KESELARASAN MATERI DAN METODE DAKWAH PADA AKTIVITAS QULTUMMEDIA DI MEDIA ONLINE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (S. Kom. I)
Disusun Oleh: Rizkika Utami NIM: 1112051000031
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
ABSTRAK RIZKIKA UTAMI KESELARASAN MATERI DAN METODE DAKWAH PADA AKTIVITAS QULTUMMEDIA DI MEDIA ONLINE Metode dakwah adalah cara-cara penyampaian dakwah oleh subjek dakwah kepada objek dakwah sebagai penerima dakwah. Metode dakwah dapat dilakukan perorangan atau kelompok. Media online merupakan jaringan internet yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. QultumMedia merupakan penerbit buku yang aktif menyebarkan pesan dakwah di media sosial. Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah bagaimana keselarasan (koherensi) materi dan metode dakwah pada aktivitas QultumMedia di media online? Kemudian, minornya adalah apa materi (pernyataan-pernyataan) dakwah QultumMedia yang dilakukan lewat media online? Seperti apa metode dakwah (penyaksian/justifikasi dan putusan terdahulu) yang dilakukan QultumMedia baik admin maupun pengikut lewat media online? Keselarasan materi dan metode dakwah QultumMedia berdasarkan alQuran dan Hadits. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan admin yang menyesuaikan materi dakwah pada media sosial. Keselarasan antara materi dan metode dakwah dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan pengikut akun media sosial QultumMedia yang menanggapi kolom komentar media sosial QultumMedia. Teori yang digunakan adalah Teori Koherensi. Teori yang diperkenalkan pada abad ke-19 di bawah pengaruh Hegel. Menurut teori ini, putusan yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lain. Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematis, konsistensi dan kecocokan. (Amsal Bakhtiar, 2010: 116) Teori koherensi yang berarti konsistensi. Konsistensi antara materi dakwah dengan metode dakwah QultumMedia bersumber dari al-Quran dan Hadits. Konsistensi kebenaran juga dilihat dari sasaran dakwah atau mad’u QultumMedia. Keterkaitan antara materi dan mad’u memperkuat hubungan antara materi dakwah dengan metode dakwah yang digunakan. Pada Facebook, materi dakwah yang disampaikan seperti doa-doa yang dikutip dari Hadits atau ayat al-Quran. Pada Twitter, materi yang disampaikan lebih kepada motivasi Islam atau pengembangan diri. Sedangkan Instagram, pesan dakwah yang disampaikan berupa foto doa-doa beserta caption yang menyentuh. Setiap pesan dakwah menggunakan metode dakwah bil-hikmah dan mau’izhah hasanah. Materi dakwah QultumMedia terdiri dari masalah Aqidah, masalah Syariah, masalah Muamalah dan masalah Akhlak. Keempat materi tersebut disajikan pada Facebook, Twitter dan Instagram. Metode dakwah yang diterapkan QultumMedia di media online adalah metode bil–hikmah dan metode mau’izah hasanah. Dakwah yang dilakukan QultumMedia di media online, merupakan bentuk dakwah bi-qolam. Kata kunci: Metode dakwah, QultumMedia, bil-hikmah, mau’izah hasanah, media online, dan media sosial.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulilah, segala puja-puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya dan Sholawat serta salam saya sampaikan kepada Baginda Alam, tauladan manusia, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menyebarkan benih kebaikan di muka bumi ini, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “KESELARASAN MATERI DAN METODE DAKWAH PADA AKTFITAS QULTUMMEDIA DI MEDIA ONLINE”. Saya ucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan telah mendukung saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moral maupun materi, terkhusus kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Prof. Dr. M. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Dr. Fatmawati, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang bersedia membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran selama penulisan skripsi saya.
ii
5. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih telah mengajari dan memberikan ilmu kepada penulis, dan saya ucapkan mohon maaf apabila dalam proses perkuliahan, ada sikap atau sifat penulis yang kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu, penulis sangat harapkan doa dari Bapak/ Ibu, semoga ilmu yang telah Bapak/ Ibu berikan menuai banyak keberkahan. 6. Penerbit Buku QultumMedia yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai langsung terkait penelitian ini. 7. Seluruh kayawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta pengelola perpustakaan Fakultas dan perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas layanannya, semoga pelayanan kepada mahasiswa menjadi lebih baik lagi kedepannya. 8. Buya H. Syofyan, SH dan Umi Hj. Ramini, serta Abang Ihsan dan Adik Nanda keluarga penyemangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Mas Agung, Mba Tri, Mba Idan, Ka Ulul, Ka Fitriyah dan Mas Epenk yang telah senantiasa memberikan data untuk kelengkapan penelitian ini. 10. Dema-F, HMJ, HMI dan RDK yang telah memberikan arti dalam kehidupan di Kampus. 11. Komunitas Untuk Negeri dan teman-teman IKRH (Ikatan Keluarga Raudhatul Hasanah) yang telah memberikan saya banyak pengalaman hidup bersosialisasi. 12. Teman-teman kelas KPI A, sahabat penyemangat dalam menyelesaikan penelitian ini Aisyah, Harri, Ajeng, Afrizal, Rizki, Ratih, Mia, Annisaa,
iii
Faizah, Rohima, Devi, Dila, Ulfah, Hilmi, Alin, Bang Fauzan, Bang Muammar dan lain-lain terima kasih atas segalanya. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga segala apa yang telah penulis lakukan dan hasilkan dapat membuahkan manfaat serta memberikan nilai kebaikan terkhususnya bagi para penulis maupun pembaca sekalian. Dan semoga dapat menjadi suatu amalan kebaikan dalam bidang dakwah di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 01 April 2016
Rizkika Utami
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK .........................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................
9
D. Bingkai Teoritik ....................................................................................
10
E. Metodologi Penelitian ...........................................................................
11
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
14
G. Sistematika Penulisan ...........................................................................
18
LANDASAN TEORITIS A. Teori Koherensi .....................................................................................
20
B. Pengertian Metode Dakwah ..................................................................
21
C. Materi Dakwah ......................................................................................
26
D. Media Sosial ..........................................................................................
30
E. Pengertian Media Online.......................................................................
35
v
BAB III
BAB IV
GAMBARAN UMUM QULTUMMEDIA A. Sejarah Berdiri ......................................................................................
38
B. Lambang QultumMedia ........................................................................
39
C. Visi dan Misi QultumMedia..................................................................
41
D. Struktur Kepengurusan Qultummedia...................................................
43
E. Sarana ....................................................................................................
44
ANALISIS KESELARASAN MATERI DAN METODE DAKWAH QULTUMMEDIA DI MEDIA ONLINE A. Aktivitas QultumMedia di Media Online .............................................
45
B. Keselarasan Materi dan Metode Dakwah QultumMedia di Media Online.........................................................................................
48
1. Pernyataan admin QultumMedia dan pengikut media sosial QultumMedia ..................................................................................
48
2. Penyaksian (justifikasi) admin QultumMedia dan pengikut
BAB V
media sosial QultumMedia .............................................................
50
C. Faktor Pendukung Dakwah QultumMedia di Media Online ................
75
D. Faktor Penghambat Dakwah QultumMedia di Media Online...............
76
E. Hasil Interpretasi Penelitian ..................................................................
77
PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................................
82
B. Saran-saran ............................................................................................
83
Daftar Pustaka ...................................................................................................................
86
Lampiran
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambaran Teoritis ........................................................................................... 10 Gambar 2.1 Materi Dakwah ................................................................................................ 26 Gambar 2.2 Materi Dakwah ................................................................................................ 28 Gambar 3.1 Lambang QultumMedia .................................................................................. 43 Gambar 4.1 Data jumlah pengikut pada akun Twitter @qultummedia ............................... 54 Gambar 4.2. Materi tentang “Motivasi Islam” di Twitter @qultummedia ......................... 57 Gambar 4.3. Materi tentang “Akhlak Berbakti Kepada Orang Tua” di Twitter @qultummedia .................................................................................................................... 58 Gambar 4.4. Materi tentang “Kebaikan” di Twitter @qultummedia .................................. 59 Gambar 4.5. Tweet tentang “mengingatkan waktu shalat” di Twitter @qultummedia .................................................................................................................... 60 Gambar 4.6. Sapaan pagi di Twitter @qultummedia .......................................................... 62 Gambar 4.7. Sapaan malam di Twitter @qultummedia ...................................................... 63 Gambar 4.8. Sapaan malam di Twitter @qultummedia ...................................................... 64 Gambar 4.9. Fanpage QultumMedia di Facebook.............................................................. 66 Gambar 4.10. Kutipan doa di Fanpage QultumMedia ....................................................... 68 Gambar 4.11. Pesan dakwah “Shalat Dhuha” di Fanpage QultumMedia .......................... 69 Gambar 4.12. Pesan dakwah “Kemuliaan Hari Jumat” di Fanpage QultumMedia............ 70 Gambar 4.13. Sapaan malam di Fanpage QultumMedia.................................................... 71 Gambar 4.14. Instagram QultumMedia .............................................................................. 73 Gambar 4.15. Kutipan doa pada Instagram QultumMedia ................................................. 74 Gambar 4.16. Kutipan doa pada Instagram QultumMedia ................................................. 75 Gambar 4.17. Kutipan buku “Jangan Pernah Menyerah” pada Instagram QultumMedia ...................................................................................................................... 76 Gambar 4.18. Pesan Dakwah “Waktu” pada Instagram QultumMedia.............................. 77 Lampiran
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Melalui petunjuk agama, akal dan nurani manusia berfungsi untuk menunjukkan kebenaran-kebenaran transenden pada akhirnya dapat meredup sinarnya. Redupnya nurani atau distorsi pada akal, adalah dua faktor
penyebab
kehilangannya
manusia
terhadap
objektivitas
(kemampuan identifikasi) kebenaran. Petunjuk agama berperan penting dalam menguatkan cahaya nurani. Melalui petunjuk agama, persoalan disfungsi akal dan nurani pada kejiwaan manusia direstorasi keorisinalnya. Usaha untuk mengembalikan fungsi akal dan nurani melalui petunjuk agama itulah yang disebut dengan dakwah.1 Tanpa dakwah, manusia tidak mengenal kebajikan, jika kebajikan tidak lagi dikenal, sejarah hidup akan kacau (chaos of history), kondisi demikian tidak akan terjadi kecuali berakhir dengan fenomena-fenomena kerusakan di muka bumi.2 Dakwah dalam posisi ini, berperan sebagai pembimbing spiritual manusia (spiritual guider). Melalui seruan dakwah, kecendrungan spiritual manusia dijauhkan dari keyakinan-keyakinan syirik dan diarahkan kepada
1
Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah, Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 41. 2 Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah, Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam, h. 41.
1
2
keyakinan tauhid. Sebagaimana Nabi Muhammad sebagai penyeru tauhid oleh Allah diperintahkan untuk berkata: e
Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. dan Al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan Dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah Sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)" (QS. AlAn’am/6: 19).3 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa An-Nahham bin Zaid, Qaurdum bin Ka’ab dab Bahri bin Umair menghadap Rasulullah saw dan berkata: “Hai Muhammad! Engkau tidak mengetahui bahwa ada Tuhan selain Allah”. Dengan (membawa penjelasan) itu aku diutus, dan kepada (kepercayaan) itu aku mengajak (da’wah). Maka Allah menurunkan ayat ini (Surat Al-An’am: 19, 20) sebagai penegasan bahwa Allah Maha Esa, sebagaimana mereka ketahui dari Kitab Taurat.4 Ayat ini masih merupakan uraian tentang bukti keesaan Allah, walau penekanannya di sini pada pembuktian melalui wahyu, setelah ayatayat yang lalu membuktikannya dengan nalar. Yang dimaksud dengan 3
Al-Quran dan Terjemahannya, Surat al-An’am: 19 (Jakarta: Pustaka Alfatih, 2009), h.
4
Nurcholis, Asbabun Nuzul (Surabaya: Pustaka Anda, 1997), h. 224.
128.
3
wahyu di sini adalah Al-Quran al-Karim yang menegaskan tentang keesaan Allah melalui ayat ini dan ayat-ayat lain, sedangkan al-Quran itu sendiri adalah bukti kebenaran yang sangat jelas.5 Kegiatan dakwah sekarang ini sudah banyak dilakukan melalui media apa saja yang dapat membantu kegiatan dakwah. Dan sekarang, Internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Pada perkembangan selanjutnya, internet telah memiliki manfaat yang sangat besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Media internet merupakan media yang bisa memuat apa saja dalam kelompok yang lebih luas. Maraknya penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari merupakan fenomena baru yang terjadi pada abad-21 ini. Internet memberikan ruang yang universal sebagai sarana konektivitas antar individu, berbagi informasi dan saling menuangkan gagasan. Penggunaan internet merupakan salah satu terobosan bagi efisiensi dan efektivitas dakwah. Hal ini berhubungan erat dengan transformasi pemikiran, terutama dikalangan menengah terpelajar sebagai elemen strategis untuk mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik. Tidak hanya karena keuniversalan internet yang telah menjamah ke seluruh lini masyarakat, membuat internet semakin fleksibel penggunaannya. Saat ini para pengguna internet atau mereka yang berinteraksi melalui dunia siber terus meningkat secara signifikan dan eksponensial. Bak jamur yang tumbuh di musim penghujan para pengguna internet
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah vol 4 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 44.
4
semakin hari semakin bertambah. Merebaknya warnet-warnet yang bahkan sampai ke pelosok-pelosok daerah, fasilitas internet seperti mailing list, web dan berbagai macam jejaring sosial, mulai Facebook, Twitter, BBM, Line, Instagram yang sudah terintegrasi dengan aplikasi mobile merupakan indikasi betapa pesatnya perkembangan media siber ini. Melihat fakta tersebut, peran strategis internet sebagai sarana penyampaian dakwah semakin terlihat nyata dan dapat dirasakan manfaat serta keberadaannya. Munculnya blog-blog dakwah, homepage-homepage Islami, dan situs-situs Islam lainnya tumbuh subur di era media siber seperti sekarang ini. Banyak website-website yang menyediakan informasi dan referensi untuk kaum muslim. Melalui saluran mesin pencari (search engine) di internet kita bisa menemukan berbagai ilmu, kitab-kitab Islam, berita seputar Islam baik di dalam maupun di luar negeri. Masyarakat dakwah kini bukan lagi yang hanya terlihat di depan mata saja, melainkan mereka yang secara bersama-sama berada dalam ruang abstrak yang disebut dunia maya. Media telah menggiring individu memasuki ruang yang memungkinkan saling berinteraksi. Internet misalnya, kini telah membentuk ruang maya tempat bertegur sapa secara interaktif yang kemudian kita kenal dengan istilah cyberspace. Di jagat internet, kita pun dapat melakukan hal yang sama sehingga pada titik tertentu, cyberspace ini melahirkan apa yang disebut dengan cyberculture, atau sebut saja kebudayaan yang muncul di dunia maya. Dakwah selayaknya mampu memberikan solusi yang lebih bijak dan realistis, bukan hanya berjalan di tempat lama yang mungkin sudah
5
dipandang tidak relevan. Teknologi media adalah salah satu jembatannya. Jika
menolak
teknologi
merupakan
usaha
yang
akan
sia-sia,
memanfaatkan teknologi secara produktif, khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi, sangat mungkin menjadi pilihan, bahkan keniscayaan.
