LAMPIRAN 3 HC.LD 001 – KEBIJAKAN ASSESSMENT S A M U D E R A
INDONESIA
KAMUS KOMPETENSI DAFTAR ISI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Dorongan Berprestasi/Achievement Orientation (ACH) Orientasi Pelayanan Pelanggan/Customer Service Orientation (CSO) Pengembangan Orang Lain/Developing Others (DEV) Pengarahan/Directiveness (DIR) Fleksibilitas/Flexibility (FLX) Dampak dan Pengaruh/Impact & Influence (IMP) Pencarian Informasi/Information Seeking (INF) Inisiatif/Initiative (INT) Integritas/Integrity (ING) Pengertian antar Pribadi/Interpersonal Understanding (IU) Komitmen Organisasi/Organization Commitment (OC) Persistensi/Persistence (PER) Pemecahan Masalah/Problem Solving (PS) Percaya Diri/Self Confidence (SCF) Kepemimpinan Kelompok/Team Leadership(TL) Kerjasama/Teamwork & Cooperation (TW) Peduli terhadap Keteraturan/Concern for Order (CO) Orientasi Strategis/Strategic Orientation (SO)
1
SIG : Kamus Kompetensi
1. Dorongan Berprestasi/Achievement Orientation (ACH) Definisi: Dorongan Berprestasi adalah keinginan/tekad untuk bekerja dengan baik atau melampaui standar prestasi. Standar tersebut bisa berupa prestasi diri sendiri di masa lampau (improvement); ukuran yang objektif (results orientation); melebihi orang lain (competitiveness); sasaran yang menantang; atau sesuatu yang belum dilakukan orang lain (innovation). Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Berusaha untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Ingin melakukan pekerjaan dengan lebih baik Merasa tidak puas bila melihat ketidak-efisienan (misalnya mengeluh karena waktu yang terbuang) 2. Menetapkan standar prestasi yang ingin dicapai. Mengukur hasil kerja berdasarkan standar prestasi yang tidak ditentukan orang lain Menekankan pada cara yang baru untuk mencapai target yang telah ditetapkan manajemen 3. Meningkatkan kinerja. Membuat perubahan spesifik dalam sistem atau metode kerjanya untuk meningkatkan kinerja Melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, dengan biaya lebih rendah Meningkatkan kualitas, kepuasan pelanggan, moral atau pendapatan. 4. Menetapkan dan mencapai sasaran yang menantang. Menetapkan sasaran yang menantang dalam arti sesuatu dengan probabilitas keberhasilan/sukses 50% - sulit tapi bukannya tidak mungkin. Membandingkan secara spesifik adanya peningkatan kinerja yang berarti setelah beberapa lama Menetapkan untuk mencapai suatu standar yang unik, yang belum pernah dicapai sebelumnya. 5. Mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan analisis manfaat-biaya (cost-benefit analysis). Membuat keputusan, menetapkan prioritas atau memilih sasaran berdasarkan perhitungan input dan output Secara eksplisit menyatakan pertimbangan keuntungan, return-on-investment atau analisis cost-benefit. Menganalisa hasil bisnis dengan menyebut secara spesifik biaya, keuntungan, dan keputusan yang diambil berdasarkan analisa ini (Analisa cost-benefit ini tidak harus berupa angka-angka). 6. Mengambil resiko wirausaha yang diperhitungkan. Menginvestasikan sumber daya dan waktu yang signifikan (dalam situasi yang tidak pasti) untuk meningkatkan keuntungan (misalnya mencoba membuat produk baru) Memulai membuat atau memasarkan suatu produk atau mengembangkan suatu bisnis baru
2. Orientasi Pelayanan Pelanggan/Customer Service Orientation (CSO) Definisi: Orientasi Pelayanan Pelanggan adalah keinginan untuk membantu atau melayani orang lain (pelanggan) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Artinya berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan pelanggan. (Pelanggan diartikan secara luas, yaitu meliputi pelanggan internal dan eksternal). Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Menindaklanjuti secara tepat Menindak lanjuti permintaan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan Memberikan informasi terkini tentang segala sesuatu yang relevan kepada pelanggan Memelihara komunikasi dua arah yang jelas mengenai apa yang diharapkan ke dua belah pihak Memberikan pelayanan yang ramah dan menyenangkan. 