bayu Wijanarko
Pedalangan
3.
Wikan Dwi S.
Pedalangan
4.
Lidianingsih
Karawitan
5.
Aji Cahyadi
Karawitan
6.
Ce Sar Husnul K.
Desain Interior
7.
Muhammad Khariz P. S.
Desain Interior
8.
Shevy Almivdha
Televisi dan Film
9.
Risky Kurniawan
Televisi dan Film
10.
Adella Citra Anggita
Fotografi
Pada tahap mediasi penulis dan tim KKN melakukan mediasi dengan Kepala Desan dan Mbah Mudin. Kami brsama DPL melanjutkan pembicaraan dan membahas program kerja yang akan dilakukan. Pada hari kedua kami melakukan mediasi untuk menindak lanjuti kegiatan program dengan Mbah Mudin di kediamannya. Dan pada hari-hari berikutnya kami selalu bersosialisasi dengan warga sekitar agar mendapatkan informasi tentang potensi seni yang ada di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
B. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan penulis langsung melaksanakan program
sesuai
dengan
jurusan
pada
bidangnya
yang
telah
direncanakan sebelumnya, berikut ini adalah uraian tahap pelaksanaan masing-masing individu Posko XIII KKN. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Nama
: Letisia Yuli T.
NIM
: 12134113
Jurusan
: Seni Tari
Tahap persiapan sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa peserta
KKN
diwajibkan
mengikuti
pembekalan
yang
dilaksanakan oleh panitia penyelengara KKN, sebagai bahan atau persiapan dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi di lapangan. Pembekalan tersebut dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 1-4 Juli 2015 bertempat di Teater Besar ISI Surakarta. Tahap Pelaksanaan kegiatan Studi Lapangan selama kurang lebih 35 hari terhitung mulai tanggal 6 Juli 2015 sampai dengan 15 Agustus 2015, adalah Observasi. Pelaksanaan program KKN ISI Surakarta agar berdaya guna dan berhasil
perlu ditunjang dengan informasi yang lengkap, benar, terperinci mengenai situasi dan kondisi lokasi Studi Lapangan. Sehubungan dengan itu untuk menentukan lokasi Studi Lapangan dilakukan observasi awal oleh Lembaga dan Dosen Pembimbing Lapangan, selanjutnya observasi dilakukan secara langsung pada pelaksanaan kegiatan KKN oleh mahasiswa untuk menyusun program kerja yang akan dilaksanakan dilokasi yang telah ditetapkan. Pelaksanaan program kerja melatih tari di SD N 1 dan 2 Kemiri mahasiswa menyesuaikan dengan materi tarian sesuai dengan kemampuan siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler seni. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya tenaga pengajar yang berkecimpung dalam bidang seni khususnya seni tari yang hanya ada satu tenaga disetiap sekolah dasar, dan itupun bukan berasal dari sekolah seni. Jalannya kegiatan sangat lancar. Bahkan dalam memberikan materi, para siswa meminta mahasiswa untuk menambah jam melatih. Waktu kegiatan hampir setiap hari untuk berlatih tari diluar jam pelajaran sekolah karena mahasiswa melatih tari untuk dua sekolah dasar.
2. Nama
: Bayu Wijanarko
NIM
: 12123113
Jurusan
: Pedalangan
Persiapan Pada tahap persiapan program kerja seni pedalangan, dilakukanlah beberapa tahapan-tahapan untuk mengetahui potensi seni pedalanagan yang terdapat di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Persiapan awal yang dilakukan antara lain mencari informasi mengenai seniman dan sanggar kesenian yang terdapat di Desa Kemiri. Potensi seni di Desa Kemiri sangat baik, disana ada dua dalang (Ki Hartono dan Ki Muslhik), satu sanggar pedalangan, beberapa kelompok seni barongan dan satu sanggar karawitan ibu-ibu. Sanggar Pedalangan Yudihistira adalah sanggar pedalangan di Desa Kemiri yang diasuh oleh Ki Gondomartono dengan peserta anak-anak dan remaja dari Desa Kemiri dan sekitarnya. Dengan peralatan seadaanya, gamelan laras slendro dan beberapa boneka wayang, disana diajarkan karawitan pedalangan dan teknik-teknik mendalang. Walaupun peralatan yang terbatas namun antusias peserta sangatlah baik, terbukti
disana ada 20 anak belajar karawitan, 6 anak belajar mendalang dan 2 remaja belajar mendalang. Selain sanggar Yudhistira di Kemiri juga ada sanggar karawitan ibu-ibu Putri Laras. Memanfaatkan gamelan slendro pemberian dari desa, ibu-ibu disana mengadakan latian rutin untuk
meningkatkan
keterampilan
mereka
dalam
seni
karawitan. Tahap Pelaksanaan Pada awal pertemuan disanggar seni Yudhistira diadaakan pertunjukkan kecil-kecilan dengan penyaji dalangdalang bocah yang berada di Desa Kemiri dan mahasiswa pedalangan yang KKN disana. Hal ini dilakukkan seniman desa Kemiri dengan tujuan perkenalan dan pendekatan satu sama lain. Setelah saling mengenal dan mengetahui kekurangan dalang-dalang
bocah,
mahasiswa
KKN
memebenahi
dan
memberi vokabuler-vokabuler pedalangan kepada dalangdalang bocah yang selanjutnya menjadi peserta didik di sanggar seni Yudhistira.
Disamping memberi vokabuler pakeliran di posko kita membuat naskah pakeliran padat untuk acara festival dalang bocah dan dalang remaja sekabupaten Blora. Pemilihan lakon Paguron sokolima dalam sajian dalang bocah dikarenakan amanat-amanat dalam lakon tersebut sesuai dengan kondisi anak yang sedang belajar dibangku sekolahan. Sedangkan pemilihan lakon Alap-alap Sukesi dipilih dalam sajian dalang remaja dengan tujuan memperkenalkan lakon Ramayana kepada peserta didik (Bima) yang sama sekali belum pernah menyajikan lakon Ramayana. Setelah naskah jadi latian rutin dilakukan setiap hari di sanggar seni Yudhistira untuk mengajarkan cak sabet, catur, iringan dan suluk yang ada dalam lakon tersebut. Kendala Pada pelaksanaan program kerja seni pedalangan terdapat beberapa kendala-kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi diantaranya berasal dari anak-anak peserta pelatihan, kurangnya vasilitas gamelan dan wayang yang dipakai dalam proses pelatihan, kondisi sosial masyarakat serta kurangnya dukungan dari Kepaladesa.