Pilihan
dakwah
dengan
mengedepankan
pendekatan
akomodatif terhadap perkembangan teknologi sesungguhnya sejalan dengan semangat profetika dakwah.6 Dalam kerangka kegiatan multidialogis, dakwah sejatinya dapat berperan sebagai proses interaksi kaum muslimin dengan umat manusia secara keseluruhan, suatu interaksi yang memperkenalkan nilai-nilai Islam dan
konsep-konsep
Islami
secara
lebih
operasional
sekaligus
mengupayakan realisasinya dalam kehidupan umat manusia dalam segala aspeknya, baik pada tingkat individu maupun komunitas. Untuk menjawab berbagai tantangan ke depan, baik secara akademis
maupun
pragmatis,
pengembangan
dakwah
termasuk
pengembangan model serta pendekatan yang lebih relevan dengan tuntutan zaman, merupakan solusi yang tidak bisa ditunda lagi. Program pengembangan dakwah dituntut mampu menawarkan alternatif yang dapat menyajikan pesan-pesan Islam dalam format sajian dakwah yang lebih relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Di antara tantangan yang cukup berat khususnya berkaitan dengan semakin derasnya arus informasi melalui beragam media adalah adanya
6
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012, h. 61.
6
ikatan baru dalam ruang kebudayaan tempat berkumpulnya masyarakat dakwah. Kesuksesan penyampaiam pesan dakwah kepada objek dakwah haruslah disertai metode dakwah yang berlandaskan pada Al-Quran surat an-Nahl ayat 125, yakni metode dakwah bil-hikmah, mau’izhah hasanah dan mujadalah bil lati hiya ahsan. Ketiga metode dakwah tersebut memiliki cara tersendiri sesuai dengan sasaran dakwah. Dalam hal ini peneliti melakukan riset pada penerbit buku QultumMedia. QultumMedia merupakan salah satu penerbit buku dari Agromedia. Buku-buku yang diterbitkan oleh QultumMedia berpijak pada lima karakteristik ajaran Islam: Rabbaniyah, Insaniyyah, Syumuliyyah, AlWasathiyyah dan Al-Waqi’iyah. Meskipun QultumMedia merupakan penerbit buku, tetapi dalam pesan-pesan yang disampaikan QultumMedia lewat media online seperti Twitter, Facebook dan Instagram, berupa pesan-pesan yang mengandung unsur agama, nasihat-nasihat maupun pesan dakwah. Melihat generasi muda yang lebih aktif di media sosial ketimbang aktif dalam menghadiri kegiatan dakwah yang dilakukan di dalam masjid, perkumpulan
kajian-kajian
Islam
dan
lain
sebagainya.
Di
sini
QultumMedia mengajak pembaca khususnya kaum muda agar melek terhadap pesan dakwah lewat media online. QultumMedia berbeda dengan penerbit buku lainnya, berbagai macam post QultumMedia di media online tidak hanya memfokuskan dalam mempromosikan terbitan bukunya saja, tetapi juga memposting
7
pesan-pesan dakwah. Postingan yang ditampilkan oleh QultumMedia juga mengarah kepada anak remaja, dilihat dari banyaknya retweet dan komentar pada media sosial yang digunakan oleh QultumMedia. Selain itu juga, sajian pesan dakwah yang disampaikan oleh QultumMedia menggunakan ketiga metode dakwah tersebut, seperti pesan dakwah yang disampaikan dengan nasihat-nasihat yang dapat menyentuh hati para pembaca, serta menggunakan kata-kata bijaksana. Semua
media
sosial
QultumMedia
dikelola
oleh
admin
QultumMedia yaitu Fitriyah yang merupakan mahasiswa dari Universitas Indraprasta PGRI 2013. Dengan adanya media sosial, seperti Facebook, Twitter dan Instagram, sasaran dakwah bukanlah orang-orang sekitar QultumMedia saja. Melainkan seluruh pengguna internet yang berada di dalam maupun luar negeri yang mengakses media online QultumMedia. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa akses internet yang dapat digunakan tanpa terikat ruang dan waktu yang bertujuan untuk mencari dan menemukan informasi tentang Islam, baik dari sisi pendidikan, pengetahuan dan lain sebagainya yang dibutuhkan dari pengguna melalui media online, sehingga dakwah yang disampaikan oleh QultumMedia mudah di akses melalui internet. Banyak terbitan buku yang diproduksi oleh QultumMedia. Namun, QultumMedia tetap aktif membagi pesan-pesan dakwah lewat media online selama 24 jam. Sehingga, followers QultumMedia tidak hanya
8
mengetahui buku-buku terbitan QultumMedia saja, tetapi juga menerima pesan-pesan singkat atau quotes yang di posting oleh QultumMedia. Untuk dapat menentukan kegiatan tersebut sebagai kegiatan dakwah, maka lebih lanjut akan dilihat eksistensi situs tersebut dalam kaitannya dengan metode dakwah melalui kajian pada beberapa aspek yang diperhatikan dalam kegiatan dakwah Islam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul “Keselarasan
Materi
dan
Metode
Dakwah
Pada
Aktivitas
QultumMedia di Media Online”
A. Pembatasan dan Rumusan Masalah Penelitian 1. Pembatasan Masalah Penelitian Agar penelitian lebih terfokus maka peneliti perlu membatasi permasalahan, yaitu fokus hanya pada materi dan metode dakwah yang dilakukan oleh QultumMedia di media online, baik melalui Facebook, Twitter dan Instagram. Selain pembatasan masalah, peneliti juga merumuskan masalah agar ada keteraturan penelitian dalam melakukan penelitian. 2. Rumusan Masalah Penelitian Peneliti merumuskan masalah utama sebagai berikut: Bagaimana keselarasan (koherensi) materi dan metode dakwah pada aktivitas QultumMedia di media online?
9
Adapun pertanyaan turunannya sebagai berikut: 1. Apa materi (pernyataan-pernyataan) dakwah QultumMedia yang dilakukan lewat media online? 2. Seperti apa metode dakwah (penyaksian/justifikasi dan putusan terdahulu) yang dilakukan QultumMedia baik admin maupun pengikut lewat media online?
B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui keunggulan metode dakwah yang digunakan oleh QultumMedia berlandaskan pada ayat Al-Quran. b. Untuk mengetahui interaksi antara QultumMedia dengan objek dakwah dalam penyampaian pesan dakwah melalui media sosial. c. Untuk mengetahui berbagai macam
materi dakwah
yang
disampaikan oleh QultumMedia di media online.
C. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan mengenai penyebaran pesan dakwah Islam melalui media online, serta mengetahui keselarasan materi dan metode dakwah pada aktivitas QultumMedia yang disampaikan melalui media online
10
sehingga dianggap penting guna merealisasikan dakwah melalui media online. Dan bermanfaat bagi peneliti dapat mengaplikasikan ilmu dakwah dan komunikasi yang telah diperlajari. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai dakwah melalui media online. Serta menambah referensi pengetahuan tentang metode dakwah di media online.
D. Bingkai Teoritis Materi QultumMedia di Media Online
Kutipan doa bersumber dari alQuran dan Hadits Motivasi dan pengembangan diri Akhlak/budi pekerti
Teori Koherensi (Mufid: 2012; Bakhtiar: 2010)7
Metode Dakwah
Bil-hikmah: Pesan dakwah yang bijaksana 7
Mau’izhah hasanah: Nasihat yang baik
Kebenaran yang sesuai antara suatu pernyataan dengan pernyataanpernyataan yang lebih dahulu diketahui Kebenaran sesuai dengan penyaksian (justifikasi) oleh putusan-putusan yang dahulu sudah diketahui
Mujadalah: Berdiskusi dengan cara baik
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2012), h. 68.
Followers (pengikut)
11
Gambar: 1.1 Gambaran teoritis. Gambar 1.1 menjelaskan bahwa materi dakwah QultumMedia meliputi: aqidah, syariah, muamalah dan akhlak. Dalam menyelaraskan antara materi dakwah QultumMedia di media online dengan metode dakwah yang berlandaskan al-Quran, yakni bil-hikmah, mau’izhah hasanah dan mujadalah bil lati hiya ahsan, haruslah diketahui kebenarannya yang diukur oleh teori koherensi. Teori koherensi memiliki dua pengertian: Pertama, kebenaran yang dimaksud oleh teori ini adalah kebenaran antara satu pernyataan dengan pernyataan sebelumnya telah diakui dan diterima sebagai benar. Kedua, suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian-penyaksian (justifikasi, pembenaran) oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang telah diketahui, diterima dan diakui kebenarannya.8 Dalam filsafat komunikasi, dinyatakan koherensi jika pengetahuan atau proposisi dianggap sejalan atau konsisten dengan pengetahuan dan teori sebelumnya.9 Dengan begitu, teori koherensi memperkuat dalam menyelaraskan antara materi dakwah QultumMedia dengan metode dakwah yang digunakan, melihat antara putusan yang baru dengan putusan-putusan
8 9
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 117. Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2012), h. 68.
12
lainnya yang telah diakui kebenarannya dengan followers (pengikut) media sosial QultumMedia.10
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat analisis deskriptif, dimana penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting).11 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dari data lapangan: a. Observasi Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organism in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.”12 Observasi dalam penelitian ini bersifat langsung, yakni peneliti langsung mengamati pesan dakwah di media online yang digunakan oleh QultumMedia:
10
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama (Bandung: Bina Ilmu, 1987), h.
23. 11
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 25. 12 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, h. 83.
13
-
Facebook https://www.facebook.com/QultumMedia/?fref=ts
-
Twitter https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
-
Instagram https://www.instagram.com/qultummedia/
dan melakukan kunjungan ke kantor QultumMedia berbincang langsung dengan Tim Redaksi Mas Agung, Mba Tri dan admin QultumMedia Fitriyah. b. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
tujuan-tujuan
tertentu.
Wawancara
dalam
penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur yakni wawancara
mendalam,
wawancara
intensif,
wawancara
kualitatif dan wawancara terbuka. Wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.13 Peneliti
melakukan
wawancara
langsung
dengan
Redaktur Pelaksana Firdaus Agung, Editor QultumMedia Tri
13
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 180-181.
14
Prihantini dan Admin QultumMedia Fitriyah di Kantor QultumMedia. c. Dokumentasi Dokumentasi menjadi salah satu metode pengumpulan data. Data yang diperoleh dari QultumMedia dan segala yang berkaitan dengan penelitian ini dikumpulkan berguna untuk kelengkapan data penelitian. 3. Tempat dan Waktu Lokasi penelitian di kantor QultumMedia jalan H. Montong No. 57 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dari tanggal 28 Januari 2016 sampai Maret 2016. 4. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota atau crew dari QultumMedia, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah metode dakwah di media online QultumMedia. 5. Teknik Analisis Data Setelah peneliti mendapatkan semua data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, seluruh data tersebut dikumpulkan agar mudah dibaca dan diinterpretasikan. Kemudian data tersebut akan ditafsirkan dan diselaraskan sesuai dengan landasan teori metode dakwah yang terdapat dalam Al-Quran Surat An-Nahl ayat: 125 sehingga dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
15
F. Tinjauan Pustaka Penulis telah melakukan tinjauan pustaka sebelum menentukan judul penelitian ini. Tinjauan pustaka dilakukan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan juga di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil tinjauan yang telah dilakukan peneliti, terdapat lima judul skripsi yang memiliki perbedaan dengan judul penelitian yang ditulis ini. Diantaranya: Pertama,
skripsi
karya
Aditya
Nugroho,
mahasiswa
Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul “Metode Dakwah di Media Online (Studi Kasus LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.14 Dalam penelitian ini, metode dakwah yang digunakan oleh LDK Syahid adalah metode dakwah mau’izhah hasanah pada media sosial Facebook dan Twitter saja, sedangkan dalam penelitian saya melihat pada ketiga metode dakwah yakni, metode bil-hikmah, mau’izah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan pada media sosial Facebook, Instagram dan Twitter QultumMedia. Dalam penelitian tersebut sangat jelas dipaparkan oleh peneliti materi dakwah yang disajikan oleh LDK Syahid. Kedua, skripsi karya Gin Gin Ginanjar, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul “Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan” Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
14
Aditya Nugroho, Metode Dakwah di Media Online (Studi Kasus LDK Syahid UI Syarif Hidayatullah Jakarta), 2015.
16
Syarif Hidayatullah Jakarta.15 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Kualitatif. Penelitian tersebut menggunakan metode dakwah billisan dan bil-hal. Metode dakwah menjadi lebih sempurna, jika peneliti meneliti dakwah bil-qalam Ustadz Ahmad Jazuli. Karena bentuk-bentuk dakwah mencakup bil-lisan, bil-hal dan bil-qalam. Ketiga, skripsi karya Saipul Anwar, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul “Metode Dakwah KH. Muhammad Djunaidi HMS di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in.”16 Dalam penelitian ini, peneliti melihat metode dakwah yang dilakukan oleh KH. Muhammad Djunaidi HMS pada metode dakwah bil-hikmah, mau’izah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan. Serta peneliti melihat dari bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh KH. Muhammad Djunaidi HMS, pada dakwah bil-lisan, bil-hal dan bil-qalam. Metode dakwah yang diterapkan oleh KH. Muhammad Djunaidi HMS cukup berhasil, karena hampir seluruh masyarakat sawangan mengenal dan sangat mengagumi beliau. Keempat, skripsi karya Ahmad Teddy Prayoga, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam “Metode Dakwah dikDoank di Kandank Jurank Doank” Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.17 Dalam penelitian tersebut menjelaskan tiga metode dakwah yang digunakan oleh dikDoank untuk berdakwah, bil-hikmah, 15
Gin Gin Ginanjar, Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan, 2014. 16 Saipul Anwar, Metode Dakwah KH. Muhammad Djunaidi HMS di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in, 2014. 17 Ahmad Teddy Prayoga, Metode Dakwah Dik Doank di Kandank Jurank Doank, 2014.
17
mau’izah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan. Namun, peneliti kurang menjelaskan secara detail bagaimana setiap metode dakwah tersebut dilakukan oleh dikDoank terhadap sasaran mad’unya. Dengan begitu, pembaca mengetahui dan memahami seperti apa berjalannya penyampaian dakwah yang dilakukan oleh dikDoank. Kelima, skripsi karya A. Azhari Suryaatmaja, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam “Metode Dakwah Ustadz Muhsin pada Jama’ah Majelis Ta’lim Imdadil Mustafawii Cawang” Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 18 Dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa ustadz Muhsin menggunakan ketiga metode dakwah bil-hikmah, mau’izah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan. Peneliti juga melampirkan data materi dakwah ustadz Muhsin. Selain ketiga metode dakwah di atas, dalam penelitian tersebut terdapat metode lainnya, seperti metode halaqah, metode tanya jawab, dan metode percakapan antar pribadi. Dalam skripsi Azhari sangat jelas dipaparkan terkait metode dakwah yang digunakan oleh ustadz Muhsin.
