Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
PROSPEKTIF JERAMI PADI SEBAGAI SUMBER PAKAN UNTUK PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA DI SULAWESI SELATAN (The Potential of Rice Straw as Feed Resources for Ruminant Development in South Sulawesi) JASMAL A. SYAMSU dan A. ABDULLAH Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar
ABSTRACT The objective of this study was to evaluate the potency of rice straw as feed for ruminants in South Sulawesi. Survey study method was used in the area which represented different climate and cultivation patterns. Two districts were choosen to meet this criterion and subsequently where the study was taking place. Primary data were obtained using latin square method (25m2) to estimate the production of rice straw during or just before harvesting. Nutrient composition was also analyzed in order to estimate the advantage of rice straw as feed for ruminants. The result indicated that production of rice straw per annum was approximately 4.312.125 ton or equivalent to 1.839.121 ton and 200.083 ton for total digestible nutrient (TDN) and crude protein, respectively. This suggested that annually a number of 1.891.283 animal units (AU) can be accommodated by this production. Key Words: Rice Straw, Feed Resources, Ruminant, South Sulawesi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi dan dayadukung limbah jerami padi sebagai sumber pakan ternak ruminansi di Sulawesi Selatan. Untuk mengetahui produksi limbah jerami padi dilakukan survei dengan pengambilan cuplikan menggunakan ubinan ukuran 5 x 5 meter (25m2) pada setiap lokasi pada dua kabupaten yang berbeda iklim dan pola tanam dengan masing-masing dua kecamatan dan dua desa per kecamatan dengan dua kali ulangan pada jerami padi yang sedang panen atau siap panen. Jerami padi dikumpulkan dan ditimbang bobot segarnya sehingga diketahui produksi masing-masing limbah tanaman pangan (kg/25m2). Untuk mengetahui kualitas jerami padi, dilakukan analisis proksimat. Data hasil survei produksi limbah tanaman pangan dan analisis kualitas limbah tanaman pangan dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi bahan kering jerami padi di Sulawesi Selatan sebesar 4.312.125 ton. Berdasarkan total digestible nutrient dan protein kasar jumlah produksi jerami padi adalah 1.839.121 ton dan 200.083 ton. Daya dukung jerami padi sebagai sumber pakan berdasarkan bahan kering dapat menampung sejumlah 1.891.283 ST ternak ruminansia. Key Words: Jerami Padi, Sumberdaya Pakan, Ruminansia, Sulawesi Selatan
PENDAHULUAN Salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan peternakan di Sulawesi Selatan adalah ketersediaan sumberdaya pakan untuk ternak. Namun demikian, padang penggembalaan sebagai penyedia pakan hijauan cenderung berkurang setiap tahun. Luas padang penggembalaan di Sulawesi Selatan tahun 2003 adalah 235 542 ha dan mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 1999
seluas 290 184 ha. Di lain pihak, telah terjadi perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai penyedia sumber pakan menjadi lahan sawah/pertanian untuk memenuhi tuntutan penyediaan pangan akibat semakin meningkatnya jumlah penduduk. Disamping itu penyediaan pakan juga memiliki keterbatasan akibat adanya persaingan kebutuhan penyediaan pangan untuk konsumsi manusia.
