Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
unify the INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM MANIFESTING SUSTAINABILITY
MENGINTEGRASIKAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN
Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
MENGINTEGRASIKAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN unify the INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM MANIFESTING SUSTAINABILITY
2
Ihtisar Kinerja Performance Summary
MENGINTEGRASIKAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN unify the INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM MANIFESTING SUSTAINABILITY
Melalui integrasi Sistem Manajemen Terpadu Nusantara VII, PTPN VII senantiasa berusaha untuk memenuhi harapan pemangku kepentingan untuk taat dan patuh pada peraturan perundang-undangan yang relevan dan persyaratan yang terkait dengan lingkungan hidup, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, keamanan pangan, Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), Good Corporate Governance dan Persyaratan Kriteria Baldrige yang diperbaiki secara berkesinambungan, ditinjau kesesuaiannya dan dievaluasi efektivitasnya sesuai dengan aktivitas, produk dan layanan PTPN VII. PTPN VII juga senantiasa berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan peduli lingkungan sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Keterpaduan sistem operasional tersebut akan mengantarkan Perusahaan menyongsong era baru, mewujudkan keberlanjutan. Through Integrated Management System Nusantara 7, PTPN VII always endeavors to meet the stakeholders’ expectation to comply and obey the relevant law and regulation and requirements related to environment, Occupational Safety and Health, food safety, Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), Good Corporate Governance and Baldrige Criteria Requirements which is improved sustainably, reviewed its conformity and evaluated its effectiveness pursuant to PTPN VII activity, product and services. PTPN VII also always takes an active part in environmental care activities as a form of corporate social responsibility to surrounding community. Integration of this operational system will deliver the Company in welcoming new era, manifesting sustainability.
Laporan Keberlanjutan
Ikhtisar Kinerja Keberlanjutan Sustainability Performance Summary
- 2014 Sustainability Report
3
Kinerja Lingkungan
Environmental Performance
10 (sepuluh) pabrik mendapatkan peringkat PROPER biru dan 2 (dua) pabrik mendapatkan peringkat PROPER hijau pada tingkat nasional. 6 (enam) pabrik mendapatkan peringkat PROPER biru pada tingkat daerah.
10 (ten) mills received blue PROPER and 2 (two) mills received green PROPER in national level. 6 (six) mills received blue PROPER in regional level.
6 (enam) pabrik mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 5 (interval nilai 90,1-100) dan 2 (dua) pabrik mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 4 (interval nilai 80,1-90).
6 (six) mills received Green Industry Awards level 5 (interval value 90.1-100) and 2 (two) mills received Green Industry Awards level 4 (interval value 80.190).
Jumlah Penanaman Pohon/Total Trees Planted Tahun / Year Jumlah Pohon Ditanam Total Trees Planted
s.d. 2011
2012
2013
2014
567 ribu 567 thousand
160 ribu 160 thousand
40 ribu 40 thousand
16 ribu 16 thousand
Biaya Pengelolaan Lingkungan(Rp) / Environmental management cost (Rp) Komoditas / Commodity
∑ Pabrik ∑of Mill
Realisasi Biaya / Cost Realization 2012
2013
2014
Sawit / Palm
7
8.000.488.000
6.218.289.000
11.180.509.968
Karet / Rubber
10
3.862.645.000
3.557.110.000
3.221.227.900
Gula / Sugar
2
985.031.000
1.380.491.000
1.598.607.896
Teh / Tea
1
127.695.000
260.076.000
154.526.107
Total
20
12.975.859.000
11.415.966.000
16.154.871.871
4
Ihtisar Kinerja Performance Summary
Kinerja Ekonomi Economic Performance Nilai Ekonomi yang Diterima dan Didistribusikan Economic Value Received and Distributed Nilai Ekonomi (Rp Ribu) Economic Values (Rp Thousand)
Uraian Description
2011
2012
2013
2014
4.923.295.074
4,360,370,854
4,616,805,282
4,518,243,344
Nilai Ekonomi yang Diperoleh / Economic Values Earned Pendapatan Komoditi Utama / Main Commodity Revenue Penjualan non-komoditi utama / Major non-commodity sales
49.460.254
50,488,475
31,143,311
58,305,080
Pendapatan Bunga / Interest revenue
3.051.483
3,404,694
6,663,251
5,294,934
Pendapatan selisih kurs / Foreign Exchange Revenue
3.814.899
6,063,349
26,492,224
(8,740,517)
-
44,927,856
3,895,950
4,659,530
4.979.621.710
4,465,255,228
4,685,000,018
4,577,762,371
3,895,661,257
3,431,129,966
3,585,067,738
3,387,245,454
609,137,420
629,424,359
628,310,803
728,841,471
Pendapatan Penjualan Aset / Asset sales revenue Jumlah Nilai Ekonomi / Total Economic Values Nilai Ekonomi Didistribusikan / Economic Values Distributed Biaya Operasional (HPP & beban operasi tanpa biaya karyawan & CSR) / Operating cost (COGS and operation cost without cost for employees & CSR) Gaji Karyawan & Benefit Lainnya / Employees salary & other benefit Pembayaran Kepada Penyandang Dana / Payment for Investor -
Pembayaran Dividen / Dividen Payout
-
Pembayaran Bunga / Bank interest
75,973,160
46,023,001
-
9,827,000
288,900,134
366,135,795
466,579,926
594,126,617
87,835,263
69,618,365
50,002,254
28,858,009
7,619,498
7,462,642
2,270,837
1,038,584
5,639,365,823
5,207,790,021
5,484,050,669
5,165,253,166
100,099,574
47,726,838
126,097,391
64,024,383
Pengeluaran untuk pemerintah / Government expenditure Pengeluaran untuk Masyarakat: PKBL & CSR Community expenditure: PCDP & CSR Jumlah Nilai Ekonomi Didistribusikan Total Distributed Economic Values Nilai Ekonomi Ditahan / Withheld Economic Values
Pajak (Rp.miliar/billion)
Tax 2012
2013
2014
PPh Pasal 21
29,60
30,73
29.897
Income Tax Article 21
PPh Pasal 23
14,60
20,39
18.051
Income Tax Article 23
PPh Pasal 29
69,62
50,00
28.858
Income Tax Article 29
PPN Masukan
591,31
676,62
339.925
vAT Input
22,49
24,09
27.444
Land & building tax
727.614
400.945
444.174
Total
Pajak Bumi dan Bangunan Jumlah
- 2014 Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan
5
Loyalitas dan Kepuasan Pelanggan Customer Loyalty and Satisfaction Hasil Surveitahun 2013 - 2014 sebagai berikut : Results of 2013 – 2014 Survey were following: a. Survei Loyalitas Pelanggan/Customer Loyalty Survey Skor/Score
Komoditi/Commodity
Hasil/Result
2013
2014
Karet / Rubber
93
95
Sangat Loyal/Very Loyal
Kelapa Sawit / Oil Palm
83
90
Sangat Loyal/Very Loyal
Tebu / Sugar Cane
83
86
Sangat Loyal/Very Loyal
Teh / Tea
90
92
Sangat Loyal/Very Loyal
Rata-rata / Average
88
91
Sangat Loyal/Very Loyal
b. Survei Kepuasan Pelanggan/Customer Satisfaction Survey Skor/Score
Komoditi/Commodity
Hasil/Result
2013
2014
Karet / Rubber
87
88
Sangat Loyal/Very Loyal
Kelapa Sawit / Oil Palm
76
80
Sangat Loyal/Very Loyal
Tebu / Sugar Cane
68
73
Sangat Loyal/Very Loyal
Teh / Tea
77
83
Sangat Loyal/Very Loyal
Rata-rata / Average
78
82
Sangat Loyal/Very Loyal
Kinerja Sosial Social Performance
Jumlah Mitra Binaan Dana Kemitraan Dana Pembinaan Mitra Dana CSR
: 776 Mitra Binaan : Rp7,87 miliar : Rp1,03 miliar : Rp1,075 miliar
Fostered Partners Partnership Fund Fostered Fund CSR Fund
: 776 Partners : Rp9.78 billion : Rp1.03 billion : Rp1.075 billion
2011
2012
2013
2014
Tingkat Efektivitas Penyaluran
94,22%
94,84%
93,67%
96,10%
Distribution Effectiveness
Kolektibilitas Pengembalian
86,88%
88,34%
85,16%
85,85%
Repayment Collectability
Kinerja K3 OHS Performance
Jumlah Kecelakaan Kerja Kategori Category
Total Work Accidents Jumlah Kasus / Number of Case 2012
2013
2014
Ringan / Mild
91
16
148
Sedang / Moderate
11
3
4
Berat / Severe
1
-
3
Fatal / Meninggal / Decease
–
-
-
103
19
155
Jmlah / Total
6
Ihtisar Kinerja Performance Summary
Daftar Isi Table of Content
3 Ikhtisar Kinerja Keberlanjutan Sustainability Performance Summary 7 Sambutan Dewan Komisaris Board of Commissioner Foreword 12 Sambutan Direksi Board of Director Foreword
16
Profil PTPN VII PTPN VII Profile
18 Sekilas PTPN VII An Overview of PTPN VII
50
Pemanfaatan Air / Water Utilization
52
Pengelolaan Air Limbah Wastewater Management
55
Pengelolaan Limbah Padatan Solid Waste Management
57
Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Reduce Emission of Green House Gas
58
Pelestarian Alam Natural Preservation
59
Biaya Lingkungan Environmental Cost
21 Visi dan Misi / Vision and Mission 22 Nilai Perusahaan / Company’s Value 24 Struktur Organisasi Organization Stucture 27 Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certification
32
Tentang Laporan Keberlanjutan Of Sustainability Report
33 GRI-4 sebagai Pedoman Penyusunan Laporan GRI-4 as Guidance of Report Drafting
60
36
Komitmen Terhadap Lingkungan
Commitment To Environment
37 Standar Ramah Lingkungan PTPN VII (Persero) Standard of Environmentally Friendly of PTPN VII (Persero)
Community Development
62
Pemberdayaan Masyarakat Community Empowerment
63
PTPN 7 Peduli / PTPN 7 Care
70
Kinerja Ekonomi Economic Performance
72
Nilai Ekonomi yang Diterima dan Didistribusikan Economic Value Received and Distributed
73
Kontribusi Kepada Negara Contribution to the State
73
Kontribusi Kepada Pertumbuhan Ekonomi Daerah Contribution to the Regional Economic Growth
33 Kontak / Contact 34 Materialitas dan Batasan Laporan Materiality and Report Boundaries
Pemberdayaan Masyarakat
76
78
Praktik-Praktik Pengadaan Procurement Practices
Meningkatkan Keamanan Produk Dan Layanan
47 Penggunaan dan Pengelolaan Material Material Use and Management
79
Informasi Produk/ Product Information
48 Pemakaian dan Penghematan Energi Energy Use and Saving
81
Temu Pelanggan / Customer Gathering
83 Survei Tingkat Kepuasan Pelanggan Layanan Pengaduan Customer Satisfaction Survey
84
Sumber Daya Manusia Human Resources
86 Komposisi Pekerja Berdasarkan Level Organisasi Employee composition based on organization level 88 Serikat Pekerja dan Kesepakatan Kerja / Labor Union and Collective Agreement 89 Kesejahteraan Pekerja Employee Welfare 90 Pelatihan dan Pendidikan Training and Education
92
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Occupational Health and Safety
98
Tata Kelola Keberlanjutan Sustaiability Governance
100 Struktur Tata Kelola Governance Structure 101 Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholder 102 Dewan Komisaris Board of Commissioner 103 Direksi / Board of Director 105 Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remuneration for Board of Commissioner and Board of Director 107 Anti Korupsi / Anti-Corruption 119
Standar GRI G-4 GRI G-4 Standard
124
Lampiran
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustainability Report
7
Sambutan Dewan Komisaris(G4-1)(G4-2) Message from The Board of Commissioners
Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Dear Respected Shareholders,
Pada kesempatan ini, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan kepada Direksi dan seluruh jajaran PTPN VII yang telah berhasil mengimplementasikan Sistem Manajemen Terpadu Nusantara (SMTN7) mulai 4 April 2014, yang sebelumnya telah dirintis sejak tahun 2013. At this opportunity, Board of Commissioner expresses appreciation to Board of Director and all PTPN VII ranks that have succeeded in applying Integrated Management System Nusantara 7 (IMSN7) started from April 2014, which previously has been initiated since 2013.
SMTN7 merupakan upaya memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku dengan penerapan 7 (tujuh) sistem manajemen berstandar internasional dan nasional secara terintegrasi, meliputi: ISO 9001 : 2008 Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001 : 2004 Sistem Manajemen Lingkungan, OHSAS 18001 : 2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ISO 22000 : 2005 Sistem Manajemen Keamanan Pangan, Permentan nomor 19/Permentan/OT.140.3.2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO), Permen BUMN nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013 -2014
IMSN7 is an effort to fulfill customer requirements and applicable regulation by application of 7 (seven) international and national standard management system integrally, covering: ISO 9001:2008 Quality Management System, ISO 14001:2004 Environment Management System, OHSAS 18001:2007 Occupational Safety and Health Management System, ISO 22000:2005 Food Safety Management System, Minister of Agriculture Regulation Number 19/Permentan/OT.140.3.2011 dated 29 March 2011 regarding Indonesian Sustainable Palm Oil, Minister of SOE Regulation Number PER-01/MBU/2011 dated 1 August 2011 regarding Good Corporate Governance in StateOwned Enterprise, Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013-2014.
8
Ihtisar Kinerja Performance Summary
Dewan Komisaris juga menghargai komitmen Perusahaan untuk menyelaraskan sasaran perusahaan dengan menjaga mutu, kelestarian lingkungan hidup, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keamanan Pangan dan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan kinerja secara berkesinambungan dan konsisten. Board of Commissioner also appreciates the Company’s commitment to harmonize company goal by maintaining quality, environmental preservation, Occupational Safety and Health, Food Safety and community empowerment as well as enhancing performance sustainably and consistently.
Sepanjang tahun 2014, PTPN VII berhasil memperoleh penghargaan di bidang tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial, di antaranya adalah penghargaan juara pertama pada Annual Report Award 2013. Demikian pula PTPN VII juga memperoleh penghargaan Dharma Krida Baraya Adikarya Anugraha dari Universitas Sebelas Maret atas keberhasilan PTPN VII dalam membina dan mengembangkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Penghargaan tersebut menunjukkan adanya penegakan prinsipprinsip tata kelola perusahaan di lingkup PTPN VII, terutama dalam aspek peningkatan kualitas transparansi. Penghargaan kedua menunjukkan kesungguhan PTPN VII dalam program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Throughout 2014, PTPN VII has succeeded attaining awards in corporate governance and social responsibility, including first winner in Annual Report Award 2013. Likewise PTPN VII also obtained Dharma KridaBarayaAdikaryaAnugraha Awards from University of SebelasMaret on PTPN VII success in fostering and developing micro, small and medium enterprises. This award indicates the existence of enforcement of corporate governance principles in PTPN VII environment, specifically in the aspect of transparency quality improvement. Second award indicates PTPN VII seriousness in community development program to improve community welfare in the vicinity of company operational area.
Dewan Komisaris menyambut positif upaya Direksi untuk menerbitkan Laporan Keberlanjutan 2014 untuk yang kedua kalinya. Laporan Keberlanjutan yang dibuat dengan menggunakan standar Global Reporting Initiative (GRI-G4) versi terbaru ini merupakan salah satu perwujudan komitmen PTPN VII terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan digunakannya standar GRI-G4, penyajian informasi dalam laporan keberlanjutan ini lebih ditekankan pada kedalaman aspek yang material untuk disajikan.
Board of Commissioner welcomes positively the Board of Director endeavors to publish 2014 Sustainability Report for the second time. This Sustainability Report that made by using standard of Global Reporting Initiative (GRI-G$) newest version is one form of PTPN VII commitment to social and environmental responsibility. By using GRI-G4 standard, the presentation of information in this sustainability report more emphasizes on the depth of material aspect to be presented.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustainability Report
9
Dewan Komisaris mengharapkan agar laporan ini menjadi pendorong bagi PTPN VII untuk senantiasa menyelenggarakan setiap kegiatan operasionalnya dengan berlandaskan asas manfaat dan berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan serta keadilan.
Board of Commissioner expects this report could become driving force for PTPN VII to always carry out its operational activities based on benefit and sustainable, integration, togetherness, transparency as well as justness principles.
Walaupun sepanjang tahun 2014 telah banyak kemajuan yang dicapai PTPN VII, Dewan Komisaris memandang bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi Perusahaan sekaligus masih banyak peluang yang bisa diraih untuk tumbuh menjadi lebih baik. Dengan mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir tahun 2015, PTPN VII harus meningkatkan daya saingnya agar mampu bersaing di era globalisasi yang semakin kompetitif. Peningkatan daya saing antara lain dapat diwujudkan melalui efisiensi di segala bidang dengan memanfaatkan teknologi tepat guna serta penerapan sistem yang terintegrasi dengan operasional perusahaan.
Despite during 2014 there were many improvements attained by PTPN VII, Board of Commissioner considers that there are still many challenges needs to be dealt with by the Company as well as many opportunities can be attained to grow for the better. By the enactment of Asean Economic Community in late 2015, PTPN VII should enhance its competitiveness in order capable to compete in a more competitive globalization era. Improvement of competitiveness among others can be manifested through efficiency in all sectors by utilizing appropriate technology as well as application of integrated system with the company’s operational.
Aspek keberlanjutan melalui peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sekitar wilayah operasional perusahaan perlu mendapat perhatian. Dewan Komisaris memberikan dukungan pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang diwujudkan melalui program PTPN 7 Peduli, yaitu PTPN 7 Peduli Kemitraan, PTPN 7 Peduli Bencana Alam, PTPN 7 Peduli Pendidikan, PTPN 7 Peduli Kesehatan, PTPN 7 Peduli Pembangunan, PTPN 7 Peduli Keagamaan, dan PTPN 7 Peduli Pelestarian Alam. Dewan Komisaris mengharapkan agar program tersebut dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya sebagai wujud kontribusi PTPN VII terhadap peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Sustainability aspects through community prosperity and welfare improvement in the vicinity of company operational area need to get more attention. The Board of Commissioner provides full support on the implementation of Partnership and Community Development Program which manifested through PTPN 7 Care program, involving PTPN 7 Partnersip Care, PTPN 7 Natural Disaster Care, PTPN 7 Development Care, PTPN 7 Religious Care, and PTPN 7 Natural Preservation Care. Board of Commissioner expects those program can be carried out as best as it could as a form of PTPN VII contribution to the improvement of community prosperity and welfare.
Di bidang ekonomi, Dewan Komisaris menilai bahwa PTPN VII telah memberikan kontribusi positif dengan mendorong geliat roda perekonomian setempat melalui program plasma kelapa sawit, petani sawit mandiri, tebu rakyat dan tebu rakyat bebas sebagai mitra kerja pemasok bahan baku bagi PTPN VII. Geliat perekonomian wilayah setempat melalui kegiatan petani plasma dan petani mandiri juga menimbulkan multiflier effectberupa tumbuh dan berkembangnya usaha
In economic, Board of Commissioner assesses that PTPN VII has provided a positive contribution by encouraging local economic motions through oil palm plasma program, independent palm farmers, community sugar and independent community sugar as partners who supply raw material for PTPN VII. The motion of local economic through activity of plasma farmers and independent farmers also generatesmultiflier effect in form of local business growth and development in transportation
10
Ihtisar Kinerja Performance Summary
lokal di bidang jasa angkutan, usaha perbengkelan, dan usaha pendukung lainnya. Demikian pula, karena wilayah kerja PTPN VII umumnya berkembang di wilayah pedesaan, marginal, dan kadang terpencil, maka keberadaan unitunit usaha PTPN VII mempunyai peran strategis dalam pengembangan wilayah pedesaan serta pertumbuhan wilayah setempat.
services, workshops business, and other supporting business. Likewise, due to the PTPN VII work area generally developed in countries, marginal and sometimes remote area, therefore the whereabouts of PTPN VII business units has a strategic role in the development of rural area as well as the growth of local area.
Selain isuperubahan iklim dan pemanasan global, aspek lingkungan juga diwarnai dengan berbagai kampanye negatif yang menerpa industri perkebunan, khususnya industri perkebunan kelapa sawit. Dewan Komisaris mengapresiasi berbagai upaya dan program kerja yang telah dilaksanakan pihak manajemen yang secara konsisten melaksanakan kegiatan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini telah diwujudkan oleh PTPN VII melalui pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien, di antaranya Perusahaan telah menerapkan pengurangan jumlah limbah yang dibuang ke media lingkungan berdasarkan empat prinsip, yaitu: pengurangan dari sumber (reduce), sistem daur ulang (recycle), pemulihan (recovery) dan pemanfaatan kembali (reuse) secara berkelanjutan menuju produksi bersih.
Beside climate change and global warming issues, environmental issues are also stained by many negative campaigns that hit plantation industry, particularly oil palm plantation industry. Board of Commissioner also appreciates many efforts and work programs that have been carried out by the management which consistently performing environmentally and sustainably industrial activities. This has been realized by PTPN VII through management of resources effectively and efficiently, including by applying reduction of total wastes which discharged to environmental media based on four principles, namely: reduce from source, recycle system, recovery and reuse sustainably towards clean production.
Terkait mitigasi perubahan iklim sekaligus upaya perusahan untuk menurunkan Emisi udara dan efek Gas Rumah Kaca (GRK), PTPN VII telah melakukan langkah-langkah antisipatif berupa pemanfaatan sumber energi yang Ekonomis, Terbarukan dan Ramah lingkungan berupa cangkang dan fiber di setiap PPKS, serta pemanfaatan ampas tebu di Pabrik Gula sebagai bahan bakar Boiler. Demikian pula, PTPN VII telah melakukan budidaya tanaman yang ramah lingkungan di setiap unit usaha yang dimilikinya sehingga pada akhirnya akan mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi.
In relation to mitigation of climate change as well as company’s effort to reduce air emission and Green House Gas effect, PTPN VII has conducted anticipative steps in form of utilization of an Economic, Renewable, and Environmental Friendly energy sources in form of shells and fibers in every OPM, as well as utilization of bagasse in Sugar Mill as Boiler fuel. Likewise, PTPN VII has conducted environmental friendly plant cultivation in its every business units thus eventually it will be able to make a contribution in reducing emission.
Dewan Komisaris menyambut dengan gembira atas prestasi di bidang lingkungan hidup berupa diperolehnya penghargaan PROPER BIRU untuk 10 unit usaha dan penghargaan PROPER HIJAU untuk 2 unit usaha serta penghargaan Industri Hijau untuk 9 (sembilan) unit usaha.
Board of Commissioner welcomes with joy on PTPN VII achievements in environmental field by gaining BLUE PROPER awards for 10 business units and GREEN PROPER awards for 2 business units as well as Green Industrial for 9 (nine) business units.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustainability Report
11
Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada manajemen dan segenap Insan PTPN VII yang telah memberikan unjuk kerja yang terbaik bagi Perusahaan dan pemangku kepentingan sehingga memungkinkan Perusahaan untuk melewati masa-masa sulit sebelumnya menuju masa depan yang lebih baik. Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih pula kepada Pemerintah dan Pemegang Saham yang telah memberikan dukungan bagi PTPN VII selama ini.
Board of Commissioner expresses its humble gratitude to PTPN VII management and human resources who have given the best performance for the Company and stakeholders thus enabling the Company to get past difficult times before heading to a better future. Board of Commissioner also presents its highest gratitude to Government and Shareholders who all this time have provided full support to PTPN VII.
Dewan Komisaris juga berterima kasih kepada segenap masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya yang telah ikut mendukung keberadaan PTPN VII sehingga tercipta suasana yang kondusif dan harmonis. Dewan Komisaris mengharapkan agar Pemangku Kepentingan dapat meningkatkan dukungannya sekaligus memberikan masukan kepada Perusahaan sehingga Perusahaan dapat menghadapi tantangan di masa mendatang yang semakin kompleks serta mampu menjaga keberlanjutan usahanya.
Board of Commissioner is also grateful to all community and stakeholders who have participated in supporting PTPN VII whereabouts thus created a conducive and harmonious atmosphere. Board of Commissioner expects the Stakeholders could enhance their supports as well as provide input for the Company to deal with more complex challenges in the future and able to maintain its business sustainability.
Bandar Lampung, 1 Juni 2015 Atas Nama Dewan Komisaris On behalf of Board of Commissioners
Ahmad A. Mattjik Komisaris Utama President Commissioners
12
Ihtisar Kinerja Performance Summary
Sambutan Direksi(G4-1)(G4-2)
Message from The Board of Directors
Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Dear Respected Shareholders,
Direksi mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya pada tahun 2014 PTPN VII dapat menerbitkan Laporan Keberlanjutan untuk yang kedua kalinya. Diharapkan dengan terbitnya laporan ini, pemangku kepentingan dapat menggunakan informasi yang ada di dalamnya sebagai dasar pengambilan keputusan dan dasar penilaian atas pelaksanaan kewajiban Perusahaan terkait tanggungjawab social dan lingkungan. We, Board of Director, present our gratitude to God the Almighty, due to His abundant blessing and gifts in the year 2014 PTPN VII could establish Sustainability Report for the second times. It is expected with the publication of this report, the stakeholders could use existing information as a basis for their decision making and as a basis of assessment on the implementation of Company’s obligation related to social and environmental responsibility.
Selama tahun 2014, PTPN VII banyak melakukan persiapan untuk menghadapi perubahan eksternal yang semakin dinamis dan penuh ketidakpastian. Persiapan pertama adalah implementasi Sistem Manajemen terpadu Nusantara VII yang telah dirintis sejak tahun 2013. Sistem Manajemen Terpadu Nusantara VII, yang selanjutnya disebut SMTN7, adalah upaya perusahaan untuk melaksanakan misi, tata nilai, dan budaya perusahaan secara berkelanjutan dengan mengimplementasikan tujuh sistem manajemen secara terintegrasi untuk mencapai visi perusahaan.
During 2014, PTPN VII has been conducted many preparations to deal with external changes that get more dynamic and full of uncertainty. First preparation was implementation of Integrated Management System Nusantara 7 which has been initiated since 2013. Integrated Management System Nusantara VII, hereinafter refers to IMSN7, is a company’s effort to carry out company’s mission, value and culture sustainably by implementing seven management systems integrally to attain company’s visions.
Selanjutnya, dengan terbentuknya holding BUMN Perkebunan pada tanggal 2 Oktober 2014, PTPN VII bersama dengan BUMN Perkebunan lainnya menjadi anak perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang ditetapkan sebagai perusahaan induk. Dengan holding diharapkan adanya sinergi kekuatan untuk mengoptimalkan kinerja sehingga terbentuk perusahaan yang berdaya saing dan berdaya cipta dan mampu unggul di pasar global.
Furthermore, by the establishment of Holding SOE Plantation on 2 October 2014, PTPN VII along with other SOE Plantations have become PT Perkebunan Nusantara III (Persero)’s subsidiaries. With this holding it is expected that it could generate strength synergy to optimize performance hence established a competitive, innovative, and superior company in global market.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustainability Report
13
Selama tiga tahun terakhir, PTPN VII menghadapi tantangan eksternal berupa melemahnya harga jual sebagian besar produk komoditas yang berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan. Namun, peningkatan kinerja operasional yang semakin optimal menjadikan PTPN VII semakin kuat dalam menghadapi tantangan. Dalam aspek ekonomi, Perusahaan tetap menjaga komitmen untuk memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan melalui nilai ekonomi yang didistribusikan kepada negara, pemegang saham, dan pemangku kepentingan.
For the last three years, PTPN VII encounters external challenges in form of weakening of selling price of most commodity products that influencing company’s profit. However, the enhancement of operational performance that gets more optimum has made PTPN VII stronger in dealing with the challenges. In economic aspects, the Company continues maintaining its commitment to provide benefits for stakeholders through economic values distributed to state, shareholders and stakeholders.
Dengan diterapkannya SMTN7, upaya PTPN VII untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku dari aspek lingkungan adalah dengan menerapkan ISO 14001 : 2004 Sistem Manajemen Lingkungan, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ OT.140.3.2011 Tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO).
With the implementation of IMSN7, PTPN VII’s endeavors to meet the customer’s requirements and applicable regulation of environmental aspect among others are by applying ISO 14001:2004 Environmental Management System, and Ministry of Agriculture Regulation Number 19/Permentan/ OT.140.3.2011 dated 29 March 2011 of Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO)
Selain itu, PTPN VII juga berupaya untuk menaati peraturan lingkungan hidup agar bisa memenuhi standar PROPER BIRU, dan PROPER HIJAU serta IndustriHijau di semua unit-unit yang dikelolanya. Keseriusan PTPN VII dalam mengelola lingkungan dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan Industri Hijau untuk 9 (sembilan) unit di lingkungan PTPN VII serta penghargaan PROPER BIRU untuk 10 unit dan penghargaan PROPER HIJAU untuk 2 unit. Kedepan, PTPN VII akan terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan lingkungan sehingga dapat memperoleh PROPER EMAS.
In addition, PTPN VII also strives to obey environmental regulation in order to be able to meet BLUE PROPER standard and GREEN PROPER standard as well as Green Industry in all units it manages. PTPN VII’s seriousness in managing environmental is proven by obtaining Green Industry award for 9 (nine) units in PTPN VII environment as well as BLUE PROPER awards for 10 units and GREEN PROPER awards for 2 units. In the future, PTPN VII will continue to perform revamping in environmental management to attain GOLD PROPER.
Program pemberdayaan masyarakat melalui program kemitraan yang dilaksanakan PTPN VII berpegang pada beberapa kebijakan, yaitu Program Kemitraan difokuskan pada pemberian pinjaman modal kerja / pemberdayaan usaha kecil, khususnya pada kegiatan sector Industri, Perdagangan, Perikanan, Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Jasa dan usaha lainnya baik secara sendiri maupun kelompok (PolaClustering); Pembentukan Desa-Desa Binaan di sekitar Unit Usaha sehingga akan menjadi pagar social bagi Unit Usaha; Pemetaan KebutuhanStakeholder; Program Sinergi BUMN dalam hal kerjasama penyaluran Program Kemitraan untuk Petani TR.
Community empowerment program through partnership program carried out by PTPN VII is based on several policies, among others Partnership Program focuses on the granting of working capital loan/small enterprise empowerment, specifically in Industrial, Trading, Fishery, Plantation, Agriculture, Husbandry, Services and other business sector activities either individually or in group (Clustering Pattern); Establishment of Fostered Villages in the vicinity of Business Unit thus it will become social fences for Business Unit; Mapping of Stakeholders’ Needs; SOE Synergy Program in term of cooperation on distribution of Partnership Program for TR Farmers.
PTPN VII senantiasa menatap kedepan dengan penuh keyakinan dalam menyikapi semua tantangan yang ada, terutama dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean serta
PTPN VII always stares ahead with full of confidence in addressing all existing challenges, particularly with the enactment of Asean Economic Community as well as challenge of global economic uncertainty
14
Ihtisar Kinerja Performance Summary
tantangan ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada terpuruknya harga komoditas selama beberapa tahun ini. Demikian pula isu-isu lingkungan hidup dan kampanye negatif kelapa sawit dan perubahan iklim global menjadi catatan yang menjadi perhatian utama Perusahaan. PTPN VII telah memiliki sejumlah strategi dan program kerja yang tertuang di dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan Tahun 2015 – 2019 untuk mewujudkan keberlanjutan Perusahaan.
which resulting in the slumped of commodity price for these several years. Likewise environmental issues and negative campaigns against oil palm and global climate changes have become own records that become the Company’s major concern. PTPN VII has had numbers of strategies and work programs put forth on the Company’s Long Term Plan for year 2015-2019 to manifest Company’s sustainability.
Selain fokus pada peningkatan daya saing bisnis utama yang berwawasan lingkungan, ke depan PTPN VII akan tetap konsisten pada program pemberdayaan masyarakatdi sekitar wilayah kerja Perusahaan melalui program PTPN 7 Peduli. Implementasi Sistem Manajemen Terpadu Nusantara VII akan terus ditingkatkan dan dievaluasi sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja perusahaan dalam upaya memenuhi harapan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Demikian pula, PTPN VII telah memiliki dan menerapkan sejumlah perangkat untuk menegakkan peraturan dugaan pelanggaran dan pengendalian gratifikasi, yaitu Whistle Blowing System, dan Pedoman Pengendalian Gratifikasi sebagai salah satu komitmen menjadi Good Governed Corporation menuju Good Corporate Citizen.
In addition it focuses on the improvement of major business competitiveness which is environmentally sound, in the future PTPN VII will remain consistent on its community empowerment program in the vicinity of Company’s work area through PTPN 7 Care program. Implementation of Integrated Management System Nusantara VII will continue to be enhanced and evaluated thus it could support the improvement of company’s performance in an effort to meet customers and other stakeholders’ expectation. Likewise, PTPN VII has had and applied several instruments to enforce alleged violation and gratification control regulation, namely Whistle Blowing System, and Gratification Control Manual as one of PTPN VII’s commitments to become a Good Governed Corporation towards Good Corporate Citizen.
PTPN VII siap mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan dukungan penuh dari segenap lapisan pekerja dan keluarga besar PTPN VII serta sinergisitas dengan lingkungan social setempat. Mari kita jadikan lingkungan sosial sekitar kita bagian dari kita dan kita menjadi bagian dari lingkungan sekitar perusahaan.
PTPN VII is ready to realize sustainably growth. Therefore, it requires full support from all employees and PTPN VII’s big families as well as synergized itself with local social environment. Let us make our social environment becomes part of us and we become part of our social environment.
Bandar Lampung, 1 Juni 2015 Atas Nama Direksi On behalf of Board of Director
Kusumandaru N.S. DirekturUtama President Director
Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
16
Profil Perusahaan Company Profile
Sekilas Tentang PTPN VII Overview of PTPN VII
PT Perkebunan Nusantara VII, selanjutnya disebut PTPN VII, berkantor pusat di Bandar Lampung dan berdiri sejak 11 Maret 1996. Saat ini, PTPN VII mengelola komoditas karet, kelapa sawit, tebu dan teh yang tersebar wilayah provinsi Lampung, Sumatera Barat dan Bengkulu. PTPN VII juga memiliki satu anak perusahaan yang mengelola Peternakan Sapi (PT Karya Nusa 7), dan empat perusahaan asosiasi.(G4-3)
PT Nusantara VII, hereinafter is called PTPN VII, is headquartered in Bandar Lampung and established since 11 March 1996. At present, PTPN VII manages rubber, oil palm, sugarcane and tea commodity scattered over province of Lampung, West Sumatera and Bengkulu. PTPN VII also has one subsidiary managing Cattle Farmers (PT Karya Nusa 7), and four associated companies. (G4-3)
Dengan terbentuknya holding BUMN Perkebunan sesuai dengan PP nomor 72 tahun 2014 tanggal 2 Oktober 2014 tentang penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroaan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, maka PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang semula merupakan BUMN Perkebunan berdasarkan PP No. 12 Tahun 1996 tanggal 11 Maret 1996, telah beralih menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Komposisi kepemilikan saham adalah 90% dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan 10% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia(G4-7)
With the establishment of SOE Plantation Holding pursuant to Government Regulation Number 72 Year 2014 Dated 2 October 2014 of Capital Inclusion of Republic of Indonesia into Capital share of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) which initially was a SOE Plantation based on Government Regulation No. 12 Year 1996 dated 11 March 1996, has been changed into PT Perkebunan Nusantara VII that fully comply to Law No. 40 Year 2007 of Limited Company. Composition of shareholding was 90% owned by PT Perkebunan Nusantara III (Persero) and 10% owned by State of Republic of Indonesia. (G4-7)
Pada tahun 2014, PTPN VII mulai mengimplementasikan Sistem Manajemen Terpadu Nusantara VII sesuai dengan SK Direksi nomor TIS/Kpts/001/2014 tanggal 3 April 2014 tentang Implementasi Sistem Manajemen Terpadu PT Perkebunan Nusantara VII. SMTN7, adalah upaya perusahaan untuk melaksanakan misi, tata nilai, dan budaya perusahaan secara berkelanjutan dengan mengimplementasikan tujuh sistem manajemen secara terintegrasi untuk mencapai visi perusahaan.
