KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
MANDIRI
P E R K O TA A N
KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH
PP.02
LOKASI SIKLUS TAHUN KE 3
Modul 1 Topik: Pengertian Monitoring dan Evaluasi (Monev)
1. Peserta memahami konsep monev partisipatif 2. Peserta memahami pentingnya monev partisipatif dalam PNPMMP
Kegiatan 1 : Permainan menebak perubahan
1 Jpl ( 45’)
Bahan Bacaan : 1. Monev Partisipatif dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Mengapa Monev Partisipatif Penting Dalam PNPMMP 3. Pengertian Evaluasi
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • LCD • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
1
Permainan Menebak Perubahan 1) Sebagai pembukaan, sampaikan kepada peserta tujuan dari sesi ini, yaitu agar peserta: memahami pentingnya monev dalam PNPMMP. 2) Kemudian mintalah peserta untuk berdiri, dan membentuk dua barisan (atur agar jarak antara kedua barisan tersebut agak berjauhan, kira-kira dua langkah). Kemudian sampaikan aturan permainan sebagai berikut: • • • •
Mintalah peserta untuk memperhatikan pasangannya masing-masing, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jelaskan bahwa setelah pemandu menyampaikan aba-aba nanti, semua peserta harus balik kanan (saling membelakangi) dan membuat satu macam perubahan pada pakaiannya di bagian depan (yang bisa dilihat oleh pasangannya). Pasangan mereka harus menebak, apa yang berubah. Pandu proses menebak tersebut. Lakukan sekali lagi, minta peserta menambahkan dua macam perubahan. Jika mau, lakukan sekali lagi, dan minta peserta menambahkan lima perubahan. Perhatikan, jika peserta mengeluh, hentikan permainan.
3) Persilakan peserta untuk duduk kembali. Kemudian ajaklah peserta mendiskusikan hal-hal berikut ini: • • •
Sulitkah mengamati suatu perubahan? Kapan pengamatan tersebut sulit dan kapan menjadi mudah? Mengapa? Menurut anda, mungkinkah untuk melibatkan ‘obyek’ yang diamati dalam mengamati/mengevaluasi suatu perubahan? Mengapa? Mengapa pengamatan semacam ini menjadi penting?
4) Tuliskan point-point penting jawaban peserta, dan di akhir proses diskusi, simpulkan pendapat peserta. Beri masukan berdasarkan bahan bacaan, dan tutup diskusi dengan memberikan masukan berikut ini (jika belum tersimpulkan dalam diskusi): Proses pengamatan dan evaluasi dalam permainan ini menggambarkan sebuah kegiatan monev. Monev akan menjadi sulit, jika tidak diintegrasikan dengan perencanaan dari awal. Pada saat perencanaan dibuat, semestinya sudah dirumuskan ukuran-ukuran (kuantitatif maupun kualitatif) mengenai capaian yang diinginkan, sehingga pengamatan dapat difokuskan pada hal-hal yang akan dilihat saja. Monev partisipatif adalah monev yang dalam pelaksanaannya mengikutsertakan pembelajaran demokrasi dan partisipasi bagi para pelakunya. Pelaku monev partisipatif adalah pihak orang luar maupun warga masyarakat yang menjadi sasaran program tersebut.
2
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 2 Topik: Melakukan Monev Partisipatif di Masyarakat
1. Peserta memahami bagaimana caranya melakukan monev partisipatif di masyarakat 2. Peserta mengkaji dan memahami penggunaan panduan memandu monev partisipatif di masyarakat
Kegiatan 1 : Permainan mengamati benda Kegiatan 2 : Diskusi Kelompok dan Dialog Antar Kelompok : Bagaimana Cara Melakukan Monev Kegiatan 3 : Diskusi kelompok memahami panduan memandu monev dimasyarakat
1 Jpl ( 45 ’)
Bahan Bacaan – Bagaimana melakukan monev Bahan Bacaan – Panduan memandu monev partisipatif dimasyarakat
• Kerta Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart, LCD, Papan Tulis dengan perlengkapannya • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Benda-benda lain untuk mendukung game mengamati barang di baki
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
3
Permainan Mengamati Barang 1) Awali sesi ini dengan menyampaikan tujuan, yakni agar peserta memahami bagaimana caranya melakukan monev partisipatif. Sebelum peserta memasuki ruangan untuk memulai sesi ini, sebaiknya pemandu melakukan persiapan dengan mengumpulkan barang-barang sejumlah peserta (misalnya ballpen, penghapus papan tulis, buku, pensil, kertas, kartu metaplan, boneka kecil atau gantungan kunci, buah-buahan, rumput, dll) dan menyimpannya pada baki. Tutuplah baki tersebut dengan sehelai kain, agar peserta tidak bisa melihat isinya. Letakan baki tertutup tersebut pada sebuah meja yang diletakkan di tengah-tengah ruangan.
2) Jelaskan kepada peserta, bahwa selanjutnya peserta akan diajak melakukan permainan yang berkaitan dengan monev. Sampaikan bahwa pemandu akan membuka kain yang menutupi baki tersebut selama sepuluh detik, dan peserta dipersilakan mengamati isi baki secara cepat. Setelah itu pemandu akan menutup lagi baki tersebut. 3) Persilakan peserta untuk menuliskan barang-barang apa saja yang tadi terlihat, dan berapa jumlahnya. Ingatkan peserta agar bekerja sendiri-sendiri. Beri kesempatan pada peserta untuk menulis. Setelah selesai, persilakan salah satu peserta untuk menuliskan daftar yang dibuatnya pada papan tulis. 4) Persilakan peserta lain untuk menambahkan daftar tersebut berdasarkan catatannya. 5) Pastikan bahwa semua peserta telah melengkapi daftar tersebut. Perhatikan apakah daftar tersebut cukup lengkap atau tidak. Tanyakan hal-hal sebagai berikut: • Dari sejumlah barang (sebutkan jumlah yang anda simpan di baki) berapa yang berhasil didaftar (berapa %)? • Apakah hasil pengamatan setiap orang sama? Mengapa?
6) Setelah beberapa pendapat peserta, simpulkan bahwa: Pengamatan setiap orang berbeda karena hal yang dianggap penting oleh setiap orang berbeda. Oleh karena itu, bisa dibayangkan tidak fokusnya hasil pengamatan, jika dilakukan oleh suatu kelompok/tim. Oleh karena itu dalam sebuah monev partisipatif, hal yang terlebih dahulu harus dilakukan adalah adanya kesepakatan bersama tentang hal yang harus diamati dan dievaluasi. Bisa dibayangkan juga jika monev dilakukan hanya oleh salah satu pihak, misalnya oleh beberapa orang ahli, terhadap suatu proyek yang dilakukan masyarakat. Hasilnya akan cenderung berdasarkan apa yang dianggap penting bagi orang tersebut, bukan bagi masyarakat. Dengan monev partisipatif, diharapkan terjadi persamaan pandangan mengenai hal-hal penting yang harus diamati perkembangannya.
4
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Diskusi Kelompok dan Dialog Antar Kelompok : Bagaimana Cara Melakukan Monev? 1) Pemandu menjelaskan bahwa dalam sessi ini peserta akan diminta untuk melakukan curah pendapat tentang bagaimana melakukan monev pada beberapa tema tertentu. 2) Persilakan peserta untuk membentuk enam kelompok. Kemudian persilakan masing-masing kelompok untuk memilih tema diskusi tertentu. Persyaratannya adalah satu tema hanya boleh dipilih maksimal dua kelompok saja. Ketiga tema diskusi tersebut adalah: Kelompok ..… & ….. ..… & ….. ..… & …..
Tema Diskusi a.
Perubahan tingkat kesejahteraan Masyarakat miskin
b.
Ketepatan sasaran kegiatan pada masyarakat miskin (PS 2)
c.
Perkembangan kemandirian KSM/panitia
3) Apabila masing-masing kelompok sudah mendapatkan tema diskusi maka persilahkan mereka untuk menyusun konsep pelaksanaan kegiatan monev sesuai tema tersebut, dengan minimal menjawab beberapa pertanyaan berikut: No 1 2
Pertanyaan Penggerak Diskusi Seberapa penting kegiatan tersebut sehingga harus dimonev oleh masyarakat, Apa saja yang akan menjadi manfaat bila kegiatan monev tersebut dilakukan dengan benar? (pilah menjadi dua yaitu manfaat bagi BKM/LKM dan bagi masyarakat miskin)
3
Apa dampaknya bagi kegiatan PNPM dikelurahan bila monev tersebut tidak dilakukan?
4) Berikan waktu yang cukup bagi kelompok untuk berdiskusi, minta pada mereka untuk menuliskan hasil diskusi kelompokknya pada halaman kertas plano untuk bahan presentasi kelompok. 5) Setelah 15-20 menit, jelaskan pada peserta tentang kelanjutan proses adalah menjadikan hasil diskusi kelompok sebagai bahan dialog dengan kelompok lain yang membahas tema yang sama. 6) Minta seluruh anggota kelompok yang akan berdialog (dua kelompok yang temanya sama) untuk membawa tempat duduknya kedepan kelas, kursi ditata saling berhadapan. Plano hasil diskusi masing-masing kelompok ditempelkan disamping kelompok. 7) Persilahkan wakil masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, disusul kelompok satunya. Setelah itu masing-masing bisa saling menanggapi, mengkritik, beradu konsep, dst sehingga mendapat gambaran yang lebih baik. Persilakan peserta dari kelompok lain (audiens) untuk mengkonfirmasi hal-hal yang belum jelas dengan bertanya, menambahkan, dll. 8) Apabila dirasakan dialog kelompok sudah mulai tajam dan cukup maka silahkan menambahkan penjelasan berdasarkan bahan bacaan atau dari sumber lain yang relevan. 9) Ulangi hal yang sama untuk kelompok yang lain.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
5
10) Mohon untuk menjadi perhatian adalah bagaimana mengelola waktu sehingga efektif dan mampu mencapai hasil yang mencukupi. Tutup diskusi dengan menyampaikan kesimpulan-kesimpulan penting mengenai bagaimana melakukan monev.
Diskusi Memahami Panduan Memandu Monev di Masyarakat 1) Sampaikan bahwa setelah cukup jelas mengenai bagaimana cara melakukan monev partisipatif, peserta akan diajak untuk mempelajari pedoman monev partisipatif PNPMMP, untuk BKM – LKM /KSM. Tujuannya agar peserta terampil menggunakan panduan monev tersebut. 2) Mintalah peserta untuk tetap berkelompok. Kemudian bagikan panduan memandu monev partisipatif di masyarakat kepada setiap peserta. Persilakan peserta berdiskusi kelompok tentang tiga tema yang sama seperti diskusi sebelumnya yaitu: Kelompok ..… & ….. ..… & ….. ..… & …..
Tema Diskusi a.
Perubahan tingkat kesejahteraan Masyarakat miskin
b.
Ketepatan sasaran kegiatan pada masyarakat miskin (PS 2)
c.
Perkembangan kemandirian KSM/panitia
3) Untuk setting forum sudah berbeda dengan kegiatan kedua, semua peserta pelatihan menghadap kedepan kelas, tidak ada kelompok yang maju bersama. 4) Apabila masing-masing kelompok sudah mendapatkan tema diskusi maka persilahkan mereka untuk menyusun konsep pelaksanaan kegiatan monev sesuai tema tersebut, dengan minimal menjawab beberapa pertanyaan berikut: No 1 2 3 4
Pertanyaan Penggerak Diskusi Buatlah alur pelaksanaan kegiatan monev tersebut agar berjalan efektif? Siapa yang harus mengendalikan? Siapa yang melakukan? Siapa yang perlu dilibatkan? Apa peran umum dari masing-masing pelaku? Kapan dan dimana monev tersebut dilakukan? Buatlah instrumen sederhana untuk melaksanakan monev kegiatan tersebut?
5) Setelah kelompok selesai berdiskusi dan menuliskan kesepakatan kelompoknya pada kertas plano, persilakan perwakilan kelompok untuk menyampaikannya pada diskusi pleno. persilahkan satu kelompok yang membahas tema pertama untuk presentasi, lalu ditanggapi kelompok lain yang yang membahas setema, dan kemudian anggota kelompok lainnya. 6) Ulangi mekanisme yang sama untuk kelompok yang membahas tema kedua dan ketiga.
6
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
7) Catatlah point-point penting dari proses diskusi pleno, sebagai hasil diskusi kelompok. Kemudian simpulkan hasil diskusi dan tutup sesi ini dengan me,berikan penghargaan atas partisipasi aktif semua peserta.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
7
Modul 3 Topik: Refleksi Pelaksanaan Tinjauan Partisipatif
1. Peserta memahami pentingnya tinjauan sebagai sarana belajar 2. Peserta mampu meninjau pelaksanaan kegiatan Tinjauan Partisipatif 3. Peserta mampu memetakan apa yang sudah baik dan apa yang belum
Kegiatan 1: Refleksi pelaksanaan Tinjauan Partisipatif
2
Jpl (90’)
Media Bantu – Pedoman Teknis Tinjauan Partisipatif - Prosedur Operasi Baku (POB) Tinjauan Partisipatif
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
8
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Refleksi Pelaksanaan Tinjauan Partisipatif 1. Penjelasan mengenai tujuan kegiatan pelaksanaan Tinjauan Partisipatif 2. Bagi peserta kedalam empat sampai lima kelompok 3. Minta kepada peserta untuk mendiskusikan beberapa hal; a. Apa Tinjauan Partisipatif sudah dilakukan? b. Pengalaman apa yang di peroleh selama melaksanakan tinjauan pelaksanaan partisipatif -
Bagaimana prosesnya yang sudah berjalan
-
Kendala-kendala apa yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan tunjauan partisipatif tersebut
-
Dokumen apa yang dihasilkan dalam melaksanakan Tinjauan pelaksanaan partisipatif
-
Apa yang sudah baik dan apa yang belum baik
-
Bagaimana rekomendasi perbaikan
4. Mintalah masing-masing kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya 5. Lakukan dialog antara peserta dengan pemandu terkait dengan Tinjauan Partisipatif 6. Simpulkan hasil diskusi
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
9
Modul 4 Topik: Gambaran Umum Tinjauan Partisipatif BKM/LKM
Peserta memahami gambaran umum tinjauan partisipatif BKM
Kegiatan 1: Presentasi Pedoman teknis Fasilitasi Tinjauan Partisipatif
1 Jpl (45’)
Bahan Bacaan – Pedoman Teknis Tinjauan Partisipatif
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
10
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Diskusi Memahami Pedoman Teknis Tinjauan Partisipatif 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita memasuki gambaran umum tinjauan partisipatif BKM, sampaikan tujuan dari modul tersebut 2) Ajaklah peserta untuk membaca bersama pedoman teknis tinjauan partisipatif 3) Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, ajaklah peserta untuk mendidkusikan beberapa hal: a. Apa yang berbeda dengan Tinjauan Partisipatif sebelumnya b. Apa substansi dasar tinjauan partisipatif c. Bagaiman langkah-langkah nya d. Apa yang ingin dihasilakan dalam Tinjauan Partisipati 4) Mintalah kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya 5) Tanyakan kembali pada peserta “Apa makna partisipatif dalam tinjauan ini?” atau “Apa pentingnya masyarakat melakukan tinjauan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan?” 6) Tutup diskusi. Sampaikan bahwa proses Tinjauan Partisipatif ini akan kita pelajari ‘potongan demi potongan’ selama beberapa waktu ke depan. Apa makna partisipatif dalam Tinjauan? Karena masyarakatlah yang akan mengukur hasil dan merumuskan apakah suatu program berhasil atau tidak. Mengapa program penanggulangan kemiskinan seperti PNPM Mandiri Perkotaan harus melakukan Tinjauan Partisipatif? Karena pada hakikatnya program penanggulangan kemiskinan adalah ‘milik’ atau programnya masyarakat. Masyarakat miskin lah yang harus memutuskan apakah ada manfaatnya PNPM Mandiri Perkotaan bagi mereka, apakah PNPM Mandiri Perkotaan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, bahkan hingga apakah PNPM Mandiri Perkotaan layak untuk dilanjutkan Karena Tinjauan Partisipatif dibuat dengan tujuan sebagai media untuk belajar dari pengalaman, maka semakin banyak masyarakat yang terlibat review semakin baik. Tujuannya adalah agar masyarakat memahami pembelajaran yang telah mereka alami. Pembelajaran baru inilah yang sangat berharga untuk membangun modal sosial guna peningkatan kualitas kehidupan masyarakat ke depan. Selain sebagai pembelajaran, Tinjauan Partisipatif juga menjadi ruang pertanggungjawaban program penanggulangan kemiskinan seperti PNPM Mandiri Perkotaan kepada masyarakat (orang miskin). Orang miskin lah yang selayaknya mengukur hasil dan memberikan penilaian apakah program berhasil atau gagal menjawab persoalan kemiskinan mereka. Melalui Tinjauan Partisipatif, rasa kepemilikan masyarakat terhadap program juga dapat terbangun.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
11
Modul 5 Topik: Tinjauan Kelembagaan BKM/LKM
1. 2. 3. 4.
Peserta Peserta Peserta Peserta
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
1: 2: 3: 4:
mengingat kembali alasan keberadaan dan peran BKM/LKM memahami pentingnya tahapan perkembangan BKM/LKM memahami aspek-aspek sumberdaya dalam penguatan kelembagaan BKM berlatih menilai tahapan pengembangan organisasi BKM/LKM
Mengingat Kembali Alasan Keberadaan dan Peran BKM/LKM. Diskusi Tahapan Perkembangan BKM/LKM Diskusi Memahami Sumberdaya untuk Penguatan BKM/LKM Berlatih Menilai Perkembangan BKM/LKM dan jajak pendapat kepuasan masyarakat
5 Jpl (225’)
Bahan Bacaan Bahan Bacaan Media Bantu Media Bantu
– – – –
Memahami Sumberdaya Penguatan BKM/LKM Penilaian Perkembangan Organisasi BKM/LKM Matriks Tingkat Perkembangan Organisasi BKM/LKM Contoh Profil Perkembangan Organisasi BKM/LKM
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart, Papan Tulis, Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
12
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Mengingat Kembali Alasan Keberadaan dan Peran BKM/LKM 1) Berikan pengantar bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai salah satu aspek dalam Tinjauan Partisipatif BKM/LKM yaitu tinjauan kelembagaan BKM/LKM. Dua hal penting yang ingin kita raih dari proses review kelembagaan BKM/LKM adalah adanya potret tingkat perkembangan organisasi BKM/LKM dan selanjutnya prioritas sasaran pengembangan organisasi BKM/LKM ke depan. 2) Jelaskan (ingatkan) kembali alasan keberadaan dan peran BKM/LKM untuk penanggulangan kemiskinan. Diskusikan hal-hal yang belum dipahami bersama. BKM/LKM adalah lembaga pimpinan kolektif sebagai penggerak modal sosial untuk menanggulangi kemiskinan di wilayah desa / kelurahan dengan tugas pokok sebagai berikut: a. merumuskan kebijakan serta aturan main secara demokratis mengenai hal hal yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan. b. Mengorganisasi masyarakat untuk merumuskan visi, misi, rencana strategis dan pronangkis. c. Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan keputusan yang diambil. d. Memverifikasi penilaian yang telah dilaksanakan oleh UP-UP e. Mengawal terlembaganya nilai nilai kemanusiaan dan prinsip kemasyarakatan f. Mewakili masyarakat untuk memberikan kontrol dan masukan terhadap kebijakan pemerintah. g. Membangun kerjasama dengan pihak luar. BKM/LKM bukanlah sebagai pelaksana program, akan tetapi berfungsi sebagai penggerak dan pengendali agar program penanggulangan kemiskinan berjalan. Dalam menjalankan kebijakannya BKM/LKM dibantu oleh Unit pengelola (UP-UP), sehingga BKM/LKM lebih fokus didalam membuat kebijakan dan memonitoring segala kegiatan. UP- UP bertangungjawab penuh kepada BKM/LKM. Dalam membangun Modal sosial BKM/LKM harus melakukan : a. membangun kerjasama dan kepercayaan diantara anggota BKM/LKM b. menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antara BKM/LKM dan masyarakat c. menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antar warga masyarakat d. menumbuhkan kerjasama antara BKM/LKM dengan pihak luar (kemitraan).