Terkait dengan anak-anak peserta pelatihan, yang menjadi kendalanya adalah belum terbiasanya mereka untuk duduk sila tumpang dalam mendalang, disamping itu mereka dituntut untuk memahami materi secepat mungkin dikarenakan ada festival dalang bocah di Blora. Namun demikian menjadi hal yang wajar bila anak-anak mengalami kesulitan dikarenakan sila tumpang untuk mengeprak memang membuat kaki pegal dan kesemutan. Kendala lainnya berasal dari perangkat wayang dan gamelan. Wayang menjadi kendala karena perangkat wayang yang digunakan dalam pembelajaran tidak lengkap, jadi setiap menyajikankan
tokoh
dalam
suatu
lakon
pertunjukkan
pedalangan disana menggunakan wayang seadaanya bukan tokoh yang asli. Sedangakan perangkat gamelan di Desa Kemiri yang menjadi kendalanya adalah gamelannya yang hanya berlaras slendro (laras pelog tidak ada). Hal tersebut menjadi kendala karena iringan pakeliran yang bisa digunakan hanya terbatas berlaras slendro sehingga membatasi kreativitas dan suasana iringan pakeliran dalam laras pelog. Adapun kendala yang berasal dari masyarakat dan kepala desa adalah bentroknya antar masyarakat satu dengan
yang lain karena pengaruh politik. Hal ini membuat pergaulan antar seniman juga canggung. Apalagi kepala desanya yang tidak berbaur dengan masyarakat membuat kedaan semakin sulit, terbukti saat pentas kemerdekaan kepala desa tidak memberi dana dan tidak hadir dalam acara tersebut. Pentas kemerdekaan itu bisa berjalan karena tekat masyarakat yang kuat dan senang kesenian daerah. Waktu Kegiatan dan Jalannya Kegiatan Waktu pelatihan pedalangan diadakan setiap hari pukul 14.00 sampai 18.00 WIB. Waktu pelatihan tersebut atas dasar kesepakatan antara pemberi materi (KKN ISI) dengan pemilik sanggar dan peserta pelatihan. Untuk jalannya kegiatan pelatihan pedalangan setiap pertemuannya
cukup
lancar.
Karena
anak-anak
peserta
pemebelajaran sudah mempunyai bekal dasar-dasar mendalang, jadi kita hanya memberi materi tambahan dan memperbaiki sajian-sajian yang kurang cermat. Pada pertemuan awal, semua peserta pelatihan diminta untuk memegang wayang. Setelah itu, diajarkan caracara memegang wayang yang benar serta dijelaskan macam-
macam cepengen. diajarkan bagaimana duduk yang benar dalam mendalang, kemudian untuk latihan awal diminta untuk menggerkkan wayang sambil ngeprak nyisir. Hal ini dilakukan supaya sabetan dan keprakkan mereka dapat menyatu. Setelah itu, materi yang diberikan adalah pakeliran padat lakon Gathotkaca Lahir dan Paguron Sokolima. Materi tersebut diberikan karena anak-anak dipersiapkan latian untuk mengikuti festival dalang bocah di Blora dan Temu Dalang Bocah Nusantara di Taman Budaya Jawa Tengah yang berada di Surakarta. Dalam proses setiap harinya materi tersebut diulangulang supaya mereka benar-benar paham. Disamping melatih anak-anak mendalang di sanggar Yudhistira, malam hari kita ada jadwal latian bersama karawitan ibu-ibu Putri Laras setiap Kamis malam dan Sabtu Malam. Disana kita saling tukar ilmu antara karawitan gaya Blora (tayub) dan karawitan gaya banyumasan. 3. Nama
: Wikan Dwi S.
NIM
: 12123119
Jurusan
: Pedalangan
Persiapan
Pada pedalangan
tahap
persiapan
dilakukan
dengan
untuk
program
beberapa
kerja
tahapan
seni untuk
mengetahui secara menyeluruh mengenai potensi seni yang terdapat di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Persiapan awal yang dilakukan antara lain mencari informasi mengenai jumlah seniman dan kelompok kelompok seni yang terdapat di Desa Kemiri tersebut, mencri tahu acara atau kegiatan rutin yang telah berjalan di Desa Kemiri, kemudian mencari informasi alat yang terdapat di Desa Kemiri. Potensi seni di Desa Kemiri tergolong maju, karena di Desa Kemiri terdapat sebuah padhepokan seni pedalangan dan karawitan, kelompok karawitan ibu ibu , dan beberapa kelompok seni barongan. Padepokan seni pedalangan dan karawitan anak dan remaja yang bernama Yudhistira tidak hanya dipenuhi anak anak dari desa Desa Kemiri saja, namun juga dari desa sekitarnya. Walaupun hanya satu namun anggotanya tergolong banyak yaitu sekitar 20 orang anak, dengan piranti/alat seadanya, seperti gamelan besi laras slendro, wayangpun juga seadanya, namun antusias anak untuk belajar sangat tinggi.
Selain padepokan Yudhistira terdapat juga kelompok karawitan ibu ibu yaitu Putri Laras. Kelompok karawitan ibu ibu ini sudah mempunyai jadwal dan tempat yang tetap selain untuk meningkatkan kemampuan, juga untuk memanfaatkan alat gamelan sumbangan untuk desa Kemiri yaitu gamelan besi satu perangkat laras slendro. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan program kerja ini, dalam tatap muka yang pertama kali selain sebagai perkenalan dan silaturahmi, juga sebagai pengamatan (observasi) seberapa dalam dan seberapa menguasai (skill) seniman dan pelaku seni (SDM) yang ikut dalam latihan tersebut. setelah itu baru dapat ditentukan
materi
yang
tepat
untuk
diajarkan
kepada
masyarakat yaitu anak anak di padepokan Yudhistira dan kelompok karawitan Putri Laras. Materi yang dipersiapkan untuk karawitan ibu ibu yaitu Eling-
eling
Banyumasan,
Ilogondhang,
dll.
Materi
ini
berdasarkan kemampuan dan bertujuan supaya kedepannya dapat menambah repertoar lagu yang ada di nusantara, dan menambah beberapa teknik dalam tabuhan.