In 2014, PTPN VII began to implement Integrated Management System Nusantara 7 pursuant to Board of Director Decree Number TIS/Kpts/001/2014 dated 3 April 2014 regarding implementation of Integrated Management System of PT Perkebunan Nusantara VII. IMSN7 is the company’s endeavor to carry out company’s mission, value, and culture sustainably by implementing seven management systems integrally to attain company vision.
- 2014 Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan
17
Profil Perusahaan Company Profile
Identitas Perusahaan (G4-3)(G4-4)(G4-5)(G4-6)(G4-7) Company Identity Nama : PT Perkebunan Nusantara VII
Name : PT Perkebunan Nusantara VII
Bidang Usaha : Agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh dan tebu
Business of Line : Plantation Agribusiness with rubber, oil palm, tea and sugarcane commodity
Tanggal Pendirian : 11 Maret 1996
Establishment Date : 11 March 1996
Dasar Hukum Pendirian : 1. Peraturan Pemerintah (PP) No.12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. 2. Peraturan Pemerintah (PP) No.72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014.
Legal Basis of Establishment : 1. Government Regulation No. 12 Year 1996 dated February 14, 1996. 2. Government Regulation No. 72 Year 2014 dated September 17, 2014.
Status Perusahaan : Anak Perusahaan dari Holding BUMN Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Company Status : Subsidiary of State Owned Enterprise (BUMN) Holding Plantation PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Kepemilikan : 1. Negara Republik Indonesia sebanyak 10% atau 122.622 saham Seri B atausebesar Rp122.622.000.000,00 2. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebanyak 90% atau 1.103.601 saham atau sebesar Rp1.103.601.000.000,00 yang terdiri dari 1 (satu) saham Seri A sebesar Rp1.000.000,00 dan 1.103.600 saham Seri B sebesar Rp1.103.600.000.000,00
Ownership : 1. The Republic of Indonesia owned as much as 10% or122 622 share of Series B or by Rp122.622.000.000,00 2. PT Perkebunan NusantaraIII (Persero) as much as 90% or 1,103,601 shares or equal to Rp1.103.601.000.000,00 consisting of 1 (one) share of Series A by Rp1.000.000,00 and 1.103.600 shares of Series B by Rp1.103.600.000.000,00
Modal Dasar : Rp4.900.000.000.000,00 (empat triliun sembilan ratus miliar Rupiah) terbagi atas 4.900.000 (empat juta sembilan ratus ribu) saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (satu juta rupiah) per saham
Authorized Capital : Rp4,900,000,000,000.00 (four trillion nine hundreds billion rupiah) divided into 4,900,000 (four million nine hundreds thousand) shares with par-value Rp1,000,000 (one million Rupiah) per share
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Rp1.226.223.000.000,00 (satu triliun dua ratus dua puluh enam miliar dua ratus dua puluh tiga juta Rupiah)
Issued and fully paid-up capital : Rp1,226,223,000,000.00 (one trillion two hundreds twenty six billion and two hundreds twenty three million Rupiah)
Jaringan Kantor : Satu Kantor Penghubung 7 Distrik
Office Network : One Liaison Office Seven Districts
Kantor Pusat : Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung 35141
Head Office : Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung 35141
Website : www.ptpn7.com
Website : www.ptpn7.com
Layanan Informasi : Telepon : (62-721) 702233 Faksimile : (62-721) 702775
Call Center : Phone : (62-721) 702233 Facsimile : (62-721) 702775
18
Profil Perusahaan Company Profile
Produk/Jasa Yang Dihasilkan | Resulted product/service (G4-4) PT Perkebunan Nusantara VIIbergerak dibidang usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan produk hasil jadi sebagai berikut : PT Perkebunan Nusantara VII engaged in plantation agribusiness with rubber, oil palm, tea and sugarcane commodities with processed product as below:
SIR 3L; SIR 3WF; SIR 20; RSS I; RSS II; RSS III; Cutting A Persyaratan Produk Sesuai dengan | Product requirements based compliance with : SNI 06- 1903- 2000 (SIR), SNI 06- 0001- 1987 (RSS) Dipasarkan | Marketed in : Lokal | Local 53%. Ekspor | Export : 47%
Minyak Sawit; Minyak Inti Sawit; Inti Sawit; Bungkil Inti Sawit. Palm Oil; Palm Kernel Oil; Palm Kernel; Palm Kernel Cake. Persyaratan Produk Sesuai dengan | Product requirements based compliance with : SNI 01- 2901- 2006 Dipasarkan | Marketed in : Lokal | Local : 100 %
A . Ortodox Premium TG FOP; GFOP; FOP; FBOP; GFOP; PF; DUST B . Ortodox Normal BOP; BOP - F; PF; DUST; BP; BT C . CTC BOP I; BP I; PF I; PD I; CD D. Ortodox Mutu II PF - II; DUST - II; DUST- III; DUST- IV; BP - II; BT – II; FANNING II; FANNING III E. Off Grade BM; FLUF; RMIT; Powder Persyaratan Produk Sesuai dengan | Product requirements based compliance with : SNI 3140.3- 2010 Dipasarkan | Marketed in : Lokal | Local : 82%. Ekspor | Export :18%
Gula | Sugar; Tetes | Molasses Persyaratan Produk Sesuai dengan | Product requirements based compliance with : SNI 01- 1902- 1995 Dipasarkan | Marketed in : Lokal | Local : 100 %
PTPN VII juga memiliki satu anak perusahaan yang mengelola Peternakan Sapi (PT Karya Nusa 7), dan empat perusahaan asosiasi. Saat ini PT Karya Nusa 7 mengelola 3 (tiga) segmen usaha, yakni: 1. Segmen Penggemukan Ternak 2. Segmen Sapi Ternak 3. Segmen Pupuk Kompos
PTPN VII also has one subsidiaries managing Cattle Breeding (PT Karya Nusa 7), and four associated companies. At present 3 (three) business segments are managed by the PT Karya Nusa 7, involving: 1. Animal Feedlod Segment 2. Cattle Breeding Segment 3. Compost Segment
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustainability Report
19
Produk & Jangkauan Pasar (G4-4) (G4-8) Product & Market Reached (G4-4) (G4-8) Produk Product
Pasar yang Dilayani / Markets Served Lokal
Ekspor
1
SIR 3L, SIR 3WF, SIR 20
Lokal Indonesia
Cina, Korea, Taiwan, Amerika Serikat, India, Pakistan, Turki, Argentina, Jerman, Jepang, Australia, Belgia, Finlandia, Brazil, Rusia, UEA.
2
RSS I, RSS II, RSS III
Lokal Indonesia
Cina, Taiwan, Jepang, Afrika Selatan, Belgia, Colombia, Sri Lanka, UEA, India, Estonia
3
Cutiing A
Lokal Indonesia
4
Minyak Sawit Minyak Inti Sawit Inti Sawit Bungkil Inti Sawit
Lokal Indonesia
5
Ortodox Premium
Lokal Indonesia
6
Ortodox Normal
Lokal Indonesia
7
CTC
Lokal Indonesia
Malaysia, Pakistan, India, UEA, Cina
8
Ortodox Mutu II
-
Malaysia, Inggris
9
Off Grade
Lokal Indonesia
10
Gula, Tetes
Lokal Indonesia
Malaysia, Inggris, Belgia, Polandia, Pakistan, Belanda, Jerman, Singapura
20
Profil Perusahaan Company Profile
Wilayah Operasional Operational Area
Kantor Direksi A. Distrik Way Sekampung 1. Unit Kedaton : - Kebun Karet Kedaton - Pabrik karet Kedaton 2. Unit Kebun Karet Trikora 3. UnitPabrik Karet Pematang Kiwah 4. Unit Rejodani 5. Unit Way Berulu : - Kebun Karet Way Berulu - Pabrik Karet Way Berulu 6. Unit Kebun Karet Bergen 7. Unit Kebun Karet Way Lima B. Distrik Way Seputih 8. Unit Bekri : - Kebun Kelapa Sawit Bekri - Pabrik Kelapa Sawit Bekri 9. Unit Kebun Kelapa Sawit Padangratu 10. Unit Tulungbuyut - Kebun Karet Tulungbuyut - Pabrik Karet Tulungbuyut C. Distrik Bungamayang - Kebun Tebu Bungamayang - Pabrik Gula Bungamayang D. Distrik Banyuasin 11. Unit Musi Landas - Kebun Karet Musi Landas - Pabrik Karet Musi Landas 12. Unit Tebenan - Kebun Karet Tebenan - Pabrik Karet Tebenan 13. Unit Betung - Kebun Kelapa Sawit Betung - Pabrik Kelapa Sawit Betung 14. Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo 15. Unit Pabrik Kelapa Sawit Talang Sawit 16. Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan
E. Distrik Cinta Manis - Kebun Tebu Cinta Manis - Pabrik Gula Cinta Manis F. Distrik Muara Enim 17. Unit Beringin - Kebun Karet Beringin - Pabrik Karet Beringin 18. Unit Pabrik Karet Baturaja 19. Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru 20. Unit Kebun Kelapa Sawit Sungai Lengi 21. Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Lengi 22. Unit Senabing - Kebun Karet Senabing - Kebun Kelapa Sawit Senabing 23. Unit Pagaralam - Kebun Teh Pagaralam - Pabrik Teh Pagaralam G. Distrik Bengkulu 24. Unit Talo Pino - Kebun Kelapa Sawit Talo Pino - Pabrik Kelapa Sawit Talo Pino 25. Unit Padang Pelawi - Kebun Karet Padang Pelawi - Pabrik Karet Padang Pelawi 26. Unit Ketahun - Kebun Karet Ketahun - Pabrik Karet Ketahun
Laporan Tahunan
- 2014 Annual Report
21
Visi, Misi & Tata Nilai (G4-56)(G4-42) Vision, Mission And Values
Visi dan Misi PTPN VII (Persero) ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang 2010-2014 yang disahkan oleh Kementerian BUMN melalui Surat Persetujuan Kementerian BUMN No :S-827/MBU/2010 PTPN VII (Persero)’s vision and mission stipulated in Long Term Plan 2010-2014 legalized by the SOE Ministry via SOE Ministry Approval Letter No:S-827/MBU/2010.
“Menjadi Perusahaan Agribisnis Berbasis Karet, Kelapa Sawit, Teh Dan Tebu Yang Tangguh Serta Berkarakter Global” to be a resilient rubber, oil palm, tea and sugarcane based agribusiness company and has a global character.
Visi
Vision
Penjelasan Visi : • Tangguh Memiliki daya saing yang prima, melalui peningkatan produktivitas, mutu, skala ekonomi usaha, dan dukungan industri hilir. • Karakter Global Mempunyai karakteristik perusahaan berkelas dunia dengan proses bisnis dan kinerja yang prima serta menghasilkan produk yang berstandar internasional.
Vision Description: • Resilient It has a prime competitiveness, through productivity, quality, business economy scale enhancement and support of downstream industry • Global character It has a world class company characteristic with a prime business process and performance as well as yielding an international standard product.
Misi
Mission
1. Menjalankan usaha perkebunan karet kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh, dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi. 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif. 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan perusahaan.
1. Run rubber, oil palm, tea and sugarcane business estate by using cultivation technology and an effective processing process as well as environmental friendly 2. Develop industry business integrated with core business (rubber, oil palm, tea, and sugarcane) by using renewable technology 3. Develop competency-based human resources. 4. Build an effective business governance 5. Maintain stakeholders’ interest balance to embody the competitiveness to develop the company.
22
Profil Perusahaan Company Profile
Tata Nilai
Value
The Spirit of Change “ProMOSI“ ditetapkan menjadi tata nilai PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 7.6/Kpts/477/2008 tanggal 19 Desember 2008. Tata nilai ini merupakan landasan dalam membangun budaya perusahaan. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjiwai setiap sikap dan perilaku insan Perseroan dalam aktivitas seharihari, baik sebagai pekerja maupun sebagai pribadi.
The Spirit of Change “ProMOSI“ is set to be PTPN VII (Persero)’s value pursuant to BOD Decree No: 7.6/Kpts/477/2008 dated 19 December 2008. This value is a base in developing company’s culture. These values are expected able to animate every behavior and attitude of all Copany’s employees in their daily activities, either as worker or as personal.
Produktivitas Produktivitas adalah upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan dikelola. Perseroan secara transparan, akuntabel, asli dan bertanggungjawab untuk mencapai hasil optimal semua sasaran Perseroan yang dilaksanakan dengan Sigap, Maju, Antusias, Rajin dan Terampil (SMART).
Productivity Productivity is an effort of owned and managed resources use optimization. The Company is transparently, accountably, originally and responsibly to achieve optimum yield all Company’s goal implemented with Spry, Forward, Enthusiastic, Diligent and Skill (SMART)
Mutu Mutu dipahami sebagai sikap lahir dan batin untuk menghasilkan kinerja yang terbaik kepada pemangku kepentingan sebagai perwujudan kemuliaan diri. Mutu ditandai dengan sikap berpegang teguh pada kualitas kerja dalam upaya merebut pangsa pasar dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Quality Quality is comprehended as inner and outer attitude to produce the best performance for the stakeholders as form of self glory. Quality is marked by attitude of sticking to work quality in an effort capturing market share and maintain the company’s viability.
Organisasi Organisasi mengandung pengertian sadar akan posisi, peran, dan tanggung jawab dalam satu sistem dinamis yang utuh serta menjunjung tinggi etos kerja dan nilai – nilai kekeluargaan. Memandang organisasi sebagai wadah insan yang utuh dan unggul, bercipta, berkarsa dan berkarya.
Organization Organization contains definition of aware on position, role and responsibility in one whole dynamic system as well as upholds the work ethic and family values. It views the organization as a media of a complete and superior, created, initiative, and worked.
Servis Servis diartikan sebagai panggilan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pemangku kepentingan demi pertumbuhan Perseroan secara berkesinambungan.
Service Service is translated as a call to provide the best services to stakeholders for the sustainable Company’s growth.
Inovasi Inovasi adalah tindakan kreatif dalam melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terus menerus untuk mengembangakan proses kerja dan produk dalam rangka menciptakan nilai tumbuh.
Innovation Innovation is a creative action in conducting an ongoing maintenance and improvement effort to develop the work and product process in order to create a grow value.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustainability Report
23
Skala Organisasi (G4-9) Uraian Jumlah Karyawan Tetap
Satuan / Unit
2013
2014
Description
13.438
13.213
12.615
Number of Permanent Employee
Rp milyar
4.360,37
4.616,81
4.518,24
Total Net Sales
Total Liabilitas
Rp milyar
5.631,22
6.426,36
7.617,86
Total Ekuitas
Rp milyar
1.534,69
1.613,94
1.642,41
Total Penjualan Bersih
Orang / Person
Periode Pelaporan 2012
Total Kapitalisasi
Total Capitalization
Nilai Penjualan Produk
Total Liabilities Equity Product Sales Value
Karet
Rp milyar
1.959,55
2.241,01
1.582.783
Rubber
Kelapa Sawit
Rp milyar
1.432,09
1.320,64
1.847.412
Oil Palm
Teh
Rp milyar
63,36
57,63
58.160
Tea
Gula
Rp milyar
905,37
990,54
1.015.743
Sugar
Sapi
Rp milyar
-
4,97
12,18
Cattle
Kompos
Rp milyar
-
2,02
1,97
Compost
Total Aset
Rp milyar
7.165.905
8.040.301
9.260,27
Total Asset
Perubahan Operasional yang Signifikan
Significant Operational Amendment
Selama tahun 2014, terdapat beberapa perubahan yang signifikan terkait dengan Pengawas Perusahaan, ukuran organisasi dan operasional Perusahaan, yaitu: 1. PTPN VII mulai mengimplementasikan Sistem Manajemen Terpadu yang telah dirintis sejak tahun 2013. Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7, yang selanjutnya disebut SMTN7 adalah upaya perusahaan untuk melaksanakan misi, tata nilai, dan budaya perusahaan secara berkelanjutan dengan mengimplementasikan tujuh sistem manajemen secara terintegrasi untuk mencapai visi perusahaan. Tujuh sistem manajemen tersebut adalah ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISPO, dan peningkatan implementasi tata kelola perusahaan dan Kriteria Peningkatan Kinerja Unggul (Malcolm Baldrige) 2. Pembentukan holding BUMN Perkebunan pada tanggal 2 Oktober 2014. Dengan adanya holding tersebut, PTPN VII bersama dengan BUMN Perkebunan lainnya menjadi anak perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang ditetapkan sebagai perusahaan induk. Dengan holding diharapkan adanya sinergi kekuatan untuk mengoptimalkan kinerja sehingga terbentuk perusahaan yang berdaya saing dan berdaya cipta dan mampu unggul di pasar global.
During 2014, there were several significant changes related to Corporate Supervisor, Organization Size and Company Operational, namely:
(G4-13)
1. PTPN VII began to implement Integrated Management System which has been initiated since 2013. Integrated Management System Nusantara 7, hereinafter called IMSN7, is a company’s endeavor to carry out company mission, value, and culture sustainably by implementing integrally seven management systems to attain company’s vision. Those seven management systems are ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISPO, and improvement of Corporate Governance implementation and Assessment Criteria for Superior Performance (Malcolm Baldrige) 2. Establishment of SOE Plantation Holding on 2 October 2014. With this holding, PTPN VII along with other SOE Plantation became subsidiaries’ of PT Perkebunan Nusantara III (Persero) that has been set as the parent company. With this holding it is expected that there is a synergy of strength to optimize the performance hence created a competitive and innovative company and able to compete in global market.
24
Profil Perusahaan Company Profile
Struktur Organisasi Organizational Structure Berdasarkan SK Direksi No. SDM/Kpts/275/2014 tanggal 3 November 2014 Based on BOD Decree No. SDM/Kpts/275/2014 dated 3 November 2014
Garis Lini Garis Koordinasi
Direktur Produksi Ir. M. Natsir, SH
Distrik Way Sekampung Ir. A. A. Putra Wahyu G, MBA
Bagian Satuan Pengawasan Intern Ir. Musyafak
Distrik Bungamayang Ir. Sukarnoto, MM
Direktur SDM & Umum Budi Santoso, SH
Distrik Way Seputih Ir. Amirrudin Umar, SH
Bagian Tanaman Ir. Christian Priyo P, MM
Bagian Sumber Daya Manusia Ir. Habib Wibowo
Bagian Teknis & Pengolahan Ir. Irma Kurniawati
Bagian Umum & PKBL Ir. Leonardo
Bagian Hukum & Regulasi Sri Nenda Singarimbun, SH
Unit TRIKORA Ir. Rozi Harmawan
Distrik Banyuasin Ir. Akhmad Affifudin, MM
Unit BETUNG KRAWO Ir. Andi Riswandi Unit BENTAYAN Ir. Gerry Siagian Unit TALANG SAWIT Ir. Lip Supran
Unit WAY LIMA Ir. Dicky Tjahyono
Unit KEDATON M. Arifin, Sp
Unit BEKRI Ir. Krisno Minarno, MM
Unit MUSI LANDAS Ir. Dian P asaribu
Unit REJOSARI Ir. Akhmad Nurwibowo, MM
Unit BERGEN Ir. Riawan Syarif
Unit TULUNG BUYUT Ir. Dwitya Agung Prajna Y
Unit TEBEBENAN Ir. Joko Lelono, SP
Unit PEMATANG KIWAH R. Hery Darso Subroto, BSc, SP
Unit WAY BERULU Ir. Vedy Pudiansyah
Unit PADANG RATU Ir. Panani
Unit BETUNG Wahyu Supriatna, SP
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustainability Report
RUPS
DEWAN KOMISARIS
Prof. DR. H.Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc Harun Sulkam, SH Dodi Iskandar Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Sukarna Dr. Ir. Haryono M.Sc
Direktur Utama Ir. Kusumandaru NS, MBA
Direktur Perencanaan & Pengembangan Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
Direktur Keuangan Drs. H. Agoes Riyanto
Distrik Cinta Manis Asep Jayanti, S.E
Distrik Muara Enim Ir. Robert Simanjuntak, MM
Bagian Pemasaran Ir. Yarnis Alisyabana, MM
Bagian Logistik Mujito, SP
Bagian Keuangan Sumardi, SE
Bagian Pengkajian & Pengembangan Ir. Y. Hadi Nugroho, MSc
Sekretaris Perusahaan Sonny Soediastanto, SH
Unit TALO PINO Ir. Kusnadi, MM
Bagian Tehnologi & Informasi Ir. Budi Firman, S. St
Bagian Akuntansi Suprayogi, SE
Distrik Bengkulu Ir. Budi Susanto, MM
Unit PADANG PELAWI Ir. Safip
Unit SUNGAI LENGI Hadi Supriyanto, SH
Unit KETAHUN Ir. Sufri Gunawan
Unit SUNGAI LENGI Ir. Bima Sakti
Unit BERINGIN Wiyoso, S.P.
Unit SENABING Ir. Bagus Baru Soko
Unit SUNGAI NIRU Sumardiyono
Unit BATURAJA Ir. Samuel Sitompul
Unit PAGARALAM Ir. Daniel Solikhin
25
26
Profil Perusahaan Company Profile
Struktur Grup Perusahaan (G4-17) Company Group Structure
Struktur grup PTPN VII terdiri dari 1 (satu) Anak Perusahaan, dan 4 (empat) Perusahaan Asosiasi, sebagaimana tersaji dalam gambar struktur grup perusahaan berikut ini: Group structure of PTPN VII consists of 1 (one) Subsidiary, and 4 (four) Association Companies, as presented on company’s group structure figure below:
10%
90%
Entitas Asosiasi Associated Entry Indoham Gmbh 2,4%
PT. Riset Perkebunan Nusantara 11%
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara 6,7%
PT. Bio Industri Nusantara 25%
Entitas Anak Subsidiary
PT. Karya Nusa Tujuh 80%
Laporan Keberlanjutan
Penghargaan dan Sertifikasi Award and Certification
Penghargaan Awards Peringkat I BUMN Non Keuangan Non Listed 2013 Acara : Annual Report Awards Penyelenggara : OJK-BI-KNKG-Dirjen Pajak Tanggal : 16 Oktober 2014 First winner of 2013 SOE Non Finance Non Listed Event : Annual Report Awards Organizer : OJK-BI-KNKG-Dirjen Pajak/Director General of Tax Dated : 16 October 2014
- 2014 Sustainability Report
27
Penghargaan Industri Hijau Green Industry Award Penyelenggara : Kementerian Perindustrian Tanggal : 15 Oktober 2014 Pada tahun 2014 PTPN VII meraih 5 (lima) penghargaan level V, 3 (tiga) penghargaan level 4, dan 1 (satu) Unit level 3 dalam penilaian Industri Hijau. Organizer : Ministry of Industry Date : 15 October 2014 PTPN VII in 2014 reached 5 (five) level V awards, 3 (three) level 4 awards, and 1 (one) units of level 3 in Green Industry assessment. Data peraihan penghargaan Industri Hijau tersaji dalam tabel sebagai berikut : Data of Green Industry Award achievement is presented in table below: NO
UNIT
KOMODITI Commodity
LEVEL
1
Bungamayang
Gula | Sugar
V
2
Kedaton
Karet | Rubber
V
3
Bekri
Kelapa Sawit | Oil Palm
V
4
Way Berulu
Karet | Rubber
V
5
Padang Pelawi
Karet | Rubber
V
6
Tulung Buyut
Karet | Rubber
IV
7
Cinta Manis
Gula | Sugar
IV
8
Betung
Kelapa Sawit | Oil Palm
IV
9
Pematang Kiwah
Karet | Rubber
III
Penghargaan PROPER PROPER AWARD Penyelenggara : Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan Tanggal : 2 Desember 2014 Organizer : Ministry of Environmental and Forestry Date : 2 December 2014 Pada tahun 2014 PTPN VII meraih 2 (dua) peringkat hijau dan 10 (sepuluh) peringkat biru dalam penilaian PROPER tingkat nasional. PTPN VII in 2014 received 2 (two) green ratings and 10 (ten) blue ratings in National PROPER Assessment. Data peraihan peringkat PROPER disajikan dalam tabel sebagai beriku : Data of PROPER rating achievement is presented at table below: UNIT
KOMODITI Commodity
PERINGKAT Ratings
1
Bungamayang
Gula | Sugar
Hijau | Green
2
Way Berulu
Karet | Rubber
Hijau | Green
3
Kedaton
Karet | Rubber
Biru | Blue
4
Pematang Kiwah
Karet | Rubber
Biru | Blue
NO
5
Tulung Buyut
Karet | Rubber
Biru | Blue
6
Tebenan
Karet | Rubber
Biru | Blue
7
Baturaja
Karet | Rubber
Biru | Blue
8
Padang Pelawi
Karet | Rubber
Biru | Blue
9
Pagar Alam
Teh | Tea
Biru | Blue
10
Bekri
Kelapa Sawit | Oil Palm
Biru | Blue
11
Betung
Kelapa Sawit | Oil Palm
Biru | Blue
12
Sungai Lengi
Kelapa Sawit | Oil Palm
Biru | Blue
Penghargaan Dharma Krida Baraya Adikarya Acara : 3rd UNS SME’S Summit Indonesia Award Penyelenggara : Universitas Sebelas Maret Surakarta Tanggal : 16 Juni 2014 Dharma Krida Baraya Adikarya awards Events : 3rd UNS SME’S Summit Indonesia Award Organizer : University of Sebelas Maret Surakarta Date : 16 June 2014
30
Profil Perusahaan Company Profile
Sertifikasi Certification Seluruh produk karet PTPN VII telah dilengkapi dengan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) sebagai berikut : All PTPN VII’s rubber product has been completed with Indonesian National Standard (INS) as follow:
NO
UNIT
PRODUK PRODUCT
NO SERTIFIKAT CERTIFICATE NUMBER
Masa Berlaku validity period
1
Kedaton
RSS
416/S/RE//IX.7/2014
04-09-2014 s.d. 04-09-2018
2
Way Berulu
SIR 3L dan 3WF
373/S/RE/VIII.7/2014
18-08-2014 s.d. 18-08-2018
3
Pematang Kiwah
SIR 20
105/S/RE/III.3/2014
13-03-2014 s.d. 13-03-2018
SIR 20
50/S/RE/IV/2012
RSS
49/S/RE/IV/2012
4
Tulung Buyut
23-04-2012 s.d. 23-04-2016
5
Baturaja
SIR 20
26/S/RE/VII.12/2012
05-12-2012 s.d. 05-12-2016
6
Beringin
SIR 3L
13/S/RE/B/I.1/2015
13-01-2015 s.d. 13-01-2019
7
Musilandas
RSS
385/S/RE/VIII.8/2014
25-08-2014 s.d. 25-08-2018
8
Tebenan
SIR 20
386/S/RE/VIII.8/2014
25-08-2014 s.d. 25-08-2018
9
Padang Pelawi
SIR 20
506/S/RE/X.9/2014
14-10-2014 s.d. 14-10-2018
10
Ketahun
RSS
018/S/RE/VI/2012
13-06-2012 s.d. 13-06-2016
LEMBAGA SERTIFIKASI CERTIFICATION INSTITUTION
Balai Sertifikasi Industri Industrial Certification Center
Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN ABOUT SUSTAINABILITY REPORT
32
Tentang Laporan Keberlannjutan About Sustainability Report
Tentang Laporan Keberlanjutan About Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan PTPN VII 2014 ini merupakan laporan kedua yang disusun menggunakan standard Global Reporting Initiative (GRI) versi 4 atau G4. Laporan ini ditujukan kepada para pemangku kepentingan, antara lain pemegang saham, rekanan, kreditur/bank, pelanggan/pembeli, Pemerintah, masyarakat, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian, media massa, LSM, dan organisasi kemasyarakatan. Informasi yang termuat di dalam laporan ini merupakan bentuk pemenuhan tanggungjawab PTPN VII tentang kinerja di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial untuk periode 1 Januari hingga 31 Desember 2014. Para Pemangku Kepentingan dapat menggunakan informasi ini sebagai dasar pengambilan keputusan dan dasar penilaian atas pelaksanaan kewajiban Perusahaan terkait tanggungjawab social dan lingkungan. (G4-
This 2014 PTPN Sustainability Report is the second report drafted using Global Reporting Initiative (GRI) version 4 or G4. This report is addressed to stakeholders including shareholders, partners, creditor/bank, customers/buyers, Government, community, Universities, and Research Institution, mass media, non-governmental organization and community organization. Information containing in this report is a form of fulfillment of PTPN VII responsibility concerning performance in economic, environment, and social for period 1 January up to 31 December 2014. The Stakeholders can use this information as a basis for decision making and basis of assessment on implementation of Company obligation related to social and environmental responsibility. (G4-28)
28)
Para Pemangku Kepentingan dapat menggunakan informasi ini sebagai dasar pengambilan keputusan dan dasar penilaian atas pelaksanaan kewajiban Perusahaan terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan. (G4-28) The Stakeholder may use this information as a basis to make decision and as basis for assessment on the implementation of Company obligation related to social and community responsibility.
Laporan Keberlanjutan
Laporan ini dibuat dan diterbitkan bersamaan dengan Laporan Tahunan PTPN VII 2014 sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Pemegang Saham. Menyadari arti penting dari Laporan Keberlanjutan, PTPN VII memutuskan akan membuat dan menerbitkannya secara rutin setiap tahun. (G4-29)(G4-30)
- 2014 Sustanability Report
33
This report was made and published along with 2014 PTPN VII Annual Report as form of Company’s responsibility to Shareholders. Realizing the important meaning of Sustainability, PTPN VII decides will create and publish it routinely every year. (G4-29)(G4-30)
GRI Versi 4 Sebagai Pedoman Penyusunan Laporan GRI Version 4 As Guidelines of Report Drafting Laporan Keberlanjutan ini disusun dengan menggunakan standard pelaporan keberlanjutan GRI versi 4 (G 4) yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative. Untuk mempermudah pembaca dalam menemukan informasi untuk setiap indikator, tanda khusus indikator G4 dicantumkan pada setiap paragraf yang relevan. Demikian pula, pada bagian laporan ini dilampirkan daftar indeks GRI G4 secara keseluruhan. (G4-32) Terhadap dua opsi format laporan keberlanjutan, yaitu Core dan Comprehensive, PTPN VII menyatakan bahwa Laporan Keberlanjutan 2014 ini disusun ‘in accordance’ atau ‘sesuai dengan Pedoman G4-Core’. Opsi ‘core’ memuat informasi yang mendasar dan penting untuk diketahui pemangku kepentingan sedangkan opsi ‘comprehensive’ merupakan perluasan dari opsi ‘core’. (G4-32)
(G4-31)
Kontak
Contact
Para Pemangku Kepentingan dapat menghubungi alamat/kontak berikut terkait Laporan Keberlanjutan : The Stakeholders may contact following address/ contact related to Sustainability Report:
This Sustainability Report was drafted by using sustainability reporting standard GRI version 4 (G4) published by Global Reporting Initiative. To facilitate the reader in finding in formation for each indicator, special mark of G4 indicator is listed in every relevant paragraph. Likewise, at every section of this report is attached GRI G4 index list on the whole. (G4-32) Regarding two options of sustainability reporting format, namely Core and Comprehensive, PTPN VII stated that this 2014 Sustainability Report was drafted ‘in accordance to G4-Core Guidelines’. ‘Core’ option contains significant and basic information to be acknowledged by stakeholders while ‘comprehensive’ option is extension of ‘core’ option. (G4-32)
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Kantor Direksi Head Office :
Jl. Teuku Umar No.300 Bandar Lampung 35141, Indonesia Tel : 0721 – 702233 (Hunting) Fax : 0721 - 702775 Email :
[email protected] Website : www.ptpn7.com
34
Tentang Laporan Keberlannjutan About Sustainability Report
Materialitas dan Batasan Laporan Materiality and Report Limitation
Laporan Keberlanjutan ini disusun oleh Tim Internal PTPN VII yang mewakili berbagai bagian terkait. PTPN VII telah memasukkan harapan dari pemangku kepentingan (stakeholders inclusiveness) dengan memasukkan informasi dan aspirasi dari pemangku kepentingan yang diperoleh melalui pemetaan situasi dan kondisi di beberapa desa penyangga yang termasuk kategori ring satu (UU Betung) yang dilaksanakan bekerjasama dengan Tim Peneliti dari Universitas Sriwijaya. Selain itu, informasi dari pemangku kepentingan juga diperoleh melalui program survei kepuasan pekerja, survei kepuasan pelanggan, temu pelanggan, pelatihan mitra binaan dan forum informal lainnya. Laporan ini tidak diverifikasi oleh pihak independen, namun PTPN VII menjamin dilakukannya verifikasi informasi, sampel dokumen oleh Tim Internal yang bertanggungjawab atas kelengkapan dan penyusunan Laporan Keberlanjutan ini. (G4-33)
This Sustainability Report was drafted by PTPN VII Internal Team who represents many related division. PTPN VII has included stakeholders’ expectation (stakeholders’ inclusiveness) by including information and aspiration from the stakeholders derived from mapping of situation and condition in several supporting villages which included in ring one category (Betung BU) that carried out in cooperation with Research Team of Sriwijaya University. In addition, information of stakeholders is also obtained from employee satisfaction survey, customer satisfaction survey, customer gathering, fostered partner training and other informal forums. This report is not verified by independent parties, but PTPN VII guarantees the information verification, document samples by Internal Team who responsible on the completeness and drafting of this Sustainability Report. (G4-33)
Konten laporan keberlanjutan PTPN VII telah memuat isu-isu atau aspek-aspek yang dianggap penting dan dibutuhkan oleh pemangku kepentingan dalam membuat keputusan (Materiality). Laporan ini juga telah mencantumkan isu-isu keberlanjutan yang relevan bagi pembuat laporan (sustainability context). Material pelaporan telah didukung dengan data yang lengkap untuk periode dan ruang lingkup pelaporan (Completeness), terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif yang berasal dari seluruh unit-unit usaha dan Kantor Direksi PTPN VII. Dengan demikian tidak ada perubahan batasan pelaporan dibandingkan laporan sebelumnya. (G4-17)(G4-20)(G4-22)(G4-23)
Content of PTPN VII sustainability report has contained issues or aspects considered as significant and needed by stakeholders in making decision (Materiality). This report has also listed relevant sustainability issues for the report maker (sustainability context). Report material has been supported with a complete data for reporting period and scope (Completeness), consists of quantitative and qualitative data derived from all PTPN VII business units and Head Office. Therefore there were no changes of reporting limitation compared to prior report. (G4-17)(G4-20)(G4-22)(G4-
Laporan keuangan berasal dari laporan keuangan konsolidasian dengan anak perusahaan. Uraian lengkap tentang Laporan Keuangan diuraikan dalam Laporan Tahunan 2014. Aspek informasi material dari pihak eksternal juga disertakan di dalam laporan ini, yaitu informasi material dari pemasok terkait aspek praktik pengadaan dan dari pembeli/pelanggan terkait aspek produk dan
Financial report is originated from consolidated financial statement with subsidiary. Complete description of Financial Statement is described in 2014 Annual Report. Material information aspect from external parties is also attached in this report, namely material information from supplier related to procurement practice aspect and from buyer/ customer related to product and service, marketing
23)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
35
jasa, aspek pemasaran dan komunikasi serta survei kepuasan pelanggan. (G4-17)(G4-21)
aspect and communication as well as customer satisfaction survey. (G4-17)(G4-21)
Proses penetapan informasi material dalam laporan ini dilakukan dengan melibatkan Tim Internal PTPN VII dari berbagai bagian di Kantor Direksi melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada tanggal 26 Februari 2015. Informasi dari pihak eksternal yang diperoleh dari hasil pemetaan situasi dan kondisi yang dilaksanakan bekerjasama dengan Tim Peneliti dari Universitas Sriwijaya juga dimanfaatkans ebagai informasi pendukung proses penentuan aspek material. [G4-18]
Determination process of material information in this report was conducted by involving PTPN VII Internal team from many divisions in Head Office through Focus Group Discussion (FGD) activities on 26 February 2015. Information of external parties derived from result of situation and condition mapping which held in cooperation with Research Team from University of Sriwijaya was also used as supporting information of the material aspect determination process. [G4-18]
Berdasarkan hasil FGD Tim Internal PTPN VII, aspek material dan batasan material dalam Laporan Keberlanjutan ini mencakup pelaksanaan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola keberlanjutan meliputi: kinerja ekonomi, dampak ekonomi tidak langsung, pemakaian bahan, energi, emisi, pengelolaan limbah, tenaga kerja, hubungan industrial, pelatihan dan pendidikan, kesejahteraan pekerja, kebebasan berserikat dan PKB, pengembangan masyarakat, anti korupsi, K3, praktik pengadaan, pemasaran, produk dan jasa.Informasi yang diperoleh dari pihak eksternal berdasarkan hasil pemetaan situasi dan kondisi di beberapa desa penyangga, program survei kepuasan pekerja, survei kepuasan pelanggan, temu pelanggan, pelatihan mitra binaan dan forum informal lainnya meliputi: Masalah peningkatan ekonomi dan social kemasyarakatan; Hubungan industrial, pelatihan dan pendidikan, kesejahteraan pekerja, kebebasan berserikat dan PKB; Peningkatan kepuasan pelanggan.