Diskusi Tahapan Perkembangan BKM/LKM 1) Ajukan pertanyaan pembuka: “Apakah BKM/LKM ke depan akan sama dengan BKM/LKM yang ada saat ini?” Jelaskan bahwa sebagai organisasi BKM/LKM yang hidup di tengah-tengah masyarakat
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
13
pastilah BKM/LKM akan mengalami perubahan-perubahan baik terus tumbuh dan berkembang atau malah mati. Satu hal yang dapat mendorong BKM/LKM untuk terus tumbuh dan berkembang adalah adanya mimpi atau cita-cita baik diantara anggota BKM/LKM, masyarakat maupun juga para fasilitator pendamping. 2) Ajukan kembali pertanyaan: “Apakah teman-teman memiliki mimpi tentang BKM/LKM yang didampingi?” Lakukan curah pendapat untuk menggali mimpi peserta terhadap BKM/LKM dalam 2 aspek:
Mimpi tentang masyarakat miskin yang dilayani: “Perubahan apa yang diharapkan terjadi pada masyarakat miskin” Mimpi tentang organisasi BKM/LKM: “Perubahan seperti apa yang diharapkan terjadi pada BKM/LKM dalam beberapa tahun ke depan”.
Gunakan dua warna metaplan yang berbeda untuk dua mimpi tersebut. Minta setiap peserta menempelkan metaplannya di papan tulis. Kelompokkan sesuai warna. 3) Diskusikan mimpi-mimpi tersebut. Bandingkan antara mimpi tentang masyarakat miskin dengan mimpi tentang organisasi BKM/LKM. Ingatkan peserta bahwa BKM/LKM hadir untuk menanggulangi kemiskinan yang diderita masyarakat miskin. 4) Ajukan pertanyaan: “Bagaimana caranya agar mimpi tentang organisasi BKM/LKM ini tercapai?” Beberapa kesempatan beberapa komentar dari peserta. Jelaskan bahwa untuk mewujudkan mimpi setidaknya kita harus memiliki tahap demi tahap atau langkah demi langkah untuk mencapai mimpi. 5) Jelaskan bahwa untuk memetakan tahapan perkembangan BKM, program ini telah menyusun ciri-ciri tahapan perkembangan BKM/LKM mulai awal pembentukan, berdaya, mandiri hingga siap menuju organisasi madani. Bagikan Bahan Bacaan – Tahapan Perkembangan BKM/LKM. 6) Diskusikan ciri-ciri tersebut. Ingatkan peserta bahwa peserta dapat membuat ciri-ciri yang lebih spesifik dan sesuai dengan konteks perkembangan BKM/LKM yang didampingi. Atau peserta bersama anggota BKM/LKM yang didampingi bisa bersama-sama merumuskan tahapan perkembangan BKM/LKM-nya berikut tanda-tanda keberhasilan, waktu, dsb. 7) Lakukan kaji ulang dengan mengajukan pertanyaan: ”Apa pentingnya bagi fasilitator memiliki potret kondisi dan perkembangan kelembagaan BKM/LKM?” atau ”Apa pengaruhnya bagi strategi pendampingan fasilitator?”
Diskusi Memahami Sumberdaya untuk Penguatan BKM/LKM 8) Berikan pengantar bahwa untuk memperkuat organisasinya, BKM/LKM harus memiliki kemampuan untuk menggalang sumberdaya. BKM/LKM harus memiliki kemampuan untuk memetakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja BKM secara khusus dan pelaksanaan program (PJM dan Renta Pronangkis) secara umum. Saat ini kita akan mempelajari sumberdaya yang dibutuhkan untuk penguatan kelembagaan BKM/LKM.
14
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
9) Ilustrasikan kepada peserta tentang manusia dan tubuhnya. Ajukan pertanyaan, ”Bagian manakah yang paling penting dari tubuh manusia”. Beri contoh, misalnya, otak, sistem pencernaan, sistem peredaran darah. Catat pendapat peserta. Ajukan kembali pertanyaan, ”Apa yang akan terjadi pada manusia, jika organ-organ pentingnya diambil? Apakah orang bersangkutan akan meninggal atau cacat?” 10) Tarik ilustrasi tersebut ke dalam organisasi BKM. Bandingkan antara manusia dan BKM dengan menunjukkan kesamaan bahwa ada elemen-elemen penting yang menentukan hidup-matinya BKM serta membuat BKM mampu menjalankan peran dan fungsinya secara efektif. Untuk mencapai visi/misi keberadaan BKM, yaitu mendorong terjadinya perubahan sosial di komunitasnya, BKM perlu memperkuat kelembagaannya. Tanpa penguatan kelembagaan, visi/misi keberadaan BKM---yang sesungguhnya merupakan mandat komunitas dan diembankan pada BKM--- besar kemungkinan akan gagal diwujudkan. Memperkuat kelembagaan berarti BKM memiliki kesediaan dan kemampuan untuk “menjadi lebih baik”. Secara umum, ada 2 pengertian yang terkandung di dalam “menjadi lebih baik”, yaitu memperbaiki, dan meningkatkan. Memperbaiki berhubungan dengan berbagai kelemahan yang ada pada tubuh BKM. Melalui proses ini, BKM menghilangkan, mengurangi terus-menerus berbagai kelemahannya, serta menumbuhkan berbagai hal yang belum tersedia guna meningkatkan kwalitas maupun kwantitas layanan bagi komunitasnya. Sedangkan Meningkatkan berhubungan dengan berbagai kekuatan yang dimiliki oleh BKM. Melalui proses ini, BKM mempertahankan serta menumbuh-kembangkan berbagai hal yang selama ini dipandang memberi faedah bagi perubahan sosial. Memperkuat kelembagaan akan berlangsung terusmenerus. Oleh karena itu, BKM perlu memiliki kesediaan dan kemampuan untuk belajar terusmenerus (organisasi belajar). Agar dapat memperkuat kelembagaannya, BKM perlu memiliki kemampuan menggalang sumberdaya yang dibutuhkan dan mengelola sumberdaya yang tersedia di dalam kelembagaannya. Sumberdaya merupakan faktor yang fundamental bagi keberadaan BKM atau organisasi-organisasi lainnya. Suatu organisasi tidak bisa berdiri tanpa dukungan sumberdaya. Lemah-kuatnya atau sehat-sakitnya suatu organisasi ditentukan pula oleh ketersediaan sumberdaya 11) Minta peserta untuk mengidentifikasi elemen-elemen penting di dalam organisasi BKM. Berilah kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan pendapatnya. Tulis jawaban peserta di papan tulis. 12) Tarik benang merah berbagai pendapat peserta dengan memberikan penjelasan mengenai aspekaspek sumberdaya di dalam kelembagaan BKM. Tampilkan bagan tentang 5 aspek sumberdaya untuk penguatan kelembagaan BKM. Sampaikan tentang pengertian sumberdaya untuk penguatan kelembagaan BKM. Berikan penjelasan untuk masing-masing aspek tersebut. 13) Buka sessi tanya-jawab dengan peserta untuk mempertajam pemahaman peserta tentang aspekaspek sumberdaya dalam penguatan kelembagaan BKM. Tekankan bahwa pengembangan manusia merupakan aspek fundamental dalam memperkuat kelembagaan BKM. Ada banyak pengertian tentang apa yang dimaksud dengan sumberdaya. Dalam kehidupan seharihari, kita sering mendengar pendapat yang mengatakan bahwa sumberdaya adalah suatu aspek tertentu saja, misalnya, uang/dana. Sumberdaya sama dengan uang/dana. Bahkan, tidak jarang pula kita temui kalangan yang menempatkan uang adalah segalanya. Dalam perspektif pengembangan kelembagaan BKM, sumberdaya tidaklah semata hanya uang atau suatu aspek tertentu saja. Sumberdaya adalah berbagai aspek yang dibutuhkan dan didayagunakan---meliputi orang,| uang, peralatan, sistem manajemen, informasi, dankewaktu PANDUAN PEMANDU Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun 3 15yang dikerahkan--- untuk mencapai visi/misi keberadaan BKM.
Berlatih Menilai Perkembangan BKM/LKM dan Jajak Pendapat kepuasan BKM 1) Sampaikan kepada peserta bahwa program ini mengembangkan satu alat potret perkembangan BKM/LKM yang diadaptasi dari IDF (Institutional Development Framework – Kerangka Pengembangan Organisasi), suatu perangkat manajemen yang dirancang untuk menilai tingkat perkembangan suatu organisasi. Jelaskan mengenai kerangka pengembangan organisasi ini.
2) Sebelum pelatihan dilaksanakan panitia penyelenggara diharapkan mengundang BKM di lokasi lama yang terdekat dengan lokasi pelatihan 3) Minta fasilitator berkumpul dalam Tim Fasilitator. Bagikan Media Bantu - Lembar Review Tingkat Perkembangan Organisasi BKM/LKM. Tugaskan setiap kelompok untuk memetakan perkembangan salah satu BKM yang mereka dampingi hingga menghasilkan profil perkembangan BKM/LKM. 4) Mintalah fasilitator untuk melakukan dialog dengan narasumber BKM untuk mengisi lembar matrik tingkat perkembangan BKM 5) Satu kelompok lain simulasikan jajak pendapat tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan BKM dengan menggunakan instrumen yang ada. 6) Lakukan observasi selama proses diskusi kelompok untuk memastikan semua peserta memahami cara menggunakan alat bantu ini. 7) Minta setiap kelompok untuk menyajikan hasil kerjanya. Berikan umpan balik terhadap proses penggunaan alat bantu ini.
16
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 6 Topik: Tinjauan Program Penanggulangan Kemiskinan
1. Peserta mengingat kembali tujuan penyusunan PJM Pronangkis. 2. Peserta merefleksikan kekuatan dan kelemahan PJM Pronangkis. 3. Peserta berlatih Tinjauan program penanggulangan kemiskinan
Kegiatan 1: Mengingat Kembali Tujuan Penyusunan PJM Pronangkis Kegiatan 2: Refleksi Kekuatan dan Kelemahan PJM Pronangkis Kegiatan 3: Berlatih Tinjauan Program Penanggulangan Kemiskinan
5 Jpl ( 225’)
Bahan Bacaan – Panduan Fasilitasi Tinjauan Partisipatif BKM/LKM
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
17
Mengingat Kembali Tujuan Penyusunan PJM Pronangkis 1) Berikan pengantar bahwa saat ini kita akan belajar titik berat kedua Tinjauan Partisipatif yaitu review program penanggulangan kemiskinan sebagaimana tertulis dalam PJM dan Renta Pronangkis. 2) Jelaskan (ingatkan) kembali alasan keberadaan dan tujuan disusunnya PJM Pronangkis. Diskusikan hal-hal yang belum dipahami bersama. PJM Pronangkis adalah perencanaan partisipatif warga untuk mengembangkan program penanggulangan kemiskinan, baik jangka pendek selama satu tahun maupun jangka menengah selama 3 tahun, program dikembangkan berdasarkan kepada visi (cita – cita) warga mengenai masa depan kelurahan/desa di masa yang akan datang sesuai dengan potensi yang ada serta memecahkan permasalahan yang sudah dikaji dalam siklus pemetaan swadaya
Refleksi Kekuatan & Kelemahan PJM Pronangkis 1) Lakukan curah pendapat (bisa dengan menggunakan metaplan) untuk menggali kekuatan dan kelemahan PJM Pronangkis. Kalau memakai metaplan, gunakan dua warna yang berbeda. Minta setiap peserta untuk menempelkan dan mengkelompokkan pendapatnya di papan tulis. 2) Diskusikan setiap kelompok metaplan kekuatan dan kelemahan PJM Pronangkis bersama seluruh peserta. Hal-hal yang sudah berjalan baik di satu desa/kelurahan dapat menjadi sumber inspirasi bagi kelurahan/desa lain. Begitupun, hal-hal yang belum berjalan baik dicarikan solusinya agar juga menjadi pembelajaran bagi semua kelurahan/desa. Hal-hal berikut ini sebaiknya tidak luput dari diskusi.
18
Visi. Apakah visi PJM Pronangkis dipahami oleh semua masyarakat? Apakah visi tersebut sudah mengarah kepada penanggulangan kemiskinan? Tujuan dan Target. Apakah target-target dirumuskan secara tepat sehingga mudah diukur? Realistiskah?
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Program. Apakah program-program disusun berdasarkan hasil refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya? Program apa yang efektif menanggulangi kemiskinan? Program apa yang tidak efektif?
3) Berikan umpan balik. Gejala umum yang muncul dalam PJM Pronangkis : • Masyarakat belum merumuskan visi dan misi mereka dalam penanggulangan kemiskinan ke dalam tujuan – tujuan yang lebih konkrit , misal tujuan utama penanggulangan kemiskinan di kelurahan X adalah turunnyanya angka kemiskinan sebanyak 2 % dalam waktu 3 tahun; contoh lain tujuan utama penanggulangan kemiskinan di desa Y adalah terlayaninya warga miskin dalam berbagai bidang yang merupakan kebutuhan dasar (kesehatan, pendidikan, peningkatan pendapatan dan sebagainya) • Dalam capaian PJM pronangkis rata – rata tidak dapat menurunkan angka kemiskinan, karena masyarakat sendiri tidak mengetahui cara mengukurnya, hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : a. ukurannya tidak jelas b. kelompok sasaran tidak jelas c. tidak mengetahui permasalahannya • Implikasi dari hal tersebut, maka program – program yang dikembangkan sifatnya hanya sesaat yang sebetulnya tidak berupa program akan tetapi banyak yang hanya berupa kegiatan – kegiatan, contoh : pemberian bantuan biaya pendidikan kepada warga miskin yang hanya 1 atau 2 kali diberikan, pembangunan jalan setapak dan sebagainya. • Kegiatan – kegiatan yang ada juga masih banyak yang orientasinya hanya untuk menghabiskan dana BLM. Ini merupakan cara berpikir terbalik dan menjadi menafikan proses – proses sebelumnya. Refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya yang seharusnya menjadi dasar untuk merumuskan kebutuhan masyarakat (pemecahan masalah), menjadi dinafikan. Misal di beberapa tempat pembangunan jalan setapak yang tidak menjadi masalah dalam RK dan PS, tiba – tiba ada dalam PJM Pronangkis. • Dalam prosesnya ternyata di banyak tempat, pada saat penentuan prioritas masih didominasi oleh golongan – golongan tertentu sehingga di beberapa tempat ada yang tidak tepat sasaran (penerima manfaat bukan KK miskin). • Kebutuhan perempuan masih terpinggirkan, keputusan masih didominasi oleh kaum laki – laki sehingga kurang sensitif pada pemecahan masalah – masalah yang dihadapi perempuan (misal masalah air bersih, masalah kesehatan ibu dan anak, dan sebagainya). Walaupun masalah – masalah tersebut sudah teridentifikasi pada proses PS akan tetapi pada saat penentuan prioritas tidak dianggap penting. PJM pronangkis seharusnya berorientasi pada cara untuk mencapai tujuan utama penanggulangan kemiskinan, sehingga visinya lebih fokus kepada penanggulangan kemiskinan. Harus ada ukuran, target yang jelas dan gambaran awal persoalan yang dapat diidentifikasi melalui kegiatan pemetaan swadaya.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
19
Berlatih Tinjauan Program Penanggulangan Kemiskinan 1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan berlatih melakukan Tinjauan terhadap program-program penanggulangan kemiskinan yang telah disusun masyarakat dalam PJM dan Renta Pronangkis. 2) Jelaskan konsep umum review program ini. Secara umum, review program menjawab tiga pertanyaan berikut. Program/kegiatan apa saja yang telah direncanakan? Bagaimana program/kegiatan tersebut berlangsung? Bagaimana sebaiknya ke depan? Dalam Tinjauan Partisipatif BKM/LKM, pertanyaan pertama dan kedua akan didiskusikan dalam tahapan Tinjauan pelaksanaan PJM Pronangkis. Sedangkan pertanyaan ketiga, sebagai tindak lanjut dari Tinjauan PJM Pronangkis, akan didiskusikan dalam tahapan re-orientasi PJM Pronangkis. Harap diingat, untuk lokasi kelurahan/desa yang baru memasuki tahun kedua dan ketiga pelaksanaan PJM Pronangkis (baru akan menyusun renta II dan III), maka Tinjauan program berarti meninjau terhadap renta I. Misalnya untuk lokasi baru 2007, Tinjauan program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan adalah meninjau renta I, tidak melakukan Tinjauan PJM secara keseluruhan. Tinjauan renta dilakukan untuk melihat capaian kegiatan dan program. Sedangkan untuk lokasi yang telah memasuki tahun keempat PJM, dengan kata lain PJM-nya yang 3 tahun sudah habis, maka tinjauan program berarti meninjau seluruh pelaksanaan PJM (melihat capaian kegiatan, capaian program hingga menilai capaian misi dan visi). Pertanyaan penting untuk dijawab dalam tinjauan ‘besar’ ini adalah apakah kondisi (cita-cita/visi) masyarakat yang diidam-idamkan telah tercapai. Tinjauan ‘besar’ ini ditindaklanjuti dalam re-orientasi PJM dengan menyusun PJM baru. 3) Minta peserta berkumpul menurut tim fasilitatornya. Bagikan peserta Bahan Bacaan – Panduan Fasilitasi Tinjauan Partisipatif BKM/LKM. Ajak peserta membaca bagian : Kegiatan 2 tinjauan PJM, kelembagaan dan keuangan di internal BKM/LKM dan UP, Acara 3 : diskusi tinjauan pelaksanaan PJM Pronangkis. 4) Minta peserta melakukan simulasi tinjauan pelaksanaan program menggunakan salah satu PJM dan Renta Pronangkis kelurahan/desa dampingan. Dampingi proses simulasi dan berikan masukan perbaikan proses dan hasil simulasi. 5) Setelah simulasi pertama selesai, masih dalam kelompok, ajak peserta mencermati Kegiatan 6 reorientasi PJM dan penyusunan renta pronangkis. Lakukan proses simulasi untuk kegiatan ini. 6) Sampaikan kembali pembelajaran yang diperoleh.