2. Mengambil tanggung jawab pribadi. Mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah pelayanan. Menyelesaikan masalah secara cepat dan tidak defensif. Tidak melemparkan atau lepas tangan bila ada masalah dari pelanggannya 3. Bertindak lebih untuk Pelanggan. Menyediakan diri setiap saat untuk membantu pelanggan, terutama pada saat pelanggan sedang dalam masa kritis. Misalnya, menyediakan waktu dan usaha lebih untuk pelanggan pada saat dibutuhkan Melakukan tindakan konkrit yang memberi nilai tambah bagi pelanggan. 2
Bertindak lebih dari yang biasa diharapkan pelanggan. 4. Menanggapi Kebutuhan Mendasar Pelanggan. Mengetahui bisnis pelanggan dan/atau mencari informasi mengenai kebutuhan mendasar yang sesungguhnya dari pelanggan, lebih dari apa yang pernah diutarakan pelanggan tersebut. Menyesuaikan jasa atau produk yang ada dengan kebutuhan mendasar pelanggan (memakai perspektif pelanggan). 5. Menggunakan Perspektif Jangka Panjang. Bekerja dengan menggunakan perspektif jangka panjang dalam menjawab masalah pelanggan. Bersedia mengeluarkan biaya saat ini demi hubungan jangka panjang yang menguntungkan. Bertindak sebagai penasehat terpercaya; terlibat dalam proses pengambilan keputusan di pihak pelanggan. 3. Pengembangan Orang Lain/Developing Others (DEV) Definisi: Pengembangan Orang Lain adalah keinginan tulus untuk mendorong proses belajar dan pengembangan orang lain untuk jangka panjang sesuai dengan kebutuhannya. Kompetensi ini berfokus pada intensi untuk pengembangan bukan sekedar pelatihan formal. Biasanya pengembangan ini ditujukan secara spesifik pada satu orang tetapi bisa juga pada sekelompok orang dengan tujuan yang spesifik. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Menyatakan harapan yang positif. Memberikan pandangan atau menyatakan harapan yang positif tentang pengembangan masa depan seseorang yang mungkin dilihat orang lain tidak potensial Percaya bahwa pada dasarnya orang lain memiliki keinginan dan kemampuan untuk belajar atau meningkatkan kinerja mereka. 2. Memberikan instruksi jangka pendek. Memberi instruksi rinci dan/atau on-the-job demonstration Memberitahukan cara mengerjakan sesuatu, memberi saran yang spesifik dan bermanfaat. 3. Memberikan penjelasan dan dukungan. Memberi arahan dan demonstrasi dengan penjelasan atau rasional sebagai strategi pelatihan. Memberi dukungan praktis untuk memudahkan pekerjaan bawahan (memberi tambahan sumber daya, alat, informasi, saran ahli). Mengajukan pertanyaan, memberi tes atau menggunakan metode lain untuk memastikan bahwa orang tersebut telah memahami penjelasan yang diberikan. 4. Memberikan umpan balik Memberi umpan balik yang spesifik, baik positif maupun negatif untuk tujuan pengembangan orang lain. Memberikan umpan balik negatif tentang perilaku bukan tentang pribadi. Memberikan harapan positif untuk kinerja di masa datang ketika memberikan umpan balik untuk perbaikan. Memberikan saran pribadi untuk perbaikan. 5. Melakukan bimbingan (coaching, mentoring atau training) secara mendalam. Mengatur penugasan, pelatihan formal atau hal lain yang sesuai untuk mendorong pengembangan dan proses belajar dan pengembangan karir seseorang. Mengidentifikasi kebutuhan seseorang akan pelatihan dan pengembangan dan mengembangkan program atau materi baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini bukan merupakan penugasan pelatihan formal yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan, namun benar-benar berdasarkan pengidentifikasian kebutuhan pengembangan seseorang
4. Pengarahan/Directiveness (DIR) Definisi: Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya dalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.
