LAPORAN HASIL UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) PADI BPTP SULAWESI SELATAN
RINGKASAN Unit pengelola benih sumber (UPBS) varietas unggul baru (VUB) merupakan salah satu kegiatan untuk mendukung pengembangan benih padi bermutu di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Mariri Kabupaten Luwu Utara. Bertujuan untuk memproduksi benih padi bermutu varietas unggul baru (VUB). Perbanyakan benih dilaksanakan 2 musim tanam (MT) yaitu pada MT I. Perbanyakan benih kelas BS untuk menghasikan benih kelas FS dilaksanakan pada lahan sawah irigasi seluas 1,4 ha, sedangkan perbanyakan benih kelas FS, untuk menghasilakan benih kelas SS seluas 6,0 ha. Pada MT II perbanyakan benih kelas FS untuk menghasikan benih kelas SS dilaksanakan pada lahan sawah irigasi seluas 7,0 ha, sedangkan perbanyakan benih kelas SS, untuk menghasilakan benih kelas ES seluas 18,0 ha. Hasil perbanyakan benih pada MT I diperoleh sebanyak 1.374 kg GKP, setelah prosesing yang jadi benih 668 kg kelas FS, dan perbanyakan benih kelas FS hasilnya 12.070 kg GKP, dan yang jadi benih kelas SS adalah 6.455 kg. Pada MT II diperbanyak 5 varietas kelas FS untuk menghasikan benih kelas SS diperoleh hasil 18.596 kg GKP dan 3 varietas kelas SS untuk menghasilkan benih kelas ES, diperoleh hasil 65.462 kg GKP.
SUMMARY Management unit of the seed source (MUSS) new superior varieties (NSV) is one of the activities to support the development of quality rice seed in South Sulawesi. The event was held at the Garden Experiments Mariri North Luwu. Aiming to produce quality seeds of new varieties of rice (VUB). Seed multiplication implemented two planting seasons (MT) of the MT I. Seed propagation grade BS to generate the seeds of class FS carried out on irrigated land area of 1.4 ha, while the seed propagation grade FS, SS class on the production of seed covering 6.0 ha. In MT II class seed multiplication to generate seed FS SS classes conducted on irrigated land area of 7.0 ha, while the SS class seed multiplication, on the production of seed-class area of 18.0 ha ES. The results of seed multiplication in MT I gained as much 1.374 kg GKP, after processing 668 kg of seeds are so class FS, and FS seed multiplication result is 12 070 kg class GKP, and which become the seed grade SS is 6455 kg. In MT II. class propagated five varieties of seed result FS to SS class obtained 18 596 kg of GKP and 3 varieties of SS classes to produce seed ES class, the results obtained 65 462 kg of GKP.
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Ketersediaan varietas unggul baru (VUB) tanaman padi yang berdaya hasil tinggi yang telah dirilis cukup banyak, namun upaya penangkarannya untuk mendukung ketersediaan benih masih sangat terbatas, terutama pada sentra-sentra produksi padi. Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan perbanyakan melalui penangkaran benih unggul tanaman padi sangat perlu dilakukan, guna mendukung ketersedian benih varietas unggul dalam mensukseka (Program peningkatan 2 juta ton Beras Nasiaonal (P2BN) Tahun 2009, Pemerintah Sulawesi Selatan telah mencanangkan surplus beras dua juta ton. Hal ini membuktikan besarnya perhatian pemerintah Sulawesi Selatan terhadap ketersedian pangan bagi masyarakat terutama komoditas padi. Saat ini produktivitas padi di Sulawesi Selatan baru mencapai rata-rata 4,7 ton/ha. Salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas padi di Sulawesi Selatan adalah penerapan teknologi usahatani (budidaya) yang belum memadai, selain faktor sosial dan kondisi lahan pertanaman. Komponen teknologi budidaya yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman pangan adalah penggunaan benih varietas unggul yang bermutu. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai jenis varietas unggul baru tanaman padi yang berdaya hasil tinggi. Namun demikian sosialisasi ke tingkat daerah terutama pada sentra-sentra produksi tanaman pangan masih terbatas sehingga varietas tersebut kurang berkembang.