Based on result of PTPN VII Internal Team FGD, material aspect and material limitation in this Sustainability Report contains implementation of environment, social, and sustainability governance performance consist of: economic performance, indirect economic impact, material use, energy, emission, waste management, labour, industrial relationship, training and education, employee welfare, freedom of association and CLA, community development, anti corruption, OSH, procurement practices, marketing, product and service. Information derived from external party based on situation and condition mapping result in several supporting villages, employee satisfaction survey, customer satisfaction survey, customer gathering, fostered partner training and other informal forums comprise: Economic and social community enhancement issues; industrial relationship, training and education, employee’s welfare, freedom of association and CLA; improvement of customer satisfaction.
Komitmen Terhadap Lingkungan
Commitment To Environment
Salah satu misi yang diemban PTPN VII adalah menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. One mission carried by PTPN VII is undertaking the rubber, oil palm, tea and sugarcane business by using cultivation technology and an effective and environmentally friendly processing process.
Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, PTPN VII berupaya menjalankan bisnis dengan memperhatikan prinsip pengelolaan lingkungan yang lestari, yaitu dalam proses produksinya selalu mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal ini juga dimaksudkan agar Perusahaan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas.
In order to realize this mission, PTPN VII strives to run the business by considering on everlasting environmental management principles, which isin its production process is always prioritizing on the efficiency and effectiveness of its sustainable resources. This is also intended in order the Company able to harmonize the industrial development with preservation of environment function as well as could provide benefits for wider community.
Aspek-aspek material dalam kategori lingkungan meliputi material, energi, air, emisi, efluen dan limbah, serta biaya lingkungan. Aspek lain yang dicantumkan dalam laporan ini adalah pelestarian lingkungan, dampak perubahan iklim, dan konservasi air.
The material aspects in environmental category consist of material, energy, water, emission, effluent and waste, as well as environmental expenses. Other aspects listed in this report are environmental preservation, climate change impact, and water conservation.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
37
Standar Ramah Lingkungan PTPN VII Environmental Friendly Standard of PTPN VII Di dalam menjalankan proses operasionalnya, PTPN VII berpedoman pada standar Industri hijau, yaitu industri yang memiliki karakteristik menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan, menerapkan reduce, recycle, reuse dan recovery pada proses produksi, menggunakan intensitas energi yang rendah, menggunakan intensitas air yang rendah, menggunakan SDM yang kompeten, melakukan minimalisasi limbah, dan mengunakan teknologi rendah karbon.
In carrying out its operational process, the PTPN VII is based on the green industrial standard, namely an industry which has a characteristic in using an environmentally friendly chemical, adopting reduce, recycle, reuse and recovery on the production process, using low energy intensity, using low eater intensity, using a competent HR, performing waste minimization, and using lowcarbon technology.
Dengan diterapkannya SMTN7, upaya PTPN VII untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku dari aspek lingkungan adalah dengan menerapkan ISO 14001 : 2004 Sistem Manajemen Lingkungan, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ OT.140.3.2011 Tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO).
By the application of IMSN7, the PTPN VII effort to fulfill the customer requirements and applicable regulation of environmental aspect is by applying ISO 14001:2004 Environmental Management System, and Minister of Agriculture Regulation Number 19/Permentan/OT.140.3.2011 Dated 29 March 2011 of Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Selain itu, PTPN VII juga berupaya untuk menaati peraturan lingkungan hidup agar bisa memenuhi standar PROPER BIRU dan PROPER HIJAU di semua unit-unit usaha yang dikelolanya. Untuk itu, PTPN VII berupaya menerapkan integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. Bentuk ketaatan Perusahaan diwujudkan melalui pelaksanaan dokumen lingkungan (AMDAL/UKLUPL); upaya pengendalian pencemaran air dan udara; pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
In addition, PTPN VII also strives to obey the environmental regulation in order it can meet the BLUE PROPER and GREEN PROPER standard in the entire business units it manages. Therefore, PTPN VII strives to adopt integrated sustainable development principles in the production and service process, apply environmental management system, 3R, energy efficiency, resources conservation and business implementation which isethical and responsible to community through community development program. Form of the company’s obedience is realized via implementation of environmental documents (EIA/EME-EMA); efforts on water and air pollution control; hazardous and toxic materials waste management.
38
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Budidaya yang Ramah Lingkungan Environmentally Friendly Cultivation PTPN VII menerapkan standar budidaya tanaman yang ramah lingkungan, mulai dari kegiatan tanam, pemeliharaan, pengendalian hama terpadu, hingga kegiatan panen dan pasca panen. Beberapa program budidaya yang ramah lingkungan yang telah dilaksanakan oleh PTPN VII pada tahun 2014 antara lain :
PTPN VII applies environmental friendly plant cultivation standard, start from planting, maintenance, integrated pest control, up to harvest and post harvest activities. Several environmental friendly cultivation program that have been carried out by PTPN VII in 2014 including:
• Penanaman tanaman Legume Cover Crop (LCC) Mucuna Brateata pada areal perkebunan kelapa sawit dan karet guna meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban tanah, mencegah dan mengurangi erosi permukaan tanah, memperkaya tanah dengan senyawa Nitrogen.
• Planted of Legume Cover Crop (LCC) Mucuna Brateata in oil palm and rubber estate area to increase the soil organic matter, improved the soil physical condition namely aeration and maintain the soil humidity, prevent and reduce, soil erosion, enrich soil with nitrogen compounds.
• Melakukan penanaman dan pengembangan tanaman Turnera subulata yang ditanam dipinggiran blok areal perkebunan sawit, yang berfungsi sebagai inang predator alami hama ulat api, serta menjaga populasi Burung Hantu dan Ular Cobra sebagai predator alami hama tikus. (G4-EN13)
• Planted and developed turnera subulata which planted on the outskirts of the estate area, which serves as host of natural predators for Nettle Caterpillar, and maintain the owl and cobra population as natural predator for the rats. (G4-EN13)
• Memanfaatkan limbah cair PPKS untuk pupuk organic (land application) pada beberapa areal perkebunan kelapa sawit PTPN VII. (G4-EN10)
• Utilized the POM liquid waste for the organic fertilizer (land application) in several oil palm estate areas of PTPN VII. (G4-EN10)
• Pemanfaatan limbah cair kelapa sawit sebagai media pengomposan pada pabrik kompos tandan kosong. (G4-EN10)
• Utilized the oil palm liquid waste as the composting media in empty fruit bunches composting mill. (G4-EN10)
• Meminimalkan penggunaan pupuk kimia dengan mengaplikasikan pupuk kompos organik hasil produksi sendiri pada areal perkebunan tebu (kompos blotong) dan kelapa sawit (kompos tandan kosong) (G4-EN1)
• Minimized the use of chemical fertilizers by applying own production organic compost fertilizer on the sugar cane estate area (compost filter cake) and oil palm (empty fruit bunches compost).(G4-EN1)
• Menerapkan pengendalian hama terpadu untuk mengendalikan populasi organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga berada pada ambang yang tidak menimbulkan kerugian, diawali dengan melaksanakan sistem peringatan dini (early warning system) untuk mendapatkan informasi awal tentang keberadaan OPT.
• Applied integrated pest control to control plant pest organism (PPO) population thus it is on the verge of being not causing any harms, starting with implementation of early warning system to obtain initial information of PPO whereabouts.
Laporan Keberlanjutan
Selanjutnya, PTPN VII lebih mengutamakan pengendalian dengan memanfaatkan agensia hayati dan predator untuk mengendalikan OPT.
- 2014 Sustanability Report
39
Hereafter, PTPN VII more prioritizes on controlling by using biological agent and predator to control the PPO.
• Menerapkan sistem tebu hijau yang masuk pabrik yaitu dengan tidak melakukan pembakaran saat penebangan tebu agar ekosistem tetap terjaga. (G4-EN1)
• Applied the green sugar cane system that entering the mill i.e. by not perform burning while harvesting the sugar cane in order the ecosystem remain intact. (G4-EN1)
• Pengembangan Musuh Alami Tanaman Tebu yaitu melakukan pengembangan musuh alami hama penggerek batang , pengerek pucuk dan kutu bulu putih pada tanaman tebu, diantaraanya dengan melakukan pengembangan Trichogramma, Ellasmus, Apanteles, Tetrastichus dan Lalat jatiroto. (G4-
• Development of Sugarcane Natural Enemy i.e. by carrying out natural enemy development on stem borer, shoot borer, sugarcane woolly aphid on sugar cane, include by developing Trichogramma, Ellasmus, Apanteles, Tetrastichus and Diatraeophaga Striatalis Townsend. (G4EN13)
EN13)
Program Pengelolaan Lingkungan Environmental Management Program • Perawatan instalasi dan pengurasan kolam IPAL secara rutin di seluruh Pabrik Karet, Sawit, Gula dan Teh PTPN VII.
• The installation maintenance and WWTP pond drainage routinely in all Rubber, Palm, Sugar and Tea mill of PTPN VII.
• Konservasi air dengan close loop system untuk air pendingin kondensor dengan Spray pond dan Cooling tower di PG. Bungamayang (G4-EN2)(G4-
• Water conservation with close loop system for condenser cooling water with Spray pond and cooling tower in Bungamayang Sugar mill . (G4-
EN10)
EN2)(G4-EN10)
• Sistem pemurnian nira mentah tanpa sulfitasi dengan menggunakan koagulan full grade sehingga ramah lingkungan dan mengurangi emisi gas belerang di PG Bungamayang, sehingga pemakaian belerang menurun sebesar 62,1%. (G4-EN1)
• Raw juice purification system without sulfitation by using full grade coagulant making it environmentally friendly and reduce sulfur gas emissions in PG Bungamayang Sugar mill, thus the use of sulfur was decreasing by 62.1%. (G4-
• Melakukan recycling limbah cair untuk mendukung proses produksi di Pabrik Gula dan Karet PTPN VII. (G4-EN2)(G4-EN10)
• Recycling the liquid waste to support the production process in Sugar and Rubber Mill of PTPN VII. (G4-EN2)(G4-EN10)
• Pengalihan penggunaan pembangkit listrik Genset ke PLN, sebagai upaya untuk efisiensi penggunaan bahan bakar sekaligus sebagai
• Transferred electricity power generator use to SPC, as an effort for fuel efficiency as well as efforts to reduce the air emission resulting from
EN1)
40
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
upaya untuk menurunkan emisi udara yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dan upaya dan efek Gas Rumah Kaca (GRK)(G4-
company operational activities and greenhouse gas effect (G4-EN6)
EN6)
• Dalam penghematan pemakaian bahan bakar seperti solar atau residu sekaligus sebagai upaya perusahan untuk menurunkan Emisi udara dan efek Gas Rumah Kaca (GRK), PTPN VII telah melakukan pemanfaatan sumber energi yang Ekonomis, Terbarukan dan Ramah lingkungan berupa cangkang dan fiber di setiap PPKS, serta pemanfaatan ampas tebu di Pabrik Gula sebagai bahan bakar Boiler. (G4-EN6) • Pemanfaatan limbah padat berupa Bungkil Inti Sawit, Tetes, Solid Decanter dan Kulit Cokelat untuk bahan campuran makanan ternak sapi, yang dikelola oleh anak perusahaan yaitu PT Karya Nusa Tujuh. (G4-EN1) • Melakukan identifikasi timbunan limbah B3 dari kegiatan operasional perusahaan, menyimpan seluruh limbah B3 di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) yang memiliki izin, melakukan pemantauan dan pencatatan limbah B3 yang masuk ke dalam TPS LB3 yang dituangkan kedalam logbook dan neraca dan secara berkala melaporkan ke isntansi terkait yang berwenang, kemudian menyerahkan pengelolaan lanjutan limbah B3 kepada pihak pengumpul/pengolah/ pemusnah yang kompeten dan memiliki izin. (G4-EN25)
• In saving fuel consumption such as solar or residue as well as the company’s effort to reduce the air emission and greenhouse effect, PTPN VII has perform utilization of economic, renewable and environmentally friendly energy source in form of shell and fiber in every PPOM, as well as utilization of bagasse in Sugar Mill as boiler fuel. (G4-EN6)
• Solid waste use in form of palm kernel cake, molasses, solid decanter and cacao skin, for the mixture of cattle food, managed by subsidiaries PT Karya Nusa Tujuh. (G4-EN1) • Performed identification of B3 waste generation from the company’s operational activities, stored all B3 waste in temporary storage which has lisence, perform monitoring and recording of B3 waste which entering the temporary storage of B3W that put forth onto logbook and balance and gradually report to related authorized institution, then submit the advanced B3 waste management to the waste collector/processing/destruction who is competent and have license.(G4-EN25) • Performed recording and testing of liquid waste quality and air emission conducted by accredited Laboratory
• Melakukan pencatatan dan pengujian kualitas limbah cair dan emisi udara yang dilakukan oleh Laboratorium yang terakreditasi
Dampak Perubahan Iklim (G4-EC2) Climate Change Impact Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi samodra luas dengan topografi yang bervariasi dan rentan terhadap perubahan iklim yang cenderung memicu terjadinya iklim ekstrim terutama kekeringan yang berkepanjangan. Kekeringan akan mempengaruhi produksi berbagai komoditi pertanian, termasuk komoditi yang dibudidayakan PTPN VII yaitu karet, kelapa sawit, teh dan tebu. Berikut uraian dampak perubahan iklim dan mitigasinya. (G4-EC2)
Indonesia is an archipelago which surrounded by wide ocean with vary topography and vulnerable in climate change which tend to trigger an extreme climate particularly prolonged drought. Drought will affect the production of various agriculture commodity, include commodity cultivated by PTPN VII such as rubber, oil palm, tea and sugarcane. Following are the description of climate change impact and its mitigation. (G4-EC2)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
41
Dampak Perubahan Iklim dan Mitigasinya (G4-EC2) Climate Change Impact and its Mitigation Komoditi Commodity
Dampak Perubahan Iklim Climate Change Impact
Karet & Kelapa sawit
Kekeringan yang berkepanjangan akan menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan tanaman karet sehingga periode penyadapan menjadi mundur dan menurunnya produksi lateks sekitar 10% dari rata-rata produksi normal.
Rubber and Oil Palm
Kekeringan berpengaruh terhadap berkurangnya produksi tandan buah segar kelapa sawit, sebagai berikut: • Stadium kekeringan pertama, dengan nilai defisit air 200-300 mm/th, produksi tandan buah segar berkurang sekitar 21-32% • Stadium kekeringan kedua, dengan nilai defisit air 300-400 mm/th, produksi tandan buah segar berkurang sekitar 33-43% • Stadium kekeringan ketiga, dengan nilai defisit air 400-500 mm/th, produksi tandan buah segar berkurang sekitar 44-53% • Stadium kekeringan keempat, dengan nilai defisit air > 500 mm/th, produksi tandan buah segar berkurang sekitar 54-65% (Sumber: Pedoman Antisipasi terhadap Perubahan Iklim pada Sub Sektor Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, 2007) Kekeringan menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung berkembangnya hama kelapa sawit seperti ulat api (Setothosea asigna), ulat jengkal (Mahasena corbetti) dan tikus besar (Bandicota indica). Populasi hama-hama tersebut meningkat secara drastis selama musim kering yang akan merusak kelapa sawit. Kekeringan juga memicu kebakaran lahan yang ditanami sawit. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi iklim ekstrim akan berimplikasi finansial bagi PTPN VII terkait penurunan produksi yang cukup signifikan. Prolonged drought will generate disturbance on rubber growth thus the tapping period will be retreated and decreasing the latex production about 10% of average normal production. Drought will affect the decrease of fresh fruit bunches of oil palm, include: • First drought stadium, with water deficit value is 200-300 mm/year, FFB production is lessened about 21-32% • Second drought stadium, with water deficit value is by 300-400 mm/year, FFB production is lessened by 33-43%
Mitigasi Mitigation • Penanaman tanaman Legume Cover Crop (LCC) Mucuna Brateata pada areal perkebunan kelapa sawit dan karet guna meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban tanah, mencegah dan mengurangi erosi permukaan tanah, memperkaya tanah dengan senyawa Nitrogen. Planting of Legume Cover Crop (LCC) Mucuna Brateata in oil palm and rubber estate area to increase the soil organic material, improve the soil physical condition namely aeration and maintain soil humidity, prevent and reduce land surface erotion, enrich the soil with Nitrogen compound. • Pembuatan dan pemeliharaan embung sebagai tempat penampungan air hujan dalam upaya konservasi air di beberapa Unit/PG Construction and maaintenance of ponds as a place to collect rainwater in an effort of water conservation in several units/SF. • Membuat rorak yang dikombinasikan dengan penanaman tanaman penghasil pupuk hijau/ suplai mulsa dengan tujuan untuk menangkap dan mengawetkan air hujan dan sekaligus mencegah erosi. Created trench clogged combined with planting of green fertilizer producer/mulch supply with aim is to collect and preserve rainwater and also prevent erosion. • Melakukan pemupukan yang tepat bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanaman agar tumbuh dengan baik dengan cara meminimalkan penggunaan pupuk kimia dengan mengaplikasikan pupuk kompos organik hasil produksi sendiri Performed proper fertilization with aim is to improve plant condition in order it could grow well by minimizing the use of chemical fertilizer by applying organic compost fertilizer of owned production. • Implementasi pengendalian hama terpadu melalui konservasi musuh alami, peningkatan keanekaragaman (diversity) tanaman, mengintensifkan pests surveillance yang berkelanjutan dan penggunaan pestisida secara selektif. Integrated pest control implementation through natural enemy conservation, enhancement of plant diversity, intensified the sustainable pests surveillance and the use of selective pesticide.
42
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Komoditi Commodity
Dampak Perubahan Iklim Climate Change Impact
Mitigasi Mitigation
• Third drought stadium, with water deficit value is by 400-500 mm/year, FFB production is lessened by 44-53%
• Perbaikan daerah aliran sungai (DAS) dengan menanam tanaman perkebunan sepanjang sempadan sungai didaerah hulu sungai
• Fourth drought stadium, with water deficit value is >500 mm/year, FFB production is lessened about 54-65% (Source: Anticipation Guidance over Climate Change on Plantation Sub Sector, Agriculture Department, 2007)
• Melakukan perbaikan daerah lahan kritis melalui perbaikan vegetasi dan ekologi
Drought creates a environmental condition that supports the development of oil palm pests such as Setothosea asigna, Mahasena corbetti and Bandicota indica. Population of these pests has been increased dramatically during drought season which will damaging the oil palm. Drought also triggers fires on land which planted the palms.
Improvement of watershed by planting plantation crops along the river border in the river upstream
Performed improvement on critical land area through vegetation and ecology improvement • Melakukan monitoring dan evaluasi pada daerah rawan kebakaran di musim kemarau/kekeringan. Performed monitoring and evaluation on fire-prone area in drought season.
Based on above description it can be concluded that the extreme climate condition will be implied on the PTPN VII financial related to the quite significant production decrease.
Teh Tea
Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap produksi teh. Anomali cuaca berupa kemarau basah menyebabkan penurunan produksi teh karena terganggunya proses fotosintesis pada tanaman akibat minimnya sinar matahari sehingga kelembaban udara (RH) mencapai 90%. Pada kondisi kelembaban tinggi maka potensi serangan penyakit juga meningkat. Hal ini akan berimplikasi finansial bagi PTPN VII terkait penurunan produksi yang cukup signifikan.
• Menjaga kebersihan kebun • Penataan pohon pelindung • Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman secara terpadu • Maintain estate cleanliness • Shared tree arrangements • Integrated plant pest control
High rainfall affects the tea production. The climate anomaly in form of wet drought is causing the decrease of tea production because the disruption of photosynthesis process in plant as effect of minimum sun light this the air humidity (RH) reaches 90%. In hight humidity condition then the potential or disease attack also increases. This will be implied on PTPN VII financial related to the quite significant production decrease.
Tebu Sugarcane
Hujan berkepanjangan yang terjadi pada saat musim giling menghambat aktivitas panen dan pasca panen serta budidaya (on-farm) tebu. Tebu yang tidak bisa ditebang tepat waktu dan sulit dirawat selama hujan bisa menurunkan hasil gula tahun depan. Dampak hujan yang berkepanjangan juga menambah biaya tebang dan angkut tebu serta pemrosesan gula. Hujan juga akan menurunkan kadar gula dalam tebu sehingga produksi gula akan menurun. Hal ini akan berimplikasi finansial bagi PTPN VII terkait penurunan produksi yang cukup signifikan.
• Perbaikan manajemen tebang, muat, angkut tebu dan menjaga keajegan pasok tebu MBS (masak, bersih, dan segar) • Mengupayakan kondisi Pabrik Gula benar-benar prima. • Penggunaan zat pemacu kemasakan untuk meningkatkan rendemen. • Perawatan tanaman tebu, baik plant cane maupun ratoon. • Perbaikan sarana transportasi • Pembuatan embung sebagai tempat penampungan air hujan dalam upaya konservasi air di Unit Usaha Bunga Mayang.
Laporan Keberlanjutan
Komoditi Commodity
Dampak Perubahan Iklim Climate Change Impact Prolonged rain occurred during milling season hampers the harvest and post harvest activities as well as sugarcane cultivation (on-farm). The sugar which cannot be cut timely and difficult to treat during raining can decline he sugar production next year. The prolonged rain impact also adds sugarcane cuts and transportation cost as well as its processing. The rain will also decrease the sugar level in sugarcane thus the sugar production will decline. This will be implied on the PTPN VII financial related to a quite significant production decrease.
- 2014 Sustanability Report
43
Mitigasi Mitigation • Maintenance of logging, loading, transporting management and maintaining constancy of RCF (ripe, clean, and fresh) sugarcane supply • Manages the Sugar mill in prime condition • The usage of ripe booster substance to enhance the yield • Sugarcane maintenance, either plant cane or ratoon • Maintenance of transportation facilities • The making of ponds as rain water reservoir in an effort of water conservation in Bunga Mayang Business Unit
44
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Implementasi AMDAL Environmental Impact Analysis Implementation PTPN VII telah melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL yang terkait dengan pengembangan usaha, meliputi:
PTPN VII has implemented EIA (Environmental Impact Analysis) related to business development, including:
• Penyusunan kajian kelayakan dan pengurusan ijin penambahan areal Land Application di Unit Bekri yang disusun oleh CV Abadi Consultant
• Drafting of feasibility study and processing permit of Land Application in Bekri Unit drafted by CV. Abadi Consultant
• Penyusunan Dokumen UKL-UPL Peningkatan Kapasitas Unit Pabrik Kelapa Sawit Bekri semula 40 Ton TBS/jam menjadi 60 Ton TBS/jam yang disusun oleh konsultan CV TEC Consultant
• Drafting of Environmental Management EffortEnvironmental Monitoring Effort documents for Improvement of Bekri Palm Mill Unit which initially from 40 tons FFB/hour into 60 tons FFB/ hours drafted by CV TEC Consultant • Drafting of Environmental Management EffortEnvironmental Monitoring Effort documents and Environmental Permit for development of PTPN VII Tulungbutut Unit Rubber Mill with production capacity 3 tons Smoked Rubber RSS and 60 tons Smoked Rubber SIR per day drafted by CV TEC Consultant • Drafting of Additional Documents of Environmental Impact Analysis and Additional document for Environmental Management Plan and Environmental Monitoring Plan of the improvement of Crumbed Rubber Processing Mill capacity of PTPN VII Baturaja Units with capacity which initially from 20 tons smoked rubber/day into 80 tons smoked rubber per day drafted by PT Management Akhlak Lingkungan Sriwijaya consultant
• Penyusunan Dokumen UKL -UPL dan Ijin Lingkungan pengembangan Pabrik Pengolahan Karet PTPN VII Unit Tulungbuyut dengan kapasitas produksi 3 Ton KK Rubber Smoke Sheet (RSS) dan 60 Ton KK Standard Indonesian Rubber (SIR) perhari yang disusun oleh konsultan CV TEC Consultant • Penyusunan Dokumen Addendum Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) dan Addendum Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKP-RPL) peningkatan kapasitas Pabrik Pengolahan Karet Remah PTPN VII Unit Baturaja dengan kapasitas semula 20 Ton KK/hari menjadi 80 Ton KK/hari yang disusun oleh konsultan PT Manajemen Akhlak Lingkungan Sriwijaya
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
45
Indikator Kinerja Lingkungan : PROPER dan Industri Hijau Environmental Performance Indicator : PROPER and Green Industry • PROPER
• PROPER
PTPN VII selalu berpartisipasi aktif dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang merupakan program penilaian tahunan dalam pengelolaan lingkungan perusahaan yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Pada tahun 2014, PTPN VII telah mengikutkan 18 Pabrik yang dimilikinya dalam penilaian PROPER baik tingkat Nasional maupun tingkat daerah. Pada tingkat nasional, PTPN VII mengikutkan 12 (dua belas) pabrik yaitu Buma, Wabe, Keda, Pewa, Beki, Tubu, Betu, Pawi, Tebe, Baja, Pala, Supa dengan hasil 10 (sepuluh) pabrik mendapatkan peringkat PROPER biru dan 2 (dua) pabrik mendapatkan peringkat PROPER hijau. Pada tingkat daerah PTPN VII mengikutkan 6 (enam) pabrik yaitu Cima, Beri, Suni, Tapi, Mula, Tasa dengan hasil 6 (enam) pabrik mendapatkan peringkat PROPER biru.
PTPN VII is always actively participated in Company Performance Rating Assessment Program in Environmental Management (PROPER) which constitutes annual assessment program in company environmental management held by Ministry of Environment. In 2014, PTPN VII has engaged its 18 Mills in PROPER Assessment both nationally or regionally. In national level, PTPN VII engaged 12 (twelve) mills namely Buma, Wabe, Keda, Pewa, Beki, Tubu, Betu, Pawi, Tebe, Baja, Pala, Supa with result 10 (ten) mills received blue PROPER and 2 (two) mills received green PROPER. In regional level, PTPN VII engaged 6 (six) mills namely Cima, Beri, Suni, Tapi, Mula, Tasa with result 6 (six) mills received blue PROPER.
• Penghargaan Industri Hijau (Green Industry)
• Green Industry Awards
PTPN VII selalu berpartisipasi aktif dalam Penghargaan Industri Hijau. Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian, diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan upaya penghematan penggunaan sumber daya alam serta penggunaan energi ramah lingkungan dan terbarukan. Pada tahun 2014 PTPN VII telah mengikutkan 9 (sembilan) Pabrik (Buma, Beki, Keda, Tubu, Wabe, Pewa, Betu, Pawi) dalam penilaian penghargaan industri hijau. Hasil yang diperoleh adalah 6 (enam) pabrik mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 5 (interval nilai 90,1-100) dan 3 (tiga) pabrik mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 4 (interval nilai 80,1-90).
PTPN VII always actively participates in Green Industry Awards. The Green Industry Award is annual award held by the Industrial Ministry, given to Industry which among others has conducted efforts on efficient use of natural resources and the use of environmentally friendly and renewable energy. In 2014 PTPN VII has engaged 9 (nine) mills (Buma, Beki, Keda, Tubu, Wabe, Pewa, Betu, Pawi) in green industry award assessment. Result obtained were 6 (six) mills received Green Industry Awards level 5 (interval value 90.1-100) and 3 (three) mills received Green Industry Awards level 4 (interval value 80.1-90).
46
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Pelatihan di Bidang Lingkungan Training in Environmental Field
Sebagai persiapan menuju tahapan kick off implementasi SMTN7 di tahun 2014 yang di antaranya mencakup Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2005 dan ISPO, PTPN VII telah melakukan beberapa pelatihan di tahun sebelumnya, yaitu:
As a preparation towards kick off stages of IMSN7 implementation in 2014 which including Environmental Management System ISO 14001:2005 and ISPO, PTPN VII has carried out several training in previous year, namely:
• Pelatihan Sistem Manajemen Terpadu PTPN 7 yang meliputi pemahaman ISO 9001: 2008, 14001: 2004, ISO 22000: 2009, OHSAS 18001: 2007, GCG, ISPO dan Malcom Baldrige Criteria yang diikuti oleh 50 peserta, dengan Trainer Iskandar Sadikin Cs dari Lembayung Center • Bimbingan teknis PROPER yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Jakarta yang diikuti oleh 6 Orang yang terdiri dari perwakilan dari Kantor Direksi dan Unit.
- Training of PTPN 7 Integrated Management System comprise of comprehension of ISO 9001:2008, 14001:2004, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, GCG, ISPO and Malcom Baldrige Criteria attended by 50 participants, with Trainer Iskandar Sadikin et.al from Lembayung Center. - Technical guidance PROPER held by the Ministry of Environment in Jakarta , followed by 6 participants consisting of representatives from the Head Office and Unit .
Selanjutnya, guna memperoleh pengakuan atas implementasi SMTN7, PTPN VII melakukan kerja sama dengan lembaga sertifikasi yang memiliki kompetensi sesuai sistem manajemen yang ada, antara lain : 1. PTPN VII bekerja sama dengan PT Sucofindo sebagai salah satu lembaga yang dapat menerbitkan sertifikat ISO, OHSAS secara terintegrasi (satu sertifikat mencakup beberapa ISO dan untuk satu perusahaan). 2. PTPN VII bekerja sama dengan PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan sebagai salah satu lembaga sertifikasi ISPO yang memiliki kompetensi untuk melakukan proses sertifikasi dan sudah diakui oleh Komisi ISPO. Komisi ISPO adalah lembaga yang memiliki peran sebagai pemberi rekomendasi sertifikat ISPO yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Furthermore, to derive recognition on IMSN7 implementation, PTPN VII established a cooperation with certification institution that has competency pursuant to existing management system, including: 1. PTPN VII in cooperation with PT Sucofindo as an institution which could establish ISO, OHSAS certificate integrally (one certificate consists of several ISO and for one company). 2. PTPN VII in cooperation with PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan as an institution publishes ISPO Certification and has competency to perform certification process and has acknowledged by ISPO Commission. ISPO Commission is an institution that has an important role as provider of ISPO certificate recommendation appointed by Government.
Terkait mandatory sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), maka PTPN VII telah membentuk Tim Implementasi ISPO. Perusahaan juga telah mengikuti sosialisasi ISPO dan Pelatihan Audit Internal ISPO.
Related to mandatory ISPO IIndonesian Sustainable Palm Oil) certification, then PTPN VII has established the ISPO Implementation Team. Company has also attended the ISPO socialization and ISPO Internal Audit Training.
Penggunaan dan Pengelolaan Material The Material Use and Management
Pabrik Gula Bungamayang merupakan satu-satunya PG di Indonesia yang menerapkan sistem pemurnian dengan menggunakan bahan coagulan sebagai pengganti sistem sulfitasi. Sistem ini dapat menghemat pemakaian bahan pembantu belerang sebesar 20,2% sehingga dapat menurunkan emisi SO2 serta menghemat pemakaian asam fosfat cair sebesar 30,7%. Bungamayang Sugar Mill is the only Sugar Mill in Indonesia which applies the purification system by using coagulant material as replacement of sulfitation system. This system could save the use of sulfur auxiliary material by 20.2% thus it could reduce SO2 emission and save the use of liquid phosphate acid by 30.7%.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, PTPN VII menggunakan dan mengelola material untuk kegiatan budidaya tanaman di kebun serta material pendukung untuk proses pengolahan hasil panen menjadi produk yang siap jual. Rincian pemakaian material tersaji pada Lampiran 1. Material yang digunakan untuk proses pemeliharaan di kebun dan proses pengolahan di pabrik di seluruh unit kerja PTPN VII adalah sebagai berikut: (G4-22)(G4-EN1) • Unit Kebun Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu menggunakan material pupuk berupa pupuk kimia (Urea, Za, TSP, RP, MOP, Dolomit, Kieserit, Boron, PHE, Ostindo, NPK 15.15.6.4, NPK 12.12.17.2, NPK Majekmuk Briket, NPK Majemuk Granuler, NPK Pamafert, NPK Fast Release) dan pupuk kompos (tandan kosong, blotong dan abu ketel) serta pestisida/herbisida berupa Glyposate, Marsal, Marfu dan Noxon untuk pemeliharaan tanaman. • Pabrik Karet SIR LG menggunakan bahan baku lump/slab sebagai material hasil panen dari kebun dan menggunakan bahan kimia pembantu untuk proses pengolahan menjadi produk SIR 20, SIR 3L/3WF • Pabrik Karet SIR HG dan RSS menggunakan bahan baku Lateks segar sebagai material hasil panen dari kebun dan menggunakan bahan kimia
As a company which engaged in agribusiness, PTPN VII uses and manages material for plant cultivation activities in estate and supporting materials to process the harvest result becomes a ready to sell product. Details of materials use is presented in Appendix 1. Materials used to process the maintenance in estate and processing process in mill in entire PTPN VII business unit are as follow: (G4-22)(G4-EN1) - Rubber, oil palm, tea and sugar cane Estate Unit uses fertilizer material in form of chemical fertilizer (Urea, Za, TSP, RP, MOP, Dolomit, Kieserit, Boron, PHE, Ostindo, NPK 15.15.6.4, NPK 12.12.17.2, NPK Briquette Compound, NPK Granular Compound, NPK Pamafert, NPK Fast Release) and Compost Fertilizer (empty bunches, dirty sap sediment and boiler ash) as well as perticide/herbicide in form of Glyphosate, marshal, marfu and noxon for the plant treatment. - SIR LG rubber mill uses raw material in form of lump/slab as material of harvest result from estate and uses auxiliary chemical material to process the processing into SIR 20, SIR 3L/3WF products. - SIR HG and RSS rubber mill uses fresh latex as its raw material from harvest in estate and uses auxiliary chemical to process the processing into
48
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
pembantu untuk proses pengolahan menjadi produk RSS (I, II. III dan Cut A) • Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit menggunakan bahan baku tandan buah segar sebagai material hasil panen dari kebun dan menggunakan bahan kimia pembantu untuk proses pengolahan menjadi produk minyak sawit. • Pabrik Teh mengunakan bahan baku pucuk daun teh • Pabrik Gula menggunkan bahan baku tebu
RSS (I, II, III and Cut A) product. - Oil Palm Processing Mill uses FFB as its raw material from harvest in estate and uses auxiliary chemical to process the processing into palm oil product. - Tea mill uses tea shoots as its raw material - Sugar mill uses sugar cane as its raw material
Pabrik Gula Bungamayang merupakan satusatunya PG di Indonesia yang menerapkan sistem pemurnian dengan menggunakan bahan coagulan sebagai pengganti sistem sulfitasi. Sistem ini dapat menghemat pemakaian bahan pembantu belerang sebesar 31,4% sehingga dapat menurunkan emisi SO2 serta menghemat pemakaian asam fosfat cair sebesar 2,0%.
Bungamayang Sugar Mill is the only Sugar Mill in Indonesia which applies the purification system by using coagulant material as replacement of sulfitation system. This system could save the use of sulfur auxiliary material by 31,4% thus it could reduce SO2 emission and save the use of liquid phosphate acid by 2.0%.