20
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 7 Topik: Tinjauan Keuangan
Peserta memahami parameter transparansi dan akuntabilitas keuangan BKM/LKM
Kegiatan 1: Diskusi Parameter Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan BKM/LKM
2 Jpl ( 90’)
Bahan Bacaan – Parameter Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan BKM/LKM dan UP
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
21
Diskusi Parameter Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan BKM/LKM 1) Berikan pengantar bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai tinjauan keuangan BKM/LKM. Jelaskan pentingnya tinjauan keuangan bagi perkembangan BKM/LKM Dalam program pengentasan kemiskinan, keberhasilan pelaksanaan sangat tergantung kepada faktor-faktor organisasi & pelaksananya, program kerja yang disusun serta tak kalah pentingnya adalah dana atau keuangan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Betapa baik suatu program dan organisasi pelaksananya namun jika tidak didukung dengan dana yang cukup maka akan sulit dicapai hasil memuaskan yang sesuai dengan harapan.. Sebagai wakil masyarakat dalam memberikan kontrol sosial, BKM/LKM perlu mengevaluasi melalui review keuangan ini apakah pendanaan kegiatan pengentasan kemiskinan telah sesuai dengan PJM dan Renta. Disamping kesesuaian pelaksanaan dengan rencana, apakah semua kegiatan pembiayaannya telah dipertanggungjawabkan melalui LPJ sesuai ketentuan yang ditetapkan. Dalam kegiataan partisipatif, pendanaan kegiatan tidak sepenuhnya diharapkan dari pemerintah saja. Partisipasi dana baik dari instansi maupun masyarakat sangatlah diharapkan. Oleh karena itu dalam kesempatan review keuangan ini penggalangan dana baik dari luar PNPM Mandiri Perkotaan maupun dari dana swadaya masyarakat perlu dilihat berapa besar partisipasinya. Hasil tinjauan terhadap kegiatan ini sangat mempengaruhi program kerja / rencana tahunan BKM/LKM di tahun yang akan datang.
2) Sampaikan kepada peserta bahwa ada dua kata kunci yang banyak digunakan dalam review keuangan yaitu transparansi dan akuntabilitas. Beri kesempatan kepada beberapa orang peserta untuk menjelaskan pemahamannya mengenai dua istilah tersebut. 3) Bagi peserta menjadi empat kelompok kecil. Tugaskan setiap kelompok untuk mendiskusikan tandatanda (indikator/parameter) yang mudah dilihat atau diukur untuk menunjukkan pengelolaan keuangan BKM/LKM dan UP yang transparan dan akuntabel. 4) Persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok. Dorong diskusi bersama seluruh peserta untuk menyusun ‘semacam’ indikator transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan BKM/LKM dan UP.
22
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
5) Beri umpan balik dengan menggunakan Bahan Bacaan – Parameter Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan BKM/LKM dan UP
Parameter Transparansi Dan Akuntabilitas Keuangan BKM/LKM dan UP Parameter transparansi antara lain: a. Dana yang diterima LKM dan pengalokasiannya diumumkan kepada masyarakat minimal di 5 papan pengumuman b. Laporan keuangan ditempel di 5 tempat strategis dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait selambat-lambatnya setiap tanggal 5 untuk posisi keuangan bulan sebelumnya. c.
KSM/Panitia “penerima daftar tunggu” dan telah mendapat prioritas LKM diumumkan kepada warga minimal pada 5 papan pengumuman
d. Rekening Bank atas nama LKM dan ditandatangani oleh 3 orang anggota LKM e. Adanya papan informasi kegiatan pembangunan/perbaikan lingkungan, minimal berisi tentang: nama kegiatan, volume kegiatan, lokasi kegiatan, nilai bantuan langsung masyarakat (BLM), Swadaya, sumber dana lain, tanggal pelaksanaan, nama KSM pelaksana. f.
Penetapan kebijakan keuangan didasarkan pada rembug bersama.
Parameter akuntabilitas antara lain: a. UP-UP mengelola kegiatan secara aktif sesuai dengan rencana atau program. b. LKM rutin melakukan pertemuan guna membahas progres dan kualitas kegiatan serta pengelolaan keuangan maupun pembukuan. c. Pembukuan telah dilaksanakan dengan benar dan sesuai standar P2KP PNPM Mandiri Perkotaan. d. Tidak ada penyalahgunaan/pemotongan dana/korupsi baik terhadap BOP maupun penyaluran dana ke KSM/panitia kegiatan sosial dan lingkungan, penerima manfaat, dan anggota KSM peminjam bergulir. e. Penarikan dana dari rekening bank LKM ditandatangani 3 orang anggota LKM. f. Kegiatan yang dilaksanakan KSM sesuai dengan usulan yang disetujui oleh LKM. g. LPJ KSM lingkungan dan sosial telah lengkap dan benar termasuk di dalamnya rincian swadaya masyarakat yang dapat direalisasikan. h. Capaian tingkat pengembalian pinjaman (RR) minimal 90%. i. 100% penerima manfaat dan proposal kegiatan ekonomi bergulir dan sosial adalah KK miskin yang terdaftar dalam pemetaan swadaya daftar KK Miskin (PS2). j. Pengelolaan keuangan telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dalam AD/ART
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
23
Modul 8 Topik: Memetakan Kondisi KSM
1. Peserta mampu memahami kondisi KSM yang ideal (mandiri) 2. Peserta mampu mengetahui hasil pemetaan dan analisis fasilitator terhadap kondisi KSM yang ada di wilayahnya. 3. Peserta mampu memetakan lebih detail kondisi KSM yang ada di wilayahnya 4. Peserta mampu membandingkan kondisi KSM yang di wilayahnya dengan KSM ideal.
Kegiatan 1 : Memahami KSM Ideal Kegiatan 2 : Memetakan Kondisi KSM
1 Jpl ( 45 ’)
Bahan Bacaan 1. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 2. Kelayakan KSM (Peminjam) 3. Kelompok Tani Sri Bangun
• • • • •
24
Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Memahami KSM ideal 1) Berilah penjelasan kepada peserta bahwa kita akan memulai proses belajar dengan memetakan kondisi KSM, sampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam modul ini. 2) Jelaskan bahwa kita akan memasuki kegiatan 1, yaitu memahami KSM ideal. 3) Bagikan bahan bacaan KSM kepada peserta, ajaklah beberapa saat untuk membacanya. 4) Lakukan dialog dengan peserta mengenai, bagaimana sebaiknya peran dan fungsi KSM baik bagi anggotanya maupun masyarakat ? Tulislah seluruh jawaban peserta di dalam kertas plano. 5) Tanyakan kembali apa saja faktor-faktor suatu KSM dapat dikatakan KSM ideal (mandiri)? 6) Simpulkan bersama, berilah penguatan.
KSM merupakan kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.
Prinsip/nilai yang dianut KSM Kesetaraan Saling mempercayai dan saling mendukung / memperhatikan Bebas dalam membuat keputusan Bebas dalam menetapkan kebutuhan Mempunyai kewenangan / kebijakan sendiri Berpartisipasi nyata
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
25
Peran dan fungsi KSM Sarana mendorong proses perubahan sosial Wadah pembahasan dan penyelesaian masalah Wadah untuk menyalurkan aspirasi Wadah menggalang tumbuhnya saling percaya Sebagai sumber ekonomi Dalam perjalanannya, tidak sedikit KSM mengalami kegagalan dalam membangun kelompok, sehingga tidak mampu bertahan lama. Adapun faktor – faktor yang menjadikan KSM mandiri, diantaranya sebagai berikut : a. Keorganisasian : • KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas • Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional • KSM memiliki AD/ART atau aturan main • Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya dengan baik • Solidaritas antar anggota semakin kuat • KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan demokratis b. Administrasi • KSM memiliki perangkat administrasi dan pembukuan yang lengkap • Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil mengelola administrasi dan pembukuan • KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dilaporkan secara rutin ke anggota • KSM memiliki sistem informasi manajemen c. Permodalan • Tabungan/iuran KSM beragam dan terus meningkat • kSM mampu mengelola dana dari luar • Dana kelompok mampu memenuhi kebutuhan anggotanya d. Kegiatan • Kegiatan produktif anggota terus berkembang dan menguntungkan • Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap • KSM mampu membiayai operasional secara layak e. Keberadaan • Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun mutunya • Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin berkembang • Kehadiran KSM semakin dikenal dan diterima masyarakat • KSM ikut menentukan dalam pengambilan keputusan tingkat desa/kelurahan 7) lanjutkan ke kegiatan 2.
26
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Memetakan Kondisi KSM 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita memasuki kegiatan 2, yaitu memetakan kondisi KSM. 2) Bagikan hasil pemetaan dan analisa kondisi KSM yang telah dibuat oleh fasilitator (bagan kecenderungan dan perubahan) kepada peserta. Ajaklah beberapa saat untuk menganalisanya. 3) Tanyakan kepada peserta, apakah hasil pemetaan kondisi KSM tersebut, sudah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya atau masih ada yang kurang? 4) Kalau masih kurang, dan berbeda hasil pemetaannya, ajaklah peserta untuk memetakan kembali kondisi KSM di wilayahnya, khususnya pada hasil pemetaan yang tidak sesuai saja. Dengan menggunakan bagan kecenderungan dan prubahan. (gunakan LK-1). Jelaskan sekilas mengenai teknik bagan kecenderungan dan perubahan. Bagan Kecenderungan dan perubahan adalah salah satu teknik yang bisa diterapkan untuk mengkaji tingkat perkembangan KSM, teknik ini digunakan untuk mengambarkan perubahanperubahan keadaan KSM di wilayahnya dari waktu ke waktu, sehingga bisa dianalisa peningkatan atau penurunan kualitas perkembangan KSM, alasan-alasan dan upaya yang harus dilakukan apabila ada permasalahan 5) Lakukan diskusi bersama dengan peserta untuk memperbaiki hasil pemetaan kondisi KSM yang ada di wilayahnya dengan menggunakan teknik bagan kesenderungan dan perubahan. 6) Setelah terjadi perbaikan, lanjutkan diskusi kelas, mengenai : • Apakah ada perubahan dari dari setiap perkembangan KSM diatas dari tahun ke tahun ? • Apakah perubahan itu menurun atau meningkat ? jenis perkembangan KSM mana yang menurun, dan mana yang meningkat ? • Mengapa perubahan – perubahan tersebut terjadi ? • Apa dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan tersebut ? • Siapa yang banyak terkena dampak (bandingkan grafik-grafik di setiap kelompok) ? • Bagaimana kemungkinan perkembangan KSM di masa mendatang apabila tidak ditangani? 7) Fasilitasi terjadinya dialog didalam diskusi kelas, dan simpulkan bersama hasilnya. 8) Tutup materi dan ucapkan terima kasih.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
27
Modul 9 Topik: Analisa Pemecahan Masalah
1. Peserta mampu mengidentifikasi apa yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dalam mengembangkan dan memelihara KSM. 2. Peserta mampu mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan untuk memecahkan permasalahan perkembangan KSM. 3. Peserta mampu memetakan kebutuhan baik SDM maupun sumber daya lainnya dapat dapat mendukung terhadap pengembangan dan pemeliharaan KSM.
Kegiatan 1 : Identifikasi Pemecahan Masalah dan Pemetaan Kebutuhan
1 JPL (45’)
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
28
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Identifikasi Pemecahan Masalah dan Pemetaan Kebutuhan 1) Berilah penjelasan kepada peserta bahwa kita akan memulai modul Analisa Pemecahaan Masalah, sampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam modul ini, yaitu : • Peserta mampu mengidentifikasi apa yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dalam mengembangkan dan memelihara KSM. • Peserta mampu mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan untuk memecahkan permasalahan perkembangan KSM. • Peserta mampu memetakan kebutuhan baik SDM maupun sumber daya lainnya dapat dapat mendukung terhadap pengembangan dan pemeliharaan KSM. 2) Jelaskan bahwa pada kegiatan sebelumnya telah dibahas mengenai kondisi KSM yang ada diwilayahnya dengar segara permasalahannya sehingga perlu didiskusikan bersama, bagaimana kita mengatasi persoalan – persoalan yang terjadi pada perkembangan KSM. 3) Kemudian bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, ajaklah mereka untuk mendiskusikan: a. Apa yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar KSM yang ada diwilayahnya bisa menjadi KSM mandiri? b. Kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk mendukung agar KSM menjadi mandiri? c. Apa saja sumber daya yang dibutuhkan, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya untuk mendukung terlaksananya kegiatan tersebut? d. Bagiamana kondisi sumber daya yang ada? e. Bagaimana upaya pemenuhannya agar sumber dayanya memadai? Dalam melakukan diskusi, ajaklah peserta untuk melihat kembali permasalahannya.
hasil pemetaan kondisi KSM dan
Untuk lebih memudahkan proses diskusi, gunakanlah tabel berikut ini :
No
Hal-Hal yang harus diperbaiki & ditingkatkan
Kegiatan Pengembangan KSM
Sumber daya Lain yang dibutuhkan
Sumber daya yang ada
Upaya Pemenuhan Kebutuhan
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
29
4) Berilah kesempatan kepada wakil setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, dorong terjadinya diskusi apabila terjadi perbedaan pendapat. 5) Simpulkan bersama hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas. 6) Tutup materi dan ucapkan terima kasih.
30
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 10 Topik: Isu – Isu Indikator Pelayanan Dasar (MDGs)
1. 2.
Menguatkan pemahaman mengenai hak – hak dasar Memahami mengenai Isu – Isu Indikator Pelayanan Dasar (MDGs)
Kegiatan 1: Hak-hak Dasar Warga Kegiatan 2: Isu – Isu Indikator Pelayanan Dasar (MDGs)
3 JPL 3 jam
Bahan Bacaan: 1. Undang – Undang Dasar 1945 tentang Hak – Hak Dasar Warga 2. Suara Masyarakat Miskin (kutipan dari hasil penelitian Nilanjana Mukherjee)
• • • •
Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
31
Hak-hak Dasar Warga 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan 2 yaitu memahami hak-hak dasar warga 2) Ingatkan kepada peserta bahwa kemiskinan terjadi apabila tidak memperoleh hak dasarnya sebagai warga. 3) Bagikan kartu metaplan kepada peserta, mintalah seluruh peserta untuk menuliskan pendapatnya mengenai hak-hak dasar warga, satu peserta satu pendapat 4) Kemudian mintalah setiap peserta untuk menyampaikan pendapatnya dan tempel kartu metaplan pada papan tulis, sepakati mana pendapat yang sama dan beda. 5) Lakukan penguatan mengenai hak-hak dasar warga, Berdasarkan perubahan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa hak-hak dasar warga diantaranya: • Berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya. • Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara • Berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja • Berhak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan • Berhat atas status kewarganegaraan • Berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia • Berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. • Berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. • Berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. • Berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa pun.
6) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih.
32
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 11 Topik : Pelayanan Dasar dan Kemiskinan
Menguatkan pemahaman mengenai Pelayanan dan Kemiskinan
Kegiatan 1: Memahami mengenai Pelayanan Dasar dan Kemiskinan
1 jam 45 menit
Bahan Bacaan: 1. Tujuan dan Target Pelayanan Dasar (MDGs) 2. MDGs di Indonesia 3. Suara Warga Miskin
• Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart • LCD • Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
33
Konsep Pelayanan Dasar (MDGs) dan Indikator, Keterkaitan Pelayanan Dasar dalam Perencanaan 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasuki materiu konsep Pelayan Dasar dan Kemiskinan, adapun tujuan materi ini : Menguatkan pemahaman mengenai Pelayanan Dasar dan Kemiskinan 2) Jelaskan kepada peserta bahwa pada kegiatan pelatihan sebelumnya, serta di pedomanpedoman PNPM Mandiri Perkotaan, bahwa kalimat Pelayanan Dasar sudah tidak asing lagi, Selanjutnya lakukan dialog dengan peserta, mengenai beberapa hal : • apa yang mereka ketahui tentang Pelayanan Dasar ? • Apa saja indicator Pelayanan Dasar ? • Apa kaitannya Pelayanan Dasar dengan Kemiskinan? 3) Tulislah beberapa pendapat peserta di dalam kertas plano 4) Tanyakan kepada peserta, kegiatan apa saja yang ada dalam PJM Pronangkis Desa/Kelurahan di wilayah dampingan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar? 5) Tulis seluruh pendapat peserta dalam kertas plano. 6) Berilah penguatan mengenai Pelayanan Dasar 7) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan mendiskusikan hal-hal yang masih belum dipahami. Sebagai pelaksanaan kesepakatan agenda Millenium, Pelayanan Dasar (MDGs) , telah diadopsi ke dalam rencana pembangunan nasional, sejak RPJMN 2004-2009 termasuk sekarang 2009 – 2014, yang di jabarkan ke dalam bidang-bidang (sektoral) pembangunan nasional. Demikian pula di dalam rancangan pembangunan jangka panjang yang sesuai peraturan Presiden No.7, Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sasaran Pelayanan Dasar telah diarusutamakan. Sejalan dengan itu, Indonesia secara reguler juga sudah memonitor dan melaporkan pencapaian MDGs. Dalam laporan ringkasan MDGs tahun 2009, Indonesia telah menunjukan kemajuan yang berarti dalam beberapa sasaran terutama dalam bidang pendidikan, kesetaraan gender, sanitasi, Namun tantangan cukup besar masih di hadapi dalam menurunkan angka kematian bayi dan ibu melahirkan, di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, data yang ada masih menunjukan tingkat pencapaian. Dengan demikian, tantangan saat ini adalah mendorong percepatan pencapaian MDGs di daerah-daerah terutama kota/kabupaten yang masih sangat tertinggal. Di sadari bahwa masing-masing daerah memiliki
34
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
perbedaan karakteristik dan kuantitas serta kualitas sumberdaya, untuk itu perlu menggalang kerjasama dalam pencapaian sasaran MDGs, agar kualitas kehidupan manusia dapat terus meningkat. Capaian MDGs Kota/Kabupaten akan meningkat apabila perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di tingkat desa/kelurahan mengacu kepada target MDGs Pencapaian MDGs adalah tanggung jawab semua negara di dunia termasuk Indonesia, namun tantangan pencapaiannya terletak pada tingkat daerah yang memberi hasil secara nasional. Kini terdapat banyak solusi, teknologi, pengetahuan, sumberdaya yang memungkinkan pencapaiannya secara menyeluruh. Momentum solidaritas global oleh kesepakatan Deklarasi Milenium dapat didayagunakan untuk mendukung & mempercepat upaya pembangunan di seluruh Indonesia.
Identifikasi Isu – Isu Pelayanan Dasar Setempat 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasuki materiu mengidentifikasi isu – isu Pelayan Dasar yang ada di sekitar kita, adapun tujuan materi ini : Menguatkan pemahaman dan mampu menemukenali mengenai isu – isu Pelayanan Dasar di sekitar kita 2) Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk OJT (On The Job Training) yaitu : kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh fasilitator dan BKM dengan menentukan waktu yang telah disepakati dan tempat yang nyaman untuk diskusi. 3) Jelaskan kepada peserta bahwa pada kegiatan pelatihan sebelumnya, serta bahwa kalimat Pelayanan Dasar (MDGs) sudah tidak asing lagi, Selanjutnya lakukan dialog dengan peserta, mereview kembali mengenai beberapa hal : a. apa yang mereka ketahui tentang Pelayanan Dasar ? b. Apa saja indicator Pelayanan Dasar ? c. Apa kaitannya Pelayanan Dasar dengan Kemiskinan? 4) Tulislah beberapa pendapat peserta di dalam kertas plano 5) Tanyakan kepada peserta, isu – isu yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang ada di Desa/Kelurahan atau disekitar kita ? 6) Pemandu mengajak peserta untuk menemukenali isu – isu tentang pelayanan dasar dan tulis dalam kertas plano. a. b. c. d.