3
Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Memberi petunjuk Memberi petunjuk dan menjelaskan tugas secara rinci Memberitahukan persyaratan atau kebutuhan suatu tugas dengan jelas Secara eksplisit mendelegasikan rincian tugas rutin agar mendapat memperhatikan hal-hal yang lebih bernilai atau lebih jangka panjang. 2. Menentukan batasan Menolak permintaan yang tidak masuk akal, berani mengatakan “tidak” dengan tegas Menentukan batasan untuk perilaku orang lain Memanipulasi situasi untuk membatasi pilihan orang lain 3. Menuntut kinerja yang tinggi Secara sepihak menetapkan standar kinerja yang tinggi Menuntut kualitas dan sumber daya yang baik Meminta kepatuhan atas perintahnya atau permintaannya dengan pengawasan yang ketat 4. Memonitor kinerja Secara terbuka membandingkan kinerja orang dengan standar yang telah ditetapkan Mengkonfrontasi orang lain secara terbuka dan langsung dalam masalah kinerja Menyatakan konsekuensi atas kinerja yang dibandingkan dengan standar (reward & punishment) 5. Fleksibilitas/Flexibility (FLX) Definisi: Fleksibilitas adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok. Fleksibilitas membutuhkan kemampuan memahami dan menghargai pandangan yang berbeda dan bertentangan mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatannya karena suatu perubahan situasi, dan dapat menerima dengan mudah perubahan dalam pekerjaan atau organisasinya. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Menerima kebutuhan untuk bersikap fleksibel. Bersedia untuk mengubah gagasan atau pandangan berdasarkan informasi baru atau bukti baru yang bertentangan. Memahami pandangan orang lain. 2 Menerapkan peraturan dengan fleksibel. Menyesuaikan peraturan atau prosedur normal pada situasi spesifik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau mencapai tujuan organisasi. 3. Menyesuaikan taktik. Menetapkan bagaimana melakukan sesuatu berdasarkan situasi yang ada Melakukan penyesuaian tindakan atau perilaku berdasarkan situasi untuk mencapai tujuan organisasi. 4. Menyesuaikan strategi sendiri. Mengubah keseluruhan rencana, sasaran, atau proyek untuk menyesuaikan dengan situasi. Membuat perubahan sementara pada perusahaan sendiri atau pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pada suatu situasi tertentu.
6. Dampak dan Pengaruh/ Impact & Influence (IMP) Definisi: Dampak dan Pengaruh adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Kompetensi ini menekankan pada keinginan untuk mempengaruhi atau menimbulkan dampak pada orang lain. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Membujuk secara langsung. Menggunakan beberapa cara membujuk tanpa menyesuaikan dengan tingkatan atau minat hadirin. Membujuk secara langsung melalui diskusi atau presentasi (misalnya melalui alasan, data, contoh, alat peraga). 4
2. Melakukan adaptasi dengan hadirin. Memodifikasi presentasi atau diskusi untuk menyesuaikan dan menarik minat hadirin. Memperhitungkan dampak dari tindakan atau perkataan dan memperkirakan efek dari tindakan tersebut Mengambil tindakan dramatis atau terencana untuk menimbulkan kesan tertentu. 3. Menggunakan pengaruh tidak langsung. Menggunakan serangkaian pengaruh tidak langsung (misalnya: A mempengaruhi B untuk membujuk C agar men erima keinginan A, karena bila A membujuk C langsung ia pasti ditolak oleh C) Mengambil tindakan dua langkah untuk mempengaruhi, setiap langkah disesuaikan dengan hadirin. Menggunakan ahli atau pihak ketiga untuk mempengaruhi atau meyakinkan orang lain, misalnya menggunakan Konsultan untuk meyakinkan Pelanggan. 4. Menggunakan strategi mempengaruhi yang kompleks. Menyusun strategi untuk mempengaruhi seperti melakukan lobi-lobi untuk mempengaruhi, dll. Membangun dukungan ‘di balik layar’ untuk mempengaruhi pihak tertentu Menggunakan pengertian yang mendalam mengenai interaksi dalam kelompok untuk mengarahkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan memberi atau menahan informasi untuk membuat efek tertentu. 