LAPORAN PENELITIAN
DOSEN MUDA
-FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGAKUI-I1 K INERJ A U SAHA KECIL KERUPUK SANJAI (STUD1 DI KECAMATAN MANDIANGAN KOTO SELAYAN BUKITTINGGI)
01th
-
Dessi Susanti, S.Pd
Firman, SE DIBIAYAI DPA DP2M DITJEN DIKTI DEPDIKNAS TAHUN ANGGARAN 2006
NOMOR DM-6 1 /J4 1.2/KU/2006 DREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGl DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAI,
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERl PADANG OKTOBER 2006
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA 1. Judul Penelitian
2. Bidang ilmu penelitian 3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. PangkatlGolongan e. Jabatan f. Fakultas/Program Studi 4. Jurnlah tim Peneliti 5. Lokasi Penelitian
6. Waktu Penelitian 7. Biaya
:Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Usaha Kecil Kerupuk Sanjai (Studi Di Kecamatan Mandiangan Koto Selayan Bukittinggi) : Ekonomi : Dessi Susanti, S.Pd :Perempuan : 132303258 : Penata Muda41Ia : Staf Pengajar
:Ekonomi1Pendidika.nAkuntansi : 3 orang :Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi : 8 bulan :Rp. 5.000.000
Padang, 30 Oktober 2006 Ketua Peneliti,
Dessi Susanti, S.Pd NIP. 132303258 Surat Kuasa No 4 1301641.1.12fI'Ul2006 Tanggal 19 Oktober 2006
RINGKASAN DAN SUMMARY Fakta yang terllihat bahwa pada umumnya usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia tidak berkembang sebagaimana yang kita harapkan, ha1 ini disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki oleh pengusaha kecil menengah dalarn mengembangkan usahanya. Keterbatasan tersebut meliputi kurangnya modal untuk menjalankan usaha, kurangnya tingkat pendidikan yang dimiliki, kurangnya pengalaman, dan lain-lain. Berkaitan dengan ha1 tersebut maka dituntut adanya perhatian dari banyak pihak, untuk dapat mengembangkan usaha kecil dan menengah, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja usaha kecil dan menengah, sehingga usahausaha kecil ini diharapkan dapat men-jadi penggerak utama perekonomian masyarakat pedesaan. Tulisan ini mencoba mengangkat l~ilkior-lfi~kror Ytrng Menzpengaruki Kinerja Usaha Kecil Kerupuk Sanjai (Sludi di Kecamatan Mandiangin Kofo SeZayan Kotamadya Bukittinggi. Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahanmasukan dalam pengambilan kebijakan perncanaan pernbangunan di masa datang khususnya bagi BAPEDA Tk. I1 Bukitingi sebagai alat untuk memantau, memonitor dan mengevalusi keberhasilan pembangunan dalam pengembangan usaha kecil menengah, juga masukan bagi masyarakat Bukittingi dalam pembenahan dan perbaikan keadaan perekonomiannya. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa kepribadian wirausaha, pengalaman wirausaha, modal dan pembinaan usaha berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi, namun tingkat pendidikan wirausahadan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi. Sedangkan secara bersamasama kepribadian wirausaha, pengalaman wirausahn, modal dan pembinaan usaha, tingkat pendidikan wirausaha dan jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil kerupuk sanjai di Icecamatan Mandiangin Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi.
Saran penulis dari hasil penelitian ini diharapkan nantinya bagi penulis berikutnya untuk menambah variabel-variabel yang tentunya masih banyak yang dapat mempengaruhi kinerja usaha. Di sini penulis hanya melihat enam variabel diantaranya variabel kepribadian wirausaha, pembinaan usaha, pendidikan, pengalaman, jumlah modal, dan tenaga kerja. Dimana tingkat pendidikan dan jumlah tenaga kerja tidak terdapat hubungan yang berarti terhadap kinerja usaha kerupuk sanjai. Maka gunakan variabel lain sebagai penggantinya seperti mekanisme pasar, skill, teknologi dan budaya.
PENGANTAR
Kegiatan penelitian ini mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalarn ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait. Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerja sama dengan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen
Dikti
Depdiknas
dengan
surat
perjanjian
kerja
Nomor
:
006/SP3/PP/DP2M/11/2006 Tanggal 1 Februari 2006, dengan judul Fakior-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerju Usaha Kecil Kerupuk Sanjai (Studi tii Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi)
Karni menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan mernberikan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pembangunan. Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian, kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitin ini telah diseminarkan ditingkat nasional. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada umunya, dan peningkatan mutu staf akademik Universitas Negeri Padang. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, karni menyampaikan terima kasih kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas yang telah memberikan dana untuk
pelakanaan penelitian ini. Karni yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Terima kasih.
-?ng,
*.
Oktober 2006
PRAKATA
Dengan mengucapkan puji dan syukur Kehadhirat Allah SWT, sehingga dengan rahmat-Nya jugalah, laporan akhir hasil penelitian ini dapat dibuat. Penelitian ini dibiayai oleh Dana DIPA DP2M Ditjen Dikti Depdiknas Tahun Anggaran 2006. penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mandiangian Koto Selayan Bukittinggi. Sehubungan dengan itu, kami atas nama Tim Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1) Bapak Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang
2) Bapak Sekretaris Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang 3) Bapak Kepala Deperindag Bukittinggi yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian ini. 4) Bapak Dekan fakultas Ekonomi Universitas Negeri I'adang
5) Ibuk DR. Sri Ulfa Sentosa, MS dan Bapak Syahrizal, SE. MSi selaku pereview penelitian ini
6) Bapak serta Ibu-ibu staf administrasi Fakultas Ekonomi yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Akhirnya terima kasih yang sebesar-besarnya juga kami sampaikan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu, serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini, kami berharap semoga bantuan baik moril maupun materil yang telah BapaWlbu, rekanrekan berikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang setimpal. Amin. Padang.30 Oktober 2006 Tim Peneliti
DAFTAR IS1
Hal
FL4LAM.N PENGESAHAN ........................................................................ RINGKASAN DAN SUMMARY ....................................................,. . . . . . . . . . ~ ~ ........................................................................................................ PRAKATA .................................................................................................... DAFTAR ..................................................................................................... DAFTAR TABEL.......................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
.
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B.Rumusan Masalah ......................................................................... 5
.
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA .. A.Kaj ian Teori .................................................................................. B .Kerangka Pemikiran .................................................................. C .Hipotesis .......................................................................................
7
27 28
.
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A.Tujuan Penelitian ......................................................................... 30 B.Manfaat Penelitian ........................................................................ 30
.
BAB IV METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian ........................................................................... B.Populasi dan Sampel ................................................................... C.Teknik Pengumpulan Data ........................................................ D.Anal isis Data ................................................................................. E . Uji Hipotesis ................................................................................. F . Defenisi Operasional .....................................................................
32 32 32 33
33 36
.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A-HasilPenelitian ............................................................................. 38 .................................................................................. B.Pembahasan 55
.
BAB V KESlMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ................................................................................... 61 B.Saran ............................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65
vii
DAFTAR TABEL
Hal 1. Tingkat ROI Pada 5 (Lima) Usaha Kecil Kerupuk Sanjai Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi .......................................................................... 2. Sampel Usaha Kecil Kerupuk Sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi .................................................................................... 3 . Prosentase usaha kecil kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittingi .............................................................................
4. Distribusi Frekuensi Variabel Kepribadian Wirausaha ............................. 5 . Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Wirausaha .................
6. Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pengalaman Wirausaha ................ 7. Distribusi Frekuensi Variabel Jumlah Modal Wirausaha .......................... 8. Distribusi Frekuensi Variabel Tenaga Kerja Wirausaha ............................
9. Distribusi Frekuensi Variabel Pembinaaan Usaha Wirausaha ................... 10. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Usaha Wirausaha .......................... 1 1 . Rangkuman Uji Normalitas Variabel Tingkat Kepribadian. Tingkat Pendidikan. Pengalaman. Jumlah Modal. Jumlah Tenaga Kerja, Pembinaan dan Kinerja Usaha ........................................................
12.Rangkuman Uji Multikolinearitas .............................................................. 13 . Rangkuman Uji Regresi Linier Berganda Variabel Tingkat Kepribadian. Tingkat Pendidikan. Pengalaman. Jumlah Modal. Jumlah Tenaga Kerja, Pembinaan dan Kinerja Usaha ...................
viii
Lampiran
Hal
1 . Angket Penelitian .......................................................................................
67
2 . Uji Coba Angket Kepribadian ....................................................................
68
3 . Data Hasil Penelitian .................................................................................. 70 4 . Data ROI, Periode 2001 -2005 .................................................................... 71
5 . Tabulasi Angket Kepribadian Wirausaha (X I ) .......................................... 72 6 . Uji Multikolonearitas.................................................................................
.. 7. UJINormalitas ............................................................................................
73 74
.. 8. Plot-plot UJINormalitas ............................................................................. 75 9. Frequency...................................................................................................
79
10. Grafik Histogram .......................................................................................
83
1 1 . Regression ..................................................................................................
88
12. Surat Izin Penelitian ...................................................................................
89
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dinamika Pembangunan Nasional di Indonesia dihadapkan pada isu kesenjangan sosial atau pembangunan yang belum merata. Fenomena ini dapat dilihat dalam bcrbagai sektor pcrckonornian, khususnya pada scktor usaha sangat terasa bahwa semakin besarnya gap sosio-ekonomi atau terjadi suatu kesenjangan antara kelompok kaya dengan kelompok miskin, serta antara usaha besar, menengah, dan kecil yang menyebabkan perbedaan dalam kesempatan dalam mengembangkan usaha. Demokrasi ckonomi tidak mungkin bcrjalan dcngan sistem politik yang otoriter dan tertutup. Artinya demokrasi ekonomi harus menjadi kemauan politik penguasa untuk membangun intuisi dasar yang adil, dimana setiap warga negara diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan usaha mereka masing-masing sebab sebagian besar rakyat Indonesia tinggal di desa dan mengembangkan usaha kecil-menengah. Oleh karena itu, kelompok inilah yang seharusnya didorong untuk maju dan harus diperhatikan oleh semua pihak agar terciptanya pemerataan pcmbangunan. Untuk itu pemerintah diharapkan dapat menata dan mengembangkan sistem ekonomi Indonesia sesuai dengan kondisi dan kcberadaan rnasyarakat diseluruh pelosok wilayah. Pengembangan sistem ekonomi yang memberi pcluang bagi usahausaha kecil untuk berkiprah dalam perekonomian nasional akan mendorong
tumbuhnya perekonomian berbasis wirausaha, yang selanjutnya akan mendorong munculnya usaha-usaha baru. Dcngan dcmikian pclaku-pelaku lokal mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif. Pada dasamya usaha kecil merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan industri dan ekonomi nasional. Menurut Shaleh dalam Azmi (1996:2) menyatakan bahwa untuk mewujudkan pengusaha kecil yang ideal dalam Restrukturisasi
(Pen~benahan Struktur) dan
Revitalisasi
(Pembaharuan Fungsi Ekonomi Nasional ), maka diperlukan pembinaan dan pelatihan terhadap usaha kccil agar dapat mcnjadi scbagai unit usaha yang dapat bertahan di masa krisis ini. Keberadaan pengusaha kecil yang merupakan bagian dari industri kecil merupakan sub-sistcm yang tcrkccil dari sistem lainnya dalam sistem nasional secara menyeluruh Shaleh dalam Azmi (1996:2 ). Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan suatu kebijaksanaan, stratcgi, program pcmbinaan pengusaha kecil secara terpadu untuk penyamaan persepsi, pola pikir dan pola tindak dalam pembinaan tersebut.
GBHN 1999; menyatakan bahwa suatu keharusan untuk membina dan mcngembangkan usaha kccil agar mcrcka tumbuh mcnjadi komponcn dunia usaha yang kuat, tangguh, efisien, mandiri dan
mampu mendukung
pertumbuhan
ekonomi,
yang
besar
dalam
perekonomian
nasional
penyerapan
tenaga
keja,
memberikan khususnya
konstribusi dalam
peningkatan pemerataan dan pendapatan masyarakat Pengembangan usahausaha kecil mempunyai peranan penting dan strategis dalam mewujudkan
perekonomian yang mandiri pada ma5yarakat. Ilsaha-usaha kccil ini diharapkan menjadi penggerak utama perekonornian masyarakat sampai pedesaan (Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan). Namun realita yang tcrlihat di lapangan bahwa pada umumnya usaha kecil menengah yang ada di Indonesia tidak berkembang sebagaimana yang kita harapkan bersama. Hal ini disebabkan karena banyaknya keterbatasan yang dimiliki olch pcngusaha kccil mcncngall dalan~ ~nengcrnbangkan usahanya. Keterbatasan yang harus ditanggulangi ini dapat berupa kurangnya modal untuk menjalankan usaha, kurangnya tingkat pendidikan yang dimiliki, kurangnya pengalaman, d m lain-lain.
