PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASAN BENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU PADI MELALUI UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DI PROVINSI BENGKULU
Harwi Kusnadi
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2015
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP
:
Penyediaan dan Penyebarluasan Benih Sumber Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) di Provinsi Bengkulu
2. Unit Kerja
:
BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja
:
JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119
4. Sumber Dana
:
DIPA BPTP Bengkulu TA. 2015
5. Status Kegiatan (L/B)
:
L (lanjutan)
6. Penanggung Jawab a. Nama
: Harwi Kusnadi, S.Pt, M.Sc
b.
Pangkat/Golongan
:
Penata /IIIb
c.
Jabatan Fungsional
:
Peneliti Pertama
7. Lokasi
:
Provinsi Bengkulu
8. Agroekosistem
:
Lahan sawah dan lahan rawa
9. Tahun Mulai
:
2011
10. Tahun Selesai
: 2016
11. Output Tahunan
:
1. Informasi dan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu. 2. Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator. 3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yang diproduksi oleh UPBS. 4. Diperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.
12. Output Akhir
:
1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam penyediaan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu. 2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahami dan diadopsi secara masif oleh petani dalam upaya peningkatan 1
produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi). 3. Data base yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU, penangkar), penyebaran benih, dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. 4. UPBS menjadi lembaga perbenihan yang mandiri, profesional dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah. 13. Biaya
: Rp. 179.570.000,- (Seratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah).
Koordinator Program,
Penanggung Jawab RDHP,
Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP.196904271998031001
Harwi Kusnadi, S.Pt, M.Sc NIP.19761118 200801 1 007
Mengetahui, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Kepala BPTP Bengkulu,
Dr. Ir. Abdul Basit, MS NIP. 196109291986031003
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 195902061986031002
2
RINGKASAN 1.
Judul
:
Penyediaan dan Penyebarluasan Benih Sumber VUB Padi Melalui UPBS di Provinsi Bengkulu
2.
Unit kerja
:
BPTP Bengkulu
3.
Lokasi
:
Provinsi Bengkulu
4.
Agroekosistem
:
Lahan Sawah, Lahan Rawa, dan Ladang
5.
Status (L/B)
:
Lanjutan
6.
Tujuan
:
Tahun 2015: 1. Menyusun basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu. 2. Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator. 3. Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu. 4. Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu Akhir kegiatan : 1. Menciptakan harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam menyediakan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu. 2. Petani memahami dan mengadopsi penggunaan VUB berkualitas yang spesifik lokasi dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi). 3. Menyusun basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU, penangkar), penyebaran benih, dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. 4. Menjadikan UPBS sebagai lembaga perbenihan yang mandiri, profesional dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah.
3
7.
Keluaran
:
Tahun 2015 : 1. Informasi dan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu. 2. Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator. 3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yang diproduksi oleh UPBS. 4. Diperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. Akhir kegiatan : 1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam penyediaan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu. 2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahami dan diadopsi secara masif oleh petani dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi). 3. Data base yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU, penangkar), penyebaran benih, dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. 4. UPBS menjadi lembaga perbenihan yang mandiri, profesional dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah.
8.
Hasil/pencapaian
:
1. Pada tahun 2012 telah tersebar 17.962 kg benih padi yang dihasilkan oleh UPBS BPTP Bengkulu. 2. Pada tahun 2013 telah diproduksi benih sumber varietas unggul baru padi (Inpari, Inpara dan Inpago) 33,5 ton, jagung 1,95 tondan kedelai 0,40 ton. 3. Alternatif rekomendasi peningkatan kinerja lembaga perbenihan. 4. Peta terintegrasi (overlay) dari lokasi penangkar, lembaga perbenihan dan penyebaran VUB padi. 4
9.
Prakiraan Manfaat
:
1. Tersedia informasi yang akurat mengenai kebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktu produksi dan penyebaran VUB di Provinsi Bengkulu. 2. Lembaga perbenihan di daerah termasuk petani penangkar mendapatkan benih sumber secara tepat jumlah, varietas, mutu, waktu, lokasi dan harga. 3. Petani dan lembaga perbenihan daerah mendapatkan bimbingan teknis budidaya, prosesing benih, dan bahkan dapat menyaksikan langsung keunggulan varietas yang dikembangkan melalui berbagai kegiatan diseminasi (penangkaran, temu lapang, panen raya). 4. Petani menghargai dan memahami panjangnya proses untuk menghasilkan benih unggul berkualitas dan pentingnya penggunaan VUB spesifik lokasi. 5. Petani mendapatkan varietas adaptif yang sudah teruji dengan potensi hasil tinggi dan toleran terhadap berbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik, sebagai upaya untuk mengurangi resiko kegagalan dalam usaha tani. 6. Benih yang spesifik agroekosistem (dataran rendah, dataran tinggi, lahan kering, lahan rawa, lahan masam, lahan alkalis, lahan sawah irigasi, tadah hujan) dapat disediakan secara tepat, sehingga para pengguna/petani mempunyai banyak pilihan atau alternatif VUB spesifik lokasi. 7. Lembaga perbenihan di daerah dapat melakukan pembenahan secara internal dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga penyedia benih berkualitas untuk masyarakat tani di Provinsi Bengkulu.
10. Prakiraan Dampak
:
Adopsi terhadap benih berkualitas yang spesifik lokasi berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi di Provinsi Bengkulu. Peningkatan tersebut akan menyebabkan meningkatnya pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dan produksi padi dapat mendukung dan mewujudkan swasembada dan swasembada padi berkelanjutan di Provinsi Bengkulu.
11. Prosedur
: Kegiatan Produksi Benih/UPBS dilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota 5
Provinsi
Bengkulu
melalui
penangkaran benih di lahan petani penangkar dengan pengawalan teknologi sesuai dengan kondisi
spesifik
lokasi.
Kegiatan
akan
dilaksanakan pada bulan Januari–Desember 2015. Kegiatan Produksi Benih/UPBS meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Persiapan kegiatan meliputi penyusunan dan perbaikan rencana
kegiatan
(RODHP
dan
juklak)
dan
koordinasi. Pelaksanaan kegiatan meliputi: (a) Pertemuan
internal
dan
antar
institusi
(dinas/instansi terkait di pusat dan daerah),(b) Menyusun basis data perbenihan di Provinsi Bengkulu (c). Identifikasi kegiatan dan kinerja lembaga perbenihan daerah (BBI dan BBU) (d). Produksi benih/pelaksanaan penangkaran di lahan petani
penangkar,
prosesing,
penyimpanan
dan
distribusi
Meningkatkan
kapasitas
sertifikasi, benih
(e)
(pengetahuan
dan
keterampilan) petugas, penangkar, dan petani dalam upaya perubahan sikap dan perilaku (f). pelaporan kegiatan. Adapun parameter yang diamati
meliputi:
(1)
Basis
data
dan
Peta
penyebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu, (2) Kinerja UPBS, lembaga perbenihan daerah dan peran
petani
penangkar
dalam
memenuhi
kebutuhan benih sumber di Provinsi Bengkulu, (3) Produksi benih sumber padi, (4) Jumlah benih yang produksi dan disalurkan oleh UPBS BPTP Bengkulu, dan (5) Jumlah penangkar yang dibina. 12. Jangka Waktu
:
5 tahun (2011 -2016).
13. Biaya
:
Rp. 179.570.000,- (Seratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah).
6
SUMMARY 1.
Title
:
Supplyingand Distribution of Breeding Seed for New Improved Varieties by Management Unitfor Breeding Seed in BengkuluProvince.
2.
Institusion
:
Bengkulu AIAT
3.
Location
:
Bengkulu Province
4.
Agroecosystem
:
Rice field, Swamp, and fields
5.
Status (N/C)
:
Continued
6.
Objective
:
7.
Output
:
On 2015 : 1. Develop database seed needed, varieties, seed class, and distribution of high yielding varieties of rice in the province of Bengkulu. 2. Producing rice seed source for agroecosystem fields, swamps and fields as much as 13.70 tons with seed class SS (purple label) and facilitate the certification process of strategic food crop seeds for farmers to BPSB cooperators. 3. Accelerate the deployment site-specific VUB through a variety of media and methods of delivery of information technology in the province of Bengkulu. 4. Obtain feedback breeding institution performance in Bengkulu And of activity : 1. To create harmonize dan sinergy of breeding institution (UPBS, BBI), BBU, UPTD, and breeders) and in supplying high quality of supperior seed for farmers in Bengkulu Province. 2. Farmers understand and adopt using high specific locations quality VUB in an effort to increase productivity and production of strategic food crops (rice). 3. Develop accurate data base on with seed needed, regional breeding institution, (BBI, BBU, penangkar), spreading seed and map of developing new improved varieties having sitespecific in Bengkulu Province. 4. To make UPBS as self and profesional breeding seed supplyer that able to colaborate with regional breeding institution. On 2015 : 1.
