LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI GUGUS III KECAMATAN MARGA
Oleh: Ni Wayan Rati, S.Pd., M.Pd. (Ketua) NIP 197612142009122002 I Komang Sujendra Diputra, M.Pd. (Anggota) NIP 198802122015041002 I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd. (Anggota) NIP 198601102015041001 I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd. (Anggota) NIP 198307262009121004
Dibiayai dari DIPA Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2016 SPK Nomor: 042.01.2.400987/2016 tanggal 7 Desember 2015
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SINGARAJA 2016
i
PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI GUGUS III KECAMATAN MARGA OLEH Ni Wayan Rati, S.Pd., M.Pd. I Komang Sujendra Diputra, M.Pd. I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd. I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd. RINGKASAN Diberlakukannya Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bukti pengakuan terhadap profesionalitas pekerjaan guru dan dosen semakin mantap. Terlebih lagi di dalam pasal 14 dan 15 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Dengan diberlalukannya UU tersebut para guru harus dijawab dengan meningkatkan profesionalisme dalam bekerja. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat prefessional judgement yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat. Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut guru harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Namun. menulis karya ilmiah seperti PTK merupakan masalah yang umum dihadapi guru. Salah satu penyebabnya diduga keterbatasan pengetahuan dan pemahaman guru dalam merancang dan membuat membuat proposal penelitian tindakan kelas. PTK sangat mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, yang muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan. Bagi beberapa guru, khusunya di Gugus III Kecamatan Marga, membuat PTK masih menjadi beban, karena guru-guru tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang menyusun proposal PTK. Setelah dilakukan kegiatan P2M mampu memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman guru-guru yang ada di Gugus III kecamatan Marga tentang Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru-Guru SD di Gugus III Kecamatan. Selain hal tersebut, kegiatan ini dapat menambah wawasan guru tentang pokok-pokok pikiran yang harus dibuat dalam latar belakang penelitian PTK, walaupun beberapa pokok-pokok pikiran belum dikembangkan menjadi paragraf secara rinci. Hal ini disebabkan karena masalah referensi atau rujukan yang harus disampaikan dalam memperkuat. Kata-Kata Kunci: Profesionalisme, Guru, PTK
iii
DAFTAR ISI Sampul Muka ........................................................................................................
i
Halaman Pengesahan ............................................................................................
ii
Ringkasan..............................................................................................................
iii
Daftar Isi ..............................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Analisis Situasi ..............................................................................
1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................
3
BAB II METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat .......................................................................
5
B. Khalayak Sasaran .........................................................................
5
C. Kerangka Pemecahan Masalah ...................................................
5
D. Keterkaitan ....................................................................................
7
E. Metode Kegiatan ...........................................................................
7
F. Rancangan Evaluasi ......................................................................
7
G. Jadwal Kegiatan ............................................................................
8
H. Organisasi Pelaksana .....................................................................
8
I.
9
Rencana Biaya ...............................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil .............................................................................................
10
B. Pembahasan ..................................................................................
12
BAB IV PENUTUP A. Simpulan ......................................................................................
14
B. Saran ..............................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
15
iv
BAB I PENDAHULUAN
Diberlakukannya Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bukti pengakuan terhadap profesionalitas pekerjaan guru dan dosen semakin mantap. Terlebih lagi di dalam pasal 14 dan 15 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Bagi para guru pengakuan dan penghargaan di atas harus dijawab dengan meningkatkan profesionalisme dalam bekerja. Guru tidak selayaknya bekerja as usual seperti era sebelumnya, melainkan harus menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi. Setiap kinerjanya harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara publik maupun akademik. Untuk itu ia harus memiliki landasan teoretik atau keilmuan yang mapan dalam melaksanakan tugasnya mengajar maupun membimbing peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, subject matter, maupun metode pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat prefessional judgement yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat. Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut guru harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Permen PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang mengatur Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya menjadi batu sandungan bagi guru. Selain dari unsur utama dari kegiatan mengajar, guru juga harus memenuhi unsur pengembangan profesi melalui publikasi kegiatan ilmiah atau karya inovatif. Seperti diketahui, penerapan peraturan kenaikan pangkat guru tersebut di atas mulai berlaku periode Oktober 2013. Guru yang akan naik pangkat harus mengumpulkan angka kredit dari publikasi ilmiah atau karya inovatif sebagai berikut: Untuk naik pangkat dari III/b ke III/c 4 poin, III/c dke III/d 6 poin, III/d ke IV/a sebanyak 8 poin. Sementara itu, guru yang naik pangkat dari IV/a ke IV/b harus mengumpulkan angka kredit 10 poin.
1
Menulis karya ilmiah seperti PTK merupakan masalah yang umum dihadapi guru. Salah satu penyebabnya didugaketerbatasan kemampuan guru dalam memahami dan membuat proposal penelitian tindakan kelas. Konsekuensi persyaratan kenaikan pangkat guru seperti di atas memungkinkan pangkat guru mentok pada golongan tertentu karena tidak sanggup memenuhi angka kredit poin publikasi karya ilmiah. Lebih jauh akan membuat kinerja guru akan menurun karena merasa tidak mungkin lagi untuk berkarir. A. Analisis Situasi Gugus III Kecamatan Marga terdiri dari 8 sekolah yang tersebar pada beberapa desa di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Sekolah yang termasuk ke dalam gugus III Kecamatan Marga yaituSD N 1 Marga, SD N 2 Marga, SD N 3 Marga, SD N 4 Marga, SD N 5 Marga, SD N 6 Marga, SD N 1 Kuwum dan SD N 2 Kuwum. Rata-rata tiap sekolah memiliki 10 orang guru, 6 orang sebagai guru kelas, 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga, 1 guru agama, 1 guru muatan lokal.Berdasarkan data tanggal lahir, umur mereka berkisar antara 28 hingga 57 tahun. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh para guru di gugus tersebut terdiri atas PGAH, SPG, DII, dan S1. Tempat tinggal para guru di gugus III Kecamatan Margaumumnya tersebar pada beberapa desa, diantaranyaDesa Marga, Desa Lebah, Desa Geluntung, Desa Kuwum, Desa Kelaci, Desa Petiga dan Desa Belayu. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua gugus III (I Ketut Wasa, S.Pd.) pada Tanggal 25 September 2015, terungkap bahwa: 1) Kurangnya pemahaman serta pengetahuan guru tentang teknik penyusunan proposal PTK. Guru tidak mengetahui, dari mana harus memulai dalam menyusun PTK. Karena ketidaktahuan ini mengakibatkan guru malas membuat PTK. Padahal dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan menjadi tugas utamanya, perlu adanya suatu peningkatan kualitas dari pembelajaran tersebut.2) Lemahnya teori yang dimiliki guru dalam menyusun proposal PTK seperti mengidentifikasi masalah, menyusun latar belakang, menyusun kerangka teori, dan membuat RPP, menentukan solusi (variabel tindakan)yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut, nampaknya para guru sekolah dasar di gugus III Kecamatan Marga memerlukan sebuah pelatihan secara berkesinambungan supaya mereka mengetahui apa itu PTK dan bagaimana cara merancang sebuah proposal PTK,
2
yang nantinya bisa di terapkan di kelas. Hal ini sangat perlu dilakukan agar para guru dapat meningkatkan kompetensinya sebagai guru yang profesional sehingga. Untuk itu, perlu dilakukan kegiatan pelatihan untuk membuat proposal PTK bagi guru-guru Gugus III Kecamatan Marga secara mandiri. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang dapat diidentifikasi dan diprioritaskan untuk dipecahkan adalah sebagai berikut. 1. Pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh guru-guru sekolah mitra berkaitan dengan penyusunan PTK masih sangat kurang dan terbatas. Walaupun ada beberapa guru pernah mencoba untuk membuat proposal PTK, namun mereka tidak yakin dengan apa yang telah dibuat karena tidak ada yang diajak konsultasi, terutama berkaitan dengan alur dari latar belakang dan kajian teori. Hal ini mengakibatkan guru menjadi malas dan tidak termotivasi untuk membuat sebuah proposal. 2. Guru-guru di sekolah mitra kurang mengetahui komponen-komponen atau sistematika yang terdapat dalam PTK. Sehingga para guru merasa kesulitan untuk memulai merancang sebuah proposal PTK. Padahal selama ini, mereka telah berusaha untuk membuatnya dengan mendownload beberapa contoh PTK dari internet namun gagal. 3. Guru-guru di sekolah mitra kurang mendapat bimbingan dari ahli pendidikan atau dari instansi terkait, berkaitan dengan menyusun sebuah proposal PTK. Meraka hanya mendapat sosialisasi, bahwa salah satu syarat naik pangkat adalah membuat karya ilmiah.Padahal mereka memiliki keinginan besar untuk melaksanakan penelitian bukan hanya semata-mata untuk mendapatkan kredit poin, Namun, meraka juga sadar bahwa memegang peran penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Masalah diatas dapat dipecahkan dengan memberikan solusi berupa Pelatihan Pembuatan proposal PTK bagi guru-guru di Gugus Gugus III Kec.Marga. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah kegiatan pelatihan pembuatan proposal PTK dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru-guru SDdi Gugus III Kecamatan Marga dalam membuat proposal?