Untuk itu dituntut adanya perhatian dari banyak pihak untuk dapat mengembangkan usaha kecil nicnengah yang ada di Indonesia. Ilcngan adanya perhatian dari banyak pihak ini akan dapat meningkatkan kinerja usaha kecil menengah tersebut, schingga dcngan berkernbangnya usaha kecil menengah ini tentunya akan memberikan perekonomian
Indonesia
karena
telah
dampak dapat
positif terhadap
meng~irangi tingkat
pengangguran. Sebagaimana
yang
diketahui
bahwa
Kotamadya
Bukittinggi
mempunyai sebuah komoditi yang dikcnal banyak orang sebagai makanan ciri khas masyarakatnya yaitu kerupuk sanjai. Kerupuk sanjai ini juga merupakan oleh-oleh bagi masyarakat yang berkunjung ke kota tcrsebut sebagai kota wisata. Kerupuk sanjai ini adalah hasi! olahan tangan para penduduk yang ada di Bukittingi yang tcroganisir mcnjadi scbuah usaha kecil
dan menengah. Adapun yang menjadi pusat sanjai di Kotamadya Bukittinggi adalah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan. Berdasarkan obsewasi awal yang pcnulis lakukan tcrhadap beberapa pengusaha kerupuk sanjai yang ada di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi, terlihat adanya penurunan kincrja pada mayoritas usaha kerupuk sanjai yang ada di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi. Hal ini terlihat dari tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Tingkat ROI Pada 5 (Lima) Usaha Kecil Kerupuk Sanjai
Sumber : Data masing-masing usaha Kecil Kerupuk Sanjai di ~ecamatanMandiangin Koto Selayan Bukittinggi Keterangan :
UKM 1 = Kerupuk Sanjai Asli Uncu UKM 2 = Kerupuk Sanjai Bundo UKM 3 = Kerupuk Sanjai Keluarga
UKM 4 = Kerupuk Sanjai Mintuo UKM 5 = Kerupuk Sanjai Nicu Untuk menilai kinerja Usaha Kerupuk Sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi penulis menggunakan pendekatan ROI. ROT =
Laba bersih sebelum pajak Jumlah Aktiva usaha
Laba bersih sebelum pajak
= Selisih
lebih pendapatan atas beban-beban dan
yang merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kcgiatan i~saha. Aktiva usaha
=
Kekayaan yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber daya (resources) bagi perusahaan untuk melakukan usaha tidak termasuk investasi.
Kinerja usaha kecil berkaitan dengan kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pembinaan usaha, dan pengalaman. Pendidikan sering kali dikaitkan dcngan kebcrhasilan usaha. Kcbcrhasilan usaha bclarli tncrupakan ha1 yang bersangkutan dengan kinerja usaha. Berdasarkan paradigma di atas maka penelitian ini mcncoba untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mcmpcngaruhi Kinerjil Usaha Kecil Kcrupuk Sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Sclayan Kotamadya Bukittinggi".
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh yang berarti tingkat kepribadian wirausaha terhadap kinej a usaha kecil Kempuk Sanjai di Garcgeh Kccamatan Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi?
2. Apakah terdapat pengaruh yang berarti tingkat pendidikan wirausaha terhadap kinerja usaha kccil Kcrupi~kSanjai di Garcgch Kecamatan Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi?
3. Apakah tcrdapat pcngaruh yang bcrarti pcngalaman wirausaha tcrhadap
kinerja usaha kecil Kerupuk Sanjai di Garegeh Kecamatan Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi? 4. Apakah terdapat pengaruh yang berarti jumlah modal terhadap kinerja
usaha kecil Kerupuk Sanjai di Garegeh Kecamatan Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi? 5. Apakah terdapat pengaruh yang berarti jumlah tenaga kerja terhadap
kinerja usaha kecil Kerupuk Sanjai di Garegeh Kecamatan Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi?
6. Apakah terdapat pengaruh yang berarti pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil Kerupuk Sanjai di Garegeh Kecamatan Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi?
7. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara tingkat kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman wirausaha, jumlah modal, jumlah tenaga kerja dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil Kerupuk Sanjai di Garegch Kecamatan Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi?
BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kinerja Usaha Kecil
Pasal 1 U U No. 9 Tahun 1995 mcnyatakan bahwa: usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi dengan usaha menengah dan usaha besar, berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum dan badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. Selanjutnya Pasal 5 UU No. 911995 mengemukakan bahwa, kriteria usaha kecil yaitu: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, - tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 100.000.000, -. c. Milik warga negara Indonesia. d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha mcnengah atau usaha bcsar. e. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum termasuk koperasi. Perusahaan atau organisasi manapun, pasti ingin mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, mereka ingin mencapai keberhasilan usaha. Salah satu langkah untuk mengukur keberhasilan itu adalah melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja sebuah perusahaan
sangatlah penting, sebab selain digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu, juga dapat menjadi masukan untuk perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya untuk masa yang datang. Kinerja dapat didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapian tujuan organisasi. (Mulyadi 2001 :419) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai berikut: Kinerja adalah penen tuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran
standar dan kriteria yang telah
ditetapkan
sebelumnya. Pcngcrtian ini dilandosi olch kcyakinan bahwa usaha kecil pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja pada usaha kecil sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka lakukan dalam organisasi dan usaha. Beberapa pendapat tentang cara menilai kinerja yaitu : (Maynard, dalam Benedicta,
2003:26), misalnya,
rncnyatakan bahwa kinerja
perusahaan harus diukur dari besarnya Return On Investment (ROI). ROI adalah keuntungan yang diraih perusahan. Jadi menurut maynard, kincrja perusahaan dapat dinilaildiukur mclalui R01. Dari sudut pandang manajemen pada umumnya, kinerja perusahaan dapat diukur dengan memperhatikan tiga hal, yakni: kinerja administrasi, kinerja operasi, kinerja strategik. (Westom dalam Maynard, 1977). (Kevit & Lawton dalam Maynard, 1977) menggunakan tiga indikator dalam mengukur kincrja organisasi, scbagai bcrikut:
a. Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di semua faktor input (modal dan tenaga kerja). b. Perubahan tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal, mekanisme penyesuaian dan pengaruh terhadap perubahan status). c. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai). Secara umum, pengcrtian pengukuran kincrja disimpulkan sebagai suatu usaha formal yang dilaksanakan manajcmen untuk mengevaluasi
hasil-hasil
dari
aktivitas-aktivitas
yang
telah
dilaksanakan. Ukurannya ndalah bagaimana kcmampuan suatu organisasi termasuk yaitu usaha kecil, bagian organisasi dan karyawan dalam mencapai efektifitas operasional berdasarkan kriteria yang ditclapkan olch pcrusahai~n.
2. Wirausaha a. Pengertian Wirausaha
Dalam kehidupan schari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan "usahawan" atau "wiraswasta". Pandangan
tersebut
tidaklah
tepat,
karena jiwa
dan
sikap
kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumbcr daya untuk mcncari pcluang mcnuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and diflerent) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Banyak orang yang berhasil dan sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Tidak sedikit orang d m perusahaan yang berhasil meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Proscs krcatif dan inovatif tcrscbut biasanya diawali dcngan memunculkan
ide-ide
dan
pemikiran-pemikiran
baru
untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbcda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses krcatif dan inovatif dilakukan rnclalui kegiatan penelitian dan pcngcmbangan (re.~eurcliurid developrncnf) untuk meraih pasar. Baik ide, pcmikiran, maupun tindakan kreatif tidak lain untuk menciptakan sesuatu yang bani dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan
mcrupakan
s~iatu kcma~npuan dalam
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumbcr daya dengan cam-cara baru dan berbeda, melalui ( I ) Pengembangan teknologi baru, (2) Penemuan pengctahuan ilmiah baru, (3) L'erbaikan produk barang d m jasa yang ada, (4) Pcnemuan cara-cara baru untuk
menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara, baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan adalah kemampuan untuk menerapkan krcativitas dalam rangka pcmccahan masalah dan menemukan peluang (doing new [hind. Jadi, krcativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan rnelalui proses berpikir krcatif dan bertindak inovatif merugakan nilai tambahan (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Ide kreatif akan muncul apabila wirausaha "look at old and think something new or diferent". Sukses kewirausahaan akan tercapai
apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (thing and doing new things or ol thing in new wayl (Zimmer, 199651 ) .
Menurut Kao dalam Benedicta (2003:22) menyatakan bahwa pengertian dari wirausaha adalah: "How can we begin to defene entrepreneztr in a more satisfiing manner? CertainrJ,they are cata!ysts. They
make things and zeal to implement them. Thus, the entrepreneur is both a creator and an innovator. He or she both generates the new idea and serves as the human vehicle by which implementation of that idea accurs. He or she takes the ball and runs with it, overcoming obstacles in the way. '"
Lebih
lanjut
Zimmerer
dalam
Benedicta
(2003:22)
menyatakan bahwa : <<
An entreprenezrr i.s one who crearc..s N new h~r.sine.s.s in [heface ($risk und uncerfuin(yj b r /he ptirj)u.se oJ achieving profit and growtl7 by identifiing opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them. "
Selanjutnya Sukardi dalam Soemanto (1999:38) menjelaskan konsep wirausaha sebagai berikut: "Seseorang yang berscdia mcngambil resiko pribadi untuk menemukan peluang usaha, mendirikzn mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri, dimana kelangsungan hidupnya tergantung pada tindakannya sendiri" Berdasarkan pendapat para ahli yang diuraikan diatas, terdapat ciri umum yang selalu terdapat dalam diri seorang wirausaha, yaitu kemampuan mengubah sesuatu menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, inkubator gagasan baru, dapat bereaksi terhadap perubahan ekonomi, memiliki seni atau keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha baru, orang yang berbakat, gagah berani, dan bersedia mengambil resiko pribadi untuk menemukan peluang baru.
b. Kepribadian Wirausaha Menurut Inkeles dalarn Suryana (2003:29) menyatakan bahwa kualitas manusia modem tercennin pada orang yang bcrpartisipasi dalarn produksi modem yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, pcrcaya diri, ~ncmiliki aspirasi. bcrpcndidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi. Ciri-ciri orang modern tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal dalam Suryana (200330) yaitu: a) Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi. b) Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional. c) Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai masalah. d) Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang. e) Selalu berencana dalam segala kegiatan. f) Mempunyai keyakinan pada kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. g) Pcrcaya bahwa kchidupan tidak tlikuasai olch nasib dan orang tertentu. h) Mcmiliki kcyakinan dan mcnggunakan kcadilan scsuai dengan prinsip masing-masing. i) Sadar dan menghormati orang lain Menurut Harsojo dalam Suryana (2003:30), modernisasi sebagai sikap yang mcnggambarkan: a) Sikap terbuka bagi pembaharuan dan perubahan. b) Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis. c) Berorientasi pada masa kini dan masa depan.