Pemakaian dan Penghematan Energi The Energy Use and Saving PTPN VII menggunakan energi yang berasal dari bahan bakar fuel dan listrik untuk mendukung kegiatan operasional dan produksi di unit-unit kerjanya. Total pemakaian solar tahun 2014 mencapai 2.463 Ton, turun dibandingkan tahun 2013, sementara pemakaian listrik tahun 2014 mencapai 26.466.256 Kwh, turun dibandingkan tahun sebelumnya. Total penggunaan energi tersaji dalam Lampiran 2.(G4-EN6)(G4-EN7)
PTPN VII used energy derived from fuel and electricitymaterial to support the operational and production activities in its working units. Total diesel fuel used in 2014 reached 2,463 tons, it fell compared to 2013, whereas the use of electricity in 2013 reached 26.466.256 Kwh, it decrease compared to prior year. Total energy use is presented in Appendix 2.
Manajemen PTPN VII memiliki komitmen untuk melakukan upaya efisiensi dan penghematan energi. Beberapa upaya yang telah dilakukan diantaranya dengan melakukan penggunaan Biomassa berupa cangkang atau ampas untuk bahan bakar Boiler di Pabrik Gula dan PPKS serta pemakaian Cangkang untuk bahan bakar Dryer, melakukan sosialisasi penghematan energy kepada Pekerja baik melalui media Spanduk, Stiker dan Apel Pagi.
PTPN VII Management has a commitment to make efforts to efficiency in energy savings. Several attempts have been made include making use of biomass in the form of shells or waste to boilers fuel in the Sugar Mill and POM as well as for fuel consumption Shells Dryer , dissemination of energy savings to the worker either through media banners, stickers and morning meeting .
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
Upaya Efisiensi dan Penghematan Energi (G4-EN6)(G4-EN7) Efforts on Energy Efficiency and Saving Unit Usaha / Business Unit : Way Berulu Padang Pelawi Pematang Kiwa Tulung Buyut
• Pengalihan penggunaan pembangkit listrik Genset ke PLN, sebagai upaya untuk efisiensi penggunaan bahan bakar sekaligus sebagai upaya untuk menurunkan emisi udara yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dan upaya pengendalian efek Gas Rumah Kaca (GRK) Transfer of generator use to State Power Company, as an attempt to the efficiency of fuel use as well as various efforts to decline the air emission produced from company’s operation activities and efforts to control Green House Gas effect. • Pemanfaatan cangkang dan fiber untuk bahan bakar boiler di setiap PPKS Utilization of shells and fibers for the boiler fuel in every POM • Melakukan modifikasi Dryer sehingga semula Dryer menggunakan bahan bakar Solar dapat digantikan dengan Bahan bakar Cangkang, sehingga upaya ini berdampak terhadap pemakaian bahan bakar fosil sekaligus mengurangi beban pencemaran udara • Pemanfaatan atap sky light untuk meminimalkan penggunaan lampu penerangan di siang hari Modifying the original Dryer Dryer, from using Diesel fuel can be replaced with Shells, so that these efforts have an impact on fossil fuel consumption while reducing the burden of air pollution Utilization roof sky light to minimize the use of lights in daytime
Unit Usaha / Business Unit PG Bungamayang Nilai nominal penghematan Rp79,6 miliar Value of saving nominal Rp79.6 billion
• Pemanfaatan ampas tebu di Pabrik Gula sebagai bahan bakar Boiler Utilization of sugarcane bagasse in Sugar Mill as Boiler fuel • Penggantian sistem transfer bahan dari menggunakan pompa menjadi grafitasi. Replacement of material transfer system from using a pump into gravity • Pemanfaatan atap sky light untuk meminimalkan penggunaan lampu penerangan di siang hari The utilization of sky light roof to minimize the use of lamp in daytime • Penggunaan lampu dari turbular lamp (TL) menjadi essential lamp. The use of lamp from turbular lamp (TL) into essential lamp
49
50
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Pemanfaatan Air Water Utilization PTPN VII memanfaatkan keberadaan air sungai dan air hujan untuk proses budidaya tanaman yang diusahakan, proses pengolahan di pabrik serta untuk memenuhi kebutuhan perumahan Pekerja di unit-unti usaha. Pemanfaatan air sungai dilaksanakan secara efisien sehingga tidak menganggu debit air sungai serta keanekaragaman hayati di dalamnya. Hingga akhir tahun 2014, PTPN VII tidak pernah menerima laporan tentang terganggunya sumber air di sekitar wilayah kerja Perusahaan. (G4-EN8)(G4-EN9)
PTPN VII uses the river water and rain water for the cultivation process it manages, the processing process in mill and to meet the employee’s housing needs in business units. The use of river water is carried out efficiently thus it does not disrupt the river water discharge as well as bio diversity in it. Thus in late 2014, PTPN VII never received any reports of water source disruption in the vicinity of Company’s working area. (G4-EN8)(G4-EN9)
Total pemakaian air untuk pabrik dan perumahan tahun 2014 mencapai 6.893.966 m3.Sebagian air hasil unit pengolahan limbah dimanfaatkan kembali untuk keperluan proses pengolahan. Pada tahun 2014, sebanyak 2.258.236 m3 atau 49% dari air yang dikonsumsi bisa dimanfaatkan kembali.(G4-EN10)
Total water use for mill and housing in 2014 reached 6,893,956 m3. Some of water as result of waste processing unit is reused for processing needs. In 2014, amounted to 2,258,236 m3 or 49% of consumed water can be reused.(G4-EN10)
Laporan Keberlanjutan
51
- 2014 Sustanability Report
Konsumsi dan Pemanfaatan Kembali Air Bekas Pakai Tahun 2013 (G4-EN10) Consumption and Reuse of Used Water in 2013 Unit Bisnis Business Unit
No.
Konsumsi Air Water Consumption (m3)
Persentase Air Dimanfatkan kembali Reused Water Percentage
Pemanfaatan Kembali Air Water Reuse (m3) 219.702,80
1
PKR Tulung Buyut
549.257
40%
2
PKR Way Berulu
161.061
40%
64.424,40
3
PKR Pematang Kiwah
460.736
40%
184.294,40
4
PKR Kedaton
64.918
40%
25.967,20
5
PKR Batu Raja
434.567
40%
173.826,80
6
PKR Beringin
298.080
40%
119.232,00
7
PKR Musi Landas
51.465
40%
20.586,00
8
PKR Tebenan
401.719
40%
160.687,60
9
PKR Padang Pelawi
418.763
40%
167.505,20
10
PKR Ketahun
27.610
40%
11.044,00
12
PPKS Bekri
256.668
100%
256.668,00
13
PPKS Resa
105.897
100%
105.897,00
14
PPKS Supa
205.739
100%
205.739,00
15
PPKS Suni
277.535
-
-
16
PPKS Betung
376.580
100%
376.580,00
17
PPKS Tasa
233.719
-
-
18
PPKS Tapi
177.212
-
-
19
Pabrik Teh Pala
966
-
-
Persentase Air Dimanfatkan kembali Reused Water Percentage
Pemanfaatan Kembali Air Water Reuse (m3)
Konsumsi dan Pemanfaatan Kembali Air Bekas Pakai Tahun 2014 (G4-EN10) Consumption and Reuse of Used Water in 2014 Unit Bisnis Business Unit
No.
Konsumsi Air Water Consumption (m3)
1
PKR Tulung Buyut
402.002
40%
2
PKR Way Berulu
101.645
40%
40.658
3
PKR Pematang Kiwah
382.059
40%
152.824
4
PKR Kedaton
144.993
40%
57.997
5
PKR Batu Raja
413.206
40%
165.282
6
PKR Beringin
373.608
40%
149.443
7
PKR Musi Landas
71.162
40%
28.465
8
PKR Tebenan
420.864
40%
168.346
9
PKR Padang Pelawi
434.400
40%
173.760
10
PKR Ketahun
27.568
40%
11.027
12
PPKS Bekri
412.614
100%
412.614
13
PPKS Resa
52.830
100%
52.830
14
PPKS Supa
195.532
100%
195.532
15
PPKS Suni
156.310
16
PPKS Betung
488.657
100%
488.657
17
PPKS Tasa
363.449
18
PPKS Tapi
157.000
19
Pabrik Teh Pala
986
-
160.801
-
52
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Pengelolaan Limbah Cair (G4-EN23) Liquid Waste Management
Limbah cair yang dihasilkan pabrik gula Bungamayang tidak dibuang ke sungai, melainkan ditampung di area konservasi air sesuai izin No. 660/242/27-LU/2013 tanggal 29 Juli 2013 yang berlaku selama 2 tahun.
Liquid waste produced from Bungamayang sugar mill is not discharged to river, instead it is collected in water conservation based on permit No. 660/242/27-LU/2013 dated 29 July 2013 valid for two years.
Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolahan kelapa sawit milik PTPN VII tidak dibuang ke sungai, melainkan dimanfaatkan kembali untuk aplikasi lahan. Proses netralisasi dari awal hingga recyclememerlukan waktu kurang lebih 60 hari. Effluent limbah cair yang dimanfaatkan kembali untuk aplikasi lahan selama tahun 2014 sebanyak 1.149.633m3 air.
Liquid waste produced by PTPN VII’s oil palm mill is not discharged to river, instead it is reused for land application. Neutralization process from the beginning until recycle needs approximately 60 days. Liquid waste effluent which reused for land application during 2014was amounted to 1.149.633 m3 water.
Limbah cair yang dihasilkan pabrik karet sebagian dibuang kebadan sungai sesuai izin yang berlaku dan sebagian lagi digunakan kembali untuk proses pengolahan. Proses netralisasi dari awal hingga recycle memerlukan waktu 30 hari. Di kolam penampungan terakhir, limbah cair sudah memenuhi baku mutu yang ditandai dengan hidup dan berkembangnya biota air.
Liquid waste produced by rubber mill is mostly discharged to river based on applicable permit and the remaining is reused for processing process. The neutralization process from beginning until recycle needs approximately 30 days. In the last pond, the liquid waste has met the quality standard marked by the living and proliferation of water biota.
Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik teh dibuang kebadan sungai sesuai dengan izin yang berlaku.
Liquid waste produced by tea mill is discharged to river based on applicable permit.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
53
Pemantauan Lingkungan Environmental Monitoring
PTPN VII routinely carries out the environmental monitoring in form of observation, recording, measuring, documenting process as given standard procedure to one or more environmental components by using one or more parameters as benchmarks. The aims of environmental monitoring implementation are as a target to discover the environment condition in the vicinity of business location whether occur a decline in environmental quality or not with the existence of the company business and creates coordination mechanism between the related parties through the information exchange.
PTPN VII secara rutin melaksanakan pemantauan lingkungan berupa proses pengamatan, pencatatan, pengukuran, pendokumentasian menurut prosedur standard tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolok ukur. Tujuan pelaksanaan pemantauan lingkungan antara lain adalah sebagai sasaran untuk untuk mengetahui kondisi lingkungan di sekitar lokasi usaha apakah terjadi penurunan kualitas lingkungan atau tidak dengan adanya kegiatan usaha Perusahaan serta menciptakan mekanisme koordinasi antara pihakpihak yang terkait melalui perturakan informasi. Pemantauan lingkungan dilaksanakan oleh pihak internal perusahaan dan pihak eksternal, yaitu oleh Laboratorium yang terakreditasi (BARISTAND/ HIPERKES/ LABKESDA). Lokasi pemantauan meliputi kondisi lingkungan di sekitar pabrik karet, pabrik sawit, pabrik gula dan pabrik teh milik PTPN VII. Jenis pemantauan dan pengujian meliputi pemantauan kualitas air limbah, kualitas air badan sungai atau sumur pantau, kualitas tanah, kualitas udara, ambient, kebisingan dan getaran.
Environmental monitoring is carried out by internal and external company, i.e. by an accredited (BARISTAND/HIPERKES/LABKESDA) Laboratory. Monitoring location is covering environmental condition in the vicinity of PTPN VII’s rubber, oil palm, sugar and team mills. Types of monitoring and testing include monitoring of water waste quality, water river quality or wells, soil quality, air quality, ambient, noise and vibration.
Sepanjang tahun 2014, PTPN VII telah melakukan aktivitas pemantauan, yaitu: Throughout 2014, PTPN VII has performed monitoring activities, i.e.: Pabrik / Mill Jenis Pemantauan Monitoring Type
Sawit Karet Gula Palm Rubber Sugar
Teh Tea
Frekuensi Pemantauan Monitoring Frequency
Pelaksana Pemantauan Monitoring Implementer
Kualitas Air / Water Quality - Inlet IPAL / WWTP
a
a
a
a
Per 3 bulan/Months
BARISTAND/LAB. LHD/LABKESDA
- Outlet IPAL / WWTP
a
a
a
a
Per 1 bulan/Months
BARISTAND/LAB. LHD/LABKESDA
- Badan Sungai / River
a
a
a
a
Per 3 bulan/Months
BARISTAND/LAB. LHD/LABKESDA
- Sumur Pantau / Monitoring Wells
a
-
-
-
Per 6 bulan/Months
BARISTAND/LAB. UNSRI
Kualitas Udara / Air Quality
a
a
a
a
Per 6 bulan/Months
HIPERKES
Ambient
a
a
a
a
Per 6 bulan/Months
HIPERKES
Kebisingan & Getaran/Noisy & Vibration
a
a
a
a
Per 6 bulan/Months
HIPERKES
Kualitas Tanah / Soil Quality
a
-
-
-
Per 1 Tahun/Year
BARISTAND/LAB. UNSRI
54
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Hasil Pemantauan Limbah Cair Tahun 2014 2014 Liquid Waste Monitoring Result Komoditas
Parameter
Sawit (LA)
pH
Sawit (Non LA)
Karet
Teh
Gula
Satuan
Baku Mutu
Realisasi
6-9
7.75
BODs
mg/L
5.000
989.06
COD
mg/L
-
2,264.73
Minyak/Lemak
mg/L
-
1.02
pb
mg/L
-
0.61
Cu
mg/L
-
0.06
Cd
mg/L
-
0.02
Zn
mg/L
-
0.12
6 -9
7.81
pH BODs
mg/L
1.00
53.00
COD
mg/L
350
196.98
Minyak/Lemak
mg/L
25
6.43
TSS
mg/L
250
88.97
N Total
mg/L
pH
50
13.06
6-9
7.28
BODs
mg/L
60
22.87
COD
mg/L
200
69.35
TSS
mg/L
100
30.45
NH3-N
mg/L
5
2.94
N Total
mg/L
pH
10
6.87
6-9
6.72
BODs
mg/L
50
26.02
COD
mg/L
100
82.56
TSS
mg/L
200
13.13
TDS/TS
mg/L
1.000
207.4
6-9
7.32
BODs
pH mg/L
60
8.79
COD
mg/L
100
47.52
TSS
mg/L
50
24.14
Sulfida
mg/L
0.5
0.01
Minyak
mg/L
5
0.37
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
55
Pengelolaan Limbah Padatan (G4-EN23) Solid Waste Management Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik pengolahan kelapa sawit adalah tandan kosong, cangkang, serabut dan wet decanter solid. PTPN VII telah memanfaatkan tandan kosong (tankos) sebagai kompos/pupuk untuk tanaman belum menghasilkan maupun untuk tanaman menghasilkan. Tankos memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. PTPN VII juga memanfaatkan cangkang dan serabut untuk bahan bakar boiler di pabrik pengolahan kelapa sawit sedangkan wet decanter solid dimanfaatkan untuk kompos dan pakan ternak.
Solid wastes generated from production process in oil palm mill are empty bunches, shells, fibers and wet decanter solid. PTPN VII has utilized the empty bunches as a compost/fertilizer for immature plant and/or mature plants. Empty bunches has a nutrient content required for the land and plant. PTPN VII also uses the shells and fibers for the boiler fuel in oil palm mill whereas the wet decanter solid is used for compost and animal feed.
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik karet adalah padatan getah dan busa karet. Limbah tersebut dikumpulkan di kolam tersendiri untuk selanjutnya diambil oleh pembeli karena masih bisa dimanfaatkan.
Solid waste generated from production process in rubber mill is latex solid and foam rubber. These wastes are collected in separate ponds for further taken by the buyer because it still can be used.
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik gula adalah blotong, ampas tebu dan abu boiler. Ampas tebu merupakan limbah padat produk stasiun gilingan pabrik gula, diproduksi dalam jumlah 32 % tebu, sebagian besar dipakai langsung oleh pabrik gula sebagai bahan bakar ketel untuk memproduksi energi keperluan proses. Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, diproduksi sekitar 3,8 % tebu, dimanfaatkan untuk dipakai sebagai pupuk. Penanganan debu hasil pembakaran ampas dilakukan dengan cara menangkap debu tersebut dengan menggunakan dust collector yaitu wet atau dry scrubber sebelum keluar melalui cerobong ketel.
Solid waste produced from production process in sugar mill are dirty sediment, sugarcane bagasse and boiler ash. Sugarcane bagasse is a solid waste produced by milling station of sugar mill, it is produced in number of 32% sugarcane, and mostly it was directly used by the sugar mill as the chimney fuel to produce energy for the process needs. Dirty sediment is a solid waste produced by sap purification station, it is produced about 3.8% sugarcane, and it is used as fertilizer. Sugarcane handling as a result of bagasse burning is performed by collected the dust by using dust collector namely wet or dry scrubber before it comes out from kettle chimney.
56
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Produksi Limbah Padat dan Pengelolaannya Solid Waste Production and Its Management Komoditi Commodity
Jenis Limbah Padat Solid Waste Type
Karet Rubber
Padatan getah, busa karet Solid latex, rubber foam
Kelapa Sawit Oil Palm
Tandan Kosong Empty Bunches
Tebu Sugarcane
Jumlah Limbah Padat yang DIhasilkan (Ton) Total Solid Waste Produced (Ton)
Pengelolaan Management
Dikumpulkan di penampungan sementara dan selanjutnya diserahkan kepada pihak ke III untuk pemanfaatan lebih lanjut. It is collected in temporary ponds and subsequently submitted to 3rd party for further use. 23% x Jumlah TBS dioalah 23% x total processed FFB
Untuk pemulsaan, pupuk kompos For mulching, compost fertilizer
Wet Decanter Solid
4%
Pupuk kompos, makanan ternak / Compost fertilizer, animal feed
Cangkang / Shells
6,5%
Pemulsaan dan bahan bakar boiler/ Mulching and boiler fuel
Serabut (Fiber)
13%
Bahan bakar boiler / Boiler fuel
Ampas Tebu Sugarcane bagasse
Ampas dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler. Sisanya dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Bagasse is used for boiler fuel The remain is used for compost fertilizer
Blotong Sediment
Blotong dan abu boiler dimanfaatkan 100% untuk pupuk kompos dengan dosis 15 ton/ha sehingga dapat menghemat pemakaian pupuk sebesar 20%. Sediments and boiler ash is used 100% for compost fertilizer with dosis 15 ton/ha thus it can save the use of fertilizer by 20%.
Abu Boiler / Boiler ash
Pengelolaan Limbah B3 (G4-EN23)(G4-EN25) Hazardous and Toxic Waste Management Proses produksi dan pengolahan di unit-unit usaha PTPN VII juga menghasilkan limbah yang masuk dalam kategori limbah B3 (limbah yang berbahaya dan beracun). Limbah B3 yang dihasilkan berupa oli bekas, aki bekas, filter bekas, lampu TL bekas, majun terkontaminasi, dan limbah medis. Limbah tersebut dikelola di Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk ditampung maksimal 90 hari dan selanjutnya diserahkan kepada pengelola akhir limbah B-3 sesuai dengan ketentuan. Penyimpanan di TPS limbah B-3 masing-masing unit usaha telah mendapatkan izin dari Bupati. Hal ini sesuai dengan izin Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 18 tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3.
Production and processing process in PTPN VII’s business units are also generating wastes including Hazardous and Toxic Waste (HTW). The generated HTWs are in form of used oil, used batteries, used TL lamp, cotton waste, and medical waste. Those wastes are managed in temporary storage to be collected maximum in 90 days and subsequently submitted to final HT waste administrator according to the provision. The storage in HTW lay stalls in each business unit has obtained a permit from the Regent. This is based on State Minister of Environmental Regulation permit No. 18 year 2009 regarding licensing procedure of HTW Management.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
57
Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Reduce the Green House Gas Emission Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua, yang timbul dari berbagai proses alami dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan). Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Kesungguhan PTPN VII untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) antara lain diwujudkan melalui pengalihan penggunaan pembangkit listrik Genset ke PLN, serta memanfaatkan bahan bakar terbarukan untuk boiler sebagai unit pembangkit uap untuk turbin generator (pembangkit listrik pabrik). Pemakaian energi terbarukan ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses produksi, proses transportasi dan proses pengolahan.
Green house gas is gasses existing in the atmosphere and causing a greenhouse effect. The carbon dioxide is the second largest gas occurred from various natural processes and the burning of organic material (such as plants). Carbon dioxide can be reduced because it absorbs by the ocean and by plants to use in photosynthesis process. The PTPN VII seriousness to decline the Green House Gas emission among othersare realized by transfering the use of generator to the State Electricity Company, and using the renewable fuel for boiler as a steam generator unit for the turbine generator (mill power plant). The use of renewable energy may reduce the GHS emission produced from the production process, transportation process and processing process.
Hasil pengukuran kadar emisi tahun 2014 menunjukkan bahwa kadar emisi di lingkungan unit-unit PTPN VII senantiasa berada di bawah ambang batas baku mutu. Kadar NO2 tertinggi tahun 2014 mencapai 86,89 mg/m3, sedangkan ambang baku mutu sebesar 1.000 g/m3. Kadar emisi SO2 tertinggi mencapai 54,32 mg/m3, sedangkan ambang baku mutu sebesar 800 mg/ m3..
The result of emission level measurement in 2014 suggested that the emission level in PTPN VII units is always below the quality standard threshold. The highest NO2 level in 2014 reached 86.89mg/ m3, whereas the quality standard threshold was by 1.000 g/m3. The highest SO2 emission level reached 45.32 mg/m3, whereas the quality standard threshold was by 800 mg/m3.
Hasil Pengukuran Kadar Emisi Tahun 2013 (G4-EN21) Measurement Result of Emission Level in 2013 Hasil Pengukuran / Measurement Result
Satuan Unit
Baku Mutu Quality Standard
Terendah / Lowest
Tertinggi / Highest
NO₂
mg/m³
800
17,97
74,69
SO₂
mg/m³
600
0,83
62,19
Satuan Unit
Baku Mutu Quality Standard
Terendah / Lowest
Tertinggi / Highest
NO₂
mg/m³
800
14,89
86,89
SO₂
mg/m³
600
0,68
45,32
Parameter
Hasil Pengukuran Kadar Emisi Tahun 2014 (G4-EN21) Measurement Result of Emission Level in 2014 Parameter
Hasil Pengukuran / Measurement Result
58
Komitmen Terhadap Lingkungan Commitment To Environment
Pelestarian Alam Natural Preservation
Dalam rangka mendukung program One Billions Indonesia Trees (OBIT), PTPN VII telah melaksanakan penanaman pohon di sejumlah wilayah kerja. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian PTPN VII terhadap pelestarian lingkungan. Realisasi penanaman pohon hingga tahun 2011 mencapai 567 ribu pohon, tahun 2012 mencapai 160 ribu pohon, dan tahun 2013 mencapai 40 ribu pohon. Selama periode pelaporan tahun 2014, PTPN VII telah menanam 16 ribu pohon di seluruh unit usaha yang ada di lingkungan PTPN VII. Jenis pohon yang ditanam meliputi trembesi, bibit jabon, cempaka, akasia, mangga, rambutan, kelengkeng, nangka dan mangrove.
In order to support the One Billions Indonesia Trees (OBIT) program, PTPN VII (Persero) has held the tree planting in several units. This activity is a form of PTPN VII (Persero) awareness against the environmental preservation. The realization of tree planting up to 2011 reached 567 thousand trees, in 2012 reached 160 thousand trees, and in 2013 reached 40 thousand trees. During reporting period of 2014, PTPN VII has planted 16 thousand trees in its entire business units existing in PTPN VII environment. Types of trees planted comprise tamarinds, jabon, chrysolite, acacia, mango, rambutan, longan, jackfruit and mangrove.
Jumlah Penanaman Pohon / Total Tree Planting s.d. 2011
2012
2013
2014
567 ribu/thousand
160 ribu/thousand
40 Ribu/thousand
16 ribu / thousand
Konservasi Sumber Daya Air (G4-EN8)(G4-EN9)(G4-EN10)(G4-EN21) Water Resources Conservation
Dalam upaya pelestarian lingkungan, PTPN VII telah melaksanakan beberapa kegiatan penghijauan di sejumlah wilayah serta berpartisipasi aktif dalam mendukung program pemerintah baik skala provinsi maupun nasional. PTPN VII juga telah melakukan kegiatan terkait konservasi sumber daya, antara lain:
In the environmental preservation effort, PTPN VII has implemented several greening activities in several area and actively participates in supporting the government program either province or national scale. The PTPN VII has also conducted activities related to resources conservation, including:
• Pembuatan embung sebagai tempat penampungan air hujan dalam upaya konservasi air sejumlah tiga unit di Unit Usaha Rejosari, Bekri dan Bunga Mayang • Melakukan perawatan terhadap fasilitas sumber air yang digunakan guna mendukung aktivitas perusahaan • Meningkatkan dan berinovasi dalam upaya efisiensi penggunaan air dan energi, diantaranya konservasi air dengan close loop system untuk air pendingin kondensor dengan Spray pond dan Cooling tower di PG. Bungamayang.
- The making of pond as rain water reservoir in water conservation effort in three unit in Rejosari, Bekri and Bungamayang Business Unit - Conduct a treatment to water source facility used to support the company’s activities - Enhance and innovate in water and energy utilization efficiency effort, include water conservation with a close loop system for condenser cooling water with spray pond and cooling tower in the Bunga Mayang sugarmill.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
59
Biaya Lingkungan (G4-EN31) Environmental Expenses
Sepanjang tahun 2014, PTPN VII telah mengeluarkan biaya pengelolaan lingkungan sebesar Rp16,15 miliar meliputi biaya penyusunan dokumen lingkungan, pengelolaan dan pengolahan limbah, kegiatan analisa, kegiatan PROPER dan aktivitas pemantauan lingkungan dengan rincian per komoditas sebagai berikut:
During 2014, PTPN VII has incurred for environmental management expenses amounted to Rp16.15 billion comprise of environmental document drafting, waste management and processing, analysis activities, PROPER activities and environmental monitoring activityexpenses with details per commodity are as follow:
Biaya Pengelolaan Lingkungan (Rp) Environmental management cost (Rp) Komoditas Commodity
Jumlah Pabrik Number of Mill
Realisasi Biaya / Cost Realization 2012
2013
2014
Sawit / Palm
7
8.000.488.000
6.218.289.000
11.180.509.968
Karet / Rubber
10
3.862.645.000
3.557.110.000
3.221.227.900
Gula / Sugar
2
985.031.000
1.380.491.000
1.598.607.896
Teh / Tea
1
127.695.000
260.076.000
154.526.107
Total
20
12.975.859.000
11.415.966.000
16.154.871.871
Pemberdayaan Masyarakat Community Development (G4-SO1)
Kepedulian PTPN VII dalam mengembangkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meraih penghargaan Dharma Krida Baraya Adikarya Anugraha. Penghargaan diberikan oleh Rektor Universitas Sebelas Maret atas keberhasilan PTPN VII membina UMKM. PTPN VII Care in developing small and medium enterprise (SME) attained Dharma Krida Baraya Adikarya Nugraha awards. The award was given by Rector of Sebelas Maret University on PTPN VII achievement in developing SME
PTPN VII dinilai sebagai pelopor pengembangan UMKM di bidang pertanian dan industri ringan. Kriteria penilaian meliputi kemanfaatan dana yang diperoleh UMKM, kesinambungan usaha, dan kemampuan petani dan perajin dalam memanfaatkan dana serta mengembalikan dana kemitraan tersebut. PTPN VII dinilai berhasil melakukan pendampingan sehingga terjadi komunikasi dan kemitraan dengan petani dan perajin. Dalam penilaian, Tim UNS bekerjasama dengan tim penilai dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Business Development Services Indonesia (BDSI).
PTPN VII was assessed as the pioneer in development of SME in agriculture and light industries. Assessment criteria was covering fund expediency received by SME, business sustainability and farmers and craftsmen in utilizing fund as well as in returning the partnership fund. PTPN VII has been assessed as succeeded in performing mentoring thus communication and partnership with farmers and craftsmen can be established. Within the assessment, the UNS team was in cooperation with assessment team from Ministry of Cooperative and Small and Medium Enterprise, as well as Indonesian Business Development Service.
Laporan Keberlanjutan 2014
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Sustainability Report
COMMUNITY DEVELOPMENT
62
Pemberdayaan Masyarakat Community Development
Prinsip Pemberdayaan Masyarakat Community Development Principles
Program pemberdayaan masyarakat melalui program kemitraan yang dilaksanakan PTPN VII berpegang pada beberapa kebijakan, yaitu: 1. Program Kemitraan difokuskan pada pemberian pinjaman modal kerja/pemberdayaan usaha kecil, khususnya pada kegiatan sektor Industri, Perdagangan, Perikanan, Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Jasa dan usaha lainnya baik secara sendiri maupun kelompok (Pola Clustering). 2. Fokus pada pola cluster-cluster UKM terutama di Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan. 3. Pembentukan Desa-Desa Binaan di sekitar Unit Usaha sehingga akan menjadi pagar sosial bagi Unit Usaha. 4. Pemetaan Kebutuhan Stakeholder. 5. Program Sinergi BUMN dalam hal kerjasama penyaluran Program Kemitraan untuk Petani TR
Community development program by partnership program held by PTPN VII is referred to several policies, including: 1. Partnership program focuses on work capital loan granting/small business development, specifically to industrial, trading, fishery, plantation, agriculture, service and other business sectors either independently or in group (clustering pattern). 2. Focusing on clusters pattern SME specifically in agriculture, husbandry, fishery, and plantation. 3. Forming Fostered Villages in the vicinity of Business Unit thus it will become social fence for Business Units. 4. Mapping of Stakeholders Needs. 5. SOE Synergy Program in context of cooperation of Partnership Program distribution for TR farmers.
Pemetaan Situasi dan Kondisi Masyarakat Setempat Mappingthe Situation and Condition of Local Community Untuk mengetahui kebutuhan dan aspirasi masyarakat , Perseroan bekerja sama dengan Universitas Sri Wijaya (unsri) telah melakukan pemetaan situasi dan kondisi serta langkahlangkah yang harus dilakukan, di antaranya adalah pemetaan situasi dan kondisi di UU Betung. Unsri menurunkan Tim Peneliti untuk mengidentifikasi kepentingan dan kebutuhan masyarakat di empat desa penyangga yang termasuk kategori ring satu, yaitu Desa Tanjungagung Selatan, Desa Telukkijing I, II, dan III. Tim juga menganalisis semua hasil identifikasi untuk selanjutnya dikaji dan disesuaikan dengan kepentingan dan kebutuhan perusahaan. Secara umum, kebutuhan di empat desa hampir sama, yaitu yang berkaitan dengan masalah peningkatan ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Selanjutnya, UU Betung telah merealisasikan program pemberdayaan masyarakat jangka pendek meliputi bantuan modal usaha & ketrampilan usaha, pengadaan fasilitas air
To discover the community’s needs and aspiration, the Company in cooperation with Sri Wijaya University (UNSRI) has been conducted mapping of situation and conditions as well as steps needs to be taken, including mapping of Betung BU situation and condition. Unsri fielded Research Team to identify community interest and needs at four support villages including in ring one, namely Tanjungagung Selatan, Telukkijing I, II, and III, villages. Team also analyzed all identification result which further studied and adjusted with the Company’s interest and needs.
Generally, the needs of four villages were almost the same, it was related to economic and social community improvement. Furthermore, Betung BU has realized its short-term community development program covering business capital and business skill aids, clean water facility procurement by
Laporan Keberlanjutan
bersih dengan pembuatan sumur bor, bantuan pengadaan fasilitas umum desa, serta bantuanbantuan insidentil. Saat ini tengah dikaji program bea siswa ikatan dinas pada pendidikan diploma/sarjana bidang perkebunan, beasiswa SD- SMA serta program jangka panjang pembangunan kebun desa dengan pola inti plasma 5 ha setiap desa.
- 2014 Sustanability Report
63
making artesian well, public facility procurement for villages, as well as incidental aids. At present terms that currently studied are including scholarship at plantation diploma/ undergraduate, scholarship for elementary up to high school as well as long-term program such as development of village estate with plasma nucleus pattern 5 Ha for each villages.
PTPN 7 Peduli PTPN 7 Care
Implementasi dari pelaksanaan program PKBL PTPN VII tahun 2014 diwujudkan melalui program PTPN 7 Peduli yang terdiri dari program PTPN 7 Peduli Kemitraan, PTPN 7 Peduli Bencana Alam, PTPN 7 Peduli Pendidikan, PTPN 7 Peduli Kesehatan, PTPN 7 Peduli Pembangunan, PTPN 7 Peduli Keagamaan, dan PTPN 7 Peduli Lingkungan Alam. Berdasarkan hasil evaluasi program tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga masyarakat banyak yang memberikan penilaian citra positif terhadap perusahaan.
Implementation of PCDP program conductedby PTPN VII in 2014 was materialized through PTPN 7 Care programs which consisted of PTPN 7 Partnership Care, PTPN 7 Natural Disaster Care, PTPN 7 Education Care, PTPN 7 Health Care, PTPN 7 Development Care, PTPN 7 Religious Care, and PTPN 7 Environmental Care. Based on evaluation result the program was well accepted by community, thus community assessed positively on the image of company.
64
Pemberdayaan Masyarakat Community Development
1. PTPN 7 Peduli Kemitraan
1. PTPN 7 Partnership Care
PTPN VII menyalurkan dana Program Kemitraan dalam bentuk:
PTPN VII distributes Partnership Program fund in form of:
a. Pemberian pinjaman modal usaha kepada Usaha Kecil.
a. Granting of business capital loan to small enterprises
Pemberian pinjaman modal ditujukan untuk Usaha Kecil yang memiliki kriteria antara lain: Usaha Kecil yang telah berstruktur dengan baik; Koperasi, Koperasi Karyawan / KPN; Jenis Usaha yang mempunyai sifat berkesinambungan dan mempunyai prospek untuk dikembangkan serta mampu merebut pasar; Usaha kecil dibidang Agribisnis dan Agroindustri; Usaha kecil unggulan daerah (kerajinan, makanan, hasil bumi); Usaha yang mempunyai kontribusi terhadap pendapatan daerah / nasional; Usaha yang berada disekitar wilayah kerja PTPN VII; Usaha Kecil dalam bentuk cluster. Pinjaman modal kerja diberikan kepada mitra binaan dengan jasa administrasi sebesar 6%/ tahun.
The granting of capital loan is addressed for Small Enterprise which has criteria involving: has a good structure, Cooperative, Employee Cooperative; Type of Business that has a sustainable in nature and has a prospect to be developed as well as able to compete in market; agribusiness and agroindustry small enterprise; regional prime business (crafts, foods, crops); business which has contribution to regional/national revenue; business in the vicinity of PTPN VII work area; Small Enterprise in form of cluster. Work capital loan is given to fostered partners with administration fee 6%/year.
b. Program pembinaan
b. Fostering Program
•
• •
•
•
Program ini diberikan dalam bentuk: Pelatihan Manajamen Usaha Kecil yang bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan Mitra Binaan antara lain tentang strategi pemasaran, pengelolaan penjualan, pembukuan usaha kecil, manajemen SDM, desain perencanaan bisnis, perlindungan hukum dalam usaha, kebijakan pemerintah terhadap UKM dan strategi mencari peluang usaha dan ESQ, training “ESQ Character Building Personal Transformation Program”. Mengikutsertakan Mitra Binaan dalam kegiatan promosi/pameran antara lain : Pameran Hari Pers Nasional 2014 yang diikuti Mitra Binaan Sektor Industri Kerajinan dan Makanan (Batik Besurek, Kerajinan Bordir, dan aneka makanan khas Bengkulu). Pameran South Sumatera Expo 2014 yang diikuti Mitra Binaan Sektor Industri Kerajinan dan Makanan (Batik Alam Lampung, Kerajinan Bordir, Songket, Jumputan, Kerajinan Aluminium dan Dodol Kentang & Dodol Salak produksi Mitra Binaan Pagar Alam). Pameran Lampung Fair 2014 yang diikuti Mitra
This program is given in form of: - Small Enterprise Management Training which the objective is to increase Fostered Partners’ knowledge and insight concerning marketing strategy, sales management, small business accounting, HR management, business planning design, legal protection in business, government policies to SME and strategy in seeking business opportunity and ESQ, training “ESQ Character Building Personal Transformation Program”, - Engaging Fostered Partner in promotion/ exhibition activities including: - National Press Day Exhibition 2014 pursued by Fostered Partner in Crafts and Food Industry (Batik Besurek, Embroidery Crafts, and Bengkulu special foods) - South Sumatera Expo 2014 attended by Fostered Partner in Crafts and Food Industry (Lampung Batik, Embroidery Crafts, songket, jumputan, Aluminum crafts and potato-made snacks and salak-made snacks, produced by PagarAlam Fostered Partners). - Lampung Fair 2014 attended by Fostered
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
65
Binaan Sektor Industri Kerajinan dan Makanan (Tapis, Sulam Usus, Jumputan Palembang, Kerajinan Buah Maja, Kerajinan Gerabah dan Produk Makanan antara lain aneka keripik, opak, klanting dan gula semut). • Pameran Lampung Selatan Fair 2014 diikuti Mitra Binaan wilayah Kabupaten Lampung Selatan sektor industri kerajinan dan makanan (batik lampung, bordir, gerabah, rotan dan aneka keripik) • Gelar Produk Mitra Binaan dalam acara Lomba Ketangkasan dan Ketrampilan Pramuka menampilkan produk industri makanan.