Informations of seed needed, varieties, seed class, distribution of high yielding varieties of rice in the Bengkulu Province. 2. The seed source for agro-ecosystem paddy fields, swamps and fields as much as 13.70 tons with seed class SS (purple label) and facilitate the certification process of strategic food crop seeds (rice) to BPSB for farmer cooperators. 3. Increasing the number of users VUB produced by UPBS. 7
4. Retrieved performance feedback seed institutions in the province of Bengkulu. End of activity : 1. Harmonize dan sinergy of breeding institution (UPBS, BBI, BBU, UPTD, and breeders) and in supplying high quality of supperior seed for farmers in the province of Bengkulu users. 2. VUB specific quality massively understood and adopted by farmers in an effort to increase productivity and production of strategic food crops (rice). 3. The data base that is accurate about the needs of the seed, seedling institute area (BBI, BBU, breeder), seed dispersal, and maps VUB development of specific locations in the province of Bengkulu. 4. Germination UPBS be independent institutions, professional and able to collaborate actively and synergistically with local seed institutions. 8.
Result/Achievement
:
1. On 2012 UPBS had produced and distributed 17.962 kg of rice breeding seed. 2. On 2013 UPBS had produced new improved varieties of rice (Inpari, Inpara, Inpago), corn, and soybean. 3. Recommandation for increasing performance of regional breeding seed institution. 4. Integrated map of breeding location, regional breeding institution, and spreading new improved varieties of breeding seed.
9.
Expected benefit
:
1. Aviability of acurate informations conected with seed needed, varieties, seed class and period of seed production, and spreading new improved varieties in Bengkulu Province. 2. Regional breeding institutions included breeders can get breeding seed easely in exactly volume, variety, time, site, price and quality. 3. Farmersandregional breeding institution get guidance in cultivation and seed proccessing and than they can see supperiorty of developed varieties directly on the field through various disemination activities. 4. Farmersgetadaptive varieties having high potencial yield and tolerant for manykinds of extreem environment. 5. Specific agroecosystem of seeds/varieties can be supplied fastly and axactly. 6. Regional breeding institution can do internal improvement as an effort to do duty and fanction as high quality of breeding institution in Bengkulu Province. 7. Farmers appreciate and understand the complexity 8
proccess to produce improved seed having good quality and they aware that planting or using new improved varieties is important thing to increase rice production. 8. Seed having specific agroecosystem (low latitu, high latitu, dry land, swamp, acid soil, alcalic soil) can be supplied exactly, sothat farmers and breeders have many choiice in using new improved varieties. 10.
Expected Impact
:
Adoption for supperior seed has impact in increasing rice productivity and production in Bengkulu Province. The increasing of productivity will cause increasing of farmersincome. This condition will support rice self suficient.
11.
Methodology
:
UPBS activities will be conducted in Bengkulu Province. Seed production will be conducted on farmers field with controling quality from AIAT and certification institute. UPBS activities consist of preparation, execution and evaluation. The preparation incluted activities of arrangment of proposal (RODHP and Guidance) and coordination. The excecution activities consists of a). Coordination between internal and external institution. b). Seed production. c). Assistance for breeders. d). Reporting and evaluation. .
12.
Duration
:
5 years (2011 -2016).
13.
Budged
:
Rp. 179.570.000,- (One hundred seventy-nine million five hundred and seventy thousand rupiah).
9
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hambatan dalam pencampaian swasembada tanaman pangan di Indonesia adalah ketersediaan benih yang belum memadai. Saat ini, produksi benih baru memenuhi sekitar separuh produksi benih nasional, sisanya dipenuhi dengan cara mengimpor. Selain permasalahan tersebut, petani juga kesulitan memperoleh benih yang bermutu, sehingga petani menggunakan benih asalan untuk memenuhi kebutuhannya. Permasalahan lain terdapat pada kelembagaan produksi benih seperti Balai benih Induk (BBI) dan Balai Benih Unggul (BBU) yang selama ini belum berfungsi secara optimal khususnya sejak era otonomi daerah, sehingga lembaga tersebut belum dapat diharapkan sebagai penyedia benih sumber. Berdasarkan hasil survei lembaga perbenihan yang tercakup dalam kegiatan UPBS pada tahun 2014, dari 10 kabupaten dan kota yang ada di Propinsi Bengkulu, hanya 7 kabupaten yang memiliki balai benih padi. Terdapat tiga kabupaten, yakni Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah yang belum memiliki lemabaga perbenihan. Padahal, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Utara merupakan sentra penghasil padi di Propinsi Bengkulu. Secara umum, lembaga perbenihan baik pada tingkat BBI dan BBU menghadapi permasalahan yang sama yakni keterbatasan sarana dan prasarana (peralatan dan bangunan sarana produksi benih), SDM (kurang keterampilan dan pelatihan), infrastruktur jaringan irigasi, dan anggaran. Selain itu, struktur kelembagaan lembaga perbenihan di kabupaten dan kota di Propinsi Bengkulu masih beragam. Sudah ada lembaga perbenihan yang dibentuk struktur tersendiri menjadi institusi eselon III dan IV, namun masih ada lembaga perbenihan yang menempati struktur di bawah Kabid Pertanian. Lemahnya kapasitas lembaga perbenihan dapat menghambat pemenuhan kebutuhan benih di Propinsi Bengkulu. Idealnya, lembaga perbenihan yang dapat merespon kebutuhan benih dengan baik yang memenuhi prinsip enam tepat yakni tepat jumlah, tepat varietas, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga. Apabila, lembaga perbenihan di daerah belum mampu mewujudkan hal tersebut, maka diharapkan keberadaan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) 10
dalam sistem perbenihan dapat mewujudkannya. Keberadaan UPBS di BPTP juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan kurangnya promosi dan diseminasi VUB oleh Balai Besar Penelitian/Balit komoditas, minimnya stok dan logistik benih VUB adaptif serta jauhnya rentang kendali antara produsen (sumber benih: Balai Besar Penelitian dan Balit Komoditas) dan pengguna benih (BBI, BBU dan petani penangkar). Lebih lanjut, UPBS di BPTP mempunyai mandat untuk menghasilkan benih sumber kelas FS dan SS dengan jumlah dan varietas yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial budaya setempat (BBP2TP, 2013). Oleh karena itu, sejalan dengan meningkatnya tuntutan tersebut, maka perlu upaya peningkatan kapasitas UPBS. Kegiatan UPBS pada tahun 2015 diarahkan pada produksi VUB Inpari, Inpara, Inpago, dan Banyuasin. Total produksi VUB yang dihasilkan oleh UPBS bersinergi dengan lembaga perbenihan di Propinsi Bengkulu pada tahun 2014, sebesar 34.56 ton. Selain itu, optimalisasi distribusi benih dan peningkatan kapasitas UPBS juga akan dilakukan dengan cara melengkapi Standar Operating
Procedure (SOP) distribusi VUB, memperbanyak jumlah dan penyebaran media informasi, melengkapi SOP seluruh rangkaian kegiatan dalam proses produksi benih. Peningkatan kapasitas UPBS juga dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas SDM melalui kegiatan pelatihan, dan melengkapi sarana/prasarana penyimpanan dan penggudangan. 1.2 Dasar Pertimbangan 1.
Produktivitas padi di Provinsi Bengkulu masih relatif rendah yaitu 4,29 t/ha (Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, 2012).
2.
Luas tanam padi di Provinsi Bengkulu tahun 2013 seluas 137.727 ha dengan kebutuhan benih padi sebanyak 3.443,18 ton. Untuk memenuhi kebutuhan benih tersebut perlu didukung dengan penyediaan benih VUB yang tepat.
3.
Tingkat kesadaran petani dalam memanfaatkan VUB spesifik lokasi baru mulai muncul. Hal ini dimungkinkan oleh kurangnya promosi, sosialisasi dan diseminasi VUB spesifik lokasi serta lemahnya kinerja perbenihan dalam penyediaan logistik VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.
11
4.
Peningkatan produktivitas perlu didukung melalui penggunaan VUB padi. UPBS BPTP Bengkulu pada tahun 2013 mampu menyediakan benih sumber VUB sebanyak 33,15 ton, tahun 2014 sebanyak 34.56 ton dan pada tahun 2015, produksi sumber benih UPBS ditargetkan menjadi 13,70 ton VUB SS.
5.