d) Meyakini kemampuan sendiri. e) Meyakini kemampuan ilmu pengctahuan dan teknologi. f) Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi. Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi scgala pcluang, tantangan dan pcrubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha yang inovati f dan kreatif yang ditemukan dalam j iwa kewirausahaan. Menurut Yurgen Kocka dalam Suryana (2003:30), "Pandangan yang luas dan dinamis serta kcsediaan untuk pembahanian, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman perjalanan yang banyak" Dalam konteks ini, juga dijumpai perpaduan yang nyata antara usaha perdagangan yang sistematis dan rasional dengan kemampuan bereaksi terhadap kesempatan-kesempatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suasana sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kcbenaran dan kebaikan. Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk
menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi sosial. Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla dalam Suryana (2003:31) pola tingkah laku kewirausahaan akan tergambar pula dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut: a) Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, kcberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan, dan kemauan kuat. b) Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan kepemimpinan, dan hubungan antar-personal, manajemen. c) Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi. d) Kcahlian dalam mengatur, diwu-judkan dalarn bentuk penentuan tujuan, perencanaan, dan penjadwalan, serta pengaturan pribadi. e) Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uang. David McClelland dalam Suryana (2003:3 1) mengemukakan enam ciri perilaku kewirausahaan, yaitu: a) Keterampilan mengambil keputusan dan mengatnbil risiko yang moderat, dan bukan atas dasar kebetulan belaka. b) Energik, khususnya dalarn bentuk berbagai kegiatan inovati f. c) Tanggung jawab individual. d) Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan. e) Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa datang f) Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan, kepemimpinan, dan tnanajerial. Menurut Soemanto (1999:85) membuat kcsimpulan tcntang sembilan sifat yang ada pada wirausaha sebagai berikut:
a) Sifat instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha maupun yang bcrkaitan dengan perbaikan kerja b) Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan umpan balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kcrjanya selalu lebih baik dari sebclumnya. c) Sifat keluwesan bergaul, yaitu aktif bergaul dengan siapa saja, membina kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuikan diri dalam berbagai situasi. d) Sifat kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalarn situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum perkerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan dan memiliki tenaga untuk terlibat terus-menerus dalam kerja. e) Sifat keyakinan diri, adalah dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa usahanya akan berhasil. Ilia percaya diri dengan bergairah langsung terlibat dalam kegiatan konkrit dan jarang tcrlihal ragu-ragu. f ) Sifat pengambilan risiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan menghadapi situasi yang serba tidak pasti dimana usahanya belum tentu membuahkan keberhasilan. Dia bcrani mcngambil rcsiko kegagalan dan selalu antisipatif terhadap kemungkinankemungkinan kegagalan. Segala tindakannya diperhitungkan secara cermat. g) Sifat swa-kendali, yaitu sifat benar-bcnar menentukan apa yang hams dilakukan dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri. h) Sifat inovatif, yaitu selalu berkerja keras mencari camcam baru untuk memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan pandangan, penemuan-penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kine rjanya. Tidak terpaku pada masa lampau, gagasangagasan lama, tetapi berpandangan kedepan dan rnencari ide-ide baru. i) Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi. Keberhasilan atau kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya. Dia lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau tergantung pada orang lain.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha memiliki sifat tertentu. Bila dicermati, sifat-sifat wirausaha, khususnya sifat wirausaha menurut sukardi, terdapat pada orang yang bcrkepribadian kreatif dan inovalif, kcrja kcras, kcyakinan diri, siap mengambil resiko serta swa-kendali. c. Tingkat Pendidikan Wirausaha
Pengertian pendidikan dalam Ensiklopedi Indonesia ( I 989;26-27) memberikan defenisi pendidikan adalah suatu proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, kecerahan pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan baik formal maupun non formal mcliputi segala ha1 yang mempcrluas pcngctahuan manusia tcntang dirinya scndiri dan tentang dunia dimana mercka hidup. Lebih jauh Comb dalam Nawi (1992 ; 176) mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian yaitu : a) Pendidikan informal yaitu proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman schari-hari dengan sadar, pada umumnya tidak teratur dan sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar atau dalam kehidupan sehari-hari. b) Pendidikan formal yaitu pcndidikan di sekolah yang teratur dan sistematis mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu tertentu berlangsung dari taman kanakkanak sarnpai pcrguruan tinggi. c) Pendidikan non formal yaitu semua bentuk pendidikan yang di selenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah. Ketiga jenis pendidikan tersebut di atas merupakan faktor yang penting dalam mengcmbangkan sumber daya manusia,
sebab
pendidikan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi yang meningkatkan keterampilan berdagang. Hubungan pendidikan dengan pendapatan pedagang dapat tcrlibat apabila pcndidikan tinggi, maka pendapatan akan tinggi pula. pendidikan merupakan salah satu unsur
yang mempengaruhi tingkat pendapatan seseorang erat kaitannya dengan pendidikan formal yang diterimanya. Karena segala ilrnu pengetahuan, keterampilan dan sikap umumnya di terdapat di lingkungan sekolah atau pendidikan. Melalui pendidikan mereka akan
sehingga mereka mampu memperoleh pendapatan yang di inginkan. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah scbagai investasi sumber daya manusia yang mcmberi manfaat monetcr ataupun non-moncter. Manfaat non-mcnclcr dari pcndidikan adalah diperoiehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Tingkat pendidikan atau jenjang pendidikan digunakan untuk mengetahui (mendeteksi) kualitas wirausaha maupun tenaga kerja dari usaha kecil. Menurut Tajul Khalwaty, (2000:89) mengatakan bahwa tingkat dan jenjang pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut: a) Tidak atau bclum pernah sekolah b) Tidak atau belum tamat sekolah dasar c) Tamat sekolah dasar dengan memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau ijazah. d) Tamat Sekolah Menengah Tingkat Pertama Umum (SMTP) Umum) dengan memperoleh STTB
e) Tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas Umum (SMTA Umum) dengan memperolch STTB f) Tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan (SMTA Kejuruan) dengan memperoleh STTB g) Lulus Diploma VII dengan memperoleh ijazah h) Lulus Akademi atau Diploma 111 dengan memperoleh ijazah i) Lulus Sarjana (S. 1) dengan mcmperoleh ijazah j) Lulus Pasca Sarjana (S.2) dengan memperoleh ijazah k) Lulus Pasca Sarjana Tingkat Doktoral (S.3) dengan memperoleh ijazah Mcnurut Kim (Meng & Liang, dalam Bcncdicta, 2003) sctclah memutuskan untuk menjadi wirausaha, orang yang berpendidikan tinggi
cenderung
lebih
berhasil
daripada
wirausaha
yang
berpendidikan lebih rendah. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik dalam mengelola usaha. Pendidikan memainkan peran penting pada saat wirausaha mencoba mengatasi masalah-masalah dan mengoreksi penyimpanan dalam praktek bisnis. Meskipun pendidikan formal bukan syarat untuk memulai usaha baru, pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal memberi dasar yang baik apalagi bila pendidikan formal tersebut berkaitan langsung dengan
bidang usaha yang dikelola.
Penelitian ini melihat pengaruh tingkat pendidikan pada keberhasilan usaha skala kecil.
d. Tinght Pengalaman Wirausaha Menurut (Staw dalam Benedicta, 2003: 37) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan prediktor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman usaha atau bisnis sebelumnya. Kebutuhan akan pengalaman
mengelola
usaha
semakin
diperlukan
dengan
meningkatnya kompleksitas lingkungan. Menurut (Hisrich & Brush dalam Benedicta, 2003: 37) menyatakan bahwa, wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini bukanlah usaha pertama kali yang dirniliki. Wirausaha yang bcrpcngalaman mcngelola usaha scbcli~~nya akan marnpu niclihat lebih banyak jalan untuk mcmbuka bisnis baru dibandingkan karyawan dengan jalur karier yang berbeda. Pentingnya pengalaman bagi kinerja usaha skala kecil juga digaris bawahi oleh para ahli, misalnya, (Haswell dalam Benedicta 2003: 39), menyatakan bahwa alasan utama kcgagalan usaha adalah kurangnya kemampuan manajerial dan pengalaman. Kemudian Wood dalam Benedicta (2003:39), juga mcnyatakan bahwa kurangnya pengalaman adalah satu penyebab kegagalan usaha. Dari pendapat dan pencmuan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman dalam mellgelola usaha memberi pengaruh pada keberhasilan usaha skala kecil.
Pengalaman ini bisa diperoleh
berdasarkan pola pengasuhan orang tua yang bcrprofcsi wirausaha,
atau dari pengalaman mengelola usaha sebelumnya. Pengalaman dalam berusaha diperoleh bila seseorang terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan usaha. e.
Jumlah Modal Dalam pengertian ekonomi modal adalah semua barang hasil produksi untuk produksi lebih lanjut. Barang itu disebut juga barang modal atau barang investasi. Menurut Munawir (1978: IS), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan yang dilanjutkan dalam pos modal, surplus dan laba ditahan. Menurut (Meij dalam Munawir, 1979), modal mcrupakan kolektivitas dari barang-barang modal. Sedangkan barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dan fungsinya mcmbcrikan pcndapatan. Menurut David Ricardo (1 8 17:20) menyatakan konsep modal adalah sebagai berikut :
"On account then of the different degrees of durability of their capitals, or, which is the same thing, on account of the time which must elapse before one set of commodities can be brought to market, they will be valuable, not exactly in proportion to the quantity of labour bestowed on them -- they will not be as two to one, but something more, to compensate ji,r rltc Kr(?a/crkonglh of time which must elapse before the most valuable can be brought to market." The concept of capital is inextricably tied up with that of time. From Jacques Turgot (1 769), we already have the notion of capital is a '$ndf', an advance that tides the producer over the inlervtrl of wcriting lrnril his own product is readyfor use. Lebih
lanjut
menyatakan bahwa :
Eugen von
Bohm-Bawerk,
(1889: 237)
"Present goods are, as a rule, worth more than .future goods of like kind and number. This proposition is the kernel and centre of the interest theory which I have to present. All the lines of explanation, by which I hope to elucidate the phenomena of interest, run through this fact. "
Menurut (Pardede dalarn Yenni,
1999:20), modal dapat
dibedakan atas dua bagian yaitu: a) Modal tetap adalah sejumlah dana yang selalu ada dalam pcrusahaan, untuk jangka waktu yang panjang berasal dari pemilik perusahaan. b) Modal variabel adalah dana yang discsuaikan ke dalarn perusahaan oleh pemiliknya untuk jangka waktu yang terbatas. Jadi dapat dilihat bahwa kctcrscdiaan modal mcrupakan faktor produksi yang utama yang tidak bisa diabaikan. Apabila penyediaan modal cukup sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, maka proses produksi akan lancar dan hasil ini sangat mempengaruhi kine rja usaha. Yoenal dalam Murni (1996: 3 1 ) mengemukakan bahwa modal yaitu segala bentuk barang dan alat-alat yang digunakan untuk membantu kelancaran suatu proses produksi. Seiring dcngan itu pendapat Ia menyatakan bahwa keberhasilan
suatu produksi
ditentukan oleh kemampuan modal yang digunakan dari segi jumlah, kualitas maupun jenis peralatan. Selanjutnya (Hernanto dalam Murni, 1996: 32) membedakan modal berdasarkan sifatnya menjadi dua bagian yaitu: a) Modal tetap, meliputi tanah dan bangunan. Modal tetap ini diartikan sebagai modal yang tidak habis pada satu periode produksi.
b) Modal bergerak meliputi alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman termasuk ikan dikolam. Modal ini harus habis dalam satu periode. Menurut (Sukirno dalam Yenni, 1999: 20) modal adalah uang yang digunakan untuk mencapai tujuan. Modal yang dimaksud adalah elemen-elemen yang menyangkut dengan rnodal uang kas, bahan baku, tenaga kerja dan teknologi. Uang kas berarti ilang yang tersedia sebagai modal awal dari produksi. f. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi penting yang harus diperhatikan karena merupakan pelaku utama dari proses produksi, kemudian mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan input lainnya, yaitu mempunyai rasa kemanusiaan. Dalam Bab I UU
RI No. 25 tahun 1997 tentang ketentuan umum mengenai tenaga kerja, dinyatakan bahwa yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam atau
akan melakukan
pekerjaan, baik diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Manusia sebagai tcnaga kerja mempunyai sifat dan watak yang sangat erat dengan pribadi manusia itu sendiri. Pribadi manusia itu dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis. Artinya, manusia dalam mencapai tujuannya tergantung pada kepribadian dan karakteristiknya. Menurut Soemitro (dalam Ambarwati, 1995 : 25), mcnyatakan : "Tenaga kerja dipandang semua orang yang bersedia dan sanggup berkerja untuk dirinya sendiri, anggota keluarga
yang tidak menerima upah (berupa uang) serta mereka yang berkerja untuk gaji dan upah. Golongan kerjapun meliputi mereka yang berkerja dan menganggur tapi sesungguhnya bersedia dan rnampu untuk berkerja artinya mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja" Dalam BAB 1 Pasal 1 UU No. 14 Tahun 1969 tentang ketentuanketentuan pokok mengenai tenaga kerja, dimana tenaga kej a adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tadi dapat ditckankan di sini. Tenaga kerja adalah orang yang melakukan pekerjaan atau penduduk yang telah memasuki usia kerja. Dapat dikatakan juga bahwa tenaga kerja adalah orang yang dapat digunakan atau terlibat dalam proses produksi baik menggunakan tenaga jasmani maupun ide atau pemikiran-pem ikiran. Menurut Rudiastuti (2001:26) dengan melihat kesanggupan mereka untuk bekerja dan berfikir maka tenaga kerja dapat digolongkan atas : a) Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang telah mendapatkan pendidikan dan pengajaran dalam lingkungan formal atau sudah tinggi pendidikannya, sehingga memiliki keahlian tertentu. b) Tenaga kerja terlatih (Trained Labour) yaitu tenaga kerja yang telah mendapat latihan-latihan khusus dibidangnya. c) Tenaga kerja tidak terdidik (Unskilled Labour) yaitu tenaga kerja yang tidak mempunyai pendidikan sehingga daya kerjanya berasal dari tenaga kerja jasmani.