847
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
Peningkatan luas lahan pertanian memberikan implikasi terhadap peningkatan luas areal panen tanaman pangan. Di Sulawesi Selatan pada tahun 2006, luas areal panen padi seluas 847 305 ha atau 6,85% dari luas areal panen di Indonesia, dan luas areal panen jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar masing-masing 6,91, 3,97, 6,13, 3,53 dan 4.40% dari luas areal panen nasional (BPS SULSEL, 2007). Meningkatnya intensifikasi tanaman pangan mengakibatkan peningkatan produksi limbah tanaman pangan. Upaya meningkatkan nilai manfaat jerami padi sebagai pakan telah dilaporkan beberapa peneliti. Pengolahan jerami padi yang difermentasi dengan starbio menunjukkan komposisi nutrien jerami padi mengalami peningkatan kualitas dibanding jerami padi yang tidak difermentasi. Dibandingkan dengan jerami padi tanpa fermentasi, jerami padi yang difermentasi dengan probiotik starbio mengalami peningkatan kandungan protein kasar. Komposisi serat jerami padi tanpa fermentasi nyata lebih tinggi dibandingkan dengan jerami padi yang difermentasi dengan starbio (SYAMSU, 2001). Dalam aplikasi di lapangan pada peternakan rakyat menunjukkan rata-rata konsumsi bahan kering pakan terdapat perbedaan nyata antara jerami padi fermentasi (4,41 kg/ekor/hari) dengan jerami padi tanpa fermentasi (3,35 kg/ekor/hari) pada ternak sapi Bali. Hal ini menunjukkan bahwa jerami padi yang difermentasi dengan probiotik mempunyai palatabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan jerami padi tanpa fermentasi. Pertambahan berat badan sapi dipengaruhi oleh faktor kualitas pakan, serta kemampuan ternak untuk memanfaatkan pakan tersebut. Rataan pertambahan berat badan harian menunjukkan bahwa sapi Bali yang diberi jerami padi fermentasi memberikan respon pertambahan berat badan harian yang lebih tinggi (0,37 kg) dibanding dengan jerami padi tanpa fermentasi (0,25 kg). Pertambahan berat badan yang lebih tinggi pada jerami fermentasi dipengaruhi oleh konsumsi pakan yang juga tinggi (SYAMSU et al., 2003). Ternak sapi yang mendapat pakan dengan perlakuan jerami padi ditambahkan urea 4% menunjukkan pertambahan berat badan dan konversi ransum nyata lebih baik dibandingkan dengan pakan jerami dengan penambahan kombinasi 2% urea dan 3% kapur (XUAN
848
TRACH et al., 2001). XUAN TRACH (2004) melaporkan bahwa teknologi peningkatan nilai nutrisi jerami padi dengan perlakuan penambahan urea sebagai pakan ternak sapi pada kondisi peternakan rakyat dapat meningkatkan produktivitas ternak dengan tingkat konsumsi dan pertambahan berat badan yang lebih baik dibandingkan dengan jerami padi tanpa penambahan urea. Tingkat adopsi peternak dan penerapan teknologi tersebut dipengaruhi oleh aspek sosial ekonomi seperti pola pikir dan perilaku peternak, serta pemahaman terhadap manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan teknologi tersebut. Penelitian penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia dilaporkan BESTARI et al. (1999), bahwa pemberian pakan hijauan silase jerami padi yang ditambahkan mikroba rumen kerbau pada sapi peranakan ongole jantan yang sedang tumbuh dapat memberikan nilai gizi dan nilai manfaat ransum yang lebih baik daripada jerami padi tanpa pengolahan, dan setara dengan pakan hijauan rumput Gajah. Pemberian pakan silase jerami padi yang ditambahkan mikroba rumen kerbau pada sapi peranakan ongole jantan yang sedang tumbuh memberikan pengaruh yang terbaik terhadap nilai kecernaan bahan kering, bahan organik, protein kasar dan NDF bila dibandingkan dengan pakan hijauan rumput Gajah maupun jerami padi. HARYANTO et al. (2004) menyatakan bahwa peningkatan nilai nutrisi jerami padi dapat dilakukan melalui bioproses fermentasi menggunakan probiotik sebagai pemacu pemecahan komponen lignosellulosa di dalam jerami padi tersebut. Pemberian jerami padi fermentasi dengan probion sebagai pakan domba dapat meningkatkan produktivitas domba dibandingkan dengan pemberian pakan secara tradisional. Dilain pihak, MARTAWIDJAJA dan BUDIARSANA (2004) melaporkan bahwa jerami padi yang difermentasi dengan probion dapat menggantikan rumput Raja sebagai pakan dasar untuk ternak kambing PE betina fase pertumbuhan. Pemberian jerami padi fermentasi secara terpisah dari konsentrat menghasilkan respon pertumbuhan dan konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk ransum komplit. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, menunjukkan bahwa jerami padi