18
A. Azhari Suryaatmaja, Metode Dakwah Ustadz Muhsin pada Jama’ah Majelis Ta’lim Imdadil Mustafawii Cawang, 2014.
18
G. Sistematika Penulisan Untuk menjelaskan penulisan laporan penelitian ini, maka peneliti memaparkan sistematika penulisan skripsi yang disusun dalam lima bab, dan pada masing-masing bab terdapat sub-sub judul yang menjelaskan lebih dalam isi dari setiap bab tersebut. Adapun sistematika penulisan skripi ini tersusun sebagai berikut: Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan yang menjelaskan tentang masalah penelitian ini, kemudian agar penelitin tidak melebar pembahasannya, peneliti membuat batasan atau rumusan masalah dalam penelitian ini, selanjutnya memaparkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian, kegunaan penelitian serta metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan peneliti juga meninjau beberapa skripsi terdahulu yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. Landasan Teori, dalam bab ini peneliti menjelaskan secara jelas tentang teori koherensi, penjelasan metode dakwah, materi dakwah dan pengertian media sosial dan media online. Bab landasan teori menjadi pisau peneliti yang dapat membedah hasil temuan peneliti. Gambaran Umum, peneliti menjelaskan secara rinci tentang profil QultumMedia, sejarah berdiri QultumMedia, lambang QultumMedia, visi dan misi, struktur pengurus QultumMedia, serta sarana QultumMedia. Bab yang merupakan inti dari penelitian ini terdapa dalam bab empat yakni bab analisis, meliputi tentang hasil penelitian, penjabaran terkait
19
analisis keselarasan materi dengan metode dakwah pada aktivitas QultumMedia di media online, serta pemaparan sajian pesan dakwah yang terdapat pada setiap media sosial QultumMedia. Selanjutnya sampai kepada bab terakhir penulisan skripsi ini adalah bab penutup, berdasarkan pembahasan mengenai penelitian yang akan dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan akhir serta saran-saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran penelitian yang menjadi bukti penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI 1. Teori koherensi Teori koherensi dikembangkan oleh kaum idealis yang juga disebut sebagai teori konsistensi atau teori saling berhubungan, the consistence theory of truth, yang sering juga dinamakan the coherence theory of truth.1 “Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgement) dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri.”2 Suatu pernyataan dianggap benar jika saling berhubungan dengan pernyataan lainnya dan saling menerangkan pernyataan satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuklah rumusan: “Truth is systematic coherence kebenaran adalah saling hubungan yang sistematis; Truth is consistency kebenaran konsistensi dan kecocokan.”3 Kecocokan yang ada karena sebuah kepercayaan yang timbul bukan karena fakta atau realitas, namun karena bersesuaian, katakanlah berselarasan, dengan binaan pengetahuan yang telah kita miliki sebelumnya.4 “Apabila kita menerima kepercayaan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran, maka hal itu semata-mata atas dasar kepercayaan-kepercayaan itu saling hubungan (cohere) dengan pengetahuan yang telah kita miliki.”5
1
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 115. Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, h. 116. 3 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, h. 116. 4 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama (Bandung: Bina Ilmu, 1987), h. 2
23. 5
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, h. 23.
20
21
Dalam pengertian yang sama, Muhammad Mufid memaparkan: “Teori koherensi, suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi atau hipotesis dianggap benar bila ia sejalan dengan pengetahuan, teori, proposisi atau hipotesis lainnya, yakni kalau proposisi itu meneguhkan dan konsisten sebelumnya.”6 “Bochenski berpendapat bahwa kebernaran itu terletak pada adanya kesesuaian antara suatu benda atau hal dengan pikiran atau idea.”7 Dalam buku Ilmu Filsafat lainnya, dijelaskan bahwa pembuktian teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah dan logika. Sehingga suatu proposisi dianggap benar jika pernyataan benar berdasarkan sejarah dan benar jika pernyataan-pernyataan bersifat logik.8 Teori koherensi mendasarkan diri kepada kriteria konsistensi suatu argumentasi. Teori ini juga melihat sesuatu itu dianggap benar jika terdapat konsistensi yang ditangkap oleh subjek yang satu dengan subjek lainnya tentang suatu realita yang sama.9 Jika makin konsisten ide-ide atau kesan yang ditangkap beberapa subjek tentang sesuatu objek yang sama, makin benarlah ide-ide atau kesan itu. 2. Metode Dakwah Metode dakwah, yaitu cara-cara penyampaian dakwah, baik individu, kelompok maupun masyarakat luas agar pesan-pesan dakwah tersebut
6
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2012), h. 68. Arjianti Retno, dkk, Kriteria Kebenaran (Universitas Negeri Jakarta, 2015). 8 Sudarsono, Ilmu Filsafat (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 146. 9 Mohammad Adib, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 121. 7
22
mudah diterima.10 Landasan umum mengenai metode dakwah adalah AlQuran Surah An-Nahl ayat 125.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl: 125).11 Ayat ini menyatakan: Wahai Nabi Muhammad, “serulah”, yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru “kepada jalan” yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan “bantahlah mereka”, yakni siapapun yang menolak atau meragukan ajaran Islam dengan cara yang terbaik.12 Cendikiawan yang memiliki pengetahuan tinggi diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam, diperintahkan untuk menerapkan mau’izah, yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang sederhana. Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama yang lain 10 11
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), h. 13. Al-Quran dan Terjemahannya, Surat an-Nahl: 125 (Jakarta: Pustaka Alfatih, 2009), h.
267. 12
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah vol 7 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 383-384.
23
diperintahkan adalah jidal/ perdebatan dengan cara yang terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan.13 Pada ayat tersebut terdapat metode dakwah yang akurat. Kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada ayat tersebut adalah:14 1. Bil Al-Hikmah 2. Mau’izhah Hasanah 3. Mujadalah Bi al-Lati Hiya Ahsan.
A. Bi Al-Hikmah Kata Hikmah sering diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, konflik maupun rasa tertekan. Dalam bahasa komunikasi disebut sebagai frame of reference, field of reference, dan field of experience, yaitu situasi total yang mempengaruhi sikap pihak komunikan (objek dakwah).15 Prinsip-prinsip metode dakwah bi al-hikmah ditujukan terhadap mad’u yang kapasitas intelektual pemikirannya terkategorisasikan khawas, cendikiawan, atau ilmuwan.16
13
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah vol 7 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 383-384. Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 88 15 Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah , h. 88. 16 Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah , h. 88. 14
24
Menurut Sayid Qutub, dakwah dengan metode hikmah akan terwujud apabila memperhatikan tiga faktor. Pertama, keadaan dan situasi orang-orang yang didakwahi. Kedua, kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agar mereka merasa tidak keberatan dengan beban materi tersebut. Ketiga, metode penyampaian materi dakwah dengan membuat variasi sedemikian rupa yang sesuai dengan kodisi pada saat itu.17 Dapat ditarik kesimpulan, bahwa Al-Hikmah adalah penyeruan atau pengajakan secara bijak dengan menggunakan metode yang relevan dan realistis sebagaimana tantangan dan kebutuhan dengan selalu memperhatikan kadar pemikiran dan intelektual, serta situasi sosial kultural mad’u. B. Mau’izhah Hasanah Mau’izhah Hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan di hati, menyentuh perasaan, lurus dipikiran, menghindari sikap kasar, dan tidak mencari atau menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah.18 Prinsip-prinsip metode ini diarahkan kepada mad’u yang kapasitas intelektual dan pemikiran serta pengalaman spiritualnya tergolong 17 18
Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah , h. 88. Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 88.
25
kelompok awam. Dalam hal ini, peranan juru dakwah adalah sebagai pembimbing, teman dekat yang setia, yang menyayangi dan memberikannya segala hal yang bermanfaat serta membahagiakan mad’unya.19 Penulis menyimpulkan, bahwa metode Mau’izhah Hasanah berdakwah
dengan
cara
memberikan
nasihat-nasihat
atau
menyampaikan ajaran Islam dengan baik-baik dan kasih sayang sehingga materi dakwah yang disampaikan dapat menyentuh hati penerima dakwah (objek dakwah). C. Al- Mujadalah Bi al-Lati Hiya Ahsan Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara-cara berdiskusi yang ada. Mujadalah merupakan cara terakhir yang digunakan untuk berdakwah manakala kedua cara terakhir yang digunakan untuk orang-orang yang taraf berfikirnya cukup maju, dan kritis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki bekal keagamaan dari para utusan sebelumnya.20 Mujadalah Billati Hiya Ahsan berdakwah dengan cara bertukar pikiran tanpa membantah dan tanpa adanya tekanan yang dapat memberatkan pada sasaran dakwah.
19 20
Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 90. Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 90.
26
3. Materi Dakwah Materi Dakwah
Al-Quran
Hadits
1. Kutipan doa
1. Nasihat Islam 2. Kutipan doa dari Nabi
Gambar: 2.1 Materi Dakwah. Materi dakwah, tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari alQuran dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Syariah, Muamalah dan Akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinya.21 1. Al-Quran Al-Quran adalah wahyu Allah yang merupakan sumber utama (pokok) materi dakwah. Isi Al-Quran sifatnya umum sesuai dengan eksistensinya sebagai sumber dari segala sumber hukum. Oleh karena itu, untuk memahami arti dan maksud ayat-ayat Al-Quran diperlukan seperangkat ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya.22
21 22
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Kencana: Jakarta, 2009), h. 33. M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 33.
27
Penyajian pesan dakwah QultumMedia bersumber dari AlQuran seperti kutipan-kutipan doa yang di posting pada media sosial Instagram dan Facebook. 2. Hadits Kalau Al-Quran sebagai sumber utama dalam Islam maka Hadits adalah sumber yang kedua. Hadits sama halnya seperti Al-Quran berbahasa Arab, namun bahasa Hadits adalah bahasa Nabi Muhammad SAW, sedangkan Al-Quran adalah wahyu Allah.23 Dalam
perkembangannya,
Hadits
pernah
mengalami
perpecahan sehingga bermunculan Hadits-Hadits palsu di kalangan umat Islam. Akhirnya, muncullah disiplin ilmu yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan Hadits Nabi Muhammad SAW yang disebut sebagai ilmu Musthalah Hadits. Dengan adanya persoalan di atas, maka da’i harus mempunyai kemampuan di bidang Hadits, sehingga tidak terkungkung dan terperosok dengan Hadits-Hadits mardud. Sajian pesan dakwah QultumMedia yang bersumber dari Hadits adalah kutipan-kutipan doa, motivasi Islam serta nasehat-nasehat Islam.
23
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 33.
28
Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u. Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu:24
Materi Dakwah
Masalah Akidah: 1. Ajakan taat kepada Allah
Masalah Syariah: 1. Hukum Shalat 2. Hukum Puasa 3. Ibadah
Masalah Muamalah: 1. Ajakan zikrullah
Masalah Akhlak: 1. Taat kepada kedua orang tua 2. Tingkah laku terhadap sesama
Gambar: 2.2 Materi Dakwah. 1. Masalah Akidah (Keimanan) Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiah. Aspek Akidah inilah yang akan membentuk moral atau akhlak manusia. Masalah akidahlah yang paling utama dijadikan materi dalam dakwah Islam. Materi dakwah yang berbicara masalah akidah meliputi pesan singkat ajakan taat kepada Allah SWT. 2. Masalah Syariah Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang 24
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 24-28.
29
dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tak pernah terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan merupakan hal yang patut dibanggakan. Syariah bersifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan nonmuslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi syariah ini, maka tahanan sistem dunia akan teratur dan sempurna. Masalah syariah dibahas dalam sajian pesan dakwah QultumMedia meliputi: aturan Shalat lima waktu, ibadah sunnah, serta puasa. 3. Masalah Muamalah Islam
merupakan
agama
yang
menekankan
urusan
mu’amalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Ibadah dalam mu’amalah disini, diartikan sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Masalah
muamalah
dalam
sajian
pesan
dakwah
QultumMedia meliputi, ajakan shalat, beribadah kepada Allah, senantiasa berzikir terus mengingat Allah SWT.
30
4. Masalah Akhlak Kata Akhlaq berasal dari bahasa Arab, yang berarti budi pekerti,
tingkah
laku
atau
tabiat.
Secara
terminologi,
pembahasan akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi
temperatur
batin
yang
mempengaruhi
perilaku
manusia. Ajaran akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kulitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Dengan demikian yang menjadi materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya. Karena semua manusia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya, maka Islam mengajarkan kriteria perbuatan dan kewajiban yang mendatangkan kebahagiaan bukan siksaan. Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan buruk, akal, dan kalbu berupaya untuk menemukan standar umum melalui kebiasaan masyarakat. Materi akhlak dalam sajian pesan dakwah QultumMedia berbicara tentang berbakti kepada kedua orang tua, nasihatnasihat perbaikan diri sendiri. 4. Media Sosial Keberadaan media sosial pada dasarnya merupakan bentuk yang tidak jauh berbeda dengan keberadaan dan cara kerja komputer. Di dalam
31
web atau jaringan komputer (internet) ada sebuah sistem hubungan antarpengguna yang bekerja berdasarkan teknologi komputer yang saling terhubung. Juga keterhubungan antar pengguna itu sekaligus membentuk semacam jaringan layaknya masyarakat di dunia offline lengkap dengan tatanan, nilai, struktur, sampai pada realitas sosial; konsep ini bisa dipahami sebagai techno-social system. Techno-social system adalah sebuah sistem sosial yang terjadi dan berkembang dengan perantara sekaligus keterlibatan perangkat teknologi.25 Dalam bukunya Rulli Nasrullah, menyatakan definisi media sosial adalah
“medium
di
internet
yang
memungkinkan
pengguna
merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.”26 Terdapat enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni: 1. Media jejaring sosial (social networking). Social Networking atau jaringan sosial merupakan nedia sosial
yang
paling
populer.
Media
sosial
tersebut
memungkinkan anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto dan video yang mungkin menarik perhatian
25
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 10. 26 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h. 11.
32
pegguna lain. Semua posting (publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi informasi seperti apa yang sedang terjadi. Contohnya seperti Facebook, media sosial yang digunakan untuk memublikasikan konten, seperti profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna.27 Dalam bukunya Kaplan dan Michael Haenlein menyebutkan bahwa Instagram dan Path juga merupakan jenis media jejaring sosial.28 Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan sering bertemu
di
dunia
nyata
(offline)
naupun
membentuk
pertemanan baru.29 2. Jurnal online (blog). Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan berbagi, baik tautan web lain, informasi, dan sebagainya. Istilah blog berasal dari kata “weblog”, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jorn Berger pada 1997 merujuk pada jurnal pribadi online.30
27
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 40. 28 M. Kaplan dan Michael Haenlein, Users of the world, unite! The challeges and opportunities of Social Media (Business Horizons, 2010), h. 64. 29 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h. 40. 30 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h. 41.
33
Karakter dari blog antara lain penggunanya adalah pribadi dan konten yang dipublikasikan juga terkait pengguna itu sendiri. Pada awalnya blog dikelola oleh individu-individu, namun sesuai dengan perkembangan jangkauan terhadap khalayak membuat perusahaan, institusi bisnis juga terjun mengelola blog.31 3. Jurnal online sederhana atau mikroblog (microblogging). Microblogging juga sama halnya seperti blog, yang merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan memublikasikan aktivitas atau serta pendapatnya. Secara historis, kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya Twitter yang hanya menyediakan ruang tertentu atau maksimal 140 karakter.32 Twitter juga merupakan media dakwah terpopuler yang banyak digunakan oleh da’i atau subjek dakwah sekarang ini. Sebagaimana yang dijelaskan dalam jurnal Muhammad Shawal Abdul Rashid: “Twitter a very popular microblogging service, is one of the biggest platforms for any da’wah activity. Despite the maximum length at 140-characters, todays youth managed to spread the beautiful teachings of Islam to millions of users throughtout its 500 million profiles.”33
31
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h.
32
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h.
42. 43. 33
Muhammad Shawal Abdul Rashid, Twitter and Da’wah: A Look into How Social Media Can Effectively Spread The Message of Islam (International Islamic University Malaysia, 2014), h. 1.