Layanan pendidikan Layanan kesehatan Layanan Sanitasi / air bersih dll
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
35
7) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan mendiskusikan hal-hal yang masih belum dipahami. 8) Berilah penguatan mengenai Pelayanan Dasar 9) Penutup
36
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 12 Topik: Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang)
1. Peserta memahami pengertian dan tujuan pelaksanaan musrenbang. 2. Peserta memahami hak dan tanggung jawab masyarakat dalam musrenbang.
Kegiatan 1 : Memahami Musrenbang Kegiatan 2 : Diskusi hak dan tanggung jawab masyarakat dalam musrenbang
3 Jpl ( 135’)
Bahan Bacaan: 1. Pengertian dasar terkait musrenbang desa/kelurahan 2. APBD dan Pemenuhan HAM
• Kertas Plano • Metaplan • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
37
Memahami Musrenbang 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan tema “Perencanaan Pembangunan Daerah (Musenbang)”, kemudian uraikan apa yang ingin di capai dalam modul ini : • Peserta memahami pengertian dan tujuan pelaksanaan musrenbang. • Peserta memahami hak dan tanggung jawab masyarakat dalam musrenbang. 2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan 1 pada modul ini yaitu Memahami musrenbang. 3) Berilah penjelasan Berdasarkan kepada peraturan pemerintah, bahwa perencanaan pembangunan baik ditingkat desa/kelurahan sampai ketingkat kota/kabupaten dilakukan melalui proses musrenbang. Bagikan bahan bacaan mengenai musrenbang kepada peserta. Ajaklah mereka untuk membacanya beberapa saat. 4) Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, ajaklah setiap kelompok untuk membahas : Kelompok 1 : apa yang dimaksud dengan musrenbang? Mengapa harus dilakukan musrenbang? Kelompok 2 : Apa saja tujuan diadakannya musrenbang? Kelompok 3 : Apa saja dasar hukum diadakannya musrenbang? 5) Berilah kesempatan kepada setiap wakil kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, beri pula kesempatan kepada kelompok lain untuk saling menanggapi atau menambahkan hasil diskusi kelompoknya. 6) Bahas bersama hasil diskusi kelompok. Berilah penjelasan. Musrenbang adalah forum publik perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh lembaga publik yaitu pemerintah desa/kelurahan, kecamatan, pemetintah kota/kabupaten bekerjasama dengan warga dan para pemangku kepentingan. Penyelenggaraan musrenbang merupakan salah satu tugas pemerintah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Pembangunan tidak akan bergerak maju apabila salah satu saja dari tiga komponen tata pemerintahan (pemerintah, masyarakat, swasta) tidak berperan atau berfungsi. Karena itu, musrenbang juga merupakan forum pendidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tatapemerintahan dan pembangunan. Dengan cara yang berbeda Musrenbang sebenarnya secara tidak langsung akan memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk mengelola program dan dana yang terkumpul dari diri mereka yang telah diserahkan kepada negara dengan membayar pajak, retribusi dan pungutan lain yang sah, sehingga masyarakat mampu untuk merencanakan dan melaksanakan program kegiatan berdasarkan kebutuhan riil.
38
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
7) Lakukan dialog dengan peserta, bagaimana masyarakat bisa terlibat didalam musrenbang ?, tuliskan seluruh jawaban peserta di dalam kerta plano. 8) Simpulkan bersama, lanjutkan ke kegiatan 2.
Diskusi Hak dan Tanggungjawab Masyarakat dalam Musrenbang 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan kedua, yaitu : diskusi hak dan tanggungjawab masyarakat dalam musrenbang. 2) Tanyakan kepada peserta, jenis kegiatan pembangunan apa saja yang pernah dilakukan di wilayah desa / kelurahan tersebut?. Tulislah seluruh jawaban peserta ke dalam kertas plano. 3) Dorong terjadinya diskusi kelas, mengenai beberapa hal : • Apakah masyarakat terlibat di dalam proses perencanaannya? • Mengapa masyarakat harus terlibat di dalam proses perencanaan tersebut? • Bagaimana caranya usulan pembangunan tersebut dapat diajukan dan disetujui? 4) Simpulkan bersama semua pendapat peserta. Dalam proses pembangunan semestinya menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama, artinya pemerintah tidak lagi sebagai provider dan pelaksana, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator dan katalisator. Masyarakat harus terlibat untuk memecahkan persoalan dan memenuhi kebutuhannya dari mulai prses identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi. Pada proses perencanaan, ruang masyarakat untuk terlibat adalah pada mekanisme musrenbang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004. Musrenbang adalah forum publik perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh lembaga publik yaitu pemerintah desa/kelurahan, kecamatan, pemerintah kota/kabupaten bekerjasama dengan warga dan para pemangku kepentingan, guna memberikan masukan dan pengambilan keputusan terhadap seluruh kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat.
5) Lakukan diskusi kelas, mengenai apa saja hak dan kewajiban masyarakat di dalam perencanaan pembangunan (Musrenbang)?. Agar lebih mudah gunakanlah tabel berikut ini: Hak Masyarakat
Kewajiban masyarakat
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
39
6) Simpulkan bersama hasilnya, berilah penjelasan apabila masih diperlukan. Diantara hak- hak masyarakat adalah sebagai berikut : Hak sosial masyarakat, Pemerintah perlu mendorong untuk menumbuhkembangkan kelembagaan partisipasi masyarakat dan akses pelayanan sosial dasar (kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, serta kebutuhan sosial lainnya).
Hak ekonomi masyarakat, Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat pada sumbersumber pendapatan yang memungkinkan menopang kehidupan yang layak. Hak-hak politik masyarakat, Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik secara proporsional melalui media komunikasi publik, konsultatif, maupun mekanisme perencanaan pembangunan (musrenbang). Sedangkan yang menjadi kewajiban masyarakat, diantaranya : • Berpartisipasi aktif didalam pembangunan, baik dari mulai identifikasi, perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi. • Melakukan kontrol sosial terhadap seluruh proses dan hasil-hasil pembangunan, serta memberikan masukan atau kritikan terhadap penyelenggaraan yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Pembangunan tidak akan bergerak maju apabila salah satu saja dari tiga komponen tata pemerintahan (pemerintah, masyarakat, swasta) tidak berperan atau berfungsi. Karena itu, musrenbang juga merupakan forum pendidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tata pemerintahan dan pembangunan. Dengan cara yang berbeda Musrenbang sebenarnya secara tidak langsung akan memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk mengelola program dan dana yang terkumpul dari diri mereka yang telah diserahkan kepada negara dengan membayar pajak, retribusi dan pungutan lain yang sah, sehingga masyarakat mampu untuk merencanakan dan melaksanakan program kegiatan berdasarkan kebutuhan riil. 7) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 8) Tutup materi dan ucapkan terima kasih.
40
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 13 Topik: Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang)
1. Peserta mampu memahami mekanisme perencanaan pembangunan daerah (musrenbang). 2. Peserta mampu mereview tahapan siklus penanggulangan kemiskinan 3. Peserta memahami hubungan musrenbang dengan siklus penanggulangan kemiskinan
Kegiatan 1 : Simulasi Penyusunan tahapan perencanaan pembangunan daerah (Musenbang) Kegiatan 2 : Review siklus penanggulangan kemiskinan
3 Jpl ( 135’)
Bahan Bacaan: 1. Apa dan mengapa musrenbang desa/kelurahan 2. Musrenbang Kecamatan 3. Gambaran umum perencanaan dan penganggaran daerah 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 66 Tahun 2007
• • • •
Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
41
Simulasi Penyusunan Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan Tema “ Mekanisme perencanaan pembangunan daerah (Musrenbang)” kemudian uraikan apa yang ingin dicapai dalam modul ini : • Peserta mampu memahami mekanisme perencanaan pembangunan daerah (musrenbang). • Peserta mampu mereview tahapan siklus penanggulangan kemiskinan • Peserta memahami hubungan musrenbang dengan siklus penanggulangan kemiskinan 2) Jelaskan kepada peserta bahwa sekarang kita akan memasuki kegiatan 1, yaitu simulasi penyusunan mekanisme perencanaan pembangunan daerah (musrenbang). 3) Ingatkan kembali kepada peserta bahwa pada materi sebelumnya, telah dibahas mengenai pengertian musrenbang. Dalam kegiatan ini kita akan membahas mekanisme musrenbang dari tingkat desa/kelurahan sampai tingkat kota/kabupaten. 4) Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, berikan setiap kelompok media bantu diskusi kartu musrenbang, tugaskan setiap kelompok untuk : a. Menyusun tahapan musrenbang dari tingkat desa / kelurahan sampai tingkat kota/kabupaten! b. Siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan ? c. Apa saja dokumen yang dihasilkan dari setiap tahapan tersebut ? 5)
Pemandu sebaiknya mengamati proses simulasi setiap kelompok, dan memberikan penjelasan apabila ada peserta yang masih belum paham.
6) Berilah kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, tanyakan kepada kelompok lain, apakah ada yang berbeda dengan yang di presentasikan? Bahas bersama apabila ada yang berbeda. 7) Bahas kembali hasil simulasi penyusunan tahapan musrenbang di dalam diskus kelas, apabila hasil dari setiap kelompok belum ada yang tepat, ajaklah seluruh peserta untuk menyusun tahapan musrenbang secara bersama-sama.
42
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Tahapan Musrenbang
8) Setelah tersusun, lakukan dialog dengan peserta apa saja keluaran yang diharapkan tahapan tersebut ?
dari setiap
9) Tulislah seluruh pendapat peserta di dalam kertas plano.untuk lebih memudahkan gunakanlah tabel seperti berikut ini. No
10)
Tahapan Musrenbang
1
Musrenbang desa/kelurahan
2
Musrenbang Kecamatan
3
Forum SKPD
4
Musrenbang kota/kabupaten
Keluaran yang diharapkan
Simpulkan bersama hasil dari dialog dengan peserta, berilah penjelasan, apabila masih ada peserta yang belum paham, dan ingatkan bahwa proses musrenbang merupakan media masyarakat untuk
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
43
turut berpartisipasi di dalam menentukan arah pembangunan, terutama pembangunan yang berdasarkan kebutuhan masyarakat. 11)
Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Musrenbang desa/kelurahan adalah forum dialogis antara pemerintah dengan pemangku kepentingan dari suatu isu/persoalan, kebijakan, peraturan, atau program pembangunan yang sedang dibicarakan. Dalam musrenbangdes, pemerintah desa dan warga berembug dalam menyusun program tahunan desanya. Demikian halnya di kelurahan, musrenbang kelurahan menjadi media dialog dan penyepakatan penyusunan program dan kegiatan pembangunan di wilayah kelurahan, baik yang ditangani secara swadaya, melalui pos bantuan daerah, menjadi bagian Renja SKPD Kelurahan, maupun diajukan untuk ditangani oleh SKPD lain yang relevan. Keluaran Musrenbang Desa adalah:
Keluaran Musrenbang Kelurahan adalah:
1. Daftar prioritas kegiatan untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Desa untuk tahun anggaran berjalan.
1. Daftar prioritas kegiatan urusan pembangunan untuk menyusun Rencana Kerja SKPD kelurahan;
2. Daftar nama Tim Delegasi Desa yang akan mengikuti musrenbang kecamatan.
2. Daftar prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan secara swadaya
3. Berita acara musrenbang desa.
3. Daftar permasalahan prioritas yang akan diajukan ke musrenbang kecamatan 4. Daftar nama Tim Delegasi Kelurahan yang akan mengikuti musrenbang kecamatan. 5. Berita acara musrenbang kelurahan
Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan ditingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan kegiatan prioritas dari desa/kelurahan serta menyepakati rencana kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan yang bersangkutan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Kecamatan dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutnya. Keluaran yang dihasilkan dari Musrenbang Kecamatan adalah: 1. Dokumen Rencana Kerja (Renja) Kecamatan yang akan dibiayai melalui anggaran kecamatan yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota pada tahun berikutnya. 2. Daftar kegiatan Prioritas yang akan dilaksanakan melalui SKPD atau Gabungan SKPD. 3. Daftar nama delegasi kecamatan untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/kota. 4. Berita Acara Musrenbang Tahunan Kecamatan.
12)
Tutup materi dan ucapkan terima kasih.
44
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Review Siklus Penanggulangan Kemiskinan 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan 2 pada modul ini yaitu review siklus penanggulangan kemiskinan. 2) Mintalah salah satu peserta untuk memfasilitasi review siklus dengan menyusun siklus penanggulangan kemiskinan tingkat desa/kelurahan, dengan menggunakan kartu-kartu siklus nangkis yang telah disiapkan sebelumnya. 3) Lakukan dialog dengan peserta, apa saja tujuan dari setiap tahapan siklus nangkis tersebut. Dan siapa yang terlibat dalam setiap tahapan. Agar lebih mudah, gunakanlah tabel berikut ini. No
Siklus
Tujuan
Peserta yang terlibat
4) Tanyakan kepada peserta, bagaimana hubungannya siklus penanggulangan kemiskinan dengan msurenbang? Dimana BKM/LKM punya peluang untuk terlibat di dalam musrenbang?. Bahas kembali (cermati bersama) mekanisme musrenbang hasil diskusi dalam kegiatan 1. 5) Berilah tanda dimana BKM/LKM mempunyai peluang untuk berkontribusi. 6) Simpulkan bersama, berilah penguatan. Masyarakat melalui proses perencanaan partisipatif telah menghasilkan dokumen PJM Pronangkis desa/kelurahan. Dokumen tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen musrenbang desa / kelurahan untuk diteruskan ke musrenbang ditingkat lebih lanjut, karena telah disusun dan dimusyawarahkan oleh masyarakat secara partisipatif berdasarkan persoalan dan kebutuhan riil, sehingga di dalam proses musrenbang tidak perlu lagi proses identifikasi persoalan dan potensi mengenai persoalan kemiskinan di wilayahnya, karena semuanya telah dilakukan oleh masyarakat dalam tahapan siklus penanggulangan kemiskinan.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
45
9) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 10) Tutup materi dan ucapkan terima kasih.
46
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 14 Topik: Strategi BKM/LKM untuk Memperjuangkan PJM Pronangkis Masuk ke dalam Musrenbang
1. Peserta mampu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam musrenbang 2. Peserta mampu merumuskan strategi BKM/LKM untuk memperjuangkan PJM Pronangkis Masuk ke dalam Musrenbang.
Kegiatan 1: Diskusi merumuskan strategi integrasi PJM Pronangkis dalam musrenbang
3 Jpl ( 135’)
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
47
Diskusi Merumuskan Strategi BKM/LKM Memperjuangkan PJM Pronangkis Masuk dalam Musrenbang 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan Tema “ Strategi BKM/LKM Memperjuangkan PJM Pronangkis Masuk dalam Musrenbang” kemudian uraikan apa yang ingin dicapai dalam modul ini : • Peserta mampu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam musrenbang • Peserta mampu merumuskan strategi BKM/ LKM untuk memperjuangkan PJM Pronangkis Masuk ke dalam Musrenbang. 2) Ingkatkan kembali peserta mengenai tujuan musrenbang. Musrenbang merupakan suatu upaya pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam merencanakan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan, hal ini membuktikan bahwa pemerintah memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk menentukan dan mengatur kehidupannya berdasarkan persoalan dan kebutuhannya. Produk musrenbang desa/kelurahan adalah RKP Desa/Renja kelurahan yang disusun pada saat persiapan (pra Musrenbang) bila desa telah memiliki dokumen RPJM Desa / Renstra Kelurahan. Bila Belum ada RPJM desa/Renstra kelurahan, RKP desa disusun pada pasca pelaksanaan musrenbang berdasarkan usulan kegiatan prioritas yang disepakati dalam musyawarah. Pada kenyataannya, pelaksanaan musrenbang tidak semuanya berjalan dengan optimal, karena berbagai persoalan, terutama belum dapat terintegrasikannya PJM pronangkis di dalam RPJM desa/Renstra kelurahan sehingga tidak menjadi acuan di dalam musrenbang.
3) Jelaskan kepada peserta, bahwa sekarang kita akan merumuskan bersama, bagaimana strateginya BKM/LKM dalam memperjuangkan PJM Pronangkis dapat menjadi bagian dari RPJM Desa/Rentsra Kelurahan dan RKP desa/Renja Kelurahan sehingga menjadi acuan utama dalam musrenbang desa/kelurahan. Namun sebelumnya alangkah lebih baiknya diidentifikasi bersama permasalahanpermasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan musrenbang. 4) Bagikan kartu metaplan, ajaklah seluruh peserta untuk menuliskan permasalahan-permasalahan yang mereka ketahui mengenai pelaksanaan musrenbang desa/kelurahan. 5) Setelah itu, persilahkan seluruh peserta untuk membacakannya dan hasilnya ditempelkan pada papan tulis atau dinding.
48
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
6) Simpulkan bersama hasil dari identifikasi permasalahan musrenbang, dan berilah kesempatan kepada peserta lain utuk menambahkan, apabila masih ada yang kurang Permasalahan yang sering muncul dalam Musrenbang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masalah yang berkaitan dengan input, proses dan output. Pertama, masalah yang berkaitan dengan input terutama menyangkut keterlibatan masyarakat yang rendah sebagai dampak dari ketidaktahuan akan peran masyarakat dalam pembuatan keputusan, dan kurangnya informasi yang dimiliki serta masih kuatnya budaya yang didominasi oleh yang di”tua”kan (ketokohan). Kedua, masalah yang berkaitan dengan proses, yaitu masih besarnya pengaruh top down, sehingga tidak dilakukan secara partisipatif, namun hanya untuk memenuhi kepentingan pihak tertentu dan formalitas saja. Ketiga, masalah dalam output berkaitan dengan masih kuatnya paradigma lama yang berlomba untuk menyusun “shoping list” dan “daftar belanja” yang sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kebutuhan.