Scpcrti yang kila kelahui bahwa rnan~rsiamcrupakan tcnaga kcrja sebagai faktor produksi utama. Tersedia tidaknya tenaga kerja dapat mempengaruhi kinerja suatu usaha. Dengan jumlah yang mendukung baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang bnik akan meningkatkan produksi dari segi jumlah dan mutu. Jadi makin tinggi jurnlah dan mutu tenaga kerja makin tinggi pula jumlah dan mutu barang yang dihasilkan. g. Pembinaan Usaha Produktif
Pendekatan latihan terhadap keterampilan dalam bidang usaha kecil sangat bcrpcran pcnting sekali dala~n mcningkatkan prestasi kerja. Menurut Philip H. Combs & Manzoor Ahmed (1985:72) dalam penelitiannya di India mengemukakan bahwa membina dan mendidik para pengusaha kecil memakai cara pendekatan yang lebih menyeluruh dan lebih terpadu, melengkapi pendidikan non formal untuk para wiraswasta dan karyawan dengan berbagai jasa-jasa penunjang untuk usaha kecil, terrnasuk dalarn binaan untuk bantuan dalam
usaha
mencari
kredit,
pengadaan
bahan-bahan
dan
perlengkapan serta juga bantuan teknik dalam bidang pemilihan produk. Menurut pengamatan (Hidayat, 1998), sebelum lahirnya UU No. 9 tahun
1995, banyak "pembinaan".
Tujuan pembinaan dan
pengembangan pada usaha kecil adalah agar mereka mampu inemiliki
kcpribadian wirausaha yakni sifat mandiri, adiiptil', kompctitifl sadar lingkungan, dan yang paling penting, dapat berinovasi dan tangguh. Pola pembinaan yang diusulkan oleh Hidayat ini sejalan dengan politik ekonomi yang dicanangkan dalam GBHN
1999-2004,
khususnya dalam ketetapan MPR No. IVl1999 pasal 13 yang menegaskan: politik ekonomi nasional mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, Swasta dan Badan Usaha Milik Negara, serta Usaha Besar". Dapat disimpulkan bahwa pembinaan usaha kecil yang berhasil guna, khususnya pada usaha kecil yang beromset sekitar Rp 200 juta, akan menunjang terwujudnya usaha kccil yang tangguh sehingga nantinya akan berkembang menjadi kelompok usaha menengah.
B. Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teori dan permasalahan yang akan dibahas dapat terlihat enam variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, yakni variabel kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman, aspek permodalan, jumlah tenaga k e j a dan pembinaan usaha produktif. Maka kerangka konseptual dalam pcmbahasan masalah ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mem pengaruhi kinerja usaha kec i l kerupuk Sanjai di Bukittinggi. Maka untuk terarahnya penelitian ini dapat dilihat kerangka konseptual sebagai berikut: Kepribadian Tingkat Pendidikan Pengalaman Kinerja Usaha Modal Tenaga Kerja Pembinaan
Gambar 1 Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Hipotesis cialam penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh yang berarti tingkat kepribadian wirausaha terhadap kinerja usaha kecil
2. Terdapat pengaruh yang berarti tingkat pendidikan wirausaha terhadap kinerja usaha kecil
3. Terdapat pengaruh yang bcrarti pengalaman wirausaha tcrhadap kinerja usaha kecil 4. Terdapat pengaruh yang berarti jumlah modal terhadap kinerja usaha kecil
5. Tcrdapat pcngaruh yang bcrarti junilah tcnaga kerja tcrhadap kincrja usaha kecil 6 . Terdapat pengaruh yang berarti aspek pembinaan usaha terhadap kinerja
usaha kecil
7. Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang berarti antara tingkat kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman wirausaha, aspek permodalan dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil. Hipotesis Statistik dalam penelitian ini adalah :
I . H,: p,=o Ha: p, $0 2. H,: p2=0
Ha: p 2 a 3. &: p3=0
Ha: P3f 0
4. H,: P4=0
I I,:
p4&
5. Ho: Ps=O
Ha: Ps#O 6. H,: P6=0
Ha: P 6 f0 7. H,:
PI=P2=P3=P4= P5=P6= P7=0
Ha salah satu P#O
1IAB 111
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITLAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh tingkat kepribadian wirausaha terhadap kinerja usaha kecil 2. Pengaruh tingkat pendidikan wirausaha terhadap kincyja usaha kecil
3. Pengaruh tingkat pengalarnan wirausaha terhadap kinerja usaha kecil
4. Pengaruh jumlah modal terhadap kinerja usaha kecil 5. Pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap kinerja usaha kecil
6 . Pengaruh pembinaan usaha terhadap kincrja usaha kecil 7. Pengaruh sccara bersarna-sama antara tingkat kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalarnan wirausaha, jumlah modal, jurnlah tenaga kerja dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil
3. Manfaat Penelitian
Pcnclitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Sebagai bahan masukan serta pertimbangan bagi instansi yang terkait yakni BAPEDA Tingkat I Sumatera Barat dan BAPEDA Tingkat I1 Kotamadya Bukittinggi untuk mctsukan dalam pcnyusunan/pengambilan
kebijakan pcrencanaan pcmbangunan di masa yung akan datang pada wilayah yang bersangkutan dan sebagai alat untuk memantau, memonitor
dan
mengevaluasi
keberhasilan
pengembangan usaha kecil menengah.
pembangunan,
khususnya
dalam
2. Sebagai informasi dan masukan bagi masyarakat setempat dalam pembcnahan dan pcrbaikan kcadaan perckonomiannya.
DAB 1V
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Usaha Kecil Kerupuk Sanjai yang ada di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 8 Mai s/d 8 Juni 2006.
B. Populasi dan Sampel PopuIasi dalam penelitan ini adalah seluruh usaha kecil kerupuk sanjai yang ada di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kotamadya Bukittinggi yaitu sebanyak 27 usaha kecil. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah sebanyak 27 usaha kecil (total sampling) yang tersebar di 3 Kelurahan yaitu Manggis Gantiang sebanyak 18 usaha kecil, Garegeh sebanyak 3 usaha kecil dan Pulai Anak Air sebanyak 6 usaha kecil, sebagaimana terlihat dalam tabel
Tabel 2. Sampel Usaha Kecil Kerupuk Sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Nama Kelurahan
No
Jumlah
1
Manggis Gantiang
18
2
Garegeh
3
3
Pulai Anak Air
6
Sumber : Depperindag Bukittinggi
C. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pengusaha kecil
kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi dengan menggunakan
d a h r pertanyaan
yang telah disediakan (kuesioner).
Sedangkan data sekunder diperoleh dari Depperindag Bukittinggi. Instrumen yang digunakan dapat dilihat dalam daftar lampiran I. D. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis Deskriptif
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel yaitu dalam bentuk penyajian data ke dalam tabel distribusi fiekuensi menghitung nilai rata-rata kemudian dilakukan Analisis persentase serta memberikan interprestasi terhadap analisis tersebut.
2. Analisis Induktif Analisis ini bertujuan untuk mengaitkan dua variabel atau lebih. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Usaha Kecil Kerupuk Sanjai atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan regresi linear berganda.
E.Uji Hipotesis Pengujian
hipotesis
akan
dilakukan
dengan
menggunakan
Uji
Multicolinearitas, Estemasi Regresi, Uj i Parsial dun Uj i Simultan.
1. Uj i Multicolinearitas Salah satu syarat untuk memakai analisis dengan menggunakan regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji Multicolinearitas yaitu uji hubungan sesama variabel bebas. Uji Multicolinearitas ini berguna untuk
menghindari supaya jangan ada di antara variabel bebas yang berkorelasi seszmanya, maka terlebih dahulu harus dilihat hubungan dari masingmasing variabel dengan memakai rumus Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : r
=
Koefisien
korelasi
kepribadian,
tingkat
pendidikan,
pengalaman, modal, tenaga kerja, pembinaan usaha.
X
=
Variabel bebas
X2 = Variabel terikat n = Responden
-
Bila nilai r sarna dengan 1 (satu) atau mendekati maka korelasinya dikatakan sangat kuat d m positif.
-
Bila nilai r sama dengan -1
(minus satu) atau mendekati
korelasinya dikatakan kuat dan negati f.
-
Bila nilai r sama dengan 0 (nol) atau mendekati maka korelasinya dikatakan lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
2. Estimasi Regresi Persamaan regresi linear berganda berguna untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan Sud.jana menggunakan pendekat;ln Orrlinnq, I;c.n.vf Squar-e (OLY). Mennr~~t
(1 989:332) pengaruh dari masing-masing variabel bcbas terhadap variabel terikat dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + blXl +b2X2+bsXs+ b4&+ b5X5+b6X6+e ...................... (2)
Dimana : Kinerja Usaha Kecil
Y
=
a
= Konstanta
b
= Koefisien
regresi
X = Variabel Penelitian e
= Variabel
yang tidak diteliti
3. Uji Parsial
Pengujian hipotesis secara parsial bertujuan untuk melihat keberartian pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat. (Algifari. 1997 : 58) Pengujian hipotesis secara parsial ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan tingkat signifikannya, dengan indikator :
-P
: Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat
- P>cr
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat 4. Uji Simultan Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan
untuk
melihat
keberartian pengaruh dari variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. (Algifari. 1997 : 61). Pengujian hipotesis secara simultan ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dari variabel bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat dengan tingkat signifikannya, dengan indi kator :
-
P
: Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
secara bersarnaan terhadap variabel terikat
-
P> a
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara bersarnaan terhadap variabel terikat. F. Defenisi Operasional 1.
Kepribadian wirausaha ( X I ) adalah adalah sembilan sifat yang dimiliki seorang wirausaha, yakni instrumental, prestatif, luwes bergaul, kerja keras, keyakinan diri, pengarnbilan resiko, swa-kendali, inovatif, dan mandiri.
2.
Tingkat pendidikan wirausaha (X2), yaitu kondisi yang menggambarkan tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh wirausaha. Kondisi ini diukur dengan menghitung lama tahun mereka menempuh pendidikan formal dari tidak atau belum pernah sekolah sampai pendidikan tertinggi yang ditempuh wirausaha.
3. Tingkat pengalaman wirausaha (X,) adalah kolidisi yang menggambarkan seberapa lama pengalaman yang diperoleh wirausaha dalam ha1 berusaha. Kondisi ini diukur dari pernah tidaknya seseorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan suatu usaha, atau berkerja di bidang yang sekarang ia kelola.
4.
Jumlah modal (X4) adalah besarnya modal yang digunakan dalam usaha perhari baik modal sendiri maupun modal asing (modal yang dipinjam dari pihak lain.
5.
Jumlah tenaga kerja (X5) adalah jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam usaha.
6. Pembinaan usaha produktif (X6)adalah tingkat keaktifan pengusaha dalam aktivitas pembinaan usaha baik dari pemerintahan maupun lembaga pembinaan usaha lainnya, ha1 ini tercermin dari besamya, bantuan usaha, paket kredit, sarana produksi, mesin, peralatan dan sebagainya.
7. Variabel dependent (Y) adalah penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka lakukan berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan dalam organisasi dan usaha. Kondisi ini diukur dari besarnya ROI yang diperoleh oleh usaha kecil selama beroperasi dengan menggunakan perbandingan Laba Bersih Sebelum Pajak dengan Jumlah Aktiva Usaha.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah usaha kecil kerupuk sanjai yang ada di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittingi yang berjumlah 27 usaha kecil. Berdasarkan Kelurahan yang tersebar di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittingi yang menjadi basis usaha kecil kerupuk sanjai, prosentase usaha kecil kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittingi dapat dilihat pada Tabel 3 : Tabel 3. Prosentase
usaha kecil kerupuk sanjai
di Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Bukittingi No
Nama Kelurahan
Jumlah
I I I Manggis Gantiang 2
3 L
1
I
1 Garegeh
I
I
1 Pulai Anak Air I Jumlah
I
I
1
I
I
l8 3
Prosentase (%)
1
11 I
6 I
67
I
22
1 I
27
100
I
Sumber : Depperindag Bukittinggi Berdasarkan
data
pada
Tabel
3
dapat
diketahui
bahwa
pengelompokkan responden menurut Kelurahan yang ada di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukitinggi adalah 67% usaha kecil kerupuk sanjai yang ada di Kelurahan Manggis Gantiang, 1 1% usaha kecil kerupuk sanjai yang ada di Kelurahan Garegeh dan 22% usaha kecil kerupuk sanjai
yang ada di Kelurahan Pulai Anak Air. Besarnya jumlah responden yang berasal dari Kelurahan Manggis Gantiang antara lain disebabkan oleh jumlah responden yang berasal dari Kelurahan Manggis Gantiang lebih besar dari jumlah usaha kecil kerupuk sanjai yang ada di Kelurahan Garegeh, dan Pulai Anak Air. 2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas Variabel dependent dalam penelitian ini terdiri dari 6 aspek yang a k a . mempengeruhi kinerja pengusaha kerupuk sanjai adalah sebagai berikut : 1) Kepribadian Wirausaha
Untuk mengumpulkan data tentang variabel kepribadian
wirausaha, penulis menyebarkan angket sebanyak 27 butir pertanyaan.
