KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORIT JENDERAL BINA MARGA SNVT PERENCANAAN DAN PENGAI'VASAN JALAN NASIONAL PROPINSI BENGKULU Jl. fr. Rustandi Sugianto Km.12+225 Telp/Fax. (0736) 52436 Pulau Baai Bengkulu
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
E2593 V19
di anzani
(ltama
No
Req. Konlpetensi KLll : 01-)c7,/tPJIAMDAr t/t.RK/KL r l
PT. DIANZANI UTAMA KONSULTAN
PEMERIT|TAH KABUPATEN BEI{GKULU
SELATAN
KANT0RilNGKUNGANHTDUP
^.
G
J|n.llyoPodangFon|orrgtlnml/Som||:t|h-br@;choo.o.|dIc|p/for'nclt! REKOMENDASI KEPALA IGIYTOR LINGKT'NGAN IIIIDT]P I(ABI]PATDN BDNGKT'LU SEII\TAN NOMOR : (20 | Odt KLII/ | t 20t2 upAyA pENGELoT:l!!
wellffiauan
o-4ry RUAS JALAN SP. RTIKIII (MATVIIT$
LTNGK'NGAN
(uxLupl)
IqBI'PATEN KAIh AIY. ZAKARIA, sT JL IR RUSTANIDI SIIGHNTO KM 12 +22S,pt IIIU BAAI BATATI
BENGKI'LU
MENIMBANG
:a
bahwa Kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Sp. Rukis (Manna) _ Batas Kaburtcn Ka'rAn. z,,kot',a, srJl. Ir. Ru$andi sugianto KM 12 + 225, Pulau Baai Bongkulu menrpakan kegiatan-yang wqiib dil€ngtapi dengan Dokumen tXUUpf;
hasil evaluasi terhadap dokumcn t KL-tJpL dan
tinjauan
lapngan kcgidan Feningfcatan Ruas Jalan Sp. Rukis (Md;i _ Batas tfubupalen Kaur An. Zal
-
ll It lr
I I I I
bahwa unhrk matsudtenebut pada
hurupq bdrn c diatas perlu
9!fin deng;an Rckomendasi Kcpala Kantor Lingkungan fiiAup Kabupaten Bengkulu S€latan. MENGINGAT
: l.
lnage-U-naang Dartilar Nomor 4 Tahun 1956 renrang Pembentulon Da€rah Otonom Kabupuen-Kabupren Oahri lingkungan gryrh propinsi Sumdera Seldan' (I*mbaran Negara Republft Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambhan kmbaran Ne$ra Repubtik Indonesia Nomor l09l);
t I I
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1956 tenang Pembentukan Pnopinsi Bengkulu (Lrmbaran Negara Tahun 1967 Nomor : 19 tambahan Lembaran Negara
Udang-Undang Nomor 5 Tatrun 1990 tentang Konservasi Sumber lhya Alam, hayati dan Ekosistem (I*mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negan Republik Indonesia Nomor 3419);
I I I I I I
4.
I I I I I
UndangUndang Nomor 32 Talrun 2flI9 rcnang Perlindungur dan Pengelolalaan Lingkungan Hidup (Iambahan Lembaran Negara Republik Indonesh Nomor 2725);
5.
Nomor 26 Tatrun 2007 tentang Fenataan Ruang (L€mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2fi)7 Nomor 6& Tambahan t€mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 2725);
6.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2(X)t tentang Pengelolaan Sarnpah (kmbaran Ncgara Republik Indonesia Tahun 2fl)8 Nomor 69, Tambahan Lmbomn Negara Republik Indonesia
Undang-Undang
Nomor485t); Udang-LJndang
No 23 tatrun l92,tentang
pdcokaokok
Kesehatan Peraturan Pemcrintah Nomor 27 Tahun 1999 telrtang Tentang
T
I t I t
Nomor 282t\;
Analisis Mengenai Danpak Lingkungsn Hidup (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 69, Tambalran Lembaran Negnn Reprblik Indonesia Nornor 383t);
ll
Peratuan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Tahun 2ffi6 tentang Jenis Rmcana Usaha dan/anu Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Menganai Dampak
Lingfungnn Hidup; 10.
Kcputusan Mentori Negara Lingkungil Hidup Nomor 12 Tahun 1994 tcnbng Pedoman Umum Upaya Pengclolaan Lingkungan (UKL) Hidup dan Upaya Penrantauan LingkungEn (UPL);
ll.
Keputusan Ment€ri Nomor E6 Tahun 2(Nl2 tenfury Pedoman Pelaksanaan UFya Pengelolaan Linglungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkmgan Hidup;
t2.
Keputusan Menteri Negara Lingkugan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Analisis Mcngenai Damfk Lingkungan Hidup;
I
I I I I I I I I
Tahun 2010 tmtang Orgonisasi dan tata kerja l*mbaga Teknis
daerah kabupaten Bengkulu Sclatan (I-cmbaran Da€rah Ifubupatcn Bengkulu Selatan Tatrun 2010 Nomor l0);
MEMPERUAIIKAII
I I
l.
Bahwa Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pernantauan Lingfcmgan Hidup kegiatan Peningkatan Ruas Jalan SP. Rukis (Ivtanna) Bstas Kabupaten Kaur An. Talsrria ST menrpakan alat kontol dalanr melaksanakan Pengclolaan dan Pemantauan Lingkungag dibuktikan dengan adanya llokumen LJKL-LJPL dari pemrakarsa (dr. Zakaria, ST).
-
MEMUTUST(AN Mcrctrpken KESATU
Memberikan Rekorncndasi kelayakan LtKL-t
PL
kegiatan Pcningkatan Ruas Jalan SP. Rukis (Manna) - Batas lftbupaten Kaur An. Talrrrria ST Jl. h. RuSadi Sugianto Km 12 + 225, Pulau Baai
Bengtulu.
KEDUA'
Relromendasi kelayalon LJKL-LJPL dipergunalon sebagai :
l.
Acuan dalam bknis pangelolan dan Pemanbnan Lingkungan seperti 1lrng tedapot dalam dokumen LJKL-LJPL.
I I t I I I I I
Peraturan tlaerah Kabupaten Bcngkulu Selatan Nomor 08
t3
2. Dasar untuk
melakukan lcegiatan pelaporan pemantauan pcngclolaan Pemantauan Lingkungan bendasarlcan L}KL-LPL yang telah disstujui, dengan membuat pcl4oran pengolahan dan pemantarnn sscalia pcdodik untrk stiap 6 buhn sekdi.
3.
S),at:at untuk melanjudran proses memperoleh izin usaha dan
atau kegiatan.
KETIGA
Segala biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya Rckomendasi Keputusan
ini dibebanlon
kepada Anggaran Biaya
dalam hal ini SNVT Pcrencanaan dan Pengawasan Jahn Nasional Prrovinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang Diden Bina Marg4 Pemralcarsa pcngclola
Kcmenterian Pekerjaan Umum.
KEEMPAT
Hd-hal yang belum diatur dalan keputusan ini scpanjarg mengenai teknis pelalcsanaannyr akan dia$r lebih lanjut oleh Kepala Instihrsi Lingkungan Hidup lfubupaten Bengkulu Selatan.
I
t I I I I I I I I I I t I I T
I I I
KELIMA
Keptusan ini bedaku sejak tanggal ditetaplon dengan ketentrran apabilah dikernudiaan hEri terdapat kekelinraan dalam keputusan ini akan
KEENAM
dipertaiki scbagafunana mestinp.
Kepuusan ini dismpailcan kepoda Pcmralcarsa pcngelola dalam hal ini SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Pnovinsi Bengtuln, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang, Diti€n Bim Marga, Kementerirn Fekerjaan Umum, untuk diketahui dan dilaksanalon seba$imans me$inya.
DI :
DITETAPKAN MANNA PADA TAI{GGAL :3T JANUARI 2OI2 HIDUP SELATAN
198402-1-fi)2
Tembusan ini disampaikm dengm hormd keoda : Bapak Mentcri Negara Linghmgrr Hidup, di Jakrta Bapak Kepala Ekoregior Sumdera, di Peksr Banr.
l.
2. 3. BapakGub€rnurPropinsi Bengkulu, di Bcngkrtu. 4. Bqak Bupdi Belglulu Selatan, di Manna. 5. BAak Kepcla Bdan Lingkurypn Hidrp Propinsi Bengkulu, di Bengkulu. 6. Kepala Dinadlnstansi t€rlrait di Bengkulu S€lGr, di Manna7. SNVT Perecanaan do Pcogawasan Jalan Nasional Pnovilui Bcngkulu di Bengkulu
MEIITERI NEGARA UNGISNAAN HIDUR
nd PROF. DR. BALTHASAR KAMBUAYA, MBA
I I I
I I I I I I I I I I I I I I I
KATA PENGANTAR ehubungan dengan pekerjaan penyusunan Upaya pengelolaan
)
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (uKL -
Peningkatan Jalan Ruas Sp. Rukis (Manna)
Rencana
- Batas Kabupaten Kaur, provinsi
Bengkulu pada SNW Pereneanaan dan Pengawasan Jalan Nasionaf propinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll, Direktorat Jenderal Bina
Marga Tahun Anggaran 2011 yang kami laksanakan berdasarkan ketentuan dan syarat-syarat teknis pekerjaan, maka telah disusun Dokumen UKL - UpL,
Penyusunan upaya Pengeloraan Lingkungan Lingkungan (uKL
- UPL) ini mengacu
dan upaya
pemantauan
kepada peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 13 Tahun zolo tentang upaya pengelolaan Lingkungan
Hidup dan upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan surat pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan pemantauan Lingkungan Hidup.
Dokumen UKUUPL
ini memuat tentang ldentitas Pemrakarsa, Rencana
Kegiatan, Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi dan program pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (dilengkapi dengan tabel ringkasan uKL UPL).
Dengan tersusunnya dokumen UKL
- upL rencana kegiatan pekerjaan
Peningkatan Jalan Ruas sp. Rukis (Manna) - Batas Kabupaten Kaur, propinsi
Bengkulu ini, diharapkan dapat berguna sebagai acuan dalam pelaksanaan
UKL UpL Sp RUnS
I
upl)
(MANNA)-,r'-TAS KAB KAUR
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dapat bermanfaat bagi semua Pihak yang terkait.
Jakarta, Desember 2011 Penyusun, PT. DIANZANI UTAMA KONSULTAN
Dr. lr. Endano Widiajanti. MT Ketua Tim
u,il un sP nuns (MANNA)-MTAS
KAB
'o.UR
ll
I I I
I I I I I I I I I I I I I I I t
DAFTAR ISI Kata Pengantar
I
Daftar lsi
ii
Daftar Tabel
iv
Daftar Gambar
BAB
1
Latar Belakang
1-1
1,,2, fdentitas Pemrakarsa
1-2
1.3.
2
vi
PENDAHULUAN
1.1.
BAB
..
Peraturan Perundang
- Undangan
1-2
yang Terkait
RENCANA KEGIATAN
2.1.
NamaKegiatan
2,2. tokasi Kegiatan 2.3. Skala Kegiatan.. 2.4. Garis Besar Komponen Kegiatan..
. Z_1 Z
_1
2_s 2
_T
Konstruksi....... 2_T 2,4,2 Tahap Konstruksi,.,,.........,. Z -T paska 2.4.3 Tahap Konstruksi............... 2 _ 11 2.4.4 JadualWaktu pelaksanaan Kegiatan ........... 2 _ 12 2.5 Garis Besar Kondisi Rona Awa|........ 2 _ 1g 2,5,1 Ksmponen Fisik Kimia 2_B 2.5.2 Komponen Biologi.. .. 2 _ ZO 2.5.2.1 Biota Biotogi..... 2 - 20 2.5.3 Komponen Sosial Ekonomi Budaya.... 2_22 2.4.1Tahap pra
2,5.4 Komponen Kesehatan
BAB 3
Masyarakat............. 2_gg
DAI,IPAK TINGKUNGAN YANG AKAN TERJAD! 3.1. Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak 3.1.1 Tahap Pra Konstruksi 3.1.2 Tahap Konstruksi 3,
3.2
1
.3 Tahap Pasca Konstruksi/Operasi
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
UKLUpLSp RUK'S (MANNAI-'r'.TAS KA' KAttR
3-1 3-1 3-1
3-2 3-5
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
Konstruks,,,.,..,,.,...,, 3.2.2Tahap Konstruksi ............ 3.2.3 Tahap Pasca Konstruksi/Operasi 3,2.1 Tahap Pra
BAB
4
-5 3- 5 3
3 - 10
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
4.1.
4.2.2 Biologi
4-1 4-1 4-3 4-3 4-8
4.2.3 Sosekbud
4-12
4,2.4 Kesehatan Lingkungan
4-19
Tahap Paska Konstruksi
4 -21
4.3.1 Fisik Kimia
4 -21
4.3.2 Sosekbud
4 -25
Tahap Pra Konstruksi 4.1.1 Sosekbud
4.2,
Tahap Konstruksi
4.2.1 Fisik Kimia
4.3.
LABORATORIUM............. LAII'IPIRAN 2 STRIP MAP JALAN EKSISTING....... LAMPIRAN 1 HASIL UJI
L
-1
. L- 2
llr
UKLUPLSP RUKS (MANNA).8ATES KAB
'r/,UR
I I I I I I I I
I t I
I I I I I I
DAFTAR TABEL Tabel2,l
Wifayah Admininstrasi Ruas Jalan Simpang Rukis (Manna) Batas Kabupaten
Kaur........
2-1
Tabel2.2 Skala Kegiatan Peningkatan Jalan Simpang Rukis (Manna)
-
Batas Kabupaten
Kaur........
2-5
Tabel2.3 Panjang Bentang dan Lokasi Jembatan Simpang Rukis (Manna)
-
Batas Kabupaten
..
Kaur........
2-5
Tabe12.4PerkiraanKomposisidanJum|ahTenagaKeria....'
Tabel2.5 Perkiraan MobilisasiAlat Tabel
Berat
2-8
2.6 Jadual Pembangunan Jalan Sp Rukis (Manna) Kabupaten
Bts
Kaur........
2-12
Tabel2.7 Keadaaan Suhu di Kota Manna 2009 ("Celcius) Tabel2.8 Rata - Rata Kelembaban Udara Di Kota Manna 2009 Tabel 2.9 Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Setiap Bulan di Tabe!2,10
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun
2009
Rata
Di Kota Manna
Rata Keeepatan Angin
(KM/Jam)
2-13 2-13 2-14
2009
2-14
Tabef 2.11Keadaan Tanah di 3 Kecamatan yang Dilalui Jalan Nasional yang akan
Ditingkatkan...........
Tabef 2,1}Kegiatan Penambangan Bahan Galian C
2-15
di 3
Kecamatan
yang Dilalui Jalan Nasional yang akan Ditingkatkan
.............. 2-15
Tabef 2.13a Hasil Pemeriksaan Kualitas Air diTitik Sampling................. 2-16
Studi Tabel 2.13c Kualitas Air Sumur diWilayah Studi Tabel 2.13b Kualitas Air Sungai diWilayah
2-17
2-18
Tabel 2.l4Peruntukan Lahan (Ha) di 3 Kecamatan Manna, Bunga Mas
dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui Jalan Nasionalyang akan Ditingkatkan Tabel 2.15 Kondisi Jalan Ruas Manna
2009...
2-19
- Batas Kaur (2010)............,....... 2-22
Tabel 2.16 Jumlah Penduduk, Kepadatan, Rumah Tangga di Wilayah
Sludi
2-23
T
I
UKL UPLSP RU,f15 (TOANNA)-BATAS t(,,B KAUR
IY
I
I
Tabel2.17 Jenis
dan Luas Tanaman Perkebunan di
Kecamatan
Wilayah Studi
I I
Tabel 2.18 Produksi Hasil Tanaman Perkebunan di Kecamatan Wilayah
I t I t I I I I I I I I I I I
Tabel2.20 Prosentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Bekerja
Studi
2-25
Tabel 2.19 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan
Wilayah
Studi
2-22
Studi........ Tabef 2.21 Agama yang dianut Penduduk diWilayah Studi Tabel 2.22 Jumlah Tampat lbadah diWilayah Studi Tabel2.23 Fasilitas Pendidikan diWilayah Studi Tabef 2.24 Jumlah Sarana Kesehatan diWilayah Studi........ Tabel 2.25 Jumlah Sarana Kesehatan di 3 Kecamatan........ menurut Lapangan Pekerjaan diWilayah
Tabel 2.26 10 Jenis Penyakit Menonjol Yang Rawat Inap Sakit Umum
di
2-29 2-29 2-30 2-39
240
Rumah
Manna
241
Tabel 2.27 Hasil Analisis Kualitas udara Ambien di Wilayah
Tabel2.28 Tingkat Kebisingan diwilayah
2-26
Studi
Studi
243 243
Tabel 2.29 Presentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pebuangan Air Besar
2009
Tabel 3.1 Ringkasan Dampak Lingkungan yang Akan
Tabel4.1 UKL-UPL
UKL UPLSP RUKTS
Teriadi....
Ruas Jalan Simpang Rukis (Manna) -Batas
Kaur..
244 34 4-27
v
(MANNAI-&aTAS
'alB '(,.UR
DAFTAR GAMBAR Ke9iatan.............. Rute Peningkatan Jalan....... Tipikal Potongan Melintang Jalan
Gambar 2.1 Peta Lokasi
2-3
Gambar 2.2
24
Gambar 2.3
Gambar 4.1 Tata Letak Perambuan Sementara Pada Jalan
2-6
2 Laiur 2
Arah........ Gambar 4.2 Sumber Pencemaran Udara Kendaraan Bermotor
ItKr ttPt sP Ruros (MAnNAb'/-IAs KAB KAtn
4-17
BBM....
4-22
YI
I I I I I I
I I I I I I I I I
I I I I
BAB
1
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ruas jalan Simpang Rukis (Manna)
- Batas Kabupaten Kaur merupakan jalan nasional
merupakan bagian darijalan Simpang Rukis (Manna)
yang
- Tanjung Kemuning (ruas nomor 021).
Sebagai bagian dari jaringan Lintas Barat Sumatera, ruas jalan ini sangat strategis dan menghubungkan provinsi Aceh di utara hingga Lampung di selatan melalui sisi barat pulau
Sumatera. Mengingat kebutuhan akan peningkatan kinerja layanan dan keselamatan jalan, Kementerian Pekerjaan Umum berupaya untuk melaksanakan kegiatan peningkatan jalan berupa pelebaran jalan didalam ruang milik jalan (rumija).
STIVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jafan Nasional lll Palembang melaksanakan tugas yang salah satunya adalah melaksanakan penyusunan studi lingkungan untuk Persiapan Program Pembangunan/Peningkatan Jalan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, khususnya di dalam
peningkatan kinerja Pembinaan Jaringan Jalan yang berkelanjutan dan benrawasan lingkungan, rnaka akan dilaksanakan studi lingkungan untuk beberapa ruas jalan. Sebagai
salah satu wujud nyata kepedulian pemrakarsa terhadap kewajiban dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan untuk menuju pembangunan berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan maka pemprakarsa menyusun dokumen UKL dan UPL atas nencana peningkatan
jalan Ruas jalan Simpang Rukis (Manna)
-
Batas Kabupaten Kaur sepanjang 23,9 km di
Prov{nsi.Bengkulu,
Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL
-
UPL) ini mengacu pada Undang Undang Lingkungan l.lidup Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri
UKL
Un
SP RUKS (MANNAI-&ATAS KAB KAUR
7-1
T
I II
I
I I I I I I I
T
I I I I I I t I
Pekerjaan Umum No.10/KPTS/M/2008 tentang jenis-jenis usaha dan atau kegiatan bidang Pekerjaan Umum yang wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
1.2.
IDENTITASPEMRAKARSA
Nama pemrakarsa
SNVT
Pereneanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang, Di$en Bina Marga, Kementerian Pekedaan Umum
Alamat kantor Nomor teleponlfax Penanggung Jawab
Jf. fr. Rustandi Sugiantokm 12+225, Pulau Baai, Bengkulu
(9736) 52436 Zakaria, ST
Nama penyusun UKL UPL
PT. Dianzani Utama Konsultan
Alarnat kantor
Pusat Niaga Duta Mas Fatmawatil Blok
41 No.
14,
JL. RS. Fatmawati No. 39 Jakarta Selatan Nomor telepon/fax Penanggung Jawab
I.3. 1.
(m117224il7 Drs. Puruo Rukminto
PERATURAN PERUNDANG
-
UNDANGAN YANG TERKAIT
Undang-Unciang Republik Indonesia No.5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya dlarn Hayati dan Ekosist€mnya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.38 tahun 20O4, tentang Jalan. 3. Undang-Undang Republik Indonesia No.26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang. 4. Undang-Undang Republik Indonesia No.22 tahun 2009, tentang Lalu - Lintas dan Angkr$an Jalan,
5.
Undang-Undang Republik Indonesia No.32 tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan. Hidup,
6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009, tentang Kesehatan 7. Peraturan Pemefintah Republik Indonesia No.41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan.
tfiil uPt
sp mrrJs 0tAnNAt-&AtAs KA' KAUR
7-2
I I t
8.
Lalu Lintas Jalan.
9.
I I I I I I I I I I I I I I I I
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencernaran Air. 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.34 tahun 2006, tentang Jalan. 12. Keputusan MenteriPerhubungan No. 61 Tahun 1993 tentang Rambu Lalu Lintas. 13. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 48/MENLH/||/ Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisir€an.
14. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 49/MENLH/||/ Tahun 1996 tentang Baku Mutu TingkatGetaran,
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis rnengenai Dampak Lingkungan Hidup 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
Jenis Kegiatan Bidang pekefiaan Umum yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan
17. Peraturan Menteri.Pekerjaan Umum Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Ungkngan dan Upaya Pemantauan Ungkungan Hidup (UKL-UPL). 18. Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pemyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lirgkungan Hidup 19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/lV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
20, Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005 tentang Standar Kualitas Air Sungai
UKL
Un
SP
mtns 0TANilAFa''TAS
KAB
rAUn
t-3
I
I t I I I I I I I I I I I I t I
BAB 2 RENCANA KEGIATAN 2.1
NATUA KEGIATAN
Narna'kegiatan adalah Peningkatan jalan Simpang Rukis (Manna)
Batas Kabupaten Kaur
2.2 LOKASI KEGIATAN Ruas jalanSirnpang Rukis (Manna)
-
Bdas Kabupaten Kaur merupakan ialan nasional yang
merupakan bagian dari jalan Simpang Rukis (Manna)
-
Tanjung Kemuning (ruas nomor 021).
berlokasi pada gta 145+4S. sampar stra 169+200, berada di kecarnatan. l(ota. Manna" kecamatan Pasar Manna, kecamatan Manna, kecamatan Bunga Mas dan kecamatan Kedurang llir Kabupaten Bengkulu Selatan. Ruas jalan Simpang Rukis (Manna) Kabupaten Kaur melintasi
5
(lima) kecamatan dan 17 (tujuh belas) desa
-
Bates
di Kabupaten
Bengkulu Selatan. Wilayah administrasi desa dan kecamatan yang dilintasi oteh Ruas jalan
Simpang Rukis (Manna) - Batas Kabupaten Kaur disajikan pada Tabel 2.1. Lokasi peningkatan ruas jalan disaJikan pada Gambar 2.1, sedangkan rute peningkatan jalan disajikan pada Gambar 2.2.
Tabel2.1. Wlayah Administrasi Ruas jalan Simpang Rukis (Manna)
I
I
-
t
KL UPr Sp RttKrS
(MAflt{ndlaA?AS KAB
riln
-
Batas Kabupaten Kaur
2.1
I I I
I I I I I I I I I I
I I I I I I
um, {rPr 5P
irfir3 flrrAfuili}rr?rc KA, rftn
2-2
I I I I I I I I I I t I I I I t I I I
?
I
ili dtJ
I
E
I I tI I
gdE
trla
IJI
:[H
$
Edi
ilri
il=2 I:. g .. q f,E: .]
!il
g Hffg
$lE E
iilt
E3g
g 5 c,
1
N
F a.
0')
d tr
t a
$
aj :|
I
Y '6 e a
.g
t
t
?
I
E
3 l
c.i L
-8
E G
o
a a a
I
s
$ |!
s 3 E -t T
s sG a
s s
I I I I I I I t I I I I I I I I I I I
l v
zU F
5 3
\ d
c
.E
?o
I
c
! t-g
E} g C
?
tr
Gi e.l L
g F
o \,
.g
t.
s g o
s fr o
f e F =
5 U
.:
3 $
g €
Y
sc
*
s s
2.3,
Skala Kegiatan
Skala kegiatan peningkatan jalan Simpang Rukis (Manna)
-
Batas Kabupaten Kaur disajikan
pada Tabel 2.2. Jembatan yang sudah terbangun sepanjang lokasi kegiatan adalah 8 iembatan yang diuraikan pada Tabel 2.3. Rencana tipikal penampeng melintang jalan disajikan pada Gambar 2.3.