Padhepokan Yudhistira yang anggotanya adalah anak dan remaja, mestinya dengan materi yang tidak terlalu rumit. Karena ada permintaan untuk menangani beberapa anak untuk mengikuti festival dalang bocah dan remaja se-kabupaten Blora maka harus membuatkan naskah pakeliran padat yang berdurasi 45 menit. Sehingga dengan adanya permintaan tersebut naskah harus segera dibuat dengan cak dan iringannya mengingat waktu hanya terhitung 7 hari. Kendala Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program kerja terdapat beberapa kendala, diantaranya terdapat dari anak anak yang dilatih, waktu dan peralatan yang digunakan dalam proses latihan. Kendala yang dihadapi dalam latihan bersama dengan kelompok karawitan Putri Laras yaitu pnentuan waktu yang bertabrakan dengan aktifitas ibu ibu, seperti pentas sendiri, dsb. Sehingga dalam menentukan jdwal latihan sangat sulit. Terkait Padhepokan
dengan Yudhistira,
anak-anak
peserta
pelatihan
menjadi
kendala
karena
di sulit
dikendalikan atau diatur, tetapi demikian menjadi hal yang
wajar dikarenakan naluri anak-anak yang selalu ingin bercanda, bersendau gurau dengan teman lainnya. Selain kendala waktu juga kurang terbiasanya anak anak memegang wayang, catur, ngeprak, ndodog kotak, menyesuaikan dengan iringan. Selain itu, kurang terbiasanya pentas maka mental anak juga belum terbentuk sehigga menimbulkan grogi, demam panggung saat akan mengikuti festival. Terkait dengan alat yang digunakan di Padhepokan Yudhistira, Karena piranti atau alat yang digunakan terkesan seadanya terutama pada wayang kulit , maka anak kurang memahami karakter tokoh dan bentuk/rupa tokoh. Selain Kendala kendala diatas juga terdapat kendala yang dihadapi dalam mengajar dan membimbing di padepokan Yudhistira yaitu adanya tuntutan target yaitu mengajar beberapa anak untuk mengikuti festival dalang bocah dan remaja sekabupaten Blora, dengan waktu yang sangat minim yaitu hanya dengan 7 (tujuh) hari, selain itu harus menyesuaikan jadwal kegiatan anak anak yang juga memiliki kesibukan di sekolah. Kendala yang dihadapi dalam acara lomba 17an dan pentas seni pada malam puncak perpisahan antara lain, pentas seni malam puncak perpisahan di Desa Kemiri kurang adanya
suply dana dan rangkulan dari kepala desa dan perangkat desa. Kurang menyatunya antar seniman satu dengan seniman lain di desa Kemiri. Waktu kegiatan dan jalannya kegiatan. Waktu
kegiatan
latihan
bersama
di
kelompok
karawitan Putri Laras diadakan tatap muka seminggu dua kali yaitu hari kamis dan sabtu malam pukul 20.00 wib dan latihan biasanya sampai pukul 23.00 wib. Waktu kegiatan tersebut atas dasar kesepakatan pemateri dengan peserta pelatihan. Jalannya kegiatan lancar karena rata rata ibu ibu peserta latihan sudah menguasai gamelan sehingga hanya memberikan arahan dan bimbingan yang tepat maka ibu ibu sudah bisa menguasai materi yang diberikan. Pada Padepokan Yudhistira waktu kegiatan pelatihan dilaksanakan setia hari pada pukul 14.00 wib sampai pukul 18.00 wib karena mengingat dikejar target festival bocah dan remaja se- Kabupaten Blora dan peserta latihan dalang bocah tidak hanya satu maka harus pintar pintar mengatur waktu latihan agar semua anak yang mengikuti festival dalang bocah dan remaja dapat memiliki kesempatan latihan semua.
Untuk jalannya kegiatan latihan terbilang lancar walaupun ada kendala seperti mengeluhnya anak anak karawitan yang mengiringi anak anak yang belajar mendalang karena waktu latihan terbilang cukup lama. Namun untuk anak anak yang belajar mendalang lancar karena mudah diatur dan cepat dalam menangkap materi. Pada awal pertemuan peserta pelatihan di padepokan Yudhistira diajarkan pekakan
atau cara memekak gamelan
sebelum masuk ke materi untuk mengiringi wayang yaitu ayak hong, eling eling badranaya, jatikumara, srepeg sl6, sampak sl6, srepeg sl 9, sampal sl 9, srepeg manyura, dan sampak manyura. Untuk peserta yang belajar mendalang sebelum masuk materi diberikan arahan bagaimana duduk yang baik, cara ngeprak (sisiran, cecekan, tebakan), dan cara dasar memegang wayang seperti menampilkan wayang di kelir, ulap ulap, entas entasan yang baik. Pada malam hari setelah dilaksanakan latihan, anak anak yang mengikuti pedalangan berkumpul di posko untuk meminta naskah dan cak cakan lakon untuk festival dalang bocah dan remaja tingkat kabuaten Blora. Sembari memberikan arahan sekaligus juga membuat dan menulis naskah untuk para penyaji
(pserta latihan) yang besok siangnya akan dicoba untuk dilatihkan. 4. Nama
: Lidianingsih
NIM
: 12111162
Jurusan
: Karawitan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu pelatihan tentang gending-gending kepada sanggar Putri Laras dan materi gending-gending pakeliran serta pengenalan macapat kepada anak anak SD di Padhepokan Yudistira. Progam kerja yang pertama adalah belajar, bersama ibu-ibu pkk yang ada di sanggar Putri Laras Desa Kemiri kec, Jepon Kab, Blora.
Materi
belajar
bersama
yaitu
gending-gending
Banyumasan, gending-gending Surakara, dan garap khusus gending-gending tayub Blora. Persiapan dari kami membawa notasi-notasi gending-gending yang akan kita bedah bersama. Untuk tahap pelaksanaan, biasanya kita memberi 1 paket gending untuk kita bedah bersama dengan ibu-ibu pkk Desa Kemiri, selanjutnya kalau sudah selesai ada sesi tanya jawab, contohnya ada bagaian mana yang belum paham bisa dipertanyakan. Setelah satu paket terkuasai tinggal pihak mereka memberikan contoh gending-gending yang digarap Tayub, dan kami juga ikut memahami bagaimana garap tersebut, kemudian dibuka kembali sesi tanya jawab. Jadi dari pihak kita dan pihak
mereka saling bertukan pikiran atau ilmu. Kita bersepakat untuk waktu belajar bersama ialah malam kamis dan malam minggu, sehabis sholat taraweh. Kendala yang dihadapi adalah pada waktu setelah hari Raya Idul Fitri, beberapa kali kita tidak belajar bersama, karena mereka kerap melakukan pentas, mendapatkan job atau sering juga disebut dengan py (payu) oleh karena itu, kami tidak memaksa karena selain menjadi petani pentas-pentas seni ini menjadi sebuah mata pencaharian juga bagi mereka. Progam kerja yang kedua adalah mengajar SD bertempat disanggar Yudistira pimpinan Ki Gondomartono yang kerap disebut pak Dhalang. Adapun persiapan-persiapan yang kita lakukan berupa materi-materi gending pakeliran, karena salah satu anak didik kita ada yang mau ikut festival dalang bocah dan remaja di Pendopo kab, Blora, dan lomba dalang cilik di Taman Budaya Surakarta (Tbs). Tahap pelaksanaan awal cukup membuat keluar kringat karena mereka masih belum menguasai materi-materi yang kita berikan, serta cara atau pola mereka menabuh masih ada yang salah, oleh karena itu kita sangat kerja extra karena dikejar waktu yang sudah mepet. Latihan sebelum lebaran awalnya kita latihan setiap malam selasa, malam rabu dan malam jumat sesudah sholat taraweh selesai jam 21.30, namun latihan dimalam hari untuk anak-anak SD kurang efektif karena besoknya anak-anak harus memenuhi kewajiban untuk masuk sekolah, jadi mereka tidak diperbolehkan oleh orang tua mereka pulang larut malam. Maka kemudian setelah hari Raya Idul Fitri, kami mengatur jadwa latihan kembali, latihan menjadi jam 13.30 wib,sampai dengan
17.00 wib setiap hari. Kendala yang dialami seperti pada umumnya anak kecil, kalau buat serius lumayan susah, sering becanda, akibatnya materi yang diajarkan kurang meresap lebih cepat. Kegiatan lainnya, ikut serta dalam pementasan wayang kulit sedalu natas acara rutin di Pendopo kab. Blora pada tanggal 06 agustus 2015. Ikut membantu dalam pementasan wayang kulit di
desa
Nglebur
pada
tanggal
08 Agustus
2015.
