Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN AFEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA KELAS X SMAN 3 MATARAM SETELAH PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Surmiyati1, Sri Patmi2 dan Kristayulita3
ABSTRACT This Research represent research of correlation executed by at anomalous semester of school year 2008/ 2009 from date 18 mei until 14 juni 2009 in SMAN 3 Mataram which is is located to be walked by no. 63 young man. As for becoming research subyek is X class by entangling 163 student as sampel. From result of survey by researcher in SMAN 3 Mataram many ascription that intellectual intellegence can be made by barometer to skiil and attitude seen from student notification value where flattening- flatten student if cognate value of good nya hence afektif value and psikomotor value also nicely, the mentioned caused by the existence of relation/link which is signifikan between cognate ability and ability of afektif to ability of psikomotor. This research aim to to know there is do not it him relation/link which is signifikan among/between cognate ability and ability of afektif to ability of SMAN student psikomotor 3 Mataram after applying of kurikilum mount set of education ( KTSP ) at X school year class mathematics subject 2008/ 2009. Result of research. indicating that there are relation which is signifikan among/between cognate ability and ability of afektif to ability of SMAN student psikomotor 3 Mataram after applying of curriculum mount set of education ( KTSP) at Iesson of X school year class mathematics 2008/ 2009. Its relation/link can be seen from result of its product analysis of tired nya 96,1% at cognate ability correlation ably psikomotor, 77,5% result of afektif correlation with psikomotor and 57,6% result of correlation among/between cognate ability ably afektif. For a while at double correlation of nya reach 57,9% its meaning there are relation which is signifikan though pertained enough. From result of research can be concluded that between cognate ability, ability of and afektif ability of psikomotor there are relation. Intellegence influence skiil, still non meaning is smart of someone nya will affect goodness at this matter attitude seen from lowering of relation percentage between cognate ability ably its its his. Keyword : cognate ability, ability of afektif, and ability of psikomotor.
1
Mahasiswa Dosen 3 Dosen 2
46
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
PENDAHULUAN Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari- hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan pada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Pada hakikatnya belajar matematika membutuhkan kesiapan intelektual dan aktivitas mental siswa yang mempelajari aturan atau dalil, siswa belajar atas pemikiran logis, kritis, dan obyektif. Keterampilan siswa dalam perhitungan dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian) sangat membantu dalam menyelesaikan masalah matematika, terlebih lagi dalam kehidupan sehari- hari. Dari uraian diatas, jelas bahwa dalam belajar matematika dibutuhkan pemikiran – pemikiran yang logis, aktif dan kreatif dan untuk mencapainya dibutuhkan kemampuan – kemampuan yang mendasari hal itu, adapun kemampuan yang mendasari yaitu mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Apabila ketiga ranah ini dapat dikembangkan dalam diri siswa maka siswa akan merasa lebih mudah dalam menerapkan fakta, konsep, operasi dan prinsip yang merupakan ciri matematika itu sendiri. Selama ini guru hanya memperhatikan perkembangan kemampuan kognitif dan sikap siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan kognitif dan pengembangan sikap yang baik besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Walaupun begitu siswa yang kemampuan kognitifnya tinggi dan pengembangan sikap yang baik belum tentu berhasil dalam belajarnya. Oleh sebab itu dibutuhkan keseimbangan dalam belajar, dalam artian seorang guru tidak hanya membekali siswa dengan intelegensi yang tinggi guru juga harus menumbuhkan sikap selayaknya orang berpendidikan sehingga nantinya akan diaplikasikan pada kehidupan sehari – hari dalam bentuk praktiknya. Dengan adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini siswa diberikan kesempatan seluas mungkin untuk berlatih mencari dan mengolah informasi, menemukan apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya. Melalui kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam bertanya dan mengemukakan gagasannya, serta meningkatkan pemahaman siswa yang tidak hanya menyangkut pemahaman terhadap konsep matematika juga mampu menjawab soal - soal dalam
47
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