3
2. Apakah kegiatan pelatihan pembuatan proposal PTK dapat meningkatkan pengetahuan guru-guru SD di Gugus III Kecamatan Marga berkaitan dengan komponen dan sistematika yang terdapat dalam PTK? 3. Bagaimanakah pemahaman dan kemampuan guru-guru SD di Gugus III Kecamatan Marga dalam membuat proposal PTK setelah mendapat bimbingan dari ahli pendidikan (Nara Sumber)?
4
BAB II METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat telah dilaksanakan mulai tanggal 11 Juli 2016 sampai dengan 22 Juli 2016. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan, mulai dari koordinasi perijinan dengan pihak terkait (Ka. UPP Kecamatan Marga dan ka. Gugus III Kec. Marga) sampai pada tahap pendampingan yang dilaksanakan sebanyak 1 kali. Tempat pelaksanaan kegiatan P2M ini adalah di gugus III Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. B. Khalayak Sasaran Program pelatihan ini dilaksanakan di sekolah dasar yang ada di Gugus III Kecamatan Marga yang bertempat di SD N. 6 Marga. Sekolah Dasar di Gugus III Kecamatan Marga terletak di Desa Marga. Tiap sekolah akan diwakili oleh 4 orang guru inti, sehingga total peserta program ini berjumlah 32 orang guru. Pelaksanaan P2M ini difokuskan pada Seminar tentang konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas, Pelatihan/workshop menyusun draf proposal PTK dan Pendampingan menyusun draf proposal PTK setelah dilakukan Pelatihan/workshop. C. Kerangka Pemecahan Masalah Solusi yang ditawarkan untuk tiap permasalahan yang teridentifikasi tampak pada tabel berikut. Tabel 1. Permasalahan dan Solusi yang ditawarkan Permasalahan
Akar Masalah
Solusi
Rendahnya
Kurang pengetahuan guru tentang
Seminar tentang konsep
pengetahuan
penyusunan proposal PTK, baik yang
dasar Penelitian Tindakan
pemahaman,
berkaitan dengan mengidentifikasi
Kelas.
dan
masalah, menyusun latar belakang,
kemampuan
menyusun kerangka teori, dan
guru–guru
membuat RPP, menentukan solusi
sekolah dasar
yang tepat.
di Gugus III
5
Permasalahan
Akar Masalah
Solusi
Kecamatan
Sangatnya minimnya
Pelatihan/workshop
Marga dalam
pelatihan/workshop/kegiatan sejenis
menyusun draf proposal
membuat dan
yang dapat membantu meningkatkan
PTK melibatkan guru-guru
menyusun
pemahaman guru mengenai
sekolah dasar yang ada di
proposal PTK
penyusunan proposal PTK
gugus III Kec. Marga
Tidak adannya pendampingan serta
Pendampingan pembuatan
bimbingan dari ahli pendidikan dan
draf proposal PTK
instansi terkait berkaitan dengan
melibatkan guru-guru
penyusunan proposal PTK.
sekolah dasar yang ada di gugus III Kec. Marga
Rencana pelatihan proposal PTK melibatkan guru-guru sekolah dasar yang ada di gugus III Kec. Margaakan dilakukan terlihat pada bagan berikut.
Kesepakatan Pelatihan
Perizinan pada instansi terkait
Seminar tentang konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas Pelatihan/workshop menyusun draf proposal PTK
Pendampingan menyusun draf proposal PTK
Evaluasi Kegiatan Gambar 2. Bagan Pelaksanaan Kegiatan
6
D. Keterkaitan Dalam melaksanakan P2M ini, dilakukan kerjasama antara Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Undiksha dengan unit pelaksana pendidikan (UPP) Kec. Marga dan Gugus III Kec. Marga. Kerjasama ini dilakukan dalam hal perizinan kegiatan, surat menyurat, serta laporan hasil dari kegiatan. E. Metode Kegiatan Permasalahan yang telah dirumuskan di atas dipecahkan secara strategis dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru sekolah dasar di SD Gugus III Kecamatan Marga untuk menyusun draf proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sesuai dengan sistematika yang ditetapkan. Dengan demikian, bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Tim pelaksana berkoordinasi unit pelaksana pendidikan (UPP) dan Kepala Gugus III Kecamatan Marga untuk mendiskusikan rencana kegiatan yang dirancang, mencakup materi, model pelatihan, waktu dan tempat pelaksanaan, peserta dan sebagainya. 2. Melaksanakan seminar tentang konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas yang akan diberikan langsung oleh Nara Sumber kepada guru-guru SD di Gugus III Kecamatan Marga yang menjadi peserta seminar. 3. Pelatihan pembuatan draf penyusunan PTK bagi guru-guru. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. 4. Pendampingan pembuatan draft proposal PTK (finalisasi) dengan melibatkan guruguru sekolah dasar yang ada di gugus III Kecamatan Marga. Metode yang digunakan dalam pendampingan adalah tanya jawab dan diskusi dengan mendatangi sekolah yang ada di Gugus III Kecamatan Marga. F. Rancangan Evaluasi Luaran kegiatan ini adalah draf proposal PTK siap diimplementasikan yang dibuat oleh peserta latihan. Selain itu, luaran yang akan dihasilkan adalah keterampilan peserta latihan dalam mengidentifikasi permasalah yang muncul atau di temukan saat proses pembelajaran. Selain itu juga, peserta dapat merancang sebuah penelitian sederhana secara mandiri pada kelas yang dibelajarkan.
7
G. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini seperti tertera di bawah ini. Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No
Kegiatan
1 2
Pembuatan proposal P2M Penjajagan ke Gugus III Kec. Marga Mengurus perijin pelaksanaan program Seminar tentang konsep dasar PTK Pelatihan pembuatan atau menyusun draf PTK Pendampingan pembuatan dan penyusunan PTK Pembuatan laporan
3 4 5 6 7
Apr
Mei
Jun
Bulan Jul Ags
Sept
Okt
Des
H. Organisasi Pelaksana a. Ketua Peneliti Nama Lengkap dan Gelar
: Ni Wayan Rati, S.Pd.,M.Pd.