7. Pencarian Informasi/Information Seeking (INF) Definisi: Pencarian Informasi adalah keinginan untuk mencari informasi secara aktif dan mengembangkan sistem untuk mengumpulkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. Hal ini meliputi pencarian informasi secara mendalam, di luar pertanyaan rutin atau lebih dari yang dituntut dalam pekerjaan. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Menyelidiki secara pribadi. Terjun langsung untuk menyelidiki masalah atau situasi di luar hal yang rutin. Mencari dan bertanya kepada orang yang mengetahui permasalahan misalnya bertanya “apa yang sebenarnya terjadi”. 2. Menggali lebih dalam. Menyampaikan sejumlah pertanyaan yang bersifat menyelidik untuk mengetahui akar permasalahan, atau hal yang tersembunyi di balik isu yang diutarakan. Menghubungi orang lain yang tidak secara langsung terlibat, meminta pendapat, informasi pendukung, pengalaman, dll. Tidak berhenti pada jawaban pertama, mencari tahu mengapa sesuatu terjadi. 3. Melakukan riset. Melakukan upaya sistematik dalam waktu yang terbatas untuk memperoleh informasi yang diperlukan misalnya mengenai kecenderungan industri, politik, ekonomi dan teknologi Melakukan riset formal melalui surat kabar, majalah, jaringan komputer, atau sumber lainnya. Hal ini bisa termasuk riset pasar, keuangan, atau pesaing. 4. Menciptakan sistemnya sendiri. Memiliki sistem atau kebiasaan yang dikembangkan sendiri untuk mendapatkan informasi secara berkesinambungan (“management by walking around”, pertemuan informal secara periodik, atau penelusuran informasi dari suatu penerbitan, dsb.) Mengatur orang-orang yang secara informal mengumpulkan informasi yang dibutuhkan secara teratur.
8. Inisiatif/Initiative(INT) Definisi: Inisiatif adalah dorongan untuk mengidentifikasi masalah, hambatan atau peluang dan mengambil tindakan untuk menjawab masalah atau peluang yang ada baik saat ini atau di masa datang. Dengan demikian, Inisiatif dapat dilihat dalam konteks bertindak proaktif dan bukan sekedar berpikir tentang suatu tindakan yang harus diambil di masa datang. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Bertindak atas peluang atau masalah saat ini. Mengidentifikasi peluang yang ada saat ini dan melakukan tindakan untuk menjawab peluang itu Bereaksi terhadap masalah yang muncul saat ini, termasuk melakukan tindakan untuk mengatasinya 5
2. Bertindak cepat dalam situasi krisis Sigap mengambil keputusan dan tindakan dalam keadaan krisis tanpa harus menunggu perintah. Bertindak dalam situasi krisis tanpa menunggu informasi yang lengkap 3. Mengantisipasi masalah dan menciptakan peluang. Mengantisipasi masalah yang mungkin muncul dalam kurun waktu 12 bulan mendatang dan mengambil tindakan untuk mencegahnya. Melihat dan/atau menciptakan peluang sampai 12 bulan mendatang dan mengambil tindakan proaktif untuk mewujudkannya. 4. Bertindak dengan orientasi jangka panjang. Berpikir dengan orientasi jauh ke depan, lebih dari 1 tahun dan mengidentifikasi peluang atau rintangan yang mungkin muncul dan mengambil tindakan yang sesuai. 9. Integritas/Integrity (ING) Definisi: Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap penting walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Nilai-nilai ini dapat berupa nilai moral, nilai masyarakat, nilai kode etik profesi atau bisnis. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Memahami nilai-nilai, kode etik dan bertindak secara jujur dan terbuka. Mengungkapkan secara jujur apa yang dipikirkannya walaupun tidak disukai orang lain Membagikan informasi dan komentar tentang pekerjaan walaupun lebih mudah untuk tidak mengatakannya Memahami kode etik profesi dan perusahaan. 2. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (values) dan keyakinannya (beliefs). Bertindak konsisten dengan nilai-nilai dan kode etik Berani berbicara tentang ketidaketisan yang terjadi dalam pekerjaan Jujur dalam berhubungan dengan pelanggan. 