ikut
berpartisipasi pada program “Cekak” (Cerita Mahasiswa KKN ISI Surakarta) pada tanggal 09 Agustus 2015 di Blok T (terminal lama Blora). Kemudian acara puncak (perpisahan) di Balai Desa Kemiri, pada tanggal 13 Agustus 2015 dengan menampilakan pentas-pentas seni yakni : tari, barongan, karawitan, dan wayang kulit. Dan kami juga ikut serta membantu pentas penutuan di posko kkn lainnya di Desa Randu Blatung, pada Tanggal 14 Agustus 2015, hasilnya cukup memuaskan para warga sangat antusias sekali. Dari beberapa hasil kegiatan dalam pelaksanaan kkn, hasilna cukup memuaskan, karena kita memberi kesan tersendiri kepada masyarakat desa Kemiri, ( meurut penuturan warga setempat). Dari sanggar “Yudhistira” Bima mendapat juara 1 di festival dalang remaja, menjadi kebanggan bagi warga desa Kemiri karena selama ini belum pernah mendapat juara festival dalang cilik dan remaja. Dari sekian lama kita belajar bersama dengan sanggar “Putri Laras” membuahkan hasil yang cukup memuaskan, dari mereka kami mendapatkan banyak ilmu, dan mereka juga dapat mengerti dan memahami garap-garap pada gendhing Banyumasan yang kami berikan.
Dalam
pementasan-pementasan
di
berbagai
tempat
lingkup wilayah Blora, pada pementasan wayang kulit di Pendopo kab. Blora begitu meriah masyarakat sangat menikmati pagelaran wayang kulit tersebut, bahkan beberapa dalang mengharap agar suatu saat nanti dapat mengundang kami untuk bisa pentas kembali di Blora. Dalam program “Cekak”, walau dengan proses yang sangat minimalis sekali, kita hanya mempunyai waktu untuk latihan bersama hanya 3X latihan, namun pementasan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan pada
pementasan-pementasan
sebagai
acara
perpisahan
mahasiswa KKN di Balai Desa Kemiri dan di Bali Desa Kutukan – Randu Blatung berlajan sukses, masyarakat Blora cukup puas dengan apa yang telah kami pentaskan (menurut para pelaku seni, penikmat seni, dan beberapa warga di Blora), terbukti pada saat pementasan kursi persediaan untuk penonton selalu terisi penuh hingga pementasan usai.
5. Nama
: Aji Cahyadi
NIM
: 12111117
Jurusan
: Karawitan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu pelatihan tentang gending-gending kepada sanggar Putri Laras dan materi gending-gending pakeliran serta pengenalan macapat kepada anak anak SD di Padhepokan Yudistira.
Progam kerja yang pertama adalah belajar, bersama ibu-ibu pkk yang ada di sanggar Putri Laras Desa Kemiri kec, Jepon Kab, Blora. Materi belajar bersama yaitu gending-gending Banyumasan, gending-gending Surakara, dan garap khusus gending-gending tayub Blora. Persiapan dari kami membawa notasi-notasi gending-gending yang akan kita bedah bersama. Untuk tahap pelaksanaan, biasanya kita memberi 1 paket gending untuk kita bedah bersama dengan ibu-ibu pkk Desa Kemiri, selanjutnya kalau sudah selesai ada sesi tanya jawab, contohnya ada bagaian mana yang belum paham bisa dipertanyakan. Setelah satu paket terkuasai tinggal pihak mereka memberikan contoh gending-gending yang digarap Tayub, dan kami juga ikut memahami bagaimana garap tersebut, kemudian dibuka kembali sesi tanya jawab. Jadi dari pihak kita dan pihak mereka saling bertukan pikiran atau ilmu. Kita bersepakat untuk waktu belajar bersama ialah malam kamis dan malam minggu, sehabis sholat taraweh. Kendala yang dihadapi adalah pada waktu setelah hari Raya Idul Fitri, beberapa kali kita tidak belajar bersama, karena mereka kerap melakukan pentas, mendapatkan job atau sering juga disebut dengan py (payu) oleh karena itu, kami tidak memaksa karena selain menjadi petani pentas-pentas seni ini menjadi sebuah mata pencaharian juga bagi mereka. Progam kerja yang kedua adalah mengajar SD bertempat disanggar Yudistira pimpinan Ki Gondomartono yang kerap disebut pak Dhalang. Adapun persiapan-persiapan yang kita lakukan berupa materi-materi gending pakeliran, karena
salah satu anak didik kita ada yang mau ikut festival dalang bocah dan remaja di Pendopo kab, Blora, dan lomba dalang cilik di Taman Budaya Surakarta (Tbs). Tahap pelaksanaan awal cukup membuat keluar kringat karena mereka masih belum menguasai materi-materi yang kita berikan, serta cara atau pola mereka menabuh masih ada yang salah, oleh karena itu kita sangat kerja extra karena dikejar waktu yang sudah mepet. Latihan sebelum lebaran awalnya kita latihan setiap malam selasa, malam rabu dan malam jumat sesudah sholat taraweh selesai jam 21.30, namun latihan dimalam hari untuk anak-anak SD kurang efektif karena besoknya anak-anak harus memenuhi kewajiban untuk masuk sekolah, jadi mereka tidak diperbolehkan oleh orang tua mereka pulang larut malam. Maka kemudian setelah hari Raya Idul Fitri, kami mengatur jadwa latihan kembali, latihan menjadi jam 13.30 wib,sampai dengan 17.00 wib setiap hari. Kendala yang dialami seperti pada umumnya anak kecil, kalau buat serius lumayan susah, sering becanda, akibatnya materi yang diajarkan kurang meresap lebih cepat. Kegiatan lainnya, ikut serta dalam pementasan wayang kulit sedalu natas acara rutin di Pendopo kab. Blora pada
tanggal
06
agustus
2015.
Ikut
membantu
dalam
pementasan wayang kulit di desa Nglebur pada tanggal 08 Agustus 2015. ikut berpartisipasi pada program “Cekak” (Cerita Mahasiswa KKN ISI Surakarta) pada tanggal 09 Agustus 2015 di Blok T (terminal lama Blora). Kemudian acara puncak (perpisahan) di Balai Desa Kemiri, pada tanggal 13 Agustus 2015 dengan menampilakan pentas-pentas seni yakni : tari, barongan,
karawitan, dan wayang kulit. Dan kami juga ikut serta membantu pentas penutuan di posko kkn lainnya di Desa Randu Blatung, pada Tanggal 14 Agustus 2015, hasilnya cukup memuaskan para warga sangat antusias sekali. Dari beberapa hasil kegiatan dalam pelaksanaan kkn, hasilna cukup memuaskan, karena kita memberi kesan tersendiri kepada masyarakat desa Kemiri, ( meurut penuturan warga setempat). Dari sanggar “Yudhistira” Bima mendapat juara 1 di festival dalang remaja, menjadi kebanggan bagi warga desa Kemiri karena selama ini belum pernah mendapat juara festival dalang cilik dan remaja. Dari sekian lama kita belajar bersama dengan sanggar “Putri Laras” membuahkan hasil yang cukup memuaskan, dari mereka kami mendapatkan banyak ilmu, dan mereka juga dapat mengerti dan memahami garap-garap pada gendhing Banyumasan yang kami berikan. Dalam
pementasan-pementasan
di
berbagai
tempat
lingkup wilayah Blora, pada pementasan wayang kulit di Pendopo kab. Blora begitu meriah masyarakat sangat menikmati pagelaran wayang kulit tersebut, bahkan beberapa dalang mengharap agar suatu saat nanti dapat mengundang kami untuk bisa pentas kembali di Blora. Dalam program “Cekak”, walau dengan proses yang sangat minimalis sekali, kita hanya mempunyai waktu untuk latihan bersama hanya 3X latihan, namun pementasan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan pada
pementasan-pementasan
sebagai
acara
perpisahan
mahasiswa KKN di Balai Desa Kemiri dan di Bali Desa Kutukan – Randu Blatung berlajan sukses, masyarakat Blora cukup puas dengan apa yang telah kami pentaskan (menurut para pelaku
seni, penikmat seni, dan beberapa warga di Blora), terbukti pada saat pementasan kursi persediaan untuk penonton selalu terisi penuh hingga pementasan usai. 6. Nama
: Ce Sar Husnul K.