Tabel2.2.Skala Kegiatan Peningkatan jalan Simpang Rukis (Manna)- tsatas Kabupaten Kaur Panjang ruas jalan
23,8 km (sta 145+400
Lebar jalan eksieting
4,5€ m
LebarJalan rsncana
7m
Bahu Jalan cksicting
0-1 m
Bahu jalan rencana
2m
Rumiia
15m
Konstrukei Perkerasan eksisting
HRS
- sta 169+300)
Peneffasi aspal KonstrukEi Perkemsan r€ncana
AC WC=4 crn AC Binder Course=6 cm
ACBase=6cm Aggtegat KefasA=15 crn Aggregat kelae B=20 cm Jembatan
sudah terbangun
Drainaso
Saluran samping
I buah jernbatan
Tabel 2.3 Panjang Bentang dan LokasiJembatan
I 2 3
4 5
6 7 8
uK tm
sP Rtt 0s
t& + + 157 + 158 + 159 + 182 + 165 +
tEO
67 &75
5{rg.
7.5,5.
800 200 700 950 800
7 82,4 32
169 +
2(Xl
1/$8.
MNtflAre fts
I
46 45
KAE
Kiln
r|ttuhrlliennt
rll|nnt
mbfri.BdrsNffiane crnbehn Tsnbun Tulans rmbatan Bugkai ombaten Kedunnng
embatan lanai embabn Marlam rmbehn Suleu Besar
Keduranq llir
2-5
@ I
I
;i it lr
;:I
iil
I
I
{ [_.*
m
3
i.,l
.it I
atl r{lt
l
', I
? I I I
ri
i :
i i
a
ll
iI
m la r3a
I I!
It l.{t
I
t
GJ
r{
f
t
3
|\,1
,l
t
ril
:
-l
:l
Itq
il
I x I i I
t
i
-F--
Ai,l
1
it !6 tt
T I
i E
a
$
I
3
!
s
$
s
I I
I I No
T
5.1. 5.2.
I I t t I t I I I
6 6..1.
6.2. 7 7.1. 7.2. 7.4. 7,4.
I
8.1. 9.2. 8.4. 8.4. 6.5. 8.6.
Kompqsisl Tenaga Keria
35
Galian & Tiffibuhdh
Mekanik Pekeriaan Perkerasan Bas€A& B Penoaspalan Struktur dan Lain-lain Bol( CulverU Pipe Cuhtert Mafi€ & Rambu JaEn Lansekap PeneranoanJalant mum Administrasi, Keuangan & PPO Keuanqan
5
30 25 15
I
7 7 3
I
Ahtanst KaEir
1
Baoian Umum
3 3
Cudam Keamanan
Jumlah Sumfur J$nsep Sumfur
2.
Kebutuhan Tqnaga Keria iOranal
frtt
6 170
Mobillsasl Peralatan Berat
Kegiatan inobillsasl dan demoblllsasl peralatan b,erat Ini rnencal(up pengadaan peralatan berat yang akan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan Simpang Rukis (Manna) = Batas Kabupaten Kaur disajikan pada Tabel 2.5 Tabel 2.5. Perkiraan Mobilisasi Alat Berat
T
I I I I t I
I 2 3
4 5 6
7
I 1 1
10 1
2
I
HidnulicCrane
1
2
12
Air cornpressor .Concrde-Behhinc mb€r Truck mixar Generator set
13
Toror liolt
14 15
Bar cuter
5 2
Asohalt Plant
1
8
I
10 11
UKL UPL SP RUKS
I
Buldozer Excavetor \ffied Loader Dumptruck Watlrtank car Mbrator tire roller SnccD.fod.rolh,r
(IOAfiNA)-8ArAS KAB KAUR
2
2 2
2-8
I I
l I I t I t I
I I I I I I I T
I I
No
itenis AlatBerat
16 17 18 19
Asphalt Finisher Tire Roller Motor Grader Macadam Roller
if
umlah peralatan (unlt) 2 2 2 2
2011
3.
Pengoperasian Ease Camp
Unhrk Kegiafan peningkatan jatan Simpang Rukis (Manna)
-
Batas Kabupaten Kaur ini akan
membangun kantor proyek (Direksi kit) tidak permanen di sekitar lokasi proyek. Pemrakarsa akan bekerjasamadengankontraktor dan pengusahaAMP, sehinggatidak akan membangun base camp, tetapiakan memanfaatkan base camp yang ada disekitar lokasiproyek.
Di dalam base camp terdapat kegiatan kantor kontraktor, gudang dan bengkel, sfockpi/e dan
AMP. Disamping itu juga terdapat barak tempat istirahat tenaga kerja yang bekerja dalam kegiatan konstruksi jalan.
4.
Pembersihan Lahan
Pekerjaan pembersihan lahan terdiri dari pekeriaan pembersihan terhadap tanaman atau
tumbuhan, pengupasan tanah dan pembuangan bahan
-
bahan sisa yang berasal dari
pekerjaan ini. Pekerjaan pembersihan lahan akan dilakukan dengan cara manual (dengan
tenaga manusia) dan mempergunakan peralatan berat diantaranya buldozer. Lokasi pembersihan lahan acfatah di cfatam Rumfa.
5.
Pekeriaan Tanah
Pekerjaan
ini mencakup pekerjaan
stabilitas tanah, timbunan, galian dan penyiapan
permukaan jalan serta penanganan pembuangannya.
Pekerjaan stabilitas tanah termasuk pemasangan penahan longsor. Berdasarkan kondisi
lokasi menunjukan bahwa terdapat lokasi proyek berada didaerah rawan lonsor karena terletak pada daerah perbukitan bergelombang. Pekerjaan galian dilakukan dengan excavator dan tenaga manusia.
Tanah galian yang tidak dipakai di proyek akan diangkut dengan dump fruck untuk ditempatkan pada lokasi sekitar tapak proyek dan bila tanahnya memenuhi syarat akan dimanfaatkan keperluan lansekap.
uxLuPLsP
aurls(flAttrA!8Alrs
KAB KAUR
2-9
I I I
t I I t t t
Untuk keperluan timbunan, akan memanfaatkan tanah yang berasal dari aktifitas penggalian di sepanjang rencana jalan, bila memenuhi persyaratan. Material timbunan juga akan diambil dari beberapa lokasi diluar tapak proyek. Lokasi-lokasi rencana pengambilan material quany bersumber dari perusahaan Bemassk bahan tambang dan galian golongan "C" (material on sife). Dengan demikian material timbunan akan dibeli dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Material timbunan yang didatangkan dari luar proyek diangkut dengan dump truck dan dihampar dengan buldozer, motor graderdan tenaga manusia.
6.
PekerJaan Drainase
Pekerjaan drainase mencakup bangunan saluran tepi jalan (Side drain) dan saluran menyilang jalan (Cross drain), untuk menyalurkan air pada waktu pelaksanaan konstruksi
maupun paska konstruksi terutama di musim hujan. Jaringan drainase yang dibangun akan difungsikan untuk mengalirkan air daritapak proyek ke sekitar lokasi proyek. Tipe saMnan-saluran ini terdiri dari saluran tanah, saluran dengan pasangpn batu dan saluran campuran yaitu antara tanah dan pasangan batu.
I I
Pada waktu peHsanaankonstruksi jahn akan dibuat saluran sernentara untuk rnengralirkan air yang ada di sekitar lokasi proyek, sehingga tidak terjadi banjir. Pekerjaan galian saluran ini difakukan dengan excavator dan tenaga manusia kemudian tanah galian diangkut dengan dumB fruck untuk dibuang di temBat yang tetah ditentukan atau dimanfaatkan untuk lansekap.
I I I I t I I I
7.
Pengambllan Material Bangunan Darieuarry Pengambilan material bangunan yaitu tanah, agregat, pasir harus dari lokasi quarry dan borrow area yang ada di sekitar lokasi proyek yaitu di desa terdekat. Material bangunan akan dibeli dari perusahaan penambangan galian golongan C yang memitiki dokumen lingkungan yang ada.
8.
Pengangkutan Matrerlal Bangunan Pengangkutan material bangunan yang diperlukan untuk kegiatan konstruksi jalan dan jembatan diangkut menggunakan truk dari sumbemya di quarry dan AMp ke lokasi proyek. Jalan akses yang akan dilalui antara lain adalah pada jalan rencana.
arc
wt sP filUrostnr,,n uht
TAs KAD
KAtn
2-t0
I I t I I I
l I I
t I I I I I t I I I
9.
Pekeriaan Perkerasan Badan Jalan
Pekerjaan perkerasan badan jalan akan dilakukan setelah pekerjaan tanah selesai. Pekerjaan
ini mencakup pekerjaan pondasi perkerasan jalan dengan cara penghamparan material, pencampuran dengan bahan pengikat dan perataan material serta pemadatan. Pekerjaan strutur perkerasan mencakup pekerjaan lapis pondasi bawah (sub base), lapis pondasi atas (base) dan lapis permukaan serta bahu jalan. Lapisan perkerasan yang digunakan adalah jenis lapis perkerasan fleksibel (flexible pavemenf). Perkerasan aspal dihampar diatas lapisan pondasi atas jalan dimana bahan yang dipakai merupakan campuran agregat kasar, agregat halus dan aspal yang dibuat di AMP dengan persyaratan tertentu dan selalu dikontrol
di laboratorium.
Kemudian diangkut
ke
lokasi
kegiatan dengan dump fruck untuk di hampar dengan Asphalt Finisher. Sebelum campuran aspal inidihampar, lokasi harus dipersiapkan dengan menyemprotkan lapisan resap pengkat
pada permukaan lapisan pondasi atas yang sudah bersih, atau menyemprotkan lapisan pengikat pada permukaan yang sudah berlapis aspal. Pemadatan pada lapisan dan jenis perkerasan aspal dilakukan dengan tandem rcller dan peneumatic tire roller sampai kepadatan yang dipersyaratkan.
10. Kegiatan
Rekondisidan Pemasangan Perlengkapan Jalan
Termasuk dalam kegiatan ini antara lain adalah: pemasangan instalasi penerangan jalan, pemasangan rambu-rambu dan marka jalan, dan lain-lain Sarana dan prasarana yang rnengganggu Benggunaan ialan, yang akan dtempatkan di tempat yang telah ditentukan.
11.
Penghljauan dan Pertamanan
Dalam rangka perlindungan tanah, estotika, perlgurangan penoamaran udara dan kebisingan
serta kenyamanan maka dilakukan penanaman pada lokasi{okad lansekap jalan di lokasi yang sebelumnya sudah dilakukan pembersihan tanaman yang berada dijalur tanaman
2.4.3. Tahap Faska Konstruksl Pada tahap paska konstruksi mencakup pengoporasian dan perneliharaan jalan Simpang Rukis (Manna)
1.
-
Batas Kabupaten Kaur.
Pengoperasian Jalan
Pengoperasian jalan merupakan kegiatan penggunaan jalan Simpang Rukis (Manna)
-
Batas
Kabupaten Kaur untuk melayani lalu lintas jalan.
uKt
tm
sP ntt ils
(n
nfiAFB TAs KAB KAtn
2-11
I I I
t I I I I I t I I I I
2.
Pemellharaan Jalan
Kegiatan pemeliharaan jalan meliputi pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi
jalan. Kegiatan pemeliharaan jalan dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kerusakan jalan, sehingga dapat dicapai umur pengoperasian jalan sesuai rencana. Kegiatan pemeliharaan Jalan Simpang Rukis (Manna)
. o o o
-
Batas Kabupaten Kaur meliputi:
Pelapisan ulang permukaan Jalan. Perbaikan marka dan rambu lelulintas. Pemeliharaan drainase.
Rehabilitasijalan bila terfadi kerueakan yang relatif berat.
2.4.1. Jadural Waltu Pelekrenaen Kcglaten Jadwal kegiatan pembangunan jalan Simpang Rukis (Manna)
-
Batae Kabupaten Kaur mulai
dari tahap desain hingga kegiatan konstukd serta operaeionaldisajlkan dalam Tabel2.6
Tabel 2.6 Jadwal Pembangunan Jalan Simpang RukiE (Manna)
-
Batas Kabupaten Kaur
I I I t I
u,Q
un
sP nures
ffilAntu)-,,,fAs Krc
KAUa
2-12
2.5. GARIS BESAR KONDISI RONA AWAL 2.5.1. Komponen Fisik Kimia
a.
lklim
Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu darisepuluh KabupatenlKota yang ada di Provinsi Bengkulu, terletak di sebelah selatan ibukota Provinsi Bengkulu, wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Selatan.
Tabel2.7. Keadaan Suhu Di Kota Manna 2009 (CelciuE)
Kelembaban rerata
di Bengkulu Selatan
pada tahun 2009 sebegar
94016, kelembaban
terendah terjadi pada bulan Julidan kelembaban tertinggipada bulan November 2009. Tabel2.8. Ratra- Rata Kelembaban Udara Di Kota Manna 2009
Benghiu Selam Dalan Angka 20lA
u,(
UPL
sP RUKS (MANNAhEAIAS
KAUR
'r/,8
2.13
I I
I
Curah hujan di Kabupaten Bengkulu Selatan tertinggi 1 .158 mm, dan hari hujan sebanyak
pada bulan November 2009 paling sering terjadi hujan. Tabel 2.9. Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Setiap Bulan Selatan Tahun 2009 di Hari Hujan Bulan Curah No Bulan Huian (mm) ftali) 20 354 1 Januari 19 293 2 Februari 12 230 Maret 3 14 195 April 4 8 68 5 Mei 11 149 6 Juni 10 '172 7 Juli 16 665 Agustus 22 1.158 9 September 20 558 10 Oktober 25 582 11 November 18 373 12 Desember 195 4.795 Jumlah
I I
I
I
I
I
I J
Sumber : Kabtryaten Benghiu Selatan Dalan Angka 2010
Suhu udara di 5 Kecamatan yaitu kecamatan Kota Manna, Pasar Manna, Manna, Bunga Mas
dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan pada umumnya tidak jauh beda dengan suhu udara di wilayah pesisir lainnya, berkisar 28-32 derajat celcius. Sedangkan kelembaban nisbi dan rata-rata penyinaran matahari di belum ada instansi atau dinas pemerintah daerah kabupaten Bengkulu Selatan yang melakukan pencatatan. Kecepatan angin rerata di5 Kecamatan yaitu kecamatan Kota Manna, Pasar Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilaluijalan nasional yang
akan ditingkatkan tidak berbeda dengan di Bengkulu Selatan pada umumnya. Pada tahun 2009 kecepatan angin rerata 3,5 KM/iam, kecepatan tertinggi terjadi pada bulan September (4,5 KM{am) dan terendah pada bulan juni (2,4 KltI/Jam). Tabel 2.10. Rata- Rata Kecepatan Angin Di Kota Manna 2009 (Km/ Jam) No
I t I
95
di tahun 2009. Pada bulan September 2009 terjadi curah hujan yang paling tinggi, sedangkan
I
I I I I t
1
Bulan
Kecepatan angin
ftm/iam) 1
2 3
UKL UQLSP RUK,S
(M
NNAI-B
Januari Februari Maret
TAS KAB KAUR
3.7 3.9
2-14
I I I I I I I I I I I I I T
I I I I I
No
4 5 6
7
I
I 10 11
12
Bulan
Kecepatan angin (km/iam)
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rerata:
2.8 2.4 3.5 3.6 4,7 3.8 4.0 3,0 3,5
Sumber : Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010
b. Geologi Secara geografis di
5 Kecamatan yaitu kecamatan Pasar Manna, Kota Manna,
Manna,
Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilaluijalan nasional yang
akan ditingkatkan terletak di wilayah di 5 Kecamatan yaitu kecamatan Pasar Manna, Kota
Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan. Keadaan tanah di wilayah Kecamatan Mannqa, Kecamatan Bunga Mas dan Kecamatan Kedurang llir didominasi oleh tiga tekstur tanah, yaitu: disepanjang pantai bagian barat seluas
1.385 Ha (10,81%) tergolong bertekstur agak kasar, tergolong tekstur sedang 5.392 Ha (4?,ilo/o) dan daerah lainnya 5.868 (46,450/ol bertekstur halus. Tabel 2.11. Keadaan Tanah \Mlayah Yang Dilalui Rencana Jalan Kecamatan Manna Bunqa Mas Kedurano llir Jumlah
Tektur halus Ha 1.293
1.410 3.165 5.888
o/o
39,0 40.20 54.38
Tekstur sedang Ha 1.830
1.332
2.230
oh
55.20 38.0 38.32
Tektur agak kasar Ha 194 766
425
8,45
Jumlah
o/o
5.80 21.80 7.20
5.392 42,U 1.385 10.81 Sumber : Kabupaten Benghtlu Selaot Dalam Angka 2010
Ha
3.317 3.508 5.820
12.U5
o/o
100 100 100 100
Tambang bahan galian C banyak terdapat didaerah ini terutama pasir, batu koral dan batu
hias. Secara resmi (ber-izin) telah dilakukan eksploitasi oleh beberapa pengusaha lokal, seperti disajikan pada Tabel2.12. Tabel 2.12. Penambangan Bahan Galian C Di Wilayah Yang Dilalui Rencana Jalan Kecamatan Manna
Desa Desa Terulung
UKL UPL SP RU'OS (MANNAI-&ATAS KAB KAUR
Lokasi Air Bengkenang
Jenis Batu koral
2-15
I I
Kecamatan
I
Bunqa Mas
I
Kedurano llir
I I
I I
I I I t I
I I
I I I
Lokasi
Air Manna
Desa Gindo Suli Desa Taniuno Aur
daratan daratan
Desa Desa Desa Desa
Air Keduranq,
Lubuk Ladunq Lubuk Laduno Lubuk Ladunq
Naniunoan Desa Karang Caya Desa Sukaraia Desa Air Sulau
daratan
Air Benokenanq
Muara Kedurans. daratan
Air Kedurano. Air Kedurano. Air Kedurang, daratan
Jenis Batu kali, koral, pasir Batu hias dan pasir Batu koraldan pasir Batu hias Batu hias Batu koral Batu hias Batu hias Batu kali. koral Batu kali, koral Batu kali, koral Batu hias
Sumber: Kabupaten
c.
Hidrologi
Tidak kurang dari 7 buah sungai, yaitu: Air Bengkenang, Air Tambun Tulang, Air Bangkai, Air Kedurang (berada di DAS Bengkenang-Kedurang), Air Larai, Air Martam, dan Air Sulau yang
melalui kecamatan Manna, Kecamatan Tanjung Bunga dan Kecamatan Kedurang llir yang kemudian bermuara di Samudra Hindia. Satu diantaranya Air Bengkenang adalah sungai yang paling lebar (75 M) dan paling panjang (41 KM) diwilayah Kabupaten Bengkulu Selatan
dan Air Sulau terletak berbatasan dengan Kabupaten Kaur. Pada umumnya aliran sungai mengalir sepanjang tahun dengan kualitas relative jemih, meski pada musim penghujan cenderung keruh dan sering banjir.
Kualitas air sungai hasil pemeriksaan laboratorium Balai Labkesda Provinsi Bengkulu di 3 sungai, memberikan gambaran umum bahwa kualitas air sungainya b€rada dibawah baku
mutu yang ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu nomor 6 tahun 2005, artinya masih dalam batas yang diperbolehkan. Tabel 2.13 berikut merupakan gambaran parameter tertentu yang berada pada kisaran baku mutu yang ditetapkan.
Tabef 2.13a. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai
Kadar maks yg dioerbolehkan
Hulu 159
Hilir
152
Air Keduranq S. Air Sulau Besar Hilir Hulu Hilir Hulu 14 142 132 135
6-9
4,7
5,5
4,9
5,3
5,5
5,2
NH3
0,5 mg/l
0,7
0,8
0,5
0,5
0,09
0,08
Fluoride
0,5 mg/l
0,93
0,94
1,01
1,04
1,07
1,09
Chromium
0,5 mg/l
0,98
0,02
0,2
0,28
0,05
0,04
10 mg/l
10
2
4,O
4,1
10
2
Parameter tertentu TSS pH
I
Desa
Desa Ketaoino Desa Taniung Besar Desa Tumbuk Tebinq
coD
UKL UPL SP
50 mg/l
S. Air Manna
S.
2-16
I I I I
I I I I I I I I t I t I I I I
2 mgll
BOD
2
0,4
2
2,4
3
3
mber: Hasil Pemeriksaan Labkesda Prov..Bengkulu.
Perbedaan kadar antara daerah hulu dan hilir dari ketiga sungai lebih dipengaruhi oleh perbedaan peruntukan dari sungai tersebut disamping kondisi tanah atau batuan yang dilalui
aliran sungai tersebut. Misalnya Fluor dan Chromium nampaknya berasal dari batuan atau tanah yang dilalui oleh aliran, sehingga nampak ada kecenderungan meningkat dari hulu ke hilir, Karena beratnya Cr lebih cepat mengendap bersama pasir dan TSS (residu tersuspensi) yang melampaui kadar yang diperbolehkan juga cenderung menurun dari hulu ke hilir.
Banyaknya bahan organic yang dibawa aliran sungai dan terjadinya pembusukan, mempengaruhi kandungan NH3 yang tinggi dan menurunkan derajat keasaman. Rendahnya
pH mungkin juga disebabkan oleh akar pepohonan disepanjang daerah aliran air sungai. Parameter BOD dan COD yang melampaui baku mutu kemungkinan disebabkan oleh pencemaran di bagian hulu dari perkebunan atau pertanian. Keadaan ini menjadi peringatan awal terhadap pengelolaan kualitas air sungai, misalnya BOD S.Air Sulau Besar yang melampaui standar.
Tabel2.13b. Kualitas air Sungai diwilayah Studi
Kualitas air sumur gali penduduk pada umumnya nampak jernih, meskipun sebagian ada
yang agak keruh. Untuk mengetahui gambaran kualitas diambil sampel air sumur milik
UKL UPL SP RU'OS
(MANNAIBATAS KA'
2-17 '(,,UR
t t I I I I I I I t I I t I I t I t I
Widodo yang tinggal di Kelurahan lbul, Kecamatan Kota Manna, Sampel diperiksa di Balai
Labkesda Provinsi Bengkulu. Hasil
uji
laboratorium terhadap sampling
air minum
menunjukkan bahwa semua parameter yang diukur berada dibawah standar baku mutu yang
air minum sumur
penduduk memenuhi persyaratan Permenkes 492/MenkeslPerllVl20l0 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Rendahnya pH mungkin ditetapkan. Artinya
disebabkan oleh sumber mata air sumur yang dangkal sehingga dipengaruhi oleh rembesan air dari akar pepohonan. Tabef 2.13c. Kualitas air Sumur di wilayah Studi :|'iiir
i,#
;i# A
FISIKA 1
Bau
2
Wama
3
RaEa
4 6
Kekeruhan Residu Terlarut ffDS) Suhu
mslL oc
1
KtiilA Bei(Fe)
mO/L
0.1
2 3
Keeadahan Mangan (Mn)
ms/L mg/L
74.11
0,3 500
0,09
0.1
4
NOr
mdL mdL
0,018
10
5
B
tidak berbau ekala
NTU
5
NOe
6
pH
7
SO.
mdL
senq (Zn) Flourida (F)
I I 10 11
12
6
TCU
tidak berbau 4 33 21,6
15
5 500 suhu udana+3
0,018
10
5.5
&9
6
400
mcL
1.07
Cromium (CR6*) Glorlda (CL)
Ms/L
0.05
mE/L
10.02
0,5 0,5 600
NH.
mdL
0,09
0,5
Sumber Earai LaDr€oda Provlnsi Bengkulu, 201 201 1 Baku Mutu:tur. Menk* N No. 49AMENKESIPEMUAU 0
Gambar 2.3. menunjukkan hasil wawancara dengan penduduk di wilayah studi tentang kejadian banjir yang sering teriadidiwilayah studi.
UKLUf{SP
RU'OS
MAiltd,FEATAS KAa KAUR
2-18
t I t I I I I I I I t I I I I I t t I
Kuonlilos lerjodlnyo genongon/bqnJh Iidok Demoh
Yo.:epuluhlohun.--.
Yo,:diophuion
5-!6
0?
rekoli 5R
Yo,
selioplohun
24!t
!Yo, r.llap OYo,
hulqn
aYc.
llnclqhvn t.k.ll
!.lloplqhun
aY., !.pr*tr l.drsn t.ka!