Adapun hasil data yang dikumpulkan dapat
didistribusikan sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Kepribadian Wirausaha
I
Kelas Interval
I
Frekuensi
Standar Deviasi 5,08 Max 96 77 Min Sumber : Pengolahan data primer, 2006
I
Persentase
Dari tabel 4. terlihat bahwa rata-rata skor variabel kepribadian pengusaha adalah sebesar 84.93 dengan standar deviasi sebesar 5,08 dan skor tertinggi adalah sebesar 96 dan skor terendah adalah sebesar 77. Dari 27 orang responden pada penelitian ini maka skor kepribadian yang paling banyak dimiliki responden terletak pada kelas interval ke 1, 3, dan 5 dengan rentangan interval 77 - 79, 83
- 85, dan 89 - 91 sebanyak 6 orang (22,2%) dan skor yang paling sedikit dimiliki responden terletak pada kelas interval ke 6 dengan rentangan interval 92 - 96 sebanyak 2 orang (7,4%). Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya skor kepribadian yang dimiliki pengusaha adalah berada dibawah nilai rata-rata, ha1 ini mencerminkan kepribadian yang dimiliki oleh pengusaha belum cukup maksimal. 2) Tingkat Pendidikan
Hasil data yang dikumpulkan mengenai tingkat pendidikan responden dapat didistribusikan sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat PendidilanWirausaha Kelas Interval
Frekuensi
Persentase
6 5- 6 3 7-8 5 9 - 10 5 11 - 12 6 13 - 14 2 15-18 27 Jumlah Rata-rata 10,48 Standar Deviasi 3,52 18 Max 5 Min Sumber : Pengolahan data primer, 2006
22,2 11,l 18,5 18,5 22,2 7-4 100
Dari tabel 5. terlihat bahwa rata-rata skor variabel Tingkat Pendidikan
pengusaha adalah sebesar 10,48 dengan standar
deviasi sebesar 3,5274 dan skor tertinggi adalah sebesar 18 dan skor terendah adalah sebesar 5. Dari 27 orang responden pada penelitian ini maka skor Tingkat Pendidikan
yang paling banyak dimiliki responden
terletak pada kelas interval ke 1 dan ke 5 dengan rentangan interval
5 - 6 dan 13
- 14 sebanyak 6 orang (22,2%) skor yang
paling
sedikit dimiliki responden terletak pada kelas interval 6 dengan rentangan interval 18 - 18 sebanyak 2 orang (7.4%). Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya skor tingkat pendidikan yang dimiliki pengusaha adalah berada dibawah nilai rata-rata, ha1 ini mencenninkanTingkat Pendidikan yang dimiliki oleh pengusaha belum cukup maksimal.
3) Tingkat Pengalaman Adapun hasil data yang dikumpulkan mengenai tingkat pengalaman dapat didistribusikan sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pengalaman Wirausaha Persentase Frekuensi Kelas Interval 14,9 4 2-3
1 12- 15 27 Jumlah 6,85 Rata-rata Standar Deviasi 2.77 Max 15,OO 2,OO Min Sumber : Pengolahan data primer, 2006
3,7 10
Dari tabel 6. terlihat bahwa rata-rata skor variabel Tingkat Pengalaman pengusaha adalah sebesar 6,85 dengan standar deviasi sebesar 2,77 dan skor tertinggi adalah sebesar 15,OO dan skor terendah adalah sebesar 2,OO. Dari 27 orang responden pada penelitian ini maka skor Tingkat Pengalaman
yang paling banyak dimiliki responden
terletak pada kelas interval ke 4 dengan rentangan interval 8 - 9 sebanyak 10 orang (37%) dan skor yang paling sedikit dimiliki responden terletak pada kelas interval ke 6 dengan rentangan interval 12 - 15 sebanyak 1 orang (3,7%). Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya skor tingkat pengalaman yang dirniliki pengusaha adalah
berada diatas nilai rata-rata, ha1 ini mencerminkan tingkat pengalaman yang dimiliki oleh pengusaha sudah cukup maksimal. 4) Jumlah Modal
Adapun hasil data yang dikumpulkan mengenai jumlah modal dapat didistribusikan sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Jumlah Modal Wirausaha Kelas Interval I Frekuensi 1 700.000 - 1 1.420.000 II 1 1.420.000 - 22.140.000 4 22.140.000 - 32.860.000 2 32.860.000 - 43.580.000 43.580.000 - 54.300.000 5 4 54.300.000 - 65.000.000 27 .Jumlah 5.436.666,7 Rata-rata Standar Deviasi 12.033.501 65 .OOO.OOO Max Min 700.000 Sumber : Pengolahan data primer, 2006
I
Persentase 3,7 40,7 14,9 7,4 18,5 14,9 100.00
Dari tabel 7. terlihat bahwa rata-rata Jumlah Modal pengusaha adalah sebesar Rp 5.436.666,70 dengan standar deviasi sebesar Rp. 12.033.501,OO dan Jumlah Modal Tertinggi adalah sebesar Rp 65.000.000,00 dan Jumlah Modal Terendah adalah
sebesar Rp 700.000,OO. Dari 27 orang responden pada penelitian ini maka paling banyak pengusaha memiliki modal terletak pada kelas interval ke 2 dengan rentangan interval 1 1.420.000 - 22.140.000 sebanyak 11 orang (40,7%)
dan paling sedikit pengusaha memiliki modal
terletak pada kelas interval ke 1 dengan rentangan interval 700.000
- 1 1.420.000 sebanyak 1 orang (3,7%). Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya jumlah modal yang dimiliki pengusaha adalah berada di atas nilai rata-rata, ha1 ini mencerminkan jumlah modal yang dimiliki oleh pengusaha sudah cukup maksimal. 5) Tenaga Kej a
Adapun hasil data yang dikumpulkan mengenai jumlah tenaga kerja dapat didistribusikan sebagai berikut: Tabel 8. Distribnsi Frekuensi Variabel Tenaga Kerja Wirausaha Kelas Interval 2 3 4 5
6 7 Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Max
Frekuensi 3 10
Persentase 14,9 11,l 37,O
4
14,9
4
4 2 27 4,26 1,46 7 Min 2 --Sumber : Pengolahan data primer, 2006
14,9 7,4 100.00
Dari tabel 8. terlihat bahwa rata-rata skor variabel tingkat jumlah tenaga kerja pengusaha adalah sebesar 4 dengan standar deviasi sebesar 1,46 dan skor tertinggi adalah sebesar 7 dan skor terendah adalah sebesar 2.
Dari 27 orang responden pada penelitian ini maka skor knaga kerja yang paling banyak dimiliki pengusaha terletak pada kelas interval ke 3 dengan kelas interval 4 sebanyak
10 orang
(37%) dan skor yang paling sedikit dimiliki responden terletak pada kelas interval ke 6 dengan kelas interval 7 sebanyak 2 orang
Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bat~wa pada umumnya skor tenaga kerja yang dimiliki pengusaha adalah berada dibawah nilai rata-rata, ha1 ini mencerminkan tenaga kerja yang dimiliki oleh pengusaha belum cukup maksimal. 6) Pembinaan Usaha Adapun hasil data yang dikumpulkan mengenai pembinaan usaha dapat didistribusikan sebagai berikut: Tabel 9. Distribusi Frekuensi Variabel Pembinaaan Usaha Wirausaha Kelas Interval 1 - 1,3
3,O
I
- 3,3
Frekuensi 8
Persentase 29,6
10
Jumlah 27 Rata-rata Standar Deviasi Max Min 1,00 Sumber : Pengolahan data primer, 2006 Dari tabel 9. terlihat bahwa rata-rata skor variabel pembinaan usaha kepada para pengusaha adalah sebesar 2,07
dengan standar deviasi sebesar 0,83 dan skor tertinggi adalah
scbcsar 3 dan skor tcrendah ndalnh scbcsar I . Data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya skor pembinaan usaha yang telah diberikan kepada para pengusaha adalah berada dibawah nilai rata-rata, ha1 ini mencerminkan pembinaan belum cukup maksimal, dan perlu ditingkatkan lagi. b. Varibel Tetap
I ) Kinerja Usaha Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Usaha Wirausaha Kelas Interval 2,50 - 3,47
Frekuensi 6
Persentase 22,2
7,39 - 8,30 Jumlah
1
27
3,7 100.00
Standar Deviasi Max 2,50 Sumber : Pengolahan data primer, 2006 Dari tabel 10. tertihat bahwa rata-rata skor variabel kineja usaha adalah sebesar 21.68 dengan standar deviasi sebesar 3.57 dan skor tertinggi adalah sebesar 29.00 dan skor terendah adalah sebesar 16.00.
Dari 25 orang responden pada penelitian ini maka skor tenaga kerja yang paling banyak dimiliki pengusaha terletak pada kelas interval ke 2 dengan rentangan interval 3.08 - 4.1 5 sebanyak
9 orang (36%) dan skor yang paling sedikit dimiliki responden terletak pada kelas interval ke 6 dengan rentangan interval 7.40
-
8.47 sebanyak 1 orang (4%). Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
skor tenaga kerja
yang dimiliki pengusaha adalah
berada dibawah nilai rata-rata, ha1 ini mencerminkan tenaga kerja yang dimiliki oleh pengusaha belum cukup maksimal. 3. Analisis Inferensial Data yang penulis dapatkan dalam penelitian ini dianalisis dengan tahapan sebagai berikut: a. Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan rumus statistik parametris dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Teknik ini baru dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi beberapa persyaratan, yakni (1) data sampel setiap variabel berdistribusi normal dan (2) Uji Multicolonearitas diuraikan di bawah ini: 1) Uji Normalitas
Analisis uji normalitas dalam penelitian bertujuan untuk menguji asumsi bahwa distribusi sampel dari data sampel mendekati normalitas populasi. Pengujian normalitas penyebaran skor data dengan menggunakan Uji Lilifors. Taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar menolak atau menerima keputusan normal / tidaknya suatu distribusi data adalah a 0,05.
Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran dan rangkuman tabel seperti di bawah ini: Tabel 11. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Tingkat Kepribadian, Tingkat Pendidikan, Pengalaman, Jumlah Modal, Jurnlah Tenaga Kerja, Pembinaan dan Kinerja Usaha
Variabel
Kolmogorov-Smirnov -
K -S
Asymp. Sig (%tailed)
Ket
Tingkat Kepribadian
0,624
0,83 1
Normal
Tingkat Pendidikan
0,770
0,593
Normal
Pengalaman
0,800
0,543
Normal
Jumlah Modal
0,6 17
0,258
Normal
Jumlah Tenaga Kerja
1,04 1
0,229
Normal
Pem binaan
1,239
0,093
Normal
Kinerja Usaha
0,85 1
0,463
Normal
Dari tabel 11. di atas dapat dilihat bahwa skor Asymp. Signifikansi untuk tingkat kepribadian sebesar 0,83 1, tingkat pendidikan sebesar 0,593, pengalaman sebesar 0,543, jumlah modal sebesar 0,258, jumlah tenaga kerja sebesar 0,229, pembinaan sebesar 0,093 dan variabel kinerja usaha sebesar 0,463. Sedangkan signifikansi alpha yang dipakai adalah 0,05.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data dari ketujuh variabel dalam penelitian ini sebarannya membentuk distribusi normal karena nilai sig > 0,05.
2) Uji Multikolinearitas Uji asumsi klasik yang kedua adalah uji Multicolinearitas yaitu uji hubungan sesama variabel bebas. Dari hasil pengolahan data didapatkan nilai-nilai sebagai berikut: Tabel 12. Rangkuman Uji Multikolinearitas Jumlah Tingkt Tingbt -pengalaman Jumlah Tenaga Pernbinaan Modal Kepribadian Pendidikan Ker.a
Variabel Tingkat Sig. kepribadian Tingkat Sig. Pendidikan Pengalaman Sig. Jumlah Sig. Modal Jumlah Sig. Tenaga Kerja Pembinaan Sig.
**
0
0,2 15
0,638
0,999
0,280
0,052
0,2 15
0
0,80 1
0,978
0,191
0,078
0,638
0,80 1
0
0,084
0,669
0,327
0,999
0,978
0,084
0
0,953
0,206
0,280
0,19 1
0,669
0,953
0
0,173
0,052
0,078
0,327
0,206
0,173
0
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Olahan Data Primer 2006 Dari Tabel 12. dapat dilihat bahwa pada kolom toleransi terlihat bahwa nilai semua variabel bebas tersebut di atas angka 0,05, berarti tidak terdapat multikolinearitas pada semua variabel bebas yang diteliti, sehingga semua variabel bebas yang mempengaruhi variabel bebas dimasukan ke dalam perhitungan statistik.