Demikian pula halnya dengan keberadaan Balai Benih Induk (BBI) selaku
penyedia benih sumber di tingkat provinsi, masih terbatas sehingga perlu dukungan nyata dari pihak terkait, termasuk BPTP untuk membantu penyiapan benih sumber terutama benih dasar (FS) dan benih poko (SS). Dalam kaitan ini, BPTP akan bekerjasama dengan BBI selaku unit perbanyakan benih sumber (UPBS) di daerah. Akses petani untuk memperoleh benih bermutu atau berkualitas dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu cara yang efektif adalah memproduksi benih tersebut di setiap sentra produksi padi yang ada. Produksi benih dapat dilakukan melalui petani penangkar yang terlatih dan diawasi langsung oleh petugas dari lembaga pembina dan lembaga sertifikasi benih. Jika di sentra-sentra pengembangan tanaman padi dapat menghasilkan benih bermutu sesuai dengan standar produksi, maka penggunaan benih bermutu dalam sistem usahatani akan
2
dapat meningkatkan produksi dan diharapkan mampu memperbaiki produktivitas tanaman padi di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu untuk mendukun ketersedian benih sumber varietas unggul baru (VUB) yang bermutu di daerah ini maka, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan telah membentuk Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)
3
II. TINJAUAN PUSTAKA Luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian di Sulawesi Selatan mencapai 4,2 juta ha atau 68% dari luas wilayah, di antaranya untuk pengembangan lahan sawah mencapai 587.328 ha. Produktivitas padi di Sulsel baru rata-rata 4,6 t/ha, (Disnas Pertanian Sulsel, 2007). Beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas tanaman padi di Sulawesi Selatan antara lain adalah karena penerapan teknologi usahatani (budidaya) yang belum memadai, selain itu juga faktor sosial dan kondisi lahan pertanaman. Salaah satu komponen teknologi budidaya yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman padi adalah benih bermutu. Keunggulan varietas dan mutu benih merupakan justifikasi utama untuk membangun suatu sistem produksi benih bersertifikat (Tripp, 1995). Menurut Sutopo (2004), mutu suatu benih dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain kebenaran varietas, kemurnian benih, daya hidup (daya kecambah dan kekuatan tumbuh), bebas dari hama dan penyakit. Menurut Reano (2001), penggunaan benih sehat, berkualitas dan murni dapat meningkatkan hasil sampai 25%. Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak (BPSBTPH IV, 1998). Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman dan perannya tidak dapat di gantikan oleh faktor lain, karena benih sebagai bahan tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas unggul. Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh konsumen bila benih yang ditanam bermutu (Padminingsih, 2006). Keunggulan varietas dan mutu benih merupakan justifikasi utama untuk membangun suatu sistem produksi benih bersertifikat (Tripp, 1995). Menurut Sutopo (2004), mutu suatu benih dapat dilihat dari faktor-faktor antara lain kebenaran varietas, kemurnian benih, daya hidup (daya kecambah dan kekuatan tumbuh), bebas dari hama dan penyakit. Sering petani mengalami kerugian yang tidak sedikit, baik dari segi biaya maupun waktu, akibat penggunaan benih yang bermutu rendah.
Oleh karena itu meskipun pertumbuhan dan produksi tanaman sangat
4
dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cara bercocok tanam, tetapi harus diingat pentingnya pemilihan mutu benih yang akan digunakan (Sutopo, 2004). Perbanyakan benih padi dimulai dari penyediaan benih perjenis (BS) oleh Balai Penelitian bidang komoditas, sebagai sumber bagi perbanyakan benih dasar (BD), kemudian benih pokok (BP), dan benih sebar (BR). Kesinambungan alur perbanyakan benih tersebut sangat berpengaruh terhadap ketersediaan benih sumber yang sesuai dengan kebutuhan produsen/penangkar benih dan menentukan proses produksi benih sebar.
Kelancaran alur
perbanyakan benih juga sangat menentukan kecepatan penyebaran varietas unggul baru (VUB) kepada petani (Badan Litbang, 2007) Pemenuhan permintaan benih padi bersertifikat secara Nasional baru mencapai 35% (BPSPTPH III, 2000), sehingga masih memerlukan usaha perbenihan padi untuk memenuhi permintaan benih tersebut. Secara umum pengetahuan petani dalam teknologi budidaya padi untuk menghasilkan benih dan non-benih tidak dibedakan. Perbedaan tersebut terletak pada prinsip genetisnya, dimana aspek kemurnian genetik menentukan kelulusan dalam sertifikasi (Wirawan dan Wahyuni, 2002). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi adalah penggunaan benih bermutu yaitu varietas unggul yang ciri-cirinya antara lain berdaya hasil tinggi, tanaman pendek, daun tegak, jumlah anakan produktif sedang – banyak, tanaman tahan rebah, tahan terhadap hama dan penyakit, tanggap terhadap pemupukan, umur tanaman genjah, rasa nasi sedang-enak, (Zaini, dkk., 2004). Sementara sifat-sifat varietas lokal diantaranya adalah berumur panjang (150 – 180 hari), tanaman tinggi (> 150 cm), anakan sedikit (< 8 batang), malai sedang, daun panjang terkulai, berwarna hijau muda, kurang respon terhadap pemupukan terutama nitrogen, dan indeks panen sekitar 0.3 (Donald, 1968 dalam Widyantoro, dkk., 2004). Menurut Reano (2001), penggunaan benih yang sehat, berkualitas dan murni dapat meningkatkan hasil sampai 25%. Sedangkan Shenoy et al (1988), benih yang kurang sehat memiliki vigor dan daya kecambah yang kurang optimal sehingga dapat menyebabkan penurunan hasil hingga 20%. Kemurnian suatu varietas merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas benih dan berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman (Seshu and Dadlani, 1989; Reano, 2001). Partisipasi petani dalam produksi benih bersertifikat dapat dibina dalam bentuk kerjasama saling menguntungkan dengan produsen/ perusahaan benih (Nugraha, 1996).
5
Penyediaan benih bermutu bagi petani dengan harga terjangkau masih mengalami hambatan. Produsen benih yang pusat produksinya tersebar diberbagai wilayah serta luasnya penyebaran areal tanam petani merupakan kendala dalam pengawasan produksi dan distri busi benih (Pasek Pertanian, 2008). Penyediaan benih dalam jumlah besar secara kontinue tentu tidak mudah, dibutuhkan dukungan/keterlibatan berbagai pihak. Balai Pengkajian Taknologi Pertanian Sulawesi Selatan melalui Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) akan melakukan perbanyakan benih padi Varietas Unggul Baru (VUB) terutama VUB yang baru dilepas sehingga cepat sampai pada petani dan pengguna lainnya. Guna memenuhi kebutuhan benih tersebut dipandang perlu membentuk unit produksi benih sumber (UPBS).