Partners in Crafts and Food Industry (Tapis, Usus Embroidery, Jumputan Palembang, maja fruit crafts, pottery and food product including chips, roasted disc shaped rice crackers “Opak”, corn starch snack “Klanting, and ant sugar) - Lampung Selatan Fair 2014 was attended by Fostered Partners of South Lampung district in crafts and food industry (batik Lampung, Embroidery, Pottery, Rattan and Chips) - Fostered Partner Product Exhibition in Boy scouts Dexterity and Skill Competition featuring food insutry product.
Selain dilakukan oleh Bagian PKBL PTPN VII, penyaluran dan Program Kemitraan juga dilaksanakan bekerja sama dengan Lembaga lain, di antaranya adalah Kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Lampung, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung. PTPN VII secara berkesinambungan telah menyalurkan dana pinjaman PK dalam bentuk pengembangan kluster-ulster usaha, di antaranya:
Beside performed by PTPN VII PCDP Division, distribution and Partnership Program is also held in cooperation with other Institution, such as Department of Agriculture and Horticulture, Province of Lampung, Cooperatives and SME Agency Province of Lampung. PTPN VII sustainably has distributed Partnership Program loan fund in form of development of business clusters, including:
• Mengembangkan kluster pertanian budidaya jagung, padi dan ubi kayu dan budi daya cabe di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Pringsewu dan Tulang Bawang. Kluster peternakan domba/kambing dan sapi di Kabupaten Lampung Selatan dan Tanggamus. • Mengembangkan kluster industri kerupuk/ kemplang di sekitar Unit Usaha Cinta Manis, Kec. Tanjung Batu, Kab. Ogan Ilir.
- Develop agriculture cluster in corn, rice and cassava cultivation in South Lampung, East lampung, Pringsewu and TulangBawang Districts. Lambs/goats and cattle husbandry cluster in South Lampung and Tanggamus District. - Develop chips/kemplang cluster in the vicinity of CintaManis BU, TanjungBatu Sub District, OganIlir District.
Realisasi penyaluran program kemitraan tahun 2014 mencapai Rp7,87 miliar, disalurkan kepada 776 Mitra Binaan (MB), terdiri atas sektor industri Rp690 juta (85 MB), sektor perdagangan Rp1,83 miliar (170 MB), sektor perkebunan Rp23 juta (2 MB), sektor pertanian Rp4,06 miliar (430 MB), sektor peternakan Rp495 juta (47 MB), sektor jasa
Realization of Partnership Program distribution in 2014 attained Rp7.87 billion, distributed to 776 Fostered Partners (FP), comprised of industrial sector Rp690 million (85 FPs), trading sector Rp1.83 billion (170 FPs), plantation sector Rp23 million (2 FPs), agriculture sector Rp4.06 billion (430 FPs), husbandry sector Rp495 million (47 FPs), service
66
Pemberdayaan Masyarakat Community Development
Rp470 juta (40 MB) dan lainnya Rp300 juta (2 MB). Akumulasi penyaluran pinjaman sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp91,81 miliar, sedangkan akumulasi dana pembinaan/hibah sebesar Rp14,05 miliar.
sector Rp470 million (40 FPs) and others Rp300 million (2 FPs). Accumulation of loan distribution up to 2014 was Rp91.81 billion, whereas accumulation of fostered/grant fund was Rp14.05 billion.
Sumber dana Program Kemitraan tahun 2014 berasal dari penerimaan pengembalian pinjaman Mitra Binaan sesuai Risalah Rapat Pembahasan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan atas pelaksanaan PKBL PTPN VII (Persero) tahun buku 2012 No.RIS/71/D5.MBU/2013.
Fund source for Partnership Program in 2014 was originated from reception of FP loan repayment pursuant to Minutes of Annual Report and Financial Statement Discussion Meeting regarding PTPN VII (Persero) PCDP fiscal year 2012 No.RIS/71/ D5.MBU/2013.
2. PTPN 7 Peduli Bencana Alam
2. PTPN 7 Natural Disaster Care
PTPN VII Peduli Bencana Alam merupakan wujud kepedulian perusahaan kepada korban musibah bencana alam. Pada tahun 2014, PTPN VII telah menyalurkan dana peduli bencana senilai Rp31,64 juta antara lain berupa bantuan 1000 buku tulis untuk korban banjir di Kabupaten Kudus, material bangunan untuk masyarakat yang terkena bencana angin puting beliung, bantuan tanggap darurat banjir di Trans SP4 Desa Sumber Jaya, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin dan tanggap darurat banjir di Dusun 1,2,5 dan 7 Kampung Goras Jaya serta Dusun 1 dan 4 Kampung Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.
PTPN VII Natural Disaster Care is a form of company care to natural disaster victim. In 2014, PTPN VII has distributed natural disaster care fund in the amount of Rp31.64 million including 1,000 notebooks for flood victims in Kudus District, building materials for tornadoes victims, emergency response aid in Trans SP4 Sumber Jaya, BabatSupat, MusiBanyuasin District and flood emergency response in 1,2,5, and 7 sub-villages in Goras Jaya village and 1 and 4 subvillages in SinarBanten village, Bekri Sub-district, Central Lampung District.
3. PTPN 7 Peduli Pendidikan
3. PTPN 7 Education Care
PTPN 7 Peduli Pendidikan merupakan wujud kepedulian perusahaan dalam peningkatan kualitas pendidikan. Pada tahun 2014 PTPN VII telah menyalurkan dana peduli pendidikan senilai Rp163,25 jutaantara lain : • Bantuan dalam program peningkatan kualitas pendidikan masyarakat dalam bentuk perlengkapan sarana belajar mengajar, perlengkapan sekolah, kegiatan seminar/ workshop, pelatihan dan lain-lain yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, dll. • Bantuan beasiswa/bantuan kepada siswa kurang mampu di enam Desa (Desa Teluk Kijing I, II, III, Desa Tanjung Agung Selatan, Danau Caladan Desa Rantau Kroya, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin
PTPN 7 Education Care is a form of company’s care in improving education quality. in 2014 PTPN VII has distributed education care fund of Rp163.25 million covering:
• Aid for community education quality
improvement program in form of teaching and learning facilities equipment, school equipment, seminars/workshop activities, trainings and others held by Universities, etc.
• Aid in form of scholarship to underprivileged students in six villages (TelukKijing I, II, III Villages, TanjungAgung Selatan Village, DanauCala Village and RantauKroya village, Laissubdistrict, MusiBanyuasing District)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
67
4 PTPN 7 Peduli Kesehatan
4. PTPN 7 Peduli Kesehatan
PTPN 7 Peduli Kesehatan merupakan wujud kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2014, PTPN VII telah menyalurkan dana peduli kesehatan senilai Rp472,12 juta, antara lain: • Pengobatan umum dan pemeriksaan golongan darah gratis bagi masyarakat yang berada di wilayah Desa Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan • Bantuan dana untuk pembelian/pengadaan Ambulance yang dikelola oleh Forum Masyarakat Rejang, Kabupaten Bengkulu Utara bersama dengan Perusahaan
PTPN 7 Health Care is a form of company care as an effort to improve community health. In 2014, PTPN VII has been distributed health care fund of Rp472.12 million, covering:
5. PTPN 7 Peduli Pembangunan
5. PTPN 7 Development Care
PTPN 7 Peduli Pembangunan merupakan kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan kondisi sarana dan prasarana umum. Pada tahun 2014, PTPN VII telah menyalurkan dana peduli pembangunan senilai Rp314,65 juta antara lain: • Bantuan perbaikan jalan Desa Sukawaringin, Kecamatan Bangun rejo dan Desa Karang Tanjung, Kecamatan Padang Ratu, KabupatenLampung Tengah oleh Distrik Way Seputih. • Bantuan perbaikan jembatan Desa di Desa Manunggal, Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim
PTPN 7 Development Care is a form ofcompany care asan effort to improve public facilities and infrastructures. In 2014, PTPN VII has distributed development care fund of Rp314.65 million covering:
6. PTPN 7 Peduli Keagamaan
6. PTPN 7 Religious Care
PTPN 7 Peduli Keagamaan merupakan wujud kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan sarana prasarana ibadah dan perlengkapan sarana ibadah. Pada tahun 2014 telah disalurkan bantuan sebesar Rp47,73 juta, antara lain bantuan material untuk pembangunan masjid di beberapa lokasi.
PTPN 7 Religious Care is a form of company care as an effort to improve worship facilities and equipment. In 2014 religious care fund that has been distributed was Rp47.73 million, covering material aid for the construction of mosque in some locations.
7. PTPN 7 Peduli Pelestarian Alam
7. PTPN 7 Natural Preservation Care
PTPN 7 Peduli Pelestarian Alam merupakan kepedulian perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan. Pada tahun 2014, PTPN VII telah menyalurkan dana peduli pelestarian alam senilai Rp45,80 juta, antara lain:
PTPN 7 Natural Preservation Care is a form of Company care as an effort to preserve environment. In 2014, PTPN VII has distributed natural preservation care fund in the amount of Rp45.80 million involving:
• Free public medication and blood type
•
examination for local community in Natar village, Natar sub district, South Lampung District. Fund aid for purchasing/procurement of ambulance managed by Rejang Community Forum, North Bengkulu District with the Company.
- Road refurbishment aid, Sukawaringin Village, Bangunrejosubdistrict and KarangTanjung Village, Padang Ratu sub district, Central Lampung District by Way Seputih District - Bridge refurbishment aid at Manunggal Village, Rambangdangku sub district, MuaraEnim District.
68
Pemberdayaan Masyarakat Community Development
• Pemberian bantuan bibit dalam kegiatan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diselenggarakan bersama Pemerintah Provinsi Lampung bersama Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. • Pemberian bantuan sarana Pengolahan Sampah dalam bentuk Kotak Sampah, Tempat Penyimpanan Sampah Sementara Vol. 1 M3/Unit dan Komposter Vol. 50 Liter/ Unit.
- Seed aid granting to commemorate World Environment Day held together with Lampung Province Government and Regional Environmental Management Agency - Waste Processing facility aid in form of Trash Can, Temporary Trash Storage Vol. 1 M3/unit and Composter Vol. 50 Liter/Unit
Mitra Binaan PTPN VII PTPN VII Fostered Partneres
PTPN VII Distrik Banyuasin melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) saat ini memiliki 94 mitra binaan UKMK yang berada di wilayah Palembang, Pagaralam, dan Ogan Ilir.
PTPN VII Banyuasin District through Partnership and Community Development Program (PCDP) at present has 94 SME fostered partners scattered over Palembang, Pagaralam, and OganIlir area.
Melalui PKBL Distrik Banyuasin melakukan pembinaan terhadap pengusaha kecil dan menengah dan juga mikro. Selain pinjaman modal, pihak Perusahaan juga melalukan pembinaan teknis melalui pelatihan-pelatihan.
Through PCDP Banyuasin District performs fostering to small and medium entrepreneurs and also micro entrepreneurs. Beside capital loan, the Company also performs technical fostering through training.
Untuk membuka pasar, manajemen mengikutkan mitra binaan (MB) di berbagai pameran di Indonesia, di antaranya di Palembang dan Jakarta.
To open the market, Management was engaging Fostered Partners (FP) in many exhibitions in Indonesia, including in Palembang and Jakarta.
Sebagai contoh, tujuh di antara 94 MB diikutkan pada pameran South Sumatera Expo 2014 yang berlangsung di BKB Palembang pada tanggal 15 – 20 Mei 2014, yaitu UKM Cempaka Pelangi, Palembang (Salma/Husin), UKM Nabila (Nazirudin), UKM RAIS Kabupaten Ogan Ilir (Rais), UKM Ayek Gayam Pagaralam (Yetti Herlina), UKM Tenun Songket Kabupaten Ogan Ilir (Zumarah), dan UKM Kebun Salak, Pagaralam (Endang). Para UKM ini memiliki berbagai kegiatan usaha seperti, sulam usus dan batik, songket, kebun buah salak, dan kerajinan aluminium.
For instance, seven out of 94 FPs was engaged in South Sumatera Expo 2014 took place in BKB Palembang on 15 – 20 May 2014, namely SME CompakaPelangi, Palembang (Salma/Husin), SME Nabila (Nazirudin), SME RAIS OganIlir District (Rais), SME AyekGayamPagaralam (YettiHErlina), SME TenunSongketOganIlir District (Zumarah), and SME KebunSalak, Pagaralam (Endang). These SMEs have various business activities such as usus embroideries and batik, songket, salam estate, and aluminium crafts.
Selama 5 tahun menjadi mitra binaan, usaha MB mengalami kemajuan.
During 5 years as fostered parner, the FBs’ business kept improving.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
69
Kinerja Ekonomi
Economic Performance
PTPN VII mewujudkan tanggung jawab di bidang ekonomi melalui nilai ekonomi yang didistribusikan kepada pemangku kepentingan serta kontribusinya dalam menggerakkan perekonomian daerah. PTPN VII realizes its responsibility in economic by distributing economic value to stakeholders as well as its contribution in encouraging regional economic.
Pada tahun 2014, Perusahaan mampu meraih nilai penjualan bersih sebesar Rp4,62 triliun, naik 5,88% dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar Rp4,36 triliun. Kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan volume penjualan karet, gula dan tetes. Kontributor penjualan terbesar tahun 2014 adalah komoditas karet dengan nilai penjualan mencapai Rp2,24 triliun atau 48,54% dari total penjualan bersih. Seluruh penerimaan PTPN VII berasal dari kegiatan bisnis Perusahaan sehingga tidak ada penerimaan yang berasal dari bantuan finansial Pemerintah. Pada tahun 2014, nilai ekonomi yang diperoleh PTPN VII didistribusikan kepada para stakeholders meliputi Pekerja PTPN VII, penyandang dana, serta pengeluaran untuk masyarakat yang diwujudkan dalam PKBL dan CSR. (G4-EC1) (G4-EC4)
Through many management efforts, in 2014 the Company was still able to achieve net sales revenueby Rp4.62 trillion, rose up by 5.88% compared to 2013 realization by Rp4.36 trillion. This increase particularly was caused by the increase of rubber, sugar and molasses sales volume. The largest sales contributor in 2014 was rubber commodity with sales revenue reached Rp2.24 trillion or 48.54% of total net sales. All PTPN VII revenues were derived from Company’s business activities thus there was no revenue from Government in form of financial aid. In 2014, economic revenue earned by PTPN VII was distributed to stakeholders covering PTPN VII Employees, financier, as well as expenses for community manifested in PCDP and CSR. (G4-EC1) (G4-EC4)
Laporan Keberlanjutan 2014
KINERJA EKONOMI
Sustainability Report
ECONOMIC PERFORMANCE
72
Kinerja Ekonomi Economic Performance
Nilai Ekonomi yang Diterima dan Didistribusikan (G4-EC1) Economic Value Received and Distributed Nilai Ekonomi (RpRibu) / Economic Values (Rp Thousand)
Uraian
2011
2012
2013
2014
Nilai Ekonomi yang Diperoleh Pendapatan Komoditi Utama
Description Economic Values Earned
4.923.295.074
4.360.370.854
4.616.805.282
4,518,243,344
Main Commodity Revenue
49.460.254
50.488.475
31.143.311
58,305,080
Major non-commodity sales
Pendapatan Bunga
3.051.483
3.404.694
6.663.251
5,294,934
Interest revenue
Pendapatan selisih kurs
3.814.899
6.063.349
26.492.224
(8,740,517)
Foreign Exchange Revenue
Penjualan non-komoditi utama
Pendapatan Penjualan Aset Jumlah Nilai Ekonomi
-
44.927.856
3.895.950
4,659,530
Asset sales revenue
4.979.621.710
4.465.255.228
4.685.000.018
4,577,762,371
Total Economic Values
Nilai Ekonomi Disistribusikan
Economic Values Distributed
Biaya Operasional (HPP & beban operaisi tanpa biaya karyawan & CSR)
3,895,661,257
3,431,129,966
3,585,067,738
3,387,245,454
Operating cost (COGS and operation cost withot cost for employees & CSR)
Gaji Karyawan & Benefit Lainnya
609,137,420
629,424,359
628,310,803
728,841,471
Employees salary & other benefit
Pembayaran Kepada Penyandang Dana
Payment for Investor
- Pembayaran Dividen
75.973.160
46.023.001
-
9,827,000
- Pembayaran Bunga
Dividen Payout
288.900.134
366.135.795
466.579.926
594,126,617
Bank interest
Pengeluaran untuk pemerintah
87,835,263
69,618,365
50,002,254
28,858,009
Government expenditure
Pengeluaran untuk Masyarakat: PKBL & CSR
7,619,498
7,462,642
2,270,837
1,038,584
Community expenditure: PKBL & CSR
Jumlah Nilai Ekonomi Didistribusikan
5,639,365,823
5,207,790,021
5,484,050,669
5,165,253,166
Total Distributed Economic Values
Nilai Ekonomi Ditahan
100,099,574
47,726,838
126,097,391
64,024,383
Withheld Economic Values
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
73
Kontribusi Kepada Negara (G4-EC1) Contribution to State Pada tahun 2014, PTPN VII telah memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak kepada pemerintah sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Pembayaran pajak PTPN VII pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
In 2014, PTPN VII has met its obligation as taxpayer to government pursuant to applicable legislation provision. PTPN VII tax payment in 2014 was as follow:
Tabel Pembayaran Pajak (Rp juta) Tax Payment Table (Rp million) 2012
2013
2014
PPhPasal 21
29.599
21.763
29.897
Income Tax Article 21
PPhPasal 23
14.600
20.392
18.051
Income Tax Article 23 Income Tax Article 29
PPh Badan PPN Pajak Bumi dan Bangunan Jumlah
69.618
42.325
28.858
591.312
293.980
339.925
22.485
22.484
27.444
Land &BuildingTax
727.614
400.945
444.174
Total
PTPN VII juga telah memenuhi kewajibannya kepada pemerintah selaku pemegang saham melalui pembayaran dividen. RUPS tahun buku 2013 melalui keputusan Nomor SKR/ RIS/001/2014tanggal 21 Maret 2014 memutuskan dividen tahun buku 2013 sebesar Rp9,83 miliar atau 12,50% dari perolehan laba tahun buku 2013. Sesuai dengan keputusan RUPS tersebut, pada tanggal 21 Maret 2014, PTPN VII telah membayar keseluruhan dividen tersebut sebesar Rp9.827.000.000,00 ke kas negara.
PTPN VII has also met its obligation to the state who serves as the Shareholder via dividend payment. GMS fiscal year 2013 through ruling Number SKR/ RIS/001/2014 dated 21 March 2014 decided that dividend of fiscal year 2013 was in the amount of Rp9.83 billion or 12.50% derived from profit of fiscal year 2013. In accordance to this GMS ruling, on 21 March 2014 PTPN VII has paid all dividends in the amount of Rp9,827,000,000.00 to state treasury.
Pembayaran dividen Dividend payment 2012 Pembayaran dividen (Rp miliar)
46,02
2013
2014 -
9,83
Dividend payment (Rp billion)
Kontribusi Kepada Pertumbuhan Ekonomi Daerah (G4-EC8) Contribution to Regional Economic Growth Sebagai salah satu BUMN subsektor perkebunan yang wilayah kerjanya tersebar di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu, keberadaan PTPN VII telah banyak memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi daerah. Pembangunan perkebunan karet, kelapa sawit, the dan tebu beserta pabrik-pabrik pendukungnya mempunyai dampak ganda terhadap ekonomi
As one of SOE in plantation subsector which its operational area is scattered in Lampung province, South Sumatera and Bengkulu, the PTPN VII existence has provided much contribution to regional economic growth. The construction of rubber, oil palm, tea and sugarcane estate as well its supporting mills has a double impact on regional economic, particularly in creating occupational
74
Kinerja Ekonomi Economic Performance
wilayah, terutama sekali dalam menciptakan kesempatan dan peluang kerja. Karena wilayah kerja PTPN VII umumnya berkembang di wilayah pedesaan, marginal, dan kadang terpencil, maka keberadaan unit-unit usaha PTPN VII mempunyai peran strategis dalam pengembangan wilayah pedesaan serta pertumbuhan wilayah setempat. Berkembangnya berbagai industri pendukung perkebunan, sektor jasa transportasi, konstruksi, perdagangan, dan munculnya pasar-pasar tradisional di daerah permukiman dan pedesaan tidak terlepas dari multiplier effect pembangunan perkebunan di wilayah tersebut. Selain itu, PTPN VII juga ikut berperan dalam peningkatan pendapatan aslid aerah (PAD) dari retribusi perijinan tertentu meliputi retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Izin Gangguan
opportunity. Because the PTPN VII operational area generally developed in rural, marginal, and sometimes in remote area, then the existence of PTPN VII business units has a strategic role in the development of rural area as well as local regional growth. The development of various plantation supporting industry, transportation service, construction, trading, and the emergence of conventional markets in residential area and villages cannot be separated from multiplier effect of plantation development in the area. In addition, PTPN VII is also participated in the improvement of Regional Revenue from certain licensing retribution includes retribution on Building Permits and Nuisance Permit Retribution.
PTPN VII juga ikut berperan dalam memelihara ketahanan pangan melalui produk yang dihasilkan, yaitu CPO dan gula. Sedangkan produk karet dan teh yang sebagian hasilnya diekspor ikut memberikan andil menyumbang devisa.
PTPN VII is also participated in maintaining food resilience through product it produces, includes CPO and sugar. Whereas rubber and tea product which part of its result was exported also participates in donating the foreign exchange income.
Kemitraan dengan Petani Plasma / Pihak III Partnership with Plasma and Third Party Farmers PTPN VII melibatkan masyarakat sebagai mitra bisnis dalam memasok bahan baku karet, Tandan Buah Segar kelapa sawit dan tebu yang akan diolah di pabrik-pabrik milik PTPN VII. Pada tahun 2014, PTPN VII telah menerima pasokan bahan baku sebagai berikut: • Bahan baku karet sebesar 56.084 ton dari pihak III atau setara dengan Rp1.052.058 juta yang telah dibayarkan Perusahaan kepada pihak III. • Tandan Buah Segar sebesar 415.091 ton dari petani plasma atau setara dengan Rp672.881 juta yang telah dibayarkan Perusahaan kepada petani plasma. • Tebu Rakyat Bebas sebesar 237.891 ton atau setara dengan Rp80.529juta yang telah dibayarkan Perusahaan kepada Petani Tebu Rakyat Bebas. (G4-EC8)
PTPN VII involves the community as its business partner in supplying rubber raw materials, oil palm fresh fruit bunches and sugarcane that will be processed at PTPN VII’s mills. In 2014, PTPN VII has received raw material supply as follow: - Rubber raw material of 56,084 tons from III parties or equal to Rp1,052,058 million that has been paid by the Company to III Parties. - Fresh fruit bunches of 415,091 tons of plasma farmers or equal to Rp672,881 million that has been paid by the Company to plasma farmers - Independent Community Sugarcane of 237,891 tons or equal to Rp80,529 million hat has been paid by the Company to Independent Community Sugar Cane farmers. (G4-EC8)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
75
Transaksi Pembelian Bahan Baku Transaction of Raw Material Purchase Jenis Transaksi
2012
2013
2014
47.331 544.857 321.662 168.215
63.270 398.845 294.684 242.843
56.084 415.091 320.949 237.891
Volume pembelian (ton)
Purchase Volume (tons)
• Pembelian karet dari Pihak III • Pembelian TBS dari Plasma • Pembelian Tebu Rakyat • Pembelian Tebu Rakyat Bebas Nilai Pembelian (Rp ribu) • Pembelian karet dari Pihak III • Pembelian TBS dari Plasma • Pembelian Tebu Rakyat • Pembelian Tebu Rakyat Bebas
Transactation Rubber Purchase from III Party FFB purchase from Plasma Community Sugarcane Purchase Independent Community Sugarcane Purchase Purchase Value (Rp thousand)
1.240.161.116 734.905.771 5.275.025 82.620.957
1.363.778.244 540.365.713 4.093.397 108.705.923
1.052.057.531 672.881.187 80.529.214
Rubber purchase from III Party FFB purchase from plasma Community Sugarcane Purchase Community Sugarcane Purchase
PTPN VII turut mengembangkan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan program Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) kelapa sawit dengan total areal tahun 2014 seluas 23.868 ha. Selain itu, Perusahaan juga berpartisipasi dalam program pengembangan tebu rakyat dengan total areal tahun 2014 seluas 4.202 ha.
PTPN VII also develops Community Nucleus Estate (CNE) and Primary Cooperative Credit for Member (PCCM) palm oil with total area in 2014 covering 23,868 ha. In addition, the Company also participated in community sugarcane development program with total area in 2014 covering 4,202 Ha.
Program plasma tersebut telah berhasil berhasil meningkatkan kualitas kesejahteraan petani plasma peserta yang tersebar di wilayah Muara Enim untuk kelapa sawit dan wilayah Bungamayang dan Cintamanis untuk tebu rakyat.(G4-EC8)
This plasma program has been succeeded in increasing plasma farmers’ welfare quality who were scattered over Muara Enim Area for oil palm and Bungamayang and Cintamanis area for community sugarcane. (G4-EC8)
Perkembangan Luas Areal Plasma (ha) Plasma Area Development (Ha) Uraian Plasma Kelapa Sawit Tebu Rakyat
2012
2013
2014
Description
23.868
23.868
23.868
Oil Palm Plasma
4.439
3.947
4.202
Community Sugarcane
76
Kinerja Ekonomi Economic Performance
Praktik-Praktik Pengadaan
Procurement Practices
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah adanya suatu hubungan yang baik dan saling menguntungkan dengan para rekanan. Untuk itu, setiap pengurus Perusahaan dan pekerja perusahaan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing membina hubungan dan memberikan perhatian kepada para rekanan.
One of factors which affecting the business success is a good relationship and mutual benefiting with partners. Therefore, every Company’s management and employees according to each tasks and responsibility maintaina good relationship and provide full attention to the partners.
Perusahaan melalui pekerja memperlakukan rekanan/pemasok sebagai mitra kerja dan bukan sebagai objek untuk mengharapkan atau untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Perusahaan mempunyai kepentingan terhadap rekanan dalam hal penyediaan barang dan jasa yang berkesinambungan dengan kualitas dan harga yang menguntungkan, misalnya pengadaan pupuk, alat-alat pertanian dan lain-lain. Disisi lain, rekanan berkepentingan terhadap pemasokan barang dan jasa berkesinambungan dengan mendapatkan keuntungan yang layak.
The Company through employee treats counterparts/suppliers as partners and not as object to expect or to obtain a personal benefit. The Company has an interest to partners in term of goods and service provision sustainably with benefiting quality and price, such as fertilizer procurement, agriculture equipment and others. In the other hand, the partners have interest to goods and services supplies sustainably by gaining a decent benefit.
Perusahaan memberikan hak yang sama kepada setiap orang atau badan usaha untuk menjadi rekanan perusahaan bagi yang telah memenuhi persyaratan teknis dan administrasi yang ditetapkan perusahaan maupun persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat. Pada saat proses Pelelangan, Perusahaan memberikan kesempatan yang sama kepada semua rekanan untuk mengikuti lelang atau tender atas pengadaan barang dan jasa, perawatan atau pembangunan fasilitas. Untuk itu, sejak pengumuman penawaran sampai dengan proses pelelangan atau tender harus dilakukan secara terbuka sesuai pedoman pengadaan barang dan jasa yang ditetapkan. Pada saat proses pembayaran, Perusahaan memberikan perlakuan yang adil dalam hal pembayaran kepada rekanan itu dengan cara mendahulukan pembayaran kepada rekanan yang lebih dahulu mengajukan tagihan jika telah disertai bukti-bukti yang lengkap. (G4-12)
The Company gives the equal rights to everyone or business entities to become the Company’s partners for those who has met the technical requirements and administration set by the company or requirements set by the Local Government. During the tender process, the Company provides equal opportunity for all partners to participate in the tender on goods and service procurement, facility refurbishment or construction. Therefore, start from the offering announcement until auction or tender process it should be held openly based on determined goods and service procurement guidance. During the payment process, the Company gives a fair treatment in term of payment to partners by prioritizing the payment to partners who first proposes the bills if it has been attached with complete evidences. (G4-12)
Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
MENINGKATKAN KEAMANAN PRODUK DAN LAYANAN
MENINGKATKAN KEAMANAN PRODUK DAN LAYANAN Salah satu kebijakan dalam Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 adalah Menciptakan produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), persyaratan keamanan pangan dan persyaratan lainnya yang ditetapkan pelanggan, untuk memenuhi kepuasan pelanggan guna menjalin hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. One of policies in the Integrated Management System Nusantara 7 is Creating products according to the Indonesian National Standard (SNI), food safety requirements and other requirements set by customers, to meet customer satisfaction in order to establish a reciprocal win-win solution relationship.
Pelanggan merupakan stakeholder yang sangat penting bagi perusahaan. Oleh sebab itu setiap pengurus Perusahaan dan pekerja harus memiliki perilaku unggul agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Pelanggan utama PTPN VII adalah para trader dengan mekanisme penyampaian produk dan layanan utama mulai dari PTPN VII – Trader – Broker/Pabrikan – End User. Untuk dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan, PTPN VII memiliki persyaratan dan ekspektasi atas produk utama, layanan pendukung pelanggan dan operasi, yaitu tepat mutu, tepat jumlah, administrasi penjualan bisa selesai dengan tepat waktu. Selama periode pelaporan, tidak ada produk PTPN VII yang terkena sanksi larangan diperjualbelikan ataupun harus ditarik dari peredaran. (G4-PR6)
Customers are very important stakeholders for company. Therefore every Company management and employee need to have a superior conduct in order to be able to provide best services to customer. PTPN VII’s major customers are traders with mechanism of product delivery and major service start from PTPN VII – Trader – Broker/ Manufactured – End User. To be able to fulfill customers’ expectation and satisfaction, PTPN VII has requirements and expectation on its major products, customer support service and operation, namely right in quality, right in quantity and sales administration can be completed right in time. During reporting period, there was no PTPN VII’s products that suffered a traded prohibition sanction or should be withdrew from distribution. (G4-PR6)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
79
Kejelasan Informasi Produk(G4-PR3) Products Information Clarity
Untuk memastikan kesesuaian kualitas produk sesuai dengan kontrak, PTPN VII memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai mutu komoditi perusahaan pada saat penyerahan barang dengan terlebih dahulu melakukan analisa bersama yang dilakukan oleh surveyor independen jika diperlukan, sehingga tidak ada hal-hal yang disembunyikan untuk mengelabui pelanggan. Demikian pula, kuantitas produk yang akan diserahkan juga dipersiapkan dengan benar mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam kontrak penjualan.
To ensure the product’s quality suitability accordance to the contract, PTPN VII provides correct, clear and honest information regarding the quality of company’s commodity during the goods submission by previously performs joint analysis carried out by independent surveyor if necessary, thus there is nothing to hide to deceive the customer. Likewise, the product quality that will be submitted is also prepared properly referring to provision listed on the sales contract.
Menjaga Mutu Produk (G4-PR2) (G4-PR3) (G4-PR7) Maintain Product Quality
PTPN VII berupaya untuk menjaga mutu produk dengan meningkatkan quality assurance pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu di seluruh komoditas. Hal ini dimaksudkan agar pelanggan mendapatkan produk dengan kualitas yang terjamin sehingga dapat mengeliminir keluhan maupun klaim pelanggan setelah produk diterima. Produk PTPN VII telah memenuhi Standar Nasional Industri, yaitu: - Karet : SNI 06-1903-2000 (SIR), SNI 06-0001-1987 (RSS) • Minyak sawit : SNI 01-2901-2006 • Teh : SNI 01-1902-1995 • Gula : SNI 3140.3-2010 Dengan diluncurkannya Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 sejak bulan April 2014, maka perusahaan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan, termasuk di dalamnya persyaratan manajemen mutu dan keamanan pangan yang memenuhi standar ISO 9001 : 2008 tentang Sistem Manajemen Mutu dan ISO 22000 : 2005 tentang Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Standar Manajemen Keamanan Pangan menetapkan persyaratan di antaranya adalah: Menyediakan produk pangan yang aman bagi pelanggan sesuai dengan penggunaan yang dimaksudkan; Mengevaluasi dan mengases
PTPN VII is also attempted to maintain product quality by increasing quality assurance of the Quality Management System implementation in all commodity. This is intended in order the customer derived products with guaranteed quality thus may eliminate customer’s complaint or claim after the product received. PTPN VII’s product has met Industrial National Standard, namely: - Rubber : SNI 06-1903-200 (SIR), SNI 06-00011987 (RSS) - Palm Oil: SNI 01-2901-2006 - Tea : SNI 01-1902-1995 - Sugar : SNI 3140.3-2010 With the launching of Integrated Management System of Nusantara 7 since April 2014, the Company needs to meet requirements set by customers, includes quality management and food safety requirements that meet ISO 9001:2008 Standard regarding Quality Management System and ISO 22000:2005 regarding Food Safety Management System. Food Safety Management Standard determines requirements of which are: Provide safe food product for customer in conformity with intended use; Evaluate and access customer requirements and show off the conformity with customer requirements that has been agreed in relation with food safety to improve
80
Meningkatkan Keamanan Produk dan Layanan
persyaratan pelanggan dan memperagakan kesesuaian dengan persyaratan pelanggan yang telah disepakati berkaitan dengan keamanan pangan, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan; Mengkomunikasikan secara efektif isu keamanan pangan kepada pemasok, pelanggan dan pihak lain yang terkait dalam rantai pangan.
customer satisfaction; Communicate effectively food safety issues to supplier, customers and other parties who connected to food chain.
PTPN VII bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang memiliki kompetensi sesuai system manajemen, yaitu PT Sucofindo sebagai salah satu lembaga yang dapat menerbitkan sertifikat ISO, OHSAS secara terintegrasi (satu sertifikat mencakup beberapa ISO dan untuk satu perusahaan), serta PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan sebagai salah satu lembaga sertifikasi ISPO yang memiliki kompetensi untuk melakukan proses sertifikasi dan sudah diakui oleh Komisi ISPO.
PTPN VII in cooperation with certification institution that has a competency pursuant to management system, namely PT Sucofindo as one of institutions that could publish ISO, OHSAS certificates integrally (one certificate covers several ISO and for one company), and PT Mutu Indonesia StrategisBerkelanjutan as one of ISPO certification institution that has a competency to perform certification process and has been admitted by ISPO Commission.
Khusus untuk teh, dalam upaya menciptakan produk yang memenuhi kriteria food grade, PTPN VII menerapkan teknologi dengan memperhatikan prinsip-prinsip hygieni yang didukung oleh peralatan full automatic processing. PTPN VII juga mendatangkan konsultan produk berpengalaman dari India sehingga mutu produk tetap terjaga dan bisa memenuhi selera dan kepuasan pelanggan.
