LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PENDAMPINGAN KEGIATAN PRIMA TANI
Oleh : T. Sudaryanto T. Pranadji R.S. Rivai Syahyuti I W. Rusastra B. Irawan Sunarsih Sugiarto Hendiarto K.M. Noekman
PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2006
RINGKASAN EKSEKUTIF
Latar Belakang Kegiatan (1)
Secara umum, keberadaan kelembagaan diseminasi teknologi pertanian dalam kondisi lemah beberapa tahun terakhir ini, sehingga proses difusi hasil inovasi dan teknologi dari lembaga penelitian ke petani berjalan lambat. Karena itu, Badan Litbang Pertanian mengintroduksikan Pengembangan Model Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian) sebagai langkah terobosan untuk mempercepat dan memantapkan inovasi teknologi pada kondisi nyata di lapangan dengan agroekosistem yang beragam. Prima Tani merupakan wahana untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan partisipatif dalam rangka mewujudkan penelitian dan pengembangan berorientasi konsumen/pengguna (consumer oriented research and development). Kegiatan ini bertolak dari kesadaran bahwa Program Prima Tani merupakan sebuah bentuk rekayasa sosial melalui pendekatan kelembagaan.
Justifikasi Kegiatan (2)
Konsep pendekatan Prima Tani dirumuskan tahun 2004, dan mulai tahun 2005 telah diimplementasikan secara langsung. Sebagai sebuah konsep yang tataran konseptualnya dibangun di “atas meja” tentu akan menghadapi banyak kendala dan tantangan ketika diimplementasikan pada kondisi riel yang memiliki keragaman yang tinggi mulai dari karakteristik agroekosistemnya, sosial ekonomi masyarakatnya, kelembagaan birokrasi pelaksananya, serta ketersediaan sarana dan prasarana wilayahnya. Esensialitas kegiatan ini pada pokoknya bertolak dari kesadaran tersebut. Selain itu, birokrasi pelaksana di daerah yang selama ini sudah terbiasa bekerja menurut pendekatan proyek dengan ciri kegiatan-kegiatan yang parsial dan temporal, maka introduksi program Prima Tani merupakan sesuatu yang baru. Lebih jauh, proses difusi inovasi yang disatukan dalam konteks pengembangan agribisnis juga membutuhkan tidak hanya rekayasa sosial yang berbeda namun juga perlu dukungan sikap dan keterampilan dari pelaksana, yang pada umumnya belum mengenal pendekatan ini secara mendalam.
Tujuan dan Keluaran Kegiatan (3)
Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada seluruh unsur yang terlibat dalam pengembangan Prima Tani mulai dari level perencana dari tingkat nasional sampai lokal, dan terutama kepada pelaksana di
RE-1
lapangan. Tujuan secara khusus adalah untuk: (1) Mempelajari dan sekaligus memperkuat seluruh tahapan proses pengembangan model Primatani di seluruh lokasi Prima Tani, dan secara intensif di Propinsi NTB, Sulut, dan DIY; (2) Melakukan monitoring dan evaluasi (secara kritis) terhadap proses pengembangan Program Prima Tani di seluruh lokasi, dan secara intensif di NTB, Sulut, dan DIY; serta (3) Merumuskan penyempurnaan model pengembangan sistem agribisnis dan proses diseminasi teknologi melalui Program Prima Tani, sebagai masukan untuk pelaksana lapangan maupun rancangan progam secara nasional. (4)
Keluaran kegiatan terdiri dari dua hal yaitu: (1) Masukan dan rumusan pola, pendekatan, dan strategi pengembangan model Primatani, terutama di Propinsi NTB, Sulut, dan DIY; dan (2) Model pengembangan sistem agribisnis dan proses diseminasi teknologi melalui Program Prima Tani.
Kerangka Pemikiran (5)
Berbagai konsep dan pendekatan penyampaian teknologi kepada petani telah diprogramkan pemerintah selama ini, namun hasil yang diperoleh belum memuaskan. Prima Tani merupakan suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi yang bertujuan untuk mempercepat dan mengefektifkan informasi dan teknologi kepada petani. Berbeda dengan pendekatan-pendekatan sebelumnya, Prima Tani dilaksanakan dengan empat strategi, yaitu: menerapkan teknologi inovatif tepat-guna melalui penelitian dan pengembangan partisipatif (Participatory Research and Development) berdasarkan paradigma Penelitian untuk Pembangunan, membangun model percontohan sistem dan usaha agribisnis progresif berbasis teknologi inovatif dengan mengintegrasikan sistem inovasi dan sistem agribisnis, mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi inovatif melalui ekspose dan demonstrasi lapang, diseminasi informasi, advokasi serta fasilitasi, dan basis pengembangan dilaksanakan berdasarkan wilayah agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi setempat.