34
Pada Twitter, pengguna bisa menjalin jaringan dengan pengguna lain, menyebarkan informasi, mempromosikan pendapat/pandangan pengguna lain, sampai membahas isu terhangat (trending topic) saat itu juga dan menjadi bagian dari isu tersebut dengan turut berkicau (tweet) menggunakan tagat (hastag) tertentu.34 4. Media berbagi (media sharing). Situs berbagi media (media sharing) merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar dan sebagainya. Beberapa contoh media berbagi ini adalah YouTube, Flickr, Photo-bucket, atau Snapfish.35 5. Penanda sosial (social bookmarking). Penanda sosial atau social bookmarking merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari infromasi atau berita tertentu secara online. Secara historis, jenis penanda sosial di internet muncul sekitar tahun 1996 dengan munculnya itList dan istilah social bookmarking itu muncul pada tahun 2003.36 Informaasi yang diberikan media sosial ini, bukanlah informasi yang utuh. Artinya, pengguna hanya disediakan
34
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h.
35
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h.
36
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h.
43. 44. 45.
35
informasi –bisa teks, foto, atau video- singkat sebagai pengantar yang kemudian pengguna akan diarahkan pada tautan sumber informasi itu berada. Beberapa situs social bookmarking
yang
populer
adalah,
Delicious.com,
StumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, dan untuk di Indonesia ada LintasMe.37 6. Media konten bersama atau Wiki. Media sosial ini merupakan situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedi, wiki menghadirkan kepada pengguna pengertian, sejarah, hingga rujukan buku atau tautan tentang satu kata. Situs wiki hanya menyediakan perangkat lunak yang bisa dimasuki oleh siapa saja untuk mengisi, menyunting, bahkan mengomentari sebuah lema yang dijelaskan.38 5. Media Online Media online atau Media Internet sebagai salah satu jenis media massa tergolong memiliki pertumbuhan yang spektakuler. Media online juga bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki jaringan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer. Keunggulan media online adalah informasi bersifat up to date, real time, dan praktis. Dikatakan Up to date karena media online dapat melakukan upgrade suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu. Real time karena 37
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h.
38
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h.
45. 46.
36
media online dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung. Praktis, karena media online dapat diakses di mana dan kapan saja, didukung oleh fasilitas teknologi internet.39 Media online makin dipilih dan digemari oleh kalangan jurnalistik dan masyarakat karena tidak hanya dapat mencari dan memperoleh informasi semata, tetapi juga dapat melakukan korespondensi melalui fasilitas e-mail (surat elektronik), di samping mencari informasi dengan cepat, melalui fasilitas e-mail wartawan dapat melakukan wawancara tertulis kepada narasumber berita. “Perkembangan menggunakan media baharu atas talian (online) bagi tujuan dakwah melahirkan dua konsep yang dibincangkan dari konteks akademik yaitu: (1) E-Dakwah, dan (2) Tekno Da’i.”40 Dr. Nor. Raudah Hj. Siren menjelaskan maksud dari E-Dakwah dan Tekno Da’i, penggunaan E-Dakwah dalam usaha menyampaikan dakwah bermakna, pendakwah menyampaikan pesan-pesan dakwahnya melalui penggunaan alat multimedia secara interaktif dengan menggunakan alatalat telekomunikasi yang kian berkembang dan semakin canggih.41 Selanjutnya, Tekno Da’i merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM), yang berarti golongan
39
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 32. Ahmad Zahiruddin Mohd Zabidi, Dakwah Melalui Penulisan: Membina Pengisian Berpengaruh Dalam Media Baharu, 26 Oktober 2014, h. 3. 41 Ahmad Zahiruddin Mohd Zabidi, Dakwah Melalui Penulisan: Membina Pengisian Berpengaruh Dalam Media Baharu, 26 Oktober 2014, h. 3. 40
37
pendakwah yang menggunakan teknologi dalam penyebaran dakwah menyeru dan mengajak manusia ke jalan Allah SWT.42 International Networking, yang dapat disingkat dengan kata Internet, merupakan dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan
komputer
hingga
meliputi
jutaan
komputer
di
dunia
(internasional). Yang saling berinteraksi dan bertukar informasi, sedangkan dari segi ilmu pengetahuan, Internet merupakan sebuah perpustakaan besar yang di dalamnya terdapat jutaan informasi atau data yang dapat berupa text, graphic, audio maupun animasi dan lain-lain dalam bentuk media elektronik.43 Internet merupakan ibu dari semua jaringan dapat dikatakan jantung untuk era informasi karena menghubungkan ratusan ribu jaringan yang menghubungkan jaringan pendidikan, komersial, entitas dan masih banyak lagi. Karena internet ini dapat menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia untuk dapat saling bertukar informasi dan bahkan pelayanan.
42
Ahmad Zahiruddin Mohd Zabidi, Dakwah Melalui Penulisan: Membina Pengisian Berpengaruh Dalam Media Baharu, 26 Oktober 2014, h. 3. 43 Daryanto, Memahami Kerja Internet (Bandung: PT. Yrama Widya, 2006), cet. Ke-5, h. 22.
BAB III GAMBARAN UMUM PENERBIT BUKU QULTUMMEDIA A. Sejarah Berdiri QultumMedia merupakan salah satu penerbit buku dari Agromedia Pustaka. Agromedia Pustaka adalah embrio dari sebuah kelompok penerbitan AgroMedia. Lahir pada tanggal 1 April 2001. Tujuh tahun lalu adalah tonggak sejarah, yakni sejarah yang membuat AgroMedia bisa menapak dan melangkah hingga kini.1 Awalnya AgroMedia Pustaka, khusus menerbitkan buku-buku peternakan dan pertanian. Belakangan dirasa perlu mendirikan penerbitpenerbit lain dengan segmen konsentrasi buku terbitan yang berbeda. Lalu, muncullah gagas media yang menggarap segmen anak muda, dengan buku-buku populer seperti novel, buku masakan, lalu muncul penerbit kawan pustaka dengan buku-buku kewanitaan, kemudian C-Media dengan buku-buku pelajaran, lalu Media Kita dengan buku-buku komputer, diantaranya penerbit QultumMedia dengan terbitan buku-buku agama Islam. Tepat pada tahun 2001, QultumMedia sudah ada.2 Pertama kali QultumMedia berdiri, buku terbitannya belum memiliki tema-tema pilihan. Dalam artian tema-tema buku yang diangkat oleh
1
Wawancara pribadi dengan Mas Agung, Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 2 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016.
38
39
QultumMedia belum difokuskan. Ketika Pak Ahmad Fulex bergabung dalam QultumMedia pada tahun 2005, mulailah dilakukan semacam focusing tema-tema tertentu saja, seperti tema ibadah dasar. Pada tahun yang sama juga menerbitkan buku-buku terjemahan, bahasa arab.3 Dulunya QultumMedia banyak menerbitkan buku-buku terjemahan, namun dirasa pembacanya tidak begitu banyak. Kemudian tema-tema terbitan QultumMedia diubah menjadi tema-tema dasar seperti ibadah, akhlak, manfaat puasa, tata cara sholat, keutamaan orang bersyukur, sabar. Dan akhirnya bisa bertahan dalam beberapa tahun sampai akhirnya tahun 2012.4 B. Lambang QultumMedia
Gambar 3.1. Lambang QultumMedia5 Lambang QultumMedia baru dikonsep pada tahun 2015, QultumMedia tidak memposisikan diri sebagai sebuah penerbit yang memberikan bacaan keislaman yang berat, namun bacaan-bacaan yang ringan. Sebagai perbandingan, sebagian penerbit ada yang menerbitkan buku filsafat islam, ekonomi islam, artinya buku-buku tersebut adalah 3
Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 4 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 5 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016.
40
bacaan berat, jika orang awam yang membacanya akan kesulitan memahami materi dalam buku tersebut.6 QultumMedia mengambil tema-tema ringan, seperti Islam dasar dan juga ada Islam populer. QultumMedia memposisikan sebagai teman pembaca buku-buku terbitan QultumMedia dan menjauhkan dari kesan serius, kesan berat dan tidak untuk mengajak orang berfikir teori, maka dari situlah QultumMedia mengambil visual origami pesawat.7 Artinya adalah sesuatu yang ringan dan menyenangkan. Pesawat kertas yang selalu diterbangkan ke atas, mengajak kita sesekali melihat ke atas. QultumMedia memahami pembaca QultumMedia bukanlah selalu anak yang lulusan pesantren, bukan selalu orang-orang madrasah dan bukan selalu anak yang kuliah di pendidikan negeri Islam. Namun, pembaca QultumMedia adalah orang awam, mungkin anak SMA yang suka nongkrong atau anak kuliahan yang ingin belajar Islam lebih dalam.8 Filosofi origami seperti itu merupakan sesuatu yang ringan dan menyenangkan. Sedangkan makna melihat ke atas adalah simbol dari spiritualitas, yakni mengingat Allah SWT, mengajak untuk berzikir.9
6
Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 7 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 8 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 9 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016.
41
C. Visi dan Misi VISI Visi QultumMedia menggunakan pendekatan keislaman Syekh Yusuf al-Qardawi, yakni moderatisme berarti tidak cenderung ke kanan atau ke kiri, buku-buku yang diterbitkan tidak ekstrem, artinya tidak mengangkat Islam-Islam liberal.10 Misi Muslim sejati selalu menjalankan ajaran agamanya secara kafah. Mau belajar, mengamalkan, dan mengajarkan. Atas dasar inilah mulai tahun 2005 QultumMedia berpartisipasi dalam menyemarakkan dunia perbukuan agama Islam dengan tujuan dakwah bilkitabah.11 Buku-buku yang diterbitkan oleh QultumMedia berpijak pada lima karakteristik ajaran Islam:12 1. Rabbaniyah (Divined) Umat Islam mengakui bahwa Allah SWT merupakan Rabbul Alamin, Tuhan semesta alam. Mengabdi hanya kepadaNya sehingga menjadi hamba yang rabbani, yaitu memiliki sikap dan perilaku dari nilai-nilai yang datang dari Allah.
10
Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 11 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016. 12 Wawancara pribadi dengan Mas Agung, , Redaktur Pelaksana QultumMedia, pada tanggal 18 Maret 2016.
42
Buku yang berkaitan dengan karakteristik ini seperti Panduan Pintar Salat, Buku Panduan Lengkap Agama Islam, Panduan Pintar Haji dan Umrah dan Panduan Pintar Zakat. 2. Insaniyyah (Human) Islam merupakan agama fitrah, tidak bertentangan dengan jiwa manusia. Prinsipnya, manusia cenderung cinta pada harta, tahta, wanita dan segala hal yang bersifat duniawi. Oleh karena itu, diterbitkanlah buku-buku praktis yang memberikan
solusi
dan
mengandung
hikmah
bagi
yang
mengamalkannya. Halaqah cinta, Supercerdas Investasi Syariah, dan Sehat Gaya Rasul merupakan di antara buku-buku yang membimbing kita dalam masalah cinta, kesehatan dan rezeki. 3. Syumuliyyah (Comprehensive) Islam
merupakan
agama
yang
lengkap:
memiliki
metodologi yang benar dan Islami. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat sampai pada persoalan berbangsa dan bernegara. QultumMedia membagi buku menjadi beberpa kategori, di antaranya Islamicomic (IComic), Wawasan Islami, Account Media Dakwah, Kemuslimahan, dan Fashion&Hijab. 4. Al-Wasathiyyah (Balanced) Di
dalam
Al-Quran,
Allah
menyebutkan
ummatan
wasathan, artinya umat yang pertengahan, umat yang seimbang
43
dengan amal. Umat yang tidak melihat golongan A atau B, melainkan umat yang selalu berpihak pada yang benar dan berpijak pada yang benar pula. QultumMedia tidak fanatisme mazhab dan berusaha menerbitkan buku-buku untuk semua umat yang berdasarkan dalil dan argumentasi yang kuat.
5. Al-Waqi’iyyah (Realistic) Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia. Dapat direalisir dalam kehidupan sehari-haridan tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman, meskipun mereka berbeda latar belakang.
D. Struktur Kepengurusan Direktur QultumMedia
: Hikmad Kurnia
Pemimpin Redaksi
: Hikmad Kurnia
Redaktur Pelaksana
: Firdaus Agung
Tim Editor
: Tri Prihantini dan Wijdan
Tim Kreatif
: Nurul Alfiani
Lay Out
: Indra
Tim Website
: Deta Oktavia
44
Adi Baskoro Joko Suprianto Admin Media Sosial
: Fitriyah
E. Sarana Sarana dan prasarana QultumMedia dalam menerbitkan buku-buku Islam serta mengembangkan pesan-pesan dakwah di Media Sosial meliputi sebuah ruangan atau kantor QultumMedia di AgroMedia Pustaka lantai 2, lokasi percetakan buku di Ciracas, dua buah Personal Computer (PC) untuk kreatif dan layouter, tiga buah laptop yang disediakan untuk para editor, sebuah mobil, dan ruang meeting.
BAB IV ANALISIS KESELARASAN MATERI DAN METODE DAKWAH PADA AKTIVITAS QULTUMMEDIA DI MEDIA ONLINE A. Aktivitas QultumMedia di Media Online QultumMedia adalah salah satu penerbit buku Islami, namun begitu, QultumMedia tetap aktif berdakwah melalui media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram. Setiap jenis media sosial yang digunakan QultumMedia untuk menyebarkan nasihat dan ajakan-ajakan kebaikan menggunakan metode yang berbeda-beda, serta menampilkan isi materi yang berbeda-beda pula dalam setiap postingannya. QultumMedia memiliki sapaan khusus untuk para pengikutnya dengan sebutan #Qultumates. Dan ternyata, tidak hanya ketiga media sosial tersebut saja yang digunakan QultumMedia dalam menyiarkan seruan-seruan kebaikan, seperti tumblr/blog juga digunakan, namun kurang aktif. “Sosmednya QultumMedia punya fb, twitter, ig dan tumblr/blog juga, tapi kurang aktif, karna pembaca blogger adalah dia yang punya waku panjang untuk menulis dan sedangkan sosmed lebih interaktif.”1 Dilihat dari pengikut QultumMedia dari ketiga jenis media sosial yang digunakan kisaran umur kurang lebih 15 sampai 30 tahun. Usia berikut masih tergolong usia anak muda yang terbilang masih aktif dalam menggunakan media sosial. Oleh karena itu, cara QultumMedia meng-
1
Wawancara pribadi dengan Mba Tri, editor QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
2016.
45
46
grab pengikut agar terus bisa mengikuti sajian apa saja lewat media sosial QultumMedia dengan menyajikan post-ingan yang menggunakan katakata nuansa anak muda, yakni kata-kata atau ajakan-ajakan yang ringan tanpa ada unsur paksaan. “rentang usia pengikut Qultummedia memang kisaran umur kurang lebih 17 tahun atau 15 tahun sampai dengan 30 tahun.”2 “Pesan yang kita sampaikan di media sosial lebih smooth, model dakwah nya smooth karna followersnya adalah pembaca muda, kalau pembaca muda di nasehatin isinya secara keras, misalnya caption, solatlah kamu kalau tidak kamu akan masuk neraka, user lari pastinya, lebih menyesuaikan dengan pembaca.”3 Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab dua terkait metode dakwah yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 125, yaitu metode AlHikmah, metode Mau’izhah hasanah dan metode Al-Mujadalah Bi al-Lati Hiya Ahsan. Ketiga metode ini dilakukan oleh QultumMedia sesuai dengan jenis media sosial yang digunakan dan sesuai dengan mad’u dari QultumMedia. Karena pengikut ketiga media sosial Facebook, Twitter dan Instagram merupakan anak muda, jadi metode Al-Hikmah dan metode Mau’izhah hasanah lebih efektif, terlihat dari jumlah yang menyukai setiap post-ingan yang berisikan tentang ajakan atau seruan yang dilakukan secara bijak, dan juga nasihat-nasihat yang menyentuh perasaan yang akhirnya tanpa ada unsur paksaan dari mad’u untuk menerima
2
Wawancara pribadi dengan Mba Tri, editor QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
3
Wawancara pribadi dengan Mba Tri, editor QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
2016. 2016.