NIM
: 11150105
Jurusan
: Desain Interior
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu mengajar menggambar, mewarnai anak-anak SD, pembuatan lomba mewarnai di 17 Agustus antar anak-anak SDN 1 dan SDN 2, dan mendekorasi panggung pentas seni yg diadakan di balai desa Kemiri. Program kerja yang pertama yaitu pelatihan untuk anak – anak SD perkenalan tentang mengambar dan mewarnai. Pelatihan perkenalan warna berawal dari perkenalan tentang warna oleh mahasiswa KKN di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri dengan menawarkan pelatihan singkat untuk mengenal warna dan karakter warna untuk anak – anak yang berminat mengikutinya kita catat. Antusias anak-anak yang ingin belajar menggambar sangat banyak, pesertanya yaitu beberapa murid di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri.
Belajar menggambar dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok SDN 1 Kemiri yang berlatih setiap hari Senin dan Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang berlatih setiap hari Selasa dan Kamis di masing – masing sekolahnya setiap jam 15.00 WIB. Dalam pertemuan pertama perkenalan warna memperkenalkan macam-macam warna mulai dari merah, kuning, hijau, dan lainlain semisal air di danau warna biru menandakan kesejukan di dalam danau tersebut dan membahas satu persatu warna tersebut. Pada pertemuan kedua penulis mulai belajar mengarsir di kertas bergambar yang menjelaskan tentang tebal tipisnya komposisi dalam mengarsir obyek agar terlihat indah, materi tersebut belum mudah dimengerti oleh anak – anak SD. Pada
pertemuan
ketiga,
saya
memberikan
kertas
bergambar sehingga anak-anak dapat mengaplikasikan materi yang saya berikan di hari-hari sebelumnya. Satu persatu anak kami ajarkan untuk mengarsir dengan benar mengunakan crayon ataupun dengan pensil warna. Dengan pengajaran sedikit intensif anak-anak mulai praktek mengarsir dengan baik dan benar, sehingga mereka menjadi mengerti bagaimana cara mengarsir yang baik dan benar.
Pada pertemuan terakhir, penulis mengadakan lomba untuk masing – masing anak – anak SD. Penulis mengadakan lomba mewranai bersama dengan anak – anak dari SDN 2 Kemiri pada tanggal 8 Agustus 2015 jam 15.00 WIB di SDN 2 kemiri. Acara berjalan lancar akan tetapi anak-anak tersebut belum tepat waktu untuk mengumpulkan karya mereka penetapan waktu 2 jam belum cukup bagi mereka sehingga tidak tepat waktu. Pada hari selanjutnya tepatnya tanggal 10 Agustus 2015 penulis mengadakan lomba mewarnai di luar ruangan dengan anak – anak dari SDN 1 Kemiri tepatnya di teras kelas pada jam 14.00 WIB di SD 1 kemiri. Sangat di sayangkan anak-anak terlambat sampai jam 15:00 karena kurang koordinasi dari para guru yg tidak memberi tahu akan adanya lomba menggambar di SDN 1 kemiri sehingga peserta hanya ada 7 anak yang hadir. Program kerja yang kedua yaitu menata panggung pentas seni yang diadakan di desa kemiri tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2015 bersama dengan teman-teman menata dan mengeset panggung pedalangan dan menata gamelan untuk seni karawitan serta menata lampu untuk pencahayaan pada pangung pentas seni tersebut.
Acara selesai pada tanggal 14 Agustus 2015 membersikan balai desa kemiri setelah selesai diadaknnya acara pentas seni dan perpisahan mahasiswa KKN ISI SURAKARTA 2015 sekian lapaoran dari penulis. 7. Nama
: Muhammad Khariz P. S.
NIM
: 12150139
Jurusan
: Desain Interior
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap persiapan penulis merencanakan berbagai rancangan kegiatan yang akan diberikan kepada masyarakat. sayangnya semua rancangan yang disusun tidak sesuai dengan situasi dan kondisi pada Desa Kemiri ini. Desain interior merupakan ilmu modern yang mengikuti jaman dan terus berkembang. Penerapan ilmu desain interior susah diaplikasikan dikarenakan situasi dan kondisi di pedesaan bukan objek yang tepat dalam pengaplikasian yang sering diterapkan dikota besar. Penerapan ilmu ini juga menggunakan aplikasi software yang mampu memabantu dalam sebuah pekerjaan mendesain. Tidak semua kalangan dapat mempelajari ilmu Desain Interior termasuk umur lansia dan anak-anak. Desain Interior dapat dipelajari di kalangan remaja. Sayangnya,
perkumpulan karang taruna telah dihapus karena kurang produktif di Desa Kemiri. Pada akhirnya Desain Interior hanya dapat mengajarkan sebatas ilmu menggambar kepada anak-anak Desa Kemiri sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Program kerja yang pertama yaitu pelatihan singkat Desain Interior untuk anak – anak SD. Pelatihan singkat Desain Interior berupa mengajar tentang menggambar dan mewarnai yang berawal dari perkenalan tentang warna dan sketsa oleh mahasiswa KKN di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri dengan menawarkan pelatihan singkat warna dan skesa untuk anak – anak yang berminat mengikutinya. Lalu penulis mencatat siapa saja yang berminat mengikuti pelatihan tersebut. Antusias anakanak yang ingin mengikuti pelatihan singkat menggambar dan mewarnai sangat banyak, pesertanya yaitu beberapa murid di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri. Pelatihan singkat menggambar dan mewarnai dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok SDN 1 Kemiri yang berlatih setiap hari Senin dan Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang berlatih setiap hari Selasa dan Kamis di masing – masing sekolahnya setiap jam 15.00 WIB. Dalam pertemuan pertama penulis
memperkenalkan
macam
–
macam
warna
dan
pengertian warna serta mempraktekkan warna kedalam buku gambar. Pada pertemuan kedua penulis mulai menjelaskan tentang komposisi warna dalam bentuk gradasi warna agar terlihat indah. Penulis hanya mengajarkan komposisi dasar saja karena bagi penulis materi tersebut lebih mudah dimengerti oleh anak – anak SD. Pada pertemuan ketiga, penulis mulai mempraktekkan cara mengaplikasikan gradasi warna yang lebh menarik.