UPBS diharapkan mampu memproduksi benih bermutu secara terus
menerus, agar ketersediaan benih berkelanjutan ditingkat petani dapat terjamin. Pendayagunaan UPBS dapat berjalan lancar jika didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Dukungan dimaksud antara lain berupa : perbaikan jaringan irigasi sepajang kurang lebih 1000 meter, hand traktor yang berfungsi untuk mengoptimalkan pengolahan sawah, alat pendingan ruangan (AC) penyimpanan benih,
power tresher, pengukur kadar air, kendaraan operasional, serta
mesin penjahit karung wadah packing benih. Tujuan Kegiatan UPBS TA. 2011 pada MT. I. bertujuan untuk memperbanyak 12 VUB kelas BS dengan target produksi 1.400 kg benih kelas FS, dan 6 VUB kelas FS dengan target produksi 14.625 kg benih kelas SS, sedangkan pada MT II. Memperbanyak 6 VUB kelas FS dengan target produksi 11.500 kg benih kelas SS dan 3 VUB kelas SS dengan target produksi 52.000 benih kelas ES Keluaran Tersedianya Benih padi bermutu kelas FS 1.400 kg (12 VUB), kelas SS 14.625 kg (6 VUB) pada MT I, sedangkan pada MT II tersedia 11.500 kg (6 VUB) benih kelas SS dan 52.000 kg (3 VUB) benih kelas ES.
6
III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber dilaksanakan 2 musim tanam (MT) dari bulan Januari sampai Dember 2011. Kegiatan dilaksanakan di Kebun Perbaan Mariri Kabupaten Luwu pada 2 musim tanam. Kegiatan UPBS yang dilaksanakan meliputi : A.
Teknologi Budidaya dan Prosessing Dalam proses produksi benih tanaman padi, teknik budidaya dan prosessing sangat menentukan kualitas benih yang akan diperoleh. Prinsip-prinsip budidaya dan prosessing harus dilakukan secara benar dan tepat. Teknologi Budidaya Dalam proses produksi benih, tanaman padi, teknologi budidaya akan diterapkan sesuai standar untuk memproduksi benih. Penerapan teknologi tersebut mulai dari persiapan, pesemaian, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, rouging serta panen. Prosessing Kegiatan prosessing dari produksi yang diperoleh akan dilaksanakan menurut kaidah produksi benih yang benar. Prosessing meliputi perontokan, pengeringan, sortasi dan pembersihan, serta pengemasan (packing). Pemberian Sertifikasi Pemberian sertifikasi atau pelabelan benih dilakukan setelah semua persyaratan produksi benih telah di penuhi. Pelabelan dilakukan oleh lembaga sertifikasi benih yaitu BPSTPH B. Tahapan Pelaksanaan Perbanyakan benih sumber varietas unggul baru ini berlangsung 2 musim tanam (MT). MT I. rencana awal di mulai bulan Pebruari, namun karena benih dari BB Padi terlambat diterima dan juga benih ditahan karantina tumbuhan selam selama 10 hari, maka waktu tanam di mulai pada bulan Mei dan panen pada Agustus 2011. Untuk MT. II dimulai bulan September sampai bulan Desember 2011. Lokasi pelaksanaan kegiatan di kebun percobaan Mariri Kabupaten Luwu Utara. Pada MT I. Perbanyakan benih kelas BS untuk menghasikan benih kelas FS
dilaksanakan pada lahan sawah irigasi seluas 1,4 ha, sedangkan
perbanyakan benih kelas FS, untuk menghasilakan benih kelas SS seluas 6,0 ha. Pada MT II perbanyakan benih kelas FS untuk menghasikan benih kelas SS dilaksanakan pada lahan
7
sawah irigasi seluas 7,0 ha, sedangkan perbanyakan benih kelas SS, untuk menghasilakan benih kelas ES seluas 18,0 ha. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bertahap. Tahapan kegiatan tersebut meliputi; a. Persiapan Persiapan meliputi pembuatan ROPP, penyediaan sarana produksi, identifikasi lokasi kegiatan, seminar ROPP. b. Teknik budidaya dan panen Pelaksanaan budidaya dimulai dari tahap pesemaian, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit serta panen. Paket teknologi produksi benih padi disajikan pada Tabel 1, sedangkan benih sumber yang diperbanyak pada MT
terdiri atas 12 varietas kelas benih BS dan 6 varietas kelas benih FS,
selengkapnya tersaji pada Tabel 2. Pada MT II di perbanyak 5 varietas kelas FS dan 3 varietas kelas SS, selengkapnya disajikan pada Tabel 3. e. Rouging Pelaksanaan rouging dilakukan mulai dari masa pesemaian, kemudian saat pertanaman memasuki usia 30 hst, masa primordia dan menjelang panen. f. Pasca panen. Panen dilakukan bilamana kriteria panen dari masing-masing komoditas telah memenuhi persyaratan. Pasca panen meliputi prosessing yaitu proses perontokan malai padi, kemudian dilanjutkan dengan pengeringan, serta sortasi atau pemisahan biji yang kurang baik. Setelah itu dilakukan packing. c. Pemberian Sertifikat/Labeling Pemberian sertifikasi dilakukan setelah melalui proses inspeksi mulai dari persiapan lahan, keakuratan benih sumber, roguing, uji laboratorium dan packing.