Penyebarluasan VUB spesifik lokasi dapat diwujudkan secara cepat dengan cara mendekatkan teknologi kepada stakeholders (pengambil kebijakan) dan petani pengguna. Keunggulan VUB dapat disebarluaskan kepada petani maupun stakeholders melalui kegiatan demplot, penangkaran, temu lapang dan temu usaha. VUB cepat diadopsi jika stakeholders dan petani yakin bahwa VUB yang ditawarkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas hasil serta pendapatan usahatani.
6.
UPBS dapat berperan sebagai penyedia logistik benih dan agent dalam mempromosikan/menyebarluaskan VUB Badan Litbang Pertanian.
7.
Ketersediaan benih sumber spesifik lokasi untuk lembaga perbenihan di daerah (BBI, BBU, UPTD Perbenihan) dan petani penangkar masih kurang dan perlu disediakan secara tepat.
8.
Sinergi dan kolaborasi antar lembaga perbenihan di daerah masih lemah.
1.3 Tujuan Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2015 adalah: 1.
Menyusun basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.
2.
Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator.
3.
Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu.
4.
Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu
12
Tujuan akhir kegiatan UPBS BPTP Bengkulu adalah : 1. Menciptakan harmonisasi dan sinergi antar lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam menyediakan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu. 2. Petani memahami dan mengadopsi penggunaan VUB berkualitas yang spesifik lokasi dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi). 3. Menyusun basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU, penangkar), penyebaran
benih, dan peta
pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. 4. Membentuk UPBS sebagai lembaga perbenihan yang mandiri,
profesional
dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah. 1.4 Keluaran yang Diharapkan Keluaran Tahun 2015 : 1.
Informasi dan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.
2.
Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani kooperator.
3.
Peningkatan jumlah pengguna VUB yang diproduksi oleh UPBS.
4.
Diperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.
Keluaran Akhir Kegiatan : 1.
Harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam penyediaan benih unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
2.
VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahami dan diadopsi secara masif oleh petani dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan strategis (padi).
13
3.
Basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU, penangakar), penyebaran benih dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.
4.
UPBS menjadi lembaga perbenihan yang mandiri, profesional dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah.
1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat dari UPBS BPTP Bengkulu bagi stakeholders: 1.
Memberikan informasi yang akurat mengenai kebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktu produksi dan penyebaran VUB di Provinsi Bengkulu.
2.
Lembaga perbenihan di daerah termasuk petani penangkar mendapatkan benih sumber dengan tepat jumlah, varietas, mutu, waktu, lokasi dan harga.
3.
Petani dan lembaga perbenihan daerah mendapatkan bimbingan teknis budidaya, prosesing benih, dan bahkan dapat menyaksikan langsung keunggulan
varietas
yang
dikembangkan
melalui
berbagai
kegiatan
diseminasi (penangkaran, temu lapang, panen raya). 4.
Petani menghargai dan memahami panjangnya proses untuk menghasilkan benih unggul berkualitas dan pentingnya penggunaan VUB spesifik lokasi.
5.
Petani mendapatkan varietas adaptif yang sudah teruji dengan potensi hasil tinggi dan toleran terhadap berbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik, sebagai upaya untuk mengurangi resiko kegagalan dalam usaha tani.
6.
Benih yang spesifik agroekosistem (dataran rendah, dataran tinggi, lahan kering, lahan rawa, lahan masam, lahan alkalis, lahan sawah irigasi, tadah hujan) dapat disediakan secara tepat, sehingga para pengguna/petani mempunyai banyak pilihan atau alternatif VUB yang spesifik lokasi.
7.
Lembaga perbenihan di daerah dapat melakukan pembenahan secara internal dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga penyedia benih berkualitas untuk masyarakat tani di Provinsi Bengkulu.
Dampak yang diharapkan dari UPBS BPTP Bengkulu diantaranya adalah: Adopsi terhadap benih berkualitas yang spesifik lokasi berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan di Provinsi Bengkulu. Peningkatan tersebut akan menyebabkan meningkatnya pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dan produksi padi dapat mendukung dan mewujudkan swasembada dan swasembada berkelanjutan di Provinsi Bengkulu. 14
15
I. TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap pemupukan dan toleran terhadap serangan hama penyakit utama telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas (Nugraha dkk., 2007). Sistem perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Di
Provinsi
Bengkulu
mulai
muncul
kesadaran
petani
untuk
menggunakan benih bermutu dari VUB spesifik lokasi. VUB (Inpari, Inpara, dan Inpago) yang dilepas sejak tahun 2008 masih belum dominan di petani. Hal ini menunjukkan
bahwa
sistem
diseminasi
masih
lemah.
Wahyuni
(2011)
melaporkan bahwa lambatnya adopsi VUB juga dipicu oleh terbatasnya ketersediaan benih sumber serta belum dapat dilayaninya permintaan VUB dari
stakeholders maupun petani secara tepat waktu, jumlah, varietas, tempat, harga, dan kualitas. Penyebarluasan informasi tentang keunggulan VUB padi spesifik lokasi serta ketersediaan benih sumber berpengaruh terhadap percepatan proses adopsi. Keunggulan suatu varietas akan dapat dirasakan manfaatnya apabila tersedia benih dalam jumlah cukup untuk ditanam oleh petani (Daradjat dkk., 2008). Untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih. UPBS dilembagakan sebagai bentuk tindakan reponsif atas lemahnya kinerja kelembagaan perbenihan di daerah, kurangnya promosi dan diseminasi VUB oleh sumber inovasi, serta minimnya stok dan logistik benih VUB spesifik lokasi. UPBS di BPTP mempunyai mandat untuk menghasilkan benih sumber kelas FS dan SS dengan jumlah dan varietas yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial budaya setempat (BBP2TP, 2013). Banyak
permasalahan
dan
tantangan
dalam
penyediaan
dan
penyebarluasan benih bermutu maupun VUB padi spesifik lokasi. Secara umum persepsi petani terhadap benih berlabel adalah negatif, yang berarti bahwa tingkat kepercayaan petani terhadap kualitas benih berlabel rendah. Hal ini beralasan karena sering kali petani mendapatkan benih berlabel tetapi dengan 16
kualitas rendah dari berbagai program bantuan benih unggul. Tingginya kotoran dan gabah hampa serta rendahnya daya kecambah menjadi indikator utama dari ketidaksesuaian antara label dengan kondisi fisik dan fisiologi benih. Keyakinan masyarakat tani terhadap mutu benih berlabel harus dipulihkan melalui pencitraan bahwa label adalah jaminan mutu yang bersifat mutlak. UPBS sudah memulai untuk meyakinkan penangkar/petani bahwa
benih berlabel berarti
benih bermutu/berkualitas yang memenuhi persyaratan baku sesuai dengan kelas benihnya. Akhir-akhir ini petani di Bengkulu
sudah mulai
berminat
untuk
menggunakan varietas unggul berlabel secara mandiri. Ada 4 alasan utama bagi petani dalam pemilihan varietas yaitu produktivitas tinggi, toleran terhadap serangan OPT, berumur genjah, dan nasinya pulen (Wibawa dkk., 2012). Konsekuensi dari peningkatan kesadaran petani dalam penggunaan benih bermutu dan VUB spesifik lokasi adalah: (1). Perlu peningkatan intensitas, kualitas dan jangkauan informasi/penyuluhan yang berkaitan dengan keunggulan VUB yang spesifik lokasi (2). Perlu perencanaan dan prediksi yang akurat berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktu produksi dan sebaran varietasnya (3). Penguatan sinergi dan kolaborasi antar lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU) dan kelompok/petani penangkar (4). Penyediaan (logistik) benih sesuai kebutuhan masyarakat tani secara tepat waktu, tempat, jumlah, varietas, harga, dan kualitas.
17
II.