4. Estimasi Model Regresi Untuk melihat pengaruh antara variabel bebas yang ada dalam penelitian ini dengan variabel terikat. Hasil perhitungan regresi berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Rangkuman Uji Regresi Linier Berganda Variabel Tingkat Kepribadian, Tiagkat Pendidikan, Pengalaman, Jumlah Modal, Jumlah Tenaga Kerja, Pembinaan dan Kinerja Usaha Variabel Kontan Tingkat Kepribadian Tingkat Pendidikan Pengalaman Jumlah Modal Jumlah Tenaga Kerja Pembinaan Secara Bersama-sama
KoeGsien Regresi 8,037 0,260 0,042 0,153 0,286 0,237 0,215 -
Sig.
0,264 0,008 0,774 0,008 0,004 0,192 0,O 12 0,OO 1
R Square = 0,788 R
= 0,577
Dari hasil pengolahan data di atas maka persamaan regresi yang dihasilkan pada Tabel di atas adalah sebagai berikut:
.....................................................................................(3) Dari persamaan regresi di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar 8,037 menunjukkan bahawa tanpa adanya pengaruh variabel bebas (tingkat kepribadian, tingkat pendidikan, pengalaman, jumlahmodal, jumlah tenaga kerja, dan pembinaan) maka penghasilan pengusaha kerupuk sanjai hanyalah sebesar 8,037 satu satuan. Nilai koefisien regresi dari variabel kepribadian wirausaha (XI) sebesar 0,260 ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan kepribadian satu satuannya, akan meningkatkan kinerja usaha sebesar 0,260 satuan. Bentuk pengaruh X I terhadap Y adalah positif, ha1 ini berarti semakin
tinggi tingkat kepribadian wirausaha tersebut maka cenderung semakin tinggi pula kinerja usahanya. Nilai koefisien regresi dari variabel pengalaman wirausaha (X3) sebesar 0,153 ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan pengalaman satu satuannya, akan meningkatkan kinerja usaha sebesar 0,153 satuan. Bentuk pengaruh X3 terhadap Y adalah positif, ha1 ini berarti semakin tinggi tingkat pengalaman wirausaha tersebut maka cenderung semakin tinggi pula kinerja usahanya. Nilai koefisien regresi dari variabel jumlah modal wirausaha (&) sebesar 0,286 ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan jurnlah modal satu satuannya, akan meningkatkan kinerja usaha sebesar 0,286 satuan. Bentuk pengaruh & terhadap Y adalah positif, ha1 ini berarti semakin ditingkatkan jumlah modal wirausaha tersebut maka cenderung semakin tinggi pula kinerja usahanya. Nilai koefisien regresi dari variabel pembinaan wirausaha
(X6)
sebesar 0,2 15 ini berdrti bahwa dengan adanya peningkatan pernbinaan satu satuannya, akan meningkatkan kinerja usaha sebesar 0,215 satuan. Bentuk pengaruh
X6
terhadap Y adalah positif, ha1 ini berarti semakin
ditingkatkan pembinaan terhadap wirausaha tersebut maka cenderung semakin tinggi pula kinerja usahanya.
5. Uji Hipotesis a. Pengaruh tingkat keyribadian wirausaha (XI) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel kepribadian wirausaha adalah sebesar 0,003 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,003 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat kepribadian wirausaha ( X I ) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecarnatan Mandiangin
Kotamadya
Bukittinggi
pada
tingkat
kepercayaan 95%.
b. Pengaruh tingkat pendidikan wirausaha (X2)terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel pendidikan wirausaha adalah sebesar 0,774 adalah lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,774 > 0,05), ha1
ini berarti tidak terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat pendidikan wirausaha
(X2) terhadap
kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di
Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi.
c. Pengaruh tingkat pengalaman wirausaha (X3) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel pengalaman wirausaha adalah sebesar 0,008 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,008 < 0,05), ha1 ini. berarti terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat pengalaman wirausaha (X3) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi.
Hal ini beratti
hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%. d. Pengaruh jumlah modal (X4) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel jumlah modal adalah sebesar 0,004 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,004 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari jumlah modal (&) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
e. Pengaruh jumlah tenaga kerjn (XS)terhadap kinerja usaha kecil
01) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel jumlah tenaga kerja adalah sebesar 0,192 adalah lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,192 > 0,05), ha1 ini berarti tidak terdapat pengaruh yang berarti dari jumlah tenaga kerja
(X5)terhadap kierja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. f. Pengaruh pembinaan usaha &) terhadap kinerja usaha kecil (Y)
kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel pembinaan usaha adalah sebesar 0,012 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,012 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari pembinaan usaha
(X6)
terhadap kineja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%. g. Pengaruh secara bersama-sama antara tingkat kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman wirausaha, jumlah modal, jumlah tenaga kerja dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi.
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel bebas secara bersamaan adalah sebesar 0,001 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,OO 1 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman wirausaha, jumlah modal, jumlah tenaga kerja dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil
kerupuk
sanjai di
Kecamatan
Mandiangin Kotamadya
Bukittinggi secara bersama-sama. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%
B. Pemba hasan Untuk melihat pengaruh dari variabel bebas X I (kepribadian wirausaha), X2 (pembinaan usaha),
X3
(pendidikan), )(4 (pengalaman), Xs
(jumlah modal) dan variabel bebas X6 (tenaga kerja) terhadap variabel terikat
Y (kinerja usaha kerupuk sanjai) digunakan analisis statistik Inferensial dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda. Dengan bantuan program komputer maka dari nilai masing-masing variabel bebas dapat diketahui, untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan
scbagai berikut: 1. Pengaruh tingkat kepribadian wirausaha (XI) terhadap Mnerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittiaggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel kepribadian wirausaha adalah sebesar 0,003 adalah lebih
kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,003 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat kepribadian wirausaha (XI) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi pada tingkat kepercayaan 95%. Temuan penelitian ini sejalan dengan pendapat Yurgen Kocka dalam Suryana (2003:30), "Pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman perjalanan yang banyak" Dalam konteks ini, juga dijumpai perpaduan yang nyata antara usaha perdagangan yang sisternatis dan rasional dengan kemampuan bereaksi terhadap kesempatan-kesempatan yang didasari keberanian berusaha.
2. Pengaruh tingkat pendidikan wirausaha (Xz)terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel pendidikan wimusaha adalah sebesar 0,774 adalah lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,774 > 0,05), ha1 ini berarti tidak terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat pendidikan wirausaha (X2) terhadap kinej a usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%. Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Menurut Kim (Meng & Liang, dalam Benedicta, 2003) setelah memutuskan untuk menjadi wirausaha, orang yang
berpendidikan tinggi cenderung lebih berhasil daripada wirausaha yang berpendidikan lebih rendah. 3. Pengaruh tingkat pengalaman wirausaha
(X3) terhadap kinerja usaha
kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel pengalaman wirausaha adalah sebesar 0,008 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,008 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat pengalaman wirausaha (X3) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupclk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%. Temuan penelitian ini sejalan dengan pendapat Menurut (Staw dalam Benedicta, 2003: 37) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan prediktor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman usaha atau bisnis sebelumnya. Kebutuhan akan pengalaman mengelola usaha semakin diperlukan dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan. Sejalan juga dengan pendapat (Hisrich & Brush dalam Benedicta, 2003: 37) menyatakan bahwa, wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini bukanlah
usaha
pertama
kali
yang
dimiliki.
Wirausaha yang
berpengalaman mengelola usaha sebelumya akan mampu melihat lebih
banyak jalan untuk rnembuka bisnis baru dibandingkan karyawan dengan jalur karier yang berbeda. Dan sejalan juga dengan pendapat (Haswell dalam Benedicta 2003: 39), menyatakan bahwa alasan utama kegagalan usaha adalah kurangnya kemampuan manajerial dan pengalaman.
Kemudian
Wood dalam
Benedicta (2003:39), juga menyatakan bahwa kurangnya pengalaman adalah satu penyebab kegagalan usaha. 4. Pengaruh jumlah modal (&) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel jurnlah modal adalah sebesar 0,004 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,004 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari jumlah modal (X4) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%. Temuan penelitian ini sejalan dengan pendapat Yoenal dalam Murni (1996: 31) mengemukakan bahwa modal yaitu segala bentuk barang dan alat-alat yang digunakan untuk membantu kelancaran suatu proses produksi. Seiring dengan itu pendapat fa menyatakan bahwa keberhasilan su-atu produksi ditentukan oleh kemarnpuan modal yang digunakan dari segi jumlah, kualitas maupun jenis peralatan.
5. Pengaruh jumlah tenaga kerja (X5)terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel jumlah tenaga kerja adalah sebesar 0,192 adalah lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,192 > 0,05), ha1 ini berarti tidak terdapat pengaruh yang berarti dari jumlah tenaga ke~ja(XS)terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima pada tingkat kepercayabn 95%.
6. Pengaruh pembinaan usaha
036) terhadap
kinerja usaha kecil (Y)
kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel pembinaan usaha adalah sebesar 0,O 12 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan ( 0 , 0 1 2 ~0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari pembinaan usaha (X6)terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%
7. Pengaruh
secara
bersama-sama
antara
tingkat
kepribadian
wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman wirausaha, jumlah modal, jumlah tenaga kerja dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan didapat nilai Sig dari variabel bebas secara bersamaan adalah sebesar 0,001 adalah lebih
kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,001 < 0,05), ha1 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari tingkat kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman wirausaha, jumlah modal, jumlah tenaga kerja dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil ketupuk sanjai di Kecalnatan Mandiangin Kotamadya Rukittinggi sccara bersama-sama. I-ial ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan
95%.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan: 1. Terdapat pengaruh tingkat kepribadian wirausaha (XI) terhadap kineja
usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi yang dibuktikan oleh nilai Sig dari variabel kepribadian wirauwha adalah sebesar 0,003 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,003 < 0,05)
2. Tidak terdapat pengaruh tingkat pendidikan wirausaha ( X I ) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi yang dibuktikan oleh nilai Sig dari variabel pendidikan wirausaha adalah sebesar 0,774 adalah lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,774 > 0,05)
3. Terdapat pengaruh tingkat pengalaman wirausaha (Xs) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Rukittinggi nilai Sig dari variabel pengalaman wirausaha adalah sebesar 0,008 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,008 <
0,05) 4. Terdapat pengaruh jumlah modal (X4) terhadap kinerja usaha kecil (Y)
kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi yang dibuktikan oleh nilai Sig dari variabel jumlah modal adalah sebesar 0,004 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,004 < 0,05)
5. Tidak terdapat pengaruh jumlah tenaga kerja (X5)terhadap kinecia usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi yang dibuktikan oleh nilai Sig dari variabel jumlah tenaga kerja adalah sebesar 0,192 adalah lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,192 > 0,05)
6. Terdapat pengaruh pembinaan usaha (&) terhadap kinerja usaha kecil (Y) kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi yang dibuktikan oleh nilai Sig dari variabel pembinaan usaha adalah sebesar 0,012 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,012 < 0,051
7. Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara tingkat kepribadian wirausaha, tingkat pendidikan, pengalaman wirausaha, jumlah modal jumlah tenaga kerja dan aspek pembinaan usaha terhadap kinerja usaha kecil kerupuk sanjai di Kecamatan Mandiangin Kotamadya Bukittinggi yang dibuktikan oleh nilai Sig dari variabel bebas secara bersamaan adalah sebesar 0,001 adalah lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan (0,001 < 0,05)
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Salah satu langkah yang strategis untuk menunjukan kinerja usaha yang baik adalah dengan memperhatikan sifat-sifat unggul yang terbukti menyumbang pada terbentuknya perilaku inovatif. Oleh sebab itu, pembentukan kepribadian wirausaha perlu dirancang dalam pembinaan
usaha khususnya usaha kerupuk sanjai, agar tercipta prilaku inovatif dan kreatif sehingga mampu, menciptakan wirausaha-wirausaha yang unggu1 dan pada gilirannya kinerja usaha kerupuk sanjai berjalan dengan yang baik.
2. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pembinaan usaha dapat meningkatkan kinerja usaha kerupuk sanjai. Barangkali salah satu sebabnya adalah pembinaan yang dilakukan pemerintah masih kurang terpadu dan menyeluruh terutama binaan untuk bantuan dalam usaha mencari kredit, pengadaan bahan-bahan dan perlengkapan serta juga bantuan teknik dalam bidang pemilihan produk. Jika ha1 tersebut di
am
dilakukan secara rutin maka usaha kerupuk sanjai akan dapat maju dan kinerja usaha akan berjalan baik.
3. Pada penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pendidikan yang diperoleh pengusaha kerupuk sanjai dapat meningkatkan kinerja usaha kerupuk sanjai. Barangkali salah satu sebabnya adalah pendidikan yang diperoleh pengusaha kerupuk sanjai masih rendah dan apalagi ada anggapan pendidikan formal tidak dapat memberikan hasil yang baik dalam usaha kerupuk sanjai karena usaha kerupuk sanjai hanya membutuhkan ketekunan belajar berkerupuk sanjai dan pengalaman. Akan tetapi ha1 tersebut tidak dibenarkan karena pendidikan dapat meningkatkan kinerja usaha apalagi jika pendidikan formal yang ada sekarang ini dibekali
dengan jasa-jasa
penunjang
untuk
dapat
mer~ingkatkan
keterampilan berusaha contohnya pelatihan - pelatihan usaha.