8
Tabel 1. Paket teknologi produksi benih, kegiatan UPBS padi. TA. 2011 No 1
2
Paket Teknologi Benih Varietas
Aplikasi MT. I Klas BS 12 Varietas dan Klas FS 6 varietas, MT. II kelas FS 6 dan SS 3 varietas
Pemupukan (dosis kg/ha) Urea NPK
350 400
3
Pelakuan pra olah tanah
Sanitasi lahan dan penyomprotan herbisida
4 5
Pengolahan tanah Cara tanam
6
Jarak tanam (tapin)
7
Umur bibit
8
Pemeliharaan Penyulaman Waktu Pemupukan Penyiangan Pengendalian penyakit
9
Rouging/seleksi
10
Panen - Waktu panen - Cara panen
11
12
Pasca panen - Pengeringan - Sortasi Packing
Olah tanah sempurna Tapin Jajar Legowo 2 : 1 (1-3 batang/rumpun) 25 X 12,5 X 50 Cm 15 hari
hama
1 minggu setelah tanam I : 07-10 hst II : 30-35 hst III : 45-50 hst Konvensional PHT 30 hst, saat primordia dan menjelang panen Masak fisiologis, Kadar air 30 -38 Sabit bergerigi, Perontokan (tresher) Penjemuran Blower Karung 15 & 25 kg, kantong plastik 2 kg dan 5 kg
13
Sertifikasi
BPSBTPH
9
Tabel 2. Varietas dan Kelas Benih yang akan di perbanyak MT.I No Varietas Luas (Ha) Kebut. Benih Target Produksi
Ket
(kg) Kelas FS 1 Inpari 1
0,1
1
100
2
Inpari 3
0,1
1
100
3
Inpari 4
0,1
1
100
4
Inpari 6
0,1
1
100
5
Inpari 7
0,1
1
100
6
Inpari 8
0,1
1
100
7
Inpari 9
0,2
2
200
8
Inpari 10
0,1
1
100
9
Inpari 11
0,1
1
100
10
Inpari 13
0,2
2
200
11
Cirata
0,1
1
100
12
Cisantana
0,2
1
100
1,4
14,0
1.400
JUMLAH Kelas FS 1
Inpari 1
0,75
20
2.000
2
Inpari 3
1,0
20
2.500
3
Inpari 7
1,0
20
2.000
4
Inpari 9
1,0
20
2.500
5
Inpari 10
1,0
20
2.500
6
Inpari 13
1,25
25
3.125
6,0
125
14.625
JUMLAH
10
Tabel 3. Varietas dan Kelas Benih yang akan di perbanyak MT.II KP. Mariri No Varietas Luas (Ha) Kebut. Benih Target Produksi Ket (kg) Kelas FS 1 Inpari 6
O,5
12,5
1.000
2
Inpari 7
1,0
25
2.000
3
Inpari 8
1,0
25
2.500
4
Inpari 9
1,5
37,5
3.500
5
Inpari 10
1,0
25
2.500
5,0
100
11.500
JUMLAH Kelas SS 1
Inpari 9
2,0
50
5.000
2
Inpari 10
2,0
50
5.000
3
Inpari 13
16,0
375
44.000
20,0
450
54.000
JUMLAH
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan UPBS BPTP Sulawesi Selatan telah berlangsung, mulai dari persiapan sejak bulan Februari 2001. Pada MT. I. varietas kelas BS yang diperbanyak sejumlah 12 varietas yaitu Varietas Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 6, Inpari 7, Inpari 8, Inpari 9, Inpari 10, Inpari 11, Inpari 13, Cisantana dan Cirata (Padi Gogo), sedangkan untuk kelas FS sejumlah 6 varietas yaitu Inpari 1, Inpari 3, Inpari 7, Inpari 9, Inpari 10 dan Inpari 13 (Tabel 4). Pada MT. II. varietas kelas FS yang diperbanyak sejumlah 5 varietas yaitu; Inpari 6, Inpari 7, Inpari 8, Inpari 9, dan Inpari 10, sedangkan untuk kelas SS sejumlah 3 varietas yaitu; Inpari 9, Inpari 10 dan Inpari 13 (Tabel 5).
11
Tabel 4. Tanggal Tanam dan Panen serta produksi GKP dan Benih UPBS MT.I 2011 Kelas BS No.