PROSEDUR
3.1 Pendekatan/Kerangka Pemikiran Untuk mendapatkan output yang lengkap diperlukan data dan informasi yang berkaitan dengan: (1). Total kebutuhan benih padi dalam 1 tahun (2). Komposisi varietas padi yang dikembangkan/dibudidayakan (3). Kebutuhan benih berdasarkan varietas dan kelas benih (4). Sebaran varietas padi (peta) (5). Kalender tanam terpadu dalam penentuan waktu dan lokasi tanam (6). Jumlah, aktifitas, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja lembaga perbenihan daerah (BBI dan BBU) di Provinsi Bengkulu (7). Jumlah dan sebaran kelompok/petani penangkar (8). Peluang dan permasalahan dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB spesifik lokasi (9). Metode penyuluhan dan diseminasi. Data dan informasi tersebut diperoleh melalui deks study, survey, pengisian kuisioner maupun wawancara. Data yang terkumpul ditabulasikan, dianalisis, dan diintrepretasikan menjadi output kegiatan yang sesuai dengan tujuan kegiatan yaitu : (1) Informasi dan basis data kebutuhan varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi. (2) Informasi tentang kelembagaan, kegiatan dan kinerja institusi perbenihan daerah (BBI dan BBU) serta kelompok penangkar. (3) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan perilaku dari petugas, penangkar, dan petani dalam pemilihan serta penggunaan VUB spesifik lokasi (4) Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses sertifikasi. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan Produksi Benih/UPBS pada tahun 2015 meliputi (a) produksi benih VUB dilakukan di UPBS BPTP Bengkulu dan di lahan petani penangkar Propinsi Bengkulu, (b) VUB yang dihasilkan adalah benih padi sebanyak 13,70 ton kelas benih SS, (c) fasilitasi proses sertifikasi benih padi hasil penangkaran petani kooperator ke BPSB, (d) pemetaan dan penyebarluasan VUB padi (f) promosi dan sosialisasi benih sumber melalui berbagai media (e) menjaring umpan balik kinerja kelembagaan perbenihan di Propinsi Bengkulu.. Kegiatan UPBS akan dilaksanakan di seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu. Pada akhir kegiatan diharapkan UPBS sudah menjadi lembaga yang profesional 18
serta mampu berperan aktif dan bersinergi dengan lembaga perbenihan daerah. Produksi benih diutamakan untuk kebutuhan benih sumber di Provinsi Bengkulu. 3.2 Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan 3.2.1 Bahan dan alat Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS antara lain : Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS antara lain : 1.
Benih Varietas Unggul Baru (VUB) padi (inpari, inpara, inpago) kelas FS.
2.
Saprodi pupuk (pupuk ponska, urea), pestisida (herbisida, insektisida, fungisida).
3.
Karung untuk hasil panen
4.
Karung kemasan 20 kg
5.
Plastik kemasan 5 kg
6.
Tali
7.
Elpiji Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan UPBS tahun 2015 antara lain :
1.
Timbangan
2.
Alat pengukur kadar air
3.
Alat pengebor tanah
4.
Sealer
5.
Terpal penjemuran
6.
Sead cleaner
7.
Sead blower
8.
Ac
9.
Gerobak sorong
3.2.2 Prosedur pelaksanaan kegiatan Lokasi kegiatan dan waktu Kegiatan UPBS akan dilaksanakan di Provinsi Bengkulu diantaranya di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Seluma, Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur, Mukomuko, Bengkulu Tengah, 19
Kepahiang dan Kota Bengkulu. Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan Januari– Desember 2015. Pemilihan lokasi penangkaran didasarkan pada beberapa kriteria yaitu: (1). Merupakan daerah sentra padi di masing-masing kabupaten/kota, (2). Lokasi strategis, pinggir jalan, mudah dijangkau dan didukung oleh sarana irigasi yang memadai, (3) Bukan merupakan daerah endemis hama dan penyakit utama padi, (4). Petani kooperatif dan bersedia bekerjasama secara partisifatif. Tahapan pelaksanaan kegiatan
Persiapan Kegiatan
persiapan
meliputi
penyusunan
RODHP,
petunjuk
pelaksananaan (juklak) dan koordinasi awal ke stakeholders di Kabupaten/kota. RODHP disusun untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan sebagai penjabaran
dari
proposal/RDHP.
RODHP
lebih
rinci
memuat
aspek
administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan teknis di lapangan akan dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) yang berisi tahapan teknis kegiatan secara rinci dan detail sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Pelaksanaan kegiatan 1. Pertemuan internal dan antar institusi Pertemuan
internal
dilaksanakan
secara
rutin
dalam
bentuk
pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dievaluasi kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing lokasi kegiatan UPBS/Perbenihan. Pertemuan antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Pertemuan di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten
maupun
Pertemuan/workshop/seminar
Badan di
tingkat
Besar/Balit lingkup Badan Litbang pertanian.
20
Pelaksana nasional
Penyuluhan).
dilakukan
di
Balai
2. Penyusunan basis data perbenihan di Provinsi Bengkulu Basis data disusun dari data primer dan sekunder melalui desk study, wawancara, pengisian kuisioner, dan survey (Lampiran 1, 2, 3 dan 4). Data yang diperlukan dalam penyusunan basis data perbenihan diantaranya adalah: (1). Total kebutuhan benih padi
dalam 1 tahun (2). Komposisi
varietas padi yang dikembangkan/dibudidayakan di Provinsi Bengkulu (3). Kebutuhan benih berdasarkan varietas dan kelas benih (4). Sebaran varietas padi (peta) di 10 kabupaten/kota (5). Kalender tanam terpadu dalam penentuan waktu dan lokasi tanam. Basis data ini bermanfaat dalam perencanaan produksi benih berkaitan dengan jumlah/volume, varietas, kelas benih, lokasi dan waktu penggunaan
benih.
Basis
data
perbenihan
dapat
digunakan
untuk
mengevaluasi kecukupan dan kinerja UPBS dan lembaga perbenihan daerah dalam penyediaan dan penyebarluasan benih sumber dari VUB spesifik lokasi. 1.
Identifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja lembaga perbenihan daerah (BBI; BBU) serta kelompok penangkar. Kegiatan ini dilakukan untuk mengenal dan mendalami kondisi serta kinerja mitra perbenihan yang ada di Provinsi Bengkulu. Kegiatan ini dilakukan dengan pengisian form yang telah disediakan (Lampiran 5). Di Provinsi Bengkulu terdapat 7 lembaga perbenihan daerah yang tersebar di 7 kabupaten/kota yaitu Balai Benih Pembantu (Kota Bengkulu dan Bengkulu Selatan), Balai Benih Induk (Kepahiang dan Mukomuko), Balai Benih Utama(Kaur), Balai Benih Padi dan Palawija (Lebong dan Rejang Lebong). Sementara Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara belum memiliki lembaga perbenihan daerah.
2.
Produksi benihSS
Penentuan lokasi dan petani kooperator UPBS BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan maka produksi benih dilakukan di lahan petani kooperator.Penentuan lokasi dan petani penangkar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan. Pemilihan petani kooperator menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan penangkaran. Petani yang dipilih adalah petani yang kooperatif 21
dan bersedia untuk mengikuti semua petunjuk teknis yang telah ditentukan. Komunikasi yang baik dengan petani penangkar sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan. Melalui komunikasi akan terbentuk persepsi yang sama dalam pelaksanaan kegiatan.
Budidaya , panen , prosesing dan sertifikasi benih Pelaksanaan penangkaran difokuskan pada produksi benih sumber padi SS sebanyak 13,70 ton. Untuk kegiatan produksi benih dimulai dengan budidaya yang meliputi kegiatan persemaian, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan dan pengendendalian OPT, roughing, panen, pengeringan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan benih, sertifikasi, dan penyimpanan serta pengemasan yang secara keseluruhan akan dtuangkan dalam juklak. Juklak dijadikan acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan penangkaran. Penangkaran dilaksanakan sesuai dengan juklak yang telah disampaikan kepada petani penangkar. BSPB sudah dilibatkan sejak awal kegiatan mulai dari pendaftaran, penanaman, pengamatan, roughing hingga proses sertifikasi dan pelabelan benih. VUB yang ditangkarkan sudah diseleksi melalui berbagai kegiatan penelitian, pengkajian, pendampingan, maupun gelar teknologi di BPTP Bengkulu. VUB yang akan ditangkarkan dan sudah terseleksi diantaranya adalah Inpari 6, Inpari 7, Inpari 10, Inpari 13, Inpari 15 dan Inpari 30, Banyuasin, Inpara 2, Inpara 6, dan Inpago 8. Varietas tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis, kesesuaian agroekosistem dan preferensi petani. 5.
Diseminasi dan peningkatan kapasitas petugas maupun petani penangkar Petani tidak mudah mengganti varietas existing ke varietas baru sebelum mereka yakin dan melihat bukti keunggulan varietas yang diintroduksikan. Berbagai metode dan media penyuluhan (display, demplot, temu lapang, gelar teknologi, maupun penyebaran bahan informasi tercetak maupun elektronik) perlu diintensifkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Hal ini dilakukan dalam upaya mengubah sikap dan perilaku petani untuk menerima VUB spesifik lokasi yang direkomendasikan. Penentuan responden (petugas, penangkar dan petani) dilakukan dengan metode simple random sampling, dengan jumlah responden petugas 22
sebanyak 100 orang, petani penangkar sebanyak 100 orang dan petani pengguna sebanyak 200 orang. Responden petugas merupakan petugas yang wilayah tugasnya ada kegiatan penangkaran atau pernah mengikuti pelatihan/apresiasi/sosilaisasi/koordinasi
perbenihan.