Specifically for tea, in an effort to create a product that meet the food grade criteria, PTPN VII applies technology by noticing hygienic principles supported by full automatic processing. PTPN VII has also invited experienced product consultant from India hence the product quality can be maintained and able to meet customers’ taste and satisfaction.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
81
Layanan Pengaduan(G4-PR8) Complaint Service
PTPN VII berupaya untuk selalu tanggap dalam pelayanan pelanggan, salah satunya adalah pengaduan (klaim) pembeli. Media yang digunakan untuk penyampaian pengaduan bisa melalui media telpon dan Fax di nomor 0721-705665/0721707353, email
[email protected]. Pengaduan atau keluhan melalui telpon diselesaikan paling lambat 2 hari. Pengaduan atau keluhan melalui surat diselesaikan paling lambat 2 bulan sesuai permasalahan. PTPN VII selalu mengevaluasi permasalahan pengaduan pelanggan dan memberikan solusi terbaik untuk kedua belah pihak maksimal pada bulan Desember.
PTPN VII endeavors to always aware in consumer services, one of them are by providing buyer complaint (claim) media. Media used to convey the complaint are phone and fax at 0721-705665/0721707353, email
[email protected]. Complaint by phone will be settled approximately 2 days. Complaint or claim by letter will be settled approximately 2 months based on the issues. PTPN VII always evaluates the customer complaint issues and provides the best solution for both parties maximally in December.
Selama tahun 2014 terdapat 14 pengaduan, 10 di antaranya merupakan pengaduan terhadap produk karet, 3 pengaduan produk teh dan 1 pengaduan terhadap produk kelapa sawit. Dari keseluruhan pengaduan yang menjadi klaim dan menimbulkan biaya adalah klaim atas produk karet sebesar USD8.668,20 dan klaim atas mutu CPO sejumlah Rp850.343.706,-. Sebagai wujud komitmen kami terhadap pengaduan seluruh klaim dapat diselesaikan dengan baik dan tuntas.
During 2014 there were 14 complaints, 10 of them were complaints on rubber product, 3 complaints on tea product and 1 (one) complaints on CPO quality. Of all complaints which became a claim and generated cost was claim over rubber product in the amount of USD8,668.20 and claim over CPO quality amounted to Rp850,343,706,-. As form of our commitment on complaint all claims can be resolved properly and thoroughly.
Temu Pelanggan(G4-PR8) Customer Gathering
Untuk menjaga hubungan harmonis dengan pelanggan, PTPN VII secara rutin menyelenggarakan acara Temu Pelanggan, di antaranya melalui program kunjungan pembeli ke beberapa unit usaha. Selain untuk menjaga hubungan harmonis dengan pelanggan, acara tersebut juga dijadikan sebagai sarana bagi PTPN VII untuk menjelaskan prosedur pengelolaan mutu sesuai peraturan dan standar yang telah diterapkan di PTPN VII sehingga dapat memenuhi keinginan pelanggan. Di sisi lain, pelanggan dapat memberikan masukan kepada PTPN VII sehingga Perusahaan dapat melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memenuhi harapan pelanggan.
To maintain a harmonious relationship with customers, PTPN VII routinely holds a Customer Gathering, among other by customers visiting program to several business units. In addition to maintain a harmonious relationship with customers, these events are also made as a facility for PTPN VII to describe quality management procedure based on regulation and standard has been set in PTPN VII thus able to meet the customer expectation. In other hand, customers can provide input to PTPN VII thus the Company can perform continuous maintenance to meet the customers’ expectation.
Selama tahun 2014, PTPN VII telah mengadakan 8 (delapan) kali menyelenggarakan acara Temu Pelanggan, dengan rincian sebagai berikut:
During 2014, PTPN VII has held 8 (eight) times Customer Gathering, with details as follow:
82
Meningkatkan Keamanan Produk dan Layanan
Kunjungan Pembeli Ke PTPN VII Thn 2014 Buyer Visitation to PTPN VII in 2014 No
Tgl / Date
Pembeli / Buyer
Unit Usaha / Business Unit
Komoditi / Commodity
1
12 Feb 2014
Sumitomo Rubber Asia
Musilandas
Karet / Rubber
2
26 Mar 2014
Gadjah Tunggal
Kedaton
Karet / Rubber
3
26 Mar 2014
Synergy 2012
Pematang Kiwah
Karet / Rubber
4
27 Mar 2014
Gadjah Tunggal
Tulung Buyut
Karet / Rubber
5
27 Mar 2014
Synergy 2012
Tulung Buyut
Karet / Rubber
6
02 Jun 2014
Sumitomo Rubber Asia
Way Berulu
Karet / Rubber
7
11 Sep 2014
PT Unilever Olechemical
Bekri
Minyak Sawit / Palm Oil
8
19 Sep 2014
New Continent
Pematang Kiwah
Karet / Rubber
Program Temu Pelanggan juga dilakukan melalui kegiatan promosi, terutama untuk memperkenalkan produk teh PTPN VII dengan adanya pengembangan produk CTC pada akhir tahun 2013.
Customer Gathering program is also conducted through promotion activities, particularly to introduce PTPN VII tea products with the development of CTC product in late 2013.
Selama tahun 2014, PTPN VII telah mengadakan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk teh PTPN VII, yaitu: • Japan Food Expo 2014 (foodex Japan 2014) di Makuhari Messe (20 km dari Tokyo). Acara tersebut diselenggarakan dari tanggal 3-7 Maret 2014, diikuti oleh 82 negara. • Bandung International Tea Convention (BITC) yang diselenggarakan di Hotel Panghegar Bandung tanggal 3 s.d. 4 November 2014.
During 2014, PTPN VII has held promotion activities to introduce PTPN VII’s tea product, involving: - Japan Food Expo 2014 (foodex Japan 2014) in MakuhariMesse (20 km from Tokyo). The event was held from 3 – 7 March 2014, followed by 82 countries. - Bandung International Tea Convention (BITC) was held at Panghegar Hotel Bandung on 3 – 4 November 2014
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
83
Survei Tingkat Kepuasan Pelanggan (G4-PR5) Customer Satisfaction Level Survey
PTPN VII secara rutin melaksanakan survei kepuasan pelanggan untuk mendapatkan umpan balik atas pemenuhan harapan pelanggan dan kualitas layanan yang diberikan PTPN VII. Sebagai responden pada tahun 2014 adalah pembeli yang mewakili seluruh komoditas yaitu: Pembeli komoditi karet sebanyak 9 responden, Pembeli komoditi sawit sebanyak 5 responden, Pembeli komoditi tebu sebanyak 6 responden, dan 7 Pembeli komoditi Teh.
PTPN VII routinely holds customers satisfaction survey to attain feedback to fulfill customer expectation and service quality provided by PTPN VII. In 2014 as respondents were buyers representing all commodities namely: rubber buyers by 9 respondents, palm buyers by 5 respondents, sugarcane buyers by 6 respondents, and 7 tea buyers.
Dibandingkan dengan tahun 2013, tingkat loyalitas dan tingkat kepuasan pelanggan pada tahun 2014 mengalami peningkatan untuk semua produk komoditas yang dihasilkan PTPN VII.
Compared to 2013, the customer’s loyalty and satisfaction was increasing to all PTPN VII’s commodity products in 2014.
Berdasarkan hasil survei tahun 2014, tingkat kepuasan komoditi karet, kelapa sawit, teh berada pada level “sangat puas” dan komoditi tebu berada pada level “puas”. Faktor-faktor yang perlu ditingkatkan untuk komoditi kelapa sawit adalah Pelayanan DO baik di unit usaha maupun di IPMG, komoditi tebu mempercepat pelayanan muat di unit usaha dan komoditi karet dan teh melakukan temu pelanggan ke pabrik dalam rangka evaluasi proses pengolahan sebagai upaya meningkatkan mutup produk.
Based on 2014 survey, the rubber, oil palm, tea commodity satisfaction level was at level “very satisfy” and sugarcane commodity was at level “satisfy”. Factors need to be improved for the oil palm commodity were DO service both in business unit and in IPMG, for sugar cane commodity was by accelerating loading service in business unit and for rubber and tea commodity were by conducting customers gathering at the factory in order to evaluate processing process to improve the quality product.
Berdasarkan masukan yang diperoleh dari hasil survei kepuasan pelanggan tahun 2014, PTPN VII berupaya merealisasikan beberapa faktor yang perlu ditingkatkan, yaitu meningkatkan pelayanan DO (kelapa sawit), mempercepat pelayanan muat di unit usaha (tebu), meningkatkan acara temu pelanggan ke pabrik (karet dan teh).
Based on input collected from 2014 customer satisfaction survey, PTPN VII strived to realize several factors need to be enhanced, namely to improve DO service (oil palm), accelerate loading service at business units (sugarcane), enhance customer gathering to mills (rubber and tea).
Laporan Keberlanjutan 2014
SUMBER DAYA MANUSIA
Sustainability Report
HUMAN RESOURCES
Sumber Daya Manusia Human Resources
PTPN VII memandang bahwa kelangsungan usaha perusahaan sangat tergantung pada keberadaan dan kompetensi sumber daya manusia PTPN VII PTPN VII considers that the company’s business sustainability is very depending on the existence and competency of the PTPN VII human resources.
Profil Tenaga Kerja Employees Profile Tahun 2014 jumlah Pekerja PTPN VII mencapai 16.293 orang, terdiri dari Pekerja Tetap sebanyak 12.615 orang, Pekerja Tidak Tetap sebanyak 3.678 orang dan Calon Pekerja Pimpinan sebanyak 80 orang. Jumlah Pekerja total tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 1.037 orang terhadap jumlah Pekerja tahun 2013 yang mencapai 17.330 orang. Hal ini disebabkan adanya penurunan Pekerja Tidak Tetap sebanyak 439 orang dan Pekerja Tetap sebanyak 748 orang. (G4-LA1)
In 2014 number of PTPN VII employee reached 16,293 employees, comprised of permanent employees by 12,615 employees, Temporary worker by 3,678 employees and Managerial Employee Candidate by 80 employees. Total employees in 2014 were decreasing by 1,037 employees to total employees in 2013 reached 17,330 employees. This was caused by the decrease of Temporary Employees by 439 employees and Permanent Employee by 748 employees. (G4-LA1)
86
Sumber Daya Manusia Human Resources
Komposisi Pekerja Berdasarkan Level Organisasi (G4-LA1) Employee Composition by Organization Level Uraian Dewan Komisaris
2011
2012
2013
2014
Description
6
6
6
6
Board of Commissioner
Direksi
5
5
5
5
Board of Director
Manajer Atas
4
5
5
7
Top Manager
Manajer Menengah Atas Manajer Menengah Madya Manajer Menengah Pratama
44
49
52
62
Top Middle Manager
144
131
117
108
Senior Middle Manager
540
585
487
556
Junior Middle Manager
Pekerja Golongan I-II
13.100
12.668
12.552
11.871
I-II Grade Employee
Jumlah Pekerja Tetap
13.803
13.438
13.213
12.615
Total Permanent Employee
Pekerja Tidak Tetap
1.865
1.852
4.117
3.678
Total Temporary Employee
Jumlah Pekerja Aktif
15.668
15.290
17.330
16.293
Total Active Employee
Gender
Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin (G4-LA12) Employee Composition by Gender Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Pekerja Aktif
2011
2012
2013
2014
14.010
13.668
15.080
14.947
Male
1.658
1.622
2.250
1.346
Female
15.668
15.290
17.330
16.293
Total Active Employee
2013
2014
Education
Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenjang Pendidikan Employee Composition by Education Pendidikan
2011
2012
S3
1
1
1
1
Ph.D
S2
26
38
37
48
Master
S1
656
698
679
663
Bachelor
Diploma
188
185
187
421
Diploma
SMU
4.894
4.947
6.131
5.748
High School
Di bawah SMU
9.903
9.421
10.295
9.412
Under High School
15.668
15.290
17.330
16.293
Total Active Worker
JumlahPekerjaAktif
Pada hakikatnya, Perusahaan senantiasa memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pekerja tanpa memperhatikan latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Perusahaan juga berkomitmen terhadap program Pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Perlindungan Anak dengan tidak mempekerjakan anak dibawah umur dalam setiap proses bisnis. Hingga akhir periode pelaporan, Perusahaan memastikan bahwa tidak ada pekerja anak atau pekerja di bawah umur. (G4HR6)
Essentially, the Company always gives extensive opportunity to employee regardless his ethnic, religious, gender, age, disability, or other specific circumstances which protected by law and regulation. The Company is also committed to Nine year Compulsory Education and Child Protection by not employing under age children in every business process. Up to late reporting period, the Company has ensured that there were no underage children of employees. (G4-HR6)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
87
Sehubungan dengan karakteristik usaha Perseroan di bidang agrobisnis perkebunan, PTPN VII lebih banyak membutuhkan Pekerja untuk kegiatan pemeliharaan, panen dan pasca panen di kebun serta Pekerja operasional di pabrik. Oleh sebab itu, Pekerja pada level golongan I-II dan Pekerja Tidak Tetap dengan latar pendidikan SMU dan di bawah SMU serta berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi komposisi Pekerja PTPN VII.(G4-HR6)
Related to Company’s business characteristic in plantation agribusiness, PTPN VII needs more worker for maintenance, harvest and post harvest activities in estate and operational workers in mill. Therefore, workers in grade I-II level and temporary worker with background graduate from high school and under high school and male are more dominating the PTPN VII employees’ composition.
Selama periode pelaporan, tercatat ada 827 pekerja yang berhenti menjadi karyawan PTPN VII dengan rincian 748 orang berhenti karena memasuki masa pensiun, 33 orang karena pengunduran diri dan 46 meninggal dunia. Sementara itu jumlah pengangkatan pekerja/promosi sebanyak 229 orang, dan jumlah pegawai baru yang berasal dari hasil seleksi karyawan outsourcing sebanyak 17 orang.
During reporting period, there were recorded 827 employees discharged as PTPN VII employees with details 748 people entering pension period, 33 people resigned and 46 people decease. Meanwhile number of promotion was 229 people and number of new employee from selection of outsourcing employee was 17 people.
(G4-HR6)
88
Sumber Daya Manusia Human Resources
Serikat Pekerja dan Kesepatakan Kerja Labor Union and Collective Agreement Wadah penyampaian aspirasi Pekerja di PTPN VII terakomodasi dalam Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII (SPPN VII) dengan perwakilan di masing-masing Distrik dan Unit Usaha. SPPN VII berdiri sejak tahun 1999 yang pembaruannya tercatat di DinasTenaga Kerja Kota Bandar Lampung nomor 568/245/07/10/2011 tanggal 17 Oktober 2011. Secara berkala SPPN VII bersama-sama dengan manajemen melakukan perundingan PKB setiap 2 tahun sekali. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah diperbaharui tersebut telah didaftarkan ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI c.q. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang ditetapkan dengan surat keputusan nomor KEP. 13/ PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 tanggal 22 Januari 2014 dan berlaku mulai 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2015. (G4-HR4)
Employee aspiration expression media in PTPN VII is accommodated in Nusantara Plantation Labor Union VII (NPLU VII) with representative in each District and Business Unit. NPLU VII established since 1999 which the renewal was recorded in Labor Department of Bandar Lampung City No: 568/245/07/10/2011 dated 17 October 2011. Gradually NPLU VII along with the management holds a Collective Labor Agreement discussion once every 2 years. This updated CLA has been registered to Labor and Transmigration Ministry of RI c. q. Directorate General of Industrial Relationship and Labor Social Security which stipulated with decree no KEP.13/PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 dated 22 January 2014 and applied since 1 January 2014 up to 31 December 2015. (G4-HR4)
Hak-hak dan kewajiban Pekerja PTPN VII terlindungi oleh Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Apabila terdapat keluh kesah Pekerja pertamatama dibicarakan dan diselesaikan dengan atasan langsung. Bilamana keluh kesah tidak dapat diselesaikan oleh atasan langsung, maka penyelesaiannya melalui atasan yang lebih tinggi, dan selanjutnya melalui SPPN VII. Bilamana keluh kesah Pekerja tidak dapat diselesaikan melalui SPPN VII maka diselesaikan secara bipartit. Bilamana penyelesaian secara bipartite tidak memberikan hasil, maka perselisihan hubungan industrial diselesaikan sesuai perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencegah terjadinya perselisihan, secara rutin minimal satu bulan sekali manajemen PTPN VII mengadakan pertemuan rutin dengan SPPN VII.(G4-LA11)
The PTPN VII rights and obligations is protected by the CLA. If there are complaints from employee firstly it will be discussed and settled directly with the superior. If the complaint cannot settled directly by the superior, then the settlement goes to higher superior, and afterwards settled by NPLU VII. If the employee’s complaint cannot be settled by NPLU VII then it will be settled by bipartite. If the bipartite settlement cannot produce any result, then the dispute of industrial relationship is settled based on applicable legislation. To prevent the dispute, routinely minimally once a month the PTPN VII management holds a routine meeting with the NPLU VII. (G4-LA11)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
89
Kesejahteraan Pekerja Employee’s Welfare
Setiap Pekerja Tetap PTPN VII mendapatkan hakhaknya tanpa membedakan antara Pekerja pria dan wanita. Setiap Pekerja Tetap PTPN VII mendapatkan hak-haknya berupa gaji, uang lembur, biaya pelaksanaan tugas, bonus, tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan cuti tahunan dan jaminan social meliputi fasilitas pengobatan dan perawatan kesehatan bagi Pekerja dan batih, penyediaan fasilitas perumahan lengkap dengan listrik dan air, terutama yang di Unit sedangkan bagi yang tidak tersedia dalam bentuk fisik diberikan dalam bentuk bantuan sewa rumah, listrik dan air, serta bantuan Bahan Bakar untuk semua Pekerja. (G4-LA2) (G4-EC3) Sebagai bentuk kepatuhan terhadap Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Perusahaan mengikutsertakan Pekerja pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meliputi program Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Posisi per 31 Desember 2014, PTPN VII mengikutsertakan Pekerja golongan I - IV sebanyak 10.701 orang sebagai peserta aktif Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) pada Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun), dan 1.894 orang peserta aktif PPIP pada DPLK BRI untuk Pekerja yang diangkat mulai tahun 2009. Perusahaan memberikan Penghargaan Masa Pengabdian kepada Pekerja yang telah bekerja secara terus-menerus tanpa terputus selama 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun, 35 tahun atau lebih.(G4-
Every PTPN VII’s permanent employee receives their rights in form of salary, overtime pay, cost of task execution, bonuses, religious holiday allowance, annual leave allowance and social security covering treatment and health care facility for employee and family, housing facility completed with electricity and water, particularly who resides in Unit whereas for those who is not provided in form of physical is given in form of residential rent, water and electricity aid, and fuel aid for every employees. (G4LA2) (G4-EC3)
As a form of compliance with Labor Law No. 13 of 2003 on Employment, the Company enrolls all employees in Labor Social Security Covering Old Age Pension, Accident Insurance and Life Insurance, Plantation Pension Fund, and Financial Institution Pension Fund. Position per 31 December 2014, PTPN VII was engaging Grade I-IV employees by 10,701 people as active participants of Defined Benefit Pension Plan in Plantation Pension Fund, and 1,584 active employees of Defined Contribution Pension Plan in FIPF BRI for employees who were appointed start in 2009. In 2013, amounted to 784 employees will enter the pension period, and they were engaged in pre retirement training.The Company provided Term of Office Awards to employees who have been working continuously without uninterruptedly for 20 years, 25 years, 30 years, 35 years, or more (G4-LA2) (G4-
LA2) (G4-EC3)
EC3)
Pekerja Tidak Tetap PTPN VII mendapatkan hakhaknya berupa Gaji, Pengobatan, Jamsostek, Pakaian Kerja, THR. Besarnya penghasilan yang diperoleh Pekerja Tetap level paling bawah sama dengan standar UMP Sumsel sebesar Rp1.825.600 sedangkan penghasilan Pekerja Tidak tetap per bulan disesuaikan dengan UMP masing-masing propinsi (Lampung Rp1.399.000,- Bengkulu Rp1.350.000,- dan Sumsel Rp1. 825.600.-)(G4-LA2)
PTPN VII’s Temporary Employees received their rights in form of salary, health treatment, social security, uniforms, Religious holiday allowance. The amount of salary received by lowest level of permanent employees was the same with Province Minimum Wages of South Sumatera amounted to Rp1,630,000 whereas the Temporary Employee’s salary per month was adjusted with each province’s PMW (Lampung Rp1,150,000,- Bengkulu Rp1,200,000,- and South Sumatera Rp1,630,000,-)
(G4-EC3)
(G4-LA2) (G4-EC3)
90
Sumber Daya Manusia Human Resources
Rasio Upah Dasar (G4-EC5) Basic Salary Ratio Wilayah Operasi Operational Area
Besaran UMR Provinsi/ Kabupaten (Rp) Amount of Province/District RMS (Rp) (a)
Besaran Gaji Dasar Pekerja Baru pada Golongan Terendah Amount of New Employee’s Basic Salary in Lowest Grade (b)
Rasio (%) Ratio (%) (b): (a)
1.399.000
1.986.900
142,02
Lampung Sumatra Selatan
1.825.600
1.986.900
108,84
Bengkulu
1.350.000
1.986.900
147,18
Perbandingan Imbal Jasa Pekerja Tetap dan Pekerja Tidak tetap Comparison of Permanent and Temporary Employees’ Compensation Jenis Imbal Jasa Type of Compensation
Pekerja Tetap Permanent Employee
Pekerja Tidak tetap Temporary Employee
Gaji / Salary
√
√
Pengobatan / Medication
√
√
Pakaian Dinas / Official Uniform
√
√
Tunjangan Hari Raya / Holiday Allowance
√
√
Tunjangan Cuti Tahunan / Annual Leave Allowance
√
Penyediaan fasilitas perumahan lengkap dengan listrik dan air / Provision of Housing Facility equipped with electricity and water
√
Bantuan Bahan Bakar / Fuel Aid
√
√
Jamsostek / Social Security
√
√
Dapenbun / Plantation Pension Fund
√
Dana Pensiun Lembaga Keuangan / Financial Institution Pension Fund
√
Uang lembur / Overtime Pay
√
Biaya pelaksanaan tugas / Task execution cost
√
Bonus
√
Pelatihan dan Pengembangan Training and Development
Realisasi Biaya Pengembangan SDM pada tahun 2014 sebesar Rp2,31 miliar atau 54 % dari realisasi tahun 2013 yang mencapai Rp4,25miliar. Biaya tersebut digunakan untuk membiayai sejumlah kegiatan pelatihan, kursus, seminar dan lain-lain dengan total peserta mencapai 1.771 karyawan, setara dengan 5.151 jam pelatihan. Rata-rata jumlah jam pelatihan per Pekerja per tahun 2014 adalah 2,90 jam per pekerja. (G4-LA9)
Realization of HR Development Cost in 2014 was in the amount of Rp2.31 billion or 54% of 2013 realization which reached Rp4.25 billion. Those costs were used to finance number of trainings, courses, seminars and other activities with total participants reached 1,771 employees, equivalent with 5,151 training hours. The average number of training hours per employees per year in 2014 was 2.90 hourper employees.(G4-LA9)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
91
Purnakarya Retirement
Perusahaan menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan yang akan memasuki masa pensiun yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi Perusahaan. Pada tahun 2013, sebanyak 784 orang Pekerja yang akan memasuki pensiun, diikutsertakan dalam pelatihan Pra Purna karya. Pada tahun 2014, Perusahaan tidak menyelenggarakan pelatihan persiapan pensiun mengingat adanya efisiensi biaya pelatihan dan pengembangan SDM. (G4-LA10)
The Company establishes training for employee who will enter retirement period which the implementation is adjusted with Company’s condition. In 2013 there were 784 employees who will enter retirement period engaged in Pre Retirement training. In 2014 the Company did not held any training for pension preparation considering there was cost efficiency for HR training and development. (G4-LA10)
Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Occupational Safety And Health
PTPN VII berkomitmen untuk melaksanakan OHSAS 18001 : 2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan salah satu dari 7 sistem yang terintegrasi di dalam Sistem Manajamen Terpadu Nusantara 7 (SMTN7). PTPN VII is committed to carry out the OHSAS 18001:2007 Occupational Safety and Health Management System which is one of 7 systems integrated in Integrated Management System Nusantara 7 (IMSN7)
PTPN VII berkomitmen untuk mengutamakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan peningkatan berkesinambungan manajemen dan kinerja K3 serta berkomitmen untuk menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang terkait dengan lingkungan hidup, K3 dan bahaya K3. Oleh sebab itu Perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai bagian integral dari Manajemen Perusahaan. Perhatian dan kepatuhan Perusahaan terhadap aspek K3 antara lain diwujudkan dengan pencantuman pasal-pasal mengenai K3 dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB), tepatnya dalam Bab XVI Pasal 80 – 82. (G4-LA8)
PTPN VII is committed to prioritize prevention over occupational accident and disease and enhancement of management sustainability and OSH performance as well as committed to obey all applicable regulation legislation and other requirements related to environment, OSH and OSH hazards. Therefore the Company applies Occupational Safety and Health Management System (OSHMS) as integral part of the Company’s Management. Company’s attention and obedience over OSH aspects including realized by listing articles regarding OSH in Collective Labor Agreement (CLA), precisely in Chapter XVI Article 80-82. (G4-LA8)
94
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Occupational Safety and Health
Selain ketentuan tentang K3 yang tercantum di dalam PKB, Perusahaan juga memiliki Pedoman Pelaksanaan K3 yang terdiri dari: • Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Tanaman Karet, Kelapa Sawit, The dan Tebu. • Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Tehnik dan Amdal: Pabrik Karet, Minyak Kelapa Sawit, The dan Gula • Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kantor Direksi, Kantor Perwakilan / Distrik dan IPMG Panjang, Boom Baru, Pulau Bay.(G4-LA9) Agar program K3 dapat terlaksana dengan baik, manajemen membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) di masing-masing Unit dan Distrik. P2K3 di distrik dipimpin oleh Manajer Distrik, dibantu oleh sekretaris P2K3 dan anggota P2K3, sedangkan P2K3 di unit dipimpinolehManajer Unit, dan dibantu oleh sekretaris P2K3 dan beberapa orang anggota P2K3. Jumlah anggota inti P2K3 total ada 100 orang atau 0.79 % dari total Pekerja, dengan rincian sebagai berikut:
In addition the OSH provision set forth on CLA, the Company also has OSH Implementation Manual comprises of: - Occupational Health and Safety Implementation Manual for Rubber, Oil Palm, Tea and Sugarcane Plant Division. - Occupational Health and Safety Implementation Manual for Technical and Environmental Impact Analysis Division: Rubber, Palm Oil, Tea and Sugar Mill. - Occupational Health and Safety Implementation Manual at Head Office, Head Office, Representative/District Office and OGHI Panjang, Boom Baru, Bay Island. (G4-LA9) In order the OHS program can be carried out properly, the management establishes Trustee Committee of OHS (TCOHS). TCOHS in district is led by District Manager, assisted by TCOHS secretary and member of TCOHS, whereas TCOHS in unit is chaired by Unit Manager, and assisted by TCOHS secretary and several TCOHS members. Total core member of TCOHS is 100 members or 0.79% of total employees, with detail as follow:
Jumlah Anggota Panitia Pembina K3 Tahun 2013 (G4-LA5) Total TCOHS member in 2013 Distrik District
Jumlah Anggota Inti P2K3 Total TCOHS Core Member
Jumlah Anggota Total Member
Sekampung
21
105
Seputih
12
28
Banyuasin
23
150
MuaraEnim
21
105
Bengkulu
9
53
Jumlah
86
441
Jumlah Anggota Panitia Pembina K3 Tahun 2014(G4-LA5) Total TCOHS member in 2014 Distrik District
Jumlah Anggota Inti P2K3 Total TCOHS Core Member
Jumlah Anggota Total Member
Kandir
4
14
Sekampung
21
104
Seputih
12
104
Banyuasin
21
96
Muara Enim
24
125
Bengkulu
12
61
Bungamayang
3
21
Cintamanis
3
23
100
548
Jumlah
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
95
Untuk meningkatkan pelaksanaan K3 menuju zerro accident, manajemen telah melengkapi perlengkapan K3 di setiap Unit serta menyediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di setiap Kantor dan Pabrik. Perlengkapan tersebut senantiasa diperiksa secara rutin agar selalu siap manakala diperlukan. Simulasi dan pelatihan K3 dilaksanakan secara berkala. Demikian pula, pemeriksaan lingkungan kerja dan Pemeriksaan Pekerja yang berpotensi dampak penyakit akibat kerja juga rutin dilaksanakan. (G4-LA7)
To enhance the OHS implementation toward zero accident, the management has equipped every Unit with OHS equipment and provides fire extinguisher in every Office and Mills. Thisequipment always inspects routinely in order it always ready whenever it needed. The simulation and training of OHS is held gradually. Likewise, the work environmental inspection and employee examination that has a potential disease as effect of work are alsoroutinely held. (G4-LA7)
Sosialisasi K3 secara teratur dilaksanakan di setiap unit usaha dan Kantor Dreksi melalui kegiatan breefing pagi dan doa bersama, kampanye K3, bulan bakti K3, pemasangan poster dan ramburambu berupa anjuran dan peringatan di setiap stasiun pabrik dan bengkel umum serta di tempat-tempat yang rawan kecelakaan. Meskipun demikian, berbagai upaya tersebut masih belum berhasil menekan angka kecelakaan kerja menjadi zerro accident. Selama periode pelaporan terjadi sejumlah kasus kecelakaan kerja sebanyak 155 kasus, baik kategori ringan, sedang dan berat, dengan perincian :
OSH socialization is also gradually held at every business unit and Head Office through morning briefing and praying, OSH campaign, OSH month, posters installation and signs such as suggestion and warning at every mills and public workshop as well as accident-prone area. Nevertheless, those various endeavors still have not succeeded in minimizing occupational accidental number into zero accident. During reporting period there were several occupational accidental cases of 155 cases, either mild, moderate and severe accidents, with details as follow:
Kategori Category
Jumlah Kasus Tahun 2012 / Number of Case in 2012
Jumlah Kasus Tahun 2013 / Number of Case in 2013
Jumlah Kasus Tahun 2014 / Number of Case in 2014
Ringan / Mild
91
16
148
Sedang / Moderate
11
3
4
Berat / Severe
1
-
3
Fatal / Meninggal / Decease Jmlah / Total
–
-
-
103
19
155
Penatalaksanaan atau penanganan kasus kecelakaan kerja yang ringan sampai dengan sedang dilakukan di masing-masing di Klinik Kesehatan yang ada di lingkungan Unit atau Distrik karena tenaga kesehatan, obat dan alat kesehatan sudah cukup memadai, sedangkan untuk kasus kecelakaan dengan kategori berat segera mendapat pertolongan pertama dari tenaga kesehatan yang ada di Unit atau Distrik dan selanjutnya dirujuk ke Rumah sakit dengan Ambulance Perusahaan dan didampingi oleh tenaga paramedis.
Occupational accident cases handling/ management from minor up to moderate is conducted in each Health Clinic existing in each Unit or District because the paramedic, medicine and medical devices has quite adequate, whereas for severe accident immediately receives first aid from available paramedic in unit or district and thereafter he is admitted to Hospital using Company Ambulance and assisted by the paramedic.
Hingga akhir tahun 2014, Perusahaan memiliki fasilitas kesehatan berupa : • 33. poliklinik • 4 ambulance
Up to late 2014, the Company has health facility in form of: - 33 Polyclinics - 4 Ambulances
96
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Occupational Safety and Health
Total tenaga medis dan paramedis yang mengelola Klinik Kesehatan milik PTPN VII meliputi 31 dokter umum, 3 dokter gigi, 35 perawat, 18 Bidan, dan 2 Asisten Apoteker.
Total medics and paramedics manage the PTPN VII’s Health Clinics comprise of 31 doctors, 3 dentists, 18 midwises, 35 nurses, and 2 Farmacist Assistant.
Catatan : dokter umum adalah dokter kontrak/ Honorer Full Timer dan part timer. @ dokter gigi adalah dokter gigi kontrak/konsulen @ Asisten Apoteker adalah Tenaga Kontrak
Notes: general doctors are a contracted doctors / Full Timer and part timers Honorary; Dentistsare a contracted/ consultant dentists; Pharmacists Assistant are contract workers.
Selain itu, masing-masing unit usaha juga dilengkapi dengan sarana Posyandu di Balai Kesehatan Ibu dan Anak. Semua fasilitas kesehatan tersebut disediakan oleh Perusahaan untuk keperluan pelayanan kesehatan bagi pekerja PTPN VII dan batihnya serta masyarakat umum di sekitar wilayah operasional perusahaan.
In addition, each business units are also completed with Integrated Health Service facility at Mother and Children Health Center. All those health facilities are provided by the Company for health service needs for PTPN VII’s employees and its families as well as for public in the vicinity of the company.
Selain program K3, Perusahaan juga melaksanakan Program Kesehatan Lingkungan, di antaranya adalah • Mengadakan kegiatan Lomba Kebersihan Lingkungan baik lingkungan pabrik/ kantor dan perumahan pekerja yang diikuti oleh seluruh pekerja. • Melakukan Foging (pengasapan) di lingkungan perumahan secara rutin dan berkala untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh serangga (nyamuk). • Melakukan uji sampel limbah pabrik baik secara rutin maupun berkala bekerjasama dengan Laboratorium daerah. (G4-LA7)
Beside OSH program, the Company also carries out Environmental Health Program including:
Di dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) terdapat peraturan mengenai waktu kerja, kerja lembur, hari-hari libur, cuti dan izin. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perusahaan menetapkan jam kerja sebagai berikut : a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. c. Bagi yang bekerja dalam shift diatur sebagai berikut : - Shift Pagi = 40(empat puluh) jam seminggu - Shift Siang = 37½ (tiga puluh tujuh setengah) jam seminggu - Shift Malam = 35 (tiga puluh lima) jam seminggu
There are several rules concerning work time, overtime, holidays, leave and permit on Collective Labor Agreement. In carrying out the business activities, Company sets the work hours as follow:
- Establish Environmental Cleanliness Contest either at mills/offices environment and employees’ housing participated by all employees - Perform fogging at residences routinely and gradually to prevent disease caused by bugs (mosquitos). - Perform mill waste sample test routinely or gradually in cooperation with regional lab. (G4LA7)
a. 7 (seven) hours 1 (one) day and 40 (forty) hours 1 (one) week for 6 (six) working days in 1 (one) week or b. 8 (eight) hours 1 (one) day and 40 (forty) hours 1 (one) week for 5 (five) working days in 1 (one) week. c. For those who work in shift arranged as follow: - Morning shift = 40 (forty) hours a week - Evening shift= 37 ½ (thirty seven and half ) hours a week - Night shift = 35 (thirty five) hours a week
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
97
Pekerjaan yang dilakukandi luar jam kerja, atau pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian Kerja Bersama ini dinyatakans ebagai kerja lembur.Perhitungan upah lembur berpedoman kepada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : Kep-102/Men/ VI/2004 tanggal 25 Juni 2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. (G4-LA8)
Work undertook outside work hours or during weekly recess and or at official holidays as contemplated on this Collective Labor Agreement is stated as over time. Over time calculation refers to Minister of Labor and Transmigration of RI Decree Number: KEP-102/Men/VI/2004 dated 25 June 2004 of Overtime and Overtime Fee. (G4-LA8)
Perusahaan memberikan waktu istirahat bagi karyawan, terdiri dari hari libur dan istirahat mingguan, hari libur resmi, cuti sakit, cuti haid, cuti hamil dan bersalin, cuti tahunan, cuti panjang, cuti di luar tanggungan perusahaan, serta izin menjalankan ibadah.
The Company provides break time for employees, comprised of holiday and weekly break, official holiday, sick leave, period leave, pregnant leave and gave birth leave, annual leave, sabbatical leave, leave without compensation, and leave due to practicing a worship.
