LITKAJIBANGRAP
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
non SL-PTT dan dapat memberikan alternatif pilihan varietas yang dapat digunakan untuk pergiliran varietas. 3. Pada lahan rawa pasang surut/rawa lebak melalui pengawalan ini telah diadopsi beberapa varietas unggul baru yaitu, Inpara 1, 2, 3, 4, 5, Inpari 1, 2, 3, 4, 7, 9, 11, 13, Situbagendit dan Limboto. Sedangkan pada sawah irigasi di desa varietas yang disukai petani adalah varietas Inpari 10 dan Inpari 13. DAFTAR PUSTAKA
Program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Departemen Pertanian. 2008. Peraturan Menteri Pertanian No.20/2008 tentang Pedoman Umum Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah. 2011. Laporan Pendampingan SL-PTT Padi, Jagung dan Kedelai. BPTP Kalimantan Tengah. Palangka Raya.
Badan Litbang Pertanian. 2005. Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian Seta
PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH Suparman ABSTRAK Rendahnya penggunaan benih padi berkualitas di tingkat petani di Kalimantan Tengah antara lain disebabkan oleh ketersediaan benih di tingkat lapang terbatas baik dari segi jenis varietas dan volume, serta ketersediaannya pun terkadang tidak tepat waktu. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Kalimantan Tengah dibentuk dengan tujuan mengakomodasikan perubahan lingkungan strategis perbenihan dan mengantisipasi kebutuhan benih sumber dari varietas unggul baru (VUB) komoditas strategis hasil penelitian Badan Litbang Pertanian di Kalimantan Tengah. Sub sistem perbenihan padi di Kalimantan Tengah meliputi : a. Sub sistem pelepasan varietas, b. Sub sistem produksi benih, c. Sub sistem pengendalian mutu, dan d.Sub sistem penunjang. Untuk memperkuat sistem perbenihan di Kalimantan Tengah UPBS diharapkan memiliki sistem informasi tentang perbenihan padi berbasis web. Untuk memenuhi kebutuhan benih sumber di Kalimantan Tengah, UPBS 22
BPTP Kalimantan Tengah memiliki mandat menghasilkan benih FS (benih dasar). Perlu peningkatan peran Balai Benih Induk (BBI), Balai Benih Utama (BBU) dan kelompok penangkar dalam upaya produksi dan penyediaan benih padi berkualitas. Kata kunci: benih, Kalimantan Tengah
padi,
UPBS,
PENDAHULUAN Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Kalimantan Tengah dibentuk dalam rangka melaksanakan salah satu fokus program aksi perbenihan lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian), disamping fokus pemantapan produksi benih sumber dan pemantapan UPBS lingkup Puslitbang komoditas. UPBS BPTP Kalimantan Tengah merupakan salah satu kelembagaan internal yang dibentuk dalam rangka mengakomodasikan perubahan lingkungan strategis perbenihan dan mengantisipasi kebutuhan benih sumber dari varietas
Edisi 1, Vol 1, November 2013
LITKAJIBANGRAP
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
unggul baru (VUB) komoditas strategis hasil penelitian Badan Litbang Pertanian di Kalimantan Tengah (Litbang Pertanian, 2013). Kegiatan penyediaan benih sumber padi melibatkan berbagai institusi, oleh karena itu sebagai lembaga penghasil inovasi teknologi BPTP sebagai perpanjangan tangan Badan Litbang Pertanian dituntut untuk berperan aktif dalam program nasional tersebut melalui penyediaan benih sumber dalam kaitannya dengan upaya percepatan pengembangan VUB. Untuk itu BPTP dituntut untuk segera membentuk unit-unit penangkar benih sebagai perpanjangan tangan Badan Litbang Pertanian agar sistem kelembagaan perbenihan menjadi semakin kuat. Pelaksanaan produksi benih sumber didasarkan pada Pedoman Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman (UPBS) Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian No. : 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Petunjuk Pelaksanaan UPBS Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Adapun aturan tersebut di atas dimaksudkan untuk menjamin pemenuhan prinsip 6 (enam) tepat perbenihan yaitu : tepat jumlah, tepat varietas, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga. Untuk lebih menguatkan Sistem Peningkatan Kelembagaan ini maka BPTP mempunyai kewajiban : 1. BPTP berkewajiban melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten, BP2STP, BBU, dan institusi perbenihan lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan produksi benih sumber. 2. BPTP memproduksi benih sumber varietas yang sudah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian tetapi belum berkembang di masyarakat. Untuk itu, koordinasi dan sinkronisasi antara
Edisi 1, Vol 1, November 2013