Responden
petani
penangkar adalah petani yang pernah atau sedang melakukan kegiatan penangkaran padi. Dan responden petani pengguna adalah petani padi yang pernah atau selalu menggunakan VUB. Promosi/sosialisasi juga dilakukan untuk menyebarluaskan informasi tentang ketersediaan benih sumber di UPBS BPTP Bengkulu kepada dinas/instansi lingkup pertanian tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, BUMN, penangkar dan petani padi. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kegiatan pertemuan (temu lapang, temu usaha, sinkronisasi/koordinasi kegiatan dengan stakeholders), penyebarluasan informasi dalam bentuk tercetak serta website. Melalui berbagai kegiatan sosialisasi diharapkan timbulnya sinergi kegiatan antar pelaku agribisnis (petani, badan usaha, dan pemerintah) dalam mempercepat penyebarluasan penggunaan VUB padidi lahan petani. Strategi
pendistribusian
benih
sumber
dilakukan
dengan
2
pendekatan yaitu (1) promosi/diseminasi dan (2) komersial.
Distribusi melalui kegiatan promosi/diseminasi Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : (1) Sosialisasi benih VUB kepada dinas pertanian (provinsi/kabupaten/kota), badan koordinasi penyuluhan (pada tingkat provinsi) atau badan pelaksana penyuluhan kabupaten/kota. (2) Melakukan promosi benih bersama dengan Dinas dan masyarakat dalam bentuk kunjungan lapang maupun panen bersama. (3) Pemberian bantuan benih kepada petani melalui dinas pertanian kabupaten/kota
dan/atau
badan
pelaksana
penyuluhan
pertanian
kabupaten/kota setempat untuk dimanfatkan dalam kegiatan uji adaptasi varietas, demonstrasi benih unggul (dembul), demplot, display VUB dan kaji terap varietas unggul. (4) Temu lapang hasil kegiatan penangkaran varietas unggul serta pameran. (5) Pameran dalam rangkahari ulang tahun (HUT) kabupaten/kotadan pameran pembangunan. (6) Pemberian bantuan benih VUB kepada penangkar benih. 23
Distribusi benih secara komersial 1). Produksi benih yang dimanfaatkan secara komersial atau dijual. Hasil penjualan
sepenuhnya
disetorkan
kepada
kas
negara
sebagai
pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Semakin besar proporsi benih yang dapat dikomersialkan, mengindikasikan bahwa minat masyarakat terhadap VUB berkualitas semakin meningkat. 2). Penyaluran (distribusi) benih, baik yang bersifat bantuan maupun benih yang dikomersialkan perlu dilengkapi dengan dokumen administrasi benih atau berita acara serah terima benih. Pelaksanaan pengelolaan UPBS berdasarkan pada Pedoman Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman (UPBS) Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian Nomor: 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Petunjuk Pelaksanaan UPBS Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). 6.
Pelaporan Penyusunan laporan pelaksanaan yang terdiri atas laporan bulanan, semester dan laporan akhir. Isi laporan meliputi : (1) target produksi, (2) pelaksanaan kegiatan : lokasi, varietas benih, mekanisme produksi, (3) realisasi produksi dan distribusi, (4) Kinerja UPBS dalam memenuhi kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu.
3.3.3 Parameter yang Diukur
Produksi benih sumber padi
Jumlah benih yang produksi dan disalurkan oleh UPBS BPTP Bengkulu.
Jumlah penangkar yang dibina.
Basis data dan Peta penyebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu.
3.3.4 Analisis Data Tingkat pengetahuan dan keterampilan serta perubahan perilaku dari petugas, penangkar dan petani dalam pemilihan serta penggunaan VUB spesifik lokasi dianalisis secara deskriptif dan interval kelas (Nasution dan Barizi dalam Rentha, 2007, penentuan interval kelas untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 24
NR = NST – NSR
dan
PI
= NR : JIK
Keterangan : NR : Nilai Range PI NST : Nilai Skor TertinggiJIK NSR : Nilai Skor Terendah
: Panjang Interval : Jumlah Interval Kelas
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan perilaku dari petugas, penangkar dan petani dalam pemilihan serta penggunaan VUB spesifik lokasidianalisis dengan menggunakan Uji Statistik Paired Simple T
Test (Riduwan dan Alma, 2009) : t
Keterangan : t
D
=
:nilai t hitung
D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2 SD : standar deviasi pengukuran 1 dan 2 N : jumlah sampel
25
IV. ANALISIS RESIKO Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 1 dan 2). Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS tahun 2015. No Resiko Penyebab Dampak 1 Kegagalan usaha Ketidakpastian iklim - Stok benih VUB penangkaran (gagal dapat menyebabkan berkurang dan panen) lanina (kekeringan) target produksi maupun El-nino tidak tercapai (banjir/terendam) - Lembaga perbenihan daerah dan penangkar tidak mendapatkan benih dengan 6 tepat (waktu, tempat, jumlah, varietas, harga dan kualitas) 2 Penurunan Serangan hama dan Stok benih sumber produktivitas yang penyakit utama untuk berkurang dan signifikan tanaman padi target produksi benih tidak tercapai 3 Kerusakan fisik dan Kurang siapnya sarana - Calon benih tidak fisiologis benih yang dan prasarana pasca lulus sertifikasi berakibat terhadap panen dan pengeringan - Target produksi rendahnya daya serta cuaca yang tidak terpenuhi kecambah dan vigor ekstrem (frekuensi curah hujan yang tinggi) 4 Benih tidak - Distribusi benih lambat Penumpukan benih terdistribusi ke akibat musim tanam sumber (benih penangkar/ yang tidak tepat expired). stakeholders - Varietas tidak diminati oleh penangkar/petani 5 Lembaga perbenihan, Kurang - Dominansi penangkar/petani sosialisasi/informasi varietas unggul tidak memanfaatkan lemah lama tetap varietas yang bertahan diproduksi UPBS - Citra VUB (Inpari, Inpara, Inpago) negatif
26
Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS tahun 2015. No. Resiko Penyebab Penanganan 1 Kegagalan usaha Ketidakpastian iklim - Pemilihan varietas penangkaran (gagal dapat menyebabkan toleran spesifik lokasi panen) lanina (kekeringan) terhadap cekaman maupun El-nino lingkungan abiotik (banjir/terendam) - Pemilihan lokasi secara cermat dengan mempertimbangkan aspek teknis terutama irigasi 2 Penurunan Serangan hama dan - Pemilihan varietas produktivitas yang penyakit utama untuk padi spesifik lokasi signifikan tanaman padi yang toleran cekaman lingkungan biotik - Penerapan pengendalian OPT dengan pendekatan PHT (Spot-Stop) 3 Kerusakan fisik dan Kurang siapnya sarana Perbaikan sarana dan fisiologis benih yang dan prasarana pasca prasarana pasca panen berakibat terhadap panen dan pengeringan dan prosesing benih rendahnya daya serta cuaca yang yang high profil. kecambah dan vigor ekstrem (frekuensi curah hujan yang tinggi) 4 Benih tidak - Distribusi benih - Melakukan promosi terdistribusi ke lambat akibat dan diseminasi penangkar/ musim tanam yang secara intensif dan stakeholders tidak tepat kontinyu kepada - Varietas tidak stakeholders dan diminati oleh penangkar. penangkar - Pemilihan varietas didasarkan pada pertimbangan teknis, agroekosistem dan preferensi pengguna 5 Lembaga Kurang Penyuluhan/sosialisasi perbenihan, sosialisasi/informasi dan promosi lebih penangkar/petani lemah intensif tidak memanfaatkan varietas yang diproduksi UPBS
27
V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN 5.1 Tenaga Yang Terlibat Dalam Kegiatan Tenaga yang terlibat dalam kegiatan produksi benih/UPBS terdiri atas peneliti, penyuluh, dosen, dan teknisi dengan latar belakang pendidikan yang beragam antara lain bidang agronomi, sosek, dan administrasi (Tabel 3). Tabel 3. Tenaga pelaksana kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2015. No
Nama/NIP
1
Harwi Kusnadi, S.Pt, M.Sc 19761118 200801 1 007
Jabatan Fungsional/Bida ng keahlian Peneliti Pertama/ Agronomi
Jabatan dalam Kegiatan Penanggung jawab
Uraian Tugas
1. 2. 3.
2
3
4
Dr. Wahyu Wibawa, MP 196904271998031001
Peneliti Muda/ Agronomi
Anggota tim
Lina Ivanti, S.TP
Peneliti Pertama/Teknologi Pascapanen
Anggota tim
Calon Peneliti / Kimia
Anggota tim
Tri Wahyuni, S.Si 19790603 201101 1 007
1. 2. 1. 2. 1. 2.