7) Kemudian bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, ajaklah setiap kelompok untuk mendiskusikan beberapa hal : a. Siapa actor-aktor (stakeholder) kunci yang dapat dijadikan titik masuk agar PJM pronangkis menjadi bagian dari RPJM desa/Renstra kelurahan sehingga menjadi acuan dalam Musrenbang? b. Apa saja yang harus dipersiapkan oleh BKM/LKM ? c. Langkah apa saja yang harus dilakukan oleh BKM/LKM ? d. Apa dukungan yang dibutuhkan dari pemerintah desa/kelurahan? 8) Berilah kesempatan beberapa saat, amatilah seluruh proses diskusi setiap kelompok, buatlah pelaksanaan diskusi lebih santai dan informal sehingga peserta dapat merumuskan strategi dengan baik dan realistis, dan berilah penjelasan apabila ada peserta yang masih belum paham. 9) Kemudian berilah kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, serta dorong peserta lainnya untuk memberikan tanggapan atau tambahan terhadap pendapat kelompok yang sedang mempresentasikan. 10) Sepakati bersama, serta berilah penguatan 11) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 12) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
49
PJM Pronangkis desa/kelurahan merupakan dokumen yang tidak terpisahkan dari dokumen RPJM Desa/ Renstra Kelurahan sehingga dapat menjadi acuan dalam musrenbang, desa/kelurahan dan dilanjutkan ke musrenbang di tingkat lebih lanjut. Adapun langkah yang bisa dilakukan BKM/LKM dalam memperjuangkan PJM Pronangkis dalam musrenbang, diantaranya : • • • • • • • •
•
50
Melakukan sosialisasi secara menyuluruh kepada masyarakat terutama warga miskin dan perempuan mengenai pentingnya keterlibatan mereka di dalam musrenbang. Melakukan pendekatan kepada aktor-aktor (stakeholders kunci). Melakukan koordinasi intensif dengan forum BKM/LKM mengenai pentingnya keterlibatan LKM/BKM serta forum LKM/BKM di dalam pelaksanaan musrenbang. melakukan koordinasi yang intensif dengan aparat desa/kelurahan dalam rangka persiapan dan pelaksanaan musrenbang. Menyiapkan dokumen PJM Pronangkis yang sesuai dengan persoalan dan kebutuhan riil masyarakat. Memastikan agar musrenbang dihadiri oleh masyarakat khususnya kelompok marjinal (warga miskin dan perempuan), serta LKM/BKM menjadi salah satu bagian dari peserta musrenbang. Memperjuangkan PJM Pronangkis menjadi bagian dari RPJM Desa/Renstra Kelurahan. Membangun kesadaran kepada masyarakat terutama peserta musrenbang bahwa PJM Pronangkis harus menjadi bagian yang harus masuk di dalam RPJM Desa/ Renstra Kelurahan dan RKP Desa/Renja Kelurahan, sehingga menjadi acuan di dalam musrenbang desa/kelurahan. Membangun kesadaran agar yang menjadi delegasi ke tingkat kecamatan adalah orangorang yang bisa meyakinkan para pengambil kebijakan di musrenbang kecamatan bahwa usulan desa/kelurahannya adalah harus menjadi prioritas.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 15 Topik: Sistem Informasi Komunitas
1. Peserta mengidentifikasi kebutuhan penataan informasi di komunitas. 2. Peserta mampu menyusun rancangan program untuk pengembangan kapasitas BKM dalam mengelola informasi komunitas
Kegiatan 1: Mengidentifikasi Kesukaran Pengelolaan Informasi Komunitas Kegiatan 2: Menyusun Daftar Kebutuhan Informasi Kegiatan 3: Merancang Rencana Kerja Penataan Pengelolaan Informasi
3 Jpl ( 135 ’)
• • • •
Bahan Bacaan – Memampukan Organisasi Komunitas untuk Mengelola Informasi Media Bantu – Daur Informasi: Dari Kejadian Hingga Proses Pengambilan Keputusan Media Bantu – Daftar Periksa Bahan Bacaan – Database yang Perlu Dimiliki UPL Bahan Bacaan – Database yang Perlu Dimiliki UPK
Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
51
Mengidentifikasi Kesukaran Pengelolaan Informasi Komunitas 1) Berikan pengantar dengan menyampaikan kembali hasil diskusi sebelumnya. Lemparkan pertanyaan tantangan: “Sanggupkah BKM/LKM menerima tantangan untuk mengambil peran sebagai pengelola informasi komunitas?” 2) Undang beberapa tanggapan peserta. Perkuat motivasi peserta dengan menyampaikan bahwa selama ini BKM/LKM pun telah menjadi pengelola informasi komunitas. Sebutkan beberapa kerjakerja konkrit yang selama ini dilakukan BKM seperti mengadakan bazaar PJM Pronangkis, menempelkan laporan keuangan di papan pengumuman, dsb. Dorong peserta menyebutkan contohcontoh pengalaman pengelolaan informasi komunitas yang telah mereka lakukan. 3) Ajukan pertanyaan: “Dimana letak kesukaran dalam mengelola informasi komunitas?” Lakukan curah pendapat dan tulis serta kelompokkan jawaban peserta di papan tulis/plano. Dapatkan beberapa isu penting yang dikemukakan peserta. 4) Pada tahap ini pemandu dapat meminta peserta untuk berdiskusi kelompok membahas isu-isu penting tersebut, sekaligus mendiskusikan pemecahan masalahnya. Atau pemandu dapat langsung memberikan umpan balik menggunakan Bahan Bacaan – Memampukan Organisasi Komunitas untuk Mengelola Informasi.
Menyusun Daftar Kebutuhan Informasi 1) Tampilkan Media Bantu – Daur Informasi: Dari Kejadian Hingga Pengambilan Keputusan di papan tulis atau plano. Jelaskan tentang daur informasi dan istilah-istilah penting menyangkut pengelolaan informasi. Buka babak tanya jawab untuk memastikan peserta memahami perbedaan antara kejadian, fakta, data, dan informasi 2) Tegaskan bahwa ada banyak hal yang perlu ditata agar pengelolaan informasi komunitas dapat terpelihara. Bagikan Media Bantu - Daftar Periksa. Sampaikan bahwa media bantu tersebut hanya memberikan beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk membangun sistem pengelolaan informasi. Beri kesempatan kepada peserta untuk mempelajarinya. Diskusikan hal-hal yang tidak dipahami dari Daftar Periksa tersebut.
52
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
3) Selanjutnya sampaikan bahwa kita akan merancang suatu Rencana Kerja untuk penataan pengelolaan informasi. Untuk itu, kita akan melakukan langkah demi langkah sebagaimana terdapat dalam daftar periksa. 4) Ajukan pertanyaan retorik kepada peserta: “Apakah ada yang sudah lupa mengenai misi/mandat BKM sebagai motor penanggulangan kemiskinan?” 5) Selanjutnya ajak peserta untuk membuka kembali program kerja BKM atau PJM dan Renta Pronangkis. Bagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil sejumlah program kerja. Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan kebutuhan informasi yang diperlukan agar program dapat berlangsung dengan baik. 6) Setelah diskusi kelompok selesai persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Beri kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk menambahkan. 7) Tampilkan kembali daftar kebutuhan informasi komunitas yang telah dihasilkan di awal. Beri penghargaan kepada peserta atas kerja keras mereka merumuskan kebutuhan informasi. Selanjutnya ajukan pertanyaan untuk menjembatani sessi belajar berikutnya: “Bagaimana agar data dan informasi yang dibutuhkan tersebut tersedia, terolah, siap digunakan, dan bermanfaat bagi kerjakerja kita dalam menanggulangi kemiskinan?”
Merancang Rencana Kerja Penataan Pengelolaan Informasi 1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan bekerja dalam kelompok untuk merancang mekanisme dan penanggung jawab pengelolaan informasi, mulai dari mengumpulkan, mengolah, memanfaatkan informasi dan penyebarluasan informasi. 2) Bagi peserta dalam 4 kelompok. • Kelompok 1 mendiskusikan mekanisme dan penanggung jawab pengumpulan/pemerolehan data • Kelompok 2 mendiskusikan mekanisme dan penanggung jawab pengolahan data menjadi informasi. • Kelompok 3 mendiskusikan mekanisme dan penanggung jawab pemanfaatan informasi. • Kelompok 4 mendiskusikan mekanisme dan penanggung jawab pengemasan dan penyebarluasan informasi. 3) Setelah diskusi kelompok berakhir, diskusikan bersama seluruh peserta. Sepakati dan tetapkan alur pengelolaan informasi ini. Ingatkan peserta bahwa kita baru saja membuat komitmen baru dalam kerja-kerja kita menanggulangi kemiskinan. Tugas pengelolaan informasi ini bisa saja disebar kepada UP-UP sesuai bidang tugasnya. UPS misalnya bertugas memproduksi media warga, UPK bertugas mengelola informasi terkait pengembangan ekonomi, UPL bertugas mengelola informasi terkait kondisi infrastruktur kelurahan/desa.
4) Tutup sesi belajar. Berikan penghargaan atas kerjasama dan partisipasi seluruh peserta.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
53
Modul 16 Topik: Mengembangkan Media Komunikasi Berbasis Masyarakat
Peserta memahami dan menyadari: a. Peserta memahami Media komunikasi berbasis masyaraka b. Peserta mampu mengembangkan pesan – pesan sederhana
Kegiatan 1: Pengembangan pesan sederhana Kegiatan 2: Memahami media warga
3 Jpl ( 135 ’)
c. Bahan Bacaan: Membangun Komunikasi yang efektif d. Lembar Kerja : Lembar Pengamatan e. Media Bantu : Media Warga
• • • • • •
54
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Pengembangan Pesan Sederhana 1) Beri penjelasan kepada peserta bahwa kita akan membahas modul “mengembangkan media komunikasi berbasis masyarakat” dengan tujuan :
Peserta mampu mengembangkan pesan – pesan komunikasi
Peserta memahami media komunikasi berbasis masyarakat
2) Ingatkan kepada peserta mengenai kasus – kasus sulitnya berkomunikasi yang sudah dibahas dalam modul “Teknik Fasilitasi” . Tanyakan kepada peserta agar pesan yang kita sampaikan dipahami oleh khalayak sasaran, apa yang harus dilakukan?. 3) Bagi peserta ke dalam 3 kelompok, mintalah setiap kelompok untuk melakukan diskusi dengan mengenai :
Kelompok 1 , mengembangkan pesan sederhana mengenai Strategi PNPM mandiri Perkotaan dalam mendorong proses transformasi sosial dari masyarakat yang tidak berdaya menjadi masyarakat nerdaya dan mandiri.
Kelompok 2, mengembangkan pesan mengenai prinsip – prinsip pembangunan seperti demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan desantralisasi.
Kelompok 3, mengembangkan pesan mengenai kerelawanan
Sarankan kepada peserta untuk membaca “Pengembangan Strategi Komunikasi” dalam bahan bacaan sebagai acuan pengembangan pesan. 4) Setelah selesai mintalah setiap kelompok untuk menyampaikan hasil presentasinya, kemudian diskusikan : 1) apa saja kesulitan yang dialami oleh setiap kelompok dalam membuat pesan; 2) bagaimana kerakteristik kelompok sasaran yang ada dalam bayangan kelompok . 3) bagaimana tahapan yang dilakukan dalam mengembangkan pesan?. 5) Refelksikan bersama apa yang harus diperbaiki dalam mengembangkan pesan agar komunikasi yang kita lakukan terhadap kelompok sasaran efektif. Beri penegasan oleh pemandu terhadap hal – hal yang dianggap penting.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
55
Pesan yang ingin kita sampaikan harus mempertimbangkan : Tujuan komunikasi yang sudah dirumuskan, apakah perubahan yang ingin terjadai : 1) perubahan pengetahuan?; perubahan sikap? ; perubahan perilaku? Bagaimana kerakteristik khalayak sasaran kita? Berapa banyak khalayak yang kita inginkan berubah? Berapa lama waktu yang tersedia? Melalui media apa pesan itu akan disampaikan?
Memahami Media Warga 1) Sampaikan kepada peserta bahwa berkomunikasi dengan warga akan lebih efektif dengan menggunakan media yang biasa digunakan warga itu sendiri. Media ini sering disebut sebagai media warga atau media komunitas. 2) Tanyakan kepada peserta, ”Media warga apa saja yang banyak berkembang di masyarakat saat ini?” Gali pengalaman peserta dengan mengajukan pertanyaan eksplorasi, misalnya: • Untuk kebutuhan apa media warga tersebut digunakan? • Apakah media warga tersebut efektif menjawab kebutuhan warga? • Apa manfaat atau dampak yang diperoleh warga dengan adanya media tersebut? • Bagaimana pengelolaan media warga tersebut? • Apa yang mendorong media tersebut berlanjut atau mati? 3) Beri umpan balik, gunakan Media Bantu – Media Warga. 4) Tutup diskusi dan ucapkan terima kasih.
56
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 17 Topik: Komunikasi Antar Warga
1. Peserta memahami unsur – unsur komunikasi 2. Peserta memahami konsep komunikasi multiarah (partisipatoris)
Kegiatan 1 : Permainan Melipat Kertas Kegiatan 2 : Diskusi Tata Cara Membangun Komunikasi Yang Efektif
2 Jpl ( 90’)
Media Bantu – Petunjuk Permainan Melipat Kertas Bahan Bacaan – Bahan Bacaan Komunikasi Antar Warga
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
57
Permainan Melipat Kertas 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai OJT tentang “Komunikasi Antar Warga”, sebagai pengantar untuk mengenal media-media warga yang akan dikembangkan. Uraikan bahwa melalui sesi ini, peserta akan diajak untuk: • Mengetahui unsur – unsur komunikasi • Memahami konsep komunikasi multiarah 2) Sebagai pembuka pembahasan ini, beri pengantar bahwa proses komunikasi adalah proses yang biasa kita lakukan sehari - hari jadi seharusnya komunikasi bukanlah hal yang sulit. Tanyakan kepada peserta: berdasarkan pengalaman mereka, betulkah ‘ komunikasi itu mudah?’ 3) Ajak peserta untuk membuktikan mudah tidaknya berkomunikasi melalui permainan ‘Melipat Kertas’. Gunakan Panduan Permainan “Melipat Kertas” pada media bantu. 4) Setelah selesai permainan, ajak peserta untuk membuat menganalisis dari ketiga permainan tersebut mana yang paling berhasil? Tanyakan kenapa? minta peserta untuk menuliskan alasannya di kartu metaplan. 5) Kelompokkan kartu – kartu berdasarkan gagasan yang sejenis , kemudian bahas bersama unsur– unsur komunikasi (sumber, pesan, saluran, penerima, dampak) sampai mendapatkan pemahaman bahwa ada berbagai faktor penghambat dalam berkomunikasi, dan komunikasi multi arah lebih efektif dibandingkan dengan komunikasi satu arah. 6) Setelah proses diskusi, sampaikan masukan sebagai berikut: Unsur-unsur komunikasi pada dasarnya adalah 5, yaitu: sumber atau pemberi pesan, pesan yang ingin disampaikan, saluran untuk menyalurkan, penerima pesan dan dampak atau apa yang terjadi setelah pesan diterima. Seringkali proses komunikasi dianggap mudah, tetapi dengan pengalaman berkomunikasi yang dilakukan lewat permainan tadi ternyata proses komunikasi tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di lapangan, seringkali kita mengalami berbagai hambatan dalam berkomunikasi, sehingga komunikasi yang dilakukan rusak atau macet. Misalnya pada saat kita mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan musyawarah warga, seringkali yang kita terima adalah tatapan mata dingin, sikap acuh tak acuh atau bahkan umpatan. Gambaran tersebut memperlihatkan kegagalan kita sebagai sumber dan penerima pesan dalam berkomunikasi. Faktor yang menyebabkan kegagalan dalam berkomunikasi terjadi karena :
58
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
• • • •
Terjadi kegagalan proses decoding (pengkodean), yaitu proses menerjemahkan gagasan ke dalam simbol – simbol yang umum ( kata, bahasa, gambar dan sebagainya). Pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik penerima. Saluran atau media yang digunakan kurang tepat. Kegagalan penerima pesan dalam menafsirkan pesan – pesan yang diterima (encoding).
7) Tutup sesi dengan membagikan bahan bacaan: dasar-dasar komunikasi.
Diskusi Tata Cara Membangun Komunikasi Yang Efektif 1) Sebagai pembuka sesi ini, sampaikan bahwa kita akan membahas komunikasi yang efektif. 2) Kemudian bagilah peserta menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang kemudian mintalah agar tiap kelompok untuk melakukan analisis, berdasarkan pengalaman permainan sebelumnya: • Apa yang membuat suatu komunikasi menjadi tidak mudah? • Bagaimana caranya membangun komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan PNPMMP? Tuliskan jawaban kelompok pada kertas plano. 3) Kemudian mintalah perwakilan dari setiap kelompok untuk menyajikan hasilnya untuk dibahas dalam diskusi kelas. Pandulah proses diskusi ini. 4) Tutup sesi dengan menyimpulkan hasil diskusi, dan memberi masukan sebagai berikut: Hal – hal yang harus diperhatikan agar komunikasi efektif: Pesan – pesan harus mudah diterima artinya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan masyarakat; informasi yang diberikan harus tepat dengan keadaan mereka; dapat diterima dan cocok dengan kebudayaan dan kepercayaan kelompok sasaran; informasi yang benar secara teknis/ilmiah; sederhana dan mudah dimengerti; murah atau hanya perlu waktu dan usaha yang minim untuk melakukannya Pesan harus berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat dan menekankan hal – hal yang penting bagi mereka bukan yang penting bagi fasilitator atau KMW. Kemasan pesan harus dapat menggugah minat kelompok sasaran, walaupun informasi yang disampaikan berguna bagi masyarakat kalau dikemas dengan cara yang kurang tepat seringkali tidak diperhatikan oleh mereka. Memilih saluran atau media yang tepat, kita dapat menggunakan satu atau kombinasi dari berbagai saluran (media ) tergantung kepada tujuan komunikasinya. Harus mempertimbangkan karakteristik kelompok sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, tingkat pendidikan dan lain – lain. Mengenali siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan yang sesuai, pertanyaan pertama yang harus kita ajukan dlm komunikasi adalah, ‘siapakah khalayak kita ?
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
59
Modul 18 Topik: Pilihan-Pilihan Penggunaan Media Warga
1) Peserta mampu memahami makna media warga 2) Peserta mampu menilai efektifitas media warga yang telah ada dan telah digunakan
Kegiatan 1: Curah Pendapat Makna Media Warga Kegiatan 2: Diskusi Kelompok Efektifitas Media Warga Kegiatan 3: Tanya-jawab tentang Jenis Pilihan Media Warga
3 Jpl ( 135’)
Bahan Bacaan – Jenis-jenis Media Warga Bahan Bacaan - Ragam Fungsi Media Warga
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
60
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Curah Pendapat Makna Media Warga 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai Modul Pilihan Penggunaan Media Warga dan apa yang akan dicapai melalui modul ini, yaitu: • Peserta memahami makna media warga • Peserta mampu menilai efektifitas media warga yang telah ada dan telah digunakan 2) Tanyakan kepada peserta, apa yang peserta ketahui tentang media warga, apa perbedaannya dengan media umum. Tanyakan pula apakah peserta mengetahui manfaat penggunaan media warga, jenis media warga apa saja yang telah ada dan sering digunakan oleh masyarakat. Lakukan curah pendapat dan tulis jawaban peserta dalam kertas plano. 3) Simpulkan hasil diskusi dan berikan masukan sebagai berikut: Media Umum berbeda dengan Media Warga. Media umum dikelola dan diperuntukkan untuk publik yang lebih luas. Sedangkan media warga adalah media yang dikembangkan oleh, dari dan untuk masyarakat itu sendiri (sifatnya amat lokal dan spesifik sesuai kebutuhan/kepentingan komunitas/warga masyarakat di wilayah tersebut)
Diskusi Kelompok Efektivitas Media Warga 1) Buka sesi ini dengan penjelasan bahwa kita akan membahas efektifitas media warga yang sudah ada selama ini. 2) Tanyakan kepada peserta, apa saja media warga yang selama ini pernah mereka temukan di masyarakat? Untuk membahasnya, bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, kemudian mintalah agar tiap kelompok menuliskan sebanyak-banyaknya media warga dan menganalisa: • Bagaimana hasil/dampak penggunaan media warga tersebut pada masyarakat • Apakah media warga tersebut sudah efektif? • Bila kurang efektif, apa saja yang menjadi penyebabnya? • Untuk kebutuhan apakah media warga tersebut dikembangkan?