47
nasihat tersebut dan berkenan di hati sehingga atas kesadaran diri mengikuti nasihat yang disampaikan oleh QultumMedia. “QultumMedia pada dasarnya mengemas bahasan-bahasan islami dengan cara yang asik. Mendekatkan hal-hal tentang islam dengan cara unik.”4 QultumMedia
memiliki
waktu-waktu
tertentu
untuk
menyampaikan pesan dakwah di media sosial, yakni pada jam 03.00-06.00 pagi hari, 16.00-18.00 sore hari dan pada jam 20.00-22.00 malam hari. Waktu-waktu yang telah ditetapkan adalah prime time, terlepas dari waktu prime time, tetap melakukan post-ingan seperti sapaan dan mengingatkan waktu solat. “Waktu Prime Time yang dilakukan QultumMedia pada jam tiga sampai jam enam pagi, kemudian pada jam empat sampai jam enam sore hari dan pada jam delapan sampai jam sepuluh malam. Tapi di luar dari waktu itu tetap ada sapaan atau mengingatkan waktu solat sesuai dengan waktunya.”5 QultumMedia
aktif
24
jam
dalam
menyampaikan
pesan
dakwahnya lewat media sosial. Tim QultumMedia menganalisis, keaktifan qultumates dalam mengikuti postingan media sosial QultumMedia pada jam ¾ dini hari. Pada jam tersebut postingan QultumMedia terkait materi renungan dan ajakan untuk melaksanakan shalat Tahajud. “Waktu yang paling tinggi kita bukan di siang hari, namun di jam ¾ pagi, dan admin harus bangun jam ¾ pagi, makanya alhamdulillah punya admin yang oke juga.”6
4
Wawancara pribadi dengan Fitriyah, admin QultumMedia, pada tanggal 29 Februari
5
Wawancara pribadi dengan Fitriyah, admin QultumMedia, pada tanggal 29 Februari
6
Wawancara pribadi dengan Mba Tri, editor QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
2016. 2016. 2016.
48
Internet memiliki sifat dalam penyampaian pesan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sehingga materi keislaman pun dapat disebar dengan cepat dan efisien kepada mad’u. Terlebih tidak menggunakan biaya yang sangat mahal dalam penggunaannya. Selain itu, dengan berkembangnya internet, tak sedikit umat Muslim yang memanfaatkannya sebagai ajang dakwah, kepentingan bisnis islam, ukhuwah islamiyah dan hal lainnya yang bermanfaat. Dr. Kun Wardhana Abiyoto, ketua Muslimm Information Technology Association (MIFTA) menyatakan bahwa dari sisi dakwah, kekuatan internet sangat potensial untuk dimanfaatkan. Ada dua komponen yang dapat digunakan, yakni lewat Mailing list atau E-mail dan penyaluran informasi melalui Web-Site atau situs-situs, karena ada tampilan-tampilannya yang menarik perhatian User.7
B. Keselarasan Materi dan Metode Dakwah QultumMedia di Media Online Koherensi antara materi dakwah dengan metode dakwah QultumMedia sesuai dengan pesan-pesan dakwah yang sebelumnya sudah diketahui dan diakui sebagai benar. Sehingga, peneliti lebih merincikan kembali keselarasan materi dakwah umum yakni, Aqidah, Syariah, Muamalah dan Akhlak dengan materi dakwah QultumMedia, dan keselarasan antara
7
Kalsum Minangsih, Dakwah Melalui Cyberdakwah (Studi Eksplorasi Opini Users Tentang Kegiatan Dakwah Situs Ukhuwah), 2004, h. 54.
49
materi dakwah QultumMedia dengan metode dakwah yang digunakan seperti: bil-hikmah, mau’izhah hasanah dan mujadalah bil lati hiya ahsan. 1. Pernyataan-pernyataan admin dan pengikut QultumMedia Dalam menjadwalkan postingan materi dakwah pada media sosial QultumMedia, Fitriyah selaku admin QultumMedia mengemas pesan dakwah sesuai dengan sasaran atau objek dakwah. Materi yang disampaikan meliputi masalah Aqidah, Syariah, Muamalah dan Akhlak disesuaikan sebelum admin memposting pesan dakwah di media online. Pengikut media sosial QultumMedia memberikan tanggapan seperti “aaaamin”, “alhamdulillah”, serta menanggapi pesan dakwah dengan pernyataan positif pada kolom komentar media sosial QultumMedia. Kesesuaian pernyataan pengikut QultumMedia diakui kebenarannya dengan pernyataan yang lebih dahulu dianggap benar. Hal ini menyatakan pernyataan mad’u QultumMedia yang menganggap
benar
materi
dakwah
yang
disampaikan
oleh
QultumMedia. a. Keselarasan materi dakwah dengan materi QultumMedia Adapun keselarasan materi dakwah dengan materi yang disajikan QultumMedia di Media online, sebagai berikut: 1. Materi Aqidah Materi yang membahas tentang keimanan manusia terhadapa Allah SWT serta seluruh ciptaan Allah SWT. Pada sajian pesan dakwah QultumMedia yang termasuk
50
materi Aqidah adalah pesan dakwah beriman kepada Allah yang bersumber dari al-Quran dan Hadits, serta kutipankutipan
Islami
yang
mengajak
manusia
senantiasa
mengingat Allah SWT. 2. Masalah Syariah Materi yang membahas segala hukum-hukum Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan ummat manusia. Syariah juga menjawab segala masalah kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Adapun materi QultumMedia yang membahas masalah syariah salah satunya adalah aturan shalat lima waktu baik wajib maupun sunnah serta pesan dakwah yang membahas anjuran puasa sunnah dan wajib. 3. Masalah Muamalah Materi dakwah yang membahas tentang hubungan kepada Allah SWT serta mencakup dalam artian mengabdi kepada Allah SWT. Materi QultumMedia yang membahas muamalah bersumber dari al-Quran dan Hadits, pesan dakwah yang menekankan untuk selalu mengingat Allah dengan berzikir kepada-Nya. 4. Masalah Akhlak Materi dakwah yang membahas tentang perangai atau tingkah laku manusia terhadap sesama. Pesan dakwah yang disampaikan
QultumMedia
yang
mencakup
masalah
51
Akhlaq adalah nasihat berbakti kepada kedua orang tua dan nasihat-nasihat perbaikan diri sendiri. 2. Penyaksian
(justifikasi)
admin
QultumMedia
dan
pengikut
QultumMedia Penyaksian dalam artian pembenaran oleh putusan terdahulu yang telah diterima dan diakui kebenarannya. Antara materi dan metode dakwah yang dilakukan oleh QultumMedia diakui kebenarannya dilihat dari kolom komentar media sosial QultumMedia. Pengikut media sosial QultumMedia mengakui kebenaran pesan dakwah
yang disampaikan oleh QultumMedia melalui tanggapan
pada kolom komentar serta mengirim ulang pesan dakwah yang telah disampaikan oleh QultumMedia. Dapat dilihat pada akun twitter, beberapa pesan dakwah di retweet
atau favorite oleh pengikut
QultumMedia. Hal ini menyatakan kesaksian mad’u QultumMedia yang menganggap benar materi dengan metode dakwah yang disampaikan oleh QultumMedia. a. Keselarasan materi QultumMedia dengan metode dakwah Adapun keselarasan materi QultumMedia dengan metode dakwah yang digunakan QultumMedia di Media Online, sebagai berikut: 1. Metode bil-Hikmah, yakni pesan dakwah yang disampaikan dengan menggunakan penyampaian kata-kata bijaksana, sehingga objek dakwah atau mad’u dengan kesadarannya dapat
52
melakukan apa yang diterima dari pesan tersebut. Metode bilhikmah terdapat pada:
Sapaan pagi, sore dan malam. Sapaan tersebut sering ditemukan dalam media sosial Facebook dan Twitter. Sapaan yang disampaikan QultumMedia tidak hanya sekedar sapaan, namun diiringi dengan ajakan singkat untuk berbuat kebaikan atau kutipan-kutipan doa singkat, untuk mengawali setiap hari pembaca.
Hikmah. Pesan dakwah singkat yang membahas tentang seluk beluk syariat dan dasar-dasar keimanan yang dapat memperdalam keimanan mad’u.8 Dalam sajian pesan dakwah QultumMedia, yang mengandung kalimat hikmah, berupa kutipan dari ayat al-Quran, al-Hadits, tokoh Islam ataupun nasehat singkat.
Aqidah. Aqidah adalah keimanan. Al-Quran menjelaskan hubungan akidah dan amal perbuatan terwujud dalam hubungan iman dan amal shaleh.9 Materi QultumMedia yang membahas kepercayaan dan keyakinan kepada Allah SWT bersumber dari al-Quran dan Hadits, selain itu aqidah mencakup aqidah akhlak manusia.
8
Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah, Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 202. 9 Abdul Hafidz dkk, Risalah Aqidah (Jakarta: Aulia Press, 2007), h. 1.
53
2. Metode Mau’izhah hasanah, terdapat pada:
Mengingatkan waktu shalat. Di awal waktu shalat, QultumMedia selalu mengingatkan dan mengajak pembaca media sosial untuk sesegera mungkin melaksanakan shalat di awal waktu lewat ajakan singkat pada Twitter, Facebook maupun
Instagram.
Di
samping
mengingatkan,
QultumMedia juga menyelipkan pesan dakwah kemuliaan shalat di awal waktu.
Refrensi.10 Refrensi merupakan materi dakwah yang disampaikan oleh QultumMedia bersumber dari buku-buku Islam terbitan QultumMedia. Materi yang biasanya disajikan adalah materi tentang pengembangan diri serta motivasi Islam.
3. Metode Mujadalah bil-lati Hiya Ahsan, terdapat pada:
Tanya Jawab. Tanya jawab dilakukan pada web atau blog QultumMedia, QultumMedia.
selanjutnya Tanya
jawab
ditanggapi seputar
oleh buku
Tim terbitan
QultumMedia atau promosi-promosi buku QultumMedia.
Konsultasi. Konsultasi terkait masalah agama atau fiqh. Biasanya,
pertanyaan
yang
diajukan
oleh
penanya
ditampung dulu dan kemudian akan dijawab oleh pihak yang bersangkutan. Namun, saat ini, konsultasi terkait keagamaan diberhentikan sementara oleh QultumMedia. 10
Kalsum Minangsih, Dakwah Melalui Cyberdakwah (Studi Eksplorasi Opini Users Tentang Kegiatan Dakwah Situs Ukhuwah), 2004, h. 54.
54
Twitter QultumMedia mulai aktif menggunakan media sosial Twitter pada tahun 2011 dengan 31.800 pengikut hingga tahun 2016. Pengikut QultumMedia pada akun twitter @qultummedia akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Gambar 4.1. Data jumlah pengikut pada akun @qultummedia11 Twitter menjadi sebuah wadah menjaga silaturrahmi antar pengikut QultumMedia, terkhusus pembaca buku terbitan QultumMedia dengan khas Islaminya. Selain mediasi silaturrahmi, twitter-pun dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah. QultumMedia juga bekerjasama dengan beberapa komunitas dakwah yang bergerak di media online untuk pengembangan dalam
11
Twitter QultumMedia, diakses pada https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
10
Maret
2016
dari
55
penyebaran
pesan-pesan
dakwah
seperti,
@teladanrasul,
@Beraniberhijrah, @muslimah_talk, @doa_indah yang merupakan komunitas yang dimiliki oleh penulis buku bestseller QultumMedia. Tidak hanya buku bestseller saja, penulis yang terjun dalam komunitas dakwah juga termasuk di dalamnya. Materi yang dikemas dalam media Twitter berisi pesan-pesan dakwah yang singkat, tetap mengemas dengan bahasa anak muda. Metode yang digunakan dalam media Twitter adalah bi al hikmah dan Mau’izhah hasanah, yang berisi nasihat-nasihat terlepas dari unsur memaksa mad’u. Selain itu, pesan yang berisi materi Islami seperti motivasi Islam bersumber dari buku-buku terbitan QultumMedia juga terdapat dalam postingan Twitter @qultummedia serta materi terkait Aqidah yang menyangkut akhlak manusia. “sedangkan untuk Twitter, lebih kepada status-status pendek yang berisi nasihat, motiviasi, doa, dan sebagainya. Di Twitter, admin sering mengajukan pertanyaan kepada audience mengenai suatu hal dengan maksud meminta pendapat atau agar terjadinya interaksi dua arah antara admin dan audience.”12 Dalam penyajian pesan dakwah di media sosial. QultumMedia juga membuat konsep atau cara agar pengikut dan pembaca twitter QultumMedia tidak merasa bosan dengan portingan yang disampaikan oleh QultumMedia, salah satunya dengan cara menyajikan quiz yang biasanya disebut Friday quiMz setiap satu minggu sekali pada hari Jumat.
12
2016.
Wawancara pribadi dengan Fitriyah, admin QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
56
Namun, sekarang terhenti karena tim QultumMedia kewalahan dalam pengiriman hadiah. “salah satu cara agar tidak terlalu beku, biasanya kita sapa mad’u dengan kuis, dulu QultumMedia punya friday quiz karna kewalahan dengan pengiriman hadiah, jadi kita hentikan dulu, pernah sebulan sekali diubah menjadi 2 bulan skali, dan sekarang kita hentikan dulu. Admin jadi sering diteror, untuk hadiahnya.”13
Gambar 4.2. Materi tentang “Motivasi Islam” di Twitter @qultummedia14 Materi motivasi Islam berisi kutipan-kutipan dari buku “Yang Penting Yakin”, buku yang meyakinkan para pembaca bahwa skenario 13
2016.
14
Wawancara pribadi dengan Mba Tri, editor QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
Twitter QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
57
Allah sungguh indah. Dalam tweet singkat yang diposting, terdapat sentilan pertanyaan yang membuat pengikut tersadar akan segala sesuatu yang kita kerjakan bahkan segala sesuatu yang tercipta di dunia tiadalah yang sia-sia. Metode dakwah yang digunakan dalam penyampaian pesan dakwah ini adalah Mau’izhah hasanah. “Tapi #Qultumates, kamu percaya kan bahwa nggak pernah ada yang siasia? :D #YangPentingYakin”15
Gambar 4.3. Materi tentang “Akhlak Berbakti Kepada Orang Tua” di Twitter @qultummedia16
15
Twitter QultumMedia, dipost pada 07 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd 16 Twitter QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
58
Pesan akhlak yang diposting di atas berkaitan dengan bakti kepada kedua orang tua. Disampaikan juga salah satu ganjaran surga di akhir kelak nanti adalah dengan berbakti kepada kedua orang tua. Sebuah pernyataan yang kembali menyadarkan anak muda adalah: “Dear #Qultumates, kalau pengen masuk surga, ada tiketnya loh! Apa tiketnya?Berbakti kepada kedua orang tua ”17 Metode dengan penyampaian Mau’izhah hasanah ini berkaitan dengan aqidah yang di dalamnya menyangkut keimanan dan akhlak manusia.