Varietas
Tanggal Tanam Panen 1 Inpari 1 09-0504-08-2011 2011 2 Inpari 3 09-0510-08-2011 2011 3 Inpari 4 09-0515-08-2011 2011 4 Inpari 6 09-0510-08-2011 2011 5 Inpari 7 08-0508-08-2011 2011 6 Inpari 8 08-0524-08-2011 2011 7 Inpari 9 08-0527-08-2011 2011 8 Inpari 10 09-0508-08-2011 2011 9 Inpari 11 08-0506-08-2011 2011 10 Inpari 13 09-0511-08-2011 2011 11 Cisantana 08-0516-08-2011 2011 12 Cirata 08-0504-08-2011 2011 JUMLAH Jumlah Jadi Benih bersetifikat Kelas FS 1 Inpari 1 05-0509-08-2011 2011 2 Inpari 3 04-052011 3 Inpari 7 04-0510-08-2011 2011 4 Inpari 9 03-05-2011 27-08-2011 5 Inpari 10 03-0511-08-2011 2011 6 Inpari 13 05-0508-08-2011 2011 JUMLAH Jumlah Jadi Benih
Produksi (kg) GKP Benih 170,0 120,0
Keterangan
67,0
43,0
Tdk lulus lapangan
25,5
16,0
Tdk lulus lapangan
155,2
100,0
89,0
60,0
150,0
130,0
250,0
220,0
85,5
60,0
106,6
68,0
185,6
130,0
24,0
15,0
Tdk lulus lapangan
65,0
47,0
Tida lulus lapangan
1.373,4
1.009,0 668,0
1.190,0
890,0
-
-
1.455,0
1.190,0
3.610,0 2.145,0
2.385,0 1.420,0
3.670,0
2.955,0
12.070,0
8.840,0 6.455,0
Tidak lulus Lab
Puso terserang tungro
Tidak Lulus Lab
12
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa perbanyakan benih sumber kelas BS diperoleh 1.373,4 kg GKP dan setelah diprosessing menjadi calon benih menjadi 1.009 kg gabah kering kadar air 11-12%, namun yang lulus sertifikasi hanya 668 kg benih kelas FS, terdapat 4 varietas yang tidak lulus pemeriksaan lapangan akibat tingginya intensitas serangan penyakit tungro yaitu Inpari 3, Inpari 4, Cisantana dan Cirata, sedangkan Inpari 9 tidak lulus uji Labratorium. Penbanyakan benih kelas FS diperoleh 12.070 GKP, dan setelah prosessing menjadi 8.840 kg gabah kering Ka. 11-12% dan yang menjadi benih bersetifikat adalah 6.455 kg. Dari 6 varietas yang diperbanyak 1 varietas tidak lulus pemeriksaan lapangan karena terserang berat tungro hingga puso yaitu Inpari 3, sedangkan Inpari 9 tidak lulus uji Laboratorim. Kegiatan MT II yang penanamannya pada bulan Oktober 2011 telah diperbanyak 5 varietas benih kelas FS yaitu Inpari 6, Inpari 7, Inpari 8, dan Inpari 9, Inpari 10, dengan target produksi 11.500 kg, ternyata hasil yang diperoleh lebih tinggi yaitu 18.596 kg GKP. Sedangkan benih kelas SS diperbanyak seluas 18 ha dengan 3 varietas yaitu; Inpari 9, Inpari 10 dan Inpari 13, target produksi 52.000 kg, dan hasil yang diperoleh mencapai 65.462 kg GKP. secara rinci hasil masing-masing varietas disajikan pada Tabel 5. Sampai laporan ini ditulis sedang berlangsung prosessing jadi benih, termasuk proses sertifikasinya. Tabel 5. Luas areal tanam, produksi GKP dan hasil UPBS MT.II 2011 No
Varietas
Luas (Ha)
Target Hasil (kg)
Hasil (kg)
1.575 4.100 3.536 5.185 4.200 18.596
Kelas FS 1
Inpari 6
O,5
1.000
2
Inpari 7
1,0
2.000
3
Inpari 8
1,0
2.500
4
Inpari 9
1,5
3.500
5
Inpari 10
1,0
2.500
5,0
11.500
JUMLAH
Kelas SS 1
Inpari 9
2,0
5.000
2
Inpari 10
2,0
5.000
3
Inpari 13
16,0
44.000
20,0
54.000
JUMLAH TOTAL HASIL
65.500
7.259 6.878 51.325 65.462 84.058
13
DISTRIBUSI BENIH Benih yang telah dihasilkan pada MT I, sebagian besar telah didistribusikan untuk mendukung kegiatan SL-PTT Padi di Sulawesi Selatan dan juga kepada kelompok Tani/petani di Sulawesi Selatan. Khusu untuk benih kelas SS varietas Inpari 13 dan Inpari 10 seluruhnya telah tersalurkan. Secara rinci penyaluran benih dan stock benih yang tersedia per 31 Desember 2011 disajikan pada Tabel 6. Untuk kelas FS dan Tabel 7 untuk kelas SS. Tabel 6. Produksi benih Kelas FS, Jumlah tersalurkan dan Stock benih per 31 Dember 2011 No 1 2 3 4 5 6 7
Varietas INPARI 1 INVARI 6 INPARI 7 INPARI 8 INPARI 10 INPARI 11 INPARI 13 JUMLAH
Produksi Benih (kg) 120 100 60 130 60 68 130 668
Tersalur (kg) 2 32 7 37 22 2 130 149
Stock (kg) 118 68 53 93 38 66 0 519
Tabel 7. Produksi benih Kelas SS, Jumlah tersalurkan dan Stock benih per 31 Dember 2011 No 1 2 4 5
Varietas INPARI 1 INPARI 7 INPARI 10 INPARI 13 JUMLAH
Hasil Benih (kg) 890 1.190 1.420 2.955 6.455
Tersalur (kg) 165 160 1.420 2.955 4.485
Stock (kg) 725 1.030 65 0 1.755
KEGIATAN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN UPBS 1. Pertemuan Kordinasi Pertemuan koordinasi perbenihan dihadiri oleh kepala Bidang yang menangani perbenihan Kabupaten/kota se Sulawesi Selatan dengan narasumber Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, BPSB dan PT. SHS. Salah satu kesepakatan dalam Pertemuan Koordinasi tersebut adalah; Peserta sepakat untuk membangun “Jaringan Perbenihan dan
14
Forum perbenihan” di Sulawesi Selatan untuk menyediakan informasi ketersedian dan kebutuhan benih pada setiap setiap Daerah. 2. Pelatihan Penangkar Benih Padi Pelatihan penangkar
benih
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan penangkar benih dalam memproduksi benih, demikian pulah dengan pemasaran benih yang selalu menjadi masalah bagi penangkar. Pelaksanaan pelatihan penagkaran dibagi menjadi 3 zona. Zona 1. Dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng yang pesertanya meliputi penangkar benih padi Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukkumba, Sinjai, Selayar dan tuan rumah Kab. Bantaeng. Jumlah peserta 30 orang petani penagkar dan penyuluh Zona 2. Dilaksanakan di Kab. Pinrang yang meliputi; Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Sidrap, Enrekang dan Pinrang sebagai tuan rumah. Peserta terdiri atas petani penangkar dan penyuluh pertanian sejumlah 40 Orang Zona 3. pesertanya Kab. Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja, Toraja Utara dan Kota Palopo sebagi lokasi pelaksanaan pelatihan. Jumlah peserta 45 Orang yang terdiri atas petani penangkar dan penyuluh pertanian Pada kegiatan pelatihan penangkaran benih ini yang menjadi Narasumber yaitu BPSB, PT. SHS dan BPTP, dengan materi Sertifikasi benih, pemasan benih dan teknologi produksi benih 3. Rekording Ketersediaan Benih Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui stock opname benih padi dan potensi pertanaman yang masih ada dilapangan di luar UPBS pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sulsel. Data yang diperoleh secara rinci disampaikan pada Tabel 6 sebagai berikut:
15
Tabel 6. Potensi Pertanaman yang masih dilapangan di luar UPBS-BPTP, Provinsi Sulawesi Selatan, Oktobr 2011 Kelas Benih yang dihasilkan No
Lembag
Nama
a/Produ
Varietas
FS
SS
ES
Luas
Waktu
Target
Luas
Waktu
Target
Luas
Waktu
sen
Tana
Panen
Hasil
Tanam
Panen
Benih
m (Ha)
(kg)
(Ha)
Hasil
Tana
Panen
(kg)
m (Ha)
Targ et Hasi l (kg)
I 1
Provinsi
1,80
3.300
22,20
46.800
BBI.