3. Bertindak berdasarkan nilai meskipun sulit untuk melakukan itu. Bertindak konsisten berdasarkan nilai-nilai meskipun sulit melakukannya Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan. Berbicara terbuka meskipun dapat merusak hubungan dengan teman 4. Bertindak sesuai nilai meskipun ada resiko yang harus ditanggung. Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan pekerjaan Menolak permintaan orang yang berkuasa (misalnya atasan) yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, meskipun membahayakan pekerjaannya Memutuskan berhenti bekerja karena pekerjaannya terlibat dalam bisnis yang tidak etis. 10. Pengertian Antar Pribadi/Interpersonal Understanding (IU) Definisi: Pengertian Antar Pribadi adalah keinginan untuk memahami orang lain dan kemampuan untuk mendengarkan dan mengerti secara akurat pikiran, perasaan, masalah orang lain yang tidak terucapkan atau tidak sepenuhnya disampaikan. Kompetensi ini mengukur kompleksitas dan kedalaman pemahaman terhadap orang lain, juga termasuk kepekaan antar-budaya. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Memahami emosi orang lain Memahami emosi dengan mengerti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan/atau nada suara seseorang 2. Memahami emosi dan ekspresi yang diucapkan. Memahami baik apa yang dirasakan dan yang diucapkan orang lain mengenai suatu isu bisnis atau hal lain. 3. Memahami makna. Memahami makna atau arti yang tidak diekspresikan atau dikatakan dengan jelas Memahami pemikiran, masalah, perasaan yang tidak terucapkan. Mengenali sifat atau kelebihan seseorang 6
4. Memahami masalah yang mendasar. Mengerti secara mendalam mengenai alasan dari perilaku seseorang Memahami alasan-alasan yang membentuk perilaku seseorang Mengerti kekuatan dan kelemahan spesifik seseorang berdasarkan pengertian yang mendalam mengenai orang itu 11. Komitmen Organisasi/Organizational Commitment (OC) Definisi: Komitmen Organisasi adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan sasaran organisasi. Ini mencakup usaha-usaha untuk mempromosikan tujuan organisasi atau memenuhi kebutuhan organisasi. Intinya adalah mendahulukan misi organisasi dari kepentingan pribadi. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Menyesuaikan diri dengan organisasi. Melakukan usaha menyesuaikan diri dengan organisasi, berpakaian pantas, menghormati norma organisasi Menuruti peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2. Mendukung organisasi secara aktif. Bertindak secara nyata untuk mendukung misi dan tujuan organisasi. Membuat pilihan dan prioritas untuk memenuhi kebutuhan/misi organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi organisasi. Berusaha menjaga dan menampilkan citra organisasi yang baik . 3. Melakukan pengorbanan pribadi untuk organisasi. Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri. Ini meliputi pengorbanan dalam hal pilihan pribadi atau urusan keluarga Mendukung keputusan yang menguntungkan organisasi meskipun keputusan tersebut tidak disenangi karyawan 12. Persistensi/Persistence (PER) Definisi: Kemauan dan kemampuan bekerja di luar kondisi yang normal (seperti jam kerja yang lebih panjang / diluar waktu yang normal, sumber daya yang terbatas, atau di bawah kondisi yang menekan) dengan hasil sesuai atau melebihi standar. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Tidak mudah menyerah Menunjukkan upaya yang signifikan untuk berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan sumber daya (mis. waktu, sarana kerja, sdm) yang terbatas atau diluar kondisi normal, walaupun pada akhirnya hasil yang dicapai kurang memenuhi standar yang diharapkan Melihat kemungkinan keberhasilan, dan tidak menyerah sebelum memulai pekerjaan 2. Menjaga Konsistensi Hasil Pekerjaan Mampu secara konsisten menghasilkan output pekerjaan dengan standar yang ditentukan, dibawah kondisi yang menekan atau dengan sumber daya yang terbatas Memiliki