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
memiliki potensi yang cukup besar sebagai sumber pakan ternak ruminansia. Dilain pihak, dengan miningkatnya luas areal panen padi lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi tanaman pangan lainnya. Untuk itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui prospektif jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan. METODE PENELITIAN Sesuai tipe iklim tersebut di Sulawesi Selatan dikenal ada dua pola iklim yaitu pola iklim Sektor Barat dan pola iklim Sektor Timur (BALITTAN MAROS, 1992). Perbedaan pola iklim Sektor Barat dan Timur mempengaruhi musim dan pola tanam padi, sehingga penentuan lokasi penelitian mengacu pada pola iklim tersebut. Penentuan lokasi penelitian untuk wilayah kabupaten dan kecamatan secara purposive sampling, serta penentuan dua desa masing-masing kecamatan secara random sampling (MANTRA dan KASTO, 1995). Lokasi penelitian yang dipilih adalah sektor Barat adalah kabupaten Barru (Kecamatan Tanete Riaja dan Soppeng Riaja), dan sektor Timur adalah kabupaten Bantaeng (Kecamatan Pajukukang dan Bissappu). Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data sekunder yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Peternakan, Dinas Tanaman Pangan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Badan Pusat Statistik. Data primer diperoleh dengan metode pengumpulan data sebagai berikut. Untuk mengetahui produksi jerami padi dilakukan survei pada setiap lokasi (dua desa per kecamatan) dengan dua kali ulangan. Menurut CHINH dan VIET LY (2001), pengambilan cuplikan untuk mengetahui produksi jerami padi menggunakan cuplikan (ubinan) dengan ukuran 5 x 5 meter (25m2) dengan dua ulangan. Jerami padi dikumpulkan dan ditimbang bobot segarnya sehingga diketahui produksi jerami padi (kg/25m2). Selanjutnya diambil sampel dalam keadaan segar dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC, lalu ditimbang untuk mengetahui bobot kering. Untuk mengetahui kualitas jerami padi, dilakukan analisis proksimat berdasarkan AOAC (1990).
Data hasil survei produksi jerami padi dan analisis kualitas jerami padi dianalisis secara dan statistik deskriptif (MATTJIK SUMERTAJAYA, 2000) dengan tabulasi data, konversi data, rataan data dan diolah dengan menggunakan bantuan SPSS versi 12.0.1. Produksi Jerami Padi. Produksi jerami padi dihitung berdasarkan produksi segar, produksi kering, produksi bahan kering (BK), produksi protein kasar (PK), dan produksi total digestible nutrient (TDN) (SYAMSU et al., 2005). TDN dihitung menggunakan persamaan sumatif HARRIS et al. (1972). Daya dukung jerami padi Daya dukung jerami padi adalah kemampuan suatu wilayah menghasilkan pakan berupa limbah jerami padi tanpa melalui pengolahan, dan dapat menyediakan pakan untuk menampung sejumlah populasi ternak ruminansia. Dalam menghitung daya dukung limbah jerami padi digunakan beberapa asumsi kebutuhan pakan ternak ruminansia. Asumsi yang digunakan yaitu bahwa satu satuan ternak (1 ST) ternak ruminansia rata-rata membutuhkan bahan kering (BK) adalah 6,25 kg/hari (NRC, 1984), kebutuhan protein kasar adalah 0,66 kg/hari dan kebutuhan total digestible nutrient (TDN) adalah 4,3 kg/hari. Daya dukung limbah jerami padi berdasarkan bahan kering, protein kasar dan TDN dihitung menurut SYAMSU et al. (2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata produksi segar jerami padi di Sulawesi Selatan sebesar 11,89 t/ha. Rata-rata produksi bahan kering jerami padi 5,94 t/ha, dengan kisaran produksi terendah 3,58 t/ha dan tertinggi 8,53 t/ha. Adanya variasi produksi bahan kering jerami padi disebabkan oleh adanya perbedaan cara panen padi, yaitu padi yang dipanen dengan menggunakan mesin (alsintan) pemotongan dilakukan pada bagian aerial sehingga jerami padi yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan padi yang dipanen menggunakan sabit dilakukan pemotongan sekitar 10 cm dari atas tanah sehingga diperoleh jerami padi yang lebih banyak.