Untuk menjaga kesehatan Pekerja, maka Perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat di setiap tempat kerja.Dalam upaya pemeliharaan kesehatan Pekerja, maka Perusahaan mengadakan pemeriksaan kesehatan berkala berdasarkan catatan kesehatan untuk semua Pekerja sesuai program Perusahaan atas biaya Perusahaan.Untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, kepada Pekerja yang bekerja di sektor produksi dan atas pertimbangan tingkat risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berat, Perusahaan memberikan makanan tambahan (extra fooding) yang jenis dan jumlahnya akan diatur dalam peraturan yang berlaku.(G4-LA7)
To maintain Employee’s health, then the Company creates a healthy and safe work environment in every work place. As an effort to maintain Employees’ health, the Company gradually executes health examination based on health record for all Employees based on Company’s program on at the company’s expenses. To enhance and maintain health, to employees who work at production sector and on consideration of occupational risk level or severe occupational disease, Company provides extra fooding which the type and amount will be regulated on applicable regulation. (G4-LA7)
Selama periode pelaporan, Perusahaan juga melakukan pemeriksaan kesehatan prakerja terhadap Calon Pekerja Tetap dan Pekerja Kampanye/Musiman dengan perincian sebagai berikut : • Pra Kerja untuk Karyawan baru : 3 orang • Berkala utk Karyawan promosi jabatan : 44 orang • Pemeriksaan khusus : 114 orang • Karyawan Musiman/kampanye : 809 orang
During reporting period, the Company also performs pre work health examination to Candidate of Permanent Employee and Occasional Employee with details as follow: - Pre work for new employee: 3 employees - Gradually for promoted employee: 44 employees - Specific examination: 114 employees. - Occasional employee/campaign: 809 employees.
Laporan Keberlanjutan 2014
TATA KELOLA BERKELANJUTAN
Sustainability Report
SUSTAINABLE GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Kualitas Penerapan Tata Kelola Quality of Governance Application
PTPN VII memiliki kesungguhan dan komitmen yang kuat untuk meningkatkan penerapan GCG dengan menjadikan GCG sebagai landasan operasional dan menjadikan setiap individu perusahaan sebagai motor penggerak penerapan GCG. Sosialisasi secara berkesinambungan terus dilaksanakan di seluruh tingkatan PTPN VII has seriousness and strong commitment to enhance the GCG application by making the GCG as its operational foundation and making every individual at the company as the driving force of the GCG application. Sustainable socialization continues to be held in all levels.
PTPN VII telah memiliki dan mematuhi semua hukum yang berhubungan dengan tata kelola perusahaan, baik yang wajib maupun sukarela. Kelengkapan GCG Manual PTPN VII mencakup Pedoman GCG, Board Manual Direksi & Dewan Komisaris, Code of Conduct, serta kebijakan dan pedoman lainnya. Guna menjamin keberhasilan penerapan GCG dalam arti yang sebenarnya, PTPN VII senantiasa melaksanakan reviu dan penyempurnaan sejumlah kebijakan, pedoman, dan peraturan perusahaan lainnya untuk disesuikan dengan situasi dan kondisi terkini serta praktek terbaik GCG.
PTPN VII has had and comply all lawrelated to corporate governance, either compulsory or voluntarily. PTPN VII Manual GCG completion is covering GCG Board Manual, BOD & BOC Board Manual, Code of Conduct, and other policy and guidelines. To ensure the success of GCG application in true sense, PTPN VII always carries out review and improvement of many policies, guidelines and other company regulation to be adjusted with latest situation and condition as well as the best GCG practices.
100
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
PTPN VII berupaya untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil asesmen sebagai wujud dari komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan. Pada tahun 2014, pencapaian nilai asesmen PTPN VII adalah 83,953 (BAIK), meningkat dibandingkan tahun 2013 dengan nilai 83,2(BAIK). (G4-42)
PTPN VII always attempts to follow up recommendation of assessment result as realization of its commitment to Good Corporate Governance application sustainably. In 2014, accomplishment of PTPN VII assessment value was 83.953 (GOOD), it was increasing compared to 2013 with value 83.2 (GOOD). (G4-42)
Penerapan praktik terbaik GCG bukan hanya akan mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien, namun juga diperlukan untuk meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, serta terpenuhinya tanggung jawab perseroan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat dan seluruh stakeholders. Hubungan antara perseroan dengan seluruh stakeholders (keseimbangan eksternal) yang harmonis pada akhirnya akan memberi nilai tambah bagi perseroan dan terjaminnya keberlanjutan usaha dalam jangka panjang.
Application of the best GCG practices not merely will encourage the company management professionally, transparently and efficiently, but it is also needed to enhance openness, accountability, trustable, accountability, and fair in order the company has a strong competitiveness, either nationally or internationally, as well as the fulfillment of company’s responsibility as business entity within community and all stakeholders. A harmonious relationship between company and all stakeholders (external balance) eventually will provide added-value for the Company and guarantee the business continuity in long-term.
Struktur Tata Kelola PTPN VII PTPN VII Corporate Governance Structure
DIREKSI Board of Directors
Komunikasi Korporat Corporate Communicartion
Corporate Social Responsibility Tata Kelola Korporat Corporate Governance
RUPS General Meeting of Shareholder Organ Utama Main Organ
DEWAN KOMISARIS Board of Commisioners
Satuan Pengawas Internal Internal Audit Unit Unit Bisnis Business Unit Satuan Manajemen Resiko Risk Management Unit Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Sistim Pengendalian Internal Sistim Manajemen Resiko
Komite Audit Audit Committe Komite Manajemen Resiko Risk Management Committe Organ Pendukung Supporting Organ
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
101
Rapat Umum Pemegang Saham(G4-35)(G4-37) General Meeting of Shareholder (G4-35)(G4-37)
RUPS memiliki kewenangan tertinggi yang tidak dilimpahkan baik kepada Dewan Komisaris maupun Direksi. Rapat Umum Pemegang Saham meliputi RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan No.35 Tahun 2014, RUPS terbagi atas 2 pemegang saham yaitu PTPN III (Persero) sebagai pemegang saham seri A dan saham seri B serta Kementerian BUMN sebagai pemegang saham seri B.
GMS has the highest authorization which is not delegated either to Board of Commissioner or Director. General Meeting of Shareholders consists of Annual GMS and Extraordinary GMS.Based on Company’s Article of Association No. 35 Year 2014, GMS is divided into 2 shareholders namely PTPN III (Persero) as series A and series B shareholders and Ministry of SOE as series B shareholders.
Pemegang saham seri A memiliki kewenangan meliputi: Mengusulkan calon Dewan Komisaris dan Direksi; Mengusulkan perubahan anggaran dasar termasuk perubahan modal; Mengusulkan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan Perseroan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran; Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan; Mengusulkan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris; Menetapkan kebijakan umum terhadap Perseroan dalam bidang produksi, bidang pemasaran, bidang keuangan, akuntansi dan perbendaharaan, bidang pengadaan, bidang perencanaan dan pengembangan, bidang teknologi informasi, bidang SDM. Pemegang saham seri B mempunyai kewenangan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (G4-37)
Shareholder of Series A has authorities covering: Propose the Board of Commissioner and Board of Director candidate, Suggests amendment of article of association including capital change; Suggests company merger, consolidation, takeover and separation, suggestion of petition in order the Company can be declared as bankrupt, and company dissolution; Request reports and explanation regarding certain matters to Company’s Board of Director and Board of Commissioner by paying attention to law and regulation; Suggest Board of Director and Board of Commissioner remuneration; Determine general policy for the Company in fields of production, marketing, finance, accounting and treasury, procurement, planning and development, information technology, and Human Resource. Series B Shareholder has authority pursuant to applicable law and regulation. (G4-37)
102
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
Dewan Komisaris Board of Commissioner Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG.
Board of Commissioner is a company organ which in charge and responsible collectively to perform supervision and provide suggestions to BOD and alsoensuring the company to carry out the GCG.
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. (G4-38)
The Board of Commissioner is in charge to perform supervision on management policy, the run of management generally either concerning Company or Company’s business performed by Board of Director as well as to provide suggestion to BOD including supervision on the implementation of Company Long-Term Plan, Company Action Plan and Budget as well as Articles of Association provision and GMS Decision, and applicable legislation regulation, for the Company’s interest and based on the Company’s objectives and purpose. (G4-38)
Anggota Dewan Komisaris saat ini berjumlah lima orang termasuk komisaris utama yang bertugas sebagai primus inter pares mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Per tanggal 31 Desember 2014, jumlah Komisaris Independen PTPN VII telah memenuhi ketentuan 20%. Keseluruhan atau 100% anggota Dewan Komisaris PTPN VII tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. (G4-39)
At present Board of Commissioner members is amounted to five people including President Commissioner who is in charge as primus inter paresin coordinating Board of Commissioner activities. Per 31 December 2014, total of PTPN VII Independent BOC member has fulfilled the provision. Overall or 100 % of PTPN VII BOC member do not have any financial, management, shareholdings and/or family relationship with other BOC member, BOD member and/or controlling shareholder or relation with the concerned SOE, which could affect its ability to act independently. (G4-39)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
103
Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dipertanggungjawabkan dalam Laporan Tugas Pengawasan dan disampaikan dalam RUPS tahunan. (G4-44)
The implementation of Board of Commissioner duties is accounted on Supervision Duty Report and presented in annual General Meeting of Shareholders. (G4-44)
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris. Komite-komite adalah Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko.
In implementing its duties, Board of Commissioner is assisted by several committees established by and responsible to Board of Commissioner. Those committees are Audit Committee and Risk Management Committee.
Penilaian kinerja Dewan Komisaris mengacu pada pencapaian terhadap Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris. Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan secara self assessment dan bersifat kolegial. (G4-38)
Assessment on Board of Commissioner performance refers to accomplishment of Board of Commissioner’s Key Performance Indicator. Assessment of Board of Commissioner performance is conducted by self assessment and has a collegial in nature. (G4-38)
Direksi Board of Director Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS atau berdasarkan keputusan seluruh Pemegang Saham di luar RUPS. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS. (G4-38)
Board of Commissioner is a Company organ which in charge of and full responsible on Company’s management for the Company’s interest. The Board of Director member was appointed and discharged by GMS or based on all shareholder decision beyond GMS. The Board of Directoris in charge to carry out all actions related to company’s management for the Company’s interest and based on Company’s intention and purpose as well as represents the Company either inside or outside Court regarding all things and all events with limitations as regulated in legislation regulation, Articles of Association and/or GMS Decision. (G4-38)
Direksi dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada RUPS antara lain dalam membuat laporan tahunan, menyusun laporan keuangan serta laporan-laporan lainnya yang dibutuhkan oleh dewan komisaris dan/atau pemegang saham.
The Board of Director in carrying out the tasks is responsible to GMS including in drafting the annual report, financial statement as well as other reports required by the BOC and/or Shareholder. (G4-44)
(G4-44)
Penilaian kinerja Direksi didasarkan pada pencapaian target dan indikator kinerja utama
The Asessment of BOD performance was based on the target achievement and Key Performance
104
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
(KPI). Hasil asesmen menunjukkan bahwa realisasi KPI tahun 2014 mencapai skor 94,5, lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 100. (G4-38)
Index. The assessment result suggested that the KPI realization in 2014reached score 94,5, it was lawer than set target 100. (G4-38)
PTPN VII memiliki 5 (lima) orang anggota direksi dengan komposisi 1 (satu) orang merupakan direktur utama dibantu oleh 4 (empat) orang direktur bidang (Direktur Produksi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan).
PTPN VII has 5 (five) BOD members with composition 1 (one) person is the President Director assisted by 4 (four) Director of Division (Director of Production, Director of Human Resources and General Affair, Director of Finance, Director of Planning and Development).
Baik Direktur Utama dan anggota Direksi PTPN VII lainnya tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping atau hubungan semenda (menantu/ipar) baik antara anggota Direksi maupun Direksi dengan anggota Dewan Komisaris. Hal tersebut menjadi jaminan bahwa direksi menjalakan tugasnya bertindak secara independen. Sesuai dengan Board Manual Perseroan, direksi juga dituntut untuk lepas dari segala macam bentuk benturan kepentingan. Selain itu, anggota direksi tidak ada yang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta; jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (G4-39)
Both PTPN VII’s President Director and other member of BOD do not have any consanguineal relationship up to third degree either horizontally or vertically or affinal relationship either between the BOD members or with the BOCmember. This becomes an insurance that the BOD carries out the task independently. Pursuant to Company’s Board Manual the BOD is also demanded to free from all kind of conflict of interest. In addition, the BOD member can not have any concurrent position either as BOD member in other SOE, ROE, POE; or other position based on legislation regulation. (G4-
39)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
105
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remuneration for BOC and BOD Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi merupakan kewenangan Pemegang Saham dan ditetapkan dalam RUPS yang formulasinya mengacu pada Peraturan Meneg BUMN Nomor PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN. (G4-38)
Remuneration for BOC and BOD member is Shareholders’authorization and set in GMS which the formulation is referring to State Minister of SOE Regulation Number PER-04/MBU/2014 dated 10 March 2014 regarding Guidelines of SOE BOD, BOC, and BOT Remuneration Determination. (G4-38)
Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut: • Direksi mengusulkan formulasi dan jumlah remunerasi Direksi dan Dewan Komisariskepada Dewan Komisaris yang dikaitkan dengan hasil penilaian kinerja masing-masing Direksi. • Dewan Komisaris mereviu formulasi remunerasi yang diusulkan Direksi. • Dewan Komisaris mengusulkan kepada RUPS untuk menetapkan gaji Direksi, tunjungan dan fasilitas lainnya. • Remunerasi yang diterima Direksi dan Dewan Komisaris di tahun 2014 didasarkan pada keputusan RUPS tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan PTPN VII (Persero) Tahun Buku 2013 yang tertuang dalam risalah No.SKR/RIS/001/2014 tanggal 21 Maret 2014.
Procedure of Board of Commissioner and Board of Director’s remuneration determination is following: • Board of Director proposes the formulation and amount of BOD and BOC remuneration to Board of Commissioner related to the result of each Board of Directorperformance assessment. • The Board of Commissioner reviews formulation of the remuneration proposed by the Board of Director • The Board of Commissioner proposes to GMS to determine the Board of Director salary, allowance and other facilities. • Remuneration accepted by Board of Director and Board of Commissioner in 2014 was based on GMS decision of PTPN VII (Persero) Annual Report Approval and Financial Statement Validation Fiscal Year 2013 which put forth on minutes No. SKR/RIS/001/2014 dated 21 March 2014.
Penetapan penghasilan berupa gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan, tingkat inflasi, dan faktor lain yang relevan, serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris dan Direksi juga menjadi dasar pertimbangan dalam menetapkan remunerasi Komisaris dan Direksi. Anggota Dewan Komisaris mendapat gaji bulanan dan tunjangan tertentu serta tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS, dan uang penghargaan diberikan kepada Komisaris di saat mengakhiri masa jabatannya sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan untuk semua BUMN. Direksi menerima rumenerasi berupa gaji bulanan dengan jumlah tertentu serta memperoleh fasilitas berupa kendaraan dinas, rumah dinas serta
Determination of income in form of salary/ honorarium, allowance and facility which is fixed in nature is conducted by noticing on company’s revenue, assets, condition and capability, inflation level, and other relevant factors, as well as should not against the law and regulation. Realization of Board of Commissioner and Board of Director’s Key Performance Indicator also becomes the consideration basis in determining Board of Commissioner and Board of Director’s remuneration. Member of Board of Commissioner receives monthly salary and specific allowance as well as tantiem which the amount is set by General Meeting of Shareholder, and service pay is given to Board of Commissioner by the time their term is ended pursuant to Ministry of Finance provision for all SOE. Board of Director receives remuneration in form of monthly salary with certain number as well as receives facilities in form of official vehicle,
106
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
beberapa tunjangan yaitu tunjangan komunikasi, representasi, cuti serta asuransi purna jabatan.(G438)
official residence, as well as several allowances such as communication, representation, leave as well as post-retirement insurance allowances. (G4-38)
Komposisi besaran penghasilan Komisaris Utama adalah 40 % x Gaji Direktur Utama, sedangkan penghasilan anggota Komisaris adalah 36 % x gaji Direktur Utama. Dalam hal Perusahaan memperoleh laba, kepada Komisaris dan Direksi diberikan tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS dengan komposisi Komisaris Utama sebesar 40 % x Tantiem Direktur Utama dan Komisaris : 36 % x Tantiem Direktur Utama. (G4-38)
Composition of President Commissioner income is 40% x President Director’s Salary, whereas the income of Board of Commissioner member is 36% x President Director’s salary. In terms the Company receives profit, to Board of Commissioner and Director tantiem is given in the amount that set by General Meeting of Shareholders with composition President Commissioner by 40% x President Director’s Tantiem and Commissioner: 36% x President Director’s tantiem. (G4-38)
Penetapan penghasilan berupa tunjangan dan tantiem yang bersifat variabel, dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pencapaian target, tingkat kesehatan dan kemampuan keuangan serta faktor lain yang relevan. (G4-38)
Determination of income in form of allowance and tantiem which is variable in nature is conducted by considering the target accomplishment, health level and financial ability as well as other relevant factors. (G4-38)
Pengawasan dan Pengendalian Internal (G4-54)(G4-55) Internal Supervision and Controlling
PTPN VII telah menerapkan Sistem pengendalian internal dengan menggunakan pendekatan COSO . Dalam aktivitasnya, Perusahaan membentuk suatu Unit Audit Internal yang disebut Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI). SPI merupakan pengawas yang obyektif dan independen serta dirancang untuk memberi nilai tambah dalam meningkatkan kinerja dengan memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan peran dalam paradigma baru sebagai evaluator, katalisator, dan konsultan.
PTPN VII has applied Internal Controlling System by using COSO approach. In its activities PTPN VII has established Internal Audit Unit (IAU). IAU is an objectives and independent auditor and designed to provide added-value in increasing performance by paying attention to the Good Corporate Governance principles with its role in new paradigm as evaluators, catalyst, and consultant.
SPI diketuai oleh Kepala Bagian yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Penjabaran tugas pokok dan pemberian wewenang kepada SPI dijabarkan dalam Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Satuan Pengawasan Intern yang disahkan tanggal 3 Januari 2011.
IAU is chaired by the Head of Division who is appointed and dismissed by the President Director with Approval of the BOC. Basic task description and authority delegation to IAU are described in the Internal Audit Charter legalized on 3 January 2011.
Jumlah Pekerja di Bagian SPI per 31 Desember 2014 adalah sebanyak 18 orang yang terdiri dari 16 pekerja yang terkait langsung dengan pelaksanaan fungsi internal auditor dan 2 orang melaksanakan fungsi sekretariat Bagian SPI. Setiap
The amount of IAU employees per 31 December 2014 was 18 employees comprised of 16 employees directly related to the implementation of auditor internal function and 2 employees acted as secretariat of IAU Division. Every Auditor has
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
107
Auditor telah mengikuti pelatihan di bidang audit secara berkesinambungan, di antaranya Sertifikasi Professional Internal Auditor (PIA), Diklat Dasar-Dasar Audit, Diklat Audit Operasional, Diklat Komunikasi dan Psikologi Audit, Diklat Audit Kecurangan, Diklat Pengelolaan Tugas-Tugas Audit, Risk Based Audit, Diklat Fraud Auditing. Pelatihan diikuti secara berjenjang untuk dapat memperoleh Gelar Profesi yaitu Professional Internal Auditor (PIA).
been participated in audit trainings continuously, including Professional Internal Auditor Certification, Basic Audit Training, Operational Audit Training, Audit Communication and Psychology Training, Fraudulence Audit Training, Audit Tasks Management Training, Risk Based Audit, Fraud Auditing training. Trainings were attended in stages to earn Profession Title namely Professional Internal Auditor.
Pada setiap awal tahun, SPI membuat Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) untuk rencana pelaksanaan pengawasan SPI sesuai peran dan fungsi yang ditetapkan yaitu Auditor, Konsultan dan Katalisator. Penyusunan unit yang akan menjadi objek audit memperhatikan tingkat risiko masing-masing unit. Pada tahun 2014 SPI merencanakan pelaksanaan audit sebanyak 50 kali, dengan realisasi sebanyak 45 audit (90% dari rencana) meliputi 33 Unit Usaha, 7 Distrik, dan 5 Bagian. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan kasus yang mengarah ke tindakan fraud.
At beginning of every year, IAU creates Annual Audit Work Program for IAU supervision implementation plan based on stipulated role and function namely Auditor, Consultant, and Catalyst. Unit arrangement that will become the audit object pays attention on each unit’s risk level. In 2014, IAU planned to audit in the amount of 50 times, with realization of 45 audits (90% of plan) comprised 33 business units, 7 Districts, and 5 divisions. Of the examination result, there were no cases leading to fraudulence action.
Anti Korupsi Anti-Corruption
Dalam rangka mencegah tindak pidana suap, insan PTPN VII DILARANG baik secara langsung atau tidak langsung menerima/memberikan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya. Sikap insan PTPN VII apabila ditawarkan atau diberi hadiah/ cinderamata dan/atau hiburan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam pedoman ini, wajib MENOLAK dengan cara yang santun terhadap
In order to prevent bribery crime, PTPN VII employees are directly or indirectly PROHIBITED to receive or give any gratifications in any means in association with its position and opposite to his obligation and duty. PTPN VII employee’s attitude if offered or given any presents/souvenirs and/or entertainment which are not according to provision regulated in this guidelines, obligate to REFUSE politely to the offer or granting in question, by
108
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
tawaran atau pemberian dimaksud, dengan memberikan penjelasan sekaligus melakukan sosialisasi terhadap kebijakan ini kepada Pihak Ketiga. (G4-57)
providing explanations and all at once conducts socialization of this policy to third parties. (G4-57)
Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No:SKR/ Kpts/07/2014 tanggal 28 Oktober 2014 merupakan bagian dari Pedoman Good Corporate Governance, untuk memberikan pedoman bagi seluruh insan PTPN VII dalam mengambil sikap terhadap tindakan-tindakan yang berpotensi atau mengarah pada tindak pidana korupsi, khususnya gratifikasi.
Gratification Control Manual stipulated via Board of Director Decree No:SKR/Kpts/07/2014 dated 28 October 2014 is part of Good Corporate Governance guidelines, to provide guidance for all PTPN VII employees in adopting attitude on potential or lead to corruption actions, particularly gratification.
PTPN VII telah menerapkan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (WBS) untuk menegakkan tindakan pencegahan terhadap setiap penyimpangan yang mengarah pada tindakan korupsi dan fraud. Melalui WBS tersebut, Perusahaan mendorong setiap orang, baik pihak internal maupun puhak luar Perusahaan, untuk melaporkan jika ada penyimpangan yang dilakukan oleh Insan PTPN VII. Pengelola Whistle Blowing System yang bertugas menerima laporan wajib melindungi kerahasiaan identitas pekerja yang melaporkan pelanggaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan terlapor atau pihak lain kepada pelapor. Perusahaan menjamin keamanan si pelapor maupun keluarganya. (G4-58)
PTPN VII has stipulated WhistleBlowing System to enforce preventive action over every deviation leading to corruption and fraudulence action. Through this WBS, the company encourages every people either the internal or external Company, to report if there are any deviationscommitted by PTPN VII human resources. The Whistle Blowing System administrator who is in charge to receive reports obligates to protect confidentially employee’s identity who reports the violation to avoid unwanted things committed by the reported or other parties to the whistleblower. The Company ensures the whistleblower or his family security.
Kepada pengurus Perusahaan dan pekerja yang terbukti melakukan pelanggaran dalam tingkatan apapun akan diberikan sanksi disiplin atau sanksi lainnya sesuai peraturan yang berlaku. (G4-58)
To Company’s managements and employees who are proven have been committed a violation in any levels will be given a discipline sanction or other sanctions pursuant to applicable regulation. (G4-58)
PTPN VII melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan anti korupsi dalam bentuk workshop, pelatihan, survei dan sosialisasi yang diikuti oleh Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat 1 level di bawah Direksi, Pejabat 2 level di bawah Direksi, SPI, Komite Audit, Karyawan dan Unit-Unit Usaha. Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM PTPN VII, yang pada akhirnya diharapkan dapat menjamin bahwa pengelolaan perusahaan selalu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, bebas dari korupsi, gratifikasi, dan KKN. (G4-SO4)
PTPN VII carries out anti corruption education and training activities in form of workshop, training, survey and socialization attended by Board of Director, Board of Commissioner, Officials 1 level under Board of Director, Officials 2 level under Board of Director, IAU, Audit Committee, Employees and Business Units. These activities are company’s endeavors to enhance the capacity of PTPN VII Human Resource, which eventually it is expected could always guarantee that the company management will always be run based on GCG principles, free from corruption, gratification and nepotism. (G4-SO4)
(G4-58)
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
109
Pembekalan Materi Anti Korupsi dan Tata Kelola (G4-SO4) Provisioning of Anti-Corruption and Governance Material Materi / Material Workshop Pedoman Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (WBS) revisi dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa: - BUMN Bersih - Overview WBS
Peserta (orang) / Participants (person)
Tanggal Pelaksanaan / Date of Implementation
Pemberi Materi / Material Giver
80
25 Maret 2014 25 March 2014
BPKP Perwakilan Lampung (Gatot Darmasto, Bambang Utoyo) FDSA Lampung Representative
Workshop of Whistle Blowing System on Goods and Service Procurement Revision and Guidelines - SOE Clean - Overview of WBS Self Assesment GCG
23
Pelatihan Evaluator KPKU BUMN FDSA SOE Evaluator training
2
Pelatihan Interpretasi & Penyusunan Laporan KPKU ACSP Report Interpretation and Drafting Training
2
BP / CP Perwakilan Lampung
Interpretation Training and Drafting of Assessment Criteria for Superior Performance Workshop penerapan prinsip-prinsip GCG GCG principles application workshop
dihadiri staf Dewan Komisaris, dan tim GCG PTPN VII.
27-28 Januari 2014 27-28 January 2014
Attended by PTPN VII Board of Commissioner staff, and GCG team Survei BUMN Bersih SOE Clean Survey
Direksi, Dekom, Pejabat 1 level di bawah Direksi, Pejabat 2 level di bawah Direksi, SPI, Komite Audit dan Karyawan
officials of FDSA Central and Lampung Representative Februari-awal Maret 2014 February – Early March 2014
Board of Director, Board of Commissioner, Officials 1 level below Board of Director, IAU, Audit Committee and Employee
Efektifkan penanganan dan penyelesaian Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, PTPN VII jalin kerja sama dengan Kejaksaan Agung Make effective the handling and civil law and State Administration, PTPN VII in cooperation with Office of Attorney General
petugas pemandu dari BPKP Pusat dan Perwakilan Lampung,
21 Mei 2014 21 May 2014
Perwakilan BPKP Lampung FDSA Lampung Representative
110
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
Internalisasi Kode Etik dan Budaya perusahaan (G4-56) Internalization of Code of Conduct and Corporate Culture (G4-56) Code of Conduct disosialisasikan kepada seluruh pekerja perusahaan melalui pejabat pimpinan masing-masing sehingga dapat dipahami dan diterapkan dengan tepat, baik dan benar. Setiap pekerja perusahaan mendapat satu salinan Code of Conduct dan menandatangani formulir pernyataan bahwa telah menerima, memahami, dan setuju untuk mematuhi Code of Conduct.
Code of conduct is socialized to all company workers via each leaders thus can be comprehended and applied properly, precisely and correctly. Every company’s employee receives one copy of code of conduct and signs the statement form stating that he/she has received, understood, and agreed to obey the code of conduct.
Dalam rangka mendukung proses GCG dan Code of Conduct PTPN VII (Persero) sesuai Surat Keputusan DireksiNomor:7.15/Kpts/27/2013 tanggal 11 Desember 2013, maka pada tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi secara berkala kepada seluruh pekerja PTPN VII melalui arahan Direksi sesuai surat No:SKR/VII/04/2014 tanggal 8 Januari 2014 dan No:7.04/VII/09/2014 tanggal 6 Februari 2014 perihal Sosialisasi Code Of Conduct.
In order to support the GCG process, PTPN VII (Persero) Code of Conduct based on Board of Director Decree Number:7.15/Kpts/27/2013 dated 11 December 2013, then in 2014 socialization has been conducted gradually to all PTPN VII employees through Board of Director’s direction in accordance with letter No:SKR/VII/04/3014 dated 8 January 2014 and No:7.04/VII/09/2014 dated 6 February 2014 of Code of Conduct Socialization.
Kebijakan dan Prosedur Pengungkapan (G4-49) Disclosure Policies and Procedure (G4-49) PTPN VII telah menyusun Pedoman Pengendalian Informasi yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi No:SKR/Kpts/08/2014 tanggal 28 Oktober 2014. Langkah tersebut merupakan bentuk komitmen untuk mengimplementasikan kebijakan pelayanan informasi kepada stakeholder (publik) secara baik sesuai ketentuan yang berlaku.
PTPN VII has drafted Information Control Manual put forth on Board of Director Decree No:SKR/ Kpts/08/2014. This step is a form of company’s commitment to implement information service policy to stakeholders (public) properly pursuant to applicable provision.
PTPN VII menyediakan akses atas informasi perusahaan dalam rangka keterbukaan PTPN VII kepada para stakeholders melalui berbagai sarana media, yaitu: Website perusahaan beralamat di http://www.ptpn7.com, Portal Kementerian BUMN• yang beralamat di http://www.bumn.go.id/ptpn7/, penerbitan buletin bulanan dan majalah Triwulan “Media Agro”, penerbitan Laporan Tahunan (Annual Report), temu pelanggan, survei pelanggan, temu mitra binaan, kunjungan lapangan, dan lain-lain.
PTPN VII provides access on company’s information in order to PTPN VII openness to stakeholders through various media facilities, such as: Company’s website at http://www.ptpn7.com, Ministry of SOE’s portal at http://www.bumn.go.id/ptpn7/ , the publishing of Annual Report, customer gathering, customer surveys, fostered partner gathering, field visit, and others.
Laporan Keberlanjutan
- 2014 Sustanability Report
111
Benturan Kepentingan (G4-57) Conflict of Interest
PTPN VII memiliki dan menerapkan kebijakan pencegahan benturan kepentingan untuk menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest) berupa keadaan di mana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta pekerja.
PTPN VII has and applies policy of conflict of interest prevention to avoid conflict of interest in form of a state in which there is conflict between company’s economic interest with shareholder, Board of Commissioner and Director’s personal economic interest.
Kebijakan benturan kepentingan tertuang di dalam Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang telah disempurnakan dalam Surat Keputusan Direksi No:7.15/Kpts/03/2013 tanggal 2 Januari 2013.
Policy of Conflict of Interest is put forth on PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Code of Conduct which has been updated on Board of Director Decree No:7.15/Kpts/03/2013 dated 2 January 2013.
Untuk memastikan bahwa setiap pengambilan keputusan dilakukan secara objektif dalam perusahaan maka semua pengurus perusahaan dan pekerja diwajibkan untuk mengungkapkan kepada Dewan Kehormatan atas semua kepentingannya pada pihak lain, yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan perusahaan dan diminta tidak terlibat dalam pengambilan keputusan yang akan menimbulkan benturan kepentingan.
To ensure that every decision-making is held objectively within the company then all company managements and employees are obligated to convey to the Board of Trustee all their interests on other party, who has business interrelation with the company and requested not to involve in the decision-making to avoid conflict of interest.
Pengadaan Barang dan Jasa (G4-46) Goods and Service Procurement
Perseroan menyadari pentingnya sistem pengadaan barang dan jasa secara efektif dan efisien, serta mendukung terciptanya persaingan usaha yang sehat. Untuk memastikan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa terpenuhi, perusahaan senantiasa memenuhi prinsip-prinsip : • Melakukan proses pengadaan secara terbuka, transparan dan dapat dipertanggung jawabkan, melibatkan pemasok yang memiliki kinerja baik; • Membuat perjanjian (kontrak) kerja tertulis dengan pemasok, yang menjabarkan secara jelas hak dan kewajiban masing-masing pihak; • Memenuhi kewajiban sesuai dengan kontrak kerja yang diperjanjikan.
The Company is aware the importance of goods and service procurement system effectively and efficiently, and support creation of healthy business competitiveness. To ensure implementation of goods and service procurement is met, the company always meets principles: - Conduct procurement process openly, transparently, and accountably, engaging supplier who has a good performance - Create written work agreement (contract) with supplier, describe clearly each party’s rights and obligation - Meet obligation in conformity with the agreed work contract
Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,
Implementation of goods and service procurement applies efficient, effectiveness, competitive,
112
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
kompetitif,transparan, akuntabel, adil dan wajar, serta mencegah kehilangan momentum bisnis yang dapatmenimbulkan kerugian sesuai Pedoman pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku di PTPN VII Komisaris, Direksi dan Pekerja dilarang berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengadaan barang dan jasa yang melibatkan suatu perusahaan dimana yang bersangkutan atau keluarga yang bersangkutan mempunyai kepemilikan saham atau mempunyai kepentingan tertentu.
transparent, accountable, fair and natural principles, as well as prevent business momentum lost that could generate loss based on Goods and/ or Service Procurement Guidelines applicable in PTPN VII Board of Commissioner, Board of Director and Employee are not allowed to participate in every goods and service procurement activity which involving a company in which the concerned or the concerned family has share ownership or has specific interest.
Mekanisme Penyampaian Pendapat kepada Direksi (G4-50) Mechanism of Opinions Presentation to Board of Director (G4-50) PTPN VII memiliki mekanisme dan forum khusus yang disediakan bagi Pekerja PTPN VII yang ingin menyampaikan sarandan pendapat terkait dengan peningkatan operasional perusahaan. Pendapat dan saran perbaikan dapat disampaikan melalui forum rapat kerja, rapat Serikat Pekerja dengan Pihak Perusahaan, forum kunjungan lapangan Direksi maupun melalui media komunikasi lainnya.
PTPN VII has special mechanism and forum available for PTPN VII Employees who wish to convey suggestion and opinion related to enhancement of company’s operational. Suggestions and opinions can be delivered through work meeting forum, meeting between Labor Union with Company, Board of Director field visitation forum or via other communication media.
Pekerja juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan dan pengaduan melalui tatacara yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kerja Bersama. Setiap keluhan/pengaduan seorang Pekerja pertama-tama harus diselesaikan dan dibicarakan dengan atasan yang bersangkutan sebelum disampaikan kepada atasan yang lebih tinggi.
Employees are also given an opportunity to deliver their grievance and complaint by following procedure has been set on Collective Labor Agreement. In delivering their grievance and complaint first the Employee needs to solve and discuss the matter with his superior before submit it to higher superior.
Penerapan Standar Internasional dan Nasional (G4-45)(G4-46)(G4-47)(G4-48) Application of International and National Standard (G4-45)(G4-46)(G4-47)(G4-48) Agar dapat meningkatkan kinerjanya sekaligus mewujudkan visi perusahaan, PTPN VII terus berupaya untuk menerapkan sistem manajemen yang berstandar internasional dan nasional. Beberapa sistem manajemen pokok yang diterapkan Perusahaan sesuai dengan standar internasional dan nasional adalah: Sistem Manajemen Terpadu Nusantara VII (SMTN7), penerapan Manajemen Risiko, penerbitan Laporan Keberlanjutan.
In order to be able to enhance its performance as well as realize the company’s vision, PTPN VII continue attempting to apply international and national standard management system. Several principal managements systems applied by the Company pursuant to international and national standard are: Integrated Management System Nusantara 7, Risk Management application, issuance of Sustainability Report.
Laporan Keberlanjutan
1. SMTN7 SMTN7 merupakan upaya memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku dengan penerapan 7 (tujuh) sistem manajemen berstandar internasional dan nasional secara terintegrasi, meliputi: • ISO 9001 : 2008 Sistem Manajemen Mutu, • ISO 14001 : 2004 Sistem Manajemen Lingkungan, • OHSAS 18001 : 2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, • ISO 22000 : 2005 Sistem Manajemen Keamanan Pangan, • Permentan nomor 19/Permentan/ OT.140.3.2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO), • Permen BUMN nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, • Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013 -2014.