ketahanan (endurance) baik secara mental maupun fisik untuk bekerja secara konstan dalam kurun waktu yang relatif panjang 3. Mengelola Stress Secara Efektif Mampu mempertahankan kualitas hasil kerja yang tinggi dalam keterbatasan sumber daya dan waktu dan situasi yang menekan dalam kurun waktu yang relatif panjang. Menggunakan teknik atau pendekatan tertentu dalam mengelola stress baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, untuk dapat terus mencapai hasil yang lebih baik. 13. Pemecahan Masalah/ Problem Solving (PS) Definisi Pemecahan Masalah adalah kemampuan mengidentifikasi masalah / situasi dengan cara menguraikannya menjadi bagianbagian kecil, atau mengidentifikasi pola atau hubungan beberapa masalah / situasi yang tidak nampak dengan jelas kaitannya satu dengan yang lain. 7
Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Menguraikan masalah. Menguraikan masalah atau situasi menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau menjadi daftar tugas / kegiatan sederhana, tanpa memberi bobot/ prioritas Memahami pola, kecenderungan atau adanya bagian-bagian yang hilang dengan menggunakan aturan-aturan dasar, logika dan pengalaman masa lampau dalam mengidentifikasi masalah. 2. Melihat hubungan tunggal. Melihat hubungan sebab akibat yang sederhana antar 2 bagian, misalnya A mengakibatkan B, dan mengurutkan daftar tugas berdasarkan urutan kepentingannya/prioritas maupun pro dan kontra dari masing-masing bagian. Menggunakan pengetahuan dari teori atau trend masa lalu, memodifikasi konsep/metode kompleks dalam melihat situasi dan permasalahan. 3. Melihat hubungan majemuk. Mengidentifikasi hubungan majemuk atau tidak langsung antara beberpaa situasi/masalah, serta mengidentifikasi beberapa faktor penyebab yang potensial atau konsekuensi-konsekuensi dari berbagai tindakan. Misalnya: A menyebabkan B, B menyebabkan C dan C menyebabkan D Membuat situasi atau ide yang kompleks menjadi jelas, sederhana dan mudah dimengerti, dan menyampaikan observasi atau pengetahuan yang kompleks dengan cara yang lebih sederhana 4. Membuat analisa atau perencanaan yang kompleks. Menggunakan beberapa teknik analisa untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari suatu masalah yang kompleks dan melihat hubungan sebab akibat antar bagian tersebut, serta menghasilkan beberapa solusi dan memberi bobot untuk setiap solusi. Membuat konsep baru (yang tidak tampak jelas bagi orang lain dan yang tidak dipelajari dari pendidikan atau pengalaman sebelumnya) untuk menjelaskan situasi atau memecahkan masalah. 14. Percaya Diri/Self Confidence (SCF) Definisi: Percaya Diri adalah keyakinan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya yang terungkap dalam lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Bertindak percaya diri dalam pekerjaannya. Bekerja sendiri tanpa perlu supervisi langsung Tampil percaya diri dan mampu mempresentasikan dirinya Mengambil keputusan sesuai dengan otoritasnya, tanpa perlu persetujuan orang lain bahkan bila orang lain tidak setuju 2. Menyatakan keyakinan atas kemampuan sendiri. Menggambarkan dirinya sebagai seorang ahli, seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi kenyataan, seorang penggerak, atau seorang narasumber. Secara eksplisit menunjukkan kepercayaan akan penilaiannya atau kemampuannya sendiri. Melihat dirinya lebih baik dari orang lain. 3. Menyukai tugas yang menantang. Menyukai tugas-tugas yang menantang dan mencari tanggung jawab baru. Bicara terus terang jika tidak sependapat dengan manajemen, pelanggan atau orang-orang lain yang lebih kuat, tetapi mengutarakannya dengan sopan. Menyampaikan pendapat dengan jelas dan percaya diri biarpun dalam situasi konflik. 4. Memilih situasi yang sangat menantang Secara sukarela mau melakukan tugas yang sangat menantang misalnya mengandung resiko tinggi bagi pribadinya Melakukan konfrontasi secara terbuka dengan manajemen atau pelanggan dalam menghadapi suatu isu.