Golongan/Pangkat dan NIP
: Penata, IIIc, 197612142009122002
Jabatan Fungsional
: Lektor
Jabatan Struktural
:-
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Pendidikan/ PGSD
Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
Bidang Keahlian
: Pendidikan IPA SD
b. Anggota 1 Nama Lengkap dan Gelar
: I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd
Golongan/Pangkat dan NIP
: Penata Muda Tk. I/IIIb, 198601102015041001
Jabatan Fungsional
: Tanaga Pengajar
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Pendidikan/ PGSD
Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
Bidang Keahlian
: Pendidikan Dasar
8
c. Anggota 2 Nama Lengkap dan Gelar
: Komang Sujendra Diputra, S.Pd. M.Pd.
Golongan/Pangkat dan NIP
: Penata Muda Tk. I/ IIIb,198802122014041002
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Pendidikan/ PGSD
Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
Bidang Keahlian
: Pendidikan Dasar
d. Anggota 3 Nama Lengkap dan Gelar
: I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd.
Golongan/Pangkat dan NIP
: Penata, IIIc,/198307262009121004
Jabatan Fungsional
: Lektor
Jabatan Struktural
:-
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Pendidikan/ PGSD
Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
Bidang Keahlian
: Pendidikan IPA SD
I. Rencana Biaya Jumlah biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah Rp. 13.000.000,- (tiga belas juta rupiah), dengan rakapitulasi rincian biaya sebagai berikut. No
Kegiatan
Jumlah Dana (Rp)
1.
Honorarium
2.600.000,00
2.
Belanja bahan
1.817.000,00
3.
Perjalanan
3.800.000,00
4.
Konsumsi
3.465.000,00
5.
Lain-lain
1.318.000,00
Total
13.000.000,00
9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan P2M ini dihadiri oleh 32 peserta dan 4 orang tim pelaksana. Selain itu kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa untuk pembantu lapangan yang berjumlah 2 orang dan serta ada 2 guru dari luar gugus III Kecamatan Marga. Peserta yang hadir tidak hanya berstatus pegawai negeri tapi ada juga beberapa yang masih kontrak atau pengabdian, hal ini tergantung dari kebijakan dari masing-masing kepala sekolah. Jarak antara tempat pelaksanaan dengan Kampus Undiksha ± 65 km. Sebagai tim pelaksana adalah 4 orang dosen PGSD. Masing-masing anggota tim memiliki bidang keahlian yang berbeda, yaitu bidang keahlian pendidikan IPA sebanyak 2 orang, dan 2 orang bidang keahlian pendidikan Matematika dan Pendidikan Dasar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-Guru SD di Gugus III Kecamatan Marga dilaksanakan dalam 3 jenis kegiatan. Jenis kegiatan yang pertama adalah kegiatan seminar tentang penulisan PTK yang dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2016. Kedua, pelatihan pembuatan draf proposal PTK yang dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2016 dan ketiga adalah kegiatan pendampingan bagi guru-guru dalam menyusun proposal PTK yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2016. Seluruh kegiatan seminar dan workshop dilaksanakan di SD N. 6 Marga seijin ketua UPP dan Gugus III Kecamatan Marga. Pada hari pertama, Jumat, 16 Juli 2016 dilaksanakan kegiatan seminar tentang penyusunan proposal PTK. Sebagai nara sumber adalah I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd. Pada kegiatan ini diberikan pemaparan tentang definisi PTK, tujuan dilaksanakan PTK, manfaat PTK, karakteristik PTK dan bagaimana cara mengindentifikasi permasalahan yang muncul saat pembelajaran dan beberapa isu yang bisa diangkat dalam PTK. Seminar ini memberikan materi bersifat dasar dan lebih ke arah aplikatif. Artinya materi secara teori tidak terlalu banyak diungkap, namun lebih kepada bagaimana melakukan Penelitian Tindakan Kelas (action) di sekolah. Kegiatan seminar ini lebih banyak diisi kegiatan diskusi dengan para peserta seminar. Terutamanya menentukan atau merumuskan pendahuluan saat memulai membuat draf proposal PTK. Secara umum para peserta sesungguhnya mengetahui tentang PTK, namun sebatas teori saja. Mereka belum pernah membuat dan melaksanakan PTK secara nyata di kelas.
10
Meraka sangat kesulitan mentukan permaslahan yang bisa diangkat dalam PTK. Sesi berikutnya, peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk bertanya menyampaikan halhal yang belum dipahami dan bertukar pemikiran terkait masalah-masalah yang dialami dalam perumusan bagian pendahuluan proposal PTK. Ada seorang guru menyampaikan permasalahan yang dihadapi adalah menentukan solusi pemecahan masalah berupa penerapan model pembelajaran inovatif. Berikutnya ada juga yang bertanya, isu-isu yang cocok digunakan dalam PTK. Setelah pertanyaan disampaikan oleh peserta, penyaji langsung memberikan tanggapan atas pertanyaan yang disamapaikan. Guru-guru yang mengikuti kegiatan seminar ini memiliki antusisme yang sangat tinggi, terbukti dari awal sampai akhir kegiatan tidak ada guru yang meninggalkan ruangan. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika diskusi pun sangat beragam dan bagus. Para guru merasa tertantang untuk melaksanakan PTK di kelas yang meraka belajarkan. Terlihat juga kelemahan utama yang dimiliki guru dalam menyusun PTK adalah motivasi untuk mengawali melakukan PTK sangat rendah. Padalah kalau diberi tuntuanan atau bimbingan guruguru sebenarnya mampu untuk melakukan PTK. Pada hari kedua, Sabtu, 17 Juli 2016 dilaksanakan workshop penyusunan draf proposal dengan melatih guru-guru untuk membuat draf proposal PTK. Diawali dari para guru yang mengajukan beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi saat pembelajaran di kelas. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dengan para perserta dan nara sumber. Dari beberapa permasalahan yang ditemukan kemudian mengerucut pada permasalahan yang dianggap penting dan segera mendapat penanganan serta memilih metode atau model yang akan digunakan menangani atau memperbaiki permasalah tersebut. Guru-guru sangat antusian menyampaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran yang bisa diangakat menjadi penelitian tindakan kelas. Dari beberapa guru yang mengikuti kegaitan ini, ada beberapa guru yang memang mengalami kesulitan untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi
saat
pembelajaran. Oleh nara sumber kemudian diberikan pemahaman hal-hal yang bisa dicermati dan diamati dalam proses pembelajaran yang bisa dikatagorikan permasalahan. Padahal sebelum kegaiatan ini pun beberapa guru sudah pernah membaca dan diskusi dengan teman sejawat berkaitan dengan penyusunan PTK. Setelah diperoleh permasalahan dan metode pemecahannya, selanjutnya guru diberikan kesempatan untuk menyusun sebuah proposal PTK di tempat tugas masing-masing.