849
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
Tabel 1. Rata-rata produksi dan kualitas jerami padi Produksi/ kandungan
Uraian Produksi jerami padi Produksi segar (t/ha/panen) Produksi kering (t/ha/panen) Produksi bahan kering (t/ha/panen) Kualitas nutrisi jerami padi Bahan kering (%) Protein kasar (%) Lemak kasar (%) Serat kasar (%) Bahan ekstrak tanpa nitrogen (%) Abu (%) TDN (%)
11,89 6,73 5,94 88,30 4,64 2,74 33,79 41,40 17,44 42,65
BETN: bahan ekstrak tanpa nitrogen TDN: total digestible nutrient
Kandungan protein kasar jerami padi bervariasi dari 3,09% hingga 6,07% dengan rata-rata sebesar 4,64%. Kandungan serat kasar, lemak kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan abu masing-masing 33,79, 2,74, 41,40 dan 17,44%. Angka analisis ini untuk protein kasar lebih tinggi dan serat kasar lebih rendah dibandingkan dengan yang dilaporkan oleh HARTADI et al. (1980) yaitu kandungan protein kasar 3,70%, serat kasar 35,90%, lemak kasar 1,70% dan abu 21,20%. Tabel 2 menunjukkan bahwa produksi bahan kering jerami padi di Sulawesi Selatan 4.312.125 ton. Berdasarkan TDN dan protein kasar jumlah produksi jerami padi adalah 1.839.121 ton dan 200.083 ton. Berdasarkan produksi jerami padi dilakukan analisis daya dukung jerami padi sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan. Daya
Tabel 2. Produksi, daya dukung jerami padi sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan Kabupaten/kota
Produksi (ton) TDN 4.801 99.791 31.473 42.055 54.547 111.176 52.905 87.780 44.821 35.729 259.036 95.651 159.881 157.335 190.670 20.845 118.911
Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu
BK 11.256 233.977 73.793 98.604 127.894 260.671 124.045 205.815 105.090 83.772 607.353 224.271 374.867 368.898 447.056 48.874 278.806
Tator
205.952
87.838
9.556
90.330
55.948
Luwu Utara
284.247
121.231
13.189
124.670
77.217
54.954
Luwu Timur
100.368
42.807
4.657
44.021
27.266
19.405
13.947
5.948
647
6.117
3.789
2.696
5.394 27.176 4.312.125
2.300 11.590 1.839.121
250 1.261 200.083
2.366 11.919 1.891.283
1.465 7.382 1.171.415
1.043 5.254 833.678
Makassar Parepare Palopo Jumlah
PK 522 10.857 3.424 4.575 5.934 12.095 5.756 9.550 4.876 3.887 28.181 10.406 17.394 17.117 20.743 2.268 12.937
Daya Dukung (ST) BK TDN PK 4.937 3.058 2.176 102.621 63.561 45.235 32.365 20.046 14.267 43.247 26.786 19.063 56.094 34.743 24.726 114.329 70.813 50.396 54.406 33.698 23.982 90.270 55.911 39.791 46.092 28.548 20.317 36.742 22.757 16.196 266.383 164.991 117.422 98.364 60.924 43.359 164.416 101.835 72.474 161.797 100.213 71.320 196.077 121.446 86.431 21.436 13.277 9.449 122.283 75.739 53.902 39.817
ST: satuan ternak; BK: bahan kering; TDN: total digestible nutrient; PK: protein kasar; IKPP: indeks konsentrasi produksi pakan
850
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
dukung jerami padi adalah merupakan kemampuan suatu wilayah untuk menghasilkan atau menyediakan pakan berupa limbah jerami padi yang dapat menampung kebutuhan sejumlah populasi ternak ruminansia tanpa melalui pengolahan. Daya dukung jerami padi sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan berdasarkan bahan kering, protein kasar dan total digestible nutrient masing-masing 1.891.283 ST, 39.817 ST dan 77.217 ST. KESIMPULAN Produksi bahan kering jerami padi di Sulawesi Selatan 4.312.125 ton. Berdasarkan TDN dan protein kasar jumlah produksi jerami padi adalah 1.839.121 ton dan 200.083 ton. Daya dukung jerami padi sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan berdasarkan bahan kering, protein kasar dan total digestible nutrient masing-masing 1.891.283 ST, 39.817 ST dan 77.217 ST. DAFTAR PUSTAKA AOAC (ASSOCIATION OF OFFICIAL ANALYTICAL CHEMISTS). 