bentuk latihan. Sehingga kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini dapat dijadikan solusi untuk mengatasi masalah- masalah dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Kategori tujuan instruksional yakni ranah kognitif/ penalaran atau cognitive domain ranah afektif / nilai dan sikap atau “affective Domain” dan ranah psikomotor atau Psychomotor Domain. Kemampuan Kognitif Ranah kognitif meliputi enam subranah yang disusun mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks seperti yang diuraikan secara singkat dibawah ini. a. Pengetahuan atau “knowledge” atau ingatan Pengetahuan atau knowledge diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat bahanbahan yang pernah dipelajari terdahulu. Termasuk didalamnya kemampuan untuk mengingat kembali berbagai hal mulai dari fakta yang amat khusus sampai kepada teori-teori yang amat rumit. Kesemuanya itu menurut kemampuan menyalurkan informasi dalam pikiran. Hasil belajar pada sub-ranah ini merupakan tahap yang paling rendah dalam ranah kognitif. b. Pemahaman atau “Comprehension” Pemahaman atau comprehencion didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap pengertian dari sesuatu. Hal ini dapat dipertunjukkan dalam bentuk menerjemahkan sesuatu, misalnya angka menjadi kata atau sebaliknya, menafsirkan sesuatu dengan cara menjelaskan atau membuat intisari, dan memperkirakan kecenderungan pada masa yang akan datang. Hasil belajar subranah ini meningkat satu tahap lebih tinggi dari subranah pengetahuan. c. Penerapan atau Application Penerapan atau application diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan bahan-bahan yang telah dipelajari dalam situasi baru dan nyata. Termasuk didalamnnya kemampuan menerapkan aturan, metode, konsep, prinsip, dan teori. Hasil belajar pada subranah ini setingkat lebih tinggi dari subranah pemahaman.
48
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
d. Penguraian atau analysis Penguraian atau analysis didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempersatukan bagian-bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan yang utuh. Termasuk didalamnya kemampuan menyandra atau mengidentifikasi bagian-bagian, menguraikan
hubungan
antar
bagian,
dan
mengenal
prinsip-prinsip
pengorganisasian yang ada didalamnya. Hasil belajar pada subranah ini setingkat lebih tinggi dari pada penerapan. e. Penyatuan atau synthesis Penyatuan atau synthesis didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempersatukan bagian-bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan yang utuh. Termasuk didalamnya kemampuan membuat suatu komunikasi yang khas seperti tema, pidato, rencana kerja, atau suatu perangkat hubungan-hubungan yang abstrak seperti membuat skema untuk menggolong-golongkan informasi. Hasil belajar pada subrana ini setingkat lebih tinggi dari pada subranah analisis. f. Penilaian atau evaluation Penilaian atau evaluation diartikan sebagai kemampuan untuk mengkaji nilai atau harga dari sesuatu seperti pernyataan, cerita, novel, puisi, dan laporan penelitian untuk suatu tujuan. Kajian tersebut didasarkan pada suatu kreteria tertentu yang mungkin bersifat eksternal seperti kesesuaian sesuatu dengan tujuan atau kreteria yang ditetapkan sendiri oleh para siswa. Hasil belajar pada subranah ini setingkat lebil tinggi dari pada subranah sintesis.
Kemampuan Afektif a. Hakikat Ranah Afektif 1. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. 2. Perilaku seseorang adalah tipikal. 3. Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi secara optimal.
Seseorang yang
berminat dalam
suatu mata pelajaran
diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Kriteria Kemampuan Afektif
49
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
a. Intensitas perilaku b. Arah perilaku c. Target perilaku b. Tingkat Ranah Afektif Ranah nilai dan sikap atau affective domain meliputi lima subranah yang tersusun dari tahap yang paling sederhana sampai tahap yang paling kompleks seperti dipaparkan secara singkat sebagai berikut: 1. Penerimaan atau receiving Penerimaan atau receiving diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk menghadirkan dirinya pada suatu peristiwa atau rangsangan seperti kegiatan kelas, buku, dan musik. Jika dilihat dari sudut proses mengajar, hal ini berkenaan dengan kegiatan, memperoleh, memelihara, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar pada subranah ini meliputi kesadaran yang paling sederhana mengenai sesuatu sampai pada perhatian yang sangat terpilih. Subranah ini merupakan proses afektif yang paling rendah. 2. Pemberian tanggapan atau responding Pemberian tanggapan atau responding menunjuk pada keturut sertaan secara aktif dari siswa. Pada tahap ini seseorang bukan hanya menghindarkan dirinya pada fenomena akan tetapi ia memberikan reaksi tertentu. Hasil belajar pada sub-ranah ini menitik beratkan pada pemberian tanggapan yang disadari seperti membaca bahan yang ditugaskan, kesediaan untuk memberikan tanggapan secara sekarela atau menunjukkan kesenangan pada dirinya dalam memberikan tanggapan. 3. Penghargaan atau valuing Penghargaan atau valuing menunjuk pada kepekatanggapan terhadap nilai yang diletakkan oleh individu pada suatu objek atau penomena atau prilaku. Subranah ini meliputi proses penerimaan suatu nilai, misalnya kesediaan untuk memperbaiki keterampilan kelompok sampai pada komitmen atau keterikatan dari yang lebih rumit seperti merasa bertanggung jawab atas keefektivitasan fungsi suatu kelompok. Hasil belajar pada subranah ini berkenaan dengan prilaku yang stabil yang konsisten atau lurus untuk membuat suatu nilai benar-benar bercanda atau terindentifikasi. Biasanya hal tersebut berkenaan dengan sikap dan penghargaan.