11
Kemudian disepakati kegiatan pendampingan antara tim P2M dan guru-guru untuk bimbingan proposal yakni pada tanggal 22 Juli 2016. Kegiatan ketiga dilaksanakan pada Hari Jumat, 22 Juli 2016. Jenis kegiatan adalah pendampingan penyusunan proposal yang dilaksanakan ke beberapa sekolah di gugus III kecamatan marga berdasarkan permasalahan yang sudah diidentifikasi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh semangat, hal ini nampak dari guru yang diajak diskusi dan tanya jawab saat pendampingan begitu antusias menyampaikan draf proposal yang sudah mereka buat. Pendampingan yang difokuskan pada hasil observasi, identifikasi masalah, pemecahan masalah, penyusunan latar belakang kemudian sampai pada perumusan kajian teori. Dari hasil diskusi dengan tim P2M draf proposal ini sangat membantu peserta pelatihan dalam membuat latar belakang. Peserta pelatihan ditugaskan untuk merumuskan butir-butir kajian teori dari judul dan masalah yang disusun pada pertemuan ini. Tim membagi diri untuk membimbing dalam merumuskan kajian pustaka. Karena banyak dari peserta yang tidak membawa literatur terkait dengan judul dan masalah yang diangkat, tim berusaha membantu peserta dengan membuka beberapa buku dan contoh-contoh proposal. Acara kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan hasil perumusan butir-butir kajian pustaka yang telah disusun oleh peserta pelatihan. Semua peserta pelatihan mengumpulkan hasil yang telah dibuat. Setelah semua terkumpul, analisis terhadap hasil perumusan kajian pustaka.
B. Pembahasan Kegiatan P2M ini telah telah berjalan dengan lancar. Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan P2M ini yaitu Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru-Guru SD di Gugus III Kecamatan Marga. Kegiatan ini telah dapat membangkitkan keinginan peserta dalam menulis proposal penelitian tindakan kelas. Hal ini nampak ketika diajak diskusi, para guru menyampaikan bahwa pandangan mereka selama ini untuk membuat sebuah proposal PTK membutuhkan waktu yang sangat lama. Ternyata pandangan mereka selama ini keliru, hal yang menyebabkan adalah tidak adanya kepercaya diri untuk memulai membuat proposal PTK. Pandangan seperti ini dimiliki hampir sebagai besar guru yang ada di gugus III Kecamatan Marga. Mereka mengira untuk membuat dan melaksanakan sebuah penelitian tindakan kelas membutuhkan waktu yang lama dan cendrung menggangu proses pembelajaran di kelas.
12
Pandangan-pandangan seperti inilah yang menghambat guru-guru selama ini untuk melakukan PTK. Selain itu guru-guru juga jarang dan bahkan ada beberapa guru yang tidak pernah mendapat pendampingan dari pihak-pihak terkait mengenai melakukan PTK. Dengan dilaksanakan kegiatan P2M ini, para peserta merasa sangat senang dan antusias mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan ini. Terbukti dari akhir kegiatan tidak ada satu pun persta yang memohon ijin meninggalkan acara seminar dan waorkshop. Begitu pula saat pendampingan, para guru dengan semangat menunjukkan draf proposal yang telah dibuat untuk dievaluasi oleh tim P2M. Selain itu, bangkitnya semangat peserta pelatihan tidak lepas dari cara penyampaian oleh nara sumber yang lebih banyak memberikan contoh-contoh riil yang ada di lapangan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Analogi-analogi dalam kehidupan nyata sehari-hari yang diberikan penyaji memudahkan materi sajian untuk dipahami oleh seluruh peserta.
13
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan Kegiatan P2M ini telah berjalan sesuai dengan rencana dan mampu memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman guru-guru yang ada di Gugus III kecamatan Marga tentang Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Bagi GuruGuru SD di Gugus III Kecamatan. Selain hal tersebut, kegiatan ini dapat menambah wawasan guru tentang pokok-pokok pikiran yang harus dibuat dalam latar belakang penelitian PTK, walaupun beberapa pokok-pokok pikiran belum dikembangkan menjadi paragraf secara rinci. Hal ini disebabkan karena masalah referensi atau rujukan yang harus disampaikan dalam memperkuat gagasannya. . B. Saran Beberapa saran yang disampaikan berkenaan dengan pelaksanaan P2M ini adalah kepada para guru disarankan lebih proaktif mengisi kekurangan-kekurangan mereka dalam hal menulis proposal melalui mengikuti pertemuan ilmiah, mencoba menulis proposal penelitian, melakukan penelitian dan sebagainya. Hal yang paling mendasar adalah meningkatkan budaya baca untuk dapat mengubah diri ke arah kualitas yang lebih baik (b) guru yang masih kurang.
14
DAFTAR PUSTAKA Nur, Muhammad. 2005. Guru yang Berhasil dan Model Pengajaran Langsung. Surabaya. LPMP Jawa Timur, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas. Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Massacussett: Allyn and Bacon. Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995. Kemmis, S. and McTaggart, R.1988. The Action Researh Reader.Victoria, Deakin University Press. Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. 1996. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widya-iswara. Jakarta: Depdikbud, Dikdasmen. Suhardjono. 200. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada “Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru”, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, Makalah pada “Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di Makasar”, Jakarta, 2005 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Kelas.Jakarta: Bina Aksara.
dan
Supardi.
2006.
Peneilitian
Tindakan
Supardi. (2005). Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
15
BIODATA KETUA PENELITI A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Alamat Rumah Nomor Telepon/HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks Lulusan yang Telah Dihasilkan
13
Mata Kuliah yang Diampu
Ni Wayan Rati, S.Pd.,M.Pd. Perempuan Lektor 197612142009122002 0014127602 Juwuk Legi, Tabanan 14 Desember 1976 niwayan_rati @ yahoo.com Jl. Bisma Utara 75X, Singaraja 81117 Bali (0362)26811/085238674644 Undiksha, Jalan Udayana Singaraja (0362) 25702/ (0362) 25735. S-1 = - orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang 1. Konsep Dasar IPA 1 2. Konsep Dasar IPA 2 3. Pendidikan IPA SD 4. Praktikum IPA 5. Ilmu Alamiah Dasar
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/ Promotor
S-1 IKIP Negeri Singaraja Pendidikan Biologi 1995-2001 Pengendalian Flora Normal Vagina Melalui Pemberian Air Rebusan Daun Sirih(Piper betle L) Dra. Ni Putu Ristiati, M.Pd.
S-2 Universitas pendidikan Ganesha
S-3
Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA 2007-2009 Studi Komparatif Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Pemahaman Konsep Sains, Keterampilan Kooperatif, dan Motivasi Belajar di Kelas IV Sekolah Dasar Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc.,Ph.D
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) No
Tahun
Judul Penelitian
1
2011
2
2012
Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Mahasiswa Semester II Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum Bermuatan Peta Pikiran dan Gaya
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) DIPA 7,5 Undiksha
DIPA Undiksha
8
16
No
Tahun
3
2013
4
2014
5
2014
5
2015
2015
Judul Penelitian Kognitif Terhadap Hasil Belajar Konsep Dasar IPA 1 Mahasiswa Jurusan PGSD FIP Undiksha Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Ditinjau dari Motivasi Berprestasi (studi eksperimen di SD negeri Banyuning) Penerapan model pembelajaran kuantum berseting kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah konsep dasar IPA Pengaruh Kegiatan Membuat Cerita Gambar terhadap Motivasi Belajar Konsep Dasar IPA melalui Leason Study Mahasiswa S1 PGSD UPP Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Pendidikan IPA SD Mahasiswa S1 PGSD Undiksha UPP Singaraja Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum dan Teknik Merangkum Terhadap Penalaran Mahasiswa
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
Dipa Undiksha
Dipa Undiksha
Dipa Falulta
Dipa Falultas
6
Dipa Undiksha
8,125
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No.