4. Pada penelitian ini diharapkan nantinya bagi penulis berikutnya menarnbah variabel-variabel yang tentunya masih banyak yang dapat rnempengaruhi kinerja usaha. di sini penulis hanya rnelihat enam variabel diantaranya variabel kepribadian wirausaha, pembinaan usaha, pendidikan, pengalaman, jumlah modal, dan tenaga kerja. Dimana tingkat pendidikan dan jumlah tenaga kerja tidak terdapat hubungan yang berarti terhadap kinerja usaha kerupuk sanjai. Maka gunakan variabel lain sebagai penggantinya seperti mengenai mekanisme pasar, skill, teknologi dan budaya.
DAFTAR PUSTAKA Algifari, (1997). Analisis BPFE.Y ogyakarta
Regresi
Teori,
Kasus
dan
Solusinya.
Arikunto, Subarsirni, (1996). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Ambarwati. Sri (1995). Analisa Perkembangan Industri Sulaman Indah di Pasarnan. Skripsi Padang : FPIPS lKIP Padang. Azmi. Fauzul. (1996) Peranan Bapak Angkat Dalam Pembieaan Industri ~ e c i l ,Skripsi Jurusan Sosiologi FISlP Unand, Padang. Alma, Buchari, (2000). Kewiraswastaan Penuntun Perkuliahan Untuk Perguruan Tinggi, Bandung, Penerbit Alfabeta. Brenelt, (1998). Enterpreneurship Sepuluh Tahap Menjadi Wirausaha Tangguh, Semarang : Dahara Prize. Benedicta Prihatin Dwi Ruyanti, (2003). "Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian" Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Husein Umar. (2002). "Evaluasi Kinerja Perusahaan" PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Jumal Analisis Sosial Vol. 8, No. 1 Februari 2003. "Pasar yang Adil Ragi Usaha Kecil AKATIGA, Bandung
".
Manan, Imran. Editor (1988). Wiraswasta & Kewiraswastaan. FPIPS IKIP Padang. Meredith. (1996). Kewiraswastaan : Teori Dan Praktek, Yogyakarta : Lembaga PPm Mulyadi, (2001), Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta. Mubyato. (2001). "Prospek Otonomi Daerah dan Perekonornian Pasca Krfsis Ekonomi". BPFE, Yogyakarta Philip H. Combs & Manzoor Ahmed. (1985). "Memerangi Kemiskinan di Pedesaan Melalui Pendidikan Non-Formal". CV Rajawali, Jakarta
Rudiastuti, Heni (2001). Faktor-Faktor yadg mempengaruhi produksi ikan salai di perurnahan PABATA CV. D. A. YABATA di kompleks Mega Perrnai Kodya Padang. Skripsi Padang FPIPS UNP Sudjana, (1 989). Metode Statistik. Tarsito Bandung Suryana. 2003. Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat dan Proses rnenuju Sukses. Salemba Empat, Bandung Soemanto Wasty. (1999). "Pendidikan Wiraswasta" Bumi Aksara, Jakarta Suryabrata, Sumardi, (2002). Metodologi Penelitian. Gajah Mada Yogyakarta Tajul Khalwaty. (2000). "Inflansi dan Solusinyaw.PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil Wasty Soemanto, M.Pd. (1999). "Pendidikan Wiraswasta" Bumi Aksara, Jakarta Winardi, (1980)." Kamus Ekonomi", Bandung Alumni Wanjandi, Soersono. (1 988). Pengantar Kewiraswastaan. Randung: Sinar Baru.
Lampiran 1. ANGKET PENKLII'IAN
A. Data Responden 1. Nama
...............................
2. Umur
- ..............................
3. Aiamat
............................... Petunjuk Mengerjakan
Pada lembaran berikut ini anda menemukan butir-butir pernyataan. Untuk setiap pernyataan disediakan lima kemungkinan pilihun pendapat yaitu Selalu (SL) Sering (SR), Kadang-kadang (KK), Jarang (JR) Tidak Pernah (TP). Untuk membantu anda dalam mempertimbangkan kemungkinan pendapat tersebut berikut ini diberikan perkiraan presentase tentang isi setiap butir pendapat tersebut, anda diminta memberikan tanda (X) pada alternatif jawaban : 1. Selaiu (Sl) 2. Sering (SR) 3. Kadang-kadang (KK)
4. Jarang (JR)
5. Tidak pernah (TP) Pertimbangkanlah pendapat anda untuk setiap butir pernyataan dengan memperhatikan presentase kejadian tersebut diatas. Selamat bekerja
ANGKET B. Kepribadian Wirausaha No
PERNYATAAN
01
Saya tanggap terhadap peluang dalam usaha yang saya kelola demi kelancaran usaha Saya mencari kesempatan berusaha maupun yang berkaitan dengan perbaikan kerja untuk usaha yang saya miliki Saya kurang menanggapi peluang yang ada karena keterbatasan modal yang dimiliki Saya berusaha memperbaiki prestasi untuk kemajuan usaha. Untuk memperbaiki prestasi, saya berupaya agar hasil kerja selalu lebih baik dari sebelumnya. Semua perkerjaan yang telah saya kerjakan, termasuk yang telah dijual saya tidak akan menjadikannya um pan balik untuk mcncapai kerja yang baik. Saya aktif bergaul dengan siapa saja, membina kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuai kan diri dalam berbagai situasi. Dalam benvirausaha saya harus memiliki relasi atau kenalan lain agar dapat mengembangkan usaha yang saya miliki. Saya berkerja dalam usaha ini tidak memerlukan orang lain, karena ha1 ini dapat menghambat kelancaran usaha yang saya miliki. Saya akan lebih giat bekerja dan tidak akan membiarkan diri saya hanya berpangku tangan melihat perkerjaan yang belum diselesaikan. Saya terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum perkerjaan ini selesai karena dengan terlibat dalam situasi kerja maka usaha saya akan lebih maju. Saya sibuk dengan urusan lain yang lebih penting maka saya banyak berpangku tangan dan tidak mau terlibat dalam situasi kerja karena saya telah memiliki tenaga kerja yang baik. Dalam segala kegiatan, saya optimis bahwa usaha yang saya kelola akan berhasil. Saya akan selalu percaya diri jika saya tcrlibat langsung dalam kegiatan konkret.
02
03 04
05 06
07 08 09 10
11
12
13
14
SL
Alternatif Jawaban KK JR SR
TP
15
16
17
18
19
20 21
22
23
24
25
26
27
Apabila saya terlibat dalam kelancaran usaha maka saya akan merasa ragu-ragu dan terpaksa tidak terlibat secara langsung karena takut akan gagal. Saya akan berani mengambil resiko kegagalan dan selalu antisipatif terhadap kemungkinankemungkinan kegagalan dan segala tindakan akan selalu diperhitungkan. Saya optimis akan keberhasilan usaha karena segala sesuatu itu telah saya perhitungkan tingkat resikonya. Apabila saya ingin mengembangkan usaha ini maka saya. akan merasa pesimis karena menganggap ha1 itu tidak akan berhasil. Untuk lebih berhasilnya suatu usaha, saya akan benar-benar menentukan apa yang hams dilakukan dan akan selalu bertanggung jawab akan diri scndiri. . Dalam berusaha maka saya akan bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan. Saya akan lari dari kemungkinan bahwa usaha yang saya kelola ini nantinya tidak akan berhasil. Saya melakukan berbagai cara untuk mengetahui cara baru dalam memproduksi walaupun ha1 itu membutuhkan biaya. Saya tidak akan berpangku tangan akan masa lampau, gagasan-gagasan lama, tetapi terbuka untuk berpandangan ke depan dan mencari ideide baru untuk meningkatkan kinerja. Saya menggangap bahwa menambah keterampilan dan pengetahuan adalah suatu keharusan. Saya akan lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau bargantung dengan orang lain. Apapun perkerjaan yang saya lakukan merupakan suatu tanggung jawab pribadi, jadi kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan yang saya lakukan. Saya menganggap bahwa segala keputusan yang saya ambil banyak memiliki resiko sehingga apapun keputusan saya akan limpahkan secara bersama dan takut untuk melihat kenyataan apa yang saya kerjakan merupakan hasil dari diri pribadi.
-
..
...
. ~.~
~
C. Tingkat Pendidikan
Lama pendidikan formal yang pernah Bapaklbu jalani adalah:
D. Tingkat Pengalaman
1. Perkerjaan
yang
RapaWIbu
tekuni
sekarang
sudah
berlangsung
selama.. .................. .tahun.
2. Sebelum menekuni usaha kerupuk sanjai ini apakah BapaWlbu pernah berkerja di tempat lainnya : a. Pernah
b. Tidak Pernah
3. Bagi yang pernah bekerja, bekerja sebagai :
a. PNS b. Petani
c. Pedagang d. Pengerajin.. ...................
e.
....................... ...(isi jika ada yang lain)
4. Berapa lama BapaklIbu atau Saudara berkerja ditempat kerja yang lama tersebut.. ........tahun
5. Pada tempat tersebut bidang apa yang BapakIIbu tanggani a. Bidang Administrasi b. Bidang Produksi
c. Pengadaan Barang
d. Bidang Pemasaran
E. Jumlah Modal Berapa Jumlah modal yang BapaW Ibu gunakan untuk usaha ini Rp.. ..............
F. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk usaha ini adalah : .......... orang, dengan rincian sebagai berkut : No
Rincian Tenaga Kerja
Jumlah
Pendidikan
Umur
-
I.
Pria Dewasa
2.
Perempuan
3.
Anak-anak
4.
............................... --. --- -.
.-- -
-. -. . . .
G. Pembinaan Usaha 1. Sudah berapa kali BapaMbu atau Saudara mengikuti diklst atau pembinaan usaha
yang diadakan oleh berbagai pihak: a. Belum pernah b.
............ kali
2. Berkaitan dengan pembinaan usaha yang RapaWlbu atau Saudara peroleh bagaimana
menerapkannya dalam perkerjaan: a. Saya mencoba untuk menerapkan semuanya dalam kegiatan usaha yang saya jalani b. Saya hanya menerapkan bagian-bagian tertentu saja yang saya rasa sesuai dengan kebutuhan pekerjaan saya c. Saya tidak bisa menerapkan karena sarana pendukungnya tidak tersedia d. Saya tidak mempunyai waktu untuk melakukan perubahan terhadap cara-cara yang telah saya jalankan sebelumnya
&&
SELAMAT BEKERJA
C
+
PI
m
d
ad
m h
rl
FI
o 41.'
1 3
4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
td
d d d d d d d d 4 d d r + d d d d d d d d d d d d d r +
m
u
I
ooooooooooocooooooooooooooo
rn r @ P J 0
-
m
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ma,
s
m
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . rl
d
d
d
d
m H
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 c 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 O O O O O O O O O O O C O O O O O C O O O O O O O O O
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S - S C A L E
(ALPHA)
I t e m - t o t a l Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
SOALl SOAL2 SOAL3 SOAL4 SOAL5 SOAL6 SOU7 SOAL8 SOAL9 SOALlO SOALll SOAL12 SOAL13 SOALl4 SOAL15 SOAL16 SOAL17 SOAL18 SOAL19 SOAL20 SOAL21 SOAL22 SOAL23 SOAL24 SOAL2 5
SOAL26 SOAL27 R e l i a b i l i t y Coefficients = 10.0 Alpha = ,8629 N of Cases
* ** *** **** ***** ***t**
r tabel = 0,6320 dapat dilihat pada Tabel Harga Kritik dari r Product Moment r hitung dilihat pada Corrected - Item Total Corelation
Valid jika r hitung > r tabel Item yang gugur tidak ada Item Valid 27 item Reabilitas dapat dilihat pada alpha dalam Reliability Coefficient, diperoleh sebesar 0,8629
DATA HASlL PENELlTlAN
Lampiran VI
DATA ROI (Y) Periode 2001 2005
-
Lampiran V
DATA TABULASl ANGKET KEPRlBADlAN WIRAUSAHA ( X I )
-
Correlations Uji Multikolonearitas Correlations
Tingkat Ke~ribadian Tingkat Pendidikan Pengalaman
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N Jumlah Modal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Jumlah Pearson Correlation Tenaga Keja Sig. (2-tailed) N Pembinaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ". Correlation is significant at the 0.01
Tingkat Kepribadian 1 27 .152*" .215 27 .095 .638 27 ,000 ,999 27 ,216 .280 27 .320*" ,052 27 level (2-tailed).