50
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
4. Pengorganisasian atau organization Pengorganisasian atau organization menunjuk pada proses memadukan atau mengintegrasikan berbagai nilai atau values yang berbeda, memecahkan konflik, dan mulai membangun suatu sistem nilai yang secara internal seringkali atau konsisten. Karena itu subranah ini menitikberatkan pada pembandingan, hubungan, dan sintesis berbagai nilai. Hasil belajar pada subranah ini berkenaan dengan pengkonsepitualisasian suatu nilai misalnya mengenal tanggung jawab individu untuk memperbaiki hubungan sosial atau berupa penataan nilai seperti mengembangkan rancangan suatu pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan atau kebutuhan dalam bidang ekonomi dan sosial. Pengkarakterisasian dengan suatu nilai atau characterization by a value or value complex menunjuk pada proses afeksi di mana seseorang memiliki suatu sistem nilai sendiri yang mengendalikan perilakunya untuk waktu yang lama dan pada gilirannya membentuk gaya hidupnya. Perilaku ini bersifat mendalam, seringkali dan dapat diamalkan. Hasil belajar pada subranah ini berkenaan dengan pola umum penyelesaian diri secara personal, sosial, dan emosional.
Kemampuan Psikomotor 1. Pengertian: Psikomotor berhubungan dengan: a. Hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik (Bloom), b. Mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi – reaksi fisik (Singer), c. Mata pelajaran yang mencakup gerakan fisik dan keterampilan tangan (Mager), d. Enam tahap keterampilan psikomotor, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif (Mardapi). 2. Hasil belajar psikomotor: a. Specific responding, motor chaining, rule using (Buttler). Pembelajaran,
51
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
b. Mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya, fisika, kimia, biologi, dan keterampilan, c. Pembelajaran keterampilan akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing), d. Keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis, e. Pengulangan latihan akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran keterampilan, dan f. Kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada dua macam, yaitu: kondisi internal dan eksternal. 3. Langkah – langkah pembelajaran; 1. Menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan; 2. Menganalisis keterampilan secara detail dan catatan operasi serta urutannya; 3. Mendemonstrasikan keterampilan (kompetensi kunci dan keselamatan kerja); 4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba praktik dengan pengawasan dan bimbingan; dan 5. Memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik. 4. Penilaian Penilaian hasil belajar psikomotor mencakup : persiapan, proses, hasil. Perlu dibuat rubrik (kriteria), penskoran, analisis hasil, dan tindak lanjut. 5. Rubrik 1. Rubrik (kriteria) adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik; dan 2. Rubrik dapat menghindari (mengurangi) penilaian yang subjektif, Rubrik mempermudah guru menilai prestasi yang dicapai peserta didik dan mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. Ranah psikomotorik atau psychomotor domain
meliputi tujuh subranah dari yang
paling rendah sampai pada yang paling tinggi atau kompleks yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
52
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
a. Persepsi atau perception Persepsi atau perception menunjuk pada pemakaian alat-alat perasa untuk membimbing efektivitas gerak. Subranah ini terentang mulai dari stimulasi perasaan dalam bentuk kewaspadaan akan rangsangan dengan melalui pemilikan penanda atau indikator yang relevan sampai kepada penerjemahan sebagai suatu upaya menangkap petunjuk dalam bentuk perbuatan yang ditampilkan. b. Kesiapan atau set Kesiapan atau set menunjukkan pada kesediaan untuk mengambil jenis aksi atau tindakan yang mencakup kesediaan materil, kesiapan fisik, dan kemauan memberi reaksi sebagai hasil dari pemecahan makna yang terkandung dalam penanda yang ditangkap. c. Tanggapan terbimbing atau guided respons Tanggapan terbimbing atau guided respons merupakan tahap awal dari belajar keterampilan yang lebih kompleks. Tahap ini meliputi proses peniruan gerakan yang