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1
2011
2
2012
IbM Kelompok Persit Kartika Candra Kirana Cabang LIV IbIKK Boga Ganesha
3
2013
IbM Desa Hijau Bebas Plastik
4
2013
4
2014
Pendampingan Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) Siaga Bencana Berbasiskan Domain Sosial Bagi GuruGuru SD Di Kecamatan Banjar IbM Kelompok Guru IPA Di SMPN 3 dan SMPN 4 Banjar Kabupaten
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) DIPA 5 Undiksha Dikti 100 Undiksha 25 Dikti 50 Sumber 30 lain Dipa Undiksha
Dikti
45
17
No.
Tahun
5
2015
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Buleleng. Pendampingan Lesson Study untuk Meningkatkan Kompetensi Keguruan dan Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran MASTER di SD Negeri 1 Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng
Sumber
Pendanaan Jml (Juta Rp)
Dipa Fakultas
6
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No . 1
Tahun
2
2012
3
2013
4
2014
2010
Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
Volume/No mor/Tahun
Peningkatan Kepedulian Masyarakat Sekolah Terhadap Lingkungan Melalui Ekosistem Pohon Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Mahasiswa Semester II Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pengaruh Model Pembelajaran Kuabtum Bermuatan Peta Fikiran dan gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar
NGAYAH Majalah Aplikasi Iptek MIMBAR ILMU
Vol 1/ No 1/ 2010
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran halaman 55-65 NGAYAH Majalah Aplikasi Iptek
Jilid 46 No. 1 edisi April 2013
Mewujudkan Desa Kayuputih Sebagai Model Desa Hijau Bebas Sampah Plastik.
Edisi 15/ 2012
Vol 5 / No 2 / 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi persyaratan Laporan P2M tahun 2016.
Singaraja18 Agustus 2016
Ni Wayan Rati, S.Pd.,M.Pd. NIP 197612142009122002
18
BIODATA ANGGOTA I A. Identitas Diri 1.
Nama Lengkap
I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki
3.
Jabatan Fungsional
Tenaga Pengajar
4
NIP
198601102015041001
5.
NIDN
0010018606
6.
Tempat dan Tanggal Lahir
Karangasem, 10 Januari 1986
7.
E-Mail
[email protected]
8. 9.
Nomor HP
0817350209
Alamat Kantor
Jl. Udayana Kampus Tengah Undiksha
10. Nomor Telepon/Faks Lulusan yang Telah 11. Dihasilkan 12. Mata Kuliah yg Diampu
0362-27213
1. Landasan Pendidikan 2. Sosiologi Pendidikan 3. Perkembangan Belajar Peserta Didik
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu Tahun Masuk – Lulus Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
S-1 Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Teknik Informatika 2008-2011 Desain Pemanfaatan Internet sebagai Pendukung Pembelajaran di Program Pascasarjana (S2) Undiksha Ketut Agustini, S.Si.,M.Si dan I Gede Ratnaya, ST, MPd
S-2 Universitas Pendidikan Ganesha
S-3
Pendidikan Dasar
2011-2013 Pengembangan Tes Online Matematika dengan Tingkat Kesulitan yang diatur secara Dinamis untuk Siswa Kelas V SD Laboratorium Undiksha Singaraja Prof. Dr. Nyoman Dantes dan Prof. Dr. I Made Candiasa, Mi.Komp. 19
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (bukan Skripsi, Tesis Maupun Disertasi) No
Tahun
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
Judul Penelitian
1 2 3 4 * Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1 2 3 * Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No 1
Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
Volume/Nomor/Tahun
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No
Nama Pertemuan Seminar
Ilmiah
/ Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 2 3
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No 1
Judul Buku -
Jumlah Halaman
Tahun -
-
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No Judul / Tema HKI Tahun 1 -
Penerbit -
Jenis
Nomor P/ID -
20
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No Judul / Tema /JEnis Rekayasa Tahun Tempat Respon Masyarakat Sosial Lainnya yang Telah Penerapan Diterapkan 1 J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan 1 K. Pengalaman Memberikan Seminar/Workshop No. Tahun Judul Makalah 1 2 3
Kegiatan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi persyaratan Laporan P2M tahun 2016.
Sinagaraja, 18 Agustus 2016 Yang Membuat Pernyataan
I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd NIP. 198601102015041001
21
BIODATA ANGGOTA II
1. Identitas Diri 1 Nama Lengkap dan Gelar 2 Jabatan Fungsional 3 Jabatan Struktural 4 NIP/NIR 5 NIDN 6 Tempat dan Tanggal Lahir 7 Alamat Rumah 8 Nomor Telepon/Fax/HP 9 Alamat Kantor 10 Nomor Telepon/Fax 11 Alamat e-mail Lulusan yang Telah Dihasilkan Mata Kuliah yang Diampu
: Komang Sujendra Diputra, S.Pd. M.Pd. : Tenaga Pengajar :: 198802122014041002 : 0012028802 : Singaraja, 12 Februari 1988 : BTN Puri Sukasada A3 : 081936494900 : Jln. Udayana No. 12 C Singaraja : (0362) 2884/ (0362) 2884 :
[email protected] : S-1 = - S-2 = - S-3 = : 1. Matematika 2. Pendidikan Matematika II 3. Pendidikan Matematika II 4. Pendidikan Matematika III
2. Riwayat Pendidikan S1 1 Nama Undiksha Singaraja Perguruan Tinggi 2 Bidang Ilmu Pendidikan Matematika 3 Tahun 2005-2010 Masuk-Lulus 4 Judul Pengaruh Model Skripsi/Tesis/ IKRAR dalam Disertasi Pembelajaran MatematikaTerhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Banjar Jawa
5
Nama Pembimbing/ Promotor
Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu Sudiarta, M.Si Drs. I Nyoman Sukajaya, M.T
S2 Undiksha Singaraja
S3 -
Pendidikan Dasar
-
2010-2012
-
Pengaruh Strategi Pembelajaran REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari Gaya Kognitif
-
Prof. Dr. Nyoman Dantes Prof. Dr. I Made Candiasa, M.Ikom
22
3. Pengalaman Penelitian No. Tahun Judul Penelitian -
-
-
4. PENGABDIAN MASYARAKAT No. Tahun Judul -
-
-
Pendanaan Sumber Jml(Juta Rp) -
Pendanaan Sumber Jml.(juta Rp) -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi persyaratan Laporan P2M tahun 2016.