8
15. Kepemimpinan/Team Leadership (TL) Definisi Kepemimpinan adalah keinginan untuk mengambil peran sebagai pemimpin dalam suatu kelompok dan memastikan adanya kejelasan di antara anggota kelompok. Kepemimpinan umumnya (tetapi tidak selalu) muncul dari posisi atau otoritas formal. Kelompok juga dapat diartikan secara luas sebagai kelompok apapun dimana seseorang mengambil peran sebagai pemimpin. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Memimpin rapat dengan baik. Mengemukakan tujuan dan agenda, mengendalikan waktu, memberi tugas, dll. Tidak perlu dalam rapat formal 2. Memastikan anggota kelompok memperoleh informasi. Memastikan anggota kelompok mendapatkan informasi yang diperlukan, Menjelaskan alasan dari suatu keputusan yang menyangkut kelompok. Memberikan kejelasan tentang sasaran kelompok dan bagaimana kontribusi setiap anggota dalam mencapai sasaran tersebut. 3. Meningkatkan efektivitas kelompok. Melakukan tindakan spesifik dengan tujuan mendorong anggota kelompok berfungsi secara optimal Menciptakan kondisi yang memungkinkan tim untuk berkinerja terbaik (seperti menetapkan arah yang jelas, struktur yang sesuai, dan orang yang tepat) 4. Menggunakan strategi yang kompleks untuk meningkatkan moral dan produktivitas tim (seperti dalam merekrut dan memberhentikan seseorang, memberi pelatihan dan Menjaga kelompok dan reputasinya. Melindungi kelompok dan reputasinya. Memastikan kebutuhan praktis kelompok terpenuhi ; mendapatkan orang yang tepat, sumber daya, informasi. Memberikan atau memastikan dukungan dan pengembangan untuk anggota kelompok dan kelompok secara keseluruhanpenugasan kelompok) 5. Sebagai pemimpin yang menjadi teladan . Menetapkan norma bagi perilaku kelompok dan memberikan sangsi bagi mereka yang melanggar norma tersebut Memberikan suatu teladan dengan menunjukkan perilaku yang diharapkan Memastikan bahwa orang lain dapat menerima misi, sasaran, agenda, iklim, kebijakan. 6. Mengkomunikasikan suatu visi yang menarik. Menginspirasikan kepercayaan anggota kelompok terhadap misi organisasi Menyampaikan visi yang menarik yang menimbulkan antusiasme, energi dan komitmen bagi kelompoknya, seperti pemimpin yang kharismatik
16. Kerja Sama/ Teamwork & Cooperation (TW) Definisi: Kerjasama adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok, bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok di sini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses secara bersama-sama. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Berpartisipasi dalam kelompok Berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang baik, melakukan tugas /bagiannya, mendukung keputusan kelompok.