5
Rahmat Oktavia, SP 19791003 200701 1 001
Calon penyuluh/Sosek
Anggota tim
1. 2.
6
Yanhar 19630119 198903 1 001
Teknisi
Anggota tim
3. 1. 2.
7
Syafi’i 19691012 199903 1 002
Teknisi
Anggota tim
1. 2.
28
Mengkoordinir anggota tim dalam pelaksanaan kegiatan Membuat perencanaan dan mengevaluasi kegiatan Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Balai secara periodik Membantu perencanaan kegiatan Membantu pelaksanaan kegiatan Membantu kegiatan di lapangan Membantu pengolahan data pascapanen Membantu kegiatan teknis di lapangan Membantu pengolahan data sumberdaya Membantu kegiatan teknis di lapangan Membantu pengolahan data sosial ekonomi Membantu administrasi Membantu kegiatan teknis di lapangan Membantu dalam kegiatan prosesing benih Membantu kegiatan teknis di lapangan Membantu dalam kegiatan prosesing benih
Alokasi W0aktu (Jam/mi nggu) 15
10
10
10
10
10
10
5.2 Jangka Waktu Kegiatan Tabel 4. Jadual pelaksanaankegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2015. No.
Uraian
1
Persiapan, penyusunan (RODHP, Juklak) dan koordinasi Penentuan lokasi, petani kooperator Produksibenih di lapangan Prosesing benih Sosialisasi/Open House/Diseminasi Penyebaran /distribusi benih Pelaporan
2 3 4 5 6 7
1 x
2 x
3 X
4
5
x
x
X
x
x
X
6
x x x
29
x
X
x
Bulan 7 8
x x x x x
9
10
X X
x
x
x
x
x
11
12
x x x
x x x
5.3 PEMBIAYAAN Tabel 5. Pembiayaan kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2015. No 1
2
3
4
Uraian
Volume
44.350.000
44.350.000
1
TAHUN
3.250.000
3.250.000
1
TAHUN
3.270.000
3.270.000
0
33.250.000
- Benih, saprodi dan bahan pendukung kegiatan - ATK, Komputer suplies dan pelaporan
1
- Pencetakan bahan informasi Honor Output Kegiatan
0
- UHL petani
700
OH
35.000
24.500.000
- Upah Prosessing Benih
250
OH
35.000
8.750.000
0
18.500.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
0
- Pengiriman benih
1
PAKET
5.000.000
5.000.000
- Analisa tanah
1
KEG
3.500.000
3.500.000
- Biaya sertifikasi benih
1
KEG
10.000.000
10.000.000
Belanja Sewa
0
0
9.000.000
10
KALI
500.000
5.000.000
- Sewa lahan
1
KEG
4.000.000
4.000.000
Belanja Jasa Profesi
0
0
3.000.000
- Nara sumber, pengarah, evaluator
6
OJ
500.000
3.000.000
0 10 OP
0 5.000.000
50.000.000 50.000.000
0
4.950.000
110.000
4.950.000
0
10.000.000
2 OH
2.900.000
5.800.000
6 OP
700.000
4.200.000
6
Belanja perjalanan biasa - Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/d Rp. 5.000.000)
7
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota - Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
8
TAHUN
0
- sewa kendaraan 5
0
Jumlah (Rp) 50.870.000
Belanja Bahan
Satuan (Rp)
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota - Uang harian dan transport perjalanan ke luar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan - Penginapan perjalanan ke luar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
0 45
OK
0
179.570.000
Jumlah
30
DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian Nomor 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang Unit Pengelola Benih Sumber. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013. Petunjuk Pelaksanaan UPBS. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. 2012. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p. Daradjat, A.A., Agus S., A.K. Makarim, A. Hasanuddin. 2008. Padi – Inovasi Teknologi Produksi. Buku 2. LIPI Press. Jakarta. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2013. Pedoman Teknis : Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi dan Jagung Tahun 2013. Dirjen Tanaman Pangan. 134Hal. Gardner, F.P. 1985. Physiology of Crop Plants. The Iowa State University Press. Kustiyanto. 2001. Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi. Nugraha, U.S, Sri Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar. 2007. Perbenihan di Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian Padi Tahun 2007. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat. Riduwan dan Alma, B.2009. Pengantar Statistika Sosial.Alfabeta : Bandung. Rentha, T. 2007. Identifikasi Perilaku, Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Irigasi Teknis Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pupuk di Desa Bedilan Kecamatan Belitang OKU Timur. Universitas Sriwijaya.Palembang. Rubiyo, Suprapto, dan Aan Drajat. 2005. Evaluasi beberapa galur harapan padi sawah di Bali. Buletin Plasma Nutfah. Vol 11. No 1:6-10. Ruskandar, A. 2012. Varietas Unggul Baru Padi yang Banyak Ditunggu Petani. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/st260706-1.pdf. Sembiring, H. dan Abdulrahman, H. 2008. Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi. Wahyuni, S. 2011. Teknik Produksi Benih Sumber Padi. Makalah disampaikan dalam Workshop Evaluasi Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2001 dan Koordinasi UPBS 2012 tanggal 28-29 November 2011. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 31
Wibawa, W., Yahumri, Yesmawati, Y. Oktavia, S. Rosmanah, Nurmegawati, J. Firison, T. Rahman, T. Wahyuni, B. Honorita, dan T. Hidayat. 2012. Laporan Akhir Tahun Kegiatan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Bengkulu: Kementerian Pertanian.
32
LAMPIRAN Lampiran 1.Penyebaran VUB Padi Tahun 2015 di Provinsi Bengkulu Tanggal : Enumerator : KUESIONER PETA PENYEBARAN VUB PADI BADAN LITBANG PERTANIAN 1. Nama 2. Alamat a. Desa/Kelurahan b. Kecamatan c. Kabupaten/Kota 3. Kelompok tani 4. Status keanggotaan (pilih salah satu) 5. Umur 5. Pendidikan terakhir 6. Pengalaman bertani padi 7. Luas sawah (ha) 8. Status lahan (ha) a. Milik b. Bagi hasil c. Sewa 10. Nomor telepon/HP 11. Jumlah tanggungan keluarga 12. Pekerjaan utama 13. Pekerjaan sampingan 14. 15. 16. 17. 18.
: : : : : : : a. pengurus
b. anggota
c. bukan anggota
: .................. tahun : ............................. (...... tahun) : ............ tahun : ........................ : : ........................ : ........................ : ........................ : : ...... orang : .............................................. : a. ........................................... b. ........................................... Jarak dari rumah ke kios saprodi (km) : ........................ Varietas yang ditanam terakhir : ........................ Kelas benih : ........................ Sumber informasi benih : a. petugas b. penangkar c. kios d. petani e. media (pilih salah satu yang utama) Alasan pemilihan varietas : pilih yang sesuai a. Produktivitas tinggi b. Harga jual tinggi c. Rasa nasi enak d. disukai konsumen e. Tahan hama penyakit f. Umur pendek g. Tahan rebah h. Benih mudah diperoleh i. Anakan banyak j. Malai panjang k. Gabah bernas l. Tahan kekeringan m. Wangi n. Mutu gabah baik o. Daun bendera tegak 33
19. Analisa Usahatani Penyebaran Padi No Uraian 1 2
3 4
5 6
Jumlah
Luas lahan (ha) sesuai kondisi Sarana produksi Benih Pupuk Urea Pupuk NPK Phonska Pupuk NPK Mutiara Pupuk SP-36 (kg) Pupuk KCl Pupuk lainnya - ........................................... - ........................................... Pupuk organik ZPT Pestisida - .......................................... - .......................................... - .......................................... - .......................................... - .......................................... - .......................................... - .......................................... - .......................................... - .......................................... Biaya bajak per hektar Tenaga kerja per hektar (HOK) Pengolahan lahan/persemaian Penanaman
Harga satuan (Rp)
Harga total (Rp)
Keterangan
....... ....... ....... ....... .......
kali kali kali kali kali
pupuk pupuk pupuk pupuk pupuk
....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....kali pemberian ....... kali bajak
Sistem tanam ............................