Singaraja, 18 Agustus 2016
Komang Sujendra Diputra, S.Pd., M.Pd. NIP 198802122014041002
23
BIODATA ANGGOTA III Identitas Diri 1. Nama 2. NIP/NIK 3. Tempat danTanggalLahir 4. JenisKelamin 5. Agama 6. Golongan/Pangkat 7. Jabatan Akademik 8. Perguruan Tinggi 9. Alamat kantor 10. Alamat Rumah 11. Telp./Faks. 12. Alamat e-mail
: : : : : : : : : : : :
I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd. 198307262009121004 Petiga, 26 Juli 1983 Laki-laki Hindu IIIb / Penata Muda Tk. I Lektor Universitas Pendidikan Ganesha Jl. Udayana Singaraja Bali Desa Petiga, Kec.Marga, Kab. Tabanan, Bali. 081933000574
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun Program Pendidikan PerguruanTinggi Lulus 2006 Sarjana Pendidikan Universitas Pendidikan Biologi Ganesha 2009 Magister Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan/ Program Studi Pendidikan Biologi Pendidikan Dasar
PENGALAMANPENELITIAN Tahun 2010
2011
2012
2012
Ketua/ Angota Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ketua dan Hasil Belajar Pendidikan IPA melalui Pembelajaran Berorientasi Masalah Kontekstual Berbasis ICT pada mahasiswa PGSD Penelusuran Alumni Fakultas Ilmu Anggota Pendidikan Undiksha Lulusan 20052010 Pengaruh Model Pembelajaran Ketua Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri Temukus Tahun 2011/2012 Pengaruh Model Pembelajaran Anggota Mitigasi Bencana Terhadap Pemahaman dan Ketahanmalangan Siswa pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Buleleng Judul Penelitian
Sumber Dana PHK S1 PGSDB Tahun 2010
DIPA UNDIKSHA tahun 2011 DIPA UNDIKSHA Tahun 2012
DIPA UNDIKSHA Tahun 2012
24
Tahun 2013
Judul Penelitian Pengaruh Beberapa Model Pembelajaran Terhadap Pemahaman Konsep IPA Mahasiswa Jurusan PGSD
Ketua/ Angota Ketua
Sumber Dana DIPA Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA Tahun 2012
PENGALAMAN PENGABDIAN MASYARAKAT Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat 2011 Penghijauan dalam Rangka Dies Natalis Desa Depeha ke lima dan Lustrum Pertama Undiksha dan Menyukseskan Program Bali Go Green melalui Penanaman 5000 Pohon 2011
2011
Pelatihan Pemberdayaan KIT dan Kec. Kubutambahan Lingkungan Sekolah Sebagai Laboratorium Sains bagi Guru-guru SD se-kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng ibM Kelompok Persit Kartika Candra Persit Kartika Candra Kirana Kirana Cabang LIV Buleleng Cabang LIV Buleleng
2012
IbM Jamur
Desa Payungan, Kecamatan Klungkung
2013
Peningkatan kompetensi guru melalui SD Lab. Universitas pelatihan dan pendampingan berbasis Pendidikan Ganesha lesson study para guru SD di Kecamatan Buleleng
2014
Peningkatan Kompetensi Guru melalui Kecamatan Marga Kabupaten Pelatihan Pembuatan dan Implementasi Tabanan RPP Berorientasi Pendekatan Scientific di Gugus I dan II Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan
PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL No.
Tahun
Judul Artikel Ilmiah
1
2010
2
2012
Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP ditinjau dari Kemampuan Berpikir Divergen Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group
Volume/Nomor Juni 2010, Vol. 6, No. 2 ISSN : 1858-4543
ISBN: 978-602-179
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Proceeding SEMNAS
25
Investigation terhadapSikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA SiswaSD Negeri Temukus Tahun 2011/2012
FMIPA UNDIKSHA 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi persyaratan Laporan P2M tahun 2016.
Singaraja, 18 Agustus 2016 Pengusul,
I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd. NIP198307262009121004
26
T.A. Nomor Bukti
: 2016 : /
M.A.
:
Daftar : Hadir Pendampingan P2M Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru Di Gugus III Kecamatan Marga P2M PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI GUGUS III KECAMATAN MARGA Tanggal : 22 Juli 2016
No
Nama Peserta
Katerangan
1
NI Made Karni
SDN 6 Marga
2
Ni Yoman Ngayastuti, S.Pd.
SDN 2 Kuwum
3
I Dewa Ketut Sarja, S.Ag.
SDN 1 Marga
4
NI Made Wirati
SDN 6 Marga
5
I Wayan Gumiarta, S.Pd.
SDN 3 Marga
6
Ni Luh Meri Andani, S.Pd.
SDN 1 Marga
7
I Ketut Tonik, S.Pd. SD
SDN 4 Marga
8
I Made Sudiarsana, S.Pd., SD
SDN 2 Marga
9
I Nyoman Sudiartana
SDN 6 Marga
10
I Nyoman Bawa, S.Pd.
SDN 2 Marga
11
Ni Wayan Rati, S.Pd., M.Pd.
Panitia
12
I Komang Sujendra Diputra, M.Pd.
13
I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd., M.Pd.
14
I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd.
15
Putu Ardi Wiranata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Panitia Panitia
12 13
Panitia Mahasiswa
JUMLAH
Tanda Tangan
14 15
T.A. Nomor Bukti
: 2016 : /
M.A.
:
Daftar : Pembayaran Biaya Bantuan Pembuatan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru Di Gugus III Kecamatan Marga P2M PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI GUGUS III KECAMATAN MARGA Tanggal : 22 Juli 2016
No
Nama Peserta
Nama Instansi
Jumlah Bersih (Rp)
1
Ni Made Karni
SDN 6 Marga
260.000
2
Ni Yoman Ngayastuti, S.Pd.
SDN 2 Kuwum
260.000
3
I Dewa Ketut Sarja, S.Ag.
SDN 1 Marga
260.000
4
NI Made Wirati
SDN 6 Marga
260.000
5
I Wayan Gumiarta, S.Pd.
SDN 3 Marga
260.000
6
Ni Luh Meri Andani, S.Pd.
SDN 1 Marga
260.000
7
I Ketut Tonik, S.Pd. SD
SDN 4 Marga
260.000
8
I Made Sudiarsana, S.Pd., SD
SDN 2 Marga
260.000
9
I Nyoman Sudiartana
SDN 6 Marga
260.000
10
I Nyoman Bawa, S.Pd.
SDN 2 Marga
260.000
JUMLAH Terbilang: dua juta enam ratus ribu rupiah
Mengetahui/ menyetujui Ketua Pelaksana
Ni Wayan Rati, S.Pd., M.Pd. NIP 197612142009122002
2.600.000
Tanda Tangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
FOTO-FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Koordinasi Perijinan Pelaksanaan P2M dengan Ka. UPP Kec. Marga
Gambar 2. Absensi Peserta Seminar
Gambar 3. Acara Seminar Di Mulai
Gambar 4. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Gambar 5. Laporan Ketua Panitia P2M
Gambar 6. Sambutan Ka. Gugus III Kec. Marga sekaligus
Gambar 7. Penyampaian Materi tentang PTK
Gambar 8. Peserta bertanya dan sharing pendapat saat sesi diskusi
Gambar 9. Moderator Menyimpulkan hasil Seminar
Gambar 10. Pembagian Konsumsi
Peta lokasi daerah sasaran
Peta Lokasi Wilayah Mitra
LOKASI
Kampus Undiksha – Kecamatan Marga± 65 km
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat: Jalan Udayana Singaraja
Telp. (0362) 26327 Fax. (0362) 25735
Website: lpm.undiksha.ac.id
Email:
[email protected]
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT I. Identitas Pengusul Judul P2M
: Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (ptk) Bagi Guru-guru Sd Di Gugus Iii Kecamatan Marga
Skema Hibah
: guru-guru sd di gugus iii kecamatan marga
Peneliti/Pelaksana NIP
: 197612142009122002
Nama Ketua
: Ni Wayan Rati, S.Pd., M.Pd.
Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
Tahun Pelaksanaan
: 2016
1. HONOR OUTPUT KEGIATAN No 1
Item Honor Bantuan Pembuatan Proposal Ptk
Volume 10
Satuan OK
Honor/Jam (Rp) 260,000,Sub Total (Rp.)