dipertunjukkan kemudian mencoba-coba dengan menggunakan tanggapan jamak dalam menanggap suatu gerak. d. Mekanisme atau mechanism Mekanisme atau mechanism berkenaan dengan gerakan-gerakan penampilan yang melukiskan proses dimana gerak yang telah dipelajari kemudian diterima atau diadopsi menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan dengan penuh kepercayaan diri dan dilakukan secara mahir. e. Respon nyata yang kompleks atau complex over respons Respon nyata yang kompleks atau complex over respons menunjuk pada penampilan gerakan-gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan-gerakan yang rumit. Unsur kecepatan, kecermatan, dan penggunaan energi secara minimum merupakan cirri utama dari subranah ini. Hasil belajar pada subranah ini mencakup aktivitas motorik yang berkadar tinggi. f. Penyesuaian atau adaptation Penyesuaian atau adaptation berkenaan dengan keterampilan yang telah dikembangkan secara lebih baik sehingga seseorang tampak sudah dapat mengolah gerakan dan menyesuaikannya dengan tuntutan dan kondisi yang khusus dan dalam suasana yang lebih problematic.
53
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
g. Penciptaan atau origination Penciptaan atau origination berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru yang sesuai dengan situasi dan masalah tertentu. Pada tingkat ini hasil belajar ditandai oleh kreativitas. Seperti telah dipaparkan ketiga ranah itu (kognitif, afektif, dan psikomotorik) memang tidak dapat dipisahkan dari satu sama lain memiliki saling keterkaitan dan saling penetrasi sehingga ada bagian-bagian dari masing-masing ranah itu yang saling bertumpang tindih. Berikut ini digambarkan adanya saling keterkaitan dan saling penetrasi antara ketiga ranah tersebut.
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Gambar 1 Saling keterkaitan dan saling penetrasi antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi (uji korelasi ganda). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMAN 3 Mataram Tahun Pelajaran 2008/2009 berjumlah 326 siswa yang terbagi dalam sembilan kelas. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari nilai rapot siswa yang diambil pada semester ganjil 2008/2009. Rancangan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 2.
54
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
rx1y Kognitif X1 R
Psikomotor
rx1x2
Y
Afektif X2
rx2y Gambar 2
Bentuk korelasi antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan psikomotor siswa, peneliti ingin menganalisis hasil belajar siswa yang terdapat pada rapot. Nilai rapot dianalisis secara uji korelasi ganda yang digunakan untuk menganalisis kuatnya pengaruh atau hubungan antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor siswa. Nilai uji korelasi ganda dirumuskan sebagai berikut:
rx1 y rx2 y 2.rx1 y .rx2 y .rx1 x2 2
RX 1 X 2 Y
2
1 rx1 x2
2
dimana: Rx1x2y
: korelasi antara variabel x1 dengan x2 secara bersama- sama dengan variabel y.
rx1y
: korelasi product moment antara x1 dengan y.
rx2y
: korelasi product moment antara x2 dengan y.
rx1x2
: korelasi product moment antara x1 dengan x2.
55
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
Jadi, untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih dahulu korelasi sederhananya, sebagai berikut: 1. korelasi x1 dengan y. rx1 y
n.( x1 y ) ( x1 ).( y ) {n. x1 ( x1 ) 2 }.{n. y 2 ( y ) } 2
2
2. korelasi x2 dengan y. rx2 y
n.( x2 y ) ( x 2 ).( y ) {n. x2 ( x2 ) 2 }.{n. y 2 ( y ) 2 } 2
3. korelasi x1 dengan x2. rx1 x 2
n.( x1 x2 ) ( x1 ).( x2 ) {n. x1 ( x1 ) 2 }.{n. x2 ( x2 ) 2 } 2
2
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda x1 dan x 2 terhadap y ditentukan dengan rumus Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel sebagai berikut:
Fhitung
R2 k (1 R 2 ) (n k 1)
Keterangan : R : Nilai koefisien korelasi ganda K : Jumlah variabel bebas (Independen) n : Jumlah sampel F : Fhitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel. Kaidah pengujian signifikansi : Jika Fhitung > Ftabel, maka signifikan Jika Fhitung < Ftabel, maka tidak signifikan. Untuk mencari nilai Ftabel menggunakan Ftabel dengan rumus sebagai berikut: Ftabel = F(1- a) {(db = k), (db = n – k - 1)}. Taraf signifikansinya α = 0,05
(Riduwan, 2006: 238).