Penyulaman Pemupukan Penyiangan Jaga burung Panen Perontokan gabah Pengangkutan Pembersihan gabah Penjemuran Penyimpanan Hasil (ton) Harga gabah (Rp./ton)
....... kali ....... kali
34
Tanggal : Enumerator : Lampiran 2.Kuesioner penyebaran VUB Padi Tahun 2015 di Provinsi Bengkulu IDENTIFIKASI PENANGKAR BENIH PADI PROVINSI BENGKULU A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Data Penangkar Benih Padi Nama penangkar : Nama unit organisasi : Umur : Pendidikan terakhir : Pernah ikut pelatihan penangkaran : ya / tidak (pilih salah satu) Pengalaman menangkar padi : ............ tahun Alamat : a. Desa/Kelurahan : b. Kecamatan : c. Kabupaten/Kota : 8. Nomor telepon/HP : 9. Luas lahan penangkaran (ha) : 10. Nomor SKPB : 11. Sumber benih : 12. Harga beli benih (Rp/kg) : a. Benih Penjenis (BS)/kuning : b. Benih Dasar (FS)/putih : c. Benih Pokok (SS)/ungu : 13. Produksi benih (ton/thn) : 14. Tujuan pemasaran benih : No Pembeli Jumlah benih (%) 1 Dinas/instansi pemerintah 2 Perusahaan (a. PT. Pertani b. SHS) 3 Gapoktan/kelompok tani/petani 15. Harga jual benih (Rp/kg) : a. Benih Dasar (FS)/putih : b. Benih Pokok (SS)/ungu : c. Benih Sebar (ES)/biru : 16. Mitra penangkaran : 17. Fasilitas pendukung : No Uraian Jumlah 1 Luas lahan penangkaran (ha) 2 Luas lantai jemur (m2) 3 Kapasitas gudang penyimpan (ton) 4 Power thresher (unit) 5 Alat pengering gabah (unit) 6 Seed cleaner (unit) 6 Kipas angin (unit) 7 Alat pengukur kadar air (buah) 8 Penjahit karung (buah) 9 Traktor (unit) 10 Timbangan (buah) 18. IP penangkaran padi : 19. Tujuan penangkaran padi : 20. Varietas yang ditangkarkan :
35
B. Stock Opname / Standing Crops 1. Stok benih saat ini (Stock Opname) No Varietas Kelas benih 1 2 3 2. Penangkaran benih saat ini (Standing Crops) No Varietas Kelas Luas benih tanam (ha) 1 2 3
Jumlah (kg)
Tanam
Tanggal kadaluarsa
Tanggal Perkiraan panen
Target produksi (ton)
C. Analisa Usahatani Produksi Benih Musim Tanam yang lalu No 1 2
3
Uraian
Jumlah
Luas lahan (ha) sesuai kondisi Sarana produksi Benih Pupuk Urea Pupuk NPK Phonska Pupuk NPK Mutiara Pupuk SP-36 (kg) Pupuk KCl Pupuk lainnya - ......................................... - ......................................... Pupuk organik ZPT Pestisida - ....................................... - ....................................... - ....................................... - ....................................... - ....................................... - ....................................... - ....................................... - ....................................... - …………………………………… - ………………………………….. Biaya bajak per hektar
Harga satuan (Rp)
Harga total (Rp)
Keterangan
....... ....... ....... ....... .......
kali kali kali kali kali
pupuk pupuk pupuk pupuk pupuk
....kali pemberian ....kali ....kali ....kali ....kali ....kali ....kali ....kali ....kali
pemberian pemberian pemberian pemberian pemberian pemberian pemberian pemberian
....... kali bajak
36
4
5 6 7
Tenaga kerja per hektar (HOK) Pengolahan lahan/persemaian Penanaman
Sistem tanam ...........................
Penyulaman Pemupukan Penyiangan Pembersihan CVL, tipe simpang, tanaman terserang hama Jaga burung Panen Perontokan gabah Pengangkutan Pembersihan gabah Penjemuran Penyimpanan Hasil (ton) Benih yang lulus (ton) Distribusi benih - ............................................ - ............................................ - ............................................ - .......................................... - ........................................... - ........................................... - .........................................
....... kali ........ kali ....... kali
37
D. Identifikasi Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Penangkaran Benih Pengisian jawaban dengan cara menuliskan tanda centang (√) pada baris dan kolom yang sesuai (faktor pendorong atau penghambat), kemudian diberikan nomor sesuai urutan prioritas. No
Pendorong Penghambat Tanda Urutan Tanda Urutan
Pernyataan
1
Permodalan (cukup atau kurang, dana sendiri/pinjam) 2 Ketersediaan lahan (milik sendiri/milik petani) 3 Kondisi irigasi (mencukupi atau tidak) 4 Ketersediaan benih sumber 5 Harga benih sumber 6 Penguasaan terhadap prosedur penangkaran 7 Koordinasi dengan pengawas benih 8 Ketersediaan pupuk dan pestisida 9 Ketersediaan tenaga kerja dalam penanganan benih 10 Sarana/prasarana pendukung produksi benih 11 Pemasaran 12 Kestabilan harga jual benih 13 Kerjasama/kemitraan/jaringan pemasaran 14 Kebutuhan benih petani 15 Daya beli petani 16 Tingkat kepercayaan petani terhadap hasil produksi benih 17 Serangan hama penyakit 18 Kualitas produksi benih 19 Permintaan benih 20 Kesinambungan produksi benih 21 Persaingan antar penangkar 22 Sistem informasi manajemen Khusus untuk Balai Benih 23 Ketepatan pencairan dana dengan musim tanam 24 Dukungan dana dari Pemda 25 Dukungan kebijakan pusat/daerah 26 Perdagangan benih dari daerah lain
38
Lampiran 3.Blanko isian identifikasi kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu Tahun 2015. No
Kriteria
A. ASPEK PERBENIHAN 1 Status Lahan Penangkaran 2
Ketersediaan saprodi (pupuk dan pestisida/fungisida)
3
Asal benih sumber
4
Penyebarluasan benih
5
Ketepatan dalam memperoleh benih sumber
a. Waktu
b. Mutu
c. Varietas
d. Jumlah
e. Harga
Skala/status Sewa Bagi Hasil Investasi Cukup Kurang Tidak tersedia Badan Litbang Dinas Swasta Dijual Diberikan dg persyaratan Diberikan dg gratis Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat Tidak tepat Tepat (Sesuai tanam) Belum tepat Tidak tepat Tepat (Sesuai tanam) Belum tepat Tidak tepat Tepat (Sesuai tanam) Belum tepat Tidak tepat Tepat (Sesuai tanam) Belum tepat Tidak tepat Tepat (Sesuai tanam) Belum tepat Tidak tepat
39
kebutuhan saat
kebutuhan saat
kebutuhan saat
kebutuhan saat
kebutuhan saat
f. Tempat
6
7
Ketersediaan fasilitas dan peralatan (sarana lapangan, sarana pengolahan benih, sarana laboratorium) Ketersediaan stok benih
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat Tidak tepat Cukup Kurang Tidak tersedia
Ada dan kontinu Ada tidak kontinu Tidak tersedia B. ASPEK PENGELOLAAN PENANGKARAN 1 Jumlah kelompok penangkar yang dibina 2
Jumlah kelompok penangkar saat ini
3
Persentase perkembangan jumlah penangkaran (awal sampai saat ini) Jumlah VUB yang ditanam
4
6
Pengguna benih
Sendiri Anggota Poktan Poktan lain
7
Pemasaran benih
8
Permodalan
9
Administrasi pengelolaan benih
Sendiri Poktan/Gapoktan Swasta Kas kelompok Bantuan Tidak ada Ada dan tertib Ada dan tidak tertib Tidak ada
40
10
Sarana dan prasarana a. Prasarana bangunan (Gudang benih)
Baik Rusak Tidak ada
b. Sarana penunjang produksi - Seed Cleaner
- Power Tresher
- Mesin penjahit karung
- Alat Tanam (Caplak)
Baik Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada
c. Sarana Pengolahan -
Dryer
Baik Rusak Tidak ada
d. Sarana Laboratorium -
-
-
-
Gedung & Alat Laboratorium
Alat pengukur PH Tanah
Alat Pengukur Kadar Air Benih
Alat Pengukur Bagan Daun
Baik Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada
41
a. Sarana Mobilitas -
-
Kendaraan Operasional 3
Roda
Gerobak Dorong
Baik Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada
b. Prasarana Lain - Sumber Listrik
Baik
- Sumber Air
Rusak Tidak ada Baik Rusak Tidak ada
C. ASPEK KELEMBAGAAN 1 Keterlibatan Gapoktan/KUD 2
Keterlibatan petugas lapang/PPL
3
Keterlibatan aparat/unsur kab/kota
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
42
Lampiran 4. Blanko isian evaluasi kinerja dan produktivitas petani penangkar di Provinsi Bengkulu tahun 2015 Kabupaten/Kota No. Kriteria Skala/status KOTA
SLMA
Muko2
A. ASPEK PERBENIHAN 1
Status Lahan Penangkaran
Sewa Bagi Hasil Investasi
2
3
Ketersediaan saprodi (pupuk dan pestisida/fungisida)
Cukup
Asal benih sumber
Badan Litbang
Kurang Tidak tersedia Dinas Swasta
4
5
Penyebarluasan benih
Dijual
Ketepatan dalam memperoleh benih sumber
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat
Diberikan dg persyaratan Diberikan dg gratis
Tidak tepat a. Waktu
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat
43
RL
KPHG
LEBONG
BENTENG
BS
KAUR
BU
b. Mutu
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat Tidak tepat
c.