Total (Rp.) 2,600,000,2,600,000,-
2. BELANJA BAHAN No 1
Item Bahan Kertas A4 Sinar Dunia
Volume 5
Satuan Rim
Harga Satuan (Rp) 40,000
Total (Rp.) 200,000
2
Kertas F4 Sinar Dunia
3
Rim
45,000
135,000
3
Catride Canon Dp 41 Colour
1
Buah
300,000
300,000
4
Catride Canon Dp 40 Black
1
Buah
270,000
270,000
5
Tinta Hitam Canon Dp 41 Colour
1
Buah
35,000
35,000
6
Tinta Hitam Canon Dp 41 Colour
2
Buah
30,000
60,000
7
Name Tag
32
Buah
5,000
160,000
8
Staples
3
Buah
15,000
45,000
9
Isi Staples
4
Kotak
8,000
32,000
10
Pulpen
3
lusin
35,000
105,000
11
Block Note
32
Buah
8,000
256,000
12
Cd-r
2
Kotak
38,000
76,000
13
Stop Map
3
Lusin
31,000
93,000
14
Baterai A3
5
Buah
10,000
50,000
15
Spanduk
1
Buah
250,000
250,000
16
Piagam
32
Buah
3,500
112,000
17
Cetak Seminar Kit
32
Paket
9,000
288,000
18
Cetak Laporan Kemajuan
8
Buah
35,000
280,000
19
Cetak Laporan Akhir
8
Buah
48,500
388,000
Halaman 1/2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat: Jalan Udayana Singaraja
Telp. (0362) 26327 Fax. (0362) 25735
Website: lpm.undiksha.ac.id
Email:
[email protected]
20
Snack Penyiapan Tempat Kegiatan
4
Kotak
10,000
40,000
21
Nasi Kotak Penyiapan Tempat
4
Kotak
25,000
100,000
22
Snack Pelaksanaan Seminar
40
Kotak
10,000
400,000
23
Nasi Kotak Pelaksanaan Seminar
40
Kotak
25,000
1,000,000
24
Snack Pelaksanaan Workshop
40
Kotak
10,000
400,000
25
Nasi Kotak Pelaksanaan Workshop
40
Kotak
25,000
1,000,000
26
Snack Pelaksanaan Pendampingan
15
Kotak
10,000
150,000
27
Nasi Kotak Pelaksanaan Pendampingan
15
Kotak
25,000
375,000
Sub Total (Rp.)
6,600,000,-
3. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA No
Item Barang
Volume
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp.)
Sub Total (Rp.)
0,-
4. BELANJA PERJALANAN LAINNYA No 1
Item Perjalanan Transport Koordinasi Kegiatan
Volume 3
Satuan OK
Biaya Satuan (Rp) 200,000,-
Total (Rp.) 600,000,-
2
Transpot Penyiapan Tempat Kegiatan
4
OK
200,000,-
800,000,-
3
Transport Pelaksanaan Seminar
4
OK
200,000,-
800,000,-
4
Transport Pelaksanaan Pelatihan
4
OK
200,000,-
800,000,-
5
Transport Pelaksanaan Pendampingan
4
OK
200,000,-
800,000,-
Sub Total (Rp.)
3,800,000,-
Total Pengeluaran Dalam Satu Tahun (Rp.)
13,000,000,-
Ketua,
Ni Wayan Rati, S.Pd., M.Pd. NIP. 197612142009122002
Halaman 2/2
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NO. 3 MARGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh I WAYAN GUMIARTA
SEKOLAH NEGERI 3 MARGA
A. PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam dinamika kehidupan suatu bangsa. Pendidikan dapat dikatakan sebagai agen pembangunan dan agen perubahan. Tanpa pendidikan, tidak akan ada pembangunan yang berarti tidak akan ada perubahan. “Majunya pendidikan akan menunjukkan kemajuan suatu bangsa, begitu pula mundurnya pendidikan akan menjerumuskan bangsa kepada kebodohan dan kemiskinan” (Suryadi, 2009:10). Pendidikan yang ideal tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. IPA mengandung tiga dimensi utama, yaitu dimensi produk, proses, dan sikap ilmiah. Dimensi produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA. Dimensi proses, maksudnya adalah bagaimana proses mendapatkan IPA. IPA diperoleh melalui penelitian dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang disebut metode ilmiah. Dimensi proses ini sangat penting dalam menunjang proses perkembangan peserta didik, anak tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga memperoleh kemampuan untuk menggali sendiri pengetahuan itu dari alam bebas. Melalui dimensi proses IPA akan dapat mengembangkan sikap ilmiah. Semiawan, dkk., (dalam Bundu, 2006:5) mengemukakan pentingnya penguasaan proses IPA di bangku sekolah dasar, yaitu: (1) perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat cepat sehingga tidak mungkin lagi mengajarkan fakta dan konsep kepada siswa, (2) siswa akan lebih mudah memahami konsep yang abstrak jika belajar melalui benda-benda konkret dan langsung melakukan sendiri, (3) penemuan ilmu pengetahuan sifat kebenarannya relatif. Suatu teori yang dianggap benar hari ini, belum tentu benar di masa datang jika teori tersebut tidak lagi didukung oleh fakta ilmiah, (4) dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak bisa dipisahkan dari pengembangan sikap dan nilai. Keterampilan proses akan menjadi wahana penghubung antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan nilai. Salah satu indikator untuk melihat tingkat keberhasilan pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang IPA adalah hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar IPA inilah yang nantinya akan menunjukan tingkat penguasaan IPA dari siswa. Oleh karena pentingnya IPA, maka peningkatan hasil belajar IPA secara berkesinambungan sudah menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan.
Upaya pemerintah yang diyakini dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya hasil belajar IPA, ternyata sampai saat ini belum menunjukan hasil yang optimal. Seperti yang terjadi di SD No. 3 Sobangan, sebagian besar hasil belajar IPA siswa kelas IV pada ulangan semester ganjil tahun 2016 masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA di SD No. 3 Sobangan, maka dilakukan observasi dan wawancara dengan guru pengajar IPA maupun dengan siswa di masing-masing sekolah. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu dicarikan solusi agar pembelajaran IPA yang dilaksanakan menjadi lebih bermakna sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa di SD No. 3 Marga. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan salah satu model pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam situasi yang menyenangkan bagi siswa. Salah satu model pembelajaran yang menganut pandangan konstruktivisme serta memberikan kesempatan bagi siswa secara optimal untuk belajar secara mandiri, memaknai materi, dan memahaminya secara mendalam dalam kegiatan diskusi adalah model pembelajaran kooperatif tipe Students
Team Achievement Division
(STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD) ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor. Kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompok. Model pembelajaran ini memiliki ciri khas di mana guru hanya menunjuk seorang siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Adapun keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD), yaitu: 1) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, 2) mampu memperdalam pemahaman siswa, 3) melatih tanggung jawab siswa, 4) menyenangkan siswa dalam belajar, 5) mengembangkan rasa ingin tahu siswa, 6) meningkatkan rasa percaya diri siswa, 7) mengembangkan rasa saling memilki dan kerjasama, 8) setiap siswa termotivasi
untuk menguasai materi, 9) menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar, dan 10) tercipta suasana gembira dalam belajar meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun siswa tetap antusias belajar. Teori yang melandasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah teori belajar konstruktivisme. Menurut teori konstruktivis ini, “satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya”, Nur (dalam Trianto, 2007a:14). Berdasarkan pada uraian di atas, maka dipandang perlu dilaksanakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD No. 3 Marga
Tahun
Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD No. 3 Marga tahun pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD No. 3 Marga tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD).
D. Manfaat Penelitian Ada dua jenis manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pada pengembangan hasil belajar IPA siswa.
2. Manfaat Praktis (1) Bagi Siswa Dengan terlaksananya penelitian ini siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan pendekatan STAD, siswa
akan lebih mudah memahami materi
pembelajaran karena pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpasrtisipasi aktif, baik secara fisik maupun mental. Sehingga pengetahuan yang didapat mampu bertahan lama. (2) Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi serta masukan (input) dalam mengembangkan alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA Sekolah Dasar No. 3 Marga serta dapat memperoleh wawasan tentang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD).