1990. Official Methods of Analysis. Washington DC: Association of Official Analytical Chemists. BALITTAN MAROS (BALAI PENELITIAN TANAMAN PANGAN MAROS). 1992. Sumber Pertumbuhan Kedelai Propinsi Sulawesi Selatan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros Badan Litbang Departemen Pertanian, Maros BESTARI, J., A. THALIB, H. HAMID dan D. SUHERMAN. 1999. Kecernaan in vivo ransum silase jerami padi dengan penambahan mikroba rumen kerbau pada sapi peranakan ongole. JITV 4(4): 237 – 242. BPS SULSEL (BADAN PUSAT STATISTIK SULSEL). 2007. Sulawesi Selatan dalam Angka 2003. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. CHINH, B.V. and L. VIET LY. 2001. Potential of agro-byproductsas feed resources for buffaloes in Vietnam. Proc. Buffalo Workshop. December 2001. http://www.mekarn.org/ procbuf/chin.htm (19 Pebruari 2003).
HARRIS, L.E., L.C. KEARL and P.V. FONNESBECK. 1972. Use of regression equation in predicting availability of energy and protein. J. Anim. Sci. 65: 658 – 664. H., S. REKSOHADIPRODJO, S. HARTADI, LEBDOSOEKOYO, A.D. TILLMAN, L.C. KEARL dan L.E. HARRIS. 1980. Tabel-Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia. Utah State University, Logan Utah. HARYANTO, B, SUPRIYATI dan S.N. JARMANI. 2004. Pemanfaatan probiotik dalam bioproses untuk meningkatkan nilai nutrisi jerami padi untuk pakan domba. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 – 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 298 – 304. MANTRA, I.B. dan KASTO. 1995. Penentuan sampel. Dalam: Metode Penelitian Survai. SINGARIMBUN, A. dan S. EFFENDI (Ed.). LP3ES, Jakarta. hlm. 149 – 174. MARTAWIDJAJA, M. dan I-G.M. BUDIARSANA. 2004. Pengaruh pemberian jerami padi fermentasi dalam ransum terhadap performan kambing Peranakan Etawah betina. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 – 5 Agustus 2004. Bogor: Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 407 – 415. MATTJIK, A.A. dan M. SUMERTAJAYA. 2000. Perancangan Percobaan. Jilid I. IPB Press, Bogor. NRC
(NATIONAL RESEARCH COUNCIL). 1984. Nutrient Requirement of Beef Cattle. 6th Rev. Ed. National Academy Press, Washington DC.
SYAMSU, J.A. 2001. Fermentasi jerami padi dengan probiotik sebagai pakan ternak ruminansia. J. Agrista 5(3): 280 – 283. SYAMSU, J.A., L.A. SOFYAN, K. MUDIKDJO, E.G. SA’ID dan E.B. LACONI. 2005. Analisis Potensi Limbah Tanaman Pangan sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminansia di Sulawesi Selatan. J. Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan 8(4): 291 – 301. SYAMSU, J.A., M. YUSUF, HIKMAH dan E. ABUSTAM. 2003. Kajian fermentasi jerami padi dengan probiotik sebagai pakan sapi Bali di Sulawesi Selatan. J. Ilmu Ternak 3(2): 46 – 49. XUAN TRACH, N. 2004. An evaluation of adoptability of alkali treatment of rice straw as feed for growing beef cattle under smallholders' circumstances. Livestock Research for Rural Development 16 (7). http://www.cipav.org.co/cipav/pubs/index.htm (9 Desember 2005).
851
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
XUAN TRACH, N., M. MAGNE and C. XUAN DAN. 2001. Effects of treatment of rice straw with lime and/or urea on responses of growing
852
cattle. Livestock Research for Rural Development 13 (5). http://www.cipav.org.co/ lrrd/lrrd13/5/trach 135.htm (13 Januari 2006).