Varietas
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat Tidak tepat
d. Jumlah
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat Tidak tepat
e. Harga
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat Tidak tepat
f.
Tempat
Tepat (Sesuai kebutuhan saat tanam) Belum tepat Tidak tepat
44
6
7
Ketersediaan fasilitas dan peralatan (sarana lapangan, sarana pengolahan benih, sarana laboratorium)
Cukup
Ketersediaan stok benih
Ada dan kontinu
Kurang Tidak tersedia
Ada tidak kontinu Tidak tersedia B.
ASPEK PENGELOLAAN PENANGKARAN
1
Jumlah kelompok penangkar yang dibina
2
Jumlah kelompok penangkar saat ini
3
Persentase perkembangan jumlah penangkaran (awal sampai saat ini) Jumlah VUB yang ditanam
4
45
6
Pengguna benih
Sendiri Anggota Poktan Poktan lain
7
Pemasaran benih
8
Permodalan
Sendiri Poktan/Gapoktan Swasta Kas kelompok Gotong royong/iuran Tidak ada
9
Administrasi pengelolaan benih
Ada dan tertib Ada dan tidak tertib Tidak ada
10
Sarana dan prasarana g. Prasarana bangunan (Gudang benih)
Baik Rusak Tidak ada
46
h.
Sarana penunjang produksi - Seed Cleaner
Baik Rusak Tidak ada
-
Power Tresher
Baik Rusak Tidak ada
-
Mesin penjahit karung
Baik Rusak Tidak ada
-
Mesin Pemotong Padi
Baik Rusak Tidak ada
-
Alat Tanam (Caplak)
Baik Rusak Tidak ada
47
i.
Sarana Pengolahan - Hand Traktor
Baik Rusak Tidak ada
-
Kulti Factor
Baik Rusak Tidak ada
-
Dryer
Baik Rusak Tidak ada
-
Silo
Baik Rusak Tidak ada
-
Perontok
Baik
Jagung Rusak Tidak ada j.
Sarana Laboratorium - Gedung & Alat Laboratorium
Baik Rusak Tidak ada
48
-
Alat pengukur PH Tanah
Baik Rusak Tidak ada
-
Alat Pengukur Kadar Air Benih
Baik Rusak Tidak ada
-
Alat Pengukur Bagan Daun
Baik Rusak Tidak ada
a. Sarana Mobilitas -
Kendaraan Operasional Roda 4
Baik Rusak Tidak ada
-
Kendaraan Operasional Roda 2
Baik Rusak Tidak ada
-
Gerobak Dorong
Baik Rusak Tidak ada
49
b. Prasarana Lain - Sumber Listrik
Baik Rusak Tidak ada
- Sumber Air
Baik Rusak Tidak ada
C. ASPEK KELEMBAGAAN 1
Keterlibatan Gapoktan/KUD
Tinggi Sedang Rendah
2
Keterlibatan petugas lapang/PPL
Tinggi Sedang Rendah
3
Keterlibatan aparat/unsur kab/kota
Tinggi Sedang Rendah
50
Lampiran 5.Form data base institusi perbenihan tanaman panganProvinsi Bengkulu 1.
2.
3. 4. 5.
Identitas A. Nama : B. Lokasi/alamat 1) Jalan : 2) Kode Pos : 3) No. Telp/Fax : 4) Desa : 5) Kecamatan : 6) Kabupaten : 7) Provinsi : C. Keadaan Geografis 1) Luas areal : Ha 2) Curah Hujan : Tinggi/Sedang/Rendah*) *) Coret yang tidak perlu 3) Temperatur : Tinggi/Sedang/Rendah*) 4) Jenis Tanah : 5) Ketinggian : m dpl 6) Ordinat : Potensi Balai Benih A. Lahan Instalasi/Kebun Benih (Form 1) (beserta denah/peta komplek & lahan balai benih) Keragaan Hasil Produksi Dan Distribusi/Penyebaran Benih Yang Dihasilkan (Form 2) Ketersediaan Sdm (Form 3) Struktur Organisasi A. Dasar Hukum : B. Bagan Organisasi : C. Tugas Pokok Dan Fungsi 1) Tugas Pokok : 2) Fungsi
6. 7.
:
Sarana Dan Prasarana Yang Dimiliki (Form 4) Masalah, Upaya Pemecahan Dan Rencana Pengembangan (Form 5)
51
Form 1 Lahan Instalasi/Kebun No Nama Instansi Kebun
Kabupaten/Kota
Benih
Luas Lahan (Ha)
Kapasitas
Potensi
Produksi
Produksi
Benih Padi
Benih (T/thn)
(Ha) Sawah
Tegalan
Pekarangan
52
Cekdam
Bangunan
Total
Form 2 Produksi Dan Distibusi/Penyebaran Benih Yang Dihasilkan No Produksi Benih Tahun Rencana Produksi Produktivitas 2012 Benih Tahun 2013 (Ton/ha) Varietas
Volume
Varietas
Volume
Lokasi lahan Produksi Benih
Dasar Penentuan Varietas yang diproduksi
Peyaluran Benih
Sumber Benih
53
Disalurkan ke
Form 3 Ketersediaan SDM No
Pendidikan
Tenaga (orang)
Teknis 1
Sarjana (S2)
2
Sarjana (S1)
3
Sarjana Muda)D3)
4
SLTA
5
SLTP
6
SD
Non Teknis
Status (orang)
PNS
Honorer
Golongan (orang)
IV
7 8 9 10 Jumlah
54
III
II
I
Kekurangan
Kebutuhan
SDM (orang)
SDM (orang)
Jabatan
Form 4 Sarana Dan Prasarana Yang Dimiliki No
Sarana/Prasarana
Luas Yang dimiliki (M2/Unit)
1
Prasarana Bangunan a.
Gedung Kantor
b.
Gedung Laboratorium
c.
Green House
d.
Rumah Dinas
e.
Rumah Jaga
f.
Gudang Benih
g.
Gudang Prosessing
h.
Gudang Work Lound
i.
Garasi
j.
Ruang Komputer
k.
Ruang Pompa Air
l.
Bak Air
m. Saluran Irigasi n.
Bangunan Irigasi
o.
55
Kondisi
Usula/Rehab (M2/Unit)
p. q. r. s. 2
Sarana Penunjang Produksi a.
RMU
b.
Seed Cleaner (Pembersihs Gabah)
c.
Power Tresher (Perontok Padi)
d.
Mesin Penjahit Karung
e.
Mesin Pompa Air
f.
Hand Prayes
g.
Mesin Pemotong Padi
h.
Mist Blower
i.
Mesin Rumput
j.
Mesin Penyiang
k.
Alat Pemotong Padi
l.
Alat Tanam (Caplak)
m. n. o. p.
56
3
Sarana Pengolahan a.
Hand Traktor
b.
Kulti Factor
c.
Dryer
d.
Silo
e.
Perontok Jagung
f. 4
Sarana Laboratorium a.
Gedung & Alat Laboratorium
b.
Alat pengukur PH Tanah
c.
Alat Pengukur Kadar Air Benih
d.
Alat Pengukur Bagan Daun
e. f. g. 5
Sarana Mobilitas a.
Kendaraan Operasional Roda 4
b.
Kendaraan Operasional Roda 2
c.
Gerobak Dorong
d. e.
57
6
Sarana Kantor a.
Laptop
b.
Komputer
c.
Printer
d.
Mesin Tik
e.
Photo Digital
f.
Pengeras Suara
g.
Kursi Tamu
h.
Meja Kantor
i.
Kursi Putar
j.
Kursi Lipat
k.
Kursi Plastik
l.
Lemari arsip
m.
Filing Kabinet
n.
Brankas
o.
Radio Pemanggil
p.
Dana Operasional Balai Benih
q.
Dana Operasional Tenaga Honorer
r.
Mushola
s.
Pagar Keliling
t.
58
7
Prasarana Lain a.
Jalan
b.
Sumber Listrik
c.
Sumber Air
d. e.
Form 5 Masalah, Upaya Pemecahan Dan Rencana Pengembangan No
Aspek
1
Kelembagaan
2
Sarana dan Prasarana Pertanian
3
Pembiayaan
4
Manajemen
5
Pemasaran
Permasalahan
Arah/Rencana Pengembangan
59
Upaya Pemecahan/Solusi