Satu
per
satu
anak
kami
ajarkan
untuk
mengaplikasikan gradasi warna sesuai dengan imajinasi mereka. Dengan praktek menggambar dan mewarnai mereka menjadi mengerti bagaimana cara menggunakan warna dengan baik. Pada pertemuan terakhir, penulis mengadakan lomba menggambar dan mewarnai pada hari tepatnya tanggal 7 dan 9 Agustus 2015. Anak – anak dari SDN 1 Kemiri mengikuti lomba pada jam 05.00 WIB di sekolah mereka. Semangat anak – anak SDN 1 Kemiri untuk mengikuti lomba menggambar dan mewarnai terlihat antusias karena penulis memberikan hadiah bagi siapa saja yang menjadi pemenangnya. Begitu juga dengan anak-anak SDN 2 Kemiri terlihat antusias mengikuti lomba menggambar dan mewarnai, namun anak anak SDN 2 Kemiri yang mengikuti lomba tidak seramai di SDN 1 Kemiri.
Pemenang lomba menggambar dan mewarnai di umumkan bersama pentas seni yang diadakn di Balai Desa Kemiri pada tanggal 13 agustus 2015. Kendala yang penulis hadapi di sini yaitu dalam menyiapkan alat dan bahan menggambar dan mewarnai yang masih belum memadai di sekolah dasar ini di karena harga yang sangat mahal. 8. Nama
: Shevy Almivdha
NIM
: 12148112
Jurusan
: Televisi dan Film
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata pada tahap persiapan penulis telah merencanakan berbagai kegiatan yang akan diberikan kepada masyarakat Desa Kemiri, yaitu pelatihan singkat, screening film, mendokumentasikan kegiatan selama KKN dan pembuatan profil desa. Program kerja yang pertama yaitu pelatihan singkat dasar menggambar dan mewarnai untuk anak–anak SD. Pelatihan singkat menggambar berawal dari perkenalan tentang kamera dan dasar menggambar oleh mahasiswa KKN di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri dengan menawarkan pelatihan singkat untuk anak–anak yang berminat mengikutinya. Lalu penulis mencatat
siapa saja yang berminat mengikuti pelatihan tersebut dan membagi hari dan waktu untuk pelatihan singkat kepada anakanak. Antusias anak-anak yang ingin mengikuti pelatihan singkat menggambar dan mewarnai sangat banyak, pesertanya berasal dari beberapa murid di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri. Pelatihan singkat menggambar dan mewarnai dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok SDN 1 Kemiri yang berlatih setiap hari Senin dan Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang berlatih setiap hari Selasa dan Kamis di masing–masing sekolahnya setiap jam 15.00 WIB. Dalam pertemuan pertama penulis memperkenalkan
macam–macam
warna
dan
langsung
memberikan kertas bergambar untuk anak-anak supaya bisa menuangkan kreatifitas warna untuk mewarnai gambar yang telah disediakan oleh kami dan anak-anak juga menggunakan alat-alat menggambar seadanya. Selama kegiatan pelatihan singkat yang dilakukan oleh teman-teman KKN, penulis selalu mendokumentasikan
kegiatan
mereka
saat
memberikan
pelatihan kepada anak-anak SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri. Penulis selalu mendokumentasikan setiap kegiatan atau saat observasi yang dilakukan oleh teman-teman KKN. Penulis juga mengambil beberapa gambar untuk membuat profil desa. Pada pertemuan kedua dan ketiga penulis mulai memberikan arahan
kepada anak-anak untuk menuangkan kreatifitasnya dalam menggambar
sesuatu.
Pada
pertemuan
terakhir,
penulis
mengadakan lomba menggambar dan mewarnai untuk semua anak-anak SD di Desa Kemiri sebagai tanda apa yang telah mahasiswa KKN ajarkan kepada anak-anak SD yang berada di Desa Kemiri. Selama mengerjakan kegiatan tersebut selalu ada halangan yaitu anak-anak yang tidak bisa diam saat penulis menjelaskan dan harga fotocopy dan print disana terbilang mahal dan jarak untuk menjangkaunya juga cukup jauh. Screening film dilakukan di SDN 1 dan 2 Kemiri dan memutar film “Tanah Surga Katanya” dan “Sherina” film yang bertemakan kemerdekaan dan drama musical anak-anak. Persiapan saat melaksanakan screening yaitu memilih film yang baik dan dapat dimengerti oleh anak-anak SD 1 dan 2 Kemiri. Saat memilih film penulis sedikit bingung karena ada banyak pilihan film dan saat mendownloaad tidak ada ukuran yang besar (HD). Saat pemutaran yaitu saat anak-anak pulang sekolah jam 14.00 dan saat pemutaran film ada beberapa anak-anak yang kurang memperhatikan film yang di putar. Saat pemutaran pun sound yang digunakan sedikit kurang baik karena kabel yang
dibutuhkan hilang jadi penulis pun harus keluar untuk membeli kabel tersebut dahulu. Pembuatan
Profil
Desa
Kemiri,
Kecamatan
Jepon,
Kabupaten Blora. Dalam pembuatan karya video untuk profil desa penulis bekerjasama dengan mahasiswa dari jurusan Fotografi. Kami mencari obyek dengan cara observasi keliling desa, bertanya kepada Bapak Mudin, Bapak bayan dan para perangkat desa di Balaidesa Kemiri. Dengan observasi tersebut kami bertemu dengan para pengrajin, sanggar – sanggar kesenian, pembangunan desa, fasilitas yang terdapat di Desa Kemiri. Pada awal observasi kami mengunjungi pengrajin mangkok dari kayu, mereka memproduksi mangkok yang dipesan oleh Garuda Indonesia sebanyak 1.000 mangkok per bulan. Kemudian kami mengunjungi dan mendokumentasikan pengrajin hiasan berbentuk jamur dan mebel. Kami juga mendokumentasikan sanggar – sanggar kesenian di Desa Kemiri diantaranya yaitu Paguyuban Dalang Cilik, Karawitan Putri Laras, dan Barongan. Pembangunan desa seperti pralonisasi yang berfungsi untuk membantu pengairan kebun–kebun warga, pembangunan masjid sebagai tempat ibadah, pamsimas yang berfungsi menyalurkan air bersih untuk keperluan mandi,
air minum, memasak, dll. Lahan jagung yang luas yang menandakan bahwa pertanian di Desa Kemiri sudah mulai maju. Dalam pelaksanaan dokumentasi untuk profil desa penulis tidak membuat jadwal yang pasti karena kegiatan tersebut dilakukan sewaktu–waktu saat penulis tidak melakukan kegiatan lain seperti mengajar atau ikut mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan oleh teman–teman sekelompok KKN yang berasal dari Fakultas Seni Pertunjukan. Hasil akhir yang dihasilkan untuk profil desa yaitu berbentuk pamflet yang akan dapat digunakan untuk promosi Desa Kemiri. 9. Nama
: Risky Kurniawan
NIM
: 12148114
Jurusan
: Televisi dan Film
Kuliah kerja nyata atau disebut KKN yang berlokasi di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora memiliki banyak potensi seni terutama seni pertunjukan karena itu penulis
membuat
program
kerja
(proker)
yang
sesuai
dibidangnya yaitu televisi dan film. Selanjutnya penulis berinisiatif membuat sebuah profil desa berupa video, video yang menayangkan kondisi Desa Kemiri melalui cara observasi. Video tersebut memuat beberapa kegiatan masyarakat meliputi kesenian, keagamaan, pengrajin dan kondisi ekonomi serta