OYo. llgo lohun
r.kqfi
6ndol p.molt
Gambar 2.4. Infomrasi Keladian Banfir dl Wllayah Studi
d. Tata Guna Lahan Kabupaten Bengkulu Selatan belum memiliki Peraturan Daerah yang mengatur peruntukan wilayahnya. Sebagai gambaran umum (2009) luas lahan di 5 Kecamatan yaitu kecamatan Pasar Manna, Kota Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Sefatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan 19.677 Ha, peruntukan lahan dlsajikan pada Tabel berikut: Tabel 2.14. Peruntukan lahan (Ha) di 5 Kecamatan Yang DilaluiRencana Jalan - 2009 Kecamatan
sawah
perkebunan
PaEar Manna
1U
222
Kota Manna Manna Bunga Mas Kedurano llir Total
493 540 457 811
1719 2.143
2.485
Hutan rakvat
Hutan neoara
Rawa
Peruntuk an lain 179
1.0u
2.0u
450
2.355 8.523
2.139
1.689
1.602 1.602
98 98
4.917 722 1.819 8.641
luas 584 3216 7.590 3.713 8.374 23.477
Surnber; Kabupaten Bengkulu Se/afan Dalam Angka 2010
Di di 5 Kecamatan yaitu kecamatan Pasar Manna, Kota Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan memiliki luas wilayah 19677 Ha, diantaranya diperuntukan lahan pertanian sawah mencapai luas 2.485 Ha , perkebunan 8.523 Ha , hutan dan rawa 1700 Ha (..7o), selebihnya 8.641 Ha merupakan daerah permukiman, perkantoran, perdagangan dan peruntukan lainnya.
UKLUPLSP RUTAS MANNA)-BATAS KAB KAUP
2-19
I I I I I
2.5.2. Komponen Biologi Gambaran umum mengenai komponen'biologi di lokasi rencana kegiatan peningkatan jalan
-
Simpang Rukis
Batas Kaur dan di sekitarnya adalah sebagai berikut.
2.5.1 Biota Daratan
1. Flora Jalan Simpang Rukis Batas Kaur berada di daerah pedesaan yang merupakan daerah binaan yang berupa daerah permukiman, pertanian tanaman pangan, perkebunana
dan kebun campuran serta perdaganagn dibeberapa
lokasi.
Gambaran kondisiflora adalah sebagai berikut:
a.
VegetasiTepiJalan Vegetasi tepi jalan yang ada yaitu angsana (Pterccarpus rndrbus), akasia (Acacia mangium\, palem raja (Rhoystonia rcgia), tanjung (Mimusops elengil,
mahoni, kiara payung (Felicium decifiens\, flamboyan (Delonix rcgial, dadap (Enthrtna sp.), bungu,r (Lagestromia speciosa), asam (Tamarindus indicusl, beringin (Ficus benyamind dan jenis lainnya.
Jenis-jenis tanaman
tepi jalan mempunyai nilai estetis dan
ekologis,
pelindung.penyerap pencemaran udara,dan meresapkan air hujan ke dalam tanah.
b.
Vegetaei Pekarangan Pekarangan pada umumnya terdapat di sekitar bangunan rumah dengan luas lahan yang relatif bervariatif. Pada umumnya penduduk yang rumahnya di tepi
jalan memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman hias antara lain bunga mawar (Rossa chinensr$, bunga kertas (Bougenvilea specfabifi$,
palem waregu (Raphrs exelsa), bunga merak (Caesalphinia Sp); pohon pelindung antara lain angsana (Pferocaryus indicus), kiara payung (Felicium decifiens), tanaman pembatas atau pagar antara lain teh-tehan (Acalipha Sp),
gfiricideae, tebu, dan tanaman buah antara lain jambu (Psidium guajaval, kefapa (Cocos nuciferal, jambu aw (Shizigium aqueum), mangga (Mangffera
indica), nangka (Arthrocarphus hetercphilusl, Sirsak, pisang (Musa paradisiaca), papaya (Caica papayal, rambutan (Nephelium lappaoeuml,
UKL
UN SP RU'0S (MANNAFEATAS I(,,B KAUR
2-20
I I t I t I I I I I I I I I I I I I I
durian, belimbing dan jenis
lainnya
Keberadaan pekarangan
di
sekitar
bangunan tempat tinggalnya mempunyai makna cukup penting yang mempunyai nilai estetika dan kenyamanan. Vegetasi Kebun
Vegetasi kebun yang ada
di sekitar lokasi rencana kegiatan
merupakan
vegetasi kebun campuran. Jenis tanaman yang ditanam di kebun campuran
cukup bervariasi yaitu tanaman sayur, buah, pangan, pelindung dan obatobatan. Keberadaan lahan kebun campuran yang ditanami dengan tanaman tersebut cukup dapat menunjang kehidupan masyarakat setempat. Jenis-jenis
tanaman yang ada di kebun campuran antara lain pepaya (Caica papayal,
nangka (Afthtocarphus hetercphrTus), pisang (Musa parcdisiaca), rambutan (Nephelium lappaceum), mangga (Mangifen indica), singkong (Manihot utilisima), ubijalar (lpomaea bafafas), bambu (Bambusa Spp.), Kelapa (Cooos nucifera), tebu. Di samping itu terdapat juga tanaman perkebunan sejenis yang
banyak diusahakan oleh penduduk, yaitu kelapa sawit dan coklaUcacao
VegetaslSemak Vegetasi semak terdapat pada daerah lahan pekarangan, pertanian atau
kebun dan ladang yang tidak tergarap atau lahan yang dibiarkan oleh pemiliknya dengan luas lahan yang bervariasi. Pada umumnya lahan terbuka ditumbuhi oleh jenis tumbuhan liar atau pengganggu (gulma) antara lain alangafang (lmpenta cylindica), sikejut (Mimosa pudica), saliara (Lantana caman) dan alangalang, rumput
2.
Fauna Keberadaan jenis fauna di daerah kegiatan dan sekitamya adalah satwa budidaya
dan satwa liar. Satwa budidaya yang ada antara lain ayam, anjing dan kucing, ayam, angsa, itik, mentok, merpati dan jenis lain yang dipelihara di rumah Satwa liar yang ada di sekitar lokasi kegiatan antara lain burung gereja (Passer montanus), pipit (lonchura leucogasfiordes), layang-layang (Colocalia sp), tekukur
(Sfrepfopelra chinensr$ dan jenis burung lainnya. Disamping itu juga terdapat hewan liar seperti tikus, bajing, kelelawar, kalong, dan hewan reptil antara lain ular sawah, ular cobra, bunglon, kadal, katak dan biawak.
UKL
Un
SP RU,0S
(M
NNAI-8ATAS'(,,B
TC,.UR
I t I
I I I I I I I t I
I I
2.5.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya
a.
Kondisi Jalan dan Lalu Lintas
Kondisijalan pada saat studi dilakukan sangat bervariasi, baik dari segi lebar jalur lalu lintas maupun kondisi perkerasan jalan. Terdapat 4 variasi kondisi jalan, yaitu ruas jalan yang sudah ditingkatkan lebar lajur lalu lintasnya menjadi 6,0 meter dengan kondisi perkerasan
baik, ruas jalan yang sedang dalam $udi perencanaan desain rinci untuk peningkatan menjadi 6,0 meter, ruas jalan yang sedang dalam konstruksi peningkatan dan ruas jalan yang
studi perencanaan desain rinci untuk peningkatan menjadi 6,0 meter sudah selesai namun belum dilakukan pelaksaanaan konstruksi. Rincian kondieijalan pada wilayah studi disajikan pada Tabd.2.15 Tabel 2.15. KondisiJalan Ruas Simpang Rukis ( Manna) -Batas Kaur (2011)
145+400-148+200 148 + 200 155 + 900 155 + 900 16t + 200 161 + 200 166 + 0 166+0168+900 168 + 900 109 + 2@
4,5 4,5
l-Sdang dllakukan porencanaan desain rinci untuk peningkatan mcnjedl 6,0 mcter 2011- Pelebaran menJadl 6,0 mstcr dengan dana APBN 201
8,0 4,5 4,5
2010€udah dllakuken perenoanaan dcsain dnoi untuk peningketan menjadi 6,0 mEter 2011- Pelebaran manpdl 8,0 metcr dengon dana APBN
e,0 1) clan
Volume lalu lintas di wilayah studi relatif masih rendah. Dengan komposisi kendaraan didominasi oleh sepeda motor. Hasil studi tahun 2007 pada ruas jalan yang bedekatan dengan ruas jalan Manna-Batas Kaur menunjukkan ciri lalu lintas campuran antara antarkota dan perkotaan, dimana kompoeisi sEpeda motor cukup tinggi. Komposisi lalu lintas pada dua
T
ruas jalan nasional tersebut disajikan pada Gambar 2.5.
I I
I I
u,il
uH. sP RUns w|/,NtwBATAs
xm KAUR
2-22
I I I I I I I I I I I I
SedarvJeeCs \ Agon: 21.15%
Bus Besar;
2,U%
--_ TruRTa;det;r,/
3,96%
Truk Riuan; 0,s8%
Truk Besar; 12,3:t%
11.O1%
Gambar 2.5. Komposisi Kendaraan di Sekitar Wilayah Studl
b.
Demografl
Jumlah penduduk wilayah studi yang'meliputi kecamatan Kota Manna, Pasar Manna, Manna,
Bunga Mas dan Kecamatan Kedurang llir menunjukan bahwa Kecamatan Kota Manna mempunyaijumlah penduduk tertinggitinggi dari pada di Kecamatan lainnya di wilayah studi.
Sedangkan untuk tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Pasar Manna. Kecamatan Kedurang llir mempunyai luas wilayah terluas di wilayah studi. Sedangkan untuk Desadesa di
wilayah studi Desa/Kelurahan lbul mempunyai jumlah penduduk terbanyak dibandingkan desa/kelurahan lain di wilayah studi, sedangkan penduduk terpadat berada di Kelurahan Pasar Bawah. Secara rinci kondisi kependudukan diwilayah Studi disajikan pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16. Jumlah Penduduk, Kepadatan, Rumah Tangga DiWlayah Studi No.
Kecamatanl Kelurahan
Kote ilanna
I
2
Gununo Avu lbul Pasar tanna
3
Paear Bewah
1
I t t I I
Plck up;
TrukSedang;
0,00%
Luas Jumlah Penduduk (Km2l
T
Mkobus;
f 4,41% / Bus lGcil; ./"-' 2,64%
tl
tanna
ilr 4 5
6
v
7
Ketapins Teruluno Manggul Taniung Besar
Bunqa 8
tae
Padano Burnai
UKL UPt SP RUKIS
0.61
LK 12.477 977 2.108 9.167 1.469 6699 827 310
0.43 2.29 3.60 2,72
182 294 3.04:l 284
32.16 2,89 1.54
5.84 0.60 3:t.17 2.94
WALNA)-8ATAS'(,.8 KAUF
Jumlah Rumah Tangga
Kepadatan Penduduk
Jumlah Jlwa/ Rumah Tanoqa
KK
Jiwa/Km2
iiwa
6.822
758
4
415
668 2.633 3.060
4
4.748
4
952
Jumlah 24.969 1.929
1.933
4.Ul
8.067
17.811
1.008 4.061
1.349
2.U9
665
6389
12.938
780
1.607
546
291 162
601
985
3M
800
293
587
256
2.917 253
5.960
2.560 190
PR
11.892
517
5
I
390
126
4 5
2-23
I I I I I I
No.
I
I I I I I
I
Luas
Jumlah Penduduk (Km2l
9 10 11
12 13 14 15 16 17
Jumlah Rumah Tangga
Kepadatan Penduduk
Jumlah Jiwal Rumah Tanqqa
LK 272 269
PR
Jumlah
KK
Jiwa/Km2
1.06 1.44
269
u1
245
514
338 357
nwa 4 6
1.2
428
445
873
728
4
2.0
u1
321
331
Padano Jawi
7.89
408
153
Taniung Aur
7,88 58.2 7.17
462 262
662 869
125 125 114 132
252
512
218
4 4 4
3.595
3.473 468
7.068
1.766
110 65 121
964
293
1U
22,86
933
2.018
41
5.15
232
1.085 190
421
164
88 82
Tumbuk Tebino Gununq lGvo Gindosuli
Taniuno Tebat
Keduranq
V
I I
I I I I
Kecamatan/ Kelurahan
lllr
Lubuk Ladunq AirSulau Sukaiaya
496
4 3 5 3
2010 Kecamatan Kota Manna Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Pasar Manna Dalam Angka 2010 Kecamatan Manna Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Bunga Mas Dalam Angka 2010 Kecamatan Kedurang llir Dalam Angka 2410
c.
Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi di wilayah studi digambarkan oleh kondisi perekonomian yang sebagian besar merupakan wilayah pertanian dan perkebunan. Penggunaan lahan di sekitar
kanan kiri jalan yang ditingkatkan diantaranya pertanian tanaman pangan, kebun campuran,
dan perkebunan. Jenis tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh penduduk di wilayah studi adalah kelapa sawit dan karet serta kakao, di samping kelapa dan lain-lain. Jenis tanaman pangan yang biasa diusahakan oleh penduduk adalah padi, jagung, kedele, kacang hijau, dan kacang tanah, serta sayur-sayuran diantaranya terung, kacang panjang, cabe dan lain-lain. Jenis dan Produksi Tanaman perkebunan di wilayah studi dan luas panen dan produksitanaman pangan diwilayah studi disajikan pada Tabel 2.17 hingga Tabel 2.19.
Tabel 2.17. Jenis dan Luas Tanaman Perkebunan Di Kecamatan Wilayah Studi No,
LuaE Tanaman (Ha) di Kecamatan Wlayah Studi
Jenis Tanaman Perkebunan
Kota
Pagar
Manna
Manna
Manna
Bunga Mas
Kedurang llir
1
Kopi
15
10
88
46
157,5
2
Karet
224,5
14,5
116
7U,5
939,2
3
Kelapa
58
30
137
70
43
4
Kelapa Sawit
&4,7
157,5
1.235
1.407
1.051
UKL UPL SP RUKS (MANNA)-8I,TAS KAB
K
UR
2-24
Luas Tanaman (Ha) di Kecamatan Wilayah Studi
Jenis Tanaman
No.
Perkebunan
Kota
Pasar
Manna
Manna
Manna
Bunga Mas
Kedurang llir
5
Cengkeh
8
4
11
0
8
6
Lada
0
0
0
0
32
7
Coklat
78
6
69
76
39
I I
Kayu Manis
16
4
0
0
15
Kemiri
4
0
0
0
0
10
Aren
18
7
0
0
0
11
Kapuk
8,2
0
1
0,5
1,75
12
Pinang
31
I
43
37
45
Sumber : Kabupaten Bengkulu
Tabel2.18. Produksi HasilTanaman Perkebunan Di Kecamatan Wilayah Studi No.
Produksi (ton) Tanaman Perkebunan diKecamatan Wilayah Studi
Jenis Tanaman Perkebunan
Pasar
Kota Manne
Manna
Bunga
Kedurang llir
Mas
Manna 1
Kopi
1,35
3,90
45,12
20,01
87,26
2
Kanet
279,9
9,08
50,57
733,85
1.320
3
Kelapa
66
32
170
82
396.3
4
Kelapa Sawit
3.977,75
1.613,25
7.U4,1
8.029
6.828,65
5
Cengkeh
2
1
2
0
1
6
Lada
0
0
0
0
5
7
Coklat
24
0
2
I
7
8
Kayu Manis
4
0
0
0
3
g
Kemiri
0
0
0
0
1
10
Aren
11
3
0
0
0
11
Kapuk
2
0
0
0
0
12
Pinang
12
2
15
I
21
: Kabupaten
Bengkulu Selafan Dalam turgka 2410
Tabel 2.19. Luas Panen dan ProduksiTanaman Pangan di Kecamatan Wilayah Studi No.
Luas Panen ( Ha ) dan Produksi (Ton)
Jenis Tanaman Pangan
1
Luas Panen
Produksi
17466
83089
Padi
UKL UPL SP NUNS MANNAI.EATAS
KA'
KAUN
2-25
I I I I I
No.
Pangan
I I
t I t I I t
I I t I I I
Luas Panen ( Ha ) dan Produksi (Ton)
Jenis Tanaman
Luas Panen
Produksi
2
Jagung
3440
15.835
3
Kedele
143
48
4
Kacang tanah
372
676
5
Kacang Hijau
105
309
6
Ubi Kayu
133
4094
7
UbiJalar
34
1028
I
Kacang Panjang
392
1094
I
Cabe
348
988
10
Tomat
148
471
11
Terung
u7
1194
12
Buncis
81
274
13
Kelimun
202
885
14
Kangkung
74
74
15
Bayam
56
239
: tGbupaten Kabupaten Bengkulu Se/afan Dalam Anska 2010
Tidaklah mengherankan jika matapencaharian penduduk di wilayah studi sebagian besar di sektor pertanian @aYi. Untuk lebih jelasnya kondisi mata pencaharian di wilayah studi disajikan pada Tabel 2.20.
label 2.2O. Prosentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut
Lapangan
Pekerjaan dWilayah Studi Lapangan Pekeriaan
No. 1
2 3
4 5
6 7
I I 10
Pertanian Pertambansan dan Pengoalian Industri Penoolahan Listrlk dan Alr Mlnum Konatruksi Perdaganoan dan Akomodaei Arykuhn dan Pergudangan dan Kornunlkasi Perantara Keuangan, Usaha Persewaan, dan Jasa Perueahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Percranoan/Service Sektor Lain : Kabupaten Bengkulu Se/afan Dalam
UKL UPL SP
RUnS MANIfl//=EAIAS'(,lS'r/lUR
Jumlah LK dan Pr
Laki-Laki
Perempuan
oh
olo
o/o
64,1
at,1
u.4
1.7
3.50
2.4
1.3
0.9
1.1
0.1
0.1
9.1
0,2 0,2 15,2
11,7
6,4
0,4
3,9
0,8
0,2
0,5
12,3
14,5
13,3
0,0
0,0
0.1
4.2
2,5
2-26
I I I t
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden
bahwa
sebagian besar responden bermata pencaharian sebagai wiraswasta (83 o/o) dan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), secara rinci disajikan pada Gambar 2.6.
Molopencohorlon Responden
I I I I
SPegowoi Negeri
I I I
Sipil
OPersiunon lWirqswosto
lTl.lll Poki
OKoryo*onSwosto
lPengusoho tBuruh
EPedogang EJoso
Gambar 2.6. Mata Pencaharlan Responden Pendapatan dan Penoeluarcn Penduduk Berdasarkan hasil wawancara dengan responden
I I I
di wilayah studi diketahul,
bahwa
pendapatan rumah tangga di wilayah studi perbulan terbanyak adalah antara 1,5 juta sampai dengan 2 juta rupiah sebanyak 43
o/o,
kemudian diikuti oleh jumlah responden
yang berpenghasilan antara 2 juta s/d 2,5 juta rupiah (sebanyak 29o/o), penghasilan antara 1 juta s/d 1,5 juta rupiah (sebanyak 14 o/ol dan seterusnya secara rinci disajikan pada Gambar 2.7.
Sedangkan jumlah pengeluaran keluarga keseluruhan per bulan per rumah tangga
I
terbanyak adalah berkisar antara 1,5 juta s/d 2 juta rupiah (sebanyak 27o/ol, kemudian yang pengeluarannya 500 ribu s/d 1 juta rupiah (27
I I
I I
di wilayah studi diketahui,
1
o/o),
dan yang pengeluarannya antara
juta s/d 1,5 juta rupiah (22o/o), pengeluaran 2 juta s/d 2,5 juta rupiah (14o/ol, dan sisanya
pengeluarannya berkisar antara 2,5 juta s/d 3 juta rupiah dan antara 3 juta s/d 3,5 juta
rupiah masing-masing 4olo. Secara rinci data pengeluaran rumah tangga per bulan disajikan pada Gambar 2.8.
UKL
Un
SP RUKIS (MANNAI-&ATAS
KA'
KAUR
2-27
lumloh Pendopolon Seluruh Keluorgo $eliop Eulon tebihdsdh.5S,0S
lp.{.fr.Slrld^
V,
dodRp.5OS0
tfr
rJ6St td Smnm W"
Rp.500Sr/d
lp.l.ffi.0l
rms
t,50,0m
V"
u%
ip,250Sl
tmm
lp.l$lffir/d
ffi f,p.2SSl
l.$0m
tJss
il%
2l'/"
h.lJOSl
r/d
ts.m t
%$r/dtmm rldtJ0m rnp.l.S$l r/d5l0m f[p.l"$0$l
r$.lm$l
lh.2ffi.sl rldU0m mp.t^Ssl t/dltrm f.ilhdclip,5mn0
tb.2.ssr tdtmffi eb.lffiSl r/dl"Sm
I
Gambar 2.7. Pendapatan Responden
lumlqh Seluruh Pengeluorun Unfuk Keluorgo Seliop Eulonnyo trblhdclRp.
r/d sm - Lm.000ffi Rp.t.S.Sl
5m.m w,
m Rp,3.000.01
lumngdcdRP'
r/d
{50.0tl r/d
5.mm VA
1.000S1r/d
t.$0m
t.5mm
ffi
t%
[p.2.0.001t/d
ip.50.0r/d
2JO.00 ||%
tm.0 2t%
tp.2"$0.S1r/d
tm.0
lp.
a%
l.Olffirld r"s.m
2ms 27?
n%
t- il*,tgdolie Gambar 2.8. Pengeluaran Responden
urr un sP RUns rvrAMmt-86rAs
KAB KAUR
2.28
I I I
d.
Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya
I
di wilayah studi
di wilayah studi. Adat
masyarakat
digambarkan oleh adat istiadat dan persepsi
istiadat yang berlaku
di
masyarakat pada umumnya
ditunjukkan oleh etnis penduduk dan agama yang dipeluk oleh penduduk dl wllayah studi,
rI
dimana sebagian besar adalah dari Suku Serawai (76,87 % ), Pasemah (13,39 o/o), Jawa (2,89o/ol, Minangkabau (2,21 o/o), Melayu (1,06 %), Sunda (0,95 %), Batak ( 0,73 o/o) dan
I ' I t
lainnya. Sedangkan agama yang banyak dianut oleh penduduk di wilayah studi sebagian
II
t I I
besar adalah pemeluk agama agama lslam, sedangkan sisanya Kristen, Hindu dan Budha, Maka tidaklah mengherankan jika prasarana ibadah yang banyak terdapat diwilayah studi adalah masjid dan mushola sebagaimana disajikan pada Tatrll2.22. Tabel 2.21. Agama yang Dianut Penduduk di\Mlayah Studi No.
ll
ill IV
V
I
Kristen
Katolik
Budha
Hindu
98,14 99.13 99.73 99,89 99.81
1,27 0,006 0.15 0,09 0,135
0.52 0.003
0.01
0.0005
0.07 0,0005
0.11
0.01
0,02 0,019
0,019
0,09
Tabel 2.22. Jumlah Tempat lbadah di\Mlayah Studi
I I I I I
Kota Manna Pasar Manna Manna Bunga Mas Keduranq llir
lslam
Kabupaten Bengkulu Selafan Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Kota Manna Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Pasar Manna Dalam Angka 2010 Kecamatiln Manna Dalam Nrgka Tahun 2Ma Kecamatan Bunga Mas Dalam Angka2UA Kecamatan Kedunng llir Dalam Angka 2010
I
I
Kecamatan/ Kelurahan
No. I
Kecamatanl Kelurahan
MasJld
tanna
45
Gununo AYu
3 7
Kota
tl
lbul Pecer
Paoar Bawah
4
ill
tanna
30
tanna
Langgar/ Musholla
Gerela
Vlhara/ Klenteno
Pura
1
5
31
2
Ketapino Teruluno Mansgul Taniung Besar
UKL UPL SP RUKS (MANNA)-aITAS
KA'
KAUR
2.29
I I I t
I I I
I I I I I
I I
: Kabupaten Bengkulu Salafan Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Kota Menna Dalam Angka Tahun 2MA Kecamatan Pasar Manna Dalam Angka 2010 Kecamatan Manna Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Bunga Mas Dalam Angka 2010 Kecamatan Kedunng llir Dalam Angka 2010
'er
Prasarana pendidikan baik negeri maupun swasta yang tersedia di wilayah studi meliputi TK, SD, SMP, SMA, SMK sebagaimana disajikan pada Tabel2.23.
Tabel 2.23 Fasilitas Pendidikan di\Mlayah Studi Kecamatan/ Kelurahan
TK
SD
SMP
SMA
SMK
tanna
I
13
4
6
2
Gunung Ayu lbul
1
2
1
No.
I
tl m
Kota
Parar tlnna Pmer Baweh
trnnr
Ketaoino Terulunq
1
1
3
7
15
7
6
1
{
1
I
6
13
3
1
1
1 1
Manmul
1
Tanlunq Besar
I I
I
tv
Bunoa
7
Kedunns lllr
3
9
1
1
v
Lubuk Ladunq
UKL
1
1
I
I
iler
Padanq Bumai Tumbuk Tcblno Gununq Kavo Glndo Sull Tanlunq Tebat Padano Jari Taniung Aur
Un
1
1 1
1
1
1 1
SP RUnS $rtANNAI-'ATAS KAB KAUR
1
1
1
2-30
I I I I
No.
TK
SD
1
2
AirSulau Sukaiava
SMA
SMP
SMK
10
Kecamatan Kota Manna Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Pasar Manna Dalam Angka 2010 Kecamatan Manna Dalam Angka Tahun 2010 Kecamatan Eunga Mas Dalam Angka 2010 Kecamatan Kedurang llir Dalam Angka 2010
I I I I I I I I I I I I I I I
Kecamatan/ Kelurahan
e.