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
61
Tuliskan jawaban kelompok pada kertas plano 3) Kemudian minta tiap kelompok menyajikan hasilnya untuk dibahas dalam diskusi kelas 4) Tutup sesi dengan memberikan masukan sebagai berikut Agar efektif, pemilihan media warga yang dikembangkan harus mempertimbangkan misi, karakteristik kelompok sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, tingkat pendidikan dan lain – lain.
Tanya Jawab tentang Jenis Pilihan Media Warga 1) Tanyakan kepada peserta, selain media yang telah digunakan oleh warga masyarakat (telah didiskusikan pada kegiatan 1), apakah peserta mengetahui jenis pilihan media warga lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat? Media apa sajakah itu?. Lakukan curah pendapat dan tulis pada kertas plano. 2) Jelaskan kepada peserta dengan menggunakan Media Bantu tentang Media Warga dan langkahlangkah pembuatan media tersebut. 3) Pandu diskusi dan tutup sesi dengan menyampaikan pokok-pokok gagasan peserta dan bagikan bahan bacaan.
62
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 19 Topik: Pengelolaan Media Warga
1. Peserta memahami unsur-unsur dalam pengelolaan media warga 2. Peserta memahami langkah-langkah pengelolaan media warga
Kegiatan 1: Curah Pendapat Pengelolaan Media Warga Kegiatan 2: Diskusi Kelompok Pengelolaan Media
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan Bacaan – Pengelolaan Media Warga
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
63
Curah Pendapat Pengelolaan Media Warga 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai sesi pembahasan Pengelolaan Media Warga. Jelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai melalui sesi ini, yaitu agar peserta memahami tentang: • Unsur-unsur dalam pengelolaan media warga • Langkah-langkah mengelola media warga 2) Tanyakan kepada peserta apa yang dimaksud dengan pengelolaan media warga dan mengapa harus dikelola? Aspek-aspek apa saja yang terdapat dalam pengelolaan media warga? Beri kesempatan 4-5 peserta mengajukan pendapat mereka 3) Catat jawaban-jawaban peserta tersebut di kertas plano dan buat penyimpulan apa yang dimaksud dengan pengelolaan media warga dan mengapa kita memerlukan pengelolaan media warga (jelaskan berdasarkan bahan bacaan).
Diskusi Kelompok Pengelolaan Media 1) Pada sesi kedua ini, bagilah peserta ke dalam dua kelompok. Mintalah kepada Kelompok 1 untuk mendiskusikan unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam pengelolaan media warga. Sedangkan kelompok 2 mendiskusikan langkah-langkah dalam mengelola media warga. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok yang lain memberikan masukan ataupun tanggapan 2) Buat rangkuman dari diskusi kedua topik tersebut, dan beri penjelasan hal-hal penting apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengelola media warga. 3) Tutup sesi dengan memberi masukan sebagai berikut:
64
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Pengelolaan media warga yang baik harus dimulai dari perencanaan untuk membuat media warga yang disepakati bersama, mulai dari misi, bentuk, tim penanggung jawab, sasaran pemanfaat media, monitoring dan evaluasi efektivitas media warga. Keberadaan “TIM PENANGGUNG JAWAB MEDIA” merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam keberlanjutan pengelolaan media warga. Tim ini terdiri dari orang-orang yang dirasa mampu dan memiliki minat untuk mengembangkan dan mengelola media warga. Anggota Tim melakukan pengorganisasian diri untuk menjalankan peran dan fungsi sebagai penanggung jawab media warga.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
65
Modul 20 Topik: Merancang Buletin dan Papan Informasi
1. Peserta memahami apa yang dimaksud dengan buletin dan papan informasi 2. Peserta memahami hal-hal yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan buletin dan papan informasi 3. Peserta memahami keterampilan-keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk membuat buletin dan papan informasi
Kegiatan 1: Diskusi Kelompok Kegiatan 2: Diskusi Pleno Kegiatan 3: Simulasi Pembuatan Buletin serta Papan Informasi
5 Jpl ( 225 ’)
Bahan Bacaan – Mengembangkan Buletin Bahan Bacaan – Mengembangkan Papan Informasi
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
66
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Diskusi Kelompok 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan membahas tentang pengembangan buletin dan papan informasi. Tujuan yang ingin dicapai sesi ini yaitu agar peserta memahami tentang: • Apa yang dimaksud dengan buletin dan papan informasi • Hal yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat terhadap buletin dan papan informasi • Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan buletin dan papan info 2) Kemudian bagilah peserta menjadi dua kelompok besar. Tugaskan pada kelompok satu untuk membahas tentang buletin, dan kelompok dua tentang papan informasi. Kepada kelompok satu, sampaikan tugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa yang dimaksud dengan buletin? • Bagaimana penggunaan bahasa dan isi tulisan yang cocok untuk buletin? • Bagaimana penggunaan gambar dan warna yang cocok dalam buletin? • Bagaimana isi tulisan yang cocok dimuat di buletin? • Jenis informasi apa saja yang cocok dimuat dalam buletin? • Dimana saja sebaiknya cakupan wilayah peredaran buletin? • Hal apa saja yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan buletin? 3) Sedangkan kepada kelompok 2, tugaskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: • Apa yang dimaksud dengan papan informasi? • Bagaimana penggunaan bahasa dan isi tulisan yang cocok untuk papan informasi? • Bagaimana penggunaan gambar dan warna yang cocok dalam papan informasi? • Bagaimana isi tulisan yang cocok dimuat di papan informasi? • Jenis informasi apa saja yang cocok dimuat dalam papan informasi? • Dimana saja sebaiknya cakupan wilayah peredaran papan informasi? • Hal apa saja yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan papan informasi? 4) Beri waktu kepada kedua kelompok untuk bekerja. Mintalah mereka menuliskan jawabannya di kertas plano, dan mempersiapkan perwakilannya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada diskusi pleno.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
67
Diskusi Pleno 1) Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan diskusinya, persilakan perwakilan kelompok untuk menjelaskan hasil pembahasan kelompoknya. 2) Pandulah proses diskusi antar kelompok, dan garisbawahi hal-hal penting dari diskusi ini. 3) Setelah proses diskusi selelsai, tutup sesi dengan menyampaikan masukan sebagai berikut: • Buletin dan papan informasi merupakan jenis media warga yang berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi dua arah antara pengelola program dan masyarakat. • Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam buletin dan papan informasi dengan mengirimkan informasi atau tulisan berupa surat pembaca, informasi kegiatan program, artikel, dan lainnya. • Jenis informasi yang dianggap perlu dimuat dalam buletin dan papan informasi adalah desain program, mekanisme, agenda dan laporan kegiatan, rencana dan laporan keuangan, daftar peserta program, masalah yang menghambat program dan sebagainya. • Buletin dan papan informasi harus dipastikan terbit secara berkala dan tepat waktu. Tujuannya, agar komunikasi dua arah yang terjadi bisa tetap berjalan dengan baik.
Simulasi Pembuatan Buletin serta Papan Informasi 1) Sebagai pembuka sesi ini, jelaskan bahwa agar peserta memiliki keterampilan membuat buletin dan papan informasi, maka akan dilakukan simulasi. Mengingat jumlah peserta yang cukup besar, maka perlu dilakukan pembagian kelompok. 2) Bagilah peserta dalam empat kelompok. Dua kelompok diminta melakukan simulasi pembuatan buletin. Dua kelompok lainnya melakukan simulasi pembuatan papan informasi. 3) Tentukan alokasi waktu kepada peserta untuk melakukan praktek pembuatan buletin dan papan informasi. 4) Setelah semua kelompok siap, persilakan mereka mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing. Pandu proses tukar gagasan/pikiran antara kelompok. 5) Tutup sesi dengan membagikan bahan bacaan untuk dipelajari lebih dalam oleh masing-masing peserta.
68
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 21 Topik: Rencana Kerja Tindak Lanjut
Peserta menyusun RKTL pengembangan dan pengelolaan media warga (sesuai pilihan).
Kegiatan : Kerja Kelompok-Penyusunan RKTL
1 Jpl ( 45 ’)
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
69
Kerja Kelompok - Penyusunan RKTL 1) Sebagai penutup OJT ini, sampaikan kepada peserta bahwa kita perlu menyusun RKTL untuk menindaklanjuti keterampilan yang baru kita peroleh. 2) Bagilah peserta ke dalam kelompok berdasarkan pilihan media warga yang akan dikembangkan. Tugaskan kepada setiap kelompok untuk membuat rencana kerja pengembangan dan pengelolaan media warga di wilayah masing – masing. Mintalah agar rencana kerja ini disusun serinci mungkin, sehingga memudahkan pelaksanaan dan juga mereview/mengevaluasi RKTL tersebut. 3) Setelah selesai, mintalah setiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. Setiap kelompok lain diminta untuk memberikan masukan terhadap hasil presentasi tersebut. Lakukan diskusi agar mereka benar– benar mempunyai program kerja yang realistis. 4) Tutup sesi dan OJT ini dengan mengucapakan terimakasih dan menekankan kembali target RKTL sebagai berikut: Target RKTL: • Terdapat rencana kerja yang cukup rinci, mencakup kegiatan, waktu, target capaian, dan pihak yang bertanggung jawab. • Pembentukan“Tim Penanggung Jawab Media Warga” (dapat dipegang oleh UPS-BKM bila telah terbentuk) dan rencana untuk melakukan pemantauan review efektivitas media warga perlu menjadi bagian dalam RKTL
70
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 22 Topik : Kemitraan Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. Peserta memahami prinsip-prinsip yang harus ada dalam kemitraan nangkis 2. Peserta memahami pentingnya kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan
Kegiatan 1: Diskusi kelompok berbagi pengalaman tentang kemitraan Kegiatan 2: Permainan bujursangkar berantakan
3 Jpl (135’)
Lembar kerja : membangun kerjasama kelompok – bujur sangkar berantakan
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
71
Diskusi Kelompok Berbagi Pengalaman tentang Kemitraan 1) Jelaskan kepada peserta bahwa pada materi-materi pada OJT ini merupakan kesatuan dari tema utama: Membangun Kemitraan Dalam Nangkis, dimana selain tema ini, ada dua tema lagi yang sebetulnya merupakan satu kesatuan, yakni: pemasaran sosial, dan lobby dan negosiasi. Pada modul ini kita akan membahas alasan-alasan pentingnya kita membangun kemitraan dalam nangkis, dan apa yang akan dicapai dalam modul ini yaitu agar peserta : • Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip yang harus ada dalam kemitraan dalam nangkis • Mempunyai motivasi untuk membangun kemitraan 2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan kegiatan pertama , yaitu membahas kasus – kasus kemiskinan yang dihadapi di kelurahan/desa setempat 3) Bagilah peserta menjadi 2 kelompok, kemudian tugaskan masing – masing kelompok untuk membahas : Satu atau dua kasus kemiskinan yang dialami oleh warga masyarakat berdasarkan hasil temuan dalam pemetaan swadaya. Apa langkah – langkah BKM/LKM untuk memecahkan permasalahan tersebut? Apakah BKM/LKM dan masyarakat bisa memecahkan masalah tersebut tanpa dibantu oleh pihak lain? Sebutkan alasannya ? 4) Setalah diskusi kelompok selesai, mintalah kepada perwakilan masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. Bahas hasil presentasi tersebut bersama – sama, berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Berikan penekanan bahwa masalah kemiskinan tidak bisa ditanggulangi hanya oleh BKM /LKM dan masyarakat, akan tetapi harus dilakukan melalui kerjasama dan kemitraan antara mayarakat, pemerintah dan sektor swasta 5) Lakukan dialog dengan peserta, mengapa kemitraan itu penting untuk dilakukan ? 6) Berilah kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapatnya. 7) Simpulkan bersama hasil diskusi kelas. Berilah masukan apabila dirasa masih kurang. 8) Berilah kesempatan bertanya kepada peserta. 9) Tutup sesi ini, dan lanjutkan ke kegiatan 2.
72
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan diperlukan, karena beberapa alasan diantaranya :
Persoalan kemiskinan yang semakin kompleks dan kronis sehingga tidak ada satu pihak pun yang dapat mengklaim memahami persoalan yang dihadapi oleh pihak lain. Akibatnya tindakan sepihak/penyelesaian masalah secara sepihak saja tidak lagi memadai, termasuk misalnya meningkatkan pelayanan saja. Diperlukan kerjasama atau bentuk hubungan baru antar pihak (penyelenggara dan pelaku pembangunan) yang lebih intim untuk bersama – sama memecahkan masalah kemiskinan.
Pergeseran posisi pelaku utama dari pemerintah dan swasta (sebagai pemasok) ke masyarakat. Ini berarti masyarakatlah yang kini menentukan apa yang perlu dan bagaimana harus dipasok. Sering kali tuntutan masyarakat tidak mampu lagi dipenuhi oleh pola – pola pembangunan yang searah. Program – program yang diberikan oleh pemerintah atau swasta sering tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan hubungan baru antara pemerintah dan swasta sebagai pemasok dan masyarakat sebagai pemanfaat , yang lebih bersifat jangka panjang dan berorientasi pada pemecahan masalah.
Keterbatasan sumberdaya di semua pihak, baik di pihak pemerintah sebagai penyelenggara pembangunan maupun di pihak pelaku pembangunan lainnya : swasta maupun masyarakat, sehingga perlu dilakukan sinergi untuk mencapai tujuan bersama.
Permainan Bujur Sangkar Berantakan 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai kegiatan 2 dalam modul ini dan akan membahas prinsip – prinsip kemitraan. 2) Untuk lebih memahami prinsip – prinsip kemitraan, ajaklah peserta untuk menyusun “bujur sangkar berantakan. 3) Bagilah peserta ke dalam 3 kelompok , kemudian tugaskan kepada setiap kelompok untuk menyusun bujur sangkar dari potongan – potongan karton yang sudah disediakan. (lihat panduan dalam LK 1). Beri waktu masing – masing kelompok selama 2 menit. 4) Setelah habis waktunya, lihatlah apakah ada kelompok yang berhasil menyusun bujursangkatr tersebut ataukah tidak. Diskusikan bersama peseta : Mengapa ada yang berhasil dan ada yang tidak ? Apa faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan? Apa faktor – faktor yang menyebabkan kegagalan? Bagaimana keterlibatan masing – masing anggota kelompok? Apakah masing – masing anggota ingin memaksakan kehendaknya kepada anggota yang lain , adakah saling menghargai dan berbagi?
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
73
Bagaimana komunikasi di antara anggota kelompok? Apakah ada saling percaya di antara anggota kelompok? Mengapa percaya/tidak percaya terhadap anggota kelompok lainnya? 5) Tanyakan kepada peserta bagaimana dengan kerjasama yang harus dilakukan antara BKM /LKM dengan pihak lain agar berhasil?, prinsip – prinsip apa yang harus dipegang dalam melakukan kemitraan dengan pihak lain? Ajak peserta untuk berdiskusi secara mendalam.
6) Berikan pencerahan dengan acuan di bawah ini. Agar kemitraan dapat berjalan sesuai dengan konsepnya, maka penerapan kemitraan harus mengikuti prinsip – prinsip dasar sebagai berikut :
Partisipasi, dimana semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk menyatakan pendapat, memutuskan hal – hal yang langsung menyangkut nasibnya dan bertanggung jawab atas semua keputusan yang telah disepakati bersama.
Penerimaan, kehadiran setiap pihak harus dapat diterima oleh pihak lain apa adanya dan dalam kesetaraan. Ini juga berarti bahwa tiap pihak memiliki fungsi masing – masing. Agar setiap pihak dapat diterima oleh pihak lain maka kepada setiap pihak dituntut untuk bersikap bertanggung jawab atau dapat diandalkan.
Komunikasi, masing – masing pihak harus mau dan mampu mengkomunikasikan dirinya beserta rencana kerjanya sehingga dapat dilakukan koordinasi dan sinergi. Untuk itu setiap pihak dituntut mau leleburkan dirinya menjadi satu kesatuan/kolaborasi.
Percaya, masing – masing pihak harus dapat mempercayai dan dipercaya atau saling percaya karena tidak mungkin suatu hubungan kerjasama yang intim dibangun di atas kecurigaan atau saling tidak percaya. Untuk itu setiap pihak dituntut untuk bersikap terbuka (transparant).
Berbagi, masing – masing harus mampu membagikan diri dan miliknya untuk mencapai tujuan bersama dan bukan satu pihak saja yang harus berkorban atau memberikan segalanya sehingga tidak lagi proporsional.
7) Tutup materi dan ucapkan terima kasih.
74
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 23 Topik : Manfaat Membangun Kemitraan Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. Peserta memahami manfaat utama dari kemitraan dalam nangkis 2. Peserta termotivasi untuk membangun kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan
Kegiatan 1: Permainan konsep kemitraan Kegiatan 2: Peluang dari kemitraan
3 Jpl (135’)
Bahan bacaan: Sekolah lokal, citarasa internasional Bahan bacaan: Paving terbangun, warga miskin tersenyum Bahan bacaan: Padang rumput Ambungan untuk sapi bergulir
• Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart • Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar • Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
75
Permainan Konsep Kemitraan 1) Buka pertemuan dengan salam dan jelaskan tujuan dari modul ini, yaitu: •
Peserta memahami prinsip-prinsip kemitraan secara umum
•
Peserta menyadari pentingnya kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan
2) Jelaskan kepada peserta, bahwa untuk membuka sesi, akan dilakukan permainan. Selanjutnya, mintalah peserta untuk membentuk dua tim. Kemudian dari setiap kelompok, mintalah satu orang sukarelawan yang dianggap paling tangkas dalam hal fisik, untuk mewakili kelompoknya. 3) Setelah itu, sebarkanlah kartu-kartu nomer dari 1 sampai 20 di atas lantai secara acak (kecuali kartu nomer 1 di lokasi start, dan kartu 20 di lokasi finish) Sebelum sesi dimulai, pemandu bisa mempersiapkan 20 lembar kartu yang sudah diberi nomer dari 1 sampai 20 (satu kartu satu nomer) menggunakan spidol, dengan ukuran besar. Pemandu juga harus sudah mempersiapkan stopwatch atau menggunakan stopwatch di jam tangan/telepon genggam, untuk menghitung waktu.
4) Kemudian jelaskan bahwa sukarelawan tersebut akan ditugaskan untuk melangkah/melompat dari satu kartu ke kartu lain, berdasarkan urutannya (1-2-3-4-5..dst). Pemandu akan menghitung waktunya menggunakan stopwatch (umumkan dan catat hasilnya pada papan tulis). Seluruh peserta, darinm kelompok manapun dilarang membantu/mengganggu dengan cara apapun. Jika ada langkah yang salah, sukarelawan tersebut harus mengulang dari awal. 5) Pada putaran kedua, persilakan seluruh peserta untuk membantu sukarelawan-sukarelawan tersebut. Catat waktu yang berhasil dicapai. 6) Berdasarkan hasil permainan tersebut, ajak peserta untuk mendiskusikan beberapa hal sebagai berikut: a. Apa perbedaan utama dari putaran pertama dan kedua? b. Bagaimana perasaan para sukarelawan pada putaran pertama maupun kedua? c.
Jika kita tarik ke soal kemitraan BKM/LKM dengan pihak luar, Apa saja manfaat yang bisa diperoleh dengan bantuan pihak lain?
d. Apa saja syarat-syarat dari sebuah kemitraan yang bermanfaat?