institusi perbenihan lainnya sangat penting. Kegiatan UPBS dalam logistik benih di Kalimantan Tengah bertujuan untuk mendiseminasikan VUB yang dihasilkan oleh BB Padi dan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber di daerah. Dengan demikian UPBS perlu berkoordinasi dengan Dinas maupun kelembagaan perbenihan setempat antara lain BPSB, BBI, BBU, Instalasi Kebun Benih, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perbenihan, penangkar dan produsen benih. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Kegiatan penguatan sistem perbenihan dalam penyediaan benih sumber ini berlangsung bulan Pebruari – April 2013. Lokasi kegiatan dilaksanakan di Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Metode Pelaksanaan Penguatan sistem perbenihan padi di kalimantan Tengah dilakukan dengan metode FGD untuk mengetahui masalah dan mencari pemecahannya dan melalui pendampingan petani. Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) Koordinasi dengan dinas terkait dan calon penangkar benih. 2). Mensosialisasikan keberadaan UPBS yang ada di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah. 3). Mensosialisasikan rencana produksi benih yang terdapat pada UPBS di BPTP. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Informasi Perbenihan Padi Sistem informasi tentang perbenihan padi, akan dikembangkan dengan mengadakan sosialisasi ke berbagai pihak, sistem informasi perbenihan juga
23
LITKAJIBANGRAP
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
dikembangkan dengan menggunakan fasilitas computer berbasis web yang diharapakan dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh semua pengguna dan stakeholder lainnya. Penguatan Kelembagaan Benih Sumber
Produsen
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah dapat berperan atau mendukung sistem perbenihan padi melalui penguatan kelembagaan produsen benih dasar (FS). Benih Dasar lebih lanjut dikembangkan oleh BBI, BBU dan kelompok penangkar benih untuk menghasilkan benih pokok (SS), dan lebih lanjut benih pokok dikembangkan oleh kelompok penangkar benih binaan untuk menghasilkan benih sebar (ES) yang akan digunakan oleh petani. Pelaksanaan penanaman untuk menghasilkan benih sumber FS dan SS dapat dilakukan 2 musim tanam per tahun, Luas penanaman setiap musim untuk setiap Kabupaten sentra padi disesuaikan dengan target kebutuhan benih. Untuk itu, benih sumber (BS) yang digunakan harus bermutu tinggi, dan selama pertumbuhan tanaman di lapang yang dilakukan rouging (pembuangan tipe simpang) 3-4 kali. Sub sistem perbenihan padi di Kalimantan Tengah meliputi : a. Sub sistem pelepasan varietas Sampai saat ini Balai Besar Padi sudah banyak melepas Varietas Unggul Baru (VUB) yang mempunyai berbagai keunggulan. Pada umumnya petani di Kalimantan Tengah berminat untuk mengadopsi varietas unggul baru namun sebagian petani juga masih “brand minded” dengan Ciherang. b. Sub sistem produksi benih Di Kabupaten Kalimantan Tengah terdapat BBI dan BBU serta penangkar benih binaan dari dinas pertanian Kabupaten yang mempunyai kendala dan permasalahan dalam beroperasi, diantaranya adalah faktor
24
pembiayaan, target PAD, pemanfaatn lahan yang belum optimal, sarana dan prasarana pendukung tidak efektif dan efisien, harga benih dan pemasaran. Biaya produksi penangkaran benih relatif tinggi, memerlukan modal yang besar sehingga petani kesulitan untuk menjadi penangkar. c. Sub sistem pengendalian mutu Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan produktivitas mutu hasil dan nilai ekonomi produksi adalah terletak pada benih yang bermutu. Tahapan pengawasan mutu benih meliputi: Pemeriksaan produksi benih, pengujian mutu laboratorium, pelabelan, pengawasan peredaran benih d. Sub sistem penunjang Salah satu sistem penunjang keberhasilan perbenihan padi di Kalimantan Tengah adalah “demand market” (permntaan pasar). Pasar benih belum terbentuk dikarenakan adanya bantuan benih dari pemerintah untuk petani setiap tahunnya dan belum adanya nota kesepakatan dengan pihak swasta. Kebutuhan Benih Tengah Tahun 2013
di
Kalimantan
Berdasarkan Tabel 1, perkiraan total kebutuhan benih di Kalimantan Tengah dengan luas tanam 273.345 ha sebesar 6.833.619 kg klas ES dengan rata-rata kebutuhan benih sebanyak 25 kg/ha dan produksi benih sebesar 3 t/ha, sedangkan untuk kebutuhan benih sumber diperkirakan sebesar 35,59 kg klas BS, 1.424 kg klas FS, 85.420 kg klas SS. Kebutuhan benih sumber tersebut didasarkan pada asumsi produksi benih klas BS sebanyak 1 t/ha dengan luas tanam 1,42 ha, benih klas FS sebanyak 1,5 t/ha dengan luas tanam 57 ha, klas SS sebanyak 2 t/ha dengan luas tanam 3.417 ha (Distanak, 2012).