Persepsl Masyarakat
Persepsimasyarakat diwilayah studi meliputi pengetahuan tentang rencana kegiatan, sumber informasi, tanggapan tentang rencana kegiatan peningkatan jalan ruas Sp.Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur dan lain-lain diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasilwawancara dengan responden diketahui, bahwa sebagian besar penduduk
di wllayah studl belum mengetahui tentang rencana kegiatan peningkatran ialan ruas Mana (Sp. Rukis) - Batas Kaur yakni sebanyak &4 o/o, hanya sebagian kecil saja yang sudah mengetahui yakni sebanyak 16 , secara rinci disajikan pada Gambar 2.9.
Apakah Reepon Mengetahui Adanya Rencana Kegiatan Penlngkatan Jala n Sp.Rukls (lt[ana] - Batas Kaur di Sekitar Tempat Tlnggal Saudara ?
llchu
lTldok
Tohu
Gambar 2.9..Pemahaman Responden Tentang Rencana Keglatan
Sumber Informasi yang diperoleh responden yang mengetahi tentang rencana penfngkatan Jalan tersebut sebaglan besar (670/0l dari hasil sosialieasi yang dilakukan dan dari aparat deea/kelurahan (33%) secara rinci disajikan pada Gambar 2.10.
UKL UPL SP
RUnS IMANNAi-BATAS KAB if/,UR
2.31
I I
I I I I I I I
I I I I I t I I I I
Sumberlnformosl yong diperolehresponden fentong odonyo
rencono keglolon dan ntcdra dan nrcdio
cctnk/kor,rn, 0'.,,
clcktronik.09ii dariJpdr,'rt J 3u4,
darr pertcmudn konsultasi publik
yongdilakukon 67Yo
I
dari mcdia dettrcnik
.t
dari aparat lelwahan
Gambar 2.1O.Sumber Informasi Tentang Rencana Kegiatan Berdasarkan hasil wawancara dengan responden
di wilayah studi diketahui, bahwa
sebagian besar responden (96%) setuju dengan adanya rencana peningkatan ialan tersebut, sedangkan sisanya (4olo) menyatakan tidak tahu, secara rinci disajikan pada Gambar 2.11. Secqro Umum Apokoh Rcsponden relulu Dengon Rencqno Pcdngkolon Jolon Sp. Rukls (Mono) - Eqloc Kaur
Ti
Iidak Tahu
0%
4%
Gambar 2.11..Pendapat Tentang Rencana Peningkatan Jalan
UKL UPL SP RUKS
(itANN
I-,4TAS
KAUR
'o.B
2-32
I
I I
Menurut responden, jika sebagian lahan dan atau bangunan harus dibebaskan, maka sebagian besar menyatakan harus diganti rugi/kompensasi sesuai permintaan pemilik
I I
lahan dan atau bangunan atau sesuai kesepakatan bersama antara masyarakat terkena
I I I I
dan luas lahan dan atau bentuk bangunan yang yang memadai, kemudian sebagian
proyek dengan pemerintah atau terserah pemerintah, sebagian kecil menyatakn tidak
perlu ganti rugi karena untuk kepentingan bersama/umum, sebagian kecil menolak. Menurutnya sebagian kecil responden menyatakan akan berpengaruh tehadap bentuk menyatakan akan mengakibatkan para penyewa lahan dan atau rumah akan pindah ke lokasi lain, secara rincidisajikan pada Gambar 2.12.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui, bahwa penggunaan lahan di
kanan kiri jalan yang dimilikinya dan yang akan ditingkatkan sebagian merupakan rumah tinggal, sebagian ruko dan toko sebagaimana disajikan pada Gambar 213.
l
Apokoh Pendopct Responden Bllo Scboglon
I I
lohon don qfqu
bongunon
m.madql Hanto b.rprngonfr
torfiodop b.rfuk
lqhqn dcn slau
bongunon tong
Dcpcl mrnySc$kan
poro
p.ny.wqlohon ddn
clcu bqngunon plnddr ke
m.modol
toS
t%
lolarllqh * -/
taln - loln.0, 07"
-Al.noloklonolnyadon atou bcngunonnyd dlbrbsrkcn
dqn olou bonguncn
rmulo
Akon bl?$rngcr.rh
ty'"
wo
lcor
P.du dib.rlkdn
frrhodop briluklohon
I I I I I I
I
l.fiqdopp.runfukqn
don olou bcngunon
pamlntocn aalpondan
rlmulo
tE%
6%
P.du gonll
ru91
bcngunonnyoyong
bcamyo tang b.t(tmyq
l.r!.rdr pa|n.*rldl
hdu gordl rugl lohon afou bongunonnfq yong
tc%
Tldok p.du dlbcrikon onpamailkm b.roda di dolom SUltlJA (ltl m)
bdomyalsromh
S%
p.madnfoh tc% konpmrorl nuol dgn pmhloon nrpondrn glHok prfu dbrrAon kcnprnrorl kn brndo dl dobn luf,UA (la m, O?arb lodl |ugl loh.rn oloe bongorohnyo tong brrinvo L|r.reh prmc*rfah !?ail, gqrfi flgl bongunonnyo Von! brrcmyo yon! baroDvo fan.|gh prnarHsh
l?rrh dbr*cn
lA(or bfi?rn!!ruh brro.Lfiodop
brt|luk hhon don olou bongunon rmulo lohan dan clou bongunon rnuh
tilonto b.tPrngoruh k.cl hrhodop brduk
dan olou
mrmsdsi
Gambar 2.12..Pendapat Responden Bila Seluruh Luas Tanah Dibebaskan
UKL
Upt sp RUns (MANNA)-8ATAS KA' KAUR
2-33
I
I I Type don penggunoon sebogion olou seluruh bongunon yong
I
I I I I I I t I I I
mungkin dlbeboskon Ieros Kcdoi o%
Rumohmokon
Eengkel
v7
o%
Rumohloko
Rvmoh don Gudong
30%
o%
Rumoh konlor o%
Rumohlinggol
Pcrlokoqn/loko
6ryT
1M
Potor
tv
lnumoh konlor
lRumohloko
llrr€! X.dal
lnumoh mokqn Eiumoh dqn
lSlorung frhpon E?cqorRurnqh
Gambar 2.13.. Penggunaan Lahan di Tepi Rencana Peningkatan Jalan Menurut responden menyatakan, bahwa Kegiatan Peningkatan Jalan Sp.Rukis (Mana)
sekitamya, antara lain kemacetan Lalu lintas (17%), lingkungan sekitar jalan menjadi kotor (14olo),kemudlan Hllang/berkurangnya bangunan dan atau lahan yang dimiliki penduduk
(13%), kerusakan jaringan prasarana umum/utilitas (listrik, telepon, air bersih, saluran darinase atau saluran irigasi) sebanyak 1206, tempat usaha menjadi lebih kecil (12o/or, fingkungan sekitar jalan menjadilebih panasltidak asri (11%),jalan menjadi berlumpur/licin
karena ceceren tanah atau limbah galian tanah (506), mudah terserang flu dan batukbatuk, dapat bekeria di proyek masing-masing (5olo), omset usaha menurun (2olo), menjadi
p€masok material pada proyek tersebut, dan gangguan terhadap akktifitas ekonominya (1olo) dan
jumlah pembeli menurun (1olo), secara rincidisajikan pada Gambar 2.14.
t I I
I I
-
Batas Kaur pada tahap konstruksi diperkirakan akan berdampak terhadap lingkungan di
UKL UPL SP RUnS
MANNAT-8fTAS KAB
2-34 '(,'UR
Dompok opo yong okon dkolokon rerponden telomo pclokronoon kondrukC pcdngkolon lolon Sp. Ruklt (Moilro)-lolq3 Kob. Xo|' ? P.ngNrlrEn don
pool
Crongguon Lf hodop oldlvllo.
baangl.rh6tf6of
cl@nomlnys
rt narr karlng ollu
97"
Judoh pcmb.ll t%
lurun 17.
llllongnyo/bcrhrorpnyc bongnlnon irlkdon oiou
Icmpofuroho
|.n?lf
|f{lkr6pond.n
12'r Juniloh rorrtp.h
lil%
pd& brrd
turgddr.ldb
Foyck
Xatutohn paotconq umum lolcpon, olr.lolon, 9o:, .cluron toloor &b) 127.
5l[
ontctu.ohq]nanurun
Ilo
lopck proryrk oiou rurnahnyo
rfl
Folr|(
Scttmdod b.rlunFr/ldl hanocac.rahlondh dou lmbohgd|arfondl
Llnghrngon
5X
rolltc ldon lclor
tlx
l|IoignF/bJtqrdr||'o bo|lwr |ltdcn olqu blEn r|I( cttofd.n mrn (tftlk f.|.ro|t d.ldai. eot rdurs tploqdrb) lJdmDdod bdh|t?q/|ch bm acmiddrda ltHr grdo! fqmh alhahaa|.nrE ld6 lolq
lgil
llmdrcP|adc
anotulyo/bdbEEflVa D.ndQol6n$oid.n al.reddLLc aEalts?d(Dfot k ofqrtwlnyq
athg[qtar
rBrFb. il|*od bb|r F@/tl&k 6d
rt {orl9.mf ndq|dp.o'.k llrdd0mq tr.fc!.rcla gdd.ed I llo||pd.dr|r|nlcc bbiri?l artl|Ellm0 dop€obr tdilf ldffi
ooQdtr| lod trlsropm'.f
loialirCEm Afddr
tornoh
Dorto
oruddrprroalm
bdd.||s|!d drlcaFofk mtte|lot
Gambar 2.14.. Dampak Yang Dirasakan Selama Tahap Konstruksi
MenuM mereka pada tahap konstruksi akan dapat menurunkan omset, maka perlu direnovasi bangunan atau toko dan ruko yang terkena proyek atau diberi gantirugi atau direlokasi ke tempat lain yang lebih layak, secara rinci disajikan pada Gambar 2.15 Menurul rcspondon, qpokoh gongguon lerhodcp okllvlfos ekonoml pelokronoon konstukil dopat monurunkon omzel?
Dlmusyawaril*nl untd(mcncdl
tiamuhlfi |oL
0rud lolad hfti
rAdonjq gqdl
rugl ogor
bl drelokorl
ke
hmpol loln
Gambar 2.15. Gangguan Terhadap Aktlvltas Ekonoml Yang dapat menurunkan Omzet
UKL UPL SP RUKS
(MANR{+&ATAS KA9 KAUR
Menurut responden jika terjadi dampak pada tahap konstruksi, maka untuk menanganinya disarankan perlua adanya penyiraman untuk mengurangidebu pada saat musim kemarau
atau panas, kemudian perlu adanya rambu lalu lintas yang terkaitdengan pelaksanaan proyek, perlu adanya petugas pengatur lalu llntas dl lokasl tapak proyek, dan penduduk juga menyatakan teima kasih atas peningkatan jalan tersbut diwilayahnya.
Dampak apa yang akan dirasakan responden pada saat peningkatan jalaq apa earan untuk menangani ? Todm.h.dh *r3 rrncrnr pcnlndrdr
ldrl 2* P.rluNdrnyr pctugrg lalu llr*.! dl lokrsl taplk pfoyck 31o/.
Pcrludrrn prr.Ul|rnmdrbu p.da tltt cutcr psrr3
rP.rlu d31yr p.tug[ p.ngrtur ldu llnt$ d lolrd trprk proyrk EPcrlsdry. p.|ry{rrnm &!u prdr ..d cucr p$r! lP.rlu.d$n rmbu l.lullilr|t|ntr|e proy.k ldul
Gambar 2.16. Saran Penanggulangan Dampak Pada tahap Konstruksi Menurut responden dampak yang akan dirasakan pada tahap operasi disajikan pada Gambar 2.17.
UKL UPL SP nUKrS
(MAilnt/-aATAS
2-36
KAB
'(AUn
t I I I I I I I t I I I I I I I t I I
Dompok opoyg okon dlrosokon responden podowoHu penlrgkdcnJolon Slmpong RuHr - Bolos Kour mulol dl operorlkon ?
Wddulcmpuir lcblh lomo
l%
Ludoht r|.ongl|,dg|l botuk gofdl.l|€told
ffi
Jqrloh rofl?oh podo bodoilqrngd d r.Hlorrohn
f.n
Ornucf utdhq a%
Trrbuko ka'',Dpslan kodo, dqnbGrurolro
fcrdomnkaomnon Ocrorb)
ffi
bdrnatlngkqt
ndk
O||u.l|J'ohorEilrrrn t% Junloh populod kdn
?.aluddcnys pq.lg|rlon
d
F.k rrcdalmoryaokol
kdl/srgril|.ldtqldon l.?rbdbdhnong
r.l6f o? p.oyclvm|ldruko lopongonpokoloon
g%
Ungfrungon
IM
rncdod l.blh
kolot
Itx
,donm.Sd Lbft
vr
loncot
bhrlr{o.
ti
?arcongontdoro (l.rulormd.bu)
lhglongm ,.$l('ldql
l.n.bdrfl{odbbfl
(.bultg|onLHhtngd
pon{dlldok('r{
7%
67
a%
xanEcalqnLl,
ldont r..bd 6,x
nd(oolr'|rrk rlrf do{, rfllr',tn
It
pcnOopOon*onasr a.B
Gambar 2.17. Damapak Yang Dlrasakan Bila Jalan Beroperasi Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di wilayah studi dapat diketahui sebagian besar responden (89%) tidak menginginkan untuk bekerja pada proyek peningkatan jalan Sp. Rukis (Mana)
-
Batas Kaur, hanya sebagian kecil (9%) yang menginginkan dapat
beke{a pada proyek tersebut dan slsanya (2ohl tidak tahu, secara rinci dlsajikan pada Gambar 2.18
UKL UPL SP RUKTS
(MANNAT8,TAS KAB KAUR
2-37
I I I I I I I
Bidong pekerJoon yong dlpillh terponden yong ingin bekerio
podo kegiofon pedngkolon folcn lid*lohu
tn
Gambar 2.l8..Keinginan Untuk Terllbat Sebagai Pekerja
I
Menurut responden yang menginginkan bekerja pada proyek tersebut menyatakan, bahwa
I
mereka menginginkan berkerja sebagai buruh, bekerja pada pekerjaan konstruksi dan
I I I I
dapat bekerja pada kegiatan proyek peningkatan jalan ruas SP.Rukis (Mana)
karyawan. Sedangkan Latar belakang pendidikan bagi penduduk yang menginginkan Batas
Kaur tersebut antara lain SLTA, SLTP dan SD, secara rinci disajikan pada Gambar 2.19.
kolorrjouobdmya yo, moko ldqr bckctlo
I I I I I
l
-
!lurdl a
afmdSD
pond*ct qo
d kcCoimtorcbul
orerg yorg hgln
?
I l|.rlektd(CCl llsd$D
Gambar 2.19. Latar Belakang Galon PekerJa Yang Ingln Terllbat
UKL
Un
Sp RUKS IMANN I-8ATAS l(/,B KAUR
2-38
I I I I I I I t I I I I I I I I I I I
2.5.4. Komponen Kesehatan Masyarakat
a.
Sarana Pelayanan Kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan (2009) kepada masyarakat secara umum dilakukan melalui menyediakan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang dilokasikan di lingkungan di desa-desa, sebagai pos pelayanan kesehatan garda paling
depan. Posyandu sebagai kepanjangan tangan pelayanan kesehatan Puskesmas kecamatan. Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010 menyebutkan bahwa di 5 Kecamatan yaitu kecamatan Pasar Manna, Kota Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat 3 buah Puskesmas, 8 buah Pustu (Puskesmas Pembantu) dan 43 Posyandu dan 1 buah took obat.
Tabef 2.24. Jumlah Sarana kesehatan diWilayah Studi Kecamatan Pasar Manna Kota Manna Manna BunEa Mas
Rumah Sakit
Rumah Bersalin
I
Puskes mas 2
Posyandu 2
0
6
1
1
0
27
21
1
1
z
z
11 11
1 1
Apotik/Toko Obat
2
1
Kedunano llir
Jumlah
Puskesmas Pembantu
11
€
u
43
Sumber: Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010
Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk
di wilayah studi sebagian
besar
penduduk (78Yol memperoleh air bersih dari mata air dan sebagian kecil (14olo) sudah menggunakan air sumur, dan sungai, secara rinci data tersebut disajikan pada Gambar 2.20..
sumber ql. mlnum dqn qlr borCh yong dlgunqkqn oleh
rospondon
...--i
tAn
Gambar 2.20. Sarana Alr Mlnum Yabf Digunakan Responden UKL UPt SP RUKS
(MANM.F8nTAS KAB KAUR
2.39
b.
Keadaan Kesehatan Masyarakat Dari Rumah Sakit Umum Manna, Bengkulu Selatan tercatat angka 10 besar penyakit dari
pasien rawat inap pada tahun 2009 dengan urutan seperti disajikan pada Tabel 2.25. Sedangkan angka 10 besar penyakit yang rawat jalan di RSU pada tahun 2009 disajikan pada Tabel2.26.
Tabel 2.25.Data 10 Jenis Penyakit MenonjolYang Rawat Inap DiRumah Sakit Umum Manna No 1
2 3
4 5
6 7
I
9 10
Jenis Penyakit
Gejala Penyakit dan Penemuan Klinik. Lab Tidak Normal 238 5.01 Malaria 171 3.60 Diare dan Gastroenteritis Disoeosia 163 3.43 2,58 86 Hipertensi 1.79 85 Nveri Perut dan Panqoul 71 1,49 Gasteritis 0.69 33 Demam Tvpoid dan Paratiooid 33 0.69 Keiang 15 0.32 Hepatitis 4.751 100.00 TotalSeluruh Pasien Rawat Inap Sumber: Kabupaten Bengkulu Se/afan Dalam Angka 2010
UKL UPLSP RUKTS (MANNA)-BATAS KAB KAUR
I
Penderita rawat inap oa Jumlah 14,12 671
2-40
I I I t I t I I I t I I I I t I I t I
Tabel 2.26.Data 10 Jenis Penyakit Pasien Rawat Jalan No 1
2 3
4 5
6 7 8
I
10
Jenis Penyakit TB. Paru BTA (+)
Malaria ISPA Diabotcs Melitus Geiala, tanda dan penemuan klinik Penyakit Hipertensi lainnya Dispepeia Tonsilitis Gasteritis Diare TotalSeluruh Pasien Rawat Jalan
Penderita rawat ialan o/o Jumlah 1.286 8.87 5,30 768 4,31 625 4.19 607 563 3,88 2.58 374 1.73 252 1,67 247 1.63 237 1.48 215 [email protected] 14.483
Angka penemuan pneumonia pada balita (G4 tahun) di provinsi Bengkulu sebesar 20,91o/o,jadi darijumlah balita tahun 2009. Jumlah balita di Kabupaten Bengkulu Selatan
adalah sebesar 12.531jiwa atau sebesar 11,49oA dari jumlah penduduk (142.9iljiwa).
Berdasarkan data demografi
di 5
Kecamatan yaitu kecamatan Pasar Manna, Kota
Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan berpenduduk 25.966 jiwa diperkirakan jumlah balita sebanyak 2.9&4 jiwa, maka perkiraan jumlah balita yang menderita pneumonia sebanyak 20,91o/o x Jumlah balita = 624 anak balita. Data 10 penyakit menonjol di Kabupaten Bengkulu Selatan menempatkan malaria di urutan ke'2, artinya merupakan salah satu daerah endemis malaria. Sebanyak 238 paien rawat inap + 768 pasien rawat jalan dilaporkan mengidap penyakit malada.
UKL
UPt SP RUKS (MANNA)-BATAS KAB KAUR
2-41
Kasus malaria klinis yang tercatat di di 5 Kecamatan yaitu Pasar Manna, Kota Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan sebesar 320 penderita, vector yang ditemukan dalam
penularan adalah Anopheles aconitus dan Anopheles Maculatus. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293/MENKES/SIflV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria
di
Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Bengkulu yang hidup
sehat, yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2020. Tahun 2009 dilaporkan
API (Annual Parasit Incidence) malaria di Bengkulu 4.36 dan Annual Malaria Incidence (AMl) 29.48. Bandingkan dengan Jawa-BaliAPl = 0 .17 dan AMI 6 .05 Tahun 2009 di 5 Kecamatan yaitu Pasar Manna, Kota Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan kasus Tuberkulosis Paru klinis 293 orang dengan penderita TB paru BTA (+;
27 orang. Sedangkan di seluruh Bengkulu Selatan tercatat penderita klinis 1.298 orang dan positif 123 orang. Pada tahun 2009 kejadian diare di Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 171 + 215 orang, sedangkan di seluruh Bengkulu tercatat 1.588 orang kejadian diare.
Keadaan SanitasilKesehatan Lingkungan Keadaan kesehatan lingkungan antara lain bisa dilihat dengan indikator kualitas udara dan kebisingan di lingkungan tersebut. Pengukuran kualitas udara yang dilakukan oleh Balai
Labkesda Provinsi Bengkulu, memberikan gambaran bahwa kualitas fisika dan kimia
udara di daerah tersebut sangat baik. Durasi sampling dilaksanakan sesuai dengan metode sampling masing-masing parameter fisika dan kimia, ada yang 1 jam, 3 jam dan 24 jam sesuai persyaratan analisis parameter terkait. Sampling diambil di 2 titik sampel, di tepijalan raya Manna
- Tanjung
Kemuning di Desa
Suka Jaya Kecamatan Kedurang llir dan di Desa Tumbuk Tebing Kecamatan Bunga Mas. Indikator kualitas udara penting yang diukur (8 parameter), yaitu: CO (carbon monoksida),
03 (oksidan), SO2
(sulfur dioksida), HC (hidro carbon), NO2 (nitrogen dioksida), PM10
(particulate matter), Pb (Plumbum), TSP (total sampling particulate), semua berada jauh dibawah standar (kadar maksimum yang diperbolehkan) yang ditetapkan oleh PP nomor 41 tahun 1999 tentang Pengelolaan Pencemaran Udara.
uKL UPL SP RUKIS (MANNAI-&'.TAS
K8
KAUR
2-42
t I I I I
Tabef 2.27. Kualitas Udara Ambien di Wilayah Studi Panmeter Diperiksa
No
satuan
walrtr
Tumbuk Teblng, Kec.
Sukalaya, Koc.
baku
Kedffirng lllr
mutl
9000 8000 0,5
8000 8000
30.000
12,45
235 900 365
Bunga
30 (Carbon Monoksida)
1
I
ug/Nmg
iam
24iam 2
Cg
pg/Nm-
SO2 (Sulfur Dioksida)
3
l l
pg/Nm"
(Oksidan)
jam jam
24iem
tas
10
7,02
0,9
6,01
0.12 10,56 10.87
HC (Hidrokarbon) NO2 (Nitrogen Dioksida)
uq/Nm"
3 iam
12
5
pgNm-
l iam
10,01
6
PMro (Debu)
pgNm-
24 jam
7
7
ffimah Hitam) TSP ffotal Samolino Partikulat)
uElNmo
24iam 24iam
0,88 9.76
4
24iam Pb
I
uo/Nmo
10.000
160
400 150
0,3 0,5
150
1.0
234
24
I
Penskumn Balai Labkesda Provinsi Sumber Pengkuran Baku Mutu: Udara Amblen PP Rl Nomor 41 m 1999
Tingkat kebisingan diukur in situ di kedua titik sampling yang sama dengan sampling kualitas fisika dan kimia, dengan 7 interval waktu pengukuran selama waktu 24 jam. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada semua tilik sampling dan pada semua interval waktu menunjukkan tingkat kebisingan yang iauh berada dibawah NilaiAmbang Batas 60 - 70 dBA untuk permukiman penduduk sebagaimana yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri LH nomor 48/MENLH/1U996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas udara di daerah sepanjang jalan raya Manna
- Tanjung Kemuning masih sangat baik. Tabel 2.28. Tingkat Kebisingan diWilayah Studi
lokasi
Tumbuk Tebing Kec. Bunga Mas
Suka Jaya Kec.Kedurang
0,32 0.09
0.52
2
20 23
06.00-09.00 09.00-11.00 11.00-17.00 17.00-22.00 22.00-24.00
1
24.00{3.00
0.02
4
03.00-06.00
0,04
3 1.22 1.33 0,02 0.2
waktu pengukuran
rentang waktu
(pukul) L.1
7
L.2
10 15
L.3 L.4 L.5 1.6 L.7
Sum0er Pengkunn Balai Labkesda Prcvinsi Bengkulu,
1
2,33
201
llir 1
1
Baku Mutu: Kepmen LH No 48, 1996
Sanitasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting untuk sebuah bangunan tempat tinggal yang layak. Tingginya penyakit TB paru bta (+1 menjadi indikator rumah tinggal
UKL UPL SP RUKJS
(MANNAI-8AIAS KAB KAUR
2.43
I I I I t t I I
I I I I I I I I I I I
yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Penyakit diare merupakan indikator perilaku
hidup yang kurang/tidak sehat. Sedangkan penyakit malaria merupakan indikator lingkungan permukiman dan lingkungan kerja (sawah/ladang/kebun) yang masih menjadi
brceding place vector nyamuk penular penyakit. Demikian halnya ISPA termasuk pneumonia merupakan indikator kualitas udara dan perilaku hidup yang tidak sehat. Berdasarkan kepemilikannya 16.815 bangunan memiliki sanitasi sendiri 8.381 bangunan
memiliki sanitasi bersama, dan 2.799 bangunan memiliki sanitasi yang dapat dipergunakan oleh umum. Secara umum akses penduduk pedesaan Bengkulu terhadap sanitasi dasar yang layak baru mencapai 21,55olo (Profil Kesehatan Indonesia, 2010)
Dalam Profil Kesehatan Indonesia 2010 dilaporkan dari 46,06% bangunarVrumah yang diperiksa di Bengkulu, angka bebas nyamuk Aedes hanya 47,22o/o. Ini berartl daerah
tersebut rawan outbreak penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan Chikungunya, karena seluruh Kabupatenftota di provinsi Bengkulu sudah terjangkit DBD dan 7 KabupatedKota terjangkit chikungunya termasuk Bengkulu Selatan.