(6)
Pada intinya, Prima Tani berupaya membangun model percontohan sistem dan usaha agribisnis progresif berbasis teknologi inovatif yang memadukan sistem inovasi dan sistem agribisnis, sehingga mampu meujudkan suatu model terpadu Penelitian – Penyuluhan – Agribsinis – Pelayanan Pendukung (Research – Extention – Agribusiness – Supporting Service Linkages). Penerapan teknologi oleh petani mestilah dipandang sebagai aktifitas dari sebuah sistem. Keputusan untuk mengadopsi suatu jenis teknologi tidaklah semata-mata aspek teknis belaka, karena merupakan dependent variable dari kondisi sumber daya alam, sosial ekonomi, kelembagaan dan kebudayaan masyarakat setempat. Atas dasar inilah, sebagai bentuk penghargaan kepada seluruh aspek tersebut, perlu
RE-2
dipertimbangkan sikap, kebutuhan, dan keinginan masyarakat tersebut. Ini dapat menjadi indikator sederhana untuk memahami keseluruhan sistem tersebut yang tentu membutuhkan waktu lama untuk mempelajarinya. (7)
Kegiatan Prima Tani dapat pula dipandang sebagai sebuah rekayasa kelembagaan dengan segala aspeknya. Proses penghantaran teknologi dalam konsep pengembangan sistem agribisnis wilayah, pada pokoknya dilakukan oleh sekumpulan manusia dengan beragam latar belakang, peran, tanggung jawab, kemampuan, dan motivasi. Artinya, ini dapat dipandang sebagai sebuah aksi yang berada dalam konteks situasi sosial (social situation). Karena itu, hubunganhubungan sosial merupakan bagian penting yang akan menentukan level keberhasilan secara keseluruhan. Aksi sekelompok orang dalam jejaring sosial yang dapat diidentifikasi batas-batasnya, dengan satu tujuan yang sama, dan diikat oleh etika dan komitmen yang sama; pada pokoknya adalah sebuah kelembagaan.
Metodologi Kegiatan (8)
Kegiatan pendampingan ini dilakukan di atas prinsip-prinsip partisipatif dengan pelaksana kegiatan di lapangan. Dalam kegiatan mengumpulkan data dan kondisi kegiatan, diterapkan prinsip-prinsip triangulasi untuk memperoleh kehandalan informasi yang dikumpulkan. Dalam kegiatan pendampingan, Tim terlibat secara penuh dalam seluruh tahapan kegiatan. Pendampingan difokuskan kepada pengembangan kelembagaan ekonomi pedesaan, khususnya kelembagaankelembagaan yang tercakup dalam Laboratorium Agribisnis di lokasi kegiatan Prima Tani.
(9)
Pada pokoknya yang menjadi objek utama kegiatan ini adalah seluruh komponen kelembagaan yang terlibat, serta seluruh tahapan pelaksanaan dan aspek manajemen pelaksanaan di lapangan. Dalam aspek perencanaan dipelajari organisasi pelaksana dan rencana kerjanya, serta dokumen-dokumen yang bersesuaian. Beberapa kegiatan pokok yang menjadi objek pendampingan adalah pelaksanaan studi pendasaran dengan metode PRA, analisis dan penyusunan laporan PRA, pelaksanaan baseline survey, serta penyusunan rancang bangun laboratorium agribisnis di desa lokasi Prima Tani. Selain itu, pada hakekatnya dilakukan pendampingan dalam seluruh kegiatan, sehingga termasuk kegiatan sosialisasi maupun koordinasi di berbagai level.