1,80
3.300
4,70
15.050
5,00
Maros Ciliwung
0,50
Oktober
1.250
-
-
-
Mekong
0,20
2011
200
-
-
-
ga
0,20
Oktober
500
1,10
Oktober
3.650
-
Cigeulis
0,20
2011
750
0,85
2011
2.775
-
Cisantan
0,30
Oktober
100
0,75
Oktober
2.625
-
a
0,10
2011
100
-
2011
-
-
Ciheran
0,10
Oktober
100
-
Oktober
-
-
g
0,10
2011
100
0,25
2011
375
-
Inpari 1
0,10
Oktober
100
0,25
375
-
2.625
-
0,10
Oktober
2.625
-
Inpari 4 Inpari 6
2011
0,75 100
0,75
Oktober
Inpari 7
2011
2011
Inpari 8
Oktober
Oktober
Inpari 9
2011
2011
Oktober
Oktober
2011
2011
Oktober
Oktober
2011
2011
Oktober 2011 2
BBI.
5,00
13,500
Leppang eng Ciliwung
-
0,50
Oktober
1,750
Inpari 9
-
1,50
2011
5,250
Ciheran
-
1,00
Oktober
3,500
g
-
1,50
2011
2.250
Inpari 8
-
0,50
Oktober
Inpari 10
-
-
2011
1,00
Oktob
IR 64
-
-
Oktober
0,50
er
IR 42
2011
750
1.50 0 750
2011
16
Oktober
Oktob
2011
er 2011
3
BBI.
7,00
10.500
Kalaena Kiri Cisantan
-
7,00
Nop. 2011
10.500
2,50
Nop.2011
7.750
-
a 4
BBI. Seriti Cigeulis Inpari 4
0,50
Nop.
750
2011 5
BBI. Gangkin g Ciheran g Ciliwung
3,00
Oktober 2011
10.500 3,00
Oktob
4.50
er
0
17
STOK 0PNAME BENIH PADI TINGKAT PROVINSI SUL-SEL DILUAR UPBS-BPTP PER OKTOBER 2011 Jumlah Stockopname (kg) No Lembaga/Produsen Varietas Kleas Benih Banih FS SS ES I Provinsi BBI/IKB 150 159.004 5165 1 BBI: Jampue 150 26.700 Ciherang 7.000 Cisadane 150 IR 64 2.700 Ciliwung 10.000 Cigeulis 4.250 Cisantana 2.000 Inpari 4 750 2 BBI. Tanrutedong 16.975 Ciherang 7.150 Cigeulis 9.825 3 BBI. Batukaropa 27.860 4.460 Ciherang 12.480 1.010 Cigeulis 14.355 Ciliwung 1.025 1.615 Mekongga 1.835 4 BBI. Lamalak 21.799 Ciliwung 9.375 Cisantana 7.154 Membramo 1.875 Cigeulis 2.625 Inpari 6 770 5 BBI. Paddinging 225 Mekongga 225 BBI. Bungoro 1.660 Ciherang 1.660 BBI. Tanete 14.250 Cisadane 13.000 Cisantana 250 Ciliwung 1.000 BBI. Leppangang 700 6.600 Ciliwung 1.250 Ciherang 1.650 Inpari 7 1.000 Mekongga 1.200 W.Apo Buru 600 IR 66 900 IR 42 700 BBI. Mallanroe 5.750 Mekongga 1.800 Inpari 4 1.950 Ciherang 700 Cigeulis 1.300 BBI. Sereang 13.185 Ciherang 5.850 Cigeulis 2.235 Cisantana 5.100 -
18
11
12
No
II
1
2
3
4 5
6
BBI. Bontouse Cibogo Inpari 1 Ciherang Mekongga
17.200 5.100 3.500 7.800 800
Cisantana Ciherang
6.800 6.000 800
BBI. Punaga
Tabel 7. Potensi Pertanaman yang masih dilapangan di luar UPBS-BPTP Oktobr 2011 Menurut Kabupaten/Kota Kelas Benih yang dihasilkan Lembaga/Prod Nama SS ES usen Benih Varietas Luas Waktu Panen Target Luas Waktu Tana Hasil Tana Panen m (kg) m (Ha) (Ha) KAB. LUWU IKB Inpari 1 0,25 Januari 2012 600 Inpari 6 0,25 Januari 2012 600 Inpari 7 0,50 Januari 2012 1.200 Inpari 8 0,50 Februari 2012 1.200 Inpari 9 0,20 Februari 2012 400 Inpari 10 0,25 Januari 2012 600 Inpari 11 0,20 Januari 2012 400 Inpari 13 0,50 Januari 2012 1.200 Penagkar Inpari 13 8 Desember Inpari 10 2 2012 Februari 2012 KAB. WAJO BBI Inpari 13 1,5 Januari Penangkar Inpari 13 0,5 2012 Januari 2012 KAB. TORAJA Penangkar Inpari 3 7,5 Januari 2012 18.750 Penangkar Ciliwung 2,5 Januari 2012 6.500 Kab. Soppeng Cigeulis 8,0 Desember 2012 Jeneponto IKB INpari 7 1,0 April 2011 6.000 Inpari 8 0,25 April 2011 1.200 Inpari 10 0,25 April 2011 1.200 Inpari 13 1,0 April 2011 6.000 Penagkar Inpari 7 5,0 Sept. 2011 Inpari 13 2,0 Sept. 2011 Enrekang Inpari 1 SHS Mekongga