76
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
7) Tuliskan jawaban-jawaban peserta di papan tulis, dan tutup sesi ini dengan kesimpulan tentang manfaat bermitra. Berikan masukan sebagai berikut:
•
Modal utama untuk membangun kemitraan adalah kepercayaan. Pihak–pihak luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan kerja-sama kepada kelompok apabila kelompok tersebut bisa dipercaya. Kepercayaan itu sendiri akan terjadi apabila dilandasi oleh kejujuran, keadilan, keterbukaan, saling peduli, saling menghargai, saling menolong di antara kelompok.
•
Kemitraan yang baik adalah yang mampu memberi keuntungan atau nilai lebih bagi masingmasing pihak yang bermitra, dengan kata lain yang bisa memberi win-win solution. Nilai lebih ini tidak harus berupa materi, namun bisa pula dalam bentuk peningkatan kapasitas, bertambahnya akses, dan lain sebagainya.
8) Lanjutkan ke kegiatan kedua.
Peluang dari Kemitraan 1) Sebagai pembuka sesi ini, sampaikan kepada peserta bahwa akan disampaikan beberapa bahan bacaan untuk dipelajari dan dipahami hikmahnya bagi pengembangan kemitraan. 2) Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, kemudian bagikan bahan bacaan kepada seluruh peserta. Persilakan mereka untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: •
Apakah perbedaan kemitraan yang terjadi pada pengalaman-pengalaman di Bogor, Blitar, dan Banjarmasin?
•
Menurut kelompok anda, apakah kisah-kisah kemitraan tersebut sudah tergolong kategori sukses? Mengapa?
3) Berikan waktu bagi peserta untuk mempelajari bahan-bahan pelajaran tersebut. Minta mereka menuliskan kesepakatan kelompok pada kertas plano. Kemudian persilakan perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. 4) Pandulah proses diskusi dan tuliskan hikmah-hikmah penting dari hasil diskusi pada papan tulis. Motivasi peserta, bahwa ada banyak cara untuk bermitra, dan ada begitu banyak manfaat yang mungkin bisa diperoleh. 5) Kemudian sebagai penutup dari sesi ini dan OJT, minta peserta menuliskan peluang dan hambatan mengembangkan kemitraan di wilayahnya masing-masing pada kartu metaplan (misalnya peluang pada kartu putih, dan hambatan pada kartu merah). Satu kartu satu peluang/hambatan. Persilakan peserta menempelkan kartunya masing-masing pada papan tulis, dipisahkan dalam kolom peluang dan hambatan.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
77
6) Bacakan isi kartu-kartu tersebut. Kartu-kartu yang sama, digolongkan dalam satu kategori. 7) Setelah selesai, pandu diskusi untuk membahas bagaimana cara mengatasi hambatan dalam bermitra. 8) Tutup sesi dengan menunjukkan bahwa pada dasarnya, tidak semestinya kemitraan tidak dikembangkan, karena peluang dari kemitraan sangat besar.
78
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 24 Topik : Prasarana Dasar Infrastruktur PNPM
Peserta mampu : 1. Mengenali jenis-jenis prasarana dasar Infrastruktur/ lingkungan dan ruang lingkupnya
2 JPL (90 menit)
Bahan Bacaan : 1. Prasarana Dasar Infrastruktur 2. Standard Minimal Prasarana Dasar
Kertas Plano ; Kuda-kuda untuk Flip-chart ; Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
79
Pengenalan jenis prasarana dasar 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai modul pengenalan jenis-Jenis prasarana dasar, sampaikan tujuan modul ini seperti yang tercantum diatas sesuai dengan gaya bahasa Anda. 2) Bagikan media bantu berisi jenis-jenis prasarana dasar kepada semua peserta, untuk dibaca secara sekilas, sediakan waktu kurang lebih 10 menit untuk hal itu. 3) Sepakati bersama peserta prasarana apa saja yang secara umum dibutuhkan oleh masyarakat berdasarkan perkiraan kebutuhan di masyarakat. 4) Mintalah kepada peserta alasan – alasan atau pertimbangan dalam menentukan prioritas kebutuhan prasarana berdasarkan pemahaman peserta. Catat pokok pokok penting yang disampaikan oleh peserta. 5) Ringkaslah pendapat yang muncul dan arahkan pada kesimpulan sebagaimana berikut : Kriteria • • • •
Bermanfaat bagi masyarakat banyak Berkualitas Partisipasi Memperhatikan dampak lingkungan
Penjelasan
Bisa menjawab kebutuhan terutama bagi masyarakat miskin. Prasarana yang dibangun bisa sesuai dengan standard minimal yang ditentukan. Memungkinkan adanya peran serta masyarakat untuk berswadaya. Tidak akan merusak lingkungan.
6) Pemandu menguraikan secara lebih mendalam gambaran dan jenis-jenis prasarana yang dapat dibangun PNPM dan kemungkinan menjadi prioritas kebutuhan di masyarakat. Gunakan bahan bacaan sebagai acuan 7) Sediakan waktu untuk menjawab pertanyaan peserta yang mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut. 8) Bagikan lembar bacaan “Prasarana Dasar Infrastruktur” dan sediakan waktu beberapa menit agar peserta membacanya. Jelaskan seperlunya, dan bila ada pertanyaan mengenai bahan bacaan segeralah memberi tanggapan.
80
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 25 Topik : Jenis – Jenis Kegiatan Pelayanan Dasar
Peserta mampu : Memahami jenis-jenis kegiatan – kegiatan yang termasuk dalam pelayanan dasar
Kegiatan 1 : Ceramah dan Diskusi tentang Informasi Jenis – Jenis Kegiatan Pelayanan Dasar bagi Masyarakat
2 JPL (90 menit)
Bahan Bacaan : Jenis – Jenis kegiatan Pelayanan Dasar bagi masyarakat
Kertas Plano ; Kuda-kuda untuk Flip-chart ; Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
81
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan pengenalan informasi mengenai jenis – jenis kegiatan yang terdapat dalam Pelayanan Dasar bagi masyarakat, 2) Pemandu mengajak kepada peserta untuk berdiskusi / brainstorming membahas mengenai kegiatan – kegiatan yang termasuk ke dalam Pelayanan Dasar, kemudian pemandu menuangkan list jawaban peserta pada plano. 3) Pemandu memberikan informasi mengenai kegiatan – kegiatan yang termasuk ke dalam Pelayanan Dasar 4) Berilah kesempatan kepada peserta untuk menanggapi hal – hal yang belum mengerti, atau berkaitan dengan lingkungan sekitar masyarakat sendiri. 5) Terkait dengan Pelayanan Dasar tersebut, prasarana apa saja yang secara umum dibutuhkan oleh masyarakat terutama warga miskin dan perempuan berdasarkan perkiraan kebutuhan di masyarakat. 6) Mintalah kepada peserta alasan – alasan atau pertimbangan dalam menentukan prioritas kebutuhan prasarana berdasarkan pemahaman peserta. Catat pokok pokok penting yang disampaikan oleh peserta. 7) Pencerahan 8) Penutup
82
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 26 Topik: Tahapan Perkembangan BKM/LKM
Peserta memahami dan menyadari tahapan Perkembangan BKM/LKM
Kegiatan 1 : Memahami Tahapan Perkembangan BKM/LKM
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan Bacaan - Tahapan Perkembangan BKM/LKM
• Kertas Plano • Metaplan • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
83
Memahami Tahapan Perkembangan BKM/LKM 1) Beri salam dan jelaskan kepada peserta bahwa kita akan Perkembangan BKM/LKM , dengan tujuan: • Peserta memahami tahapan perkembangan BKM/LKM
mulai membahas modul Tahapan
2) Jelaskan kepada peserta bahwa walaupun saat ini BKM/LKM masih didampingi oleh PNPM Mandiri Perkotaan, karena masih dalam tahap pembelajaran, akan tetapi suatu saat program akan selesai dan BKM/LKM harus bisa mengembangkan program penanggulangan kemiskinan secara mandiri.
3) Diskusikan bersama peserta apa yang dimaksud dengan kemandirian BKM/LKM. Beri penegasan kepada peserta bahwa mandiri tidak berarti tidak membutuhkan pihak lain dan menjadi ekslusif. Kemandirian ditunjukkan BKM/LKM dalam mengelola program tidak bergantung kepada pihak luar dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. BKM/LKM tidak mungkin bisa berjalan tanpa bekerjasama dengan pihak-pihak lain, oleh karena itu dalam menjalankan amanah dari warga BKM/LKM harus menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam posisi yang setara. Pada posisi ini BKM/LKM tidak semata – mata bergantung kepada pihak luar, akan tetapi kerjasama yang terjadi didasarkan kepada kesalingbergantungan (saling membutuhkan). Kondisi inilah yang merupakan tingkatan kemandirian yang paling tinggi. 4) Ada beberapa aspek untuk melihat tahapan perkembangan Lembaga (BKM/LKM) , jelaskan mengenai aspek – aspek tersebut. Kemudian tanyakan kepada peserta apakah ada aspek – aspek lain yang ingin ditambahkan ? 5) Ajaklah peserta untuk mengisi matriks tahapan perkembangan BKM/LKM seperti di bawah ini (siapkan matriks ini sebelum pelatihan dimulai). Isilah matriks untuk baris/aspek yang pertama sebagai contoh. Kemudian untuk aspek – aspek selanjutnya diskusikan bersama – sama. 6) Berikan penegasan – penegasan. Jelaskan juga bahwa perkembangan BKM/LKM harus dikaji ulang (di review) setiap tahun sekali bersamaan dengan kaji ulang PJM dan pengelolaan keuangan.
84
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 27 Topik: BKM/LKM sebagai Organisasi Nirlaba
Peserta memahami: 3. Pengertian organisasi nirlaba/nonprofit 4. Perbedaan antara organisasi profit dengan BKM/LKM yang merupakan organisasi nonprofit
Kegiatan 1: curah pendapat tentang BKM/LKM sebagai Organisasi Nirlaba
2 Jpl (90 ’)
Bahan Bacaan : BKM/LKM sebagai Organisasi Nirlaba
• Kertas Plano • Kuda-kuda untuk Flip-chart • Papan Tulis dengan perlengkapannya • Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
85
Curah Pendapat BKM/LKM sebagai Organisasi Nirlaba 1) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai BKM sebagai organisasi nirlaba 2) Ajukan pertanyaan – pertanyaan ini kepada peserta: • apa yang dimaksud dengan organisasi nirlaba? • Apa perbedaan utama antara suatu perusahaan dan BKM yang memberikan layanan kredit dan dana bergulir? • Siapa yang menikmati keuntungan (laba) yang dihasilkan dari layanan tersebut? 3) Catat berbagai pendapat yang muncul. Tarik benang merah berbagai pendapat peserta dengan mengacu pada pengertian organisasi nirlaba. 4) Sampaikan kepada peserta bahwa sebagai organisasi nirlaba, BKM/LKM lebih berorientasi pada pemberdayaan komunitasnya yang menjadi visi/misi keberadaan BKM/LKM daripada berorientasi keuntungan ekonomi (laba). 5) Ajukan kembali pertanyaan: • Bolehkah BKM/LKM memperoleh keuntungan? • Untuk apa keuntungan yang diperoleh oleh BKM/LKM tersebut? Gali pengalaman peserta selama mengelola BKM. Catat berbagai pendapat yang muncul. Tarik benang merah berbagai pendapat peserta. Berikan ulasan berdasarkan bahan bacaan. 6) Tutup sesi dengan memberikan penghargaan kepada peserta.
86
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 28 Topik: Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM)
Peserta memahami : 1. pengertian, prinsip-prinsip, dan tujuan PPM di PNPM Mandiri Perkotaan. 2. mekanisme penanganan pengaduan masyarakat
Kegiatan 1 : Diskusi Memahami PPM
2 Jpl (90’)
Bahan Bacaan : 1. Apa itu Pengelolaan Pengaduan Masyarakat. 2. Penanganan Pengaduan 3. Proses Hukum Pidana dan Perdata Media Bantu – Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM) Lembar Kasus – Nasib BKM Bersama Kita Bisa
• • • •
Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
87
Diskusi Memahami PPM 1) Jelaskan kepada peserta bahwa saat ini kita akan belajar mengenai pengelolaan pengaduan masyarakat (PPM). 2) Bagikan Lembar Kasus : Nasib BKM Bersama Kita Bisa. Beri kesempatan kepada peserta untuk membacanya. 3) Minta peserta untuk berdiskusi berpasangan: “Bagaimana sebaiknya kasus tersebut diselesaikan?” 4) Lakukan curah pendapat untuk menggali komentar peserta. Biarkan peserta untuk menggunakan berbagai mekanisme penyelesaian sengketa yang hidup di masyarakat. 5) Beri umpan balik. Jelaskan bahwa selain menggunakan berbagai mekanisme penyelesaian sengketa yang selama ini telah tumbuh dan berkembang di masyarakat, PNPM Mandiri Perkotaan memiliki mekanisme pengelolaan pengaduan masyarakat. Tayangkan dan jelaskan Media Bantu – Pengelolaan Pengaduan Masyarakat. 6) Diskusikan bersama peserta jika masih ada hal-hal yang belum dipahami. Fasilitator dapat juga mempertajam diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:
Apa yang sebaiknya dilakukan agar masyarakat menggunakan mekanisme PPM secara optimal?
7) Tutup diskusi. Ingatkan kepada peserta tentang pentingnya PPM sebagai ruang belajar bagi segenap pelaku PNPM Mandiri Perkotaan mempraktekkan prinsip-prinsip demokrasi.
88
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 29 Topik: KSM Sebagai Media Pembelajaran Masyarakat
1. Peserta memahami pentingnya berkelompok 2. Peserta memahami Konsep KSM sebagai media pembelajaran masyarakat 3. Peserta memahami konsep KSM yang ideal (Mandiri)
Kegiatan 1: Permainan Mengapa Harus Berkelompok (KSM) Kegiatan 2 : Review Tujuan Pembentukan KSM dalam PNPM MP
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan bacaan – Apakah arti sebuah kelompok? Bahan bacaan – Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
•
Kertas Plano
•
Kuda-kuda untuk Flip-chart
•
Metaplan
•
Papan Tulis dengan perlengkapannya
•
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
89
Permainan, Mengapa Harus Berkelompok (KSM) 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa sebagai BKM, penting bagi peserta untuk betul-betul memahami apa itu KSM, mengapa harus memfungsikan KSM, serta bagaimana cara membina KSM. Sebuah KSM adalah sebuah kelompok masyarakat, sehingga ilmu mengenai berkelompok pun harus dipahami oleh peserta. 2) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan pertama yaitu pentingnya membangun kelompok. 3) Bagilah peserta ke dalam beberapa kelompok yang masing masing terdiri dari 6 orang, tiap kelompok akan diberikan 40 batang lidi kemudian taburkan potongan kertas kecil ke lantai di depan ruang belajar. Ajaklah setiap kelompok satu persatu : a. kelompok 1 membersihkan kertas yang berserakan dengan sati orang satu batang lidi. b. kelompok 2 mengikat setiap 10 buah lidi menjadi 1 kemudian digunakan untuk membersikah kertas. c. Kelompok 3 mengikat setiap 20 batang lidi menjadi satu kemudian digunakan untuk membersihkan kertas. d. Kelompok 4 mengikat ke 40 batang lidi menjadi satu kemudian digunakan untuk membersihkan kertas. 4) Kemudian akhiri permainan dengan meminta peserta untuk mengambil pelajaran yang didapat dari permainan tersebut. Tetapi tidak meminta peserta untuk berbagi pemikiran kepada yang lain, cukup didalam hatinya masing-masing. Lanjutkan ke permainan berikutnya. 5) Mintalah 18 relawan dari peserta . bentuklah ke dalam 3 kelompok dengan komposisi sebagai berikut : a. kelompok 1 beranggotakan 3 orang b. kelompok 2 beranggotakan 5 orang c. kelompok 3 beranggotakan 10 orang 6) Berikan pada masing-masing peserta satu sendok beras yang telah diberikan ke dalam amplop. 7) Sediakan 3 mangkok plastik di meja tandai dengan nomor 1,2,3. ajaklah setiap kelompok untuk menaruh beras tersebut, dengan dimulai dari kelompok 1, dan diikuti oleh kelompok lainnya secara bergantian. a. kelompok 1 menaruh beras pada mangkok 1 b. kelompok 2 menaruh beras pada mangkok 2 c. kelompok 3 menaruh beras pada mangkok 3
90
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
8) Setelah kedua permainan selesai fasilitator meminta peserta untuk melakukan diskusi kelompok selama beberapa saat, ajaklah mereka untuk mendiskusikan : a. Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan batang lidi ? b. Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan mangkok beras ? c. Bagaimana hal tersebut apabila diterapkan pada pentingnya berkelompok ? 9) Berilah kesempatan kepada wakil setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. 10) Simpulkan bersama hasil diskusi kelompok, berilah penguatan berdasarkan bahan bacaan Apakah Arti Sebuah kelompok? Makna dari permainan batang lidi dan mangkok beras, diantaranya : (a) Batang lidi Sangat susah untuk membersihkan kertas dengan menggunakan batang lidi satu persatu, semakin banyak kita mengikat lidi dalam satu kesatuan maka akan semakin mudah untuk membersihkan kertas yang berserakan, Jika kita berkelompok maka akan sangat mudah untuk menyelesaikan permasalahn yang ada secara bersama-sama. Semakin banyak anggota kelompok yang mempunyai kepercayaan yang sama, maka semakin kuat kelompok itu. (b) Mangkok beras. Semakin banyak anggota kelompok, maka akan semakin banyak beras yang didapat dalam mangkok, ketika kita berkelompok, semakin banyak orang yang mempunyai kepercayaan yang sama, semakin kuat, seberapapun kecilnya sumber daya yang kita punyai. Walaupun hanya dengan satu sendok beras namun apabila dikumpulkan oleh 10 orang akan lebih banyak daripada 2 atau 3 orang. Beras adalah contoh sumberdaya, masih banyak sumberdaya yang lain, baik sumberdaya ekonomi maupun sosial. Anggota kelompok bisa saling belajar satu sama lain. Akan sangat kaya ide dan pengalaman yang dimiliki. BKM sebaiknya memberikan penekanan kepada warga, ketika mereka memutuskan untuk berkelompok, bahwa hal itu harus didasari dengan keputusan yang sadar dan sukarela. Bukan karena orang lain memaksa atau meminta bahkan karena untuk mendapatkan bantuan. Kita berkelompok karena kita tahu bahwa hal itu penting bagi kita, karena sifatnya yang sukarela, semua orang dalam kelompok adalah setara, baik mereka kaya ataupun miskin, tua atau muda, berpendidikan atau tidak.
Review Tujuan Pembentukkan KSM dalam PNPM MP 1) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan memasuki kegiatan 2, yaitu mereview pemahaman peserta mengenai tujuan dari pembentukkan KSM menurut PNPMMP. 2) Sampaikan kepada peserta bahwa pemahaman mengenai KSM telah dibahas pada kegiatan OJT pembangunan KSM, tanyakan kepada peserta apa yang mereka ketahui mengenai KSM? Apa saja tujuan dibangunnya KSM?