Di 5 Kecamatan yaitu kecamatan Pasar Manna, Kota Manna, Manna, Bunga Mas dan Kedurang llir di Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilalui jalan nasional yang akan ditingkatkan, umumnya penduduk sudah menggunakan kakus jenis lelrer angsa yang aseptic (92,9o/o). Namun, sebagian masih ada yang menggunakan kakus plengsengan dan kakus cemplung. Tabel.2.29. Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Air Besar 2009 No 1
2 3
4
Jenis Kakus Yans Disunakan LeherAnqsa Plengsengan Cemplung Tidak Pakai iumlah
Sumber: Kabupaten Bengkulu
Perkotaan 98.9 0.6 0.6 0,0 100.0 &latan Dalam
Pedesaan 83,3 5.7 10.1
0,0 100.0
Desa dan kota 92.9 2,5 4.2 0.3 100.0
Mereka membuang sampah di kebon atau dibuang ke lobang sampah dan dibakar. Saluran drainase pembuangan limbah rumah tangga, masih dibuang ke kebon.
UKL UPL SP RUK'S (MANNA).8ATAS
KAUR
'(,,8
244
I I I I !
BAB 3 DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI
3.1.
KEGTATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK
II
3.1.1. Tahap Pra Konstruksi
II
1. Penentuan Lokasi dan Trase Jalan Peningkatan jalan Sp. Rukis (Manna)
Batas Kab. Kaur meskipun berada pada ruang
milik jalan (rumija), namun oleh karena pada Rumija tersebut masih terdapat bangunan penduduk, jadi pada waktu pengukuran trase jalan akan mengenai lahan atau bangunan
I I '' I I
-
penduduk, sehingga kegiatan penentuan lokasi dan trase jalan, diperkirakan akan menimbulkan keresahan masyarakat terhadap rencana kegiatan proyek. 2. PembebasanTanah
Pada lokasi studi, pelebaran jalan dilakukan di dalam ruang milik jalan (rumija) sehingga
tidak diperlukan pembebasan tanah, namun diperlukan pembongkaran/pemindahan terhadap beberapa bangunan penduduk yang berada pada rumija. Bangunan ini pada
II
umumnya berupa kiosfovarung, Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan keresahan masyarakat terkait dengan ganti rugi/kompensasiterhadap bangunan tersebut.
I
3. Relokasi Utllltas Utilitas yang ada telah berada di luar rumija sehingga tidak diperlukan relokasi utilitas.
I
I !
a 4.2. Tahap Konstruksi e'!
f.
iloblllsasiTenagaKerfa
Mobilisasi tenaga kerja akan menimbulkan dampak peluang dan kesempatan kerja, kepada 170 orang, sehingga akan dapt meningkatnya pendapatan penduduk tersebut (dampak positfl dan timbulnya kecemburuan sosial.
tI I -
2. Mobllisasl Peralahn Eerat
Mobilisasi peralatan berat yang terdiri
dari 42 jenis peralatan berat akan
menimbulkan
timbulnya debu saat musim kering dan meningkatnya kebisingan. 3. Pengangkutan Materlal Bangunan
t
l
UKL UPL SP RUKiS
(MANNAI-UTAS r(,.8 KAUR
3-1
I I t I I I I I t I I I I I t I I I I
Pengangkutan material bangunan akan menimbulkan ceceran tanah yang meyebabkan pengotoran permukaan jalan serta timbulnya debu saat musim kering dan meningkatnya kebisingan.
4. Pengoperasian Base Camp Pembuatan base camp dan kegiatan domestik pekerja di base camp akan menimbulkan dampak terhadap pencemaran sungai dan tanah oleh limbah domestik dan sampah padat yang dapat menimbulkan menurunnya sanitasi lingkungan. Dampak positif yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah timbulnya kesempatan berusaha.
5. Pembercihan Lahan Kegiatan pembersihan tanah (land cleaing), akan menimbulkan hilangnya vegetasi tepi jalan. 6. Pekeriaan Tanah
Pada pekerjaan tanah diantaranya pengupasan, galian dan timbunan (termasuk pemotongan tanah/bukit) akan menimbulkan menurunnya kualitas udara (debu) dan kebisingan, terganggunya aksesibilitas penduduk serta terganggunya lalu lintas. Pada lokasi tebing dan jurang akan menimbulkan perubahan aliran air permukaan dan longsor. 7. Pekeriaan Drainase
Pada pekerjaan gorong{orong dan saluran samping akan menimbulkan tergarggunya aksesibilitas penduduk karena berada didekat lokasi pemukiman
8. Pekeriaan Badan jalan Pekerjaan lapis pondasi bawah
(subbae oarse) dan lapis pondasi atas (base ooarse),
sertia
perkerasan (pengaspalan) akan menimbulkan menurunnnya kualitas udara (debu), kebisiqgan, tergarggunya lalu lintas dan terganggunya aksesibilitas penduduk.
9. Pekerjaan Rekondlsi dan Perlengkapan Jalan
Kegiatan pemasangan rambu-rambu dan marka jalan, dan perlengkapan jalan lainnya akan menimbulkan terganggunya lalu lintas.
3.1.3. Tahap Pasca Konstruksi/Operasi 1. Pengoperaslan Jalan
Pengoperasian jalan akan menimbulkan dampak positif meningkatnya pelayanan jalan, perubahan tata guna lahan, menurunnya kualitas udara (debu), kebisingan, serta gangguan keselamatan jalan. 2. Pemeliharaan Jalan
3-2
UKL UPL SP RUKIS (MANNAhEATAS KAB
'(AUR
Pemeliharaan jalan khususnya pemeliharaan periodik berupa pelapisan ulang perkerasan jalan (oveflay) dapat menimbulkan terganggunya lalu lintas. Ringkasan dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan peningkatan jalan Sp. Rukis (Manna)
UKL
-
Batas Kab. Kaur disajikan pada Tabel 3.1.
UF{SP RUXIS(M NN )-8nTAS KA' KAUR
3-3
I I I t I I I
I t I I t I I I I I I I
Tabel 3.1. Ringkasan Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi Sumber Dampak
Beearan Dampak
Jenls Dampak
rshap Pra Konrtrukal
1.
Denduduk yang mernillkl bangunan menJorok ke
Pen€ntuan Lokasi dan Trass Jalan
(€resahan masyarakat
2.
(er6ahan masyarakat
Vleningkatnya pendapatan
sekltar 170 orang tenaga kerja yang terlibat pada pekerjaan jalan
\danya kesempatan keria
sedikltnya s€banyak 170 orang tenaga kerja yang terlibat pada pekerjaan Jalan
Pemb€basan tanah
'tlmllt jslan yang masuk ke rumija
fahap Konarukal
1. Mobilisasi tenaga kerja
limbulnya kecemburuan sosial
I enaga Keqa yang l|oaK menqapaKan kesempatan kerJa pada pekerJaan jalan
lerrebrrt 2. Mobllisasi peralatan
Venurunnya kualilas udara
meningkatnya kandungan debu
Venlngkatnya kebisingan
keblslngan akibat suara peralatan
Menurunnya kualitas udara
nenlngkatnya kandungan cl6bu
)erat
3. Pengangkutan materia bangunan
ratnya kebislngan 4.Pengoperasian b€se
\danya kesempatan berusaha
nmp Bnurunnva sanltasl llnqkunoan S.Pernb€rsihan Lshan
{llangnya vegetasl Vlenurunnva kualitas udara ilenlnokatnva keblElnoan
lerladlnva lonosor 3.Pekerjaan Tanah
L Pek€rjaan rekondlsl ,an p€dengkapan jalan
metofiel. buanoan oll dan sampal 'ul(an Sebanyek veggtael Jalan yang ditebang nva kandunoan debu
Ean aklbal suara oeralaten a lol€sl Dorbuldtan Yano curam langguen terhadap fungsl dralnase yang ad8
ferganggunya aks€sibllltas
langguan terhadap phtu masuk halaman
ferganggunya aksoslbllltas
- rnurunnva kualltas udara Bnlnokatnva keblslnoan
B. P€keriean badan jalan
<ebutuhan pekeda
ferganggunya allran alr permukaan
ferganggunya lalu llntas 7. Pekorjaan drainase
roen aklbgt euana oeralatan renduduk yeng borusaha untuk memenuhl
ferganggunya akeeslbllltas
umah oendudul
(apeeltas Jalan b€rkurang aklbat eabaglan ebar lalen terlutuo ,angguan t€rtradap plntu masuk halaman umah oenduduk nva kendunoen &bu 1oen aklbat suera oenaletan €banysh psnduduk yang melewatl lalan yang Ddeno dltlnokalkan temebul
feryanggunya lalu llntas
€pasltas lalen befturang aklbst sebaglan eber lalen tortutuo
ferganggunya lalu llntag
opasftas lalan berkurang eklbat sebaglan ebarlalan tertutup
Uenurunnya kualltas udara
nenlngkatnya kendungan debu
Uenlnqkatnva keblslnoan
noan aklbat suara Deralatan (enyamanan jalan dapat menyebabkan ,enoemudl kurano waaoede (apagitas Jalan befturang aklbat sebaglan eber lalen tertutuD
;. FAtKt !(Onatrurtl
1. Pengoperasian Jalan
(ecelakaan lalu lintas 2. Pemeliharaan J6lan
UKL
Un
ferganggunya lalu lintas
SP RUK'S (MANNAi-BATAS KAg
K
UR
3-4
I
I t
3.2. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK
I
3.2.1. Tahap Pra Konstruksi
I I I I I I I I I I I I t I I
Komponen lingkungan yang terkena dampak akibat peningkatan jalan Sp. Rukis (Manna)
-
batas Kab. Kaur adalah sebagai berikut:
Kegiatan pada tahap pra konstruksi tidak menimbulkan dampak keresahan masyarakat. Keresahan masyarakat diperkirakan akan terjadi pada kegiatan survai dan penentuan trase
jalan serta pembebasan tanah. Keresahan masyarakat tersebut karena sikap dan tanggapan
terhadap proyek yang tidak setuju dengan rencana proyek serta terjadinya keluhan masyarakat, unjuk rasa dan protes masyarakat. Besaran dampak tergolong kecil, hanya pada masyrakat yang membangun bangunan permanen dan kios liar di dalam rumija. 3.2.2. Tahap Konstru ksi
Kegiatan yang terjadi pada tahap konstruksi menimbulkan dampak terhadap ketiga komponen lingkungan, yaitu:
a.
Fisik kimia
1.
Menurunnya kualitas udara
Selama berlangsungnya pekerjaan tahap konstruksi dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan. Hal ini berpengaruh pada meningkatnya jumlah kendaraan yang mengunakan jalan, akibatnya terjadi peningkatan kadar debu dan gas buang kendaraan bermotor. Debu bersumber dari gesekan ban dengan tanah atau perkerasan badan jalan dan dari material bangunan yang diangkut yang bergetar.
Gesekan kanvas rem yang dilakukan menghasilkan debu yang berdiameter
.2
Vm
asbestos Hidroksida Magnesium Silikat Mg6(OH)6(SI4O11)H2O yang sangat beracun.
Demikian halnya gas buang dari knalpot yang terdiri dari HC, CO2, CO, SOx, NOx, dan partikel Pb juga sangat berbahaya.
Pekerjaan tanah untuk fondasi jalan dilakukan dengan menggali dan menyimpan sementara tanah galian dipinggir jalan, pekerjaan ini berpotensi melapisi badan jalan dengan tanah. Selama dilakukan pekerjaan badan jalan dengan pelapisan perkerasan, lintasan kendaraan harus dipindahkan ke jalan sementara. Akibatnya lebar jalan yang
bisa digunakan menjadi sempit dan teriadi arus kendaraan melambat. Tanah perkerasan sementara apabila dilewati kendaraan akan berhamburan menjadi debu. Debu yang berdiameter besar lebih cepat jatuh ketempaUbenda yang datar (misalnya
daun, genting). Debu ini bisa cukup lama berada ditempat ini dan akan berhamburan
lagi bila ada gerakan benda terebut atau gerakan disekitarnya (misalnya
UKL UPL SP RUKIS
(MANNAI-,6TAS KAB KAUR
angin).
3-5
t I
Keadaan ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara di lokasi pekerjaan
I I
dan sekitarnya.
I I I I I t I
material bangunan, adalah jumlah kendaraan yang meningkat dan kecepatan yang
I I
I t I I I I
2.
Timbulnyakebisingan
Sebagai akibat langsung dari kegiatan mobilisasi peralatan berat dan pengangkutan relative rendah. Hal ini mengakibatkan mesin kendaraan-kendaraan berputar dengan
rpm yang lebih tinggi dibanding dengan keadaan normal. Akibamya meningkatkan intensitas dan frekuensi bising. Pekerjaan tanah yang bisa berupa pemotongan, penggalian, penimbunan, pemadatan dan pekerjaan perkerasan badan jalan dilakukan
dengan peralatan yang menimbulkan bising. Perkerasan jalan menyebabkan lintasan (mungkin jalan sementara) kendaraan menyempit, arus kendaraan melambat, juga menimbulkan bising.
3.
Terganggunya allran air permukaan
Kegiatan tahap konstruksi yang berpotensi menimbulkan dampak terganggunya aliran
air tanah adalah pembersihan lahan dan pekedaan tanah. Penumpukan material (sfock pite) dapat menutup saluran drainase yang ada sehingga dapat menimbulkan terganggunya air permukaan.
4.
TerJadlnya longsor
Penyebab teriadinya longsor adalah kegiatan pembersihan lahan dan pekerjaan
tanah.. Sebelum dilakukan kegiatan konstruksi fisik maka perlu dilakukan kegiatan pekerjaan tanah tanah berupa galian dan timbunan.
Bila memperhatikan kondisi lapangan, topografi eksisting terdapat bentang alam pebukitan, untuk itu diperlukan pemotongan, pengupasan, dan perataan permukaan tanah.. Adanya kegiatan pekerjaan tanah tersebut tentunya merubah kondisi bentang
alam yang ada dan berpengaruh pada pola kemiringan lereng, pola aliran air permukaan, dan tutupan lahan.
UKL UPL SP RUKS
(MANN )-'ATAS KA9 KAUR
3-6
I I
Biologi
I I
1.
Hilangnya vegetasi: terjadi akibat kegiatan pembersihan lahan
Rencana Peningkatan jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur akan berada
pada lahan pemukiman, perkebunan, lahan pertanian tanaman pangan dan jalan.
Dampak terhadap vegetasi yang akan terjadi adalah hilangnya vegetasi yang
t I I
terdapat di lahan yang akan dijadikan tapak proyek Peningkatan Jalan Sp. Rukis
I
penanaman kembali ditepi jalan (lansekaping jalan).
I I I I I I I t I I I
(Manna)
-
Batas Kab. Kaur. Vegetasi yang akan hilang yaitu vegetasi jalan, dan
pekarangan.
Sumber dampak adalah kegiatan pembersihan lahan yang akan membersihkan lokasi tapak proyek yang berupa lahan tepijalan.. Dampak dari hilangnya vegetasi
akan menghilangkan fungsi vegetasi yang mempunyai nilai estetis dan ekologis. Dampak akan terjadi selamanya dan tidak akan terbalikan jika tidak dilakukan
c.
Sosekbud
1.
Adanya keaempatan kerJa Perkiraan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur adalah sekitar 170 orang antara lain terdiri dari
manajemen/ administrasi, staf enginering, tukang, tenaga lapangan, pengemudi,
dan satuan pengamanan (satpam). Terbukanya peluang dan kesempatan keria yang tercipta saat mobilisasi tenaga kerja diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat dengan penerimaan sedikitnya sebesar upah minimum regional (UMR). Peningkatan pendapatan ini tentu sangat berarti terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi koridor rencana Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur.
Tenaga kerja yang dapat diserap diprioritaskan berasal dari penduduk setempat terutama dari kelurahan/Desa-Desa di wilayah sekitar Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur yakni Kecamatan Kota Manna (Kel. Gunung Ayu
dan lbul), Pasar Manna (Desa Pasar Bawah), Manna ( Desa Ketaping, Terulung, Manggul, Tanjung Besar), Kecamatan Bunga Mas (Desa Padang Bumai, Tumbuk Tebing, Gunung Kayo, Gindosuli, Tanjung Tebat, Padang Jawi, dan Tanjung Aur), dan Kecaamatan Kedurang llir (Desa Lubuk Ladung, Air Sulau, dan Sukajaya).
u KL UPL SP RUKiS (MANNAI-BATAS KAB KAUR
3-7
I I
Bagi mereka yang dapat bekerja di proyek, juga akan mendapatkan pengalaman
I I I I I I I I
yang berarti selama bekerja
pengembangan karir mereka selanjutnya. Dengan demikian kegiatan mobilisasi tenaga kerja berpotensi akan menciptakan
peluang dan kesempatan kerja akan memberikan efek ganda (multiplier effecQ bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Dampak akan dirasakan selama tahap konstruksi atau bersifat sementara dan terbalikan.
Timbulnya kecemburuan sosial Kegiatan mobilisasi tenaga kerja atau penerimaan (rckruitmen) tenaga kerja dapat menimbulkan kesempatan kerja bagi penduduk daerah setempat dan dari luar
daerah proyek. Umumnya penduduk sekitar tapak proyek mengharapkan keterlibatannya pada kegiatan konstruksi Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
I I I I I I I
-
Batas Kab. Kaur, tetapi tidak memperoleh kesempatan kerja pada kegiatan tersebut. Terserapnya penduduk setempat menjadi tenaga kerja konstruksi jalan
yang sesuai dengan harapan masyarakat setempat akan
meningkatkan
pendapatan masyarakat. Namun apabila harapan masyarakat yang ingin menjadi
tenaga kerja tidak dapat terpenuhi akan berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial. Karena pada umumnya para kontraktor biasanya akan membawa tenaga kerja yang sudah biasa bekerja padanya atau kelompoknya, terutama tenaga kerja
T
I
di proyek, sehingga dapat menjadi modal
dengan keterampilan tertentu. Dampak ini bersifat sementara dan akan pulih jika pekerjaan konstruksi peningkatan jalan selesai dilaksanakan
3.
Adanya peluang usaha
Bagi penduduk setempat yang tidak dapat bekerja dan tidak terserap pada kegiatan Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna) - Batas Kab. Kaur ini, masih ada kesempatan dan peluang mereka membuka usaha seperti rumah makan, warung
kelontong, pemasok material bangunan dan suku cadang peralatan berat dan
kendaraan, bengkel, mengontrakkan rumah, dan membuka pelayanan jasa angkutan dan jasa lainnya. Dengan demikian kegiatan konstruksi Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur akan berpotensi menimbulkan dampak
adanya kesempatan berusaha yang dapat meningkatkan kegiatan sosial-ekonomi
masyarakat. Dampak lanjut adalah adanya peningkatan pendapatan penduduk sekitar lokasi proyek selama tahap konstruksi atau bersifat sementara. Namun
potensi pengembangan usaha akan berlanjut hingga paska konstruksi terkait
3-8
UKL UPL SP RUK'S (MANNAI-&ATAS KAB
'(,,UR
I I I I I t I
I I I I I I I I
I I I I
dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di sepanjang Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna) 4.
-
Batas Kab. Kaur.
Menurunnya sanitasi lingkungan Kegiatan konstruksi Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur
berpotensi dapat mengganggu sanitasi lingkungan. Sumber dampak adalah pengoperasian base camp. Kegiatan bese camp akan berlokasi di sekitar ruas
jalan Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur yang strategis
terhadap lokasi proyek, aksesibililas dan sumber air. Kegiatan dibase camp meliputipenumpukan material bangunan, bengkel, gudang,
kegiatan domestik yang menghasilkan limbah berupa sampah padat, cair, dan
tinja. Limbah lainnya berasal dari pencucian peralatan dan kendaraan proyek, ce@ran sisa pelumas dari bengkel dan ceceran BBM dari tangki BBM. Apabila
sumber pencemar tersebut tidak dikelola secara baik, maka berpotensi akan menimbulkan bau dari sampah, MCK, berkembangnya serangga vektor penyakit (lalat, nyamuk, tikus), genangan air kotor yang berpotensi menurunkan kualitas air permukaan dan tanah. Di samping itu juga penumpukan material tanah, pasir,
batu, semen, besi, kayu, dan material lainnya juga dapat mengganggu estetika lingkungan sekitamya. Dampak akan terjadi selama tahap konstruksi atau bersifat sementara dan dapat terbalikan.
Terganggunya lalu llntas Kegiatan tahap konstruksi berpotensi menimbulkan dampak terhadap lalu'lintas yaitu terganggunya kelancaran lalu-lintas karena antrian kendaraan. Dampak ini
terjadi akibat
kegiatan pekerjaan tanah, pekerjaan badan jalan dan pekerjaan rekondisi dan perlengkapan jalan. Lalu-lintas yang akan terganggu adalah lalu lintas di sepanjang jalan
dimana pekeriaan peningkatan jalan dilakukan. Kegiatan-kegiatan tensebut akan mengurangi kapasitas jalan
di tapak proyek. Dampak ini akan tefadi selama kegiatan
konstruksi, dan yang akan terkena dampak adalah para pengguna jalan Sp Rukis (Manna)
-
Batas Kaur. Dampak dad kegiatan konstruksi terhadap gangguan lalu lintas akan teriadi
selama tahap konstruksi, dapat terpulihkan dan besaran dampaknya tergolong sedang.
UKL UPL SP RUKTS (MANNAI-BATAS KAB KAUn
3-9
l I t I I I
6.
Kegiatan tahap konstruksi yang berpotensi menimbulkan dampak terganggunya
aksesibilitas penduduk adalah pekerjaan tanah, pekerjaan badan jalan dan pekerjaan rekondisi dan pekerjaan drainase. Pekerjaan-pekerjaan tersebut akan
mengganggu aksesibilitas penduduk yang tinggal
t I I I I
I t
di tepi tapak proyek.
Aksesibilitas penduduk yang akan terganggu diantaranya akses masuk ke rumah
atau lingkungan tempat tinggalnya, tempat kerja, sekolah dan tempat aktivitas perekonomian lainnya yang jalan aksesnya tertutup atau terpotong oleh saluran drainase, pembatas proyek, galian dan tumpukan material bangunan. Kegiatan ini
akan mengganggu kenyamanan dan keselamatan penduduk yang beraktifitas di
I I
I I I I
Terganggunya aksesibilitas penduduk
sekitar tapak proyek pada koridor Peningkatan Dampak terganggunya aksesibilitas
akan terjadi pada masyarakat yang beraktivitas yang berada di sepanjang koridor Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
- Batas Kab. Kaur selama tahap konstruksi.
Dampak bersifat sementara dan dapat terbalikan.
3.2.3. Tahap Paska Konstruksi
Tahap konstruksi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan fisik kimia dan sosekbud, yaitu:
a.
Fislk kimla
1.
Menurunnya kualitas udara
Setelah konstruksi usai dilanjutkan dengan kegiatan pengoperasian jalan. Jalan yang
halus dan lebar memberikan rasa sangat nyaman kepada p€ngguna jalan dan juga penduduk yang bermukim disisi kiri-kanan jalan. Pengendara cenderung memacu kendaraan lebih cepat, frekuensi lalulintas meningkat, volume kendaraan meningkat.
Akibatnya terjadi peningkatan gas buang dari knalpot kendaraan bermotor yang berbahan bakar minyak. Gas buang ini mengandung HC, CO2, CO, SOx, NOx, dan partikel Pb. Kebersihan kendaraan berkontribusi pada kadar debu yang dihamburkan keudara pada saat kendaraan berjalan. Keadaan ini menyebabkan penurunan kualitas udara sepanjang jalan pada jam-jam lalulintas sibuk.