Target Hasil (kg)
20.000 5.000
3.000 750
24.875
30.000 12.000 25.000
19
Wae Apo Buru 7
8
9 10
Kab. Bone BBI
Kota Palopo Penangkar Kab. Sinjai IKB Tana Toraja Penangkar
Cigeulis Inpari 3
10,0 5,0
Inpari 7 Inpari 10
20-112011 26-102011
40.000 15.000
Nov. 2011 Nov. 2011
12.000 15.000
Ciherang Cigeulis
3,0 2,0
Des. 2011 Des 2011
9.000 6.000
Cisantana
10
Des 2011
15.000
271, 0
AgstSept
833.0 00
11 Kab. Bulukkum ba Penangkar
2,0
Sept.
4.000
A. STOCK 0PNAME BENIH PADI KABUPATEN DILUAR UPBS-BPTP PER OKTOBER 2011 Jumlah Stockopname (kg) No Lembaga/Produsen Varietas Kleas Benih Banih FS SS ES II 1 KAB. LUWU 15.000 -IKB Inpari 3 10.000 IR 64 5.000 2 Kab. Wajo IKB Sakkoli Inpari 6 1.800 Mekongga 6.200 IKB Tancung Cibogo 5.100 Ciherang 7.800 Inpari 1 3.500 Mekonnga 800 3
4
Kab. Soppeng IKB Mallanroe
BBD Timusu BBI Panincong Kab. Jeneponto IKB Penangkar
Cibogo Mekongga Ciherang Cigeulis Inpari 4 Cigeulis Ciherang Inpari 7 Inpari 13 Cimelati Memberamo
800 9.050 3.650
2.625 18.750 10.800 3.750
1.500 30.000 12.000 12.000 20.000
20
5 6
7 8 9
10
Kab. Toraja Utara Penangkar Kab. Bone BBI Penangkar Kota Palopo Penangkar Kab. Sinjai IKB Tana Toraja Penangkar Kab. Bulukkumba UPB/Penangkar
17.500 Ciherang Inpari 6 Ciherang
60.000 100.000 20.000
Cisantana
50.000
Ciherang Cigeulis
2.000 1.000
Inpari 3 Cigeulis
25.000 12.000
Ciliwung Cigeulis Ciherang Mekongga Situbagendit W.A.Buru
124.000 52.500 20.000 14.000 9.000 4.000
V. ORGANISASI DAN PEMBIAYAAN a. Organisasi Pelaksana 1. Dr. Ir. Nasrullah, MSc 2. Dr. Ir. Sahardi, MS 3. Ir. Arafah, MSi 4. Ir. Idaryani, MSi 5. Drs. Nasruddin Razak 6. A. Tenriawaru 7. Tim Teksi Lapangan - Ir. Syafruddin Kadir - Ir. Kartika Fauziah - Farida Arif, SP - Herniwati - Kasman, SP - I Wayan Sudane - Simon - Nurlaila SP - Baheri - Jamaluddin
(Manajer Eksekutif) (Manajer Representatif) (Seksi Produksi Lapangan) (Seksi Prosessing dan Penyimpanan) (Seksi Distribusi dan Pemasaran) (Seksi Administrasi dan Keuangan)
21
b. Pembiayaan Pembiayaan Kegiatan UPBS BPTP Sul-Sel TA. 2011 No. 521115 521211
521213
521213
524119
Belanja
Anggaran Baru/ Tambahan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
-
48.000.000
48.000.000
37.150.000 35.000.000 750.000
152.275.000 150.000.000 675.000
189.425.000 185.000.000 1.425.000
1.400.000
1.600.000
3.000.000
Honor terkait out put kegt. Olah tanah, persemaian,tanam, pemeliharaan, panen, prosesing, packing dll Belanja Barang Non operasinal lainnya - Biaya sertifikasi -Pelatihan petani penangkar -Biaya Pertemuan koordinasi
31.500.000
209.000.000
241.000.000
3.500.000
83.000.000
86.500.000
3.500.000 -
16.500.000 46.500.000 20.000.000
20.000.000 46.500.000 20.000.000
Perjalanan lainnya (DN)
50.400.000
227.400.000
277.800.000
45.000.000 5.400.000
105.000.000 32.000.000
150.000.000 37.800.000
-
54.000.000
54.000.000
-
36.000.000
36.000.000
122.550.000
720.175.000
842.725.000
Honor yg terkait dengan operasional satuan kerja Belanja Bahan Bahan Kegiatan Penggandaan, cetak, copy, Jilid, dll ATK, komp. suplies
Perjalanan kegiatan UPBS Perjalan Konsultasi/Pertemua di luar Sulsel/Pusat Perjanan pengambilan data recording Perjalanan monitoting OPT Total Anggaran
Anggaran Lama (Rp.)