Merumuskan Ha dan Ho a. Ha dan Ho dalam bentuk kalimat:
56
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotorik pada mata pelajaran matematika siswa kelas X SMA N 3 Mataram. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotorik pada mata pelajaran matematika siswa kelas X SMA N 3 Mataram. b. Ha dan Ho dalam bentuk statistik: Ha : R ≠ 0 Ho : R = 0
HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil belajar siswa dalam bentuk nilai rapot diperoleh dari guru mata pelajaran matematika yang sudah melakukan proses belajar mengajar selama satu semester dan dilengkapi dokumen lainnya berupa rekapitulasi nilai kemampuan afektif siswa untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor siswa SMAN 3 Mataram setelah penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran matematika kelas X. Berikut ini disajikan data hasil penelitian dalam bentuk analisis diskriptif. Tabel 4.1. Hasil analisis deskriptif data penelitian terhadap kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor siswa SMAN 3 Mataram.
Nilai Max
Nilai Min
Std. Deviasi
Rata- rata
x1
97
11
10, 809
63, 356
x2
92
59
9, 233
77, 194
Y
97
31
9, 468
67, 861
Keterangan: x1 :
Kemampuan Kognitif.
57
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
x2 :
Kemampuan Afektif.
y
Kemampuan Psikomotor.
:
Tabel 4.2 Hasil analisis deskriptif data penelitian terhadap kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor siswa SMAN 3 Mataram dalam bentuk persentase dengan skala lima. Kognitif Afektif Psikomotor Kumulatif Katagori
Frek Pers (%)
Frek
Pers (%)
Freki
Pers (%)
Frek
Pers (%)
Sangat Memuaskan
24
14, 7
155
95, 1
38
23, 3
45
27, 6
Memuaskan
104
63, 8
8
4, 9
111
68, 1
109
66, 9
Cukup
31
19
-
-
13
8
8
4, 9
Kurang
-
-
-
-
-
-
1
0,6
Kurang
4
2,8
-
-
1
0, 6
-
-
Total
163
100
163
100
163
100
163
100
Sangat
Keterangan Kumulatif : Kumulatif dari ketiga aspek ranah kognitif, afektif, psikomotor siswa SMAN 3 Mataram, lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10.
Dari data yang diperoleh dilakukan analisis statistik dengan uji korelasi Pearson Product Moment dan uji korelasi Ganda. Adapun hasil perhitungannya pada lampiran 4 - 8, secara ringkas disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3. Hasil analisis statistik data penelitian dengan uji korelesi Pearson Product Moment dan uji korelasi Ganda kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor siswa SMAN 3 Mataram. Korelasi X1
x1 -
x2 0,576
y 0,579
Fhitung
Ftabel
sumbangan
x1, x2 terhadap y 40,295 10,960 33,524%
Sig 0,05
58
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
X2
0,576
-
Y
0,961
0,775
0,05 -
0,05
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan antara kemampuan kognitif dengan kemampuan psikomotor diperoleh rx1y = 0, 961. berarti, adanya korelasi atau hubungan yang sangat kuat. Adapun nilai rx2y = 0, 775 menunjukkan tingkat hubungan yang tergolong kuat antara kemampuan afektif dengan kemampuan psikomotor. Sementara pada rx1x2 = 0,576 menunjukkan tingkat hubungan yang tergolong cukup antara kemampuan kognitif dengan kemampuan afektif. Tarap signifikannya adalah 0,05 pada tiap - tiap variabel yang diuji. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan kognitif dengan kemampuan psikomotor, kemampuan afektif dengan kemampuan psikomotor, dan kemampuan kognitif dengan kemampuan afektif. Dari hasil analisis korelasi ganda yang terdapat pada lampiran 7 diperoleh hasil koefisien korelasi ganda sebesar Rx1x2y = 0, 579 yang berarti bahwa antara kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang cukup antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor siswa SMAN 3 Mataram, sedangkan sumbangan variabel x1 dan x2 terhadap variabel y sebesar 33, 524 %. Hasil analisis pada lampiran 78 antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor diperoleh Fhitung = 40,295 dan Ftabel = 10, 960. berarti Fhitung = 40, 295 > Ftabel = 10, 960 nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor setelah penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada mata pelajaran matematika SMAN 3 Mataram tahun pelajaran 2008/ 2009. dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif ( Ha) diterima.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kemampuan kognitif dengan kemampuan psikomotor tingkat korelasinya sangat kuat yaitu sebesar 0, 961. Pada kemampuan afektif dengan kemampuan psikomotor korelasinya kuat yaitu sebesar 0, 775. Sementara, pada kemampuan kognitif dengan kemampuan afektif tingkat korelasinya pada kategori cukup yaitu sebesar 0, 576. Hasil analisis tersebut merupakan