2.
Tlmbulnyakebislngan
Memacu kendaraan merupakan kecenderungan pengguna jalan yang halus dan lebar
yang tidak macet. Memacu kendaraan berarti memutar mesin pada rpm yang lebih tinggi yang berakibat meningkatnya kebisingan. Kebisingan semakin meningkat seiring
UKL UPL SP RUK'S (MANNAT.EATAS KAB KAUR
3-10
I I I
dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut. Pada saat jam-
jam lalu lintas sibuk maka akan terjadikebisingan yang maksimal.
l
Sosekbud
1. Meningkatnya
Dampak positif yang diakibatkan dari kegiatan peningkatan jalan ini adalah
I I I I
meningkatnya pelayanan jalan yang ada. Meningkatnya pelayanan jalan ini dikarenakan oleh meningkatnya kapasitas jalan, sehingga dapat memperlancar arus barang dan jasa, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi local dan iegional
serta meningkatkan pertahanan dan keamanan wilayah terutama
di daerah
Bengkulu Selatan dan Kaur.
2.
Kecelakaan lalu llntas Kecelakaan lalu lintas pada lokasi rawan kecelakaan pada saat pengoperasian
jalan. Sepanajang ruas jalan Sp/ Rukis (Manna)-batas Kabupaten Kaur terdapat
l I I I t t I I I I I
pelayanan jalan
beberapa lokasi rawan kecelakaan yang harus diantisipasi. Dampak kecelakaan
lalu lintaE akan tefladi pada pada lokasi rawan kecelakaan di sepaniang koridor Peningkatan Jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur sElama pengoperasian
jalan. Dampak bersifat sementara dan dapat terbalikan.
3.
Terganggunya lalu llntas
Kegiatan pemeliharaan
jalan pada tahap paska konstruksi
berpotensi
menimbulkan berkurangnya kapasitas jalan dan berdampak terhadap lalu-lintas yaitu terganggunya kelancaran lalu-lintas. Lalu-lintas yang akan terganggu adalah pada ruas jalan di sepanjang jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur. Dampak
ini akan teriadi selama kegiatan pemeliharaan, dan yang akan terkena dampak adalah para pengguna jalan di sepanjang jalan Sp. Rukis (Manna) - Batas Kab. Kaur. Dampak dari kegiatan pemeliharaan jalan terhadap gangguan lalu lintas akan terjadi selama tahap pemeliharaan jalan, dapat terpulihkan dan besaran dampaknya tergolong kecil.
UKL
Un
SP RU'OS (MANNAI-8nTAS KAB KAUR
3-11
BAB 4 PROGRAM PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang akan terjadi akibat peningkatan jalan Sp. Rukis (Manna)
-
Batas Kab. Kaur diuraikan pada sub bab berikut.
4.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI 4.1.1. Sosekbud 1. Keresahan Masyarakat
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang terjadi adalah keresahan masyarakat
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan survai dan penentuan trase jalan serta pembebasan tanah
c.
Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah sikap dan tanggapan terhadap proyek yang tidak setuiu dengan rencana proyek serta terjadinya keluhan masyarakat, unjuk rasa dan protes masyarakat.
d.
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah
-
:
Koordinasi dan Sosialisasi kepada tokoh masyarakat dan aparat pemerintah daerah setempat tentang rencana kegiatan peningkatan jalan SP. Rukis (Manna)
-
Batae Kab. Kaur.
Penjelasan kepada masyarakat tentang lebar RUMIJA dan rencana lebar jalan yang akan ditingkatkan
-
Pendekatan dan penjelasan kepada penduduk yang mempunyai bangunan yang
berada di dalam RUMIJA, sehingga penduduk bersedia secara suka rela untuk memundurkan bangunannya di luar RUMIJA yang ada.
u KL U PL SP RU nS (MANNAI-',ATAS KAB i(,,UR
4-1
I I I I I
-
boleh didirikan bangunan.
-
I I
Soasialisasi kepada masyarakat tentang RUMIJA yang ada.
e. Program Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
-
I I
I I I I I I I I I I
Memasang Patok RUMIJA agar masyarakat mengetahuitentang batas lahan yang
:
Memantau hasil sosialaisasidengan melakukan wawancara dengan masyarakat Memartau tentang frekuensi pelakEanaan soeialisasi Memantau pelaksanaan pemunduran bangunan yang ada dalam RUMIJA.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah 5 (lima) kecamatan dan 17 (tujuh belas) desa diKabupaten Bengkulu Selatan, yaltu:
g.
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada waktu pra konstruksi sebelum pekeriaan fiaik dilakukan
h.
InstitusiPelakeana
-
Pelaksana:
.
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai
Besar
Pdaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek u,il uPt sP
RU,os (MANNAI-BITAS
KAUR
'',,8
4-2
I I I I I I T
o -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
o . -
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
o
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
4.2. TAHAP KONSTRUKSI
4.2.1. Flslk klmla
I
Kegiatan yang terjadi pada tahap konstruksi menimbulkan dampak terhadap ketiga komponen lingkungan, yaitu:
II
l. illenurunnya
a.
Dampak Ungkungan
Dampak lingkungan yang terjadi adalah meningkatnya kadar debu dan gas buang
r Ir
kualltas udara
kendaraan bermotor (parameter fisik-kimia udara: debu, HC, CO, CO2, SOx dan NOx) Yang bereifat racun.
b.
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi alat berat, pengangkutan material
I
I
c
I
banyaknya debu yang terhambur ke udara dan yang menempel di atas daun dan atap rumah di lokasi proyek dan sekitamya;
.
d
meningkatnya kasus ISPA, kecacingan dan diare pada penduduk yang berada
disakitartapak proyek.
iffIffi{*,,;T':t'il{:,firffiffi:::rx1rfl'o"na,ad
.kas,apak
ProYek.
I
I I
;l:llllo.'o"k ada,ah .
r r
bangunan, pekerjaan tranah dan pekeriaan badan jalan.
UKL
UF{SP nurds N,0TNAFEArAS tr!,,B KAUR
4-3
t I I I I t I I
.
berupa: menutup material bangunan dengan terpal, membersihkan ban truk bila
memasukijalan umum.
.
I I I
Pada pekerjaan tanah dilakukan upaya pelaksanaan perkerasan segera setelah dilakukan penggalian, bila perlu dilakukan penyiraman secukupnya.
e.
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah melakukan pengamatan visual langsung secara berkala ke lokasi sumber dampak secara berkala dan terhadap truk pengangkut.
f.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah
di lokasi pelaksanaan
pekerjaan dan truk pengangkut.
g.
Waktu
Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada waktu berlangsungnya pekerjaan
I I I I I I I I
Perlakuan khusus terhadap kendaraan (truck) pengangkut material bangunan
konstruksi.
h.
lnstitusiPelaksana
-
Pdaksana:
o
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o -
Pengawas:
o o o -
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan:
o 2.
Kontraktor pelaksana
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Tlmbulnyakeblslngan
a.
Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang teriadi adalah meningkatnya kebisingan (dB) yang mengganggu.
b.
Sumber Dampak
UKL UPt SP RUiflS
(MANNAI-&
TAS KAB KAUR
4-4
t I I I I t
d.
I
e.
I I I I I t I I I I
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi alat berat, pengangkutan material bangunan, pekerjaan tanah dan pekerjaan badan jalan.
c.
Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah
.
:
terjadinya bising yang melampaui Baku Mutu Lingkungan di lokasi proyek dan sekitamya;
o
adanya keluhan pendengaran berkurang dari penduduk yang bermukim disekitar tapak proyek.
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah menggunakan peralatan proyek dan kendaraan (truck) pengangkut materialyang memakaiknalpot standar. Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah melakukan pengukuran langsung secara berkala ke lokasi sumber dampak secara berkala.
f.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah
di lokasi pelaksanaan
pekeriaan dan truk pengangkut.
g.
Waktu
Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada waktu berlangsungnya pekerjaan konstruksi.
h.
lnstitusiPelaksana
-
Pelaksana
.
:
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai
Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
. -
Pengawas:
. o o -
Kontraktor pelaksana
sNVT Pelaksanaan Jalan Nasional provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll palembang Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Setatan
Penerima laporan:
.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
I-
I
I
UKL UpL Sp RUKS
(MANNA)-BArAS KAB KAUR
4-5
T
I I t I I I I
I I I I t I I
I I I I
3. Terganggunya aliran air permukaan
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang terjadi adalah terjadinya gangguan aliran permukaan
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan pembersihan lahan dan pekerjaan tanah.
c.
Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah drainase yang tak berfungsi yang menimbulkan genangan..
d. Program
Pengelolaan Lingkungan
Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah penempatan limbah pembersihan, pekerjaan dan tumpukan material agar tidak menutup saluran drainase yang ada.
e.
Program Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah melakukan pemantauan penempatan limbah pembersihan, pekerjaan dan tumpukan material.
t.
Lokasi Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di sepanjang trase jalan..
g.
Waktu
Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada waktu berlangsungnya pekeriaan konstruksi.
h.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksana:
o SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
o . -
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan:
.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
UKL UPL SP RU'AS
(MANN
KAUR
hEATAS
'(,.8
4-6
l I I I I I
4. Teriadinya longsor
a.
Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang tedadi adalah terjadinya longsor yang mengakibatkan tertutupnya ruas jalan yang ada.
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan pemebersihan lahan dan pekerjaan tanah.
c.
Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah kejadian longsor. yang mengakibatkan tertutupnya ruas jalan yang ada.
d.
I
Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah pelaksanaan pekerjaan
pembersihan lahan dan pekeriaan tanah secara hati-hati, bila diperlukan dipasang
I I I I I I t
dinding penahan tanah.
e.
Program Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah pemantauan pelaksanaan pekeriaan pembersihan lahan, pekerjaan tanah dan proses konstruksi dinding penahan tanah..
f.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di lokasi rawan longsor (Gambar Lampiran 1).
g.
Waktu
Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada waktu berlangsungnya pekeriaan konstruksi.
h.
InstitusiPelaksana
-
Peleksana:
o SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu,
Balai
Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
l I I I t
Program Pengelolaan Lingkungan
. -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
. o UKL
Un
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
SP RUnS (MAMN0-&ATAS
KAUR
'(,,8
4-7
I I I I
ar ' a
-
Penerima laporan
o
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
4.2.2. Biotogi
1.
Hilangnya vegetasi
a.
Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang terjadi adalah hilangnya vegetasi yang berada pada tapak proyek.
I
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan pembersihan lahan
t
c.
Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah hilangnya vegetasi di tapak proyek.
I I r
d. Program
Pengelolaan Lingkungan
Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah
o .
:
Melakukan pembersihan lahan hanya pada tapak proyek saja.
Bekeriasama atau meminta kepada penduduk lokal setempat unruk ikut memelihara tanaman yang ditanam di lansekaping jalan yang ada.
.
Melakukan penanaman pohon pelindung pada lansekaping lahan RUMIJA dengan jenis tanaman yang sesuai dengan iklim diwilayah studi misalnya dengan tanaman
t
I I I I I I I I
sebagaiberikut:
Dfbnn|nil
A|E ntwJen|a PoBntEt
llema[ml|h
Unglrungan
Itlema
Ko0eJangan
Lolql
1. Pencemaran
a. SOz
.
Cinnamomun campno/a
. .
casuanna3 equlgen'mi/€
. . .
b. Pb.
.
$U Nt{Al-eefAS
Agathis alba
Swfenla
maryhylla
t$o&dfpus,mDncarus
MrystuAlragnns
.
Dammar
Penyerap
Mahoni
Pb
I
Jamuju
. . . .
Aeam londo
Pale
.
Pinus merkusii
.
Tusam
Ptotucarpus rhdrcus
.
Angsana
ffinfarrb
Saliz babylmia
KAB KAUR
s02
.
Thujd
PlffiecBblum dulcc
Penyerap
kupu
. . . t UKL UPL SP RUnS
Bauhlnia variegata
. Pohon barus . Cemara laut ' Bunga kupr!'
Cemana kipas
Putri menangis
4-8
I
I I I I I I
I I t I I I I I I I I I
Altematif Jenis Potenslal
Determinan Llngkungan
Nama llmlah
Nama Lokal
Paraseianthes
. . .
Bauhinia purpurea
. Bunga
C au su ai n a eq u isetifol i a
.
Cemara laut
.
Delonix regia
.
Flamboyan
.
Agathis alba
.
Haunnta purpurea
Manilkara kauki
. .
Agathis alba
Keterangan
Sawo kecik Agathis Sengon kupu-
kupu
d. COz
. Dammar . Bunga
Penyerap
kupu-
coz
kupu
. . . e. Udara
f. Kebisingan
Flcus benyamina
. . .
.
Polyalmea longfiolta
.
. .
Baringlonia asiatica
.
. . . . ' . .
. . t .
Leucaenaglauca Acaciaauriculiformis
Lamtoro gung Akasia
Glodogan
Beringin
Mimusops elengi
. .
Tanjung
Michellia champaca
.
Cempaka
Canangium Nontum
. . . .
Lrlsea aclorifera
.
Mimusops elengi Agatnrs damara Eambusa sp
Keben
Tanjung Damar Bambu
Kenanga medang
Agatis
Eambusaspp
. ' . .
uupressus sgmperv,rens
.
Cemara lilin
Maniftoa grandiflora
.
Bunga
Spondias pinnata Agathis alba Casuarinasegur.setrfo/la
Kedondong
Cemara laut Bambu
saputangan
2. Estetika Kota
. ' . ' .
Pinua merkusii
. .
tusam
Canagaodoratum
I
Kenanga
Thuja orientalis
Dyosprios celebica Bauhinia purpurea
Cemara kipas
. Kayu Hitam . Bunga kupukupu
.
Cassis muftijuga
.
Kasia
.
Jacaranda acutifolia
.
Jakaranda
.
Filicium decipiens
.
Krei payug
UKL UPL SP RUKTS (MANNAI-BATAS KAB KAUR
Fungsi
Estetika Kota
4-9
I
I I I I I I
I t t I I I I I
t t I I
Altematif Jenls Potensial
Determinan
Llngkungan
. . .
Konservasi tanah dan air
Nama Lokal
Nama llmlah
Anacardiumoccidentale
. .
Sandronicum koetjape
.
Pterocarpus indicus
. .
Erytrina sp
.
Delonix regia
. . .
Crysophyllum cainito
.
Ficus $rata
. .
Araucaiaheterophylla
.
Sa/ix babylonia
. . ' . . . . . r ' . . . . .
Cupressussemperyirens Casuarina sumatrana
Callistemon citrinus Cinnamomun camphora
Angsana Jambu monyet Kecapi Biola cantik Dadap Flamboyan Sawo duren Norflok Putri menangis Cemara lilin Cemara lilin
Fungsi
Jeruk
Konservasi tanah
Pohon barus
dan air
Jeruk besar
Eucalyptus lehmanii
. .
D-cnrnus erastKS
'
Pohon mrica
s?soanra granmona
Annona sguamosg
' . . .
Karet kebo
Eugen@poryanna
.
Salam
Nephelium lappaceum
.
Rambutan
Citrus valensia
Spafodea campanulata Annona muricata
Phyllanthus emblica Manilkara kaukii
.
;ianalum aDum
. t . . . . . ,
. .
Crfrus rnarsh
. .
. . . .
. . .
Schima naponhoe
Jeruk Kayu putih
Turi Kecrutan Sirsak
Malaka Sawo kecik Cendana Puspa
Mangifera odorata
.
Kemang
Attocarpus elasfrbus
.
Benda
Antidesma unlus
Tectdra grandis
Buni
.
Casuarinasequisetifolia
. . . .
.
Baunn@vanega@
a
.
Agaffiis sp
.
Samanneasaman Leucaenaglauca Cinnamomun burmanii
Keterangan
Jati Kihujan Lantoro Kayu manis Cemara laut Bunga
kupu-
kupu
UKL UPL SP NUflS (MANNAhBATAS KAB KAUR
Damar
Penyerap
4-
10
I I I I I I I I I I I t I I I
t I I t
Altematif Jenis Potensial
Determlnan Llngkungan
Nama llmlah
. . ,
Nama Lokal
. .
Swrelenia mahagoni Delonix regia
.
Waru
Michelia champaca
|
oempaKa Ketapang
Dadap merah
. . .
Lagerssromeiaspeciosa
. .
Erythrina crystagali
.
.
Agathis alba
. . . e.
Flamboyan
Hlsbrscus fifiaceus
Canangium odoratum
.
Mahoni
. . .
Araucaia klinkii
Terminalia catappa
. . . .
Pinus meflesii
Paraserianthes
Bambusaspp
Keterangan
Kiputri
Kenanga
Bungur
Damar Tusam Sengon Bambu
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
. .
:
Memantau pelaksanaan pekerjaan pembersihan lahan.
Melakukan pelaksanaan penanaman
dan
pemeliharaan tanaman pada
lansekaping jalan yang ada.
.
Memantau apakah sudah dilakukan kerjasama dengan penduduk lokal untuk ikut serta dalam memelihara tanaman yang ditanam.
f.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di sepanjang trase jalan akan ditingkatkan yaknijalan Sp Rukis (Manna)
g.
-
Batas Kab. Kaur.
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi jalan terutama pada
pekerjaan pembersihan lahan dan selama masa konstruksi sampai tanaman yang ditanam bisa hidup.
h.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksana
:
o SNW Pelaksanaan
Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
. -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
UKL UPt SP RUK'S (MANNAI-BATAS KAB KAUR
4-
11
Besar
I
I I
.
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
. .
I I II I I
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, BalaiBesar
-
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
.
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
4.2.3. Sosekbud
1.
Adanya kesempatan kerfa
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang terjadi adalah kesempatan kerja.
I
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja
I
c.
Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah banyaknya penduduUtenaga keda lokal yang terserap/bekerja pada kegiatan peningkatan jalan Sp Rukis (Manna)
t
-
Batas Kab.
Kaur.
Tidak adanya keluhan atau protes dari penduduk yang ada di sekitar proyek.
t
d. Program
Pengelolaan Lingkungan
Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah
I
o
:
Memasang pengumuman di Balai Desa /Kantor kelurahan tentang penerimaan tenaga kerja diProyek Peningkatan Jalan Sp Rukis (Manna)
t
.
-
Batas Kab. Kaur.
Koordinasi dengan tokoh masyarakat atau pemerintah daerah setempat (Kelurahan dan Kecamatan) dalam penerimaan tenaga keda.
r
o
Mengutamakan tenaga kerja lokal sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keterampilannya serta kebutuhan proyek.
I t r
. o
Pemberian gaji/honor minimum sesuaidengan UMR yang berlaku. Mencantumkan di dalam dokumen kontrak tentang persyaratan untuk semaksimal mungkin memanfaatkan tenaga kerja lokal.
e. Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
o Memantau pengumuman
:
yang dipasang di kelurahan/Balai Desa dan Kantor
Kecamatan setempat.
I I
UKL UPr SP RUKS
(MAflNAFE
TAS KA0
t(,lun
4-
12
I I I I I I
.
atau kecamatan setempat dalam hal penerimaan tenaga kerja.
.
I I I I I
Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja pada proyek peningkatan jalan Sp Rukis (Manna)
f.
-
Batas Kab. Kaur.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di sekitar koridor jalan Sp Rukis (Manna)
g.
-
Batas Kab. Kaur.
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi terutama pada saat penerimaan tenaga keria hingga pelaksanaan konstruksi peningkatan jalan Sp Rukis
I I I I I I I t
Memantau ada tidaknya koordinasi dengan Tomas/aparat Kelurahan/Desa
(Manna)
h.
-
Batas Kab. Kaur.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksana
:
. SNW
Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
. -
Pengawas:
. o . -
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
o 2.
Kontraktor pelaksana
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Timbulnya kecemburuan soslal
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang terjadi adalah tefiadinya kecemburuan social.
b.
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah
kegiatan
penerimaan tenaga kerja yang kurang
memperhatikan aspirasi tenaga keria lokal stem pat.
c.
Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah adanya keluhan atau protes/unjuk rasa dari
\ryarga
setempat.
d.
Program Pengelolaan Lingkungan
UKL UPL SP RUKS
(MANNA)-8
TAS KAB KAUn
4-13
I I I I I I I I I I I I I I I
I I I I
Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah:
.
Memanfaatkan semaksimal mungkin peluang tenaga kerja
di
proyek bagi
penduduk setempat dengan tingkat ketrampilan dan pendidikan serta potensi
tenaga kerja setempat yang ada di wilayah sekitar proyek sesuai kebutuhan proyek.
.
Pemrakarsa dan kontraktor proyek memberikan informasi mengenai adanya kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar lokasi proyek di Kecamatan dan
- Batas Kab. Kaur. melalui dan Kelurahan/Desa ) dan iokoh
Kelurahan yang dilalui oleh Jalan Sp Rukis (Manna)
instansi pemerintah setempat (Kecamatan masyarakat.
o
Bila melibatkan tenaga kerja setempat maka upah atau pendapatan yang diberikan
kontraktor atau pemrakarsa harus sesuai dengan tingkat ketrampilan dan pendidikannya sedikitnya sama dengan UMR setempat.
.
Mencantumkan di dalam dokumen kontrak tentang persyaratan untuk semaksimal mungkin memanfaatkan tenaga kefia local.
.
Memberi kesempatan kepada penduduk setempat untuk berusaha atau berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja.
.
Memberikan kesempatan kepada pengusaha lokal untuk jadi suplier/pemasok bagi kebutuhan proyek.
e.
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
-
:
Melakukan pemantauan upaya pencegahan terjadinya kecemburuan sosial bagi masyarakat setempat terhadap peningkatan Jalan Sp Rukis (Manna)
-
Batas Kab.
Kaur.
-
Melakukan pemantauan penduduk setempat yang berpeluang menjadi tenaga
kerja diproyek dengan tingkat ketrampilan dan pendidikan serta potensi tenaga kerja setempat yang ada diwilayah sekitar proyek sesuai kebutuhan proyek.
-
Melakukan pemantauan pada pemrakarsa
dan kontraktor proyek
dalam
memberikan informasi mengenai adanya kesempatan keria kepada masyarakat sekitar lokasi proyek di Kelurahan/desa, dan Kecamatan yang dilewati Jalan Sp
Rukis
(Manna) Batas Kab. Kaur, melalui instansi
pemerintah setempat
(KecamatanKelurahan) dari tokoh masyarakat dan aparat kecamatanKelurahan.
UKL UPr. Sp RUKTS (MANNAI-&AIAS KAB KAUR
4-
14
T
I I I I I t I I t I I I I I I I I I
-
Melakukan pemantauan upah atau pendapatan yang diberikan kontraktor atau pemrakarsa apakah sudah sesuai dengan tingkat ketrampilan dan pendidikannya pada tenaga kerja setempat yang direkrut.
-
Melakukan pemantauan apakah dalam dokumen kontrak sudah terdapat persyaratan penggunaan tenaga dari lokasi proyek.
-
Memantau apakah pengusaha localsudah diberikan kesempatan sebagai supplier
lpemasok kebutuhan proyek.
f.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah Kecamatan yang dilewatiJalan Sp Rukis (Manna)
g.
-
di Kelurahan/desa,
dan
Batas Kab. Kaur,
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada tahap konstrksiterutama pada kegiatan penerimaan tenaga kerja hingga selama masa konstruksi
h.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksana
:
o SNW Pelaksanaan
Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai
Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
r -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
. o -
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan:
o 3.
Konsultan Pengawas
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Adanya Peluang Usaha
a,
Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang terjadi adalah Kesempatan kefla dan pekuang usaha bagi penduduk lokal
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasitenaga kerja dan kegiatan konstruksi
c.
Tolok Ukur
UKL UPL SP RUKS (MANNAhEATAS KAB T(,,UR
4-
15
I I I I I I I I t I I I I I I I I
I I
Tolok ukur dampak adalah ada tidaknya peluang usaha bagi penduduk lokal baik sebagai supplier atau pemborong pekerjaan yang ada dan atau pedagang kelontong dan makanan yang dapat mensuplai kebutuhan tenaga kerja proyek. d. Program Pengelolaan Lingkungan
Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah:
.
Memberi kesempatan kepada penduduk setempat untuk berusaha atau berdagang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja.
o
Memberikan peluang kepada pengusaha lokal untuk menjadi pemasoUsupplier kepada groyek tersebut.
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
-
:
Melakukan pemantauan pada penduduk setempat dalam berusaha atau berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja proyek.
-
Melakukan pemantauan apakah para pengusaha lokal sudah
ikut
dalam
pemasokan kebutuhan proyek. f.
Lokasi Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di sepanjang koridor jalan Sp Rukis (Manna)
g.
-
Batas Kab. Kaur,
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan selama tahap konstruksi
h.
Institusi Pelaksana
-
Pelaksana
:
:
. SNW
Pelaksanaan
Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai
Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
. -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
o o -
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan:
.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
UKL UPL SP RUKS (MANNAI-&ATAS
KAUR
'a,8
4-
16
I I I I I I t I I I I t I I t I I I I
Terganggunya lalu lintas
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang terjadi adalah terganggunya lalu lintas pada ruas jalan Sp. Rukis (Manna)
b.