Kegiatan dan Hasil Kegiatan
RE-3
(10) Pendampingan secara intensif dilakukan di tiga propinsi ( Propinsi NTB, DIY, dan Sulut), serta kurang intensif di tiga propinsi lain (Propinsi Gorontalo, Jawa Tengah dan Riau). Kegiatan pendampingan dilakukan baik untuk kegiatan yang sudah berjalan (2005 dan 2006), maupun pada lokasi-lokasi yang pelaksanaannya baru diimplementasikan di tahun 2007. Pendampingan untuk lokasi yang kegiatannya dimulai tahun 2007 adalah berupa pendampingan pelaksanaan dan penyusunan hasil PRA serta Rancang Bangun Kelembagaan dan Teknologi Laboratorium Agribisnis di lokasi Prima Tani, serta
Kegiatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (11) Kegiatan Prima Tani di NTB telah mulai tahun 2005 di dua desa, yaitu di desa Jurumapin (Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa) dan Desa Songgajah (Kecamatan Kempo, kabupaten Dompu). Khusus untuk tahun 2005, berbagai kegiatan yang yang telah dilakukan adalah sosialisasi Prima Tani ditingkat kabupaten sampai propinsi, pembentukan organisasi Prima Tani di tingkat kabupaten berupa Tim Pembina maupun Tim Teknis, melakukan survai dengan pendekatan PRA, melakukan perencanaan atau rancang bangun Prima Tani, melakukan Base Line survey, membentuk Posko di tiap desa, memobilisasi kelompok tani, serta menyiapkan ruang untuk Klinik Agribisnis. (12) Untuk tahun 2006, khususnya di Sumbawa, karena kurang sesuainya struktur dan personil anggota dalam SK Tim Pembina dan Tim Teknis Prima Tani, maka pada awal tahun 2006 kedua SK tersebut direvisi dan disesuaikan dengan personil dari Dinas terkait. Telah dilakukan temu lapang yang dihadiri oleh Bupati Sumbawa, serta panen raya palawija yang diatanam di antara tanaman buah-buahan, dengan hasil yang cukup baik. Selanjutnya dilakukan temu usaha dengan calon mitra petani yang akan membeli hasil jagungnya, sehingga disepakati harga beli jagung di tingkat petani. Pengembangan Prima Tani di desa Jurumapin, terintegrasi dengan Program Agropolitan kabupaten Sumbawa yang mengembangkan konsep “Agro Tamase” (lebih dikenal dengan nama Agrowisata), dengan basis promosi adalah tanaman buah-buahan yang dikembangkan melalui program Prima Tani. Program Prima Tani di desa Jurumapin akan berhasil, bila pembangunan Agropolitan dengan mengembangkan agro wisatanya berhasil. Dalam rangka mengembangkan agrowisata di desa Jurumapin, diperlukan perancang landscape yang professional, untuk menata dan merancang secara baik dan menarik semua tanaman, jalan, fasilitas umum dan tempat/fasilitas rekreasi lainnya di lokasi pengembangan. (13) Rapat Tim Teknis Prima Tani di kabupaten Sumbawa dilakukan dua kali, di tingkat kabupaten dan di tingkat kecamatan. Pada rapat di tingkat kecamatan disepakati
RE-4
untuk pembangunan beberapa fasilitas berupa jalan lingkar dengan fondasi batu yang direncanakan akan diaspal oleh Dinas Kimpraswil Tk I, saluran irigasi meliputi hampir seluruh lokasi Prima Tani, saluran atau pipa ledeng untuk keperluan rumah tangga. Namun, masih dibutuhkan tambahan fasilitas pariwisata lainnya, misalnya berupa Camping ground, jalan aspal, dan kolam pancing. Tim teknis kecamatan sepakat untuk mengadakan pertemuan rutin setiap hari Sabtu pada minggu ganjil di Posko atau Klinik Agribisnis untuk meningkatkaan koordinasi berbagai pihak. Antusiasme yang tinggi dari Tim Teknis merupakan modal awal yang sangat penting untuk pengembangan Primatani ke depan. (14) Kegiatan di Buer telah diupayakan untuk dikomunikasikan secara luas ke masyaralat setempat, untuk memperkenalkan berbagai teknologi yang diterapkan maupun konsep dan pendekatan Prima Tani itu sendiri. Untuk itu telah dilakukan ekspose melalui media televisi lokal setempat di samping melalui media massa tercetak lainnya. (15) Di Dompu juga telah diadakan pertemuan Tim teknis dan Tim Pembina di tingkat kabupaten maupun kecamatan. Tim PSE-KP terlibat aktif sebagai peserta dan nara sumber dalam kegiatan ini, selain melakukan pendampingan terhadap tenaga lapang di lokasi. Dalam pertemuan dipaparkan berbagai hasil kegiatan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2005. Secara umum, pelaksanaan Primatani diakui telah mampu memberi perbaikan terutama dalam aspek teknologi terutama untuk usahatani jagung. Keberhasilan penerapan teknologi jagung hibrida yang dikombinasikan dengan pemupukan terbukti memberi hasil yang lebih baik, sehingga Bupati setempat bersedia melakukan panen raya di Desa Songgajah. (16) Untuk Primatani 2007 (6 lokasi), kegiatan pendampingan yang dilakukan Tim masih dalam konteks persiapan. Tim terlibat dalam mendampingi kegiatan sosialisasi di Pemda setempat, mendampingi pelaksanaan PRA dan penyusunan laporan hasil PRA, serta dalam penyusunan rancang bangun kelembagaan dan teknologi untuk laboratorium agribisnis di setiap lokasi kegiatan.