Edisi 1, Vol 1, November 2013
LITKAJIBANGRAP
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
Tabel 1. Kebutuhan Benih Sumber (BS, FS, SS) dan Benih Sebar (ES) Kalimantan Tengah berdasarkan luas tanam dan luas penangkaran
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KLAS BENIH (Kg)
KABUPATEN/ KOTA
LUAS TANAM (Ha)
BS
FS
SS
ES
Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kapuas Barito Selatan Barito Utara Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Gunung Mas Barito Timur Murung Raya Palangka Raya KALTENG
8.819 16.225 121.794 7.477 11.435 2.608 10.582 6.924 23.768 36.139 3.273 11.578 12.461 261 273.345
1,15 2,11 15,86 0,97 1,49 0,34 1,38 0,90 3,09 4,71 0,43 1,51 1,62 0,03 35,59
46 85 634 39 60 14 55 36 124 188 17 60 65 1 1.424
2.756 5.070 38.061 2.337 3.573 815 3.307 2.164 7.427 11.293 1.023 3.618 3.894 82 85.420
220.465 405.636 3.044.857 186.933 285.878 65.192 264.542 173.112 594.193 903.472 81.821 289.457 311.536 6.525 6.833.619
Untuk memenuhi kebutuhan benih sumber di Kalimantan Tengah, UPBS BPTP Kalimantan Tengah memiliki mandat menghasilkan benih sumber kelas FS dan SS. Karena dinamika lingkungan strategis di daerah yang membutuhkan benih ES VUB yang belum diproduksi oleh BBU dan penangkar maka UPBS dapat memproduksi benih kelas ES. Benih FS dan SS yang telah dihasilkan oleh
Luas Penang -karan (Ha) 73 135 1.015 62 95 22 88 58 198 301 27 96 104 2 2.278
BPTP distribusikan ke BBU, Swasta/BUMN, para penangkar/produsen benih yang ada di masing-masing lokasi penangkar. Untuk UPT BBI berperan dalam memproduksi FS dan dapat memproduksi SS sesuai dengan kebutuhan dan hasilnya didistribusikan kepada BBU dan penangkar, untuk klas SS dan ES diproduksi oleh BBU dan penangkar.
Gambar 1. Kegiatan UPBS di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
Edisi 1, Vol 1, November 2013
25
LITKAJIBANGRAP
Penangkaran benih yang dikembangkan di Kalimantan Tengah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi pedesaan akan berjalan dengan baik jika semua lembaga terkait atau yang berkepentingan dalam agribisnis pertanian mempunyai visi dan misi yang sama dalam membangun kerjasama dan pemberdayaan usaha penangkaran benih padi sebagai basis pengembangan penangkaran benih padi di pedesaan. Sebagai sumber teknologi seperti BB Padi, BPTP, Balit, Puslit dan perguruan tinggi harus mampu menciptakan kerjasama dengan steskholder, baik dengan pemerintah daerah, perusahaan swasta, maupun lembaga keuangan formal, non formal, dan lembaga keuangan pedesaan (koperasi) dalam mempromosikan teknologi dan membangun kelembagaan penangkaran benih sebagai basis usaha agribisnis penangkaran benih.
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
sumber daya, sarana dan prasarana yang tersedia dalam memproduksi benih. 3. Informasi sistem perbenihan padi di provinsi di Kalimantan Tengah belum berjalan sebagaimana mestinya. Saran Untuk lebih mengoptimalkan penangkaran benih di Kalimantan Tengah yang dibutuhkan adalah pemetaan kebutuhan benih padi di setiap kabupaten khususnya sentra padi maka dibutuhkan: 1. Strategi pemenuhan kebutuhan benih bermutu dengan me-numbuhkan kembali petani penangkar benih yang bermitra dengan BPTP. 2. Meningkatkan peran dan fungsi UPT perbenihan dan penangkar dalam memproduksi dan penyediaan benih. 3. Kebutuhan sistem pelayanan melalui sistem website untuk lebih mempermudah akses bagi setiap pengguna benih padi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan, maka dapat disimpulkan sebagai beikut: 1. Kebutuhan benih VUB cukup tinggi di Kalimantan Tengah dan membutuhkan benih yang bermutu, namun penangkar benih yang ada belum berjalan sesuai dengan fungsinya. 2. Belum berperannya UPT BBI dan BBU secara optimal dengan memanfaatkan
26
DAFTAR PUSTAKA Distanak Provinsi Kalimantan Tengah, 2012. Laporan Luas Tanam, Realisasi Tanam dan Produksi Padi Di Kalimantan tengah. Kalimantan Tengah. Badan Penelitian Pertanian, 2013. Petunjuk Teknis Unit Pengelola Benih Sumber. Balai Besar Pebgkajian dan Pengembangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Edisi 1, Vol 1, November 2013