-
Batas Kab. kaur
Sumber Dampak
Sumber dampak terganggunya lalu lintas adalah akibat manuver kendaraan dan
peralatan pada kegiatan pekerjaan tanah, pekerjaan badan jalan dan pekerjaan rekondisi dan perlengkapan jalan.
c.
Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah adanya antrian akibat akibat manuver kendaraan dan peralatan
d. Program
Pengdolaan Lingkungan
Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah
-
:
Menempatkan petugas pengatur lalulintas Melakukan kegiatan proyek pada jam tidak sibuk Memasang rambu-rambu dan perlengkapan pendukung dizona keria
+.--.-.---**
*t
" . n,* f.*r
6o So
ot
sd .A
{
- . *_*g****
Gambar 4.1. Tata Letak Perambuan Sementara Pada Jalan 2 Lajur 2 Arah Keterangan: A: panjang daerah pendekat = 120,300 meter B: panjang taper awal = 190 meter C: panjang daerah menjauh = 3045 meter
a:600
UKL UPt SP RUKS
(MANNAI-BAIAS KAB KAUR
4-
17
I I I I I I I t I I t I t I I I I rl
e. Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
f.
Memantau penempatan petugas pengatur lalulintas Memantau waktu pelaksanaan kegiatan proyek Memantau pemasangan rambrrambu dan perlengkapan pendukung dizona keria
Lokasi Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di pada ruas jalan Sp. Rukis (Manna)
g.
-
Batas Kab. kaur
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
h. InstitusiPelaksana
-
Pelaksena:
. SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
r -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, BalaiBesar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
o o -
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Fenerima laporan
.
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
5. Terganggunya akseslbllltas a. Dampak Lingkungan
penduduk
Dampak lingkungan yang terjadi adalah terganggunya akses masuk ke rumah atau tempat tinggal penduduk
b.
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pekerjaan tanah, pekerjaan badan jalan, pekeflaan drainase dan pekerjaan rekondisi
c.
Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah terputusnya akses
ke
luar/masuk pemukiman,
perdagangan di tepi jalan UKL UPL SP RUKS (MANNA)-8ATAS
I
:
KA' KAU0
4-
18
I I I I I I I I I I I
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah:
.
ke tepijalan
. e.
Menyediakan rambu sementara yang menunjukan lokasi penyeberangan
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
.
:
Memantau tersedianya akses sementara berupa jembatan papan/plat baja dari permukiman ke tepi jalan
o f.
Memantau tersedianya rambu sementara yang menunjukan lokasi penyeberangan
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah Sp.Rukis (Manna)
g.
-
di sepanjang ruas jalan
Batas Kab. Kaur
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
h.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksana:
o SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi
Bengkulu, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o -
I I
I I I I I I
Menyediakan akses sementara berupa jembatan papan/plat baja dari permukiman
Pengawas:
. . o -
Kontraktor pelaksana
SNW Pelaksanaan Jalan NasionalProvinsiBengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
.
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bergkulu Selatan
4.2.4. Kesehatan Llngkungan
1. Menurunnya sanltasl llngkungan a. Dampak Lingkungan Prakiraan dampak lingkungan yang akan terjadi adalah terganggunya/menurunnya sanitasi lingkungan.
UKL
b.
Sumber Dampak
Un
SP RUK'S (MANNAI-8/TAS KAB KAUB
4-
19
I I I I I t I I I I I I T
I I I I I I
Kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah kegiatan
di
base
camp
penyimpanan/penumpukan materia| AMP Asphalt mixing PIan, Kegiatan bengkel dan kegiatan kantor yang menghasilkan sampah dan limbah dari mandi cuci kakus (MCK). Tolok Ukur
Tolok ukur dampak masalah sanitasi lingkungan adalah genangan air, tumpukan sampah, tumpukan material, bau busuk dan keluhan masyarakat sekitarnya.
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan adalah:
-
Memilih lokasi basecamp diupayakan relative jauh dari permukiman Menyediakan fasilitas MCK, tempat sampah dan saluran air limbah domistik yang memadai.
-
Bekerja sama dengan penduduk setempat, pemerintah setempat (Kelurahan /desa dan Kecamatan) dalam mengelola sampah.
-
Membangun tangkiseptic relatif jauh dari sumber air bersih yang memadai.
Menampung sisa oli dan pelumas bekas dalam wadah/drum yang memadai, sehingga tidak tercecer ke lingkungan. Jarak minimum tangki septic terhadap sumber air, pipa air bersih dan bangunan seperti berikut : Jarak dari tangki Septlk
No.
Bldang resapan (Meter)
1
Bangunan
2
Sumur (sumber air)
10
3
Pipa air bersih
3
1,50
e. Program Pemantauan Lingkungan
-
Melakukan pemantauan lokasi basecamp yang relative jauh dari permukiman
Melakukan pemantauan penyediaan fasilitas MCK, tempat sampah dan saluran air limbah domestik yang memadai.
-
Melakukan pemantauan pelaksanaan kerja sama dengan penduduk setempat, pemerintah setempat (Kelurahan/Desa dan Kecamatan) dalam mengelola sampah.
-
Melakukan pemantauan pembangunan tangki
septic, dan air bersih
yang
memadai.
-
Melakukan pemantauan cara penampungan sisa oli dan pelumas bekas dalam wadah/drum yang memadai, sehingga tidak tercecer ke lingkungan.
UKL UPL Sp RUr(i6 (MANNA)-BATAS KAB i{r'.UR
4-20
I I I t I t I t I I I I t
I I I
t.
Lokasi
Lokasi pengelolaan san pemantauan lingkungan adalah di areal base camp proyek
g.
Waktu Pengelolaan dan pemantauan dilakukan selamaa tahap konstruksi
h.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksana:
. SNW
Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, BalaiBesar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
. o -
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
.
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
4.3. TAHAP PASKA KONSTRUKSI 4.2.1. Flslk klmla 1. Menurunnya kualitas udara
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang terjadiadalah meningkatnya gas buang kendaraan bermotor yang bersifat racun.
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kendaraan bermotor berbahan bakar minyak yang lalu-lalang
dijalan raya. Gambar 4.2. dapat digunakan sebagai ilustrasi:
l I I
UKL UPL SP RUKTS
(MANN$-aaTAS KAg ir/.UR
4-
21
I I I t I t I I I I I t I
I I I I I I
tutl-
TAftil(
SRAKIS
Athertos
Hydrocarhunr
CAREURTTOS
Hydrocarbons
I
XH
AUSI
Hydrocarbons Carbon ilonoride
0xidcs sl lllilrog*rr
Trftts
Partiedalas 0th*r 6acss
Particuloles?
cFAf{t(cAgE Hydrocarbons
Gasas?
Gambar 4.2.Sumber Pencemaran Usara Kendaraan bermotor BBM. Sumber: P.Aarne
c.
Yesilind Environmental Pollution and Control. Ann Arbor Science Publisher Inc, p.l
15.
Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah
meningkatnya parameter HC, CO, CO2, SOx, NOx, partikel Pb dan asbestos Mg6(oH)6(Si4o11) H2o;
.
meningkatnya keluhan infeksi saluran nafas atau radang mata merah (conjunc.tivitis) pada penduduk yang bermukim dipinggir jalan.
d.
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah menanam pohon di pinggir kiri dan kanan jalan, misalnya: akasia, johar, asem landi, mahoni, tanjung, kiara payung.
e.
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah melakukan pengamatan visual langsung keberadaan pohon yang ditanam.
f.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di kiri-kanan jalan dengan jarak 5-10 meter satu sama lain sepanjang tapak proyek.
g.
Waktu
UKL UpL Sp RUK,S (MANNAI-8,ATAS KAB KAUR
4-22
Pengelolaan dan pemantauan dilakukan selama jalan masih digunakan sebagai prasarana transportasi.
h.
lnstitusiPelaksana
-
Pelaksana
:
. SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi
Bengkulu, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
. o -
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan:
o
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
UKL UPL SP RUKS (MANNAhBATAS KAB KAUR
4-23
Timbulnya kebisingan
a.
Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang terjadi adalah meningkatnya kebisingan (dB) yang mengganggu.
b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan mobilitas kendaraan bermotor yang lalu-lalang di jalan raya.
c.
Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah
.
:
teriadinya bising yang melampaui standar Baku Mutu Lingkungan di sepanjang jalan raya;
. d.
adanya keluhan berkurangnya pendengaran warga yang berada dipinggir jalan.
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah (a) menanam tanaman
perdu di pinggir kiri dan kanan jalan; (b) memasang rambu lalulintas pembatas kecepatan kendaraan didaerah permukiman yang cukup padat.
i.
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah melakukan pengamatan visual langsung keberadaan perdu yang ditanam.
j.
Lokasi
Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di kiri-kanan jalan dengan jarak <5 meter satu sama lain sepaniang tapak proyek.
k.
Waktu
Pengelolaan dan pemantauan dilakukan selama jalan masih digunakan sebagai prasarana transportasi.
l.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksena
:
o SNW
Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
r
SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
o UKLUPLSP
Konsultan Pengawas
RUKTS
(MAt{NAl-eerAS KAB KAUR
4- 24
I I I t I I I I I I I t I I I I
I I I
. -
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
.
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
4.2.2. Sosekbud
1.
Kecelakaan lalu lintas
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan ydng terjadi adalah kecelakaan lalu lintas khususnya pada lokasi rawan kecelakaan
b.
Sumber Dampak Sumber dampak adalah kegiatan pengoperasian jalan
c.
Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah terjadinya kecelakaan lalu lintas khususnya pada lokasi rawan kecelakaan
d.
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah menyediakan rambu dan marka pada lokasi rawan kecelakaan
e. Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah memantau tersedianya rambu dan marka pada lokasirawan kecelakaan
f.
Lokasi Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah pada lokasi rawan kecelakaan
g. Waktu
Pengelolaan dan pemantauan dilakukan sepanjang pengoperasian jalan h. Institusi Pelaksana
-
Pelaksana:
o SNW Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi
Bengkulu, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o -
Kontraktor pelaksana
Pengawas:
.
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional ProvinsiBengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
o
Konsultan Pengawas
UKL UPL SP RUK/,S (MANNAFAaTAS KAB KAUR
4-25
I I I t I I I I I I I I I I I I I I I
. -
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
. . 2.
:
Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkulu Selatan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Terganggunya lalu lintas
a.
Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang terjadi adalah terjadinya gangguan lalu lintas berupa anlrian kendaraan
b.
Sumber Dampak
sumber dampak adalah kegiatan pemeliharaan jalan yang
menyebabkan
menyempitnya jalan. Tolok Ukur Tolok ukur dampak adalah terjadinya antrian kendaraan
Program Pengelolaan Lingkungan Program pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah
-
:
Menempatkan petugas pengatur lalulintas Memasang rambwrambu dan perlengkapan pendukung dizona keria
d.
Melakukan kegiatan proyek pada jam tidak sibuk
Program Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah
e.
:
Memantau penempatan petugas pengatur lalulintas Memantau pemasangan rambu-rambu dan perlengkapan pendukung dizona kerja Memantau pelaksanaan kegiatan proyek pada jam tidak sibuk
Lokasi Lokasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah di sepanjang jalan Sp. Rukis (Manna)- Batas Kaur
f.
Waktu Pengelolaan dan pemantiauan dilakukan selama kegiatan pemeliharaan
g.
InstitusiPelaksana
-
Pelaksana
:
. SNW
Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang sebagai pemrakarsa proyek
o
Kontraktor pelaksana
UKL UPL Sp RUnS
(MAN/fl/,I-B TAS'/,|B KAUR
4-26
-
Pengawas:
o
SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional lll Palembang
o . -
Konsultan Pengawas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Penerima laporan
.
:
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkulu Selatan
Ringkasan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan disajikan pada Tabel4.1.
UKL
Un
SP nUKS (MANildI-8nrAS
Krc
KAUR
4-27
I I I I I I I I
I I I I I I I I t I I
6
c a! E g o
o.
Et
$E$:E*EgggggFggsFgg 'l
E o c
ti
g;;r$Ess€
M
g$
roal
€
vo
!:'
g
6c
frF$
Fsfi
E
I
c
!{
E =
(o;t
E5
EE
th
I Y'6
&
a El
6 6t
l-
a a N.
ql
=:
B
9'a
rE
q
c$$'
a
li
sEE$$s*
o
I;t
E
.'l
I
tr tr
gE
g;;g$E$sgg
x X
€
tE-EE
E
tr I
t
g$ E
$gEE
f;g
FI o.E
D
eJ
ei;Bi$s*gEl=
to.
Fgfi$ie
E
tr
tr
b0
tr
5E
&b0
ri
Fl
il5 )
6
E
cEI c
E (U
a!
|I
c:
c, g G E'
6
iig:iiiir* iii tlsi ii eii 5ff € FBEE -:
d E o Fr qt
.x5(o.E
c
tr
Ji=
3
t p
rl
E
g;
e*EEfi$f$s E
E
E
6: f,$$g€
+,
u$$aFa$r FicE
Fftg;!a$E
tr
6 6 o o
60 EI
0)
tr
E
fiI
.E
trl
Q K9t-c
5
6 6
a
,-
t €€)ql F'(
N
rtr
n 3 3
E5
5
$F. P!D
E$* geg
gE
G
T 5
a,
2o
E E*t E
o o, t! j:c
g.
I
EE t :u €
EPEE
H
i(
{ (
gF
c(!
!
E
t"
E5$
H
agHE
t{ I( !
E
EFE
pg*
I
o
t I I
I I I I t I I I I t I I I I I I
=^A
;
6 a!
xo 6 o
o.
-t
E"EgE E
$FgE€
$E$:*€lsgggggggsFgs Fefi.i '6 .U=
o
o
co
IEF$figF33gF3F I
r.
t.
g
a'a.
r$
x (op
5
z,
g;;r$EssE
o
..
,
(E -ilc
; EF$E +. E
eEr
EP o ov6o.-
f;fiE
gEfgfi
gAggfi'
o
E o
t
'
tr
g
EI
ri
gfg-€ aE; $q
ao
gs*Fgfis
FI:
a' 3
eefuEe .c 6
tr
o
E
gi 6.9
LI
ra
FggEEaligffiis' t! t
c? o,ct G';: C =
;tEi
gcF$F€ggaEgg$EggEE*
aE$e;E
sb
Fg E' (U (U'u 3 J 3
o-g
tp g ;-$ i
=-t
gsEE$
$i
lil
N
rtr
ei
B*c$Fissi*r gggEgFr$5$-
-(! IED tc o6 trc EO -tD
EEg;E*
gF =.Cl
E*
tE€
EE8 4
!
o
g
-c b.s
'Fh 6 .e. E€$ E
E
t
E
o 2o
F,ggFFN
n
I I I I I
6
a
I I t I
:$sE$,gggfigFggggg
€o
s.*$qt8E*e,ees
s =i
.g*._ -9E
nE#
FEeeH$F$ESFiFE*5E gxr$EgeE
'+'
..
f-
(! 6E 'F(E
9F CLE
I I I I I I I t I I
$: Pg
* seEE*gfi .E
Es
€
Egf$E gEEgs c.c o
cDc
E gE E.E
.s8 _88
E3fii;, o (! e
,EeE c(! (D c o c s,
C
g
IE
I
E o g o tr s .F
o
6
o-
'
A
gt H
{
I I I
t0
o I a!
o
o-
e
nE He*qsFEggtgg#
g
uE*:'*E;ggfigFgggggg
E'EI ;
tr
E5 o
$Esse$*EF$EgF$Fgfr3;
E
I I
I I I I I I I I I I I I I I
qe$ :hF.g
G
3
!
g
.t.
;;
E.
*
E;er$ErespH , 1'ar
(!p-z b9 c, o.bv6
F
H
E
I
3#.€
-€u9#e c(!6(! c c
O
g
G c g! E c 6(E(!llro
EE f;5 gE* E
f;i pi E
x$aggeil;iIEs
il5
f
cgEEE*ggg$$gggggEg
g
$' $!
to
ET
Ir J
gg5;
giiF*iiF*uF*B5EFg sEE
5
5 { p
f
M
f;I
E EEt E EF A
lE; 3 F€E' IH€[
E
g$s'EF* 6
N
$l
s.F
E$6
:
I E
6
t E
vt
t
Egigg*
(0 CD
(!
g
.c
'6
.E
o
x6 -'I3 5ll) zv,
s
lgE,sig*igi,
I I I I I I t I I I I I I I I I I I I
6
c
G !o
E
o
o.
ar,
6 5
g
6
:i
c
i.
;i ii,*.{. *g
$g
::
*gFsggFgs
s;
(l;tx =oo.o .,v, o
E
g
3 eE $
rri
F;e EFs $$ e
g
g
gF OI
r.t tE oS
glgff
a' 3
;9, -sr{ =o3-octFGF
$s |Io
f
Is f
EEE e
g
piaisEsEg:s€
E$s P'tr
e
I
E.€ E F* p$ 'e
fI
!!
rl
N
s€*Ec
FEu
t E t
(! ctt (! c o '6
E
E.e.
T
o
t
i$g
:
I
i
E€ 8'E.-8 eE 9.f;--F E
FBfr= E$E flF
I
5
il:ig;g$iiggggffi
ila"E= gFB!;: t6i:t F5f;sgE = si u,Hi*gs:lgEI :tl ai EE 6E -E.;.sgj FE AE" EC.FCOT!
tr
FE LO
gi;
o o
=E N
fi c
t E $,r;E
g
ffi
e
E$gE,
I I I I I I I I I I I I I t I I I I I
H;gq€{ FEs.g 'g
G
C
o o 6 o
I
o.
E
..
D
6
:
o
$; e F$$t
c
g g
-E=
tro
6px FE o o.,t.t o
F
E
3
fugEa*s
ga*gEgs-ngE:F It
gi,
E€gF:
g€;g$$E E
$i,e s;
$E6$€
il-c
aE
sca
:ff'E' Ege;gEfi EFEE *
Fr
{
BffiliE:liieil*tiiiecta
[5 t
FgEiciggffi$:,
egaEgrs g
I
5 {
I
He
gEE E
FI
fiI
rl
I E
t
F6$F
- gaflEE
FI
F€s a$ .E
& 8.
5
tn
I
H-
Fg r.)
x
I I I I I I I I I I I t I I I I I I I
o E o xo
$ff:'slggu*gFgggggg
.E
o
o.
t,
o
I o
i3
*s$lggg;gggsgFg*
.. {.
'i'
#g$Eseept ro
(!>.Y
5
!G
Fg
o o.oy,.h
=
o
o (! ll
o o a
E
E
3
9-
€e :b
DY
EE
(!(U
EEEE (!= G 5
g g
gi E5 flt 6& ta'
$
aE #gg a S$: E
o6g
d,
6 a0
ggs
$siriE,
E
aeigs
cEgE c E E Eg i
* €E uEE n Hs
;f;F ifgEgE sF; F.e a
sEE E;;
n 3€E:
|a
g$,Etu
seiilgi,
fi5 t
E
FE e
Es;$E$gl
€F
t5
9.8. f>or!
p
ggBEeE*
3 to {
s
$I
3ro-ps .E'rF Fe EaEE
gE
*
EH
Ee
es; eH,ErEffs$E 6
N
Esg o ut
J
I
o
oF
o
(U
c(!
i
E 8.
I'o e'F E8
g
{,
I
gE
FE 9c
gI
rl
$FFFEE= sb's-Et
D
F
rl
E
s
iegff
*
EEi*
€
t I
.g o o.
: fia
g€gn€$
o c t! 6 !
u{=:E*;ggg;gFgggFgg Fi*
t)
F
E:e€r
a:'
T
6
s;iF$Esxsst .t.
c
I
flra
I g
x (uP !
: o
I I I I I I I I I I I I I I
E o
;;
i.
+.
e#*$Esae.{s-'g$
Eg o o.av6
opx EE o o.-
rF ga
or9 gE
n-
$F
o.v. o
F.v i5 tu
cL
ng
I Etit -9
t
g
FE
E
rgEE E rE E' :
ls
tfi5
rBg s
g; r eflEE
Ir o
Fgg FflgEe EE,gEgfuEs
E
EE*e
flE*E € Eg
,E€*e$s
n!
e;gEsEci E$cEEg€'EEg fii f
$eE*g,ggEe
o
sE
5
J
3 { p
t
r3
EE€ ec-
:Eg >r O
Ct)
FEP oo(U (5.Y
tuEa$*
ct)
s
fiI
$
x
$l x
I
E
t
5
o
2o
E
e, E* F$aE' s$
rfr,ErE-$$*
es (!= et-E
B-fia
OG
i
bg-(u
.q
EE cc coR F
gg fi o
E
g€F
fis$
8t
E5 E8 EC
C
C
I strt 'FSEI 'alS ft$E$sfis S 'El'tl
o
I I I I I
o.g
P€
G
c
g
o ct ,v, o
E 5
I
'|
EEg$seget
at tu;u*E$uss*Eu$'gg-gE DO .t. ;{. i*s$sseg .O-. L t
EgHaFEfia}
..
4.
ra
5
g
a
$*;:EEIE.E*E
go
v,
HF$€E$ f $es.i $
E
F
o8. trOc
$"
f; AEE
#
flEg
:
E[:, n* e
E T
I
T
I t I I I I I I
I t I I I
E
*e[c,
Fe e
Eq u
g$i$FsF, $g$* E
$r
5
Ii
$sEi$*ggEgE,
f
Eggesggg
F€ 5
:F" E **E
&
3 { E
il
l$*s*€Erg r 5
rl
I
E$
I
E
u TL
x
E
t
E
t
rt$ lr t,
5
c (!
g.
c6
6 a0
F
gF
EI E
t!
.9.
c
(0 at,
E
B
8.
fl
E
E
-g5 FgEi€
o
geg
!
u,
;gE-g;sF
PESss$ssggFslas
o
CD
E
N
I I I
t! co E o o
o.
HF$€€$ uE$:EE E:ggfiFgsgig,gg* $Es.i
o
g
j
5 6
c
g;;s$Ess$#i
sgggggFss
't'
:
9 g
I
I I I I I I I I I I I I I I
a
$
tr
I
T
3
.
FOc
"8
.& troc
# AEF"
f;flEg
Eer
EA ;J
$F$
*5 *8 hg
fr
.t gf,r
o
;ir$c$eggH .{-
,
n
ags $$
FE
gaeEiFE$gEEEa
f
Eer
c
s ro
FE
$g,gig,gaEesgsg
$u c at o 5 ao { ob ct)
6
BF= ,EE
E
g
FaEgsEaa B gE
.-
E
f;I n
tro QC t$E co ,E
EE E o.9 g
J
I
s(g
E
.g o E 8.
C
T 5
o
t
(o
Bs
E
I
N iJ
o ol co (L
sEc
::!
'58 EF
sgEE$ N
:
E-*
C"
t'
rl
sEg
$EcscEE* $e
gi sco c o qt
.g
8.
o (t
c o
o-
N
I I t I I I I I I
I I
uE*:EElgHg;gFgsggg eEtgg9eec;eE$ EF#E€fraF€geH$a g;iF$gge€ ..
{.
r
FE
gTHfl xo
I(\
.g
o CL (!
$gEgfuEg
,s
EE$ E
€e'i $*
E.
.qd t5
ESo ESE EEE
aEes
c
-g (!
c(t E
(E
I I
gH
$ec
I I
I I I I
g$
.C
o E o (L
ga,
$
E
LAMPIRAN 1 HASIL UJI LABORATORIUM
I I I I I I I I I
DINAS KESTil IATAN
I}ALAI LABKESDA PROVINSI I]IJNGKULU lAt,t{ tkttrAt.nil tilt6p^trAH(itlAFAf,t}{ hl }t(iltfl tr rt*t l(*t07l{,t]trtt ]r|
lO?}|l
Hllt]
llArifl. PllMf,RlKsAAN AIR MlNl.rM h(tM()R : it .tll I KliSMnqt 3fi1t
Alrfirt
$smur $dr. Widodo l(olurrhan lbui Xtt Kota Manna Klb" lt+ngkulu lclatan
Orambll Olch
Arit 6untwnn,
AraltEmpal
Tgl
Prngamtlhn rampal
Igll\nrtin TXI
I
l^ t
I
SamFcl
Selarrl Anrlira
i;
l4 Ocr+mb.r l01l 14 Sc*mb+r ?0ll
-
-
:-
-
Itnll psntltlrrrn grilr 6dl
drrc Hrr
Upil*rn
fl5nA
L
Bcu
l. Wernr l, *rrr
t.
Slrl!