Gambar 4.4. Materi tentang “Kebaikan” di Twitter @qultummedia18
17
Twitter QultumMedia, dipost pada 29 Februari 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd 18 Twitter QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
59
Pesan dakwah yang mengajak kepada kebaikan dimulai dari diri sendiri disampaikan dengan metode Mau’izhah hasanah. Menyadarkan pembaca tweet akan betapa indahnya jika kebaikan mewarnai hari-hari dalam hidup manusia. Kita ketahui setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda, serta niat yang berbeda-beda pula terdapat dalam setiap hati manusia. Mulai dari diri sendiri niat kebaikan selalu ditanam dalam hati, sehingga mencegah niat jahat yang dapat merugikan orang lain. Jika niat kebaikan dalam diri sudah terbentuk, maka mari kita sebarkan virus kebaikan di sekeliling kita, dimulai dari orang yang terdekat. Sebagaimana yang tertulis dalam ayat Al-Quran tentang betapa indahnya kebaikan, Surat al-Zalzalah ayat 7-8:
]8[ ُ] َو َه ْي يَّ ْع َولْ ِه ْثقَب َل َذ َّر ٍة َش ًّرا يَّ َره7[ ُبل َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَّ َره َ َفَ َو ْي يَّ ْع َولْ ِه ْثق “Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarah, niscaya ia akan menerima pahala-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah. Niscaya dia akan melihat balasan-nya” (QS. alZalzalah: 7-8).19
19
h. 599.
Al-Quran dan Terjemahannya, Surat al-Zalzalah: 7-8 (Jakarta: Pustaka Alfatih, 2009),
60
Gambar 4.5. Tweet tentang “mengingatkan waktu shalat” di Twitter @qultummedia20 Tweet di atas merupakan salah satu contoh tweet singkat untuk mengingatkan waktu shalat. Pengingat waktu shalat telah diatur dengan menggunakan Hootsuite, yakni layanan yang terhubung dengan berbagai situs jejaring sosial, sehingga waktu pengingat shalat akan muncul secara otomatis pada dinding twitter @qultummedia ketika telah memasuki waktu shalat. Di akhir kalimat, terdapat kalimat “Yuk shalat di awal waktu”. Seketika kalimat tersebut mengajak para pengikut QultumMedia yang sedang asik bermain gadget untuk shalat di awal waktu. Pesan berikut disampaikan dengan metode al-Hikmah yakni dengan kemasan kalimat yang bijaksana, sehingga mad’u melaksanakan pesan dakwah atas kemauannya sendiri tanpa ada unsur paksaan. Rasulullah saw bersabda: 20
Twitter QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
61
َّ صلَى َّ ت ُسئِ َل َرس ُْى ُل ْ ََع ْي أَ ِّم فَرْ َوةَ قَبل ُّ ََّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َن – أ ي األَ ْع َوب ُل َ َِّللا >>
َّ بل << ال صالَةُ َعلَى أَ َّو ِل َو ْقتِهَب َ َض ُل ق َ أَ ْف
Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhal. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya” (HR. Abu Daud no. 426. Syaikh AlAlbani mengatakan bahwa Hadits ini shahih).21
21
Muhammad Abduh Tuasikal, Shalat di awal waktu. Artikel diakses pada 06 April 2014 dari https://rumaysho.com/7141-shalat-di-awal-waktu.html
62
Gambar 4.6. Sapaan pagi di Twitter @qultummedia22 Mengawali hari, QultumMedia senantiasa menyapa pengikutnya dengan kata-kata penyemangat. Tweet di atas meyakinkan para pembacanya, dalam melakukan segala hal ataupun usaha jika diniatkan hanya karena Allah, sesungguhnya Allah akan mempermudah jalannya. Sehingga, segala sesuatu haruslah diawali dengan niat hanya untuk Allah SWT. Metode dakwah yang disampaikan termasuk ke dalam metode alHikmah.
Gambar 4.7. Sapaan malam di Twitter @qultummedia23 Tweet di atas adalah salah satu contoh sapaan yang disampaikan @qultummedia pada malam hari. Setiap sapaan yang disampaikan memberikan
pesan-pesan
positif
yang
menyemangatkan
setiap
pembacanya. Pesan di atas menyampaikan, sesungguhnya setiap makhluk Allah memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya sesuai
dengan
kehendak
Allah
SWT.
Dengan
kalimat
tersebut
membangkitkan aura pesimis yang ada dalam diri, untuk tetap berusaha 22
Twitter QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd 23 Twitter QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
63
mendapatkan segala keinginannya disertai dengan bermunajat kepada Allah SWT.
Gambar 4.8. Sapaan malam di Twitter @qultummedia24 @qultummedia tidak hanya sebatas mengingatkan dalam shalat wajib saja, namun shalat sunnah pun begitu seperti halnya shalat sunnah dhuha dan shalat sunnah tahajud. Pesan dakwah di atas berisi tentang betapa luar biasanya waktu sepertiga malam yang dilakukan seorang hamba untuk berdoa kepada Allah SWT. Pesan dakwah ini pun disampaikan dengan cara al-Hikmah yang membawa pembaca untuk dapat
24
Twitter QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://twitter.com/search?q=%40qultummedia&src=typd
64
melaksanakannya tanpa ada unsur paksaan sedikitpun. Kalimat yang disampaikan pun tidak seperti memaksa, namun lebih persuasif. Kemuliaan shalat tahajud juga disampaikan di dalam al-Quran pada surat al-Israak ayat 79:25
َو ِه َي الَّي ِْل فَتَهَ َّج ْد بِ ِه ًَبفِلَّتً لَّ َك َع َسى أَ ْى يَ ْب َعثَ َك َرب َُّك َهقَب ًهب ]79[ َّهحْ ُو ْى ًدا “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS. al-Isra’: 79).26 Tahajjad terambil dari kata hujud yang berarti tidur. Dipahami oleh al-Biqa’i dalam arti tinggalkan tidur untuk melakukan shalat. Shalat ini dinamai juga Shalat Lail/ Shalat Malam, karena ia dilaksanakan di waktu malam yang sama dengan waktu tidur. Ada juga yang memahami kata tersebut dalam arti bangun dan sadar sesudah tidur. Tahajjud kemudian menjadii nama shalat tertentu, karena yang melakukannya bangun dari tidurnya untuk melaksanakan shalat. Shalat ini terdiri dari dua sampai delapan rakaat.27 Betapa mulianya shalat tahajud, sehingga Allah mengangkat hamba-Nya ke tempat yang terpuji.
25
Fadhil ZA, Khasiat dan Manfaat Shalat Malam atau Tahajud. Artikel diakses pada 06 Maret 2015 dari http://www.fadhilza.com/2015/03/kekuatan-shalat/khasiat-dan-manfaat-shalatmalam-atau-tahajud.html 26 Al-Quran dan Terjemahannya, Surat al-Isra: 79 (Jakarta: Pustaka Alfatih, 2009), h. 282. 27 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah vol 7 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 524.
65
Fanpage QultumMedia QultumMedia mulai aktif menggunakan media sosial Fanpage Facebook
pada
tahun
2012
dengan
alamat
https://www.facebook.com/QultumMedia/?fref=ts. Berbeda pada twitter, pengikut pada Fanpage Facebook terbilang memasuki usia 20 tahun ke atas, ada juga beberapa kisaran usia 20 tahun kebawah namun tidak sebanyak pengikut twitter. Jumlah penyuka laman Fanpage Facebook QultumMedia berjumlah 34.491 orang. Dan jumlah ini akan bertambah seiring berjalannya waktu.
Gambar 4.9. Fanpage QultumMedia di Facebook28 Fanpage QultumMedia juga dikelola oleh admin yang bernama Fitriyah, namun sesekali juga dalam pantauan tim redaksi QultumMedia
28
Fanpage QultumMedia, diakses pada 08 Maret 2016 dari https://www.facebook.com/QultumMedia/?fref=ts
66
yang sesekali memeriksa ulang postingan-postingan pada dinding Fanpage QultumMedia. Materi yang disampaikan pada Fanpage QultumMedia sering berupa doa-doa atau kutipan-kutipan doa dari para Nabi saw ataupun bersumber dari al-Quranul Karim. Awalnya, QultumMedia membuat postingan buku-buku terbitan dengan menggunakan caption isi buku tersebut, namun menurut tim Redaksi QultumMedia hal yang demikian tidak begitu menarik. Sehingga, sampai saat ini, lebih banyak memposting doa-doa yang dapat mempengaruhi pembacanya. “Materi Facebook tidak jauh dari tema, doa, kutipan doa dari para Nabi, ataupun dari Al-Quran, contohnya, doa meraih cita-cita di pagi hari, ketimbang kita mempromo buku. Dulu kita sempet mencurigai kalo foto dan caption tidak terlalu menarik jika kita posting di Facebook, tidak seperti instagram.”29 Selain itu, materi yang dimuat pada laman facebook pun lebih panjang dibanding twitter, karena twitter dibatasi hanya 140 karakter saja sedangkan facebook tidak. Karenanya postingan pada facebook lebih kepada doa-doa yang dikutip dari Nabi dan para sahabatnya. “Pada dasarnya, setiap media sosial memiliki konten yang sama, hanya pengemasannya saja yang berbeda. Seperti untuk Facebook, QultumMedia menggunakan bahasa yang sedikit formal dan status yang panjang karena dilihat dari usia pengikut Facebook Fanpage QultumMedia,”30
29
Wawancara pribadi dengan Mba Tri, editor QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
30
Wawancara pribadi dengan Fitriyah, admin QultumMedia, pada tanggal 29 Februari
2016. 2016.
67
Gambar 4.10. Kutipan doa di Fanpage QultumMedia.31 Pesan yang disampaikan di atas merupakan doa memohon kepada Allah SWT atas segala urusan termasuk meminta panjang umur hambaNya, karena hanya Allah-lah yang memiliki kehendak atas semua yang kita inginkan. Pesan tersebut merupakan doa pembuka di pagi hari, QultumMedia menyapa pagi pembacanya dengan menyebarkan doa. Yang demikian menggunakan metode dakwah al-Hikmah. Dengan membaca postingan tersebut, secara tidak langsung pembaca-pun berdoa kepada Allah SWT. Terlihat sebanyak 46 yang menyukai tautan tersebut.
31
Fanpage QultumMedia, diakses pada 08 Maret 2016 dari https://www.facebook.com/QultumMedia/?fref=ts
68
Gambar 4.11. Pesan dakwah “Shalat Dhuha” di Fanpage QultumMedia.32 Pesan dakwah di atas menerangkan bahwa jika ingin segala yang kita inginkan tercapai, iringilah keinginan tersebut dengan rajin beribadah kepada Allah SWT. Karena sesungguh-Nya hanya Allah yang mampu menolong kita. Percayalah dengan kekuatan doa yang selalu kita panjatkan dengan hati yang tulus. Pesan dakwah yang dipost pada jam 9.38 pagi itu sekaligus mengajak pembaca untuk mengerjakan shalat dhuha ditengah kesibukan yang dijalanin pada hari itu. Jelaslah bahwa Allah SWT memiliki sifat Maha Kuasa atas segala sesuatu. Manusia sangatlah kecil di hadapan-Nya, maka janganlah sombong dengan segala sesuatu yang kita
32
Fanpage QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.facebook.com/QultumMedia/?fref=ts
69
miliki, karena itu hanyalah sekedar titipan Allah SWT yang diamanahkan kepada kita untuk menjaganya.
Gambar 4.12. Pesan dakwah “Kemuliaan Hari Jumat” di Fanpage QultumMedia.33 Pesan dakwah di atas menjelaskan betapa mulianya hari Jumat. Pesan dakwah yang dikutip dari sebuah Hadits riwayat Muslim menerangkan sesungguhnya pada hari Jumat-lah Nabi Adam diciptakan oleh Allah SWT, dan juga dituliskan bahwa hari Kiamat akan terjadi pada hari Jumat juga. Hadits riwayat Muslim merupakan Hadits yang shahih dalam ilmu Musthalahul Hadits. Pesan yang disampaikan sangat menambah ilmu pengetahuan pembaca.
33
Fanpage QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.facebook.com/QultumMedia/?fref=ts
70
Gambar 4.13. Sapaan malam di Fanpage QultumMedia.34 Sapaan malam yang disampaikan QultumMedia diiringi dengan sebuah Hadits yang menjelaskan mulianya saling menolong sesama mukmin. Allah akan memberi balasan berlipat ganda kepada hamba-Nya yang menolong sesama di dunia maupun di akhirat kelak. Pesan di atas mengajak pembaca untuk membantu teman ataupun orang terdekat maupun jauh yang sedang membutuhkan pertolongan tanpa melihat balasan yang diberikan. Iringilah selalu niat baik dengan niat untuk Allah SWT. Karena sesungguhnya kita tidak mengetahui keajaiban doa orangorang tertolong dengan bantuan kita.
34
Fanpage QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.facebook.com/QultumMedia/?fref=ts
71
Instagram Instagram identik dengan foto-foto beserta caption yang dapat menarik
mata
pembaca
untuk
membacanya.
Setelah
aktif
menyebarluaskan kegiatan dakwah di facebook dan twitter, kini QultumMedia melebarkan sayap dakwahnya lewat media sosial yang sedang trend di kalangan anak muda saat ini, yakni Instagram. QultumMedia mulai menggunakan instagram pada tahun 2013 sebagai kegiatan dakwahnya. Instagram QultumMedia memiliki pengikut sebanyak 63.300 orang dan 1.982 postingan. Jumlah pengikut di instagram berbeda dua kali lipat dengan pengikut facebook dan twitter QultumMedia. Hal ini menjadi bukti, bahwa saat ini instagram lah menjadi kegemaran orang-orang saat ini, dari usia muda sampai usia tua. Instagram juga memudahkan QultumMedia saat ini untuk mempromosikan buku-buku andalannya, dengan meng-upload foto buku serta kutipan-kutipan penting dari isi buku tersebut. Tidak hanya memanfaatkan
sebagai
promosi
buku
saja.
QultumMedia
juga
memanfaatkan instagram sebagai ladang dakwah seperti halnya pada facebook dan twitter. “kalo instagram lebih spirit, menggunakan foto-foto yang menggambarkan semangat atau impian.”35
35
2016.
Wawancara pribadi dengan Mba Tri, editor QultumMedia, pada tanggal 25 Februari
72
Gambar 4.14. Instagram QultumMedia.36 Materi yang disampaikan tidak sama seperti pesan dakwah yang dipost pada facebook dan twitter. Namun, materinya lebih menampilkan foto berikut dengan pesan-pesan dakwah yang menyentuh pembacanya.
Gambar 4.15. Kutipan doa pada Instagram QultumMedia.37 36
Instagram QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.instagram.com/qultummedia/
73
Di atas merupakan postingan dari Instagram QultumMedia berupa kutipan dari ayat al-Quran, tentang memohon perlindungan kepada Allah SWT. Pada captionnya tertulis “Semoga segala kebaikan melimpah disetiap kehidupan kita.” Pesan singkat yang tertulis pada caption disampaikan dengan al-Hikmah, sehingga pengikut yang membacanya tergerak untuk mengucap “Aamin” setelah membaca postingan tersebut.