E. Hakikat Pembelajaran IPA IPA adalah usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang tepat Sutrisno, Leo (2007 : 19). Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang membahas gejalagejala alam yang disusun secara sistematis dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta aspek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan narasumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan
observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasangagasan.
F. Tujuan Belajar IPA Menurut Sri Sulistiyorini (2007 : 40), tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar antara lain : 1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat. 2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3) Mengembangkan pengetahuan pengetahuan dan pemahaman konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan seharihari. 5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain. 6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari.
Belajar bukanlah semata-mata mengumpulkan dan menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Bukan pula sebagai latihan belaka seperti pada latihan membaca dan menulis. Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2011:39), “belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Slameto (2003:2) mengatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan serta pengalaman untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku.
Hasil belajar yang diukur akan merefleksikan tujuan pengajaran. Purwanto (2009:45) menjelaskan bahwa “tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur”. Hasil belajar IPA tentu saja harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan IPA yang telah dicantumkan dalam garis-garis besar program pengajaran IPA di sekolah dengan tidak melupakan hakikat IPA itu sendiri. Oleh sebab itu, tujuan pelajaran menggambarkan hasil belajar yang harus dimiliki siswa dan cara siswa memperoleh hasil belajar tersebut. Hasil belajar IPA dikelompokan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri, yaitu sebagai produk dan sebagai proses. Hal ini didasarkan pada pendapat Hungerford (dalam Bundu, 2006:18) yang menyatakan bahwa IPA terbagi atas dua bagian, yaitu: (1) the investigation
(proses) seperti
mengamati, mengklasifikasi,
mengukur,
meramalkan, dan menyimpulkan, (2) the knowledge (produk) seperti fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA. Dengan demikian, sebagai produk hasil belajar IPA berupa pemahaman terhadap fakta, konsep, prinsip, dan hukum IPA. Sebagai proses, hasil belajar IPA berupa sikap, nilai, dan keterampilan ilmiah. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA. Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari satu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai mengikuti suatu program pembelajaran.
G. Hasil Belajar IPA Belajar bukanlah semata-mata mengumpulkan dan menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Bukan pula sebagai latihan belaka seperti pada latihan membaca dan menulis. Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2011:39), “belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Slameto (2003:2) mengatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan serta pengalaman untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku. H. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. Dahlan (1990) (dalam Isjoni, 2013:49) model megajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk kepada pengajar kelas. Sanjaya (2006:190) mengatakan bahwa “model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru”. Hal senada juga disampaikan oleh Dick & Carey (dalam Rasana, 2009:2) yang mengatakan bahwa “model pembelajaran adalah suatu sistem yang bersifat prosedural atau berupa seperangkat langkah dalam kegiatan pembelajaran”. Lebih lanjut, Joice (dalam trianto, 2009:22) menjelaskan bahwa “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah model atau sebuah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.Untuk memilih model yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Hal tersebut ditandai dengan adanya perubahan paradigma pendidikan dari teacher centered (berpusat pada guru) menjadi student centered (berpusat pada siswa). Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatana belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan oerang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. ” (Isjono, 2013:16). Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Jhonson (1994) (dalam Isjoni, 2013:17) cooperative learning adalah pengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Setiap kelompok terdiri atas perempuan dan laki-laki dengan berbagai
tingkatan prestasi. Pendapat senada juga disampaikan oleh Slavin (dalam Solihatin & Raharjo, 2011:4) yang mengatakan bahwa, cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Pada dasarnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Namun, tidak semua belajar kelompok dikatakan cooperative learning, seperti yang dijelaskan oleh Abdulhak (dalam Rusman, 2011:203) bahwa “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri”. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
I. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Team Achievement Division (STAD) Dalam pembelajaran kooperatif terdapat sejumlah tipe. Salah satu di antaranya adalah pembelajaran kooperatif tipe Students Achievement Division, yang selanjutnya dikenal sebagai model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin, merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai
materi
pelajaran
guna
mencapai
prestasi
yang maksimal.
Pada
proses
pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan skor perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok (Isjoni, 2013:51). Lebih jauh Slavin (dalam Rusman, 2013:214) memaparkan bahwa, ”Gagasan utama dibelakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperhatikan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Menurut Rusman (2013:215), ciri terpenting atau karakteristik
belajar model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah kerja tim. Ciri khas ini memastikan keterlibatan
penuh dari seluruh siswa sehingga dapat meningkatkan tanggung jawab perorangan dalam kegiatan kelompok dan dapat meningkatkan saling pengertian antar siswa. Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk, guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selam tim bekerja,guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila perlu. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator, dan mentor dalam pembelajaran. J. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Achievement Divvision (STAD) Penerapan pembelajaran kooperatif secara umum yaitu dilakukan dengan cara siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam hal kemampuan, jenis kelamin, dan suku/ras sehingga satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2009:69). Dalam pelaksanaannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan enam fase sebagai sintaks. Rusman (2013:215) menyatakan bahwa guru menggunakan empat fase sebagai sintaks STAD sebagai berikut: a)
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Dalam fase ini guru menyampaikan tujuan pelajarantersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. b) Fase 2 : Pembagian kelompok
c)
Guru membentuk kelompok, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri atas 4-5 orang siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik. Fase 3: Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru member motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demontrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
d) Fase 4: Kegiatan belajar dalam tim (Kerja tim) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk guru. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masingmasing memberikan kontribusi. Selam tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. e)
Fase 5: Kuis (Evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap persentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya: 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
f)
Fase 6: Penghargaan prestasi tim Guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Menghitung skor individu Menurut Slavin ( dalam Isjoni, 2013:53), tahap perhitungan skor individu, dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester I. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya. Untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
TABEL 2.1 PerhitunganPerkembangan Skor Individu No.
Nilai Tes
Skor Perkembangan
1.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
0 poin
2.
10 sampai 1 poin dibawah skor dasar
10 poin
3.
Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar
20 poin
4.
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
30 poin
5.
Pekerjaan sempurna ( tidak berdasarkan skor awal)
30 poin
2) Menghitung skor kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dilakukan dengan cara menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam Tabel 2.2 sebagai berikut: TABEL 2.2 Perhitungan Perkembangan kor Kelompok No
Rata-rata Skor
Kualifikasi
1
0 ≤ N≤ 5
-
2
6 ≤ N≤ 15
Tim yang Baik (Good Time)
3
16 ≤ N≤ 20
Tim yang Baik Sekali (Great Time)
4
21 ≤ N≤ 30
Tim yang Istimewa (Super Time)
3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Adapun kreteria yang digunakan untuk menetukan pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut: a) kelompok dengan skor rata-rata 15, sebagai kelompok baik, b) kelompok dengan skor rata-rata 20, sebagai kelompok hebat, dan c) kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super.
K. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Achievement Divvision (STAD) Tiap-tiap model pembelajaran memiliki keunggulan. Adapun keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu model pembelajaran ini merupakan jalan yang efektif untuk meningkatkan daya pikir siswa, karena pada model pembelajaran ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Selain itu, kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah melatih siswa meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui diskusi kelompok, memberikan waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain, serta meningkatkan kemampuan berpikir siswa baik secara individu maupun kelompok (Ibrahim, dkk dalam Falfalah, 2010:1) Junaidi (2010:1) menyatakan manfaat model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa yaitu: (1) penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar, (2) perselisihan antar pribadi berkurang, (3) sikap apatis berkurang, (4) pemahaman lebih mendalam, (5) motivasi lebih besar, (6) hasil belajar lebih baik, dan (7) meningkatkan budi pekerti, kepekaan, dan toleransi.