Tingkat Pengalaman Pendidikan .152** ,095 ,215 638 27 27 1 ,051 ,801 27 27 .051 1 .801 27 27 ,006 .256** .978 .084 27 27 .259 .086 .I91 669 27 27 .210** -.196 ,078 ,327 27 27
Jumlah Modal ,000 .999 27 .006 .978 27 ,256" .084 27 1 27 -.012 ,953 27 -.251 .206 27
Jumlah Tenaga Kej a .216 .280 27 .259 .I91 27 .086 .669 27 -.012 .953 27 I 27 .270 .I73 27
Pembinaan ,320" .052 27 .210*' .078 27 -.196 .327 27 -.251 .206 27 .270 .173 27 1 27
I
,
Lampiran VIT
NPar Tests One-Sample KolmogorovSmirnov Test
N Normal Parametersanb Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smimov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Tingkat Kepribadian 27 84.9259 5.08335 .I20 ,120 -.100 .624 .831
Tingkat Pendidikan 27 10.4815 3.52322 .I48 .I21 -.I48 .770 593
Pengalaman 27 6.8519 2.76939 .I54 .154 -.A42 .800 543
One-Sample Kolmogorov-Smimov Test
N Normal Parametersavb Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smimov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pembinaan 27 2.0741 .82862 ,238 ,199 -.238 1.239 ,093
Kinerja Usaha 27 4.2833 1.I6601 .I64 .164 -.I45 .851 .463
Jumlah Modal 27 5436666.5 12033501 .407 .407 -347 .617 .258
Jumlah Tenaga Kerja 27 4.2593 1.45688 .200 .200 -.I70 1.041 .229
Lampiran VlLl
Normal Q-Q Plot of Tingkat Kepribadian ...
21-
--
.~~~
--
Observed Value
Normal Q-Q Plot of Jingkat Pendidikan -~
Observed Value
~
~
~
Normal Q-Q Plot of Pengalaman
Observed Value
Normal Q-Q Plot of Jumlah Modal 1.5-
--
--- -
- --
-
1.0.5-
0.0-
-m
E
Z u
-5-
-1.0-
Q)
. I -
0
a,
-1.5-
n X
w -2.0 0
8
I -
2000000 ,
Observed Value
,
4000000 ,
6000000
Normal Q-Q Plot of Jumlah Tenaga Kerja
Observed Value
Normal Q-Q Plot of Pembinaan 1.o-
-
w -
--
.5-
0.0-
?
-.6.
0
z
$ -1.0+ 0 (I)
:: -1.5
w
I -
.5
1.O
Observed Value
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
Normal Q-Q Plot of Kinerja Usaha
Observed Value
Lampiran IX
Frequencies Statistics
N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
Valid Missing
Tingkat Tingkat Pendidikan Kepribadian 27 27 0 0 10.4815 84.9259 10.0000 85.0000 12.00 84.00a 3.52322 5.08335 12.41311 25.84046 13.00 19.00 5.00 77.00 18.00 96.00 283.00 2293.00
Pengalaman 27 0 6.8519 7.0000 8.00 2.76939 7.66952 13.00 2.00 15.00 185.00
Statistics
Jumlah Tenaga Pembinaan Kerja 27 27 N Valid 0 0 Missing 2.0741 4.2593 Mean 2.0000 4.0000 Median 3.00 4.00 Mode ,82862 1.45688 Std. Deviation .68661 2.12251 Variance 2.00 5.00 Range 1.OO 2.00 Minimum 3.00 7.00 Maximum 56.00 115.00 Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Kinerja Usaha 27 0 4.2833 4.1000 4.00 1.16601 1.35957 5.80 2.50 8.30 1 15.65
Jumlah Modal 27 0 5436666.7 2700000.0 2000000.0 12033501 1.45E+14 64300000 700000.00 65000000 1.47E+08
Frequency Table Tingkat Kepribadian
Valid
77.00 78.00 79.00 80.00 81.OO 82.00 84.00 85.00 86.00 89.00 90.00 91.OO 92.00 96.00 Total
Frequency 1 2 3 1 1 1 4 . 2 4 1
2 3
Percent 3.7 7.4 11.1 3.7 3.7 3.7 14.8 7.4 14.8 3.7 7.4 11.1 3.7 100.0
Valid Percent 3.7 7.4 11.1 3.7 3.7 3.7 14.8 7.4 14.8 3.7 7.4 11.1 3.7 3.7 100.0
Cumulative Percent 3.7 11.1 22.2 25.9 29.6 33.3 48.1 55.6 70.4 74.1 81.5 92.6 96.3 100.0
Tingkat Pendidikan
Valid
5.00 6.00 8.00 9.00 10.00 12.00 13.00 14.00 16.00 18.00 Total
Frequency 2 4 3 1 4 5 2 4 1 1 27
Percent 7.4 14.8 11.1 3.7 14.8 18.5 7.4 14.8 3.7 3.7
100.0
Valid Percent 7.4 14.8 11.1 3.7 14.8 18.5 7.4 14.8 3.7 3.7
Cumulative Percent 7.4 22.2 33.3 37.0 51.9 70.4 77.8 92.6 96.3 100.0
100.0
Pengalaman
Valid
2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 15.00 Total
Frequency 1 3 2 2 3 3 8 2 2 1 27
Percent 3.7 11.1 7.4 7.4 11.1 11.1 29.6 7.4 7.4 3.7 100.0
Valid Percent 3.7 11.1 7.4 7.4 11.1 11.1 29.6 7.4 7.4 80 3.7 100.0
Cumulative Percent 3.7 14.8 22.2 29.6 40.7 51.9 81.5 88.9 96.3 100.0
Jumlah Modal
Valid
700000.00 1400000.00 1500000.00 1640000.00 1650000.00 1800000.00 1900000.00 2000030.00 2100000.00 2500000.00 2700000.00 3000000.00 3500000.00 4500000.00 4700000.00 4800000.00 4900000.00 5000000.00 5800000.00 6000000.00 8000000.00 65000000.00 Total
Frequency 1 1
2 1 1 1 I
3 I 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 I 27
Percent 3.7 3.7 7.4 3.7 3.7 3.7 3.7 11.1 3.7 3.7 7.4 3.7 7.4 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 100.0
Valid Percent 3.7 3.7 7.4 3.7 3.7 3.7 3.7 11.1 3.7 3.7 7.4 3.7 7.4 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 100.0
Cumulative Percent 3.7 7.4 14.8 18.5 22.2 25.9 29.6 40.7 44.4 48.1 55.6 59.3 66.7 70.4 74.1 77.8 81.5 85.2 88.9 92.6 96.3 100.0
Jumlah Tenaga Kerja
Valid
2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Total
Frequency 4 3 10 4 4 2 27
Percent 14.8 11.1 37.0 14.8 14.8 7.4 100.0
Valid Percent 14.8 11.1 37.0 14.8 14.8 7.4 100.0
Cumulative Percent 14.8 25.9 63.0 77.8 92.6 100.0
Pembinaan
Valid
1.OO 2.00 3.00 Total
Frequency 8 9 10 27
Percent 29.6 33.3 37.0 100.0
Valid Percent 29.6 33.3 37.0 100.0
Cumulative Percent 29.6 63.0 100.0
Kinerja Usaha
Valid
2.50 2.90 3.00 3.10 3.20 3.30 3.50 4.00 4.10 4.15 4.17 4.25 4.30 4.40 4.68 4.80 4.90 5.00 5.80 6.20 8.30 Total
Frequency 1 I 1 1 1 1 1 5 2 . 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 27
Percent 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 18.5 7.4 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 7.4 3.7 3.7 3.7 100.0
Valid Percent 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 18.5 7.4 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 7.4 3.7 3.7 3.7 100.0
Cumulative Percent 3.7 7.4 11.1 14.8 18.5 22.2 25.9 44.4 51.9 55.6 59.3 63.0 66.7 70.4 74.1 77.8 81.5 88.9 92.6 96.3 100.0
Lampiran X
Histogram
Tingkat Kepribadian
Std. Dev = 5.08
Mean = 84.9 N = 27.00
Tingkat Kepribadian
Tingkat Pendidikan
Std. Dev = 3.52 Mean = 10.5
N = 27.00 6.0
8.0
10.0
Tingkat Pendidikan
12.0
14.0
16.0
18.0
Pengalaman
I2r
1 Std. Dev = 2.77
d
Mean = 6.9 N = 27.00
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0 12.0 14.0 16.0
Pengalaman
Jumlah Modal
30 20
>
10
0
C
Std. Dev = 12033501
22 LL
Mean = 5436666.7 N = 27.00
a, 3 tr
0
Jumlah Modal
Jumlah Tenaga Kerja
Std. Dev = 1.46
Mean = 4.3 N = 27.00 2.0
3.0
5.0
4.0
6.0
7.0
Jumlah Tenaga Kerja
Pembinaan 12
I-
Std. Dev = .83
Mean = 2.07 N = 27.00 1.00
1.50
Pembinaan
2.60
2.50
3.00
Kinerja Usaha -
.
-
'Or-
1
Std. Dev = I.
3.00
4.00
Kinerja Usaha
5.00
6.00
7.00
8.00
Lampiran XI
Regression Variables ~ n t e r e d l ~ e m o v e d ~
Variables Entered Pembinaan, Pengalaman, Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Kepribadia$ Jumlah Modal. Tinqkat Pendidikan a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja Usaha
Model 1 C
Variables Removed
Method
.
Enter
Model Summary
Std. Error of Adjusted R the Estimate Square Model R R Square 1 1.23123 .577a .788 ,726 a. Predictors: (Constant), Pembinaan, Pengalaman, Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Kepribadian, Jumlah Modal, Tingkat Pendidikan
AN OVA^ Sum of df Mean Square F Squares Regression 5.030 6 15.531 -838 Residual 30.318 20 1.516 Total 35.349 26 a. Predictors: (Constant), Pembinaan. Pengalaman. Jumlah Tenaga Kerja. Tingkat Kepribadian, Jumlah Modal, Tingkat Pendidikan b. Dependent Variable: Kinerja Usaha
Model 1
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 8.037 6.987
Standardized Coefficients Beta
.077
(Constant) Tingkat .260 Kepribadian Tingkat 4.155E-02 Pendidikan Pengalaman .I53 Jumlah Modal .286 Jumlah Tenaga .237 Kej a Pembinaan .215 a. Dependent Variable: Kineja Usaha
88
Sig. .0Ola
t 1.150
Sig. .264
.548
3.421
.003
.I43
.I26
.290
.774
.065 .084
,396 .42 1
2.353 3.404
.008 .004
.I76
.296
1.350
.I92
.079
.315
2.722
.012
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
LEMBAGA P E N E L I T I A N
i Nomor Lamp. Hal
: : :
Yth.
:
3 Mai 2006
248154 1.2/PG/2006
IzinPenelitian
Kepala Dinas Dcperidag Kota Bultittinggi Bukittinggi
Sehubungan dengan pcrmohonan Pcncliti IJnivcrsitus Ncgcri I'aclang t;~ng.gnl 3 Mai 2006 perihal seperti pokolc surat, dcngan ini kaliii mohou liirnnya Sautl:ua mcmbcri izin ltcpada nama : Ketua Peneliti :
Nama : Dessi Susanti, S.Pd NIP. : 132303258 Jurusan 1 Falcultas : Ekonollli / I'alt~~ltas Eltonomi
Anggota Peneliti :
Nama
: Finnan. SE
Untuk inengumpulkan data penelitian : Judul
:
Lokasi
:
Waktil
:
Fa1cto1--Faktor yang Mempengasnhi I
Atas bantuan dan kerjasarna Saudara, kami sampailtan tesima kasih.
Tembirsnrz : - Rektor Uiliversitas Negeri Padang 89
PERSONALIA TENAGA PENELITI
1. Ketua Pelaksana Nama lengkap Jenis kelarnin NIP Tempat/Tgl lahir Pangkat/gol terakhir Jabatan fungsional Unit kerja Institusi Alamat
: Dessi Susanti, S.Pd : Perempuan : 132303258 : PadangIl2 Januari 1980 : Penata Muda/III/a : Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi : Universitas Negeri Padang : Jln. Cendrawasih No. 68 A Air Tawar Barat Padang
Pendidikan Formal S1 Program Studi Pendidikan Ekonomi UNP selesai tahun 2003
2. Angota Peneliti Nama lengkap : Firman, SE Jenis kelarnin : Laki-laki NIP : 132303259 TempatITgl lahir : A g d 6 Februari 1980 Pangkatlgol tcrakhir : Pcna~nMuda/TlI/a Jabatan fungsional Unit kerja : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Institusi : Universitas Negeri Padang Alamat . : Komp. Andalas Makrnur Blok D No. 3 Anduring Padang Pendidikan Formal S1 Jurusan Manajemen UNAND Padang selesai tahun 2003 3. Tenaga Administrasi
:Whyosi Septrizola, SE