Gambar 4.16. Kutipan doa pada Instagram QultumMedia.38 Pesan sebelumnya bersumber dari ayat al-Quran, sedangkan postingan di atas dikutip dari Hadits berupa doa tentang kemudahan jika Allah menghendaki segala sesuatu. Allah memiliki sifat Maha Kuasa, sehingga tiada lain yang berkuasa di muka bumi ini selain Allah SWT
37
Instagram QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.instagram.com/qultummedia/ 38 Instagram QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.instagram.com/qultummedia/
74
dalam mengatur segala urusan hamba-Nya. Dalam al-Quran juga dituankan pada surat al-Insyirah, sesungguhnya setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Sehingga seorang hamba tidak perlu khawatir akan kesulitas yang ia hadapi, karena pada hakikatnya ia mampu menghadapinya dengan terus berusaha.
Gambar 4.17. Kutipan buku “Jangan Pernah Menyerah” pada Instagram QultumMedia.39 Pada pesan dakwah di atas tertulis, “Doa di saat tahajud bagaikan anak panah yang melesat tepat mengenai sasaran. Begitulah pesan yang disampaikan lewat foto yang diambil dari buku “Jangan Pernah Menyerah, yang merupakan buku terbitan dari QultumMedia. Postingan yang di upload pada sepertiga malam itu mengingatkan para pembaca betapa luar
39
Instagram QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.instagram.com/qultummedia/
75
biasanya doa yang dipanjatkan saat shalat tahajud. Pesan bil-hikmah tepat digunakan dalam dakwah seperti ini.
Gambar 4.18. Pesan Dakwah “Waktu” pada Instagram QultumMedia.40 Postingan di atas menjelaskan bahwa sesibuk apapun seorang hamba dalam menjalankan segala aktifitas di dunia, hendaklah setara dengan keseringannya dalam mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya. Penjelasan pesan dakwah di atas dipertegas dengan caption yang menerangkan bahwa sebaik-baiknya waktu adalah waktu yang dihabiskan dengan perbuatan kebaikan dan yang menyiapkan bekal untuk masa yang akan datang.
40
Instagram QultumMedia, diakses pada 10 Maret 2016 dari https://www.instagram.com/qultummedia/
76
C. Faktor Pendukung Dakwah QultumMedia di Media Online Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh QultumMedia sudah berjalan selama lima tahun hingga tahun 2016. Tentunya, didukung oleh beberapa faktor yang membantu berjalan aktifnya dakwah QultumMedia di media online. Walaupun sudah beberapa kali pergantian posisi admin QultumMedia dikarenakan beberapa hal, namun tidak menghambat berjalannya dakwah QultumMedia di media online. Berikut beberapa faktor pendukung dakwah QultumMedia di media online: 1. Admin. Admin yang aktif media sosial dan memiliki pengalaman admin di beberapa tempat, dan pernah berkecimpung di dunia redaksi sebelumnya.
Admin
juga
suka
menulis,
sehingga
memiliki
pembendaharaan kata yang masuk dan cocok dengan anak muda. Admin-pun juga mengetahui psikologi remaja yang aktif dunia maya. 2. Gadget. Pembaca buku QultumMedia yang banyak diminati anak muda dan aktif dengan media sosial, membuat QultumMedia semakin ingin memanfaatkan media sosial untuk berdakwah, tidak hanya sebagai wadah promosi buku yang diterbitkan oleh QultumMedia. Kesempatan ini menjadi salah satu cara QultumMedia untuk mengajak pengikut untuk tetap membaca buku diiringi dengan taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 3. Penulis buku QultumMedia. Penulis buku QultumMedia yang memang memiliki banyak media sosial dan rata-rata penulis QultumMedia merupakan founder komunitas yang bergerak aktif di media sosial juga.
77
4. Anak muda. Faktor terbesarnya adalah anak muda saat ini yang sangat dekat dengan gadget terutama pada media sosial. Sehingga pesan dakwah yang mereka dapat tidak hanya dalam ruangan ceramah, namun dalam media sosial-pun mereka juga mendapatkan pesan Islami.
D. Faktor Penghambat Dakwah QultumMedia di Media Online Dengan adanya faktor dukungan yang melancarkan kegiatan dakwah pada QultumMedia, dapat menutupi segala hambatan dalam kegiatan dakwah QultumMedia. Namun, tak luput pula dari berbagai macam hambatan dalam pelaksanaannya. Faktor hambatan tidak bisa dielakkan dalam melakukan sesuatu, baik dari program, orang-orang yang terlibat
maupun
objek
dakwah
yang
menjadi
sasaran
dakwah
QultumMedia. Dalam hal ini adapun faktor penghambat yang dialami oleh QultumMedia dalam menyampaikan pesan dakwahnya adalah: 1. Waktu. Pekerjaan tim redaksi yang dikejar deadline tidak bisa selalu memantau sajian pesan dakwah di media online. Namun, hal ini bisa ditangani oleh adanya admin yang mahir dalam mengelola media sosial. 2. Gangguan internet. Terkadang jika terjadi gangguan internet, penyajian pesan dakwah menjadi terhambat untuk dipublikasikan di media sosial, baik facebook, twitter maupun instagram.
78
3. Tidak semua qultumates aktif mengikuti pesan dakwah yang disampaikan oleh QultumMedia, sehingga tidak semua materi dakwah sampai pada objek dakwah. 4. Banyaknya penulis yang ingin ditangani dengan cara yang sama dalam publikasi buku yang ia tulis, terkadang postingan pesan dakwah terhalang oleh postingan buku terbitan QultumMedia. E. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan pada hasil temuan dan analisis, QultumMedia sangat memanfaatkan media online sebagai ladang dakwah. Dilihat dari banyaknya postingan pesan dakwah yang terdapat pada media sosial QultumMedia seperti facebook, twitter dan instagram. Keaktifan media sosial yang digunakan pun terbilang cukup terorganisir dengan baik karena dukungan dari seorang admin yang sudah memiliki keahlian dibidangnya serta bantuan tim redaksi QultumMedia yang senantiasa memantau jalannya penyajian dakwah pada media sosial. Materi yang disajikan QultumMedia lebih kepada materi pengembangan diri, nasehat-nasehat Islam serta doa-doa yang bersumber dari al-Quran, Hadits dan tokoh-tokoh Islam. Alasannya, karena pengikut QultumMedia terbilang anak muda yang memiliki usia kisaran 15 sampai 30 tahun. Materi yang disampaikanpun tidak begitu berat. Serta pengemasan materi dakwah menggunakan bahasa-bahasa ringan yang sangat persuasif.
79
Dari ketiga metode dakwah yakni al-hikmah, Mau’izhah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan, QultumMedia menjadikan ketiga metode tersebut sebagai metode dakwah dalam penyajian materi yang disampaikan pada media sosial. Meski, metode mujadalah billati hiya ahsan tidak lagi aktif saat ini karena kurangnya sumber daya manusia yang ahli dibidangnya. Metode al-hikmah adalah penyampaian dakwah yang dilakukan dengan cara bijaksana, sehingga objek dakwah yang menerima pesan dakwah tersebut dapat melakukannya tanpa ada unsur paksaan. Metode alhikmah digunakan pada pesan mengingatkan waktu shalat tiba, sapaan kepada qultumates pada pagi, siang, sore dan malam hari, kemudian kutipan-kutipan doa dari ayat al-Quran, Hadits dan tokoh Islam. Metode Mau’izhah hasanah adalah metode dakwah yang dilakukan dengan penyampaian nasehat-nasehat yang dapat menyentuh hati mad’u, sehingga pesan dakwah yang disampaikan menjadi petunjuk objek dakwah kepada kebaikan. Metode Mau’izhah hasanah digunakan pada kutipan-kutipan materi dari buku-buku Islami terbitan QultumMedia, serta materi dakwah terkait keimanan dan akhlak manusia. Untuk metode dakwah al-mujadalah billati hiya ahsan yakni metode yang dilakukan dengan cara berdiskusi secara baik-baik antara da’i dan mad’u-nya. Metode ini pernah dilakukan oleh QultumMedia dengan cara menampung pertanyaan dari penanya pada web atau pesan masuk lewat e-mail yang kemudian dalam seminggu sekali akan dijawab dan di
80
share pada website QultumMedia. Namun, kegiatan ini terhenti setelah ustaz Fulex sebagai narasumber dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penanya telah resign dari QultumMedia. Sehingga belum ada lagi orang yang ahli dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penanya. Pertanyaan yang sering ditanyakan oleh penanya sering berkaitan tentang fiqh. Dalam media sosial, diskusi dalam membahas suatu materi atau topik tidak sering terjadi, hanya saja, pengikut QultumMedia sekedar membalas postingan yang disajikan dengan “Aamiin” atau pertanyaan lainnya yang tidak mengharuskan diskusi di dalamnya. Dakwah yang dilakukan oleh QultumMedia berbentuk dakwah bilkitabah yakni berdakwah melalui tulisan-tulisan. Cakupan dakwah lewat tulisan ini sangat luas, dapat menjangkau khalayak banyak dan dapat diakses kapan dan di mana saja. Adapun faktor pendukung dakwah QultumMedia di media online adalah memiliki seorang admin yang menguasai bidang admin media sosial, yang mampu mengemas kata-kata dakwah menjadi pesan ajakan yang sesuai dengan gayanya anak muda. Selain itu yang menjadi faktor pendukung adalah pembaca buku QultumMedia yang aktif dalam bermedia sosial, sehingga dalam mencari tahu buku-buku terbaru, qultumates dapat membuka beberapa media sosial yang digunakan oleh QultumMedia, sehingga mereka juga melihat postingan dakwah yang disajikan oleh QultumMedia.
81
Yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan dakwah QultumMedia di media online salah satunya adalah tidak semua pengikut media sosial aktif dalam sajian pesan dakwah QultumMedia, sehingga pesan dakwah yang disampaikan sempat terlewat oleh beberapa mad’u.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis tentang “Keselarasan Materi dan Metode Dakwah pada Aktivitas QultumMedia di Media Online”, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Materi yang disampaikan oleh QultumMedia bersumber dari al-Quran dan Hadits. Terdapat materi yang membahas masalah Aqidah, Syariah, Muamalah dan Akhlaq.
Pada akun Twitter QultumMedia, materi yang disajikan berupa materi pengembangan diri atau motivasi, kutipan doa, dan nasihat dari tokoh Islam.
Pada akun Fanpage QultumMedia, materi yang disajikan berupa doa-doa serta kutipan doa dari para Nabi. Pesan dakwah yang dimuat pada akun Fanpage lebih panjang dibanding pesan dakwah yang di post pada Twitter dan Instagram.
Pada akun Instagram QultumMedia pesan dakwah yang disajikan berupa kutipan doa dari al-Quran dan Hadits yang disertai foto terkait pesan dakwah yang disampaikan.
2. Dalam
penyampaian
pesan
dakwah
yang
dilakukan
QultumMedia dalam media sosial, terdapat beberapa metode dakwah yang digunakan. Metode dakwah yang digunakan 82
83
selaras dengan metode dakwah yang berlandaskan dalam alQuran pada Surat an-Nahl ayat 125, yakni metode bil al hikmah, mau’izhah hasanah dan mujadalah bil lati hiya ahsan. Penjelasan terkait metode dakwah sudah dijelaskan dalam bab dua landasan teori sebelumnya. 3. Ketiga metode dakwah tersebut diterapkan oleh QultumMedia pada penyampaian pesan dakwah di media sosial. Namun, metode dakwah mujadalah bil lati hiya ahsan yakni penyampaian pesan dakwah secara berdiskusi sudah tidak aktif lagi, dikarenakan tidak adanya orang yang ahli dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan Fiqh sebagaimana terdahulu. Sedangkan bil al hikmah dan mau’izhah hasanah terus mendasari jalannya pesan dakwah pada media sosial. 4. Semua metode dapat diterapkan oleh QultumMedia sesuai dengan kondisi mad’u yang dihadapi oleh QultumMedia. Walau begitu, metode dakwah bukan menjadi alat ukur kesuksesan dalam penyampaian pesan dakwah, namun, ada beberapa faktor lagi yang harus diketahui agar pesan dakwah yang disampaikan berhasil. Faktor-faktor tersebut dilihat dari sisi da’i yakni orang yang menyampaikan pesan dakwah tersebut, materi yang disampaikan oleh da’i, media yang digunakan oleh da’i sehingga mampu menjamah seluruh mad’u atau pengikut media sosial, bahasa yang sesuai dengan keadaan
84
mad’u begitu juga dengan komunikasi yang disampaikan kepada mad’u. 5. Keselarasan antara materi dakwah dengan metode dakwah QultumMedia dianggap benar sesuai dengan ukuran teori koherensi yang digunakan. 6. Pernyataan dan penyaksian pesan dakwah benar sesuai dengan metode dakwah yang digunakan oleh QultumMedia diakui oleh objek dakwah (pengikut akun media sosial QultumMedia) melalui tanggapan pada kolom komentar, serta mengirim kembali
pesan
dakwah
yang
telah
disampaikan
oleh
QultumMedia. B. Saran-saran Berdasarkan pengamatan penulis dalam penelitian ini secara langsung, maka ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan. 1. QultumMedia tetap harus melanjutkan diskusi antar pengikutnya dengan tim QultumMedia, karena banyak manfaat yang bisa dilihat dari kelangsungan diskusi yang dilakukan, diantaranya menambah pengetahuan pengikut terkait apa-apa yang tidak diketahuinya, dengan begitu menambah wawasan pengikut dengan adanya diskusi dengan salah satu orang yang mumpuni di bidang agama. 2. Ada baiknya jika QultumMedia menambah media online yang digunakan dalam berdakwah, sehingga pesan-pesan dakwah tidak hanya diketahui oleh pengikut media sosial saja, tetapi dapat tersampaikan oleh seluruh masyarakat Indonesia maupun luar negeri.
85
3. Perkaya akan kreasi dalam pengemasan pesan dakwah di media online sehingga mad’u tetap asyik dengan pesan dakwah yang disampaikan oleh QultumMedia.