Sebagai anggota kelompok, mengupayakan agar anggota lain tetap memperoleh informasi mengenai perkembangan kelompok Berbagi informasi yang relevan atau bermanfaat pada anggota lain 2. Mengungkapkan sikap dan harapan yang positif Menyatakan harapan yang positif tentang orang lain dalam hal kemampuan, peran yang diharapkan, dsb. Membicarakan anggota kelompok secara positif baik secara langsung pada kelompok maupun pada pihak lain 9
3. Menghargai masukan anggota lain. Menghargai masukan dan keahlian anggota lain dengan sungguh-sungguh bukan basa basi. Mau belajar dari anggota lain (termasuk dari bawahan dan teman sejawat). Meminta ide dan pendapat kepada semua anggota kelompok untuk membantu membuat keputusan. 4. Memberikan dorongan. Secara terbuka memberi pujian kepada anggota kelompok yang berkinerja baik. Mendorong dan memberdayakan anggota lain sehingga membuatnya merasa kuat dan penting. 5. Berusaha membangun komitmen kelompok. Bertindak untuk menciptakan suasana kerjasama yang akrab tanpa memperhatikan rasa suka atau tidak suka secara pribadi Membangun moral atau kerjasama yang baik dalam kelompok (misalnya menciptakan simbol identitas kelompok). Menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam kelompok. 17. Peduli Terhadap Keteraturan/ Concern for Order (CO) Definisi: Peduli terhadap keteraturan adalah dorongan untuk mengurangi ketidakpastian di lingkungannya. Ini dilakukan dengan memantau dan mengecek pekerjaan atau informasi, dan menekankan pada kejelasan peran, fungsi dan lain-lain. Tingkat Kedalaman Perilaku: 1. Memperhatikan kualitas. Memperhatikan kualitas, keteraturan kerja dan hal-hal detil. Bekerja dengan mengikuti kebijakan, pedoman dan prosedur Menginginkan kejelasan peran, tugas, data, informasi, seringkali dalam bentuk tertulis. 2. Memeriksa ulang pekerjaan sendiri. Memeriksa kembali ketepatan data, informasi, atau hasil kerja sendiri Secara konsisten memastikan pencapaian kualitas dan keteraturan 3. Memonitor kualitas pekerjaan orang lain Memonitor kualitas dari pekerjaan orang lain Mengecek apakah prosedur telah diikuti Mendokumentasikan dengan jelas dan detil tentang kegiatan diri sendiri dan orang lai 4. Memonitor perkembangan pekerjaan atau proyek. Memonitor kemajuan dari suatu proyek terhadap milestones atau deadlines Memonitor data. Menemukan kelemahan atau data yang hilang dan mencari informasi untuk melengkapinya
18. Orientasi Strategis/ Strategic Orientation (SO) Definisi: Orientasi Strategis adalah kemampuan untuk memahami dan mengembangkan visi, misi, sasaran dan strategi jangka panjang perusahaan serta menghubungkannya dengan pekerjaan sehari-hari. Pada tingkat yang paling rendah termasuk mengerti strategi perusahaan; sedangkan pada tingkat yang tertinggi merupakan kesadaran tentang dampak dari dunia secara luas terhadap strategi dan pengaruhnya terhadap perusahaan. Tingkat Kedalaman Perilaku: Menyesuaikan pekerjaan dengan strategi. Mengerti dan mampu menganalisa strategi dan sasaran perusahaan Menyusun prioritas pekerjaan sesuai dengan strategi dan sasaran bisnis perusahaan. Bertindak sesuai dengan strategi dan sasaran perusahaan. Berpikir strategis dengan berorientasi pada masa depan. Mengembangkan strategi, obyektif dan sasaran perusahaan untuk kepentingan jangka panjang dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Membuat strategi bisnis
10
Mengerti dampak eksternal terhadap strategi perusahaan. Sadar akan arah yang dituju oleh industri dan bagaimana perubahan eksternal dapat mempengaruhi strategi dan sasaran perusahaan. Mempertimbangkan bagaimana kebijakan, proses dan metode saat ini dapat dipengaruhi oleh perkembangan dan kecenderungan masa depan. Membuat rencana perubahan strategis. Melakukan disain ulang departemen dan/atau perusahaan untuk dapat mencapai sasaran jangka panjang sesuai dengan kondisi eksternal. Merencanakan serangkaian tindakan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan visi perusahaan sesuai dengan rencana perubahan strategi
11