- 2014 Sustanability Report
113
1. IMSN7 IMSN7 is an effort to meet the customer requirements and applicable legislation with application of 7 (seven) National and International Standard Management Systemsintegrally, including: - ISO 9001:2008 Quality Management System - ISO 14001 : 2004 Environmental Management System - OHSAS 18001 : 2007 Occupational Health and Safety Management System - ISO 22000 : 2005 Food Safety Management System - Ministry of Agriculture Regulation No 19/ Permentan/OT.140.3.2011 dated 29 March 2011 regarding Guideliness of Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) - Ministry of SOE Regulation No. PER-01/ MBU/2011 dated 1 August 2011 regarding GCG Application on SOE - Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013-2014
Kick Off Implementasi SMTN7 dilaksanakan pada tanggal 4 April 2014, dilanjutkan dengan implementasi, pelaksanaan internal audit, tinjauan manajemen dan tindakan perbaikan. Masa transisi diberlakukan sampai dengan 31 Desember 2014,artinya pencatatan hasil aktivitas pada blanko/formulir lama masih diperbolehkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.
Kick off of IMSN7 implementation was held on 4 April 2014, continued with implementation of internal audit implementation, management review and improvement action. Transition period was enforced up to 31 December 2014, which means that recording of activity result on old forms was still allowed until 31 December 2014.
2. Manajemen Risiko
2. Risk Management
Sistem Manajemen Risiko PTPN VII saat ini masih mengacu kepada COSO Enterprise Risk Management – Integrated Framework (2004). Hal ini ditindaklanjuti dengan penyusunan blue print / road map pada Tahun 2010 sebagai acuan dalam penerapan Manajemen Risiko di PTPN VII. Namun seiring dengan perancangan Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII, maka Sistem Manajemen Risiko PTPN VII juga mengalami perubahan dengan mengacu kepada ISO 31000 (2009). Untuk Tahun 2014 Manajemen Risiko yang diterapkan adalah “Praktik Manajemen Risiko Korporasi berbasis Kinerja”, yang berisikan rencana aktivitas
The PTPN VII Risk management System at present is still referring to COSO Enterprise Risk Management – Integrated Framework (2004). This is followed up by drafting the blue print/road map in 2010 as reference in implementation of Risk Management in PTPN VII. However along with the design of PTPN VII Integrated Management System, Risk management System was also suffered a change by referring to ISO 31000 (2009). For 2014 the applied Risk Management was “PerformanceBased Corporate Risk Management Practices” containing plan of PTPN VII CRM application development activity sustainably.
114
Tata Kelola Berkelanjutan Sustainable Good Corporate Governance
pengembangan penerapan MRK PTPN VII secara berkelanjutan. Upaya untuk mengelola risiko dilakukan melalui • Asesmen risiko terhadap setiap sasaran proses bisnis, dan membuat rencana mitigasi atau pengendalian risiko yang dituangkan dalam Rencana Kerja Operasional (RKO). • Melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang ada sudah dikelola dengan baik.
Efforts to manage risks are conducted by: - Risk assessment to every business process target, and creates mitigation plans or risk controlling put forth on Operational Work Plan - To monitor and evaluate to guarantee that existing risk has been managed properly
Profil Risiko Korporasi PTPN VII Tahun 2014 dan mitigasinya telah disusun oleh Urusan Manajemen Risiko Bagian Keuangan meliputi risiko operasional, risiko keuangan, risiko strategis, dan risiko eksternalitas.
The PTPN VII Corporate Risk Profile in 2014 and its mitigation have been drafted by the Risk Management Affair of Financial Division covering operational risk, financial risk, strategic risk, and externality risk.
Sosialisasi Manajemen Risiko di lingkungan PTPN VII dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan baik di tingkat Unit, Distrik dan Bagian Kantor Direksi. Hal ini ditindaklanjuti dengan menunjuk Agen Manajemen Risiko di masing-masing unit kerja tersebut. Diharapkan agen-agen manajemen risiko dapat mengawal implementasi manajemen risiko di unitnya masing-masing.
Risk Management Socialization in PTPN VII environment is conducted regularly and continuously either at Unit, District and Head Office Division level. This is followed up by appointing Risk Management Agent in each work unit. It is expected that the Risk Management Agents can escort the Risk Management Implementation in each unit. In order to enhance the competency and to attain Risk Management Certification, the effortsthat have been conducted among others were by participating in training, workshop, and seminar attended by key personnel and risk management agents, either in internal or external company by involving the third party consultants.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan memperoleh sertifikasi manajemen risiko, upaya yang dilakukan adalah dengan mengikuti pelatihan, workshop, seminar dan lokakarya yang diikuti oleh personel kunci dan agenagen manajemen risiko, baik di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan dengan melibatkan konsultan pihak III.
3. Penerbitan Laporan Keberlanjutan PTPN VII menerbitkan Laporan Keberlanjutan sejak tahun 2014 dengan menggunakan standar Global Reporting Initiative (GRI). Laporan Keberlanjutan PTPN VII dibuat dan diterbitkan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Pemangku Kepentingan untuk lebih meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelaporan dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial, ekonomi dan lingkungan.
3. Sustainability Report Publishing PTPN VII has published sustainability report since 2014 by using Global Reporting Initiative (GRI). PTPN VII Sustainability Report is made and published as form of Company’s responsibility to Stakeholders to further enhance the reporting accountability and transparency in carrying out its social, economic and environmental responsibility activities.
Laporan Keberlanjutan 2014
PEMANGKU KEPENTINGAN
Sustainability Report
STAKEHOLDER
116
Tata Kelola Berkelanjutan Pemangku Kepentingan Sustainable Good Corporate Governance Stakeholder
Pemangku Kepentingan Stakeholders
Pemangku kepentingan merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. PTPN VII telah melakukan identifikasi pemangku kepentingan dan metode pelibatan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kelangsungan hubungan yang harmonis. (G4-24)(G4-26)(G4-27)
Stakeholders are parties who interested in company either directly or indirectly. PTPN VII has conducted identification on stakeholders and stakeholders’ involvement method to enhance sustainability of a harmonious relationship. (G4-24)(G4-26)(G4-27)
Tingkat dan Metode Pembinaan Hubungan dengan Pemangku Kepentingan (G4-24)(G4-26)(G4-27) Level and Method of Stakeholder Engagement Pemangku Kepentingan Stakeholders
MetodePelibatan Engagement Method
Topik Utama Key Topics
Pemegang Saham Shareholders
RUPS GMS
• Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan • Pertanggung jawaban kinerja Perseroan selama 1 tahun • Company Action Plan and Budget • Company Performance Accountability during 1 year
Pelaksanaan RUPS, dilaksanakan 2 x dalam setahun GMS Implementation, it is called twice a year
Pekerja Employee
Konsultasi, komunikasi melalui Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII Consultation, communication by Plantation Labor Union of Nusantara VII
• • • •
• Perundingan PKB dilaksanakan 2 tahun sekali • The CLA Negotiation is held twice a year
Rekanan Partnership
Proses pelelangan/tender Auction/tender process
• Penyediaan barang dan jasa • Goods and service procurement
Proses lelang / tender dilaksanakan sesuai kebutuhan pengadaan barang dan jasa The auction/tender process is held based on goods and service necessities
Kreditur dan bank Creditor and Banks
Proses pelelangan/tender Auction/tender process
• • • •
Penyediaan dana pinjaman oleh kreditur. Kesepakatan dalam dokumen tertulis Loan fund provision by the creditor Agreement in written documents
Proses lelang / tender dilaksanakan sesuai kebutuhan pengadaan barang dan jasa The auction/tender process is held based on goods and service necessities
Pelanggan / Pembeli Customers/buyers
• Survei Kepuasan Pelanggan • Survei Loyalitas Pelanggan • Temu Pelanggan • Customer Satisfaction Survey • Customer Loyalty Survey • Customer Gathering
• • • •
Kepuasan pelanggan Kualitas produk Customer Satisfaction Product Quality
• Survei Kepuasan Pelanggan: 1 kali setahun • Survei Loyalitas Pelanggan: 1 kali setahun • Temu Pelanggan: sesuai keperluan • Customer Satisfaction Survey: once a year • Customer Loyalty Survey: once a year • Customer Gathering: as needed
Kesepakatan Perjanjian Kerja Bersama Penyelesaian masalah kepegawaian Collective Labor Agreement Employment issues settlement
Metode & Frekuensi Pelibatan Engagement Methods & Frequency
Laporan Keberlanjutan
Pemangku Kepentingan Stakeholders
- 2014 Sustanability Report
117
MetodePelibatan Engagement Method
Topik Utama Key Topics
Metode & Frekuensi Pelibatan Engagement Methods & Frequency
Pesaing Competitors
Seminar / workshop
Peluang dan tantangan bisnis Business opportunities and challenges
Sesuai kebutuhan Perusahaan As company needs
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
Proses pelelangan produk PTPN VII PTPN VII’s product auction process
Penjualan komoditi PTPN VII dengan harga terbaik Sales of PTPN VII commodity with the best price
Sesuai kebutuhan As needed
Kepatuhan terhadap UU Perpajakan, UU Ketenagakerjaan, UU Lingkungan Hidup, UU Perlindungan Konsumen, dan Peraturan lainnya. Compliance with tax laws, labor law, consumer protection law, and other laws
Sesuai kebutuhan As needed
Pemerintah Government
Masyarakat dan Lingkungan Community and environment
• Program PKBL • Program CSR
Tanggungjawab sosial Perusahaan, dan hubungan harmonis dengan masyarakat Company social responsibility and harmonious relation with the community
Sesuai kebutuhan As needed
Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian College and Research Center
Lomba karya tulis ilmiah Scientific writing competition
Akomodatif terhadap kebutuhan penelitian dan kemajuan pendidikan. Accommodative on research needs and education advancement
Sesuai kebutuhan As needed
Media Massa, LSM, Organisasi Kemasyarakatan Mass Media, NGO, Community Organization
Press Tour, Press release, pertemuan khusus
• Informasi yang relevan dan akurat tentang perusahaan. • Memperhatikan aspirasi dari LSM dan organisasi kemasyarakatan • A relevant and accurate information regarding the company • Pays attention on NGO and community organization aspiration
Sesuaikebutuhan As needed
Pekerja Employee
Konsultasi, komunikasi melalui Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII Consultation, communication through Plantation Labor Union of Nusantara VII
• • • •
• Perundingan PKB dilaksanakan 2 tahun sekali • CLA Discussion is held twice a year
Press Tour, Press release, Special Meeting
Kesepakatan Perjanjian Kerja Bersama Penyelesaian masalah kepegawaian Collective Labor Agreement Employment issues settlement
Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
GENERAL STANDARD DISCLOSURES (gri) & appendix
Laporan Keberlanjutan
119
- 2014 Sustanability Report
Indeks GRI 4 GRI 4 Index GENERAL STANDARD DISCLOSURES Indikator Indicator
Uraian Description
Halaman Pages
Stretagi dan Analisis Strategy and Analysis
G4-1
G4-2
Pernyataan dari Dewan Komisaris Statement from BOC
7 - 11
Pernyataan dari Direksi Statement from BOD
12 - 14
Uraian, dampak, risiko dan peluang Description of key impacts, risks, and opportunities
-
Profil Organisasi Organization Profile G4-3
Nama organisasi Name of the organization
G4-4
Merek, produk, dan jasa Primary brands, products and services
G4-5
Lokasi Kantor Pusat Location of Headquarter
G4-6
Wilayah Operasi Area of Operation
G4-7
Kepemilikan saham dan bentuk hukum Ownership and legal form
17
G4-8
Pasar terlayani Market served
18
G4-9
Skala organisasi Organizational scale
29
G4-10
Jumlah dan komposisi karyawan Number and composition of employees
-
G4-11
Jumlah karyawan yang tercakup dalam perjanjian kerja bersama (PKB) Number of employees covered in collective labor agreements
-
G4-12
Rantai Pasokan Supply Chain
76
G4-13
Perubahan signifikan selama periode pelaporan Significant changes during the reporting period
23
G4-14
Pendekatan dalam penerapan prinsip pencegahan Precautionary principles approach
-
G4-16
Keanggotaan dalam asosiasi Membership in associations
-
17 17, 18 17 17, 20
Aspek Material dan Pembatasan Material Aspects and Boundaries G4-17
Daftar entitas anak termasuk pernyataan laporan keuangan konsolidasi organisasi List of entities included in the organization’s consolidated financial statements
G4-18
Proses menentukan isi laporan dan pembatasan Process indetermining the report content and boundaries
G4-19
Daftar aspek material teridentifikasi List of material aspects
G4-20
Batasan aspek material di dalam organisasi Aspect material boundaries within organization
26,34,35,2 35 34
120
Indeks GRI 4 GRI 4 Index
Indikator Indicator
Uraian Description
G4-21
Batasan aspek material di luar organisasi Aspect material boundaries outside organization
G4-22
Pernyataan kembali Restatement
G4-23
Perubahan pelaporan bersifat signifikan Significant changes from previous reports
Halaman Pages 35 34, 47 34
Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement G4-24
Daftar pemangku kepentingan Stakeholders list
116, 117
G4-25
Dasar identifikasi dan seleksi pemangku kepentingan Basis for identification and selection of stakeholders
116, 117
G4-26
Proses pendekatan pada pemangku kepentingan Approach to stakeholders’ engagement
116, 117
G4-27
Topik kunci dan respon organisasi terhadap pemangku kepentingan Key topics and organization response for stakeholders
-
Profil Pelaporan Report Profile G4-28
Periode pelaporan Reporting period
32
G4-29
Tanggal penerbitan laporan terdahulu Date of most recent previous report
33
G4-30
Siklus pelaporan Reporting cycle
33
G4-31
Kontak terkait isi laporan Contact point for questions regarding the report
33
G4-32
Indeks Isi GRI GRI Content Index
33
G4-33
Penjaminan Assurance
34
Tata Kelola Governance G4-34
Struktur tata kelola Governance structure
G4-37
Konsultasi dengan pemangku kepentingan Consultation between stakeholders
G4-38
Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Composition of BOC and BOD
102 - 106
G4-39
Rangkap Jabatan Concurrent position
102, 104
G4-42
Pernyataan misi, nilai dan tujuan organisasi Organization purpose, values and mission statements
21, 100
G4-49
Komunikasi dan penyampaian informasi kritis Communication and conveyance of critical concerns
110
101
Laporan Keberlanjutan
Indikator Indicator
121
- 2014 Sustanability Report
Uraian Description
Halaman Pages
Ethics and Integritas Ethics and Integrity G4-56
Nilai-nilai, prinsip, dan norma organisasi. Organization’s values, principles and norms
21, 110
G4-57
Pemberian saran dan perilaku patuh hukum Seeking advice on ethical and lawful behavior
108, 111
G4-58
Pelaporan perilaku tak beretika/tak patuh hukum Reporting about unethical/unlawful behavior
108
SPECIFIC STANDARD DISCLOSURES Kategori: Ekonomi Category: Economic Aspek Material Material Aspects
Kinerja Ekonomi Economic Performance
Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Economic Impacts Praktik-praktik Pengadaan Procurements Practices
DMA and Indicators
Uraian Description
Halaman Pages
G4-EC1
Nilai ekonomi langsung dihasilkan & didistribusikan Generated and distributed direct economic value
70,72
G4-EC2
Implikasi serta peluang akibat perubahan iklim Implications/opportunities due to climate change
40, 43
G4-EC3
Kewajiban organisasi terhadap dana pensiun Organization’s defined benefit plan obligations
-
G4-EC4
Bantuan signifikan dari pemerintah Financial assistance received from government
70
G4-EC7
Pembangunan infrastuktur dan dampaknya Development and impact of infrastructure
-
G4-EC8
Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan Significant indirect economic impacts
-
G4-EC9
Proporsi biaya pengadaan untuk pemasok lokal Proportion of spending on local suppliers
-
G4-EN1
Material terpakai Used materials
G4-EN2
Persentase material daur ulang Percentage of recycled materials
39
G4-EN3
Konsumsi energi di dalam organisasi Energy consumption within the organization
127
G4-EN4
Konsumsi energi di luar organisasi Energy consumption outside of the organization
-
G4-EN5
Intensitas energi Energy intensity
-
G4-EN6
Pengurangan konsumsi energy Reduction of energy consumption
G4-EN7
Pengurangan energi untuk produk atau jasa Reduction on energy of products and services
Kategori: Lingkungan Category: Environmental Material Materials
Energi Energy
38, 38, 40, 47
40 -
122
Indeks GRI 4 GRI 4 Index
Aspek Material Material Aspects
DMA and Indicators
Uraian Description
Halaman Pages
G4-EN8
Jumlah air terpakai berdasarkan sumber Total water withdrawal by source
G4-EN9
Pengaruh terhadap sumber air Water sources affected by withdrawal of water
G4-EN10
Volume air didaur ulang atau digunakan kembali Volume of water recycled or reused
38, 39, 51, 58, 129
G4-EN11
Lokasi dan luas lahan berdekatan area dilindungi Location and size of land close to protected areas
124, 125
G4-EN12
Dampak terhadap keanekaragaman hayati Significant impacts on biodiversity
G4-EN13
Habitat dilindungi atau direstorasi Habitats protected or restored
G4-EN14
Spesies dilindungi berdasarkan daftar merah IUCN Number of IUCN Red List species
-
G4-EN15
Emisi gas rumah kaca langsung (GRK) (Scope 1) Direct greenhouse gas (GHG) emissions (Scope 1)
129
G4-EN16
Emisi GRK energi tak langsung (Scope 2) Energy indirect GHG emissions (Scope 2)
129,
G4-EN17
Emisi GRK tak langsung lainnya (Scope 3) Other indirect GHG emissions
-
G4-EN18
Intensitas GRK GHG Intensity
129
G4-EN19
Pengurangan emisi GRK Reduction of GHG emissions
57
G4-EN20
Emisi substansi penipis ozon Emissions of ozone-depleting substances
G4-EN21
Emisi NOx, SOx dan emisi lainnya NOx, SOx, and other significant air emissions
G4-EN22
Jumlah air buangan Total water discharge
G4-EN23
Metode pengolahan limbah Disposal method
G4-EN24
Jumlah dan volume tumpahan Total number and volume of spills
-
G4-EN26
Keanekaragaman hayati di badan air Water body biodiversity
-
Transpor Transport
G4-EN30
Dampak lingkungan akibat transportasi produk, jasa dan tenaga kerja Environmental impacts of transporting products, other goods, and workforce
-
Keseluruhan Overall
G4-EN31
Biaya pelestarian lingkungan Environmental protection expenditures
59
G4-LA1
Perputaran Karyawan Employees Turnover
85
G4-LA2
Imbalan jasa karyawan tetap yang tidak diberikan kepada karyawan kontrak Fee for permanent employees which are not given to temporary employees
Air Water
Keanekaragaman Hayati Biodiversity
Emisi Emissions
Limbah Cair dan Buangan Effluent and Water
50, 58, 129 50, 58
38, 39
57, 58 52, 55, 56
Kategori : Sosial Category : Social
Pekerjaan Employment
-
Laporan Keberlanjutan
123
- 2014 Sustanability Report
Ketenagakerjaan Labor Aspek Material Material Aspects
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Occupational Health and Safety (OHS)
Pelatihan dan Pendidikan Training and Education
DMA and Indicators
Uraian Description
Halaman Pages
G4-LA5
Keterwakilan pekerja dalam komite K3 Workforce representation in OHS committees
G4-LA6
Peristiwa kecelakaan kerja Rates of work accident
G4-LA7
Pekerja dengan risiko tinggi kesehatan kerja Workers with high risk of working diseases
G4-LA8
Topik K3 dalam perjanjian kerja bersama OHS topics in formal agreement with trade union
G4-LA9
Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan Average training hours per year per employee
94
G4-LA10
Program pelatihan bagi pegawai yang akan memasuki masa pensiun Training program for employees who will enter the pension period
91
G4-LA11
Reviu terhadap kinerja dan jenjang karir karyawan Review onemployees’ performance and career rank
G4-SO1
Operasi dengan pelibatan komunitas lokal Operations with local community engagement
G4-SO2
Operasi dengan dampak social Operation with social impacts
-
G4-SO3
Evaluasi risiko terhadap korupsi Risk evaluation related to corruption
-
G4-SO4
Pelatihan anti korupsi Training related to anti-corruption
108 - 109
G4-SO5
Tindakan insiden korupsi Confirmed incidents of corruption
-
94 95, 96, 97 93, 97
86, 88
Kemasyarakatan Society Komunitas Lokal Local Community
Anti Korupsi Anti-Corruption
60
124
Indeks GRI 4 GRI 4 Index
Lampiran 1 Apendix 1
: Material Terpakai (G4-EN1) : Material Used
Bahan Baku Raw Material Material Digunakan Material Used
Lateks Latex
Lump
Lateks Latex
Tandan Buah Segar FFB
TeH Tea Tebu Sugarcane
Satuan Unit
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Periode Pelaporan / Reporting Period
Unit Bisnis Business Unit
2011
2012
2013
2014
PKR WABE / CRM WABE
4,959
5,252
4,968
4,308
PKR TUBU / CRM TUBU
1,314
546
-
-
PKR BERI / CRM BERI
2,489
1,804
1,629
1,568
PKR PEWA CRM PEWA
14,362
14,923
15,862
15,648
PKR TUBU CRM TUBU
-
7,254
15,202
13,496
PKR BAJA CRM BAJA
11,396
8,884
13,188
11,254
PKR TEBE CRM TEBE
12,425
11,234
14,595
13,050
PKR PAWI CRM PAWI
12,324
11,422
13,713
12,401
PKR KEDA CRM KEDA
1,430
1,679
2,199
2,390
PKR TUBU CRM TUBU
695
783
1,039
996
PKR MULA CRM MULA
1,854
2,113
2,046
2,474
PKR KETA CRM KETA
866
864
792
986
PPKS Beki POM Beki
161,191
127,798
81,613
210,233
PPKS Resa POM Resa
110,825
103,166
80,837
10,526
PPKS Betu POM Betu
180,133
200,869
185,876
256,244
PPKS Tasa POM Tasa
154,292
151,022
115,519
140,011
PPKS Suni POM Suni
136,839
128,018
107,563
101,642
PPKS Supa/suli POM Supa/Suli
152,504
162,583
115,284
162,985
PPKS Tapi POM Tapi
62,964
107,764
95,791
102,564
Pabrik Teh PagarAlam Tea Mill PagarAlam
20,135
PG Bungamayang SM Bungamayang
931,379.10
996,669.5
1,081,977.4
1.107.233,6
PG Cintamanis SM Cintamanis
686,342.10
465,993.9
604,960.0
656.844,5
125
- 2014 Sustanability Report
Laporan Keberlanjutan
Bahan Pembantu (Pupuk, Pestisida, Herbisida, Bahan Pembantu Pengolahan di Pabrik) Auxiliary Material (Fertilizer, Pesticide, Herbicide, Processing Auxiliary Material in Mill) Komoditi Commodity
Material Digunakan Material Used
Tahun / Year
Satuan Unit
Year
2012
2013
- Urea
Kg
834,922
1,265,757
2,138,136
- ZA
Kg
3,341,080
4,267,501
4,680,601
864,109
- TSP
Kg
1,457,626
2,013,337
2,421,523
4,403,252
- RP
Kg
332,496
560,296
276,071
1,830,290
- MOP
Kg
1,671,465
3,212,132
4,337,332
-
- Kieserite
Kg
551,116
688,090
704,635
3,041,281
- PHE
Kg
160,290
-
5,175
760,665
2014
Pupuk tunggal / Single Fertilizer
Karet Rubber
- NPK 15.15.6.4
Kg
817,271
489,160
751,472
-
- NPK 12.12.17.2
Kg
10,700
-
-
-
- NPK Majemuk Briket - NPK Compound Briquettes
Kg
3,097,755
1,015,963
483,962
-
- Belerang / Sulfur
Kg
419,738
261,571
163,450
3,974,556
- Glyposate / Glyphosate
Liter
23,549
15,442
21,220
-
- Stimulan (GEA) / Stimulant (GEA)
Liter
33,078
17,025
7,486
-
- Stimulan (SEM) / Stimulant (SEM)
Kg
6,417
8,629
14,661
-
- Urea
Kg
3,595,344
4,162,334
5,409,645
945,181
- ZA
Kg
480,494
231,090
75,990
9,400
- TSP
Kg
1,389,025
1,810,198
3,582,974
617,769
- RP
Kg
200,770
354,100
55,440
680
- MOP
Kg
3,168,251
3,633,414
5,129,787
874,862
- Dolomite
Kg
12,275,868
11,820,551
14,965,080
9,494,683
- Kieserite
Kg
261,300
73,650
84,105
-
- Boron
Kg
105,570
60,016
109,894
16,321
- PHE
Kg
195,165
-
48,450
-
- Ostindo
Kg
2,800
90,586
207,379
-
- NPK 15.15.6.4
Kg
9,800
-
7,409
-
- NPK 12.12.17.2
Kg
12,200
1,400
26,373
7,550
- NPK Majemuk Briket - NPK Compound Briquettes
Kg
3,364,602
3,206,893
911,589
8,341,970
- NPK Majemuk Granuler - NPK Granular Compound
Kg
8,410,519
5,628,258
14,566,846
22,130,232
- NPK Pamafert
set
13,961,526
6,715,402
4,901,728
-
- NPK Fast Release
set
27,242,766
128,220
112,408
-
Kg
29,249,165
13,877,480
12,544,680
208,250
Liter
49,526
51,576
56,838
-
Pupuk tunggal / Single fertilizer
KelapaSawit Oil Palm
- Organik / Organic - Glyposate / Glyphosate
126
Indeks GRI 4 GRI 4 Index
Komoditi Commodity
KelapaSawit Oil Palm
Material Digunakan Material Used
Satuan Unit
Tahun / Year Year
2012
2013
2014
- Metsul
Kg
2,210
2,487
3,309
-
- Marsal
Kg
40,214
32,091
6,135
-
- Marfu
Kg
158,002
3,884
17,629
-
- Noxon
Ltr
5,534
5,636
7,548
-
- Belerang / Sulfur
Kg
-
-
-
-
- Urea
Kg
630,050
243,450
793,270
7,350
- ZA
Kg
-
-
318,425
-
- TSP
Kg
-
-
308,575
-
- MOP
Kg
-
-
322,925
-
- Kieserite
Kg
-
-
320,725
-
- Zn SO4
Kg
1,665
300
2,400
-
- NPK Majemuk Blending - NPK Blending Compound
Kg
807,600
1,101,100
50,700
1,329,000
- Pupuk Hantu - Superior Plants Hormones Fertilizer
Ltr
993
1,416
450
896
Pupuk tunggal / Single Fertilizer
Teh Tea
Tebu Sugarcane
- Glyphosate
Ltr
6,150
2,990
2,220
-
- Nordox
Ltr
245
209
-
-
Belerang / Sulfur
Ton
511
490.8
465.2
505,33
Kapur / Lime
Ton
875.7
836
1,107.7
3.437,97
Phospat Cair / Liquid Phosphate
Ton
8.2
3.9
3.0
14,49
Phospat / Phospate
Ton
18.2
11.2
15.6
-
Flokulan / Flocculant
Ton
9.1
8.6
10.1
9,66
*) 10 unit PKR **) 7 unit PPKS ***) 2 unit PG *) 10 CRM units **) 7 POM units ***) 2 SM units
Lampiran2 Appendix 2
127
- 2014 Sustanability Report
Laporan Keberlanjutan
: Total Penggunaan Energi (G4-EN3) : Total Energy Usage
Distrik Way Sekampung : 3 unit PKR, 1 Unit PPKS, 5 unit Kebun Karet, 1 Unit Kebun Kelapa Sawit Way Sekampung District : 3 units of CRM, 1 unit of POM, 5 units of Rubber Estate, 1 unit of Oil Palm Estate Sumber Energy Energy Source
Satuan Unit
Listrik (PLN) Electricity (SPC)
KWH
Periode Pelaporan / Reporting Period 2011 Volume
2012 GJ
1,337,760
Volume
2013 GJ
3,003,725
Volume 5,720,592
Premium
Liter
-
-
-
Solar / Diesel Fuel
Liter
2,008,213
1,120,870
738,835
DistrikWay Seputih Way Seputih District
Listrik (PLN) Electricity (SPC)
KWH
996,000
2,076,847
7,435,200
Premium
Liter
-
-
-
Solar / Diesel Fuel
Liter
477,835
1,297,615
611,630
Satuan Unit
Listrik (PLN) Electricity (SPC)
KWH
4.268.746
2011 Volume
2012 GJ
Volume
2013 GJ
Volume
2014 GJ
Volume
GJ
4.134.596
: 1 unit PG, 1 unit Kebun : 1 unit of SM, 1 unit of Estate Periode Pelaporan / Reporting Period 2011 Volume
2012 GJ
Volume
2013 GJ
Volume
2014 GJ
1,256.7x103
1,338x103
1,489.6x103
Solar / Diesel Fuel
Ton
90,165
84,986
143,479
Residu / Residue
Ton
1,567.87
937.8
3,201.1
Distrik Banyuasin Banyuasin District
GJ
Periode Pelaporan / Reporting Period
Satuan Unit
Sumber Energy Energy Source
Volume
: 1 unit PPKS, 1 Unit PKR, 1 unit KebunKaret, 2 Unit Kebun Kelapa Sawit : 1 unit of POM, 1 unit of CRM, 1 unit of Rubber Estate, 2 units of Oil Palm Estate
Sumber Energy Energy Source
DistrikWay Seputih Way Seputih District
2014 GJ
Volume
GJ
: 2 unit PKR, 2 Unit PPKS, 2 unit Kebun Karet, 3 Unit Kebun Kelapa Sawit : 2 units of CRM, 2 units of POM, 2 units of Rubber Estate, 3 units of Oil Palm Estate Periode Pelaporan / Reporting Period
Sumber Energy Energy Source
Satuan Unit
Listrik (PLN) Electricity (SPC)
KWH
2,472,786
2,502,735
9,145,452
6.243.535
Solar / Diesel Fuel
Liter
423,667
386,392
656,106
829.174
2011 Volume
2012 GJ
Volume
2013 GJ
Volume
2014 GJ
Volume
GJ
128
Indeks GRI 4 GRI 4 Index
Distrik Banyuasin Banyuasin District
: 1 unit PG, 1 Unit Kebun Tebu : 1 unit of SM, 1 unit of Sugarcane Estate Periode Pelaporan / Reporting Period
Sumber Energy Energy Source
Satuan Unit
Listrik (PLN) Electricity (SPC)
KWH
1,448.78x103
Solar / Diesel Fuel
Ton
Residu / Residue
Ton
Distrik Muara Enim Muara Enim District
2011 Volume
2012 GJ
Volume
2013 GJ
Volume
2014 GJ
Volume
GJ
4,521x103
956x103
894,92x103
697.78
205.62
86.99
69,48
1,640.30
2,040.20
2.211,45
876,4
: 2 unit PKR, 2 Unit PPKS, 2 unit Kebun Karet, 2 Unit Kebun Kelapa Sawit : 2 units of CRM, 2 units of POM, 2 units of Rubber Estate, 2 units of Oil Palm Estate Periode Pelaporan / Reporting Period
Sumber Energy Energy Source
Satuan Unit
Listrik (PLN) Electricity (SPC)
KWH
2,779,500
4,135,065
9,599,568
7.384.064
Solar / Diesel Fuel
Ton
520,730
429,592
1,210,221
991.960
Distrik Bengkulu Bengkulu District
2011 Volume
2012 GJ
Volume
2013 GJ
Volume
2014 GJ
Volume
GJ
: 2 unit PKR, 1 Unit PPKS, 2 Unit Kebun Karet, 1 Unit Kebun Kelapa Sawit : 2 units of CRM, 1 unit of POM, 2 units of Rubber Estate, 1 unit of Oil Palm Estate Periode Pelaporan / Reporting Period
Sumber Energy Energy Source
Satuan Unit
Listrik (PLN) Electricity (SPC)
KWH
1,808,800
2,420,800
5,242,368
2.214.395
Solar / Diesel Fuel
Liter
496,641
406,493
768,645
323.528
2011 Volume
2012 GJ
Volume
2013 GJ
Volume
2014 GJ
Volume
GJ
Lampiran 3 : Total Pemakaian Air Berdasarkan Sumber Appendix 3 :Total Water Usage Based on Source Unit Bisnis Business Unit
Sumber Air Water Source
PG. Bungamayang / SM Bungamayang
129
- 2014 Sustanability Report
Laporan Keberlanjutan
(G4-EN8)
Periode Pelaporan / Reporting Period
Satuan Unit
2011
2012
2013
Air Tanah / Ground Water
m3
766,015
273,960
486,360
2014 529,200
PG Cintamanis / SM Cintamanis
Air Permukaan / Surface Water
m3
1,246,593
1,047,380
1,226,780
PG Cintamanis / SM Cintamanis
Air Tanah / Ground Water
m3
148,272
150,912
134,776
1,566,905 144,976
PKR Tulung Buyut / CRM Tulung Buyut
Air Permukaan / Surface Water
m3
149,868
344,397
549,257
402,002
PKR Way Berulu / CRM Way Berulu
Air Permukaan / Surface Water
m3
140,038
131,636
161,061
101,645
PKR Pematang Kiwah / CRM Pematang Kiwah
Air Tanah / Ground Water
m3
416,090
418,280
460,736
382,059
PKR Kedaton / CRM Kedaton
Air Permukaan / Surface Water
m3
73,961
79,940
64,918
144,993
PKR Batu Raja / CRM Batu Raja
Air Permukaan / Surface Water
m3
273
478,907
434,567
413,206
PKR Beringin / CRM Beringin
Air Permukaan / Surface Water
m3
465,778
562,176
298,080
373,608
PKR Musi Landas / CRM Musi Landas
Air Permukaan / Surface Water
m3
23,700
52,500
51,465
71,162
PKR Tebenan / CRM Tebenan
Air Permukaan / Surface Water
m3
445,470
404,418
401,719
420,864
PKR Padang Pelawi / CRM Padang Pelawi
Air Permukaan / Surface Water
m3
435,657
422,669
418,763
434,400
PKR Ketahun / CRM Ketahun
Air Permukaan / Surface Water
m3
23,175
27,215
27,610
27,568
PPKS Bekri / POM Bekri
Air Permukaan / Surface Water
m3
287,990
310,981
256,668
412,614
PPKS Resa / POM Resa
Air Permukaan / Surface Water
m3
145,180
135,147
105,897
52,830
PPKS Supa / POM Supa
Air Permukaan / Surface Water
m3
292,887
310,605
205,739
195,532
PPKS Suni / POM Suni
Air Permukaan / Surface Water
m3
277,886
300,991
277,535
156,310
PPKS Betung / POM Betung
Air Permukaan / Surface Water
m3
311,233
322,143
376,580
488,657
PPKS Tasa / POM Tasa
Air Permukaan / Surface Water
m3
198,776
202,765
233,719
363,449
PPKS Tapi / POM Tapi
Air Permukaan / Surface Water
m3
116,483
199,363
177,212
157.000
Pabrik Teh Pala / Tea Mill Pala
Air Permukaan / Surface Water
m3
986
957
966
986
Lampiran 4 : Volume Air yang Dimanfaatkan Kembali (G4-EN10) Appendix 4 : Volume of Reused Water Unit Bisnis Business Unit
Sumber Air Water Source
PG Bungamayang
Cooling Water & Spray Pond
PG Cintamanis
Cooling Water & Spray Pond
Resirkulasi Recirculation Air injeksi
Periode Pelaporan / Reporting Period 2011
2012
2013
2014
18,588,735 21,219,054 23,651,900 32,777,114 15.656,288 14,008,706 19,391,873 16,437,210
Lampiran 5 : Penghitungan Perkiraan Emisi GRK Total (G4-EN15)(G4-EN16)(G4-EN18) Appendix 5 : Estimation Calculated of GHG Emission Level Sumber Energi Energy Source Solar/Diesel oil Residue Total
Pemakaian Energi / Energy Usage 2011 95,937.17 3,208.37 99,145.54
2012
2013
90,418.21 147,386.99 2,978.00
45,690.45
93,396.21 293,077.44
2014
Faktor Emisi Emission Factor 74.1 77.4
Periode Pelaporan / Reporting Period 2011
2012
2013
2014
259.83
244.88
399.18
324,43
9.03
8.38
410.01
413,3
268.86
253.26
809.19
737,73
MENGINTEGRASIKAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN
unify the INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM MANIFESTING SUSTAINABILITY
Laporan Keberlanjutan 2014
Sustainability Report
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII Kantor Pusat /Head Office : Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung 35141 www.ptpn7.com Call Center : Phone : (62-721) 702233 Facsimile : (62-721) 702775