To5
TNNA
l, BGri lf{rf t. fesdrlun
r
TCU
t{ru
i'f/t 'c
G, 9dru
Hrum lilnl
a. t*ltnt {t{oJ 5- Httttt (ll0rl 6, pH
l. tulfat lS0rl
E. SctUltnl 9. flor*h lft
r&l[
Ildek B+rbru
It
6
Tdrk Bsbau il
5
5m
$uholjdlrrr t
33.O
tl,c'c
'C
0.tr
0.3
rit/t
5m
t8
Ms/t HF/t nE/t
o.4 50
0.o16
Mgr Mf,/L
ift/r
l'
0.1r3 0.0,
6,5-8.5
5.0
{o
t!0
I
0.00]
1,5
Milt
o.tt
10.(romiunr (Crl
o.05
0.004
ll,f,fo{5n (Ol ll.Ammoda (NHrl
M|/r
r50 t,5
1.4
lrhrnnu
c||rtm
M.*
tl tlct+mbtr IStl
krnrtlr Stfur
4. l(ehnrrlrln
I I I I I I I t I I
INTAI{ PROV IN$I I}ENCKL'I,[J
PI"IM IiR
: Sempel
ft/t
0,005
dftcrtm. dl Bolri t$ttrdr Rorr, Berstdu Stngtulu, l{ D+-*mbct l0ll foprb Stfri ttborsrorlum Xr*hrtan ftordtttl 0cn$ulu
?l}rcnh
/
(-
\,'
;r\*t l9a4 0l r 001
I
I I
PEMIIRINTAl{ PROVINSI BHNCKTJLU DINAS KE,SIi}{ATAN I}AI*AI LARKIISDA PROVINSI BENGKULU ,Al.,tt{ tt{l{rA tdl(] r$t}.0 fA$At{r llAltAFA!{ lr}lfi.illll.Ll }ID:!
||
Asll.
l*t.oilo)I14l }rr
turtft} l41L,l
IK$AAH StlN{;^ t AIR Kl:.1)t I RA N(i N()t\t()R : r i rl3 / HI.liMAli/ l{ll I
l'l1MF.R
Aral lampel OlambllOleh
:fungAlAlr Xcdutang : 5lsf XtH t(rbopet+n Eengtulu S*lrtan
TglPcngrmbtlnn lilmptl
:
IglAnalF* fumpcl
: l{ Desetnbcr : la Der*fibar
Tgl SelaralAnrlna
ll
Oercmbor
Xlll lOtr
l0ll Htll
I
flo
A
Prrrrrtlr|cf Dlpcdkrr
FnnuHsrrn
Srdru
frStr
l. l, t.
2t.8
f,ertrulcourpmrl(tS3l
ttt
tt.9 tt5
ftes|duterbnn (ID$l
28,3
lg.9
$H l. ll0r l. f.efrdahan 3. COD
r. 5. 6. 7. E. L lOlltl. grhr
mnA
o00f
10
fln
57.m
l0
f,l
00D 0cri (FGl
mpft
2
rndt
o.3
2.{ 0./u
Mrniltrn ll{n} ilurVat drn kmal llHt
mgft
QT
us/L
lm
0,14
0.?{
mdr
0.5
0.s
SO.
m/L
4{p
t
Clorilr {Ct}
mo/r
€00 o.5
0.o8
rbridr tFl
4/t
mell
pH
13,
f,romlum
fftru
:
cmrr
rEIL
lCf')
M&lL
t.o4
6-9
5-3
o.5
o.:8
Perotu.rn dmatr Prw{nri Bcqkuhr llormr 6 Trhun tcrlml dl Brld Llbfetdr Prw, Bcqlulu
ISS
: Srmpel dt
B+nflulu. lt Der+rnlcr l01l f(apCr 0tlrl Lrboratorlum f.crchatan
I DrarrhProvttU0*qfulu
NlP.
r$59ffit5r9$r Or I 001
; '
I
I
PEMIiRIN]'AI-I FROV INSI BENC K[J[,U DINAS KESEI{ATAN
BALAI LABKIiSDA PROVINSI BENCKULU l^l ,itHlHtflLA(illtlH()e FAITAH(;llAlL/\FAxt{,t{rltl!l-ll-trrrt'lrtt{}-rotlt$all'|l
I
I I I I I I I I I I t I I I I I
{fl?lAf H:}-61
llASll. Pl:MIIR|KSAAN til.lli(;Al AIR MAI{NA N()t'vt(}R : ,r.{t} / Kl..sMASr tot I Arel rrmpol
9uryrl Alr Monna
OiombllOlch I6f Penglmbllan rampel
$tat (LH l(abupeten Bengkulu Selatan 13 Oesembet lO11 14 Ocmrabar
Iglturalira Sampel IglSelerri Ansllte
Ocnrnber
20ll
l(rdff*lrrdl
Prrumrtt Olprdfrr
l{o
A
l0ll
14
FE XA
prrtohlttrn
'c
H|rll Frm*rlhrmn
lfrtu I
Hlfh
12.9
t3.o
t$9
152
lffi
1000
99
l,
$uhu
l.
ftesldu lcnurpend {TS5l ftesHu lsrh'tut fnl$l
rndt mf/t
l{Or f,cgdrhan
ilA/L
t0
0,m3
0.m{
mf/t ilE/t mdt mrlt mdt
500
.6,1r
60.1?
l0
lo
2
0,1
o.r8 0.ot
JAIL
1mo
l0
l0
09
0.7 0.9 8.0
o.8 8.08
o.9r
o-9{
1.t
5.5 o.o2
2.
dcrdal
g'
l
Hm
l. l.
3.
COO
4. 000 5. Beri(Fel 6. [imttrn{mn}
t,
Mlnyrl dtn lcnut
8. ililr 9, 5Or 10.
ll.
Crorft
lCLl
Florile
{fl
2
0,3
mf/L m#t m8lt mglt
{m
6fi 0.3 6-9 o,5
r2.pH
ll. Xronrlum lGf'l
t*u *ttu
Clrtrn
l"*
I
0,gE
0.{ o,0t 0.01
I
: Pertlutrn O*trh Ptwin{ t{omor 6 T r005 : Srmpeldl torlmr dlg.ld trborrtodum (crchrtrn Oranh Pror.0cnglrulu
.
.,B*.{hulu. 15 D"l{rnbcr tOll fapdr Srhl Lahorrtodum Xerehrten
tu
l0icrehryBtrtkdu !A*a*mjt*g-t_unu l u-ul{r. r{tP. t9590Bl$19$t 0r r mr
$
7 !
I I I I I I I I I I I I I I I I I t I
PEMERINTAH PROVINSI BENCKULI.J DINAS KESE}IATAN
BALAI LABKESDA PROVINSI BENGKULU JAI,rr{lxtH^(iltrtt{f}6I I} fi(rr{,rt*ArAHln:t*ixul.lr$t2Jrdgtu7j0}lr1l-l?rr(ot"l6l}.t&}
I{A$II, Pf.MI;RIKSAAN STINCAI AIR $IJI-AII BESAR. NOMOR : ,, tl? / KI'.!iMAs/ 101 | Aral*rmpel DirmbllOleh
lu4rt
Tgl Pen6rmbihn stmpel
13
Tjl Aneliro Srmgel Tgl $chnlAnrllsa
14 Decamb€r 2011
Air Sulru Bt*er Stft XtH f,abuprtan Sen8kulu S+letan
Da:cmht
l0ll
14 Oesembct 1011
Hrrfl
Purmrtr D{Fatlbr
ffir l. l. 3, 4. 5. 6, 7, 8. 9.
lo. I l. t2. ll.
0*rHfir Crtrtro
Srturn
- EIL
FISITA
l2. l.
Pmrrtt*rn
.C
l
22.3
13.
ftesldu lersuspcn{ O5Sl
mO/|"
l4a
t/t2
R6idurorlffut
mdt
3t.t
12.t
to
o,0r8
5m
0,0r8 7r.15
r0
7{.tt to
z
3
3
o.3
o.l
O'l
0,ol 0.(It
9.fitt (TDEI
llor f,,erdCtrn COD
000
ltul tlr{8entMn} lWrmtdmlcrnrl 0€sl
rn8/t m3/t
'l|t^ m6/l' m/t
I
myt $,/t
rm
t{Hr S{lr
m3/r
0.5
0,09 0.6 0.09
mdt
Chrldr (Crl
ry/t
{oo 6{n
r0,0t
1.6 0.08 6.3 10.03
G9
l-07 s.$
1,09 $.2
o.5
o-09
0.oa
Fhrldr lFl
m|/L
0.5
pH
l(romlum
lCPl
: Fnturen daerah fto\rfngl ; Sempcld lffimr dl Bsbl
Ivts/t_
6
Prw. Seqkulu
Een3f,ulu, 15 De*mbcr
l0ll
fifitrb Brfrl Lrbofftorium rercfrd^ln r.
I
Deenh Provlnd 8cryfiulu
,
'@ ml. r!159G15t98401 I ml
/
PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU DINAS KESEHATAN
BALAI LABKESDA PROVINSI BENGKI.JLU (trlltf ,AllN
sfilRA otRl l{().6 PAIIAI{(I HAn f,rAN EEtdi|( UUJ
IEU T*,/Pfto}
I
I
t$
lrll6l
Fs.
HASIL PEMERIKSAAN UDARA AMBIENT NOMOR : (1 tt2l KESMAV 20t I Tumbuk TeOirU Xec. Eunga Moc K:ib. Eengkulu Selatan Staf t$kerda Prov. Bengkulu : 14 Dercrnber 2illll : 15 Desemter 20ll : 15 De:ember l0l1
Aselrsmpel Dhmbll Oleh
:
:
Pcqrmbllan rrmpcl IglAnelira $rmpel Igl Selssai Anrlin
Tgl
Pffamat
NO
r dp.r*rr
I
COlCaton Mofldgida)
2 3
O, {Olrrir4an) S0r{Sutfttr Ohltsida}
a
ll(
s
lY.lfil I lem 2{tem I iam
rFm
24pm
(Ht*oltetbonl l{o{ilctrulon l}folshh}
lfurl f trln
Itlpm 6
, t
PM
ft
TSP
2'lf,m lf Fm 2liam
dtlebul mmah Htaml
(rffil Silmllm Parthulrt : tldln AmHen Pp Rl t{omor tll
Br*ulitft Cilrtrr
:Semgd
Srtulilufif Pu4ulrurat 3O.m ugfXmr lo.omugi/Hmr 23$ rg/xmt
ll.f[ FaUtdlrrn
gmrf,lnmt 8ffi0rl/ilmr 0.5 ua/llmr
!ffit5/llmr
rotnllgt*
rrylllmr l@ rtlHmt
0.9 wnlmr 12.@ rt/}fmr
!156
tl@rdllmr
130rry/Xmr l5Or;1|l{mt
fa tf,/llntr
2at dlfttt'
lO.Ol rry/trm' O,$ rry/tlmt
rg/tlmr 0-8t ttrDrnf 00.76t*fi{mt O7.G)
Trhun 1999
d r*srdilolori omStrlu, iboeeenrber 2ol f,G0lla Brloi
tatQrfi.ium
:t|frrfiPrrovind
foqtu,"
il|P. l9:t9ct5l9!401 I
1
lGs€tratan
I
ml
I I I I I I I I I I I I I I
I I I I
I
PEMERTNTAH PROVINSI. BENGKULU
DINAS KESEHATAN
BALAI LABKESDA PROVINSI BENGKI.JLU ,A|JiH E{f)ftA CtRt
NO.C
f^t}At{
IIA|(AJFA}I
|Iit'lcLlJll,
}tllt T*{ffi}6t ll lt} fn
(|n16l }1216l
I{A$IL PS,MiU KU R.AN KEBISTNCAN NOMOR ; (4 tl2 / KESMAS/ 201| Actl tsmpel
:
Diembil Olch Igf Pengrmbilan ramPel
:
T6lAnrlls
Sampel
Turnbul Ttblffi Kcc. Butqr Mas l(ab, Eengkulu Selatan
teb**ror Prov. Bengkulu : ltl Dsambcr l0l1 : 15Dr*mber l01l Staf
: 16 Derember 1011
TglSchrrlAnallra
'T: r{df
v1nrmpvE,/*sff,f'llg{'?il Kcb{$nenn Amblon {70 dE,
05.00-q9.00
13 I
rfl
r5 |
t5
ro 23
09,0- nrD r1.m- r7.m l7,m- r2.m
22ff- t .m 2f.0-G.m
(ll.m-06.m
l&r
t|r|hl
Otrwr
: f,ep}htt tll tSmortlS Trhm : Sampel d r*rr dlhlocl
0.32
000 200
l"m 2.}t 00,m 00,{
19!16
xit4srit ).^Prfirrur.u. u.xr l$P. r950(8r5ilila 01 l mr
PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU DINAS KESEHATAN
BALAI LABKESDA PROVINSI BENGKULU l^trtl tHtlr^cttt No.o],ADAN(I
l|^n^F^it
8LINOKI
ltJ lptTcD.(o7lot
llt$
hr. (otb) rDfrr
I{ASI1, PENGUKURAN KEBISINCAN
?t ttz/ KESMASI !01 | Sukl lryl Kcc, Xedurrq lllr K'rb. Bcngkulu Sclnen
NoMoR Atrl $mpol DlrmbllOleh TglFenpmbilan sampel t3l Anrllrr Sampcl Igl Sclerai Analira
:
Sul l+bkcrdr Pror. Ecngkulu 14 Oc*mbcr 2tltl f5 Ocfclnbcr l0l1 16 Dc*mbcr l0l1
tffittps/'flufu.f,/n(lmtl lGttriltrn
It tl
Amblen (r0 dBl 07
Ia
t0 l5 to
L3
23
rl
tc L'
trhufiuhr Grtrhr
0r 04
r,tnr5il (f.ml 06fi1- 09.q) (B.00- rl.u'
o52
u.m-12.m t2.(p-t{.m 2{.m-B.(xl
r.22
ll'm- u.m
B.q)-6.q,
I
l.m 1.33
00,02
m.t
: l(cpillmt'f l|oflrora8 Trtrn1995 : $rmncl dt utur dblrui SonGdu, tS OctrlnbGr 2011 Leal.0dai t bonffriur l;rschaun
?q*Y*ac'f,luh 'l
I I I I t I I I I I I I I t I
I I I I
PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU DINAS KESEHATAN
LABKESDA PROVTNSI BENCKULU BALAI (flnt }rat T4{0?}61ll t{l Fn tfu+t ilD6il E}l{iltrlrj
M)o rADAt{0 llAR^r,rfl
,it,]f,H tHtrtA
t
IASII. PT.M F:RI KSAAN UDARA AMBIENT HOMOR : tg ttZI KESMAS/?01|
Jrfr
Xec.
Kedurrr6llit l(eb B+ngkulu Sela:an
Aral mmpel
: Sukr
OirmbilOhh Tfl Fenpmbtlan sampel fglAnallH Srmpel
:
Snf tebkerda Prsv- Eengtulu
:
lil
Tgl
Derember 1011
l0ll : 16 Oersnbar l0ll
: 19 De*mbor
SeleniAnrtlg
ld6, Hutu
Prnmctrt OlFcdfsr
t
CO{Carbo{r Monokrldrl
Frrglhrfll I 2{
2 3 a 3
I 7 C
O {ft$drnl Sor{tu}tur Ololsftlel HC
l+lHrotrrtonl
ilor{ilGtruEcn gbfsHrl
Pil EfDebul Pb (Iimrh ldtnnl
trh mtu
lrm
Fm
I 30,000 I ro.om w/t{mt t3S qdt*Dr I 9m rf,lfltnr I rgS rf,/tfmt
r,rm I I irm
2{lem
3tsn i rmrtfirm' r Fm I {m ur/Hmr 24 jrm I ftorrytlrnf 24Filn
24l.rn
l50rrylfig|ll 24 ut/Hmr
Hull Frnrukwrn m00
uf/t{df
8t[tq/t{rnl
It.rts qc/t{lnt O1.02 rrtllrmD
05,01rryfHmr 0.12 rr/ttrnr 1o.56 1O.87
r;lNmt rryftlnf
mir4/lrnl 0'5 rnFlmt
Prrtlcuh I f4 : Udtre tmbien PP Rt t{ornor {1 Tehm 1!l9l) : Semn| d t*rr dto|tad 0crulnltu, 15 lleleiilel
ftcpilr
ip.rlh lt
flil
l0ll
bbofltorium l(erchrtrn
Pruvhri
8cqldu 4
iltp. 19fi00815190.1ot
1
0ol
LAMPIRAN 2 STRIP MAP JALAN EKSISTING
/t\t-E
(
,R = /L-
I os
\F "(E
(l= cl \i-
r-
ld (E A/4 (Lt
\l
\J---
36;
A(tf \t-
/t(t:f \t-
Hii
.E)
I
\I-.--
/L(E \t-
rY
/L(E
/L(U
*€
\'l-.-
/t\J_
A/a (LJ
\r--
E ffi
a
n-
(El \f.--
3
ri
/t(E \I-
/L(t:] \f-
lg
n(d \f-
t:
/L
(El
\r/t-
rl 33 r!
(-l \f-
I
o /L(D \J----
n-
(E \F-
ll fit-
o
fil 'n *l
\i-.--
I
iEl
ic;
A(El
A_-
(tr1 v,l
csf; o \<
aElt€
.ll' ct&
O /t(E \f.-
A-Y (U
\r-
uJ
I I I
#l!
z
tt o 2 I f3
ijl
z N
z so E
E
3
!a !a
II Ii I
I 3 3 o a
r:t ITI
Ill o -7
I I I
I E {l ?s le e5
T! 2Z
a3 5-
;1 FI -oa I
E
I I I
t
ffil
C,
I e3
fki nlE T
*
I I
z
fe
o 2 o T
.
E
tr| i2 2
.a
e
t a
t
!a I I I
I I ;I
3 3
o
tl I I I
o E
{:
?E 33 3E B1
iI-l E
I I I
#t!
I 95
*tra i(/)g l-X
r
ETi
'{$ !
JO
t
2
t .-a E.l I *rl ;
vl 3-
a ? E
3
t
!I ! a a
I
it T
3 o a
II
o
E
.E ls 33
II
ii e
.T IE
;.ltll,l t
a
tEr f;{i tI
I-
d r
Ef i tt
+Etc
t
#t!
EEI dd t
i
F
o$ z?
^ 9trt =(/)g o.i5, a;e f,
I -
f .E..I
E
fljl !
vl
3
I ;
3
t
!
I O !a
3
iIt
a
o 3
I
a
9t
3 b r! ?E
33
iT
33
iI -l
E
9,
9,
ffit
I
tI
ri)
!/
/L'J-
n-
o
(m
\-'
\-l
?
9p
3EI iXt
A. /-l (El \f-
F=a E-9 E
, /l(-l \I_
!
o
L
+
1
i H:l i vl i ;-l
t;
2 a
I
I
3
t
! I
t I
iIt
1
I
z
I! ,
I b
dT
A(EI \T_
?g 33
r!
ri a
L
/t(\-\r--
g N
.;
/L(cl
o
.\-
G
o
I
i
A,
eI *trr
(n \-l \f-
-95, =-^ o'?f
-l$ E49 f,
E
2
f .E"I
E
*:l i yt !
/L(-I
\r-
-vl
{"s^
i
3
3
t
q)
t I
=
iIt
o z
a 2
f(D
o
I!
o UJ
I
Y
6
.E
?E 33
II
il E
I
ft\J_
E N
.
o
011
/LI
a o
xN
.g q
o
7s,
\f-
-
o
n\r-
(t:]
I dFS \x /L, (n
\-\J-
n!l A-
lr
1n \-l
(-A\J_
it 2
I
C"
/L(fl \t---
I
0E
l{^ g f;n
v
n-
(E \J_
2
i-
i
/1(E \f---
3
/1(E
t
I I I
A(D \J_
)f
:) Y
it
A(tr]
f; @
3 o
r3 r!
\J-
+
I
l"
I
/L(E \J----
I
n-
d! lc
\J-.--
/I(tl \T_
33
II EI rl
tf -t
(tr1 \F-
E
A\f-
A(El
\r-
/L(rl \f-
I
/L\t-
/L/A \T-
:;
d
o
o
I i I tFf EiE eE
I5
I I
z
fot II
ff
ij|
= fi
-!
e E
o JI fa
E
?g 33
3! 31 F' TE ro i-
3 I 6
rI
t!
gitt
.;t' B E5! fid,; I t
5- q ll t ; B;,
II
ili
dde
i.
/L.$lll-
o
3
e5 >tr3
ifr? +26 t:
F
\r-
o
-
/Lt\f-
t
D 6 2
I
Og
I :'
I
(ff,
-
ij|
r|
2 a
L-
(n
E
3
t
! ! 3 I I
iI,
3 0 2
I o =
o E
JT ta
?E d: =.1 -3 EU
22
3l Pr ,z ta -o
r 5
1il''
F
OE
- z]
3Ef
ft!; o{$ I
4
-
f E{3
i "r i fl:l
;
3
t
! II I I
i
I t2 o
t2! ,
I ,T
?s 33
tli!
EI o
A-
\r"o,
z\-
iilt
I
o
I +Fl ie6 oE
tt,
fr
t(.)
z
19<
ft6 a I
(9
-
3
,g\
!jl tz
0o
a E
U)
=
o zf o
o Jl E'
C) IIJ
E
:<
?s
!3
r! ai 3r -t ,2 TA *E
td
5F
E
'b,
I
!I 5l gl
r\'ts f;E3
dc; i
t {o
A! (= \r-
5t i iFr*
tt
rfr
f,cr I st
4
s
1
'E-l
3
ijl i vt i ; 9\
E,
o z
tf
o ut Y
o lrJ Y
o E
dT ?E 33
II
il o
ti I
lit 'r.
!
S
91
t
E5:
i{i; I
$l!
t
l*
;E";
t
llll ,li' cFE
|t)
9\
E :'l
@
E
-g
o
@ @
a
i
"E
ifigI
l;
f
li
t*ii i,
"'
i
3 !
I
it
3
T
f Y
;I t-
I rl II
l'
o z
UJ
@
tt
t E
6
,E ?c g3 EU z2
3l ltnl-t o
o.,
.j,),
I
--
E
e$ v)
3Ef
ft!; o{g f 2
fta T
a I
E
2
i-
a o E
a!
I cl ?s 33 AU
,2
l3 !-
ET TE
-t 6
o
t +
- e9 FEF
Ei! !
JO te 3
7=le 1 to
a a
I
g
EI|
vl i=!le E
o E
c! ?s 33
II EI II
.t
l!
E
lil ,\' iE tt
t
B r(
i,i ; E
I
t-
t
ll i aH'€ !t
ffit
I
slr
d6
d
/L\to e+
eE
I^/-1
+EF
rlrt_
( r:lr \r
F2e
6{t
<8 .a
Jg! 3 I
/1{m \-l \J_
z
I3
/L-. (Di
o 2
\.1 '
I(
Ea=
/L*
-
N-
0: ;v
\i-'
t 2 N
2 3 o
/L-. 1U
!'j
\t-
f* \f-
vl
(-A_\,i\-l
7
n-
(D \t-
I JI G'
E
?9 g3
EE 2Z
a1 !r E' ,z IA ro
3
gi i,.
n*
I
l-.
\f-
E
\f-
i 5: .;,
'g
iE g{
I-
d.lF,;
A-, \T-"
E
le
5e
3
+HG€
It
!!
5t:
ddE
/L(v
\-\T-
o
I
It-
n-
oE - z? 9trr
;45t
\T_
/-v/
oX
Het
(
/-lt-
L-
\J_ './(
F
jo 3
n-
\-
1n
2
t E.I
E
ljl ;
ili
lF
\G
l* rn
\-\--
Og,
91
\*,
|. E
dT ?D 33
r! 22
tr
e3 Pr ,2 II -E
o z
6
o t! Y o llj
tf
v
"r-
,/
L-
\r-
,4--" / \.
tL-.
\i-
-.1 -l
( rll \-l
\r-'
o o ?+
oE ^ z'
tFt
F2e =s? 5{E
iL, l,t,
\-l --\.1-
<E
t
tor39
,ntl
!
\T-2 F
Io z o
:
)-
-
A=
N-
t3
i.-
2
Og
N
z 3 o F.
A
\t
91
l-. a\-:
\r-'
/l
Jl
II
a<
?g (
r:t zl <9 2Z AT =J
I
3i ,z
EE EO
-
'\.il-:i.
o
91 ,,1
\-
1-l
E6
\t ---"
E
I
( Lll \l--'
o
:
t:i
\/\_
si
,/
.4I
t]
l-
]l
\t -
**-i:i' 'i-1.
t
tu,its a
iLi i-r \-r \ r-" +
/L-.
i?;0
tr
t I I
..: lr 6i
lc dE E
v/
n-
t_l
-
o o
I
^ 9g
3bt
Hii =o
f
JO a t
2 E
t T
q" g a
-
6E
t{^
E: 5
i
;\J
= a a a
u
f
E
CI
z
tr :)
o UJ \(
o ut Y
I
i I
I
'\{ \\ \\ 6
r! ?E E
33 TE 22
33 tS' az
-l IC
o
ifit
I
+j,