program desa tersebut di bidang pertanian. Dalam pembuatan profil desa ini penulis tidak sendiri tetapi di bantu teman-teman satu kelompok untuk pengambilan gambar serta di proses editing. Selain itu penulis juga bekerja sama dengan teman jurusan fotografi guna menyamakan proker ini serta untuk melengkapinya. Proker kedua yang dilakukan penulis adalah membantu anak jurusan fotografi untuk proses pengajaran di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri sebagai fasilitatornya extrakulikuler fotografi dengan materi yang sederhana. Dalam pembuatan serta penyusunan
konsep
dan
materi
ajaran
kami
berdua
mendikusikan terlebih dahulu serta hasil akhir yang anak-anak SD untuk dipamerkan pada puncak acaranya. Hambatan dikedua proker ini adalah kurangnya desa yang mendukung kami untuk pembuatan profil desa ini maka kami berinisiatif sendiri dan mencari gambar serdiri untuk menjadi bahan kami dalam pembuatan profil desa. Selain hambatan ini kami juga belajar bagaimana cara mengatasi jika di dunia luar sana terjadi permasalahan seperti ini. Bahkan juga perlu ditanyakan bagaimana para panitia mensurvei lokasi KKN karena di desa ini kurang adanya dukungan dari desa
khususnya
dukungan
dari
bapak
kepala
desa
tentang
kedatangan kami peserta KKN dibidang seni ini. Saran dari penulis adalah agar tahun depan memperpanjang waktu saat survei lokasi agar dapat mematangkan dan menjadi tolak ukur untuk desa yang akan digunakan sebagai tempat KKN. Karena kalau hanya dilihat tidak adanya potensi seni itu salah walau ada potensi seni tapi tidak didukung oleh warga dan perangkatnya sendiri sama juga menghambat proker yang telah dibuat oleh peserta KKN. Selain itu ialah menambah panjang jadwal KKN karena kalau bisa dilihat satu bulan pertama hanya bisa sosialisasi untuk peserta sendiri. Serta untuk jadwal KKN mohon jangan di hari atau bulan ramadhan dikarenakan pasti ada idul fitri dan itu membuat kegiatan tidak bisa fokus pasti para peserta mengejar proker yang sudah mereka buat. 10. Nama
: Adella Citra Anggita
NIM
: 12152113
Jurusan
: Fotografi
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu pelatihan singkat dan pembuatan profil desa.
Program kerja yang pertama yaitu pelatihan singkat fotografi untuk anak – anak SD yang dibantu oleh teman dari jurusan televise dan film. Pelatihan singkat fotografi berawal dari perkenalan tentang fotografi oleh mahasiswa KKN di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri dengan menawarkan pelatihan singkat
fotografi
untuk
anak
–
anak
yang
berminat
mengikutinya. Lalu penulis mencatat siapa saja yang berminat mengikuti pelatihan tersebut. Antusias anak-anak yang ingin mengikuti pelatihan singkat fotografi sangat banyak, pesertanya yaitu beberapa murid di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri. Pelatihan singkat fotografi dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok SDN 1 Kemiri yang berlatih setiap hari Senin dan Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang berlatih setiap hari Selasa dan Kamis di masing – masing sekolahnya setiap jam 15.00 WIB. Dalam pertemuan pertama penulis memperkenalkan macam – macam kamera dan fungsinya dan hanya membahas teori saja karena peralatan yang terbatas sehingga anak – anak belum bisa belajar sambil praktek memegang kamera sendiri. Pada pertemuan kedua penulis mulai menjelaskan tentang komposisi dalam mengambil gambar atau obyek dalam fotografi agar terlihat indah. Penulis hanya mengajarkan komposisi Rule of Third (sepertiga bidang) saja karena bagi penulis materi tersebut
lebih mudah dimengerti oleh anak – anak SD. Pada pertemuan ketiga, penulis mulai mempraktekkan cara mencari dan memotret obyek menggunakan kamera DSLR. Satu per satu anak kami ajarkan untuk memotret menggunakan kamera DSLR secara bergantian agar mereka paham dan memiliki pengalaman mencoba hal baru yaitu memotret dengan mengunakan kamera DSLR. Dengan praktek memotret mereka menjadi mengerti bagaimana cara memotret menggunakan kamera DSLR. Pada pertemuan terakhir, penulis mengadakan hunting foto bersama di luar ruangan (outdoor) untuk masing – masing anak – anak SD. Penulis mengadakan hunting foto bersama dengan anak – anak dari SDN 2 Kemiri pada tanggal 7 Agustus 2015 jam 15.00 WIB di Kebun Jagung Desa Kemiri. Tetapi sangat disayangkan karena pada sore itu yang hadir hanya lima orang saja karena yang lainnya mengikuti pelatihan pramuka untuk peringatan Hari Pramuka. Pada hari selanjutnya tepatnya tanggal 9 Agustus 2015 penulis mengadakan hunting foto bersama di luar ruangan dengan anak – anak dari SDN 1 Kemiri pada jam 05.00 WIB di Waduk Genjahan. Semangat anak – anak SDN 1 Kemiri untuk hunting foto bersama terlihat karena mereka menghampiri penulis jam 05.00 WIB dan akhirnya kami berangkat berjalan kaki dari Posko KKN Desa Kemiri ke Waduk Genjahan yang
jaraknya kurang lebih dua sampai tiga kilometer. Sesampainya di lokasi, penulis melihat antusias memotret yang sangat besar pada anak – anak. Mereka berlomba – lomba untuk memotret obyek yang berbeda dari temannya yang lain. Walaupun hanya disediakan dua kamera saja tetapi mereka tidak berebutan dalam meminjam kamera. Mereka saling berbagi ilmu memilih obyek yang menarik dan memotretnya satu per satu. Pada akhirnya hasil foto anak – anak dicetak dan dipamerkan dalam pameran foto di acara apresiasi seni mahasiswa KKN Desa Kemiri. Kendala yang penulis hadapi di sini yaitu dalam mencetak foto yang akan dipamerkan dalam pameran fotografi karena percetakan di Blora sangat mahal dan tidak memiliki teknisi yang handal dalam cetak mencetak, hal itu menyebabkan sering terjadinya cetakan yang harus diulang dan hal tersebut sangat berpengaruh pada pengeluaran yang semakin banyak. Program kerja yang kedua yaitu pembuatan Profil Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Dalam pembuatan karya foto untuk profil desa penulis bekerjasama dengan mahasiswa dari jurusan Televisi dan Film. Kami mencari obyek dengan cara observasi keliling desa, bertanya kepada Bapak Mudin, bapak bayan dan para perangkat desa di Balaidesa
Kemiri. Dengan observasi tersebut kami bertemu dengan para pengrajin, sanggar – sanggar kesenian, pembangunan desa, fasilitas yang terdapat di Desa Kemiri. Pada awal observasi kami mengunjungi
pengrajin
mangkok
dari
kayu,
mereka
memproduksi mangkok yang dipesan oleh Garuda Indonesia sebanyak
1.000
mengunjungi
mangkok
dan
per
bulan.