A. Daftar Pustaka Adib, Mohammad. (2011). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Amin, Samsul Munir. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta: Sinar Grafika. Anggota IKAPI Jawa Barat. (2000). Asbabun Nuzul. Bandung: Diponegoro. Anshari, Endang Saifuddin. (1987). Ilmu, Filsafat dan Agama. Bandung: Bina Ilmu. Bakhtiar, Amsal (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Bachtiar, Wardi. (1997). Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos. Daryanto. (2006). Memahami Kerja Intrenet. Bandung: PT. Yrama Widya. Enjang dan Aliyudin. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya Padjadjaran. Haenlein, M. Kaplan dan Michael. (2010). Users of the world, unite! The challeges and opportunities of Social Media. Business Horizons. Hotman, Ilyas Ismail dan Prio. (2011). Filsafat Dakwah, Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Ilaihi, Muhammad. Munir dan Wahyu. (2009). Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ilaihi, Wahyu. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Minangsih, Kalsum. (2004). Dakwah Melalui Cyberdakwah (Studi Eksplorasi Opini Users Tentang Kegiatan Dakwah Situs Ukhuwah) Mufid, Muhammad. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana. Muhtadi, Asep Saeful. (2012). Komunikasi Dakwah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Muhyidin, Asep. (2012). Kajian Dakwah Multiperspektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
86
Mulyana, Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasrullah, Rulli. (2013). Cybermedia. Yogyakarta: IDEA Press. Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Nurcholis. (1997). Asbabun Nuzul. Surabaya: Pustaka Anda Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Shihab, M. Quraish. (2002). Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati Sudarsono. (2008). Ilmu Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta. Yunus, Syarifudin. (2010). Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia
Jurnal dan artikel: Rashid, Muhammad Shawal Abdul. Twitter and Da’wah: A Look into How Social Media Can Effectively Spread The Message of Islam. International Islamic University Malaysia, 2014: h. 1. Retno, Arjianti dkk. Kriteria Kebenaran. Universitas Negeri Jakarta, 2015. Zabidi, Ahmad Zahiruddin Mohd. Dakwah Melalui Penulisan: Membina Pengisian Berpengaruh Dalam Media Baharu, 26 Oktober 2014. ZA, Fadhil. Khasiat dan Manfaat Shalat Malam atau Tahajud. Artikel diakses pada 06 Maret 2015 dari http://www.fadhilza.com/2015/03/kekuatanshalat/khasiat-dan-manfaat-shalat-malam-atau-tahajud.html Skripsi dan Tesis: Anwar, Saipul. Metode Dakwah KH. Muhammad Djunaidi HMS di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
87
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Ginanjar, Gin Gin. Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli di Yayasan Pondok Pesantren Yatim al-Hanif Ciputat Tangerang Selatan. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Minangsih, Kalsum. Dakwah Melalui Cyberdakwah (Studi Eksplorasi Opini Users Tentang Kegiatan Dakwah Situs Ukhuwah). Skripsi S2 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004. Nugroho, Aditya. Metode Dakwah di Media Online (Studi Kasus LDK Syahid UI Syarif Hidayatullah Jakarta). Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Prayoga, Ahmad Teddy. Metode Dakwah dikDoank di Kandank Jurank Doank. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Suryaatmaja, A. Azhari. Metode Dakwah Ustadz Muhsin pada Jama'ah Majelis Ta'lim Imdadil Mustafawii. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Sumber lainnya: Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Pustaka Alfatih, 2009. Wawancara: Wawancara Pribadi dengan Firdaus Agung. Jakarta, 18 Maret 2016. Wawancara Pribadi dengan Ka Fitriyah. Jakarta, 29 Februari 2016. Wawancara Pribadi dengan Tri Prihantini. Jakarta, 25 Februari 2016.
88
HASIL WAWANCARA DENGAN ADMIN QULTUMMEDIA Penelitian tentang keselarasan materi dakwah dan metode dakwah QultumMedia di Media Online (Facebook, Twitter dan Instagram) Narasumber
: Fitriyah
Hari/ Tanggal
: Senin, 29 Februari 2016
Tempat Wawancara : Senayan, Jakarta
1. Seperti apa materi yang disajikan oleh QultumMedia dalam berdakwah di media online/ materi apa yang difokuskan oleh QultumMedia di media online? -
QultumMedia pada dasarnya mengemas bahasan-bahasan islami dengan cara yang asik. Mendekatkan hal-hal tentang islam dengan cara unik. Target pembaca dan dilihat dari followers QultumMedia adalah usia sekitar 16-35 tahun.
2. Apakah setiap sosial media memiliki metode dakwah tersendiri atau disesuaikan dengan materi dakwah yang akan di post? (selain metode al-hikmah : pendekatan audience dengan cara baik-baik ; mauizah hasanah : pendekatan melalui nasehatnasehat yang lembut ; dan mujadalah billati hiya ahsan : pendekatan dengan diskusi yang baik antar Qultummedia dan audience) -
Pada dasarnya, setiap sosial media memiliki konten yang sama, hanya pengemasannya saja yang berbeda. Seperti untuk Facebook, QultumMedia menggunakan bahasa yang sedikit formal dan status yang panjang karena dilihat dari usia pengikut Facebook Fanpage QultumMedia, sedangkan untuk Twitter, lebih kepada status-status pendek yang berisi nasihat, motiviasi, doa, dan sebagainya. Di Twitter, admin sering mengajukan pertanyaan kepada audience mengenai suatu hal dengan maksud meminta pendapat atau agar terjadinya interaksi dua arah antara admin dan audience.
3. Jam postingan di media online? (FB, ig, dan Twitter) - Waktu Prime Time A. 03.00-06.00 am B. 16.00-18.00 pm C. 20.00-22.00 pm
Di luar waktu tersebut, kondisional saja sepeti mengingatkan waktu shalat dan sebagainya. 4. Bagaimana QultumMedia menanggapi komentar mad’u? -
Setiap komentar yang masuk dalam setiap postingan sosial media QultumMedia, ditanggapi dengan baik.
5. Siapa yang paling berperan dalam menanggapi komentar tersebut? -
Redaksi dan admin dari QultumMedia.
6. Sejauh mana kewenangan admin dalam mem-posting materi dakwah? -
Setiap konten yang ingin diposting, admin dan redaksi melakukan meeting atau diskusi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman dan komunikasi berjalan baik.
7. Apakah semua komentar ditanggapi? Komentar seperti apa yang tidak ditanggapi? -
Tidak semua, sejauh ini banyak komentar yang datang di sosial media QultumMedia, khususnya Fanpage. Komentar yang ada biasanya hanya “Aamiin” pada postingan doa.
8. Sejauh ini, apakah followers ada yang kristen? -
Menurut sepengetahuan admin, tidak ada.
9. Apakah QultumMedia ada bekerjasama dalam pengembangan materi dakwah di media online? -
Sejauh ini materi yang ditampilkan dari buku-buku yang ada di QultumMedia dan kutipan doa-doa maupun hadist
10. Bagaimana trik QultumMedia membuat mad’u agar terus berinteraksi dengan akun QultumMedia? -
Membuat konten yang menarik, tidak membosankan, dan tentunya yang sesuai dengan tren saat ini.
11. Apakah komentar dari pada mad’u mempengaruhi konten/ isi materi dakwah? -
Ya.
12. Materi seperti apa yang paling banyak dikomentar oleh mad’u? -
Materi postingan berisi doa.
13. Perharinya, berapa banyak persentasi yang menyukai postingan Qultummedia? -
Ga menentu terkadang 20 sampai 50 like
HASIL WAWANCARA DENGAN TIM REDAKSI QULTUMMEDIA Penelitian tentang keselarasan materi dakwah dan metode dakwah QultumMedia di Media Online (Facebook, Twitter dan Instagram) Narasumber
: Tri
Hari/ Tanggal
: Kamis, 25 Februari 2016
Tempat Wawancara : Kantor Agromedia Group. Jl. H. Montong No. 57, Ciganjur, Jagakarsa Penelitian tentang keselarasan materi dakwah dan metode dakwah Qultummedia di Media Online (Facebook, Twitter dan Instagram) ANALISIS 1. Seperti apa materi yang disajikan oleh Qultummedia dalam berdakwah di media online/ materi apa yang difokuskan oleh Qultummedia di media online? Materi dari konsep isi, paling banyak diakses adalah Twitter, Facebook dan Instagram, dan justru, pengguna Twitter malah menurun, padahal
awalnya jadi
primadona. Usernya beda-beda, Facebook lebih banyak captionnya menyentuh , panjang, refleksi, karena followers QultumMedia bukan hanya anak muda, dan Facebook menjadi generasi sosmed yang kita punya. Jadi mungkin usianya seusia buku-buku QultumMedia, dari awal QultumMedia menerbitkan buku awal-awal sekitar 25 tahun kalau buku-buku Ibadah. Anak muda mgkin kurang suka buku-buku Ibadah, lebih suka motivasi, komik dan lain-lain. Materi Facebook tidak jauh dari tema, doa, kutipan doa dari para Nabi, Rasulullah dari Alquran, contohnya, doa meraih cita-cita di pagi hari, ketimbang kita mempromo buku. Dulu kita sempet mencurigai kalo foto dan caption tidak terlalu menarik jika kita posting di Facebook, tidak seperti instagram. Qutum pernah konsep promosi quote bergambar foto dengan caption, ada renungrenungan refleksi, likersnya sedikit. Belakangan foto-foto atau video menjadi meningkat, sepetinya ada pegeseran materi yang mereka suka, awalnya status yg panjang, berupa tips atau apa, mad’u juga menyukai, mad’u menyukai foto dan video. Video diambil dari produk buku atau dokumentasi kegiatan.
Materi Facebook ngambil temanya dari buku, contoh dari buku panduan solat atau kiat sholawat. Berangkat dari topik buku, tidak harus isi buku yg dijadikan quote namun, topik dari buku itu yang diangkat. Kalo Twiter biasanya kita buat 4 part atau qultweet. Jadi , konsepnya bisa qultweet atau renuungan. 4/3 bagian. Di Twiter kita tidak main disingkat-singkat. Karna singkatan mungkin jadi berbeda makna satu sama lain. Sebagian materinya berupa sapaan, jadinya kalau Twiter jatohnya seperti berkomunikasi terus menerus, kalo twitter timelinenya selalu berubah setiap waktu, dan ketika ada pertanyaaan-pertanyaan butuh jawaban cepat. Harus interaktif, salah satu cara agar tidak terlalu beku, biasanya kita sapa mad’u dengan kuis, dulu QultumMedia punya friday quiz karna kewalahan dengan pengiriman hadiah, jadi kita hentikan dulu, pernah sebulan sekali diubah menjadi 2 bulan skali, dan sekarang kita hentikan dulu. Admin jadi sering diteror, untuk hadiahnya. Materinya sama, biasanya kita punya satu lineup yang diusung, contohnya Jangan Pernah Menyerah, jadi semua sosmed jor-joran tentang Jangan Pernah Menyerah. Komunikasi efektif adalah ketika pesannya sama, hanya pengemasan pada setiap sosial media yang berbeda, kalo di Facebook lebih reflektif. Kalau di Twitter lebih kepada kiat atau tips yg pendek-pendek, kalo instagram lebih spirit, menggunakan foto-foto yang menggambarkan semangat atau impian. Semua postingan tidak semua dari buku malah paling banyak dari create tapi spiritnya dari buku, 2. Apakah setiap sosial media memiliki metode dakwah tersendiri atau disesuaikan dengan materi dakwah yang akan di post? (selain metode al-hikmah : pendekatan audience dengan cara baik-baik ; mauizah hasanah : pendekatan melalui nasehatnasehat yang lembut ; dan mujadalah billati hiya ahsan : pendekatan dengan diskusi yang baik antar Qultummedia dan audience) QultumMedia mempunyai sosmed Facebook, Twitter, instagram dan tumblr/blog tapi kurang aktif, karena pembaca blogger adalah dia yang punya waktu panjang untuk menulis sedangkan sosmed lebih interaktif. Juga ada website, juga punya youtube channel, kalo di cari Qultummedia ada channelnya.
Pesan yang kita sampaikan lebih smooth, model dakwahnya smooth karna followersnya adalah pembaca muda, kalau pembaca muda di nasehatin isinya secara keras, misalnya caption, solatlah kamu kalau tidak kamu akan masuk neraka, user lari pastinya, jadi QultumMedia lebih menyesuaikan dengan pembaca. Ketiga metode dakwah dilakukan oleh QultumMedia di Media online. Nasehat disampaikan secara bijakasana, followers juga kita anggap sebagai partner, sebelum ada admin, tim redaksi pernah dibagi jobdesk terkait sosmed. 3. Siapa yang paling berperan dalam menanggapi komentar tersebut? Sebenarnya kalo diskusi dengan jawaban panjang, sempat dilakukan di klinik hati, diskusikan bisa saling interaktif, jadi followersnya QultumMedia menanyakan kepada Pak Haji Ahmad fulex selaku pimpinan redaksi QultumMedia, menjadikan Pak Haji sebagai gurunya di QultumMedia dari Al-Azhar Kairo. Paling sering terjadi diskusi jika ada pesan masuk ke QultumMedia saja, kalau pada sosmed jarang terjadi diskusi yang panjang. Jadi kita nampung dari email atau facebook, yang kemudian jawabannya di share pada web dan di linkan ke Twitter atau Facebook , biasanya yang mau nanya ditampung dulu dua kali seminggu. Namun hanya bertahan selama setahun, karna kesibukan akhirnya kita free-kan dulu sampai waktu yang belum kita tentukan lagi, pengennya ada lagi orang yang dapat menjawab seperti Pak Haji Fulex dan itu adalah orang dalem QultumMedia. Padahal animonya cukup besar dengan adanya pertanyaan tertutup. 4. Apa alasan QultumMedia menggunakan media online sebagai media dakwah? Alasan dakwah di media online, kalo online kan kita tidak bisa grab pengunjung langsung, ga seperti pembeli offline yang bisa di grab langsung besar-besaran, misalnya gini, online keterikatannya dari kebutuhan dia, gue butuh ga nih? Jadi yang dijual adalah informasi. Kita ga pengen sosmed hanya sebagai akun jualan, karna untuk jualan sudah ada petugasnya yang jualan ke relasi-relasi online, bookshopnya. Jadi QultumMedia juga memanfaatkan sosial media untuk menebarkan ajakan-ajakan ataupun nasihat-nasihat kebaikan.
5. Sejak kapan QultumMedia mulai menggunakan media online sebagai media berdakwah?
Sudah lama dari tahun 2007, kalo Facebook dan Twitter dari tahun 2011, instagram 2013. Dan dulu belum pake admin, admin mulai di tahun 2013.
6. Kisaran usia berapa pengikut QultumMedia di media online? Rentang usia Qultummates di Facebook maximal 50 tahun, kalo twitter dan instagram punya kemiripan kurang lebih 17 tahun atau 15 tahun sampai 30 tahun. 7. Bagaimana trik Qultummedia membuat mad’u agar terus berinteraksi dengan akun Qultummedia? Lewat caption yang menggiring audience sehingga stay dalam inovasi dan kreasi dari isi atau materi visualnya. Mengemas caption sepadat mungkin sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima oleh Qultummates.
8. Apa faktor pendukung dakwah QultumMedia di media online? Faktor pendukungnya adalah kenapa kita percaya diri punya sosmed? selain kebutuhan, karena pembaca juga sudah semakin menggunakan media online. Ada kebutuhan teman pembaca yg harus kita penuhi lewat online, karena informasi online lebih masif dan cepat, jadi kalo kita ga selektif bakal ngaco, dan karna kita penerbit buku yang bergerak dibidang agama, rasanya ga cukup kalo kita hanya berdakwah lewat buku saja, sementara ada komunitas besar dari masyarakat besar kita yang menjadikan gadget sebagai arena permainannya. Kalo kita ga kesitu kita bakal kehilangan, kehilangan ladang dakwah trus akan kehilangan moment saat kita berpromosi sekalipun pesannya smooth, kita berpromosi dan sayang jika tidak tergarap gitu, jadi faktornya, dari gadget, infrastrukturnya, alat-alat juga oke, juga penulis yang basisnya sosial media, yang kita ga mungkin tidak treat. Kita bakal malu dong kalo kita gapunya sosial media, dan pembaca kita adalah anak muda, itulah faktor knapa QultumMedia menggunakan sosial media. Itu faktor terbesar, anak muda sangat dekat dengan gadget, sosial media, internet, anak muda kalo jam 2 pagipun masih ada yg online. Dan ternyata waktu yang paling tinggi pembaca bukan di siang hari, malah di jam ¾ pagi, dan admin harus bangun jam ¾ pagi, makanya alhamdulillah punya admin yang oke juga. Karena admin juga tau sikologi remaja online.
9. Apa faktor penghambat dakwah QultumMedia di media online? Faktor penghambat dari luar, maupun waktu. Lot pekerjaan yg banyak sehingga ga ke urus dan teratasi dengan adanya admin. Faktor kedua adalah dari luar, banyaknya penulis dan buku yang harus kita treat dengan cara yang sama. Sehingga tidak menimbulkan kecemburuan antar sesama penulis di QultumMedia.
FOTO WAWANCARA
Bersama Crew QultumMedia