Kegiatan di Propinsi DI Yogyakarta (17) Prima Tani 2006 di DIY hanya memilih satu lokasi yaitu di Desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul. Lokasi ditetapkan dengan berbagai pertimbangan, termasuk mempertimbangkan hasil diskusi dengan Pemda setempat. Kegiatan studi secara menyeluruh telah dilakukan dengan metode PRA. Dari hasil ini, dirumuskan rancang bangun laboratorium agribisnis sebagai wujud kesepakatan antara masyarakat dengan pelaksana. Tim PSE-KP terlibat mulai dari pelaksanaan PRA di lapangan, penyusunan rancang bangun, sampai dengan pelaksanaan sosialisasi. Sampai dengan akhir 2006, telah beberapa kegiatan
RE-5
diimplementasikan di lapangan, yaitu pembangunan dam kecil, introduksi benih padi baru, introduksi tanaman garut, dan lain-lain. Sementara dari sisi kelembagaan, telah diresmikan beroperasinya Klinik Agribisnis sebagai lembaga pelayanan informasi dan komunikasi. (18) Untuk pendampingan PRA dan Rancang Bangun di lokasi baru (2007), terdapat 4 lokasi Prima Tani baru di DIY. Kegiatan pendampingan yang dilakukan Tim masih dalam konteks persiapan. Tim terlibat dalam mendampingi kegiatan sosialisasi di Pemda setempat, mendampingi pelaksanaan PRA dan penyusunan laporan hasil PRA, serta dalam penyusunan rancang bangun kelembagaan dan teknologi untuk laboratorium agribisnis di setiap lokasi kegiatan. (19) Dalam kegiatan PRA, Tim melakukan diskusi awal rencana pelaksanaan PRA Prima Tani di empat Kabupaten yang menjadi target implementasi Prima Tani tahun 2007. Secara intensif, dilakukan supervisi PRA Prima Tani disetiap dusun di desa Hargobinangun, kecamatan Pakem dan membantu pengumpulan data di Kabupaten Sleman bersama dengan Tim Prima Tani kabupaten Sleman. Selain itu, juga diakukan supervisi PRA Prima Tani dibeberapa dusun di desa Banaran, kecamatan Galur, kabupaten Kulon Progo dan wawancara dengan beberapa calon peserta kegiatan Prima Tani bersama dengan Tim Primatani kabupaten Kulon Progo. Tim juga melakukan survai dan observasi lapangan di calon lokasi Prima Tani Kota Yogjakarta bersama dengan Tim Prima Tani BPTP.