mendokumentasikan
Kemudian pengrajin
kami hiasan
berbentuk jamur dan mebel. Kami juga mendokumentasikan sanggar – sanggar kesenian di Desa Kemiri diantaranya yaitu Paguyuban Dalang Cilik, Karawitan Putri Laras, dan Barongan. Pembangunan desa seperti pralonisasi yang berfungsi untuk membantu pengairan kebun – kebun warga, pembangunan masjid sebagai tempat ibadah, pamsimas yang berfungsi menyalurkan air bersih untuk keperluan mandi, air minum, memasak, dan lain – lain. Lahan jagung yang luas yang menandakan bahwa pertanian di Desa Kemiri sudah mulai maju. Dalam pelaksanaan dokumentasi untuk profil desa penulis tidak membuat jadwal yang pasti karena kegiatan tersebut dilakukan sewaktu – waktu saat penulis tidak melakukan
kegiatan
lain
seperti
mengajar
atau
ikut
mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan oleh teman – teman sekelompok KKN yang berasal dari Fakultas Seni
Pertunjukan. Hasil akhir yang dihasilkan untuk profil desa yaitu berbentuk pamflet yang akan dapat digunakan untuk promosi Desa Kemiri.
BAB III HASIL KEGIATAN
Selama 35 hari melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu dimulai dari tanggal 6 Juli-15 Agustus 2015 yang bertempat di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, kegiatan dilakukan di Desa Kemiri dan di sekolah dasar yang berada di Desa Kemiri, kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Blora selesai tepat waktu selama 35 hari. berikut ini adalah uraian hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata selama 35 hari. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan pengabdian oleh mahasiswa untuk masyarakat. Para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang dibagi secara acak dari dua fakultas yang ada di ISI Surakarta yaitu Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Diharapkan mahasiswa dalam satu kelompok dapat bekerja sama meskipun terdiri dari berbagai jurusan yang berbeda. Kegiatan KKN melalui proses secara bertahap mulai dari observasi lapangan hingga pelaksanaan program kerja kemudian kami dapat menyelesaikan beberapa program kerja yang telah disusun dan disepakati bersama antara peserta KKN dan pemerintah desa setempat. Adapun program tersebut antara lain pengenalan gamelan dan macapat sederhana
untuk anak – anak SD, pelatihan karawitan bersama Sanggar Karawitan Putri Laras, pelatihan tari untuk anak – anak SD, pelatihan tari barongan untuk Festival Barongan Kabupaten Blora, mendampingi anak – anak latihan dalang cilik di Padepokan Seni Pedalangan Yudistira, pelatihan menggambar dasar dan mewarnai, pembuatan video profil desa dan dilengkapi dengan foto, pelatihan dasar fotografi untuk anak – anak SD dan akhirnya membuat pameran fotografi dalam apresiasi seni Desa Kemiri. mahasiswa selalu mengikuti kegiatan yang ada di Kelurahan Jepon Desa Kemiri dengan mengikuti acara untuk memeriahkan 17 Agustusan HUT RI yang ke 70 dengan mengadakan lomba makan krupuk, masukkan pensil dalam botol, lomba gigit sendok kelereng, lomba pecah air dan lomba mengambil koin dalam tepung pada tanggal 9 Agustus 2015. Mahasiswa juga membuat acara apresiasi seni dan termasuk acara perpisahan mahasiswa KKN dengan warga Desa Kemiri dengan menampilkan adik-adik Desa Kemiri menari, barongan dan wayangan dalang bocah, mahasiswa KKN juga mengisi acara puncak yaitu wayangan. Saat di acara apresiasi seni hasil foto yang telah diajarkan oleh mahasiswa KKN jurusan fotografi juga di pamerkan serta mengadakan lomba mewarnai dan menggambar tingkat SD di Desa Kemiri. Desa Kemiri juga menjadi peserta dalam Festival Dalang Bocah dan Desa Kemiri juga menjadi pemenang Juara 1 dalam Festival Dalang Bocah Kategori Remaja.
Meskipun terdapat beberapa kendala selama berlangsungnya KKN secara umum kegiatan KKN berjalan lancar dan aman. Kendala dan masalah yang dihadapi membuat kelompok kami semakin tertantang dan membuat kerjasama yang semakin kompak. Banyaknya pemikiran yang berbeda dari masing–masing anggota kelompok menjadikan kita semakin
dewasa
dalam
menyikapi permasalahan yang terjadi saat
berlangsungnya KKN. Respon masyarakat desa setempat kami rasa sangat baik selama 35 hari melaksanakan KKN, sehingga cukup membantu kami selama proses pelaksanaan program–program KKN yang telah disepakati. Secara kualitatif hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Blora Desa Kemiri dapat terlaksana baik dan target seperti yang telah diprogramkan oleh masing–masing jurusan sesuai dengan kesepakatan bersama. Target yang dilaksanakan merupakan target yang telah dirancang sehingga kegiatan yang dilaksanakan bisa maksimal.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN Setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata selama 35 hari di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora kami dapat menyimpulkan bahwa kegiatan studi lapangan tersebut berjalan dengan lancar. Kami merangkum beberapa sub-item diantaranya yaitu
Peserta KKN Posko XIII dapat diterima dengan baik oleh Kepala Desa Kemiri dan warga masyarakat Desa Kemiri sehingga
kami
dapat
berinteraksi
dengan
baik
dan
mendapatkan informasi yang cepat dan tepat.
Rancangan program kerja yang telah kami susun dapat tersampaikan dan disambut dengan baik oleh para warga masyarakat.
Setiap individu dalam kelompok kami memiliki tugas masing – masing dan dapat bekerja sama dengan kompak dalam menjalankan rencana program kerja yang telah dibuat.
Mahasiswa KKN dapat memberikan sumbangan berupa pikiran, pembaharuan dan pembinaan.
Mahasiswa KKN dapat melaksanakan program kerja yang telah direncanakan secara bersamaan dan berkesinambungan tanpa membedakan jurusan.
2. SARAN
Menghimbau kepada masyarakat agar apa yang diberikan mahasiswa dapat diterima dan diterapkan dengan baik.
Diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa seni bukan melulu mengenai pertunjukan tetapi juga termasuk seni dalam bentuk yang lainnya, semisal fotografi, videografi, desain grafis, bahkan sampai tata rias dan tata ruang (interior).
Diharapkan Dosen Pembimbing Lapangan mengetahui kondisi lapangan tempat mahasiswa KKN diterjunkan, sehingga DPL dapat mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada dan dapat membantu memecahkan masalah tersebut.
Mahasiswa
KKN
dapat
memberikan
pelatihan
yang
bermanfaat untuk masyarakat yang terdapat di lokasi KKN.
DAFTAR PUSTAKA Akademik ISI Surakarta 2015. Panduan Kuliah Kerja Nyata. ISI Surakarta Eri Kisworo 2013 “Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa Jatiluhur Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen”. Surakarta : ISI.