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
91
3) Tulislah seluruh jawaban peserta di dalam kertas plano. 4) Lakukan kembali curah pendapat mengenai : Apa peran dan fungsi KSM? 5) Simpulkan bersama hasil dari curah pendapat. Berilah penguatan sebagai berikut.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri perkotaan adalah mendorong terbangunnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai komponen dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan baik meningkatkan keberdayaan kelompok yang sudah ada atau membangun kelompok baru. Peningkatan pendapatan masyarakat dapat menjadi “entry point” pengembangan KSM. Namun KSM bukanlah semata-mata kelompok peminjam (sekedar berorientasi ekonomi) dengan memanfaatkan dana BLM. Lebih dari itu KSM merupakan kelompok pemberdayaan. Bisa dikatakan KSM menjadi wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain.
KSM merupakan kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.
Tujuan pembentukan KSM Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan. Terjadinya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar sesama anggota Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal, kepercayaan bersama.
Prinsip/nilai yang dianut KSM Kesetaraan Saling mempercayai dan saling mendukung / memperhatikan Bebas dalam membuat keputusan Bebas dalam menetapkan kebutuhan Mempunyai kewenangan / kebijakan sendiri Berpartisipasi secara nyata
92
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Peran dan fungsi KSM Sarana mendorong proses perubahan sosial Wadah pembahasan dan penyelesaian masalah Wadah untuk menyalurkan aspirasi Wadah menggalang tumbuhnya saling percaya
Dalam program penanggulangan kemiskinan, posisi KSM adalah independen. Artinya, KSM bukan bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan BKM/LKM dan UP merupakan hubungan kemitraan. Karena itu, pengembangan KSM tidak boleh berorientasi semata-mata sebagai kelompok peminjam (uang) dari BKM/LKM. KSM haruslah mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdayaan baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi, dan mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan. Dalam program penanggulangan kemiskinan, KSM harus mampu berperan memonitoring dan mengevaluasi (monev) kinerja BKM/LKM dan UP-BKM. KSM berhak melakukan monev terhadap BKM karena sesungguhnya ”alas keberadaan” (mandat) BKM bersumber dari warga miskin (KSM).
Siapa yang dapat menjadi anggota KSM? Siapapun bisa menjadi anggota KSM, baik itu orang kaya, orang miskin, tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, perempuan, laki-laki, anak-anak, tunanetra, dsb. Bahkan faskel dan pelaku program penanggulangan kemiskinan lainnya (korkot, team leader, tenaga ahli, dsb) boleh menjadi anggota KSM. Siapa yang bisa mengorganisir pembentukan dan pengelolaan KSM? Siapapun bisa mengambil peran ini. Satu KSM yang beranggotakan orang miskin, misalnya, dapat terus difasilitasi pengembangan KSM-nya oleh seorang profesor yang memiliki kepedulian terhadap orang miskin. Siapa yang menjadi penerima manfaat program/kegiatan KSM? Satu-satunya kategori penerima manfaat program/kegiatan KSM adalah orang miskin. Jadi, anggota KSM boleh siapa saja, boleh diorganisir oleh siapa saja, tetapi harus dijamin penerima manfaat program harus benar-benar orang miskin. 6) Kemudian sampaikan penjelasan bahwa, dicita-citakan KSM akan menjadi KSM yang mandiri. Sampaikan penjelasan mengenai KSM yang mandiri berdasarkan bahan bacaan : Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 7) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
93
8) Tutup sesi dengan menyampaikan point-point kesimpulan mengenai tujuan pembentukkan KSM dalam PNPMMP, idealnya, yaitu mendorong peningkatan kemampuan/kapasitas masyarakat melalui: Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Terciptanya masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan. Berjalannya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar sesama anggota Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal, kepercayaan bersama.
94
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 30 Topik: Mengenali Tahapan Perkembangan Kelompok
Peserta memahami tahapan perkembangan kelompok, agar BKM bisa berfungsi untuk mengawal KSM-KSM
Kegiatan 1 – Permainan Lempar Bola, Tahap Perkembangan Kelompok Kegiatan 2 - Diskusi Pleno
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan bacaan : Tahapan Perjalanan Kelompok Bahan bacaan : Arah Pengembangan Kelompok
•
Kerta Plano
•
Kuda-kuda untuk Flip-chart
•
Metaplan
•
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
95
Permainan Lempar Bola, Tahap Perkembangan Kelompok 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa kita akan memulai tema ”mengenali tahapan pengembangan kelompok” kemudian uraikan apa yang ingin dicapai pada modul ini, yaitu agar para pengurus BKM memahami tahapan perkembangan Kelompok (KSM – KSM), sehingga bisa memberikan bimbingan pada KSM-KSM tersebut sesuai dengan perkembangan dalam kelompok. 2) Awali sesi ini dengan menjelaskan bahwa selanjutnya peserta akan mempelajari bagaimana tahaptahap yang biasanya dilalui oleh sebuah kelompok yang dibentuk. 3) Mintalah peserta untuk membentuk 4 kelompok. Ajak setiap kelompok untuk membentuk lingkaran Bagikan satu buah bola (seukuran bola tenis. Jika tidak ada, bisa dibuat dari gulungan kertas yang diisolasi) kepada setiap kelompok. 4) Sampaikan tugas kelompok sebagai berikut. Kita akan memindahkan bola ini dari satu orang ke orang lain, dengan aturan sebagai berikut: • Setiap orang harus kebagian satu kali memindahkan bola ke orang lain, dan satu kali menerima • Harus jelas dan tegas, dari siapa kepada siapa. Misalnya (peragakan:) “ dari fulan kepada wulan” • Kemudian, setiap yang menerima bola, harus mengekspresikan rasa terimakasihnya kepada yang memberi. Misalnya (peragakan) ‘terimakasih, fulan” • Kemudian mintalah setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menghitung waktu, berapa waktu yang dibutuhkan bagi kelompok, untuk menyelesaikan satu putaran. 5) Persilakan kelompok untuk melakukan tugas tersebut. Catat waktu yang dicapai oleh masing-masing kelompok pada kertas plano. 6) Kemudian tanyakan kepada peserta: apakah mereka sudah puas dengan capaian tersebut? Jika belum puas, persilakan kelompok untuk mencoba satu atau dua kali lagi. Catatan: tegaskan selalu: aturan tidak boleh dilanggar. Catat perkembangan waktu yang diperoleh. 7) Tanyakan lagi, apakah kelompok sudah puas. Jika sudah, tantanglah mereka, bahwa rekor Indonesia untuk permainan ini adalah 3 detik (untuk kelompok yang anggotanya 12 orang) tanpa melanggar aturan yang sama. Tantanglah peserta untuk memecahkan rekor tersebut. Beri waktu kepada mereka untuk menyusun strategi dan mencoba.
96
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Diskusi Pleno Hikmah Permainan 1) Setelah selesai, mintalah perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan gambaran proses yang terjadi di kelompok. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memperdalam pembahasan: • • •
Apakah ada yang muncul sebagai pemimpin di dalam kelompok? Bagaimana prosesnya? Apakah ada perdebatan dalam kelompok? Apakah terjadi perpecahan pendapat dalam kelompok? Bagaimana cara kelompok mengatasi perbedaan pendapat?
2) Sampaikan penjelasan bahwa hal-hal tadi adalah gambaran dari teori tahapan perkembangan kelompok. Berikan masukan mengenai tahapan perjalanan kelompok. Berikan contoh tahapan seperti storming (terjadi perdebatan/perbedaan pendapat) berdasarkan contoh-contoh nyata yang terjadi dalam permainan tadi. 3) Lanjutkan dengan penjelasan arah perkembangan kelompok berdasarkan bahan bacaan : Tahapan Perjalanan Kelompok 4) Tutuplah sesi dengan menyampaikan point-point penting mengenai tahapan perkembangan kelompok dan arah pengembangan kelompok.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
97
Modul 31 Topik: Mengelola Sebuah KSM
1. Peserta memahami pentingnya mengelola KSM dengan baik 2. Peserta mengetahui bagaimana cara mengelola KSM dengan baik 3. Peserta memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan KSM
Kegiatan 1 : Analisis Bahan Bacaan 1: Membidik Mitra Strategis Kegiatan 2 : Simulasi, Pengelolaan Sumberdaya
3 Jpl ( 135 ’)
Lembar kerja format isian Bahan Bacaan 1: Membidik mitra strategis Bahan Bacaan 2: KSM peminjam
• • • • •
98
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Analisis Bahan Bacaan, Membidik Mitra Strategis 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta tujuan dari pembahasan ini adalah: • Peserta memahami pentingnya mengelola KSM • Peserta mengetahui bagaimana cara mengelola KSM dengan baik • Peserta memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan KSM 2) Bagi peserta menjadi 4-6 kelompok. Kemudian bagikan bahan bacaan 1: membidik mitra strategis. Mintalah setiap kelompok untuk membaca dan mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini: • Apakah faktor kunci keberhasilan dari BKM-BKM di Jawa Tengah? • Siapa saja pihak yang berperan penting dalam membangun kemitraan- kemitraan tersebut? • Mengapa beberapa mitra mau mendukung KSM-KSM tersebut? 3) Persilakan kelompok untuk berdiskusi selama sekitar 15-20 menit. Mintalah setiap kelompok untuk menuliskan jawabannya pada kertas plano/flipchart. 4) Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, persilakan perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. 5) Fasilitasi proses tanya jawab, dan simpulkan kesepakatan seluruh kelompok. Tambahkan dengan penekanan: Salah satu faktor yang membuat mitra luar tertarik untuk bekerjasama adalah kepercayaan mitra luar akan kemampuan BKM dan KSM-KSM-nya dalam mengelola organisasinya. Oleh karena itu, tugas BKM dan UP-UP-nya untuk membantu pengurus KSM untuk mengembangkan sistem pengelolaan organisasi yang baik.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
99
Simulasi Pengelolaan (Manajemen) Sumberdaya 1) Jelaskan kepada peserta, bahwa sebagai pengantar penjelasan mengenai cara mengelola (istilah lainnya adalah manajemen) KSM, kita akan melakukan sebuah simulasi. 2) Bagikan format pada lembar bantu kepada setiap peserta. Kemudian jelaskan aturan simulasi sebagai berikut: Aturan Simulasi: 1. Tuliskan angka 1 pada sudut kanan atas. 2. Isilah pada kolom pertama, daftar berbagai permasalahan yang anda hadapi dalam kehidupan ini (baik yang berskala besar seperti: di-PHK, maupun yang kecil seperti: tidak bisa membelikan mainan untuk anak) 3. Pada kolom kedua, disamping masing-masing masalah-masalah tersebut, cantumkan alokasi waktu yang selama ini telah anda curahkan untuk mengatasinya. 4. Setelah semua peserta selesai membuat daftar permasalahan dan alokasi waktu yang selama ini tercurah, jelaskan bahwa seandainya, ada yang memberikan dana sebesar Rp. 1 juta untuk membayar waktu yang dikeluarkan oleh anda dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, berapa besar dana yang anda keluarkan untuk alokasi waktu tersebut? Tuliskan dikolom 3, di samping curahan waktu masing-masing masalah.
3) Setelah peserta selesai mengisi format tersebut, Jelaskan bahwa itulah cara masing-masing peserta mengatur sumberdaya. Mintalah peserta untuk merenung sejenak, jika perlu persilakan beberapa peserta untuk mengungkapkan refleksinya terhadap alokasi yang telah dilakukannya selama ini. 4) Kemudian, bagikan kembali format seperti pada media bantu (yang masih kosong) kepada setiap peserta. Mintalah mereka untuk menuliskan angka 2 pada ujung kanan atas format tersebut. Kemudian persilakan mereka untuk menyalin kembali daftar masalah mereka ke format 2. hanya saja, kali ini pada kolom 2 dan 3, persilakan peserta untuk mengalokasikan kembali waktu dan biaya yang paling logis/ideal. 5) Setelah peserta selesai mengisi, ajukan pertanyaan-pertanyaan ini dalam diskusi pleno/kelas: • Seberapa berbeda-kah jawaban anda pada format 1 dengan 2? Apa yang menyebabkan anda mengubah prioritas? • Perbedaan antara format 1 dan 2 menunjukkan bahwa anda belum mengelola hidup anda dengan optimal. Mengapa ini terjadi? • Apakah kondisi macam ini juga terjadi dalam ’kehidupan’ organisasi KSM-KSM kita? Apa buktinya? • Rencana tindak lanjut apa yang harus kita buat untuk KSM-KSM kita? 6) Tuliskan pendapat-pendapat peserta pada kertas plano/papan tulis. Kesimpulan utama adalah: dalam mengelola sebuah organisasi, penentuan prioritas menjadi sangat penting, agar kita bisa membuat rencana, mengurutkan tahap-tahap pekerjaan, serta alokasi waktu dan dana yang tersedia.
100
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
7) Untuk memperkuat, sampaikan contoh cara mengelola KSM peminjam dalam bahan bacaan. 8) Persilakan peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. 9) Simpulkan hasil diskusi dan tutup pembahasan dengan penjelasan sebagai berikut:
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Istilah “manajemen” belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Manajemen merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu seni, manajemen akan menggerakkan orang bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai visi/misi lembaganya. Artinya disini, ada aspek seni memimpin, dan memotivasi orang. apalagi jika dikaitkan dengan manajemen KSM sebagai suatu lembaga yang bersifat sukarela, tentunya BKM harus mencari sumber motivasi/penggerak selain upah atau uang atau materi lainnya. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemen berhubungan dengan cara-cara untuk melakukan berbagai hal dalam mencapai visi/misi lembaganya. Faskel akan memberikan banyak masukan mengenai ilmu pengetahuan pengelolaan organisasi. Tapi, kemungkinan akan banyak juga yang bersifat teori. Untuk menerapkannya, BKM bisa memasukkan unsurunsur pengetahuan lokal. Namun, istilah “manajemen” seringkali juga menimbulkan tanggapan yang campur-aduk. Tidak jarang istilah manajemen diartikan sebagai sekelompok orang yang menjadi pimpinan dan memiliki kewenangan yang demikian besar. Kita sering mendengar pada berbagai kasus PHK, misalnya, seseorang mengatakan, “ pihak manajemen sudah memutuskan….”
Sumber: “Manajemen Organisasi Nirlaba”, P3M
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
101
Modul 32 Topik: Peran BKM/LKM Dalam Mendampingi KSM
1. Peserta mampu mereview tugas dan kewajibannya 2. Peserta memahami perannya dalam mendampingi KSM
Kegiatan 1: Analisis bahan bacaan Kegiatan 2: Diskusi pleno tentang peran BKM
2 Jpl ( 90 ’)
Media Bantu: Gambar karikatur Bahan Bacaan 1:Tumbuh Kesadaran dengan Cara Rutin Membina KSM Bahan Bacaan 2: Peran dan tugas BKM dalam mendampingi KSM
102
•
Kertas Plano
•
Kuda-kuda untuk Flip-chart
•
Metaplan
•
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Analisis Bahan Bacaan 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa kita akan memulai tema ”Diskusi Peran BKM dalam Mendampingi KSM” kemudian uraikan apa yang ingin dicapai pada modul ini, yakni : • Peserta mampu mereview tugas dan kewajibannya • Peserta memahami perannya dalam mendampingi KSM 2) Sampaikan kepada peserta bahwa pada tema sebelumnya telah diuraikan mengenai konsep KSM, sekarang perlu didiskusikan bagaimana peran BKM dalam mendampingi KSM di wilayahnya. 3) Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugasnya masing –masing, ajaklah mereka untuk membaca sejenak cerita “BKM Kembangkan Lembaga Pengelola Infaq”. 4) Ajaklah setiap kelompok untuk mendiskusikan : a. apa kesuksesan yang telah diraih oleh BKM/LKM ngawonggo ? b. peran apa saja yang telah dilakukan oleh BKM/LKM dalam menjalankan programnya ? c. pembelajaran apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut ? 5) Berilah kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. Serta beri pula kesempatan kepada peserta lain untuk menambahkan dan menanggapi.
Diskusi Peran BKM/LKM dalam Mendampingi KSM 1) Pada sesi ini, jelaskan kepada peserta bahwa pembahasan akan lebih ditekankan pada peran BKM dalam mendampingi KSM. 2) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Kemudian tampilkan gambar pada media bantu. Ajukan pertanyaan kepada semua kelompok: Menurut kelompok, apa makna dari gambar 1? Dan apa makna dari gambar 2? Persilakan kelompok untuk menuliskan jawabannya pada kertas plano. Beri waktu sekitar 5 menit untuk berdiskusi. 3) Persilakan perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
103
4) Ajak peserta untuk mendiskusikan dalam kelas: jadi, peran apa yang seharusnya dilakukan oleh BKM agar UP – UP bisa berfungsi mendampingi KSM – KSM yang ada diwilayahnya, hingga bisa berjalan sampai mandiri ? 5) Tulislah setiap jawaban peserta di dalam kertas plano 6) Simpulkan bersama, dan berilah penguatan berdasarkan Bahan Bacaan : Peran BKM dalam mengembangkan KSM. Dalam melakukan pendampingan kepada KSM – KSM, maka BKM sebaiknya memiliki peran diantaranya : a. Memfasilitasi terbangunnya KSM yang benar –benar merupakan kebutuhan masyarakat yang didasari dengan kesadaran dan sukarela. b. Melakukan inovasi dan kreatifitas yang dapat mengembangkan KSM ke arah kemandirian c. Memfasilitasi terjadinya pengembangan kapasitas di KSM-KSM d. Memfasilitasi terjadinya kemitraan antara kelompok peduli atau pihak terkait dengan KSMKSM. e. Mengkoordinasi UP – UP dalam mendampingi KSM-KSM
104
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Modul 33 Topik: Memahami Pedoman Pelaksanaan PNPM MP
1. Peserta memahami secara utuh Pedoman Pelaksanaan PNPMMP
Kegiatan 1: Membedah Pedoman Pelaksanaan PNPMMP Kegiatan 2: Diskusi Kelompok
2 Jpl ( 90 ’)
Pedoman Pelaksanaan PNPMMP
•
Kertas Plano
•
Kuda-kuda untuk Flip-chart
•
Metaplan
•
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
105
Bedah Pedoman Pelaksanaan PNPM MP 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan sampaikan bahwa kita akan membedah Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan kemudian uraikan apa yang ingin dicapai pada modul ini, yakni : • Peserta memahami secara utuh Pedoman Pelaksanaan PNPMMP 2) Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok, kemudian membahas bab per bab yang ada di Pedoman Pelaksanaan PNPMMP, berdasarkan tugasnya masing –masing, ajaklah mereka untuk membaca Pedoman Pelaksanaan PNPMMP. 3) Ajaklah setiap kelompok untuk mendiskusikan : a. Apa poin penting dari bab yang dibaca ? b. makna apa saja yang tangkap dari bab yang dibaca ? c. pembelajaran apa yang bisa dikembangkan dilapangan ? 4) Berilah kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. Serta beri pula kesempatan kepada peserta lain untuk menambahkan dan menanggapi. 5) Berikan pencerahan dari pemandu
106
PANDUAN PEMANDU | Pelatihan Penguatan BKM/UP/Relawan/Lurah – Tahun ke 3
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
KANTOR PUSAT
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia - 12110 KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1, No.19F, Pejompongan, Jakarta Pusat, Indonesia - 10210 SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRI
www.pnpm-mandiri.org PENGADUAN
P.O. Box 2222 JKPMT SMS : 0817 148 048 e-mail :
[email protected]
www.p2kp.org l www.pnpm-perkotaan.org