Kegiatan di Propinsi Sulawesi Utara (20) Untuk tahun 2006 hanya ada satu lokasi kegiatan Primatani di Sulut yaitu di Kabupaten Minahasa Selatan. Sepanjang tahun 2006, beberapa kegiatan Primatani yang telah dilakukan di propinsi Sulut adalah sosialisasi Program Primatani di tingkat propinsi dan kabupaten, studi pendasaran dengan metode PRA, menyusun rancang bangun laboratorium agribisnis, serta sosialisasi rancang bangun di tingkat lapang dan kabupaten. Selain itu, kegiatan baseline survey juga telah dilaksanakan pada bulan Juni 2006. Tim PSE-KP sebagai pendamping/superviser terlibat mulai dari sosialisasi, pelaksanaan PRA, penyusunan rancanag bangun, serta pelaksanaan baseline survey. Tim juga mendampingi dalam kegiatan baseline survey yang dilakukan bersama-sama dalam sebuah tim studi. Dalam hal ini Tim berperan sebagai konsultan khususnya dalam aspek metodologi studi, karena hal ini sangat penting untuk menghindari kesalahan maupun bias dalam pemilihan responden, pengumpulan data (wawancara) maupun dalam analisis dan penulisan laporan. (21) Lokasi Prima tani di Sulut adalah di Desa Ongkaw, yang sesungguhnya terdiri atas dua desa, yaitu Desa Ongkaw 1 dan Ongkaw 2. Desa ini termasuk ke dalam
RE-6
wilayah Kecamatan Sinon Sayang, Kabupaten Minahasa Selatan. Desa ini dipilih dengan pertimbangan bahwa memiliki agroekosistem Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah (LKDR-IB), jarak cukup dekat (+ 125 km dari ibukota Provinsi dan + 60 Km dari ibukota kabupaten, terletak pada Jalan Trans Sulawesi, agroindustri pedesaan berbasis kelapa namun lahan di bawah kelapa kurang dioptimalkan, potensial untuk pengembangan AIP berbasis tanaman pangan dan ternak (sapi, babi, dan kambing dan ayam buras). (22) Studi PRA dilakukan pada awal April 2006, dengan berpedoman kepada buku pedoman yang dikeluarkan oleh Tim Prima Tani pusat. Dari hasil pelaksanaan PRA, telah disusun rancang bangun dan rancangan kegiatan Primatani selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2006 sampai dengan 2010. (23) Untuk Primatani 2007, dalam upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendasar dan menyeluruh, Tim PSE-KP melakukan diskusi mendalam dengan seluruh staf dan jajaran struktural di BPTP Sulut, termasuk staf senior dan seluruh calon Manajer Prima Tani. Dalam kegiatan ini dibahas persiapan PRA dan rencana sosialisasi Prima Tani ke Stake holders, terutama kepada Gubernur Sulawesi Utara dan Bupati Minahasa Selatan, Bupati Bolaang Mongondow, Wali Kota Tomohon dan Bupati Talaud, bersama dengan seluruh staf peneliti dan penyuluh BPTP Sulawesi Utara untuk pelaksanaan kegiatan Prima Tani. (24) Tim juga mendampingi pemilihan calon lokasi Prima Tani di Kota Tomohon yang sekaligus pengumpulan data dan informasi awal dari calon lokasi Prima Tani; advokasi Prima Tani kepada Bupati Minahasa Selatan; dan pembahasan Rencana dan Persiapan PRA Prima Tani di Kota Tomohon, sebagai ajang pembelajaran bagi semua pelaksana Prima Tani di Sulawesi Utara. Dalam mendiskusikan persiapan pelaksanaan Prima Tani tahun 2007, terutama membicarakan persiapan pelaksanaan PRA yang merupakan titik sentral dan langkah awal yang sangat menentukan. (25) Meskipun sebagian staf telah diberikan pelatihan, namun terlihat mereka tidak dapat menggali secara detil bagaimana melakukan PRA di lapangan. Pemahaman para calon manager Prima Tani masih seperti melakukan PRA untuk menyusun rencana penelitian dan pengkajian, belum mengerti secara detil bagaimana melakukan PRA untuk Prima Tani. Untuk itu, disusun materi untuk persiapan PRA Prima Tani di BPTP Sulut yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : (1) Ruang lingkup PRA sebagai pengantar diskusi umum dalam rangka review materi yang difokuskan untuk penyusunan rancang bangun Prima Tani, termasuk persamaan persepsi; (2) Metoda PRA yang menguraikan teknik dan alat-alat PRA yang perlu digunakan dalam menggali suatu informasi dan fakta dan (3) Metoda wawancara semi terstruktur serta menggali informasi data sekunder dari berbagai sumber informasi. Selain teknik dan metoda PRA tersebut, juga dibahas RE-7
bagaimana menggali informasi yang dibutuhkan dalam menyusun rancang bangun Prima Tani sesuai dengan yang disajikan dalam Panduan Umum Tim Teknis Pusat.