59
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
gambaran bahwa sikap tidak menjamin intektualnya seseorang, meskipun ada sebagian orang yang sikapnya baik intelektualnya baik pula. Namun, hal itu tidak berlaku pada setiap individu tampak jelas dari hasil analisis bahwa yang memiliki kontribusi paling besar adalah kemampuan kognitif, tingkat pemahaman seseorang akan menunjang kualitas skill yang bagus dikatakan demikian karena terlihat pada hasil korelasi yang ditunjukkan pada kemampuan afektif dengan kemampuan psikomotor tingkat korelasinya tidak sekuat korelasi yang ditunjukkan pada kemampuan kognitif dengan kemampuan psikomotor. Meskipun demikian bukan berarti kecerdasan emosional terabaikan karena pada segi afektif ini mengenai kepekaan siswa terhadap penomena dan ransangan tertentu, yaitu menyangkut kesedian siswa untuk menerima atau memperhatikan yang kemudian akan memberikan respon. Diperoleh nilai koefisien korelasi ganda Rx1x2y = 0, 579 nilai yang tergolong cukup, namun terlihat bahwa ada hubungan. Meskipun tergolong cukup. Untuk pengujian hipotesa dilakukan uji – F, diperoleh Fhitung = 40, 295 > Ftabel = 10, 960 dengan demikian berarti ada hubungan yang signifikan antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor siswa SMAN 3 Mataram. Berdasarkan hasil analisa korelasi di atas, menyatakan bahwa kemampuan kognitif dan kemampuan afektif turut memegang peran dalam pencapaian hasil kemampuan psikomotor meskipun itu dalam tingkat hubungan yang tergolong cukup. Dengan demikian disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar sangat efektif dengan meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (1991 : 2) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal siswa meliputi motivasi belajar, konsentrasi, perasaan, sikap, dan kondisi fisik. Sedangkan faktor eksternal meliputi sekolah tempat belajar, pribadi guru, struktur jaringan sosial, dan juga iklim di sekolah atau tempat berlangsungnya proses belajar mengajar tersebut. Dipertegas oleh sumadi suryabrata dalam sudjana (2002) yang menyatakan bahwa “ faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari kematangan, bakat, kondisi jasmani, sikap, batin, minat, dan intelegensi. Sedangkan faktor ekstern itu terdiri dari penghargaan, suasana
60
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
tempat belajar, pelatihan yang aktif, pelatihan yang terpencar, penggunaan unit- unit yang berarti. Seperti yang diuraikan diatas, ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Dalam hal ini kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor merupakan faktor internal yang memiliki keterkaitan dan saling melengkapi satu sama lain yang akan menghasilkan suatu hasil yang disebut kreativitas.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan kognitif dan kemampuan afektif terhadap kemampuan psikomotor pada mata pelajaran matematika siswa SMAN 3 Mataram kelas X setelah penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) tahun pelajaran 2008/ 2009.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2002. Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Muhibuddin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana sudjana, 1986. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Nasution, S. 2006. Asas- asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Surabaya: Ghalia Indonesia. Riduwan. 2006. Dasar- dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Riyanto, Y. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: UNESA University Press Anggota Ikapi.
61
Analisis Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Afektif…. (Surmiyati dkk)
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta. Sudjana, N. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Usman, U. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
62