22
VI. KESIMPULAN DAN SARAN SEMENTAR 1.
Perbanyakan benih pada MT I di peroleh 1.373,4 kg GKP, dengan 1.009 kg Gabah kering (KA. 11-12%) calon benih dan yang sertifikasi 668 kg benih kelas FS. Dan untuk benih kelas SS diperoleh 12.070 kg GKP, dengan 8.840 kg gabah kering (KA 11-12%) calon benih dan yang lulus sertifikasi 6.455 kg
2.
MT II. Target hasil perbanyakan benih kelas FS adalah 11.500 kg, hasil yang diperoleh mencapai 18.596 kg. Perbanyakan benih kelas SS diperoleh hasil 65.42 kg dari targe 52.000 kg
3.
Terdapat 4 varietas yang terserang berat tunggro yaitu Inpari3, Inpari 4, Cisantana dan Cirata pada MT I (April-Agustus 2011)
4.
Telah dilakukan pelatihan penangkaran benih yang pesertanya petani penangkar dan penyuluh pertanian se Sulawesi Selatan sejumlah 115 Orang
5.
Salah satu kesepakatan dalam
Pertemuan Koordinasi perbenihan adalah; perlunya
membangun “Jaringan Perbenihan dan Forum perbenihan” di Sulawesi Selatan untuk menyediakan informasi ketersedian dan kebutuhan benih pada setiap setiap Daerah. VII.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian, 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta Basu, 2003, Deskripsi Varietas Unggul Padi Sawah dan Padi Gogo, Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. BPSBTPH VI, 2000, Inventarisasi Realisasi Luas Penyebaran Varietas Musim Tanam 2000 di Sulsel, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan VI Maros. ---------------,1998, Benih Bermutu Tanaman Pangan , Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan VI Maros. Distan Sulsel, , 2007. Perkembangan Statistik Tanaman Pangan Tahun 2006. Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. ----------------, 2008. Perkembangan Statistik Tanaman Pangan Tahun 2007. Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Nugraha, Udin.S, 1996. Produksi Benih Kedelai Bermutu melalui system Jabal dan Partisipasi Petani. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol XV Nomor 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta 23
Padmaningsih, S. P. 2006, Metode pengambilan Sample dan Pengujian Vibilitas Pasek Pertanian, 2008. Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di tingkat Petani Puslitbangtan, 2004, Pengelolaan Hara N, P dan K Spesifik Lokasi pada Jagung di Indonesia, Rencana Penelitian Tim Peneliti, Badan Litbang Pertanian. Reano, R,A,, 2001, How to Grow a Good Rice Seed Crop Paper Presented at “Rice Seed Health Training Centre, Hield at IRRI”, July – August 31, 2001. Seshu, D,U,, and M, Dadlani, 1998, Role of Women in Seed Management with Special Reference of Rice, International Rice Testing Program, Technical Bulletin No, 5 IRRI, P,O Box 933, Manila, Philippines. Shenoy, Saudhya N, T,R Paris and B, Duff, 1988, Farm Level Harvest and Postharvest Seed Management Practicesof Farm Women in Rice Farmyng System Network Orientation and Planning Workshop, Hield at the IRRI Los Banos, Lagua, Philippines, May 211,1988. Sutopo, Lita, 2004. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Tripp, R. 1995. Seed Regulator Frameworks and Resource-Poor Farmers: A Literatur Review. Oversease Development Institute. London. UK. Widyantoro, Suprapto, Firdausil, M. Sabki, Martono, Suranto, M.M. Amin dan Ismail. 2004. Pemuliaan Padi Partisipatif dan Uji Multilokasi Galur-galur Harapan Padi Gogo, Padi Sawah dan Padi Rawa. Laporan Akhir. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Wirawan, B. dan S. Wahyuni. 2002. Memproduksi benih bersertifikat; padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau. Penebar Swadaya, Jakarta, 120 hal Zaini, Z., Diah W.S., dan M. Syam. 2004. Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Meningkatkan Hasil dan Pendapatan, Menjaga Kelestarian Lingkungan.Petunjuk Lapang. BP2TP, BPTP Sumut, BPTP Nusa Tenggara Barat.Balitpa, International Rice Research Institute.57 hal.
24
Stock Benih per 31 Desember 2011 N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Varietas INPARI 1 INVARI 6 INPARI 7 INPARI 8 INPARI 10 INPARI 11 INPARI 13 INPARI 3 INPARI 4 INPARI 9 Cirata Cisantana
Produksi (kg) 120 100 60 130 60 68 130 36 14 0 48 10
Stock (kg) Balai Kebun 118 120 68 42 53 48 93 182 38 30 66 38 0 0 36 36 14 14 0 0 48 48 10 10
Ket
Tidak lulus seleksi lapangan Tidak lulus seleksi lapangan
Tidak lulus Uji Lab. Tidak lulus seleksi lapangan Tidak lulus seleksi lapangan
25