Kegiatan di Propinsi Gorontalo (26) Keberadaan BPTP di Propinsi Gorontalo masih terhitung baru, karena propinsi ini pun merupakan propinsi baru yang dimekarkan dari propinsi Sulawesi Utara. Kegiatan Prima Tani juga merupakan kegiatan yang baru, karena baru tahun 2007 akan dilaksankan. Dengan latar belakang kondisi seperti ini, maka pendampingan dari Tim bersifat agak mendasar dan lebih mendalam, jika dibandingkan dengan kegiatan pendampingan di propinsi-propinsi lain. Dalam kegiatan pendampingan, Tim berdiskusi dengan seluruh jajaran BPTP, beberapa Staf seniora, serta calon manajer dan staf pelaksana yang lain. Telah diberikan materi untuk bahan pembahasan metodologi PRA yang disesuaikan dengan kebutuhan serta membahas metodologi PRA bersama dengan seluruh staf peneliti dan penyuluh BPTP. Secara khusus dilakukan pula diskusi dengan Kelompok Peneliti Sosial Ekonomi untuk persiapan survai Pendasaran (Base line survey). (27) Pembahasan persiapan PRA dilakukan sekaligus untuk kedua lokasi Prima Tani yaitu di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwatu. Serta membahas calon lokasi Prima Tani di kedua kabupaten tersebut, berikut persiapannya. Dalam kesempatan tersebut juga telah dilakukan advokasi Prima Tani kepada Bupati Pohuwatu sebagai salah satu lokasi Prima Tani, serta survai pemilihan desa lokasi Prima Tani di Kabupaten Gorontalo.
Kegiatan di Propinsi Jawa Tengah (28) Sebagaimana di propinsi Gorontalo, kegiatan pendampingan oleh Tim PSE-KP di Jawa Tengah bersifat kurang intensif. Pendampingan Tim PSE-KP di Jawa Tengah hanya di kabupaten Banjarnegara yang memulai kegiatannya di tahun 2006. Kehadiran Tim di lokasi ini dilatarbelakangi dari undangan oleh panitya Pelaksana Padu Padan Prima Tani Jawa Tengah yang mengundang Puslit, Balai Besar dan Balit terkait untuk memperbaiki rancang bangun kelembagaan dan teknologi meskipun telah mereka susun sebelumnya. Dalam kegiatan ini dilakukan supervisi dan diskusi dengan petani kooperator sebagai pelaksana Prima Tani; mendiskusikan dan membahas kendala, potensi dan masalah yang dihadapi oleh baik petugas pelaksana, terutama para petani kooperator; serta merencanakan pengembangan Prima Tani di kabupaten Banjar Negara bersama –sama dengan seluruh peserta padu padan. Dari hasil kunjungan lapang, wawancara dengan kelompok petani kooperator dan diskusi dengan Pengurus KUAT telah diberikan
RE-8
beberapa masukan terhadap masing-masing kegiatan yang akan dilakukan, terutama dalam pengelolaan lembaga KUAT.
Kegiatan di Propinsi Riau (29) Untuk memantapkan dan menyempurnakan rancang bangun laboratorium agribisnis Prima Tani di propinsi Riau, BPTP Riau mengundang instansi-instansi terkait untuk mendiskusikan secara langsung draft rancang bangun yang sudah disusun oleh staf BPTP. Dalam kesempatan ini, Tim PSE-KP melakukan presentasi dan diskusi dengan seluruh pelaksana Primatani di BPTP Riau, terutama dengan Tim Primatani di Kabupaten Kampar, Pelalawan, dan Rokan Hulu; yang dihadiri oleh Pemda ketiga kabupaten serta beberapa instansi tingkat propinsi (paper presentasi terlampir). Selanjutnya juga didiskusikan dan disempurnakan laporan PRA dan menyusun rancang bangun bersama-sama dengan seluruh staf yang terlibat dalam Tim Primatani. Acara ini dihadiri pula oleh Tim Penyelia (BB Pasca Panen) dan Tim dari Balitra Banjar Baru. Selain itu, dilakukan kunjungan lapang ke lokasi Prima Tani di kabupaten Kampar yaitu di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang. Kunjungan dilakukan dalam bentuk diskusi dengan para tokoh tani (pengurus kelompok dan aparat pemerintahan desa dan dusun) bersama-sama dengan Tim Pelaksana Primatani dan Tim Penyelia (BB Pasca Panen).
RE-9